Efektivitas Komunikasi Pemasaran Kebun Raya Bogor

advertisement
Laporan Studi Pustaka (KPM 403)
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN KEBUN RAYA
BOGOR DALAM MENUMBUHKAN MINAT WISATAWAN
UNTUK BERKUNJUNG
INEZ KANIA FEBRIYANI
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Studi Pustaka yang berjudul “Efektivitas
Komunikasi Pemasaran Kebun Raya Bogor Dalam Menumbuhkan Minat
Wisatawan Untuk Berkunjung” benar-benar hasil karya saya sendiri yang belum
pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun dan
tidak mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh pihak lain
kecuali sebagai bahan rujukan yang dinyatakan dalam naskah. Demikian pernyataan ini
saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia mempertanggungjawabkan
pernyataan ini.
Bogor, Januari 2016
Inez Kania Febriyani
NIM. I34120116
ABSTRAK
INEZ KANIA FEBRIYANI. Efektivitas Komunikasi Pemasaran Kebun Raya Bogor
Dalam Menumbuhkan Minat Wisatawan Untuk Berkunjung. Dibawah bimbingan Ir.
YATRI INDAH KUSUMASTUTI, MSi.
Komunikasi pemasaran adalah upaya komunikasi yang dilakukan untuk
memperkenalkan produk suatu perusahaan baik barang atau jasa kepada masyarakat,
sehingga masyarakat tahu dan kemudian tertarik untuk menggunakan produk tersebut.
Efektivitas komunikasi pemasaran menjadi salah satu indikator keberhasilan
komunikasi pemasaran dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan konatif. Komunikasi
dikatakan efektif jika suatu perusahaan sudah mampu atau berhasil menyampaikan
promosinya melalui media promosi kepada khalayak, sehingga dapat menumbuhkan
minat wisatawan atau pengunjung terhadap objek wisata tersebut. Metode penulisan
yang digunakan dalam proses penyusunan studi pustaka ini adalah studi atau
penelusuran dengan menggunakan berbagai literatur dan mengumpulkan berbagai data
sekunder berupa studi kasus yang diperoleh dari buku, jurnal dan skripsi yang berkaitan
dengan informasi yang dibutuhkan sebagai penambah wawasan dan teori. Karakteristik
pengunjung atau wisatawan dan karakteristik komunikasi pemasaran bagi lembaga
memiliki hubungan dan akan menentukan keefektivitasan suatu komunikasi pemasaran.
Kata kunci : komunikasi pemasaran, efektivitas, minat wisatawan.
ABSTRACT
INEZ KANIA FEBRIYANI. Marketing Communications Effectiveness In The Bogor
Botanical Garden Grow Tourists To Visit. Supervise by Ir. YATRI INDAH
KUSUMASTUTI, MSi.
Marketing communication is communication efforts being made to introduce the
products of a company either goods or services to the public, so that people know and
then interested in using the product. The effectiveness of marketing communications is
one indicator of the success of marketing communications seen from the aspect of
cognitive, affective, and conative. Communication is said to be effective if a company
has been able to successfully deliver its promotion or promotion to the public through
the media, so as to foster the interest of tourists or visitors to the tourist attraction.
Method used in the preparation of this literature study is the study or search using a
variety of literature and collect a variety of secondary data in the form of case studies
derived from books, journals and theses related to the information needed as an addition
to insights and theories. Characteristics of visitors or tourists and characteristics of
marketing communications for the institution to have a relationship and will determine
the effectiveness of a marketing communication.
Keywords: marketing communication, effectiveness, tourists.
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN KEBUN RAYA
BOGOR DALAM MENUMBUHKAN MINAT WISATAWAN
UNTUK BERKUNJUNG
Oleh :
INEZ KANIA FEBRIYANI
I34120116
Laporan Studi Pustaka
sebagai syarat kelulusan KPM 403
pada
Mayor Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Studi Pustaka yang disusun oleh:
Nama Mahasiswa
:Inez Kania Febriyani
Nomor Pokok
:I34120116
Judul
: Efektivitas Komunikasi Pemasaran Kebun Raya Bogor Dalam
Menumbuhkan Minat Wisatawan Untuk Berkunjung
dapat diterima sebagai syarat kelulusan Mata Kuliah Studi Pustaka (KPM 403) pada
Mayor Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Ir. Yatri Indah Kusumastuti, MSi.
NIP. 19660714 199103 2 002
Mengetahui,
Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Siti Amanah, MSc.
NIP. 19670903 199212 2 001
Tanggal Pengesahan: ____________________
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Studi Pustaka
berjudul “Efektivitas komunikasi pemasaran Kebun Raya Bogor dalam menumbuhkan
minat wisatawan untuk berkunjung” ini dengan baik. Laporan Studi Pustaka ini
ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan MK Studi Pustaka (KPM 403) pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Penulis juga menyadari bahwa dalam proses penyusunan studi pustaka ini tidak
lepas dari kontribusi dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Ir. Yatri Indah Kusumastuti, MSi sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan motivasi, arahan, saran, dan kritik selama proses penulisan hingga
penyelesaian laporan Studi Pustaka ini.
2. Ayahanda R. Kamal Suharya dan Ibunda Erni Tri Endrayani yang tiada henti
memberikan dukungan, doa, kasih sayang, dan semangat kepada penulis hingga
mampu menjalani banyak hal sampai tahapan ini.
3. Riza Ryanda, Andi Putri Rezky Noviana, Tazkiyah Syakira Alkaff, Hana Hilaly
Anisa, Nadya Apriella, Meliani Rosalina, Almira Devina Wahyu Putri selaku
sahabat sekaligus teman seperjuangan yang telah memberikan semangat dan
dorongan kepada penulis selama proses penulisan laporan Studi Pustaka ini.
4. Inna Rahmawati dan Muhammad Syukur sebagai teman satu bimbingan, dan
kepada seluruh keluarga besar SKPM 49 atas kebersamaannya berbagi
pengalaman dan memberikan saran-saran dalam penulisan laporan Studi Pustaka
ini.
5. Gita Permatasari dan Nela Gabrielle selaku teman seperjuangan dari mulai
Tingkat Persiapan Bersama (TPB) sampai tingkat akhir yang telah memberi
semangat dan motivasi kepada penulis selama proses kuliah dan selama proses
penulisan laporan Studi Pustaka ini.
Penulis berharap Studi Pustaka ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Januari 2016
Inez Kania Febriyani
NIM. I34120116
v
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... vi
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
Latar Belakang .............................................................................................................. 1
Tujuan ........................................................................................................................... 2
Metode Penulisan .......................................................................................................... 2
RINGKASAN PUSTAKA ............................................................................................... 3
1. Peran Ekowisata Dalam Konsep Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat
Pada Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah ........... 3
2. Ekologi Industry Berbasis Daya Dukung Lingkungan Untuk Pengembangan
Kawasan Wisata Agro di Desa Barudua Kecamatan Malangbong Kabupaten
Garut...................................................................................................................... 4
3. Pemberdayaan Potensi Masyarakat Dalam Pengembangan Pariwisata Berbasis
Pertanian di Kecamatan Petang Kabupaten Badung, Bali .................................... 6
4. Strategi Capacity Building Pemerintah Desa Dalam Pengembangan Potensi
Kampoeng Ekowisata Berbasis Masyarakat Lokal (Studi di Kampoeng
Ekowisata, Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang)................... 8
5. Perubahan Sosial dan Peran Masyarakat Dalam Pengembangan Kawasan Wisata
Kepulauan Karimunjawa....................................................................................... 9
6. Pengaruh Komunikasi Pemasaran Dan Kerelasian Nasabah Terhadap Loyalitas
Nasabah ............................................................................................................... 11
7. Strategi Komunikasi Pemasaran Trans Studio Bandung Dalam Menumbuhkan
Minat Konsumen Untuk Berkunjung .................................................................. 12
8. Strategi Komunikasi Pemasaran PT. Allianz Life Indonesia Dalam Pengambilan
Keputusan Nasabah Di Samarinda ...................................................................... 13
9. Pengaruh Strategi Komunikasi Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian
Sepeda Motor Honda .......................................................................................... 14
10. Komunikasi Pemasaran Terpadu : Implementasi Untuk UMKM ....................... 15
ANALISIS DAN SINTESIS .......................................................................................... 17
Komunikasi ................................................................................................................. 17
Pemasaran ................................................................................................................... 17
Komunikasi Pemasaran ............................................................................................... 18
Efektivitas Komunikasi Pemasaran............................................................................. 19
Bauran Komunikasi Pemasaran .................................................................................. 20
Media Komunikasi Pemasaran .................................................................................... 21
Pariwisata .................................................................................................................... 21
Karakteristik Pengunjung ............................................................................................ 22
KESIMPULAN ............................................................................................................... 23
Hasil Rangkuman dan Pembahasan ............................................................................ 23
Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Skripsi ................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 26
LAMPIRAN.................................................................................................................... 28
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................... 28
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Lima Elemen Bauran Promosi ........................................................................... 20
Tabel 2 Segmentasi Khalayak ......................................................................................... 22
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pengembangan wisata Agro Barudua dengan konsep ekologi industry........... 5
Gambar 2 Hubungan Antar Variabel Penelitian ............................................................. 11
Gambar 3 Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 25
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Komoditas pariwisata merupakan salah satu penggerak pembangunan suatu
negara. Dalam perkembangannya, pariwisata berevolusi menjadi suatu industri
multikompleks, yaitu industri yang saling berkaitan dengan industri lain. Industri
pariwisata mampu menggerakan berbagai sektor dalam pembangunan nasional.
Berbagai sektor selain pariwisata ikut mendapat keuntungan dari industri pariwisata.
Hal ini menunjukan sektor pariwisata sebagai salah satu modal penggerak utama dalam
mendorong pembangunan negara. Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang
menjadi tujuan destinasi wisata, banyak wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. Hal
ini menunjukan bahwa Indonesia menjadi negara yang memiliki daya tarik bagi
wisatawan luar untuk berkunjung. Bogor merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang
memiliki banyak obyek wisata, salah satunya yang menjadi andalan bagi Kota Bogor
yaitu BogorBotanical Garden (Kebun Raya Bogor). Obyek wisata yang berisi berbagai
jenis tanaman dan tumbuhan tersebut berdiri dan ditetapkan sebagai Kebun Raya Bogor
pada 18 Mei 1817 dengan luas 87 hektar.
Kebun Raya Bogor merupakan pusat konservasi tumbuhan dan salah satu
lembaga botani bersejarah di Indonesia yang juga dikenal dengan baik di dunia
Internasional. Peranannya dalam perkembangan ilmu botani tropika dan pertanian
sangat berarti sebagaimana kebun raya besar dan tua lainnya. Kebun Raya Bogor
merupakan salah satu kebun raya tertua ke-13 di dunia. Disamping itu nilai Kebun Raya
Bogor bertambah karena sejarah mencatat keterlibatannya sebagai pelopor
pembangunan lembaga penting lainnya di Indonesia. Sebagai pusat konservasi, Kebun
Raya Bogor ini mempunyai koleksi jenis-jenis tumbuhan, tanaman, serta pohonpohonan dari berbagai macam negara di dunia.
Kebun Raya Bogor merupakan lembaga dalam bidang konservasi tumbuhan exsitu yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melakukan konservasi, penelitian,
pendidikan dan jasa lingkungan. Tumbuhan/flora yang dikhususkan untuk dilakukan
konservasi di Kebun Raya Bogor adalah jenis tumbuhan pada dataran rendah basah.
Kebun raya adalah kawasan konservasi tumbuhan secara ex-situ yang memiliki koleksi
tumbuhan dan ditata berdasarkan klasifikasi taksonomi, bioregion, tematik, atau
kombinasi dari pola-pola tersebut untuk tujuan kegiatan konservasi, penelitian,
pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan (Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2011
tentang Kebun Raya).
Keberadaan Kebun Raya Bogor sebagai contoh hutan kota yang terletak
ditengah-tengah kota ini sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, karena berfungsi
sebagai penjaga dan memperbaiki kualitas iklim mikro dengan menyerap gas
karbondioksida serta gas pencemar lainnya melalui proses fotosintesis yang kemudian
menghasilkan gas oksigen. Didalamnya menyimpan sumberdaya genetika tanaman
sekitar 13.684 spesimen yang terdiri dari 3.423 jenis (species) yang mewakili 1.257
marga (genus) dari 222 suku (familia). Saat ini menjadi semakin penting untuk disadari
jika ditinjau dari segi ekonomi maupun ekologi. Dilihat dari segi ekologi keberadaan
Kebun Raya Bogor sebagai penyerap karbondioksida, penghasil oksigen, daerah
resapan air, nilai estetika, pencipta keseimbangan dan keserasian fisik kota serta
mendukung pelestarian keanekaragaman hayati. Secara ekonomi, keberadaan Kebun
Raya Bogor mempunyai andil dalam usaha meningkatkan pendapatan negara yaitu dari
kunjungan wisatawan asing setiap tahunnya serta menambah pendapatan daerah Kota
Bogor melalui kontribusinya dari penerimaan tiket masuk. Keunikan yang dimiliki dari
Kebun Raya Bogor, yaitu wahana konservasi tumbuhan serta memberikan kesan
kesejukan dan keindahan bagi pengunjungnyamembuat obyek wisata ini sangat menarik
2
untuk dikunjungi dan dijaga kelestariannya. Kebun Raya Bogor saat ini bisa dibilang
merupakan salah satu tempat wisata yang terkenal di Kota Bogor dan menjadi tujuan
wisata favorit yang selalu ramai dikunjungi tidak hanya wisatawan lokal, tetapi juga
wisatawan mancanegara, terutama hari Sabtu dan Minggu.
Menurut Tjiptono (2008) dalam Fauziah (2011) bahwa komunikasi pemasaran
adalah aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi. Salah satu faktor
yang mendukung kegiatan pemasaran adalah media yang digunakan untuk melakukan
promosi. Komunikasi dikatakan efektif jika suatu perusahaan sudah mampu atau
berhasil menyampaikan promosinya melalui media promosi kepada khalayak, sehingga
pengunjung atau wisatawan dapat benar-benar mengetahui objek wisata tersebut.
Melihat hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Efektivitas komunikasi pemasaran Kebun Raya Bogor dalam menumbuhkan minat
wisatawan untuk berkunjung”.
Tujuan
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka tujuan dari penulisan studi
pustaka ini adalah :
1. Untuk menganalisis dan mengetahui efektivitas komunikasi pemasaran Kebun
Raya Bogor berpengaruh dalam upaya menumbuhkan minat wisatawan untuk
berkunjung.
2. Untuk menganalisis dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi minat wisatawan untuk berkunjung ke Kebun Raya Bogor.
Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam proses penyusunan studi pustaka ini
adalah studi atau penelusuran dengan menggunakan berbagai literatur yang berkaitan
dengan Efektivitas komunikasi pemasaran Kebun Raya Bogor dalam menumbuhkan
minat wisatawan untuk berkunjung. Penelusuran tersebut dilakukan dengan cara
mengumpulkan berbagai data sekunder berupa studi kasus yang diperoleh dari buku,
jurnal dan skripsi yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan sebagai penambah
wawasan dan teori. Langkah-langkah dalam penulisan ini adalah dengan membaca dan
memahami berbagai literatur yang berkaitan dengan topik penulisan. Setelah itu
dirangkum dengan menggunakan bahasa penulis yang kemudian dianalisis sehingga
memperoleh kesimpulan, pertanyaan penelitian yang dilanjutkan dengan membuat
kerangka berpikir sebagai pemetaan dari permasalahan.
3
RINGKASAN PUSTAKA
1.
Judul
: Peran Ekowisata Dalam Konsep
Pengembangan Pariwisata Berbasis
Masyarakat Pada Taman Wisata
Alam (TWA) Bukit Tangkiling
Kalimantan Tengah
Tahun
: 2013
Jenis Pustaka
: Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Ir. Doddy Soedigdo
Yesser Priono, ST., M.Sc
Nama Editor
: Kota dan Nama Penerbit : Universitas Palangka Raya
Nama Jurnal
: Jurnal Perspektif Arsitektur
Volume (edisi): hal
: Volume 8 / No.2: 1-8
Alamat URL
: http://www.jurnalperspektifarsitektur
.com/download/%28Jurnal%20PA%2
0Vol.08%20No.02%202013%29PERAN-EKOWISATA-DALAMKONSEP-PENGEMBANGANPARIWISATA-BERBASISMASYARAKAT.pdf
Tanggal Unduh
: 20 September 2015
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari karakter produk dan pasar ekowisata
yang berbasis masyarakat yang dapat digunakan untuk mengembangkan community
based ecotourism di Kecamatan Bukit Batu dan mengetahui sejauh mana ekowisata
berpengaruh dalam pemberdayaan masyarakat Kecamatan Bukit Batu.
Page dan Dowling (2000) meringkas konsep dasar ekowisata menjadi lima
prinsip inti. Mereka termasuk yang berbasis alam, berkelanjutan secara ekologis,
lingkungan edukatif, dan lokal wisatawan bermanfaat dan menghasilkan kepuasan.
a) Nature based (Berbasis alam),
b) Ecologically sustainable (Berkelanjutan secara ekologis),
c) Environmentally educative (Pendidikan Lingkungan),
d) Locally beneficial (Manfaat bagi Masyarakat Lokal),
e) Generates tourist satisfaction (Menghasilkan kepuasan wisatawan).
Lokasi obyek wisata ini secara geografis terletak di Kelurahan Banturung dan
Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu. Luas keseluruhan kawasan wisata ini
adalah 2.594 Ha, dengan rincian sebagai berikut: Cagar Alam seluas 2.061 Ha dan
Taman Wisata Alam seluas 533 Ha.
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilakukan
dengan beberapa cara :
1. In-depth interview terhadap pihak pemerintah terkait, ahli pariwisata, tour operator,
wisatawan, serta para pakar atau swasta yang turut berperan dan mempunyai atensi
terhadap pengembangan kepariwisataan Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling dan
terutama terhadap masyarakat setempat.
2. Observasi lapangan dalam rangka melakukan pengamatan dan pengecekan terhadap
produk wisata Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling, baik dalam hal atraksi wisata
4
alam, amenitas dan aksesibilitas, pasar (wisatawan) serta terhadap keterlibatan
masyarakat dalam pariwisata.
3. Observasi data sekunder.
Metode analisis data menggunakan paradigma penelitian deskriptif kualitatif
berdasarkan teori–teori yang terkait. Menggunakan kata kunci ekowisata berbasis
masyarakat.
Produk ekowisata Bukit Tangkiling secara keseluruhan temasuk dalam spektrum
INTERMEDIATE ECOTOURISM. Spektrum ini merupakan dimensi yang ramah
terhadap pemberdayaan masyarakat, banyak masyarakat yang terlibat dalam penyediaan
jasa layanan bagi wisatawan seperti pengelolaan jasa transportasi (perahu, sampan dan
kapal).
Pasar (wisatawan) ekowisata Bukit Tangkiling, khususnya wisatawan domestik,
merupakan kalangan ECO–GENERALIST dengan karakteristik segmen pasar MODERN
IDEALIST. Segmen pasar modern idealist merupakan segmen pasar yang relatif peduli
terhadap perlindungan alam dalam skala yang terbatas dan memiliki toleransi terhadap
keterlibatan masyarakat lokal.
Analisis:
Jurnal tersebut membahas produk wisata Bukit Tangkiling yang ramah terhadap
pemberdayaan masyarakat seperti halnya banyak masyarakat yang menyediakan jasa
layanan bagi wisatawan seperti jasa transportasi. Dalam jurnal tidak dijelaskan alasan
menggunakan metode penelitian yang dijalankan. Dari hasil analisis, dapat
disimpulkan bahwa ekowisata dalam pemberdayaan masyarakat Desa Bukit Tangkiling
berperan hanya secara pasif.
2.
Judul
: Ekologi Industry Berbasis Daya
Dukung
Lingkungan
Untuk
Pengembangan Kawasan Wisata Agro
di
Desa
Barudua
Kecamatan
Malangbong Kabupaten Garut
Tahun
: 2013
Jenis Pustaka
: Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Adi Susetyaningsih
Nama Editor
: Kota dan Nama Penerbit : Sekolah Tinggi Teknologi Garut
Nama Jurnal
: Jurnal Kalibrasi
Volume (edisi): hal
: Volume 11 / No.01: 1-7
Alamat URL
: http://jurnal.sttgarut.ac.id/index.php/
kalibrasi/article/download/108/95
Tanggal Unduh
: 20 September 2015
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
1. Pengembangan Desa Wisata Barudua dengan pendekatan konsep ekologi industry
2. Pembangunan wisata Agro Barudua yang berkelanjutan
Perencanaan lanskap kawasan wisata, terutama wisata alam adalah
merencanakan suatu bentuk penyesuaian program rekreasi dengan suatu lanskap untuk
menjaga kelestariannya. Menurut Gold (dalam Fandeli, 2001), perencanaan adalah
suatu alat yang sistematis, yang digunakan untuk menentukan saat awal suatu keadaan
5
dan cara terbaik untuk pencapaian keadaan tersebut, dimana perencanaan lanskap dapat
dilakukan melalui beberapa pendekatan, antara lain:
1. Pendekatan sumberdaya, yaitu penentuan tipe-tipe serta alternatif aktivitas rekreasi
dan wisata berdasarkan pertimbangan kondisi dan situasi sumberdaya.
2. Pendekatan aktivitas, yaitu penentuan tipe dan alternatif aktivitas berdasarkan seleksi
ter-hadap aktivitas pada masa lalu untuk memberikan kemungkinan yang dapat
disediakan pada masa yang akan datang.
3. Pendekatan ekonomi, yaitu penentuan tipe, jumlah dan lokasi kemungkinan aktivitas
ber-dasarkan pertimbangan ekonomi.
4. Pendekatan perilaku, yaitu penentuan kemungkinan aktivitas berdasarkan
pertimbangan per-ilaku manusia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif untuk
menggambarkan mengenai kondisi daya dukung lingkungan di Desa Barudua
Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut. Adapun pendekatan penelitian dilakukan
secara kualitatif terutama dalam analisis secara mendalam potensi wilayah berdasarkan
data primer maupun data sekunder yang dikumpulkan.
Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dilapangan atau observasi
dan wawancara mendalam dengan beberapa tokoh penting masyarakat dan beberapa
perintis kegiatan wisata agro di Barudua. Data lapangan tersebut dikumpulkan dengan
menggunakan metode focus group discussion. Data sekunder yang menunjang diperoleh
melalui studi literatur, dokumen maupun data-data tercatat yang terkait dengan aktivitas
pengembangan wisata agro di wilayah Barudua. Pengumpulan data tersebut disesuaikan
dengan ketersediaan waktu, efisiensi dan akurasi data yang diharapkan.
Gambar 1 Pengembangan wisata Agro Barudua dengan konsep ekologi industry
6
Dengan menggunakan konsep ekologi industry pengembangan wisata agro di
Barudua dapat meminimalkan limbah yang berarti juga meminimalkan resiko kerusakan
lingkungan. Hal ini berarti pula menjaga daya dukung lingkungan sehingga dapat
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan pariwisata berkelanjutan,
dapat dikatakan sebagai pembangunan yang mendukung secara ekologis sekaligus layak
secara ekonomi, juga adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat.
Analisis:
Jurnal ini sudah cukup baik dengan banyak mencantumkan pernyataan para ahli
untuk memperkuat isi jurnal dan juga memperlihatkan pembangunan pariwisata
berkelanjutan dengan mendukung secara ekologis, ekonomi, dan sosial masyarakat.
Namun, banyak sekali kesalahan dalam penulisan jurnal.
3.
Judul
: Pemberdayaan Potensi Masyarakat
Dalam Pengembangan Pariwisata
Berbasis Pertanian di Kecamatan
Petang Kabupaten Badung, Bali
Tahun
: 2011
Jenis Pustaka
: Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: I Ketut Kartha Dinata
I Ketut Sardiana
Ni Wayani Siti
Nama Editor
: Kota dan Nama Penerbit : Fakultas Hukum Pertanian, Fakultas
Peternakan, Universitas Udayana,
Kampus Bukit Jimbaran, Badung Bali
Nama Jurnal
: Volume (edisi): hal
: Volume 2 / No.2: 67-77
Alamat URL
: http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p
hp/JNG/article/download/198/189
Tanggal Unduh
: 20 September 2015
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat
untuk nantinya mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk pengembangan objek
pariwisata dan didukung oleh IT sebagai penunjang kegiatan ini.
Untuk kesempatan kerja, angkatan kerja termasuk lulusan perguruan tinggi di
wilayah ini banyak yang tidak terserap di pasar kerja. Sementara itu, potensi wilayah
seperti pertanian, peternakan, perikanan dan kerajinan kurang menjanjikan. Oleh karena
itu pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan baik dalam penguasaan teknologi,
kemampuan manajemen, wawasan kewirausahaan, maupun kemampuan dalam
membangun jaringan kemitraan untuk pemasaran potensi wilayah. Konsepsi pariwisata
berbasis pertanian mengandung pengertian bahwa daya tarik pariwisata yang
dikembangkan merupakan integrasi dari potensi wilayah setempat meliputi keindahan
alam, budaya masyarakat, dan atraksi pariwisata yang dilandasi oleh aktivitas agraris
dan produk budayanya.
Kegiatan yang dilakukan, secara garis besar dapat dikelompokan menjadi 5,
yaitu: (1) Pengembangan kemitraan usaha objek agrowisata stroberi organik, (2)
Pemberdayaan industri rumah tangga pengolahan makan khas masyarakat setempat, (3)
Pengembangan unit pengolahan kopi fermentasi bagi Subak Abian, (4) Penataan objek
wisata air terjun Nungnung dan pura Pucak Mangu dengan tanaman cultural Bali
7
(tanaman upakara), dan (5) Kemitraan pengelolaan dan pemasaran objek agrowisata
dan jalur tracking agrowisata di perkebunan jeruk dan kopi.
Untuk mencapai target luaran kegiatan dilakukan dengan metode seperti berikut:
penyuluhan, pelatihan, studi banding, pembuatan petak percobaan, dan pendampingan
yaitu pertemuan secara berkala antara pendamping dengan kelompok sasaran. Model
pendekatan yang dilakukan pada program aksi meliputi: (1) model partisipatory rural
appraisal (PRA), (2) model entrepreneurship capacity building (ECB), dan (3) model
teknologi transfer (TT).
Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa program ini
mendapatkan respon yang sangat positif dari pihak terkait seperti masyarakat sasaran,
kepala desa, camat dan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang terkait dengan
kegiatan. Ada beberapa alasan yang mendorong kondisi tersebut diantaranya: (1)
Program ini membawa manfaat yang berarti bagi masyarakat terutama transfer terapan
Ipteks kepada masyarakat karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tepat guna;
(2) Metode dan strategi pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan pada kegiatan ini
terutama pendampingan dirasakan sangat efektif oleh masyarakat, berbeda dengan
upaya pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan sebelumnya; dan (3)
Keterlibatan berbagai unsur dalam tim terutama PPL dan kepala desa mampu
menciptakan sinergisme antara komponen yang bersangkutan sehingga pemberdayaan
berjalan intensif dan produktif yang berimplikasi kepada keberlanjutan dari program
yang dilakukan.
Analisis:
Pada jurnal tersebut banyak sekali kalimat yang diulang diparagraf berikutnya
sebaiknya diganti atau tidak menggunakan kalimat yang sama dan akan berdampak
pada isi jurnal kurang menarik untuk dibaca. Penelitian ini hanya menyebutkan metode
dan model pendekatannya saja tidak menyebutkan jumlah responden yang
diwawancarai sehingga hasil yang diperoleh kurang akurat karena tidak ada variabel
yang dapat diukur.
8
4.
Judul
: Strategi Capacity Building Pemerintah
Desa Dalam Pengembangan Potensi
Kampoeng
Ekowisata
Berbasis
Masyarakat
Lokal
(Studi
di
Kampoeng
Ekowisata,
Desa
Bendosari,
Kecamatan
Pujon,
Kabupaten Malang)
Tahun
: Jenis Pustaka
: Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Erlin Damayanti
Mochammad Saleh Soeaidy
Heru Ribawanto
Nama Editor
: Kota dan Nama Penerbit : Jurusan Administrasi Publik,
Fakultas Ilmu Administrasi,
Universitas Brawijaya, Malang
Nama Jurnal
: Jurnal Administrasi Publik (JAP)
Volume (edisi): hal
: Volume 2 / No.3: 464-470
Alamat URL
: http://administrasipublik.studentjourn
al.ub.ac.id/index.php/jap/article/viewF
ile/408/292
Tanggal Unduh
: 25 September 2015
Tujuan penelitian untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis strategi
capacity building Pemerintah Desa Bendosari dalam rangka mencapai pengembangan
Kampoeng Ekowisata berbasis masyarakat lokal. Selain itu juga untuk menganalisis
dampak pengembangan ekowisata terhadap masyarakat lokal.
Variabel-variabel yang digunakan yaitu (1) administrasi pembangunan, (2)
pemerintah desa, (3) capacity building, (4) ekowisata, dan (5) pemberdayaan
masyarakat.
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian di Kampoeng Ekowisata Desa Bendosari
Kecamatan Pujon Kabupaten Malang, dengan situs penelitian adalah Pemerintah Desa
Bendosari. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pemangku kepentingan
(stakeholder), sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen yang sesuai
dengan tema penelitian. Adapun yang menjadi fokus penelitian adalah (1), Strategi
capacity building Pemerintah Desa Bendosari dalam mengembangkan potensi
kampoeng ekowisata (2), Manfaat perekonomian yang diperoleh masyarakat lokal
dengan pengembangan potensi kampoeng ekowisata di Desa Bendosari (3), Faktor yang
mendukung dan menghambat pengembangan kampoeng ekowisata di Desa Bendosari.
Analisis data menggunakan metode analisis model interaktif yang menurut Milles dan
Huberman dalam Sugiyono (2010, h.247) yakni dengan tahapan berikut : reduksi data,
penyajian data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan potensi Kampoeng
Ekowisata Bendosari yang digagas oleh Pemerintah Desa dengan menerapkan strategi
capacity building dari seluruh elemen yang terlibat sebagai pengelola ekowisata yaitu
Pemerintah Desa, masyarakat lokal dan juga organisasi lokal. Dalam pengembangan
Kampoeng Ekowisata Bendosari, juga dapat menghasilkan manfaat yaitu meningkatnya
kualitas sumberdaya manusia dan perekonomian masyarakat lokal yang ditandai dengan
9
meningkatnya pendapatan masyarakat, membaiknya infrastruktur desa, dan meluasnya
lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Kemudian faktor pendukung pengembangan
Kampoeng Ekowisata Bendosari adalah karakteristik potensi ekowisata, antusias
masyarakat lokal dalam melaksanakan program pembangunan serta peran Pemerintah
Desa Bendosari yang sangat kuat untuk mencapai kampoeng ekowisata. Sedangkan
yang menjadi faktor penghambatnya adalah kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang
masih rendah, keterbatasan dana dan juga Pemerintah Daerah Kabupaten Malang yang
belum aktif.
Analisis:
Jurnal ini membahas keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan
potensi kampoeng wisata. Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat yaitu meningkatnya
kualitas sumberdaya manusia dan perekonomian masyarakat lokal yang ditandai dengan
meningkatnya pendapatan masyarakat, membaiknya infrastruktur desa, dan meluasnya
lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Antusiasme masyarakat lokal juga kuat dalam
melaksanakan program pembangunan, akan tetapi faktor penghambatnya adalah
kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang masih rendah, keterbatasan dana dan juga
Pemerintah Daerah Kabupaten Malang yang belum aktif.
5.
Judul
: Perubahan
Sosial
dan
Peran
Masyarakat Dalam Pengembangan
Kawasan
Wisata
Kepulauan
Karimunjawa
Tahun
: 2013
Jenis Pustaka
: Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Qomarudin
Nama Editor
: Kota dan Nama Penerbit : Program Pascasarjana Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas
Negeri Semarang Indonesia
Nama Jurnal
: Journal of Educational Social Studies
Volume (edisi): hal
: Volume 2 / No.1: 41-46
Alamat URL
: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph
p/jess/article/viewFile/1300/1261
Tanggal Unduh
: 25 September 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengembangan kawasan
wisata Karimunjawa menyebabkan perubahan sosial pada masyarakatnya, mengkaji
perubahan sosial yang ada di Kepulauan Karimunjawa sebagai dampak dari
pengembangan kawasan wisata Kepulauan Karimunjawa, dan mendeskripsikan peran
penduduk dalam melaksanakan program pengembangan Kawasan Wisata Kepulauan
Karimunjawa.
Kondisi yang ada di Karimunjawa sangat berperan pada perilaku sosial yang ada
dalam masyarakat, sebelum dikembangkan menjadi kawasan wisata orang-orang yang
datang ke Karimunjawa sebagian besar adalah nelayan yang mengandalkan mata
pencahariannya mencari ikan akan tetapi seiring berjalannya perkembangan pemikiran
manusia dan penetapan kawasan wisata maka perubahan itu dapat dilihat dari beberapa
aspek, yaitu mata pencaharian, meskipun sebagian besar masih mengandalkan sektor
perikanan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sebagian masyarakat sudah beralih
10
mata pencaharian ke dalam bidang jasa yang menunjang adanya kawasan wisata seperti
membuat penginapan (home stay), menyediakan sewa kapal dan alat menyelam, warung
makan dan cinderamata khas Karimunjawa yang dibuat dari kayu Setigi, Dewadaru dan
Kalimasada, sebagian juga ada yang masih berhubungan dengan perikanan seperti ikan
asin yang dijual sebagai oleh-oleh serta ikan bakar yang dijual ketika malam hari.
Pengembangan kawasan wisata membawa dampak yang positif kepada kondisi
sosial termasuk dunia pendidikan, adanya wisata membuka peluang untuk para pemuda
menjadi guide (pemandu wisata), untuk itu pemerintah sudah mengadakan pelatihan
untuk para pemuda yang bergabung dalam HPI, pendidikan ini bersifat non formal
dengan mengadakan pelatihan-pelatihan dan lokakarya, sekaligus dibekali menjadi tim
SAR yang bertujuan untuk menjadi penyelamat jika terjadi kecelakaan pada wisatawan.
Pengembangan kawasan Karimunjawa sebagai daerah wisata akan meningkatkan
pengunjung yang berasal dari mancanegara, untuk para pengelola, pemilik toko
souvenir, mereka dituntut untuk bisa berbahasa asing minimal Inggris jika tidak maka
mereka harus mendatangkan orang lain atau pekerja yang mampu berbahasa asing, ini
merupakan kesempatan bagi generasi muda yang ingin bergerak dalam bidang jasa
guide.
Selain partisipasi aktif masyarakat, dibutuhkan juga partisipasi semua pihak
yang berkepentingan untuk membuat sistem pengelolaan yang akan diterapkan di
Taman Nasional Karimunjawa. Partisipasi ini dilakukan melalui mekanisme konsultasi
publik sehingga semua pihak dapat memahami dan menjalankan pengelolaan
Karimunjawa. Melalui mekanisme konsultasi publik, peluang untuk melakukan
kompromi dalam menjalankan sistem pengelolaan bersama akan semakin besar.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan fokus
pengembangan kawasan wisata Karimunjawa dan seluruh aktivitas masyarakat yang
berkaitan dengan pengembangan kawasan wisata Karimunjawa. Data penelitian
dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumen. Uji objektivitas
data dilakukan dengan teknik triangulasi metode. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan model analisis mengalir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan sosial selalu terjadi dalam
masyarakat termasuk dalam pengembangan kawasan wisata Karimunjawa, diantaranya
adalah peningkatan pendapatan, semakin majunya pola pikir sebagai hasil dari interaksi
dengan wisatawan, meningkatnya kesadaran untuk melindungi ekosistem yang ada
dalam kawasan wisata. Sedangkan dampak negatif diantaranya adalah semakin
berubahnya pola hidup kebersamaan menjadi matrealisme dan individualistik, semakin
tingginya tingkat pencemaran sebagai akibat wisata dan pembangunan tidak dirasakan
oleh semua lapisan masyarakat yang ada di Karimunjawa. Peran serta masyarakat dalam
pengembangan kawasan wisata belum optimal dan sangat tergantung dari karakterisik
sosial dan budaya masyarakat, karakteristik ekonomi masyarakat dan ketersediaan
sarana prasarana serta wilayah pusat pengembangan.
Analisis:
Dalam penelitian ini dicantumkan banyak sekali literatur-literatur yang
mendukung, hal ini memperkuat isi jurnal. Disamping keuntungan dari terus
bertambahnya wisatawan atau pengunjung ke daerah tersebut karena keindahan pantai
dan ekosistem didalamnya tetapi disisi lain juga masyarakat lokal sebagai masyarakat
asli harus menjungjung tinggi perlindungan ekosistem yang ada disana agar tetap ada
dan tidak tercemar. Jurnal ini kurang membahas sisi ekologisnya akan tetapi lebih
kepada sisi sosial masyarakat setempat.
11
6.
Judul
: Pengaruh Komunikasi Pemasaran
Dan KerelasianNasabah Terhadap
Loyalitas Nasabah
Tahun
: 2008
Jenis Pustaka
: Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Nandan Limakrisna
Nama Editor
: Kota dan Nama Penerbit : Universitas Persada Indonesia Y.A.I
Nama Jurnal
: Jurnal Ekonomi Bisnis
Volume (edisi): hal
: Volume 13 / No.1: 68-79
Alamat URL
: http://ejournal.gunadarma.ac.id/files/j
ournals/8/articles/323/public/323-9451-PB.pdf
Tanggal Unduh
: 25November 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengalisis pengaruh parsial dan simultan
komunikasi pemasaran dan relasi pelanggan terhadap loyalitas pelanggan.
Komunikasi
KomunikasiPemasaran
Pemasaran(X1)
(X1)






Dasar (Misi & Target
Pasar)
Alat Periklanan (Uang,
Media, Pesan)
Alat Promosi (Bauran)
Alat Integrasi (Pemasaran
Terhubung & Pengukuran)

Kerelasian Nasabah (X2)


Loyalitas Nasabah Kredit
UMKM (Y)
Aktif melakukan
pembayaran dan
pengajuan ulang
Kebal pada bujukan
Rekomendasi
Membangun komitmen
nasabah
Membangun kepercayaan
nasabah
Gambar 2 Hubungan Antar Variabel Penelitian
Kuesioner menjadi instrumen penelitian dan disebarkan kepada responden. Data
yang terkumpul dianalisis menggunakan uji statistik F dan t. Survei pada bank umum
daerah Banten dengan pendekatan deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang ciri-ciri variabel. Sifat
penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang
dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Mengingat sifat penelitian ini
adalah deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di
lapangan, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode survei deskriptif dan
metode survei eksplanatori.
12
Penentuan jumlah sampel mengacu pada hasil penelitian sebelumnya
(Suryaman, 2007), penelitian dengan topik yang sama pernah. Dari penelitian
sebelumnya diperoleh ρ (koefisien korelasi terkecil) = 0,212. Sehingga dengan α = 0,05
dan β = 0,10 maka diperoleh ukuran sampel (n) minimal 56,52 = 57 nasabah kredit
UMKM Padalarang (pembulatan ke atas) yang sudah dianggap mewakili populasi
sehingga penelitian dari sampel dapat menggambarkan karakteristik populasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi pemasaran dan relasi pelanggan
secara simultan mempengaruhi loyalitas pelanggan. Relasi pelanggan memiliki
pengaruh parsial yang paling dominan terhadap loyalitas pelanggan. Komunikasi
pemasaran yang dilakukan Bank Jabar Banten Cabang Padalarang untuk nasabah kredit
UMKM adalah lebih dititikberatkan pada ketepatan memilih pasar sasaran dalam
merancang program promosinya.
Analisis:
Ketepatan bank Jabar Banten Cabang Padalarang dalam mengukur aktivitas
promosinya masih belum diperhatikan. Bank Jabar Banten Cabang Padalarang terkesan
kurang melakukan evaluasi pada aktivitas promosinya, sehingga dianggap kurang
mengetahui seberapa besar hasil promosi yang dilakukan berdampak pada peningkatan
jumlah nasabah kredit UMKM.
7.
Judul
: Strategi
Komunikasi
Pemasaran
Trans
Studio
Bandung
Dalam
Menumbuhkan Minat Konsumen
Untuk Berkunjung
Tahun
: 2012
Jenis Pustaka
: Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Arief Mulyawan
Hadi Suprapto Arifin
Teddy Kurnia Wirakusumah
Nama Editor
: Kota dan Nama Penerbit : Departemen Manajemen Komunikasi
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Padjadjaran
Nama Jurnal
: eJurnal Mahasiswa Universitas
Padjadjaran
Volume (edisi): hal
: Volume 1 / No.1: 1-14
Alamat URL
: http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/arti
cle/view/1849/pdf_36
Tanggal Unduh
: 25November 2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran
Trans Studio Bandung dalam upaya menumbuhkan minat konsumen untuk
mengunjungi wahana bermain indoor terbesar di dunia.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Metode ini muncul karena terjadi perubahan paradigma dalam memandang
suatu realitas/fenomena/gejala. Dalam paradigma ini, realitas sosial dipandang sebagai
suatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, dan penuh makna. Teknik pengumpulan
data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data induktif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
13
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perencanaan Trans Studio Bandung
dalam melaksanakan strategi komunikasi pemasarannya dilaksanakan dengan
memanfaatkan media-media yang sudah tersedia di dalam TransCorp. Wahana bermain
keluarga Trans Studio Bandung ini strategi komunikasi pemasarannya belum cukup
efektif diterapkan di Kota Bandung, tetapi sangat efektif dilaksanakan untuk menarik
minat konsumen yang berada di luar Kota Bandung.
Analisis:
Jurnal ini kurang lengkap dalam menjelaskan strategi komunikasi pemasaran
Trans Studio Bandung dalam menumbuhkan minat konsumen untuk berkunjung, karena
isi jurnal lebih banyak menjelaskan metode dan teknik dalam pengambilan data.
Penggunaan kata dan kalimat pada jurnal kurang formal dan cara penulisan tidak sesuai
EYD.
8.
Judul
: Strategi Komunikasi Pemasaran PT.
Allianz
Life
Indonesia
Dalam
Pengambilan Keputusan Nasabah Di
Samarinda
Tahun
: 2014
Jenis Pustaka
: Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Novia Mahdalena Sari
Nama Editor
: Kota dan Nama Penerbit : Mahasiswa Program S1 Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Mulawarman
Nama Jurnal
: eJournal Ilmu Komunikasi
Volume (edisi): hal
: Volume 2 / No.2: 89-103
Alamat URL
: http://ejournal.ilkom.fisipunmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2014/05/jurnal%20via
%20ganjil%20%2805-21-14-01-5716%29.pdf
Tanggal Unduh
: 25November 2015
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti strategi komunikasi pemasaran PT.
Allianz Life Indonesia dalam menarik minat dan keputusan nasabah di Samarinda.
Langkah-langkah dalam mengembangkan komunikasi pemasaran yang efektif
menurut Kotler & Amstrong (2001:115-131), langkah-langkah dalammengembangkan
program komunikasi dan promosi terpadu yang efektifkomunikator pemasaran harus
melakukan hal-hal berikut ini:
1. Mengenali audiens sasaran
2. Menentukan tujuan komunikasi
3. Membuat pesan
4. Memilih media untuk pesan tersebut
5. Menyeleksi sumber pesan
6. Mengumpulkan umpan balik
7. Menentukan anggaran promosi total
8. Menentukan bauran promosi
9. Menentukan strategi bauran pemasaran
14
Metode penelitian yaitu dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman
yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarik
kesimpulan.
Hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa dalam strategi komunikasi
pemasaran PT. Allianz lebih mengedepankan komunikasi dua arah kepada nasabah
untuk menjual produknya agar dapat memberi pengaruh, keyakinan, serta tindakan yang
dilakukan sebagai umpan balik langsung yang terjadi bisa terlihat dengan menggunakan
langkah-langkah dalam mengembangkan komunikasi pemasaran yang efektif untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan dapat terlaksana dengan baik.
Analisis:
Secara keseluruhan jurnal tersebut sudah cukup baik, lengkap dan banyak
penjelasan-penjelasan secara ringkas dari beberapa ahli. Namun, kekurangannya adalah
penjelasan dari isi jurnal tersebut masih ada yang menggunakan literatur atau web site
yang tidak ilmiah.
9.
Judul
: Pengaruh
Strategi
Komunikasi
Pemasaran Terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Honda
Tahun
: 2015
Jenis Pustaka
: Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Made Pradnya Pratiwi
I Wayan Suwendra
Ni Nyoman Yulianthini
Nama Editor
: Kota dan Nama Penerbit : Jurusan Manajemen Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja,
Indonesia
Nama Jurnal
: eJournal Bisma Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan
Manajemen
Volume (edisi): hal
: Volume 3
Alamat URL
: http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p
hp/JJM/article/view/4662/3559
Tanggal Unduh
: 25November 2015
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan eksplanatif yang teruji
tentang (1) pengaruh simultan dari strategi komunikasi pemasaran terhadap keputusan
pembelian, (2) pengaruh parsial dari strategi komunikasi pemasaran terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Honda pada Astra Motor Singaraja.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal.
Penelitian kausal (sebab-akibat) merupakan tipe penelitian kausal digunakan karena
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebab-akibat antara satu variabel dengan
variabel lainnya. Dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif,
yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran
variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur
statistik. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian, sedangkan
15
variabel bebas dalam penelitian ini adalah iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan,
hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data dikumpulkan dengan
metode kuesioner, kemudian dianalisis dengan regresi linear berganda. Berdasarkan
hasil ujian regresi linear berganda diperoleh pada Tabel 1 menunjukkan hasil
Ryx1x2x3x4x5 = 0,883 dengan p-value 0,000 <alpha 0,05, yang artinya ada hubungan
pengaruh simultan dari komunikasi pemasaran yang terdiri dari iklan, penjualan pribadi,
promosi penjualan, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Honda pada Astra Motor Singaraja. Besarnya sumbangan
pengaruh simultan dari komunikasi pemasaran terhadap keputusan pembelian adalah
0,780 (78%). Hal ini mengindikasikan bahwa variabel komunikasi pemasaran secara
bersama-sama berperan dalam upaya menciptakan keputusan pembelian.
Hasil penelitian menunjukan (1) ada pengaruh positif dan signifikan secara
simultan komunikasi pemasaran yang terdiri iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan
terhadap keputusan pembelian, (2) ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial
dari iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan penjualan
langsung terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda tahun 2013 pada Astra
Motor Singaraja.
Analisis:
Secara keseluruhan jurnal tersebut sudah cukup baik, lengkap dan banyak
penjelasan-penjelasan secara ringkas dari beberapa ahli. Diharapkan untuk menguji
variabel lain yang diduga kuat dapat mempengaruhi keputusan pembelian.
10.
Judul
: Komunikasi Pemasaran Terpadu :
Implementasi Untuk UMKM
Tahun
: 2014
Jenis Pustaka
: Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Yustina Chrismardani
Nama Editor
: Kota dan Nama Penerbit : Dosen Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Trunojoyo Madura
Nama Jurnal
: Jurnal NeO-Bis
Volume (edisi): hal
: Volume 8 / No.2: 176-189
Alamat URL
: http://download.portalgaruda.org/arti
cle.php?article=329613&val=7695&tit
le=KOMUNIKASI%20PEMASARAN
%20TERPADU%20:%20%20IMPLE
MENTASI%20UNTUK%20UMKM
Tanggal Unduh
: 25November 2015
Penelitian ini merupakan bagian dari basic atau fundamental research karena
terutama bertujuan untuk memperoleh lebih banyak pengetahuan dan pemahaman
mengenai fenomena yang terjadi khususnya di lingkup pemasaran produk atau jasa.
Berbagai unsur dalam komunikasi pemasaran terpadu (Integrated Marketing
Communication / IMC) telah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar. Tidak
terkecuali untuk UMKM, walaupun belum maksimal. Beberapa unsur dalam
16
komunikasi pemasaran terpadu yang dapat diterapkan oleh UMKM yaitu iklan,
publisistas, promosi penjualan, dan pemasaran langsung.
Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode penelitian
desktiptif. Data yang dikumpulkan disusun, dijelaskan, dan selanjutnya dilakukan
analisis dengan pendekatan analisis deskriptif yang berusaha mendeskripsikan suatu
fenomena melalui penelitian pada faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan
fenomena yang sedang diteliti dan membandingkan satu faktor dengan faktor lainnya.
Hasil penelitian yaitu penggunaan komunikasi pemasaran terpadu oleh UMKM
belum maksimal. Hal ini karena adanya keterbatasan anggaran untuk melaksanakan
kegiatan komunikasi pemasaran terpadu. Dengan demikian kegiatan promosi yang
dilakukan oleh UMKM masih terkendala oleh biaya, sehingga hanya beberapa unsur
dalam komunikasi pemasaran terpadu yang dapat diterapkan oleh UMKM, yaitu: iklan,
publisitas, promosi penjualan, dan pemasaran langsung.
Analisis:
Jurnal ini sudah lengkap membahas strategi komunikasi pemasaran dalam
implementasinya untuk UMKM. Namun, jurnal ini alangkah lebih baik jika lebih runut
dalam penulisannya dan lebih jelas dalam pembagian disetiap babnya.
17
ANALISIS DAN SINTESIS
Komunikasi
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari,
dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan
terlibat dalam komunikasi. Komunikasi merupakan salah satu istilah paling populer
dalam kehidupan manusia. Sebagai sebuah aktivitas, komunikasi selalu dilakukan
manusia. Manusia tidak bisa tidak berkomunikasi. Banyak alasan mengapa manusia
berkomunikasi. Thomas M. Scheidel (dalam Mulyana, 2003) mengatakan, orang
berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk
membangun kontak sosial dengan orang di sekitarnya, dan untuk memengaruhi orang
lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku sebagaimana yang diinginkan. Namun
tujuan utama komunikasi sejatinya adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan
psikologis.
Sebagai sebuah proses, komunikasi bersifat kontinu, berkesinambungan, dan
tidak memiliki akhir. Komunikasi juga dinamis, kompleks, dan senantiasa berubah
(West & Turner, 2007:5). Komunikasi juga merupakan aktivitas transaksional. Dalam
aktivitas komunikasi, di antara partisipan komunikasi sejatinya membangun makna dari
pesan secara kooperatif. Dengan kata lain, dalam komunikasi, partisipan komunikasi
selalu menegosiasikan makna. Sementara itu, sebagai aktivitas simbolik, komunikasi
dapat diidentifikasi melalui pembangunan simbol-simbol dalam pesan-pesan yang
digunakan. Hovland, Janis, dan Kelley seperti yang dikemukakan oleh Forsdale (1981)
adalah ahli sosiologi Amerika, mengatakan bahwa, “communication is the process by
which an individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other
individuals”. Dengan kata lain komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus
yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada
definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses, bukan sebagai suatu
hal.
Istilah komunikasi sesungguhnya berpangkal pada perkataan latin Communis
yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang
atau lebih. Komunikasi juga memiliki akar kata berbahasa Latin Communico yang
artinya membagi (Stuart dalam Cangara, 2004:18). Ilmu komunikasi merupakan suatu
upaya yang sistematis untuk merumuskan prinsip-prinsip tersebut disampaikan
informasi serta dibentuk pendapat dan sikap (Hovland dalam Cangara, 2004:18).
Profesor Wilbur Schramm dalam Cangara (2004:1) menyebutkan bahwa tanpa
komunikasi, tidak mungkin terbentuk suatu masyarakat. Sebaliknya tanpa masyarakat,
manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi.
Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam dunia
usaha. Pada kondisi usaha seperti sekarang ini, pemasaran merupakan pendorong untuk
meningkatkan penjualan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pengetahuan
mengenai pemasaran menjadi penting bagi perusahaan oleh sebab itu dibutuhkan
kesadaran dan inisiatif yang tinggi dalam mempelajari serta menguasai hal-hal yang
berkaitan dengan pentingnya kegiatan pemasaran.
Istilah marketing berasal dari kata market yang artinya pasar. Pasar dapat
diartikan sebagai suatu tempat di mana terjadi kontrak antara penawaran dan permintaan
yang dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, dan tidak dibatasi oleh waktu. Menurut
Stanton (1991), pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk saling
18
memuaskan, menggunakan uang untuk belanja, dan kemauan untuk membelanjakannya.
Tetapi, marketing mempunyai arti yang lebih luas daripada pasar. Kotler (2001)
mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep,
harga, promosi, serta distribusi sejumlah barang dan jasa, untuk menciptakan pertukaran
yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. Pemasaran adalah suatu proses
sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2006).
Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran adalah untuk
memahami keinginan dan kebutuhan konsumen agar produk atau jasa sesuai bagi
konsumen sehingga produk atau jasa tersebut dapat terjual dengan sendirinya. Semua
aktivitas yang dilakukan di bidang pemasaran ditujukan untuk menentukan produk,
pasar, harga, dan promosi. Hampir semua komunikasi pemasaran memiliki tujuan yang
sama, penyusunan tujuan harus berfokus pada pelanggan. Artinya, upaya meningkatkan
kualitas produk, penerapan harga, distribusi serta berbagai kegiatan promosi harus
sesuai dengan kondisi, daya beli, dan keinginan pelanggan. Termasuk juga penetapan
indikator-indikator yang dapat menyebabkan pelanggan puas harus berorientasi pada
pelanggan, bukan berorientasi pada keinginan perusahaan.
Menurut Morrison (2010) pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut
suatu sikap mental, suatu cara berpikir yang membimbing anda melakukan sesuatu yang
tidak selalu menjual benda tetapi juga menjual gagasan-gagasan, karir, tempat
(pariwisata, rumah, lokasi industri), undang-undang, jasa (pengangkutan, penerbangan,
pemotongan rambut, kesehatan), hiburan (pertunjukan, pertandingan-pertandingan), dan
kegiatan-kegiatan nirlaba seperti yayasan sosial dan keagamaan.
Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah upaya komunikasi yang dilakukan untuk
memperkenalkan produk suatu perusahaan baik barang atau jasa kepada masyarakat,
sehingga masyarakat tahu dan kemudian tertarik untuk menggunakan produk tersebut.
Komunikasi pemasaran merupakan faktor yang dapat menentukan suksesnya proses
pemasaran. Menurut Tjiptono (2008) komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran
yang berusaha untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima,
membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Shimp (2003) komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan
menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi
adalah proses di mana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau
antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di mana
perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka
dengan pelanggannya. Jika digabungkan, komunikasi pemasaran merepresentasikan
gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya
pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau
kliennya. Kotler (2000) mengartikan komunikasi pemasaran sebagai usaha untuk
menyampaikan pesan kepada publik, terutama konsumen sasaran, mengenai keberadaan
suatu produk di pasar.
Menurut Kotler (1989) menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran adalah suatu
proses pengolahan, produksi, dan penyampaian pesan-pesan melalui satu atau lebih
saluran kepada kelompok khalayak sasaran, yang dilakukan secara berkesinambungan
dan bersifat dua arah dengan tujuan menunjang efektivitas dan efisiensi pemasaran
19
suatu produk. Komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan semua unsur dalam
bauran pemasaran merek yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan
suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau klien (Shimp, 2003). Komunikasi
pemasaran merupakan media untuk mempersuasikan suatu produk agar dapat
dikonsumsi secara terus menerus oleh konsumen.
Tujuan komunikasi dalam komunikasi pemasaran menurut Kusumastuti (2009)
adalah sebagai berikut (1) memberi informasi dan membuat konsumen menyadari
keberadaan produk yang ditawarkan; (2) mengingatkan konsumen tentang keberadaan
produk, konsumen diingatkan bahwa produk yang sejak dulu dikenal masih tetap ada
dan hingga saat ini masih tersedia di pasaran; (3) membujuk konsumen untuk
melakukan pembelian; (4) menunjukan perbedaan produk yang ditawarkan oleh suatu
perusahaan dengan perusahaan lain; (5) menghantarkan nilai-nilai sosial pada
masyarakat.
Efektivitas Komunikasi Pemasaran
Efektivitas komunikasi pemasaran menjadi salah satu indikator keberhasilan
komunikasi pemasaran. Efektivitas berasal dari kata efektif yang memiliki pengertian
tercapainya keberhasilan yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara
umum efektivitas merupakan hasil dari pencapaian akhir suatu tujuan. Kusumastuti
(2009) menyebutkan, bahwa terdapat delapan langkah untuk mengembangkan
komunikasi pemasaran secara efektif adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi audiens yang dituju.
2. Menentukan tujuan komunikasi tersebut.
3. Merancang pesan.
4. Memilih saluran komunikasi.
5. Menentukan total anggaran promosi.
6. Membuat keputusan atas bauran promosi (Marketing Mix).
7. Mengukur hasil promosi tersebut.
8. Mengelola dan mengordinasikan proses komunikasi pemasaran terintegrasi.
Menurut Kusumastuti (2009) urutan pesan merupakan pesan yang disesuaikan
dengan cara berpikir manusia terutama disesuaikan dengan proses penerimaan pesan.
Proses tersebut meliputi perhatian, minat, keinginan, dan tindakan. Formula yang cukup
populer dalam urutan penyampaian pesan yakni formula AIDA, sebagai berikut:
a. Attention : mengandung daya tarik.
b. Interest : mengandung perhatian dan minat.
c. Desire : memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki.
d. Action : mengarah tindakan untuk membeli.
Efektivitas komunikasi pemasaran dapat diukur ke dalam tiga aspek yaitu
cognition (pengetahuan), affection (perasaan), dan conation (perilaku). Ketiga aspek
tersebut merupakan ukuran perubahan sikap konsumen, efek kognitif dapat membentuk
kesadaran informasi tertentu, efek afeksi dapat memberikan pengaruh untuk melakukan
sesuatu, yaitu realisasi pembelian. Efek konatif atau perilaku merupakan pembentukan
pola khalayak menjadi perilaku selanjutnya, yang diharapkan adalah pembelian ulang.
Menurut Tubb dan Moss (2009) dalam Ramadiana (2011) suatu komunikasi pemasaran
dikatakan efektif apabila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudnya. Maka
dari itu banyak cara yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam
mengembangkan perusahaannya dan menjadikan promosi yang dilakukannya efektif.
Komunikasi dikatakan efektif jika suatu perusahaan sudah mampu atau berhasil
menyampaikan promosinya melalui media promosi kepada khalayak. Maka dapat
disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan untuk membangun berbagai saluran
20
informasi dapat dikatakan efektif apabila tujuan akhir dari promosi tersebut dapat
dicapai.
Bauran Komunikasi Pemasaran
Kusumastuti (2009) menyebutkan bahwa dalam pemasaran terdapat istilah
bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari 4P, yaitu product, price, promotion,
dan place. Dari bauran pemasaran tersebut yang termasuk bentuk dari komunikasi
pemasaran adalah promosi (promotion). Dalam kajian promosi terdapat juga istilah
bauran promosi (promotional mix). Terdapat lima jenis teknik yang dimaksud dengan
bauran promosi menurut Kotler (2000) dalam Kusumastuti (2009), yaitu iklan
(advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan
publisitas (public relations and publicity), penjualan tatap muka (personal selling) dan
pemasaran langsung (direct marketing).
Tabel 1 Lima Elemen Bauran Promosi
Public
Periklanan
Relations dan
Publisitas
Iklan di media Kontes,
Press
kits
cetak
dan pemainan,
Pidato Seminar
elektronik.
undian Hadiah Laporan
Gambar
Pameran
tahunan
bergerak
Eksibisi
Donasi, amal
Brosur, buklet Demonstrasi
Sponsorship
Poster, leaflet Kupon Rabat Courtesy call,
Direktori
Pembiayaan
Majalah
Billboard
bunga rendah perusahaan
Display
Hiburan
Material
audiovisual
Logo
dan
simbol
Videotape
Sumber : Kotler (2000) dalam Kusumastuti (2009)
Promosi
Penjualan
Penjualan
Tatap Muka
Presentasi
penjualan
Pertemuan
penjualan
Program
insentif
Pameran
perdagangan
Pemasaran
Langsung
Katalog Surat
Telemarketing
Electronic
shopping TV
Shopping Fax
mail
E-mail
Voicemail
1. Iklan (advertising): merupakan model komunikasi yang dapat menjangkau
publik secara luas. Iklan dapat digunakan untuk membangun image jangka
panjang dan juga mempercepat quick sales. Selain itu, iklan juga bersifat baku
dan dapat ditayangkan berulang-ulang serta dapat memperoleh efek dramatisasi
dari iklan yang telah ditayangkan tersebut. Namun, iklan hanya dapat membawa
pesan secara monolog (komunikasi satu arah).
2. Promosi Penjualan (sales promotion): alat promosi ini mempunyai manfaat yaitu
komunikasi, dimana merupakan sarana untuk menarik perhatian dan
memberikan informasi yang akhirnya mengarahkan konsumen kepada produk.
Hal tersebut memberikan kontribusi nilai tambah kepada konsumen dan juga
dapat secara aktif mengajak konsumen membeli produk yang ditawarkan.
3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas (public relations and publicity): alat
promosi ini dapat menarik perhatian khalayak ramai jika memiliki kredibilitas
yang tinggi dan tidak memasukkan unsure penjualan, jadi hanya sebagai
pemberi informasi. Public Relation dan publisitas juga dapat memperoleh efek
dramatisasi seperti yang terjadi pada iklan.
21
4. Penjualan Tatap Muka (personal selling): alat promosi yang paling efektif pada
siklus terakhir dari proses pembelian. Hal ini terjadi karena personal selling
dapat membuat hubungan interaktif secara dekat, sehingga dapat mengenal
konsumen secara lebih dalam dan lebih baik, sehingga dapat memberikan respon
yang tepat. Keandalan personal selling adalah mendekatkan pelanggan dengan
penjualan lewat penggunaan jalur-jalur distribusi produk melalui pendekatan
personal.
5. Pemasaran Langsung (direct marketing): alat promosi ini hanya dapat
menjangkau konsumen yang spesifik. Namun, pesan yang disampaikan melalui
direct marketing dapat disesuaikan dengan karakter dan respon konsumen yang
dituju serta dapat diperbaharui secara cepat pula.
Media Komunikasi Pemasaran
Menurut Tjiptono (2008) menyebutkan bahawa media adalah suatu bentuk
saluran penyampaian pesan komersial kepada khalayak saluran. Media tersebut dapat
berupa surat kabar, majalah, TV, radio, media luar ruang, iklan transit, dan direct mail.
Pemilihan setiap pemilihan media promosi digunakan untuk memperkenalkan produk
agar konsumen (pembeli) menjadi tahu, paham, menentukan sikap, dan membeli produk
yang dihasilkan oleh perusahaan. Media dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ciri
produk, jenis pesan, pasar sasaran, luas dan jenis distribusi, anggaran, strategi iklan
pesaing, serta keunggulan dan kekurangan media itu sendiri.
Kusumastuti (2009) membagi media yang biasa digunakan dalam komunikasi
pemasaran menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Media massa, yang terdiri dari media massa elektronik dan media cetak.
2. Media kelompok, yang biasa digunakan pada kegiatan-kegiatan yang
melibatkan kelompok tertentu. Bentuk media ini diantaranya adalah video
presentasi.
3. Media personal, seperti katalog, profil korporat, dan folder.
Pemilihan media promosi yang tepat akan memiliki pengaruh yang besar kepada
proses pemasaran yang dilakukan. Melalui media, konsumen dengan mudah mengetahui
produk yang dijual. Efisiensi penggunaan media dilihat dari sejauh mana media itu
dapat menjangkau sasaran secara tepat, frekuensi yang dibutuhkan dan durasi tayang
iklan pada media dengan intensitas tinggi.
Pariwisata
Pariwisata didefinisikan menurut UU No. 10 Tahun 2009 ialah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Pariwisata merupakan
perpindahan atau perjalanan secara temporer dari tempat mereka biasanya bekerja dan
menetap ke tempat luar, guna mendapatkan kenikmatan dalam perjalanan atau di tempat
tujuan (Mathieson dan Wall, 1982 dalam Setyawan, 2015). Dalam arti luas Damanik
dan Weber (2006) dalam Fadila (2015) menyatakan bahwa pariwisata adalah kegiatan
rekreasi diluar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana
lain. Sedangkan sebagai suatu aktivitas, pariwisata adalah suatu fenomena pergerakan
manusia, barang, dan jasa yang sangat kompleks.
Menurut Yoeti (2008) dalam Dyahati (2012) pariwisata merupakan suatu
perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu
tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari
nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan
tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka
22
ragam. Pariwisata merupakan sebuah kegiatan atau industri yang mampu menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang cepat terutama dalam hal peningkatan pendapatan,
peningkatan kesempatan kerja, peningkatan taraf hidup serta stimulus bagi
pengembangan sektor-sektor lainnya.
Soekadijo (2000) dalam Rossy (2011), mengemukakan bahwa industri
pariwisata memiliki tiga produk utama. Pertama, atraksi wisata yang merupakan daya
tarik bagi wisatawan dapat berupa fasilitas olahraga, tempat hiburan, museum, pesta
rakyat, pertunjukan kesenian, peninggalan sejarah, dan sebagainya. Kedua, jasa wisata
merupakan kegiatan-kegiatan dan fasilitas-fasilitas untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan selama dalam perjalanan yang berupa rumah makan, hotel, pramuwisata, dan
sebagainya. Ketiga adalah angkutan wisata yaitu kondisi dan sarana untuk bergerak dari
tempat kediamannya ke tempat tujuan wisata seperti kendaraan bermotor, kereta api,
pesawat udara, jalan, perusahaan perjalanan, dan sebagainya. Ketiga produk tersebut
merupakan komponen produk kepariwisataan yang utuh. Selain itu, kegiatan pemasaran
pariwisata juga bertujuan untuk memudahkan wisatawan melakukan pengambilan
keputusan untuk mengadakan perjalanan. Tujuan akhir dari pemasaran tersebut adalah
agar orang membeli produk yang ditawarkan, untuk itu produk pariwisata harus dibuat
dengan menarik agar wisatawan tertarik mengambil keputusan untuk membeli produk
wisata dan melakukan pembelian.
Karakteristik Pengunjung
Karakteristik individu merupakan suatu proses psikologis yang mempengaruhi
individu dalam memperoleh, mengkonsumsi, serta menerima barang dan jasa serta
pengalaman. Menurut Hurriyati (2008) dalam Fadila (2015) karakteristik individu
merupakan faktor internal (interpersonal) yang menggerakan dan mempengaruhi
perilaku.
Tabel 2 Segmentasi Khalayak
Segmentasi
Deskripsi
Demografi
Khalayak dibedakan berdasarkan karakteristik
demografi, seperti usia, gender, pendidikan,
pekerjaan, dan sebagainya.
Geografis
Khalayak dibeda-bedakan berdasarkan wilayah
tempat tinggalnya, misalnya pulau, provinsi, kota,
dan desa.
Geodemografis
Khalayak yang tinggal disuatu wilayah geografis
tertentu diyakini memiliki karakter demografi
yang sejenis namun wilayah demografi harus
sesempit mungkin, misalnya kawasan-kawasan
pemukiman atau kelurahan.
Psikografis
Khalayak dibagi berdasarkan gaya hidup dan
kepribadiannya. Gaya hidup dapat mempengaruhi
perilaku seseorang dan mengklasifikasikannya
berdasarkan aktivitas, ketertarikan, dan pendapat.
23
KESIMPULAN
Hasil Rangkuman dan Pembahasan
Kegiatan pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sangat kompleks karena
mencakup berbagai jasa didalamnya, dari mulai atraksi wisata, jasa wisata dan angkutan
wisata. Ketiga komponen tersebut terangkum dalam industri pariwisata, untuk
memasarkan paket wisata tersebut dibutuhkan suatu strategi pemasaran yang baik. Salah
satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemasaran suatu objek wisata adalah
dengan meningkatkan komunikasi pemasaran karena komunikasi pemasaran memegang
peranan yang sangat penting dalam pengembangan suatu kawasan wisata yaitu dapat
membina hubungan baik dengan pengunjung, meningkatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal terhadap
produk yang ditawarkan. Dalam pengembangan Kebun Raya Bogor sebagai tujuan
destinasi wisata dan sebagai objek wisata andalan di Kota Bogor, selain menjadi tempat
wisata dan pusat penelitian juga dapat menghasilkan manfaat seperti meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia dan perekonomian masyarakat lokal yang ditandai dengan
meningkatnya pendapatan masyarakat seperti saat menjelang liburan, semakin majunya
pola pikir sebagai hasil dari interaksi dengan wisatawan, meningkatnya kesadaran untuk
melindungi ekosistem yang ada dalam kawasan wisata.
Dalam efektivitas komunikasi pemasaran Kebun Raya Bogor yang berpengaruh
dalam upaya menumbuhkan minat wisatawan untuk berkunjung dapat dilihat dari
tingkat bauran promosi yang terdiri dariiklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat
dan publisitas, penjualan tatap muka dan pemasaran langsung. Kemudian tingkat
efektivitas komunikasi pemasaran yaitu cara untuk menumbuhkan minat wisatawan
untuk berkunjung seperti halnya proses perhatian, minat, keinginan, dan tindakan.
Komunikasi dua arah kepada wisatawan untuk menjual produk agar dapat memberi
pengaruh, keyakinan, serta tindakan yang dilakukan sebagai umpan balik langsung yang
terjadi bisa terlihat dengan menggunakan langkah-langkah dalam mengembangkan
komunikasi pemasaran yang efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan
dapat terlaksana dengan baik. Selanjutnya dipengaruhi oleh tingkat pengambilan
keputusan pembelian yang dapat diketahui melaluitiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan
konatif. Media komunikasi pemasaran juga tidak kalah penting dan memiliki efek yang
sangat besar dalam perannya menumbuhkan minat wisatawan untuk berkunjung ke
tempat wisata berupa surat kabar, majalah, TV, radio, media luar ruang, iklan transit,
dan direct mail. Publikasi intern juga memiliki peran yang efektif dimana wisatawan
datang ke suatu objek wisata berdasarkan informasi dari orang terdekatnya. Selain itu,
jenis komunikasi yang sering disarankan dalam pemasaran objek wisata ini adalah
dengan pameran yang dilakukan baik di kawasan maupun di luar kawasan yang
bertujuan untuk mengenalkan objek wisata secara lebih luas. Namun untuk mencapai
keefektivan maka diperlukan pemilihan jenis komunikasi pemasaran yang tepat
sehingga perlu dirancang suatu perencanaan yang baik.
Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Skripsi
Berdasarkan rangkuman, pembahasan dan simpulan yang telah dibuat, maka
dapat dirumuskan pertanyaan penelitian, antara lain:
1. Untuk menganalisis dan mengetahui efektivitas komunikasi pemasaran Kebun
Raya Bogor berpengaruh dalam upaya menumbuhkan minat wisatawan untuk
berkunjung.
2. Untuk menganalisis dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi minat wisatawan untuk berkunjung ke Kebun Raya Bogor.
24
Usulan Kerangka Analisis Baru
Dalam memasarkan produk wisata terhadap objek wisata, pihak pariwisata atau
pengelola membutuhkan komunikasi pemasaran untuk memperkenalkan produk
wisatanya tersebut kepada pengunjung. Informasi yang disampaikan harus lengkap,
jelas, informatif, dan variatif agar dapat menarik minat pengunjung untuk datang
dengan tujuan berwisata, kepentingan penelitian, pendidikan dan lain sebagainya.
Penilaian pengunjung terhadap pelaksanaan komunikasi pemasaran berhubungan
dengan efektivitas komunikasi pemasaran. Efektivitas komunikasi pemasaran dapat
diukur melalui sejauh mana tujuan komunikasi pemasaran itu dapat tercapai dengan
baik. Strategi komunikasi harus mampu membangun cara yang paling sesuai untuk
mengkomunikasikan tujuan pemasaran dengan berbagai sasaran.
Frekuensi penyampaian pesan adalah banyaknya atau tingkat keseringan
pengunjung dalam menerima informasi mengenai Kebun Raya Bogor melalui media
promosi yang digunakan dalam pemasaran.Suatu perusahaan harus memikirkan bahwa
masing-masing pengunjung mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, ini
menentukan keinginan dan kebutuhan dari setiap pengunjung. Maka dari itu antara
karakteristik pengunjung dan karakteristik komunikasi pemasaran bagi lembaga diduga
memiliki hubungan dan akan menentukan keefektivitasan suatu komunikasi pemasaran
tersebut. Komunikasi pemasaran dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak
pada kognitif, afektif, dan konatif. Jika komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh
pihak Kebun Raya Bogor melalui media yang digunakan berhasil dalam membujuk
khalayak, maka khalayak akan memiliki keinginan untuk mencari informasi dan datang
mengunjungi Kebun Raya Bogor.
Berdasarkan uraian sebelumnya maka akan dijelaskan keterkaitan antara
beberapa variabel sehingga dapat menggambarkan kajian mengenai efektivitas
komunikasi pemasaran Kebun Raya Bogor dalam menumbuhkan minat wisatawan
untuk berkunjung pada Gambar 3.
25
Karakteristik Pengunjung
Demografi
 Usia
 Jenis Kelamin
 Tingkat Pendidikan
 Jenis Pekerjaan
 Tingkat Pendapatan
 Alasan Berkunjung
Geografis
 Tempat Tinggal
Psikografis
 Gaya Hidup
Karakteristik
Komunikasi Pemasaran
bagi Lembaga
 Ragam Bauran
Komunikasi
 Frekuensi
Komunikasi
 Ragam Media yang
digunakan
 Intensitas
Penggunaan Media
Ket :
Efektivitas Komunikasi
Pemasaran
 Kognitif
 Afektif
 Konatif
(Berhubungan)
Gambar 3 Kerangka Pemikiran
26
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Lidya. 2013. Efektivitas Komunikasi Pemasaran Produk Olahan Pertanian
Institut Pertanian Bogor Di Serambi Botani, Mal Gandaria City [Skripsi]. Bogor
[ID]: Institut Pertanian Bogor.
Chairunnisa, Siti. 2013. Efektivitas Media Promosi Dalam Komunikasi Pemasaran
Agrowisata Kampoeng Air Katulampa Bogor [Skripsi]. Bogor [ID]: Institut
Pertanian Bogor.
Dewi, Sutrisna. 2006. Dasar-Dasar Komunikasi Bisnis. Rosari RW, editor. Komunikasi
Bisnis. Yogyakarta [ID]: Penerbit Andi. 228 hal.
Dyahati, DB. 2012. Efektivitas Kelembagaan Lokal Terhadap Sistem Pengelolaan
Pariwisata [Skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor.
Fadila, RN. 2015. Efektivitas Komunikasi Pemasaran Kampung Budaya Sindangbarang
Di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor
[ID]: Institut Pertanian Bogor.
Kotler, Philip., Armstrong, Gary. 2008. Pemasaran: Mengatur Hubungan Pelanggan
yang Menguntungkan 2. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Penerbit Erlangga. 370 hal.
Kusumastuti, YI. 2009. Komunikasi Pemasaran. Dewi SS, editor. Komunikasi Bisnis.
Bogor [ID]: IPB Press. 201 hal.
Morrison. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta [ID]: Prenada
Media Group. 373 hal.
Muhammad, Arni. 2004. Konsep-Konsep Dasar Komunikasi. Komunikasi Organisasi.
Jakarta [ID]: PT. Bumi Aksara. 228 hal.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 93 Tahun 2011 tentang Kebun Raya.
[internet].
Dapat
diunduh
di
:
http://www.krbogor.lipi.go.id/id/download/unduh_berkas/25.html. (Diunduh pada
tanggal 15 Desember 2015, pukul 01.51 WIB).
Ramadiana, GM. 2011. Pengaruh Komunikasi Pemasaran Obyek Wisata Terhadap
Perilaku Wisatawan (Kasus: Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung, Desa
Linggajati, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat)
[Skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor.
Rangkuti, Freddy. 2009. Konsep Pemasaran, Bauran Pemasaran, Bauran Promosi dan
IMC. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing
Communication. Jakarta [ID]: PT. Gramedia Pustaka Utama. 286 hal.
Resa, Relita. 2013. Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada Produk Olahan Pertanian
Lapis Bogor Sangkuriang [Skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor.
Santoso, Edi., Setiansah, Mite. 2012. Mengenal Teori Komunikasi. Teori Komunikasi.
Yogyakarta [ID]: Graha Ilmu. 126 hal.
Setyawan, Luki. 2015. Hubungan Pengembangan Wisata Dengan Strategi Nafkah dan
Taraf Hidup Rumah Tangga Nelayan Desa Karimunjawa [Skripsi]. Bogor [ID]:
Institut Pertanian Bogor.
Shimp, TA. 2003. Konsep, Aplikasi, dan Lingkungan dari Komunikasi Pemasaran
Terpadu. Mahanani N, editor. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Terpadu. Jakarta [ID]: Erlangga. 603 hal.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran : Konsep dan Perkembangan. Strategi
Pemasaran. Yogyakarta [ID]: CV Andi Offset. 588 hal.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Dapat diunduh di : http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2009_10.pdf.
(Diunduh pada tanggal 30 Desember 2015, pukul 13.36 WIB).
27
Wardani, FF., Yudaputra, Angga. 2015. Inventarisasi Koleksi Tumbuhan Kebun Raya
Bogor yang Berpotensi sebagai Pestisida Nabati. [internet]. Dapat diunduh di :
http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/M/M0103/M010325.pdf.
(Diunduh
pada
tanggal 10 Desember 2015, pukul 23.40 WIB).
Wijayanti, RR. 2009. Penilaian Ekonomi dan Jasa Lingkungan Pusat Konservasi
Tumbuhan Kebun Raya Bogor [Skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor.
Dapat
diunduh
di
:
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/14358/H09rrw.pdf;jsession
id=D99E74F1EFDA6E98984A8D495A193FF4?sequence=2. (Diunduh pada
tanggal 10 Desember 2015, pukul 23.21 WIB).
Zulkarnaen, RN., Andila, PS. 2015. Dendrocalamus spp.: Bambu Raksasa Koleksi
Kebun
Raya
Bogor.
[internet].
Dapat
diunduh
di
:
http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/M/M0103/M010326.pdf.
(Diunduh
pada
tanggal 10 Desember 2015, pukul 23.40 WIB).
28
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
Inez Kania Febriyani dilahirkan di Bogor pada tanggal 22 Februari 1994 adalah
anak pertama dari satu bersaudara dari pasangan R. Kamal Suharya dan Erni Tri
Endrayani. Pendidikan formal yang pernah dijalani adalah TK Aisiyah III Bogor
periode 1999-2000, TK Kuncup Harapan Bogor periode 2000-2001, SD Negeri
Pengadilan 4 Bogor periode 2001-2006, SMP Negeri 19 Bogor periode 2006-2009,
SMA Negeri 7 Bogor periode 2009-2012. Pada tahun 2012, penulis diterima sebagai
mahasiswi Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM),
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Tertulis
(SNMPTN).
Download