PENDAHULUan - Biro Investasi dan BUMD Sekretariat Daerah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang
Pembangunan
Nasional
Nomor
25
Tahun
merupakan
2004
landasan
tentang
hukum
di
Sistem
Perencanaan
bidang
perencanaan
pembangunan, ini merupakan satu kesatuan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah, yang mengamanatkan bahwa perencanaan daerah
dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur,
berkeadilan dan berwawasan lingkungan.
Tatacara
perencanaan
pembangunan
dimaksudkan
untuk
menghasilkan
rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan pemerintahan di Pusat dan Daerah, dimana
proses penyusunan tahapan kegiatan melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan
di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang ada, dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah
dalam jangka waktu tertentu.
Selanjutnya, dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004,
mulai ditata pembagian urusan pemerintahan yang semakin jelas antara Pemerintah
Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, dimana Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 menerapkan konsep urusan residu (residual functions) untuk
kabupaten/kota dengan mengatur hanya urusan-urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi, sedangkan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 menerapkan konsep urusan konkuren (concurrent functions)
antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Terdapat 31 (tiga puluh satu) urusan pemerintahan yang diserahkan kepada
daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang bersifat konkuren, dimana Pemerintah Pusat
mempunyai kewenangan urusan pemerintahan yang berskala nasional dan lintas
Provinsi, sedangkan Pemerintah Provinsi mempunyai kewenangan menangani urusan
pemerintahan yang berskala provinsi dan lintas kabupaten/kota dan pemerintah
kabupaten/kota mempunyai kewenangan atas urusan pemerintahan yang berskala
kabupaten/kota.
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
1
Kesejahteraan adalah urusan pemerintahan yang menjadi domain kewenangan
Pemerintah Daerah dan muara dari urusan pemerintahan adalah pelayanan publik yang
dihasilkan oleh Pemerintah Daerah yaitu penyediaan barang-barang untuk kebutuhan
publik (public goods) seperti jalan, jembatan, pasar terminal, rumah sakit dan lainlainnya dan pengaturan-pengaturan publik (public regulations) yang dikemas dalam
bentuk peraturan daerah seperti Perda Izin Mendirikan Bangunan, Perda Kependudukan,
Perda Pajak dan Retribusi Daerah dan lain-lainnya. Penyediaan barang-barang publik
dan pengaturan-pengaturan publik sejatinya adalah hasil akhir (end products) dari
kinerja Pemerintah Daerah.
Merujuk kepada peraturan perundang-undangan di atas, khususnya ketentuan
Pasal 15 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,
maka penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Investasi dan BUMD Tahun 20132018
dilakukan
melalui
berbagai
tahapan
analisis
data
dan
informasi
hasil
pembangunan, serta penelaahan dan penjabaran dari agenda-agenda pembangunan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan dituangkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun
2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Jawa Barat Tahun 2013-2018.
B. LANDASAN HUKUM
1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
2.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
3.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesoa Tahun 2004 Nomor 164,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan;
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
2
5.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
7.
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggung
jawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4693);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761);
13. Peraturan
Pemerintah
Nomor
6
Tahun
2008
tentang
Pedoman
Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4815);
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
3
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
15. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
18. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/ 2003 tentang
Perbaikan
Pedoman
Penyusunan
Pelaporan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman
Perjalanan Dinas ke Luar Negeri bagi Pejabat/Pegawai di Lingkungan Kementerian
Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan serta Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah;
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Prov. Jawa Barat Nomor 64);
21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029;
22. Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005‐ 2025;
23. Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018;
24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Setda dan Setwan DPRD Provinsi Jawa Barat;
25. Peraturan Gubernur Nomor 29 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian
Tugas Unit dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat;
26. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 79 Tahun 2010 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
4
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penyusunan (RENSTRA) Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
adalah menyusun dokumen perencanaan Organisasi Perangkat Daerah untuk periode
Lima Tahun yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Arah Kebijakan Program dan
Kegiatan yang disusun sesuaikan dengan Tugas dan Fungsi Biro Investasi dan BUMD
serta berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2013-2018 dan bersifat indikatif.
Tujuan penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Investasi dan BUMD
Tahun 2013-2018 adalah :
1.
Menetapkan visi, misi, program dan kegiatan Biro Investasi dan BUMD jangka
menengah;
2.
Menetapkan pedoman untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD), Rencana Kerja (Renja), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan lain-lain;
3.
Mewujudkan perencanaan program dan kegiatan Biro Investasi dan BUMD yang
sinergis dan terpadu dengan perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi dan
Kabupaten/Kota serta OPD Terkait Lainnya.
D. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN
Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
memiliki keterkaitan dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya sebagai
berikut :
1.
Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
2.
Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
berpedoman pada RPJPD 2005-2025 dan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 20132018 serta memperhatikan RPJMN Tahun 2010-2014, dan mempertimbangkan asas
keberlanjutan dengan program-program pembangunan sebagaimana dimuat dalam
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013.
3.
Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
mempertimbangkan arah pembangunan kewilayahan yang telah ditetapkan dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat (Peraturan Daerah Nomor 22
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
5
Tahun 2010) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Peraturan Pemerintah
Nomor 26 Tahun 2007).
4.
Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018 mengacu
kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, serta Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Daerah.
E. SISTIMATIKA PENULISAN
Sistimatika penulisan Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Investasi dan BUMD
Tahun 2013-2018 terdiri dari 7 (Tujuh) BAB, sebagai berikut :
BAB I
: PENDAHULUAN
Bab ini memuat dan menjelaskan mengenai Latarbelakang, Landasan
Hukum, Maksud dan Tujuan, Hubungan Antar Dokumen serta Sistimatika
Penulisan.
BAB II
: GAMBARAN PELAYANAN BIRO INVESTASI DAN BUMD
Pada Bab II memuat dan menjelaskan mengenai Tugas dan Fungsi
Organisasi, Struktur Organisasi, Sumber Daya Organisasi, Pengolahan Data
dan Informasi, serta Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis.
BAB III
: ISU-ISU STRATEGIS DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Bab III ini memuat dan menjelaskan mengenai Isu-isu Strategis dan
Identifikasi Permasalahan.
BAB IV
: KORELASI KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI
DAN KEBIJAKAN
Bab IV memuat dan menjelaskan mengenai Korelasi Keterkaitan Visi dan
Misi, Tujuan dan Sasaran Misi Pelayanan Biro Investasi dan BUMD.
BAB V
: PROGRAM DAN KEGIATAN YANG MENDUKUNG PELAKSANAAN
Bab IV memuat dan menjelaskan mengenai Program dan Kegiatan Tahun
2014, Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016 pada Biro Investasi dan BUMD.
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
6
BAB VI
: INDIKATOR KINERJA BERDASARKAN TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Bab VI memuat dan menjelaskan mengenai Indikator Kinerja Biro Investasi
dan BUMD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai
dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJM, dengan dilengkapi tabel Indikator
Kinerja
BAB VII
: PENUTUP
Bab VII memuat dan menjelaskan mengenai Kaidah Pelaksanaan Kegiatan
serta Penegasan Komitmen terhadap pelaksanaan Renstra maupun RPJMD
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
7
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN BIRO INVESTASI DAN BUMD
A. TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Setda dan Setwan DPRD Provinsi Jawa Barat, Biro Investasi dan BUMD
adalah salah satu unit kerja yang berada dalam lingkungan Sekretariat Daerah yang
mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
“Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum bidang Investasi dan BUMD,
membantu Asisten Perekonomian dan Pembangunan melakukan koordinasi, pembinaan
dan pengendalian, pengembangan kerjasama Pemerintah Daerah Provinsi serta fasilitasi
pelaksanaan urusan pemerintahan Daerah Provinsi di Bidang Investasi dan BUMD,
meliputi aspek Penanaman Modal dan Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi,
Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan serta Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan”
Dalam penyelenggaraan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Biro Investasi
dan BUMD mempunyai fungsi:
1.
Penyelenggaraan perumusan bahan kebijakan umum Bidang Perijinan dan
Penanaman Modal, Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi, Pengelolaan BUMD
Bidang Keuangan dan Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan;
2.
Penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi Bidang Perijinan dan Penanaman Modal,
Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi, Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan
dan Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan;
3.
Pengembangan kerjasama Pemerintah Provinsi Bidang Perijinan dan Penanaman
Modal, Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi, Pengelolaan BUMD Bidang
Keuangan dan Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan;
4.
Penyelenggaraan pelaporan dan evaluasi Bidang Perijinan dan Penanaman Modal,
Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi, Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan
dan Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan.
Rincian Tugas Biro Investasi dan BUMD adalah sebagai berikut :
1.
pengkajian program kerja Biro Investasi dan BUMD;
2.
menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum Perijinan dan Penanaman
Modal;
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
8
3.
menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum Pembiayaan Investasi
Pemerintah Provinsi;
4.
menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum bidang Pengelolaan BUMD
Bidang Keuangan;
5.
menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum Pengelolaan BUMD Bidang
Non Keuangan;
6.
menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi tentang Perijinan dan Penanaman
Modal;
7.
menyelenggarakan
koordinasi
dan
fasilitasi
tentang
Pembiayaan
Investasi
Pemerintah Provinsi;
8.
menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi tentang Pengelolaan BUMD Bidang
Keuangan;
9.
menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi tentang Pengelolaan BUMD Bidang Non
Keuangan;
10. pengembangan kerjasama Pemerintah Provinsi Bidang Perijinan dan Penanaman
Modal;
11. pengembangan kerjasama Pemerintah Provinsi bidang Pembiayaan Investasi
Pemerintah Provinsi
12. pengembangan kerjasama Pemerintah Provinsi bidang Pengelolaan BUMD Bidang
Keuangan;
13. pengembangan kerjasama Pemerintah Provinsi bidang Pengelolaan BUMD Bidang
Non Keuangan;
14. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi Perijinan dan Penanaman Modal;
15. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi Pembiayaan Investasi Pemerintah
Provinsi;
16. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan;
17. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi Pengelolaan BUMD Bidang Non
Keuangan.
Biro Investasi dan BUMD dipimpin oleh seorang Kepala Biro dan membawahkan 3
(tiga) bagian, sebagai berikut :
1.
Bagian Penanaman Modal dan Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi,
membawahkan :
a.
Sub Bagian Perijinan dan Penanaman Modal;
b.
Sub Bagian Pembiayaan Investasi Pemerintah Provinsi.
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
9
2.
3.
Bagian Pengelolaan BUMD Bidang Keuangan, yang membawahkan :
a.
Sub Bagian Badan Usaha Milik Daerah Perbankan;
b.
Sub Bagian Badan Usaha Milik Daerah Jasa Keuangan Lainnya.
Bagian Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan, yang membawahkan :
a.
Sub Bagian Badan Usaha Milik Daerah Sektor Primer;
b.
Sub Bagian Badan Usaha Milik Daerah Sektor Non Primer.
Sebagai bahan informasi, bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun
2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Setda dan Setwan DPRD Provinsi
Jawa Barat, terjadi perubahan/penambahan nomenklatur dari Biro Administrasi
Perekonomian menjadi Biro Investasi dan BUMD, yang berimplikasi pula pada
perubahan struktur organisasi dan tupoksinya.
B. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Setda dan Setwan DPRD Provinsi Jawa Barat, ditetapkan Struktur Organisasi
Biro Investasi dan BUMD, sebagai berikut :
BIRO INVESTASI DAN BUMD
Bagian Penanaman Modal
dan Pembiayaan Investasi
Pemerintah Provinsi
Bagian Pengelolaan BUMD
Bidang Keuangan
Bagian Pengelolaan BUMD
Bidang Non Keuangan
Subbagian Perijinan dan
Penanaman Modal
Subbagian Badan Usaha Milik
Daerah Perbankan
Subbagian Badan Usaha Milik
Daerah Sektor Primer
Subbagian Pembiayaan
Investasi Pemerintah Provinsi
Subbagian Badan Usaha Milik
Daerah Jasa Keuangan
Lainnya
Subbagian Badan Usaha Milik
Daerah Sektor Non Primer
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
10
C. SUMBER DAYA ORGANISASI
1. Jumlah Pegawai
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada pada Biro Investasi dan BUMD sampai
dengan Tahun 2015 berjumlah 35 (tiga puluh lima) orang, terdiri dari :
a.
Golongan IV
=
8 Orang.
b.
Golongan III
= 21 Orang
c.
Golongan II
=
6 Orang
Jumlah pegawai di atas menurut hemat kami sangat kurang apabila dibandingkan
dengan tingkat dan beban kerja yang ada pada Biro Investasi dan BUMD, dimana
Idealnya dalam 1 (satu) Sub bagian membawahkan 5 (lima) pegawai dengan
proporsi pekerjaan :

2 (dua) orang Pelaksana Teknis / Konseptor

1 (satu) orang Pelaksana Administrasi

1 (satu) orang Kasir

1 (satu) orang Operator Komputer
Jadi apabila hal ini dipenuhi, dibutuhkan Pegawai sebanyak 45 (empat puluh lima)
orang, di luar Kepala Biro, Kepala Bagian dan Kepala Sub Bagian serta
Ketatausahaan Biro.
2. Fasilitas Kerja
a.
Tempat Kerja
Tempat bekerja/ruangan yang dipergunakan terlalu padat misalnya dalam 1
(satu) ruangan ditempati oleh 2 (dua) Sub Bagian bahkan ada ruangan yang
Kepala Bagian dan pelaksananya terpisah jauh, hal ini dikarenakan Biro
Investasi dan BUMD lingkungan kerjanya masih bergabung dengan Biro
Administrasi Perekonomian.
Idealnya terhadap satu biro ditempatkan dalam 1 (satu) lingkungan kerja agar
mudah melakukan koordinasi, kemudian dalam 1 (satu) ruangan ditempati oleh
1 (satu) sub bagian agar ada keleluasaan dalam melakukan inovasi.
b.
Perlengkapan Kerja
Beberapa pelaksana pada Biro Investasi dan BUMD belum mendapatkan alat
atau sarana kerjanya secara lengkap, hal ini mengakibatkan terhambatnya
penyelesaian pekerjaan. Oleh karena itu, setiap orang pelaksana membutuhkan
fasilitas kerja yang dapat menunjang produktivitas kerja, berupa :
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
11

1 (satu) buah meja kerja

1 (satu) buah kursi kerja

1 (satu) set komputer/laptop

1 (satu) set printer/scanner

1 (satu) buah mesin fotocopy
D. PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI
1. Kondisi Demografi
Berdasarkan Wilayah Administratif, Provinsi Jawa Barat memiliki daratan seluas
3.709.528,44 hektar dan daerah pesisir laut sepanjang 12 (dua) belas mil dari garis
pantai seluas 18.153 km2, dengan batas-batas daerah terdiri atas :

Sebelah Utara, berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Laut Jawa;

Sebelah Timur, berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah;

Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia; dan

Sebelah Barat, berbatasan dengan Provinsi Banten.
Menurut Administrasi Pemerintahan, Provinsi Jawa Barat terbagi ke dalam 27
Kabupaten/Kota terdiri dari 18 Kabupaten dan 9 Kota, serta memiliki sebanyak 626
Kecamatan dan 5.918 Desa/Kelurahan. Jawa barat memiliki iklim tropis, dengan
suhu rata-rata berkisar antara 17,40-30,70c dan kelembaban udara 73-84%.
2. Kependudukan
Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi dengan Jumlah Penduduk terbesar
dibandingkan dengan Provinsi lain di Indonesia, pada Tahun 2013 jumlah penduduk
mencapai sebanyak 45.340.800 Jiwa dan mengalami peningkatan pada Tahun 2014
menjadi 46.029.600 Jiwa. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Jawa Barat pada
Tahun 2014 sebesar 1,52% atau menurun 0,25% bila dibandingkan dengan LPP
Tahun 2013 sebesar 1,77%, peningkatan Jumlah Penduduk Jawa Barat ini
dikarenakan adanya Kelahiran maupun karena Migrasi.
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Jawa Barat
Tahun 2013-2014
NO
INDIKATOR
1. Jumlah Penduduk
2. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
Sumber : BPS Prov Jabar
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
SATUAN TAHUN 2013
Jiwa
45.340.800
%
1,77
TAHUN 2014
46.029.699
1,52
12
3. Laju Pertumbuhan Investasi (PMTB) Tahun 2013-2014
INDIKATOR
Tahun
SATUAN
2013
194,33
2014
161,10
Persen
10,91
12,79
Persen
6,6
3,68
94,80
21,22
75,12
12,93
Investasi (PMTB ADHB)
Trilyun Rupiah
a. Laju Pertumbuhan Investasi (Pemb. Modal
Tetap Bruto/PMTB) ADHB
b. Laju Pertumbuhan Investasi (Pemb. Modal
Tetap Bruto/PMTB) ADHK
c. Pengeluaran konsumsi Pemerintah
- Pengeluaran konsumsi Pemerintah (ADHB)
- Pengeluaran konsumsi Pemerintah (ADHK)
Trilyun Rupiah
Trilyun Rupiah
Sumber : BPS Prov Jabar
4. Realisasi Investasi/Penanaman Modal Tahun 2014
a.
Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM)/SPIPISE dan Non
SPIPISE, sampai dengan Tahun 2014 Total Realisasi Investasi PMA dan PMDN
di 27 Kabupaten/Kota sebesar Rp. 108.893.989.407.533,-
b.
Jumlah Proyek Sebanyak 24.788 LKPM,
c.
Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Sebanyak 396.083 Orang.
d.
Realisasi Investasi ini lebih besar Rp. 15.375.079.640.013,- dari Tahun 2013
yaitu sebesar Rp. 93.518.909.767.520,- dan telah melampaui Target Investasi
sebesar Rp. 85,55 Triliun atau Naik 127,29%.
5. Realisasi perijinan tahun 2015 :
NO
Bidang Perizinan
Jumlah Jumlah
Izin
Non Izin
Bersifat
Strategis
1
Perkebunan
4
3
1
2
Perikanan dan Kelautan
9
4
0
3
Kehutanan
18
11
9
4
Kesehatan
7
22
0
5
Perhubungan
40
29
12
6
Ketenagakerjaan
9
9
0
7
Perindustrian dan Perdagangan
1
7
0
8
Pendidikan
2
0
0
9
Peternakan
5
10
0
10 ESDM
13
4
13
11 Binamarga
2
0
0
12 PSDA
2
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
0
0
13
13 Kominfo
3
2
0
14 Pertanahan
3
0
3
15 Sosial
2
2
0
16 Pertanian
2
0
0
17 Permukiman dan Perumahan
3
2
4
18 Kebudayaan dan Pariwisata
6
6
0
19 Lingkungan Hidup
4
2
5
20 UMKM
2
0
0
21 Penanaman Modal
11
0
0
Jumlah Perizinan
Jumlah Izin
Non Izin
Jumlah Bersifat
Strategis
261
148
113
47
6. Pengembangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Badan Usaha Milik Daerah adalah suatu badan usaha milik daerah yang dibentuk
dan didirikan oleh Pemerintah Daerah dan atau sahamnya sekurang-kurangnya 51%
dimiliki Pemerintah Daerah dengan bentuk hukum Perusahaan Daerah atau
Perseroan Terbatas.
Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah dimaksudkan untuk mendirikan Badan
Usaha yang berbentuk badan hukum, bergerak dalam bidang yang sesuai dengan
kewenangan daerah, mampu memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
masyarakat, membantu menggerakan perekonomian daerah dan memberikan
kontribusi terhadap pendapatan daerah. Fungsi dan peranan BUMD adalah :
a.
Melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan
daerah;
b.
Pemupukan dana bagi pembiayaan pembangunan daerah;
c.
Mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha;
d.
Memenuhi kebutuhan barang dan jasa bagi kepentingan publik, dan
e.
Menjadi perintis kegiatan dan usaha yang kurang diminati swasta.
Pembentukan BUMD oleh prakarsa Pemerintah Daerah pada dasarnya dilakukan
dengan tujuan antara lain :
a.
Menjaga dan memelihara aset daerah yang dipisahkan
b.
Mengoptimalkan aset daerah yang dipisahkan
c.
Mengembangkan usaha dan investasi di daerah
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
14
Berdasarkan hal tersebut maka BUMD harus dikelola secara profesional agar dapat
memberikan nilai lebih bagi pemiliknya, untuk masyarakat daerah dan dituntut
untuk menghasilkan laba. Laba atau keuntungan yang dihasilkan oleh BUMD
merupakan salah satu sumber dari Pendapatan Asli Daerah. Pemerintah Provinsi
Jawa Barat telah membentuk BUMD yang bertujuan untuk berperan sebagai agen
pembangunan perekonomian daerah dan sebagai pengelola kekayaan daerah yang
dipisahkan dan kontributor PAD, sebagai berikut :
a.
PT. Jasa Sarana, dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 26 Tahun
2001, bergerak dalam kegiatan usaha di 4 (empat) bidang besar infrastruktur,
yaitu bidang transportasi, bidang energi, bidang telematika dan bidang
pengembangan kawasan.
b.
PT. Agronesia, adalah salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No.
4 Tahun 2002 tanggal 18 April 2002 Tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum
Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas (PT) Agronesia serta Akta
Notaris Popy Kuntari Sutresna, SH, M.Hum No. 8 tanggal 17 Juni 2002, tentang
Akta pendirian PT. Agronesia, yang bergerak dalam bidang usaha pabrik karet
(INKABA), pabrik es saripetojo serta industri makanan dan minuman yaitu
restoran, catering dan pabrik air minum dengan merk BMC.
c.
PD. Agribisnis dan Pertambangan, dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 2 Tahun 1999 tentang
Perusahaan Daerah Agribisnis dan Pertambangan Propinsi Daerah Tingkat I
Jawa Barat. Adapun tujuan pembentukan Perusahaan Daerah Agribisnis dan
Pertambangan, yaitu : Mengembangkan potensi sumber daya alam yang
tersedia di Daerah meliputi pertanian dan pertambangan, Turut serta
mendorong pertumbuhan perekonomian kerakyatan di Daerah, memberikan
kontribusi bagi pendapatan asli Daerah, meningkatkan daya saing Perusahaan
Daerah untuk mengantisipasi perkembangan ekonomi nasional maupun global,
serta memperluas wilayah usaha Perusahaan Daerah.
d.
PD. Jasa dan Kepariwisataan, berdiri pada tanggal 23 September 1998 melalui
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 55 Tahun
1998 dan ditetapkan oleh Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa
Barat
Nomor
4
Tahun
1999
tentang
Perusahaan
Daerah
Jasa
dan
Kepariwisataan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat, didirikan dengan dua
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
15
tujuan besar yaitu untuk membantu meningkatkan Penghasilan Asli Daerah
(PAD) dan juga melayani berbagai kebutuhan masyarakat baik dari sisi personal
maupun korporat, dengan bidang bisnis yaitu : Bisnis Perhotelan dan Mall Bisnis
Properti, Bisnis Otomotif dan Perbengkelan serta Bisnis Jasa.
e.
PT. Tirta Gemah Ripah, dibentuk berdasarkan Perda Jabar No. 12/2006, Pasal 5
dan 6 : Bahwa TGR adalah BUMD Jawa Barat yang diberi wewenang untuk
pengembangan pengusahaan dan pemanfaatan prasarana Sumber Daya Air di
Jabar dengan bidang usaha produksi air minum curah untuk
program
pengembangan SPAM dan SPAM Regional dan Pembangkit Listrik Tenaga Mini
Hidro bagi kebutuhan PLN.
f.
PT. BPD Jawa Barat dan Banten. Tbk, dikenal dengan nama Bank BJB bergerak
dibidang perbankan adalah merupakan bank umum yang sahamnya dimiliki
oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah
Kabupaten/Kota se Jawa Barat dan Banten dan publik.
g.
Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR) dan Perusahaan
Daerah Perkreditan Kecamatan (PD. PK), merupakan BUMD sebagai salah satu
sumber pendapatan asli Daerah, yang dibentuk dengan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2006 tentang Perusahaan Daerah Bank
Perkreditan Rakyat dan Perusahaan Daerah Perkreditan Kecamatan, dengan
kegiatan usaha menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan
deposito, memberikan pinjaman dan/atau kredit;
h.
PT. Jamkrida, berdiri pada tahun 2012, merupakan BUMD yang bergerak di
bidang usaha Penjaminan Kredit, yang merupakan salah satu infrastuktur
perekonomian
yang
kehadirannya
diperlukan
dalam
rangka
membantu
permodalan KUMKM untuk mengakses permodalan ke bank atau lembaga
keuangan non bank.
i.
PT. Agro Jabar, pendirian perusahaan ini dilakukan berdasarkan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat No. 15 Tahun 2012 tanggal 1 Oktober 2012 Jo
Keputusan Gubernur Nomor:539/Kep.1285.Admrek/2012 tanggal 16 Oktober
2012 tentang Nama Perseroan Badan Usaha Milik Daerah dibidang Agro, dan
Peraturan Daerah No. 18 tahun 2012 tanggal 13 Desember 2012 tentang
Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada PT Agro Jabar dengan
jenis usaha Perkebunan, Pertanian, Kehutanan, Peternakan, Cadangan Pangan,
dan Usaha Agro lainnya.
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
16
j.
PT. BIJB (BUMD Pengelola Bandara Internasional Jawa Barat dan Kertajati
Aerocity, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 22 Tahun 2013 tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah
Pengelola Bandar Udara Internasional Jawa Barat dan Kertajati Aerocity
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 22 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 157, dengan Mitra
Pemegang Saham dalam Pendirian PT. BIJB yaitu PT. Jasa Sarana sebesar
25%.
k.
PT. Migas Hilir Jabar (BUMD Bidang Minyak dan Gas Bumi Lingkup Kegiatan
Usaha Hilir, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun
2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan
Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi, Penetapan mitra Pemegang Saham dalam
pendirian PT. Migas Hulu Jabar dengan Keputusan Gubernur, Mitra Pemegang
Saham yaitu PT.
GT Kryo Indonesia
sebesar 20% dan PT. Jabar Energi
sebesar 10%.
l.
PT. Migas Hulu Jabar (BUMD Bidang Minyak dan Gas Bumi Lingkup Kegiatan
Usaha Hulu, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun
2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, Penetapan Keputusan Gubernur Jawa Barat
tentangg mitra pemegang saham yaitu, Mitra Pemegang Saham yaitu PT. Akbar
Persada sebesar 15% dan PT. Jabar Energi sebesar 15%.
Penyertaan Modal Daerah adalah setiap usaha dalam menyertakan modal Daerah
pada suatu usaha bersama antar Daerah dan/atau dengan badan usaha
swasta/badan lain dan/atau pemanfaatan modal Daerah oleh badan usaha/badan
lain dengan suatu maksud, tujuan dan imbalan tertentu. Penyertaan Modal
Pemerinta Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan pada tahun 2014, sebesar
Rp. 358.575.000.000,- terdiri dari :
a.
PT Jasa Sarana sebesar Rp. 213.500.000.000,- terdiri dari APBD Murni sebesar
Rp. 87.500.000.000,- dan APBD Perubahan sebesar Rp. 126.000.000.000,-
b.
PT. Tirta Gemah Ripah dalam APBD murni sebesar Rp. 58.575.000.000,-
c.
PT. Bandarudara Internasional Jawa Barat dalam APBD-Perubahan sebesar Rp.
37.500.000.000,-
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
17
d.
PT. Migas Hulu Jabar dalam APBD-Perubahan sebesar Rp. 8.750.000.000,-
e.
PT. Migas Hilir Jabar dalam APBD-Perubahan sebesar Rp. 35.000.000.000,-
f.
3 BPR Hasil Merger, sebagai berikut :

PT BPR Intan Jabar, sebesar Rp. 2.100.000.000,-

PT. BPR Karya Utama Jabar sebesar Rp. 2.350.000.000,-

PT. BPR Cianjur Jabar sebesar Rp. 800.000.000,PENYERTAAN MODAL KEPADA BUMD SD. TAHUN 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
E.
Nama BUMD
PT. Bank Jabar Banten
PT. Agronesia
PD. Agribisnis & Pertambangan
PD. Jasa dan Kepariwisataan
PT. Jasa Sarana
PT. Tirta Gemah Ripah
PT BIJB
Dana Bergulir
BPR dan PDPK
PT. Askrida
PT. Jamkrida
PT. Agro Jabar
PT.Migas Hilir Jabar
PT.Migas Hulu Jabar
Jumlah Penyertaan
Modal Per 1 Januari
2014
(Rp)
927.498.683.463,79
255.000.000.000,00
72.771.688.651,00
73.313.799.592,00
217.000.000.000,00
30.600.000.000,00
0,00
0,00
88.700.000.000,00
1.310.000.000,00
100.000.000.000,00
19.125.000.000,00
0,00
0,00
1,785,319,171,706.79
Jumlah Penyertaan
Modal selama Tahun
Anggaran 2014
(Rp)
0,00
0,00
0,00
0,00
213.500.000.000,00
58.575.000.000,00
37.500.000.000,00
100.000.000.000,00
5.250.000.000,00
0,00
0,00
0,00
35.000.000.000,00
8.750.000.000,00
458.575.000.000,00
Jumlah Penyertaan Modal
per 31 Desember 2014
(Rp)
927.498.683.463,79
255.000.000.000,00
72.771.688.651,00
73.313.799.592,00
430.500.000.000,00
89.175.000.000,00
37.500.000.000,00
100.000.000.000,00
93.950.000.000,00
1.310.000.000,00
100.000.000.000,00
19.125.000.000,00
35.000.000.000,00
8.750.000.000,00
2,243,894,171,706.79
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS
2018
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sasaran Strategis
Terlaksananya
Kegiatan
Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) dan Kawasan Industri
(KI) di Jawa Barat
Adanya
Peningkatan
Keberadaan
BUMD
yang
berkontribusi terhadap PAD
per tahun
Terlaksananya
Persiapan
Obligasi Daerah
Meningkatnya
Efektivitas
Penyelenggaraan
Investasi
Pemerintah Daerah
Meningkatnya
Pelayanan
Perizinan di Kabupaten/Kota
Meningkatnya
Penyelenggaraan
Norma
Standar
Prosedur dan Kriteria (NSPK)
Bidang Penanaman Modal di
Jawa Barat
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
Kenaikan (%)
Pencapaian thd
Target
(%)
1 Dok
100%
100%
8 Dok
8 Dok
100 %
100 %
11 Dok
5 Dok
5 Dok
100%
100%
-
1 Dok
1 Dok
100%
100%
-
4 Dok
4 Dok
100%
100%
1 Dok
2 Dok
2 Dok
100%
100%
Realisasi
2013
Target
Realisasi
1 Dok
1 Dok
8 Dok
18
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
A. ISU-ISU STRATEGIS
Isu
strategis
adalah kondisi
atau
hal yang
harus
diperhatikan atau
dikedepankan oleh Organisasi Perangkat Daerah dalam perencanaan strategis, yang
berdampak secara signifikan bagi tercapainya tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah
dan Organisasi Perangkat Daerah. Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi secara
eksternal adalah permasalahan-permasalahan, tantangan dan potensi
sebagaimana
tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Tahun 2013 sampai
dengan 2018 dan secara internal yang dihadapi oleh Biro Investasi dan BUMD ke depan.
1. Isu-Isu Strategis Yang Mempengaruhi Ekonomi Jawa Barat
a.
Asean Economic Community (AEC)
12 (dua belas) sektor dalam integritas Asean Economic Community (AEC) :
Agro-Based Products (Produk Berbasis Pertanian); Air Travel (Transportasi
Udara);
Automotive (Otomotif); E-Asean; Electronics (Elektronik); Fisheries
(Perikanan); Healthcare (Kesehatan); Rubber-Based Products (Produk Berbahan
Baku Karet); Textiles & Apparels (Tekstil dan Produk Tekstil); Tourism
(Pariwisata); Wood-Based Products (Produk Berbahan Baku Kayu) dan Logistic
Services (Jasa Logistik).
b. Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI)
Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) 2011-2025 telah dicanangkan melalui Peraturan Presiden Nomor 32
Tahun 2011 tentang Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 terdiri dari Koridor Sumatera, Koridor
Kalimantan, Koridor Sulawesi, Koridor Papua dan Maluku, Koridor Jawa dan
Koridor Bali dan Nusa Tenggara.
c.
Perencanaan proyek strategis di Jawa Barat :

Rencana Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan
Kertajati Aerocity;

Waduk Jatigede;

Pembangunan PLTA Upper Cisokan Pumped Storage (4 X 256 Mwv);
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
19

Pembangunan Jalan Tol Soreang-Pasirkoja;

Pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan;

Pembangunan Jalan Tol Trans Java (Ruas Cikopo-Palimanan);
2. Isu-Isu Strategis Yang Mempengaruhi Penyelenggaraan Pelayanan
Sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 4 Undang-Undang Dasar 1945,
pelaksanaan
pelayanan
publik
merupakan
bagian
dari
penyelenggaraan
pemerintahan yang menjadi tanggungjawab Pemerintah, artinya penyelenggaraan
pelayanan publik merupakan mandat bagi Negara dalam memberikan pelayanan
yang terbaik kepada masyarakat. Terdapat 3 (tiga) pertimbangan dalam pelayanan
publik, 1) Investasi hanya bisa dilakukan atau diatur oleh Negara, seperti
pembangunan infrastruktur transportasi, pemberian layanan administrasi, perizinan
dan lain-lain; 2) Sebagai kewajiban Negara karena posisi Negara sebagai penerima
mandat; dan 3) Biaya pelayanan publik didanai dari uang masyarakat, baik melalui
pajak maupun mandat masyarakat kepada negara untuk mengelola sumber
kekayaan negara.
Sejalan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, maka kinerja aparatur negara atau birokrasi pemerintahan
sebagai penyedia layanan telah menunjukan derajat peningkatan pada aspek
akuntabilitas, responsivitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan publik yang
dicirikan dengan memiliki integritas, berprilaku adil dan jujur menjalankan tugas
dengan melayani publik dengan ramah, efisien, cepat tanpa prasangka atau salah
urus, karena pada dasarnya “Hakikat layanan publik adalah pemberian layanan
prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan dari kewajiban aparatur
pemerintah sebagai abdi masyarakat”.
Kepuasan masyarakat atau pengguna layanan publik akan berkorelasi positif
dengan derajat pelayanan yang mereka peroleh, yang tentu saja aparatur harus
memperhatikan aspek yang spesifik yaitu : reliability (kemampuan dan keandalan
dalam
menyediakan
layanan
publik),
responsiveness
(kesanggupan
untuk
membantu dan menyediakan layanan yang cepat, tepat serta tanggap terhadap
keinginan masyarakat/pelanggan/konsumen), assurance (kemampuan, keramahan
dan
sopan
santun
dalam
meyakinkan
kepercayaan
masyarakat/konsumen/
pelanggan), empathy (sikap tegas tetapi ramah dalam memberikan pelayanan), dan
tangible (kualitas pelayanan yang terukur secara fisik berupa sarana perkantoran,
komputerisasi administrasi, ruang tunggu, tempat informasi), dan lain-lain.
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
20
Upaya Biro Investasi dan BUMD untuk melakukan perbaikan kualitas
pelayanan didasarkan atas identifikasi dan pencermatan terhadap berbagai
tantangan dan peluang yang sebagai berikut :
a.
Tantangan

Komitmen untuk melaksanakan pembangunan dengan mengutamakan
prinsip keberlanjutan;

Pencapaian sasaran pembangunan ekonomi nasional yang harus didukung
oleh pembangunan ekonomi regional;

Pentingnya harmonisasi antara upaya peningkatan pertumbuhan dan
pemerataan
hasil-hasil
pembangunan
ekonomi
dengan
kelestarian
lingkungan;

Regulasi penataan ruang wilayah Provinsi Jawa Barat yang harus dipenuhi
dalam setiap aktivitas pembangunan daerah.
b.
Peluang

Kewenangan Pemerintah Provinsi lebih luas setelah diterbitkannya UU No.
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

Peran Jawa Barat dalam pembangunan ekonomi nasional cukup tinggi;

Kerjasama dengan pemerintah pusat serta pemerintah kabupaten dan kota
dalam mewujudkan tujuan pembangunan;

Besarnya potensi SDA dan SDM untuk menunjang pembangunan ekonomi
di Jawa Barat;

Terbukanya peluang kerjasama pembangunan daerah dengan Provinsi lain
dan luar negeri.
Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas, maka isu strategis yang dihadapi
meliputi :
a.
Tata kelola implementasi kebijakan pembangunan sebagaimana ditetapkan
dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat 2008-2013.
Tata kelola mencakup pengarahan dan pengerahan sumberdaya (SDM,
kelembagaan, finansial) di Jawa Barat melalui fasilitasi dan koordinasi dalam
mencapai target-target yang telah ditetapkan pada setiap kebijakan dan
program pembangunan.
b.
Kemitraan para pihak
Kemitraan para pihak (pemerintah, dunia usaha, masyarakat, serta perguruan
tinggi) menjadi penting manakala implementasi agenda pembangunan
melibatkan berbagai pihak dan berdimensi waktu jangka menengah-panjang.
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
21
c.
Koherensi arah kebijakan pembangunan antar lembaga/OPD.
Agenda pelayanan Biro sejatinya sejalan dengan arah kebijakan pembangunan
lembaga
dan
OPD
yang
menjadi
mitra
organisasi.
Arah
kebijakan
pembangunan sebagaimana ditetapkan dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat
Tahun 2008-2013 menjadi mainstream dan acuan bagi penyusunan agendaagenda pembangunan pada lembaga dan OPD mitra Biro.
d.
Ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah yang mencakup pengembangan
infrastruktur transportasi, sumberdaya air dan ketenagalistrikan.
e.
Sistem distribusi logistik yang mencakup pengembangan pusat-pusat produksi,
jaringan distribusi, gudang serta ruang transaksi.
f.
Peran dan skala usaha BUMD sebagai badan usaha milik daerah, BUMD
dituntut untuk mengembangkan perannya, bersifat profit maupun sosial dalam
mendorong pembangunan di Jawa Barat. Skala usaha BUMD diarahkan untuk
dapat berdaya saing, efisien dan produktif sehingga dapat memberikan
kontribusi secara signifikan terhadap PAD, penyerapan tenaga kerja serta
mendorong aktivitas perekonomian daerah.
B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
1. Identifikasi Permasalahan Tugas dan Fungsi berbagai Aspek
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang ditetapkan dan melekat pada Biro
Investasi dan BUMD, dalam perjalanannya diidentifikasi/ditemukan kendala dan
tantangan yang ditinjau berdasarkan aspek hukum, pendanaan, kelembagaan dan
teknis, sebagai berikut :
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BIRO INVESTASI DAN BUMD
ASPEK
KAJIAN
Aspek
Hukum
CAPAIAN/ KONDISI
SAAT INI
- Kurang harmonisnya
beberapa kebijakan
yang diterbitkan pusat
dan daerah baik
menyangkut sektor
maupun kewilayahan.
- Terbitnya UU 23/2014
tentang Pemerintahan
Daerah yang merubah
beberapa kewenangan
urusan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INTERNAL
EKSTERNAL
(KEWENANGAN OPD) (DI LUAR KEWENANGAN OPD)
- Kewenangan
terbatas, Tugas
pokok dan fungsi
Biro hanya
melakukan fasilitasi
dan koordinasi.
- Keterbatasan jumlah
SDM
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
Kepentingan pembangunan
sektoral dan fokus pembangunan antar wilayah yang
berbeda dan dapat memicu
situasi yang kontraproduktif.
PERMASALAHAN
PELAYANAN
OPD
- Disharmoni aturan yang
berdampak pada
terhambatnya proses
pengambilan keputusan
dan tidak optimalnya
pencapaian tujuan
pembangunan regional.
- Belum memiliki SOP
(Standard operating
procedure) untuk
pembinaan dan
22
- Peraturan tindak pidana
korupsi.
Aspek
- Kemampuan pendanaan - Optimalisasi
Finansial dan
daerah yang terbatas.
pemanfaatan
Pendanaan
- Peran-peran dunia
anggaran yang
usaha dalam investasi
tersedia.
masih terbatas.
- Kewenangan OPD
untuk melakukan
koordinasi dengan
pihak swasta.
Aspek
- Kualitas SDM yang
Peningkatan kualitas
Kelembagaharus ditingkatkan dan
SDM
an
belum memenuhi
kebutuhan.
- Kuantitas SDM masih
belum memadai.
- Struktur kelembagaan
Usulan penetapan
masih belum efektif.
dengan segera SOTK
organisasi
- Tata kelola organisasi
Menyusun SOP
belum optimal.
Organisasi.
Teknis
Koordinasi belum optimal
dengan OPD lingkup
Provinsi Jabar, dengan
Pemerintah Kab/Kota,
dengan Pemerintah Pusat
dan dengan para pelaku
ekonomi.
pengelolaan BUMD
- Alokasi anggaran yang
kurang memadai.
- Kepentingan investor yang
berbeda.
- Iklim investasi yang belum
kondusif.
- Pemberian kemudahan dan
insentif.
Pemenuhan jumlah SDM yang
memenuhi kualifikasi yang
dibutuhkan.
Belum optimalnya
dukungan anggaran
pemerintah dan mobilisasi
anggaran non pemerintah
guna mendukung
pencapaian sasaran
pembangunan ekonomi
regional.
Belum optimalnya
pelaksanaan tugas dan
fungsi organisasi.
Peraturan Daerah mengenai
struktur organisasi dan tata
kerja organisasi.
Dukungan struktur organisasi
yang tepat.
Kurang terciptanya
efektivitas dan efisiensi
dalam pelayanan OPD.
Proses pengendalian mutu
dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi organisasi yang
belum optimal.
Tugas pokok dan Komitmen para pihak yang
fungsi
organisasi seringkali tidak konsisten
untuk
melakukan dengan kesepakatan.
koordinasi
dan
konsultasi.
Sinkronisasi, sinergitas dan
konsistensi belum optimal.
2. Identifikasi Permasalahan Internal
a.
Dalam perannya sebagai mitra OPD, pada implementasi program pengelolaan
bidang penanaman modal, perijinan dan pembiayaan investasi, pelayanan
organisasi ditempuh melalui aktivitas fasilitasi, koordinasi, monitoring dalam
rangka menyiapkan rumusan/bahan kebijakan pembangunan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi. Implementasi aktivitas tersebut dihadapkan pada
permasalahan internal sebagai berikut :
1) Disharmoni regulasi antar sektor : diantaranya kebijakan baru UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang
memuat perubahan kewenangan Pusat, Provinsi dan Kabupaten/ Kota serta
beberapa aturan lain yang masih mencerminkan tidak berpihak pada
kebijakan
otonomi
daerah
seperti
ketentuan
mengenai
investasi
pemerintah daerah (obligasi daerah) masih menemui beberapa kendala,
menyebabkan terhambatnya proses perumusan bahan kebijakan;
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
23
2) Belum
optimalnya
koordinasi
para
pihak
untuk
bersinergi
dalam
implementasi program-program pembangunan sebagaimana diagendakan
dalam RPJMD tahun 2013-2018: Arah kebijakan yang ditetapkan pada
RPJMD Jawa Barat memiliki sifat multi pemangku kepentingan dalam
konfigurasi relasi tertentu, yang terklasifikasi melalui peran-peran OPD,
mitra utama serta OPD pendukung;
3) Terbatasnya
data,
informasi
dan
perencanaan
dari
OPD
dan
Kabupaten/Kota dalam mendukung proses penyiapan bahan/rumusan
kebijakan;
4) Tupoksi OPD yang masih overlave untuk mendukung terwujudnya target
pembangunan;
5) Terbatasnya kewenangan terkait dengan kedudukan eselonering Asisten/
Biro yang sejajar dan/atau lebih rendah dengan Kepala OPD mitra;
6) Keterbatasan jumlah personil PNS.
b.
Dalam peran sebagai OPD utama pada implementasi program Pengelolaan
BUMD Bidang Keuangan dan Pengelolaan BUMD Bidang Non Keuangan,
diidentifikasi permasalahan organisasi sebagai berikut :
1) Belum adanya acuan sebagai dasar pengelolaan dan pembinaan BUMD
(SOP/Standard Operating Procedure)
2) Belum optimalnya kinerja BUMD baik dari sisi kelembagaan maupun
keuangan, hal ini perlu segera dilakukan langkah penyehatan BUMD yang
ditindaklanjuti dengan penyiapan dan penetapan kerangka regulasi sebagai
acuan/pedoman dalam mewujudkan badan usaha yang sehat.
3) Peran BUMD dalam pembangunan perlu dikembangkan secara lebih
optimal, menjajaki peluang dan memperluas peran dalam meningkatkan
kinerja pembangunan, baik sebagai badan usaha yang berorientasi profit
maupun sosial.
4) Kurangnya kualitas dan kuantitas SDM Pengelola.
3. Identifikasi Permasalahan Eksternal
Selain
permasalahan
yang
sifatnya
internal,
terdapat
pula
berbagai
permasalahan yang bersifat eksternal, sebagaimana berikut ini :
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
24
PERMASALAHAN EKSTERNAL DI BIDANG PELAYANAN BIRO
BERDASARKAN PROGRAM PEMBANGUNAN
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
VISI JAWA BARAT : “MAJU DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA”
Permasalahan
Faktor
Misi dan Program KDH
Pelayanan Biro
Penghambat
Pendorong
dan Wakil KDH terpilih
Investasi dan BUMD
Misi 2
Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan
Program
Perencanaan, Tingkat
koordinasi - Tingkat koordinasi yang - Forum
Kerjasama
Pengendalian dan Evaluasi antar daerah dan
masih minim
Daerah
(APPSI)
Pembangunan
instansi untuk dapat - Perda
masing-masing
diharapkan
mampu
menyelesaikan
daerah, unsur emosional
menjawab
berbagai
berbagai
proyek
teritorial,
serta
masalah yang dihadapi
pembangunan kurang
kebanggaan
daerah
dan
dapat
dicari
bersinergi satu sama
yang
membuat
solusinya bersama
lain.
koordinasi menjadi sulit
Program
Peningkatan Belum
jelasnya - Kepala Daerah masih - Dukungan Infrastruktur
Iklim
Promosi
dan rumusan
kebijakan
enggan
memberikan
yang memadai
Kerjasama Investasi
penetapan Kawasan
persetujuan KEK
- Kawasan Industri yang
industri
yang - Belum
adanya
memadai
diarahkan
menjadi
kesepakatan
tentang - Adanya kawasan baru di
Kawasan
Ekonomi
masalah tenaga kerja
wilayah BIJB (Kertajati
Khusus.
- Program pusat yang
Aerocity)
menetapkan KEK belum
menyentuh Jawa Barat.
Program Pembinaan dan BUMD Primer dan - Masih
belum - Skala
usaha
dan
Pengembangan BUMD dan Non Primer dituntut
profesionalnya
pelayanan BUMD yang
Lembaga Keuangan Non untuk dapat sehat
manajemen
pengelola
luas
Perbankan
dan
mampu
BUMD
- Dukungan
penyertaan
meningkatkan
- Belum
optimalnya
modal yang besar
kontribusi bagi PAD
dukungan eksekutif dan
dan
Pembangunan
legislatif
Ekonomi Daerah
Program
Pemantapan - Belum
optimal/ - Obligasi Daerah masih - BIJB Layak untuk segera
Otonomi
Daerah
dan
Efektivitas
disamakan
dengan
direalisasikan
pembaSistem
Administrasi
pelayanan Birokrasi
Obligasi Perusahaan
ngunannya
Daerah
- Kebijakan
yang - Jangka waktu proses - Potensi yang dimiliki
kurang harmonis
perijinan tidak sama
daerah sangat banyak
- Tidak
seragamnya - Jawa
Barat
banyak
aturan di daerah
menjadi tujuan investor
- Kurangnya
dukungan - Infrastruktur
yang
fasilitas yang diberikan
memadai
Program
Pelayanan - Terbatasnya fasilitas - Terbatasnya
anggaran - Kebijakan Pemda yang
Administrasi Perkantoran
dalam memberikan
untuk
mengakomodir
kondusif
pelayanan prima
seluruh
kegiatan - Dukungan dari pimpinan
- SDM pengelola yang
kebiroan
kurang memadai
- Banyaknya
undangan
kegiatan sektoral
Program
Peningkatan - Terbatasnya fasilitas - SDM yang terbatas
- RKPD
Pengembangan
Sistem
dalam memberikan - Dukungan data yang - Restra Jawa Barat
Pelaporan Capaian Kinerja
pelayanan prima
masih lemah
- LKPJ Gubernur
dan Keuangan
- SDM pengelola yang - Kerjasama
antar
kurang memadai
pengelola masih kurang
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
25
4. Identifikasi Permasalahan Umum
a.
Bidang Perijinan :
1) Dalam bidang perijinan, masalah kelembagaan yang menangani perijinan
harus segera dibentuk dan diseragamkan di seluruh Kabupaten/Kota,
ditunjang oleh SDM yang memenuhi kualifikasi, prosedur perijinan perlu
terus dibenahi baik SOP maupun persyaratannya agar mencerminkan
transparansi dan akuntabel serta mengurangi/memangkas perizinan yang
menimbulkan biaya ekonomi tinggi;
2) Perlu adanya dukungan/kerjasama dengan aparat penegak hukum agar
pelaksana kegiatan perizinan di daerah tidak tersangkut masalah hukum;
b.
Bidang Penanaman Modal
Walaupun Jawa Barat menduduki peringkat pertama dalam penyerapan
penanaman modal asing (PMA) namun masih terdapat beberapa persoalan
umum yang perlu segera diselesaikan diantaranya masalah kemacetan dari dan
menuju kawasan industri berdampak terhadap kelancaran arus barang,
masalah ketenagakerjaan, kemitraan antara industri besar dan kecil serta
masalah kebijakan regulasi di daerah.
c.
Bidang Investasi Pemerintah Daerah
Belum harmonisnya peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
investasi pemerintah daerah dan pinjaman daerah;
d.
Bidang BUMD
1) Ketentuan yang mengatur BUMD belum mencerminkan pengembangan
bisnis BUMD secara profesional ;
2) Masih terdapat BUMD yang belum sehat, sehingga masih perlu dlakukan
pembenahan dan penyehatan;
3) Terdapat BUMD baru yang belum menghasilkan keuntungan dan masih
memerlukan dukungan pendanaan yang cukup besar serta perlu dicarikan
mitra yang potensial;
4) Masih banyaknya aset-aset BUMD yang perlu diidentifikasi dan kurang
didayagunakan;
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
26
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
A. KORELASI KETERKAITAN VISI DAN VISI
1. Visi dan Misi Provinsi Jawa Barat
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat
2013-2018, yaitu "Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua", dimana
makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut :
Maju
: adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya
saing dan mandiri, terampil dan inovatif dengan tetap dapat
menjaga tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak
dan
adaptif terhadap
dinamika perubahan
namun
tetap
berpegang pada nilai budaya serta kearifan lokal dan berdaulat
secara pangan, ketahanan ekonomi dan sosial.
Sejahtera
: adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara
lahir dan
batin
mendapatkan
rasa
aman
dan
makmur
menjalani kehidupan.
Untuk Semua : adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan
oleh seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat
Sedangkan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, adalah
sebagai berikut :
a.
Misi Pertama
“Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing”
Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Masyarakat Jawa Barat
yang agamis, berakhlak mulia, sehat, cerdas, bermoral, berbudaya IPTEK,
memiliki spirit juara dan siap berkompetisi.
b. Misi Kedua
“Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan”
Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Perekonomian Jawa
Barat yang semakin maju dan berdaya saing, bersinergi antar skala usaha,
berbasis ekonomi pertanian dan non pertanian yang mampu menarik investasi
dalam dan luar negeri, menyerap banyak tenaga kerja serta memberikan
pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
27
c.
Misi Ketiga
“Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme
Aparatur,
dan Perluasan Partisipasi Publik”
Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Pemerintahan Jawa
Barat yang bermutu dan akuntabel, handal dan terpercaya dalam pelayanan
yang ditopang oleh aparatur profesional, sistem yang modern berbasis IPTEK
menuju
tatakelola
pemerintahan
yang
baik
(Good
Governance)
dan pemerintahan yang bersih (Clean Government) serta menerapkan model
manajemen pemerintahan
hibrida
yang
mengkombinasikan
manajemen
berbasis kabupaten/kota dengan manajemen lintas kabupaten/kota.
d. Misi Keempat
“Mewujudkan
Jawa
Barat
yang
Nyaman
dan
Pembangunan Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan”
Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Pembangunan Jawa
Barat yang selaras dengan kondisi daya dukung dan daya tampung lingkungan,
memiliki infrastruktur dasar yang memadai, serta didukung oleh tersedianya
infrastruktur yang mampu meningkatkan konektivitas antar wilayah dan
pertumbuhan ekonomi.
e.
Misi Kelima,
“Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda
dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai
Kearifan Lokal”
Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Kehidupan sosial
kemasyarakatan yang
kokoh
dan
berbudaya
yang
bercirikan
tingginya
pemanfaatan modal sosial dalam pembangunan, meningkatnya ketahanan
keluarga, menurunnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS), tingginya peran pemuda dalam pembangunan, meningkatnya prestasi
olah raga tingkat nasional dan internasional, terpeliharanya seni dan warisan
budaya
dan
industri
pariwisata
yang
berdaya
saing
dalam
bingkai
kearifan lokal.
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
28
2. Visi dan Misi Biro Investasi dan BUMD
Dalam rangka mendukung pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa
Barat dan sebagai upaya mewujudkan arah, peran dan kewenangan serta tugas
pokok dan fungsi yang telah ditetapkan, maka Biro Investasi dan BUMD Provinsi
Jawa Barat, menetapkan Visi yaitu :
“Menjadi Biro yang Berkualitas Prima dan menjadi Ujung Tombak
Pembangunan Jawa Barat melalui Sinergitas yang Berkelanjutan”
Makna dari penetapan Visi Biro Investasi dan BUMD tersebut, dapat didefinisikan
sebagai berikut :
a.
Biro
: Yang dimaksud dengan Biro adalah Biro Investasi dan
BUMD pada Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat.
b. Kualitas Prima
: Adalah pemberian pelayanan bermutu dan akuntabel,
handal dan terpercaya yang ditopang oleh aparatur
profesional, dengan menggunakan sistem modern berbasis
IPTEK menuju tatakelola pemerintahan yang baik (Good
Governance)
dan pemerintahan
yang
bersih
(Clean
Government).
c.
Ujung Tombak
: memposisikan
pembangunan
yang
terdepan
perekonomian
dalam
Jawa
mendukung
Barat
dibidang
penanaman modal, investasi pemerintah daerah dan
pengembangan BUMD melalui kegiatan fasilitasi dan
pengkoordinasian seluruh pemangku kepentingan;
d. Sinergitas
: suatu kondisi yang harmonis antar pemangku kepentingan
bidang Investasi dan BUMD sehingga memiliki kesamaan
persepsi dan tujuan pembangunan;
e.
Berkelanjutan
: Program, Kegiatan dan hasil yang dicapai dalam kurun
waktu
berjalan,
tidak
dilakukan
untuk
memenuhi
kebutuhan sesaat dan bersifat jangka pendek, namun
berjangka panjang dengan mempertimbangkan kebutuhan
generasi yang akan datang untuk memenuhi kesejahteraan
hidupnya.
Guna mewujudkan visi tersebut, maka Biro Investasi dan BUMD menetapkan 5
(lima) Misi penunjangnya, sebagai berikut :
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
29
a.
Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan, kualitas sumberdaya manusia
dan ketatalaksanaan Biro Investasi dan BUMD;
b.
Mendorong terwujudnya investasi pemerintah daerah dan pinjaman daerah
untuk mendukung percepatan pembangunan;
c.
Memberikan pelayanan prima untuk menunjang iklim penanaman modal,
perijinan dan investasi pemerintah daerah yang lebih kondusif;
d.
Meningkatkan kinerja BUMD sebagai sektor penyumbang PAD Jawa Barat;
e.
Meningkatkan kerjasama dan sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan
bidang perekonomian baik pusat, OPD Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Fokus utama penentuan sasaran adalah tindakan dan alokasi sumber daya
dalam kegiatan atau operasional. Sasaran ini ditujukan untuk meletakkan dasar
yang kuat dalam mengendalikan dan memantau kinerja sebagai alat untuk memacu
agar semua bagian segera dapat mengantisipasi timbulnya berbagai permasalahan.
Sasaran yang ditetapkan oleh Biro Investasi dan BUMD bersifat spesifik, dapat
dinilai, dapat diukur, namun dapat dicapai, dengan berorientasi pada hasil dan
dapat dicapai dalam waktu satu tahun atau berlaku pada masa mendatang. Adapun
sasaran yang ingin dicapai dalam Rencana Strategis Biro Investasi dan BUMD pada
Tahun 2015 sebagai berikut :
a.
Tingkat ketersediaan dokumen perencanaan daerah (spacial dan sektoral)
dalam mendukung penyusunan Renstra, Renja Kinerja Biro, Musrenbang dan
Partisipasi pada Kegiatan Mitra Praja Utama (MPU);
b.
Terlaksananya kegiatan penanaman modal dan perijinan yang berimplikasi
terhadap peningkatan perekonomian Jawa Barat;
c.
Meningkatnya peran BUMD dalam memberikan kontribusi terhadap PAD setiap
Tahunnya;
d.
Terlaksananya kegiatan investasi pemerintah daerah dan pinjaman daerah
sebagai salah satu alternatif pembiayaan dalam percepatan pembangunan
infrastruktur di Jawa Barat;
e.
Meningkatnya pelayanan perijinan di Kabupaten/Kota dan Penanaman Modal
Dalam dan Luar Negeri, sehingga Jawa Barat menjadi primadona para investor
untuk menanamkan modalnya di Jawa Barat;
f.
Meningkatnya penyelenggaraan Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK)
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang penanaman modal;
g.
Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan Investasi Pemerintah Daerah;
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
30
h.
Meningkatnya fungsi kelembagaan dan capaian kinerja aparatur pemerintah
daerah;
i.
Terwujudnya sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.
TUJUAN DAN SASARAN MISI PELAYANAN BIRO INVESTASI DAN BUMD
NO
1
2
3
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
Misi 1 :
Meningkatkan peran dan - Meningkatnya kuantitas dan - Jumlah dan kualitas bahan perumusan
fungsi
kelembagaan,
kualitas bahan perumusan
rancangan kebijakan yang disiapkan.
kualitas
sumberdaya
rancangan kebijakan
- Jumlah dan kualitas telaahan staf yang
manusia
dan
dihasilkan.
ketatalaksanaan
Biro
- Evaluasi
Tupoksi
dan
Struktur
Investasi dan BUMD
Organisasi.
- Waktu
yang
dibutuhkan
dalam
melaksanakan tupoksi
- Meningkatnya
kualitas Para pegawai dengan pendidikan S3, S2,
sumberdaya manusia.
S1 dan SLTA
- Tersedianya pelaporan kinerja Tersusunnya dokumen :
dan keuangan organisasi.
- LAKIP (th T-1)
- Tersusunnya
Standar - RENJA (th T)
Operasional
dan
Prosedur - Bahan LKPJ Biro Admrek (th T-1)
Pelaksanaan Tugas Pokok dan - LPPD (th T-1)
Fungsi.
- Laporan Triwulanan (th T)
- RKA dan DPA (T+1)
- Dokumen SOP
Misi 2 :
Mendorong terwujudnya Terealisasikannya
penyertaan - Tersusunnya perda penyertaan modal
investasi
pemerintah modal kepada BUMD dan - Tersusunnya Unit Pengelola OD
daerah dan pinjaman Penerbitan Obligasi Daerah - Tersusunnya
SOP
Penerbitan/
daerah
untuk Provinsi Jawa Barat untuk
pengelolaan OD
mendukung percepatan membiayai proyek infrastruktur - Tersusunnya Mitigasi dan Pengelolaan
pembangunan
terutama BIJB.
Resiko Penerbitan OD
- Terlaksananya Diklat Pengelola OD
- Tersusunya Dokumen Persiapan
Misi 3 :
Memberikan pelayanan - Terlaksananya penyelenggara- - Tersedianya data penanaman modal
prima untuk menunjang
an
penanaman
modal,
Jawa Barat;
iklim penanaman modal,
perijinan
dan
investasi - Tersedianya data perizinan Jawa
perijinan dan investasi
pemerintah daerah di Jawa
Barat;
pemerintah daerah yang
Barat.
- Tersedianya data investasi pemerintah
lebih kondusif
daerah
dan
dokumen
pinjaman
daerah.
- Meningkatnya
pelayanan - Terevaluasi Kebijakan di Bidang
perijinan
dan
penanaman
Perijinan dan Penanaman Modal di
modal di Kabupaten/Kota,
Kabupaten/Kota;
sehingga Jawa Barat menjadi - Terfasilitasinya
kemitraan
antara
primadona para investor.
Investor dengan Kabupaten/Kota;
- Tersusunnya Kajian tentang SOP
Pelaksanaan Perijinan dan Penanaman
Modal;
- Tersusunnya Kajian tentang identifikasi
perizinan di BIJB dan KAC;
- Tersusunnya Kajian tentang Promosi
Investasi di Jawa Barat;
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
31
NO
TUJUAN
SASARAN
- Meningkatnya
penyelenggaraan
Norma
Standar
Prosedur dan Kriteria (NSPK)
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan daerah bidang
penanaman modal;
- Meningkatnya
efektivitas
penyelenggaraan
Investasi
Pemerintah Daerah
4
INDIKATOR SASARAN
- Terlaksananya Konsultasi, Monitoring,
Koordinasi, dan Evaluasi Kegiatan.
- Tersusunnya Kajian Pemetaan dan
Kebijakan Investasi Kabupaten/Kota
Wilayah Bekasi;
- Terkoordinasi,
Terfasilitasi,
dan
Termonitornya Bidang Penanaman
Modal.
- Tersusunnya Kajian tentang Master
Plan
Pengembangan
Investasi
Pemerintah Daerah;
- Tersusunnya
Indikator
Kelayakan
Investasi Pemerintah Daerah untuk
Penyertaan Modal Daerah;
- Tersusunnya
Kajian
tentang
Manajemen Pengelolaan Investasi
Pemerintah Daerah;
- Tersusunnya
Kajian
tentang
Pembentukan Tim Penasehat Investasi
Pemerintah Daerah;
- Penyusunan Kajian tentang Tatacara
Investasi
Pemerintah
Daerah
Penyertaan Modal kepada BUMD;
- Tersusunnya
Kajian
Penerusan
Obligasi Daerah Berupa Investasi
Pemerintah Daerah.
Misi 4 :
Meningkatkan
kinerja - Pembinaan
dan
BUMD sebagai sektor Pengembangan BUMD Primer
penyumbang PAD Jawa
Barat
- Pembinaan
dan
Pengembangan BUMD Non
Primer.
- Tersedianya
rumusan
kebijakan
Pengembangan BUMD primer.
- Terlaksananya fasilitasi pengembangan
BUMD Primer
- Tersedianya
rumusan
kebijakan
Pengembangan BUMD non primer.
- Terlaksananya fasilitasi pengembangan
BUMD Non Primer
- Pembinaan BUMD Perbankan. - Terlaksananya Rapat Persiapan;
- Terlaksananya RUPS, RUPS LB dan
Monitoring BUMD Perbankan di Jawa
Barat Banten serta APEX BPR.
- Pembinaan
BUMD
Jasa - Terlaksananya Rapat Persiapan;
Keuangan.
- Terlaksananya RUPS, RUPS LB dan
Monitoring BUMD Jasa Keuangan di
Jawa Barat Banten serta APEX.
5
Misi 5 :
Meningkatkan kerjasama dan
sinergi
dengan
seluruh
pemangku
kepentingan
bidang
perekonomian baik pusat,
OPD Provinsi maupun
Kabupaten/Kota
Meningkatnya
Fungsi - Terlaksananya undangan
Kelembagaan dan Capaian
Pemerintah Pusat;
Kinerja Aparatur Pemerintah - Terlaksananya undangan
Daerah
Provinsi lain;
- Terlaksananya Monitoring,
Koordinasi dan Konsultasi
Biro Investasi dan BUMD.
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
rapat
ke
rapat
ke
Fasilitasi,
Kegiatan
32
Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, diperlukan suatu perencanaan
dan tindakan nyata untuk dapat mewujudkannya, dimana perencanaan dan
tindakan nyata pada Biro Investasi dan BUMD dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai
luhur yang ingin dicapai, yaitu : “Kebersamaan”, “Kejujuran”, “Keharmonisan”,
“Tanggungjawab” dan “Profesional”. Nilai-nilai luhur tersebut menjadi identitas dan
pedoman Biro Investasi dan BUMD dalam melaksanakan aktivitas, baik dalam
lingkup internal Biro Investasi dan BUMD maupun di lingkungan Pemerintah Provinsi
Jawa Barat. Adapun penjabaran dari nilai-nilai tersebut sebagai berikut :
a.
Kebersamaan
: Senantiasa mengedepankan konsultasi, koordinasi dan
kerjasama
dalam
melaksanakan
tugas
pokok
dan
fungsinya.
b.
Kejujuran
: Segala tindakan dalam pelaksanaan pemberian pelayanan
dan merealisasikan program serta kegiatan dilakuakn
secara transparansi dan sesuatu peraturan yang telah
ditetapkan.
c.
Keharmonisan
: Menjunjung tinggi saling pengertian, toleransi, rukun dan
damai, dalam melaksanakan tugas kedinasan maupun
hubungan interpersonal.
d.
Tanggungjawab
: Selalu
berkomitmen
untuk
melaksanakan
dan
menyelesaikan tugas secara tuntas dan optimal.
e.
Profesional
: pelaksanaan
tugas
pokok
dan
fungsi
serta
pelayanan/fasilitasi kepada stakeholder didukung dengan
kompetensi.
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
33
BAB V
PROGRAM DAN KEGIATAN YANG MENDUKUNG PELAKSANAAN
Biro Investasi dan BUMD Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dalam
melaksanakan tugas fokok dan fungsinya guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah
direncanakan untuk mendukung pencapaian visi dan misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat
didasarkan pada Rencana Kerja (Renja) yang dirinci kedalam program dan kegiatan, dan
selanjutnya dituangkan kedalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sesuai tahun
berjalan. Adapun rincian program dan kegiatan dimaksud sebagai berikut :
A. TAHUN 2014
Bahwa Biro Investasi dan BUMD Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Setda dan Setwan DPRD Provinsi Jawa Barat, dalam pelaksanaan
kegiatannya dimulai sejak bulan Nopember 2014 sampai dengan Desember 2014
menggunakan APBD Administrasi Perkantoran.
B. TAHUN 2015
Pada Tahun Anggaran 2015, di lingkungan Biro Investasi dan BUMD terdapat
6 (enam) program dan 12 (dua belas) kegiatan dengan rencana alokasi dana sebesar
Rp.
5.903.475.000,-
yang
bersumber
dari
APBD
Provinsi
Jawa
Barat,
dan
pelaksanaannya dikelola dan dilaksanakan oleh bagian-bagian yang ada di lingkungan
Biro Investasi dan BUMD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan dibantu oleh
Tata Usaha Biro, dengan rincian sebagai berikut :
29. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah
Kegiatan Koordinasi dan Monitoring Perencanaan
34. Program Peningkatan Iklim, Promosi dan Kerjasama Investasi
Kegiatan Koordinasi dan Monitoring Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
35. Program Pembinaan dan Pengembangan BUMD dan Lembaga
Keuangan Non Perbankan
1
Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD Primer
2
Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD Non Primer
3
Kegiatan Pembinaan BUMD Perbankan
4
Kegiatan BUMD Jasa Keuangan
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
146,250,000
146,250,000
121,875,000
121,875,000
1.243.125.000
200.000.000
263.125.000
390.000.000
390.000.000
34
57. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi
Daerah
1
Kegiatan Persiapan Penerbitan Obligasi Daerah
2
Pembinaan Pelaksanaan Perijinan dan Penanaman Modal di Jawa Barat
3
Koordinasi dan Monitoring Pengembangan Penanaman Modal Pemerintah
Daerah
4
Koordinasi dan Monitoring Pengembangan Investasi Pemerintah Daerah
60. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3.412.350.000
Pelayanan Administrasi Perkantoran Biro Investasi dan BUMD
66. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan Biro Investasi dan BUMD
931.125.000
48.750.000
1.445.840.000
483.110.000
195.000.000
1.288.400.000
931.125.000
48.750.000
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Kinerja tahun 2015 (s.d Triwulan I)
Kegiatan Biro Investasi dan BUMD tahun 2015 dilaksanakan dengan mengacu
pada program-program sesuai dengan Renstra Gubernur Jawa Barat 2013-2018, yaitu :
[29] Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
1) Kegiatan Koordinasi dan Monitoring Perencanaan, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 146.250.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 22.090.000,- atau 15,10%
[34] Program Peningkatan Iklim, Promosi dan Kerjasama Investasi
2) Kegiatan Koordinasi dan Monitoring Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 121.875.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 19.218.750,- atau 15,77%
[35] Program Pembinaan dan Pengembangan BUMD dan Lembaga Keuangan Non
Perbankan
3) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD Primer, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 200.000.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 15.100.000,- atau 7,55%
4) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD Non Primer, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 263.125.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 32.625.000,- atau 12,40%
5) Kegiatan Pembinaan BUMD Perbankan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
390.000.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 26.202.900,- atau 6,72%
6) Kegiatan Pembinaan BUMD Jasa Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 390.000.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 26.370.500,- atau 6,76%
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
35
[57] Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah
7) Kegiatan Persiapan Penerbitan Obligasi Daerah, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 1.445.840.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 89.350.000,- atau 6,18%
8) Kegiatan Pembinaan Pelaksanaan Perijinan dan Penanaman Modal di Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 483.110.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 67.240.000,- atau 13,92%
9) Kegiatan Koordinasi dan Monitoring Pengembangan Penanaman Modal di
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 195.000.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 30.000.000,- atau 15,38%
10) Kegiatan Koordinasi dan Monitoring Pengembangan Investasi Pemerintah
Daerah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.288.400.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 53.600.000,- atau 4,16%
[60] Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
11) Kegiatan Pelayanan Administrasi Perkantoran Biro Investasi dan BUMD,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 931.125.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 155.800.000,- atau 16,73%
[66] Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
12) Kegiatan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan Biro Investasi dan BUMD, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
48.750.000,Sampai dengan Triwulan I terealisasi sebesar Rp. 9.750.000,- atau 20%
Pelaksanaan Program dan Kegiatan Biro Investasi dan BUMD pada tahun 2015
tersebut, dimaksudkan untuk memenuhi tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam
Rencana Strategis Biro Investasi dan BUMD 2014-2018, dengan target yang ingin di
capai antara lain :
a.
Tingkat ketersediaan dokumen perencanaan daerah (Spacial & Sektoral).
b.
Tersusunnya beberapa kajian dibidang penanaman modal dan perijinan dan
Harmonisasi Kebijakan;
c.
Tersusunnya Rumusan Kebijakan BUMD Sektor Primer dan BUMD Sektor Non
Primer.
d.
Terlaksananya sertifikasi SDM BPR, RUPS BPR, Kajian Kinerja BPR dan BJB,
Perubahan Perda dan Penyertaan Modal.
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
36
e.
Terlaksananya sertifikasi PDPK, RUPS PDPK, Kajian Kinerja PDPK, Jamkrida dan
Askrida, Audit PDPK Perubahan Perda PD ke PT dan Penyertaan Modal.
f.
Tersusunnya Dokumen Persiapan Penerbitan Obligasi Daerah Provinsi Jawa Barat.
g.
Terkoordinasi, Terfasilitasi dan Termonitornya Pengembangan Investasi Pemerintah
Daerah.
h.
Terevaluasinya Kebijakan di Bidang Perijinan dan Penanaman Modal.
i.
Meningkatnya fungsi kelembagaan dan capaian kinerja aparatur.
j.
Terwujudnya Sistim Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
SASARAN STRATEGIS, IDIKATOR KINERJA DAN TARGET
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
1.
Terlaksananya Kegiatan Kawasan Rumusan bahan kebijakan penetapan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) dan Ekonomi Khusus di Jawa Barat dan Data
Kawasan Industri (KI) di Jawa Perkembangan Kawasan Industri
Barat
1
2.
Adanya Peningkatan Keberadaan Peningkatan Prosentase PAD Jawa Barat dari
BUMD
yang
berkontribusi BUMD Primer dan BUMD Non Primer
terhadap PAD per tahun
2
3.
Adanya Peningkatan Keberadaan Peningkatan Prosentase PAD Jawa Barat dari
BUMD
yang
berkontribusi BUMD Perbankan dan BUMD Jasa Keuangan
terhadap PAD per tahun
2
4.
Terlaksananya
Obligasi Daerah
persyaratan
dan SDM
5
5.
Meningkatnya
Pelayanan Tersusunnya Dokumen untuk pelaksanaan
Perizinan di Kabupaten/Kota dan perijinan dan penanaman Modal di Jawa Barat
Penyelenggaraan Norma Standar
Prosedur dan Kriteria (NSPK)
Bidang Penanaman Modal di
Jawa Barat
5
6.
Meningkatnya
Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
6
Persiapan Kesiapan
Dokumen
untuk
Penerbitan Obligasi Daerah
pelaksana untuk Obligasi Daerah
Efektivitas Teridentifikasinya bahan kebijakan di bidang
Investasi investasi Pemerintah Daerah
Program
Anggaran
Keterangan
1. Program Peningkatan Iklim, Promosi Rp.
dan Kerjasama Investasi
121.785.000,00
APBD
2. Program Pembinaan dan
Rp.
Pengembangan BUMD dan
Lembaga Keuangan Non Perbankan
1.243.125.000,00
APBD
3. Program Pemantapan Otonomi
Daerah dan Sistem Administrasi
Daerah
3.412.350.000,00
APBD
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
Rp.
37
C. RENCANA TAHUN 2016
Adapun untuk Tahun 2016, Biro Investasi dan BUMD merencanakan sebanyak
5 (lima) Program dan 11 (sebelas) Kegiatan melalui usulan RKPD online dengan jumlah
total usulan sebesar Rp. 5.811.615.000, dengan rincian sebagai berikut :
NO
1.
2.
3.
4.
5.
PROGRAM DAN KEGIATAN
Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah
 Kegiatan Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi pada Biro
Investasi dan BUMD
Program Pembinaan dan Pengembangan BUMD dan
Lembaga Keuangan Non Perbankan
 Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD Primer
 Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD Non Primer
 Kegiatan Pembinaan BUMD Perbankan
 Kegiatan BUMD Jasa Keuangan
Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem
Administrasi Daerah
 Kegiatan Persiapan Penerbitan Obligasi Daerah
 Kegiatan Pembinaan Pelaksanaan Perijinan di Jawa Barat
 Kegiatan Pengembangan Penanaman Modal di Jabar
 Kegiatan Pengembangan Investasi Pemerintah Daerah
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
 Kegiatan Pelayanan Administrasi Perkantoran Biro Investasi dan
BUMD
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
 Kegiatan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan Biro Investasi dan BUMD
Jumlah Total
TAHUN 2016
150.000.000
150.000.000
2.095.000.000
220.000.000
700.000.000
550.000.000
625.000.000
2.316.615.000
700.000.000
506.865.000
409.750.000
700.000.000
1.200.000.000
1.200.000.000
50.000.000
50.000.000
5.811.615.000
Rencana Program dan Kegiatan di lingkungan Biro Investasi dan BUMD Tahun 2016
terdapat penurunan 1,56% jika dibandingkan dengan program Kegiatan tahun 2015.
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
38
D. PERENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN 5 (LIMA) TAHUNAN
NO
PROGRAM DAN KEGIATAN
TAHUN 2014
1.
Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah
 Kegiatan Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
pada Biro Investasi dan BUMD
Program Peningkatan Iklim, Promosi dan
Kerjasama Investasi
 Kegiatan Koordinasi dan Monitoring Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)
Program Pembinaan dan Pengembangan BUMD
dan Lembaga Keuangan Non Perbankan
 Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD Primer
 Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD Non
Primer
 Kegiatan Pembinaan BUMD Perbankan
 Kegiatan BUMD Jasa Keuangan
Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem
Administrasi Daerah
 Kegiatan Persiapan Penerbitan Obligasi Daerah
 Kegiatan Pembinaan Pelaksanaan Perijinan di Jawa
Barat
 Kegiatan Pengembangan Penanaman Modal di Jabar
 Kegiatan Pengembangan Investasi Pemerintah Daerah
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
 Kegiatan Pelayanan Administrasi Perkantoran Biro
Investasi dan BUMD
Program Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
 Kegiatan Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Biro Investasi
dan BUMD
-
146.250.000
-
146.250.000
-
121,875,000
-
-
-
121,875,000
-
-
-
1.243.125.000
2.095.000.000
2.304.500.000
2.534.950.000
-
200.000.000
263.125.000
220.000.000
700.000.000
242.000.000
770.000.000
266.200.000
847.000.000
-
390.000.000
390.000.000
3.412.350.000
550.000.000
625.000.000
2.316.615.000
605.000.000
687.500.000
2.548.276.500
665.500.000
756.250.000
2.803.104.150
-
1.445.840.000
483.110.000
700.000.000
506.865.000
770.000.000
557.551.500
847.000.000
613.306.650
195.000.000
1.288.400.000
931.125.000
931.125.000
409.750.000
700.000.000
1.200.000.000
1.200.000.000
450.725.000
770.000.000
1.320.000.000
1.320.000.000
495.797.500
847.000.000
1.452.000.000
1.452.000.000
-
48.750.000
50.000.000
55.000.000
60.500.000
-
48.750.000
50.000.000
55.000.000
60.500.000
5.811.615.000
5.811.615.000
6.392.776.500
7.032.054.150
2.
3.
4.
5.
6.
Jumlah Total
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
1.103.845.000
1.103.845.000
1.103.845.000
TAHUN 2015
39
TAHUN 2016
150.000.000
TAHUN 2017
Estimasi Naik
10%
165.000.000
TAHUN 2018
Estimasi Naik
10%
181.500.000
150.000.000
165.000.000
181.500.000
BAB VI
INDIKATOR KINERJA BERDASARKAN TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikator kinerja adalah alat untuk menilai keberhasilan pembangunan secara
kuantitatif maupun kualitatif, dan merupakan gambaran yang mencerminkan capaian
indikator kinerja program (outcomes/hasil) dari kegiatan (output/keluaran). Indikator kinerja
merupakan sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan dalam jangka
menengah, karena dari hasil kinerja akan menggambarkan tingkat pencapaian yang
diharapkan di masa mendatang.
Penetapan indikator kinerja Biro Investasi dan BUMD ini dimaksudkan untuk
mengukur kinerja atau keberhasilan dari organisasi yang dilakukan dengan mudah, cepat,
tepat dan akurat sehingga mampu menggambarkan keadaan organisasi secara riil. Dengan
ditetapkannya indikator kinerja, maka akan tergambarkan tingkat capaian sasaran dan
tingkat efisiensi dan efektivitas kinerja dari OPD tersebut.
Mengingat rencana kinerja merupakan gambaran sosok tampilan organisasi
dimasa yang akan datang, maka penetapan indikator kinerja Biro Investasi dan BUMD
menjadi syarat penting untuk menetapkan rencana kinerja selama kurun waktu 5 (lima)
tahun mendatang dengan tetap berpedoman kepada Rencana Pembanguan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018.
Sebagaiman lazimnya sebuah alat ukur untuk mengukur kinerja suatu organisasi,
maka indikator kinerja ditetapkan dengan memenuhi kriteria :
1.
Terkait dengan upaya pencapaian sasaran pembangunan daerah;
2.
Menggambarkan hasil pencapaian program pembangunan yang diharapkan;
3.
Memfokuskan pada hal-hal utama, penting dan merupakan prioritas program
pembangunan daerah; dan
4.
Terkait dengan pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan daerah.
Adapun gambaran Secara rinci penetapan indikator kinerja Biro Investasi dan
BUMD dalam mewujudkan pencapaian Visi Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, dapat
diuraikan sebagai berikut:
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
41
INDIKATOR KINERJA BIRO INVESTASI DAN BUMD
NO.
1.
2.
3.
4.
INDIKATOR
- Jumlah PMA dan PMDN di Jawa
Barat
- Jumlah peraturan perundangundangan yang diharmonisasikan
dan disinkronisasi
- Prosentase peningkatan jumlah
investor
- Prosentase dampak pada
perekonomian
- Jumlah Perijinan
- Jumlah peraturan perundangundangan yang diharmonisasikan
dan disinkronisasi
- Prosentase peningkatan jumlah
pemohon ijin
- Prosentase peningkatan jumlah
PAD
- Dokumen Persiapan Penerbitan
Obligasi Daerah
- Prosentase tingkat persiapan dan
pengajuan ijin
- Penerbitan Obligasi Daerah
- Dokumen pembiayaan investasi
pemerintah provinsi
- Prosentase tingkat pelayanan
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
KONDISI KINERJA
PADA AWAL
PERIODE RPJMD
2014
2015
2016
PMA
=
190
PMDN = 127.872
Belum ada
200
142,58
3
210
159,69
1
220
179,65
1
2017
230
203,00
1
2018
250
231,42
100%
79,36%
5,16%
5,16%
5,16%
5,16%
100%
45%
55%
65%
75%
85%
100%
148
113
47
-
148
113
47
-
148
113
47
1
148
113
47
1
148
113
47
1
79,36%
5,16%
5,16%
5,16%
5,16%
100%
45%
55%
65%
75%
85%
100%
1
3
1
1
1
50%
75%
100%
-
-
-
-
5
100%
2
2
2
-
-
-
-
10%
10%
Ijin
= 148
Non Ijin = 113
Strategis = 47
Belum ada
11
50%
KONDISI KINERJA PADA
AKHIR PERIODE RPJMD
43
NO.
5.
6.
7.
8.
INDIKATOR
- Jumlah BUMD Perbankan
- Jumlah peraturan perundangundangan yang di susun
- Prosentase peningkatan jumlah
penyertaan modal
- Prosentase peningkatan jumlah
PAD
- Jumlah BUMD Jasa Keuangan
- Jumlah peraturan perundangundangan yang di susun
- Prosentase peningkatan jumlah
penyertaan modal
- Prosentase peningkatan jumlah
PAD
- Jumlah BUMD Sektor Primer
- Jumlah peraturan perundangundangan yang di susun
- Prosentase peningkatan jumlah
penyertaan modal
- Prosentase peningkatan jumlah
PAD
- Jumlah BUMD Sektor Non Primer
- Jumlah peraturan perundangundangan yang di susun
- Prosentase peningkatan jumlah
penyertaan modal
- Prosentase peningkatan jumlah
PAD
KONDISI KINERJA
PADA AWAL
PERIODE RPJMD
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
2014
2015
2016
2017
2018
3
5
4
2
4
5
4
0
4
0
35,4%
-
39,4%
-
-
Rp. 1.013.762.775
-
10%
10%
10%
10%
3
8
5
8
5
1
5
-
5
1
5
1
52,45%
10%
10%
10%
10%
52%
10%
10%
10%
10%
3
5
Rp. 122.496.688.651
Rp. 545.313.799.592
Rp. 3.895.012.198
KONDISI KINERJA PADA
AKHIR PERIODE RPJMD
- Sesuai dengan
kemampuan keuangan
daerah,
- peningkatan PAD per
tahun 10%
- Sesuai dengan
kemampuan keuangan
daerah,
- peningkatan PAD per
tahun 10%
BAB IV
PENUTUP
Rencana strategik yang telah disusun ini telah menjadi sebuah komitmen dari
Kepala Biro dan Seluruh Staf Biro Investasi dan BUMD Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Barat untuk dilaksanakan demi terwujudnya Visi, Misi, tujuan, sasaran strategik yang telah
ditetapkan. Sangat disadari bahwa Biro Investasi dan BUMD merupakan bagian dari
Sekretariat Daerah yang berkedudukan sebagai unsur staf, mempunyai tugas pokok dan
kewajiban membantu Gubernur dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan Dinas
Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja dan Lembaga lain di
lingkungan Pemerintah Daerah, sehingga memegang peranan penting dalam melaksanakan
tugas pemerintah daerah dalam bidang penyusunan dan perumusan kebijakan. Untuk itu
akan berupaya seoptimal mungkin untuk mendukung Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa
Barat.
Dengan dirumuskannya Rencana Strategik Tahun 2013-2018, Biro Investasi dan
BUMD telah mempersiapkan diri untuk mengantisipasi perubahan di masa depan dan
berorientasi hasil yang ingin dicapai pada kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima)
tahun, dengan memperhitungkan potensi, peluang, kendala yang ada atau mungkin timbul.
Adanya komitmen yang kuat dari jajaran aparat Biro Investasi dan BUMD untuk
melaksanakan Visi dan Misi sebagaimana yang tertuang dalam rencana strategis dimaksud,
diharapkan Akuntabilitas Biro Investasi dan BUMD meningkat dan optimal.
Renstra Biro Investasi dan BUMD Tahun 2013-2018
45
Download