Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016 ISSN: 2089-9815 PERBAIKAN WAKTU TUNGGU PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN TEKNOLOGI RFID DAN WSN 1,2,3 Banu Santoso1, Agus Bejo2, Adhistya Erna Permanasari3 Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika No.2 Kampus UGM, Yogyakarta 55281, Indonesia E-mail: [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRAK Perkembangan rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan sudah sangat pesat, namun perkembangan tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan pelayanannya. Banyak ditemui waktu tunggu pelayanan pasien di rumah sakit terlalu lama, akibat dari prosedur yang berbelit-belit. Oleh karena itu dalam penelitian ini diajukan sebuah solusi berupa sistem untuk mempercepat pelayanan administrasi dan observasi awal pada pasien di rumah sakit dengan menginterasikan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) dan Wireless Sensor Network (WSN). Hasil pengujian terhadap sistem yang diajukan menunjukkan bahwa waktu tunggu pada rumah sakit dapat dipercepat dari 2 menit 57 detik menjadi 1 menit 22 detik. Hal ini menunjukkan bahwa purwarupa sistem diajukan telah dapat memperbaiki waktu tunggu proses pelayanan kesehatan pendaftaran pasien baru di rumah sakit. Kata Kunci: Pasien, Radio Frequency Identification, Rumah Sakit, Wireless Sensor Network ABSTRACT The development of the hospital as a health care center has been very rapid, but these developments are not offset by an increase in services. In some hospitals were encountered waiting time for patient care for too long as a result of a convoluted procedure. Therefore in this study proposed a solution in the form of a system to speed up the administrative services and preliminary observations in patients hospitalized with technology is an integrated Radio Frequency Identification (RFID) and Wireless Sensor Network (WSN). The test results of the proposed system show that the waiting time at the hospital can be accelerated from 2 minutes 57 seconds to 1 minute 22 seconds. This shows that the prototype of the proposed system has been able to improve health care processes waiting time enrollment of new patients in the hospital. Keywords: Patient, Radio Frequency Identification, Hospital, Wireless Sensor Network hampir semua bidang, dapat dimanfaatkan untuk pengontrolan ini, misalnya (Lee, Su, & Shen, 2007), teknologi Bluetooth (IEEE 802.15.1), Zigbee (IEEE 802.15.4) dan WiFi (IEEE 802.11b). Semuanya mempunyai segmentasi pengguna yang berbedabeda serta mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya. Wireless Sensor Network (WSN) berbasis Zigbee merupakan salah satu cara yang tepat untuk diterapkan dalam sebuah rumah sakit untuk mempercepat pelayanan kesehatan bagi pasien. Zigbee adalah IEEE 802.15.4 yang dimodifikasi oleh Zigbee Alliance untuk mentransmisikan paket data yang bekerja dalam bit rate yang rendah, terkoordinir, mampu membentuk jaringan mesh, infrastruktur yang murah serta sangat hemat energi dalam pengoperasiannya jika dibandingkan dengan Bluetooth yang dirancang untuk komunikasi suatu peralatan dengan PC (Personal Computer) dan mempunyai anggota jaringan yang terbatas. IEEE 802.11 bekerja dalam bit rate yang tinggi dan membutuhkan infrastruktur yang mahal serta membiarkan anggota jaringan memperebutkan sumber daya yang ada sehingga keamanan data dapat terganggu. Berdasarkan perbandingan tersebut, Zigbee lebih memungkinkan untuk diterapkan dalam sistem yang akan dibuat. Teknologi nirkabel yang lain adalah RFID (Radio 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan rumah sakit saat ini sebagai pusat pelayanan kesehatan sudah berkembang sangat pesat, terutama di kota-kota besar. Perkembangan rumah sakit ini belum diiringi dengan perkembangan kecepatan pelayanan kesehatan pada pasien. Hal ini disebabkan oleh lamanya pengurusan administrasi (Hadija & Y. A. Lesnussa, 2014) seperti proses pendaftaran pasien, pemilihan dokter serta penentuan antrean periksa, apalagi jika pendaftaran pasien masih dilakukan secara manual, akan lebih memperlambat proses penanganan pasien. Setiap pasien harus segera mendapatkan penanganan medis tanpa harus terlalu lama mengurus administrasi atau menunggu antrean. Pemanfaatan perkembangan teknologi biomedis semakin diperlukan untuk pelayanan kesehatan kepada pasien di rumah sakit. Biomedis merupakan penerapan ilmu teknik dalam bidang medis atau kesehatan. Contohnya adalah data riwayat kesehatan pasien yang disimpan menggunakan teknologi penyimpanan dengan kapasitas yang besar dan didukung dengan infrastruktur yang memadai sehingga data pasien akan mudah diakses. Teknologi wireless yang semakin berkembang, bervariasi dan pemakaiannya sudah sangat luas di 658 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016 Frequency Identity). RFID (Ni, Liu, Lau, & Patil, 2003) merupakan teknologi identifikasi yang memanfaatkan gelombang radio sebagai media transmisi yang terdiri dari RFID-tag dan RFIDreader. Setiap RFID-tag memiliki sebuah kode yang unik sebagai identitas yang dapat dibaca oleh RFIDreader dengan cara mengirimkan request. RFID bekerja pada berbagai panjang gelombang dengan jangkauan area hingga 200 meter. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan sebuah sistem untuk mempercepat pelayanan administrasi dan observasi awal pada pasien di rumah sakit dengan mengintegrasikan teknologi RFID dan WSN. Melalui teknologi ini memungkinkan petugas administrasi rumah sakit untuk mengetahui data pasien secara lengkap tanpa harus mencari secara manual, serta tenaga medis yaitu dokter dan perawat juga dapat memantau kondisi kesehatan pasien dari jarak jauh. ISSN: 2089-9815 Penelitian yang dilakukan oleh (Catarinucci et al., 2014) tentang Smart Hospital System (SHS) pada awalnya mengintegrasikan teknologi Ultra-HighFrequency (UHF) Radio Frequency Identification (RFID) dan IEEE 802.15.4 Wireless Sensor Network (WSN). Sistem SHS ini mampu menampilkan lokalisasi, men-tracking, dan memonitor kondisi pasien melalui penyebaran jaringan heterogen node RFID-WSN dan meneruskan data menuju server pusat. Aplikasi ini dibuat menggunakan bahasa pemrograman RESTful Java dan teknologi database Push Notification (PN) untuk mengatur sinyal peringatan seperti kondisi pasien yang jatuh dan meneruskan informasi ke petugas medis melalui aplikasi mobile yang di desain secara ad hoc. Penelitian yang dilakukan oleh (Renuka, Nan, & Ismail, 2013) tentang pemantauan kondisi kesehatan pasien dari jarak jauh dengan menggunakan embedded sensor berupa biosensor yang digunakan untuk observasi suhu badan yang dikirimkan melalui komunikasi Zigbee menuju personal computer (PC) untuk menampung data observasi, dan bila pengukuran diluar standar maka sistem akan broadcast SMS melalui teknologi GSM ke hand phone milik dokter untuk tindakan medis. Sistem tracking pada sistem ini digunakan oleh petugas medis untuk memudahkan pencarian atau mengetahui keberadaan pasien di suatu ruangan yang berbasis RFID. Penelitian yang dilakukan oleh (Rajesh, 2013) tentang pengembangan sistem pemantauan kondisi pasien secara real time berbasis Ultra High Frequency (UHF) RFID Aktif yang mengidentifikasi keunikan pasien dan mentransmisikan bersama dengan data sensor melalui Zigbee menuju komputer (PC). Melalui sistem ini dapat dilihat antarmuka berupa grafik real time data sensor setiap pasien yang dapat digunakan untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Pada sistem ini juga ditambahkan modem GSM yang berguna untuk memberikan peringatan kondisi darurat dari pasien kepada dokter di saat ada anomali yang dibaca oleh sensor pada tubuh pasien. Penelitian yang dilakukan oleh (Hussian et al., 2013) tentang pengembangan aplikasi monitoring bayi yang baru lahir dari kejahatan penculikan bayi di rumah sakit kota-kota besar dengan memanfaatkan teknologi WSN dan RFID. Tag RFID dipasangkan pada ibu yang baru melahirkan dan bayi untuk di register pada sistem. Sensor yang digunakan diantaranya berupa sensor PIR dan sensor video kamera. Aplikasi yang dikembangkan untuk memantau dan menyediakan jaringan sosial forensik sebagai alat forensik untuk analisis paska insiden. Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, maka pada penelitian ini akan membahas tentang perancangan dan pembuatan purwarupa sistem untuk memperbaiki waktu tunggu pelayanan kesehatan pasien saat pendaftaran pasien di rumah sakit 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pokok permasalahan yang akan diteliti adalah lamanya waktu tunggu pelayanan pendaftaran pasien yang mengakibatkan banyaknya jumlah antrean pasien di rumah sakit. Cara untuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan dibuat purwarupa sistem yang dapat memperbaiki waktu tunggu pelayanan kesehatan pendaftaran pasien di rumah sakit. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian yang dilakukan ini adalah menghasilkan purwarupa alat atau sistem yang dapat memperbaiki waktu tunggu pelayanan kesehatan pasien saat proses pendaftaran dan menghasilkan informasi medis berupa hasil observasi awal pasien. 1.4 Tinjauan Pustaka 1.4.1 Kajian Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh (Catarinucci et al., 2015) merupakan pengembangan dari riset penelitian sebelumnya (Catarinucci et al., 2014) tentang Smart Hospital System (SHS) dengan mengintegrasikan teknologi Ultra-High-Frequency (UHF) Radio Frequency Identification (RFID) dan IEEE 802.15.4 Wireless Sensor Network (WSN). Pengembangan penelitian ini menambahkan fitur aplikasi smart mobile yang interoperabilitas dengan Internet of Thing (IoT). Metode yang diusulkan berupa arsitektur sistem rumah sakit cerdas yang menyediakan pelayanan pemantauan kondisi pasien secara remote, men-tracking keberadaan pasien dan staff perawat serta memberi notifikasi kondisi pasien. Pengembangan penelitiannya mengadopsi protokol IoT diantaranya REST, 6LoWPAN dan CoAP sehingga desain arsitekturnya dapat dengan mudah dikembangkan dan disajikan dengan standar dan teknologi yang berbeda. 659 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016 melalui teknologi Radio Frequency Identification (RFID) dan Wireless Sensor Network (WSN). ISSN: 2089-9815 periodik menuju RFID Reader. Jangkauan transmisi tag aktif lebih luas daripada tag pasif dan untuk ketahanan transmisi tag RFID aktif disediakan oleh baterai. 1.4.2 Landasan Teori 1.4.2.1 Wireless Sensor Network (WSN) Wireless Sensor Network (WSN) (Santoso, Mustika, & Kusumawardani, 2014) merupakan suatu set perangkat terdistribusi yang mandiri (node) yang saling berhubungan secara wireless dan kooperatif menggunakan sensor untuk memantau fisik atau kondisi lingkungan seperti suhu, suara, getaran, tekanan, dan gerakan atau kontaminan pada parameter kontrol tertentu. Perkembangan WSN bermula dari kebutuhan di bidang militer seperti memonitor pada saat perang di medan perang, namun perkembangan WSN sekarang telah banyak digunakan untuk kemudahan masyarakat sipil, mencakup pengontrolan dan monitoring proses dalam industri, kesehatan, kondisi lingkungan, smart home dan pengaturan traffic light. Penambahan beberapa node sensor pada WSN dilengkapi dengan radio transceiver, microcontroller kecil dan baterai. Ukuran node sensor relatif kecil bisa mencapai ukuran kotak korek api hingga seukuran debu. Aplikasi dan pemanfaatan dari WSN pada umumnya, banyak digunakan untuk monitoring, tracking dan controlling. Pada area monitoring, node sensor WSN disebarkan secara merata di suatu area atau daerah untuk mengamati suatu anomali pada fenomena tertentu. Saat node sensor mendeteksi anomali pada fenomena tersebut diantaranya panas, gerakan, suara, getaran, medan elektronik dan lain-lain pada area atau daerah yang dimonitor akan dilaporkan ke salah satu base stations atau sink untuk selanjutnya dilakukan aksi-aksi tertentu seperti pengendalian sistem dengan actuator melalui microcontroller, pengiriman pesan melalui internet atau perangkat bergerak dan lain-lain. Gambar 2. Tag RFID Pasif (Samsugi et al., 2014) Tag RFID pasif seperti pada Gambar 2 diatas menerima sinyal radio dari RFID Reader yang membuat induksi tag menjadi power bagi tag tersebut untuk mengirim sinyal radio kembali menuju ke RFID Reader. Kelebihan tag pasif diantaranya jauh lebih ringan dan murah daripada tag aktif, selain itu tag pasif telah banyak menggantikan posisi barcode yang masih bersifat tradisional. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1.5.1 Jalan Penelitian Jalan penelitian yang dilakukan meliputi pembuatan model kerangka kerja perbaikan waktu tunggu pelayanan pasien rumah sakit meliputi saat proses administrasi pendaftaran pasien dan observasi awal dengan menggunakan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) dan Wireless Sensor Network (WSN). Proses yang dilakukan dimulai dari studi literatur, identifikasi masalah, analisis kebutuhan hardware dan software, perancangan device, perancangan sistem, pengujian dan dokumentasi. 1.4.2.2 Radio Frequency Identification (RFID) Radio Frequency Identification (RFID) merupakan teknologi menangkap data secara otomatis yang dapat difungsikan sebagai mengidentifikasi perangkat elektronik, melacak dan menyimpan berbagai informasi suatu produk secara kelompok atau terpisah (Golding & Tennant, 2007). 1.5.2 Perancangan Sistem Aplikasi pendaftaran administrasi dan pemantauan kesehatan pasien untuk lingkungan smart hospital berbasis RFID dan WSN yang dibuat dengan software NodeJS dan terhubung dengan database MySQL Server yang berada di laptop. Awalnya adalah dari node register dengan mendaftarkan pasien baru untuk berobat ke rumah sakit dengan pasien baru memberikan data identitas untuk direkam ke database server dengan memberikan kartu berobat berupa tag kartu RFID setiap berkunjung ke rumah sakit, selanjutnya pasien baru masuk ke ruang medis untuk dilakukan observasi awal oleh petugas medis. Gambar 1. Tag RFID Aktif (Samsugi, Permanasari, & Najib, 2014) Tag RFID dapat dikelompokkan menjadi dua jenis (Samsugi et al., 2014) yang berdasarkan atas kepemilikan baterai yaitu tag aktif dan tag pasif. Tag RFID yang aktif seperti pada Gambar 1 diatas, memerlukan baterai untuk mengirim sinyal secara 1.5.3 Flowchart Sistem Flowchart sistem terdiri dari flowchart pada sistem perangkat hardware dan user interface. 660 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016 Flowchart ini menunjukkan cara kerja sistem saat berada di perangkat hardware yaitu pada satu unit node register, dua unit node sensor dan satu unit node coordinator. Sedangkan Flowchart user interface menunjukkan alur aplikasi di sisi user interface. ISSN: 2089-9815 Pasien akan dibantu perawat untuk meletakkan beberapa sensor yang akan diletakkan ke bagian tubuh pasien untuk diperoleh data pengukuran pembacaan nilai rata-rata sensor, yaitu sensor suhu DS18B20 dan pulse sensor selama 15 detik sejak menekan tombol START. Proses setelah pembacaan sensor adalah pengiriman paket data sensor yang sudah didapatkan dan dikirim melalui modul Xbee dari node sensor menuju ke node koordinator setelah menekan tombol SEND. Proses penanganan medis melalui Node Sensor di ruang periksa atau medis disajikan pada flowchart di Gambar 4. Fungsi tombol RESET, digunakan untuk mereset status identitas nama RFID dan kalkulasi nilai rata-rata data sensor yang tertampil di display LCD untuk memulai antrean pasien yang baru yang akan dilakukan observasi awal oleh petugas medis. Tombol RESET ini bisa mengulang kembali proses pembacaan status identitas nama RFID dan nilai rata-rata data sensor apabila proses pembacaan sensor akan diulang kembali. 1.5.3.1 Flowchart sistem hardware Flowchart ini dimulai dari proses entri data identitas lengkap pasien baru oleh operator rumah sakit di ruang pendaftaran. Proses pendaftaran pasien baru ini, operator rumah sakit melakukan input data di aplikasi menu register pasien dan data pasien akan terekam di database dan identitas nama pasien akan terekam di tag kartu RFID melalui node register sehingga pasien baru akan mendapatkan kartu berobat dengan tag kartu RFID. Proses pendaftaran pasien baru disajikan pada Gambar 3 berikut ini. Mulai Entri Data Pasien Oleh Operator Mulai Rekam Data Pasien di Database dan Identitas Nama di Kartu RFID Daftar Alamat-alamat node sensor Data Pasien telah tersimpan di Database dan Kartu RFID Membedakan kiriman paket data yang diterima dari Node Sensor Selesai Gambar 3. Flowchart Sistem Hardware pada Node Register Meneruskan kiriman paket data ke Server Proses selanjutnya adalah pasien yang telah terdaftar di ruang pendaftaran akan diperiksa di ruang periksa atau medis dengan menunjukkan kartu berobat berupa tag kartu RFID. Modul Reader/ Writer RFID akan membaca tag kartu RFID sebagai kepemilikan kartu berobat pasien. Selesai Gambar 5. Flowchart Sistem Hardware pada Node Koordinator Flowchart sistem hardware pada node koordinator yang disajikan pada Gambar 5. Flowchart ini dimulai dengan mendaftarkan alamatalamat node sensor pada module Xbee yang berada di ruang medis. Saat ada kiriman data, alamat node sensor tersebut akan dicocokkan terlebih dahulu agar bisa membedakan kiriman paket data dari node sensor pertama atau kedua, kemudian dilakukan proses pembacaan tiap byte untuk data identitas nama pasien yang terekam di tag kartu RFID, data suhu serta data beat per minute (BPM), kemudian meneruskan paket data tersebut ke server yang berada di ruang server melalui komunikasi serial port. Mulai Pembacaan identitas kartu RFID dan mulai membaca nilai ratarata sensor suhu DS18B20 serta Pulse Sensor selama 15 detik Hasil rata-rata data sensor suhu dan pulse sensor serta identitas kartu RFID tertampil di LCD Kirim paket data rata-rata sensor suhu dan pulse sensor melalui Xbee ke node koordinator Me-Reset Hasil Pembacaan 1.5.3.2 Flowchart User interface Flowchart pada Gambar 6 berikut menunjukkan alur aplikasi yang dimulai dari login yang memiliki hak akses atau terdaftar oleh Admin. Proses Selesai Gambar 4. Flowchart Sistem Hardware pada Node Sensor 661 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016 selanjutnya adalah login kemudian dilakukan validasi, dan jika berhasil maka akan menuju halaman utama, tetapi jika gagal, akan kembali lagi ke form login. Pada halaman utama, terdapat lima menu pilihan yaitu menu Diagnosa, menu daftar dokter, menu pengguna atau kelola user, menu register pasien serta menu report. Menu Diagnosa berfungsi untuk memantau kondisi kesehatan pasien dengan menggunakan sensor suhu badan dan pulse sensor yang diperoleh berupa nilai rata-rata dari setiap sensor selama 15 detik. Menu Daftar Dokter berfungsi untuk menampilkan daftar dokter yang bekerja di rumah sakit tersebut. ISSN: 2089-9815 terekam di tag kartu RFID saat proses pendaftaran di node register. Pada Menu ini terdapat fasilitas Edit, Delete dan Daftar identitas pasien yang mengubah data bila terdapat kesalahan entry data, men-delete data dan menampilkan daftar pasien. 1.5.4 Use case Diagram Perancangan Web Hal yang harus dilakukan sebelum pemodelan use case, terlebih dahulu dilakukan identifikasi terhadap jenis pengguna atau aktor yang mengakses sistem. Sistem ini memiliki empat aktor yaitu Admin, Dokter, Perawat dan Operator. Use case diagram perancangan web ini seperti terlihat pada Gambar 7 berikut. Sistem ini memiliki delapan fungsi utama, diantaranya yaitu Fungsi Login, Melihat Diagnosis/ Observasi Pasien, Kelola user atau pengguna, Melihat Daftar Dokter, Pendaftaran Pasien Baru/ Register, Melihat grafik pemantauan per tanggal, Melihat rekam medis pasien dan Logout. Mulai Login T Validasi Y Sistem Informasi Perbaikan Waktu Tunggu Pelayanan Kesehatan Pasien Halaman Utama Pilihan Menu Menu Diagnosa Menu Daftar Dokter Menu Pengguna Login/ Validasi Y Monitoring diagnosa atau observasi awal pasien berupa sensor suhu dan detak jantung Admin Melihat Diagnosa/ Observasi Pasien Kelola User/ Pengguna Y Dokter yang terdaftar di rumah sakit Y Melihat Daftar Dokter Dokter Menambah petugas medis yang mengakses sistem aplikasi Pendaftaran Pasien Baru/ Register Menu Register Pasien Y Menu Report Y Register data pasien baru di database dan kartu RFID Perawat Filter Tanggal berupa Penyakit, Jenis Kelamin, Provinsi, Umur dan Pekerjaan serta Filter Pasien untuk Rekam Medis Melihat grafik pemantauan pertanggal berupa Penyakit, Jenis Kelamin, Provinsi, Umur dan Pekerjaan Melihat Rekam Medis Pasien Y Selesai Logout Gambar 6. Flowchart User interface Operator Gambar 7. Use case diagram perancangan web Menu Pengguna atau kelola user berfungsi untuk mengatur hak akses user yang terdaftar sebagai pengguna dalam mengakses aplikasi sistem ini. Status hak akses pengguna antara lain adalah sebagai dokter, perawat, operator dan admin. Menu Laporan berisi tentang informasi pasien yang dapat dipilih berdasarkan Filter Tanggal berupa Penyakit, Usia, Pekerjaan, Jenis Kelamin dan Daerah Asal (Provinsi). Informasi yang ditampilkan pada menu Laporan ini berupa grafik dan keterangan. Pada menu Laporan juga dapat menampilkan informasi rekam medis pasien seperti Nama, Tanggal Periksa, Medical Record untuk Suhu, beat per minute (BPM), Jenis Penyakit, dan Catatan Dokter. Semua informasi yang ditampilkan pada halaman ini dapat dicetak dan dapat disimpan dalam format PDF. Halaman menu Pasien berisi tentang informasi identitas pasien baru yang datanya akan direkam di database server sedangkan identitas nama akan 1.5.5 Desain Sistem Desain sistem WSN yang akan dibangun menggunakan topologi star, mengingat luas area pelayanan di ruang periksa secara umum masih dapat dijangkau oleh modul transceiver Xbee menuju ruang server. Modul Reader/ Writer RFID diletakkan pada ruang pendaftaran untuk menulis tag kartu RFID sedangkan di ruang periksa untuk proses pembacaan identitas nama pasien. Secara garis besar arsitektur sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada Gambar 8. Pada gambar tersebut menjelaskan tentang alur sistem mulai dari nomor 1 sampai dengan nomor 9. Penjelasan dari arsitektur sistem tersebut adalah sebagai berikut. Nomor 1, pasien melakukan pendaftaran di rumah sakit dengan mengisi form pendaftaran dan memberikan kartu identitas. Nomor 662 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016 2, operator melakukan input data pasien baru yang datanya akan tersimpan di database melalui media komunikasi kabel dan identitas nama pasien akan tersimpan di tag kartu RFID melalui modul Reader/ Writer RFID. Nomor 3, data pasien akan dikelompokkan dan disimpan sesuai dengan tabel yang telah disediakan dalam database. Pendaftaran ISSN: 2089-9815 INPUT PROSES Info Data Pasien Aplikasi Rumah Sakit OUTPUT Arsip Manual (Rekam Medis) Kartu Berobat Ruang Pendaftaran Database Pasien Periksa Node Register Gambar 9. Proses pendaftaran pasien baru di rumah sakit Ruang Server Operator Ruang Medis 1 Proses pendaftaran pasien baru di rumah sakit disajikan Gambar 9 di atas. Diagram blok tersebut menggambarkan mulai dari Input, Proses dan Output. Input berasal dari informasi data pasien, Proses terjadi pada aplikasi Rumah Sakit, dan Output terdiri dari Arsip Manual, Kartu Berobat serta Database. INPUT PROSES OUTPUT Admin Database Server Dokter/ Suster Pasien 1 Node Sensor 1 Ruang Medis n Node Koordinator Aplikasi Monitoring Kesehatan (Server) Dokter/ Suster Pasien n Node Sensor n Gambar 8. Arsitektur Sistem Info Data Pasien Nomor 4, pasien setelah melakukan pendaftaran masuk ke ruang medis untuk dilakukan pemeriksaan. Perawat meletakkan beberapa sensor di bagian tubuh pasien, diantaranya sensor suhu DS18B20 dan pulse sensor, kemudian dilakukan pengukuran nilai ratarata suhu dan detak jantung selama 15 detik. Data yang telah mendapat validasi dari dokter akan mulai dikirimkan ke server. Saat konsultasi dan observasi terhadap pasien, dokter akan melakukan diagnosis penyakit yang diderita oleh pasien dan saran atau masukan untuk pencegahan dan pengobatan yang tersedia pada aplikasi di menu Diagnosa. Nomor 5, nilai rata-rata suhu dan detak jantung dikirim ke node koordinator yang berada di ruang server melalui media komunikasi Zigbee. Nomor 6, dari node koordinator, nilai rata-rata data tersebut dikirim ke server melalui media komunikasi serial port untuk diolah datanya dan disimpan di database. Nomor 7, begitu juga untuk pasien yang berada di ruang medis lainnya, akan diletakkan sensor suhu DS18B20 dan pulse sensor oleh perawat kemudian dilakukan pengukuran nilai rata-rata suhu dan detak jantung selama 15 detik. Proses setelah mendapat validasi dari dokter maka data tersebut akan mulai dikirim ke server. Saat konsultasi dan observasi terhadap pasien, dokter akan menentukan diagnosis penyakit yang diderita oleh pasien dan saran atau masukan untuk pencegahan dan pengobatan yang tersedia pada aplikasi di menu Diagnosa. Nomor 8, hasil pengukuran akan dikirim ke node koordinator yang berada di ruang server melalui komunikasi Zigbee. Nomor 9, dan nilai data tersebut dikirim ke server untuk diolah datanya dan disimpan di database. Aplikasi Integrasi RFID dan WSN Database (Rekam Medis) Bersifat Paperless Tag Kartu RFID (Kartu Berobat) Gambar 10. Proses pendaftaran pasien baru pada Aplikasi Integrasi RFID dan WSN Proses pendaftaran pasien baru pada sistem disajikan dalam Gambar 10 di atas. Perbedaan proses pendaftaran di rumah sakit dengan pendaftaran melalui sistem adalah pada Proses. Pada proses pendaftaran pasien baru melalui sistem menggunakan aplikasi yang terintegrasi dengan RFID dan WSN. Selain itu, output yang dihasilkan langsung tersimpan ke database dan berupa Tag Kartu RFID. 2. PEMBAHASAN 2.1 Implementasi Perangkat Lunak Tampilan halaman Menu Diagnosa merupakan tampilan setelah user berhasil masuk (login) ke dalam sistem. Pada tampilan halaman Menu Diagnosa terdapat Menu bar terdiri Menu Diagnosa, Pengguna, Dokter, Pasien dan Laporan. Tampilan halaman Menu Diagnosa dapat dilihat pada Gambar 11 di bawah ini. Tampilan di atas merupakan hasil pengujian dari salah satu pasien pada halaman Menu Diagnosa. Hasil diagnosis menunjukkan rata-rata denyut jantung 67 beat per minute (BPM) per 15 detik. Kemudian untuk rata-rata suhu badan pasien adalah 30.07 derajat Celcius per 15 detik. Pada bagian bawah terdapat data lengkap pasien dan pada kolom Komentar, dokter dapat memberikan catatan atau saran kepada pasien, lalu dipilih tombol Simpan 663 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016 untuk menyimpan data catatan dokter. Pada bagian paling bawah terdapat tampilan Konsultasi yang berisi tentang saran atau catatan dari dokter yang berhasil di disimpan. ISSN: 2089-9815 baru ke dalam sistem. Tampilan antarmuka untuk penambahan data pasien dapat dilihat pada Gambar 13 berikut ini. Gambar 13. Halaman Register Pasien Pada menu tersebut terdapat kolom informasi tentang pasien yang harus diisikan, antara lain data nama, alamat, telepon, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, warga negara, nama suami/ ayah, provinsi dan foto. Langkah selanjutnya setelah semua kolom terisi, lalu dipilih tombol Simpan untuk menyimpan data ke dalam database serta identitas nama pasien akan tersimpan di tag kartu RFID melalui modul Reader/ Writer RFID. Gambar 11. Halaman Menu Diagnosa Tampilan antarmuka untuk Menu Pasien dapat dilihat pada Gambar 12 berikut ini. Pada Menu Pasien, terdapat data pasien yang sudah pernah melakukan registrasi untuk berobat ke rumah sakit. Data tersebut antara lain adalah nama pasien, alamat, nomor telepon dan pilihan mengubah atau menghapus (Edit – Delete) pada sebelah kanan, jika akan melakukan perubahan data, dapat menekan pilihan Edit, kemudian akan tampil halaman Register Pasien. Proses selanjutnya dapat mengganti data apa yang akan dirubah atau ditambahkan. Pilihan Delete digunakan untuk menghapus data pasien. 2.2 Pengujian Sistem Pengujian sistem dilakukan dengan menguji alat yang telah terhubung dengan Aplikasi Integrasi RFID dan WSN. Hasil pengujian sistem meliputi hasil pengukuran waktu tunggu pelayanan pendaftaran pasien baru. Hasil pengukuran waktu tunggu pendaftaran pasien baru adalah seperti disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Waktu Tunggu Pendaftaran Pasien Baru (Menit) Rumah Aplikasi Integrasi Keterangan Sakit RFID dan WSN 00:02:57 00:01:22 Rata-rata 00:03:35 00:01:27 Maksimum 00:02:41 00:01:18 Minimum Pada tabel di atas, terdapat hasil pengukuran pada 30 pasien baru yang melakukan pendaftaran di rumah sakit. Rata-rata waktu tunggu adalah 2 menit 57 detik, untuk pengujian di sistem aplikasi integrasi RFID dan WSN menghasilkan pengukuran pada 30 percobaan, dengan rata-rata waktu tunggu adalah 1 menit 22 detik. Jadi selisih rata-rata waktu tunggu adalah 1 menit 35 detik. Grafik waktu tunggu pendaftaran pasien baru disajikan pada Gambar 14 berikut ini. Gambar 12. Halaman Menu Pasien Pada sisi kiri bawah terdapat label Register Pasien, berfungsi untuk menambahkan data pasien 664 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) Yogyakarta, 18-19 Maret 2016 ISSN: 2089-9815 Hussian, F., Durrani, S., Farooqi, J., Mahmood, H., Junjua, G., Jattala, I., & Ikram, N. (2013). RFID amp; WSN based integrated maternity ward monitoring system. In Multi Topic Conference (INMIC), 2013 16th International (pp. 43–48). http://doi.org/10.1109/INMIC.2013.6731322 Lee, J.-S., Su, Y.-W., & Shen, C.-C. (2007). A Comparative Study of Wireless Protocols: Bluetooth, UWB, ZigBee, and Wi-Fi. In 33rd Annual Conference of the IEEE Industrial Electronics Society, 2007. IECON 2007 (pp. 46– 51). http://doi.org/10.1109/IECON.2007.4460126 Ni, L. M., Liu, Y., Lau, Y. C., & Patil, A. P. (2003). LANDMARC: indoor location sensing using active RFID. In Proceedings of the First IEEE International Conference on Pervasive Computing and Communications, 2003. (PerCom 2003) (pp. 407–415). http://doi.org/10.1109/PERCOM.2003.1192765 Rajesh, S. M. (2013). Integration of Active RFID and WSN for real time low-cost data monitoring of patients in hospitals. In 2013 International Conference on Control, Automation, Robotics and Embedded Systems (CARE) (pp. 1–6). http://doi.org/10.1109/CARE.2013.6733768 Renuka, N., Nan, N. C., & Ismail, W. (2013). Embedded RFID tracking system for hospital application using WSN platform. In 2013 IEEE International Conference on RFID-Technologies and Applications (RFID-TA) (pp. 1–5). http://doi.org/10.1109/RFID-TA.2013.6694539 Samsugi, S., Permanasari, A. E., & Najib, W. (2014, April 10). Prototype Sistem Pengontrolan Pembelian BBM Bersubsidi Menggunakan RFID Berbasis Web (Thesis tidak diterbitkan). Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Santoso, B., Mustika, I. W., & Kusumawardani, S. S. (2014). Pemodelan Monitoring Pemakaian dan Penghematan Energi Listrik dengan Teknologi Jaringan Sensor Nirkabel. In Proceeding Sentika 2014 (pp. 529–536). Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Gambar 14. Grafik waktu tunggu pendaftaran pasien baru Pada gambar grafik di atas, rentang waktu tunggu per menit untuk setiap pasien di rumah sakit di atas 2 menit serta di bawah 4 menit, sedangkan di Aplikasi Integrasi RFID dan WSN di atas 1 menit serta di bawah 2 menit. 3. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Purwarupa sistem perbaikan pelayanan kesehatan pasien dapat mempercepat waktu pendaftaran pasien di rumah sakit dari sistem konvensional 2 menit 57 detik menjadi 1 menit 22 detik menggunakan sistem berbasis RFID. 2) Melalui sistem ini dapat menyediakan informasi data pasien dan hasil observasi awal pasien yang berupa suhu badan dan detak jantung pasien. PUSTAKA Catarinucci, L., De Donno, D., Mainetti, L., Palano, L., Patrono, L., Stefanizzi, M. L., & Tarricone, L. (2014). Integration of UHF RFID and WSN technologies in healthcare systems. In 2014 IEEE RFID Technology and Applications Conference (RFID-TA) (pp. 289–294). http://doi.org/10.1109/RFID-TA.2014.6934245 Catarinucci, L., de Donno, D., Mainetti, L., Palano, L., Patrono, L., Stefanizzi, M., & Tarricone, L. (2015). An IoT-Aware Architecture for Smart Healthcare Systems. IEEE Internet of Things Journal, PP(99), 1–1. http://doi.org/10.1109/JIOT.2015.2417684 Golding, P., & Tennant, V. (2007). Work in Progress: Performance and Reliability of Radio Frequency Identification (RFID) Library System. In International Conference on Multimedia and Ubiquitous Engineering, 2007. MUE ’07 (pp. 1143–1146). http://doi.org/10.1109/MUE.2007.219 Hadija, & Y. A. Lesnussa. (2014). Analisis Antrian Rawat Jalan Pada Rumah Sakit Tentara (RST) Dr. J. Latumeten Ambon (pp. 175–186). Presented at the Seminar Nasional Basic Science VI F-MIPA UNPATTI 2014, Ambon. 665