MATERI PERKULIAHAN BLK 2 PERTEMUAN 1

advertisement
MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN I
PASAR MODAL
A. SEJARAH PASAR MODAL
Kegiatan jual beli saham dan obligasi sebenarnya telah dimulai pada abad
XIX. Pada tanggal 14 Desember 1912, Amserdamse Effectenbueurs mendirikan
cabang bursa di Batavia. Bursa ini merupakan bursa tertua keempat di Asia, setelah
Bombay, Hongkong dan Tokyo. Bursa yang dinamakan Vereniging voor de
Effectenhandel, memperjualbelikan saham dan obligasi perusahaan/perkebunan
Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan pemerintah (propinsi
dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan
oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta efek perusahaan Belanda lainnya
(Rusdin, Pasar Modal, Bandung; Alfabeta,2006,hal4).
Minat masyarakat terhadap pasar modal mendorong didirikannya bursa di
kota Surabaya (11 Juni 1925) dan Semarang (1 Agustus 1925). Perkembangan
pasar modal pada saat itu, terlihat dari nilai efek yang mencapai NIF 1,4 milyar, pun
demikian perkembangan pasar modal ini mengalami penyurutan akibat Perang
Dunia II. Akibatnya, pemerintah Hindia Belanda mengambil kebijakan untuk
memusatkan perdagangan efeknya di Batavia dan menutup bursa efek di Semarang
dan Surabaya. Pada tanggal 17 Mei 1940, secara keseluruhan kegiatan
perdagangan efek ditutup.
Di masa kemerdekaan, pada tahun 1950, pemerintah mengeluarkan obligasi
Republik Indonesia, yang menandakan mulai aktifnya Pasar Modal Indonesia. Pada
tanggal 31 Juni 1952, Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali. Penyelenggaraan
tersebut kemudian diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efekefeknya (PPUE). Namun pada tahun 1958, terjadi kelesuan dan kemunduran
perdagangan di Bursa, akibat konfrontasi pemerintah dengan Belanda. Pemerintah
di masa Orde Baru, berusaha untuk mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap
nilai mata uang Rupiah. Pemerintah melakukan persiapan khusus untuk membentuk
1
pasar modal. Pada tahun 1976, pemerintah membentuk Bapepam (Badan Pembina
Pasar Modal) dan PT Danareksa.
Hal tersebut menunjukkan keseriusan pemerintah untuk membentuk Pasar
Uang dan Pasar Modal. Pada tanggal 10 Agustus 1977, berdasarkan Keppres RI No
52/ 1976, pasar modal diaktifkan kembali. Perkembangan pasar modal selama tahun
1977–1987, mengalami kelesuan. Pada tahun 1987-1988, pemerintah menerbitkan
paket-paket deregulasi. Paket deregulasi ini adalah: Paket Desember 1987 (Pakdes
87), Paket Desember 1988 (Pakto 88), dan Paket Desember 1988 (Pakdes 88).
Penerbitan paket deregulasi ini menandai liberalisasi ekonomi Indonesia. Dampak
dari adanya ketiga kebijakan tersebut, pasar modal Indonesia menjadi aktif hingga
sekarang.
B. RUANG LINGKUP PASAR MODAL
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),
ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain
(misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan
demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual
beli dan kegiatan terkait lainnya.
Pasar Modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar untuk
meningkatkan kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan.
Dana segar yang ada di pasar modal berasal dari masyarakat yang disebut juga
sebagai investor. Para investor melakukan berbagai tehnik analisis dalam
menentukan investasi di mana semakin tinggi kemungkinan suatu perusahaan
menghasilkan laba dan semakin kecil resiko yang dihadapi maka semakin tinggi pula
permintaan investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
Pada pasar modal pelakunya dapat berupa perseorangan maupun organisasi /
perusahaan.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan
instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi,
2
waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures,
dan lain-lain.
Struktur pasar modal di Indonesia tertinggi berada pada Menteri Keuangan
yang menunjuk Bapepam sebagai lembaga pemerintah yang melakukan pembinaan,
pengaturan dan pengawasan pasar modal. Sementara itu, bursa efek bertindak
sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak lain dengan tujuan untuk
memperdagangkan efek di antara mereka.
Marak dan rumitnya kegiatan pasar modal, menuntut adanya perangkat
hukum sehingga pasar lebih teratur, adil, dan sebagainya. Jadi hukum pasar modal
mengatur segala segi yang berkenaan dengan pasar modal. Di Indonesia, terdapat
UU Pasar Modal yaitu Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang
Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan
dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan Efek”.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena
pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan
usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari
masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat
digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan
lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi
pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.
Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.
Pasar Modal di Indonesia terdiri atas lembaga-lembaga sebagai berikut:
Badan Pengawas Pasar Modal
Bursa efek, saat ini ada dua: Bursa Efek JakartaBursa Efek Surabaya namun sejak
akhir 2007 Bursa Efek Surabaya melebur ke Bursa Efek Jakarta sehingga menjadi
Bursa Efek Indonesia dan
3. Perusahaan efek
1.
2.
3
Lembaga Kliring dan Penjaminan, saat ini dilakukan oleh PT. Kliring Penjaminan Efek
Indonesia (PT. KPEI)
5. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, saat ini dilakukan oleh PT. Kustodian
Sentral Efek Indonesia (PT. KSEI)
4.
C. BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat
Bapepam-LK) adalah sebuah lembaga di bawah Kementerian Keuangan Republik
Indonesia yang bertugas membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan
pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang lembaga keuangan. Kepala Bapepam-LK saat ini adalah A. Fuad
Rahmany.
Bapepam-LK merupakan penggabungan dari Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan.
I. Fungsi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Fungsi Bapepam-LK ialah sebagi berikut :
1. Penyusunan dan penegakan peraturan di bidang pasar modal primer dan
sekunder
2. Penegakan peraturan di bidang pasar modal;
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar
modal; Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan
Perusahaan Publik;
4. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh
Bursa Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian;
5. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;
6. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan;
7. Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku;
8. Perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang lembaga
keuangan;
9. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan;
10. Pelaksanaan tata usaha Badan.
4
II. Struktur Organisasi Bapepam
Bapepam dan Lembaga Keuangan terdiri dari 1 Ketua Badan dan
membawahi 1 Sekretariat dan 12 Biro Teknis, dimana lingkup pembinaan dan
pengawasan meliputi aspek pasar modal, dana pensiun, perasuransian, perbankan
dan usaha jasa pembiayaan serta modal ventura.
Biro teknis Bapepam-LK terdiri atas:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Biro Perundang-Undangan dan Bantuan Hukum
Biro Riset dan Teknologi Informasi
Biro Pemeriksaan dan Penyidikan
Biro Pengelolaan Investasi
Biro Transaksi dan Lembaga Efek
Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa
Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil
Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan
Biro Perbankan, Pembiayaan, dan Penjaminan
Biro Perasuransian
Biro Dana Pensiun
Biro Kepatuhan Internal
D. BURSA EFEK
Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan
dengan pembelian dan penjualan efek atau saham perusahaan
obligasi
pemerintah. Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan pasar uang merupakan
sumber utama permodalan eksternal bagi perusahaan dan pemerintah. Biasanya
terdapat suatu lokasi pusat, setidaknya untuk catatan, namun perdagangan kini
semakin sedikit dikaitkan dengan tempat seperti itu, karena bursa saham modern
kini adalah jaringan elektronik, yang memberikan keuntungan dari segi kecepatan
dan biaya transaksi. Perdagangan dalam bursa hanya dapat dilakukan oleh
seorang anggota, sang pialang saham. Serta
5
E. INVESTASI DAN PELAKU PASAR MODAL
Dewasa ini telah dikembangkan suatu model dalam pengambilan keputusan
tentang usul investasi yang berada dalam suatu portofolio, dimana proyek baru
yang diusulkan itu dikaitkan dengan proyek-proyek lainnya yang ada dalam suatu
perusahaan. Proyek-proyek investasi itu mempunyai risiko yang tidak independent
Awat.
Harapan keuntungan suatu portofolio adalah rata-rata tertimbang dari
harapan keuntungan surat berharga yang diperbandingkan dalam portofolio
tersebut. Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang
yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut
1. Emiten. Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga
atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). Dalam melakukan emisi,
para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang
dalam
rapat
umum
pemegang
saham
(RUPS),
antara
lain
:
Perluasan usaha modal yang diperoleh dari para investor akan
digunakan untuk meluaskan bidang usaha.
Perluasan pasar atau kapasitas produksi.
Memperbaiki struktur modal,
Menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing.
Mengadakan pengalihan pemegang saham.
Pengalihan dari pemegang saham lama kepada pemegang saham
baru.
2. Investor. Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di
perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor). Sebelum membeli
surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian
dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan,
prospek usaha emiten dan analisis lainnya.
Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain:
Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya
berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.
6
Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin
besar pengusahaan (menguasai) perusahaan.
Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya
adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari
jual beli sahamnya.
3. Lembaga Penunjang. Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta
mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik
emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan pasar modal.
Lembaga penunjang yang memegang peranan penting di dalam
mekanisme pasar modal adalah sebagai berikut :
Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang menjamin terjualnya
saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh
dana yang diinginkan emiten.
Perantara perdagangan efek (broker / pialang). Perantaraan dalam
jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si
pembeli (investor).
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliput
-
Memberikan informasi tentang emiten
Melakukan penjualan efek kepada investor
4.. Perdagangan efek (dealer), berfungsi sebagai : Pedagang dalam jual beli
efek Sebagai perantara dalam jual beli efek
5.
.Penanggung
(guarantor).
Lembaga
penengah
antara
si
pemberi
kepercayaan dengan si penerima kepercayaan. Lembaga yang dipercaya
oleh investor sebelum menanamkan dananya.
6.. Wali amanat (trustee). Jasa wali amanat diperlukan sebagai wali dari si
pemberi amanat (investor). Kegiatan wali amanat meliputi :
1) Menilai kekayaan emiten
2) Menganalisis kemampuan emiten
3) Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten
4) Memberi nasehat kepada para investor dalam hal yang berkaitan dengan
7
emiten
5) Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi
6) Bertindak sebagai agen pembayaran
7. Perusahaan surat berharga (securities company). Mengkhususkan diri dalam
perdagangan surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan
perusahaan surat berharga antara lain :
1) Sebagai pedagang efek
2) Penjamin emisi
3) Perantara perdagangan efek
4) Pengelola dana
8. Perusahaan pengelola dana (investment company). Mengelola surat-surat
berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor,
terdiri dari 2 unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana.
9. Kantor administrasi efek. Kantor yang membantu para emiten maupun
investor dalam rangka memperlancar administrasinya.
-
Membantu emiten dalam rangka emisi
Melaksanakan kegiatan menyimpan dan pengalihan hak atas saham
para investor
Membantu menyusun daftar pemegang saham
Mempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang saham
Membuat laporan-laporan yang diperlukan
F. JENIS DAN FUNGSI PASAR MODAL
Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder
Pasar Perdana ( Primary Market ) Pasar Perdana adalah penawaran saham
pertama kali dari emiten kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh
pihak penerbit (issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar
sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga
saham di pasar perdana ditetukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go
public berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.
8
Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang diperlukan.
Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi untuk mengembangkan dan
memperluas barang modal untuk memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat
juga digunakan untuk melunasi hutang dan memperbaiki struktur pemodalan usaha.
Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang adalah penjamin emisi
dan pialang, tidak dikenakan komisi dengan pemesanan yang dilakukan melalui
agen penjualan.
Pasar Sekunder ( Secondary Market ) Pasar sekunder adalah tempat
terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor setelah melewati masa
penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari
setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa.
Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual
efek setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna
sebagai
tempat
untuk
menghimpun
investor
lembaga
dan
perseorangan.
Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, pihak
yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk penjualan dan
pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya tidak
terbatas. Tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu:
Bursa reguler Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek
Jakarta (BEJ), dan Bursa Efek Surabaya (BES) Bursa paralel Bursa paralel atau
over the counter adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar
bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatur dan diselenggarakan
oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina
oleh Bapepam. Over the counter karena pertemuan antara penjual dan pembeli
tidak dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara kantor para broker
atau dealer.
G. Fungsi Pasar Modal
Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak
yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Pasar modal
9
mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar
modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower.
Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan
atau return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana
dari luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu
dana dari hasil operasiperusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara
menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus
terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil
H. MANFAAT PASAR MODAL
Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal adalah sebagai berikut:





Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal.
Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga
memungkinkan untuk melakukan diversifikasi. Alternatif investasi memberikan
potensi keuntungan dengan tingkat risiko yang dapat diperhitungkan.
Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu
negara.
Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim
berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen profesi.
I. INSTRUMEN PASAR MODAL
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan
instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi,
waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures,
dan lain-lain.Dalam makalah ini instrumen yang akan dibahas lebih lanjut yaitu
mengenai saham dan obligasi.
1.
MENGENAL SAHAM
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang
paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan
ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain,
saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor
karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
10
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang
atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim
atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada dasarnya, ada dua
keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham:
a. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen
diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam
RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal
tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif
lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode
dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan
dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya
kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai
dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham – atau dapat pula berupa
dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan
dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang
pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham
tersebut.
b. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital
gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar
sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per
saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham
yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500
untuk setiap saham yang dijualnya.
11
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari,
harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun
penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan
dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham
terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan
demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya
spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana
perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti
tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti
kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
2. MENGENAL OBLIGASI
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindah
tangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar
imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada
waktu yang telah ditentukan kepada pihak
Jenis Obligasi
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu :
1) Dilihat dari sisi penerbit :
a. Corporate Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik
yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha
swasta.
b. Government Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal Bond : obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah
untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan
publik (public utility).
2) Dilihat dari sistem pembayaran bunga :
a. Zero Coupon Bonds : obligasi yang tidak melakukan pembayaran
bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus
pada saat jatuh tempo.
12
b. Coupon Bonds : obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara
periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah
ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan
dibayarkan secara periodik.
d. Floating Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang
ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan
(benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata
tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan
swasta.
3) Dilihat dari hak penukaran / opsi :
a. Convertible Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang
obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah
saham milik penerbitnya.
b. Exchangeable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada
pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam
sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
c. Callable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk
membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi
tersebut.
d. Putable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada investor yang
mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga
tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
4) Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya
a. Secured Bonds : obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari
penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam
kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:
b. Guaranteed Bonds : Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya
dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga
13

Mortgage Bonds : obligasi yang pelunasan bunga dan
pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau
asset tetap.

Collateral Trust Bonds : obligasi yang dijamin dengan efek
yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya sahamsaham anak perusahaan yang dimilikinya.
c. Unsecured Bonds :
 obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan
tertentu
tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
5) Dilihat dari segi nilai nominal
a. Konvensional Bonds : obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu
nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
b. Retail Bonds : obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai
nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.
6) Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil :
a. Konvensional Bonds : obligasi yang diperhitungan dengan
menggunakan sistem kupon bunga.
b. Syariah Bonds : obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan
menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal
dua macam obligasi syariah, yaitu:
 Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan
yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah
mengetahui pendapatan emiten.
 Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah)
bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi
diterbitkan
Karakteristik Obligasi :


Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang
akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh
tempo.
Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang
obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah
14


setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi dinyatakan dalam annual
prosentase.
Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi
yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365
hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo
dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga
memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang
memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum,
semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi Kupon /
bunga nya.
Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi
merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi
Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat
melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu
(disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang
dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic
Indonesia.
Harga Obligasi :
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang,
harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai
nominal.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:



Par (nilai Pari) : Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal:
Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka
nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
at premium (dengan Premi) : Harga Obligasi lebih besar dari nilai
nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan
harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta
at discount (dengan Discount) : Harga Obligasi lebih kecil dari nilai
nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan
harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49
juta.
15
MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN II
PASAR UANG
DAN PASAR VALUTA ASING
A.
PASAR UANG
Sejarah Pasar Uang
Karena dunia mengalami krisis moneter secara global maka munculah sebuah ide di
dunia perekonomian yaitu diadakannya system simpan pinjam,kredit baik jangka
panjang maupun jangka pendek seperti : SBI, SBPU, SUN, repurchase Agreement,
yang akan bisa membantu perekonomian di saat krisis moneter.
Pengertian Pasar Uang
Pasar keuangan dapat berarti :
1. Suatu sistem pasar yang memfasilitasi terjadinya perdagangan antar produk
dan turunan keuangan seperti misalnya bursa efek yang memfasilitasi
perdagangan saham, obligasi dan waran .
2. Pertemuan antara pembeli dan penjual untuk memperdagangkan produk
keuangan dalam berbagai cara termasuk penggunaan bursa efek, secara
langsung antara penjual dan pembeli (over-the-counter) .
Dalam dunia akademis, mahasiswa bidang studi keuangan akan menggunakan
kedua makna tersebut namun mahasiswa ekonomi hanya menggunakan makna
yang kedua.
Pasar uang adalah suatu kelompok pasar dimana instrumen kredit jangka pendek,
yang umumnya berkualitas tinggi diperjualbelikan. Fungsi pasar uang sebagai
sarana alternatif bagi lembaga-lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan non
keuangan untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun untuk
menempatkan dana atas kelebihan likuiditasnya.
Pasar uang (bahasa Inggris: money market) merupakan pertemuan demand dan
supply dana jangka pendek. Dalam pasar uang, valuta asing diperlukan untuk
membayar kegiatan ekspor impor, hutang luar negeri.
Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:20), pasar uang adalah suatu tempat
pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan
kepada calon pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun
melalui perantara. Sedangkan yang dimaksud dengan dana jangka pendek adalah
dana-dana yang dihimpun dari perusahaan maupun perorangan dengan batasan
waktu dari satu hari sampai satu tahun, yang dapat diperjualbelikan didalam pasar
uang.
16
Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi adanya kebutuhan pengusaha
untuk mendapatkan sejumlah dana dalam jangka pendek atau sifatnya harus segera
dipenuhi. Dengan demikian pasar uang memiliki fungsi sebagai berikut:
1. mempermudah masyarakat memperoleh dana-dana jangka pendek untuk
membiayai modal kerja atau keperluan jangka pendek lainnya;
2. memberikan kesempatan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan
dengan membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU); dan
3. Menunjang program pemerataan pendapatan bagi masyarakat.
Ciri-ciri Pasar Uang
1. Menekankan pada pemenuhan dana jangka pendek.
2. Mekanisme pasar uang ditekankan untuk mempertemukan pihak yang
mempunyai kelebihan dana dan yang membutuhkan dana.
3. Tidak terikat pada tempat tertentu seperti halnya pasar modal.
Sedangkan Pasar Uang menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:19)
mempunyai ciri : jangka waktu dana yang pendek, tidak terikat pada tempat tertentu,
pada umumnya supply dan demand bertemu secara langsung dan tidak perlu
guarantor underwriter
Pelaku Pasar Uang








Bank
Yayasan
Dana Pensiun
Perusahaan Asuransi
Perusahaan-perusahaan besar
Lembaga Pemerintah
Lembaga Keuangan lain
Individu Masyarakat
Jenis Pasar Uang
Pasar keuangan dapat dibagi kedalam beberapa sub jenis seperti :
1. Pasar modal yang terdiri dari pasar primer dan pasar sekunder yang terbagi
lagi menjadi :
1. pasar saham, yang merupakan sarana pembiayaan melalui penerbitan
saham, dan merupakan sarana perdagangan saham.
2. Pasar obligasi, yang merupakan sarana pembiayaan melalui
penerbitan obligasi dan merupakan sarana perdagangan obligasi.
2. Pasar komoditi, yang memfasilitasi perdagangan komoditi.
3. Pasar keuangan, yang merupakan sarana pembiayaan utang jangka pendek
dan investasi.
4. Pasar derivatif, yang merupakan sarana yang menyediakan instrumen untuk
mengelola risiko keuangan.
17
1. Pasar berjangka, yang merupakan sarana yang menyediakan stadarisasi
kontrak berjangka bagi perdagangan suatu produk pada suatu tanggal
dimasa mendatang .
2. Pasar asuransi, yang memfasilitasi redistribusi dari berbagai risiko.
3. pasar valuta asing, yang memfasilitasi perdagangan valuta asing.
Manfaat Pasar Uang
Tanpa adanya pasar keuangan ini maka peminjam uang (kreditur) akan mengalami
kesulitan dalam menemukan debitur yang bersedia untuk memberikan pinjaman
kepadanya. Pengantara seperti bank membantu dalam melakukan proses ini,
dimana bank menerima deposito dari nasabahnya yang memiliki uang untuk
ditabung dan kemudian bank dapat meminjamkan uang ini kepada orang yang
berniat untuk meminjam uang. Bank biasanya memberikan pinjaman uang dalam
bentuk kredit dan kredit pemilikan rumah.
Ilustrasi pada tabel dibawah ini dapat menjelaskan hubungan antara pasar
keuangan dan peminjam serta pemberi pinjaman :
Hubungan antara peminjam dan pemberi pinjaman
Pemberi
pinjaman
Individu
Perusahaan
Perantara
keuangan
Banks
Perusahaan
Asuransi
Dana
Pensiun
Reksadana
Pasar keuangan
Peminjam
Antarbank
Bursa efek
Pasar uang
Pasar obligasi
Valuta asing
Individu
Perusahaan
Pemerintah pusat
Pemerinmtah
daerah
Perusahaan publik
Pemberi Pinjaman
Individu tidak pernah menganggap dirinya sebagai pemberi pinjaman namun mereka
meminjamkan sejumlah uang kepada pihak lainnya dalam berbagai cara seperti
misalnya:





Menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan atau deposito di bank ;
Menjadi peserta program dana pensiun;
Membayar premi asuransi ;
Investasi dalam obligasi pemerintah; atau
investasi dalam saham perusahaan.
Perusahaan cenderung menjadi peminjam untuk permodalannya. Apabila
perusahaan mengalami kelebihan dana tunai yang tidak digunakan dalam jangka
waktu pendek maka mereka meminjamkan uang tersebut melalui pasar pinjaman
jangka pendek yang disebut pasar uang. Amat sedikit perusahaan yang memilki
struktur arus kas yang kuat, dan perusahaan seperti inilah yang cenderung menjadi
pemberi pijmanan dibanding meminjam uang.
18
Peminjam
Individu meminjam uang melalui kredit bank untuk kebutuhan jangka pendek
maupun panjang guna pembiayaan pembelian rumah.
Perusahaan meminjam uang untuk membantu kebutuhan jangka pendek maupun
panjang guna perputaran dananya maupun untuk pengembangan bisnis.
Pemerintah seringkali menghadapi suatu masalah dimana pengeluaran mereka lebih
besar daripada pemasukan pajaknya maka guna menutupi kekurangan ini
dibutuhkan pinjaman. Pemerintah juga melakukan peminjaman bagi keperluan
badan usaha milik negara, pemerintah daerah, otoritas setempat dan sektor publik
lainnya. Peminjaman ini dilakukan dengan cara menerbitkan obligasi pemerintah.
Pemerintah daerah dapat meminjam atas nama daerahnya sebagaimana halnya
dengan penerimaan pinjaman dari pemerintah pusat.
Badan usaha milik negara dan perusahaan publik biasanya termasuk industri
nasional dal layanan publik seperti perusahaan kereta api pos, perusahaan listrik
negara, air minum dan perusahaan penyedia layanan publik lainnya.
Instrumen Pasar Uang di Indonesia
Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar uang
jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan oleh
badan-badan usaha swasta dan negara serta lembaga-lembaga pemerintah.
Instrumen pasar uang yang ada di Indonesia menurut Dahlan Siamat (2001:208)
adalah sebagai berikut :
1. Sertfikat Bank Indonesia (SBI)
Instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau bank sentral atas unjuk
dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal
yang telah ditetapkan. Instrumen ini berjangka waktu jaruh tempo satu tahun
atau kurang.
2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
Surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara
diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI.
3. Sertifikat Deposito
Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan
dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat Deposito
adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri
pokok yang membedakaimya dengan deposito berjangka terletak pada sifat
yang dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuli
temponya melalui lembaga – lembaga keuangan lainnya.
19
4. Commerecial Paper
Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan
untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar
uang.
5.. Call Money
Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya untuk
jangka waktu pendek.
6.. Repurchase Agreement
Transaksi jual odi surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual
akan membeli kcmbali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal
dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu
7.. Banker’s Acceptence
Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan kredit pada
eksportir atau importir untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli
valuta asing.
Indikator Pasar Uang
Indikator pasar uaing sangat diperlukan untuk mengukur atau paling tidak
mengamati perkembangan pasar uang, Indikator pasar uang meliputi:
1. Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (Rp)
2. Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam
meminjam danadalam bentuk rupiah.
3. Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (Rp)
4. Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk
rupiah.
5. Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (US$)
6. Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam
meminjam danadalam bentuk US $.
7. Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (US$)
8. Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk US $.
9. J1BOR (Jakarta Interbank Offered)
10. Suku bunga yang ditawarkan untuk transaksi pinjam meminjam antar bank.
11. Suku bunga deposito Rupiah (%/Th)
12. Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang mendepositokan uangnya
dalam bentuk Rupiah
13. Suku bunga deposito US$ (%/Th)
20
14. Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang mendepositokan uangnya
dalam bentuk US $.
15. Nilai Tukar Rupiah (Kurs)
16. Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata
uang terhadap mata uang lainnya.
17. Suku bunga kredit
18. Tingkat bunga kredit yang dikenakan bank atau lembaga keuangan lainnya
kepada para kreditor
19. Inflasi
20. Kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus
suatu waktu tertentu
21. Indeks Harga Konsumen (IHK)
22. Angka indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang harus
dibeli konsumen dalam suatu periode tertentu.
23. Sertifikat Bank Indonesi (SBI)
24. Instrumen investasijangka pendek yang bebas resiko
B.
PASAR VALUTA ASING
Pengertian Pasar Valas
Valuta Asing adalah pasar mata uang yang merupakan pasar derifatif
terbesar di dunia. Perdagangan ini diawali pada tahun 1971 berdasarkan perjanjian
Bretton Woods yang menetapkan perubahan nilai mata uang suatu negara dari kurs
tetap menjadi kurs mengambang yang nilainya ditentukan oleh pasar.
Menurut Madura pasar valas adalah pasar yang memfasilitasi pertukaran
valuta untuk mempermudah transaksi-transaksi perdagangan dan keuangan
internasional. Kuncoro transaksi valas (foreign exchange transaction) adalah
pertukaran suatu mata uang dengan mata uang lain.
Pasar valas dunia menawarkan mekanisme yang dapat menyelesaikan
trnsaksi yang kompleks dan beragam secara efisien Perantara utama dalam pasar
valas adalah bank-bank utama yang beroperasi diseluruh dunia terutama yang
berdagang valas. Bank-bank ini dihubungkan dengan jaringan telekomunikasi yang
sangat maju dan canggih, dimana dapat menghubungkan bank-bank tersebut
dengan klien utamanya dan bank-bank lain diseluruh dunia.
21
Ada dua tingkatan dalam pasar valas. Pertama, pasar konsumen/eceran
(consumer/retail market), dimana individu atau institusi membeli dan menjual valas
kepada bank. Sebagai contoh, bila IBM bermaksud merepatriasi keuntungan dari
cabangnya di Jerman ke AS, maka IBM dapat mendatangi sebuah bank di Frankfurt
dengan
tawaran
menjual
DM
yang
dimilikinya
untuk
ditukarkan
US$.
Kedua, apabila bank tersebut tidak memiliki jumlah US$ yang diinginkan, maka bank
tadi akan mendatangi bank lain untuk memperoleh Dolar sebagai ganti DM atau
valas lain. Penjualan dan pembelian semacam ini disebut pasar antar bank.
Pelaku utama dan fungsi pokok Pasar Valas
Pelaku ekonomi yang utama dalam pasar valas dapat digolongkan menjadi:
1. Individu
2. Institusi
3. Perbankan
4. Bank Sentral
5. Spekulan dan Arbitraser
6. Pialang Pasar Valas
Fungsi pokok Pasar Valas
Nopirin menyebutkan beberapa fungsi pokok pasar valuta asing dalam
membantu lalu-lintas pembayaran internasional yaitu:
1. Mempermudah pertukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu
negara ke negara lain. Proses penukaran atau pemindahan dana ini dapat
dilakukan dengan sistem clearing seperti halnya yang dilakukan oleh bankbank serta pedagang.
2. Karena sering terdapat transaksi internasional yang tidak perlu segera
diselesaikan pembayaran atau penyerahan barangnya, maka pasar valuta
asing memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian atau kontrak
jual beli dengan kredit.
3. Memungkinkan dilakukannya hedging. SEOrang pedagang melakukan
hedging apabila dia pada saat yang sama melakukan transaksi jual beli valuta
22
asing yang berbeda, untuk menghilangkan/mengurangi resiko kerugian akibat
perubahan kurs.
Jenis-jenis Pasar Valas
Pasar valas dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Pasar Spot (Pasar Tunai)
Menurut Madura kurs spot adalah nilai tukar berjalan suatu valuta. Kemudian
yang dimaksud pasar spot adalah pasar yang memfasilitasi transaksi-transaksi
nilai tukar berjalan suatu valuta. Dimana komoditi atau valas dijual secara tunai
dengan penyerahan segera. Disebut juga actual market atau physical market.
Menurut Kuncoro transaksi spot terdiri dari transaksi valas yang biasanya
selesai dalam maksimal dua hari kerja. Dalam pasar spot, dibedakan atas tiga
jenis transaksi:
a. Cash, dimana pembayaran satu mata uang dan pengiriman mata uang
lain diselesaikan dalam hari yang sama
b. Tom (kependekan dari tomorrow/besok), dimana pengiriman dilakukan
pada hari berikutnya
c. Spot, dimana pengiriman diselesaikan dalam tempo 48 jam setelah
perjanjian.
2. Pasar Forward
Menurut Madura Kurs forward adalah nilai tukar suatu valuta dengan
valuta lain pada suatu waktu di masa depan yang dikuotasikan oleh bankbank. Kemudian yang dimaksud Pasar Forward adalah pasar yang
memfasilitasi perdagangan kontrak forward mata uang. Menurut Kuncoro
transaksi forward merupakan transaksi valas dimana pengiriman mata uang
dilakukan pada suatu tanggal tertentu di masa datang. Kurs dimana transaksi
forward akan diselesaikan telah ditentukan pada saat kedua belah pihak
menyetujui kontrak untuk membeli dan menjual. Waktu antara ditetapkannya
kontrak dan pertukaran mata uang yang sebenarnya terjadi dapat bervariasi
dari dua minggu hingga satu tahun. Jatuh tempo kontrak forward biasanya
satu, dua, tiga atau enam bulan. Transaksi forward biasanya terjadi bila
eksportir, importir, atau pelaku ekonomi lain yang terlibat dalam pasar valas
23
harus membayar atau menerima sejumlah mata uang asing pada suatu
tanggal tertentu di masa mendatang.
3. Pasar Currency Futures
Menurut Madura pasar Currency Futures merupakan pasar yang
memfasilitasi perdagangan kontrak Currency Futures. Suatu kontrak Currency
Futures menetapkan suatu volume standar dari suatu valuta tertentu yang
akan dipertukarkan pada tanggal penyelesaian (settlement date) tertentu di
masa depan. Sebuah MNC (multi national corporation) yang ingin menghedge hutangnya akan membeli kontrak Currency Futures untuk mengunci
harga suatu valuta di masa depan.
4. Pasar Currency Options
Menurut Madura menjelaskan pasar Currency Options merupakan
pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak currency options. Kontrak
currency options dapat diklasifikasikan sebagai call atau put. Suatu currency
call Options menyediakan hak untuk membeli suatu valuta tertentu dengan
harga tertentu (yang dinamakan dengan strike price atau exercise price)
dalam suatu periode waktu tertentu. currency call options digunakan untuk
meng-hedge hutang-hutang valas yang harus dibayarkan di masa depan.
currency put options memberikan hak untuk menjual suatu valuta asing
dengan harga tertentu dalam suatu periode waktu tertentu. Currency put
options digunakan untuk meng-hedge piutang-piutang valas yang akan
diterima di masa depan.
Dalam dunia pertukaran mata uang asing atau currency exchange
umumnya dipakai kode atau simbol tertentu untuk mewakili setiap mata uang
agar lebih mudah untuk identifikasi dan proses karena hanya menggunakan 3
digit karakter huruf untuk tiap-tiap mata uang yang ada
24
MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN III
SEWA GUNA (LEASING)
Pengertian Leasing
Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan
perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh
suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaranpembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut
untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang
jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.
Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan
jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur
setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.
Melalui pembiayaan leasing perusahaan dapat memperoleh barang-barang
modal untuk operasional dengan mudah dan cepat. Hal ini sungguh berbeda jika kita
mengajukan kredit kepada bank yang memerlukan persyaratan serta jaminan yang
besar. Bagi perusahaan yang modalnya kurang atau menengah, dengan melakukan
perjanjian leasing akan dapat membantu perusahaan dalam menjalankan roda
kegiatannya. Setelah jangka leasing selesai, perusahaan dapat membeli barang
modal yang bersangkutan. Perusahaan yang memerlukan sebagian barang modal
tertentu dalam suatu proses produksi secara tibatiba, tetapi tidak mempunyai dana
tunai yang cukup, dapat mengadakan perjanjian leasing untuk mengatasinya.
Dengan melakukan leasing akan lebih menghemat biaya dalam hal pengeluaran
dana dibanding dengan membeli secara tunai.
Pihak - pihak yang Terlibat Dalam Leasing
Dalam leasing ada beberapa pihak-pihak yang terlibat, yaitu pemilik /
penyedia aktiva dan pemakai aktiva, di antaranya :
1. Lessor, yaitu perusahaan sewa guna atau pihak yang memberikan jasa
pembiayaan kepada pihak Lessee dalam bentuk penyediaan barang modal
25
2. Lessee, yaitu perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam
bentuk barang modal dari pihak Lessor
3. Supplier, yaitu perusahaan yang mengadakan atau menyediakan barang
untuk dijual kepada Lessee dengan pembayara secara tunai oleh Lessor
4. Kreditur, Pihak kreditur dalam transaksi sewa guna biasanya adalah bank
yang memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor.
Kreditur atau pihak bank juga dapat memberikan kredit kepada pihak supplier
untuk pembelian barang-barang modal yang kemudian akan di jual sebagai
objek sewa guna kepada Lessee atau Lessor.
Jenis – jenis Transaksi Leasing (Sewa Guna)
1. Finance Lease
Finance lease adalah suatu bentuk pembiayaan dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Objek sewa guna atau barang modal yang dimiliki lessor dapat berupa
benda bergerak ataupun benda tidak bergerak yang memiliki umur
maksimum sama dengan masa kegunaan ekonomis barang tersebut.
b. Lesse berkewajiban melakukan pembayaran kepada lessor secara
berkala sesuai dengan jumlah dan jangka waktu yang telah di setujui.
c. Lessor tidak dapat secara sepihak membatalkan kontrak atau mengakhiri
masa kontrak dalam jangka waktu perjanjian yang telah disetujui.
d. Lessee pada akhir masa kontrak memiliki hak / opsi beli untuk membeli
objek sewa guna sesuai dengan nilai sisa atau residual value.
Finace leasse sendiri terbagi kedalam beberapa bentuk transaksi. Dua bentuk
finance lease yang umumnya di jumpai adalah :
a. Direct Financial Lease
Merupakan suatu bentuk transaksi sewa guna di mana lessor membeli
suatu barang atas permintaan pihak lessee dan sekaligus menyewakan
barang tersebut kepada lessee yang bersangkutan. Tujuan utama pihak
lessee dari transaksi ini adalah untuk mendapatkan pembiayaan dengan
cara sewa guna dalam bentuk perolehan barang modal yang dapat
digunakan dalam proses produksi.
26
b. Sale and Lease Back
Dalam transaksi sale and lease back pihak lessee sengaja menjual
barang modalnya kepada lessor untuk kemudian dilakukan konrtak sewa
guna atas barang tersebut antara lessor dengan lessee yang dalam hal ini
merupakan pihak yang mejual barang untuk digunakan selama sewa
guna yang disetujui kedua belah pihak.
2. Operating Lease
Operating lease adalah suatu bentuk pembiayaan dengan ciri-ciri yaitu :
a. Objek sewa guna digunkan oleh lessee dalam masa kontrak dengan
jangka waktu relatif pendek dari pada umur ekonomisnya
b. Jumlah seluruh pembayaran sewa secara berkala yang dilakukan oleh
lessee kepada lessor tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang modal berikut dengan harganya, karena pihak
lessor justru mengharapkan keuntungan dari penjualan barang setelah
berakhirnya masa kontrak .
c. Resiko ekonomis dan biaya pemeliharaan barang modal yang mejadi
objek sewa guna ditanggung oleh pihak lessor.
d. Barang modal yang menjadi objek sewa guna harus dikembalikan oleh
pihak lessee kepada pihak lessor pada akhir masa kontrak atau dapat
dikatakan bahwa pihak lessee tidak memiliki hak /opsi untuk membeli
objek sewa guna.
e. Bersifat cancellable atau pihak lessee dapat secare sepihak membatalkan
perjanjian kontrak sewa guna sewaktu-waktu.
Prosedur Mekanisme Leasing (Sewa Guna)
Dalam melakukan perjanjian leasing terhadap prosedur dan mekanisme yang
harus di jalankan yang secara garis besar dapat di uraikan sebagai berikut :
1. Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan,
mengadakan penawaran harga dan menunjuk supplier peralatan yang
memuaskan.
2. Setelah lessee mengisi formulir permohonan lessee, maka dikirimkan
kepada lessor disertai dokumen lengkap.
27
3. Lessor
mengevaluasi
kelayakan
kredit
dan
memutuskan
untuk
memberikan fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui
lessee (lama kontrak pembayaran sewa lesse), setelah ini maka kontrak
lessee dapat di tandatangani.
4. Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi
untuk peralatan yang dilease dengan perusahan asuransi yang disetujui
lessor, seperti yang tercantum dalam kontrak lease. Antara lessor dan
perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak utama.
5. Supplier dapat mengirimkan peralat yang dilease ke lokasi lessee. Untuk
mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier
akan menandatangani perjanjian purna jual.
6. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan
kepada supplier.
7. Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lessee), bukti
dan pemindahan pemilikan kepada lessor.
8. Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier.
9. Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal
pembayaran yang telah ditentukan dalam kontrak lease.
Keunggulan Leasing (Sewa Guna)
Ada beberapa keunggulan yang diperoleh perusahaan dengan melakukan
sewa guna dalam operasi usahanya, antara lain :
1. Transaksi sewa guna dapat dilakukan tanpa harus adanya uang muka, hal ini
dapat membantu aliran kas bagi perusahaan-perusahaan lessee yang baru
berdiri dan belum memiliki kondisi finansial yang solid.
2. Dibandingkan pembiayaan melalui kredit perbankan, pembiayaan sewa guna
lebih fleksibel kerena lebih dapat menyesuaikan dengan kondisi keuangan
pihak lessee.
3. Sewa guna merupakan salah satu bentuk pembiayaan yang bersifat off
balance sheet, yang berarti bahwa transaksi sewa guna tidak tercantum
sebagai komponen utang pada neraca perusahaan lessee, sehingga
berdampak positif pada rasio keuangan perusahaan tersebut.
28
4. Salah satu jenis transaksi sewa guna, yaitu operating lease yang berjangka
waktu singkat, dapat mengatasi resiko keuangan yang dihadapi pihak lessee.
5. Pembayaran sewa secara periodik dengan jumlah tetap memberikan
kemudahan bagi pihak lessee dalam penyusunan anggaran tahunan.
Metode Pembayaran Leasing (sewa guna)
Besarnya uang sewa yang dibayarkan oleh pihak lessee terdiri atas unsur
bunga dan cicilan pokok yang jumlahnya selalu berubah-ubah. Pembayaran bunga
tersebut semakin kecil sejalan dengan penurunan saldo pokok. Besarnya
pembayaran sewa setiap periodenya ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Nilai modal yang juga merupakan nilai kontrak sewa guna. Nilai barang
modal merupakan penjumlahan harga barang modal dengan nilai sisanya
pada akhir masa kontrak.
2. Simpanan jaminan atau security deposit. Simpanan jaminan merupakan
semacam uang muka pihak lessee atas suatu kontrak sewa guna yang
besarnya bergantung pada kesepakatan antara lessor dengan lessee.
3. Nilai sisa (residual value). Nilai sisa adalah perkiraan wajar atas nilai suatu
barang modal yang dilease pada masa akhir kontrak.
4. Jangka waktu. Jangka waktu kontrak sewa guna berkait erat dengan jangka
waktu kegunaan ekonomis atau manfaat suatu barang modal yang
dileasekan. Umumnya kontrak sewa guna di Indonesia berkisar 2 s.d 5
tahun. Semakin lama waktu sewa guna semakin rendah pula pembayaran
sewa
5. Tingkat
bunga.
Tingkat
bunga
yang
digunakan
dalam
perhitungan
pembayarna sewa guna adalah tingkat bunga efektif yang ditetapkan oleh
lessor.
Dalam melakukan pembayaran biaya leasing ini dapat digunakan rumus sebagai
berikut :
29
𝑆=
[(b − r)(1 + i) 𝑡−1 ]
(1 + i) 1 − 1
Dimana :
S = besarnya sewa
I = tingkat bunga
b = nilai barang modal
t = jumlah periode
r = nilai sisa
Sebagai contoh :
Perhitungan pembayaran sewa guna dengan cara pembayaran di muka dapat dilihat
pada akun dibawah ini:
-
Nilai barang modal : Rp 400 juta
-
Nilai sisa : Rp 40 juta
-
Simpanan jaminan (10% dari nilai barang) : Rp 40 juta
-
Tingkat bunga pertahun 24% (per bulan 2%)
-
Jangka waktu : 12 bulan
-
Masa kontrak : 1 Januari 2000 s.d 31 Desember 2000
Dengan menggunakan formula diatas, dapat dihitung besarnya sewa per bulan
sebagai berikut :
S=
=
[(400.000.000−40.000)(1+0.02) 12−1 ] 0,02
(1+0,02) 12 −1
[(360.000.000)(1,02) 11 ]0,02
(1,02) 12 −1
= 33.373.978
Pada periode 1 langsung dilakukan pembayaran sewa sebesar Rp33.373.978.
30
MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN IV
ANJAK PIUTANG
A. Pengertian
Anjak piutang (Bahasa Inggris: factoring) adalah suatu transaksi
keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan)
dengan memberikan suatu diskon. Ada tiga perbedaan antara anjak piutang dan
pinjaman bank. Pertama, penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang,
bukan kelayakan kredit perusahaan. Kedua, anjak piutang bukanlah suatu
pinjaman, melainkan pembelian suatu aset (piutang). Terakhir, pinjaman bank
melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga pihak.
Menurut
Kasmir
dalam
“Bank dan
Lembaga
Keuangan
lainnya”
menjelaskan bahwa anjak piutang atau yang lebih dikenal dengan factoring
adalah perusahaan yang kegiatannya melakukan penagihan atau pembelian atau
pengambilalihan atau pengelolaan hutang piutang suatu perusahaan dengan
imbalan atau pembayaran tertentu dari perusahaan (klien).
Kemudian
pengertian
anjak
piutang
menurut
Keputusan
Menteri
Keuangan Nomor NO.172/KMK.06/2002 adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta
pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi
perdagangan dalam dan luar negeri.
Tiga pihak yang terlibat dalam anjak piutang adalah penjual, debitur, dan
pihak yang membiayai (factor). Penjual adalah pihak yang memiliki piutang
(biasanya untuk layanan yang diberikan atau barang yang dijual) dari pihak
kedua, debitur. Penjual selanjutnya menjual satu atau lebih tagihannya dengan
potongan atau diskon ke pihak ketiga, suatu lembaga keuangan khusus untuk
mendapatkan uang dalam bentuk kas. Debitur akan membayar langsung ke
perusahaan pembiayaan dengan jumlah penuh sesuai nilai tagihan.
Agar dapat lebih memahami tentang perjanjian anjak piutang ini maka
dapat dilihat dari tiga serangkai hukum yaitu :
 Subyek hukum dari perjanjian anjak piutang itu tentau saja adalah Penjual,
Pembeli dan Perusahaan anjak piutang. Namun penamaan tersebut dirubah
disesuaikan dengan hakekat anjak piutang. Perusahaan anjak piutang atau
31
dikenal sebagai factor adalah badan usaha yang menawarkan anjak piutang
lihat pengertian di atas. Klien adalah pihak yang menggunakan jasa dari
anjak piutang (mudahnya adalah pihak yang menjual piutang kepada factor).
Penjual atau supplier masuk dalam pengeritan klien. Sementara nasabah
atau konsumen merupakan pihak yang mengadakan transaksi dengan klien.
 Obyek Hukum. Obyek hukum dalam perjanjian ini jelas adalah piutang itu
sendiri. Baik itu dijual atau dialihkan atau di urus oleh pihak lain.
 Peristiwa hukum atau hubungan hukumnya adalah perjanjian anjak piutang,
yaitu perjanjian antara perusahaan anjak piutang dengan klien.
B. Peran Lembaga Keuangan Anjak Piutang Dalam Ekonomi
Kenyataan selama ini banyak sektor usaha yang menghadapi berbagai
masalah dalam menjalankan kegiatan usahanya. Masalah masalah tersebut
pada prinsipnya berkaitan antara lain: kurang kemampuan dan terbatasnya
sumber-sumber permodalan, lemahnya pemasaran sehingga target penjualan
tidak tercapai. Disamping itu perusahaan hanya terkonsentrasi pada usaha
peningkatan produksi dan penjualan sedangkan administrasi penjualan termasuk
penjualan secara kredit (Piutang) masih terabaikan.
Kelemahan dibidang manajemen/ pengelolaan piutang menyebabkan
semakin meningkatnya kredit macet. Kondisi seperti ini mengancam kontinuitas
usaha yang pada gilirannya akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh
sumber pembiayaan dari lembaga keuangan.
Beberapa manfaat yang dapat diberikan lembaga anjak piutang dalam
rangka mengatasi masalah dunia usaha adalah sebagai berikut:

Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi dan biaya
penjualan.

Anjak piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk
pembayaran dimuka (Advanced Payment) sehingga akan meningkatkan
Crediet standing perusahaan .

Kegiatan
anjak
piutang
dapat
meningkatkan
kemampuan
bersaing
perusahaan klien karena klien dapat mengadakan transaksi perdagangan
secara bebas baik perdagangan dalam negeri maupun perdagangan
internasional.
32

Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba melalui peningkatan
perputaran modal kerja.

Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit macet karena resiko
kredit macet ini dapat diambil alih oleh lembaga anjak piutang.

Kegiatan
anjak
piutang
dapat
mempercepat
proses
ekonomi
dan
meningkatkan pendapatan nasional.
C. Mekanisme Pembiayaan Lembaga Keuangan Anjak Piutang (Factoring)
Transaksi anjak piutang biasanya diawali dengan negosiasi antara
perusahaan (klien) dengan lembaga anjak piutang (factoring) yang disesuaikan
dengan kebutuhan perusahaan dan dengan fasilitas yang disediakan perusahaan
anjak piutang. Apabila perusahaan sudah mengetahui kebutuhannya sejak awal
maka akan lebih mempermudah dan mempercepat transaksi anjak piutang.
Beberapa fasilitas anjak piutang yang ditawarkan:
a. Undisclosed/ Non Notification Factoring
Adakalanya perusahaan ingin performance/ bonafiditasnya tetap
terjaga dimata pelanggan (debitur) walaupun sebetulnya perusahaan sedang
kesulitan dana. Untuk itu pada saat pengalihan piutang maka perusahaan
tidak memberitahu pelanggan (debitur) bahwa piutang sudah dialihkan ke
perusahaan anjak piutang (factoring). Transaksi anjak piutang ini dinamakan
Undisclosed/Non Notification Factoring. Mekanisme transaksi Undisclosed
sebagai berikut :
1. Terjadi transaksi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien)
2. Negosiasi dan kontrak anjak piutang antara perusahaan (klien) dengan
lembaga anjak piutang (factoring) dimana perusahaan menyerahkan kopi
faktur penagihan piutang dan dokumen terkait lainnya sedangkan
dokumen asli tetap dipegang perusahaan.
3. Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan maksimal 80% dari nilai
faktur.
4. Pada
saat
jatuh
tempo
perusahaan
akan
menagih
kepada
debitur/pelanggan.
5. Perusahaan akan mengembalikan pinjaman dana kepada factoring
ditambah dengan biaya anjak piutang (service charge/discount charge).
33
b. Disclosed/ Notification Factoring
Jika perusahaan (klien) setelah memperoleh pembiayaan dari anjak
piutang tidak ingin direpotkan oleh tugas menagih kepada debitur maka
perusahaan bisa memanfaatkan fasilitas disclosed factoring yaitu segera
menyerahkan pengelolaan piutang kepada perusahaan anjak piutang.
Mekanisme transaksi ini bisa dijelaskan sebagai berikut :
1. Terjadi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien)
2. Negosiasi dan kontrak factoring antara perusahaan (klien) dengan
lembaga
anjak
piutang
dimana
perusahaan
menyerahkan
faktur
penagihan dan dokumen terkait lainnya (dokumen asli).
3. Perusahaan memberitahu kepada debitur kalau piutang dan penagihan
sudah dialihkan ke lembaga anjak piutang.
4. Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan maksimum 80% dari
nilai faktur.
5. Pada saat jatuh tempo lembaga anjak piutang melakukan penagihan
kepada debitur.
6. Pelanggan (debitur) membayar tagihan kepada anjak piutang.
7. Lembaga anjak piutang menyerahkan sisa dan (20% Nilai faktur) kepada
perusahaan (klien) setelah sebelumnya dikurangi biaya administrasi.
Dalam transaksi anjak piutang terdapat beberapa risiko yang mungkin
timbul diantaranya:
1. Pada Undisclosed Factoring ada kemungkinan perusahaan (klien) ingkar
janji (wanprestasi) yaitu tidak mengembalikan pinjaman/pembiayaan
kepada factoring walaupun perusahaan sudah menerima pembayaran dari
debitur sehingga anjak piutang mengalami kerugian.
2. Pelanggan/debitur yang ingkar janji yaitu tidak membayar hutangnya pada
saat jatuh tempo sehingga kemungkinan perusahaan atau lembaga anjak
piutang yang mengalami kerugian.
Untuk mengatasi risiko tersebut, pada saat kontrak/ perjanjian dibuat
maka perlu ditetapkan pihak yang bertanggung jawab atas penanggungan
resiko. Jika debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya dan yang
34
menanggung
resiko
tersebut
perusahaan
(klien)
maka
perjanjiannya
dinamakan with recourse factoring sedangkan jika lembaga anjak piutang
yang menanggung risiko kerugiaannya maka perjanjiannya dinamakan
without recourse factoring.
Jika melihat fasilitas-fasilitas yang disediakan lembaga anjak piutang,
ternyata usaha anjak piutang lebih dominan kepada pemberian jasa
pembiayaan
(financing
service)
atas
pengalihan
piutang
dari
klien
(perusahaan). Namun demikian lembaga anjak piutang juga memberikan jasa
dibidang non pembiayaan (non financing service). Jasa non pembiayaan ini
pada dasarnya untuk melayani pengelolaan piutang (kredit) perusahaan klien.
Produk jasa non pembiayaan ini diantaranya :
1. Investigasi kredit (credit investigation) atau analisis kredit yaitu lembaga
anjak
piutang
membantu
perusahaan
untuk
menilai
calon
(sales
ledger
customer/debitur.
2. Mengelola
administrasi
penjualan
secara
kredit
administration/sales accounting).
3. Mengawasi/
memonitor
penjualan
yang
dilakukan
klien
termasuk
menetapkan prosedur penagihan.
4. Memberikan masukan atau mengusahakan cara pengamanan terhadap
risiko piutang terutama jika transaksi perdagangan secara internasional
(export financing) yang rentan terhadap risiko terjadinya fluktuasi kurs
valuta asing.
Dengan memanfaatkan jasa anjak piutang maka perusahaan (klien)
tidak perlu membentuk bagian kredit tersendiri dalam organisasi. Lembaga
anjak piutang sudah secara otomatis telah melaksanakan fungsi bagian
crediet (credit departement) dimana lembaga anjak piutang akan memberikan
laporan hasil kerjanya secara periodik kepada perusahaan (klien)
Atas pemanfaatan jasa anjak piutang timbul suatu kewajiban bagi
perusahaan (klien) yaitu membayar biaya anjak piutang. Biaya ini terdiri dari:

Service charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien menggunakan
jasa untuk pengelolaan/ pembukuan penjualan (sales ledger) dari
transaksi penjualan yang dilakukan klien. Besarnya biaya berkisar antara
0,5% – 2,5% tergantung kesepakatan antara anjak piutang dan klien.
35

Discount charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien memperoleh
pembiayaan (dana tunai) dari lembaga anjak piutang. Besarnya biaya
discount charge antara 2% – 3%. Biaya ini juga ditetapkan berdasarkan
kesepakatan kedua belah pihak.
D. Manfaat Lembaga Keuangan Anjak Piutang
Manfaat anjak piutang bagi perusahaan (klien) dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Perusahaan yang kesulitan/kekurangan dana akan segera memperoleh dana
tunai sehingga terdapat aliran kas masuk (cash in flow) yang bisa digunakan
untuk modal kerja perusahaan. Aliran kas (cash in flow) akan lebih lancar
karena perusahaan tidak perlu menunggu pencairan piutang sampai jatuh
tempo.
2. Tugas perusahaan (klien) dalam pengelolaan administrasi penjualan dapat
dialihkan ke lembaga anjak piutang karena lembaga ini membantu mengelola
administrasi penjualan dan penagihan (sales ledgering and collection
service).
3. Perusahaan (klien) tidak ragu dalam penjualan produknya terutama kepada
customer baru karena resiko tagihan macet bisa ditanggung bersama dengan
lembaga anjak piutang (credit insurance).
4. Anjak piutang dapat memperbaiki sistem penagihan sehingga piutang dapat
dibayar tepat saat jatuh tempo dan sebisa mungkin penagihan ini tidak
merusak hubungan baik antara perusahaan (klien) dengan pelanggannya
(custome
36
MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN V
MODAL VENTURA DAN REKSA DANA
MODAL VENTURA
Modal ventura yaitu suatu pembiayaan oleh suatu perusahaan kepada suatu
perusahaan pasangan usahanya yang prinsip pembiayaanya adalah penyertaan
modal. Perusahaan yang menerima penyertaan modal disebut Perusahaan
Pasangan Usaha atau Investee Company, dan perusahaan yang melakukan
penyertaan modal disebut Perusahaan Modal Ventura. Bentuk pembiayaannya bisa
berupa obligasi atau bahkan pinjaman, namun obligasi atau pinjaman tidak sama
dengan obligasi atau pinjaman biasa, karena mempunyai sifat khusus yang pada
intinya mempunyai syarat pengembalian dan balas jasa yang lebih lunak.
Disamping pengertian di atas, modal ventura oleh beberapa pihak diberi batasan
sebagai berikut :

Perusahaan modal ventura adalah badan usaha yang melakukan
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan
penerima bantuan jangka waktu tertentu (Keppres no. 61 tahun 1988)

Modal ventura adalah usaha penyediaan pembiayaan untuk memungkinkan
pembentukan dan pengembangan usaha-usaha baru di berbagai bidang
(Robert White)

Modal ventura adalah investasi jangka panjang dalam bentuk pemberian
modal yang mengandung resiko, dimana penyedia dana, terutama
mengharapkan capital gain disamping pendapatan bunga atau deviden(Tony
Lorenz)

Modal ventura adalah dana yang diinvestasikan pada perusahaan atau
individu yang memiliki resiko tinggi (Clinton Richardson).
Sejarah modal ventura di Indonesia
Perusahaan modal ventura di Indonesia diawali dengan pembentukan PT Bahana
Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI), sebuah badan usaha milik negara (BUMN)
yang sahamnya dimilki oleh Departemen Keuangan (82,2%) dan Bank Indonesia
(17,8%).
Gema nama Bahana memang sempat menggetarkan "dunia keuangan" nusantara.
Ketika pada tahun 1993 salah satu anak usahanya, PT Bahana Artha Ventura
(BAV), agresif melebarkan usaha ke seluruh provinsi, membentuk Perusahaan
Modal Ventura Daerah (PMVD). Sasarannya, usaha kecil menengah (UKM) untuk
dibiayai.
37
Konsep Kelembagaan dan Mekanisme Modal Ventura
Karakteristik yang paling menonjol dalam usaha modal ventura adalah berkaitan
dengan resiko. Modal ventura lebih cenderung membiayai usaha yang menjanjikan
keuntungan yang lebih besar, misalnya usaha usaha baru dibidang pengembangan
teknologi.
Ciri-ciri utama modal ventura adalah pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal
saham dengan jangka waktu tertentu. Didalam perkembangannya peyertaan modal
tersebut lebih lanjut dapat dimodifikasi menjadi semi equity financing.
Mekanisme modal ventura pada prinsipnya merupakan suatu proses yang
menggambarkan arus investasi. Oleh karena itu dalam mekanisme modal ventura
terdapat tiga unsur yang terlibat secara langsung.



Pemilik modal yang menginginkan keuntungan yang tinggi dari modal yang
dimlikinya. Modal dari berbagai sumber atau investor tersebut dapat dihimpun
dalam suatu wadah atau lembaga khusus yang dibentuk untuk itu atau
venture capital funds.
Profesional yang memiliki keahlian dalam mengelola investasi dan mencari
jenis investasi potensial. Profesional ini dapat berupa lembaga yang disebut
perusahaan manajemen.
Perusahaan yang membutuhkan untuk pengembangan usahannya.
Perusahaan yang dibiayai ini disebut perusahaan pasangan usaha (PPU).
Mekanisme modal ventura yang diterapkan dibedakan dalam dua bentuk.

Pertama, membentuk modal ventura yang langsung dikelola oleh manajemen
perusahaan modal ventura itu sendiri. Mekanisme modal ventura sejenis ini
juga disebut modal ventura konvensional atau single tier approach.
Mekanisme modal Ventura Konvensional

Kedua, membentuk modal ventura kemudian pengelolaanya diserahkan
kepada perusahaan manajemen investasi yang memang memilki keahlian
dibidang modal ventura. Pendekatan kedua ini disebut dengan two tier
approach.
Mekanisme modal Ventura dengan konsep
Di Indonesia mekanisme modal ventura dengan konsep pemisahan antara venture
capital fund dengan management venture capital company tidak dikenal dalam
peraturan perundangan modal ventura.
38
Tujuan dan Manfaat Modal Ventura
Pembiayaan modal ventura bertujuan untuk:

Memungkinkan dan mempermudah pendirian suatu perusahaan baru.

Membantu membiayai perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dana
dalam pengembangan usahanya, terutama pada tahap-tahap awal.
Membantu perusahaan baik pada tahap pengembangan suatu produk atau
pada tahap mengalami kemunduran.
Membantu terwujudnya dari hanya suatu gagasan menjadi suatu produk jadi
yang siap dipasarkan.
Memperlancar mekanisme investasi dalam dan luar negeri.
Mendorong perkembangan proyek research dan development.
Membantu pengembangan teknologi baru dan memperlancar terjadinya alih
teknologi.
Membantu dan memperlancar penglihan kepemilikan suatu perusahaan.






Masuknya modal ventura sebagai sumber pembiayaan pada perusahaan akan
memberi manfaat bagi perusahaan yang bersangkutan antara lain sebagai berikut





Kemungkinan berhasilnya usaha lebih besar.
Meningkatkan efisiensi pendistribusian produk.
Meningkatkan Bankabilitas.
Meningkatkan kemampuan memperoleh keuntungan.
Meningkatkan likuiditas.
Karakteristik Modal Ventura
Karakteristik modal ventura tersebut antara lain sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pembiayaan Modal Ventura Merupakan Equity.
Modal Ventura Merupakan Investasi Dengan Perspektif Jangka Panjang.
Modal Ventura Merupakan Pembiayaan Yang Bersifat Risk Capital.
Modal Ventura Bersifat Sementara.
Keuntungan Berupa Capital Gain dan Deviden.
Rate Of Return yang tinggi.
39
Sumber Dana Modal Ventura
Sumber dana dan modal ventura dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
Investor Perseorangan
Investor Institusi
Perusahaan Asuransi dan Dana Pensiun
Perbankan
Lembaga Keuangan Internasional
REKSA DANA
Pengertian Reksa Dana menurut pada Undang-Undang Pasar Modal nomor 8
Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): "Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio Efek oleh Manajer Investasi."
Terdapat tiga unsur penting dalam pengertian Reksadana yaitu:
1. Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun institusi
Dengan melakukan pengumpulan dana dari para pemodalnya memungkinkan
pemodal-pemodal yang memiliki dana yang minim
dapat
ikut
andil
berinvestasi dalam bentuk efek.
2. Investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah
terdiversifikasi
Yang dimaksud dengan efek adalah surat berharga, seperti suratpengakuan
utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit
penyertaan, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap
turunan dari Efek, baik Efek yang bersifat utang maupun yang bersifat
ekuitas, seperti opsi dan waran. Portofolio efek yang dikelola oleh
reksa danadapat berupa kumpulan dari beberapa jenis efek (tidak hanya
sejenis).
3. Manager Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat
investor
Manager investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio
efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah, tidak termasuk perusahaan asuransi, dana pensiun,
dan bank yangmelakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Manager investasi bertanggung jawab
mengelola dana yang terkumpul dalam reksadana dan bertanggung
jawab terhadap setiap kegiatan investasi.
40
Jenis Reksadana
Reksadana ada 4 jenis jika dikelompokan berdasarkan portofolionya:




Reksadana Pendapatan tetap
Reksa dana dengan investasi yang sekurang-kurangnya 80% dari dana yang
dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat hutang.
Reksadana Saham Reksa dana dengan investasi yang sekurang-kurangnya
80% dari dana yang dikelolanya diinvestasikan dalam efek bersifat ekuitas.
Reksadana Pasar Uang Reksa dana yang investasinya ditanam pada efek
bersifat hutang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu tahun.
Reksadana Campuran Reksa dana yang mempunyai perbandingan target
aset alokasi pada efek saham dan pendapatan tetap yang tidak dapat
dikategorikan ke dalam ketiga reksa dana lainnya
Sejarah Reksa Dana di Indonesia
Di Indonesia, reksa dana pertama kali muncul saat pemerintah mendirikan PT.
Danareksa pada tahun 1976. Pada waktu itu PT. Danareksa menerbitkan reksa
dana yang disebut dengan sertifikat Danareksa. Pada tahun 1995, pemerintah
mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan
mengenai reksa dana melalui UU No. 8 tahun 1995 mengenai pasar modal. Adanya
UU tersebut menjadi momentum munculnya reksa dana di Indonesia yang diawali
dengan diterbitkannya reksa dana tertutup oleh PT. BDNI Reksa Dana.
41
MATERI PERKULIAHAN PETERMUAN VI
PERUSAHAAN ASURANSI
A. PENGERTIAN
Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi, dimana
secara sepintas tidak ada kesamaan antara definisi yang satu dengan yang
lainnya. Hal ini bisa dimaklumi, karena mereka dalam mendefinisikannya
disesuaikan dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam memandang
asuransi, dimana sesuai dengan uraian diatas bahwa asuransi dapat dipandang
dari beberapa sudut.
Definsi-definisi tersebut antara lain :
1. Definisi asuransi menurut Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(KUHD) Republik Indonesia : "Asuransi atau pertanggungan adalah suatu
perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada
tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang
tak tertentu" Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung
4 unsur, yaitu :
a. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi
kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.
b. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah
uang (santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara
berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak
tertentu.
c. Suatu
peristiwa
(accident)
yang
tak
terntentu
(tidak
diketahui
sebelumnya).
d. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena
peristiwa yang tak tertentu.
2. Definisi asuransi menurut Prof. Mehr dan Cammack : "Asuransi merupakan
suatu alat untuk mengurangi resiko keuangan, dengan cara pengumpulan
unit-unit exposure dalam jumlah yang memadai, untuk membuat agar
42
kerugian individu dapat diperkirakan. Kemudian kerugian yang dapat
diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung".
3. Definisi asuransi menurut Prof. Mark R. Green: "Asuransi adalah suatu
lembaga
ekonomi
yang
bertujuan
mengurangi
risiko,
dengan
jalan
mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah obyek yang cukup
besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat
diramalkan dalam batas-batas tertentu".
4. Definisi asuransi menurut C.Arthur William Jr dan Richard M. Heins, yang
mendefinisikan asuransi berdasarkan dua sudut pandang, yaitu:
a. "Asuransi adalah suatu pengaman terhadap kerugian finansial yang
dilakukan oleh seorang penanggung".
b. “.Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang
atau
badan
mengumpulkan
dana
untuk
menanggulangi
kerugian
finansial".
Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas kiranya mengenai definisi
asuransi yang dapat mencakup semua sudut pandang : "Asuransi adalah suatu
alat untuk mengurangi risiko yang melekat pada perekonomian, dengan cara
manggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang sama atau hampir
sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar probabilitas kerugiannya dapat
diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan terjadi akan dibagi secara
proposional oleh semua pihak dalam gabungan itu".
Pengertian Asuransi bila di tinjau dari segi hukum adalah: "Asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih dimana pihak
tertanggung mengikat diri kepada penanggung, dengan menerima premi-premi
Asuransi untuk memberi penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang di harapkan atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung karena
suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberi pembayaran atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan. "
43
B. PRINSIP - PRINSIP POKOK ASURANSI
Ada beberapa prinsip-prinsip pokok Asuransi yang sangat penting yang harus di
penuhi baik oleh tertanggung maupun penanggung agar kontrak/perjanjian
Asuransi berlaku (tidak batal). Adapun prinsip2 pokok Asuransi tersebut sbb:
a. Prinsip Itikad Baik (Utmost Good Faith)
b. Prinsip kepentingan yang dapat di Asuransikan (Insurable Interest)
c. Prinsip Ganti Rugi (Indemnity)
d. Prinsip Subrogasi (Subrogation)
e. Prinsip Kontribusi (Contribution)
f. Prinsip Sebab Akibat (Proximate Cause)
C. PRODUK ASURANSI
a. Asuransi Kerugian
Menutup pertanggungan untuk kerugian karena kerusakan atau kemusnahan
harta benda yang dipertanggungkan karena sebab - sebab atau kejadian
yang dipertanggungkan (sebab - sebab atau bahaya - bahaya yang disebut
dalam kontrak atau polis asuransi). Dalam asuransi kerugian, penanggung
menerima premi dari tertanggung dan apabila terjadi kerusakan atau
kemusnahan atas harta benda yang dipertanggungkan maka ganti kerugian
akan dibayarkan kepada tertanggung.
b. Asuransi Jiwa
Menutup pertanggungan untuk membayarkan sejumlah santunan karena
meninggal
atau
tetap
hidupnya
seseorang
dalam
jangka
waktu
pertanggungan.
Dalam asuransi jiwa, penanggung menerima premi dari tertanggung dan
apabila tertanggung meninggal, maka santunan (uang pertanggungan)
dibayarkan kepada ahli waris atau seseorang yang ditunjuk dalam polis
sebagai penerima santunan.
c. Produk Asuransi Kerugian
 Asuransi Kebakaran
 Asuransi Angkutan Laut
 Asuransi Kendaraan Bermotor
 Asuransi Kerangka Kapal
 Construction All Risk (CAR)
44
 Property / Industrial All Risk
 Asuransi Customs Bond
 Asuransi Surety Bond
 Asuransi Kecelakaan Diri
 Asuransi Kesehatan
 dan lain lain
d. Produk Asuransi Jiwa
 Asuransi Jiwa Murni (Whole Life Insurance)
 Asuransi Jiwa Berjangka Panjang
 Asuransi Jiwa Jangka Pendek (Term Insurance)
e. Produk Asuransi Kerugian Dalam Program Asuransi Sosial
 Asuransi Kecelakaan Diri yang dikeluarkan oleh PT Jasa Raharja
 Asuransi Kesehatan dan Tabungan Hari Tua yang dikeluarkan oleh PT
JAMSOSTEK
f. Produk Asuransi Jiwa Dalam Program Asuransi Sosial
 Program Dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua bagi pegawai negeri dan
ABRI yang diselenggarakan oleh PT. TASPEN dan PT ASABRI
g. Pengertian
Tarif
Tarif Asuransi adalah:
 Suatu harga satuan dari suatu kontrak Asuransi tertentu, untuk obyek
pertanggungan tertentu, terhadap resiko tertentu, dan di gunakan untuk
masa depan tertentu pula.
 Alat untuk mengukur resiko yang realistis (reality of risk), yang berkisar
dan tergantung kepada mutunya, makin besar kemungkinan rugi, makin
besar pula tarifnya.
h. Obyek Pertanggungan
Yaitu semua obyek (property dan manusia) yang dapat di pertanggungkan
aturannya karena kemungkinan akan mengalami suatu resiko yang dapat
menimbulkan kerugian di tinjau dari segi keuangan. Contoh:
 Rumah tinggal, gedung, pabrik, tempat usaha, dll
 Mobil, kapal, pesawat, dll
 Jiwa manusia, kesehatan, dll
 Proyek pembangunan dan pemasangan mesin
45
 Pengangkutan barang
 dll
i. SPPA (Surat Permintaan Penutupan Asuransi)
SPPA adalah formulir isian yang harus di isi oleh calon tertanggung dalam
rangka penutupan Asuransi yang akan di gunakan oleh penanggung untuk
mengevaluasi tingkat resiko dari obyek pertanggungan tersebut. Adapun data
yang diisi dalam SPPA adalah seputar obyek pertanggungan, kondisi sekitar
obyek pertanggungan, data tertanggung, perincian obyek tertanggung, tingkat
bahaya, dan lain-lain.
D. FUNGSI ASURANSI :
1. Transfer Resiko
Dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau perusahaan dapat
memindahkan ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (resiko) ke
perusahaan asuransi
2. Kumpulan Dana
Premi yang diterima kemudian dihimpun oleh perusahaan asuransi sebagai
dana untuk membayar resiko yang terjadi
Ditinjau dari beberapa sudut, maka asuransi mempunyai tujuan dan teknik
pemecahan yang bermacam-macam, antara lain:
1. Dari segi Ekonomi, maka :
Tujuannya
Mengurangi ketidak pastian dari hasil usaha yang dilakukan oleh seseorang
atau perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan.
Tekniknya
Dengan
cara
mengalihkan
risiko
pada
pihak
lain
dan
pihak
lain
mengkombinasikan sejumlah risiko yang cukup besar, sehingga dapat
diperkirakan dengan lebih tepat besarnya kemungkinan terjadinya kerugian.
2. Dari segi Hukum, maka :
Tujuannya
Memindahkan risiko yang dihadapi oleh suatu obyek atau suatu kegiatan
bisnis kepada pihak lain.
46
Tekniknya
Melalui pembayaran premi oleh tertanggung kepada penanggung dalam
kontrak ganti rugi (polis asuransi), maka risiko beralih kepada penanggung.
3. Dari segi Tata Niaga, maka :
Tujuannya
Membagi risiko yang dihadapi kepada semua peserta program asuransi.
Tekniknya
Memindahkan risiko dari individu / perusahaan ke lembaga keuangan yang
bergerak dalam pengelolaan risiko (perusahaan asuransi), yang akan
membagi risiko kepada seluruh peserta asuransi yang ditanganinya.
4. Dari segi Kemasyarakatan, maka :
Tujuannya
Menanggung kerugian secara bersama-sama antar semua peserta program
asuransi.
Tekniknya
Semua anggota kelompok (kelompok anggota) program asuransi memberikan
kontribusinya (berupa premi )untuk menyantuni kerugian yang diderita oleh
seorang / beberapa orang anggotanya.
5. Dari segi Matematis, maka :
Tujuannya
Meramalkan besarnya kemungkinan terjadinya risiko dan hasil ramalan itu
dipakai dasar untuk membagi risiko kepada semua peserta (sekelompok
peserta) program asuransi.
Tekniknya
Menghitung
besarnya
kemungkinan
berdasarkan
teori
kemungkinan
("Probability Theory"), yang dilakukan oleh aktuaris maupun oleh underwriter.
47
MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN VII
DANA PENSIUN
A. Pengertian
Menurut UU No. 11 tahun 1992 Dana Pensiun ialah badan hukum yang
mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Menurut
Abdul Kadir Muhammad dan Rita Murniati (2000) : Dana Pensiun adalah yang secara
khusus dihimpun dengan tujuan untuk memberikan manfaat kepada peserta ketika
mencapai usia pensiun, mengalami cacat, atau meninggal dunia. Program dana
pensiun adalah dana yang dibentuk untuk pembayaran karyawan setelah tidak
bekerja lagi karena memasuki masa pensiun. Dengan adanya dana pensiun karyawan
peserta kelak akan tetap memperoleh jumlah penghasilan tertentu, sekalipun sudah
tidak bekerja lagi.
B. Tujuan dan Funsi Dana Pensiun
Tujuan penyelenggaraan program pensiun baik dari kepentingan pemberi kerja,
karyawan dan lembaga pengelola pensiun dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemberi Kerja Kewajiban Moral
Dimana perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman
kepada karyawan terhadap masa yang akan datang karena tetap memiliki
penghasilan pada saat mereka mencapai usia pensiun. Loyalitas, karyawan
diharapkan mempunyai loyalitas terhadap perusahaan serta meningkatkan motivasi
karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Kompetisi pasar tenaga kerja,
dimana perusahaan akan memiliki daya saing dalam usaha mendapatkan karyawan
yang berkualitas dan profesional di pasaran tenaga kerja. Memberikan penghargaan
kepada karyawannya yang telah mengabdi terhadap perusahaan. Agar di usia
pensiun karyawan tersebut tetap dapat menikmati hasil yang diperoleh setelah
bekerja di perusahaannya. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan
pemerintan.
48
2. Karyawan
Rasa aman bagi karyawan terhadap masa yang akan datang karena tetap memiliki
penghasilan pada saat mereka mencapai usia pensiun. Kompensasi yang lebih baik
yaitu karyawan mempunyai tambahan kompensasi meskipun baru bisa dinikmati
pada saat mencapai usia pensiun atau berhenti bekerja
3. Penyelenggara Dana Pensiun
Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan, Turut membantu dan
mendukung program pemerintah., Sebagi bakti sosial terhadap karyawan.
Adapun fungsi program dana pensiun antara lain: Asuransi, yaitu peserta yang
meninggal dunia atau cacat sebelum mencapai usia pensiun dapat diberikan uang
pertanggungan atas beban bersama dari dana pensiun. tabungan, yaitu himpunan
iuran peserta dan iuaran pemberi kerja merupakan tabungan untuk dan atas nama
pesertanya sendiri. Pensiun, yaitu seluruh himpunan iuran peserta dan iuran
pemberi kerja serta hasil pengelolaannya akan dibayarkan dalam bentuk manfaat
pensiun sejak bulan pertama, sejak mencapai usia pensiun, selama seumur hidup
peserta, dan janda/duda peserta pengolahan dana pensiun dapat dilakukan oleh
pemberi kerja (DPPK) atau lembaga keuangan (DPLK). Dana Pensiun Pemberi
Kerja (DPPK) Dana pensiun pemberi kerja adalah unit organisasi dalam suatu
perusahaan yang khusus menangani dana pensiun bagi pegawai perusahaan
tersebut.[5] DPPK dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan,
untuk menyelenggarakan program pensiun. Pendirian dan penyelenggaraan
program pensiun melalui dana pensiun oleh pemberi kerja sifatnya tidak wajib. Akan
tetapi, mengingat dampak dan peranan yang positif dari program dana pensiun
kepada para karyawan, pemerintah sangat menganjurkan kepada setiap pemberi
kerja untuk mendirikan dana pensiun. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Menurut UU No. 11 tahun 1992 pasal 1 butir 4 mengatakan bahwa Dana Pensiun
Lembaga Keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh Bank atau perusahaan
asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi
perorangan, baik karyawan, maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana
pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi yang
bersangkutan. Pihak yang diperkenankan untuk mendirikan dana pensiun hanyalah
bank umum dan perusahaan asuransi jiwa. Dana pensiun lembaga keuangan hanya
dapat menjalankan program pensiun iuran pasti. Program ini terutama diperuntukkan
49
bagi para pekerja mandiri atau perorang, misalnya dokter, pengacara, pengusaha
yang bukan merupakan karyawan dari lembaga atau orang lain. Biasanya mereka
memiliki penghasilan yang berasal dari pemberi kerja tetapi dari usahanya.
Jenis Program Dana Pensiun Program pensiun yang umumnya digunakan
diperusahaan swasta dan perusahaan milik negara maupun bagi karyawan
pemerintah terdiri atas dua jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Program Pensiun Manfaat Pasti (Defined Benefit Plan) Program pensiun manfaat
pasti adalah program pension yang memberikan formula tertentu atas manfaat yang
akan diterima peserta saat mencapai usia pensiun. Program manfaat pasti
merupakan program pensiun yang besar manfaatnya yang akan diterima oleh
peserta pada saat pensiun telah dapat ditetapkan terlebih dahulu. Penetapan ini
didasarkan pada formula tertentu yang ditetapkan pada peraturan dana pensiun.
Dalam program ini, jangka waktu pada saat seorang karyawan mulai bekerja sampai
dimulainya program pensiun menjadi masa kerja yang diakui. Pengakuan masa
kerja yang lalu dari karyawan oleh pemberi kerja ini dihitung berdasarkan rumus
aktuaria tertentu dan menjadi kewajiban dari pemberi kerja (past service
liability).Dari sisi karyawan atau peserta, program pensiun manfaat pasti akan lebih
menarik sebab manfaat pensuin yang diterimanya akan mendekati jumlah
penerimaan (gaji) terakhir yang ia peroleh. Manfaat yang diperoleh pada saat
pensiun diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari sudut pandang
pemberi kerja yang terjadi adalah sebaliknya.
2. Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution Plan), Program Pensiun Iuran
Pasti yaitu program pensiun yang menetapkan besarnya iuran karyawan dan
perusahaan (pemberi kerja). Sementara itu, manfaat yang akan diterima karyawan
dihitung berdasarkan akumulasi iuran ditambah dengan hasil pengembangan atau
investasinya. Program dan pensiun pada dasarnya dilakukan dengan cara peseta
pensiun menyetor sejumlah uang kedalam dana pensiun dan iuran beserta hasil
pengembangannya (akumulasi dana), yang dibukukan dalam rekening peserta yang
bersangkutan, dan akan digunakan sebagai manfaat pensiun apabila peserta
tersebut telah mencapai usia tertentu.
Besarnya iuran peserta dapat ditetapkan terlebih dahulu, tetapi hasilnya atau
manfaat pensiun yang akan diperolehnya belum dapat diketaui sebab hal tersebut
50
akan sangat bergantung kepada lamanya seseorang menyetor dari hasil
pengembangan iuran tersebut. Disamping itu manfaat pensiun yang diterimanya
juga bergantung pada tingkat kenaikan gaji karyawan. Sistem pembayaran hak
pensiun Untuk dapat memahami peran dana pensiun perlu dilihat pada konsideran
UU No. 11/1992 sebagai berikut :

Bahwa
sejalan
dengan
hakikat
pembangunan
nasional
diperlukan
penghimpunan dan pengelolaan dana guna memilahara keseimbangan
penghasilan pada hari tua dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Bahwa dana pensiun merupakan sarana penghimpunan dana guna
meningkatkan peran serta masyarakat dalam melestarikan pembangunan
nasional yang meningkat dan berkelanjutan.

Bahwa adanya dana pensiun dapat meningkatkan motivasi dan ketenangan
kerja untuk meningkatkan produktifitas.

Berperan secara aktif dalam pembiayaan pembangunan sebagai salah satu
lembaga keuangan penghimpun dana sekaligus membantu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, penyediaan lapangan kerja dan memperbesar
produksi nasional.
Dana pensiun sebagai suatu organisasi yang memiliki struktur organisasi yang
formal dan di lengkapi dengan uraian tugas masing-masing organ yang terdapat di
dalam struktur tersebut.
1. Pengurus
Pengurus dana pensiun merupakan organ pelaksana atas organ eksekutif dari
dana pensiun. Pengurus dana pensiun bertanggung jawab atas pelaksanaan
peraturan
dana pensiun, pengelolaan dana pensiun dan melakukan tindakan hukum untuk dan
atas nama dana pensiun serta mewkili dana di dalam dan di luar pengadilan.
Pengurus menjalankan tugas dan kewajibannya menurut ketentuan yang telah
ditetepkan dalam UU dana pensiun. Beberapa kewajiban pengurus dana pensiun
yang dibebankan kepadanya oleh undang-undang antara lain:
1.mengelola dana pensiun dengan mengutamakan kepentingan peserta dan pihak
lain yang berhak atas manfaat pensiun;
51
2.memelihara buku, catatan, dan dokumen yang diperlukan dalam rangka
pengelolaan dana pensiun;
3. bertindak teliti,terampil, bijaksana dan cermat dalam melaksanakan tanggung
jawabnya mengelola dana pensiun.
Beberapa persyaratan khusus bagi pengurus dana pensiun yang diatur dalam
keputusan menteri keuangan sebagai berikut:
a. Pengurus atau pelaksanaan tugas pengurus harus warga negara indonesia,
mempunyai akhlak dari moral yang baik; tidak pernah melakukan tindakan
tercela dibidang perekonomian; dan atau dihukum karena terbukti melakukan
tindak
pidana
di
bidang
perekonomian;
pernah
menduduki
jabatan
manajemen yang menangani bidang keuangan dan atau personalia pada
suatu badan huku sekurang-kurangnya tiga tahun; serta mempunyai
pengetahuan di bidang dana pensiun.
b. Pengurus dan pelaksana tugas pengurus tidak dapat merangkap jabatan
sebagai pengurus di dana pensiun lain atau anggota direksi atau jabatan
eksekutif pada badan usaha lain. Penyampain Laporan Berkala Kepada
Menteri Keuangan Peraturan perundang-undangan di bidang dana pensiun
mewajibkan pengurus untuk menyampaikan laporan berkala kepada menteri
keuangan. Laporan berkala yang harus disampaikan adalah laporan
keuangan, laporan investasi, laporan aktuaris (khusus bagi DPPK dengna
program manfaat pasti), dan laporan teknis. Laporan keuangan dan laporan
invesasi disampaikan secara semesteran maupun tahunan (untuk yang
diaudit) laporan aktuaris di sampaikan sekurang-kurangnya tiga tahun sekali
dan laporan teknis disampaikan setahun sekali.
2. Dewan Pengawas
Dewan pengawas bertugas mengawasi pengelolaan dana pensiun oleh
pengurus. Adanya lembaga dewan pengawas ini dimaksudkan agar dalam pengurus
melakukan kegiatan pengurusan dana pensiun sebaik mungkin. Disamping itu
dengan adanya pengawasan ini paling tidak diharapkan hal-hal yang merugikan yang
mungkin terjadi dapat direduksi. Dewan pengawas hanya berkewajiban melaporkan
kegiatan pengawasannya kepada pendiri.
52
3. Peserta
Peserta merupakan setiap orang yang telah memenuhi persyaratan sebagai
peserta dana pensiun.
A. Peserta Dana Pensiun Pemberi Kerja
Pada perinsipnya dana pensiun pemberi kerja dapat di kelompokkan menjadi
dua, yaitu:
1. Karyawan
Pada dasarnya setiap karyawan dari pemberi kerja atau pendiri dana
pensiun yang telah berusia delapan belas tahun atau telah kawin dan memiliki
masa kerja minimal satu tahun serta memiliki persyaratan yang dietapkan
dalam peraturan dana pensiun.
2. Pensiunan
Pensiunan adalah karyawan yang telah menjadi anggota dana pensiun dan
telah memasuki usia pensiun. Pensiun dengan demikian telah mendapat
manfaat pensiun dari kekayaan yang terhimpun dalam dana pensiun.
Kepesertaan dana pensiun lembaga keuangan terbuka bagi perorangan, baik
karyawan, maupun pekerja mandiri. Kepesertaan dana pensiun ditentukan
oleh peraturan dana pensiun yang bersangkutan. Peserta berkewajiban untuk
menyetor ke dalam dana pensiun. Besarnya iuran maksimum peserta yang di
perbolehkan di tetapkan oleh menteri keungan. Peserta berhak atas iurannya
yang dilakukan ke dalam dana pensiun beserta hasil pengembangannya.
B. Kelebihan dan Keuntungan Penggunaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Syariah Dibandingakan Dengan Lembaga Keuangan Konvensional Sampai
sekarang, baru beberapa perusahaan yang mengelola dana pensiun syariahdi
antaranya; Bank Muamalat Indonesia (BMI), Manulife (Principal Indonesia)
Perkembangan dana pensiun syariah relatif tertinggal bila dibandingkan dengan
industri keuangan syariah yang lain.
Hal ini terjadi di antaranya disebabkan minimnya dukungan strategi dan regulasi.
Hal ini dapat terlihat dalam beberapa hal:
Pertama, dalam konteks strategi pengembangan industri. Ketika perbankan,
asuransi dan pasar modal syariah sudah memiliki dan masuk dalam road map
strategi pengembangan masing-masing industri, dana pensiun syariah belum
53
disentuh sedikitpun dalam Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industri Dana
Pensiun Tahun 2007-20112.
Kedua, dalam konteks regulasi.Jika perbankan, asuransi, obligasi dan reksadana
syariah sudah banyak memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa DSN- MUI, maka
dana pensiun syariah belum ada satupun peraturaan dan fatwa yang mendukung.
Sehingga regulasi sebagai kerangka operasional dana pensiun syariah hanya
mengacu pada peraturan dana pensiun yang umum dan fatwa MUI yang juga
umum, tidak bersifat khusus.
Ketiga, ketentuan investasi langsung dalam UU No.11/1992 tentang Dana Pensiun.
Selama ini Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) syariah mengeluhkan tentang
produk investasi terikat (mudharabah mukayyadah/restricted investemnet) yang
berpotensi besar, tidak dapat dimasuki oleh DPLK Syariah. Produk mudharabah
mukayyadah merupakan produk bank syariah berupa investasi di bidang properti
atau infrastruktur dengan nilai proyek sangat besar.
Dana pensiun syariah tersebut tetap perlu diperkuat lebih jauh lagi sehingga
memungkinkan untuk terus berekspansi secara cepat dan penerimaan masyarakat
juga semakin meningkat. Dalam konteks pengembangan Dana Pensiun Syariah,
dibutuhkan tindakan±tindakan penting yang harus diambil untuk memperkuat
kelembagaanya.
Tindakan yang paling mendasar adalah menegakkan Good Islamic Pension Fund
Governance (GIPFG). Tanpa GIPFG yang efektif, kecil kemungkinan untuk
memperkuat dana pesiun syariah dan memungkinkan mereka untuk berekspansi
secara cepat serta menjalankan perannya secara efektif.
Peserta dana pensiun telah berinvestasi dan mengambil bagian dalam
untung atau rugi pada sistem syariah, sehingga kepentingan mereka harus
dilindungi. Para pegawai juga memiliki kepentingan. Kontribusi mereka terhadap
kinerja dana pensiun syariah yang efisien dan imbalan mereka keduanya ditentukan
oleh struktur insentif perusahaan.
Dalam rangka menyongsong ketentuan Bapepam-LK bagai dana pensiun untuk
menyusun sekaligus menerapkan Pedoman dan Tata Kelola Dana Pensiun sejak 1
Januari 2008, maka industri dana pensiun syariah perlu segera mempersiapkan diri.
Untuk membangun sistem tata kelola yang efektif bagi dana pensiun syariah dalam
54
konteks ke-Indonesiaan saat ini, ada sejumlah pilar yang mesti ditegakkan dalam
mekanisme GIPFG. Beberapa pilar mendasar tersebut diantaranya: Pertama, peran
strategis Dewan Pengawas Syariah (Sharia Supervisory Board). DPS memiliki peran
dan tanggung jawab sentral melalui mekanisme kerjanya untuk memberikan
keyakinan bahwa seluruh transaksi yang dilakukan oleh perusahaan tidak
melanggar kaidah-kaidah syariah.
Kedua, dana pensiun syariah juga harus memiliki sistem internal kontrol dan
manajemen risiko yang tangguh. Dengan sistem ini, dana pensiun syariah dapat
mendeteksi dan menghindari terjadinya mis-management dan fraud maupun
kegagalan sistem dan prosedur pada lembaga dana pensiun syariah. Ketiga,
peningkatan sistem transparansi pengelolaan dana pensiun syari¶ah. Keempat,
peran yang lebih luas auditor eksternal. Kelima, transformasi budaya korporasi yang
Islami dan peningkatan kualitas SDM Keenam, perangkat hukum dan peraturan dari
Bapepam-LK yang sesuai dengan karakteristik dana pensiun syariah.
Pengelolaan dana pensiun yang sesuai dengan ajaran Islam akan memiliki
banyak manfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang loyal terhadap
syariah. Al-Quran sendiri mengajarkan umatnya untuk tidak meninggalkan keturunan
yang lemah dan menyiapkan hari esok agar lebih baik. Ajaran tersebut dapat
dimaknai
sebagai pentingnya pencadangan sebagian kekayaan untuk hari depan. Hal ini
sangat penting, mengingat setelah pensiun manusia masih memiliki kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi. Dengan pencadangan tersebut ketika seseorang
memasuki masa kurang produktif, masih memiliki sumber pendapatan.
Dana pensiun syariah memiliki potensi besar untuk berkembang di Indonesia
dengan sejumlah alasan. Pertama, masih sedikit sekali proporsi masyarakat yang
mau mengikuti program dana pensiun. Kedua, dengan berkembangnya lembaga
keuangan dan bisnis syariah, tentunya SDM yang bekerja dalam institusi tersebut
menjadi segmented target atau captive market yang jelas bagi dana pensiun syariah.
Dan ketiga, rasa percaya (trust), rasa memiliki, dan awarness masyarakat terhadap
pentingnya industri keuangan dan bisnis syariah yang terus membaik Program dana
pensiun syariah Manulife yang berkembang relatif cukup baik. Dana pensiun syariah
Manulife Indonesia awalnya merupakan program Principal Indonesia, dan tahun
2002 diambil alih oleh Manulife Indonesia. Sampai dengan tahun 2005, dana
pensiun syariah yang sudah dikelola telah mencapai Rp15 miliar.
55
Dengan
demikian
dana
pensiun
syariah
masih
merupakan
pilihan
masyarakat yang dianggap menarik dan trennya memang akan bergerak
demikian.Untuk itu kebijakan dan program akselerasi sangat dibutuhkan untuk
mempercepat pertumbuhan dana pensiun syariah.
Untuk memperoleh uang pensiun setelah purna tugas merupakan harapan
yang ideal bagi setiap pekerja. Apalagi setelah sekian tahun mencurahkan tenaga,
waktu dan pikirannya bagi perkembangan dan kemajuan perusahaan tempatnya
bekerja, dan wajar kiranya saat usianya sudah lanjut dan tidak produktif lagi
perusahaannya masih mengingat jasanya dalam bentuk pemberian pensiun. Namun
tidak semua perusahaan menyediakan pensiun dan hanya sedikit sekali perusahaan
memberikannya.
Di Indonesia jumlah perusahaan yang membentuk dana pensiun masih
sedikit sekali. Dari sekitar 47.000 perusahaan yang memiliki lebih dari 25 pekerja
dan mengeluarkan gaji 1 juta perbulan, hanya 700 perusahaan saja yang
membentuk dana pensiun. Padahal pemerintah sudah menentukan dua model dana
pensiun untuk mendorong perusahaan untuk membentuk program pensiun. Yaitu
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dan Dana Pensiun Pemberi Kerja
(DPKK).
Keunggulan dana yang dikelola oleh DPLK dibandingkan dengan
tabungan yang disimpan di bank adalah :
1. Penghematan pajak atas iuran peserta. Iuran peserta sampai jumlah tertentu dapat
dibebankan sebagai biaya yang akan mengurangi besarnya penghasilan kena pajak.
(Pasal 6 ayat (1) huruf c UU No.10 tahun 1994 tentang pajak penghasilan, dan Pasal
4 ayat (3) huruf g, UU NO.10 tahun 1994 )
2. Prinsip penghematan pajak atas hasil investasi. Hasil investasi dana pensiun dalam
bidang penanaman modal tertentu memperoleh fasilitas penundaan pajak
penghasilan. (SK Menteri Keuangan No.651/KMK.04/1994, yang merupakan
penjabaran lebih lanjut dari pasal 4 ayat (3) huruf g, UU NO.10 tahun 1994)
3. Prinsip keamanan dana dari segala macam sitaan (creditor proof).
Pasal 20 UU No.11/1992 ayat 1-2 yakni :
a. Hak terhadap setiap manfaat pensiun yang dapat dibayarkan oleh Dana Pensiun
tidak dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman dan tidak dapat dialihkan maupun
disita;
56
b. Semua transaksi yang mengakibatkan penyerahan, pembebanan, pengikatan,
pembayaran manfaat pensiun sebelum jatuh tempo atau menjaminkan manfaat
pensiun yang diperoleh dari Dana Pensiun dinyatakan batal berdasarkan undangundang ini.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syari'ah selain memiliki tiga keunggulan diatas
tentunya memiliki keunggulan lainnya yaitu dana dikelola dengan konsep Syari'ah
dan peserta dapat mengatur sendiri tujuan investasi iurannya. Sampai sejauh ini
baru ada satu DPLK Syari'ah yaitu Dana Pensiun Lembaga KeuanganBank
Muamalat atau DPLK Muamalat.
C. Hambatan Perkembangan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah Di
Indonesia
Perkembangan perbankan syariah dan BPRS di Indonesia sangatlah pesat. Namun,
ternyata perkembangan itu tidak diikuti oleh pengembangan Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK) Syari¶ah. Sampai bulan Februari 2010, Bank Indonesia (BI)
mencatat, setidaknya telah terdapat 7 Bank Umum Syari¶ah (BUS), 25 Unit Usaha
Syariah (UUS) dan 142 Bank Pembiayaan Rakyat Syari¶ah (BPRS). Nilai asset
bank syariah nasional pun terus merangkak naik hingga mencapai angka Rp 48,71
Miliar. Melalui berbagai formulasi kebijakan dan program akselerasi,
BI juga telah menargetkan pangsa pasar bank syariah terus naik. Hingga 2010,
target yang terlaksana baru 2,4 persen dari seluruh pasar perbankan Indonesia.
Pertumbuhan lembaga-lembaga keuangan syariah tersebut, seharusnya bisa
mendorong perkembangan dana pensiun syariah. Namun, hingga kini, baru
beberapa perusahaan yang menerbitkan produk dana pensiun syariah. Diantaranya
adalah Bank Muamalat, Manulife (Principal Indonesia), Allianz, BNI, dan PT
Asuransi Takaful Keluarga.
Selain itu, ia menambahkan, bahwa lambatnya perkembangan Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK) Syariah memang disebabkan karena produk ini tidak
berhubungan langsung dengan masyarakat. ³Lebih sering atau cocok berhubungan
dengan perusahaan-perusahaan yang ingin mengikutkan karyawannya ke DPLK
Bukan individu,´ tuturnya.
Dalam konteks regulasi misalnya.Jika perbankan, asuransi, obligasi dan
reksadana syariah sudah banyak memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa DSNMUI, berbeda halnya dengan dana pensiun syariah. ³Belum ada satupun peraturaan
dan fatwa yang mendukung´. Sehingga regulasi sebagai kerangka operasional dana
57
pensiun syariah hanya mengacu pada peraturan dana pensiun yang umum dan fatwa
MUI yang juga umum, tidak bersifat khusus.
Hambatan lain juga tertuang dalam UU No.11/1992 tentang Dana Pensiun.
Selama ini Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) syariah mengeluhkan tentang
produk investasi terikat (mudharabah mukayyadah/restricted investemnet) yang
berpotensi besar, tidak dapat dimasuki oleh DPLK Syariah.
Produk mudharabah mukayyadah merupakan produk bank syariah berupa
investasi di bidang properti atau infrastruktur dengan nilai proyek sangat besar.
Selama ini bank syariah kesulitan membiayai proyek tersebut karena terbentur
dengan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). ³Hal ini menjadi peluang
investasi yang menarik bagi DPLK Syariah.Jika dana pensiun syariah masuk,
berpotensi mendapat bagi hasil mencapai 20-30% dari return investasi jenis ini.
UU tersebut menganggap produk tersebut sebagai investasi langsung.
Sehingga DPLK syariah diharuskan membuat anak perusahaan ketika hendak
masuk ke investasi seperti ini. Bagi dana pensiun syariah, hal tersebut tentunya
menjadi terlalu menyulitkan dan akan menghabiskan biaya yang besar.
Harus diakui bahwa perkembangan dana pensiun syariah relatif tertinggal bila
dibandingkan dengan industri keuangan syariah yang lain. Hal ini terjadi di antaranya
disebabkan minimnya dukungan strategi dan regulasi. Hal ini dapat terlihat dalam
beberapa hal:
Pertama, dalam konteks strategi pengembangan industri. Ketika perbankan,
asuransi dan pasar modal syariah sudah memiliki dan masuk dalam road map
strategi pengembangan masing-masing industri, dana pensiun syariah belum
disentuh sedikitpun dalam Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industri Dana
Pensiun Tahun 2007-2011.
Kedua, dalam konteks regulasi.Jika perbankan, asuransi, obligasi dan
reksadana syariah sudah banyak memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa DSNMUI, maka dana pensiun syariah belum ada satupun peraturaan dan fatwa yang
mendukung. Sehingga regulasi sebagai kerangka operasional dana pensiun syariah
hanya mengacu pada peraturan dana pensiun yang umum dan fatwa MUI yang juga
umum, tidak bersifat khusus.
Ketiga, ketentuan investasi langsung dalam UU No.11/1992 tentang Dana
Pensiun.
Selama
ini Dana
Pensiun
Lembaga
Keuangan
(DPLK)
syariah
mengeluhkan tentang produk investasi terikat (mudharabah mukayyadah/restricted
58
investemnet) yang berpotensi besar, tidak dapat dimasuki oleh DPLK Syariah.
Produk mudharabah mukayyadah merupakan produk bank syariah berupa investasi
di bidang properti atau infrastruktur dengan nilai proyek sangat besar. Selama ini
bank syariah kesulitan membiayai proyek tersebut karena terbentur dengan Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Hal ini menjadi peluang investasi yang
menarik bagi DPLK Syariah.Jika dana pensiun syariah masuk, berpotensi mendapat
bagi hasil mencapai 20-30% darireturn investasi jenis ini.
B. Pengertian Dana Pensiun Konvensional.
Dalam rangka menjalankan program Pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan,
kemudian rasa aman, perlindungan kesehatan, kecelakaan kerja, hari tua, pensiun,
dan kematian, maka Pemerintah Indonesia membentuk lembaga yang menanggung
hal tersebut, yang ditujukan baik karyawan negeri maupun swasta, yaitu :
Jamsostek adalah suatu progam kontribusi tetap wajib untuk karyawan
swasta dan BUMN dibawah departemen tenaga kerja dan transmigrasi (UU No.
3/1992).
Taspen adalah tabungan pensiun pegawai negeri sipil dan program pensiun
swasta (dana pensiun lembaga keuangan dan dana pensiun yang disponsori pemilik
usaha) dibawah naungan departemen keuangan (Kepres No. 8/1997).
ASABRI adalah dana pensiun angkatan bersenjata berada dibawah naungan
departemen pertahanan. (Kepres No. 8/1977).
Dari pengertian tiga lembaga di atas, maka dapat diketahui dana pensiun
adalah lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun yang
dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan
terutama yang telah pensiun, dan telah ditetapkan dalam UU No.11 Tahun 1992.
Pedoman tata kelola dana pensiun dalam Keputusan Ketua No. KEP-136/BL/2008 :
• Keterbukaan (transparency).
• Akuntabilitas ( accountability).
• Pertanggung jawaban (responsibility).
• Kemandirian (independency).
• Kewajaran (fairness).
59
B. Tujuan dan Fungsi .
Tujuan penyelenggaraan program pensiun:
1. Perusahaan.
a. Kewajiban moral.
b. Loyalitas.
c. Kompetisi pasar tenaga kerja .
d. Memberikan penghargaan kepada para karyawan yang telah mengabdi
perusahaan.
e. Agar diusia pensiun karyawan tersebut tetap dapat menikmati hasil yang
diperoleh setelah bekerja diperusahaannya.
f. Menigkatkan citra perusahaan dimata masyarakat dan pemerintah .
2. Peserta .
a. Rasa aman para peserta .
b. Kompetensi yang lebih baik.
3. Penyelenggara dana pensiun .
a. Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan .
b. Turut mendukung dan membantu progam pemerintah .
c. Sebagai bakti social terhadap para peserta.
C. Jenis Dana Pensiun.
Dana pensiun menurut UU No11 Tahun 1992 tentang dana pensiun dapat
digolongkan menjadi :
• Dana pensiun pemberi kerja ( DPPK).
DPPK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang
memperkerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan program dana
pensiun bermanfaat. Selain itu, dana yang disediakan langsung oleh pemberi kerja.
Dan DPPK harus mendapat pengesahan pengesahaan dari menteri keuangan.
60
• Dana pensiun lembaga keuangan (DPLK).
DPLK adalah dan apensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa
untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perorangan, baik
karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari DPPK bagi karyawan bank.
61
MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN VIII
PEGADAIAN
PENGERTIAN
Perum Pegadaian adalah salah satu lembaga keuangan non bank yang
kegiatan utamanya menyediakan dana (pembiayaan) bagi masyarakat luas, untuk
tujuan konsumsi, produksi, maupun berbagai tujuan lainnya. Perum Pegadaian
termasuk dalam kategori lembaga keuangan karena transaksi pembiayaan yang
diberikan oleh Pegadaian mirip dengan pinjaman kredit melalui bank, namun diatur
secara terpisah atas dasar hukum gadai dan bukan dengan peraturan mengenai
pinjam meminjam biasa (Susilo, dkk. : 2000). Baik Bank maupun pegadaian
memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan membebankan suatu kontra
prestasi atas penyerahan uang atau balas jasa atas pinjaman yang diperolehnya
dalam bentuk bunga atau sewa modal (Opdyke, 1993).
KEGIATAN PEGADAIAN
Selama ini masyarakat mengetahui Perum Pegadaian hanya melayani jasa gadai
saja, padahal usaha Perum Pegadaian sebenarnya cukup banyak, yaitu :
(Situs BUMN-Online, 2005)
1) Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai (jasa gadai), yaitu merupakan kredit
jangka pendek dengan memberikan pinjaman uang tunai dari Rp 10.000 hingga di
atas Rp. 20 juta, dengan jaminan benda bergerak (kain, alat rumah tangga,
elektronik, perhiasan/emas, kendaraan.
2) Pemberian pinjaman atas dasar syariah. Pada dasarnya pinjaman atas dasar
syariah ini menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditi yang
diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan
atau bagi hasil. Penerima gadai disebut Mutahim, akan mendapatkan Surat Bukti
Rahn (gadai) berikut dengan akad pinjam meminjam yang disebut Akad Gadai
Syariah dan Akad Sewa Tempat (Ijarah). Bila jangka waktu akad tidak diperpanjang
maka penggadai menyetujui agunan (marhun) miliknya dijual oleh murtahin guna
melunasi pinjaman. Sedangkan Akad Sewa Tempat (ijaroh) merupakan kesepakatan
62
antara penggadai dengan penerima gadai untuk menyewa tempat untuk
penyimpanan dan penerima gadai akan mengenakan jasa simpan.
3) Penaksiran barang. Bagi masyarakat yang akan mengetahui harga atau nilai
harta benda miliknya dapat menggunakan jasa penaksiran barang ini dengan biaya
yang relatif ringan.
4) Penitipan barang. Jika akan bepergian cukup lama masyarakat bisa memakai
jasa ini untuk menjamin keamanan harta simpanannya. Barang yang dititipkan bisa
berupa barang berharga, surat-surat berharga seperti surat tanah, ijazah, dan
kendaraan bermotor.
5) Produksi dan penjualan emas (Galeri 24), yakni toko emas dengan sertifikat
jaminan sesuai karatase perhiasannya. Perhiasan yang dijual di galeri 24 adalah
merupakan hasil dari usaha unit produksi perhiasan emas. Dengan pengalaman
menguji karatase emas sejak tahun 1901, maka perhiasan emas dari produk
layanan ini memberi jaminan keaslian kepada pembeli.
6). Persewaan gudang. Gudang dan tempat penyimpanan yang sedianya digunakan
untuk menyimpan barang yang digadaikan oleh masyarakat adakalanya terdapat
kapasitas menganggur maka untuk optimalisasi penggunaannya dimanfaatkan untuk
jasa persewaan atau sebagai sarana penitipan barang.
7) Balai Lelang, merupakan usaha jasa yang melaksanakan kegiatan lelang
terhadap barang perhiasan, property, tanah dan lain-lain kepada masyarakat.
Adapun barang yang akan dilelang tersebut merupakan barang yang dikuasakan
oleh badan usaha/masyarakat kepada pihak pegadaian.
PRODUK ATAU JASA PERUM PEGADAIAN
Pemberian Pinjaman atas dasar hukum gadai
Pinjaman ini dasarnya adalah kredit jangka pendek dengan memberikan
pinjaman uang tunai mulai dari Rp20.000,- sampai dengan Rp200.000.000,- dengan
jaminan benda bergerak (Perhiasan emas, alat rumah tangga, kendaraan, barang
elektronik,dsb) dengan prosedur mudah dan pelayanan cepat.
63
Penaksiran Nilai Barang
Jasa ini dapat diberikan oleh Perum Pegadaian karena perusahaan ini
mempunyai peralatan menaksir serta petugas yang sudah berpengalaman dan
terlatih dalam menaksir nilai suatu barang yang akan digadaikan.
Penitipan barang
Perum Pegadaian dapat menyelenggarakan jasa penitipan barang karena
perusahaan ini memiliki tempat penyimpanan barang bergerak yang cukup memadai
dan tempat ini juga digunakan untuk menyimpan barang yang digadaikan
masyarakat.
Jasa Lain
 Krasida (Kredit angsuran system gadai).
Merupakan Pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil
dalam rangka mengembangkan yang pengembaliannya dilakukan melalui angsuran.
 Kreasi (Kredit angsuran fiduusia)
Merupakan modifikasi dari kredit kelayakan usaha, kreasi merupakan
pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro kecil menengah dengan
konsturksi penjaminan secara fidusia dan pengembalian pinjaman melalui angsuran.
 Kresna (kredit serba guna)
Merupakan pemberian pinjaman kepada pegawai dalam rangka kegiatan
produktif/konsumtif dengan pengembalian secara angsuran.
 MULIA (Murabahah Logam Mulia untuk Investasi)
Merupakan penjualan logam mulia oleh perum penggadaian kepada
masyarakat
 Krista (Kredit Usaha Rumah Tangga)
64
Merupakan pemberian pinjaman kepada ibu-ibu rumah tangga untuk
mengembangkan usahanya.
MANFAAT PERUM PEGADAIAN
 Bagi Nasabah
Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabah adalah ketersediaan dana
dengan prosedur yang relative sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat
terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan. Disamping itu, mengingat
jasa yang ditawarkan oleh perum pegadaian tidak hanya jasa ditawarkan oleh perum
pegadaian tidak hanya jasa pegadaian, maka nasabah juga dapat memperoleh
manfaat antara lain ;
• Penaksiran Nilai suatu barang dari pihak atau institusi yang telah berpengalaman
dan dapat dipercaya.
• Penitipan suatu barang begerak pada yang aman dan dapat dipercaya.
 Bagi PERUM PEGADAIAN
Manfaat yang diharapkan oleh perum pegadaian sesuai dengan jasa yang telah
diberikan kepada nasabahnya adalah ;
• Pendapatan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam
dana.
• Pendapatan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah yang
memperoleh jasa tertentu dari perum pegadaian.
• Pelaksanaan misi PERUM PEGADAIAN sebagai suatu BUMN.
Depok 01 April 2013
SEKILAS MENGENAI OTORITAS JASA KEUANGAN
Undang-Undang tentang Otoritas Jasa Keuangan pada dasarnya memuat ketentuan tentang
organisasi dan tata kelola (governance) dari lembaga yang memiliki otoritas pengaturan dan
pengawasan terhadap sektor jasa keuangan.
Sedangkan ketentuan mengenai jenis-jenis produk jasa keuangan, cakupan dan batas-batas kegiatan
lembaga jasa keuangan, kualifikasi dan kriteria lembaga jasa keuangan, tingkat kesehatan dan
65
pengaturan prudensial serta ketentuan tentang jasa penunjang sektor jasa keuangan dan lain
sebagainya yang menyangkut transaksi jasa keuangan diatur dalam undang-undang sektoral
tersendiri, yaitu Undang-Undang tentang Perbankan, Pasar Modal, Usaha Perasuransian, Dana
Pensiun, dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan sektor jasa keuangan lainnya.
Hal-hal yang melatarbelakangi lahirnya UU ini selain pertimbangan Undang-Undang tentang Bank
Indonesia sebagaimana telah beberapa kali dirubah, yakni ;
Sistem keuangan dan seluruh kegiatan jasa keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi bagi
berbagai kegiatan produktif di dalam perekonomian nasional merupakan salah satu komponen
penting dalam sistem perekonomian nasional.
Terjadinya proses globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya kemajuan di bidang teknologi
informasi serta inovasi finansial telah menciptakan sistem keuangan yang sangat kompleks, dinamis,
dan saling terkait antar-subsektor keuangan baik dalam hal produk maupun kelembagaan.
Adanya lembaga jasa keuangan yang memiliki hubungan kepemilikan di berbagai subsektor
keuangan (konglomerasi) telah menambah kompleksitas transaksi dan interaksi antarlembaga jasa
keuangan di dalam sistem keuangan
Banyaknya permasalahan lintas sektoral di sektor jasa keuangan, yang meliputi tindakan moral
hazard, belum optimalnya perlindungan konsumen jasa keuangan, dan terganggunya stabilitas
sistem keuangan.
Harapan penataan melalui UU No.21 Tentang Otoritas Jasa Keuangan :
Penataan dimaksud dilakukan agar dapat dicapai mekanisme koordinasi yang lebih efektif di dalam
menangani permasalahan yang timbul dalam sistem keuangan sehingga dapat lebih menjamin
tercapainya stabilitas sistem keuangan.
Agar pengaturan dan pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan jasa keuangan tersebut harus
dilakukan secara terintegrasi
ASAS ASAS OJK DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DAN WEWENANGNYA
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Otoritas Jasa Keuangan berlandaskan asas-asas
sebagai berikut:
 Asas independensi, yakni independen dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan
fungsi, tugas, dan wewenang OJK, dengan tetap sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
 Asas kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan
Otoritas Jasa Keuangan;
 Asas kepentingan umum, yakni asas yang membela dan melindungi kepentingan konsumen
dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum;
 Asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan
Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi
dan golongan, serta rahasia negara, termasuk rahasia sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan;
 Asas profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam pelaksanaan tugas dan
wewenang Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap berlandaskan pada kode etik dan
ketentuan peraturan perundang-undanga
66


Asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral dalam setiap tindakan
dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan; dan
Asas akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
setiap
kegiatan
penyelenggaraan
Otoritas
Jasa
Keuangan
harus
dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik.
DEWAN KOMISIONER OJK
Dewan Komisioner adalah pimpinan tertinggi OJK yang bersifat kolektif dan kolegial, yang
beranggotakan 9 (sembilan) orang. Kesembilan orang tersebut terdiri dari 7 (tujuh) orang yang
dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat berdasarkan calon anggota yang diusulkan oleh Presiden, 1
(satu) ex-officio dari Bank Indonesia dan 1 (satu) ex-officio dari Kementerian Keuangan. Keberadaan
Ex-officio ini dimaksudkan dalam rangka koordinasi, kerja sama, dan harmonisasi kebijakan di bidang
fiskal, moneter, dan sektor jasa keuangan
Tugas anggota Dewan Komisioner meliputi bidang tugas terkait kode etik, pengawasan internal
melalui mekanisme dewan audit, edukasi dan perlindungan konsumen, serta fungsi, tugas, dan
wewenang pengawasan untuk sektor Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun,
Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
TUGAS OJK
OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;
Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; dan Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian,
Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
Dalam menjalankan tugas pengaturan dan pengawasan, OJK mempunyai wewenang:
Terkait Khusus Pengawasan dan Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan Bank yang meliputi :
Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja,
kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta
pencabutan izin usaha bank; dan
Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktivitas di
bidang jasa;
Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi: likuiditas, rentabilitas,
solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas maksimum pemberian kredit,
rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan bank; laporan bank yang terkait dengan
kesehatan dan kinerja bank; sistem informasi debitur; pengujian kredit (credit testing); dan standar
akuntansi bank;
Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi: manajemen risiko; tata
kelola bank; prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan pencegahan pembiayaan
terorisme dan kejahatan perbankan; dan pemeriksaan bank.
67
Terkait Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan (Bank dan Non-Bank) yang meliputi :
Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK
Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa
Keuangan dan pihak tertentu;
 Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga
Jasa Keuangan;
 Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan
menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
 Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
Terkait Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (Bank dan Non-Bank) yang meliputi :
 Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;
 Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;
 Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan
lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu;
 Melakukan penunjukan pengelola statuter
 Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
 Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan
 Memberikan dan/atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya pernyataan
pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan usaha, pengesahan,
persetujuan atau penetapan pembubaran dan penetapan lain.
HUBUNGAN KELEMBAGAAN OJK DENGAN BANK INDONESIA DAN LPS
Dalam melaksanakan tugasnya, OJK berkoordinasi dengan Bank Indonesia dalam membuat
peraturan pengawasan di bidang Perbankan antara lain: kewajiban pemenuhan modal minimum
bank, sistem informasi perbankan yang terpadu, kebijakan penerimaan dana dari luar negeri,
penerimaan dana valuta asing, dan pinjaman komersial luar negeri, produk perbankan, transaksi
derivatif, kegiatan usaha bank lainnya, penentuan institusi bank yang masuk kategori systemically
important bank dan data lain yang dikecualikan dari ketentuan tentang kerahasiaan informasi.
Dalam hal Bank Indonesia untuk melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya memerlukan
pemeriksaan khusus terhadap bank tertentu, Bank Indonesia dapat melakukan pemeriksaan
langsung terhadap bank tersebut dengan menyampaikan pemberitahuan secara tertulis terlebih
dahulu kepada OJK, akan tetapi tidak dapat memberikan penilaian terhadap tingkat kesehatan bank
dan laporan hasil pemeriksaan tersebut disampaikan kepada OJK paling lama 1 (satu) bulan sejak
diterbitkannya hasil pemeriksaan.
68
Jika OJK mengindikasikan bank tertentu mengalami kesulitan likuiditas dan/atau kondisi kesehatan
semakin memburuk, OJK segera menginformasikan ke Bank Indonesia untuk melakukan langkahlangkah sesuai dengan kewenangan Bank Indonesia
OJK menginformasikan kepada Lembaga Penjamin Simpanan mengenai bank bermasalah yang
sedang dalam upaya penyehatan oleh OJK sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan.
Lembaga Penjamin Simpanan dapat melakukan pemeriksaan terhadap bank yang terkait dengan
fungsi, tugas dan wewenangnya, serta berkoordinasi terlebih dahulu dengan OJK.
OJK, Bank Indonesia, dan Lembaga Penjamin Simpanan wajib membangun dan memelihara sarana
pertukaran informasi secara terintegrasi.
HUBUNGAN KELEMBAGAAN OJK DENGAN DPR RI
Dewan Komisioner menyusun dan menetapkan rencana kerja dan anggaran OJK yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau pungutan dari pihak yang melakukan
kegiatan di sektor jasa keuangan. Penetapan anggaran OJK terlebih dahulu meminta persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat.
OJK wajib menyampaikan laporan kegiatan triwulanan dan tahunan Dewan Perwakilan Rakyat
sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat.
Dalam hal persetujuan perjanjian internasional di sektor jasa keuangan menyangkut masalah hukum
dan berdampak pada sistem keuangan nasional, OJK wajib mendapatkan konfirmasi dari Dewan
Perwakilan Rakyat
admin di 5/08/2012 09:42:00 A
69
MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN IX
LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL
 Lembaga Keuangan Internasional (IFI)
Mengacu pada lembaga keuangan yang telah ditetapkan (atau disewa) oleh
lebih dari satu negara, dan karenanya merupakan subyek hukum internasional.
Pemiliknya atau pemegang saham umumnya pemerintah nasional, meski lain
lembaga-lembaga internasional dan organisasi lain kadang-kadang sosok sebagai
pemegang saham. IFI yang paling menonjol adalah ciptaan dari beberapa negara,
meskipun beberapa lembaga keuangan bilateral (dibentuk oleh dua negara) ada dan
secara teknis IFI. Banyak di antaranya bank pembangunan multilateral. Yang paling
terkenal adalah IFI Bank Dunia, maka IMF, dan bank pembangunan regional.
BENTUK-BENTUK DARI LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL:
Bank Dunia
Bank Dunia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah
lembaga keuangan internasional yang memberikan pinjaman leverage ke negaranegara berkembang untuk program modal.Bank Dunia memiliki tujuan untuk
mengurangi kemiskinan. Bank Dunia berbeda dari Kelompok Bank Dunia, di Bank
Dunia hanya terdiri dari dua lembaga: Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan
Pembangunan (IBRD) dan International Development Association (IDA), sedangkan
yang kedua mencakup kedua selain tiga :International Finance Corporation (IFC),
Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA), dan Pusat Internasional untuk
Penyelesaian Perselisihan Investasi (ICSID).
Tujuan Pembangunan Milenium
Bank
Dunia
saat
ini
fokusnya
adalah
pada
pencapaian
Millenium
Development Goals (MDGs), pinjaman terutama untuk “negara berpendapatan
70
menengah” pada suku bunga yang mencerminkan mark-kecil sendiri di atas (AAArated) pinjaman dari pasar modal; sementara IDA rendah atau tidak memberikan
bunga pinjaman dan hibah untuk negara-negara berpenghasilan rendah dengan
sedikit atau tanpa akses ke pasar kredit internasional. IBRD adalah berbasis pasar
organisasi nirlaba, menggunakan rating kredit yang tinggi untuk menebus yang
relatif rendah tingkat bunga pada pinjaman, sedangkan IDA didanai terutama oleh
periodik “replenishments” (hibah) memutuskan untuk lembaga dengan yang lebih
makmur negara-negara anggota. Bank misi untuk membantu negara-negara
berkembang dan penduduknya untuk mencapai pembangunan dan pengurangan
kemiskinan, termasuk pencapaian MDGs, dengan membantu negara-negara
mengembangkan sebuah lingkungan untuk investasi, pekerjaan dan pertumbuhan
berkelanjutan, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi dan
pemberdayaan masyarakat miskin untuk berbagi buah dari pertumbuhan ekonomi.
Faktor Kunci
Bank Dunia melihat lima faktor kunci yang diperlukan untuk pertumbuhan
ekonomi dan penciptaan lingkungan bisnis yang memungkinkan sebagai:
1. Membangun kapasitas: Memperkuat pemerintah dan pejabat pemerintah
mendidik.
2. Infrastruktur penciptaan: pelaksanaan hukum dan sistem peradilan untuk
dorongan bisnis, perlindungan dan hak milik individu dan menghormati
kontrak.
3. Pengembangan Sistem Keuangan: pembentukan sistem yang kuat mampu
mendukung upaya dari kredit mikro untuk pembiayaan usaha perusahaan
yang lebih besar.
4. Memerangi korupsi: Dukungan untuk negara-negara ‘upaya pemberantasan
korupsi.
5. Penelitian, Konsultasi dan Pelatihan: Bank Dunia menyediakan platform
untuk penelitian tentang isu-isu pembangunan, konsultasi dan melaksanakan
program-program pelatihan (berbasis web, on line, tele-/video conferencing
dan ruang kelas berbasis) terbuka untuk mereka yang tertarik dari akademisi,
mahasiswa, pemerintah dan organisasi non-pemerintah (LSM) perwira dll
71
Bank mendapatkan dana untuk operasinya terutama melalui’s penjualan IBRD
AAA-rated obligasi di pasar keuangan dunia. IBRD pendapatan yang dihasilkan dari
kegiatan pinjaman, dengan memanfaatkan pinjaman sendiri modal disetor, ditambah
investasi dari “float”. The IDA memperoleh mayoritas dana dari empat puluh negaranegara donor yang menggantikan dana bank setiap tiga tahun, dan dari
pengembalian pinjaman, yang kemudian menjadi tersedia untuk kembali pinjaman.
 Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank, ADB)
Adalah sebuah institusi finansial pembangunan multilateral didedikasikan untuk
mengurangi kemiskinan di Asia dan Pasifik. Bank ini didirikan pada 1966 dengan 31
negara anggota dan kini telah berkembang menjadi 63 negara.
Kantor pusatnya terletak di 6 ADB Avenue, Kota Mandaluyong, Metro Manila,
Filipina. ADB memiliki banyak kantor di seluruh dunia.
Organisasi
Pengambil keputusan tertinggi ADB berada di tangan Dewan Gubernur (bahasa
Inggris: Board of Governors). Dewan Gubernur sendiri keanggotaannya terdiri dari
wakil setiap negara anggota. Dewan Gubernur, pada gilirannya, memilih dari mereka
sendiri dua belas anggota dari Dewan Direktur (bahasa Inggris: Board of Directors)
dan deputi mereka. Delapan dari 12 anggota tersebut berasal dari anggota regional
(Asia Pasific) sedangkan sisanya dari luar regional.
Dewan Gubernur juga memilih Presiden, yaitu pemimpin dari Dewan Direktur dan
manajemen ADB. Kepresidenan memiliki masa kerja 5 tahun dan dapat dipilih
kembali. Biasanya, karena Jepang adalah salah satu pemegang saham terbesar
maka Presiden ADB adalah orang Jepang. Presiden yang sekarang adalah Haruhiko
Kuroda, menggantikan Tadao Chino di 2005.
Markas ADB terletak di 6 ADB Avenue, Kota Mandaluyong, Metro Manila, Filipina,
dan memiliki kantor representatif di berbagai kota di dunia. Karyawan ADB kira-kira
2.400 orang, berasal dari 55 negara dari keseluruhan 67 negara anggotanya MAT X
72
REGULASI BASEL II
PILAR 1
Basel II adalah yang kedua dari Basel Accords, (sekarang diperpanjang dan
efektif digantikan oleh Basel III), yang rekomendasi mengenai hukum perbankan
dan peraturan yang dikeluarkan oleh Komite Basel tentang Pengawasan Perbankan.
Basel II, awalnya diterbitkan pada bulan Juni 2004, dimaksudkan untuk
menciptakan
sebuah standar
internasional
untuk regulator perbankan
untuk mengontrol
berapa
banyak
kebutuhan
modal bank-bank untuk
menyisihkan untuk
menjaga
terhadap jenis bank risiko
keuangan
dan operasional (dan
ekonomi keseluruhan) wajah. Salah
satu
fokus adalah
untuk menjaga
konsistensi peraturan yang
cukup sehingga
hal
ini tidak
menjadi sumberketidaksetaraan antara bank-bank internasional yang kompetitif aktif.
Advokat Basel
IIpercaya
bahwa standar
internasional seperti dapat
membantu melindungi sistemkeuangan internasional dari jenis masalah yang
mungkin timbul harus sebuah bank besaratau serangkaian keruntuhan bank. Dalam
teori, Basel
II berupaya mencapai
hal
inidengan
mendirikan risiko
dan persyaratan pengelolaan
modal yang
dirancang untuk
memastikan
bahwa bank memiliki modal yang memadai untuk resiko bankmenghadapkan sendiri
untuk melalui pemberian pinjaman dan praktek investasi. Secara umum, aturanaturan ini berarti bahwa risiko lebih besar untuk bank mana yang terkena,semakin
besar jumlah
modal bank perlu terus
untuk menjaga solvabilitas dan
stabilitasekonomi secara keseluruhan.
Secara politis, hal itu sulit untuk menerapkan Basel II di lingkungan
peraturan sebelum2008, dan
kemajuan pada
umumnya lambat
sampai krisis perbankan besar tahun itudisebabkan sebagian besar oleh credit
default
swap,
hipotek berbasis pasar derivatifkeamanan
dan serupa. Sebagai Basel III dinegosiasikan, ini
adalah puncak
pikiran, dan
karenanya jauh lebih ketat standar yang dimaksud, dan dengan cepat diadopsi di
beberapa negara kunci termasuk Amerika Serikat.
Tujuan
Versi final bertujuan:
Memastikan bahwa alokasi modal lebih berisiko sensitif.
Meningkatkan persyaratan pengungkapan yang memungkinkan pelaku pasar untuk
menilaikecukupan modal suatu lembaga.
Memastikan bahwa risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar yang
diukurberdasarkan data dan teknik formal. Mencoba untuk menyelaraskan modal
73
ekonomi
dan regulasi
untuk arbitrase peraturan.
yang
lebih erat untuk
Sementara kesepakatan akhir sebagian
masalah arbitrase peraturan,masih ada daerah di
peraturan yang akan menyimpang darimodal ekonomi.
mengurangi ruang
lingkup
besar membahas
mana persyaratan modal
Basel II sebagian besar tidak berubah pertanyaan tentang bagaimana untuk benarbenarmendefinisikan modal bank, yang menyimpang dari ekuitas akuntansi dalam
hal-halpenting. Basel Aku definisi, sebagaimana
telah
diubah sampai
sekarang, tetap di tempat.
Kesepakatan dalam operasi
Basel II menggunakan ”tiga pilar” konsep:
(1) persyaratan modal minimum (menghadapi risiko),
(2) supervisory review dan
(3) disiplin pasar.
Kesepakatan Basel
I hanya berurusan dengan
bagian-bagian dari
masingmasing pilar.Sebagai contoh: sehubungan dengan pilar Basel II pertama, hanya
satu risiko, risiko kredit,dihadapi dengan cara yang sederhana sambil risiko
pasar adalah renungan; risiko operasional tidak ditangani dengan sama sekali.
Pilar pertama
Kesepakatan pilar pertama dengan pemeliharaan modal peraturan dihitung untuk
tiga komponen utama risiko yang dihadapi bank: risiko kredit, risiko operasional, dan
risiko pasar. Risiko lain tidak dianggap sepenuhnya diukur pada tahap ini.
Komponen risiko kredit dapat dihitung dengan tiga cara yang berbeda derajat
berbagai kecanggihan, yaitu pendekatan standar, Yayasan BPPK dan IRB
Lanjutan. BPPK singkatan dari “internal Penilaian Berbasis Pendekatan”.
Untuk risiko operasional, ada tiga pendekatan yang berbeda – pendekatan indikator
dasar atau BIA, pendekatan standar atau STA, dan pendekatan pengukuran internal
(suatu bentuk lanjutan dari yang merupakan pendekatan pengukuran lanjut atau
AMA).
Untuk risiko pasar pendekatan yang disukai adalah VaR (value at risk).
Sebagai 2 Basel rekomendasi bertahap oleh industri perbankan itu akan bergerak
dari persyaratan standar untuk persyaratan yang lebih halus dan spesifik yang telah
dikembangkan untuk setiap kategori risiko oleh masing-masing bank
individu. Terbalik untuk bank yang melakukan mengembangkan sistem mereka
sendiri pengukuran risiko dipesan lebih dahulu adalah bahwa mereka akan dihargai
74
dengan persyaratan risiko yang berpotensi lebih rendah modal. Di masa depan akan
ada hubungan yang lebih erat antara konsep keuntungan ekonomi dan modal
peraturan.
Risiko kredit dapat dihitung dengan menggunakan salah satu dari tiga pendekatan:
1. Pendekatan Standarisasi
2. Yayasan BPPK
3. Lanjutan Pendekatan BPPK
Pendekatan standar menetapkan bobot risiko keluar spesifik untuk tipe tertentu dari
risiko kredit. Kategori berat badan standar risiko yang digunakan di bawah Basel 1
adalah 0% untuk obligasi pemerintah, 20% untuk eksposur kepada Bank OECD,
50% untuk hipotik perumahan baris pertama dan 100% bobot pada pinjaman
konsumen dan pinjaman komersial tanpa jaminan. Basel II memperkenalkan bobot
150% baru untuk peminjam dengan peringkat kredit lebih rendah. Modal minimum
yang dibutuhkan tetap pada 8% dari aktiva tertimbang menurut risiko, dengan modal
Tier 1 yang membentuk tidak kurang dari setengah dari jumlah ini.
75
MATERI PERKULIHAN PERTEMUAN XI
REGULASI PILAR BASEL
PILAR 2 & PILAR 3
A. ILAR 2 – tinjauan pengawasan terhadap resiko lainnya
Pilar 2 bertujuan untk menformalkan praktik yang sudah dilakukan oleh
banyak regulator, dan sangat mirip dengan pendekatan risk based supervision yang
dilakukan oleh Federal Reserve Board (USA), dan the Financial Services Authority
(UK). Supervisory review didesain untuk memberi perhatian pada setiap persyaratan
modal yang melebihi tingkat minimum yang dihitung berdasarkan Pilar 1 dan
tindakan dini yang diperlukan untuk mengatasi risiko yang baru muncul.
Supervisory review merupakan hal yang penting untuk memastikan kepatuhan atas
persyaratan modal minimum dan untuk mendorong bank mengembangkan serta
menggunakan teknik manajemen risiko yang terbaik. Pilar 2 menetapkan prinsipprinsip dari proses supervisory review yang harus digunakan untuk supervisor dalam
melakukan evaluasi kecukupan modal bank.
Pilar 2 juga membahas tiga area utama di luar cakupan Pilar 1, yaitu:
• Risiko yang tidak sepenuhnya dibahas dalam Pilar 1 (misal, risiko konsentrasi
kredit);
• Risiko yang sama sekali tidak dibahas dalam Pilar 1 (misal, risiko suku bunga
dalam banking book);
• Faktor-faktor eksternal terhadap bank (antara lain pengaruh siklus bisnis).
Proses Assessment Modal
Assessment modal adalah proses yang berkelanjutan dan merupakan bagian
integral dari aktivitas pengelolaan bisnis bank. Proses ini tidak hanya mengevaluasi
modal saat ini, tetapi juga melakukan estimasi modal di masa depan. Manajemen
bank akan menggunakan estimasi modal pada setiap lini bisnisnya untuk
menetapkan modal bank keseluruhan. Selain itu, manajemen bank juga akan
memonitor modal saat ini (actual0 terhadap target, sebagai bagian dari pengawasan
operasional bank.
Dewan direksi dan manajemen senior bank memiliki tanggung jawab untuk
memastikan kecukupan modal termasuk yang tidak tercakup dalam Pilar 1.
Manajemen bank bertanggung jawab mengembangkan proses assessment modal,
di mana proses tersebut mengevaluasi risiko dan sistem pengendalian risiko di
seluruh bagian bank.
Mekanisme untuk Memastikan Kualitas Proses Assessment Modal
Kualitas dari proses assessment modal akan dievaluasi oleh supervisor.
Evaluasi ini, dikombinasikan dengan faktor-faktor lainnya, akan menjadi dasar
penetapan rasio modal bank.
Jika proses tersebut dianggap tidak berkualitas, maka rasio modal akan
ditetapkan lebih tinggi. Rasio modal yang lebih tinggi akan mengurangi tingkat
aktivitas bisnis, dan akan mengakibatkan turunnya laba bank. Akibatnya, bank akan
berusaha mengembangkan dan menjaga proses assessment modal yang
76
berkualitas tinggi (artinya, mekanisme ini memiliki insentif komersial dan juga
prudensial). Mekanisme tersebut adalah faktor kunci dalam proses supervisory
review, karena hal ini memastikan bahwa proses pemenuhan regulasi adalah bagian
integral dari pengelolaan bank.
Namun perlu dicatat, bahwa kenaikan modal bukan merupakan subtitusi
untuk memperbaiki ketidakcukupan atua kegagalan proses assessment. Meskipun
supervisor dapat menetapkan rasio modal yang lebih tinggi mereka juga dapat
menggunakan cara perbaikan lain yaitu:
• Menetapkan target untuk perbaikan struktur manajemen risiko;
• Memperkenalkan prosedur internal yang lebih ketat;
• Memperbaiki kualitas karyawan melalui training dan rekrutmen;
Dalam kasus yang ekstrem, supervisor dapat mengurangi tingkat risiko atau
aktivitas bisnis, sampai permasalahan diselesaikan atau dapat dikendalikan.
Misalkan, supervisor dapat memaksa bank untuk keluar dari pasar tertentu sampai
situasi dapat diatasi.BCBS melihat proses supervisory review sebagai dialog aktif
antara bank dengan supervisor.
Empat Prinsip Penting Pengawasan
BCBS menetapkan 25 prinsip utama pengawasan dalam “Core Principles for
Effective Banking Supervision”, yang dikeluarkan pada September 1997. Pilar 2
mengidentifikasikan empat (4) prinsip penting supervisory review sebagai pelengkap
25 prinsip utama. Prinsip-prinsip utama (25 prinsip) meliputi 7 hal sebagai berikut:
• Prakondisi untuk pengawasan perbankan yang efektif,
• Izin dan struktur,
• Peraturan yang prudent,
• Metode Pengawasan perbankan yang berkelanjutan,
• Persyaratan informasi,
• Kekuasaan formal (formal powers)
• Perbankan antarnegara (cross-border banking).
Prinsip 1: Bank harus memiliki proses untuk menilai kecukupan modal secara
keseluruhan dalam hubungannya dengan profil risiko dan strategi untuk menjaga
tingkat modal. Manajemen bank memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa
bank memiliki modal yang cukup untuk memenuhi kewajibannya sekarang dan masa
yang akan datang. Target modal harus ditetapkan dengan integritas dan harus
konsisten dengan profil risiko dan situasinya. Target harus menjadi bagian integral
dari rencana strategis bank dan harus mencakup stress testing.
Basel II memberikan gambaran lima ciri khas dari suatu proses penilaian modal
yang mendalam, yaitu:
1. Pengawasan dewan dan manajemen senior,
2. Assessment modal yang baik,
3. Assessment risiko yang komprenhensif,
4. Monitoring dan pelaporan,
5. Review dan kontrol internal.
Prinsip 2: Pengawas (supervisor) harus melakukan review dan mengevaluasi bank
dalam melakukan assessment dan strategi kecukupan modal bank, serta
mengevaluasi kemampuan bank memonitor dan memastikan kepatuhan mereka
77
terhadap rasio modal. Pengawas harus melakukan tindakan pengawasan yang tepat
jika tidak puas dengan hasil dari proses tersebut.
Proses supervisory review secara berkala harus:
• Memeriksa perhitungan eksposur risiko dna transaksi risiko tersebut ke dalam
modal yang dipersyaratkan;
• Fokus pada kualitas dari proses dan kualitas dari kontrol internal atas proses
tersebut;
• Memeriksa framework dari assessment model untuk mengidentifikasi setiap
kelemahan atau kekurangan;
• Tidak memberikan rekomendasi terhadap struktur dari framework karena ini adalah
tugas dari manajemen bank.
Proses review dapat mencakup kombinasi dari beberapa metode pengumpulan
informasi berikut:
• On-site visits (kunjungan ke bank)
• Off-site review (review tanpa kunjungan ke bank)
• Pertemuan dengan manajemen bank
• Melakukan review perkerjaan yang relavan yang dilakukan oleh auditor eksternal
• Monitoring atas laporan rutin
Prinsip 3: Pengawas hars meminta bank untuk beroperasi di atas rasio modal
minimum dan harus memiliki kemampuan untuk meminta bank memiliki modal di
atas minimum.
Prinsip 4: Pengawas harus melakukan intervensi dini untuk mencegah modal
menurun di bawah tingkat minimum yang dipersyaratkan dan harus meminta
tindakan pemulihan yang segera apabila modal tidak dijaga atau dipulihkan. Jika
bank gagal untuk menjaga modal yang dipersyaratkan, pengawas dapat
menggunakan wewenangnya untuk memperbaiki keadaan. Pengawas dapat
meminta peningkatan modal bank sebagai ukuran jangka pendek sambil menunggu
permasalahan diatasi. Peningkatan modal akan dibatalkan jika pengawas merasa
puas terhadap bank yang telah mampu mengatasi permasalahannya.
B. PILAR 3 – Keterbukaan
Pilar 3 adalah pilar disiplin pasar (market discipline). Disiplin pasar, menurut
BIS (The Book for International Settlements), adalah mekanisme governance baik
internal maupun eksternal dalam perekonomian pasar bebas di mana terjadi
kekosongan intervensi pemerintah secara langsung.
Pilar 3:
• Mencakup apa saja yang akan dipersyaratkan dalam pengungkapan bank kepada
publik;
• Didesain untuk membantu pemegang saham dan analis;
• Mengarahkan ke perbaikan transparansi pada isu-isu portofolio aset bank dan profil
risiko bank.
Sifat Disclosure
Disclosure adalah penyebaran informasi yang material kepada masyarakat
luas untuk mengevaluasi bisnis perusahaan. Pada umumnya disclosure dipandang
penting karena akan memberikan informasi yang relevan kepada investor maupun
calon investor mengenai kinerja perusahaan, baik saat ini maupun di masa depan.
78
Oleh karena itu, perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal harus
memenuhi persyaratan disclosure yang lebih berat dibandingkan dengan
perusahaan yagn dimiliki perorangan.
Pada tahun-tahun terakhir ini, disclosure semakin dipandang sebagai
mekanisme penting untuk menyampaikan atau mewujudkan isu-isu kebijakan publik,
seperti:
• Melakukan perbaikan corporate governance sebagai rekasi atas kasus skandal
enron & Worldcom yang terjadi di Amerika Seriakt dan Parmalat di Italia
• Memperbaiki transparansi dari kebijakan perusahaan yang memberikan dampak
kepada kebijakan publik seperti isu-isu kesenjangan sosial, keberagaman ras,
lingkungan, dan isu konservasi.
Laporan Keuangan
Pada umumnya, perusahaan (baik perusahaan publik maupun keluarga)
diminta untuk menerbitkan laporan keuangan (misalnya laporan rugi laba, neraca,
laporan pajak). Laporan keuangan tersebut harus ditandatangani oleh auditor
eksternal dan dibuat sesuai dengan standar akuntansi nasional atau jika
dimungkinkan, sesuai International Accounting Standard.
Persyaratan Otoritas Pasar Modal
Bagi perusahaan yang telah tercatat di bursa, mereka harus mematuhi
keterbukaan tersebut sesuai ketentuan pasar modal yang berlaku. Ketentuan listing
mengharuskan publikasi atas laporan yang beragam dikenal sebagai fillings. Otoritas
pasar modal adalah lembaga yang sangat memperhatikan kepentingan pemegang
saham, dan pada umumnya fillings memuat informasi keuangan yang sangat detail.
Otoritas pasar modal tidak hanya membuat ketentuan sendiri, tetapi juga
bertanggung jawab untuk melaksanakan keterbukaan yang dipersyaratkan oleh
regulator lainnya.
Perundang-Undangan
Contoh yang paling baik adalah diundangkannya US Sarbanes-Oxley Act
2002 yang memperkenalkan persyaratan wajib untuk akuntabilitas perusahaan.
Salah satu persyaratan adalah chief executive dan chief financial officer dari
perusahaan yang listing di pasar modal US harus menyatakan kebenaran atas
laporan keuangannya secara terbuka kepada publik. Bab 404 dari UU tersebut juga
mensyaratkan keterbukaan atas dokumentasi, pengujian dan verifikasi dari auditor
eksternal atas kualitas dari kontrol internal perusahaan terhadap laporan
keuangannya.
UU ini dilaksanakan melalui SEC (the Securities and Exchange Commission),
otoritas pasar modal Amerika Serikat.
Sudut Pandang Manajemen Perusahaan
Merupakan suatu hal yang penting untuk melihat bagaimana dewan direksi
dan manajemen senior memilih untuk melaporkan seluruh aktivitasnya kepada
stakeholder. Hal ini secara signifikan akan menunjukkan bagaimana perusahaan
dijalankan. Laporan tersebut menunjukkan prioritas, kebijakan, dan bagaimana
kinerja perusahaan dari sudut pandang dewan direksinya. Inilah mengapa bankbank besar di dunia menetapkan standar pelaporan yang tinggi tentang bagaimana
perusahaan dikelola.
79
Isu-Isu Lainnya
Di beberapa negara, seperti Inggris, peraturan untuk keterbukaan perusahaan
relatif lebih jelas. Selain meliputi laporan keuangan peraturan menfokuskan pada
kode etik (codes of practice) (misalnya The Combined Code, dan prinsip-prinsip
disclosure). Ada berbagai perusahaan lainnya, tidak hanya di Inggris, yang
diwajibkan dan melaksanakan disclosure yang meliputi isu-isu seperti keberagaman
lingkungan, persamaan hak, dan afiliasi politik.
Disclosure adalah isu yang luas. Aspek-aspek disclosure yang dicakup dalam
Basel II hanyalah bagian dari disclosure yang harus dilakukan bank sebagai bagian
dari aspek hukum dan kewajiban terhadap peraturan. Pengungkapan atas kinerja
operasional perusahaan (meliputi seluruh kebijakan dan prosedur), didesain untuk
memberikan informasi kepada para investor dan analis. Hal ini memungkinkan
mereka mengambil kesimpulan terhadap prospek perusahaan saat ini dan masa
depan.
Akhir-akhir ini, disclosure digunakan lebih jauh untuk kebijakan sosial lainnya,
yaitu lebih memperhatikan sudut pandang stakeholder, daripada hanya pemegang
saham, dalam melihat kinerja perusahaan.
80
MATERI PERKULIAHAN PERTEMUAN XII
IMPLEMENTASI BASEL
Kondisi perbankan suatu negara amat menentukan perkonomian suatu
negara. Karena fungsi perbankan sebagai menerima dana dari masyarakat dan
menyalurkan ke sector rill dalam bentuk kredit. Salah satu indicator kesehatan
perbankan ialah dengan menggunakan rasio CAR. Perbankan nasional saat ini
kesehatannya mulai melemah. Ada baiknya implementasi Basel II dapat diterapkan
pada bank di Indonesia. Karena Basel II merupakan standar perbankan
internasional. Disamping hal ini ada hal lain yang membuat Basel II lebih baik dari
Basel I.
Basel I hanya memiliki 2 pilar yaitu adalah minimum capital requirement dan
supervisory review process. Namun Basel I masih memiliki beberapa kelemahan
ialah yang hanya terfokus pada risiko kredit. Sementara perkembangan dalam
system keuangan dan perbankan menunjukkan bahwa selain menhadapi risiko
kredit bank juga termasuk pada risiko-risiko lain seperti risiko pasar, risiko
operasional, risiko likuiditas, dan risiko-risiko lainnya.Basel I tidak menggunakan
informasi tentang peringkat (rating) dari peminjam. Peringkat memiliki keterkaitan
erat dengan return.
Obligasi yang diterbitkan perusahaan yang bagus akan memiliki return (yield /
imbal hasil) yang rendah. Bank dapat kalah bersaing dengan obligasi. Perusahaanperusahaan yang bagus akan lebih memilih menerbitkan obligasi daripada
meminjam dari bank, karena biayanya lebih murah (suku pinjaman lebih rendah).
Disamping itu juga Karena persyaratan modal yang sama. Maka akan cenderung
lebih untuk menyalurkan fasilitas kredit ke perusahaan yang berisiko tinggi dengan
harapan akan mendapatkan return yang tinggi.
Sedangkan Basel II memiliki 3 pilar yaitu minimum capital requirement,
supervisory
review
process
dan
market
discipline.
Dengan
meningkatkan
keterbukaan sehubungan dengan modal pengukuran, manajemen risiko dan
meningkatkan frekuensi dan volume pelaporan dari perbankan kepada pengawasan.
Pengawasan dalam mendorong bank untuk menghitung permodalan sesuai dengan
81
profil risiko. Basel II juga di jelaskan dalam PBI No. 5/8/PBI/2003 yang diterbitkan 19
mei 2003.
Dalam hal ini Basel II tidak akan menghambat penyaluran kredit sebab Basel
II merupakan upaya peningkatan manajemen resiko. Apabila tingkat manajemen
risiko suatu bank itu baik maka tidak akan kekhawatiran untuk melakukan
pembiayaan banyak pemikiran yang salah terhadap penerapan tentang Basel II.
Karena tidak memandang sebagai asset melainkan sebagai biaya. Sebenarnya
dalam hal ini bukan keinginan untuk bank sentral melainkan untuk kepentingan
perbankan.
Kalau dilihat Basel II, sebenarnya CAR sebuah bank justru akan naik jika
bank tersebut menerapkan manjemen resiko yang baik khususnya dalam
penempatan dana bank. Jadi, tidak ada ketakutan suatu bank yang kalau memang
tingkat kesehatan bank baik. Tetapi adanya ketakutan untuk bank yang tingkat
kesehatan banknya memang dibawah CAR yang telah ditentukan.
Jadi, kenapa tidak bank yang terdapat di Indonesia memakai Basel II. Tidak
ada salahnya kalau bank negeri maupun bank swasta memakai Implementasi bank
Basel II.
82
Download