pengaruh biaya keagenan dan kesempatan - E

advertisement
PENGARUH BIAYA KEAGENAN DAN KESEMPATAN
INVESTASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN
(Pada Perusahaan LQ-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Eny Lestari Widarni*)
ABSTRACT
Target of this research is to determine relation among expense of agent, and opportunity of
invesment with policy of dividend related to policy of dividend and expected by this research
can give contribution to science in the field of accountancy, specially variables related to
ratio payout dividend. Population in this research is all noted company at index of LQ-45 in
Stock Exchange Indonesia, used by analysis is regresi. Result of research is the expense of
agent do not have an effect on to policy of dividend, while opportunity of invesment give
influence to policy of dividend.
Keyword : expense of agent, opportunity of invesment and policy of dividend
Pasar modal mempunyai peranan penting
Pertimbangan kebijakan dividen dapat
dalam kehidupan ekonomi suatu negara, peranan
ditinjau dari behavioral science (walaupun
tersebut mempunyai kesamaan antara satu
aspek kuantitatif keuangan lebih ditonjolkan)
negara
modal
karena adanya dampak dari perilaku manajemen
Indonesia diakui mempunyai peran strategis
dan pemegang saham yang mempengaruhi
dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran
keputusan
utama pasar modal adalah menjadi lembaga
Perilaku manajemen dan pemegang saham
yang
merupakan suatu hubungan atau kontrak antara
dengan
negara lain.
melakukan
pemupukan
Pasar
modal
dan
mobilisasi dana secara produktif.
(Mahadwartha,
2002).
principal selaku pemilik atau pemegang saham
Pasar modal merupakan jembatan untuk
mendistribusikan
tersebut
kesejahteraan
kepada
dan agent selaku manajer. Principal termotivasi
mengadakan kontrak untuk menyejahterakan
masyarakat khususnya kepada pemegang surat
diriya
berharga perusahaan, misalnya pemegang surat
meningkat, sedangkan agent termotivasi untuk
berharga akan menerima dividen dan capital
memaksimalkan pemenuhan-pemenuhan ekono-
gains (Machfoedz & Na’im, 1996). Besarnya
mi dan psikologisnya.
dividen tergantung besarnya laba yang diperoleh
atas
selalu
laba
yang
keputusan
mengenai
besarnya
bagian
dibayarkan
keuntungan
yang
dibagikan
kepada
perusahaan memperoleh laba pada tahun yang
pemegang saham dan bagian yang akan ditahan
bersangkutan. Namun indikasi kebijakan dividen
oleh perusahaan sebagai retained earnings
untuk menentukan dividend payout-nya dapat
(Levy & Sarnat, 1990). Perbandingan antara
dihubungkandengan aspek behavioral, dimana
dividen
keputusan
keuntungan
merupakan
atau
didasarnya
yang
dan
akan
dividen
Dividen
profitabilitas
perusahaan
dan
kebijakan
dengan
rasio
pembayaran dividen (dividend payout ratio).
dihasilkan perusahaan, dengan kata lain dividen
kepada
ini
pemegang
syarat
saham
dengan
jika
berbagai
pertimbangan yang akan dilakukan oleh pihak
Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1
*)
Dosen STIEKN Jaya Negara Malang
76
manajemen.
Salah
mendasar
bahwa
satu
hal
yang
kebijakan
paling
dalam bidang akuntansi, khususnya mengenai
manajemen
variabel-variabel yang berhubungan dengan
meningkatkan dividen hanya dila-kukan bila
dividend payout ratio.
mereka memiliki keyakinan akan dapat menjaga
stabilitas divi-den pada masa yang akan datang
Konsekuensi Kebijakan Dividen
agar tetap sticky.
Perusahaan selain diperhadapkan pada
Kebijakan dividen terkait juga dengan
keputusan investasi dan pem-belanjaan jangka
hubungan antara manajer dengan para pemegang
panjang, juga diperhadapkan pada masalah
saham. Kepentingan dari pemegang saham dan
keputusan untuk menentukan berapa banyak
manajer
mungkin bias
dividen yang harus dibagikan kepada peme-gang
menimbulkan suatu konflik, misalnya manajer
sahamnya. Ketiga keputusan ini (kombinasinya)
menghendaki pembagian dividen yang kecil
akan
karena perusahaan membutuhkan dana yang
perusahaan, yang mencerminkan dari sahamnya
besar untuk mendanai investasinya sedangkan
(Husnan,
pemegang
hakekatnya menentukan berapa banyak bagian
bias
berbeda dan
saham
menghendaki
pembagian
mempunyai
1993).
pengaruh
terhadap
Keputusan
dividen
nilai
pada
dividen yang besar. Konflik yang terjadi akan
keuntungan
menimbulkan biaya keagenan (Easterbrook,
pemegang saham, dan berapa banyak yang akan
1984).
ditahan.
Kebijakan dividen terkait juga dengan
kesempatan
investasi,
akan
dibagikan
kepada
Menurut Rozeff dalam sudarma (2003)
kesempatan
mengungkapkan bahwa tidak ada kebijakan
investasi menjanjikan hasil pengembalian yang
dividen yang terbaik untuk suatu perusahaan
lebih
yang
yang dinyatakan. Berdasarkan hal ini, Roseff
disyaratkan, para pemegang saham akan lebih
mempertimbangkan dua hal yang paling menda-
senang
laba.
sar yaitu: pertama logika pasar sempurna,
Sebaliknya jika hasil pengembalian lebih kecil
dengan asumsi tidak ada biaya untuk pembelian
daripada yang disyaratkan, mereka akan lebih
atau pengeluaran securities, tidak ada pajak,
suka jika dividen dibagikan. Rozef (1982) dalam
tidak ada efek informasi dividen, dan tidak ada
penelitiannya menyimpulkan adanya hubungan
konflik kepentingan antara manager perusahaan
negatif yang signifikan antara pertumbuhan
dengan security holder-maintain bahwa suatu
penjualan dengan dividend payout ratio.
kebijakan
besar
jika
Tujuan
daripada
apabila
yang
pengembalian
perusahaan
penelitian
menahan
ini
adalah
untuk
dividen
mempengaruhi
nilai
ti-dak
pasar.
semestinya
Kedua,
bukti
menentukan hubungan antara biaya keagenan,
menyatakan bahwa logika ini dapat diperluas
dan kesempatan investasi dengan kebijakan
pada dunia nyata dengan menunjukkan tinggi
dividen
dan
yang
berkaitan
dengan
kebijakan
rendahnya
dividen
dibursa
belum
dividen dan diharapkan penelitian ini dapat
menyajikan investor dengan pengembalian yang
memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan
berbeda.
Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1
*)
Dosen STIEKN Jaya Negara Malang
77
Senada dengan pernyataan Rozeff, maka
membayar bagian yang lebih besar la-banya
Husnan (1993) mengemuka-kan bahwa dalam
kepada pihak luar. Sebaliknya perusahaan
kondisi pasar modal yang sempurna dimana
dengan pertumbuhan yang rendah berusaha
ditunjukkan bahwa kebijakan dividen ternyata
menarik
tidak
apapun
investasinya deng-an mengorbankan sebagian
kebijakan dividen, berapapun dividen yang akan
besar labanya dalam bentuk dividen maupun
dibagikan dan akan dita-han, ternyata tidak
bunga (Subekti dan Kusuma, 2001). Smith dan
mempengaruhi kemakmuran pemegang saham
Watts (1992) menunjukkan suatu bukti bahwa
(tidak mempengaruhi harga saham). Sedangkan
perusahaan yang tumbuh cenderung untuk
kebijakan dividen dalam pasar yang tidak
mengikuti kebijakan pembayaran dividen yang
sempurna
lebih rendah untuk menurunkan masa-lah-
relevan.
Dengan
dimana
kata
akan
lain
terlihat
pengaruh-
dana
dari
luar
untuk
pengaruh berbagai fak-tor yang menyebabkan
masalah agency yang berasosiasi
kebijakan dividen menjadi relevan.
kebebasan aliran kas.
mendanai
dengan
Berdasarkan dividend signaling theory,
Menurut Rozeff dalam Sudarma (2003)
peningkatan dividen memberi signal positif
mengungkapkan suatu model yang diusulkan
mengenai peningkatan aliran kas (cash flow)
oleh Higgins dengan asumsi bahwa kebijakan
dimasa menda-tang (Ismiyanti dan Hanafi,
dividen
2003). Informasi ini digunakan oleh pihak in-
mereka untuk memelihara target hutang/rasio
vestor
equity tanpa terlalu sering mempercayakan pada
untk
membeli
saham,
peningkatan
peru-sahaan
mencerminkan
permintaan saham menyrbabkan harga saham
pembiayaan
dicerminkan oleh tingkat fluktuasi return saham
struktur capital perusahaan, level perencanaan
yang relatif rendah dan kondisi ini menunjukkan
investasi
tingakt risiko yang rendah. Disamping itu,
merupakan variabel major yang mempengaruhi
Brigham
keputusan dividen. Model target dividend payout
et.
Irrilevance
al.
(1999)
theory
dengan
dividend
mengungkap-kan
bahwa
ini
eksternal.
baru
dihasilkan
Di
untuk
dari
samping
usaha
cash
sebuah
flow
proses
target
operasi
yang
kebijakan dividen tidak berpengaruh baik pada
menyeimbangkan dua offsetting pertimbangan
harga
yaitu;
saham
pe-rusahaan
maupun
biaya
pertama
suatu
keinginan
untuk
modalnya, dan nilai perusahaan ditentukan oleh
menghindari atau memperkecil flotation cost
laba dan risiko bisnis, atau tergantung pada
yang berhubungan dengan equity baru yang
income yang diharapkan dari asetnya.
ditawarkan (disebabkan tingginya dividen yang
Perusahaan dengan pertumbuhan yang
tinggi
mempunyai
kesempatan
dibayarkan), dan kedua suatu usaha menentang
besar
untuk memper-kecil biaya yang membawa
memungkinkan untuk membayar dividen pada
aktiva lancar berlebihan (sebagai hasil terlalu
rendah karena mereka mempunyai profitable
rendah kebijakan payout).
dalam mendanai investasinya secara internal
sehing-ga perusahaan tidak tergoda untuk
Menurut teori optimal payout ratio bahwa
sebagian
besar
kebijakan
dividen
bersifat
Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1
*)
Dosen STIEKN Jaya Negara Malang
78
residual yang memperkecil jumlah biaya-biaya
memiliki
dari pem-biayaan modal baru dan membawa
mengejar kepentingan dirinya dan sudah ti-dak
securities berlebihan. Akhirnya dengan tingkat
berdasar
tarif
dividen
dalam pengambilan keputus-an pendanaan. Hal
dibandingkan keuntungan mo-dal adalah sebagai
ini merupakan konsekuensi dari pemisahan
suatu pengaruh negatif terhadap level dividen.
fungsi penge-lolaan dengan fungsi kepemilikan
Proses pengambilan keputusan dividen mungkin
atau biasa disebut the separation of the decision-
mengabaikan
making and risk beating function of the firm.
yang
tinggi
untuk
pengaruh
pajak
dari
pajak,
suatu
sangahan yang rasional bahwa semua pemegang
saham
menginginkan
meminimalkan
biaya
manajemen
transaksi
untuk
dengan
peningkatan dana dari surat berharga eksternal.
kecenderungan
memaksimalkan
bertindak
nilai
untuk
perusahaan
Konsep agency theory merupakan suatu
hubungan atau kontrak antara principal dan
agent.
Principal
memperkerjakan
agent
melakukan tugas un-tuk kepentingan principal,
termasuk pendelegasian otoritas pengambilan
Kebijakan Dividen Pendekatan Agency
ke-putusan dari principal kepada agent. Asumsi
Theory
agency theory bahwa masing-masing individu
Pada
perusahaan
hakekatnya,
tujuan
adalah
utama
memaksimumkan
kesejahteraan pemegang saham yang merupakan
principal dari pengelolaan perusahaan yang
semata-mata
termotivasi
untuk
kepentigan
dirinya sendiri sehingga menimbulkan konlik
kepentingan antara principal dan agent.
Konflik
potensial
agents
Atau dengan kata lain, manajer yang diangkat
(stockholder/pemilik) menimbulkan agency cost
oleh pemegang saham harus bertindak untuk
(Jensen dan Meckling, 1976). Maahadwartha
kepentingan pemegang saham, tetapi ternyata
(2002) mengemukakan bahwa agency cost
sering ada konflik an-tara manajemen dengan
model me-rupakan model ekonomi mainstream
pemegang saham. Konflik ini disebabkan karena
yang sering digunakan untuk menjelas-kan
adanya perbedaan kepentingan antara manajer
fenomena dividend payout. Agency cost dapat
dan pemegang saham.
memberikan pemahaman yang rasional dan jelas
memiliki
kecenderungan
berperilaku
untuk
memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya,
dan
antar
diserahkan kepada manajemen selaku agent.
Manajemen selaku pengelola perusahaan
(managers)
kepentingan
principals
mengenai mengapa dividen ada? Dan mengapa
mempunyai pola cross sectional yang dapat
diobservasi.
dan ke-cenderungan untuk menyukai risiko.
Agency cost akan muncul bila manager
Jensen dan Meckling (1976) menyata-kan
sekaligus pemegang saham (owner-manager)
bahwa masalah agency akan terjadi bilamana
menjual sebagaian
proporsi kepemilikan ma-nager atas saham
investor luar (outside equity owner). Owner-
perusahaan jkurang dari 100% shingga manager
manager berusaha memaksimalkan kekayaan
kepemilikannya kepada
dengan mengorbankan outside equity owner
Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1
*)
Dosen STIEKN Jaya Negara Malang
79
yang
akan
melakukan
ketat
pihak kedua. Aliran principal agent research
terhadap tindakan owner manager (Rozeff,
mempunyai cakupan yang luas, namun untuk
1982). Pembayaran dividen akan menjadi alat
menjelaskan kebijakan dividen dalam perspektif
monitoring
agency theory lebih berorientasi pada aliran
atau
penga-wasan
bonding
kemampuan
manajemen.
positivist agency theory yang sesuai dengan
Megginson (1997) menjelaskan model
karakteristik fenomena yang terjadi.
agency cost, pembayaran divi-den sebagai
Menurut Shleifer dan Vishny (1997)
tindakan untuk memaksimalkan nilai oleh
bahwa masalah agency funda-mental pada
manager untuk me-minimalkan biaya karena
perusahaan besar disebagian besar negara adalah
konflik
konflik antara outside investor dan controller
keagenan
aantara
manager
dan
pemegang saham yang muncul pada perusahaan
shareholders
yang
hampir
publik, dimana terdapat pembagian antara
mengendalikan
kepemilikan dan pengendalian. Pembayaran
sebenarnya masalah agency yang dihadapi
dividen bagi perusahaan hanya dapat ditentukan
perusahaan lebih kompleks. Proteksi investor
melalui trial and error. Agency cost muncul
yang lebih baik ber-asosiasi dengan dividend
kapan saja dari owners-managers menjual
payout yang lebih tinggi dan sebaliknya (La
membagikan saham bursa mereka kepa-da
Porta et. al., 2000). Pemegang saham yang
outside security yang tidak mempunyai suara di
merasa terproteksi dengan baik akan bersedia
dalam manajemen.
menerima pembayaran dividen yang rendah dan
manajer.
Hal
sepenuhnya
ini
berarti
Kebijakan dividen dapat ditinjau dari
tingkat reinves-taasi yang tinggi dari perusahaan
perspektif agency theory, dima-na terdapat
yang memiliki peluang pertumbuhan yang tinggi
dampak perilaku manajemen dan pemegang
karena adanya keyakinan investasi tersebut akan
saham
menghasilkan pem-bayaran dividen yang lebih
yang
mem-pengaruhi
keputusan
keuangan perusahaan. Perilaku principal – agent
tinggi.
da-lam perusahaan membawa pengaruh adanya
Smith dan Watts (1992) menunjukkan
konflik kepentingan yang dige-rakkan oleh
bukti empiris bahwa perusaha-an yang tumbuh
governance mechanism (Eisenhardt, 11989).
cenderung untuk mengikuti kebijakan dividen
Menurut Eisen-hardt (1989) teori keagenan
yang lebih rendah untuk menurunkan masalah-
dapat diklasifikasikan atas dua aliran yaitu posi-
masalah
tives
memfokuskan
kebebasan aliran kas perusahan. Hal lain yang
pembahasan mengenai hubungan antara pihak
ditemukan bahwa perusahan yang tumbuh
agent (manajemen) dengan principal (pemegang
cenderung untuk membayar gaji dan upah yang
saham), dan principal agent research membahas
lebih tinggi pada top eksekutifnya dan lebih
hubungan atau konflik kepentingan antara satu
banyak menggunakan stock option plans dalam
pihak dengan pihak lainnya dimana pihak satu
kebijakan bonusnya. Hasil ini mendukung
tidak melaksana-kan instruksi atau perintah
bahwa
agency
theory
yang
agency
keputusan
yang
berasosiasi
kebijak-an
dengan
perusahaan
Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1
*)
Dosen STIEKN Jaya Negara Malang
80
dimotivasi
oleh
kemauan
manager
untuk
menurunkan tingkat payout, maka manager akan
menyelesaikan po-tensi konflik secara efisien
sedapat mungkin menghindari penurunan secara
antara perusahaan dengan pihak internal dan
drastis. Hal ini didukung bukti empiris dari De
eksternal yang melakukan contracting.
Angelo dan Skinner (1992), serta penelitian
Di samping itu, kepemilikan saham dapat
Michaely et. al. (1995) yang menunjukkan
mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen
bahwa reaksi negatif harga saham terhadap
jika perusahaan tersebut memperoleh laba.
penghapusan di-viden lebih besar dibandingakn
Sutrisno
dengan reaksi positif dari pengumuman di-
(2000)
dalam
Septiyanti
(2003)
menyatakan bahwa laba daan kepemilikan
saham merupakan determinan dividend payout
viden.
Menurut
Rozeff
pembayaran
bahwa laba dan kepemilikan saham yang diuji
monitoring
secara terpisah (bukan interaksi) menunjukkan
perusahaan cenderung untuk mem-bayar dividen
hasil yang signifikan. Kepemilikan saham dapat
yang lebih tinggi jika manager memiliki
mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen
proporsi saham yang lebih rendah. Selanjutnya
kontijen terha-dap laba dengan asumsi dasar
Rozeff
bahwa pembayaran dividen sangat tergantung
menyatakan bahwa pembayaran dividen pada
pada laba yang diperoleh perusahaan.
pemegang saham akan mengurangi ke-kuasaan
kepemilikan
mempengaruhi
adalah
bahwa
ratio, namun hasil peneli-tiannya menemukan
Struktur
dividen
(1982)
perusahaan.
(1982)
dan
Ini
bagian
berati
Easterbrook
dari
bahwa
(1994)
sumber-sumber dana yang dikendalikan oleh
kebijakan dividen, semakin ter-diversifikasi
manager,
sehingga
mengurangi
struktur kepemilikan maka dividend payout
manager dan pembuat pembayaran dividen
semakin tinggi, sehingga dapat dikatakan pada
mirip dengan monitoring capital market yang
perusahaan milik negara atau private, maka
terjadi jika perusahaan memperoleh modal baru.
kecenderungannya adalah tidak membagikan
Asumsi dari Miller dan Modigilani dan
dividen sedangkan perusahaan publik biasanya
keuangan
membagikan dividen. Menurut Rozeff (1982)
manajemen
dan Easter-brook (1984) mengungkapkan bahwa
reasonably
penggunaan dividen merupakan sa-lah satu cara
dipisahkan. Asumsi ini didukung oleh dua
untuk mengurangi agency cost.
mekanisme pa-sar yaitu: pertama pasar untuk
Mahadwartha (2002) menunjukan bukti
empiris
bahwa
perusahaan
melakukan
modrn
bahwa
dan
stockholder
kekuasaan
consonom
yang
ke-pentingan
merupakan
tidak
dapat
mengontrol perusahaan memastikan peru-sahaan
tidak sedang menuju untuk memaksimalkan
smoothing pembayaran dividen. Maanajer tidak
kesejahteraan
stockhol-der
akan
menarik
akan menaikkan dividen bila mereka tidak yakin
penawran pengambilan-alihan oleh manajemen
bahwa earning akan meningkat secara per-
yang lebih mampu dan efisien. Kedua suatu
manen untuk mendukung payout ratio yang
pasar tenaga kerja yang kompetitif untuk
tinggi tersebut. Atau sebaliknya, bila akan
manager perusahaan juga harus beroperasi
Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1
*)
Dosen STIEKN Jaya Negara Malang
81
seperti manager tidak harus bertindak dalam
sama. Kedua kelompok ini tak memiliki akses
kepentingan stockholders yang digantikan. Jika
yang sama pada informasi mengenai perusahaan.
kedua pasar ini berfungsi dengan sempurna,
Dengan demikian, kita harus mengasumsikan
tanpa biaya friksi lain struktur pemilik peru-
bahwa
sahaan
memaksimumkan kekayaan pemegang saham.
tidak
menjadi
perhatian
penting
perusahaan (Rozeff dalam Sudarma, 2003)
manajemen
berdedikasi
untuk
Artinya kita membuat dugaan awal bahwa nilai
pasar perusahaan dengan pemilik dan manajer
yang terpisah tidak akan berbeda dengan
Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah keputusan
perusahaan yang dilkelola oleh pemiliknya. Dua
diperoleh
kemungkinan bisa membantu manajer melihat
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang
keadaan seperti investasi modal melihatnya (1)
saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam
Nilai pasar rendah bisa menarik tawaran
bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi
pengambilalihan, dan (2) pasar tenaga kerja
di masa datang. Laba ditahan merupakan salah
yang bersaing bisa memungkinkan investor
satu sumber dana yang paling penting untuk
mengganti manajer yang tak kooperatif. Artinya,
membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan
jika
dividen merupakan pembagian keuntungan yang
kebutuhan
diberikan perusahaan penerbit saham atas
pemegang saham, investor baru bisa membeli
keuntungan
perusahaan
saham, menguasai perusahaan, dan menggeser
(Husnan, 1994). Dividen yang akan dibagi
manajemen. Jika manajemen yang sekarang
perusahaan dapat berupa dividen kas, yaitu
kurang mendukung pemilik, pemilik selalu dapat
pemberian kas atau uang tunai kepada pemegang
mencari manajer lain yang mau bekerja untuk
saham. Dividen saham, yaitu kepada para
kepentingan investor. Jika kedua mekanisme
pemegang saham diberikan tambahan saham
pasar bekerja dengan sempurna tanpa biaya
sehingga jumlah lembar saham yang dimilikinya
apapun, konflik bisa tetap ada, dan harga saham
akan bertambah karena adanya keputusan
suatu perusahaan yang dimiliki oleh investor
dikeluarkannya dividen saham tersebut. Jenis-
yang terpisah dari manajemen bisa dibawah
jenis dividen yang lainnya antara lain adalah
harga saham perusahaan yang dikuasai penuh.
dividen
kas
Perbedaan dalam harga adalah biaya konflik
likuidasi
pada pemilik, yang disebut biaya agensi.
mengenai
apakah
yang
utang,
(Property
laba
yang
dihasilkan
dividen
Dividend),
aktiva
dividen
selain
(Baridwan, 2000).
manajemen
Seperti kita ketahui bersama bahwa
manajer dan investor biasanya bukan orang yang
sensitif
memaksimumkan
mengenai
kekayaan
Kebijakan dividen terkait dengan hubungan
antara
Biaya Keagenan (Agency Cost)
tidak
manajer
dan
pemegang
saham.
Kepentingan dari pemegang saham dan manajer
bisa berbeda dan mungkin bisa menimbulkan
konflik.
pembagian
Misalnya,
dividen
manajer
yang
menghendaki
kecil
karena
Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1
*)
Dosen STIEKN Jaya Negara Malang
82
perusahaan
membutuhkan dana yang besar
biaya keagenan dengan dividen payout ratio.
untuk mendanai investasinya, sementara para
Dermawan
pemegang
menggunakan kepemilikan institusional untuk
saham
menghendaki
pembagian
dividen yang besar.
(1997)
dalam
penelitiannya
memproksikan biaya keagenan, menyimpulkan
Konflik yang terjadi dapat menimbulkan
bahwa variabel tersebut tidak mempunyai
biaya keagenan. Dalam agency conflic, aktifitas
hubungan
yang
signifikan
pemonitoran oleh pihak luar sangat diperlukan.
pembayaran dividen dan arah hubungannya
Salah satu pemonitor dari luar perusahaan
adalah negatif. Souza (1999) menggunakan
adalah investor institusional, semakin banyak
prosentase
jumlah pemonitor maka kemungkinan terjadinya
memproksi biaya keagenan dan menemukan
konfilk akan semakin rendah, hal ini berarti akan
adanya hubungan antara dividend payout.
kepemilikan
dengan
institusi
rasio
untuk
menurunkan biaya keagenan, Sedangkan cara
untuk mereduksi biaya keagenan adalah dengan
Kesempatan Investasi
pembayaran dividen kepada pemegang saham.
Penjelasan
tersebut
Salah satu kebijakan yang diambil
menunjukkan
manajemen dalam meningkatkan laba ialah
adanya suatu keterkaitan antara biaya keagenan
melalui perluasan usaha perusahaan yang sedang
yang
mengalami pertumbuhan memerlukan dana dana
diproksikan
kepemilikan
saham
dengan
oleh
prosentase
institusi
dengan
yang lebih besar guna membiayai ekspansi
kebijakan dividen. Jensen & Meckling (1976)
(perluasan) usahanya. Besarnya bagian laba
mengemukakan
yang akan dibayarkan sebagai dividen terkait
pentingnya
aktifitas
pemonitoran oleh pihak eksternal dalam agency
dengan
conflict.
untuk
perusahaan dan kebijakan manajemen mengenai
memonitor manajemen merupakan salah satu
sumber dana yang akan digunakan, baik internal
bentuk biaya keagenan (Easterbrook, 1984).
maupun eksternal. Sumber dana baru yang
Demsey & Laber (1992) dalam penelitiannya
merupakan
mengenai pengaruh biaya keagenan terhadap
penjualan
rasio pembayaran dividen dengan menggunakan
Manajemen
kepemilikan saham oleh insider dan shareholder
ditahan
dispersion sebagai proksi untuk biaya keagenan
menimbulkan
menyimpulkan
(floatation cost), seperti biaya cetak saham dan
Biaya
yang
bahwa
dikeluarkan
insider
ownership
berhubungan negatif dengan rasio pembayaran
besarnya
modal
saham
dana
(equity)
baru
cenderung
karena
yang
dan
dapat
berupa
laba
ditahan.
memanfaatkan
penjualan
biaya
diperlukan
saham
peluncuran
laba
baru
saham
biaya emisi. Sehingga alternatif yang diambil
dividen. Hexter (1998) dalam penelitiannya
Kesempatan Investasi atau investment
menggunakan insider ownership, ownership
opportunity yaitu sebagai suatu kombinasi
concentration
untuk
antara aktiva riil (assets in place) dan opsi
memproksikan biaya keagenan dan menemukan
dimasa yang akan datang. Pilihan-pilihan dimasa
adanya hubungan positif yang signifikan antara
datang ini kemudian dikenal dengan istilah set
dan
free
cash
flow
Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1
*)
Dosen STIEKN Jaya Negara Malang
83
kesemptan investasi atau investment opportunity
digunakan
set (IOS) (Myers, 1997 dalam Hamidi, 2003).
berikut:
Perusahaan
yang
sedang
1. Perusahaan
pertumbuhan
(aktif
melakukan
mengalami
untuk memilih sampel
yang
sebagai
digunakan
dalam
kegiatan
penelitian ini adalah perusahaan yang
investasi) akan membutuhkan dana yang besar,
membagikan dividen pada periode 2006-
sehingga
2009.
kebijakan
dividen
mungkin bisa
terpengaruh. Smith & Watts (1992) menyatakan
bahwa
pertumbuhan
perusahaan
2. Sampel adalah perusahaan yang tidak
akan
menunjukkan adanya saldo total ekuitas
mempengaruhi sejumlah kebijakan yang dibuat
yang negatif atau mengalami kerugian
oleh perusahaan, misalnya kebijakan pendanaan,
selama tahun 2006-2009. Karena saldo
kebijakan dividen dan kebijakan kompensasi.
ekuitas dan laba yang negatif Sebagai
Smith & Watts (1992) juga menjelaskan
penyebut menjadi tidak bermakna dalam
temuannya mengenai hubungan IOS dengan
penghitungan rasio keuangan.
kebijakan dividen diidentifikasi dengan arus kas
yaitu semakin besar jumlah investasi dalam satu
Jenis Data
periode tertentu, akan semakin kecil jumlah
Data yang diambil dalam penelitian ini
dividen yang diberikan karena perusahaan yang
adalah data sekunder, yang berupa laporan
bertumbuh aktif melakukan kegiatan investasi,
keuangan perusahaan-perusahaan yang tercatat
hal ini menunjukkan adanya hubungan negatif
pada indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia
antara pertumbuhan dengan kebijakan dividen.
pada periode 2006-2009.
Metode
Pengukuran Variabel
Populasi dan Sampel
Variabel independen dalam penelitian ini
Populasi dalam penelitian ini adalah
diukur sebagai berikut :
seluruh perusahaan yang tercatat pada indeks
1. Biaya Keagenan, Para pemegang saham
LQ-45 di Bursa Efek Indonesia pada periode
dapat membatasi divergensi kepentingannya
2006-2009. Dari populasi tersebut difokuskan
dengan memberikan tingkat insetif yang
saja
layak kepada agen dan harus bersedia
pada
kemudian
perusahaan
diseleksi
manufaktur
terlebih
dahulu
yang
untuk
memenuhi kualifikasi sebagai sampel.
Pemilihan
biaya
pengawasan
atau
monitoring cost untuk mencegah hazard dari
penelitian
agen. Kesemuanya itu sering disebut pula
berdasarkan metode purposive sampling dengan
dengan biaya keagenan atau agency cost.
tujuan
untuk
sampel
mengeluarkan
mendapatkan
representatif
sesuai
ditentukan.
Adapun
sampel
yang
Diproksikan dengan prosentase kepemilikan
kriteria
yang
institusional.
kriteria-kriteria
yang
saham yang dimiliki oleh institusi.
dengan
AGENCYC
=
Prosentasi
Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1
*)
Dosen STIEKN Jaya Negara Malang
84
2. Kesempatan Investasi, Kesempatan investasi
variabel dependen. Pengambilan kesimpulan
yaitu sebagai suatu kombinasi antara aktiva
berdasarkan perbandingan antara α dengan Sig.
riil dan opsi investasi dimasa yang akan
F (P-value nilai F). Kesimpulan yang dapat
datang. Pilihan pilihan investasi dimasa
diambil adalah: Jika P-value nilai F < α (α
datang ini kemudian dikenal dengan istilah
=0.05), maka Ho ditolak. Jika P-value nilai F >
set kesempatan investasi atau investment
α (α =0.05), maka Ho gagal ditolak.
opportunity
Diproksikan
set
(IOS),
dengan
Myers
Sales
(1997).
Growth.
Pengujian dengan uji parsial
SALESG = [Total penjualan t – Total
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara
penjualan t-1 ] : [Total penjualan bersih t-1]
masing-masing variabel independen dengan
3. Kebijakan
dividen
adalah
keputusan
variabel dependen, maka digunakan uji t (t-test).
mengenai apakah laba yang diperoleh akan
Pengambilan
dibagikan kepada pemegang saham sebagai
perbandingan antara α dengan Sig. t (P-value
dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba
nilai t). Kesimpulan yang dapat diambil adalah:
ditahan guna pembiayaan investasi dimasa
Jika P-value nilai t < α (α =0.05), maka Ho
datang.
ditolak. Jika P-value nilai t > α (α =0.05), maka
Kebijakan
dividen
diproksikan
dengan dividend payout ratio atau dividend
kesimpulan
berdasarkan
Ho gagal ditolak.
per share dibagi earning per share. DPR =
[Dividen per lembar saham] : [Laba per
Hasil Penelitian
lmbar saham]
Tabel berikut adalah hasil perhitungan
dari uji regresi linier berganda dengan bantuan
Teknik Analisis Data
Statistical Package for Social Science (SPSS)
Analisis data menggunakan regresi berganda
11.0 for windows
(multiple regression) untuk menguji pengaruh
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil analisis Regresi
Linier Berganda
variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen.
Variabel
Uji Hipotesis
B
thitung
Sig t
Ket
X1
0.068
0.642
0.525
Tidak Sig.
X2
0.145
2.536
0.002
Signifikan
R
: 0,605
Pengujian dengan uji simultan
2
R
: 0,366
Pengaruh semua variabel independen secara
F hit
: 3,179
bersama-sama terhadap variabel dependen dapat
Sig F
: 0,014
dilakukan dengan uji F (F-test), dengan kata lain
Sumber : Data Primer diolah
pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
Berdasarkan
pada
tabel
1
dapat
seberapa besar semua variabel independen
diketahui bahwa β1 = 0.068, artinya variabel
secara
biaya keagenan memiliki arah hubungan positif
bersama-sama
dapat
mempengaruhi
Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1
*)
Dosen STIEKN Jaya Negara Malang
85
terhadap Kebijakan dividen, yaitu setiap ada
keagenan tidak berpengaruh terhadap Kebijakan
kenaikan
dividen.
1%
dari
Biaya
keagenan
akan
meningkatkan Kebijakan dividen sebesar 0.068
Hasil
analisis
pengaruh
variabel
dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.
kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen
β1 = 0.145, artinya variabel kesempatan
menunjukan bahwa nilai t
investasi
positif
nilai sig.t = 0,002 lebih kecil dari nilai α = 5 %
terhadap Kebijakan dividen, yaitu setiap ada
(0,05). Hal ini menunjukan bahwa kesempatan
kenaikan 1% dari kesempatan investasi akan
investasi
meningkatkan Kebijakan dividen sebesar 0.145
dividen.
memiliki
arah
hubungan
berpengaruh
hitung
= 2,536 dengan
terhadap
Kebijakan
dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.
Berdasarkan
diketahui
bahwa
pada
tabel
besarnya
dapat
Pembahasan
koefisien
Keputusan mengenai apakah laba yang
korelasi berganda (R) adalah 0,605 hal ini
diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada
menunjukan bahwa besarnya hubungan antara
pemegang saham sebagai dividen atau akan
biaya
investasi
ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
0,605.
pembiayaan investasi di masa datang tidak
Sedangkan Besarnya nilai koefisien determinasi
dipengaruhi oleh biaya keagenan, hal ini karena
keagenan dan
dengan
kebijakan
nilai
1
kesempatan
dividen
sebesar
2
(R ) adalah 0,366 hal ini menunjukan bahwa
kebijakan dividen terkait dengan hubungan
besarnya
antara
pengaruh
biaya
keagenan
dan
manajer
dan
pemegang
saham.
kesempatan investasi dengan kebijakan dividen
Kepentingan dari pemegang saham dan manajer
sebesar 0,366 atau (36,6%) dan sisanya sebesar
bisa berbeda dan mungkin bisa menimbulkan
0,634 atau 63,4 % dipengaruhi oleh faktor lain
konflik.
yang tidak dimasukan dalam model.
pembagian
dividen
perusahaan
membutuhkan dana yang besar
Berdasarkan
tebel
1,
variabel
Misalnya,
manajer
yang
menghendaki
kecil
karena
independen yang diteliti yaitu biaya keagenan
untuk mendanai investasinya, sementara para
dan
pemegang
kesempatan
investasi
secara
serentak
berhubungan terhadap variabel dependen yaitu
Kebijakan dividen. Hal ini dapat dilihat pada
saham
menghendaki
pembagian
dividen yang besar.
Kesempatan
investasi
berpengaruh
tingkat signifikannya 0.010 yang lebih kecil dari
terhadap Kebijakan dividen, hal ini dapat
nilai α =0.05.
dijelaskan bahwa salah satu kebijakan yang
Hasil analisis pengaruh variabel biaya
keagenan
terhadap
dividen
ialah melalui perluasan usaha perusahaan yang
= 0,642 dengan
sedang mengalami pertumbuhan memerlukan
nilai sig.t = 0,525 lebih besar dari nilai α = 5 %
dana dana yang lebih besar guna membiayai
(0,05). Hal ini menunjukan bahwa biaya
ekspansi (perluasan) usahanya. Besarnya bagian
menunjukan bahwa nilai t
kebijakan
diambil manajemen dalam meningkatkan laba
hitung
laba yang akan dibayarkan sebagai dividen
Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1
*)
Dosen STIEKN Jaya Negara Malang
86
terkait dengan besarnya dana yang diperlukan
perusahaan dan kebijakan manajemen mengenai
J. Fred Weston, Eugene F. Brigham., DasarDasar Manajemen Keuangan, Jilid 2,
Erlangga, Jakarta, 1999
sumber dana yang akan digunakan, baik internal
maupun eksternal. Sumber dana baru yang
merupakan
penjualan
modal
saham
Manajemen
ditahan
baru
cenderung
karena
menimbulkan
(equity)
dan
berupa
laba
ditahan.
memanfaatkan
penjualan
biaya
dapat
saham
peluncuran
laba
baru
saham
(floatation cost), seperti biaya cetak saham dan
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis
Investasi, Edisi 2, BPFE- Yogyakarta,
Yogyakarta, 2000
Keown
dkk,
Dasar-Dasar
Manajemen
Keuangan, Buku 1-2, Salemba Empat,
Jakarta, 2000
Litner, J. “Distribution of Incomes of
Corporation among Dividens, Retained
Earning, and Taxes”, American Economic
Review 46,hal 97-113, 1956
biaya emisi. Sehingga alternatif yang diambil.
DAFTAR PUSTAKA
Atika
Jauhari Hatta, Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Kebijakan
Dividen:
Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder,
JAAI, Vol 6 No 2, Desember 2002, Hal 122
Easterbrook,
F.H.
1984.
Agency-Cost
Explanation of Dividend. American
Economic Review. Pp. 650 -659
Eisenhardt, K.M. 1984. Agency Theory: An
Assesment and Review. Academy of
Management Review. Pp. 57 -74
Fauzan, Hubungan Biaya Keagenan, Resiko
Pasar, dan Kesempatan Investasi dengan
Kebijakan Dividend, Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 1 No. 2, September 2002,
Hal. 114 – 135
Gujarati, Damodar. Ekonometrika
Erlangga, Jakarta, 1998
Dasar,
Halim, Abdul. Analisis Investasi, Edisi Pertama,
Jakarta, Salemba Empat, 2003
Husnan, Suad. 1993. Pembelanjaan Perusahaan
Dasar – Dasar Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: Liberty
Jensen, M.C. 1986. Agency Cost and Free Cash
Flow, Corporate Finance, and Takeovers.
American Economic Review. pp. 323 -329
Mahadwartha, P.A. 2002. Interdependensi
Antara Kebijakan Leverage dengan
Kebijakan Deviden : Persepektif Teori
Keagenan. Simposim 6 April Jurnal Riset
Akuntansi, Manajemen, Ekonomi. STIE –
Yogyakarta. pp. 201 -220
Riyanto, Bambang. Dasar-dasar Pembelanjaan
Perusahaan,
Edisi
empat,
BPFE,
Yogyakarta, 1995
Rozeff, M.S. 1982. Growth, Beta and Agency
Cost as Determinants of Dividend Payout
Ratios. Journal of Financial Research. pp.
249-259
Septiyanti. 2003. Analisis Hubungan antara
Kepemilikan Saham Minoritas dan
Dividend Payout Ratio dengan Laba
Sebagai Variabel Pemoderasi. Proceding
Simposium Nasional Akuntansi VI.
UNAIR Surabaya. pp. 588-600
Subekti, Imam dan Kusuma, indra Wijaya. 2000.
Asosiasi antara Set Kesempatan investasi
dengan Kebijakan Pendanaan dan Dividen
Perusahaan, serta Implikasinya pada
Perubahan Harga Saham. Proceding
Simposium Nasiona! Akuntansi III. UI —
Jakarta. pp. 820-850
Sudarma, Made. 2003. How Companies Set
Their Dividend-Payout Ratios. Materi
Kuliah Seminar Manajemen Keuangan.
PPA — UNIBRAW: Malang. pp. 133-139
Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1
*)
Dosen STIEKN Jaya Negara Malang
87
Shleifer, A. dan R.W. Vishny. 1997. A Survei of
Corporate Governance. Journal of
FInance. pp. 737-783
Widarjono, Agus. Ekonometrika: Teori dan
Aplikasi. Ekonisia FE UII, Yogyakarta,
2005
Smith, C.W. dan R.L. Watts. 1992. The
investment Oppurtunity Set and Corporate
Financing, Dividend and Compensation
Policies. Journal of Finance Economics.
pp. 263-292.
Santoso, Singgih. SPSS Versi 10.0 Mengolah
Data Statistik Secara Profesional, PT
Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001
Zaki Baridwan, Intermediate Accounting, BPFEYogyakarta, Yogyakarta, 2000
Souza,
Sri
D.J. “Agency cost, market risk,
investment opportunities and dividen
policy: An international perspective”,
Journal of Managerial Finance vol.25,
1999
Sudarsi, Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Dividend Payout Ratio
Pada Industri Perbankan yang Listed di
Bursa Efek Jakarta (BEJ), Jurnal Bisnis
dan Ekonom, Vol. 9 No.1, 1 Maret
2002, Hal 76-88
Suad Husnan, Emy Pudjiastuti, Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan, UPP AMP
YKPN, Yogyakarta, 1994
Venkatesh. P. 1989. The Impact of Dividend
Initiation on the Information Content of
Earning Announcement and Return
Volatility. Journal of Business. Pp. 175198
Watts, Ross L. dan J .L. Zimmermen. 1986.
Positive Accounting Theory. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc
Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1
*)
Dosen STIEKN Jaya Negara Malang
88
Download