Laporan Kegiatan

advertisement
Laporan Kegiatan
Fasilitasi Perubahan Iklim dan Pemanasan Global di SD 001 Kampung
Long Laai, Kecamatan Segah
Laporan Kegiatan
Fasilitasi Perubahan Iklim dan Pemanasan Global di SD 001 Kampung Long
Laai, Kecamatan Segah
Daftar Isi
FASILITASI PENGENALAN MATERI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMANASAN GLOBAL ......................................................... 2
PROSES HARI 1......................................................................................................... 2
Laporan Kegiatan |
PROSES HARI 2 ........................................................................................................ 4
1
S
Fasilitasi Pengenalan Materi Perubahan Iklim dan
Pemanasan Global
ebagai salah satu rangkaian dalam Sosialisasi
kelas 4,5 dan 6 yang secara keseluruhan berjumlah
Program Karbon Hutan Berau (PKHB),
26 orang. Sedangkan tim fasilitasi berjumlah 3
maka pada tanggal 27 dan 28 Januari 2012,
orang dengan dampingan 1 orang guru kelas.
The Nature Conservancy (TNC) memfasilitasi
Pengenalan Materi Perubahan Iklim dan Pemanasan
Global di SD 001 Kampung Long Laai Kecamatan
Segah. Tujuan dari fasilitasi pengenalan materi ini
adalah untuk memberikan tambahan pengetahuan
baru sekaligus penyadartahuan bagi peserta didik
mengenai isu global yang berkembang di dunia,
dimana isu pemanasan global merupakan salah satu
dari tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini,
selain kelangkaan pangan dan kelangkaan energi.
Materi – materi yang disampaikan dalam proses
fasilitasi meliputi Efek Alami Rumah Kaca,
Penguatan Efek Rumah Kaca dan Pemanasan
Global.
Dalam
setiap
sesi
penyampaiannya,
fasilitator selalu memulai dengan pertanyaan –
pertanyaan kunci untuk memberikan ruang bagi
peserta
didik
berfikir
dan
menumbuhkan
antusiasme dalam megikuti pelajaran. Ketiga materi
ini
merupakan
rangkaian
materi
Uji
Coba
Laporan Kegiatan |
Pendidikan Lingkungan Hidup yang sebelumnya
2
pernah di uji cobakan di wilayah Kecamatan Kelay,
terutama di sekolah – sekolah di empat kampung
yang berbatasan langsung dengan Kawasan Hutan
Lindung Sungai Lesan. Adapun yang menjadi
peserta dalam fasilitasi ini adalah siswa dan siswi
P
Proses Hari 1
ada sesi di hari pertama Guru
Kelas memulai kegiatan dengan
memperkenalkan tim fasilitator
kepada siswa. Kemudian tim fasilitator mengambil
alih proses perkenalan dengan siswa satu persatu
dengan menampilkan gaya-gaya yang unik dengan
tujuan untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan
membuat suasana lebih santai. Sesi selanjutnya
adalah penyampaian materi mengenai Efek Alami
Rumah Kaca. Fasilitator memulai penyampaian
materi dengan mengajak peserta didik untuk
melakukan
eksperimen
sederhana
dengan
menggunakan media barang bekas (kaleng, kaca,
sendok dan kain) yang telah di cat berwarna hitam
dan putih untuk mengamati perubahan suhu pada
thermal dalam demontrasi yang baru saja dilakukan,
setiap benda tersebut setelah mendapat energy
Peserta didik kemudian
panas (cahaya matahari). Media yang digunakan
untuk mengukur perubahan suhu tersebut adalah
thermometer. Dapat juga menggunakan bahan lain
seperti potongan coklat dan es batu sebagai bahan
alternatif jika tidak menggunakan thermometer.
Kondisi cuaca pada saat proses fasilitasi sedang tidak
cerah, maka fasilitator mengganti sumber energy
panas dengan menggunakan lampu sorot dengaan
kapasitas 200 watt. Mula – mula potongan coklat
diletakkan di setiap permukaan benda berwarna
hitam dan putih, kemudian di sorot dengan lampu
selama 10 menit. Siswa dan siswi mengamati
perubahan bentuk coklat tersebut pada 5 menit
pertama. Dimana potongan coklat tersebut sudah
menunjukkan perubahan bentuk dari berbentuk
padat ke bentuk cair. Pada 5 menit terakhir peserta
didik diminta untuk mengemukakan pendapatnya
tentang proses yang sedang mereka amati. Sebagian
besar perserta didik pada akhirnya menyimpulkan
bahwa benda berwarna hitam (gelap) menyerap
energy panas lebih cepat dibandingkan benda
berwarn putih. Proses dalam eksperimen ini
sebenarnya menunjukkan aktifitas penyerapan
energi panas suatu benda dan energi panas yang
Laporan Kegiatan |
dikeluarkan suatu benda atau yang biasa disebut
3
dengan
Radiasi
Thermal.
Peserta
didik
berkumpul ditengah ruangan kelas pada saat
fasilitator mendemonstrasikan eksperimen radiasi
thermal tersebut. Setelah memahami proses radiasi
diarahkan oleh fasilitator untuk mengamati sebuah
model yang merupakan ilustrasi dari penggalan
permukaan bumi. Dalam model ini terdapat
miniatur lanskap permukaan bumi terdiri dari
atmosfer, pohon, hewan, aliran sungai dan
pegunungan, dimana belum ada terlihat aktifitas
manusia didalamnya. Model miniatur permukaan
Bumi ini di visualisasikan sebagai potongan benda
yang mengalami hal serupa dimana juga manyerap
dan
memancarkan
energi
panas.
Matahari
memancarkan cahaya matahari. Sepertiga (30%)
dari sinar ini direfleksikan di tepi lapisan atmosfer.
CH3(metana), N20 (nitrogen dioksida). Gas-gas ini
Sebagian lagi diserap oleh gas di atmosfer (20%).
dihasilkan secara alami melalui proses bernafas
Sebagain besar dari sisa cahaya matahari (50%)
makhluk hidup, oleh penguraian bahan organik yang
mencapai permukaan bumi dan diserap oleh
telah mati, aktivitas gunung berapi dan pembakaran
permukaan bumi, karena itu bumi mengalami
kayu (kebakaran hutan). Karbondioksida CO2
peningkatan suhu yang tinggi. Permukaan bumi
merupakan komponen terbesar dari penyusun gas
kemudian memancarkan energi panas. Energy
rumah kaca. Setelah keseluruhan penjelasan materi,
panas (radiasi thermal) yang dipancarkan oleh
di
permukaan Bumi di serap oleh suatu lapisan di
berkelompok mengerjakan kuis singkat dalam
atmosfir yang disebut Gas Rumah Kaca (GRK).
lembar kerja siswa terkait proses eksperimen dan
Karena itu atmosfer mengalami peningkatan suhu.
demontrasi model Efek Alami Rumah Kaca.
Sebagian
kecil
menghilang
diluar
akhir
sesi
hari
pertama,
siswa
secara
angkasa).
Keseluruhan proses inilah yang disebut dengan
Efek Alami Rumah Kaca, yang berfungsi untuk
menghangatkan suhu Bumi dengan rata-rata suhu ±
15°C, sehingga memungkinkan adanya kehidupan
mahkluk hidup di planet Bumi. Gas-gas rumah kaca
merupakan komponen penyusun dari Efek rumah
kaca, terdiri dari beberapa jenis gas berbeda
diantaranya H (hidrogen), CO2(karbon dioksida),
S
Proses Hari 2
esi di hari kedua, fasilitator memulai
pengajaran dengan menyiapkan alat dan
bahan untuk menyampaikan materi kedua
mengenai Penguatan Efek Rumah Kaca dengan
Laporan Kegiatan |
tajuk “Apakah manusia mempengaruhi iklim”.
4
Masih dalam format berkelompok, para siswa
memperoleh penjelasan mengenai beberapa aktifitas
yang dilakukan manusia yang menghasilkan gas-gas
rumah kaca dalam skala besar dan beberapa aktifitas
alami yang menghasilkan gas-gas rumah kaca.
Dengan menggunakan media gambar, para siswa
menentukan mana saja aktifitas yang menghasilkan
gas-gas rumah kaca secara alami dan yang dihasilkan
oleh aktiftas buatan manusia. Dengan menggunakan
lembar kerja isian yang telah disiapkan sebelumnya,
Fasilitator mengajak para siswa mengamati bentuk –
bentuk aktifitas yang melepas gas-gas rumah kaca
secara alami ataupun karena aktifitas buatan
manusia. Setiap siswa yang ditunjuk mengemukakan
pendapatnya, kemudian menyusun gambar tadi di
tengah kelas hingga menbentuk rangkaian aktifitas
pelepasan gas-gas rumah kaca secara alami dan
rumah kaca lainnya
buatan manusia. Para siswa pada akhirnya dapat
dalam
membedakan aktifitas yang melepas gas-gas rumah
rangkaian
kaca secara alami maupun karena buatan manusia,
yang disebut siklus
terutama dalam skala besar dalam kurun waktu
karbon. Siklus ini
terakhir, semenjak revolusi industry di Inggris.
menunjukan proses
suatu
proses
pelepasan gas-gas rumah kaca ke atmosfer baik
secara alami maupun beberapa aktifitas ekstraktif
yang dilakukan manusia. Penggunaan media puzzle
ini juga memberikan kemudahan bagi para siswa
dalam memahami tahapan proses pelepasan gas-gas
carbon ke atmosfer. Selanjutnya para siswa secara
berkelompok berdiskusi menyusun potongan puzzle
berisi informasi secara satu persatu hingga tersusun
Selanjutnya para siswa di beri kesempatan untuk
menjadi tahapan siklus yang utuh. Penggunaan
membaca beberapa informasi di dalam lembar kerja
media ini selain untuk memudahkan siswa dalam
siswa. Informasi mengenai karbondioksida sebagai
melakukan proses pembelajaran, juga melatih para
salah satu gas penyusun gas rumah kaca dan proses
siswa untuk lebih aktif berdiskusi, mengemukakan
pelepasannya. Fasilitator memberikan beberapa
pendapat dan memahami proses. Secara bergantian
penjelasan mengenai berbagai aktifitas yang melepas
setiap
gas-gas rumah kaca. Fasilitator menggunakan media
diberikan beberapa
waktu
berdiskusi
kelompok
untuk
dan
meyusun rangkaian
puzzle tersebut dan
beradu cepat dengan kelompok lainnya. Setelah
Laporan Kegiatan |
menyelesaikan rangkaian puzzle, perwakilan dari
5
masing-masing kelompok menjelaskan bagaimana
setiap rangkaian puzzle yang telah mereka susun
puzzle
untuk
menunjukan
proses
pelepasan
karbondioksida (CO2) dan beberapa jenis gas-gas
kepada kelompok lain. Dalam proses persentasi ini
memang tidak ada kelompok yang dapat menyusun
rangkaian puzzle tadi secara tepat. Kesulitan yang
pada bagian tengahnya. Potongan coklat pada gelas
dihadapi siswa terutama mengenai penempatan arah
kedua, terlihat pula melemah dan ketikan disentuh,
panah dalam setiap aktifitas yang menunjukkan
masih terasa cukup padat pada bagian tengahnya.
pelepasan gas-gas rumah kaca yang seharusnya
Potongan coklat pada gelas ketiga, terlihat melemah
semua mengarah ke atmosfer. Proses fasilitasi
pada tiap-tiap sisinya. Fasilitor juga menyiapkan
berlanjut pada materi ketiga sekaligus sesi terkahir
media
dari seluruh rangkaian fasilitasi. Materi ke tiga
thermometer pada tiap-tiap gelas. Para siswa
mengenai pemanasan global, apakah pemanasan
mengamati
global itu, dan bagaimana terjadinya. Fasilitator
thermometer.
yang
sama
dengan
peningkatan
menempatkan
suhu
pada
tiap
memulai sesi dengan mengajak para siswa untuk
meyiapkan beberapa bahan demonstrasi pemanasan
global. Tiap–tiap kelompok menyiapkan tiga buah
gelas plastik transparan dan menaruh potongan
coklat pada tiap gelasnya. Gelas pertama di tutup
rapat dan tebal dengan menggunakan plastik
transparan hingga tidak ada sirkulasi udara
sedikitpun. Gelas kedua ditutup dengan plastik
Laporan Kegiatan |
transparan pula namun diberi beberapa lubang
6
hingga memungkinkan udara bersirkulasi dalam
Secara bertahap tampak di tiga menit pertama suhu
ruang gelas tersebut. Gelas ketiga di biarkan
pada tiap gelas tadi meningkat dimana gelas pertama
terbuka tanpa penutup sedikitpun. Masih dengan
mengalami peningkatan suhu lebih cepat diikuti
menggunakan lampu sorot, ketiga gelas tadi di
gelas kedua dan ketiga. Terus menerus meningkat
sinari terus menerus selama 10 menit. Lima menit
hingga 10 menit pengamatan. Kedua demonstrasi
pertama para siswa mengamati tekstur coklat tadi
ini
pada tiap-tiap gelas, terlihat coklat pada tiap-tiap
pertama mengalami peningkatan suhu lebih cepat
gelas mulai lembab dan melebar. Pada lima menit
karena suhu didalam gelas tidak dapat bersirkulasi
terakhir
dipersilahkan
dan terus meningkat karena mendapat energi panas
memeriksa tiap-tipa potongan coklat tadi. Dari hasil
dari lampu sorot. Pada gelas kedua suhu di dalam
pengamatan para siswa, Potongan coklat pada gelas
gelas lebih dingin karena meskipun mendapat energi
pertama, terlihat pada beberapa bagian mulai
panas yang sama, suhu di dalam dapat terus
mencair dan ketika disentuh menjadi sangat lembek
bersirkulasi keluar berkat lubang-lubang yang
para
siswa
kemudian
sebenarnya
menunjukkan
simulasi,
gelas
terdapat pada permukaan gelas. Sedang pada gelas
ketiga, suhu cenderung lebih rendah meskipun
mendapat energi panas yang sama, karena sirkulasi
suhu begitu leluasa sehingga tidak cukup baik
menyimpan
panas.
Kedua
demonstrasi
ini
sebenarnya menunjukkan simulasi dari kondisi
Bumi dan fungsi dari atmosfer. Gelas pertama
Laporan Kegiatan |
menunjukkan suhu di dalam Bumi yang begitu cepat
7
meningkat, karena maskipun atmosfer dengan efek
juga terjadi secara alami, kondisi ini disebut dengan
rumah kaca memungkinkan terjadinya kehidupan
Efek Alami Rumah Kaca. Sedangkan gelas ketiga
dimuka Bumi, namun kerena akumulasi dari
menunjukkan kondisi Bumi tanpa perlindungan dari
pelepasan gas-gas rumah kaca karena aktifitas
atmosfer dan tidak memiliki fungsi Efek rumah
ektraktif manusia terutama sejak revolusi industri
kaca.
hingga sekarang, semakin mempertebal gas-gas
memungkinkan terjadinya kehidupan pada kondisi
rumah kaca di atmosfer. Hal ini mengakibatkan
Bumi seperti itu.
Lebih
cenderung
dingin
dan
tidak
energi panas cahaya matahari hanya sedikit yang
Fasilitator kemudian mengajak para siswa
dapat di teruskan keluar Bumi setelah diserap oleh
untuk mengamati model miniatur permukaan
permukaan
sisanya
Bumi yang pada materi pertama digunakan dalam
dipantulkan kembali masuk kedalam Bumi dan
memberikan penjelasan mengenai Efek Alami
kemudian
Bumi.
Rumah Kaca. Yang
Meningkatnya suhu global Bumi karena semakin
berbeda adalah pada
tebalnya konsentrasi gas-gas rumah kaca atau dapat
materi
juga di sebut dengan semakin menguatnya efek
terdapat
beberapa
rumah kaca akibat pelepasan gas-gas rumah kaca
tambahan
aktifitas
secara besar –besaran terutama karena aktiiftas
manusia diantaranya
eksploitasi
adalah
Bumi,
sebagian
meningkatkan
manusia,
suhu
kondisi
besar
global
ini
disebut
ketiga
ini
banyaknya
Pemanasan Global. Sedangkan gelas kedua
kebakaran hutan, populasi manusia yang semakin
menunjukkan kondisi Bumi yang ideal . Suhu Bumi
meluas, berdirinya pabrik-pabrik besar, polusi
terjaga pada posisi yang menungkinkan kehidupan
kendaraan
mahkluk hidup karena efek rumah kaca di atmosfer
mengeluarkan gas-gas rumah kaca dalam jumlah
berfungsi secara baik, pelepasan gas-gas rumah kaca
yang sangat besar hingga mengakibatkan semakin
bermotor
dan
seterusnya,
yang
mempertebal lapisan efek rumah kaca di atmosfer.
Untuk
menunjukan
hal
tersebut,
fasilitator
menggandakan lapisan atmosfer yang di buat dari
toples plastik transparan dan mengujicobakanya
dengan
menggunakan
thermometer,
untuk
membandingkan perbedaan suhu di dalam dan
diluar model meniatur tersebut. Setelah beberapa
saat miniatur model yang disinari cahaya lampu
sorot,
menunjukkan
pada
Setiap kelompok kemudian mempresentasikan hasil
model Pemukaan Bumi lebih cepat meningkat
diskusi kelompok secara bergantian, menjelaskan
hingga 2-3 derajat di bandingkan thermometer yang
setiap gambar yang telah mereka buat. Fasilitator
di tempatkan di luar miniatur model permukaan
memfasilitasi proses diskusi antar kelompok ini dan
Bumi.
menutup sesi terakhir ini dengan tanya jawab
memahami
proses
terjadinya
terkait materi yag telah disampaikan selama dua hari
pada
rangkaian fasilitasi pengenalan materi perubahan
Pemanasan Global seperti yang di sebutkan diatas,
iklim dan pemanasan global. Masukan dan saran
para siswa kemudian secara berkelompok diarahkan
yang disampaikan pihak sekolah oleh Kepala sekolah
untuk mendiskusikan kondisi Bumi atau setidaknya
Bapak Hang Long ke TNC adalah kegiatan ini jika
wilayah tempat mereka bermukim pada 50 tahun
bisa tidak hanya sampai di sini saja kalau bisa ada
kedepan dengan kondisi pelepasan gas-gas yang
tindak lanjut kedepan, dengan melihat reaksi para
masih terjadi seperti saat ini. Para siswa
murid yang sangat antusias dengan materi
mengimajinasikan kondisi-kondisi yang mungkin
perubahan iklim ini. Seluruh alat peraga dan bahan
terjadi di masa depan dan memvisualisasikannya
materi yang digunakan dalam rangakaian fasilitasi ini
dalam bentuk gambar pada kertas plano ukuran A0.
diserahkan kepada pihak sekolah agar wali kelas
Indikator-indikator yang didiskusikan diantaranya
dapat
mengenai aktifitas sehari-hari mereka, mulai dari
materi perubahan iklim bersama para siswa sehingga
bentuk pakaian, aktifitas mandi, makan, olahraga,
memungkinkan
sekolah, bermain dan tranportasi.
eksperimen dan demonstrasi secara mandiri.
peningkatan
Laporan Kegiatan |
suhu
thermometer yang ditempatkan di dalam miniatur
Setelah
8
peningkatan
suhu
hingga
berdampak
menggunakannya
untuk
untuk
menyampaikan
melakukan
kegiatan
Laporan Kegiatan |
9
Kredit:
Design halaman muka
: Gilang Ramadhan/TNC
Foto
:
Halaman muka: Foto cover : Gilang Ramadhan/TNC; Harjani/TNC; hal
2,3,4,5,6 dan hal 8: Gilang Ramadhan/TNC; hal 3 dan hal 7:
Download