PENANGANAN LUKA BAKAR A. Pengertian Luka bakar bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya panas, listrik, bahan kimia, cahaya, atau radiasi. Luka bakar bisa menyebabkan timbulnya rasa nyeri yang hebat dan terjadi terus menerus. Rasa nyeri ini disebabkan rusaknya ujung-ujung saraf. Parahnya, luka bakar juga bisa mengakibatkan kematian. Luka bakar bukan luka biasa. Ada perbedaan dalam proses terjadi, dan kerusakan yang ditimbulkannya. Maka cara penanganannya, tidak sama dari obat, dan terapinya. Perawatan pertama luka bakar amatlah penting dan menentukan nasib kesembuhannya. Untuk itu tak boleh salah. Maka penting diperhatikan bagaimana mengobati luka bakar pertama kali. Luka bakar mengenal beberapa stadium. Paling ringan jika hanya membuat lapisan kulit luar merah meradang. Paling berat jika otot dan tulang di bawah kulit sampai gosong. Berbeda stadiumnya, berbeda derajat kesembuhannya. Begitu juga cacat yang disisakannya. Luka bakar oleh panas berbeda sifatnya dengan luka bakar akibat cairan kimiawi. Begitu juga dengan luka bakar oleh sengatan listrik, atau sambaran petir. Lebih lama menyembuhnya luka bakar kimiawi dibanding luka bakar panas. Sementara luka listrik dan petir lebih berbahaya ketimbang luka bakar kimiawi. B. Kebiasaan masyarakat Ada kebiasaan masyarakat yang kurang tepat, jika terjadi luka bakar sering dilapisi odol pada lukanya. Namun apa pun jenis dan keparahan luka bakarnya, bukan odol obatnya tetapi dengan langsung memberikan kompres es. Proses pembakaran dalam jaringan dihentikan dengan cara mendinginkan bagian jaringan yang terbakar. Membubuhi odol atau apa pun pada luka bakar selain tidak tepat, berisiko terinfeksi, karena odol belum tentu steril. Padahal luka bakar, apalagi jenis yang terbuka, berarti pintu masuk bibit penyakit ke dalam lapisan kulit sudah menjadi terbuka. Dengan mudah bibit penyakit menyusup ke dalam kulit, dan infeksi terjadi. Pada luka bakar paling ringan pun lapisan kulit sudah lebih rapuh dimasuki bibit penyakit, dibanding kulit sehat dan normal. Kulit yang meradang akibat terbakar lebih mudah disusupi bibit penyakit dibanding kulit normal. Maka justru kulit terbakar harus dilindungi dari bahaya tercemar bibit penyakit. Caranya dengan menutupnya memakai kassa steril, dan tidak mencemarinya. Luka bakar derajat tinggi dihitung dari berapa luas persentase kulit yang terbakar, dan di kulit bagian tubuh mana luka itu terjadi. Semakin besar persentase luka bakarnya, semakin buruk prognosisnya. Sebaliknya semakin rendah stadium luka bakarnya, dan semakin kecil persentase luka bakarnya, semakin tidak memerlukan perawatan rumah sakit. C. Merawat sendiri di rumah Luka bakar kecil dengan stadium rendah, tidak memerlukan perawatan rumah sakit. Tentu dengan catatan, sterilitas luka bakar terjamin selama perawatan di rumah. Luka bakar tidak boleh tercemar air mandi, air dapur, air cuci tangan, dan air apa pun dari luar. Cemaran air yang akan menumbuhkan infeksi pada luka bakarnya. Hadirnya infeksi, akan menghambat proses penyembuhan luka bakarnya. Luka bakar tingkat berat bukan saja perlu perawatan rumah sakit, tetapi jenis perawatannya pun tergolong khusus. Pasien ditempatkan dalam ruang perawatan yang bertutup kelambu, membebaskan luka bakar dari cemaran udara sekalipun. Bukan cuma memerlukan jenis perawatan luka bakar semata, pemberian infus cairan juga diperlukan untuk mengganti kehilangan cairan jika luka bakar sangat luas. Selain itu pemberian antibiotika diperlukan pula, untuk menjaga apabila sudah terjadi infeksi sewaktu luka terbakar berlangsung. Luka bakar lepuh, yang sebelumnya muncul gelembung air, perlu lebih dilindungi dibanding luka bakar merah meradang saja. Gelembungnya jangan dipecahkan, dan biarkan gelembung air pecah sendiri. Kulit muda perlu dilindungi, karena masih rentan tergesek atau tercemari kuman. Setelah dipastikan tidak terjadi infeksi pada luka bakarnya, pemberian obat yang merangsang pertumbuhan jaringan (kulit, selaput lendir) diperlukan. Dengan demikian luka bakar lekas menyembuh dengan terbentuknya lapisan kulit baru. D. Mencegah penyembuhan sekunder Tepatnya perawatan luka bakar menentukan nasib luka bakarnya. Apabila tidak tepat ditangani sejak awal, mungkin menyisakan kecacatan pada bekas luka bakarnya. Selain kecacatan parut pada kulit, mungkin juga tumbuh keloid, atau tekstur kulit yang tumbuh tidak normal. Maka bagi yang berbakat keloid, perlu memberi tahu dokter agar diberikan suntikan pencegahnya. Agar penyembuhan luka bakar berlangsung normal, infeksi tidak boleh terjadi. Penyembuhkan luka jenis apa pun memerlukan sterilitas. Sehingga, lukapun menyembuh sempurna (penyembuhan luka primer) dan tidak menyisakan kecacatan kulit. Tidak demikian halnya jika penyembuhan luka yang sudah terinfeksi. Infeksi terjadi pada luka bakar jika sejak awal tidak ditangani secara steril. Luka tidak dibersihkan secara sucihama atau tercemar air, terpegang tangan, serta dibiarkan terbuka dan terpapar udara juga kotoran dari luar. Luka bakar yang telanjur ditunggangi infeksi, akan menghambat proses penyembuhannya dan yang hampir selalu berujung kecacatan (penyembuhan sekunder). Penyembuhan sekunder akan menumbuhkan luka parut yang membekas di kulit. Luka bakar derajat tinggi jika sampai mengenai otot dan tulang, dapat terjadi infeksi tulang juga (osteomyelitis). Penyembuhannya biasanya menjadi berkepanjangan. Maka luka bakar belum mengering dalam waktu seminggu, mungkin ada yang salah dalam perawatan awalnya. Perlu minta bantuan dokter untuk memeriksanya sebelum terlambat E. Penyebab Luka Bakar Penyebab utama antara lain karena api, air panas, arus listrik, bahan kimia, radiasi, suhu rendah (frost bite), tersambar petir, ledakan. Penyulit yang timbul pada luka bakar antara lain gagal ginjal akut, odema paru, SIRS (Systemic Inflamatory Response Sindrom), infeksi, dan sepsis serta parut hipertropik dan kontraktur. F. Diagnosa Luka Bakar Prognosis dan penanganan luka bakar terutama tergantung pada dalam dan luasnya permukaan luka bakar dan penenganan syok hingga penyembuhan. Selain itu faktor letak daerah terbakar, usia, dan keadaan kesehatan penderita juga turut menentukan kecepetaan kesembuhan. Luka bakar pada daerah perinium, ketiak, leher, dan tangan sulit dalam perawatannya, karena mudah mengalami kontraktur. G. Kedalaman luka bakar 1. Derajat I (luka bakar superfisial). Luka bakar hanya terbatas pada lapisan epidermis. Luka bakar dengan derajat ini ditandai dengan kemerahan yang biasanay akan sembuh tanpa jaringan parut dalam waktu 5-7 hari. 2. Derajat II (luka bakar dermis). Luka bakar derajat dua mencapai kedalaman dermis tapi masih ada elemen epitel yang tersisa seperti sel epitel basal, klenjar sebasea, kelenjar keringat, folikel rambut, sehingga luka akan sembuh dengan waktu 10-21 hari. Luka bakar derajat II dibedakan menjadi : Derajat II dangkal, dimana kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis dan penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-10 hari; Derajat II dalam, dimana keruskan mengenai hampir seluruh baggian dermis. Bila kerusakn lebih dalam mengenai dermis subyektif dirasakan nyeri. Penyembuhan yang terjadi lebih lama tergantung pada bagian yang memiliki kemampuan reproduksi. 3. Derajat III. Luka bakar meliputi seluruh kedalaman kuli, mungkin subkulit, atau organ yang lebih dalam. Oleh karena itu tidak ada lgi epitel yang hidup maka untuk mendapatkan kesembuhan harus dilakukan cangkok kulit. Koagulasi protein yang terjadi berwarna puith, tidak ada bula, dan tidak ada nyeri. H. Klasifikasi luka bakar : 1. Luka bakar berat atau kritis bila : Derajat dua denagn luas lebih dari 25 %; Derajat tiga dengan luas lebih dari 10% atau terdapat di muka, kaki dan tangan; Luka bakar disertai dengan trauma jalan nafas atau jaringan lunak luas atau fraktur dan Luka bakar karena lisrik. 2. Sedang bila : Derajat dua dengan luas 15-25 % dan Derajat 3 dengan luas kurang dari 10 %kecuali muka, kaki, dan tangan. 3. Ringan bila : Derajat 2 dengan luas kurang dari 15 % dan Derajat tiga kurang dari 2% I. Luas luka bakar Perhitungan luas bakar antara lain bardasarkan rule of nine dari Wallace, yaitu : 1. kepala dan leher = 9% 2. ektrimitas atas = 2X9% (kiri dan kanan) 3. paha dan betis = 4 X 9 % (kiri dan kanan) 4. dada, perut, punggung, bokong = 4 X 9% 5. perinium dan gentalia = 1% Rumus tersebut tidak digunakan pada anak bayi karena luas permukaan anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Oleh karena itu digunakan rumus 10 untuk bayi dan rumus 10-15-20 dari Lund–Brounder untuk anak. Dasar presentasi yang digunakan tersebut di atas adalah luas telapak tangan dianggap 1%. J. Pemeriksaan Luka bakar Pemeriksaan serum : hal ini dilakukan karena ada pada pasien dengan luka bakar mengalami kehilangan volume; Pemeriksaan elektrolit pada pasien dengan luka bakar mengalami kehilangan volume cairan dan gangguan Na-K pump; Analisa gas darah biasanya pasien luka bakar terjadi asidosis metabolisme dan kehilanga protein; Faal hati dan ginjal; CBC mengidentifikasikan jumlah darah yang ke dalam cairan, penuruan HCT dan RBC, trombositopenia lokal, leukositosis, RBC yang rusak; Elektolit terjadi penurunan calsium dan serum, peningkatan alkali phospate; Serum albumin : total protein menurun, hiponatremia; Radiologi : untuk mengetahui penumpukan cairan paru, inhalas asap dan menunjukkan faktor yang mendasari; ECG : untuk mengetahui adanya aritmia K. Pengobatan Luka Bakar prioritas pertama dalam mengatasi luka bakar adalah menghentikan proses luka bakar ini meliputi intervensi pertolongan pertama pada situasi : untuk luka bakar termal (api ) “brhenti, berguling, dan berbaring tutup individu dengan selimut dan gulingkan pada api yang lebih kecil. Berikan kompres dingin untuk menurunkan suhu dari luka (es dingin menyebabkan cedera lanjut pada jaringan yang terkena ) untuk luka bakar kimia (cairan), bilas dengan air sebanyak mungkin dari kulit. Untuk luka bakar kimia (bedak), sikat bedak kimia dari kulit kemudian bilas dengan air untuk luka bakar listrik matikan sumber listrik pertama-tama sebelum berusaha untuk memisahkan korban dengan bahaya Prioritas kedua adalah menciptakan jalan nafas yang efektif, untuk klien denagn kecurigaan cedera inhalasi berikan oksigen dilembabkan 100% melalui masker 10 l/mnt. Gunakan intubasi endotrakeal dan tempatkan pada ventilasi mekanik bila gas darah arteri menunjukkan hiperkapnia berat meskipun dengan O2 suplemen Prioritas ketiga adalah resusitasi cairan agresif untuk memperbaiki kehilangan volume plasma secara esensial setengah dari perkiraan volume cairan diberikanpada delapan jam pertama pasca luka bakar dan setengahnya lagi diberikan selama 16 jam kemudian. Tipe-tipe cairan yang digunakan melipuit kristaloid seperti larutan ringer laktat dan atau seperti koloid seperti albumin atau plasma. Terapi cairan diindikasikan pada luka bakar derajat dua atau tiga dengan luas > 25 % atau lien tidak dapat minum. Terapi cairan dihentikan bila masukan oral dapat menggantikan parenteral.