BAHAN KULIAH HUKUM ORGANISASI INTERNASIONAL Match Day 10 KEPUTUSAN-KEPUTUSAN ORGANISASI INTERNASIONAL Kegiatan OI dapat meliputi kegiatan intern dan kegiatan ekstern. Penjelasannya sebagai berikut: A.Kegiatan Intern Kegiatan intern OI adalah hubungan OI dengan anggotanya sendiri. Dalam hal ini anggaran dasar suatu OI mengatur tentang fungsi dari suatu OI. Dalam melaksanakan fungsi yang ditentukan oleh anggaran dasar itu, keputusan-keputusan yang lebih rinci akan ditentukan oleh organisasi itu sendiri. Bahwasannya suatu OI mempunyai wewenang untuk membuat peraturanperaturan yang dibutuhkan oleh organisasinya. Dalam perkembangannya OI sesuai dengan perkembangan masyarakat internasional, anggaran dasarnya merupakan dasar untuk melakukan fungsinya dalam mengatur masalah-masalah baru yang dihadapi anggotanya. Untuk menjawab tantangan-tantangan baru itu, OI harus menciptakan ketentuan baru melalui proses pembentukan hukum. Proses pembentukan hukum dalam suatu OI itu dapat berupa ketentuan hukum yang diperlukan untuk hubungan internal, yaitu hubungan antara OI dengan anggotanya. Sedangkan hubungan eksternal adalah hubungan antara OI sebagai subjek hukum internasional dengan subjek hukum internasional lainnya. Hubungan internal menurut Henry G. Schemers setidak-tidaknya ada 8 bidang, dimana OI dapat melaksanakan fungsinya untuk membuat aturan dalam bidang: 1. Kewenangan untuk membuat aturan prosedural untuk organisasinya; 2. Alat perlengkapan/organ utama dapat membentuk alat perlengkapan/organ tambahan (subsidiary organ); 3. Negara atau individu dapat dipilih sebagai anggota dari alat perlengkapan/organ utama organisasi; 4. OI mempunyai kewenangan khusus sehubungan dengan negara anggotanya. OI boleh menentukan untuk penerimaan, penundaan hak-hak keanggotaan atau mengeluarkan keanggotaan dari OI; 5. OI mengesahkan budget dan aturan keuangan organisasi; 6. OI akan membuat aturan sehubungan dengan tenaga yang bekerja di organisasi dengan peraturan-peraturan administrasi yang berlaku untuk intern organisasi; 7. OI dapat mengubah bidang yang menjadi tanggung jawabnya. Misalnya dengan membebaskan anggotanya dari kewajibannya, ini berarti bahwa OI berkurang kewenangannya sebagi supervisi untuk anggotanya; 8. Kadang-kadang OI diberi kewenangan untuk mengadakan hubungan dengan OI lainnya, untuk itu diperlukan peraturan intern yang akan mengaturnya. B.Kegiatan Ekstern Kegiatan ekstern suatu OI dapat meliputi hubungan OI dengan OI lainnya atau hubungan antara OI tersebut dengan suatu negara. Dalam hubungan ekstern dibedakan antara: Rekomendasi, Deklarasi, Konvensi dan Peraturan yang mengikat. 1.Rekomendasi Dalam suatu OI sering dipakai untuk suatu usul dari alat perlengkapan/organ suatu OI yang tidak mengikat. Istilah lain yang digunakan adalah pendapat (opinion) atau nasihat (advice). Dalam beberapa OI untuk rekomendasi sering dipakai istilah resolusi (resolution). Rekomendasi biasanya ditujukan kepada negara anggota suatu OI, namun ada kemungkinan suatu rekomendasi ditujukan kepada alat perlengkapan/organ suatu OI lainnya. Sebagai contoh ECOSOC sering membuat rekomendasi yang ditujukan kepada Badan Khusus (specialized agencies). Dalam beberapa hal, rekomendasi tertentu mempunyai kekuatan mengikat, seperti resolusi DK PBB, yang memang dalam pasal 25 Piagam PBB dinyatakan demikian. 2.Deklarasi (Declaration) Suatu deklarasi akan dipergunakan untuk klarifikasi suatu keadaan/fakta yang ada dimana dibutuhkan untuk suatu penerapan hukum. Yang penting diperhatikan bahwa suatu deklarasi tidak dimaksudkan untuk mengubah hukum. Ada kemungkinan deklarasi berisi kodifikasi dari suatu ”hukum kebiasaan internasional”. Dalam hal ini deklarasi akan mengikat dan tetap mengikat bila hukum kebiasaan internasional itu dikodifikasikan. Deklarasi mempunyai kekuatan mengikat bila deklarasi itu menentukan ketentuan-ketentuan hukum tentang hal-hal yang belum ada aturannya. Sebagai contoh, karena kemajuan teknologi orang sudah sampai ke bulan dan akan mengadakan eksplorasi di bulan. Pada waktu itu belum ada hukum yang mengatur tentang ruang angkasa (outer space). Untuk mengisi kekosongan hukum itu, Majelis Umum PBB memutuskan suatu deklarasi untuk mengatur prinsip-prinsip hukum yang mengatur aktivitas negara untuk eksplorasi dan penggunaan ruang angkasa. Sebagian besar negara di dunia ini menerima deklarasi tersebut, oleh karenanya deklarasi ini dapat dipertimbangkan dan mempunyai kekuatan mengikat. Jadi deklarasi yang mengikat diputuskan oleh suara terbanyak atau mendekati suara terbanyak dan diterima sebagai hukum kebiasaan internasional, sebagai asas hukum umum, sebagai penafsiran suatu ketentuan dalam anggaran dasar, atau sebagai ketentuan yang mengisi kekosongan hukum. 3.Konvensi (Convention) Konvensi adalah suatu istilah yang dipakai untuk menyebutkan suatu perjanjian multilateral. Konvensi merupakan tindakan hukum yang penting, barangkali ini merupakan suatu pembentukan hukum yang penting dalam zaman modern ini. Apakah sebuah konvensi yang dibuat oleh OI harus diratifikasi?. Jawaban dari pertanyaan ini bergantung pada isi konvensi tersebut. Jika konvensi tersebut berisikan rekomendasi untuk suatu aturan tertentu kepada para anggotanya, maka dalam hal ini tidak ada tekanan pada para anggotanya. Ada juga dalam suatu organisasi internasional berlakunya suatu konvensi tergantung pada anggotanya, apakah anggotanya akan meratifikasi atau tidak, dalam hal ini kekuatan hukum suatu konvensi tergantung pada ratifikasi dari para anggotanya. Konvensi-konvensi yang memuat ketentuan-ketentuan hukum yang ada, yang merupakan kodifikasi dari ketentuan hukum yang ada (existing rule of law) akan mengikat para anggotanya. Hal ini disebabkan karena negara anggota mempunyai kewajiban moral untuk meratifikasinya. Sebagai contoh, kodifikasi dari ketentuan hukum yang ada, misalnya konvensi yang dibuat PBB, Konvensi genocide, Konvensi Hubungan Diplomatik, Konvensi Hukum Perjanjian, konvensi-konvensi tadi berisi ketentuan-ketentuan hukum yang ada dan merupakan hukum kebiasaan internasional. Dipilihnya bentuk konvensi agar kekuatan mengikatnya lebih pasti. Namun ada juga kodifikasi yang tidak memuat hukum kebiasaan internasional, tetapi memuat asas-asas hukum (Legal Principles), sebagai contoh Konvensi PBB tentang Landas Kontinen (UN Convention on the Continental Shelf). Konvensi tersebut masyarakat tidak internasioanl memuat hukum memerlukan kebiasaan internasional, peraturan-peraturan hukum tetapi khusus. Konvensi tersebut akan disetujui oleh mayoritas delegasi dari negara – negara anggota. 4.Peraturan yang Mengikat (Binding Rules) Secara umum diterima bahwa suatu OI tidak dapat membuat keputusan yang mengikat secara eksternal, kecuali bila ketentuan dalam anggaran dasarnya menentukan demikian. Pada OI tertentu dapat mengambil keputusan yang mengikat pemerintah negara anggotanya. Keputusan yang demikian biasanya dapat meliputi semua bidang, tetapi adakalanya hanya untuk bidang-bidang tertentu. Namun walaupun untuk bidang-bidang tertentu kekuatan mengikat keputusan tersebut dapat berdampak ke luar, meliputi bidang-bidang yang ada hubungannya. Sebagi contoh keputusan DK PBB tentang perdamaian dan keamanan internasional mengikat para anggota dan bagi negara nonanggota PBB berdasarkan Pasal 2(6) Piagam PBB harus bertindak sesuai dengan keputusan DK PBB. Contoh lain dimana suatu keputusan OI juga mengikat pihak lain yang bukan anggota. Sebagai contoh anggaran dasar dari Organization of Arab Petroleum Exporting Countries (OAPEC), Pasal 3 menentukan bahwa keputusan dari Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) mengikat semua anggota OPEC, apakah dia anggota OPEC atau bukan. Catatan : bahan kuliah dalam bab ini semua disarikan dari buku Pengantar Hukum Organisasi Internasional, Sri Setianingsih Suwardi, 2004, UI Press, Jakarta, Bab 10, Keputusan-Keputusan Organisasi Internasional, hal 191 – 206. MP7™