Perkembangan PSAK 16022017 perubahan baru

advertisement
PERKEMBANGAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
BERBASIS IFRS per 2016
1
Agenda
1.
Standar Akuntansi di Indonesia
2.
Perkembangan PSAK sd 2016
3.
Overview PSAK Baru
2
Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan memberikan infomasi  posisi keuangan, kinerja perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan
Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship), dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi sebagian besar pemakai.
Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK/IFRS).
Penerapan standar akuntansi keuangan untuk hal-hal yang bersifat material:
“Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material”
Laporan perusahaan
•
•
•
•
Laporan keuangan,
Laporan Tahunan (Annual Reporting),
Laporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting) – Tripple bottom line,
Laporan Terintegrasi (Integrated Reporting) – Laporan yang lebih ringkas dan
menekankan pada EVA
3
3
Lima Pilar Standar Akuntansi Indonesia
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP
Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil
Menengarh (SAK EMKM)
Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah
Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP
 IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012. Tahun 2013 dilakukan revisi standar dan ditambahkan
standar baru 65, 66, 67, 68 yang efektif pada 2015.
 Pada 2015 dikeluarkan PSAK 69 Agrikultur dan revisi beberapa standar.
 Pada tahun 2016 dikeluarkan PSAK 70 dan ED PSAK 71 & ED PSAK 72.
 SAK ETAP dikeluarkan tahun 2010, dan 2016 dikeluarkan SAK EMKM
 Pada 26 Mei 2016: Revisi PSAK 108 Akuntansi Transasi Asuransi Syariah dan PSAK 101 LK Syariah
4
PSAK– TIDAK BERLAKU LAGI
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
PSAK 59 Perbankan Syariah
PSAK 31 Perbankan
PSAK 29 Pertambangan Minyak dan
Gas
PSAK 33 Pertambangan Umum
PSAK 32 Kehutanan
PSAK 35 akuntansi pendapatan Jasa
Telekomunikasi
PSAK 27 Akuntansi Koperasi
PSAK 37 Akuntansi Penyelenggaraan
Jalan Tol
PSAK 9 Penyajian aktiva lancar dan
kewajiban lancar
PSAK 49 Akuntansi Reksa Dana
PSAK 42 Akuntansi Perusahaan Efek
PSAK 12 Pengendalian Bersama
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
PSAK 11 Penjabaran laporan
keuangan dalam mata uang asing
PSAK 39 Kerjasama Operasi
PSAK 17 Penyusutan
PSAK 21 Ekuitas
PSAK 40 Akuntansi Perubahan ekuitas
anak perusahaan
PSAK 41 Akuntansi waran
PSAK 43 Akuntansi Anjak Piutang
PSAK 47 Tanah
PSAK 51 Kuasi Reorganisasi
PSAK 52 Mata uang Pelaporan
PSAK 54 Akuntansi Restrukturisasi
Utang Piutang Bermasalah
5
Karakteristik IFRS
• IFRS menggunakan “Principles Base “ :
– Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus
berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah
presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif
harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan
jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik
kuantitaif maupun kualitatif
• IFRS secara dinamis akan berubah mengikuti perkembangan lingkungan
bisnis dan kebutuhan informasi para pengguna.
6
Sejarah Standar Akuntansi
Efektif
1 Januari 2015
Pra PAI
1973
PAI
1973
Konvergensi
IFRS 20082012
Konvergensi
IFRS 20122014
8 Desember 2008
Komitmen mendukung
IFRS sebagai standar
akuntansi keuangan
global
Harmonisasi
IAS 1994-2007
Adopsi IAS mulai
PSAK 1994
Konvergensi
IFRS 2015
Mempertahankan gap
1 tahun dengan IFRS
7
Perkembangan PSAK
Efektif
< 2013
• PSAK
• Revisi PSAK
• 20 ISAK
• 15 PPSAK
Efektif
2014-2015
• 4 PSAK
• 9 Revisi PSAK
• 4 ISAK (2014)
• 1 PPSAK (2014)
IAS / IFRS dalam proses adopsi:
a. IFRS 9 Financial Instruments
b. IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts
c. IFRS 15 Revenue from Contracts with
Customers
d. IFRS 16 Leases
Efektif 2016
• 1 PSAK baru
• 8 Amandemen PSAK
• 9 Penyesuaian PSAK
• 1 ISAK
Diskusi IFRS
a. IFRS 4 Insurance Contract
8
Penjelasan PSAK
PSAK Baru
• PSAK yang terkait dengan pengaturan baru misal PSAK 69, PSAK 70
• PSAK yang merubah pengaturan lama namun berbeda sangat substansial misal
PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian menggantikan PSAK 4 Laporan
Keuangan Konsolidasian dan Tersendiri, PSAK 66 Pengaturan Bersama
menggantikan PSAK 12 Pengendalian Bersama
PSAK Revisi
• Perubahan PSAK berdampak signifikan pada pengukuran, penyajian atau
pengunkapan misal PSAK 24 (Revisi 2013), PSAK 1 (Revisi (2013)
• Didahului dengan penerbitan Exposure draft
PSAK Amandemen
• Perubahan tidak signifikan misal PSAK 1 Revisi 2015 – eff 1 Jan 2017
• Didahului dengan pengeluaran ED
PSAK Penyesuaian
• Merupakan kumpulan amandemen dengan ruang lingkup sempit (narrowscope) yang hanya bersifat mengklarifikasi sehingga tidak terdapat usulan
prisip baru ataupun perubahan signifikan pada prinsip-prinsip yang telah ada.
• Sebagai dampak dari perubahan PSAK lain
9
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS
STATUS
1
IFRS 10: Consolidated Financial
Statements
PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1
Jan 2015]
2
IFRS 11: Joint Arrangements
PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]
3
IFRS 12: Disclosure of Interests in
Other Entities
PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam
Entitas Lain [1 Jan 2015]
4
IFRS 13: Fair Value Measurement
PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan
2015]
5
IFRIC 18: Transfer of Assets from
Customers
ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1
Jan 2014]
6
IFRIC 19: Extinguishing Financial
Liabilities with Equity Instruments
ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan
dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]
7
IFRIC 20: Stripping Costs in the
Production Phase of a Surface Mining
ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah
tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka
[1 Jan 2014]
10
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS
STATUS
1
IAS 1: Presentation of Financial
Statements
PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015]
2
IAS 19: Employee Benefits
PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]
3
IAS 27: Separate Financial Statements
PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015]
4
IAS 28: Investments in Associates and
Joint Ventures
PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan
Ventura Bersama [1 Jan 2015]
5
IAS 32: Financial Instruments:
Presentation
PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian
[Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
6
IAS 36: Impairment of Assets
PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29
April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
7
IAS 39: Financial Instruments:
Recognition and Measurement
(ED PSAK 71 Instrumen Keuangan)
PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku
1 Jan 2015]
8
IFRS 7: Financial Instruments:
Disclosures
PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan
[Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
9
IAS 12: Income Tax
PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29
April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
11
Perkembangan IFRS - setelah 1 Januari 2014
New IFRS / Revised IFRS / IAS :
•
•
•
•
IAS 41 Agriculture Amandemend (eff 1 Jan 2016)
IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (eff 1 Jan 2016)
IFRS 9 Financial Instruments (eff 1 Januari 2018)
IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (eff 1 Jan
2018)
• IFRS 16 Leases (eff 1 Jan 2019)
Discussion IASB:
•
•
•
•
Amendments IFRS 4 Insurance Contracts
Amendments Conceptual Framework
Amendments IFRS / IAS lain
Improvement IFRS / IAS lain
12
Perkembangan IFRS - setelah 2014
Amendments IFRS / IAS
• Amendments IFRS for SME ( 1 Jan 2017)
• Amendments IFRS 11 – Accounting for Acquisitions of
Interests in Joint Operation – 1 Jan 2016
• Amendments IAS 16 and IAS 38 – Clarification of Acceptable
Methods of Depreciation and Amortization – 1 Jan 2016
• Amendments IFRS 17- Equity Method in Separate Financial
Statements – 1 Jan 2016
Annual Improvement 2012- 2014 – 1 Jan 2016
•
•
•
•
IFRS 5 - Changes in method disposal
IFRS 7 – Servicing contracts applicable in interim F/S
IAS 19 – discount rate regional market issue
IAS 34 – Disclosure information elsewhere in interim report
13
Perkembangan IFRS - setelah 2014
Amendments IFRS / IAS
• Amendments IFRS 10; IFRS 12; IAS 28 – Investment entities:
Applying the Consolidated Exception ( 1 Jan 2016)
• Amendments IAS 1 – Disclosure Initiative – 1 Jan 2016
• Amendments IAS 162 – Recognition of Deferred Tax Assets
for Unrealized Loss – 1 Jan 2017
• Amendments IAS 7- Disclosure Initiative – 1 Jan 2017
Annual Improvement 2014- 2016
• IFRS 12 – Clarification of the scope of the standard – 1 Jan
2017
• IFRS 1 – Deletion of short-term exemptions for first time
adopters – 1 Jan 2018
• IAS 18 – Measuring an associate or joint venture at fair value
– 1 Jan 2018
14
Perkembangan IFRS - setelah 2016
Amendments IFRS / IAS
• Amendments IFRS 2 – Classification and Measurement of
Share-based Payment Transactions - eff 1 Jan 2018
• Amendments IFRS 4 – Applying IFRS 9 Financial Instruments
with IFRS 4 Insurance Contracts - eff 1 Jan 2018
• Amendments IAS 40 – Transfer of Investment Property - eff 1
Jan 2018
• IFRIC 22 – Foreign Currency Transactions and Advance
Consideration – 1 Jan 2018
15
PSAK 2015 - 1
Amandemen PSAK 1 : Prakarsa Pengungkapan  amandemen
PSAK 3, 5, 60 dan 62 – eff 1 Jan 2017
• Klarifikasi penerapan persyaratan materialitas, fleksibilitas
urutan sistematis catatan atas laporan keuangan dan
pengidentifikasian kebijakan akuntansi signifikan
Amandemen PSAK 4 : Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan
Tersendiri – eff 1 Jan 2016
• Penggunaan metode ekuitas sebagai salah satu metode
mencatat investasi pada entitas anak , ventura bersama dan
asosiasi dalam menyusun laporan keuangan tersendiri
Amandemen PSAK 15 : Entitas Investasi Penerapan
Pengecualian Konsolidasi – eff 1 Jan 2016
• Klarifikasi tentang pengecualian konsolidasi untuk entitas
investasi ketika kriteria terpenuhi
16
PSAK 2015 - 2
Amandemen PSAK 16 : Klarifikasi yang Diterima untuk
Penyusutan– eff 1 Jan 2016
• Memberikan tambahan penjelasan tentang indikasi perkuraan
keusangan teknis atau komersial suatu aset.
• Penggunaan metode penyusutan yagn berdasarkan pada
Pendapatan adalah tidak tepat
Amandemen PSAK 16: Tanaman Produktif – eff 1 Jan 2018
• Aset biologis yang memenuhi definisi tanaman produktif
(bearer plant) masuk dalam ruang lingkup PSAK 16
Amandemen PSAK 24: Program Manfaat Pasti Kontribusi
Pekerja – eff 1 Jan 2016
• Akuntansi kontribusi iuran dari pekerja atau pihak ketiga yang
tidak tergantung pada jumlah jasa (misal berdasarkan
prosentasi tetap dari gaji)
17
PSAK 2015 -3
Amandemen PSAK 19: Klarifikasi yang Diterima untuk
Penyusutan dan Amortisasi – eff 1 Jan 2016
• Memberikan klarifikasi tentang anggapan bahwa pendapatan
adalah dasar yang tidak tepat dalam mengukur manfaat
ekonomi aset takberwujud dapat dibantah dalam keadaan
terbatas.
Amandemen PSAK 65 : Entitas Investasi Penerapan
Pengecualian Konsolidasi – eff 1 Jan 2016
• Klarifikasi tentang pengecualian konsolidasi untuk entitas
investasi ketika kriteria terpenuhi
PSAK 69 Agrikultur – ef 1 Jan 2018
• Mengatur tentang aset biologis dan produk agrikulutr
• Pengecualian untuk bearer plant  aset tetap
18
PSAK 2015 - 4
Amandemen PSAK 15, 65 dan 67 : Entitas Investasi Penerapan
Pengecualian Konsolidasi – Eff 1 Jan 2016
• Mengklarifikasi pengecualian konsolidasi untuk entitas investasi ketika
kriteria tertentu terpenuhi
Amandemen PSAK 66: Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam
Operasi Bersama – eff 1 Jan 2016
• Seluruh prinsip PSAK 22 dan PSAK lain serta syarat pengungkapan
diterapkan untuk akuisisi kepentingan awal dalam operasi bersama
dan akuisisi tambahan dalam operasi bersama, sepanjang tidak
bertentangan dengan pedoman yang ada dalam PSAK 66
PSAK 66: Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi
– eff 1 Jan 2016
• Mengklarifikasi pengecualian konsolidasi untuk entitas investasi ketiga
kriteria terpenuhi
19
ISAK 2015 - 5
ISAK 30 Pungutan – Eff 1 Jan 2016
• Merupakan interpretasi PSAK 57 yang mengklarifikasi
akuntansi liabilitas untuk membayar pungutan selain pajak
penghasilan yang berada dalam lingkup PSAK 46 serta denda
lain kepada pemerintah atas pelanggaran peraturan.
ISAK 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup Properti Investasi – Eff
1 Jan 2017
• Memberikan interpretasi atas karakteristik bangunan dalam
definisi properti investasi (PSAK 13)
• Bangunan sebagaimana dimaksud dalam definisi properti
investasi mengacu pada struktur yang memiliki karakteristik
fisik yang umumnya diasoasiasikan dengan suatu bangunan
yang mengacu pada adanya dinding, lantai, dan atap yang
melekat pada aset.
20
PENYESUAIAN PSAK 2015
Penyesuaian Tahunan 2015 merupakan hasil adopsi dari Annual Improvements cycle
2010 – 2012 dan Annual Improvements cycle 2011 – 2013. Penyesuaian Tahunan pada
dasarnya merupakan kumpulan amandemen dengan ruang lingkup sempit (narrowscope) yang hanya bersifat mengklarifikasi sehingga tidak terdapat usulan prisip baru
ataupun perubahan signifikan pada prinsip-prinsip yang telah ada.
Penyesuaian PSAK
Tanggal
Efektif
PSAK 5 (Penyesuaian 2015): Segmen Operasi
1 Januari
2016
PSAK 7 (Penyesuaian 2015) menambahkan persyaratan pihak-pihak
berelasi dan mengklarifikasi pengungkapan imbalan yang dibayarkan
oleh entitas manajemen
PSAK 7 (Penyesuaian 2015):Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi
PSAK 7 (Penyesuaian 2015) menambahkan persyaratan pihak-pihak
berelasi dan mengklarifikasi pengungkapan imbalan yang dibayarkan
oleh entitas manajemen
1 Januari
2016
21
PENYESUAIAN PSAK 2015
Penyesuaian PSAK
Tanggal
Efektif
PSAK 13 (Penyesuaian 2015): Properti Investasi
1 Januari
2016
PSAK 13 (Penyesuaian 2015) memberikan klarifikasi bahwa PSAK 13 dan
PSAK 22 saling mempengaruhi. Entitas dapat mengacu pada PSAK 13 untuk
membedakan antara properti investasi dan properti yang digunakan sendiri.
Entitas juga dapat mengacu pada PSAK 22 sebagai pedoman apakah akuisisi
properti investasi merupakan kombinasi bisnis.
PSAK 16 (Penyesuaian 2015): Aset Tetap
PSAK 16 (Penyesuaian 2015) memberikan klarifikasi pada paragraf 35 terkait
model revaluasi, bahwa ketika entitas menggunakan model revaluasi,
jumlah tercatat aset disajikan kembali pada jumlah revaluasiannya
PSAK 19 (Penyesuaian 2015): Aset Takberwujud
PSAK 19 (Penyesuaian 2015) memberikan klarifikasi pada paragraf 80 terkait
model revaluasi, bahwa ketika entitas menggunakan model revaluasi,
jumlah tercatat aset disajikan kembali pada jumlah revaluasiannya.
1 Januari
2016
1 Januari
2016
22
PENYESUAIAN PSAK 2015
Penyesuaian PSAK
Tanggal
Efektif
PSAK 22 (Penyesuaian 2015):Kombinasi Bisnis
PSAK 22 (Penyesuaian 2015) mengklarifikasi ruang lingkup dan kewajiban
membayar imbalan kontinjensi yang memenuhi definisi instrumen
keuangan diakui sebagai liabilitas keuangan atau ekuitas.
1 Januari
2016
PSAK 22 (Penyesuaian 2015) juga mengakibatkan dampak penyesuaian
terhadap PSAK sebagai berikut:
- PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
- PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi
PSAK 25 (Penyesuaian 2015):Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi dan Kesalahan
PSAK 25 (Penyesuaian 2015) memberikan koreksi editorial pada PSAK 25
paragraf 27 tentang keterbatasan penerapan retrospektif.
1 Januari
2016
23
PENYESUAIAN PSAK 2015
Penyesuaian PSAK
Tanggal Efektif
PSAK 53 (Penyesuaian 2015):Pembayaran Berbasis Saham
PSAK 53 (Penyesuaian 2015) mengklarifikasi definisi kondisi vesting
dan secara terpisah mendefinisikan kondisi kinerja dan kondisi jasa.
1 Januari 2016
PSAK 68 (Penyesuaian 2015):Pengukuran Nilai Wajar
PSAK 68 (Penyesuaian 2015) mengklarifikasi bahwa pengecualian
portofolio, yang memperkenankan entitas mengukur nilai wajar
kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan secara neto,
diterapkan pada seluruh kontrak (termasuk kontrak non-keuangan)
dalam ruang lingkup PSAK 55.
1 Januari 2016
24
PSAK 2016 – 28 September
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyusunan Laporan Keuangan
(eff pada saat terbit)
BAB 1 TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN BERTUJUAN UMUM
• Pendahuluan
• Tujuan kegunaan dan keterbatasan pelaporan keuangan bertujuan umum
• Informasi tentang sumber daya ekonomi entitas pelapor, klaim terhadap entitas,
serta perubahan sumber daya dan klaim
BAB 2 – ENTITAS PELAPORAN
• Untuk ditambahkan
BAB 3 – KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI KEUANGAN YANG BERGUNA
• Karakteristik kualitatif
• Karakteristik fundamental: relevansi, representasi tepat
• Karakteristik peningkat: terbanding; terverifikasi; tepatwaktuan; terpaham.
• Kendala biaya pelaporan keuangan yang berguna
BAB 4 – KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN (1994) PENGATURAN YANG TERSISA
• Asumsi dasar; Unsur laporan keuangan; Pengakuan; Pengukuran; Konsep
pemeliharaan modal dan penetapan laba
25
Amandemen PSAK 2016 – 28 September 2016
Amandemen PSAK 2 Laporan Arus Kas – Eff 1 Jan 2018
• Menyediakan entitas menyediakan pengungkapan untuk
mengevaluasi perubahan liabilitas dari aktivitas pendanaan yang
timbul dari dari arus kas maupun non kas
Amandemen PSAK 46 Pajak Penghasilan – Eff 1 Jan 2018
• Ilustrasi mengklarifikasi perbedaan temporer dapat dikurangkan
yang timbul dari aset instrumen utang
• Mengklarifikasi laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan
temporer dapat dimanfaatkan.
• Pengurangan pajak yang berasal dari pembalikan aset pajak
tangguhan dikecualikan dari estimasi laba kena pajak masa depan.
• Esrimasi laba kena pajak masa depan dapat mencakup beberapa
aset entitas melebihi jumlah tercatatnya
26
Penyesuaian PSAK 2016 – 28 September 2016
PSAK 3 Laporan Interim – eff 1 Jan 2017
• Pengungkapan harus dicantumkan dalam LK melalui referensi silang.
• Jika pengguna LK tidak dapat mengakses referensi silang maka laporan
keuangan interim dianggap tidak lengkap
PSAK 24 Imbalan Kerja – eff 1 Jan 2017
• Pasar obligasi korporasi berkualitas tinggi dinilai berdasarkan
denominasi mata uang obligasi dan bukan berdasarkan negara obligasi
tersebut berada
PSAK 58 Aset Dimiliki untuk Dijual – eff 1 Jan 2017
• Perubahan metode pelepasan dari rencana awal bukan pelepasan baru.
• Perubahan metode pelepasan tidak mengubah tanggal klasifikasi
sebagai aset atau kelompok lepasan
PSAK 60 Pengungkapan Instrumen Keuangan – eff 1 Jan 2017
• Entitas harus menilai sifat imbalan kontrak untuk menentukan apakah
entitas memiliki keterlibatan berkelanjutan dalam aset keuangan
27
ED PSAK 2016 - DES
ED Amandemen terhadap PSAK 62: Kontrak
Asuransi - ED PSAK 71: Instrumen Keuangan
dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi
ED ISAK 32: Definisi dan Hierarki Standar
Akuntansi Keuangan
ED PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan
Pelanggan
28
PSAK 69
•
•
•
•
•
•
•
Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen transformasi
biologis dan panen aset biologis oleh entitas untuk dijual atau untuk
dikonversi menjadi produk agrikultur atau menjadi aset biologis tambahan.
Aset biologi (biological asset) adalah hewan atau tanaman hidup.
Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen dari aset
biologis milik entitas.
Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode
pelaporan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus
yang dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur
secara andal.
Tanaman produktif bukan merupakan aset biologi. Tanaman produktif yang
menghasilan produk agrikultur merupakan aset tetap yang pembebanannya
melalui proses amortisasi.
Produk agrikultur yang menempel pada tanaman produktif (belum dipanen)
merupakan aset biologi.
Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukur
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen.
Setelah panen  biaya perolehan persediaan.
29
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak
Tujaun perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas yang timbul
dari pengampunan pajak sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2016.
Berlaku untuk Entitas yang menggunakan PSAK dan SAK ETAP
Entitas memilih Kebijakan Akuntansi :
• Mengikuti standar akuntansi yang berlaku, PSAK 25 Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Estimasi dan Kesalahan
(Bab 9.3 SAK ETAP)  koreksi atas saldo laba dan penyajian kembali
(restatement).
• Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan
liabilitas sebesar jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat
Keterangan Pengampunan Pajak.
30
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak
Pengakuan
• Pengakuan atas item yang disyaratkan SAK dan tidak mengakui jika
tidak memenuhi SAK
• Pengakuan saat diterbitkan surat keterangan
Pengukuran pada Pengakuan Awal
• PSAK 25  nilai perolehan aset pada saat kesalahan terjadi
• Opsi PSAK 70 - Nilai pada surat keterangan
Pengukuran setalah Pengakuan Awal
• PSAK 25 dan Opsi PSAK 70  sesuai PSAK yang berlaku
• Opsi PSAK 70  dapat melakukan pengukuran kembali aset dan
liabilitas TA, sehingga sesuai dengan PSAK  reklasifikasi ke aset
dan selisihnya diakui di tambahan modal disetor
Biaya tebusan  beban pada tahun berjalan (Surat keterangan
dikeluarkan)
31
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak
Penyesuaian
• Piutang, provisi, utang terkait dengan pajak yang tidak diakui akibat tax
amnesty dihapuskan  laba rugi
Penyajian
• PSAK 25 – sesuai klasifikasi aset
• Opsi PSAK 70  Aset pengampunan pajak sesuai karakteristik aset Aset
lancar atau tidak lancar / liabilitas jangka pendek / jangka panjang
• Jika tidak dapat diklasifikasikan  Aset Lancar dan Liabilitas jangka
panjang
• Reklasifikasi jika dilakukan pengukuran kembali sesuai dengan SAK
Pengungkapan
• Tanggal surat keterangan
• Nilai yang diakui dalam Surat Keterangan
32
Ringkasan Perubahan
ED PSAK 71 Instrumen Keuangan
• Menggantikan PSAK 55, Direncanakan Efektif 1 Januari 2019
• Adopsi IFRS 9, Dikeluarkan Juli 2014; Efektif 1 Januari 2018 boleh
diterapkan lebih dahalu
Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen keuangan.
• Klasifikasi amortized cost dan fair value
• Amortized cost jika memenuhi tes bisnis model (tujuan entitas
untuk memperoleh arus kas yang diperjanjikan dan arus kas (dari
pembayaran pokok dan bunga atas pokok)
• Perubahan klasifikasi boleh jika terjadi perubahan bisnis model
Menggunakan metode expected losses dalam perhitungan
penurunan nilai aset keuangan
Memperbaiki model akuntansi lindung nilai
33
ED PSAK 71 Instrumen Keuangan
• Perubahan format mengikuti IFRS:
–
–
–
–
–
–
–
Bab 1
Tujuan
Bab 2
Ruang Lingkup
Bab 3
Pengakuan dan Penghentian Pengakuan
Bab 4
Klasifikasi
Bab 5
Pengukuran
Bab 6
Akuntansi Lindung Nilai
Tanggal efektif dan ketentuan transisi
• Tanggal efektif 1 Januari 2019
• Perbedaan dengan IAS
– Acuan Amandemen IFRS 3 Business Combinations, IFRS 15 Revenue
from Contract with Customer, IFRS 16 Leases tidak dilakukan karena
belum diadopsi
– Ketentuan transisi
34
ED PSAK 72
• PSAK 72 merupakan adopsi atas Revenue from contracts with
customers effective 2018, kecuali:
– Item terkait dengan IFRS 16 Leases (karena belum diadopsi)  hak
penggunaan aset
– Tanggal efektif dan penarikan standar yang telah ada
• Standar ini bersifat principles based
• Standar komprehensif karena mengatur semua jenis
Pendapatan yang terkait dengan kontrak pelanggan sehingga
menghilangkan standar yang lain.
35
PSAK yang Digantikan
PSAK 23: Pendapatan
PSAK 34: Kontrak Konstruksi,
ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan,
ISAK 21: Perjanjian Konstruksi Real Estat,
ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan, dan
PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate.
36
ED PSAK 72
Standar
Lampiran A - Daftar Istilah
Lampiran B – Pedoman Penerapan
Lampiran C – Tanggal Efektif dan Ketentuan Transasi
Contoh Ilustratif
Lampiran D – Penyesuaian terhadap Pernyataan Lain
37
ED PSAK 72
Pendahuluan
• tujuan dan ruang lingkup
Pengakuan
• Identifikasi kontrak, kombinasi kontrak, modifikasi kontrak,
identifikasi dan penyelesaian kewajiban
Pengukuran
• Menentukan, mengalokasikan harga transaksi, perubahan
Biaya Kontrak
• Biaya incremental, pemenuhan kontrak, amortisasi dan
penurunan nilai
Penyajian
Pengungkapan
38
ED PSAK 72
Tahapan dalam Pengakuan
Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan ;
Mengindentifikasi kewajiban pelaksanaan;
Menentukan harga transaksi;
Mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban
pelaksanaan;
Mengakui pendapatan ketika (pada saat) entitas telah
menyelesaikan kewajiban pelaksanaan.
39
IFRS 15 Revenue Recognition
• Joint project between IASB and FASB,
• Establishes a single, comprehensive framework for revenue recognition.
• To be applied consistently across transactions, industries and capital markets, and
will improve comparability in the ‘top line’
• IFRS yang tidak berlaku akibat IFRS 15: IAS 11 Construction contracts, IAS 18
Revenue, IFRIC 13 Customer Loyalty Programmes, IFRIC 15 Agreements for the
Construction of Real Estate, IFRIC 18 Transfers of Assets from Customers, SIC-31
Revenue - Barter Transactions Involving Advertising Services.
• A contract with a customer will be within the scope of IFRS 15 if all the following
conditions are met: [IFRS 15:9]
– the contract has been approved by the parties to the contract;
– each party’s rights in relation to the goods or services to be transferred can be
identified;
– the payment terms for the goods or services to be transferred can be identified;
– the contract has commercial substance; and
– it is probable that the consideration to which the entity is entitled to in exchange for
the goods or services will be collected
40
IFRS 15 Revenue Recognition
The framework five steps
Identify the contract(s) with the customer
Identify the performance obligations in the contract
Determine the transaction price
Allocate the transaction price
Recognise revenue when a performance obligation is satisfied
41
IFRS – ED Conceptual Framework
CHAPTER 1—THE OBJECTIVE OF GENERAL PURPOSE FINANCIAL REPORTING
CHAPTER 2—QUALITATIVE CHARACTERISTICS OF USEFUL FINANCIAL INFORMATION
• Fundamental: relevance & representation faithfulness
• Enhancing: comparability, verifiability, timelines, understandability
CHAPTER 3—FINANCIAL STATEMENTS AND THE REPORTING ENTITY
CHAPTER 4—THE ELEMENTS OF FINANCIAL STATEMENTS
• Asset, liability, equity, income and expense
CHAPTER 6—MEASUREMENT
• Historical, current value, fair value, value in used & fulfilment value
CHAPTER 7—PRESENTATION AND DISCLOSURE
CHAPTER 8—CONCEPTS OF CAPITAL AND CAPITAL MAINTENANCE
42
IFRS 16 Leases
• Efektif 1 Januari 2019 boleh diterapkan lebih dahalu
• Dikeluarkan Juli 2015
Sewa yang lebih dari satu tahun diakui sebagai aset dan liabilitas
Aset / / Right of Use Aset = nilai kini dari pembayaran sewa,
disajikan sebagai line tersendiri dalam posisi keuangan
Tambahan pengungkapan dalam posisi keuangan dan laporan laba
rugi komprehensif
43
43
SAK EMKM
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ENTITAS MIKRO, KECIL, MENENGAH
44
SAK EMKM
Disahkan 24 Oktober 2016, dilaunching pada KNA
VIII 8 Desember 2016
Isi Standar
• Kata Pengantar
• Standar – 18 bab  isi pokok standar
• Dasar Kesimpulan  bukan bagian standar
• Contoh Ilustrasi laporan keuangan – dilengkapi
contoh jurnal penyesuaian kas menjadi akrual 
bukan bagian dari standar
45
46
Perbedaan SAK ETAP - 1
• Laporan Keuangan 3 sementara ETAP ada 5 laporan keuangan:
– Laporan Laba Rugi
– Laporan Posisi Keuangan
– Catatan atas Laporan Keuangan
• Dalam kebijakan akuntansi, tidak memperkenankan penggunaan standar
lain di luar SAK EMKM.
• Penilaian menggunakan historical cost.
• Beberapa pengaturan SAK ETAP tidak ada dalam SAK EMKM: asosiasi, anak
perusahaan, imbalan kerja, pihak berelasi, peristiwa setelah tanggal
pelaporan, mata uang fungsional, property investasi.
• Tidak ada pengaturan khusus untuk pengungkapan, sesuai bab 6
pengungkapan diperlukan jika informasi relevan
46
47
Perbedaan SAK ETAP 2
• Tidak ada pengaturan khusus kas yang dibatasi
• Aset keuangan tidak mengakui penurunan nilai kecuali jika regulasi
mengatur untuk industri tersebut. Tidak ada kapitalisasi biaya transaksi
atas aset dan liabilitas keuangan, semua biaya transaksi dibebankan
• Persediaan tidak ada cadangan penurunan nilai, persediaan diukur
sebesar harga perolehan.
• Aset tetap tidak penurunan nilai, tidak boleh dilakukan revaluasi. Tidak
ada kapitalisasi atas biaya yang dikeluarkan setelah tanggal perolehan.
• Tidak boleh kapitalisasi bunga pinjaman terkait dengan pembangunan aset
tetap sendiri.
• Penyusutan dan amortisasi tidak mempertimbangkan nilai residu dan
hanya dengan metode garis lurus dan saldo menurun
47
48
Perbedaan SAK ETAP 3
• Dilakukan pemisahan antara modal dan saldo laba, termasuk untuk
perusahaan perorangan / firma
• Biaya pengembangan semuanya dibebankan tidak ada yang dapat diakui
aset tak berwujud.
• Kurs valuta asing: tidak ada penilaian kembali aset dan liabilitas moneter
dalam valuta asing pada tanggal pelaporan, diukur dengan kurs pada
tanggal transaksi.
• Tidak mengakui provisi dan liabilitas kontijensi cukup diungkapkan jika
material.
• Pendapatan bunga dan dividen diakui saat diterima (basis kas)
• Konstruksi diakui sebesar jumlah yang ditagihkan.
48
ISI PENGATURAN
.
.
• Bab 1 Ruang Lingkup
• Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasive
• Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
• Bab 4 Laporan Posisi Keuangan
• Bab 5 Laporan Laba Rugi
• Bab 6 Catatan atas Laporan Keuangan
• Bab 7 Kebijakan Akuntansi, Estimasi dan
Kesalahan
• Bab 8 Aset dan Liabilitas Keuangan
• Bab 9 Persediaan
• Bab 10 Investasi pada Ventura Bersama
• Bab 11 Aset Tetap
• Bab 12 Aset Takberwujud
• Bab 13 Liabilitas dan Ekuitas
• Bab 14 Pendapatan dan Beban
• Bab 15 Pajak Penghasilan
• Bab 16 Transaksi dalam Mata Uang Asing
• Bab 17 Ketentuan Transisi
• Bab 18 Tanggal Efektif
49
RUANG LINGKUP
Standar digunakan untuk entitas mikro, kecil dan
menengah
• ETAP yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro,
kecil, dan menengah sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia, selama dua tahun berturut-turut.
Dapat digunakan entitas lain jika otoritas mengijinkan
entitas tersebut menyusun laporan keuagnan dengan
menggunaan SAK EMKM
1
50
KERANGKA KONSEPTUAL
51
ED Kerangka Konseptual
Kerangka konseptul disahkan pada tanggal 28
September 2016
Perubahan yang dilakukan
• Bab 1 Tujuan Pelaporan Keuangan Bertujuan Umum
• Bab 2 Entitas Pelapor
• Bab 3 Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan yang
Berguna
• Bab 4 KDPPLK (1994): Pengaturan yang Tersisa
52
Kerangka Konseptual
BAB 1 TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN BERTUJUAN UMUM
• Pendahuluan
• Tujuan kegunaan dan keterbatasan pelaporan keuangan bertujuan umum
• Informasi tentang sumber daya ekonomi entitas pelapor, klaim terhadap entitas,
serta perubahan sumber daya dan klaim
BAB 2 – ENTITAS PELAPORAN
• Untuk ditambahkan
BAB 3 – KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI KEUANGAN YANG BERGUNA
• Karakteristik kualitatif
• Karakteristik fundamental: relevansi, representasi tepat
• Karakteristik peningkat: keterbandingan; keterverifikasian; ketepatwaktuan;
keterpahaman.
• Kendala biaya pelaporan keuangan yang berguna
BAB 4 – KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN (1994) PENGATURAN YANG TERSISA
• Asumsi dasar; Unsur laporan keuangan; Pengakuan; Pengukuran; Konsep
pemeliharaan modal dan penetapan laba
53
PSAK 1
54
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan
Latar Belakang Perubahan 2013
Perbaikan dengan penggunaan istilah yang lebih tepat
Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum dikeluarkan
tahun 2009
Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 tahun 2010 :
pemisahaan penghasilan komprehensif lain dan penyajian
informasi komparatif.
Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada penerapan dini.
55
Laporan Keuangan - 2013
•
PSAK 1  Penyajian Laporan Keuangan
– Komponen
– Tanggung jawab laporan keuangan
Karakteristik umum
 Penyajian secara wajar dan
kepatuhan terhadap SAK
 Kelangsungan usaha
 Dasar akrual
 Material dan agregasi
 Saling hapus
 Frekuensi pelaporan
 Informasi komparatif
 Konsistensi penyajian
Identifikasi laporan keuangan
 Laporan Posisi Keuangan
 Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan
Komprehensif Lain
 Laporan Perubahan
Ekuitas
 Laporan Arus Kas
 Catatan atas Laporan
Keuangan
56
Tujuan Laporan Keuangan
• Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
 Tujuan laporan keuangan :
– memberikan informasi mengenai:
– posisi keuangan,
– kinerja keuangan
– arus kas entitas
yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan
dalam pembuatan keputusan
ekonomi.
57
Komponen Laporan Keuangan
a.
b.
c.
d.
e.
ea
f.
laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama
periode;
laporan perubahan ekuitas selama periode;
laporan arus kas selama periode;
catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan
akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan
informasi komparatif untuk mematuhi periode sebelumnya
sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A
laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya
yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan
akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pospos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos
dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.
58
Informasi Komparatif Minimum 38,38A, 38B
• Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode
sebelumnya untuk seluruh laporan keuangan periode berjalan, kecuali
diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK.
• Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan
keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan.
• Entitas menyajikan minimal, dua laporan posisi keuangan, dua laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika
disajikan), dua laporan arus kas dan dua laporan perubahan ekuitas, serta
catatan atas laporan keuangan terkait.
• Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan
keuangan periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan.
59
Informasi Komparatif - Tambahan
• Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas
laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan PSAK/ISAK,
sepanjang informasi tersebut disusun sesuai dengan PSAK/ISAK.
• Informasi komparatif terdiri satu atau lebih laporan keuangan, namun tidak
terdiri dari laporan keuangan lengkap.
• Misalnya, entitas dapat menyajikan tiga laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain (sehingga menyajikan periode berjalan, periode
sebelumnya, dan satu periode komparatif tambahan).
• Entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan seluruh laporan keuangan saat
menyajikan informasi komparatif tambahan.
• Entitas disyaratkan menyajikan, dalam catatan atas laporan keuangan,
informasi komparatif yang terkait dengan laporan tambahan.
60
Perubahan Kebijakan Akuntansi, Penyajian kembali,
retrospektif atau reklasifikasi
•
Entitas menyajikan laporan posisi keuangan ketiga pada posisi awal
periode komparatif sebagai tambahan laporan keuangan komparatif
minimum jika:
a. entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif,
membuat penyajian kembali retrospektif atas pos-pos dalam
laporan keuangan atau reklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangan; dan
•
b. penerapan retrospektif, penyajian kembali retropsektif atau
reklasifikasi memiliki dampak material atas informasi dalam laporan
posisi keuangan pada awal periode sebelumnya.
Entitas menyajikan tiga laporan posisi keuangan pada:
a. akhir periode berjalan;
b. akhir periode sebelumnya; dan
c. awal periode
61
Referensi : Laporan Keuangan Telkom 31 Desember 2015
62
Penghasilan Komprehensif Lain
• Penghasilan komprehensif lain: berisi pos-pos penghasilan dan
beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yan tidak diakui dalam
laba rugi sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh SAK
• Komponen penghasilan komprehensif:
–
–
–
–
–
–
Selisih revaluasi aset tetap
Pengukuran kembali program imbalan pasti
Laba rugi dampak dari penjabaran laporan keuangan
Perubahan nilai investasi available for sales
Bagian efektif dari keuntungan lindung nilai arus kas
Bagian penghasilan komprehensif asosiasi
63
Informasi dalam Penghasilan Komprehensif Lain
• Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah
penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan
berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari
entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat menggunakan metode
ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan PSAK/ISAK lainnya:
a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan
b) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu
terpenuhi.
• Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal jika penyajian
tersebut relevan untuk pemahaman kinerja keuangan entitas.
• Entitas tidak diperkenankan untuk meyajikan pos-pos penghasilan dan
beban seperti pos luar biasa dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain atau dalam catatan atas laporan keuangan
64
Penghasilan Komprehensif Lain
•
•
•
Penghasilan komprehensif terdiri dari laba rugi tahun berjalan dan
penghasilan komprehensif lain
Penghasilan komprehensif adalah perubahan aset/liabiltas  perubahan
ekuitas yang bukan berasal dari transaksi pemilik.
Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi;
– Surplus revaluasi aset tetap  direklasifikasi melalui saldo laba saat didepresiasi
atau ketika aset dijual
– Penyesuaian imbalan kerja manfaat pasti – keuntungan/kerugian aktuaria  tidak
direklasifkasi.
•
Akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.
– Keuntungan/kerugian dari available for sale  jika dijual direklasifiksai ke laba rugi
– Cash flow hedge  keuntungan/kerugian yang efektif  kontrak berakhir  L/R
– Translasi mata uang asing dari anak perusahaan / cabang dengan mata uang fungsional
yang berbeda dengan induk / pusat
– Bagian penghasilan komprehensif asosiasi  jika dijual direklasifikasi ke laba rugi.
65
Penghasilan Komprehensif Lain
– Tidak Direklasifikasi
• Entitas melakukan revaluasi aset tetap pada 2 Januari 2015. Nilai
perolehan 600.000 akumulasi depresiasi 200.000. Aset direvaluasi
menjadi 500.000 dan masa manfaat tersisa 10 tahun.
• Jurnal saat revaluasi
– Akumulasi Depresiasi
–
Aset tetap
– Aset tetap
–
200.000
200.000
100.000
Surplus revaluasi
100.000
• Jurnal saat depresiasi
– Beban Depresiasi
–
Akumulasi Depresiasi
– Surplus Revaluasi
–
50.000
Saldo Laba
50.000
10.000
10.000
Ref: PSAK 1
66
Penghasilan Komprehensif Lain
– Direklasifikasi
• Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga 100.000 pada 1
Desember 2015. Pada 31 Desember nilainya naik menjadi 115.000.
Inbvestasi ini dijual dengan harga 110.000 pada 1 Maret 2016.
• Jurnal saat pembelian
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual
–
Kas
100.000
100.000
• Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual
–
Penghasilan komprehensif lain
15.000
15.000
• Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016
– Kas
– Penghasilan komprehensif lain
–
Aset keuangan – tersedia untuk dijual
–
Penghasilan penjualan AFS
110.000
15.000
115.000
10.000
67
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
PT PERTAMINA (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)
68
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
Referensi : Laporan Tahunan BP 2014
69
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
Referensi : Laporan Tahunan BP 2014
70
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) - 2011
•
•
•
•
•
Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan neraca
untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia
Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan hak
minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling interest)
Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan bagian
laba bukan sebagai pengurang laba LK konsolidasian
Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk penyajian
retroaktif  perubahan kebijakan dan koreksi kesalahan
Minimum line item Penyajian Neraca
–
–
–
–
•
Properti Investasi
Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
Aset yang dimiliki untuk dijual
dll
Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK 1
berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas)
71
Laporan Laba Rugi Komprehensif - 2011
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Laporan Laba rugi  Laporan Laba Rugi Komprehensif.
Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba komprehensif
Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas
Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi.
Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan berdasarkan
fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat
Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak diperkenankan lagi
Minimum line item : Pendapatan, Biaya keuangan, Beban pajak,
pendapatan investasi asosiasi, Penghasilan komprehensif lain, dll
Penghasilan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas yang tidak
mempengaruhi laba pada periode rugi.
Alternatif penyajian laporan tunggal atau dua laporan
72
PSAK 2
73
PSAK 2: LAPORAN ARUS KAS
• Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk
menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas
dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas
untuk menggunakan arus kas tersebut.
• Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis
dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan atas
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu
periode
74
AMANDEMEN PSAK 2 – 44A-44E
• Mensyaratkan agar entitas menyediakan pengungkapan
yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk
mengevaluasi perubahan pada liabilitas yang timbul dari
aktivitas pendanaan, termasuk perubahan yang timbul dari
arus kas maupun perubahan nonkas. (44A)
• Sepanjang diperlukan untuk memenuhi persyaratan dalam
paragraf 44A, entitas mengungkapkan perubahan pada
liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan sebagai
berikut:
a)
b)
c)
d)
e)
perubahan dari arus kas pendanaan;
perubahan yang timbul dari perolehan atau kehilangan
pengendalian entitas anak atau bisnis lain;
dampak perubahan tingkat kurs valuta asing;
perubahan pada nilai wajar; dan
perubahan lainnya.
•
75
AMANDEMEN PSAK 2 – 44A-44E
• Liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan adalah liabilitas dimana
arus kas atau arus kas masa depan akan diklasifikasikan pada laporan
arus kas sebagai arus kas dari aktivitas pendanaan. Selain itu,
persyaratan pengungkapan pada 44A juga diterapkan untuk perubahan
pada aset keuangan (contoh, aset yang melindung nilai liabilitas yang
timbul dari aktivitas pendanaan) jika arus kas, atau arus kas masa
depan, dari aset keuangan tersebut, termasuk dalam arus kas aktivitas
pendanaan. 44C.
• Satu cara untuk memenuhi persyaratan pengungkapan dalam paragraf
44A adalah dengan menyediakan rekonsiliasi antara saldo awal dan
akhir pada laporan posisi keuangan untuk liabilitas yang timbul dari
aktivitas pendanaan, termasuk perubahan yang diidentifikasikan dalam
paragraf 44B. Jika entitas mengungkapkan rekonsiliasi tersebut, maka
entitas menyediakan informasi yang memadai agar pengguna laporan
keuangan mampu mengaitkan item yang termasuk dalam rekonsiliasi
dengan laporan posisi keuangan dan laporan arus kas. 44D.
76
AMANDEMEN PSAK 2 – 44A-44E
• Jika entitas menyediakan pengungkapan yang disyaratkan oleh
paragraf 44A secara gabungan dengan pengungkapan perubahan
pada aset dan liabilitas lain, maka entitas mengungkapkan
perubahan pada liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan
secara terpisah dari perubahan aset dan liabilitas lain tersebut. 44E.
77
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
• Metode yang dapat digunakan:
– Metode langsung  kelompok utama dari penerimaan dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan;
– Metode tidak langsung  laba disesuaikan dengan mengoreksi
transaksi non kas, penangguhan atau akrual dan unsur
penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan.
• Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung  informasi
yang lebih berguna
• ETAP  metode tidak langsung
78
Laporan Arus Kas
•
•
•
•
Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasikan
secara konsisten.
– Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan
(alternatif)
– Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi
(alternatif)
– Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan atau
operasi (alternatif)
– Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi
(alternatif)
Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan dan bunga pinjaman
diungkapkan secara terpisah.
Perubahan nilai tukar dilaporkan dalam LAK untuk merekonsiliasi saldo awal dan
akhir kas dan setara kas.
Pengungkapan transaksi non kas – investasi dan pendanaan
79
Ilustrasi
80
Ilustrasi
81
Ilustrasi
82
Ilustrasi
83
Rekonsiliasi dari Aktivitas Pendanaan
Catatan atas Laporan Keuangan
84
Rekonsiliasi dari Aktivitas Pendanaan
Catatan atas Laporan Keuangan
85
PSAK 3
86
Definisi
• Laporan keuangan interim merupakan laporan
keuangan yang berisi baik laporan keuangan lengkap
(seperti yang dijelaskan di PSAK atau laporan
keuangan ringkas (seperti yang dijelaskan di
Pernyataan ini) untuk suatu periode interim.
• Periode interim adalah suatu periode laporan
keuangan yang lebih pendek dari satu tahun buku
penuh.
87
Isi Laporan Keuangan Interim
• Entitas diperbolehkan memilih menyusun laporan
keuangan interim, informasi lebih sedikit
dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan.
• Pertimbangan  tepat waktu, biaya, pengulangan
informasi
– Informasi lebih sedikit dibanding laporan tahunan
88
LAPORAN INTERIM – PSAK 3
• Laporan keuangan interim dapat disajikan :
– Laporan Keuangan Lengkap
– Laporan Keuangan Ringkas
• Komponen minimal laporan keuangan interim
– Laporan posisi keuangan ringkas
– Laporan laba rugi komprehensif dalam laporan terpisah atau
digabung
• Pemutakhiran yang tidak signifikan terhadap catatan atas laporan
keuangan tahunan terkini, tidak perlu dibuat.
• Informasi yang material dan tidak diungkapkan di bagian manapun
dalam laporan keuangan interim diungkapkan.
• Kepatuhan terhadap SAK harus diungkapkan.
• Keputusan materialitas pengakuan dan pengungkapan didasarkan
pada data untuk periode interim.
89
LAPORAN INTERIM – PSAK 3
• Kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan tahunan
diterapkan dalam laporan keuangan interim, kecuali untuk
perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal
laporan.
• Pendapatan musiman, berulang, atau berkala dalam suatu tahun
buku tidak diantisipasi atau ditangguhkan pada tanggal interim, jika
antisipasi atau penangguhan tidak akan sesuai pada akhir tahun
buku.
• Biaya yang terjadi secara tidak beraturan selama tahun keuangan
dapat diantisipasi atau ditangguhkan jika hal tersebut tepat untuk
penyajian.
• Pengungkapan perubahan estimasi
• Perubahan kebijakan akuntansi  jika retroaktif harus penyajian LK
tahunan atau interim
90
LAPORAN INTERIM – PSAK 3 Penyesuaian
• Pengungkapan berikut diberikan dalam laporan keuangan
interim atau melalui referensi silang dari laporan
keuangan interim pada beberapa laporan lainnya (seperti
komentar manajemen atau laporan risiko) yang tersedia
untuk pengguna laporan keuangan dengan persyaratan
yang sama seperti laporan keuangan interim dan pada
saat yang sama.
• Jika pengguna laporan keuangan tidak memiliki akses atas
informasi yang ada pada referensi silang dengan
persyaratan yang sama dan waktu yang sama, maka
laporan keuangan interim tersebut tidak lengkap.
91
PSAK 4
92
Ketentuan LK Tersendiri
Ketentuan
Hanya untuk
entitas
terkonsolidasi
Penyajian
• Investasi dicatat
dengan
menggunakan
metode biaya atau
ekuitas (amd 2015)
• Dividen diakui saat
ditetapkan
Pengungkapan
Sebagai bagian
dari informasi
tambahan
* Metode ekuitas diperkenankan menurunt amandemen PSAK 4 2015
93
Penyusunan LK Tersendiri
• LK keuangan tersendiri disusun sesuai dengan SAK yang berlaku
kecuali yang diatur dalam ketentuan khusus.
• Jika entitas induk menyusun LK tersendiri, maka entitas induk
mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama dan entitas
asosiasi pada (Par 10):
– biaya perolehan; atau
– sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran.; atau
– menggunakan metode ekuitas sebagaimana dideskripsikan dalam
PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.
• Entitas induk menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap
kategori investasi.
• Investasi yang dicatat pada biaya perolehan atau menggunakan
metode ekuitas dicatat sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar
yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ketika
investasi tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
94
Penyusunan LK Tersendiri
• Entitas Induk mengakui dividen dari entitas anak, ventura
bersama, atau entitas asosiasi dalam laporan keuangan
tersendiri ketika hak menerima dividen ditetapkan.
• Dividen diakui dalam laba rugi, kecuali jika entitas tersebut
memilih menggunakan metode ekuitas, maka dividen
tersebut diakui sebagai pengurang jumlah tercatat
investasi.
95
PSAK 5
96
Segmen Operasi – PSAK 5
Penyusunan laporan
keuangan didasarkan
pada perspektif
kebutuhan informasi
oleh pihak eksternal
Penyusunan laporan
keuangan didasarkan
pada perspektif
kebutuhan informasi
oleh pihak internal
Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis
yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
97
Segmen Operasi
• Segmen operasi adalah komponen dari entitas:
– Terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan
menimbulkan beban,
– Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan
operasional untuk alokasi sumber daya dan menilai kinerja, dan
– Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan
• Kriteria suatu unit dianggap sebagai segmen: 10% dari pendapatan, laba
rugi atau aset.
• Pengungkapan:
– Jika tidak memenuhi ambang batas dapat dipertimbangkan (10% pendapatan,
laba rugi atau aset)  jika manjemen percaya informasi tersebut berguna bagi
pengguna.
– Yang tidak memenuhi ambang batas dapat digabung jika memenuhi kriteria
agregasi.
– Jika yang dilaporkan kurang dari 75% dari pendapatan entitas  tambahan
segmen diidentifikasi (walau tidak memenuhi kriteria).
– Segmen operasi lain yang tidak dilaporkan digabungkan dan diungkapkan
dalam kategori “semua segmen lain”.
98
Segmen Operasi – Penyesuaian 2015
• Informasi Umum
– Menambahkan persyaratan pengungkapan yang dibuat oleh
manajemen ketika menerapkan kriteria penggabungan segmen operasi
yang ada dalam paragraf 12, termasuk deskripsi singkat segmen
operasi yang telah digabungkan dan indikator ekonomik yang telah
dinilai dalam menentukan bahwa segmen operasi yang digabungkan
memiliki karakteristik ekonomik yang serupa.
• Rekonsiliasi
– mengklarifikasi bahwa rekonsiliasi total aset segmen dilaporkan
terhadap aset entitas hanya diungkapkan jika aset segmen dilaporkan
sesuai dengan paragraf 23.
99
Ilustrasi Segmen
Pelaporan segmen ad. Segment reporting
Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil
keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya,
menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis.
100
100
PSAK 7
101
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
 Mengapa perlu ??
Laporan Posisi
Keuangan
Dan Laba Rugi
Transaksi dan
Saldo
Dipengaruhi
• Keberadaan pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
• Komitment dengan pihak tersebut
102
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
• Identifikasi hubungan dan transaksi dengan pihakpihak berelasi
• Identifikasi saldo, komitmen antara entitas dengan
pihak-pihak berelasi.
• Menentukan pengungkapan yang diperlukan baik
untuk LK konsolidasian, tersendiri, yang disajikan
individual.
– Pengungkapan atas sifat hubungan
– Nilai transaksi, saldo  terkait pihak berelasi
103
Pihak Berelasi
a. Pihak-pihak Berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas
tertentu dalam menyiapkan laporan keuangannya.
b. Pihak berelasi  substansi hubungan tidak hanya dalam bentuk hukum
c. Pihak berelasi
 Orang / anggota keluarga terdekat jika memiliki pengendalian atau
pengendalian bersama atas entitas pelapor, memiliki pengaruh signifikan,
personel manajemen kunci.
 Suatu entitas terkait dengan entitas pelapor jika (salah satu);
 anggota dari kelompok usaha sama
 Entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain
 Ventura bersama dari pihak ketiga yang sama
 Program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas
pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
 Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang
diidentifikasi dalam butir (a).
 Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan
104
Pihak Berelasi – Penyesuaian 2015
• Definisi:
• Menambahkan persyaratan pihak-pihak berelasi bahwa suatu entitas
berelasi dengan entitas pelapor ketika entitas, atau anggota dari
kelompok yang mana entitas merupakan bagian dari kelompok
tersebut, menyediakan jasa personil manajemen kunci kepada entitas
pelapor atau kepada entitas induk dari entitas pelapor.
• Pengungkapan seluruh entitas
• Mengklarifi kasi bahwa entitas pelapor tidak perlu mengungkapkan
imbalan yang dibayarkan oleh entitas manajemen kepada pekerja atau
direktur entitas manajemen (Paragraf 17A); dan
• Mensyaratkan agar entitas pelapor mengungkapkan jumlah yang
dibayarkan kepada entitas manajemen atas jasa personil manajemen
kunci yang disediakan oleh entitas manajemen (Paragraf 18A).
105
Ilustrasi Pengungkapan Pihak Berelasi
Transaksi-transaksi pihak berelasi d. Related party transactions
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi sesuai PSAK 7 Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi.
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan konsolidasian.
106
106
Ilustrasi Pengungkapan Pihak Berelasi
107
PSAK 13
108
Properti Investasi – PSAK 13
• Properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau
keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa
pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau
kedua-duanya.
• Pengakuan
– Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai
kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh
properti investasinya.
– Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti
investasi diakui dalam laporan laba rugi
– Nilai wajar harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.
– Jika menggunakan model biaya  PSAK 16
109
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair Value Model
• Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan
kondisi pasar pada tanggal neraca
• Properti investasi tidak disusutkan.
• Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas
properti investasi harus diakui dalam laporan laba rugi pada
periode terjadinya.
110
PSAK 13 – Penyesuaian 2015
• Mengklarifikasi bahwa PSAK 13 dan PSAK 22 saling
mempengaruhi.
• PSAK 13 dalam paragraf 14A memperjelas bahwa paragraf
07–14 membedakan antara properti investasi dan properti
yang digunakan sendiri.
• Penyusun laporan keuangan juga dapat mengacu kepada
pedoman dalam PSAK 22 apakah akuisisi properti investasi
merupakan kombinasi bisnis.
111
PSAK 13 – Penyesuaian 2015
• Pertimbangan juga diperlukan untuk menentukan apakah akuisisi properti
investasi merupakan akuisisi aset atau kelompok aset atau kombinasi
bisnis dalam ruang lingkup PSAK 22: Kombinasi Bisnis.
• Untuk menentukan apakah akuisisi tersebut merupakan kombinasi bisnis,
maka entitas mengacu kepada PSAK 22: Kombinasi Bisnis. Pernyataan
dalam paragraf 07-14 terkait dengan apakah properti merupakan properti
yang digunakan sendiri atau properti investasi dan bukan untuk
menentukan apakah pengakuisisian properti merupakan kombinasi bisnis
sebagaimana didefi nisikan dalam PSAK 22. Penentuan apakah transaksi
spesifik memenuhi definisi kombinasi bisnis sebagaimana didefinisikan
dalam PSAK 22 dan termasuk properti investasi sebagaimana didefinisikan
dalam Pernyataan ini mensyaratkan penerapan terpisah dari kedua
Pernyataan.
112
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair value model (PSAK 13)
Revaluation model (PSAK 16)
• Menggunakan nilai wajar
• Menggunakan nilai wajar
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode
terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi
(loss)  impairment
• Tidak ada penyusutan.
• Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada
tanggal neraca.
• Tidak spesifik, hanya mengharuskan
secara reguler (terjadi perbedaan
signifikan )
113
Ilustrasi - Investasi Properti
• Entitas memiliki gedung 20 lantai. 10 lantai
digunakan untuk kegiatan entitas, sedangkan sisanya
disewakan. Aktivitas utama entitas bukan
menyewakan gedung.
• Bagian gedung yang digunakan sebagai aset tetap, bagian
gedung yang disewakan disajikan sebagai properti investasi
• Alokasi dapat dilakukan berdasarkan jumlah lantai
114
Ilustrasi - Investasi Properti
•
PT, Melati membeli tanah dan bangunan pada 1 Januari 2012 senilai 4.500juta.
Berdasarkan informasi, harga beli tanah saja 2.000 dan bangunan saja 3.000.
Perusahaan menggunakan metode fair value untuk penilaian properti investasi
tersebut. Nilai wajar tanah dan bangunan dapat dilihat dalam tabel berikut:
31/12/2012
31/12/2013
Tanah
2.000
2.100
Bangunan
3.000
2.800
• Properti Investasi
Kas
• Properti Investasi
Keuntungan peningkatan nilai
• Kerugian penurunan nilai
Properti investasi
4.500
4.500
500
500
100
100
115
PSAK 15
116
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura
Bersama PSAK 15
 Entitas Asosiasi  entitas yang mana investor memiliki pengaruh signifikan
 Ventura Bersama  pengaturan bersama yang para pihaknya memiliki
pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset neto dari
pengaturan
 Metode Ekuitas  metode akuntansi di mana investasi awalnya dicatat
sebesar harga perolehan selanjutnya disesuaikan atas perubahan
pascaperolehan  laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Harga perolehan awal + bagian laba – bagian rugi – bagian distribusi dari investee +/penghasilan komprehensif
 Ketika investasi rugi sehingga investasi menjadi negatif, maka investasi akan
disajikan sebesar nol, liabilitas diakui jika memiliki kewajiban hukum dan
konstruktif. Jika laba, pengakuan laba baru setelah bagian laba sama dengan
bagian rugi yang telah diakui.
117
Penerapan Metode Ekuitas
• Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh
signifikan atas investee mencatat investasinya pada entitas
investasi atau ventura bersama dengan menggunakan metode
ekuitas, kecuali jika investasi tersebut memenuhi syarat
pengecualian penerapan metode ekuitas
• Pengecualian – jika investasi dimilliki atau dimiliki secara tidak
langsung melalui entitas modal ventura, reksa dana, unit perwalian
dan entitas serupa termasuk dana asuransi terkait investasi 
dapat memilih menggunakan nilai wajar PSAK 55
• Jika entitas mau dijual  menerapkan PSAK 58
118
Penghentian Metode Ekuitas
• Jika entitas menjadi entitas anak  PSAK 65
• Jika sisa kepentingan merupakan aset keuangan  PSAK 55.
Nilai wajar sisa kepentingan diangggap sebagai nilai wajar
pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai PSAK 55,
entitas mengakui selisihnya sebagai laba rugi.
• Ketika metode ekuitas dihentikan, seluruh jumlah yang telah
diakui dalam penghasilan komprehensif lain menggunakan
dasar yang sama jika investee melepas aset dan liabilitas.
• Jika investee menjadi investasi pada ventura bersama atau
sebaliknya, maka entitas melanjutkan penerapan metode
ekuitas dan tidak mengukur kembali kepentingan yang tersisa.
119
Metode Ekuitas
Pada 1 Desember dibeli investasi sebesar 500.000 yang merupakan 25%
kepemilikan pada PT. Mutiara. Pada 31 Desember Mutiara melaporkan laba
bersih yang dihasilkan oleh perusahaan sebesar 200,000. dan penghasilan
komprehensif lain 40.000. dan membagikan dividen 150.0000
Jan.1
Investasi jangka panjang
500.000
Kas
Des.31 Investasi jangka panjang
60.000
Pendapatan Investasi
Penghasilan komprehensif lain
(pengumuman laba bersih, 200,000 x 0.25)
Des.31 Kas
37.500
Investasi Jangka Panjang
(pengumuman dividen = 150,000 x 0.25)
500.000
50.000
10.000
37.500
120
Kehilangan Pengaruh Signifikan
Pada 31 Desember 2015 Entitas menjual 20% kepemilikan pada PT. Intan dengan
harga 4.000. Kepemilikan sebelum dilakukan penjualan 30%, saldo investasi sebelum
dilakukan penjualan besar 3.000. Saldo penghasilan komprehensif terkait dengan
investasi ini 500. Investasi tersisa diklasifikasikan sebagai avalaible for sale (AFS)
31 Des
Kas
Investasi jangka pendek (afs)
Investasi jangka panjang
Keuntungan penjualan investasi
Penghasilan komprehensif lain
Penghasilan dari investasi
4.000
2.000
3.000
3.000
500
500
Jika 20% sama dengan 4.000 maka 10% = 2.000
Investasi tersisa akan dicatat sebesar 2.000 (nilai wajar dari 10%, nilai buku 1.000)
Keuntungan penjualan investasi:
• Keuntungan dari investasi dijual 4.000 – 2.000 = 2.000
• Keuntungan kenaikan investasi yang tersis 2.000 – 1.000 = 1.000
121
Contoh
• Pada 1 Januari 2012, PT Aneka membeli 30% saham berhak suara PT
Merapi sebesar Rp4.000 milyar dengan laba rugi untuk tahun 2012 sd 2015
Tahun
Laba (rugi)
PT Serbaneka
Porsi laba (rugi) utk
PT. Aneka
Nilai tercatat
2012
(10.000)
(3.000)
1.000
2013
(8.000)
(2.400)
(1.400)
2014
4.000
1.200
(200)
2015
6.000
1.800
1.600
• Nilai tercatat investasi:
– Tahun 2012 Rp 1.000 milyar
– Tahun 2013 Rp 0
– Tahun 2014 Rp 0
– Tahun 2015 Rp 1.600
122
PSAK 16
123
Pengaturan Aset Tetap dalam PSAK
Bunga
Pinjaman
Penurunan
Nilai Aset
PSAK
26
PSAK
48
Aset Tetap
PSAK
16
PSAK 30
ISAK 8
ISAK 16
Sewa
Transaksi Mengandung Sewa
Konsesi Jasa
PSAK – Terkait
Aset tetap
PSAK
13 & 19
ISAK 25
PSAK
58
Aset Tidak Lancar Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi
yang Dihentikan
Investasi Properti
Aset tak berwujud
Hak atas Tanah
124
Pengertian Aset Tetap
• Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.
 Ciri
► “Used in operations” and not
for resale.
► Long-term in nature and
usually depreciated.
► Possess physical substance.
 Tidak berlaku untuk
Hak penambangan
Reservasi tambang
Tanaman produktif (bearer plants) termasuk ruang lingkup aset tetap
125
PSAK 16 – Amandemen 2015
Tanaman produktif (bearer plants) adalah
tanaman hidup yang:
• digunakan dalam produksi atau penyediaan produk
agrikultur;
• diharapkan untuk menghasilkan produk untuk
jangka waktu lebih dari satu periode; dan
• memiliki kemungkinan yang sangat jarang untuk
dijual sebagai produk agrikultur, kecuali untuk
penjualan sisa yang insidental (incidental scrap).
126
PSAK 16 – Amandemen 2015
Tanaman produktif dicatat dengan cara yang sama
dengan aset tetap yang dikonstruksi sendiri sebelum
berada dalam lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk
siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen.
Sebagai konsekuensi, acuan untuk “konstruksi” dalam
Pernyataan ini dipahami untuk mencakup aktivitas
yang diperlukan untuk membudidayakan tanaman
produktif sebelum berada di lokasi dan kondisi yang
diperlukan untuk siap digunakan sesuai dengan intensi
manajemen.
127
PSAK 16 – Amandemen 2015
Perubahan paragraf 03, 06, dan 37 dan menambahkan paragraf 22A dan 81L–81M.
• Entitas menerapkan paragraf tersebut untuk periode tahun buku yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 Januari 2018 secara retrospektif, sesuai dengan PSAK 25 kecuali
seperti yang dijelaskan dalam paragraf 81M.
• Penerapan dini diperkenankan. menerapkan sebelum tanggal 1 Januari 2018, maka
entitas mengungkapkan fakta tersebut.
Pada penerapan pertama, entitas tidak diharuskan untuk mengungkapkan informasi
kuantitatif yang disyaratkan oleh PSAK 25 (paragraf 28(f)). Namun, entitas menyajikan
informasi kuantitatif yang disyaratkan setiap periode yang disajikan sebelumnya.
Entitas dapat memilih untuk mengukur aset tanaman prod8ktif pada nilai wajarnya pada
periode penyajian terawal dalam laporan keuangan untuk periode pelaporan dimana
entitas pertama kali menerapkan Amandemen PSAK 16 dan menggunakan nilai wajar
tersebut sebagai biaya perolehan (deemed cost) pada tanggal tersebut.
• Selisih antara jumlah tercatat sebelumnya dan nilai wajar diakui dalam saldo laba awal
pada periode penyajian terawal.
128
PSAK 16 – Penyesuaian 2015
Mengklarifikasi bahwa ketika entitas menggunakan model
revaluasi, jumlah tercatat aset disajikan kembali pada
jumlah revaluasiannya, sehingga jumlah tercatat aset bruto
dan akumulasi penyusutan diperlakukan dengan salah satu
cara berikut:
• Jumlah tercatat bruto disajikan kembali secara konsisten dengan
revaluasi jumlah tercatat tersebut dan akumulasi penyusutannya
disesuaikan untuk menyamakan perbedaan antara jumlah tercatat
bruto dengan jumlah tercatat setelah memperhitungkan akumulasi
rugi penurunan nilai; atau
• Akumulasi penyusutan dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto
aset.
129
Pengakuan Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset
jika dan hanya jika : (par 7)
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di
masa depan berkenaan dengan aset tersebut
akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara
andal.
 Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan
awal dan untuk biaya setelah perolehan awal.
130
Pertukaran Aset
Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar
nilai wajar
kecuali:
– Tidak memiliki substansi komersial, atau
Substansi Komersial
– Nilai wajar aset yang diterima dan
diserahkan tidak dapat diukur secara
andal
Nilai wajar
Aset dipertukarkan
 Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari
aset yang diserahkan.
131
Dismantling Cost
Example
PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan
sebesar 300 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas
memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan
datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi sebesar
80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi 24,94.
Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
Dr Aset Tetap
324,94 milyar
Cr Kas
300
milyar
Kewajiban diestimasi
24,94 milyar
Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1
CrBeban bunga
1,497 milyar
Kewajiban diestimasi
1,497 milyar
132
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Entitas harus memilih antara:
Cost Model
Revaluation Model
Sebagai kebijakan akuntansinya,
dan
Menerapkan kebijakan tersebut
terhadap seluruh aset tetap
dalam kelompok yang sama.
133
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Cost Model
Revaluation Model
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
– Biaya perolehan
– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal
revaluasi,
– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
134
Frekuensi Penilaian
• Frekuensi revaluasi tergantung perubahan
nilai wajar dari suatu asset tetap.
• Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara
material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu
dilakukan.
• Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara
signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara
tahunan.
• Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar
tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima
tahun sekali.
135
Revaluation Model
Revaluation Model
Revaluasi harus dilakukan secara reguler
Untuk memastikan jumlah tercatat tidak
berbeda secara material dengan nilai wajar
pada tanggal neraca.
Akumulasi penyusutan pada tanggal
revaluasi diperlakukan dengan
metode: proporsional, atau
eliminasi.
136
Akumulasi Penyusutan – Revalution Model
Revaluation Model
Akumulasi penyusutan pada tanggal
revaluasi diperlakukan dengan
metode:
• proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan harga
perolehan dinaikkan secara
proporsional sehingga nilai bersih
aset sama dengan nilai revaluasi.
• eliminasi.
Nilai akumulasi depresiai ditutup
mengurangi nilai aset. Kemudian aset
dinaikkan menjadi nilai revaluasi
137
Revaluation Model
Example
Metode Proporsional
1/1/2012
31/12/2012
31/12/ 2012
Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012
nilai wajar aset adalah 4.800.000.
Aset tetap
Kas
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
4.000,000
Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan
Surplus Revaluasi
2.000,000
4.000,000
800.000
800.000
400.000*
1.600.000
*(4.800.000 - 3.200.000) / 3.200.000) x 800.000 = 400.000
138
Revaluation Model
Example
Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010
nilai wajar aset adalah 4.800.000.
Metode Eliminasi
1/1/ 2012
Aset tetap
4.000,000
Kas
31/12/ 2012
Beban Penyusutan
4.000,000
800.000
Akumulasi Penyusutan
31/12/ 2012
Akumulasi Penyusutan
800.000
800.000
Aset Tetap
Aset Tetap
Surplus Revaluasi
800.000
1.600,000
1.600.000
139
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model
• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka
– seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus
Entire class
direvaluasi
• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi,
kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada
bagian surplus revaluasi.
To Equity
– Diakui sebagai keuntungan pembalikan penurunan nilai
directly
jika sebelumnya ada penurunan akibat revaluasi
terdahulu / impairment.
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi,
Negative to
penurunan tersebut diakui dalam laporan laba rugi.
P/L
– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo
kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum diakui dalam
laba rugi tahun berjalan.
140
Revaluation Model
Revaluation Model
• Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba
pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.
• Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan
penggunaan aset oleh Entitas  (partially realized)  saat
penyusutan
– Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian
dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus
revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)
Dr Surplus Revaluasi
Cr Saldo Laba
• Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui
Laporan Laba Rugi.
141
Revaluation Model
Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp 3.400.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 4.000.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan
Cr – Aset Tetap
3.400.000
3.400.000
Dr – Aset Tetap
Cr – Surplus Revaluasi
1.400.000
1.400.000
142
Revaluation Model
Example
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp 3.400.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp
4.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp
400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan
Cr – Aset Tetap
3.400.000
Dr – Aset Tetap
Cr – Keuntungan Revaluasi
Cr - Surplus Revaluasi
1.400.000
3.400.000
400.000
1.000.000
143
Revaluation Model
Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp3.400.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 2.000.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan
Cr – Aset Tetap
Dr – Rugi Revaluasi
Cr – Aset Tetap
3.400.000
3.400.000
600.000
600.000.
144
Revaluation Model
Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp 3.400.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 2.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan
surplus Rp 400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan
Cr – Aset Tetap
3.400.000
Dr – Rugi Revaluasi
Dr – Surplus Revaluasi
Cr – Aset Tetap
200.000
400.000
3.400.000
600.000
145
Revaluation Model
Revaluation Model
•
•
•
•
Contoh
1.1.2010
Dr Aset tetap
Cr
Kas
PT. Kenanga membeli
mesin dengan harga
31.12.2010
100.000 pada 1 Jan 2010
Dr Beban Penyusutan
dan menggunakan metode
Cr
Akumulasi Penyusutan
revaluasi
Mesin tersebut disusutkan
Dr Akumulasi Penyusutan
dengan metode garis lurus
Cr
Aset tetap
5thn.
Cr
Surplus Revaluasi
Pada 31 Desember 2010
direvaluasi sebesar 96.000 31.12.2011
Dr Beban Penyusutan (96K/4)
Buat jurnal untuk tahun
Cr
Akumulasi Penyusutan
2010 dan 2011.
Dr Surplus Revaluasi
Cr
Saldo Laba
100,000
100,000
20,000
20,000
20,000
4,000
16,000
24,000
24,000
4,000
4,000
146
Revaluasi Pajak – Bultek 11
• Obyek pajak  selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap, hanya selisih
lebih bukan Revaluasi dalam konsep penilaian kembali yang dapat
beroptensi untung atau rugi.
• Revaluasi pajak  jika menggunakan SAK ETAP dapat dicatat menurut
akuntansi karena SAK ETAP menyatakan Revaluasi aset tetap
diperkenankan sepanjang sesuai dengan ketentuan pemerintah (dalam
kasus ini adalah ketentuan pajak).
• Revaluasi pajak menurut PSAK, entitas dapat memilih:
– Revaluasi untuk tujuan pajak  hasil Revaluasi tidak diakui dalam laporan
keuangan, hanya nilai pajaknya yang dicatat sebagai beban. Akan muncul pajak
tangguhan.
– Revaluasi untuk tujuan pajak dan akuntansi  akan diakui dalam laporan keuangan
nilai aset dan perhitungan pajak juga mengikuti nilai yang direvaluasi. Kemungkinan
hanya di awal karena saat akuntansi direvaluasi belum tentu pajak
memperkenankan  hanya untuk tujuan akuntansi
– Revaluasi untuk tujuan akuntansi  akan diakui nilai revaluasinya di laporan
keuangan namun tidak digunakan dalam perhitungan fiskal, akan timbul pajak
tangguhan.
147
Penyusutan
Cost Model
Penyusutan
Revaluation Model
• Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan
(depreciable amount) dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful life).
•
Nilai residu dan umur manfaat suatu aset harus direview minimum setiap akhir tahun buku
– Jika hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya
maka perbedaan tersebut harus diperlakukan sebagai
perubahan estimasi akuntansi.
148
Penyusutan
• Metode penyusutan yang digunakan:
– Harus mencerminkan ekspektasi pola
konsumsi manfaat ekonomis masa depan
atas aset oleh entitas.
Metode Penyusutan
– Harus di-review minimum setiap akhir tahun
buku, dan
– Perubahan metode diperlakukan sebagai
perubahan estimasi.
– Metode penyusutan yang didasarkan pada
pendapatan yang dihasilkan oleh aktivitas
yang meliputi penggunaan suatu aset adalah
tidak tepat - 2015
149
Penyusutan
Umur Manfaat
Seluruh faktor berikut diperhitungkan dalam menentukan umur
manfaat suatu asset:
a) Perkiraan daya pakai;
b) Perkiraan tingkat keausan fisik;
c) Keusangan teknis atau keusangan komersial.
Dimana pengurangan yang diperkirakan terjadi di masa yang akan datang
atas harga jual suatu produk yang diproduksi menggunakan suatu aset
merupakan suatu indikasinya. (2015)
d) Pembatasan hukum atau yang serupa.
150
PSAK 19
151
Aset tak berwujud – PSAK 19
• Aset tak berwujud  memiliki manfaat ekonomi di masa
mendatang, dapat diukur dengan andal
• Masa manfaat –
– terbatas dan tidak terbatas
– Direview setiap tanggal laporan keuangan
•
•
•
•
•
Ketentuan tentang masa manfaat tak terbatas
Model Biaya dan Model Revaluasi
Akuisisi aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis
Akuisisi melalui hibah pemerintah
Biaya situs web bukan aset tak berwujud kecuali memenuhi
konsep pengembangan
152
Pengakuan dan Pengukuran
1. Perolehan terpisah
Biaya perolehan = harga beli dan segala
biaya yang dapat dikaitkan secara langsung
2. Akuisisi sebagai bagian dari
kombinasi bisnis
Nilai wajar pada tanggal akuisisi
3. Pengakuisisian dengan hibah
pemerintah
Diakui pada nilai wajar atau pada nilai
nominalnya
4. Pertukaran aset
Nilai wajar, kecuali tidak ada substansi
komersial (nilai tercatat aset yang dilepas)
5. Goodwill yang dihasilkan internal
Tidak boleh diakui sebagai aset
(tidak dapat teridentifikasi)
6. Aset tidak berwujud yang
dihasilkan internal
153
Aset Tidak Berwujud - Internal
• Dalam menentukan apakah aset tidak berwujud yang
dihasilkan internal memenuhi syarat untuk diakui, entitas
menggolongkan proses dihasilkannya aset menjadi dua tahap:
1. Tahap Riset, dan
2. Tahap Pengembangan
Riset adalah penelitian orisinal
dan terencana yang
dilaksanakan dengan harapan
memperoleh pembaruan
pengetahuan dan
pemahaman teknis atas ilmu
yang baru
Pengembangan adalah penerapan temuan
riset atau pengetahuan lainnya pada
suatu rencana atau rancangan produksi
bahan baku, alat, produk, proses, sistem,
atau jasa yang sifatnya baru atau yang
mengalami perbaikan substansial,
sebelum dimulainya produksi komersial
atau pemakaian
154
ATB Dihasilkan Internal - Pengembangan
• Aset tidak berwujud yang timbul dari kegiatan Pengembangan,
diakui jika, dan hanya jika,terpenuhi semua hal ini:
 Kelayakan teknis penyelesaian
 Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya
 Kemampuan menggunakan atau menjual
 Kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis masa
depan
 Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya
lainnya untuk menyelesaikan dan, menggunakan atau
menjualnya
 Kemampuan mengukur secara andal pengeluaran terkait aset
tersebut
155
Aset Tidak Berwujud - Internal
Kapan pengeluaran dikapitalisasi?
Tanggal 1
Riset
1.000
Pengembangan 1
8.000
Dibebankan dan tidak
dapat disajikan
kembali
Tanggal 1 –
Tanggal 2 –
Tanggal 3 –
Tanggal 2
Tanggal 3
Pengembangan 2
400
Dikapitalisasi sebagai aset
tidak berwujud = biaya
perolehan
Tahap Pengembangan dimulai
Kriteria Pengakuan terpenuhi
Tanggal aset baru hasil pengembangan siap
digunakan
156
PSAK 19 – Penyesuaian 2015
Mengklarifikasi bahwa ketika entitas menggunakan model
revaluasi, jumlah tercatat aset disajikan kembali pada
jumlah revaluasiannya, sehingga jumlah tercatat aset bruto
dan akumulasi penyusutan diperlakukan dengan salah satu
cara berikut:
• Jumlah tercatat bruto disajikan kembali secara konsisten dengan
revaluasi jumlah tercatat tersebut dan akumulasi penyusutannya
disesuaikan untuk menyamakan perbedaan antara jumlah tercatat
bruto dengan jumlah tercatat setelah memperhitungkan akumulasi
rugi penurunan nilai; atau
• Akumulasi penyusutan dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto
aset.
157
PSAK 24
158
Ruang Lingkup PSAK 24
Imbalan Kerja
Imbalan Kerja
Jangka Pendek
ImbalanJangka
Pendek
Absen
Imbalan Paska
Kerja
Pesangon
Bagi hasil
atau
Bonus
Kontribusi
Pasti
Diterapkan oleh pemberi kerja dalam
pencatatan seluruh imbalan kerja, kecuali yang
diatur dalam PSAK 53: Akuntansi Kompensasi
Berbasis Saham.
Imbalan Kerja
Jangka Panjang
Lainnya
Manfaat
Pasti
Past service
cost
Current
Service Cost
159
Latar Belakang Perubahan
• Untuk melaporkan perubahan kewajiban imbalan pasti dan aset program
didefinisikan dengan cara yang lebih mudah dipahami
• Beberapa opsi penyajian diizinkan dalam standar yang ada, membatasi
komparabilitas  opsi ditiadakan
• Amandemen diperlukan untuk mengklarifikasi area dimana keragaman
dalam praktik yang ada
• Penyempurnaan pengungkapan tentang risiko yang timbul dari program
imbalan pasti yang diperlukan
PERUBAHAN YANG SIGNIFIKAN
• Pengakuan keuntungan dan kerugian aktuaria
• Perubahan komponen imbalan pasti dan aset program
• Persyaratan pengungkapan
PERUBAHAN LAINNYA
• Imbalan kerja jangka pendek
• Pesangon
• Perubahan penting lainnya
160
Perubahan Signifikan
PSAK 24 R 2010
PSAK 24 R 2013
Melalui
OCI
Melaui
OCI
Melalui
Laba Rugi
Koridor
Pengakuan
keuntungan
dan kerugian
Aktuaria
Pengakuan
keuntungan
dan kerugian
Aktuaria
161
Pengakuan dan Pengukuran
Imbalan Jangka Pendek
Diakui saat
pekerja telah
memberi jasa
Liabilitas jangka pendek sebagai:
Liabilitas setelah dikurangi yang
telah dibayar, beban dibayar dimuka
jika terjadi kelebihan pembayaran
Beban atau pernyataan lain
membolehkan sbg biaya perolehan
Cuti berimbalan
jangka pendek
Boleh diakumulasi  diakui pada saat
pekerja memberikan jasa
cuti berimbalan yang tidak boleh
diakumulasi  diakui saat cuti terjadi
162
Ilustrasi
• PT. A memiliki 100 karyawan yang diberikan cuti berimbalan
sebesar Rp 1.000.000 untuk 10 hari kerja. Selama tahun 2015,
karyawan yang cuti 6 hari 80 orang sedangkan sisanya cuti 10
hari kerja.
• JIKA TIDAK DIAKUMULASI
Beban cuti berimbalan
Kas
680.000.000 ((20x10)+(80x6))x1.000.000)
680.000.000
• JIKA DIAKUMULASI
Beban cuti berimbalan
Kas
Beban cuti berimbalan
Utang gaji
680.000.000 ((20x10)+(80x6))x1.000.000)
680.000.000
320.000.000 (80x4)x1.000.000)
320.000.000
163
Program Bagi Laba dan Bonus
Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus
Ada kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
Dapat diestimasi secara andal
Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak
mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan
pembayaran.
164
Bonus
PT. Melati pada 15 Februari 2016 menyelesaikan laporan
keuangan tahun 2015. Berdasarkan laba tahun 2015, ditetapkan
bonus untuk karyawan sebesar Rp 200milyar dan tantiem untuk
direksi dan komisaris sebesar Ro 40milyar.
Dibuat jurnal penyesuaian
Beban bonus
Utang bonus
240 milyar
240 milyar
165
Ilustrasi Imbalan Kerja Jangka Pendek
• Karyawan Perusahaan XYZ diberikan hak untuk cuti tahunan yang dapat
diakumulasikan cuti tahunan.
• Cuti tahunan yang tidak terpakai dapat dialihkan tanpa batas waktu dan
harus dibayar secara tunai ketika karyawan meninggalkan perusahaan.
• Data beberapa tahun terakhir menunjukkan. karyawan menggunakan
akumulasi cuti tahunan mereka selama periode lebih dari dua tahun.
Pertanyaan
• Haruskah akumulasi cuti tahunan tidak terpakai tersebut diklasifikasikan
sebagai imbalan kerja jangka pendek di bawah PSAK 24 (r2013)?
Cuti tahunan yang tidak terpakai tidak akan memenuhi definisi manfaat
jangka pendek karena tidak diharapkan akan diselesaikan seluruhnya dalam
waktu 12 bulan setelah jasa yang diberikan oleh karyawan.
166
Pengungkapan
Imbalan kerja jangka pendek untuk manajemen
kunci sesuai dengan PSAK 7
Pengungkapan dalam laporan keuangan jumlah gaji
yang diterima oleh manajemen kunci  direksi dan
komisaris
167
Imbalan Pascakerja
Elemen dari Proses Pensiun
Entitas
Kontribusi
Dana
Pensiun
Pekerja
Manfaat
(Pembayaran)
Investasi
168
Imbalan Pascakerja
Tunjangan
purnakarya
Imbalan pascakerja
Imbalan pascakerja
lain
Iuran pasti
Program imbalan
pascakerja
Imbalan pasti
bergantung pada
substansi
ekonomis dari
setiap program
169
Definisi
Program iuran pasti entitas membayar kpd pengelola dana,
tidak ada kewajiban entitas untuk membayar iuran lebih lanjut
jika pengelola dana tidak cukup membayar jasa
 Program imbalan pasti program imbalan pascakerja yang
bukan merupakan program iuran pasti.
170
Imbalan Paska Kerja
EMPLOYER
Defined
Contribution
Plans
CONTRIBUTIONS
PENSION FUND
DEFINED
BENEFIT
EMPLOYEE
VOLATILE
RISK LIMIT
Defined
Benefit Plans
VOLATILE
DEFINED
RISK LIMIT
171
Program Iuran Pasti
Pengakuan dan Pengukuran
Diakui sebagai beban
Diakui liabilitas (beban terakru)
setelah dikurangi dengan iuran
telah dibayar atau aset
(pembayaran dimuka jika terdapat
kelebihan).
Pengungkapan
• jumlah yang diakui
sebagai beban
untuk program
iuran pasti.
• Informasi program
iuran pasti untuk
personel
manajemen kunci
Jika iuran tidak jatuh tempo
seluruhnya dalam 12 bulan ->
didiskonto
172
Program Manfaat Pasti
• Perusahaan memiliki kewajiban hukum dan konstrukstif
untuk memenuhi pembayaran imbalan setelah pekerja
pensiun.
• Mungkin tidak didanai, seluruhnya atau sebagian didanai
• Imbalan dihitung dengan asumsi aktuarial  asumsi
demografi dan keuangan.
• Dana diakumulasikan dalam Aset Program
• Risiko atas manfaat pasti:
– Risiko aktuarial  jumlah kewajiban imbalan pasti berbeda dari
yang diharapkan karena perubahan asumsi aktuaria
– Risiko investasi  hasil investasi atas aset program berbeda dari
yang diharapkan.
RISIKO MENIMBULKAN KEUNTUNGAN/KERUGIAN AKTUARIAL
173
Program Manfaat Pasti
Faktor-faktor:
Biaya Jasa:
• Biaya Jasa Kini
• Biaya Jasa Lalu
•
•
Biaya Bunga
Remeasurement (Keuntungan dan
kerugian aktuarial)
•
•
•
•
Pendapatan Bunga
Iuran pensiun oleh perushaan
Penarikan uang pensiun dr Dapen
Remeasurement (Keuntungan dan
kerugian aktuarial)
Nilai Kini Kewajiban
Imbalan Pasti (NKKIP)
Nilai Wajar Aset Program
(NWAP)
174
Laporan Posisi Keuangan
Liabilitas Imbalan Pasti (di Neraca)
+/+ Nilai kini kewajiban imbalan pasti
-/Nilai wajar aset program yang digunakan untuk
menyelesaikan kewajiban secara langsung
Ekuitas (di Neraca)
+/-
Penghasilan komprehensif lain  pendapatan
atau kerugian
175
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya
Cuti berimbalan jangka panjang
Penghargaan masa kerja atau imbalan jasa jangka
panjang lain
Imbalan cacat permanen
Utang bagi laba dan bonus yang dibayar ≥12 bulan
setelah akhir periode pelaporan saat pekerja
memberikan jasanya
Kompensasi ditangguhkan yang dibayar ≥12 bulan
sesudah akhir dari periode pelaporan saat jasa diberikan
176
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya
Diakui sebagai liabilitas
total nilai neto dari jumlah:
• Nilai kini kewajiban imbalan pasti pada akhir
periode pelaporan
• Dikurangi dengan nilai wajar dari aset program
pada akhir periode pelaporan (jika ada) selain
kewajiban yang harus dilunasi secara langsung
177
Amandemen 2015
• Atribusi Iuran dari Pekerja atau Pihak Ketiga (Paragraf 93)
– Menetapkan bahwa atribusi iuran dari pekerja atau pihak ketiga
bergantung pada apakah jumlah iuran ditentukan berdasarkan
jumlah tahun jasa.
– Jika jumlah iuran bergantung pada jumlah tahun jasa, maka
iuran diatribusikan pada periode jasa dengan menggunakan
metode atribusi yang sama dengan yang disyaratkan oleh
paragraf 70 untuk imbalan bruto.
– Jika jumlah iuran tidak bergantung pada jumlah tahun jasa,
maka iuran tersebut diakui sebagai pengurang biaya jasa dalam
periode ketika jasa terkait diberikan oleh pekerja.
178
Amandemen 2015
179
Penyesuaian 2016 - diskonto
• Tingkat yang digunakan untuk mendiskontokan kewajiban imbalan pasca
kerja (baik yang didanai maupun tidak) ditentukan dengan mengacu pada
imbal hasil pasar atas bunga obligasi korporasi berkualitas tinggi pada
akhir periode pelaporan.
• Untuk mata uang yang tidak memiliki pasar yang aktif dan stabil bagi
obligasi korporasi berkualitas tinggi tersebut, maka digunakan imbal hasil
pasar (pada akhir periode pelaporan) atas obligasi pemerintah yang
didenominasi dalam mata uang tersebut.
• Mata uang dan jangka waktu dari obligasi korporasi maupun obligasi
pemerintah konsisten dengan mata uang danestimasi jangka waktu
kewajiban imbalan pasca kerja.
180
Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013)
• Imbalan kerja perusahaan:
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X0
200.000
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0
200.000
Biaya Jasa Kini
Tingkat Diskonto
30.000
10%
Iuran
24.000
Imbalan
16.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan akhir 20X0
250.000
Nilai wajar aset akhir 20X0
222.000
181
Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013)
JURNAL UMUM
Beban
Saldo awal
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Pendapatan bunga
Iuran
Imbalan
Rugi Aktuaria Liabiilitas
Rugi Aktuaria – Aset Program
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntung) akturial
Jml tahun berjalan
Saldo Akhir
MEMO
Penghasilan
Nilai Kini
Komprehensif Liabilitas Kewajiban
(200.000)
(30.000)
(20.000)
Kas
30.000
20.000
(20.000)
(24.000)
16.000
(16.000)
16.000
6.000
30.000 (24.000)
Kerugian
22.000
22.000
Aset
200.000
20.000
24.000
(16.000)
(6.000)
(28.000)
(250.000)
222.000
*Hitung dulu penjumlahan dari 200.000 + 30.000+20.000 – 16.000 = 234.000. Menurut aktuaris 250.000
sehingga kerugian aktuaria = 250.000 – 234.000 = 16.000
**Hitung dulu penjumlahan dari 200.000 + 24.000+24.000 – 16.000 = 228.000. Menurut Dapen aset program
pada akhir periode 220.000 sehingga kerugian aktuaria = 250.000 – 234.000 = 6.000
182
182
Jurnal
Beban pensiun
Penghasilan Komprehensif Lain
Kas
Liabilitas
Liabilitas
Kewajiban manfaat Pensiun
Ekuitas
Penghasilan komprehensif lain - kerugian
Notes
Nilai kini Kewajiban
Aset Program
Net Liabilitas manfaat pensiun
30.000
22.000
24.000
28.000
28.000
22.000
250.000
222.000
28.000
183
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)
• Imbalan kerja perusahaan:
KETERANGAN
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X1
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X1
Rugi Aktuaria OCI – Awal 20X1
Biaya Jasa Kini
Tingkat Diskonto
Iuran
Imbalan
Nilai Kini Kewajinan imbalan – Akhir 20X1
Nilai wajar aset – Akhir 20X1
250.000
222.000
22.000
34.000
10%
26.000
20.000
279.500
276.600
184
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)
Beban
JURNAL UMUM
Penghasilan
Kas Komprehensif Liabilitas
Saldo awal
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Pendapatan bunga
Iuran
Imbalan
Penurunan (kenaikan) kewajiban
Selisih aktuaria Aset Program
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntungan) akturial
22.000
(28.000)
MEMO
Kewajiban
Aset
Program
Program
(250.000)
34.000
(34.000)
25.000
(22.200)
(25.000)
222.000
22.200
(26.000)
20.000
9.500
(9.500)
(26.400)
36.800 (26.000)
(35.900)
(13.900)
26.000
(20.000)
26.400
25.100
(2.900)
(279.500)
276.600
185
Jurnal
Beban pensiun
36.800
Liabilitas manfaat pensiun
25.100
Kas
Penghasilan Komprehensif Lain
26.000
35.900
Liabilitas
Liabilitas manfaat pensiun
Ekuitas
Penghasilan komprehensif lain
Notes
Nilai kini Kewajiban
Aset Program
Net Liabilitas manfaat pensiun
2.900
13.900
(279.500)
276.600
(2.900)
186
PSAK 46
187
Akuntansi Pajak Penghasilan – PSAK 46
• Beban pajak adalah jumlah dari :
– Pajak kini
– Pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam penghitungan
pajak penghasilan
• Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan netto, kecuali
secara hukum tidak mungkin saling hapus (anak dan induk)
• Pajak tangguhan disajikan terpisah dari pajak kini.
• Aset pajak tangguhan direview untuk memastikan bahwa
manfaat di masa mendatang akan diperoleh entitas
188
Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1
PSAK
Undang-Undang
AKUNTANSI
PAJAK
PERBEDAAN
Permanen
Temporer
BOOK TAX GAP/ DFFERENCE –
Tax Planning atau
Tax Avoidance
Pajak Tangguhan:
 Aset / Liabilitas
 Beban/Pendapatan
189
190
Definisi
• Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak
penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode
masa depan sebagai akibat adanya:
a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan;
b) akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan
c) akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal
peraturan perpajakan mengizinkan.
• Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak
penghasilan terutang pada periode masa depan
sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena
pajak.
Laba Pajak >
Laba Akuntansi
Net Aset fiskal >
Net Aset Akuntansi
Laba Pajak <
Laba Akuntansi
Net Aset fiskal <
Net Aset Akuntansi
190
191
Pengakuan pajak kini
• Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus
diakui sebagai liabilitas.
• Apabila jumlah pajak yang telah dibayar melebihi
jumlah pajak terutang, maka selisihnya, diakui
sebagai aset.
• Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik kembali
untuk memulihkan pajak kini dari periode
sebelumnya diakui sebagai aset.
• Beban Pajak Kini
• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang
dibayarkan (PPh 28)
• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan
(PPh 29)
• Kompensasi kerugian yang dapat digunakan
untuk memulihkan pajak = aset
191
Pajak Tangguhan
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak > Penghasilan
kena pajak  ada pengakuan pajak menurut akuntansi
sehingga diakui beban pajak tangguhan dan kewajiban pajak
tangguhan.
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak < Penghasilan
kena pajak  pajak yang dibayarkan lebih besar daripada laba
menurut akuntansi sehingga diakui aset pajak tangguhan dan
manfaat pajak tangguhan.
• Perusahaan memiliki kerugian  dapat dikompensasikan di
masa mendatang  manfaat tersebut diakui pada saat
kerugian tersebut terjadi  Aset pajak tangguhan dan
manfaat pajak tangguhan.
192
192
193
Definisi
• Beban pajak (Penghasilan pajak) adalah jumlah agregat pajak kini dan
pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba atau rugi
pada satu periode  dipadankan dengan dengan laba akuntansi
• Dasar pengenaan pajak atas aset atau liabilitas adalah jumlah
teratribusi atas aset atau liabilitas untuk tujuan pajak dengan aset atau
liabilitas untuk tujuan pajak
• Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum
dikurangi beban pajak.
• Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah laba
(rugi) selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan yang
ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas pajak penghasilan yang terutang
(dilunasi).
• Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan
perpajakan dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas.
193
194
Definisi
• Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang
(dilunasi) atas laba kena pajak (rugi pajak) untuk satu periode.
Untuk entitas konsolidasi termasuk laba atas anak perusahaan
• Perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat
aset atau liabilitas pada posisi keuangan dengan dasar
pengenaan pajaknya. Perbedaan temporer dapat berupa:
– Perbedaan temporer kena pajak – liabilitas – menimbulkan jumlah
kena pajak dalam penentuan laba (rugi) kena pajak pada periode
masa depan jika jumlah tercatat aset atau liabiltias diselesaikan.
– Perbedaan temporer dapat dikurangkan – aset - menimbulkan jumlah
yang dapat dikurangkan dalam penentuan laba (rugi) kena pajak pada
periode masa depan jika jumlah tercatat aset atau liabiltias
diselesaikan.
194
DPP - konsolidasi
• Dalam laporan keuangan konsolidasi, perbedaan
temporer ditentukan dengan membandingkan nilai
tercatat aset dan liablitas pada laporan keuangan
konsolidasi dengan DPP-nya.
• Jika entitas melaporkan menggunakan SPT konsolidasi,
dasar pengenaan merujuk pada SPT konsolidasi.
• Entitas menentukan dasar pengenaan pajak merujuk
pada SPT masing-masing entitas, jika entitas tidak
diizinkan oleh peraturan yang berlaku untuk membuat
SPT konsolidasi.
195
196
Pengakuan pajak kini
• Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus
diakui sebagai liabilitas.
• Apabila jumlah pajak yang telah dibayar melebihi
jumlah pajak terutang, maka selisihnya, diakui
sebagai aset.
• Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik kembali
untuk memulihkan pajak kini dari periode
sebelumnya diakui sebagai aset.
• Beban Pajak Kini
• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang
dibayarkan (PPh 28)
• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan
(PPh 29)
• Kompensasi kerugian yang dapat digunakan
untuk memulihkan pajak = aset
196
197
Pajak kini
• Pajak kini = semua pajak terutang atas
penghasilan yang diakui perusahaan pada periode
tersebut:
– Pajak yang dibayarkan sesuai dengan SPT  hanya atas
laba dari induk perusahaan
– Pajak atas penghasilan yang dikenakan pajak final
– Pajak atas anak perusahaan dan pajak atas dividen dari
inverstasi yang dicatat dengan metode ekuitas
– Pajak yang telah dibayarkan namun menurut ketentuan
pajak tidak boleh sebagai kredit pajak  pajak LN tidak
dapat dikreditkan
197
Rugi Pajak Belum Dikompensasi dan Kredit Pajak Belum
Dimanfaatkan (Unused Tax Credits)
• Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak
belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan
apabila besar kemungkinan laba kena pajak masa depan
akan memadai untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak
belum dikompensasi dan kredit pajak belum
dimanfaatkan.
• Pertimbangan laba kena pajak memadai ??
–
–
–
–
Otoritas pajak yang sama
Entitas akan mendapat laba kena pajak sebelum daluwarsa
Rugi karena kasus tidak berulang
Perencanaan pajak sehingga kompensasi dapat dimanfaatkan
198
Penilaian Kembali Aset Pajak Tangguhan
Tidak Diakui
• Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai kembali
aset pajak tangguhan.
• Entitas mengakui aset pajak tangguhan tidak diakui
sebelumnya apabila kemungkinan besar laba kena pajak masa
depan akan tersedia untuk dipulihkan.
• Sebagai contoh, perbaikan kondisi perekonomian
meningkatkan kemampuan entitas untuk menghasilkan laba
kena pajak dalam jumlah yang memadai pada periode masa
depan sehingga aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak
diakui menjadi memenuhi kriteria pengakuan
199
Perlakuan Pajak Penghasilan Final
• Pajak final yang dikenakan atas penghasilan (bukan pendapatan)
merupakan skope PSAK 46 karena PSAK 46 hanya mengatur pajak
atas penghasilan bukan atas pendapatan.
– Pajak final yang dikenakan atas penghasilan neto masuk ruang lingkup PSAK 46
– Pajak final yang dikenakan atas penghasilan bruto / pendapatan tidak masuk
ruang lingkup PSAK 46, sehingga diakui sebagai beban operasi bukan beban
pajak penghasilan  basic conclusion IASB
• Konsekuensinya perusahaan yang pengenaan pajaknya final atas
pendapatan memasukkan pajak yang dibayarkan bukan sebagai
beban pajak penghasilan tetapi sebagai komponen beban.
• Pendapat tersebut mungkin menimbulkan interpretasi keliru karena
terkesan perusahaan tidak membayar pajak padahal beban pajak
merupakan minimum line item. Seharusnya pajak final yang
dikenakan atas pendapatan dipandang sebagai pajak yang dihitung
dengan cara berbeda. – (opini)
200
Amandemen 2016
• Eksistensi perbedaan temporer
– menglarifikasi bahwa perbedaan temporer dapat
dikurangkan timbul ketika jumlah tercatat aset instrumen
utang yang diukur pada nilai wajar dan nilai wajar tersebut
lebih kecil dari dasar pengenaan pajaknya, tanpa
mempertimbangkan apakah entitas memperkirakan untuk
memulihkan jumlah tercatat instrumen utang melalui
penjualan atau penggunaan, misalnya dengan memiliki dan
menerima arus kas kontraktual, atau gabungan keduanya.
201
Amandemen 2016
• Penilaian perbedaan temporer yang dapat dikurangkan
– menglarifikasi bahwa untuk menentukan apakah laba kena pajak akan
tersedia sehingga perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dapat
dimanfaatkan, maka penilaian perbedaan temporer yang dapat
dikurangkan tersebut dilakukan sesuai dengan peraturan pajak.
– Jika peraturan pajak membatasi sumber laba kena pajak yang dapat
dikurangkan pada saat pembalikan perbedaan temporer dapat
dikurangkan, maka perbedaan temporer yang dapat dikurangkan
dinilai secara gabungan hanya dengan perbedaan temporer lainnya
yang sesuai.
202
Amandemen 2016
• Pengaruh aset pajak tangguhan terhadap laba kena pajak masa
depan (Paragraf 29(a(i)))
– Paragraf 29(a(i)) dalam ED Amandemen PSAK 46 mensyaratkan bahwa
pengurangan pajak yang berasal dari pembalikan aset pajak
tangguhan dikecualikan dari estimasi laba kena pajak masa depan.
• Pemulihan aset yang melebihi jumlah tercatatnya (Paragraf 29A)
– Paragraf 29A dalam ED Amandemen PSAK 46 menglarifikasi bahwa
estimasi kemungkinan besar laba kena pajak masa depan dapat
mencakup pemulihan beberapa aset yang melebihi jumlah
tercatatnya jika terdapat bukti yang memadai bahwa kemungkinan
besar entitas akan mencapai hal tersebut.
203
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
Ilustrasi: PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan
beban sebesar 120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk
tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000
dan 280.000.
Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?
204
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
Laporan Keuangan
2011
2012
2013
Total
Pendapatan
260.000
260.000
260.000
780.000
Beban
120.000
120.000
120.000
360.000
Laba sebelum pajak
140.000
140.000
140.000
420.000
35.000
35.000
35.000
105.000
Pajak Penghasilan (25%)
Laporan Pajak
2011
2012
2013
Total
Penghasilan
200.000
300.000
280.000
780.000
Beban yang boleh dikurangkan
120.000
120.000
120.000
360.000
Penghasilan kena pajak
80.000
180.000
160.000
420.000
Pajak terutang (25%)
20.000
45.000
40.000
105.000
205
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
Perbandingan
2011
2012
2013
Total
Laporan Keuangan (PSAK)
35.000
35.000
35.000
105.000
Pajak Terutang (Fiskal)
20.000
45.000
40.000
105.000
Difference
15.000
(10.000)
(5.000)
0
Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan
Tahun
Laporan yang diperlkan
2011
Liabilitas pajak tangguhan, bertambah 15.000
Beban pajak kini 20.000; beban pajak tangguhan 15.000
2012
Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 10.000
Beban pajak kini 45.000; manfaat pajak tangguhan 10.000
2013
Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 5.000
Beban pajak kini 40.000; manfaat pajak tangguhan 5.000
206
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer
Ilustrasi: PT. Merbabu melaporakan laba sebelum pajak sebesar
3.000.000 pada tahun 2013. Terdapat perbedaan antara akuntansi
dan pajak yang disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. Depresiasi menurut pajak lebih besar dibandingkan menurut
akuntansi sebesar 800.000
2. Pendapatan sewa mesin menurut pajak 1.000.000 lebih besar
dibandingkan menurut akuntansi.
3. Beban sumbangan sebesar 400.000 tidak diperkenankan
menurut pajak.
Tarif pajak yang berlaku sebesar 25%, perbedaan tersebut akan
dapat dipulihkan di masa mendatang. Entitas belum memiliki saldo
aset/liabilitas pajak tangguhan.
207
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer
2013
Laba sebelum pajak (PSAK)
3.000.000
Perbedaan depresiasi
(800.000)
Perbedaan pendapatan sewa
1.000.000
Perbedaan sumbangan
Total penghasilan kena pajak
Pajak terutang (fiskal)
Aset Pajak
Tangguhan
Liabilitas Pajak
Tangguhan
800.000
1.000.000
400.000
3.600.000
900.000
Pajak tangguhan
250.000
200.000
Jurnal
Beban Pajak penghasilan
850.000
Aset pajak tangguhan
250.000
900.000 – 50.000
Liabilitas pajak tangguhan
200.000
Utang pajak penghasilan
900.000
208
209
ILUSTRASI – kerugian fiskal
• Entitas A pada tahun 20x1 mengalami kerugian fiskal 8.000 (diasumsikan
kerugian akuntansi nilainya sama).
• Pada 20x2 entitas laba 2.000, 20x3 laba 3.000 dan 20x4 laba sebesar 5.000.
• Tidak terjadi perbedaan akuntansi dan pajak
Laba akuntansi
Beban pajak kini
Beban (manfaat) pajak
tangguhan
Total beban (manfaat) pajak
Laba setelah pajak
20X1
(8.000)
(2.000)
20X2
2.000
500
20X3
3.000
750
20X4
5.000
500
750
(2.000)
(6.000)
500
1.500
750
2.250
1.250
3.750
209
210
ILUSTRASI – kerugian fiskal
Tahun
20X1
Jurnal
Aset pajak tangguhan
2.000
Manfaat pajak tangguhan
20X2
Beban pajak tangguhan
2.000
500
Aset pajak tangguhan
20X3
Beban pajak tangguhan
500
750
Aset pajak tangguhan
20X4
Beban pajak tangguhan
750
750
Aset pajak tangguhan
Beban pajak kini
Utang pajak kini
750
500
500
210
PSAK 50
211
Instrumen Keuangan 50,55,60
Instrumen Keuangan
•
•
•
•
•
IAS 32
IAS 39
IFRS 7
PSAK 50
PSAK 55
PSAK 60
Definisi dan klasifikasi
Pemisahan liabilitas keuangan
dan ekuitas
Akuntansi untuk instrumen
keuangan majemuk.
Akuntansi untuk penarikan
saham dan saham treasury
Saling hapus atas aset dan
liablitas
•
•
•
•
Definisi, klasifikasi dan
reklasifikasi
Pengakuan dan
penghapusan
Pengukuran setelah
pengakuan awal
Akuntansi untuk derivarif
untuk diperdagangkan dan
hedging.
 Pengungkapan
instrumen keuangan
dan risiko
212
Klasifikasi Instrumen Keuangan
Definisi Instrumen Keuangan
setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain
Aset Keuangan
Kas
Instrumen ekuitas
entitas lain
Hak
kontraktual
Kontrak diselesaikan
dengan instrumen
ekuitas entitas
Liabilitas keuangan
Kewajiban kontraktual
kontrak yang diselesaikan dengan
instrumen ekuitas entitas
Ekuitas
Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah ikurangi
dengan seluruh kewajibannya
213
Instrumen Keuangan
• setiap kontrak yang menambah nilai:
► aset keuangan entitas , dan (disisi lain)
► kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
►Aset Keuangan
 Kas
 Instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas lain
 Hak kontraktual:
• untuk menerima kas atau aset
keuangan lainnya dari entitas lain;
atau
• untuk mempertukarkan aset
keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi berpotensi untung;
atau
 Kontrak yang akan diselesaikan
dengan penerbitan instrumen ekuitas
entitas
• nonderivatif
• derivatif
►Kewajiban Keuangan
 Kewajiban kontraktual:
• untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan lain kepada entitas lain;
atau
• untuk mempertukarkan aset
keuangan atau kewajiban keuangan
dengan entitas lain dengan kondisi
yang berpotensi tidak
menguntungkan entitas;
 kontrak yang akan atau mungkin
diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas dan merupakan suatu:
• non derivatif; atau
• derivatif
214
Ketentuan Umum Penyajian
• Definisi
• Penyajian
– Liabilitas dan Ekuitas
– Instrumen Keuangan majemuk
– Saham Treasuri
– Bunga Dividen, keuntungan dan kerugian
– Saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan
215
Penyajian Liabilitas dan Ekuitas
• Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengklasifikasikan
instrumen tersebut atau komponennya sebagai liabilitas keuangan, aset
keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian
kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrumen
ekuitas. - PAR 11
• Penerbit instrumen keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan
instrumen keuangan untuk menentukan apakah instrumen tersebut
mengandung komponen liabilitas dan ekuitas. Komponen tersebut
diklasifikasikan secara terpisah sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan,,
atau instrumen ekuitas sesuai dengan ketentuan di paragraf 11.
• Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen keuangan yang:
– menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan
– memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi instrumen
keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.
216
Saham Treasuri
• Jika entitas. memperoleh kembali instrumen ekuitasnya,
maka instrumen tersebut (saham treasuri) dikurangkan dari
ekuitas.
• Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian,
penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrumen ekuitas
entitas tersebut tidak diakui dalam laba rugi.
• Saham treasuri tersebut dapat diperoleh dan dimiliki oleh
entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lain dalam
kelompok usaha yang dikonsolidasi. Imbalan yang dibayarkan
atau diterima diakui secara langsung di ekuitas.
217
PSAK 55
218
Jenis Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan
Aset
Keuangan
Aset Keuangan
yang diukur pada
nilai wajar
melalui laporan
laba rugi
Investas dimiliki
hingga jatuh
tempo
Pinjaman
diberikan dan
Piutang
Aset keuangan
tersedia untuk
dijual
Liabilitas
Keuangan
Liabilitas
Keuangan yang
diukur pada nilai
wajar melalui
laporan laba rugi
Instrumen
Ekuitas
Instrumen
Derivatif
Instrumen
Lindung Nilai
Instrumen
Ekuitas Biasa
Derivatif
Biasa
Atas Nilai Wajar
Instrumen
Ekuitas
Majemuk
Derivatif
Melekat
Atas Arus Kas
Kewajiban
Lainnya
Instrumen
Ekuitas
Sinstesis
Atas Investasi
Neto pada
Operasi Luar
Negeri
219
PSAK 55
•
Pada pengakuan awal menggunakan nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung:

•
Pengukuran aset keuangan
•
•
•
•
•
•
•
•
Dibebankan untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi dan menambah nilai perolehan untuk lainnya
Nilai wajar
Biaya diamortisasi
Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai wajar tidak dapat ditentukan)
Penyisihan piutang  mengikuti aturan penurunan nilai instrumen keuangan,
berdasarkan bukti obyektif pada tanggal neraca.
Reklasifikasi antar instrumen mengikuti aturan tainting rule.
Derecognition kombinasi pendekatan risk & reward dan control. Evaluasi atas
risk and reward dilakukan terlebih dahulu setelah itu baru transfer of control.
Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan adalah
harga penawaran(bid price) dan untuk aset yang akan dibeli atau liabilitas yang
dimiliki adalah harga permintaan (asking price).
Alokasi nilai buku atas utang dan ekuitas untuk gabungan instrumen keuangan,
utang ditentukan lebih dahulu.
220
PSAK 55 – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
 Bukti obyektif atas penurunan nilai aset keuangan dan
penilaiannya dilakukan setiap tanggal laporan keuangan.
 Penilaian penurunan nilai dilakukan secara individu dan kolektif
 Pengujian penurunan nilai secara individu untuk yang signifikan
 Jika tidak ada penurunan nilai akan dilakukan penurunan nilai secara
kolektif.
 Pembalikan atas penurunan atas piutang, investasi HTM dan AFS
instrumen utang dapat dilakukan jika memenuhi kriteria. Untuk
AFS instrument ekuitas tidak diperkenankan
 Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang
didesain untuk tujuan hedging
221
Pengukuran Awal
Aset dan Kewajiban Keuangan
Diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Tidak diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi
Nilai wajar
Nilai wajar ditambah Biaya
Transaksi
(biaya transaksi expense)
(biaya transaksi dikapitalisasi)
222
Pengukuran Selanjutnya
Klasifikasi
FVTPL
HTM
Pinjaman
Diberikan dan
Piutang
Neraca
Biaya
Transaksi
Keuntung Bunga Penuruna Pembalika
an atau
dan
n Nilai
n
Kerugian Dividen
Penuruna
Nilai
n Nilai
Wajar
Nilai wajar
Dibebankan
Laba atau
rugi
Laba atau
rugi
By default
By default
Biaya
Diamortisasi
Dikapitalisasi
-
Laba rugi
Laba rugi
Laba rugi
Biaya
diamortisasi
Dikapitalisasi
-
Laba rugi
Laba rugi
Laba rugi
223
Pengukuran Selanjutnya
Klasifikasi
Jenis / Biaya
Transaksi
Laporan Keuntungan
Posisi
atau
Keuangan
Kerugian
Nilai Wajar
Bunga
dan
Dividen
Penurunan Pemulihan
Nilai
Penurunan
Nilai
Utang/
Dikapitalisasi
Nilai wajar
Pendapatan Laba Rugi
komprehensif
lain*
Laba Rugi
Laba Rugi
Ekuitas/
Dikapitalisasi
Nilai wajar
Pendapatan Laba Rugi
komprehensif
lain*
Laba Rugi
Pendapatan
komprehensif
lain
Ekuitas:
Tidak dapat
diukur secara
andal/
Dikapitalisasi
Harga
perolehan
Laba Rugi
-
AFS
-
Laba Rugi
* Dibebankan ke laba rugi saat pelepasan atau terjadi penurunan nilai
224
Transfer / Reklasifikasi
Loans &
Receivable
HTM
Diijinkan jika ada
perubahan intensi.
Situasi
yang langka
Diijinkan namun
harus memenuhi
TAINTING RULE
FVTPL
AFS
225
Suku bunga efektif
• Suku bunga yang menyamakan antara nilai awal aset
dengan nilai kini dari pembayaran yang diterima di masa
mendatang.
• Nilai awal aset keuangan termasuk biaya transaksi dan
biaya lain terkait dengan perolehan/penerbitan
aset/liabilitas keuangan
• Suku bunga efektif tidak selalu sama dengan suku bunga
yang ditetapkan.
• Suku bunga efektif digunakan untuk mengitung amortisasi
premium atau diskon
226
Ilustrasi Provisi
Enitas A memberikan pinjaman Rp 600.000 bunga 8%, tahunan.
Bunga sebesar 8% kali total pinjaman dibayarkan setiap akhir tahun
dan pokok dilunasi pada akhir tahun ketiga. Entitas A
membebankan provisi 4%, yang dipotong dari pinjaman yang
diberikan
Jumlah pinjaman yang diberikan / diterima sebesar 600.000
dikurang 4% = 576.000. Dihitung ulang bunga efektif. Tingkat
bunga yang menyamakan nilai kini kas yang akan diterma
dengan nilai pinjaman 576.000
227
Ilustrasi Provisi 1
Tidak ada provisi
Pembayaran
8% 1
48,000
2
48,000
3
48,000
3
600,000
600,000
PV
44,444
41,152
38,104
476,299
600,000
Dengan provisi 4%
9.59708%
1
2
3
3
576,000
Pembayaran
48,000
48,000
48,000
600,000
PV
43,797
39,962
36,462
455,779
576,000
• Tingkat suku bunga efektif
lebih besar karena nilai
uang yang diberikan lebih
kecil.
• Perusahaan tetap akan
memperoleh pembayaran
bunga 8% dari pokok
• Tingkat suku bunga efektif
dihitung sebesar
9,59708%.
228
Ilustrasi Provisi… Lanjutan
Piutang
576.000
Kas
576.000
(sebagai alternatif pinjaman dapat dicatat sebesar 600.000 dan
dikurangi diskon sebesar 4.000)
Jurnal pembayaran bunga akhir tahun pertama dan amortisasi
biaya transaksi
Kas
48.000
Pinjaman yang diberikan
7.279
Pendapatan bunga
55.279
Pendapatan bunga dihitung dari bunga efektif
229
Penurunan Nilai – Konsep Umum
Pada setiap pelaporan aset keuangan harus dievaluasi apakah terdapat
bukti objektif penurunan nilai
Jika terdapat bukti objektif maka akan diakui kerugian penurunan nilai
Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah
pengakuan awal yang merugikan dan berdampak pada arus kas di masa
depan
230
Impairment of Financial Assets
Measured at Amortized Cost
Test for impairment for
Financial Assets
Individually Significant
Not Individually Significant
Individually
Individually
Fail
Pass
Fail
Collectively
Pass
Collectively tested with
similar credit risk
231
PSAK 60
232
PSAK 60 – Instrumen Keuangan Pengungkapan
• Secara lebih tegas mensyaratkan Entitas harus untuk mengungkapkan
informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk
mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja
keuangan.
– Pengungkapan hirarki nilai wajar
 Tingkat 1 harga kuotasi pasar
 Tingkat 2 Input selain harga kuotasian (dapat diobservasi)
 Tingkat 3 Input yang bukan berdasar harga pasar
– Jenis dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan
– Pengungkapan kualitatif (ekposure timbulnya risiko, tujuan, kebijak dan
proses pengelolaan risiko)
– Pengungkapan kuantatif (risiko kredit, risiko likuiditas, analisa sensitivitas)
233
Ilustrasi – Pengungkapan Jenis
Sumber : LK Pertamina 2012
234
Ilustrasi – Kebijakan Manajemen Risiko
• Risiko keuangan
– Risiko usaha  kendali pemerintah, patungan, kontraktor, cadangan,
penetapan harga oleh pemerintah
– Risiko keuangan 
• Risiko pasar  risiko nilai tukar mata uang asing, harga komoditi – analisis
sensitivitas
• Risiko kredit  umur piutang, informasi penurunan nilai, rating utang yang dimiliki
• Risiko likuiditas
• Manajemen Modal
– Kebijakan dewan direksi adalah untuk mempertahankan basis modal
yang kuat untuk menjaga keyakinan investor, kreditur dan pasar, dan
untuk mempertahankan perkembangan bisnis di masa yang akan
datang.
• Nilai wajar
Sumber : LK Pertamina 2012
235
Ilustrasi – Analisis Sensitivitas
Sumber : LK Pertamina 2013
236
Ilustrasi – Risiko kredit
Sumber : LK Pertamina 2013
237
Ilustrasi – Pengungkapan Nilai Wajar
• Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan
atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan
berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
• Perbedaan pada setiap tingkatan metode penilaian dijelaskan sebagai
berikut:
– Harga dikutip (tidak disesuaikan) dari pasar yang aktif untuk aset atau liabilitas yang
identik (Tingkat 1);
– Input selain harga yang dikutip dari pasar yang disertakan pada Tingkat 1 yang dapat
diobservasi untuk aset dan liabilitas, baik secara langsung (yaitu sebagai sebuah harga)
atau secara tidak langsung (yaitu sebagai turunan dari harga) (Tingkat 2);
– Input untuk aset atau liabilitas yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat
diobservasi (informasi yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3).
Sumber : LK Pertamina 2013
238
PSAK 65
239
Laporan Keuangan Konsolidasian PSAK 65
 Entitas induk yang mengendalikan satu atau lebih entitas lain menyajikan
laporan keuangan konsolidasian
 Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki
hak imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee melalui
kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaan
investee; jika dan hanya jika memiliki



Kekuasaan atas invesste
Eksposure atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan
investee
Kemampuan untuk menggunakaan kekuasaaanya atas investee untuk
mempengaruhi imbal hasil investor.
 Entitas menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan
kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam
keadaan yang serupa
240
Kehilangan pengendalian – entitas induk (31)
• Mereklasifikasi ke laporan laba rugi, atau mengalihkan
secara langsung ke saldo laba jika disyaratkan oleh SAK
lain, sejumlah yang diidentifikasi dalam paragraf 32; dan
• Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai
keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi yang
dapat diatribusikan pada entitas induk.
Nilai investasi
tercatat
SELISIH
Reklasifikasi ke
Saldo Laba
Keuntungan/ Kerugian
dlm LR
Saham / Aset
diterima (pembayaran)
Nilai wajar investasi
tersisa
241
Contoh
•
•
•
•
A memiliki 45% hak suara B; sisa 55% hak suara B dimiliki oleh berbagai pihak
yang tersebar secara luas (tidak ada salah satu pihak yang memiliki > 1% hak
suara)
A memiliki kekuasaan atas B, karena A mempunyai hak suara mayoritas B
(berdasarkan ukuran absolut)
C memiliki 45% hak suara D; sisa 55% hak suara D dimiliki oleh dua pihak lain
(masing‐masing memiliki 26%) dan 3% dimiliki oleh tiga pihak lain yang
masingmasing memegang 1%.
C tidak memiliki kekuasaan atas D, karena jika dua pihak yang memiliki
masing‐masing 26% bersamas-ama dapat mencegah pihak C untuk mengambil
keputusan terkait aktivitas relevan.
242
Contoh
• AAA memiliki 35% hak suara BBB, tiga pemegang saham lain memiliki
masing-masing 5%, dan 50% pemegang saham lainnya dengan masingmasing kurang 1%. RUPS terakhir dihadiri oleh 75% AAA tidak memiliki
kekuasaan atas BBB
• AAA memiliki38% hak suara BBB, tiga pemegang saham lain memiliki
masing-masing 4%, dan 50% pemegang saham lainnya dengan masingmasing kurang 1%. RUPS terakhir dihadiri oleh 75% AAA memiliki
kekuasaan atas BBB?
243
244
Contoh Kehilangan Pengendalian
• Amarta memiliki 100% saham Barata (aset neto Rp500)
• Amarta menjual 85% saham Barata , sisa 15% saham BBB diklasifikasikan
sbg AFS
• Hasil penjualan 85% saham Barata Rp750
• Nilai wajar sisa 15% saham Barata Rp130
Investasi pada Barata (aset keuangan)
130
Kas dan setara kas
750
Investasi pada Barata (entitas anak)
Keuntungan
Keuntungan =
85% 
750 - 85% x 500 = 325
15% 
130 – 15%x 500 = 55
Total
380
500
380
244
245
Contoh tidak Kehilangan Pengendalian
• AAA memiliki 100% saham BBB (aset neto Rp4.000)
• AAA menjual 10% saham BBB seharga Rp500
Kas
500
Investasi pada BBB(4.000 x 10%)
Keuntungan (ekuitas)
400
100
245
PSAK 66
246
Pengaturan Bersama PSAK 66




Pengaturan bersama adalah pengaturan yang dua atau lebih pihak memiliki
pengendalian bersama.
Karakteristik pengaturan bersama:
 Para pihak terikat suatu pengaturan kontraktual
 Pengaturan kontraktual memberikan pengendalian bersama kepada dua
atau lebih pihak dalam pengaturan tersebut
Pengendalian bersama  persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian
atas suatu pengaturan, yang ada hanya ketika keputusan mengenai aktivitas
relevan mensyaratkan persetujuan dengan suara bulat dari seluruh pihak yang
berbagi pengendalian
Jenis pengaturan :
 operasi bersama  mencatat bagian atas aset. Liabilitas, pendapatan, beban
 Ventura bersama  investasi, metode ekuitas
247
Perubahan Standar
248
Jenis dan Klasifikasi Pengaturan Bersama
249
Laporan Keuangan Para Pihak – Operator Bersama
Operator bersama mengakui hal berikut terkait dengan
kepentingannya dalam operasi bersama:
• aset, mencakup bagiannya atas aset apapun yang dimiliki
bersama
• liabilitas, mencakup bagiannya atas liabilitas apapun yang terjadi
bersama.
• pendapatan dari penjualan bagiannya atas output yang
dihasilkan dari operasi bersama;
• bagiannya atas pendapatan dari penjualan output oleh operasi
bersama; dan
• beban, mencakup bagiannya atas beban apapun yang terjadi
secara bersama-sama.
250
Contoh - Konstruksi
•
•
CI02. A dan B (para pihak) adalah dua perusahaan yang bisnisnya adalah
penyediaan berbagai jenis jasa konstruksi publik dan swasta. Mereka membentuk
pengaturan kontraktual untuk bekerja sama untuk tujuan pemenuhan kontrak
dengan pemerintah atas desain dan konstruksi jalan antara dua kota. Pengaturan
kontraktual tersebut menentukan bagian partisipasi A dan B dan menetapkan
pengendalian bersama atas pengaturan, yang subjek pengaturan tersebut adalah
penyerahan jalan.
CI03. Para pihak membentuk kendaraan terpisah (entitas Z) sebagai pihak yang
akan melakukan pengaturan. Entitas Z, atas nama A dan B, menyepakati kontrak
dengan pemerintah. Selain itu, aset dan liabilitas terkait dengan pengaturan
dimiliki oleh entitas Z.Fitur utama bentuk hukum entitas Z adalah bahwa para
pihak, bukan entitas Z, memiliki hak atas aset entitas dan kewajiban terhadap
liabilitas entitas.
251
Contoh - Konstruksi
•
CI04. Pengaturan kontraktual antara A dan B menetapkan bahwa:
a) hak atas semua aset yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas dalam pengaturan
dibagi oleh para pihak berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan;
b) para pihak memiliki beberapa tanggung jawab dan tanggung jawab bersama untuk
semua kewajiban operasinal dan keuangan terkait dengan aktivitas dalam pengaturan
berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan; dan
c) keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari aktivitas pengaturan dibagi oleh A dan B
berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan
•
•
CI05. Untuk tujuan koordinasi dan pengawasan aktivitas, A dan B menunjuk
operator, yang akan menjadi karyawan dari salah satu pihak. Setelah waktu yang
ditentukan, peran operator akan digilir dari satu pihak ke pihak lain. A dan B
menyetujui bahwa aktivitas akan dilaksanakan oleh karyawan operator atas dasar
‘tidak ada keuntungan atau kerugian’.
CI06. Sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam kontrak dengan
pemerintah, entitas Z adalah pihak yang akan menagihkan jasa konstruksi kepada
pemerintah atas nama para pihak.
252
Contoh - Konstruksi
ANALISIS
• CI07. Pengaturan bersama dilaksanakan melalui kendaraan terpisah yang bentuk
hukumnya tidak memberikan pemisahan antara para pihak dan kendaraan terpisah
(yaitu aset dan liabilitas yang dimiliki dalam entitas Z adalah aset dan liabilitas para
pihak). Hal ini diperkuat dengan persyaratan yang telah disetujui oleh para pihak
dalam pengaturan kontraktual mereka, yang menyatakan bahwa A dan B memiliki
hak atas aset, dan kewajiban terhadap liabilitas, terkait dengan pengaturan yang
dilakukan melalui entitas Z. Pengaturan bersama tersebut adalah operasi bersama.
• CI08. A dan B masing-masing mengakui dalam laporan keuangan mereka bagian
mereka atas aset (contohnya aset tetap, piutang dagang) dan bagian mereka atas
setiap liabilitas yang dihasilkan dari pengaturan (contohnya utang dagang kepada
pihak ketiga) berdasarkan bagian partisipasi yang disetujui oleh mereka. Masingmasing pihak juga mengakui bagiannya atas pendapatan dan beban yang
dihasilkan dari jasa konstruksi yang diberikan kepada pemerintah melalui entitas Z.
253
PSAK 67
254
Pengungkapan Kepentingan dalam
Entitas Lain PSAK 67




Entitas mengungkapkan pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat
dalam menentukan bahwa entitas memiliki pengendalian, pengendalian
bersama, pengaruh signifikan dan jenis pengaturan.
Entitas mengungkapkan informasi pengguna LK konsolidasian
 Memahami komposisi kelompok usaha dan kepentingan yang dimiliki
dalam aktivitas & arus kas
 Mengevaluasi sifat dan luas pembatasan; sifat dan perubahan risiko;
konsekuensi perubahan kepemilikan; konsekuensi hilangnya pengendalian
Entitas asosiasi dan pnengaturan bersama sifat, luas dan dampak keuangan
dari kepentingannya; sifat dan perubahan risiko signifikan
Entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi  sifat dan luas kepentingan; sifat
dan perubahan risiko
255
PSAK 68
256
Konsep Nilai Wajar PSAK 68
• Tujuan :
a. mendefinisikan nilai wajar (fair value);
b. menetapkan kerangka pengukuran nilai wajar; dan
c. mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar.
• Konvergensi US GAAP dengan IFRS  menggunakan konsep yang sama
• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual
suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan
suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran.
• “...the price that would be received to sell an asset or transfer a liability in
an orderly transaction between market participants at the measurement
date.”
IFRS 13 para 9
257
Assets
PP&E
Intangible
Inventory
Assets
Inv
Property
Financial
Etc
Defined
Benefit
Biological
assets
© IFRS Foundation | 30 Cannon Street | London EC4M 6XH | UK. www.ifrs.org
258
Hirarki Fair Value
Yes
Apakah ada harga kuotasian
dalam pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik
(Level 1)
* Maksimumkan input yang dapat
diobservasi, termasuk informasi pasar
dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran,
proyeksi), harus disesuaikan jika
pelaku pasar menggunakan asumsi
berbeda
No
Apakah ada input selain
harga kuotasioan yang
dapat diobservasi*
Gunakan nilai wajar
pengukuran dengan Level 1
Harus digunakan tanpa
penyesuaian
259
No
Yes
Gunakan input selain
Harga kuotasian yang
dapat diobservasi baik
secara langsung atau tidak
langsung, pengukuan ‡
Level 2
Gunakan input yang
bukan berdasarkan
harga pasar yang
dapat diobservasi.
Level 3
259
259
PSAK 69
260
PSAK 69
•
•
•
•
•
•
•
Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen transformasi
biologis dan panen aset biologis oleh entitas untuk dijual atau untuk
dikonversi menjadi produk agrikultur atau menjadi aset biologis tambahan.
Aset biologis (biological asset) adalah hewan atau tanaman hidup.
Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen dari aset
biologis milik entitas.
Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode
pelaporan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus
yang dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur
secara andal.
Tanaman produktif bukan merupakan aset biologi. Tanaman produktif yang
menghasilan produk agrikultur merupakan aset tetap yang pembebanannya
melalui proses amortisasi.
Produk agrikultur yang menempel pada tanaman produktif (belum dipanen)
merupakan aset biologi.
Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukur
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen.
Setelah panen  biaya perolehan persediaan.
261
Tujuan dan ruang Lingkup
• Ruang Lingkup mencakup:
a.
b.
c.
Aset biologis, kecuali tanaman produktif (bearer plants);
Produk agrikultur pada titik panen; dan
Hibah pemerintah yang termasuk dalam paragraf 34 dan 35.
• Tidak diterapkan
a. Tanah terkait dengan aktivitas agrikultur
b. Tanaman produktif yang terkait dengan aktivitas agrikultur
c. hibah pemerintah yang terkait dengan tanaman produktif
d. aset takberwujud yang terkait dengan aktivitas agrikultur
Persediaan setelah agrikultur dipanen, misal setelah diolah 
PSAK 14 Persediaan
262
Hasil Transformasi Biologis
perubahan aset melalui
• (i) pertumbuhan (peningkatan kuantitas atau
perbaikan kualitas hewan atau tanaman),
• (ii) degenerasi (penurunan kuantitas atau penurunan
kualitas hewan atau tanaman), atau
• (iii) prokreasi (penciptaan hewan atau tanaman
• hidup tambahan); atau
produksi produk pertanian seperti getah
karet, daun teh, wol, dan susu.
263
Pengakuan
Entitas mengakui aset biologis atau produk
agrikultur, jika da hanya jika
entitas mengendalikan aset biologis sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu;
besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang
terkait dengan aset biologis tersebut akan mengalir ke
entitas; dan
nilai wajar atau biaya perolehan aset biologis dapat diukur
secara andal.
264
Pengukuran
Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada
setiap akhir periode pelaporan pada nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus yang
dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak
dapat diukur secara andal. nilai wajar atau biaya perolehan
aset biologis dapat diukur secara andal.
Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik
entitas diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual pada titik panen. Pengukuran seperti ini
merupakan biaya pada tanggal tersebut ketika
menerapkan PSAK 14: Persediaan atau Pernyataan lain
yang berlaku.
265
Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan atau kerugian yang
timbul pada saat pengakuan awal
aset biologis pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual dan
dari perubahan nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual
aset biologis
laba rugi pada
periode dimana
keuntungan atau
kerugian tersebut
terjadi.
Keuntungan atau kerugian yang
timbul pada saat pengakuan awal
produk agrikultur pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual
266
Ketidakmampuan Mengukur Nilai Wajar Andal
• Terdapat asumsi bahwa nilai wajar aset biologis dapat diukur secara andal.
• Asumsi tersebut dapat dibantah hanya pada saat pengakuan awal aset
biologis yang harga kuotasi pasarnya tidak tersedia dan alternatif
pengukuran nilai wajarnya secara jelas tidak dapat diandalkan.
• Dalam kasus tersebut, aset biologis tersebut diukur pada biaya
perolehannya dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian
penurunan nilai.
• Ketika nilai wajar aset biologis tersebut dapat diukur secara andal, entitas
mengukur aset biologis tersebut pada nilai wajarnya dikurangi biaya untuk
menjual.
• Ketika aset biologis tidak lancar memenuhi kriteria sebagai dimiliki untuk
dijual, maka diasumsikan bahwa nilai wajar dapat diukur secara andal.
267
Pengungkapan
Keuntungan atau kerugian yang timbul selama periode: pengakuan
awal aset biologis dan produk agrikultur, dan dari perubahan nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual aset biologis.
Entitas mendeskripsikan setiap kelompok aset biologis.
Jika tidak diungkapkan dalam informasi yang dipublikasikan dengan
laporan keuangan, maka entitas mendeskripsikan:
• sifat aktivitasnya yang melibatkan setiap kelompok aset biologis;
dan
• ukuran atau estimasi nonkeuangan dari kuantitas spesifik:
• setiap kelompok aset biologis milik entitas pada akhir periode;
dan
• keluaran produk agrikultur selama periode tersebut.
268
Pengungkapan
keberadaan dan jumlah tercatat aset biologis yang
kepemilikannya dibatasi, dan jumlah tercatat aset biologis
yang dijaminkan untuk liabilitas;
jumlah komitmen untuk pengembangan atau akuisisi aset
biologis; dan
strategi manajemen risiko keuangan yang terkait dengan
aktivitas agrikultur.
269
Pengungkapan
Entitas menyajikan rekonsiliasi perubahan jumlah tercatat
aset biologis antara awal dan akhir periode berjalan.
• keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual;
• kenaikan karena pembelian;
• penurunan yang diatribusikan pada penjualan dan aset biologis
yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan
PSAK 58;
• penurunan karena panen;
• kenaikan yang dihasilkan dari kombinasi bisnis;
• selisih kurs neto yang timbul dari penjabaran laporan keuangan ke
mata uang penyajian yang berbeda, dan penjabaran dari kegiatan
usaha luar negeri ke mata uang penyajian entitas pelapor; dan
• perubahan lain.
270
Pengungkapan Tambahan
Nilai wajar tidak dapat diukur secara andal
deskripsi dari aset biologis tersebut;
penjelasan tentang mengapa alasan nilai wajar tidak
dapat diukur secara andal;
jika memungkinkan, rentang estimasi dimana nilai wajar
kemungkinan besar berada;
metode penyusutan yang digunakan;
umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; dan
jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan
(digabungkan dengan akumulasi kerugian penurunan
nilai) pada awal dan akhir periode.
271
Pengungkapan Tambahan
Nilai wajar tidak dapat diukur secara andal
keuntungan atau kerugian yang diakui atas pelepasan aset biologis
tersebut dan rekonsiliasi yang mengungkapkan jumlah berikut
dalam laba rugi terkait dengan aset biologis tersebut:
• kerugian penurunan nilai;
• pembalikan rugi penurunan nilai; dan
• penyusutan.
menjadi dapat diukur secara andalselama periode berjalan, maka
entitas mengungkapkan:
• deskripsi dari aset biologis tersebut;
• penjelasan tentang mengapa nilai wajar dapat diukur secara andal;
dan
• dampak dari perubahan tersebut.
272
Contoh
Entitas memiliki aset pohon jati yang mulai ditanam pada 2 Januari
2018 dengan nilai 300juta. Pada 31 Desember nilai wajarnya 320
juta.
•
•
•
•
•
•
2 Januari
Aset biologi
Kas
31 Desember
Aset biologi
Pendapatan perubahan nilai aset biologi
300
300
20
20.
273
Contoh
Entitas memiliki pohon sawit yang telah berbuah pada tanggal 31 Desember
2018. Buah sawit yang masih di pohon nilainya pada tanggal tersebut 500juta
sedangkan buah sawit yang telah dipanen nilainya 930 (nilai jual dikurangi
biaya penjualan. Pada tanggal 5 Januari buah sawit yang sudah dipanen dijual
dengan harga 990, dan buah yang masih dipohon dipanen pada tanggal 25
Januari dan dijual pada tanggal tersebut dengan harga 850. Biaya marketing 60
dan 50 atas dua penjualan tersebut.
• Piutang
•
Penjualan
• Piutang
•
Penjualan
990
990
850
850
• Pendapatan 2019 = penjualan 990 – Pendapatan yang telah diakui
sebelumnya 930. Biaya marketing 60, maka tidak ada Pendapatan pada
tahun 2019 atas aset yang telah dipanen ini.
• Untuk buah yang belum dipanen, Pendapatan 850-500-50=300juta
274
Contoh
Entitas memiliki pohon sawit yang telah berbuah pada tanggal 31 Desember
2018. Buah sawit yang masih di pohon nilainya pada tanggal tersebut 500juta
sedangkan buah sawit yang telah dipanen nilainya 930 (nilai jual dikurangi
biaya penjualan. Pada tanggal 5 Januari buah sawit yang sudah dipanen dijual
dengan harga 990, dan buah yang masih dipohon dipanen pada tanggal 25
Januari dan dijual pada tanggal tersebut dengan harga 850.
• Aset biologi
•
Pendapatan dari kenaikan nilai
• Persediaan
•
Pendapatan dari panen
• Jurnal balik
• Pendapatan dari kenaikan nilai
•
Aset biologi
• Pendapatan dari panen
•
Persediaan
500
500
930
930
500
500
930
930
275
PSAK 70
276
Ringkasan PSAK 70
Pencatatan awal atas aset atau liabilitas dari Pengampunan Pajak
• Mengikuti standar akuntansi yang berlaku,  mengakui aset atau liabilitas
tax amnesty sesuai dengan ketentuan PSAK 25 koreksi kesalahan sebagai
konsekuensinya, sehingga akan dilakukan koreksi atas saldo laba.
• Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan liabilitas
sebesar jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat Keterangan Pengampunan
Pajak  tambahan modal disetor.
Untuk pengukuran berikutnya:
• Mengikuti PSAK yang berlaku atau meneruskan penggunakan pengukuran
yang telah dilakukan.
• Jika dilakukan pengukuran kembali maka perbedaan nilai akan dilaporkan
dalam tambahan modal disetor.
277
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak
ENTITAS MEMILIH KEBIJAKAN AKUNTANSI:
Mengikuti standar akuntansi yang berlaku, mengakui aset atau liabilitas tax amnesty
sesuai dengan ketentuan PSAK yang ada. Jika mengikuti standar akuntansi yang
berlaku akan digunakan PSAK 25 koreksi kesalahan sebagai konsekuensinya, sehingga
akan dilakukan koreksi atas saldo laba.
Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan liabilitas sebesar
jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat Keterangan Pengampunan Pajak.
Untuk pengukuran berikutnya juga diberikan dua opsi yaitu mengikuti PSAK yang
berlaku atau meneruskan penggunakan pengukuran yang telah dilakukan. Jika
dilakukan pengukuran kembali maka perbedaan nilai akan dilaporkan dalam
tambahan modal disetor.
278
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak
Tujuan perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas yang timbul
dari pengampunan pajak sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2016.
Berlaku untuk Entitas yang menggunakan PSAK dan SAK ETAP
Entitas memilih Kebijakan Akuntansi :
• Mengikuti standar akuntansi yang berlaku, PSAK 25 Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Estimasi dan Kesalahan
(Bab 9.3 SAK ETAP)  koreksi atas saldo laba dan penyajian kembali
(restatement).
• Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan
liabilitas sebesar jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat
Keterangan Pengampunan Pajak.
279
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak
Pengakuan
• Pengakuan atas item yang disyaratkan SAK dan tidak mengakui jika
tidak memenuhi SAK
• Pengakuan saat diterbitkan surat keterangan
Pengukuran pada Pengakuan Awal
• PSAK 25  nilai perolehan aset pada saat kesalahan terjadi
• Opsi PSAK 70 - Nilai pada surat keterangan
Pengukuran setalah Pengakuan Awal
• PSAK 25 dan Opsi PSAK 70  sesuai PSAK yang berlaku
• Opsi PSAK 70  dapat melakukan pengukuran kembali aset dan
liabilitas TA, sehingga sesuai dengan PSAK  reklasifikasi ke aset
dan selisihnya diakui di tambahan modal disetor
Biaya tebusan  beban pada tahun berjalan (Surat keterangan
dikeluarkan)
280
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak
Penyesuaian
• Piutang, provisi, utang terkait dengan pajak yang tidak diakui akibat tax
amnesty dihapuskan  laba rugi
Penyajian
• PSAK 25 – sesuai klasifikasi aset
• Opsi PSAK 70  Aset pengampunan pajak sesuai karakteristik aset Aset
lancar atau tidak lancar / liabilitas jangka pendek / jangka panjang
• Jika tidak dapat diklasifikasikan  Aset Lancar dan Liabilitas jangka
panjang
• Reklasifikasi jika dilakukan pengukuran kembali sesuai dengan SAK
Pengungkapan
• Tanggal surat keterangan
• Nilai yang diakui dalam Surat Keterangan
281
Contoh 1
• Entitas melakukan pengampunan pajak dengan melaporkan
aset pajak berupa:
– tanah
– Bangunan
5 miliar
10 miliar
• Nilai total aset perusahaan 30.000 miliar; penjualan 40.000 miliar dan
ekuitas sebesar 1.500 miliar
• Nilai pengampunan pajak total 15 miliar atau 1% dianggap tidak material
maka entitas tidak menerapkan ketentuan dalam PSAK 70.
• Entitas mengakui beban uang tebusan.
• Mengakui aset tersebut sebagai aset tetap dan mencatatnya sesuai
dengan nilai wajar yang dilaporkan. Konsekuensinya dapat diakui sebagai
komponen laba rugi.
282
Contoh 2
• Entitas melakukan pengampunan pajak dengan melaporkan
aset pajak berupa:
•
•
•
•
– tanah
50 miliar
– Bangunan
100 miliar
Nilai tersebut material dari keseluruhan aset entitas.
Diketahui tanah dan bangunan tersebut diperoleh awal tahun 2010
dengan harga 30miliar dan 80miliar. Uang tebusan yang dibayar sebesar
3miliar.
Beban akan diakui sebesar 3miliar
Jika mengikuti PSAK 25 maka akan diakui nilai tanah sebesar 30miliar dan
nilai bangunan sebesar 80miliar. Akumulasi depresiasi dihitung sd 2015
(misl 40 tahun) = 80/40 *6= 12. Selisih akan diakui dalam saldo laba.
Laporan keuangan tahun 2014 dan 2015 disajikan kembali.
Tanah
30
Bangunan
80
Akumulasi depresiasi
12
Saldo laba
98
283
Contoh 3
• Jika mengambil opsi khusus maka Entitas akan mengakui aset saat terbit
surat keterangan sebesar:
Aset TA - Tanah
50
Aset TA - Bangunan
100
Tambahan modal disetor
150
Beban pengampunan
3
Kas
3
Jika pada Desember 2016 entitas menilai kembali ternyata nilainya 60 dan
120 maka akan dibuat jurnal penyesuaian dan dilakukan reklasifikasi.
Tanah
60
Bangunan
120
Aset TA - Tanah
50
Aset TA - Bangunan
100
Tambahan modal disetor
30
Jika penilaian kembali dilakukan 2017 maka laporan keuangan 2016 disajikan
kembali dan dilakukan reklasifikasi.
284
ED PSAK 71
285
Ringkasan Perubahan
ED PSAK 71 Instrumen Keuangan
• Menggantikan PSAK 55
• Direncanakan Efektif 1 Januari 2019
Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen keuangan.
• Klasifikasi amortized cost dan fair value
• Amortized cost jika memenuhi tes bisnis model (tujuan entitas
untuk memperoleh arus kas yang diperjanjikan dan arus kas (dari
pembayaran pokok dan bunga atas pokok)
• Perubahan klasifikasi boleh jika terjadi perubahan bisnis model
Menggunakan expected losses dalam perhitungan penurunan nilai
aset keuangan
Memperbaiki model akuntansi hedging
286
PSAK 71 Instrumen Keuangan
• Perubahan format mengikuti IFRS:
–
–
–
–
–
–
–
Bab 1
Tujuan
Bab 2
Ruang Lingkup
Bab 3
Pengakuan dan Penghentian Pengakuan
Bab 4
Klasifikasi
Bab 5
Pengukuran
Bab 6
Akuntansi Lindung Nilai
Tanggal efektif dan ketentuan transisi
• Tanggal efektif 1 Januari 2019
• Perbedaan dengan IAS
– Acuan Amandemen IFRS 3 Business Combinations, IFRS 15 Revenue
from Contract with Customer, IFRS 16 Leases tidak dilakukan karena
belum diadopsi
– Ketentuan transisi
287
PSAK 71 Instrumen Keuangan
•
ED PSAK 71 merupakan adopsi dari IFRS 9 Financial Instruments yang dikeluarkan
per 1 Januari 2016 yang efektif 1 Januari 2018.
• ED PSAK 71 mengatur perubahan: klasifikasi dan pengukuran, penurunan nilai,
dan akuntansi lindung nilai.
• Meskipun ED PSAK 71 ini direncanakan akan menggantikan PSAK 55, ED PSAK 71
ini belum mengganti seluruh ketentuan dan persyaratan yang ada di PSAK 55.
Untuk sementara waktu, hingga proyek macro hedging selesai dilakukan oleh IASB,
ED PSAK 71 memperkenankan entitas untuk memilih menerapkan model akuntansi
lindung nilai sesuai ED PSAK 71 atau PSAK 55 secara keseluruhan, ED PSAK 71 juga
memberikan tambahan opsi kebijakan akuntansi untuk menerapkan PSAK 55 untuk
macro hedging jika entitas menerapkan ED PSAK 71.
Amandemen terhadap PSAK Lain.
• Penerbitan PSAK 71 mengakibatkan amandemen terhadap PSAK lain.
Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi
• PSAK 71 berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1
Januari 2019. Penerapan dini diperkenankan.
288
ED PSAK 71 Instrumen Keuangan
Klasifikasi dan Pengukuran
Klasifikasi dan Pengukuran
• Klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan kini tidak lagi berdasarkan
intensi manajemen untuk menjual atau memiliki instrumen keuangan
hingga jatuh tempo. ED PSAK 71 memperkenalkan pengaturan klasifikasi
dan pengukuran instrumen keuangan berdasarkan karakteristik
kontraktual arus kas dan bisnis model entitas.
• Jika aset keuangan merupakan instrumen utang sederhana dan tujuan
model bisnis entitas adalah untuk mendapatkan arus kas kontraktual, aset
keuangan tersebut diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Sebaliknya,
jika aset keuangan dimiliki dengan tujuan model bisnis untuk memperoleh
arus kas kontraktual dan untuk diperdagangkan, aset keuangan tersebut
diukur pada nilai wajar dan disajikan dalam laporan posisi keuangan,
sedangkan informasi biaya perolehan diamortisasi disajikan dalam laporan
laba rugi (fair value through other comperhensive income – FVOCI). Jika
model bisnis suatu aset keuangan bukan merupakan kedua model
tersebut, maka informasi nilai wajar menjadi sangat penting, oleh karena
itu informasi nilai wajar diungkapkan dalam laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi (fair value through profit or loss – FVTPL).
289
ED PSAK 71 Instrumen Keuangan
Penurunan Nilai dan Hedging
Penurunan Nilai
• ED PSAK 71 merupakan sebuah terobosan besar dalam peningkatan
kualitas pelaporan keuangan terkait pengakuan penurunan nilai instrumen
keuangan sehingga informasi yang dihasilkan lebih tepat waktu, relevan
dan dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan.
Akuntansi Lindung Nilai
• ED PSAK 71 memberikan perubahan signifikan terkait persyaratan
akuntansi lindung nilai sehingga laporan keuangan akan mencerminkan
manajemen risiko entitas lebih baik dibandingkan standar akuntansi
sebelumnya yaitu PSAK 55.
• Menurut PSAK 55, hubungan lindung nilai dapat dianggap efektif jika
memenuhi persyaratan tes efektivitas 80-125%. Berbeda dengan PSAK 55,
ED PSAK 71 menghilangkan persyaratan tes efektivitas tersebut dan
memperkenalkan persyaratan yang lebih umum berdasarkan
pertimbangan manajemen.
290
ED PSAK 72
291
PSAK 72
• PSAK 72 merupakan adopsi atas Revenue from contracts with
customers effective 2018, kecuali:
– Item terkait dengan IFRS 16 Leases (karena belum diadopsi)  hak
penggunaan aset
– Tanggal efektif dan penarikan standar yang telah ada
• Standar ini bersifat principles based
• Standar komprehensif karena mengatur semua jenis
Pendapatan yang terkait dengan kontrak pelanggan sehingga
menghilangkan standar yang lain.
292
PSAK yang Digantikan
PSAK 23: Pendapatan
PSAK 34: Kontrak Konstruksi,
ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan,
ISAK 21: Perjanjian Konstruksi Real Estat,
ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan, dan
PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate.
293
PSAK 72
Standar
Lampiran A - Daftar Istilah
Lampiran B – Pedoman Penerapan
Lampiran C – Tanggal Efektif dan Ketentuan Transasi
Contoh Ilustratif
Lampiran D – Penyesuaian terhadap Pernyataan Lain
294
PSAK 72
Pendahuluan
• tujuan dan ruang lingkup
Pengakuan
• Identifikasi kontrak, kombinasi kontrak, modifikasi kontrak,
identifikasi dan penyelesaian kewajiban
Pengukuran
• Menentukan, mengalokasikan harga transaksi, perubahan
Biaya Kontrak
• Biaya incremental, pemenuhan kontrak, amortisasi dan
penurunan nilai
Penyajian
Pengungkapan
295
Pokok Perubahan
Pengakuan
•
•
•
•
•
Indentifikasi kontrak
Kombinasi kontrak
Modifikasi kontrak
Identifikasi kewajiban pelaksanaan
Penyelesaian kewajiban pelaksanaan
Pengukuran
• Menentukan harga transfer
• Mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban pelaksanaan
Penyajian dan Pengungkapan
296
Tahapan dalam Pengakuan
Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan ;
Mengindentifikasi kewajiban pelaksanaan;
Menentukan harga transaksi;
Mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban
pelaksanaan;
Mengakui pendapatan ketika (pada saat) entitas telah
menyelesaikan kewajiban pelaksanaan.
297
Dwi Martani - 081318227080
[email protected] atau [email protected]
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
298
298
Download