Deklarasi/Reservasi Indonesia terhadap Instrumen HAM Internasional Kovenan Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Deklarasi: “Merujuk Pasal 1 Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi Sosial dan Budaya, Pemerintah RI menyatakan bahwa, sejalan dengan Deklarasi mengenai Pemberian Kemerdekaan Kepada Negara dan Rakyat Terjajah, dan Deklarasi tentang Prinsip-prinsip Hukum Internasional Mengenai Hubungan Persahabatan dan Kerjasama Antar Negara, serta pasal-pasal terkait dari Deklarasi dan Program Aksi Wina 1993, istilah “hak untuk menentukan nasib sendiri” sebagaimana yang tercantum pada pasal ini tidak berlaku untuk bagian rakyat dalam suatu negara merdeka yang berdaulat dan tidak dapat diartikan sebagai mensahkan atau mendorong tindakan-tindakan yang akan memecah belah atau merusak, seluruh atau sebagian, dari integritas wilayah atau kesatuan politik dari negara yang berdaulat dan merdeka”. Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik Deklarasi: “Merujuk Pasal 1 Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik, Pemerintah RI menyatakan bahwa, sejalan dengan Deklarasi mengenai Pemberian Kemerdekaan Kepada Negara dan Rakyat Terjajah, dan Deklarasi tentang Prinsip-prinsip Hukum Internasional Mengenai Hubungan Persahabatan dan Kerjasama Antar Negara, serta pasal-pasal terkait dari Deklarasi dan Program Aksi Wina 1993, istilah “hak untuk menentukan nasib sendiri” sebagaimana yang tercantum pada pasal ini tidak berlaku untuk bagian rakyat dalam suatu negara merdeka yang berdaulat dan tidak dapat diartikan sebagai mensahkan atau mendorong tindakan-tindakan yang akan memecah belah atau merusak, seluruh atau sebagian, dari integritas wilayah atau kesatuan politik dari negara yang berdaulat dan merdeka”. Konvensi Internasional Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial Reservasi: "Pemerintah Republik Indonesia tidak menganggap dirinya terikat dengan ketentuan pada pasal 22 dan mengambil posisi bahwa perselisihan berkenaan dengan interpretasi dan aplikasi dari (Konvensi) yang mana tidak bisa diselesaikan lewat cara yang disediakan seperti yang dinyatakan pasal ini, bisa mengacu kepada Mahkamah Internasional hanya dengan persetujuan semua pihak yang berselisih” Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan Reservasi: "Pemerintah Republik Indonesia tidak menganggap dirinya terikat dengan ketentuan pada pasal 29, ayat 1 dari Konvensi ini dan mengambil posisi bahwa perselisihan berkenaan dengan interpretasi dan aplikasi dari Konvensi ini hanya bisa diajukan kepada arbitrase atau kepada Mahkamah Internasional dengan persetujuan semua pihak yang berselisih." Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam,Tidak Manusiawi, dan Merendahkan Martabat Manusia Deklarasi: "Pemerintah Republik Indonesia menyatakan bahwa ketentuan-ketentuan dari ayat 1,2, dan 3 pasal 20 dari Konvensi ini akan diimplementasikan secara ketat sesuai dengan prinsip kedaulatan dan integritas teritorial sautu Negara.” Reservasi: “Pemerintah Republik Indonesia tidak menganggap dirinya terikat dengan ketentuan pada pasal 30, ayat 1, dan mengambil posisi bahwa perselisihan berkenaan dengan interpretasi dan aplikasi dari Konvensi ini yang mana tidak bisa diselesaikan lewat cara yang disediakan seperti yang dinyatakan oleh ayat 1 pasal ini, bisa mengacu kepada Mahkamah Internasional hanya dengan persetujuan semua pihak yang berselisih” The Government of the Republic of Indonesia does not consider itself bound by the provision of article 30, paragraph 1, and takes the position that disputes relating to the interpretation and application of the Convention which cannot be settled through the channel provided for in paragraph 1 of the said article, may be referred to the International Court of Justice only with the consent of all parties to the disputes." Konvensi Hak-Hak Anak Reservasi: “Konstitusi 1945 Republik Indonesia menjamin hak-hak dasar anak tanpa memandang jenis kelaminnya, etnis atau ras. Konstitusi mencantumkan hak-hak tersebut untuk diimplementasikan oleh peraturan dan hukum nasional. Ratifikasi Konvensi Hak-Hak Anak oleh Republik Indonesia tidak berlaku atas penerimaan kewajiban-kewajiban di luar batasan Konstitusi atau tidak berlaku juga atas penerimaan segala kewajiban untuk menghadirkan semua hak diluar yang tercantum dalam Konstitusi. Berkenaan dengan ketentutan-ketentuan dari pasal 1, 14, 16, 17, 21, 22, dan 29 Konvensi ini, Pemerintah Republik Indonesia menyatakan bahwa ia akan menjalankan pasal-pasal ini berkesesuaian dengan Konstitusinya.”