Obat Diuretika

advertisement
Analgetika
SRIDANA,S.Farm.,Apt
Analgetika






Susunan saraf yang mengkoordinasikan sistem saraf
dalam tubuh manusia di bagi dalam 2 golongan besar
yaitu SSP dan SS perifer.
SSP terdiri dari : otak, Sumsum tulang belakang
(spinal cord)
SS perifer terdiri dari : saraf otonom
Obat yang bekerja pada SSP berdasarkan efek
farmakodinamiknya dibagi dalam 2 golongan besar,
yaitu
Merangsang atau menstimulasi yang secara langsung
maupun tidak langsung merangsang aktivitas otak.
Menghambat atau mendepresi yang secara langsung
maupun tidak langsung memblokir proses tertentu.
Analgetika


Adalah obat-obat yang dapat mengurangi
atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.
Analgetika pada umumnya diartikan sebagai
obat yang efektif untuk menghilangkan sakit
kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan nyeri
lainnya misal nyeri paca bedah, dismenore,
pasca persalinan, dll.
Analgetika




Rasa nyeri dapat dibedakan menjadi :
Nyeri ringan (sakit gigi, nyeri otot, nyeri haid)
dapat diatasi dengan asetosal, parasetamol
bahkan plasebo.
Nyeri sedang (sakit punggung, migrain,
rematik) memrlukan analgetik perifer kuat.
Nyeri hebat (kolik usus, kolik batu empedu,
kolik batu ginjal, kanker) harus diatasi
dengan analgetik sentral atau analgetik
opioid.
Penggolongan



Analgetika dibagi dalam 2 golongan besar,
yaitu : analgetika opioid (narkotik) dan
analgetika non opioid.
Analgetika opioid bekerja pada SSP memiliki
daya penghalang nyeri yang hebat. Dalam
dosis besar dapat bersifat depresan umum
(mengurangi kesadaran) mempunyai efek
samping euforia.
Penggunaan harus hati-hati karena dapat
menimbulkan adiksi.
Analgetik opioid





Digolongkan menjadi :
Alkaloid alam : morfin, codein
Derivat semisintetis : heroin
Derivat sintetik : metadon, fentanil
Antagonis morfin : nalorfin, nalokson,
pentazosin.
Analgetik opioid



Reseptor tempat terikatnya opioid di sel
otak disebut reseptor opioid.
Reseptor opioid di otak : µ, k, ε, σ
Suatu opioid bisa berinteraksi dengan
semua reseptor dengan afinitas yang
berbeda.
Morfin




Indikasi :analgesik selama dan setelah
pembedahan, situasi lain.
Kontra indikasi : deprsi pernafasan akut,
alkoholisme akut, peninggian tekanan otak
atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi,
adiksi pada OD menimbulkan keracunan dan
dapat menyebabkan kematian.
Sediaan : morfin HCl (generik) sirup 5 mg/5
ml, tablet 10 mg,30 mg, 60 mg, injeksi 10
mg/ml, 20 mg/ml.
Kodein fosfat




Indikasi : nyeri ringan sampai sedang.
Kontra indikasi : depresi pernafasan akut,
alkoholisme akut, peninggian tekanan otak
atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi,
adiksi pada OD menimbulkan keracunan dan
dapat menyebabkan kematian.
Sediaan : kodein fosfat (generik) tablet 10
mg, 15 mg, 20 mg.
Fentanil




Indikasi : Nyeri kronik yang sukar diatasi
pada kanker.
Kontra indikasi : deprsi pernafasan akut,
alkoholisme akut, peninggian tekanan otak
atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi,
adiksi pada OD menimbulkan keracunan dan
dapat menyebabkan kematian.
Sediaan : dapat berupa injeksi atau cakram
transdermal (lama kerja panjang)
Petidin HCl




Indikasi : nyeri sedang sampai berat, nyeri
pasca bedah
Kontra indikasi : deprsi pernafasan akut,
alkoholisme akut, peninggian tekanan otak
atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi,
adiksi pada OD menimbulkan keracunan dan
dapat menyebabkan kematian.
Sediaan :petidin (generik) injeksi 50 mg/ml,
tablet 50 mg
Tramadol HCl




Indikasi : nyeri sedang sampai berat.
Kontra indikasi : deprsi pernafasan akut,
alkoholisme akut, peninggian tekanan otak
atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi,
adiksi pada OD menimbulkan keracunan dan
dapat menyebabkan kematian.
Sediaan : tramadol (generik) injeksi 50
mg/ml, tablet50 mg.
Nalorfin, nalokson




Merupakan antagonis morfin.
Bekerja dengan meniadakan semua
khasiat morfin.
Bersifat analgesik.
Digunakan pada kasus over dosis atau
intoksikasi analgetik opioid.
Analgesik non opioid



Disebut juga analgesik perifer karena tidak
mempengaruhi SSP.
Berkhasiat juga sebagai antipiretik.
Berdasarkan rumus kimia digolongkan
menjadi :
- Gol salisilat : asetosal/aspirin
- Gol para amino fenol : parasetamol
- Gol pirazolon : fenilbutazon
- Gol antranilat : as mefenamat
Analgesik Anti Inflamasi Non
Steroid (AINS)




Kelompok obat heterogen yang mempunyai
efek analgetik, antipiretik dan antiinflamasi.
Mekanisme kerja : penghambatan biosintesis
prostaglandin.
Efek farmakodinamik : analgesik, antipiretik,
antiinflamasi.
Efek samping : induksi tukak lambung atau
peptik, ggn fungsi trombosit, gangguan
homeostasis ginjal.
AINS


Asam karboksilat
- asam asetat : derivat as fenilasetat
(diklofenak), derivat as asetat indol
(indometasin, sulindak)
- derivat as salisilat (aspirin, diflunisal)
- derivat as propionat (ibuprofen, ketoprofen)
- derivat as fenamat (as mefenamat)
Asam enolat
- derivat pirazolon (fenilbutazon)
- derivat oksikam (piroksikam, tenoksikam)
Aspirin





Asam asetil salisilat/asetosal
Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang,
demam, antiplatelet.
Kontra indikasi : anak dibawah 12 tahun,
anak menyusui, gangguan sal cerna,
hemofilia
Efek samping : iritasi sal cerna
Sediaan : asetosal (generik) tab 100 mg, 500
mg
Parasetamol





Sinonim asetaminofen
Indikasi : nyeri ringan sampai sedang,
demam
Kontra indikasi : penderita gangguan
hati.
Efek samping : iritasi sal cerna
Sdiaan : parasetamol (generik) sirup
120 mg/5 ml, tablet 100 mg, 500 mg
Asam mefenamat




Indikasi : nyeri ringan sampai sedang,
dismenore
Kontra indikasi : hati-hati pada penderita usia
lanjut, radang usus besar.
Efek samping : mengantuk, diare,
trobositopenia, anemia, kejang-kejang pada
OD
Sediaan : asam mefenamat (generik) kaptab
250 mg, 500 mg
Ibuprofen




Indikasi : nyeri dan radang pada penyakit
rematik dan gangguan otot skelet, nyeri
ringan sampai sedang, dismenore, pasca
bedah.
Kontra indikasi : hati-hati pada pasien usia
lanjut, gagal ginjal, payah jantung, tukak
lambung.
Efek samping : gangguan sal cerna ( mual,
muntah, diare, perdarahan tukak lambung)
Sediaan : Ibuprofen (generik) tab 200 mg,
400 mg, 600 mg.
Diklofenak




Indikasi : nyeri dan radang pada penyakit
rematik, ggn otot skelet, gout, pasca bedah
Kontra indikasi : hati-hati pada pasien usia
lanjut, gagal ginjal, payah jantung, tukak
lambung.
Efek samping : gangguan sal cerna ( mual,
muntah, diare, perdarahan tukak lambung)
Sediaan : Kalium diklofenak (generik) tab 25
mg, 50 mg
Spesialite
NO
GENERIK
DAGANG
PABRIK
1
Acetosal
Aspirin
Aspilet
Naspro
Bayer
UAP
Nicholas
2
Parasetamol
Panadol
PCT
Tempra
Sterling
Aventis
Bristol M
3
Asam Mefenamat
Ponstan
Mefinal
Mectan
Pfizer
Sanbe F
Prafa
4
Antalgin
Novalgin
Ronalgin
Sanofi
Dexa M
Download