persepsi guru tentang perkembangan dan pendidikan seksual anak

advertisement
Persepsi Guru Tentang Perkembangan... (Santiana Nur Jannah) 796
PERSEPSI GURU TENTANG PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN SEKSUAL ANAK
AUTISTIK USIA REMAJA DI SLB AUTIS CITRA MULIA MANDIRI YOGYAKARTA
THE PERCEPTION OF TEACHERS ABOUT SEX DEVELOPMENT AND EDUCATION FOR
CHILDREN WITH AUTISM OF ADOLESCENCE AT SLB AUTIS CITRA MULIA MANDIRI
YOGYAKARTA
Oleh: Santiana Nur Jannah, Pendidikan Luar Biasa
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai persepsi guru tentang perkembangan
dan pendidikan seksual anak autistik usia remaja di SLB Autis Citra Mulia Mandiri Yogyakarta. Persepsi
guru dalam penelitian ini terdiri dari aspek pengetahuan dan pengalaman. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah tiga guru anak autistik usia
remaja. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data yang
digunakan yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa 1) pengetahuan guru mengenai perkembangan seksual anak autistik usia remaja
sudah sesuai yaitu secara umum anak autistik mengalami perkembangan yang sama dengan anak pada
umumnya. Perbedaannya hanya pada cara mengekspresikannya, anak autistik cenderung menyalurkan
seksualnya kepada diri sendiri dan orang lain. 2) guru menganggap pendidikan seksual sangat penting
diberikan kepada anak autistik yang mulai memasuki usia remaja. 3) pendidikan seksual diberikan oleh
guru secara insidental karena di sekolah belum memiliki kurikulum tentang pendidikan seksual sehingga
guru belum memiliki pedoman dalam memberikan pendidikan seksual kepada anak autistik.
Kata kunci: perkembangan dan pendidikan seksual, persepsi guru, anak autistik usia remaja
Abstract
This research aimed to describe about the perception of teachers about sex development and
education for children with autism of adolescence at SLB Autis Citra Mulia Mandiri Yogyakarta. The
perception of teachers in this research consist of the knowledge and experience. This research is a
descriptive research with qualitative approach. The subject of this research were three teachers of children
with autism of adolescence. The data retrieval was done by using the questionnaire and interview. The
analysis of the data consist of the data reduction, presentation of the data and drawing a conclusion. The
results of this research indicated that 1) the teachers’ knowledge about sexual development of children
with autism of adolescence was already in accord with what was generally children with autism of
adolescence experiencing the same sexual development of children without autism of adolescence. The
difference was only on how to express it, children with autism tended to dispense their sexual activity to
theirselves and others, 2) the teacher considered the sexual education was important to be given to the
children with autism who beginning on their adolescence, 3) the sexual education was given by teachers
at school incidentally, and the teachers weren’t having the guideline in teaching the sexual education to
children with autism because the curriculum of the sexual education hadn’t been made by the school.
Keywords: sexual development and education, teachers’ perception, children with autism
797 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 8 Tahun 2016
Pendidikan
PENDAHULUAN
adalah
Autistik
suatu
gangguan
seksual
diberikan
untuk
menghindarkan anak dari resiko negatif perilaku
perkembangan yang kompleks, yang biasanya
seksual.
muncul pada usia satu sampai tiga tahun. Tanda-
disesuaikan dengan usia, tingkat pendidikan dan
tanda autistik biasanya muncul pada tahun
latar belakang anak. Berdasarkan penelitian Zahra
pertama dan selalu sebelum anak berusia tiga
Lutfi Masyitah tahun 2015 menyatakan bahwa
tahun.
oleh
pendidikan seksual untuk anak autis merupakan
pendapat Hallahan, Kauffman dan Pullen (2009:
hal yang perlu dilakukan sedini mungkin.
425), mendefinisikan bahwa anak autis adalah
Pendidikan
anak
autistik
Pernyataan
yang
tersebut
diperkuat
memiliki
suatu
yang
meliputi
perkembangan
gangguan
Jenis
dan
seksual
bukan
kedalaman
diberikan
untuk
materinya
kepada
mendapat
anak
informasi
masalah
sebanyak mungkin tentang pendidikan seksual,
komunikasi verbal maupun non-verbal dan
tetapi untuk menggunakan informasi secara lebih
interaksi sosial, dan secara umum gejala tersebut
fungsional.
terjadi sebelum usia tiga tahun. Anak autistik
Ketidakpekaan
orang
tua
dan
guru
mengalami tugas perkembangan yang serupa
terhadap kondisi remaja menyebabkan anak
dengan anak-anak lain pada masa kanak-kanak,
sering terjebak pada kasus pelecehan seksual,
remaja dan juga dewasa. Fauziah Rachmawati
karena anak merasa canggung dan enggan untuk
(2012: 41) mengatakan bahwa masa remaja anak
bertanya pada orang yang tepat sehingga semakin
autistik, berawal pada usia yang berbeda-beda
menguatkan alasan kenapa anak sering bersikap
pada setiap individu. Dalam menghadapi masa
tidak
remaja anak autistik membutuhkan pendidikan
(Muzayyanah,
seksual.
pengetahuan
Pendidikan
pendidikan
seksual
tingkah
laku
mengutamakan
yang
baik
dan
tepat
terhadap
organ
2008:2).
orang
tua
reproduksinya
Keterbatasan
dan
guru
dalam
memberikan layanan yang sesuai dengan masa
remaja autistik serta pemahaman anak terhadap
menjunjung tinggi nilai-nilai kemasyarakatan;
perilaku
yang dipentingkan adalah pendidikannya, bukan
melakukan perilaku yang tidak pantas.
seksual
dapat
menjadikan
anak
seksualnya, walaupun pada pendidikan seksusl
Selain peranan orang tua dan guru, pihak
memang tidak dapat dihindari pembahasan
sekolah juga harus menanamkan tujuan dalam
pengetahuan tentang seksusl dalam arti keilmuan
penerapan pendidikan seksual sesuai dengan
(seksologi)
tahapan
Pendidikan
(Sri
Esti
seksual
Wuryani,
bukan
2008:
5).
perkembangan
usia
anak.
Sebagai
mengajarkan
seorang pendidik, guru senantiasa dituntut untuk
bagaimana cara berhubungan seksual akan tetapi
mampu menciptakan suasana belajar mengajar
pemberian materi kesehatan reproduksi secara
yang kondusif serta dapat memotivasi siswa
keseluruhan. Pendidikan seksual didefinisikan
dalam belajar agar pencapaian hasil belajar dapat
sebagai pendidikan mengenai anatomi organ
optimal. Guru harus dapat menggunakan strategi
tubuh yang dapat dilanjutkan pada reproduksi
tertentu
seksual.
pembelajaran sehingga dapat mengajar dengan
dalam
menggunakan
metode
Persepsi Guru Tentang Perkembangan... (Santiana Nur Jannah) 798
tepat, efektif dan efisien. Strategi pembelajaran
akan terlalu menganggap bahwa pendidikan
yang tidak kalah penting adalah penggunaan
seksual tersebut penting diberikan kepada anak,
media pembelajaran. Guru dalam menyampaikan
karena menganggap bahwa seksual adalah hal
materi pelajaran harus disertai media pendukung
yang tabu. Disinilah akan muncul perilaku-
sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan
perilaku seksual yang dianggap menyimpang
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
karena ketidaksiapan dan wawasan/pengetahuan
Banyak
pendidikan
guru
seksual
dalam
kurang
memberikan
memperhatikan
anak dalam menghadapi perubahan-perubahan
yang terjadi pada dirinya.
perilaku seksual yang mulai muncul pada anak
Data yang diperoleh dari hasil observasi di
autistik usia remaja. Guru menganggap hal-hal
SLB CMM ditemukan beberapa perilaku seksual
yang mulai terjadi pada anak autistik adalah hal
yang dianggap menyimpang yang dilakukan oleh
yang wajar ketika anak sudah memasuki usia
anak autistik usia remaja seperti: anak saat
remaja. Padahal, saat itulah guru harus mulai
pembelajaran di kelas sering menyentuh alat
memberikan pemahaman tentang pendidikan
kelamin kemudian mencium tangannya, anak
seksual pada anak mulai dari organ tubuh anak
suka menempelkan badan (melendot) kepada
yang sudah mulai mengalami banyak perubahan,
lawan jenis, anak suka memeluk orang di
bagian-bagian tubuh yang tidak boleh dilihat dan
sekitarnya, anak suka mengarahkan tangannya ke
dipegang oleh orang lain, sampai cara yang harus
alat kelamin lawan jenis, anak sering memegang
dilakukan ketika anak mulai tidak bisa menahan
payudara
hasrat seksual di depan umum. Semua hal
(menempelkan) alat kelamin di lantai.
dan
anak
suka
menggesekkan
Hasil lainnya saat dilakukan observasi,
tersebut perlu diberikan pemahaman kepada anak
autistik agar mereka dapat menentukan sikap
terlihat
bahwa
guru
belum
memperhatikan
apabila hal tersebut muncul secara tiba-tiba.
penyimpangan perilaku seksual yang dilakukan
Ketika guru memiliki pandangan yang
anak ketika jam istirahat di sekolah. Selain itu,
positif terhadap pemberian pendidikan seksual
sebagian besar guru mempunyai kesibukan
pada anak autistik usia remaja maka guru akan
menyelesaikan administrasi sehingga pada saat
memberikan
istirahat anak dibiarkan bermain sendiri dan
walaupun
pemahaman
sedikit
dan
demi
penjelasan
sedikit
karena
terkadang
anak
melakukan
penyimpangan
keterbatasan yang dimiliki anak autistik dan
perilaku seksual ketika guru sedang tidak
berupaya
memperhatikan
mencari
strategi
agar
lebih
anak.
Dilain
pihak
belum
memudahkan dalam memberikan penjelasan dan
diketahui secara pasti persepsi guru terhadap
pemahaman mulai dari pemilihan materi, metode
perkembangan dan pendidikan seksual anak
mengajarnya sampai kepada media pendukung.
autistik usia remaja. Oleh karena itu, perlunya
Namun ketika guru memiliki pandangan yang
diketahui persepsi guru tentang perkembangan
negatif terhadap pemberikan pendidikan seksual
dan pendidikan seksual bagi anak autistik usia
pada anak autistik usia remaja maka guru tidak
remaja.
799 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 8 Tahun 2016
Berdasarkan
latar
belakang
masalah
Subjek Penelitian
tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui
Subyek penelitian ini adalah tiga orang
lebih detail mengenai persepsi guru tentang
guru siswa autistik usia remaja, dua orang guru
perkembangan dan pendidikan seksual anak
dari remaja laki-laki dan satu orang guru dari
autistik usia remaja di sekolah tersebut mengingat
remaja perempuan.
pentingnya pendidikan seksual diberikan anak
autistik usia remaja.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan hal
METODE PENELITIAN
yang
Jenis Penelitian
pengumpulan data dalam penelitian ini berupa
Penelitian
merupakan
dalam
penelitian.
Teknik
penelitian
kuesioner dan wawancara. Metode kuesioner
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut
dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data
Hamid Darmadi (2011: 7) penelitian deskriptif
tentang persepsi guru tentang perkembangan dan
berkaitan
untuk
pendidikan seksual anak autistik usia remaja.
memberikan gambaran atau penegasan suatu
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara untuk
konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan-
mengkroscek hasil kuesioner dan mendapatkan
pertanyaan sehubungan dengan suatu subjek
data-data selengkapnya mengenai persepsi guru
penelitian pada saat ini. Pendekatan kualitatif
tentang perkembangan dan pendidikan seksual
adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
anak autistik usia remaja.
dengan
ini
penting
pengumpulan
data
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
Keabsahan Data
persepsi, pemikiran orang secara individual
Teknik keabsahan data dalam penelitian
maupun kelompok (Nana Syaodih Sukmadinata,
ini adalah triangulasi. Triangulasi data yang
2015: 60). Peneliti menggunakan jenis penelitian
digunakan
deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan
Penerapan triangulasi metode/teknik yaitu dengan
berdasarkan data kuesioner, wawancara dan teori
cara membandingkan data hasil kuesioner dan
untuk menjelaskan tentang persepsi orang tua dan
data hasil wawancara mengenai persepsi guru
guru terhadap pendidikan seksual anak autistik
tentang perkembangan dan pendidikan seksual
usia remaja di SLB Autis Citra Mulia Mandiri.
anak autistik usia remaja di SLB Autis Citra
adalah
triangulasi
metode/teknik.
Mulia Mandiri.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
Teknik Analisis Data
16 Maret 2016 sampai 27 April 2016. Penelitian
Teknik
analisis
analisis
Mandiri, yang beralamat di Jalan Samberembe,
penggambaran sesuai dengan data yang diperoleh
Sambirejo,
secara apa adanya. Tahapan dalam analisis data
Yogyakarta.
Kalasan,
Sleman,
sebagai berikut:
berupa
menggunakan
ini dilaksanakan di SLB Autis Citra Mulia
Selomartani,
deskriptif
data
penjabaran
dan
Persepsi Guru Tentang Perkembangan... (Santiana Nur Jannah) 800
1.
2.
3.
Data Reduction (Reduksi Data)
Guru mengatakan perilaku seksual yang
Data penelitian yang diperoleh di reduksi
ditunjukkan oleh anak autistik sebenarnya bukan
dengan cara merangkum dan memilih hal
merupakan
gangguan
yang pokok sesuai dengan tema penelitian.
mengetahui
caranya
Data Display (Penyajian Data)
mengekspresikannya. Anak belum tahu kapan,
Data yang sudah direduksi akan disajikan
dimana, dan bagaimana cara mengekspresikannya
dalam bentuk uraian singkat.
dengan baik. Gejala gangguan perilaku seksual
Conclusion Drawing/verification
yang
muncul
pada
karena
dan
anak
anak
tidak
bingung
untuk
laki-laki
seperti
dibahas
menggesek-gesekkan alat vitalnya ke kursi atau
keterkaitannya antara tujuan dengan hasil
bantal, membuka celana, memperlihatkan alat
penelitian, kemudian ditarik kesimpulan
kelaminnya, dan memegang pantat orang lain.
sehingga dapat diketahui hasil dari persepsi
Sedangkan, gejala gangguan perilaku seksual
guru tentang perkembangan dan pendidikan
yang muncul pada anak perempuan adalah
seksual anak autistik usia remaja di SLB
mencium teman laki-laki.
Data
yang
diperoleh
akan
Saat melihat anak melakukan gangguan
Autis Citra Mulia Mandiri.
perilaku seksual tindakan yang dilakukan guru
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
adalah memberitahu/melarang untuk tidak terlalu
Hasil Penelitian
sering melakukan hal tersebut, sebaiknya dibatasi
autistik
(mungkin seminggu sekali) dan dialihkan kepada
secara umum sama dengan anak pada umumnya.
hal lain. Mengarahkan anak untuk membantu
Namun,
cara
anak agar memahami seksualitas dengan baik
mengekspresikannya. Sebagian anak autistik
agar berkembang menjadi pribadi yang utuh dan
cenderung menyalurkan seksualnya kepada diri
mandiri. Selain itu, menggunakan isyarat kontak
sendiri tetapi ada juga yang menyalurkan
mata atau menegur anak untuk tidak boleh
seksualnya kepada orang lain. Perkembangan
dilakukan.
Perkembangan
seksual
perbedaannya
anak
hanya
seksual yang muncul pada anak autistik usia
Guru
mengatakan
bahwa
pendidikan
remaja di SLB Autis Citra Mulia Mandiri
seksual sangat penting diberikan bagi anak
menurut guru pada anak laki-laki adalah anak
autistik usia remaja untuk mempersiapkan diri
terkadang meminta dicium maupun mencium
ketika anak sudah dewasa agar anak mengerti apa
bibir/pipi, membuka celana di depan orang lain,
yang harus dilakukan ketika anak mengalami
memperlihatkan atau memegang alat kelamin dan
perkembangan seksual. Hanya saja kapan dan
mulai tertarik dengan lawan jenis. Sedangkan,
cara memberikannya yang harus disesuaikan
perkembangan seksual yang mulai muncul pada
dengan kondisi anak. Pendidikan seksual belum
anak perempuan ada ketertarikan kepada lawan
diberikan secara sistematis tetapi guru sudah
jenis, emosi kurang stabil, dan perubahan fisik.
memberiakan pendidikan seksual mulai dari yang
paling sederhana.
801
Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 8 Tahun 2016
Guru
dalam
memperoleh
informasi
tentang pendidikan seksual bagi anak autistik usia
kemampuan anak, usia dan tingkat pubertas yang
muncul, serta lingkungan.
Peran guru dalam mendampingi anak
remaja adalah dengan mengikuti seminar-seminar
yang berhubungan dengan seksual anak autis,
autistik
usia
remaja
dalam
memberikan
informasi dari internet, membaca literatur, dan
pendidikan seksual adalah membantu orang tua
sharing dengan teman yang pernah mengikuti
mendampingi anak dalam memahami masa
diklat maupun dengan juga orang tua.
pubertasnya dengan cara yang sederhana. Peran
Materi pendidikan seksual yang dapat
orang tua dalam memberikan pendidikan seksual
diberikan kepada anak autistik usia remaja
lebih besar dibandingkan dengan guru karena
menurut guru cukup banyak seperti pengenalan
orang tua lebih tahu dan waktu anak bersama
jenis
orang tua lebih banyak di rumah sedangkan,
kelamin
laki-laki
dan
perempuan,
menjelaskan bagian-bagian dari tubuh anak laki-
bersama guru hanya 4-5 jam ketika di sekolah.
Permasalahan yang dihadapi guru saat
laki dan perempuan, serta cara merawatnya,
membedakan antara laki-laki dan perempuan,
memberikan
memahami apa yang boleh dan tidak boleh
autistik usia remaja adalah komunikasi anak,
dilakukan dengan alat kelaminnya, dan perilaku
emosi anak yang tidak stabil dan pemahaman
yang boleh dan tidak boleh dilakukan serta kapan
anak.
dan dimana tempatnya. Sedangkan, pada anak
menghadapi permasalahan dalam memberikan
perempuan
pendidikan
pendidikan seksual bagi anak autistik usia remaja
seksual tentang menjaga kebersihan reproduksi,
adalah memberitahu langsung kepada anak serta
dan menstruasi. Namun, materi pendidikan
kerjasama dengan orang tua dan sharring kepada
seksual yang sudah diberikan kepada anak adalah
guru lain.
mengenal
ditambahkan
jenis
materi
kelamin,
pendidikan
Solusi
yang
seksual
dilakukan
bagi
guru
anak
saat
bagaimana
membersihkan dan memperakukannya, sikap
Pembahasan
yang dilakukan saat pubertas muncul, bagian
Anak autistik mengalami perkembangan
tubuh yang harus dijaga dan tidak boleh di
seksual seperti anak lainnya hanya saja anak
pegang orang lain, serta mengarahkan perilaku
autistik
seksualnya. Sedangkan, pada anak perempuan
mengekspresikannya. Selain itu, sebagian anak
ditambahkan materi kebersihan menstruasi.
autistik
Guru
dalam
memberikan
pendidikan
memiliki
cenderung
masalah
menyalurkan
dalam
perilaku
seksualnya kepada diri sendiri dan orang lain.
seksual bagi anak autistik usia remaja dilakukan
Pada
anak
normal
secara insidental, ketika anak menunjukkan
biasanya anak mulai pacaran tetapi pada anak
perilaku seksual maka guru akan memberitahu
autistik mereka mengekspresikannya terhadap
menggunakan bahasa yang sederhana, terstruktur
dirinya
dan mudah dimengerti anak. Hal-hal yang perlu
memperlihatkan alat kelaminnya di depan umum.
diperhatikan guru dalam memberikan pendidikan
Pernyataan ini diperkuat dengan hasil penelitian
seksual adalah kondisi, keadaan fisik dan
sebelumnya oleh Farida Tri Widyasti (2009: 18)
sendiri
untuk
seperti
mengekspresikan
memegang
atau
Persepsi Guru Tentang Perkembangan... (Santiana Nur Jannah) 802
yang mengatakan bahwa anak autistik memiliki
harus dilakukan. Namun, kapan dan bagaimana
perhatian terhadap dirinya sendiri maupun lawan
caranya pendidikan seksual diberikan harus
jenis dan perilaku maupun hasrat seksual yang
disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik dari
ditunjukkan oleh anak autistik disebabkan oleh
anak autistik tersebut.
rendahnya
konrol
pemahaman
anak
diri,
karena
tentang
Informasi mengenai pendidikan seksual
kurangnya
cara
untuk
biasanya diperoleh guru melalui mengikuti
menyembunyikan rasa ingin tahu dan cara
seminar-seminar
yang
berhubungan
dengan
penyaluran hasrat seksual.
seksualitas bagi anak berkebutuhan khusus
Gangguan perilaku seksual yang mulai
termasuk anak autistik, mencari informasi melalui
ditunjukkan anak autistik usia remaja adalah pada
internet, membaca literatur mengenai pendidikan
anak laki-laki gejala gangguan perilaku seksual
seksual bagi anak autistik, sharring dengan teman
seperti memegang pantat orang lain baik laki-laki
sejawat yang pernah mengikuti diklat mengenai
ataupun perempuan, menggesek-gesekkan alat
seksualitas anak autistik, dan sharring dengan
kelaminnya ke kursi atau bantal, membuka celana
orang
dan memperlihatkan alat kelaminnya di depan
perkembangan seksual anak.
tua
untuk
mengkomunikasikan
umum. Sedangkan pada anak perempuan gejala
Pendidikan seksual bagi anak autistik usia
gangguan perilaku seksual seperti anak terkadang
remaja diberikan oleh guru secara insidental dan
ingin
belum sistematis artinya ketika anak melakukan
mencium
teman
laki-laki.
Gangguan
perilaku yang diperoleh dalam penelitian ini
suatu
senada dengan hasil penelitian Atien Nur
memberikan penjelasan dan pemahaman kepada
Chamidah, Sukinah dan Ilmawan Moestaqim
anak. Selain itu, di sekolah belum memiliki
(2015:
kurikulum tentang pendidikan seksual sehingga
18)
yaitu
pada
anak
laki-laki
peilaku
maka
memainkan alat kelaminnya sendiri dengan cara
memberikan pendidikan seksual kepada anak
menggaruk maupun menggesek-gesekkan ke
autistik. Pendidikan seksual yang diberikan oleh
benda lain seperti dinding dan lantai serta
guru sesuai dengan pendapat Safrudin Aziz
memperlihatkan alat kelaminnya dan melakukan
(2015: 164) yang mengatakan bahwa pendidikan
onani di depan umum. Sedangkan pada anak
seksual anak autistik dapat dilakukan dengan
perempuan
perilaku
model pengajaran langsung yaitu ketika anak
seksual adalah memeluk dan mencium teman
sedang mengarah pada perilaku seksual tertentu
laki-laki serta memegang alat kelaminnya sendiri.
maka pendidikan seksual dapat diberikan.
Pada
dasarnya
pedoman
akan
guru
Guru menguatakan bahwa pendidikan
memiliki
guru
penyimpangan/gangguan perilaku seksual berupa
penyimpangan/gangguan
belum
seksual
pendidikan
dalam
sebaiknya
seksual sangat penting diberikan kepada anak
diberikan sejak dini, namun di SLB Autis Citra
autistik usia remaja. Pendidikan seksual diberikan
Mulia Mandiri biasanya pendidikan diberikan
kepada anak autistik untuk mempersiapkan anak
saat anak mulai diajar oleh gurunya. Hal ini
ketika sudah dewasa agar anak mengerti apa yang
disebabkan terjadi pergantian guru setiap tahun
803
Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 8 Tahun 2016
ajaran baru sehingga guru akan memberikan
92) peran guru dalam memberikan pendidikan
pendidikan seksual ketika anak diajar oleh guru
seksual adalah membimbing dalam memahami
tersebut.
mendapatkan
perkembangan manusia secara fisik, mental, dan
pendidikan seksual dari guru sebelumnya maka
spiritual, memberikan pengertian bahwa manusia
guru akan melanjutkan pendidikan seksual sesuai
itu berbeda-beda dari segi fisik, menanamkan
dengan kondisi anak saat ini. Namun, ketika anak
norma-norma susila yang berlaku di lingkungan
belum
pendidikan
anak sehingga anak mampu menempatkan diri
seksual maka guru akan memberikan pendidikan
dalam masyarakat dan mampu menjaga diri dari
seksual saat anak sudah memasuki usia remaja.
tindakan
Hal ini menyebabkan
dapat
menyalurkan keinginan dan hasratnya melalui
detail
kegiatan dan menerapkan berbagai metode belajar
tahapan perkembangan seksual anak.
yang bervariasi dan sesuai serta media yang
Pendidikan seksual yang diberikan guru
konkret, agar anak mengerti dan paham akan
Ketika
pernah
memberikan
mengenai
anak
sudah
mendapatkan
guru
informasi
tidak
secara
asusila,
mengajarkan
bagaimana
memperhatikan
posisinya dalam masyarakat. Berdasarkan hasil
kondisi anak karena setiap anak akan mendapat
tersebut, masih banyak peran guru yang belum
pendidikan seksual yang berbeda antara satu
dilaksanakan seperti teori yang telah dipaparkan.
dengan yang lainnya sesuai dengan kebutuhan
Guru dapat memaksimalkan perannya dalam
dan kemampuan anak. Kemampuan anak secara
mendampingi
umum dan tingkat pubertas anak yang muncul
mempraktekkan teori yang ada.
kepada
anak
autistik
harus
anak
autistik
dengan
juga perlu diperhatikan agar dapat menyesuaikan
dalam memberikan materi pendidikan seksual.
Selain itu, lingkungan anak dapat sebagai salah
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
satu penunjang dalam memberikan pendidikan
seksual.
pembahasan
Guru mengungkapkan bahwa orang tua
memiliki
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan
peran
memberikan
yang
pendidikan
lebih
besar
seksual
bagi
dalam
memiliki
dibandingkan
waktu
guru
yang
dalam
lebih
1.
anak
anak pada umumnya. Perbedaannya hanya
pada cara mengekspresikannya, anak autistik
mendampingi anak autistik yang mulai memasuki
cenderung menyalurkan seksualnya kepada
usia remaja dalam memberikan pendidikan
karena menurut Fauziah Rachmawati (2012: 91-
Pengetahuan guru mengenai perkembangan
mengalami perkembangan yang sama dengan
perkembangan seksual anak. Peran guru dalam
cara yang sederhana. Peran guru belum cukup
ditarik
sesuai yaitu secara umum anak autistik
mendampingi
anak untuk memahami masa pubertasnya dengan
dapat
seksual anak autistik usia remaja sudah
banyak
seksual adalah membantu orang tua mendampingi
maka
kesimpulan sebagai berikut:
autistik yang memasuki usia remaja karena orang
tua
mengenai
diri sendiri tetapi juga kepada orang lain.
2.
Pendidikan seksual sangat penting diberikan
kepada anak autistik yang mulai memasuki
usia remaja. Pengetahuan guru tentang
Persepsi Guru Tentang Perkembangan... (Santiana Nur Jannah) 804
pendidikan seksual sudah cukup baik, ada
beberapa
3.
guru
yang
mewakili
memberikan
mengikuti seminar mengenai pendidikan
tua
seksual sehingga ilmu yang diperoleh saat
pendidikan seksual yang harus diberikan
mengikuti seminar dapat dibagikan dengan
kepada
guru lainnya.
memasuki usia remaja.
dan
guru
anak
mengenai
autistik
yang
materi
mulai
Pendidikan seksual diberikan oleh guru
memiliki
kurikulum
tentang
pendidikan
seksual sehingga guru belum memiliki
pedoman dalam memberikan pendidikan
seksual kepada anak autistik.
Saran
Bagi Guru
a.
Guru
lebih
seksual
memperhatikan
anak
di
mengkomunikasikan
sekolah
setiap
b. Guru
sebaiknya
dan
tindakan
merancang
anak
autistik
yang
mulai
memasuki usia remaja.
c.
Guru dapat memaksimalkan perannya
sebagai pendamping anak autistik usia
remaja di sekolah dalam memberikan
pendidikan
seksual
dengan
mempraktekkan teori yang sudah ada.
Bagi Sekolah
a.
Sekolah diharapkan dapat memiliki dan
melaksanakan
kurikulum
pendidikan
seksual bagi anak autistik yang mulai
memasuki
usia
remaja
agar
guru
memiliki pedoman dalam memberikan
pendidikan seksual.
Atien Nur Chamidah, Sukinah & Ilmawan
Moestaqim. 2015. Pengembangan Model
Pembelajaran Pendidikan Seksual Melalui
Media Belajar Berbasis Teknologi
Informasi bagi Anak Autis. Penelitian
SKIM Hibah Bersaing. Yogyakarta.
Diakses
dari
http://eprints.uny.ac.id/30975/1/ATIENN
URCHAMIDAH_UNY_HB_LAPAKHIR
.pdf, pada tanggal 28 Mei 2016 jam 19:22.
Hallahan Daniel P., Kauffman James M. & Pullen
Paige C. 2009. Exceptional Learners An
Introduction to Special Education. United
States of America: Pearson Education,
Inc.
materi
pendidikan seksual yang dapat diberikan
kepada
DAFTAR PUSTAKA
perilaku
yang tidak sesuai kepada orang tua.
2.
sebaiknya
workshop atau pelatihan kepada orang
sekolah
secara insidental karena di sekolah belum
1.
b. Sekolah
Farida Tri Widyasti. 2009. Seksualitas Remaja
Autis Pada Masa Puber. Skripsi.
Semarang.
Diakses
dari
http://eprints.undip.ac.id/10958/1/jurnal.p
df, pada tanggal 23 Oktober 2015 jam
20:08.
Fauziah Rachmawati. 2012. Pendidikan Seks
untuk Anak Autis. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Hamid
Darmadi. 2011. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Muzayyanah. 2008. Dampak Perilaku Seks Bebas
Bagi Kesehatan Remaja. Diakses dari
www.halalsehat.com/RemajaSukses/DAMPAK-PERILAKU-SEKSBEBAS-BAGI-KESEHATAN-REMAJA.html, pada tanggal 02 Agustus 2016 jam
15:50.
805
Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 8 Tahun 2016
Nana Syaodih Sukmadinata. 2015.
Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Safrudin Aziz. 2015. Pendidikan Seks Anak
Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Gava
Media.
Sri Esti Wuryani. D. 2008. Pendidikan Seks
Keluarga. Jakarta: Grasindo.
Zahra Lutfi Masyitah. 2015. Strategi dan Metode
Pendidikan Seks Untuk Anak Autis
(Kajian Buku Pendidikan Seks Untuk
Anak Autis Karya Fauziah Rachmawati).
Skripsi. Yogyakarta. Diakses dari
http://digilib.uin-suka.ac.id/16167/1/BAB
I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf, pada
tanggal 31 Oktober 2015 jam 13:25.
Download