DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PETUNJUK TEKNIS INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT UNTUK DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM, PADA SEKSI PENGAMATAN PENYAKIT, IMUNISASI DAN KESEHATAN MATRA DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 1 SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya sehingga buku Petunjuk Teknis IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) untuk Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Wanita, dapat terwujud. Proses pembuatan buku Petunjuk Teknis ini memakan waktu selama 2 Bulan, Karena pentingnya buku Petunjuk Teknis ini bagi tenaga kesehatan bidan di puskesmas dalam melaksanakan program PTM (Penyakit Tidak Menular) yang dapat menimbulkan kesakitan bahkan kematian. Dengan adanya buku ini saya berharap seluruh tenaga kesehatan dapat melaksanakan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dalam rangka menurunkan angka kesakitan bahkan kematian bagi wanita usia 30-50 tahun, sehingga Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dapat diketahui dan diharapkan biaya pengobatan akan menurun dan meningkatan derajat kesehatan masyarakat khususnya Kalimantan Selatan. Pada kesempatan ini saya juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah bekerja dengan sungguh-sungguh sehinga terbitnya buku ini , akhir kata saya berharap kepada semua pihak untuk dapat mempergunakan buku petunjuk teknis ini sebagai mana mestinya Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Dr. H. Achmad Rudiansjah, M.Sc Pembina Utama Muda NIP. 19581008 197905 1 001 2 KATA PENGANTAR Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa sehingga buku Petunjuk Teknis IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) untuk Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Wanita, dapat terwujud. Dimana Pada saat ini Indonesia pada kondisi transisi Epidemiologi dmna jumlah kasus penyakit menular belum menurun seperti yang diharapkan penyakit tidak menular mulai meningkat jumlah kasus setiap tahunnya. Pada seksi Pengamatan Penyakit, Imunisasi & Kesehatan Matra Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1575/Menkes/XI/2005 merupakan perwujudan tanggung jawab untuk meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin. Pengendalian penyakit kanker merupakan salah satu tugas dan poksi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan. Kanker Leher Rahim merupakan penyakit kanker dengan jumlah kasus tertinggi dibandingkan dengan jumlah kasus kanker lainnya, dimana kanker tersebut dapat dicegah dengan cara melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) sedini mungkin sehingga penyakit kanker leher rahim ini dapat dikendalikan. Untuk melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker leher rahim ini perlu melatih tenaga kesehatan khususnya bidan di puskesmas sehingga hasil pemeriksaannya dapat dipertanggung jawabkan dan masyarakat akan mendapatkan pelayanan yang prima, sehingga angka cakupan deteksi dini kanker leher rahim meningkat. Buku petunjuk teknis Deteksi Dini Kanker Leher Rahim ini jauh dari kesempurnaan dimana buku ini merupakan acuan dalam pelaksanaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) mencegah kanker leher rahim 3 Proses penyusunan buku ini banyak didukung oleh berbagai pihak, untuk itu saya ucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besar nya kepada semua pihak yang berpartisipasi Besar harapan saya dengan adanya buku petunjuk teknis ini dapat memicu kemampuan petugas tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya ,sehingga derajat kesehatan masyarakat khususnya Kalimantan Selatan dapat meningkat seoptimal mungkin Banjarmasin, Oktober 2016 Kasie PP Imunisasi & Kesma Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Dr. Hj. Sri Wahyuni, MMKes NIP. 197110102006042037 4 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kanker Leher rahim merupakan masalah kesehatan yang penting pada perempuan di seluruh dunia. Kanker ini adalah jenis kanker no 2 pada perempuan kurang lebih 1.4 juta perempuan di seluruh dunia dari 460.000 kasus ada 231.000 meninggal karena kanker. Di Indonesia , berdasarkan data riset (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1.4 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi terdapat di jogjakarta 4,1%, jawa tenggah 2,1% dan bali 2%, Bengkulu dan DKI Jakarta masing-masing 1,9 per mil Kanker tertinggi di Indonesia adalah kanker leher rahim pada perempuan, Sedangkan pada laki-laki adalah kanker Paru dan kanker kolon rectal. Indonesia kanker leher rahim 17 per 100.000 dan kanker kolonrectal 10/100.000 perempuan. Pembiayaan pananganan kanker di Indonesia cukup tinggi.pembiayaan kanker pada jamkesmas tahun 2012, pengobatan kanker menempati urutan ke 2 setelah haemodialisa yaitu sebanyak Rp.144,7 Milyar. Pembiayaan ini makin meningkat tahun 2014 menjadi 905 milyar rupiah Biaya penatalaksanaan kanker relatif mahal/tinggi mulai dari diagnosis hingga pengobatan. Untuk pengobatan pasien kanker harus menyediakan dana yang cukup besar untuk tindakan kemotherapi,radiotherapi dan lainnya. Meskipun kanker merupakan penyakit yang tidak diketahui penyebabnya secara pasti, namun dipengaruhi oleh banyak faktor seperti merokok/terkena paparan asap rokok, konsumsi alkohol,paparan sinar ultraviolet pada kulit, 5 obesitas dan diet tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan infeksi yang berhubungan dengan kanker, para ahli memperkirakan bahwa 40% kanker dapat dicegah dengan mengurangi faktor resiko terjadinya kanker. Diperlukan adanya upaya peningkatan kesadaran masyarakat untuk mencegah faktor resiko tersebut dan peningkatan program pencegahan dan penangulangan yang tepat Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK) sebagai penggerak dalam mendukung program pengendalian kanker khususnya deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA. 80% kasus kanker Leher rahim terjadi setiap tahunnya. Di Indonesiapun kanker leher rahim urutan ke 2 pada wanita, 99,7% kanker leher rahim penyebabnya Virus papilloma (HVP). Perubahan prekanker pada leher rahim seringkali terjadi pada wanita usia 30-40 tahun. Dimana 8% wanita yang terinfeksi virus Papilloma menjadi prekanker lapisan luar 1,6% menjadi kanker ganas in citu, Infeksi Virus HVP sangat dikendalikan oleh sistem kekebalan tubuh. Buku petunjuk teknis IVA (Inspeksi Visual Asam asetat)merupakan panduan bagi tenaga kesehatan dalam pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim yang insidennya sangat tinggi pada wanita usia produktif, dengan harapan petunjuk teknis ini dapat meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan bidan di puskesmas sehingga angka cakupan deteksi dini kanker leher rahim dengan IVA (inpeksi Visual asam asetat )wanita usia 30-50 tahun dapat mencapai target. Petunjuk teknis ini bertujuan memberikan arah pelaksanaan kegiatan,sinkronisasi kegiatan dan bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk pemangku kepentingan, petugas kesehatan dan kader 6 B. TUJUAN 1. Tujuan Jangka Pendek - Tersusunnya Pedoman Teknis IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) Deteksi dini Kanker Leher Rahim Pada Wanita Usia Produktif (30-50Tn) Bagi Tenaga Kesehatan bidan di Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan - Mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan IVA deteksi dini kanker leher rahim, pencatatan dan pelaporan serta evaluasi. - Terarahnya dan terkoordinir Alur Deteksi Dini Kanker leher rahim dengan cara IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) pada wanita usia produktif 2. Jangka Menengah - Meningkatkan angka cakupan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) deteksi dini kanker leher rahim Wanita usia produktif(30-50Th) di seluruh puskesmas Provinsi Kalimantan Selatan - Dapat Monitoring, Evaluasi dan sosialisasi Petunjuk Teknis IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat yang mengunakan anggaran APBD dan APBN sehingga mengahsilkan laporan tiap bulan 3. Jangka Panjang - Dengan IVA (Infeksi Visual Asam Asetat), dapat menskrining seluruh wanita usia produktif (30 – 50 Tahun) kanker leher rahim sehingga dapat mengendalikan kanker leher rahim tersebut dengan pelayanan berkualitas ,berkesinambungan dan memberikan kepuasan kepada masyarakat oleh tenaga kesehatan (bidan) di puskesmas yang terlatih. - Menurunkan angka kesakitan bahkan kematian akibat kanker leher rahim 7 - Menurunkan biaya kesehatan akibat kanker leher rahim C. DASAR HUKUM PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN DI KALIMANTAN SELATAN 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637); 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/ PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota; 6. Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan no. 6 tahun2008 Tentang Organisasi dana tata kerja Peranghkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 7. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No.48 Tahun 2009 Tentang Tugas Pokok ,Fungsi dan Uraian Tugas Unsur-unsur Organisasi Dfinas 8 Kesehatan, Balai Pelatihan Kesehatan, Laboratorium Kesehatan olah raga masyarakat, Instalansi Gudang Farmasi dan perlengkapan Kesehatan dan Unit kewaspadaan dan penanganan Krisi Kesehastan Provinsi Kalimantan Selatan 8. Undang – Undang n0.24 tahun 2009 Tentang praktek Kedokteran ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 no.116, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia N0.4431 9. Peraturan pemerintah n0.32 1966 Tentang Tenaga Kesehatan 10. Keputusan Mentri Kesehatan no.430/ Menkes no.430/Menkes/PER/SK/IV/2007 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Kanker 11. Peraturan Mentri Kesehatan no.741/Menkes/VI/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimum Bidang Kesehatan di kabupaten/Kota 12. Keputusan Mentri Kesehatan no.374/Menkes/SK/V/2009 tentang sistem Kesehatan Nasional 13. Keputusan Mentri Kesehatan no.276/Menkes/SK/IV/2009 Tentang kelompok Kerja Pengendalian penyakit kanker leher rahim dan kanker payudara 14. Renstra kemenkes 2015-2019 Deteksi Dini kanker Leher Wanita Usia 3050 th sampai tahun 2019 di periksa IVA 50% 15. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 5); 9 a. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 6) sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 1); b. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimanatan Selatan Tahun 2009 Nomor 4); D. MANFAAT 1. Manfaat Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah a. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim dengan cara IVA (infeksi Visual Asam Asetat) pada wanita usia produktif (30 – 50 Tahun) b. Bahan acuan untuk penyusunan program dan kegiatan pada seksi Pengamatan Penyakit Menular dan Tidak Menular Imunisasi & Kesehatan matra Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan c. Memudahkan monitoring dan evaluasi terkait deteksi dini kanker leher rahim 10 d. Dapat Meningkatkan angka cakupan deteksi dini kanker leher rahim pada wanita usia produktif (30-50 Tahun) 2. Manfaat bagi Daerah : a. Dapat meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat di Provinsi Kalimantan Selatan b. Meningkatkan kualitas hidup wanita usia produktif (30-50 tahun) sehingga dapat menurunkan angka kematian pada perempuan karena penyakit kanker leher rahim di Provinsi Kalimantan Selatan c. Menjadi salah satu alat atau dasar dalam mengevaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah dalam bidang kesehatan. 3. Manfaat bagi Masyarakat : a. Meningkatkan pengetahuan ,dan Kesadaranserta perilaku hidup bersih dan sehat bagi Masyarakat b. Meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat c. Dapat lebih mengetahui dan mengerti arti pentingnya deteksi dini kanker leher rahim dengan cara IVA (Infeksi Visual Asam Asetat) d. Masyarakat mendapatkan pelayanan berkualitas dari nakes sehingga pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) mengendalian angka kesakitan dan kematian akibat penyakit kanker leher rahim E. RUANG LINGKUP Pelaksanaan rencana proyek perubahan yang akan merupakan penjabaran dari salah satu tugas pokok diimplementasikan dan Fungsi Seksi Pengamatan Penyakit Imunisasi dan Kesehatan Matra Dinas Kesehatan Provinsi kalimantan Selatan, dengan rencana kegiatan sebagai berikut: 11 1. Penyusunan Petunjuk Teknis Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) Deteksi dini kanker Leher Rahim pada Wanita Usia Produktif (3050 Th) di Puskesmas 13 Kab.kota. Dinas kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan 2. Peningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tenaga Kesehatan bidan di Puskesmas Dinas kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan , Dimana petunjuk Teknis IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) deteksi dini Kanker Leher Rahim merupakan suatu perangkat Instruksi atau Langkahlangkah Yang sistematis dalam proses kerja rutin tertentu sehingga akan mengurangi kesalahan dalam melaksanakan tugas 12 II. PENCEGAHAN KANKER LEHER RAHIM Apakah kanker itu ? Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal/terus menerus dan tak terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat yang jauh dari asalnya yang disebut metastasis. Sel kanker bersifat ganas dan dapat menyebabkan kematian, dapat berasal/tumbuh dari setiap jenis sel di tubuh manusia Apakah leher rahim itu ? Leher rahim adalah bagian terendah dari rahim yang terdapat pada puncak ilang senggama (vagina) yang hanya dapat dilihat dengan alat spekulum (berbentuk seperti mulut bebek) Apakah kanker leher rahim itu ? Kanker leher rahim adalah keganasan yang terjadi berasal dari sel leher rahim 13 Apa penyebab kanker leher rahim ? Hampir seluruh kanker leher rahim disebabkan oleh Infeksi Human Papilomma pada manusia. Virus ini relatif kecil dan hanya dapat dilihat dengan alat mikroskop elektron. Ada beberapa tipe HPV yang dapat mebyebabkan kanker yaitu tipe 16 dan 18 (yang sering dijumpai di Indonesia) serta tipe lain 31,33,45 dan lain-lain Bagaimana terjadinya infeksi HPV dan kanker leher rahim ? Hampir 100% infeksi HPV ditularkan melalui hubungan seksual. Penderita infeksi HPV umumnya tidak mengalami keluhan/gejala 14 Hampir setiap 1 (satu) dari 10 (sepuluh) orang perempuan yang terinfeksi HPV (10%-nya), akan mengalami perubahan menjadi lesi prakanker atau displasia pada jaringan epitel leher rahim Lesi prakanker dapat terjadi dalam waktu 2-3 tahun setelah infeksi Apabila lesi tidak diketahui dan tidak diobati dalam waktu 3-17 tahun dapat berkembang menjadi kanker leher rahim Sampai saat ini, belum ada pengobatan untuk infeksi HPV Siapa saja yang berisiko tinggi terkena kanker leher rahim ? Perempuan yang melakukan aktivitas seksual sebelum usia 18 tahun Mereka yang berganti-ganti pasangan seksual Mereka yang menderita infeksi kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksual (IMS) Berhubungan dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan Ibu atau saudara kandung yang menderita kanker leher rahim Hasil pemeriksaan papsmear atau IVA sebelumnya dikatakan abnormal Merokok aktif/pasif Penurunan kekebalan tubuh (imunosupresi) seperti yang terjadi pada penderita HIV/AIDS ataupun pada penggunaan kortikosteroid untuk jangka waktu yang lama 15 Bagaimana cara mencegah kanker leher rahim ? 1. Pencegahan yang utama adalah tidak berperilaku seksual berisiko untuk terinfeksi HPV seperti tidak berganti-ganti pasangan seksual dan tidak melakukan hubungan seksual pada usia dini (kurang dari 18 tahun) 2. Selain itu juga menghindari faktor risiko lain yang dapat memicu terjadinya kanker seperti paparan asap rokok, menindaklanjuti hasil pemeriksaan Pap dan IVA dengan hasil positif. Dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan bnyak mengandung vitamin C, A dan asam folat 16 3. Melakukan skrining atau penapisan untuk menentukan apakah mereka telah terinfeksi HPV atau mengalami lesi prakanker yang harus dilanjutkan dengan pengobatan yang sesuai bila ditemukan lesi 4. Melakukan vaksinasi HPV yang saat ini telah dikembangkan untuk beberapa tipe yaitu bivalea (tipe 16 dan 18) atau kuadrivalen (tipe 6,11,16,18), kendala utama pelaksanaan vaksin saat ini adalah biaya yang masih mahal Mengapa harus menjalani tes penapisan ? Karena kanker leher rahim adalah jenis kanker kedua yang paling sering terjadi pada perempuan di seluruh dunia, dan terbanyak di Indonesia. Selain itu kanker leher rahim merupakan salah satu kanker yang dapat diketahui pada keadaan lesi prakanker Siapa yang dianjurkan untuk dilakukan penapisan ? Semua perempuan yang telah melakukan hubungan seksual secara aktif,terutama yang telah berusia 30 – 50 tahun. Dianjurkan untuk melakukan penapisan minimal 5 tahun sekali bila memungkinkan 3 tahun sekali Apa saja tes penapisan untuk kanker leher rahim itu ? 1. Tes HPV 17 Menggunakan teknik pemeriksaan molekuler DNA yang terkait dengan HPV diuji dari sebuah contoh sel yang diambil dari leher rahim atau liang senggama 2. Tes Pap/Pap smear Pemeriksaan sitologis dari apusan sel-sel yang diambil dari leher rahim. Slide diperiksa oleh teknis sitologi atau dokter ahli patologi untuk melihat perubahan sel yang mengindikasikan Terjadinya inflamasi, displasia atau kanker. 3. Tes IVA Pemeriksaan infeksi visual dengan mata telanjang (tanpa pembesaran) seluruh permukaan leher rahim dengan bantuan asam asetat/cuka yang diencerkan. Pemeriksaan dilakukan tidak dalam keadaan hamil maupun sedang haid 4. Servikografi Kamera khusus digunakan untuk memfoto leher rahi. Film dicetak dan foto diinterpretasi oleh petugas terlatih. Pemeriksaan ini terutama digunakan sebagai tambahan dari deteksi dini dengan menggunakan IVA, tetapi dapat juga sebagai metode penapisan primer 5. Kolposkopi Pemeriksaan visual bertenaga tinggi (pembesaran) untuk melihat leher rahim, bagian luar dan kanal bagian dalam leher rahim. Biasanya disertai biopsi jaringan ikat yang tampak abnormal. mendiagnosa. 18 Terutama digunakan untuk Bagaimana cara kerja IVA ? Posisi pemeriksaan sama dengan pada tes pap. Dengan mengoleskan asam asetat (cuka dapur) yang telah diencerkan (3-5%) ke leher rahim, tenaga kesehatan terlatih akan melihat perbedaan antara bagian yang sehat dan yang tidak normal. Asam asetat merubah warna sel-sel abnormal menjadi lebih putih dan lebih menonjol dibandingkan dengan permukaan sel sehat. Mengapa dipilih penapisan memakai IVA? Pemeriksaan IVA hampir sama efektifnya dengan pemeriksaan pap dalam mendeteksi lesi prakanker,dapat dilakukan di fasilitas kesehatan dasar seperti Puskesmas,Pustu atau Polindes dan fasilitas lebih murah dan mudah. Hasilnya dapat diketahui pada saat pemeriksaan, sehingga apabila diperlukan pengobatan dapat segera dilakukan atau dirujuk bila perlu. Jika hasi tes IVA positif, apakah berarti sudah menderita kanker ? Belum, hasi positif menunjukkan adanya lesi prakanker, yang jika tidak diobati, kemungkinan akan menjadi kanker dalam waktu 3-17 tahun yang akan datang Dimana dapat dilakukan tes IVA atau Pap ? Bidan/dokter praktek swasta Puskesmas dan jajarannya Rumah sakit 19 III. SOP PEMERIKSAAN IVA SOP PEMERIKSAAN IVA Kepala Bidang P2PL. No. Kode : No. Revisi : Tgl. Terbit : H. Benny Rahmadi, SKM.M.kes NIP. 19650606 198812 1 002 Halaman : 1 Nama Kegiatan Pemeriksaan Iva 2 Tujuan Mengindentifikasi mereka yang mengalami lesi pra kanker sehingga dapat memperoleh terapy segera untuk memutus perjalanan hidup lesy pra kanker sebelum menjadi kanker 20 3 Pengertian Merupakan metode sederhana untuk deteksi dini kanker leher rahim dengan menggunakan asam asetat 4 Kebijakan dan Strategi 1. Peraturan Daerah Provinsi kalimantan Selatan NO.6 Tahun 2008. Tentang Pembentukkan Organisasi dana tata Kerja Perangkat daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No.48 tahun 2009 Tentang Tugas Pokok,Fungsi dan Uraian Tugas Unsur-Unsur Organisasi Pelatihan Dinas Kesehatan, Balai Kesehatan,Laboratorium Kesehatan, Balai Kesehatan Olah raga Masyarakat, Instalasi Gudang Farmasi dan Perlengkapan Kesehatan dan Unit Kewaspadaan dan Penanganan Krisis Kesehatan Provinsi kalimantan Selatan 3. Undang-Undang no.24 tahun 2009 Tentang Praktek Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indoneisa Tahun 2004 no 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.4431 4. UU RI no.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan 21 5. PP No.32 Tahun 1966 Tentang tenaga Kesehatan 6. Keputusan Mentri Kesehatan No.430/ Menkes No.430/Menkes/Per?SK?IV/2007 Tentang pedoman Pengendalian Penyakit kanker 7. Peraturan Mentri Kesehatan 741/Menkes/Per?VI?2008 Pelayanan Minimum Tentang Bidang no Standar Kesehatan di Kabupaten kota 8. Keputusan Mentri Kesehatan No.374/Menkes?SK/V?2009 Tentang Sistem Kesehatan No. Kesehatan Nasional 9. Keputusan Mentri 276/Menkes/SK/IV/2009 Tentang Kelompok Kerja Pengendalian Penyakit Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 10. Peraturan Kepala LAN no. 13 Tahun 2013 tentang Diklat Kepemimpinan Tingkat IV 5 Syarat Mengikuti test Iva 1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual 2. Tidak sedang datang bulan/haid 3. Tidak sedang hamil 4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual 22 6 Pemeriksa 1. Perawat terlatih 2. Bidan 3. Dokter Umum 4. Dokter Spesialis Obgyn. 7 Tatalaksana IVA Pemeriksaan IVA dilakukan dengan spekulum melihat langsung leher rahim yang telah dipulas dengan larutan asam asetat 3-5%, jika ada perubahan warna atau tidak muncul plak putih, maka hasil pemeriksaan dinyatakan negative. Sebaliknya jika leher rahim berubah warna menjadi merah dan timbul plak putih, maka dinyatakan positif lesi atau kelainan pra kanker. Namun jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah, bisa langsung diobati dengan metode Krioterapi atau gas dingin yang menyemprotkan gas CO2 atau N2 ke leher rahim. Sensivitasnya lebih dari 90% dan spesifitasinya sekitar 40% dengan metode diagnosis yang hanya membutuhkan waktu sekitar dua menit tersebut, lesi prakanker bisa dideteksi sejak dini. Dengan demikian, bisa segera ditangani dan tidak berkembang menjadi kanker 23 stadium lanjut. Metode krioterapi adalah membekukan serviks yang terdapat lesi prakanker pada suhu yang amat dingin (dengan gas CO2) sehingga sel-sel pada area tersebut mati dan luruh, dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat (Samadi Priyanto. H, 2010) Kalau hasil dari test IVA dideteksi adanya lesi prakanker, yang terlihat dari adanya perubahan dinding leher rahim dari merah muda menjadi putih, artinya perubahan sel akibat infeksi tersebut baru terjadi di sekitar epitel. Itu bisa dimatikan atau dihilangkan dengan dibakar atau dibekukan. Dengan demikian, penyakit kanker yang disebabkan human papillomavirus (HPV) itu tidak jadi berkembang dan merusak organ tubuh yang lain. 24 Wanita Usia Subur Wanita Usia 15-39 Tahun 15-49 Tahun 30-50 tahun Kabupaten/Kota Tanah Laut 66.243 88.615 51.061 Kota Baru 66.647 86.447 48.627 115.297 154.136 88.076 Barito Kuala 61.353 82.897 49.093 Tapin 36.698 50.131 29.520 Hulu Sungai Selatan 42.644 59.608 36.220 Hulu Sungai Tengah 47.171 67.757 42.143 Hulu Sungai Utara 45.437 61.607 35.143 Tabalong 49.322 66.000 37.746 Tanah Bumbu 69.867 89.295 47.956 Balangan 24.825 33.592 19.268 Kota Banjarmasin 145.963 195.567 110.683 Kota Banjar Baru 52.449 68.867 38.484 823.916 1.104.519 634.020 Banjar Kalimantan Selatan 25 IV. CHECKLIST IVA DATA WANITA USIA SUBUR 30 – 50 TAHUN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NO BUTIR YANG DINILAI A. SIKAP DAN PERILAKU 1 Menyambut dan memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga dengan sopan dan ramah 2 Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan 3 Merespon reaksi klien dengan tepat dan kontak mata B. CONTENT / ISI 4 Meminta klien untuk mengosongkan kandung kemih dan membersihkan genetalia serta melepas celana dalam 5 Memposisikan klien di meja Ggynekologi dengan posisi litotomi 6 Menghidupkan lampu sorot, diarahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa 7 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir lalu mengeringkan dengan handuk bersih 8 Pemeriksa duduk menghadap ke arah vulva dan melakukan inspeksi di daerah vulva danperineum 9 Melakukan vulva hygiene dengan kapas dan air DTT 10 Memasang spekulum menguncinya dengan benar dan hati-hati 11 Mencari serviks, kemudian menentukan sambungan skuamous kolumnernya. Perhatikan juga warna seluruh bagian serviks, sebelum diolesi asam asetat. 12 Mengompres serviks menggunakan kasa yang diberi asam asetat selama 1 menit. 13 Membaca hasil tes IVA, menentukan apakah ada aceto white dan menentukan lokasinya (waktu untuk membaca, maksimal 2 menit). 14 Melepaskan spekulum, lalu merendam di larutan clorin 15 Membantu pasien turun dari meja ginekologi, lalu mempersilahkan untuk mengenakan pakaian kembali 16 Memberitahukan pada pasien bahwa pemeriksaan sudah selesai dan mempersilahkan pasien 26 untuk duduk 17 Membereskan peralatan yang telah digunakan, kemudian dimasukkan dalam wadah yang berisi klorin 0,5% selama 10 menit 18 Memasukkan sampah habis pakai (sampah kering dan basah ke tempat yang telah disediakan) 19 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir lalu mengeringkan dengan handuk bersih Memberikan penjelasan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan 20 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan ke dalam form C. TEKNIK 21 Melaksanakan tindakan secara sistematis 22 Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu 23 Menjaga privasi klien 27 V. CATATAN MEDIS DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM 28 PERALATAN DAN BAHAN LAIN IVA dapat dilakukan di klinik manapun yang mempunyai sarana berikut ini : Meja Periksa Sumber cahaya / lampu Spekulum Bivalved (Cusco or Graves) Rak atau wadah peralatan Bahan – bahan yang diperlukan untuk melakukan tes IVA harus tersedia di tempat : Kapas lidi untuk swab Sarung tangan periksa yang baru atau sarung tangan bedah yang telah di DTT Spatula dari kayu dan/atau kondom Larutkan cairan asam asetat (3-5%) (cuka putih dapat digunakan) Larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi peralatan dan sarung tangan Formulir catatan untuk mencatat temuan a. Kipas lidi digunakan untuk menghilangkan mukosa dan cairan keputihan dari serviks dan untuk mengoleskan asam asetat ke serviks. b. Sarung tangan periksa harus baru. (jika sarung tangan bedah digunakan, harus sudah didekontaminasi, dibersihkan dan di DTT setiap kali selesai digunakan.sarung tangan steril tidak diperlukan.) c. Spatula kayu digunakan untuk mendorong dinding lateral dari vagina jika menonjol melalui bilah spekulum d. Asam asetat adalah bahan utama cuka.dianjurkan larutan asam asetat (35%). Di sebagian negara, tidak tersedia cuka. 29 e. Larutan Kloring (0,5%) digunakan untuk mendekontaminasi spekulum dan sarung tangan bedah tiap kali selesai dipakai. Tindakan Umum Untuk melakukan IVA, petugas mengoleskan larutan asam asetat pada serviks. Larutan tersebut menunjukkan perubahan pada sel-sel yang menutupi serviks (sel-sel epithel) dengan menghasilkan reaksi “acetowhite”. Klasifikasi Hasil Tes IVA KLASIFIKASI IVA TEMUAN KLINIS Hasil Tes- positif Plak putih yang tebal atau epitel acetowhite, biasanya dekat SCJ Hasil Tes- Negatif Permukaan polos dan halus, berwarna merah jambu; ektropion,polip,servisitis,inflamasi, kista nebotian. Kanker Massa mirip kembang kol atau ulkus Petunjuk Langkah demi Langkah Langkah 1 : Sebelum melakukan tes IVA, diskusikan tindakan dengan ibu/klien. Jelaskan mengapa tes tersebut dianjurkan dan apa yang akan terjadi pada saat pemeriksaan. Diskusikan juga mengenai sifat temuan yang paling mungkin dan tindak lanjut atau pengobatan yang mungkin diperlukan 30 Langkah 2 : Pastikan semua peralatan dan bahan yang diperlukan tersedia, termasuk spekulum steril atau yang telah di DTT, kapas lidi dalam wadah bersih, botol berisi larutan asam asetat dan sumber cahaya yang memadai. Tes sumber cahaya untuk memastikan apakah masih berfungsi. Langkah 3 : Bantu ibu memposisikan dirinya diatas meja ginekologi, tutup badan ibu dengan kain, nyalakan lampu/senter dan arahkan ke vagina ibu Langkah 4 : Cuci tangan secara merata dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan kain bersih dan kering atau dianginkan. lakukan palpasi perut Langkah 5 : pakai sarung tangan periksa yang baru atau sarung tangan bedah yang telah di-DTT. TES IVA Langkah 1 : Periksa kemaluan bagian luar kemudian periksa mulut uretra apakah ada keputihan. Langkah 2 : dengan hati-hati memasukkan spekulum sepenuhnya atau sampai terasa ada penolakan kemudian perlahan-lahan membuka bilah/cocor untuk melihat serviks. Langkah 3 : Bila serviks dapat dilihat seluruhnya, kunci cocor spekulum dalam posisi terbuka sehingga akan tetap ditempat saat melihat serviks. 31 Dengan melakukan hal tersebut providor paling tidak mempunyai satu tangan bebas Langkah 3a : Jika menggunakan sarung tangan luar, celupkan kedua ujung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepas sarung tangan dengan sisi dalam berada di luar. Langkah 4 : pindahkan sumber cahaya agar serviks dapat terlihat dengan jelas Langkah 5 : amati serviks dan periksa apakah ada infeksi (cervicitis) seperti cairan putih keruh (mucopus); ektopi (ectropion); tumor yang terlihat atau kista Nabothian,nanah atau lesi “strawberry” (infeksi Trichomonas) Langkah 6 : Gunakan kipas lidi untuk membersihkan cairan yang keluar, darah atau mukosa dari serviks. Buang kapas lidi ke dalam wadah tahan bocor atau kantung plastik Langkah 7 : identifikasi cervical os dan SSK dan arca sekitarnya. Langkah 8 : Basahkan kapas lidi ke dalam larutan asam asetat kemudian oleskan pada serviks. Langkah 9 : setelah serviks telah dioleskan dengan larutan asam asetat Langkah 10 : Periksa SSK dengan teliti. Lihat apakah serviks mudah berdarah. Cari apakah dada plak putih yang menebal atau epithel acetowhite. Langkah 11 : bila perlu, oleskan kembali asam asetat atau usap serviks dengan kapas lidi bersih untuk menghilangkan mukosa, darah atau dobris 32 yang terjadi pada saat pemeriksaan dan yang menggangu pandangan. Langkah 12 : Bila pemeriksaan visual pada serviks telah selesai, gunakan kapas lidi yang baru untuk menghilangkan asam asetat yang tersisa pada serviks dan vagina Langkah 13 : Lepaskan speculum secara halus Langkah 14 : Lakukan pemeriksaan bimanual dan pemeriksaan rectovaginal (jika perlu). Langkah-langkah Pasca IVA Langkah 1 : Bersihkan lampu dengan lap yang dibasahi larutan klorin 0,5% atau alkohol untuk menghindari kontaminasi silang antar pasien Langkah 2 : Celupkan kedua sarung tangan yang masih dipakai ke dalam larutan klorin 0.5%. Langkah 3 : Cuci tangan secara merata dengan sabun dan air , kemudian keringkan dengan kain bersih dan kering atau dianginkan Langkah 4 : Jika hasil tes IVA negatif, minta ibu untuk mundur dan bantu ibu untuk duduk. Minta ibu agar berpakaian Langkah 5 : Catat hasi tes IVA dan temuan-temuan lain seperti bukti adanya infeksi (cervicitis); Langkah 6 : Diskusikan hasil tes IVA dan pemeriksaan panggul bersama si ibu. 33 Langkah 7 : Jika hasil tes IVA positif atau diduga ada kanker, katakan pada si ibu langkah selanjutnya yang dianjurkan. VI. BENTUK LAPORAN IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) No Kabupaten / Kota Jumlah Sasaran Hasil Hasil Jumlah Wanita Usia 30 – 50 IVA + IVA - yang Tahun 1 Banjarmasin 2 Banjarbaru 3 Banjar 4 Tapin 5 Hulu Sungai Selatan 6 Hulu Sungai Tengah 7 Hulu Sungai Utara 8 Balangan 9 Tabalong 10 Batola 11 Tanah Laut 12 Tanah Bumbu 13 Kotabaru Jumlah Total 34 diperiksa TIM PENYUSUN Pelindung : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan 1. Ketua : Kepala Bidang P2PL Penulis : dr. Hj. Sri Wahyuni,M.M.kes Anggota : - Paijo,SKM - M. Khairil Ikhwan - H. Rahmat Shotyadi, SKM.MS - Badarina - M. Arsyad - H. Abdul Chaliq - Citra Dewie Purnamasari, AMKL 35