PENERAPAN PROBLEM SOLVING DENGAN GAME POHON PENGETAHUAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS VII C SMP 1 PURWOREJO skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh Fajar Adinugraha 4401407029 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Penerapan Problem Solving dengan Game Pohon Pengetahuan untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem di Kelas VII C SMP 1 Purworejo” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun. Semarang, Maret 2011 Fajar Adinugraha 4401407029 ii PENGESAHAN Skripsi dengan judul: Penerapan Problem Solving dengan Game Pohon Pengetahuan untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem di Kelas VII C SMP 1 Purworejo telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada tanggal 11Mei 2011. Panitia Ujian Ketua Sekretaris Dr. Kasmadi Imam Supardi, M.S. Dra, Aditya Marianti, M.Si NIP. 19511115 197903 1001 NIP. 19671217 199303 2001 Penguji utama Drs. Ibnul Mubarok NIP. 196307111991021001 Anggota Penguji/Pembimbing I Anggota Penguji/Pembimbing II Drs. Bambang Priyono, M.Si NIP. 19570310 198810 1001 Drs. F. Putut Martin, M.Si NIP. 196103071999031001 iii ABSTRAK Adinugraha, F. 2007. Penerapan Problem Solving dengan Game Pohon Pengetahuan untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem di Kelas VII C SMP 1 Purworejo. Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Drs. Bambang Priyono, M.Si. dan Pembimbing Pendamping Drs. F. Putut Martin HB, M.Si. Pembelajaran IPA mencakup semua materi terkait dengan objek alam yang mengajak siswa berpikir kritis membandingkan dari beberapa masalah yang sedang dan akan terjadi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan yang dapat memecahkan masalah tersebut. Observasi awal yang dilakukan, diketahui siswa mengalami kesulitan dalam mencapai target ketuntasan minimal sebesar ≥72. Selain itu, siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Keaktifan siswa di kelas menjadi salah satu faktor pendukung tercapainya hasil belajar yang maksimal. Guru IPA berkolaborasi dengan penulis untuk memecahkan masalah tersebut dengan menerapkan model problem solving dengan game pohon pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri 2 siklus, masing-masing siklus melalui empat tahapan yaitu: perencanaan, tindakan , observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII C SMP 1 Purworejo. Data yang akan diambil meliputi: data keaktifan siswa, data hasil belajar, data kinerja guru selama KBM, data tanggapan siswa dan tanggapan guru. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dari siklus I sampai siklus II. Persentase keaktifan siswa pada siklus I dan II berturut-turut:51,61 % dan 77,42% sedangkan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I dan II berturut turut: 83,87% dan 93,55%. Kinerja guru selama pembelajaran sudah mencapai kriteria baik. Selain itu, siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan problem solving dengan game pohon pengetahuan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem di kelas VII C SMP 1 Purworejo. Pembelajaran dengan model ini dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Kata kunci : problem solving, game pohon pengetahuan, ekosistem iv KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Problem Solving dengan Game Pohon Pengetahuan untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem di Kelas VII C SMP 1 Purworejo”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di FMIPA UNNES. Skripsi ini berisi mengenai penyelesaian masalah di kelas VII C SMP 1 Purworejo. Kekurangtuntasan hasil belajar dan aktivitas siswa yang cenderung rendah membuat guru bersama penulis mengatasi permasalahan tersebut. Melalui penerapan problem solving dan game pohon pengetahuan ternyata mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa di kelas tersebut. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang dengan ikhlas telah merelakan sebagian waktu, tenaga dan materi yang tersita demi membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih setulus hati kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan menyelesaikan studi strata 1 Jurusan Biologi FMIPA UNNES. 2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah membantu dalam hal administrasi. 4. Drs. Bambang Priyono, M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi. 5. Drs. F. Putut Martin HB, M.Si, Dosen Pembimbing II yang telah dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi. v 6. Drs. Ibnul Mubarok Dosen Penguji yang telah dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi. 7. Kepala Sekolah SMP 1 Purworejo yang telah berkenan membantu dan bekerja sama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian. 8. Mulat Tariningsih,S.Pd, Guru IPA kelas VII C SMP 1 Purworejo yang telah berkenan membantu dan bekerja sama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian. 9. Guru dan staf karyawan SMP 1 Purworejo yang telah membantu peneliti selama penelitian. 10. Siswa kelas VII C SMP 1 Purworejo yang telah berkenan menjadi subjek dalam penelitian ini. 11. Para observer dalam penelitian ini. 12. Kedua orang tuaku tercinta beserta keluarga yang telah memberikan motivasi selama menempuh studi di UNNES. 13. Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini baik moril maupun materiil, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya. Semarang, Maret 2011 Penulis vi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... ii PENGESAHAN .............................................................................................. iii ABSTRAK ..................................................................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................. vii DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ................................................................................... 1 B. Rumusan masalah ............................................................................. 5 C. Penegasan istilah ................................................................................ 5 D. Tujuan penelitian................................................................................ 6 E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 8 B. Hipotesis ............................................................................................ 14 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting dan karakteristiki subyek penelitian ........................................ 15 B. Prosedur Penelitian............................................................................. 15 1. Persiapan Penelitian ...................................................................... 15 2. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 20 C. Data dan Cara Pengumpulan Data ...................................................... 24 1. Sumber Data dan Jenis Data ....................................................... 24 2. Cara Pengumpulan Data .............................................................. 24 D. Metode Analisis Data ........................................................................ 24 vii Halaman E. Indikator kinerja ................................................................................. 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Siklus I ............................................................................... 28 B. Deskripsi Siklus II .............................................................................. 34 C. Tanggapan siswa ................................................................................ 39 D. Tanggapan guru ................................................................................. 40 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ............................................................................................ 42 B. Saran .................................................................................................. 42 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 43 LAMPIRAN – LAMPIRAN ........................................................................... 45 viii DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Tahapan Model Problem solving ............................................................ 10 2. Hasil analisis validitas soal uji coba ...................................................... 17 3. Hasil analisis reliabilitas soal uji coba .................................................... 18 4. Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba ........................................ 19 5. Soal yang digunakan dan dibuang .......................................................... 19 6. Rekapitulasi data keaktifan siswa selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siklus I ...................................................................................... 30 7. Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I ................................................ 30 8. Rekapitulasi data keaktifan siswa selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siklus II ..................................................................................... 35 Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus II ................................................ 36 10. Rekapitulasi hasil tanggapan siswa siklus I dan II .................................. 39 11. Tanggapan guru terhadap penerapan problem solving dengan game pohon pengetahuan pada materi ekosistem ............................................ 40 9. ix DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ......................................... 20 2. Histogram perbandingan hasil keaktifan siswa ....................................... 38 3. Histogram perbandingan hasil belajar siswa ........................................... 38 x DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Silabus ............................................................................................... 48 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I dan siklus II ....... 51 3. Rekapitulasi uji validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran siklus I,II dan III ......................................................................................... 82 4. Perhitungan validitas butir soal .......................................................... 87 5. Perhitungan reliabilitas instrument ..................................................... 88 6. Perhitungan tingkat kesukaran soal .................................................... 89 7. Lembar observasi keaktifan siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar . 90 8. Rekapitulasi nilai hasil belajar siswa dan aktivitas siswa siklus I dan II........................................................................................................ 95 9. Lembar kinerja guru saat pembelajaran ............................................. 98 10. Lembar tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran ..................... 100 11. Lembar pedoman wawancara guru IPA Biologi VII C ....................... 101 12. Dokumentasi kegiatan penelitian........................................................ 102 13. Surat keputusan penetepan judul dan dosen pembimbing ................... 105 14. Surat keterangan permohonan ijin observasi di SMP 1 Purworejo ...... 106 15. Surat keterangan permohonan ijin penelitian di SMP 1 Purworejo ..... 107 16. Surat keterangan penelitian di SMP 1 Purworejo ................................ 108 xi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA Biologi mengkaji pada persoalan yang terkait dengan makhluk hidup serta lingkungannya. Penerapan pendidikan IPA Biologi di sekolah menengah bertujuan agar siswa paham dan menguasai konsep alam. Pembelajaran ini juga bertujuan agar siswa dapat menggunakan metode ilmiah untuk menyelesaikan persoalan alam tersebut. Pendidikan IPA Biologi itu sendiri memiliki peran penting dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas yang mempunyai pemikiran kritis dan ilmiah. Berpikir kritis merupakan upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan membandingkan dari beberapa masalah yang sedang dan akan terjadi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan yang dapat memecahkan masalah tersebut. Berdasarkan wawancara dengan guru IPA Biologi kelas VII SMP 1 Purworejo, terdapat 5 rombongan belajar (kelas) yaitu kelas VII A, VII B, VII C, VII D, dan VII E. Di antara kelima kelas tersebut, terdapat satu kelas yang memiliki hasil belajar dan aktivitas siswa paling rendah pada mata pelajaran IPA biologi yaitu kelas VII C. Hal ini dibuktikan dengan daftar nilai siswa kelas VII di semester I. Kelas VII C memiliki rata-rata 71,93. Permasalahan yang ditemui di kelas VII C antara lain kelas selalu pasif. Pasif yang dimaksud adalah aktivitas siswa untuk belajar sangat rendah dan sangat sulit untuk menimbulkan interaksi baik antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru, sehingga kelas terlihat didominasi oleh guru. Siswa cenderung belum berani bertanya serta memberikan pendapat. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Sebagian siswa belum 1 2 dapat mencapai Nilai Ketuntasan Minimal yaitu ≥ 72. Jumlah siswa yang tidak tuntas secara berturut-turut pada ulangan bab I (Gejala Abiotik dan biotik), bab II (Keanekaragaman makhluk hidup) dan bab III (Organisasi kehidupan) adalah 19,35%, 32,25% dan 48,38 %. Masih banyaknya siswa yang belum tuntas menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar belum berhasil secara klasikal. Berdasarkan kenyataan yang ada maka guru IPA bersama penulis mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk memperbaiki pembelajaran yang di kelas VII C tersebut. Penelitian Tindakan Kelas dipilih karena penelitian ini dapat membantu mengatasi permasalahan yang ada di kelas penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif antara guru dan mahasiswa. Menurut (Subiyantoro 2009), Penelitian Tindakan Kelas tidak harus sendirian dilakukan oleh guru tetapi juga dapat berkolaborasi. Melalui cara ini, guru akan banyak menerima masukan tentang prosedur PTK dan bagi seorang mahasiswa akan memperoleh manfaat masukan yang berharga dari guru yang benar-benar berkecimpung di dunia pendidikan. Untuk lebih memperjelas maka disajikan pohon masalah dan pohon alternatif berikut ini. Hasil Belajar Siswa Rendah Akibat Aktivitas Belajar Siswa Rendah Sebab Pembelajaran didominasi oleh guru dan tidak berpusat pada siswa Model ceramah Kegiatan proses ilmiah jarang dilakukan Siswa hanya menerima informasi pengetahuan Siswa pasif saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Siswa belum berani untuk bertanya dan mengajukan pendapat dan merasa bosan Gambar 1 Pohon masalah ( Dimodifikasi dalam buku Priyono dan Junaedi, 2001) 3 Hasil Belajar Siswa diharapkan meningkat Aktivitas Belajar Siswa diharapkan meningkat Penerapan model pembelajaran Problem solving dengan game Pohon Pengetahuan Merancang model pembelajaran yang mangajak siswa berpikir kritis Merancang model yang mengutamakan keterampilan proses/ proses ilmiah Merancang model membuat siswa senang yaitu joyfull learning Gambar 2 Pohon alternatif ( Dimodifikasi dalam buku Priyono dan Junaedi, 2001) Pohon masalah di atas menunjukkan bahwa pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat dan keadaan siswa yang pasif saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mengakibatkan aktivitas dan hasil belajar siswa rendah. Keadaan siswa yang pasif tersebut merupakan suatu masalah yang perlu dipecahkan sehingga guru perlu merubah model pembelajaran yang sudah dilakukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan seperti yang tergambar dalam pohon alternatif. Model pembelajaran yang diterapkan harus dapat mengubah perilaku siswa menjadi lebih aktif. Model pembelajaran tersebut harus mengandung pendekatan keterampilan proses siswa. Hal ini karena ciri khas dari pembelajaran IPA adalah keterampilan proses. Melalui keterampilan proses, siswa akan melakukan kegiatan seperti mengamati, memprediksi, mengintepretasi dan mengambil kesimpulan terhadap masalah yang ada. Oleh karena itu, model pembelajaran yang tepat dalam mendukung keterampilan proses adalah model pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah 4 (problem solving). Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran kontekstual yang membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah. Adanya permasalahan (problem) yang diberikan akan mengajak siswa menemukan solusi yang tepat (solving) dengan berdiskusi dengan kelompoknya. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Setiawan (2008) menunjukkan bahwa problem solving mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran problem solving, siswa mampu memahami masalah, mengidentifikasi masalah, merencanakan bagaimana caranya terbaik mengerjakan masalah, menggunakan rencana itu untuk mencoba memecahkan masalah, dan memeriksa jika masalah sudah dipecahkan. Penelitian yang dilakukan oleh Afcariono (2008) menunjukkan bahwa problem solving mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa seperti kemampuan bertanya dan menjawab permasalahan yang akan mereka pecahkan. Selain itu, guru bersama penulis menggabungkan game pohon pengetahuan di akhir pembelajaran. Game ini dipilih sebagai media pembelajaran karena salah satu prinsip dari pembelajaran IPA Biologi adalah joyfull learning. Game Pohon Pengetahuan akan membantu siswa untuk mengendapkan materi dengan bantuan gambar pohon. Setiap ranting dari pohon akan mengandung materi yang harus dikuasai siswa. Berdasarkan latar belakang di atas alternatif untuk mengatasi permasalahan hasil belajar tersebut yaitu menggunakan model pembelajaran problem solving dengan game pohon pengetahuan. Penggabungan model pembelajaran dengan media game ini bertujuan untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dan semangat dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. 5 B. Rumusan masalah Berdasarkan pohon masalah dan pohon alternatif maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah apakah penerapan problem solving dengan game Pohon Pengetahuan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Ekosistem di Kelas VII C SMP 1 Purworejo? C. Penegasan istilah Untuk menghindari penafsiran yang berbeda berkaitan dengan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu adanya penegasan terhadap istilah yang ada dalam judul tulisan ini. Istilah yang perlu ditegaskan adalah 1. Problem solving Problem solving merupakan model pembelajaran penyelesaian masalah yang membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Model ini meliputi tahapan merumuskan masalah, menganalisis masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, pengujian hipotesis dan merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Model pembelajaran Problem solving adalah suatu kegiatan yang didesain oleh guru dalam rangka memberi tantangan kepada siswa melalui penugasan atau pertanyaan. Masalah yang diberikan harus masalah yang pemecahannya terjangkau oleh kemampuan siswa (Sanjaya 2006). 2. Game Pohon Pengetahuan Game Pohon Pengetahuan merupakan suatu media pembelajaran berbentuk permainan yang mengajak siswa untuk mengendapkan materi dalam sebuah gambar pohon yang terdiri dari cabang dan ranting. Setiap cabang dan ranting tersebut mengandung materi yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran. Game ini dilakukan secara berkelompok. Menurut Jamil (2009), Games kelompok adalah permainan yang dilakukan dengan melibatkan siswa secara berkelompok yang bisa menguji baik kemampuan dan kecerdasan secara pribadi maupun sebagai kerja sama kelompok. 6 3. Peningkatan Aktivitas siswa Aktivitas siswa merupakan semua kegiatan siswa yang dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran. Aktivita siswa ini meliputi : ketepatan waktu hadir dalam KBM, perhatian siswa terhadap guru, kemampuan berpendapat, kemampuan bertanya, kemampuan mengamati/ praktik, keaktifan mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS), keseriusan saat KBM, dan aktivitas kegiatan game. Peningkatan aktivitas siswa merupakan suatu bentuk kenaikan aktivitas siswa di dalam kegiatan belajar mengajar dari pembelajaran sebelumnya. Untuk penilaian aktivitas siswa disediakan rubric penilaian aktivitas siswa (lampiran 7). Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif (Anni 2007). 4. Peningkatan Hasil belajar Hasil Belajar merupakan hasil kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Kemampuan yang dimiliki siswa dilihat dari hasil yang dicapai melalui nilai tes pilihan ganda dan nilai Lembar Kerja Siswa (LKS). Peningkatan Hasil Belajar merupakan suatu bentuk peningkatan hasil belajar dari hasil belajar sebelumnya. Siswa mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 72. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan perilaku dapat berupa penguasaan konsep atau perubahan perilaku yang lain tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa (Anni 2007). 5. Materi Ekosistem Materi Ekosistem merupakan materi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Biologi kelas VII C dengan Standar Kompetensi: 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem, Kompetensi Dasar: 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem, 7 7.2 Mengidentifikasikan pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem. D. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan problem solving dengan game Pohon Pengetahuan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Ekosistem di Kelas VII C SMP Negeri 1 Purworejo. E. Manfaat penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat 1. Bagi guru a. Mendapat pengalaman untuk mengembangkan model pembelajaran yang bervariasi dan efektif sehingga membantu siswa dalam memahami materi dan dapat memperoleh hasil belajar yang optimal. b. Dapat meningkatkan kualitas guru. c. Dapat mempermudah guru dalam penyampaian materi. 2. Bagi siswa a. Memberikan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan. b. Meningkatkan pemahaman terhadap konsep materi. c. Menumbuhkan kemandirian belajar siswa. 3. Bagi sekolah a. Meningkatkan kualitas belajar siswa di sekolah tersebut. b. Memberikan sumbangan untuk pengembangan pembelajaran biologi. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Belajar dan pembelajaran Biologi Belajar dan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar harus menimbulkan kegairahan dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran (Slameto 1997). Menurut Mudzakir (1997), belajar adalah suatu perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental, serta panca indra otak dan anggota tubuh yang lain. Demikian pula, aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru yang membuat tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. (Darsono 2000). Pembelajaran Biologi yang efektif dalam pencapaian kompetensi tertentu harus memperhatikan beberapa prinsip pembelajaran, yaitu student centered learning, learning by doing, joyful learning, meaningful learning dan the daily life problem solving (Saptono 2003). Guru dituntut membantu siswa untuk mendapatkan pemahaman yang baik terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip biologi dan memudahkan siswa dalam mempelajari biologi di kelas yang lebih tinggi. Di samping itu, guru di kelas awal diharapkan dapat menumbuhkan sikap positif terhadap biologi serta membangkitkan minat mereka terhadap biologi. Hal ini berarti, proses pembelajaran biologi 8 yang dilakukan guru hendaknya 9 memungkinkan terjadinya pengembangan pemahaman konsep, sikap, dan meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran biologi (Setiawan 2008). 2. Hasil Belajar Siswa Keberhasilan belajar siswa di sekolah dalam rangka mencapai tujuan- tujuan pendidikan tertentu ditentukan oleh beberapa aspek yang secara langsung mempengaruhi proses belajar siswa. Guru memegang peranan penting dalam hal menyediakan fasilitas belajar bagi siswa. Fasilitas ini dapat berupa variasi pendekatan pembelajaran, penyediaan media pembelajaran yang kreatif, serta yang tidak kalah pentingnya adalah pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan (Saptono 2003). Seperangkat faktor yang memberikan kontribusi belajar adalah kondisi internal dan eksternal siswa. Kondisi internal mencakup kondisi fisik (seperti kesehatan organ tubuh), kondisi psikis (seperti kemampuan intelektual, emosional) dan kondisi sosial (seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Sama kompleksnya pada kondisi internal adalah kondisi eksternal yang ada di lingkungan pembelajar. Beberapa faktor eksternal seperti tempat belajar, suasana lingkungan dan budaya belajar masyarakat (Anni 2007). 3. Aktivitas Belajar Siswa Di dalam belajar, belajar efektif (sesuai tujuan) semestinya bermakna. Oleh karena itu, belajar tidak cukup dengan hanya mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas (membaca, bertanya, menjawab, berkomentar, mengerjakan, mengkomunikasikan, presentasi, diskusi) (Suherman, 2009). Di dalam kurikulum 1994 Pendidikan Dasar dan Sekolah Menengah Umum menekankan penggunaan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses terdiri atas sejumlah keterampilan yang satu sama lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan. Jenis keterampilan proses menurut (Rustaman 2003) antara lain melakukan pengamatan (observasi), menfasirkan pengamatan (interpretasi), mengelompokan (klasifikasi), meramalkan (prediksi), berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan 10 percobaan atau penyelidikan, menerapkan konsep dan mengajukan pertanyaan. 4. Model problem solving dengan game Pohon Pengetahuan Belajar biologi tidak hanya berhadapan dengan teori dan konsep saja, melainkan harus melakukan sesuatu, mengetahui, dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran biologi. Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran yang bukan sekedar model mengajar, tetapi merupakan suatu model berpikir. Hal ini karena, problem solving menuntut siswa untuk berpikir kritis (Afcariono 2008). Menurut Dogru (2008), problem solving merupakan suatu model yang di dalamnya mengandung beberapa aktivitas antara lain: mengerti permasalahan, mengumpulkan informasi berkenaan dengan problem solving dan memberikan solusi terhadap permasalahan. Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan oleh John Dewey dalam Sanjaya (2006) adalah SPBM (Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah) yang kemudian dikenal dengan model pembelajaran pemecahan masalah (Problem solving). Model pembelajaran ini dirancang dengan menghadirkan permasalahan yang bersifat terbuka sehingga siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi, mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memcahkan masalah. Tahapan model Problem solving ada 6 tahap. Keenam tahapan tersebut dapat dilihat di tabel 1. Tabel 1. Tahapan Model Problem solving Langkah- langkah Keterangan 1. Merumuskan masalah Siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan 2. Menganalis masalah Siswa meninjau masalah dari berbagai sudut pandang 3. Merumuskan hipotesis Siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan dari masalah tersebut 11 Langkah- langkah Keterangan 4. Mengumpulkan data Mencari informasi dari permasalahan 5. Pengujian hipotesis Merumuskan kesimpulan sesuai dengan hipotesis 6.Merumuskan rekomendasi Siswa menggambarkan rekomendasi yang pemecahan masalah diberikan terhadap masalah tersebut (Sanjaya, 2006) Menurut Tanrere meningkatkan (2008), kualitas penerapan pembelajaran. problem Dalam solving hasil dapat penelitiannya menunjukkan bahwa dengan diterapkannya problem solving maka siswa menjadi kreatif dan aktif. Hal ini karena problem solving menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi bersifat student-centered learning bukan teachered-centered learning. Dalam pembelajaran problem solving, guru bertindak sebagai mediator atau fasilitator. Sanjaya (2006) menyatakan keunggulan dan kelemahan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Solving) adalah sebagai berikut: 1. Keunggulan a. Pemecahan masalah (Problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pembelajaran. b. Pemecahan masalah (Problem solving) dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. c. Pemecahan masalah (Problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. d. Pemecahan masalah (Problem solving) dapat untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. e. Pemecahan masalah (Problem solving) dapat membantu siswa mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. f. Pemecahan masalah (Problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir 12 dan sesuatu yang harus dimengerti siswa bukan hanya belajar dari guru atau buku. g. Pemecahan masalah (Problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa. h. Pemecahan masalah (Problem solving) mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. 2. Kelemahan a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan maka siswa enggan untuk mencoba memecahkan masalah. b. Diperlukan cukup waktu dalam persiapan dan pelaksanaan agar pembelajaran dengan Problem solving berhasil. Game telah dipakai secara luas di berbagai kalangan baik organisasi formal (instansi pemerintah, perusahaan dan sekolah-sekolah) maupun yang bersifat informal (dalam perkumpulan pemuda, ibu-ibu, termasuk di kalangan remaja dan anak-anak). Bagi siswa, hal ini akan bermanfaat untuk menjadi pribadi yang terbuka, melebur, menyatu, dan belajar secara bersama-sama dengan orang lain sehingga menjadi cikal bakal penting bagi hidupnya kelak ketika terjun ke masyarakat. Melalui game, siswa menjadi gembira, aktif, bersemangat, melebur, terbuka, dekat, dan berani ( Jamil 2009). Dalam penelitian kali ini, penulis menggunakan game Pohon Pengetahuan. Melalui game ini, siswa akan belajar bersama-sama terhadap indikator yang harus dicapai pada setiap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Game ini merupakan hasil modifikasi penulis dari buku “101 Games Cerdas dan Kreatif” karangan Sya’ban Jamil. Berikut merupakan ilustrasi game Pohon Pengetahuan: 1. Guru meminta siswa duduk berkelompok. Kelompok disusun sesuai kesepakatan sebelum pembelajaran dimulai, setiap kelompok terdiri dari empat orang siswa yang dilakukan secara acak. 13 2. Guru menyediakan sebuah media pohon pengetahuan yang digantung di papan tulis sehingga siswa bisa melihat semua. Pada gambar pohon tersebut terdapat cabang dan ranting yang berisi soal. 3. Guru menjelaskan aturan main Pohon Pengetahuan Setiap kelompok bersaing untuk mendapatkan reward Guru memberikan pertanyaan, kemudian salah satu siswa sebagai juru bicara dalam setiap kelompok mengacungkan jari. Siswa dalam kelompok yang pertama mengacungkan jari berhak menjawab pertanyaan. Jika jawaban benar akan mendapat reward , dan jika salah tidak akan mendapat reward. 4. Permainan berlangsung selama 15 menit 5. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran menggunakan Pohon Pengetahuan Menurut Jamil (2009), melalui game Pohon Pengetahuan ini, ada hal-hal penting yang bisa diungkapkan antara lain sebagai berikut: 1. Siswa akan diuji konsentrasi dan kepekaannya dalam memahami pertanyaan sekaligus memberi jawaban secara tepat dan benar. 2. Melalui gambar Pohon Pengetahuan bisa menarik perhatian dan belajar siswa 3. Melalui game ini siswa bisa lebih aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). 5. Materi Ekosistem Materi Ekosistem merupakan materi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Biologi kelas VII C dengan Standar Kompetensi: 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem, Kompetensi Dasar: 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem dan 7.2 Mengidentifikasikan pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem. Materi yang dipelajari meliputi: 1) Satuansatuan ekosistem, 2) Komponen Ekosistem, 3) Pola Interaksi, 4) Saling ketergantungan di antara komponen biotik, 5) Keanekaragaman hayati, 6) 14 Penyebab kelangkaan Hewan dan Tumbuhan, dan 7) Usaha-usaha pelestarian keanekaragaman hayati. B. HIPOTESIS Berdasarkan pohon masalah, pohon alternatif dan tinjauan pustaka di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Penerapan Problem Solving dengan game Pohon Pengetahuan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Ekosistem di kelas VII C SMP 1 Purworejo. 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting dan karakteristik subyek penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP 1Purworejo, Jalan Jenderal Sudirman 8 Purworejo, Telp. (0275) 321405. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan yaitu Siklus I ( Senin 21 Februari 2011) dan Siklus II (Senin 28 Februari 2011). Materi yang digunakan adalah ekosistem. Subyek penelitian yaitu kelas VII C SMP 1 Purworejo pada semester 2 tahun ajaran 2010/2011. Siswa kelas VII C terdiri dari 14 laki-laki dan 17 perempuan. Kelas ini dipilih sebagai subyek penelitian karena keaktifan dan hasil belajarnya masih rendah. Umumnya, selama kegiatan belajar mengajar berlangsung banyak siswa yang diam, tidak berpendapat dan melakukan aktivitas yang tidak mendukung pembelajaran. B. Prosedur penelitian 1. Persiapan penelitian Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan adalah a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru bidang studi IPA Biologi ( Ibu Mulat Tariningsish) dan melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di kelas VII C SMP 1 Purworejo. b. Berdasarkan pohon masalah, penulis bersama dengan guru bidang studi IPA Biologi menentukan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut yaitu menerapkan model pembelajaran problem solving dengan game Pohon Pengetahuan. 15 16 c. Menyusun instrumen penelitian berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa dan alat evaluasi. d. Menyusun lembar observasi aktivitas siswa, kinerja guru dan angket tanggapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. e. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian. f. Melakukan uji coba soal dan menganalisis hasil uji coba soal meliputi validitas soal, reliabilitas soal dan tingkat kesukaran soal. Uji coba soal dilaksanakan di luar kelas penelitian (kelas yang sudah mendapatkan materi Ekosistem). Hasil uji coba digunakan untuk menentukan validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran yang selanjutnya digunakan untuk mengetahui soal-soal yang memenuhi kriteria sebagai instrumen. Soal yang digunakan dalam uji coba adalah 20 butir soal tiap siklus. Soal yang akan digunakan sebagai instrumen adalah 15 butir soal tiap siklus. Apabila setelah dilakukan uji coba ternyata soal yang digunakan < 15 butir soal tiap siklus, maka soal-soal yang tidak memenuhi kriteria diganti dengan soal-soal yang baru dan selanjutnya diujicobakan lagi sehingga didapat soal untuk instrumen sebanyak 15 butir soal tiap siklus. Sebaliknya, apabila soal-soal yang telah diujicobakan ≥ 15 butir soal tiap siklus maka soal-soal tersebut dapat langsung digunakan dalam penelitian (lampiran 4). Rumus yang digunakan sebagai berikut: 1. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang harus diukur (Arikunto, 2006). Validitas butir soal diperoleh menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut Keterangan rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y 17 N = banyaknya responden ∑X = jumlah skor butir soal ∑Y = jumlah skor total ∑XY = jumlah perkalian antara X dan Y ∑X2 = jumlah kuadrat skor suatu item ∑Y2 = jumlah kuadrat skor total Harga rxy yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai r tabel. Apabila rxy > rtabel dengan taraf signifikan α= 5%, maka butir soal dikatakan valid. Sedangkan, apabila rxy < rtabel maka dikatakan tidak valid sehingga perlu dilakukan uji coba soal kembali untuk memperoleh kevalidan butir soal. Hasil analisis validitas uji coba untuk setiap siklusnya dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Hasil analisis validitas soal uji coba Siklus I II III Nomor butir soal/ kriteria Valid 1,2,3,4,5,6,8,10,11,12,14,15,17,18,19,20 2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,19,20 1,3,4,5,8,10,11,12,13,15,16,17,18,19,20 Tidak valid 7,9,13,16 1,6,18 2,6,7,9,14 * Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran3. Berdasarkan tabel analisis validitas soal uji coba di atas, maka nomor butir soal yang termasuk ke dalam kriteria soal valid akan digunakan sebagai soal tes tertulis yang akan dikerjakan oleh siswa setiap akhir pelaksanaan siklus, sedangkan nomor butir soal yang termasuk ke dalam kriteria soal tidak valid akan dibuang (tidak digunakan sebagai soal tes tertulis). 2. Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006). Reliabilitas dihitung dengan teknik korelasi KR-20 yang rumusnya 18 Keterangan: r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan k = banyaknya butir soal M = skor rata-rata (Mean) Vt = varians total (Arikunto, 2006) Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikan 5 %. Jika harga r hitung > rtabel maka instrumen yang dicobakan bersifat reliabel. Sedangkan, apabila r hitung < rtabel maka dikatakan tidak reliabel sehingga perlu dilakukan uji coba soal kembali untuk memperoleh reliabilitas butir soal. Hasil analisis reliabilitas untuk setiap siklusnya dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil analisis reliabilitas soal uji coba Siklus I II III N 30 30 30 r tabel 0,361 0,361 0,361 r 11 0,850 0,748 0,716 Kriteria Reliabel Reliabel Reliabel * Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. Tabel hasil analisis reliabilitas soal uji coba di atas dapat diketahui bahwa soal uji coba masing-masing siklus adalah reliabel, yang berarti soal tersebut dapat digunakan sebagai soal tes tertulis karena memiliki taraf kepercayaan yang tinggi. 3. Tingkat kesukaran soal Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan mudah dan sukarnya soal. P= Keterangan : P= Indeks kesukaran B= Banyaknya siswa yang menjawab soal benar Js= Jumlah seluruh siswa peserta tes 19 Klasifikasi indeks kesukaran : Soal dengan P antara 0,00 - 0,30 = sukar Soal dengan P antara 0,31 - 0,70 = sedang Soal dengan P antara 0,71 - 1,00 = mudah (Arikunto, 2006) Hasil analisis tingkat kesukaran untuk setiap siklusnya dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba Siklus I II III Nomor butir soal/ kriteria Mudah Sedang 1,7,10,11,14,15,16,17,18 2,4,5,6,8,9,12,13,19 1,6,7,8,9,12,1314,15 3,4,5,10,11,16,17 1,4,6,8,9,10,11,12,13,14,15 3,5,7,18,19,20 Sukar 3,20 2,20 2,16,17 * Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. Syarat soal yang baik adalah tidak terlalu mudah dan sukar (sedang). Butir soal yang termasuk ke dalam kriteria soal sedang akan digunakan sebagai soal tes tertulis, untuk nomor butir soal yang termasuk ke dalam kriteria soal mudah dan sukar ada dua kemungkinan, akan digunakan sebagai soal tes tertulis atau dibuang (tidak digunakan sebagai soal tes tertulis). Hasil uji coba yang memenuhi kriteria validitas, tingkat kesukaran dan reliabilitas dapat digunakan dalam setiap siklus penelitian dengan rincian setiap siklus 15 butir soal. Meskipun terdapat lebih dari 15 soal yang memenuhi kriteria tiap siklusnya, soal yang digunakan tetap 15 soal dengan pertimbangan 15 butir soal tersebut sudah memenuhi kriteria indikator. Tabel 5. Soal yang digunakan dan dibuang Siklus I II III Nomor butir soal/ kriteria Yang dipakai 1,2,3,4,5,6,8,11,12,14,15,17,18,19,20 2,3,4,5,7,8,9,12,13,14,15,16,17,19,20 1,3,4,5,8,10,11,12,13,15,16,17,18,19,20 * Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. Tidak dipakai 7,9,10,13,16 1,6,10,11,18 2,6,7,9,14 20 2. Pelakasanaan penelitian Dekripsi per siklus Penelitan ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Gambar 1. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas( PTK) (Riset aksi model John Elliot dalam Subiyantoro 2009) Dalam pelaksanaan penelitian ini ada observer (4 orang mahasiswa) yang membantu. Adapun tugasnya adalah melakukan observasi terhadap pelaksanaan proses pembelajaran. Observer akan memberikan masukan tentang perbaikan pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga dapat dijadikan bahan diskusi untuk mencari solusi pemecahan masalah sebagai pertimbangan perbaikan di siklus II. SIKLUS I 1. Tahap Perencanaan Perbaikan menggunakan penerapan model problem solving dengan game Pohon Pengetahuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Melalui model pembelajaran ini, diharapkan siswa mampu terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar menjadi meningkat. Tahap perencanaan meliputi: Menyiapkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I, media Pohon Pengetahuan, Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I, alat evaluasi Siklus I, lembar observasi aktivitas siswa Siklus I, lembar observasi kinerja guru Siklus I, lembar angket tanggapan siswa Siklus I, dan lembar pedoman wawancara guru Siklus I. 21 2. Tahap Pelaksanaan Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut: a. Kegiatan Awal meliputi Guru menanyakan Apakah kalian sering mengamati tumbuhan/ hewan di sekitar rumah dan sekolah kalian? Apa jenis tumbuhan/hewan yang kalian lihat? Guru mengajak siswa untuk membayangkan bebek yang sedang mandi bergerombol di sungai dan seekor ayam yang juga sedang mencari makan di sekitar sungai. (mengkaitkan tentang individu dan populasi) b. Kegiatan Inti meliputi Siswa berkelompok. Setiap kelompok 4 siswa (Pembagian kelompok secara acak) Siswa menerima Lembar Kerja Siswa (LKS) Siswa melakukan pengamatan akuarium buatan komponen ekosistem dan melakukan diskusi dengan panduan Lembar Kerja Siswa “Problem Solving” dengan judul Pengamatan Komponen Penyusun Ekosistem (terlampir) Beberapa kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan melakukan diskusi kelas dengan bimbingan guru. Guru bersama siswa bermain Game Pohon Pengetahuan. c. Kegiatan Akhir meliputi Guru bersama siswa merangkum materi pembelajaran tentang komponen penyusun ekosistem dan memberi tugas. Siswa mengerjakan tes Siklus I secara individu. 3. Tahap Pengamatan Pengamatan merupakan kegiatan mengamati jalannya pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh observer. Observer melakukan pengamatan terhadap tindakan pembelajaran seperti aktivitas belajar siswa di kelas, penyampaian materi oleh guru dan keefektifan penggunaan model pembelajaran. 22 4. Tahap Refleksi Refleksi merupakan kegiatan mengulas secara kritis perubahan yang terjadi pada siswa, guru dan suasana pembelajaran di kelas. Data observasi yang diperoleh dianalisis dan direfleksikan bersama untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama tindakan penerapan problem solving dengan game Pohon Pengetahuan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan untuk mengetahui kinerja guru pada pertemuan selanjutnya. Indikator siklus I yang ditentukan belum tercapai sehingga perlu dilakukan siklus kedua. SIKLUS II 1. Tahap Perencanaan Perencanaan dibuat berdasarkan refleksi pada siklus I yaitu kekurangan yang perlu diperbaiki selama siklus I berlangsung. Pada siklus ini, perbaikan masih dititikberatkan pada penerapan problem solving dengan game Pohon pengetahuan. Tahap perencanaan meliputi: Menyiapkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II, media Pohon Pengetahuan, Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II, alat evaluasi Siklus II, lembar observasi aktivitas siswa Siklus II, lembar observasi kinerja guru siklus II, lembar angket tanggapan siswa Siklus II, dan lembar pedoman wawancara guru Siklus II. 2. Tahap Pelaksanaan Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut: a. Kegiatan Awal meliputi Guru menanyakan Apakah kalian pernah melihat ulat memakan daun, kemudian ulat tersebut dimakan burung? Nah, mengapa ulat yang memakan daun bisa hidup? Apa yang dihasilkan daun sehingga ulat bisa hidup? Guru menampilkan menceritakan seekor burung jalak yang mematuk punggung kerbau. Kemudian guru menanyakan: Apa yang sedang dilakukan burung jalak? Mengapa dia melakukan hal itu? 23 b. Kegiatan Inti meliputi Siswa duduk secara berkelompok. Anggota kelompok sama seperti siklus I Siswa melakukan pengamatan uji amilum dan melakukan diskusi dengan panduan Lembar Kerja Siswa (LKS) “Problem Solving” dengan judul “ Pola interaksi antar komponen penyusun ekosistem” (telampir) Beberapa kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi. Guru dan siswa bermain Game Pohon Pengetahuan c. Kegiatan Akhir meliputi Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran Siswa mengerjakan tes Sikus II secara individu 3. Tahap Pengamatan Pengamatan merupakan kegiatan mengamati jalannya pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh observer. Observer melakukan pengamatan terhadap tindakan pembelajaran seperti aktivitas belajar siswa di kelas, penyampaian materi oleh guru dan keefektifan penggunaan model pembelajaran. 4. Tahap Refleksi Refleksi merupakan kegiatan mengulas secara kritis perubahan yang terjadi pada siswa, guru dan suasana pembelajaran di kelas. Data observasi yang diperoleh dianalisis dan direfleksikan bersama untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem solving dengan game pohon pengetahuan. Pada siklus II aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap materi Ekosistem sudah tercapai. Meskipun di setiap kegiatan pembelajaran pasti ada kekurangannya sebagai seorang guru yang baik, harus bisa merefleksikan diri untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. 24 C. Data dan cara pengambilan data 1. Sumber data Data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan kualitatif yang terdiri dari a. Data aktivitas siswa b. Data hasil belajar siswa c. Data kinerja guru d. Data tanggapan siswa selama pembelajaran e. Data tanggapan guru terhadap penerapan metode pembelajaran 2. Cara pengambilan data a. Data aktivitas siswa diambil menggunakan metode observasi dengan instrumen check list b. Data hasil belajar siswa diambil menggunakan metode tes dengan instrumen soal pilihan ganda dan nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) c. Data kinerja guru diambil menggunakan metode observasi dengan lembar observasi kinerja guru d. Data tanggapan siswa selama pembelajaran diambil menggunakan metode angket dengan lembar angket tanggapan siswa e. Data tanggapan guru terhadap penerapan model pembelajaran diambil menggunakan metode wawancara dengan instrumen Pedoman Wawancara D. Metode analisis data 1. Analisis data aktivitas siswa Data aktivitas siswa dianalisis dengan cara deskriptif persentase dengan a. Menghitung jumlah skor yang diperoleh. 𝑛 Np %= 𝑁 x 100% Keterangan Np % = Persentase nilai siswa yang diperoleh n = Jumlah skor yang diperoleh N = Jumlah skor maksimal 25 b. Menentukan kriteria keaktifan siswa dengan tabel berikut No Tingkat Penguasaan Kategori Keterangan 1 86% ≤X≤ 100% A Sangat aktif 2 71%≤X≤ 85% B Aktif 3 61%≤ X≤70% C Cukup aktif 4 51% ≤ X≤60% D Kurang aktif 5 X< 50% E Tidak aktif c. Menghitung tingkat keaktifan siswa secara klasikal dengan rumus : P ni X 100% n Keterangan: P : tingkat keaktifan siswa ∑ ni : Jumlah siswa yang tuntas secara individual (nilai A dan B) ∑n 2. : Jumlah total siswa Analisis hasil belajar siswa Nilai hasil belajar siswa terdiri atas nilai tes tertulis dan nilai tugas siswa. Rumus yang digunakan untuk menentukan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut a. Menghitung nilai evaluasi akhir dengan cara: Nilai evaluasi b. Jumlah skor yang diperoleh 100 Menghitung Nilai Akhir (NA) atau hasil belajar dengan cara: Nilai Hasil Belajar c. Skor maksimal 1 nilai LKS 2 nilai tes akhir 3 Menghitung persentase ketuntasan siswa secara klasikal Tuntas Belajar Klasikal Jumlah siswa 72 Jumlah seluruh siswa 100% 26 3. Analisis kinerja guru Data kinerja guru dilakukan dengan cara Chek List. Jika “ya” maka diberi skor 1. Sedangkan jika”tidak” maka diberi skor 0 Data kinerja guru dianalisis dengan cara deskriptif persentase dengan rumus Np% = n X 100% N Keterangan : Np% = Persentase nilai kinerja guru n = Jumlah aktivitas yang dilakukan guru N = Jumlah aktivitas yang seharusnya dilakukan guru Setelah itu dikonversikan ke dalam parameter berikut ini: Kriteria penilaian: 0 – 20 % = sangat rendah 21% - 41% = rendah 41% - 60% = sedang 61% - 80% = tinggi 81% - 100% = sangat tinggi 4. Analisis tanggapan siswa Analisis data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dianalisis secara deskriptif persentase dengan menggunakan rumus: P= f x 100 % n Keterangan: P = Persentase f = Banyaknya responden yang memilih jawaban ya n = banyaknya responden yang menjawab kuesioner (Sudijono 2005) 5. Data tanggapan guru Data dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui tanggapan guru terhadap penerapan problem solving dengan game Pohon Pengetahuan 27 terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Ekosistem di Kelas VII C SMP Negeri 1 Purworejo. E. Indikator kinerja Kompetensi siswa tercapai dengan kriteria 1. Pada aktivitas siswa, kompetensi yang diharapkan adalah 75% siswa mencapai kriteria aktif dan/atau sangat aktif 2. Lebih dari 85% siswa mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar ≥72 28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data dari siklus I sampai siklus II dapat dikemukakan bahwa telah terjadi perubahan pada siswa ke arah yang lebih baik. Pada pembelajaran menggunakan problem solving dengan game pohon pengetahuan pada materi Ekosistem telah terjadi proses belajar mengajar yang menghasilkan suatu interaksi antar siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan perbaikan pembelajaran ini yaitu siswa menjadi paham pada materi IPA (Ekosistem) dan siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. 1. Deskripsi siklus I Kegiatan perbaikan pada siklus I didasarkan pada pembelajaran sebelumnya (studi awal). Pada studi awal diperoleh data sekitar 48,38 % siswa tidak tuntas dalam pembelajaran (lampiran 8). Oleh karena itu, siklus I dirancang pembelajaran yang sekiranya dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Pelaksanaan pembelajaran diseting dengan proses ilmiah (merumuskan masalah) agar siswa mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis (pemecahan masalah). Selain itu, di akhir pembelajaran dilakukan game pohon pengetahuan untuk mengendapkan materi yang sudah dipelajari. Guru IPA bersama penulis merancang kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem solving dengan game pohon pengetahuan. Pada siklus I ini, pembelajaran diseting dengan pengamatan akuarium buatan dan diskusi problem solving. Pengamatan ekosistem buatan dalam akuarium merupakan suatu bentuk keterampilan proses sains yang merupakan ciri khas pembelajaran IPA Biologi. Melalui pengamatan akuarium siswa akan memiliki keterampilan proses antara lain melakukan observasi (pengamatan), menafsirkan pengamatan, mengelompokkan, meramalkan (prediksi), dan berkomunikasi. 28 29 Pengamatan akuarium ini dilakukan oleh siswa selama 6 hari dengan 3 kali pengamatan. Siswa kelas VII C membuat model ekosistem akuarium yang diletakkan di belakang kelas dengan tujuan agar mudah dalam pengamatan. Hari pertama, ekosistem akuarium tersebut diamati oleh siswa bersama kelompoknya. Siswa mengukur suhu air dan mencatat waktu pengamatan. Selain itu, siswa juga mengamati keadaan ikan dan hewan air lainnya. Setelah dua hari, tanaman air dalam akuarium dikeluarkan kemudian siswa mengamati keadaan ekosistem juga di hari itu dengan mencatat di lembar diskusi siswa. Dua hari kemudian, siswa melakukan pengamatan terakhir terhadap ekosistem akuarium. Pengamatan ini dilakukan di saat jam istirahat sehingga tidak menggangu aktivitas belajar mengajar. Pada tanggal 21 Februari 2011, di saat pembelajaran siklus I siswa dibimbing oleh guru melakukan diskusi. Dalam pembelajaran problem solving terdapat tahapan yang harus dilakukan oleh siswa seperti merumuskan masalah, menganalisis masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, pengujian hipotesis dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil pengamatan oleh observer dan lembar diskusi siswa, dari 8 kelompok masih terdapat 5 kelompok siswa (kelompok A, B, D, E dan F) masih kesulitan dalam merangkai kata-kata untuk menentukan rumusan masalah. Umumnya, rumusan masalah yang ditulis adalah tujuan praktikum. Dalam menganalisis masalah, semua kelompok sudah mengkaitkan permasalahan dengan teori-teori yang mendukung dari bukubuku. Namun di dalam mengajukan hipotesis, hanya terdapat 2 kelompok (kelompok A dan F) yang tidak menulis hipotesis di lembar kerja siswa. Hal ini karena, mereka belum paham apa yang dimaksud dengan hipotesis. Sedangkan 6 kelompok (kelompok B, C, D, E, G dan H) sudah bisa mengajukan hipotesis meskipun dengan kata-kata yang kurang baku. Pada tahap pengumpulan data, siswa melakukan pengamatan selama 6 hari dengan 3 kali pengamatan. Data yang diambil dalam pengamatan meliputi suhu air dan keadaaan hewan air di dalamnya. Pengukuran suhu dilakukan menggunakan thermometer. Semua kelompok sudah dapat menggunakan 30 thermometer dengan benar. Namun ada 2 anggota dari kelompok A (nomor dada A1 dan A3) memegang thermometer dengan cara yang salah yaitu memegang tidak pada tali penggantung thermometer tetapi di badan thermometer. Hal ini diketahui oleh guru dan guru langsung membenarkan cara penggunaan thermometer yang benar. Di lembar kerja siswa, siswa menulis data dalam bentuk histogram. Terdapat 5 kelompok (kelompok A, B, D, F, danG) yang sudah menggambarkan histogram dengan benar. Kelompok E dan H sudah menggambar dengan benar, tetapi tidak menuliskan judul histogram. Sedangkan kelompok C, dalam menggambar histogram tidak menulis keterangan gambar. Pada tahap pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan, semua kelompok sudah melakukan dengan benar (data diambil dari Lembar Kerja Siswa). Umumnya, pada saat mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) siswa masih merasa bingung karena ketika guru menjelaskan LKS banyak siswa yang tidak memperhatikan sehingga guru perlu menjelaskan lagi ketika siswa melakukan diskusi. Hal ini menyebabkan waktu terbuang untuk menjelaskan kembali LKS. Berdasarkan pengamatan observer, kemampuan berpendapat siswa masih rendah yaitu 42 %. Selain itu, kemampuan bertanya siswa juga masih kurang yaitu hanya 38 % siswa yang mengemukakan pertanyaan (lampiran 7). Saat presentasi, siswa masih menyelesaikan pekerjaaan LKS nya sehingga tidak memperhatikan kelompok yang presentasi di depan. Hal ini, ketika dibuka kesempatan mengajukan pendapat jarang yang mengacungkan jari untuk memberikan pendapat. Pada saat pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar siklus I, aktivitas siswa sudah meningkat dibanding pembelajaran sebelumnya meskipun belum sesuai target yaitu 75% siswa mencapai kriteria aktif dan/atau sangat aktif. Aktivitas siswa dalam pembelajaran masih kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat siswa yang memiliki kriteria aktif dan sangat aktif masih 51,61 %. Data aktivitas siswa disajikan pada tabel 6 berikut ini. 31 Tabel 6. Rekapitulasi data keaktifan siswa selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siklus I No 1. 2. 3 4. 5. Kategori Kriteria Skor 86% ≤X≤ 100% Sangat aktif 71%≤X≤ 85% Aktif 61%≤ X≤70% Cukup aktif 51% ≤ X≤60% Kurang aktif X< 50% Tidak aktif Ketuntasan klasikal keaktifan ∑ siswa 2 14 9 6 51,61 % * Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. Meskipun sudah lebih dari separuh jumlah siswa tetapi belum mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 75 % siswa berkriteria aktif dan/atau sangat aktif. Pembelajaran yang didesai dengan pengamatan ekosistem akuarium dan diskusi kelompok untuk memecahkan masalah telah mampu menunjukkan hasil yang baik. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang mengedepankan keterampilan proses sains dan problem solving membantu siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Menurut Rustaman (2003), keterampilan proses sains melibatkan keterampilan kognitif karena siswa menggunakan pikirannya ketika melakukan ketrampilan proses sains. Selain itu, siswa tidak hanya mendengarkan guru mengajar tapi juga melakukan sesuatu dan bekerjasama dengan siswa lain. Hal ini sesuai dengan pilar pendidikan menurut UNESCO dalam Suparlan (2009) yaitu learning to do dan learning how to live together, yang mengajarkan siswa untuk bersosialisasi melalui kegiatan pengamatan dan diskusi. Ketuntasan hasil belajar klasikal siswa mencapai 83,87 %. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran ini dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan di kelas VII C, meskipun belum semua siswa tuntas mencapai kriteria ketuntasan miminal. Data disajikan dalam tabel 7 berikut ini. 32 Tabel 7. Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I No Rentang nilai 1. 0 – 10 2. 11 – 20 3. 21 – 30 4. 31 – 40 5. 41 – 50 6. 51 – 60 7. 61 – 70 8. 71 – 80 9. 81 – 90 10. 91 – 100 Nilai tertinggi Nilai terendah ∑ siswa 5 8 16 2 92,67 65,33 Jumlah siswa yang tuntas 26 Jumlah siswa yang tidak tuntas 5 Ketuntasan klasikal Rata-rata 83,87 % 80,62 * Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. Penerapan problem solving dengan game pohon pengetahuan sudah memberikan kemajuan yang bagus terhadap kelas VII C. Hal ini bisa dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya (lampiran 8). Pada pembelajaran sebelumnya hanya terdapat 48, 38 % siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran. Pada pembelajaran sebelumnya siswa hanya menerima materi dan tidak melakukan kegiatan yang mendukung proses ilmiah. Namun setelah problem solving dengan game pohon pengetahuan diterapkan nilai hasil belajar siswa sudah meningkat yaitu 16, 13 % siswa tidak tuntas. Menurut Rustaman (2003), diskusi kelompok problem solving menuntut keterlibatan anggota kelompok yang ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok harus saling membantu dalam proses pengkonstruksian pengetahuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Setiawan (2008), proses pengkonstruksian pengetahuan dilakukan bersamasama akan menggantikan proses pembelajaran klasikal yang proses 33 pengkonstruksian pengetahuannya dilakukan sendiri. Siswa dapat mengungkapkan gagasan dan mendengarkan pendapat. Melalui kegiatan ini, siswa akan bersama-sama membangun pengertian pengetahuan dari masalah yang dipecahkan. Pemecahan masalah (problem solving) berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan (Rustaman, 2003). Menurut Sanjaya (2006), dengan memecahkan masalah dan berdiskusi bersama akan mudah memahami isi pembelajaran. Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa bermain game pohon pengetahuan. Permainan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengendapkan materi yang sedang dipelajari. Siswa bersama kelompoknya berebut menjawab soal yang terdapat di gambar pohon tersebut dengan dipandu oleh guru. Siswa sangat antusias meskipun tidak semua siswa aktif menjawab soal. Hal inidapat dilihat di lampiran 7, sekitar 56 % siswa aktif mengacungkan jari dan menjawab soal dari pohon pengetahuan. Melalui game ini, diharapkan siswa dapat belajar sambil bermain (Suparlan 2009) sehingga siswa menjadi senang dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini merupakan salah satu ciri dari pembelajaran biologi yaitu joyfull learning (Saptono 2003). Siswa yang senang dan tertarik dengan pembelajaran akan membuat siswa aktif dan akan memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan (Jamil 2009). Siswa yang memiliki keaktifan tinggi memiliki hasil belajar yang lebih baik sehingga mampu mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Siswa yang bersungguh-sungguh melaksanakan pengamatan, diskusi, dan aktif dalam mengemukakan pendapat akan mendapat pemahaman materi yang lebih baik sehingga dalam menjawab soalsoal evaluasi siswa tidak akan mengalami kesulitan. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 8, sekitar 48 % siswa aktif dan tuntas dalam belajar. Berdasarkan rekapitulasi aktivitas dan hasil belajar siswa, terdapat 10 siswa yang memiliki aktivitas rendah (berkualifikasi cukup aktif dan kurang aktif) tetapi tuntas dalam belajar (lampiran 8). Setiap siswa memiliki karakterisitik yang berbeda-beda dalam melakukan suatu proses belajar. Siswa yang beraktivitas rendah umumnya memiliki hasil belajar yang rendah 34 tetapi untuk sebagian siswa hal ini tidak berlaku. Kemungkinan siswa tersebut enggan beraktivitas di dalam kelas karena merasa tidak tertarik melakukan aktivitas itu. Hal ini dapat dilihat dari angket tanggapan siswa yaitu terdapat siswa yang tidak tertarik dengan pembelajaran yang berlangsung. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa tidak lepas dari peran guru. Kinerja guru yang baik dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap proses pembelajaran khususnya peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan pengamatan siklus I, kinerja guru saat pelaksanaan perbaikan siklus I sudah berkriteria baik. Hanya saja, guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat. Kinerja guru dapat mempengaruhi hasil belajar siswa karena peran guru di dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator, motivator dan pembimbing kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses perbaikan siklus I, kiranya perlu diadakan perbaikan pada siklus II untuk memperbaiki kekurangankekurangan yang ada. Walaupun 83,87% siswa sudah tuntas dalam hasil belajar, masih terdapat beberapa siswa yang belum tuntas belajar. Selain itu, 48,39 % siswa belum aktif dalam pembelajaran. Diharapkan pada siklus II, kekurangan-kekurangan itu dapat diperbaiki. Di dalam pelaksanaan siklus I masih terdapat hal yang perlu diperbaiki antara lain siswa masih enggan menyatakan pendapat karena masih terbiasa dengan model pembelajaran sebelumnya. Namun, setiap siswa sudah termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini dibuktikan dari aktivitas siswa, seluruh siswa dalam kelas tersebut sangat antusias ketika mengamati ikan dalam akuarium dan mengikuti game di akhir pembelajaran. Guru masih mendominasi pembelajaran meskipun sudah ada kemajuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengemukakan pendapat (lampiran 9). Selain itu, siswa juga sudah diajak untuk mengamati komponen ekosistem dalam akuarium. Hal ini membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. 35 2. Deskripsi siklus II Perencanaan siklus II didasarkan atas refleksi di siklus I. Siklus II masih menitikberatkan pada penerapan problem solving dengan game pohon pengetahuan. Pada siklus I, siswa masih enggan mengajukan pendapat maka di siklus II ini guru lebih mendorong siswa dengan memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa. Di siklus I, siswa masih bingung mengerjakan LKS maka di siklus II ini guru mengajak siswa untuk memperhatikan penjelasan terhadap kegiatan yang akan dilakukan sehingga siswa tidak perlu menanyakan lagi saat pelaksanaan diskusi. Pembelajaran Siklus II didesain dengan pengamatan lichens dan diskusi problem solving. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2011. Siswa diajak untuk mengamati lichens/ lumut kerak. Sebelumnya, guru memberi tahu habitat lichens. Hal ini karena, semua siswa di kelas VII C tidak tahu lichens/lumut kerak . Siswa bersama kelompoknya mencari lichens dan mengamatinya serta mencatatnya di lembar diskusi siswa. Semua kelompok (kelompok A, B, C, D, E, F, G dan H) sudah melakukan sesuai petunjuk yaitu membawa lichens ke sekolah dan mendiskusikan di kelas. Di dalam Lembar diskusi siswa terdapat beberapa pertanyaan yang ditujukan untuk mengetahui tentang simbiosis yang terjadi pada lichens. Semua kelompok sudah mampu menjawab pertanyaan dengan benar. Siswa mampu menjelaskan lichens banyak ditemukan di sisi batang yang menghadap sinar matahari. Siswa mampu menyimpulkan bahwa terjadi interaksi lichens yang membutuhkan sinar matahari. Hal ini membuat siswa paham, mengapa jamur tersebut harus bersimbiosis dengan alga. Selain itu, siswa juga diberi permasalahan tentang hujan abu yang membuat tanaman di kota Purworejo layu bahkan mati. Siswa diajak untuk mengetahui penyebab layunya tumbuhan tersebut. Siswa dihadapkan pada dua gambar tanaman dan diajak untuk menjelaskan perbedaan dua gambar tanaman pada saat sebelum terkena hujan abu dan sesudah terkena hujan abu. Permasalahan ini ditampilkan kepada siswa untuk membuktikan bahwa sinar matahari berperan dalam interaksi makhluk hidup. Semua kelompok sudah 36 bisa menjawab pertanyaan dalam LKS dengan benar. Hal ini karena siswa mengamati langsung kejadian yang terjadi saat gunung merapi meletus. Namun, sebagian kelompok (kelompok A, B, G, E dan H) tidak mengerti mengapa abu vulkanik dapat membuat tanaman layu. Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa bermain game pohon pengetahuan. Pada siklus II ini, semua siswa sudah lebih aktif daripada siklus I, 72 % siswa sudah berani untuk mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan karena guru lebih memberikan motivasi kepada siswa untuk berpendapat (lampiran 7). Guru sudah memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memacu siswa untuk mengajukan pendapat. Namun, masih terdapat siswa yang tidak mau mengajukan pendapat yaitu 17 % siswa (lampiran 7). Hal ini karena siswa tersebut tidak tertarik dengan pembelajaran (data angket tanggapan siswa tabel 10). Pengerjaan LKS juga sudah lancar dibanding siklus I. Semua kelompok sudah baik di dalam merumuskan masalah dan mengajukan hipotesis. Aktivitas siswa pada siklus II sudah mencapai ketuntasan klasikal indikator kinerja yang ditetapkan yaitu sebesar 77,42 % (tabel 8). Hal ini ditunjukkan dengan keterlibatan siswa dalam diskusi, kerjasama antara teman kelompok sudah terjalin untuk menyelesaikan permasalahan dan siswa sudah aktif dalam bertanya dan aktif dalam mencari informasi. Selain itu, siswa lebih antusias ketika bermain game pohon pengetahuan. Siswa berebut mengacungkan jari ketika akan menjawab soal yang diberikan guru. Hal ini dapat dilihat di lampiran 7. Berikut ini data aktivitas siswa siklus II. Tabel 8. Rekapitulasi data keaktifan siswa selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siklus II No Kategori Skor Kriteria ∑ siswa 1. 86% ≤X≤ 100% Sangat aktif 4 2. 71%≤X≤ 85% Aktif 20 3 61%≤ X≤70% Cukup aktif 7 4. 51% ≤ X≤60% Kurang aktif 5. X< 50% Tidak aktif Ketuntasan klasikal keaktifan 77,42 % * Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. 37 Terdapat 23,58 % siswa memiliki aktivitas belajar yang rendah (tabel 8), meskipun sudah meningkat dari siklus I. Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas fisik siswa selama pembelajaran. Beberapa siswa memang sulit diajak untuk aktif di dalam kelas. Hal ini karena siswa kurang merasa tertarik dalam pembelajaran (tabel 10). Kekurangtertarikan terhadap sesuatu akan membuat siswa enggan melakukan sesuatu (Suparlan 2009). Pada umumnya, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menumbuhkan semangat belajar dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran merupakan faktor pendukung keberhasilan belajar siswa. Kemampuan siswa dalam diskusi lebih baik daripada siklus I. Hal ini karena, di siklus II kerjasama antar anggota kelompok sudah terlihat. Menurut Setiawan (2008) diskusi yang berdasarkan pada masalah akan melatih siswa untuk belajar sekaligus mengajari teman lain melalui komunikasi yang efektif tentang apa yang diketahui maupun apa yang tidak diketahuinya. Hal ini akan meningkatkan kemampuan berpikir siswa melalui kemampuan bertanya dan menjawab siswa terhadap permasalahan yang ada diberikan. Permasalahan yang diberikan sudah sesuai dengan kemampuan siswa (Sanjaya 2006) dan kontekstual yaitu menghubungkan materi dengan kehidupan nyata siswa (Saptono 2003) sehingga siswa mampu mempelajari IPA biologi dengan mudah (Setiawan 2008). Ketuntasan klasikal hasil belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 93,55 % (tabel 9). Peningkatan hasil belajar karena siswa semakin aktif dalam pembelajaran. Siswa lebih konsentrasi dalam pembelajaran yaitu memperhatikan guru saat menjelaskan dan melakukan diskusi dengan baik. Pada pembelajaran sebelumnya terdapat beberapa siswa yang kurang konsentrasi dalam pembelajaran seperti mengobrol sendiri. Hal ini menyebabkan materi pelajaran atau diskusi kelas yang sedang berlangsung tidak dapat dipahami siswa. Data disajikan pada tabel berikut. 38 Tabel 9. Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I dan II No Rentang nilai 1. 0 – 10 2. 11 – 20 3. 21 – 30 4. 31 – 40 5. 41 – 50 6. 51 – 60 7. 61 – 70 8. 71 – 80 9. 81 – 90 10. 91 – 100 Nilai tertinggi Nilai terendah (∑ siswa) 6 20 5 97,33 70,67 Jumlah siswa yang tuntas 29 Jumlah siswa yang tidak tuntas 2 Ketuntasan klasikal Rata-rata 93,55 % 86,00 * Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. Pada siklus II ini masih terdapat siswa yang tidak tuntas dalam belajar. Dilihat dari nilai siklus I, siswa yang tidak tuntas di siklus II juga tidak tuntas di siklus I (lampiran 8). Hal ini memang menjadi kendala tersendiri bagi seorang guru karena setiap siswa memiliki daya tangkap pemahaman terhadap materi berbeda-beda. Namun, nilai siswa tersebut sudah mengalami peningkatan sehingga diharapkan akan tuntas di pembelajaran selanjutnya. Kinerja guru pada siklus II sudah mencapai kriteria sangat baik. Hal ini tidak terlepas dari tindakan-tindakan yang diambil pada perbaikan siklus sebelumnya seperti: guru berusaha menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam belajar, guru berusaha mempertahankan perhatian siswa untuk tetap konsentrasi dalam pembelajaran dan lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat. Menurut Suparlan (2009), kreativitas guru juga mutlak diperlukan agar dapat merencanakan kegiatan yang menarik bagi siswa. 39 Peningkatan hasil belajar ini sebagai bukti bahwa problem solving dengan game pohon pengetahuan cocok diterapkan di kelas VII C. Pembelajaran problem solving yang dirancang dengan pengamatan dan diskusi kelompok mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini karena di dalam problem solving terhadap tahapan tahapan yang mendukung proses ilmiah seperti merumuskan masalah, menganalisis masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan menyimpulkan data. Hal ini akan mengajak siswa aktif dan lebih mudah memahami materi. Guru harus tetap terus berusaha untuk mengatasi beberapa siswa yang tidak mencapai ketuntasan dalam hasil belajar. Ketuntasan secara klasikal memang memberi kepuasan tersendiri bagi seorang guru. Akan tetapi, pendidikan secara klasikal tidak dapat mengesampingkan siswa yang tidak bisa tuntas dalam hasil belajar. Siswa yang tidak tuntas tersebut perlu dikaji lebih lanjut oleh guru agar bisa menyesuaikan dengan materi selanjutnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan model ini, karena siswa yang pandai bisa ikut membantu siswa yang lemah dalam pemahaman materi. Pada siklus II ini juga terdapat siswa yang keaktifan belajarnya rendah (berkualifikasi cukup aktif dan kurang aktif) tetapi tuntas dalam belajar. Akan tetapi, jumlahnya menurun dari siklus sebelumnya yaitu 5 anak (lampiran 8). Di dalam pembelajaran IPA, selain hasil belajar juga diperlukan suatu keterampilan proses (Rustaman 2003), karena pada hakikatnya pembelajaran IPA mengedepankan proses ilmiah siswa (Saptono 2003) sehingga sebagai seorang guru perlu menanamkan proses ilmiah itu kepada siswa. Oleh karena itu, meskipun sudah terjadi peningkatan dalam aktivitas dan hasil belajar, guru tidak bisa merasa puas begitu saja. Guru perlu mengupayakan pembelajaran yang menyenangkan dan berasas proses ilmiah. Untuk lebih memperjelas hasil peningkatan yang terjadi selama siklus I dan II maka disajikan histogram sebagai berikut. 40 Histogram Perbandingan Keaktifan Siswa 77.42 80 Persentase (%) 70 60 51.61 48.38 Berkriteria sangat aktif dan/atau aktif 50 40 Berkriteria cukup aktif dan kurang aktif 22.58 30 20 10 0 I Siklus II Gambar 2. Histogram pencapaian keaktifan siswa setiap siklus Histrogram perbandingan hasil belajar siswa 93.55 83.87 Persentase (%) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Tuntas Tidak tuntas 16.13 6.45 I II Siklus Gambar 3. Histogram pencapaian hasil belajar setiap siklus 41 3. Angket tanggapan siswa Berdasarkan hasil analisis tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem solving dengan game pohon pengetahuan pada materi Ekosistem, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung (tabel 9). Ketertarikan dan tanggapan positif yang ditunjukkan siswa ini dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan yang berlangsung dalam pembelajaran. Kegiatan pengamatan dan diskusi problem solving dapat membuat siswa semangat, karena siswa dapat mengeluarkan pendapat dengan teman kelompok. Pengamatan terhadap komponen ekosistem juga membantu siswa untuk memahami materi ekosistem. Kegiatan diskusi mampu meningkatkan kerjasama antar siswa. Permasalahan yang diangkat dalam pembelajaran merupakan permasalahan yang ada di kehidupan nyata sehingga siswa dapat mengkaitkan kehidupan nyata di sekitarnya dengan materi pelajaran. Di akhir pembelajaran terdapat game pohon pengetahuan yang membuat siswa menjadi lebih senang. Reward yang diberikan oleh guru ketika siswa menjawab benar membuat siswa menjadi tertantang untuk menjawab pertanyaan berikutnya. Ketertarikan siswa terhadap proses pembelajaran akan membuat siswa menjadi antusias dalam pembelajaran dan memudahkan siswa dalam memahamai materi. Beberapa responden memberikan respon negatif terhadap pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari tabel 9, beberapa responden tidak tertarik, tidak termotivasi, tidak bisa bekerjasama dengan siswa lain dan tidak bisa mengkaitkan materi dengan kehidupan sekitar. Tidak semua siswa senang dengan metode/model pembelajaran yang baru diterapkan. Setiap siswa perlu beradaptasi dengan metode/model pembalajaran yang diterapkan. Seorang guru perlu memberikan motivasi yang lebih kepada siswa agar siswa menjadi antusias dalam pembelajaran. Hal ini menjadi refleksi bagi guru untuk lebih meningkatkan profesionalisme guru dalam menghadapi permasalahan. 42 Rekapitulasi hasil tanggapan siswa disajikan pada tabel 10. Tabel 10. Rekapitulasi hasil tanggapan siswa siklus I dan II No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Tanggapan siswa Ya (%) Tidak (%) Pernyataan Menarik dan menyenangkan. Memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Membantu siswa untuk memahami materi Ekosistem. Membuat siswa lebih tertarik untuk melakukan diskusi. Memotivasi siswa untuk berpikir lebih kritis dan logis Membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Membuat suasana kelas menjadi lebih hidup. Meningkatkan kerjasama antar siswa. Melatih siswa untuk saling menghargai Membuat siswa mengakaitkan biologi dengan kehidupan sehari-hari 100 % 100 % 0% 0% 100 % 0% 96,77 % 3, 22 % 96,77 % 3, 22 % 100 % 0% 93, 54 % 93, 54 % 90, 33 % 87, 10 % 6, 45 % 6, 45 % 6, 45 % 12, 90 % * Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6. 4. Tanggapan guru terhadap kegiatan belajar mengajar Berdasarkan wawancara dengan guru tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung, guru sangat setuju dengan model pembelajaran problem solving dengan game pohon pengetahuan (tabel 11). Guru merasa sangat terbantu untuk mewujudkan kelas yang aktif dan membangkitkan berpikir kritis siswa sesuai dengan hakekat pendidikan IPA. Guru melihat perubahan aktivitas siswa yang semakin meningkat. Guru juga menemukan kendala dengan menggunakan model pembelajaran ini. Pengaturan waktu yang sangat terbatas, mengingat pembelajaran IPA Biologi berlangsung setelah upacara bendera sehingga banyak waktu yang terbuang apabila upacara tidak dilaksanakan tepat waktu. Guru berharap model ini bisa diterapkan untuk pembelajaran selanjutnya di kelas VII C. 43 Tabel 11. Tanggapan guru terhadap penerapan problem solving dengan game pohon pengetahuan pada materi ekosistem Pertanyaan Jawaban Kesan Ibu terhadap pembelajaran Sangat bagus, siswa lebih termotivasi materi Ekosistem menggunakan dalam mengikuti pembelajaran. model pembelajaran Problem Solving dengan game Pohon Pengetahuan Kesulitan yang ditemukan dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Solving dengan game Pohon Pengetahuan Kesulitan yang dialami adalah pengaturan waktu dan kemampuan menjawab siswa saat bermain pohon pengetahuan terbatas. Peningkatan aktivitas pembelajaran Ada. Hal ini karena model ini setelah diterapkan model membuat siswa tertarik dalam pembelajaran Problem Solving pembelajaran, siswa dapat melakuakn dengan game Pohon Pengetahuan dua hal yaitu bermain sambil belajar. * Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7. 44 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan problem solving dengan game pohon pengetahuan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem di kelas VII C SMP 1 Purworejo. B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan adalah 1. Model pembelajaran problem solving dengan game pohon pengetahuan hendaknya diterapkan berkelanjutan pada materi lainnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman materi biologi. 2. Guru sebaiknya selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat. Guru juga perlu mengkaitkan permasalahan yang ada di sekitar kita dalam penyampaian materi. 42 45 DAFTAR PUSTAKA Afcariono M. 2008. Penerapan berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa pada mata pelajaran biologi. Jurnal Pendidikan Inovatif 3 (2): 65-68. Anni CT, A Rifa’i, E Purwanto & D Purnomo. 2006. Psikologi Belajar. Edisi Revisi. Semarang: Penerbit Universitas Negeri Semarang Press. Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi Keenam. Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta. Darsono M, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Dogru M. 2008. The application of problem solving method on science teacher trainees on solution of enviromental problems. Journal of enviromental & science education 3 (1): 9-18. Jamil S. 2009. 101 Games Cerdas dan Kreatif. Jakarta: Penerbit Penebar Plus+. Mudzakir A. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Penerbit PT Rineka Cipta. Priyono A dan Djunaedi H. 2001. Petunjuk Praktis : Classroom-Based Action Research. Semarang : Proyek Perluasan dan Peningkatan Mutu SLTP Kanwil Depdiknas Propinsi Jawa Tengah. Rahayu ES & S Ngabekti. 2009. Pedoman Penyusunan Skripsi Jurusan Biologi. Edisi dua. Semarang: Penerbit Biologi UNNES. Rustaman NY,dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Saptono S. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: Buku Paparan Kuliah SBM UNNES Sanjaya W. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kanisius. Setiawan IGAN. 2008. Penerapan pengajaran kontekstual berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas x sma laboratorium 2 singaraja. Jurnal penelitian dan pengembangan pendidikan UNDHIKSA 2 (1) : 45-49. 46 Suherman E. 2009. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa. Jurnal Pendidikan. On line at http://educare.e-fkipunla.net/ [diakses tanggal 2 Januari 2011]. Suparlan, dkk. 2009. PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Bandung: Penerbit PT Genesindo. Slameto. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Syah M. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung : Penerbit Remaja Rosdaka. Tanrere M. 2008. Enviromental problem solving in learning chemistry for high school students. Jurnal of department of environmental engineering Sepuluh November Institute of Technology. 3 (1): 47-50. 47 48 49 SILABUS Sekolah : SMP 1 Purworejo Kelas : VII (Tujuh) Semester : 2 (Dua) Mata Pelajaran : IPA Terpadu (Biologi) Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekositem Penilaian Kompetensi MateriPokok/ Kegiatan pembelajaran Dasar Pembelajaran 7.1 Ekosistem Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem Indikator Bentuk Teknik Instrumen Contoh Instrumen Melakukan diskusi Mengingat satuan- Tes tulis Pilihan kelompok tentang “ satuan dalam ganda Satuan dan ekosistem Komponen penyusun Memahami Ekosistem “ komponen Bermain game Pohon penyusun pengetahuan ekosistem Mengerjakan Tes Siklus I. Alokasi Sumber Belajar Waktu Terdapat hamparan2 × 40’ gurun dengan sekumpulan kaktus. Di dekatnya terdapat seekor kalajengking yang bernaung dari terik matahari. Dari jauh tampak barisan unta berjalan menuju sumber air. Dari sepenggal cerita di atas, manakah yang disebut individu? a. kalajengking b. unta c. kaktus d. gurun Jati, Wijaya. 2003. Sains Biologi Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan untuk kelas 1 SMP semester 2. Penerbit Yudhistira. Halaman 27-67. Buku-buku pelajaran IPA yang relevan. 50 Penilaian Kompetensi MateriPokok/ Kegiatan pembelajaran Dasar Pembelajaran Indikator Bentuk Teknik Instrumen Contoh Instrumen Membuat beberapa Mendiskusikan Tes tulis Pilihan model diagram rantai matahari ganda makanan dan jaringmerupakan jaring makanan. sumber energi Bermain game Pohon utama dan aliran pengetahuan energi dalam Mengerjakan Tes ekosistem Siklus II Memahami interaksi antar komponen ekosistem Memahami saling ketergantungan di antara komponen penyusun ekosistem 7.2 Mengidentifik asikan pentingnya keanekaragam Keanekaraga Mencari informasi Mengingat Tes tulis Pilihan man makhluk melalui studi pustaka contoh tumbuhan ganda hidup dalam untuk merumuskan dan hewan yang pelestarian pentingnya tergolong ekosistem membudidayakan makhluk hidup Alokasi Sumber Belajar Waktu Daftar organisme 2x 40’ penghuni ekosistem kolam berupa: zooplankton, fitoplankton, ikan gabus dan ikan kecil. Susunlah organisme tersebut menjadi suatu rantai makanan! a. fitoplankton→zoo plankton→ikan gabus→ikan kecil b.fitoplankton→zoo plankton→ikan kecil→ikan gabus c. zooplankton→fito plankton→ikan kecil→ikan gabus d.zooplankton→fito plankton→ikan gabus→ikan kecil Salah satu alasan 2 × 40’ pentingnya membudidayakan tumbuhan dan hewan langka agar .... Jati, Wijaya. 2003. Sains Biologi Mengungkap Rahasia Alam 51 Penilaian Kompetensi MateriPokok/ Kegiatan pembelajaran Dasar Pembelajaran an makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem Indikator Bentuk Teknik Instrumen Contoh Instrumen tumbuhan dan hewan langka di suatu langka. lokasi. Bermain game Pohon Menerapkan pengetahuan pentingnya Mengerjakan Tes membudidayaka Siklus III n tumbuhan dan hewan langka. Menganalisis pentingnya kelestarian ekosistem a. terjaminnya ketersediaan plasma nutfah b. jumlah tumbuhan dan hewan tidak berkurang c. memperindah alam d. memutus kelangsungan daur hara yang di alam Alokasi Sumber Belajar Waktu Kehidupan untuk kelas 1 SMP semester 2. Penerbit Yudhistira. Halaman 27-67. Buku-buku pelajaran IPA yang relevan. Purworejo,Desember 2010 Guru IPA Biologi VII C Mahasiswa Mulat Tariningsih, S.Pd Fajar Adinugraha NIP. 196808071998022002 Mengetahui Kepala Sekolah SMP 1 Purworejo Sutopo Slamet, S.Pd. MM NIP. 196107261983031012 NIM. 4401407029 52 53 Lampiran 2. RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Mata Pelajaran : IPA Biologi Satuan Pendidikan : SMP 1 Purworejo Kelas/ Semester : VII (Tujuh)/ 2 Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (80 menit) Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem Kompetensi Dasar : 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem Indikator : 1. Mengingat satuan-satuan dalam ekosistem 2. Memahami komponen penyusun ekosistem A. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi ”Problem solving”, siswa dapat mengingat satuan-satuan ekosistem. 2. Melaului diskusi ”Problem solving”, siswa dapat memahami komponen ekosistem. B. Materi Pembelajaran Satuan penyusun ekosistem adalah individu, populasi dan komunitas Ekosistem dibangun oleh komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik dapat berupa produsen, konsumen dan dekomposer Komponen abiotik dapat berupa ketersediaan air, tanah dengan struktur yang khas, udara, suhu, kelembaban. Ekosistem dibagi menjadi 2 yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan. C. Model Pembelajaran Problem Solving dengan games Pohon Pengetahuan 54 D. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Apersepsi ( 3 menit) Guru menanyakan Apakah kalian sering mengamati tumbuhan/ hewan di sekitar rumah dan sekolah kalian? Apa jenis tumbuhan/hewan yang kalian lihat? Motivasi (3 menit) Guru menampilkan gambar bebek yang mencari makan sendiri dan gambar bebek yang sedang mandi bergerombol di sungai. Guru menanyakan pendapat siswa tentang dua gambar tersebut. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu Siswa dapat memahami dan menjelaskan satuan-satuan ekosistem. Siswa dapat memahami dan menjelaskan komponen ekosistem. ( 4 menit) 2. Kegiatan Inti (45 menit) Siswa berkelompok. Setiap kelompok 4 siswa (Pembagian kelompok secara acak). ( 5 menit) Siswa melakukan pengamatan terhadap ekosistem buatan dengan panduan Lembar Kerja Siswa “Problem Solving” dengan judul Komponen Penyusun Ekosistem. (Pada pertemuan sebelumnya siswa sudah diberi tugas untuk membuat ekosistem buatan) (15 menit) Beberapa kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan melakukan diskusi kelas dengan bimbingan guru. ( 10 menit) Guru bersama siswa bermain Game Pohon Pengetahuan.( 15 menit) 3. Kegiatan Penutup (25 menit) Guru bersama siswa merangkum materi pembelajaran tentang komponen penyusun ekosistem dan memberi tugas dengan LKS Pertemuan II (Siklus II) ( 5 menit) Siswa mengerjakan tes Sikus I secara individu. (20 menit) 55 E. Media Pembelajaran Lembar Diskusi Siswa ”Problem solving” dengan judul Pengamatan Komponen Penyusun Ekosistem Media Game Pohon Pengetahuan Alat dan untuk membuat akuarium buatan (terlampir di LKS) F. Sumber Belajar 1. Jati, Wijaya. 2003. Sains Biologi Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan untuk kelas 1 SMP semester 2. Penerbit Yudhistira. Halaman 27-67. 2. Buku-buku pelajaran IPA yang relevan. G. Penilaian 1. Teknik : Tes tertulis 2. Instrumen penilaian : Pilihan Ganda, Lembar Diskusi Siswa (LDS) Penilaian Aktivitas Siswa Purworejo,Desember 2010 Guru IPA Biologi VII C Mahasiswa Mulat Tariningsih, S.Pd Fajar Adinugraha NIP. 196808071998022002 NIM. 4401407029 Mengetahui Kepala Sekolah SMP 1 Purworejo Sutopo Slamet, S.Pd. MM NIP. 196107261983031012 56 Mungkin kamu berpikir bahwa ekosistem itu mencakup daerah yang luas. Tetapi pada kenyataannya dapat terbentuk dengan ukuran yang kecil. Bahkan kamu dapat menyusun ekosistem dalam aquarium. Ekosistem Akuarium Apa yang Kamu Perlukan 2. Pasir 3. Kerikil akuarium 4. Air 5. Tumbuhan air 6. Ikan 7. Termometer 8. Alat tulis Apa yang Kamu Teliti Bagaimana interaksi antar komponen dalam ekosistem itu? Perhatian Penerapan 1. Jelaskan apa saja komponen ekosistem yang ada di aquarium dan bagaimana interaksi antar komponen tersebut? 2. Apa yang diperlukan untuk menjaga agar ekosistem tersebut sehat? Apa yang Kamu Lakukan 1. Tuangkan lapisan pasir setebal 5-10 cm di bagian dasar aquarium. 2. Isilah aquarium tersebut dengan air sampai 5 cm di bawah permukaan aquarium. 3.Tanamlah tumbuhan air dan tambahlah 2 cm lapisan kerikil. 4. Bila air telah jernih, tambahkanlah Beberapa ekor ikan 5.Tutuplah bagian atas aquarium 7. Sekarang kamu telah membuat ekosistem. 8. Amatilah ekosistemmu setiap 2 hari dan catatlah apa yang kamu amati dalam lembar kerja ini. Pastikan ka mu mengamati tentang bagian yang hidup dan bagian yang tak hidup dalam ekosistemmu. Problem Solving 3. Setelah 2 hari kamu mengamati, sekarang coba ambil tanaman di dalam air. Dan amati keadaan ekosistem dalam aquarium itu setiap 2 hari selama 6 hari. Amati apa yang terjadi! 4. Mengapa hal itu bisa terjadi? 57 Kelompok: 1. / 2. / 3. / 4. / Siswa, Gunakan LKS di depan sebagai petunjuk mengisi lembar diskusi ini! Tulislah rumusan masalah! …………………………………………………………………………………………………. Sebelum kamu mengamati selama seminggu, menurutmu apabila tanaman di dalam kolam itu dikeluarkan. Apakah yang akan terjadi dengan hewan-hewan di akuarium itu? ………………………………………………………………………………………………….. Catat, hasil pengamatanmu dalam tabel ini! Tabel pengamatan No Hari ke-/ Suhu Jumlah Jumlah jam (0C) Ikan kecil Ikan nila 1. 2. 3. Buat histogram terhadap datamu! Jumlah Siput air Keadaan ikan 58 Jawablah pertanyaan yang ada di LKS itu! 1………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………….. 2………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………….. 3………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… 4………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… Hey.. ayo kita simpulkan hasil diskusi kita kali ini! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 59 PANDUAN KUNCI LEMBAR DISKUSI SISWA SIKLUS I Rumusan masalah Apa yang terjadi dengan hewan dalam akuarium jika tanaman tersebut diambil? (skor 1) Hipotesis Hewan-hewan tersebut akan mati. (skor 1) Data pengamatan No Jumlah Ikan kecil (skor 1) Jumlah Ikan nila (skor 1) Jumlah Siput air (skor 1) Keadaan ikan 1. Hari ke-/ Suhu jam (0C) (skor 1) (skor 1) 2. (skor 1) (skor 1) (skor 1) (skor 1) (skor 1) (skor 1) (skor 1) (skor 1) (skor 1) (skor 1) (skor 1) (skor 1) (skor 1) 3. Histogram Grafik pengamatan organisme di akuarium Jumlah oragnisme 5 4 3 Ikan kecil 2 Ikan nila siput air 1 0 I II Pengamatan ke- Data sesuai dengan tabel (skor 1) Judul grafik (skor 1) Keterangan sumbu horizontasl (skor 1) Keterangan sumbu vertikal (skor 1) Keterangan legenda III 60 1. Di dalam botol terdapat komponen abiotik meliputi, pasir, kerikil, air dan cahaya (skor 1) Selain itu, terdapat komponen biotic meliputi tanamn air dan ikan. (skor 1) Komponen biotik memiliki ciri-ciri makhluk hidup sedangkan komponen abiotik tidak (skor 1) Di dalam ekosistem buatan tadi terjadi interaksi antar komponen biotik dan biotik serta komponen biotik dan abiotik (skor 1) 2. Ikan selalu diberi makan (skor 1) Kondisi air harus bersih (skor 1) Pengaturan cahaya (skor 1) 3. Hewan-hewan tersebut akan lemas bahkan mati (skor 1) 4. Karena di aquarium tersebut terdapat tanaman yang menghasilkan oksigen (skor 1) Selain itu, tanaman juga bertindak sebagai produsen (skor 1) *Tidak menjawab skor 0 TOTAL SKOR: 25 NILAI= Total skor x 100% 25 61 5........................ 10...................... ..... 9........................ ... 4........................ 6........................ ... ... ... DIBAGI MENJADI 1…………………………… 3………………………… 8........................ ... ABIOTIK BIOTIK 2……………………… KOMPONEN 7........................ SATUAN ... EKOSISTEM PENYUSUN EKOSISTEM POHON PENYUSUN EKOSISTEM Peraturan main: 1. Siswa duduk berkelompok, tiap kelompok 4 siswa (Kelompok sama seperti kelompok diskusi) 2. Guru memberikan pertanyaan (terlampir) dan siswa berebut menjawab dengan mengacungkan jari 3. Kelompok yang anggotanya pertama kali mengacungkan jari, yang berhak menjawab pertanyaan di mana yang menjawab adalah juru bicara kelompok. 62 4. Apabila jawaban benar maka diberi reward. 5. Apabila jawaban salah maka tidak mendapat reward. SOAL KUIS: Siswa, berdasarkan pengamatan terhadap akuarium yang sudah kita buat. Ada pertanyaan: 1. Jelaskan pengertian komponen abiotik! Komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari benda tak hidup 2. Sebutkan contoh komponen abiotik yang ada di akuarium Air, pasir, cahaya 3. Jelaskan pengertian komponen biotik! Komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup/organisme Komponen bioitk dibagi menjadi 3. Sebutkan dan berikan satu contoh organismenya! 4. - Produsen: Tumbuhan air 5. -Konsumen: ikan dan siput 6. -Dekomposer: Bakteri Selain komponen ekosistem, kita juga mengenal satuan penyusun ekosistem. 7. Satuan makhluk hidup tunggal disebut..... Berikan satu contoh... Individu. Seekor siput 8. Sekumpulan makhluk hidup sejenis yang tinggal di tempat tertentu dan saling berinteraksi disebut.... . Berikan satu contoh.... Populasi. Kumpulan ikan nila 9. Kumpulan dari beberapa populasi dan saling berinteraksi disebut... Berikan satu contoh... Komunitas. Komunitas kolam 10. Kumpulan dari beberapa komunitas yang saling berinteraksi dengan komponen abiotik.... Berikan satu contoh... Ekosistem. Ekosistem air tawar TOTAL SKOR: 10 reward 63 SOAL INSTRUMEN EKOSISTEM SMP KELAS VII SIKLUS I Berilah tanda silang (x)pada jawaban yang kalian anggap paling benar di huruf a, b, c atau d di lembar jawaban yang tersedia! 1. Makhluk hidup tunggal penyusun komponen ekosistem disebut.... a. populasi b. individu c. komunitas d. bioma 2. Gambar di samping merupakan salah satu contoh pengertian dari…. a. b. c. d. ekosistem individu populasi biosfer 3. Terdapat hamparan gurun dengan sekumpulan kaktus. Di dekatnya terdapat seekor kalajengking yang bernaung dari terik matahari. Dari jauh tampak barisan unta berjalan menuju sumber air. Dari sepenggal cerita di atas, manakah yang disebut populasi? a. unta b. kalajengking c. kaktus d. gurun 4. Di sebuah sungai terdapat kumpulan itik. Kumpulan itik merupakan satuan penyusun ekosistem yang disebut…. a. populasi b. individu c. komunitas d. bioma 5. Berikut yang termasuk contoh populasi adalah…. a. seekor ayam di dalam kandang b. seekor itik di sungai c. sekumpulan ayam dan itik di sawah d. sekumpulan ayam 64 6. Tuti berjalan-jalan di sawah. Dia melihat kumpulan itik, kumpulan ayam dan beberapa belalang yang hinggap di padi. Kumpulan beberapa populasi di sawah tersebut disebut.... a. ekosistem b. individu c. populasi d. komunitas 7. Berikut ini yang termasuk anggota komunitas sawah adalah.... a. padi, cacing, anjing dan rumput b. padi, rumput, cacing, dan belalang c. rumput, tanah, belalang, dan kucing d. tanah, udara, air dan batu 8. Berikut ini termasuk komponen biotik adalah.... a. petir b. kekeruhan air c. padi d. lumpur 9. Komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari benda tak hidup disebut komponen.... a. abiotik b. biotik c. bioma d. boisfer 10. Ada beberapa komponen ekosistem sebagai berikut. 1. Rumput, air dan udara 2. Udara, tanah dan air 3. Batu, semut dan oksigen 4. Oksigen dan air 5. Karbondioksida dan oksigen Yang termasuk komponen abiotik adalah.... a. 1), 2) dan 3) b. 1), 4) dan 5) c. 2), 4) dan 5) d. 3), 4) dan 5) 11. Organisme yang mampu membuat makanan sendiri/ autotrof disebut.... a. konsumen b. pengurai c. dekomposer d. produsen 65 12. Berikut adalah contoh hewan herbivora (pemakan tumbuhan), kecuali.... a. harimau b. kambing c. kerbau d. sapi 13. Ada beberapa hewan sebagai berikut. 1. Ayam, orang utan, kera 2. Harimau, burung elang, serigala 3. Kambing, kerbau, sapi 4. Ayam, itik, sapi Manakah yang tergolong karnivora dan omnivora? a. b. c. d. 1 dan 3 1 dan 4 1 dan 2 2 dan 4 Gambar di bawah ini berhubungan dengan soal nomor 8 dan 9. 14. Berikut merupakan alasan organisme dalam akuarium masih dapat bertahan beberapa hari, kecuali…. a. kebutuhan air organisme tercukupi b. jumlah gas oksigen dan karbondioksida cukup c. tumbuhan sebagai bahan makanan hewan d. jumlah gas karbondioksida melebihi gas oksigen 15. Jika semua tumbuhan air dikeluarkan, mengapa ikan dan hewan lain tidak dapat bertahan hidup lebih lama.... a. berkurangnya kadar oksigen b. kotoran ikan menimbulkan polusi c. kadar karbondioksida meningkat d. gas oksigen dan karbondioksida tidak seimbang 66 67 68 69 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Mata Pelajaran : IPA Biologi Satuan Pendidikan : SMP 1 Purworejo Kelas/ Semester : VII (Tujuh)/ 2 Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem Kompetensi Dasar : 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem Indikator : 1. Mendiskusikan matahari merupakan sumber energi utama dan aliran energi dalam ekosistem 2. Memahami interaksi antar komponen ekosistem. 3. Memahami saling ketergantungan diantara komponen biotik. A. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi ”Problem solving,”Siswa dapat mendiskusikan matahari merupakan sumber energi utama dan aliran energi dalam ekosistem 2. Melalui diskusi ”Problem solving,”Siswa dapat memahami interaksi antar komponen ekosistem. 3. Melalui diskusi ”Problem solving,”Siswa dapat memahami saling ketergantungan diantara komponen biotik. B. Materi Pembelajaran Matahari merupakan sumber energi utama. Matahari mempunyai peran dalam membantu fotosintesis tumbuhan untuk menghasilkan amilum (karbohidrat). Ada berbagai macam pola interaksi antara lain mutualisme, parsitisme dan komensalisme. Saling ketergantungan antarkomponen biotik akan membentuk rantai makanan. Di dalam rantai makanan terjadi aliran energi. 70 Rantai makanan akan membentuk jaring- jaring makanan. C. Model Pembelajaran Problem Solving dengan games Pohon Pengetahuan D. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Apersepsi ( 3 menit) Guru menanyakan Apakah kalian pernah melihat ulat memakan daun, kemudian ulat tersebut dimakan burung? Nah, mengapa ulat yang memakan daun bisa hidup? Apa yang dihasilkan daun sehingga ulat bisa hidup? Motivasi (3 menit) Guru menampilkan menampilkan foto/gambar burung jalak yang mematuk punggung kerbau. Kemudian guru menanyakan: Apa yang sedang dilakukan burung jalak? Mengapa dia melakukan hal itu? Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. ( 4 menit) 2. Kegiatan Inti (45 menit) Siswa berkelompok. Anggota kelompok sama seperti pada siklus I ( 5 menit) Siswa melakukan diskusi dengan panduan Lembar Diskusi Siswa “Problem Solving” dengan judul Pola Interaksi dan saling ketergantungan komponen biotic. (Dari tugas yang sebelumnya diberikan guru) (15 menit) Beberapa kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan melakukan diskusi kelas dengan bimbingan guru. ( 10 menit) Guru bersama siswa bermain Game Pohon Pengetahuan.( 15 menit) 3. Kegiatan Penutup (25 menit) Guru bersama siswa merangkum materi pembelajaran tentang Pola Interaksi dan saling ketergantungan komponen biotik. ( 5 menit) Siswa mengerjakan tes Sikus II secara individu. (20 menit) 71 E. Media Pembelajaran Lumut dan jamur Lembar Diskusi Siswa ”Problem solving” dengan judul “Pola Interaksi dan Saling Ketergantungan antar komponen biotik” Media Game Pohon Pengetahuan F. Sumber Belajar 1. Jati, Wijaya. 2003. Sains Biologi Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan untuk kelas 1 SMP semester 2. Penerbit Yudhistira. Halaman 27-67. 2. Buku-buku pelajaran IPA yang relevan G. Penilaian 1.Teknik : Tes tertulis 2. Instrumen penilaian : Pilihan Ganda, Lembar Diskusi Siswa (LDS), Penilaian Aktivitas Siswa Purworejo,Desember 2010 Guru IPA Biologi VII C Mahasiswa Mulat Tariningsih, S.Pd Fajar Adinugraha NIP. 196808071998022002 NIM. 4401407029 Mengetahui Kepala Sekolah SMP 1 Purworejo Sutopo Slamet, S.Pd. MM NIP. 196107261983031012 72 Kegiatan 1. Simbiosis Apa yang Kamu Perlukan Lichenes/ lumut kerak PERHATIAN Apa yang Kamu Teliti Bagaimana simbiosisnya/ saling ketergantungan lichens/ lumut kerak? Apa yang Kamu Lakukan 1. Amati organisme di atas di lingkungan sekitarmu. 2. Catat dalam lembar kerja bagaimana interaksi antara organisme tersebut dengan tumbuhan inangnya? 3. Bawalah sampel tanaman tersebut ke sekolah sebagai bukti sudah melakukan pengamatan. Kesimpulan dan Penerapan 1. Lichenes banyak ditemukan di sisi batang pohon sebelah mana? 2. Apa yang kamu ketahui tentang lichens? Problem Solving 3. Menurut kamu, apa keuntungan yang didapat dari kedua organism tersebut? Kelompok: 1. / 2. / 3. / 4. Siswa, kamu tentu sudah menemukan lichens, bukan? / Di mana kamu dapat menjumpai lichens itu? ………………………………………………………………………………………………… Nah, sekarang jawab pertanyaan di LKS itu! 1………………………………………………………………………………………………… 2………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… .………………………………………………………………………………………………… 3………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… Hey, mari kita simpulkan kegiatan ini! ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 73 Kegiatan 2. Siswa, ingatkah kalian pada peristiwa gunung merapi di bulan November kemarin? Abu vulkanik akibat letusan itu sampai ke kota kita bukan? Ketika kita bangun di pagi hari, yang kita lihat semua abu menutupi jalan dan pohon-pohon dan langit sangat gelap. Berikut adalah gambar sebelum dan sesudah abu vulkanik tersebut sampai ke kota kita. Gambar A Gambar B Siswa, berdasarkan 2 gambar di atas. Coba ceritakan perbedaan yang terjadi pada tanaman di atas! Gambar A…………………………………………………………………………………… Gambar B…………………………………………………………………………………… Mengapa tanaman pada gambar B bisa terjadi demikian? ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… 74 PANDUAN KUNCI LEMBAR DISKUSI SISWA SIKLUS II Di pohon-pohon seperti kelapa, trembesi (skor 1) 1. Di sisi yang menghadap daerah yang banyak terkena sinar matahari (skor 1) 2. Lichenes merupakan sustu simbiosis (skor 1) Simbiosis antara alga dan jamur (skor 1) Simbiosis yang terjadi adalah mutualisme (skor1) 3. Alga merupakan organism yang dapat melakukan fotosintesis (skor 1) Alga tidak mempunyai akar untuk menyerap zat hara (skor 1) Jamur merupakan organism heterotrof (skor 1) Jamur memiliki akar yang mampu menyerap zat hara (skor 1) Alga mengambil zat hara melalui jamur dan melakukan fotosintesis (skor 1) Hasil fotosintesis digunakan bersama antara jamur dan alga (skor 1) Kesimpulan: Simbiosis adalah pola interaksi antar organism (skor 1) Macam simbiosis yaitu mutualisme, komensalisme dan parasitisme (skor 1) Coontoh dari mutualisme adalah lichens (skor 1) Lichenes adalah interaksi antara alga dan jamur (skor 1) Jamur memanfaatkan hasil fotosintesis dari alga (skor 1) Gambar A tanaman masih segar (skor 1), cahaya matahari cukup (skor 1), tanaman mampu berfotosintesis (skor 1) Gambar B tanaman tampak layu (skor 1), tidak ada cahaya matahari (skor 1), tanaman tidak bisa berfotosintesis karena daun tertutup abu tebal (skor 1) Gambar B terjadi demikian karena daun tertutup abu vulkanik sehingga daun tidak bisa melakukan fotosintesis (skor 1), stomata tertutup oleh abu sehingga tumbuhan tidak bisa melakukan pertukaran gas (skor 1), abu vulkanik mengandung zat belerang yang membuat tanaman layu (skor 1) *tidak menjawab soal skor 0 TOTAL SKOR: 25 NILAI= Total skor x 100% 25 75 5……………………….. 6………………………… 4………………………. . 1…………………………… ……………………………… 9.PIRAMIDA …………. MAKANAN SIMBIOSIS 2……………………………… 8.JARING2 ………………………………… MAKANAN …………….. KETERGANTUNGA N 7.RANTAI MATAHARI SBGAI SUMBER ENERGI 3………………………………… …………………………………… ………………….. MAKANAN POHON SALING KETERGANTUNGAN ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM Peraturan main: 1. Siswa duduk berkelompok, tiap kelompok 4 siswa (Kelompok sama seperti kelompok diskusi) 2. Guru memberikan pertanyaan (terlampir) dan siswa berebut menjawab dengan mengacungkan jari 76 3. Kelompok yang anggotanya pertama kali mengacungkan jari, yang berhak menjawab pertanyaan di mana yang menjawab adalah juru bicara kelompok. 4. Apabila jawaban benar maka diberi reward. 5. Apabila jawaban salah maka tidak mendapat reward. SOAL KUIS: Berdasarkan kegiatan yang kita lakukan tadi, ada beberapa pertanyaan 1. Mengapa matahari penting bagi tanaman? Untuk membantu proses fotosintesis 2. Fotosintesis menghasilkan amilum/karbohidrat. Apa fungsi karbohidrat? Sebagai sumber energi 3. Mengapa tanaman yang ditutupi albu vulkanik menjadi layu bahkan mati? Abu vulkanik menghalangi sinar matahari masuk daun sehingga proses fotosintesis tidak dapat berlangsung Simbiosis merupakan interaksi antar komponen biotik, simbiosis dibagi menjadi beberapa macam. 4. Lichenes merupakan bentuk simbiosis….. Mutualisme 5. Organisme apa saja penyusun lichens? Alga dan jamur 6. Bagaimana bentuk interaksi yang terjadi pada lichens? Jamur memiliki akar yang mampu menyerap zat hara, alga mengambil zat hara melalui jamur dan melakukan fotosintesis, hasil fotosintesis digunakan bersama antara jamur dan alga 7. Buatlah satu contoh rantai makanan dari ekosistem buatan tadi! Tumbuhan air 8. ikan kecil ikan nila Susunlah jaring-jaring makanan yang mubkin terjadi di ekosistem itu! Tumbuhan air ikan kecil kepik air Siput ikan nila 77 9. Bagimana menjaga agar ekosistem itu menjadi seimbang? Jumlah komponen produsen dan konsumen harus seimbang. Produsen> konsumen TOTAL SKOR: 9 reward 78 SOAL INSTRUMEN EKOSISTEM SMP KELAS VII SIKLUS I Berilah tanda silang (x)pada jawaban yang kalian anggap paling benar di huruf a, b, c atau d di lembar jawaban yang tersedia! 1. Keberadaan heterotrof sangat bergantung pada keberadaan autotrof, karena autotrof sebagai.... a. sumber energi bagi heterotrof b. penentu keanekaragaman heterotrof c. pasangan bagi keberadaan heterotrof d. tempat hidup bagi heterotrof Gambar berikut untuk menjawab soal no 2 dan 3 Gambar di atas adalah suasana sebelum dan sesudah abu vulkanik gunung merapi mengguyur kota Purworejo. Ketika abu vulkanik mengenai tanaman, tanaman tersebut seakan akan roboh dan daun-daun menjadi layu. Selain itu, langit sangat gelap meskipun sudah siang hari. 2. Berikut alasan mengapa tumbuhan itu layu ketika terkena abu vulkanik, kecuali…. a. Abu vulkanik menutup stomata daun sehingga udara tidak bisa masuk ke daun b. Abu vulkanik membawa material yang berfungsi membantu fotosintesis c. Abu vulkanik menghalangi cahaya matahari untuk fotosintesis d. Abu vulkanik mengandung belerang sehingga membuat tanaman layu 3. Berdasarkan pengamatan di atas, tumbuhan dapat melakukan fotosintesis membutuhkan bantuan.... a. sinar matahari b. petir c. sinar bulan d. cahaya lampu 4. Fotosintesis tumbuhan menghasilkan karbohidrat. Mengapa karbohidrat/ amilum sangat penting bagi organisme.... a. karbohidrat sebagai sumber energi b. zat organik dikonversi dari karbohidrat c. karbohidrat merupakan satu-satunya zat penyusun bagian tubuh organisme d. karbohidrat merupakan sumber mineral bagi organism 79 5. Aliran energi di dalam ekosistem terjadi dari... a. autotrof ke heterotrof, kemudian ke dekomposer b. dekomposer ke autotrof, kemudian ke heterotrof c. autotrof ke heterotrof dan scavenger d. heterotrof ke autotrof 6. Daftar organisme penghuni ekosistem kolam berupa: zooplankton, fitoplankton, ikan gabus dan ikan kecil. Untuk membentuk suatu rantai makanan maka susunan yang benar adalah…. a. fitoplankton→zooplankton→ikan gabus→ikan kecil b. fitoplankton→zooplankton→ikan kecil→ikan gabus c. zooplankton→fitoplankton→ikan kecil→ikan gabus d. zooplankton→fitoplankton→ikan gabus→ikan kecil 7. Aliran energi dalam suatu ekosistem yang terjadi melalui peristiwa makan dan dimakan, disebut.... a. rantai makanan b. jaring makanan c. perpindahan makanan d. piramida makanan Gunakanlah skema di bawah ini untuk menjawab soal nomor 12 dan 13. Ular Elang Tikus Burung kecil Jagung 8. 9. Ulat Jika populasi jagung berkurang, populasi apakah yang pertama menderita? a. populasi ulat b. populasi ular c. populasi burung d. populasi elang Jika populasi tikus berkurang karena diburu orang, apakah yang akan terjadi.... a. populasi jagung berkurang b. populasi elang bertambah c. populasi ular berkurang d. populasi burung kecil berkurang 10. III II I 80 Organisme yang menduduki bagian paling dasar piramida makanan adalah.... a. rumput b. tumbuhan tali putri c. anggrek saprofit d. benalu 11. Komensalisme adalah suatu simbiosis yang satu diuntungkan, akan tetapi yang satunya tidak dirugikan. Contoh simbiosis komensalisme adalah.... a. tali putri dan pohon inang b. anggrek dan inang c. jalak dan kerbau d. singa dan kijang 12. Simbiosis yang kedua organisme yang berinteraksi merasa diuntungkan semua adalah... a. komensalisme b. parasitisme c. mutualisme d. netralisme 13. Parasitisme adalah suatu simbiosis yang satu merasa untung dan yang satu dirugikan. Contoh parasistime adalah.... a. tali putri dan pohon inang b. anggrek dan inang c. jalak dan kerbau d. singa dan kijang 14. Gambar di samping adalah contoh dari simbiosis.... a. komensalisme b. parasitisme c. mutualisme d. netralisme 15. Pernyataan yang benar mengenai ekosistem, kecuali…. a. setiap organisme hanya memiliki satu interaksi dengan organism laindalam satu lingkungan b. semua produsen merupakan tumbuhan karena semua tumbuhan dapat melakukan fotosintesis c. herbivore menjadi predator bagi hewan lainnya d. pada ekosistem buatan tidak terjadi rantai makanan 81 82 83 84 Lampiran 4. Uji validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran siklus I, II dan III REKAPITULASI UJI VALIDITAS, RELIABILITAS DAN TINGKAT KESUKARAN SIKLUS I, II DAN III Rekapitulasi hasil analisis uji coba soal siklus I No. 1. Aspek yang dianalisis Validitas Hasil dan nomor butir soal Valid :1,2,,3,4,5,6,8,10,1,12,14,15,17,18,19,20 Tidak valid: 7, 9,13,16 2. Reliabilitas r11= 0,850; reliable 3. Tingkat kesukaran Sukar: 3,20 Sedang: 2,4,5,6,8,9,12,13,19 Mudah: 1,7,10,11,14,15,16,17,18 4. Hasil akhir Soal yang digunakan: 1,2,,3,4,5,6,8,11,12,14,15,17,18,19,20 Soal yang tidak digunakan: 7, 9,10, 13,16 Rekapitulasi hasil analisis uji coba soal siklus II No. 1. Aspek yang dianalisis Validitas Hasil dan nomor butir soal Valid : 2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,19,20 Tidak valid: 1,6,18 2. Reliabilitas r11= 0,780; reliable 3. Tingkat kesukaran Sukar: 2,20 Sedang: 3,4,5,10,11,16,17 Mudah: 1,6,7,8,9,12,1314,15 4. Hasil akhir Soal yang digunakan: 2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,19,20 Soal yang tidak digunakan: 1,6,10,11,18 85 Rekapitulasi hasil analisis uji coba soal siklus II No. 1. Aspek yang dianalisis Validitas Hasil dan nomor butir soal Valid : 1,3,4,5,8,10,11,12,13,15,16,17,18,19,20 Tidak valid: 2,6,7,9,14 2. Reliabilitas r11= 0,716; reliable 3. Tingkat kesukaran Sukar: 2,16,17 Sedang: 3,5,7,18,19,20 Mudah: 1,6,7,8,9,12,1314,15 4. Hasil akhir Soal yang digunakan: 1,3,4,5,8,10,11,12,13,15,16,17,18,19,20 Soal yang tidak digunakan: 2,6,7,9,14 86 UJI VALIDITAS, RELIABILITAS DAN TINGKAT KESUKARAN SIKLUS I No Tingkat Kskran Validitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Kode Soal U-2 U-3 U-4 U-9 U-1 U-5 U-6 U-7 U-8 U-10 U-11 U-12 U-13 U-28 U-29 U-14 U-16 U-17 U-20 U-27 U-30 U-19 U-25 U-15 U-18 U-23 U-26 U-24 U-21 U-22 ∑X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 22 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 12 3 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 12 5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 29 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 14 9 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 9 No soal 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 27 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 15 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 14 13 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 14 14 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 22 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 26 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 19 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 21 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 13 ∑X2 ∑XY rxy 22 12 6 12 11 10 29 14 9 27 15 14 14 22 265 180 98 178 175 167 315 212 305 119 153 213 216 264 0,44995 0,69627 0,55757 0,66949 0,78497 0,83955 0,20708 0,82398 0,32923 0,37171 0,73468 0,83713 0,04821 0,43512 r tabel Kriteria B Dengan taraf signifikan 5% dan N = 30 diperoleh r tabel = 0.361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid 22 12 6 12 11 10 29 14 9 27 15 14 14 22 16 26 19 21 13 JS P Kriteria Keterangan 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 16 26 19 231 254 290 0,7933 0,24443 0,69876 20 20 20 20 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 ∑Y ∑Y 2 19 19 18 18 18 18 17 17 15 14 12 11 11 10 9 8 8 7 7 7 7 6 6 6 6 6 5 5 5 5 320 361 361 324 324 324 324 289 289 225 196 144 121 121 100 81 64 64 49 49 49 49 36 36 36 36 36 25 25 25 25 4188 21 13 6 252 188 104 0,4008 0,65305 0,63957 20 20 Reliabilitas a = 5%; n=30 diperoleh r tabel=0.361 6 k= 20 20 M= 10,667 1,1 0,6 0,3 0,6 0,55 0,5 1,45 0,7 0,45 1,35 0,75 0,7 0,7 1,1 0,8 1,3 0,95 1,05 0,65 0,3 Mudah Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Sukar Vt= 25,822 r11= 0,850 Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai r11 > rtabel= reliabel 87 UJI VALIDITAS, RELIABILITAS DAN TINGKAT KESUKARAN SIKLUS II No Tingkat KskranValiditas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Kode Soal U-1 U-5 U-6 U-15 U-2 U-3 U-4 U-14 U-7 U-8 U-12 U-13 U-9 U-11 U-18 U-19 U-21 U-10 U-16 U-20 U-22 U-23 U-24 U-25 U-27 U-17 U-28 U-29 U-30 U-26 ∑X ∑X2 ∑XY rxy r tabel Kriteria B JS P Kriteria Keterangan 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 24 2 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 3 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 14 4 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 14 5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 14 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 18 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 18 No soal 10 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 14 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 24 11 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 14 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 22 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 19 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 24 15 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 18 16 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 24 6 14 14 14 25 18 18 24 14 14 22 19 24 18 295 97 191 198 299 194 235 252 308 198 198 248 278 308 236 0,285244 0,538348 0,438081 0,550822 0,486399 0,140142 0,400196 0,679021 0,546383 0,550822 0,550822 0,374301 0,428518 0,546383 0,416597 13 181 0,46861 17 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 13 18 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 24 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 27 20 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 ∑Y2 ∑Y 19 18 18 18 17 16 16 14 14 14 13 13 13 13 12 11 11 11 10 10 9 9 9 8 8 6 5 6 5 5 351 361 324 324 324 289 256 256 196 196 196 169 169 169 169 144 121 121 121 100 100 81 81 81 64 64 36 25 36 25 25 4623 13 24 27 6 179 293 333 102 0,43618 0,245069 0,457998 0,638786 Dengan taraf signifikan 5% dan N = 30 diperoleh r tabel = 0.361 Reliabilitas Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid a = 5%; n=30 diperoleh r tabel=0.361 24 6 14 14 14 25 18 18 24 14 14 22 19 24 18 13 13 24 27 6 k= 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 M= 10,500 1,2 0,3 0,7 0,7 0,7 1,25 0,9 0,9 1,2 0,7 0,7 1,1 0,95 1,2 0,9 0,65 0,65 1,2 1,35 0,3 Vt= 17,210 r11= 0,748 Mudah Sukar Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Sukar Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dpakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai r11 > rtabel= reliabel 88 UJI VALIDITAS, RELIABILITAS DAN TINGKAT KESUKARAN SIKLUS III No Tingkat Kskran Validitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Kode Soal U-1 U-2 U-15 U-10 U-9 U-8 U-7 U-6 U-4 U-26 U-22 U-17 U-11 U-30 U-3 U-24 U-12 U-5 U-19 U-18 U-16 U-13 U-28 U-25 U-23 U-21 U-20 U-14 U-27 U-29 ∑X ∑X2 ∑XY rxy r tabel Kriteria B JS P Kriteria Keterangan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 27 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 12 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 27 27 5 12 27 313 70 157 315 0,401245 0,333611 0,418748 0,429502 5 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 9 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 28 7 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 14 8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 18 9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 26 No soal 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 21 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 21 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 18 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 24 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 20 16 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 17 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 18 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 10 9 28 14 18 26 21 21 18 16 24 20 6 6 10 124 314 171 232 291 266 258 234 219 280 258 90 90 138 0,45136 0,174449 0,273002 0,567559 0,081461 0,621545 0,473558 0,602166 0,712524 0,305172 0,659357 0,500144 0,500144 0,491521 19 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 13 20 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 ∑Y ∑Y 2 18 17 17 15 15 16 16 15 14 13 13 12 12 12 12 11 10 10 10 9 8 8 8 7 7 6 6 5 5 5 332 13 11 172 146 0,48127 0,426875 Dengan taraf signifikan 5% dan N = 30 diperoleh r tabel = 0.361 Reliabilitas Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid a = 5%; n=30 diperoleh r tabel=0.361 27 5 12 28 9 27 14 18 26 21 21 18 16 24 20 6 6 10 13 11 k= 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 M= 11,067 1,35 0,25 0,6 1,4 0,45 1,35 0,7 0,9 1,3 1,05 1,05 0,9 0,8 1,2 1 0,3 0,3 0,5 0,65 0,55 Vt= 15,462 Mudah Sukar Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sukar Sukar Sedang Sedang Sedang r11= 0,716 Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai r11 > rtabel= reliabel 324 289 289 225 225 256 256 225 196 169 169 144 144 144 144 121 100 100 100 81 64 64 64 49 49 36 36 25 25 25 4138 89 Lampiran 4. Perhitungan Validitas Butir Soal Rumus NSCU - SCSU rxy {NSC 2 - SC 2 }{NSU 2 - SU 2 } Butir soal Valid jika rxy > rtabel Perhitungan Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. No Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 UC-28 UC-21 UC-4 UC-6 UC-15 UC-34 UC-9 UC-13 UC-7 UC-14 UC-24 UC-5 UC-27 UC-25 UC-29 UC-31 UC-11 UC-38 UC-16 UC-36 UC-22 UC-32 UC-33 UC-30 UC-26 UC-40 UC-35 UC-8 UC-37 UC-10 Jumlah Butir soal no 1 (X) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 22 Skor Total (Y) Y2 XY 19 19 18 18 18 18 17 17 16 14 13 12 11 10 9 8 8 8 8 7 7 6 6 6 6 6 6 6 5 5 361 361 324 324 324 324 289 289 256 196 169 144 121 100 81 64 64 64 64 49 49 36 36 36 36 36 36 36 25 25 19 19 18 18 18 18 17 17 16 14 0 12 11 10 9 0 8 8 0 0 7 6 6 6 0 6 6 0 0 0 327 4319 269 Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh : rxy = 30 30 x x 4319 22 - 22 2 22 x 30 x rxy = 0,450 Hasil perhitungan bahwa nilai rhitung adalah = 0,4500 Karena r hitung > r tabel, maka soal no 1 valid. 327 4319 - 327 2 90 Lampiran 5. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Rumus: M(k - M k r11 1 kVt k -1 Keterangan: k : Banyaknya butir soal M : Mean Skor Total Vt : Varians total Kriteria Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel. Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh: k = M = 20 10,6667 _ 4188 Vt = r11 = 320 30 30 20 20 1 1 _ 2 = 25,8222 10,67 20 20 - 10,67 25,822 = 0,850 Pada a = 5% dengan n = 30 diperoleh r tabel=0.361 Karena r11 > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel 91 Lampiran 6. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Rumus B JS P Keterangan: P : Indeks kesukaran B : Jumlah butir soal yang dijawab benar JS : Jumlah total responden Kriteria Interval IK 0,00 < 0,30 < 0,70 < TK TK TK < < < Kriteria 0,30 0,70 1,00 Sukar Sedang Mudah Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. Kelompok Atas No Kode Skor 1 U-2 1 2 U-3 1 3 U-4 1 4 U-9 1 5 U-1 1 6 U-5 1 7 U-6 1 8 U-7 1 9 U-8 1 10 U-10 1 11 U-11 0 12 U-12 1 13 U-13 1 14 U-28 1 15 U-29 1 Jumlah 14 IK = 14 + 20 Kelompok Bawah No Kode Skor 1 U-14 0 2 U-16 1 3 U-17 1 4 U-20 0 5 U-27 0 6 U-30 1 7 U-19 1 8 U-25 1 9 U-15 1 10 U-18 0 11 U-23 1 12 U-26 1 13 U-24 0 14 U-21 0 15 U-22 0 Jumlah 8 8 = 1,10 Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran yang mudah 92 Lampiran 7. Lembar observasi keaktifan siswa dalam Kegiatan Belajar Menagjar LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA Sekolah : SMP 1 Purworejo Kelas/Semester : VII C/ Genap Materi : Ekosistem Siklus : Kelompok : Hari/tanggal : Petunjuk No : Isilah skor aktivitas siswa selama diskusi pada kolom yang tersedia! Nama Kode Kelompok Siswa Aspek Yang Diamati Skor Total A B C D E F G Kriteria H Keterangan : A : Ketepatan waktu E: Kemampuan mengamati/ praktik B : Perhatian penjelasan guru F : Kemampuan mengerjakan LDS C : Kemampuan berpendapat G: Keseriusan saat KBM D : Kemampuan bertanya H: Aktivitas kegiatan game Purworejo, Februari 2011 Observer 93 RUBRIK PENILAIAN AKTIVITAS SISWA PADA SAAT PEMBELAJARAN Tanggal Observasi : Nama Sekolah : Petunjuk : Gunakan kriteria di bawah ini untuk menentukan skor pada setiap aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. No Aspek Skor Kriteria A. 3 Datang sebelum pelajaran dimulai 2 Saat pelajaran dimulai 1 Terlambat (maksimal 15 menit) B. Ketepatan waktu Perhatian penjelasan 3 guru C. D. E. F. G. H. Sikap wajar dan tenang, mencatat 2 Sikap tidak wajar dan tidak tenang, mencatat 1 Sikap tidak wajar dan tidak tenang, tidak mencatat Kemampuan 3 Inisiatif sendiri, pendapat relevan berpendapat 2 Inisiatif sendiri, pendapat tidak relevan 1 Tidak mengeluarkan pendapat 3 Inisiatif sendiri, pertanyaan jelas 2 Inisiatif sendiri, pertanyaan tidak jelas 1 Tidak memberikan pertanyaan Kemampuan 3 Inisiatif sendiri, mengamati mengamati/ praktik 2 Tidak inisiatif sendiri, mengamati 1 Tidak mengamati Kemampuan 3 Tepat waktu, jawaban sesuai mengerjakan LDS 2 Tepat waktu, jawaban tidak sesuai 1 Tidak tepat waktu 3 Tidak pernah berbuat gaduh 2 Berbuat gaduh setelah 1-2 kali diperingatkan 1 Berbuat gaduh setelah >3 kali diperingatkan Kemampuan bertanya Keseriusan saat KBM Aktivitas game kegiatan 3 Menjawab soal dengan jawaban benar 2 Menjawab soal dengan jawaban salah 1 Tidak menjawab soal 94 Menghitung tingkat keaktifan siswa 𝑛 Np %= 𝑁 x 100% Keterangan Np % = Prosentase nilai siswa yang diperoleh n = Jumlah skor yang diperoleh N = Jumlah skor maksimal Tabel kualifikasi keaktifan siswa No Tingkat Penguasaan Kategori Keterangan 1 86% ≤X≤ 100% A Sangat aktif 2 71%≤X≤ 85% B Aktif 3 61%≤ X≤70% C Cukup aktif 4 51% ≤ X≤60% D Kurang aktif 5 X< 50% E Tidak aktif Menghitung tingkat keaktifan siswa secara klasikal dengan rumus : SIKLUS I P ni X 100% n = 16 X 100% 31 = 51, 61% SIKLUS II P ni X 100% n = 24 X 100% 31 = 77, 42% 95 REKAPITULASI NILAI AKTIVITAS SISWA KELAS VII C SIKLUS I Rubrik No B C D E F G H dada A A1 3 2 1 1 3 1 3 2 A2 3 2 2 2 3 1 2 3 A3 3 1 1 1 3 1 2 1 A4 3 3 1 1 3 1 3 2 B1 3 1 3 1 3 2 3 3 B2 3 1 1 1 3 2 2 2 B3 3 2 1 2 3 2 2 1 B4 3 1 2 1 3 2 3 1 C1 3 2 2 2 3 3 2 1 C2 3 3 1 2 3 3 3 3 C3 3 3 3 3 3 2 3 2 C4 3 2 2 2 3 3 3 2 D1 3 1 2 1 3 3 3 2 D2 3 2 2 1 3 3 3 1 D3 3 1 3 2 3 3 2 3 E1 3 3 2 1 3 2 3 1 E2 3 1 1 2 3 2 3 3 E3 3 2 1 1 3 2 3 1 E4 3 1 1 1 3 2 2 3 F1 3 2 2 1 3 1 2 1 F2 3 2 1 1 3 1 2 3 F3 3 1 1 1 3 1 2 1 F4 3 1 1 2 3 1 2 1 G1 3 3 2 1 3 2 2 3 G2 3 2 2 2 3 2 3 1 G3 3 3 1 2 3 2 2 3 G4 3 1 1 1 3 2 2 1 H1 3 2 1 1 3 1 2 3 H2 3 1 1 1 3 1 2 1 H3 3 2 1 1 3 1 2 1 H4 3 2 3 3 3 1 2 1 % 100 61 42 38 100 64 100 56 Total 16 18 13 17 19 15 16 16 18 21 22 20 18 18 20 18 18 16 16 15 16 13 14 19 18 19 14 16 13 14 18 Persentase (%) 66,67 75,00 54,17 70,83 79,17 62,50 66,67 66,67 75,00 87,50 91,67 83,33 75,00 75,00 83,33 75,00 75,00 66,67 66,67 62,50 66,67 54,17 58,33 79,17 75,00 79,17 58,33 66,67 54,17 58,33 75,00 REKAPITULASI NILAI AKTIVITAS SISWA KELAS VII C SIKLUS II Rubrik Persentase No Total B C D E F G H (%) dada A A1 3 3 2 2 3 2 3 1 19 79,17 A2 3 2 2 2 3 2 3 3 20 83,33 A3 3 2 2 3 3 2 3 1 19 79,17 A4 3 3 2 2 3 2 3 3 21 87,50 B1 3 3 2 3 3 3 3 1 21 87,50 B2 3 2 2 2 3 3 3 3 21 87,50 B3 3 3 3 3 3 3 2 1 21 87,50 B4 3 3 1 2 3 3 3 1 19 79,17 C1 3 1 2 2 3 3 2 3 19 79,17 C2 3 2 3 3 3 3 3 1 21 87,50 C3 3 3 3 3 3 2 2 2 21 87,50 C4 3 3 2 1 3 3 3 1 19 79,17 D1 3 2 2 1 3 3 3 3 20 83,33 D2 3 3 2 2 3 3 3 1 20 83,33 D3 3 3 3 3 3 2 2 3 22 91,67 E1 3 3 2 2 3 3 2 2 20 83,33 E2 3 2 2 3 3 1 3 3 20 83,33 E3 3 3 2 2 3 3 3 1 20 83,33 E4 3 3 2 2 3 3 2 2 20 83,33 F1 3 2 2 2 3 2 2 3 19 79,17 F2 3 2 2 2 3 3 3 2 20 83,33 F3 3 3 1 2 3 3 2 1 18 75,00 F4 3 2 2 3 3 3 2 1 19 79,17 G1 3 2 3 2 3 3 3 1 20 83,33 G2 3 3 3 3 3 3 2 2 22 91,67 G3 3 2 1 3 3 2 3 2 19 79,17 G4 3 2 1 1 3 2 2 2 16 66,67 H1 3 3 1 3 3 1 2 1 17 70,83 H2 3 2 2 1 3 2 2 1 16 66,67 H3 3 2 1 2 3 2 3 1 17 70,83 H4 3 2 1 3 3 2 2 1 17 70,83 % 100 100 83 93 100 74 100 62 Purworejo, 28 Februari 2011 Tina Adityana 96 Lampiran 8. Data observasi hasil belajar siswa semester I dan rekapitulasi nilai siklus I dan II DATA STUDI AWAL/ OBSERVASI KELAS VII C NO NAMA ADITYA YUDANTOKO AGHATA GRISTYANTIKA AJI CAHYONO ALAM REFORMASI PUTRA PAMUNGKAS ALESSANDRO ERVAN SATYA MAHENDRA ARDIAN CAHYA SEPTIANTO ARTI ARIYANI BINTANG RISKI SULISTYOWATI DEVI LAILA RAMADHANI DIMAH MUZAMIL DONNA FITRIYANA GUSMAN FIZERA LINDIANA JOSSY SRIE SAFITRI KANTI ENDAH SUSILO KRISMA ASPURI APRIAJI KRISTI PUSPITASARI MOCHAMAD HIKAM BISALAM MUHAMAD FAIZIN MUHAMMAD ZAKYAZIZI NOVIAN DENY CAHYO AJI OKTIANA PRI DIANTI RAFIF NUR FAWWAZ RAHMADANI REFON NUGROHO RIANDINI AYU RAHADANTI RONALDO HENTA PRATAMA SAFITRI DEWI NUGRAHENI SENDY ANDRIANI SINDY SUKMA PUTRI WIDIASRI FAJAR HIDAYAH WISNU PRADANA YOLANDA TASYA TILLANA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Rata-rata Persentase ketidaktuntasan L= 14 P= 18 L P L L L L P P P P P P P P L P L L L L P L L P L P P P P L P KKM UK1 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 UK2 UK3 75 75 85 75 65 90 75 80 75 75 75 60 75 85 65 80 70 80 80 70 85 75 75 80 80 80 70 75 85 85 70 75 70 80 80 75 60 60 60 75 70 70 55 80 65 85 80 75 70 70 45 85 60 60 80 90 70 85 60 80 75 75 60 60 80 75 70 70 55 80 80 85 75 70 55 75 80 85 75 85 80 75 80 85 80 70 75 80 70 60 75 60 70 75,16129 74,35484 71,93548 19,35% 32,25% 48,38% 97 REKAPITULASI NILAI HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA SIKLUS I KELAS VII C SMP 1 PURWOREJO NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 NO INDUK 11848 11849 11850 11851 11852 11853 11854 11856 11857 11858 11859 11860 11861 11862 11863 11864 11865 11866 11867 11868 11869 11870 11871 11872 11873 11874 11875 11876 11877 11878 11879 NO DADA D1 G1 B2 C3 C4 B3 E4 H4 H1 G3 F1 F2 H3 G2 B4 G4 D2 A1 A4 B1 H2 C1 A3 E3 D3 F3 E2 F4 E1 A2 C2 NAMA ADITYA YUDANTOKO AGHATA GRISTYANTIKA AJI CAHYONO ALAM REFORMASI PUTRA PAMUNGKAS ALESSANDRO ERVAN SATYA MAHENDRA ARDIAN CAHYA SEPTIANTO ARTI ARIYANI BINTANG RISKI SULISTYOWATI DEVI LAILA RAMADHANI DIMAH MUZAMIL DONNA FITRIYANA GUSMAN FIZERA LINDIANA JOSSY SRIE SAFITRI KANTI ENDAH SUSILO KRISMA ASPURI APRIAJI KRISTI PUSPITASARI MOCHAMAD HIKAM BISALAM MUHAMAD FAIZIN MUHAMMAD ZAKYAZIZI NOVIAN DENY CAHYO AJI OKTIANA PRI DIANTI RAFIF NUR FAWWAZ RAHMADANI REFON NUGROHO RIANDINI AYU RAHADANTI RONALDO HENTA PRATAMA SAFITRI DEWI NUGRAHENI SENDY ANDRIANI SINDY SUKMA PUTRI WIDIASRI FAJAR HIDAYAH WISNU PRADANA YOLANDA TASYA TILLANA L=14 P=17 L P L L L L P P P P P P P P L P L L L L P L L P L P P P P L P KKM 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 NILAI TES NILAI LDS 93 93 86 80 73 80 86 86 60 80 86 73 66 86 93 93 86 80 66 86 60 86 80 73 93 66 80 60 73 100 80 92 84 80 86 86 80 86 76 76 84 84 84 76 84 80 84 92 76 76 80 76 86 76 86 92 84 86 84 86 76 86 NILAI HB SIKLUS I 82,00 90,00 84,00 82,00 77,33 80,00 86,00 82,67 65,33 81,33 85,33 76,67 69,33 85,33 88,67 90,00 88,00 78,67 69,33 84,00 65,33 86,00 78,67 77,33 92,67 72,00 82,00 68,00 77,33 92,00 82,00 KETERANGAN Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas NILAI KETERANGAN AKTIVITAS (%) 75,00 aktif 79,17 aktif 62,50 cukup aktif 91,67 sangat aktif 83,33 aktif 66,67 cukup aktif 75,00 aktif 75,00 aktif 66,67 cukup aktif 79,17 aktif 62,50 cukup aktif 66,67 cukup aktif 54,17 kurang aktif 75,00 aktif 66,67 cukup aktif 58,33 kurang aktif 75,00 aktif 66,67 cukup aktif 70,83 cukup aktif 79,17 aktif 54,17 kurang aktif 75,00 aktif 54,17 kurang aktif 66,67 cukup aktif 83,33 aktif 54,17 kurang aktif 75,00 aktif 58,33 kurang aktif 75,00 aktif 75,00 aktif 87,50 sangat aktif Purworejo, 28 Februari 2011 Mengetahui Mulat Tariningsih, S.Pd NIP. 196808071998022002 98 REKAPITULASI NILAI HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA SILKIS I KELAS VII C SMP 1 PURWOREJO NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 NO INDUK 11848 11849 11850 11851 11852 11853 11854 11856 11857 11858 11859 11860 11861 11862 11863 11864 11865 11866 11867 11868 11869 11870 11871 11872 11873 11874 11875 11876 11877 11878 11879 NO DADA D1 G1 B2 C3 C4 B3 E4 H4 H1 G3 F1 F2 H3 G2 B4 G4 D2 A1 A4 B1 H2 C1 A3 E3 D3 F3 E2 F4 E1 A2 C2 NAMA ADITYA YUDANTOKO AGHATA GRISTYANTIKA AJI CAHYONO ALAM REFORMASI PUTRA PAMUNGKAS ALESSANDRO ERVAN SATYA MAHENDRA ARDIAN CAHYA SEPTIANTO ARTI ARIYANI BINTANG RISKI SULISTYOWATI DEVI LAILA RAMADHANI DIMAH MUZAMIL DONNA FITRIYANA GUSMAN FIZERA LINDIANA JOSSY SRIE SAFITRI KANTI ENDAH SUSILO KRISMA ASPURI APRIAJI KRISTI PUSPITASARI MOCHAMAD HIKAM BISALAM MUHAMAD FAIZIN MUHAMMAD ZAKYAZIZI NOVIAN DENY CAHYO AJI OKTIANA PRI DIANTI RAFIF NUR FAWWAZ RAHMADANI REFON NUGROHO RIANDINI AYU RAHADANTI RONALDO HENTA PRATAMA SAFITRI DEWI NUGRAHENI SENDY ANDRIANI SINDY SUKMA PUTRI WIDIASRI FAJAR HIDAYAH WISNU PRADANA YOLANDA TASYA TILLANA L=14 P=17 L P L L L L P P P P P P P P L P L L L L P L L P L P P P P L P KKM 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 NILAI TES NILAI LDS 100 93 93 100 93 93 86 86 66 100 86 86 73 100 93 93 86 86 86 86 66 93 80 93 86 80 86 73 73 100 86 92 84 80 86 86 80 86 80 80 84 84 84 80 84 80 84 92 80 80 80 80 86 80 86 92 84 86 84 86 80 86 NILAI HB SIKLUS I 97,33 90,00 88,67 95,33 90,67 88,67 86,00 84,00 70,67 94,67 85,33 85,33 75,33 94,67 88,67 90,00 88,00 84,00 84,00 84,00 70,67 90,67 80,00 90,67 88,00 81,33 86,00 76,67 77,33 93,33 86,00 KETERANGAN Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas NILAI KETERANGAN AKTIVITAS (%) 83,33 aktif 83,33 aktif 79,17 aktif 87,50 sangat aktif 79,17 aktif 79,17 aktif 83,33 aktif 70,83 cukup aktif 70,83 cukup aktif 79,17 aktif 75,00 aktif 83,33 aktif 70,83 cukup aktif 91,67 sangat aktif 79,17 aktif 66,67 cukup aktif 83,33 aktif 79,17 aktif 87,50 sangat aktif 75,00 aktif 66,70 cukup aktif 79,17 aktif 79,17 aktif 83,33 aktif 87,50 sangat aktif 75,00 aktif 83,33 aktif 70,83 cukup aktif 83,33 aktif 83,33 aktif 70,83 cukup aktif Purworejo, 28 Februari 2011 Mengetahui Mulat Tariningsih, S.Pd NIP. 196808071998022002 99 Rekapitulasi jumlah siswa kaitan antara aktivitas dan hasil belajar No Pernyataan 1 2 3 4 Aktivitas tinggi, hasil belajar tinggi Aktivitas tinggi, hasil belajar rendah Aktivitas rendah, hasil belajar tinggi Aktivitas rendah, hasil belajar rendah Jumlah siswa Siklus I Siklus II 16 24 0 0 10 5 5 2 Keterangan Aktivitas tinggi: kriteria sangat aktif dan aktif Aktivitas rendah: kriteria cukup aktif,kurang aktif dan tidak aktif Hasil belajar tinggi: >= 72 Hasil belajar rendah: <=72 100 LEMBAR KINERJA GURU SAAT PEMBELAJARAN EKOSISTEM Sekolah Kelas/Semester Materi Siklus Nama guru Hari/tanggal : SMP 1 Purworejo : VII C/ Genap : Ekosistem : Siklus I : Mulat Tariningsih, S.Pd : 21 Februari 2011 Petunjuk : Berilah tanda () pada skala kriteria penilaian yang sesuai dengan keadaan guru yang diobservasi dalam proses pembelajaran! Dilakukan*) No . Aspek yang diamati 1. Memeriksa kehadiran siswa 1 0 2. Menyampaikan apersepsi dan motivasi 1 0 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kesepakatan pembelajaran 0 1 4. Mengorganisir siswa dalam kelompok 1 0 5. Menjelaskan Lembar Diskusi Siswa (LDS) 1 0 6. Membimbing siswa saat diskusi 1 7. Memberi kesempatan siswa untuk menyampaikan pendapat/ tanggapan 0 1 8. Membimbing siswa saat bermain game Pohon pengetahuan 1 0 9. Membimbing pembelajaran 1 0 10. Mengawasi siswa saat mengerjakan tes siklus 1 0 Ya Jumlah Rata-rata kinerja guru Kriteria siswa menyimpulkan Tidak 8 2 8 x 100% = 80% 10 Tinggi 101 LEMBAR KINERJA GURU SAAT PEMBELAJARAN EKOSISTEM Sekolah Kelas/Semester Materi Siklus Nama guru Hari/tanggal : SMP 1 Purworejo : VII C/ Genap : Ekosistem : Siklus II : Mulat Tariningsih, S.Pd : 28 Februari 2011 Petunjuk : Berilah tanda () pada skala kriteria penilaian yang sesuai dengan keadaan guru yang diobservasi dalam proses pembelajaran! Dilakukan*) No . Aspek yang diamati 1. Memeriksa kehadiran siswa 1 0 2. Menyampaikan apersepsi dan motivasi 1 0 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kesepakatan pembelajaran 1 0 4. Mengorganisir siswa dalam kelompok 1 0 5. Menjelaskan Lembar Diskusi Siswa (LDS) 1 0 6. Membimbing siswa saat diskusi 1 0 7. Memberi kesempatan siswa untuk menyampaikan pendapat/ tanggapan 1 0 8. Membimbing siswa saat bermain game Pohon pengetahuan 1 0 9. Membimbing pembelajaran 1 0 10. Mengawasi siswa saat mengerjakan tes siklus 1 0 Ya siswa menyimpulkan Tidak Jumlah Rata-rata kinerja guru 10 0 10 x 100% = 100% 10 Kriteria Sangat tinggi Observer Fajar Adinugraha 102 Lampiran 10. Lembar Tanggapan Siswa Terhadap Proses Pembelajaran LEMBAR TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN EKOSISTEM MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING DENGAN GAME POHON PENGETAHUAN Petunjuk pengisian: Jawablah pernyataan berikut sesuai dengan pendapatmu sendiri! Pilih salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda cek (√) pada kolom kategori “ya” atau “tidak” Minta penjelasan guru apabila terdapat hal-hal yang belum jelas! Jawaban yang Anda berikan tidak mempengaruhi nilai akademik Anda. Menurut Anda, bagaimana pendapat Anda mengenai model problem solving dengan game Pohon Pengetahuan, apakah : No . 1. 2. Pernyataan Ya 31 Menarik dan menyenangkan. Memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. 3. Membantu siswa untuk memahami materi Ekosistem. 4. Membuat siswa lebih tertarik untuk melakukan diskusi. 5. Memotivasi siswa untuk berpikir lebih kritis dan logis 6. Membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kategori (%) Tidak 0 100 % (%) 0% 31 100 % 0 0% 31 100 % 0 0% 30 96,77 % 1 3, 22 % 30 96,77 % 1 3, 22 % 31 100 % 0 0% 7. Membuat suasana kelas menjadi lebih hidup. 29 93, 54 % 2 6, 45 % 8. Meningkatkan kerjasama antar siswa. 29 93, 54 % 2 6, 45 % 9. Melatih siswa untuk saling menghargai 28 90, 33 % 3 6, 45 % 10. Membuat 27 87, 10 % 4 12, 90 % siswa mengakitkan biologi dengan kehidupan sehari-hari 103 Lampiran 11. Lembar Pedoman Wawancara guru IPA Biologi VII C LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA GURU IPA BIOLOGI VII C TERHADAP PEMBELAJARAN EKOSISTEM MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING DENGAN GAME POHON PENGETAHUAN 1. Bagaimana kesan Ibu terhadap pembelajaran materi Ekosistem menggunakan model pembelajaran Problem Solving dengan game Pohon Pengetahuan? Jawab: Sangat bagus, siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. 2. Bagaimana aktivitas belajar siswa ketika penyampaian materi menggunakan model pembelajaran Problem Solving dengan game Pohon Pengetahuan? Jawab: Baik sekali, banyak siswa yang aktif dan antusias mengikuti pembelajaran. 3. Kesulitan apa saja yang ditemukan dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Solving dengan game Pohon Pengetahuan? Jawab: Kesulitan yang dialami adalah pengaturan waktu dan kemampuan menjawab siswa saat bermain pohon pengetahuan terbatas. 4. Apakah ada peningkatan aktivitas pembelajaran setelah diterapkan model pembelajaran Problem Solving dengan game Pohon Pengetahuan? Jawab: Ada. Hal ini karena model ini membuat siswa tertarik dalam pembelajaran, siswa dapat melakuakn dua hal yaitu bermain sambil belajar. 104 Lampiran 12. Dokumentasi kegiatan penelitian DOKUMENTASI Berdoa sebelum KBM dimulai Apersepsi dan motivasi oleh guru Pembagian kelompok diskusi Penjelasan kegiatan yang akan dilakukan Siswa melakukan pengamatan Siswa melakukan pengamatan 105 Siswa melakukan pengamatan Guru membimbing diskusi Presntasi kelompok siswa bermain game pohon pengetahuan Guru memimpin game pohon pengetahuan Reward berupa permen 106 Observer membantu pengamatan Observer membantu pengamatan Siswa mengerjakan tes siklus I Siswa mengerjakan tes siklus II Siswa mengisi angket tanggapan Foto bersama siswa dan bu Mula Tariningsih