pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri

advertisement
PEMULIAAN TANAMAN
MENYERBUK SENDIRI
 Tujuan pemuliaan
 Dasar genetik tanaman
 Keragaman genetik
 Metode pemuliaan
 Pengujian dan pelepasan varitas
Tujuan
 Mendapatkan tanaman superior yang
memiliki sifat-sifat unggulan
 TUGAS 1 :


Cari 10 tanaman menyerbuk sendiri
Cari tujuan pemuliaan pada tanaman
menyerbuk sendiri (5 tanaman)
Keluaran (output) pemuliaan tanaman
menyerbuk sendiri
 Mendapatkan tanaman homosigot (galur)
superior yang memiliki sifat-sifat unggulan
(INBRIDA)
 Mendapatkan tanaman heterosigot yang
memiliki keunggulan (HIBRIDA)
 Mendapatkan populasi yang terdiri dari galurgalur yang serupa hanya berbeda pada sifat
ketahanan yang dimiliki
(MULTILINE=MULTIGALUR)
Dasar genetik tanaman
 Tanaman menyerbuk sendiri sebagian besar
memiliki komposisi genetik HOMOSIGOT
 Dari generasi ke generasi memiliki sifat yang
sama
 Proses homosigositas pada pasangan alel
heterosigot berlangsung cepat.
 Proporsi tanaman homosigot tergantung
pasangan alel dan generasi selfing
Dasar genetik tanaman
 Rumus untuk mengetahui proporsi tanaman
homosigot :
 {1-(1/2)m}n dimana m=generasi dan
n=pasangan alel heterosigot
 Contoh : n=5 dan m=5, proporsi tanaman
homosigot untuk ke 5 pasangan alel setelah
5 generasi selfing adalah 85%
Tugas 2
1. Pada sepasang alel heterosigot Aa, berapa
proporsi tanaman homosigot AA setelah
1,2,3,4,5,6 generasi selfing?
2. Pada 5 pasang alel heterosigot
AaBbCcDdEe, berapa proporsi ke 5 pasang
alel homosigot setelah 1,2,3,4,5,6 generasi
selfing
Keragaman genetik
Pengertian :
 Keragaman genetik adalah keragaman yang
disebabkan oleh faktor genetik (diwariskan).
 Keragaman yang teramati (fenotip) merupakan
keragaman yang disebabkan oleh faktor genetik
dan lingkungan
 Keragaman lingkungan adalah keragaman yang
disebabkan oleh faktor lingkungan
Keragaman genetik
 Keragaman genetik sebagai bahan dasar
dalam kegiatan pemuliaan tanaman menyerbuk
sendiri.
 Pusat keragaman genetik (center of origin)
 Cara mendapatkan keragaman genetik :
1. Introduksi
2. Koleksi
3. Hibridisasi
4. Mutasi,
5. Poliploidisasi
http://static-p3.fotolia.com
Sumber : www.thechileman.org
Tugas 3
 Cari pusat keragaman (origin of diversity,
Vavilov) tanaman menyerbuk sendiri (10
tanaman)
 Daerah penyebaran di Indonesia (5 tanaman)
Introduksi
 Introduksi : mendatangkan tanaman dari
tempat yang berbeda (antar kota atau antar
negara,antar lembaga)
 Penanganan varietas introduksi :
1. Bahan tetua (sumber gen)
2. Koleksi
3. Bahan seleksi
4. Langsung digunakan sebagai varietas baru
Lengkeng lokal var. mutiara poncokusumo
(A); lengkeng introduksi var. Itoh (B)
Sumber : balitjestro
Bunga krisan
Koleksi
 Koleksi : kegiatan pengumpulan tanaman
sebagai sumber gen atau keragaman
genetik.
 Koleksi tanaman dapat berupa :
1. Varietas liar/kerabat liar
2. Varietas introduksi
3. Varietas lokal
4. Galur-galur hasil persilangan
https://www.crops.org
www.treehugger.com
Tugas 4
 Cari lembaga-lembaga (dalam atau luar
negeri) yang berhubungan dengan koleksi
tanaman menyerbuk sendiri (10 tanaman)
 Bentuk koleksi
Hibridisasi
 Hibridisasi : persilangan buatan yang dilakukan
antar tanaman dalam satu spesies, antar spesies
dalam satu genus, antar genus atau kerabat
liarnya
 Tujuan : mendapatkan kombinasi genetik (sifat)
yang diinginkan dari beberapa tetua.
 Cara hibridisasi :
1. Pemilihan tetua (selection)
2. Emaskulasi (emasculation)
3. Penyerbukan (pollination) dan pembungkusan
bunga (bagging)
4. Pelabelan (Labeling)
1. Pemilihan tetua/jumlah tetua
Pemilihan tetua : tergantung pada sifat unggul yang
diinginkan, kualitatif atau kuantitatif.
1. Sifat kualitatif: lebih mudah diseleksi, gen
sederhana (monogenik). Perbedaan phenotipa =
perbedaan gen pengendali,pengaruh lingkungan
kecil. Diperlukan cukup 1 tetua, Contoh : warna
bunga
2. Sifat kuantitatif : seleksi tidak mudah dilakukan,
gen kompleks (poligenik),pengaruh lingkungan
besar. Contoh : hasil tanaman. Diperlukan lebih
banyak tetua sebagai sumber gen.
2. Emaskulasi dan penyerbukan
 Emaskulasi : pengambilan kepala sari dari tetua
betina; untuk mencegah masuknya polen sendiri
atau polen asing.

Perlu mengetahui biologi bunga (morfologi dan saat
anthesis)
 Cara emaskulasi :
a. Mekanis
b. Fisik
c. Kimia
Emasculation is necessary to prevent self-pollination
2. Emaskulasi dan penyerbukan
 Penyerbukan (pollinating):
 a. pengumpulan polen,

perlu mengetahui fertilitas dan viabilitas polen
 b. kesiapan stigma (kepala putik) menerima
polen (receptivitas stigma).

Perlu mengetahui kompatibilitas polen-stigma
brush the anther across the stigma
of the seed parent
3. Pembungkusan bunga betina
 Pembungkusan bunga betina dilakukan
sebelum/setelah emaskulasi, menghindari polinator
lain ( (serangga)
To protect the flower from unwanted pollen,
Catatan : pembungkusan bunga kadang perlu dilakukan pada
bunga jantan untuk menghindari tercemarnya polen dengan polen
yang lain.
4. Pelabelan
 Pelabelan (labeling) : nama/kode tetua, tgl
penyerbukan, kode persilangan
a label containing the name of
the parents, the letter X (to
signify a cross), the name of
the pollen parent, and the date
of the cross
Tugas 5
 1. Cari gambar morfologi bunga tanaman
menyerbuk sendiri (5 tanaman)
a. Saat anthesis (pecahnya kepala sari) dan
masaknya polen dari setiap tanaman (5
tanaman)
b. Receptivitas kepala putik dari setiap
tanaman (5 tanaman)
 2. kompatibilitas polen-stigma
 3. teknik hibridisasi (pilih 1 tanaman )
Mutasi
 Perubahan genetik yang terjadi pada gen (mutasi gen) atau
kromosom (mutasi kromosom)
 Terjadi secara :
1. Alami (mutasi spontan)
2. Buatan (mutasi buatan)
 Mutagen:
1. Fisik : Radiasi (sinar X, sinar gamma, sinar neutron, dll)
2. Kimia : (ethylene imine, diethyl sulfate, dimethyl sulfate,
N-nitrosoethyl urea, N-nitrosomethyl urea, methal sulfonate,
diepoxy butane, ethyleneoxide)
Contoh tanaman hasil
mutasi
Sorghum hasil mutasi
Sumber : www.batan.go.id
Poliploidi
 Perubahan pada jumlah kromosom (trisomik= 2n+1)
atau penggandaan set kromosom (x) (triploid =3X,
tetraploid =4X)
 Penggandaan set kromosom menggunakan kolkhisin
 Allopoliploidi : hasil persilangan antar tanaman
berbeda genom,
Contoh : Semangka 3X tanpa biji, berasal dari
persilangan semangka 2X dengan 4X
 Autopoliploidi: Penggandaan langsung dengan
menggunakan Kolkhisin
Contoh : semangka 2X  4X
Induksi poliploidi pisang secara in vitro telah
menghasilkan beberapa tanaman pisang tetraploid (Mas
Madu) dengan daun jatuh, berbeda dibanding yang diploid
dengan daun ke atas. Ploidi sudah dikonfirmasi dengan flow
cytometer
Metode Pemuliaan Tanaman
Menyerbuk Sendiri
 Introduksi
 Seleksi :
Seleksi massa
Seleksi galur
 Hibridisasi  penanganan generasi bersegregasi
dengan menggunakan :
 Metode silsilah (pedigree)
 Metode curah (bulk)
 Single Seed Descent (SSD)
Metode silang balik (back cross)
INTRODUKSI
INTRODUKSI
KOLEKSI
PLASMA NUTFAH
Bahan Tetua
KOLEKSI
PLASMA NUTFAH
SELEKSI
Hibridisasi
seleksi
Pengujian
Varietas Baru
Pengujian
Varietas Baru
Langsung digunakan
Sebagai Varietas Baru
Seleksi massa
Tujuan seleksi massa
1. Untuk memurnikan varietas
pengotoran dari percampuran, persilangan
alami, dan mutasi alami dalam produksi
benih.
2. Memperbaiki sifat-sifat dalam varietas lokal
Diperoleh varietas unggul yang merupakan
campuran genotipa dengan fenotip yang
seragam.
Seleksi Massa
Pelaksanaan:
a.
Dari populasi dasar yang ditanam → dipilih individu-individu
terbaik berdasarkan fenotipe yang sesuai dengan kriteria seleksi
b.
Biji dari individu terpilih dipanen →di campur
c.
Diambil sejumlah biji secara acak → ditanam pada satu petak →
Dipilih individu-individu terbaik sesuai dengan kriteria seleksi
d.
Biji dari individu terpilih dipanen → dicampur
e.
Diambil sejumlah biji secara acak → ditanam pada satu petak →
dipilih individu-individu terbaik sesuai dengan kriteria seleksi
f.
Demikian seterusnya sampai diperoleh suatu populasi yang
seragam dengan sifat-sifat sesuai dengan kriteria seleksi yang
telah ditentukan
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
- Populasi Dasar :
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Biasanya berupa varietas lokal
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
(landrace)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
- Biji dari hasil seleksi generasi
pertama → dipanen → dicam-
Biji Dicampur
pur
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
- Biji diambil sebagian secara
acak → ditanam → Diseleksi.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
- Dst sampai beberapa gene-
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
rasi seleksi → Diperoleh po-
pulasi yang seragam dng. siBiji Dicampur
fat yang diinginkan.
Perhatikan cara memilih individu yg diinginkan
dst
Bagan Seleksi Massa
Alasan Mengembangkan Varietas Bergalur
Banyak Adalah :
a.
Menghasilkan varietas yang dapat beradaptasi luas
karena lebih dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang beragam
b.
Memberikan kestabilan hasil walaupun pada kondisi
alam yang beragam
c.
Lebih dapat bertahan terhadap kerusakan yang
menyeluruh serangan suatu penyakit
Keterbatasannya :
a. Kurang menarik dibandingkan dengan varietas yang
berasal dari galur murni (seragam)
b. Lebih sulit untuk memberikan tanda pengenal diri
pada program seleksi benih.
c.
Biasanya memberi hasil lebih rendah dari galur
terbaik dalam campuran.
Seleksi Galur Murni
Galur : Individu-individu yang dikembangkan
melalui penyerbukan sendiri dari tanaman tunggal.
Jika galur tersebut dapat dianggap sudah sebagai
suatu populasi dari genotip tunggal → galur murni
→ populasi seragam karena sudah homosigot.
Seleksi galur murni
Tujuan Seleksi Galur Murni :
 Untuk mendapatkan varietas yang dikembangkan
dari individu homosigot superior
 Pemilihan berdasarkan fenotip
 Keberhasilan tergantung ragam tanaman
homosigot
 Hasil seleksi berupa galur murni
 Populasi campuran bahan seleksi dapat berupa :

Varietas lokal
Kelebihan dan kelemahan seleksi galur murni




Kelebihan :
lebih menarik karena lebih seragam baik genotip
maupun fenotip
Lebih mudah diidentifikasi
Hasil biasanya lebih tinggi daripada hasil seleksi
massa
Kelemahannya :
Kurang adaptif terhadap perubahan lingkungan
Tahapan Seleksi galur murni :
a. Tahap Pertama
 Memilih individu-individu terbaik (sesuai dengan yang
diinginkan) dari populasi dasar → diadakan penyerbukan
sendiri.
b. Tahap Kedua
 Keturunan individu-individu terpilih ditanam terpisah dalam
baris-baris untuk diamati/dinilai →
 Penilaian dilakukan beberapa generasi → 7 – 8 generasi.
 Penilaian ditekankan pada :
 galur dengan sifat tertentu yang terbaik
 keseragaman dalam galur
c. Tahap ketiga
 Jumlah galur sudah terbatas → diadakan pengujian yang
berulangan
x x x x x x x x x
x x x x x x x x x
Tahap kesatu
x x x x x x x x x
Dari populasi dasar dipilih
Individu-individu terbaik
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Tahap kedua
Terdiri dari 7 – 8 generasi
x
x
x ………..x
x
x
x
x
x ………..x
x
x
x
x
x ………..x
x
x
x
x
x ………..x
x
x
Tahap ketiga
Sejumlah galur murni yang baik
diuji dengan beberapa ulangan
Bagan Seleksi Galur
Percobaan Uji Berulangan
Murni
Tugas !
1. Pelajari perbedaan antara seleksi masa dan
seleksi galur !
Hibridisasi………
 Untuk menggabungkan sifat dari sepasang atau lebih
tetua
 Diawali dengan pemilihan tetua didasarkan atas
tujuan program
 Hibridisasi  keragaman genetik
 Sepasang tetua
 Lebih sepasang tetua
 Persilangan campuran (poly cross)
Metode seleksi terhadap hasil
hibridisasi
 Metode silsilah (pedigree)
 Metode curah (bulk)
 Single seed descent (SSD)
METODE PEDIGREE
 Metode ini disebut pedigree atau silsilah karena dilakukan
pencatatan pada setiap anggota populasi bersegregasi dari hasil
persilangan.
 Seleksi dilakukan pada karakter yang memiliki heritabilitas
tinggi
• Seleksi pada famili terbaik, barisan terbaik dan tanaman
terbaik.
• Seleksi dapat dilakukan pada generasi F2.
• Famili adalah kelompok galur yang berasal dari satu tanaman
terseleksi pada generasi sebelumnya
PROSEDUR METODE PEDIGREE
 Persilangan sepasang tetua homozigot yang berbeda diperoleh F1 seragam
 Biji F1 ditanam disesuaikan dengan kebutuhan pertanaman generasi F2
 Sebagian benih F1 disimpan
 Biji F2 ditanam, jumlah biji yang ditanam tergantung pada banyaknya famili








F3 yang akan ditangani biasanya 10 : 1 atau 100 : 1.
Seleksi dilakukan pada individu terbaik.
Tanam biji F3. Masing-masing biji dari satu tanaman ditanam dalam barisan.
Pada generasi ini terlihat jelas ada perbedaan antar famili.
Tanaman yang dipilih adalah tanaman yang terbaik pada barisan yang lebih
seragam.
Generasi F4 – F5 generasi ini banyak famili lebih homozigot.
Seleksi di antara famili, dipilih 2 atau lebih tanaman dari famili terbaik.
Generasi F6- F7 dilakukan uji daya hasil dengan varietas pembanding
Generasi F8 dilakukan uji multilokasi (pada beberapa lokasi dan musim)
Pelepasan varietas dan perbanyakan benih sebar.
Tahapan seleksi Pedigree
Tetua A x Tetua B
F1
Ditanam dalam barisan
berjarak lebar
F2
F3
Seleksi tanaman tunggal
Baris-baris keturunan dari
satu tanaman
Seleksi tanaman tunggal
F4-F5
F6- F7
F8-F12
Pelepasan Varietas
Baris-baris keturunan dari
satu tanaman
Uji Daya hasil pendahuluan
Uji multilokasi
Pedigree Breeding Method (Source: Acquaah, 2006)
Kelebihan Metode Pedigree
 Hanya keturunan-keturunan unggul yang
dilanjutkan pada generasi selanjutnya, Tanaman
yang jelek dibuang
 Seleksi tiap generasi, sehingga tanaman tidak
terlalu banyak
 Menghemat lahan, karena jumlah tanaman tiap
generasi semakin sedikit
 Silsilah dari suatu galur dapat diketahui
Kekurangan Metode Pedigree
 Tiap generasi persilangan harus dilakukan
pencatatan misal (sifat morfologi, ketahanan
hama dan penyakit, umur panen dll),
sehingga perlu banyak catatan dan pekerjaan
 Kemungkinan ada galur terbuang pada
generasi segregasi akibat seleksi
METODE CURAH (BULK)
 Merupakan metode untuk membentuk galur homozigot
dari populasi bersegregasi melalui selfing selama
beberapa generasi tanpa seleksi.
 Seleksi ditunda sampai generasi lanjut biasanya pada
generasi F5 dan F6. Dari generasi F1 s/d F4 benih
ditanam secara massa (bulk)
 Pada generasi tersebut adanya seleksi alami
 Seleksi untuk karakter dengan heritabilitas rendah
sampai sedang
Tahapan Seleksi Curah (Bulk)
Tetua A x Tetua B
F1
F2- F4
F5
F6
F7
F8
F9
Pelepasan varietas
Menanam F1 dalam Rumah
Kaca
Populasi Bulk ditanam dilapang
Seleksi tanaman tunggal
Seleksi pada baris (famili)
terbaik
Ditanam dalam jarak rapat
Uji daya hasil pendahuluan
dengan varietas pembanding
Uji Multilokasi
Bulk Breeding Method
(Source: Acquaah, 2006)
Kelebihan seleksi bulk
 Relatif murah dan sederhana untuk memelihara
populasi bersegregasi.
 Generasi F1 – F4 pekerjaan tidak terlalu berat,
karena pada generasi tersebut tidak ada seleksi.
 Ekonomis untuk tanaman berumur pendek dan jarak
tanam sempit seperti padi, gandum dll.
 Tanaman yang baik tidak terbuang, karena tidak
dilakukan seleksi pada generasi awal.
 Beberapa generasi dapat dilakukan pada tahun
sama
Kekurangan metode bulk
 Silsilah galur tidak tercatat sejak awal
 Seleksi alam pada generasi awal dapat menghilangkan
genotipe-genotipe yang baik
 Jumlah tanaman pada generasi lanjut sangat banyak
sehingga memerlukan lahan yang luas.
Tugas :
Apa persamaan metode seleksipedigree dan
bulk?
Apa berbedaan antara seleksipedigree dan
bulk?
METODE SSD
 Metode ini banyak diterapkan pada tanaman
berpolong
 Pada metode ini panen dilakukan satu biji dari
setiap tanaman, mulai F2 – F5, kemudian setiap
biji tersebut dicampur untuk ditanam pada
generasi berikutnya
Tahapan Seleksi SSD
Tetua A x Tetua B
F1
F2- F4
F5
F6
F7
F8-F10
Pelepasan varietas
Bulk
Ambil secara acak 1 biji dari
1 tanaman
Seleksi tanaman terbaik
Barisan tanaman tunggal
Uji daya hasil pendahuluan
Uji multilokasi
Kelebihan Metode SSD
 Keperluan lahan sempit
 Waktu dan tenaga yang diperlukan saat panen lebih
sedikit
 Pencatatan dan pengamatan jauh lebih sederhana
 Seleksi untuk sifat yang heritabilitas tinggi dapat
dikerjakan lebih efektif.
 Dimungkinkan menanam sejumlah generasi melalui
pengendalian lingkungan misal dalam rumah kaca.
Kekurangan metode SSD
 Seleksi untuk karakter-karakter yang heritabilitasnya
rendah tidak efisien, misal hasil
 Identitas tanaman unggul F2 tidak diketahui
 Bila seleksi pada awal generasi tidak tajam dalam
pengamatan, dapat mengakibatkan hilangnya
tanaman superior karena tidak ikut terpilih.
A
F
1
F
2
F
F
F
F
F
F
12
3
X B
Bulk
50-100 tanaman
Pertanaman tunggal
2000 – 3000 galur
Pertanaman tunggal
2000 – 3000 galur
4
Pertanaman tunggal
2000 – 3000 galur
5
Pertanaman tunggal
2000 – 3000 galur
6
7
8–F
Seleksi tanaman superior
3000 – 5000 galur
Pertanaman barisan
300 – 500 galur (10%)
Uji daya hasil
30-50 galur (10%)
Gambar 3. Bagan metode single seed descent (SSD).
(Sumber : Poehlman, 1979).
Single Seed Descent Method (Source: Acquaah, 2006)
Action
Grow F1 plants, harvest all
F2 seeds per plant
Grow F2 population, harvest
one seed per plant
Grow F3 population, harvest
one seed per plant
Grow F4 population, harvest
one seed per plant
Space-plant to grow F5,
select best single plants
Grow F5-derived plant rows
In the F6 generation (F5:6)
Yield Test in F7 (F5:7 rows)
Yield Test in F8 (F5:8 rows)
Yield Test in F9 (F5:9 rows)
Large-scale seed increase for
variety release
Metode Silang Balik
(Back Cross)
 Silang Balik : persilangan antara keturunan dengan salah





satu tetuanya.
Kegunaan : untuk memperbaiki suatu sifat yang
dikendalikan oleh gen tunggal dari varietas unggul pada
tanaman menyerbuk sendiri.
Perbaikan sifat kuantitatif melalui silang balik → sulit
dicapai.
Masalah yang paling besar dalam pelaksanaan Metode
Silang Balik adalah adanya pautan atau “linkage” antara
gen atau allel yang diinginkan dengan allel yang tidak
diinginkan / jelek.
Galur pendonor gen (alel) → Tetua Donor (=Donor Parent)
Galur yang menerima → Tetua Penerima (=Recipient
Parent atau Recurrent Parent)
Tahapan Metode Silang Balik
 Persilangan pertama antara tetua penerima





(Resipien=Recurrent=R) dengan tetua pemberi (Donor=D)
menghasilkan F1
Silang balik pertama, F1 disilangkan dengan R untuk mendapatkan
populasi BC1. (F1 sebagai betina dan R sebagai tetua jantan)
Silang balik kedua, BC1 disilangkan dengan tetua R untuk
mendapatkan BC2. Tetua BC1 sebagai betina dan R sebagai tetua
jantan.
Silang balik ketiga, BC2 disilangkan dengan tetua R untuk
mendapatkan BC3. Tetua BC2 sebagai betina dan R sebagai tetua
jantan.
Silang balik keempat, BC3 disilangkan dengan tetua R untuk
mendapatkan BC4. Tetua BC3 sebagai betina dan R sebagai tetua
jantan.
Populasi BC4 sudah mengandung kembali 93,75% gen R.
Tahapan Metode Silang Balik
 Pada akhir kegiatan, BC4 dikawinkan sendiri
sehingga terjadi segregasi dan diseleksi
untuk mendapatkan galur harapan baru
SKEMA METODE SILANG BALIK
Persilangan tetua
Dimana :
HS / MLG 15151
HS : resipien (penerima)
Silang balik pertama
F1 / HS  50%
Silang balik ke dua
BC1 / HS  75%
Silang balik ke tiga
BC2 / HS
MLG 15151 : donor
87,5%
i
Silang balik ke empat
BC3 / HS
93,75
BC4
Contoh kasus PT menyerbuk sendiri
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam
program silang balik
 Tersedianya tetua timbal-balik yang sesuai
 Sifat-sifat yang dipindahkan dari tetua penyumbang
masih mungkin dipelihara dengan intensitas yang
tidak berkurang walaupun mengalami beberapa kali
persilangan balik
 Untuk mendekati kemiripan sifat-sifat tetua timbal
balik, kecuali sifat yang diperbaiki tetap serupa
dengan tetua penyumbang (tetua donor), diperlukan
banyak persilangan balik
Single Gene Transfer :
Linkage Drag with Traditional Backcross Breeding
Commercial
Variety
Donor
variety
Resistance
Gene
X
New Variety
Prosedur silang balik
(i) Musim pertama
 Recurrent Parent (RP) disilangkan dengan
Donor Parent (DP) → menghasilkan generasi
F1.
(ii) Musim kedua
 F1 x RP →
BC1F1
50% RP/DP
50% RP/RP
(iii) Benih BC1F1 ditanam
 xxxxxxxxxxxxx
 x x x x BC1F1 x x x x
 xxxxxxxxxxxxx
 xxxxxxxxxxxxx
(iv) Benih BC1F2 ditanam
 xxxxxxxxxxxxx
 x x x x x x F2 x x x x x
 xxxxxxxxxxxxx
 xxxxxxxxxxxxx
Tanamanan terpilih dari
populasi BC1F1 yg mengandung sifat yg diinginkan
dibiarkan menyerbuk sendiri
↓
Benih BC1F2
BC1F2 terpilih→ menyerbuk send
↓
Benih BC1F3
(iv) Benih BC1F3 ditanam
 xxxxxxxxxxxxx
 x x x x x x F3 x x x x x
 xxxxxxxxxxxxx
 xxxxxxxxxxxxx
↓
BC1F3 terpilih x RP
↓
Benih BC2F3
(v) Benih BC2F3 ditanam

xxxxxxxxxxxxxx

x x x x x BC2F3 x x x x x

xxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxx
Tanaman terpilih yg mengan
dung yg diinginkan dan fenotipnya mendekati RP disilang balik dengan RP →
BC2F3 x RP

↓

BC3F3
(vi) Demikian seterusnya dilakukan silang balik ke empat,
lima dan enam secara berturut-turut
BC3F3 x RP
↓
BC4F3 x RP

↓

BC5F3 x RP → BC6F3
(vii) BC6F3 → Penyerbukan sendiri → BC6F4
(viii) Galur-galur homosigot untuk sifat yang diinginkan
dari tetua donor (DP) dan memiliki kemiripan dengan tetua
penerima (RP) benihnya disatukan → diperbanyak →
dilepas sebagai varietas baru.
Download