DINAMIKA DAN TANTANGAN PEMBERDAYAAN Oleh : Hempri Suyatna Inti dari pemberdayaan adalah pengembangan (enabling), memperkuat potensi atau daya (empowering), dan terciptanya kemandirian. Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Hasil yang diharapkan adalah tumbuhnya kompetensi masyarakat (tanggung jawab sosial dan kapasitas masyarakat). ANTITESIS DARI PERSPEKTIF SEBELUMNYA Sentralisasi Menjadi Desentralisasi Top Down Menjadi Bottom Up Uniformity Menjadi Variasi Lokal Sistem Komando Menjadi Proses Belajar Ketergantungan Menjadi Keberlanjutan Social Exclusion Menjadi Social Inclusion Improvement Menjadi Transformation MENGAPA PEMBERDAYAAN • Masih ada ketidakberdayaan masyarakat (marginalisasi, keterisolasian dan keterbatan akses masyarakat baik sosial maupun politik) • Isu Kemiskinan Dan Ketimpangan • Banyak program-program yang tidak berkelanjutan dan justru menimbulkan ketergantungan masyarakat. • Ketidakberdayaan dapat disebabkan oleh kondisi struktural masyarakatnya yang mengandung unsur diskriminasi dan dominasi Pemberdayaan hanya sekedar sebagai sarana legitimasi kepentingan. Masih adanya bias elite dalam proses perencanaan dan pelaksanaan. CONTOH: PNPM Pengamatan selama ini memperlihatkan bahwa program PNPM di beberapa daerah mencapai hasil yang cukup menggembirakan. Banyak daerah sasaran yang kemudian berhasil menjalankan pembangunan wilayahnya terutama pembangunan fisik seperti jembatan, jalan, sarana pendidikan, polindes, maupun prasarana fisik lainnya. CONTOH: PNPM Meskipun demikian, program masih menghadapi hambatan maupun tantangan seperti : • Sinergitas program PNPM dengan program-program pembangunan lain yang masih kurang. • Proses pelembagaan program PNPM yang kurang mengakar • Proses penggalian aspirasi/partisipasi masyarakat yang kurang (masih banyak yang merupakan representasi tokoh masyarakat) • Sosialisasi program ke masyarakat masih kurang CONTOH: PNPM Meskipun demikian, program masih menghadapi hambatan maupun tantangan seperti : • Sinergi Tridaya dalam program PNPM (infrastruktur, sosial dan ekonomi) juga cenderung kabur (Triple C : Communication, Cooperation dan Coordination). • Persoalan keberlanjutan (institusionalisasi) program, tidak ada jaminan sistem yang telah dibangun tersebut. Prinsip ‘tridaya’ PNPM kabur? Triple C: •Communication •Cooperation •Coordination Ekono mi (20%) Sosial (10%) Infrastr uktur (70%) Kesejahteraan masyarakat (menanggulangi kemiskinan) MENGAPA PEMBERDAYAAN • Masih ada ketidakberdayaan masyarakat (marginalisasi, keterisolasian dan keterbatan akses masyarakat baik sosial maupun politik) • Isu Kemiskinan Dan Ketimpangan • Banyak program-program yang tidak berkelanjutan dan justru menimbulkan ketergantungan masyarakat. • Kondisi struktural masyarakatnya yang mengandung unsur diskriminasi dan dominasi sehingga menyebabkan ketidakberdayaan. MENGAPA PEMBERDAYAAN • Sustainable Development Goals (SDGs) (Summit 2012 di Rio de Janeiro) Pembangunan berkelanjutan • Visi pembangunan paska-2015 adalah pembangunan berkelanjutan yang inklusif, adil dan bermartabat yang menghilangkan ketimpangan ekonomi, gender, sosial dan politik. • Agenda pembangunan paska-2015 mampu mendorong mampu mendorong berakhirnya kemiskinan dan ketimpangan. PEMBERDAYAAN Pemberian kewenangan dan penguatan kapasitas masyarakat • Reorientasi pola pikir pemberdayaan masyarakat (masyarakat, negara dan pasar). • Pola pikir selama ini masih mengacu pada pola pikir developmentalist • Negara masih cenderung underestimate, • Masyarakat tidak bisa selalu mengharapkan bantuan/kridho lumahing asto. PERUSAHAAN Tidak sekedar membantu programprogram CSR dalam bentuk program-program karitatif Pendekatan harus berbeda dengan sesuai dengan perkembangan kapasitas masyarakat. TAHAPAN : Development for Community Development With Community Development of Community • Peningkatan kapasitas masyarakat untuk mandiri dan membangun jejaring sosial. • Institusionalisasi penyelenggara program pemberdayaan masyarakat (anggaran, kesinambungan program, SDM yang memiliki kompetensi). • Institusionalisasi pada penerima manfaat (kesinambungan aktivitas lokal, adanya fungsi institusi lokal, berkembangnya modal sosial dan kapasitas masyarakat). Penyelenggara pemberdayaan masyarakat harus melakukan hal-hal sebagai berikut: Public Responsibility Manajerial Responsibility Financial Responsibility Environment Responsibility Dalam tataran makro perlu sinergi dan kerjasama dengan berbagai stakeholder : AKADEMISI BISNIS Forum ABCG CIVIL SOCIETY GOVERNANCE Contoh Kemitraan dalam Pengembangan Masyarakat Support & Catalyst, Community Service Facilitate Workshop and Training Facility academic govern ment bussine ss community Increase awareness, involvement and participation Provide affordable product & technology REFINED MODEL COMPLEXITY UNIVERSITY ACADEMICS DEVELOPMENT PARTNERS PROFESSIONAL ASSOCIATION TECHNICAL ASSISTANCE COMPETENCE CONTINUING EDUCTN INDUSTRY BUSINESS TECHNOLOGY PRODUCT PRODUCERS ROLE OF UNIVERSITY INVESTMENT PARTNERS COMMUNITY GOVERNMENT ? COMMERCIAL INTEREST REGULATION INCENTIVES BENEFICARIES CONSUMERS • Pengembangan Forum CSR “RUMAH CEMARA” di Kelurahan Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah (melalui kegiatan pengabdian jurusan dan KKN-PPM) • Kerjasama dengan beberapa mitra perusahaan dalam penguatan kelembagaan masyarakat (Misalnya : Dengan PT Taspen di Desa Srimartani, Piyungan Bantul Dengan PT Sriboga di Desa Sidorejo Kecamatan Lendah,Kulonprogo)