kompetisi mahluk hidup akibat terjadinya niche

advertisement
KOMPETISI MAHLUK HIDUP AKIBAT
TERJADINYA NICHE OVERLAP
Oleh: Lina Kristina
NIM : E351110....
A. Pendahuluan
Habitat suatu organisme adalah tempat organisme itu hidup atau tempat dimana suatu
individu harus menemukannya. Sedangkan rung atau niche ekologi merupakan istilah yang
lebih luas lagi, artinya tidak termasuk hanya ruang fisik yang diduduki oleh organisme itu
tetapi juga peranan fungsional dalam ekosistem, seperti posisi trofiknya serta posisinya
didalam gradien suhu, kelembaban, pH, dan keadaan lain dari keberadaannya. Secara analogi
hal ini dapat dikatakan bahwa habitat adalah tempat makhluk itu sedang relung ekologi atau
niche merupakan kedudukanya.
Niche merupakan peran fungsional dan kedudukan organisme dalam komunitas. Menurut
Elton (1972) niche didefinisikan sebagai suatu tempat yang berhungan dengan makanan dan
kompetisi dan juga status organisme dalam komunitas. Menurutnya niche dari hewan dapat
didefinisikan dalam range yang lebih luas lagi menurut ukuran dan makanannya. Menurut
Odum (1959), definisi niche ekologi adalah posisi atau status dari struktur adaptasi
organisme, respon psikologi, dan tingkah laku spesifik. Adapun niche menurut Keindegh
(1980), yaitu kedudukan khusus dalam suatu komunitas suatu populasi spesies. Jadi niche
(relung) dapat diartikan sebagai suatu kedudukan dari organisme tetentu dalam ekosistem
terikat dengan adaptasi morfologi, struktur, dan fungsional. Dengan demikian niche overlap
dapat diartikan sebagai suatu kedudukan atau posisi organisme yang tumpang tindih dengan
organisme yang lain di dalam ekosistem dalam hal ukuran habitat dan makanannya.
Niche overlap terjadi apabila dua organisme menggunakan sumber daya atau faktorfaktor lingkungan yang sama. Overlap sempurna terjadi jika dua organisme memiliki
niche/relung yang identik, dan tidak terjadi overlap jika niche atau kedudukan dari dua
organisme memisah secara sempurna. Biasanya kedudukannya yang tumpang tindah (niche
overlap) hanya sebagian saja dimana sumber daya yang tersedia dibagi dan digunakan oleh
dua organisme secara bersama.
Pengertian relung sebenarnya lebih ditekankan pada fungsi setiap organisme terhadap
komunitas dibandingkan dengan tempatnya secara fisik didalam habitat (Clarke, 1963).
Pernyataan ini sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Olton (dalam Colinvaux,1973),
yang menyatakan bahwa relung adalah tempat hewan di dalam lingkungan biotiknya, dalam
1
hubungannya dengan makanan dan musuh. Lebih lanjut, Colinvaux (1986) mengemukakan
bahwa ada beberapa pengertian yang berbeda tentang relung, meskipun semua saling
berhubungan. Penjelasannya sebagai berikut:
1. Relung sebagai fungsi komunitas(disebut relung kelas 1). Dalam pengertian ini,
relung berarti tempat hewan didalam lingkungan biotiknya, dalam hubungannya
dengan makanan dan musuh. Relung ini juga da[pat disebut relung komunitas.
Misalnya, ular berperan sebagai pemangsa katak dan merupakan makanan burung
elang. Dalam rantai makanan, relung dalam pengertian ini dinyatakan sebagai tingkat
trofik, artinya jika suatu hewan menduduki suatu tingkat trofik tertentu maka tingkat
trofik tersebut merupakan relungnya didalam ramtai makanan. Misalnya :Kijang
memduduki tingkat trofik II mempunyai relung sebagai trofik II bagi organisme lain
dalam rantai makanan yang diduukinya: dalam rantai makanan tersebut kijang
mempunyai relung sebagai pemangsa produsen dan menjadi mangsa dari konsumen
yang menduduki trofik di atasnya.
2. Relung dalam definisi jenis (relung kelas II). Relung dapat didefinisikan dari sudut
pandang individu diantara populasinya. Maka relung adalah sejumlah kemampuan
khusus dari oindividu untuk memenfaatkan sumber daya, bertahan dari bahaya dan
berkompetisi sesuiai dengan keperluannya. Kemampuan–kemampuan individu yang
sudah teradaptasi merupakan ciri dari populasi atau sejenisnya, dan ciri itu merupakan
relung jenis (species niche ). Sebagai contoh: Burung Robin yang aslinya hidup di
Amerika (Turdus migratorius) mempunyai kemampuan yang sudah teradaptasi yaitu
menarik cacing dari liangnya, berburu serangga, menerima panggilan al;arm dari
sesamanya, dan mempunyai ketrampilan navigasoi untuk bermigarsi ketempat yang
jauh sebanyak dua kali dalam setahun. Kemampuan – kemampuan tersebut
merupakan cara hidup yang khas dari burung Robin, dan merupakan relung burung
Robin. Relung kelas I dan kelas II sama – sama menjelaskan tentang profesi hewan,
tetapi dari sudut pandang yang berbeda. Misalnya relung kelas I menyoroti burung
Robin sebagai pemangsa cacing dan menjadi makanan elang (perannya dalam
komunitas), sedangkan relung kelas II memandang peran burung Robin bagi didinya
sendiri (relung jenis) yaitu menarik cacing, menghindarkan diri dari elang dan lain –
lain. Relung kelas II hanya dimiliki oleh burung Robin dari Eropa. Burung Robin dari
Eropa (antara lain : Turdus merula, dan Turdus ericetorum) meskipun dapat menarik
cacing, mungkin kecakapannya berbeda.
2
3. Relung sebagai kualitas lingkungan (Relung kelas III). Relung jenis ini hanya dapat
dijalankan pada kondisi – kondisi tertentu saja. Misalnya ; kemampuan burung Robin
untuk menarik cacing hanya dapat dilakukan dilingkunan yang banyak cacingnya.
Maka dari itu pengertian relung jenis ini ada hubungannya dengan kondisi – kondisi
lingkungan khusus. Colivaux (1986) menyebutkan dengan environmental space,
dimana suatu populasi dapat bertahan hidup dan berkembang biak secara optimal.
Berdasarkan prinsip inilah tampaknya Macfayden (dalam Colinvaux, 1986)
merumuskan definisi tentang relung sebagai berikut; relung adalah sejumlah kondisi
ekologis dimana jenis spesies dapat mengkolonisasi sumber energi secara efektif
sehingga mampu berkembang biak dan selanjutnya dapat mengkolonisasi kondisi
lingkungan tersebut. Sementara itu Hucthinson (dalam Colinvaux, 1986) menyatakan
relung adalah suatu hipervolume yang multidimensional dari akses – akses sumber
daya. Definisi Hutchinson itu dapat dijelaskan dengan mudah sebagai berikut.
Organisme dari suatu jenis dapat bertahan hidup, tumbuh dan berkenbang biak, serta
mempertahankan populasinya hanya dalam batas temperatur tertentu. Rentangan
temperatur itu merupakan relung hanya dalam satu dimensi yaitu dimensi suhu.
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi kemampuan jenis untuk bertahan hidup,
tumbuh, berkembang biak dan mempertahankan populasinya tidak hanya temperatur, tetapi
juga beberapa faktor yang lain. Jika faktor yang dihadapi oleh suatu hewan dalam bertahan
hidup, tumbuh, berkembang biak dan mempertahankan populasinya ada, misalnya suhu dan
kelembaban maka relung hewan menjadi relung 2 dimensi. Jika faktor yang dihadapi oleh
jenis organisme ada 3 faktor misalnya suhu, kelembaban dan kecepatan angin, relungnya
disebut relung 3 dimensi. Dilingkungan tempat suatu jenis organisme beradaptasi tentunya
tersedia banyak faktor lingkungan, maka relungnya merupakan relung multidimensional.
B. Relung Dinamika
Relung yang direalisir kebanyakan organisme berubah kedua-duanya pada waktunya
yang dan dari satu ke lain tempat sebagai fisik dan lingkungan biotik bertukar-tukar.
Perubahan relung dapat dipertimbangkan pada dua tingkatan:
1. Pada suatu basis jangka pendek itu adalah di dalam suatu skala waktu ekologis, yang
sepanjang hidup dari individu tunggal atau paling banyak beberapa generasi.
3
2. Pada jangka panjang di dalam suatu skala waktu evolisiner, itu adalah, di atas, waktu
berhubungan geologi dan banyak generasi.
Beberapa organisme seperti serangga seluruhnya sudah terpisah bukan yang overlap,
relung waktu yang berbeda di dalam riwayat hidup mereka begitu larva nyamuk yang biasa
dikenal sebagai “wriggleworms” yang berhubungan dengan air, pemakan tumbuhan
sedangkan nyamuk dewasa yang umum dikenal sebagai hewan teresetrial yang terbang dan
sebagai binatang penghisap darah. Banyak contoh lain bisa dikutip, seperti ulat bulu / traktor
dan butterflies, belatung dan lalat, katak dan berudu, dan larval planktonic dan sessile
dewasa. Pada contoh ini perubahan bentuk morfologi dari hewan tersebut menyebabkan suatu
relung promounced bergeser secara drastis. Akan tetapi pada organisme lain perubahan
relung ini dapat terjadi secara berangsur-angsur misalnya saja pada kadal yang masih muda,
lebih aktif pada suhu lingkungan yang rendah dalam mencari mangsa karena ukuran
tubuhnya yang kecil, permukaan tubuhnya lebih cepat menyerap panas.
Suatu organisme dekat dengan tetangga di dalam ruang relung atau memiliki potensial
pesaing, dapat tetapi tidak memberikan pengaruh yang kuat terhadap relung ekologis. Relung
dari beberapa organisme tertentu oleh lingkungan phisik mereka. Tekanan selektif, dan
relung, bisa tukar-menukar selama masih hidup. Seperti didaerah berhawa sedang, awal
musim semi adalah suatu waktu ketika tumbuhan tahunan secara relatif terpilih, sedangkan
kemudian dalam musim, mereka menjadi semakin yang lebih terpilih. Bahkan di dalam jenis
ditentukan, beberapa organisme mungkin adalah yang lebih terpilih seperti populasi dalam
range geografi yang berbeda atau individu dengan posisi yang berbeda dalam intertidial.
Secara teoritis, berkurangnya kompetisi interspesifik perlu diikuti perluasan relung. Di
dalam suatu usaha untuk mengamati ini, (Crowell, 1962) menguji dan membandingkan
ekologi di sana jenis burung-burung pada bermuda dengan daratan populasi. Ada sedikit
banyak jenis burung-burung darat pada pulau dibandingkan pada tanah daratan, dengan
ketiga kebanyakan aundant menjadi disebut yang utama, catbird dan vireo dipandang putih.
Pada bermuda, tiga jenis ini mempunyai populasi yang sangat tebal / padat, bagaimanapun, di
dalam tanah daratan tempat kediaman di mana jika ada banyak lagi yang lain jenis burungburung, dan begitu suatu variasi yang luas dari pesaing interspesifik, populasi dari yang sama
ini tiga jenis pada umumnya lebih kecil. Walau pun ada, tentu saja perbedaan tak bisa di
acuhkan antar tempat kediaman bermuda dan tanah daratan America utara, membentuk
perbedaan antara segala jenis burung perlu meskipun demikian mempunyai suatu pengaruh
besar pada ekologi dari burung. Walaupum catbird dan utama sudah biasanya tempat yang
4
lebih retricted dan pencarian makan relung pada pulau barangkali sumber daya tersedia
jadilah lebih terbatas, vireo dipandang telah memperluas kedua-duanya relung tempatnya dan
pencarian makan relung meskipun jenis bersarang pada suatu variasi yang lebih luas pada
atas bermuda. Efek dari kompetisi interspesifik pada luas relung kompleks, dan di bawah
kondisi berbeda, boleh benar-benar menyukai perluasan relung atau singkatan relung. Begitu
suatu pesaing yang mengurangi ketersediaan makanan dalam beberapa mikrohabitat, tetapi
daun-daun memangsa kepadatan di dalam mikrohabitattidak diubah, secara efektif
mengurangi hasil yang lain.
C. Relung Dimensional
Walaupun model hipervolume dari dimensi dari niche merupakan konsep yang sangat
luar biasa kuat tetapi ini sangat abstrak untuk dijadikan nilai praktis dan agak sulit untuk
mengaplikasikannya dalam dunia nyata. Seperti untuk menyatakan gagasan mengenai
hipervolume kita harus mengetahui sesuatu yang esensial yang menyangkut organisme.
Karena kita tidak dapat mengetahui semua faktor yang berkenaan dengan unit dari
organisme, karena dasar dari niche merupakan hal yang abstrak. Kenyataannya niche dari
kebanyakan organisme memiliki banyak dimensi yang tidak dapat terlukiskan. Mengingat
rata-rata K dari organisme terseleksi dari suatu kompetisi jumlah dari niche dimensi dapat
dibatasi atau dikurangi dengan baik. Kompetisi dapat dihindari dengan adanya perbedaan
niche tempat, nniche waktu dan niche makanan sehingga julah niche dimensi yang efektif
dapat dikurangi menjadi 3 yaitu tempat, waktu dan makanan. Dapat dibayangkan suatu
komunitas yang penuh menempati suatu voleme dalam satu tempat dengan tiga dimensi,
komunitas itu akan menyerupai jigsaw puzzle tiga dimensi dengan setiap irisan dari satu
spesies menempati suatu bagian dari keseluruhan volume.
Jumlah niche dimensi yang banyak memiliki potensi terhadap tetangga terdekat dalam
satu ruangan niche. Dalam satu ruangan niche dimensi ada niche yang dapat diloncati hanya
pada dua sisi, dimana hal itu dapat menjadi banyak tetangga dalam dua ruang niche dimensi
dan terdiri pada 3 atau lebih dimensi. Selain bentuk kenaikan niche dimensional yang
mungkin terjadi niche overlap atau sama-sama mendekati satu sumbu dan masih menyebar
atau lurus dengan yang lain.
Relung ekologi merupakan tempat dimana menentukan habitatnya dan menentukan
status organisme dalam suatu komunitas dan mengetahui kegiatan atau aktivitas terutama
mengenai sumber pangan dan energinya, laju metabolisme dan pertumbuhannya, pengaruh
5
terhadap organisme lain sehingga mampu megubah hal-hal yang penting di dalam suatu
ekosistem. Relung ekologi mempunyai 3 konsep komponen secara historis yaitu:
1. Relung habitat/ relung fisik/ relung ruang.
2. Relung tropik.
3. Relung multidimensional hipervolume.
D. Macam-Macam Niche Overlap
1. An Included Niche
Keadaan ini terjadi pada suatu kedudukan dari suatu spesies berada dalam kedudukan
dari spesies yang lain. Keadaan ini digambarkan pada grafik dibawah ini.
Sumber: Kartono,2012
Pada grafik di atas terlihat bahwa kedudukan dari spesies dua (S2) berada di dalam
kedudukan spesies satu (S1), artinya seluruh kedudukan dari spesies 2 tumpang tindih dengan
kedudukan spesies 1. Dalam hal ini ada 2 bentuk kompetisi yang mungkin tarjadi sebagai
akibat dari adanya niche overlap atau kedudukan yang tumpang tindih, yaitu:
a)
Jika spesies 2 unggul maka akan mengurangi kedudukan atau relung yang dimiliki
oleh spesies 1 karena spesies 2 mampu berkompetisi dalam mempertahankan sumber
daya dan kedudukannya di dalam ekosistem (digambarkan dengan garis putus-putus),
sehingga relung yang dimiliki oleh spesies 1 semakin berkurang.
b)
Sebaliknya jika spesies 1 unggul maka spesies 2 akan terancam keberadaannya,
karenya spesies 2 tidak mampu bersaing atau berkompetisi dega spesies 1 sehingga
tidak mampu mempertahankan kedudukannya dalam ekosistem untuk mendapatkan
sumber daya atau faktor-faktor lingkungan yang lain.
6
2. Equal overlap
SP1
SP2
niche overlape
Pada equal overlap besar kedudukan yang dimiliki oleh dua spesies adalah sama besar,
dan diantara kedudukan (niche) tersebut ada sebagian kedudukan yang digunakan secara
bersama-sama (tumpang tindih/ overlap sebagian). Persaingan atau kompetisi yang muncul
antara spesies 1 (S1) dan spesies 2 (S2) cenderung seimbang karena masing-masing spesies
memiliki luas kedudukan yang sama.
3. Unequal overlap
SP1
SP2
niche overlape
Unequal overlap terjadi apabila kedudukan dari spesies 1 lebih besar dari pada
kedudukan spesies 2, dan terjadi penggunaan sebagian kedudukan dan sumber daya secara
bersama-sama. Kompetisi yang timbul dalam menggunakan sumber daya / kedudukan pada
keadaan ini tidak seimbang karena kedudukan dari spesies 1 hanya sebagian kecil saja,
sedangkan pada spesies 2 hampir mencapai separuh dari kedudukannya mengalami overlap
(digunakan bersama-sama) dengan spesies 1.
4. Abuting niche
Sp 1
sp2
Kondisi ini terjadi ketika kedudukan dari spesies 1 dan spesies 2 bersinggungan,
namun tidak sampai terjadi overlap. Hal ini memungkinkan terjadinya kompetisi secara tidak
langsung pada bagian yang bersinggungan. Persinggungan kedudukan ini dihasilkan dari
7
kompetisi yang terjadi pada niche overlap sebagai indikasi untuk menghindari terjadinya
persaingan (kompetisi).
5. Disjunct niche
sp 1
sp 2
Pada keadaan ini tidak terjadi overlap kerena relung atau kedudukan dari dua organisme
memisah secara sempurna. Masing-masing organisme memiliki kedudukan (niche) yang
tidak saling behubungan satu sama lain sehinga tidak terjadi kompetisi.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Relung Ekologi
1. Kedudukan yang ditempati oleh suatu spesies di dalam jaring-jaring makanan (relung
trofik).
2. Kisaran suhu, kelembaban, salinitas yang diterima oleh setia spesies dalam suatu
habitat ( relung multidimensional).
3. Tempat atau ruang spesies hidup relung habitat.
Tiap faktor merupakan bagian dari relung suatu spesies, biasanya berkisar dalam kisaran
toleransi. Jadi setiap organisme dapat menahan suatu kisaran tertentu dari suhu, kelembaban,
pH, dan salinitas.
F. KOMPETISI
Kompetisi adalah hubungan antara dua individu untuk memperebutkan satu macam
sumber daya, sehingga hubungan tersebut dapat merugikan bagi salah satu pihak. Sumber
daya yang diperebutkan dapat berupa makanan, energi dan tempat tinggal. Kompetisi dapat
terjadi antar individu dalam satu populasi dan individu dari populasi yang berbeda. Sebagai
contoh, ayam yang di pelihara dalam satu kandang saling memperebutkan makanan jika
makanannya diberikan dalam satu tempat, persaingannya tampak jika salah satu ayam
mematuk mematuk yang lain pada saat makan bersama. Populasi kijang yang hidup di Taman
Nasional Baluran (Jawa Timur) bersaing dengan kerbau liar dan banteng, karena hewanhewan memakan rumput di savana yang ada di sana. Hubungan kompetisi terjadi hanya jika
8
sumber daya dalam keadaan terbatas sementara ukuran populasi organisme melebihi daya
dukung lingkunganya. Di taman nasional baluran, kerbau liar mengalami pertumbuhan
populasi lebih cepat dari kijang, banteng dan hebivor yang lain.
Persaingan dalam hal sumber daya ruang ati tempat terjadi jika terjadi ledakan
populasi sehingga hewan berdesak-desaan di suatu tempat tertentu. Dalam kondisi seperti ini
hewan-hewan yang kuat biasanya mengusir yang lemah untuk pindah dari kelompoknya atau
meninggalkan tempatnya. Dalam kasus pertumbuhan populasi kerbau, banteng, dan kijang di
Taman Nasional Baluran, jika populasi kerbau tidak dikendalikan,hewan kijang dan banteng
juga akan tidak memperoleh tempat yang cukup merumput. Contoh kompetisi di Taman
Nasional Baluran adalah kopetisi hewan dalam memenuhi kebutuhan air minum. Pada musim
kemarau, cadangan air hanya ada didekat pantai berupa mata air, atau rawa-rawa sempit.
Hampir semua hewan mamalia yang hidup di Taman Nasional Baluran mencari minum di
tempat tersebut. Ditinjau dari luas tempatnya, hewan-hewan yang ada di sana akan berebut
tempat untuk minum, jika semua hewan minum dalam waktu yang sama. Namun, jenis-jenis
hewan yang ada di sana mempunyai waktu sendiri untuk minum. Dalam pengamatan penulis,
hewan-hewan itu minum pada sore dan malam hari, dengan pembagian waktu sebagai berikut
: kijang sebelum petang, babi rusa pada saat hari mulai gelap, kerbau sekitar jam 10.00
malam, dan banteng lebih lama. Contoh untuk kompetisi sumber daya ruang juga dapat di
amati di laboratorium. Sepasang jangkrek dimasukan kedalam terarium, yang di dalamnya
sudah diletakan bekas tutup kotak korek api. Jangkrik itu biasanya akan menggunakan tutup
korek api untuk tempat tinggal. Jika jangkrik itu dibiarkan di tempat itu untuk beberapa hari,
korek api itu akan dikuasai sebagai rumahnya. Jika kemudian dimasukan jangkrik yang lain
ke dalam terarium, jangkrik yang sudah tinggal lebih dulu akan mengusir jangkrik pendatang
baru jika mendekati rumahnya. Jangkrik yang tinggal lebih dulu juga akan mengusir jangkrik
pendatang baru jika mendekati jangkrik betina yang sudah tinggal lebih lama dengan dirinya.
Kejadian ini menunjukan bahwa kompetisi tidak hanya terjadi untuk tempat tinggal, tetapi
juga terjadi dalam hal pasangan kawin.
Dalam hubungan timbal balik dengan lingkungannya,organisme mempunyai peranan
atau menduduki posisi tertentu bagi pihak lain. Misalnya : kambing mempunyai peranan atau
berposisi sebagai pemakan rumput dan menjadi mangsa dari harimau didalam lingkungan
hidupnya. Posisi atau peranan itu juga berlaku terhadap lingkungan fisik yang ada
disekitarnya. Peranan dan posisi organisme terhadap lingkungannya didalam suatu ekosistem
9
disebut relung (niche). Namun orang juga mengartikan relung sebagai tempat hidup,
misalnya; relung jentik – jentik nyamuk adalah tempat – tempat tergenang air tawar.
G. Niche overlape dan kompetisi
Niche overlape terjadi ketika ada dua unit organisme yang menggunakan sumber daya
yang sama serta variabel-variabel yang lain yang ada dalam lingkungan. Overlape terjadi
sempurna apabila dua unit organisme memiliki niche yang identik, sedangkan overlape tidak
akan terjadi apabila k2 niche yang dimliki itu berbeda. Biasanya, niche overlape itu terbagibagi. Beberapa sumber daya itu di bagi-bagi dan sumber daya lainnya di gunakan secara
eksklusif oleh masing – masing unit organisme. Hutchinson melakukan penelitian sederhana
mengenai niche overlape dan berasumsi bahwa lingkungan itu keadaanya penuh atau padat
sehingga tidak ada toleransi untuk tidak terjadi niche ovrlape dalam suatu perode waktu
tertentu,sehinggga terjadi kompetisi dalam bagian overlape dari dua niche tersebut.
Persaingan akan lebih sering terjadi dan hasilnya hanya salah satu spesies yang dapat
bertahan dalam ruang niche yang bertentangan artinya:
1. Dua dasar niche overlape dapat diidentikan berhubungan antara yang satu dengan
yang lain meskipun memiliki ekologi yang berbeda. Unit organisme merupakan unit
yang superior dalam persaingan dengan yang lain .
2. Satu dasar niche akan menjadi lengkap apabila bersama – sam dengan yang lain pada
kondisi ini, hasil dari kompetisi bergantung pada kemampuan relatif berkompet5isi
dari 2 unit organisme. Jika salah satu dasar niche dimasuki dengan niche yang lain
maka kompetisinya adalah inferior, sehingga yang lain akan dimusnahkan dan yang
lainnya akan menguasai seluruh ruang niche, jika unit organisme yang pertama adalh
kompetisi yang superior , maka organisme tersebut akan mengeliminasi prganisme
yang terakhir datang di ruang niche yang bertentangan. Selanjutnya kedua organisme
tersebut akan hidup dengan berkompetisi superior terhadap salah satu niche yang
masuk kedalam niche yang lain.
3. Dua dasar niche, overlape secara terpisah-pisah dengan beberapa ruang niche yang
terbagi dan beberapa digunakan secara eksklusif oleh setiap organisme setiap unit
orgaisme mempunyai tempat berlindung dalam ruang yang tidak bertentangan dan
hidup berdampingan karena hal tersebut tidak dapat dihindari dengan adanya
kompetitor yang superior yang menguasai ruang niche yang berlainan.
10
4. Dasar niche dapat berbatasan antara yang satu dengan yang lain Pada gambar ini
menunjukan tidak ada kompetisi-kompetisi secara langgsung yang terjadi seperti
hubungan niche yang merefleksikan kompetisi yang dihindari. Jika dua dasar niche
tidak menyimpang secara keseluruhan (tanpa overlape) tidak akan terjadi
kompetisidan ke2 unit organisme akan menguasai seluruh dasar niche.
11
Download