DRAFT Usulan HAKLI PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR ..../MENKES/..../..../20.... TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK SANITARIAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 23 ayat (5) UndangUndang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan perlu mengatur izin dan penyelenggaraan praktek sanitarian; bahwa dalam rangka pelaksanaan pasal ...... Peraturan Pemerintah No. ....... Tahun ....tentang ..... (Tenaga Kesehatan) perlu ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Registrasi dan Izin Kerja Ahli Kesehatan Lingkungan; b. bahwa c. bahwa berdasarkan pertimbangan diatas perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Izin dan Penyelengaraan Praktik Sanitarian. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-undang No. 12 tahun 2008 ; 2. Undang-undang Nomor 9 tahun 2008 tentang Penggunaan Bahan Kimia dan Larangan Penggunaan bahan Kimia Sebagai Senjata Kimia (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4834); 3. Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4851); 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor ..., Tambahan Lembaran Negara Nomor .............); 5. Undang-undang Nomor 2336 Tahun 19922009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 19922009 Nomor 100144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 34955063); 6. Undang-undang No.23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lembaran Negara Tahun ... No....Tambahan Lembaran Negara No............. ) 7. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5072); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 10. Keputusan Menteri Kesehatan nomor. 373/Menkes/SK/III/ 2007 tentang Standar Profesi Sanitarian Ahli Kesehatan Lingkungan (?-> Ahli Kesehatan Lingkungan); 11. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 712/Menkes/Per/X/1986 tentang Persyaratan Kesehatan Jasa Boga; 1 Tuesday, June 21, 2011 12. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 304/Menkes/Per/IV/1989 tentang Persyaratan Kesahatan Rumah Makan dan Restoran; 13. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 161/Menkes/Per/I/2010 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan; 14. Tolong Tambahkan Permenkes lain yang berkaitan dengan sanitasi: Kolam Renang, K3, Hotel ........................dst; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK SANITARIAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : 1. Sanitarian atau Ahli Kesehatan Lingkungan adalah seseorang yang lulus pendidikan kesehatan lingkungan yang telah diakui oleh Pemerintah di dalam dan atau di luar negeri. 2. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif, yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat 3. Uji kompetensi adalah suatu penilaian pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dinyatakan dengan sertifikat kompetensi. 4. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada Ahli Kesehatan Lingkungan setelah mengikuti uji kompentensi yang dilakukan oleh Lembaga Uji Kompetensi 5. Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi seorang Ahli Kesehatan Lingkungan yang telah lulus uji kompetensi yang dilaksanakan oleh Lembaga Uji Kompetensi. 6. Lembaga Uji Kompetensi (MTKP/MTKI tingkat Propinsi) adalah lembaga independen untuk melakukan uji kompetensi yang terdiri dari unsur Pemerintah, profesi, pelayanan kesehatan dan pendidikan serta dikukuhkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi. 7. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Ahli Kesehatan Lingkungan yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan diberi Surat Tanda Registrasi Ahli Kesehatan Lingkungan (STRAKL). 8. Surat Tanda Registrasi Ahli Kesehatan Lingkungan selanjutnya disingkat STRAKL adalah bukti tertulis pemberian kewenangan dan kepada Ahli Kesehatan Lingkungan untuk menjalankan pelayanan kesehatan lingkungan sesuai standar pelayanan kesehatan lingkungan yang berlaku secara nasional 9. Registrasi ulang adalah pencatatan ulang terhadap Ahli Kesehatan Lingkungan yang telah habis masa berlaku STRAKL. 10. Surat Izin Kerja Ahli Kesehatan Lingkungan Praktik selanjutnya disingkat SIKAKL SIP adalah surat ijin yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota bagi Ahli Kesehatan Lingkungan yang diberikan kepada Sanitarian yang telah memenuhi persyaratan untuk bekerja sesuai dengan keprofesiannya. 11. Standar Profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan melaksanakan pelayanan profesi Ahli Kesehatan Lingkungan yang meliputi standar pelayanan, standar profesi dan standar operasional prosedur. 12. Satuan kredit profesi adalah nilai yang diperoleh dari kegiatan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan keprofesian seperti mengikuti seminar, pelatihan dan atau pendidikan berkelanjutan baik formal maupun non-formal yang ditetapkan oleh Organisasi Profesi. 2 Tuesday, June 21, 2011 13. Formulir rekapitulasi pencapaian Angka Kredit Profesi adalah dokumen yang berisi jumlah angka kredit dalam Satuan Kredit Profesi (SKP) yang dimiliki Ahli Kesehatan Lingkungan. 14. Organisasi Profesi adalah Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) 15. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang Kesehatan. BAB II SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN IZIN KERJA PERIZINAN Pasal 2 (1) Sanitarian dapat menjalankan praktik mandiri dan/atau bekerja di fasiltas pelayanan publik dan/atau lembaga lainnya. (2) Sanitarian yang menjalankan praktik mandiri harus berpendidikan sekurangkurangnya Diploma III Kesehatan Lingkungan. (3) Pimpinan penyelenggara pendidikan kesehatan lingkungan wajib menyampaikan laporan secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi mengenai peserta didik yang baru lulus, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah dinyatakan lulus dengan tembusan kepada Organisasi Profesi Propinsi. (4) Bentuk dan isi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti tercantum dalam Formulir I terlampir. Pasal 3 (1) Setiap sanitarian yang menjalankan praktik mandiri dan/atau bekerja di fasiltas pelayanan publik dan/atau lembaga lainnya wajib memiliki izin praktik Sanitarian (2) Surat izin praktek (SIP) sanitarian berlaku untuk sebanyak-banyaknya 3 (tiga) tempat (3) Ahli Kesehatan Lingkungan harus memiliki Sertifikat Kompetensi (4) Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh setelah lulus penilaian kompetensi yang meliputi penilaian pengetahuan, keterampilan dan sikap. (5) Tata cara uji kompetensi diatur oleh MTKI (6) Sertifikat Kompetensi sebagai dasar mengurus STRAKL. Pasal 4 (1) Ahli Kesehatan Lingkungan harus memiliki STRAKL. (2) Untuk memperoleh STRAKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Ahli Kesehatan Lingkungan mengajukan permohonan dengan menyertakan kelengkapan registrasi kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi tempat institusi pendidikan dan atau dimana Ahli Kesehatan Lingkungan berada (3) Bentuk permohonan STRAKL sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Formulir II terlampir. (4) Kelengkapan registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. Fotokopi ijazah yang dilegalisir oleh institusi pendidikan; b. Fotokopi Sertifikat kompetensi yang dilegalisir oleh Lembaga Uji Kompetensi; c. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar. d. Foto copy STRAKL yang akan habis masa berlakunya untuk Ahli Kesehatan Lingkungan yang hendak memperpanjang STRAKL. (5) STRAKL yang dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi atas nama Menteri Kesehatan (6) STRAKL sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diterbitkan dalam waktu selambatlambatnya 1 (satu) bulan sejak permohonan diterima. (7) Bentuk dan isi STRAKL sebagaimana tercantum pada Formulir III terlampir. (8) STRAKL berlaku selama 5 Tahun dan dapat diperbaharui 3 Tuesday, June 21, 2011 Pasal 5 (1) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi membuat pembukuan registrasi mengenai STRAKL yang diterbitkan. (2) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi menyampaikan laporan secara berkala kepada Menteri Kesehatan melalui Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan mengenai STRAKL yang telah diterbitkan untuk kemudian secara berkala diterbitkan dalam buku registrasi nasional. (3) Sistem penomoran dan tata cara registrasi diatur oleh MTKI Pasal 4 .Pasal 6 (1) Setiap Ahli Kesehatan Lingkungan dalam menjalankan pekerjaannya wajib memiliki SIKAKL. (2) Untuk memperoleh SIP SIKAKL sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, Sanitarian pada ayat (1) Ahli Kesehatan Lingkungan mengajukan permohonan kepada Pemerintah Daerah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan melampirkan : a. Fotokopi STRAKL yang masih berlaku dan dilegalisir b. Fotokopi Sertifikat Uji Kompetensi yang masih berlaku dan dilegalisir c. Foto copy ijazah yang dilegalisir d. Rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota e. Rekomendasi dari Organisasi Profesi f. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm, 2 lembar. (3) Kewajiban memiliki STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan SIKAKL masih tetap berlaku sepanjang STRAKL berlaku (4) Bentuk permohonan SIP SIKAKL sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 pada ayat (1) tercantum dalam Formulir IV terlampir (5) Permohonan SIP yang disetujui atau ditolak harus disampaikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada pemohon dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal permohonan diterima. (6) Bentuk dan isi SIKAKL yang disetujui sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Formulir VII terlampir (7) Bentuk surat penolakan SIKAKL sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tercantum dalam Formulir VIII terlampir (8) SIKAKL hanya berlaku di wilayah Kabupaten/Kota dimana SIKAKL diterbitkan (9) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan SIKAKL yang diterbitkan kepada Kepala Dinas Provinsi dengan tembusan Organisasi Profesi Pasal 5 . Sanitarian dapat menjalankan praktik sebanyak-banyaknya di 3 (tiga) tempat kerja atau lembaga. Pasal 6 . (1) SIP berlaku selama STR masih berlaku dan dapat diperbaharui kembali jika habis masa berlakuknya. (2) Pembaharuan SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota setempat dengan melampirkan: a. Fotokopi SIP yang lama; b. Fotocopy STR; c. Rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota d. Rekomendasi dari Organisasi Profesi e. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm, 2 lembar. Pasal 7 . SIP dinyatakan tidak berlaku karena: a. Tempat kerja/praktik tidak sesuai dengan SIP b. Masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang 4 Tuesday, June 21, 2011 c. Dicabut oleh pejabat yang berwenang memberi izin. Pasal 7 Ahli Kesehatan Lingkungan lulusan luar negeri wajib melakukan adaptasi sebagai persyaratan untuk mengikuti uji kompetensi. (2) Adaptasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada institusi pendidikan yang terakreditasi yang ditetapkan oleh Menteri. (3) Pelaksanaan program adaptasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan peraturan perundangan. (4) Untuk melakukan adaptasi Ahli Kesehatan Lingkungan lulusan luar negeri mengajukan permohonan kepada Menteri dengan melampirkan : a. Fotokopi Ijazah yang telah dilegalisir oleh institusi di negara tempat institusi pendidikan berada. b. Fotokopi surat hasil penilaian ijazah yang diterbitkan dan dilegalisir oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. c. Fotokopi sertifikat uji kemampuan berbahasa Indonesia yang diterbitkan lembaga yang berwenang memberikan sertifikat. d. Memiliki STR dari negara asal e. Rekomendasi dari Organisasi Profesi negara asal (5) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c, d dan e tidak berlaku bagi Ahli Kesehatan Lingkungan Lulusan luar negeri Warga Negara Indonesia (6) Menteri berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menetapkan institusi pendidikan sebagai tempat pelaksanaan adaptasi. (7) Ahli Kesehatan Lingkungan lulusan luar negeri yang telah melaksanakan adaptasi, berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, 4 dan 5. (8) Bentuk permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sebagaimana tercantum dalam Formulir V terlampir. (1) Pasal 9 (1) Ahli Kesehatan Lingkungan yang menjalankan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan secara perorangan dan atau kelompok wajib memiliki Surat Izin Kerja Ahli Kesehatan Lingkungan (SIKAKL) (2) SIKAKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dengan mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat. (3) Permohonan SIKAKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dengan menyertakan: a. Fotokopi ijazah yang telah dilegalisir, b. Fotokopi STRAKL, c. Surat keterangan sehat dari dokter, d. Rekomendasi dari Organisasi Profesi e. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar. (4) Rekomendasi dari Organisasi Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d, dikeluarkan oleh Organisasi Profesi di tingkat kabupaten/kota (5) Bentuk Rekomendasi Organisasi Profesi tercantum dalam Formulir VI terlampir Pasal 10 (1) Permohonan SIKAKL yang disetujui atau ditolak harus disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada pemohon dalam waktu selambatlambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal permohonan diterima. (2) Apabila permohonan SIKAKL ditolak, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus memberikan alasan penolakan tersebut. (3) Bentuk dan isi SIKAKL yang disetujui sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Formulir VII terlampir (4) Bentuk surat penolakan SIKAKL sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tercantum dalam Formulir VIII terlampir 5 Tuesday, June 21, 2011 Pasal 8 .Pasal 11 (1) Dalam hal kedaruratan bencana dan bakti sosial, Sanitarian Ahli Kesehatan Lingkungan dapat melaksanakan pekerjaannya tanpa SIP SIKAKL (2) Ahli Kesehatan Lingkungan dalam menjalankan pekerjaan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sanitarian wajib harus melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. BAB III WEWENANG AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK SANITARIAN Pasal 12 Pasal 9 . Ahli Kesehatan Lingkungan Sanitarian dalam menjalankan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi mengelola unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain: a. limbah cair; b. limbah padat; c. limbah gas; d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah; e. binatang pembawa penyakit; f. zat kimia yang berbahaya; g. kebisingan yang melebihi ambang batas; h. radiasi sinar pengion dan non pengion; i. air yang tercemar; j. udara yang tercemar; dan k. makanan yang terkontaminasi. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. Pelayanan Penyediaan Air Bersih; Pelayanan Pengelolaan Limbah Cair; Pelayanan Pengelolaan Limbah Padat (sampah); Pelayanan Pengendalian Vektor; Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Pelayanan Penyehatan Udara Pelayanan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Pelayanan Penyehatan Makanan dan Minuman Pelayanan Penyehatan Tempat-Tempat Umum Jasa Konsultasi AMDAL/ADKL Jasa Konsultasi Audit Lingkungan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan (WHO) : 1. Penyediaan air minum 2. Pengolahan air buangan dan pengendalian pencemaran air 3. Pengelolaan sampah padat 4. Pengendalian vektor 5. Pengendalian atau pencegahan pencemaran tanah 6. Hygiene makanan 7. Pengendalian pencemaran udara 8. Pengendalian radiasi 9. Kesehatan kerja 10. Pengendalian kebisingan 11. Perumahan dan pemukiman 12. Perencanaan daerah perkotaan 13. Aspek kesehatan lingkungan transportasi udara, laut dan darat 14. Pencegahan kecelakaan 6 Tuesday, June 21, 2011 15. Rekreasi umum dan pariwisata 16. Keadaan darurat 17. Pencegahan resiko lingkungan Pasal 10 . (1) Pelayanan pengelolaan limbah cair sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a diberikan kepada masyarakat yang menghadapi masalah limbah cair. (2) Pelayanan pengelolaan limbah cair sebagaimana tersebut ayat (1) meliputi: a. Pemeriksaan kualitas fisik limbah cair b. Pemeriksaan kualitas kimia limbah cair c. Pemeriksaan kualitas mikrobiologi limbah cair (3) Sanitarian dalam memberikan pelayanan pengelolaan limbah cair sebagaimana ayat (2) berwenang untuk: a. Mengambil sampel b. Mengirim sampel c. Memeriksa sampel d. Menganalisis hasil pemeriksaan. Pasal 11 . (1) Pelayanan pengelolaan limbah padat sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf b diberikan kepada masyarakat yang menghadapi masalah limbah padat. (2) Pelayanan pengelolaan limbah padat sebagaimana tersebut ayat (1) meliputi: a. Pemeriksaan kualitas fisik limbah pada b. Pemeriksaan kualitas kimia limbah padat c. Pemeriksaan kualitas mikrobiologi limbah padat (3) Sanitarian dalam memberikan pelayanan pengelolaan limbah padat sebagaimana ayat (2) berwenang untuk: a. Mengambil sampel b. Mengirim sampel c. Memeriksa sampel d. Menganalisis hasil pemeriksaan. Pasal 12 . (1) Pelayanan pengelolaan limbah gas sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf c diberikan kepada masyarakat yang menghadapi masalah limbah gas. (2) Pelayanan pengelolaan limbah gas sebagaimana tersebut ayat (1) meliputi: a. Pemeriksaan kualitas fisik limbah gas b. Pemeriksaan kualitas kimia limbah gas c. Pemeriksaan kualitas mikrobiologi limbah gas (3) Sanitarian dalam memberikan pelayanan pengelolaan limbah gas sebagaimana ayat (2) berwenang untuk: a. Mengambil sampel b. Mengirim sampel c. Memeriksa sampel d. Menganalisis hasil pemeriksaan. Pasal 13 . (1) Pelayanan pengelolaan sampah yang tidak diproses sesuai persyaratan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf d diberikan kepada masyarakat yang menghadapi masalah sampah yang tidak diproses sesuai persyaratan pemerintah. (2) Pelayanan pengelolaan sampah yang tidak diproses sesuai persyaratan pemerintah sebagaimana tersebut ayat (1) meliputi: a. Pemeriksaan kualitas fisik sampah yang tidak diproses sesuai persyaratan pemerintah 7 Tuesday, June 21, 2011 b. Pemeriksaan kualitas kimia sampah yang tidak diproses sesuai persyaratan pemerintah c. Pemeriksaan kualitas mikrobiologi sampah yang tidak diproses sesuai persyaratan pemerintah (3) Sanitarian dalam memberikan pelayanan pengelolaan sampah yang tidak diproses sesuai persyaratan pemerintah sebagaimana ayat (2) berwenang untuk: a. Mengambil sampel b. Mengirim sampel c. Memeriksa sampel d. Menganalisis hasil pemeriksaan. Pasal 14 . (1) Pelayanan pengedalian binatang pembawa penyakit sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf e diberikan kepada masyarakat yang menghadapi masalah binatang pembawa penyakit. (2) Pelayanan pengendalian binatang pembawa penyakit sebagaimana tersebut ayat (1) meliputi: a. Pemeriksaan tempat perindukan binatang pembawa penyakit b. Pemeriksaan perilaku binatang pembawa penyakit c. Pemeriksaan perilaku masyarakat yang berkaitan dengan binatang pembawa penyakit (3) Sanitarian dalam memberikan pelayanan pengendalian binatang pembawa penyakit sebagaimana ayat (2) berwenang untuk: a. Melakukan survei b. Menganalisis hasil survei c. Merencanakan tindakan d. Melaksanakan tindakan e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan. Pasal 15 . (1) Pelayanan pengelolaan zat kimia yang berbahaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf f diberikan kepada masyarakat yang menghadapi masalah zat kimia yang berbahaya. (2) Pelayanan pengelolaan zat kimia yang berbahaya sebagaimana tersebut ayat (1) meliputi: a. Pemeriksaan jumlah dan jenis zat kimia yang berbahaya b. Pemeriksaan peralatan dan lingkungan yang terpajan zat kimia yang berbahaya c. Pemeriksaan manusia yang terpajan zat kimia yang berbahaya (3) Sanitarian dalam memberikan pelayanan pengelolaan zat kimia yang berbahaya sebagaimana ayat (2) berwenang untuk: a. Mengambil sampel b. Mengirim sampel c. Menganalisis hasil pemeriksaan d. Merencanakan tindakan e. Melaksanakan tindakan f. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan. Pasal 16 . (1) Pelayanan pengelolaan kebisingan yang melebihi ambang batas sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf g diberikan kepada masyarakat yang menghadapi masalah kebisingan yang melebihi ambang batas. (2) Pelayanan pengelolaan kebisingan yang melebihi ambang batas sebagaimana tersebut ayat (1) meliputi: a. Pemeriksaan intensitas dan tingkat kebisingan yang melebihi ambang batas 8 Tuesday, June 21, 2011 b. Pemeriksaan sumber dan sifat kebisingan yang melebihi ambang batas c. Pemeriksaan kondisi lingkungan kebisingan yang melebihi ambang batas (3) Sanitarian dalam memberikan pelayanan pengelolaan kebisingan yang melebihi ambang batas sebagaimana ayat (2) berwenang untuk: a. Mengukur tingkat kebisingan b. Memetakan hasil pengukuran kebisingan c. Merencanakan tindakan d. Melaksanakan tindakan e. Mengevasluasi evaluasi hasil pelaksanaan tindakan. Pasal 17 . (1) Pelayanan pengelolaan radiasi sinar pengion dan non pengion sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf h diberikan kepada masyarakat yang menghadapi masalah radiasi sinar pengion dan non pengion. (2) Pelayanan pengelolaan radiasi sinar pengion dan non pengion sebagaimana tersebut ayat (1) meliputi: a. Pemeriksaan intensitas dan tingkat radiasi sinar pengion dan non pengion b. Pemeriksaan sumber dan sifat radiasi sinar pengion dan non pengion c. Pemeriksaan kondisi lingkungan radiasi sinar pengion dan non pengion (3) Sanitarian dalam memberikan pelayanan pengelolaan radiasi sinar pengion dan non pengion sebagaimana ayat (2) berwenang untuk: a. Memetakan hasil pengukuran tingkat radiasi sinar pengion dan non pengion b. Merencanakan tindakan c. Melaksanakan tindakan d. Mengevaluasi evaluasi hasil pelaksanaan tindakan. Pasal 18 . (1) Pelayanan pengelolaan air yang tercemar sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf i diberikan kepada masyarakat yang menghadapi masalah air yang tercemar. (2) Pelayanan pengelolaan air yang tercemar sebagaimana tersebut ayat (1) meliputi: a. Pemeriksaan kualitas fisik air yang tercemar b. Pemeriksaan kualitas kimia air yang tercemar c. Pemeriksaan kualitas mikrobiologi air yang tercemar (3) Sanitarian dalam memberikan pelayanan pengelolaan air yang tercemar sebagaimana ayat (2) berwenang untuk: a. Mengambil sampel b. Mengirim sampel c. Memeriksa sampel d. Menganalisis hasil pemeriksaan. Pasal 19 . (1) Pelayanan pengelolaan udara yang tercemar sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf j diberikan kepada masyarakat yang menghadapi masalah udara yang tercemar. (2) Pelayanan pengelolaan udara yang tercemar sebagaimana tersebut ayat (1) meliputi: a. Pemeriksaan kualitas fisik udara yang tercemar b. Pemeriksaan kualitas kimia udara yang tercemar c. Pemeriksaan kualitas mikrobiologi udara yang tercemar (3) Sanitarian dalam memberikan pelayanan pengelolaan udara yang tercemar sebagaimana ayat (2) berwenang untuk: a. Mengambil sampel b. Mengirim sampel c. Memeriksa sampel d. Menganalisis hasil pemeriksaan. 9 Tuesday, June 21, 2011 Pasal 20 . (1) Pelayanan pengelolaan makanan yang terkontaminasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf k diberikan kepada masyarakat yang menghadapi masalah makanan yang terkontaminasi. (2) Pelayanan pengelolaan makanan yang terkontaminasi sebagaimana tersebut ayat (1) meliputi: a. Pemeriksaan kualitas fisik makanan yang terkontaminasi b. Pemeriksaan kualitas kimia makanan yang terkontaminasi c. Pemeriksaan kualitas mikrobiologi makanan yang terkontaminasi (3) Sanitarian dalam memberikan pelayanan pengelolaan makanan yang terkontaminasi sebagaimana ayat (2) berwenang untuk: a. Mengambil sampel b. Mengirim sampel c. Memeriksa sampel d. Menganalisis hasil pemeriksaan. Pasal 21 . (1) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, dan Pasal 20, Sanitarian yang menjalankan program Pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan lingkungan meliputi: a. Pemberian serbuk abate b. Melakukan pemberantasan nyamuk dan sarang nyamuk c. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan lingkungan d. Melakukan pemantauan pelaksanaan RKL sesuai dengan RPL e. Melakukan pemantauan pelaksanaan UKL sesuai dengan UPL f. Pelayanan kesehatan yang merupakan program pemerintah. (2) Pelayanan kesehatan program pemerintah lainnya hanya dapat dilakukan oleh Sanitarian yang dilatih khusus untuk program pemerintah tersebut. Pasal 22 . (1) Bagi Sanitarian yang melakukan praktik diluar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, harus memperoleh kewenangan tertulis dari yang berwenang. (2) Pemerintah, pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota bertanggung jawab menyelenggarakan pelatihan bagi sanitarian yang memperoleh kewenangan tersebut ayat (1). Pasal 13 Ahli Kesehatan Lingkungan dalam menjalankan pekerjaannya harus sesuai dengan standar profesi dan kode etik Pasal 14 Ahli Kesehatan Lingkungan dalam menjalankan pekerjaanya harus sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang terkait kesehatan lingkungan. BAB IV PENCATATAN DAN PELAPORAN Pasal 23 .Pasal 15 (1) Ahli Kesehatan Lingkungan Sanitarian dalam melakukan pekerjaannya wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan pelayanan yang diberikan. 10 Tuesday, June 21, 2011 (2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai Formulir IX terlampir. (3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah Sanitarian yang bekerja diluar fasilitas pelayanan Kesehatan. BAB V PEJABAT YANG BERWENANG MENCABUT IZIN KERJA Pasal 16 (1) Kepala Dinas Kabupaten/kota dapat memberikan tindakan disiplin berupa teguran lisan, tulisan sampai dengan pencabutan SIKAKL kepada Ahli Kesehatan Lingkungan yang melakukan pelanggaran. (2) Peringatan lisan atau tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan paling banyak 3 (tiga) kali dengan tembusan Organisasi Profesi, apabila peringatan tersebut tidak diindahkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mencabut SIKAKL Ahli Kesehatan Lingkungan yang bersangkutan. (3) Pencabutan SIKAKL berdasarkan rekomendasi organisasi profesi (4) Dalam hal tidak ada pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk. (5) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyampaikan laporan secara berkala kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat tentang pelaksanaan pemberian atau penolakan SIKAKL di wilayahnya dengan tembusan kepada Organisasi Profesi HAKLI setempat. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 24 .Pasal 17 (1) Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Ahli Kesehatan Lingkungan Sanitarian yang melakukan praktik profesi sanitarian sesuai dengan tugas dan fungsinya; (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan lingkungan kepada masyarakat dan menjamin kondisi lingkungan yang sehat. (3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan melibatkan Organisasi Profesi dan asosiasi pendidikan sanitasi; (4) Kegiatan pembinaan dan pengawasan ayat (1) dapat dilakukan melalui pemantauan yang hasilnya dibahas secara periodik sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. Pasal 25 .Pasal 18 Ahli Kesehatan Lingkungan dalam melakukan pekerjaannya harus menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melaporkan keadaan Sanitarian yang bekerja atau praktik di daerahnya pada tiap triwulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dengan tembusan kepada Organisasi Profesi. BAB VII SANKSI Pasal 26 .Pasal 19 (1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud Pasal Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 11 Tuesday, June 21, 2011 dapat memberikan tindakan menjatuhkan sanksi administratif kepada Ahli Kesehatan Lingkungan Sanitarian yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan ini. (2) Sanksi Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a. Peringatan lisan; b. Peringatan tertulis; dan c. Pencabutan SIKAKL SIP (3) Tindfakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan setelah mendapat pertimbangan atau rekomendasi dari Organisasi Profesi dapat mengusulkan diambilnya tindakan sanksi adminisratif kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terhadap Ahli Kesehatan Lingkungan yang dinilai melakukan pelanggaran terhadap ketentuan peraturan ini. (4) Kepala Dinas KesehatanKabupaten/Kota dalam mengambil tindakan administratif terlebih dahulu mendengar pertimbangan dari MTKI Pasal 27 .Pasal 20 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat memberikan sanksi berupa rekomendasi pencabutan STR kepada MTKI melalui MTKP terhadap Sanitarian yang melakukan praktik Kesehatan lingkungan tanpa memiliki SIP melaporkan setiap pencabutan SIKAKL kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat dengan tembusan kepada Organisasi Profesi. BAB VIII VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 28 .Pasal 21 (1) Setiap Ahli Kesehatan Lingkungan Sanitarian yang saat ditetapkannya Peraturan ini sedang menjalankan praktik atau pekerjaannya dianggap telah memiliki SIP SIKAKL berdasarkan STRAKL. (2) Dalam waktu selambat-lambatnya 1(satu) tahun setelah Peraturan ini ditetapkan, Ahli Kesehatan Lingkungan Sanitarian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki SIP STRAKL dan SIKAKL sesuai dengan ketentuan Peraturan ini. Pasal 29 . Sanitarian yang berpendidikan dibawah Diploma III (D III) Kesehatan Lingkungan yang menjalankan praktik harus menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan ini selambatlambatnya 5 (lima) tahun sejak Peraturan ini ditetapkan. BAB IX VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 .Pasal 22 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal .............. MENTERI KESEHATAN, 12 Tuesday, June 21, 2011 ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH Diundangkan di Jakarta Pada tanggal ..................... MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, PATRIALIS AKBAR BERITA NEGAra republik indonesia tahun 2011 nomor ............... 13 Tuesday, June 21, 2011 Lampiran I Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : .................................. Tanggal : ................................ PETUNJUK PELAKSANAAN IZIN KERJA AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN BAB I. PENDAHULUAN A. UMUM 1. Ahli Kesehatan Lingkungan sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan terdepan kepada masyarakat mempunyai kedudukan penting, oleh karena itu perlu selalu meningkatkan mutu pelayanannya. 2. Agar Ahli Kesehatan Lingkungan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, perlu adanya pengaturan yang mudah dipahami oleh pemerintah,Ahli Kesehatan Lingkungan, dan pihak terkait. B. TUJUAN 1. Ada pedoman bagi Pemerintah, Dinkes Propinsi, Dinkes Kabupaten/Kota, Organisasi Profesi dan Ahli Kesehatan Lingkungan. 2. Meningkatkan pemahaman Ahli Kesehatan Lingkungan untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan serta memberikan kejelasan batas-batas kewenangannya, kemampuan dalam menjalankan pekerjaannya. 3. Memberikan perlindungan pada masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan Ahli Kesehatan Lingkungan. 4. Meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan, serta meningkatkan citra Ahli Kesehatan Lingkungan. 5. Memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi Ahli Kesehatan Lingkungan sebagai pemberi pelayanan. II. REGISTRASI DAN TATA CARA a. Semua Ahli Kesehatan Lingkungan yang melakukan pekerjaannya baik PNS, swasta dan perorangan di Indonesia wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Ahli Kesehatan Lingkungan (STRAKL). b. STRAKL diperoleh setelah Ahli Kesehatan Lingkungan dinyatakan lulus uji kompetensi dan memperoleh sertifikat dari Lembaga Uji Kompetensi. c. Mekanisme Uji kompetensi diatur dalam ketentuan tersendiri. d. STRAKL merupakan persyaratan dasar untuk memperoleh SIKAKL. III. PENYELENGGARAAN IZIN KERJA 1. Surat Izin kerja a. Ahli Kesehatan Lingkungan yang menjalankan pekerjaannya pada institusi Pemerintah, swasta dan perorangan maupun kelompok sesuai dengan keprofesiannya wajib memiliki Surat Ijin Kerja Ahli Kesehatan Lingkungan (SIKAKL) b. SIKAKL berlaku maksimal pada 2 (dua) sarana pelayanan c. Permohonan SIKAKL pada butir 2 selambat – lambatnya diajukan dalam waktu 1 (satu) bulan setelah diterima bekerja. 2. Dalam menjalankan tugasnya harus senantiasa mempertahankan dan meningkatkan keterampilan profesinya dengan: 14 Tuesday, June 21, 2011 a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan baik formal maupun informal melalui pendidikan berkelanjutan. b. Mengikuti kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan tugasnya. c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan dengan baik. IV. V. WEWENANG AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN 1. Pemberian kewenangan kepada Ahli Kesehatan Lingkungan dimaksudkan untuk mendekatkan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan lingkungan kepada masyarakat 2. Dalam menjalankan kewenangan yang diberikan Ahli Kesehatan Lingkungan harus : a. Melaksanakan tugas kewenangan sesuai dengan standar profesi. b. Memiliki kemampuan untuk tindakan yang dilakukannya. c. Bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan. d. Beberapa kewajiban Ahli Kesehatan Lingkungan yang perlu diperhatikan dalam menjalankan kewenangan memberikan informasi, pencatatan dan pelaporan serta pendokumentasian mengenai kegiatan yang dilakukan. 3. Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan, Ahli Kesehatan Lingkungan wajib membangkitkan motivasi dan menggerakkan peran serta masyarakat. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pembinaan dan pengawasan Ahli Kesehatan Lingkungan disemua jenjang pelayanan baik PNS, swasta dan perorangan berada dibawah pembinaan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan Organisasi Profesi meliputi: peningkatan pengetahuan, keterampilan klinis, manajemen pelayanan dan kode etik profesi dan pengawasan terhadap mutu pelayanan. VI. SANKSI Apabila terjadi ketidak sesuaian atau kesenjangan sebagaimana dalam ketentuan yang telah ditetapkan, maka untuk penyelesaiannya terlebih dahulu dilakukan musyawarah dan mufakat antara pihak-pihak yang terkait. VII. PENCATATAN DAN PELAPORAN 1. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan lingkungan, Ahli Kesehatan Lingkungan harus melaksanakan pencatatan hasil pelayanan baik berupa rekaman/ dokumentasi maupun rekapitulasi hasil pelayanan sebagai dasar untuk pebuatan laporan. 2. Ahli Kesehatan Lingkungan setiap memberikan pelayanan kesehatan lingkungan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. 3. Pelaporan yang dilakukan dengan mengikuti ketentuan program Pemerintah MENTERI KESEHATAN RI. ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH 15 Tuesday, June 21, 2011 Lampiran II Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : .................................. Tanggal : ................................ FORMAT LAPORAN KEGIATAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN*) No. Lampiran Perihal : : : Laporan Bulanan Sanitarian Ahli Kesehatan Lingkungan Kepada Yth ................ diTempat Dengan hormat, Bersama ini kami laporkan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan yang telah dilaksanakan sbb: No. Kegiatan Lokasi Keterangan *) Mengacu kepada laporan Ahli Kesehatan Lingkungan Puskesmas Demikianlah untuk dimaklumi, atas perhatiannya diucapkan terimakasih ............................................ Mengetahui, Atasan langsung Ahli Kesehatan Lingkungan Tembusan : 1. HAKLI Cabang Kabupaten/Kota MENTERI KESEHATAN RI. ............................................... 16 Tuesday, June 21, 2011 Formulir I Nomor Lampiran Periha : : : Laporan Lulusan Pendidikan Ahli Kesehatan Lingkungan Kepada Yth, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi ....................... di ................................ Bersama ini kami laporkan lulusan pendidikan DIII KeAhli Kesehatan Lingkunganan Institusi Pendidikan........................ Tahun Ajaran ........................sebagai berikut : No. Nama Lulusan Tempat dan Tgl. Lahir IPK Alamat Keterangan ......................................., .................20..... Pimpinan ........................ (.............................................................) (Nama) Tembusan: 2. Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Depkes RI 3. Kepala Pusat Diknakes Depkes RI 4. Pengurus Pusat Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) 17 Tuesday, June 21, 2011 Formulir II Perihal : Permohonan Surat Tanda Registrasi Ahli Kesehatan Lingkungan Kepada Yth, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi ....................... Dengan hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama Lengkap : ................................................................................... Alamat : ................................................................................... Tempat, tanggal lahir: ................................................................................... Tahun Lulusan : ................................................................................... Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi Ahli Kesehatan Lingkungan (STRAKL). Sebagai bahan pertimbangan terlampir : a. Fotokopi Ijazah Ahli Kesehatan Lingkungan yang dilegalisir oleh institusi pendidikan; b. Fotokopi Transkrip Nilai Akademik yang dilegalisir oleh institusi pendidikan; c. Surat keterangan sehat dari dokter; d. Fotokopi sertifikat kompetensi yang dilegalisir; e. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar: Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih. ......................,..................... yang memohon, ........................................ 18 Tuesday, June 21, 2011 Formulir III KOP DINAS KESEHATAN PROPINSI SURAT TANDA REGISTRASI AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN (STRAKL) No. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor ................................. tentang Izin Kerja Ahli Kesehatan Lingkungan, bahwa kepada : Nama Tempat/Tgl. Lahir Lulusan Tahun : : : : .............................................................. .............................................................. .............................................................. .............................................................. Dinyatakan telah teregistrasi sebagai Ahli Kesehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan Propinsi ............................. dengan Nomor Registrasi ......................................... dan diberi kewenangan untuk melakukan asuhan keAhli Kesehatan Lingkunganan di seluruh Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. STRAKL berlaku sampai dengan tanggal ............................................... Pas Foto ......................,...............20... An. Menteri Kesehatan RI Kepala Dinas Kesehatan Propinsi .............................. ( .........................................) Tembusan: 1. Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Depkes RI 2. Kepala Pusat Pemberdayaan Profesi dan Tenaga Kesehatan Luar Negeri Depkes RI 3. Pengurus Pusat Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) 19 Tuesday, June 21, 2011 Formulir IV Perihal : Permohonan Surat Ijin Praktik Sanitarian Kerja Ahli Kesehatan Lingkungan Kepada Yth, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Bupati/Walikota ....................... Dengan hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama Lengkap : ................................................................................... Alamat : ................................................................................... Tempat, tanggal lahir: ................................................................................... Tahun Lulusan : ................................................................................... Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Ijin Praktik Sanitarian Kerja Ahli Kesehatan Lingkungan (SIKAKL). Sebagai bahan pertimbangan terlampir : a. Fotokopi STRAKL b. Surat Keterangan Bekerja dari institusi.................dan ............... c. Pas foto 4 x 6, 2 lembar d. Rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota e. Rekomendasi HAKLI Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih. ......................,..................... Yang memohon, ........................................ 20 Tuesday, June 21, 2011 Formulir V Perihal : Permohonan Adaptasi Kepada Yth, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi ....................... ....................................... Di ........................... Dengan hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama Lengkap : ................................................................................... Alamat : ................................................................................... Tempat, tanggal lahir : ................................................................................... Jenis kelamin : ................................................................................... Tempat Pendidikan : ................................................................................... Tahun Lulusan : ................................................................................... Dengan ini mengajukan permohonan untuk melaksanakan adaptasi. Sebagai bahan pertimbangan terlampir : a. Fotokopi Ijazah Ahli Kesehatan Lingkungan yang telah dilegalisir oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi; b. Fotokopi Transkrip Nilai Akademik yang dilegalisir oleh institusi pendidikan; Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih. ......................,..................... yang memohon, ........................................... 21 Tuesday, June 21, 2011 Formulir VI Perihal : Permohonan Surat Izin Kerja Ahli Kesehatan Lingkungan (SIKAKL) Kepada Yth, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota......................... ................................................... Di ....................................... Dengan hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama Lengkap : ................................................................................... Alamat : ................................................................................... Tempat, tanggal lahir : ................................................................................... Jenis kelamin : ................................................................................... Tahun Lulusan : ................................................................................... Nomor STRAKL : ................................................................................... Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Kerja Ahli Kesehatan Lingkungan (SIKAKL). Sebagai bahan pertimbangan terlampir : a. Fotokopi Ijazah Ahli Kesehatan Lingkungan yang; b. Fotokopi STRAKL yang masih berlaku; c. Surat persetujuan atasan, bila dalam pelaksanaan masa bakti atau sebagai Pegawai Negeri atau pegawai pada sarana kesehatan; d. Surat keterangan sehat dari dokter; e. Rekomendasi dari Organisasi Profesi; f. Pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar. Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih. ......................,..................... yang memohon, ........................................... *) coret yang tidak perlu 22 Tuesday, June 21, 2011 Formulir VII Perihal : Lembaran Permintaan Obat Ahli Kesehatan Lingkungan .............................................................................. (Nama) ........................................................................................ (Alamat) ........................................................................................ (Nama Kota) STRAKL No. : ............................................................ SIPS No. : ............................................................ .....................................20.......... Yang bertanda tangan dibawah ini Ahli Kesehatan Lingkungan ................................ dalam rangka pemberian pelayanan keAhli Kesehatan Lingkunganan mohon kepada Apoteker dapat memberikan kepada .................................... (Nama pasien). Umur : ............................... Berat badan : ............... obat-obatan sebagai berikut : 1. ..................................................................................................................... 2. ..................................................................................................................... 3. ..................................................................................................................... Demikianlah atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. (...........................................) Tanda tangan 23 Tuesday, June 21, 2011 Formulir VIII KOP DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA SURAT IZIN IZIN KERJA AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN (SIKAKL) No. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor .......................... tentang Izin Kerja Ahli Kesehatan Lingkungan, yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota*).......................................... memberikan Izin Kerja Ahli Kesehatan Lingkungan pada : __________________________________ (Nama) Tempat/Tgl. Lahir : .............................................................. Alamat : .............................................................. Untuk Izin Kerja Ahli Kesehatan Lingkungan di : .............................................................. Alamat Tempat Izin Kerja Ahli Kesehatan Lingkungan : .............................................................. Surat Izin Kerja Ahli Kesehatan Lingkungan (SIKAKL) berlaku sampai dengan tanggal ....................... Pas Foto ............................,.................20... Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota........................... ( .........................................) Tembusan: 1. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi 2. Pengurus Himpunan Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Cabang Kab/Kota *) coret yang tidak perlu 24 Tuesday, June 21, 2011 Formulir IX Perihal : Penolakan permohonan Surat Izin Kerja Ahli Kesehatan Lingkungan (SIKAKL) Kepada Yth, ................................................... Di ....................................... Sehubungan dengan surat permohonan Saudara Nomor .....................tanggal ....................... Perihal Surat Izin Kerja Ahli Kesehatan Lingkungan (SIKAKL), setelah dilakukan penilaian atas permohonan tersebut, diberitahukan bahwa permohonan Saudara tidak dapat disetujui karena : 1. ..................................................................................................................... 2. ..................................................................................................................... 3. ..................................................................................................................... Demikian untuk dimaklumi. ................................,.................20... Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota............................... (......................................................) NIP ......................... Tembusan: 1. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi 2. Organisasi Profesi (HAKLI) Cabang Kab/Kota *) coret yang tidak perlu. 25 Tuesday, June 21, 2011