BAB I - WordPress.com

advertisement
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
LATAR BELAKANG .......................................................................................................... 1
TUJUAN ............................................................................................................................... 2
PERMASALAHAN .............................................................................................................. 2
MANFAAT ........................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 5
BAB III KESIMPULAN ....................................................................................................... 45
SITASI PUSTAKA ............................................................................................................... 48
TABEL .................................................................................................................................. 50
GAMBAR BAGIAN-BAGIAN SEL.................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 70
LAMPIRAN .......................................................................................................................... 71
2
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 MEMBRAN PLASMA ...................................................................................
GAMBAR 2 NUKLEUS ......................................................................................................
GAMBAR 3 SITOPLASMA ................................................................................................
GAMBAR 4 RETIKULUM ENDOPLASMA .....................................................................
GAMBAR 5 RIBOSOM .......................................................................................................
GAMBAR 6 BADAN GOLGI .............................................................................................
GAMBAR 7 MITOKONDRIA.............................................................................................
GAMBAR 8 BADAN MIKRO .............................................................................................
GAMBAR 9 PLASTIDA ......................................................................................................
GAMBAR 10 LISOSOM......................................................................................................
GAMBAR 11 SITOSKELETON ..........................................................................................
GAMBAR 12 MIKROFILAMEN ........................................................................................
GAMBAR 13 MIKROTUBULUS .......................................................................................
GAMBAR 14 FILAMEN ANTARA ....................................................................................
GAMBAR 15 SEL HEWAN ................................................................................................
GAMBAR 16 SEL TUMBUHAN ........................................................................................
GAMBAR 17 DINDING SEL ..............................................................................................
GAMBAR 18 VAKUOLA ...................................................................................................
GAMBAR 19 SENTRIOL ....................................................................................................
3
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 Karakteristik Mikrotubul, Mikrofilamen, dan Filament Antara ........................ 50
TABEL 1.2 Perbedaan sel tumbuhan, hewan dan bakteri .................................................... 50
TABEL 1.3 Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan sel hewan dan tanaman............... 51
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup merupakan struktur kompleks dari kehidupan. ada yang uni
seluler (bersel satu) dan juga ada multiseluler (bersel banyak) pada tumbuhan ataupun
hewan. Sel merupakan unit terkecil atau unit dasar makhluk hidup baik secara
stuktural maupun fungsional. Hal ini berarti bahwa secara structural, sel merupakan
penyusun makhluk hidup, baik mahkluk bersel satu maupun bersel banyak. Selain itu,
setiap sel melakukan aktivitas kehidupan. untuk menjaga kelangsungan aktivitasny,
setiap selmempunyai struktur dan fungsi yang jelas. Sebuah sel mempunyai tiga
bagian utama yaitu membrane sel (selaput plasma), sitoplasma, dan organel-organel
sel. Sementara itu, nucleus atau inti sel merupakan organel terbesar. Sel memiliki
bentuk dan ukuran yang bervariasi.bentuk sel biasanya sesuai dengan fungsinya.
Ukuran sel pada umumnya sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Struktur sel dibagi menjadi struktur sel prokariotik dan eukariotik. Setiap
organisme tersusun dari salah satu tipe struktur sel tersebut, yaitu prokariotik atau
eukariotik. Pada dasarnya, struktur penyusun sel pada tumbuhan dan hewan adalah
sama. Namun ada beberapa organel sel yang terdapat pada tumbuhan namun tidak
ditemukan pada sel hewan, dan sebaliknya.
5
Mempelajari dan mengetahui tentang sel serta struktur bagian-bagian
didalamnya dapat mendorong kita agar lebih mencintai diri kita. Sel tersusun dari
bagian inti yaitu membran plasma, nukleus, dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma
terdapat organel-organel sel yang masing- masing memiliki bentuk dan fungsi yang
berbeda tetapi saling berhubungan. Organel- organel sel itu diantaranya: retikulum
endoplasma, ribosom, kompleks golgi, mitokondria, badan mikro, plastida, lisosom,
sitoskeleton, mikrofilamen, mikrotubul, dan filamen antara. Selain itu ada organel
yang tidak dimiliki hewan tapi tidak dimiliki oleh tumbuhan dan sebaliknya.
Misalnya, dinding sel, vakuola, dan sentriol.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk merampungkan
tugas biologi yang diberikan oleh bapak Abdul kadir. Selain itu sebagai bahan
pembelajaran untuk saya dan pembacanya kelak dalam menambah informasi dan
memperkaya wawasan kita terutama dalam menjaga kesehatan kita, karena sel ini
sangat erat kaitan nya dengan organ-organ vital dalam tubuh kita.
C. Permasalahan
1. Bagaimana struktur dan fungsi:
a. Membran plasma
b. Nukleus
c. Sitoplasma
6
d. RE
e. Ribosom
f. Kompleks Golgi
g. Mitokondria
h. Badan mikro
i. Plastida
j. Lisosom
k. Sitoskeleton
2. Benarkah Nukleus sebagai pengatur kegiatan sel?
3. Bagaimana struktur organel di dalam sitoplasma?
4. Bagaimana ribosom mensintesis protein?
5. Apakah ribosom dapat disebut dengan organel sel?
6. Bagaimana akibat dari kerusakan pada mitokondria?
7. Apakah kelainan pada lisosom dapat terjadi dan apa penyebabnya?
D. Manfaat
Banyak ilmu dan manfaat yang dapat diperoleh dari membaca makalah ini
salah satunya adalah memperkaya pengetahuan serta wawasan kita. Bahwa tubuh kita
disusun oleh bagian kehidupan yang paling kecil dan dasar yaitu
sel. Manfaat
selanjutnya adalah supaya kita bisa lebih mencintai diri kita dan merawat setiap
anggota atau organ dari tubuh kita. Dengan makan makanan yang sehat dan rajin
7
berolah raga, supaya sel kita selalu sehat dan tetap melakukan aktivitas sesuai dengan
fungsinya.
8
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian-Bagian Sel dan Fungsinya
- Bagian hidup (komponen protoplasma), terdiri atas inti dan sitoplasma termasuk
cairan dan struktur sel seperti : mitokondria, badan golgi, dll
- Bagian mati (inklusio), terdiri atas dinding sel dan isi vakuola mari kita bahas
masing-masing bagian satu per satu.
I. Membran Plasma
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma.
Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan
alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan
dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer)
dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui
membran sel.
Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh
Singer dan Nicholson pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida membran
merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk fluida dengan molekul lipid yang dapat
berpindah secara lateral di sepanjang lapisan membran. Protein membran tersusun
secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran
sel sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak
dan dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen Komponen
9
penyusun membran sel antara lain adalah phosfolipids, protein, oligosakarida,
glikolipid, dan kolesterol.
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion
secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul
hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara
itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan
substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan
terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara,
yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran
tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan
mekanisme khusus.
Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien
konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi
terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal
yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran
yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengkonsumsi
O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah
perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke
hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena
zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
10
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa.
Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi
transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.
Transpor aktif
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak
spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor
aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam
transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta ionophore.
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan
light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua
istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang
mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer kedua
substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu siklus transpor
Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri.
Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada
Bakteriorhodopsin.
II. Nukleus
Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik.
Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul
DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis
protein seperti histon. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk
11
genom inti sel. Nukleus merupakan organel terbesar yang berada dalam sel. Nucleus
berdiameter sekitar 10 μm. Nucleus biasanya terletak di tengah sel dan berbentuk
bulat atau oval.
Pada umumnya sel organisme berinti tunggal, tetapi ada juga yang memiliki
lebih dari satu inti. Berdasar jumlah nucleus, sel dapat dibedakan sebagai berikut.
1). Sel mononukleat (berinti tunggal), misalnya sel hewan dan tumbuhan.
2). Binukleat (inti ganda), contohnya Paramecium.
3). Multinukleat (inti banyak), misalnya Vaucheria (sejenis alga) dan beberapa
jenis jamur. Di dalam nucleus terdapat matriks yang disebut nukleoplasma,
nukleoulus, RNA, dan kromosom. Kromosom tersusun atas protein dan DNA. Setiap
nucleus tersusun atas beberapa bagian penting sebagai berikut.
a). Membrane Nucleus (selaput inti)
Selaput inti merupakan bagian terluar inti yang memisahkan nukleoplasma
dengan sitoplasma. Selaput inti terdiri atas dua membrane (bilaminair), setiap lapis
merupakan lapisan bilayer. Ruang antara membrane disebut perinuklear atau sisterna.
Pada membrane ini terdapat porus yang berfungsi untuk pertukaran molekul dengan
sitoplasma. Berdasarkan ada tidaknya selaput inti, dibedakan dua tipe sel yaitu sel
prokariotik (tidak memiliki selaput inti) dan seleukariotik (memiliki selaput inti).
b). Nukleoplasma
Nukleoplasma adalah cairan inti (karyotin) yang bersifat transparan
semisolid(kental). Nukleoplasma mengandung kromatin, granula, nucleoprotein, dan
senyawa kimia kompleks. Pada saat pembelahan sel, benang kromatin menebal dan
12
memendekserat mudah menyerap zat warna (disebut kromosom). Benang kromatin
tersusun atas protein dan DNA. Di dalam benang DNA inilah tersimpan informasi
kehidupan. DNA akan mentranskripsi diri( mengkopi diri) menjadi RNA yang
selanjutnya akan dikeluarkan ke sitoplasma.
c). Nukleolus
Nukleolus atau anak inti tersusun atas fosfoprotein, orthosfat, DNA, dan
enzim. Nucleolus terbentuk pada saat terjadi proses transkripsi (sintesis RNA) di
dalam nucleus. Jika transkripsi berhenti, nucleolus menghilang atau mengecil. Jadi,
nucleolus bukan merupakan organel yang tetap.
Kromatin, Kromosom dan DNA
Kromatin pada saat interfase tampak sebagai butir-butir yang tersebar pada
seluruh inti tanpa adanya benang-benang kromosom. Namun sebaliknya, jika inti sel
sedang bermitosis buti-butir kromatin tidak terlihat dan akan tampak benang-benang
kromosom. Istilah kromosom diperuntukan bagi kromatin yang membentuk
gambaran sebagai batang-batang halus saat pembelahan sel. Kromosom tersusun atas
molekul DNA (16%), RNA (12%) dan nucleoprotein (72%). Nukleoprotein sendiri
tersusun atas berbagai jenis protein, yaitu protamin, histon, nonhiston dan berbagai
enzim di antaranya polymerase DNA dan RNA.
Molekul DNA dikenal sebagai materi genetik yang menyimpan semua
informasi penting tentang segala aktivitas sel yang harus dilakukan melangsungkan
13
sebuah kehidupan. DNA atau Deoxyribonucleic acid diibaratkan sebagai
perpustakaan besar yang didalamnya terdapat buku-buku penting (gen) dan tersimpan
rapi di dalam inti sel. Molekul DNA memiliki struktur berupa dua untai
polinukleutida (double strand) yang masing-masing untai polinukleutida tersusun atas
rangkain nukleutida dalam bentuk deoksiribonukleutida. Setiap molekul nukleutida
terdiri atas tiga gugus, yaitu gugus gula pentosa dalam bentuk deoksibosa, gugus
fosfat dan gugus basa nitrogen.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan
mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga
berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi
mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat
terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana
ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
III. Sitoplasma (Plasma Sel)
Fungsi utama kehidupan berlangsung di sitoplasma. Hampir semua kegiatan
metabolisme berlangsung di dalam ruangan berisi cairan kental ini. Di dalam
sitoplasma terdapat organel-organel yang melayang-layang dalam cairan kental
(merupakan koloid, namun tidak homogen) yang disebut matriks. Organellah yang
menjalankan banyak fungsi kehidupan: sintesis bahan, respirasi (perombakan),
penyimpanan, serta reaksi terhadap rangsang. Sebagian besar proses di dalam
sitoplasma diatur secara enzimatik.
14
Sitoplasma merupakan cairan yang terdapat di dalam sel, kecuali di dalam inti
dan organel sel. Khusus cairan yang terdapat di dalam inti sel dinamakan
nukleoplasma. Sitoplasma bersifat koloid, yaitu tidak padat dan tidak cair. Penyusun
utama dari sitoplasma adalah air yang berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta
sebagai media terjadinya reaksi kimia sel.
Disamping air di dalamnya terlarut banyak molekul-molekul kecil, ion dan
protein. Ukuran partikel terlarut antara 0,001-0,1 µm dan bersifat transparan. Koloid
sitoplasma dapat berubah dari sol ke gel begitu sebaliknya. Sol terjadi jika
konsentrasi air tinggi, sedang gel saat konsentrasi air rendah.
Sitoplasma merupakan plasma yang terdapat di dalam sel dan di luar nucleus;
atau dengan perkataan lain, sitoplasma merupakan plasma yang terletak di antara
membran plasma dan nucleus. Sitoplasma yang berada di dalam nucleus disebut
nukleoplasma. Pada sel tumbuhan, sitoplasma dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berbatasan dengan selaput plasma disebut ektoplasma dan yang di bagian dalam
disebut endoplasma. Ektoplasma lebih jernih dan kompak. Pada sel hewan
ektoplasma berupa selaput plasma itu sendiri. Endoplasma sel tumbuhan banyak
mengandung plastida (zat warna).
Komponen utama penyusun sitoplasma sebagai berikut.
1). Cairan seperti gel (agar-agar/jeli)yang disebut sitosol.
2). Substansi simpana dalam sitoplasma. Substansi ini bervariasi bergantung
tipe selnya.
15
3). Jaringan yang strukturnya seperti filament (benang) dan serabut yang
saling berhubungan. Jaringan benang dan serabut (mikrofilamen, mikrotubulus, dan
filament intermediar) disebut sitoskeleton yang berfungsi sebagai kerangka sel.
4). Organel-organel sel.
Sitoplama dapat dibagi atas dua bagian, yaitu matriks sitoplasma/bahan dasar
sitoplasma yang disebut sitosol dan bermacam organel. Sitosol disusun oleh partikel
dengan ukuran 0,001-0,1 μm, sedangkan partikel penyusun organel sel berukuran
lebih besar dari partikel penyusun sitosol, yaitu lebih dari 0,1 μm. Matriks sitoplasma
dapat bertindak sebagai larutan penyangga (buffer). Sifat biologis matriks sitoplasma
adalah
mampu
mengenali
rangsang (iritabilitas)
dan
mengantar
rangsang
(konduktivitas).
Sitosol merupakan substansi koloid (kolla = lem; oides = seperti). Air yang
merupakan zat pelarut adalah komponen terbesar dari sitosol sehingga di dalam
sitosol mudah terjadi reaksi kimia. Oleh karena sitosol bersifat koloid; mka
sitoplasma juga bersifat koloid.
Beberapa sifat koloid sitoplasma adalah sebagai berikut.
1. partikel koloid bersifat transparan.
2. ukuran partikel koloid berkisar antara 0,001 sampai 0,1 μm. Dengan
demikian, ukuran partikel koloid lebih besar dari larutan murni, tetapi lebih kecil dari
ukuran partikel suspensi.
3. komponen terbesar penyusun sitoplasma adalah air sehingga memudahkan
terjadinya reaksi kimia.
16
4. sitoplasma bersifat elektrolit. Di dalam larutan elektrolit senyawa elektrolit
akan mengalami elektolisis menjadi ion positif dan ion negative. Ion yang bermuatan
beda ( positif dan negative) akan tarik-menarik sedangkan ion yang bermuatan sama
(positif dan positif atau negative dan negative) akan tolak-menolak.
5. sitoplasma bergerak karena adanya gerak acak (gerak brown) dari partikelpartikelnya.
6. bentuk koloid dapat berubah dari bentuk cair (sol) ke bentuk kental (gel)
atau sebaliknya.
Selain organel, terdapat pula vakuola, butir-butir tepung, butir silikat dan
berbagai produk sekunder lain. Vakuola memiliki peran penting sebagai tempat
penampungan produk sekunder yang berbentuk cair, sehingga disebut pula ‘cairan
sel’. Cairan yang mengisi vakuola berbeda-beda, tergantung letak dan fungsi sel.
IV. Organel Sel
Organel adalah struktur dengan ukuran mikro yang tidak dapat dilihat dengan
mikroskop. Oleh karena itu, organel merupakan struktur submikroskopik yang hanya
dapat dilihat dengan mikroskop electron. Organel mempunyai struktur dan fungsi
yang khusus. Ada beberapa organel yang dipunyai baik hewan maupun tumbuhan.
Organel tersebut adalah: reticulum endoplasma (RE), ribosom, kompleks golgi,
mitokondria, dan badan mikro. Organel lain yang hanya dimiliki tumbuhan,
misalnyadinding sel, plastida dan vakuola, sedangkan organel yang hanya dimiliki
17
oleh hewan adalah lisosom, sentriol (terbentuk dari beberapa mikrotubul), dan
mikrofilamen. Mikrotubul dan mikrofilamen merupakan penyusun sitoskeleton.
Sitoskeleton merupakan organel sel berupa jalinan benang yang menyebar dalam
sitoplasma. Stuktur dan fungsi organel akan dibicarakan berikut ini satu per satu.
A. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma adalah suatu kumpulan kantung seperti membran
berbentuk pipa, gelembung dan kantung pipih yang meluas dalam sitoplasma sel
eukariot. Retikulum endoplasma dibagi dua kategori yaitu retikul endoplasma kasar
dan retikulum endoplasma halus. Kedua macam retikulum endoplasma ini menyusun
suatu sistem membran yang melingkupi suatu ruang. Bagian dalam membran disebut
dengan luminal atau ruang sisterna (cisternal space) dan daerah diluar membran yang
disebut ruang sitosolik (cytololic space) Perbedaan morofologi antara retikulum
endplasma kasar dan halu terletak apa ada tidaknya ribosom yang terikat pada
membran yang berhadapan dengan ruang sitosolik. Retikulum endoplasma kasar
merupakan organel berbatas membran yang terusun dari suatu kantong pipih yang
disebut dengan sisterna. Sedangkan komponen membran dari retikulum endoplasma
halus berbentuk tubular.
Perbedaan jumlah antara kedua jenis retikulum endoplasma ditentukan oleh jenis
sel. Sebagai contoh, sel yang mensekresi protein dalam jumlah besar seperti sel
pancreas, kelenjar ludah mempunyai retikulum endoplasma yang banyak. Kalau
dilihat secara menyeluruh, retikulum endoplasma kasar dan halus dibedakan tidak
hanya berdasarkan ada tidaknya ribosom pada membrannya tetapi juga pada
18
susunannya dalam sitoplasma. Retikulum endoplasma kasar tampak berupa saluran
panjang, berjajar melengkung teratur, sedangkan retikulum endoplasma halus
berupak pembuluh (tubuler) atau gelembung (vesikuler) yang tidak teratur.
Retikulum endoplasma kasar dan halus berhubungan di suatu tempat, karena dalam
banyak hal kedua retikulum endoplasma ini bekerja sama dalam melakukan
aktivitas sel.
1. Jenis-Jenis Retikulum endoplasma :
-Retikulum endoplasma halus
Retikulum endoplasma halus (SER) berkembang dalam sejumlah jenis sel
seperti sel otot rangka, tubulus ginjal dan kelenjar steroid. Protein retikulum
endoplasma bervariasi antara satu sel dengan sel lain bergantung kepada fungsi,
seperti:
-
sintesis hormon steroid pada kelenjar gonad dan korteks ginjal
-
detoksifikasi pada hati memiliki komponen organik yang bervariasi seperti
barbiturat dan etanol.
-
Pelepasan glukosa dari glukosa 6 fosfat pada hati. Jejumlah besar glikogen di
dalam hati disimpan sebagai granula yang terikat dengan membran luar
retikulum endoplasma halus.
-Retikulum endoplasma kasar
Retikulum endoplasma kasar, karena pada membrannya melekat banyak
sekali ribosom sehingga tampak kasar di bawah mikroskop dan tidak tampak licin.
Elemen karakteristik dari REG adalah berupa lembaran tipis yang terdiri dari 2
19
membran bersatu pada bagian tepi masing-masing dan dibatasi oleh suatu cavite
berbentuk kantong yang aplatis (sakulus). Letak dan jumlah dari sakulus bervariasi,
tergantung pada jenis sel dan fungsi dari aktivitasnya. Bila letak REG berkembang
balk, letak sakulus menjadi sistematis, terarah, paralel satu dengan yang lainnya. Pada
sel-sel glandula dari acini pankreas dan paratoide terdapat pada maxilla. Semua
sakulus menempati bagian basal dari sitoplasma. Pada sel yang kurang aktif juga
mengandung sakulus namun jumlahnya jarang.
2. Struktur Tabulair Retikulum Endoplasma Halus
Berlawanan dengan penyusun lamellair dari REG, maka REL dibentuk dari satu
labirynth berkanalikula halus, saling berhubungan, dan berinfiltrasi dalam semua
sitoplasma.
Tidak ada ribosom pada permukaan eksternal dari membrannya. REL memiliki
sifat yang membuka kantak atau hubungan yang penting dengan mitokondria, tempat
glikogen dan peroxysomes.
Kesimpulan adalah:
- REG memiliki suatu organisasi sakular dan membrannya ditutupi oleh
ribosom.
- REL adalah suatu jalinan tubuli-tubuli yang beranatomosis dan dikarakterisasi
oleh tidak adanya ribosom.
3. Penyusun Kimia dari Membran Retikulum Endoplasma
20
Dengan teknik ultrasentrifugasi differentielle memisahkan membran RE dalam
bentuk vesikula-vesikula kecil; mikrosom, tertutupi atau tidak oleh ribosom. Analisa
hiokimia
dari
mengeliminasi
membran
tersebut
Ribonukleoprotein),
(ditraitmen
dengan
memperlihatkan
rihonuklease
bahwa
untuk
membran
RE
mengandung:
• Protein yang terstruktur dan lemak (30% atau 50%).
• Enzim, yang dibutuhkan pada sintesa protein, pada metabolisme lemak, dan
pada fenomena detoxifikasi.
REL dan REG saling berhubungan, meskipun sukar untuk memisahkan
membrannya, namun penyusun biokimianya dari kedua sistem tersebut berbeda,
yaitu:
 Kandungan fosfolipida lebih tinggi pada REL dari REG.
 Perbandingan kuantitas fosfolipidal kuantitas kolesterol adalah 15 untuk
REG dan 4 untuk REL.
 Glukosa 6-fosfat terutama terdapat pada REG.
 5-nukleotidase terutama terdapat pada REL.
 Susunan dari lemak dan protein sesuai dengan model Singer - Nicolson.
Fungsi Retikulum Endoplasma :
1. Fungsi sintesa
Sintesa protein ini dilakukan bersama-sama dengan ribosom, di mana protein
yang dibebaskan masuk dalam cavite RE.
21
a. SINTESA lemak: RE bertanggung jawab pada sintesa lemak, membrannya
mengandung sistem enzimatik yang bertanggung jawab pada pemanjangan dan
saturasi dari asam lemak.
b. Sintesa glyciprotein; protein disintesa oleh REG, dapat berasosiasi pada gula.
Sintesa glycoprotein ini disebut glycosilasi. Berawal pada REG dan berakhir pada
AG.
c. Sintesa membran; Sistem membraner ini sangat berbeda di mana disintesa
fosfolipida dan protein yang berasal dari pembentukan membran sel.
2. Fungsi Penyimpanan
RE menyimpan dan mengkonsentrasikan substansi yang berasal dari miliu
ekstraseluler, juga dapat dari intraseluler.
3. Fungsi detoxifikasi
Membran RE (hati dan ginjal) mentransformasi molekul-molekul toksik menjadi
molekul tidak toksik sebelum dieliminasi oleh organisme. Detoksifikasi terjadi
misalnya melalui hydroxylosi.
4. . Fungsi transport,
-
Elektron berkat suatu sistem transfer extramitokondrial (cytochrom P4;o,
cytochrom BS).
-
Substansi yang disebabkan oleh sel, dalam semua sel, mulai dari ruang
perinukleir sampai miliu ekstraseluler.
B. Ribosom
22
ribosom merupakan stuktur paling kecil yang tersuspensi dalam sitoplasma
dan terdapat di sel eukariotik maupun prokariotik. Pada, sel eukariotik, ribosom
terdapat bebas dalam sitoplasma atau terikat RE. ribosom tersusun atas protein dan
RNA. Ribosom terdiri dari dua subunit, yaitu subunit kecil dan subunit besar. Tiaptiap subunit disintesis dalam nucleolus dan dikeluarkan melalui porus nucleus ke
sitoplasma tempat kedua subunit bergabung. Ribosom berperan dalam sintesis
protein.
Ribosom
merupakan
partikel
yang
kampak/padat,
terdiri
dari
ribonukleoprotein, melekat atau tidak pada permukaan external dari membran RE,
yang memungkinkan sintesa protein.
a. Sifatnya
 Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk elips.
 Pada teknik pewarnaan negatif, tampak adanya satu alur transversal, tegak
lurus pada sumbu, terbagi dalam dua sub unit yang memiliki dimensi berbeda.
 Dengan ultrasentrifugasi yang menurun pada kedua sub unit ribosom tersebut
dapat dipisahkan sehingga dapat penyusunnya dapat dideterminasis. Sub unitsub unit berasosiasi secara tegak iurus pada bagian sumbu dalam aiur yang
memisahkannya.
 Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam
unit Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari prokariot adalah 70S
untuk keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk
23
yang kecil). Untuk eukariot adalah 80S untuk keseluruhan ribosom (60S
untuk sub unit besar dan 40S untuk yang kecil).
 Dimensi ribosom serta bentuk menjadi bervariasi. Pada prokariot, panjang
ribosom adalah 29 nm dengan besar 21 nm. Dan eukariot, ukurannya 32 nm
dengan besar 22 nm.
 Pada prokariot sub unitnya kecil, memanjang, bentuk melengkung dengan 2
ekstremitas, memiliki 3 digitasi, menyerupai kursi. Pada eukariot, bentuk sub
unit besar menyerupai ribosom E. coli.
b. Komposisi Kimia
Asam nukleat ribosom:
- Sub unit besar dibentuk dari protein dan RNA dalam kuantitas yang seimbang,
mengandung 2 tipe rRNA, yakni:
•
Satu rRNA 28S
•
Satu rRNA SS
- Sub unit kecil mengandung r RNA 18s.
Diketahui bahwa, dengan ketiadaan RNA 185, maka sub unit besar tidak dapat
berasosiasi pada sub unit kecil. Sedangkan RNA 28s memungkinkan asosiasi
tersebut. RNA SS melekat pada sequence asam nukleat ini yaitu tRNA. Bilamana
terbaca maka tRNA melekat pada site yang merupakan bagian RNA 285.
Perpindahan dari tRNA yang melekat pada molekul mRNA menyebabkan
pergerakan translasi mRNA masing-masing.
Protein ribosomal
24
a.
Sub unit kecil (30S prokariot): 21 protein digambarkan berturut-turut dengan
huruf S dan satu angka antara 1 dan 21 (S1, S2, S21). Berat moleku130.000 40.000 Dalton. Berada pada permukaan ribosom, mengelilingi rRNA. Protein
memainkan peranan sebagai reseptor pada faktor pemanjangan sedangkan
yang lainnya mengontrol transducti.
b.
Sub unit besar: 33 protein dikenal sebagai Li sampai L33. Terlibat dalam:
 Translokasi oleh adanya GTP (melekat pada ribosam) yang
memberikan energi untuk memindahkan inRNA dan pembebasan
tRNA asetil.
 Fiksasi (protein L7 dan L1z) dari suatu faktor pemanjangan (EF-6)
 Dalam pembentukan suatu ikatan peptida antar rantai peptida yang
telah dibentuk dan suatu asetil-NH2 baru.
 Dalam konstruksi suatu alur longitudinal, menempatkan rantai protein
dengan pembentukan dan melindunginya meiawan enzim proteolitik.
Alur ini memiliki panjang sesuai dengan rantai polipeptida 35 asetilNH2.
SINTESIS PROTEIN
Sebelum pembelahan sel, DNA di dalam kromosom mengganda sehingga
setiap sel anak memiliki kromosom yang sama. DNA bertanggungjawab untuk
25
mengkode semua protein. Setiap asam amino di kode oleh satu atau lebih triplet
nukleotida. Kode ini dihasilkan dari satu untai DNA melalui proses yang disebut
dengan transkripsi. Proses ini menghasilkan mRNA yang akan dibawa keluar dari inti
untuk selanjutnya diterjemahkan menjadi protein. Hal ini dapat dilakukan karena
pada sitoplasma terdapat kelompok ribosom yang disebut dengan poliribosom. Atau
dapat dilakukan pada ribosom yang menempel pada reticulum endoplasma. Kode
tersebut (gambar 4.4) kemudian diterjemahkan pada suatu struktur yang disebut
ribosom yang juga dibuat di dalam inti. Ribosom ini merupakan tempat bagi mRNA
di mana mRNA akan terikat. Asam amino untuk sintesis protein akan di bawa
ketempat ini oleh RNA transfer (tRNA). Setiap tRNA memiliki triplet yang akan
berikatan dengan urutan nuklotida yang sesuai pada mRNA. Sebagai contoh fenil
alanin yang terikat pada tRNA yang miliki tiplet AAA (adenin-adenin-adenin) akan
berikatan dengan urutan nukleotida yang sesuai pada mRNA yaitu UUU (urasil,
urasil, urasil).
Inisiasi
Gambar 4.5 memperlihatkan proses inisiasi. Proses tersebut dimulai ketika
ribosom subunit kecil berikatan dengan mRNA. Inisiator tRNA yang membawa
metionin berikatan pada daerah AUG yang mengkode asam amino metionin.
Selanjutnya ribosom sub unit besar akan menempel Pada ribosom subunit kecil.
Catatan, sisi A dan sisi P merupakan tempat pengikatan tRNA.
26
Elongasi
Pada (gambar 4.6) terlihat bahwa komponen tRNA bergerak dari sisi A ke
sisi P. Sisi A meruapakan tempat bagi tRNA berikitnya. Pada contoh ini adalah tRNA
yang membawa prolin yang dibawa oleh tRNA yang memiliki kode GGC. tRNA ini
akan berpasangan dengan urutan nukleotida CCG pada mRNA. Setelah menempel
pada sisi A, metionin dan protein akan diikat oleh ikatan peptida. Selanjutnya tRNA
yang pertama (yang membawa metionin) akan meninggalkan ribosom dan tRNA
yang membawa prolin akan berpindah kesisi A. Ribosom selanjunya akan bergerak
ke triplet berikutnya dengan arah 5' - 3' (ditunjukkan oleh arah panah pada mRNA).
Sedangkan tRNA akan bergerak dari arah 3' – 5 .
Ribosom selanjutnya akan membaca kode dengan arah 5' - 3' dan
menambahkan asam amino pada rantai peptide. Pada gambar tRNA yang membawa
glisin yang dikode oleh CCA, berpasangan dengan basa GGU pada mRNA. Proses ini
akan berjalan terus sampai mencapai stop codon. Pada (gambar 4.7) diperlihatkan
dengan tanda merah.
Akhir translasi (terminasi)
Ketika robosom mencapai stopkodon, dan tidak ada tRNA yang menempel
maka ribosom sub uni kecil dan besar akan terpisah dan meninggalkan mRNA
(gambar 4.8).
Poliribosom
27
Kelompok ribosom dapat menempel pada mRNA dan setiap ribosom
mensintesis satu untui polipeptida.kelompok ini disebut dangan poliribosom.
Ribosom merupakan suatu partikel ribonukleoprotein yang berukuran kecil (20 X 30
nm). Ribosom terdiri dari dua unit. Yang dihasilkan didalan nukleolus. Ribosom
meninggalkan inti sebagai unit terpisah melalui pori inti. Ribosom utuh dibentuk di
dalam sitoplasma. Penyatuan ribosom di ditoplasma adalah untuk mencegah
terjadinya sintesis protein didalam inti.
C. Badan Golgi (Aparatus Golgi)
Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom)
adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di
semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan
fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan
Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi
pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang
bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Karena
hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan dan
membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel.
Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel.
28
Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga
vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan
yang diperlukan seperti enzim-enzim pembentuk dinding sel.
Badan Golgi merupakan suatu bagian sel yang hampir serupa dengan
Retikulum Endoplasma. Hanya saja, Badan Golgi terdiri dari berlapis-lapis ruangan
yang juga ditutupi oleh membran. Badan Golgi mempunyai 2 bagian, yaitu bagian cis
dan bagian trans. Bagian cis menerima vesikel-vesikel [vesicle] yang pada umumnya
berasal dari Retikulum Endoplasma Kasar. Vesikel ini akan diserap ke ruanganruangan di dalam Badan Golgi dan isi dari vesikel tersebut akan diproses sedemikian
rupa untuk penyempurnaan dan lain sebagainya. Ruangan-ruangan tersebut akan
bergerak dari bagian cis menuju bagian trans. Di bagian inilah ruangan-ruangan
tersebut akan memecahkan dirinya dan membentuk vesikel, dan siap untuk disalurkan
ke bagian-bagian sel yang lain atau ke luar sel.
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi
berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi tahun 1898 di dalam sitoplasma
sel saraf. beberapa fungsi badan golgi antara lain :
1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel
kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
29
2. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti
membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran
plasma.
3. Membentuk dinding sel tumbuhan
4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi
enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
5. Tempat untuk memodifikasi protein
6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
7. Untuk membentuk lisosom.
Dalam badan golgi terdapat variasi coated vesicle, antara lain: Clathrin-coated
adalah yang pertama ditemukan dan diteliti. tersusun dari clathrin dan adaptin.
interaksi lateral antara adaptin dengan clatrin membentuk formasi tunas. jika tunas
clathrin sudah tumbuh, protein yang larut dalam sitoplasma termasuk dynamin akan
membentuk cincin di setiap leher tunas dan memutusnya.
COPI-coated memaket tunas dari bagian pre-golgi dan antar cisternae.
beberapa protein COPI-coat memperlihatkan sekuens yang bermiripan dengan
adaptin, dapat diduga berasal dari evolusi yang bermiripan.
30
COPII-coated memaket tunas dari retikulum endoplasma. Terdapat 2 protein
dalam badan golgi. Protein Snare V-snare menuju T-snare dan akan bergabung. Tsnare adalah protein yang ada di target sedangkan V-snare adalah vesikel snare. Vsnare akan mencari T-snare dan kemudian akan berfusi menjadi satu. Protein Rab
termasuk ke dalam golongan GTP-ase. protein Rab memudahkan dan mengatur
kecepatan pelayaran vesikel dan pemasangan v-snare dan t-snare yang diperlukan
pada penggabungan membran.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa AG tidak hanya berfungsi sebagai
alat transport materi ke luar sel. Akan tetapi banyak reaksi yang berlangsung di dalam
lumen AG, antara lain proses biosintesis- glikoprotein dan glikolipid yang dikatalisis
oleh enzim glikosil transferase, kedua proses ini sering dinamakan glikosilasi. Di
dalam AG juga terjadi proses penambaKan gugus sulfat pada karbohidrat yang
dikatalisis oleh enzim sulfat tansferase. Seiain itu, di dalam lumen AG terjadi proses
sintesis proteoglikan yang merupakan komponen matriks ekstra sel. Pada sel
tumbuhan yang sedang membelah, AG berperanan dalam pembentukan komponen
dinding sel yang baru.
Molekul-molekul protein dan lipid yang telah mengalami modifikasi kimiawi
di dalam lumen AG akan di packing oleh membran Golgi dan ditransfer dalam bentuk
vesikel. '
Ada tiga macam protein yang dihasilkan oleh Golgi, antara lain:
31
1) protein membran inti, membran plasma dan protein membran organel
2) protein sekretori yang disimpan dalam bentuk vesikel
3) protein enzim yang disimpan dalam vesikel (lisosom)
D. Mitokondria
Mitokondria adalah badan energi sel yang berisi protein dan benar-benar
merupakan "gardu tenaga". "Gardu tenaga" ini mengoksidasi makanan dan mengubah
energi menjadi adenosin trifosfat atau ATP. ATP menjadi agen dalam berbagai reaksi
termasuk sistesis enzim. Mitokondria penuh selaput dalam yang tersusun seperti
akordion dan meluaskan permukaan tempat terjadinya reaksi. (Sumber: Time Life,
1984)
Wikipedia Indonesia, (ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia; diakses pada
22 Agustus 2007) memberi pengertian mitokondria sebagai tempat di mana fungsi
respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan
atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses
hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel. Oleh
karena itu mito kondria sering disebut sebagai “The Power House”.
Mitokondria merupakan penghasil (ATP) karena berfungsi sebagai tempat di
mana respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Bentuk mitokondria beraneka
ragam, ada yang bulat, oval, silindris, seperti gada, seperti raket dan ada pula yang
tidak beraturan. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa mitokondria berbentuk
32
butiran atau benang. Mitokondria mempunyai sifat plastis, artinya bentuknya mudah
berubah. Ukuran seperti bakteri dengan diameter 0,5 – 1 µm. Mitokondria baru
terbentuk dari pertumbuhan serta pembelahan mitokondria yang telah ada
sebelumnya (seperti pembelahan bakteri). Penyebaran dan jumlah mitokondria di
dalam tiap sel tidak sama dari hanya satu hingga beberapa ribu. Pada sel sperma,
mitokondria tampak berderet-deret pada bagian ekor yang digunakan untuk bergerak.
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme
tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung.
Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel.
Struktur
mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam,
ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran [Cooper,
2000].
Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama
serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeabel
terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam hal ini,
membran luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri gram-negatif. Selain
itu, membran luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid dan
enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks untuk menjalani βoksidasi menghasilkan Asetil KoA.
33
Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri
dari 20% lipid dan 80% protein. Membran ini merupakan tempat utama pembentukan
ATP. Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan banyaknya lipatan
yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista [Lodish, 2001]. Stuktur krista ini
meningkatkan
luas
permukaan
membran
dalam
sehingga
meningkatkan
kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung protein
yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi
membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta protein transpor yang mengatur
keluar masuknya metabolit dari matriks melewati membran dalam.
Ruang antar membran yang terletak diantara membran luar dan membran
dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti
siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi β-oksidasi asam lemak. Di
dalam matriks mitokondria juga terdapat materi genetik, yang dikenal dengan DNA
mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik serta ion-ion seperti
magnesium, kalsium dan kalium
Untuk kehidupan sel, mitokondria berperan menghasilkan energi yang
digunakan untuk melakukan berbagai fungsi sel.
Semua jaringan dan sel yang hidup dengan berbagai derajat yang berbeda
menurut fungsi masing-masing memerlukan energi dalam bentuk ATP yang
dihasilkan mitokondria melalui proses fosforilasi oksidatif. Disfungsi mitokondria
34
dapat terjadi pada semua sistem organ, maka manifestasi klinik kelainan mitokondria
dapat bervariasi menurut organ yang terlibat. Gangguan ini bisa berupa gangguan
fungsi sampai kerusakan sistem organ. Hal itu disampaikan oleh dr David Handojo
Muljono dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Jakarta dalam suatu seminar
tentang Mitokondria.
Dengan berkembangnya imunologi, diketahui bahwa kerusakan hati pada
primary biliary cirrhosis (PBC) terjadi karena kerusakan mitokondria akibat antibodi
terhadap protein mitokondria. Selanjutnya terungkap bahwa penyakit hati yang
disebabkan oleh penimbunan lemak, terjadi melalui kerusakan mitokondria sel hati.
Kelainan mitokondria ini terjadi sebagai akibat peningkatan sintesis asam
lemak yang diikuti mekanisme kompensasi sel berupa fat disposal melalui esterifikasi
lemak menjadi trigliserida dan oksidasi di tiga organel sel yakni mitokondria,
peroksisom dan mikrosom. Kelainan pada mitokondria itu juga terjadi karena
pembentukan bahan-bahan yang bersifat toksik terhadap berbagai protein respirasi,
fosfolipid dan DNA mitokondria.
Selain akibat penimbunan lemak, kelainan mitokondria pada penyakit hati
juga diakibatkan pengaruh obat. Obat merupakan bahan kimia yang bekerja dengan
berbagai cara yakni langsung pada reseptor, memodulasi enzim atau berikatan dengan
protein sel untuk menimbulkan efek baru. Di lain pihak, hati merupakan organ yang
bertugas menetrasisasi bahan-bahan toksik yang memasuki tubuh. Kegagalan suatu
35
sistem akan menyebabkan akumulasi bahan tertentu yang akan merupakan bahan
toksis untuk enzim pada organel tertentu atau pada organel berikutnya.
E. Badan Mikro
Badan mikro hampir menyerupai lisosom, berbentuk agak bulat, diselubungi
membrane tunggal, dan di dalamnya berisi enzim katalase dan oksidase. Disebut
badan mikro karena ukurannya yang kecil, hanya bergaris tengah 0,3-1,5 μm.
Terdapat dua tipe badan mikro, yaitu peroksisom dan glioksisom. Peroksisom
terdapat pada sel hewan, fungi, dan daun tanaman tingkat tinggi. Peroksisom
berperan dalam oksidasi substrat menghasilkan H2O2 (bersifat racun bagi sel) yang
selanjutnya dipecah menjadi H2O+O2. peroksisom penting dalam penyerapan cahaya
dan respirasi sehingga berhubungan erat dengan kloroplas dan mitokondria. Peran
lain peroksisom selain melindungi sel dari H2O2, juga berperan dalam perubahan
lemak menjadi karbohidrat dan perubahan purin dalam sel. Glioksisom terdapat pada
sel tanaman, terutama terdapat pada jaringan yang mengandung lemak, misalnya bijibijian yang mengandung lemak. Fungsi glioksisom yaitu berperan dalam
metabolisme asam lemak dan tempat terjadinya siklus glioksilat. Untuk keperluan
proses tersebut,glioksisom menghasilkan enzim-enzim dan glioksilat, termasuk di
dalamnya enzim katalase dan glikolat oksidase.
Peroksisom adalah kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom
berisi berbagai enzim dan yang paling khas ialah enzim katalase. Katalase berfungsi
36
mengkatalisis perombakan hydrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida
merupakan produk metabolism sel yang berpotensi membahayakan sel. Peroksisom
juga berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat. Peroksisom terdapat pada
sel tumbuhan dan sel hewan. Pada hewan, peroksisom banyak terdapat di hati dan
ginjal, sedang pada tumbuhan peroksisom terdapat dalam berbagai tipe sel.
Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan, misalnya pada lapisan aleuron
biji padi-padian. Aleuron merupakan bentuk dari protein atau kristal yang terdapat
dalam vakuola. Glioksisom sering ditemukan di jaringan penyimpan lemak dari biji
yang berkecambah. Glioksisom mengandung enzim pengubah lemak menjadi gula.
Proses perubahan tersebut menghasilkan energi yang diperlukan bagi perkecambahan.
F. Plastida
Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan.
Tidak terdapat pada hewan, fungi, maupun prokariota seperti bakteri dan ganggang
hijau-biru. Bentuk plastida bulat, oval, atau cakram. Diameternya antara empat
sampai enam micrometer. Organel ini mempunyai membrane rangkap yang disebut
amplop. Di dalam amplop terdapat system membrane dan matriks.
ada tiga macam plastida, yaitu :
- leukoplast adalah plastida yang tidak mengandung pigmen dan berfungsi sebagai
tempat penyimpanan atau sebagai gudang. Berdasarkan bahan yang dikandung,
leukoplas dapat di bedakan atas:
37
a). amiloplas, bila bahan yang disimpan di dalamnya berupa tepung atau amilum
b). elaioplas, bila bahan yang disimpan di dalamnya berupa minyak
c). aleuroplas, bila bahan yang disimpan berupa protein.
- kloroplast : plastida yang umumnya berwarna hijau. terdiri dari : klorofil a dan b
(untuk
fotosintesis).
- kromoplast : plastida yang mengandung pigmen yang bukan pigmen fotosintesis,
misalnya:
• Fikosianin menimbulkan warna biru misalnya pada Cyanophyta.
• Fikoeritrin menimbulkan warna merah misalnya pada Rhodophyta.
• Karoten menimbulkan warna keemasan misalnya pada wortel dan Chrysophyta.
• Xantofil menimbulkan warna kuning misalnya pada daun yang tua.
• Fukosatin menimbulkan warna pirang misalnya pada Phaeophyta.
G. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi
enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada
berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan
ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis
enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase,
38
fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5. Fungsi utama
lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
- Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui
mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel
kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa materi tersebut
dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa
ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu pertama kali dengan
enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5)
pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan membentuk lisosom.
- Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri,
seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari retikulum
endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu,
autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang
menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada sel hati, transformasi
berudu menjadi katak, dan embrio manusia.
- Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan
mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan
membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian,
fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang
menjadi lisosom (endosom lanjut).
39
Berbagai kelainan turunan yang disebut sebagai penyakit penyimpangan
lisosom (lysosomal storage disease) mempengaruhi metabolism lisosom. Seseorang
yang ditimpa penyakit penyimpangan ini kekurangan salah satu enzim hidrilitik aktif
yang secara normal ada dalam lisosom. Lisosom melahap substat yang tidak tercerna
yang mulai mengganggu fungsi seluler lainnya. Pada penyakit Pompe misalnya, hati
dirusak oleh akumulasi glikogenakibat ketiadaan enzil lisosomyang dibutuhkan untuk
memecah polisakarida. Pada penyakit Tay-Sachs, enzim pencerna lipid hilang atau
inaktif, dan otak dirusak oleh akumulasi lipid dalam sel. Untunglah penyakit
penyimpangan ini jarang ada pada populasi umum. Pada masa mendatang mungkin
kita dapat mengobati penyakit penyimpangan ini dengan menyuntikkan enzim yang
hilang bersama dengan molekul adaptor yang menargetkan enzim-enzim untuk
penelanan oleh sel dan penggabungan dengan lisosom.
Pembentukan lisosom
Enzim lisosom adalah suatu protein yang diproduksi oleh ribosom dan
kemudian masuk ke dalam RE. Dari RE enzim dimasukkan ke dalam membran
kemudian dikeluarkan ke sitoplasma menjadi lisosom. Selain ini ada juga enzim yang
dimasukkan terlebih dahulu ke dalam golgi. Oleh golgi, enzim itu dibungkus
membran kemudian dilepaskan di dalam sitoplasma. Jadi proses pembentukan
lisosom ada dua macam, pertama dibentuk langsung oleh RE dan kedua oleh golgi.
H. Sitoskeleton
40
sitoskeleton berupa rangkaian benang-benang yang tersusun atas silium dan
flagellum dan berfungsi sebagai penyokong sel serta mempertahankan bentuk sel. Hal
ini terutama penting bagi sel hewan karena sel hewan tidak mempunyai dinding sel.
Benang-benang sitoskeleton tidak hanya merupakan “tulang” sel, tapi juga
merupakan otot. Benang penyusun sitoskeleton dapat dibedakan atas 3 jenis
benang,yaitu mikrotubul(merupakan benang yang paling tebal),mikrofilamen (sering
juga disebut filament aktin, merupakan benang yang tipis), dan filament antara
(merupakan benang yang berukuran di antara mikrotubul dan mikrofilamen).
I.
Mikrofilamen atau filamen aktin
Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang saling bertaut dan tipis, terdiri dari
protein yang disebut aktin. Mikrofilamen berdiameter antara 5-6 nm. Karena kecilnya
sehingga pengamatannya harus menggunakan mikroskop elektron.
Mikrofilamen seperti mikrotubulus (pengertian mikrotubulus dibawah), tetapi
lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin
(seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel k. dan peroksisom
(Badan Mikro). Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak
mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
J.
Mikrotubulus
41
Mikrotubulus
berbentuk
benang
silindris,
kaku,
berfungsi
untuk
mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel". Contoh organel ini antara lain
benang-benang gelembung pembelahan. Selain itu mikrotubulus berguna dalam
pembentukan sentriol, flagela dan silia.
Sentriol berbentuk silindris dan disusun oleh mikrotubulus yang sangat
teratur. Pada saat membelah, sentriol akan membentuk benang-benang gelendong
inti. Silia dan flagella merupakan tonjolan yang dapat bergerak bebas dan dijulurkan.
Pengertian lain, mikrotubulus adalah rantai protein yang berbentuk spiral.
Spiral ini membentuk tabung berlubang. Mikrotubulus tersusun atas bola-bola
molekul yang disebut tubulin. Diameter mikrotubulus kira-kira 25 nm. Mikrotubulus
merupakan serabut penyusun sitoskeleton terbesar.
Mikrotubulus mempunyai fungsi mengarahkan gerakan komponen-komponen
sel, mempertahankan bentuk sel, serta membantu pembelahan sel secara mitosis.
K.
Filamen antara (Serabut antara)
Filamen antara adalah rantai molekul protein yang berbentuk untaian yang
saling melilit. Filamen ini berdiameter 8-10 nm. Disebut serabut antara karena
berukuran diantara ukuran mikrotubulus dan mikrofilamen. Serabut ini tersusun atas
protein yang disebut fimetin. Akan tetapi, tidak semua sel tersusun atas fimetin,
contohnya sel kulit tersusun oleh protein keratin.
42
Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
1. Sel Hewan :
* tidak memiliki dinding sel
* tidak memiliki butir plastid
* bentuk tidak tetap karena hanya memiliki membran sel yang keadaannya tidak kaku
* jumlah mitokondria relatif banyak
* vakuolanya banyak dengan ukuran yang relatif kecil
* sentrosom dan sentriol tampak jelas
2. Sel Tumbuhan
* memiliki dinding sel
* memiliki butir plastid
* bentuk tetap karena memiliki dinding sel yang terbuat dari cellulose
* jumlah mitokondria relatif sedikit karena fungsinya dibantu oleh butir plastid
* vakuola sedikit tapi ukurannya besar
43
* sentrosom dan sentriolnya tidak jelas
1.
Dinding sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel terdiri daripada
selulosa yang kuat yang dapat memberikan sokongan, perlindungan, dan untuk
mengekalkan bentuk sel. Terdapat liang pada dinding sel untuk membenarkan
pertukaran bahan di luar dengan bahan di dalam sel. Dinding sel itu tipis, berlapislapis, dan pada tahap awalnya lentur. Lapisan dasar yang terbentuk pada saat
pembelahan sel terutama adalah pektin, zat yang membuat agar-agar mengental.
Lapisan inilah yang merekatkan sel-sel yang berdekatan. Setelah pembelahan sel, tiap
belahan baru membentuk dinding dalam dari serat selulosa. Dinding ini terentang
selama sel tumbuh serta menjadi tebal dan kaku setelah tumbuhan dewasa. (Sumber:
Time Life, 1984).
Pada dinding sel ada bagian yang tidak menebal, yaitu bagian yang disebut
noktah. Melalui noktah ini terjadi hubungan antara antara sitoplasma satu dengan
yang lain yang disebut plasmodesmata. Plasmodesmata berupa juluran plasma, yang
berfungsi menjadi pintu keluar masuknya zat.
Sebagian besar isi dari sel berupa air. Tekanan air atau isi sel terhadap dinding
sel disebut tekanan turgor. Dinding sel dan vakuola berperan dalam turgiditas sel.
Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel
44
untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri,
fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas,
layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dindingdinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi
struktur dan fungsi sel sen Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen,
tergantung golongan organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar
terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai
penyusun penting) dan garam karbonat, silikat dari Ca dan Mg. Pada bakteri,
peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel
yang terbentuk dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein,
pektin, dan sakarida sederhana (gula).diri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang
masuk ke dalam sel. Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang
tidak berkayu.
2. Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa
Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola
ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan
bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah. .Vakuola ini diselimuti oleh
membran tonoplas.
45
Vakuola besar sel tumbuhan berkembang dengan adanya penggabungan dari
vakuola-vakuola yang lebih kecil, yang diambil dari retikulum endoplasma dan
aparatus golgi. Melalui hubungan ini, vakuola merupakan bagian terpadu dari sistem
endomembran.
Pada beberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vakuola non
kontraktil. Protista mirip hewan (protozoa), memiliki vakuola kontraktil atau vakuola
berdenyut yang menetap. Vakuola kontraktil berfungsi sebagai osmoregulator, yaitu
pengatur nilai osmotik sel atau ekskresi. Vakuola non kontraktil atau vakuola
makanan berfungsi mencerna makanan dan mengedarkan hasil pencernaan.
Vakuola berisi:
• gas,
• asam amino,
• garam-garam organik,
• glikosida,
• tanin (zat penyamak),
• minyak eteris (misalnya jasmine pada melati, roseine pada mawar zingiberine pada
jahe),
46
• alkaloid (misalnya kafein pada biji kopi, kinin pada kulit kina, nikotin pada daun
tembakau, tein pada daun teh, teobromin pada buah atau biji coklat, solanin pada
umbi kentang, likopersin dan lain-lain),
• enzim,
• butir-butir pati.
fungsi vakuola adalah :
1. memelihara tekanan osmotik sel
2. penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll
3. mengadakan sirkulasi zat dalam sel
3. Sentriol (sentrosom)
Sentorom merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang sentriol)
yang terjadi ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini akan bergerak ke
bagian kutub-kutub sel yang sedang membelah. Pada siklus sel di tahapan interfase,
terdapat fase S yang terdiri dari tahap duplikasi kromoseom, kondensasi kromoson,
dan duplikasi sentrosom.
Terdapat sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai dengan
G1 dimana sepasang sentriol akan terpisah sejauh beberapa mikrometer. Kemudian
47
dilanjutkan dengan S, yaitu sentirol anak akan mulai terbentuk sehingga nanti akan
menjadi dua pasang sentriol. Fase G2 merupakan tahapan ketika sentriol anak yang
baru terbentuk tadi telah memanjang. Terakhir ialah fase M dimana sentriol bergerak
ke kutub-kutub pembelahan dan berlekatan dengan mikrotubula yang tersusun atas
benang benang spindel.
48
BAB III
KESIMPULAN
Bagian utama penyusun sel ialah membrane plasma, nucleus ( inti sel), dan
sitoplasma. Sedangkan organel-organel lain di antaranya ialah reticulum endoplasma
(RE), ribosom, kompleks golgi, mitokondria, badan mikro, plastida, lisosom, dan
sitoskeleton.
Membrane plasma tersusun dari dua lapis molekul fosfolipid di bagian tengah
dan selapis molekul protein di masing-masing bagian tepi. Konstruksi membrane
yang terdiri dari protein-lipid-protein tersebut dinamakan satuan membrane.
Nucleus mengandung nucleolus (anak inti) dan nukleoplasma. Dalam
nukleoplasma terdapat kromosom yang mengandung substansi genetic. Fungsi
nucleus adalah mengontrol seluruh aktivitas sel dan pewarisan factor keturunan.
Sitoplasma merupakan plasma yang terletak di antara membrane plasma dan
nucleus, terdiri dari matriks yang disebut sitosol, dan organel.
Reticulum endoplasma yang memiliki ribosom disebut RE kasar yang
fungsinya untuk transport dan sintesis protein, sedangkan yang tidak memiliki
ribosom disebut RE halus yang berfungsi untuk transport serta sintesis lemak dan
steroid.
Ribosom
merupakan
partikel
yang
kampak/padat,
terdiri
dari
ribonukleoprotein, melekat atau tidak pada permukaan external dari membran RE,
49
yang memungkinkan sintesa protein. Ribosom terdiri dari nucleoprotein yang
tersusun atas rRNA dan protein.
Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk elips. Pada teknik
pewarnaan negatif, tampak adanya satu alur transversal, tegak lurus pada sumbu,
terbagi dalam dua sub unit yang memiliki dimensi berbeda.
Kompleks Golgi Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau
diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. berfungsi untuk sekresi
polisakarida, protein, dan lendir.
Mitokondria merupakan penghasil (ATP) karena berfungsi sebagai tempat di
mana respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Bentuk mitokondria beraneka
ragam, ada yang bulat, oval, silindris, seperti gada, seperti raket dan ada pula yang
tidak beraturan. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa mitokondria berbentuk
butiran atau benang. Mitokondria mempunyai sifat plastis, artinya bentuknya mudah
berubah. Mitokondria berperan dalam respirasi sel serta tranpor electron.
Glioksisom dan peroksisom merupakan komponen badan mikro. Fungsi
glioksisom untuk metabolisme lemak, sedangkan peroksisom berperan dalam
metabolisme glikolat hasil fotosintesis.
Plastida terbagi menjadi proplastida, leukoplas, kromoplas, dan kloroplas.
Berdasarkan kandungan bahannya, leukoplas dibedakan atas amiloplas, elaioplas, dan
aleuroplas.
50
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim
hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai
kegiatan yang membutuhkan enzim.
Sitoskeleton berfungsi sebagai penyokong sel dan mempertahankan bentuk sel.
Komponen penyusun sitoskeleton adalah mikrotubul, mikrofilamen, dan sel.
Komponen penyusun sitoskeleton adalah mikrotubul, mikrofilamen, dan filamen
antara untuk memperkuat bentuk sel dan menetapkan posisi organel tertentu.
Dinding sel, plastida, dan vakuola besar hanya terdapat pada sel tumbuhan,
sedangkan sentriol hanya terdapat pada sel hewan. Dinding sel tersusun dari selulosa
yang bersifat permeable, dan vakuola dilapisi tonoplas yang bersifat semipermeabel.
Sentriol berfungsi untuk pergerakkan kromatid atau kromosom pada proses
pembelahan inti.
51
SITASI PUSTAKA
Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida (Singer dan Nicholson ,1972).
Mitokondria penuh selaput dalam yang tersusun seperti akordion dan meluaskan
permukaan tempat terjadinya reaksi (Time Life, 1984).
mitokondria sebagai tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup
berlangsung (Wikipedia Indonesia, 2007).
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan
memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah
dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel. Struktur mitokondria
terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar
membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran [Cooper, 2000].
Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20%
lipid dan 80% protein. Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP.
Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan banyaknya lipatan yang
menonjol ke dalam matriks, disebut krista [Lodish, 2001].
52
Setelah pembelahan sel, tiap belahan baru membentuk dinding dalam dari serat
selulosa. Dinding ini terentang selama sel tumbuh serta menjadi tebal dan kaku
setelah tumbuhan dewasa (Time Life, 1984).
53
Table.1.1 Karakteristik Mikrotubul, Mikrofilamen, dan Filament Antara
Sifat
Struktur
Diameter
Monomer
Fungsi
Mikrotubul
Berupa tabung/pipa:
Dinding tersusun dari
13 kolom protein
tubulin
25 nm
α-tubulin
β -tubulin
Mikrofilamen
Berupa dua untaian
aktin
Filamen antara
Berupa tabung/pipa
7 nm
6- aktin
Motilitas sel;
Gerak kromosom;
Penempatan dan
pergerakkan organel;
Mempertahankan
bentuk sel
Kontraksi otot;
Gerak ameboid;
Pembelahan sel(
formasi alur
pembelahan);
Mempertahankan
bentuk
sel;mengubah
bentuk sel
8-10 nm
5 protein yang berbeda,
tergantung pada jenis
selnya
Fungsi structural
sitoskeleton;
Mempertahankan
bentuk sel
Perbedaan sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri
Table 1.2 Perbedaan sel tumbuhan, hewan dan bakteri
Sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri mempunyai beberapa perbedaan seperti
berikut:
Sel tumbuhan
Sel hewan
Sel tumbuhan lebih
Sel hewan lebih kecil daripada sel
besar daripada sel
tumbuhan.
hewan.
Mempunyai bentuk
Tidak mempunyai bentuk yang tetap.
yang tetap.
Mempunyai dinding
sel [cell wall] dari Tidak mempunyai dinding sel [cell wall].
selulosa.
Sel bakteri
Sel bakteri sangat
kecil.
Mempunyai bentuk
yang tetap.
Mempunyai
dinding sel [cell
wall] dari
lipoprotein.
54
Mempunyai
plastida.
Tidak mempunyai plastida.
Tidak mempunyai vakuola [vacuole],
Mempunyai vakuola walaupun terkadang sel beberapa hewan
[vacuole] atau
uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak
rongga sel yang
sebesar yang dimiliki tumbuhan). Yang
besar.
biasa dimiliki hewan adalah vesikel atau
[vesicle].
Menyimpan tenaga
dalam bentuk
Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran
butiran (granul)
(granul) glikogen.
pati.
Tidak Mempunyai
sentrosom
Mempunyai sentrosom [centrosome].
[centrosome].
Tidak memiliki
Memiliki lisosom [lysosome].
lisosom [lysosome].
Nukleus lebih kecil
Nukleus lebih besar daripada vesikel.
daripada vakuola.
Tidak mempunyai
plastida.
Tidak mempunyai
vakuola.
Tidak Mempunyai
sentrosom
[centrosome].
Tidak memiliki
nukleus dalam arti
sebenarnya.
Tabel 1.3 Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan sel hewan dan tanaman
Secara umum, perbedaan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
Hewan
Terdapat sentriol
Tumbuhan
Tidak ada sentriol
Terdapat sitokinesis dan pembentukan dinding
Tidak ada pembentukan dinding sel
sel
Tidak ada perbedaan kutub embriogenik, yang
Ada kutub animal dan vegetal
ada semacam epigeal dan hipogeal
Jaringan sel hewan bergerak menjadi Jaringan sel tumbuhan tumbuh menjadi bentuk
bentuk yang berbeda
yang berbeda
Terdapat proses gastrulasi
Terdapat proses histodifferensiasi
Tidak terdapat jaringan embrionik
Meristem sebagai jaringan embrionik seumur
seumur hidup
hidup
55
Terdapat batasan pertumbuhan
(ukuran tubuh)
Tidak ada batasan pertumbuhan, kecuali
kemampuan akar dalam hal menopang berat
tubuh bagian atas
Apoptosis untuk perkembangan
jaringan, melibatkan mitokondria
dan caspase
Tidak ada "Apoptosis", yang ada lebih ke arah
proteksi diri, tidak melibatkan mitokondria
56
Gambar 1 bagian-bagian sel
Gambar 1 Membrane plasma
57
Gambar 1.1 Phospolipid Bilayer (sumber : www.prism.gatech.edu)
Gambar 2 Nukleus
58
Gambar 2.1 Struktur nukleus
Gambar 2.2 Struktur Membran Inti (sumber: micro.magnet.fsu.edu)
Gambar 2.3 Struktur Pori Nuklues (Sumber: micro.magnet.fsu.edu)
59
Gambar 2.4 Nukleolus (Sumber: ibiblio.org)
Gambar 2.5 Kromatin dan Kromosom (sumber: micro.magnet.fsu.edu)
60
Gambar 2.6 Struktur Untai Ganda DNA (sumber: sinauislam)
Gambar 2.7 Struktur DNA (Sumber:library.thinkquest.org )
61
Gambar 3 Retikulum Endoplasma
Gambar 4 Ribosom
62
Gambar 4.1 Ribosom, memiliki 2 sub unit besar dan kecil
Gambar 4.2 Ribosom. Sub Unit Kecil dan besar bersatu
63
Gambar 4.3 Ribosom melekat pada RE dan ribosom bebas
Gambar 4.4
64
Gambar 4.5
Gambar 4.6
65
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 5 Kompleks Golgi
66
Gambar 6 Mitokondria
Gambar 6.1 Struktur mitokondria
67
Gambar 7. Lisosom, tampak pada sel
Gambar 7.1 Penampang Peroksisom (Salah satu Badan mikro)
68
Gambar 7.2. Pembentukan Lisosom dan Aktivitasnya
Gambar 8. Kloroplas (merupakan salah satu jenis plastida pada tumbuhan).
69
Gambar 8.1 Kloroplas dan Klorofil
Gambar 9 Struktur Mikrotubulus (Salah satu sitoskeleton)
70
Gambar 9.1 Bagian-bagian dari Mikrotubulus
Gambar 10 Penampang Sel Hewan
71
Gambar 11 Sel Tumbuhan
Gambar 11.1 Struktur sel tumbuhan
Keterangan:
1. kloroplas
2. vakuola
3. nukleus
a. plasmodesmata
b. membran plasma
c. dinding sel
d. membran tilakoid
e. amilum
f. vakuola
g. tonoplas
h. mitokondrion
(mitokondria)
i. peroksisoma
j. sitoplasma
k. vesikel kecil
bermembran
l. retikulum endoplasma
kasar
m. pori-pori nukleus
n. membran inti
o. nukleolus
p. ribosom
q. retikulum endoplasma
halus
r. vesikel golgi
s. badan golgi
t. sitoskeleton
72
Gambar 12. Sentriol
73
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo,dkk. 2005. Biologi Kelas XI. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.
Supeni, Tri.dkk. 1996. Buku Pelajaran SMU Biologi. Jakarta: Erlangga.
74
LAMPIRAN
Ribosom
:
merupakan suatu partikel ribonukleoprotein yang berukuran kecil (20
X 30 nm). Ribosom terdiri dari dua unit.
Kodon inisiasi :
Uruttan DNA tertentu yaikni AUG yang mengkode asam amino
metionin yang mengawali terjadinya sintesis protein.
Kodon
:
Tiga urutan basa nitrogen pada mRNA yang mengkode asam amino
tertentu
Antikodom
:
Tiga urutan basa nitrogen pada tRNA yang akan berpasangan dengan
kodom pada mRNA dalam proses sintesis protein
Stop kodon
:
Kodon yang tidak mengkode asam amino
Download