konsep dasar akuntansi pajak

advertisement
Pengantar Akuntansi Pajak
Aris Munandar, SE.M.Si
KONSEP DASAR
AKUNTANSI PAJAK
Pokok Bahasan :
1.
2.
3.
Pembukuan
Hubungan akuntansi pajak dengan
akuntansi komersial
Konsep dasar dan tujuan akuntansi pajak
Pendahuluan
Definisi Akuntansi
Akuntansi
sistem informasi yang menghasilkan laporan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
perusahaan
Akuntansi komersial menyajikan informasi
tentang keadaan yang terjadi selama periode
tertentu bagi manajemen atau pihak-pihak lain
yang berkepentingan dengan tujuan untuk menilai
kondisi dan kinerja perusahaan.
DEFINISI AKUNTANSI PERPAJAKAN
Niswonger dan Fees (Accounting Principles,
2007):
Akuntansi perpajakan dirumuskan sebagai bagian dari
akuntansi yang menekankan kepada penyusunan
surat pemberitahuan pajak (tax return) dan
pertimbangan konsekuensi perpajakan terhadap
transaksi atau kegiatan perusahaan dalam rangka
pemenuhan kewajiban perpajakan (tax compliance)
Dengan adanya akuntansi pajak, WP dapat dengan
mudah menyusun SPT.
PENGERTIAN
AKUNTANSI PAJAK
Akuntansi Pajak adalah
- sekumpulan prinsip,
- standar,
- perlakuan akuntansi lengkap
yang digunakan oleh Wajib Pajak sebagai landasan untuk
memenuhi kewajiban perpajakannya


Akuntansi Perpajakan merupakan bagian akuntansi yang
menekankan kepada :
- penyusunan SPT (tax return)
- pertimbangan konsekuensi perpajakan terhadap transaksi
atau kegiatan perusahaan.
Kerangka Dasar Akuntansi Pajak





Laporan Keuangan disusun dan disajikan kepada otoritas pajak
untuk kepentingan perpajakan.
Laporan keuangan meliputi neraca dan laba rugi, ditambah
informasi lain yang diwajibkan UU Perpajakan.
Laporan utama adalah Laporan Laba Rugi Fiskal.
Tanggung jawab menyusun laporan keuangan fiskal terletak
pada Wajib Pajak atau pengurus atau kuasanya.
Posisi keuangan tergambar pada neraca, penting untuk
mengetahui potensi pajak jangka panjang.
LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL
Setiap pertangung jawaban diidentifikasikan sebagai laporan kegiatan
apapun yang dilakukan dalam periode tertentu. Kewajiban
menyampaikan pertanggung jawaban mengutang, memperutangkan,
dan menyetor pajak yang terutang pada periode tertentu inilah yang
dituangkan dalam SPT untuk periode “Masa Pajak” dan “Tahun Pajak”
sehingga terdapat SPT Masa dan SPT Tahunan. Pengisian SPT yang
dilakukan Wajib Pajak ini harus benar, lengkap, dan jelas. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya pemahaman fungsi,
kegiatan usaha yang dalam bidang akuntansi disebut sebagai konsep
dasar entitas.
LAPORAN KEUANGAN FISKAL
Laporan keuangan fiskal adalah laporan keuangan yang
disusun sesuai peraturan perpajakan dan digunakan untuk
kepentingan penghitungan pajak. UU pajak tidak mengatur
secara khusus bentuk dari laporan keuangan, hanya
memberikan pembatasan untuk hal-hal tertentu, baik dalam
pengakuan penghasilan maupun biaya. Akibat dari
perbedaan pengakuan ini menyebabkan laba akuntansi dan
laba fiskal dapat berbeda.
Perusahaan dapat menyusun laporan keuangan akuntansi
(komersial) dan laporan keuangan fiskal secara terpisah atau
melakukan koreksi fiskal terhadap laporan keuangan
komersial. Lap keuangan komersial yang direkonsiliasi dengan
koreksi fiskal akan menghasilkan laporan keuangan fiskal.
1. PEMBUKUAN
A.
Pentingnya Pembukuan Untuk
Perpajakan
Informasi pembukuan diperlukan untuk
menghitung pajak terhutang dan verifikasi,
serta pemeriksaan dan investigasi terhadap
kebenaran penghitungan jumlah utang
pajak tersebut.
1. PEMBUKUAN

Pentingnya pembukuan untuk perpajakan :
1.
Mempermudah Wajib Pajak (WP) mengisi SPT.
Mempermudah perhitungan pengahsilan kena
pajak.
Penyajian informasi tentang posisi financial dan
hasil usaha untuk bahan analisis atau
pengambilan keputusan ekonomi perusahaan.
2.
3.
1. PEMBUKUAN
B. Persyaratan Pembukuan
1.
2.
3.
4.
5.
Diselenggarakan dengan itikad baik dan mencerminkan keadaan yang
sebenarnya
Sekurang-kurangnya terdiri dari catatan tentang harta, kewajiban, utang,
modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian
Ditutup setiap akhir tahun dengan membuat Neraca dan Laporan L/R
berdasarkan prinsip pembukuan yang taat azas (konsisten) dengan tahun
sebelumnya.
Diselenggarakan dengan huruf latin, angka Arab, dengan bahasa Indonesia
dan satuan mata uang rupiah (atau dengan bahasa Inggris dan mata uang
US$ dengan ijin Menteri Keuangan.
Pembukuan dan dokumen yang menjadi dasarnya serta dokumen lain yang
berhubungan dengan kegiatan usaha (pekerjaan bebas) harus disimpan
selama 10 tahun.
1. PEMBUKUAN
C. Sanksi Tidak Diselenggarakannya Pembukuan
WP yang sudah mampu melakukan pembukuan
untuk tujuan Pajak, namun tidak melakukannya :
penghasilan netonya dihitung berdasar norma
perhitungan, pajak yang kurang dibayar dari hasil
penerapan norma perhitungan akan dikenai sanksi
berupa kenaikan pajak 50% atau 100% dari pajak
yang kurang dibayar (pasal 13 ayat 3) UU KUP.
Metode dan Sistem Pembukuan yang
Berlaku dalam Perpajakan
ACCRUAL BASIS
suatu metode penghitungan penghasilan dan biaya dimana
penghasilan diakui pada waktu diperoleh dan biaya diakui pada
saat terutang.
 CASH BASIS
suatu metode yang penghitungannya didasarkan atas penghasilan
yang diterima dan biaya yang dibayar secara tunai. Penghasilan
baru dianggap sebagai penghasilan, bila benar-benar telah
diterima tunai dalam suatu periode tertentu, serta biaya baru
dianggap sebagai biaya, bila benar-benar telah dibayar tunai
dalam suatu periode tertentu

Tahun Buku (Tahun Pajak)
Tahun Pajak adalah sama dengan tahun takwim (tahun
kalender) kecuali WP menggunakan tahun buku yang
tidak sama dengan tahun takwim.
Apabila WP menggunakan tahun buku yang tidak
sama dengan tahun takwim, maka penyebutan Tahun
Pajak yang bersangkutan menggunakan tahun yang di
dalamnya meliputi masa 6 (enam) bulan pertama atau
lebih.
Contoh :
Pembukuan 1 Juli 2003 sampai 30 Juni 2004, tahun
pajaknya adalah tahun 2003.
UU No. 28 Tahun 2007
Ketentuan Umum dan Tata Cara
perpajakan (KUP)


Ps. 1 angka 29 : Pembukuan adalah suatu proses pencatatan
yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan
informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan
penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun
laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk
periode Tahun Pajak tersebut
Ps. 28 (ayat 1): Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di
Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan.
*UU KUP terbaru  UU No 16 tahun 2009
KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2007 - 2008
Pasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. PMK No.01/PMK.03/2007
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YG
MELAKUKAN KEGIATAN USAHA
ATAU PEKERJAAN BEBAS, PEREDARAN BRUTO
DALAM 1 (SATU) TAHUN >= 1,8 MILIAR
DI INDONESIA
WAJIB
MENYELENGGARAKAN
PEMBUKUAN
WAJIB PAJAK
BADAN
KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2009 - DST
Pasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. Pasal 14 ayat (1) UU PPh No. 36 Tahun 2008
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YG
MELAKUKAN KEGIATAN USAHA
ATAU PEKERJAAN BEBAS, PEREDARAN
BRUTO DALAM SATU TAHUN >= 4,8 MILIAR
DI INDONESIA
WAJIB
MENYELENGGARAKAN
PEMBUKUAN
WAJIB PAJAK
BADAN
KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2009 - DST
Pasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. Pasal 14 ayat (1) UU PPh No. 36 Tahun 2008
KEWAJIBAN PEMBUKUAN
Pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang
lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan, kecuali peraturan perundang-undang perpajakan
menentukan lain (Pasal 28 ayat 7 UU KUP No.28 Tahun 2007)
DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PEMBUKUAN
TETAPI WAJIB PENCATATAN UNTUK TAHUN 2007 - 2008
Pasal 28 ayat (2) UU KUP
TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPI
WAJIB MELAKUKAN PENCATATAN
WP ORANG PRIBADI
YANG MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA/
PEKERJAAN BEBAS
YANG DIPERBOLEHKAN MENGHITUNG
PENGHASILAN NETO DGN MENGGUNAKAN
NORMA PENGHITUNGAN
PENGHASILAN NETO  PEREDARAN
BRUTONYA DALAM 1 (SATU) TAHUN
KURANG DARI Rp 1.800.000.000,00 (PMK NO.
01/PMK.03/2007)
WP ORANG PRIBADI
YANG TIDAK MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA
ATAU
PEKERJAAN BEBAS
DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PEMBUKUAN
TETAPI WAJIB PENCATATAN UNTUK TAHUN 2009 - DST
Pasal 28 ayat (2) UU KUP
TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPI
WAJIB MELAKUKAN PENCATATAN
WP ORANG PRIBADI
YANG MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA/
PEKERJAAN BEBAS
YANG DIPERBOLEHKAN MENGHITUNG
PENGHASILAN NETO DGN MENGGUNAKAN
NORMA PENGHITUNGAN
PENGHASILAN NETO  PEREDARAN
BRUTONYA DALAM 1 (SATU) TAHUN
KURANG DARI Rp 4.800.000.000,00 (Ps. 14 ayat
(2) UU PPh No.36 Th 2008)
WP ORANG PRIBADI
YANG TIDAK MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA
ATAU
PEKERJAAN BEBAS
KEWAJIBAN PENYIMPANAN BUKU/CATATAN/DOKUMEN
Pasal 28 ayat (11) UU KUP
PENYIMPANAN BUKU/CATATAN/DOKUMEN YANG MENJADI
DASAR PEMBUKUAN ATAU PENCATATAN & DOKUMEN LAIN
TERMASUK PEMBUKUAN SECARA ELEKTRONIK/PROGRAM
APLIKASI ONLINE
SELAMA 10 TAHUN
DI INDONESIA
BADAN
ORANG PRIBADI
Tempat Kedudukan
Tempat Kegiatan
atau
Tempat Tinggal
Pembukuan dengan Bahasa dan Mata Uang
Asing
Pembukuan yang dilakukan oleh Wajib Pajak
sebenarnya diharuskan menggunakan Bahasa
Indonesia dan satuan mata uang Rupiah.
Namun demikian, Pasal 28 ayat (8) Undangundang KUP memberikan ruang kepada Wajib
Pajak tertentu untuk menggunakan Bahasa
Asing dan satuan mata uang selain Rupiah
setelah mendapat izin dari Menteri Keuangan.
Ketentuan
pelaksanaan
tentang
tatacara
penggunaan bahasa asing dan mata uang selain
Rupiah dalam pembukuan diatur oleh:
PMK No.196/PMK.03/2007 Tentang Tata Cara
Penyelenggaraan
Pembukuan
Dengan
Menggunakan Bahasa Asing Dan Satuan Mata
Uang Selain Rupiah Serta Kewajiban Penyampaian
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Wajib Pajak Badan sebagaimana telah diubah
dengan:
PMK No. 24/PMK.011/2012
Ketentuan lebih teknis lagi diatur oleh:
Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER –
11/PJ/2010 Tentang Tata Cara Permohonan,
Pemberitahuan, Pemberian, Dan Pembatalan Izin
Menyelenggarakan
Pembukuan
Dengan
Menggunakan Bahasa Inggris Dan Satuan Mata
Uang Dollar Amerika Serikat sebagaimana telah
diubah dengan:
Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER –
10/PJ/2012
2. Hubungan Akuntansi Pajak
Dengan Akuntansi Komersial
A.
Tujuan Akuntansi

Komersial
Menyediakan laporan & informasi keuangan serta
info lain kepada pihak pengambil keputusan.
Pajak
Menyajikan laporan ekuangan & informasi lain (tax
compliance) kepada administrasi pajak.
UU Pajak memiliki prioritas untuk dipatuhi di atas
praktek dan kelaziman akuntansi


2. Hubungan Akuntansi Pajak
Dengan Akuntansi Komersial
B. Lembaga Pembuat Ketentuan
Metode, prosedur dan teknik akuntansi
dipengaruhi hukum pajak berdasarkan :
 UU Perpajakan
 Peraturan pemerintah
 Keputusan Presiden
 Keputusan Menteri
 Keputusan Direktorat Jenderal Pajak
Keputusan pengadilan pajak merujuk kepada ketentuan
akuntansi perpajakan seperti :Majelis pertimbangan pajak,
peradilan tata usaha negara, peradilan pidana, dan
lembaga peradilan lainnya.
3. Konsep Dasar Dan Tujuan Akuntansi
Pajak
A.
Konsep Dasar Akuntansi Perpajakan

Tujuan Kebijakan Perpajakan :
Aspek Alokasi
Tax policy diarahkan pada sikap netral (tidak/cenderung pengaruhi
alokasi & diserahkan pada mekanisme pasar).
Aspek Distribusi
Diarahkan untuk pengaruhi penyebaran pemilikan atau penguasaan
faktor-2 produksi dan pemerataan hasil pembangunan.
Aspek Stabilisasi
dilakukan melalui politik perpajakan, dimana pemerintah melakukan
stabilitas ekonomi dengan tingkat pendayagunaan tertentu, SDM,
stabilitas harga dan tingkat inflasi.
1.
2.
3.
3. Konsep Dasar Dan Tujuan Akuntansi
Pajak



Konsep dasar akuntansi berlaku umum
Laporan Keuangan Fiskal dan Komersial
meliputi :
Accrual Basis : pengakuan transaksi saat
terjadi, dilaporkan pada periode tsb.
Going Concern : mengasumsikan aktivitas
perusahaan akan tetap berlangsung terus.
3. Konsep Dasar Dan Tujuan Akuntansi
Pajak
B. Tujuan pelaporan keuangan perpajakan
Menyajikan informasi sebagai bahan menghitung Penghasilan Kena Pajak,
terutama dalam sistem self assesment sebagai laporan pertangungjawaban atas
kepercayaan menghitung pajak terhutang bagi setiap WP.
C. Ciri kualitatif pelaporan keuangan perpajakan :
Sama dengan ciri kualitatif pelaporan akuntansi komersial meliputi :
1.
Relevan
2.
Dapat dimengerti
3.
Keandalan
4.
Dapat diperbandingkan
3. Konsep Dasar Dan Tujuan Akuntansi
Pajak
D. Sifat dan keterbatasan pelaporan keuangan fiskal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Laporan Keuangan bersifat historis
Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaanestimasi
dan berbagai pertimbangan
Lebih mengutamakan hal yang material (tanpa mengurangi kelengkapan
materi)
Laporan keuangan terutama menekankan makna ekonomis (substansi)
setiap transaksi (tanpa, dalam kondisi tertentu, memperhatikan bentuk
yuridis formalnya).
Terdapatnya alternatif yang dapat digunakan mengakibatkan variasi dalam
pengukuran sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar WP.
Informasi kualitatif, sedangkan fakta (yang tidak mendasar) yang tidak dapat
dikuantifikasikan umumnya dikesampingkan.
Download