EK4245_bab_1_pendahuluan

advertisement
Bab I. Pendahuluan
Ketika berhadapan dengan istilah “manajemen keuangan” maka hal yang selalu
cepat terlintas dalam benak pikiran adalah identik dengan “uang”, memang pernyataan
ini tidaklah salah sepenuhnya, walaupun jika dipikirkan lebih jauh, siapakah yang
sesungguhnya yang mengambil keputusan keuangan? Maka pastilah jawabannya
adalah manajer keuangan. Lalu bagaimana manajer keuangan mengambil keputusan?
Tentunya “informasi”lah yang diperlukan bagi manajer keuangan tersebut. Itulah
sebabnya mempelajari manajemen keuangan tidaklah terlepas dari dua sisi yang tidak
terpisahkan yakni : uang dan manusianya. Sehingga penjelasan dibawah ini diharapkan
akan mampu membawa pengertian terhadap manajemen keuangan yang melihat selain
sisi uang juga peranan manusia dalam mengolah informasi yang diperoleh dalam
mengambil keputusan dibidang keuangan..
Dalam menjalankan sebuah bisnis, sesungguhnya setiap pelaku bisnis
menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan :
1. Investasi apakah yang harus saya kerjakan? (Ini menunjukkan bisnis apakah
yang anda kerjakan dan selain itu juga menyangkut tanah, gedung, mesin
produksi dan lainnya). Ketika pertanyaan pertama dijawab maka selanjutnya
timbul pertanyaan :
2. Darimana sumber pembiayaan (financing) jangka panjang yang dapat
diperoleh untuk dipakai membiayai investasi yang akan dilakukan, apakah
berhutang atau mengajak partner lain untuk bekerjasama membiayai bisnis
tersebut selain dari modal sendiri yang anda keluarkan.
3. Bagaimana pengelola keuangan sehari-hari dalam menjalankan bisnis
tersebut seperti membayar para supplier, menagih hutang dating, membayar
pekerja,dan lain sebagainya.
1
2
Manajemen Keuangan
Jadi dari tiga pertanyaan tersebut memberikan gambaran besar tentang bisnis
dari sudut manajemen keuangan, menunjukkan bahwa manajemen keuangan adalah
sebuah study untuk menjawab tiga gambaran besar tersebut.
1.1.
KEPUTUSAN-KEPUTUSAN MANAJEMEN KEUANGAN
Dari ketiga pertanyaan yang memberikan gambaran besar tentang Manajemen
Keuangan tersebut, maka akan diketahui keputusan apa yang diambil oleh Pengelola/
Manajer Keuangan untuk memberi jawab terhadap ketiga pertanyaan tersebut, yaitu :
1. Capital Budgeting (Penganggaran Modal)
Pertanyaan pertama yang diajukan dijawab dengan capital budgeting
menunjukkan sebuah proses dari perencanaan dan pengelola investasi
perusahaan sedemikian rupa sehingga menjadi lebih bernilai dibanding biaya
yang dipakai untuk mendapatkannya (arus kas yang dihasilkan dari investasi
tersebut melebihi biayanya). Adapun factor ukuran perusahaan dan resiko yang
dihadapi untuk menghasilkan arus kas masuk kedepan juga menjadi factor yang
harus diperhitungkan.
2. Capital Structure (Struktur Modal)
Pertanyaan kedua yang diajukan dan dijawab dengan keputusan struktur modal
menunjukkan bagaimana perusahaan melakukan komposisi yang optimal antara
penggunaan hutang atau modal sendiri dalam usaha untuk membiayai investasi
yang akan dilakukan oleh perusahaan tersebut. Komposisi yang dilakukan
antara hutang dan modal sendiri pada gilirannya nanti akan mempengaruhi
resiko yang dihadapi perusahaan dan nilai dari perusahaan tersebut.
3. Working Capital Management ( Manajemen Modal Kerja)
Pertanyaan ketiga yang diajukan dan dijawab dengan keputusan pengelola
modal
kerja
(working
capital
management)
menunjukkan
bagaimana
perusahaan dalam hal ini manajer keuangan menghadapi aktivitas rutin untuk
menjalankan roda bisnis perusahaan agar tetap bergerak maju seperti: uang kas
Manajemen Keuangan
3
dan persediaan yang harus tersedia agar tidak terjadi kekurangan atau kewajiban
jangka pendeknya, utang kepada pihak “supplier”nya.
WORKING CAPITAL
MANAGEMENT
(MANAJEMEN MODAL
KERJA)
CAIPTAL STRUCTURE
( STRUKTUR MODAL)
CAPITAL BUDGETING
(PENGANGGARAN MODAL)
MANAJEMEN KEUANGAN
Gambar.1.1 Keputusan- keputusan Manajemen Keuangan
1.2.
BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS
Secara umum, sebuah organisasi bisnis memiliki tiga bentuk usaha yang biasa
dikenal sebagai berikut :
1.3.1. Perusahaan perorangan
Perusahaan ini dimiliki oleh perorangan. Ketika memulai sebuah bisnis
biasanya seseorang akan memulai dari tipe awal ini karena sangat simple(
sederhana) dan tidak terlalu banyak aturan dalam mengelolanya, baru setelah
semakin besar usaha atau bisnis tersebut, biasanya akan melangkah kepada
tahap selanjutnya dan bentuk organisasi bisnis lainnya. Keuntungan dari bentuk
ini adalah segala laba dan usaha dimiliki pemilik, tetapi konsekuensinya segala
tanggungan perusahaan menjadi tanggungjawab pribadi pemilik, artinya
4
Manajemen Keuangan
kekayaan personal juga ikut menjadi tanggungan ketika usaha bermasalah (
tidak ada pemisahan yang tegas antara harta pribadi dengan harta bisnis).
Biasanya umur perusahaan juga tergantung pada usia si pemilik. Selain itu
kemampuan perusahaan untuk bertumbuh dengan menggunakan modal sendiri
juga terbatas, karena tergantung dengan kekayaan pemilik.
1.3.2. Persekutuan (Partnership)
Dalam bentuk organisasi bisnis ini, perbedaan yang terjadi dengan
perusahaan perseorangan adalah terdapat dua atau lebih pemilik (sekutu). Pada
persekutuan umum (General partnership), pada semua sekutu akan berbagi
keuntungan atau berbagi kerugian serta semua sekutu juga memiliki kewajiban
tidak terbatas atas seluruh kewajiban persekutuan tersebut. Adapun praktek
pembagian keuntungan biasanya akan dijelaskan dalam perjanjian, bisa
dilakukan secara sangat informal atau juga bisa melalui dokumen yang formal
dan lengkap. Bentuk usaha ini biasa dikenal sebagai Firma (dari bahasa
Belanda Venoofschap onder firm) yang secara harafiah diartikan sebagai
perserikatan dagang antara beberapa perusahaan atau sering disebut Fa.
Pada persekutuan terbatas (Limited partnership) adalah persekutuan
yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang
atau barang kepada seseorang atau beberapa orang yang menjalankan
perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin. Jadi disini yang disebut sekutu
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Sekutu aktif atau sekutu komplementer, adalah sekutu yang menjalankan
usaha dan berhak melakukan perjanjian dengan pihaklain, dengan demikian
semua kebijakan bisnis atau usaha dijalankan oleh sekutu aktif yang juga
disebut pesero kuasa atau pesero pengurus.
b. Sekutu pasif atau sekutu komenditer, adalah sekutuyang hanya menyertakan
modalnya kedalam usaha tersebut. Konsekuensinya, kalau ada kerugian
yang
diderita
oleh
perusahaan,
maka
sekutu
jenis
ini
hanya
Manajemen Keuangan
5
bertanggungjawab secara proporsional dengan modal yang disertakan, hal
sebaliknya juga terjadi jika usaha tersebut mengalami keuntungan. Sekutu
ini tidak ikut campur dalam kepengurusan, pengusahaan maupun aktivitas
bisnis dari usaha tersebut, sekutu ini juga disebut pesero diam.
Jenis usaha bisnis ini dikenal juga sebagai commonditare vennot schap atau CV,
selanjutnya berdasarkan perkembangannya bentuk perseroan komanditer ada
tiga bentuk, yakni :
a. Persekutuan komanditer murni, bentuk persekutuan komanditer yang pertama
dan ada hanya satu sekutu komplementer sedangkan yang lainnya sekutu
komanditer
b. Persekutuan komanditer campuran, bentuk usaha ini umumnya berasal dari
bentuk firma ketika firma membutuhkan tambahan modal, disini sekutu
firma menjadi sekutu komplementer, sedangkan sekutu lainnya menjadi
sekutu tambahan atau sekutu komanditer.
c. Persekutuan komanditer bersaham, persekutuan komanditer bentuk ini
mengeluarkan sejenis saham yang tidak diperjualbelikan dan setiap sekutu
komplementer maupun sekutu komanditer mengambil satu saham atau
lebih, hal ini dilakukan karena dengan saham dapat terjadi proses
perpindahan modal antar sekutu jika ada sekutu yang akan keluar atau
menarik modal.
1.3.3. Perseroan (Corporation)
Bentuk organisasi bisnis ini adalah badan hukum yang terpisah dan
berbeda dari para pemiliknya. Konsekuensi sebagai badan hukum adalah usaha
bisnis ini akan membuat akta pendirian serta anggaran dasar perusahaan ini.
Di Indonesia, usaha ini disebut sebagai Perseroan Terbatas (PT), dulu
dikenal sebagai Noamloze Vennotschap (NV), adalah persekutuan untuk
menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri daari saham-saham yang
pemilikannya memiliki porsi kepemilikan sesuai dengan banyaknya saham yang
6
Manajemen Keuangan
dimilikinya. Itulah sebabnya karena modal yang dimiliki oleh perusahaan ini
terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, maka perubahan
kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.
Di Indonesia, untuk badan usaha perseroan terbatas diatur dalam
undang-undang no 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas (UU PT) yang
berlaku secara efektif sejak tanggal 16 Agustus 2007. Ada dua jenis perseroan
terbatas, yaitu :
a. Perseroan terbatas tertutup; yaitu perseroan terbatas yang modalnya berasal
dari kalangan tertentu, misalnya pemegang saham hanya pada lingkaran
keluarga saja dan saham tidak dijual kepada umum atau di bursa efek.
b. Perseroan terbatas terbuka; yaitu perseroan terbatas yang menjual sahamnya
kepada masyarakat melalui pasar modal (go public). Jadi sahamnya
ditawarkan kepada masyarakat, diperjualbelikan melalui bursa saham dan
masyarakat diberi kesempatan untuk memiliki saham perusahaan tersebut.
Dalam upaya untuk mendirikan PT, maka haruslah dilakukan dengan
menggunakan akta resmi, artinya akta tersebut dibuat resmi oleh notaries
dimana dicantumkan nama, modal, bidang usaha, alamat perusahaan dan
sebagainya. Selanjutnya akta ini harus disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia (Menhukum dan HAM)
Dari hal tersebut, terlihat bahwa Perseroan Terbatas memiliki
keuntungan, antara lain : adanya kewajiban terbatas, dimana dimaksud
pemegang saham tidak memiliki kewajiban untuk obligasi atau hutang yang
dilakukan perusahaan perusahaan karena merupakan subyek hukum yang
berbeda, selain itu asset atau struktur perusahaan bisa melewati batas usia dari
pemegang sahamnya, sehingga factor kestabilan akan melewati masa yang
panjang dan yang terakhir adanya efisiensi manajemen, terutama adanya
pengelolaan modal yang efisien akan membuat efisien manajemen, walaupun
Manajemen Keuangan
7
diakui untuk proses perijinan dan birokrasi organisasi membutuhkan biaya yang
signifikan.
1.4. TUJUAN DARI MANAJEMEN KEUANGAN
Seringkali dengan mudah ketika bertanya tentang tujuan dari perusahan
didirikan adalah memaksimumkan laba, kelihatan hal tersebut logis, bukankah pada
dasarnya pemilik perusahaan ingin perusahaan yang didirikan akan menghasilkan
keuntungan, tetapi jika dicermati dengan baik maka ada hal yang perlu dipertanyakan
lagi yakni : Jika memaksimum laba maka pertanyaan selanjutnya ialah laba tahun
berapa? Saat ini atau tahun depan? Bisa saja perusahaan akan memaksimukan laba
tahun ini dan melakukan efisiensi dengan memotong biaya promosi besar-besaran, hal
ini belum tentu bisa diterima pemilik perusahaan jika mereka harus menerima laba
jangka pendek tapi dalam jangka panjang akan dirugikan karena upaya promosi tidak
maksimal atau jikkalau perusahaan melakukannya agar terdapat laba maksimum untuk
tahun depan dengan cara membayarkan dividen tahun ini dengan minimum atau
malahan tidak membayarkan dan memaksimumkan arus kas bebas tersebut sebagai
laba yang ditahan agar dapat dipakai sebagai pendanaan internal maka tentulah tidak
akan diterima pemilik jika ternyata tingkat pengembalian investasi selanjutnya yang
dihasilkan amat rendah.
Jadi, jikalau dikatakan bahwa pemilik perusahaan atau boleh juga disebut
sebagai
para pemilik saham menginvestasikan uangnya pada perusahaan yang
didirikannya, tentulah
karena ingin mendapatkan keuntungan, sehingga
yang
diinginkan para pemilik adalah memaksimumkan nilai perusahaan, dalam hal ini
tentu adalah memaksimukan nilai saham
atau boleh juga disebut sebagai
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Konsekwensi dari memaksimumkan
nilai saham adalah pengelola perusahaan perlu mempelajari bagaimana memahami
dan mengidentifikasi investasi yang menguntungkan dan mencari sumber pendanaan
yang relative murah serta pengelolaan modal kerja yang optimal agar memberikan
8
Manajemen Keuangan
dampak yang menguntungkan dan meningkatkan
nilai saham.
Jadi tidaklah
mengherankan bahwa dalam keuangan perusahaan akan dilakukan suatu kajian
terhadap relasi antara keputusan-keputusan bisnis (investasi, pendanaan dan modal
kerja) dengan peningkatan nilai saham pada perusahaan.
Selanjutnya ada suatu pertanyaan : Apakah tujuan ini berlaku kalau bentuk
usaha yang didirikan pemilik usaha atau investor bukan dalam bentuk perusahaan yang
memiliki saham yang diperdagangkan ( tentu saja peningkatan nilai saham bagi
perusahaan yang sahamnya diperdagangkan dapat dilihat melalui bursa efek tempat
saham tersebut diperdagangkan bahkan dengan situasi real time) sehingga sulit untuk
mengetahui nilai saham pada satu waktu tertentu.
Persoalan diatas dapat dijelaskan melalui pemahaman bahwa sebenarnya total
nilai saham disuatu perusahaan perseroan secara sederhana adalah sama dengan nilai
ekuitas pemilik, sehingga secara umum tujuan dari suatu usaha yang didirikan
pemiliknya adalah : Memaksimumkan nilai pasar dari ekuitas pemilik yang ada. Hal ini
akan menjelaskan bahwa tidaklah maslah apakah perusahaan tersebut perusahaan
perseorangan, persekutuan ataupun perseroan, karena apapun yang dilakukan pengelola
usaha (baik perseorangan, persekutuan dan perseroan) pasti pada gilirannya dapat
meningkatkan nilai ekuitas pemilik atau menurunkannya.
1.5 AGENCY PROBLEM (PROBLEM KEAGENAN)
Jikalau sebuah usaha didirikan, bisa saja terjadi dalam menjalankan usaha
tersebut sang pemilik sendiri sekaligus juga pengelola (baca: manajer keuangan)
maka tentu saja tidak ada konflik kepentingan dalam mengelola usaha tersebut, pemilik
bekerja untuk diri sendiri, adapun hasil yang diterima berasal dari kerja yang
dilakukannya sendiri, sehingga kekayaan yang diterima melekat dengan nilai
perusahaan atau ekuitas perusahaan, tetapi adakalanya ketika pemilik perusahaan
memperkerjakan orang lain-manajer-(agen) untuk mewakili kepentingannya dalam
mengelola perusahaan, kondisi ini memunculkan sebuah hubungan keagenan (agency
relationship).
Manajemen Keuangan
9
Persoalan timbul jikalau sebuah perusahaan besar biasanya kepemilikan
perusahaan tersebar kepada pemegang saham yang sangat banyak,sehingga manajer
secara praktis adalah yang mengendalikan perusahaan,disinilah terjadi manajer belum
tentu melakukan yang terbaik bagi kepentingan pemegang saham tetapi bisa saja
mengejar apa yang menjadi kepentingannya sendiri seperti dengan cara memperbesar
skala perusahaan atau ekspansi agar tidak ambil alih perusahaan lain agar tetap
bertahan di perusahaan dan lain sebagainya,kondisi informasi yang tidak utuh atau
lengkap dan sangat tidak pasti inilah akan memicu konflik kepentingan diantara
pemilik dan agen inilah yang disebut masalah keagenan (agency problem) yang
meliputi adverse selection dan moral hazard. Adverse selection adalah kondisi dimana
posisi pemilik atau pemegang saham tidak memdapatkan informasi secara cermat
mengenai kinerja manajemen dalam penetapan renumerasi atau kompensasi bagi
pengelola atau manajer, sedangkan
moral hazard berhubungan dengan kondisi
pemilik/pemegang saham tidak mendapatkan kepastian bahwa pengelola atau manajer
telah berusaha keras dan maksimal bagai kepentingan mereka.
Selanjutnya masalah keagenan (agency problem) terjadi juga antara pemegang
saham dan kreditur. Kreditur menganggap memiliki hak atas sebagian laba dalam
bentuk bunga dan sebagian atas asset perusahaan apabila terjadi kebangkrutan sehingga
harus ikut serta dalam pengendalian perusahaan, dilain pihak pemilik/pemegang saham
adalah pihak yang memegang pengendalian perusahaan yang akan menentukan
bagaimana perusahaan beroperasi agar memperoleh laba dan juga konsekwensi resiko
yang dihadapi.
Untuk menjamin agar manajer atau pengelola bertindak sesuai dengan tujuan
pemilik atau pemegang saham maka tentulah sang pemilik harus melakukan berbagai
upaya agar manajer atau pengelola bertidak dalam koridor yang diinginkan pemilik
atau pemegang saham, tentu saja tindakan ini memerlukan biaya yang disebut biaya
keagenan (agency cost), biaya ini muncul dalam upaya pemilik melakukan pemantauan
terhadap aktivitas pengelola dan biaya untuk menerapkan mekanisme deficit terhadap
10
Manajemen Keuangan
pengelola. Adapun bentuk mekanisme control tersebut antara lain: pembentukan dewan
komisaris (board of director), renumerasi yang berkaitan dengan prestasi perusahaan,
opsi saham bagi manajer. Walaupun demikian, masalah perbedaan tujuan tersebut tidak
dapat diselesaikan seluruhnya yang artinya pemilik atau pemegang saham dengan
demikian tetap mempunyai kerugian yang dikenal sebagai kerugian sisa (residual loss).
1.6. PASAR KEUANGAN
Perusahaan sebagai sebuah lembaga bisnis dalam aktivitas keuangannya akan
terlibat secara intensif dengan pasar keuangan karena pasar ini menyediakan suatu
mekanisme penciptaan dan pertukaran keuangan. Secara sederhana pasar keuangan
adalah pasar tempat sekuritas diterbitkan dan diperdagangkan. Adapun sekuritas adalah
asset keuangan yang diperdagangkan. Di pasar keuangan akan terlaksana transaksi
dimana pihak deficit (pihak yang kekurangan dana) akan memperoleh dari pihak
surplus dana (pihak yang kelebihan dana), Pada pasar ini akan terjadilah pergerakan
atau perpindahan dana secara besar-besaran (massif). Meskipun terlihat dua pihak
utama yang terlibat dalam pasar keuangan, tetapi agar terjadi proses perpindahan antara
para pihak utama tersebut secara efisien maka ada beberapa pihak yang terlibat dalam
memfasilitasi, yang disebut sebagai lembaga perantara ( financial intermediaries). Hal
ini dapat diperjelas dari gambar dibawah ini:
P
Akti
va
lanc
ar
Akti
va
tida
k
lanc
ar
Inv
est
asi
E
R
U
Ar
us
Ka
s
S
A
H
A
Menerbit
kan
sekuritas
PASAR
FINANSI
AL:
Re-
inv
estArus
kas
Membeli
sekuritas
(DANA)
Menjual
sekuritas
capital gain/loss
dana
PasarUan
g
(Jgk
PEMERINTAH
& Arus kaspendek)
A
STAKEHOLDER
LAINNYA
N
Deviden &
Pelunasan
hutang
I
N
V
E
S
T
O
R
Gambar 1.2 Aliran Dana antara Perusahaan dan Pasar Keuangan
-Pasar
Modal
(jgk
panjang)
Manajemen Keuangan
11
Pasar keuangan dapat dilihat dari berbagai pengelompokan, antara lain berdasarkan
klaim keuangan adalah sebagai berikut :
Klaim berjumlah tetap
Instrumen utang
Klaim residual atau ekuitas
Saham biasa
Saham preferen
Pasar penghasilan tetap
Pasar utang
Pasar ekuitas
(saham)
Pasar saham biasa
Gambar 1.3 Pasar Keuangan berdasarkan Klaim
Dari Gambar diatas, terlihat bahwa pasar keuangan yang memperdagangkan
aktiva keuangan yang disebut instrument hutang disebut pasar hutang, sedangkan pasar
yang memperdagangkan pasar ekuitas adalah pasar ekuitas atau bursa saham. Adapun
saham preferen merupakan klaim ekuitas dan hal ini memberikan hak kepada
pemegang saham untuk menerima serangkaian pembayaran secara periodik dalam
jumlah tetap. Pada umumnya, instrument hutang dan saham preferen dikelompokkan
sebagai pasar penghasilan tetap, sedangkan pasar yang memperdagangkan ekuitas
disebut pasar saham biasa (common stock).
Ada juga yang melakukan pengelompokkan pasar keuangan berdasarkan jatuh
temponya seperti contoh gambar yang ada dibawah ini, untuk pasar keuangan yang
memperdagangkan instrumen hutang jangka pendek disebut pasar uang (money
market), adapun instrument keuangan jangka pendek adalah instrument keuangan yang
jatuh temponya kurang dari atau sama dengan satu tahun, dan untuk pasar yang
memperdagangkan instrumen keuangan dengan jatuh tempo yang lebih panjan, adalah
instrument keuangan yang diperdagangkan denan masa jatuh temponya lebih dari satu
tahun disebut pasar modal (capital market). Dari penjelasan diatas maka instrument
12
Manajemen Keuangan
keuangan yang disebut sebagai utang dapat dikategorikan sebagai pasar uang ataupun
pasar modal berdasarkan masa jangka waktu jatuh temponya, sedangkan instrument
keuangan yang disebut sebagai saham dikarenakan bersifat perpetuitas/tidak memiliki
jatuh tempo maka dikelompokkan sebagai pasar modal
Instrumen utang
Jatuh tempo kurang
dari atau sama
dengan satu tahun
Pasar uang
Saham biasa dan saham preferen
Jatuh tempo
kurang dari
satu tahun
Pasar Modal
Gambar 1.4 Pasar Keuangan Berdasarkan Jatuh tempo (Maturity)
Ada juga cara pengelompokkan pasar keuangan berdasarkan waktu penerbitan
instrument keuangan tersebut. Adapun istilah pertama adalah pasar primer atau perdana
(primary market) menjelaskan pada penjualan sekuritas untuk pertama kalinya oleh
perusahaan, sedangkan istilah kedua adalah pasar sekunder (secondary market)
menjelaskan tentang pasar dimana sekuritas tersebut diperjualbelikan setelah penjualan
pertama terjadi.
Pertanyaan:
1. Sebutkan tiga
bisnisnya?
pertanyaan yang dihadapi pelaku bisnis dalam menjalankan
2. Selanjutnya, sebutkan tiga keputusan penting dalam manajemen keuangan ?
3. Jelaskan tiga organisasi bisnis yang anda ketahui?
4. Pihak pengelola bisnis seharusnya tidak memusatkan perhatian pada nilai saham
saat ini karena akan ada penekanan berlebihan pada laba saat ini bukan pada
laba jangka panjang (sustainability). Jelaskanlah?
5. Apa alasan yang mendasari adanya hubungan keagenan didalam perusahaan
berbentuk perseroaan? Apa saja permasalahan yang dihadapi disini?
Manajemen Keuangan
13
6. Jelaskan secara singkat tentang aliran dana antara Perusahaan dan Pasar
Keuangan?
Download