Nama Npm Telp Email Tanggal lulus skripsi Judul skripsi : Yoana Sukmanegara : 0641031108 : 082184486001 : [email protected] : 03 Maret 2012 :Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, leverage, Aktivitas danProfitabilitas terhadap return saham pada perusahaan yang listing di BEI ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG LISTING DI BEI (Skripsi) Oleh Yoana Sukmanegara FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 ABSTRAK Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Listing Di BEI Oleh : Yoana Sukmanegara Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas terhadap return saham. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2005-2009. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 10 perusahaan. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Model analisis yang digunakan adalah model analisis regresi linear berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 17 for windows. Berdasarkan hasil pengujian secara bersama-sama diperoleh hasil bahwa variabel independen yaitu current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), total asset turn over (TATO), dan return on invesment (ROI) berpengaruh terhadap return dengan tingkat signifikansi 0.046. Secara individual CR berpengaruh terhadap return dengan tingkat signifikansi 0.038 , DER tidak berpengaruh terhadap return tingkat signifikansi 0,114, TATO tidak berpengaruh terhadap return tingkat signifikansi 0,126, serta ROI berpengaruh terhadap return dengan tingkat sinifikansi 0,043 dengan signifikansi alpha yang telah ditetapkan yaitu sebesar 5%. Kata kunci : CR, DER, TATO, ROI, RETURN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam melakukan pengembangan usaha, suatu perusahaan memerlukan suatu investasi. Investasi secara umum dapat diartikan sebagai kegiatan menempatkan dana atau modal untuk hal tertentu dengan harapan mendapatkan keuntungan baik dalam jangka waktu yang singkat maupun jangka waktu yang panjang. Perkembangan pasar modal di Indonesia menunjukkan sebuah indikasi bahwa disamping perbankan, pasar modal sudah menjadi alternatif sebuah investasi bagi pemilik modal atau investor. Dalam berinvestasi banyak faktor yang menjadikan dasar pemikiran untuk mengambil keputusan, apakah akan berinvestasi atau tidak dan seberapa besar dana yang akan diinvestasikan pada perusahaan tersebut sehingga calon investor mau melakukan berbagai cara agar dana yang diinvestasikan tersebut memiliki return yang maksimal. Untuk menanamkan modalnya, seseorang harus benar-benar mempelajari maupun mengetahui berbagai hal mengenai kondisi perusahaan sebelum menentukan investasinya. Menurut Harahap (2004), kegiatan analisis laporan keuangan merupakan salah satu media untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak, lebih baik, akurat dan dijadikan sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan, laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi analisis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat mengambarkan prosisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu (Harahap, 2004). Salah satu teknik analisis laporan keuangan adalah analisis rasio. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Salah satu tujuan dan keunggulan dari rasio adalah dapat digunakan untuk membandingkan hubungan return dan risiko dari perusahaan dengan ukuran yang berbeda. Rasio juga dapat menunjukkan profil suatu perusahaan, karakteristik ekonomi, strategi bersaing dan keunikan karakteristik operasi, keuangan dan investasi. Tingkat keuntungan (return) merupakan rasio antara pendapatan investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang diinvestasikan. Pada umumnya investor mengharapkan kentungan yang tinggi dengan resiko kerugian yang sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha menentukan tingkat keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan konsep investasi yang memadai. Konsep ini penting karena tingkat keuntungan yang diharapkan dapat diukur. Dalam hal ini tingkat keuntungan dihitung berdasarkan selisih antara capital gain dan capital loss. Rata-rata return saham biasanya dihitung dengan mengurangkan harga saham periode tertentu dengan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham sebelumnya. Dari semua metode-metode analisa laporan keuangan diatas memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh gambaran kinerja perusahaan yang akan digunakan oleh para calon investor atau investor dalam mengambil keputusan berinvestasi atau tidak dengan tujuan akan memperoleh return yang tinggi. Penelitian mengenai kegunaan informasi akuntasi (informasi keuangan) dalam hubungannya dengan return dan harga saham di bursa efek Indonesia telah banyak dilakukan antara lain oleh Rosyadi (2002), yang mengadakan penelitian terhadap 25 perusahaan sampel perusahaan go public yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 1993-1994 dengan menggunakan empat rasio keuangan sebagai variabel independen. Rasio keuangannya adalah earning per share (EPS), return on assets (ROA), debt to equity rasio dan net profit margin. Hasil penelitiannya adalah bahwa secara simultan rasio keuangan tersebut mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan harga saham. Sudarto, et all (2003), dalam penelitianya mengenai hubungan faktor fundamental dan teknikal terhadap harga saham, mereka menggunakan perusahaan rokok, makanan dan minuman sebagi sampelnya. Dalam penelitiannya tersebut disimpulkan bahwa didalam faktor fundamental yaitu return on assets memiliki pengaruh yang positif dan signifikan serta yang paling berpengaruh terhadap harga saham. Asyik (1999) menemukan bahwa rasio neraca dan laba rugi memiliki hubungan yang lebih kuat dengan return saham dibandingkan dengan rasio arus kas. Maulana (2009) yang melakukan penelitian terhadap perusahaan manufaktur dengan menggunakan beberapa variabel bebas yaitu current ratio, acid test ratio, debt to equity, total asset turn over, ROI, inventory turn over dan ROA terhadap return saham (variabel terikat). Hasilnya adalah bahwa variabel-variabel bebas tersebut berpengaruh positif terhadap variabel terikat. Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh IG. K. A. ULUPUI (2006) yang berjudul “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ) ”. Penelitian tersebut dilakukan terhadap perusahaan- perusahaan yang bergerak pada sektor makan dan minuman sebanyak 13 perusahaan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham sedangkan rasio aktivitas menunjukan pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas terhadap return saham pada perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Dengan berdasarkan pada latar belakang tersebut dan menyadari perlunya analisis kinerja keuangan suatu perusahaan maka penelitian ini mengambil judul yaitu: “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Listing Di BEI” 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah : “ Apakah terdapat pengaruh antara rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas terhadap return saham Pada perusahaan yang listing di bursa efek indonesia. 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas terhadap return saham, sehingga dapat digunakan oleh para calon investor sebagai acuan untuk melakukan kegiatan investasi dalam rangka memperoleh tingkat pengembalian saham yang diharapkan, dan tujuan dari penelitian ini juga untuk mengetahui apakah sebuah perusahaan memiliki kinerja yang baik atau tidak untuk dijadikan tempat melakukan investasi. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, antara lain : 1. Sebagai masukan dan pertimbangan bagi investor dan calon investor dalam melakukan investasi pada perusahaan yang diinginkan. 2. Sebagai masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan strategis yang berhubungan dengan keuangan khususnya dalam mengoptimalkan dana yang diinvestasikan oleh investor sehingga dapat memberikan return yang maksimal. 3. Sebagai sumbangan bagi dunia pendidikan terutama sebagai bahan dalam penelitian selanjutnya mengenai analisis kinerja perusahaan . 1.5. Batasan Masalah Untuk memusatkan penelitian pada pokok permasalahan diatas, maka permasalahan dibatasi pada : a. Objek penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menyajikan laporan keuangan secara lengkap dari tahun 2005-2009. b. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan perusahaan, daftar harga saham. c. Kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas. BAB II LADASAN TEORI 2.1 Investasi Pada umumnya investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh keuntungan dan atau peningkatan nilai investasi di masa yang akan datang. Kegiatan penanaman modal atau investasi tersebut dapat dilakukan oleh perorangan atau lembaga (baik itu dalam jangka pendek ataupun jangka panjang) yang mempunyai kelebihan dana. Orang atau pihak yang menanamkan dananya inilah yang disebut sebagai investor. Menurut Indriyo Gitosudarmo (2002), investasi merupakan pengeluaran pada saat ini dimana hasil yang diharapkan dari pengeluaran itu baru akan diterima di waktu mendatang. Investasi dapat digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasil investasi, untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan dagang. (Simamora, 2000). Investasi sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu investasi pada financial assets dan investasi pada real assets. Investasi pada financial assets dilakukan di pasar uang atau dapat juga dilakukan di pasar modal, untuk di pasar uang misalnya berupa sertifikat deposito, surat berharga pasar uang, comercial paper, dan lainnya, sedangkan di pasar modal misalnya berupa saham, obligasi, warrant, opsi dan lainnya. Untuk investasi pada real assets dapat dilakukan dalam bentuk pembelian assets produktif, pembukaan pertambangan, pendirian pabrik, pembukaan perkebunan dan lainnya. Keputusan untuk melakukan investasi pada perusahaan lain sangat kompleks. Motivasi perusahaan untuk membeli saham perusahaan lain bisa digunakan sebagai : a) Investasi jangka pendek kelebihan kas perusahaan. b) Investasi jangka panjang dalam persentase substansial saham perusahaan lain guna memastikan suatu kepentingan tertentu. c) Investasi jangka panjang untuk ekspansi. Perusahaan melaporkan investasi mereka dalam surat-surat berharga melalui berbagai cara. Menurut Simamora (2000), pada umumnya investasi-investasi tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar (current asset) dan aktiva jangka panjang (noncurrent asset atau long term asset). Investasi dalam bentuk aktiva finansial yang dilakukan oleh investor (baik perorangan maupun perusahaan) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu investasi langsung (direct investing) dan investasi tidak langsung (indirect investing). Investasi langsung diartikan sebagai suatu kepemilikan terhadap surat-surat berharga secara langsung dari suatu perusahaan yang telah go public. Investasi tidak langsung dilakukan dengan cara membeli saham dari perusahaan investasi yang memiliki portofolio aktiva keuangan perusahan lain (Jogiyanto, 2003). 2.2 Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihakpihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. (Munawir, 2004). Laporan keuangan (financial statement) memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan laba rugi (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun (Riyanto, 2001). 2.2.2 Informasi Laporan Keuangan Informasi yang ada dalam laporan keuangan sangatlah penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan, karena dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut berhubungan dengan profitabilitas, risiko, aliran kas yang seluruhnya akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan. Pentingnya laporan keuangan sebagai informasi dalam pengukuran kinerja perusahaan mensyaratkan agar laporan keuangan mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya dalam suatu periode waktu tertentu, sehingga sebuah pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perusahaan akan menjadi tepat. Informasi laporan keuangan memperlihatkan sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama periode tertentu dan apa saja yang telah dicapainya. Selain itu, informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang mudah didapatkan oleh investor yang akan melakukan analisis perusahaan, dibandingkan alternatif informasi lainnya. Laporan keuangan dibagi menjadi empat yaitu : 1) Neraca (merupakan laporan yang menggambarkan kondisi financial pada waktu tertentu), 2) Laporan laba rugi (merupakan ringkasan profitabilitas perusahaan selama periode tertentu), 3) Laporan arus kas (merupakan laporan yang memuat aliran kas yang berasal dari tiga sumber yaitu operasi perusahaan, investasi, dan aktifitas finansial yang dilakukan perusahaan), dan 4) Laporan perubahan ekuitas pemilik dan pemegang saham. Selain itu pengungkapan dalam catatan (disclosure) merupakan bagian yang terpadu dari masing-masing keempat bentuk laporan keuangan ini. 2.3 Analisis Laporan Keuangan 2.3.1 Pengertian analisis laporan keuangan Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu analisis dan laporan keuangan. Analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah neraca, laba/rugi, dan arus kas (dana). Kalau dua pengertian ini digabungkan, analisis laporan keuangan berarti : menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat seignifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuatitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat (Harahap, 2004). 2.3.2 Tujuan analisis laporan keuangan Menurut Harahap (2004), analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagi berikut : 1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. 2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit). 3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. 5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating). 6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambilan keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga, antara lain: a. Dapat menilai prestasi perusahaan. b. Dapat meproyeksikan keuangan perusahaan. c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek tertentu : Posisi keuangan (asset, kewajiban dan modal) Hasil usaha perusahaan (hasil dan biaya) Likuiditas. Sovabilitas. Aktivitas. Rentabilitas atau profitabilitas. Indikator pasar modal. d. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu. e. Melihat komposisi struktur keuangan dan arus dana. 7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. 8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industry normal atau standar ideal. 9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya. 10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang. 2.3.3 Teknik Analisis Laporan keuangan Teknik-teknik analisis laporan keuangan ditujukan untuk memperlihatkan hubunganhubungan dan perubahan-perubahan. Terdapat tiga teknik yang lazim dipakai : A. Analisis Horisontal (Horisontal Analysis) Analisis horisontal (Horisontal analysis), yang disebut juga analisis trend (trend Analysis), merupakan suatu teknik untuk mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode tertentu. Analisis horisontal melakukan penelitian dalam laporan-laporan keuangan komparatif. Dibutuhkan dua langkah dalam analisis horisontal, yaitu : 1.) Menghitung jumlah rupiah perubahan dari periode dasar ke periode akhir 2.) Membagi jumlah rupiah perubahan dengan jumlah periode dasar Dalam analisis horisontal, perubahan hasil kegiatan perusahaan dan posisi keuangan dalam jangka waktu tertentu dinyatakan dalam presentase ataupun jumlah (rupiah). Metode ini sering dipakai bersamaan dengan laporan laba rugi. B. Analisis Vertikal (Vertical Analysis) Adalah teknik yang digunakan untuk mengevaluasi data laporan keuangan yang menggambarkan setiap pos dalam laporan keuangan dari segi presentase dan jumlah rupiah. Pada saat analisis vertikal dipakai untuk perbandingan laporan keuangan dari beberapa periode, trend atau perubahan hubungan diantara pos-pos lebih mudah di identifikasi. Laporan keuangan yang hanya dinyatakan dalam presentase saja disebut laporan ukuran bersama (common size statement). Dalam analisis vertikal terhadap neraca, setiap pos dinyatakan sebagai suatu persentase dari neraca atau suatu persentase dari jumlah kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Dalam analisis vertikal terhadap laporan laba rugi, adalah lazim untuk menyatakan pos-pos pada laporan laba rugi sebagai suatu persentase dari angka penjualan bersih. C. Analisis Rasio (Ratio Analisis) Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan rasio pembanding yang digunakan sebagai standart (Henry Simamora, 2000). 2.3.4 Keterbatasan analisis laporan keuangan. Menurut Harahap (2004), keterbatasan analisis laporan keuangan harus memperhatikan keterbatasan laporan keuangan seperti: 1. Laporan keuangan dapat bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai laporan mengenai keadaan tidak dapat dianggap sebagai laporan mengenai keadaan saat ini, karenanya akuntansi tidak hanya satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laporan keuangan menggambarkan nilai harga pokok atau nilai pertukaran pada saat terjadinya transaksi, bukan harga saat ini. 3. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. Informasi disajikan untuk dapat digunakan semua pihak. Sehingga terpaksa selalu memperhatikan semua pihak pemakai yang sebenarnya mempunyai perbedaan kepentingan. 4. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternative dari berbagai pilihan yang ada yang sama-sama dibenarkan tetapi menimbulkan perbedaan angka laba maupun asset. 5. Akuntansi tidak mencakup informasi yang tidak material 6. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian., bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternative yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. 7. Laporan keuangan disusun dengan mengunkan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan. 8. Akuntansi didominasi informasi kuatitatif, informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat di kuatitatifikasikan umumnya diabaikan. 9. Perubahaan dalam tenaga beli uang jelas ada akan tetapi hal ini tidak tergambar dalam laporan keuangan. 2.3.5 Teknik-teknik analisis laporan keuangan. Menurut Harahap (2004), ada beberapa teknik analisis laporan keuangan yaitu sebagai berikut : 1. Perbandingan laporan keuangan, perubahan tahun ketahun. 2. Seri trend/angka indeks. 3. Laporan keuangan common size (bentuk awam). 4. Analisis rasio. 5. Analisis khusus Ramalan kas. Analisis perubahan posisi keuangan. Laporan variasi gross margin. Analisis break even. Analisis dupont. 2.4 Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Salah satu tujuan dan keunggulan dari rasio adalah dapat digunakan untuk membandingkan hubungan return dan risiko dari perusahaan dengan ukuran yang berbeda. Rasio juga dapat menunjukkan profil suatu perusahaan, karakteristik ekonomi, strategi bersaing dan keunikan karakteristik operasi, keuangan dan investasi. a. Keunggulan analisis rasio 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sedrhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industry lain. 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z- score). 5. Menstandarisir size perusahaan. 6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. 7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. b. Keterbatasan analisis rasio 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini. 3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 4. Sulit jika data yang tersedia tidak singkron. 5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama, sehingga bila dibandingkan bisa menimbulkan kesalahan. c. Jenis-jenis rasio Ada empat kategori rasio yang umum digunakan untuk mengukur berbagai aspek dari hubungan risiko dan return (White et al, 2002), yaitu sebagai berikut. 1. Analisis likuiditas: mengukur kecukupan sumber kas perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang berkaitan dengan kas dalam jangka pendek. Terdapat tiga rasio membandingkan kas dengan utang lancar untuk mengukur kewajiban perusahaan (cash obligations): current ratio, cash ratio, cash flow from operations ratio. 2. Analisis leverage (debt ratio): menelaah struktur modal perusahaan, termasuk sumber dana jangka panjang dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban investasi dan utang jangka panjang. Debt ratio ditunjukkan dengan perbandingan debt to total capital, debt to equity . 3. Analisis aktivitas: aktivitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk aset yang bersifat jangka pendek (inventory and account receivable) maupun jangka panjang (property, plan, and equipment). Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan (sales) dengan aset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan tersebut. Rasio aktivitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan (baik untuk kegiatan operasi maupun jangka panjang). Misalnya untuk meningkatkan penjualan akan membutuhkan tambahan aset. Rasio aktivitas memungkinkan para analis menduga kebutuhan ini serta menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan aset yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhannya. Dua buah contoh rasio aktivitas: inventory turnover, total asset turn over. 4. Analisis profitabilitas: Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan, menunjang, dan meningkatkan profit. Profitability dapat diukur beberapa hal yang berbeda, namun dalam dimensi yang saling terkait. Pertama, terdapat hubungan antara profit dengan sales sehingga terjadi residual return bagi perusahaan per rupiah penjualan. Pengukuran yang lainnya adalah return on investment (ROI) atau disebut juga return on asset (ROA), yang berkaitan dengan profit dan investasi atau aset yang digunakan untuk menghasilkannya. Return on sales dapat berupa rasio gross margin, operating margin, profit margin. Return on investment dapat berupa rasio return on asset, dan return on equity. Dari rasio-rasio tersebut, yang berkaitan langsung dengan kepentingan analisis kinerja perusahaan dalam penelitian ini meliputi: Aktiva Lancar a) Current rasio = Hutang Lancar Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk persentase. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika berada di atas 1 atau di atas 100% artinya aktiva lancar harus jauh diatas jumlah utang lancar. b) Debt to equity rasio = Total Hutang X 100% Modal Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari hutang. Penjualan c) Total asset turn over = Total Asset Rasio ini menunjukan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Earning After tax d) Return On Investment (ROI)= Total Aktiva X100% Return on investment (ROI) itu sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. d. Pengguna Analisis Rasio Pada umumnya terdapat tiga kelompok yang palingberkepentingan dengan rasio keuangan (Syamsuddin, 2001), yaitu: 1. Para pemegang saham dan calon pemegang saham Pemegang saham menaruh perhatian utama pada tingkat keuntungan pada masa yang akan datang. Selain itu mereka juga berkepentingan terhadap tingkat likuiditas, aktivitas, dan leverage perusahaan. 2. Para kreditur Kreditur berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek. 3. Manajemen perusahaan Manajemen perusahaan berkepentingan terhadap seluruh keadaan keuangan perusahaan, karena hal-hal tersebut yang akan dinilai oleh pemilik perusahaan maupun para kreditur. 2.5 Return Saham 2.5.1 Pengertian Return Saham Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukannya. (Ang, 1997). Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). (Hardiningsih, 2002).Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor tidak akan melakukan investasi. Menurut Ang (1997), setiap investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek memiliki tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan yang disebut return baik langsung maupun tidak langsung. Return dari suatu investasi tergantung dari instrumen investasi yang dibelinya. Misalnya ivestasi dalam saham, saham tidak menjanjikan suatu return yang pasti bagi para pemodal, namun beberapa komponen return pada saham yang memungkinkan pemodal meraih keuntungan adalah dividen, saham bonus, dan capital gain. Faktor yang mempengaruhi return suatu investasi meliputi faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan meliputi kualitas dan reputasi manajemen, struktur hutang, tingkat laba yang dicapai, dan lain-lain. Sedangkan, faktor eksternal meliputi pengaruh kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan sektor industri, faktor ekonomi, dan sebagainya. Menurut Halim (2003), Return dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Return yang telah terjadi (actual return) dihitung berdasarkan data historis. 2) Return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang (expected return). Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi atau sering disebut dengan actual return. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data histories dan digunakan sebagai salah satu pengukut kinerja perusahaan. return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi yang merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Komponen return meliputi ; 1. Capital Gain (loss)merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) diatas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi dipasar sekunder. 2. Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa deviden atau bunga. Yield dinyatakan dalam persentase dari modal yang ditanamkan. (Halim, 2003) 2.5.2 Pengaruh Rasio Likuiditas (CR) terhadap Return Saham Rasio likuiditas dalam laporan ini diwakili oleh current ratio. Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar . Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.(Harahap, 2001). Current ratio yang tinggi menunjukan adanya uang kas yang berlebihan dibandingkan dengan tingkat kebutuhan. CR yang tinggi tersebut memang baik dari sudut paandang kreditur, namun dari sudut pandang pemegang saham kurang menguntungkan karena aktiva lancar tidak dipergunakan secara efektif. Sebaliknya CR yang rendah relatif lebih riskan, tetapi menunjukkan bahwa manajemen telah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif. Berdasarkan pada hal tersebut,maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : Ha1 : Rasio likuiditas berpengaruh terhadap return saham 2.5.3 Pengaruh Rasio Leverage(DER) terhadap Return Saham Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang diigunakan untuk melihat struktur keuangan perusahaan dengan mengaitkan jumlah kewajiban dengan jumlah ekuitas pemilik. (Simamora, 2000). Semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Rasio yang tinggi dapat mengindikasikan bahwa klaim pihak lain relatif lebih besar ketimbang asset yang tersedia untuk menutupnya, meningkatkan risiko bahwa klaim kreditor kemungkinan tidak akan tertutup secara penuh bilaman terjadi likuidasi. Jika DER semakin meningkat, maka menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin memburuk, sehingga akan berdampak pada menurunnya harga saham perusahaan di pasar modal. Kreditor jangka panjang lebih menyukai rasio DER yang kecil, karena menunjukkan bahwa semakin besar jumlah aktiva yang didanai oleh pemilik perusahaan, dan semakin besar penyangga risiko kreditor yang secara tidak langsung akan meningkatkan return bagi pemilik modal. (Prastowo, 2002). Berdasarkan pada hal tersebut,maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : Ha2 : Rasio leverage berpengaruh terhadap return saham 2.5.4 Pengaruh Rasio Aktivitas (TATO) terhadap Return Saham Rasio aktivitas dalam laporan ini diwakili oleh total asset turn over. Rasio ini menunjukan sejauh mana kemampuan aktiva menciptakan penjualan. Rasio aktivitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan (baik untuk kegiatan operasi maupun jangka panjang). Misalnya untuk meningkatkan penjualan akan membutuhkan tambahan aset. Rasio aktivitas memungkinkan para analisis menduga kebutuhan ini serta menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan aset yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhannya. Berdasarkan pada hal tersebut,maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : Ha3 : Rasio aktivitas berpengaruh terhadap return saham 2.5.5 Pengaruh Rasio Profitabilitas (ROI) terhadap Return Saham Profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (tingkat pengembalian), yang akan digunakan untuk menutupi investasi yang dikeluarkan (Sutrisno, 2000). ROI umumnya digunakan investor sebagai pedoman dalam membuat keputusan investasi. ROI yang semakin meningkat menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik dan para investor akan memperoleh keuntungan dari deviden yang diterima. Dengan semakin meningkatnya deviden yang akan diterima oleh para pemegang saham, maka dapat menjadi daya tarik bagi investor maupun calon investor untuk menanamkan dananya kedalam perusahaan tersebut. Dengan semakin besar daya tarik tersebut, maka semakin banyak investor yang menginginkan saham perusahaan dan akan berdampak pada kenaikan harga saham. Dengan demikian ROI berhubungan positif dengan return saham. Berdasarkan hal tersebut, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : Ha4 : Rasio profitabilitas berpengaruh terhadap return saham BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan masingmasing perusahaan yang termasuk dalam sampel tahun 2005 sampai 2009. Data mengenai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), sedangkan data berupa laporan tahunan diperoleh melalui akses internet pada masing-masing website perusahaan atau pada www.idx.co.id, maupun dari sumber lain yang mendukung serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 3.2. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang go-publik di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan sampel adalah bagian atau wakil populasi yang memiliki karakteristik sama dengan populasinya, diambil dari sumber data penelitian. Sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan metode purposive sampling yaitu sampel yang memenuhi kriteria tertentu untuk mendapatkan sampel representatif. Kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: No 1 Penjelasan Sampel yang dipilih adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-2009. Jumlah 354 2 3 4 Perusahaan yang delisting dari Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan lengkap. Perusahaan yang tidak membagi dividen tunai secara berturut-turut dari tahun 2005-2009. (49) (71) (224) Sehingga dari penjelasan diatas hanya diperoleh sampel sebanyak 10 perusahaan yang membagikan dividen tunai secara berturut-turut dari tahun 2005-2009 Berikut daftar daftar sampel dalam penelitian ini yaitu: Tabel 1 Perusahaan yang membagikan dividen tunai. No Nama Perusahaan 1 PT. Sepatu Bata Tbk. 2 PT. Fast Food Indonesia Tbk. 3 PT. Gudang Garam Tbk. 4 PT. Sumi Indo KabelTbk. 5 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 6 PT. Metrodata electronics Tbk. 7 PT. Summarecon Agung Tbk. 8 PT. Tunas Ridean Tbk. 9 PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk. 10 PT. United Tractors Tbk. Sumber ; Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 3.3 Identifikasi Variabel Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Variabel Terikat (Dependen) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2005). Yang digunakan sebagai variabel terikat yaitu: tingkat return harga saham per periode, yang kemudian dinyatakan dengan notasi Y. b. Variabel Bebas (Independen) Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2005). Variabel independent dalam penulisan ini adalah kinerja keuangan dengan proksi (Weston & Brigham, 1981) : Aktiva Lancar Current rasio = Hutang Lancar Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Total Hutang Debt to equity rasio = X 100% Modal Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari hutang Total asset turn over = Penjualan Total Asset Rasio ini menunjukan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Return on investment (ROI) = Earning After Tax X 100% Total Aktiva Return on investment (ROI) itu sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Variable dependen dalam penulisan ini adalah return saham dengan proksi : Return total = Keterangan Pt-Pt-1+Dt Pt-1 : Pt = harga saham Pt-1 = harga saham periode sebelumnya Dt = deviden 3.4 Metode Analisis Data Dalam peneilitian ini, peneliti akan menguji seberapa besar pengaruh antara Rasio likuiditas (current ratio), rasio leverage (debt to equity), rasio aktivitas (total aset turn over), dan rasio profitabilitas (return on investment) terhadap return saham. Dalam penelitian ini sebelum menguji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Uji Normalitas Uji Normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji normalitas ini ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terjadi korelasi (hubungan) diantara anggota-anggota sampel penelitian yang diurutkan berdasarkan waktu. Menurut Santoso (2000), Autokorelasi adalah kondisi dimana kesalahan pengganggu saling korelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi dalam suatu model regresi, digunakan uji Durbin Watson (Uji DW) dengan ketentuan : DW kurang dari 1,10, artinya ada korelasi DW antara 1,10 – 1,54, artinya tidak ada kesimpulan DW antara 1,55 – 2,56, artinya tidak ada autokorelasi DW antara 2,57 – 2,90, artinya tidak ada kesimpulan DW lebih dari 2,90, artinya tidak ada autokorelasi. Uji Multikolienaritas Multikolinearitas adalah adanya hubungan yang kuat antar variabel independen dalam persamaan regresi. Adanya Multikolinearitas akan mengakibatkan ketidaktepatan estimasi, sehingga mengarahkan kesimpulan yang menerima hipotesis nol. Hal ini menyebabkan koefisien dan standard deviasi sangat sensitif terhadap perubahan harga (Gujarati, 1995). Akibat dari terjadinya multikolinearitas adalah : 1. Koefisien regresi tidak dapat ditaksir. 2. Nilai standard error setiap koefisien regresi menjadi tidak berharga. 3. Koefisien regresi setiap variabel bebas secara sistematis tidak signifikan sehingga tidak diketahui variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen. 4. Tanda koefisien regresi akan berlawanan dengan yang diramalkan secara teoritis. 5. Jika salah satu variabel bebas dihilangkan dari model regresi yang ditaksir, ini dapat menyebabkan koefisien regresi variabel bebas yang masih ada mempunyai koefisien regresi yang signifikan secara statistik. Menurut Gujarati (1995), untuk menguji ada tidaknya gejala multikolinearitas digunakan Tolerance Value atau Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF dibawah 10 maka tidak terjadi multikolinearitas dan sebaliknya, jika nilai VIF diatas 10 maka terdapat gejala multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas, (Ghozali, 2007). Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antar SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisisnya adalah: 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) akan mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi homokedastisitas. Setelah asumsi uji klasik, maka tahap selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi. Uji model regresi dilakukan dengan menggunakan uji statistik F, uji ini dilakukan untuk menguji secara bersama-sama antara current ratio, debt to equity ratio, total asset turn over dan return on invesment terhadap return di mana hasil signifikansi dari F hitung harus di bawah tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan yakni sebesar 5%. Jika signifikansi dari F hitung lebih besar dari 0,05; maka model tidak dapat digunakan untuk memprediksi return.. Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3X3 + b4X4 Keterangan : Y = Return saham a = konstanta b1X1 = current ratio b2X2 = debt to equity ratio b3X3 = total asset turn over b4X4 = return on invesment Pengujian Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan melakukan uji bersama-sama. Uji bersama-sama variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Hipotesis alternatif (Ha) yang akan di uji yaitu: Ha1 : Rasio likuiditas berpengaruh terhadap return Saham Ha2 : Rasio leverage berpengaruh terhadap return Saham Ha3 : Rasio aktivitas berpengaruh terhadap return Saham Ha4 : Rasio profitabilitas berpengaruh terhadap return Saham Ha5: Rasio likuiditas , rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas berpengaruh terhadap return saham. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan beberapa hal yaitu: 1. Berdasarkan hasil pengujian secara bersama-sama diperoleh hasil bahwa variabel independen yaitu current ratio, (CR), debt to equity ratio (DER), total asset turn over (TATO), dan return on invesment (ROI) berpengaruh terhadap return dengan tingkat signifikansi 0.046 dengan tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan sebesar 5%. 2. Secara individual CR berpengaruh terhadap return dengan tingkat signifikansi 0.038 , DER tidak berpengaruh terhadap return tingkat signifikansi 0,114, TATO tidak berpengaruh terhadap return tingkat signifikansi 0,126, serta ROI berpengaruh terhadap return dengan tingkat sinifikansi 0,043 dengan signifikansi alpha yang telah ditetapkan yaitu sebesar 5%. 5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari laporan tahunan yang berupa data sekunder. 2. Jumlah sampel perusahaan hanya terbatas pada 10 perusahaan yang terdaftar di BEI dengan periode penelitian selama 5 tahun berturut-turut yakni tahun 20052009. 5.3 Saran Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan dan keterbatasan pada penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar dapat mandapatkan hasil yang lebih baik, yaitu : 1. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambahkan periode penelitian dengan harapan bisa mendapatkan hasil yang lebih reliable sehingga dapat digunakan untuk analisa jangka panjang. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambahkan variable-variabel yang mempengaruhi return saham. DAFTAR PUSTAKA Ang, Robert.1997. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Jakarta:Media Soft Indonesia Gitosudarmo, Indriyo. 2002. Manajemen Keuangan Edisi 4. Yogyakarta: BPFE. Halim, Abdul. 1997. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga, BPFE UGM, Yogyakarta, 2003. Maulana, Ahmad 2009. “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia”(Skripsi STIE Darmajaya. Bandar Lampung). Munawir, S. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Yogyakarta: Liberty Prastowo, Dwi. 2002. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: YKPN. Putri, Krisantini. 2008. Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi STIE Darmajaya. Bandar Lampung Riyanto, Bambang. 1996. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4. Yogyakarta: BPFE. Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis Jilid II. Jakarta: Salemba Empat. Sutrisno. 2000. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep, dan Aplikasi, Ekonisia, Yogyakarta. Sugiono, Arief. 2009. Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alphabet Universitas Lampung. 2008. Format Karya Ilmiah Universitas Lampung. Edisi Revisi ke-3. Universitas Lampung White, Sondhi dan Fried. 2000. The Analysis and Use of Financial Statements. Widioadmodjo, Sawidji. 1996. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT. Jurnalindo Aksara Grafika.