Psikologi Konseling - Universitas Mercu Buana

advertisement
Modul ke:
Psikologi Konseling
Konseling Berbasis Problem
Fakultas
Psikologi
Program Studi
Psikologi
www.mercubuana.ac.id
Agustini, M.Psi., Psikolog
Konseling Berbasis Problem
• Konseling berbasis problem: Metode pengajaran
atau pelatihan untuk mengidentifikasi problem
kehidupan saat ini dan mempelajari langkah untuk
mengatasi problem tersebut.
• Problem biasanya praktikal (misal: membuat
keputusan karier) dan kesulitan emosi (cemas
membuat keputusan salah).
• Bentuk pemecahan problem:
Pertama: mengatasi aspek emosional problem.
Kedua: Setelah teratasi, aspek praktikal ditangani.
Konseling Berbasis Problem
• Konseling berfokus problem adalah pendekatan yg
menekankan pada kognitif – perilaku karena dampak
yg ditimbulkan oleh pikiran kita, pada emosi dan
perilaku kita.
• Pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy
(REBT): Pendekatan behavior kognitif yg
menekankan pada keterkaitan antara perasaan,
tingkah laku, dan pikiran.
• REBT dikembangkan oleh Albert Ellis, pada tahun
1950-an yg menekankan pada pentingnya peran
pikiran dan tingkah laku.
Rational Emotive Behavior Therapy
(REBT)
• Pandangan dasar tentang manusia: Individu memiliki
tedensi untuk berpikir irasional yg salah satunya
didapat melalui belajar pada lingkungan sosial.
• Kemudian, individu juga memiliki kapasitas belajar
kembali untuk berpikir rasional.
• Pendekatan ini bertujuan mengajak individu untuk
mengubah pikiran irasionalnya ke dalam pikiran yg
rasional melalui teori ABCDE.
• REBT berfokus pada tingkah laku individu, tetapi
menekankan pada tingkah laku yg bermasalah yg
disebabkan karena pemikiran irasional.
Pandangan REBT tentang Manusia
• REBT memandang manusia sebagai individu yg
didominasi oleh sistem berpikir dan sistem perasaan
yg berkaitan dalam sistem psikis individu.
• Keberfungsian individu secara psikologis ditentukan
oleh pikiran, perasaan, dan tingkah laku.
• Tiga aspek ini saling berkaitan karena satu aspek
mempengaruhi aspek lainnya.
Pandangan tentang Manusia
REBT berasumsi individu memiliki karakteristik sbb:
1. Pikiran irasional berasal dari proses belajar yg
irasional yg didapat dari orangtua dan lingkungan.
2. Manusia adalah mahkluk verbal dan berpikir melalui
simbol dan bahasa, sehingga gangguan emosi yg
dialami disebabkan oleh verbalisasi ide dan pikiran
irasional.
3. Gangguan emosional disebabkan oleh verbalisasi
diri yg terus menerus dan persepsi serta sikap
terhadap kejadian merupakan akar permasalahan,
bukan karena kejadian itu sendiri.
Pandangan tentang Manusia
• Individu memiliki potensi untuk mengubah arah
hidupnya.
• Pikiran dan perasaan yg negatif akan merusak diri,
namun dapat dilawan dengan mengorganisasikan
kembali persepsi dan pikiran sehingga menjadi logis
dan rasional.
Konsep Dasar
Asumsi Dasar REBT menurut Ellis (1993):
1. Pikiran, perasaan, dan tingkah laku secara
berkesinambungan saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain.
2. Gangguan emosional disebabkan oleh faktor
biologis dan lingkungan.
3. Manusia dipengaruhi oleh orang lain dan
lingkungan, akan tetapi manusia juga secara
sengaja mempengaruhi orang lain di sekitarnya.
4. Manusia menyakiti diri sendiri secara kognitf,
emosional, dan tingkah laku.
Konsep Dasar
• Ketika hal yg tidak menyenangkan terjadi, individu
cenderung menciptakan keyakinan yg irasional
tentang kejadian tersebut.
• Keyakinan irasional menjadi penyebab gangguan
kepribadian.
• Sebagian besar manusia memiliki kecenderungan yg
besar untuk membuat dan mempertahankan
gangguan emosionalnya.
Teori Rational Emotive Behavior
Therapy
Terdapat 6 prinsip teori REBT (Ellis):
1. Pikiran penentu yg paling penting pada emosi individu.
2. Disfungsi berpikir adalah penentu utama stres emosi.
3. Cara terbaik untuk mengatasi stres adalah dengan
mengubah cara berpikir.
4. Berbagai faktor pengaruh genetik dan lingkungan yg
menjadi penyebab pikiran irasional.
5. Menekankan pada masa sekarang daripada pengaruh
masa lalu.
6. Perubahan terjadi tidak dengan mudah.
Teori ABCDE
A= Activating event, peristiwa yg memicu (misal:
kehilangan pekerjaan).
B= Belief, keyakinan yg mendasari pandangan seseorang
tentang peristiwa tsb (misal: karena aku kehilangan
pekerjaan yg seharusnya tdk terjadi padaku, artinya
aku ini bukan orang baik).
C= Emotional and behavior consequence, konsekuensi
perilaku dan emosi terutama ditentukan oleh keyakinan
seseorang tentang peristiwa tsb (misal: depresi dan
menarik diri dari lingkungan dan tidak mau mencari
pekerjaan lain).
Teori ABCDE
• D= Disputing, mendebatkan keyakinan yg menyebabkan
gangguan (misal: tentu saja, aku lebih suka tidak
kehilangan pekerjaan, tetapi tidak alasan dalam analisis
akhir mengapa itu tidak harus terjadi padaku. Tanpa itu,
aku masih bisa bahagia dan menerima diriku. Aku terlalu
rumit untuk mengutuk diriku karena itu tidak ada gunanya
terkait hilangnya pekerjaanku).
• E= Effective, pandangan rasional efektif dan baru yg
diikuti perubahan emosional dan perilaku (Misal: ia sedih
karena akan dibuat menjadi berlebihan, tetapi kembali
masuk ke dunia dalam rangka mencari pekerjaan baru).
Sekarang penerimaan diri mendasari upayanya dalam
mencari pekerjaan.
Tujuan Konseling
• Tujuan konseling dengan REBT untuk membantu
klien menyadari dan dapat hidup lebih rasional dan
lebih produktif.
• REBT mengajarkan klien untuk mengoreksi
kesalahan berpikir, untuk mereduksi emosi yg tidak
diharapkan.
• REBT membantu klien untuk mengubah kebiasaan
berpikir dan tingkah laku yg merusak diri.
• REBT mendukung klien untuk menjadi lebih toleran
terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya.
Peran dan Fungsi Konselor
• Aktif – direktif, yaitu mengambil peran untuk
memberikan penjelasan pada awal konseling.
• Mengkonfrontasi pikiran irasional klien secara
langsung.
• Menggunakan teknik guna menstimulus klien untuk
berpikir dan mendidik kembali diri klien sendiri.
• Secara terus menerus ‘’menyerang’’ pemikiran
irasional klien.
• Mengajak klien untuk mengatasi masalahnya
dengan kekuatan berpikir, bukan emosi.
Peran dan Fungsi Konselor
• Dalam pelaksanaan REBT, konselor harus memiliki
kemampuan berbahasa yg baik karena didominasi
teknik dengan menggunakan pengolahan verbal.
• Konselor harus memiliki ketrampilan untuk
membangun hubungan selama konseling.
• Adapun ketrampilan konseling yg harus dimiliki
konselor adalah empati, menghargai, ketulusan,
kekongkritan, dan konfrontasi.
Tahap Konseling
Tahap 1: Proses dimana klien diperlihatkan dan
disadarkan bahwa ia tidak logis dan irasional.
Tahap 2: Klien dibantu untuk yakin bahwa pemikiran
dan perasaan negatif tersebut dapat ditantang dan
diubah.
Tahap 3: Tahap akhir, klien dibantu secara terus
menerus mengembangkan pikiran rasional sehingga
klien tidak terjebak pada masalah yg disebabkan
oleh pemikiran irasional.
Daftar Pustaka
Komalasari, G., Wahyuni, E., Karsih., (2011). Teori dan
Teknik Konseling. Jakarta: PT. Indeks.
Palmer, S., (2011). Konseling dan Psikoterapi. Sage
Publication Ltd.
Download