Bab I. Pendahuluan Ketika berhadapan dengan istilah “manajemen keuangan” maka hal yang selalu cepat terlintas dalam benak pikiran adalah identik dengan “uang”, memang pernyataan ini tidaklah salah sepenuhnya, walaupun jika dipikirkan lebih jauh, siapakah yang sesungguhnya yang mengambil keputusan keuangan? Maka pastilah jawabannya adalah manajer keuangan. Lalu bagaimana manajer keuangan mengambil keputusan? Tentunya “informasi”lah yang diperlukan bagi manajer keuangan tersebut. Itulah sebabnya mempelajari manajemen keuangan tidaklah terlepas dari dua sisi yang tidak terpisahkan yakni : uang dan manusianya. Sehingga penjelasan dibawah ini diharapkan akan mampu membawa pengertian terhadap manajemen keuangan yang melihat selain sisi uang juga peranan manusia dalam mengolah informasi yang diperoleh dalam mengambil keputusan dibidang keuangan.. Dalam menjalankan sebuah bisnis, sesungguhnya setiap pelaku bisnis menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan : 1. Investasi apakah yang harus saya kerjakan? (Ini menunjukkan bisnis apakah yang anda kerjakan dan selain itu juga menyangkut tanah, gedung, mesin produksi dan lainnya). Ketika pertanyaan pertama dijawab maka selanjutnya timbul pertanyaan : 2. Darimana sumber pembiayaan (financing) jangka panjang yang dapat diperoleh untuk dipakai membiayai investasi yang akan dilakukan, apakah berhutang atau mengajak partner lain untuk bekerjasama membiayai bisnis tersebut selain dari modal sendiri yang anda keluarkan. 3. Bagaimana pengelola keuangan sehari-hari dalam menjalankan bisnis tersebut seperti membayar para supplier, menagih hutang dating, membayar pekerja,dan lain sebagainya. 1 2 Manajemen Keuangan Jadi dari tiga pertanyaan tersebut memberikan gambaran besar tentang bisnis dari sudut manajemen keuangan, menunjukkan bahwa manajemen keuangan adalah sebuah study untuk menjawab tiga gambaran besar tersebut. 1.1. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN MANAJEMEN KEUANGAN Dari ketiga pertanyaan yang memberikan gambaran besar tentang Manajemen Keuangan tersebut, maka akan diketahui keputusan apa yang diambil oleh Pengelola/ Manajer Keuangan untuk memberi jawab terhadap ketiga pertanyaan tersebut, yaitu : 1. Capital Budgeting (Penganggaran Modal) Pertanyaan pertama yang diajukan dijawab dengan capital budgeting menunjukkan sebuah proses dari perencanaan dan pengelola investasi perusahaan sedemikian rupa sehingga menjadi lebih bernilai dibanding biaya yang dipakai untuk mendapatkannya (arus kas yang dihasilkan dari investasi tersebut melebihi biayanya). Adapun factor ukuran perusahaan dan resiko yang dihadapi untuk menghasilkan arus kas masuk kedepan juga menjadi factor yang harus diperhitungkan. 2. Capital Structure (Struktur Modal) Pertanyaan kedua yang diajukan dan dijawab dengan keputusan struktur modal menunjukkan bagaimana perusahaan melakukan komposisi yang optimal antara penggunaan hutang atau modal sendiri dalam usaha untuk membiayai investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan tersebut. Komposisi yang dilakukan antara hutang dan modal sendiri pada gilirannya nanti akan mempengaruhi resiko yang dihadapi perusahaan dan nilai dari perusahaan tersebut. 3. Working Capital Management ( Manajemen Modal Kerja) Pertanyaan ketiga yang diajukan dan dijawab dengan keputusan pengelola modal kerja (working capital management) menunjukkan bagaimana perusahaan dalam hal ini manajer keuangan menghadapi aktivitas rutin untuk menjalankan roda bisnis perusahaan agar tetap bergerak maju seperti: uang kas Manajemen Keuangan 3 dan persediaan yang harus tersedia agar tidak terjadi kekurangan atau kewajiban jangka pendeknya, utang kepada pihak “supplier”nya. WORKING CAPITAL MANAGEMENT (MANAJEMEN MODAL KERJA) CAIPTAL STRUCTURE ( STRUKTUR MODAL) CAPITAL BUDGETING (PENGANGGARAN MODAL) MANAJEMEN KEUANGAN Gambar.1.1 Keputusan- keputusan Manajemen Keuangan 1.2. BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS Secara umum, sebuah organisasi bisnis memiliki tiga bentuk usaha yang biasa dikenal sebagai berikut : 1.3.1. Perusahaan perorangan Perusahaan ini dimiliki oleh perorangan. Ketika memulai sebuah bisnis biasanya seseorang akan memulai dari tipe awal ini karena sangat simple( sederhana) dan tidak terlalu banyak aturan dalam mengelolanya, baru setelah semakin besar usaha atau bisnis tersebut, biasanya akan melangkah kepada tahap selanjutnya dan bentuk organisasi bisnis lainnya. Keuntungan dari bentuk ini adalah segala laba dan usaha dimiliki pemilik, tetapi konsekuensinya segala tanggungan perusahaan menjadi tanggungjawab pribadi pemilik, artinya 4 Manajemen Keuangan kekayaan personal juga ikut menjadi tanggungan ketika usaha bermasalah ( tidak ada pemisahan yang tegas antara harta pribadi dengan harta bisnis). Biasanya umur perusahaan juga tergantung pada usia si pemilik. Selain itu kemampuan perusahaan untuk bertumbuh dengan menggunakan modal sendiri juga terbatas, karena tergantung dengan kekayaan pemilik. 1.3.2. Persekutuan (Partnership) Dalam bentuk organisasi bisnis ini, perbedaan yang terjadi dengan perusahaan perseorangan adalah terdapat dua atau lebih pemilik (sekutu). Pada persekutuan umum (General partnership), pada semua sekutu akan berbagi keuntungan atau berbagi kerugian serta semua sekutu juga memiliki kewajiban tidak terbatas atas seluruh kewajiban persekutuan tersebut. Adapun praktek pembagian keuntungan biasanya akan dijelaskan dalam perjanjian, bisa dilakukan secara sangat informal atau juga bisa melalui dokumen yang formal dan lengkap. Bentuk usaha ini biasa dikenal sebagai Firma (dari bahasa Belanda Venoofschap onder firm) yang secara harafiah diartikan sebagai perserikatan dagang antara beberapa perusahaan atau sering disebut Fa. Pada persekutuan terbatas (Limited partnership) adalah persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada seseorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin. Jadi disini yang disebut sekutu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Sekutu aktif atau sekutu komplementer, adalah sekutu yang menjalankan usaha dan berhak melakukan perjanjian dengan pihaklain, dengan demikian semua kebijakan bisnis atau usaha dijalankan oleh sekutu aktif yang juga disebut pesero kuasa atau pesero pengurus. b. Sekutu pasif atau sekutu komenditer, adalah sekutuyang hanya menyertakan modalnya kedalam usaha tersebut. Konsekuensinya, kalau ada kerugian yang diderita oleh perusahaan, maka sekutu jenis ini hanya Manajemen Keuangan 5 bertanggungjawab secara proporsional dengan modal yang disertakan, hal sebaliknya juga terjadi jika usaha tersebut mengalami keuntungan. Sekutu ini tidak ikut campur dalam kepengurusan, pengusahaan maupun aktivitas bisnis dari usaha tersebut, sekutu ini juga disebut pesero diam. Jenis usaha bisnis ini dikenal juga sebagai commonditare vennot schap atau CV, selanjutnya berdasarkan perkembangannya bentuk perseroan komanditer ada tiga bentuk, yakni : a. Persekutuan komanditer murni, bentuk persekutuan komanditer yang pertama dan ada hanya satu sekutu komplementer sedangkan yang lainnya sekutu komanditer b. Persekutuan komanditer campuran, bentuk usaha ini umumnya berasal dari bentuk firma ketika firma membutuhkan tambahan modal, disini sekutu firma menjadi sekutu komplementer, sedangkan sekutu lainnya menjadi sekutu tambahan atau sekutu komanditer. c. Persekutuan komanditer bersaham, persekutuan komanditer bentuk ini mengeluarkan sejenis saham yang tidak diperjualbelikan dan setiap sekutu komplementer maupun sekutu komanditer mengambil satu saham atau lebih, hal ini dilakukan karena dengan saham dapat terjadi proses perpindahan modal antar sekutu jika ada sekutu yang akan keluar atau menarik modal. 1.3.3. Perseroan (Corporation) Bentuk organisasi bisnis ini adalah badan hukum yang terpisah dan berbeda dari para pemiliknya. Konsekuensi sebagai badan hukum adalah usaha bisnis ini akan membuat akta pendirian serta anggaran dasar perusahaan ini. Di Indonesia, usaha ini disebut sebagai Perseroan Terbatas (PT), dulu dikenal sebagai Noamloze Vennotschap (NV), adalah persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri daari saham-saham yang pemilikannya memiliki porsi kepemilikan sesuai dengan banyaknya saham yang 6 Manajemen Keuangan dimilikinya. Itulah sebabnya karena modal yang dimiliki oleh perusahaan ini terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, maka perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan. Di Indonesia, untuk badan usaha perseroan terbatas diatur dalam undang-undang no 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas (UU PT) yang berlaku secara efektif sejak tanggal 16 Agustus 2007. Ada dua jenis perseroan terbatas, yaitu : a. Perseroan terbatas tertutup; yaitu perseroan terbatas yang modalnya berasal dari kalangan tertentu, misalnya pemegang saham hanya pada lingkaran keluarga saja dan saham tidak dijual kepada umum atau di bursa efek. b. Perseroan terbatas terbuka; yaitu perseroan terbatas yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal (go public). Jadi sahamnya ditawarkan kepada masyarakat, diperjualbelikan melalui bursa saham dan masyarakat diberi kesempatan untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Dalam upaya untuk mendirikan PT, maka haruslah dilakukan dengan menggunakan akta resmi, artinya akta tersebut dibuat resmi oleh notaries dimana dicantumkan nama, modal, bidang usaha, alamat perusahaan dan sebagainya. Selanjutnya akta ini harus disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menhukum dan HAM) Dari hal tersebut, terlihat bahwa Perseroan Terbatas memiliki keuntungan, antara lain : adanya kewajiban terbatas, dimana dimaksud pemegang saham tidak memiliki kewajiban untuk obligasi atau hutang yang dilakukan perusahaan perusahaan karena merupakan subyek hukum yang berbeda, selain itu asset atau struktur perusahaan bisa melewati batas usia dari pemegang sahamnya, sehingga factor kestabilan akan melewati masa yang panjang dan yang terakhir adanya efisiensi manajemen, terutama adanya pengelolaan modal yang efisien akan membuat efisien manajemen, walaupun Manajemen Keuangan 7 diakui untuk proses perijinan dan birokrasi organisasi membutuhkan biaya yang signifikan. 1.4. TUJUAN DARI MANAJEMEN KEUANGAN Seringkali dengan mudah ketika bertanya tentang tujuan dari perusahan didirikan adalah memaksimumkan laba, kelihatan hal tersebut logis, bukankah pada dasarnya pemilik perusahaan ingin perusahaan yang didirikan akan menghasilkan keuntungan, tetapi jika dicermati dengan baik maka ada hal yang perlu dipertanyakan lagi yakni : Jika memaksimum laba maka pertanyaan selanjutnya ialah laba tahun berapa? Saat ini atau tahun depan? Bisa saja perusahaan akan memaksimukan laba tahun ini dan melakukan efisiensi dengan memotong biaya promosi besar-besaran, hal ini belum tentu bisa diterima pemilik perusahaan jika mereka harus menerima laba jangka pendek tapi dalam jangka panjang akan dirugikan karena upaya promosi tidak maksimal atau jikkalau perusahaan melakukannya agar terdapat laba maksimum untuk tahun depan dengan cara membayarkan dividen tahun ini dengan minimum atau malahan tidak membayarkan dan memaksimumkan arus kas bebas tersebut sebagai laba yang ditahan agar dapat dipakai sebagai pendanaan internal maka tentulah tidak akan diterima pemilik jika ternyata tingkat pengembalian investasi selanjutnya yang dihasilkan amat rendah. Jadi, jikalau dikatakan bahwa pemilik perusahaan atau boleh juga disebut sebagai para pemilik saham menginvestasikan uangnya pada perusahaan yang didirikannya, tentulah karena ingin mendapatkan keuntungan, sehingga yang diinginkan para pemilik adalah memaksimumkan nilai perusahaan, dalam hal ini tentu adalah memaksimukan nilai saham atau boleh juga disebut sebagai memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Konsekwensi dari memaksimumkan nilai saham adalah pengelola perusahaan perlu mempelajari bagaimana memahami dan mengidentifikasi investasi yang menguntungkan dan mencari sumber pendanaan yang relative murah serta pengelolaan modal kerja yang optimal agar memberikan 8 Manajemen Keuangan dampak yang menguntungkan dan meningkatkan nilai saham. Jadi tidaklah mengherankan bahwa dalam keuangan perusahaan akan dilakukan suatu kajian terhadap relasi antara keputusan-keputusan bisnis (investasi, pendanaan dan modal kerja) dengan peningkatan nilai saham pada perusahaan. Selanjutnya ada suatu pertanyaan : Apakah tujuan ini berlaku kalau bentuk usaha yang didirikan pemilik usaha atau investor bukan dalam bentuk perusahaan yang memiliki saham yang diperdagangkan ( tentu saja peningkatan nilai saham bagi perusahaan yang sahamnya diperdagangkan dapat dilihat melalui bursa efek tempat saham tersebut diperdagangkan bahkan dengan situasi real time) sehingga sulit untuk mengetahui nilai saham pada satu waktu tertentu. Persoalan diatas dapat dijelaskan melalui pemahaman bahwa sebenarnya total nilai saham disuatu perusahaan perseroan secara sederhana adalah sama dengan nilai ekuitas pemilik, sehingga secara umum tujuan dari suatu usaha yang didirikan pemiliknya adalah : Memaksimumkan nilai pasar dari ekuitas pemilik yang ada. Hal ini akan menjelaskan bahwa tidaklah maslah apakah perusahaan tersebut perusahaan perseorangan, persekutuan ataupun perseroan, karena apapun yang dilakukan pengelola usaha (baik perseorangan, persekutuan dan perseroan) pasti pada gilirannya dapat meningkatkan nilai ekuitas pemilik atau menurunkannya. 1.5 AGENCY PROBLEM (PROBLEM KEAGENAN) Jikalau sebuah usaha didirikan, bisa saja terjadi dalam menjalankan usaha tersebut sang pemilik sendiri sekaligus juga pengelola (baca: manajer keuangan) maka tentu saja tidak ada konflik kepentingan dalam mengelola usaha tersebut, pemilik bekerja untuk diri sendiri, adapun hasil yang diterima berasal dari kerja yang dilakukannya sendiri, sehingga kekayaan yang diterima melekat dengan nilai perusahaan atau ekuitas perusahaan, tetapi adakalanya ketika pemilik perusahaan memperkerjakan orang lain-manajer-(agen) untuk mewakili kepentingannya dalam mengelola perusahaan, kondisi ini memunculkan sebuah hubungan keagenan (agency relationship). Manajemen Keuangan 9 Persoalan timbul jikalau sebuah perusahaan besar biasanya kepemilikan perusahaan tersebar kepada pemegang saham yang sangat banyak,sehingga manajer secara praktis adalah yang mengendalikan perusahaan,disinilah terjadi manajer belum tentu melakukan yang terbaik bagi kepentingan pemegang saham tetapi bisa saja mengejar apa yang menjadi kepentingannya sendiri seperti dengan cara memperbesar skala perusahaan atau ekspansi agar tidak ambil alih perusahaan lain agar tetap bertahan di perusahaan dan lain sebagainya,kondisi informasi yang tidak utuh atau lengkap dan sangat tidak pasti inilah akan memicu konflik kepentingan diantara pemilik dan agen inilah yang disebut masalah keagenan (agency problem) yang meliputi adverse selection dan moral hazard. Adverse selection adalah kondisi dimana posisi pemilik atau pemegang saham tidak memdapatkan informasi secara cermat mengenai kinerja manajemen dalam penetapan renumerasi atau kompensasi bagi pengelola atau manajer, sedangkan moral hazard berhubungan dengan kondisi pemilik/pemegang saham tidak mendapatkan kepastian bahwa pengelola atau manajer telah berusaha keras dan maksimal bagai kepentingan mereka. Selanjutnya masalah keagenan (agency problem) terjadi juga antara pemegang saham dan kreditur. Kreditur menganggap memiliki hak atas sebagian laba dalam bentuk bunga dan sebagian atas asset perusahaan apabila terjadi kebangkrutan sehingga harus ikut serta dalam pengendalian perusahaan, dilain pihak pemilik/pemegang saham adalah pihak yang memegang pengendalian perusahaan yang akan menentukan bagaimana perusahaan beroperasi agar memperoleh laba dan juga konsekwensi resiko yang dihadapi. Untuk menjamin agar manajer atau pengelola bertindak sesuai dengan tujuan pemilik atau pemegang saham maka tentulah sang pemilik harus melakukan berbagai upaya agar manajer atau pengelola bertidak dalam koridor yang diinginkan pemilik atau pemegang saham, tentu saja tindakan ini memerlukan biaya yang disebut biaya keagenan (agency cost), biaya ini muncul dalam upaya pemilik melakukan pemantauan terhadap aktivitas pengelola dan biaya untuk menerapkan mekanisme deficit terhadap 10 Manajemen Keuangan pengelola. Adapun bentuk mekanisme control tersebut antara lain: pembentukan dewan komisaris (board of director), renumerasi yang berkaitan dengan prestasi perusahaan, opsi saham bagi manajer. Walaupun demikian, masalah perbedaan tujuan tersebut tidak dapat diselesaikan seluruhnya yang artinya pemilik atau pemegang saham dengan demikian tetap mempunyai kerugian yang dikenal sebagai kerugian sisa (residual loss). 1.6. PASAR KEUANGAN Perusahaan sebagai sebuah lembaga bisnis dalam aktivitas keuangannya akan terlibat secara intensif dengan pasar keuangan karena pasar ini menyediakan suatu mekanisme penciptaan dan pertukaran keuangan. Secara sederhana pasar keuangan adalah pasar tempat sekuritas diterbitkan dan diperdagangkan. Adapun sekuritas adalah asset keuangan yang diperdagangkan. Di pasar keuangan akan terlaksana transaksi dimana pihak deficit (pihak yang kekurangan dana) akan memperoleh dari pihak surplus dana (pihak yang kelebihan dana), Pada pasar ini akan terjadilah pergerakan atau perpindahan dana secara besar-besaran (massif). Meskipun terlihat dua pihak utama yang terlibat dalam pasar keuangan, tetapi agar terjadi proses perpindahan antara para pihak utama tersebut secara efisien maka ada beberapa pihak yang terlibat dalam memfasilitasi, yang disebut sebagai lembaga perantara ( financial intermediaries). Hal ini dapat diperjelas dari gambar dibawah ini: P Akti va lanc ar Akti va tida k lanc ar Inv est asi E R U Ar us Ka s S A H A Menerbit kan sekuritas PASAR FINANSI AL: Re- inv estArus kas Membeli sekuritas (DANA) Menjual sekuritas capital gain/loss dana PasarUan g (Jgk PEMERINTAH & Arus kaspendek) A STAKEHOLDER LAINNYA N Deviden & Pelunasan hutang I N V E S T O R Gambar 1.2 Aliran Dana antara Perusahaan dan Pasar Keuangan -Pasar Modal (jgk panjang) Manajemen Keuangan 11 Pasar keuangan dapat dilihat dari berbagai pengelompokan, antara lain berdasarkan klaim keuangan adalah sebagai berikut : Klaim berjumlah tetap Instrumen utang Klaim residual atau ekuitas Saham biasa Saham preferen Pasar penghasilan tetap Pasar utang Pasar ekuitas (saham) Pasar saham biasa Gambar 1.3 Pasar Keuangan berdasarkan Klaim Dari Gambar diatas, terlihat bahwa pasar keuangan yang memperdagangkan aktiva keuangan yang disebut instrument hutang disebut pasar hutang, sedangkan pasar yang memperdagangkan pasar ekuitas adalah pasar ekuitas atau bursa saham. Adapun saham preferen merupakan klaim ekuitas dan hal ini memberikan hak kepada pemegang saham untuk menerima serangkaian pembayaran secara periodik dalam jumlah tetap. Pada umumnya, instrument hutang dan saham preferen dikelompokkan sebagai pasar penghasilan tetap, sedangkan pasar yang memperdagangkan ekuitas disebut pasar saham biasa (common stock). Ada juga yang melakukan pengelompokkan pasar keuangan berdasarkan jatuh temponya seperti contoh gambar yang ada dibawah ini, untuk pasar keuangan yang memperdagangkan instrumen hutang jangka pendek disebut pasar uang (money market), adapun instrument keuangan jangka pendek adalah instrument keuangan yang jatuh temponya kurang dari atau sama dengan satu tahun, dan untuk pasar yang memperdagangkan instrumen keuangan dengan jatuh tempo yang lebih panjan, adalah instrument keuangan yang diperdagangkan denan masa jatuh temponya lebih dari satu tahun disebut pasar modal (capital market). Dari penjelasan diatas maka instrument 12 Manajemen Keuangan keuangan yang disebut sebagai utang dapat dikategorikan sebagai pasar uang ataupun pasar modal berdasarkan masa jangka waktu jatuh temponya, sedangkan instrument keuangan yang disebut sebagai saham dikarenakan bersifat perpetuitas/tidak memiliki jatuh tempo maka dikelompokkan sebagai pasar modal Instrumen utang Jatuh tempo kurang dari atau sama dengan satu tahun Pasar uang Saham biasa dan saham preferen Jatuh tempo kurang dari satu tahun Pasar Modal Gambar 1.4 Pasar Keuangan Berdasarkan Jatuh tempo (Maturity) Ada juga cara pengelompokkan pasar keuangan berdasarkan waktu penerbitan instrument keuangan tersebut. Adapun istilah pertama adalah pasar primer atau perdana (primary market) menjelaskan pada penjualan sekuritas untuk pertama kalinya oleh perusahaan, sedangkan istilah kedua adalah pasar sekunder (secondary market) menjelaskan tentang pasar dimana sekuritas tersebut diperjualbelikan setelah penjualan pertama terjadi. Pertanyaan: 1. Sebutkan tiga bisnisnya? pertanyaan yang dihadapi pelaku bisnis dalam menjalankan 2. Selanjutnya, sebutkan tiga keputusan penting dalam manajemen keuangan ? 3. Jelaskan tiga organisasi bisnis yang anda ketahui? 4. Pihak pengelola bisnis seharusnya tidak memusatkan perhatian pada nilai saham saat ini karena akan ada penekanan berlebihan pada laba saat ini bukan pada laba jangka panjang (sustainability). Jelaskanlah? 5. Apa alasan yang mendasari adanya hubungan keagenan didalam perusahaan berbentuk perseroaan? Apa saja permasalahan yang dihadapi disini? Manajemen Keuangan 13 6. Jelaskan secara singkat tentang aliran dana antara Perusahaan dan Pasar Keuangan?