M8 Pengakuan Pendapatan - Official Site of CAECILIA WIDI

advertisement
PENGAKUAN PENDAPATAN
Caecilia Widi Pratiwi
Pendapatan adalah aliran masuk (inflow) atau
kenaikan aktiva perusahaan lainnya atau pengurangan
kewajiban (atau kombinasi keduanya) akibat
pengiriman
atau
produksi
barang,
pemberian/penyerahan jasa selama periode tertentu.
Prinsip :
Pendapatan harus diakui ketika
(1) telah direalisasi : barang atau jasa telah
ditukarkan dengan kas atau klaim terhadap kas
(Piutang)
(2) telah diperoleh: secara subtansial telah
menyelesaikan apa yang seharusnya dikerjakan,
atau jika proses perolehan telah selesai atau
hampir selesai
Berdasarkan prinsip di atas, pedapatan dapat diakui:
• Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (pengiriman).
• Pengakuan pendapatan sebelum pengiriman.
• Pengakuan pendapatan setelah pengiriman.
1. PENGAKUAN PENDAPATAN PADA SAAT
PENJUALAN (PENGIRIMAN)
Pendapatan dari kegiatan pengolahan dan penjualan
produk umumnya diakui pada waktu dijual (biasanya pada
saat dikirimkan).
Jurnal :
Kas (Piutang)
xx
Pendapatan
xx
2. PENGAKUAN PENDAPATAN SEBELUM
PENGIRIMAN
Untuk kasus tertentu, pendapatan dapat diakui:
• Sebelum produksi
• Pada saat selesai diproduksi
• Selama produksi.
Pendapatan diakui Sebelum produksi
Dalam jenis pengolahan tertentu, kontrak penjualan barang
mendahului pengiriman merupakan praktik umum, misalnya
kontrak pembelian mesin berat, barang-barang fashion dan
pakaian.
Sebagai contoh, jika uang muka sebesar Rp3.000.000 telah
diterima dari pembeli untuk kontrak pembelian mesin
dengan harga yang telah disepakati sebesar Rp 10.000.000.
Jurnal :
Kas
Rp 3.000.000
Uang muka penjualan
Saat barang dikirim
Piutang Dagang
Uang muka pembelian
Pendapatan
Rp 3.000.000
Rp 7.000.000
3.000.000
Rp 10.000.000
Pada Saat Penyelesaian Produksi
Dalam kasus tertentu pendapatan diakui pada saat selesai
produksi, meskipun belum terjadi penjualan. Contoh
situasi tersebut meliputi logam mulia atau produk-produk
pertanian dengan harga pasti. Pendapatan diakui pada
saat logam ditambang atau produk pertanian dipanen
karena harga jual relatif pasti. Jika penjualan atau
penerimaan kas mendahului produksi dan pengiriman,
pendapatan dapat diakui saat diperoleh dengan produksi
dan pengiriman.
Pendapatan Diakui Selama Produksi
Pada kasus kontrak jangka panjang seperti kontrak
pembangunan gedung, kotrak pembuatan kapal militer
atau komersial, dan kontrak eksplorasi biasanya
memberikan hak kepada penjual (pihak yang membuat)
untuk menagih pembayaran kepada pembeli pada setiap
interval tertentu sesuai dengan penyelesaian proyek.
(PSAK 34 : Pendapatan Kontrak konstruksi).
Ada dua metode akuntansi :
1. Metode Persentase Penyelesaian
2. Metode Kontrak Selesai
1. Metode Persentase Penyelesaian : Pendapatan dan
laba kotor diakui pada setiap periode didasarkan
kemajuan
penyelesaian
pembangunan,
atau
persentase penyelesaian.
 Pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan
dalam laba rugi pada periode akuntansi di mana
pekerjaan dilakukan.

Biaya kontrak biasanya diakui sebagai beban dalam
laba rugi pada periode akuntansi di mana pekerjaan
yang berhubungan dilakukan.
Perusahaan menggunakan metode prosentase penyelesaian
jika semua kondisi berikut terpenuhi.
1. Jumlah pendapatan kontrak dapat diukur dengan andal
2. Ada kemungkinan manfaat ekonomis terkait kontrak
masuk ke perusahaan
3. Biaya kontrak sampai selesai dan tingkat penyelesaian
pada akhir periode pelaporan dapat diukur dengan
andal.
4. Biaya kontrak yang berasal dari kontrak dapat
diidentifikasi dan diukur dengan andal, sehingga biaya
aktual kontrak dapat dibandingkan dengan perkiraan
awal.
Perhitungan pendapatan yang diakui – prosentase
penyelesaian
Contoh: PT A memiliki kontrak membangun gedung senilai
Rp 800 juta dan perkiraan biaya Rp 700 juta. Kontrak dimulai
Juli 2012 dan selesai Agustus 2014. Data perkiraan biaya
sampai selesai adalah sbb :
keterangan
Biaya yang dikeluarkan
Perkiraan biaya sampai
selesai
Kemajuan tagihan
Kas terkoleksi
2012
315jt
385jt
2013
568jt
142jt
2014
710jt
-
300jt
350jt
150jt
200jt
300jt
300jt
Perhitungan prosentase penyelesaian
2012
Harga kontrak
2013
2014
Rp 800jt
Rp 800jt
Rp 800jt
(-) biaya dikeluarkan
315jt
568jt
710jt
(-) perkiraan biaya sampai selesai
385jt
142jt
0
Perkiraan total laba kotor
Rp 100jt
Rp 90jt
Rp 90jt
Prosentase penyelesaian
45%
80%
100%
Prosentase penyelesaian, Pendapatan dan Laba Kotor, Per Tahun
(juta)
Sampai
periode
Diakui periode
sebelumnya
Diakui periode
sekarang
2012
Pendapatan (800jt x 45%)
Biaya
Laba kotor
360
315
45
0
0
0
360
315
45
2013
Pendapatan (800jt x 80%)
Biaya
Laba kotor
640
568
72
360
315
45
280
253
27
2014
Pendapatan (800jt x 100%)
Biaya
Laba kotor
800
710
90
640
568
72
160
142
18
PT A melakukan penjurnalan atas (1) biaya konstruksi, (2) kemajuan
penagihan (termin), (3) penagihan.
2012 (juta)
Untuk mencatat biaya konstruksi:
Konstruksi dalam proses
Kas, utang, dsb
Untuk mencatat termin:
Piutang usaha
Penagihan konstruksi dalam proses
Untuk mencatat penagihan:
Kas
Piutang usaha
315
2013 (juta)
253
315
300
142
253
350
300
200
142
150
350
300
200
2014 (juta)
150
300
300
300
PT A mencatat pengakuan pendapatan dan laba kotor setiap
tahun dan mencatat penyelesaian dan persetujuan akhir kontrak.
2012 (juta)
Untuk mengakui pendapatan dan
laba kotor
Konstruksi dalam Proses (laba
kotor)
Beban konstruksi
Pendapatan
Untuk mencatat penyelesaian
kontrak
Penagihan atas Konstruksi dalam
proses
Konstruksi dalam proses
45
315
2013 (juta)
27
253
360
2014 (juta)
18
142
280
160
800
800
Isi akun konstruksi dalam proses – metode prosentase
penyelesaian.
2012biaya konstruksi
2012laba kotor diakui
2013biaya konstruksi
2013laba kotor diakui
2014biaya konstruksi
2014laba kotor diakui
Total
Konstruksi dalam proses
31531/12/14 Untuk menutup
45
proyek selesai
253
27
142
18
800
Total
800
800
Penyajian Laporan Keuangan – Prosentase Penyelesaian
Untuk menghindari double-counting akun persediaan, selama
kontrak PT A melaporkan selisih akun konstruksi dalam proses
dan akun penagihan konstruksi dalam proses di dalam laporan
posisi keuangan.
Jika selisih tersebut di posisi debit, maka dilaporkan sebagai
aset lancar.
Jika selisih tersebut di posisi kredit, maka dilaporkan sebagai
kewajiban lancar
Penyajian Laporan Keuangan – Prosentase Penyelesaian
PT A melaporkan aset lancar dari selisih tersebut sebagai
kelebihan biaya dan laba diakui dari tagihan di laporan posisi
keuangan.
Berikut contoh penghitungan pada tahun 2012
Pendapatan kontrak diakui tahun 2012
Penagihan tahun 2012
Pendapatan belum tertagih
Rp 360 juta
300 juta
Rp 60 juta
2. Metode Kontrak Selesai : Pendapatan dan laba kotor
diakui hanya setelah suatu kontrak diselesaikan. Metode
kontrak selesai sering disebut juga metode Pemulihan
Biaya
Pemulihan Biaya, Pendapatan dan Laba Kotor, Per Tahun
Sampai
Diakui periode
periode (juta) sebelumnya (juta)
Diakui periode
sekarang (juta)
2012
Pendapatan
Biaya
Laba kotor
315
315
0
0
0
0
315
315
0
2013
Pendapatan
Biaya
Laba kotor
568
568
0
315
315
0
253
253
0
2014
Pendapatan
Biaya
Laba kotor
800
710
90
568
568
0
232
142
90
PT A mencatat pengakuan pendapatan dan laba kotor setiap tahun
dan mencatat penyelesaian dan persetujuan akhir kontrak.
2012 (juta)
Untuk mengakui pendapatan dan
laba kotor
Beban konstruksi
Pendapatan
Konstruksi dalam Proses (laba
kotor)
Beban konstruksi
Pendapatan
Untuk mencatat penyelesaian
kontrak
Penagihan atas Konstruksi dalam
proses
Konstruksi dalam proses
315
2013 (juta)
2014 (juta)
253
315
253
90
142
232
800
800
Perbandingan laba kotor antara metode prosentase
penyelesaian dengan metode pemulihan biaya
Tahun
2012
2013
Prosentase penyelesian Pemulihan biaya
Rp 45 juta
Rp 0
27 juta
0
2014
18 juta
90 juta
Laporan Keuangan – Pemulihan Biaya
PT A
Laporan Laba-rugi (dalam juta)
Pendapatan dari kontrak jangka
panjang
Biaya konstruksi
Laba kotor
Laporan Posisi Keuangan (dalam juta)
Aset lancar
Persediaan
Konstruksi dalam proses
Dikurangi: Penagihan
Kelebihan biaya dan laba diakui dari
penagihan
Piutang
Kewajiban lancar
Penagihan
Dikurangi: Konstruksi dalam proses
Kelebihan penagihan dari biaya dan laba
diakui
2012
315
315
0
2012
2013
2014
253
253
0
2013
232
142
90
2014
315
300
15
100*
150*
0
0
82
0
650
568
3. PENGAKUAN PENDAPATAN SETELAH
PENGIRIMAN
Dalam kasus tertentu, pengumpulan harga jual tidak
terjamin secara layak dan pengakuan pendapatannya
ditunda. Ada dua metode yang umum digunakan untuk
menunda pengakuan pendapatan sampai dengan kas
diterima adalah installment method atau cost recovery
method.
Metode Angsuran (installment method)
Metode angsuran menekankan pada pengumpulan daripada
penjualan sehingga laba diakui pada periode pengumpulan
bukan pada periode penjualan. Dasar akuntansi penjualan
angsuran dibenarkan apabila tidak ada dasar yang layak
untuk menaksir tingkat kolektibilitas, pendapatan tidak diakui
sampai dengan kas diterima.
1989
1990
1991
Penjualan angsuran
200.000
250.000
240.000
Biaya atas penjualan angsuran
150.000
190.000
168.000
Laba Kotor
50.000
60.000
72.000
Tingkat laba kotor
0,25
0,24
0,30
Penerimaan kas
Penjualan 1989
Penjualan 1990
Penjualan 1991
60.000
100.000
40.000
100.000
125.000
80.000
1989
Piutang Angsuran, 1989
200.000
Penjualan Angsuran
200.000
(untuk mencatat penjualan angsuran tahun 1989)
Kas
60.000
Piutang Angsuran, 1989
60.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang angsuran)
Biaya atas Pjln Angsuran
150.000
Persediaan Barang
150.000
(untuk mencatat biaya barang yang terjual atas penjualan
angsuran tahun 1989)
Penjualan Angsuran
200.000
Biaya atas Pjln. Angsuran
150.000
Laba Kotor Ditangguhkan, 1989
50.000
(untuk menutup penjualan angsuran dan biaya atas
penjualan angsuran selama satu tahun)
Laba Kotor Ditangguhkan, 1989
15.000
Laba Kotor Direalisasi dr pjln angs.
15.000
(untuk memindahkan laba kotor ditangguh yg direalisasi
dengan penerimaan kas : Rp 60.000 x 25%)
Laba Kotor Direalisasi dr Pjln Angs. 15.000
Ikhtisar Rugi-laba
15.000
(untuk menutup laba yang direalisasi dengan
penerimaan kas)
1989
Tingkat laba kotor tahun ini
Kas yang diterima dari penjualan tahun ini
Laba kotor yang direalisasi (Rp60.000 x 25%)
Laba kotor yang ditangguhkan
(Rp50.000 - Rp 15.000)
25%
60.000
15.000
35.000
1990
Piutang Angsuran, 1990
250.000
Penjualan Angsuran
250.000
(untuk mencatat penjualan angsuran)
Kas
200.000
Piutang Angsuran, 1989
100.000
Piutang Angsuran, 1990
100.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang angsuran)
Biaya atas Penjualan Angsuran
190.000
Persediaan Barang
190.000
(untuk mencatat biaya barang yang terjual atas penjualan'angsuran)
Penjualan Angsuran
250.000
Biaya atas Penjualan Angsura
190.000
Laba Kotor Ditangguhkan, 1990
60.000
(untuk menutup penjualan angsuran dan biaya atas penjualan angsuran
tahun ini)
Laba Kotor Ditangguhkan, 1989
25.000
Laba Kotor Ditangguhkan, 1990
24.000
Laba Kotor Direalisasi dari Penjualan Angsuran
49.000
(untuk menghapus laba kotor ditunda untuk laba yang telah direalisasi
dari penerimaan kas)
Laba Kotor Direalisasi dari Penjualan Angsuran
49.000
Ikhtisar Rugi-laba
49.000
(untuk menutup laba yang direalisasi dengan pengumpulan kas)
1990
Penjualan tahun ini
Tingkat laba kotor
Kas yang diterima dari penjualan tahun ini
Laba kotor yang direalisasi (24% x Rpl00.000)
Laba kotor yang ditangguhkan
(Rp60.000 - Rp24.000)
Penjualan tahun sebelumnya
Tingkat laba kotor—1989
Kas yang diterima dari penjualan tahun 1989
Laba kotor yang direalisasi pada tahun 1990
dari penjualan 1989 (25% x l00.000)
24%
100.000
24.000
26.000
25%
100.000
25.000
Laba kotor yang direalisasi tahun 1990
Realisasi atas penerimaan dari penjualan tahun 1989
Realisasi atas penerimaan dari penjualan tahun 1990
Jumlah
25.000
24.000
49.000
Jurnal sama dengan tahun 1989
Perhitungan th 1991 sama dengan th 1990
Metode Penutupan Biaya (Cost Recovery Method)
Dalam metode penutupan biaya tidak ada laba yang diakui
sebelum penerimaan kas dari pembeli melebihi harga pokok
barang yang terjual. Setelah semua biaya tertutup, setiap
tambahan penerimaan kas diakui sebagai laba. Metode ini
digunakan karena tidak dapat diperoleh dasar yang layak
untuk menaksir kolektibilitasnya. Dengan kata lain, metode
tersebut digunakan apabila ada ketidakpastian yang tinggi
mengenai kolektibilitas piutang.
Contoh:
Pada awal tahun 1986 PT FM menjual persediaan dengan
biaya Rp25.000 kepada PT HC dengan harga Rp36.000
dengan pembayaran sebagai berikut:
1986
1987
1988
18.000
12.000
6.000
Apabila metode penutupan biaya digunakan dan
pembayaran sesuai dengan jadual yang telah ditentukan,
penerimaan kas, pendapatan, biaya, dan laba kotor diakui
sebagai berikut:
1986
1987
Kas yang diterima
18.000
Pendapatan yang diakui
36.000
0
0
Biaya barang terjual
25.000
0
0
Laba Kotor ditangguhkan
11.000
Laba kkotor diakui
saldo laba kotor
ditangguhkan
0
11.000
12.000
1988
6.000
11.000
6.000
5.000
6.000
6.000
0
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut pada tahun 1986
adalah sebagai berikut:
1986
Pada saat penjualan:
Piutang Angsuran
36.000
Penjualan Angsuran
36.000
(untuk mencatat hasil penjualan angsuran)
Biaya Barang yang Terjual
25.000
Persediaan Barang
(untuk mencatat biaya barang yang terjual)
Kas
25.000
18.000
Piutang Angsuran
18.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang angsuran)
Pada akhir tahun:
Penjualan
36.000
Biaya Barang yang Terjual
25.000
Laba Kotor Ditangguhkan
11.000
(untuk menutup penjualan dan biaya barang yang terjual
serta mencatat laba kotor yang ditangguhkan)
Pada tahun 1987 dan 1988, laba kotor ditangguhkan akan direalisasi
setelah penerimaan kas melebihi jumlah biaya dengan jurnal sebagai
berikut:
1987
Kas
12.000
Piutang Angsuran
12.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang angsuran)
Laba Kotor Ditangguhkan
5.000
Laba Kotor Direalisasi
5.000
(untuk mengakui laba kotor karena penerimaan kas pada tahun 1987
telah melebihi biaya)
1988
Kas
6.000
Piutang Angsuran
6.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang angsuran)
Laba Kotor Ditangguhkan
6.000
Laba Kotor Direalisasi
6.000
(untuk mengakui laba kotor krn kas 1988)
TAMBAHAN .................
Kerugian untuk Kontrak Jangka Panjang
Kerugian di suatu periode di dalam kontrak yang
menguntungkan
► Hanya di metode prosentase penyelesaian,
peningkatan biaya yang diperkirakan memerlukan
penyesuaian laba kotor yang diakui periode
sebelumnya pada periode sekarang.
 Kerugian pada kontrak yang merugikan
► Terdapat di kedua metode, perusahaan harus
mengakui keseluruhan perkiraan kerugian pada
periode sekarang.

Kerugian di suatu periode
Pada contoh soal sebelumnya, asumsikan PT A memperkirakan biaya
untuk menyelesaikan gedung pada tanggal 31 Desember 2013 adalah
Rp 221 juta instead of Rp 142 juta. PT A akan mengakui kerugian
sebagai berikut
Biaya yang telah dikeluarkan (31/12/13)
Perkiraan biaya penyelesaian (revisi)
Perkiraan total biaya
Prosentase penyelesaian (568jt/789jt)
Penerimaan diakui tahun 2013
(800jt x 72%) – 360 juta
Biaya diakui tahun 2013
Kerugian diakui tahun 2013
Rp 568 juta
221 juta
Rp 789 juta
72%
Rp 216 juta
253 juta
Rp 37 juta
Kerugian di suatu periode
PT A akan mencatat kerugian pada periode 2013 sebagai berikut
Beban konstruksi
Konstruksi dalam proses (kerugian)
Pendapatan
253 juta
37 juta
216 juta
Download