HUBUNGAN FAKTOR EKOLOGI DAN STATISTIK VITAL DENGAN STATUS GIZI VILDA ANA VERIA SETYAWATI Penilaian Status Gizi secara Tidak Langsung Pengukuran Konsumsi Makanan Pengukuran Faktor Ekologi Statistik Vital PENGUKURAN FAKTOR EKOLOGI Ekologi : Ilmu tentang hubugan timbal balik makhluk hidup dengan Lingkungan hidupnya. Permasalahan lingkungan hidup pada hakekatnya adalah permasalahan ekologi PENGUKURAN FAKTOR EKOLOGI Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil yang saling mempengaruhi dan interaksi beberapa faktor fisik, biologi dan lingkungan budaya. Jumlah makanan dan zat2 gizi yang tersedia bergantung pada keadaan lingkungan, seperti iklim, tanah, irigasi, penyimpanan, transportasi, dan tingkat ekonomi dari penduduk serta budaya setempat seperti cara memasak, prioritas distribusi makanan dalam keluarga, dan makanan pantangan. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi. Bagan 1. Faktor Ekologi yang Erat Hubungannya dengan Terjadinya Malnutrisi Penyakit infeksi Pelayanan kesehatan & pendidikan Konsumsi makanan Ekologi Pengaruh budaya Produksi pangan Sosial ekonomi Keadaan Infeksi Infeksi dapat mempengaruhi terjadinya malnutrisi, dan sebaliknya malnutrisi akan mempengaruhi seseorang mudah terkena penyakit infeksi hubungan sinergis. Mekanisme patologisnya : Penurunan asupan zat gizi akibat kurangnya nafsu makan, menurunnya absorbsi dan kebiasaan mengurangi makan pada saat sakit. Peningkatan kehilangan cairan/zat gizi akibat diare,mual/muntah dan perdarahan yang terus menerus. Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit dan parasit yang terdapat dalam tubuh. Konsumsi Makanan Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur status gizi dan menemukan faktor diet yang dapat menyebabkan malnutrisi. Pengaruh Budaya Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh budaya : Sikap terhadap makanan : makanan pantangan, tahayul, tabu dalam masyarakat. Penyebab penyakit : rendahnya konsumsi makanan karena infeksi saluran pencernaan. Kelahiran anak : jarak kelahiran anak yang terlalu dekat dan jumlah anak yang terlalu banyak berpengaruh pada asupan zat gizi dalam keluarga. Produksi Pangan : para petani masih menggunakan teknologi yang bersifat tradisional rendahnya produksi pangan. Faktor Sosial Ekonomi 1. a. b. c. d. Data Sosial Keadaan penduduk di suatu masyarakat (jumlah, umur, distribusi seks, dan geografis). Keadaan keluarga (besarnya, hubungan, jarak kelahiran). Pendidikan : - tingkat pendidikan ortu. - ketersediaan buku – buku - usia anak sekolah Perumahan (tipe, lantai, atap, dinding, listrik, ventilasi, dll). Dapur (bangunan, lokasi, kompor, bahan bakar, alat masak, pembuangan sampah). f. Penyimpanan makanan (ukuran, isi, pengontrolan serangga). g. Air (sumber, jarak dari makanan). e. h. Kakus (tipe jika ada, keadaannya). 2. Data Ekonomi meliputi : Pekerjaan Pendapatan keluarga Kekayaan yang terlihat seperti tanah, jumlah ternak, perahu, kendaraan, radio, TV dll. Pengeluaran/anggaran (pengeluaran untuk makan, pakaian, sewa, minyak/bahan bakar, listrik, pendidikan, transportasi, rekreasi, hadiah). Harga makanan yang tergantung pada pasar dan variasi musim. Produksi Pangan Data yang relevan : Penyediaan makanan keluarga Sistem pertanian (alat pertanian, irigasi, pembuangan air, pupuk, pengontrolan serangga, dan penyuluhan pertanian). Tanah (kepemilikan tanah, luas per keluarga, tanah yang digunakan, jumlah tenaga kerja). Peternakan dan perikanan (jumlah ternak, dll). Keuangan (modal yang tersedia dan fasilitas untuk kredit) Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan Sebenarnya tidak merupakan faktor ekologi, tetapi informasi ini penting. Beberapa data penting tentang pelayanan kesehatan/pendidikan adalah : Rumah sakit dan pusat – pusat kesehatan, sistem rujukan, program, kualitas dan kuantitas staf. Fasilitas pendidikan, seperti remaja yang tidak buta/buta huruf, jumlah anak – anak di sekolah, ada/tidaknya pendidikan gizi, dll). Pengukuran faktor ekologi tergantung pada tipe dan jumlah tenaga, waktu yang tersedia, dan tujuan survei. Data yang terkumpul harus dapat menggambarkan situasi sekarang dan berguna untuk pengembangan program. Catatan : Meskipun demikian, untuk mendapatkan gambaran prevalensi malnutrisi secara langsung, dapat dilakukan dengan metode klinis dan antropometri. RANGKUMAN •Malnutrisi timbul akibat interaksi dari berbagai faktor lingkungan. Kejadian ini terjadi sebagai hasil saling mempengaruhi dari berbagai faktor, antara lain faktor fisik, biologis dan budaya. •Ada 6 faktor ekologi yang perlu dipertimbangkan sebagai penyebab malnutrisi, yaitu keadaan infeksi, sosial ekonomi, produksi pangan, konsumsi makanan, pengaruh budaya, serta pelayanan kesehatan dan pendidikan ANALISIS STATISTIK VITAL Pengukuran status gizi dengan Statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan Pengertian : Analisis statistik kesehatan merupakan salah satu cara untuk mengetahui gambaran keadaan gizi di suatu wilayah. Dengan menggunakan statistik kesehatan, dapat dipertimbangkan penggunaannya sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. Sumber Statistik Kesehatan Statistik kesehatan ini diperoleh dari berbagai sumber : Institusi –institusi kesehatan; pencatatan2 dari RS, Puskesmas, apotek, poliklinik, rumah bersalin, dsb/ Program2 khusus : pelayanan kesehatan sekolah, pemberantasan penyakit2 menular. Survei epidemiologi :informasi yang diperoleh dari lapangan (masyarakat). Survei kesehatan rumah tangga Institusi2 yang mengumpulkan data dgn tujuan2 khusus, spt perusahaan2 asuransi, tempat2 pencatatan kelahiran dan kematian di kelurahan, dsb Beberapa statistik vital yang berhubungan dengan kesehatan dan gizi antara lain angka kesakitan, angka kematian, pelayanan kesehatan, dan penyakit infeksi yang berhubungan dengan gizi. Beberapa informasi yang dijadikan pegangan untuk menganalisis keadaan gizi di suatu wilayah menurut Jelliffe (1989) : Angka Kematian pada kelompok umur tertentu (age spesific mortality rates) Angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu (cause spesific morbidily and mortality rates) Statistik pelayanan kesehatan (health service statistic) Penyakit infeksi yang berhubungan dengan gizi (nutritionally relevant infection rates) Angka Kematian Berdasarkan Umur jumlah kematian pada kelompok umur tertentu terhadap jumlah rata-rata penduduk pada kelompok umur tersebut. Biasanya disajikan sebagai per 1.000 penduduk. Manfaatnya : untuk mengetahui tingkat dan pola kematian menurut gol. Umur dan penyebabnya. Angka Kematian dan Kesakitan Akibat Penyebab Tertentu Dengan mengetahui penyebab kesakitan dan kematian akibat penyakit tertentu yang disertai penyakit kekurangan gizi atau terhadap penyakit kurang gizi yang disertai penyakit lainnya, dapat dilakukan intervensi secara komprehensif. Intervensi tidak saja dilakukan pada penyebab utama tetapi juga terhadap penyakit penyerta. Statistik Layanan Kesehatan Berbagai statistik layanan kesehatan dapat diakses dari tempat layanan kesehatan itu berada. Tempat layanan kesehatan yang dapat dijangkau : Posyandu Pusat Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Di tingkat desa dapat diakses dari Bidan Desa. Puskesmas Puskesmas sbg lembaga mempunyai bermacam – macam kegiatan termasuk kegiatan Posyandu. Salah satu kegiatan Puskesmas dalam bidang Gizi adalah seperti Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) dan Pojok Gizi (POZI). Data mengenai angka kesakitan dan penyebabnya yang tersedia di Puskesmas dapat juga dijadikan isyarat tentang kondisi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas tersebut. Kadang – kadang penyebab kematian kurang tepat menggambarkan penyebab kematian yang sebenarnya. Data kejadian gizi kurang umumnya lebih rendah dari yang sebenarnya ibarat gunung es. Rumah Sakit Data – data dari rumah sakit dapat memberikan gambaran tentang keadaan gizi di dalam masyarakat,baik dari segi angka kematian maupun penyebabnya. Apabila masalah pencatatan dan pelaporan rumah sakit kurang baik, data ini tidak dapat memberikan gambaran yang sebenarnya. KELEMAHAN STATISTIK VITAL UNTUK MENGGAMBARKAN KEADAAN GIZI Tidak tersedianya data 2. Kalau ada, validitasnya dipertanyakan. Akuratkah ? Data tidak akurat, dapat disebabkan : Kesulitan dalam pengumpulan data, khususnya di negara2 berkembang. Data tidak akurat juga dapat disebabkan oleh tenaga pengumpul data yg tidak mengerti ttg bagaimana mengumpulkan data yang sahih. 3. Umumnya desain penelitiannya tidak diketahui 4. Kemampuan untuk melakukan interpretasi data yang secara tepat, terutama pada saat terdapat faktor2 lain yang mempengaruhi keadaan gizi seperti tingginya kejadian penyakit infeksi, dan faktor sosial politik lainnya. 1. Meskipun mempunyai beberapa kelemahan, statistik vital tetap dapat digunakan secara tidak langsung untuk menilai keadaan gizi masyarakat. Penilaian keadaan gizi dengan statistik vital membutuhkan tenaga yang profesional, terutama dalam hal interpretasi data dan pemahaman konsep2 yang berhubungan dengan masalah gizi. Data Penyakit Infeksi yang Berhubungan dengan Gizi Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan gizi kurang merupakan hubungan sebab akibat. Penyakit yg umumnya terkait dengan masalah gizi antara lain diare, tuberkulosis, campak, dan batuk rejan. Di negara yang sedang berkembang penyebab kematian awal banyak diakibatkan oleh penyakit infeksi, seperti diare. Contoh kasus : diare pada bayi. Penyebab diare sangat komplek.Penyebab utamanya sering terjadi secara bersamaan dan saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya. Brdskan adanya kenyataan ini, ditambah dengan praktik pemberian makanan bayi yang keliru, maka data angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh diare dapat dijadikan petunjuk secara tidak langsung mengenai keadaan malnutrisi di suatu masyarakat.