Introduction to Fuzzy Set Theory Introduction to Fuzzy Set Theory Logika Fuzzy adalah suatu logika yang memiliki nilai kekaburan atau kesamaran antara benar dan salah. Dalam teori logika fuzzy suatu nilai bisa bernilai benar dan salah secara bersamaan. Namun berapa besar kebenaran dan kesalahan suatu nilai tergantung kepada bobot keanggotaan yang dimilikinya. Logika Fuzzy adalah suatu cara untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Logika ini pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh tahun 1965. Introduction to Fuzzy Set Theory Content Sebagai dasar aplikasi Sistem Fuzzy di banyak bidang antara lain: - proses produksi - robotika - manajemen - teknik sipil - kimia - Transportasi - Ekonomi - kontrol proses - teknik keputusan - Kedokteran Introduction to Fuzzy Set Theory Introduction to Fuzzy Set Theory Alasan-alasan penggunaan Logika Fuzzy : 1. Logika Fuzzy sangat fleksibel. 2. Logika Fuzzy memiliki toleransi. 3. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. 4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsifungsi nonlinear yang sangat kompleks. 5. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan. 6. Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional. 7. logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami Introduction to Fuzzy Set Theory Introduction to Fuzzy Set Theory Content CRISP SET Content FUZZY SET Introduction to Fuzzy Set Theory Introduction to Fuzzy Set Theory Introduction to Fuzzy Set Theory Berapa tingginya si Toto ? Sangat tinggi Tinggi Rata-rata Pendek Sangat pendek Introduction to Fuzzy Set Theory Himpunan Crisp dan Himpunan Fuzzy Himpunan Crisp dan Himpunan Fuzzy biasanya ditulis dengan bentuk µA (x) di mana : µA menyatakan suatu fungsi keanggotaan atau himpunan A (x) menyatakan item dari suatu fungsi keanggotaan atau himpunan A Himpunan Crisp : nilai keanggotaan X dalam suatu himpunan A terdiri atas 1 dan 0 di mana 1 menyatakan suatu item merupakan anggota dalam suatu himpunan A dan 0 menyatakan suatu item bukan merupakan anggota dalam suatu himpunan A. Introduction to Fuzzy Set Theory Himpunan Crisp dan Himpunan Fuzzy Contoh : Jika diketahui : S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6} A = {1, 2, 3} B = {3, 4, 5} Sehingga dapat dikatakan bahwa : µA (2) = 1 karena 2 A µA (4) = 0 karena 4 A µA (3) = 1 karena 3 A µB (2) = 0 karena 2 B Introduction to Fuzzy Set Theory Himpunan Crisp dan Himpunan Fuzzy Kelemahan himpunan Crisp terletak pada ketegasannya memberikan nilai 0 pada sejumlah item yang tidak terdapat dalam himpunan A dan nilai 1 pada sejumlah item yang tidak terdapat dalam himpunan A. Sehingga tidak terlihat adanya toleransi nilai yang mengakomodasi item-item yang tidak memenuhi nilai 0 dan 1. Introduction to Fuzzy Set Theory Himpunan Crisp dan Himpunan Fuzzy Misalnya : Terdapat variabel umur yang dibagi menjadi 3 kategori, yakni : Muda umur < 35 Parobaya 35 umur 55 Tua umur > 55 Sehingga dapat dikatakan bahwa : µmuda(34) = 1 µparobaya (35) = 1 µtua(56) = 1 µparobaya (35 – 1 hari) = 0 µparobaya (34) = 0 µtua(55) = 0 Tampak bahwa ada ketidakadilan penentuan umur dalam himpunan crisp di mana umur (35 – 1 hari) saja tak dapat dikategorikan parobaya atau umur 55 tahun tak dapat dikategorikan tua melainkan masuk kategori parobaya. Introduction to Fuzzy Set Theory Himpunan Crisp dan Himpunan Fuzzy Kelemahan himpunan crisp ini dapat diatasi dengan himpunan fuzzy di mana rentang nilainya berada di antara 0 sampai 1. Dengan demikian seseorang dikategorikan muda atau parobaya dan parobaya atau tua bisa dilihat dari rentang nilai tersebut, misalnya 0,25; 0,5; 0,75 dan seterusnya. Introduction to Fuzzy Set Theory Himpunan Crisp dan Himpunan Fuzzy Himpunan fuzzy memiliki dua atribut utama, yakni : Linguistik yaitu penamaan suatu kelompok yang mewakili suatu kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti MUDA, PAROBAYA, TUA Numeris yaitu suatu angka yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel, seperti 25, 40, 50 dan seterusnya. Introduction to Fuzzy Set Theory Muda Derajat Keanggotaa 0,5 n µ(x) 0,25 0 25 Parobaya 35 40 45 50 55 Tua 65 Misalnya : a. Variabel suhu dengan himpunan fuzzy : DINGIN, SEJUK, NORMAL, HANGAT, PANAS Derajat Keanggotaan µ(x) Dingin Sejuk Normal Hangat Panas 0,5 0,25 0 15 20 25 30 35 40 Content Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memahami sistem fuzzy ini, antara lain : a. Variabel fuzzy, yakni variabel yang hendak dibahas dalam sistem fuzzy, misalnya, umur, suhu, permintaan barang dan lain-lain. b. Himpunan Fuzzy, yakni suatu kelompok yang mewakili suatu kondisi dalam suatu variabel tertentu (lihat contoh di atas) c. Semesta pembicaraan, yakni keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy dan merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik secara monoton dari kiri ke kanan. Nilainya bisa berupa bilangan positif maupun negatif atau bisa juga tak terhingga. d. Domain, yakni keseluruhan nilai yang diperbolehkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy. Nilainya bisa berupa bilangan positif maupun negatif atau bisa juga tak terhingga. Contoh domain himpunan fuzzy : Muda = [0, 45] Parobaya = [35, 55] Tua = [45, +] Dingin = [0, 20] dst. Introduction to Fuzzy Set Theory Introduction to Fuzzy Set Theory Introduction to Fuzzy Set Theory Introduction to Fuzzy Set Theory Introduction to Fuzzy Set Theory Introduction to Fuzzy Set Theory Introduction to Fuzzy Set Theory Introduction to Fuzzy Set Theory Introduction to Fuzzy Set Theory Introduction to Fuzzy Set Theory Content Fungsi Keanggotaan Fungsi keanggotaan merupakan suatu kurva yang menunjukkan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya (derajat keanggotaan) yang memiliki nilai interval antara 0 sampai 1. Cara yang digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi. Fungsi Keanggotaan Beberapa fungsi yang digunakan antara lain: a. Representasi Linear Himpunan fuzzy linear ini ada 2 macam, yakni 1. Representasi linear naik Fungsi keanggotaannya : 1 Derajat keanggotaan m[x] m[x] = 0 a domain b x 0; (x-a)/(b-a); 1; xa axb xb Misalnya : menghitung nilai fuzzy untuk himpunan Fuzzy Panas LOGIKA FUZZY 2. Representasi linear turun 1 Derajat keanggotaan m[x] 0a domain b x Fungsi keanggotaannya : m[x] = (b-x)/(b-a); axb 0; xb Misalnya : menghitung nilai fuzzy untuk himpunan Fuzzy Dingin LOGIKA FUZZY b. Representasi Kurva Segitiga 1 Derajat keanggotaan m[x] 0 a b c x domain Fungsi keanggotaannya : m[x] = 0; (x-a)/(b-a); (c-x)/(c-b); xa atau x c axb bxc Misalnya : menghitung nilai fuzzy untuk himpunan Fuzzy Normal LOGIKA FUZZY c. Representasi Kurva Trapesium 1 Derajat keanggotaan m[x] 0 a b c d x domain Fungsi keanggotaannya : 0; m[x] = (x-a)/(b-a); 1; (c-x)/(c-b); xa atau x d axb bxc cxd LOGIKA FUZZY d. Representasi Kurva Bentuk Bahu Derajat Keanggotaan µ(x) Bahu Bahu Suhu kiri kanan Normal Hangat Panas 1 Dingin Sejuk 0,5 0,25 0 28 LOGIKA FUZZY e. Representasi Kurva - S Kurva PERTUMBUHAN dan PENYUSUTAN merupakan kurva–S atau SIGMOID yang berhubungan dengan kenaikan dan penurunan permukaan secara tak linear. Kurva S untuk PERTUMBUHAN bergerak dari sisi paling kiri (nilai keanggotaan = 0 ) ke sisi paling kanan (nilai keanggotaan = 1). Fungsi keanggotaannya akan bertumpu pada 50% nilai keanggotaannya yang sering disebut dengan titik infleksi. Sedangakan kurva – S untuk PENYUSUTAN akan bergerak dari sisi paling kanan (nilai keanggotaan = 1) ke sisi paling kiri (nilai keanggotaan = 0). LOGIKA FUZZY Kurva – S didefenisikan dengan menggunakan 3 paramater, yakni : 1. nilai keanggotaan nol () 2. nilai keanggotaan lengkap () 3. titik infleksi atau crossover (perpotongan) (), yaitu titik yang memiliki 50% domain benar. Fungsi keanggotaannya : 1 m[x; , , ] = Derajat keanggotaan m[x] 0 R1 m[x] =0 m[x] =1 m[x] =0,5 x Rn domain 0; 2( ( x - ) / ( - ) )2 ; 1 - 2 ( ( - x ) / ( - ) )2 1; Himpunan Fuzzy dengan kurva – S: PERTUMBUHAN x x x x LOGIKA FUZZY 1 Derajat keanggotaan m[x] 0 Ri domain Rj x Himpunan Fuzzy dengan kurva – S: PENYUSUTAN Fungsi keanggotaannya : m[x; , , ] = 1; 1 - 2( ( x - ) / ( - ) )2 ; 2 ( ( - x ) / ( - ) )2 0; x x x x Introduction to Fuzzy Set Theory Fuzzy Sets Set-Theoretic Operations MF Formulation Extension Principle Fuzzy Relations Linguistic Variables Fuzzy Rules Fuzzy Reasoning Introduction to Fuzzy Set Theory Fuzzy Sets Set-Theoretic Operations MF Formulation Extension Principle Fuzzy Relations Linguistic Variables Fuzzy Rules Fuzzy Reasoning