Pengaruh Beban Kerja dan Faktor Lingkungan Fisik

advertisement
J Kesehat Lingkung Indones
Vol.6 No.1 April 2007
Pengaruh Beban Kerja
Pengaruh Beban Kerja dan Faktor Lingkungan Fisik Terhadap Tekanan Darah,
Denyut Nadi dan Tingkat Kelelahan Pekerja Bagian ARC FURNACE dan
ROLLING MILL PT. Inti General Yaja Steel Semarang
The Influence of Work Capacity and Physical Factors of Environment on Blood
Pressure, Pulse, and Fatigue Level of Worker at Arc Furnace and Rolling Mill
Section, PT. Inti General Yaja Steel Semarang
Ulfa Nurullita, Suhartono, Tri Joko
ABSTRACT
Background: The existence of work efficiency can be reached with balancing work capacity and increase
capacity in the working environment. One factor in the working environment that cause work
inefficiency is physical factor namely heat stress, noise and lighting. The influence of physical factors
are indicated by physical performance of the worker’s blood pressure and fatigue level.
Objective: to find out the influence of work capacity and physical factors in the working environment on
the blood pressure, pulse, fatigue level of worker in Arc Furnacearea and Rolling Mill section, PT Inti
General Yaja Steel Semarang.
Methode: Type of the research was quasy experimental with one group pre and post test design. The
population were 178 worker and 47 workers were taken in this research. Confounding factors was
cigarettes, cafein, drug consumption, and nutrition status.
Result: There was found differences of blood pressure before working and after working (systole; pWilcoxon Sign Ranks = 0,001, diatole; p- Wilcoxon Sign Ranks, = 0,003). The average before working
(systole=119,7 mmHg, diastole= 84 mmHg) was higher than after working (systole=107,2 mmHg,
diastole= 78,9 mmHg). There was also differences of pulse rate before working and after working (ppaired t test= 0,001). The average of pulse before working (81,5 times/minute) was lower than after
working (87,5 times/minute). There was found differences of fatigue level before working and after
working (p- Wilcoxon Sign Ranks=0,001). The average of fatigue level before working was measured
253,2 millisecond lower than after working (290,7 milisecond).
Conclusion: There is found differences of blood pressure, pulse and fatigue level before working and
after working. There are no differences of blood pressure transition, pulse transition and fatigue
transition based on heat stress, noise, lighting, work capacity, cigarettes, cafein, drug consumption and
nutrition status.
Keywords : work capacity, physical factor , working environment, blood pressure, fatigue level
PENDAHULUAN
Suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam
suatu lingkungan yang berakibat adanya beban
tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja
selain adanya beban kerja yang langsung akibat
pekerjaan sebenarnya.1 Terdapat lima faktor
beban tambahan akibat lingkungan kerja yang
meliputi faktor fisik, faktor kimia, faktor biologi ,
faktor fisiologi, dan faktor mental psikologis.
Penyakit akibat kerja dapat diakibatkan oleh
pemajanan faktor lingkungan pekerjaan.2 Faktor
lingkungan fisik yang menonjol di industri
pengecoran logam adalah tekanan panas,
kebisingan da pencahayaan.
Lingkungan kerja yang panas dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja. Suhu yang
tinggi mengakibatkan gangguan yang ditandai
dengan keluarnya keringat sangat banyak pada
pekerja, tekanan darah menurun, denyut nadi lebih
cepat, terasa lemah bahkan dapat pingsan.
Pengaruh lain dari tekanan panas yang melebihi
Nilai Ambang Batas yaitu dapat mengganggu daya
kerja otot karena dengan kehilangan garam
Natrium dapat terjadi kelelahan otot.3 Faktor
kebisingan dan pencahayaan juga mempengaruhi
penurunan tekanan darah, denyut nadi dan tingkat
kelelahan. Di samping faktor lingkungan fisik,
faktor beban kerja juga menentukan gangguangangguan yang tersebut di atas.
___________________________________________________________
Ulfa Nurullita, SKM, M.Kes. Universitas Muhammadiyah Semarang
Dra. Nur Endah W., MS. Program Magister Kesehatan Lingkungan UNDIP
dr. Suhartono, M.Kes. Program Magister Kesehatan Lingkungan UNDIP
13
Ulfa Nurullita, Suhartono, Tri Joko
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah eksperimen semu
dengan rancangan one group pre and post test.4
Variabel pengganggu yang mempengaruhi
tekanan darah, denyut nadi dan tingkat kelelahan
adalah usia, jenis kelamin, status gizi, kondisi
kesehatan, intensitas dan lama kerja, masa kerja,
kebiasaan merokok, minum obat, minum kopi,
minum alkohol, kebiasaan olah raga, kebiasaan
makan dengan kadar garam tinggi, pemberian air
minum dan sikap kerja. Status gizi terbesar adalah
status normal (37 orang=78,7%), kebiasaan
merokok dilakukan oleh 27 orang (57,4%) dengan
jumlah konsumsi 1-24 batang/hari, kebiasaan
minum obat dilakukan oleh 5 orang (10,6%),
sedangkan kebiasaan minum kopi dilakukan 10
orang (21,3%). Variabel pengganggu lain dapat
dikendalikan sedangkan kebiasaan makan dengan
kadar garam tinggi, pemberian air minum dan
sikap kerja tidak dianalisis.
Besar sampel yang diteliti 47 orang. Analisis
dilakukan terhadap perbedaan tekanan darah,
denyut nadi dan tingkat kelelahan antara sebelum
dan sesudah bekerja. Analisis kedua dilakukan
terhadap perubahan (delta) tekanan darah, denyut
nadi dan tingkat kelelahan berdasarkan kelompok
tekanan panas, kebisingan, pencahayaan, beban
kerja, status gizi, kebiasaan minum obat, kopi dan
konsumsi rokok.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Wilcoxon Sign Ranks menunjukkan ada
perbedaan tekanan darah sistole dan diastole
antara sebelum dan sesudah bekerja (p= 0,001 dan
0,003), di mana rata-rata tekanan darah sebelum
bekerja lebih tinggi dibandingkan sesudah
bekerja. Faktor lingkungan yang berpengaruh
adalah tekanan panas dan kebisingan. Selama ada
pajanan panas yang tinggi, suhu tubuh sebagian
besar meningkat. Peningkatan panas diatur dengan
mengalirkan darah untuk membawa panas ke kulit
di mana keringat dikeluarkan. Untuk itu terjadi
vasodilatasi
(pelebaran)
pembuluh
darah,
akibatnya terjadi penurunan tekanan darah.5,6
Faktor kebisingan yang melebihi NAB berakibat
terhadap kondisi fisiologis. Adanya rasa tidak
nyaman atau stress yang meningkat akan
menyebabkan tekanan darah meningkat, sakit
kepala dan bunyi dering.7 Kebisingan justru
meningkatkan tekanan darah berlawanan dengan
tekanan panas. Bila dilihat dari nilai rerata, maka
tekanan darah sebelum bekerja lebih tinggi. Hal
ini menunjukkan tekanan panas lebih dominan
perannya dibanding kebisingan.
Uji t berpasangan menunjukkan ada
perbedaan denyut nadi antara sebelum dan
sesudah bekerja (p= 0,001), di mana rata-rata
denyut nadi sebelum bekerja lebih rendah
dibandingkan sesudah bekerja. Pada saat tubuh
terpajan panas
maka
tubuh
melakukan
14
vasodilatasi. Kondisi ini mendorong peningkatan
jumlah darah untuk dibawa ke otot. Untuk
kegiatan ini maka jantung memompa lebih cepat
yang ditunjukkan dengan peningkatan denyut nadi.
Denyut
nadi
merupakan
respon
sistem
kardiovaskuler untuk pengaliran darah yang
dibutuhkan tubuh.5,6,8 Peningkatan rata-rata ini
bervariasi, orang dengan kondisi fisik yang baik
terjadi peningkatan yang kecil. Rata-rata 180-200
kali/menit merupakan angka maksimal pada usia
dewasa.Faktor kebisingan menimbulkan rasa tidak
nyaman dan stress sehingga memacu jantung
bekerja lebih cepat.
Uji Wilcoxon Sign Ranks menunjukkan ada
perbedaan tingkat kelelahan antara sebelum dan
sesudah bekerja (p= 0,001), di mana rata-rata
tingkat kelelahan sebelum bekerja lebih rendah
dibandingkan sesudah bekerja. Tekanan panas
dapat mempengaruhi kelelahan yaitu akibat
terjadinya kolaps sirkulasi darah perifer karena
dehidrasi dan defisiensi garam. Tubuh dalam
usaha untuk menurunkan panas, aliran darah
kapiler bertambah yang mengakibatkan pula
produksi
keringat
bertambah.
Keringat
mengandung garam mineral terutama natrium
klorida (NaCl). Keluarnya garam tersebut bersama
keringat mengurangi kadarnya dalam tubuh
sehingga menghambat transportasi glukosa
sebagai energi dan menyebabkan penurunan
kontraksi otot sehingga tubuh mengalami
kelelahan.
Penimbunan
darah
perifer
menyebabkan darah yang dipompa dari jantung ke
organ-organ lain tidak cukup, sehingga timbul
gangguan.9
Di samping itu faktor kebisingan dan
pencahayaan
lingkungan
juga
dapat
mempengaruhi perubahan tingkat kelelahan.
Penerangan yang menyebabkan kelelahan adalah
penerangan yang tidak memadai untuk jenis
pekerjaan tertentu. Kelelahan karena penerangan
terutama kelelahan mata, kelelahan mental,
kelelahan pegal pada mata dan sakit pada sekitar
mata. Penerangan yang baik harus sesuai dengan
jenis pekerjaan dan memungkinkan tenaga kerja
dapat melihat dengan teliti dan membuat suasana
kerja yang nyaman.3 Dari pemeriksaan lingkungan
kerja bagian Arc Furnace dan Rolling Mill III
mempunyai pencahayaan di bawah nilai standar
(100 lux), sedangkan Rolling Mill II di atas
standar.
Kebisingan mempengaruhi faal tubuh seperti
gangguan psikomotor, saraf otonom. Efek pada
saraf otonom terlihat sebagai bertambahnya
metabolisme, contohnya bertambahnya otot yang
mempercepat kelelahan.10
Uji Perbedaan Perubahan Tekanan Darah Sistole
dan Diastole Sebelum dan Sesudah Bekerja
Berdasarkan Tingkat Tekanan Panas, Kebisingan,
Beban kerja, Konsumsi Rokok, Minum obat, dan
Minum Kopi menunjukkan semua nilai p lebih
Pengaruh Beban Kerja
dari α (0,05) yaitu untuk tekanan panas (sistole :
p-Kruskal Wallis = 0,157, diastole: 0,220),
kebisingan (sistole : p-Mann Whitney = 0,283,
diastole:0,351), Beban kerja (sistole : p-Kruskal
Wallis =0,723, diastole:0,642), konsumsi rokok
(sistole : p-Mann Whitney=0,729, diastole:0,119),
kebiasaan minum obat (systole: p-Mann
Whitney=0,264, diastole:0,401) dan kebiasaan
minum kopi (sistole : p-Mann Whitney=0,125,
diastole:0,265). Dengan demikian tidak ada
perbedaan perubahan tekanan darah systole dan
diastole berdasarkan kelompok tekanan panas,
kebisingan, beban kerja, konsumsi rokok,
kebiasaaan minum obat dan minum kopi. 10-11
Perbedaan Perubahan Denyut Nadi
Sebelum dan Sesudah Bekerja Berdasarkan
Tingkat Tekanan Panas, Kebisingan, Beban kerja,
dan Kebiasaan Minum Kopi ini juga menunjukkan
semua nilai p lebih dari α (0,05) yaitu untuk
tekanan panas (p-Kruskal Wallis = 0,473),
kebisingan (p-Mann Whitney = 0,250), Beban
kerja (p-Kruskal Wallis = 0,056), dan kebiasaan
minum kopi (p-Mann Whitney = 0,085). Dengan
demikian tidak ada perbedaan perubahan denyut
nadi berdasarkan kelompok tekanan panas,
kebisingan, beban kerja, dan kebiasaan minum
kopi.
Perbedaan Perubahan Tingkat Kelelahan
Sebelum dan Sesudah Bekerja Berdasarkan
Tingkat
Tekanan
Panas,
Kebisingan,
Pencahayaan, Beban kerja, dan Status Gizi
menunjukkan semua nilai p lebih dari α (0,05)
yaitu untuk tekanan panas (p-Kruskal Wallis =
0,413), kebisingan (p-Mann Whitney = 0,304),
Beban kerja (p-Kruskal Wallis = 0,353), dan
status gizi (p-Mann Whitney = 0,168). Dengan
demikian tidak ada perbedaan perubahan tingkat
kelelahan berdasarkan kelompok tekanan panas,
kebisingan, pencahayaan, beban kerja, dan status
gizi.12
Tekanan panas dan kebisingan semua lokasi
kerja telah melebihi NAB dengan perbedaan yang
kecil antar lokasi. Kondisi yang tidak berbeda
jauh ini memungkinkan tidak adanya perbedaan
delta tekanan darah sistole dan diastole sebelum
dan sesudah bekerja pada ketiga lokasi kerja
tersebut. Kebisingan dapat menyebabkan kerugian
pada sistem non auditorik seperti peningkatan
tekanan darah.
Kebisingan bisa direspon oleh otak yang
merasakan pengalaman ini sebagai ancaman atau
stress, yang kemudian dihubungkan dengan
pengeluaran hormon stress seperti epinephrine
dan cortisol. Stress akan mempengaruhi sistem
saraf yang kemudian berpengaruh pada denyut
jantung, akan berakibat perubahan tekanan darah.
Stres yang berulang-ulang bisa menjadikan
perubahan tekanan darah menetap. Kenaikan
tekanan darah yang terus menerus akan berakibat
pada
hipertensi
dan
penyakit-penyakit
lainnya.10,11,12
Kandungan kafein dalam kopi akan memicu
produksi
hormon
adrenalin
yang
dapat
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.13
Gangguan irama jantung baru terjadi jika
mengkonsumsi 300 mg kafein (setara dengan 4-5
gelas kopi instan atau 2-3 gelas kopi tubruk).14
Tetapi konsumsi kopi yang dilakukan responden
masih kecil maka belum memberikan perbedaan
terhadap perubahan tekanan darah dan denyut
nadi. Jenis obat yang dikonsumsi responden yang
berisiko
terhadap
tekanan
darah
yaitu
fenilpropanolamin. Tetapi jumlah obat ini dalam
obat flu hanya 15 mg/tablet sehingga tidak
memberikan pengaruh terhadap tekanan darah dan
denyut nadi, karena kadar yang berisiko adalah 25
mg untuk sekali minum.15 Merokok secara
langsung menyebabkan meningkatnya denyut nadi
dan tekanan darah untuk sementara, disebabkan
pengaruh nikotin dalam peredaran darah. Selain
itu merokok dapat menyebabkan ateroma dalam
arteri dan dapat mengenai ginjal.13-16 Akibat
penyempitan arteri ini menyebabkan terjadinya
penyakit tekanan darah tinggi yang berat dan
menetap terutama di usia lanjut.16 Orang yang
merokok lebih dari 20 batang/hari memiliki risiko
6 kali lipat terkena infark miokard dibandingkan
dengan bukan perokok.13 Namun demikian tidak
ada perbedaan perubahan tekanan darah dan
denyut nadi berdasarkan jumlah konsumsi rokok
pada penelitian ini.
SIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada
perbedaan tekanan darah sistole dan diastole
antara sebelum dan sesudah bekerja (p= 0,001 dan
0,003), di mana rata-rata tekanan darah sebelum
bekerja lebih tinggi dibandingkan sesudah bekerja.
Pengukuran denyut nadi menunjukkan ada
perbedaan denyut nadi antara sebelum dan
sesudah bekerja (p= 0,001), di mana rata-rata
denyut nadi sebelum bekerja lebih rendah
dibandingkan sesudah bekerja. Faktor lingkungan
yang berpengaruh adalah tekanan panas dan
kebisingan..
DAFTAR PUSTAKA
1. Suma’mur,
PK.
Ergonomi
untuk
Produktivitas Kerja. CV Haji Mas Agung.
Jakarta, 1989
2. Departemen Tenaga Kerja. Standar
Pengujian Iklim Kerja dengan Parameter
ISBB. Jakarta, 1995:1-3
3. Suma’mur, PK. Higiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja. CV Haji Mas Agung,
Jakarta, 1991:57-82.
4. Bisma Murti. Prinsip dan Metode Riset
Epidemiologi,
Edisi
Kedua
Jilid
15
Ulfa Nurullita, Suhartono, Tri Joko
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
16
Pertama.Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 2003.
Petrus C, Carl Zenz. Phisical Work and
Heat Stress .In:Carl Zenz, Occupational
Medicine, Mosby, London, 1996:305-33.
Heat Stress. 23 Juni
2006.Http://medical.smis.doi.gov/HEAT.ht
ml
Http://www.hc_sc.gc.ca, Bly, S.,
Vlahovich, B.,Mclean,J.,Cakmak,S., Noise,
Stress and Cardiovasculer Disease, Health
Canada, Canada, 12 Desember 2006.
Ronald M Scot, Introduction ti Industrial
Hygiene, Lewis Publisher, CRC Press,
Florida, 1995.265:78
Grandjean. Fitting The Task To Man an
Ergonomic Approach. Taylor and Office,
Geneva, 1983.
Bly,
S.,
Vlahovich,
B.,Mclean,J.,Cakmak,S. Noise, Stress and
Cardiovasculer Disease, Health Canada,
Canada,
12
Desember
2006.
Http://www.hc_sc.gc.ca..
Pengaruh Kebisingan Terhadap Tekanan
Darah.
14
November
2006.
Http://tl.lib.itb.acid/go.php?.id=jbptit-gdlS1-2002-johandaldo-18.
Sri Handayani. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Waktu Reaksi
Rangsang Cahaya Pada Tenaga Kerja Yang
Terpapar Panas Di PT. Baja Kurnia Ceper
Klaten. Magister Kesehatan Lingkungan
Program
Pascasarjana
Universitas
Diponegoro, Semarang, 2005.
Irda Fidrianny, Igna Supradja, Andreanus
A Soemardji. Kadar Nikotin Dalam Asap
dan Filter Rokok. 20 Februai 2007.
Http://acta.fa.itb.ac.id/pdf dir/issue 29 3
4.pdf.
Handrawan Nadesul. Kopi Sumber Anti
Oksidan,
15
Desember
2006.
Http://www.sahabatnestle.co.id/HOMEV2/
main/SUI/SUI SehatBugar.asp?id=1167
15. Hati-Hati Minum Obat Pilek, 29 September
2006. Http://www. Popular Articles. Advis
Media.
16. Semple, P. Tekanan Darah Tinggi, 5Ed.
Penerbit Arcan, Jakarta, 2000.
Download