Persepsi Guru Tentang Perkembangan... (Santiana Nur Jannah) 796 PERSEPSI GURU TENTANG PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN SEKSUAL ANAK AUTISTIK USIA REMAJA DI SLB AUTIS CITRA MULIA MANDIRI YOGYAKARTA THE PERCEPTION OF TEACHERS ABOUT SEX DEVELOPMENT AND EDUCATION FOR CHILDREN WITH AUTISM OF ADOLESCENCE AT SLB AUTIS CITRA MULIA MANDIRI YOGYAKARTA Oleh: Santiana Nur Jannah, Pendidikan Luar Biasa [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai persepsi guru tentang perkembangan dan pendidikan seksual anak autistik usia remaja di SLB Autis Citra Mulia Mandiri Yogyakarta. Persepsi guru dalam penelitian ini terdiri dari aspek pengetahuan dan pengalaman. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah tiga guru anak autistik usia remaja. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) pengetahuan guru mengenai perkembangan seksual anak autistik usia remaja sudah sesuai yaitu secara umum anak autistik mengalami perkembangan yang sama dengan anak pada umumnya. Perbedaannya hanya pada cara mengekspresikannya, anak autistik cenderung menyalurkan seksualnya kepada diri sendiri dan orang lain. 2) guru menganggap pendidikan seksual sangat penting diberikan kepada anak autistik yang mulai memasuki usia remaja. 3) pendidikan seksual diberikan oleh guru secara insidental karena di sekolah belum memiliki kurikulum tentang pendidikan seksual sehingga guru belum memiliki pedoman dalam memberikan pendidikan seksual kepada anak autistik. Kata kunci: perkembangan dan pendidikan seksual, persepsi guru, anak autistik usia remaja Abstract This research aimed to describe about the perception of teachers about sex development and education for children with autism of adolescence at SLB Autis Citra Mulia Mandiri Yogyakarta. The perception of teachers in this research consist of the knowledge and experience. This research is a descriptive research with qualitative approach. The subject of this research were three teachers of children with autism of adolescence. The data retrieval was done by using the questionnaire and interview. The analysis of the data consist of the data reduction, presentation of the data and drawing a conclusion. The results of this research indicated that 1) the teachers’ knowledge about sexual development of children with autism of adolescence was already in accord with what was generally children with autism of adolescence experiencing the same sexual development of children without autism of adolescence. The difference was only on how to express it, children with autism tended to dispense their sexual activity to theirselves and others, 2) the teacher considered the sexual education was important to be given to the children with autism who beginning on their adolescence, 3) the sexual education was given by teachers at school incidentally, and the teachers weren’t having the guideline in teaching the sexual education to children with autism because the curriculum of the sexual education hadn’t been made by the school. Keywords: sexual development and education, teachers’ perception, children with autism 797 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 8 Tahun 2016 Pendidikan PENDAHULUAN adalah Autistik suatu gangguan seksual diberikan untuk menghindarkan anak dari resiko negatif perilaku perkembangan yang kompleks, yang biasanya seksual. muncul pada usia satu sampai tiga tahun. Tanda- disesuaikan dengan usia, tingkat pendidikan dan tanda autistik biasanya muncul pada tahun latar belakang anak. Berdasarkan penelitian Zahra pertama dan selalu sebelum anak berusia tiga Lutfi Masyitah tahun 2015 menyatakan bahwa tahun. oleh pendidikan seksual untuk anak autis merupakan pendapat Hallahan, Kauffman dan Pullen (2009: hal yang perlu dilakukan sedini mungkin. 425), mendefinisikan bahwa anak autis adalah Pendidikan anak autistik Pernyataan yang tersebut diperkuat memiliki suatu yang meliputi perkembangan gangguan Jenis dan seksual bukan kedalaman diberikan untuk materinya kepada mendapat anak informasi masalah sebanyak mungkin tentang pendidikan seksual, komunikasi verbal maupun non-verbal dan tetapi untuk menggunakan informasi secara lebih interaksi sosial, dan secara umum gejala tersebut fungsional. terjadi sebelum usia tiga tahun. Anak autistik Ketidakpekaan orang tua dan guru mengalami tugas perkembangan yang serupa terhadap kondisi remaja menyebabkan anak dengan anak-anak lain pada masa kanak-kanak, sering terjebak pada kasus pelecehan seksual, remaja dan juga dewasa. Fauziah Rachmawati karena anak merasa canggung dan enggan untuk (2012: 41) mengatakan bahwa masa remaja anak bertanya pada orang yang tepat sehingga semakin autistik, berawal pada usia yang berbeda-beda menguatkan alasan kenapa anak sering bersikap pada setiap individu. Dalam menghadapi masa tidak remaja anak autistik membutuhkan pendidikan (Muzayyanah, seksual. pengetahuan Pendidikan pendidikan seksual tingkah laku mengutamakan yang baik dan tepat terhadap organ 2008:2). orang tua reproduksinya Keterbatasan dan guru dalam memberikan layanan yang sesuai dengan masa remaja autistik serta pemahaman anak terhadap menjunjung tinggi nilai-nilai kemasyarakatan; perilaku yang dipentingkan adalah pendidikannya, bukan melakukan perilaku yang tidak pantas. seksual dapat menjadikan anak seksualnya, walaupun pada pendidikan seksusl Selain peranan orang tua dan guru, pihak memang tidak dapat dihindari pembahasan sekolah juga harus menanamkan tujuan dalam pengetahuan tentang seksusl dalam arti keilmuan penerapan pendidikan seksual sesuai dengan (seksologi) tahapan Pendidikan (Sri Esti seksual Wuryani, bukan 2008: 5). perkembangan usia anak. Sebagai mengajarkan seorang pendidik, guru senantiasa dituntut untuk bagaimana cara berhubungan seksual akan tetapi mampu menciptakan suasana belajar mengajar pemberian materi kesehatan reproduksi secara yang kondusif serta dapat memotivasi siswa keseluruhan. Pendidikan seksual didefinisikan dalam belajar agar pencapaian hasil belajar dapat sebagai pendidikan mengenai anatomi organ optimal. Guru harus dapat menggunakan strategi tubuh yang dapat dilanjutkan pada reproduksi tertentu seksual. pembelajaran sehingga dapat mengajar dengan dalam menggunakan metode Persepsi Guru Tentang Perkembangan... (Santiana Nur Jannah) 798 tepat, efektif dan efisien. Strategi pembelajaran akan terlalu menganggap bahwa pendidikan yang tidak kalah penting adalah penggunaan seksual tersebut penting diberikan kepada anak, media pembelajaran. Guru dalam menyampaikan karena menganggap bahwa seksual adalah hal materi pelajaran harus disertai media pendukung yang tabu. Disinilah akan muncul perilaku- sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan perilaku seksual yang dianggap menyimpang sesuai dengan tujuan pembelajaran. karena ketidaksiapan dan wawasan/pengetahuan Banyak pendidikan guru seksual dalam kurang memberikan memperhatikan anak dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. perilaku seksual yang mulai muncul pada anak Data yang diperoleh dari hasil observasi di autistik usia remaja. Guru menganggap hal-hal SLB CMM ditemukan beberapa perilaku seksual yang mulai terjadi pada anak autistik adalah hal yang dianggap menyimpang yang dilakukan oleh yang wajar ketika anak sudah memasuki usia anak autistik usia remaja seperti: anak saat remaja. Padahal, saat itulah guru harus mulai pembelajaran di kelas sering menyentuh alat memberikan pemahaman tentang pendidikan kelamin kemudian mencium tangannya, anak seksual pada anak mulai dari organ tubuh anak suka menempelkan badan (melendot) kepada yang sudah mulai mengalami banyak perubahan, lawan jenis, anak suka memeluk orang di bagian-bagian tubuh yang tidak boleh dilihat dan sekitarnya, anak suka mengarahkan tangannya ke dipegang oleh orang lain, sampai cara yang harus alat kelamin lawan jenis, anak sering memegang dilakukan ketika anak mulai tidak bisa menahan payudara hasrat seksual di depan umum. Semua hal (menempelkan) alat kelamin di lantai. dan anak suka menggesekkan Hasil lainnya saat dilakukan observasi, tersebut perlu diberikan pemahaman kepada anak autistik agar mereka dapat menentukan sikap terlihat bahwa guru belum memperhatikan apabila hal tersebut muncul secara tiba-tiba. penyimpangan perilaku seksual yang dilakukan Ketika guru memiliki pandangan yang anak ketika jam istirahat di sekolah. Selain itu, positif terhadap pemberian pendidikan seksual sebagian besar guru mempunyai kesibukan pada anak autistik usia remaja maka guru akan menyelesaikan administrasi sehingga pada saat memberikan istirahat anak dibiarkan bermain sendiri dan walaupun pemahaman sedikit dan demi penjelasan sedikit karena terkadang anak melakukan penyimpangan keterbatasan yang dimiliki anak autistik dan perilaku seksual ketika guru sedang tidak berupaya memperhatikan mencari strategi agar lebih anak. Dilain pihak belum memudahkan dalam memberikan penjelasan dan diketahui secara pasti persepsi guru terhadap pemahaman mulai dari pemilihan materi, metode perkembangan dan pendidikan seksual anak mengajarnya sampai kepada media pendukung. autistik usia remaja. Oleh karena itu, perlunya Namun ketika guru memiliki pandangan yang diketahui persepsi guru tentang perkembangan negatif terhadap pemberikan pendidikan seksual dan pendidikan seksual bagi anak autistik usia pada anak autistik usia remaja maka guru tidak remaja. 799 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 8 Tahun 2016 Berdasarkan latar belakang masalah Subjek Penelitian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui Subyek penelitian ini adalah tiga orang lebih detail mengenai persepsi guru tentang guru siswa autistik usia remaja, dua orang guru perkembangan dan pendidikan seksual anak dari remaja laki-laki dan satu orang guru dari autistik usia remaja di sekolah tersebut mengingat remaja perempuan. pentingnya pendidikan seksual diberikan anak autistik usia remaja. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan hal METODE PENELITIAN yang Jenis Penelitian pengumpulan data dalam penelitian ini berupa Penelitian merupakan dalam penelitian. Teknik penelitian kuesioner dan wawancara. Metode kuesioner deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data Hamid Darmadi (2011: 7) penelitian deskriptif tentang persepsi guru tentang perkembangan dan berkaitan untuk pendidikan seksual anak autistik usia remaja. memberikan gambaran atau penegasan suatu Selanjutnya peneliti melakukan wawancara untuk konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan- mengkroscek hasil kuesioner dan mendapatkan pertanyaan sehubungan dengan suatu subjek data-data selengkapnya mengenai persepsi guru penelitian pada saat ini. Pendekatan kualitatif tentang perkembangan dan pendidikan seksual adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk anak autistik usia remaja. dengan ini penting pengumpulan data mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, Keabsahan Data persepsi, pemikiran orang secara individual Teknik keabsahan data dalam penelitian maupun kelompok (Nana Syaodih Sukmadinata, ini adalah triangulasi. Triangulasi data yang 2015: 60). Peneliti menggunakan jenis penelitian digunakan deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan Penerapan triangulasi metode/teknik yaitu dengan berdasarkan data kuesioner, wawancara dan teori cara membandingkan data hasil kuesioner dan untuk menjelaskan tentang persepsi orang tua dan data hasil wawancara mengenai persepsi guru guru terhadap pendidikan seksual anak autistik tentang perkembangan dan pendidikan seksual usia remaja di SLB Autis Citra Mulia Mandiri. anak autistik usia remaja di SLB Autis Citra adalah triangulasi metode/teknik. Mulia Mandiri. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Teknik Analisis Data 16 Maret 2016 sampai 27 April 2016. Penelitian Teknik analisis analisis Mandiri, yang beralamat di Jalan Samberembe, penggambaran sesuai dengan data yang diperoleh Sambirejo, secara apa adanya. Tahapan dalam analisis data Yogyakarta. Kalasan, Sleman, sebagai berikut: berupa menggunakan ini dilaksanakan di SLB Autis Citra Mulia Selomartani, deskriptif data penjabaran dan Persepsi Guru Tentang Perkembangan... (Santiana Nur Jannah) 800 1. 2. 3. Data Reduction (Reduksi Data) Guru mengatakan perilaku seksual yang Data penelitian yang diperoleh di reduksi ditunjukkan oleh anak autistik sebenarnya bukan dengan cara merangkum dan memilih hal merupakan gangguan yang pokok sesuai dengan tema penelitian. mengetahui caranya Data Display (Penyajian Data) mengekspresikannya. Anak belum tahu kapan, Data yang sudah direduksi akan disajikan dimana, dan bagaimana cara mengekspresikannya dalam bentuk uraian singkat. dengan baik. Gejala gangguan perilaku seksual Conclusion Drawing/verification yang muncul pada karena dan anak anak tidak bingung untuk laki-laki seperti dibahas menggesek-gesekkan alat vitalnya ke kursi atau keterkaitannya antara tujuan dengan hasil bantal, membuka celana, memperlihatkan alat penelitian, kemudian ditarik kesimpulan kelaminnya, dan memegang pantat orang lain. sehingga dapat diketahui hasil dari persepsi Sedangkan, gejala gangguan perilaku seksual guru tentang perkembangan dan pendidikan yang muncul pada anak perempuan adalah seksual anak autistik usia remaja di SLB mencium teman laki-laki. Data yang diperoleh akan Saat melihat anak melakukan gangguan Autis Citra Mulia Mandiri. perilaku seksual tindakan yang dilakukan guru HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN adalah memberitahu/melarang untuk tidak terlalu Hasil Penelitian sering melakukan hal tersebut, sebaiknya dibatasi autistik (mungkin seminggu sekali) dan dialihkan kepada secara umum sama dengan anak pada umumnya. hal lain. Mengarahkan anak untuk membantu Namun, cara anak agar memahami seksualitas dengan baik mengekspresikannya. Sebagian anak autistik agar berkembang menjadi pribadi yang utuh dan cenderung menyalurkan seksualnya kepada diri mandiri. Selain itu, menggunakan isyarat kontak sendiri tetapi ada juga yang menyalurkan mata atau menegur anak untuk tidak boleh seksualnya kepada orang lain. Perkembangan dilakukan. Perkembangan seksual perbedaannya anak hanya seksual yang muncul pada anak autistik usia Guru mengatakan bahwa pendidikan remaja di SLB Autis Citra Mulia Mandiri seksual sangat penting diberikan bagi anak menurut guru pada anak laki-laki adalah anak autistik usia remaja untuk mempersiapkan diri terkadang meminta dicium maupun mencium ketika anak sudah dewasa agar anak mengerti apa bibir/pipi, membuka celana di depan orang lain, yang harus dilakukan ketika anak mengalami memperlihatkan atau memegang alat kelamin dan perkembangan seksual. Hanya saja kapan dan mulai tertarik dengan lawan jenis. Sedangkan, cara memberikannya yang harus disesuaikan perkembangan seksual yang mulai muncul pada dengan kondisi anak. Pendidikan seksual belum anak perempuan ada ketertarikan kepada lawan diberikan secara sistematis tetapi guru sudah jenis, emosi kurang stabil, dan perubahan fisik. memberiakan pendidikan seksual mulai dari yang paling sederhana. 801 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 8 Tahun 2016 Guru dalam memperoleh informasi tentang pendidikan seksual bagi anak autistik usia kemampuan anak, usia dan tingkat pubertas yang muncul, serta lingkungan. Peran guru dalam mendampingi anak remaja adalah dengan mengikuti seminar-seminar yang berhubungan dengan seksual anak autis, autistik usia remaja dalam memberikan informasi dari internet, membaca literatur, dan pendidikan seksual adalah membantu orang tua sharing dengan teman yang pernah mengikuti mendampingi anak dalam memahami masa diklat maupun dengan juga orang tua. pubertasnya dengan cara yang sederhana. Peran Materi pendidikan seksual yang dapat orang tua dalam memberikan pendidikan seksual diberikan kepada anak autistik usia remaja lebih besar dibandingkan dengan guru karena menurut guru cukup banyak seperti pengenalan orang tua lebih tahu dan waktu anak bersama jenis orang tua lebih banyak di rumah sedangkan, kelamin laki-laki dan perempuan, menjelaskan bagian-bagian dari tubuh anak laki- bersama guru hanya 4-5 jam ketika di sekolah. Permasalahan yang dihadapi guru saat laki dan perempuan, serta cara merawatnya, membedakan antara laki-laki dan perempuan, memberikan memahami apa yang boleh dan tidak boleh autistik usia remaja adalah komunikasi anak, dilakukan dengan alat kelaminnya, dan perilaku emosi anak yang tidak stabil dan pemahaman yang boleh dan tidak boleh dilakukan serta kapan anak. dan dimana tempatnya. Sedangkan, pada anak menghadapi permasalahan dalam memberikan perempuan pendidikan pendidikan seksual bagi anak autistik usia remaja seksual tentang menjaga kebersihan reproduksi, adalah memberitahu langsung kepada anak serta dan menstruasi. Namun, materi pendidikan kerjasama dengan orang tua dan sharring kepada seksual yang sudah diberikan kepada anak adalah guru lain. mengenal ditambahkan jenis materi kelamin, pendidikan Solusi yang seksual dilakukan bagi guru anak saat bagaimana membersihkan dan memperakukannya, sikap Pembahasan yang dilakukan saat pubertas muncul, bagian Anak autistik mengalami perkembangan tubuh yang harus dijaga dan tidak boleh di seksual seperti anak lainnya hanya saja anak pegang orang lain, serta mengarahkan perilaku autistik seksualnya. Sedangkan, pada anak perempuan mengekspresikannya. Selain itu, sebagian anak ditambahkan materi kebersihan menstruasi. autistik Guru dalam memberikan pendidikan memiliki cenderung masalah menyalurkan dalam perilaku seksualnya kepada diri sendiri dan orang lain. seksual bagi anak autistik usia remaja dilakukan Pada anak normal secara insidental, ketika anak menunjukkan biasanya anak mulai pacaran tetapi pada anak perilaku seksual maka guru akan memberitahu autistik mereka mengekspresikannya terhadap menggunakan bahasa yang sederhana, terstruktur dirinya dan mudah dimengerti anak. Hal-hal yang perlu memperlihatkan alat kelaminnya di depan umum. diperhatikan guru dalam memberikan pendidikan Pernyataan ini diperkuat dengan hasil penelitian seksual adalah kondisi, keadaan fisik dan sebelumnya oleh Farida Tri Widyasti (2009: 18) sendiri untuk seperti mengekspresikan memegang atau Persepsi Guru Tentang Perkembangan... (Santiana Nur Jannah) 802 yang mengatakan bahwa anak autistik memiliki harus dilakukan. Namun, kapan dan bagaimana perhatian terhadap dirinya sendiri maupun lawan caranya pendidikan seksual diberikan harus jenis dan perilaku maupun hasrat seksual yang disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik dari ditunjukkan oleh anak autistik disebabkan oleh anak autistik tersebut. rendahnya konrol pemahaman anak diri, karena tentang Informasi mengenai pendidikan seksual kurangnya cara untuk biasanya diperoleh guru melalui mengikuti menyembunyikan rasa ingin tahu dan cara seminar-seminar yang berhubungan dengan penyaluran hasrat seksual. seksualitas bagi anak berkebutuhan khusus Gangguan perilaku seksual yang mulai termasuk anak autistik, mencari informasi melalui ditunjukkan anak autistik usia remaja adalah pada internet, membaca literatur mengenai pendidikan anak laki-laki gejala gangguan perilaku seksual seksual bagi anak autistik, sharring dengan teman seperti memegang pantat orang lain baik laki-laki sejawat yang pernah mengikuti diklat mengenai ataupun perempuan, menggesek-gesekkan alat seksualitas anak autistik, dan sharring dengan kelaminnya ke kursi atau bantal, membuka celana orang dan memperlihatkan alat kelaminnya di depan perkembangan seksual anak. tua untuk mengkomunikasikan umum. Sedangkan pada anak perempuan gejala Pendidikan seksual bagi anak autistik usia gangguan perilaku seksual seperti anak terkadang remaja diberikan oleh guru secara insidental dan ingin belum sistematis artinya ketika anak melakukan mencium teman laki-laki. Gangguan perilaku yang diperoleh dalam penelitian ini suatu senada dengan hasil penelitian Atien Nur memberikan penjelasan dan pemahaman kepada Chamidah, Sukinah dan Ilmawan Moestaqim anak. Selain itu, di sekolah belum memiliki (2015: kurikulum tentang pendidikan seksual sehingga 18) yaitu pada anak laki-laki peilaku maka memainkan alat kelaminnya sendiri dengan cara memberikan pendidikan seksual kepada anak menggaruk maupun menggesek-gesekkan ke autistik. Pendidikan seksual yang diberikan oleh benda lain seperti dinding dan lantai serta guru sesuai dengan pendapat Safrudin Aziz memperlihatkan alat kelaminnya dan melakukan (2015: 164) yang mengatakan bahwa pendidikan onani di depan umum. Sedangkan pada anak seksual anak autistik dapat dilakukan dengan perempuan perilaku model pengajaran langsung yaitu ketika anak seksual adalah memeluk dan mencium teman sedang mengarah pada perilaku seksual tertentu laki-laki serta memegang alat kelaminnya sendiri. maka pendidikan seksual dapat diberikan. Pada dasarnya pedoman akan guru Guru menguatakan bahwa pendidikan memiliki guru penyimpangan/gangguan perilaku seksual berupa penyimpangan/gangguan belum seksual pendidikan dalam sebaiknya seksual sangat penting diberikan kepada anak diberikan sejak dini, namun di SLB Autis Citra autistik usia remaja. Pendidikan seksual diberikan Mulia Mandiri biasanya pendidikan diberikan kepada anak autistik untuk mempersiapkan anak saat anak mulai diajar oleh gurunya. Hal ini ketika sudah dewasa agar anak mengerti apa yang disebabkan terjadi pergantian guru setiap tahun 803 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 8 Tahun 2016 ajaran baru sehingga guru akan memberikan 92) peran guru dalam memberikan pendidikan pendidikan seksual ketika anak diajar oleh guru seksual adalah membimbing dalam memahami tersebut. mendapatkan perkembangan manusia secara fisik, mental, dan pendidikan seksual dari guru sebelumnya maka spiritual, memberikan pengertian bahwa manusia guru akan melanjutkan pendidikan seksual sesuai itu berbeda-beda dari segi fisik, menanamkan dengan kondisi anak saat ini. Namun, ketika anak norma-norma susila yang berlaku di lingkungan belum pendidikan anak sehingga anak mampu menempatkan diri seksual maka guru akan memberikan pendidikan dalam masyarakat dan mampu menjaga diri dari seksual saat anak sudah memasuki usia remaja. tindakan Hal ini menyebabkan dapat menyalurkan keinginan dan hasratnya melalui detail kegiatan dan menerapkan berbagai metode belajar tahapan perkembangan seksual anak. yang bervariasi dan sesuai serta media yang Pendidikan seksual yang diberikan guru konkret, agar anak mengerti dan paham akan Ketika pernah memberikan mengenai anak sudah mendapatkan guru informasi tidak secara asusila, mengajarkan bagaimana memperhatikan posisinya dalam masyarakat. Berdasarkan hasil kondisi anak karena setiap anak akan mendapat tersebut, masih banyak peran guru yang belum pendidikan seksual yang berbeda antara satu dilaksanakan seperti teori yang telah dipaparkan. dengan yang lainnya sesuai dengan kebutuhan Guru dapat memaksimalkan perannya dalam dan kemampuan anak. Kemampuan anak secara mendampingi umum dan tingkat pubertas anak yang muncul mempraktekkan teori yang ada. kepada anak autistik harus anak autistik dengan juga perlu diperhatikan agar dapat menyesuaikan dalam memberikan materi pendidikan seksual. Selain itu, lingkungan anak dapat sebagai salah SIMPULAN DAN SARAN Simpulan satu penunjang dalam memberikan pendidikan seksual. pembahasan Guru mengungkapkan bahwa orang tua memiliki Berdasarkan analisis hasil penelitian dan peran memberikan yang pendidikan lebih besar seksual bagi dalam memiliki dibandingkan waktu guru yang dalam lebih 1. anak anak pada umumnya. Perbedaannya hanya pada cara mengekspresikannya, anak autistik mendampingi anak autistik yang mulai memasuki cenderung menyalurkan seksualnya kepada usia remaja dalam memberikan pendidikan karena menurut Fauziah Rachmawati (2012: 91- Pengetahuan guru mengenai perkembangan mengalami perkembangan yang sama dengan perkembangan seksual anak. Peran guru dalam cara yang sederhana. Peran guru belum cukup ditarik sesuai yaitu secara umum anak autistik mendampingi anak untuk memahami masa pubertasnya dengan dapat seksual anak autistik usia remaja sudah banyak seksual adalah membantu orang tua mendampingi maka kesimpulan sebagai berikut: autistik yang memasuki usia remaja karena orang tua mengenai diri sendiri tetapi juga kepada orang lain. 2. Pendidikan seksual sangat penting diberikan kepada anak autistik yang mulai memasuki usia remaja. Pengetahuan guru tentang Persepsi Guru Tentang Perkembangan... (Santiana Nur Jannah) 804 pendidikan seksual sudah cukup baik, ada beberapa 3. guru yang mewakili memberikan mengikuti seminar mengenai pendidikan tua seksual sehingga ilmu yang diperoleh saat pendidikan seksual yang harus diberikan mengikuti seminar dapat dibagikan dengan kepada guru lainnya. memasuki usia remaja. dan guru anak mengenai autistik yang materi mulai Pendidikan seksual diberikan oleh guru memiliki kurikulum tentang pendidikan seksual sehingga guru belum memiliki pedoman dalam memberikan pendidikan seksual kepada anak autistik. Saran Bagi Guru a. Guru lebih seksual memperhatikan anak di mengkomunikasikan sekolah setiap b. Guru sebaiknya dan tindakan merancang anak autistik yang mulai memasuki usia remaja. c. Guru dapat memaksimalkan perannya sebagai pendamping anak autistik usia remaja di sekolah dalam memberikan pendidikan seksual dengan mempraktekkan teori yang sudah ada. Bagi Sekolah a. Sekolah diharapkan dapat memiliki dan melaksanakan kurikulum pendidikan seksual bagi anak autistik yang mulai memasuki usia remaja agar guru memiliki pedoman dalam memberikan pendidikan seksual. Atien Nur Chamidah, Sukinah & Ilmawan Moestaqim. 2015. Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Seksual Melalui Media Belajar Berbasis Teknologi Informasi bagi Anak Autis. Penelitian SKIM Hibah Bersaing. Yogyakarta. Diakses dari http://eprints.uny.ac.id/30975/1/ATIENN URCHAMIDAH_UNY_HB_LAPAKHIR .pdf, pada tanggal 28 Mei 2016 jam 19:22. Hallahan Daniel P., Kauffman James M. & Pullen Paige C. 2009. Exceptional Learners An Introduction to Special Education. United States of America: Pearson Education, Inc. materi pendidikan seksual yang dapat diberikan kepada DAFTAR PUSTAKA perilaku yang tidak sesuai kepada orang tua. 2. sebaiknya workshop atau pelatihan kepada orang sekolah secara insidental karena di sekolah belum 1. b. Sekolah Farida Tri Widyasti. 2009. Seksualitas Remaja Autis Pada Masa Puber. Skripsi. Semarang. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/10958/1/jurnal.p df, pada tanggal 23 Oktober 2015 jam 20:08. Fauziah Rachmawati. 2012. Pendidikan Seks untuk Anak Autis. Jakarta: Elex Media Komputindo. Hamid Darmadi. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Muzayyanah. 2008. Dampak Perilaku Seks Bebas Bagi Kesehatan Remaja. Diakses dari www.halalsehat.com/RemajaSukses/DAMPAK-PERILAKU-SEKSBEBAS-BAGI-KESEHATAN-REMAJA.html, pada tanggal 02 Agustus 2016 jam 15:50. 805 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 8 Tahun 2016 Nana Syaodih Sukmadinata. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Safrudin Aziz. 2015. Pendidikan Seks Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Gava Media. Sri Esti Wuryani. D. 2008. Pendidikan Seks Keluarga. Jakarta: Grasindo. Zahra Lutfi Masyitah. 2015. Strategi dan Metode Pendidikan Seks Untuk Anak Autis (Kajian Buku Pendidikan Seks Untuk Anak Autis Karya Fauziah Rachmawati). Skripsi. Yogyakarta. Diakses dari http://digilib.uin-suka.ac.id/16167/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf, pada tanggal 31 Oktober 2015 jam 13:25.