HUBUNGAN PENGETAHUAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN TENTANG BERHUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN DI BPS BIDAN S KELURAHAN CIMULU KECAMATAN TAWANGSARI KOTA TASIKMALAYA DEDE ATING MA0712007 Intisari Hubungan seksual antar manusia ditunjukan untuk dapat mempertahankan keturunan manusia disamping kenikmatan. Keinginan untuk melakukan hubungan seksual sewaktu hamil berbeda dengan sebelum hamil. Kondisi kehamilan tersebut pada umumnya membuat istri khawatir dan cemas akan keguguran. Sehingga sebagian suami memilih untuk menghentikan hubungan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan suami dengan tingkat kecemasan tentang berhubungan seksual selama kehamilan di BPS bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari Kota Tasikmalaya. Jenis penelitian ini adalah kolerasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami ibu hamil berjumlah 80 orang. Teknik sampling yang digunakan accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan suami dalam melakukan hubungan seksual selama kehamilan ada pada kategori kurang sebanyak 12 orang (40%), sedangkan suami yang mengalami tingkat kecemasan dalam melakukan hubungan seksual selama kehamilan pada kategori berat sebanyak 12 orang (40%). Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh p value 0,008. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan pengetahuan suami dengan tingkat kecemasan tentang berhubungan seksual selama kehamilan. Sehingga perlu adanya upaya untuk penyuluhan tentang kecemasan yang terjadi pada suami saat berhubungan seksual selama kehamilan. Kata Kunci : pengetahun, tingkat kecemasan, hubungan seksual Latar Belakang Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan dihitung dari hari pertama haid terakhir). Kehamilan dibagi dalam tiga trimester, pertama dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu, trimester dua dari 12 minggu sampai 24 minggu, trimester tiga dari 24 minggu sampai 40 minggu. (Prawirohardjo, 2009). Selama beberapa trimester ini dapat terjadi beberapa perubahan dari aspek fisik, psikologis, dan seksualitas. Pada trimester 1 perubahan fisik yang dapat dilihat seperti perdarahan sedikit ”spooting” sekitar 11 hari setelah konsepsi, pembesaran payudara. Perubahan psikologis seperti kelelahan yang kronis/menetap, kecemasan, dan ke tidak nyamanan. Perubahan seksual mengalami penurunan gairah untuk berhubungan seksual (Pantikawati, 2010). Perubahan yang terjadi pada trimester 2 meliputi fisik seperti kenaikan berat badan, uterus berada di pertengahan sympisis pubis dan pusat, payudara mulai mengeluarkan kolostrum. Perubahan fsikologis seperti merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman, dan meningkatnya gairah seksual (Pantikawati, 2010). Pada trimester 3 terjadi perubahan fisik seperti berat badan meningkat, pegal di punggung, dan nafas lebih sesak karena janin mendesak dada dan lambung. Perubahan psikologis merasa cemas karena akan menghadapi proses persalinan. Perubahan seksual mengalami penurunan dikarenakan merasa tidak nyaman (Pantikawati, 2010). Keinginan untuk melakukan hubungan seksual waktu hamil berbeda dari wanita satu dengan wanita yang lain. Pada sebagian wanita keinginan itu bertambah, sementara pada wanita lain berkurang. Pada pasangan yang sehat boleh meneruskan hubungan seksual mereka sampai enam bulan pertama kehamilan. Apabila rahim sudah membesar, hubungan seksual dapat dilakukan dengan memiringkan badan ke satu sisi untuk menghindari tekanan ke atas perut ibu (Hardinge, 2006). Hubungan seksual selama kehamilan masih menjadi hal yang menimbulkan pro dan kontra. Ada yang menyetujui dan melakukannya, namun ada juga yang menghindari sama sekali. Bagi yang melakukannya berpendapat kalau wanita hamil juga berhak mendapat kepuasan dari hubungan seksual. Bagi mereka yang menghindari hubungan seksual selama hamil, disebabkan karena kekhawatiran dan kecemasaan bahwa seksual selama hamil akan menyebabkan keguguran, menyakiti janin, kelahiran prematur, pertumbuhan janin terganggu, dan infeksi (Irianto, 2010). Menurut Boyke dalam Maulana (2009), dorongan seksual atau libido pada pasangan suami istri dimulai dari otak. Pada masa kehamilan muda, gairah suami dapat meningkat drastis karena pada saat itu istri mengalami perubahan fisik. Jika otak berpikir positif, hubungan seksual saat hamil dapat dinikmati bersama suami. Namun jika otak berpikir negatif, hubungan seksual saat hamil tidak akan membuat pasangan senang. Tingkat kecemasaan suami pada hal ini seperti takut akan mengganggu kenyamanan ibu, takut untuk melakukan hubungan atau menolaknya dan takut untuk di sentuh pun. Hasil penelitian Pratiwi (2009) di BPS Lejar Supendah Mijen Kota Semarang tentang tingkat kecemasan suami pada ibu hamil dalam berhubungan seksual dengan populasi 20 diperoleh hasil kecemasan ringan yaitu ada 14 orang (70%) dari total responden. Berikutnya kecemasan sedang 6 orang (30%) dan kecemasan berat 0. Pada umumnya tidak ada responden yang mendapatkan informasi tentang hubungan seksual. Pengetahuan suami tentang posisi yang aman saat berhubungan seksual dan kapan suami dilarang untuk berhubungan seksual dapat mengurangi kecemasan yang ibu alami. Menurut Stoppard (2011) beberapa pasangan akan mengalami penurunan kenikmatan dan gairah seksual 21% yang tidak mengalami kenikmatan sebelum kehamilan. Persentasi suami yang tidak mengalami kenikmatan seksual ini meningkat menjadi 41% pada minggu ke 12 kehamilan dan 59% memasuki bulan kehamilan. Demikian pula pada minggu ke 12 kehamilan, kira–kira satu dari 10 pasangan sama sekali tidak melakukan hubungan seksual, memasuki bulan kesembilan sepertinganya menjadi pantang seksual. Tetapi ada juga wanita yang dapat melakukan hubungan seksual selama kehamilan tanpa ada masalah. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Maret di BPS bidan N didapatkan dari hasil kuesioner yang di bagikan pada 5 suami ibu hamil yang mengantar pemeriksaan ada 2 orang yang merasa cemas, di BPS bidan E dari 5 suami ada 1 orang yang merasa cemas dan di BPS bidan S didapatkan dari 10 ada 6 orang merasa cemas dan khawatir untuk melakukan hubungan seksual selama kehamilan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan pengetahuan suami dengan tingkat kecemasan tentang berhubungan seksual selama kehamilan di BPS Bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari Kota Tasikmalaya”. Tujuan Penelitian Tujuan Umum dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan pengetahuan suami dengan tingkat kecemasan tentang berhubungan seksual selama kehamilan di BPS Bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari Kota Tasikmalaya. Sedangkan Tujuan khususnya adalah; Kesatu : Mendapatkan gambaran pengetahuan suami tentang berhubungan seksual selama kehamilan di BPS Bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari Kota Tasikmalaya. Kedua : Mendapatkan gambaran tingkat kecemasan suami tentang berhubungan seksual selama kehamilan di BPS Bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari Kota Tasikmalaya. Ketiga : Menganalisa hubungan pengetahuan suami dengan tingkat kecemasan tentang berhubungan seksual selama kehamilan di BPS Bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari Kota Tasikmalaya. METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah kolerasi merupakan metode yang bertujuan mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap suatu objek penelitian yang diteliti melalui sampel atau data yang telah terkumpul dan membuat kesimpulan yang berlaku umum dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh objek penelitian yang diteliti (Notoatmodjo,2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami ibu hamil yang datang ke BPS bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari Kota Tasikmalaya yang berjumlah 80 orang. Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Accidental Sampling, yaitu sampel yang di dapatkan secara kebetulan ada atau tersedia. Dilakukan di BPS bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsri Kota Tasikmalaya dimulai dari tanggal 01 Mei 2015 sampai 17 Mei 2015 yang berjumlah 20 orang. Teknik Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diambil secara langsung dari responden. Sebelum di data suami yang mengantar ibu hamil ke BPS di persilahkan masuk dan duduk, langsung informend consent akan diteliti, setelah responden bersedia maka langsung diberi lembar kuesioner untuk diisi. Kuesioner tersebut telah di uji validitaskan kepada semua suami ibu hamil sebanyak 20 responden di BPS bidan N dikarenakan banyaknya ibu hamil yang ingin memeriksakan kehamilannya ke bidan tersebut sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian. Kuesioner ini terdiri dari sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner terkait dengan pengetahuan suami terdiri dari 15 soal. Kuesioner tingkat kecemasan terdiri dari 10 soal yang terdiri dari 6 pernyataan favorable pada no 2,5,6,7,9,10 dan pernyataan unfavorable ada 4 pada no 1,3,4,8. Untuk mengetahui validitas kuesioner dengan membandingkan r tabel dengan r hitung. Nilai r tabel dilihat pada r tabel r dengan df= n-2 (n= jumlah responden/sampel). Pada tingkat kemaknaan 5%, maka akan didapatkan angka r tabel. Nilai r hasil/output SPSS dapat dilihat pada kolom “Corrected item-total correlation”. Hasil uji validitas masing-masing pernyataan/ pertanyaan dibandingkan nilai r hasil/output dengan nilai r tabel, bila r hasil > r tabel, maka pernyataan tersebut valid. Jumlah nilai n (jumlah/rsponden) dalam penelitian ini sebanyak 20 responden maka nilai r tabel dengan tingkat kemaknaan 5%. Nilai r hasil dalam pada penelitian ini lebih> r tabel, didapatkan nilai r hasil yaitu 0,864 dan nilai r tabel 0,444 maka pernyataan tersebut valid. Berikut langkah-langkah uji validitas dengan SPSS : 1. Isi variabel view, klik data view kemudian masukan data secara manual. 2. Klik analyse, scale 3. Klik reliability analysis, pindahkan data ke intem klik stasiistic 4. Klik descriptive for : item, scale dan scale if item deleted 5. Klik continue, klik ok 6. Maka akan tampil hasil output SPSS Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Pengolahan Data a. Editing Merupakan tahap pengelompokan data yang telah terkumpul baik cara pengisian, kesalahan pengisian konsistensi dari hasil pengumpulan data yang terdapat pada kuesioner. b. Coding Untuk mengklasifikasikan jawaban responden dan pemberian kode untuk memudahkan langkah-langkah berikutnya. Coding dalam penelitian ini adalah mengubah dalam bentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Penggunaan coding dalam penelitian ini untuk mempermudah pada saat analisa dan entri data. Kode untuk pengetahuan responden tentang berhubungan seksual jika kategori benar diberi nilai 1 dan jika kategori salah diberi nilai 0 dan kode kecemasan tentang berhubungan seksual diberi kategori selalu 4, sering 3, kadangkadang 2 dan tidak pernah 1. c. Tabulating Adalah tahap penilaian dan perhitungan jawaban responden. Setiap pertanyaan diberi skor dan dipindahkan ke dalam mastel tabel. 2. Analisa data a. Analisa Univariat 1) Pengetahuan Menganalisis hubungan pengetahuan suami dengan tingkat kecemasan. Teknik pengolahan data yang peneliti gunakan ialah dengan cara perhitungan persentase caranya dengan membagi distribusi responden berdasarkan ketegori (n) dengan jumlah sampel (N) dan dikalikan 100%. Dengan rumus : n P = N x 100% Keterangan : P = persentase n = kategori soal yang benar N= jumlah sampel /soal Dari rumus diatas maka dikategorikan menjadi baik jika (76-100 %), cukup jika (56-75%) dan kurang jika (<56%). 2) Tingkat Kecemasan Pada variabel tingkat kecemasan suami diukur dengan skala likert, jawaban setiap item yang digunakan dalam skala likert ini mempunyai pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable, pernyataan favorable adalah pernyataan yang mendukung atau memihak objek penelitian, sedangkan unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung ataun tidak memihak. Tabel 4.1 Skor Tingkat Kecemasan Skor Pernyataan SL SR KD TP Favorable 4 3 2 1 Unfavorable 1 2 3 4 Dari skor diatas sesuai dengan Akhmad (2008) maka peneliti membuat kategori seperti dibawah ini : a) Kategori ringan jika 10-20 b) Kategori sedang jika 21-30 c) Kategori berat jika 31-40 b. Analisa Bivariat Analisa bivariat merupakan analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2003). Dengan menggunakan rumus menurut Arikunto (2002). Rumus chi-square yaitu : X2 = ∑(f0 – fh)2 Fh Keterangan: X2 = nilai chi-square fh = frekuensi yang diharapkan f 0 = frekuensi berdasarkan data Interpensi hasil : 1) Bila p value lebih kecil dari alpha (a= 0,05) berarti Ha diterima, artinya ada hubungan antara kedua variable tersebut atau X2 hitung lebih besar dari X2 tabel. 2) Bila p value lebih besar dari alpha (a= 0,05) berarti Ha ditolak, artinya tidak hubungan antara kedua variable tersebut atau X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan suami dengan tingkat kecemasan tentang berhubungan seksual selama kehamilan telah dilaksanakan di BPS bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari KotaTasikmalaya. Pada tanggal 01 Mei 2015 sampai dengan tanggal 17 Mei 2015 sebanyak 20 orang hasil penelitian dianalisis dengan cara analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil penelitian disajikan sebagai berikut: 1. Analisis Univariat a. Pengetahuan Suami Tentang Berhubungan Seksual Selama Kehamilan Pengetahuan suami tentang pengetahuan seksual selama kehamilan di BPS bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari Kota Tasikmalaya 2015 dapat dilihat pada tabel 5.1 Tabel 5.1 Pengetahuan Suami Tentang Berhubungan Seksual Selama Kehamilan di BPS Bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 No 1 2 3 Pengetahuan Suami Baik Cukup Kurang Jumlah F 4 4 12 20 Persen (%) 13,3 13,3 40 100 Dari tabel 5.1 dapat dilihat, bahwa frekuensi tertinggi pada pengetahuan suami tentang berhubungan seksual selama kehamilan di BPS Bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 yaituberdasarkankategorikurangyaknisebanyak 12 orang (40%). b. Tingkat KecemasanSuami Tentang Berhubungan Seksual Tingkat kecemasan suami tentang berhubungan seksual selama kehamilan di BPS Bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari Kota Tasikmalaya tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.2 Tabel 5.2 Tingkat Kecemasan Suami Tentang Berhubungan Seksual Selama Kehamilandi BPS Bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 No 1 2 3 Tingkat Kecemasan Suami Ringan Sedang Berat Jumlah F Persen (%) 3 5 12 20 10 16,7 40 100 Berdasarkan tabel 5.2 terlihat bahwa Tingkat Kecemasan Suami Tentang Berhubungan Seksual Selama Kehamilan di BPS Bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 sangat tinggi, berdasarkanpadakategori kecemasan berat yaitu sebanyak 12orang (40%). 2. Analisis Bivariat Hubungan Pengetahuan Suami dengan Tingkat Kecemasan Tentang Berhubungan Seksual di BPS Bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.3. Tabel 5.3 Tabulasi Silang Pengetahuan SuamiTentang Tingkat Kecemasan Tentang Berhubungan Seksual Selama Kehamilan di BPS bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Pengetahuan suami Baik Cukup Kurang Jumlah Tingkat Kecemasan Ringan Sedang Berat F % F % F % 1 5 2 10 1 5 2 10 2 10 0 0 0 0 1 5 11 55 3 15 5 25 12 60 Total F 4 4 12 20 % 20 20 60 100 ρ value 0,008 Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan bahwa dari 20 orang responden, suami yang memiliki pengetahuan baik dengankecemasan sedang sebanyak 2 orang (10%),pengetahuan yang kurang dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 11 orang (55%). Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dengan derajat kemaknaan 0,05 diperoleh ρ value 0,008 nilai tersebut <0,05 maka Ha diterima artinya terdapat hubungan pengetahuan suami dengan tingkat kecemasan tentang berhubungan seksual selama kehamilan. Pembahasaan 1. Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa frekuensi tertinggi pengetahuan suami adalah kategori kurang sebanyak 12orang (40%) dan kategori terendah adalahkategori baik dan cukup sebanyak 4 orang (13,3%). Menurut analisa peneliti pengetahuan suami tentang hubungan seksual selama kehamilan dengan frekuensi tertinggi adalah kategori kurang, hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya interaksi suami pada pelayanan kesehatan. Terbukti pada saat penelitian kebanyakan suami tidak mendampingi istrinya saat kunjungan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Hal ini sesuai dengan pernyataan menurut Arikunto (2006), menyebutkan bahwa pengetahuan tersebut disebabkan karena kurangnya akses terhadap informasi dan kurangnya interaksi terhadap pelayanan kesehatan. 2. Tingkat Kecemasan Suami Berdasarkan hasil penelitian pada 20 orang suami tentang tingkat kecemasan suami dalam melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang sedang hamil Di BPS Bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 yang mengalami kecemasan berat sebanyak 12 orang (40%), yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 3 orang (10%) dan yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 5 orang (16,7%). Hal ini menunjukan bahwa sangat banyak suami yang mengalami kecemasan dalam melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang sedang hamil. Hal tersebut sesuai menurut Irianto (2010), bahwahubungan seksual selama kehamilan masih menjadi hal yang menimbulkan pro dan kontra. Ada yang menyetujui dan melakukannya, namun ada juga yang menghindari sama sekali. Bagi yang melakukannya berpendapat kalau wanita hamil juga berhak mendapat kepuasan dari hubungan seksual. Bagi mereka yang menghindari hubungan seksual selama hamil, disebabkan karena kekhawatiran dan kecemasaan bahwa seksual selama hamil akan menyebabkan keguguran, menyakiti janin, kelahiran prematur, pertumbuhan janin terganggu, dan infeksi. 3. Hubungan Pengetahuan Suami dengan Tingkat Kecemasan Tentang Berhubungan Seksual Selama Kehamilan Terdapat hubungan antara pengetahuan suami dengan tingkat kecemasan suami tentang berhubungan seksual selama kehamilan, berdasarkan hasil analisis Chisquareyang telah dilakukan menunjukan ρ value < 0,05. Sehingga keinginan suami untuk berhubungan seksual menurun berarti hubungan positif. Tingkat pendidikan dan pengetahuan merupakan pendukung dari timbulnya kecemasan suami dalam melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang sedang hamil, sehingga dengan pengetahuan yang baik maka akan memperkecil kemungkinan terjadinya kecemasan pada suami. Analisa penelitian diatas sesuai pernyataan Arikunto, (2006), yaitu: dengan semakin banyaknya pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang maka seseorang tersebut akan lebih siap dalam menghadapi sesuatu dan dapat mengurangi kecemasan. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di BPS Bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya Tahun 2015, mengenai Pengetahuan Suami dengan Tingkat Kecemasan Tentang Berhubungan Seksual selama kehamilan. Peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa: 1. Pengetahuan pada suami di BPS Bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 paling banyak adalah kategori pengetahuan kurang yaitu sebanyak 12 orang (40%) 2. Tingkat Kecemasan pada suami di BPS Bidan S Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 paling banyak adalah kategori berat sebanyak 12 orang (40%) 3. Ada hubungan antara pengetahuan suami dengan tingkat kecemasan tentang berhubungan seksual selama kehamilan di BPS Bidan S di Kelurahan Cimulu Kecamatan Tawangsari Kota Tasikmalaya Tahun 2015 dengan hasil p value = 0,008. DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddart. 2002. Faktor Kecemasan. repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/34713/4/Chapter%20II.pdf. Diunduh tanggal 11 Maret 2015 Hardinge, Shryock. (2006). Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Edisi 2. EGC : Jakarta Irianto. (2010). Statistika Konsep, Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Niven. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan. digilib.unimus.ac.id/ download.php?id=2508. Diunduh tanggal 11 Maret 2015 Pantiawati dkk.2010. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Konsep dan Praktik. Jakarta: EGC Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta : P.T Bina. Pustaka Sarwono Prawirohardjo Pratiwi. 2009. Karya Tulis Ilmiah. digilib.unimus.ac.id/download.php?id=7000. Diunduh tanggal 11 Maret 2015 Stoppard. 2011. Seksual dalam Rumah Tangga. repository.unand.ac.id/20420/1/ JURNALmanda.pdf. Diunduh tanggal 11 Maret 2015 Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina. Pustaka Sarwono Prawirohardjo