4. penanganan luka bakar

advertisement
PENANGANAN LUKA BAKAR
A. Pengertian
Luka bakar bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya panas,
listrik, bahan kimia, cahaya, atau radiasi. Luka bakar bisa menyebabkan
timbulnya rasa nyeri yang hebat dan terjadi terus menerus. Rasa nyeri ini
disebabkan rusaknya ujung-ujung saraf. Parahnya, luka bakar juga bisa
mengakibatkan kematian.
Luka bakar bukan luka biasa. Ada perbedaan dalam proses terjadi, dan
kerusakan yang ditimbulkannya. Maka cara penanganannya, tidak sama dari
obat, dan terapinya. Perawatan pertama luka bakar amatlah penting dan
menentukan nasib kesembuhannya. Untuk itu tak boleh salah. Maka penting
diperhatikan bagaimana mengobati luka bakar pertama kali.
Luka bakar mengenal beberapa stadium. Paling ringan jika hanya
membuat lapisan kulit luar merah meradang. Paling berat jika otot dan tulang
di bawah kulit sampai gosong. Berbeda stadiumnya, berbeda derajat
kesembuhannya. Begitu juga cacat yang disisakannya.
Luka bakar oleh panas berbeda sifatnya dengan luka bakar akibat cairan
kimiawi. Begitu juga dengan luka bakar oleh sengatan listrik, atau sambaran
petir. Lebih lama menyembuhnya luka bakar kimiawi dibanding luka bakar
panas. Sementara luka listrik dan petir lebih berbahaya ketimbang luka bakar
kimiawi.
B. Kebiasaan masyarakat
Ada kebiasaan masyarakat yang kurang tepat, jika terjadi luka bakar
sering dilapisi odol pada lukanya. Namun apa pun jenis dan keparahan luka
bakarnya, bukan odol obatnya tetapi dengan langsung memberikan kompres es.
Proses pembakaran dalam jaringan dihentikan dengan cara mendinginkan
bagian jaringan yang terbakar.
Membubuhi odol atau apa pun pada luka bakar selain tidak tepat,
berisiko terinfeksi, karena odol belum tentu steril. Padahal luka bakar, apalagi
jenis yang terbuka, berarti pintu masuk bibit penyakit ke dalam lapisan kulit
sudah menjadi terbuka. Dengan mudah bibit penyakit menyusup ke dalam
kulit, dan infeksi terjadi.
Pada luka bakar paling ringan pun lapisan kulit sudah lebih rapuh
dimasuki bibit penyakit, dibanding kulit sehat dan normal. Kulit yang
meradang akibat terbakar lebih mudah disusupi bibit penyakit dibanding kulit
normal. Maka justru kulit terbakar harus dilindungi dari bahaya tercemar bibit
penyakit. Caranya dengan menutupnya memakai kassa steril, dan tidak
mencemarinya.
Luka bakar derajat tinggi dihitung dari berapa luas persentase kulit yang
terbakar, dan di kulit bagian tubuh mana luka itu terjadi. Semakin besar
persentase luka bakarnya, semakin buruk prognosisnya. Sebaliknya semakin
rendah stadium luka bakarnya, dan semakin kecil persentase luka bakarnya,
semakin tidak memerlukan perawatan rumah sakit.
C. Merawat sendiri di rumah
Luka bakar kecil dengan stadium rendah, tidak memerlukan perawatan
rumah sakit. Tentu dengan catatan, sterilitas luka bakar terjamin selama
perawatan di rumah.
Luka bakar tidak boleh tercemar air mandi, air dapur, air cuci tangan,
dan air apa pun dari luar. Cemaran air yang akan menumbuhkan infeksi pada
luka bakarnya. Hadirnya infeksi, akan menghambat proses penyembuhan luka
bakarnya.
Luka bakar tingkat berat bukan saja perlu perawatan rumah sakit, tetapi
jenis perawatannya pun tergolong khusus. Pasien ditempatkan dalam ruang
perawatan yang bertutup kelambu, membebaskan luka bakar dari cemaran
udara sekalipun.
Bukan cuma memerlukan jenis perawatan luka bakar semata,
pemberian infus cairan juga diperlukan untuk mengganti kehilangan cairan jika
luka bakar sangat luas. Selain itu pemberian antibiotika diperlukan pula, untuk
menjaga apabila sudah terjadi infeksi sewaktu luka terbakar berlangsung.
Luka bakar lepuh, yang sebelumnya muncul gelembung air, perlu lebih
dilindungi dibanding luka bakar merah meradang saja. Gelembungnya jangan
dipecahkan, dan biarkan gelembung air pecah sendiri. Kulit muda perlu
dilindungi, karena masih rentan tergesek atau tercemari kuman.
Setelah dipastikan tidak terjadi infeksi pada luka bakarnya, pemberian
obat yang merangsang pertumbuhan jaringan (kulit, selaput lendir) diperlukan.
Dengan demikian luka bakar lekas menyembuh dengan terbentuknya lapisan
kulit baru.
D. Mencegah penyembuhan sekunder
Tepatnya perawatan luka bakar menentukan nasib luka bakarnya.
Apabila tidak tepat ditangani sejak awal, mungkin menyisakan kecacatan pada
bekas luka bakarnya. Selain kecacatan parut pada kulit, mungkin juga tumbuh
keloid, atau tekstur kulit yang tumbuh tidak normal. Maka bagi yang berbakat
keloid, perlu memberi tahu dokter agar diberikan suntikan pencegahnya.
Agar penyembuhan luka bakar berlangsung normal, infeksi tidak boleh
terjadi. Penyembuhkan luka jenis apa pun memerlukan sterilitas. Sehingga,
lukapun menyembuh sempurna (penyembuhan luka primer) dan tidak
menyisakan kecacatan kulit.
Tidak demikian halnya jika penyembuhan luka yang sudah terinfeksi.
Infeksi terjadi pada luka bakar jika sejak awal tidak ditangani secara steril.
Luka tidak dibersihkan secara sucihama atau tercemar air, terpegang tangan,
serta dibiarkan terbuka dan terpapar udara juga kotoran dari luar. Luka bakar
yang telanjur ditunggangi infeksi, akan menghambat proses penyembuhannya
dan yang hampir selalu berujung kecacatan (penyembuhan sekunder).
Penyembuhan sekunder akan menumbuhkan luka parut yang membekas
di kulit. Luka bakar derajat tinggi jika sampai mengenai otot dan tulang, dapat
terjadi infeksi tulang juga (osteomyelitis). Penyembuhannya biasanya menjadi
berkepanjangan. Maka luka bakar belum mengering dalam waktu seminggu,
mungkin ada yang salah dalam perawatan awalnya. Perlu minta bantuan dokter
untuk memeriksanya sebelum terlambat
E. Penyebab Luka Bakar
Penyebab utama antara lain karena api, air panas, arus listrik, bahan
kimia, radiasi, suhu rendah (frost bite), tersambar petir, ledakan. Penyulit yang
timbul pada luka bakar antara lain gagal ginjal akut, odema paru, SIRS
(Systemic Inflamatory Response Sindrom), infeksi, dan sepsis serta parut
hipertropik dan kontraktur.
F. Diagnosa Luka Bakar
Prognosis dan penanganan luka bakar terutama tergantung pada dalam
dan luasnya permukaan luka bakar dan penenganan syok hingga penyembuhan.
Selain itu faktor letak daerah terbakar, usia, dan keadaan kesehatan penderita
juga turut menentukan kecepetaan kesembuhan. Luka bakar pada daerah
perinium, ketiak, leher, dan tangan sulit dalam perawatannya, karena mudah
mengalami kontraktur.
G. Kedalaman luka bakar
1. Derajat I (luka bakar superfisial). Luka bakar hanya terbatas pada lapisan
epidermis. Luka bakar dengan derajat ini ditandai dengan kemerahan yang
biasanay akan sembuh tanpa jaringan parut dalam waktu 5-7 hari.
2. Derajat II (luka bakar dermis). Luka bakar derajat dua mencapai
kedalaman dermis tapi masih ada elemen epitel yang tersisa seperti sel
epitel basal, klenjar sebasea, kelenjar keringat, folikel rambut, sehingga
luka akan sembuh dengan waktu 10-21 hari. Luka bakar derajat II
dibedakan menjadi : Derajat II dangkal, dimana kerusakan mengenai
bagian superfisial dari dermis dan penyembuhan terjadi secara spontan
dalam waktu 5-10 hari; Derajat II dalam, dimana keruskan mengenai
hampir seluruh baggian dermis. Bila kerusakn lebih dalam mengenai
dermis subyektif dirasakan nyeri. Penyembuhan yang terjadi lebih lama
tergantung pada bagian yang memiliki kemampuan reproduksi.
3. Derajat III. Luka bakar meliputi seluruh kedalaman kuli, mungkin
subkulit, atau organ yang lebih dalam. Oleh karena itu tidak ada lgi epitel
yang hidup maka untuk mendapatkan kesembuhan harus dilakukan
cangkok kulit. Koagulasi protein yang terjadi berwarna puith, tidak ada
bula, dan tidak ada nyeri.
H. Klasifikasi luka bakar :
1. Luka bakar berat atau kritis bila : Derajat dua denagn luas lebih dari
25 %; Derajat tiga dengan luas lebih dari 10% atau terdapat di muka, kaki
dan tangan; Luka bakar disertai dengan trauma jalan nafas atau
jaringan lunak luas atau fraktur dan Luka bakar karena lisrik.
2. Sedang bila : Derajat dua dengan luas 15-25 % dan Derajat 3 dengan luas
kurang dari 10 %kecuali muka, kaki, dan tangan.
3. Ringan bila : Derajat 2 dengan luas kurang dari 15 % dan Derajat tiga
kurang dari 2%
I. Luas luka bakar
Perhitungan luas bakar antara lain bardasarkan rule of nine dari Wallace,
yaitu :
1. kepala dan leher = 9%
2. ektrimitas atas = 2X9% (kiri dan kanan)
3. paha dan betis = 4 X 9 % (kiri dan kanan)
4. dada, perut, punggung, bokong = 4 X 9%
5. perinium dan gentalia = 1%
Rumus tersebut tidak digunakan pada anak bayi karena luas permukaan anak
jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Oleh karena itu
digunakan rumus 10 untuk bayi dan rumus 10-15-20 dari Lund–Brounder
untuk anak. Dasar presentasi yang digunakan tersebut di atas adalah luas
telapak tangan dianggap 1%.
J. Pemeriksaan Luka bakar
 Pemeriksaan serum : hal ini dilakukan karena ada pada pasien dengan
luka bakar mengalami kehilangan volume;
 Pemeriksaan elektrolit pada pasien dengan luka bakar mengalami
kehilangan volume cairan dan gangguan Na-K pump;
 Analisa gas darah biasanya pasien luka bakar terjadi asidosis
metabolisme dan kehilanga protein;
 Faal hati dan ginjal;
 CBC mengidentifikasikan jumlah darah yang ke dalam cairan,
penuruan HCT dan RBC, trombositopenia lokal, leukositosis, RBC
yang rusak;
 Elektolit terjadi penurunan calsium dan serum, peningkatan alkali
phospate;
 Serum albumin : total protein menurun, hiponatremia;
 Radiologi : untuk mengetahui penumpukan cairan paru, inhalas asap
dan menunjukkan faktor yang mendasari;
 ECG : untuk mengetahui adanya aritmia
K. Pengobatan Luka Bakar
prioritas pertama dalam mengatasi luka bakar adalah menghentikan proses luka
bakar ini meliputi intervensi pertolongan pertama pada situasi :
 untuk luka bakar termal (api ) “brhenti, berguling, dan berbaring tutup
individu dengan selimut dan gulingkan pada api yang lebih kecil.
Berikan kompres dingin untuk menurunkan suhu dari luka (es dingin
menyebabkan cedera lanjut pada jaringan yang terkena )
 untuk luka bakar kimia (cairan), bilas dengan air sebanyak mungkin
dari kulit. Untuk luka bakar kimia (bedak), sikat bedak kimia dari kulit
kemudian bilas dengan air
 untuk luka bakar listrik matikan sumber listrik pertama-tama sebelum
berusaha untuk memisahkan korban dengan bahaya
Prioritas kedua adalah menciptakan jalan nafas yang efektif, untuk klien
denagn kecurigaan cedera inhalasi berikan oksigen dilembabkan 100% melalui
masker 10 l/mnt. Gunakan intubasi endotrakeal dan tempatkan pada ventilasi
mekanik bila gas darah arteri menunjukkan hiperkapnia berat meskipun dengan
O2 suplemen
Prioritas ketiga adalah resusitasi cairan agresif untuk memperbaiki kehilangan
volume plasma secara esensial setengah dari perkiraan volume cairan
diberikanpada delapan jam pertama pasca luka bakar dan setengahnya lagi
diberikan selama 16 jam kemudian. Tipe-tipe cairan yang digunakan melipuit
kristaloid seperti larutan ringer laktat dan atau seperti koloid seperti albumin
atau plasma. Terapi cairan diindikasikan pada luka bakar derajat dua atau tiga
dengan luas > 25 % atau lien tidak dapat minum. Terapi cairan dihentikan bila
masukan oral dapat menggantikan parenteral.
Download