Jawapan

advertisement
2) AYAT KURSI BUKTI AL-QURAN CIPTAAN MANUSIA
Ayat Kursi ialah ayat ke 256 dalam surah kedua iaitu surah al-Baqarah.
Ayat Kursi
255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal
lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di
sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di
belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa
yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa
berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
[161]. Kursi dalam ayat ini oleh sebagian mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada
pula yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya.
Pihak Kristen mengatakan jika Allah yang menurunkan ayat ini, maka pastinya ayat ini
berbunyi “Allah, tiada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Aku (BUKAN “DIA”)
JAWAPAN
Dalam al-Quran terdapat pelbagai jenis kosa kata dan cara penulisan. Dan salah satunya
ialah ayat Qursi ini. Ia ditulis dengan bahasa kenyataan. Cuba kita lihat ayat diatas, ayat
tersebut dimulai dengan “Allah”, jadi “dia” itu merujuk kepada ‘Allah” itu. Jika, kita
mengubah ayat itu seperti yang dikatakan oleh pihk Kristen. Maka , kejanggalan akan
didapati. Dikatakan : Allah, tiada tuhan melainkan Aku. Adakah benar ayat ini? Ayat ini
akan bermaksud pemberi ayat ini mengatakan kepada Allah, bahwa tiada tuhan
melainkan dia. Jelaslah, ayat Kursi itu benar dn merupakan kosa kata yang terindah
sekali.
3) ZAMAN MUSA TELAH ADA PENYALIBAN
5. Al Maa'idah
33. Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau
dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik[414], atau dibuang dari negeri
(tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka
didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar,
Pihak Kristen mengatakan al-Quran memberikan fakta yang salah tentang penyaliban
iaitu dikatakan pada zaman Musa telah ada hukuman penyaliban sedangkan hukuman
penyaliban bermula pada zaman Rome.
JAWAPAN:
Sejarah hanya didasarkan pada bukti yang dijumpai. Contohnya, jika alat penyaliban
dijumpai yang pada zaman Rome, maka dikatakan penyaliban ada pada zaman Rome.
Dan bila tidak dijumpai bukti fosil alat penyaliban yang bertarikh sebelum zaman Rome,
maka dikatakan bahwa hukuman penyaliban tidak ada sebelum zaman Rome. Ini
bukanlah stu fakta , tetapi huraian atau kesimpulan dari bukti yang ada. Maka ini
bukanlah kesalahan al-Quran kerana zaman Musa adalah terlalu lampau dan buktinya
sukar didapati kerana kemusnahan. Dan saya kan gunakan Taurat Musa yang anda imami
sekarang untuk membuktikannya.
Ulangan 21:22
Maka jikalau barang seseorang telah berbuat dosa, yang patut ia mati dibunuh, dan jika
hukumnya kamu gantungkan dia pada kayu.
Maka, jelaslah bahwa hukuman penyaliban ada pada zaman Musa.
3) KESALAHAN KOSA KATA AL-QURAN
Surah Al Maeda ayat 69
َّ‫إِن‬
َّ‫آمنُواَّْوالذِينَّهادُواَّْوالصابِئُونَّوالنصارى الذِين‬
‫بِ ه‬
َّ‫َّاآلخ ِرَّوع ِملَّصا ِل ًحاَّفالَّخ ْوفَّ م ْنَّآمن‬
ِ ‫اّللَِّو ْالي ْو ِم‬
َّ‫والَّ ُه ْمَّيحْ زنُونَّ عل ْي ِه ْم‬
Inna
allatheena amanoo waallatheena hadoo waalssabioona waalnnasara
man amana biAllahi waalyawmi alakhiri waAAamila salihan fala khawfun
AAalayhim wala hum yahzanoona
= Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang
Nasrani, siapa saja (di antara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah, hari
kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati.
PERHATIKAN KALIMAT INI
َّ‫آمنُواَّْوالذِينَّهادُواَّْوالصا ِبئُونَّوالنصارى الذِين‬
allatheena amanoo waallatheena hadoo waalssabioona waalnnasara
DAN PERHATIKAN DUA KATA INI
‫والصابِئُونَّوالنصارى‬
waalssabioona waalnnasara
SEKARANG KITA BACA
Surah Al Baqara ayat 62
َّ‫ِإن‬
َّ‫آمنُواَّْوالذِينَّهاد ُواَّْوالنصارىَّوالصا ِبئِينَّ الذِين‬
َّ‫َّاآلخ ِرَّوع ِملَّصا ِلحاًَّفل ُه َّْم م ْنَّآمن‬
ِ ‫بِاّللَِّو ْالي ْو ِم‬
َّ‫ِعندَّربِه ِه ْمَّوالَّخ ْوفَّعل ْي ِه ْمَّوالَّ ُه َّْم أجْ ُر ُه ْم‬
َّ‫يحْ زنُون‬
Inna
allatheena amanoo waallatheena hadoo waalnnasara waalssabieena
man amana biAllahi waalyawmi alakhiri waAAamila salihan falahum ajruhum AAinda
rabbihim wala khawfun AAalayhim wala hum
yahzanoona
= Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan
orang-orang Shabiin , siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada
Allah , hari kemudian dan beramal saleh , mereka akan menerima pahala dari Tuhan
mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
PERHATIKAN KALIMAT INI
َّ‫هادُواَّْوالنصارىَّوالصا ِب ِئينَّ الذِينَّآمنُواَّْوالذِين‬
allatheena amanoo waallatheena hadoo waalnnasara waalssabieena
DAN PERHATIKAN DUA KATA INI
َّ‫والنصارىَّوالصابِئِين‬
waalnnasara waalssabieena
TERAKHIR KITA BACA
Surah Al Hajj ayat 17
َّ‫إِن‬
‫والذِينَّهاد ُواَّوالصا ِب ِئينَّوالنصارى الذِينَّآمنُوا‬
َّ‫صلَُّبيْن ُه َّْم و ْالم ُجوس‬
ِ ‫والذِينَّأ ْشر ُكواَّ ِإنَّاّللَّي ْف‬
َّ‫ْال ِقيام ِةَّ ِإنَّاّللَّعلىَّ ُك ِلهَّشَّ ْيءٍ َّش ِهيدَّ ي ْوم‬
Inna
allatheena amanoo waallatheena hadoo waalssabieena waalnnasara
waalmajoosa waallatheena ashrakoo inna Allaha yafsilu baynahum
yawma alqiyamati inna Allaha AAala kulli shayin shaheedun
= Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabiiin
orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi
keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala
sesuatu.
PERHATIKAN KALIMAT INI
َّ‫هادُواَّوالصا ِب ِئينَّوالنصارى الذِينَّآمنُواَّوَّالذِين‬
allatheena amanoo waallatheena hadoo waalssabieena waalnnasara
DAN PERHATIKAN DUA KATA INI
‫والصابِئِينَّوالنصارى‬
waalssabieena waalnnasara
PEMBAHASAN
Mari kita bandingkan ketiga ayat tersebut:
Surah Al Maeda ayat 69
َّ‫هاد ُواَّْوالصا ِبئُونَّوالنصارى الذِينَّآمنُواَّْوالذِين‬
allatheena amanoo waallatheena hadoo waalssabioona waalnnasara
Surah Al Baqara ayat 62
َّ‫هاد ُواَّْوالنصارىَّوالصا ِب ِئينَّ الذِينَّآمنُواَّْوالذِين‬
allatheena amanoo waallatheena hadoo waalnnasara waalssabieena
Surah Al Hajj ayat 17
َّ‫هادُواَّوالصابِئِينَّوالنصارى الذِينَّآمنُواَّوالذِين‬
allatheena amanoo waallatheena hadoo waalssabieena waalnnasara
LALU BANDINGKAN
Surah Al Maeda ayat 69
‫والصا ِبئُونَّوالنصارى‬
waalssabioona waalnnasara
Surah Al Baqara ayat 62
َّ‫والنصارىَّوالصا ِبئِين‬
waalnnasara waalssabieena
Surah Al Hajj ayat 17
‫والصابِئِينَّوالنصارى‬
waalssabieena waalnnasara
TERAKHIR BANDINGKAN
Surah Al Maeda ayat 69
َّ‫والصا ِبئُون‬
waalssabioona
Surah Al Baqara ayat 62
َّ‫والصا ِبئِين‬
waalssabieena
Surah Al Hajj ayat 17
َّ‫والصا ِب ِئين‬
waalssabieena
Kita teliti, bagaimana sebuah kerangka kalimat yang serupa dalam ketiga ayat tersebut
membuat sebuah kata yaitu ‫ والصابِئِين‬menjadi berbeda, yang didalam tata bahasa Arab,
pengucapan sebentuk kata mempengaruhi arti, kategori tenses dan fungsi nya.
Bentuk kata “waalssabioona” ini adalah sebuah kesalahan tata bahasa Arab yang sangat
jelas terlihat, karena pemberian tanda “waw” sehingga dengan pengucapan “oo” dalam
bahasa Indonesia dibaca “uu” dalam kata “waalssabioona” menjadikan kalimat dalam
surat Al Maeda ayat 69 masuk kategori "raf'a”.
Sedangkan kata waalssabieena mendapat pemberian tanda “yeh” sehingga diucapkan
“ee” dalam bahasa Indonesia dibaca “ii”, dalam kata waalssabieena menjadikan kalimat
dalam surat Al Baqara ayat 62 dan surat Al Hajj ayat 17 masuk kategori “nasb”.
Yang terpenting adalah makna dan bentuk kategori-kategori diatas:
Dan bentuk kategori “raf’a” ini adalah “ism” (kata benda) yang menjadi subjek dari
sebuah fi’il (kata kerja). Kalimat kategori “raf’a” tidak dapat digabungkan dengan kata َّ‫ِإن‬
, Inna yang penggunaanya dalam sebuah awal kalimat membentuk kategori “nasb”,
dimana “ism” (kata benda) adalah objek dari sebuah fi’il (kata kerja).
KESIMPULANNYA
1. Surat Al Maeda ayat 69 adalah salah secara tata bahasa Arab karena bentuk “raf’a”,
َّ‫“ والصا ِبئُون‬waalssabioona” , tapi mendapat kata َّ‫ ِإن‬Inna, yang menjadi tanda bentuk
kategori “nasb”. Sebuah kesalahan yang sangat jelas terlihat.
2. Surat Al Baqara ayat 62 adalah salah secara tata bahasa Arab karena telah berbentuk
kategori “nasb”, َّ‫ والصا ِبئِين‬waalssabieena , tetapi kata tersebut menjadi subjek dari sebuah
kata kerja, yaitu “beriman kepada Allah”, sedangkan bentuk kategori “nasb” yang
seharusnya adalah kata tersebut menjadi objek dari sebuah kata kerja.
3. Surat Al Hajj ayat 17 adalah bentuk kategori “nasb” yang benar.
JAWAPAN
Al-Quran merupakan kalam dari Allah swt, tiada seorang pun dapat membuat 1 kitab
mahupun 1 surah yang menyamai al-Quran. Allah swt telah menantang orang yang kufur
terhadap alQuran untuk membuat 1 surah yang menyamai alQuran.
2. Al Baqarah
23. Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan
kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu
dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
Oleh kerana alQuran merupakan kalam Allah, maka sudah tentu karyanya berbeza
dengan karya manusia. Al-Quran terlalu agung untuk di samai dengan karya manusia.
15. Al Hijr
87. Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulangulang[814] dan Al Quran yang agung.
Maka kosa kata yang salah dalam al-Quran akan saya sanggahi. Pertama, kosa kata Arab
diambil dari al-Quran. Maka, yang dirujuk pasti tidk akan salah dari yang merujuk atau
yang asas pasti tidak akan salah dari yang terbitan. Banyak sebenarnya kosa kata dalam
al-Quran yang kelihatan seperti salah tetapi pada dasarnya, ialah keunggulan al-Quran.
Contoh yang paling hampir atau jelas ialah ayat-ayat mutasyabihat. Contoh ayat pertama
surah kedua (al-Baqarah)
1. Alif laam miin
Nah, siapa yang ingin mengatakan ayat di atas tepat kosa katanya? Kita sendiri tidak tahu
maksudnya, bagaimana kita mahu mengatakan bahwa ayat di atas tidak salah? Sama juga
dengan kesalahan yang diberikan di atas, dan banyak lagi perbezaan yang ada, dn
kebanyakan yang menjumpai adalah orang Islam. Kesalahan diatas diambil dari buku
Abdul Fadi dalam bukunya 20 Kesalahan Tatabahasa Dalam al-Quran. Jika kita belajar
ilmu sastera, kita akan mengetahui asonasi,metafora,repetesi dan sebagainya. Dan ayat
sastera yng mengunakan kaedah tersebut akan terkeluar dari kosa kata sebenar. Contoh:
“saya makan ayam itu” boleh juga ditulis “ayam itu dimanakan oleh saya” atau “ayam itu
saya makan”. Jika mengikut asas, ayat kedua dan ketiga itu salah tetapi bila dalam bidang
sastera, maka ia adalah kecantikan ayat. Dalam alQuran ada tersebut “kun fayakun”, ia
dalam tatabahasa adalah salah, sepatutnya “kun fakana” (akan terjadi) tetapi “kun
fayakun” lebih unggul yang membawa maksud telah terjadi, sedng terjadi dan akan
terjadi! Maka, jika seseorang ingin mengubah ayat alQuran, di pasti tercenggang kerana
pastinya tidk boleh diubah kerana setiap ayat al-Qurn ada cara penulisannya yng
tersendiri.
4) ISLAM DAN PEPERANGAN
Pihak Kristen menyatakan Islam menghalalkan peperangan.
JAWAPAN
Nah lihatlah Malaysia, semua Negara dunia kagum dengan keamanan yang ajaib di
Malaysia, tiada rusuhan dan sebagainya. Bukankah Negara Islam?
PEPERANGAN
Banyak ayat tentang peperangan dan semuanya diturunkan di Madinah. Kita lihat ayat
pertama yang diturunkan yng berkaitn dengan perang.
“Telah diizinkan (perang) kepada orang-orang yng diperangi, disebabkan mereka
teraniaya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa menolong mereka itu. (iaitu) orang-orang
yang diusir dari negerinya tanpa kebenaran melainkan kerana mengatakan: Tuhan kmi
Allah. Jikalau tidak ada pertahanan Allah terhadap mereka,sebahagian mereka terhadap
yang lain. Nescaya robohlah gereja-gereja pendeta dan gereja-gereja Nasrani dan gerejagereja Yahudi dan masjid-masjidnya, di dalamnya disebutkan nama Allah. Sesungguhnya
Allah menolong kepada orang-orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuat lagi Maha Berkuasa.”
(AlHajj: 39-40)
jelaslah konsep berperang dalam Islam bukan seperti tanggapan kaum Nasrani.
Membunuh diharamkan dalam Islam dan dibolehkan hanya bila teraniaya.
5) PAULUS DALAM ALQURAN
Surah Yaa Siin ayat 13 dan 14
[13] Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika
utusan-utusan datang kepada mereka;
[14] (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka
mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka
ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus
kepadamu".
Tafsir Ibn Kathir tentang Yaa Siin ayat 13 dan 14
ْ ‫صحـبَّالق ْري ِةَّ ِإذَّْجآءه‬
ً‫ال‬
َّ ‫اَّال ُم ْرسلُون﴾ ﴿مث‬
ْ ‫أ‬
(13) (a similitude; the Dwellers of the Town, when there came Messengers to them.)
In the reports that he transmitted from Ibn `Abbas, Ka`b Al-Ahbar and Wahb bin
Munabbih - Ibn Ishaq reported that it was the city of Antioch, in which there was a king
called Antiochus the son of Antiochus the son of Antiochus, who used to worship idols.
Allah sent to him three Messengers, whose names were Sadiq, Saduq and Shalum, and he
disbelieved in them. It was also narrated from Buraydah bin Al-Husayb, `Ikrimah,
Qatadah and Az-Zuhri that it was Antioch. Some of the Imams were not sure that it was
Antioch, as we shall see below after telling the rest of the story, if Allah wills.
Terjemahan:
(13) (Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika
utusan-utusan datang kepada mereka; )
Dalam laporan2 yang diambilnya dari Ibn `Abbas, Ka`b Al-Ahbar and Wahb bin
Munabbih - Ibn Ishaq melaporkan bahwa kota itu adalah kota Antiokhia, di mana
terdapat raja bernama Antiokhus, yang adalah putra Antiokhus, yang adalah putra
Antiokhus, yang menyembah berhala2. Allah mengirim padanya tiga utusan, yang
bernama Sadiq, Saduq dan Shalum, tapi sang raja tidak percaya pada mereka. Juga
dikisahkan oleh Buraydah bin Al-Husayb, `Ikrimah, Qatadah dan Az-Zuhri bahwa kota
itu adalah kota Antiokhia. Beberapa Imam tidak yakin apakah kota itu Antiokhia,
sebagaimana yang akan kita baca di kisah selanjutnya, jika Allah berkenan.
َّ‫اثْني ِْنَّفكذبُوهُما﴾ ﴿إِذَّْأ ْرس ْلنآَّإِل ْي ِه ُم‬
(When We sent to them two Messengers, they denied them both;)
means, they hastened to disbelieve in them.
Terjemahan:
(14) ((yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka
mendustakan keduanya;)
berarti mereka tetap tidak percaya pada kedua utusan itu.
﴾ٍ‫﴿فعز ْزناَّبِثا ِلث‬
(so We reinforced them with a third,)
means, `We supported and strengthened them with a third Messenger. ' Ibn Jurayj
narrated from Wahb bin Sulayman, from Shu`ayb Al-Jaba'i, "The names of the first two
Messengers were Sham`un and Yuhanna, and the name of the third was Bulus, and the
city was Antioch (Antakiyah).
Terjemahan:
(kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga)
Berarti, ‘Kami mendukung dan memperkuat mereka dengan utusan ketiga. ' Ibn Jurayj
mengisahkan dari Wahb bin Sulayman, dari Shu`ayb Al-Jaba'i, “Nama2 utusan pertama
dan kedua adalah Sham’un dan Yuhanna, dan nama utusan ketiga adalah Bulus, dan
nama kota adalah Antiokhia (Antakiyah).
﴾ْ‫﴿فقالُوا‬
(and they said)
means, to the people of that city,
Terjemahan:
(maka ketiga utusan itu berkata)
Berarti, pada penduduk kota itu,
‫إِل ْي ُك ْمَّ ُّم ْرسلُون﴾ ﴿إِنآ‬
(Verily, we have been sent to you as Messengers.)
meaning, `from your Lord Who created you and Who commands you to worship Him
Alone with no partners or associates.' This was the view of Abu Al-`Aliyah. Qatadah bin
Di`amah claimed that they were messengers of the Messiah, peace be upon him, sent to
the people of Antioch.
Terjemahan:
("Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu".)
Berarti, ‘dari Tuhanmu yang menciptakan dirimu dan Dia yang memerintahkanmu
menyembah hanya Dia Saja tanpa illah dan sekutu lain.’ Ini adalah pendapat Abu Al`Aliyah. Qatadah bin Di`amah mengaku bahwa mereka adalah utusan2 sang Juru
Selamat, semoga damai menyertanya, yang dikirim pada orang2 Antiokhia.
Siapakah Sham’un, Yuhanna, dan Bulus yang dikatakan dalam tafsir Ibn Kathir sebagai
utusan2 sang Juru Selamat?
Sham’un adalah versi Arab dari Simeon (nama Yahudi)
Yuhanna adalah versi Arab dari Yohannes (nama Yahudi)
Bulus adalah versi Arab dari Paulus (nama Yahudi)
Sura As-Saff (61) ayat 14:
Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah
sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia:
"Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?"
Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kami lah penolong-penolong agama Allah",
lalu segolongan dari Bani Israel beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami
berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu
mereka menjadi orang-orang yang menang.
Catatan dari Al-Qurtubi tentang Sura As-Saff (61) ayat 14:
It was said that THIS VERSE was revealed about the apostles of Jesus, may peace and
blessing be upon him. Ibn Ishaq stated that of the apostles and disciples that Jesus sent (to
preach) there were Peter dan PAUL who went to Rome; Andrew and Matthew who went
to the land of the cannibals; Thomas who went to Babel in the eastern lands; Philip who
went to Africa; John went to Dac-sos(?) which is the tribe to whom the sleepers of the
cave belonged; Jacob went to Jerusalem; Bartholomew went to the lands of Arabia,
specifically Al-Hijaz; Simon who went to the Barbarians; Judas and Barthas(?) who went
to Alexandria and its surrounding regions.
Allah supported them (the apostles) with evidence so that they prevailed (thahirin)
meaning they became the party with the upper hand. Just as it is said, "An object
appeared on the wall" meaning it is clearly visible (alu-wat) on the wall. Allah, who is
glorified and exalted, knows the truth better and to Him is the return and retreat. (Source;
translated into English by Dimitrius, bold and capital emphasis ours)
terjemahan:
Dikatakan bahwa ayat ini diwahyukan mengenai utusan2 Yesus, semoga damai dan
berkat menyertainya. Ibn Ishaq menyatakan bahwa para utusan dan murid Yesus yang
dikirim (untuk berkhotbah) adalah Petrus dan Paulus yang pergi ke Roma; Andreas dan
Matius yang pergi ke tanah orang2 kanibal; Thomas yang pergi ke Babel di daerah
Timur; Filipus yang pergi ke Afrika; Yohanes yang pergi de Dac-sos yang adalah suku
asal orang2 yang tertidur di gua; Yakub pergi ke Yerusalem, Bartholomeus pergi ke tanah
Arabia, terutama Al-Hijaz; Simon yang pergi ke tanah orang2 Barbar; Yudas dan Barthas
yang pergi ke Alexandria dan daerah sekitarnya.
Allah mendukung mereka (para utusan) dengan bukti sehingga mereka tidak gagal,
berarti mereka akan unggul. Sama seperti yang dikatakan, "Suatu benda muncul pada
tembok" berarti benda itu benar2 tampak jelas (aluwat) pada tembok. Allah, yang
dimuliakan dan dipuja, tahu mana yang benar dan kepadaNya semua kembali. (Ini
sumbernya; diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Dimitrius).
JAWAPAN
Dalam Injil telah dijelaskan bahwa Paulus mula insf setelah kematian Jesus (Isa),
sedangkan semasa Jesus hidup, dia merupakan musuh ketat Jesus. Maka, berdasrkan ayat
di atas, Jesus mengirim orang untuk berdakwah dan dikatakan Paulus yng dihantar,
adakah logic Jesus menghantar musuhnya? Perlu diingat bahwa Paulus tidak pernah
menjadi murid Jesus dan jelaslah bukan Paulus yangdihantar dan tidak ada nama Paulus
dalam al-Quran. Dn bgi menjwab pertanyaan di atas, KENAPA PAULUS DIINGKARI
SEDANGKAN NAMANYA ADA DALAM ALQURAN. Saya akan jawab, syaitan juga
ditulis namanya dalam al-Quran, bukankah kami mengingkarinya?
6) PENGUMPULAN AL-QURAN
Saya ambil terus dari kenyataan saya:
SANGGAHAN TERHADAP PERMASALAHAN AL-QURAN
Pertama, saya ingin menyatakan bahwa Allah swt telah menyatakan bahwa perkataan “alQuran” di akan berubah dan tidak dapat diubah sehingga kiamat NAMUN Allah swt
tidak menyatakan bahwa hadith nabi itu tidak dapat dipalsukan.
Kini terdapat system graph al-Quran dimana graf itu akan berubah jika ada kesalahan alQuran walaupun 1 tanda mahupun huruf.
Saya tidak akan menyentuh hal hadith dengan banyak kerana sukar untk anda
memahaminya jika tidak mempelajari asas ilmu hadith malah pemegang Ijazah ilmu
hadith juga tidak terlalu memahaminya juga. Saya pernah berdebat dengan pemegang
Ijazah ilmu hadith yang tersalah dari segi “posisi/status hadith” semasa berumur 15 tahun
dan saya mengerti sukar untuk memahaminya.
Dan sebenarnya pada zaman Nabi Muhammad saw, Baginda tidak membenarkan para
sahabat menulis ucapannya atau perbuatannya kerana dibimbangi para sahabat tertukar
dengan al-Quran (begitu terperinci menjaga kesucian Al-Quran). Jadi, tiba masanya saya
menyanggah link yang diberikan.
Uniknya jika dibaca dari tulisan-tulisan ulama-ulama kuno, justru hal yang sebaliknya
yang terjadi yaitu :
• banyak bagian qur’an yang telah hilang
• banyak sahabat yang terlupakan ayat-ayat quran
Setelah dengan teliti memberitahu nama-nama sumber lalu bila menyimpulkan perkara di
atas, tidak diberi dari mana sumbernya. Dan tafsirlah dengan baik: “banyak bahagian
quran telah hilang”, adakah al-Quran yang hilang sebahagian ayatnya itu yang disalin?
Anda bukankah telah mengetahui bahwa al-Quran disalin dari para hafiz (penghafal alQuran) dan saya letakkan “para hafizan” kerana bukan seorang yang menyalinnya tetapi
ramai dan tiada pertentangan antara ayat yang diingati mereka. Sampai sekarang, tidak
ada masa di mana tiada orang yang menghafal al-Quran, setiap masa, mesti ada di dunia
ini yang ingat Al-Quran dan ini akan berlanjutan sehinggalah “ilmu” diangkat iaitu di
ambang kiamat.
Yang kedua “banyak sahabat yang terlupa ayat-ayat Quran”. Syukur, anda menerima
kenyataan bahwa bukan semua sahabat terlupa ayat Quran (anda menyatakan “banyak”,
bukan “semua”). Anda harus menerima walau tidak banyak, tetapi para hafizan dan
hafizah tetap ada!
Pada permulaan Islam, bangsa Arab adalah bangsa yang buta huruf, amat sedikit mereka
yang tidak. Mereka juga tidak mengenali kertas yang kita kenal pada masa sekarang.
Perkataan “al-waraq” (daun) yang dinisbahkan kepada kertas hanyalah dipakai pada daun
kayu sahaja. Sedangkan perkataan “al-qirthas” dipakai oleh mereka kepada benda-benda
(bahan-bahan) yang mereka pergunakan untuk menulis: seperti kulit, pelapah tamar dll.
Setelah mereka menakluki kerajaan Parsi (sesudah kewafatan Nabi Muhammad), barulah
mereka mengenali kertas. Orang parsi menamai kertas sebagai “kaqhid”. Perkataan ini
tidak ada pada pemakaian bahasa Arab mahupun hadith nabi.
kitab atau buku tentang apapun,juga belum ada pada mereka. Kata-kata “kitab” pada
masa itu beerti sepotong kulit, batu atau tulang yang ditulis ayat Quran.
Surah An-Naml Ayat 28
“Pergilah dengan surat saya ini, maka jatuhkan dia kepada mereka”
Kemudian, bila al-Quran dibukukan pada zaman Uthman, mereka mencari nama lalu
sepakat menamai “mushaf”.
Dan perlu diketahui, walaupun buta huruf, mereka amat terkenal dengan kekuatan ingtan.
Syair-syair mereka hanya dalam ingatan. Maka Nabi menggunakan kelebihan ini dalam
menyiarkan agama Islam. Tiap-tiap ayat yang turun, Nabi menyuruh menghafalnya, dan
menulisnya,di batu di kulit, pelepah dll. Nabi menerangkan tertib ayat tersebut. Nabi
mengadakan aturan, iaitu selain al-quran, hadith atau pelajaran yang lain tidak ditulis
krana bermaksud menjaga al-Quran agar terpelihara.
Nabi sendiri ada penulisnya iaitu : Ali Abi Thalib, Uthman Bin Affan, Ubay bin Ka’ab,
Zaid Bin Tsabit, dan Mu’aiwiyyah. Yang banyak menulis ilah Zaid dan Muaiwiyyah.
Jadi, ada 3 unsur yang mengukuhkan kesempurnaan al-Quran iaitu
1. Hafalan dari mereka yang hafal al-Quran
2. Naskah2 yang ditulis utuk Nabi
3. naskah-naskah yang ditulis oleh mereka yang pandai menulis.
Dan banyk lagi sebenarnya , cukup rasanya setakat ini. Jelaslah bahwa al-Quran terjaga
rapi.
Al-Quran sempurna diturunkan semasa nabi mendekaiti masa untuk wafat (iaitu 9 hari
sebelum). Ini bukan kebetulan tapi aturan Allah.
Diriwayatkan bahwa nabi SAW pernah berkata kepada Ali : “Hai Ali, al-Qur’an ada
dibelakang tempat tidurku, (tertulis) di atas suhuf, sutera dan kertas. Ambil dan
kumpulkanlah. ……… Ali menuju ketempat itu dan membungkus bahan-bahan tersebut
dengan kain berwarna kuning
Jika Al-Qur’an yang dikumpulkan sendiri oleh nabi SAW ini memang ada, tampaknya
sudah ikut dimusnahkan oleh Usman karena tidak ada catatan ulama kuno mengenai
keberadaan Qur’an kumpulan dari nabi SAW ini. Kalau ini yang terjadi sungguh sangat
berani Usman.
Salinan dari Nabi ialah dri pelbagai bahan (kulit, batu, daun) dan inilah yang digunakan
sebagai bahan untuk di salin. Dan anda menyimpulkan perkara di atas seperti “Quran’
nabi lain sedangkan penulisnya bukan Nabi tetapi penulisnya (telah ditulis) dan antara
mereka ialah Zaid yang dia jugalah yang menyalin semula pada zaman Abu Bakar dan
Uthman. Tiada bezanya, Cuma pada zaman Abu Bakar, Zaid menyalin dari 2 saksi.
Dikatakan maksud 2 saksi itu ialah: hafalan dan dari bahan dahulu (Quran yang disalin
zaman Nabi) dan ia disalin kepada atas daun sahaja dan dibukukan dengan mengikat
dengan benang. Dan zaman Uthman, yng di baker juga tidak apa, kerana salinan baru
disalin dari “mushaf” yang dikumpulkan pada zaman Abu Bakar (ia ambil dari Hafsah).
Cuma perbezaannya, zaman Uthman, ia disalin banyak sedangkan zaman Abu Nakar 1
sahaja. MENGAPA? Kerana kita lihatlah dari segi TUJUAN:
Zaman Abu Bakar: ia disalin supaya ada sumber jika para hafiz tiada
Zaman Uthman: Ia disalin banyak kerana ia untuk diedarkan sebagai 1 rujukan sahaja dan
yang lain di baker kerana banyak dari al-Quran pada masa itu, menggunakan dialek yg
lain (ada 7 anda katakan) tetapi maushaf Uthman ditulis dalam lahjah asal (Quraisy) dan
ia juga dapat dibaca dengan 7 dialek sekali gus (sekarang pun dapat didengar dari Qari
atau Qariah). ADAKAH TIADA AL-QURAN LAHKJAH QURAISY SEBELUM ITU?
Sudah tentu ada, Cuma untuk menghapuskan yang lahjah lain, adakah mahu di check 1
per 1? Sudah tentu tidak bukan. Jadi, mereka ambil jalan bijak dengan menyalin dari
salianan asal (Hafsah) lalu diminta dibakar yang lain. Alhamdulillah, pertengkaran di
antara kaum yang berlainan dialek dapat diatasi. Allahu akbar!
Itulah perbezaan yang dimaksudkan.
Laporan sumber-sumer tradisi Islam tentang pengumpulan qur’an menyatakan bahwa
qur’an belum dikumpulkan dalam satu mushaf hingga setelah nabi SAW meninggal
ditahun 11 H / 632 M.
Dan
Namun laporan ini ternyata berseberangan dengan beberapa laporan yang
mengindikasikan bahwa nabi SAW telah mengumpulkan satu quran selama hidupnya.
Kemungkinan terbesar adalah saat tahun-tahun awalnya di Madina.
Bukannya perbezaan cuma dari kosa kata. Nabi mengumpul al-Quran tetapi bukan
dibukukan, kerana ayat Quran ditulis pada masa Nabi tidak tersusun atur kerana bahan
yang digunakann seperti kulit, pelepah dan batu (hadith yang anda kemukakan
mengatakan bahan-bahan beerti banyak bahan dan ”kumpullah” beerti tidak tersusun.
Mushaf yang dimaksudkan ialah ayat al Quran yang dikumpulkan mengikut susunannya.
Dan yang pertama mengikut susunan ialah pengumpulan al-Quran zaman Abu Bakar
yang dilaksana oleh Zaid bin Tsabit disamping 2 orang saksi. Ia menggunakan daun
pelepah sahaja dan diikat mengikut susunan. SUKAR DITERIMA?
Saya kemukakan bantahan teruslah.
Kenyataan diatas tidak mungkin kerana anda mengatakan nabi telah mengumpul satu
Quran selama hidupnya dan dikatakan pada tahun awalnya di Madinah? Saudara, ayat
terakhir alQuran diturunkan 9 hari sebelum Nabi wafat. Bagaimana harus dicocok dengan
kenyataan diatas?
Jika Al-Qur’an yang dikumpulkan sendiri oleh nabi SAW ini memang ada, tampaknya
sudah ikut dimusnahkan oleh Usman karena tidak ada catatan ulama kuno mengenai
keberadaan Qur’an kumpulan dari nabi SAW ini. Kalau ini yang terjadi sungguh sangat
berani Usman.
Saya ingin tanya, siapakah yang menulis al-Quran kepada Nabi? Siapakah yang
mengumpul tulisan al-Quram semula? Jawapannya adalah orng yang sama (Zaid). Dan
ayatnya juga adalah sama malah disertai saksi semasa pengumpulannya. Maka kajilah
apa permasalahnnya sebenarnya.
Jadi, sebetulnya Al-Qur'an bisa dibukukan pada saat nabi SAW hidup!
Saya akan mengatakan TIDAK.
Sila anda bantah jika mahu.
Penyokong bantahan saya:
1. alQuran tidak diturunkan sekali gus tetapi secara beransur-ansur. Maka tidak
mungkin untuk mengumpulkannya sebelum turun secara sempurna
2. sebahagian ayat Quran ada dinaskh. Jika demikian, bagaimana mungkin dapat
dikumpulkan pada satu mushaf.
3. urutan ayat dan surah tidak diturunkan mengikut urutan turunnya.. kadang ada
sebahagian ayat yang diturunkan pada akhir wahyu namun urutan sebenarnya di
awal surah. Sehingga ia memungkinkan terjadinya perubahan penulisan.
4. jarak antara wahyu terakhir dan kewafatan Rasulullah adalah singkat (9
malam/hari)
5. tidak ada sebab untuk dikumpulkan menjadi 1 mushaf sebagaimana pada zaman
Abu Bakar, banyak huffadz (para hafiz) terbunuh.
Ada beberapa hal yang menarik untuk diperdebatkan :
• Dalam beberapa laporan, disebutkan jumlah penghafal al-Qur’an yang tewas mencapai
500 orang dari keseluruhan korban tewas 1200 orang. Namun jika diteliti dari daftar
nama 1200 muslim orang yang meninggal dalam perang ini, ternyata hanya 2 orang yang
bisa dikatakan memiliki pengetahuan yang memadai akan al-Qur’an, yaitu Salim ibn
Maqil dan Abdullah ibn Hafsh ibn Ganim
• Perang Yamama terjadi di Asia Tengah dan dilakukan oleh kaum muslim yang baru
memeluk Islam, apakah mereka dapat telah menghafalkan al-qur’an sedemikian banyak
sehingga dikuatirkan sebagian al-qur’an akan lenyap?
Kenapa menyimpulkan mengikut pengaruh agama anda? Saya tahu tiada orang yang
menghafal ayat taurat dan bible dan salinan asalnya disalin dari bahan asli yang ditulis
diatas batu, daun dll tetapi dari semua salinan, tiada 2 yang sama. Kenapa anda
menanyakan “apakah mereka telah menghafal semua alQuran” sedangkan telah dikatakan
mereka itu huffadz (para hafiz) dan mengenai 2 orang sahaja yang ada ilmu alQuran yang
meninggal, kami tidak mengatakan para ilmuan tetapi HUFFADZ (PARA HAFIZ) @
YANG MENGHAFAL SEMUA AL-QURAN..NGERTI???
Jadi dari 34 nama yang dituliskan oleh Atsir bin Jazary, hanya 1 yang meninggal yaitu
Salim. Jadi toh sebetulnya masih ada 33 orang yang diklaim hafal seluruh al-Qur’an.
Kenapa khalifah Abu Bakar, atau Umar harus merasa khawatir hilangnya al-Qur’an jika
mereka berdua saja dan 31 orang lainnya masih hafal seluruh al Qur’an?
Terlihat bahwa begitu banyak “penghafal Al-Qur’an” yang masih hidup bertahun-tahun
setelah perang Yamamah. Jadi alasan pengumpulan pertama sungguh patut diragukan
keabsahannya dan kebenaran apakah memang ada pengumpulan pertama tersebut.
Kenapa berfikiran pendek dong?? Semua yang hidup akan mati. Itulah yang dirisaukan
dan KEADAAN pada masa itu yang dikelilingi peperangan menyebabkan mereka ambil
tindakan ini. Mungkin aja, 31 yang lain akan mati dalam 1 peperangan yang lain. Kita
bukan Tuhan yang tahu perkara akan dating. Jadi mencegan lebih baik dari membaiki
bukan???
3.2. BERAGAM VERSI PENGUMPULAN
Tentang siapa yang mempunyai ide pengumpulan pertama ini dan pelaksananya juga ada
beberapa laporan yang berbeda-beda.
1). Versi Pertama :
Ide pengumpulan berasal dari Umar
Versi ini yang paling umum diterima dimana menyebutkan bahwa ide pengumpulan
adalah berasal dari Umar yang dia sampaikan kepada Abu Bakar.
2). Versi Kedua
Ide berasal dari Abu Bakar.
Khawatir jika sebagian besar qur’an lenyap bersamaan dengan meninggalnya penghafal,
Abu Bakar, khalifah pertama memerintahkan pengumpulan qur’an. Sahabat-sahabat nabi
dan penghafal qur’an diminta untuk datang dan menginformasikan apa yang mereka
ketahui baik bahan tertulis maupun hafalan. Abu Bakar memerintahkan Umar bin
Khattab dan Zaid bin Tsabit untuk duduk dimuka pintu masuk masjid di Medina dan
menuliskan setiap ayat atau bagian qur’an dimana setidaknya dikuatkan oleh kesaksikan
2 orang. Dalam satu kasus khusus, kesaksian 1 orang dianggap cukup yaitu dalam kasus 2
ayat terakhir dari surah 9 dimana hanya ditemukan pada Abu Khuzaima.
3) Versi Ketiga :
Pengumpulan dilakukan oleh Ali
Ada juga banyak laporan bahwa setelah nabi SAW meninggal, Ali bersumpah untuk
tidak keluar dari rumah hingga berhasil mengumpulkan seluruh qur’an dalam satu
mushaf. Ali bahkan tidak hadir saat pelantikan Abu Bakar sebagai khalifah pengganti
kepemimpinan nabi SAW.
4. Versi Keempat :
Pengumpul pertama adalah Salim
Laporan lainnya menyatakan bahwa orang pertama yang mengumpulkan Qur’an adalah
Salim, salah satu pelanggan Abu Hudayfa. Dilaporkan bahwa setelah nabi SAW
meninggal, Salim bersumpah untuk tidak menggunakan jubahnya hingga berhasil
mengumpulkan Qur’an dalam satu mushaf. Kisah ini sangat mirip dengan kisah Ali
diatas, hanya beda subyeknya saja. Salim kemudian meninggal di pertempuran Yamama.
5) Versi Kelima :
Murni oleh Umar - diselesaikan oleh Umar
Laporan bersumber dari Noeldeke, Geschichte, halaman 17 yang mengutip dari Yaqubi,
Kitab al Tarikh.
Laporan menyatakan bahwa Karena Abu Bakar menolak mengumpulkan Al-Qur’an
dengan alasan nabi tidak pernah melakukannya, maka Umar mengambil inisiatif sendiri
untuk mengumpulkan Al-Qur’an dan menuliskannya sendiri. Kemudian Umar
memerintahkan 25 orang Quraish dan 50 orang Anshar untuk menyalinnya dan
mengajukannya kepada Said ibn al Ash.
Jadi disini tidak ada peran Usman dan Zaid bin Tsabit sama sekali.
6) Versi Keenam :
Ide oleh Umar - Penyelesaian oleh Usman
Akibatnya muncullah laporan lain untuk menyelaraskan pertentangan ini dengan
menyebutkan bahwa pengumpulan dilakukan oleh khalifah Umar, namun beliau
meninggal sebelum pengumpulan selesai. Tugas ini kemudian dilanjutkan oleh Usman
yang berhasil mengumpulkan quran yang resmi dalam satu mushaf.
7). Versi Ketujuh :
Ide pengumpulan oleh Usman
Namun, beberapa laporan menolak pendapat bahwa telah ada perintah resmi
pengumpulan quran sebelum masa khalifah Usman. Pengumpulan dilakukan oleh
khalifah Usman. Jadi dalam hal ini sama sekali tidak ada peran dari Abu Bakar dan Umar
dalam proses pengumpulan Al-qur’an
kenapa diambil dari laporan dong??? Bagi dalil hadithnya. Kami (umat Islam) berpegang
pada al-Quran dan Hadith yang SAHIH SAHAJA (tetapi saya telah bagi kemudahan utuk
menyerang saya kerana saya tidak akan guna sanggahan “status hadih”.. dan saya tahu
versi di atas itu ada tapi tidak sama tetapi kami mengatakan “mushaf rasmi” bukan
“mushaf individu”. Saya akan gabungkan versi yang anda nyatakan untuk mengelirukan
umat Islam. Pertama Umar (VERSI 1) mengemukakan cadangan untuk bukukan kepada
Abu Bakr. Abu Bakar menolak sebenarnya kemudian dia setuju (VERSI 2) lalu
memerintahkan Zaid Tsabit menulisnya. (VERSI 3 DAN 4) adalah naskah individu
(mereka menulisnya sejak zaman Nabi lagi, Cuma ditulis ayat-ayat terakhir (yang turun
hampir Nabi wafat) atau menyalin semula. Dan perbezaan mushaf mereka ialah “mushaf
mereka” disalin pada zaman Nabi (sama seperti yang dikumpulkan Nabi) tetapi tidak
dibuang ayat yang dinaskh. Sebab itu untuk peribadi (dan disalin sejurus wahya turun)
dan sebab itu mereka menolak mashaf mereka.
3 NASIB MUSHAF PERTAMA
Menurut versi mayoritas yaitu versi pertama, semua bahan-bahan yang diperoleh Zaid bin
Tsabit kemudian dituliskan dalam lembaran kertas atau perkamen namun belum
dikumpulkan dalam satu mushaf dan disimpan oleh Abu Bakar.
Sumber :
• Yaqubi, Kitab al Tarikh, vol 2 p 135
• Suyuthi, al Itqan fi Ulum al Quran, vol 1 p 185, 207, 208
Kemudian, lembaran-lembaran qur’an ini tidak dipublikasikan kepada umum. Sebagian
muslim tetap memiliki qur’an dalam bentuk yang tercerai-berai. Lembaran-lembaran ini
tetap dalam pemilikan Abu Bakar dan kemudian Umar. Setelah Umar meninggal suhuf
kemudian disimpan oleh Hafsa (putri Umar).
Namun ironisnya, mushaf “asli” yang menjadi dasar penyusunan mushaf Usman
inipun pada akhirnya dimusnahkan oleh Marwan bin Al-Hakam.
Dikutip dari :
Studi Ulumul Qur'an, Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah
Pustaka Setia, Juni 2003, halaman 40
Saya telah nyatakan dalam penerangan saya di atas di mana sebelum di baker, telah
disalin dari itu juga Cuma disalin dengan banyak untuk diedarkan dan membuang alQuran yang dialek lain.
Sepulangnya dari mengiring jenasah Hafsa, Marwan ibn Al-Hakam mengirim surat
kepada saudara Hafsah, Abdulah ibn Umar, untuk mengirimkan mushaf-mushaf itu
kepada Marwan dan menyuruhnya untuk merobek-robek mushaf tersebut......... Dia
berkata, "Saya lakukan hal ini karena khawatir, ketika zaman berlalu atau dikemudian
hari, manusia akan meragukan keadaan ini."
Catatan tambahan tentang mushaf Abu Bakar :
1). Kenapa mushaf ini akhirnya HANYA DISIMPAN ABU BAKAR, UMAR dan
HAFSAH putri Umar dan TIDAK DIPUBLIKASIKAN sama sekali padahal Abu Bakar
dan Umar adalah pemimpin Islam saat itu?
2). Kenapa mushaf tidak disebarluaskan untuk membantu lebih banyak lagi muslim yang
akan menghafal al-qur’an, bukankah motif pengumpulannya karena mengingat
kekuatiran akan berkurangnya penghafal qur’an dan hilangnya banyak bagian al-qur’an
akibat peperangan?
3). Kenapa mushaf ini pada akhirnya harus dimusnahkan juga kalau Zaid bin Tsabit
hanya sekedar mengcopynya? Jawaban yang masuk akal adalah :
a) Mushaf Hafsah tidaklah sempurna, ini berarti mitos hafalan sempurna tidaklah benar
dan sekedar klaim bohong.
b) Zaid bin Tsabit telah melakukan perubahan dalam mushaf yang disusunnya diera
Usman
Berdasarkan keterangan saya di atas telah dapat menyangkal 1 per 1 penyataan di atas,
Cuma saya akan jelskan lagi sedikit.
Ia disimpan kerana TUJUAN dikumpulkan sebagai “sumber” jika semua penghafal
Quran meninggal.
Orang pada masa itu masih kuat ingatan dan tidak memerlukan buku untuk
menghafalnya.
Ia dibakar kerana telah disalin semula oleh Zaid.
Dan adakah anda tahu bahwa Zaid juga yang mengumpulkan pada zaman Abu Bakar,
bagaimana mungkin salah jika dia juga yang menyalin dan mengumpulan pada zaman
Uthman.
Sebagai contoh, cerita keterlibatan mereka tidak ada dalam :
1). kitab Tabaqat karya Ibn Sa’d (meninggal 845 M) dalam bagian yang membahas
tentang Abu Bakar, Umar dan Zaid. Mustahil jika Ibn Sa’d tidak menuliskan keterlibatan
mereka dalam pengumpulan jika hal itu memang terjadi.
2). kitab Musnad Ahmad bin Hanbal (meninggal 855 M) yang telah mengumpulkan
begitu banyak laporan tentang jasa-jasa para sahabat nabi.
Zaman Jesus meninggal dengan pelbagai keajaiban yang berlaku tidak juga ditulis pada
zaman itu (maaf, terpaksa menyanggah begini kerana kesuntukan masa untk
membahasnya). Jika mahu penjelasan, bagitahu k. Tapi rasanya tidak sopan bukan?
Oklah, saya bagi sanggahan saya:
4.2 VALIDITAS TIM PENGUMPUL
Kontrakdiksi muncul dari nama-nama tim penyusun karena ada beberapa laporan yang
berbeda.
1). Versi Pertama
Dengan mendasarkan dari sahih Bukhari diatas berarti ada 4 orang yaitu : Zaid bin
Thabit, 'Abdullah bin AzZubair, Said bin Al-As dan 'AbdurRahman bin Harith bin
Hisham
2). Versi Kedua
Noeldeke dalam bukunya Geschichte, halaman 50 menuliskan ada 5 orang : Zaid bin
Thabit, 'Abdullah bin AzZubair, Abdullah ibn Amr ibn al-Ash, Abdullah ibn Absas dan
AbdurRahman bin Harith bin Hisham
3). Versi Ketiga
Menurut Ibn Abi Dawud dalam Kitab Mashahif halaman 22 – 25 ternyata hanya mencatat
2 nama saja yaitu : Zaid bin Thabit dan Said bin Al-Ash
4). Versi Keempat
Menurut Thabari dalam kitab Tafsirnya halaman 20 menuliskan 2 nama : Zaid bin Thabit
dan Aban ibn Said ibn al Ash.
5). Versi Kelima
Menurut Ibn Abi Dawud dalam kitab Mashahif halaman 25 mencatat pendapat lain lagi
dimana penyusunnya adalah Ubay bin Ka’ab yang memimpin 12 orang. Namun pendapat
ini tampaknya tidak benar karena Ubay bin Kaab diperkirakan telah meninggal sekitar 22
H.
Ianya sekadar kesalahan para sejarah, bukan “ketiadaan” peristiwa itu. Contohnya, para
sejarawan membuat pelbagai andaian tentang tarikh kelahiran Jesus dan ada yang
bertentangan tetapi kita tahu Jesus tetap dilahirkan.
1. Versi Pertama :
Sumber mushaf Hafsa
Pendapat mayoritas menyebutkan sumber adalah dari mushaf Hafsa sebagaimana laporan
berikut :
Sahih Bukhari Volume 6, Buku 61, Nomor 510 :
Dikisahkan oleh Anas bin Malik:
……. Kemudian Usman mengirim utusan kepada Hafsa dengan pesan : “Kirimkanlah
kepada kami shuhuf yang ada ditanganmu, sehingga bisa diperbanyak serta disalin ke
dalam mushaf-mushaf, dan setelah itu akan dikembalikan kepadamu.” Hafsah mengirim
shuhufnya kepada Usman ……...
2). Versi Kedua :
Sumber muhaf Ubay bin Ka’ab
Pendapat minoritas menyebutkan bahwa Al-Qur’an dikumpulkan dari mushaf Ubay bin
Kaab
Sumber :
Ibn Abi Dawud, Kitab Mashahif, p. 30
3). Versi Ketiga :
Sumber mushaf Aisha
Pendapat minoritas yang merupakan variasi dari versi Umar – Usman (versi ke 4)
menyebutkan bahwa Al-Qur’an disalin dari mushaf Aisha menurut laporan dari Abdullah
ibn Zubayr.
Dikutip dari :
Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an
Taufik Adnan Amal
Halaman 198
Dikisahkan ada seseorang yang datang kepada Umar dan melaporkan pertikaian umat
Islam tentang Al-Qur’an. Karena itu Umar memutuskan untuk mengumpulkan Al-Qur’an
dalam satu bacaan ….. namun Umar terbunuh ….. Orang yang sama kemudian
menghadap Usman ...... Usman memerintahkan Abdullah ibn Zubayr untuk meminjam
mushaf Aisha Setelah diteliti dan dilakukan perbaikan, Usman lalu merobek-robek
lembaran lainnya.
Tiada masalah tentang itu kerana dalam sejarah pengumpulan, anda telah mengetahui
(saya telah nyatakan), terdapat 2 saksi iaitu:
1. hafalan
2. sumber yang ada
Jadi, kitab2 itu dijadikan panduan atau rujukan agar al-Quran benar-benar terjaga.
Walaupun mushaf dari Hafsah telah benar, mungkin ada ralat jadi panduan lain
digunakan. Anda sendiri menyatakan “ Setelah diteliti dan dilakukan perbaikan” . Jadi
benarlah ianya diteliti sebagai panduan dan perbaikan itu kerana mushaf Aisyah ialah
“mushaf individu” yang masih ada ayat yang dinaskh.
4.4. VALIDITAS PERAN ZAID BIN TSABIT
Kontradiksi tidak berhenti pada siapa yang memiliki gagasan pengumpulan tersebut.
Bahkan lebih jauh lagi, kontradiksi juga terjadi pada peran Zaid b. Tsabit dalam proses
pengumpulan ini. Ada 3 versi yang berbeda-beda
1). Versi Pertama
Mengisahkan bahwa pengumpulan dilakuan oleh Zaid bin Tsabit 2 kali, sekali dibawah
Abu Bakar, sekali dibawah Usman
Sumber :
• Bukhari, vol 3 p 393-94
• Tirmidhi, Sunan, vol 4 p 348
• Ibn Abi Dawud, Kitab al Masahif, p 31
• Ibn Asakir, Biography of Uthman, p 234-36)
2). Versi Kedua :
Tidak menuliskan keterlibatan Zaid sama sekali, pengumpulan justru dilakukan oleh
Ubay bin Kaab.
Sumber :
• Ibn Abi Dawud, Kitab al Masahif, p 10-11
Versinya adalah pada saat pengumpulan dilakukan oleh Abu Bakar, tim penyusun AlQur’an dipimpin oleh Ubay bin Kaab yang mendiktekan ayat-ayat kepada tim penyalin.
Ketika mencapai pada ayat 9 : 127, beberapa diantara tim penyalin memandang bahwa
ayat ini adalah yang terakhir kali diwahyukan nabi SAW. Tetapi, Ubay menunjukkan
bahwa nabi telah mengajarkannya 2 ayat lagi (9 : 128 dan 129) yang merupakan bagian
terakhir dari wahyu.
3). Versi Ketiga :
Dua laporan lainnya bahkan menyebutkan Zaid bin Tsabit telah mengumpulkan qur’an
bahkan saat nabi masih hidup, dalam bentuk fragmen-fragmen yang ditulis dibahanbahan primitif.
Sumber :
• Tirmidhi, Sunan, vol 5 p 390
• Al Hakim al Naysaburi, al Mustadrak, vol 2 p 229, 611
Namun versi ketiga ini jelas betabrakan dengan laporan yang dikutip oleh Suyuthi yang
menyatakan saat nabi meninggal qur’an belum dikumpulkan
Sumber :
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 202
Soalan yang sama (telah saya jawab diatas)
5. CACAT DALAM PENGUMPULAN
Namun dalam proses pengumpulan oleh Usman ternyata tidak sesempurna yang
dibayangkan. Beberapa karya-karya klasik ulama dan pakar muslim melaporkan bahwa
beberapa wahyu ternyata telah hilang sebelum pengumpulan oleh Abu Bakar.
5.1 LAPORAN UMAR
Dilaporkan, sebagai contoh, Umar mencari ayat tertentu yang hanya diingatnya samarsamar. Namun dengan menyesal akhirnya Umar menemukan bahwa orang yang
menghafal ayat tersebut telah terbunuh dalam perang Yamama sehingga ayat tersebut
hilang selamanya. Ia mengekspresikan rasa kehilangannya dengan mengucapkan inna lillahi wa inna ilayhi raji un, lalu memerintahkan untuk mengumpulkan Al-Qur’an,
sehingga Umar adalah orang yang pertama yang mengumpulkan Al-Qur’an kedalam
mushaf.
Sumber :
• Ibn Abi Dawud, Kitab al Masahif, p 10
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 204
Umar juga membuat “mushaf”nya seperti Aisya dll. Umar tidak mengingatinya (bagi
anda) tapi perlu diingat “mushaf Uthman” disalin dari huffadz yang lain (terutama Zaid).
Dan anda sendiri mengatakan “ Umar tidak sempat kumpul al-Quran kerana
wafat”,bagaimana?
Umar juga mengingat keberadaan ayat lain yang dikeluarkan dari Qur’an
Sumber :
• Mabani, p 99
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84
• Ibn Abi Shayba, vol 14 p 564, ekspresi yang digunakan adalah Faqadnah, artinya “kita
kehilangan ayat tersebut”)
Atau mungkin hilang, termasuk didalamnya adalah ayat tentang kewajiban terhadap
orang tua
Sumber :
• Abd al Razzaq, vol 9 p 50
• Ahmad b. Hanbal, vol 1 p 47, 55
• Ibn Abi Shayba, vol 7 p 431
• Bukhari, vol 4 p 306
• Ibn Salama, al Nasikh wal Mansukh, p 22
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84
• Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 39 (mengacu pada Abu Bakar)
Dan ayat tentang jihad
Sumber :
• Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 403
• Mabani, p 99
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84
Menurut laporan Suyuthi dalam Al-Itqan dikisahkan bahwa Umar bertanya kepada
Abdulah Rahman bin Auf apakah mengingat ayat berikut :
Berjuanglah seperti kalian berjuang untuk pertama kalinya.
Klaim Umar terutama tentang ayat pertama (kewajiban terhadap orang tua) diperkuat
oleh tiga orang lainnya yang memiliki otoritas dalam qur’an yaitu Zayd b. Thabit, 'Abd
Allah b. 'Abbas, dan Ubayy b. Ka'b.
Sumber :
• Abd al Razzaq, vol 9 p 52
• Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 400
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84
Contoh laporan lainnya dalam Suyuthi - Al Itqan adalah :
Al Tabrani melaporkan bahwa Umar bin Khattab berkata, “Al-Qur’an itu terdiri dari
1.027.000 kata.”
Sementara Al-Qur’an yang ada sekarang hanya tinggal sekitar 1/3 nya.
AYAT DINASKH.. Jangan kelirukan umat Islam dengan sejarah yang buta. Ya, mungkin
aja kerana hendak protes al-Quran, tiada kesalahan, ambil aja catatan sejarah.
5.2 AYAT RAJAM
Umar juga mengingat keberadaan ayat rajam sebagai hukuman bagi pezinah.
Sumber :
• Malik b. Anas, Muwatta, vol 2 p 824
• Ahmad b. Hanbal, vol 1 p 47, 55
• Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 398, 455
• Bukhari, vol 4 p 305
• Muslim, Sahih, vol 2 p 1317
• Ibn Maja, Sunan, vol 2 p 853
• Tirmidhi, Sunan, vol 2 p 442-3
• Abu Dawud, Sunan, vol 4 p 145
• Ibn Qutayba, Tawil mukhtalif al hadith, p 313
• Ibn Salama, al Nasikh wal Mansukh, p 22
• Bayhaqi, al Sunan al Kubra, vol 8 p 211, 213
Dikutip dari :
Bukhari: vol. 8, hadis 817, halaman 539-540; buku 82
…….. , dan diantara yang dinyatakan Allah adalah ayat-ayat tentang Rajam, dan kami
telah menghafalkan dan mengerti ayat-ayat tersebut. Rasul Allah melakukan hukuman ini
begitu juga kami. Saya khawatir bahwa setelah waktu lama berlalu, seseorang akan
berkata, Demi Allah, kami tidak menemukan ayat-ayat Rajam dalam buku Allah”. …
Tetapi Umar tidak dapat meyakinkan sahabat-sahabatnya untuk memasukkan ayat rajam
kedalam qur’an sebab tidak ada yang menyokong pendapatnya sehingga persyaratan
minimal kesaksian 2 orang tidak terpenuhi.
Sumber :
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 206
Namun, beberapa sahabat nabi kemudian mengingat keberadaan ayat rajam tersebut
termasuk Aisha
Sumber :
• Ahmad b. Hanbal, vol 5 p 183 (mengutip Zayd b. Thabit dan Said al-As Abd al Razzaq
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 82, 86
• Suyuthi, al Durr al Manthur, vol 5 p 180 (mengutip Ubayy b. Ka'b dan
Ikrima)
Menurut laporan Suyuthi dala Al-Itqan, ayat rajam ini dilaporkan ada dalam mushaf
Ubay bin Ka’b dan ditempatkan di sura 33.
Bunyi ayat ini adalah :
Apabila seorang laki-laki dewasa dan seorang perempuan dewasa berzina, maka rajamlah
keduanya,itulah kepastian hukum dari Tuhan, dan Tuhan maha kuasa lagi bijaksana.
5.3
LAPORAN AISYAH
Aisha melaporkan bahwa bahwa ada satu lembaran yang berisi 2 ayat,
termasuk ayat-ayat rajam, ditulis dalam lembaran yang disimpan dibawah
tempat tidurnya. Sayang pada waktu pemakaman nabi SAW, seekor binatang
memakannya hingga musnah. Disebutkan dalam bahasa Arab “dajin”,
yang dapat berarti hewan seperti kambing, domba ataupun unggas.
Sumber :
• Ibrahim b. Ishaq al Harbis, Gharib al hadith menyebutkan “shal” yang
berarti domba
• Zamakshari, al Kashaf, vol 3 p 518, footnote
• Sulaym b. Qays al Hilali, Kitab Sulaymn b. Qays, p 108
• Al Fadl b. Shadahn, al Idah, p 211
• Abd al Jalil al Qazwini, p 133
Peristiwa hilangnya ayat-ayat Al-Qur’an akibat dimakan binatang sungguh
menggelikan, menyedihkan dan membuktikan bahwa Allah SWT adalah
pembohong kelas kakap karena tidak bisa memenuhi apa yang dia janjikan
dalam ayat berikut :
QS 15 : 9 :
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya [793].
Ayat injil yang banyak penyisipan lagi meletakkan Allah pembohong kelas kakap.
Telah dinyatakan bahwa para hafizan banyak dan bukan Umar yang menulis “mushaf
Uthman”.
Peristiwa terjadi saat rumah sedang sibuk dengan pemakaman nabi SAW.
Sumber :
• Ahmad b. Hanbal, vol 4 p 269
• Ibn Maja, Sunan, vol 1 p 626
• Ibn Qutayba, Tawil, p 310
• Shafi'i, Kitab al Umm, vol 5 p 23, vol 7 p 208
Menurut laporan dari Ibn Maja menceritakan bahwa Aisyah berkata : ayat al-Radha'ah
sebanyak 10 kali telah diturunkan oleh Allah SWT dan ditulis dalam mushaf di bawah
katilku, tetapi manakala wafat Rasulullah dan kami sibuk dengan pemakamannya maka
ayat-ayat tersebut HILANG.
Satu contoh adalah laporan dari Suyuthi dalam Al-Itqan sbb :
Aisyah menyatakan Surah al-Ahzab 33 : 56 pada masa Nabi adalah LEBIH PANJANG
yaitu dibaca "Wa'ala al-Ladhina Yusaluna al-Sufuf al-Uwal" selepas "Innalla ha wa
Mala'ikatahu Yusalluna 'Ala al-Nabi..." Aisyah berkata,"Yaitu sebelum USMAN
MENGUBAH mushaf-mushaf."
AYAT DINASKH. (telah ada hadith)
Aisha dilaporkan menyatakan bahwa saat nabi SAW hidup, sura 33 (al-Ahzab) adalah 3
kali lebih panjang daripada yang ada dalam mushaf Usman.
Sumber :
• Al Raghib al Isfahani, Muhadarat al Udaba, vol 4 p 434
• Suyuti, al Durre Manthur, vol 5 p 180
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 226
Kutipan dari Suyuthi :
Aisyah berkata, "Surah al-Ahzab dibaca pada zaman Rasulullah SAW SEBANYAK 200
AYAT, tetapi pada masa Usman menulis mushaf surah tersebut TINGGAL 173 AYAT
SAJA."
5.4 LAPORAN ANAS BIN MALIK
Anas b. Malik mengingat satu ayat yang turun saat beberapa muslim terbunuh dalam
perang, tetapi kemudian hilang
Sumber :
• Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 399
• Tabari, Jami al Bayan, vol 2 p 479
Ayat yang diingat Anas bin Malik adalah :
Sampaikanlah kepada kaum kami bahwa kami telah bertemu Tuhan kami, dan Dia ridha
kepada kami serta kamipun ridha kepadaNya.
5.5 LAPORAN ABDULLAH BIN UMAR
Abdullah ibn Umar menyatakan banyak bagian qur’an yang telah hilang.
Sumber :
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 81-82
Yang dikatakan oleh Abdullah bin Umar adalah :
Sungguh seorang diantara kamu akan berkata, “Saya telah mendapatkan Al-Qur’an yang
lengkap.” Dan tidak mengatahui taraf kelengkapannya. Sesungguhnya banyak bagian AlQur’an yang telah hilang, dan karena itu seharusnya ia berkata, “Saya telah mendapatkan
yang masih ada”
“APAKAH MAKSUD HILANG?” sedangkan para huffadz banyak. Ia menyatakan
hilang ialah ayat yang dinaskh. Banyak ayat Allah yang dmuat dalam hadith tetapi tiada
dalam Quran.
6.6 LAPORAN UBAY BIN KA’AB
Ubay b. Ka’b, sebagai contoh, menuliskan sura 98 berbeda dimana Ubay mengklaim
versi dia adalah dia dengar langsung dari nabi SAW.
Menurut Arthur Jefrey dalam Materials , ayat yang dimaksud berbunyi :
Sesunguhnya agama disisi Allah adalah al hanifiyah, bukan Yahudi dan bukan pula
Nasrani.
Maka barang siapa yang berbuat baik, tidak akan diingkari jerih payahnya.
Ubay juga berpendapat bahwa sura 33 (al-Ahzab) seharusnya lebih panjang, dimana yang
dia yakin ingat adalah ayat-ayat rajam yang tidak tertulis dalam mushaf Usman.
PERSOALAN YANG SAMA (Cuma orang lain, tadi Aisya)..
Kesimpulannya:
Al-Quran pada dasarnya ditulis pada zaman baginda oleh sahabat baginda (termasuk
Zaid). Namun kerana apabila setiap wahyu turun, maka ditulis maka pada salinan itu
masih ada ayat nasakh dan ada juga firman Allah yang tidak diletakkan dalam al-Quran
iaitu dinamakan hadith Qudsi. Dan oleh kerana al-Quran diturunkan dengan 7 cara
bacaan, setiap individu menulis mengikut bacaan mereka. Maka al-Quran yang
dikumpulkan semula ialah al-Quran yng mengikut susunan, ayat nasakh dan hith Qudsi
dibuang supaya umat islam tidak keliru. Oleh kerana orang yang menulis al-Quran untuk
Rasulullah lebih rif tentang alQuran, maka Zaid iaitu salah seorang penulis baginda
diminta menyalin al-Quran. Setiap ayat yang ditulis dipastikan dengan 2 bukti iaitu
hafalan dan tulisan ayat itu yang ditulis pada zaman Nabi. Ternyatalah, kekeliruan yang
dinyatakan hanyalah kerana hal diatas. Maka 100% kekeliruan telah diberi huraian.
7) PERISTIWA ZULKARNAIN
18. Al Kahfi
86. Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari
terbenam[887] di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan
umat[888]. Kami berkata: "Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat
kebaikan[889] terhadap mereka.
[887]. Maksudnya: sampai ke pantai sebelah barat di mana Dzulqarnain melihat matahari
sedang terbenam.
[888]. Ialah umat yang tidak beragama.
[889]. yaitu dengan menyeru mereka kepada beriman.
Pihak Kristen mengatakan surah al-Kahfi ayat 86 tidak masuk akal kerana Zulkarnain ke
tempat dan melihat matahari terbenam.
JAWAPAN
Kita mengetahui secara ilmiah, bahwa matahari tidak terbenam dan tidak pula terbit. Ia
hanyalah kerana peredaran bumi. Ini hanyalah penggunaan kata-kata untuk menunjukkan
bahwa manusia berfikir bahwa matahari terbenam. Sebenarnya terlihat pada ayat ini
membawa maksud peenglihatan Zulkarnain mengatakan (memikirkan) bahwa matahari
terbenam. Jadi, ini hanyalah fikiran Zulkarnaian bahwa matahari terbenam. Mengenai
tempat matahari terbenam, seperti di atas, jika kita belayar menuju ke tempat matahari
terbenam, sampai bila pun kita tidak akan menjumpainya kerana matahari tidak
terbenam. Ayat ini menytakan bahwa Zulkarnain berada di laut sebelah barat yang
hampir dengan ufuk di mana matahari kelihatan terbenam. Maka, jelaslah ianya hanyalah
pengunaan kata-kata.
6. Al An'aam
77. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku." Tetapi
setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi
petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat."
8) KESALAHAN PENCIPTAAN MANUSIA
Di dalam surah Ali Imran, ayat 58 menyatakan manusia dicipta dari tanah manakala di
dalam Al Hijir,ayat 28, dikatakan pulA dari tanah liat dan Lumpur hitam
Jawapan
Di dalam Al-Quran ada menyebut bahawa kejadian manusia terdiri dari 7 macam
kejadian. Pertama, di dalam surah Ar-Rahman,ayat 14, yng dimaksudkan dengan ‘sal sal’
di dalam ayat itu ialah ‘tanah kering’ @ ‘setengah kering’ yakni ‘zat pembakar”
(oksigen). Di dalam ayat ini juga menyebut ‘fakhkhar’ yang maksudnya ialah ‘zat arang’
(carbon). Kedua ialah ayat Al Hijir,ayat 28, di ayat itu disebut juga ‘sal sal’ yang telah
saya terangkan tadi,sedangkan kata ‘hamaain’ di ayat tersebut ialah ‘zat lemas’
(nitrogen). Dalam surah As Sajadah,ayat 7,yang dimaksudkan dengan kata ‘thien’
(tanah) itu ialah ‘atom zat air’ (hydrogen). Dalam surah As Safaat, ayat 11, yang
dimaksudkan dengan kata ‘lazib’ (tanah liat) di ayat itu ialah ‘zat besi’ (ferum). Dalam
surah Ali Imran, ayat 59, yang dimaksudkan dengan ‘turab’(tanah) di ayat itu ialah
‘unsur-unsur zat a li’ yang terdapat di dalam tanah yang dinamai zat anorganis. Dalam
surah Al Hijir, ayat 29. ertinya “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya,
dan telah meniup ke dalam roh (ciptaan) Ku”.
Begitulah proses kejadian manusia menurut Al-Quran. Di mulai adunan ‘zat arang’
(carbon), ‘zat lemas’ (nitrogen), ‘zat air’ (hydrogen), ‘zat besi’ (ferum), yodium,
kalium,silicon, dan mangaan yang disebut ‘laazib’ (zat zat anorganis). Dalam proses
persenyawaan,terbentuklah zat yang dinamai protein.
9) APAKAH TUHAN MENIPU?
Pihak Kristen mengatakan Tuhan menipu dengan menukar Jesus kepada orang yang
diserupakan wajahnya.
JAWAPAN
Kisah penyaliban atas diri Nabi 'Isa al-Masih putera Maryam telah disepakati oleh semua orang
disebabkan karena terjadinya pengkhianatan diantara para sahabatnya yang setia.
Kisah pengkhianatan ini sebenarnya tidak hanya bisa kita peroleh dari dalam Bible yang diyakini
oleh umat Kristen namun juga al-Qur'an sudah menggambarkan akan peristiwa tersebut.
"Tatkala Hawariyin (sahabat-sahabat setia) berkata : Wahai 'Isa putera Maryam! Apakah
berkuasa Tuhanmu menurunkan kepada kami satu hidangan dari langit ?;
Maka 'Isa menjawab : Takutlah kepada Allah jika memang kamu betul-betul orang-orang yang
beriman.!" Mereka berkata : Kami ingin agar kami makan darinya dan supaya kami yakin bahwa
sesungguhnya engkau sudah berkata yang benar terhadap kami dan jadilah kami ini orang-orang
yang menyaksikan." (Qs. al-Maidah 5:112-113)
Disini sebenarnya kita sudah melihat adanya bibit-bibit kekurang percayaan orang-orang yang
berada disekitar 'Isa al-Masih terhadap dirinya dan Allah, sama persis seperti yang sudah sering
kita baca dan kita bahas mengenai perilaku murid-murid 'Isa yang sering membangkang
terhadapnya didalam Bible.
Sekian lama mereka menjalani kehidupan bersama, menyebarkan dakwah dibawah bimbingan
Nabi 'Isa kepada masyarakat dan membuktikan sendiri mukjizat-mukjizat kenabian 'Isa al-Masih,
namun mereka masih tetap merasa kurang yakin.
Kita lihat dalam jawabannya, 'Isa menegur kelakuan para sahabatnya ini yang seolah tidak
beriman kepada Allah dan dirinya selaku Rasul; Ini bukan teguran 'Isa yang pertama terhadap
sikap para sahabatnya semacam ini, kita lihat didalam surah ali-Imran ayat 52 :
"Ketika 'Isa merasa akan kekufuran dari mereka, ia bertanya: Siapakah penolong-penolongku
kejalan Allah ?; Maka para sahabatnya menjawab : Kami adalah pelayan-pelayan Allah, kami
telah beriman kepada Allah dan lihatlah, bahwa sesungguhnya kami orang-orang yang
muslimin."
(Qs. ali Imran 3:52)
Atas jawaban para Hawariyin ini, Allah memberikan jawaban yang sangat jelas sekali bagi kita
untuk menjadi bukti atas kebenaran ucapan mereka ini didalam ayat selanjutnya :
"Dan mereka membuat tipu daya, namun Allah (juga) membuat tipu daya; dan sesungguhnya
Allah itu sepandai-pandainya menipudaya."
(Qs. ali Imran 3:54)
Disini bisa kita pahami, bahwa ayat ini merupakan tanggapan Allah atas pernyataan Hawariyin
yang mengaku telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya yaitu 'Isa al-Masih yang dikatakan
pada ayat sebelumnya;
Dan dari sini kita bisa menangkap satu fenomena bahwa diantara para sahabat tersebut tidak
semuanya mereka ini benar-benar beriman sebagaimana yang diucapkan oleh mulutnya, sebab
menurut Allah, mereka telah mengatur satu rencana yang jahat, membuat satu tipu daya yang
ditujukan kepada Rasul-Nya namun rencana tersebut akan dikalahkan oleh Allah dengan tipu
daya pula.
Ingatkah anda akan firman Allah dibawah ini ?
"Karena kesombongan dibumi dan merencanakan tipu daya yang jahat, padahal rencana yang
jahat itu tidak akan menimpa selain kepada orang yang merencanakannya sendiri".
(Qs. Faathir 35:43)
Dari ayat-ayat ini kita bisa mentafsirkan bahwa satu tipu daya yang jahat yang telah diatur oleh
sebagian dari Hawariyin untuk 'Isa akan dibalas oleh Allah dengan tipu daya-Nya pula dengan
menjadikan orang yang merencanakan makar ini termakan oleh rencananya sendiri.
Dan dalam ayat lanjutan ali-Imran 55 , Allah meneruskan firman-Nya :
"Tatkala Allah berkata: Wahai 'Isa! Sungguh Aku akan mengambilmu dan akan mengangkatmu
kepadaKu, dan akan membersihkanmu dari mereka yang kafir, serta akan menjadikan orangorang yang mengikutimu diatas mereka yang kafir hingga hari kiamat."
(Qs. ali Imran 3:55)
Ayat ini merupakan lanjutan dari ayat sebelumnya yang mengatakan bahwa Allah akan
membalas tipu daya orang-orang yang jahat kepada Rasul-Nya.
Dari sini kita juga bisa mengambil satu kesimpulan bahwa rencana jahat yang dimaksudkan
terhadap diri Nabi 'Isa tidak akan bisa terjadi terhadap sang Nabi akan tetapi Allah akan
mengembalikan rencana jahat tersebut menimpa kepada orang itu sendiri dan Allah akan
menyelamatkan Nabi-Nya tersebut dari rencana jahat itu dengan peristiwa "pengangkatan" dan
pembersihan nama baiknya.
Kita baca ayat berikutnya :
"Maka adapun mereka yang kufur itu, Aku akan menyiksa mereka satu siksaan yang keras
didunia dan akhirat; dan mereka tidak akan mendapatkan penolong-penolong."
(Qs. ali Imran 3:56)
Ayat ini kita kembalikan dengan ayat yang juga menceritakan peringatan Allah terhadap kaum
Hawariyin didalam surah al-Maaidah :
"Allah berkata : Sesungguhnya Aku akan menurunkannya untukmu, tetapi barang siapa dari
antara kamu yang kufur sesudah itu, maka akan Aku azab dia dengan satu azab yang tidak
pernah Aku perbuat terhadap seorangpun daripada makhluk-makhluk."
(Qs. al-Maidah 5:115)
Diayat ini kita juga menemukan isyarat langsung dari Allah, bahwa akan ada yang kufur terhadap
Allah dan Rasul-Nya diantara kaum Hawariyin tersebut setelah usainya Hidangan dari langit
diturunkan, yaitu sesudah terjadinya jamuan makan malam ketuhanan menurut teologi Nasrani.
10) ALLAH TIDAK MAHA TAHU
Jika benar demikian maksudnya, maka pertanyaan saya adalah:
Semisalnya ada seseorang yang melakukan sholat 5 waktu namun dalam hatinya Ia juga
percaya bahwa Yesus adalah Allah.
Berarti perintah sholat 5 waktu juga harus diubah oleh Allah???
Dan jika karena seseorang atau sekelompok orang maka Allah harus mengubahnya
perintah-Nya berarti Allah yang anda percayai bukanlah Allah yang mempunyai otoritas
(karena Dia terpaksa harus mengubah perintahnya oleh karena ada seseorang atau
sekelompok orang yang dianggap kafir melakukan perintah-Nya), selain itu Allah yang
anda percayai itu bukanlah Allah Yang MahaTahu, karena Ia tidak mengetahui bahwa
perintah-Nya akan dilakukan oleh orang kafir (menurut anda) sehingga Ia harus
mengubah perintah-Nya.
JAWAPAN
Pada awalnya ajaran Musa adalah benar iaitu datang dari Allah dan Taurat Musa
dipercayai oleh orang Islam tetapi bukan lah Taurat yang masih ada pada masa kini
malah pakar al-Kitab iaitu Saksi Yehuwa tidak mempercayai bahwa Taurat sekarang
adalah Taurat Musa. Selepas itu, Isa atau Jesus diutuskan, tetapi bukan untuk membuat
atau melahirkan agama baru malah tidak akan mengubah hokum Taurat, tetapi hanyalah
untuk mengenapinya. Kerana itu, maka tidak ada dalil bahwa Jesus mengatakan ia akan
mengubah hokum itu selepas ia mengenapinya. Melihat ayat di atas, kita ketahui “tidak
mengubah” dan “mengenapi” adalah 2 perbuatan yang berbeza. Maka, dengan ini, injil
sekarang banyak mengandungi hokum-hukum yang bercanggah malah tidak pernah
dilakukan oleh Jesus. Jadi, walaupun percaya kepada Injil, namun kami percaya bahwa
Injil sekarang bukanlah Injil yang sebenar tetapi rekaan Paulus. Lalu Allah menurunkan
Nabi Muhammad untuk mengembalikan kesesatan itu lalu diturunkan al-Quran yang
menceritakan kepalsuan itu. Maka, dalam peristiwa Mikraj, nabi telah menerima amanat
solat fardhu 5 waktu, dan jelas, cara ibadat kita (Islam), berbeza dengan Yahudi dan
Kristen? Kenapa?
Untuk menyelesaikan masalah ini, kita gunakan konteks umum. Saya akan bahagikan :
CARA1: cara beribadat Yahudi, CARA2: cara beribadat Kristen, CARA3: cara ibadat
Islam.
Sekarang, apabila kita melakukan CARA1, walaupun kita beragama Islam, orang akan
mengatakan kita agama Yahudi kerana umum mengetahui agama Yahudi yang beribadat
CARA1. maka inilah yang Allah ingin bezakan dan Allah tidak perlu lagi membuat
perintah ibadat yang lain kerana Allah Maha Tahu , CARA1. CARA2 dan CARA3
adalah lambing agama masing-masing. Maka, walaupun orang Kristen melakukan ibadat
CARA3 iaitu solat Islam, maka umum mengetahui itu adalah cara agama Islam dan ini
tidak akan berubah. Maka permasalahan telah seleseai. Allah tidak perlu menukar
perinath solat kerana solat itu menjadi lambing Islam bukan lambng kepada pembuatnya.
Dan yang ingin saya jelaskan sebenarnya, walau anda menunaikan solat 5 juta kali sehari
pun, jika anda menyekutukan Allah, ibadahnya anda hanyalah LELAH, neraka juga
tempat anda kembali. Hokum pertama mengatasi segala-galanya. Jesus mengatakan
“Hukum pertama, Allah Tuhan kita itu Esa”. Maka, “kita” itu merujuk kepada Jesus juga.
Maka, Allah tidak akan sama dengan pribadi manapun.
Download