Jurnal Komunikasi, Vol. 2 No. 2 September 2015 SEMIOTIKA LAGU HIJAU DI ALBUM SINESTESIA EFEK RUMAH KACA Rd. Giat Raharja Kusuma1, Sri Dewi Setiawati2, Baruna Tyaswara3 Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas BSI, [email protected] ABSTRACT Hijau Song is a depiction of a song from the media at this time very freely accessible to everyone . Hijau here in contains two words , namely green : Poisoning by the Empty and green : How to Waste , in finding out a meaning that is therein researchers used a method semiotics Charles Sanders Peirce where the research examined the object of his through the three studies namely Icon , Index , and Symbol. Keywords : Semiotics, Green Abstrak Lagu Hijau merupakan penggambaran sebuah informasi dari media saat ini yang sangat bebas bisa diakses oleh setiap orang. Hijau disini berisikan dua buah lirik yaitu Hijau:Keracunan omong Kosong dan Hijau: Cara Pengolahan Sampah, dalam mencari tahu sebuah makna yang ada didalamnya peneliti menggunakan metode semiotika Charles Sanders Peirce yang dimana penelitian ini mengkaji objek nya melalui tiga kajian yaitu Ikon, Indeks, dan Simbol. Kata Kunci: Semiotika, Hijau PENDAHULUAN Efek Rumah Kaca kembali membuat karya enam lagu yang dikemas dalam sebuah album yang diberi judul Sinestesia, yang menarik dalam album ini tidak hanya musik tapi juga sebuah karya lain berupa sastra yang terdapat dalam lirik lagu dengan judul yang diambil dari namanama warna dan seni rupa yang terdapat dalam desain kemasan album sangat berbeda dari album cd biasa dan sangat menarik perhatian. Dalam album efek rumah kaca Sinestesia ini warna sebagai judul lagu memiliki arti tersendiri, seperti merah yang umumnya memiliki arti berani tetapi merah dalam album Sinestesia memiliki arti berbeda begitu pula dengan warna-warna lain yang ada di album Sinestesia. Judul lagu yang ada didalam album Sinestesia Efek Rumah Kaca antara ISSN: 2355-6579 lain; Merah, Biru, Jingga, Hijau, Putih, dan Kuning. Masing-masing judul warna tersebut terdapat dua lagu dalam satu warna judul, seperti dalam judul Merah terdapat lagu “Ilmu politik”, “Lara Di mana-mana” , dan “Ada ada saja” yang dimana lyric dimasing-masing lagu menceritakan tentang polemik politik yang ada di Indonesia, Biru terdapat lagu “Pasar Bisa Diciptakan” dan “Cipta Bisa Diciptakan” Lyric kedua lagu tersebut menceritakan tentang sebuah pasar musik yang dimana para pemusik bebas mempasarkan hasil karya mereka tanpa ada campur tangan sebuah label, Jingga terdapat lagu “Hilang” dan ”Nyala Tak Terperi” lyric dari kedua lagu ini menceritakan tentang kasus tragedi mei 1998 yang dewasa ini diusung-usung sebagai gerakan menolak lupa, Hijau 1 Jurnal Komunikasi, Vol. 2 No. 2 terdapat lagu “Keracunan Omong Kosong” dan “Cara Pengolahan Sampah” lyric kedua lagu ini menceritakan sebuah janji para politisi yang hanya menjadi omong kosong, Putih terdapat lagu “Tiada (Untuk Adi Amir Zainun)” dan “Ada (untuk angan senja, rintik rindu dan semua harapan di masa depan)” lyric kedua lagu ini menceritakan bahwa dalam suatu keluarga selalu ada fase kematian dan kelahiran, Kuning terdapat lagu “Keberagaman” dan “Keberagamaan” lyric kedua lagu ini menceritakan tentang manusia yang memiliki beragam kehidupan dengan perbedaan agama. Uniknya setiap lagu-lagu bertema sosialisme tersebut digabungkan dengan satu tema yang digambarkan sebuah warna. Warna yang dipilih memiliki arti tersendiri bagi Efek Rumah Kaca, maka dari itu peneliti tertarik untuk mengkaji arti dari salah satu warna yang ada dalam album tersebut yaitu warna hijau karena hijau secara umum mengartikan lingkungan tetapi hijau di lagu ini mengartikan arti lain dari warna hijau yaitu seperti racun, dilihat dari lyric lagu seperti menceritakan sebuah janji yang berujung omong kosong oleh para politisi. Lagu hijau yang ada di album sinestesia ini sangat lah unik berbeda dengan lagulagu yang ada di album Efek Rumah Kaca lain nya karena masing-masing nama warna yang ada di album sinestesia ini menggabungkan dua buah lagu dalam satu musik sehingga terlihat jelas perbedaannya dengan album sebelumnya. Dalam pengerjaan album Sinestesia di tiap lagu yang mereka himpun, komposisi dirancang sebangun bersama tema. Realita di reka-reka. Supaya musik tidak hanya menjadi sebuah hiburan, refleksi ada, realita juga disampaikan. Memotret zaman, lirik lagu ditata, kadang puitis, ada juga yang berterus terang tentang keadaan sebenarnya, dengan berbagai sudut pandang, dan kekayaan pilihan kata Bahasa Indonesia. Efek rumah kaca selalu mengkritisi politik yang terjadi di ISSN: 2355-6579 September 2015 Indonesia dalam setiap albumnya seperti lagu mosi tidak percaya di album kamar gelap, dan jalang di album self titled. Kini di album sinestesia efek rumah kaca lebih dominan membahas seputar politik. Salah satunya dalam lagu hijau yang menggambarkan janji-janji para politisi yang tidak terwujudkan hingga menjadi omong kosong belaka. Peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagu hijau menggunakan studi semiotika sesuai literature milik Charles Sanders Peirce. Penelitian ini berangkat dari sebuah sudut pandang membangun sebuah makna melalui paradigm konstruktivis. KAJIAN LITERATUR Semiotika Komunikasi Secara etimologis, semiotika berasal dari kata yunani yaitu Semion yang berarti tanda. Tanda diartikan sebagai sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain. Contoh: asap bertanda api. Secara terminologis, semiotika adalah ilmu yang mempelajari sederet peristiwa yang terjadi diseluruh dunia sebagai tanda. Semiotik menyatukan kumpulan teori-teori yang sangat luas yang berkaitan dengan bahasa, wacana dan tindakan-tindakan nonverbal. Kebanyakan melibatkan ide dasar triad of meaning yang menegaskan bahwa arti muncul dari hubungan diantara tiga hal : benda (atau yang dituju), manusia (penafsir), dan tanda. Charles sanders Peirce, ahli semiotik modern pertama, dapat dikatakan pula sebagai pelopor ide ini. Pierce mendefinisikan semiotik sebagai hubungan diantara tanda, benda dan arti. Charles sanders Peirce menyatakan sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi disebut ground, konsekuensinya tanda selalu dalam hubungan triadik yaitu ground, object, dan intepretant. Ground memiliki tanda yang terkait menjadi tiga bagian yaitu qualisign, sinsign, legisign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, merdu. Sinsign adalah 2 Jurnal Komunikasi, Vol. 2 No. 2 eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda, Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia. Makna Makna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari semantik dan selalu melekat dari apa saja yang kita tuturkan. Pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam. Mansoer Pateda (2001) mengemukakan bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. Menurut Ullman (dalam Mansoer Pateda, 2001) mengemukakan bahwa makna adalah hubungan antara makna dengan pengertian. Dalam hal ini Ferdinand de Saussure (dalam Abdul Chaer, 1994) mengungkapkan pengertian makna sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik. Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi : 1. Maksud pembicara; 2. Pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia; 3. Hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya,dan 4. Cara menggunakan lambang-lambang bahasa (Harimurti Kridalaksana, 2001). Bloomfied (dalam Abdul Wahab, 1995) mengemukakan bahwa makna adalah suatu bentuk kebahasaan yang harus dianalisis dalam batas-batas unsur-unsur penting situasi di mana penutur mengujarnya. Terkait dengan hal tersebut, Aminuddin (1998) mengemukakan bahwa makna merupakan hubungan antara bahsa dengan bahasa luar yang disepakati ISSN: 2355-6579 September 2015 bersama oleh pemakai bahsa sehingga dapat saling dimengerti. Lagu Hijau Lagu hijau adalah salah satu judul lagu yang ada di album sinestesia efek rumah kaca. Hijau disini menceritakan sebuah “Keracunan omong kosong” dan “Cara pengolahan sampah”. Keracunan omong kosong dalam lagu hijau merupakan sebuah omong kosong sebuah media televisi pada zaman ini yang sangat mudah meracuni berbagai kebohongankebohongan politik terhadap penontonnya. Cara pengolahan sampah merupakan sebuah klise politik di negeri ini yang memberikan pesan-pesan kebohongan yang di konsumsi oleh masyarakat setiap harinya seperti yang terdapat dalam lirik nya “kita produksi limbah, kita konsumsi sampah”. Teori Simbol Teori simbol yang terkemuka dan bermanfaat diciptakan oleh Susanne Langer, penulis Philosopy in a New Key. Teori Simbol sangat bermanfaat karena teori ini menegaskan beberapa konsep dan istilah yang biasa digunakan dalam bidang komunikasi. Teori ini memberikan sejenis standarisasi untuk tradisi semiotik dalam kajian komunikasi. Langer, seorang filsuf, memikirkan simbolisme mendasari pengetahuan dan pemahaman semua manusia. Menurut Langer, semua binatang yang hidup didominasi oleh perasaan, tetapi perasaan manusia dimediasikan oleh konsepsi, simbol dan bahasa. Binatang merespon tanda, tetapi manusia menggunakan lebih dari sekedar tanda sederhana dengan mempergunakan simbol. Tanda adalah sebuah stimulus yang menandakan kehadiran dari suatu hal. Sebaliknya simbol digunakan dengan cara yang lebih kompleks dengan membuat seseorang untuk berpikir tentang sesuatu yang terpisah dari kehadirannya. Sebuah simbol adalah “sebuah instrumen pemikiran”. Simbol adalah konseptualisasi manusia tentang suatu hal, sebuah simbol ada untuk sesuatu. Contoh tertawa adalah 3 Jurnal Komunikasi, Vol. 2 No. 2 sebuah tanda kebahagiaan, kita dapat mengubah gelak tawa menjadi sebuah simbol dan membuat maknanya berbeda dalam banyak hal terpisah dari acuannya secara langsung. Sebuah simbol atau kumpulan simbolsimbol bekerja dengan menghubungkan sebuah konsep, ide umum, pola atau bentuk. Menurut Langer, konsep adalah makna yang disepakati bersama-sama diantara pelaku komunikasi. Bersama makna yang disetujui adalah makna denotatif, sebaliknya gambaran atau makna pribadi adalah makna konotatif. Penggunaan simbol pada manusia dirumitkan oleh fakta bahwa tidak ada hubungan langsung simbol dan objek sebenarnya. Bahkan, lebih dirumitkan lagi adalah fakta bahwa kita menggunakan simbol dalam kombinasi. Signifikansi sebenarnya adalah dari bahasa adalah wacana, yang didalamnya menghubungkan kata-kata menjadi kalimat dan paragraf. Wacana mengekspresikan proposisi, dimana simbol-simbol kompleks yang menghadirkan sebuah gambaran dari sesuatu. Dengan bahasa, kita berpikir, merasa, dan berkomunikasi. Langer menyebut hal ini dengan simbolisme tidak berhubungan (discursive symbolism). Langer juga membahas kepentingan simbol non-diskrusif atau presentasional. Peristiwa yang paling penting bagi manusia adalah emosional dan paling baik dikomunikasikan melalui ibadah, seni, musik. Asumsi dasar teori ini adalah bahwa simbolisme mendasari pengetahuan dan pemahaman semua manusia. Simbol adalah konseptualisasi manusia tentang suatu hal, dan sebuah simbol ada untuk sesuatu. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatf yang harus menjaga jarak terhadap masalah yang ditelitinya, ISSN: 2355-6579 September 2015 kualitatif justru menuntut peneliti menjadi instrument kunci yang harus berada langsung ditengah-tengah masalah. Apalagi saat teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipasi, peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan informan kunci yang menjadi subjek penelitian dan sumber informasi penelitian. Menurut E. Ardianto metode penelitian kualitatif merupakan perilaku artistik. Pendekatan filosofis dan aplikasi metode dalam kerangka penelitian kualitatif yang dimaksudkan untuk memproduksi ilmuilmu “lunak”, seperti sosiolog, antropologi (komunikasi dan public relations, Pen.). Kepedulian utama peneliti kualitatif adalah bahwa keterbatasan obejktivitas dankontrol sosial sangat esensial. Penelitian kualitatf berangkat dari ilmuilmu perilaku dan ilmu-ilmu sosial. Esensinya adalah sebagai sebuah meode pemahaman atas keunikan, dinamika, dan hakikat holistic dari kehadiran manusia dan interaksi dengan lingkungan. Peneliti kualitatif percaya bahwa “kebenaran” (truth) adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang dalam interaksinya dengan situasi sosial kesejarahan. Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara utuh. Berikut ciri-ciri penelitian kualitatif Lexy J, Moleong, (1990) : a. Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan b. Peneliti sendiri atau dengan bantuan orang merupakan alat pengumpul data utama. Karenanya dalam penelitian ini peneliti sendiri yang melakukan wawancara dengan informan c. Analisis data dilakukan secara induktif, yakni dengan mengumpulkan faktafakta yang ada. Analisis datapun 4 Jurnal Komunikasi, Vol. 2 No. 2 dilakukan secara induktif, seiring dengan perkembangan tahap penelitian. d. Data yang dikumpulkan deskriptif berupa kata-kata, karenanya laporan penelitian akan berupa kutipan-kutipan hasil wawancara untuk memberi gambaran penyajian laporan. Databerasal dari hasil wawancara, catatan lapangan dan buku harian yang ditulis oleh informan. e. Desain penelitian bersifat sementara yang dalam proses penyususnannya terus menerus mengalami perubahan berkaitan dengan fakta-fakta baru yang muncul dilapangan yang tidak diperkirakan sebelumnya sehingga menuntut adanya perubahan dalam desain penelitian. Misalnya munculnya suatu fakta baru dilapangan yang menuntut teori yang digunakan. Peneliti menggunakan pendekatan ini karena dianggap tepat dalam menjelaskan kasus yang diangkat dalam penelitian ini yang memberikan kebebasan dalam menjelaskan Semiotika lagu hijau di album sinestesia efek rumah kaca. Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Paradigma ini adalah paradigma yang hampir merupakan anitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan. Paradigma ini memandang ilmu social sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku social yang bersangkutan menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial mereka. Mengkaji pemaknaan visual merupakan kajian yang tidak hanya membahas kontekstual saja, melainkan sebuah pemaknaan yang terlihat maupun tidak terlihat. Dengan semiotika ini mampu menggali hal-hal yang bersifat subtansial dari penggunaan bahasa maupun visual ISSN: 2355-6579 September 2015 tentang seperangkat nilai atau bahkan ideology yang tersembunyi. Metode semiotika ini bersifat kualitatifinterpretatif, yaitu sebuah metode yang memfokuskan pada tanda dan teks sebagai objek kajiannya serta bagaimana peneliti menafsirkan dan memahami kode dibalik tanda dan teks tersebut (Piliang 2003:261). Makna-makna yang terdapat di dalam salah satu lagu efek rumah kaca yang mendorong peneliti untuk menggunakan semiotika Charles sanders pierce untuk mencari tahu makna dan arti dari lagu hijau efek rumah kaca. Penelitian dengan semiotika Charles sanders Peirce menyatakan sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi disebut ground, konsekuensinya tanda selalu dalam hubungan triadik yaitu ground, object, dan intepretant. Ground memiliki tanda yang terkait menjadi tiga bagian yaitu qualisign, sinsign, legisign. Dalam penelitian ini, peneliti berupaya untuk menggambarkan dan memaknai lirik yang ada dalam lagu hijau efek rumah kaca. Peneliti akan berfokus pada lirik lagu yang ada di lagu hijau sebagai objek yang diteliti memiliki beberapa tanda atau simbol-simbol yang dibentuk maupun dilekatkan serta digunakan dengan tujuan tertentu dalam gambar visual. Subyek dari penelitian ini adalah pihak-pihak yang disebut dengan informan. Penulis akan mewawancarai informan utama yaitu Cholil Mahmud sebagai vokalis sekaligus penulis lirik lagu. Adapun informan tambahan yang akan penulis wawancarai yaitu Adrian pemain bass band efek rumah kaca sebagai pembuat judul lagu hijau dan Akbar pemain drum band efek rumah kaca. Tujuan dilakukan wawancara dan observasi ialah untuk melengkapi data yang peneliti butuhkan. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah mencari tahu apa makna dari lagu hijau efek rumah kaca menggunakan studi semiotika. Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan pada penelitian ini tetap 5 Jurnal Komunikasi, Vol. 2 No. 2 menjadi hal yang penting meski bentuk penelitian akan berupa penjabaran makna sebuah lagu, karena pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian kualitatif menurut Kriyantono (2006), teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif terdiri dari wawancara, observasi atau dokumentasi. Karena itu pengumpulan data dilakuakan dengan cara wawancara mendalam serta studi kepustakaan. September 2015 Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan pertandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah, atau dengan kata lain ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan; misalnya, potret dan peta. Ikon pada lagu hijau yaitu lirik yang ada didalamnya, lirik disini menjadi sebuah ikon dari lagu hijau yang dimana terdapat penanda dan pertandanya dari lagu hijau tersebut. Dalam lagu hijau terdapat dua buah ikon yaitu Hijau: Keracunan omong kosong dan Hijau: Cara Pengolahan Sampah. PEMBAHASAN Analisis Ikon lagu hijau efek rumah kaca Tabel 1 Lirik Lagu Hijau: Keracunan omong Kosong Ikon Apa yang kau tawarkan, bukan pengetahuan Ucapan miskin pemikiran Apa yang kau sodorkan, hanyalah hasutan Ujaran penuh kemunafikan Keracunan omong kosong Banjir informasi, banyak kontradiksi Berhati-hati, awas jalan berduri Argumennya asal, jauh dari handal Tak masuk akal, kacau menjurus brutal Dakunya, seluas cakrawala Padahal, hanya segitu saja Apa yang engkau makan? Inginnya bentrokan Hujatan kudapan andalan Apa yang engkau telan? Gagasan pas-pasan Kebencian menjadi pegangan Keracunan omong kosong Maunya, sempurna tanpa cela ISSN: 2355-6579 Makna Denotasi Pengetahuan artinya informasi yang kita terima lalu dicerna oleh otak Miskin pemikiran artinya pemikiran yang dangkal dalam pengolahan informasi Hasutan artinya mengajak pemikiran seseorang untuk berpikir negative Kemunafikan artinya mengatakan sesuatu yang tidak sesuai perbuatannya Keracunan artinya merusak pola pikir seseorang Semakin banyak informasi, semakin banyak pertentangan sudut pandang Lebih bisa memilih informasi agar tidak salah menerima informasi Alasannya tidak sesuai dengan hasil yang sebenarnya Tidak sesuai kenyataan lebih menuju kepertentangan Dia merasa dirinya berwawasan luas Ternyata dia wawasannya kurang begitu luas Informasi yang kita terima menjadi pertentangan dalam pola pikir kita Cacian dijadikan kebiasaan yang dapat dipercaya Informasi apa yang kamu dapatkan? Hanya sekedar informasi yang seadanya Perasaan benci menjadi sebuah pedoman Keracunan artinya merusak pola pikir seseorang Informasi yang diharapkan utuh dan lengkap 6 Jurnal Komunikasi, Vol. 2 No. 2 Ternyata, retak di mana-mana September 2015 segalanya Tetapi tidak utuh dan lengkap segalanya Tabel 2. Ikon Lagu Hijau Lirik Lagu Hijau: Cara pengolahan sampah Ikon Dalam demokrasi Sampahpun meninggi, cari eksistensi Bukan disesali, atau dimungkiri Jangan dibaui, diatasi Dialihfungsi, ke energy Dipilah, dipisah Agar gampang diubah, biar mudah diolah Yang basah, alamiah Tanam di tanah, mestinya berfaedah Yang plastik, problematik Mending diutak atik, jadi hiasan apik Yang organik, pemantik Kita konsumsi sampah (konsekuensi demokrasi) Kita produksi limbah (ide basi yang beraksi) Kita konsumsi sampah (konsekuensi demokrasi) Kita produksi limbah (miskin visi unjuk gigi) Lirik diatas merupakan ikon dari lagu hijau yaitu Hijau: Keracunan omong kosong dan Hijau: Cara pengolahan sampah. Ikon disini merupakan sebuah lirik yang dimana lirik tersebut menggambarkan sebuah tanda dari lagu hijau. Kalimat-kalimat yang ada di dalam lirik lagu ini merupakan sebuah denotasi, mengapa disebut sebagai denotasi? Karena ISSN: 2355-6579 Makna Denotasi Kebebasan berpendapat Banyaknya informasi mencari keberadaan Bukan disesali informasi yang beredar atau meng ia kannya Jangan ditutupi informasi yang buruk, tetapi diatasi Dijadikan sebuah kemampuan dalam mengolah informasi Memilih dan memisah Mudah mengubah dan mengolah suatu informasi Informasi yang masih alami Informasi yang didapat mesitnya bermanfaat Informasi yang masih belum dapat dipecahkan Lebih baik diubah menjadi hiasan yang indah Instansi pemerintahan dijadikan alat untuk menjadi sumber informasi Kita memakan informasi hinaan yang bertentangan Kita mengelola informasi yang tidak berharga Kita memakan informasi hinaan yang bertentangan Kita mengelola informasi yang tidak bermanfaat meski dangkal tetap disebarkan yang dibahas di tiap kalimat yang tertulis pada lirik lagu Hijau:Keracunan omong kosong ini merupakan sebuah makna yang mengandung arti sebenarnya pada suatu kata atau kelompok kata tersebut. Kata yang mengandung arti sebenarnya berupa kalimat penjelasan istilah nya bahasa yang biasanya dapat diartikan secara satu kalimat. 7 Jurnal Komunikasi, Vol. 2 No. 2 Analisis peneliti dalam memaknai ikon ini bahwa lirik yang ada didalam lagu hijau ini memiliki makna yang mengandung arti sebenarnya di setiap kalimat-kalimat yang terdapat pada lirik lagu ini. Analisis Indeks lagu hijau efek rumah kaca Indeks merupakan tanda yang menunjukan adanya hubungan alamiah antara tanda dan pertanda yang bersifat kausal atau September 2015 hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Indeks disini merupakan sebuah makna konotasi yang dimana makna yang diungkap bukan makna sebenarnya melainkan merujuk ke hal yang lainnya atau sisi lain dari makna tersebut. Peneliti mengkaji lirik lagu Hijau: Keracunan Omong kosong dan Hijau: Cara pengolahan sampah sebagai makna atau pertanda lain yang dimana tanda tersebut menunjukan adanya hubungan antara denotasi dan konotasi. Tabel 3 Lirik lagu Hijau: Keracunan Omong Kosong Lirik Apa yang kautawarkan, bukan pengetahuan Ucapan miskin pemikiran Apa yang kausodorkan, hanyalahhasutan Ujaranpenuhkemunafikan Keracunanomongkosong Banjirinformasi, banyakkontradiksi Berhati-hati, awasjalanberduri Argumennyaasal, jauhdarihandal Takmasukakal, kacaumenjurus brutal Dakunya, seluascakrawala Padahal, hanyasegitusaja Apa yang engkaumakan? Inginnyabentrokan Hujatankudapanandalan Apa yang engkautelan? Gagasan paspasan ISSN: 2355-6579 Makna Konotasi Informasi yang disajikan oleh media bukanlah sebuah pengetahuan Perkataan yang tercipta dari tidak mampunya pengolahan informasi dalam sebuah media Media saat ini hanya memberikan informasi yang menjerumus kea rah negative Informasi yang menebar kebohongan media berikan kepada kita Teracuni informasi tak berisi atau tidak bermanfaat dari sebuah media Akibat dari banyak nya informasi dari sebuah media yang tidak pasti membuat kita saling bertentangan persepsi Waspada pada informasi tidak berisi yang media tawarkan Informasi yang diberikan oleh media seperti rekayasa belaka, jauh dari keyataan Informasi yang diberikan media saat ini tidak sesuai dengan pemikiran lebih bertujuan menghasut ke arah pertentangan Media ibaratnya mempunyai yang cukup luas Ternyata informasi dari media yang diberikan kepada kita hanya hal-hal yang biasa saja(tidak ada pengetahuannya) Apa yang kamu lihat di media saat ini? hanyalah informasi yang membuat kita ingin saling beradu argument Informasi yang tidak berisi dijadikan sebuah berita utama dalam sebuah media Apa yang kita saring kedalam pemikiran? Hanyalah sekedar informasi yang tidak pasti 8 Jurnal Komunikasi, Vol. 2 No. 2 Kebencian menjad ipegangan Keracunan omong kosong Maunya, sempurna tanpa cela Ternyata, retak di mana-mana September 2015 kebenarannya yang diberikan oleh media Membangun perasaan benci dari setiap individu terhadap suatu isu atau informasi yang dapat memicu pertentangan pada sebuah media Teracuni informasi tak berisi atau tidak bermanfaat dari sebuah media Apa yang disebarkan dalam sebuah media harusnya layak tanpa ada kesalahan Tetapi informasi yang disebarkan media sangat lah tidak layak, akhirnya terjadi pertentangan Tabel 4 Indeks Lirik HIjau: Keracunan Omong kosong Lirik Lagu Hijau: Cara pengolahan sampah Indeks Dalam demokrasi Sampahpun meninggi, cari eksistensi Bukan disesali, atau dimungkiri Jangan dibaui, diatasi Dialihfungsi, ke energy Dipilah, dipisah Agar gampang diubah, biar mudah diolah Yang basah, alamiah Tanam di tanah, mestinya berfaedah Yang plastik, problematic Mending diutak atik, jadi hiasan apik Yang organik, pemantik Kita konsumsi sampah (konsekuensi demokrasi) ISSN: 2355-6579 Makna konotasi Kebebasan sebuah media dalam menyebarkan sebuah informasi Yang ditawarkan hanyalah kepalsuan informasi dari sebuah media demi mencari eksistensi Media tidak mau menyesali dan mengakui kebohongan informasi tersebut Jangan menutupi informasi yang menunjukan keburukan yang ada di media, nanti akan terungkap oleh setiap individu Media selalu mengalihkan kemampuannya dalam mengolah pesan Media sangat pintar dalam memilah sebuah informasi kepalsuan dan memisahkan sebuah informasi kebenaran Dengan mudahnya informasi dirubah, biar mudah disebar luaskan oleh media Media selalu menyebarkan informasi berupa kepalsuan atau hasutan yang masih baru Media memrpovokasi kita dengan informasi yang jauh dari kebenarannya dan ditanamkan pada pola pikir kita, yang semestinya informasi tersebut mengungkap kebenaran Media selalu menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya Informasi dari berbagai sumber yang belum pasti kebenarannya lalu media mengotak-atik informasi tersbut dan menyebarkannya sebagai informasi yang benar adanya Media dengan mudahnya bersedia menjadi alat informasi penyebar kepalsuan para politisi Hasutan, kepalsuan, dan pertentangan menjadi makanan kita sehari-hari dari informasi yang 9 Jurnal Komunikasi, Vol. 2 No. 2 Kita produksi limbah (ide basi yang beraksi) Kita konsumsi sampah (konsekuensi demokrasi) Kita produksi limbah (miskin visi unjuk gigi) Perbandingan antara ikon dan indeks memang sama-sama mengelompokan suatu kata atau kelompok kata, tetapi yang berbeda disini adalah indeks hanya suatu kata yang makna nya kias. Indeks disini sebagai konotasi yang dimana kata-kata yang ada di bait lirik merupakan sebuah perbandingan dari sebuah denotasi. Indeks menjelaskan bahwa apa yang dimaksud dalam ikon dijadikan perbandingan lalu mengartikan nya pada bahasa yang makna nya berbeda dengan yang sebenarnya. Analisis dalam sebuah indeks yang peneliti gambarkan yaitu mengintrepretasikan makna apa yang ada dalam sebuah ikon dengan persepsi yang ada, maksud disini adalah peneliti mengemukakan persepsi dari setiap kalimat yang ada dalam lirik tersebut lalu kalimat tersebut menjadi perbandingan bahwa makna yang sesungguhnya bisa September 2015 disebarkan oleh media Media menyebar luaskan informasi yang menimbulkan pertentangan Hasutan, kepalsuan, dan pertentangan menjadi makanan kita sehari-hari dari informasi yang disebarkan oleh media Politisi yang dangkal pemikirannya berani tampil dan menyebarkan informasinya di media diartikan secara luas. Peneliti dalam menganalisis indeks ini ditugaskan untuk menalar dan memahami isi dari ikon(lirik) yang sudah dianalisis lalu intrepretasikan lirik tersebut sesuai pemahaman dan persepsi peneliti dengan adanya pemahaman pendukung dari penulis lirik tersebut. Analisis Simbol lagu hijau efek rumah kaca Simbol adalah sebuah tanda yang menggambarkan hubungan alamiah dari penanda dan pertandanya. Gambaran disini menghubungkan antara ikon dan indeks menjadi sebuah tanda yang dapat menunjukan hubungan kedua kajian tersebut. ikon dan indeks disini merupakan makna denotasi dan konotasi yang menggambarkan suatu permasalahan sedangkan simbol adalah sebuah nilai yang menunjukan permasalahan tersebut. Tabel 5 Lirik Lagu Hijau: Keracunan omong kosong Lirik Apa yang kau tawarkan, bukan pengetahuan Ucapan miskin pemikiran Apa yang kau sodorkan, hanyalah hasutan Ujaran penuh kemunafikan Keracunan omong kosong ISSN: 2355-6579 Makna Konotasi Informasi yang disajikan oleh media bukanlah sebuah pengetahuan Simbol Media Perkataan yang tercipta dari tidak mampunya pengolahan informasi dalam sebuah media Media saat ini hanya memberikan informasi yang menjerumus ke arah negative Informasi yang menebar kebohongan media berikan kepada kita Teracuni informasi tak berisi atau tidak bermanfaat dari sebuah media Media Media Media Media 10 Jurnal Komunikasi, Vol. 2 No. 2 Banjir informasi, banyak kontradiksi Berhati-hati, awas jalan berduri Argumennya asal, jauh dari handal Tak masuk akal, kacau menjurus brutal Dakunya, seluas cakrawala Padahal, hanya segitu saja Apa yang engkau makan? Inginnya bentrokan Hujatan kudapan andalan Apa yang engkau telan? Gagasan paspasan Kebencian menjadi pegangan Keracunan omong kosong Maunya, sempurna tanpa cela Ternyata, retak di mana-mana September 2015 Akibat dari banyak nya informasi dari sebuah media yang tidak pasti membuat kita saling bertentangan persepsi Waspada pada informasi tidak berisi yang media tawarkan Informasi yang diberikan oleh media seperti rekayasa belaka, jauh dari keyataan Informasi yang diberikan media saat ini tidak sesuai dengan pemikiran lebih bertujuan menghasut ke arah pertentangan Media ibaratnya mempunyai yang cukup luas Media Ternyata informasi dari media yang diberikan kepada kita hanya hal-hal yang biasa saja(tidak ada pengetahuannya) Apa yang kamu lihat di media saat ini? hanyalah informasi yang membuat kita ingin saling beradu argument Informasi yang tidak berisi dijadikan sebuah berita utama dalam sebuah media Apa yang kita saring kedalam pemikiran? Hanyalah sekedar informasi yang tidak pasti kebenarannya yang diberikan oleh media Membangun perasaan benci dari setiap individu terhadap suatu isu atau informasi yang dapat memicu pertentangan pada sebuah media Teracuni informasi tak berisi atau tidak bermanfaat dari sebuah media Apa yang disebarkan dalam sebuah media harusnya layak tanpa ada kesalahan Tetapi informasi yang disebarkan media sangat lah tidak layak, akhirnya terjadi pertentangan Media Media Media Media Media Media Media Media Media Media Media Media Tabel 6 Simbol Hijau: Keracunan omong kosong Lirik Lagu Hijau: Cara pengolahan sampah ISSN: 2355-6579 11 Jurnal Komunikasi, Vol. 2 No. 2 Lirik Dalam demokrasi Sampahpun meninggi, cari eksistensi Bukan disesali, atau dimungkiri Jangan dibaui, diatasi Dialihfungsi, ke energy Dipilah, dipisah Agar gampang diubah, biar mudah diolah Yang basah, alamiah Tanam di tanah, mestinya berfaedah Yang plastik, problematik Mending diutak atik, jadi hiasan apik Yang organik, pemantik Kita konsumsi sampah (konsekuensi demokr ISSN: 2355-6579 September 2015 Makna konotasi Kebebasan sebuah media dalam menyebarkan sebuah informasi Yang ditawarkan hanyalah kepalsuan informasi dari sebuah media demi mencari eksistensi Media tidak mau menyesali dan mengakui kebohongan informasi tersebut Jangan menutupi informasi yang menunjukan keburukan yang ada di media, nanti akan terungkap oleh setiap individu Media selalu mengalihkan kemampuannya dalam mengolah pesan Media sangat pintar dalam memilah sebuah informasi kepalsuan dan memisahkan sebuah informasi kebenaran Dengan mudahnya informasi dirubah, biar mudah disebar luaskan oleh media Media selalu menyebarkan informasi berupa kepalsuan atau hasutan yang masih baru Media memrpovokasi kita dengan informasi yang jauh dari kebenarannya dan ditanamkan pada pola pikir kita, yang semestinya informasi tersebut mengungkap kebenaran Media selalu menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya Informasi dari berbagai sumber yang belum pasti kebenarannya lalu media mengotak-atik informasi tersbut dan menyebarkannya sebagai informasi yang benar adanya Media dengan mudahnya bersedia menjadi alat informasi penyebar kepalsuan para politisi Hasutan, kepalsuan, dan pertentangan menjadi makanan kita sehari-hari dari informasi yang Simbol Media Media Media Media Media Media Media Media Media Media Media Media Media 12 Jurnal Komunikasi, Vol. 2 No. 2 Kita produksi limbah (ide basi yang beraksi) Kita konsumsi sampah (konsekuensi demokrasi) Kita produksi limbah (miskin visi unjuk gigi) disebarkan oleh media Media menyebar luaskan informasi yang menimbulkan pertentangan Hasutan, kepalsuan, dan pertentangan menjadi makanan kita sehari-hari dari informasi yang disebarkan oleh media Politisi yang dangkal pemikirannya berani tampil dan menyebarkan informasinya di media Mengapa simbol disini merupakan sebuah media? Maksud simbol disini adalah sebuah gambaran sesuatu yang mewakili suatu gagasan, bila kita pahami apa yang ada didalam lirik tersebut semuanya sangat jelas menjurus kedalam sebuah media. Simbol menggambarkan apa yang ada di indeks dan ikon menjadi suatu nilai yang mempunyai penghayatan penting, dimana lirik yang menjadi sebuah ikon sangat jelas menggambarkan sebuah informasi dari sebuah media, lalu indeks didalamnya mengartikan informasi dari sebuah media tersebut belum tentu kebenarannya dan manfaatnya. Analisis simbol pada lagu ini menggambarkan bahwa media saat ini hanya dijadikan alat yang menyebarkan informasi berupa kepalsuan, kejahatan, dan pembodohan. Informasi yang dimaksud berasal dari para politisi yang selalu memperlihatkan kebodohan dan kepalsuan mereka melalui sebuah media tanpa kita ketahui, lalu kita cerna itu semua sampai kita terhasut dan terprovokasi hingga akhirnya terjadi pertentangan persepsi di setiap individu yang mencerna semua informasi tersebut. Peneliti menggambarkan simbol tersebut sesuai dengan apa yang peneliti pahami dan maknai setelah melihat isi dari lirik tersebut. Simbol dari lagu hijau ini menggambarkan keracunan omong kosong dari sebuah media yang tidak akan ada habisnya melindungi kebohongan, kepalsuan, dan kejahatan dari instansi para politisi. ISSN: 2355-6579 September 2015 Media Media Media PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah peneliti jabarkan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pemahaman berdasarkan dari bab pembahasan dan hasil dengan kaitan analisis peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Hijau disini yang diartikan oleh penulisnya sebagai sebuah ekologi atau lingkungan alam dibumi ini yang banjir akan informasi. Peneliti memahami hijau disini sebagaimana bahwa hijau merupakan gambaran sebuah racun yang dimana dapat meracuni setiap pemikiran seseorang bila orang tersebut mengikuti informasi yang ada. Kesimpulannya adalah peneliti memaknai hijau ini secara sisi negatif dari kata hijau sebenarnya yang dimana mengemukakan keracunan informasi yang disebarkan secara bebas di media tanpa dicerna oleh kita semua. 2. Lirik disini menggambarkan bagaimana keadaan informasi yang sangat bebasnya bisa menimbulkan dampak yang negatif seperti halnya tayangan televisi saat ini yang sudah mulai berkurangnya tentang tayangan edukasi, dan hiburan untuk kalangan anak-anak hingga remaja, melainkan semakin meninggkatnya tayangan hiburan dewasa dan sinetron yang sangat tidak jelas ditayangkan setiap harinya. Kesimpulannya adalah dalam lirik cara pengolahan sampah peneliti 13 Jurnal Komunikasi, Vol. 2 No. 2 mengemukakan bahwa lirik tersebut menceritakan apa yang kita konsumsi dari media saat ini hanyalah sampah(yang tidak bermanfaat) dan memproduksi sebuah limbah(tayangan yang tidak bermanfaat dan tak ada informasi yang mengedukasi didalamnya) hal ini peneliti dapat setelah memahami secara keseluruhan lirik Hijau:Cara pengolahan sampah. Hasil intrepretasi ini pun dibenarkan oleh salah satu personil efek rumah kaca bahwa Lirik Lagu hijau ini menggambarkan kerasnya informasi yang ada di media saat ini dapat merubah pola pikir kita. ISSN: 2355-6579 September 2015 REFERENSI http://desainlogodesign.com/arti-warnapada-logo-perusahaan-danpengaruh-emosionalnya-padakonsumen (diakses 07/08/2016 pukul 13.20 WIB) Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Pateda, Mansoer. 2001. Semantik leksikal. Jakarta: Rineka Cipta Sobur, Alex, 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 14