BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan membahas tentang tinjauan pustaka dan literature dimana sebagai landasan dalam materi penelitian. 2.1. Triple Play Internet ASP METRO Node IP DSLAM Call Server Video Server IP DSLAM Telephony Splitter ADSL2plus or VDSL2 METRO/REGIONAL NETWORK IP DSLAM Modem ADSL @ Internet ACCESS NETWORK SUBSCRIBER Video/TV Gambar 2. 1 Topologi Triple Play Layanan Sumber: www.keymile.com Infrastruktur layanan Triple Play seperti pada gambar 2.1 memberikan kemudahan bagi pengguna yang menginginkan layanan IPTV (video on demand atau kelas komersial TV), voice over IP (VoIP) telepon dan akses internet kecepatan 7 tinggi, yang dapat di akses secara bersamaan (Hariharan, Elangovan, & Hemalatha, 2012). Dengan kemajuan teknologi telah memberikan penyedia layanan telekomunikasi cara untuk menawarkan rangkaian lengkap layanan Internet, yang sering mereka bergabung menjadi satu paket dibundel. Triple play telah muncul sebagai istilah dalam bisnis yang menggambarkan persembahan tersebut; itu menandakan bundling tiga layanan broadband: Akses Internet, telepon internet, dan televisi Internet . Triple play dengan cepat menjadi didirikan di Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang, yang dibuktikan dengan berbagai penawaran atau pengumuman (misalnya, dengan AT & T, Comcast, Deutsche Telekom, British Telecom, dan NTT) (Schilke & Wirtz, 2012). Umumnya TriplePlay terdiri dari Penyedia Layanan Jaringan, jaringan inti, jaringan akses di mana pengguna akhir berada dan peralatan di rumah pelanggan. Sebuah solusi Triple Play dapat mendistribusikan 50 sampai 150 saluran TV melalui jaringan IP dengan voice over IP dan internet kecepatan tinggi (Zotos, Pallis, & Kourtis, 2010). Layanan video, suara, dan data dapat dikirim dari IP head-end menggunakan jaringan inti IP melalui jaringan backbone optik ke kantor pusat (CO) (Khamiss, 2012). Seiring dengan pertumbuhan proliferasi Internet, lalu lintas informasi yang terlihat pada jalur akses ditetapkan dalam rumput pertukaran lokal, (yang awalnya didukung oleh T1-hirarki tradisional), sekarang akan bergeser ke saluran langganan digital (DSL x); dengan demikian, tingkat intensitas lalu lintas yang dialami saat ini di sirkuit-switch di tempat kantor pusat (CO) tidak pada tingkat yang sama sebagai pra-x era DSL (Yassin & Neelakanta, 2013). CO bergantung data ke jaringan akses (AN) di mana multiplexer akses digital subscriber line (DSLAM) akan diusulkan 8 untuk home`s persyaratan layanan. Asymmetrical Digital Subscriber Line (ADSL), sebagai teknologi akses atas tanaman yang ada lingkaran tembaga nonloaded, dimaksudkan untuk menyediakan hingga 8 Mbps transportasi digital hilir dari kantor pusat untuk pelanggan dan sampai 640Kbps transmisi upstream (Bogojevici & Gospic, 2011). Seperti transmisi asimetris memiliki kegunaan potensial dalam layanan seperti videotext canggih, kompresi video berkualitas TV dan aplikasi pendidikan jarak jauh, di mana sebagian besar informasi berjalan dari penyedia layanan kepada pelanggan. Teruskan koreksi kesalahan kode (FEC) yang digunakan dalam sistem komunikasi dalam meraih coding gain untuk meningkatkan sistem margin dan tingkat transmisi maksimum yang dapat dicapai. 2.2. Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM) Sebuah digital subscriber line akses multiplexer (DSLAM, sering diucapkan dee-slam) adalah perangkat jaringan, sering berada di bursa telepon dari operator telekomunikasi. Ini menghubungkan beberapa pelanggan digital subscriber line (DSL) antarmuka untuk saluran berkecepatan tinggi komunikasi digital menggunakan teknik multiplexing. Peralatan DSLAM mengumpulkan data dari banyak port modem dan agregat suara mereka dan lalu lintas data ke dalam satu kompleks komposit "sinyal" melalui multiplexing (Gill, 2012). Tergantung pada arsitektur perangkat dan setup, DSLAM agregat garis DSL lebih Modus yang Asynchronous transfer (ATM), frame relay, dan / atau jaringan Internet Protocol (yaitu, IP DSLAM-menggunakan PTM-TC (Packet Transfer Mode - Konvergensi Transmition )).A DSLAM mungkin atau mungkin tidak berada di sentral telepon, dan mungkin juga melayani beberapa 9 data dan pelanggan suara dalam lingkungan melayani antarmuka area, kadang-kadang dalam hubungannya dengan Loop Carrier digital. DSLAMs juga digunakan oleh hotel, pondok-pondok, lingkungan perumahan, dan bisnis lain yang beroperasi sentral telepon pribadi mereka sendiri Selain menjadi switch data dan multiplexer, DSLAM juga modem. Setiap modem pada perangkat agregasi berkomunikasi dengan modem DSL pelanggan tunggal. Fungsi modem ini diintegrasikan ke dalam DSLAM itu sendiri bukannya dilakukan melalui perangkat eksternal seperti modem komputer tradisional. Dengan menempatkan DSLAMs tambahan di lokasi yang jauh dari sentral telepon, perusahaan telepon menyediakan layanan DSL ke lokasi sebelumnya di luar jangkauan efektif. DSL (Digital Subscriber Line) adalah teknologi untuk membawa tinggi informasi bandwidth untuk rumah dan usaha kecil melalui saluran telepon tembaga biasa. xDSL mengacu pada variasi yang berbeda dari DSL, seperti ADSL, HDSL, dan RADSL. Dengan asumsi rumah atau usaha kecil cukup dekat dengan kantor pusat perusahaan telepon yang menawarkan layanan DSL, Anda mungkin dapat menerima data pada kecepatan hingga 6.1 megabits (juta bit) per detik (dari teori 8,448 megabit per detik), memungkinkan transmisi terus menerus dari motion video, audio, dan bahkan efek 3-D. Lebih biasanya, koneksi individu akan memberikan dari 1,544 Mbps 512 Kbps hilir dan sekitar 128 Kbps upstream (Gill, 2012). Sebuah garis DSL dapat membawa data dan sinyal suara dan bagian data garis terhubung terus menerus. Instalasi DSL dimulai pada tahun 1998. Layanan telepon tradisional (kadang-kadang disebut POTS untuk "layanan telepon biasa lama") menghubungkan 10 rumah atau usaha kecil untuk kantor perusahaan telepon melalui kabel tembaga yang dililit satu sama lain dan disebut twisted pair 2.3. ADSL 2+ Teknologi xDSL menggunakan infrastruktur Public Switched Telephone Network (PSTN) yang ada untuk menyediakan layanan data broadband. Dalam xDSL, saluran telepon membawa kedua sinyal suara dan data / paket; ada splitter pada akhir pengguna premis di mana layanan suara dan data dipisahkan. Sistem xDSL mencakup berbagai teknologi seperti DSL asimetris (ADSL), kecepatan sangat tinggi DSL (VDSL), dan bit-rate tinggi DSL (HDSL). Kecepatan data puncak teoritis mereka (downlink / uplink di Mbps) adalah: 2 / 1.05 (HDSL), 8 / 0,8 (ADSL) dan 52/26 (VDSL) masing-masing (Simba, Mwinyiwiwa, Mjema, Trojer, & Mvungi, 2011). Teknologi kabel modem menggunakan kabel koaksial untuk menyediakan layanan data internet bersama dengan TV digital. Bandwidth puncak teoritis hingga 30 Mbps. Perlu untuk dicatat bahwa teknologi kabel memiliki keterbatasan jarak. Oleh karena itu kecepatan data yang disediakan tergantung pada jarak yang ditempuh. Tingkat data menurun segera setelah jarak yang ditempuh melebihi rentang tertentu. Infrastruktur xDSL dan kabel koaksial mapan di negara maju. Misalnya di sebagian besar negara-negara Eropa dan Amerika Serikat hampir semua rumah tangga memiliki twisted-pair dan seluruh kota dihubungkan oleh POTS (Plain Old Sistem Telecommunication). Investasi awal dan bahwa ada awalnya akan kelebihan kapasitas dan tidak ada fleksibilitas. Jika perusahaan fokus pada satu jenis teknologi, misalnya serat optik, ada kemungkinan mereka kehilangan alternatif yang menjanjikan dan layak. 11 Meskipun mereka mungkin menyadari fleksibel, lebih murah dan alternatif yang berpotensi lebih baik (seperti ADSL2 +), perusahaan tidak akan berada dalam posisi untuk menerapkan mereka karena keputusan awal untuk serat optik. Pada bagian berikutnya, solusi alternatif yang mungkin untuk serat optik dijelaskan ADSL2 + menentukan frekuensi hilir hingga 2,2 MHz (Fijnvandraat & Bouwman, 2006) . Hasilnya adalah peningkatan yang signifikan dalam ates data pada garis pendek telepon. ADSL2 + seperti pada table 2.1 diprediksi untuk menutupi jarak hingga 2 km dari DSL Access Multiplexer (DSLAM), dengan kapasitas 10 Mbit / s Tabel 2. 1 Penilaian teknologi baru yang menggunakan jaringan PSTN Source (Fijnvandraat & Bouwman, 2006) ADSL 2+ VDSL Etherloop Kapasitas Transmisi (bandwidth) 24 Mbps down and 3Mbps up; 10 Mbps at 2 km dari node DSLAM. Asymmetrical: 12.96–55.2Mbps down and 1.6–2.3 Mbps up. Symmetrical: 19.2 Mbps 6Mbps over distances of up to 6.4 km. 15 Mbps over 1.5km Etherloop2 will reach 100 Mbps Jangkauan Bandwidth menurun lebih dari jarak antara pengguna akhir dan localexchange. Jangkauan maksimum adalah 7 km 900m menurun Bandwidth lebih dari jarak antara pengguna akhir dan lokal pertukaran local exchange. Kesesuaian ADSL2+ line cards in DSLAMs Peralatan VDSL dalam semua node terpencil 12 EFMC Short reach option: 410 Mbps Long reach option: 42Mbps Appr. 7 km. Short reach option: 4750 m. Long reach option: 42700 m. Instalasi bridge Peralatan Etherloop di New sublayers data link (lebih dekat ke ADSL2+ modem (CPE) Elektronik di local Exchanges kotak jalan dan sentral telepon Partial optification Modem VDSL (CPE) Ekstensi serat dalam jaringan menuju akses local exchanges standarisasi Standar disahkan oleh ITU pada tahun 2003 PHY) didefinisikan oleh DSL yang ada standar, dan ada beberapa lapisan baru atas orangorang untuk tingkat pencocokan dan loop agregasi CPE modems Standardized by ETSI in 2001 Not standardized IEEE 802.3ah Tidak ada penggunaan skala besar di Eropa, hanya uji coba. Dewasa di Korea dan Jepang . Penerapan di kamar hotel seluruh dunia Skala besar rollout adalah diharapkan pada paruh kedua 2005. Belum diluncurkan. Maturity skalabilitas Hal ini diasumsikan bahwa ADSL2 + dan VDSL bersama-sama akan menangkap 40-50% dari DSL pasar di tahun 2010 Sampai dengan 25 Mbps di bestcase skenario. dengan memasang line card baru Bandwidth cukup tinggi; lebih distorsi dengan peningkatan penggunaan; 13 To 100 Mbps (Etherloop2) Kecepatan data dan jarak dapat meningkatkan melalui DSL teknik modulasi dan dengan '' di DSLAM yang jaringan dapat ditingkatkan pada individu dasar. bisa diupgrade ke FTTB / FTTH oleh diperpanjang serat menggelar di jaringan akses menyediakan VDSL menuntut penyesuaian setiap node jauh. 2.3.1. Flexible up- and downstream, tergantung pada permintaan ikatan '' beberapa pasang tembaga menjadi satu saluran. 100 Mbps out to 100m (single copper pair) 100 Mbps out to 750m or 20 Mbps out to 2700m (eight copper pairs) Modem ADSL Modem ADSL atau modem DSL adalah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan komputer atau router ke saluran telepon, untuk menggunakan layanan ADSL (Hellberg, Greene, & Boyes, 2007). Layaknya jenis modem lainnya, modem ADSL merupakan transceiver. Disebut juga dengan DSL Transceiver atau ATU-R. Singkatan NTBBA (Network Termination Broad Band Adapter, Network Termination Broad Band Access) juga acapkali ditemui di beberapa Negara . 2.3.2. Splitter ADSL / ADSL 2+ ADSL Splitter ini fungsi sesungguhnya adalah untuk menghindari gangguan pada saat pengguna dalam mengakses internet menggunakan modem jenis ADSL, jadi ketika pengguna sedang mengakses internet dan tiba-tiba ada telepon masuk atau 14 sedang ingin menggunakan telepon tidak akan mengganggu aktivitas atau koneksi internet yang sedang digunakan, dapat diartikan splitter ini memisahkan fungsi jaringan data dengan jaringan komunikasi (voice) (Hellberg, Greene, & Boyes, 2007). Hal ini sangat besar pengaruh ternyata terhadap kecepatan internet, karena terjadi beban berlebih pada modem sehingga koneksi internet pun terasa berat dan lambat, tetapi ketika kabel telepon tersebut di pasangkan terlebih dahulu ke splitter lalu kemudian dipasangkan ke modem ADSL, koneksi internetnya berubah menjadi lebih cepat hal ini terjadi karena data komunikasi (Voice) tidak masuk juga ke modem ini tetapi dipisahkan oleh splitter ini sehingga tidak membebani kerja modem, dan memang data komunikasi ini seharusnya tidak masuk ke dalam modem yang berjenis ADSL karena prinsip kerja ADSL intinya adalah memisahkan jalur komunikasi suara (analog) dengan jalur komunikasi data digital, berdasarkan frekuensinya masingmasing. Frekuensi suara adalah antara 400 Hz sampai 3.400 Hz sedang frekuensi sinyal digital menggunakan sinyal di atas 4 KHz. Dengan demikian sangat disarankan untuk menggunakan ADSL Splitter untuk pengguna modem ADSL yang koneksi internetnya menggunakan jalur telepon, jika ingin mendapatkan kecepatan yang maksimal dan tidak mudah terputus pada jaringan internetnya. 15 2.3.3. Layanan pada modem ADSL Kebanyakan modem ADSL mempunyai program yang tertanam atau yang disebut dengan firmware sendiri-sendiri. Firmware ini dapat diupgrade untuk tambahan kemampuan atau perbaikan terhadap kesalahan kecil seperti bug. Hal ini dapat dilakukan melalui jaringan atau melalui antarmuka komunikasi serial. Firmware alternatif seperti OpenWrt dapat juga dipasang pada banyak modem dan menambahkan beberapa fungsionalitas yang tidak dapat pada firmware asli. Misalnya VPN, QoS, IPv6 native and tunneling, menaikkan daya pada WAP, DNS dan fungsifungsi lain yang disediakan pada cakupan Linux (Yasin & Ibrahim, 2010) . 2.4. IPTV (Yasin & Ibrahim, 2010) Internet Protocol Television (IPTV) adalah teknologi untuk memberikan layanan televisi digital melalui jaringan IP seperti Internet daripada yang disampaikan melalui siaran tradisional frekuensi radio, sinyal satelit, dan televisi kabel (CATV) format. Layanan IPTV dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok utama: hidup televisi, pemrograman timeshifted dan Video on Demand (VoD). Dalam penelitian ini, telah disimulasikan transmisi IPTV menggunakan Constant Bit Rate (CBR), yang merupakan istilah yang digunakan dalam telekomunikasi berkaitan dengan QoS. Dua CBR generator transmisi telah digunakan dengan koneksi UDP. untuk permasalahan kebutuhan bandwidth yang besar dalam melayani kebutuhan video content MPEG, Namun dengan teknik kompresi video teknologi 16 berkembang seperti MPEG-4 AVC dan VC-1 memberikan koefisienan mengenai kebutuhan bandwidth. Standar codec H.264 video atau MPEG-4 lanjutan pengkodean video (AVC), kini standar format menggunakan H.264 video atau dikenal MPEG-4. MPEG-4 AVC memotong kebutuhan bandwidth untuk pengiriman video digital dua dan beserta ekstensi-dikenal sebagai scalable video coding (SVC) memungkinkan paralel penyediaan video, VoIP, dan akses internet broadband pada saat yang sama bahkan dalam DSL tingkat rendah koneksi. kualitas layanan (QoS) jaminan dan manajemen lalu lintas diakui sebagai tantangan teknis untuk suksesnya penyebaran layanan triple play. Tujuan dari lalu lintas manajemen adalah untuk mendukung kebutuhan QoS untuk set beragam layanan triple play, termasuk kepolisian, penjadwalan, kontrol aliran, diferensiasi lalu lintas, admission control, dll Untuk tujuan itu umum digunakan teknik penjadwalan paket (PQ, WFQ, WFQ-LL) dievaluasi untuk menyediakan tripleplay layanan melalui arsitektur menyadari IPQoS (Khamiss & Abdullah, 2013). Penciptaan dan penggunaan berbagai layanan baru berkualitas tinggi menuntut (VoIP, High Quality Video Streaming) dan pengiriman mereka atas infrastruktur inti dan akses jaringan sudah jenuh telah menciptakan kebutuhan untuk pengadaan E2E QoS (Papagianni & al, 2008). Penyedia jaringan digunakan pada infrastruktur mereka beberapa macam mekanisme dan teknik untuk menyediakan QoS. (Abdullah & Abduljabbar, 2014) IPTV dan VoD layanan membutuhkan bandwidth tinggi. Tergantung pada kompresi dan coding teknologi tingkat penularan berikut harus dipertimbangkan sebagai berikut: 17 1. A MPEG-2 kode SD video streaming VoD atau aliran IPTV adalah 3,5-5 Mbit / s per saluran TV. 2. A MPEG-4 kode seperti pada table 2.2 SD video streaming VoD atau aliran IPTV hingga 2 Mbit / s per saluran TV. 3. Saluran TV HD menggunakan 8 sampai 12 Mbit / s ketika dikodekan dengan H.264. Tabel 2. 2 karakteristik aplikasi video ( source ; (Abdullah & Abduljabbar, 2014)) Parameters Resolution Codec Frame Compression Ratio Minimum Frame Size (bytes) Maximum Frame Size (bytes) Mean Frame Size (Bytes) Display Pattern Transmission Pattern Group of Picture Size Frame Rate (frames/sec) Number of Frames Peak Rate (Mbps) Mean Rate (Mbps) DSCP Matrix III 352x288 MPEG-4 Part 2 47.682 8 36450 3189.068 IBBPBBPBBPBB IPBBPBBPBBIB 12 25 180,000 7.290 0.637 AF33 2.5. Set-Top Box (STB) Set Top Box (STB) atau dekoder merupakan perangkat dekoder yang berguna untuk mengatur saluran televisi yang akan diterima, kemudian dipilih sesuai kebutuhan, dan juga dekoder akan memeriksa hak akses pengguna atas saluran tersebut, kemudian akan menghasilkan keluaran berupa gambar, suara, dan layanan lainnya. Dilihat dari bagaimana cara kerja Set top box ini yang bekerja satu arah dan 18 juga dapat bekerja tanpa campur tangan manusia, Set top box dapat dikatakan sebagai salah satu perangkat teknologi informasi (HELLBERG, GREENE, & BOYES, 2007). 2.5.1. Set Top Box Satelit Gambar 2. 2 Set Top Box jenis satelit DVB-S (Sumber gambar : http://www.tvdigitaljogja.tv/2013/05/apakah-set-top-box-stb-itu.html) Set top box seperti pada gambar 2.2 ini cukup banyak digunakan di masyarakat indonesia, dikarenakan hanya membutuhkan parabola penerima sinyal yang langsung dihubungkan dengan set top box. Set top box ini menerima sinyal jenis Digital Video Broadcast-Satellite (DVB-S). Set top box ini dapat menyalurkan saluran televisi dari yang Standard Definition (SD) hingga High Definition (HD) (Video definisi tinggi) dan juga dapat menyalurkan saluran televisi Siaran gratis, dan juga beberapa stasiun radio lokal maupun mancanegara. Cara kerja Set-top box ini layaknya analog televisi biasa, hanya perbedaannya dibutuhkan parabola luar dan low noise block (LNB) yang dibutuhkan untuk menerima sinyal dan kemudian diubah menjadi frekuensi yang sesuai dengan Set-top box. Di Indonesia sendiri, sekarang Set Top Box jenis ini banyak dipinjamkan oleh penyedia layanan televisi berlangganan. 19 Beberapa penyedia layanan televisi berlangganan yang menggunakan set top box jenis ini seperti, Indovision, Aora, Okevision, Top TV dll. 2.5.2. Set Top Box Kabel Gambar 2. 3 Set Top Box Jenis Kabel DVB-C (Sumber gambar : http://www.tvdigitaljogja.tv/2013/05/apakah-set-top-box-stb-itu.html) Set top box seperti pada gambar 2.3 ini mulai populer dikarenakan sifatnya yang lebih stabil dari gangguan cuaca karena menggunakan kabel fiber optik yang ditanam di dalam tanah. Namun, hal ini juga yang menyebabkan penggunanya lebih sedikit daripada pengguna set top box Satellite, karena saluran kabel untuk set top box jenis ini belum banyak tersedia di wilayah Indonesia. Set top box ini menggunakan sistem Digital Video Broadcast-Cable (DVB-C). Set top box jenis ini dapat menerima saluran televisi yang sama dengan Set Top Box satelit, namun karena Set Top Box ini menggunakan kanal saluran yang sangat cepat, tersedia juga pilihan tayangan 3-Dimensi (3D). Penyedia layanan Televisi berlangganan yang menggunakan Set Top Box jenis ini di Indonesia contohnya adalah HomeCable dari First Media dan juga TelkomVision. 20 2.5.3. Set Top Box Internet Set top box ini mengandalkan saluran internet dalam menayangkan siaran televisinya. Set top box ini menggunakan sistem saluran televisi digital Digital Video Broadcast-Internet Protocol Television (DVB-IPTV). Set top box jenis ini dapat memberikan tayangan yang lebih kaya dibanding set top box sebelumnya, karena set top box jenis ini memungkinkan adanya interaksi dalam menonton televisi, seperti adanya fitur Video on demand yang memungkinkan penonton dapat memilih tayangan yang ingin dilihat, dan dapat melihat tayangan yang sudah berlalu. Teknologi ini cenderung baru di indonesia dan hanya ada satu yang menggunakan teknologi ini, yaitu Groovia TV dari Telkom Indonesia. 2.5.4. Set Top Box Terestrial Gambar 2. 4 Set Top Box Jenis Terestrial DVB-T (Sumber gambar : http://www.tvdigitaljogja.tv/2013/05/apakah-set-top-box-stb-itu.html) Set Top Box seperti pada gambar 2.4 ini bisa dibilang masih lebih muda dibanding set top box yang lain. Set top box ini menggunakan sistem Digital Video Broadcast-Terestrial (DVB-T) atau dengan kata lain, set top box ini tidak 21 memerlukan parabola khusus dalam menerima sinyal digital. Set top box ini cukup menggunakan antena televisi UHF-VHF. Penyedia layanan Televisi berlangganan yang menggunakan set top box jenis ini adalah nexmedia. 2.6. VoIP Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah istilah umum untuk menggambarkan teknologi transmisi untuk pengiriman suara melalui jaringan IP seperti Internet. Dengan demikian, VoIP kadang-kadang disebut Internet teleponi. Untuk klarifikasi lebih lanjut, Internet telephony mengacu pada suara layanan komunikasi yang diangkut melalui internet, daripada Public Switched Telephone Network (PSTN) (Yasin & Ibrahim, 2010). Hal ini dapat dilakukan dengan prosedur termasuk langkah-langkah dasar yang terlibat dalam berasal panggilan telepon Internet yang konversi sinyal suara analog ke format digital dan putus sinyal menjadi paket-paket IP untuk pengiriman melalui Internet dan proses ini dibalik pada penerima. Dalam penelitian ini, telah disimulasikan lalu lintas VoIP menggunakan Pareto On / Off Traffic Generator (POO Lalu Lintas) yang merupakan generator lalu lintas (aplikasi) yang terkandung dalam Objectoriented Alat kelas bahasa perintah (OTcl) Aplikasi / Lalu Lintas / Pareto NS- 2. Paket dikirim pada tingkat bunga tetap selama periode dan pada tidak ada paket dikirim selama periode off. Baik dan mematikan periode diambil dari distribusi Pareto dengan paket ukuran yang konstan. Sumber-sumber ini dapat digunakan untuk menghasilkan lalu lintas agregat yang menunjukkan ketergantungan jangka panjang. 22 Siapapun dengan latar belakang di bidang ekonomi tahu bahwa ada alat dan teknik yang ditetapkan untuk menentukan nilai investasi yang diusulkan. Beberapa investasi lebih sulit untuk menilai daripada yang lain, tetapi terus-menerus penelitian di bidang ekonomi keuangan dilakukan untuk meningkatkan wawasan dalam kasuskasus sulit seperti itu. Biasanya, kasus bisnis valuated menggunakan discounted cash flow (DCF) analisis. Kira-kira, biaya yang dikurangkan dari manfaat, nilai waktu untuk uang diperhitungkan, dan risiko yang ditangani. Hasil analisis tersebut adalah net present value (NPV), memberikan nilai bersih dalam hal uang hari ini. Jika NPV positif, dan beberapa indikator lain yang menguntungkan, misalnya jangka waktu pengembalian (PBP) tidak terlalu lama, internal rate of return (IRR) tidak terlalu dekat dengan tingkat diskonto yang digunakan, dan jika varian yang sesuai dari return on investment (ROI) tidak terlalu rendah, sehingga dapat memutuskan untuk berinvestasi (Verhoef, 2005). Tentu saja, indikator ekonomi seperti model saja, dan tidak perlu mencerminkan realitas secara akurat. Sebagai contoh, selama hype dotcom kerugian menghasilkan bebas software reseller bisa memiliki nilai pasar yang lebih tinggi dari seluruh industri otomotif Jerman. Untuk kasus-kasus yang sulit analisis tambahan diperlukan, misalnya dengan menggunakan penilaian real option (ROV), di mana meskipun NPV nol masih penilaian positif dari investasi dapat ditemukan karena nilai yang dapat mewakili pilihan. Pengembalian investasi Laba atas investasi (ROI) didefinisikan sebagai keuntungan bersih dibagi dengan biaya otal. Meskipun ini adalah metrik sederhana, ada variasi yang lebih canggih dari definisi klasik yang diperlukan untuk IT-investasi, karena risiko tinggi yang terlibat. 23 2.7. Investasi Investasi menurut (Ekwantoro, Ishan, & Chenardo, 2013) dan (Alex Kane,2009) adalah dengan kegiatan penanaman modal atau sumber daya yang lain pada masa sekarang dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Seperti seseorang melakukan investasi tabungan berjangka dimana dia mengharapkan keuntungan di masa yang akan datang. Pengertian Investasi Teknologi Informasi Menurut (Ekwantoro, Ishan, & Chenardo, 2013) dan (Fitzpatrick, 2007) Investasi teknologi informasi berupai biaya total keseluruhan proyek yang melibatkan teknologi informasi termasuk biaya operasional setelah proyek telah diimplementasikan. Pendapat lain (Schniederjans,2010), menyebutkan investasi teknologi merupakan keputusan informasi dalam mengalokasikan tiap jenis dari manajemen sistem informasi termasuk diantaranya sumber daya manusia dan uang. Tujuan dan Manfaat Investasi Teknologi Informasi Tujuan investasi teknologi informasi menurut (Ekwantoro, Ishan, & Chenardo, 2013) adalah sebagai berikut: 1. Adanya alasan kelangsungan hidup perusahaan, bahwa teknologi informasi dalam bisnis terkait sifatnya adalah mutlak. 2. Untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas perusahaan. 3. Keinginan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengembangkan teknologi yang belum dimiliki perusahaan lain. Manfaat investasi teknologi informasi adalah sebagai berikut: 1. Mereduksi biaya yang harus dikeluarkan ( cost displacement). 24 2. Menghindari biaya yang harus dikeluarkan (cost avoidance). 3. Memperbaiki kualitas yang diambil ( decision analysis). 4. Menghasilkan dampak positif yang diperoleh perusahaan (impact analysis). Pengertian Proses Bisnis Menurut (Ekwantoro, Ishan, & Chenardo, 2013) dan (Jones dan Rama, 2008) Proses bisnis merupakan seperangkat aktivitas yang dilakukan oleh suatu bisnis untuk memperoleh, menghasilkan, serta menjual barang dan jasa. Suatu cara penting untuk mempelajari proses bisnis perusahaan adalah dengan berfokus pada siklus transaksi. Proses bisnis dapat disusun menjadi tiga siklus transaksi utama: 1. Siklus pemerolehan/pembelian ( acquisition/purchasing ) mengacu pada proses pembelian barang dan jasa. 2. Siklus konversi ( Convertion cycle ) mengacu pada proses mengubah sumber daya yang diperoleh menjadi barang – barang dan jasa. 3. Siklus pendapatan ( Revenue cycle) mengacu pada proses menyediakan barang dan jasa untuk para pelanggan. 2.8 Cost & Benefit Analysis Siapapun dengan latar belakang di bidang ekonomi tahu bahwa ada alat dan teknik yang ditetapkan untuk menentukan nilai investasi yang diusulkan. Beberapa investasi lebih sulit untuk menilai daripada yang lain, tetapi terus-menerus penelitian di bidang ekonomi keuangan dilakukan untuk meningkatkan wawasan dalam kasuskasus sulit seperti itu. Biasanya, kasus bisnis valuated menggunakan discounted cash 25 flow (DCF) analisis. Kira-kira, biaya yang dikurangkan dari manfaat, nilai waktu untuk uang diperhitungkan, dan risiko yang ditangani. Hasil analisis tersebut adalah net present value (NPV), memberikan nilai bersih dalam hal uang hari ini. Jika NPV positif, dan beberapa indikator lain yang menguntungkan, misalnya jangka waktu pengembalian (PBP) tidak terlalu lama, internal rate of return (IRR) tidak terlalu dekat dengan tingkat diskonto yang digunakan, dan jika varian yang sesuai dari return on investment (ROI) tidak terlalu rendah, sehingga dapat memutuskan untuk berinvestasi (Verhoef, 2005). Tentu saja, indikator ekonomi seperti model saja, dan tidak perlu mencerminkan realitas secara akurat. Sebagai contoh, selama hype dotcom kerugian menghasilkan bebas software reseller bisa memiliki nilai pasar yang lebih tinggi dari seluruh industri otomotif Jerman. Untuk kasus-kasus yang sulit analisis tambahan diperlukan, misalnya dengan menggunakan penilaian real option (ROV), di mana meskipun NPV nol masih penilaian positif dari investasi dapat ditemukan karena nilai yang dapat mewakili pilihan. Pengembalian investasi Laba atas investasi (ROI) didefinisikan sebagai keuntungan bersih dibagi dengan biaya otal. Meskipun ini adalah metrik sederhana, ada variasi yang lebih canggih dari definisi klasik yang diperlukan untuk IT-investasi, karena risiko tinggi yang terlibat. Menurut (Ekwantoro, Ishan, & Chenardo, 2013) dan (Schniederjans, 2010) “ Cost benefit analysis involves the estimation and valuation of the net benefits associated with alternative courses of action.This Technique often entails comparing the present value of benefits associated with an investment to the present value of the costs of the same investement.”Cost Benefit Analysis adalah suatu teknik untuk 26 menganalisa biaya dan manfaat yang melibatkan estimasi dan mengevaluasi dari manfaat yang terkait dengan alternatif tindakan yang akan dilakukan. Teknik ini membandingkan nilai manfaat kini dengan investasi dari biaya investasi yang sama sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan termasuk didalam pengambilan keputusan investasi IT. Siapapun dengan latar belakang di bidang ekonomi tahu bahwa ada alat dan teknik yang ditetapkan untuk menentukan nilai investasi yang diusulkan. Beberapa investasi lebih sulit untuk menilai daripada yang lain, tetapi terus-menerus penelitian di bidang ekonomi keuangan dilakukan untuk meningkatkan wawasan dalam kasuskasus sulit seperti itu. Biasanya, kasus bisnis valuated menggunakan discounted cash flow (DCF) analisis. Kira-kira, biaya yang dikurangkan dari manfaat, nilai waktu untuk uang diperhitungkan, dan risiko yang ditangani. Hasil analisis tersebut adalah net present value (NPV), memberikan nilai bersih dalam hal uang hari ini. Jika NPV positif, dan beberapa indikator lain yang menguntungkan, misalnya jangka waktu pengembalian (PBP) tidak terlalu lama, internal rate of return (IRR) tidak terlalu dekat dengan tingkat diskonto yang digunakan, dan jika varian yang sesuai dari return on investment (ROI) tidak terlalu rendah, sehingga dapat memutuskan untuk berinvestasi (Verhoef, 2005). Tentu saja, indikator ekonomi seperti model saja, dan tidak perlu mencerminkan realitas secara akurat. Sebagai contoh, selama hype dotcom kerugian menghasilkan bebas software reseller bisa memiliki nilai pasar yang lebih tinggi dari seluruh industri otomotif Jerman. Untuk kasus-kasus yang sulit analisis tambahan diperlukan, misalnya dengan menggunakan penilaian real option (ROV), di mana meskipun NPV nol masih penilaian positif dari investasi dapat 27 ditemukan karena nilai yang dapat mewakili pilihan. Pengembalian investasi Laba atas investasi (ROI) didefinisikan sebagai keuntungan bersih dibagi dengan biaya otal. Meskipun ini adalah metrik sederhana, ada variasi yang lebih canggih dari definisi klasik yang diperlukan untuk IT-investasi, karena risiko tinggi yang terlibat. Menurut (Ekwantoro, Ishan, & Chenardo, 2013) “This approach analyzes a proposed IT investment to identify and evaluate its benefits, costs, and risks.” Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis investasi TI yang diusulkan dan mengidentifikasi serta mengevaluasi manfaat, biaya, dan risiko. Selain itu, Cost Benefit Analysis cenderung untuk menempatkan penekanan lebih besar pada efisiensi (misalnya, penghematan biaya) dari pada efesienesi atau menciptakan nilai, dan beberapa jenis risiko umumnya telah diabaikan. Net Present Value (NPV) Menurut (Ekwantoro, Ishan, & Chenardo, 2013) dan (Schniederjans,2010) Net Present Value (NPV) “is another way of carrying out present value analysis. NPV is the present value of cash flows minus the initial investment cost.” Net Present Value (NPV) adalah cara lain untuk melakukan analisis nilai sekarang. NPV adalah nilai sekarang dari arus kas dikurangi biaya investasi awal dan dapat dihitung sebagai: Dimana: NPV = ∑�= �1 +� � 28 Dimana: NB = Net Benefit = Benefit-Cost n = tahun (waktu) i = discount factor Kriteria yang dipergunakann dalam penilaian NPV adalah sebagai berikut: 1. Jika NPV = 0 (nol), maka hasil investasi (return) usaha akan sama dengan tingkat bunga (bagi hasil) yang dipakai dalam analisis, atau dengan kata lain usaha tidak untung maupun rugi (impas). 2. Jika NPV = - (negatif), maka investasi tersebut rugi atau hasilnya (return) dibawah tingkat bunga (bagi hasil) yang dipakai. 3. Jika NPV = + (positif), maka investasi tersebut menguntungkan atau hasilnya (return) melebihi tingkat bunga (bagi hasil) yang dipakai. Metode Internal Rate of Return ( IRR) Metode ini guna melihat tingkat diskonto (i) yang akan menghasilkan nilai sekarang investasi sama dengan nol. Dimana jika suatu investasi yang memiliki nilai IRR > i akan mendapatkan prioritas untuk dilaksanakan. IRR = i 1 + NPV i i NPV NPV 1 2 1 2 Dimana; i 1 NPV 1 29 1 = disconto terendah i 2 = disconto tertinggi = nilai NPV disconto terendah NPV 2 = nilai NPV disconto tertinggi Benefit (Manfaat) Menurut (Ekwantoro, Ishan, & Chenardo, 2013) dan (Schniederjans, 2010), “A benefit is a positive consequence of undertaking an IT investment. Benefits often arise from making an improvement in the way an organization performs necessary tasks.”Manfaat merupakan konsekuensi positif dari adanya investasi IT. Manfaat sering timbul dari akibat melakukan perbaikan dalam cara organisasi melaksanakan tugas – tugas yang diperlukan. Ada dua jenis manfaat,yaitu : 1. Tangible Benefits Tangible Benefits adalah manfaat yang secara langsung berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, baik berupa pengurangan atau penghematan biaya (cost). Peningkatan efektivitas atau produktivitas kinerja para karyawan maupun peningkatan pendapatan (revenue) 2. Intangible Benefits Intangible Benefits adalah manfaat yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan pemanfaatan teknologi informasi, namun tidak memiliki kolerasi secara langsung dengan profitabilitas perusahaan. Service Level Agreement (SLA) Service Level Agreement merupakan perjanjian layanan yang diberikan oleh penyedia layanan kepada penerima layanan. Dalam perjanjian tersebut penyedia 30 layanan akan memberikan jaminan atas layanan mereka kepada pelanggan, sehingga pelanggan merasakan kepuasan atas layanan yang diberikan. Hal ini akan memberikan keuntungan kepada penyedia layanan apabila mereka memenuhi SLA yang telah diberikan. Karena akan membantu penyedia layanan dalam memasarkan layanan mereka kepada pelanggan yang lain. Service Level Agreement merupakan komponen yang terdapat dari strategi Service Level Agreement (SLM) pada suatu organisasi seperti dijelaskan pada IT Infrastructure Library (ITIL)v3. SLA berhubungan dengan suatu ketersedian suatu layanan pada penyedia layanan. Dalam hal ini SLA akan memastikan apakah layanan, perangkat dan sumber daya yang dimiliki oleh penyedia layanan dapar terukur dan tercapai sesuai dengan perjanjian yang telah diberikan kepada penerima layanan. Definisi ketersediaan (Availability) (Nugroho, Sukmaaji, & Jatmika, 2013) dan (Torrel & Avelar, 2010) adalah probabilitas suatu perangkat melakukan fungsi yang diperlukan tanpa kegagalan dalam kondisi persyaratan waktu tertentu. Ada dua factor utama melibatkan dalam perhitungan ketersediaan: Mean Time Between Failure (MTBF) dan Mean Time To Repair (MTTR). Setelah diketahui maka ketersediaan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: Availability = �� ��+ � Sedangkan menurut (Nugroho, Sukmaaji, & Jatmika, 2013) untuk perhitungan Mean Time To Repair (MTTR) adalah waktu yang diperlukan untuk memulihkan suatu 31 system dari sebuah kegagalan. Hal ini termasuk waktu yang dibutuhkan dalam mendiagnosa masalah, mendapatkan teknisi dan perbaikan system. Untuk menghitung perkiraan nilai MTTR sebagai berikut: MTTR = ∑� MTTR = Mean Time To Repair t = waktu yang diperlukan untuk reparasi n = Jumlah reparasi yang pernah dilakukan Untuk Mean Time Between Failure (MTBF) (Nugroho, Sukmaaji, & Jatmika, 2013) merupakan ukuran dasar dari keandalan system. MTBF merupakan waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh layanan dalam bekerja tanpa mengalami kegagalan dalam waktu periode tertentu. Semakin tinggi jumlah MTBF, semakin tinggi keandalan suatu system atau produk. Berikut persamaan untuk menghitung nilai MTBF : MTBF = ∑ � ��� � MTBF = Mean Time Between Failure tUptime = waktu optimal n = Jumlah kerusakan yang terjadi 32