MODEL PERHITUNGAN SHADOW PRICE INFRASTRUKTUR BIDANG SDA TAHUN ANGGARAN 2014 1.1. LATAR BELAKANG Mengacu kepada Peraturan Menteri No. 21/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum tugas Balai Litbang Sosekling Bidang SDA adalah melaksanakan penelitian dan pengembangan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan bidang sumber daya air. Pembangunan (investasi) infrastruktur bidang SDA seperti waduk, jaringan irigasi, bendungan, embung, bendung dan lain sebagainya didasarkan pada konsep kesejahteran masyarakat dari sisi sosial, ekonomi dan lingkungan. Oleh sebab itu analisis biaya-manfaat yang dilakukan menggunakan pendekatan penghitungan sosial (analisis ekonomi). Berbeda halnya dengan investasi yang dilakukan oleh swasta yang berorientasi pada konsep ‘profit oriented’ (Gray, et al, 1987). Sehingga analisis biayamanfaat menerapkan pendekatan finansial (analisis finansial). Namun kedua konsep tersebut harus dapat dijembatani dengan sebuah konsep ‘keseimbangan’ antara ‘keuntungan’ dengan ‘pencapaian kesejahteraan’. Perbedaan analisis ekonomi dengan analisis finansial terdapat pada penggunaan harga. Dalam analisis finansial dikenal adanya harga riil atau harga pasar (market price), sedangkan pada analisis ekonomi harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian harga pasar ke dalam harga yang lebih riil, atau disebut shadow price (harga bayangan). Penghitungan shadow price dalam pembangunan infrastruktur, khususnya bidang SDA perlu dilakukan agar tujuan pembangunan untuk kesejahteran masyarakat dan tidak merugikan atau memberatkan pemerintah dapat tercapai. Puslitbang Sosekling tahun 2011 telah melakukan kajian Perhitungan Harga Bayangan (Shadow Pricing) dalam Penentuan Investasi Teknologi Ke-PU-an. Output dari kegiatan penelitian tersebut adalah model perhitungan harga bayangan (shadow price) dalam penerapan Teknologi Pekerjaan Umum dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Model ini menggambarkan tata cara perencanaan investasi dengan memasukkan shadow pricing dalam sebuah proyek pembangunan, sehingga tingkat kepastian proyek menjadi tinggi. Model investasi pembangunan infrastruktur bidang SDA yang dikaji meliputi: Cara penentuan investasi infrastruktur ke-PU-an, berupa tahapan yang terperinci. Data yang akan digunakan dalam membuat keputusan penentuan investasi merupakan data yang sudah berisi perkiraan biaya yang mantap sesuai dengan realita kebutuhan pembiayaan di lapangan. Hal ini dapat diambil dari perhitungan harga bayangan (shadow pricing) yang telah disusun sebelumnya yang mendekati realita kebutuhan pembiayaan proyek SDA di lokasi pekerjaan / lapangan. Termasuk dalam penentuan lokasi pekerjaan, ketersediaan dan akurasi data, peta topografi yang detail akan membantu tingkat akurasi dan penentuan disain yang tepat, dan akan berpengaruh terhadap estimasi pembiayaan proyek-proyek SDA. Metodologi penyusunan analisa harga satuan pekerjaan yang tergantung dari unsur material bahan bangunan, upah tenaga kerja, metodologi pelaksanaan pekerjaan, angkutan material bahan bangunan akan sangat berpengaruh terhadap akurasi estimasi pembiayaan proyek. Sebagai sebuah model perhitungan, haruslah memenuhi syarat-syarat yang meliputi: General yaitu model tersebut harus berlaku umum. Out effect yaitu parameter-parameter yang dihasilkan dari model tersebut harus berguna untuk pengambilan keputusan baik bagi pemeintah maupun bagi dunia swasta. Data efficient yaitu data yang digunakan untuk menghasilkan output analisis yang maksimal harus dapat diperoleh secara mudah, murah dan cepat sehingga proses tidak ada hambatan yang berarti dalam proses pengumpulannya. Manageable yaitu model tersebut harus mudah diimplementasikan, tidak terlalu kompleks tetapi outputnya mampu memenuhi kebutuhan bagi pengambilan keputusan. Realible yaitu parameter-parameter yang dihasilkannya harus mampu mencerminkan realitas yang sebenarnya. Berdasarkan latar belakang di atas diperoleh gambaran bahwa penghitungan shadow price dalam pembangunan infrastruktur, khususnya bidang SDA perlu dilakukan agar tujuan pembangunan untuk kesejahteran masyarakat dan tidak merugikan atau memberatkan pemerintah dapat tercapai. Dengan dihasilkannya suatu model perhitungan shadow price yang bisa disandingkan dengan proses perencanaan dan penganggaran pembangunan khususnya di bidang infrastruktur SDA akan dapat memperbaiki outcome dan manfaat dari pembangunan itu sendiri. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Mengacu pada latar belakang di atas, pada tahun anggaran 2014, Balai Litbang Sosekling Bidang SDA bermaksud untuk menyusun model perhitungan shadow price infrastruktur bidang SDA. Sementara tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah menyusun model dengan instrument manual perhitungan shadow price. 1.3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN 1. Mereview kembali model shadow pricing pembangunan infrastruktur SDA yang sudah dihasilkan sebelumnya 2. Uji Ahli (Expert Judgement), dilakukan dengan: Diskusi Kelompok (group discussion), dan Teknik Delphi. 3. Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk; 4. Uji lapangan (field Testing) terhadap pelaku-pelaku (stakeholders) yang terlibat dalam pembangunan infrastruktur SDA. 5. Penyusunan model dan manual perhitungan shadow price 1.4. KELUARAN Keluaran dari kegiatan ini adalah model perhitungan shadow pricing pembangunan infrastruktur bidang SDA. ---end