2) AYAT KURSI BUKTI AL-QURAN CIPTAAN MANUSIA Ayat Kursi ialah ayat ke 256 dalam surah kedua iaitu surah al-Baqarah. Ayat Kursi 255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. [161]. Kursi dalam ayat ini oleh sebagian mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada pula yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya. Pihak Kristen mengatakan jika Allah yang menurunkan ayat ini, maka pastinya ayat ini berbunyi “Allah, tiada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Aku (BUKAN “DIA”) JAWAPAN Dalam al-Quran terdapat pelbagai jenis kosa kata dan cara penulisan. Dan salah satunya ialah ayat Qursi ini. Ia ditulis dengan bahasa kenyataan. Cuba kita lihat ayat diatas, ayat tersebut dimulai dengan “Allah”, jadi “dia” itu merujuk kepada ‘Allah” itu. Jika, kita mengubah ayat itu seperti yang dikatakan oleh pihk Kristen. Maka , kejanggalan akan didapati. Dikatakan : Allah, tiada tuhan melainkan Aku. Adakah benar ayat ini? Ayat ini akan bermaksud pemberi ayat ini mengatakan kepada Allah, bahwa tiada tuhan melainkan dia. Jelaslah, ayat Kursi itu benar dn merupakan kosa kata yang terindah sekali. 3) ZAMAN MUSA TELAH ADA PENYALIBAN 5. Al Maa'idah 33. Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik[414], atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar, Pihak Kristen mengatakan al-Quran memberikan fakta yang salah tentang penyaliban iaitu dikatakan pada zaman Musa telah ada hukuman penyaliban sedangkan hukuman penyaliban bermula pada zaman Rome. JAWAPAN: Sejarah hanya didasarkan pada bukti yang dijumpai. Contohnya, jika alat penyaliban dijumpai yang pada zaman Rome, maka dikatakan penyaliban ada pada zaman Rome. Dan bila tidak dijumpai bukti fosil alat penyaliban yang bertarikh sebelum zaman Rome, maka dikatakan bahwa hukuman penyaliban tidak ada sebelum zaman Rome. Ini bukanlah stu fakta , tetapi huraian atau kesimpulan dari bukti yang ada. Maka ini bukanlah kesalahan al-Quran kerana zaman Musa adalah terlalu lampau dan buktinya sukar didapati kerana kemusnahan. Dan saya kan gunakan Taurat Musa yang anda imami sekarang untuk membuktikannya. Ulangan 21:22 Maka jikalau barang seseorang telah berbuat dosa, yang patut ia mati dibunuh, dan jika hukumnya kamu gantungkan dia pada kayu. Maka, jelaslah bahwa hukuman penyaliban ada pada zaman Musa. 3) KESALAHAN KOSA KATA AL-QURAN Surah Al Maeda ayat 69 َّإِن َّآمنُواَّْوالذِينَّهادُواَّْوالصابِئُونَّوالنصارى الذِين بِ ه ََّّاآلخ ِرَّوع ِملَّصا ِل ًحاَّفالَّخ ْوفَّ م ْنَّآمن ِ اّللَِّو ْالي ْو ِم َّوالَّ ُه ْمَّيحْ زنُونَّ عل ْي ِه ْم Inna allatheena amanoo waallatheena hadoo waalssabioona waalnnasara man amana biAllahi waalyawmi alakhiri waAAamila salihan fala khawfun AAalayhim wala hum yahzanoona = Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (di antara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. PERHATIKAN KALIMAT INI َّآمنُواَّْوالذِينَّهادُواَّْوالصا ِبئُونَّوالنصارى الذِين allatheena amanoo waallatheena hadoo waalssabioona waalnnasara DAN PERHATIKAN DUA KATA INI والصابِئُونَّوالنصارى waalssabioona waalnnasara SEKARANG KITA BACA Surah Al Baqara ayat 62 َِّإن َّآمنُواَّْوالذِينَّهاد ُواَّْوالنصارىَّوالصا ِبئِينَّ الذِين ََّّاآلخ ِرَّوع ِملَّصا ِلحاًَّفل ُه َّْم م ْنَّآمن ِ بِاّللَِّو ْالي ْو ِم َِّعندَّربِه ِه ْمَّوالَّخ ْوفَّعل ْي ِه ْمَّوالَّ ُه َّْم أجْ ُر ُه ْم َّيحْ زنُون Inna allatheena amanoo waallatheena hadoo waalnnasara waalssabieena man amana biAllahi waalyawmi alakhiri waAAamila salihan falahum ajruhum AAinda rabbihim wala khawfun AAalayhim wala hum yahzanoona = Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin , siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah , hari kemudian dan beramal saleh , mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. PERHATIKAN KALIMAT INI َّهادُواَّْوالنصارىَّوالصا ِب ِئينَّ الذِينَّآمنُواَّْوالذِين allatheena amanoo waallatheena hadoo waalnnasara waalssabieena DAN PERHATIKAN DUA KATA INI َّوالنصارىَّوالصابِئِين waalnnasara waalssabieena TERAKHIR KITA BACA Surah Al Hajj ayat 17 َّإِن والذِينَّهاد ُواَّوالصا ِب ِئينَّوالنصارى الذِينَّآمنُوا َّصلَُّبيْن ُه َّْم و ْالم ُجوس ِ والذِينَّأ ْشر ُكواَّ ِإنَّاّللَّي ْف َّْال ِقيام ِةَّ ِإنَّاّللَّعلىَّ ُك ِلهَّشَّ ْيءٍ َّش ِهيدَّ ي ْوم Inna allatheena amanoo waallatheena hadoo waalssabieena waalnnasara waalmajoosa waallatheena ashrakoo inna Allaha yafsilu baynahum yawma alqiyamati inna Allaha AAala kulli shayin shaheedun = Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabiiin orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu. PERHATIKAN KALIMAT INI َّهادُواَّوالصا ِب ِئينَّوالنصارى الذِينَّآمنُواَّوَّالذِين allatheena amanoo waallatheena hadoo waalssabieena waalnnasara DAN PERHATIKAN DUA KATA INI والصابِئِينَّوالنصارى waalssabieena waalnnasara PEMBAHASAN Mari kita bandingkan ketiga ayat tersebut: Surah Al Maeda ayat 69 َّهاد ُواَّْوالصا ِبئُونَّوالنصارى الذِينَّآمنُواَّْوالذِين allatheena amanoo waallatheena hadoo waalssabioona waalnnasara Surah Al Baqara ayat 62 َّهاد ُواَّْوالنصارىَّوالصا ِب ِئينَّ الذِينَّآمنُواَّْوالذِين allatheena amanoo waallatheena hadoo waalnnasara waalssabieena Surah Al Hajj ayat 17 َّهادُواَّوالصابِئِينَّوالنصارى الذِينَّآمنُواَّوالذِين allatheena amanoo waallatheena hadoo waalssabieena waalnnasara LALU BANDINGKAN Surah Al Maeda ayat 69 والصا ِبئُونَّوالنصارى waalssabioona waalnnasara Surah Al Baqara ayat 62 َّوالنصارىَّوالصا ِبئِين waalnnasara waalssabieena Surah Al Hajj ayat 17 والصابِئِينَّوالنصارى waalssabieena waalnnasara TERAKHIR BANDINGKAN Surah Al Maeda ayat 69 َّوالصا ِبئُون waalssabioona Surah Al Baqara ayat 62 َّوالصا ِبئِين waalssabieena Surah Al Hajj ayat 17 َّوالصا ِب ِئين waalssabieena Kita teliti, bagaimana sebuah kerangka kalimat yang serupa dalam ketiga ayat tersebut membuat sebuah kata yaitu والصابِئِينmenjadi berbeda, yang didalam tata bahasa Arab, pengucapan sebentuk kata mempengaruhi arti, kategori tenses dan fungsi nya. Bentuk kata “waalssabioona” ini adalah sebuah kesalahan tata bahasa Arab yang sangat jelas terlihat, karena pemberian tanda “waw” sehingga dengan pengucapan “oo” dalam bahasa Indonesia dibaca “uu” dalam kata “waalssabioona” menjadikan kalimat dalam surat Al Maeda ayat 69 masuk kategori "raf'a”. Sedangkan kata waalssabieena mendapat pemberian tanda “yeh” sehingga diucapkan “ee” dalam bahasa Indonesia dibaca “ii”, dalam kata waalssabieena menjadikan kalimat dalam surat Al Baqara ayat 62 dan surat Al Hajj ayat 17 masuk kategori “nasb”. Yang terpenting adalah makna dan bentuk kategori-kategori diatas: Dan bentuk kategori “raf’a” ini adalah “ism” (kata benda) yang menjadi subjek dari sebuah fi’il (kata kerja). Kalimat kategori “raf’a” tidak dapat digabungkan dengan kata َِّإن , Inna yang penggunaanya dalam sebuah awal kalimat membentuk kategori “nasb”, dimana “ism” (kata benda) adalah objek dari sebuah fi’il (kata kerja). KESIMPULANNYA 1. Surat Al Maeda ayat 69 adalah salah secara tata bahasa Arab karena bentuk “raf’a”, َّ“ والصا ِبئُونwaalssabioona” , tapi mendapat kata َّ ِإنInna, yang menjadi tanda bentuk kategori “nasb”. Sebuah kesalahan yang sangat jelas terlihat. 2. Surat Al Baqara ayat 62 adalah salah secara tata bahasa Arab karena telah berbentuk kategori “nasb”, َّ والصا ِبئِينwaalssabieena , tetapi kata tersebut menjadi subjek dari sebuah kata kerja, yaitu “beriman kepada Allah”, sedangkan bentuk kategori “nasb” yang seharusnya adalah kata tersebut menjadi objek dari sebuah kata kerja. 3. Surat Al Hajj ayat 17 adalah bentuk kategori “nasb” yang benar. JAWAPAN Al-Quran merupakan kalam dari Allah swt, tiada seorang pun dapat membuat 1 kitab mahupun 1 surah yang menyamai al-Quran. Allah swt telah menantang orang yang kufur terhadap alQuran untuk membuat 1 surah yang menyamai alQuran. 2. Al Baqarah 23. Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Oleh kerana alQuran merupakan kalam Allah, maka sudah tentu karyanya berbeza dengan karya manusia. Al-Quran terlalu agung untuk di samai dengan karya manusia. 15. Al Hijr 87. Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulangulang[814] dan Al Quran yang agung. Maka kosa kata yang salah dalam al-Quran akan saya sanggahi. Pertama, kosa kata Arab diambil dari al-Quran. Maka, yang dirujuk pasti tidk akan salah dari yang merujuk atau yang asas pasti tidak akan salah dari yang terbitan. Banyak sebenarnya kosa kata dalam al-Quran yang kelihatan seperti salah tetapi pada dasarnya, ialah keunggulan al-Quran. Contoh yang paling hampir atau jelas ialah ayat-ayat mutasyabihat. Contoh ayat pertama surah kedua (al-Baqarah) 1. Alif laam miin Nah, siapa yang ingin mengatakan ayat di atas tepat kosa katanya? Kita sendiri tidak tahu maksudnya, bagaimana kita mahu mengatakan bahwa ayat di atas tidak salah? Sama juga dengan kesalahan yang diberikan di atas, dan banyak lagi perbezaan yang ada, dn kebanyakan yang menjumpai adalah orang Islam. Kesalahan diatas diambil dari buku Abdul Fadi dalam bukunya 20 Kesalahan Tatabahasa Dalam al-Quran. Jika kita belajar ilmu sastera, kita akan mengetahui asonasi,metafora,repetesi dan sebagainya. Dan ayat sastera yng mengunakan kaedah tersebut akan terkeluar dari kosa kata sebenar. Contoh: “saya makan ayam itu” boleh juga ditulis “ayam itu dimanakan oleh saya” atau “ayam itu saya makan”. Jika mengikut asas, ayat kedua dan ketiga itu salah tetapi bila dalam bidang sastera, maka ia adalah kecantikan ayat. Dalam alQuran ada tersebut “kun fayakun”, ia dalam tatabahasa adalah salah, sepatutnya “kun fakana” (akan terjadi) tetapi “kun fayakun” lebih unggul yang membawa maksud telah terjadi, sedng terjadi dan akan terjadi! Maka, jika seseorang ingin mengubah ayat alQuran, di pasti tercenggang kerana pastinya tidk boleh diubah kerana setiap ayat al-Qurn ada cara penulisannya yng tersendiri. 4) ISLAM DAN PEPERANGAN Pihak Kristen menyatakan Islam menghalalkan peperangan. JAWAPAN Nah lihatlah Malaysia, semua Negara dunia kagum dengan keamanan yang ajaib di Malaysia, tiada rusuhan dan sebagainya. Bukankah Negara Islam? PEPERANGAN Banyak ayat tentang peperangan dan semuanya diturunkan di Madinah. Kita lihat ayat pertama yang diturunkan yng berkaitn dengan perang. “Telah diizinkan (perang) kepada orang-orang yng diperangi, disebabkan mereka teraniaya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa menolong mereka itu. (iaitu) orang-orang yang diusir dari negerinya tanpa kebenaran melainkan kerana mengatakan: Tuhan kmi Allah. Jikalau tidak ada pertahanan Allah terhadap mereka,sebahagian mereka terhadap yang lain. Nescaya robohlah gereja-gereja pendeta dan gereja-gereja Nasrani dan gerejagereja Yahudi dan masjid-masjidnya, di dalamnya disebutkan nama Allah. Sesungguhnya Allah menolong kepada orang-orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Berkuasa.” (AlHajj: 39-40) jelaslah konsep berperang dalam Islam bukan seperti tanggapan kaum Nasrani. Membunuh diharamkan dalam Islam dan dibolehkan hanya bila teraniaya. 5) PAULUS DALAM ALQURAN Surah Yaa Siin ayat 13 dan 14 [13] Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka; [14] (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu". Tafsir Ibn Kathir tentang Yaa Siin ayat 13 dan 14 ْ صحـبَّالق ْري ِةَّ ِإذَّْجآءه ًال َّ اَّال ُم ْرسلُون﴾ ﴿مث ْ أ (13) (a similitude; the Dwellers of the Town, when there came Messengers to them.) In the reports that he transmitted from Ibn `Abbas, Ka`b Al-Ahbar and Wahb bin Munabbih - Ibn Ishaq reported that it was the city of Antioch, in which there was a king called Antiochus the son of Antiochus the son of Antiochus, who used to worship idols. Allah sent to him three Messengers, whose names were Sadiq, Saduq and Shalum, and he disbelieved in them. It was also narrated from Buraydah bin Al-Husayb, `Ikrimah, Qatadah and Az-Zuhri that it was Antioch. Some of the Imams were not sure that it was Antioch, as we shall see below after telling the rest of the story, if Allah wills. Terjemahan: (13) (Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka; ) Dalam laporan2 yang diambilnya dari Ibn `Abbas, Ka`b Al-Ahbar and Wahb bin Munabbih - Ibn Ishaq melaporkan bahwa kota itu adalah kota Antiokhia, di mana terdapat raja bernama Antiokhus, yang adalah putra Antiokhus, yang adalah putra Antiokhus, yang menyembah berhala2. Allah mengirim padanya tiga utusan, yang bernama Sadiq, Saduq dan Shalum, tapi sang raja tidak percaya pada mereka. Juga dikisahkan oleh Buraydah bin Al-Husayb, `Ikrimah, Qatadah dan Az-Zuhri bahwa kota itu adalah kota Antiokhia. Beberapa Imam tidak yakin apakah kota itu Antiokhia, sebagaimana yang akan kita baca di kisah selanjutnya, jika Allah berkenan. َّاثْني ِْنَّفكذبُوهُما﴾ ﴿إِذَّْأ ْرس ْلنآَّإِل ْي ِه ُم (When We sent to them two Messengers, they denied them both;) means, they hastened to disbelieve in them. Terjemahan: (14) ((yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya;) berarti mereka tetap tidak percaya pada kedua utusan itu. ﴾ٍ﴿فعز ْزناَّبِثا ِلث (so We reinforced them with a third,) means, `We supported and strengthened them with a third Messenger. ' Ibn Jurayj narrated from Wahb bin Sulayman, from Shu`ayb Al-Jaba'i, "The names of the first two Messengers were Sham`un and Yuhanna, and the name of the third was Bulus, and the city was Antioch (Antakiyah). Terjemahan: (kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga) Berarti, ‘Kami mendukung dan memperkuat mereka dengan utusan ketiga. ' Ibn Jurayj mengisahkan dari Wahb bin Sulayman, dari Shu`ayb Al-Jaba'i, “Nama2 utusan pertama dan kedua adalah Sham’un dan Yuhanna, dan nama utusan ketiga adalah Bulus, dan nama kota adalah Antiokhia (Antakiyah). ﴾ْ﴿فقالُوا (and they said) means, to the people of that city, Terjemahan: (maka ketiga utusan itu berkata) Berarti, pada penduduk kota itu, إِل ْي ُك ْمَّ ُّم ْرسلُون﴾ ﴿إِنآ (Verily, we have been sent to you as Messengers.) meaning, `from your Lord Who created you and Who commands you to worship Him Alone with no partners or associates.' This was the view of Abu Al-`Aliyah. Qatadah bin Di`amah claimed that they were messengers of the Messiah, peace be upon him, sent to the people of Antioch. Terjemahan: ("Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu".) Berarti, ‘dari Tuhanmu yang menciptakan dirimu dan Dia yang memerintahkanmu menyembah hanya Dia Saja tanpa illah dan sekutu lain.’ Ini adalah pendapat Abu Al`Aliyah. Qatadah bin Di`amah mengaku bahwa mereka adalah utusan2 sang Juru Selamat, semoga damai menyertanya, yang dikirim pada orang2 Antiokhia. Siapakah Sham’un, Yuhanna, dan Bulus yang dikatakan dalam tafsir Ibn Kathir sebagai utusan2 sang Juru Selamat? Sham’un adalah versi Arab dari Simeon (nama Yahudi) Yuhanna adalah versi Arab dari Yohannes (nama Yahudi) Bulus adalah versi Arab dari Paulus (nama Yahudi) Sura As-Saff (61) ayat 14: Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kami lah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israel beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. Catatan dari Al-Qurtubi tentang Sura As-Saff (61) ayat 14: It was said that THIS VERSE was revealed about the apostles of Jesus, may peace and blessing be upon him. Ibn Ishaq stated that of the apostles and disciples that Jesus sent (to preach) there were Peter dan PAUL who went to Rome; Andrew and Matthew who went to the land of the cannibals; Thomas who went to Babel in the eastern lands; Philip who went to Africa; John went to Dac-sos(?) which is the tribe to whom the sleepers of the cave belonged; Jacob went to Jerusalem; Bartholomew went to the lands of Arabia, specifically Al-Hijaz; Simon who went to the Barbarians; Judas and Barthas(?) who went to Alexandria and its surrounding regions. Allah supported them (the apostles) with evidence so that they prevailed (thahirin) meaning they became the party with the upper hand. Just as it is said, "An object appeared on the wall" meaning it is clearly visible (alu-wat) on the wall. Allah, who is glorified and exalted, knows the truth better and to Him is the return and retreat. (Source; translated into English by Dimitrius, bold and capital emphasis ours) terjemahan: Dikatakan bahwa ayat ini diwahyukan mengenai utusan2 Yesus, semoga damai dan berkat menyertainya. Ibn Ishaq menyatakan bahwa para utusan dan murid Yesus yang dikirim (untuk berkhotbah) adalah Petrus dan Paulus yang pergi ke Roma; Andreas dan Matius yang pergi ke tanah orang2 kanibal; Thomas yang pergi ke Babel di daerah Timur; Filipus yang pergi ke Afrika; Yohanes yang pergi de Dac-sos yang adalah suku asal orang2 yang tertidur di gua; Yakub pergi ke Yerusalem, Bartholomeus pergi ke tanah Arabia, terutama Al-Hijaz; Simon yang pergi ke tanah orang2 Barbar; Yudas dan Barthas yang pergi ke Alexandria dan daerah sekitarnya. Allah mendukung mereka (para utusan) dengan bukti sehingga mereka tidak gagal, berarti mereka akan unggul. Sama seperti yang dikatakan, "Suatu benda muncul pada tembok" berarti benda itu benar2 tampak jelas (aluwat) pada tembok. Allah, yang dimuliakan dan dipuja, tahu mana yang benar dan kepadaNya semua kembali. (Ini sumbernya; diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Dimitrius). JAWAPAN Dalam Injil telah dijelaskan bahwa Paulus mula insf setelah kematian Jesus (Isa), sedangkan semasa Jesus hidup, dia merupakan musuh ketat Jesus. Maka, berdasrkan ayat di atas, Jesus mengirim orang untuk berdakwah dan dikatakan Paulus yng dihantar, adakah logic Jesus menghantar musuhnya? Perlu diingat bahwa Paulus tidak pernah menjadi murid Jesus dan jelaslah bukan Paulus yangdihantar dan tidak ada nama Paulus dalam al-Quran. Dn bgi menjwab pertanyaan di atas, KENAPA PAULUS DIINGKARI SEDANGKAN NAMANYA ADA DALAM ALQURAN. Saya akan jawab, syaitan juga ditulis namanya dalam al-Quran, bukankah kami mengingkarinya? 6) PENGUMPULAN AL-QURAN Saya ambil terus dari kenyataan saya: SANGGAHAN TERHADAP PERMASALAHAN AL-QURAN Pertama, saya ingin menyatakan bahwa Allah swt telah menyatakan bahwa perkataan “alQuran” di akan berubah dan tidak dapat diubah sehingga kiamat NAMUN Allah swt tidak menyatakan bahwa hadith nabi itu tidak dapat dipalsukan. Kini terdapat system graph al-Quran dimana graf itu akan berubah jika ada kesalahan alQuran walaupun 1 tanda mahupun huruf. Saya tidak akan menyentuh hal hadith dengan banyak kerana sukar untk anda memahaminya jika tidak mempelajari asas ilmu hadith malah pemegang Ijazah ilmu hadith juga tidak terlalu memahaminya juga. Saya pernah berdebat dengan pemegang Ijazah ilmu hadith yang tersalah dari segi “posisi/status hadith” semasa berumur 15 tahun dan saya mengerti sukar untuk memahaminya. Dan sebenarnya pada zaman Nabi Muhammad saw, Baginda tidak membenarkan para sahabat menulis ucapannya atau perbuatannya kerana dibimbangi para sahabat tertukar dengan al-Quran (begitu terperinci menjaga kesucian Al-Quran). Jadi, tiba masanya saya menyanggah link yang diberikan. Uniknya jika dibaca dari tulisan-tulisan ulama-ulama kuno, justru hal yang sebaliknya yang terjadi yaitu : • banyak bagian qur’an yang telah hilang • banyak sahabat yang terlupakan ayat-ayat quran Setelah dengan teliti memberitahu nama-nama sumber lalu bila menyimpulkan perkara di atas, tidak diberi dari mana sumbernya. Dan tafsirlah dengan baik: “banyak bahagian quran telah hilang”, adakah al-Quran yang hilang sebahagian ayatnya itu yang disalin? Anda bukankah telah mengetahui bahwa al-Quran disalin dari para hafiz (penghafal alQuran) dan saya letakkan “para hafizan” kerana bukan seorang yang menyalinnya tetapi ramai dan tiada pertentangan antara ayat yang diingati mereka. Sampai sekarang, tidak ada masa di mana tiada orang yang menghafal al-Quran, setiap masa, mesti ada di dunia ini yang ingat Al-Quran dan ini akan berlanjutan sehinggalah “ilmu” diangkat iaitu di ambang kiamat. Yang kedua “banyak sahabat yang terlupa ayat-ayat Quran”. Syukur, anda menerima kenyataan bahwa bukan semua sahabat terlupa ayat Quran (anda menyatakan “banyak”, bukan “semua”). Anda harus menerima walau tidak banyak, tetapi para hafizan dan hafizah tetap ada! Pada permulaan Islam, bangsa Arab adalah bangsa yang buta huruf, amat sedikit mereka yang tidak. Mereka juga tidak mengenali kertas yang kita kenal pada masa sekarang. Perkataan “al-waraq” (daun) yang dinisbahkan kepada kertas hanyalah dipakai pada daun kayu sahaja. Sedangkan perkataan “al-qirthas” dipakai oleh mereka kepada benda-benda (bahan-bahan) yang mereka pergunakan untuk menulis: seperti kulit, pelapah tamar dll. Setelah mereka menakluki kerajaan Parsi (sesudah kewafatan Nabi Muhammad), barulah mereka mengenali kertas. Orang parsi menamai kertas sebagai “kaqhid”. Perkataan ini tidak ada pada pemakaian bahasa Arab mahupun hadith nabi. kitab atau buku tentang apapun,juga belum ada pada mereka. Kata-kata “kitab” pada masa itu beerti sepotong kulit, batu atau tulang yang ditulis ayat Quran. Surah An-Naml Ayat 28 “Pergilah dengan surat saya ini, maka jatuhkan dia kepada mereka” Kemudian, bila al-Quran dibukukan pada zaman Uthman, mereka mencari nama lalu sepakat menamai “mushaf”. Dan perlu diketahui, walaupun buta huruf, mereka amat terkenal dengan kekuatan ingtan. Syair-syair mereka hanya dalam ingatan. Maka Nabi menggunakan kelebihan ini dalam menyiarkan agama Islam. Tiap-tiap ayat yang turun, Nabi menyuruh menghafalnya, dan menulisnya,di batu di kulit, pelepah dll. Nabi menerangkan tertib ayat tersebut. Nabi mengadakan aturan, iaitu selain al-quran, hadith atau pelajaran yang lain tidak ditulis krana bermaksud menjaga al-Quran agar terpelihara. Nabi sendiri ada penulisnya iaitu : Ali Abi Thalib, Uthman Bin Affan, Ubay bin Ka’ab, Zaid Bin Tsabit, dan Mu’aiwiyyah. Yang banyak menulis ilah Zaid dan Muaiwiyyah. Jadi, ada 3 unsur yang mengukuhkan kesempurnaan al-Quran iaitu 1. Hafalan dari mereka yang hafal al-Quran 2. Naskah2 yang ditulis utuk Nabi 3. naskah-naskah yang ditulis oleh mereka yang pandai menulis. Dan banyk lagi sebenarnya , cukup rasanya setakat ini. Jelaslah bahwa al-Quran terjaga rapi. Al-Quran sempurna diturunkan semasa nabi mendekaiti masa untuk wafat (iaitu 9 hari sebelum). Ini bukan kebetulan tapi aturan Allah. Diriwayatkan bahwa nabi SAW pernah berkata kepada Ali : “Hai Ali, al-Qur’an ada dibelakang tempat tidurku, (tertulis) di atas suhuf, sutera dan kertas. Ambil dan kumpulkanlah. ……… Ali menuju ketempat itu dan membungkus bahan-bahan tersebut dengan kain berwarna kuning Jika Al-Qur’an yang dikumpulkan sendiri oleh nabi SAW ini memang ada, tampaknya sudah ikut dimusnahkan oleh Usman karena tidak ada catatan ulama kuno mengenai keberadaan Qur’an kumpulan dari nabi SAW ini. Kalau ini yang terjadi sungguh sangat berani Usman. Salinan dari Nabi ialah dri pelbagai bahan (kulit, batu, daun) dan inilah yang digunakan sebagai bahan untuk di salin. Dan anda menyimpulkan perkara di atas seperti “Quran’ nabi lain sedangkan penulisnya bukan Nabi tetapi penulisnya (telah ditulis) dan antara mereka ialah Zaid yang dia jugalah yang menyalin semula pada zaman Abu Bakar dan Uthman. Tiada bezanya, Cuma pada zaman Abu Bakar, Zaid menyalin dari 2 saksi. Dikatakan maksud 2 saksi itu ialah: hafalan dan dari bahan dahulu (Quran yang disalin zaman Nabi) dan ia disalin kepada atas daun sahaja dan dibukukan dengan mengikat dengan benang. Dan zaman Uthman, yng di baker juga tidak apa, kerana salinan baru disalin dari “mushaf” yang dikumpulkan pada zaman Abu Bakar (ia ambil dari Hafsah). Cuma perbezaannya, zaman Uthman, ia disalin banyak sedangkan zaman Abu Nakar 1 sahaja. MENGAPA? Kerana kita lihatlah dari segi TUJUAN: Zaman Abu Bakar: ia disalin supaya ada sumber jika para hafiz tiada Zaman Uthman: Ia disalin banyak kerana ia untuk diedarkan sebagai 1 rujukan sahaja dan yang lain di baker kerana banyak dari al-Quran pada masa itu, menggunakan dialek yg lain (ada 7 anda katakan) tetapi maushaf Uthman ditulis dalam lahjah asal (Quraisy) dan ia juga dapat dibaca dengan 7 dialek sekali gus (sekarang pun dapat didengar dari Qari atau Qariah). ADAKAH TIADA AL-QURAN LAHKJAH QURAISY SEBELUM ITU? Sudah tentu ada, Cuma untuk menghapuskan yang lahjah lain, adakah mahu di check 1 per 1? Sudah tentu tidak bukan. Jadi, mereka ambil jalan bijak dengan menyalin dari salianan asal (Hafsah) lalu diminta dibakar yang lain. Alhamdulillah, pertengkaran di antara kaum yang berlainan dialek dapat diatasi. Allahu akbar! Itulah perbezaan yang dimaksudkan. Laporan sumber-sumer tradisi Islam tentang pengumpulan qur’an menyatakan bahwa qur’an belum dikumpulkan dalam satu mushaf hingga setelah nabi SAW meninggal ditahun 11 H / 632 M. Dan Namun laporan ini ternyata berseberangan dengan beberapa laporan yang mengindikasikan bahwa nabi SAW telah mengumpulkan satu quran selama hidupnya. Kemungkinan terbesar adalah saat tahun-tahun awalnya di Madina. Bukannya perbezaan cuma dari kosa kata. Nabi mengumpul al-Quran tetapi bukan dibukukan, kerana ayat Quran ditulis pada masa Nabi tidak tersusun atur kerana bahan yang digunakann seperti kulit, pelepah dan batu (hadith yang anda kemukakan mengatakan bahan-bahan beerti banyak bahan dan ”kumpullah” beerti tidak tersusun. Mushaf yang dimaksudkan ialah ayat al Quran yang dikumpulkan mengikut susunannya. Dan yang pertama mengikut susunan ialah pengumpulan al-Quran zaman Abu Bakar yang dilaksana oleh Zaid bin Tsabit disamping 2 orang saksi. Ia menggunakan daun pelepah sahaja dan diikat mengikut susunan. SUKAR DITERIMA? Saya kemukakan bantahan teruslah. Kenyataan diatas tidak mungkin kerana anda mengatakan nabi telah mengumpul satu Quran selama hidupnya dan dikatakan pada tahun awalnya di Madinah? Saudara, ayat terakhir alQuran diturunkan 9 hari sebelum Nabi wafat. Bagaimana harus dicocok dengan kenyataan diatas? Jika Al-Qur’an yang dikumpulkan sendiri oleh nabi SAW ini memang ada, tampaknya sudah ikut dimusnahkan oleh Usman karena tidak ada catatan ulama kuno mengenai keberadaan Qur’an kumpulan dari nabi SAW ini. Kalau ini yang terjadi sungguh sangat berani Usman. Saya ingin tanya, siapakah yang menulis al-Quran kepada Nabi? Siapakah yang mengumpul tulisan al-Quram semula? Jawapannya adalah orng yang sama (Zaid). Dan ayatnya juga adalah sama malah disertai saksi semasa pengumpulannya. Maka kajilah apa permasalahnnya sebenarnya. Jadi, sebetulnya Al-Qur'an bisa dibukukan pada saat nabi SAW hidup! Saya akan mengatakan TIDAK. Sila anda bantah jika mahu. Penyokong bantahan saya: 1. alQuran tidak diturunkan sekali gus tetapi secara beransur-ansur. Maka tidak mungkin untuk mengumpulkannya sebelum turun secara sempurna 2. sebahagian ayat Quran ada dinaskh. Jika demikian, bagaimana mungkin dapat dikumpulkan pada satu mushaf. 3. urutan ayat dan surah tidak diturunkan mengikut urutan turunnya.. kadang ada sebahagian ayat yang diturunkan pada akhir wahyu namun urutan sebenarnya di awal surah. Sehingga ia memungkinkan terjadinya perubahan penulisan. 4. jarak antara wahyu terakhir dan kewafatan Rasulullah adalah singkat (9 malam/hari) 5. tidak ada sebab untuk dikumpulkan menjadi 1 mushaf sebagaimana pada zaman Abu Bakar, banyak huffadz (para hafiz) terbunuh. Ada beberapa hal yang menarik untuk diperdebatkan : • Dalam beberapa laporan, disebutkan jumlah penghafal al-Qur’an yang tewas mencapai 500 orang dari keseluruhan korban tewas 1200 orang. Namun jika diteliti dari daftar nama 1200 muslim orang yang meninggal dalam perang ini, ternyata hanya 2 orang yang bisa dikatakan memiliki pengetahuan yang memadai akan al-Qur’an, yaitu Salim ibn Maqil dan Abdullah ibn Hafsh ibn Ganim • Perang Yamama terjadi di Asia Tengah dan dilakukan oleh kaum muslim yang baru memeluk Islam, apakah mereka dapat telah menghafalkan al-qur’an sedemikian banyak sehingga dikuatirkan sebagian al-qur’an akan lenyap? Kenapa menyimpulkan mengikut pengaruh agama anda? Saya tahu tiada orang yang menghafal ayat taurat dan bible dan salinan asalnya disalin dari bahan asli yang ditulis diatas batu, daun dll tetapi dari semua salinan, tiada 2 yang sama. Kenapa anda menanyakan “apakah mereka telah menghafal semua alQuran” sedangkan telah dikatakan mereka itu huffadz (para hafiz) dan mengenai 2 orang sahaja yang ada ilmu alQuran yang meninggal, kami tidak mengatakan para ilmuan tetapi HUFFADZ (PARA HAFIZ) @ YANG MENGHAFAL SEMUA AL-QURAN..NGERTI??? Jadi dari 34 nama yang dituliskan oleh Atsir bin Jazary, hanya 1 yang meninggal yaitu Salim. Jadi toh sebetulnya masih ada 33 orang yang diklaim hafal seluruh al-Qur’an. Kenapa khalifah Abu Bakar, atau Umar harus merasa khawatir hilangnya al-Qur’an jika mereka berdua saja dan 31 orang lainnya masih hafal seluruh al Qur’an? Terlihat bahwa begitu banyak “penghafal Al-Qur’an” yang masih hidup bertahun-tahun setelah perang Yamamah. Jadi alasan pengumpulan pertama sungguh patut diragukan keabsahannya dan kebenaran apakah memang ada pengumpulan pertama tersebut. Kenapa berfikiran pendek dong?? Semua yang hidup akan mati. Itulah yang dirisaukan dan KEADAAN pada masa itu yang dikelilingi peperangan menyebabkan mereka ambil tindakan ini. Mungkin aja, 31 yang lain akan mati dalam 1 peperangan yang lain. Kita bukan Tuhan yang tahu perkara akan dating. Jadi mencegan lebih baik dari membaiki bukan??? 3.2. BERAGAM VERSI PENGUMPULAN Tentang siapa yang mempunyai ide pengumpulan pertama ini dan pelaksananya juga ada beberapa laporan yang berbeda-beda. 1). Versi Pertama : Ide pengumpulan berasal dari Umar Versi ini yang paling umum diterima dimana menyebutkan bahwa ide pengumpulan adalah berasal dari Umar yang dia sampaikan kepada Abu Bakar. 2). Versi Kedua Ide berasal dari Abu Bakar. Khawatir jika sebagian besar qur’an lenyap bersamaan dengan meninggalnya penghafal, Abu Bakar, khalifah pertama memerintahkan pengumpulan qur’an. Sahabat-sahabat nabi dan penghafal qur’an diminta untuk datang dan menginformasikan apa yang mereka ketahui baik bahan tertulis maupun hafalan. Abu Bakar memerintahkan Umar bin Khattab dan Zaid bin Tsabit untuk duduk dimuka pintu masuk masjid di Medina dan menuliskan setiap ayat atau bagian qur’an dimana setidaknya dikuatkan oleh kesaksikan 2 orang. Dalam satu kasus khusus, kesaksian 1 orang dianggap cukup yaitu dalam kasus 2 ayat terakhir dari surah 9 dimana hanya ditemukan pada Abu Khuzaima. 3) Versi Ketiga : Pengumpulan dilakukan oleh Ali Ada juga banyak laporan bahwa setelah nabi SAW meninggal, Ali bersumpah untuk tidak keluar dari rumah hingga berhasil mengumpulkan seluruh qur’an dalam satu mushaf. Ali bahkan tidak hadir saat pelantikan Abu Bakar sebagai khalifah pengganti kepemimpinan nabi SAW. 4. Versi Keempat : Pengumpul pertama adalah Salim Laporan lainnya menyatakan bahwa orang pertama yang mengumpulkan Qur’an adalah Salim, salah satu pelanggan Abu Hudayfa. Dilaporkan bahwa setelah nabi SAW meninggal, Salim bersumpah untuk tidak menggunakan jubahnya hingga berhasil mengumpulkan Qur’an dalam satu mushaf. Kisah ini sangat mirip dengan kisah Ali diatas, hanya beda subyeknya saja. Salim kemudian meninggal di pertempuran Yamama. 5) Versi Kelima : Murni oleh Umar - diselesaikan oleh Umar Laporan bersumber dari Noeldeke, Geschichte, halaman 17 yang mengutip dari Yaqubi, Kitab al Tarikh. Laporan menyatakan bahwa Karena Abu Bakar menolak mengumpulkan Al-Qur’an dengan alasan nabi tidak pernah melakukannya, maka Umar mengambil inisiatif sendiri untuk mengumpulkan Al-Qur’an dan menuliskannya sendiri. Kemudian Umar memerintahkan 25 orang Quraish dan 50 orang Anshar untuk menyalinnya dan mengajukannya kepada Said ibn al Ash. Jadi disini tidak ada peran Usman dan Zaid bin Tsabit sama sekali. 6) Versi Keenam : Ide oleh Umar - Penyelesaian oleh Usman Akibatnya muncullah laporan lain untuk menyelaraskan pertentangan ini dengan menyebutkan bahwa pengumpulan dilakukan oleh khalifah Umar, namun beliau meninggal sebelum pengumpulan selesai. Tugas ini kemudian dilanjutkan oleh Usman yang berhasil mengumpulkan quran yang resmi dalam satu mushaf. 7). Versi Ketujuh : Ide pengumpulan oleh Usman Namun, beberapa laporan menolak pendapat bahwa telah ada perintah resmi pengumpulan quran sebelum masa khalifah Usman. Pengumpulan dilakukan oleh khalifah Usman. Jadi dalam hal ini sama sekali tidak ada peran dari Abu Bakar dan Umar dalam proses pengumpulan Al-qur’an kenapa diambil dari laporan dong??? Bagi dalil hadithnya. Kami (umat Islam) berpegang pada al-Quran dan Hadith yang SAHIH SAHAJA (tetapi saya telah bagi kemudahan utuk menyerang saya kerana saya tidak akan guna sanggahan “status hadih”.. dan saya tahu versi di atas itu ada tapi tidak sama tetapi kami mengatakan “mushaf rasmi” bukan “mushaf individu”. Saya akan gabungkan versi yang anda nyatakan untuk mengelirukan umat Islam. Pertama Umar (VERSI 1) mengemukakan cadangan untuk bukukan kepada Abu Bakr. Abu Bakar menolak sebenarnya kemudian dia setuju (VERSI 2) lalu memerintahkan Zaid Tsabit menulisnya. (VERSI 3 DAN 4) adalah naskah individu (mereka menulisnya sejak zaman Nabi lagi, Cuma ditulis ayat-ayat terakhir (yang turun hampir Nabi wafat) atau menyalin semula. Dan perbezaan mushaf mereka ialah “mushaf mereka” disalin pada zaman Nabi (sama seperti yang dikumpulkan Nabi) tetapi tidak dibuang ayat yang dinaskh. Sebab itu untuk peribadi (dan disalin sejurus wahya turun) dan sebab itu mereka menolak mashaf mereka. 3 NASIB MUSHAF PERTAMA Menurut versi mayoritas yaitu versi pertama, semua bahan-bahan yang diperoleh Zaid bin Tsabit kemudian dituliskan dalam lembaran kertas atau perkamen namun belum dikumpulkan dalam satu mushaf dan disimpan oleh Abu Bakar. Sumber : • Yaqubi, Kitab al Tarikh, vol 2 p 135 • Suyuthi, al Itqan fi Ulum al Quran, vol 1 p 185, 207, 208 Kemudian, lembaran-lembaran qur’an ini tidak dipublikasikan kepada umum. Sebagian muslim tetap memiliki qur’an dalam bentuk yang tercerai-berai. Lembaran-lembaran ini tetap dalam pemilikan Abu Bakar dan kemudian Umar. Setelah Umar meninggal suhuf kemudian disimpan oleh Hafsa (putri Umar). Namun ironisnya, mushaf “asli” yang menjadi dasar penyusunan mushaf Usman inipun pada akhirnya dimusnahkan oleh Marwan bin Al-Hakam. Dikutip dari : Studi Ulumul Qur'an, Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah Pustaka Setia, Juni 2003, halaman 40 Saya telah nyatakan dalam penerangan saya di atas di mana sebelum di baker, telah disalin dari itu juga Cuma disalin dengan banyak untuk diedarkan dan membuang alQuran yang dialek lain. Sepulangnya dari mengiring jenasah Hafsa, Marwan ibn Al-Hakam mengirim surat kepada saudara Hafsah, Abdulah ibn Umar, untuk mengirimkan mushaf-mushaf itu kepada Marwan dan menyuruhnya untuk merobek-robek mushaf tersebut......... Dia berkata, "Saya lakukan hal ini karena khawatir, ketika zaman berlalu atau dikemudian hari, manusia akan meragukan keadaan ini." Catatan tambahan tentang mushaf Abu Bakar : 1). Kenapa mushaf ini akhirnya HANYA DISIMPAN ABU BAKAR, UMAR dan HAFSAH putri Umar dan TIDAK DIPUBLIKASIKAN sama sekali padahal Abu Bakar dan Umar adalah pemimpin Islam saat itu? 2). Kenapa mushaf tidak disebarluaskan untuk membantu lebih banyak lagi muslim yang akan menghafal al-qur’an, bukankah motif pengumpulannya karena mengingat kekuatiran akan berkurangnya penghafal qur’an dan hilangnya banyak bagian al-qur’an akibat peperangan? 3). Kenapa mushaf ini pada akhirnya harus dimusnahkan juga kalau Zaid bin Tsabit hanya sekedar mengcopynya? Jawaban yang masuk akal adalah : a) Mushaf Hafsah tidaklah sempurna, ini berarti mitos hafalan sempurna tidaklah benar dan sekedar klaim bohong. b) Zaid bin Tsabit telah melakukan perubahan dalam mushaf yang disusunnya diera Usman Berdasarkan keterangan saya di atas telah dapat menyangkal 1 per 1 penyataan di atas, Cuma saya akan jelskan lagi sedikit. Ia disimpan kerana TUJUAN dikumpulkan sebagai “sumber” jika semua penghafal Quran meninggal. Orang pada masa itu masih kuat ingatan dan tidak memerlukan buku untuk menghafalnya. Ia dibakar kerana telah disalin semula oleh Zaid. Dan adakah anda tahu bahwa Zaid juga yang mengumpulkan pada zaman Abu Bakar, bagaimana mungkin salah jika dia juga yang menyalin dan mengumpulan pada zaman Uthman. Sebagai contoh, cerita keterlibatan mereka tidak ada dalam : 1). kitab Tabaqat karya Ibn Sa’d (meninggal 845 M) dalam bagian yang membahas tentang Abu Bakar, Umar dan Zaid. Mustahil jika Ibn Sa’d tidak menuliskan keterlibatan mereka dalam pengumpulan jika hal itu memang terjadi. 2). kitab Musnad Ahmad bin Hanbal (meninggal 855 M) yang telah mengumpulkan begitu banyak laporan tentang jasa-jasa para sahabat nabi. Zaman Jesus meninggal dengan pelbagai keajaiban yang berlaku tidak juga ditulis pada zaman itu (maaf, terpaksa menyanggah begini kerana kesuntukan masa untk membahasnya). Jika mahu penjelasan, bagitahu k. Tapi rasanya tidak sopan bukan? Oklah, saya bagi sanggahan saya: 4.2 VALIDITAS TIM PENGUMPUL Kontrakdiksi muncul dari nama-nama tim penyusun karena ada beberapa laporan yang berbeda. 1). Versi Pertama Dengan mendasarkan dari sahih Bukhari diatas berarti ada 4 orang yaitu : Zaid bin Thabit, 'Abdullah bin AzZubair, Said bin Al-As dan 'AbdurRahman bin Harith bin Hisham 2). Versi Kedua Noeldeke dalam bukunya Geschichte, halaman 50 menuliskan ada 5 orang : Zaid bin Thabit, 'Abdullah bin AzZubair, Abdullah ibn Amr ibn al-Ash, Abdullah ibn Absas dan AbdurRahman bin Harith bin Hisham 3). Versi Ketiga Menurut Ibn Abi Dawud dalam Kitab Mashahif halaman 22 – 25 ternyata hanya mencatat 2 nama saja yaitu : Zaid bin Thabit dan Said bin Al-Ash 4). Versi Keempat Menurut Thabari dalam kitab Tafsirnya halaman 20 menuliskan 2 nama : Zaid bin Thabit dan Aban ibn Said ibn al Ash. 5). Versi Kelima Menurut Ibn Abi Dawud dalam kitab Mashahif halaman 25 mencatat pendapat lain lagi dimana penyusunnya adalah Ubay bin Ka’ab yang memimpin 12 orang. Namun pendapat ini tampaknya tidak benar karena Ubay bin Kaab diperkirakan telah meninggal sekitar 22 H. Ianya sekadar kesalahan para sejarah, bukan “ketiadaan” peristiwa itu. Contohnya, para sejarawan membuat pelbagai andaian tentang tarikh kelahiran Jesus dan ada yang bertentangan tetapi kita tahu Jesus tetap dilahirkan. 1. Versi Pertama : Sumber mushaf Hafsa Pendapat mayoritas menyebutkan sumber adalah dari mushaf Hafsa sebagaimana laporan berikut : Sahih Bukhari Volume 6, Buku 61, Nomor 510 : Dikisahkan oleh Anas bin Malik: ……. Kemudian Usman mengirim utusan kepada Hafsa dengan pesan : “Kirimkanlah kepada kami shuhuf yang ada ditanganmu, sehingga bisa diperbanyak serta disalin ke dalam mushaf-mushaf, dan setelah itu akan dikembalikan kepadamu.” Hafsah mengirim shuhufnya kepada Usman ……... 2). Versi Kedua : Sumber muhaf Ubay bin Ka’ab Pendapat minoritas menyebutkan bahwa Al-Qur’an dikumpulkan dari mushaf Ubay bin Kaab Sumber : Ibn Abi Dawud, Kitab Mashahif, p. 30 3). Versi Ketiga : Sumber mushaf Aisha Pendapat minoritas yang merupakan variasi dari versi Umar – Usman (versi ke 4) menyebutkan bahwa Al-Qur’an disalin dari mushaf Aisha menurut laporan dari Abdullah ibn Zubayr. Dikutip dari : Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an Taufik Adnan Amal Halaman 198 Dikisahkan ada seseorang yang datang kepada Umar dan melaporkan pertikaian umat Islam tentang Al-Qur’an. Karena itu Umar memutuskan untuk mengumpulkan Al-Qur’an dalam satu bacaan ….. namun Umar terbunuh ….. Orang yang sama kemudian menghadap Usman ...... Usman memerintahkan Abdullah ibn Zubayr untuk meminjam mushaf Aisha Setelah diteliti dan dilakukan perbaikan, Usman lalu merobek-robek lembaran lainnya. Tiada masalah tentang itu kerana dalam sejarah pengumpulan, anda telah mengetahui (saya telah nyatakan), terdapat 2 saksi iaitu: 1. hafalan 2. sumber yang ada Jadi, kitab2 itu dijadikan panduan atau rujukan agar al-Quran benar-benar terjaga. Walaupun mushaf dari Hafsah telah benar, mungkin ada ralat jadi panduan lain digunakan. Anda sendiri menyatakan “ Setelah diteliti dan dilakukan perbaikan” . Jadi benarlah ianya diteliti sebagai panduan dan perbaikan itu kerana mushaf Aisyah ialah “mushaf individu” yang masih ada ayat yang dinaskh. 4.4. VALIDITAS PERAN ZAID BIN TSABIT Kontradiksi tidak berhenti pada siapa yang memiliki gagasan pengumpulan tersebut. Bahkan lebih jauh lagi, kontradiksi juga terjadi pada peran Zaid b. Tsabit dalam proses pengumpulan ini. Ada 3 versi yang berbeda-beda 1). Versi Pertama Mengisahkan bahwa pengumpulan dilakuan oleh Zaid bin Tsabit 2 kali, sekali dibawah Abu Bakar, sekali dibawah Usman Sumber : • Bukhari, vol 3 p 393-94 • Tirmidhi, Sunan, vol 4 p 348 • Ibn Abi Dawud, Kitab al Masahif, p 31 • Ibn Asakir, Biography of Uthman, p 234-36) 2). Versi Kedua : Tidak menuliskan keterlibatan Zaid sama sekali, pengumpulan justru dilakukan oleh Ubay bin Kaab. Sumber : • Ibn Abi Dawud, Kitab al Masahif, p 10-11 Versinya adalah pada saat pengumpulan dilakukan oleh Abu Bakar, tim penyusun AlQur’an dipimpin oleh Ubay bin Kaab yang mendiktekan ayat-ayat kepada tim penyalin. Ketika mencapai pada ayat 9 : 127, beberapa diantara tim penyalin memandang bahwa ayat ini adalah yang terakhir kali diwahyukan nabi SAW. Tetapi, Ubay menunjukkan bahwa nabi telah mengajarkannya 2 ayat lagi (9 : 128 dan 129) yang merupakan bagian terakhir dari wahyu. 3). Versi Ketiga : Dua laporan lainnya bahkan menyebutkan Zaid bin Tsabit telah mengumpulkan qur’an bahkan saat nabi masih hidup, dalam bentuk fragmen-fragmen yang ditulis dibahanbahan primitif. Sumber : • Tirmidhi, Sunan, vol 5 p 390 • Al Hakim al Naysaburi, al Mustadrak, vol 2 p 229, 611 Namun versi ketiga ini jelas betabrakan dengan laporan yang dikutip oleh Suyuthi yang menyatakan saat nabi meninggal qur’an belum dikumpulkan Sumber : • Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 202 Soalan yang sama (telah saya jawab diatas) 5. CACAT DALAM PENGUMPULAN Namun dalam proses pengumpulan oleh Usman ternyata tidak sesempurna yang dibayangkan. Beberapa karya-karya klasik ulama dan pakar muslim melaporkan bahwa beberapa wahyu ternyata telah hilang sebelum pengumpulan oleh Abu Bakar. 5.1 LAPORAN UMAR Dilaporkan, sebagai contoh, Umar mencari ayat tertentu yang hanya diingatnya samarsamar. Namun dengan menyesal akhirnya Umar menemukan bahwa orang yang menghafal ayat tersebut telah terbunuh dalam perang Yamama sehingga ayat tersebut hilang selamanya. Ia mengekspresikan rasa kehilangannya dengan mengucapkan inna lillahi wa inna ilayhi raji un, lalu memerintahkan untuk mengumpulkan Al-Qur’an, sehingga Umar adalah orang yang pertama yang mengumpulkan Al-Qur’an kedalam mushaf. Sumber : • Ibn Abi Dawud, Kitab al Masahif, p 10 • Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 204 Umar juga membuat “mushaf”nya seperti Aisya dll. Umar tidak mengingatinya (bagi anda) tapi perlu diingat “mushaf Uthman” disalin dari huffadz yang lain (terutama Zaid). Dan anda sendiri mengatakan “ Umar tidak sempat kumpul al-Quran kerana wafat”,bagaimana? Umar juga mengingat keberadaan ayat lain yang dikeluarkan dari Qur’an Sumber : • Mabani, p 99 • Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84 • Ibn Abi Shayba, vol 14 p 564, ekspresi yang digunakan adalah Faqadnah, artinya “kita kehilangan ayat tersebut”) Atau mungkin hilang, termasuk didalamnya adalah ayat tentang kewajiban terhadap orang tua Sumber : • Abd al Razzaq, vol 9 p 50 • Ahmad b. Hanbal, vol 1 p 47, 55 • Ibn Abi Shayba, vol 7 p 431 • Bukhari, vol 4 p 306 • Ibn Salama, al Nasikh wal Mansukh, p 22 • Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84 • Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 39 (mengacu pada Abu Bakar) Dan ayat tentang jihad Sumber : • Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 403 • Mabani, p 99 • Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84 Menurut laporan Suyuthi dalam Al-Itqan dikisahkan bahwa Umar bertanya kepada Abdulah Rahman bin Auf apakah mengingat ayat berikut : Berjuanglah seperti kalian berjuang untuk pertama kalinya. Klaim Umar terutama tentang ayat pertama (kewajiban terhadap orang tua) diperkuat oleh tiga orang lainnya yang memiliki otoritas dalam qur’an yaitu Zayd b. Thabit, 'Abd Allah b. 'Abbas, dan Ubayy b. Ka'b. Sumber : • Abd al Razzaq, vol 9 p 52 • Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 400 • Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84 Contoh laporan lainnya dalam Suyuthi - Al Itqan adalah : Al Tabrani melaporkan bahwa Umar bin Khattab berkata, “Al-Qur’an itu terdiri dari 1.027.000 kata.” Sementara Al-Qur’an yang ada sekarang hanya tinggal sekitar 1/3 nya. AYAT DINASKH.. Jangan kelirukan umat Islam dengan sejarah yang buta. Ya, mungkin aja kerana hendak protes al-Quran, tiada kesalahan, ambil aja catatan sejarah. 5.2 AYAT RAJAM Umar juga mengingat keberadaan ayat rajam sebagai hukuman bagi pezinah. Sumber : • Malik b. Anas, Muwatta, vol 2 p 824 • Ahmad b. Hanbal, vol 1 p 47, 55 • Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 398, 455 • Bukhari, vol 4 p 305 • Muslim, Sahih, vol 2 p 1317 • Ibn Maja, Sunan, vol 2 p 853 • Tirmidhi, Sunan, vol 2 p 442-3 • Abu Dawud, Sunan, vol 4 p 145 • Ibn Qutayba, Tawil mukhtalif al hadith, p 313 • Ibn Salama, al Nasikh wal Mansukh, p 22 • Bayhaqi, al Sunan al Kubra, vol 8 p 211, 213 Dikutip dari : Bukhari: vol. 8, hadis 817, halaman 539-540; buku 82 …….. , dan diantara yang dinyatakan Allah adalah ayat-ayat tentang Rajam, dan kami telah menghafalkan dan mengerti ayat-ayat tersebut. Rasul Allah melakukan hukuman ini begitu juga kami. Saya khawatir bahwa setelah waktu lama berlalu, seseorang akan berkata, Demi Allah, kami tidak menemukan ayat-ayat Rajam dalam buku Allah”. … Tetapi Umar tidak dapat meyakinkan sahabat-sahabatnya untuk memasukkan ayat rajam kedalam qur’an sebab tidak ada yang menyokong pendapatnya sehingga persyaratan minimal kesaksian 2 orang tidak terpenuhi. Sumber : • Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 206 Namun, beberapa sahabat nabi kemudian mengingat keberadaan ayat rajam tersebut termasuk Aisha Sumber : • Ahmad b. Hanbal, vol 5 p 183 (mengutip Zayd b. Thabit dan Said al-As Abd al Razzaq • Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 82, 86 • Suyuthi, al Durr al Manthur, vol 5 p 180 (mengutip Ubayy b. Ka'b dan Ikrima) Menurut laporan Suyuthi dala Al-Itqan, ayat rajam ini dilaporkan ada dalam mushaf Ubay bin Ka’b dan ditempatkan di sura 33. Bunyi ayat ini adalah : Apabila seorang laki-laki dewasa dan seorang perempuan dewasa berzina, maka rajamlah keduanya,itulah kepastian hukum dari Tuhan, dan Tuhan maha kuasa lagi bijaksana. 5.3 LAPORAN AISYAH Aisha melaporkan bahwa bahwa ada satu lembaran yang berisi 2 ayat, termasuk ayat-ayat rajam, ditulis dalam lembaran yang disimpan dibawah tempat tidurnya. Sayang pada waktu pemakaman nabi SAW, seekor binatang memakannya hingga musnah. Disebutkan dalam bahasa Arab “dajin”, yang dapat berarti hewan seperti kambing, domba ataupun unggas. Sumber : • Ibrahim b. Ishaq al Harbis, Gharib al hadith menyebutkan “shal” yang berarti domba • Zamakshari, al Kashaf, vol 3 p 518, footnote • Sulaym b. Qays al Hilali, Kitab Sulaymn b. Qays, p 108 • Al Fadl b. Shadahn, al Idah, p 211 • Abd al Jalil al Qazwini, p 133 Peristiwa hilangnya ayat-ayat Al-Qur’an akibat dimakan binatang sungguh menggelikan, menyedihkan dan membuktikan bahwa Allah SWT adalah pembohong kelas kakap karena tidak bisa memenuhi apa yang dia janjikan dalam ayat berikut : QS 15 : 9 : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya [793]. Ayat injil yang banyak penyisipan lagi meletakkan Allah pembohong kelas kakap. Telah dinyatakan bahwa para hafizan banyak dan bukan Umar yang menulis “mushaf Uthman”. Peristiwa terjadi saat rumah sedang sibuk dengan pemakaman nabi SAW. Sumber : • Ahmad b. Hanbal, vol 4 p 269 • Ibn Maja, Sunan, vol 1 p 626 • Ibn Qutayba, Tawil, p 310 • Shafi'i, Kitab al Umm, vol 5 p 23, vol 7 p 208 Menurut laporan dari Ibn Maja menceritakan bahwa Aisyah berkata : ayat al-Radha'ah sebanyak 10 kali telah diturunkan oleh Allah SWT dan ditulis dalam mushaf di bawah katilku, tetapi manakala wafat Rasulullah dan kami sibuk dengan pemakamannya maka ayat-ayat tersebut HILANG. Satu contoh adalah laporan dari Suyuthi dalam Al-Itqan sbb : Aisyah menyatakan Surah al-Ahzab 33 : 56 pada masa Nabi adalah LEBIH PANJANG yaitu dibaca "Wa'ala al-Ladhina Yusaluna al-Sufuf al-Uwal" selepas "Innalla ha wa Mala'ikatahu Yusalluna 'Ala al-Nabi..." Aisyah berkata,"Yaitu sebelum USMAN MENGUBAH mushaf-mushaf." AYAT DINASKH. (telah ada hadith) Aisha dilaporkan menyatakan bahwa saat nabi SAW hidup, sura 33 (al-Ahzab) adalah 3 kali lebih panjang daripada yang ada dalam mushaf Usman. Sumber : • Al Raghib al Isfahani, Muhadarat al Udaba, vol 4 p 434 • Suyuti, al Durre Manthur, vol 5 p 180 • Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 226 Kutipan dari Suyuthi : Aisyah berkata, "Surah al-Ahzab dibaca pada zaman Rasulullah SAW SEBANYAK 200 AYAT, tetapi pada masa Usman menulis mushaf surah tersebut TINGGAL 173 AYAT SAJA." 5.4 LAPORAN ANAS BIN MALIK Anas b. Malik mengingat satu ayat yang turun saat beberapa muslim terbunuh dalam perang, tetapi kemudian hilang Sumber : • Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 399 • Tabari, Jami al Bayan, vol 2 p 479 Ayat yang diingat Anas bin Malik adalah : Sampaikanlah kepada kaum kami bahwa kami telah bertemu Tuhan kami, dan Dia ridha kepada kami serta kamipun ridha kepadaNya. 5.5 LAPORAN ABDULLAH BIN UMAR Abdullah ibn Umar menyatakan banyak bagian qur’an yang telah hilang. Sumber : • Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 81-82 Yang dikatakan oleh Abdullah bin Umar adalah : Sungguh seorang diantara kamu akan berkata, “Saya telah mendapatkan Al-Qur’an yang lengkap.” Dan tidak mengatahui taraf kelengkapannya. Sesungguhnya banyak bagian AlQur’an yang telah hilang, dan karena itu seharusnya ia berkata, “Saya telah mendapatkan yang masih ada” “APAKAH MAKSUD HILANG?” sedangkan para huffadz banyak. Ia menyatakan hilang ialah ayat yang dinaskh. Banyak ayat Allah yang dmuat dalam hadith tetapi tiada dalam Quran. 6.6 LAPORAN UBAY BIN KA’AB Ubay b. Ka’b, sebagai contoh, menuliskan sura 98 berbeda dimana Ubay mengklaim versi dia adalah dia dengar langsung dari nabi SAW. Menurut Arthur Jefrey dalam Materials , ayat yang dimaksud berbunyi : Sesunguhnya agama disisi Allah adalah al hanifiyah, bukan Yahudi dan bukan pula Nasrani. Maka barang siapa yang berbuat baik, tidak akan diingkari jerih payahnya. Ubay juga berpendapat bahwa sura 33 (al-Ahzab) seharusnya lebih panjang, dimana yang dia yakin ingat adalah ayat-ayat rajam yang tidak tertulis dalam mushaf Usman. PERSOALAN YANG SAMA (Cuma orang lain, tadi Aisya).. Kesimpulannya: Al-Quran pada dasarnya ditulis pada zaman baginda oleh sahabat baginda (termasuk Zaid). Namun kerana apabila setiap wahyu turun, maka ditulis maka pada salinan itu masih ada ayat nasakh dan ada juga firman Allah yang tidak diletakkan dalam al-Quran iaitu dinamakan hadith Qudsi. Dan oleh kerana al-Quran diturunkan dengan 7 cara bacaan, setiap individu menulis mengikut bacaan mereka. Maka al-Quran yang dikumpulkan semula ialah al-Quran yng mengikut susunan, ayat nasakh dan hith Qudsi dibuang supaya umat islam tidak keliru. Oleh kerana orang yang menulis al-Quran untuk Rasulullah lebih rif tentang alQuran, maka Zaid iaitu salah seorang penulis baginda diminta menyalin al-Quran. Setiap ayat yang ditulis dipastikan dengan 2 bukti iaitu hafalan dan tulisan ayat itu yang ditulis pada zaman Nabi. Ternyatalah, kekeliruan yang dinyatakan hanyalah kerana hal diatas. Maka 100% kekeliruan telah diberi huraian. 7) PERISTIWA ZULKARNAIN 18. Al Kahfi 86. Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam[887] di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat[888]. Kami berkata: "Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan[889] terhadap mereka. [887]. Maksudnya: sampai ke pantai sebelah barat di mana Dzulqarnain melihat matahari sedang terbenam. [888]. Ialah umat yang tidak beragama. [889]. yaitu dengan menyeru mereka kepada beriman. Pihak Kristen mengatakan surah al-Kahfi ayat 86 tidak masuk akal kerana Zulkarnain ke tempat dan melihat matahari terbenam. JAWAPAN Kita mengetahui secara ilmiah, bahwa matahari tidak terbenam dan tidak pula terbit. Ia hanyalah kerana peredaran bumi. Ini hanyalah penggunaan kata-kata untuk menunjukkan bahwa manusia berfikir bahwa matahari terbenam. Sebenarnya terlihat pada ayat ini membawa maksud peenglihatan Zulkarnain mengatakan (memikirkan) bahwa matahari terbenam. Jadi, ini hanyalah fikiran Zulkarnaian bahwa matahari terbenam. Mengenai tempat matahari terbenam, seperti di atas, jika kita belayar menuju ke tempat matahari terbenam, sampai bila pun kita tidak akan menjumpainya kerana matahari tidak terbenam. Ayat ini menytakan bahwa Zulkarnain berada di laut sebelah barat yang hampir dengan ufuk di mana matahari kelihatan terbenam. Maka, jelaslah ianya hanyalah pengunaan kata-kata. 6. Al An'aam 77. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku." Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat." 8) KESALAHAN PENCIPTAAN MANUSIA Di dalam surah Ali Imran, ayat 58 menyatakan manusia dicipta dari tanah manakala di dalam Al Hijir,ayat 28, dikatakan pulA dari tanah liat dan Lumpur hitam Jawapan Di dalam Al-Quran ada menyebut bahawa kejadian manusia terdiri dari 7 macam kejadian. Pertama, di dalam surah Ar-Rahman,ayat 14, yng dimaksudkan dengan ‘sal sal’ di dalam ayat itu ialah ‘tanah kering’ @ ‘setengah kering’ yakni ‘zat pembakar” (oksigen). Di dalam ayat ini juga menyebut ‘fakhkhar’ yang maksudnya ialah ‘zat arang’ (carbon). Kedua ialah ayat Al Hijir,ayat 28, di ayat itu disebut juga ‘sal sal’ yang telah saya terangkan tadi,sedangkan kata ‘hamaain’ di ayat tersebut ialah ‘zat lemas’ (nitrogen). Dalam surah As Sajadah,ayat 7,yang dimaksudkan dengan kata ‘thien’ (tanah) itu ialah ‘atom zat air’ (hydrogen). Dalam surah As Safaat, ayat 11, yang dimaksudkan dengan kata ‘lazib’ (tanah liat) di ayat itu ialah ‘zat besi’ (ferum). Dalam surah Ali Imran, ayat 59, yang dimaksudkan dengan ‘turab’(tanah) di ayat itu ialah ‘unsur-unsur zat a li’ yang terdapat di dalam tanah yang dinamai zat anorganis. Dalam surah Al Hijir, ayat 29. ertinya “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup ke dalam roh (ciptaan) Ku”. Begitulah proses kejadian manusia menurut Al-Quran. Di mulai adunan ‘zat arang’ (carbon), ‘zat lemas’ (nitrogen), ‘zat air’ (hydrogen), ‘zat besi’ (ferum), yodium, kalium,silicon, dan mangaan yang disebut ‘laazib’ (zat zat anorganis). Dalam proses persenyawaan,terbentuklah zat yang dinamai protein. 9) APAKAH TUHAN MENIPU? Pihak Kristen mengatakan Tuhan menipu dengan menukar Jesus kepada orang yang diserupakan wajahnya. JAWAPAN Kisah penyaliban atas diri Nabi 'Isa al-Masih putera Maryam telah disepakati oleh semua orang disebabkan karena terjadinya pengkhianatan diantara para sahabatnya yang setia. Kisah pengkhianatan ini sebenarnya tidak hanya bisa kita peroleh dari dalam Bible yang diyakini oleh umat Kristen namun juga al-Qur'an sudah menggambarkan akan peristiwa tersebut. "Tatkala Hawariyin (sahabat-sahabat setia) berkata : Wahai 'Isa putera Maryam! Apakah berkuasa Tuhanmu menurunkan kepada kami satu hidangan dari langit ?; Maka 'Isa menjawab : Takutlah kepada Allah jika memang kamu betul-betul orang-orang yang beriman.!" Mereka berkata : Kami ingin agar kami makan darinya dan supaya kami yakin bahwa sesungguhnya engkau sudah berkata yang benar terhadap kami dan jadilah kami ini orang-orang yang menyaksikan." (Qs. al-Maidah 5:112-113) Disini sebenarnya kita sudah melihat adanya bibit-bibit kekurang percayaan orang-orang yang berada disekitar 'Isa al-Masih terhadap dirinya dan Allah, sama persis seperti yang sudah sering kita baca dan kita bahas mengenai perilaku murid-murid 'Isa yang sering membangkang terhadapnya didalam Bible. Sekian lama mereka menjalani kehidupan bersama, menyebarkan dakwah dibawah bimbingan Nabi 'Isa kepada masyarakat dan membuktikan sendiri mukjizat-mukjizat kenabian 'Isa al-Masih, namun mereka masih tetap merasa kurang yakin. Kita lihat dalam jawabannya, 'Isa menegur kelakuan para sahabatnya ini yang seolah tidak beriman kepada Allah dan dirinya selaku Rasul; Ini bukan teguran 'Isa yang pertama terhadap sikap para sahabatnya semacam ini, kita lihat didalam surah ali-Imran ayat 52 : "Ketika 'Isa merasa akan kekufuran dari mereka, ia bertanya: Siapakah penolong-penolongku kejalan Allah ?; Maka para sahabatnya menjawab : Kami adalah pelayan-pelayan Allah, kami telah beriman kepada Allah dan lihatlah, bahwa sesungguhnya kami orang-orang yang muslimin." (Qs. ali Imran 3:52) Atas jawaban para Hawariyin ini, Allah memberikan jawaban yang sangat jelas sekali bagi kita untuk menjadi bukti atas kebenaran ucapan mereka ini didalam ayat selanjutnya : "Dan mereka membuat tipu daya, namun Allah (juga) membuat tipu daya; dan sesungguhnya Allah itu sepandai-pandainya menipudaya." (Qs. ali Imran 3:54) Disini bisa kita pahami, bahwa ayat ini merupakan tanggapan Allah atas pernyataan Hawariyin yang mengaku telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya yaitu 'Isa al-Masih yang dikatakan pada ayat sebelumnya; Dan dari sini kita bisa menangkap satu fenomena bahwa diantara para sahabat tersebut tidak semuanya mereka ini benar-benar beriman sebagaimana yang diucapkan oleh mulutnya, sebab menurut Allah, mereka telah mengatur satu rencana yang jahat, membuat satu tipu daya yang ditujukan kepada Rasul-Nya namun rencana tersebut akan dikalahkan oleh Allah dengan tipu daya pula. Ingatkah anda akan firman Allah dibawah ini ? "Karena kesombongan dibumi dan merencanakan tipu daya yang jahat, padahal rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain kepada orang yang merencanakannya sendiri". (Qs. Faathir 35:43) Dari ayat-ayat ini kita bisa mentafsirkan bahwa satu tipu daya yang jahat yang telah diatur oleh sebagian dari Hawariyin untuk 'Isa akan dibalas oleh Allah dengan tipu daya-Nya pula dengan menjadikan orang yang merencanakan makar ini termakan oleh rencananya sendiri. Dan dalam ayat lanjutan ali-Imran 55 , Allah meneruskan firman-Nya : "Tatkala Allah berkata: Wahai 'Isa! Sungguh Aku akan mengambilmu dan akan mengangkatmu kepadaKu, dan akan membersihkanmu dari mereka yang kafir, serta akan menjadikan orangorang yang mengikutimu diatas mereka yang kafir hingga hari kiamat." (Qs. ali Imran 3:55) Ayat ini merupakan lanjutan dari ayat sebelumnya yang mengatakan bahwa Allah akan membalas tipu daya orang-orang yang jahat kepada Rasul-Nya. Dari sini kita juga bisa mengambil satu kesimpulan bahwa rencana jahat yang dimaksudkan terhadap diri Nabi 'Isa tidak akan bisa terjadi terhadap sang Nabi akan tetapi Allah akan mengembalikan rencana jahat tersebut menimpa kepada orang itu sendiri dan Allah akan menyelamatkan Nabi-Nya tersebut dari rencana jahat itu dengan peristiwa "pengangkatan" dan pembersihan nama baiknya. Kita baca ayat berikutnya : "Maka adapun mereka yang kufur itu, Aku akan menyiksa mereka satu siksaan yang keras didunia dan akhirat; dan mereka tidak akan mendapatkan penolong-penolong." (Qs. ali Imran 3:56) Ayat ini kita kembalikan dengan ayat yang juga menceritakan peringatan Allah terhadap kaum Hawariyin didalam surah al-Maaidah : "Allah berkata : Sesungguhnya Aku akan menurunkannya untukmu, tetapi barang siapa dari antara kamu yang kufur sesudah itu, maka akan Aku azab dia dengan satu azab yang tidak pernah Aku perbuat terhadap seorangpun daripada makhluk-makhluk." (Qs. al-Maidah 5:115) Diayat ini kita juga menemukan isyarat langsung dari Allah, bahwa akan ada yang kufur terhadap Allah dan Rasul-Nya diantara kaum Hawariyin tersebut setelah usainya Hidangan dari langit diturunkan, yaitu sesudah terjadinya jamuan makan malam ketuhanan menurut teologi Nasrani. 10) ALLAH TIDAK MAHA TAHU Jika benar demikian maksudnya, maka pertanyaan saya adalah: Semisalnya ada seseorang yang melakukan sholat 5 waktu namun dalam hatinya Ia juga percaya bahwa Yesus adalah Allah. Berarti perintah sholat 5 waktu juga harus diubah oleh Allah??? Dan jika karena seseorang atau sekelompok orang maka Allah harus mengubahnya perintah-Nya berarti Allah yang anda percayai bukanlah Allah yang mempunyai otoritas (karena Dia terpaksa harus mengubah perintahnya oleh karena ada seseorang atau sekelompok orang yang dianggap kafir melakukan perintah-Nya), selain itu Allah yang anda percayai itu bukanlah Allah Yang MahaTahu, karena Ia tidak mengetahui bahwa perintah-Nya akan dilakukan oleh orang kafir (menurut anda) sehingga Ia harus mengubah perintah-Nya. JAWAPAN Pada awalnya ajaran Musa adalah benar iaitu datang dari Allah dan Taurat Musa dipercayai oleh orang Islam tetapi bukan lah Taurat yang masih ada pada masa kini malah pakar al-Kitab iaitu Saksi Yehuwa tidak mempercayai bahwa Taurat sekarang adalah Taurat Musa. Selepas itu, Isa atau Jesus diutuskan, tetapi bukan untuk membuat atau melahirkan agama baru malah tidak akan mengubah hokum Taurat, tetapi hanyalah untuk mengenapinya. Kerana itu, maka tidak ada dalil bahwa Jesus mengatakan ia akan mengubah hokum itu selepas ia mengenapinya. Melihat ayat di atas, kita ketahui “tidak mengubah” dan “mengenapi” adalah 2 perbuatan yang berbeza. Maka, dengan ini, injil sekarang banyak mengandungi hokum-hukum yang bercanggah malah tidak pernah dilakukan oleh Jesus. Jadi, walaupun percaya kepada Injil, namun kami percaya bahwa Injil sekarang bukanlah Injil yang sebenar tetapi rekaan Paulus. Lalu Allah menurunkan Nabi Muhammad untuk mengembalikan kesesatan itu lalu diturunkan al-Quran yang menceritakan kepalsuan itu. Maka, dalam peristiwa Mikraj, nabi telah menerima amanat solat fardhu 5 waktu, dan jelas, cara ibadat kita (Islam), berbeza dengan Yahudi dan Kristen? Kenapa? Untuk menyelesaikan masalah ini, kita gunakan konteks umum. Saya akan bahagikan : CARA1: cara beribadat Yahudi, CARA2: cara beribadat Kristen, CARA3: cara ibadat Islam. Sekarang, apabila kita melakukan CARA1, walaupun kita beragama Islam, orang akan mengatakan kita agama Yahudi kerana umum mengetahui agama Yahudi yang beribadat CARA1. maka inilah yang Allah ingin bezakan dan Allah tidak perlu lagi membuat perintah ibadat yang lain kerana Allah Maha Tahu , CARA1. CARA2 dan CARA3 adalah lambing agama masing-masing. Maka, walaupun orang Kristen melakukan ibadat CARA3 iaitu solat Islam, maka umum mengetahui itu adalah cara agama Islam dan ini tidak akan berubah. Maka permasalahan telah seleseai. Allah tidak perlu menukar perinath solat kerana solat itu menjadi lambing Islam bukan lambng kepada pembuatnya. Dan yang ingin saya jelaskan sebenarnya, walau anda menunaikan solat 5 juta kali sehari pun, jika anda menyekutukan Allah, ibadahnya anda hanyalah LELAH, neraka juga tempat anda kembali. Hokum pertama mengatasi segala-galanya. Jesus mengatakan “Hukum pertama, Allah Tuhan kita itu Esa”. Maka, “kita” itu merujuk kepada Jesus juga. Maka, Allah tidak akan sama dengan pribadi manapun.