Investment News Publikasi dari PT Prudential Life Assurance Halaman 1 dari 2 26 September 2011 Menyikapi Pergerakan Harga Saham di Bursa Efek Indonesia Bursa saham Indonesia anjlok 8,9% pada tanggal 22 September 2011 dan tercatat bahwa saham-saham di sektor keuangan mengalami penurunan harga yang sangat tajam. Faktor utama yang menyebabkan anjloknya bursa saham Indonesia ini adalah kekhawatiran pemodal terhadap ketidakpastian kondisi ekonomi di AS dan kawasan Eropa. Dilaporkan juga bahwa aksi jual dilakukan oleh pemodal asing dan pemodal lokal. Pandangan Manajer Investasi Kondisi makro ekonomi Indonesia tetap baik. Hal ini bisa dilihat dari posisi fiskal yang sehat, tingkat hutang luar negeri yang rendah (dihitung berdasarkan rasionya terhadap Produk Domestik Bruto), permintaan domestik yang kuat, tingkat ketergantungan ekonomi terhadap ekspor yang rendah dan pertumbuhan yang tinggi atas aktifitas investasi. Namun demikian, menurunnya tingkat rasa percaya diri pemodal dan tingginya keinginan untuk segera mengamankan investasinya dari risiko, berujung kepada aksi jual yang terjadi pada tanggal 22 September 2011 yang lalu. Nilai tukar Rupiah yang anjlok ikut memberikan andil terjadinya aksi jual yang lebih besar. Pelemahan nilai tukar Rupiah sebenarnya secara umum merupakan refleksi atas penguatan yang terjadi terhadap Dolar Amerika Serikat dan pelemahan yang terjadi ini mengikuti terjadinya pelemahan mata uang lainnya di kawasan regional. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa pelemahan nilai tukar Rupiah tersebut merupakan faktor yang mempercepat turunnya tingkat rasa percaya diri pemodal, terutama karena kinerja bursa saham Indonesia sudah relatif lebih baik dibandingkan bursa saham lain di kawasan regional. Cadangan Devisa Indonesia yang telah meningkat sebesar dua kali dalam kurun waktu 3 tahun terkahir, menjadi 122 miliar dolar (per tanggal 16 September 2011) mampu menciptakan keleluasaan kepada Bank Indonesia (BI) untuk melakukan intervensi menahan laju pelemahan nilai tukar Rupiah. Di dalam setiap kesempatan, manajer investasi selalu mencermati secara seksama risiko terjadinya arus keluar modal asing dari pasar modal Indonesia sebagai akibat tingginya keinginan untuk segera mengamankan investasinya dari risiko. Pemodal asing sangat aktif melakukan pembelian atas saham-saham di bursa saham Indonesia dan kepemilikan mereka di pasar obligasi domestik sudah mencapai lebih dari 30%. Aksi jual pada tanggal 22 September 2011 yang lalu merupakan aksi nyata atas tingginya keinginan mereka untuk segera mengamankan investasinya dari risiko. Pembelian Saham oleh Asing Juta Dolar Kepemilikan Asing pada Obligasi Pemerintah Rp Triliun Sumber: Grafik dibuat berdasarkan referensi dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan RI, CLSA Asia Pacific Markets, UBS Research, Agustus 2011 Investment News dibuat berdasarkan referensi dari PRUflash (23 Sep 2011) yang diterbitkan oleh Prudential Asset Management Singapore Publikasi dari PT Prudential Life Assurance Halaman 2 dari 2 26 September 2011 Bursa Saham Indonesia Indonesian Stock Market Index 4500 4000 3500 JAKARTA COMPOSITE INDEX - PRICE INDEX 3000 2500 2000 1500 1000 Lehman Crisis 500 0 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 Imbas terhadap portofolio Strategi investasi yang diadopsi oleh manajer investasi tidak berubah. Manajer investasi masih sangat percaya kepada kekuatan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang dan mempertimbangkan perkembangan yang positif atas indikator-indikator makro ekonomi Indonesia serta penurunan secara struktural atas risiko investasi di Indonesia. Koreksi tajam yang terjadi di bursa saham Indonesia justru membuka kesempatan kepada manajer investasi untuk melakukan pembelian saham-saham berkualitas dengan harga yang menarik. Bursa saham Indonesia merupakan salah satu bursa saham terbaik di Asia sepanjang tahun 2010 yang lalu dan sejak awal tahun 2011 hingga saat ini. Prestasi ini mengakibatkan bursa saham Indonesia sangat rentan terhadap aksi ambil untung oleh para pemodal yang ingin segera mengamankan investasinya dari risiko di tengah ketidakpastian ekonomi dunia. Namun demikian, manajer investasi memperkirakan bahwa dalam jangka panjang bursa saham Indonesia akan lebih dipengaruhi oleh pertumbuhan pendapatan dari para emitennya. Oleh karena itu, dengan tingkat valuasi saham yang menarik, saat ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi dengan metode investasi secara berkala (dollar-cost-averaging). Disclaimer Laporan ini hanya merupakan informasi yang disebarluaskan untuk kalangan sendiri dan ditujukan bagi para nasabah dan calon nasabah PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia). Laporan ini tidak diperbolehkan untuk dicetak, dibagikan, atau direproduksi atau didistribusikan secara keseluruhan atau sebagian kepada orang lain tanpa izin tertulis terlebih dahulu dari Prudential Indonesia. Laporan ini bukan merupakan penawaran atau ajakan melakukan pemesanan, pembelian, atau penjualan aset-aset keuangan yang tertulis di dalamnya. Penerima laporan ini sebaiknya mencari nasihat seorang ahli keuangan sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Prudential Indonesia secara langsung ataupun tidak langsung tidak memberikan pertimbangan dan tidak akan melakukan investigasi atas tujuan investasi, kondisi keuangan, atau kebutuhan tertentu dari penerima laporan ini, sehingga tidak ada jaminan dan kewajiban apapun yang akan diberikan atau diterima oleh Prudential Indonesia atas kerugian yang timbul baik secara langsung maupun tidak langsung yang diderita oleh penerima laporan ini karena informasi, opini, atau estimasi yang ada dalam laporan ini. Prudential Indonesia dan semua perusahaan yang terkait dan berafiliasi dengannya, termasuk jajaran direksi dan staf di dalamnya, dapat memiliki atau mengambil posisi atas aset keuangan yang tercantum dalam laporan ini dan dapat melakukan atau sedang menjajaki jasa perantaraan atau jasa investasi lainnya dengan perusahaan-perusahaan yang aset keuangannya tercantum dalam laporan ini, termasuk dengan pihak-pihak di luar laporan ini. Kinerja masa lalu dan perkiraan yang dibuat bukan merupakan indikasi kinerja yang akan datang. Nilai dan hasil investasi bisa naik atau turun. Prudential Indonesia adalah bagian dari Prudential plc, sebuah grup perusahaan jasa keuangan terkemuka dari Inggris. Grup Prudential pada tanggal 30 Juni 2011 memiliki total dana kelolaan sebesar lebih dari GBP 349 miliar (Rp 4,805 triliun) dengan lebih dari 25 juta nasabah. Prudential Indonesia dan Prudential plc tidak memiliki afiliasi apapun dengan Prudential Financial Inc, suatu perusahaan yang berdomisili di Amerika Serikat.