PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN A. Pengertian Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode yang mengakibtakan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue) dan keuntungan (gain) Tipe transaksi pendapatan: 1. Penjualan barang 2. Penjualan jasa 3. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalty dan dividen. B. Pengukuran dan Kriteria Pengakuan Pendapatan (PSAK 23) 1. Pengukuran: Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. 2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Statement of Financial Accounting Concepts No. 5 by FASB, 1984): Pendapatan diakui bila: a). Sudah atau dapat direalisir (realized or realizable), dan b). Proses untuk memperoleh pendapatan sudah selesai (earned) 3. Pengakuan penjualan barang: Pendapatan dari penjualan barang diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi: a). Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikikan barang kepada pembeli b). Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual c). Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal d). Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir ke perusahaan, dan e). Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal 4. Pengakuan penjualan jasa: Bila hasil transaksi dapat diestimasi dengan andal, pendapatan harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil transaksi dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kriteria berikut ini dipenuhi: a). Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal b). Besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh c). Tingkat penyelesaian pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal, dan d). Biaya yang terjadi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal. 5. Pengakuan Bunga, Royalti dan Dividen a). Besar kemungkinan manfaat ekonomi dari transaksi tersebut akan diperoleh, dan b). Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal C. Alternatif Saat Pengakuan Penjualan Barang dan Jasa 1. Saat barang/jasa diserahkan 2. Sebelum barang/jasa diserahkan: a). Sebelum proses produksi b). Masih dalam proses produksi c). Saat proses produksi selesai 3. Setelah barang/jasa diserahkan: a). Setelah kas diterima b). Setelah biaya tertutup D. Pengakuan saat barang/jasa diserahkan Untuk perusahaan dengan resiko retur penjualan yang tinggi, terdapat 3 alternatif pengakuan pendapatan: 1. Penjualan diakui saat periode retur habis 2. Penjualan diakui saat barang/jasa diserahkan dengan dikurangi estimasi retur penjualan 3. Penjualan dan retur penjualan diakui saat benar-benar terjadi E. Pengakuan sebelum barang/jasa diserahkan Metode pengakuan pendapatan untuk jasa kontrak konstruksi jangka panjang: 1. Metode Presentase Penyelesaian 2. Metode Kontrak Selesai 1. Metode Persentase Penyelesaian Metode ini digunakan bila: a. Estimasi yang andal dapat ditentukan untuk: - tingkat penyelesaiannya - jumlah pendapatan - biaya untuk menyelesaikan kontrak b. kontrak menyebutkan secara jelas hak dan kewajiban pembeli dan kontraktor c. kontraktor dan pembeli mempunyai kemauan untuk memenuhi semua kewajiban Perhitungan pendapatan, biaya dan laba kotor yang diakui selama masa kontrak: 1. tingkat penyelesaian dihitung dengan cost to cost basis : % penyelesaian = biaya yang sudah terjadi estimasi total biaya 2. pendapatan yang diakui = % penyelesaian x estimasi total pendapatan Estimasi total pendapatan = harga kontrak 3. laba kotor yang diakui = % penyelesaian x estimasi laba kotor Estimasi laba kotor = estimasi total pendapatan – estimasi total biaya Rekening yang diperlukan untuk pencatatannya: a. Konstruksi Dalam Proses: Merupakan rekening aktiva yaitu persediaan dengan saldo normal di sisi debit. Biaya konstruksi dan laba kotor yang diakui dicatat di rekening ini b. Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses: Merupakan rekening kontra bagi rekening Konstruksi Dalam Proses dengan saldo normal di sisi kredit. Untuk mencatat jumlah yang sudah ditagihkan ke pembeli c. Penyajiannya di Neraca: Bila saldo Konstruksi Dalam Proses > Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses --------- selisihnya disajikan sebagai aktiva lancar dengan nama Kelebihan Biaya dan Laba yang Diakui dari Tagihan Bila saldo Konstruksi Dalam Proses < Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses ----- selisihnya disajikan sebagai hutang lancar dengan nama Kelebihan Tagihan dari Biaya dan Laba yang Diakui Jurnal yang diperlukan: a. Mencatat biaya Konstruksi yang terjadi: Konstruksi Dalam Proses …………………….. xx Macam-macam Kredit …………………………..xx b. Mencatat tagihan ke pembeli: Piutang Dagang …………………….. xx Tagihan atas Kostruksi Dalam Proses…………………………..xx c. Mencatat pengumpulan piutang: Kas…………………….. xx Piutang Dagang…………………………..xx d. Mengakui pendapatan, biaya dan laba kotor pada akhir periode akuntansi selama kontrak konstruksi: Konstruksi Dalam Proses…………………….. xx Biaya Konstruksi ………………………….…..xx Pendapayan Kontrak…………………………..xx e. Menutup rekening saat kontrak selesai: Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses…………………….. xx Konstruksi Dalam Proses………….…………………………..xx Contoh soal : 1/7/1998 PT Helm mempuntai kontrak untuk membangun gedung. Nilai kontrak (total pendapatan) adalah Rp 4.500.000,- Gedung diharapkan sudah selesai Oktober 2000, dengan estimasi total biaya Rp 4.000.000,- Data berilut diperoleh dari PT Helm selama masa konstruksi : 1998 Biaya yang telah dikeluarkan s.d periode ini 1999 2000 Rp 1.000.000 Rp 2.916.000 Rp 4.050.000 3.000.000 1.134.000 - 1999 2000 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Rp 1.000.000 Rp 2.916.000 Rp 4.050.000 Estimasi sisa biaya 3.000.000 1.134.000 - Estimasi total biaya 4.000.000 4.050.000 4.050.000 Estimasi sisa biaya yang diperlukan sampai selesai 1. % penyelesaian tiap periode : 1998 Nilai kontrak (Σ pendapatan) Dikurangi : Biaya s.d periode ini Estimasi total laba kotor Rp 500.000 Rp 450.000 Rp 1998 : Rp 1.000.000 x 100 % = 25 % Rp 4.000.000 1999 : Rp 2.916.000 x 100 % = 72 % Rp 4.050.000 2000 : Rp 4.050.000 x 100 % = 100 % Rp 4.050.000 Pendapatan yang diakui setiap periode adalah 1998 : Rp 4.500.000 x 25 % Rp 1.125.000 450.000 1999 : Rp 4.500.000 x 72 % Rp 3.240.000 dikurangi pendapatan th 98 2000 : Rp 4.500.000 x 100 % 1.125.000 Rp 2.115.000 Rp 4.500.000 dikurangi pendapatan ’99 pendapatan ’98 2.115.000 1.125.000 Rp 1.260.000 Laba kotor yang diakui tiap periode akan menggunakan cara yang sama dengan pengakuan pendapatan di atas. 2. Metode Kontrak Selesai a. Digunakan untuk kontrak jangka pendek, dan kontrak jangka panjang yang tidak memenuhi kriteria untuk metode persentase penyelesaian b. Pendapatan dan laba kotor diakui hanya pada saat kontrak selesai c. Rekening Konstruksi Dalam Proses dipakai untuk mencatat biaya konstruksi saja d. Jurnal yang diperlukan pada saat kontrak selesai: Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses …………………….xx Pendapatan Kontran ……………………………………………xx Biaya Konstruksi …………………………….xx Konstruksi Dalam Proses ………………………………..xx 3. Kerugian dalam kontrak jangka panjang a. Kerugian dalam suatu periode dari kontrak yang menguntungkan: Metode persentase penyelesaian: kerugian segera diakui dalam periode yang bersangkutan Metode Kontrak Selesai: tidak ada pengakuan kerugian dalam periode yang bersangkutan b. Kerugian dari kontrak: Seluruh kerugian segera diakui dalam periode diketahuinya baik untuk metode persentase penyelesaian maupun kontrak selesai F. Pengakuan setelah penyerahan barang/jasa Pengakuan pendapatan setelah penyerahan barang/jasa dilakukan bila resiko tak tertagihnya piutang tinggi dan resiko ini tidak dapat diperkirakan dengan dasar yang beralasan Terdapat 2 metode: 1. Metode Penjualan Agsuran 2. Metode Pemulihan Biaya/Harga Perolehan 1. Metode Penjualan Angsuran a. Penjualan dan biaya/beban pokok penjualan dicatat dalam periode penyerahan barang/jasa b. Pengakuan laba kotor ditangguhkan sampai dengan diterimanya pembayaran c. Laba kotor yang diakui: % laba kotor terhadap penjualan = laba kotor penjualan pengakuan laba kotor = % laba kotor x jumlah pembayaran piutang d. Rekening yang dipakai: 1. Laba Kotor Ditangguhkan: untuk mencatat laba kotor yang belum boleh diakui dan dikelompokkan sebagai hutang lancar seperti halnya hutang penghasilan 2. Laba Kotor Direalisir: untuk mancatat laba kotor yang boleh diakui dalam suatu periode dan merupakan rekening normal 3. Piutang Penjualan Angsuran: disajikan sebagai elemen aktiva lancar e. Jurnal yang diperlukan: 1. Saat barang/jasa diserahkan: Piutang Penjualan Angsuran, Th x ……………………….xx Penjualan Angsuran ………………………………………..xx Beban Pokok Penjualan Angsuran ………………..xx Persediaan Barang Dagangan ………………………………xx 2. Saat diterima pembayaran: Kas …………………………….xx Piutang Penjualan Angsuran, Th x …………………..xx 3. Akhir periode akuntansi: Penjualan angsuran …………………..xx Beban Pokok Penjualan Angsuran ………………xx Laba Kotor Ditangguhkan, Th.x…………………xx Laba Kotor Ditangguhkan, Th. x …………………..xx Laba Kotor Penj. Angsuran Direalisir ………………xx Laba Kotor Penj. Angsuran Direalisir…………………..xx Laba Rugi………………………………….………………xx Contoh : Penjualan angsuran 1998 1999 2000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp 240.000 150.000 190.000 168.000 Harga pokok penjualan Gross profit % gross profit dari penjualan Rp 50.000 Rp 60.000 Rp 72.000 25 % 24 % 30 % Rp 60.000 Rp 100.000 Rp 40.000 100.000 125.000 Kas masuk dari Penjualan 1998 Penjualan 1999 Penjualan 2000 80.000 Jurnal th 1998 adalah : Piutang penjualan angsuran, 1998 Penjualan Angsuran (mencatat penjualan angsuran 1998) 200.000 200.000 Kas 60.000 Piutang penjualan angsuran 1998 60.000 (Mencatat kas masuk dari penjualan angsuran) HPP angsuran 150.000 Sediaan 150.000 (mencatat HPP angsuran 1998) Penjualan angsuran 200.000 HPP angsuran 150.000 Laba kotor ditangguhkan 1998 50.000 (menutup penjualan HPP angsuran 1998) Laba kotor ditangguhkan 1998 15.000 Laba kotor dari penjualan angsuran 15.000 (memindahkan laba kotor ditangguhkan menjadi laba kotor yang diakui karena ada kas masuk Rp 60.000 x 25 %) Laba kotor dari penjualan angsuran 15.000 Ikhitsar rugi laba 15.000 (menutup laba kotor diakui) Jurnal th 1999 adalah : Piutang Penjualan Angsuran 1999 Penjualan Angsuran (mencatat penjualan angsuran 1999) 250.000 250.000 Kas 200.000 Piutang penjualan angsuran 1999 Penjualan angsuran 100.000 250.000 HPP angsuran 190.000 Laba kotor ditangguhkan 1999 60.000 (menutup penjualan dan HPP angsuran 1999) Laba kotor ditangguhkan, 1998 (25 % x Rp 100.000) 25.000 Laba kotor ditangguhkan, 1999 (24 % x Rp 100.000) 24.000 Laba kotor dari penjualan angsuran 49.000 (memindahkan laba kotor ditangguhkan menjadi laba kotor yang diakui karena ada kas masuk) Laba kotor dari penjualan angsuran Ikhtisar rugi laba 49.000 49.000 (menutup laba kotor diakui) Jurnal tahun 2000 akan mirip dengan jurnal yang telah dibuat tahun 1998 dan 1999. f. Penyajian Laporan Laba-Rugi: a. Bila penjualan angsuran bukan bagian signifikan dari total penjualan, hanya laba kotor direalisir yang ditampilkan dibawah laba kotor penjualan (biasa) b. Bila penjualan angsuran merupakan bagian signifikan, penjualan angsuran, beban pokok penjualan angsuran dan biaya operasi yang dialokasikan ke penjualan angsuran harus ditampilkan 2. Metode Pemulihan Biaya a. Penjualan dan biaya/beban pokok penjualan dicatat dalam periode penyerahaan barang/jasa b. Laba kotor diakui setelah jumlah pembayaran lebih besar dari biaya/beban pokok penjualan