BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Pengiriman Daya Listrik

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah Pengiriman Daya Listrik Tanpa Kabel
Mentransmisikan sejumlah tenaga listrik yang besar merupakan aplikasi
gelombang mikro yang sangat memungkinkan di masa depan namun masih belum
terbukti dan populer sejauh ini. Pada tahun 1900, Nikola Tesla, penemu dan
ilmuwan, mengusulkan penggunaan gelombang radio untuk mengirimkan daya
untuk saluran listrik tegangan tinggi.Nikola Tesla lahir di Smiljan, sebuah desa di
daerah pegunungan di Semenanjung Balkan yang dikenal sebagai Lika, yang pada
saat itu merupakan bagian dari Perbatasan Militer negara Austria-Hongaria.
Pada bukunya yang berjudul Prodigal Genius-The Life of Nikola Tesla yang
di buat oleh JJ Oneill, diceritakan tentang proses pembuatan dan pengujian
wireless power-transmission yang dilakukan Tesla dengan menyalakan ratusan
lampu pijar pada jarak 26mil, lampu tersebut menyala dengan energi listrik bebas
yang diambil dari bumi, dengan katalain tesla menyebut bahwa percobaanya ini
merupakan sebuah terobosan untuk sebuah free energy. Namun, meskipun
kelihatannya seperti sebuah prestasi, tapi karen tidak adanya dokumentasi dari
Tesla sendiri maka hal tersebut hanyalah sebuah bualan belaka dan tidak ada yang
bisa membuktikan serta melakukan percobaan sebagai pembuktiannya. Tesla
hanya membuat catatan dia sendiri yang telah diterbitkan yang menyatakan bahwa
demonstrasi tersebut benar-benar terjadi.
5
2.2 Definisi Pengiriman Daya Listrik Tanpa Kabel
Pengiriman daya listrik tanpa kabel adalah suatu sistem yang memiliki proses
dimana energi listrik dapat ditransmisikan dari suatu sumber listrik menuju ke
beban listrik tanpa melalui suatu kabel. Transmisi daya listrik tanpa kabel ini
berguna jika kita membutuhkan suatu energi listrik, akan tetapi tidak ada kabel di
sekitar tempat kita berada. Alat pengirim daya listrik tanpa kabel memiliki banyak
kegunaan dalam kehidupan sehari-hari, yang terbagi dalam dua kategori, yaitu :
1. Memberikan sumber listrik tanpa kabel secara langsung, yaitu ketika peralatan
elektronik tanpa baterai membutuhkan daya listrik, akan tetapi tidak ada kabel
disekitarnya, maka alat pengirim daya listrik tanpa kabel akan berfungsi selama
masih berada dalam area jangkauan. (contoh : televisi, lampu.)
2. Mengisi ulang secara otomatis tanpa kabel, yaitu ketika suatu alat elektronik
yang menggunakan baterai yang dapat diisi ulang membutuhkan isi ulang
baterai, maka alat ini juga dapat digunakan. (contoh : telepon genggam,
pemutar mp3, laptop.) Alat pengirim daya listrik tanpa kabel ini sangat berbeda
dengan prinsip induksi elektromagnetik konvensional, seperti yang digunakan
pada trafo, dimana kumparan primer dapat mentransmisikan daya ke kumparan
sekunder dalam jarak yang sangat dekat
2.3 Prinsip Induksi Elektromaknetik
Pada awal tahun 1930, Michael Faraday dan Joseph Henry melakukan
sebuah percobaan untuk mencari tahu atas apa yang telah di lakukan oleh H.C.
Oersted melalui eksperimen yang sangat sederhana. Sebuah magnet yang digeraka
n masuk dan keluar pada kumparan dapat menghasilkan arus listrik pada kumpara
6
n itu. Galvanometer merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya arus listrik yang mengalir.
Cara kerjanya, pada saat magnet digerakkan masuk dan keluar kumparan,
jarum galvanometer menunjukkan penyimpangan kekanan dan kekiri.Hal ini
menunjukkan bahwa magnet yang digerakkan keluar dan masuk pada kumparan
menimbulkan arus listrik.Beda halnya jika magnet diam, pada ujung kumparan
tidak terjadi arus listrik.Dan arus listrik terjadi apabila pada ujung-ujung
kumparan terdapat GGL (Gaya Gerak Listrik) dan GGL yang terjadi di ujungujung kumparan dinamakan GGL induksi.Penyimpangan yang terjadi pada
galvanometer menunjukkan bahwa GGL induksi yang dihasilkan berupa tegangan
bolak-balik (AC).
Resonansi adalah suatu gejala suatu sistem yang dalam suatu frekuensinya
cenderung untuk menyerap lebih banyak energi dari lingkungan. Dengan kata
lain, resonansi adalah sebuah fenomena dimana jika suatu objek atau benda
bergetar, maka benda lain dengan frekuensi yang sama akan ikut bergetar juga.
Resonansi dapat mengirimkan energi.
Sebagai sebuah contoh sederhana, jika kita mempunyai 2 buah garpu tala
dengan frekuensi yang sama dan jarak yang cukup, maka jika kita memukul garpu
tala A sehingga timbul bunyi, maka ketika kita menahan garpu tala A sampai
bunyinya berhenti, garpu tala B akan berbunyi juga meskipun tidak kita pukul. Ini
merupakan fenomena resonansi akustik.
Energi yang membuat garpu tala B ini bergetar dihasilkan dari gelombang
bunyi dari garpu tala A, media pengirimannya adalah medan bunyi. Dapat
dikatakan bahwa inti dari propagansi getaran ini adalah suatu pengiriman energi.
7
Mirip dengan medan bunyi, ini juga dapat dimungkinkan pada medan
elektromagnetik.
2.4 Resonansi Elektromaknetik
Fenomena resonansi sudah secara luas berada di alam ini.Perbedaan jenis
resonansi juga berisikan energi yang berbeda pula. Suaradari garpu tala dihasilkan
dari suatu resonansi, begitu pula dengan suatu gempa bumi dihasilkan dari suatu
resonansi, akan tetapi energi dari gempa bumi jauh lebih besar daripada suara
garpu tala.
Resonansi adalah suatu gejala suatu sistem yang dalam suatufrekuensinya
cenderung untuk menyerap lebih banyak energi dari lingkungan. Dengan kata
lain, resonansi adalah sebuah fenomena dimana jika suatu objek atau benda
bergetar, maka benda lain dengan frekuensi yang sama akan ikut bergetar juga.
Resonansi dapat mengirimkan energi. Sebagai sebuah contoh sederhana, jika kita
mempunyai 2 buah garpu tala dengan frekuensi yang sama dan jarak yang cukup,
maka jika kita memukul garpu tala A sehingga timbul bunyi, maka ketika kita
menahan garpu tala A sampai bunyinya berhenti, garpu tala B akan berbunyi juga
meskipun tidak kita pukul. Ini merupakan fenomena resonansi akustik. Energi
yang membuat garpu tala B ini bergetar dihasilkan dari gelombang bunyi dari
garpu tala A, media pengirimannya adalah medan bunyi. Dapat dikatakan bahwa
inti dari propagansi getaran ini adalah suatu pengiriman energi. Mirip dengan
medan bunyi, ini juga dapat dimungkinkan pada medan elektromagnetik.
Medan magnet yang berubah terhadap waktu dapat membangkitkan medan
listrik yang juga berubah terhadap waktu, dan juga sebaliknya. Jika proses ini
8
berlangsung terus menerus, maka akan dihasilkan medan magnet dan medan
listrik yang terus menerus juga. Selain itu, medan magnet dan medan listrik yang
secara serempak di dalam ruang merambat ke segala arah, maka terjadi
gelombang dalam gejala ini. Gelombang yang merambat dalam ruang membawa
serta medan magnet dan medan listrik dapat disebut juga gelombang
elektromagnetik. Tetapi radiasi medan elektromagnetik pada skala tertentu dapat
menjadi ancaman bagi seluruh organisme yang hidup di sekitarnya.
Dalam
akan
pembangkitannya,
hasil
radiasi
gelombang
elektromagnetik
memancarkan sejumlah energi yang dipancarkan terus menerus ke
lingkungan, tidak bergantung apakah ada yang menangkap atau tidak. Jika dalam
jangkauannya ada suatu benda yang dapat menangkap radiasi gelombang
elektromagnetnya, maka benda tersebut akan beresonansi serta Mendapat energi
hasil Perpindahan dari gelombang elektromagnet. Dan selama perpindahan itu
berlangsung, perpindahan itu terjadi secara resonansi elektromagnetik.
2.5 Penyebab Terjadinya GGL Induksi
Seorang ilmuwan dari Jerman yang bernama Michael Faraday (1991 – 1867)
memiliki gagasan dapatkah medan magnet menghasilkan arus listrik? Gagasan ini
didasarkan oleh adanya penemuan dari Oersted bahwa arus listrik dapat
menghasilkan medan magnet. Karena termotivasi oleh gagasan tersebut kemudian
pada tahun 1822, Faraday memulai melakukan percobaan-percobaan. Pada tahun
1831 Faraday berhasil membangkitkan arus listrik dengan menggunakan medan
magnet. Alat-alat yang digunakan Faraday dalam percobaannya adalah gulungan
kawat
atau
kumparan
yang
ujung-ujungnya
dihubungkan
dengan
9
galvanometer.Jarum galvanometer mula-mula pada posisi nol. Seperti yang sudah
mengetahui, bahwa galvanometer adalah sebuah alat untuk menunjukkan ada atau
tidaknya arus listrik di dalam rangkaian.
Percobaan Faraday untuk menentukan arus listrik dengan menggunakan
medan magnet, dilakukan antara lain seperti kegiatan di atas. Ketika kutub utara
magnet batang digerakkan masuk ke dalam kumparan, jumlah garis gaya-gaya
magnet yang terdapat didalam
kumparan bertambah banyak.Bertambahnya
jumlah garis- garis gaya ini menimbulkan GGL induksipada ujung-ujung
kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus listrik mengalir
menggerakkan jarum galvanometer.Arah arus induksi dapat ditentukan dengan
cara memerhatikan arah medan magnet yang ditimbulkannya.
Pada saat magnet masuk, garis gaya magnet listrik dalam kumparan
bertambah. Akibat medan magnet, hasil arus induksi bersifat mengurangi garis
gaya magnet itu. Dengan demikian, ujung kumparan itu merupakan kutub utara.
Ketika kutub utara magnet batang digerakkan keluar dari dalam kumparan, jumlah
garis-garis
gaya
magnet
yang
terdapat
di
dalam
kumparan
berkurang. Berkurangnya jumlah garis-garis gaya ini juga menimbulkan GGL
induksi
pada
ujung-ujung
kumparan.
GGL
induksi
yang
ditimbulkan
menyebabkan arus listrik mengalir dan menggerakkan jarum galvanometer.Sama
halnya ketika magnet batang masuk ke kumparan.pada saat magnet keluar garis
gaya magnet dalam kumparan berkurang. Akibatnya medan magnet hasil arus
induksi bersifat menambah garis gaya magnet itu. Dengan demikian, ujung,
kumparan itu merupakan kutub selatan. Ketika kutub utara magnet batang diam di
dalam kumparan, jumlah garis garis gaya magnet di dalam kumparan tidak terjadi
10
perubahan (tetap). Karena jumlah garis-garis gaya tetap, maka pada ujung-ujung
kumparan tidak terjadi GGL induksi. Akibatnya, tidak terjadi arus listrik dan
jarum galvanometer tidak bergerak. Dari hasil percobaan di atas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa arus induksi yang timbul dalam
kumparanarahnya
bolak-balik seperti yang ditunjukkan oleh penyimpangan jarum galvanometer
yaitu ke kanan dan ke kiri.
Karena arus induksi selalu bolak-balik, maka disebut arus bolak- balik (AC =
Alternating Current). Faraday menggunakan konsep garisgaya magnet untuk
menjelaskan peristiwa di atas.
1. Magnet didekatkan pada kumparan maka gaya magnet yang melingkupi
kumparan menjadi bertambah banyak, sehingga pada kedua ujung
kumparan timbul gaya gerak listrik (GGL).
2. Magnet dijauhkan terhadap kumparan maka garis gaya magnetyang
melingkupi kumparan menjadi berkurang, kedua ujung kumparan juga
timbul GGL.
3. Magnet diam terhadap kumparan, jumlah garis gaya magnet yang
melingkupi kumparan tetap, sehingga tidak ada GGL.
Timbulnya gaya listrik (GGL) pada kumparan hanya apabila terjadi
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet.Gaya gerak listrik yang timbul akibat
adanya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet disebut GGL induksi,
sedangkan arus yang mengalir dinamakan arus induksi dan peristiwanya disebut
induksi elektromagnetik.
11
2.6 Faktor Besarnya GGL
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar GGL induksi yaitu:
1. Kecepatan perubahan medan magnet. Semakin cepat perubahan medan magnet,
maka GGL induksi yang timbul semakin besar.
2. Banyaknya lilitan semakin banyak lilitannya, maka GGL induksi yang timbul
juga semakin besar.
3. Kekuatan magnet, Semakin kuat gelaja kemagnetannya, maka GGL induksi
yang timbul juga semakin besar.
Untuk memperkuat gejala kemagnetan pada kumparan dapat dengan jalan
memasukkan inti besi lunak. GGL induksi dapat ditimbulkan dengan caralain
yaitu:
1. Memutar magnet di dekat kumparan atau memutar kumparan di dekat magnet.
Maka kedua ujung kumparan akan timbul GGL induksi.
2. Memutus-mutus atau mengubah-ubah arah arus searah pada kumparan primer
yang di dekatnya terletak kumparan sekunder maka kedua ujung kumparan
sekunder dapat timbul GGL induksi.
3. Mengalirkan arus AC pada kumparan primer, maka kumparan sekunder
didekatkan dapat timbul GGL induksi. Arus induksi yang timbul adalah arus
AC dan gaya gerak listrik induksi adalah GGL AC.
2.7 Kumparan Pemancar dan Kumparan Penerima
Sebelumnya kita sudah mengenal koneksi jaringan data tanpa kabel atau
yang lebih sering disebut wireless atau wifi, nah pada saat ini para ilmuan sedang
mengembangkan jaringan Listrik Tanpa Kabel (Wireless Electricity). Dengan
12
adanya penemuan baru ini, kita tidak perlu lagi ribet dengan adanya kabel yang
berlalu lalang disekitar kita, dengan Listrik Tanpa Kabel (Wireless Electricity)
kita dapat menggunakan peralatan elektronik kita seperti TV, system stereo, DVD,
atau Bluray- Player, HiFi-Headset, semuanya bekerja tanpa menggunakan baterai
atau kabel listrik. Bahkan, baterai perangkat mobile seperti laptop, ponsel, atau
kamera digital terisi secara otomatis, jadi begitu Anda memasuki rumah, tentu
tanpa harus mencolokkan kabel.
Prinsip dasar bagaimana energi listrik dapat di transfer tanpa kabel adalah
berhubungan dengan fenomena resonansi. Resonansi merupakan proses
bergetarnya suatu benda dikarenakan ada benda lain yang bergetar, hal ini terjadi
dikarenakan suatu benda bergetar pada frekwensi yang sama dengan frekwensi
benda yang terpengaruhi.Sebuah transmitter WREL memancarkan medan magnet
dengan bantuan coil yang dipancarkan dengan frekuensi yang sama dengan
receiver WREL. Agar impedansinya optimal, digunakan gulungan kabel pada
kedua sisinya.
Gulungan kabel juga berfungsi sama seperti gigi transmisi sepeda. Saat
menanjak gigi transmisi diturunkan agar mendapatkan energi yang lebih efisien,
begitupun sebaliknya.Receiver WREL juga menentukan sendiri tegangan yang
diperlukan sesuai dengan ukuran.Jadi, fungsi adaptor tidak diperlukan.Selain itu,
transmiter WREL juga hanya memancarkan energi sebanyak yang diperlukan oleh
receiver. Tetapi keamanan terhadap radiasi masih perlu dipertanyakan.
Karena medan magnet yang kuat selalu membawa radiasi elektromagnetis.
Maka saat ini para peneliti berusaha untuk menggunakan frekuensi yang
menghasilkan medan magnet yang kuat dengan beban electromagnetis kecil dan
13
terbukti saat produk pertama diluncurkan ke pasar, teknologi WREL ini benarbenar aman terhadap manusia. Bayangkan pemancar WREL dapat dipasang dalam
dinding rumah untuk memasok listrik ke semua perangkat elektronik yang berada
dalam magical zone ( Area jangkauan ).
Bahkan meja tulis pun dapat berguna untuk memasok maupun mengisi
baterai semua perangkat elektronik di sekitarnya. Untuk kedepannya tidak ada lagi
kabel, adaptor, dan steker Begitu teknologi WREL sudah matang dan aman,
aplikasinya bakal meluas dengan cepat, misalnya untuk aplikasi medis, seperti
untuk mengoperasikan alat pengatur detak jantung atau mengimplementasikan
organ-organ buatan. Pemancaran listrik secara nirkabel bakal menjadi faktor
penting, bukan saja antarperangkat, melainkan juga di dalam perangkat-perangkat
canggih itu sendiri.Sama seperti melihat Internet melalui WLAN (wifi,hotspot)
saat ini.
2.8 Antena Wireless charger
Gambar 2.1 Antenna
Antena dapat juga didefinisikan sebagai sebuah atau sekelompok konduktor
yang
digunakan
untuk
memancarkan,
atau
meneruskan
gelombang
14
elektromagnetik menuju ruang bebas atau menangkap gelombang elektromegnetik dari ruang bebas.Energi listrik dari pemancar dikonversi menjadi
gelombang elektro-magnetik, dan oleh sebuah antena kemudian gelombang
tersebut dipancarkan menuju udara bebas.Pada penerima akhir, gelombang
elektro-magnetik tersebut dikonversi menjadi energi listrik dengan menggunakan
antena. Sinyal gelombang radiasi elektromagnetik yang berasal dari antena terdiri
dari dua komponen yaitu: medan listrik dan medan magnetik.
Energi total tersebut dipancarkan dalam bentuk gelombang yang hampir
konstan ke udara bebas, dan ada beberapa yang terserap oleh tanah. Namun
demikian, gelombang tersebut dipancarkan ke segala arah, dan hal ini disebabkan
oleh jumlah energi yang dipancarkan berkurang kekuatannya sebagai akibat dari
jarak yang semakin jauh dari sumbernya.
2.9Prinsip Resonansi (Tunning Circuit)
Nama lain rangkaian resonansi adalah rangkaian penala (Tunning Circuit), yaitu
satu rangkaian yang berfungsi untuk menala sinyal denganfrekuensi tertentu dari
satu
band
frekuensi.Melakukan
“beresonansi”dengan
penalaan
sinyal/frekuensi
berarti
rangkaian
tersebut.Dalam
keadaan
tersebut
tertala
(beresonansi),signal bersangkutan dipilih untuk ke tahap selanjutnya bisa diterima
unutkdapat
menghasilkan
penghantaran
tegangan
atau
di
modulasikan
sebagaimedia telekomunikasi. Rangkaian dapat digunakan misalnya :
1. Antara sistem antena dan penguat RF (Radio Frequency) satusistem
penerima.
15
2. Antara tahap tahap penguat RF (Radio Frequency), IF (Intermediate
Frequency) pada sistem penerima
2.10Prinsip Couple Reconance
Pada awal transmisi tenaga induktif rangkaian resonansi hanya digunakan untuk
meningkatkan transmisi daya induktif.Setelah Nikola Tesla mengunakannya
dalam eksperimen resonansi pertama tentang transmisi tenaga induktif yang telah
dilakukan lebih dari seratus tahun yang lalu.Terutama
untuk sistem dengan
faktor kopling rendah
digunakan
meningkatkan
transmisi
penerima resonansi dapat
daya.
Pengunaan
untuk
untuk
meningkatkan daya
transmisi tidak hanya khusus pada transmisi tenaga resonansi, namun banyak
digunakan pada metode transmisi listrik induktif dan dibatasi oleh kendala yang
sama efisiensi dan emisi medan magnet.
Untuk memahami efek, dapat dibandingkan dengan resonansi mekanik
yang ada. Pertimbangkan dengan menyesuaikan rangkaian tuned untuk kondisi
tertentu sebagai resonator mekanik. Bahkan untuk tingkat suara jauh dan tingkat
suara terendah dari generator dapat digunakan untuk menentukan pitch dari
rangkaian tuned tersebut. Resonator pada bagian penerima terdiri dari induktansi
penerimadan kapasitor. Gulungan pemancar dan Gulungan penerima dapat
dianggap sebagai coupled transformator yang lemah. Untuk itu, diagram
rangkaian ekivalen yang terdiri dari rangkaian induktif dan kapasitif dapat
diturunkan secara ekivalen.
Dalam diagram rangkaian ini, gulungan(coil) merupakan salah satu dari
hambatan(resistansi) yaitu hambatan induktif. Dari diagram juga menunjukkan
16
dengan jelas bahwa kapasitor
bagian penerima dan
resonansi membatasi
induktansi yang liar pada
induktansi magnetik pada bagian transmitter. Dengan
menghilangkan nilai kapasitor tersebut maka rangkaian yang tersisa untuk
transmisi daya adalah resistansi induktif dari gulungan (coil) yang nilai
impedansinya lebih kecil dibanding dengan nilai dimana, impedansi adalah satu
atau dua porsi besar lebih rendah daripada induktansi. Oleh karena itu, jika
menambahkan generator sumber tertentu kekuatan transmisi akan lebih dapat
diterima.
2.11 Penyimpanan Energi (Bateray)
Baterai adalah alat listrik kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluar
kan tenaganya dalam bentuk listrik.Baterai atau aki, atau bisa juga accu adalah
sebuah sel listrik dimana di dalamnya berlangsung proses elektrokimia yang
reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud
dengan proses elektrokimia reversibel, adalah di dalam baterai dapat berlangsung
proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan
sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia, pengisian kembali dengan
cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan
arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan di dalam sel.
Baterai berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi
kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik ke komponen komponen kelistrikan lainnya.Accu ini berisi air accu(cairan asam belerang /
sulfuric acid).Pada accu basah, terdapat lubang dengan tutup yang dapat dibukatutup untuk menambah air accu.Air accu dapat berkurang saat accu digunakan.Hal
ini terjadi karena reaksi kimia di dalam accu antara air accu dengan sel accu.
17
Baterai yang biasa dijual (disposable/sekali pakai) mempunyai tegangan listrik
1,5 volt. Baterai ada yang berbentuk tabung atau kotak. Ada juga yang
dinamakan rechargeable battery, yaitu baterai yang dapat diisi ulang, seperti yang
biasa terdapat pada telepon genggam. Baterai sekali pakai disebut juga dengan
baterai primer, sedangkan baterai isi ulang disebut dengan baterai sekunder.Baik
baterai primer maupun baterai sekunder, kedua-duanya bersifat mengubah energi
kimia menjadi energi listrik.Baterai primer hanya bisa dipakai sekali, karena
menggunakan reaksi kimia yang bersifat tidak bisa dibalik (irreversible
reaction).Sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang karena reaksi kimianya
bersifat bisa dibalik (reversible reaction).
Bagian baterai akan menyimpan arus listrik yang dihasilkan generatorlistrik
agar bisa digunakan setiap saat. Jenis aki yang digunakan sebaiknya jenis Deep
Cycle Battery.karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang
hari angin akanselalu tersedia), maka ketersediaan listrik juga tidak menentu. Oleh
karena itu digunakanalat penyimpan energi yang berfungsi sebagai backup energy listrik. ketika bebanpenggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau
ketika kecepatan angin suatu daerahsedang menurun, maka kebutuhan permintaan
akan daya listrik tidak dapat terpenuhi.
Sebuah baterai biasanya terdiri dari tiga komponen penting, yaitu :
1. Batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai)
2. seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai)
3. pasta sebagai elektrolit (penghantar)
Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika
terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin berputar kencang atau saat
18
penggunaan daya pada masyarakat menurun.Contoh sederhana yang dapat
dijadikan referensi sebagai alat penyimpan energi listrik adalah aki mobil. Aki
12 volt, 65 Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah tangga selama 0,5 jam pada
daya 780 watt.
2.12. Sistem Secara Umum Transfer Energy Tanpa Kabel
Pada proses perencangan dan realisasi Helmy Kautsar dari pembuatan sistem
penghantar daya tanpa kabel Namun sebelumnya akan di jelaskan secara garis
besar sistem yang akan dibahas.Wireless power transmission merupakan sebuah
sistem yang mengaplikasikan metoda nirkabel untuk menghantarkan tegangan.
Rangkaian pengirim merupakan rangkaian yang terdiri dari rangkaian penghasil
sinyal dan rangkaian RF amplifier.Dengan gabungan dari dua rangkaian tersebut
maka daya dari sumber dapat dikirimkan hingga bisa diterima dibagian
penerima.Rangkaian
penerima
disini
merupakan
rangkaianyang
dibuat
berdasarkan prinsip resonansi yang memiliki kesamaan frekuensi yang
dipengaruhi faktor komponen LC.Rangkaian LC pada penerima (receiver) dapat
juga didekatkan / dihubungkan dengan rangkaian filter.Gambaran secara singkat
dari sistem ini dapat dilihat pada gambar di bawahini.
LOOP
PENGIRIM
RF AMPLIFIER
LOOP
PENERIMA
RANGKAIAN
BEBAN
RANGKAIAN
SUMBER
PENGHASIL
SINYAL
Gambar 2.2 Design dari system
19
Pada proses pembuatan alat yang dilakukan oleh Micheal Octora yang dapat
mengirimkan daya listrik tanpa kabel(wireless power transfer) dengan prinsip
induksi resonansi magnetik, terdapat tiga bagian utama yaitu,
Rangkaian sumber arus searah, yang berfungsi untuk mengkonversi
tegangan arus bolak balik ke tegangan arus searah untuk menjadi sumber pada
rangkaian pemancar. Rangkaian Pemancar, yaitu terdiri dari suatu rangkaian
pembangkit tegangan arus bolak balik dengan frekuensi tinggi dan rangkaian LC
sebagai penghasil frekuensi resonansi magnetik yang akan mengirimkan daya
listrik ke rangkaian penerima. Rangkaian Penerima, terdiri dari suatu rangkaian
LC dengan frekuensi resonansi yang sama dengan rangkaian pemancar, sebagai
penangkap induksi resonansi magnetik dari rangkaian pemancar untuk menerima
daya listrik yang akan disalurkan menuju beban
.
Gambar. 2.3 Diagram WPT
Sesuai skematik pada gambar diatas, kami merancang dan membuat
masing-masing rangkaian yang dibutuhkan untuk membangun sistem pengiriman
energi listrik dan melakukan serangkaian percobaan untuk melihat performa dari
rangkaian yang kami buat.Kami juga berusaha melakukan berbagai pengaturan
untuk memperoleh hasil maksimal dari rangkaian yang kami buat tersebut.
Dikarenakan keterbatasan peralatan yang ada di departemen elektro Universitas
20
Indonesia, seperti ketersediaan penghasil sinyal atau function generator yang
memiliki daya tinggi, telah dilakukan banyak percobaan dalam menentukan
frekuensi yang optimal dengan peralatan dan komponen seadanya yang beredar di
pasaran. Serangkain percobaan ini telah dilakukan lakukan di laboratorium
dengan menggunakan rangkaian proto-board serta melihat bentuk gelombangdan
frekuensinya dengan bantuan osiloskop analog.
Setelah diperoleh frekuensi resonansi pada rangkaian pemancar yang telah
dianggap cukup dan sistem sudah mulai berjalan, mulai dibuat masing-masing
rangkaian dengan bantuan software eagle versi 5.6.0 dan membuat beberapa alat
pengiriman daya listrik tanpa kabel yang berfungsi dengan lebih baik.
2.13 Perancangan Transmiter
Pada perancangan Helmy Kautsar transmiter (pemancar/pengirim)
merupakan bagian yang paling penting dalam sistem ini, jika tidak ada rangkaian
pemancar
maka
sebuah
ditransmisi/hantarkan
tanpa
tegangan
dari
menggunakan
supply
kabel.pada
diatas
sistem
tidak
dapat
ini
untuk
memancarkan gelombang digunakanlah sebuah rangkaian osilasi yaitu rangkaian
royer oscillator. Pemilihan rangkaian osilasi ini karena kebutuhan untuk
pengunaan daya yang besar, serta dengan menggunakan rangkaian ini tidak
membutuhkan rangkaian penguat Radio Frequency ( RF ).
Berbeda halnya bila mengunakan osilator yang lain dimana osilator yang
pada dasarnya memiliki daya yang kecil harus dihubungkan dengan rangkaian
penguat lagi sehingga sistem penghantaran dapat terjadi. Namun terlepas dari itu
21
semua masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan akan diterangkan pada
bab berikutnya. Bagian LC merupakan bagian terpenting dari royer oscillator.
Perubahan yang dilakukan di LC membuat frekuensi berubah, hal ini yang
menjadi percobaan. Sedangkan untuk design LOOP yang merupakan sebuah
induktor namun tidak berupa lilitan tapi berupa selubung tembaga yang
dibengkokan sedemikian rupa.Sebenarnya pengunaan kawat pejal juga dapat
dipergunakan namun jika dibuat dengan diameter yang sama dan nilai
induktasinya sama, maka menghasilkan diameter yang cukup kecil. Namun jika
menggunakan kawat pejal tersebut akan terjadi panas yang berlebih dibandungkan
dengan menggunakan selubung tembaga. Dengan melakukan perubahan yang
mengacu kepada pengamatan penulis dengan antena televisi yang ada dimana,
jugabanyak
menggunakan
selubung-selubung
aluminium.
Loop
tembaga
berselubung menjadi milihan yang baik untuk merancang loop pada pemancar (tra
nsmitter) dan penerima. Dimana dengan induktansi yang di inginkan akan didapat
kan diameter yang lebih besar dan panas yang berkurang. Berikut ini akan di
tampilkan diagram dari rangkaian royer yang di gunakan.
Gambar 2.4 Rangkaian royer oscillator
22
Gambar 2.5 transmiter dengan kawat tembaga 2 turn
Gambar 2.6 Transmiter dengan copper tube
Dalam suatu system yang di gunakan dari Michael Octora, pengiriman daya
listrik tanpa kabel rangkaian pemancar merupakan rangkaian yang sangat penting
dalam proses timbulnya resonansi magnetik. Seperti yang dijelaskan sebelumnya,
bahwa rangkaian pemancar terdiri dari suatu rangkaian penghasil arus bolak balik
frekuensi tinggi dan suatu rangkaian LC yang berfungsi sebagai penghasil
frekuensi resonansi.Perancangan rangkaian pemancar ini dilakukan dengan
bantuan software eagle versi 5.6.0.Pada rangkaian pemancar, semua komponen
dirancang untuk mencapai frekuensi resonansi tertentu, agar dapat mengirimkan
daya listrik dengan baik.Pada gambar 2.7 berikut ini adalah gambar rangkaian
pemancar yang sudah dirancang dan dapat berjalan dengan baik.
23
Gambar 2.7. Sistem WPT
Pada gambar 2.7, terlihat bahwa rangkaian pemancar awal sudah dapat berfungsi
dengan baik, akan tetapi dengan perancangan yang lebih optimal, seperti
perbaikan pada loop atau antena pemancar, rangkaian yang telah disolder, seperti
yang ditunjukkan pada gambar 2.7, terlihat pada sistem bahwa daya listrik yang
dapat diterima menjadi lebih jauh dan lebih baik.
2.14 Perancangan Receiver
Perancangan
receiver(penerima)
gelombang
elektromagnetik
yang
dilakukan oleh Helmy Kautsar dengan proses resonansi magnetik, rangkaian
penerima hanya terdiri dari rangkaian LC saja yang akan terhubung ke beban.
Rangkaian LC. Untuk mendapatkan penerimaan gelombang yang hampir
sempurna, maka frekuensi resonansi sendiri pada rangkaian penerima kurang
lebih sama dengan frekuensi resonansi pada rangkaian transmitter, ini berguna
untuk mendapatkan frekuensi resonansi bersama bisa terpenuhi. Jika, dalam suatu
sistem pengiriman daya listrik tanpa kabel konstruksi dan perancangan pada sisi
penerima juga akan sangat mempengaruhi daya listrik yang dapat diterima baik itu
24
dalam hal jarak maupun tegangan keluaran yang dihasilkan ke beban. Unjuk kerja
yang dihasilkan dalam sistem ini diharapkan lebih baik jika dibandingkan dengan
menggunakan konsep induksi tradisional seperti pada konsep yang dipakai pada
trafo, tetapi mungkin tidak lebih baik jika dibandingkan dengan memakai kabel
seperti biasa.
Rangkaian penerima dari Michael Octora hanya terdiri dari rangkaian LC
saja yang akan terhubung ke beban. Rangkaian LC pada rangkaian penerima
berfungsi untuk menerima induksi resonansi magnetik yang dihasilkan oleh
rangkaian pemancar. Untuk mendapatkan kinerja yang baik, maka frekuensi
resonansi sendiri pada rangkaian penerima harus sama atau mendekati dengan
frekuensi resonansi kopling yang ada pada rangkaian pemancar. Bentuk, ukuran,
serta nilai tidak harus sama atau identik, asalkan sayarat frekuensi resonansi
kopling terpenuhi. Dalam suatu sistem pengiriman daya listrik tanpa kabel,
konstruksi dan perancangan pada sisi penerima juga akan sangat mempengaruhi
daya listrik yang dapat diterima baik itu dalam hal jarak maupun tegangan
keluaran yang dihasilkan ke beban. Unjuk kerja yang dihasilkan dalam sistem ini
lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan konsep induksi konvensional
seperti pada konsep yang dipakai pada trafo, akan tetapi tidak lebih baik jika
dibandingkan dengan memakai kabel seperti biasa. Jika dibandingkan secara kasat
mata bentuk loop atau antena pada gambar 2.6 dan 2.7, tentu terlihat jelas bahwa
pada gambar 2.7 didapatkan kinerja yanglebih baik dari pada gambar 2.6 Oleh
karena itu perlu dirancang dan dibentuk suatu rangkaian penerima yang baik agar
didapatkan kinerja yang lebih baik pada sistem tersebut. Gambar 2.8 berikut ini
adalah gambar dari rangkaian penerima yang telah didesain sedemikian rupa
25
sehingga memiliki frekuensi resonansi yang sama dengan frekuensi resonansi
pada rangkaian pemancar.
Gambar 2.8. Rangkaian Penerima
2.15
Pengujian dan Pengambilan data
Percobaan yang dilakukan Helmy Kautsar bertujuan untuk membuat sebuah
transmiter yang paling optimum dengan memperhatikan perubahan yang terjadi
pada frekuensi dari osilator.Perubahan ini dilakukan dengan mengubah nilai dari
LC.Perubahan ini yang nantinya menjadi acuan untuk menentukan osilator dengan
kinerja terbaik. Pengujian yang dilakukan untuk memperoleh frekuensi yang di
keluarkan dari osilator ada dua metode pengambilan yaitu :Pengambilan data
frekuensi tanpa receiver serta beban, Seperti yang telah dibahas di point
sebelumnya bahwa pada sistem utama WPT adalah transmitter.Transmitter ini
merupakan sebuah rangkaian yang beroasilasi pada frekuensi tertentu dan karena
memiliki
daya
yang
disesuaikan
maka
penghantaran
nirkabel
dapat
terjadi.Pengujian ini merupakan sebuah pengujian yang berguna untuk
mengetahui frekuensi yang dihasilkan oleh rangkaian ini. Percobaan yang di
lakukan adalah dengan mengubah-ubah jumlah kapasitor yang digunakan pada
26
rangkaian LC. Dengan perubahan ini sesuai dengan persamaan di bab sebelumnya
maka diharapkan akan terjadi perubahan pada frekuensi pada sistem ini. Selain
frekuensi tegangan juga perlu di perhatikan apa berpengaruh juga terhadap
perubahan yang dilakukan. Dibawah ini merupakan rangkaian percobaan dari
sistem pengirim (transmitter) yang akan diukur dengan mengunakan sebuah
osciloscope.
Gambar 2.9 Rangkaian percobaan untuk pengukuran tanpa beban
Pengambilan data frekuensi dengan receiver, Setelah mengetahui frekuensi yang
dihasilkan oleh rangkaian osilasi diatas.Selanjutnya, pengujian yang dilakukan
adalah pengujian dengan memberikan penerima (receiver). Percobaan dilakukan
dengan jarak yang tetap dan design penerima yang tidak berubah-ubah, lalu yang
diliat apakah terjadi perubahan frekuensi pada transmitter tanpa penerima
dibanding dengan mengunakan penerima. Selain frekuensi yang perlu diamati
adalah tegangan yang dipancarkan dan tegangan yang diterima dengan jarak yang
tetap dan design penerima yang tidak berubah-ubah. Yang berubah hanya pada
rangkain LC dari transmit saja.
Gambar 2.10 Rangkaian percobaan untuk pengukuran dengan beban
27
Sedangkan pengujian dan pengambilan data yang dilakukan oleh Michael Octora
adalah untuk merancang dan membuat rangkaian penerima yang lebih baik dari
rangkaian penerima yang sebelumnya, agar dapat diperoleh jarak yang lebih jauh
dan tegangan keluaran yang diinginkan.
Percobaan dilakukan dengan melakukan perubahan pada kapasitor di
rangkaian LC pada sisi penerima, agar memperoleh nilai frekuensi resonansi
sendiri yang sesuai dengan rangkaian pemancar sebagai penghasil frekuensi
resonansi kopling, sehingga dapat mencapai hasil kinerja yang lebih baik.Untuk
beban, dipakai lampu 12V 8W sebagai indikasi terang atau redupnya lampu,
sesuai perubahan kapasitor dan jarak.Sedangkan pada sisi rangkaian pemancarnya
tidak dilakukan percobaan, dan menggunakan rangkaian pemancar dengan
tanggapan
frekuensi
resonansi
serta
kondisi
yang
paling
baik,
yaitu
dengan 6 kapasitor. Yang dilakukan sedangkan gambar 2.11 menunjukan kondisi
kenyataan pada saat pengambilan data.
Gambar 2.11. Prosedur Pengambilan Data
Pada percobaan tegangan keluaran tetap, pada sisi rangkaian penerima, tegangan
keluaran diatur sehingga bernilai tetap, yaitu3V pada beban, jumlah kapasitor
ditambah dari 1 – 10, dan diukur jarak dari antara antena rangkaian pemancar
28
dengan antena pada rangkaian penerima, serta frekuensi resonansi pada pemancar
dan penerima. Gambar 2.11 menunjukkan diagram percobaan tegangan keluaran
tetap, sedangkan gambar 2.12 menunjukkan salah satu proses pengambilan data
yang dilakukan pada percobaan tegangan keluaran tetap dimana nilai dari
kapasitornya sebesar 7C, dan tegangan keluaran diatur sedemikan rupa sehingga
bernilai 3V, untuk melihat jarak antara antena pemancar dan antena penerima.
Sumber
Pemancar
Penerima
Beban
?
Tx
Rx
V = 3Volt
Jarak Tx-Rx
Osiloskop 1
Osiloskop 2
Gambar 2.12. Diagram Percobaan Tegangan Keluaran Tetap
Gambar 2.13. Pengambilan Data Percobaan Tegangan Keluaran Tetap
29
Pada percobaan jarak tetap, jarak dari rangkaian pemancar ke rangkaian
penerima diatur tetap, jumlah kapasitor ditambah dari 1 – 10, dan diukur Pesar
dari tegangan keluaran pada beban serta frekuensi resonansi pada sistem. Pada
percobaan ini akan dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada jarak tetap 10cm,
20cm, dan 30cm. Pada gambar 2.13, akan ditunjukkan diagram untuk pengukuran
pada percobaan jarak tetap, sedangkan pada gambar 2.14 sampai gambar2.15
ditunjukkan contoh pengambilan data percobaan pada percobaan jarak tetap.
Gambar 2.14. Contoh Pengambilan Data Percobaan Jarak Tetap (10cm)
Gambar 2.15. Contoh Pengambilan Data Percobaan Jarak Tetap (20cm)
30
Gambar 2.16. Contoh Pengambilan Data Percobaan Jarak Tetap (30cm)
31
Download