BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Pembangunan Nasional Nomor 25 Tahun merupakan 2004 landasan tentang hukum di Sistem Perencanaan bidang perencanaan pembangunan, ini merupakan satu kesatuan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang mengamanatkan bahwa perencanaan daerah dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan dan berwawasan lingkungan. Tatacara perencanaan pembangunan dimaksudkan untuk menghasilkan rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan pemerintahan di Pusat dan Daerah, dimana proses penyusunan tahapan kegiatan melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. Selanjutnya, dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, mulai ditata pembagian urusan pemerintahan yang semakin jelas antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, dimana Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 menerapkan konsep urusan residu (residual functions) untuk kabupaten/kota dengan mengatur hanya urusan-urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi, sedangkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menerapkan konsep urusan konkuren (concurrent functions) antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Terdapat 31 (tiga puluh satu) urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang bersifat konkuren, dimana Pemerintah Pusat mempunyai kewenangan urusan pemerintahan yang berskala nasional dan lintas Provinsi, sedangkan Pemerintah Provinsi mempunyai kewenangan menangani urusan pemerintahan yang berskala provinsi dan lintas kabupaten/kota dan pemerintah kabupaten/kota mempunyai kewenangan atas urusan pemerintahan yang berskala kabupaten/kota. Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 1 Kesejahteraan adalah urusan pemerintahan yang menjadi domain kewenangan Pemerintah Daerah dan muara dari urusan pemerintahan adalah pelayanan publik yang dihasilkan oleh Pemerintah Daerah yaitu penyediaan barang-barang untuk kebutuhan publik (public goods) seperti jalan, jembatan, pasar terminal, rumah sakit dan lainlainnya dan pengaturan-pengaturan publik (public regulations) yang dikemas dalam bentuk peraturan daerah seperti Perda Izin Mendirikan Bangunan, Perda Kependudukan, Perda Pajak dan Retribusi Daerah dan lain-lainnya. Penyediaan barang-barang publik dan pengaturan-pengaturan publik sejatinya adalah hasil akhir (end products) dari kinerja Pemerintah Daerah. Merujuk kepada peraturan perundang-undangan di atas, khususnya ketentuan Pasal 15 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Investasi dan BUMD Tahun 20132018 dilakukan melalui berbagai tahapan analisis data dan informasi hasil pembangunan, serta penelaahan dan penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018. B. LANDASAN HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesoa Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan; Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 2 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggung jawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 3 14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 15. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 18. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/ 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman Perjalanan Dinas ke Luar Negeri bagi Pejabat/Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; 20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Prov. Jawa Barat Nomor 64); 21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029; 22. Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005‐ 2025; 23. Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018; 24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Setda dan Setwan DPRD Provinsi Jawa Barat; 25. Peraturan Gubernur Nomor 29 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat; 26. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 79 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 4 C. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud penyusunan (RENSTRA) Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 adalah menyusun dokumen perencanaan Organisasi Perangkat Daerah untuk periode Lima Tahun yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Arah Kebijakan Program dan Kegiatan yang disusun sesuaikan dengan Tugas dan Fungsi Biro Investasi dan BUMD serta berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 dan bersifat indikatif. Tujuan penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 adalah : 1. Menetapkan visi, misi, program dan kegiatan Biro Investasi dan BUMD jangka menengah; 2. Menetapkan pedoman untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja (Renja), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan lain-lain; 3. Mewujudkan perencanaan program dan kegiatan Biro Investasi dan BUMD yang sinergis dan terpadu dengan perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota serta OPD Terkait Lainnya. D. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 memiliki keterkaitan dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya sebagai berikut : 1. Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 2. Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 berpedoman pada RPJPD 2005-2025 dan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 20132018 serta memperhatikan RPJMN Tahun 2010-2014, dan mempertimbangkan asas keberlanjutan dengan program-program pembangunan sebagaimana dimuat dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013. 3. Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 mempertimbangkan arah pembangunan kewilayahan yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat (Peraturan Daerah Nomor 22 Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 5 Tahun 2010) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2007). 4. Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, serta Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah. E. SISTIMATIKA PENULISAN Sistimatika penulisan Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 terdiri dari 7 (Tujuh) BAB, sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini memuat dan menjelaskan mengenai Latarbelakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan, Hubungan Antar Dokumen serta Sistimatika Penulisan. BAB II : GAMBARAN PELAYANAN BIRO INVESTASI DAN BUMD Pada Bab II memuat dan menjelaskan mengenai Tugas dan Fungsi Organisasi, Struktur Organisasi, Sumber Daya Organisasi, Pengolahan Data dan Informasi, serta Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis. BAB III : ISU-ISU STRATEGIS DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Bab III ini memuat dan menjelaskan mengenai Isu-isu Strategis dan Identifikasi Permasalahan. BAB IV : KORELASI KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Bab IV memuat dan menjelaskan mengenai Korelasi Keterkaitan Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran Misi Pelayanan Biro Investasi dan BUMD. BAB V : PROGRAM DAN KEGIATAN YANG MENDUKUNG PELAKSANAAN Bab IV memuat dan menjelaskan mengenai Program dan Kegiatan Tahun 2014, Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016 pada Biro Investasi dan BUMD. Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 6 BAB VI : INDIKATOR KINERJA BERDASARKAN TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Bab VI memuat dan menjelaskan mengenai Indikator Kinerja Biro Investasi dan BUMD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJM, dengan dilengkapi tabel Indikator Kinerja BAB VII : PENUTUP Bab VII memuat dan menjelaskan mengenai Kaidah Pelaksanaan Kegiatan serta Penegasan Komitmen terhadap pelaksanaan Renstra maupun RPJMD Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 7 BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO INVESTASI DAN BUMD A. TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Setda dan Setwan DPRD Provinsi Jawa Barat, Biro Investasi dan BUMD adalah salah satu unit kerja yang berada dalam lingkungan Sekretariat Daerah yang mempunyai tugas pokok sebagai berikut : “Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum bidang Investasi dan BUMD, membantu Asisten Perekonomian dan Pembangunan melakukan koordinasi, pembinaan dan pengendalian, pengembangan kerjasama Pemerintah Daerah Provinsi serta fasilitasi pelaksanaan urusan pemerintahan Daerah Provinsi di Bidang Investasi dan BUMD, meliputi aspek Penanaman Modal dan Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi, Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan serta Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan” Dalam penyelenggaraan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Biro Investasi dan BUMD mempunyai fungsi: 1. Penyelenggaraan perumusan bahan kebijakan umum Bidang Perijinan dan Penanaman Modal, Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi, Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan dan Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan; 2. Penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi Bidang Perijinan dan Penanaman Modal, Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi, Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan dan Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan; 3. Pengembangan kerjasama Pemerintah Provinsi Bidang Perijinan dan Penanaman Modal, Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi, Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan dan Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan; 4. Penyelenggaraan pelaporan dan evaluasi Bidang Perijinan dan Penanaman Modal, Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi, Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan dan Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan. Rincian Tugas Biro Investasi dan BUMD adalah sebagai berikut : 1. pengkajian program kerja Biro Investasi dan BUMD; 2. menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum Perijinan dan Penanaman Modal; Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 8 3. menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi; 4. menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum bidang Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan; 5. menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan; 6. menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi tentang Perijinan dan Penanaman Modal; 7. menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi tentang Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi; 8. menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi tentang Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan; 9. menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi tentang Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan; 10. pengembangan kerjasama Pemerintah Provinsi Bidang Perijinan dan Penanaman Modal; 11. pengembangan kerjasama Pemerintah Provinsi bidang Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi 12. pengembangan kerjasama Pemerintah Provinsi bidang Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan; 13. pengembangan kerjasama Pemerintah Provinsi bidang Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan; 14. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi Perijinan dan Penanaman Modal; 15. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi; 16. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan; 17. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan. Biro Investasi dan BUMD dipimpin oleh seorang Kepala Biro dan membawahkan 3 (tiga) bagian, sebagai berikut : 1. Bagian Penanaman Modal dan Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi, membawahkan : a. Sub Bagian Perijinan dan Penanaman Modal; b. Sub Bagian Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi. Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 9 2. 3. Bagian Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan, yang membawahkan : a. Sub Bagian Badan Usaha Milik Daerah Perbankan; b. Sub Bagian Badan Usaha Milik Daerah Jasa Keuangan Lainnya. Bagian Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan, yang membawahkan : a. Sub Bagian Badan Usaha Milik Daerah Sektor Primer; b. Sub Bagian Badan Usaha Milik Daerah Sektor Non Primer. Sebagai bahan informasi, bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Setda dan Setwan DPRD Provinsi Jawa Barat, terjadi perubahan/penambahan nomenklatur dari Biro Administrasi Perekonomian menjadi Biro Investasi dan BUMD, yang berimplikasi pula pada perubahan struktur organisasi dan tupoksinya. B. STRUKTUR ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Setda dan Setwan DPRD Provinsi Jawa Barat, ditetapkan Struktur Organisasi Biro Investasi dan BUMD, sebagai berikut : BIRO INVESTASI DAN BUMD Bagian Penanaman Modal dan Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi Bagian Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan Bagian Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan Subbagian Perijinan dan Penanaman Modal Subbagian Badan Usaha Milik Daerah Perbankan Subbagian Badan Usaha Milik Daerah Sektor Primer Subbagian Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi Subbagian Badan Usaha Milik Daerah Jasa Keuangan Lainnya Subbagian Badan Usaha Milik Daerah Sektor Non Primer Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 10 C. SUMBER DAYA ORGANISASI 1. Jumlah Pegawai Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada pada Biro Investasi dan BUMD sampai dengan Tahun 2015 berjumlah 35 (tiga puluh lima) orang, terdiri dari : a. Golongan IV = 8 Orang. b. Golongan III = 21 Orang c. Golongan II = 6 Orang Jumlah pegawai di atas menurut hemat kami sangat kurang apabila dibandingkan dengan tingkat dan beban kerja yang ada pada Biro Investasi dan BUMD, dimana Idealnya dalam 1 (satu) Sub bagian membawahkan 5 (lima) pegawai dengan proporsi pekerjaan : 2 (dua) orang Pelaksana Teknis / Konseptor 1 (satu) orang Pelaksana Administrasi 1 (satu) orang Kasir 1 (satu) orang Operator Komputer Jadi apabila hal ini dipenuhi, dibutuhkan Pegawai sebanyak 45 (empat puluh lima) orang, di luar Kepala Biro, Kepala Bagian dan Kepala Sub Bagian serta Ketatausahaan Biro. 2. Fasilitas Kerja a. Tempat Kerja Tempat bekerja/ruangan yang dipergunakan terlalu padat misalnya dalam 1 (satu) ruangan ditempati oleh 2 (dua) Sub Bagian bahkan ada ruangan yang Kepala Bagian dan pelaksananya terpisah jauh, hal ini dikarenakan Biro Investasi dan BUMD lingkungan kerjanya masih bergabung dengan Biro Administrasi Perekonomian. Idealnya terhadap satu biro ditempatkan dalam 1 (satu) lingkungan kerja agar mudah melakukan koordinasi, kemudian dalam 1 (satu) ruangan ditempati oleh 1 (satu) sub bagian agar ada keleluasaan dalam melakukan inovasi. b. Perlengkapan Kerja Beberapa pelaksana pada Biro Investasi dan BUMD belum mendapatkan alat atau sarana kerjanya secara lengkap, hal ini mengakibatkan terhambatnya penyelesaian pekerjaan. Oleh karena itu, setiap orang pelaksana membutuhkan fasilitas kerja yang dapat menunjang produktivitas kerja, berupa : Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 11 1 (satu) buah meja kerja 1 (satu) buah kursi kerja 1 (satu) set komputer/laptop 1 (satu) set printer/scanner 1 (satu) buah mesin fotocopy D. PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI 1. Kondisi Demografi Berdasarkan Wilayah Administratif, Provinsi Jawa Barat memiliki daratan seluas 3.709.528,44 hektar dan daerah pesisir laut sepanjang 12 (dua) belas mil dari garis pantai seluas 18.153 km2, dengan batas-batas daerah terdiri atas : Sebelah Utara, berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Laut Jawa; Sebelah Timur, berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah; Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia; dan Sebelah Barat, berbatasan dengan Provinsi Banten. Menurut Administrasi Pemerintahan, Provinsi Jawa Barat terbagi ke dalam 27 Kabupaten/Kota terdiri dari 18 Kabupaten dan 9 Kota, serta memiliki sebanyak 626 Kecamatan dan 5.918 Desa/Kelurahan. Jawa barat memiliki iklim tropis, dengan suhu rata-rata berkisar antara 17,40-30,70c dan kelembaban udara 73-84%. 2. Kependudukan Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi dengan Jumlah Penduduk terbesar dibandingkan dengan Provinsi lain di Indonesia, pada Tahun 2013 jumlah penduduk mencapai sebanyak 45.340.800 Jiwa dan mengalami peningkatan pada Tahun 2014 menjadi 46.029.600 Jiwa. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Jawa Barat pada Tahun 2014 sebesar 1,52% atau menurun 0,25% bila dibandingkan dengan LPP Tahun 2013 sebesar 1,77%, peningkatan Jumlah Penduduk Jawa Barat ini dikarenakan adanya Kelahiran maupun karena Migrasi. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Jawa Barat Tahun 2013-2014 NO INDIKATOR 1. Jumlah Penduduk 2. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Sumber : BPS Prov Jabar Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 SATUAN TAHUN 2013 Jiwa 45.340.800 % 1,77 TAHUN 2014 46.029.699 1,52 12 3. Laju Pertumbuhan Investasi (PMTB) Tahun 2013-2014 INDIKATOR Tahun SATUAN 2013 194,33 2014 161,10 Persen 10,91 12,79 Persen 6,6 3,68 94,80 21,22 75,12 12,93 Investasi (PMTB ADHB) Trilyun Rupiah a. Laju Pertumbuhan Investasi (Pemb. Modal Tetap Bruto/PMTB) ADHB b. Laju Pertumbuhan Investasi (Pemb. Modal Tetap Bruto/PMTB) ADHK c. Pengeluaran konsumsi Pemerintah - Pengeluaran konsumsi Pemerintah (ADHB) - Pengeluaran konsumsi Pemerintah (ADHK) Trilyun Rupiah Trilyun Rupiah Sumber : BPS Prov Jabar 4. Realisasi Investasi/Penanaman Modal Tahun 2014 a. Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM)/SPIPISE dan Non SPIPISE, sampai dengan Tahun 2014 Total Realisasi Investasi PMA dan PMDN di 27 Kabupaten/Kota sebesar Rp. 108.893.989.407.533,- b. Jumlah Proyek Sebanyak 24.788 LKPM, c. Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Sebanyak 396.083 Orang. d. Realisasi Investasi ini lebih besar Rp. 15.375.079.640.013,- dari Tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 93.518.909.767.520,- dan telah melampaui Target Investasi sebesar Rp. 85,55 Triliun atau Naik 127,29%. 5. Realisasi perijinan tahun 2015 : NO Bidang Perizinan Jumlah Jumlah Izin Non Izin Bersifat Strategis 1 Perkebunan 4 3 1 2 Perikanan dan Kelautan 9 4 0 3 Kehutanan 18 11 9 4 Kesehatan 7 22 0 5 Perhubungan 40 29 12 6 Ketenagakerjaan 9 9 0 7 Perindustrian dan Perdagangan 1 7 0 8 Pendidikan 2 0 0 9 Peternakan 5 10 0 10 ESDM 13 4 13 11 Binamarga 2 0 0 12 PSDA 2 Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 0 0 13 13 Kominfo 3 2 0 14 Pertanahan 3 0 3 15 Sosial 2 2 0 16 Pertanian 2 0 0 17 Permukiman dan Perumahan 3 2 4 18 Kebudayaan dan Pariwisata 6 6 0 19 Lingkungan Hidup 4 2 5 20 UMKM 2 0 0 21 Penanaman Modal 11 0 0 Jumlah Perizinan Jumlah Izin Non Izin Jumlah Bersifat Strategis 261 148 113 47 6. Pengembangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Badan Usaha Milik Daerah adalah suatu badan usaha milik daerah yang dibentuk dan didirikan oleh Pemerintah Daerah dan atau sahamnya sekurang-kurangnya 51% dimiliki Pemerintah Daerah dengan bentuk hukum Perusahaan Daerah atau Perseroan Terbatas. Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah dimaksudkan untuk mendirikan Badan Usaha yang berbentuk badan hukum, bergerak dalam bidang yang sesuai dengan kewenangan daerah, mampu memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat, membantu menggerakan perekonomian daerah dan memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah. Fungsi dan peranan BUMD adalah : a. Melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan daerah; b. Pemupukan dana bagi pembiayaan pembangunan daerah; c. Mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha; d. Memenuhi kebutuhan barang dan jasa bagi kepentingan publik, dan e. Menjadi perintis kegiatan dan usaha yang kurang diminati swasta. Pembentukan BUMD oleh prakarsa Pemerintah Daerah pada dasarnya dilakukan dengan tujuan antara lain : a. Menjaga dan memelihara aset daerah yang dipisahkan b. Mengoptimalkan aset daerah yang dipisahkan c. Mengembangkan usaha dan investasi di daerah Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 14 Berdasarkan hal tersebut maka BUMD harus dikelola secara profesional agar dapat memberikan nilai lebih bagi pemiliknya, untuk masyarakat daerah dan dituntut untuk menghasilkan laba. Laba atau keuntungan yang dihasilkan oleh BUMD merupakan salah satu sumber dari Pendapatan Asli Daerah. Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah membentuk BUMD yang bertujuan untuk berperan sebagai agen pembangunan perekonomian daerah dan sebagai pengelola kekayaan daerah yang dipisahkan dan kontributor PAD, sebagai berikut : a. PT. Jasa Sarana, dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 26 Tahun 2001, bergerak dalam kegiatan usaha di 4 (empat) bidang besar infrastruktur, yaitu bidang transportasi, bidang energi, bidang telematika dan bidang pengembangan kawasan. b. PT. Agronesia, adalah salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No. 4 Tahun 2002 tanggal 18 April 2002 Tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas (PT) Agronesia serta Akta Notaris Popy Kuntari Sutresna, SH, M.Hum No. 8 tanggal 17 Juni 2002, tentang Akta pendirian PT. Agronesia, yang bergerak dalam bidang usaha pabrik karet (INKABA), pabrik es saripetojo serta industri makanan dan minuman yaitu restoran, catering dan pabrik air minum dengan merk BMC. c. PD. Agribisnis dan Pertambangan, dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 2 Tahun 1999 tentang Perusahaan Daerah Agribisnis dan Pertambangan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Adapun tujuan pembentukan Perusahaan Daerah Agribisnis dan Pertambangan, yaitu : Mengembangkan potensi sumber daya alam yang tersedia di Daerah meliputi pertanian dan pertambangan, Turut serta mendorong pertumbuhan perekonomian kerakyatan di Daerah, memberikan kontribusi bagi pendapatan asli Daerah, meningkatkan daya saing Perusahaan Daerah untuk mengantisipasi perkembangan ekonomi nasional maupun global, serta memperluas wilayah usaha Perusahaan Daerah. d. PD. Jasa dan Kepariwisataan, berdiri pada tanggal 23 September 1998 melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 55 Tahun 1998 dan ditetapkan oleh Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 4 Tahun 1999 tentang Perusahaan Daerah Jasa dan Kepariwisataan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat, didirikan dengan dua Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 15 tujuan besar yaitu untuk membantu meningkatkan Penghasilan Asli Daerah (PAD) dan juga melayani berbagai kebutuhan masyarakat baik dari sisi personal maupun korporat, dengan bidang bisnis yaitu : Bisnis Perhotelan dan Mall Bisnis Properti, Bisnis Otomotif dan Perbengkelan serta Bisnis Jasa. e. PT. Tirta Gemah Ripah, dibentuk berdasarkan Perda Jabar No. 12/2006, Pasal 5 dan 6 : Bahwa TGR adalah BUMD Jawa Barat yang diberi wewenang untuk pengembangan pengusahaan dan pemanfaatan prasarana Sumber Daya Air di Jabar dengan bidang usaha produksi air minum curah untuk program pengembangan SPAM dan SPAM Regional dan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro bagi kebutuhan PLN. f. PT. BPD Jawa Barat dan Banten. Tbk, dikenal dengan nama Bank BJB bergerak dibidang perbankan adalah merupakan bank umum yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kabupaten/Kota se Jawa Barat dan Banten dan publik. g. Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR) dan Perusahaan Daerah Perkreditan Kecamatan (PD. PK), merupakan BUMD sebagai salah satu sumber pendapatan asli Daerah, yang dibentuk dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2006 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat dan Perusahaan Daerah Perkreditan Kecamatan, dengan kegiatan usaha menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito, memberikan pinjaman dan/atau kredit; h. PT. Jamkrida, berdiri pada tahun 2012, merupakan BUMD yang bergerak di bidang usaha Penjaminan Kredit, yang merupakan salah satu infrastuktur perekonomian yang kehadirannya diperlukan dalam rangka membantu permodalan KUMKM untuk mengakses permodalan ke bank atau lembaga keuangan non bank. i. PT. Agro Jabar, pendirian perusahaan ini dilakukan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 15 Tahun 2012 tanggal 1 Oktober 2012 Jo Keputusan Gubernur Nomor:539/Kep.1285.Admrek/2012 tanggal 16 Oktober 2012 tentang Nama Perseroan Badan Usaha Milik Daerah dibidang Agro, dan Peraturan Daerah No. 18 tahun 2012 tanggal 13 Desember 2012 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada PT Agro Jabar dengan jenis usaha Perkebunan, Pertanian, Kehutanan, Peternakan, Cadangan Pangan, dan Usaha Agro lainnya. Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 16 j. PT. BIJB (BUMD Pengelola Bandara Internasional Jawa Barat dan Kertajati Aerocity, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2013 tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah Pengelola Bandar Udara Internasional Jawa Barat dan Kertajati Aerocity (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 157, dengan Mitra Pemegang Saham dalam Pendirian PT. BIJB yaitu PT. Jasa Sarana sebesar 25%. k. PT. Migas Hilir Jabar (BUMD Bidang Minyak dan Gas Bumi Lingkup Kegiatan Usaha Hilir, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi, Penetapan mitra Pemegang Saham dalam pendirian PT. Migas Hulu Jabar dengan Keputusan Gubernur, Mitra Pemegang Saham yaitu PT. GT Kryo Indonesia sebesar 20% dan PT. Jabar Energi sebesar 10%. l. PT. Migas Hulu Jabar (BUMD Bidang Minyak dan Gas Bumi Lingkup Kegiatan Usaha Hulu, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, Penetapan Keputusan Gubernur Jawa Barat tentangg mitra pemegang saham yaitu, Mitra Pemegang Saham yaitu PT. Akbar Persada sebesar 15% dan PT. Jabar Energi sebesar 15%. Penyertaan Modal Daerah adalah setiap usaha dalam menyertakan modal Daerah pada suatu usaha bersama antar Daerah dan/atau dengan badan usaha swasta/badan lain dan/atau pemanfaatan modal Daerah oleh badan usaha/badan lain dengan suatu maksud, tujuan dan imbalan tertentu. Penyertaan Modal Pemerinta Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan pada tahun 2014, sebesar Rp. 358.575.000.000,- terdiri dari : a. PT Jasa Sarana sebesar Rp. 213.500.000.000,- terdiri dari APBD Murni sebesar Rp. 87.500.000.000,- dan APBD Perubahan sebesar Rp. 126.000.000.000,- b. PT. Tirta Gemah Ripah dalam APBD murni sebesar Rp. 58.575.000.000,- c. PT. Bandarudara Internasional Jawa Barat dalam APBD-Perubahan sebesar Rp. 37.500.000.000,- Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 17 d. PT. Migas Hulu Jabar dalam APBD-Perubahan sebesar Rp. 8.750.000.000,- e. PT. Migas Hilir Jabar dalam APBD-Perubahan sebesar Rp. 35.000.000.000,- f. 3 BPR Hasil Merger, sebagai berikut : PT BPR Intan Jabar, sebesar Rp. 2.100.000.000,- PT. BPR Karya Utama Jabar sebesar Rp. 2.350.000.000,- PT. BPR Cianjur Jabar sebesar Rp. 800.000.000,PENYERTAAN MODAL KEPADA BUMD SD. TAHUN 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 E. Nama BUMD PT. Bank Jabar Banten PT. Agronesia PD. Agribisnis & Pertambangan PD. Jasa dan Kepariwisataan PT. Jasa Sarana PT. Tirta Gemah Ripah PT BIJB Dana Bergulir BPR dan PDPK PT. Askrida PT. Jamkrida PT. Agro Jabar PT.Migas Hilir Jabar PT.Migas Hulu Jabar Jumlah Penyertaan Modal Per 1 Januari 2014 (Rp) 927.498.683.463,79 255.000.000.000,00 72.771.688.651,00 73.313.799.592,00 217.000.000.000,00 30.600.000.000,00 0,00 0,00 88.700.000.000,00 1.310.000.000,00 100.000.000.000,00 19.125.000.000,00 0,00 0,00 1,785,319,171,706.79 Jumlah Penyertaan Modal selama Tahun Anggaran 2014 (Rp) 0,00 0,00 0,00 0,00 213.500.000.000,00 58.575.000.000,00 37.500.000.000,00 100.000.000.000,00 5.250.000.000,00 0,00 0,00 0,00 35.000.000.000,00 8.750.000.000,00 458.575.000.000,00 Jumlah Penyertaan Modal per 31 Desember 2014 (Rp) 927.498.683.463,79 255.000.000.000,00 72.771.688.651,00 73.313.799.592,00 430.500.000.000,00 89.175.000.000,00 37.500.000.000,00 100.000.000.000,00 93.950.000.000,00 1.310.000.000,00 100.000.000.000,00 19.125.000.000,00 35.000.000.000,00 8.750.000.000,00 2,243,894,171,706.79 PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS 2018 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sasaran Strategis Terlaksananya Kegiatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI) di Jawa Barat Adanya Peningkatan Keberadaan BUMD yang berkontribusi terhadap PAD per tahun Terlaksananya Persiapan Obligasi Daerah Meningkatnya Efektivitas Penyelenggaraan Investasi Pemerintah Daerah Meningkatnya Pelayanan Perizinan di Kabupaten/Kota Meningkatnya Penyelenggaraan Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK) Bidang Penanaman Modal di Jawa Barat Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 Kenaikan (%) Pencapaian thd Target (%) 1 Dok 100% 100% 8 Dok 8 Dok 100 % 100 % 11 Dok 5 Dok 5 Dok 100% 100% - 1 Dok 1 Dok 100% 100% - 4 Dok 4 Dok 100% 100% 1 Dok 2 Dok 2 Dok 100% 100% Realisasi 2013 Target Realisasi 1 Dok 1 Dok 8 Dok 18 BAB III ISU-ISU STRATEGIS DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN A. ISU-ISU STRATEGIS Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan oleh Organisasi Perangkat Daerah dalam perencanaan strategis, yang berdampak secara signifikan bagi tercapainya tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah dan Organisasi Perangkat Daerah. Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi secara eksternal adalah permasalahan-permasalahan, tantangan dan potensi sebagaimana tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Tahun 2013 sampai dengan 2018 dan secara internal yang dihadapi oleh Biro Investasi dan BUMD ke depan. 1. Isu-Isu Strategis Yang Mempengaruhi Ekonomi Jawa Barat a. Asean Economic Community (AEC) 12 (dua belas) sektor dalam integritas Asean Economic Community (AEC) : Agro-Based Products (Produk Berbasis Pertanian); Air Travel (Transportasi Udara); Automotive (Otomotif); E-Asean; Electronics (Elektronik); Fisheries (Perikanan); Healthcare (Kesehatan); Rubber-Based Products (Produk Berbahan Baku Karet); Textiles & Apparels (Tekstil dan Produk Tekstil); Tourism (Pariwisata); Wood-Based Products (Produk Berbahan Baku Kayu) dan Logistic Services (Jasa Logistik). b. Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 telah dicanangkan melalui Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 terdiri dari Koridor Sumatera, Koridor Kalimantan, Koridor Sulawesi, Koridor Papua dan Maluku, Koridor Jawa dan Koridor Bali dan Nusa Tenggara. c. Perencanaan proyek strategis di Jawa Barat : Rencana Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan Kertajati Aerocity; Waduk Jatigede; Pembangunan PLTA Upper Cisokan Pumped Storage (4 X 256 Mwv); Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 19 Pembangunan Jalan Tol Soreang-Pasirkoja; Pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan; Pembangunan Jalan Tol Trans Java (Ruas Cikopo-Palimanan); 2. Isu-Isu Strategis Yang Mempengaruhi Penyelenggaraan Pelayanan Sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 4 Undang-Undang Dasar 1945, pelaksanaan pelayanan publik merupakan bagian dari penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi tanggungjawab Pemerintah, artinya penyelenggaraan pelayanan publik merupakan mandat bagi Negara dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Terdapat 3 (tiga) pertimbangan dalam pelayanan publik, 1) Investasi hanya bisa dilakukan atau diatur oleh Negara, seperti pembangunan infrastruktur transportasi, pemberian layanan administrasi, perizinan dan lain-lain; 2) Sebagai kewajiban Negara karena posisi Negara sebagai penerima mandat; dan 3) Biaya pelayanan publik didanai dari uang masyarakat, baik melalui pajak maupun mandat masyarakat kepada negara untuk mengelola sumber kekayaan negara. Sejalan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, maka kinerja aparatur negara atau birokrasi pemerintahan sebagai penyedia layanan telah menunjukan derajat peningkatan pada aspek akuntabilitas, responsivitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan publik yang dicirikan dengan memiliki integritas, berprilaku adil dan jujur menjalankan tugas dengan melayani publik dengan ramah, efisien, cepat tanpa prasangka atau salah urus, karena pada dasarnya “Hakikat layanan publik adalah pemberian layanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan dari kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat”. Kepuasan masyarakat atau pengguna layanan publik akan berkorelasi positif dengan derajat pelayanan yang mereka peroleh, yang tentu saja aparatur harus memperhatikan aspek yang spesifik yaitu : reliability (kemampuan dan keandalan dalam menyediakan layanan publik), responsiveness (kesanggupan untuk membantu dan menyediakan layanan yang cepat, tepat serta tanggap terhadap keinginan masyarakat/pelanggan/konsumen), assurance (kemampuan, keramahan dan sopan santun dalam meyakinkan kepercayaan masyarakat/konsumen/ pelanggan), empathy (sikap tegas tetapi ramah dalam memberikan pelayanan), dan tangible (kualitas pelayanan yang terukur secara fisik berupa sarana perkantoran, komputerisasi administrasi, ruang tunggu, tempat informasi), dan lain-lain. Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 20 Upaya Biro Investasi dan BUMD untuk melakukan perbaikan kualitas pelayanan didasarkan atas identifikasi dan pencermatan terhadap berbagai tantangan dan peluang yang sebagai berikut : a. Tantangan Komitmen untuk melaksanakan pembangunan dengan mengutamakan prinsip keberlanjutan; Pencapaian sasaran pembangunan ekonomi nasional yang harus didukung oleh pembangunan ekonomi regional; Pentingnya harmonisasi antara upaya peningkatan pertumbuhan dan pemerataan hasil-hasil pembangunan ekonomi dengan kelestarian lingkungan; Regulasi penataan ruang wilayah Provinsi Jawa Barat yang harus dipenuhi dalam setiap aktivitas pembangunan daerah. b. Peluang Kewenangan Pemerintah Provinsi lebih luas setelah diterbitkannya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; Peran Jawa Barat dalam pembangunan ekonomi nasional cukup tinggi; Kerjasama dengan pemerintah pusat serta pemerintah kabupaten dan kota dalam mewujudkan tujuan pembangunan; Besarnya potensi SDA dan SDM untuk menunjang pembangunan ekonomi di Jawa Barat; Terbukanya peluang kerjasama pembangunan daerah dengan Provinsi lain dan luar negeri. Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas, maka isu strategis yang dihadapi meliputi : a. Tata kelola implementasi kebijakan pembangunan sebagaimana ditetapkan dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat 2008-2013. Tata kelola mencakup pengarahan dan pengerahan sumberdaya (SDM, kelembagaan, finansial) di Jawa Barat melalui fasilitasi dan koordinasi dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan pada setiap kebijakan dan program pembangunan. b. Kemitraan para pihak Kemitraan para pihak (pemerintah, dunia usaha, masyarakat, serta perguruan tinggi) menjadi penting manakala implementasi agenda pembangunan melibatkan berbagai pihak dan berdimensi waktu jangka menengah-panjang. Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 21 c. Koherensi arah kebijakan pembangunan antar lembaga/OPD. Agenda pelayanan Biro sejatinya sejalan dengan arah kebijakan pembangunan lembaga dan OPD yang menjadi mitra organisasi. Arah kebijakan pembangunan sebagaimana ditetapkan dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 menjadi mainstream dan acuan bagi penyusunan agendaagenda pembangunan pada lembaga dan OPD mitra Biro. d. Ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah yang mencakup pengembangan infrastruktur transportasi, sumberdaya air dan ketenagalistrikan. e. Sistem distribusi logistik yang mencakup pengembangan pusat-pusat produksi, jaringan distribusi, gudang serta ruang transaksi. f. Peran dan skala usaha BUMD sebagai badan usaha milik daerah, BUMD dituntut untuk mengembangkan perannya, bersifat profit maupun sosial dalam mendorong pembangunan di Jawa Barat. Skala usaha BUMD diarahkan untuk dapat berdaya saing, efisien dan produktif sehingga dapat memberikan kontribusi secara signifikan terhadap PAD, penyerapan tenaga kerja serta mendorong aktivitas perekonomian daerah. B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 1. Identifikasi Permasalahan Tugas dan Fungsi berbagai Aspek Berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang ditetapkan dan melekat pada Biro Investasi dan BUMD, dalam perjalanannya diidentifikasi/ditemukan kendala dan tantangan yang ditinjau berdasarkan aspek hukum, pendanaan, kelembagaan dan teknis, sebagai berikut : IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO INVESTASI DAN BUMD ASPEK KAJIAN Aspek Hukum CAPAIAN/ KONDISI SAAT INI - Kurang harmonisnya beberapa kebijakan yang diterbitkan pusat dan daerah baik menyangkut sektor maupun kewilayahan. - Terbitnya UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah yang merubah beberapa kewenangan urusan. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERNAL EKSTERNAL (KEWENANGAN OPD) (DI LUAR KEWENANGAN OPD) - Kewenangan terbatas, Tugas pokok dan fungsi Biro hanya melakukan fasilitasi dan koordinasi. - Keterbatasan jumlah SDM Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 Kepentingan pembangunan sektoral dan fokus pembangunan antar wilayah yang berbeda dan dapat memicu situasi yang kontraproduktif. PERMASALAHAN PELAYANAN OPD - Disharmoni aturan yang berdampak pada terhambatnya proses pengambilan keputusan dan tidak optimalnya pencapaian tujuan pembangunan regional. - Belum memiliki SOP (Standard operating procedure) untuk pembinaan dan 22 - Peraturan tindak pidana korupsi. Aspek - Kemampuan pendanaan - Optimalisasi Finansial dan daerah yang terbatas. pemanfaatan Pendanaan - Peran-peran dunia anggaran yang usaha dalam investasi tersedia. masih terbatas. - Kewenangan OPD untuk melakukan koordinasi dengan pihak swasta. Aspek - Kualitas SDM yang Peningkatan kualitas Kelembagaharus ditingkatkan dan SDM an belum memenuhi kebutuhan. - Kuantitas SDM masih belum memadai. - Struktur kelembagaan Usulan penetapan masih belum efektif. dengan segera SOTK organisasi - Tata kelola organisasi Menyusun SOP belum optimal. Organisasi. Teknis Koordinasi belum optimal dengan OPD lingkup Provinsi Jabar, dengan Pemerintah Kab/Kota, dengan Pemerintah Pusat dan dengan para pelaku ekonomi. pengelolaan BUMD - Alokasi anggaran yang kurang memadai. - Kepentingan investor yang berbeda. - Iklim investasi yang belum kondusif. - Pemberian kemudahan dan insentif. Pemenuhan jumlah SDM yang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan. Belum optimalnya dukungan anggaran pemerintah dan mobilisasi anggaran non pemerintah guna mendukung pencapaian sasaran pembangunan ekonomi regional. Belum optimalnya pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Peraturan Daerah mengenai struktur organisasi dan tata kerja organisasi. Dukungan struktur organisasi yang tepat. Kurang terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan OPD. Proses pengendalian mutu dalam pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi yang belum optimal. Tugas pokok dan Komitmen para pihak yang fungsi organisasi seringkali tidak konsisten untuk melakukan dengan kesepakatan. koordinasi dan konsultasi. Sinkronisasi, sinergitas dan konsistensi belum optimal. 2. Identifikasi Permasalahan Internal a. Dalam perannya sebagai mitra OPD, pada implementasi program pengelolaan bidang penanaman modal, perijinan dan pembiayaan investasi, pelayanan organisasi ditempuh melalui aktivitas fasilitasi, koordinasi, monitoring dalam rangka menyiapkan rumusan/bahan kebijakan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Implementasi aktivitas tersebut dihadapkan pada permasalahan internal sebagai berikut : 1) Disharmoni regulasi antar sektor : diantaranya kebijakan baru UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang memuat perubahan kewenangan Pusat, Provinsi dan Kabupaten/ Kota serta beberapa aturan lain yang masih mencerminkan tidak berpihak pada kebijakan otonomi daerah seperti ketentuan mengenai investasi pemerintah daerah (obligasi daerah) masih menemui beberapa kendala, menyebabkan terhambatnya proses perumusan bahan kebijakan; Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 23 2) Belum optimalnya koordinasi para pihak untuk bersinergi dalam implementasi program-program pembangunan sebagaimana diagendakan dalam RPJMD tahun 2013-2018: Arah kebijakan yang ditetapkan pada RPJMD Jawa Barat memiliki sifat multi pemangku kepentingan dalam konfigurasi relasi tertentu, yang terklasifikasi melalui peran-peran OPD, mitra utama serta OPD pendukung; 3) Terbatasnya data, informasi dan perencanaan dari OPD dan Kabupaten/Kota dalam mendukung proses penyiapan bahan/rumusan kebijakan; 4) Tupoksi OPD yang masih overlave untuk mendukung terwujudnya target pembangunan; 5) Terbatasnya kewenangan terkait dengan kedudukan eselonering Asisten/ Biro yang sejajar dan/atau lebih rendah dengan Kepala OPD mitra; 6) Keterbatasan jumlah personil PNS. b. Dalam peran sebagai OPD utama pada implementasi program Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan dan Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan, diidentifikasi permasalahan organisasi sebagai berikut : 1) Belum adanya acuan sebagai dasar pengelolaan dan pembinaan BUMD (SOP/Standard Operating Procedure) 2) Belum optimalnya kinerja BUMD baik dari sisi kelembagaan maupun keuangan, hal ini perlu segera dilakukan langkah penyehatan BUMD yang ditindaklanjuti dengan penyiapan dan penetapan kerangka regulasi sebagai acuan/pedoman dalam mewujudkan badan usaha yang sehat. 3) Peran BUMD dalam pembangunan perlu dikembangkan secara lebih optimal, menjajaki peluang dan memperluas peran dalam meningkatkan kinerja pembangunan, baik sebagai badan usaha yang berorientasi profit maupun sosial. 4) Kurangnya kualitas dan kuantitas SDM Pengelola. 3. Identifikasi Permasalahan Eksternal Selain permasalahan yang sifatnya internal, terdapat pula berbagai permasalahan yang bersifat eksternal, sebagaimana berikut ini : Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 24 PERMASALAHAN EKSTERNAL DI BIDANG PELAYANAN BIRO BERDASARKAN PROGRAM PEMBANGUNAN No 1. 2. 3. 4. 5. 6. VISI JAWA BARAT : “MAJU DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA” Permasalahan Faktor Misi dan Program KDH Pelayanan Biro Penghambat Pendorong dan Wakil KDH terpilih Investasi dan BUMD Misi 2 Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan Program Perencanaan, Tingkat koordinasi - Tingkat koordinasi yang - Forum Kerjasama Pengendalian dan Evaluasi antar daerah dan masih minim Daerah (APPSI) Pembangunan instansi untuk dapat - Perda masing-masing diharapkan mampu menyelesaikan daerah, unsur emosional menjawab berbagai berbagai proyek teritorial, serta masalah yang dihadapi pembangunan kurang kebanggaan daerah dan dapat dicari bersinergi satu sama yang membuat solusinya bersama lain. koordinasi menjadi sulit Program Peningkatan Belum jelasnya - Kepala Daerah masih - Dukungan Infrastruktur Iklim Promosi dan rumusan kebijakan enggan memberikan yang memadai Kerjasama Investasi penetapan Kawasan persetujuan KEK - Kawasan Industri yang industri yang - Belum adanya memadai diarahkan menjadi kesepakatan tentang - Adanya kawasan baru di Kawasan Ekonomi masalah tenaga kerja wilayah BIJB (Kertajati Khusus. - Program pusat yang Aerocity) menetapkan KEK belum menyentuh Jawa Barat. Program Pembinaan dan BUMD Primer dan - Masih belum - Skala usaha dan Pengembangan BUMD dan Non Primer dituntut profesionalnya pelayanan BUMD yang Lembaga Keuangan Non untuk dapat sehat manajemen pengelola luas Perbankan dan mampu BUMD - Dukungan penyertaan meningkatkan - Belum optimalnya modal yang besar kontribusi bagi PAD dukungan eksekutif dan dan Pembangunan legislatif Ekonomi Daerah Program Pemantapan - Belum optimal/ - Obligasi Daerah masih - BIJB Layak untuk segera Otonomi Daerah dan Efektivitas disamakan dengan direalisasikan pembaSistem Administrasi pelayanan Birokrasi Obligasi Perusahaan ngunannya Daerah - Kebijakan yang - Jangka waktu proses - Potensi yang dimiliki kurang harmonis perijinan tidak sama daerah sangat banyak - Tidak seragamnya - Jawa Barat banyak aturan di daerah menjadi tujuan investor - Kurangnya dukungan - Infrastruktur yang fasilitas yang diberikan memadai Program Pelayanan - Terbatasnya fasilitas - Terbatasnya anggaran - Kebijakan Pemda yang Administrasi Perkantoran dalam memberikan untuk mengakomodir kondusif pelayanan prima seluruh kegiatan - Dukungan dari pimpinan - SDM pengelola yang kebiroan kurang memadai - Banyaknya undangan kegiatan sektoral Program Peningkatan - Terbatasnya fasilitas - SDM yang terbatas - RKPD Pengembangan Sistem dalam memberikan - Dukungan data yang - Restra Jawa Barat Pelaporan Capaian Kinerja pelayanan prima masih lemah - LKPJ Gubernur dan Keuangan - SDM pengelola yang - Kerjasama antar kurang memadai pengelola masih kurang Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 25 4. Identifikasi Permasalahan Umum a. Bidang Perijinan : 1) Dalam bidang perijinan, masalah kelembagaan yang menangani perijinan harus segera dibentuk dan diseragamkan di seluruh Kabupaten/Kota, ditunjang oleh SDM yang memenuhi kualifikasi, prosedur perijinan perlu terus dibenahi baik SOP maupun persyaratannya agar mencerminkan transparansi dan akuntabel serta mengurangi/memangkas perizinan yang menimbulkan biaya ekonomi tinggi; 2) Perlu adanya dukungan/kerjasama dengan aparat penegak hukum agar pelaksana kegiatan perizinan di daerah tidak tersangkut masalah hukum; b. Bidang Penanaman Modal Walaupun Jawa Barat menduduki peringkat pertama dalam penyerapan penanaman modal asing (PMA) namun masih terdapat beberapa persoalan umum yang perlu segera diselesaikan diantaranya masalah kemacetan dari dan menuju kawasan industri berdampak terhadap kelancaran arus barang, masalah ketenagakerjaan, kemitraan antara industri besar dan kecil serta masalah kebijakan regulasi di daerah. c. Bidang Investasi Pemerintah Daerah Belum harmonisnya peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai investasi pemerintah daerah dan pinjaman daerah; d. Bidang BUMD 1) Ketentuan yang mengatur BUMD belum mencerminkan pengembangan bisnis BUMD secara profesional ; 2) Masih terdapat BUMD yang belum sehat, sehingga masih perlu dlakukan pembenahan dan penyehatan; 3) Terdapat BUMD baru yang belum menghasilkan keuntungan dan masih memerlukan dukungan pendanaan yang cukup besar serta perlu dicarikan mitra yang potensial; 4) Masih banyaknya aset-aset BUMD yang perlu diidentifikasi dan kurang didayagunakan; Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 26 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. KORELASI KETERKAITAN VISI DAN VISI 1. Visi dan Misi Provinsi Jawa Barat Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2013-2018, yaitu "Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua", dimana makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut : Maju : adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya saing dan mandiri, terampil dan inovatif dengan tetap dapat menjaga tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak dan adaptif terhadap dinamika perubahan namun tetap berpegang pada nilai budaya serta kearifan lokal dan berdaulat secara pangan, ketahanan ekonomi dan sosial. Sejahtera : adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara lahir dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur menjalani kehidupan. Untuk Semua : adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat Sedangkan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, adalah sebagai berikut : a. Misi Pertama “Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing” Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Masyarakat Jawa Barat yang agamis, berakhlak mulia, sehat, cerdas, bermoral, berbudaya IPTEK, memiliki spirit juara dan siap berkompetisi. b. Misi Kedua “Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan” Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Perekonomian Jawa Barat yang semakin maju dan berdaya saing, bersinergi antar skala usaha, berbasis ekonomi pertanian dan non pertanian yang mampu menarik investasi dalam dan luar negeri, menyerap banyak tenaga kerja serta memberikan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 27 c. Misi Ketiga “Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik” Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Pemerintahan Jawa Barat yang bermutu dan akuntabel, handal dan terpercaya dalam pelayanan yang ditopang oleh aparatur profesional, sistem yang modern berbasis IPTEK menuju tatakelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government) serta menerapkan model manajemen pemerintahan hibrida yang mengkombinasikan manajemen berbasis kabupaten/kota dengan manajemen lintas kabupaten/kota. d. Misi Keempat “Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan” Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Pembangunan Jawa Barat yang selaras dengan kondisi daya dukung dan daya tampung lingkungan, memiliki infrastruktur dasar yang memadai, serta didukung oleh tersedianya infrastruktur yang mampu meningkatkan konektivitas antar wilayah dan pertumbuhan ekonomi. e. Misi Kelima, “Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal” Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Kehidupan sosial kemasyarakatan yang kokoh dan berbudaya yang bercirikan tingginya pemanfaatan modal sosial dalam pembangunan, meningkatnya ketahanan keluarga, menurunnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), tingginya peran pemuda dalam pembangunan, meningkatnya prestasi olah raga tingkat nasional dan internasional, terpeliharanya seni dan warisan budaya dan industri pariwisata yang berdaya saing dalam bingkai kearifan lokal. Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 28 2. Visi dan Misi Biro Investasi dan BUMD Dalam rangka mendukung pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan sebagai upaya mewujudkan arah, peran dan kewenangan serta tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan, maka Biro Investasi dan BUMD Provinsi Jawa Barat, menetapkan Visi yaitu : “Menjadi Biro yang Berkualitas Prima dan menjadi Ujung Tombak Pembangunan Jawa Barat melalui Sinergitas yang Berkelanjutan” Makna dari penetapan Visi Biro Investasi dan BUMD tersebut, dapat didefinisikan sebagai berikut : a. Biro : Yang dimaksud dengan Biro adalah Biro Investasi dan BUMD pada Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. b. Kualitas Prima : Adalah pemberian pelayanan bermutu dan akuntabel, handal dan terpercaya yang ditopang oleh aparatur profesional, dengan menggunakan sistem modern berbasis IPTEK menuju tatakelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government). c. Ujung Tombak : memposisikan pembangunan yang terdepan perekonomian dalam Jawa mendukung Barat dibidang penanaman modal, investasi pemerintah daerah dan pengembangan BUMD melalui kegiatan fasilitasi dan pengkoordinasian seluruh pemangku kepentingan; d. Sinergitas : suatu kondisi yang harmonis antar pemangku kepentingan bidang Investasi dan BUMD sehingga memiliki kesamaan persepsi dan tujuan pembangunan; e. Berkelanjutan : Program, Kegiatan dan hasil yang dicapai dalam kurun waktu berjalan, tidak dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesaat dan bersifat jangka pendek, namun berjangka panjang dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi yang akan datang untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya. Guna mewujudkan visi tersebut, maka Biro Investasi dan BUMD menetapkan 5 (lima) Misi penunjangnya, sebagai berikut : Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 29 a. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan, kualitas sumberdaya manusia dan ketatalaksanaan Biro Investasi dan BUMD; b. Mendorong terwujudnya investasi pemerintah daerah dan pinjaman daerah untuk mendukung percepatan pembangunan; c. Memberikan pelayanan prima untuk menunjang iklim penanaman modal, perijinan dan investasi pemerintah daerah yang lebih kondusif; d. Meningkatkan kinerja BUMD sebagai sektor penyumbang PAD Jawa Barat; e. Meningkatkan kerjasama dan sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan bidang perekonomian baik pusat, OPD Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Fokus utama penentuan sasaran adalah tindakan dan alokasi sumber daya dalam kegiatan atau operasional. Sasaran ini ditujukan untuk meletakkan dasar yang kuat dalam mengendalikan dan memantau kinerja sebagai alat untuk memacu agar semua bagian segera dapat mengantisipasi timbulnya berbagai permasalahan. Sasaran yang ditetapkan oleh Biro Investasi dan BUMD bersifat spesifik, dapat dinilai, dapat diukur, namun dapat dicapai, dengan berorientasi pada hasil dan dapat dicapai dalam waktu satu tahun atau berlaku pada masa mendatang. Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam Rencana Strategis Biro Investasi dan BUMD pada Tahun 2015 sebagai berikut : a. Tingkat ketersediaan dokumen perencanaan daerah (spacial dan sektoral) dalam mendukung penyusunan Renstra, Renja Kinerja Biro, Musrenbang dan Partisipasi pada Kegiatan Mitra Praja Utama (MPU); b. Terlaksananya kegiatan penanaman modal dan perijinan yang berimplikasi terhadap peningkatan perekonomian Jawa Barat; c. Meningkatnya peran BUMD dalam memberikan kontribusi terhadap PAD setiap Tahunnya; d. Terlaksananya kegiatan investasi pemerintah daerah dan pinjaman daerah sebagai salah satu alternatif pembiayaan dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Jawa Barat; e. Meningkatnya pelayanan perijinan di Kabupaten/Kota dan Penanaman Modal Dalam dan Luar Negeri, sehingga Jawa Barat menjadi primadona para investor untuk menanamkan modalnya di Jawa Barat; f. Meningkatnya penyelenggaraan Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK) penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang penanaman modal; g. Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan Investasi Pemerintah Daerah; Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 30 h. Meningkatnya fungsi kelembagaan dan capaian kinerja aparatur pemerintah daerah; i. Terwujudnya sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan. TUJUAN DAN SASARAN MISI PELAYANAN BIRO INVESTASI DAN BUMD NO 1 2 3 TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN Misi 1 : Meningkatkan peran dan - Meningkatnya kuantitas dan - Jumlah dan kualitas bahan perumusan fungsi kelembagaan, kualitas bahan perumusan rancangan kebijakan yang disiapkan. kualitas sumberdaya rancangan kebijakan - Jumlah dan kualitas telaahan staf yang manusia dan dihasilkan. ketatalaksanaan Biro - Evaluasi Tupoksi dan Struktur Investasi dan BUMD Organisasi. - Waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan tupoksi - Meningkatnya kualitas Para pegawai dengan pendidikan S3, S2, sumberdaya manusia. S1 dan SLTA - Tersedianya pelaporan kinerja Tersusunnya dokumen : dan keuangan organisasi. - LAKIP (th T-1) - Tersusunnya Standar - RENJA (th T) Operasional dan Prosedur - Bahan LKPJ Biro Admrek (th T-1) Pelaksanaan Tugas Pokok dan - LPPD (th T-1) Fungsi. - Laporan Triwulanan (th T) - RKA dan DPA (T+1) - Dokumen SOP Misi 2 : Mendorong terwujudnya Terealisasikannya penyertaan - Tersusunnya perda penyertaan modal investasi pemerintah modal kepada BUMD dan - Tersusunnya Unit Pengelola OD daerah dan pinjaman Penerbitan Obligasi Daerah - Tersusunnya SOP Penerbitan/ daerah untuk Provinsi Jawa Barat untuk pengelolaan OD mendukung percepatan membiayai proyek infrastruktur - Tersusunnya Mitigasi dan Pengelolaan pembangunan terutama BIJB. Resiko Penerbitan OD - Terlaksananya Diklat Pengelola OD - Tersusunya Dokumen Persiapan Misi 3 : Memberikan pelayanan - Terlaksananya penyelenggara- - Tersedianya data penanaman modal prima untuk menunjang an penanaman modal, Jawa Barat; iklim penanaman modal, perijinan dan investasi - Tersedianya data perizinan Jawa perijinan dan investasi pemerintah daerah di Jawa Barat; pemerintah daerah yang Barat. - Tersedianya data investasi pemerintah lebih kondusif daerah dan dokumen pinjaman daerah. - Meningkatnya pelayanan - Terevaluasi Kebijakan di Bidang perijinan dan penanaman Perijinan dan Penanaman Modal di modal di Kabupaten/Kota, Kabupaten/Kota; sehingga Jawa Barat menjadi - Terfasilitasinya kemitraan antara primadona para investor. Investor dengan Kabupaten/Kota; - Tersusunnya Kajian tentang SOP Pelaksanaan Perijinan dan Penanaman Modal; - Tersusunnya Kajian tentang identifikasi perizinan di BIJB dan KAC; - Tersusunnya Kajian tentang Promosi Investasi di Jawa Barat; Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 31 NO TUJUAN SASARAN - Meningkatnya penyelenggaraan Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK) penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang penanaman modal; - Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan Investasi Pemerintah Daerah 4 INDIKATOR SASARAN - Terlaksananya Konsultasi, Monitoring, Koordinasi, dan Evaluasi Kegiatan. - Tersusunnya Kajian Pemetaan dan Kebijakan Investasi Kabupaten/Kota Wilayah Bekasi; - Terkoordinasi, Terfasilitasi, dan Termonitornya Bidang Penanaman Modal. - Tersusunnya Kajian tentang Master Plan Pengembangan Investasi Pemerintah Daerah; - Tersusunnya Indikator Kelayakan Investasi Pemerintah Daerah untuk Penyertaan Modal Daerah; - Tersusunnya Kajian tentang Manajemen Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah; - Tersusunnya Kajian tentang Pembentukan Tim Penasehat Investasi Pemerintah Daerah; - Penyusunan Kajian tentang Tatacara Investasi Pemerintah Daerah Penyertaan Modal kepada BUMD; - Tersusunnya Kajian Penerusan Obligasi Daerah Berupa Investasi Pemerintah Daerah. Misi 4 : Meningkatkan kinerja - Pembinaan dan BUMD sebagai sektor Pengembangan BUMD Primer penyumbang PAD Jawa Barat - Pembinaan dan Pengembangan BUMD Non Primer. - Tersedianya rumusan kebijakan Pengembangan BUMD primer. - Terlaksananya fasilitasi pengembangan BUMD Primer - Tersedianya rumusan kebijakan Pengembangan BUMD non primer. - Terlaksananya fasilitasi pengembangan BUMD Non Primer - Pembinaan BUMD Perbankan. - Terlaksananya Rapat Persiapan; - Terlaksananya RUPS, RUPS LB dan Monitoring BUMD Perbankan di Jawa Barat Banten serta APEX BPR. - Pembinaan BUMD Jasa - Terlaksananya Rapat Persiapan; Keuangan. - Terlaksananya RUPS, RUPS LB dan Monitoring BUMD Jasa Keuangan di Jawa Barat Banten serta APEX. 5 Misi 5 : Meningkatkan kerjasama dan sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan bidang perekonomian baik pusat, OPD Provinsi maupun Kabupaten/Kota Meningkatnya Fungsi - Terlaksananya undangan Kelembagaan dan Capaian Pemerintah Pusat; Kinerja Aparatur Pemerintah - Terlaksananya undangan Daerah Provinsi lain; - Terlaksananya Monitoring, Koordinasi dan Konsultasi Biro Investasi dan BUMD. Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 rapat ke rapat ke Fasilitasi, Kegiatan 32 Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, diperlukan suatu perencanaan dan tindakan nyata untuk dapat mewujudkannya, dimana perencanaan dan tindakan nyata pada Biro Investasi dan BUMD dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai luhur yang ingin dicapai, yaitu : “Kebersamaan”, “Kejujuran”, “Keharmonisan”, “Tanggungjawab” dan “Profesional”. Nilai-nilai luhur tersebut menjadi identitas dan pedoman Biro Investasi dan BUMD dalam melaksanakan aktivitas, baik dalam lingkup internal Biro Investasi dan BUMD maupun di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Adapun penjabaran dari nilai-nilai tersebut sebagai berikut : a. Kebersamaan : Senantiasa mengedepankan konsultasi, koordinasi dan kerjasama dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. b. Kejujuran : Segala tindakan dalam pelaksanaan pemberian pelayanan dan merealisasikan program serta kegiatan dilakuakn secara transparansi dan sesuatu peraturan yang telah ditetapkan. c. Keharmonisan : Menjunjung tinggi saling pengertian, toleransi, rukun dan damai, dalam melaksanakan tugas kedinasan maupun hubungan interpersonal. d. Tanggungjawab : Selalu berkomitmen untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas secara tuntas dan optimal. e. Profesional : pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pelayanan/fasilitasi kepada stakeholder didukung dengan kompetensi. Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 33 BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN YANG MENDUKUNG PELAKSANAAN Biro Investasi dan BUMD Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan tugas fokok dan fungsinya guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah direncanakan untuk mendukung pencapaian visi dan misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat didasarkan pada Rencana Kerja (Renja) yang dirinci kedalam program dan kegiatan, dan selanjutnya dituangkan kedalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sesuai tahun berjalan. Adapun rincian program dan kegiatan dimaksud sebagai berikut : A. TAHUN 2014 Bahwa Biro Investasi dan BUMD Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Setda dan Setwan DPRD Provinsi Jawa Barat, dalam pelaksanaan kegiatannya dimulai sejak bulan Nopember 2014 sampai dengan Desember 2014 menggunakan APBD Administrasi Perkantoran. B. TAHUN 2015 Pada Tahun Anggaran 2015, di lingkungan Biro Investasi dan BUMD terdapat 6 (enam) program dan 12 (dua belas) kegiatan dengan rencana alokasi dana sebesar Rp. 5.903.475.000,- yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat, dan pelaksanaannya dikelola dan dilaksanakan oleh bagian-bagian yang ada di lingkungan Biro Investasi dan BUMD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan dibantu oleh Tata Usaha Biro, dengan rincian sebagai berikut : 29. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah Kegiatan Koordinasi dan Monitoring Perencanaan 34. Program Peningkatan Iklim, Promosi dan Kerjasama Investasi Kegiatan Koordinasi dan Monitoring Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 35. Program Pembinaan dan Pengembangan BUMD dan Lembaga Keuangan Non Perbankan 1 Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD Primer 2 Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD Non Primer 3 Kegiatan Pembinaan BUMD Perbankan 4 Kegiatan BUMD Jasa Keuangan Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 146,250,000 146,250,000 121,875,000 121,875,000 1.243.125.000 200.000.000 263.125.000 390.000.000 390.000.000 34 57. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah 1 Kegiatan Persiapan Penerbitan Obligasi Daerah 2 Pembinaan Pelaksanaan Perijinan dan Penanaman Modal di Jawa Barat 3 Koordinasi dan Monitoring Pengembangan Penanaman Modal Pemerintah Daerah 4 Koordinasi dan Monitoring Pengembangan Investasi Pemerintah Daerah 60. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 3.412.350.000 Pelayanan Administrasi Perkantoran Biro Investasi dan BUMD 66. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Biro Investasi dan BUMD 931.125.000 48.750.000 1.445.840.000 483.110.000 195.000.000 1.288.400.000 931.125.000 48.750.000 Hasil Evaluasi Pelaksanaan Kinerja tahun 2015 (s.d Triwulan I) Kegiatan Biro Investasi dan BUMD tahun 2015 dilaksanakan dengan mengacu pada program-program sesuai dengan Renstra Gubernur Jawa Barat 2013-2018, yaitu : [29] Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah 1) Kegiatan Koordinasi dan Monitoring Perencanaan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 146.250.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 22.090.000,- atau 15,10% [34] Program Peningkatan Iklim, Promosi dan Kerjasama Investasi 2) Kegiatan Koordinasi dan Monitoring Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 121.875.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 19.218.750,- atau 15,77% [35] Program Pembinaan dan Pengembangan BUMD dan Lembaga Keuangan Non Perbankan 3) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD Primer, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 15.100.000,- atau 7,55% 4) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD Non Primer, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 263.125.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 32.625.000,- atau 12,40% 5) Kegiatan Pembinaan BUMD Perbankan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 390.000.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 26.202.900,- atau 6,72% 6) Kegiatan Pembinaan BUMD Jasa Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 390.000.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 26.370.500,- atau 6,76% Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 35 [57] Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah 7) Kegiatan Persiapan Penerbitan Obligasi Daerah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.445.840.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 89.350.000,- atau 6,18% 8) Kegiatan Pembinaan Pelaksanaan Perijinan dan Penanaman Modal di Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 483.110.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 67.240.000,- atau 13,92% 9) Kegiatan Koordinasi dan Monitoring Pengembangan Penanaman Modal di Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 195.000.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 30.000.000,- atau 15,38% 10) Kegiatan Koordinasi dan Monitoring Pengembangan Investasi Pemerintah Daerah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.288.400.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 53.600.000,- atau 4,16% [60] Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 11) Kegiatan Pelayanan Administrasi Perkantoran Biro Investasi dan BUMD, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 931.125.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 155.800.000,- atau 16,73% [66] Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 12) Kegiatan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Biro Investasi dan BUMD, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 48.750.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 9.750.000,- atau 20% Pelaksanaan Program dan Kegiatan Biro Investasi dan BUMD pada tahun 2015 tersebut, dimaksudkan untuk memenuhi tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Biro Investasi dan BUMD 2014-2018, dengan target yang ingin di capai antara lain : a. Tingkat ketersediaan dokumen perencanaan daerah (Spacial & Sektoral). b. Tersusunnya beberapa kajian dibidang penanaman modal dan perijinan dan Harmonisasi Kebijakan; c. Tersusunnya Rumusan Kebijakan BUMD Sektor Primer dan BUMD Sektor Non Primer. d. Terlaksananya sertifikasi SDM BPR, RUPS BPR, Kajian Kinerja BPR dan BJB, Perubahan Perda dan Penyertaan Modal. Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 36 e. Terlaksananya sertifikasi PDPK, RUPS PDPK, Kajian Kinerja PDPK, Jamkrida dan Askrida, Audit PDPK Perubahan Perda PD ke PT dan Penyertaan Modal. f. Tersusunnya Dokumen Persiapan Penerbitan Obligasi Daerah Provinsi Jawa Barat. g. Terkoordinasi, Terfasilitasi dan Termonitornya Pengembangan Investasi Pemerintah Daerah. h. Terevaluasinya Kebijakan di Bidang Perijinan dan Penanaman Modal. i. Meningkatnya fungsi kelembagaan dan capaian kinerja aparatur. j. Terwujudnya Sistim Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. SASARAN STRATEGIS, IDIKATOR KINERJA DAN TARGET No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1. Terlaksananya Kegiatan Kawasan Rumusan bahan kebijakan penetapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Ekonomi Khusus di Jawa Barat dan Data Kawasan Industri (KI) di Jawa Perkembangan Kawasan Industri Barat 1 2. Adanya Peningkatan Keberadaan Peningkatan Prosentase PAD Jawa Barat dari BUMD yang berkontribusi BUMD Primer dan BUMD Non Primer terhadap PAD per tahun 2 3. Adanya Peningkatan Keberadaan Peningkatan Prosentase PAD Jawa Barat dari BUMD yang berkontribusi BUMD Perbankan dan BUMD Jasa Keuangan terhadap PAD per tahun 2 4. Terlaksananya Obligasi Daerah persyaratan dan SDM 5 5. Meningkatnya Pelayanan Tersusunnya Dokumen untuk pelaksanaan Perizinan di Kabupaten/Kota dan perijinan dan penanaman Modal di Jawa Barat Penyelenggaraan Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK) Bidang Penanaman Modal di Jawa Barat 5 6. Meningkatnya Penyelenggaraan Pemerintah Daerah 6 Persiapan Kesiapan Dokumen untuk Penerbitan Obligasi Daerah pelaksana untuk Obligasi Daerah Efektivitas Teridentifikasinya bahan kebijakan di bidang Investasi investasi Pemerintah Daerah Program Anggaran Keterangan 1. Program Peningkatan Iklim, Promosi Rp. dan Kerjasama Investasi 121.785.000,00 APBD 2. Program Pembinaan dan Rp. Pengembangan BUMD dan Lembaga Keuangan Non Perbankan 1.243.125.000,00 APBD 3. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah 3.412.350.000,00 APBD Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 Rp. 37 C. RENCANA TAHUN 2016 Adapun untuk Tahun 2016, Biro Investasi dan BUMD merencanakan sebanyak 5 (lima) Program dan 11 (sebelas) Kegiatan melalui usulan RKPD online dengan jumlah total usulan sebesar Rp. 5.811.615.000, dengan rincian sebagai berikut : NO 1. 2. 3. 4. 5. PROGRAM DAN KEGIATAN Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah Kegiatan Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi pada Biro Investasi dan BUMD Program Pembinaan dan Pengembangan BUMD dan Lembaga Keuangan Non Perbankan Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD Primer Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD Non Primer Kegiatan Pembinaan BUMD Perbankan Kegiatan BUMD Jasa Keuangan Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah Kegiatan Persiapan Penerbitan Obligasi Daerah Kegiatan Pembinaan Pelaksanaan Perijinan di Jawa Barat Kegiatan Pengembangan Penanaman Modal di Jabar Kegiatan Pengembangan Investasi Pemerintah Daerah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Kegiatan Pelayanan Administrasi Perkantoran Biro Investasi dan BUMD Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Kegiatan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Biro Investasi dan BUMD Jumlah Total TAHUN 2016 150.000.000 150.000.000 2.095.000.000 220.000.000 700.000.000 550.000.000 625.000.000 2.316.615.000 700.000.000 506.865.000 409.750.000 700.000.000 1.200.000.000 1.200.000.000 50.000.000 50.000.000 5.811.615.000 Rencana Program dan Kegiatan di lingkungan Biro Investasi dan BUMD Tahun 2016 terdapat penurunan 1,56% jika dibandingkan dengan program Kegiatan tahun 2015. Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 38 D. PERENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN 5 (LIMA) TAHUNAN NO PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2014 1. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah Kegiatan Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi pada Biro Investasi dan BUMD Program Peningkatan Iklim, Promosi dan Kerjasama Investasi Kegiatan Koordinasi dan Monitoring Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Program Pembinaan dan Pengembangan BUMD dan Lembaga Keuangan Non Perbankan Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD Primer Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD Non Primer Kegiatan Pembinaan BUMD Perbankan Kegiatan BUMD Jasa Keuangan Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah Kegiatan Persiapan Penerbitan Obligasi Daerah Kegiatan Pembinaan Pelaksanaan Perijinan di Jawa Barat Kegiatan Pengembangan Penanaman Modal di Jabar Kegiatan Pengembangan Investasi Pemerintah Daerah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Kegiatan Pelayanan Administrasi Perkantoran Biro Investasi dan BUMD Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Kegiatan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Biro Investasi dan BUMD - 146.250.000 - 146.250.000 - 121,875,000 - - - 121,875,000 - - - 1.243.125.000 2.095.000.000 2.304.500.000 2.534.950.000 - 200.000.000 263.125.000 220.000.000 700.000.000 242.000.000 770.000.000 266.200.000 847.000.000 - 390.000.000 390.000.000 3.412.350.000 550.000.000 625.000.000 2.316.615.000 605.000.000 687.500.000 2.548.276.500 665.500.000 756.250.000 2.803.104.150 - 1.445.840.000 483.110.000 700.000.000 506.865.000 770.000.000 557.551.500 847.000.000 613.306.650 195.000.000 1.288.400.000 931.125.000 931.125.000 409.750.000 700.000.000 1.200.000.000 1.200.000.000 450.725.000 770.000.000 1.320.000.000 1.320.000.000 495.797.500 847.000.000 1.452.000.000 1.452.000.000 - 48.750.000 50.000.000 55.000.000 60.500.000 - 48.750.000 50.000.000 55.000.000 60.500.000 5.811.615.000 5.811.615.000 6.392.776.500 7.032.054.150 2. 3. 4. 5. 6. Jumlah Total Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 1.103.845.000 1.103.845.000 1.103.845.000 TAHUN 2015 39 TAHUN 2016 150.000.000 TAHUN 2017 Estimasi Naik 10% 165.000.000 TAHUN 2018 Estimasi Naik 10% 181.500.000 150.000.000 165.000.000 181.500.000 BAB VI INDIKATOR KINERJA BERDASARKAN TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Indikator kinerja adalah alat untuk menilai keberhasilan pembangunan secara kuantitatif maupun kualitatif, dan merupakan gambaran yang mencerminkan capaian indikator kinerja program (outcomes/hasil) dari kegiatan (output/keluaran). Indikator kinerja merupakan sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan dalam jangka menengah, karena dari hasil kinerja akan menggambarkan tingkat pencapaian yang diharapkan di masa mendatang. Penetapan indikator kinerja Biro Investasi dan BUMD ini dimaksudkan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan dari organisasi yang dilakukan dengan mudah, cepat, tepat dan akurat sehingga mampu menggambarkan keadaan organisasi secara riil. Dengan ditetapkannya indikator kinerja, maka akan tergambarkan tingkat capaian sasaran dan tingkat efisiensi dan efektivitas kinerja dari OPD tersebut. Mengingat rencana kinerja merupakan gambaran sosok tampilan organisasi dimasa yang akan datang, maka penetapan indikator kinerja Biro Investasi dan BUMD menjadi syarat penting untuk menetapkan rencana kinerja selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang dengan tetap berpedoman kepada Rencana Pembanguan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018. Sebagaiman lazimnya sebuah alat ukur untuk mengukur kinerja suatu organisasi, maka indikator kinerja ditetapkan dengan memenuhi kriteria : 1. Terkait dengan upaya pencapaian sasaran pembangunan daerah; 2. Menggambarkan hasil pencapaian program pembangunan yang diharapkan; 3. Memfokuskan pada hal-hal utama, penting dan merupakan prioritas program pembangunan daerah; dan 4. Terkait dengan pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan daerah. Adapun gambaran Secara rinci penetapan indikator kinerja Biro Investasi dan BUMD dalam mewujudkan pencapaian Visi Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, dapat diuraikan sebagai berikut: Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 41 INDIKATOR KINERJA BIRO INVESTASI DAN BUMD NO. 1. 2. 3. 4. INDIKATOR - Jumlah PMA dan PMDN di Jawa Barat - Jumlah peraturan perundangundangan yang diharmonisasikan dan disinkronisasi - Prosentase peningkatan jumlah investor - Prosentase dampak pada perekonomian - Jumlah Perijinan - Jumlah peraturan perundangundangan yang diharmonisasikan dan disinkronisasi - Prosentase peningkatan jumlah pemohon ijin - Prosentase peningkatan jumlah PAD - Dokumen Persiapan Penerbitan Obligasi Daerah - Prosentase tingkat persiapan dan pengajuan ijin - Penerbitan Obligasi Daerah - Dokumen pembiayaan investasi pemerintah provinsi - Prosentase tingkat pelayanan Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN KONDISI KINERJA PADA AWAL PERIODE RPJMD 2014 2015 2016 PMA = 190 PMDN = 127.872 Belum ada 200 142,58 3 210 159,69 1 220 179,65 1 2017 230 203,00 1 2018 250 231,42 100% 79,36% 5,16% 5,16% 5,16% 5,16% 100% 45% 55% 65% 75% 85% 100% 148 113 47 - 148 113 47 - 148 113 47 1 148 113 47 1 148 113 47 1 79,36% 5,16% 5,16% 5,16% 5,16% 100% 45% 55% 65% 75% 85% 100% 1 3 1 1 1 50% 75% 100% - - - - 5 100% 2 2 2 - - - - 10% 10% Ijin = 148 Non Ijin = 113 Strategis = 47 Belum ada 11 50% KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RPJMD 43 NO. 5. 6. 7. 8. INDIKATOR - Jumlah BUMD Perbankan - Jumlah peraturan perundangundangan yang di susun - Prosentase peningkatan jumlah penyertaan modal - Prosentase peningkatan jumlah PAD - Jumlah BUMD Jasa Keuangan - Jumlah peraturan perundangundangan yang di susun - Prosentase peningkatan jumlah penyertaan modal - Prosentase peningkatan jumlah PAD - Jumlah BUMD Sektor Primer - Jumlah peraturan perundangundangan yang di susun - Prosentase peningkatan jumlah penyertaan modal - Prosentase peningkatan jumlah PAD - Jumlah BUMD Sektor Non Primer - Jumlah peraturan perundangundangan yang di susun - Prosentase peningkatan jumlah penyertaan modal - Prosentase peningkatan jumlah PAD KONDISI KINERJA PADA AWAL PERIODE RPJMD TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN 2014 2015 2016 2017 2018 3 5 4 2 4 5 4 0 4 0 35,4% - 39,4% - - Rp. 1.013.762.775 - 10% 10% 10% 10% 3 8 5 8 5 1 5 - 5 1 5 1 52,45% 10% 10% 10% 10% 52% 10% 10% 10% 10% 3 5 Rp. 122.496.688.651 Rp. 545.313.799.592 Rp. 3.895.012.198 KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RPJMD - Sesuai dengan kemampuan keuangan daerah, - peningkatan PAD per tahun 10% - Sesuai dengan kemampuan keuangan daerah, - peningkatan PAD per tahun 10% BAB IV PENUTUP Rencana strategik yang telah disusun ini telah menjadi sebuah komitmen dari Kepala Biro dan Seluruh Staf Biro Investasi dan BUMD Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat untuk dilaksanakan demi terwujudnya Visi, Misi, tujuan, sasaran strategik yang telah ditetapkan. Sangat disadari bahwa Biro Investasi dan BUMD merupakan bagian dari Sekretariat Daerah yang berkedudukan sebagai unsur staf, mempunyai tugas pokok dan kewajiban membantu Gubernur dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja dan Lembaga lain di lingkungan Pemerintah Daerah, sehingga memegang peranan penting dalam melaksanakan tugas pemerintah daerah dalam bidang penyusunan dan perumusan kebijakan. Untuk itu akan berupaya seoptimal mungkin untuk mendukung Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dengan dirumuskannya Rencana Strategik Tahun 2013-2018, Biro Investasi dan BUMD telah mempersiapkan diri untuk mengantisipasi perubahan di masa depan dan berorientasi hasil yang ingin dicapai pada kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun, dengan memperhitungkan potensi, peluang, kendala yang ada atau mungkin timbul. Adanya komitmen yang kuat dari jajaran aparat Biro Investasi dan BUMD untuk melaksanakan Visi dan Misi sebagaimana yang tertuang dalam rencana strategis dimaksud, diharapkan Akuntabilitas Biro Investasi dan BUMD meningkat dan optimal. Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 45