PENGARUH BIAYA KEAGENAN DAN KESEMPATAN INVESTASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Pada Perusahaan LQ-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Eny Lestari Widarni*) ABSTRACT Target of this research is to determine relation among expense of agent, and opportunity of invesment with policy of dividend related to policy of dividend and expected by this research can give contribution to science in the field of accountancy, specially variables related to ratio payout dividend. Population in this research is all noted company at index of LQ-45 in Stock Exchange Indonesia, used by analysis is regresi. Result of research is the expense of agent do not have an effect on to policy of dividend, while opportunity of invesment give influence to policy of dividend. Keyword : expense of agent, opportunity of invesment and policy of dividend Pasar modal mempunyai peranan penting Pertimbangan kebijakan dividen dapat dalam kehidupan ekonomi suatu negara, peranan ditinjau dari behavioral science (walaupun tersebut mempunyai kesamaan antara satu aspek kuantitatif keuangan lebih ditonjolkan) negara modal karena adanya dampak dari perilaku manajemen Indonesia diakui mempunyai peran strategis dan pemegang saham yang mempengaruhi dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran keputusan utama pasar modal adalah menjadi lembaga Perilaku manajemen dan pemegang saham yang merupakan suatu hubungan atau kontrak antara dengan negara lain. melakukan pemupukan Pasar modal dan mobilisasi dana secara produktif. (Mahadwartha, 2002). principal selaku pemilik atau pemegang saham Pasar modal merupakan jembatan untuk mendistribusikan tersebut kesejahteraan kepada dan agent selaku manajer. Principal termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterakan masyarakat khususnya kepada pemegang surat diriya berharga perusahaan, misalnya pemegang surat meningkat, sedangkan agent termotivasi untuk berharga akan menerima dividen dan capital memaksimalkan pemenuhan-pemenuhan ekono- gains (Machfoedz & Na’im, 1996). Besarnya mi dan psikologisnya. dividen tergantung besarnya laba yang diperoleh atas selalu laba yang keputusan mengenai besarnya bagian dibayarkan keuntungan yang dibagikan kepada perusahaan memperoleh laba pada tahun yang pemegang saham dan bagian yang akan ditahan bersangkutan. Namun indikasi kebijakan dividen oleh perusahaan sebagai retained earnings untuk menentukan dividend payout-nya dapat (Levy & Sarnat, 1990). Perbandingan antara dihubungkandengan aspek behavioral, dimana dividen keputusan keuntungan merupakan atau didasarnya yang dan akan dividen Dividen profitabilitas perusahaan dan kebijakan dengan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio). dihasilkan perusahaan, dengan kata lain dividen kepada ini pemegang syarat saham dengan jika berbagai pertimbangan yang akan dilakukan oleh pihak Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1 *) Dosen STIEKN Jaya Negara Malang 76 manajemen. Salah mendasar bahwa satu hal yang kebijakan paling dalam bidang akuntansi, khususnya mengenai manajemen variabel-variabel yang berhubungan dengan meningkatkan dividen hanya dila-kukan bila dividend payout ratio. mereka memiliki keyakinan akan dapat menjaga stabilitas divi-den pada masa yang akan datang Konsekuensi Kebijakan Dividen agar tetap sticky. Perusahaan selain diperhadapkan pada Kebijakan dividen terkait juga dengan keputusan investasi dan pem-belanjaan jangka hubungan antara manajer dengan para pemegang panjang, juga diperhadapkan pada masalah saham. Kepentingan dari pemegang saham dan keputusan untuk menentukan berapa banyak manajer mungkin bias dividen yang harus dibagikan kepada peme-gang menimbulkan suatu konflik, misalnya manajer sahamnya. Ketiga keputusan ini (kombinasinya) menghendaki pembagian dividen yang kecil akan karena perusahaan membutuhkan dana yang perusahaan, yang mencerminkan dari sahamnya besar untuk mendanai investasinya sedangkan (Husnan, pemegang hakekatnya menentukan berapa banyak bagian bias berbeda dan saham menghendaki pembagian mempunyai 1993). pengaruh terhadap Keputusan dividen nilai pada dividen yang besar. Konflik yang terjadi akan keuntungan menimbulkan biaya keagenan (Easterbrook, pemegang saham, dan berapa banyak yang akan 1984). ditahan. Kebijakan dividen terkait juga dengan kesempatan investasi, akan dibagikan kepada Menurut Rozeff dalam sudarma (2003) kesempatan mengungkapkan bahwa tidak ada kebijakan investasi menjanjikan hasil pengembalian yang dividen yang terbaik untuk suatu perusahaan lebih yang yang dinyatakan. Berdasarkan hal ini, Roseff disyaratkan, para pemegang saham akan lebih mempertimbangkan dua hal yang paling menda- senang laba. sar yaitu: pertama logika pasar sempurna, Sebaliknya jika hasil pengembalian lebih kecil dengan asumsi tidak ada biaya untuk pembelian daripada yang disyaratkan, mereka akan lebih atau pengeluaran securities, tidak ada pajak, suka jika dividen dibagikan. Rozef (1982) dalam tidak ada efek informasi dividen, dan tidak ada penelitiannya menyimpulkan adanya hubungan konflik kepentingan antara manager perusahaan negatif yang signifikan antara pertumbuhan dengan security holder-maintain bahwa suatu penjualan dengan dividend payout ratio. kebijakan besar jika Tujuan daripada apabila yang pengembalian perusahaan penelitian menahan ini adalah untuk dividen mempengaruhi nilai ti-dak pasar. semestinya Kedua, bukti menentukan hubungan antara biaya keagenan, menyatakan bahwa logika ini dapat diperluas dan kesempatan investasi dengan kebijakan pada dunia nyata dengan menunjukkan tinggi dividen dan yang berkaitan dengan kebijakan rendahnya dividen dibursa belum dividen dan diharapkan penelitian ini dapat menyajikan investor dengan pengembalian yang memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan berbeda. Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1 *) Dosen STIEKN Jaya Negara Malang 77 Senada dengan pernyataan Rozeff, maka membayar bagian yang lebih besar la-banya Husnan (1993) mengemuka-kan bahwa dalam kepada pihak luar. Sebaliknya perusahaan kondisi pasar modal yang sempurna dimana dengan pertumbuhan yang rendah berusaha ditunjukkan bahwa kebijakan dividen ternyata menarik tidak apapun investasinya deng-an mengorbankan sebagian kebijakan dividen, berapapun dividen yang akan besar labanya dalam bentuk dividen maupun dibagikan dan akan dita-han, ternyata tidak bunga (Subekti dan Kusuma, 2001). Smith dan mempengaruhi kemakmuran pemegang saham Watts (1992) menunjukkan suatu bukti bahwa (tidak mempengaruhi harga saham). Sedangkan perusahaan yang tumbuh cenderung untuk kebijakan dividen dalam pasar yang tidak mengikuti kebijakan pembayaran dividen yang sempurna lebih rendah untuk menurunkan masa-lah- relevan. Dengan dimana kata akan lain terlihat pengaruh- dana dari luar untuk pengaruh berbagai fak-tor yang menyebabkan masalah agency yang berasosiasi kebijakan dividen menjadi relevan. kebebasan aliran kas. mendanai dengan Berdasarkan dividend signaling theory, Menurut Rozeff dalam Sudarma (2003) peningkatan dividen memberi signal positif mengungkapkan suatu model yang diusulkan mengenai peningkatan aliran kas (cash flow) oleh Higgins dengan asumsi bahwa kebijakan dimasa menda-tang (Ismiyanti dan Hanafi, dividen 2003). Informasi ini digunakan oleh pihak in- mereka untuk memelihara target hutang/rasio vestor equity tanpa terlalu sering mempercayakan pada untk membeli saham, peningkatan peru-sahaan mencerminkan permintaan saham menyrbabkan harga saham pembiayaan dicerminkan oleh tingkat fluktuasi return saham struktur capital perusahaan, level perencanaan yang relatif rendah dan kondisi ini menunjukkan investasi tingakt risiko yang rendah. Disamping itu, merupakan variabel major yang mempengaruhi Brigham keputusan dividen. Model target dividend payout et. Irrilevance al. (1999) theory dengan dividend mengungkap-kan bahwa ini eksternal. baru dihasilkan Di untuk dari samping usaha cash sebuah flow proses target operasi yang kebijakan dividen tidak berpengaruh baik pada menyeimbangkan dua offsetting pertimbangan harga yaitu; saham pe-rusahaan maupun biaya pertama suatu keinginan untuk modalnya, dan nilai perusahaan ditentukan oleh menghindari atau memperkecil flotation cost laba dan risiko bisnis, atau tergantung pada yang berhubungan dengan equity baru yang income yang diharapkan dari asetnya. ditawarkan (disebabkan tingginya dividen yang Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi mempunyai kesempatan dibayarkan), dan kedua suatu usaha menentang besar untuk memper-kecil biaya yang membawa memungkinkan untuk membayar dividen pada aktiva lancar berlebihan (sebagai hasil terlalu rendah karena mereka mempunyai profitable rendah kebijakan payout). dalam mendanai investasinya secara internal sehing-ga perusahaan tidak tergoda untuk Menurut teori optimal payout ratio bahwa sebagian besar kebijakan dividen bersifat Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1 *) Dosen STIEKN Jaya Negara Malang 78 residual yang memperkecil jumlah biaya-biaya memiliki dari pem-biayaan modal baru dan membawa mengejar kepentingan dirinya dan sudah ti-dak securities berlebihan. Akhirnya dengan tingkat berdasar tarif dividen dalam pengambilan keputus-an pendanaan. Hal dibandingkan keuntungan mo-dal adalah sebagai ini merupakan konsekuensi dari pemisahan suatu pengaruh negatif terhadap level dividen. fungsi penge-lolaan dengan fungsi kepemilikan Proses pengambilan keputusan dividen mungkin atau biasa disebut the separation of the decision- mengabaikan making and risk beating function of the firm. yang tinggi untuk pengaruh pajak dari pajak, suatu sangahan yang rasional bahwa semua pemegang saham menginginkan meminimalkan biaya manajemen transaksi untuk dengan peningkatan dana dari surat berharga eksternal. kecenderungan memaksimalkan bertindak nilai untuk perusahaan Konsep agency theory merupakan suatu hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Principal memperkerjakan agent melakukan tugas un-tuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian otoritas pengambilan Kebijakan Dividen Pendekatan Agency ke-putusan dari principal kepada agent. Asumsi Theory agency theory bahwa masing-masing individu Pada perusahaan hakekatnya, tujuan adalah utama memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham yang merupakan principal dari pengelolaan perusahaan yang semata-mata termotivasi untuk kepentigan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konlik kepentingan antara principal dan agent. Konflik potensial agents Atau dengan kata lain, manajer yang diangkat (stockholder/pemilik) menimbulkan agency cost oleh pemegang saham harus bertindak untuk (Jensen dan Meckling, 1976). Maahadwartha kepentingan pemegang saham, tetapi ternyata (2002) mengemukakan bahwa agency cost sering ada konflik an-tara manajemen dengan model me-rupakan model ekonomi mainstream pemegang saham. Konflik ini disebabkan karena yang sering digunakan untuk menjelas-kan adanya perbedaan kepentingan antara manajer fenomena dividend payout. Agency cost dapat dan pemegang saham. memberikan pemahaman yang rasional dan jelas memiliki kecenderungan berperilaku untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, dan antar diserahkan kepada manajemen selaku agent. Manajemen selaku pengelola perusahaan (managers) kepentingan principals mengenai mengapa dividen ada? Dan mengapa mempunyai pola cross sectional yang dapat diobservasi. dan ke-cenderungan untuk menyukai risiko. Agency cost akan muncul bila manager Jensen dan Meckling (1976) menyata-kan sekaligus pemegang saham (owner-manager) bahwa masalah agency akan terjadi bilamana menjual sebagaian proporsi kepemilikan ma-nager atas saham investor luar (outside equity owner). Owner- perusahaan jkurang dari 100% shingga manager manager berusaha memaksimalkan kekayaan kepemilikannya kepada dengan mengorbankan outside equity owner Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1 *) Dosen STIEKN Jaya Negara Malang 79 yang akan melakukan ketat pihak kedua. Aliran principal agent research terhadap tindakan owner manager (Rozeff, mempunyai cakupan yang luas, namun untuk 1982). Pembayaran dividen akan menjadi alat menjelaskan kebijakan dividen dalam perspektif monitoring agency theory lebih berorientasi pada aliran atau penga-wasan bonding kemampuan manajemen. positivist agency theory yang sesuai dengan Megginson (1997) menjelaskan model karakteristik fenomena yang terjadi. agency cost, pembayaran divi-den sebagai Menurut Shleifer dan Vishny (1997) tindakan untuk memaksimalkan nilai oleh bahwa masalah agency funda-mental pada manager untuk me-minimalkan biaya karena perusahaan besar disebagian besar negara adalah konflik konflik antara outside investor dan controller keagenan aantara manager dan pemegang saham yang muncul pada perusahaan shareholders yang hampir publik, dimana terdapat pembagian antara mengendalikan kepemilikan dan pengendalian. Pembayaran sebenarnya masalah agency yang dihadapi dividen bagi perusahaan hanya dapat ditentukan perusahaan lebih kompleks. Proteksi investor melalui trial and error. Agency cost muncul yang lebih baik ber-asosiasi dengan dividend kapan saja dari owners-managers menjual payout yang lebih tinggi dan sebaliknya (La membagikan saham bursa mereka kepa-da Porta et. al., 2000). Pemegang saham yang outside security yang tidak mempunyai suara di merasa terproteksi dengan baik akan bersedia dalam manajemen. menerima pembayaran dividen yang rendah dan manajer. Hal sepenuhnya ini berarti Kebijakan dividen dapat ditinjau dari tingkat reinves-taasi yang tinggi dari perusahaan perspektif agency theory, dima-na terdapat yang memiliki peluang pertumbuhan yang tinggi dampak perilaku manajemen dan pemegang karena adanya keyakinan investasi tersebut akan saham menghasilkan pem-bayaran dividen yang lebih yang mem-pengaruhi keputusan keuangan perusahaan. Perilaku principal – agent tinggi. da-lam perusahaan membawa pengaruh adanya Smith dan Watts (1992) menunjukkan konflik kepentingan yang dige-rakkan oleh bukti empiris bahwa perusaha-an yang tumbuh governance mechanism (Eisenhardt, 11989). cenderung untuk mengikuti kebijakan dividen Menurut Eisen-hardt (1989) teori keagenan yang lebih rendah untuk menurunkan masalah- dapat diklasifikasikan atas dua aliran yaitu posi- masalah tives memfokuskan kebebasan aliran kas perusahan. Hal lain yang pembahasan mengenai hubungan antara pihak ditemukan bahwa perusahan yang tumbuh agent (manajemen) dengan principal (pemegang cenderung untuk membayar gaji dan upah yang saham), dan principal agent research membahas lebih tinggi pada top eksekutifnya dan lebih hubungan atau konflik kepentingan antara satu banyak menggunakan stock option plans dalam pihak dengan pihak lainnya dimana pihak satu kebijakan bonusnya. Hasil ini mendukung tidak melaksana-kan instruksi atau perintah bahwa agency theory yang agency keputusan yang berasosiasi kebijak-an dengan perusahaan Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1 *) Dosen STIEKN Jaya Negara Malang 80 dimotivasi oleh kemauan manager untuk menurunkan tingkat payout, maka manager akan menyelesaikan po-tensi konflik secara efisien sedapat mungkin menghindari penurunan secara antara perusahaan dengan pihak internal dan drastis. Hal ini didukung bukti empiris dari De eksternal yang melakukan contracting. Angelo dan Skinner (1992), serta penelitian Di samping itu, kepemilikan saham dapat Michaely et. al. (1995) yang menunjukkan mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen bahwa reaksi negatif harga saham terhadap jika perusahaan tersebut memperoleh laba. penghapusan di-viden lebih besar dibandingakn Sutrisno dengan reaksi positif dari pengumuman di- (2000) dalam Septiyanti (2003) menyatakan bahwa laba daan kepemilikan saham merupakan determinan dividend payout viden. Menurut Rozeff pembayaran bahwa laba dan kepemilikan saham yang diuji monitoring secara terpisah (bukan interaksi) menunjukkan perusahaan cenderung untuk mem-bayar dividen hasil yang signifikan. Kepemilikan saham dapat yang lebih tinggi jika manager memiliki mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen proporsi saham yang lebih rendah. Selanjutnya kontijen terha-dap laba dengan asumsi dasar Rozeff bahwa pembayaran dividen sangat tergantung menyatakan bahwa pembayaran dividen pada pada laba yang diperoleh perusahaan. pemegang saham akan mengurangi ke-kuasaan kepemilikan mempengaruhi adalah bahwa ratio, namun hasil peneli-tiannya menemukan Struktur dividen (1982) perusahaan. (1982) dan Ini bagian berati Easterbrook dari bahwa (1994) sumber-sumber dana yang dikendalikan oleh kebijakan dividen, semakin ter-diversifikasi manager, sehingga mengurangi struktur kepemilikan maka dividend payout manager dan pembuat pembayaran dividen semakin tinggi, sehingga dapat dikatakan pada mirip dengan monitoring capital market yang perusahaan milik negara atau private, maka terjadi jika perusahaan memperoleh modal baru. kecenderungannya adalah tidak membagikan Asumsi dari Miller dan Modigilani dan dividen sedangkan perusahaan publik biasanya keuangan membagikan dividen. Menurut Rozeff (1982) manajemen dan Easter-brook (1984) mengungkapkan bahwa reasonably penggunaan dividen merupakan sa-lah satu cara dipisahkan. Asumsi ini didukung oleh dua untuk mengurangi agency cost. mekanisme pa-sar yaitu: pertama pasar untuk Mahadwartha (2002) menunjukan bukti empiris bahwa perusahaan melakukan modrn bahwa dan stockholder kekuasaan consonom yang ke-pentingan merupakan tidak dapat mengontrol perusahaan memastikan peru-sahaan tidak sedang menuju untuk memaksimalkan smoothing pembayaran dividen. Maanajer tidak kesejahteraan stockhol-der akan menarik akan menaikkan dividen bila mereka tidak yakin penawran pengambilan-alihan oleh manajemen bahwa earning akan meningkat secara per- yang lebih mampu dan efisien. Kedua suatu manen untuk mendukung payout ratio yang pasar tenaga kerja yang kompetitif untuk tinggi tersebut. Atau sebaliknya, bila akan manager perusahaan juga harus beroperasi Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1 *) Dosen STIEKN Jaya Negara Malang 81 seperti manager tidak harus bertindak dalam sama. Kedua kelompok ini tak memiliki akses kepentingan stockholders yang digantikan. Jika yang sama pada informasi mengenai perusahaan. kedua pasar ini berfungsi dengan sempurna, Dengan demikian, kita harus mengasumsikan tanpa biaya friksi lain struktur pemilik peru- bahwa sahaan memaksimumkan kekayaan pemegang saham. tidak menjadi perhatian penting perusahaan (Rozeff dalam Sudarma, 2003) manajemen berdedikasi untuk Artinya kita membuat dugaan awal bahwa nilai pasar perusahaan dengan pemilik dan manajer yang terpisah tidak akan berbeda dengan Kebijakan Dividen Kebijakan dividen adalah keputusan perusahaan yang dilkelola oleh pemiliknya. Dua diperoleh kemungkinan bisa membantu manajer melihat perusahaan akan dibagikan kepada pemegang keadaan seperti investasi modal melihatnya (1) saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam Nilai pasar rendah bisa menarik tawaran bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi pengambilalihan, dan (2) pasar tenaga kerja di masa datang. Laba ditahan merupakan salah yang bersaing bisa memungkinkan investor satu sumber dana yang paling penting untuk mengganti manajer yang tak kooperatif. Artinya, membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan jika dividen merupakan pembagian keuntungan yang kebutuhan diberikan perusahaan penerbit saham atas pemegang saham, investor baru bisa membeli keuntungan perusahaan saham, menguasai perusahaan, dan menggeser (Husnan, 1994). Dividen yang akan dibagi manajemen. Jika manajemen yang sekarang perusahaan dapat berupa dividen kas, yaitu kurang mendukung pemilik, pemilik selalu dapat pemberian kas atau uang tunai kepada pemegang mencari manajer lain yang mau bekerja untuk saham. Dividen saham, yaitu kepada para kepentingan investor. Jika kedua mekanisme pemegang saham diberikan tambahan saham pasar bekerja dengan sempurna tanpa biaya sehingga jumlah lembar saham yang dimilikinya apapun, konflik bisa tetap ada, dan harga saham akan bertambah karena adanya keputusan suatu perusahaan yang dimiliki oleh investor dikeluarkannya dividen saham tersebut. Jenis- yang terpisah dari manajemen bisa dibawah jenis dividen yang lainnya antara lain adalah harga saham perusahaan yang dikuasai penuh. dividen kas Perbedaan dalam harga adalah biaya konflik likuidasi pada pemilik, yang disebut biaya agensi. mengenai apakah yang utang, (Property laba yang dihasilkan dividen Dividend), aktiva dividen selain (Baridwan, 2000). manajemen Seperti kita ketahui bersama bahwa manajer dan investor biasanya bukan orang yang sensitif memaksimumkan mengenai kekayaan Kebijakan dividen terkait dengan hubungan antara Biaya Keagenan (Agency Cost) tidak manajer dan pemegang saham. Kepentingan dari pemegang saham dan manajer bisa berbeda dan mungkin bisa menimbulkan konflik. pembagian Misalnya, dividen manajer yang menghendaki kecil karena Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1 *) Dosen STIEKN Jaya Negara Malang 82 perusahaan membutuhkan dana yang besar biaya keagenan dengan dividen payout ratio. untuk mendanai investasinya, sementara para Dermawan pemegang menggunakan kepemilikan institusional untuk saham menghendaki pembagian dividen yang besar. (1997) dalam penelitiannya memproksikan biaya keagenan, menyimpulkan Konflik yang terjadi dapat menimbulkan bahwa variabel tersebut tidak mempunyai biaya keagenan. Dalam agency conflic, aktifitas hubungan yang signifikan pemonitoran oleh pihak luar sangat diperlukan. pembayaran dividen dan arah hubungannya Salah satu pemonitor dari luar perusahaan adalah negatif. Souza (1999) menggunakan adalah investor institusional, semakin banyak prosentase jumlah pemonitor maka kemungkinan terjadinya memproksi biaya keagenan dan menemukan konfilk akan semakin rendah, hal ini berarti akan adanya hubungan antara dividend payout. kepemilikan dengan institusi rasio untuk menurunkan biaya keagenan, Sedangkan cara untuk mereduksi biaya keagenan adalah dengan Kesempatan Investasi pembayaran dividen kepada pemegang saham. Penjelasan tersebut Salah satu kebijakan yang diambil menunjukkan manajemen dalam meningkatkan laba ialah adanya suatu keterkaitan antara biaya keagenan melalui perluasan usaha perusahaan yang sedang yang mengalami pertumbuhan memerlukan dana dana diproksikan kepemilikan saham dengan oleh prosentase institusi dengan yang lebih besar guna membiayai ekspansi kebijakan dividen. Jensen & Meckling (1976) (perluasan) usahanya. Besarnya bagian laba mengemukakan yang akan dibayarkan sebagai dividen terkait pentingnya aktifitas pemonitoran oleh pihak eksternal dalam agency dengan conflict. untuk perusahaan dan kebijakan manajemen mengenai memonitor manajemen merupakan salah satu sumber dana yang akan digunakan, baik internal bentuk biaya keagenan (Easterbrook, 1984). maupun eksternal. Sumber dana baru yang Demsey & Laber (1992) dalam penelitiannya merupakan mengenai pengaruh biaya keagenan terhadap penjualan rasio pembayaran dividen dengan menggunakan Manajemen kepemilikan saham oleh insider dan shareholder ditahan dispersion sebagai proksi untuk biaya keagenan menimbulkan menyimpulkan (floatation cost), seperti biaya cetak saham dan Biaya yang bahwa dikeluarkan insider ownership berhubungan negatif dengan rasio pembayaran besarnya modal saham dana (equity) baru cenderung karena yang dan dapat berupa laba ditahan. memanfaatkan penjualan biaya diperlukan saham peluncuran laba baru saham biaya emisi. Sehingga alternatif yang diambil dividen. Hexter (1998) dalam penelitiannya Kesempatan Investasi atau investment menggunakan insider ownership, ownership opportunity yaitu sebagai suatu kombinasi concentration untuk antara aktiva riil (assets in place) dan opsi memproksikan biaya keagenan dan menemukan dimasa yang akan datang. Pilihan-pilihan dimasa adanya hubungan positif yang signifikan antara datang ini kemudian dikenal dengan istilah set dan free cash flow Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1 *) Dosen STIEKN Jaya Negara Malang 83 kesemptan investasi atau investment opportunity digunakan set (IOS) (Myers, 1997 dalam Hamidi, 2003). berikut: Perusahaan yang sedang 1. Perusahaan pertumbuhan (aktif melakukan mengalami untuk memilih sampel yang sebagai digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah perusahaan yang investasi) akan membutuhkan dana yang besar, membagikan dividen pada periode 2006- sehingga 2009. kebijakan dividen mungkin bisa terpengaruh. Smith & Watts (1992) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan 2. Sampel adalah perusahaan yang tidak akan menunjukkan adanya saldo total ekuitas mempengaruhi sejumlah kebijakan yang dibuat yang negatif atau mengalami kerugian oleh perusahaan, misalnya kebijakan pendanaan, selama tahun 2006-2009. Karena saldo kebijakan dividen dan kebijakan kompensasi. ekuitas dan laba yang negatif Sebagai Smith & Watts (1992) juga menjelaskan penyebut menjadi tidak bermakna dalam temuannya mengenai hubungan IOS dengan penghitungan rasio keuangan. kebijakan dividen diidentifikasi dengan arus kas yaitu semakin besar jumlah investasi dalam satu Jenis Data periode tertentu, akan semakin kecil jumlah Data yang diambil dalam penelitian ini dividen yang diberikan karena perusahaan yang adalah data sekunder, yang berupa laporan bertumbuh aktif melakukan kegiatan investasi, keuangan perusahaan-perusahaan yang tercatat hal ini menunjukkan adanya hubungan negatif pada indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia antara pertumbuhan dengan kebijakan dividen. pada periode 2006-2009. Metode Pengukuran Variabel Populasi dan Sampel Variabel independen dalam penelitian ini Populasi dalam penelitian ini adalah diukur sebagai berikut : seluruh perusahaan yang tercatat pada indeks 1. Biaya Keagenan, Para pemegang saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia pada periode dapat membatasi divergensi kepentingannya 2006-2009. Dari populasi tersebut difokuskan dengan memberikan tingkat insetif yang saja layak kepada agen dan harus bersedia pada kemudian perusahaan diseleksi manufaktur terlebih dahulu yang untuk memenuhi kualifikasi sebagai sampel. Pemilihan biaya pengawasan atau monitoring cost untuk mencegah hazard dari penelitian agen. Kesemuanya itu sering disebut pula berdasarkan metode purposive sampling dengan dengan biaya keagenan atau agency cost. tujuan untuk sampel mengeluarkan mendapatkan representatif sesuai ditentukan. Adapun sampel yang Diproksikan dengan prosentase kepemilikan kriteria yang institusional. kriteria-kriteria yang saham yang dimiliki oleh institusi. dengan AGENCYC = Prosentasi Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1 *) Dosen STIEKN Jaya Negara Malang 84 2. Kesempatan Investasi, Kesempatan investasi variabel dependen. Pengambilan kesimpulan yaitu sebagai suatu kombinasi antara aktiva berdasarkan perbandingan antara α dengan Sig. riil dan opsi investasi dimasa yang akan F (P-value nilai F). Kesimpulan yang dapat datang. Pilihan pilihan investasi dimasa diambil adalah: Jika P-value nilai F < α (α datang ini kemudian dikenal dengan istilah =0.05), maka Ho ditolak. Jika P-value nilai F > set kesempatan investasi atau investment α (α =0.05), maka Ho gagal ditolak. opportunity Diproksikan set (IOS), dengan Myers Sales (1997). Growth. Pengujian dengan uji parsial SALESG = [Total penjualan t – Total Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara penjualan t-1 ] : [Total penjualan bersih t-1] masing-masing variabel independen dengan 3. Kebijakan dividen adalah keputusan variabel dependen, maka digunakan uji t (t-test). mengenai apakah laba yang diperoleh akan Pengambilan dibagikan kepada pemegang saham sebagai perbandingan antara α dengan Sig. t (P-value dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba nilai t). Kesimpulan yang dapat diambil adalah: ditahan guna pembiayaan investasi dimasa Jika P-value nilai t < α (α =0.05), maka Ho datang. ditolak. Jika P-value nilai t > α (α =0.05), maka Kebijakan dividen diproksikan dengan dividend payout ratio atau dividend kesimpulan berdasarkan Ho gagal ditolak. per share dibagi earning per share. DPR = [Dividen per lembar saham] : [Laba per Hasil Penelitian lmbar saham] Tabel berikut adalah hasil perhitungan dari uji regresi linier berganda dengan bantuan Teknik Analisis Data Statistical Package for Social Science (SPSS) Analisis data menggunakan regresi berganda 11.0 for windows (multiple regression) untuk menguji pengaruh Tabel 1. Rekapitulasi Hasil analisis Regresi Linier Berganda variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel Uji Hipotesis B thitung Sig t Ket X1 0.068 0.642 0.525 Tidak Sig. X2 0.145 2.536 0.002 Signifikan R : 0,605 Pengujian dengan uji simultan 2 R : 0,366 Pengaruh semua variabel independen secara F hit : 3,179 bersama-sama terhadap variabel dependen dapat Sig F : 0,014 dilakukan dengan uji F (F-test), dengan kata lain Sumber : Data Primer diolah pengujian ini dilakukan untuk mengetahui Berdasarkan pada tabel 1 dapat seberapa besar semua variabel independen diketahui bahwa β1 = 0.068, artinya variabel secara biaya keagenan memiliki arah hubungan positif bersama-sama dapat mempengaruhi Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1 *) Dosen STIEKN Jaya Negara Malang 85 terhadap Kebijakan dividen, yaitu setiap ada keagenan tidak berpengaruh terhadap Kebijakan kenaikan dividen. 1% dari Biaya keagenan akan meningkatkan Kebijakan dividen sebesar 0.068 Hasil analisis pengaruh variabel dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen β1 = 0.145, artinya variabel kesempatan menunjukan bahwa nilai t investasi positif nilai sig.t = 0,002 lebih kecil dari nilai α = 5 % terhadap Kebijakan dividen, yaitu setiap ada (0,05). Hal ini menunjukan bahwa kesempatan kenaikan 1% dari kesempatan investasi akan investasi meningkatkan Kebijakan dividen sebesar 0.145 dividen. memiliki arah hubungan berpengaruh hitung = 2,536 dengan terhadap Kebijakan dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Berdasarkan diketahui bahwa pada tabel besarnya dapat Pembahasan koefisien Keputusan mengenai apakah laba yang korelasi berganda (R) adalah 0,605 hal ini diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada menunjukan bahwa besarnya hubungan antara pemegang saham sebagai dividen atau akan biaya investasi ditahan dalam bentuk laba ditahan guna 0,605. pembiayaan investasi di masa datang tidak Sedangkan Besarnya nilai koefisien determinasi dipengaruhi oleh biaya keagenan, hal ini karena keagenan dan dengan kebijakan nilai 1 kesempatan dividen sebesar 2 (R ) adalah 0,366 hal ini menunjukan bahwa kebijakan dividen terkait dengan hubungan besarnya antara pengaruh biaya keagenan dan manajer dan pemegang saham. kesempatan investasi dengan kebijakan dividen Kepentingan dari pemegang saham dan manajer sebesar 0,366 atau (36,6%) dan sisanya sebesar bisa berbeda dan mungkin bisa menimbulkan 0,634 atau 63,4 % dipengaruhi oleh faktor lain konflik. yang tidak dimasukan dalam model. pembagian dividen perusahaan membutuhkan dana yang besar Berdasarkan tebel 1, variabel Misalnya, manajer yang menghendaki kecil karena independen yang diteliti yaitu biaya keagenan untuk mendanai investasinya, sementara para dan pemegang kesempatan investasi secara serentak berhubungan terhadap variabel dependen yaitu Kebijakan dividen. Hal ini dapat dilihat pada saham menghendaki pembagian dividen yang besar. Kesempatan investasi berpengaruh tingkat signifikannya 0.010 yang lebih kecil dari terhadap Kebijakan dividen, hal ini dapat nilai α =0.05. dijelaskan bahwa salah satu kebijakan yang Hasil analisis pengaruh variabel biaya keagenan terhadap dividen ialah melalui perluasan usaha perusahaan yang = 0,642 dengan sedang mengalami pertumbuhan memerlukan nilai sig.t = 0,525 lebih besar dari nilai α = 5 % dana dana yang lebih besar guna membiayai (0,05). Hal ini menunjukan bahwa biaya ekspansi (perluasan) usahanya. Besarnya bagian menunjukan bahwa nilai t kebijakan diambil manajemen dalam meningkatkan laba hitung laba yang akan dibayarkan sebagai dividen Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1 *) Dosen STIEKN Jaya Negara Malang 86 terkait dengan besarnya dana yang diperlukan perusahaan dan kebijakan manajemen mengenai J. Fred Weston, Eugene F. Brigham., DasarDasar Manajemen Keuangan, Jilid 2, Erlangga, Jakarta, 1999 sumber dana yang akan digunakan, baik internal maupun eksternal. Sumber dana baru yang merupakan penjualan modal saham Manajemen ditahan baru cenderung karena menimbulkan (equity) dan berupa laba ditahan. memanfaatkan penjualan biaya dapat saham peluncuran laba baru saham (floatation cost), seperti biaya cetak saham dan Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 2, BPFE- Yogyakarta, Yogyakarta, 2000 Keown dkk, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku 1-2, Salemba Empat, Jakarta, 2000 Litner, J. “Distribution of Incomes of Corporation among Dividens, Retained Earning, and Taxes”, American Economic Review 46,hal 97-113, 1956 biaya emisi. Sehingga alternatif yang diambil. DAFTAR PUSTAKA Atika Jauhari Hatta, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder, JAAI, Vol 6 No 2, Desember 2002, Hal 122 Easterbrook, F.H. 1984. Agency-Cost Explanation of Dividend. American Economic Review. Pp. 650 -659 Eisenhardt, K.M. 1984. Agency Theory: An Assesment and Review. Academy of Management Review. Pp. 57 -74 Fauzan, Hubungan Biaya Keagenan, Resiko Pasar, dan Kesempatan Investasi dengan Kebijakan Dividend, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1 No. 2, September 2002, Hal. 114 – 135 Gujarati, Damodar. Ekonometrika Erlangga, Jakarta, 1998 Dasar, Halim, Abdul. Analisis Investasi, Edisi Pertama, Jakarta, Salemba Empat, 2003 Husnan, Suad. 1993. Pembelanjaan Perusahaan Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Liberty Jensen, M.C. 1986. Agency Cost and Free Cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers. American Economic Review. pp. 323 -329 Mahadwartha, P.A. 2002. Interdependensi Antara Kebijakan Leverage dengan Kebijakan Deviden : Persepektif Teori Keagenan. Simposim 6 April Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, Ekonomi. STIE – Yogyakarta. pp. 201 -220 Riyanto, Bambang. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi empat, BPFE, Yogyakarta, 1995 Rozeff, M.S. 1982. Growth, Beta and Agency Cost as Determinants of Dividend Payout Ratios. Journal of Financial Research. pp. 249-259 Septiyanti. 2003. Analisis Hubungan antara Kepemilikan Saham Minoritas dan Dividend Payout Ratio dengan Laba Sebagai Variabel Pemoderasi. Proceding Simposium Nasional Akuntansi VI. UNAIR Surabaya. pp. 588-600 Subekti, Imam dan Kusuma, indra Wijaya. 2000. Asosiasi antara Set Kesempatan investasi dengan Kebijakan Pendanaan dan Dividen Perusahaan, serta Implikasinya pada Perubahan Harga Saham. Proceding Simposium Nasiona! Akuntansi III. UI — Jakarta. pp. 820-850 Sudarma, Made. 2003. How Companies Set Their Dividend-Payout Ratios. Materi Kuliah Seminar Manajemen Keuangan. PPA — UNIBRAW: Malang. pp. 133-139 Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1 *) Dosen STIEKN Jaya Negara Malang 87 Shleifer, A. dan R.W. Vishny. 1997. A Survei of Corporate Governance. Journal of FInance. pp. 737-783 Widarjono, Agus. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi. Ekonisia FE UII, Yogyakarta, 2005 Smith, C.W. dan R.L. Watts. 1992. The investment Oppurtunity Set and Corporate Financing, Dividend and Compensation Policies. Journal of Finance Economics. pp. 263-292. Santoso, Singgih. SPSS Versi 10.0 Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001 Zaki Baridwan, Intermediate Accounting, BPFEYogyakarta, Yogyakarta, 2000 Souza, Sri D.J. “Agency cost, market risk, investment opportunities and dividen policy: An international perspective”, Journal of Managerial Finance vol.25, 1999 Sudarsi, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Industri Perbankan yang Listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Jurnal Bisnis dan Ekonom, Vol. 9 No.1, 1 Maret 2002, Hal 76-88 Suad Husnan, Emy Pudjiastuti, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 1994 Venkatesh. P. 1989. The Impact of Dividend Initiation on the Information Content of Earning Announcement and Return Volatility. Journal of Business. Pp. 175198 Watts, Ross L. dan J .L. Zimmermen. 1986. Positive Accounting Theory. New Jersey: Prentice-Hall, Inc Jurnal Dinamika Dotcom Vol 2. No. 1 *) Dosen STIEKN Jaya Negara Malang 88