Langkah-langkah pembelajaran kontekstual dalam menulis

advertisement
PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
Ahmad Fauzi Ridwan
09.21.0219
[email protected]
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung
ABSTRAK
Permasalahan pokok yang terjadi dalam penelitian ini adalah menulis paragraf induktif dengan menggunakan metode
contextual teaching and learning. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriftif.
Beberapa masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah keterampilan menulis paragraf
induktif siswa sebelum tindakan perbaikan menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL), Bagaimanakah
keterampilan menulis paragraf induktif siswa setelah tindakan perbaikan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL), Apakah melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) keterampilan menulis paragraf induktif
meningkat.
Sedangkan hipotesis dalam penelitian ini adalah Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar menulis
paragraf induktif setelah menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh hasil menulis paragraf induktif dan penulis mengambil sampel siswa
yang berjumlah 22 orang siswa yang terdiri atas 8 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan.
Setelah melakukan penelitian diperoleh hasil pembelajaran dari hasil pretes diperoleh nilai rata-rata 5,75 (lima koma
tujuh lima), dan dari hasil postes doperoleh nilai rata-rata7,43 (tujuh koma empat tiga). Dengan hasil ini,maka terlihat adanya
peningkatan hasil pembelajaran dan dengan data ini,maka hipotesis yang penulis kemukakan terjawab.
Hasil akhir dari penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran menulis paragraf induktif dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) efektif digunakan.
Kata Kunci: CTL, Paragraf Induktif.
PENDAHULUAN
seseorang berpikir logis akan sangat membantu
dalam pengajaran bahasa Indonesia.
Permasalahan pendidikan selalu muncul
bersamaan dengan berkembang serta meningkatnya
kemampuan siswa, situasi, kondisi lingkungan,
pengaruh informasi maupun kebudayaan, serta
berkembangnya ilmu pengetahuan teknologi.
Permasalahan pendidikan terjadi dalam semua mata
pelajaran tidak terkecuali pembelajaran bahasa
Indonesia. Permasalahan pendidikan terkait dengan
peningkatan kemampuan berkomunikasi siswa.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
berkomunikasi. Nazar (2006: 2) mengatakan “bahasa
Indonesia merupakan alat komunikasi untuk
menyebarluaskan informasi tentang kegiatan ilmiah
dalam berbagai bidang ilmu, baik ilmu-ilmu sosial,
kemanuasiaan,
sains,
maupun
teknologi”.
Kemampuan dikembangkan dalam pembelajaran
bahasa adalah daya tangkap makna, peran, daya
tafsir, menilai, serta mengekspresikan diri dengan
berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi
kebahasaan, pemahaman, maupun penggunaan.
Salah satu tujuan pengajaran bahasa
Indonesia secara umum adalah agar siswa memiliki
disiplin dalam berpikir serta berbahasa. Kebiasaan
Tarigan (2008: 1) mengatakan ”dalam pengajaran
bahasa dikenal adanya empat keterampilan berbahasa
yang perlu dicapai siswa, yaitu keterampilan
mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca, serta keterampilan menulis”.
Tarigan (2008: 22) mengatakan “menulis
adalah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain
dapat membaca lambang-lambang grafik itu”. Dalam
kegiatan menulis, penulis haruslah terampil
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa
kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang
secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan
praktek yang banyak dan teratur. Dalam kehidupan
modern ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat
dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila
dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan
suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang
terpelajar. Sehubungan dengan urgensitas kegiatan
menulis.
Paragraf biasa disebut dengan alinea. Nazar
(2006: 94) mengemukakan “paragraf atau alenia
adalah seperangkat kalimat yang mengandung
sekelompok ide saling berkaitan serta bernaung di
bawah satu ide pokok”. Ditinjau dari segi
penampilannya dalam suatu wacana, paragraf adalah
bagian wacana ditandai oleh baris pertama menjorok
ke dalam atau oleh jarak spasi lebih dari jarak spasi
baris kalimat-kalimat lainnya.
Salah satu bentuk paragraf adalah paragraf
induktif. Paragraf induktif adalah paragraf yang
gagasan utamanya terletak diakhir paragraf. Mulamula dikemukakan fakta-fakta ataupun uraian-uraian
kemudian
dari
fakta-fakta
itu
penulis
menggeneralisasikan kedalam sebuah kalimat.
Tarigan (1981:30) paragraf dimulai penjelasan
bagian-bagian kongkret atau khusus yang dituangkan
dalam beberapa kalimat pengembangan, dengan kata
lain kalimat topik pada bagian akhir paragraf.
Pada pembelajaran menulis paragraf induktif
kali ini saya sebagai penulis mencoba menggunakan
pendekatan
kontekstual.
Karena
pendekatan
kontekstual dapat diterapkan dalam mata pelajaran
apa saja tidak terkecuali pada pembelajaran menulis.
Kontekstual merupakan konsep belajar yang
membantu para guru mengaitkan materi yang
diajarkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan
konsep itu hasil pembelajaran berlangsung alamiah
dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami,
bukan transfer pengetahuan dari guru kepada siswa
proses pembelajaran lebih dipentingkan dari pada
hasil.
Berdasarkan
hal
tersebut,
penulis
mengangkat judul pembelajaran menulis paragraf
induktif dengan menggunakan metode contextual
teaching and learning (CTL).
KAJIAN TEORI DAN METODE
1. Kajian Teori
1.1 Pengertian Pembelajaran
Knirk dan Gustafson (2005) menjelaskan
bahwa pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang
dirangcang oleh guru untuk membantu seseorang
mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang
baru dalam suatu proses yang sistematis melalui
tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam
konteks kegiatan belajar mengajar.
Dimyati dan Mudjiono (2005) menjabarkan
bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain intruksional, untuk
membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan
pada penyediaan sumber belajar.
Dari pembahasan pengertian pembelajaran
diatas, dapat ditarik kesimpulan mengenai
pembelajaran, bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dan sumber belajar pada
lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan,
kemahiran dan tabi’at, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik.
1.2 Menulis
Menulis merupakan cara berinteraksi dengan
orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Harmer
(2002:92) yang menyatakan bahwa munulis adalah
suatu cara berinteraksi sosial dengan orang lain,dan
kita menulis untuk menyampaikan sesuatu kepada
seseorang dengan tujuan tertentu dengan kata
lain,kita menulis menyelesaikan sesuatuepda
seseorang dengan tujuan tertentu dengan kata lain,
kita menulis untuk menyelesaikan sesuatu hal ini
didukung oleh syamsudin (1994). Menulis adalah
slah satu jenis keterampilan berbahasa yang dimiliki
dan digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi
tidak langsung antara mereka. Mengenai hakikat
menulis harusnya lebih dalam lagi, dengan
menyatakan bahwa wujud pengutaraan secara tesusun
dengan mempergunakan bahasa disebut karangan.
Jadi karangan adalah susunan bahasa sebagai
pengutaraan pikiran, perasaan, pendirian, khayalan,
kehendak, keyakinan dan pengalaman kita (1978:1).
Simpulan dari beberapa pendapat diatas bahwa
menulis adalah kegiatan berkomunikasi atau interaksi
dengan bahasa tulisan dengantujuan mengutarakan
pikiran, perasaan,pendirian, khayalan, kehendak,
keyakinan dan pengalaman dengan memperhatikan
aturan-aturan dan konvensi yang berlaku.
1.3 Paragraf
Menurut Djago Tarigan (1981:11) paragraf
adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis
sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi
pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok
yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Sedangkan
menurut Ramlan (1993:1) menyatakan bahwa
paragraf dapat dijelaskan sebagai bagian dari suatu
karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah
kalimat yang mengungkapkan satuan informasi
dengan ide pokok sebagai pengendalinya.
1.4 Pendekatan contextual teaching and learning
(CTL)
Contextual teaching and learning (CTL)
adalah sistem pembelajaranyang cocok dengan otak,
untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna,
dengan cara menghubungkan muatan akademis
dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.
CTL disebut pendekatan kontekstual karena konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membantu hubungan
antara pengetahuan yang dimilinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota masyarakat.
Langkah-langkah pembelajaran kontekstual
dalam menulis paragraf induktif yaitu sebagai
berikut:
a. Menulis paragraf induktif dilakukan melalui
proses yang dilaksanakan pada tahap-tahap
tertentu secara runtun.(konstruktivisme).
b. Pengembangan
ide
atau
gagasan
dari
pengetahuan/pengalaman
yang
dimilikinya
(inkuiri).
c. Tanya jawab (Questioning).
d. Kerja sama antar siswa dalam kelompok belajar
(masyarakat belajar).
e. Menulis karangan atau paragraf
induktif
dilakukan dengan memperhatikan model atau
contoh yang diberikan guru (pemodelan).
f. Melakukan refleksi pada setiap proses menulis
paragraf induktif mulai dari tahap penetapan topik
sampai kegiatan revisi atau perbaikan (refleksi).
g. Menilai kemampuan menulis paragraf induktif
(antar siswa) dan kemampuan sendiri secara
objektif (penilaian autentik).
2. Metode
Dalam penulisan ini penulis menggunakan
metode deskriptif “karena apabila peneliti bermaksud
mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan
bagaimana, berapa banyak dan sejauh mana, dan
sebagaimana maka penelitian ini bersipat deskriptif
yaitu menjelaskan atau menerangkan suatu peristiwa”
(Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan
praktik, (1998:25).
Adapun teknik pengumpulan data yang
penulis dipergunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan
Yaitu suatu metode penelitian dengan cara
menghimpun sejumlah data melalui usaha
mempelajari bahan-bahan bacaan atau buku-buku dan
peraturan pemerintah yang ada kaitannya dengan
masalah yang sedang dibahas dalam skripsi ini.
Studi kepustakaan ini melalui cara sebagai berikut:
a) Studi literatur
Studi literatur digunakan untuk mengumpulkan
teori-teori dan informasi yang ada hubungannya
dengan masalah-masalah yang sedang diteliti.
b) Studi dokumentasi
Data yang diperoleh melalui kajian dokumentasi
ini dapat dipandang sebagai narasumber yang
dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti. Jadi dengan cara studi dokumentasi ini,
penulis dapat memperkuat data hasil observasi
b.
a)
b)
c)
dan wawancara yang telah dilaksanakan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan masalah,
tujuan, fungsi dan sebagainya. Studi dokumentasi
merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan kajian dokumen untuk memperoleh
data yang berhubungan dengan permasalahan
yang sedang diteliti. Arikunto (1998:236)
menjelaskan bahwa:
“metode dokumentasi merupakan salah satu cara
mencari data mengenai hal-hal atau variabel
berupa catatan transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti,notulen, rapat, agenda,dan
sebagainya.”
Studi Lapangan
Yaitu pengumpulan data dan informasi yang
dilakukan secara langsung pada objek yang
sedang diteliti yaitu antara lain dengan cara:
Wawancara
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang
digunakan oleh penulis untuk memperoleh
informasi dan data yang faktual mengenai peranan
guru bahasa indonesia dalam upaya meningkatkan
disiplin, dengan cara mengajukan pertanyaan yang
ada dalam pedoman wawancara melalui kegiatan
tanya jawab secara langsung mengenai kegiatan
yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
Berkaitan dengan hal ini atas Moleong (2003:135)
mengungkapkan bahwa:
“wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak
yaitu pewawancara(interviewer) yang mengajukan
pertanyaan, dan yang diwawancarai(interviewee)
yang memberikan jawaban pertanyaan itu.”
Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data
dengan cara penulis mengadakan pengamat secara
langsung terhadap objek yang akan diteliti. Akan
lebih baik jika informasi yang diperoleh selama
proses observasi semakin banyak dikumpulkan,
hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (1996:58)
yang menyatakan bahwa:
“dalam observasi kita tidak hanya mencatat suatu
kejadian atau peristiwa, akan tetapi juga segala
sesuatu atau sebanyak mungkin hal-hal yang
diduga ada kaitannya”
Tes
Hamdani (2008:155) mengatakan “tes merupakan
alat mengukur data berharga dalam penelitian. Tes
adalah seperangkat stimuli yang diberikan kepada
seseorang dengan maksud mendapatkan jawabanjawaban yang dijadikan penetapan skor angka.”
Tes yaitu dengan memberikan tugas kepada siswa
untuk menulis paragraf induktif sebelum ataupun
sesudah adanya tindakan perbaikan penggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini penulis menentukan kriteria
penilaian berdasarkan:
a. Isi gagasan yang dikemukakan/letak kalimat
utama
b. Organisasi isi
c. Diksi
d. Gaya pilihan struktur dan kosa kata
e. Ejaan dan tanda baca
Berikut ini adalah beberapa hasil yang
diperoleh pada tes awal: Pada aspek isi gagasan yang
dikemukakan/letak kalimat utama yang didapat dari
keseluruhan siswa yaitu berjumlah 59 dengan ratarata 2,68. Pada aspek organisasi isi yang didapat dari
keseluruhan siswa yaitu berjumlah 52 dengan ratarata 2,36. Kemudian, pada aspek diksi yang didapat
dari keseluruhan siswa yaitu berjumlah 46 dengan
rata-rata 2,09. Pada aspek gaya pilihan struktur dan
kosakata yang didapat dari keseluruhan siswa yaitu
berjumlah 48 dengan rata-rata 2,18 dan pada aspek
ejaan dan tanda baca yang didapat dari keseluruhan
siswa yaitu berjumlah 48 dengan rata-rata 2,18.
Jumlah skor yang diperoleh dari keseluruhan siswa
yaitu berjumlah 253 dengan rata-rata 11,5.
Sedangkan nilai akhir yang didapat dari keseluruhan
siswa yaitu berjumlah 126,5 dengan rata-rata 5,75.
Berikut ini adalah beberapa hasil yang
diperoleh pada tes akhir: Pada aspek isi gagasan yang
dikemukakan/letak kalimat utama yang didapat dari
keseluruhan siswa yaitu berjumlah 74 dengan ratarata 3,36. Pada aspek organisasi isi yang didapat dari
keseluruhan siswa yaitu berjumlah 67 dengan ratarata 3,04. Kemudian, pada aspek diksi yang didapat
dari keseluruhan siswa yaitu berjumlah 63 dengan
rata-rata 2,86. Pada aspek gaya pilihan struktur dan
kosakata yang didapat dari keseluruhan siswa yaitu
berjumlah 61 dengan rata-rata 2,77 dan pada aspek
ejaan dan tanda baca yang didapat dari keseluruhan
siswa yaitu berjumlah 62 dengan rata-rata 2,82.
Jumlah skor yang diperoleh dari keseluruhan siswa
yaitu berjumlah 327 dengan rata-rata 14,86.
Sedangkan nilai akhir yang didapat dari keseluruhan
siswa yaitu berjumlah 163,5 dengan rata-rata 7,43.
SIMPULAN
Simpulan ini penulis susun berdasarkan
rumusan masalah, hipotesis dan evaluasi yang
diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Adapun
simpulan yang dikemukakan oleh penulis adalah
sebagai berikut:
a) Pembelajaran menulis paragraf induktif sebelum
menggunakan pendekatan kontekstual dengan
nilai rata-rata 5,75 maka hipotesis pertama
terjawab bahwa pembelajaran menulis paragraf
induktif
sebelum
tindakan
perbaikan
menggunakan metode Contextual Teaching and
Learning (CTL) tergolong kurang baik.
b) Keterampilan menulis siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan metode
Contextual Teaching and Learning
(CTL)
mengalamipeningkatan.hal ini dapat dilihat dari
perbedaan nilai tes awal dan tes akhir, nilai ratarata tes awal adalah 5,75 dan nilai tes akhir adalah
7,43 maka hipotesis kedua adalah pembelajaran
menulis paragraf induktif setelah tindakan
perbaikan menggunakan metode Contextual
Teaching and Learning (CTL) tergolong baik.
c) Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
tes menulis paragraf induktif sebelum dan sesudah
menggunakan metode Contextual Teaching and
Learning (CTL). Hal ini terbukti dari hasil tes
awal dengan nilai 5,75 dan hasil dari tes awal
dengan nilai 7,43 maka hipotesis yang penulis
rumuskan terjawab , bahwa hasil menulis paragraf
induktif melalui pendekatan Contextual Teaching
and Learning
(CTL) menunjukan adanya
peningkatan hasil belajar yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, suharismi. 2006. prosedur penelitian suatu
pendekatan praktik. Jakarta: PT. Asdi Mahastya
Arikunto, Suharismi. 2007. manajemen penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Metodelogi
Pembelajaran.
Departemen Pendidikan Nasional Bahasa dan Sastra
Indonesia SMA dan MA kelas XII Program
IPA-IPS.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Aktif dan
Kreatif Berbahasa Indonesia.
Tarigan, Djago dan HG Tarigan. 1986. Teknik
Pengajaran Keterampilan berbahasa. Bandung:
Angkasa
Tarigan, Djago. 2009. Membina keterampilan
Menulis
Paragraf
dan
Pengembangannya.bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur 2008. Menulis Sebagai Suatu
keterampilan Berbahasa .Bandung: Angkasa.
Download