mengenal alat ukur

advertisement
MENGENAL ALAT UKUR
AMPER METER
Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar
( kawat )
Arus = I satuannya Amper ( A )
Cara menggunakannya yaitu dengan disambung secara seri
Arus listrik adalah besarnya beban yang digunakan untuk suatu alat listrik misalnya TV = 100 watt
sehingga besarnya arus tergantung besarnya pemakaian yang digunakan jadi sifatnya selalu berubah
tidak tetap
Contoh amper meter manual :
AMPER METER
Arus
A
BEBAN
TV
Listrik
VOLT METER
Volt meter adalah alat untuk mengukur besarnya tegangan listrik yang mengalir dalam penghantar
( kawat )
Tegangan = E satuannya Volt ( V )
Cara menggunakannya yaitu dengan disambung secara paralel
Tegangan listrik adalah besarnya tegangan listrik yang mengalir antara dua penghantar ( kawat )
sehingga besarnya adalah tetap tidak tergantung pemakaian yang digunakan misalnya alat listrik
dengan tegangan 220 Volt atau 110 Volt.
Contoh Volt meter manual :
Arus Listrik ( Positif )
+
Volt Meter
—
Kawat Negatif ( Nol )
Contoh pemakaian
Sebuah lampu besarnya 300 watt agar bisa menyala harus disambung dengan dihubungkan 2 kawat
penghantar ( positip & negatip ) dengan tegangan listrik 220 Volt yang dipasang dengan amper meter
dan volt meter
Arus Listrik ( Positif )
+
A
Volt Meter
220V
Lampu
X 300 W
—
Kawat Negatif ( Nol )
Kesimpulan :
Peralatan listrik ( Lampu, TV, dll ) akan berfungsi apabila disambung dengan 2 kawat penghantar
yaitu Positip dan Negatip.
Alat Volt meter akan menunjuk angka apabila disambung antara 2 kawat penghantar.
Alat Amper meter akan menunjuk angka apabila ada pemakaian ( beban alat listrik ) .
Dari gambar diatas kita bisa mengetahui berapa besarnya arus yang mengalir atau yang dipakai oleh
Pelanggan.
Pertanyaan : Mengapa kita harus tahu besarnya arus listrik yang mengalir ?
Dengan mengetahui besarnya arus listrik maka kita bisa menentukan :
 Apakah daya listrik yang tersedia sesuai kontrak dari PLN masih tersedia
 Untuk menentukan besarnya kabel yang digunakan
 Untuk menentukan besarnya pengaman ( Zekering atau pembatas atau MCB ) yang akan
dipasang
 Untuk keperluan pengukuran / setting peralatan yang lain
 Untuk menghindari terjadinya bahaya kebakaran
MENGENAL PERALATAN LISTRIK
MDP
SDP
NFB
MCB
FUSE
TRAFO
ARESTER
FCO
PMT
= MAIN DISTRIBUSI PANEL ( BOX PANEL INDUK )
= SUB DISTRIBUSI PANEL ( BOX PANEL CABANG)
= NON FUSE BREAKER ( SAKLAR PEMUTUS BEBAN )
= MINI CIRCUIT BREAKER ( PEMBATAS ARUS )
= ALAT PENGAMAN INSTALASI ( ZEKERING )
= ALAT UNTUK MENAIKKAN/MENURUNKAN TEGANGAN
= ALAT UNTUK PENANGKAL PETIR DI JARINGAN
= FUSE CUT OUT ( ZEKERING TEGANGAN TINGGI )
= PEMUTUS ( SAKLAR TEGANGAN TINGGI )
MENGENAL TEGANGAN LISTRIK YANG BERLAKU DI PLN
Tegangan Rendah
: 220 Volt untuk 1 phasa atau 380 Volt untuk 3
( Tegangan TR )
Tegangan Menengah : 20.000 Volt – 3 phasa ( Tegangan TM )
Tegangan Tinggi
: 150.000 Volt – 3 phasa ( Tegangan TT )
Saluran Udara tegangan Extra Tinggi ( SUTET ): 500.000 Volt – 3 phs
phasa
MENGENAL SATUAN DAYA
Satuan daya dalam VA ( Volt Amper ) , KVA ( Kilo Volt Ampere) , MVA ( Mega Volt Ampere ) .
dimana : 1 KVA = 1000VA dan 1 MVA = 1000 KVA = 1.000.000 VA.
Satuan daya dalam VA disebut daya aktif yaitu daya yang mengalir melalui kawat penghantar di
jaringan listrik PLN.
Satuan daya dalam W ( Watt ) , KW ( Kilo Watt ) , MW ( Mega Watt ) dimana satuan ini disebut daya
Nyata ( Riil ) yaitu daya yang terdapat dari peralatan listrik yang didalamnya menggunakan kumparan
/ gulungan kawat listrik yang berakibat timbulnya kerugian daya ( timbul faktor daya = cos Q )
misalnya : Lampu Neon/ TL, Lampu mercury, TV, Radio / Tape, mesin cuci, Kulkas, pompa air
dllnya.
Setiap peralatan listrik yang digunakan / dinyalakan dalam waktu tertentu maka akan menggunakan /
menimbulkan energi listrik yang diukur dengan Watt Hour ( WH ) atau Kilo Watt Hour ( KWH ) atau
Kilo Watt Jam dimana :

1 WH = Daya Listrik sebesar 1 ( satu ) Watt yang digunakan selama 1( satu)jam

1 KWH = Daya listrik sebesar 1000( seribu ) Watt yang digunakan selama 1 ( satu ) jam
TABEL BESARNYA MCB YANG TERSEDIA
MCB 1 PHASA :
1X 2 A
1X 4 A
1X 6 A
1X 10A
1X 16A
1X 20A
1X35A
1X50A
MCB 3 PHASA : 3X 6 A
3X 10 A
3X 16 A
3X 20 A
3X 25 A
3X35 A
3X50 A
Untuk zekering atau pembatas diatas tabel MCB tersebut diatas menggunakan zekering jenis NT fuse
yaitu untuk 1 phasa : 63 A, 80 A,100 A,sedang yang 3 phasa : 3 x 63 A,80 A, 100 A,125 A,160 A,200
A, 225 A, 250 A, 300 A.
TABEL KEMAMPUAN HANTAR ARUS ( KHA ) KABEL TR
Luas penampang kabel ( mm 2) :
1,5
2,5
4
6
10
16
25
35
50
70
95
120
150
185
240
KHA ( A ) :
10
20
25
35
50
63
80
100
125
160
200
250
250
315
400
TABEL KEMAMPUAN HANTAR ARUS ( KHA ) KABEL TM
Luas penampang kabel ( mm 2) :
25
35
50
70
95
120
150
185
240
300
KHA ( A ) :
127
164
194
236
283
322
362
409
474
533
CONTOH PERHITUNGAN
RUMUS :
P = E X I COS Q
= WATT
Dimana :
P = DAYA LISTRIK
E = TEGANGAN
I = ARUS
COS Q = FAKTOR DAYA
Diketahui suatu Pelanggan listrik PLN dengan kontrak daya sebesar 3500 VA tegangan 220Volt
dipakai untuk menyalakan lampu TL sebesar 750 Watt cosQ = 0,8 dan TV sebesar 400 Watt cos Q =
0,9
Ditanyakan : -
Berapa sisa daya listrik yang tidak terpakai
-
Berapa besarnya arus yang mengalir
-
Berapa besarnya pengaman MCB yang dipasang
-
Berapa besarnya penghantar kabel yang dipasang
Ampere Meter
+
A
MCB
Lampu 750 W
220V
X
TV 400 W
—
Daya dalam Watt P = E X I C0S Q Maka untuk lampu TL : 750 = E X I 0,8
Jadi daya dalam VA adalah 750/0,8 = 937,5 VA
Untuk TV : 400 = E X I 0,9
Jadi daya dalam VA adalah 400/ 0,9 = 444,4 VA
Total daya dalam VA sebesar = 937,5 + 444,4 = 1381,9 VA




Sisa daya yang tidak terpakai = 3500 – 1381,9 = 2118,1 VA
Besarnya Arus yang mengalir = 1381,9/ 220 = 6,28 A
Besarnya MCB yang dipasang = 10 A
Besarnya penghantar kabel = 1,5 mm
TABEL DAYA YANG DISEDIAKAN OLEH PLN
I .Batas Daya dan Pengukuran Untuk Tarif Tegangan Rendah ( TR )
DAYA TERSAMBUNG
(VA)
450
900
1300
2.200
3.500
4.400
5.500
7.700
11.000
PEMBATAS
(Amper)
1x2
1x4
1x6
1 x 10
1 x 16
1 x 20
1 x 25
1 x 35
1 x 50
13.900
17.600
22.000
1 x 63
1 x 80
1 x 100
3.900
6.600
10.600
13.200
16.500
23.000
33.000
3x6
3 x 10
3 x 16
3 x 20
3 x 25
3 x 35
3 x 50
41.500
53.000
66.000
3 x 63
3 x 80
3 x 100
82.500
105.000
131.000
147.000
164.000
197.000
3 x 125
3 x 160
3 x 200
3 x 225
3 x 250
3 x 300
II. Batas Daya Pengukuran untuk Tarif Tegangan Menengah ( TM )
DAYA TERSAMBUNG
( KVA )
240
345
555
690
865
1110
1.385
1.730
2.180
2.770
3.465
4.330
5.540
6.930
8.660
PEMBATASAN
( AMPER )
6.3
10
16
20
25
32
40
50
63
80
100
125
160
200
250
R+
S+
T+
N-
Diketahui Pelanggan PLN 3 Phasa dengan tegangan 220/380 V dibebani
alat motor 3 Phasa sebesar 3200 VA dan masing-masing Phasa masih
dibebani dengan lampu sbb :
 Phasa R dibebani lampu 1000 VA
 Phasa S dibebani lampu 500 VA
 Phasa T dibebani lampu 750 VA
Ditanyakan :
 Berapa besarnya arus yang mengalir masing-masing Phasa ( R,S,T)
 Besarnya MCB pada masing-masing Phasa ( R,S,T )
 Besarnya penghantar / kabel tersebut
 Berapa daya ( VA ) yang diperlukan ke PLN
 Berapa besarnya MCB yang dipasang oleh PLN
Jawab :
- Beban 1 Ø Phasa
* daya dalam VA
R
P=ExI
I = 100 = 4,5 A
220
S
I = 500 = 2,2 A
220
T
I = 750 = 3,4 A
220
- Beban 3 Ø maka arus mengalir masing – masing phasa R,S,T
Sebesar : I = 3200
= 4,8 A
380.√3
- maka I R = 4,5 + 4,8 = 9,3 A
I S = 2,2 + 4,8 = 7 A
I T = 3,4 + 4,8 = 8,2 A
- Besarnya MCB adalah R,S,T
= 10 A
- Besarnya penghantar masing – masing = 1,5 mm
- Besarnya daya yang diperlukan
= 3 x 10 A = 6600 VA
- Besarnya MCB PLN
= 10 A
R+
S+
T+
N-
Diketahui Pelanggan PLN 3 Phasa dengan tegangan 220/380 V dibebani
alat motor 3 Phasa sebesar 6600 Watt dengan Cos Q 0,75 dan masingmasing Phasa masih dibebani dengan beban sbb :
 Phasa R dibebani lampu mercury 1000 Watt dengan Cos Q 0,9
 Phasa S dibebani dng AC 2 PK ( 1 PK = 736 Watt ) Cos Q 0,9
 Phasa T dibebani dng AC 1 PK Cos Q 0, 9
Ditanyakan :
 Berapa besarnya arus yang mengalir masing-masing Phasa ( R,S,T)
 Besarnya MCB pada masing-masing Phasa ( R,S,T )
 Besarnya penghantar / kabel tersebut
 Berapa daya ( VA ) yang diperlukan ke PLN
 Berapa besarnya MCB yang dipasang oleh PLN
Jawab : * daya dalam watt
P = E x I x Cos Q
- Beban lampu mercury phasa R
E x I = 1000 = 1.111 VA
= VA
0,9
- phasa S AC 2 pk = 2 x 736 Watt = 1.472 Watt
E x I = 1.472 = 1.635,5 VA
0,9
- phasa T AC 1 pk = 736 Watt
E x I = VA = 736 = 817,7 VA
0,9
- Motor 3 phasa =
VA = 6600 = 8800 VA
I rata² = 8800
0,75
380.√3
= 13,3 A
- Beban phasa R
I = 1111 = 5,05 A
220
S
I = 1635,5 = 7,43 A
220
T
I = 817,7 = 3,71
220
Jadi
- Besarnya arus R = 5,05 + 13,3 = 18,35 A
S = 7,43 + 13,3 = 20,73 A
T = 3,71 + 13,3 = 18,01 A
- Besarnya MCB R = 20 A , S = 25 A , T = 20 A
- Besarnya penghantar = R = 2,5 mm ; S = 4 mm ; T = 2,5 mm
- Besarnya daya PLN = 16.500 VA
- Besarnya MCB PLN = 3 x 25 A
BAGAN PENGAWATAN PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI ( PHB )
Untuk Daya Tegangan Rendah TR ( < 200 KVA )
Trafo PLN 200 KVA
PLN
PHB
BEBAN
PLN
M
KWH
Meter
PLN
Daya :
197 KVA
80 KW. Mesin
Cos
= 0,8
Tegangan = 220/380 V
Lampu Penerang Mercury
jmlh 50 Titik
@ 100 Watt. Cos
= 0,8
Tegangan
= 220 V
3 x 300 A
Motor
AC Central = 20 PK
Cos
= 0,9
Tegangan = 220 V
4 x 150 mm
Ditanyakan :
1. Berapa daya KVA untuk motor mesin, lampu penerang & AC ?
2. Berapa sisa daya yang tidak terpakai ?
3. Berapa besarnya arus yang mengalir phasa R, S, T ?
4. Berapa daya yang seharusnya digunakan ?
Jawab :
1. - Daya KVA untuk mesin :
P = E x I x Cos Ø
80.000 = E x I x 0,8
E x I = 80.000
0,8
= 100.000 VA = 100 KVA
- Daya KVA untuk lampu :
P = E x I x Cos Ø
5000 = E x I x 0,8
E x I = 5000
0,8
= 6250 VA = 6,25 KVA
- Daya KVA untuk AC :
P = E x I x Cos Ø
20 x 736 = E x I x 0,9
14720 = E x I x 0,9
E x I = 14720
0.9
= 16355 VA = 16,3 KVA
2. Sisa daya yang tidak terpakai :
= 197 KVA – ( 100 + 6,25 + 16,3 )
= 197 KVA – 122,55 KVA
= 74,45 KVA
3. Daya KVA untuk mesin :
= 100 KVA
I = 100.000 VA = 152,1 A ( phasa R, S, T )
380 . √3
- Daya KVA untuk lampu :
= 6250 VA = 6,25 KVA
I = 6250 VA = 28,4 A ( phasa S )
220
- Daya KVA untuk AC :
= 16355VA = 16,3 KVA
I = 16355 VA = 74,3 A ( phasa T )
220
► Arus yg mengalir di phasa R = 152,1 A
di phasa S = 152,1 + 28,4 = 180,5 A
di phasa T = 152,1 + 74,3 = 226,4 A
R
S
T
N
GROUP I
M
800 KVA
GROUP I
M
Daya
1385 KvA
PLN
APP
R
Sekring TM
?
S
800 KVA
TR
TM
Sekring TM
R
Incoming
S
T
400 KVA
TR
Sekring TM
R
S
600 KVA
TR
Berapa Pengaman (Sekering) TM = ? = ( A )
Berapa Pengaman (Sekering) TR = ? = ( A ) Untuk masing-masing trafo
Berapa Besar Kabel ( luas penampang ) TM=………….meter
Berapa Besar Kaber ( luas penampang ) TR=………… .meter Untuk masing-masing trafo
T
T
N
I. PELAYANAN TEKNIS S O P ( Standard Operation Prosedur )
1. GANGGUAN LISTRIK
1.1 PADAM
Apabila listrik ditempat Anda padam,lakukan hal – hal
sebagai berikut :
Periksa apakah semua fasa (R,S,T) mengalami padam ?
– Bila Ya, maka periksa peralatan pada panel distribusi
Utama (MDP = Main Distribution Panel ) apakah ada gangguan ?
¤ Bila Ya, lakukan penggantian pengamanan dengan pengamanan yang memenui
persyaratan,karena apabila menggunakan pengamanan yang tidak memenui
persyaratan ( modifikasi ) dapat marusak trafo, menyebabakan kebakaran atau
dapat menjatuhkan pembatas PLN.
 Setelah diadakan penggantian, apakah peralatan sudah menyala dan
berfungsi baik ?
 Bila Ya
proses selesai
 Bila Tidak
lakukan pemeriksaan pada SDP
¤ Bila Tidak Lapor ke PLN, cq dinas gangguan karena gangguan berada
diluar instalasi Pelanggan,Hubungi Petugas PLN, telepon No. 123 atau
dinas gangguan setempat.
– Bila Tidak, maka periksa peralatan pada panel distribusi utama ( MDP =
Main Distribusi Panel ) apakah ada gangguan ?
¤ Bila Ya, lakukan penggantian pengamanan pada fasa yang rusak dengan
Pengamanan yang memenuhi persyaratan , karena apabila menggunakan
pengamanan yang tidak memenui persyaratan ( modifikasi ) dapat marusak Trafo,
menyebabakan kebakaran atau dapat menjatuhkan pembatas PLN.
¤ Bila Tidak, periksa pengaman ; peralatan ; kabel SDP pada lokasi padam
 Bila terjadi kerusakan , ganti pengamanan pada fasa yang rusak dengan
pengaman yang tidak memenuhi persyaratan ( modifikasi ) menyebabkan
kebakaran atau dapat menjatuhkan pengaman MDP
 Bila tidak terjadi kerusakan lakukan pemeriksaan pada instalasi / peralatan
dan lakukan penggantian sehingga peralatan menyala dan berfungsi dengan
baik
SINGLE LINE DIAGRAM PENYAMBUNGAN / PENGUKURAN TM UNTUK
KONSUMEN BESAR
JTM
Titik Penyambungan
Alat Pembatas (Apb)
Lightning Arester ( LA )
Trafo Arus (CT)
Meter PLN
Trafo Tegangan
.......................................................................................................................................
Trafo Distribusi
Panel Distribusi Utama ( MDP )
Sub Distribusi Panel ( SDP )
BEBAN ( Motor, Lampu, Pemanas dll )
CARA – CARA PENGAMAN TERHADAP TEGANGAN SENTUH
>
BODY PERALATAN
Sistem Pentanahan tegangan rendah umumnya dikenal dengan pentanahan body peralatan konsumen.
Tujuanya adalah untuk mengurangi tegangan sentuh jika terjadi kebocoran arus pada peralatan yang
dipergunakan konsumen.
Pada sistem ini netral trafo disambung dengan mempergunakan tahanan pembumian sebesar 0,1 Ohm,
dengan mempergunakan tahanan pembumian sebesar 0,1 Ohm, dengan mempergunakan penghantar
tembaga (Cu) minimum luas penampangnya adalah 50 mm². Pengukuran tahan pembumian dilakukan
dengan mempergunakan tahanan pembumian yang dilaksanakan pada musim kemarau atau kondisi
tanah kering ( nilai tahan < 0,1 Ohm ). Pentanahan ini tidak boleh digabung dengan pentanahan
peralatan konsumen.
Kita mengenal dua macam sistem pentanahan yaitu :
- Sistem PNP ( Pentanahan Netral Pengman ) SPLN 3 : 1978
- Sistem PP ( Pentanahan Pengaman )
Sistem PP adalah sistem pentanahan yang terpisah dengan penghantar netral, sedangkan pada sistem
PNP pentanahannya digabung dengan penghantar netral.
R
R
S
S
T
N
T
------------------------------------------------- N
T.M
R1
fuse
fuse
R2
Sistem PP
R2
Pembumian peralatan
Sistem PNP
Pembumian peralatan
Sesuai dengan tujuannya, maka diberikan tabel dibawah ini agar pelanggan mengetahui betapa
bahayanya tegangan sentuh terhadap manusia apabila melebihi ketentuan, apalagi bila waktu
sentuhnya terlalu lama.
Besar dan lama Tegangan sentuh Maksimum ( IEC )
Tegangan sentuh
Waktu pemutusan Maksimum
( Volt ) rms
( detik )
< 50
>
50
1,0
75
0,5
90
0,2
110
0,2
150
0,1
220
0,05
280
0,03
SISTEM PENTANAHAN
Pentanahan Netral sistem 3 fasa adalah untuk pengamanan sistem dari gangguan tanah dan
pengamanan isolasi peralatan instalasi akibat tegangan lebih sewktu terjadi gangguan fasa ketanah.
Macam – macam sistem pertanahan :
- Pentanahan Netral Langsung ( Solid )
- Pentanahan Netral melalui Tahanan ( Resistans )
- Pentanahan Netral mengambang ( Floating )
- Pentanahan Netral melalui Peterson Coil.
Hal – hal yang menyebabkan dipilihnya sistem pentanahan yang berbeda – beda di Indonesia antara
lain sebagai berikut :
- Jumlah / frekuensi gangguan tanah
- Kemampuan mesin memasok arus gangguan tanah
- Kemampuan isolasi peralatan terhadap tegangan lebih
- Tegangan kedip
- Kecepatan penyelesaian gangguan tanah
- Kerusakan peralatan akibat gangguan tanah
- Besar / luasnya jaringan distribusi
- Faktor ekonomi
- Ketersediaan peralatan proteksi
- Kebijakan manajemen
Untuk Distribusi Jawa Tengah dan Jogyakarta memakai Pentanahan Netral Langsung
( Solid ). Netral Sistem dibentuk oleh 3 fasa dengan hubungan Y yang memasok Jaringan Distribusi.
Titik netral trafodihubungkan langsung ketanah, oleh karena itu pada sistem ini harus mempunyai
tahanan tanah yang rendah. Yaitu mempunyai nilai tahanan antara 0,5 sampai dengan 3 Ohm.
Salah satu keuntungan pentanahan Langsung ( Solid ) adalah proteksi relai ganguan tanah bekerja
lebih pasti dan cepat.
Pembedaan yang dilakukan dapat single phase ( Trafo 1 fasa ) dan three phase ( trafo 3 fasa ). Pada
beban yang tidak seimbang kawat netral dialiri arus beban. Pengukuran beban yang dipergunakan
adalah dengan menggunakan KWH meter 3 fasa 4 Kawat.
Download
Study collections