Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/SKS Waktu pertemuan Pertemuan ke : MIKROBIOLOGI MEDIS II : 02/2 : 2x50 menit :1 A. Tujuan Instruksional : 1. TIU : Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan replikasi virus DNA. 2. TIK : Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat memahami proses replikasi, siklus, dan hambatan replikasi virus DNA. B. Pokok Bahasan C. Sub Pokok Bahasan D. : : Replikasi Virus DNA - Replikasi virus -Siklus Replikasi -Hambatan Replikasi Virus DNA Strategi Pembelajaran : Metode perkuliahan ini menggunakan metode ceramah dan diskusi dalam suatu ruangan besar dan setiap perkuliahan mahasiswa diberi kesempatan untuk bertanya. Mahasiswa diharapkan telah membaca materi sebelumnya, sehingga dapat mengikuti setiap kegiatan dengan baik. E. Referensi : Radji Maksum. 2010 . Imunologi dan Virologi. PT.ISFI Penerbitan : Jakarta REPLIKASI VIRUS DNA Replikasi/sintesa protein virus dikenal juga sebagai perkembangbiakan virus Virus hanya bisa bereproduksi di dalam sel/jaringan yang hidup. Replikasi virus menggunakan dua mekanisme alternatif, yaitu daur litik dan daur lisogenik. 1. Perlekatan (Attachment) Proses perlekatan virus pada sel yg peka >merupakan tahap pertama dari infeksi. Diperlukan adanya reseptor untuk virus pada membran sel. 2. Penetration (Penetrasi) Virus dapat masuk ke dalam sel dengan cara : Endositosis Pelekatan dengan reseptor segera diikuti proses penelanan (endositosis) oleh membran sel. Fusi dengan membran plasma Virus beramplop mempunyai glikoprotein yg dapat menyatu dengan membran sel > nukleokapsid dilepas langsung ke dalam sitoplasma. 3. Uncoating (pelepasan selubung) Pelepasan selubung untuk virus beramplop dan tidak beramplop terjadi di dalam vakuola fagositik yg terdapat dalam sitoplasma. (virus influenza > selubung dilepas pada permukaan sel) Setelah pelepasan selubung > virus melepaskan asam nukleat >terjadi transkripsi. 4. Sintesa komponen virus baru Pada fase ini virus tidak dalam bentuk infeksius sampai terbentuk virion baru dalam sel > fase eklipsis. Pd DNA virus berlangsung 5 – 15 jam Pd RNA virus berlangsung 3 – 10 jam 5. Perakitan (Assembly) > merupakan tahap perakitan komponen virus Setelah protein viral dan asam nukleat disintesis terpisah >dilakukan perakitan Perakitan umumnya terjadi didalam : Inti sel (virus DNA) Sitoplasma (virus RNA) Setelah dirakit terbentuk partikel virus baru yg diikuti dng pematangan Bila protein viral dan asam nukleat yg baru terbentuk tidak bergabung secara normal > terbentuk virus inkomplet atau cacat atau kadang-kadang menghasilkan suatu infeksi yg abortif (terjadi hambatan dlm perkembangan) 6. Pelepasan virion dari sel Proses pelepasan virus terjadi secara : • Budding (penguncupan) untuk virus beramplop • Kematian dan disintegrasi sel untuk virus tidak beramplop Cara reproduksi virus yang menghancurkan sel inangnya. Virus yang hanya melakukan reproduksi dengan siklus litik dinamakan virus virulen. Siklus litik secara umum mempunyai beberapa tahap, yaitu : Adsorbsi Injeksi Eklifase Perakitan Sintesa Replikasi Litik FASE DAUR LITIK Fase Adsorbsi Penjelasan Pelekatan/penempelan ekor pada permukaan dinding bakteri. Setelah menempel, virus bakteriofage mengeluarkan enzim lisozim (enzim penghancur) yang menyebabkan dinding bakteri berlubang. Penetrasi/ injeksi Masuknya DNA/RNA virus melalui dinding sel bakteri yang berlubang tadi. Kapsid yang kosong akan tetap berada di luar dinding sel bakteri dan tak berfungsi lagi. Eklifase Penghancuran DNA bakteri oleh enzim lisozim, tetapi tidak merusak DNA virus sehingga DNA bakteri tidak dapat mengontrol mesin biosintesanya sendiri. Replikasi DNA virus memperbanyak diri dengan melakukan replikasi/pengkopian. Sintesa Pembentukan selubung protein (kapsid), sehingga terbentuk ratusan molekul DNA baru virus yang lengkap dengan selubungnya. Perakitan Pembentukan kapsid virus yang utuh sehingga DNA virus masuk ke dalam kapsid. Litik Penghancuran dinding sel bakteri oleh enzim lisozim sehingga sel bakteri pecah dan virus baru keluar. Tidak semua virus yang masuk ke dalam sel makhluk hidup lain langsung menghancurkan dinding sel tersebut dan membuat sel tersebut lisis. DNA virus yang masuk dalam bakteri menjadi bagian DNA inang melalui rekombinasi. Meskipun menjadi bagian DNA inang, namun virus tidak langsung mengambil alih metabolisme sel inang. DNA virus yg tersambung/bergabung dengan DNA bakteri tadi, disebut profaga. Istilah lisogenik mengimplikasikan bahwa profaga pada kondisi tertentu dapat menghasilkan faga aktif yang melisis inangnya dikarenakan adanya pemicu dari lingkungan seperti radiasi atau adanya beberapa zat kimia tertentu, hal inilah yang menyebabkan virus mengubah mekanisme reproduksinya dari cara lisogenik menjadi cara lisis. Adsorbsi Injeksi Penggabungan Perakitan Sintesis Pembelahan Litik FASE DAUR LISOGENIK Fase Adsorbsi Penjelasan Pelekatan/penempelan ekor pada permukaan dinding bakteri. Setelah menempel, virus bakteriofage mengeluarkan enzim lisozim (enzim penghancur) yang menyebabkan dinding bakteri berlubang. Injeksi Masuknya DNA/RNA virus melalui dinding sel bakteri yang berlubang tadi. Kapsid yang kosong akan tetap berada di luar dinding sel bakteri dan tak berfungsi lagi. Penggabungan Penggabungan atau penyisipan DNA virus ke dalam DNA bakteri sehingga DNA berbentuk sirkuler dan membentuk profage (DNA virus yang tidak aktif) Pembelahan Karena profag bersatu dengan DNA bakteri maka saat DNA bakteri melakukann replikasi, maka DNA virus juga ikut mengalami replikasi. Misal pada saat pembelahan biner bakteri. Sintesis Jika profag tiba-tiba aktif (misal karena adanya radiasi), maka profag memisahdari DNA bakteri lalu menghancurkan DNA bakteri. Selanjutnya DNA virus melakukan sintesis dan replikasi DNA. Fase sintesis ini juga menyusun protein sebagai penyusun kapsid. Perakitan Pembentukan kapsid menjadi kapsid virus yang utuh. Hambatan replikasi virus terjadi karena adanya tidakan secara : Imunologik Kemoprofilaksis Interferron Vaksinasi : Vaksin aktif : mengandung virus yang dilemahkan Vaksin inaktif : virus di dalam vaksin inaktif telah dimatikan atau diinaktivasi Umumnya senyawa antivirus yg digunakan dalam pengobatan infeksi virus terdiri dari : 1.Senyawa virusidal 2. Senyawa antiviral 3. Senyawa imunomodulator Golongan protein yang secara spesifik mampu mempertahankan tubuh terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus. Interferron dapat menghambat multiplikasi virus yang sama atau virus sejenis lainnya disekitar sel yang terinfeksi. Mencari jurnal tentang pokok bahasan mata kuliah Jurnal 5 tahun terakhir Di resume dalam bahasa Indonesia Dikumpul sebelum ETS