COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA DEFINISI BIAYA TENAGA KERJA Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.. PENGGOLONGAN BIAYA TENAGA KERJA Dalam perusahaan manufaktur penggolongan kegiatan tenaga kerja dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan: Biaya tenaga kerja produksi, contoh: gaji, kesejahteraan dan lembur karyawan pabrik; upah mandor pabrik, gaji manajer pabrik Biaya tenaga kerja pemasaran, contoh: upah dan kesejahteraan karyawan pemasaran, komisi pramuniaga, gaji manajer pemasaran. Biaya tenaga kerja administrasi & umum, contoh: gaji & kesejahteraan karyawan bagian akuntansi, personalia & sekretariat 2. 3. Penggolongan menurut kegiatan departemendepartemen dalam perusahaan contoh: biaya tenaga kerja bagian pulp, biaya tenaga kerja bagian kertas, biaya tenaga kerja bagian akuntansi, biaya tenaga kerja bagian personalia Penggolongan menurut jenis pekerjaannya Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digolongkan menurut sifat pekerjaannya. Contoh: dalam departemen produksi biaya tenaga kerja digolongkan atas upah operator, upah mandor, upah penyelia. 4. Penggolongan menurut hubungannya dengan produk Tenaga kerja langsung karyawan yang secara langsung ikut serta memproduksi produk jadi, yang jasanya dapat diusut secara langsung pada produk dan upahnya merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk. merupakan unsur biaya produksi. Tenaga kerja tidak langsung tenaga kerja yang jasanya tidak secara langsung dapat diusut pada produk merupakan unsur biaya overhead pabrik AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA Biaya tenaga kerja dapat dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu: 1. 2. 3. Gaji dan upah reguler jumlah gaji dan upah bruto dikurangi dengan potongan-potongan seperti pajak penghasilan karyawan dan biaya asuransi hari tua. Premi lembur Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja (labor related costs). GAJI DAN UPAH Salah satu cara perhitungan upah karyawan dalam perusahaan adalah dengan mengalikan tarif upah dengan jam kerja karyawan. Pada Job Order Costing dokumen yang digunakan untuk perhitungan upah karyawan adalah: 1. Kartu Hadir (Clock Card) yaitu suatu catatan yang digunakan untuk mencatat jam kehadiran karyawan, yaitu jangka waktu antara jam hadir dan jam meninggalkan perusahaan. 2. Pada setiap akhir periode, kartu hadir tiap karyawan dikirim ke bagian pembuat daftar gaji dan upah untuk dipakai sebagai dasar perhitungan gaji dan upah per periode. Kartu Jam Kerja, yaitu catatan pemakaian waktu hadir tenaga kerja langsung di pabrik. Kartu jam kerja tidak diperlukan dalam Process Costing. Kartu jam kerja untuk setiap karyawan kemudian disesuaikan dengan waktu yang tercantum dalam kartu jam hadir dan dikirim ke bagian Akuntansi Biaya untuk keperluan distribusi gaji dan upah tenaga kerja langsung. Empat Tahap Pencatatan Biaya Gaji dan Upah Tahap 1: Kartu hadir karyawan Daftar gaji dan upah karyawan Pengelompokkan: 1. Gaji dan upah karyawan pabrik: a. upah karyawan langsung b. Upah karyawan tak langsung 2. Gaji dan upah karyawan administrasi dan umum 3. Gaji dan upah karyawan pemasaran. Jurnal: Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik Biaya Administrasi & Umum Biaya Pemasaran Gaji dan Upah xx xx xx xx xx Tahap 2: Daftar gaji dan upah karyawan Bukti kas keluar & cek untuk pengambilan uang dari bank Jurnal: Gaji dan Upah Utang PPh karyawan Utang Gaji dan Upah xx xx xx Daftar gaji dan upah karyawan ditandatangani karyawan yang menerima gaji & upah Tahap 3 & 4: Bukti kas keluar & cek untuk pengambilan uang dari bank Rp PPh karyawan disetor ke kas negara Jurnal pembayaran gaji & upah: Utang gaji dan Upah Kas xx xx Jurnal penyetoran PPh: Utang PPh karyawan Kas xx xx INSENTIF Dalam hubungannya dengan gaji dan upah, perusahaan memberikan insentif kepada karyawan agar dapat bekerja lebih baik. Insentif dapat didasarkan atas waktu kerja, hasil yang diproduksi atau kombinasi di antara keduanya. Beberapa cara pemberian insentif: 1. 2. Insentif satuan dengan jam minimum (Straight Piecework with a Guaranted Hourly Minimum Plan) Taylor differential piece rate plan Insentif satuan dengan jam minimum Karyawan dibayar atas dasar tarif per jam untuk menghasilkan jumlah satuan keluaran (output) standar. Untuk hasil produksi yang melebihi jumlah standar tersebut, karyawan menerima jumlah upah tambahan sebesar : jumlah kelebihan satuan keluaran di atas standar dikali tarif upah per satuan. Tarif upah per satuan dihitung dengan cara: membagi upah standar per jam dengan satuan keluaran standar per jam. Contoh: Jika menurut time study dibutuhkan waktu 5 menit untuk menghasilkan 1 satuan produk, maka jumlah keluaran standar per jam adalah 12 satuan. Jika upah pokok sebesar Rp 600 per jam, maka tarif upah per satuan adalah Rp 50 (Rp 600:12). Karyawan yang tidak dapat menghasilkan jumlah standar per jam tetap dijamin mendapatkan upah Rp 600 per jam. Tetapi bila ia dapat menghasilkan 14 satuan per jam (ada kelebihan 2 satuan dari jumlah satuan standar per jam), maka upahnya dihitung sebagai berikut: Upah dasar per jam Insentif:2xRp 50 Upah yang diterima pekerja per jam = Rp 600 = 100 = Rp 700 Taylor differential piece rate plan Menggunakan tarif tiap potong untuk jumlah keluaran rendah per jam dan tarif tiap potong yang lain untuk jumlah keluaran tinggi per jam. PENDAPATAN LEMBUR Pendapatan lembur terdiri atas dua elemen yaitu: Tarif upah reguler Premium lembur 1. 2. Pendapatan lembur merupakan jumlah tambahan untuk jam kerja yang melebihi batas tertentu. Batas itu mungkin saja 40 jam kerja per minggu atau 8 jam kerja per hari. Perlakuan premium lembur: Premi lembur dapat ditambahkan pada upah tenaga kerja langsung dan dibebankan pada pekerjaan atau departemen tempat terjadinya lembur tersebut apabila pabrik telah bekerja pada kapasitas penuh dan pelanggan mau menerima beban tambahan karena lembur tersebut. Premi lembur dapat diperlakukan sebagi unsur biaya overhead pabrik atau dikeluarkan sama sekali dari harga pokok produk dan dianggap sebagai biaya periode apabila lembur tersebut terjadi karena ketidakefisienan atau pemborosan waktu kerja. Labor Related Costs Set up Time waktu yang diperlukan untuk memulai produksi. Set up Costs Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memulai produksi disebut set up costs. Tiga cara perlakuan terhadap set up costs: 1. 2. 3. Dimasukkan ke dalam kelompok biaya tenaga kerja langsung bila dapat diidentifikasikan pada pesanan tertentu. Dimasukkan sebagai unsur biaya overhead pabrik Dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan dalam kelompok biaya tersendiri. Idle Time Waktu menganggur bagi karyawan karena adanya hambatan-hambatan, kerusakan mesin atau kekurangan pekerjaan. Biaya yang dikeluarkan selama Idle Time diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik.