Surat 5-12 Sept 05 - kelompok pelayanan kasih dari ibu yang bahagia

advertisement
KELOMPOK PELAYANAN KASIH DARI IBU YANG BAHAGIA
Sekretariat: Jl. Rengas Raya no 1, Bintaro-Jakarta 12330, Tlp 021-73887370
Kepada Yth.
Bapa Kardinal, Bapa Uskup, Romo,
Frater, Bruder, Suster,
Bapak, Ibu dan Saudara-Saudari seiman,
Serta seluruh Anggota Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia
Di seluruh Indonesia.
Salam Damai dalam Nama Tuhan Yesus Kristus dan Ibu Maria,
Dalam surat kami yang terakhir tanggal 10 Mei 2005 telah kami sampaikan bahwa atas
penugasan oleh Tuhan Yesus Kristus dan Ibu Maria, Agnes Sawarno bersama 20 anggota
Kelompok Pelayanan Kasih Dari Ibu Yang Bahagia berangkat ke Fatima. Agnes Sawarno harus
melanjutkan tugas yang belum diselesaikan oleh Suster Lucia sampai saat meninggalnya, yaitu
“Menyampaikan pesan yang diterima tahun 1917 dan masih belum dibuka, berkenaan dengan
Pemurnian Dunia” sehingga Gereja Katolik dapat mempersiapkan anak-anak-Nya menghadapi
masa pemurnian dunia yang akan memuncak pada Tiga Hari Kegelapan yang akan meliputi
seluruh bumi. Pada surat yang sama kami juga melampirkan booklet dengan judul “THE
MIRACLE OF THE SUN IS PERFORMED AGAIN AND THE PURIFICATION IS NEAR”
yang kami persiapkan dan diperbanyak untuk dibagikan di Fatima. Dalam booklet tersebut kami
sampaikan apa yang menjadi tugas kami yaitu “Untuk menjadi Utusan dan Saksi dalam
menggemakan kembali Pesan Fatima 1917, bahwa masih ada pesan yang belum diumumkan
kepada dunia dan harus segera dilaksanakan, demikian juga agar benua Eropa mendapatkan
“tanda” untuk pertobatan mereka menjelang pemurnian dunia. Bila Agnes dan ‘kelompok’ tidak ke
sana bangsa Eropa tidak akan mendapat tanda peringatan untuk persiapan mereka, melainkan akan
menerima langsung puncak pemurnian lewat “tiga hari kegelapan”. Penugasan itu sudah kami
laksanakan sesuai kemampuan dan apa adanya kami.
Bersama surat ini pula kami lampirkan juga Buku dengan judul “M
MUJIZAT KEMBALI
TERJADI DAN PUNCAK PEMURNIAN DUNIA SUDAH SEMAKIN DEKAT” adalah buku
yang ke dua, yang mengungkapkan kesaksian dan pengalaman kami secara apa adanya dalam
kesadaran bahwa perjalanan misi ini adalah suatu ziarah batin yang kami jalani dalam iman
walaupun terkadang tidak sepenuhnya kami mengerti.
Dalam buku tersebut, kami ingin menyampaikan kepada Hirarki di Indomesia maupun
dimana saja dan juga kepada seluruh umat katolik, masalah-masalah berikut: (1) Mukjizat Kembali
Terjadi dan Puncak Pemurnian Dunia Sudah Semakin Dekat; (2) Yesus Kristus satu-satunya
Kebenaran dan Keselamatan; (3) Perayaan Ekaristi; (4) Semangat Pelayanan di kalangan para
Imam dan Pejabat Gereja.
1. Mukjizat Kembali Terjadi dan Puncak Pemurnian Dunia Sudah Semakin Dekat
Dalam buku tersebut dan juga dalam surat ini, Kami Bersaksi, bahwa sesungguhnya
semua yang dialami Lucia, Fransesco dan Yacinta pada tahun 1917 dalam penampakan Ibu
Maria telah diulangi kembali saat kami hadir di Fatima 13 Mei 2005. Ibu Maria
menampakkan diri dan diiringi dengan tanda-tanda mujizat matahari, hujan, angin dingin,
panas, gemuruh guntur bahkan pelangi ganda. Kami diberi pengertian bahwa tanda-tanda
itu diulangi untuk menggemakan kembali pesan-pesan Ibu Maria kepada Lucia, khususnya
mengenai pemurnian dunia yang tengah berlangsung dan akan memuncak dengan tiga hari
1
kegelapan. Semua yang dijanjikan oleh Ibu Maria kepada kami telah dipenuhinya. Kami
pun diminta bersaksi atas harapan surga agar anak-anak Allah kembali seutuhnya kepada
Allah dan agar para imam bekerja sama dengan Ibu Maria untuk mencari dan
menyelamatkan mereka yang hilang.
Pada tahun 1917, Ibu Maria mengatakan: “Aku akan kembali ketempat ini untuk ke-7
kalinya” (Jujur kami sampaikan bahwa kami baru mengetahuinya, setelah kami kembali ke tanah
air dari buku “Fatima in Lucia’s own words, Secretariado Dos Pastorinhos, Fatima 2003 hal 175“
yang baru kami beli di Fatima). Pada bulan Oktober 1917, Ibu Maria datang untuk ke-6 kalinya,
setelah itu berhenti. Baru pada tanggal 13 Mei 2005 kata-kata itu terpenuhi (semula kami sendiri
belum mengerti, apakah ini sekaligus merupakan pemenuhan janji Ibu Maria kepada Lucia atau
tidak sebagaimana kami tulis dalam buku tersebut, tetapi pada saat rekoleksi di Ungaran, Jawa
Tengah pada tanggal 28 Agustus 2005 (saat buku tersebut sedang dicetak), Ibu Maria
menjelaskan bahwa tanggal 13 Mei 2005 di Fatima, Ibu Maria hadir kembali untuk ketujuh
kalinya, memenuhi janjinya kepada Lucia (teks lengkap dapat dibaca pada website kami).
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan agar Hirarki di Indonesia
dapat menerima atau setidak-tidaknya meneliti kesaksian kami. Kami persembahkan kesaksian ini
sepenuhnya kembali pada Yesus, Allah dan Tuhan kami serta Ibu Maria, Ibu yang bahagia yang
menugaskan dan menyertai kami dalam perjalanan ini, menyatu sehati dan sejiwa. Untuk lebih
jelasnya kesaksian kami, dapat dibaca secara lengkap dalam buku tersebut.
2. Yesus Kristus satu-satunya Kebenaran dan Keselamatan
Bagi umat Kristiani, Yesus Kristus adalah satu-satunya Kebenaran dan Keselamatan.
Tentang diriNya Yesus berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun
yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14 : 6). Dan sesaat sebelum naik ke
surga Ia berkata kepada para rasul: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada seluruh
mahluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan
dihukum” (Mrk 16 : 16).
Tetapi akhir-akhir ini dikalangan para Imam dan Pejabat Gereja ada banyak yang
berpendapat bahwa di luar Kristus juga ada Kebenaran dan Keselamatan. Sikap para Imam dan
Pejabat Gereja yang demikian ini, bisa dan telah melemahkan iman umat Katolik. Kenyataan ini
jelas tergambar pada begitu mudahnya orang Katolik berganti agama, meninggalkan agama
Katolik yang berasal dari Tuhan dan berpindah ke agama lain. Dengan alasan dialog dan toleransi,
para Imam dan Pejabat Gereja tidak berani mengemukakan kebenaran agamanya.
Pada tanggal 25 Juni 2005, Ibu Maria masih menyampaikan pesan singkat berikut ini:
“Baiklah, itulah yang menjadi pemikiran yang sangat dalam di Surga. Allah telah diabaikan karena
dunia tampak besar bagi mata-mata mereka yang melemah imannya. Anak-anakku dan juga kamu
para imam, sampaikanlah kepada mereka kelemahan-kelemahan ini selama ini, dimana mereka
menjadikan suatu keputusan dan mengabaikan Allah sepenuhnya kepada manusia. Dan sampaikan
kepada mereka supaya mereka merenungkan kembali apa yang telah mereka sampaikan, apa yang
telah mereka putuskan menjadi suatu keputusan kepada anak-anakku di seluruh bumi ini.”
“Dan aku mengatakan, tidak ada keselamatan setelah Tuhan Allahmu kembali di Surga...
Harus kau nyatakan kepada mereka supaya mereka merenungkan kembali apa yang menjadi
keputusan mereka. Siapa yang tidak percaya, dia bagian dari dunia. Karena Allah tidak lagi
menurunkan keselamatan yang lain setelah Dia kembali ke Surga. Inilah yang harus kamu
selesaikan.”
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan agar Hirarki di Indonesia
dapat pula mengevaluasi kembali “beberapa hal / dokumen” dalam peraturan gereja tentang
Kebenaran dan Keselamatan, untuk kemudian dapat diusulkan kepada Tahta Suci untuk
dapat dirumuskan kembali agar tidak terjadi multi tafsir dalam pelaksanaannya (hal tersebut
merupakan permintaan oleh Tuhan Yesus untuk disampaikan kepada Bapa Paus). Untuk lebih jelas
2
dan lengkapnya Pesan Tuhan Yesus pada tanggal 8 Mei 2005, saat rekoleksi sebelum
keberangkatan ke Fatima dan Pesan penutup tanggal 21 Mei 2005 di Amsterdam, dapat dibaca
pada buku terlampir.
3. Perayaan Ekaristi
Menurut keyakinan Katolik, roti dan anggur sudah dikonsekrasi bukan lagi roti dan anggur,
melainkan sudah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Terkahir Tuhan Yesus sendiri menyatakan itu
kepada kami di Santarem, Portugal, tanggal 11 Mei 2005 seusai perayaan Ekaristi. Melalui Agnes
Sawarno Tuhan Yesus berkata: “Akulah roti yang turun dari Surga” (bdg Yoh 6). “Aku ada dalam
roti dan anggur. Itulah Tubuh dan Darahku, Kujadikan bagi kamu sampai Aku datang kembali
menjadi Hakim bagi kamu yang percaya maupun tidak percaya”.
Waktu kami merayakan Ekaristi di Garabandal, sehabis pembacaan Injil tiba-tiba Agnes
Sawarno yang dipakai Yesus berdiri dan berbicara kepada para Imam di altar. Tuhan Yesus seperti
menguji kami para imam tentang Ekaristi. Salah satu pertanyaan adalah sebagai berikut: “ Apa
yang ada diatas altar itu?” “Roti dan anggur”, jawab seorang Iman kami. “Untuk apa roti dan
anggur itu ada di altar?” tanya Tuhan Yesus lagi. “Untuk diubah menjadi Tubuh dan Darah
Kristus”, jawab Imam kami. “Siapa yang mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah
Kristus?” tanya Tuhan Yesus lagi. “Tuhan Yesus sendiri melalui kata-kata Imam”, jawab Imam
kami lagi.
Dalam tradisi gereja Katolik, selain ada perayaan ekaristi, adalagi kegiatan lain, yaitu
Adorasi Sakramen Maha Kudus, tetapi sayangnya, sudah jarang sekali umat Katolik mengadakan
Adorasi Sakramen Maha Kudus.
Ketika singgah di Santiago de Compostella, rombongan kami sempat mengadakan Adorasi
di depan Sakramen Maha Kudus di Kapel Adorasi. Pada saat itu Tuhan Yesus menampakkan diri
kepada Agnes Sawarno dalam Hosti Kudus yang ditakhtakan dalam Monstrans. Ia menampakkan
diri dalam rupa Allah Bapa yang mahakuasa yang bertakhta di Surga, berpakaian mantol
merah dengan tongkat Kemenangan di tanganNya (tongkat dengan bentuk salib
diujungnya). Pesan pokok yang disampaikan adalah: ”Hosti Kudus bukan hanya lambang,
melainkan kehadiran nyata Tuhan Yesus dalam rupa roti dan anggur dengan segenap
kekuasaan dan kemuliaanNya yang Ia berikan menjadi santapan kudus bagi umatNya untuk
bersatu denganNya. Dengan itu para Imam dan Pejabat Gereja diingatkan untuk
mempersembahkan Ekaristi dengan hati yang siap dan layak, dan bersama umat selalu
bersikap sembah sujud di hadapan Sakramen Maha Kudus”.
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan agar Hirarki di Indonesia
untuk menghidupkan kembali kebiasaan Adorasi yang di masa lampau sering diadakan, paling
tidak seminggu sekali. Dalam pertemuan-pertemuan Doa Kelompok Pelayanan Kasih Dari Ibu
Yang Bahagia, bila ada penjamahan pribadi terhadap setiap hadirin Tuhan Yesus sering menutup
sapaanNya dengan kata-kata: “Sampai jumpa lagi. Aku menunggumu”. Tuhan Yesus menunggu
kita setiap saat. Tempat paling istimewa Dia menunggu kita adalah dalam doa dan Sakramen Maha
Kudus.
4. Semangat Pelayanan di kalangan para Imam dan Pejabat Gereja
Salah satu hal yang sangat menyedihkan hati Tuhan Yesus dan Ibu Maria adalah semangat
duniawi yang ada di kalangan para Imam dan Pejabat Gereja. Dalam Pesan-pesan-Nya juga
disinggung mengenai semangat duniawi dan kemiskinan yang dijalankan oleh para Imam dan
Pejabat Gereja.
3
Untuk hal ini, dengan segala kerendahan hati, demi kejelasannya, kami mengharapkan
untuk dapat membaca Buku terlampir pada bagian Pesan-pesan untuk Hirarki dan para Imam
dan dapat kita gunakan sebagai bahan perenungan bersama.
Bapa Kardinal, Bapa Uskup, Romo, Frater, Bruder, Suster, Bapak, Ibu, Saudara dan
saudari seiman sekalian di seluruh Indonesia, demikianlah hal-hal yang ingin kami sampaikan,
masalah-masalah yang sangat ditekankan oleh Tuhan Yesus dan Ibu Maria, khususnya selama
bulan-bulan terakhir ini. Isinya banyak mengandung “kritik” dari Tuhan Yesus dan Ibu Maria,
sedangkan kami hanya sekedar “alat” untuk meneruskannya.
Semoga isi surat ini dan buku terlampir dapat menjadi bahan perenungan bagi kita semua
dalam mempersiapkan diri kita serta seluruh Umat Katolik untuk menghadapi masa Pemurnian
yang sudah/sedang berlangsung dan puncak masa Pemurnian (tiga hari kegelapan) yang segera
akan turun, sehingga kita dapat menghadapinya dengan suka cita sebagaimana janji Ibu Maria
kepada kita.
Sebagai informasi tambahan, apabila Bapa Kardinal, Bapa Uskup, para Romo, Frater,
Bruder, Suster, Bapak, Ibu dan Saudara-Saudari seiman, Serta seluruh Anggota Kelompok
Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia ingin mengetahui lebih jelas lagi perihal Pesan-pesan
Tuhan Yesus dan Ibu Maria, dapat dibaca dengan membuka website kami
www.hatiibuyangbahagia.com (seluruh pesan dan isi hati Tuhan Jesus dan Ibu Maria dari tahun
1995 s/d sekarang dapat dibaca pada website tersebut).
Apabila ada hal-hal yang kurang berkenan di hati Bapa Kardinal, Bapa Uskup, Romo,
Frater, Bruder, Suster, Bapak, Ibu, Saudara dan saudari sekalian, dengan segala kerendahan hati
kami mohon maaf. Atas perhatian, kerja sama dan bantuannya kami sampaikan banyak terima
kasih.
Dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan Ibu Maria kita pasti siap menghadapi puncak masa
pemurnian yang segera akan turun.
Jakarta, 12 September 2005
Hormat kami,
Atas nama
Kelompok Pelayanan Kasih Dari Ibu Yang Bahagia
R. Robianto Koestomo
Florence Ola Wiranata
Pembimbing Rohani
Mgr. Isak Doera, Pr
4
Download