Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014 ISSN: 2088-4591 Karakteristik Solar Cell 10-WP Pada Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Novi Mudhofiroh1), M Fathuddin Noor2) 1) 2) Tenaga Pengajar Fisika Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo Dosen Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Panca Marga Email : [email protected] Terima Naskah Terima Revisi : 05 September 2014 : 11 Oktober 2014 ABSTRAK Pemanfaatan energi matahari dalam pembangkitan energi listrik telah banyak dilakukan dengan menggunakan panel sel surya. Kemampuan panel surya dalam menghasilkan energi listrik menjadi kurang optimal dikarenakan pergerakan matahari dari timur ke barat secara berkala setiap hari. Salah satu usaha mengatasi masalah tersebut dengan merancang panel surya yang mampu mngikuti pergerakan matahari karena energi yang dihasilkan oleh panel sel surya bergantung pada besar dan lamanya pancaran sinar matahari mengenai panel sel surya. Pengujian karakteristik solar sel dilakukan dengan cara membandingkan arus listrik yang dihasilkan antara solar sel dengan posisi diam/statis dengan solar sel yang dilengkapi kontrol arah (berpenjejak). Panel surya berpenjejak dikontrol dengan menggunakan mikrokontroller Arduino Uno dengan Sensor Arus. Tipe yang dipakai keduannya adalah 10-WP (Watt Peak). Data nilai arus (ampere) yang dihasilkan disimpan dan dicatat pada media SD Card, kemudian diolah dengan Microsoft Office Excel(R) guna memperoleh data grafik dan selanjutnya bisa dilihat perbandingan arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya diam dan panel surya berpenjejak. Dari hasil pengujian selama 11 hari diketahui bahwa panel surya berpenjejak menghasilkan arus rata-rata 0,33 A sedangkan panel surya diam menghasilkan arus rata-rata 0,15 A. Hasil pengujian karakteristik solar sel berupa nilai arus listrik yang dihasilkan akan memudahkan pemahaman tentang solar sel dan energi terbarukan pada proses pembelajaran. Kata kunci: panel surya, 10-WP, arus listrik, energi terbarukan. ABSTRACT The use of solar energy in the generation of energy of electricity has been are mostly done by using panel solar cells .The ability solar panels in produce electric energy not optimal because the movement of the sun from east to west periodically every day. One effort solve the problem with designing solar panels capable to follow the movement of the sun because energy produced by panel solar cells dependent on large and the time of the emission of sunlight direct to the solar cells. Characteristics of solar cells testing done by comparing the resulting electrical current between the solar cells with silent/static position with solar cells equipped control direction (controlled). Solar panel is controlled by using the Arduino Uno mikrokontroller with the Current Sensor. The type used is either 10-WP (Watt Peak). The data value of the current (amperage) that is generated is stored and recorded on media SD Card, then processed with Microsoft Office Excel(R) in order to obtain the data graph and then you can see a comparison of electrical current generated by the solar panels and solar panel controlled. From the test results for 11 days in mind that solar panels produce berpenjejak current average 0.33 A while silent solar panels generating current average 0.15 A. Results of testing the characteristics of solar cells in the form of the value of the electricity generated will facilitate the understanding of the solar cells and renewable energy on the learning process. Keywords: Solar cells , 10-WP , electric current , renewable energy 12 ISSN: 2088-4591 Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014 PENDAHULUAN Pemanfaatan energi matahari dalam pembangkitan energi listrik telah banyak dilakukan dengan menggunakan panel sel surya. Panel sel surya yang terpasang selama ini masih bersifat statis (tidak mengikuti pergerakan matahari). Dengan kondisi ini maka panel sel surya tidak menangkap secara maksimal pancaran sinar matahari sepanjang siang hari. Akibatnya energi listrik yang dibangkitkan tidak maksimal (http://www.e‐bookspdf.org, diunduh 7 Agustus 2014). Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam pembangkitan energi listrik adalah menghasilkan jumlah energi yang cukup besar, biaya ekonomis dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Untuk mengamati dan membandingkan penyerapan energi matahari pada panel sel surya yang diam, maka pada penelitian ini akan menggunakan Solar Tracker dari penelitian sebelumnya yang dapat mengikuti pergerakan matahari dan hasil energi listrik yang dihasilkan akan di simpan pada SD Card yang digunakan pada penelitian sebelumnya yaitu perancangan dan pembuatan Data Logger. Kemudian selanjutnya akan dianalisa hasil kerja antara panel surya yang diam dan Solar Tracker. Potensi panas sinar matahari yang ada di wilayah Probolinggo sangat memungkinkan dikembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya untuk penerangan jalan dan lainnya, karena di saat musim panas pancaran sinar matahari cukup banyak di area Probolinggo. Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah yaitu bagaimana perbandingan kinerja Solar Tracker dengan panel surya diam terhadap potensi energi surya di Probolinggo. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan sel surya menyerap energi matahari untuk dirubah menjadi energi listrik antara Solar Tracker dengan panel surya diam terhadap potensi energi surya di Probolinggo. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian yang telah dilakukan antara lain: 1. Sebagai bahan acuan dalam perancangan maupun pembuatan energi alternatif terutama dalam pemanfaatan sumber energi terbarukan (sinar matahari) dalam pembangkitan energi listrik. 2. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya, khususnya dalam penggunaan Arduino Uno sebagai sistem pengendali. 3. Dalam bidang akademis, dapat dipergunakan sebagai bahan referensi dalam ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Teknik Rekayasa. Penelitian mengenai Solar tracker dan Data logger sudah pernah dilakukan sebelumnya antara lain perancangan dan pembuatan Solar Tracker Device berbasis Arduino Uno oleh Yudha Agustria, Rancang bangun Solar tracker untuk solar sell SL 10 WP berbasis Arduino Uno oleh Mada Sanjaya, dan Perancangan dan pembuatan Data logger nilai arus dan tegangan listrik pada panel surya 10 WP berbasis Arduino Uno [12]. Penelitian ini berisi tentang Perancangan dan Pembuatan Solar Tracker Device berbasis Arduino Uno menggunakan board/papan pengendali mikro (microcontroller). Solar tracker yang dimaksud, menggunakan dua motor servo dan lima buah LDR sebagai sensornya, Rancang bangun Solar tracker untuk solar sell SL 10 WP berbasis Arduino Uno oleh Mada Sanjaya menggunakan board/papan pengendali mikro (microcontroller), motor servo, dua buah LDR, baterai 1 buah dan Perancangan dan pembuatan Data logger nilai arus dan tegangan listrik pada panel surya 10 WP berbasis Arduino Uno oleh Muhammad Nurhadi menggunakan board/ papan pengendali mikro (microcontroller), Sensor arus 1buah, Modul serial SD-MMC Card Data Logger 1 buah dan SD Card 1 buah. Solar Sel Solar cel atau sel surya ialah sebuah alat yang tersusun dari material semikonduktor yang dapat mengubah sinar matahari menjadi tenaga listrik secara langsung. Sering juga dipakai istilah photovoltaic atau fotovoltaik. solar sel menghasilkan arus yang digunakan untuk mengisi baterai. Solar sel terdiri dari photovoltaic, yang menghasilkan listrik dari intensitas cahaya, saat intensitas cahaya berkurang (berawan, hujan, mendung) arus listrik yang dihasilkan juga akan berkurang. Sel surya pada dasarnya terdiri atas sambungan p-n yang sama fungsinya dengan sebuah dioda (diode). Sederhananya, ketika sinar matahari mengenai permukaan sel surya, energi yang dibawa oleh sinar matahari ini akan diserap oleh elektron pada sambungan p-n untuk berpindah dari bagian dioda p ke n dan untuk selanjutnya mengalir ke luar melalui kabel yang terpasang ke sel. Solar sel mengubah intensitas sinar matahari menjadi energi listrik. Secara sederhana solar sel terdiri dari persambungan bahan semikonduktor bertipe p dan n (p-n junction semiconductor) yang jika tertimpa sinar matahari maka akan terjadi aliran elektron, aliran elektron inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik. Prinsip dari Panel surya ialah mengubah intensitas cahaya matahari menjadi energi listrik yang dapat digunakan untuk menjalankan peralatan elektronik. Panel surya/modul surya merupakan suatu paket yang terdiri dari sel-sel yang disusun secara horizontal dan dilapisi oleh kaca sehingga dapat di pasang menghadap matahari. Sebuah modul diklasifikasikan berdasarkan daya maksimumnya. Sel-sel itu terbuat 13 Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014 dari kristal silikon yang dikembangkan dalam bentuk ingot atau batang tuangan. Dalam potongan tipis yang disambungkan melalui elektroda untuk membentuk sel. Gambar 1. Struktur lapisan tipis solar sel secara umum Bagian utama pengubah energi sinar matahari menjadi listrik adalah absorber (penyerap), meskipun demikian, masing-masing lapisan juga sangat berpengaruh terhadap efisiensi dari solar sel. Sinar matahari terdiri dari bermacam-macam jenis gelombang elektromagnetik yang berupa spektrum elektromagnetik. Oleh karena itu absorber disini diharapkan dapat menyerap sebanyak mungkin solar radiation yang berasal dari cahaya matahari. Gambar 2. Spektrum radiasi sinar matahari. Lebih detail lagi bisa dijelaskan sinar matahari yang terdiri dari photon-photon, jika menimpa permukaaan bahan solar sel, akan diserap, dipantulkan atau dilewatkan begitu saja (lihat gambar 2.3), dan hanya foton dengan level energi tertentu yang akan membebaskan elektron dari ikatan atomnya, sehingga mengalirlah arus listrik. Level energi tersebut disebut energi band-gap yang didefinisikan sebagai sejumlah energi yang dibutuhkan untuk mengeluarkan elektron dari ikatan kovalennya sehingga terjadilah aliran arus listrik. Untuk membebaskan elektron dari ikatan kovalennya, energi foton (hc/v harus sedikit lebih besar atau diatas daripada energi band-gap. Jika energi foton terlalu besar dari pada energi band-gap, maka extra energi 14 ISSN: 2088-4591 tersebut akan dirubah dalam bentuk panas pada solar sel. Karenanya pada solar sel untuk mengatur bahan yang dipergunakan, yaitu dengan memodifikasi struktur molekul dari semikonduktor yang dipergunakan. Gambar 3. Radiative transition of solar cell Tentu saja agar efisiensi dari solar sel bisa tinggi maka foton yang berasal dari sinar matahari harus bisa diserap yang sebanyak-banyaknya, kemudian memperkecil refleksi dan memperbesar konduktivitas dari bahannya, maka penyerapannya harus memiliki energi band-gap dengan jarak yang lebar, sehingga memungkinkan untuk bisa menyerap sinar matahari yang mempunyai energi sangat bermacam-macam tersebut. Salah satu bahan yang sedang banyak diteliti adalah CuInSe2 yang dikenal merupakan salah satu dari direct semiconductor. Kelebihan menggunakan solar sel 1. Tidak menimbulkan polusi: tenaga surya tidak melepaskan karbon dioksida, sulfur dioksida atau merkuri ke atmosfir. Tidak membakar bahan bakar. 2. Solar sel memanfaatkan energi matahari. 3. Hampir bebas perawatan, produsen menawarkan jaminan 20 tahun dan lebih. 4. Faktor kebisingan, solar sel diam dan tidak memiliki bagian yang bergerak. Kekurangan menggunakan solar sel 1. Masih relatif mahal. 2. Estetika, solar panel mengambil sedikit ruang atap dan tidak menyenangkan untuk dilihat. 3. Tidak dapat dipergunakan dalam 24 jam, solar sel akan berfungsi ketika matahari bersinar. Pada malam hari akan bergantung pada energi yang disimpan. Arduino Arduino adalah board pengendali mikro (mikrokontroller) yang bersifat open-source, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang [4]. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri. Arduino merupakan kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan Integrated Development Environment (IDE). IDE adalah sebuah software yang sangat berperan untuk ISSN: 2088-4591 Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014 menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memori mikrokontroler. Ada banyak projek dan alat-alat dikembangkan oleh akademisi dan profesional dengan menggunakan Arduino, selain itu juga ada banyak modul-modul pendukung (sensor, tampilan, penggerak dan sebagainya) yang dibuat oleh pihak lain untuk bisa disambungkandengan Arduino. Arduino berevolusi menjadi sebuah platform (kombinasi antara sebuah arsitektur perangkat keras dengan sebuah kerangka kerja perangkat lunak) karena ia menjadi pilihan dan acuan bagi banyak praktisi. Arduino Uno “Uno” berarti satu dalam bahasa Italia dan dinamai untuk menandakan keluaran (produk) Arduino 1.0 selanjutnya. Arduino Uno dan versi 1.0 akan menjadi referensi untuk versi-versi Arduino selanjutnya. Arduino Uno adalah sebuah seri terakhir dari board Arduino USB dan model referensi untuk papan Arduino, untuk suatu perbandingan dengan versi sebelumnya. Gambar 4. .Arduino Uno Di bawah ini data sheet Board Arduino Uno (Djuandi, 2011) ; Mikrokontroller : Atmega328 Operasi Voltage : DC5V Input Voltage : DC 7-12 V (Rekomendasi) Input Voltage : DC 6-20 V (limits) I/O : 14 pin Arus : 50 mA RAM : Memory 32KB EEPROM : 1 KB Kecepatan : 16 Mhz Arduino Uno dapat diprogram dengan perangkat lunak Arduino yang disebut Arduino IDE (Integrated Development Environment). Pada ATmega328 pada Uno Arduino memiliki boot loader yang memungkinkan Anda untuk meng-upload program baru menggunakan protokol dari bahas C tanpa menggunakan programmer hardware eksternal (Arduino.cc). Program open-source Arduino memudahkan untuk menulis kodean meng-upload ke board Arduino. Program atau software ini dapat berjalan pada Windows, Mac OS X,dan Linux. Gambar 5. Tampilan software untuk programming Arduino Baterai (Aki) Baterai adalah perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga surya. Tanpa baterai, energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari. Berdasarkan aplikasi maka aki dibedakan untuk engine starter (otomotif) dan deep cyle. a. Aki otomotif, umumnya dibuat dengan plat timbal yang tipis namun banyak sehingga luas permukaannya lebih besar. Dengan demikian aki ini bisa menyuplai arus listrik yang besar pada saat awal untuk menghidupkan mesin. b. Aki deep cyle, biasanya digunakan untuk sistem fotovoltaik (solar sel) dan back up power, dimana aki mampu mengalami discharge hingga muatan listriknya tinggal sedikit. Gambar 6. Jenis aki starter (otomotif) (a) dan deep cycle (b) Tabel 1. Siklus pengisian pada jenis aki otomotif dan deep cycle. Depth of Discharge Starter Battery Deep-cycle Battery 100% 50% 30% 12-15 cycles 100-120 cycles 130-150 cycles 150-200 cycles 400-500 cycles 1000 and more cycles Tegangan solar sel yang dihasilkan akan digunakan oleh charge controller untuk mengisi baterai. Untuk menghidupkan tegangan AC (alternating current) seperti pada lampu, televisi dll, arus baterai disupply oleh inverter. Energi yang disimpan pada baterai atau aki inilah yang digunakan pada malam hari. Solar Tracker Solar tracker berfungsi untuk memposisikan solar sel sehingga radiasi matahari jatuh tegak lurus pada solar sel. Solar tracker bekerja berdasarkan pada besarnya intensitas cahaya yang dideteksi oleh 2 (dua) 15 Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014 sensor LDR. Data dari sensor LDR digunakan untuk menjejak posisi matahari, sehingga didapatkan posisi radiasi matahari yang tegak lurus terhadap solar sel. ISSN: 2088-4591 Sensor Arus ACS712-20A ACS712 merupakan suatu IC terpaket yang mana berguna untuk sensor arus menggantikan trafo arus yang relatif besar dalam hal ukuran. Pada prinsipnya ACS712 sama dengan sensor efek, hal lainnya yaitu dengan memanfaatkan medan magnetik di sekitar arus, kemudian dikonversi menjadi tegangan yang linier dengan perubahan arus. Nilai variabel dari sensor ini merupakan input untuk mikrokontroller yang kemudian diolah. Keluaran dari ACS712 masih berupa sinyal tegangan AC, agar dapat diolah oleh mikrokontroller maka sinyal tegangan AC ini di searahkan oleh rangkaian penyearah. Gambar 7. Solar Tracker LDR (Light Dependent Resistor) LDR (Light Dependent Resistor) adalah resistor peka cahaya berbahan semikonduktor (bahan bukan konduktor dan buka isolator) besar resistansinya bergantung terhadap intensitas cahaya yang menyelimuti permukaannya. LDR dikenal dengan banyak nama: foto-resistor, foto-konduktor, sel foto-konduktif, atau hanya foto-sel. Dan yang sering digunakan dalam literatur adalah foto-resistor atau foto-sel (Tooley, 2003). Gambar 10. Sensor Arus ACS712-20A SD Card SD Card adalah kartu memori yang digunakan dalam perangkat portable. Media ini digunakan sebagai perekam data. Gambar 11. SD Card Gambar 8. Light Dependant Resistor Motor Servo Motor servo adalah sebuah motor DC dengan sistem umpan balik tertutup di mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear, potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor. Bateray Control Regulator Bateray Control Regulator berfungsi untuk mengatur pengaturan pengisian baterai. Tegangan maksimum yang dihasilkan panel surya pada hari yang terik akan menghasilkan tegangan tinggi yang dapat merusak baterai. Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Bateray Control Regulator ini adalah besarnya tegangan dan daya yang dikeluarkan modul surya dan yang dapat diterima baterai. Satuan untuk tegangan adalah Volt, sedangkan kuat arus dalam ampere, misalnya 12volt/10A Gambar 12. Bateray Control Regulator. Gambar 9. Motor servo 16 ISSN: 2088-4591 Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014 METODE Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan studi pendahuluan berupa studi literatur yang akan dilakukan untuk penelitian. 2. Melakukan pengamatan (orientasi) lapangan dan mengamati sistem kerja sel surya. 3. Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan menjadi obyek penelitian. 4. Melakukan pengolahan data. 5. Dari data yang telah di dapat kita analisa dan menarik kesimpulan. Dalam penelitian ini, ada beberapa batasan masalah, antara lain : 1. Penelitian hanya membandingkan hasil kerja Solar Tracker dengan panel sel surya diam dengan melihat hasil pengukuran nilai arus listrik. 2. Pengambilan data dilakukan di Lab. Fakultas Teknik Universitas Panca Marga. 3. Pengambilan data dilakukan selama 11 hari dan data diambil setiap harinya mulai jam 08.00 sampai dengan jam 14.00 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 13. Grafik hasil pengambilan data Arus listrik, Kamis, 19 Juni 2014. Dari grafik hasil pengujian dan pengambilan data arus listrik (A) pada tanggal 19-Juni-2014 antara sel surya yang menggunakan Solar Tracker dan solar diam dapat kita lihat pada grafik, pengambilan data dimulai jam 08.00 dan berakhir jam 14.00, jam 08.00 sampai dengan jam 10.00 cuaca berawan, jam 10.20 sampai dengan 12.20 cuaca cerah, jam 12.30 sampai dengan 13.20 cerah berawan, dan jam 13.30 sampai dengan 14.00 cuaca berawan. Pada grafik bisa kita lihat arus listrik yang dihasilkan sel surya yang menggunakan Solar Tracker lebih besar dibandingkan sel surya dengan solar diam meskipun pada jam 12.30 sampai dengan 12.40 nilai arus yang dihasilkan berbanding terbalik yaitu hasil arus listrik solar diam lebih besar dibandingkan solar tracker, penyerapan arus listrik pada solar diam berkisar antara 0,06 A sampai dengan 0,17 A sedangkan Solar Tracker berkisar antara 0,07 A sampai dengan 0,34 A. Hasil rata rata arus listrik yang dihasilkan antar Solar Tracker dan solar diam pada tanggal 19 Juni 2014 adalah Solar Tracker 0,32 A dan solar diam 0,22 A. Persentase nilai arus yang dihasilkan adalah dimana: ST = Solar Tracker SD = Solar Diam Gambar 14. Grafik hasil pengambilan data Arus listrik, Jum’at, 20 Juni 2014 Dari hasil pengujian dan pengambilan data arus listrik (A) pada tanggal 20-Juni-2014 antara sel surya yang menggunakan Solar Tracker dan solar diam dapat kita lihat pada grafik, pengambilan data dimulai jam 08.00 dan berakhir jam 14.00, jam 08.00 sampai 08.30 cuaca mendung, jam 08.40 sampai dengan12.30 cuaca berawan, jam 12.30 sampai dengan 12.50 cuaca mendung, jam 13.00 sampai dengan 14.00 cuaca berawan. Pada grafik bisa kita lihat arus listrik yang dihasilkan sel surya yang menggunakan Solar Tracker lebih besar dibandingkan sel surya dengan solar diam, penyerapan arus listrik pada solar diam berkisar antara 0,07 A sampai dengan 0,17 A sedangkan Solar tracker berkisar antara 0,04 A sampai dengan 0,29 A. Hasil rata rata arus listrik yang dihasilkan antar Solar Tracker dan solar diam pada tanggal 20 Juni 2014 adalah Solar tracker 0,19 A dan solar diam 0,12 A. Penyerapan energi matahari tidak maksimal dikarenakan faktor cuaca dan kinerja alat yang kurang maksimal. Persentase nilai arus yang dihasilkan adalah dimana: ST = Solar Tracker SD = Solar Diam 17 Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014 ISSN: 2088-4591 SIMPULAN Gambar 15. Grafik hasil pengambilan data Arus listrik Diam; Sabtu, 21 Juni 2014. Dari hasil pengujian dan pengambilan data arus listrik (A) pada tanggal 21-Juni-2014 antara sel surya yang menggunakan Solar Tracker dan solar diam dapat kita lihat pada grafik, pengambilan data dimulai jam 08.00 dan berakhir jam 14.00, jam 08.00 sampai 14.00 cuaca mendung. Pada grafik bisa kita lihat arus listrik yang dihasilkan sel surya yang menggunakan Solar Tracker lebih besar dibandingkan sul surya dengan solar diam, penyerapan arus listrik pada solar diam berkisar antara 0,05 A sampai dengan 0,17 A sedangkan Solar Tracker berkisar antara 0,04 A sampai dengan 0,21 A. Start awal pengambilan data arus listrik Solar diam lebih besar dari pada Solar Tracker kemungkinan besar dipengaruhi oleh suhu solar sel yang tidak sama karena malam hari sebelumnya terjadi hujan dan bahan pembuat solar sel. Hasil rata rata arus listrik yang dihasilkan antar Solar Tracker dan solar diam pada tanggal 21 Juni 2014 adalah Solar Tracker 0,14 A dan solar diam 0,13 A. Penyerapan energi matahari tidak maksimal dikarenakan faktor cuaca. Persentase nilai arus yang dihasilkan adalah dengan: ST = Solar Tracker SD = Solar Tabel 2. Rekapitulasi Prosentase nilai arus yang dihasilkan selama pengambilan data. 18 No. Tanggal Prosentase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 18 Juni 2014 19 Juni 2014 20 Juni 2014 21 Juni 2014 22 Juni 2014 23 Juni 2014 24 Juni 2014 25 Juni 2014 26 Juni 2014 27 Juni 2014 28 Juni 2014 63 % 45 % 58 % 7,7 % 16 % 9% 66 % 70 % 53 % 58 % 43 % Kesimpulan yang bisa diambil dari pembahasan ini adalah: 1. Berdasarkan data yang didapatkan antara sel surya yang menggunakan Solar Tracker dan Sel surya diam, saat pagi, siang, dan sore arus listrik yang dihasilkan sel surya yang menggunakan Solar Tracker lebih besar dibandingkan dengan sel surya diam, meskipun dalam pengambilan data arus listrik pada jam jam tertentu Solar diam menghasilkan arus listrik yang lebih besar dari Sel surya yang menggunakan Solar Tracker. 2. Perubahan cuaca sangat mempengaruhi arus listrik yang dihasilkan dari sel surya baik itu yang menggunakan Solar Tracker dan Solar diam dimana semakin cerah cuaca akan menghasilkan arus listrik yang lebih besar dibandingkan saat cuaca berawan dan mendung. 3. Sel surya yang mengikuti pergerakan matahari mampu menghasilkan arus listrik yang lebih besar dengan sel surya diam, meskipun dalam penelitian dan pengambilan data ada hasil arus listrik yang tidak sesuai yaitu hasil sel surya diam lebih besar dari sel surya yang menggunakan Solar Tracker. Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi kinerja solar sel pada penelitian ini adalah bahan pembuat solar sel, resistansi beban, intensitas cahaya matahari, suhu/temperature solar sel, dan bayangan/shading. 4. Dengan melihat data persentase nilai arus listrik yang dihasilkan dalam pengambilan data selama 11 hari, bahwa penggunaan Solar Tracker dalam pembangkitan energi listrik kurang efisien karena persentase nilai arus yang dihasilkan kecil, energi listrik yang dihasilkan Solar Tracker lebih banyak dipakai untuk sistem kontrol Solar Tracker itu sendiri. 5. Hasil pengujian karakteristik solar sel berupa nilai arus listrik yang dihasilkan akan memudahkan pemahaman tentang solar sel dan energi terbarukan pada proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA [1] Artanto Dian. 2012. “60 Aplikasi PLC-Mikro”. Elex Media Komputindo, Jakarta. [2] Bagas Hari S. 2012. “Pemrograman Mikrokontroler Dengan Bahasa C”. Andi Offset, Yogyakarta. [3] Budiharto W. dan Firmansyah S. 2005. “Elektronika Digital dan Mikroprosesor”. Andi Offset, Yogyakarta. ISSN: 2088-4591 Vol. 4 No. 2 Edisi Nopember 2014 [4] Djuandi F. 2011. “Pengenalan Arduino”. http://jkptb.ub.ac.id/index.php/jkptb/article/down load/100/113 (diunduh pada 6 oktober 2013) [5] Drs. Sumanto, MA. 1996. “Pengetahuan Bahan untuk Mesin dan Listrik”. Andi Offset, Yogyakarta. [6] Syahrul. 2014. “Pemrograman Mikrokontroler AVR Bahasa Assembly dan C.” Informatika, Bandung. [7] Sasongko, H.B. 2012. “Pemrograman Mikrokontroler dengan bahasa C”. Andi Offset, Yogyakarta. [8] Simatupang, S. 2013. Rancang Bangun Dan Uji Coba Solar Tracker. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, http:jkptb.ub.ac.id (diunduh pada 5 oktober 2013). [9] Tooley M. 2003. “Rangkaian Elektronik”. Erlangga, Jakarta. [10] Yudha Agustria. 2013. Perancangan dan Pembuatan Solar Tracker Device berbasis Arduino Uno. Skripsi. Universitas Panca Marga. Probolinggo. [11] Mada Sanjaya. 2014. Rancang bangun Solar tracker untuk solar sell SL-10WP berbasis Arduino Uno. Skripsi. Universitas Panca Marga. Probolinggo. [12] Nurhadi, M. 2014. Perancangan dan pembuatan Data logger nilai arus dan tegangan listrik pada panel surya 10WP berbasis Arduino Uno. Skripsi. Universitas Panca Marga. Probolinggo. 19