this PDF file

advertisement
Lina Amelia, Stimulasi Kecerdasan Visual...
Stimulasi Kecerdasan Visual Spasial Dan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Melalui
Metode Kindergarten Watching Siaga Bencana Gempa Bumi Di Paud Terpadu Permata Hati
Banda Aceh
Lina Amelia1
Abstrak
Model Stimulasi Kecerdasan Visual Spasial Dan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Melalui
Metode Kindergarten Watching Siaga Bencana Gempa Bumi Di Paud Terpadu Permata Hati Banda
Aceh Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (a) Pelaksanaan metode Kindergarten watching
Siaga Bencana Gempa Bumi dapat diterapkan oleh pendidik anak usia dini di Paud Terpadu Permata
Hati Banda Aceh, (b) Metode Kindergarten watching Siaga Bencana Gempa Bumi mampu
memberikan pengaruh terhadap kecerdasan Visual Spasial dan kinestetik anak di Paud Terpadu
Permata Hati Banda Aceh. Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan ( Research and
development/ R & D) 4-D ( define, design, develop dan disseminate). Penelitian ini diadakan di Paud
Terpadu Permata Hati Banda Aceh dengan populasi dan sampel penelitiannya adalah TK B sejumlah
28 orang anak. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan lebih yaitu dimulai dengan survey awal ke
sekolah dan diskusi instrument dengan guru dan uji coba instrument di bulan maret 2015,
penelitiannya di bulan mei sampai dengan September 2015. Instrument yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar test informal untuk anak, lembar observasi kemampuan visual spasial
anak, lembar observasi guru dan lembar kesan guru.teknik analisis datanya adalah dengan
menggunakan rumus statistic sampel tunggal. Berdasarkan dari hasil perhitungan dari uji statistik
Anova diperoleh nilai R square = 0,620, dan 0,622, yang berarti keterampilan berpengaruh terhadap
kecerdasan visual spasial sebesar 62,2% dan keterampilan berpengaruh terhadap kecerdasan kinestetik
sebesar 62%. Keterlaksanaaan penelitiannnya, awalnya pendidik terlihat agak canggung dengan
metode yang akan dilaksananakan, setelah dilakukan pengarahan teknis pelaksanaanya dan
pengenalan intrumen yang akan di pakai, untuk tahap pertama masih ada kendala dalam urutan
kegiatan sehingga peneliti sering terlibat langsung bersama pendidik . Pelaksanaan tahap 2 , pendidik
sudah mulai mandiri untuk melaksanakan kegiatan. Dapat disimpulkan pengaruh Stimulasi
Kecerdasan Visual Spasial Dan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Melalui Metode Kindergarten
Watching Siaga Bencana Gempa Bumi Di Paud Terpadu Permata Hati Banda Aceh masih tergolong
kecil, karena ini pertama kali ujicoba.
Kata kunci: Stimulasi Kecerdasan Visual Spasial, Kecerdasan Kinestetik, Metode Kindergarten
Watching
1
Lina Amelia, Dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda
Aceh
ISSN 2086 – 1397
Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 26
Lina Amelia, Stimulasi Kecerdasan Visual...
spasial dan kinestetiknya, anak juga mendapat
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan
pendidikan
akan
menciptakan peserta didik yang sesuai dengan
pengetahuan dan kecakapan penyelamatan diri
dalam bermain simulasi bencana gempa bumi.
tujuan pendidikan nasional di atas, maka
Pentingnya
pemberian
pemberian rangsangan pendidikan tersebut
bencana
harus diberikan sedini mungkin yaitu saat anak
komunitas anak-anak yang umumnya berusia
masih dalam usia dini atau “The Golden Age”.
dibawah
Usia emas seorang manusia ketika ia berusia
keterampilan penyelamatan diri. Mereka ini
0-6 tahun berdasarkan Sisdiknas tahun 2003
sangat
atau
dunia
pendidik dalam penyelamatan diri saat terjadi
internasional. Usia dini merupakan bagian
bencana atau gempa saat berada di sekolah.
penting dalam kehidupan manusia. Hibana
Secara logika anak yang jumlahnya 10-15
(2005:33) mengatakan “anak usia dini (0-8
orang dibawah pengawasan 1 orang pendidik
tahun)
akan sulit untuk mengamankan saat terjadi
0-8
tahun
adalah
mengalami
berdasarkan
individu
proses
yang
pertumbuhan
sedang
dan
gempa
tujuh
ini
untuk
simulasi
tahun
bergantung
membekali
pengetahuan
penanganannya
1. Rumusan Masalah
karena itu anak usia dini dikatakan
Rumusan masalahnya sebagai berikut :
pada masa Golden Age dibandingkan usia
oleh
bencana.
perkembangan yang sangat pesat”. Oleh
berada
dan
a.
Apakah rancangan model ini dapat
selanjutnya. Masa ini adalah masa yang tepat
diterapkan oleh pendidik anak usia dini
untuk mempersiapkan segenap potensi fisik,
di PAUD Terpadu Permata Hati?
kognitif, mental dan moral seorang anak
dengan
sebaik-baiknya
dengan
b.
tetap
diikuti oleh semua anak usia dini di
menghargai setiap keunikan individu sebagai
manusia.
PAUD Terpadu Permata Hati?
c.
Pemberian stimulasi kecerdasan visual
Apakah rancangan model ini dapat
Bagaimanakah gambaran keberhasilan
model yang dikembangkan terhadap
spasial dan kinestetik dalam desain model
kemampuan
pembelajaran
dengan
kecakapan penyelamatan diri anak
menggunakan metode Kindegarten Watching
dalam pengurangan resiko bencana
dalam kegiatan bermain simulasi gempa bumi.
gempa
Hal ini dilakukan melihat kondisi geografis
Permata Hati?
dapat
dilakukan
Banda Aceh yang tergolong daerah rawan
bumi
Visual
di
Spasial
PAUD
dan
Terpadu
2. Tujuan penelitian
bencana gempa bumi. Keunggulan rancangan
Penelitian
desain ini dapat dilihat dari efek positif dari
mengembangkan
pembelajarannya.Efek positifnya yaitu selain
pembelajaran yang memberikan stimulasi
anak memperoleh stimulasi kecerdasan visual
kecerdasan visual spasial dan kecerdasan
ISSN 2086 – 1397
ini
sebuah
bertujuan
model
Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 27
Lina Amelia, Stimulasi Kecerdasan Visual...
kinestetik
anak usia dini melalui metode
kindergarten watching
gempa bumi
bisa di stimulasi. Untuk itu perlu ada
di
kerjasama
semua
pihak
untuk
PAUD Terpadu Permata Hati Banda Aceh.
mendukung pembelajaran simulasi ini
Untuk memperoleh model secara utuh akan
mencakup
diteliti beberapa hal berikut:
pembelajaran anak usia dini.
a. Pelaksanaan rancangan model oleh
pendidik anak usia dini di PAUD
1. Kondisi Geografis dan
Kebencanaan Indonesia
b. Penerimaan rancangan model oleh
Kepulauan Indonesia terbentuk dari
semua anak usia dini di PAUD
titik-titik pertemuan lempeng bumi.
Terpadu Permata Hati
bagian barat, lempeng Eurasia bertumbukan
c. Gambaran keberhasilan model yang
langsung dengan lempeng Indo-Australia,
dan di bagian
timur
adalah
Visual Spasial anak dan kinestetik
tiga lempeng
yaitu
lempeng
Filipina,
anak
Pasifik dan Australia.
Letak
geografis
dalam
permaianan
simulasi
pertemuan
bencana gempa bumi menggunakan
yang demikian ini, menjadikan negeri ini
metode Kindergarten Watching
‘sarat’ dengan kejadian-kejadian bencana,
di
seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor,
serta gunung berapi. Selain
3. Manfaat penelitian
kerentanan
melatih keterampilan guru dalam
semakin
melaksananakan
iklim global dan laju jumlah penduduk
pada
pembelajaran
anak
khususnya
Indonesia
itu,
Bagi guru sebagai wawasan dan
simulasi
pun
pluralitas
simulasi bencana yang melibatkan
tingginya
tingkat
berbagai unsur kecerdasan anak
dengan karaktergeografis,
Bagi anak untuk membelaki anak
serta berbagai aspek lainnya.
dalam
menyelamatkan
diri
anak dan
risiko yang
pemerhati pendidikan
dihadapi
demografis,
Bencana
Gempa
tenaga pendidikan lainya
bukan
permainan
hanya
untuk
terletak pada tiga lempeng bumi ( IndoAustralia,
Eurasia
memberikan
dan
Pasifik)
dampak
yang
menguntungkan dari segi sumber daya
pengetahuan dan keterampilan saja,
alam seperti minyak
tetapi banyak kecerdasan anak juga
lautan
ISSN 2086 – 1397
Betapa
Posisi geografis Indonesia yang
sebagai wawasan kalau
simulasi
ada.
Bumi dan Tsunami
terjadi bencana
Bagi Pihak
yang
2. Karakteristik
saat
diyakini
meningkat dengan perubahan
beserta
pengetahuan dan keterampilan anak
c.
Di
dikembangkan terhadap kemampuan
PAUD Terpadu Permata Hati
b.
kurikulum
B. LANDASAN TEORI
Terpadu Permata Hati
a.
dalam
yang
bumi,
luas,
batu bara,
hutan,
dan
Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 28
Lina Amelia, Stimulasi Kecerdasan Visual...
sebagainya. Namun
juga menimbulkan
dampak yang kurang menguntungkan dari
inti bumi adalah lapisan terdalam bumi
yang memiliki suhu 6.000 derajat celcius.
segi kerawanan terhadap bencana alam.
Perbedaan suhu di setiap lapisan
Pergerakan relatif ketiga lempeng
bumi menyebabkan terjadinya
pergerakan
tektonik tersebut dan dua lempeng lainnya,
pada lapisan kerak bumi. Keadaan tersebut
yakni
Carolina
mirip
gempa-gempa
akan
laut
Philipina
dan
menyebabkan terjadinya
bumi
di daerah
antar lempeng
terjadinya
perbatasan
dan juga
sesar-sesar
pertemuan
menimbulkan
regional
yang
saat
kita
mendidih.
kompor,
Inti
inilah yang
Indonesia.
termasuk
daerah rawan bencana gempa bumi d a n
ibarat
bumi, dan lapisan tipis yang
gempa juga.
Wilayah
bumi
dimana
air
saat
panas
api
air rebus ibarat lapisan mantel
permukaan
tsunami di Indonesia
air,
terjadi perputaran
selanjutnya menjadi daerah pusat sumber
3. Proses alam gempa bumi dan
merebus
berada
di
air ibarat kerak bumi. Hal
menyebabkan
lempeng
pada
bertemu
dan
kerak
lempeng-
bumi bergerak,
bertabrakan.
Akibatnya
adalah terjadinya gempa bumi dan tsunami.
4. Kecerdasan
Visual
tsunami. Hal ini disebabkan oleh karena
Kecerdasan Kinestetik
posisi geografisnya
Kecerdasan
yang terletak pada
visual
Spasial
dan
spasial
dan
konfigurasi
geologis pertemuan 3 (tiga)
kinestetik merupakan bagian dari kecerdasan
lempeng
tektonik
yaitu:
majemuk.
Yaumi(2012:
Lempeng
majemuk
merupakan
di
dunia
Lempeng Australia di selatan,
Euro-Asia
di
bagian
barat
dan
kemampuan
yang
14)
Kecerdasan
keanekaragaman
menyangkut
beberapa
Lempeng Samudra Pasifik di bagian timur,
bidang. Menurut Gardner ( dalam Tadkiroatun,
yang
2008:40) telah menetapkan 9 kecerdasan yakni
dapat
menyebabkan
terjadinya
sejumlah bencana.
Bumi
lapisan.
kecerdasan verbal linguistic ( cerdas kata-
tersusun
Lapisan
dari
empat
kata), Logika-matematika ( Cerdas Angka),
kita
Visual Spasial ( Cerdas Gambar), Gerak
berpijak
disebut
(Crust).
Kinestetik( Cerdas Tubuh), Musikal (Cerdas
Lapisan
di bawah
disebut
Musik),
terluar tempat
kerak
kerak
bumi
bumi
Intrapersonal(
Cerdas
Diri),
mantel bumi (mantle). Di lapisan paling
interpersonal (cerdas antar orang), naturalis (
dalam terdapat
Cerdas Alam), dan Eksistensialis ( Cedas
dua lapisan inti bumi,
yaitu inti bumi luar dan inti bumi dalam atau
Hakikat).
disebut lava yang dapat keluar ke permukaan
Lebih dari 15 tahun, Dr. Howard
bumi pada saat gunung meletus. Lapisan
Gardner. Profesor Pendidikan di Universitas
Harvard,
ISSN 2086 – 1397
mealakukan
riset
inteligensi/
Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 29
Lina Amelia, Stimulasi Kecerdasan Visual...
kecerdasan manusia, yang mematahkan mitos
menjelaskan/mendefinisikan
bahwa IQ tetap (terbawa sejak lahir dan tidak
sebagai: kemampuan untuk menyelesaikan
berubah sepanjang hidup seseorang), sekaligus
masalah
menegaskan bahwa IQ hanya sebagian kecil
manusia, kemampuan untuk menghasilkan
dari kecerdasan manusia (Nggermanto, 2001;
persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan,
Amstrong,
dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu
2000).
Ada
variasi
bentuk
yang
terjadi
menawarkan
inteligensi
dalam
jasa
kehidupan
inteligensi, mencakup delapan tipe yang kini
atau
yang
akan
teridentifikasi oleh Gardner (Arends, 2001).
menimbulkan penghargaan dalam budaya
Gardner mengungkapkan bahwa inteligensi
seseorang. Definisi pragmatis Gardner tentang
sebetulnya tidak terbatas pada apa yang telah
inteligensi manusia ini, menegaskan hakekat
la identifikasi (masih terus berkembang),
teorinya.
namun diyakininya bahwa teori inteligensi
Aspek lain dari inteligensi ganda
ganda yang dikemukakan kini memberikan
delapan ini adalah bahwa, mereka bisa
jawaban kapasitas manusia yang jauh lebih
dikonseptualisasikan ke dalam tiga kategori
akurat daripada teori inteligensi tunggal (IQ).
besar (Campbell et al.,1996), antara lain: (1)
Teori
bentuk-bentuk
inteligensi
ganda
ini
memperluas
inteligensi
yang
berkaitan
pemahaman yang berarti bagi potensi manusia
dengan obyek (spasial, logika-matematika,
dan upaya realisasi/ aktualisasinya secara
kinestetik, naturalis), atau inteligensi yang
optimal.
kapasitasnya dikontrol dan dibentuk oleh
Penelitian yang dilakukan Gardner
obyek yang ada dalam kehidupan seseorang.
menghasilkan teori inteligensi gandanya yang
(2) Inteligensi yang bebas dari obyek (verbal-
menguak
spektrum)
linguistik, dan musical), yakni tidak dibentuk
inteligensi manusia yang luas dari teori
oleh dunia fisik tetapi tergantung pada sistem
kepercayaan
serta
bahasa dan musik. (3) Inteligensi yang
konsep
berkaitan dengan manusia (interpersonal dan
inteligensi yang pragmatic dan menyegarkan.
intrapersonal), yang menunjukkan rangkaian
Campbell
perimbangan (counterbalance) yang kuat.
tabir
(profil
manusia
menghasilkan
et
atau
sebelumnya,
definisi
al.
(1996)
tentang
mengemukakan,
Gardner tidak memandang inteligensi manusia
berdasarkan skor tes standar semata, tetapi ia
ISSN 2086 – 1397
Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 30
Lina Amelia, Stimulasi Kecerdasan Visual...
Tabel 2.1. Deskripsi singkat Kecerdasan Visual Spasial dan Kecerdasan Kinestetik
Intelegensi
Ruang
Spatial/Visual
Kemampuan menonjol terikat
Mengenal relasi benda-benda dalam ruang dengan
tepat; Mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai
sudut; Representasi grafik; Manipulasi gambar,
Menggambar; Mudah menemukan jalan dan ruang;
Imaginasinya aktif; Peka terhadap warna, garis,
bentuk.
Mudah ekspresi dengan tubuh; Mengaitkan pikiran
dan tubuh; Kemampuan main mimic; Main drama,
role playing; Aktif bergerak, sport; Koordinasi dan
fleksibilitas tubuh tinggi.
Kinestetik
Badani
Contoh orang
Pemburu,
Arsitek,
Dekorator,
Navigator.
Aktor,
Atletik,
Penari,
Pemahat,
Ahli
Bedah,
Sportmen
dan
sportwomen.
Sumber : Gardner (1993), Suparno (2000), Amstrong (1999,2000)
5.
1.
Model Pembelajaran Stimulasi
Domain interaktif terdiri atas kecerdasan
verbal, interpersonal, dan kinestetik
Kecerdasan Visual Spasial Dan
Kecerdasan Kinestetik Anak Usia
2.
Domain analitik mencakup kecerdasan
Dini Menggunakan Metode
music, logis, dan kecerdasan naturalistic,
Kindergarten watching Gempa
yang
Bumi di PAUD
menganalisis data dan pengetahuan.
Model
pembelajaran
stimulasi
3.
digunakan
Domain
oleh
introspektif
anak
terdiri
dalam
atas
kecerdasan visual dan kecerdasan kinestetik
kecerdasan eksistensial, intrapersonal,
melalui metode kindergarten watching
dan visual
merujuk
pada
dasar
Mencakup hal di atas penerapan
pembelajaran berbasis Multiple intellengnces
metode kindergarten watching dikembangkan
(MI)
Howard
dan dirancang oleh peneliti dengan konsep
Gardner secara resmi diperkenalkan pada
yang telah disesuaikan dari beberapa rujukan
tahun 1983 melalui bukunya yang berjudul
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Frames of Mind yang kemudian di revisi
Tabel di bawah ini adalah langkah-langkah
dengan Intelligence Reframed pada tahun 1999
pelaksanaan
(Yaumi, 2012:2).
watching
yang
pandangan
dikembangkan
konsep
ini
oleh
Beberapa konsep dasar dari Multiple
melalui
pembelajaran
kindergarten
yang dirangcang oleh peneliti
pengembangan akan kecerdasan
intellengnces (MI) yang diambil oleh peneliti
visual-spasial dan kecerdasan kinestetik anak
untuk pengembangan pembelajaran terhadap
pendidikan usia dini.
kecerdasan visual spasial dan kecerdasan
kinestetik
melalui
metode
watching gempa bumi yaitu:
kindergarten
Langkah-langkah dalam kindergarten
watching
ini merupakan turunan dari 4
langkah pada metode town watching yang
dimodifikasi sesuai dengan kemampuan anak
ISSN 2086 – 1397
Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 31
Lina Amelia, Stimulasi Kecerdasan Visual...
di TK. Modifikasinya menghasilkan 7 fase
peta lingkungan sekolah ( membuat peta
pelaksanaannya dari 4 langkah dalam metode
dan menempel foto-foto yang telah di
aslinya town watching yaitu sebagai berikut :
print) (fase 3)
1.
Field Survey dimodifikasi menjadi 2
Discussion to solve the problem dalam
kegiatan yaitu Survey lingkungan sekolah
pelaksanaanya
( tata ruang didalam dan luar kelas) dan
evakuasi ( Fase 4)
Identifikasi dan Klasifikasi bagian tata
2.
3.
4.
Presentation
berupa
dalam
diskusi
jalur
pelaksanaannya
ruang di dalam dan di luar kelas ( fase 1
terdiri dari presentasi jalur evakuasi,
dan fase 2)
survei
Develop a map of observation dalam
permainan simulasi ( fase 5, fase 6 dan
pelaksanaannya di TK berupa Membuat
fase 7)
kembali
jalur
evakuasi
dan
Tabel 2.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Kindergarten watching Siaga Bencana
Gempa Bumi
TAHAPAN
METODE
KECERD
KEGIATAN
KECERDASAN
KINDERGAR
PEMBELA
ASAN
KINDERGARTEN
VISUAL
-TEN
JARAN
KINESTE
WATCHING
SPASIAL
WATCHING
TIK
Pra fase
Sosialisasi tujuan kegiatan
Tanya jawab,
pada anak oleh pendidik dan
menonton
timpenelitian
video
Sosialisasi tahapan kegiatan
dan aturan pelaksanaannya
pada anak
Pemberian pengetahuan
tentang gempa bumi, siaga
bencana pada anak melalui
penayangan video
√
Penentuan sikap anak
tentang video yang
ditontonnya
Fase 1
Survei lingkungan sekolah (
Observasi oleh
√
tata ruang didalam dan luar
anak dan
√
kelas)
pendidik
1. Pendidik mengajak anak
√
untuk melihat bagian√
bagian ruangan dalam
kelas
√
 Anak mengamati
benda-benda yang
√
ada dalam kelas
 Anak
mengidentifikasi
√
letak-letak benda
√
dalam kelas
 Anak dan pendidik
ISSN 2086 – 1397
Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 32
Lina Amelia, Stimulasi Kecerdasan Visual...
Fase 2
Fase 3
Fase 4
Fase 5
Fase 6
Fase 7
ISSN 2086 – 1397
menata letak bendabenda dalam kelas
agar tidak berbahaya
saat terjadi gempa
2. mengambil foto bagianbagian dalam kelas
3. membuat peta ruangan
dalam kelas
Identifikasi dan Klasifikasi
benda-benda di luar kelas
4. survei lingkungan diluar
kelas dan mengambil
fotonya
5. Menampilkan foto-foto
hasil survei
Membuat peta lingkungan
sekolah ( membuat peta dan
menempel foto-foto yang
telah di print)
6. Identifikasi dan
Klasifikasi foto-foto
bagian di luar kelas
7. Anak menempel foto
sesuai posisinya luar
ruangan kelas
8. Anak menggabungkan
foto didalam dan diluar
kelas
9. Presentasi peta yang
dibuat anak
Diskusi jalur evakuasi
10. Anak merapikan peta
evakuasinya
11. Anak diajak mencari jalur
keluar yang aman dari
peta yang mereka buat
12. Anak dan pendidik
menetapkan jalur
evakuasi
Presentasi jalur evakuasi
13. Pendidik meminta anak
menceritakan kembali
jalur evakuasi simulasi
gempa ( untuk melihat
pemahaman tata ruang
anak)
Survei Jalur Evakuasi
14. Anak diajak survei jalur
evakuasi secara langsung
kelapangan
Bermain simulasi gempa
15. Sirine TOA/ Lonceng (
Tanya Jawab
√
√
√
Unjuk kerja
√
√
√
√
√
Tanya jawab
√
√
√
Bercerita
√
√
Observasi oleh
anak dan
pendidik
√
√
Bermain
√
Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 33
Lina Amelia, Stimulasi Kecerdasan Visual...
√
pendidik)
16. Abab-aba dari pendidik
kelas
17. Evakuasi anak ke
halaman sekolah sambil
berlindung kepala, anak
yang ruang kelasnya di
lantai 2, evakuasi
dilakukan dengan
menuruni tangga dimulai
dengan kelas yang paling
dekat dengan tangga
(pendidik dan anak)
18. Pendidik kelas mendata
jumlah anak yang telah di
evakuasi kehalaman
sekolah.
19. Menunggu informasi
selanjutnya sambil
berzikir dan berdoa.
(pendidik dan anak)
20. Tim Pertolongan pertama
& evakuasi membantu
korban yang terluka,
patah, dll (pendidik)
21. Tim pertolongan pertama
mengecek ke setiap
ruang kelas untuk
memastikan tidak ada
korban yang tertinggal
(pendidik)
22. Tim pertolongan pertama
membantu korban untuk
dirujuk ke rumah sakit
dibantu oleh PMI
(pendidik)
√
informal udan wawancara secara langsung
C. METODE PENELITIAN
Data dalam penelitian ini berupa tes
terhadap subjek penelitian. Oleh karena subjek
pengetahuan anak tentang gempa bumi dan
penelitian adalah siswa Taman Kanak-kanak
pengamatan
maka model wawancara disesuaikan dengan
serangkaian
aktivitas
yang
dilakukan oleh anak selama pelaksanaan
karakteristik siswa.
model pembelajaran stimulasi kecerdasan
Untuk lebih rincinya, analisis datanya
visual spasial dan kecerdasan kinestetik anak
dapat dilakukan dengan langkah-langkah yang
usia dini melalui metode
hampir
kindergarten
mirip
dengan
langkah
yang
watching gempa bumi. Oleh karena itu data
dikemukakan oleh Nusa Putra (2011:190)
dikumpulkan dengan metode observasi , tes
diantaranya :
ISSN 2086 – 1397
Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 34
Lina Amelia, Stimulasi Kecerdasan Visual...
1. Mengumpulkan seluruh data hasil
Menstimulasi Kecerdasan Visual
pengamatan dan wawancara berupa
Spasial
Dan
catatan lapangan , catatan wawancara,
Kinestetik
Anak Usia Dini Di
dan catatan diskusi
PAUD Terpadu Permata Hati
2. Melakukan analisis 1 untuk memilah
data
Banda Aceh
kedalam
kategori:
Pertama
Gambaran proses pelaksanaan metode
penyempurnaan
model,
kedua
Kindergarten Watching siaga bencana gempa
kemunculan
bumi untuk menstimulasi kecerdasan visual
berkenaan
dengan
kemampuan
visual
vasial
dan
kecakapan penyelamatan diri anak.
3. Melakukan analisis 2 untuk kategori
pertama
analisis
dilakukan
spasial dan kecerdasan kinestetik Anak Usia
Dini ini akan dimulai dengan gambaran
desain
pelaksanaannya,
proses
untuk
pelaksanaannya dan gambaran penerimaan
menemukan data pendukung bagi
oleh anak dan kemampuan guru dalam
penyempurnaan
model.
Untuk
melaksanakannya
kategori
bertujuan
untuk
a. Deskripsi Tahap Pendefenisian (Define)
kedua
memetakan kemunculan kemampuan
visual
vasial
dan
4. Melakukan
1)
Analisis Awal-Akhir
kemampuan
kinestetik
survei awal terdiri dari pengamatan
mengenai lingkungan sekolah yaitu letak dan
proses
sintesis
yaitu
bangunan yang ada disekitar lingkungan
mengolah keseluruhan data untuk
sekolah, pembelajaran yang berhubungan
merumuskan
akhirdan
dengan kebencanaan dalam hal ini adalah
menentukan pola-pola yang muncul
gempa bumi yang sebelumnya apakah pernah
dalam kemampuan visual spasial dan
diberikan kepada anak didik. Hasil analisis
kemampuan kinestetik anak
awal diperoleh bahwa selama ini pada
model
5. Pembuatan simpulam terakhir. Untuk
menguji
keterlaksanaan
model
sekolah PAUD Terpadu Permata Hati Banda
Aceh belum pernah diberikan pembelajaran
pembelajaran ini terhadap anak, maka
yang
dalam penelitian ini digumanakan
gempa bumi dengan metode pembelajaran
desain penelitian eksperimen dengan
kinderganden wacthing, selama ini mereka
jenis desainnya one group pretest
hanya
posttest design.
kebencanaan baik itu siaga gempa bumi
Proses
Pelaksanaan
Kindergarten
Watching
memperoleh
tsunami
dengan
kebencanaan
pengetahuan
hanya
pada
tentang
pelatihan
Metode
maupun simulasi yang dilakukan oleh pihak
Siaga
swasta, LSM, Organisasi maupun pihak
Bencana Gempa Bumi Untuk
ISSN 2086 – 1397
berhubungan
maupun
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Kecerdasan
pemerintah.
Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 35
Lina Amelia, Stimulasi Kecerdasan Visual...
2)
Analisis Anak Didik
1) Analisis Pemilihan Media
Peserta didik di PAUD Terpadu
Media pembelajaran yang digunakan
Permata Hati Banda Aceh jika dihubungkan
pada pelaksanaan pembelajaran ini umumnya
dengan
dan
menggunakan media gambar berupa foto-foto
kinestetik maka kebutuhan akan kecerdasan
lingkungan luar dan dalam kelas mulai dari
akan membaca simbol/gambar dan lambang
pertemuan pertama sampai dengan pertemuan
sangat
tersebut
ke lima (RKH I, RKH II, RKH III, RKH
pemikiran
IV,RKH V). Beberapa alat media bantu
simbolis dan melampui koneksi informal
pembelajaran yang digunakan adalah ; karton
indrawi dan tindakan fisik.
besar, spidol berwarna, photo-photo benda
3)
yang ada didalam dan diluar ruangan, lem,
kecerdasan
diperlukan
merefleksikan
spasial/visual
kecerdasan
peningkatan
Analisis Materi
Analisis
materi
bertujuan
untuk
sirine, dan infokus.
mengidentifikasi bagian-bagian utama yang
2) Hasil Pemilihan Format
akan dipelajari anak pada tema kebencanaan.
Pemilihan
format
perangkat
Tema kebencanaan dengan spesifik gempa
pembelajaran
bumi
tujuan melatih kecerdasan
karakteristik dan langkah-langkah di setiap
spasial/visual dan kinestetik anak. Materi yang
Rencana Kegiatan Harian (RKH) tercantum
akan
nilai
dengan
dibahas
adalah
seluruhnya
yang
disesuaikan
pada
karakter,
dengan
indikator,
prinsip
kegiatan
berhubungan dengan siaga akan bencana
pembelajaran, media/sumber belajar, metode,
gempa bumi dimulai dari pengetahuan akan
alat penilaian dan penilaian. khusus penilaian
resiko/akibat yang ditimbulkan dari gempa
menggunakan format observasi anak dan
bumi sampai tindakan penyelamatan diri.
pendidik, dan tes informal Pada kegiatan
4)
pembelajaran terdapat ; pembukaan belajar,
Analisis Tugas
Analisis
tugas
meliputi
tugas
umumdan tugas khusus. Tugas umum meliputi
pengembangan
kemampuan
kegiatan inti dan istirahat dan penutup.
a.
kecerdasan
Hasil Perancangan Rencana Kegiatan
Harian (RKH)
spasial/visual dan kinestetik anak yang dinilai
dari
lembar
observasi
kemampuan
Hasil perancangan rencana kegiatan
harian
(RKH)
disesuaikan
pada
setiap
spasial/visual dan kinestetik anak. Dan tugas
pertemuannya, misalnya pada RKH II (dua)
khusus merujuk pada indikator pencapaian
merupakan kelanjutan dari RKH I (satu),
hasil belajar yang dinilai dari lembar observasi
sedangkan RKH III (tiga) lanjutan dari tugas-
anak secara individual.
tugas RKH II (dua) dan seterusnya.
b. Deskripsi Tahap Perancangan (Design)
b.
Hasil dari setiap kegiatan pada tahap
perancangan ini adalah sebagai berikut:
ISSN 2086 – 1397
Hasil rancangan buku panduan pendidik
Buku panduan ini berisi latar belakang
penyusunan
buku,
langkah-langkah
Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 36
Lina Amelia, Stimulasi Kecerdasan Visual...
pelaksanaan metode Kindergarten Watching
kinestetik
siaga bencana gempa bumi untuk stimulasi
keterampilan/prilaku positif penyelamatan diri
kecerdasan visual spasial dan kinestetik anak
anak
usia dini, evaluasi dan contoh media yang
kecerdasan visual spasial sebesar 62% dan
digunakan.
keterampilan berpengaruh terhadap kecerdasan
2. Penerimaan Rancangan Model oleh
kinestetik sebesar 62,2%.
Semua Anak Usia Dini di Paud di Kota
Banda Aceh
metode
terlihat dalam pengamatan perilaku anak
E. KESIMPILAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian 100%
maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
dengan penilaian yang telah di berikan oleh
penulis melalui pemberian score dengan alat
penilaian berupa kuesioner yang diberikan
kepada guru dengan skala penilaian yang telah
ditentukan oleh penulis berdasarkan indikator
yang sesuai dengan pembelajaran yaitu siaga
bencana gempa bumi dan stunami.
metode Kindergarten watching siaga bencana
gempa bumi dapat dilihat dari prilaku positif
dimunculkan
anak
dan
kemapuan
pendidik dalam menjalankan pembelajaran.
Respon positif anak selama pembelajaran
berlangsung sebanyak 22 anak memberikan
positif,
hanya
6
Penerimaan pelaksanaan pembelajaran
metode Kindergarten watching siaga bencana
gempa bumi dapat dilihat dari prilaku positif
yang dimunculkan anak dan kemapuan
pendidik dalam menjalankan pembelajaran.
Respon positif anak selama pembelajaran
berlangsung sebanyak 22 anak memberikan
Penerimaan pelaksanaan pembelajaran
anak
yang
respon
kegiatan yang dilakukan. Sedangkan tingkat
pendidik
dalam
mengelola
pembelajaran dengan menggunakan perangkat
pembelajaran mencapai kategori cukup baik,
terlihat dari hasil penelitian yaitu terletak pada
interval 2,50 ≤ TKG ≤ 3,50.
kecerdasan
ISSN 2086 – 1397
visual
hanya
6
anak
yang
kegiatan yang dilakukan. Sedangkan tingkat
kemampuan
pembelajaran
pendidik
dalam
dengan
mengelola
menggunakan
perangkat pembelajaran mencapai kategori
cukup baik, terlihat dari hasil penelitian yaitu
terletak pada interval 2,50 ≤ TKG ≤ 3,50.
Ada pengaruh pembelajaraan terhadap
stimulasi
kinestetik
kecerdasan
anak
visual
agar
spasial
dan
muncul
keterampilan/prilaku positif penyelamatan diri
anak
keterampilan berpengaruh terhadap
kecerdasan visual spasial sebesar 62% dan
keterampilan berpengaruh terhadap kecerdasan
Ada pengaruh pembelajaraan terhadap
stimulasi
positif,
memperlihatkan prilaku kurang serius dalam
memperlihatkan prilaku kurang serius dalam
kemampuan
muncul
keterampilan berpengaruh terhadap
pelaksaanaan
pembelajaran oleh anak yang di berikan juga
respon
agar
1. Kesimpulan
Penerimaan
yang
anak
spasial
kinestetik sebesar 62,2%.
dan
Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 37
Lina Amelia, Stimulasi Kecerdasan Visual...
2.
yang lain pula guna Pengembangan
Saran-saran
kemampuan Multiple Intelengensi anak
Berdasarkan kesimpulan sementara
PAUD.
yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
berikut ini akan dikemukakan beberapa
3.
Disarankan kepada guru pengajar
PAUD untuk lebih efektif dan tepat
guna dalam pemilihan dan penggunaan
saran sebagai berikut:
media pembelajaran guna pencapaian
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan tema
siaga bencana gempa bumi dan tsunami
tujuan pembelajaran yang secara umum
bertujuan menambah kecerdasan anak.
seharusnya dapat terapkan di setiap
sekolah-sekolah
lainnya,
mengingat
keadaan geografis Aceh yang berpotensi
untuk terjadinya bencana alam gempa
bumi dan tsunami.
2.
Peserta didik (guru) sebaiknya mencari
alternative
Menggunakan
metode
pembelajaran yang lain dengan tema
ISSN 2086 – 1397
Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 38
Daftar Pustaka
Amstrong, T 1999. 7 Kinds Of Smart: Identifying and Developing Your Multiple
Intelligences. Penguin Putnam Inc. Edisi Indonesia. Alih Bahas T. Hemaya, 2002. 7
Kinds Of Smart: Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple
Intelligence. Jakarta: PT. Gramedia.
Gardner, H. 1993. Multiple Intelligences: The Theory in Practice. New York: Basic Books. Edisi
Indonesia. Alih Bahasa Sindora, A.
MPBI (2008), “Kerangka Aksi Hyogo: Pengurangan
Risiko Bencana
Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas Terhadap Bencana”
2005-2015,
S. Rahman, Hibana. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Grafindo
Litera Media.
Suparno, P. 2000. Teori Inteligensi Ganda Dalam Pembelajaran Fisika Di Sekolah Menengah. Dalam
Atmadi, A., Setiyaningsih, y. Transformasi Pendidikan Memasuki Milenium Ketiga.
Yogyakarta: Kanisius.
UU No. 20. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Arumas Jaya
ISSN 2086 – 1397
Volume VI. Nomor 2. Juli – Desember 2015 | 39
Download