Manajemen Proyek dan Pengadaan MODUL 6 Tim Penyusun Modul Bimtek Dan Sertifikasi Kompetensi Dasar Government Chief Information Officer 2013 Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung Institut Teknologi Sepuluh November Universitas Gajah Mada Universitas Indonesia KEMKOMINFO Agenda KEMKOMINFO Introduksi: Siklus produk Pengadaan (akuisisi) sebagai bagian dari siklus produk Ragam metode pengadaan Manajemen proyek Tahapan dalam manajemen proyek dan aktivitasaktivitasnya Penutup Siklus Hidup Produk KEMKOMINFO Ide/konsep Realisasi Penggunaan Phasing out Pengembangan/ Pembelian/ Penyewaan Pengadaan Manajemen proyek Contoh: Aplikasi sistem informasi Ide dan konsep dikembangkan saat perencanaan strategis dan/atau operasional Sistem dibuat mengikuti prinsip-prinsip rekayasa yang baku, dibawah manajemen proyek Operasionalisasi sistem pada unit pengguna Sistem perlu diganti atau ditingkatkan dengan yang baru Pengadaan (Akuisisi) KEMKOMINFO Istilah “Pengadaan” tidak seperti yang dimaksud dalam Perpres 54/2010 Pengadaan Akuisisi (acquisition): the act of acquiring or gaining possession (Dictionary.com Unabridged) Penekanan pada “dapat menggunakan karena penguasaan terhadap sesuatu” “Penguasaan” tidak selalu berkonotasi “kepemilikan” (ownership), tapi lebih pada hak dan kebebasan untuk menggunakan (rights and freedom to use) “Penguasaan” tidak harus selalu membeli ! Contoh: Bank sering mengadakan infrastruktur TIKnya dengan cara menyewa (leasing), bukan membeli Mode/Cara Pengadaan KEMKOMINFO Pengadaan dapat dilakukan dengan berbagai cara: Pengembangan/pembuatan Secara mandiri (swakelola, in-house development) Outsource (dikerjakan pihak lain) Pembelian jadi Sewa (leasing) Kustomisasi sistem yang ada Pengembangan Mandiri (In-house) KEMKOMINFO Hanya cocok dilakukan kalau institusi memiliki kapasitas pengembangan yang memadai biasanya hanya untuk sistem-sistem perangkat lunak atau konten (bukan untuk perangkat keras & jaringan) Kapasitas pengembangan ditentukan oleh: SDM (kompetensi, jumlah) Pengalaman (track record pengembangan sebelumnya) Sumber daya lainnya (ketersediaan pendanaan, tools, dan teknologi) Kewenangan pengambilan keputusan terkait kegiatan pengembangan Semua tahapan pengembangan dijalankan sendiri. Keterlibatan pihak luar minimal (mis: sebagai technical assistance/penasihat) Pengembangan Mandiri (In House) KEMKOMINFO Dijalankan oleh sebuah tim yang anggotanya adalah personil di instansi pelaksana Keuntungan: lebih menguasai permasalahan kemungkinan keberhasilan implementasi lebih tinggi Kelemahan: kadang-kadang proses pengembangan terganggu oleh tugas-tugas lain yang dibebankan kepada tim Pengembangan Outsource KEMKOMINFO Proses pengembangan dijalankan oleh pihak lain yang memiliki kemampuan Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan: Kapasitas/kemampuan pengembangan Keberlanjutan sistem (outsource membangun ketergantungan terhadap vendor) Pembelajaran institusi (outsource menghambat peluang bagi instansi pemilik untuk belajar tentang pengembangan sistem) Regulasi/kebijakan Pembelian Jadi (Out-of-the-Box Purchase) KEMKOMINFO Hampir selalu dilakukan untuk perangkat keras/infrastruktur Untuk perangkat lunak, hanya cocok untuk sistem-sistem yang sifatnya umum, bersifat utility Sistem aplikasi pada umumnya bersifat spesifik dan memiliki requirements yang berbeda-beda tidak bisa disamakan Contoh sistem yang bisa dibeli jadi: sistem operasi, aplikasi office, aplikasi akuntansi sederhana Faktor-faktor pemilihan produk sistem Spesifikasi teknis: kesesuaian dengan kebutuhan Keberlanjutan: apakah produk yang dibeli tetap dikembangkan pembuatnya , didukung update-nya, dan ada dukungan teknisnya Biaya (total cost of ownership – TCO, terutama untuk sistem perangkat lunak): biaya-biaya pelatihan, dukungan teknis, konsultasi, dll. Dukungan purna-jual Pembelian Jadi (Out-of-the-Box Purchase) KEMKOMINFO Faktor-faktor pemilihan vendor Harga yang ditawarkan Layanan (pra- dan purna-jual) Dukungan teknis yang diberikan Prospek keberlanjutan bisnis (kekuatan perusahaan, penguasaan pasar, dsb) Ketaatan (compliance) terhadap syarat-syarat tertentu (mis: punya NPWP, faktur pajak, keanggotaan dalam asosiasi, dsb). Sewa KEMKOMINFO Mengapa menyewa ? Tidak ingin mengeluarkan usaha yang terlalu besar untuk pembuatan sistem terutama cocok untuk institusi yang tidak memiliki core business dalam bidang TI, tetapi operasinya sangat tergantung pada TI (mis: bank) Proses deployment lebih cepat Upgrade ke versi berikutnya secara lebih cepat Model bisnis baru: application service provider (ASP) Vendor ASP memberikan layanan aplikasi kepada institusi (institusi tidak perlu memiliki aplikasi tsb) Institusi cukup memanfaatkan layanan, tidak mengurusi pembelian, pembuatan, pemeliharaan aplikasi Titik kritis: keselarasan dengan proses bisnis: vendor ASP belum tentu memahami rincian proses bisnis instansi penyewa pengelolaan data, terutama yang terkait dengan keamanan, kerahasiaan, ketersediaan, dsb. Sewa KEMKOMINFO Menjadi semakin populer seiring dengan berkembangnya teknologi cloud computing penyewa tidak perlu tahu detil implementasi dari layanan-layanan fungsional yang disewa Detil hardware, jaringan, server, database, dan aplikasi tidak terlihat oleh pemakai. Pemakai mengakses layanan-layanan fungsional sesuai kebutuhan mereka http://www.vedainformatics.com/blogs/cloud-computing-applications-real-test-case/ Kustomisasi KEMKOMINFO Kustomisasi (penyesuaian sistem yang ada terhadap kebutuhan spesifik) umum digunakan apabila proses bisnis yang didukung bersifat generik dengan variasivariasi yang tidak terlalu banyak Syarat melakukan kustomisasi Pemahaman tentang proses bisnis yang akan didukung sistem aplikasi Pemahaman tentang sistem aplikasi yang ada saat ini (existing) Spesifikasi kebutuhan kustomisasi (gap analysis) Kustomisasi dapat dilakukan secara mandiri (in-house) atau outsource Pada umumnya kustomisasi dilakukan terhadap perangkat lunak Open Source, yang lisensinya mengijinkan dilakukannya perubahan pada source code-nya KEMKOMINFO Pada cara pengadaan dengan pengembangan atau pembuatan (baik secara mandiri atau outsource), ada proses yang harus dijalankan. Proses ini melibatkan beberapa stakeholders, memerlukan sumber daya, dan harus memenuhi sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Perlu pendekatan yang sistematis dan berdisiplin dalam pelaksanaannya Manajemen Proyek Survei tentang Eksekusi Proyek TI KEMKOMINFO http://www.it-cortex.com/Stat_Failure_Rate.htm KPMG Canada Survey (1997) tentang manajemen proyek TI Lebih 61% proyek dinyatakan gagal oleh responden The Chaos Report by Standish Group (1995) 31.1% proyek dibatalkan sebelum dinyatakan selesai 52.7% proyek mengalami kelebiha biaya sebesar 189% dari perkiraan awalnya Penyebab Kegagalan KEMKOMINFO http://www.it-cortex.com/Stat_Failure_Cause.htm The Bull Survey (2001) Definisi “Proyek” KEMKOMINFO Rangkaian aktivitas sekali waktu yang memiliki tujuan dan sasaran akhir yang jelas Karakteristik proyek Memiliki dukungan kepemilikan (tidak ada proyek “liar” tanpa pemilik) Memiliki tanggal mulai dan tanggal berakhir yang spesifik Ruang lingkup yang terdefinisi dan terdokumentasi Memiliki anggaran yang terbatas Hasil akhir yang spesifik Batasan kualitas (output harus memenuhi spesifikasi kualitas ttt) Memerlukan sumber daya Proyek TIK: proyek dengan TIK sebagai obyek Proyek TIK vs Proyek Non-TIK KEMKOMINFO Komponen Proyek Non-TIK Proyek TIK Proyek Tidak terintegrasi dengan proses/fungsi bisnis Biasanya terkait dengan fungsi organisasi & proses bisnisnya Struktur proyek Sering bersifat stand-alone Biasanya terkait dengan proyekproyek lain Lingkup Well-defined Sulit dijelaskan dan mudah berubah Pengengalian perubahan Well-defined Dapat dijelaskan, tapi sulit dilacak Kebutuhan staf Generalis, sering full-time Spesialis, sering part-time Resiko Lebih mudah diidentifikasi, sulit dikelola tapi tidak terlalu berefek negatif Tidak mudah diidentifikasi, sulit dikelola dan sering berefek negatif bagi organisasi Pembelajaran Cukup mudah Sulit Estimasi anggaran dan penjadwalan Mudah Sulit KEMKOMINFO Proyek dalam Kerangka Perencanaan TIK Rangkaian kegiatan perencanaan TIK Input bagi proyek mencerminkan peran strategis TIK dalam mencapai tujuan organisasi Tujuan organisasi dasar bagi perencanaan programprogram TIK Tujuan TIK Analisis kondisi saat ini implementasi cara-cara pencapaian tujuan TIK Indikator dan sasaran cara untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan Program dan kegiatan Timeline dan alokasi sumber daya untuk keperluan evaluasi dan pemantauan Dari Renstra ke Proyek KEMKOMINFO Renstra Jangka panjang, strategis Renop Renop DIPA, RKAT, RBA, Tahunan, operasional Proyek Proyek Proyek (dan berbagai nama lainnya) Realisasi Rencana Kegiatan Proyek KEMKOMINFO Rencana Operasional • Judul kegiatan • Indikator & sasaran • Anggaran Proyek • Terukur bisa dipantau dan Jika Rencana Operasional sudah dievaluasi • Jelas kapan mulai & selesainya baik (akurat), maka biasanya • Jelas outputnya sebuah kegiatan bisa langsung diterjemahkan menjadi sebuah proyek. Penyusunan rencana proyek bertujuan membuat proyek tersebut menjadi jelas dan terukur Manajemen Proyek KEMKOMINFO Definisi: Sekumpulan prinsip, praktek, dan teknik yang digunakan untuk memimpin tim proyek dan mengatur jadwal proyek, biaya, dan risiko untuk memberikan kepuasan bagi stakeholder (Chapman, 1997) Manajemen proyek memiliki unsur ilmiah maupun seni Seni hubungan/relasi yang kuat dengan berbagai kelompok hubungan antar manusia (resolusi konflik, negosiasi, dsb.) Ilmiah penggunaan metodologi dan tools teknis Stakeholder Proyek KEMKOMINFO Sebuah proyek selalu memiliki stakeholder (pihak yang memiliki kepentingan terhadap proyek tersebut) Pengembang menyelesaikan pengembangan dan mendapatkan haknya Pemakai mendapatkan hasil yang bisa membantunya menjalankan tugas Pimpinan/manajer memastikan proyek berjalan dengan baik secara keseluruhan Lembaga pemeriksa memastikan tidak ada penyimpangan di dalam proyek Lembaga donor memastikan bantuan yang diberikan dimanfaatkan secara semestinya dan optimal Manajemen proyek mengusahakan setiap stakeholder merasa sebagai pemenang (winner) terakomodasi kepentingannya Tahapan Proyek KEMKOMINFO Biaya Jadwal Kegiatan Inisiasi Perencanaan Output proyek Eksekusi Monitoring & Kontrol Perencanaan ulang secara Iteratif, untuk menghadapi dinamika dalam proyek Penutupan Tahap I: Inisiasi Proyek KEMKOMINFO Kegiatan-kegiatan Persiapan-persiapan (administratif, logistik, dan sumber daya lainnya) Kontrak Kick-off (memulai proyek secara resmi) Tahap II: Perencanaan Proyek KEMKOMINFO Kegiatan utama: estimasi (prakiraan) Estimasi diperlukan karena pada awal proyek kita memerlukan ukuran-ukuran kuantitatif, sementara data yang ada tidak mencukupi Banyak pertanyaan tentang biaya, waktu, dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan proyek Estimasi dilakukan terhadap ketiga aspek tersebut: biaya, jadwal, dan sumber daya (SDM, sarana/fasilitas, dsb) Estimasi memerlukan pendefinisian lingkup (scope) proyek Estimasi melibatkan unsur ilmiah & seni Ilmiah: penggunaan metode & tools Seni: penerimaan terhadap ketidakpastian Penentuan Lingkup (Scope) Proyek KEMKOMINFO Merinci kegiatan-kegiatan yang dijalankan dalam proyek Harus bersifat “bounded” (ada batas-batas yang jelas, tidak mengambang) Contoh: jangka waktu, biaya, sasaran/output, rincian kegiatan, kebutuhan sumber daya, dsb. Faktor-faktor penting: Output: menetapkan apa yang seharusnya dicapai di akhir proyek Kegiatan: mengidentifikasi aktivitas yang harus dijalankan untuk mencapai output yang diinginkan Jadwal, kebutuhan sumber daya, dsb akan mengikuti rincian kegiatannya Penentuan Output Proyek KEMKOMINFO Output proyek harus sejalan/memenuhi indikator dan sasaran yang ditetapkan pada Renop Renstra Renop Renop Proyek Proyek Proyek Identifikasi Kegiatan Proyek KEMKOMINFO Tiap kegiatan perlu diidentifikasi karena: Ia memerlukan sumber daya yang harus dialokasikan (dana, SDM, sarana/fasilitas) Ia harus dijadwalkan Identifikasi kegiatan dilakukan dengan teknik dekomposisi mengurai tema proyek menjadi kegiatan-kegiatan operasional Dekomposisi membawa proyek ke tingkat yang lebih rinci dan operasional harus bisa dijalankan Tool untuk dekomposisi: Work Breakdown Structure (WBS) Work Breakdown Structure (WBS) KEMKOMINFO Dekomposisi dilakukan secara berulang, tiap pengulangan akan membawa ke level yang lebih rinci Pada akhirnya akan terbentuk struktur “pohon” yang menunjukkan hirarki komponen dan kegiatan proyek Level terendah menunjukkan work packages (WP), atau kegiatan-kegiatan yang benar-benar dapat dijalankan Dari WP dapat ditentukan jadwal, kebutuhan biaya, dan kebutuhan sumber daya Rincian lebih lanjut, dst. Judul Proyek Kelompok aktivitas utama umum detil KEMKOMINFO Tahap III: Pemantauan dan Kontrol dalam Eksekusi Proyek Tujuan pemantauan & kontrol untuk menjamin pelaksanaan proyek tetap berada pada jalur seperti yang direncanakan (dalam dokumen Rencana Proyek), dan jika terjadi perubahan, efek negatifnya terhadap keberhasilan proyek dapat diminimalkan Pemantauan& kontrol perlu dilakukan karena ada banyak sekali faktor penyebab kegagalan proyek Terutama dijalankan untuk aspek jadwal & biaya Lingkup Identifikasi status/kondisi saat itu Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sekiranya ada penyimpangan Pemantauan & Kontrol KEMKOMINFO Untuk mengetahui kondisi proyek saat itu, perlu pengukuran dokumentasi proyek harus bisa merekam semua data kinerja proyek dengan baik. Yang perlu didokumentasikan: Rencana jadwal, biaya, dan alokasi sumber daya Realisasi waktu pelaksanaan kegiatan Realisasi pengeluaran (keuangan, penggunaan sumber daya) Perlu menggunakan teknik-teknik tracking & estimasi untuk menjawab pertanyaan apakah proyek terlambat, pengeluarannya over budget, dsb Contoh teknik tracking: Earned Value Analysis (EVA) Earned Value Analysis (EVA) KEMKOMINFO EVA digunakan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan: Seberapa jauh kemajuan proyek? Berapa banyak usaha/biaya yang harus dikeluarkan untuk menyelesaikan proyek? Kapan proyek dapat diselesaikan? EVA melakukan: Pengukuran terhadap pekerjaan yang telah diselesaikan Meramalkan beban pekerjaan yang masih harus diselesaikan Ilustrasi Penggunaan EVA KEMKOMINFO Activities Requirement gathering, $500 today System architecture, $5000 Software design, $3000 Actual cost Requirement gathering 600 System architecture def. 4500 Software design 2100 Coding 3000 Hardware design 1600 Coding, $10000 Hardware design, $2000 Hardware devt., $2000 9/4 2-Apr-06 16/4 23/4 30/4 7/5 14/5 21/5 28/5 4/6 System integration & testing, $6000 11/6 18/6 25/6 2/7 9/7 16-Jul-06 Apakah pada minggu ke-6 proyeknya lagging? Apakah pada minggu ke-6 biaya yg telah dikeluarkan over budget? Earned Value Analysis KEMKOMINFO Task Name %complete Total PV To date PV AC EV CV (EV-AC) SV (EV-PV) Req. gathering 100 500 500 600 500 -100 0 System architecture 100 5000 5000 4500 5000 500 0 S/W design 67 3000 2010 2100 2010 -90 0 H/W design 83 2000 1340 1600 1660 60 320 Coding 25 10000 0 3000 2500 -500 2500 20500 8850 11800 11670 -130 2820 Total Requirement gathering, $500 today System architecture, $5000 Cost Variance (CV) dan Schedule Varianve (SV): menentukan kinerja proyek Software design, $3000 Coding, $10000 Hardware design, $2000 Hardware devt., $2000 9/4 2-Apr-06 16/4 23/4 30/4 7/5 14/5 21/5 28/5 4/6 System integration & testing, $6000 11/6 18/6 25/6 2/7 9/7 16-Jul-06 Pedoman untuk perbaikan cost/effort performance (Jalote, P. Software Project Management in Practice, 2002.) KEMKOMINFO Possible Reason Action to Consider If actual cost/schedule is less than estimate by more than the allowable limit Estimates for programs were too high or project team has more domain knowledge or experience than expected Reestimate for future modules Release resources The tasks so far have not been thoroughly performed Review tasks done so far and schedule reviews for work products not reviewed Examine issues log If actual cost/schedule is more than estimate by more than the allowable limit Low domain knowledge Schedule training Low software/coding experience of author Reassign to leverage existing experience New technology area Reestimate or request resources Negotiate delivery dates Estimates were too aggressive (not much consideration of limiting factors) Identify main componenets for extra effort, and revise estimate for future activities Request resources Negotiate to scale down project objectives Resource optimization is low Reschedule and reprioritize tasks, and identify and eliminate "waiting items" Nonavailability of a critical resource Escalate the issue Get a backup resource Reschedule, keeping critical resources in mind Too much rework due to poor quality of output of earlier phases Identify sources of problems and rectify them Change project schedule Quality Assurance (QA) dalam Proyek KEMKOMINFO Kualitas (output) adalah hasil sebuah proses, ia harus dibentuk dari awal proses proses pengembangan dijalankan dengan memperhatikan kualitas sebagai sasaran yang harus dicapai Untuk menghasilkan output yang berkualitas, prosesnya juga harus berkualitas Pendekatan kualitas Metodologi: cara menjalankan proses berdasar pada standar dan best practice Mekanisme organisasi: struktur organisasi yang mengakomodasi dilaksanakannya proses yang berkualitas Kualitas Proses KEMKOMINFO Peningkatan kualitas proses secara kontinyu (Sommerville, 2004) Kerangka untuk Peningkatan Kualitas Proses: Capability Maturity Model (CMM) Level 1 – initial A project is executed in a manner that the team sees fit Level 2 – repeatable Established PM practices are employed, but organization-wide process may not exist Level 3 – defined Organization-wide processes have been defined and followed Level 4 – managed Quantitative predictions and control on process performance Level 5 – optimizing Process capability is improved in a controlled manner Tahap IV: Evaluasi Output KEMKOMINFO Dilakukan pada tahap akhir proyek Dilakukan dengan membandingkan antara output aktual dengan sasaran yang ditetapkan pada awal proyek (scope verification) Perlu mendapatkan penerimaan (acceptance) dari pemakai Instalasi dan deployment dilakukan secara tuntas User acceptance test Diakhiri dengan penandatanganan pernyataan penerimaan (acceptance declaration) pemakai sudah menyetujui produk hasil proyek KEMKOMINFO Manajemen Proyek dengan Skema Outsource Pada tahap awal dan akhir tidak berbeda dengan proyek yang dikerjakan secara mandiri. Perbedaan terletak pada tahap pelaksanaan: manajemen proyek dilakukan oleh pihak vendor Requirement Pemilik proyek Proyek Vendor Manajemen proyek KEMKOMINFO Manajemen Proyek dengan Skema Outsource Pemilik Proyek Melakukan request for participation (RfP) pengumuman lelang Menentukan spesifikasi requirement (hasil yang diharapkan dari produk) Melakukan seleksi dan penentuan vendor pemenang Mengikuti dan memantau pelaksanaan proyek Mengevaluasi hasil akhir dan output proyek Vendor Outsource Mengumpulkan proposal Melaksanakan proyek dan manajemennya Menyerahkan hasil dan mendapatkan user acceptance Penutup KEMKOMINFO Pengadaan sistem TIK dapat dilakukan dengan berbagai cara Pengadaan yang melibatkan aktivitas pengembangan (development) perlu dilakukan secara sistematis dan berdisiplin Proyek adalah “wadah” bagai usaha untuk merealisasikan kegiatan-kegiatan pengembangan sistem TIK Manajemen proyek melibatkan banyak pihak dan kepentingan. Perlu metode ilmiah dan seni untuk menjamin proyek menghasilkan produk seperti yang diharapkan KEMKOMINFO Akhir dari Modul 6 Terima kasih Alamat kontak penyelenggara : Puslitbang Literasi dan Profesi SDM Kominfo Jln Medan Merdeka Barat 9 Jakarta 10110 Tlp : 021 3856068 Email : [email protected]