Pdt. Peter Tjondo, S.Th Persembahan Yang Hidup Blimbingsari

advertisement
Blimbingsari
Desa Yang Cinta Yesus
Pdt. Peter Tjondo, S.Th
Persembahan Yang Hidup
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
SHALOM
S
halom,
“Karena itu, Saudara-Saudara, demi
kemurahan Allah aku menasihatkan
kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan
yang hidup, yang kudus dan yang berkenan
kepada Allah : itu adalah ibadahmu yang
sejati.” Roma 12:1. Demikianlah pesan Paulus kepada jemaat di Roma mengingatkan
panggilan kita sebagai orang percaya agar
mengupayakan berbagai cara dengan tulus
ikhlas untuk menyenangkan hati Allah dengan memepersembahkan tubuh dan seluruh pikiran dan hati kita untuk pelayanan.
Inilah “Persembahan Hidup” menjadi
tema pilihan dalam penerbitan majalah MissionCARE kali ini. Tema ini juga dimaksudkan untuk mengingatkan kembali kepada
semua pihak yang menghidupi pelayanan
MissionCARE agar selalu bersemangat dan
aktif untuk menemukan cara-cara baru
dalam melakukan pelayanan bersama MissionCARE. Apa pun tindakan yang dilakukan bukan semata-mata demi nama besar
MissionCARE, namun selalu ditujukan bagi
kemuliaan Tuhan yang telah terlebih dahulu
memberikan tubuhNya sebagai pemulihan
atas rusaknya hubungan kita, umatNya
dengan Tuhan karena dosa.
Meskipun sulit untuk memberikan
‘persembahan’ terbaik dan sempurna bagi
Tuhan, kiranya kita tidak patah semangat
untuk melakukan yang terbaik. Saling bergandengan tangan, saling menyemangati
dan terlebih lagi kesatuan hati adalah halhal utama menjaga semangat pelayanan
dalam MissionCARE.
SUSUNAN REDAKSI
Penasihat Penanggung Jawab Pemimpin Redaksi Tim Redaksi
Iklan & Bendahara Tata Letak
Korespondensi
Distribusi
:
:
:
:
Pdt. Peter Tjondro
Tony Yudianto
Andri Setiono
Ayik Teteki,
Yehuda Rennati
Lasdo Lubis
: Dyah Noor Arini
: Yehuda Rennati
: Chapter MissionCARE
: Sukri & Lasdo Lubis
Demikian juga perjuangan yang
selalu dilakukan oleh tim Majalah MissionCARE untuk memberikan pekerjaan terbaik
sebagai persembahan yang hidup bagi Tuhan. Meskipun terdapat keterbatasan namun telah mencoba dan akan terus mencoba untuk memberikan yang terbaik bagi
Tuhan dan pembaca sekalian. Setelah vakum terbit selama 1,5 tahun, akhirnya kami
hadir kembali dan memulai untuk bersinergi
dengan banyak pihak terkait dengan pelayanan MissionCARE.
Sebuah pesan inspiratif dari Bunda
Teresa, “Dalam kehidupan ini kita tidak
dapat selalu melakukan hal yang besar.....
Tetapi kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang besar “. Karena itu
perlu kita ingat satu hal ini, untuk melakukan segala sesuatu dengan cinta. Sehingga
perbuatan-perbuatan kita menjadi persembahan yang layak bagi Tuhan dan menyenangkan hati Tuhan. Tuhan memberkati.
(red)
Alamat Redaksi :
Komplek Ruko Plaza Pasifik Blok B1 No. 18
Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240
Telp. (021) 4584 3481 Fax. (021) 4584 3521
e-mail : [email protected]
Penerbit :
Perhimpunan Mitra Misi Indonesia (MissionCARE)
SK. Menteri Hukum dan HAM RI
No. C22 - HT.01.03.TH.2006
MissionCARE
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
MissionCONTACT
Rubrik ini kami sediakan bagi Anda untuk dapat
menyampaikan keluhan, tanggapan, maupun
saran kepada kami. Kami juga menerima suratsurat dari Anda yang berhubungan dengan majalah MissionCARE. Silakan kirimkan surat Anda
ke alamat redaksi kami atau melalui ~
e-mail: [email protected].
Tuhan Yesus memberkati.
S
halom, Redaksi Majalah MissionCARE, saya adalah salah satu yang menanti-nanti
terbitnya majalah MissionCARE. Terakhir saya menbaca majalah ini tahun 2014.
Saya suka membaca kegiatan-kegiatan yang dilakukan di daerah pedalaman. Artikel-artikel tersebut mampu untuk menggugah hati misi sehingga kami sebagai
pembaca tahu perkembangan dan apa yang akan diperbuat untuk misi-misi di pedalaman.
Semoga MissionCARE tetap bersemangat dalam melayani Tuhan. Amin
Sherry – Sukapura, Jakarta Utara
Jawaban:
Shalom Ibu Sherry,
Terima kasih atas sambutan yang baik atas edisi 2014 lalu, kami akan terus meningkatkan pelayanan MissionCARE dengan penerbitan Majalah MissionCARE edisi Agustus 2015.
Terus doakan pekerjaan kami di MissionCARE. Tuhan memberkati.
Y
ang terkasih Redaksi Majalah MissionCARE saya menantikan artikel tentang tokohtokoh Kristen yang peduli akan pekerjaan misi, terutama karya mereka yang turut
memajukan daerah-daerah terpencil. Gbu
Yuli – Cilincing, Jakarta Utara
Jawaban:
Shalom Ibu Yuli,
Saran Ibu dalam waktu dekat akan kami realisasikan, kami akan menampilkan tokoh-tokoh
yang sangat berjasa dalam pelayanan misi mereka di daerah terpencil. Tuhan memberkati.
S
aya membaca majalah MissionCARE terkahir kali pada bulan Februari 2014, saya
nanti-nanti terbitan berikutnya, lama sekali tidak muncul. Sementar saya perlu
info kegiatan-kegiatan MissionCARE. Jadi, mohon agar majalahnya bisa selalu terbit sehingga informasi tidak tertinggal. Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati.
Sharon – Tangerang, Banten
Jawaban:
Shalom Ibu Sharon,
Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, memang majalah Majalah MissionCARE belum dapat hadir secara rutin di tahun 2014 lalu dikarenakan satu dan lain hal. Tahun 2016
kami akan hadir secara rutin 3 kali dalam setahun. Diharapkan dengan informasi ini dapat
membuat Ibu tetap memiliki informasi mengenai pelayanan misi di pedalaman.
Tuhan memberkati.
4
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
DAFTAR ISI
Majalah MissionCARE Edisi Agustus-Oktober 2015
DAFTAR ISI
Mission News
Dari Redaksi
Shalom...................................................(3)
Surat Pembaca........................................(4)
Tajuk Utama
Ada Doa Bagi Mentawai..........................(6)
Tantangan Untuk Hidup Baru.................(8)
HAL 9
Mission News
Pelayanan Supermarket..........................(14)
Rakernas MissionCARE 2015................(20)
Mission Focus
Mission Focus
Persembahan Yang Hidup......................(17)
Persembahan Sejatiku Kepada Tuhan.....(32)
Blimbingsari Desa Yang Cinta Yesus.......(36)
Mission Inside
Mars MissionCARE...............................(26)
Makna dan Arti Logo MissionCARE.....(24)
Mission Words
A Living Sacrifice...................................(30)
HAL 36
Mission Letter
Mission Letter
GPdI Tigarunggu..................................(38)
Surat Hamba Tuhan..............................(40)
Advertorial
Andris Series...........................................(43)
MissionCARE
Reach the Unreachable
HAL 39
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
5
TAJUK UTAMA
Missiontrip Pulau Siberut
Kepulauan Mentawai
Ada Doa Bagi Mentawai
A
da sesuatu yang Tuhan ingin kita
kerjakan untuk Padang dan Mentawai, di Sumatera Barat ini kita
satu hati sehingga Tuhan adakan
suatu terobosan di Sumatera Barat, adalah
ungkapan keprihatinan dari Ketua I Badan
Pengurus Pusat (BPP) Perhimpunan Mitra
Misi Indonesia (PMMI)/ MissionCARE, Rianto
Chandra, atas kehidupan masyarakat Mentawai. Sampai saat ini, akses pendidikan,
transportasi dan komunikasi di Kepulauan
Mentawai masih terbatas. Padahal menurut
beliau, gereja punya peran penting dalam
memajukan masyarakat di Kepulauan Mentawai.
Maka, berangkat dari keinginan
sederhana yaitu berdoa bagi tanah Kepulauan Mentawai, maka pada bulan Mei lalu,
tepatnya tanggal 25 sampai 29 Mei 2015,
beberapa dari tim Perhimpunan Mitra Misi
Pusat (PMMI)/ MissionCARE melakukan perjalanan ke Kepulauan Mentawai. Secara
teknis perjalanan ke Kepulauan Mentawai,
khususnya ke Pulau Siberut, diorganisir oleh
MissionCARE Cabang Palembang . Perjalanan yang berlangsung selama 5 hari 4 malam
tersebut merupakan pengalaman pertama
bagi tim MissionCARE. Dengan peserta 16
(enam belas) orang, tim memulai perjalanannya dari berbagai daerah asal, ada dari
Jakarta, Solo, Jogjakarta dan Palembang
yang berkumpul di Padang, Sumatera Barat.
Kepulauan Mentawai atau sekarang Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan Ibu-
6
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
kota Tuapejat di Pulau Sipora, berdasarkan
UU RI No. 49 Tahun 1999 sebagai bentuk
pemekaran daerah dari Propinsi Sumatera
Barat terletak memanjang dibagian paling
barat pulau Sumatera dan dikelilingi oleh
Samudera Hindia. Penduduk mayoritas
adalah Suku Mentawai namun juga banyak
suku-suku lain yang tinggal di Kepulauan
ini seperti Suku Nias, Suku Batak, Suku
Minangkabau (orang Padang) dan ada pula
Suku Jawa, dan lain-lain. Mayoritas suku
Mentawai menganut agama Kristiani yaitu
Kristen Protestan dan Katholik, dan agama
Islam.
Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki 4 pulau besar yang dikenal dengan
Pulau Siberut, ulau Sikakap, Pulau Pagai
Utara dan Pulau Pagai Selatan. Pulau Siberut yang menjadi tujuan perjalanan tim
MissionCARE adalah pulau yang terbesar
dan berada pada posisi paling Utara dari
Kepulauan Mentawai. Pulau ini juga menjadi tujuan wisata baik wisata lokal maupun
manca karena di Pulau Siberut inilah budaya asli Suku Mentawai ada. Pulau Siberut
menjadi pilihan kunjungan tim MissionCARE
karena beberapa partner atau Hamba Tuhan
yang menerima subsidi dari MissionCARE
mengerjakan pelayanan di pulau ini.
Hari Selasa pagi tanggal 26 Mei, tim
MissionCARE berangkat menuju pelabuhan
Bungus, Padang untuk menyeberang ke
Pulau Siberut dengan menggunakan kapal
cepat jetfoil yang menempuh perjalanan se-
TAJUK UTAMA
lama 5 jam. Kali ini perjalanan lebih lama
dari jadwal biasanya karena harus singgah
dahulu di pelabuhan Muara Sikabaluan sebelum akhirnya menuju pelabuhan Muara
Siberut. Setibanya di Muara Siberut, yang
terletak di Kecamatan Siberut Selatan, tim
dijemput oleh Pdt. Esrom dan Pdt. Pasaribu. Selama di Siberut tim akan tinggal di
rumah Pdt. Esrom.
Penduduk Mentawai terkenal dengan
keramahannya dan mereka mudah menerima orang lain, maka sepanjang perjalanan
tim dari Pelabuhan Siberut menuju rumah
Pdt. Esrom, dijumpai wajah-wajah yang
murah senyum. Tiba di rumah, tim disambut hangat oleh Ibu Christine, seorang guru
dan kepala sekolah yang adalah isteri dari
Pdt. Esrom.
Merupakan anugerah Tuhan Yang
Maha Kuasa, karena pada akhirnya tim MissionCARE dapat menjejakkan kaki di Tanah Mentawai. Beberapa tahun lalu ketika
Kepulauan Mentawai mengalami bencana
gempa, dari MissionCARE juga mengirimkan
bantuan, namun karena sulitnya komunikasi
dan masalah teknis lainnya, bantuan hanya
bisa sampai di Padang. Kunjungan selama 3
hari di Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai
ini diisi dengan berbagai kegiatan yaitu
seminar sehari bagi Hamba-Hamba Tuhan,
Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) serta
kunjungan ke daerah tinggal dan pelayanan
beberapa Hamba Tuhan di sana.
Seminar sehari yang dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 27 Mei 2015 bertempat di Gereja Kristen Protestan Mentawai
(GKPM) Siberut yang digembalai oleh Pdt.
Esrom K. Seminar mengambil tema “Bagi
Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih
banyak dari pada yang kita doakan atau
pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa
yang bekerja di dalam kita.”(Efesus 3:20)
dibawakan oleh Pdt. Agung Irianto dari Gereja Baptis Indonesia dan juga merupakan
pengurus MissionCARE Cabang Palembang.
Seminar dihadiri lebih dari 40 Hamba Tuhan yang datang dari berbagai daerah
sekitar Siberut Selatan dan dari berbagai
denominasi seperti GKPM, GBI, GPdI dan
BNKP (Banua Niha Keriso Protestan – kelompok gereja Kristen yang ada di Pulau
Nias) berlangsung dari pagi hingga sore
hari. Peserta seminar menerima cindera
mata berupa Alkitab, 2 (dua) judul buku
dari Radio Bible Class (RBC) Ministries Indonesia dan seminar kit.
Pada malam harinya di hari yang
sama diadakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) bertempat di Gereja Pantekosta
di Indonesia (GPdI) Tiberias Mailepet dengan gembalanya adalah Pdt. Pasaribu. Masih dengan tema yang sama dengan tema
seminar, Firman Tuhan dalam KKR ini disampaikan oleh Pdt. Daniel Edward dari Jogjakarta. KKR dihadiri lebih dari 200 jemaat
dari berbagai kalangan baik dari anak-anak,
remaja, dewasa dan bahkan para orang tua.
Pada kesempatan ini, di akhir acara
KKR, tim MissionCARE menyerahkan 40 bola
donasi dari Perkumpulan Sepak Bola Uni
Papua (Uni Papua FC / Football Community)
bagi masyarakat Siberut Selatan. Bola-bola
kaki ini rencananya akan dibagikan ke Hamba Tuhan – Hamba Tuhan, sekolah-sekolah
dan komunitas-komunitas masyarakat di Siberut Selatan sehingga melalui sepak bola,
mereka dapat membangun kehidupan sosial yang positif bagi jemaatnya, bagi siswasiswanya, bagi para kaum mudanya.(at)
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
7
TAJUK UTAMA
Kehidupan Masyarakat Kristen
di Siberut Selatan
Tantangan
Untuk Hidup Baru
M
isi Kristen di Kepulauan Mentawai dimulai di Sikakap, melalui
pemberitaan Injil oleh Pdt. August Lett, misionaris dari Jerman
yang diutus oleh RMG Barmen yang pada
waktu itu, tahun 1901, bersama guru-guru zending dari HKBP dan BNKP membuka
pos pelayanan PI di Nemnemleleu, Sikakap
yang terletak di Pulau Pagai Utara.
Enam belas tahun kemudian pada
tanggal 9 Juli 1916 dengan dipermandikannya 11 orang penduduk Mentawai, menandai lahirnya Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM) pertama kali yang berpusat di
Pulau Sikakap. Penyebaran Injil selanjutnya
yang dimulai dari Pulau Pagai berkembang
ke Pulau Sipora dan Pulau Siberut. Khusus di Siberut Selatan, Kekristenan sudah
ada sejak 50 tahun yang lalu, disusul oleh
Katholik, GPdI dan GBI masuk di Siberut
sekitar 10 – 20 tahun yang lalu.
Secara tradisional atau menurut
nenek moyangnya, masyarakat Mentawai
menganut kepercayaan “Arat Sabulungan”
yang meyakini bahwa semua benda memiliki jiwa dan mempercayai adanya berbagai
macam roh yang tinggal di laut, udara dan
hutan-hutan. Meskipun mayoritas masyarakat Mentawai memeluk agama Kristen, namun kehidupan mereka sebagai umat beriman masih jauh dari karakter sebagai orang
Kristen. Mereka masih memeluk tradisi lama
mereka.
Dalam perbincangan singkat dengan
Pdt. Esrom K., putra Mentawai asli, beliau
memberikan contoh bagaimana kehidupan
masyarakat Kristen Mentawai masih jauh
dari iman Kristen. Sebagai contoh, masyarakat masih mengandalkan ‘Sikerei’ atau
dukun sakti yang dapat menyembuhkan penyakit dan memimpin ritual tradisional.
Orang Mentawai percaya bahwa roh manusia, “Simagere”, akan meninggalkan raga
seseorang yang telah mati dan hidup di
sekitar tempat tinggalnya. Roh arwah ini
8
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
Gereja Tertua di Siberut
disebut “Sabulungan”. Mereka juga percaya
pada roh yang membuat manusia kuat dan
berkuasa “Kere”, roh yang menjaga rumah
“Kira”, dan roh jahat yang mencelakakan
manusia “Sanitu”. Mereka juga percaya adanya penjaga tempat-tempat tertentu yang
disebut lakokaina. Mereka yakin lakokaina
ini sangat berperan dalam mendatangkan,
sekaligus menahan rezeki. Bagi masyarakat
Mentawai, meskipun mereka telah menganut Kristen, namun kepercayaan untuk
mengandalkan kesaktian ‘Sikerei’ belum
dapat dilepaskan.
Pada awalnya mereka yang sakit
akan minta didoakan oleh Pendeta atau
Penatua Gereja, namun karena sakit tak
kunjung sembuh mereka, dalam keadaan
bimbang akan mengundang ‘Sikere’. Padahal dalam melakukan ritual pengobatannya
‘Sikerei’ selain menggunakan obat-obatan
tradisonal seperti dedaunan, juga akan memanggil roh.
Inilah perilaku yang masih memprihatinkan dari jemaat Kristen di Mentawai
karena tidak sepenuhnya beriman kepada
Tuhannya dan ini merupakan salah satu
tantangan bagi Pdt. Esrom dan juga Hamba
Tuhan lainnya yang berkarya di Kepulauan
Mentawai.
Jika jemaat dihadapkan pada pertanyaan “kapan engkau sudah bertobat,
apakah engkau sudah diubahkan oleh Tuhan”, bagi Pdt Esrom pertanyaan itu adalah
pertanyaan yang samar-samar bagi masyarakat di sini. Sebagai gereja yang sudah
lama berdiri (GKPM), dengan usia hampir
TAJUK UTAMA
100 tahun, dan memiliki jemaat yang sudah turun temurun Kristen yang belum
menjamin otomatis hidup baru, membuat
sulit untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan
lama itu.
Nada keprihatinan akan kehidupan
kekristenan di Kepulauan Mentawai juga
dirasakan oleh Ibu Yohana Ketua Komisi
Wanita GKPM Siberut. Dari jumlah sekitar
80 jemaat, namun yang terlibat dalam kegiatan gereja hanya separuhnya, karena jemaat mengutamakan pemenuhan kebutuhan ekonomi atau rumah tangga. Sebagian
besar masyarakat hidup dari bertani dan
mencari ikan dan untuk kaum ibu mereka
selain pergi ke ladang dan ke laut, mereka
masih harus mengurus keperluan rumah
tangga, “justru yang kita sesalkan adalah
Ibu-Ibu yang bekerja sebagai PNS dengan pendapatan tetap, kurang mendukung
dalam kegiatan, apabila ibu-ibu mendukung
tentunya bapak-bapak juga akan berkegiatan”.
Beliau menambahkan dengan harapan bahwa dengan seminar yang diadakan
oleh MissionCARE kali ini dapat menginspirasi dan mendukung kehidupan masyarakat
Kristen di Kepulauan Mentawai khususnya
Siberut Selatan agar meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lamanya dan berharap
akan ada seminar lagi dari MissionCARE.
Pdt. Esrom
Sabulungan
MissionCARE
Menyapa Penduduk Asli Mentawai
S
elain acara seminar dan KKR, Rabu
tanggal 27 Mei 2015 sebagian tim
kecil MissionCARE berangkat menuju daerah hulu, ke desa pertama
menuju arah desa Madobak untuk mengjungi suku asli di pedalaman Mentawai.
Tim kecil ini terdiri dari Iwan Santoso, Tony Yudianto, dan Mathius, berangkat dengan dipandu oleh seorang penduduk
lokal yang membantu dalam pengaturan
transportasi menuju desa tersebut yang ditempuh melalui sungai dengan kano.
Perjalanan yang dilalui cukup sulit,
karena untuk tiba di desa tujuan, tim kecil MissionCARE masih harus melalui jalan
yang berlumpur. Namun tantangan fisik itu
mendapatkan imbalannya dengan sambutan hangat dan ramah dari para penduduk
asli Mentawai yang masih mempertahankan
tradisi lama mereka selama berada-abad.
Ciri fisik khas mereka adalah adanya tato
hampir di sekujur tubuh mereka dan dunia
pun meyakini bahwa tradisi tato suku Mentawai merupakan seni tato tertua di dunia.
Dengan membawakan buah tangan
bagi mereka, tim MissionCARE berbincang
dan berfoto bersama mereka. Namun karena terbatasnya waktu untuk segera kembali
bergabung dengan tim besar guna mengikuti acara KKR, maka tim kecil segera meninggalkan tempat kunjungan ini.
Mensyukuri perjumpaan dengan
saudara sebangsa dan setanah air dalam
kehidupan sosial dan tradisi yang berbeda
menorehkan kesan tersendiri. Betapa luar
biasa kekayaan Tanah Air Indonesia ini.(at)
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
9
MissionFOCUS
Persembahan Yang Hidup
Sebuah Penyempurnaan Pelayanan Gereja
Di Akhir Zaman
K
Pdt. Peter Tjondro, S.Th
Pendiri dan Penasihat MissionCARE
arena itu, Saudara-Saudara,
demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
memepersembahkan tubuhmu
sebagai persembahan yang hidup, yang
kudus dan yang berkenan kepada Allah : itu adalah ibadahmu yang sejati.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu
dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
(Roma 12:1-2)
Akhir-akhir ini kita dikejutkan
dengan kejadian-kejadian yang persis
digambarkan oleh Alkitab seperti situasi
akhir zaman, sehingga banyak orang yg
bertanya kepada saya apakah itu tanda akhir zaman. Mendapat pertanyaan
seperti itu seringkali saya menjadi bingung sebab saya tahu arah pertanyaan
tersebut.
Setiap kita memandang fenomena alam kita harus melihat dalam 2
(dua) dimensi: dimensi pertama apakah fenomena alam itu merupakan “tanda”, dimensi kedua apakah hal tersebut
merupakan “bagian” dari akhir zaman.
Sebab arah pertanyaan banyak yg berkata apakah setiap kejadian adalah
bagian dari akhir zaman. Pertanyaan
yang paling banyak diajukan adalah
soal bunyi aneh seperti suara sangkakala dan orang-orang menghubungkan
dengan sangkakala dalam Kitab Wahyu.
Persoalannya,
yang disebut sangkakala dalam Kitab Wahyu apakah seperti terompet atau lambang sebuah momentum dari sebuah kejadian.
Selain tentang suara seperti
sangkakala, fenomena alam yang lain
10
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
seperti gempa bumi, gunung meletus
dimana-mana, dan suhu udara yang
mendadak naik sangat drastis seperti
di Iran yang bisa mencapai 72 derajat
Celcius sehingga puluhan orang meninggal. Dalam Kitab Wahyu ada tertulis
semua kejadian tersebut sangat mirip.
Memang, seakan-akan kita dihadapkan
dengan semua kejadian yang merupakan tanda akhir zaman yang membingungkan sehingga banyak orang yang
frustasi dengan hidupnya.
Pada bulan September 2015
akan terjadi blood moon di Israel yang
dikatakan para “nabi” sebagai bagian
terakhir dari kegelapan yang akan tiba
sebagai tanda kedatangan Tuhan kedua
kalinya. Sehingga ada pendeta yang
menyelenggarakan tur ke Israel dalam
rangka melihat fenomena tersebut. Ratusan orang memaksa diri sekalipun
dengan nilai kurs dolar yang tinggi demi
menyaksikan fenomena kedatangan
Tuhan kedua kalinya. Belum lagi krisis yang sedang melanda Benua Eropa
dengan gagalnya negara Yunani membayar hutang dan berdampak dengan
hancurnya perekonomian Eropa. Fakta
ini semakin membuat goncangan kehidupan terasa sekali. Manusia menjadi
skeptik dengan iman dan banyak yang
murtad karena frustasi.
Krisis ekonomi ini tampaknya
akan berdampak luas sehingga di Indonesia pun sangat terasa terlebih dengan
jatuhnya nilai rupiah dan kondisi ini sangat memungkinkan dapat menghancurkan negara. Diperkirakan negara sebesar China juga akan mengalami krisis
bahkan kolaps dan akan memicu inflasi
yang sangat besar. Alkitab menyebutkan bahwa suatu kekacauan akan me-
MissionFOCUS
micu krisis pangan sehingga nubuatan
“secupak gandum satu dinar dan tiga
cupak jelai sedinar” (Wahyu 6:6) tampak nyata. Betapa hancurnya ekonomi
sehingga harga-harga pangan begitu
tinggi, yang dipicu oleh banyak faktor
yaitu hancurnya sumber pangan karena
cuaca buruk, hancurnya ekonomi yang
memicu naiknya harga pangan, serta
kelahiran penduduk yang tidak terkendali lagi.
Renungan lebih mendalam lagi,
bagaimana kita melihat fenomena tersebut dalam kacamata rohani? Benar kita
tidak perlu cemas dan bingung apapun
jawabannya entah itu sebagai “tanda”
atau “bagian” dari akhir zaman, namun
yang terpenting adalah persiapan umat
Tuhan untuk kedatanganNya yang ke
dua kali dan persiapan “buah-buah kehidupan” yang akan kita bawa. Sebab,
pada masa itu Tuhan akan meminta
pertanggungjawaban setiap insan dengan talenta yang sudah Tuhan berikan
kepada kita dan sebagai persiapan kesempurnaan yang Tuhan berikan kepada kita seperti 5 gadis yang bijaksana,
sehingga ketika mempelai itu datang
maka lampu mereka tetap menyala dan
juga bersinar.
Bicara tentang talenta bukan
hanya bicara mengenai bakat atau karunia, namun juga kekayaan yang Tuhan titipkan kepada kita. Semua ini
akan dipertanggung jawabkan seperti
pejabat dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), demikian juga kita dengan Tuhan. Karena itu, hendaklah tidak
berbangga hati dengan jumlah tabungan dan aset kita yang besar, namun
apakah semua yang kita miliki sudah
membawa dampak dan manfaat bagi
semua orang.
Apakah rumah kita yang besar
sudah dapat dirasakan oleh orang lain
atau Tuhan, apakah mobil kita pernah
menjadi bagian dalam pelayanan Tuhan, atau rupiah kita telah dapat menolong orang lain ketika mereka lapar
atau sakit atau telanjang seperti dalam
Matius 25: 35–40.
Sering kita menjadi lupa bahwa
Tuhan memberikan kehidupan kita sebagai kesempatan menjelang kedatangan Tuhan karenanya Allah membiarkan
semua fenomena terjadi sebagai peringatan kepada kita tentang waktuNya.
Jangan sampai kita menyesal seperti
“orang kaya dan Lazarus” dalam Injil
Lukas 16:19-31, yang terlambat mengatasi hidupnya sehingga penyesalannya menjadi sia-sia.
Hal apakah yang dapat kita lakukan sebagai persembahan hidup kita,
yang mana kehidupan kita secara menyeluruh termasuk bakat, harta, serta
tenaga kita akan Tuhan tuntut menjadi bagian dari pekerjaan Tuhan? Ketika mata kita membiarkan orang sakit
dan akhirnya meninggal sementara kita
dapat berbuat banyak untuk kesembuhan mereka? Atau membiarkan seorang
anak menjadi gelandangan padahal kita
dapat menolong dengan memberikan
beasiswa untuk anak tersebut sekolah? Atau kita membiarkan orang lain
kelaparan sementara kita mampu memberi sejumlah 5 kg beras untuk makan
mereka?
Ada seorang kawan saya berkata
kepada saya bahwa daripada motornya
dijual hanya laku 3 juta rupiah lebih baik
dia berikan untuk Hamba Tuhan yang
membutuhkan. Akhirnya motornya saya
salurkan untuk Hamba Tuhan di Jember, Jawa Timur. Tiga minggu kemudian
Hamba Tuhan tersebut berterima kasih
karena motornya menyelamatkan kelahiran anaknya yang sangat mendadak
dan dengan motor tersebut beliau dapat
menjangkau rumah sakit dengan cepat
di malam yang gelap itu. Saya bersyukur karena motor tersebut yang harganya hanya bernilai 3 juta rupiah dapat
menyelamatkan seorang bayi dalam
kelahiran yang sangat mendadak di
malam hari di sebuah desa di Jember.
Seringkali sesuatu yang tidak
berharga dapat menjadi pahlawan bagi
orang lain, seperti kesaksian pak PraMajalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
11
MissionFOCUS
woto seorang Hamba Tuhan di Pegunungan Wonosobo beberapa tahun yang
lalu. Saya mendapat kiriman mesin ketik lama manual yang berisi. Saya pikir
masih ada juga orang mengirimkan mesin ketik di jaman komputer yang canggih ini. Mesin ketik itu tersimpan lama
di rumah saya di Semarang, sampai
akhirnya saya bertemu Hamba Tuhan
Prawoto yang berharap ada sumbangan untuk membeli mesin ketik. Saya
menawarkan mesin ketik manual itu dan
ternyata Hamba Tuhan Prawoto sangat
senang menerima mesin ketik tersebut.
Bahkan bagi beliau mesin ini dianggapnya masih bagus dan baru dari yang dia
pikirkan sebelumnya.
Beberapa bulan kemudian saya
mendengar kesaksian dalam persekutuan Hamba Tuhan di Wonosobo bahwa
Hamba Tuhan Prawoto dapat melayani
Tuhan dan memenuhi kebutuhan keluarganya karena dengan mesin ketik itu
beliau menjadi penulis di beberapa majalah dan koran sambil melayani menjadi Gembala di sebuah desa kecil. Saya
terkejut dengan kreatifitas Hamba Tuhan Prawoto yang tidak menyerah karena keterbatasan ekonominya. Ternyata,
menjadi wartawan dan penulis dengan
sarana mesin ketik manual yang sederhana dan yang sudah terbuang serta
tak terpakai tersebut beliau dapat bertahan dalam pelayanan.
Menjadi bahan renungan bagi
kita, mengapa ada beberapa orang sangat sulit memikirkan kehidupan yang
berdampak, sulitnya memulai pelayanan
untuk Tuhan. Ada beberapa orang lebih
suka memperdebatkan konsep pelayanan dan metode-metode yang akurat,
namun sangat ironis karena pada saat
kita sedang memikirkan konsep orang
lain sudah banyak melakukan sesuatu
yang justru dibutuhkan.
Di Amerika
Gereja “Bala Keselamatan” mengumpulkan barang-barang bekas mulai dari
baju, kasur pegas, sampai makanan kaleng yang bagi sebagian orang di sana
barang-barang tersebut sulit dibuang
12
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
namun sudah tidak terpakai.
Para relawan yang mengumpulkan barang-barang tersebut kemudian
membersihkan, mencuci, dan merapikan. Pakaian-pakaian dicuci dan diseterika menjadi sebuah pakaian yang
bagus dan dijual di sebuah tempat yang
mirip mall besar dengan harga yang
sangat terjangkau mulai dari US$ 1 US$ 10. Dengan demikian, orang-orang
yang kurang mampu dapat membeli kebutuhan mereka dengan harga sangat
murah. Menurut laporan mereka, kegiatan ini mampu memberi masukkan
bagi Gereja dari pelayanan ini hingga
mencapai jutaan US dolar. Selain itu,
dari metode tersebut di atas mereka
dapat menjangkau orang-orang Meksiko atau Asia untuk menerima Yesus.
Kebetulan saya pernah kesana dan sempat membeli beberapa jaket salju yang
sangat murah, baju bermerek dengan
harga US$ 2 saja.
Mata kita harus kita buka, betapa luasnya pelayanan yang Tuhan mau
untuk kita dapat menjangkau jiwa-jiwa
yang membutuhkan Yesus. Semuanya
kita berikan sebagai “persembahan yang
hidup” yang merupakan dupa yang harum. Siapa yang dapat mendakwa atau
menyangkal pekerjaan yang sangat
dirasakan oleh masyarakat langsung.
Karena jiwa-jiwa yang seperti itulah
yang seharusnya kita jangkau. Contoh
kasus gadis kecil Engeline di Bali sangat menarik, seorang ibu hanya karena
tidak sanggup membayar kebutuhan
rumah sakit untuk melahirkan anaknya
terpaksa membiarkan orang lain mengambil anaknya karena orang tersebut
bisa membayar rumah sakit. Kasus ini
akan begitu indah kalau Gereja tampil
dan memberikan bantuan keuangan untuk keluarga-keluarga yang mengalami
kesulitan ekonomi seperti yang dialami
oleh orang tua kandung Engeline.
Mari kita renungkan peranan Gereja sampai hari ini di tengah masyarakat, sehingga kita perlu pikirkan sebuah
pelayanan Gereja di akhir zaman.(pt)
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
13
MissionNEWS
Pelayanan
Supermarket
:: MissionCARE Solo ::
S
halom,
Bukan waktu yang singkat bagi MissionCARE Solo untuk dapat terus
berkarya dan bekerja diladang misi
ini. Suatu kebanggaan bagi kami bisa menjadi jembatan berkat bagi banyak Gereja
Tuhan dipedesaan.
Walaupun banyak hambatan dan
rintangan, bahkan kami harus berjuang untuk terus mempertahankan kepercayaan
dari para donatur, tetapi kami sangat bersyukur atas penyertaan Tuhan, sehingga
MissionCARE Solo dapat tetap eksis sampai dengan hari ini. Banyak hal yang Tuhan
lakukan atas MissionCARE Solo dan kami
hanya bisa berkata “ WOW…YESUSKU LUAR
BIASA”
Terima kasih kepada seluruh Donatur/member baik perseorangan, kelompok
ataupun dari organisasi / yayasan lain yang
telah menjadi saluran berkat. Puji Tuhan
dengan adanya kerjasama ini Gereja Tuhan
dan pekerjaan Tuhan semakin terberkati
dan bisa berdampak bagi lingkungan sekitar. MissionCARE Solo memberikan 100%
berkat kasih bagi Hamba-Hamba Tuhan, tidak hanya berupa dana tunai / uang tetapi
juga sesuai dengan keinginan para donatur
seperti sarana prasarana ibadah, kontrak
rumah ibadah, renovasi gereja, dan lainlain.
14
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
Dengan menjadikan Hamba sebagai
SUBYEK ternyata MissionCARE Solo dapat
menggali banyak potensi dari Hamba Tuhan
yang selama ini tersembunyi. Kami sangat
bersyukur atas ide-ide yang mereka utarakan justru diluar pemikiran kami, sehingga
pelayanan MissionCARE Solo menjadi lebih
“BERWARNA”.
Setiap tahunnya MissionCARE Solo
sedikitnya melaksanakan 2 kegiatan yang
melibatkan Hamba Tuhan dan jemaatnya
dalam pelayanan yaitu Paskah & Natal bersama dengan mengundang warga sekitar,
hal ini bertujuan supaya penginjilan dengan mudah dapat dipraktekkan, sekaligus
membawa nama Tuhan dan mengangkat
GerejaNYA menjadi “LEBIH BESAR” dan
MissionCARE “LEBIH KECIL” karena itulah
pelayanan yang sesungguhnya.
Tidak hanya sekedar memberikan subsidi “TITIK” tetapi MissionCARE terus berusaha untuk menjadi “RUMAH” dari berbagai
denominasi.(nng)
MissionNEWS
Seminar Sehari MissionCARE Samarinda
Keluarga Kristen & Toleransi
Umat Beragama
Seminar turut didukung dengan kehadiran
14 orang pengurus, member dan staf MissionCARE Cabang Samarinda.
Sebelum acara seminar selesai diadakan pembagian subsidi bagi para partner MissionCARE Cabang Samarinda. Acara
yang diadakan di Gedung Marga Huang, Samarinda ini berakhir sore hari dan ditutup
dengan renungan dan doa oleh Pdt. Robby
Wengkang, MA.(red)
P
ada akhir bulan Juli lalu, MissionCARE
Cabang Samarinda menyelenggarakan kembali seminar rutin tepatnya
pada tanggal 28 Juli 2015. Seminar
sehari yang diadakan mulai pukul 09.30
WITA sampai pukul 17.40 WITA mengambil
2 (dua) tema yaitu tema “Keluarga Kristen”
dan tema “ Toleransi Umat Beragama”.
Acara Seminar dibuka dengan renungan pagi yang dibawakan oleh Prof. Dr.
Marlon Aipassa dan dilanjutkan dengan kata
sambutan oleh Dr. Melki Kamuntik, M. Pdk.
selaku Kabid Bimas Kristen Kementerian
Agama Kalimantan Timur. Sambutan kedua adalah dari Dr. Soerjadi Soedarsono
selaku Ketua Umum MissionCARE Cabang
Samarinda.
Para peserta tampak sangat antusias
dalam mengikut setiap sesi seminar karena melalui seminar ini para peserta dapat
memperkaya pengetahuan dan pendalaman iman Kristen baik melalui hidup dalam
keluarga maupun sebagai bagian dari masyarakat yang majemuk. Tema pertama,
tentang keluarga Kristen dibawakan oleh
Pdt. Marinsen Saragih, M. Pdk. dan setelah
istirahat tema ke-dua dibawakan oleh Kompol Andreas Susanto N.
Hadir sebanyak 50 partner dan 65
undangan dari Gereja-Gereja di wilayah
kota Samarinda dan sekitarnya serta perwakilan dari 5 lembaga Kristiani yaitu Bimas
Kristen Kaltim, PESAT, STTII Samarinda,
STT Petra dan Jaringan Doa Anak (JDA).
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
15
16
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
17
MissionNEWS
On Going Seminar Manado
“KerajaanNya Bagi Kamu”
K
egiatan rutin tahunan On Going
Seminar (OGS) yang ke-7 telah
dilaksanakan selama 3 (tiga) hari
pada tanggal 30 Juni sampai 2 Juli
2015 di kota Manado yang merupakan kerja sama antara MissionCARE Pusat dengan
MissionCARE Cabang Manado. Acara seminar bagi Hamba Tuhan ini tidak dipungut
biaya bagi para pesertanya. Tujuan diselenggarakan On Going Seminar adalah untuk mengubah pola pikir para hamba Tuhan
sehingga mereka bukan saja memiliki karakter Kristus, melainkan juga memiliki keterampilan untuk menggapai janji Allah, meningkatkan kualitas rohani dan pelayanan
mereka.
Tema “KerajaanNya Bagi Kamu”
yang berdasarkan dari Injil Luk 12: 32
ini dipilih untuk memberi semangat dan
peneguhan pada pekerjaan-pekerjaan misi
dan pemahaman bahwa Kerajaan Allah ini
adalah untuk semua orang. Seminar ini
dibawakan oleh pembicara-pembicara top
yaitu Pdt. Peter Tjondro yang merupakan
pendiri MissionCARE, Pdt Daniel Alexander
yang mengabdikan hidupnya bagi masyarakat Nabire - Papua, serta Pdt Erastus Sabdono yang telah memberkati banyak orang
dengan buku-buku dan lagu-lagu rohani
18
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
karyanya.
Lain dari biasanya, pelaksanaan
OGS kali ini menggunakan tempat di GPdI
Pattynama yang beralamat di jalan Sudirman, Manado. Pelaksanaan OGS yang sebelumnya selalu memakai hotel atau tempat retret. Hamba Tuhan diundang secara
terbuka, tanpa melalui pendaftaran terlebih
dahulu. Pada pelaksanaan OGS sebelumnya
peserta harus melalui proses pendaftaran
dan berkomitmen untuk selalu hadir sampai
seminar usai. Oleh karena itu, pada pelaksanaan OGS di kota-kota lain, panitia juga
sediakan penginapan.
Namun untuk seminar di Manado
kali ini, walaupun seminar berlangsung dari
pagi sampai malam dan tanpa pendaftaran
serta komitmen untuk hadir, jumlah peserta yang hadir dari hari ke hari semakin banyak. Seminar hari pertama dihadiri sekitar
200 peserta, hari ke dua ada sekitar 250
peserta, dan puncaknya pada hari terakhir
peserta mencapai 350 orang. Puji Tuhan!
Mereka datang bukan dari Manado
saja, namun juga dari daerah sekitarnya
seperti kabupaten Minahasa dan Kabupaten Sanger Talaud. Sebagian besar peserta
adalah Hamba Tuhan namun ada pula aktivis gereja dan jemaat yang berasal dari ber-
MissionNEWS
bagai interdenominasi.
Seminar hari pertama berlangsung
dari sore sampai malam hari yang dibawakan oleh Pdt. Peter Tjondro dan Pdt.
Daniel Alexander. Tepat pada pk 16.00 WITA
acara OGS dimulai dengan didahului dengan Ibadat Pembukaan dan Firman Tuhan
disampaikan oleh Pdt. Peter Tjondro.
Pada hari ke dua, sesi seminar pagi
sampai siang hari dibawakan oleh Pdt Daniel Alexander dan sesi sore sampai malam
hari dibawakan oleh Pdt. Erastus Sabdono.
Pdt. Daniel Alexander atau yang biasa disapa dengan nama Ko Den menyampaikan
bahwa Kerajaan Allah adalah tentang kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita.
Dalam 3 hal inilah Kerajaan Allah hadir bagi
umatNya.
Penyampaian seminar oleh Pdt.
Erastus Sabdono sangat menarik karena
diselingi dengan puji-pujian yang diciptakan
dan dinyanyikan oleh beliau sendiri sehingga pesan kotbah yang disampaikan lebih
mudah dipahami. Beliau sampaikan bahwa
hidup dalam pemerintahan Allah adalah
hidup dalam kedaulatan Tuhan, yang artinya “hidupku bukan aku lagi melainkan Kristus”. Nuraninya dibentuk sedemikain rupa
sehingga pribadinya pun seperti Kristus.
Inilah yang namanya hidup dalam Kerajaan
Allah.
Secara keseluruhan acara seminar
berjalan lancar dan para peserta sangat antusias serta bersemangat untuk mengikuti
seminar sampai sesi terkahir. Pada sesi tanya jawab, peserta bermacam-macam mengajukan pertanyaan, walaupun seringkali
pertanyaannya menyimpang dari tema, namun para pembicara bijak dan sabar dalam
melayani dan menjawab pertanyaan dari
peserta.
Pada hari ke tiga seminar ditutup
oleh Pdt Peter Tjondro dengan Ibadat dan
Perjamuan Kudus. Dalam kotbah penutupnya beliau mengingatkan kembali tentang kasih mula-mula panggilan sebagai
Hamba Tuhan serta pentingnya memiliki tujuan hidup. (at)
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
19
MissionNEWS
Rapat Kerja Nasional PMMI/ MissionCARE Tahun 2015
MissionCARE
Dalam Gendongan Tuhan
T
20
ahun 2014 telah selesai dan menginjak tahun 2015, MissionCARE tentunya harus menyiapkan programprogram dan pekerjaan-pekerjaan
untuk masa setahun ini. Pada tahun 2014
banyak program dan pekerjaan MissionCARE yang telah dilaksanakan baik di tingkat
Cabang maupun Pusat, namun masih ada
pula program-program yang tertunda bahkan belum selesai.
Mengawali tahun 2015, maka pada
tanggal 22 – 25 Januari 2015, Perhimpunan
Mitra Misi Indonesia (MissionCARE) mengadakan Rapat Kerja Nasional di Hotel Harris
Kuta, Bali. Tahun ini adalah untuk ke-dua
kalinya MissionCARE Cabang Bali menjadi
tuan rumah untuk penyelenggaraan Rakernas MissionCARE. Sebanyak 8 Cabang MissionCARE turut berpartisipasi dalam acara
rakernas kali ini, yaitu MissionCARE Cabang
Manado, MissionCARE Cabang Waingapu,
MissionCARE Cabang Samarinda yang hadir dengan jumlah peserta paling banyak,
MissionCARE Cabang Solo, MissionCARE
Cabang Palembang, MissionCARE Cabang
Batam, MissionCARE Cabang Lampung dan
MissionCARE Cabang Bali.
keuangan dari Badan Pengurus Pusat, laporan kerja tiap-tiap cabang dan penegasan
kembali keputusan-keputusan hasil Munas
2013, penyusunan rencana kerja untuk
tahun 2015 dan penetapan tempat untuk
Rakernas 2016.
Laporan kerja dari Badan Pengurus
Pusat untuk kegiatan MissionCARE sepanjang tahun 2014 disampaikan oleh Tony
Yudianto selaku Ketua Umum MissionCARE
dan laporan keuangan disampaikan oleh
Iwan Santoso, Bendahara Umum Pusat.
Selanjutnya laporan kerja dari masing-masing cabang yang hadir dipresenyasikan dihadapan para peserta Rakernas.
Penegasan kembali keputusan hasil Munas
2013 kali ini perlu dilakukan dalam rangka
memenuhi persyaratan terhadap peraturan
baru pemerintah tentang UU Ormas.
Setelah menyusun program-program untuk tahun 2015, diskusi dilanjutkan
dengan meilih tempat untuk pelaksanaan
Rakernas tahun 2016. Hasil rapat memutuskan MissionCARE Waingapau sebagai
tempat pelaksanaan dan sekaligus panitia
penyelenggara Rapat Kerjas Nasional MissionCARE 2016.
Agenda Utama Rakernas 2015
Ada 4 (empat) agenda utama dari Rakernas MissionCARE yaitu laporan kerja dan
Rangkaian Acara Rakernas
Acara Rakernas selama 4 hari 3 malam ini
dirangkai dengan acara kunjungan ke desa
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
MissionNEWS
Blimbingsari, pada hari ke-3, Sabtu tgl 24
Januari 2015, yang merupakan satu-satunya desa di Bali yang seluruh penduduknya
beragama Kristen. Hari Minggu Ibadat bersama serta pelayanan oleh pengurus di
beberapa gereja yang menjadi partner MissionCARE, yaitu Gereja Sidang Jemaat Allah
(GSJA) Kasih Karunia yang digembalai oleh
Pdt. Dra. Johana Sepina Sinjal dan Gereja
Protestan Presbiteri Indonesia (GPPI) Sang
Sinar dengan Gembalanya Pdt. Leonardo
Pattipeilohij.
Pesan-pesan Rakernas 2015
Dalam perjalanannya selama hampir 20 tahun yang akan diperingati nanti
pada tanggal 18 November 2015, MissionCAREmengalami banyak tantangan serta
masalah. Hal ini adalah umum terjadi pada
suatu lembaga pelayanan dan merupakan
ujian untuk makin tumbuh dan berkembang.
Rakernas 2015 ini mengingatkan
kita semua yang terlibat dalam pelayanan
di MissionCARE akan 2 (dua) hal penting
yang patut direnungkan. Hal pertama disampaikan oleh Iwan Santoso dalam kotbah
Ibadat Pembukaan Rakernas 2015, bahwa
MissionCARE dan pengurusnya harus selalu
berada dalam gendongan Tuhan. “MissionCARE adalah milik Tuhan. Aktif di MissionCARE itu ada sesuatu yang lain. Kuncinya
adalah tidak berjalan sendiri, tapi berjalan bersama orang-orang yang kuat yang
menjadi sarana Tuhan untuk kita (pengurus) berada dalam gendonganNya.” Dalam
gendongannya berarti percaya sepenuhnya
akan pertolongan Tuhan atas persoalanpersoalan yang MissionCARE hadapi.
Tak kalah pentingnya adalah pesan
dari Ir. Soerjadi Soedarsono dalam Ibadat
Penutup Rakernas 2015, beliau yang juga
sebagai Ketua MissionCARE Cabang Samarinda menyampaikan bahwa pelayanan
di MissionCARE harus selalu didasari oleh
cinta kasih karena semua pekerjaan pelayanan adalah untuk kemuliaan Tuhan. Sekali
lagi, mengingatkan bahwa pekerjaan-pekerjaan pelayanan adalah demi kemuliaan
nama Tuhan semata.(at)
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
21
22
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
23
MissionINSIDE
Makna & Arti
Logo MissionCARE
a. Siapapun yang berhubungan dengan MissionCARE akan berubah dari sedih (blue)
menjadi gembira dan penuh semangat
(red). Perubahan ini terjadi pada member,
partner dan setiap pengurus.
b. Setiap member dan partner harus mempunyai sifat yang CARE (peduli), perhatian,
memikirkan orang lain dan juga semangat
yang berapi-api dalam melayani Tuhan dilambangkan dengan warna merah.
c. Sebaliknya semua pelayanan MissionCARE ditujukan untuk daerah terpencil yang
tak terjangkau (reach the unreachable)
harus didasari pada sifat anak-anal yang
patuh pada perintah Tuhan namun ceria dan
bergerak terus (dilambangkan dengan garis
titik-titik pada siluet gambar anak).
d. Warna abu-abu pada tulisan MissionCARE
melambangkan penginjilan dan penyampaian berita baik ke seluruh penjuru dunia.
e. MissionCARE ditulis dalam satu kesatuan
dengan huruf kecil (mission) serta huruf besar (CARE) yang menempel pada kata Mission melambangkan member dan pengurus
MissionCARE memang tidak secara langsung terjun pada pelayanan misi namun
mendukung partner yang dipanggil secara
khusus untuk menjadi misionaris. Dengan
dukungan tersebut diharapkan mereka bisa
melakukan tugas mereka dengan baik. Untuk itu tulisan CARE dibuat dengan huruf
besar karena misinya terletak pada aspek
CARE bukan pada aspek misi secara langsung.
I. VISI
Menjadi lembaga non-profit inter-denominasional yang:
24
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
d
MissionCARE
a
b
c
Reach the Unreachable
1. Dipercaya Allah dan manusia untuk menyalurkan
dana Kerajaannya yang Dia
titipkan kepada umat-Nya di perkotaan untuk disalurkan ke pedesaan demi perluasan
Injil Kerajaan-Nya.
2. Dipercaya Allah dan manusia untuk menjaga atmosfir pelayanan misi di Indonesia.
3. Direkomendasikan lembaga lain dan tubuh Kristus di dalam dan luar negeri sebagai lembaga penopang pelayanan Misi.
II. MISI
1. Menyalurkan dana dari perkotaan ke
pedesaan untuk mempercepat proses transformasi di Indonesia.
2. Menambah wawasan dan keterlibatan
praktis umat Allah di perkotaan dalam
pelayanan misi.
3. Meningkatkan wawasan dan keterampilan hamba Tuhan desa dalam kegiatan-kegiatan transformatif. (RED)
CHAPTER MISSIONCARE
DPP Pusat (MissionCARE Jakarta)
Komp. Ruko Plaza Pasifik (samping lottemart) Blok B1/18
Jl. Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading Permai, Jakarta Utara
Telp. 021 - 45843481 Fax. 021 - 45843521
e-mail: [email protected], [email protected],
[email protected] (redaksi majalah MissionCARE)
website: www.mitramisi.org
Chapter Bandung
Jl. Mekar Sederhana No. 31
Komp. Istana Mekarwangi, Bandung
Telp. 022-5227487
e-mail: [email protected]
Chapter Surabaya
Komp. Ruko Rungkut Megah Raya Blok H - 22
Jl. Raya Kali Rungkut No. 5 Surabaya
Telp. 031-8711186 Fax. 031-8711204
e-mail: [email protected]
Chapter Batam
Komp. Pertokoan Seruni Blok A-25 Sei Panas Batam, Kepulauan Riau
Telp. 0778-453082 Fax. 0778-453082
SMS. 08127012867 (Bp. Sabar)
Chapter Balikpapan
Jl. Jend. Sudirman, Komp. Ruko BSB Blok A-15 Stall Kuda,
Balikpapan, Kalimantan Timur
Telp. 0542-765575 Fax. 0542-765575, 0542-7005911 (Ibu Putu)
e-mail: [email protected]
Chapter Manado
Jl. Hasanuddin 16 No. 19 Karangria, Manado-Sulut
Telp. 0431-862902 Fax. 0431-855466
Chapter Denpasar
Jl. Gatot Subroto Timur No. 99X/6 Denpasar, Bali 80235
Telp. 0361-262120 Fax. 0361-262120
e-mail: [email protected]
Chapter Purwokerto
Jl. Kol. Sugiono No. 15 Purwokerto
Telp. 0281-628654 Fax. 0281-628654
Chapter Yogyakarta
Jl. Ringrod Utara No. 272, Gorongan Condongcatur
Sleman, Yogyakarta
Telp. 0274-563387 Flexi. 0274-7002535
Chapter Solo
Ruko Pasar Legi, Jalan Nias No. 12 A Pasar Legi
Banjarsari, Solo
Telp. 0281-661023 Fax. 0271-652438
Chapter Malang
PBI B3/3 Malang
Telp. 0341-326215 Fax. 0341-470042
SMS. 08123382409 (Ibu Ranti)
Chapter Lampung
Jl. Alam Lembayung No. 1 B BTN II, Way Halim Permai
Bandar Lampung
Telp. (0721) 705554
Chapter Palembang
Jl. MP. Mangkunegara No. 86 Palembang 30114
Telp. 0711-366129 Fax. 0711-315258
SMS 08127362901 (Bp. Agung Riyanto)
e-mail: [email protected]
Chapter Magelang
Jl. Delima Selatan V A No. 28/32
Kramat Utara, Magelang
Telp. 0293-5585188
Chapter Tarakan
Jl. W.R Supratman RT. 21 Blok L No. 4 Tarakan, Kalimantan Timur
Telp. 0551-51652 Fax. 0551-51652
Chapter Semarang
Jl. Cakrawala Utara II No. 23 Semarang 50144
Telp. 024-7602954 Fax. 024-7602954 SMS. 024-70122512
(Ibu Mei)
Chapter Tegal
Jl. Hang Tuah No. 3 Tegal 52111
Telp. 0283-355662 Fax. 0283-355662
Chapter Madiun
Jl. Condro Manis No. 25, Perumnas Manis Rejo I, Madiun Telp. 0351-482500 SMS. 087853236060
Chapter Gombong
Jl. Yos Sudarso Timur No.2, Gombong Timur
Telp. 0287-471547 Fax. 0287-471547
Chapter Palu
Jl. Maluku No. 70-72 Palu (Masagung Motor) Sulawesi Tengah
Telp. 0451-456513 SMS. 08524070304 (Bu Novi)
Chapter Makasar
Jl. Baumasepe No.17 Makasar
Telp. 0411-5037173 Fax. 0411-318569
SMS. 0811411965 (Ibu Yeni/ Bp Niki)
Chapter Medan
Jl. Perbatasan No. 16 STM Kampung Baru Medan
Telp. 061-7864032 Fax. 061-7864032
Chapter Samarinda
Toko Halleluya
Mal Lembuswana Blok J 3-5 Samarinda - 75117
Telp. 0541-206637 Fax. 0541-736727
Chapter Waingapu
Jl. Ikan Hiu No. 26 Blok D/1, Waingapu - Sumba Timur
Telp/Fax. 0387-62586
www.mitramisi.org
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
25
MissionINSIDE
Kisah Lahirnya Mars MissionCARE
I
bu Febe, salah seorang pengurus MissionCARE Cabang Purwokerto yang
juga seorang dosen di sebuah kampus Teologi di Purwokerto, tergerak
hatinya untuk menyemangati para pengurus, para donatur serta para partner MissionCARE agar selalu bersemangat di dalam
pekerjaan-pekerjaan MissionCARE. Maka
pada tahun 2009, beliau menyusun lirik dan
notasi sebuah lagu mars untuk MissionCARE
dengan birama 4/4.
Lagu ini diciptakan pada awalnya
adalah untuk memperingati ulang tahun
MissionCARE Purwokerto yang ke 9 (MissionCARE Cabang Purwokerto berdiri tangal 1 Juni 2000). Bahkan, lagu ini dijadikan
lagu wajib Lomba Lagu Rohani dalam rangka merayakan ulang tahun MissionCARE
Purwokerto dengan memperebutkan Piala
Bupati Banyumas. Perlombaan ini diikuti
oleh 20 Gereja dari berbagai denominasi
baik yang selama ini merupakan partner
MissionCARE Purwokerto atau yang bukan
partner. Sebagai peraih Piala Bupati Banyumas dalam ajang lomba ini adalah Gereja
Baptis Purwokerto.
Perlombaan lagu Rohani ini juga
26
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
merupakan wahana untuk memperkenalkan
MissionCARE kepada masyarakat lebih luas.
Menurut informasi dari Bp. Agus, staf MissionCARE Purwokerto, hingga saat ini lomba
lagu rohani dengan lagu wajib Mars MissionCARE ini masih menjadi satu-satunya ajang
perlombaan lagu rohani yang memperebutkan piala Bupati Banyumas yang penyerahannya pada waktu itu dilakukan sendiri oleh
Bupati Drs. H. Marjoko, M.M. Selain itu,
pemenang mendapat kesempatan khusus
untuk menyanyikan lagu Mars MissionCARE
dalam acara siaran rohani MissionCARE di
RRI Purwokerto.
Pada tahun 2012, Hamba-Hamba
Tuhan yang dibantu oleh MissionCARE Cabang Bandung belajar secara khusus pada
Ibu Febe untuk menyanyikan lagu ini pada
acara On Going Seminar yang diselenggarakan di Bandung. Sejak itulah, Mars MissionCARE bergaung dari Purwokerto menuju
kota-kota di mana MissionCARE hadir melayani pekerjaan-pekerjaan Tuhan.
Ibu Febe dengan suka cita menuturkan tentang inspirasi terciptanya lagu Mars
MissionCARE ini. Berangkat dari renungan
beliau selama ini bahwa tidak mudah dalam
membangun dan mengembangkan MissionCARE, khususnya di Purwokerto. Namun semangat untuk menghadirkan MissionCARE
ditengah-tengah masyarakat Purwokerto
tidak pernah surut.
Pada akhirnya, dengan ucapan terima kasih kepada Ibu Febe, lagu ini hadir
bukan hanya sebagai pengobar semangat
MissionCARE secara nasional namun juga
mengingatkan terus menerus akan visi dan
misi serta perjuangan-perjuangan MissionCARE di seluruh pelosok negeri tercinta ini.
(red)
MissionNEWS
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
27
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
MissionNEWS
Majalah MissionCARE Hadir Kembali
S
angat disayangkan, Perhimpunan
Mitra Misi Indonesia (PMMI) atau
MissionCARE
yang
merupakan
suatu lembaga yang cukup besar
dan memiliki cabang-cabang yang tersebar
hampir di seluruh wilayah Indonesia, saat
ini mengalami kendala dalam menerbitkan majalahnya. Permasalahannya sangat
sederhana sekali, yang selama ini disebabkan hanya kurangnya pengetahuan mengenai jurnalistik.
Kami sangat bersyukur saat ini,
karena beberapa pengurus dan staf MissionCARE dari Chapter Yogyakarta, Palembang, Samarinda dan Jakarta (Pusat), berkesempatan untuk mengikuti pembekalan
mengenai jurnalistik, khususnya mengenai
manajemen majalah.
Pelatihan sehari yang dilaksanakan
pada tanggal 25 April 2015 di kantor MissionCARE (Resto Mitra Selera) ini disampaikan oleh Bayu Wardhana.
Sebagai seorang jurnalis senior dan
berpengalaman, beliau memberikan pedoman-pedoman kepada peserta pelatihan
mengenai bagaimana penyusunan majalah yang sesuai standar dan kaidah-kaidah
yang berlaku untuk layaknya sebuah majalah. Pelatihan diberikan dengan pembekalan teori, mengkritisi majalah MissionCARE
yang pernah diterbitkan serta praktek menulis berita.
Pembekalan mengenai manajemen
majalah ini sangat penting untuk meningkatkan kinerja dalam mengelola penerbitan
Majalah MissionCARE. Diharapkan, majalah
MissionCARE dapat diterbitkan tepat waktu
dan sesuai kaidah-kaidah jurnalistik yang
berlaku umum, agar majalah ini bisa menjadi alat informasi yang dapat meningkatkan komunikasi antar cabang MissionCARE,
pada para pengurus, member, partner dan
simpatisan MissionCARE. (as)
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
29
MissionWORDS
Ev.Yenny Sahetapy, S.Th.
A Living Sacrifice
K
arena itu, saudara-saudara,
Demi kemurahan Allah aku menasehatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu
sebagai persembahan yang hidup, yang
kudus dan yang berkenan kepada Allah,
itu adalah ibadahmu yang sejati (Roma
12:1).
Secara umum ibadah kita pahami
sebagai kegiatan-kegiatan keagamaan
seperti kebaktian di gereja, membaca
Alkitab, berdoa dan berpuasa, tentu
itu tidak salah tetapi tidak sepenuhnya
benar, sebab ibadah sebetulnya bukan
hanya kultis, tetapi soal etis karena
ibadah bukan menyangkut kegiatankegiatan keaagamaan tetapi juga menyangkut hidup sehari-hari dimanapun
kita berada dan sebagai siapa pun kita.
Suatu perenungan yang sangat mendalam ketika kita membaca Roma 12:1
tentang persembahan hidup yang kudus
dan yang berkenan kepad Allah sebagai
ibadah yang sejati.
30
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
Kehidupan orang kristen di identifikasikan dengan beribadahan sejak
awal perjanjian baru sampai sekarang
ini, apa yang membuat suatu kegiatan
kristen disebut ibadah dan apa yang
membuat suatu ibadah bersifat kristen?
Demi Kemurahan Allah
Paulus menulis dalam suratnya
saudara-saudara “ demi kemurahan Allah” artinya Tuhan sudah berbuat baik
kepada kita, Ia terlebih dahulu mengasihi kita, karena kebaikan atau kemurahan adalah sifat Allah (Mazmur 25:8)
dan diberikan kepada semua orang.
(Mazmur 145 : 9) terutama dinyatakan
bagi jemaat yang percaya. (Mazmur
31:20) mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup itu, tidak
dibatasi oleh ritual, liturgi atau tata cara
ibadah.
Jangan sampai kita sebagai orang
kristen sudah merasa beribadah karena
kita sudah pergi ke gereja pada hari
MissionWORDS
minggu. Ibadah itu meliputi seluruh kehidupan yang harus dibangun justru ketika kita harus melewati hari demi hari,
jam demi jam.
Oleh sebab itu kita perlu merasakan dampak yang signifikan bahwa
Kristus hadir dalam kehidupan seharihari dengan membangun relasi pribadi
denganNya sebagai dasar dari hidup
dan pelayanan kita. Ketika kita mau
membuka diri kita untuk mengalami
perjumpaan dengan Kristus kita akan
mengalami transformasi yang menguatkan kita untuk menyerahkan hidup
kita kepadaNya, ketika hal itu terjadi
kita dapat lebih memahami kehendakNya tentang apa yang perlu kita lakukan dalam hidup ini termasuk didalam
pelayanan kita, dan kita akan dapat
melihat seluruh aspek kehidupan kita
menurut sudut pandang Allah.
Persembahan Hidup Yang Berkenen
Pada Tuhan
Persembahan hidup kita kepada
Tuhan sebagai korban memberi arti lebih jauh berharga dari sekedar persembahan materi. Persembahan yang hidup
adalah hati yang selalu puas dengan
apa yang dipercaya Tuhan kepada
kita, adalah hati yang menyembah Tuhan dengan sungguh-sungguh. (Amsal
4:23) berkata jagalah hatimu dengan
segala kewaspadaan karena dari situlah
terpancar kehidupan.
Artinya dengan waspada menjaga hati, jiwa kita menjadi bejana dimana kehendak Tuhan dicurahkan, sehingga kita mengerti kehendakNya.
Karena ibadah juga meliputi cara hidup
dan buah kehidupan seseorang (I Korintus 6:19) atau tidak tahukah kamu,
bahwa tubuhmu adalah bait roh kudus
yang diam didalam kamu. Roh kudus
yang kamu peroleh dari Allah, dan bukan milik kamu sendiri. (Mazmur 37:5)
Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan
dan percaya kepadaNya dan Ia akan
bertindak.
Persembahan yang hidup kudus
dan yang berkenan kepada Allah adalah
penyerahan diri seutuhnya kepada Tuhan, yang berarti beserah kepada kehendak Allah dan pada kekuasaan Allah.
Sebagai persembahan/ korban yang
hidup (Roma 6:8) juga persembahan
yang kudus (Mazmur 24:3,4), (Ibrani
12:14) sehingga Allah berkenan,dalam
arti dibenarkan, diterima menjadi dupa
atau persembahan yang harum bagi
Allah.
Ibadah Yang Sejati
Dalam suratnya Rasul Paulus
menulis latihlah dirimu beribadah (I
Timotius 4:7b) lebih lanjut Rasul Paulus
mengatakan bahwa ibadah itu berguna
dalam segala hal karena mengandung
janji baik untuk hidup ini, maupun untuk hidup yang akan datang (I Timotius
4:8) dengan demikian ibadah adalah
suatuhal yang sangat penting dalam
hidup orang kristen. Bahkan yang harus dipahami bahwa ibadah merupakan
identitas orang-orang percaya. Jadi pada
dasarnya ibadah adalah persembahan
seluruh totalitas kehidupan kepada Allah yang tidak terbatas hanya pada satu
tempat tertentu, sebab ibadah berarti
perbuatan untuk menyatakan bakti kita
kepada Allah yang didasari ketaatan
mengerjakan perintahNya dan menjauhi
laranganNya. Karena yang paling Tuhan
inginkan adalah hidup kita, bagaimana
kita menguduskan diri senantiasa hingga menjadi persembahan yang hidup,
kudus dan berkenan kepada Allah. Itulah ibadah yang sejati. Amin. (YS)
“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia
harus menyangkal dirinya, memikul salibnya
dan mengikut Aku.”
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
31
MissionFOCUS
Arozatulo Telaumbanua, S.Th
Persembahan Sejatiku
Kepada Tuhan
P
ertanyaan pertama buat kita adalah
apa persembahan sejati kita kepada
Tuhan? Sebagian besar manusia tidak mengerti apa yang harus dia
berikan kepada Tuhan. Orang Kristen termasuk di dalamnya. Mengapa? Bisa terjadi
karena pengajaran yang kurang jelas dan
tepat di mana dia bergereja. Saya tidak bermaksud menyinggung siapa pun di dalam
artikel ini. Namun, saya ingin katakan bahwa pengajaran yang benar akan menghasilkan buah yang benar pula. Sebab itu, kita
harus sadar bahwa pengajaran Alkitab yang
benar dan jelas akan membawa dampak kepada gereja itu sendiri.
Ada
orang
yang
mengatakan
persembahan sejatiku kepada Tuhan adalah
doa ku (my pray), pujian, musik dan tarian.
Pertanyaanya adalah “Apakah itu persembahan yang Tuhan berkenan?” Alkitab
berkata “Tuhan tidak memerlukan korban
persembahanmu termasuk doamu, pujian
dan tarian-tarianmu (dalam hal ini pelayanan), sementara kamu tidak pernah memberikan dan mempersembahkan hidupmu
kepada-Ku, Tuhan Allahmu. Doa, pujian dan
pelayanan adalah sebagai ucapan syukur
kita kepada Tuhan yakni respons kita terhadap kasih-Nya. Dan itu adalah wajib. Artinya, percuma kita berdoa, memuji Tuhan
serta melayani Tuhan padahal tubuh ini tidak pernah dipersembahkan kepada Tuhan.
Tuhan Yesus tegas mengatakan “Bangsa ini
memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal
hatinya jauh dari pada-Ku (Matius 15:8).”
Apa Itu Persembahan Sejati?
Tahun 2014 ini umat Kristiani di seluruh dunia merayakan Natal. Natal dirayakan dengan berbagai cara yang menarik
dan unik. Tindakan ini adalah baik, namun
apakah itu yang Tuhan Yesus kehendaki
32
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
di dalam kehidupan umat Kristen? Sekalikali tidak? Tetapi bukan berarti tidak boleh
dirayakan dengan menarik dan unik. Namun, apa makna Natal itu bagi kita sebagai
persembahan sejati kita kepada Tuhan.
Ibadah dan perayaan Natal berguna, namun apa yang kita persembahkan kepada
Tuhan? Apakah perayaan yang menarik dan
unik tersebut yang kita persembahkan kepada Tuhan? Tidak demikian!
Persembahan sejati adalah apa yang
berkenan kepada Tuhan sesuai dengan kehendak dan tujuan-Nya dalam hidup kita.
Bukan apa yang kita kehendaki lalu kita
persembahkan kepada Tuhan. Hidup ini
adalah persembahan sejati kita. Pertanyaannya adalah hidup yang bagaimana?
Hidup yang telah ditebus oleh Tuhan Yesus
dengan darah-Nya di atas kayu salib, yang
kemudian kita persembahkan kepada-Nya
sebagai korban sejati kita. Rasul Paulus
berkata “Sebab aku telah mati oleh hukum
Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku
hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan
lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku
yang kuhidupi sekarang di dalam daging,
adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah
yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku (Galatia 2:19-20)”.
Persembahan sejati kita adalah hidup yang
kudus, berkenan dan yang mengasihi Tuhan
Yesus.
Roma 12:1 berkata demikian:
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus
dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati.” Apa pun yang kita
MissionFOCUS
lakukan dalam hidup ini, baik itu memuji
Tuhan, berdoa kepada Tuhan dan bahkan
melayani Tuhan tanpa mempersembahkan
hidup ini kepada Tuhan, maka semuanya itu
akan sia-sia. Sebab kita lakukan semuanya
itu atas kehendak dan keinginan daging semata. Oleh karena itu, hidup harus dibawah
pimpinan kuasa Tuhan.
Tujuan Persembahan Sejati Kita
Terkadang kita salah sasaran dalam
melakukan pelayanan, dalam berdoa dan
dalam memuji Tuhan. Artinya, kita salah
motivasi. Saya ingin katakan dan tegaskan
bahwa orang yang salah motivasi dalam
hidupnya adalah orang yang tidak pernah
mempersembahkan hidupnya secara benar
kepada Tuhan. Pada dasarnya, orang yang
demikian tujuannya bukan Tuhan melainkan kepuasan hidupnya secara daging, yaitu
kehormatan, kemuliaannya sendiri dan keinginan untuk mendapat balasan atas apa
yang dia lakukan. Jika demikian hidup kita
sekarang ini, itu bukan tujuan persembahan
sejati yang Tuhan Yesus kehendaki melainkan tujuan hidup yang palsu yang hanya
memuaskan keinginan nafsu jahat kita yaitu kepuasaan batin dan jasmaniah yang orientasinya adalah hal-hal duniawi.
Tujuan persembahan sejati kita
adalah memuliakan Tuhan dan itulah tujuan hidup manusia. Rasul Paulus berkata
“Dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi
dari Allah dalam Kristus Yesus (Filipi 3:14).”
Itulah tujuan persembahan sejati kita, agar
panggilan sorgawi tersebut mampu kita
menyelesaikannya sampai pada akhirnya
dengan penuh tanggung jawab dihadapan
Tuhan Allah kita. Bukan tujuan hidup palsu,
melainkan tujuan hidup yang sejati.
Bolehkan Persembahan Materil Diberikan?
Sebenarnya, tanpa saya jelaskan dengan
panjang lebar pasti Anda setuju bahwa
persembahan materil boleh dan itu sifatnya
sukarela. Persembahan apa pun yang Anda
berikan baik persembahan dalam bentuk
uang, buah sulung, membantu orang yang
sakit, dan lain sebagainya adalah baik. Namun, ada yang harus Anda ingat yaitu makna dan tujuan Anda mempersembahkan hal
itu. Artinya, ketika Anda mempersembah-
kan apa pun itu jangan pernah salah motivasi melainkan hanya kemuliaan Tuhan.
Kemudian, kalau Anda melakukan
semuanya itu, sementara hidup Anda tidak dipersembahkan kepada Tuhan, maka
sia-sialah. Anda seperti orang yang menabur di atas batu yang tidak berakar apalagi
berbuah. Sebab itu, Tuhan Yesus berkata
tinggallah di dalam Aku (Yohanes 15:1-8).
Tujuan-Nya apa? Supaya kita berakar, tumbuh dengan sehat dan berbuah lebat. Itulah persembahan sejati kita kepada Tuhan,
yakni hanya hidup yang penuh dosa yang
kemudian ditebus oleh Tuhan Yesus agar
berkenan kepada Allah Bapa dan menjadi
persembahan sejati bagi kemuliaan-Nya
selama-lamanya.
Kesimpulan
Persembahan sejati kita adalah hidup yang
berkenan, yang kudus dan yang mengasihi
Allah. Jangan kita salah motivasi dalam hidup ini, sehingga kita kehilangan jejak hidup
yang akhirnya menuju kepada kebinasaan.
Pasti kita tidak mau hal itu terjadi, sebab
itu hiduplah di dalam Tuhan dan di dalam
kebenaran-Nya. “Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang
kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya
untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah (Efesus 5:1-2).”
BIODATA
Nama TTL
Alamat Studi Lanjut
Pelayanan
: Arozatulo Telaumbanua, S.Th
: Tundumbaho, 7 April 1989
: Jl. Bintaran Kidul MG II/124
Yogyakarta
: Program Pascasarjana (S2) Program Studi Pendidikan Agama
Kristen (PAK) di Sekolah
Tinggi Theologia Berita Hidup
Surakarta
: GSJPDI Jemaat Bukit Sion
Yogyakarta
Ketua Pemuda GSJPDI – Bukit Sion Yogyakarta
Pendiri dan Ketua Team Rajawali Care Indonesia
Handphone E-Mail
: 0852 9738 5889
: [email protected] atau
[email protected]
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
33
MissionNEWS
Perayaan Ulang Tahun
MissionCARE Palembang Bersama Partner
MissionCARE Palembang
Dalam rangka perayaan ulang tahun ke –
11 MissionCARE Palembang di Palembang,
merayakan Ulang Tahun bersama partnership. Terlebih dahulu dilakukan survey ke
lokasi gereja-gereja yang ada di jalur 16.
Setelah itu mengadakan member meeting agar para member dapat berpartisipasi
dalam perayaan ultah ini. Secara tiba-tiba
bahkan CV. Kurnia Abadi milik Ibu Joane
membuatkan secara gratis seragam kaos
pengurus.
Kehadiran jemaat dan hamba Tuhan di
Jalur 16 Muara Sugihan sebanyak 200an
orang yang terdiri dari berbagai gereja disana seperti GKII Air Saleh, GKMI Air Saleh,
GPdI Muara Padang, GKSBS, GPdI Jalur 20,
GKAI Sumber Mulyo, GKAI Daya Utama,
GKAI Margo Sugihan, GKAI Margo Mulyo,
GKAI Daya Kesuma.
Perjalanan pengurus ke Jalur 16 dimulai
jam 06.00 pagi menempuh waktu 5 jam
sehingga acara yang direncanakan dimulai
jam 10.00 diundur jam 11.00, hal ini karena setengah perjalanan dari 100 Km jarak
ang ditempuh dengan lambat melalui jalan
yang sangat jelek apalagi pada malam dari
sebelumnya telah turun hujan. Puji Tuhan
akhirnya sampai dan acara dapat dimulai.
34
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
MissionNEWS
MissionCARE
Reach the Unreachable
Pada kesempatan kali ini MissionCARE
Palembang menyalurkan bantuan empat
buah saringan air minum untuk 4 gereja,
dana pembangunan gereja sebesar 5 juta
untuk gereja GKAI Margo Mulyo yang sedang dibangun. Dan sejumlah pakaian yang
masih layak pakai.
Setelah ramah tamah dan makan siang bersama, pengurus memutuskan segera pulang
agar dalam perjalanan cuaca masih tetap
baik. Sekitar jam 13.00 pulang ke Palembang dan Puji Tuhan cuaca baik mendukung
perjalanan ditempuh hanya dengan waktu 4
jam. Tuhan memberkati kita semua.
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
MissionFOCUS
Blimbingsari
“Tanah Perjanjian” di Bali
P
ulau Bali yang identik dengan suatu
agama tertentu, ternyata memiliki
sebuah desa yang seluruh warganya beragama Kristen Protestan, yaitu Desa Blimbingsari. Blimbingsari adalah
sebuah desa yang terletak di Kecamatan
Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali. Namun
demikian, sama seperti desa tradisional
lainnya di Bali, aktivitas warga Desa Blimbingsari sangat kental dengan seni, adat,
dan budaya Hindu.
Desa Blimbingsari juga merupakan
salah satu desa wisata yang unik dengan
penduduk yang ramah, kondisi alam yang
sangat indah, tata desa yang rapi, bersih
serta aman dan nyaman. Desa Blimbingsari ditetapkan menjadi desa wisata pada 16
Desember 2011 oleh Gubernur Bali dan diresmikan pada perayaan Natal 25 Desember
2011 oleh Bupati Jembrana. Desa ini juga
terpilih sebagai desa terbaik secara ekonomi, spiritual, bahkan yang terbaru adalah
terpilih sebagai tempat bebas dari narkoba
dan perjudian.
Ada 2 (dua) bangunan gereja unik
dan megah dimiliki oleh Desa Blimbingsari,
yaitu Gereja Pniel di Banjar Blimbingari dan
Gereja Imanuel di Banjar Ambyarsari. Gereja-gereja ini didesain dengan ukiran-ukiran khas Bali. Di setiap bangunan gereja ini
dibuatkan sebuah bale yang biasa disebut
36
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
bale Kulkul, tempat dimana kulkul yang terbuat dari kayu digantung. Kulkul ini adalah
alat yang dipergunakan memanggil jemaat
untuk datang beribadat (di gereja-gereja
lain biasanya digunakan lonceng ).
Pada setiap hari raya keagamaan
baik Natal maupun Paskah, warga desa
Blimbingsari akan memasang penjor untuk
menyemarakkan suasana perayaan. Selain
itu, pada saat kebaktian di gereja, jemaat
yang datang akan mengenakan pakaian
adat Bali seperti kemben, udeng, kebaya
dan segala macam asesorisnya. Demikian
juga untuk pendeta yang menyampaikan
Firman Tuhan, akan menggunakan Bahasa
Bali serta iringan musik dengan gamelan
Bali. hal inilah menjadi salah satu daya
tarik wisatawan untuk melihat dari dekat
bagaimana perpaduan budaya itu terjadi.
Pada kunjungan MissionCARE tanggal 24 Januari 2015, kami ditemui oleh Pdt.
Christiana Welda bersama timnya dari GKPB
Jemaat ‘Pniel’. Selanjutnya kami dibawa ke
ruang gereja dan mendapatkan penjelasan
mengenai sejarah Desa Blimbingsari.
Sejarah Desa Blimbingsari
Sejarah Desa Blimbingari berkaitan erat
dengan sejarah berdirinya Gereja Kristen
Protestan di Bali (GKPB). GKPB sendiri lahir pada tanggal 11 November 1931 yang
MissionFOCUS
ditandai dengan dibaptisnya 12 putra Bali
asli menjadi pengikut Kristus oleh Pdt. R.A.
Jaffry di Tukad Yeh Poh (Sungai Yeh Poh Dalung), Desa Dalung, Kec. Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Kedua belas orang Bali
Kristen tersebut dibaptis karena perkabaran
Injil oleh Tsang To Han, seorang misionaris
dari CMA (Christian Missionary Alliance),
yang datang ke Bali pada tahun 1929 untuk
menggembalakan orang-orang Cina pengikut Kristus yang tinggal di kota Denpasar
melalui seorang perempuan Bali yang menikah dengan orang Cina di Denpasar. Tsang
To Han berkenalan dengan kedua belas
orang tersebut yang berasal dari desa Dalung, Abianse, Buduk dan Banjar Untal-Untal, yang pada saat itu sedang mengalami
krisis spiritual.
Pada waktu itu, dinamika kehidupan
masyarakat sangat sensitif. Terdorong untuk mencari kehidupan yang lebih baik lagi,
kira-kira bulan Agustus 1936 berangkat 3
orang Kristen Bali dari beberapa desa di kabupaten Badung untuk memeriksa tanah di
daerah Melaya yang sudah mendapat persetujuan dari pemerintah.
Tanah tersebut adalah sebuah kawasan hutan belantara dengan aneka ragam satwa buas. Namun demikian, bagi
ketiga utusan, tetaplah bahwa tanah yang
mereka kunjungi adalah tanah yang baik.
Maka pada tanggal 30 November 1939, hutan belantara tersebut mulai dibuka oleh 30
kepala keluarga.
Mereka inilah yang menjadi perintis
desa baru yang dengan suka cita membu-
ka hutan belantara untuk dijadikan suatu
desa. Mereka memberi nama desa tersebut
Blimbingsari karena pada saat proses perabasan mereka menemukan banyak pohon
belimbing yang buahnya kecil-kecil.
Tanah Perjanjian
Bagi warga desa Blimbingsari, desa ini
merupakan “Tanah Perjanjian” karena mereka (jemaat Kristen mula-mula di Bali)
telah memintanya kepada Tuhan dan desa
ini dapat menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain.
Sebagaimana tertulis dalam prasasti di depan Gereja Pniel yang bunyinya :
“Kami percaya bahwa Tanah Blimbingsari
adalah Tanah Perjanjian yang diberi oleh
Tuhan, bertujuan untuk membangun damai
sejahtera umat manusia dan memelihara
kelestarian ciptaanNya agar kita menjadi
berkat dan terang bangsa-bangsa”
Oleh karena alasan inilah warga desa
Blimbingsari diharapkan untuk tidak meninggalkan tanah leluhur mereka ini, namun
mengembangkannya menjadi desa kunjungan wisatawan bagi para turis untuk menikmati dan menghayati keindahan alam, akar
budaya masyarakat Bali serta kehidupan
yang sederhana. Warga desa yang ramah,
saling gotong royong, tekun dalam doa dan
kerja, serta bertanggung jawab dalam menjaga harmonisasi dengan alam merupakan
wujud kesaksian hidup yang diberikan oleh
masyarakat Blimbingsari untuk kemuliaan
nama Tuhan atas tanah Perjanjian yang diberikan.(at)
“Kami percaya bahwa Tanah Blimbingsari
adalah Tanah Perjanjian yang diberi oleh
Tuhan”
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
37
MissionLETTER
Monumen Keluarga
GPdI Tigarunggu
P
uji syukur kepada Tuhan kalau sampai saat ini kami masih diberi kesempatan melayani Dia, kami sangat
senang mendengar informasi dari
teman bahwa MissionCARE punya program
untuk pembangunan gedung Gereja.
Oleh karena itu kami sebagai Hamba Tuhan yang melayani di pedesaan GPdI
Tigarunggu, Kec. Purba Kab. Simalungun
datang memohon kepada Bapak/Ibu agar
dapat membantu kami untuk menyelesaikan
pembangunan Gereja kami yang baru rampung 50%.
Demikianlah permohonan kami ini,
terus dukung pelayanan kami dalam doa
sehingga nama Tuhan bisa dipermuliakan di
tempat ini. Atas perhatiannya kami ucapkan
terima kasih.(red)
38
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
MissionLETTER
Monumen Keluarga
GPdI Siloam
S
alam sejahtera dalam nama kasih
Kristus, puji dan syukur bagi Tuhan
yang oleh karena kemurahan-Nya
telah mempercayakan kami untuk
melayani pekerjaan-Nya di Desa La’uri Kecamatan Gido Kabupaten Nias, sekalipun
banyak tantangan dan rintangan yang kami
alami.
Disini kami panitia bersama Gembala sidang jemaat datang di hadapan Bapak
untuk mengajukan permohonan bantuan
dana, sehubungan dengan rencana kami
untuk melanjutkan pembangunan Gereja
dalam bentuk permanen dengan ukuran
8x14 m di atas tanah mlik organisasi Gereja
Pantekosta di Indonesia (GPdI).
Sekarang kami sudah memulai pembangunan dengan meletakkan dasar pondasi dan juga memasang tiang besi, sedangkan untuk melanjutkannya kembali
lagi kami tidak memiliki dana. Oleh sebab
itu, kami panitia bersama Gembala Sidang
datang kepada Bapak dan Ibu untuk memohon dukungan.
Demikian kami sampaikan kepada
Bapak, kiranya permohonan ini mendapat
tanggapan di hati Bapak, dan atas segala
perhatian dan kerjasama yang baik serta
bantuan yang diberikannya terlebih dahulu
kami mengucapkan terimakasih dan Tuhan
Yesus memberkati.(red)
Reach the Unreachable
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
39
MissionLETTER
Pdt. Nampati Singarimbun
GPdI Immanuel Luppat Nihiri
Melalui surat ini pula, kami mohon doa dari
Bapak/ Ibu sekalian, adapun yang menjadi
pokok doa kami adalah :
S
Mohon doakan kami supaya kami selalu dipimpin oleh Roh Kudus dalam menggembalakan atau melakukan penginjilan pribadi.
Mohon doakan kami agar kami tetap setia
sampai akhir hidup kami dalam bekerja di
ladang Tuhan. Mohon doakan jemaat yang
kami layani agar bertumbuh secara kualitas
dan kuantitas. Mohon doakan pembangunan gereja GpdI Imanuel Luppat Nihiri dan
juga masyarakat Luppat Nihiri yang terdiri
dari 150 KK agar datang kepada Yesus.
halom,
Kami sekeluarga sehat karena
pemeliharaan Tuhan Yesus Kristus
dan kami tetap bersemangat dalam
melayani Tuhan. Anak kami semakin besar,
makin pintar dan bercita-cita menjadi Hamba Tuhan (Pendeta).
Puji nama Tuhan Yesus Kristus,
pelayanan yang kami gembalakan berjalan
dengan baik sekalipun kadang terjadi ‘patah
tumbuh hilang berganti, yaitu jemaat ada
yang pindah kerja atau pindah gereja.
Kami sekeluarga mengucapkan terima kasih kepada MissionCARE yang dipakai
oleh Tuhan untuk membantu kami dengan
menyalurkan subsidi sebesar Rp 200.000,per bulan. Kami merasa sangat tertolong
dengan adanya dukungan tersebut. Doa
kami, Tuhan Yesus memberkati seratus kali
ganda.
Pdt. L. Hutagalung
Tanjung Lebar, Riau
S
alam Sejahtera dalam Kristus Yesus. Dengan surat ini, kami Hamba
Tuhan yang melayani di desa Tanjung Lebar, Kec. Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya
atas perhatian dan dukungannya terhadap
kami melalui bantuan subsidi. Subsidi yang
telah kami terima setiap bulan dapat mendukung pekerjaan pelayanan kami.
Doa dan harapan kami kiranya Tuhan membalas berlipat kali ganda atas apa
yang telah diperbuat bagi kami. Demikianlah yang dapat kami perbuat dan beritahukan kepada MissionCARE (Perhimpunan Mitra Misi Indonesia). Atas perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih. Tuhan Yesus memberkati. (LH)
40
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
Demikianlah surat ini kami sampaikan, terima kasih atas perhatiannya. Tuhan Yesus
memberkati. (NS)
Pdt. Agus Susanto
Kandanga, Kalimantan Selatan
S
halom,
Segala puji bagi Yesus, Tuhan dan
Juru Selamat, yang telah mengaruniakan kepada kami berkat dan
rahmatNya dan juga kesempatan bagi kami
berada di ladang pelayananNya. Kami sekeluaraga mengucap syukur kepada Tuhan
Yesus Kristus yang menolong kami sekeluarga sehingga kami dalam keadaan sehat
tidak kurang suatu apa pun. Demikian juga
dalam pekerjaan pelayanan kami, Tuhan
memberikan kelancaran.
Kami juga mengucapkan syukur dan
terima kasih yang tak terhingga kepada
Bapak/ Ibu donatur yang masih berkenan
untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan
menyalurkan berkat kepada kami sekeluarga. Kami tidak dapat membalas kebaikan Bapak/ Ibu sekalian selain hanya dapat
mendoakan agar berkat-berkat Tuhan semakin dicurahkan; usaha, pekerjaan diberikan kelancaran, keluarga diberikan kekuatan, kesehatan, sukacita, damai sejahtera
serta kerukunan dan kesehatan.
MissionLETTER
Selain itu kami terus memohon bantuan doa
untuk pergumulan keluarga dan pelayanan
kami serta secara khusus, bagi kesembuhan orangtua kami yang telah 5 (lima) tahun lebih menderita karena serangan stroke
mohon agar Tuhan menolong dan memberi
kesembuhan.
Demikian ucapan terima kasih dan kesaksian kami, Tuhan Yesus memberkati. (AS)
Pdm. Jonry Ondang
Tapin, Kalimantan Selatan
S
alam Sejahtera dalam Tuhan kita
Yesus Kristus,
Puji Tuhan kami sekeluarga sangat
bersyukur kepada Tuhan karena
pemeliharaan Tuhan sangat sempurna bagi
kami sekeluarga serta pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kami di daerah Pe-
gunungan Meratus tepatnya di desa Balawaian, Dusun Simpang Tiga Bagandah, Kec.
Piani, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
Tangan Tuhan tidak kurang panjang
untuk menolong kami melalui MissionCARE.
Kami tidak dapat membalas selain doa
kami biarlah Tuhan terus menjadikan MissionCARE sebagai perpanjangan tanganNya
untuk menopang Hamba-Hamba Tuhan dan
Tuhan mengirimkan lebih banyak lagi donatur untuk bekerja sama dengan MissionCARE dalam menyalurkan berkat-berkat
Tuhan.
Bersama surat ini kami memberitahukan bahwa subsidi sebesar Rp 200.000
untuk bulan ini sudah kami terima. Puji Tuhan, Tuhan Yesus memberkati.(JO)
Takut akan TUHAN adalah permulaan
pengetahuan, tetapi orang bodoh
menghina hikmat dan didikan.
Amsal 1:7
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
41
ADVERTORIAL
Resto Mitra Selera
Sukacita Dalam Melayani
T
ahun 2015 ini adalah tahun ke-2
bagi perjalanan Resto Mitra Selera
(Misel). Resto ini menempati lantai 1
Kantor MissionCARE yang beralamat
di Kompl. Ruko Plasa Pasifik Blok B1 No. 18,
Jl. Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading,
Jakarta Utara.
Resto Mitra Selera yang mulai dibuka
pada tanggal 30 November 2013 dibawah
naungan PT Mitra Mulia Indonesia didirikan
secara gotong royong oleh para pengurus
MissionCARE dengan tujuan agar hasil dari
restoran ini dapat menunjang biaya operasional kantor dan kegiatan pelayanan MissionCARE. Keputusan ini diambil oleh pengurus MissionCARE agar lembaga pelayanan
ini sedikit demi sedikit bisa mandiri dan tidak terlalu bergantung pada donatur dalam
menjalankan pekerjaannya .
Memang bukan perjalanan yang mudah bagi Resto Mitra Selera untuk membangun usahanya, banyak kendala yang dihadapi. Selain modal yang terbatas, pemasukan
yang tidak tentu jumlahnya juga keterbatasan keterampilan sumber daya manusianya. Namun hal-hal tersebut tidak menyurutkan semangat para karyawan Resto Mitra
Selera untuk selalu melakukan yang terbaik
: meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, menyajikan menu-menu baru, melakukan promosi, perbaikan dalam sistem dan
manajemen. Sehingga, dari hari-ke hari
Resto Mitra Selera mengalami peningkatan
baik dalam pemasukkan maupun pelayanan
kepada pelanggan.
Ada kalanya pelanggan yang datang
cukup banyak sedangkan tenaga dari pihak
Resto Mitra Selera terbatas. Menghadapi
situasi demikian, tidak segan-segan bersama staf MissionCARE bergotong-royong untuk melayani para pelanggan: menawarkan
menu, menyajikan pesanan, membersihkan
meja sampai urusan cuci-mencuci piring,
sendok dan gelas. Pekerjaan-pekerjaan ini
dilakukan bersama-sama dengan rasa su-
42
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
kacita dan santai.
Meskipun menu andalan Resto Mitra Selera adalah Ayam Krispi dan Ayam
Kremes, namun Resto Misel juga menyajikan menu-menu lain seperti pecel, soto
ayam, sop, sayur asam, nasi dan bakmi
goreng. Pada hari tertentu Resto Misel menyediakan menu khusus yaitu Nasi Kuning.
Selain tempatnya cukup mudah dijangkau
dan nyaman, Resto Misel juga memberikan
gratis akses internet bagi para tamunya.
Resto Misel juga menerima juga
pesanan nasi kotak paket Ayam Krispi atau
paket ayam kremes untuk acara di gereja,
persekutuan doa, arisan atau untuk bekal
perjalanan grup tur. Resto Misel juga terbuka untuk menerima pesanan dengan permintaan tertentu. Hal-hal ini dapat dikomunikasikan sehingga dapat tercapai titik temu
dengan yang dikehendaki oleh pemesan.
Pemesanan dan informasi mengenai Resto Mitra Selera dapat mengubungi nomor
021-45843481 (hunting) setiap hari Senin
– Jumat pukul 10.00 – 17.00 WIB. Semoga
Resto Misel dalam perjalanan di tahun-tahun berikutnya semakin maju dan sukses.
(red)
Resto Mitra Selera menerima kerjasama apabila
ada pihak lain yang berminat untuk membuka
Resto Mitra Selera di mana saja. Informasi lebih
lanjut dapat menghubungi Bp. Iwan Santoso
(0811-294-585)
ADVERTORIAL
ANDRIS Series
Kualitas Italia di Balik Kenyamanan
Mandi Anda
M
asyarakat Indonesia telah 35 tahun mengenal Ariston sebagai
produk pemanas air yang handal. Produk yang berasal dari Italia ini menjadi pilihan bagi keluarga Indonesia karena kualitasnya akan daya tahan
produk, kemanan dan kenyamanan dalam
pengunaannya.
Sejak Januari 2015, kantor resmi
perwakilan Ariston Thermo Group telah hadir di Indonesia di Dipo Business Center, Jl.
Jendral Gatot Subroto Kav 51-52, Jakarta.
Kehadiran Ariston Thermo Indonesia bertujuan agar lebih dekat dengan konsumen
Indonesia, meningkatkan kegiatan promosi
serta memberikan pelayanan purna jual terhadap produk pemanas air Ariston.
Ariston memiliki lebih dari 50 varian produk demi melayani beragam kebutuhan konsumen, mulai dari rumah
tinggal,apartemen, hotel sampai vila. Pemanas air Ariston menggunakan berbagai
macam sumber daya yaitu listrik, gas, tenaga surya dan juga heat pump.
Produk pemanas air Ariston yang
baru diluncurkan adalah ANDRIS Series
yang terdiri dari 2 (dua) tipe, yaitu tipe ANDRIS R dan tipe ANDRIS RS. Konsumsi listrik seri ini disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen di Indonesia yaitu 300 watt sampai 500 watt. Beberapa hal yang menjadi
kelebihan dari seri ANDRIS ini adalah desain
yang futuristik hasil karya Umberto Palermo, seorang desainer ternama di Italia.
Selain itu, seri ANDRIS dilengkapi
dengan fitur teknologi kemanan terbaik yaitu ELCB System, sistem pemutus arus otomatis ketika terjadi perbedaan arus yang
cukup ekstrem. Hal ini mencegah kemungkinan pengguna tersengat arus listrik. Dengan tangki berbahan titanium enamel yang
tahan karat, seluruh pemanas air Ariston
menjamin kualitas air meski pemanas air
sudah digunakan dalam jangka waktu yang
lama.
Perangkat thermostat aksi ganda
juga melengkapi seri ini yang berfungsi sebagai pengukur suhu sekaligus mencegah
tekanan berlebih dalam tangki pemanas
air yang berdampak pada kualitas kualitas,
kenyamanan serta keamanan penggunaan.
Perangkat penting lainnya adalah safety
valve yang membantu mencegah tekanan
berlebih pada tangki serta mencegah air
panas keluar dari pipa air dingin. Khusus
ANDRIS seri RS, dilengkapi dengan lampu
indikator yang akan menyala jika air sudah
mencapai suhu yang diinginkan oleh pengguna. Pada produk ANDRIS seri RS tangki
air dijamin garansi sampai 7 (tujuh) tahun.
ANDRIS, seperti pemanas air Ariston lainnya, tersedia dalam berbagai varian
yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Bagaimana sih cara memilih pemanas air
yang tepat untuk Anda? Rata-rata tiap orang
membutuhkan 25-30L setiap kali mandi.
Pemanas air Ariston sendiri bisa menghasilkan 3 kali lipat air hangat dari kapasitasnya. Misalkan keluarga Anda terdiri dari 2-3
orang, pemanas air ANDRIS
30L sangat
cocok untuk Anda karena bisa menghasilkan 90-100L air hangat.
Informasi lebih lanjut mengenai
produk pemanas air Ariston dapat dilihat di
www.ariston.com. Ariston, comfort always
on.(red)
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
43
44
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
MissionVIEW
Andri Setiono
Persembahan
Hidup
R
asul Paulus dalam suratnya
Roma 12:1 menyampaikan seruan supaya kita mempersembahkan tubuh kita sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus
dan yang berkenan kepada Allah. Konsep beribadah yang benar pada zaman
anugerah ini adalah "mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang
hidup". Orang percaya seharusnya memiliki keinginan yang kuat secara tulus
ikhlas untuk menyenangkan hati Allah
dalam kasih, pengabdian, pujian dan
kekudusan serta mempersembahkan
tubuh untuk pelayanan.
Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup adalah
motivasi dari suatu pelayanan kekristenan yang didasarkan pada kemurahan
Allah yang telah lebih dahulu berkorban
bagi kita. Hidup kita yang sudah ditebus oleh darah Kristus, hendaknya dipersembahkan atau diserahkan secara
terus menerus dalam bentuk penyucian
dan pengabdian kepada Allah yang hidup. Wujudnya adalah dengan melakukan pelayanan rohani yang melibatkan seluruh aspek hidup manusia yang
berkenan pada Allah.
Dengan demikian, saya mendorong agar semangat pelayanan PMMI
(MissionCARE) dalam mempersembahkan hidup bagi Allah, semakin ditingkatkan dan dilakukan dengan lebih
bersemangat, dengan segala ketulusan
hati dalam pelayanan kepada Allah yang
hidup.
Pelayanan ke tempat-tempat
yang mengalami bencana, seperti bencana Gunung Sinabung (November
2014), banjir bandang Manado (Februari 2014), kunjungan-kunjungan ke
Mentawai (Mei 2015) dan ke pedalaman di Kalimantan dalam rangka aksi
sosial kemanusiaan dengan wujud pengobatan gratis, bantuan pembangunan
gereja, Kebaktian Kebangunan Rohani,
serta seminar-seminar yang dilakukan
oleh PMMI (MissionCARE) baik pusat
maupun daerah adalah salah satu wujud atau SEMANGAT dari “Mempersembahkan Hidup yang mau BERKORBAN”.
Marilah kita tetap semangat dan
terus maju, jadilah LASKAR KRISTUS di
garis depan dalam rangka mempersembahkan hidup kita sebagai korban yang
hidup dan yang berkenan kepada Allah.
Amin.(as)
MissionCARE
Reach the Unreachable
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
45
46
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
47
48
Majalah MissionCARE | Edisi Agustus 2015
Download