BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Pasar Modal
Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar
tradisional yang selama ini kita kenal, dimana ada pedagang, pembeli dan juga tawar
menawar harga. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah wahana yang
mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana
sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek.
Pasar modal mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi
nasional. Pertumbuhan suatu pasar modal sangat tergantung dari kinerja perusahaan
efek. Untuk mengkoordinasikan modal, dukungan teknis, dan sumber daya manusia
dalam pengembangan Pasar Modal, diperlukan suatu kepemimpinan yang efektif.
Perusahaan-perusahaan harus menjalin kerja sama yang erat untuk menciptakan pasar
yang mampu menyediakan berbagai jenis produk dan alternatif investasi bagi
masyarakat. Di pasar modal terdapat berbagai macam informasi, seperti laporan
keuangan, kebijakan manajemen, prospektus, saran dari broker, dan informasi lainnya.
Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995
adalah, ”Pasar modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.
8
Menurut Husnan (2009:1), “Pasar modal adalah pasar bagi instrument financial
misal obligasi dan saham jangka panjang (lebih dari satu tahun jatuh temponya)”.
Terdapat dua macam pasar modal yaitu, pasar modal perdana (primary market) dan
pasar sekunder (secondary market). Pasar perdana adalah tempat penjualan surat
berharga baru dari perusahaan (emiten) kepada masyarakat melalui sindikasi
penjaminan, sebelum surat berharga tersebut diperdagangkan di Bursa Efek. Sedangkan
pasar sekunder adalah pasar bagi efek yang telah dicatatkan di bursa, yang merupakan
kelanjutan dari pasar perdana.
Menurut Hariyani dan Serfianto (2010:8), “Pasar modal adalah pasar tempat
memperdagangkan
berbagai
instrumen
keuangan
jangka
panjang
yang
bisa
diperjualbelikan, misalnya saham (ekuiti/ penyertaan), obligasi (surat utang), reksadana,
produk derivatif, maupun instrumen lainnya”. Sedangkan
menurut Darmadji dan
Fakhruddin (2009:1), “Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrument keuangan
jangka panjang yang bias diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham),
instrument derivatif, maupun instrument lainnya”.
Menurut Syahyunan (2011:2), “Pasar modal adalah keseluruhan sistem
keuangan yang terorganisir, termasuk bank-bank komersil dan semua perantara di
bidang keuangan, surat berharga/ klaim jangka pendek maupun jangka panjang, baik
yang langsung maupun yang tidak langsung”.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat dirangkai bahwa pasar modal adalah pasar
tempat mempertemukan antara penjual dan pembeli efek. Dimana yang diperdagangkan
adalah saham, obligasi, reksadana, produk derivatif, maupun instrumen lainnya.
9
2.1.1
Efek
Menurut Husnan (2009:4), “Efek adalah setiap surat berharga yang diterbitkan
oleh perusahaan, misalnya surat pengakuan hutang, surat berharga komersial
(commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti utang, bukti right (right issue), waran
(warrant), unit penyertaan kontrak, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas
efek, dan setiap turunan (derivatif) dari efek. Pihak (perusahaan) yang melakukan
penawaran umum disebut Emiten”.
2.1.2
Efek Yang Diperdagangkan di Pasar Modal
Efek yang diperdagangkan di pasar modal adalah:
1. Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
2. Saham Preferen
Yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham
biasa , karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) tetapi
juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
3. Obligasi
Obligasi adalah surat berharga yang menunjukan bahwa penerbit obligasi
meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk
membayar bunga secara berkala, dan kewajiban melunasi pokok hutang pada
waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
10
4. Obligasi Konversi
Obligasi konversi adalah surat berharga yang menunjukan bahwa penerbit
obligasi meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban
untuk membayar bunga secara berkala, dan kewajiban melunasi pokok hutang
pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut, akan
tetapi obligasi konversi memiliki keunikan yaitu obligasi ini dapat dikonversi
atau ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi konversi selalu tercantum
persyaratan untuk melakukan konversi.
5. Right
Right atau hak untuk memesan efek terlebih dahulu (HMETD) merupakan surat
berharga yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menukarnya
menjadi saham biasa. HMETD diberikan kepada pemegang saham sehubungan
dengan proses pengeluaran saham baru atau yang dikenal dengan istilah right
issue. Ketika terjadi right issue maka pemegang saham lama memiliki hak lebih
utama atas saham baru yang dikeluarkan perusahaan.
6. Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah
ditentukan. Biasanaya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lain,
misalnya obligasi atau saham. Penerbit waran harus memiliki saham yang
nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Namun, setelah obligasi atau saham
yang disertai waran memasuki pasar, baik obligasi, saham maupun waran
diperdagangkan secara terpisah.
11
7. Reksa Dana
Dilihat dari asal katanya, reksa dana berasal dari kata reksa yang berarti jaga atau
pelihara dan kata dana yang berarti kumpulan uang, sehingga reksa dana dapat
diartikan sebagai kumpulan uang yang dipelihara (bersama untuk suatu
kepentingan). Umumnya reksa dana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan
untuk
menghimpun
dana
dari
masyarakat
investor
untuk
selanjutnya
diinvestsikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
8. Kontrak Opsi Saham
Opsi adalah bentuk surat berharga derivative (turunan). Opsi merupakan sebuah
kontrak antara dua pihak dimana pihak yang membeli kontrak disebut taker
mempunnyai hak, namum bukan kewajiban, untuk menjual atau membeli
instrument yang menjadi dasar dari kontrak tersebut, misalnya saham. Dengan
demikian, opsi tersebut disebut dengan opsi saham (stock option) untuk
mendapatkan hak tersebut, maka pihak taker membayar sebuah premi kepada
penjual kontrak (writer).
9. Surat Utang Negara
Surat Negara yang berupa surat pengakuan hutang dalam mata uang rupiah
maupun valuta asing, yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh
Negara Reublik Indonesia sesuai masa berlakunya
10. Surat Berharga Syariah Negara
Surat Berharga Syariah Negara atau sukuk ritel adalah suatu surat berharga
jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada
pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar
12
pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil margin/ fee,
serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
2.1.3 Manfaat Pasar Modal
Manfaat dari pasar modal antara lain:
1. Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi
dunia usaha sekaligus memungkingnkan alokasi sumber dana secara
optimal.
2. Memberikan wahana bagi investor untuk berinvestasi sekaligus
memungkinkan usaha untuk diversivikasi.
3. Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi trend ekonomi
negara.
4. Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai ke lapisan
masyarakat menengah.
5. Menciptakaan lapangan kerja/ profesi yang menarik.
6. Memberi kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek
yang baik.
7. Alternativ investasi yang meberikan keuntungan dengan resiko yang bias
diperhitungkan melalui keterbukaan, liquiditas dan diversivikasi.
8. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses
kontrol sosial.
9. Mendorong iklim pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka,
pemanfaaan manajemen professional dan penciptaan iklim usaha yang
sehat.
13
2.2
Pemahaman Mengenai Saham
Definisi saham menurut Basir (2008) adalah, “merupakan surat berharga yang
menunjukan kepemilikan seorang investor di dalam satu perusahaan”, artinya jika
seorang investor membeli suatu saham, berarti ia menyertakan modal pada perusahaan
tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli.
Menurut Bandi (2009:96), “Saham adalah tanda penyertaan, andil, atau
kepemilikan seseorang atau lembaga dalam suatu perusahaan”.
Menurut Listriani, Mahardika dan Situmorang (2010:1), “Saham adalah surat
berharga (efek) yang berbentuk sertifikat guna menunjukkan bukti kepemilikan suatu
perusahaan”.
Menurut Hariyani dan Serfianto (2010:198), “ Saham (share/ stock/ andeel /
andil) adalah tanda penyertaan modal dari seseorang atau badan usaha di dalam suatu
perusahaan perseroan terbatas”. Sedangkan menurut Suwandi (2010:31), “saham adalah
surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan”.
Menurut
Husnan
(2009:29)
sekuritas
merupakan
secarik
kertas
yang
menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk
memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas
tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan
haknya.
Menurut PSAK No. 42, saham/efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan
hutang, surat berharga komersial, obligasi, tanda bukti utang, dan unit penyertaan
kontrak investasi kolektif. Menurut Darmadji & Fakhrudin (2009), “Saham dapat
didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan atau perseroan terbatas”.
14
Menurut Muchlisin (2009), “Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas, dalam bentuk
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut”.
Menurut Riadi (2010), “Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam
berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah
perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang
membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis saham (efek ekuitas) - dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama untuk
meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi. Saham dijual melalui pasar
primer (primary market) atau pasar sekunder (secondary market)”.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dirangkai bahwa saham adalah surat
berharga (efek) yang berbentuk sertifikat yang berfungsi sebagai tanda kepemilikan
seseorang atau badan usaha di dalam suatu perusahaan perseroan terbatas.
2.2.1 Jenis Saham
Menurut Bandi (2009:93), saham dibedakan menjadi tiga jenis yaitu, saham
bonus (bonus shares), saham preferen (preferred stock), saham biasa (common stock).
1. Saham Bonus (Bonus Shares)
Saham bonus adalah saham yang berasal dari kapitalisasi agio saham. Agio saham
itu sendiri adalah selisih antara harga saham saat penawaran umum dengan harga
nominal saham. Dengan kata lain, saham bonus merupakan agio saham yang
dikembalikan kepada pemegang saham dalam bentuk saham bonus.
15
2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen adalah produk hybrid alias saham campuran antara saham biasa
dengan efek pendapatan karena pemilik saham akan mendapat pendapatan tetap
yang dibagikan secara rutin dalam bentuk deviden. Karena saham ini menjanjikan
deviden tetap, maka dalam emisi saham ada penyisihan sebagian keuntungan atau
provosi yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk pemegang saham.
3. Saham Biasa (CommonStock)
Saham biasa (biasa disebut saham) adalah saham dimana pemegang saham yang
memilikinya mewakili kepemilikan di perusahaan sebesar modal yang ditanamkan.
2.2.2 Ditinjau dari Kinerja Perdagangan
Menurut Darmadji & Fakhrudin (2009), ditinjau dari keinerja perdagangan
saham dapat dibedakan menjadi lima yaitu:
1. Saham Unggulan (Blue chip stock)
Saham ini dikenal sebagi kategori saham unggulan dari suatu perusahaan yang
memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan
yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. Saham blue chips memang
senantiasa menjadi barang dagangan yang favorit di bursa efek.Banyak orang
yang menyukai saham ini karena dirasa memiliki kualitas yang prima, oleh
karena itu saham jenis ini mudah untuk dilempar ke pasaran.
2. Saham Pendapatan (income stock)
Saham jenis ini adalah saham yang memberikan divden relatif tinggi. Hal ini
biasanya terjadi karena perusahaan yang mengeluarkan jenis saham ini berada
pada tingakatan mature sehingga tidak membutuhkan biaya ekspansi yang besar.
16
3. Saham Pertumbuhan (Growth Stock)
Secara umum saham jenis ini memilikipertumbuhan laba dan pendapatan yang
secara rata-rata lebih tinggi dari pada pertumbuhan industrinya. Biasanya
perusahaan yang mengeluarkan saham golongan ini mempunyai PER yang relatif
tinggi dan DPR (Dividend Payout Ratio) yang kecil.
4. Saham Spekulatif (Speculative Stock)
Saham jenis ini adalah saham yang secara umum tidak terus menerus dalam
memberikan deviden. Hal ini karena perusahaan juga secara tidak konsisten
membukukan perbaikan laba dan pendapatan. Saham jenis ini memiliki resiko
yang tinggi namun juga memiliki return yang besar. Ketidak konsistenan kinerja
saham ini karena perseroan yang masih mengembangkan produk baru.\
5. Saham Siklikal (Cyclical Stock)
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi
bisnis secara umum, perusahaan yang memiliki saham jenis ini umumnya
menikmati kemakmuran hanya pada musim-musim tertentu. Contohnya
perusahaan yang memproduksi perlengkapan sekolah akan mengalami penjualan
pesat menjelang tahunajaran baru.
2.2.3 Keuntungan Berinvestasi Saham
Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh seorang investor dengan
menginvestasikan modalnya dalam investasi saham, antara lain:
1. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan
berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah
mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal
17
ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham
tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham
tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang
berhak mendapatkan dividen.
2. Capital gain, merupakan selisih antara harga beli dan harga jual, dimana harga
jual lebih tinggi dari harga beli. Capital gain terbentuk dengan adanya aktifitas
perdagangan di pasar sekunder. Umumnya pemodal dengan orientasi jangka
pendek mengejar keuntungan melalui capital gain.
2.2.4
Resiko Berinvestasi Saham
Saham dikenal dengan karakteristik high risk-return. Artinya saham merupakan
surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi
risiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan return atau
keuntungan dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Namun, seiring dengan
berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat pemodal mengalami
kerugian dalam waktu singkat.
2.2.4.1 Resiko Investor yang Memiliki Saham
Ada beberapa resiko yang mungkin dihadapi oleh seorang investor dalam
berinvestasi di pasar modal, yaitu:
1. Tidak mendapat dividen, perusahaan akan membagikan dividen jika operasi
perusahaan menghasilkan keuntungan dan mendapat persetujuan dari pemegang
saham untuk membagikan dividen. Dengan demikian perusahaan tidak dapat
membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. Dengan
18
demikian pula, potensi keuntungan pemodal untuk mendapatkan dividen
ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
2. Capital Loss, dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal
mendapatkan capital gain alias keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada
kalanya pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga
beli. Dengan demikian pemodal mengalami capital loss.
3. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu
saja akan berdampak secara langsung kepada saham perusahaan tersebut. Sesuai
dengan peraturan pencatatan saham di Bursa efek, maka jika suatu perusahaan
bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan
dikeluarkan atau di delist.
4. Saham didelist dari bursa (Delisting), seperti yang sudah dibahas, risiko lain
yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika perusahaan dikeluarkan dari
pencatatan Bursa Efek. Suatu saham perusahaan didelist dari Bursa umumnya
karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah
diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen
secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai
dengan Peraturan Pencatatan Efek di Bursa.
5. Saham disuspend, risiko lain yang juga mengganggu para pemodal untuk
melakukan aktivitasnya, yaitu jika suatu saham di suspend alias dihentikan
perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek. Dengan demikian pemodal tidak dapat
menjual sahamnya hingga suspend dicabut.
19
2.3
Aksi Korporasi (Corporate Action)
Menurut Darmadji & Fakhrudin (2009:47), “Aksi korporasi adalah merupakan
aktivitas emiten yang berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar maupun
terhadap haga saham di pasar”.
Menurut Darmaji memberikan difinisi:
Corporate
Action
merupakan
aktivitas
emiten
yang
signifikan
dan
mempengaruhi baik jumlah saham yang beredar ataupun harga yang bergerak dipasar.
Keputusan corporate action harus disetujui dalam suatu rapat umum baik RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham) ataupun RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa), hal ini penting karena kebijakan yang akan diambil disamping akan
mempengaruhi jumlah dan harga yang ada dipasar juga akan mempengaruhi para
pemegang sahamnya, sehingga persetujuan pemegang saham adalah mutlak untuk
efektifnya suatu action
2.3.1
Aksi Korporasi dan Kepentingan Pemegang Saham
Aksi korporasi merupakan istilah di pasar modal yang menunjukan
aktifitasstrategi emiten atau perusahaan tercatat (listed company) yang berpengaruh
terhadap kepentingan pemegang saham. Pengaruh tersebut dalam wujud jumlah saham
yangberedar maupun harga saham. Beberapa bentuk aksi korporasi yang biasa
dilakukanemiten antar lain: pembagian dividen, pemecahan saham, penyatuan saham,
saham bonus, penawaran umum terbatas, private placement dan pembelian kembali
saham.
20
Selain itu aksi korporasi juga mencakup aksi strategi emiten lainnya seperti:
merger, akuisisi, spin off, penawaran umum perdana (IPO), secondary offering maupun
additional listing seperti konversi saham baik dari waran, right, ataupun obligasi.
Kebijakan itu dapat dilakukan terpisah ataupun terikat antara satu dengan yang
lainnya tergantung dari keputusan pemegang saham tersebut. Aksi korporasi merupakan
aktivitas emiten yang menarik perhatian pelaku pasar seperti analis saham, manager
investasi, manajer dana (fund manager), investor, atau pemegang saham. Umumnya
pihak-pihak yang barkepentingan akan mencermati dengan seksama setiap langkah yang
dilakukan manajemen emiten dalam proses aksi korporasi baik sejak rencana hingga
proses pelaksanaanya.
Pemegang saham berkepentingan dengan aksi korporasi karena beberapa hal
seperti:
1. Perubahan komposisi kepemilikan dan dilusi saham. Sebuah aksi korporasi dapat
mengakibatkan berubahnya komposisi pemegang saham serta dapat menurunnya
persentase kepemilikan (dilusi saham), sebagai contoh, jika pemegang saham/
investor tidak mengambil bagian dalam rangkaian right issue.
2. Dana tambahan. Pemegang saham tidak selalu memiliki dana tambahan untuk
turut serta dalam sebuah aksi korporasi, misalnya pada right issue
3. Perubahan permodalan perusahaan. Aksi korporasi yang menyangkut perubahan
saham dapat berakibat pada perubahan pada sisi modal sendiri (ekuitas), dan
dapat berdampak pada perubahan indikator yang berkaitan dengan permodalan.
4. Jumlah saham beredar. Jumlah saham beredar dapat berubah, bertambah atau
berkurang secara cukup signifikan di pasar. Hal tersebut tentu saja dapat
21
berpengaruh terhadap kinerja saham atau likuiditas perdagangan saham.
Faktorlain yang terpengaruh atas perubahan jumlah saham beredar adalah
perubahan laba per saham (earning per share).
5. Harga saham. Aksi korporasi dapat berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham di pasar; dimana harga saham merupakan perhatian utama bagi pemegang
saham khususnya investor yang aktif memperdagangkan sahamnya terlebih bagi
investor dengan horizon waktu yang pendek atau lebih ekstrem lagi bagi investor
yang memperdagangkan sahamnya dalam kurun waktu harian (day-trader).
6. Dividend. Bagi pemegang saham atau lebih khusus lagi pemegang saham dengan
kurun waktu jangka panjang (long term investmen) atau investor institusi
makasuatu aksi korporasi yang dilakukan emiten misalnya merger atau
peningkatan modal dapat berakibat pada peningkatan profitabilitas yang berarti
peluang dividen yang lebih besar.
7. Likuiditas. Hal ini mencerminkan laju perdagangan saham atau sejauh mana
suatu saham aktif atau tidaknya diperdagangkan. Pada titik ekstrim terdapat
beberapa saham yang tidak aktif diperdagangkan dalam kurun waktu tertentu
atau dikenal sebagai saham tidur. Penyebab tidak likuidnya suatu saham dapat
disebabkan oleh kinerja emiten tersebut, namun dapat pula disebabkan harga
saham yang terlalu tinggi. Pada titik lainnya terdapat beberapa saham yang selalu
aktif diperdagangkan sehingga memudahkan investor dalam melakukan jual
danbeli. Investor khususnya jangka pendek berkepentingan dengan likuiditas
suatu saham, karena hal tersebut memungkinkan terciptanya peluang capital gain
bagi investor. Aksi korporasi misalnya pemecahan saham dapat berakibat pada
22
meningkatnya likuiditas perdagangan saham, yang tentunya merupakan hal
positif bagi investor.
8. Strategi investasi. Setiap investor baik institusi maupun peorangan memiliki
preferensi berbeda baik peluang keuntungan (return) maupun potensi kerugian
atau resiko (risk). Preferensi tersebut tercermin dalam strategi yang dijalankan
investor. Ada investor yang memegang saham untuk kurun waktu yang lama
dimana fokusnya adalah dividen, sementara investor lainnya dengan horizon
waktu jangka pendek daimana yang menjadi fokusnya adalah capital gain.
Bahkan ada investor yang keputusan atau perputaran investasinya di dasarkan
pada kurun waktu tertentu. Misalnya ada investor yang memutar investasinya
setiap tiga bulanan, maka apaun kondisinya dia akan melakukan rotasi atas
saham-sahamnya dalam kurun waktu tersebut. Strategi investasi yang berbeda
tentuakan memandang aksi korporasi dalam sudut pandang dan kepentingan
berbeda. Sebagai contoh, pada day trader tidak berkepentingan dengan rencana
emiten untuk membagikan dividen.
9. Portofolio investasi. Manager investasi suatu portofolio berkepentingan
bagaimana meningkatkan nilai portofolio investasi yang dikelolanya. Nilai atau
kinerja potofolio sangat ditentukan sumbangan nilai yang diberikan salah satu
komponen portofolio tersebut, misalnya sebagian saham dalam portofolio
tersebut merupakan saham sector perbankan. Manager investasi tersebut tentu
berkepentingan jika salah satu saham yang dikelola akan melaukan right issue
terlebih dalam kurun waktu yang sama, manager investasi dihadapkan dengan
beberapa rencana aksi korporasi atas saham-saham yang dikelolanya.
23
2.4
Dividen
Menurut Darmadji & Fakhrudin (2009:31), “Dividen adalah pembagian sisa laba
bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan RUPS.
Dividen dapat berbentuk tunai (cash dividend) atau saham (stock dividend)”
Ukuran yang menentukan proporsi laba yang diinvestasikan kembali biasa adalah
retention ratio. Retention ratio diproleh dari = 1 – dividend payout ratio.
2.4.1
Jenis-jenis Dividen
Menurut Bandi (2009:98), dilihat dari bentuk dividen yang didistribusikan kepada
pemegang saham, dividen dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:
1. Cash Dividen ialah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para
pemegang saham dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat pemegang
saham perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan
akan dibagi dalam bentuk cash dividen. Perusahaan hanya berkewajiban
membayar dividen setelah perusahaan tersebut mengumumkan akan membayar
dividen. Dividen dibayarkan kepada pemegang saham yang nama tercatat dalam
daftar pemegang saham. Pembayaran dividendapat dilakukan oleh perusahaan
sendiri atau melalui pihak lain umpama bank.
2. Script Dividen adalah suatu surat tanda kesediaan membayar sejumlah uang
tertentu yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham sebagai
dividen. Surat ini berbunga sampai dengan dibayarkan uang tersebut kepada
yang berhak. Script dividen seperti ini biasa dibuat apabila pada waktu para
pemegang saham mengambil keputusan tentang pembagian laba dimana
24
perusahaan belum (tidak) mempunyai persediaan uang cash yang cukup untuk
membayar dividen cash.
3. Property Dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham
dalam bentuk barang-barang (tak berupa uang tunai ataupun (modal) saham
perusahaan).
4. Liquidating Dividen adalah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang
saham dimana sebagian dari jumlah tersebut dimaksudkan sebagai pembayaran
bagian laba (Cash Dividen) sedangkan sebagian lagi dimaksudkan sebagai
pengembalian modal yang ditanamkan (diinvestasikan) oleh para pemegang
saham ke dalam perusahaan tersebut.
5. Stock Dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham
dalam bentuk saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. Di
Indonesia saham yang dibagikan sebagai dividen tersebut disebut saham bonus.
Dengan demikian para pemegang saham mempunyai jumlah lembar saham yang
lebih banyak setelah menerima Stock Dividen. Dividen saham dapat berupa
saham yang jenis sama maupun yang jenis berbeda. Dari beberapa jenis dividen
tersebut, jenis dividen yang sering dibagikan adalah dividen tunai dan dividen
saham. Dari keduanya dividen tunai merupakan yang lebih sering dibagikan
perusahaan, dan merupakan dividen yang di sukai pemegang saham.
2.4.1.1 Dividen Tunai
Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan No. 689/BL/2011, syarat-syarat dilakukannya dividen tunai, antara lain:
25
1. Memiliki dana kas yang cukup, sebelum merencanakan membagi dividen
dalambentuk kas, emiten harus memiliki dana kas yang cukup. Jika dividen yang
dibagikan cukup besar dan emiten tidak memiliki dana yang cukup untuk
membayar
dividen
dalam
satu
kali
pembayaran,
emiten
dapat
mempertimbangkan untuk melakukan pembayaran secara bertahap. Yang perlu
diperhatikan bahwa ketentuan yang ada saat ini, dividen wajib dibayarkan
selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari bursa setelah tanggal daftar pemegang
saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai (peraturan perdagangan efek
PTBursa Efek Jakarta Nomor II-A.1 tentang ketentuan umum perdagangan efek
dibursa efek jakata huruf C.7.e)
2. Memiliki saldo laba ditahan yang cukup, sumber dividen tunai adalah laba
ditahan. Untuk dapat membagi dividen tunai, tentunya perusahaan harus
memiliki saldo laba ditahan yang cukup.
3. Telah disetujui RUPS, rencana pembagian dividen hanya dapat dilakukan jika
telah disetujui RUPS. Jika RUPS telah menyetujui untuk membagikan dividen
tunai, maka perusahaan sudah harus mengakui adanya kewajiban dividen
tersebut.
2.4.1.2 Dividen Saham
Jika emiten ingin membagikan dividen tetapi tidak memiliki dana kas yang
cukup, emiten dapat mempertimbangkan untuk membagi dividen saham. Dengan
membagi dividen saham, perusahaan mendapat manfaat berupa saving kas sehingga
dana kas tersebut dapat dipakai untuk tujuan lain, namun disisi lain pemegang saham
juga dapat menikmati berupa tambahan saham walaupun secara real nilai investasinya
26
tidak berubah. Disamping itu ada beberapa tujuan yang melatarbelakangi dibagikannya
dividen saham:
1. Meningkatkan jumlah modal disetor perusahaan, dengan dibagikannya dividen
saham, berarti perusahaan mengurangi saldo akun laba ditahan dan ditransfer
keakun modal saham biasa. Dengan demikian, perusahaan dapat memiliki
struktur modal yang lebih kuat.
2. Meningkatkan likuiditas perdagangan saham, dibagikannya dividen saham
berakibat jumlah saham yang beredar akan bertambah. Bertambahnya jumlah
saham ini, secara teoritis akan menurunkan harga pasar saham setelah dibagikan
dividen saham. Semakin banyak saham beredar akan membuat harga saham
semakin murah dan mendorong peningkatan likuiditas perdagangan saham.
Syarat-syarat pembagian dividen saham:
1. Memiliki saldo laba ditahan yang cukup. Sebagai mana dividen tunai, dividen
saham juga berasal dari pembagian laba di tahan. Perbedaan pengaruh dividen
saham dengan dividen tunai adalah pada dividen saham tidak ada arus kas yang
keluar dari perusahaan dan hanya pemindahan dari akun laba ditahan menjadi
modal saham, sedangkan pada dividen kas perusahaan harus mengeluarkan
kasuntuk dibagikan pada pemegang saham. Dengan demikian apabila perusahaan
ingin membagikan dividen saham, saldo laba ditahan harus mencukupi untuk
pembagian dividen saham dimaksud.
2. Telah disetujui oleh RUPS, sebagaimana dividen tunai, pembagian dividen
saham juga harus disetujui oleh pemegang saham dalam RUPS.
27
3. Harga teoritis saham memenuhi ketentuan bursa. Dalam peraturan pencatatan PT
Bursa Efek Jakarta Nomor I-A tahun 2004 tentang pencatatan saham dan efek
bersifat ekuitas selain saham yang diterbitkan, huruf V.3.2. dinyatakan “harga
teoritis saham hasil tindakan penerbitan saham baru sekurang-kurangnya Rp.100
(seratus rupiah). Selanjutnya pada huruf V.3.3. dinyatakan “harga teoritis
dihitung bersarkan rata-rata harga penutupan saham perusahaan yang
bersangkutan selama 25 (dua puluh lima) hari bursa berturut-turut di pasar
regular
sebelum
mengenaiakan
perusahaan
dilakukannya
tercatat
Rapat
melakukan
Umumm
iklan
Pemegang
pengumuman
Saham
yang
mengagendakan pembagian dividen.”
2.4.2
Dividen Interim dan Final
Mengacu pada pendapat basir et al. dividen interim atau dividen sementara
adalah dividen yang dibayarkan pada tahun berjalan sebelum pembukuan perusahaan
ditutup. Dividen interim ini akan diperhitungkan sebagai bagian dari dividen final,
sementara dividen final adalah dividen yang dibagiakan setelah pembukuan perusahaan
ditutup dan merupakan dividen akhir untuk tahun buku yang bersangkutan.
2.4.3
Jadwal yang Berkaitan dengan Pembagian Dividen
Salah satu faktor yang perlu di perhatikan khususnya para investor, adalah
mengenai jadwal yang berkaitan dengan pembagian dividen serta jadwal lainnya yang
berkaitan dengan dividen, misalnya kapan sebaiknya membeli suatu saham sehigga
mendapat kesempatan untuk mendapatkan saham yang tercatat sebagai pemegang saham
28
yang berhak mendapatkan dividen. Berkaitan dengan jadwal pembagian dividen,
terdapat beberapa istilah yang perlu diketahui,yaitu:
1. Tanggal pengumuman (declaration date), merupakan tanggal pengumuman
pembagian dividen yang disampaikan emiten
2. Cum-dividens date, merupakan tanggal terkait perdagangan saham yangmasih
mengandung hak untuk mendapatkan dividen (baik tunai maupun saham)
3. Ex-dividend date merupakan tanggal dimana perdagangan saham sudah tidak
mengandung hak untuk mendapatkan dividen. Jadi jika membeli pada tanggal ini
atau sesudahnya, maka saham tersebut sudah tidak membagikan dividen.
Sebaliknya, jika seseorang ingin menjual saham dan masih ingin mendapatkan
hak dividen, maka harus menjual pada ex-dividend date atau sesudahnya.
4. Tanggal pencatatan (recording date), merupakan tanggal pencatatan atau tanggal
penentuan para pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.
5. Tanggal pembayaran (dividend payment), merupakan tanggal pembayaran
dividen kepada pemegang saham yang berhak.
2.4.4 Pengaruh Cum dan Ex-dividend pada Harga Saham
Secara umum pembagian dividend tunai direspon positif oleh investor, apalagi
jika dividen yang dibagikan cukup besar. Harga saham perusahaan yang membagikan
dividen umumnya jika dianggap tidak ada faktor lain yang berpengaruh akan naik sesuai
ke tingkat wajarnya sesuai dengan besarnya dividen yang dibagikan sampai dengan
tanggal cum-dividend namun diperhitungkan juga pajak atas dividen sebesar 10% sesuai
Pasal 1 Undang- Undang No 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan. Namun jika telah
29
memasuki tanggal ex-dividend, maka harga saham umumnya akan terkoreksi kembali
(karena pembelian saham pada tanggal ex-dividend tidak lagi berhak menerima dividen).
2.4.5
Pengaruh Dividen terhadap Harga Saham
Jumlah
dividen
yang
akan
dibayarkan
oleh
suatu
perusahaan
akan
diperhitungkan oleh investor (khususnya investor jangka panjang) dalam memilih saham
yang akan dibeli. Hal ini karena jumlah dividen diperhitungkan sebagai salah satu dalam
penentuan imbal hasil yang disaratkan (required rate of return).
2.4.6
Dividen Payout Ratio dan Dividen Yield
Rasio pembayaran dividen dividend payout ratio – (DPR) merupakan rasio yang
mengukur perbandingan dividen terhadap laba perusahaan. Jika rasio pembayaran
dividen dihitung dalam basis per lembar saham, maka rumus perhitungannya adalah
sebagai berikut:
DPR =
Sedangkan imbal hasil dividen (dividend yield – DY) digunakan untuk
mengukur jumlah dividen per saham relatif terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam
bentuk persentase. Semakin besar dividend yield, maka akan semakin menarik bagi
investor. Dividend yield dihitung dengan rumus sebagai berikut:
DY =
30
2.5
Penilaian Harga Saham
Penilaian atas saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian
variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diamati menjadi perkiraan tentang
harga saham. Variabel-variabel ekonomi tersebut misalnya laba perusahaan, dividen
yang dibagikan, aset perusahaan, variabilitas laba dan sebagainya. Secara umum ada dua
analisis yang sering digunakan dalam melakukan analisis saham, yaitu analisis teknikal
(technical analysis) dan analisis fundamental (fundamental analysis).
1. Analisis teknikal
Menurut Bandi (2009:129), ”Analisis teknikal adalah suatu studi dan seni yang
dipakai untuk memahami kecenderungan harga yang akan datang dengan
menggunakan chart maupun perhitungan matematis”. Menurut Listriarni,
Mahardika dan Situmorang (2010:45), “Analisis teknikal adalah analisis yang
mengacu pada pola pergerakan harga saham berdasarkan historis dan data
statistik”. Menurut Vibby (2010:37), “Analisis teknikal adalah analisis yang
melakukan penelitian yang medasari kombinasi antara studi nilai harga (nilai
harga pembukaan, nilai harga tertinggi/terendah, dan nilai harga penutupan)
dengan menggunakan grafik-grafik /chart yang terbentuk sebagai peta utama
untuk menentukan langkah-langkah berikutnya”.
Menurut Husnan (2009:29), “Analisis teknikal adalah suatu metode
meramalkan pergerakan harga saham dan meramalkan kecenderungan pasar di
masa mendatang dengan cara mempelajari grafik harga saham, volume
perdagangan indeks harga saham gabungan”. Menurut Tryfino (2010:18),
“Analisis teknikal adalah metode analisis yang berdasarkan pergerakan harga
saham sesuai dengan kemungkinan teknis dari historikal data statistik
31
pergerakannya pada jangka waktu tertentu”. Menurut Veter (2010:146),
“Analisis teknikal adalah analisis yang tanpa perlu melihat laporan keuangan
perusahaan, cukup tampilan dan grafik harga pada layar”. Menurut Pring
(2008:2), “Technical analysis is to identify a trend reversal at a relatively early
stage and ride on that trend until the weight of the evidence shows or proves that
the trend has reserved”.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dirangkum bahwa analisis
teknikal adalah suatu metode analisis yang meramalkan pergerakan harga saham
dengan menggunakan garfik /chart maupun perhitungan matematis.
Analisis teknikal pertama kali dipopulerkan oleh Charles Dow dan
dikenal dengan prinsip Teori Dow / dow theory pada akhir abad 19 dan
sumbangan Charles Dow dalam analisis teknikal yang digunakan pada saat ini
sungguh tidak dapat diabaikan. Dalam teori dow disebutkan bahwa pergerakan
suatu bursa saham/ indeks, bergerak secara parallel bersamaan dengan mayoritas
saham-saham uang terdapat didalamnya. Analisis teknikal lebih memperhatikan
pada apa yang telah terjadi di pasar, dari pada apa yang seharusnya terjadi.
2. Analisis Fundamental
Widoatmodjo (2009:263) menyatakan bahwa “Analisis fundamental
sebenarnya merupakan metode analisis saham dengan melakukan penilaian atas
laporan keuangan”. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2009:189), “Analisis
fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan
mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi
dan kondisi industri suatu perusahaan”. Dengan demikian analisis fundamental
32
merupakan analisis yang berbasis pada data riil untuk mengevaluasi atau
memproyeksikan
nilai
suatu
saham.
Analisis
fundamental
mencoba
memperhitungkan harga saham di masa yang akan dengan (1) mengestimasi nilai
faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan
datang dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga
diperoleh taksiran harga saham.
Beberapa data atau indikator yang umum digunakan dalam analisis
fundamental adalah : pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau
pengembalian ekuitas, margin laba, dan data keuangan lainnya sebagai sarana
untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa
mendatang.
Dalam analisis fundamental terdapat dua model penilaian terhadap nilai
saham yang sering digunakan para analisis sekuritas menurut Kamaruddin
(2008:81), yaitu:
•
Pendekatan nilai sekarang
Pendekatan nilai sekarang atau disebut juga dengan kapitalisasi laba
(capitalization of income method), melibatkan proses kapitalisasi nilainilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang. Jika
investor percaya bahwa nilai perusahaan bergantung pada prospek
perusahaan di masa datang dan prospek ini merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan aliran kas masa depan, maka nilai
perusahaan dapat ditentukan dengan mendiskotokan nilai-nilai arus kas
(cash flow) di masa depan menjadi nilai sekarang.
33
•
Pendekatan Price Earning Ratio (PER)
Alternatif lain selain menggunakan arus kas atau dividen dalam
menghitung nilai fundamental atau nilai intrinsik saham adalah dengan
menggunakan nilai laba perusahaan (earnings). Salah satu pendekatan
yang populer adalah dengan menggunakan nilai pendapatan untuk
memperkirakan nilai intrinsik, yaitu dengan pendekatan Price Earnings
Ratio (PER), atau disebut juga dengan earnings multiplier.
2.5.1
Pendekatan CAPM
Satu pendekatan untuk mengestimasi biaya ekuitas biasa adalah dengan
menggunakan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Pengertian Capital
Asset Pricing Model (CAPM) adalah merupakan teori hubungan antara resiko dan
pengembalian yang menyatakan bahwa ekspetasi premi resiko segala sekuritas sama
dengan betanya dikali premi resiko pasar. CAPM memiliki interpretasi sederhana:
ekspetasi diminta oleh investor tergantung pada dua hal: (1) Kompensasi nilai waktu
uang (tingkat bebas resiko) dan (2) premi resiko, yang bergantung pada beta dan premi
resiko pasar (Brealey et al. 2008:333).
Menurut Bandi (2009:147) langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan
pendekatan CAPM adalah:
1. Mengestimasi tingkat bebas resiko (Rf). Tingkat bebas resiko biasanya
diambildari tingkat suku bunga bank Indonesia (BI rate)
2. Mengestimasi koefisien beta saham. dan menggunakan sebagai indeks
resikosaham.
3. Mengestimasikan tingkat pengembalian yang di syaratkan dari pasar.
34
4. Mengestimasi
nilai-nilai
di
atas ke dalam
persamaan CAPM
untuk
mengestimasitingkat pengembalian yang diminta dari saham yand dipertanyakan
Ks = Rf+[(Rm-Rf) x beta)
2.5.2 Analisis Rasio Keuangan
Salah satu cara untuk menilai harga wajar dari suatu perusahaan adalah dengan
menggunakan analisis rasio keuangan. Dengan menggunakan analisis ini kita dapat
mengetahui kinerja dari suatu perusahaan. Rasio yang dapat digunakan dalam
menganalisis nilai wajar saham dari suatu perusahaan, antara lain:
1. Erning Per Share (EPS)
Rasio yang menunjukan bagian laba untuk setiap saham. EPS menggambarkan
profaitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Semakin
tinggi nilai EPS tentu saja mengakibatkan semakin besar laba dan kemungkinan
peningkatan jumlah dividen yang diterima pemegang saham. EPS dapat dihitung
dengan rumus:
EPS =
2. Price Erning Ratio (PER)
PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. PER dihitung dalam satuan kali. Sebagai contoh, jika suatu
saham memiliki PER sebesar 10 kali, berarti pasar menghargai sepuluh kali atas
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Bagi investor semakin kecil
35
PER suatu saham, semakin bagus karena saham tersebut termasuk dalam
katagori murah. PER dihitung dengan rumus berikut:
PER =
3. Price Book Value (PBV)
PBV menurut wetson et al adalah “rasio harga pasar saham terhadap nilai
bukunya. Rasio ini memberikan indikasi lain bagaimana investor memandang
suatu perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pengembalian atas ekuitasnya
tinggi biasanya dengan penggandaan nilai buku yang lebih tinggi dari pada
perusahaan lain yang tingkat pengembaliannya rendah” (h.306). PBV
dihitungdengan rumus:
PBV =
4. Return on Equty (ROE)
Menurut Weygandt et al. ROE adalah “show how many dollars of net
incomewere erned for each dollar invested by the owners” (p.780). Jadi ROA
mengukur tingkat pengembalian yang diperoleh para pemegang saham dari tiap
dolar/ rupiah yang diinvestasikan , sehingga makin tinggi rasio ini minat investor
untuk membeli saha perusahaan semakin tinggi.
2.5.3
Dividend Discount Model (DDM)
Shape (1990) mengenalkan suatu teori untuk menentukan nilai intrinsik dari
suatu saham didasarkan atas pendapatan perusahaan yang dibayarkan dalam bentuk
36
dividend. Ia juga memperkenalkan konsep discounting dalam teorinya yang pada
dasarnya merupakan proses menilai aliran pendapatan dimasa yang akan datang
(dividen) pada saat sekarang. Teori ini kemudian terwujud dalam rumusan DDM.
Dividend discount model (DDM) adalah suatu rumusan valuasi yang banyak diterima
dan digunakan oleh buku teks keuangan dan investasi saat ini.
Berdasarkan DDM harga saham adalah nilai saat ini dari keseluruhan dividen
yang akan diterima pemegang saham secara perpetuity. Perhitungan nilai intristik
dengan rumusan DDM tidak hanya berfokus pada dividen saja melaikan juga
memperhitungkan capital gain. Capital gain ini direfleksikan pada harga terminal value
saat saat saham tersebut dijual. Terminal value ditentukan dengan mempertimbangkan
perkiraan dividen dimasa yang akan datang secara perpetuity. Dividen Discount Model
(DDM) kemudian dikembangkan menjadi tiga model, yaitu model pertumbuham tetap,
model tanpa pertumbuhan dan model dengan beberapa pertumbuhan.
1. Model Pertumbuhan Tetap
Stable model merupakan variasi DDM yang biasa diterapkan pada perusahaan
yang diprediksi mengalami pertumbuhan yang stabil dalam jangka panjang.
Biasanya penggunaan model ini disertai dengan asumsi bahwa perusahaan
tumbuh sesuai nominal growth dari perekonomian suatu Negara (tingkat
inflasiditambah real growth dari perekonomian). Stable model lebih dikenal
dengannama Gordon growth model karena variasi DDM ini ditemukan oleh
Myron Godon, seorang professor dari university of Toronto. Perhitungan nilai
interinsik perusahaan dengan stable model menggunakan rumus berikut:
37
V=
Dengan
Do = dividen yang diterima
g = tingkat pertumbuhan dividen perusahaan
k = tingkat pengembalian yang di syaratkan
2. Model Tanpa Pertumbuhan
Model ini mengasumsikan bahwa laba perusahaan tiap tahun menghasilkan
jumlah laba yang sama. Dengan kata lain tidak ada pertumbuhan laba
perusahaan, hal tersbut akan mengakibatkan deviden yang diberikan perusahaan
selalu tetap setiap tahunnya atau tidak ada pertumbuhan dividen. Mdoel DDM
tanpa pertumbuhan dapat dihitung dengan rumus:
V=
Dengan
V= nilai intrinsik saham
Do=dividen
Ks=tingkat pengembalian yang di syaratkan
3. Model Pertumbuhan Tidak Tetap
Model pertumbuhan tidak tetap merupakan bentuk DDM yang dianggap paling
rasional untuk dapat diterapkan dalam dunia nyata. Dikatakan paling rasional
karena penggunaan model pertumbuhan tidak tetap disertai dengan asumsi bahwa
perusahaan akan mengalami pertumbuhan tinggi yang kemudian akan diikuti
38
dengan penurunan pertumbuhan yang mengarah pada pertumbuhan yang stabil
setelahnya. Penggunaan model ini harus disertai dengan perhitungan matang
mengenai berapa lama perusahaan mengalami pertumbuhan yang tinggi, apakah
lima tahun, sepuluh tahun atau lebih lama.
Meskipun selama ini variasi two stage model yang banyak digunakan
mengasumsikan bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan tinggi yang
kemudian diikuti dengan penurunan pertumbuhan yang stabil, variasi lain juga
bisa digunakan, misalnya saja perusahaan mengalami pertumbuhan yang rendah
yang kemudian dilanjutkan dengan pertumbuhan yang tinggi (hal ini
dimungkinkan karena pertumbuhan growth yang tinggi pada perusahaan tidak
selalu diikuti pertumbuhan growth dari dividen). Perhitungan nilai interisik
perusahaan dengan metode pertumbuhan tidak tetap dapat dihitung dengan
rumus:
V=
+
+
Dengan:
V=nilai intrinsik saham
Do=dividen yang diterima sekarang
Dn=dividen pada akhir periode tingkat pertumbuhan abnormal
G= pertumbuhan
Ks=tingkat pengembalian yang di syaratkan
=pertumbuhan dividen normal
=pertumbuhan dividen di atas normal
n= periode pertumbuhan dividen di atas normal
39
Download