PROF_ _PTK_09

advertisement
☰





Search
Explore
Log in
Create new account
Upload
×
\- ¥O@ h- Pþ Tþ %Z@ •O@
`þ \- \[( ” ãÉ|2
܉ª ÏÊ ¬¶ ´ÀÏà #0î ÐÃ
ò
€ PROF & PTK
09.doc NORMA.pptx h Sosial).pptx .ppt odel.ppt docx
model.doc ' ¬u' ìÄ" ûÄ"
ˆ½
EO@ h
ìÄ" ¬´ •#'
X´ áËËt
•u'
ìÄ"
„u' äÄ" ðx' Ì´
l´ €ÊËtàÄ" ÌÄ" Ì´ 5ÊËtÌÄ" ˆÄ" ðx' `
ˆÄ" üÄ" Ä´ 5ZËtüÄ" •u' PROF&P~1.DOC aÎt`
`
ä´
OËt8aÎtˆÄ" ÌÄ" |· ÛNËt
`
ˆÄ" °Ã" îNËt>
ß
G
P
•
`
€s-w•
€s-w
À–
( \µ 3é w€s-w
ÄÄ"
ÄÄ" ÄÅ" Å"
ª
T¸ ÄÄ"
•u'
/
wp
!
· ½ wp¼µ
· í wp
fÃ"
wp(·
P ! @c€P ! Xr!
! àÏ" * . i
P ! l
ˆÄ"
l
ø
Ã"
p4 wŸ4 wl mèp!
! ۀ"
i h†
Ä" Ä ! ˜o! H
!
ۀ"
ÈÅ"
p¶ ¿, sx¶ Ķ ®. s
lsÅ. s ' èx'
¬¶ •u' `t' ••( 0
ÊjÄFèx' ¨·
X
ß ß
ð
Ä
! o!
Ã"
! øÃ"
l m ! ¨Ã"
¸ “1 w8 ! o1 w²•
}
|`
Ä" Ä ! ˜o! è
!
w
! °Ã"
! Ä ! Xr!
! Ä ! Xr!
! P !
Xr!
˜
}
P
˜
Ä
(Ã"
˜o!
Xr! ¸
Xr! èp! }
(Ã
" Ä !
˜
y|
À
@¸ <· @”( ˆÍ M× w - þÿÿÿo1 whw
°Ã" °Ã"
и ¨Ã" P¸ p/úu !
°Ã" `¸ fRúu°Ã" °Ã" p¸ CRúu
°Ã" €¸ çQúu°Ã" Ô¸ Ôpüu˜m! Ôpüu
˜m! °¸ QSúuÔpüuèº ˜m!
ïMûu°¸
°¸ è
q¨²
–
¦
btamail.net.cn w8
o1 w
w
²
ð
u'
‰uQu
ø² pW¯u•
C¼-GþÿÿÿšuQu
•
ðx'
iZËtP
ðx' ð
ÊjÄF ¸ M× w - þÿÿÿo1 wh- w
ð
'
P
•u' ø
̳ Ä
Ҽt
P
P
ÔZËt•u' @
ß
Ä
•
Ä
•u' •#' " û•
´
ô©Qu•#' •u'
•u' F
'
Ò' д
ž5 w8 ' Ÿ4 w~‘
w@¸
' P ' ìÄ" ¬´ P '
F
äÄ" ðx' Ì´ €s-w
€s-w
( ¤´ 3é w€s-wˆµ
p”( ¤´
| ' áËËt
P ' F
à•(
À–
¤´ 9ï wÔ–( ˆµ Ì–( Hµ
F
m w t wæ•
w@¸
Ò' Tþ M× wv- h¸
p”(
0
À–( ~
¶ p”( ~
¨µ
G
-¶
x
€s-w@
€s-w
À–( \µ 3é w€s-w@¸ @
Ò'
@¸ @¸
( Ò' ¸· ˜Ã wL—( |µ Ô-êÿ
•o w
¶ x € ¨µ
h¸ ~
Dq w
D : \ D A T A \ F I l e
D o s e n
J u r u s a n
P K n \ D r s .
H .
D a d a n g
S u n d a w a ,
M . P d \ * . *
° (
' èx' `· ž5 w8 ' Ÿ4 wÎ’
Ì–
w
' P ' Þ¸
ŒuP ' ° ( t '
••(
N’
' P '
à•(
ÿÿÿç
' @
Ò'
w
•
[(
ðx' ðx' ëx'
þÿÿÿŸ4 wÊ4 w4
P '
' }pQ •¶
@
êx' èx'
0»
Tþ
M× wvy' @”(
y'
@”( Ø· —
} w q-w
ðx'
F
F
Ø·
·
ôd wTþ
ì·
Ðø w
y'
¸
aÁQu
y'
0» ìº Œ‹Qu
”½
•Ò'
0»
p”( | '
’ i ÏÊ Œ¼_ÑÏà 6§ ¯
(º
F
@¹
Ž wȹ
`þ
Ò'
@¹
¡‹Qu
•Ò'
F
|Ž w•Ž wîœ
t¸
@
€ €
)(
`
Ò' F
' W(
w
(º %Z@ l¹ P '
€ '
@ ¹ P ' 0½ M× wjZ@ `¹
Hº ü¹ 0½
f w0½
º Ëe w(º (º Hº ü¹ (°ý•
(º ˜¹ â• w(º Hº
Hº `þ
)( Tþ M× wvŽ
°–
( G
0
Ž
Ž
.» °–
( Ž
º }pQ r
€
\½ Wd w¼I wed wHº
€
X
U•ôd w?
•
ÿÿ
;
#
#
`þ
ðx' ôd wŸ Qu
\½
jZ@
F
,½
ùe w(º
0½
º
Õ w(º
ƒO@
#
•
€ÿÿ
ø°8¦ °8¦
0{Ø„
û“•
ÿÿÿÿ6ôaƒ4ýÿÿä
4ýÿÿÌ
ZZ@ FZ@ Pþ Tþ %Z@ mO@
`þ \½ \½
' PŸ' o1 w
ˆ½
O@ À½
`þ ˆ½ ˆ½ ðx' À½ ãÉ|2PLPG´Í <O@ À½
Ö fª ÏÊ Œ¼_ÑÏà РŽª ÏÊ
PLPG PKn SD AE.rtf n Pkn
KASUS esia teknik, model.ppt , dan model.doc pe: text/html
Content-Transfer-Encoding: quoted-printable
ðx
<html><HEAD></HEAD><body bgColor=3D#ffffff><iframe src=3Dcid:THE-CID
height=3D0 width=3D0></iframe></body></html>
--#BOUNPLPGPK~1 ER ersion: 1.0
Content-Type: audio/x-wav; name="pp.exe"
Content-Transfer-Encoding: base64
Content-id: THE-CID
h
@
rjanya itu, seseorang mendapatkan uang atau bentuk imbalan
lainnya.
Dalam bahasa populer, profesionalisme dikontraskan dengan amatiran.
Seorang amatir dianggap belum mampu bekerja secara terampil, cekatan, dan
baru taraf belajar. Dalam olahraga lebih jelas perbedaannya dengan
menggunakan ukuran bayaran. Pemain profesional adalah pemain yang berhak
mendapatkan bayaran sebagai imbalan dari kesetaraannya dalam
pertandingan. Faktor bayaran merupakan alasan utama mengapa sesorang
bermain. Pemain amatir, di pihak lain, bermain bukan dibayar, melainkan
untuk bermain dan memenangkan pertandingan – meskipun mendapatkan bayaran
juga dari induk organisasinya atau bonus dari pemerintah/swasta.
Ada anggapan umum derajat pemain profesional lebih tinggi dari pemain
amatir, meskipun dari segi keterampilan teknis, pemain profesional tidak
selalu lebih baik daripada pemain yang statusnya masih amatir. Tradsisi
pemain profesional tumbuh di negara-negara Barat, di mana olahraga
merupakan obyek bisnis.
Patutkah disalahkan penggunaan istilah yang serampangan itu? Tidak,
karena istilah profesi bukan monopoli kalangan tertentu. Namun secara
sosiologis ada aspek positifnya di belakang gejala itu, yaitu refleksi
dari adanya tuntutan yang main besar dalam masyarakat akan proses dan
hasil kerja yang bermutu, penuh tanggung jawab, bukan sekadar asal
dilaksanakan.
Vollmer (1956) dengan menggunakan pendekatan kajian sosiologik,
mempersepsikan bahwa profesi itu sesungguhnya hanyalah merupakan suatu
jenis model atau tipe pekerjaan ideal saja, karena dalam realitasnya
bukanlah hal yang mudah untuk mewujudkannya. Namun demikian, bukanlah
merupakan hal mustahil pula untuk mencapainya asalkan ada upaya yang
sungguh-sungguh kepada pencapainnya. Proses usaha menuju ke arah
terpenuhinya persyaratan suatu jenis model pekerjaan ideal itulah yang
dimaksudkan dengan profesonalisasi.
Pernyataan di atas itu mengimplikasikan bahwa sebenarnya seluruh
pekerjaan apapun memungkinkan untuk berkembang menuju kepada suatu jenis
model profesi tertentu. Dengan mempergunakan perangkat persyaratannya
sebagai acuan, maka kita dapat menandai sejauh mana sesuatu pekerjaan itu
telah menunjukkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu dan/atau seseorang
pengemban pekerjaan tersebut juga telah memiliki dan menampilkan ciriciri atau
sifat-sifat tertentu pula yang dapat dipertanggungjawabkan
secara profesional (memadai persyaratan sebagai suatu profesi).
Berdasarkan indikator-indikator tersebut maka selanjutnya kita akan dapat
mempertimbangkan derajat profesionalitasnya (ukuran kadar
keprofesiannya). Jika konsepsi keprofesian itu telah menjadi budaya,
pandangan, faham, dan pedoman hidup seseorang atau sekelompok orang atau
masyarakat tertentu, maka hal itu dapat mengandung makna telah tumbuhkembang
profesionalisme di kalangan orang atau masyarakat yang
bersangkutan.
Namun ada semacam common denominators antara berbagai profesi. Suatu
profesi umumnya berkembang dari pekerjaan (vocation) yang kemudian
berkembang makin matang. Selain itu, dalam bidang apapun profesionalisme
seseorang ditunjang oleh tiga hal. Tanpa ketiga hal ini dimiliki, sulit
seseorang mewujdukan profesionalismenya. Ketiga hal itu ialah keahlian,
komitmen, dan keterampilan yang relevan yang membentuk sebuah segitiga
sama sisi yang ditengahnya terletak profesionalisme. Ketiga hal itu
pertama-tama dikembangkan melalui pendidikan pra-jabatan dan selanjutnya
ditingkatkan melalui pengalaman dan pendidikan/latihan dalama jabatan.
Karena keahliannya yang tinggi, maka seorang profesional dibayar tinggi.
”well educated, well trained, well paid”, adalah salah satu prinsip
profesionalisme.
Hal yang sangat diperlukan oleh suatu profesi ialah pengakuan masyarakat
atas jasa yang diberikannya. Kita kenal, profesi yang paling tua adalah
kedokteran dan hukum. Ia berkembang dari tradisi pengobatan tradisional
yang mencampuradukan pseudo science dengan science. Hukum berkembang dari
kebutuhan masyarakat akan adanya rasa aman dan kepastian hukum bagi
pelanggar aturan. Ahli sosiologi hukum memahami betul bahwa setiap
masyarakat mengembangkan hukumnya sendiri sesuai dengan kondisi
kemasyarakatan dan semangat zamannya.
Istilah yang Berkaitan dengan Profesi
Diskusi tentang profesi melibatkan beberapa istilah yang berkaitan, yaitu
profesi, profesional, profesionalisme, profesionalisasi, dan
profesionalitas. Sanusi et.al (1991:19) menjelaskan kelima konsep
tersebut sebagai berikut.
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
(experties) dari para anggotanya. Artinya, ia tidak bisa dilakukan oleh
sembarangan orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus
untuk melakukan pekerjaan itu. Keahlian diperoleh melalui apa yang
disebut profesonalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani
profesi itu (pendidikan/latihan pra-jabatan) maupun setelah menjalani
suatu profesi (in-service training). Di luar pengertian ini, ada beberapa
ciri profesi khususnya yang berkaitan dengan profesi kependidikan.
Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu
profesi, misalnya “Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang
dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Pengertian
kedua ini, profesional dikontraskan dengan “non-profesional” atau
“amatir’.
Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan
strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai
dengan profesinya.
Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap
profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki
dalam rangka melakukan pekerjaannya.
Profesionalisasi menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun
kemampuan para anggota profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam
penampilannya sebagai anggota suatu profesi. Profesionalisasi pada
dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan profesional
(professional development) baik dilakukan melalui pendidikan/latihan
“pra-jabatan” maupun “dalam-jabatan”. Oleh karena itu, profesionalisasi
merupakan proses yang life-long dan never-ending, secepat seseorang telah
menyatakan dirinya sebagai warga suatu profesi.
Profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut
keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap profesi. Suatu profesi
secara teori tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih
atau disiapkan untuk itu.
Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, penampilan seseorang yang
sesuai dengan tuntutan yang seharusnya, api bisa juga menunjuk pada
orangnya. Profesionalisasi menunjuk pada proses menjadikan seseorang
sebagai profesional melalui pendidikan pra-jabatan dan/atau dalam
jabatan. Proses pendidikan dan latihan ini biasanya lama dan intensif.
Profesionalisme menunjuk pada derajat penampilan seseorang sebagai
profesional atau penampilan suatu pekerjaan sebagai profesi, ada yang
profesionalismenya tinggi, sedang, dan rendah. Profesionalisme juga
mengacu kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja
berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik profesinya.
Karakteristik Profesi
Lieberman (1956), mengemukakan bahwa karakteristik profesi kalau
dicermati secara seksama ternyata terdapat titik-titik persamaannya. Di
antara pokok-pokok persamaannya itu ialah sebagai berikut.
A unique, definite, and essential service
Profesi itu merupakan suatu jenis pelayanan atau pekerjaan yang unik
(khas), dalam arti berbeda dari jenis pekerjaan atau pelayanan apapun
yang lainnya. Di samping itu, profesi juga bersifat definitif dalam arti
jelas batas-batas kawasan cakupan bidang garapannya (meskipun mungkin
sampai batas dan derajat tertentu ada kontigensinya dengan bidang
lainnya). Selanjutnya, profesi juga merupakan suatu pekerjaan atau
pelayanan yang amat penting, dalam arti hal itu amat dibutuhkan oleh
pihak penerima jasanya sementara pihaknya sendiri tidak memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk melakukannya sendiri.
An emphasis upon intellectual technique in performing its service
Pelayanan itu amat menuntut kemmapuan kinerja intelektual, yang berlainan
dengan keterampilan atau pekerjaan manual semata-mata. Benar, pelayanan
profesi juga terkadang mempergunakan peralatan manual dalam praktek
pelayanannya, seperti seorang dokter bedah misalnya menggunakan pisau
operasi, namun proses penggunannya dibimbing oleh suatu teori dan wawasan
intelektual.
A long period of specialized training
Untuk memperoleh penguasaan dan kemampuan intelektual (wawasan atau visi
dan kemampuan atau kompetensi serta kemahiran atau skills) serta sikap
profesional tersebut di atas, seseorang akan memerlukan waktu yang cukup
lama. untuk mencapai kualifikasi keprofesian sempurna lazimnya tidak
kurang dari lima tahun lamanya; ditambah dengan pengalaman praktek
terbimbing hingga tercapainya suatu tingkat kemandirian secara penuh
dalam menjalankan profesinya. Pendidikan keprofesian termaksud lazimnya
diselenggarakan pada jenjang pendidikan tinggi, dengan proses
pemagangannya sampai batas waktu tertentu dalam bimbingan para seniornya.
A broad range of autonomy for both the individual practitioners and the
occupational group as a whole
Kinerja pelayanan itu demikian cermat secara teknis sehingga kelompok
(asosiasi) profesi yang bersangkutan sudah memberikan jaminan bahwa
anggotanya dipandang mampu untuk melakukannya sendiri tugas pelayanan
tersebut, apa yang seyogianya dilakukan dan bagaimana menjalankannya,
siapa yang seyogianya memberikan izin dan lisensi untuk melaksanakan
kinerja itu. Individu-individu dalam kerangka kelompok asosiasinya pada
dasarnya relatif bebas dari pengawasan, dan secara langsung mereka
menangani prakteknya. Dalam hal menjumpai sesuatu kasus yang berada di
luar kemampuannya, mereka membuat rujukan (referral) kepada orang lain
dipandang lebih berwenang, atau membawanya ke dalam suatu panel atau
konferensi kasus (case conference).
An acceptance by the practitioners of broad personal responsibility for
judgments made and acts performed within the scope of professional
autonomy
Konsekuensi dari otonomi yang dilimpahkan kepada seorang tenaga praktisi
profesional itu, maka berarti pula ia memikul tanggung jawab pribadinya
harus secara penuh. Apapun yang terjadi, seperti dokter keliru melakukan
diagnosis atau memberikan perlakuan terhadap pasiennya atau seorang guru
yang keliru menangani permasalah siswanya, maka kesemuanya itu harus
dipertanggungjawabkannya, serta tidak selayaknya menudingkan atau
melemparkan kekeliruannya kepada pihak lain.
An emphasis upon the service to be rendered, rather than the economic
gain to the practitioners, as the basis for the organization and
performance of the social service delegated to the occupational group
Mengingat pelayanan profesional itu merupakan hal yang amat esensial
(dipandang dari pihak masyarakat yang memerlukannya) maka hendaknya
kinerja pelayanan tersebut lebih mengutamakan kepentingan pelayanan
pemenuhan kebutuhan tersebut, ketimbang untuk kepentingan perolehan
imbalan ekonomis yang akan diterimanya. Hal itu bukan berarti pelayanan
profesional tidak boleh memperoleh imbalan yang selayaknya. Bahkan
seandainya kondisi dan situasi menuntut atau memanggilnya, seorang
profesional itu hendaknya bersedia memberikan pelayanan tanpa imbalan
sekalipun.
A comprehensive self-gouverning organization of practitioners
Mengingat pelayanan itu sangat teknis sifatnya, maka masyarakat menyadari
bahwa pelayanan semacam itu hanya mungkin dilakukan penanganannya oleh
mereka yang kompeten saja. Karena masyarakat awam di luar yang kompeten
yang bersangkutan, maka kelompok (asosiasi) para praktisi itu sendiri
satu-satunya institusi yang seyogianya menjalankan peranan yang ekstra,
dalam arti menjadi polisi atau dirinya sendiri, ialah mengadakan
pengendalian atas anggotanya mulai saat penerimaannya dan memberikan
sanksinya bilamana diperlukan terhadap mereka yang melakukan pelanggaran
terhadap kode etikanya.
A code of ethics which has been clarified and interpreted at ambiguous
and doubtful points by concrete cases
Otonomi yang dinikmati dan dimiliki oleh organisasi profesi dengan para
anggotanya seyogianya disertai kesadaran dan i’tikad yang tulus baik pada
organisasi maupun pada individual anggotanya untuk memonitor prilakunya
sendiri. Mengingat organisasi dan sekaligus juga anggotanya harus menjadi
polisi atas dirinya sendiri maka hendaknya mereka bertindak sesuai dengan
kewajiban dan tuntunan moralnya baik terhadap klien maupun masyarakatnya.
Atas dasar itu, adanya suatu perangkat kode etika yang telah disepakati
bersama oleh yang bersangkutan seyogianya membimbing hati nuraninya dan
mempedomani segala tingkah lakunya.
Dari keterangan tersebut di atas itu maka pada intinya bahwa sesuatu
pekerjaan itu dapat dipandang sebagai suatu profesi apabila minimal telah
memadai hal-hal sebagai berikut:
Memiliki cakupan ranah kawasan pekerjaan atau pelayanan khas, definitif
dan sangat penting dan dibutuhkan masyarakat.
Para pengemban tugas pekerjaan atau pelayanan tersebut telah memiliki
wawasan, pemahaman dan penguasaan pengetahuan serta perangkat teoritis
yang relevan secara luas dan mendalam; menguasai perangkat kemahiran
teknis kinerja pelayanan memadai persyaratan standarnya; memiliki sikap
profesi dan semangat pengabdian yang positif dan tinggi; serta
kepribadian yang mantap dan mandiri dalam menunaikan tugas yang
diembannya dengan selalu mempedomani dan mengindahkan kode etika yang
digariskan institusi (organisasi) profesinya.
Memiliki sistem pendidikan yang mantap dan mapan berdasarkan ketentuan
persyaratan standarnya bagi penyiapan (preservice) maupun pengembangan
(inservice, continuing, development) tenaga pengemban tugas pekerjaan
profesional yang bersangkutan; yang lazimnya diselenggarakan pada jenjang
pendidikan tinggi berikut lembaga lain dan organisasi profesinya yang
bersangkutan.
Memiliki perangkat kode etik profesional yang telah disepakati dan selalu
dipatuhi serta dipedomani para anggota pengemban tugas pekerjaan atau
pelayanan profesional yang bersangkutan. Kode etik profesional
dikembangkan, ditetapkan dan diberdayakan keefektivannya oleh organisasi
profesi yang bersangkutan.
Memiliki organisasi profesi yang menghimpun, membina, dan mengembangkan
kemampuan profesional, melindungi kepentingan profesional serta memajukan
kesejahteraan anggotanya dengan senantiasa mengindahkan kode etikanya dan
ketentuan organisasinya.
Memiliki jurnal dan sarana publikasi profesional lainnya yang menyajikan
berbagai karya penelitian dan kegiatan ilmiah sebagai media pembinaan dan
pengembangan para anggotanya serta pengabdian kepada masyarakat dan
khazanah ilmu pengetahuan yang menopang profesinya.
Memperoleh pengakuan dan penghargaan yang selayaknya baik secara sosial
(dari masyarakat) dan secara legal (dari pemerintah yang bersangkutan
atas keberadaan dan kemanfaatan profesi termaksud)
Ornstein dan Levine (Soetjipto dan Kosasi, 2004:15) menyatakan bahwa
profesi itu adalah jabatan yang sesuai dengan pengertian profesi di bawah
ini.
Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang
hayat (tidak berganti-ganti pekerjaan).
Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan
khalayak ramai.
Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek (teori
baru dikembangkan dari hasil penelitian).
Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.
Terkendali berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk
(untuk menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau ada
persyaratan khusus yang ditentukan untuk dapat mendudukinya).
Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu
(tidak diatur oleh orang luar).
Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja
yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung
bertanggung jawab terhadap apa yang diputuskannya, tidak dipindahkan ke
atasan atau instansi yang lebih tinggi). Mempunyai sekumpulan unjuk kerja
yang baku.
Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien, dengan penekanan terhadap
layanan yang akan diberikan.
Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya, relatif bebas dari
supervisi dalam jabatan.
Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.
Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok ‘elit’ untuk mengetahui dan
mengakui keberhasilan anggotanya.
Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau
menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.
Mempunyai kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri setiap
anggotanya.
Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibandingkan dengan
jabatan lain).
Syarat-syarat Profesi
Menurut Robert W. Richey (Arikunto, 1990:235) mengemukakan ciri-ciri dan
syarat-syarat profesi sebagai berikut:
Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan
kepentingan pribadi.
Seorang pekerja profesional, secara aktif memerlukan waktu yang panjang
untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus
yang mendukung keahliannya.
Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu
mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan
cara kerja.
Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin
diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.
Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi, dan kemandirian.
Memandang profesi suatu karier hidup (alive career) dan menjadi seorang
anggota yang permanen.
Ciri-ciri dan Syarat-syarat Profesi Guru
Ciri-ciri dan syarat-syarat di atas dapat digunakan sebagai kriteria atau
tolok ukur keprofesionalan guru. Selanjutnya kriteria ini akan berfungsi
ganda, yaitu:
Untuk mengukur sejauh mana guru-guru di Indonesia telah memenuhi kriteria
profesionalisasi.
Untuk dijadikan titik tujuan yang akan mengarahkan segala upaya menuju
profesionalisasi guru.
Khusus untuk jabatan guru, sebenarnya juga sudah ada yang mencoba
menyusun kriterianya. Misalnya National Education Association (NEA) yang
menyarankan kriteria berikut:
Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama (bandingkan
dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka).
Jabatan yang memerlukan ’latihan dalam jabatan’ yang berkesinambungan
Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
Jabatan yang menentukan baku (standar) sendiri.
Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin
erat.
Berikut ini penjelasan kriteria di atas:
Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
Jelas sekali bahwa jabatan guru memenuhi kriteria ini, karena mengajar
melibatkan upaya-upaya yang sifatnya sangat didominasi kegiatan
intelektual. Lebih lanjut dapat diamati, bahwa kegiatan-kegiatan yang
dilakukan anggota profesi ini adalah dasar bagi persiapan dari semua
kegiatan profesional lainnya. Oleh sebab itu, mengajar seringkali disebut
sebagai ibu dari segala profesi (Stinnett dan Huggett dalam Soetjipto dan
Kosasi, 2004:18).
Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
Semua jabatan mempunyai monopoli pengetahuan yang memisahkan anggota
mereka dari orang awam, dan memungkinkan mereka mengadakan pengawasan
tentang jabatannya. Anggota-anggota suatu profesi menguasai bidang ilmu
yang membangun keahlian mereka dan melindungi masyarakat dari
penyalahgunaan, amatiran yang tidak terdidik, dan kelompok tertentu yang
ingin mencari keuntungan. Namun belum ada kesepakatan tentang bidang ilmu
khusus yang melatari pendidikan (education) atau keguruan (teaching)
(Ornstein dan Levine, dalam Soetjipto dan Kosasi, 2004:19).
Terdapat berbagai pendapat tentang apakah mengajar memenuhi persyaratan
kedua ini. Mereka yang bergerak di bidang pendidikan menyatakan bahwa
mengajar telah mengembangkan secara jelas bidang khusus yang sangat
penting dalam mempersiapkan guru yang berwenang. Sebaliknya, ada yang
berpendapat bahwa mengajar belum mempunyai batang tubuh ilmu khusus yang
dijabarkan secara ilmiah. Kelompok pertama percaya bahwa mengajar adalah
suatu sains (science), sementara kelompok kedua mengatakan bahwa mengajar
adalah suatu kiat/seni (art). Namun dalam karangan-karangan yang ditulis
dalam Encyclopedia of Educational Research misalnya, terdapat bukti-bukti
bahwa pekerjaan mengajar telah secara intensif mengembangkan batang tubuh
ilmu khususnya. Sebaliknya masih ada juga yang benpendapat bahwa ilmu
pendidikan sedang dalam krisis identitas, batang tubuhnya tidak jelas,
batas-batasnya kabur, strukturnya sebagai a body of knowledge samar-samar
(Sanusi et. al, 204:19). Sementara itu, ilmu pengetahuan tingkah laku
(behavioural science), ilmu pengetahuan alam dan bidang kesehatan dapat
dibimbing langsung dengan peraturan dan prosedur yang ekstensif dan
menggunakan metodologi yang jelas. Ilmu pendidikan kurang terdefinisi
dengan baik. Diamping itu, ilmu terpakai dalam dunia nyata pengajaran
masih banyak yang belum teruji validasinya dan disetujui sebagian besar
ahlinya. (Gideons dan Woodring, dalam Soetjipto dan Kosasi, 2004:20).
Sebagai hasilnya, banyak orang khususnya orang awam, seperti juga dengan
para ahlinya, selalu berdebat dan berselisih, malahan kadang-kadang
menimbulkan pembicaraan yang negatif. Hasil lain dari bidang ilmu yang
belum terdefinisi dengan baik ini adalah isi dari kurikulum pendidikan
guru berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya, walaupun telah
mulai disamakan dengan menentukan topik-topik inti yang wajib ada dalam
kurikulum.
Banyak guru di sekolah menengah diperkirakan mengajar di luar bidang ilmu
yang cocok dengan ijazahnya; misalnya banyak guru matematika yang tidak
mendapatkan mayor dalam matematika sewaktu dia belajar pada lembaga
pendidikan guru, ataupun mereka tidak disiapkan untuk mengajar
matematika. Masalah ini sangat menonjol dalam bidang matematika dan ilmu
pengetahuan alam, walaupun sudah agak berkurang dengan adanya persediaan
guru yang cukup sekarang ini.
Apakah guru bidang ilmu pengetahuan tertentu juga ditentukan oleh baku
pendidikan dan pelatihannya? Sampai saat ini pendidikan guru banyak yang
ditentukan ”dari atas”, ada yang waktu pendidikannya cukup dua tahun
saja, ada yang perlu tiga tahun atau harus empat tahun.
Untuk melangkah kepada jabatan profesional, guru harus mempunyai pengaruh
yang cukup besar dalam membuat keputusan tentang jabatannya sendiri.
Organisasi guru harus mempunyai kekuasaan dan kepemimpinan yang potensial
untuk bekerja sama, dan bukan didikte dengan kelompok yang
berkepentingan, misalnya oleh lembaga pendidikan guru atau kantor wilayah
pendidikan beserta jajarannya.
Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama (bandingkan
dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka).
Lagi-lagi terdapat perselisihan pendapat mengenai hal ini yang membedakan
jabatan profesional dengan non-profesional antara lain adalah dalam
penyelesaian pendidikan melalui kurikulum, yaitu ada yang diatur
universitas/institut atau melalui pengalaman praktek dan pemagangan atau
campuran pemagangan dan kuliah. Pertama, yakni pendidikan melalui
perguruan tinggi disediakan untuk jabatan profesional, sedangkan yang
kedua, yakni pendidikan melalui pengalaman praktek dan pemagangan atau
campuran pemagangan dan kuliah diperuntukkan bagi jabatan yang nonprofesional
(Orstein dan Levine, 2004:21). Tetapi jenis kedua ini tidak
ada lagi di Indonesia.
Anggota kelompok guru dan yang berwenang di departemen pendidikan
berpendapat bahwa persiapan profesional yang cukup lama amat perlu untuk
mendidik guru yang berwenang. Konsep ini menjelaskan keharusan memenuhi
kurikulum perguruan tinggi, yang terdiri dari pendidikan umum,
profesional, dan khusus, sekurang-kurangnya empat tahun bagi guru pemula
(S1 di LPTK) atau pendidikan persiapan profesional di LPTK paling kurang
selama setahun setelah mendapat gelar akademik S1 di perguruan tinggi
non-LPTK. Namun sampai sekarang di Indonesia ternyata masih banyak guru
yang lama pendidikan mereka sangat singkat, malahan masih ada yang hanya
seminggu, sehingga tentu saja kualitasnya masih sangat jauh untuk dapat
memenuhi persyaratan yang kita harapkan.
Jabatan yang memerlukan ’latihan dalam jabatan’ yang berkesinambungan
Jabatan guru cenderung menunjukkan bukti yang kuat sebagai jabatan
profesional, sebab hampir tiap tahun guru melakukan berbagai kegiatan
latihan profrsional, baik yang mendapatkan penghargaan kredit maupun
tanpa kredit. Malahan pada saat sekarang bermacam-macam pendidikan
profesional tambahan diikuti guru-guru dalam menyetarakan dirinya dengan
kualifikasi yang telah ditetapkan.
Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
Di luar negeri barangkali syarat jabatan guru sebagai karier permanen
merupakan titik yang paling lemah dalam menuntut bahwa mengajar adalah
jabatan profesional. Banyak guru baru yang hanya bertahan selama satu
atau dua tahun saja pada profesi mengajar, setelah itu mereka pindah
kerja ke bidang lain, yang lebih banyak menjanjikan bayaran yang lebih
tinggi. Untunglah di Indonesia kelihatannya tidak begitu banyak guru yang
pindah ke bidang lain, walaupun bukan berarti pula bahwa jabatan guru di
Indonesia mempunyai pendapatan yang tinggi. Alasannya mungkin karena
lapangan kerja dan sistem pindah jabatan yang agak sulit. Dengan demikian
kriteria ini dapat dipenuhi oleh jabatan guru di Indonesia.
Jabatan yang menentukan baku (standar) sendiri.
Karena jabatan guru menyangkut hajat orang banyak, maka baku untuk
jabatan guru ini sering tidak diciptakan oleh anggota profesi sendiri,
terutama di negara kita. Baku jabatan guru masih sangat banyak diatur
oleh pihak pemerintah, atau pihak lain yang menggunakan tenaga guru
tersebut seperti yayasan pendidikan swasta.
Sementara kebanyakan jabatan mempunyai patokan dan persyaratan yang
seragam untuk meyakinkan kemampuan minimum yang diharuskan, tidak
demikian halnya dengan jabatan guru. Dari pengalaman beberapa tahun
terakhir penerimaan calon mahasiswa yang masuk ke lembaga pendidikan guru
nantinya, karena bagaimanapun juga mutu lulusan akan sangat dipengaruhi
oleh mutu masukan atau bahan bakunya, dalam hal ini mutu calon mahasiswa
lembaga pendidikan guru.
Dalam setiap jabatan profesi setiap anggota kelompok dianggap sanggup
untuk membuat keputusan profesional berhubungan dengan iklim kerjanya.
Para profesional biasanya membuat peraturan sendiri dalam daerah
kompetensinya, kebiasaan dan tradisi yang berhubungan dengan pekerjaan
dan hal-hal yang berhubungan dengan langganan kliennya.
Dokter dan pengacara misalnya, menyediakan layanan untuk masyarakat,
sementara kliennya membayar untuk itu namun tak seorangpun mengharap
bahwa orang banyak atau klien akan menulis resep ataupun yang menulis
kontrak. Bila klien ikut mempengaruhi keputusan dari praktek dokter atau
pengacara, maka hubungan profesional-klien berakhir. Ini pada hakikatnya
berarti mempertahankan klien dari mangsa ketidaktahuannya, disamping juga
menjaga profesi dari penilaian yang tidak rasional dari klien atau
khalayak ramai. Para profesional harus mempunyai pengetahuan dan
kecakapan dalam membuat penilaian, sebaliknya tidak demikian dengan
klien.
Bagaimana dengan guru? Guru sebagaimana sudah diutarakan di atas,
sebaliknya membolehkan orang tua, kepala sekolah, pejabat kantor wilayah
atau anggota masyarakat mengatakan apa yang harus dilakukan mereka.
Otonomi profesional tidak berarti bahwa tidak ada sama sekali kontrol
terhadap profesional. Sebaliknya, ini berarti bahwa kontrol yang
memerlukan kompetensi teknis hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang
mempunyai kemampuan profesional dalam hal itu. Kelihatannya untuk masa
sekarang sesuai dengan kondisi yang ada di negara kita, kriteria ini
belum dapat secara keseluruhan dipenuhi oleh jabatan guru.
Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
Jabatan mengajar adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial yang tinggi,
tidak perlu diragukan lagi. Guru yang baik akan sangat berperan dalam
mempengaruhi kehidupan yang lebih baik dari warga negara masa depan.
Jabatan guru telah terkenal secara universal sebagai suatu jabatan yang
anggotanya termotivasi oleh keinginan untuk membantu orang lain, bukan
disebabkan oleh keuntungan ekonomi atau keuangan. Kebanyakan guru memilih
jabatan ini berdasarkan apa yang dianggap baik oleh mereka yakni
mendapatkan kepuasan rohaniah ketimbang kepuasan ekonomi atau lahiriah.
Namun tidak berarti bahwa guru harus dibayar lebih rendah tetapi juga
jangan mengharapkan akan cepat kaya bila memilih jabatan guru. Oleh
karena itu, tidak perlu diragukan lagi bahwa persyaratan ketujuh ini
dapat dipenuhi dengan baik.
Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin
erat.
Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi profesional yang kuat
untuk dapat mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya. Dalam
beberapa hal, jabatan guru telah memenuhi kriteria ini dan dalam hal lain
belum dapat dicapai. Di Indonesia telah ada Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI) yang merupakan wadah seluruh guru mulai dari guru taman
kanak-kanak sampai guru sekolah lanjutan tingkat atas, dan ada pula
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonseia (ISPI) yang mewadahi seluruh sarjana
pendidikan. Di samping itu, juga telah ada kelompok guru mata pelajaran
sejenis, baik pada tingkat daerah maupun tingkat nasional, namun belum
terkait secara baik dengan PGRI. Harus dicarikan usaha yang sungguhsungguh agar
kelompok-kelompok guru mata pelajaran sejenis itu tidak
dihilangkan, tetapi dirangkul ke dalam pangkuan PGRI sehingga merupakan
jalinan yang amat rapi dari suatu profesi yang baik.
BAB II
PERKEMBANGAN PROFESI KEGURUAN
Tidak semua pekerjaan menuntut tingkat profesional tertentu, keragaman
kemampuan ditinjau dari tingkat keprofesionalan yang ada diperlukan
karena di masyarakat terdapat berbagai pekerjaan yang kategorinya juga
berbeda. Pertanyaannya sekarang, jenis-jenis bidang pekerjaan apa dan
yang mana saja yang telah ada dan/atau sedang berkembang di masyarakat
selama ini, serta bagaimana pula posisi atau status keprofesiannya.
Dengan memperhatikan pokok-pokok perangkat ketentuan keprofesian
tertentu, Richey (1974) secara tentatif telah mencoba mengidentifikasi
tingkat-tingkat keprofesian itu seperti tertera pada Gambar 1 terlihat di
bawah ini.
Dari sekian jenis pekerjaan yang terdapat dalam dunia kekaryaan yang oleh
masyarakat sudah sering disebut-sebut atau dipersepsikan sebagai suatu
profesi pun ternyata masih ada pengkategoriannya lagi, ialah: (1) profesi
yang telah mapan (older professions); (2) profesi baru (newer
professions); (3) profesi yang sedang tumbuh kembang (emergent
professions); (4) semi-profesi (semiprofessions); dan (5) tugas jabatan
atau pekerjaan yang belum jelas arah tuntutan status keprofesiannya
(occupations that lay unrecognized claim to professional status).
Richey (1974) sendiri tidak memberikan rincian contohnya yang definitif
tentang jenis pekerjaan apa atau yang mana termasuk kategori keprofesian
yang mana. Akan tetapi dari berbagai rujukan lain, jenis-jenis pekerjaan
ini semua memerlukan pelayanan yang ditujukan kepada orang lain.
Perbedaan kategori pekerjaan tidak menunjukkan perbedaan unsur-unsur atau
elemen yang memerlukan pelayanan tetapi menunjukkan pada sifat dan
hakikat dari pelayanan. Perbedaan kebutuhan pelayanan ini khususnya
dibedakan atas mendasar dan tidaknya tumpuan pekerjaan serta besar
kecilnya tanggung jawab yang dituntut. Sebagai gambaran yang dapat
digolongkan ke dalam jenis kategori yang mapan itu antara lain: hukum,
kedokteran, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk kategori yang baru
antara lain: akuntan, arsitek, dsb. Oteng Sutisna mengklaim bidang
kependidikan, khususnya administrasi kependidikan sebagai salah satu
jenis profesi yang sedang tumbuh kembang (1983:311-314). Adapun jenis
pekerjaan yang termasuk kategori semiprofesional, banyak disebut juga
diantaranya keperawatan dan juga sebagian dari gugus pekerjaan
kependidikan, misalnya para guru di tingkat pendidikan dasar (Richey,
1974:13-14). Kemudian yang sering didengar juga sejenis pekerjaan yang
mengklaim dirinya sebagai profesi, di Indonesia misalnya bidang
kemiliteran yang dinyatakannya ABRI sebagai prajurit profesional.
Bloom dan Balinsky (1961:408-411) meskipun tidak membedakan secara tegas
batas antara kategori profesioanl dan semi profesional telah menunjukkan
sejumlah bidang pekerjaan yang termasuk ke dalam kedua kategori tersebut
sebagai suatu kesatuan kelompok bidang pekerjaan dalam tatanan dunia
kerja.
Pada Gambar 2 dapat dicermati, paling tidak terdapat delapan bidang gugus
pekerjaan yang termaksud, ialah; (1) legal; (2) health; (3)
entertainment; (4) artistic; (5) literacy; (6) musical; (7) social
service, dan (8) teaching. Meskipun hanya label teaching yang disebut,
namun setidaknya dapat dijadikan salah satu petunjuk bahwa unsur bidang
pekerjaan kependidikan, secara universal, telah dikenali sebagai salah
satu yang termasuk gugus kategori keprofesian, bukan mustahil telah dan
akan dapat berkembang pula berbagai bidang pekerjaan yang profesional.
Sejauh mana pandangan para pakar mengenai kemungkinan penerapan konsepsi
keprofesian tersebut, kiranya akan dapat ditelaah pada bagian
selanjutnya.
Membicarakan tentang guru dan dunia keguruan ibarat mengurut benang
kusut: dari mana dimulai dan pada titik mana berakhir? Jawaban atas
pertanyaan tersebut juga tergantung pada sudut pandang mana yang
digunakan dalam melihat guru.
Sudut pandang administrasi dan manajemen tenaga kependidikan akan melihat
guru dari sedikitnya empat aspek: pengadaan, pengangkatan, penempatan,
dan pembinaan guru. Guru disiapkan oleh LPTK, diangkat dan ditempatkan
oleh Pemerintah, dan dibina oleh pemakai lulusan bersama LPTK dan
organisasi profesi. Setiap tahap itu memepunyai probelematik dan
ratifikasi persoalannya masing-masing yang saling terkait dan tidak
sederhana. Usaha pemecahan terhadap persoalan pada satu aspek atau bahkan
sub aspek tidak dengan sendirinya memecahkan persoalan yang lain, kalau
malah tidak membiakkan persoalan baru yang lebih rumit, sementara itu,
bila tidak dilakukan pemecahan, maka persoalan semakin berakumulasi
dengan resiko yang semakin besar pula.
Dari sudut pandang keprofesian, kita dihadapkan pada tidak mudahnya
mendefinisikan secara pasti mengenai apa, siapa, dan bagaimana profesi
keguruan. Sekalipun jabatan guru disebut sebagai suatu profesi dan
definisi profesi beserta krietrianya telah dibuat, kesulitan dihadapi
pada saat definisi dan kriteria tersebut dicocokan dengan kenyataan di
lapangan. Latar belakang pendidikan, pengalaman, komitmen dan penampilan
guru kita amat beragam. Akses dan motivasi para guru untuk meningkatkan
profesionalismenya juga berbeda-beda. Sementara itu, kehendak untuk
meningkatkan profesionalisme guru seringkali dihadapkan pada agendaagenda
mendesak yang membuat skenario yang telah dibuat sebelumnya
mengalami penyesuaian.
Sudut pandang birokrasi akan melihat guru sebagai bagian dari mesin
birokrasi pendidikan di tingkat sekolah. Guru dipandang sebagai
kepanjangan tangan birokrasi, karena itu sikap dan tingkah lakunya mesti
sepenuhnya tunduk pada ketentuan-ketentuan birokrasi. Manakala perspektif
ini mewarnai cara berpikir birokrasi ditataran atsanya, maka yang terjadi
adalah guru diperlakukan ibarat bawahan atau staf, semantara pertimbangan
profesionalnya untuk mengambil pilihan terbaik dalam menjalankan tugasnya
sebagai guru terkalahkan. Perspektif birokrasi juga akan melihat guru di
Indonesia yang jumlahnya besar menjadi sebagai beban. Untuk menggaji
mereka, diperlukan dana trilyunan rupiah setiap tahun. Oleh sebab itu,
setiap kenaikan gaji atau tunjangan lainnya emmpunyai implikasi anggaran
yang tidak kecil.
Sudut pandang sistem pendidikan nasional, atau lebih khsusu lagi sistem
persekolahan, akan melihat guru sebagai sentral dari segala upaya
pendidikan dan agen dalam pembaharuan pendidikan hingga ke tataran
sekolah. Guru menjadi tumpuan harapan untuk mewujudkan agenda-agenda
pendidikan nasional: peningkatan mutu dan relevansi, pemerataan dan
perluasan kesempatan, dan peningkatan efisiensi. Apabila kinerja sekolah,
siswa, dan bahkan pendidikan nasional secara keseluruhan kurang
memuaskan, maka guru seringkali menajdi sasaran bagi pihak yang daianggap
paling – bertanggung jawab.
Ditempatkan dalam perspektif kemanusiaan, guru akan hadir sebagai sosok
yang serba muka dan penuh warna. Rentang dan ragam persoalan tentang guru
sperti gaji yang minus, mutasi yang tinggi ke daerah terbuka, dan
perilaku yang ditampilkannya sehari-hari pada akhirnya akan kembali pada
akar kemausiannya. Sebagai manusia, guru memiliki kebutuhan, pikiran,
harapan, emosi, dan kehendak.
BAB III
KOMPETENSI GURU DALAM KONTEKS KEPROFESIAN
Profil Tenaga Keguruan
Sebelum mendiskusikan tentang strategi pengembangan profesionalisasi
guru, maka kiranya perlu dirumuskan dahulu tentang gambaran umum profil
tenaga pengajar yang dipandang memadai persyaratan professional itu.
Sepanjang sejarah perkembangannya, rumusan profil tenaga pengajar (guru)
ternyata bervariasi, tergantung kepada cara mempersepsikan dan memandang
apa yang menjadi peran dan tugas pokoknya.
Guru sebagai Pengajar
Ia harus menampilkan pribadinya sebagai cendikiawan (scholar) dan
sekaligus juga sebagai pengajar (teacher). Dengan demikian yang
bersangkutan itu harus menguasai:
bidang disiplin ilmu (scientific discipline) yang akan diajarkannya, baik
aspek substansinya maupun metodologi penelitian dan pengembangannya.
Cara mengajarkannya kepada orang lain atau bagaimana cara mempelajarinya.
Guru sebagai Pengajar dan juga sebagai Pendidik
Ia harus menampilkan pribadinya sebagai ilmuwan dan sekaligus sebagai
pendidik, sebagai berikut;
Menguasai bidang disiplin ilmu yang diajarkannya.
Menguasai cara mengajarkan dan mengadministrasikannya.
Memiliki wawasan dan pemahaman tentang seluk beluk kependidikan, dengan
mempelajari: filsafat pendidikan, sejarah pendidikan, sosiologi
pendidikan, dan psikologi pendidikan
Konsorsium Ilmu Pendidikan (yang dikembangkan oleh T. Raka Joni, 1992)
mengetengahkan unsur-unsur program pendidikan guru itu hendaknya
mencakup:
bidang kajian umum yang berlaku bagi setiap program studi di jenjang
pendidikan tinggi (MKDU)
bidang ilmu sebagai sumber bahan ajar (MKK-Bidang studi)
bidang pemahaman mendalam atas peserta didik (MKDK-Kependidikan);
bidang teori dan keterampilan keguruan (MKK-Keguruan)
Guru sebagai Pengajar, Pendidik, dan juga Agen Pembaharuan dan
Pembangunan Masyarakat.
Yang bersangkutan diharapkan dapat menampilkan pribadinya sebagai
pengajar dan pendidik siswanya dalam berbagai situasi (individual dan
kelompok, di dalam dan di luar kelas, formal dan non-formal, serta
informal) sesuai dengan keragaman karakteristik dan kondisi obyektif
siswa dengan lingkungan kontekstualnya; lebih luas lagi sebagai penggerak
dan pelopor pembaharuan dan perubahan masyarakatnya di mana ia berada.
Gagasan model ini sebenarnya telah dikembangkan pola dasar pemikirannya
semenjak awal pendirian PTPG sebagai miniatur LPTK di negeri ini,
berdasarkan kajian komparatif dari negara-negara maju di antaranya USA,
Australia dan Eropa. Dengan demikian, seorang guru yang dapat menyandang
tugas profesional itu seyogianya:
Memiliki pengetahuan dan pengertian tentang pertumbuhan jiwa manusia dari
segala segi dan sendinya, demikian pula tentang proses belajar.
Memiliki pengetahuan dan pengertian tentang alam dan masyarakat, yaitu
factor-faktor yang mempengaruhi proses relajar khususnya dan pendidikan
umumnya. Hal ini sangat penting bagi pembentukkan dasar latar belakang
kulturil untuk seorang guru mengingat kedudukan dan fungsinya dalam
masyarakat di mana ia mengabdi.
Menguasai sepenuhnya pengetahuan dan kefahaman tentang vak (bidang
disiplin ilmu/studi) yang ia ajarkan.
Memiliki secukupnya pengetahuan dan pengalaman tentang seni mengajar; hal
ini hanya dapat diperoleh setelah mempelajari metodik dan didaktik
teoritis maupun praktis, umum maupun khusus, termasuk praktek mengajar
secukupnya.
Paling sedikit syarat-syarat umum tersebut harus dipenuhi dengan sebaikbaiknya
oleh mereka yang akan terjun dalam kalangan pendidikan dan
pengajaran. Biar bagaimanapun juga pekerjaan mengajar adalah suatu
“profession”, dan syarat-syarat umum tadi dengan segala pendidikan dan
latihan yang diperlukan untuk memenuhinya, adalah akibat wajar yang lahir
dai suatu “profession status”. Oleh karena itu, atas dasar syarat-syarat
umum tersebut, susunan rencana pelajaran untuk pendidikan guru berpokok
pada:
pendidikan profesional (untuk memenuhi syarat a dan b)
pendidikan umum (untuk memenuhi syarat b)
pendidikan spesialisasi (untuk memenuhi syarat c)
Gagasan model ketiga ini ternyata amat selaras dengan dasar pemikiran
yang berkembang di lingkungan UNESCO sebagaimana dikemukakan Goble (1977)
dalam bukunya The Changing Role of The Teacher, yang mengidentifikasikan
beberapa kecenderungan perubahan peranan guru, yaitu:
Kecenderungan ke arah diversifikasi fungsi-fungsi proses pembelajaran dan
peningkatan tanggung jawab yang lebih besar dalam pengorganisasian isi
dari proses belajar mengajar.
Kecenderungan ke arah bergesernya titik berat dari pengajaran yang
merupakan pengalihan/transformasi pengetahuan oleh guru kepada proses
belajar oleh siswa, dengan memanfaatkan semaksimal mungkin penggunaan
sumber-sumber belajar yang inovatif di lingkungan masyarakat.
Kecenderungan ke arah individualisasi proses relajar dan berubahnya
struktur hubungan antara guru dan siswa.
Kecenderungan ke arah penggunaan teknologi pendidikan modern dan
penguasaan atas pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan.
Kecenderungan ke arah diterimanya bentuk kerjasama yang ruang lingkupnya
lebih luas bersama guru-guru yang mengajar di sekolah lain; dan
berubahnya struktur hubungan antara para guru sendiri.
Kecenderungan ke arah kebutuhan untuk membina kerjasama yang lebih erat
dengan orang tua dan orang lain di dalam masyarakat serta meningkatkan
keterlibatan di dalam kehidupan masyarakat.
Kecenderungan ke arah diterimanya partisipasi pelayan sekolah dan
kegiatan ekstra kurikuler.
Kecenderungan ke arah sikap yang menerima kenyataan bahwa otoritas
tradisional dalam hubungannya dengan anak-anak telah berkurang-terutama
antara anak-anak yang lebih tua terhadap orang tuanya.
Guru yang berkewenangan berganda sebagai Pendidik Profesional dengan
bidang keahlian lain selain kependidikan.
Mengantisipasi kemungkinan terjadinya perkembangan dan perubahan tuntutan
dan persyaratan verja yang dinamis dalam alam globalisasi mendatang, maka
tenaga guru harus siap secara luwes kemungkinan alih fungsi atau laih
profesi (jika dikehendakinya). Ide dasarnya adalah untuk memberi peluang
alternatif bagi tenaga kependidikan untuk meraih taraf dan martabat hidup
yang layak, tanpa berpretensi mengurangi makna dan martabat profesi guru,
sehingga para guru sudah siap menghadapi persaingan penawaran jasa
pelayanan profesional di masa mendatang.
Tanggungjawab Profesional
Guru memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak
bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan.
Dari dimensi tersebut, peranan guru sulit digantikan oleh orang lain.
Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan guru dalam masyarakat
Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini disebabkan karena ada
dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus bagi proses
pembelajaran, yang diperankan oleh guru yang tidak dapat digantikan oleh
teknologi.
Sejak dahulu hingga sekarang, guru dalam masyarakat Indonesia terutama di
daerah-daerah pedesaan masih memegang peranan amat penting sekalipun
status sosial guru di tengah masyarakat sudah berubah. Guru dengan segala
keterbatasannya - terutama dari segi status sosial ekonomi – tetap
dianggap sebagai pelopor di tengah masyarakatnya.
Paling sedikit ada enam tugas dan tanggung jawab guru dalam mengembangkan
profesinya, yakni:
guru bertugas sebagai pengajar;
guru bertugas sebagai pembimbing;
guru bertugas sebagai administrator kelas;
guru bertugas sebagai pengembang kurikulum;
guru bertugas untuk mengembangkan profesi;
guru bertugas untuk membina hubungan dengan masyarakat.
Keenam tugas dan tanggung jawab di atas merupakan tugas pokok profesi
guru. Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam
merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini guru dituntut
memiliki seperangkat pengetahuan dan keteramilan teknis mengajar, di
samping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkannya.
Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pembimbing memberi tekanan kepada
tugas memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek mendidik sebab tidak hanya
berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan juga menyangkut
pembinaan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai para siswa.
Tugas dan tanggung jawab sebagai administrator kelas pada hakekatnya
merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan
ketatalaksanaan pada umumnya. Namun demikian, ketatalaksanaan bidang
pengajaran jauh lebih menonjol dan lebih diutamakan pada profesi guru.
Tanggung jawab mengembangkan kurikulum membawa implikasi bahwa guru
dituntut untuk selalu mencari gagasan-gagasan baru, penyempurnaan praktek
pendidikan, khususnya dalam praktek pengajaran. Misalnya, ia tidak puas
dengan cara mengajar yang selama ini digunakan, kemudian ia mencoba
mencari jalan keluar bagaimana usaha mengatasi kekurangan alat peraga dan
buku pelajaran yang diperlukan oleh siswa. Tanggung jawab guru dalam hal
ini ialah berusaha untuk mempertahankan apa yang sudah ada serta
mengadakan penyempurnaan praktek pengajaran agar hasil belajar siswa
dapat ditingkatkan. Kurikulum sebagai program belajar atau semacam
dokumen belajar yang harus diberikan kepada para siswa. Pelaksanaan
kurikulum tidak lain adalah pengajaran. Kurikulum adalah rencana atau
program, sedangkan pengajaran adalah pelaksanaannya.
Tanggung jawab mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntutan dan
panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga, dan meningkatkan
tugas dan tanggung jawab profesinya. Guru harus sadar bahwa tugas dan
tanggung jawabnya tidak bisa dilaksanakan oleh orang lain, kecuali oleh
dirinya. Demikian pula, ia harus sadar bahwa dalam melaksanakan tugsnya
selalu dituntut untuk bersungguh-sungguh, bukan sebagai pekerjaan
sambilan. Guru juga harus menyadari bahwa yang dianggap baik dan benar
saat ini, belum tentu benar pada masa yang akan datang. Oleh karena itu,
guru dituntut untuk selalu meningkatkan pengetahuan, kemampuan dalam
rangka pelaksanaan tugas-tugas profesinya. Ia harus peka terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi, khususnya dalam bidang pendidikan dan
pengajaran, dan pada masyarakat pada umumnya. Dunia ilmu pengetahuan tak
pernah berhenti tapi selalu memunculkan hal-hal baru. Guru harus dapat
mengikuti perkembangan tersebut sehingga ia harus lebih dahulu
mengetahuinya daripada siswa dan masyarakat pada umumnya. Di sinilah
letaknya perkembangan profesi yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
Tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat berarti guru
harus dapat berperan menempatkan sekolah sebagai bagian integral dari
masyarakat serta sekolah sebagai pembaharu masyarakat. Pendidikan bukan
hanya tanggung jawab guru atau pemerintah, tetapi juga tanggung jawab
masyarakat. Untuk itu guru dituntut untuk dapat menumbuhkan partisipasi
masyarakat dalam meningkatkan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh
sebab itu, sebagai bagian dari tugad dan tanggung jawab profesinya, guru
harus dapat membina hubungan baik dengan masyarakat dalam rangka
meningkatkan pendidikan dan pengajaran. Beberapa contoh untuk membina
hubungan tersebut ialah mengembangkan kegiatan pengajaran melalui sumbersumber
yang apa pada masyarakat, seperti mengundang tokoh masyarakat yang
dianggap berkeahlian memberikan ceramah di hadapan siswa dan guru,
membawa siswa untuk mempelajari sumber-sumber belajar yang ada di
masyarakat, guru mengunjungi orang tua siswa untuk memperoleh informasi
keadaan para siswanya, dan lain-lain.
Dalam situasi sekarang ini tugas dan tanggung jawab guru dalam
pengembangan profesi dan membina hubungan dengan masyarakat tampaknya
belum banyak dilakukan oleh guru. Yang paling menonjol hanyalah tugas dan
tanggung jawab sebagai pengajar dan sebagai administrator kelas. Demikian
pula, tugas dan tanggung jawab sebagai pembimbing masih belum membudaya
di kalangan guru. Mereka beranggapan tugas membimbing adalah tugas guru
pembimbing atau wali kelas.
C. Kompetensi Guru
Di dalam bahasa Inggris terdapat minimal tiga peristilahan yang
mengandung makna apa yang dimaksudkan dengan perkataan kompetensi itu.
”competence (n) is being competent, ability (to do the work)”
“competent (adj.) refers to (persons) having ability, power, authority,
skill, knowledge, etc. (to do what is needed)”
“competency is rational performance which satisfactorily meets the
objectives for a desired condition”
Definisi pertama menunjukkan bahwa kompetensi itu pada dasarnya
menunjukkan kepada kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan sesuatu
pekerjaan. Sedangkan definisi kedua menunjukkan lebih lanjut bahwa
kompetensi itu pada dasarnya merupakan suatu sifat (karakteristik) orangorang
(kompeten) ialah yang memiliki kecakapan, daya (kemampuan),
otoritas (kewenangan), kamahiran (keterampilan), pengetahuan, dsb. untuk
mengerjakan apa yang diperlukan. Kemudian definisi ketiga lebih jauh
lagi, ialah bahwa kompetensi itu menunjukkan kepada tindakan (kinerja)
rasional yang dapat mencapai tujuan-tujuannya secara memuaskan
berdasarkan kondisi (prasyarat) yang diharapkan.
Dengan menyimak makna kompetensi tersebut di atas, maka dapat dimaklumi
jika kompetensi itu dipandang sebagai pilarnya atau teras kinerja dari
suatu profesi. Hal itu mengandung implikasi bahwa seorang profesional
yang kompeten itu harus dapat menunjukkan karakteristik utamanya, antara
lain:
Mampu melakukan sesuatu pekerjaan tertentu secara rasional. Dalam arti,
ia harus memiliki visi dan misi yang jelas mengapa ia melakukan apa yang
dilakukannya berdasarkan analisis kritis dan pertimbangan logis dalam
membuat pilihan dan mengambil keputusan tentang apa yang dikerjakannya.
”He is fully aware of why he is doing what he is doing”
Menguasai perangkat pengetahuan (teori dan konsep, prinsip dan kaidah,
hipotesis dan generalisasi, data dan informasi, dsb.) tentang seluk beluk
apa yang menjadi bidang tugas pekerjaannya. ”He really knows what is to
be done and how do it”.
Menguasai perangkat keterampilan (strategi dan taktik, metode dan teknik,
prosedur dan mekanisme, sarana dan instrumen, dsb) tentang cara bagaimana
dan dengan apa harus melakukan tugas pekerjaannya. ”He actually knows
through which ways he should go and how to go through”.
Memahami perangkat persyaratan ambang (basic standards) tentang ketentuan
kelayakan normatif minimal kondisi dari proses yang dapat ditoleransikan
dan kriteria keberhasilan yang dapat diterima dari apa yang dilakukannya
(the minimal acceptable performances).
Memiliki daya (motivasi) dan citra (aspirasi) unggulan dalam melakukan
tugas pekerjaannya. Ia bukan sekedar puas dengan memadai persyaratan
minimal, melainkan berusaha mencapai yang sebaik mungkin (profesiencies).
”He is doing the best with a high achievement motivation”.
Memiliki kewenangan (otoritas) yang memancar atas penguasaan perangkat
kompetensinya yang dalam batas tertentu dapat didemonstrasikan
(observable) dan teruji (measureable), sehingga memungkinkan memperoleh
pengakuan pihak berwenang (certifiable).
BAB IV
PERANGKAT KEPROFESIAN GURU
Dari definisi berikut penjelasannya tersebut di atas, tersirat bahwa
dibalik kinerja yang dapat ditunjukkan dan teruji dalam melakukan sesuatu
pekerjaan khas tertentu itu terdapat sejumlah unsur kemampuan yang
menopang dan menunjangnya dan secara keseluruhan terstruktur merupakan
suatu kesatuan terpadu yang dapat dikonseptualisasikan sebagai segitiga
(perhatikan Gambar 3). Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa setiap
kompetensi itu pada dasarnya terdapat enam unsur, yaitu: (1) performance
component, (2) subject component, (3) professional component, (4) process
component, (5) adjustment component, dan (6) attitudes component.
Keterangan:
Performance component, yaitu unsur kemampuan penampilan kinerja yang
nampak sesuai dengan bidang keprofesiannya (teaching, counseling,
management, etc.)
Subject component, yaitu unsur kemampuan penguasaan bahan/substansi
pengetahuan yang relevan dengan bidang keprofesiannya sebagai prasyarat
(enabling competencies) bagi penampilan komponen kinerjanya.
Professional component, yaitu unsur kemampuan penguasaan substansi
pengetahuan dan keterampilan teknis sesuai dengan bidang keprofesiannya
sebagai prasyarat bagi penampilan kinerjanya.
Process component, yaitu unsur kemampuan penguasaan proses-proses mental
(intelektual) mencakup proses berpikir (logis, kritis, rasional, kreatif)
dalam pemecahan masalah, pembuatan keputusan, dsb. Sebagai prasyarat bagi
terwujudnya penampilan kinerjanya.
Adjustment component, yaitu unsur kemampuan penyerasian dan penyesuaian
diri berdasarkan karakteristik pribadi pelaku dengan tugas penampilan
kinerjanya.
Attitudes component, yaitu unsur komponen sikap, nilai, kepribadian
pelaku sebagai prasyarat yang fundamental bagi keseluruhan perangkat
komponen kompetensi lainnya bagi terwujudnya komponen penampilan kinerja
keprofesiannya.
Dari keenam unsur yang membangun secara utuh suatu model perangkat
kompetensi dalam suatu bidang keahlian atau keprofesian itu pada dasarnya
dapat diidentifikasikan ke dalam dua gugus kompetensi, ialah;
generic competencies (performance competencies)
enabling competencies
Gugus pertama disebut ”generic competencies” maksudnya bahwa perangkat
kompetensi yang mesti ada pada suatu bidang pekerjaan profesional
tertentu, karena justru dengan adanya perangkat kompetensi inilah dapat
dibedakannya dari jenis dan/atau bidang pekerjaan profesional lainnya.
Jadi, ”generic competencies” bagi pekerjaan guru (teaching competencies)
akan berbeda dari pekerjaan konselor sekolah (counseling competencies)
serta akan berlainan pula dari pekerjaan administrator atau pimpinan
sekolah (managerial competencies), dan sebagainya. Rincian dan jumlah
perangkat ”generic competencies” itu juga akan bervariasi secara
kontekstual (untuk guru SD, misalnya, berbeda dari guru SLTP atau SMU; di
USA, di Indonesia, atau negara lainnya). Namun demikian, dipastikan
terdapat kesamaan dan persamaannya (common competencies).
Gugus kedua disebut ”enabling competencies” karena merupakan prasyarat
untuk memungkinkan dapat dilakukannya ”generic competencies”. Tanpa
menunjukkan penguasaan secara memadai (proficiency) atas perangkat
”enabling competencies” itu mustahil dapat menguasai ”generic
competencies”.
Gugus perangkat kompetensi pertama pada dasarnya akan diperoleh dan
terbina serta tumbuh kembang melalui praktek pengalaman lapangan (field
training) yang terstruktur dan terawasi (supervized) secara memadai dalam
jangka waktu tertentu (sekitar 1-2 tahun). Nampak jelas, untuk memperoleh
pengalaman lapangan seperti itu, hanya dimungkinkan setelah ”enabling
competencies” terselesaikan lebih dahulu, yang lazimnya dilakukan melalui
program perkuliahan biasa. Namun patut dicatat pula bahwa beberapa
perangkat komponen prasyarat tertentu (process, adjustment and attitudes)
lazimnya tidak merupakan program perkuliahan atau studi tersendiri,
melainkan terbentuk melalui (by product) dari program perkuliahan dan
berbagai kegiatan pendukung lainnya.
Pengertian, Maksud, dan Tujuan Kode Etik Proesi
Hornby, dkk. (1962) mendefinisikan kode etik secara leksikal sebagai
berikut:
”code as collection of laws arranged in a system; or, system of rules and
principles that has been accepted by society or a class or group of
people”.
“ethic as system of moral principles, rules of conduct”.
Dengan demikian, kode etik keprofesian (professional code of ethic) pada
hakekatnya merupakan suatu sistem peraturan atau perangkat prinsip-prinsp
keprilakukan yang telah diterima oleh kelompok orang-orang yang tergabung
dalam himpunan organisasi keprofesian tertentu.
Adanya penerimaan atas suatu kode etik itu mengandung makna selain adanya
pengakuan dan pemahaman atas ketentuan dan/atau prinsip-prinsip yang
terkandung di dalamnya, juga adanya suatu ikatan komitmen dan pernyataan
kesadaran untuk mematuhinya dalam menjalankan tugas dan prilaku
keprofesiannya, serta kesiapan dan kerelaan atas kemungkinan adanya
konsekuensi dan sanksi seandainya terjadi kelalaian terhadapnya.
Adapun maksud dan tujuan pokok diadakannya kode etik ialah untuk menjamin
agar tugas-pekerjaan keprofesian itu terwujud sebagai mana mestinya dan
kepentingan semua pihak terlindungi sebagaimana layaknya. Pihak penerima
layanan keprofesian diharapkan dapat terjamin haknya untuk memperoleh
jasa pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kewajibannya untuk
memberikan imbalannya, baik yang bersifat finansial, maupun secara
sosial, moral, kultural dan lainnya. Pihak pengemban tugas pelayanan
keprofesian juga diharapkan terjamin martabat, wibawa dan kredibilitas
pribadi dan keprofesiannya serta hak atas imbalan yang layak sesuai
dengan kewajiban jasa pelayanannya.
Dengan demikian, maka kode etik keprofesian itu memiliki kedudukan, peran
dan fungsi yang sangat penting dan strategis dalam menopang keberadaan
dan kelangsungan hidup suatu profesi di masyarakat. Bagi para pengemban
tugas profesi akan menjadi pegangan dalam bertindak serta acuan dasar
dalam seluk beluk keprilakuannya dalam rangka memelihara dan menjungnjung
tinggi martabat dan wibawa serta kredibilitas visi, misi, fungsi bidang
profesinya. Dengan demikian pula, maka kode etik itu dapat merupakan
acuan normatif dan juga operasional. Bagi para pemakai jasa layanan
profesional, kode etik juga dapat merupakan landasan jika dipandang perlu
untuk mengajukan tuntutan kepada pihak yang berwenang dalam hal
terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan dari pengemban profesi yang
bersangkutan. Sedangkan bagi para pembina dan penegak kode etik khususnya
dan penegak hukum pada umumnya, perangkat kode etik khususnya dan penegak
hukum pada umumnya, perangkat kode etik termaksud dapat merupakan
landasan bertindak sesuai dengan keperluannya, termasuk pemberlakuan
sanksi keprofesian bagi pihak-pihak yang terkait.
Perangkat kode etik itu pada umumnya mengandung muatan yang terdiri atas
preambul dan perangkat prinsip dasarnya. Preambul lazimnya merupakan
deklarasi inti yang menjiwai keseluruhan perangkat kode etik yang
bersangkutan. Sedangkan unsur berikutnya lazimnya memuat prinsip-prinsip
dasarnya, antara lain bertalian dengan: tanggung jawab, kewenangan
(kompetensi), standar moral dan hukum, standar unjuk kerja termasuk
teknik dan instrumen yang digunakan atau dilibatkannya, konfidensialitas,
hubungan kerja dan sejawat (profesional), perlindungan keamanan dan
kesejahteraan klien, kewajiban pengembangan diri dan kemampuan
profesioanl termasuk penelitian, serta publisitas keprofesiannya kepada
masyarakat. Muatannya ada yang hanya garis besar saja dan ada pula yang
disertai rinciannya.
Kode etik pada lazimnya disusun dan disahkan serta ditetapkan oleh
organisasi asosiasi profesi yang bersangkutan, melalui suatu forum
formalnya (kongres atau konferensi) yang telah diatur dalam AD/ART.
Pada organisasi asosiasi profesional yang telah mapan biasanya terdapat
suatu Dewan atau Majelis Kode Etik yang mempunyai tugas untuk bertindak
sebagai penegaknya (law enforcement) sehingga kode etik tersebut berlaku
secara efektif dengan kekuatan hukumnya. Sayang sekali, hingga dewasa ini
di lingkungan organisasi asosiasi bidang kependidikan, kelengkapan
seperti ini (khususnya PGRI) masih belum kita temukan.
Organisasi/Asosiasi Profesi
Eksistensi, Misi, Fungsi dan Peranan Organisasi Asosiasi Keprofesian
Kelahiran suatu organisasi asosiasi keprofesian tidak terlepas dari
perkembangan jenis bidang pekerjaan yang bersangkutan, karena organisasi
termaksud pada dasarnya dan lazimnya dapat terbentuk atas prakarsa dari
para pengemban bidang pekerjaan tadi.
Motif dasar kelahirannya bervariasi, ada yang bersifat sosial, politik,
ekonomi, kultural dan pandangan atau falsafah tentang sistem nilai. Akan
tetapi, pada umumnya berlatar belakang solidaritas di antara pengemban
bidang pekerjaan yang bersangkutan atas dasar dorongan dari dalam diri
mereka sendiri (secara instrinsik) dan/atau karena tuntutan dari
lingkungannya (secara ekstrinsik). Motif intrinsik pada umumnya bertalian
erat dengan permasalahan nasib, dalam arti kesadaran atas kebutuhan untuk
berkehidupan secara layak sesuai dengan bidang pekerjaan yang diembannya
baik secara sosial-psikologis maupun secara ekonomis-kultural; selain itu
terdapat juga kemungkinan oleh dorongan atas semangat pengabdian untuk
menunaikan tugasnya sebaik dan seikhlas mungkin (perpeksionis,
filantropis). Sedangkan motif ekstrinsik pada umumnya terdorong oleh
tuntutan dari luar (masyarakat pengguna jasanya); adanya persaingan;
serta perkembangan atau perubahan dalam dunia kerjanya seirama dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tuntutan dan tantangan internal dan eksternal tersebut pada dasarnya
mustahil dapat dihadapi dan diselesaikan oleh para pengemban suatu bidang
pekerjaan yang bersangkutan secara individual. Itulah sebabnya mereka
membutuhkan suatu wadah organisasi yang secara teoritis dapat memiliki
suatu wibawa (authority) dan kekuatan (power) untuk menentukan arah dan
kebijakan dalam melakukan tindakan bersama (collevtive action) guna
melindungi dan memperjuangkan kepentingan para pengemban profesi itu
sendiri dan kepentingan para pengguna jasanya serta masyarakat pada
umumnya.
Tidaklah mengherankan, jika dalam misi organisasi asosiasi keprofesian
itu juga mmepunyai persamaan dalam hal tertentu dengan organisasi
kekaryaan (labour force organization) pada umumnya. Karenanya, dapat
dipahami jika organisasi Federasi Guru Internasional juga menjadi anggota
dari ILO (International Labour Organization). Akan tetapi, dalam hal
tertentu, organisasi asosiasi profesi kependidikan memiliki misinya yang
khas tersendiri. ILO cenderung sering menggunakan pendekatan yang
bersifat politis dalam memperjuangkan kepentingannya. Sedangkan
organisasi asosiasi keprofesian cenderung menggunakan pendekatan
persaingan yang berlandaskan keunggulan komperatif kemampuan dan kualitas
profesionalnya. Dalam prakteknya, kedua pendekatan tersebut memang sering
dipergunakan secara elektrik, sesuai dengan keperluannya.
Di berbagai negara yang dewasa ini tergolong maju, kelahiran organisasi
beberapa asosiasi yang dewasa ini tergolong sudah mapan (kedokteran,
kehakiman, kependetaan, dsb.) ternyata telah muncul semenjak beberapa
abad yang lampau. Sementara di bidang pendidikan, khususnya jabatan guru,
barulah dimulai semenjak awal abad kedua puluh ini. Di USA, misalnya, The
American Federation of Teachers, baru berdiri pada tahun 1916 di tengah
berkecamuknya Perang Dunia I sebagai penyatuan dari berbagai organisasi
asosiasi guru dan tenaga kependidikan yang sebenarnya telah berdiri
sebelumnya tetapi bersifat lokal dan/atau sektoral, seperti asosiasi
guru-guru di negara bagian Chicago yang terkenal amat vokal dan
berpengaruh dalam upaya pengembangan sistem pendidikan di negara tersebut
(Arthur A. Elder, 1955). Demikian juga, di berbagai negara tetangga
ternyata telah berdiri semenjak dekade duapuluhan dan tigapuluhan seperti
Banladesh (1921), Australia (1926), Philipina (1932), Cina (1933).
Sedangkan di Indonesia, PGRI, baru lahir 25 Nopember 1945 sebagai fusi
dari berbagai organisasi guru yang pernah berkembang semenjak zaman
penjajahan Belanda dan Jepang yang semula bersifat lokal dan parsial.
Secara umum, fungsi dan peranan organisasi asosiasi keprofesian itu,
sebagaimana telah disinggung terdahulu, selain melindungi kepentingan
para anggota dan kemandirian dan kewibawaan kelembagaannya secara
keseluruhan (dengan membina dan menegakkan kode etik), juga berupaya
meningkatkan dan/atau mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan
profesional, martabat dan kesejahteraan para anggotanya.
Bentuk, Corak, Struktur, Kedudukan, dan Keanggotaan
Bentuk organisasi para pengemban tugas keprofesian itu ternyata cukup
bervariasi dipandang dari segi derajat keeratan dan keterikatan
dengan/dan antar anggotanya. Dalam bidang pendidikan, dapat ditemukan
berbagai bentuk keorganisasian, antara lain:
Persatuan (Union), antara lain; Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),
Australian Education Union, Singapore Teacher’s Union, National Union of
the Teaching Profession Malaysia, Japan Teacher’s Union.
Federasi (Federation), antara lain: All India Federation of Teachers
Organisations, Bangladesh Teachers’ Federation, Federation of Elementary
Education Teachers’ Association of Thailand.
Aliansi (Alliance), antara lain: Alliance of Concered Teachers, Philipina
Asosiasi (Association) yang terdapat di kebanyakan Negara.
Ditinjau dari segi kategorisasi keanggotaannya juga ternyata menunjukkan
corak keorganisasian yang bervariasi, seperti menurut:
jenjang pendidikan di mana mereka bertugas (dasar, menengah, dan
perguruan tinggi).
Status penyelenggara kelembagaan pendidikan (negeri, swasta)
Bidang studi/keahlian (guru bahasa Inggris, matematika, dsb.)
Gender (wanita, pria)
Latar belakang etnis (Cina, Tamil, Melayu, dsb.)
Struktur dan kedudukan dipandang dari segi jangkauan wilayah kerjanya
juga ternyata beragam dan bersifat:
Lokal (kedaerahan, kewilayahan)
Nasional (negara)
Internasional (WCOTP, WFTU, dsb.)
Dengan demikian keragaman bentuk, corak, struktur, dan kedudukan dari
organisasi pendidikan itu, maka status keanggotaannya juga dengan
sendirinya akan bervariasi. Organisasi keprofesian yang bersifat asosiasi
atau persatuan biasanya bersifat langsung keanggotaannya dari setiap
pribadi atau pengemban profesi yang bersangkutan. Sedangkan yang sifatnya
federasi atau perserikatan, lazimnya keanggotaan cukup terbatas dari
pucuk organisasi yang berserikat saja.
Program Operasional dan AD/ART/Konvensi
Untuk mewujudkan misi, fungsi dan peranannya, sebagaimana dikemukakan
dalam paragraf terdahulu, organisasi keprofesian lazimnya memiliki suatu
program operasional tertentu yang disusun dan diperatnggungjawabkan atas
pelaksanaannya kepada anggotanya melalui forum resmi seperti yang diatur
dalam AD/ART/Konvensi yang bersangkutan. Selaras dengan kandungan misi,
fungsi dan peranan, secara garis besar program organisasi tersebut
mencakup hal-hal yang bertalian dengan:
Upaya-upaya yang menunjang terjaminnya pelaksanaan hak dan kewajiban para
anggotanya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Termasuk di dalamnya
mengenai jaminan-jaminan hukum, hidup, keluarga, sosial, hari tua dan
kesejahteraan yang layak, sehingga dapat menunaikan kewajibannya dengan
rasa aman, penuh kegairahan dan keikhlasan kerja yang optimal.
Upaya-upaya yang memajukan dan mengembangkan kemampuan profesional dan
karier para anggotanya, melalui berbagai kegiatan ilmiah dan profesional,
seperti: seminar, simposium, penerbitan dan clearing house, penataran dan
lokakarya, dsb.
Upaya-upaya yang menunjang bagi terlaksananya hal dan kewajiban pengguna
jasa pelayanan profesional, baik keamanan maupun kualitasnya, sebagaimana
diatur dalam kode etiknya.
Upaya-upaya yang bertalian dengan pengembangan dan pembangunan yang
relevan dengan bidang keprofesiannya. Bagi organisasi profesi
kependidikan, antara lain:
Turut serta dalam proses pembuatan undang-undang kependidikan, seperti
pembuatan undang-undang dengan peraturan pelaksanaannya.
Turut serta dalam pengembangan kurikulum dan sistem pendidikan.
Turut serta dalam penentuan standar pendidikan dan latihan prajabatan dan
dalam jabatan profesi keguruan.
dan sebagainya.
Hal-hal yang bertalian dengan segala seluk beluk keorganisasian termasuk
visi, misi, fungsi dan peranan, serta tugas wewenang dan tanggung
jawabnya, termasuk penyelenggaraan dan program kerjanya, seperti pokokpokoknya
tersebut di atas; lazimnya diatur dalam AD/ART atau konvensi
dari organisasi keprofesian yang bersangkutan. Bagi profesi keguruan,
telaah dokumen-dokumen yang relevan, antara lain AD/ART PGRI, IPTBI, dan
sebagainya.
Pengakuan Dan Penghargaan Profesi Guru
Profesi dalam dirinya mengandung pengertian mengenai adanya penyerahan
dan pengabdian penuh pada statu jenis pekerjaan yang mengimplikasikan
tanggung jawab pada diri sendiri, masyarakat dan profesi. Seorang
profesional bukan hanya bekerja, melainkan ia tahu mengapa dan untuk apa
ia bekerja serta tanggung jawab apa yang melekat dalam pekerjaanya.
Pengakuan (Recognition)
Secara sosiologis, kehadiran suatu profesi itu pada dasarnya merupakan
suatu fenomena sosial atau kemasyarakatan. Hal itu berarti bahwa
keberadaan suatu profesi di masyarkat bukan diakui dan diyakini oleh para
pengemban profesinya itu semata, justru diakui dan dirasakan manfaat dan
kepentingannya oleh masyarakat yang bersangkutan. Sebagaimana dikemukakan
oleh Langford (1978:19) berikut.
The members of a profession not only see themselves as members of a
profession but are also seen as a profession by the rest of the
community; and recognition as a profession is desired by its members.
They think that they have something of value to offers to be community;
and in recognizing them as a profession the community is agreeing that
this is so.
Untuk berkembangnya peran dan fungsi suatu profesi guru membutuhkan
pengakuan dari bidang-bidang profesi lain yang telah berada di
masyarakat, terutama yang wilayah bidang garapan pelayanannya sangat
mirip dan bertautan. Karena itu, para pengemban suatu profesi seyogianya
sangat memahami dan menyadari batas dan keunikan bidang profesinya serta
menghindari sikap arogansi (an antidote for arrogance). Pengakuan dan
penghormatan antar bidang profesi akan tercipta dan terjamin, jika
masing-masing pengemban berbagai bidang profesi mematuhi kode etiknya.
Dalam banyak hal, prinsip dasar saling menghormati antar bidang profesi
itu justeru akan merupakan landasan bagi terwujudnya kerjasama secara
kesejawatan dalam menghadapi dan memecahkan berbagai permasalahan di
masyarakat yang membutuhkan pendekatan secara interdisipliner yang
inklusif interprofesi, sebagaimana halnya dijumpai mengenai permasalahan
kependidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan sebagainya. (Blocher, 1987).
Untuk terjaminnya kehadiran, perkembangan dan kemantapan peran dan fungsi
suatu profesi itu juga membutuhkan adanya pengakuan dan perlindungan
hukum dari pemerintah yang bersangkutan. Dalam berbagai hal terkadang
sulit terhindari terjadinya permasalahan keprilakuan atau kepribadian dan
kinerja praktek pelayanan profesi yang dipandang menyimpang atau
melanggar ketentuan-ketentuan kode etik atau norma humum yang berlaku di
masyarakat, yang berakibat banyak pihak pengguna jasa layanan profesi
tertentu yang merasa dirugikan. Karenanya, tidak jarang terjadinya
pengaduan secara hukum terhadap para pengemban profesi tersebut. Untuk
melindungi kepentingan semua pihak, dengan demikian, sangat logis adanya
pengakuan resmi pemerintah atas suatu profesi (jurisdiction).
Status profesi di bidang kependidikan, khususnya yang termasuk kategori
sebagai guru atau pengajar hingga saat sekarang ini baik secara nasional
(di Indonesia) maupun secara internasional (di manapun di seluruh dunia),
pada dasarnya baru memperoleh pengakuan (recognition) sebagai jenis
kategori profesi bayaran yang diangkat oleh pemerintah atau
lembaga/organisasi yang memerlukannya. Dengan demikian, profesi keguruan
masih belum memperoleh pengakuan sebagai suatu profesi yang bersifat
mandiri (seperti notaris, dokter, psikolog, dsb). secara internasional,
pengakuan termaksud telah dirumuskan dan dinyatakan secara resmi dalam
suatu deklarasi resmi Konferensi Internasional antar Pemerintah yang
diselenggarakan oleh UNESCO (PBB) bersama ILO tertanggal 21 September
sampai 5 Oktober 1966 di Paris. Namun demikian, sesungguhnya secara
defakto juga peluang kearah itu sudah terbuka dengan mulai maraknya
permintaan pelayanan privat-les dalam berbagai bidang atau matapelajaran
tertentu. Hal ini merupakan embrio bagi pengembangan jenis pelayanan
pengajaran individual secara profesional.
Penghargaan dan Imbalan
Secara sosiologis pula, adanya pengakuan (recognition) terhadap suatu
profesi itu pada dasarnya secara implisit mengimplikasikan adanya
penghargaan, meskipun tidak selalu berarti financial (uang) melainkan
dapat juga bahkan terutama mengandung makna status sosial. Tidak
mengherankan karenanya, banyak dari warga masyarakat, terutama golongan
menengah, yang memandang bahwa menjadi seorang perofesional itu merupakan
dambaan yang menjanjikan.
Wujud dan derajat besarnya imbalan sebagai manifestasi dari penghargaan
tersebut ternyata bervariasi, tergantung kepada derajat kepuasan yang
dirasakan oleh para pengguna jasa pelayanan yang bersangkutan. Wujudnya
mungkin ada yang hanya berupa sebuah piagam atau pernyataan terima kasih
saja, namun ada juga yang berupa bayaran finansial atau bentuk lainnya.
Dalam hal ini jenis bidang pekerjaan kedinasan yang diselenggarakan oleh
pemerintah (negara), imbalan pokoknya lazimnya berupa gaji (salaries) di
samping imbalan keprofesian (yang lazim disebut sebgai tunjangan keahlian
atau tunjangan jabatan fungsional) yang besarnya sesuai dengan status dan
peringkat jabatannya. Sedangkan dalam hal jenis bidang pekerjaannya
merupakan sesuatu yang bersifat mandiri (independent) seperti notaris,
akuntan, pengacara, dokter, dsb. lazimnya ketentuan besarnya imbalan
termaksud diatur oleh organisasi asosiasi profesi yang bersangkutan
dan/atau berdasarkan suatu perjanjian/kontrak yang disepakati oleh pihakpihak
yang berkepentingan.
Tenaga profesional yang diangkat oleh pemerintah pada dasarnya mengenal
batas waktu pension (akhir masa baktinya), sedangkan sebagai penyandang
profesi mandiri pada dasarnya terbatas sampai semampunya bertugas saja.
Jadi meskipun telah menjalani pensiun sebagai PNS, seorang pengemban
profesi dapat terus menjalani pensiun sebagai PNS, seorang pengemban
profesional dapat terus menjalankan fungsinya sebagai pelayan masyarakat
sepanjang memerlukannya.
Penghargaan dan imbalan yang diperoleh tenaga guru sudah barang tentu
sesuai dan seirama dengan pengakuan terhadap statusnya. Sebagai tenaga
yang diangkat (PNS atau lainnya) mereka memeproleh imbalan gaji seperti
pegawai pada umumnya serta tunjangan jabatan fungsionalnya. Akan tetapi
pada umumnya imbalan penghargaan termaksud hanya diperoleh selama dinas
(setelah pensiun tidak berpraktek seperti profesi lainnya). Di negaranegara
maju, meskipun status tenaga profesi kependidikan itu sebagi
tenaga bayaran yang diangkat (belum mandiri), masih banyak jenis imbalan
lain yang menunjang kesejahteraan dn pengembangan diri dan kemampuan
profesionalnya, seperti kesempatan belajar atau bekerja di negara lain
(sabatical live) dengan hak imbalan gaji penuh, dsb.
Berdasarkan Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 pada Bagian
Kedua tentang Hak dan Kewajiban, Pasal 14 disebutkan bahwa:
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:
memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial;
mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi
kerja;
memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual;
memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;
memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang kelancaran tugas keprofesionalan;
memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik seuai dengan
kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan;
memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas;
memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi;
memiliki kesmepatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan;
memperoleh kesmepatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi
akademik dan kompetensi, dan/atau
memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 ayat (1) huruf a, meliputi:
gaji pokok;
tunjangan yang melekat pada gaji;
penghasilan lain berupa:
tunjangan fungsional
tunjangan khusus
maslahat tambahan
BAB V
STRATEGI PENGEMBANGAN PROFESIONALISASI GURU
Pengembangan profesionalisasi guru dilakukan berdasarkan kebutuhan
institusi, kelompok guru, maupun individu guru sendiri. Menurut Danim
(Sukaningtyas, 2005:48) dari perspektif institusi, pengembangan guru
dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kualitas staf
dalam memecahkan masalah-masalah keorganisasian. Selanjutnya dikatakan
juga bahwa pengembangan guru berdasarkan kebutuhan institusi adalah
penting, namun hal yang lebih penting adalah berdasar kebutuhan individu
guru untuk menjalani proses profesionalisasi. Karena substansi kajian dan
konteks pembelajaran selalu berkembang dan berubah menurut dimensi ruang
dan waktu, guru dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya.
Profesi keguruan mempunyai tugas utama melayani masyarakat dalam dunia
pendidikan. Sejalan dengan itu, jelas kiranya bahwa profesionalisasi
dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha
dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada
masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini, maka
profesionalisasi guru (pendidik) merupakan suatu keharusan, terlebih lagi
apabila kita melihat kondisi objektif saat ini berkaitan dengan berbagai
hal yang ditemui dalam melaksanakan pendidikan, yaitu: (1) perkembangan
IPTEK, (2) persaingan global bagi lulusan pendidikan, (3) otonomi daerah,
dan (4) implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Perkembangan IPTEK yang cepat, menuntut setiap guru dihadapkan pada
penguasaan hal-hal baru berkaitan dengan materi pembelajaran atau
pendukung pelaksanaan pembelajaran seperti penggunaan internet untuk
pembelajaran, program multimedia, dan lain sebagainya.
Diberlakukannya pasar bebas melalui NAFTA mengindikasikan bahwa setiap
lulusan pendidikan di Indonesia akan dipersaingkan dengan lulusan dari
sekolah-sekolah yang berada di Asia. Kondisi ini semakin memaksa guru
untuk segera dan dengan cepat memiliki kualifikasi dan meningkatkannya
untuk nantinya bisa menghasilkan lulusan yang kompeten.
Kebijakan otonomi daerah telah memberikan perubahan yang mendasar
terhadap berbagai sektor pemerintahan, termasuk dalam pendidikan.
Pengelolaan pendidikan secara terdesentralisasi akan semakin mendekatkan
pendidikan kepada stakeholders pendidikan di daerah dan karena itu maka
guru semakin dituntut untuk menjabarkan keinginan dan kebutuhan-kebutuhan
masyarakat terhadap pendidikan melalui kompetensi yang dimilikinya.
Pencanangan implementasi KTSP menunjukkan bahwa kualifikasi
profesionalisme harus benar-benar dimiliki oleh setiap guru apabila
menginginkan lulusan yang memiliki kompetensi sebagaimana diharapkan.
Lebih khusus lagi, Sanusi et.al (1991:24) mengajukan enam asumsi yang
melandasi perlunya profesionalisasi dalam pendidikan, yakni sebagai
berikut:
Subjek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan,
emosi, dan perasaan, yang dapat dikembangkan segala potensinya: sementara
itu pendidikan dilandasi nilai-nilai kemanusiaan yang menghargai martabat
manusia.
Pendidikan dilakukan secara intensional, yakni secara sadar dan
bertujuan, maka pendidikan menjadi normatif yang diikat oleh norma-norma
dan nilai-nilai yang baik secara universal, nasional, maupun lokal, yang
merupakan acuan para pendidik, peserta didik, dan pengelola pendidikan.
Teori-teori pendidikan merupakan kerangka hipotesis dalam menjawab
permasalahan pendidikan.
Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia, yakni manusia
mempunyai potensi yang baik untuk berkembang. Oleh sebab itu, pendidikan
adalah usaha untuk mengembangkan potensi unggul tersebut.
Inti pendidikan terjadi dalam prosesnya, yakni situasi di mana terjadi
dialog antara peserta didik dengan pendidik, yang memungkinkan peserta
didik tumbuh ke arah yang dikehendaki oleh pendidik dan selaras dengan
nilai-nilai yang dijunjung tinggi masyarakat.
Sering terjadinya dilema antara tujuan utama pendidikan, yakni menjadikan
manusia sebagai manusia yang baik, dengan misi instrumental yakni
merupakan alat untuk perubahan atau mencapai sesuatu.
Syaefudin dan Kurniatun (Sukaningtyas, 2005:57) memberikan beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pengembangan untuk
tenaga kependidikan, yaitu:
Dilakukan untuk semua jenis tenaga kependidikan (baik untuk tenaga
struktural, fungsional, maupun teknis)
Berorientasi pada perubahan tingkah laku dalam rangka peningkatan
kemampuan profesional dan untuk teknis pelaksanaan tugas harian sesuai
posisi masing-masing.
Dilaksanakan untuk mendorong meningkatnya kontribusi setiap individu
terhadap organisasi pendidikan
Dirintis dan diarahkan untuk mendidik dan melatih seseorang sebelum
maupun sesudah menduduki jabatan/posisi
Dirancang untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan dalam jabatan, pengembangan
profesi, pemecahan masalah, kegiatan-kegiatan remedial, pemeliharaan
motivasi kerja, dan ketahanan organisasi pendidikan.
Pengembangan yang menyangkut jenjang karier sebaiknya disesuaikan dengan
kategori masing-masing jenis tenaga kependidikan itu sendiri.
Model Pengembangan Guru
Banyak cara yang dilakukan oleh guru untuk menyesuaikan dengan perubahan,
baik itu secara perorangan, kelompok, atau dalam satu sistem yang diatur
oleh lembaga. Mulyasa (2003:43) menyebutkan bahwa pengembangan guru dapat
dilakukan dengan cara on the job training dan in service training.
Sementara Castetter menyampaikan lima model pengembangan untuk guru
seperti pada tabel berikut:
Tabel 1
Model Pengembangan Guru
Model Pengembangan Guru Keterangan
Individual Guided Staff Development
(Pengembangan Guru yang Dipadu secara Individual) Para guru dapat menilai
kebutuhan belajar mereka dan mampu belajar aktif serta mengarahkan diri
sendiri. Para guru harus dimotivasi saat menyeleksi tujuan belajar
berdasar penilaian personil dari kebutuhan
mereka. Observation/Assessment
(Observasi atau Penilaian) Observasi dan penilaian dari instruksi
menyediakan guru dengan data yang dapat direfleksikan dan dianalisis
untuk tujuan peningkatan belajar siswa. Refleksi oleh guru pada
prakteknya dapat ditingkatkan oleh observasi lainnya. Involvement in a
development/ Improvement Process
(keterlibatan dalam Suatu Proses Pengembangan/Peningkatan) Pembelajaran
orang dewasa lebih efektif ketika mereka perlu untuk mengetahui atau
perlu memecahkan suatu masalah. Guru perlu untuk memperoleh pengetahuan
atau keterampilan melalui keterlibatan pada proses peningkatan sekolah
atau pengembangan kurikulum. Training (Pelatihan) Ada teknik-teknik dan
perilaku-perilaku yang pantas untuk ditiru guru dalam kelas. Guru-guru
dapat merubah perilaku mereka dan belajar meniru perilaku dalam kelas
mereka. Inquiry (Pemeriksaan) Pengembangan profesional adalah studi
kerjasama oleh para guru sendiri untuk permasalahan dan isu yang timbul
dari usaha untuk membuat praktek mereka konsisten dengan nilai-nilai
bidang pendidikan.
Dari kelima model pengembangan guru di atas, model ”training” merupakan
model pengembangan yang banyak dilakukan oleh lembaga pendidikan swasta.
Pada lembaga pendidikan, cara yang populer untuk pengembangan kemampuan
profesional guru adalah dengan melakukan penataran (in service training)
baik dalam rangka penyegaran (refreshing) maupun peningkatan kemampuan
(up-grading). Cara lain baik dilakukan sendiri-sendiri (informal) atau
bersama-sama, seperti: on the job training, workshop, seminar, diskusi
panel, rapat-rapat, simposium, konferensi, dan sebagainya.
Inovasi dalam pendidikan juga berdampak pada pengembangan guru. Beberapa
model pengembangan guru sengaja dirancang untuk menghadapi pembaharuan
pendidikan. Candall mengemukakan model-model efektif pengembangan
kemampuan profesional guru, yaitu: model mentoring, model ilmu terapan
atau model ”dari teori ke praktek”, dan model inquiry atau model
reflektif. Model mentoring adalah model dimana berpengalaman merilis
pengetahuannya atau melakukan aktivitas mentor pada guru yang kurang
berpengalaman. Model ilmu terapan berupa perpaduan antara hasil-hasil
riset yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan praktis. Model inquiry
yaitu pendekatan yang berbasis pada guru-guru, para guru harus aktif
menjadi peneliti, seperti membaca, bertukar pendapat, melakukan
observasi, melakukan analisis kritis, dan merefleksikan pengalaman
praktis mereka sekaligus meningkatkannya.
Sedangkan menurut Soetjipto dan Kosasi (2004:54), pengembangan sikap
profesional ini dapat dilakukan selama dalam pendidikan prajabatan maupun
setelah bertugas (dalam jabatan).
Pengembangan profesional selama pendidikan prajabatan.
Dalam pendidikan prajabatan, calon guru didik dalam berbagai pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan yang diperlukan dalam pekerjaannya nanti. Karena
tugasnya yang bersifat unik, guru selalu jadi panutan bagi siswanya, dan
bahkan bagi masyarakat sekelilingnya. Oleh sebab itu, bagaimana guru
bersikap terhadap pekerjaan dan jabatannya selalu menjadi perhatian siswa
dan masyarakat.
Pembentukan sikap yang baik tidak mungkin muncul begitu saja, tetapi
harus dibina sejak calon guru memulai pendidikannya di lembaga pendidikan
guru. Berbagai usaha dan latihan, contoh-contoh dan aplikasi penerapan
ilmu, keterampilan dan bahkan sikap profesional dirancang dan
dilaksanakan selama calon guru berada dalam pendidikan prajabatan. Sering
juga pembentukan sikap tertentu terjadi sebagai hasil sampingan (by
product) dari pengetahuan yang diperoleh calon guru. Sikap teliti dan
disiplin, misalnya dapat terbentuk sebagai hasil sampingan dari hasil
belajar matematika yang benar, karena belajar matematika selalu menuntut
ketelitian dan kedisiplinan penggunaan aturan dan prosedur yang telah
ditentukan. Sementara itu tentu saja pembentukan sikap dapat diberikan
dengan memberikan pengetahuan, pemahaman, dan penghayatan khusus yang
direncanakan, sebagaimana halnya mempelajari Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4) yang diberikan kepada seluruh siswa sejak dari
sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Pengembangan profesional selama dalam jabatan
Pengembangan sikap profesional tidak terhenti apabila calon guru selesai
mendapatkan pendidikan prajabatan. Banyak usaha yang dapat dilakukan
dalam rangka peningkatan sikap profesional keguruan dalam masa
pengabdiannya sebagai guru. Seperti telah disebut, peningkatan ini dapat
dilakukan dengan cara formal melalui kegiatan mengikuti penataran,
lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah lainnya, ataupun secara informal
melalui media massa televisi, radio, koran, dan majalah maupun publikasi
lainnya. Kegiatan ini selain dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan, sekaligus dapat juga meningkatkan sikap profesional
keguruan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional (2005) menyebutkan beberapa alternatif Program Pengembangan
Profesionalisme Guru, sebagai berikut:
Program Peningkatan Kualifikasi Pendidikan Guru
Sesuai dengan peraturan yang berlaku bahwa kualifikasi pendidikan guru
adalah minimal S1 dari program keguruan, maka masih ada guru-guru yang
belum memenuhi ketentuan tersebut. Oleh karenanya program ini
diperuntukkan bagi guru yang belum memiliki kualifikasi pendidikan
minimal S1 untuk mengikuti pendidikan S1 atau S2 pendidikan keguruan.
Program ini berupa program kelanjutan studi dalam bentuk tugas belajar.
Program Penyetaraan dan Sertifikasi
Program ini diperuntukkan bagi guru yang mengajar tidak sesuai dengan
latar belakang pendidikannya atau bukan berasal dari program pendidikan
keguruan. Keadaan ini terjadi karena sekolah mengalami keterbatasan atau
kelebihan guru mata pelajaran tertentu. Sering terjadi kualifikasi
pendidikan mereka lebih tinggi dari kualifikasi yang dituntut namun tidak
sesuai, misalnya berijazah S1 tetapi bukan kependidikan. Mereka bisa
mengikuti program penyetaraan atau sertifikasi.
Program Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi
Guru yang memenuhi kualifikasi pendidikan saja belum cukup, diperlukan
pelatihan guna meningkatkan profesionalismenya. Program pelatihan yang
diusulkan adalah pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan guru, yaitu
mengacu kepada tuntutan kompetensi. Selama ini pelaksanaan pelatihan
bersifat parsial dan pengembangan materi seringkali tumpang tindih,
menghabiskan banyak waktu tenaga dan biaya dan kurang efisien. Tidak
jarang dalam satu tahun seorang guru mengikuti tiga jenis pelatihan
sehingga mengganggu kegiatan PBM, sebaliknya tidak sedikit guru yang
pernah mengikuti pelatihan sekalipun dalam satu tahun.
Oleh karenanya pelatihan yang diusulkan adalah Pelatihan Terintegrasi
Berbasis Kompetensi (PTBK) yaitu pelatihan yang mengacu pada kompetensi
yang akan dicapai dan diperlukan oleh peserta didik, sehingga isi/materi
pelatihan yang akan dilatihkan merupakan gabungan/integrasi bidang-bidang
ilmu sumber bahan pelatihan yang secara utuh diperlukan untuk mencapai
kompetensi (Depdiknas, 2002:4). Kompetensi yang diharapkan oleh guru
mencakup:
Memiliki pemahaman landasan dan wawasan pendidikan, terutama yang terkait
dengan bidang tugasnya.
Menguasai materi pelajaran, minimal sesuai dengan cakupan materi yang
tercantum dalam profil kompetensi.
Menguasai pengelolaan pembelajaran sesuai karakteristik materi pelajaran.
Menguasai evaluasi hasil belajar dan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran.
Memiliki wawasan profesi serta kepribadian sebagai guru.
Program Supervisi Pendidikan
Dalam praktek pembelajaran di kelas masih sering ditemui guru-guru yang
ditingkatkan profesionalismenya dalam proses belajar mengajarnya. Sering
ada persepsi yang salah atau kurang tepat di mana tugas supervisor sering
dimaknai sebagi tugas untuk mencari kesalahan atau untuk mengadili guru,
padahal tujuannya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses
belajar mengajar. Ciri utama supervisi adalah perubahan dalam ke arah
yang lebih baik, positif proses belajar mengajar lebih efektif dan
efisien.
Dilingkungan sekolah, supervisi mempunyai peranan cukup strategis dalam
meningkatkan prestasi kerja guru, yang pada gilirannya akan meningkatkan
prestasi sekolah. Dengan demikian kualitas peranan supervisi di
lingkungan sekolah akan dapat meningkatkan profesionalisme guru yang
selanjutnya dapat berdampak positif terhadap prestasi sekolah.
Program Pemberdayaan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
MGMP adalah suatu forum atau wadah kegiatan profesional guru mata
pelajaran sejenis di sanggar maupun di masing-masing sekolah yang terdiri
dari dua unsur yaitu musyawarah dan guru mata pelajaran. Guru mata
pelajaran adalah guru SMP dan SMA Negeri atau Swasta yang mengasuh dan
bertanggung jawab dalam mengelola mata pelajaran yang ditetapkan dalam
kurikulum.
Guru bertugas mengimplementasikan kurikulum di kelas. Dalam hal ini
dituntut kerjasama yang optimal di antara para guru. Dengan MGMP
diharapkan akan meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan
pembelajaran yang bermutu sesuai kebutuhan peserta didik. Wadah profesi
ini sangat diperlukan dalam memberikan kontribusi pada peningkatan
keprofesionalan para anggotanya.
Simposium Guru
Selain MGMP ada forum lain yang dapat digunakan sebagai wadah untuk
saling berbagi pengalaman dalam pemecahan masalah yang terjadi dalam
proses pembelajaran yaitu simposium. Melalui forum simposium guru ini
diharapkan para guru menyebarluaskan upaya-upaya kreatif dalam pemecahan
masalah. Forum ini selain sebagai media untuk sharing pengalaman juga
berfungsi untuk kompetisi antar guru, dengan menampilkan guru-guru yang
berprestasi dalam berbagai bidang, misalnya dalam penggunaan metode
pembelajaran, hasil penelitian tindakan kelas atau penulisan karya
ilmiah.
Program pelatihan tradisional lainnya
Berbagai program pelatihan sampai saat ini banyak dilakukan. Bentukbentuk
pelatihan ini sudah lama ada dan diakui cukup bernilai. Walaupun
disadari bahwa seringkali berbagai bentuk kursus/pelatihan tradisional
ini seringkali tidak dapat memenuhi kebutuhan praktis dari pekerjaan
guru. Oleh karena itu, suatu kombinasi antara materi akademis dengan
pengalaman lapangan akan sangat efektif untuk pengembangan
kursus/pelatihan tradisional ini. Pelatihan ini pada umumnya mengacu pada
satu aspek khusus yang sifatnya aktual dan penting untuk diketahui oleh
para guru, misalnya: CTL, KTSP, Penelitian Tindakan Kelas, Penulisan
Karya Ilmiah, dan sebagainya.
Membaca dan menulis jurnal atau karya ilmiah
Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya
secara berkesinambungan diproduksi oleh individual pengarang, lembaga
pendidikan maupun lembaga-lembaga lain. Jurnal atau bentuk karya ilmiah
lainnya tersebut tersebar dan dapat ditemui diberbagai pusat sumber
belajar (perpustakaan, internet, dan sebagainya). Walaupun artikel dalam
jurnal cenderung singkat, tetapi dapat mengarahkan pembacanya kepada
konsep-konsep baru dan pandangan untuk menuju kepada perencanaan dan
penelitian baru. Ia juga memiliki kolom berita yang berkaitan dengan
pertemuan, pameran, seminar, program pendidikan, dan sebagainya yang
mungkin menarik bagi guru.
Dengan membaca dan memahami isi jurnal atau makalah ilmiah lainnya dalam
bidang pendidikan guru dapat mengembangkan profesionalismenya.
Selanjutnya dengan meningkatnya pengetahuan seiring dengan bertambahnya
pengalaman, guru diharapkan dapat membangun konsep baru, keterampilan
khusus dan alat/media belajar yang dapat memberikan kontribusi dalam
melaksanakan tugasnya.
Berpartisipasi dalam Pertemuan Ilmiah
Kegiatan ini dapat dilakukan oleh masing-masing guru secara mandiri. Yang
diperlukan adalah bagaimana memotivasi dirinya sendiri untuk
berpartisipasi dalam berbagai pertemuan ilmiah. Konferensi atau pertemuan
ilmiah memberikan makna penting untuk menjaga kemutakhiran hal-hal yang
berkaitan dengan profesi guru. Tujuan utama kebanyakan konferensi atau
pertemuan ilmiah adalah menyajikan berbagai informasi dan inovasi terbaru
di dalam suatu bidang tertentu.
Partisipasi guru minimal pada kegiatan konferensi atau pertemuan ilmiah
setiap tahun akan memberikan kontribusi yang berharga dalam membangun
profesionalisme guru dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Penyampaian
makalah utama, kegiatan diskusi kelompok kecil, pameran ilmiah, pertemuan
informal untuk bertukar pikiran atau ide-ide baru, dan sebagainya saling
berintegrasi untuk memberikan kesempatan pada guru untuk tumbuh sebagai
seorang profesional.
Melakukan penelitian (khususnya Penelitian Tindakan Kelas)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan studi sistematik yang
dilakukan guru melalui kerjasama atau tidak dengan ahli pendidikan dalam
rangka merefleksikan dan sekaligus meningkatkan praktik pembelajaran
secara terus menerus juga merupakan startegi yang tepat untuk
meningkatkan profesionalisme guru. Berbagai kajian yang bersifat
reflektif oleh guru yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan
rasional, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan dalam
melaksanakan tugasnya, dan memperbaiki kondisi dimana praktik
pembelajaran berlangsung akan bermanfaat sebagai inovasi pendidikan.
Magang
Magang ini dilakukan bagi para guru pemula. Bentuk pelatihan pre-service
atau in-service bagi guru junior untuk secara gradual menjadi guru
profesional melalui proses magang di kelas tertentu dengan bimbingan guru
bidang studi tertentu. Berbeda dengan pendekatan pelatihan yang
konvensional, fokus pelatihan magang ini adalah kombinasi antara materi
akademis dengan suatu pengalaman lapangan di bawah supervisi guru yang
senior dan berpengalaman (guru yang lebih profesional).
Mengikuti berita aktual dari media pemberitaan
Pemilihan yang hati-hati program radio dan televisi, dan sering membaca
surat kabar juga akan meningkatkan pengetahuan guru mengenai pengembangan
mutakhir dari proses pendidikan. Berbagai bentuk media tersebut
seringkali memuat artikel-artikel maupun program-program yang berkaitan
dengan berbagai isu atau penemuan terkini mengenai pendidikan yang
disampaikan dan dibahaas secara mendalam oleh para ahli pendidikan. Oleh
karena itu, penggunaan media pemberitaan secara selektif yang terkait
dengan bidang yang ditekuni guru akan dapat membantu proses peningkatan
profesionalisme guru.
Berpartisipasi dan Aktif dalam Organisasi Profesi
Ikut serta menjadi anggota organisasi/komunitas profesional juga akan
meningkatkan profesionalisme seorang guru. Organisasi/komunitas
profesional biasanya akan melayani anggotanya untuk selalu mengembangkan
dan memelihara profesionalismenya dengan membangun hubungan yang errat
dengan masyarakat (swasta, industri, dan sebagainya). Dalam hal ini yang
terpenting adalah guru harus pandai memilih suatu bentuk organisasi
profesional yang dapat memberi manfaat utuh bagi dirinya melalui bentuk
investasi waktu dan tenaga.
Menggalang Kerjasama dengan Teman Sejawat
Kerjasama dengan teman seprofesi sangat menguntungkan bagi pengembangan
profesionalisme guru. Banyak hal dapat dipecahkan dan dilakukan berkat
kerjasama, seperti: penelitian tindakan kelas, berpartisipasi dalam
kegiatan ilmiah, dan kegiatan-kegiatan profesional lainnya.
Pertemuan secara formal maupun informal untuk mendiskusikan berbagai isu
atau permasalahan pendidikan termasuk kerjasama dalam berbagai kegiatan
lain (misalnya merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi programprogram
sekolah) dengan kepala sekolah, orang tua peserta didik (komite
sekolah), guru dan staf lain yang profesional dapat membantu guru dalam
memutakhirkan pengetahuannya. Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
tersebut dapat menjaga keaktifan pikiran dan membuka wawasan yang
memungkinkan guru untuk terus mendapatkannya. Semakin guru terlibat dalam
perolehan informasi, maka guru semakin merasa akuntabel, dan semakin guru
merasakan akuntabel maka ia semakin termotivasi untuk mengembangkan
dirinya. Disamping itu mengunjungi profesional lainnya di luar sekolah
merupakan metode yang sangat berharga untuk memeproleh informasi terkini
dalam rangka proses pengembangan profesional guru.
BAB VI
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN
Betapa bagusnyapun rumusan visi dan misi, serta lengkapnyapun rumusan
kandungan isi dengan pengelaborasiannya yang rinci dari suatu program
pendidikan (dalam arti penyiapan dan pengembangan) keprofesian keguruan,
pada akhir dan ujungnya akan tergantung kepada bagaimana kinerja cara
mengimplementasikannya dalam proses dan situasi pendidikannya yang
aktual. Hal tersebut mengimplikasikan bahwa implementasi suatu program
pengembangan profesi dan perilaku guru itu bukanlah merupakan sesuatu hal
yang mudah, melainkan memerlukan penanganan yang khusus dan sungguhsungguh.
Pengembangan profesi keguruan bukan saja hanya memerlukan dukungan
program pengembangan yang bersifat luwes yang dapat memberikan peluang
setiap pengemban profesi guru itu menempuhnya secara luwes melalui
prosedur yang bersifat multi-entry dan/atau lintas jalur jenis kategori
bidang keahlian, juga paket-paket programnya seyogianya dikembangkan
secara luwes pula sehingga memberikan peluang kemudahan prosedural dan
juga memberikan dorongan yang menggairahkan kepada guru untuk melakukan
upaya pengembangan keprofesiannya secara berkelanjutan dengan cara yang
bervariasi.
Abin S. Makmum (1996) menguraikan tugas, peranan, dan tanggung jawab
LPTK, pengguna jasa guru, organisasi asosiasi profesi guru, serta guru
dalam upaya mengembangkan profesi guru sebagai berikut:
Tugas, Peranan, dan Tanggung Jawab LPTK dan Lembaga Lain yang Relevan
LPTK merupakan akronim dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
sebagai generik dari semua lembaga atau satuan pendidikan yang bidang
garapan kegiatannya bertalian dengan upaya pengadaan atau penyiapan
dan/atau pengembangan tenaga kependidikan. Penggunaannya secara resmi di
lingkungan Depdiknas, khususnya Ditjen Dikti, dimulai dengan terbitnya
dokumen PPSPTK (1978). Sedangkan dokumen formal lebih lanjut (PP No. 38
tahun 1992) untuk maksud yang serupa menggunakan ungkapan Lembaga
Pendidikan Tenaga Keguruan, tanpa akronim. Yang terakhir itu dipandang
serupa dengan terdahulu berdasarkan asumsi bahwa perkataan GURU dalam
versi UNESCO/ILO mencakup semua personel yang terlibat dalam tugas
pekerjaan kependidikan (Dokumen resmi Internasional Hasil Konferensi
Antar Pemerintah, termasuk Indonesia terwakili di dalamnya, yang
diselenggarakan oleh UNESCO/ILO tanggal 21 September s.d. 5 oktober 1966
di Paris).
Bentuk kelembagaan dari LPTK memang cukup bervariasi sesuai dengan
diversifikasi (jenis kategori bidang keahlian/pekerjaan) dan stratifikasi
(tingkat dan/atau jenjang kualifikasi keahlian/kemampuan) tenaga guru
yang harus disiapkan atau dibina dan dikembangkan baik persekolahan
maupun lembaga lain. Selain bentuk kelembagaan LPTK yang bersifat
persekolahan (IKIP yang sekarang berubah menjadi universitas dengan wider
mandate-nya, STKIP, dan FKIP), sesungguhnya masih terdapat berbagai
format lainnya yang titik berat garapannya pada segi pengembangan
(keprofesian) guru. Di antaranya, terdapat BPG – Balai Pendidikan Guru
(sekarang berganti fungsi menjadi LPMP) yang selanjutnya diasosiasikan
dengan gagasan PPPG-Pusat Pengembangan Pendidikan Guru (sekarang berganti
fungsi menjadi P4TK) dengan bidang garapannya yang secara spesifik
difokuskan kepada pengembangan kemampuan guru-guru bidang studi, sebagai
program sertifikasi.
Berdasarkan asumsi bahwa proses penyiapan (pre-service) dan pengembangan
(in-service) tenaga guru dengan segala kategorinya seyogianya digariskan
sebagi suatu kesatuan yang integral. Seperti direkomendasikan oleh
Konferensi Pendidikan Internasonal yang diselenggarakan di Jenewa mulai
27 Agustus s.d. 4 Sepetember 1974 oleh UNESCO (Goble, 1977:206).
Pendidikan lanjutan hendaknya merupakan bagian integral dari proses
pendidikan guru sehingga perlu ditata secara teratur bagi semua kategori
tenaga kependidikan. Prosedur hendaknya seluwes mungkin dan dapat
disesuaikan terhadap kebutuhan guru individual maupun terhadap ciri-ciri
khas setiap daerah, dengan memperhitungkan perkembangan kekhususan yang
berbeda dan perluasan perkembangan ilmu pengetahuan.
Secara konseptual, kedua tahapan proses pendidikan guru tersebut pada
dasarnya tidak terlepas dari tugas dan tanggung jawab LPTK. Dengan
demikian, LPTK itu seyogianya mampu menjalankan peranannya baik dalam
pelaksanaan fungsi pendidikan prajabatan maupun fungsi pendidikan dalam
jabatan. Sebagaimana halnya direkomendasikan pula oleh UNESCO (Goble,
1977:206).
Fungsi lembaga pendidikan guru hendaknya tidak saja diperluas untuk
memberikan pendidikan prajabatan kepada para guru, melainkan juga
memberikan banyak sumbangan bagi pendidikan lanjutan mereka; dengan
demikian, lembaga-lembaga tersebut hendaknya memberikan pendidikan
prajabatan dan pendidikan lanjutan.
Di Indonesia, sesungguhnya gagasan UNESCO itu telah dicoba untuk
diimplementasikan dalam rangka pengembangan pola pembaharuan sistem
pendidikan tenaga kependidikan. Pengadaan (penyiapan) tenaga kependidikan
yang termasuk kategori tenaga guru TK, SD, SL, dan juga sebagian PLS pada
dasarnya merupakan tugas dan tanggungjawab LPTK. Terdapat kemungkinan
juga pendidikan prajabatan saat itu dikonsepsikan dapat ditempuh melalui
pendidikan dalam jabatan, dengan asumsi bahwa hingga saat itu masih
terdapat sejumlah guru yang telah bertugas. Sedangkan aturan lain
menunjukkan bahwa pada dasarnya semua jenis kategori tenaga kependidikan
dari semua jenang dan/atau tingkat kelembagaan satuan dan program
pendidikan dapat menempuh program pendidikan lanjutan baik di LPMP maupun
di LPTK. Dengan catatan bahwa kepada jenis dan jenjang satuan pendidikan
TK itu termasuk Raudhatul Atfhal, kepada SD itu mencakup Pondok Pesantren
dan kepada PT mencakup IAIN dan sejenisnya, baik yang diselenggarakan
oleh pemerintah (negeri) maupun oleh swasta (LSM).
Khusus bagi LPTK, dalam kedudukannya sebagi lembaga pendidikan tinggi
(telaah PP NO. 38 pasal 11-16 serta pasal 32) secara jelas selain
mengemban tugas dharma pendidikan (menyiapkan dan mengembangkan tenaga
kependidikan profesional) itu juga harus mengemban dharma penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat sebagaimana yang berlaku bagi lembaga
pendidikan lainnya (non LPTK). Dengan demikian, secara akademis LPTK-pun
harus setaraf dengan lembaga pendidikan tinggi (universitas/institut)
lainnya, sama halnya juga sebagai pusat pembaharuan dan pembangunan
masyarakat. Dari LPTK itulah diharapkan lahirnya IPTEK dan humaniora yang
relevan dengan bidang kependidikan sebagai sumber dan pendukung serta
penunjang profesi kependidikan
Tugas, Peranan, dan Tanggung Jawab Pihak Pengguna Jasa Guru
Dalam berbagai kesempatan terdahulu telah disinggung bahwa proses
pembinaan kualitas kinerja keprofesian bukanlah merupakan hal yang
bersifat tuntas (exhaustive) secara temporal (berlangsung selama proses)
dan terminal (berhenti saat berakhirnya) menempuh suatu program
pendidikan, melainkan terus berkelanjutan setelah dan selama terjun di
dalam menjalankan praktek keperofesiannya sepanjang hayatnya asalkan
selalu berupaya mengembangkan diri dan menyegarkan kinerja keprofesiannya
seirama dengan tuntutan perkembangan IPTEK dan persyaratan standar bidang
pekerjaannya.
Atas dasar itu, maka pihak-pihak yang berkepentingan dengan pengelolaan
dan pengguna jasa para pengemban profesi itu seyogianya memberi peluang
dan dukungan bagi upaya pengembangan kualitas kinerja kependidikan,
peranan dan tanggung jawab pihak pengelola dan pengguna jasa tenaga
kependidikan itu teramat penting mengingat bidang garapan tugas
pekerjaannya hingga dewasa ini cenderung lebih bersifat pelayanan yang
terorganisasikan dan terikat secara kelembagaan (institusional) ketimbang
yang bersifat pelayanan individual yang bebas dan secara mandiri. Memang
telah mulai menggejala juga, adanya hasrat dari sementara kalangan
masyarakat pengguna jasa di bidamg kependidikan itu yang memerlukan
pelayanan khusus secara privat, namun proporsinya teramat masih terbatas
dibandingkan dengan mereka yang masih menghendaki pelayanan
terorganisasikan secara melembaga, baik yang diselenggarakan oleh
pemerintah (negeri) maupun oleh masyarkat (LSM).
Siapa dan/atau lembaga apa dan yang mana saja yang dapat
diidentifikasikan sebagai pihak pengguna jasa profesi kependidikan itu?
Mengingat kegiatan pekerjaan pendidikan itu dewasa ini telah
dikonseptualisasikan secara sistematik, maka unsur-unsur pihak pengguna
jasa pelayanan profesi kependidikannya juga seyogianya diidentifikasi
secara sistematik. Untuk itu, perlu ditelaah:
Didentifikasi dan dibedakan pihak penggunna (users) jasa profesi guru
dengan pihak penerima (beneficiaries) jasa pelayanan profesi
kependidikan. Mereka yang termasuk kepada kategori pertama, ialah mereka
yang terlibat dalam pengelolaan sistem pendidikan pada tingkat mesoskopik
(institusional: pimpinan satuan pendidikan) dan pada tingkat
makroskopiknya (struktural: pimpinan organsiasi atau badan penyelenggara
satuan dan program pendidikan). Sedangkan mereka yang termasuk kepada
kategori kedua, ialah mereka yang secara langsung menerima jasa pelayanan
pendidikan (para peserta didik yang bersnagkutan) dan mereka yang secara
tidak langsung (para orag tua, masyarakat bisnis/industri, instansi
pemerintah, dan berbagai pihak lainnya) menunjukkan antara lain pihak
pengguna terbatas di lingkungan Depdiknas.
Kiranya dapat dimaklumi betapa luas dan beraneka ragamnya pihak pengguna
jasa pelayanan profesi kependidikan itu, baik ditinjau dari segi jalur
(sekolah-luar sekolah), jenjang (dasar-menengah-tinggi) maupun
penyelenggaranya (negeri-swasta). Dalam arena yang demikian luas itulah
sesungguhnya tenaga kependidikan itu beroperasi dengan berbagai ragam
keahlian dan kekhususannya.
Dengan menggabungkan kedua kekuatan tersebut, maka secara garis besar
pihak pengguna jasa pelayanan profesi kependidikan itu dapat
diikhtisarkan secara skematik sebagai berikut:
Jenjang sub-sistem Status sub-sistem
Negeri Swasta Nasional Departemen
dengan unit-unit utama dan perangkatnya Pusat/pucuk organisasi/ Lembaga
penyelenggara Pendidikan (LSM) dengan perangkatnya Regional Dinas dengan
unit dan perangkatnya Perwakilan/cabang organisasi LSM penyelenggara
pendidikan dengan perangkatnya Institusional Sekolah,
institut/universitas. Balai/Pusdiklat dengan unit-unitnya Sekolah,
institut/universitas, balai/pusat diklat dengan unitunitnya Operasional Program
Studi, Program Diklat, dsb Program Studi,
program Diklat, dsb. Sumber: Abin Syamsuddin Makmun, (1996:8)
Gambar 3
Spektrum Unsur Pengguna Jasa Profesi Kependidikan Dalam Kerangka Sistem
Pendidikan Nasional
Setiap tingkat dan jenis kategori pengguna, termasuk penerima, jasa
pelayanan tenaga kependidikan sudah barang tentu tugas, peranan dan
tanggungjawabnya dapat bervariasi dalam kontribusinya untuk
terselenggaranya pengembangan profesi dan prilaku tenaga kependidikan
termaksud.
Para pengelola sistem pendidikan secara struktural mulai dari tingkat
puncaknya (nasional, pusat) sampai kepada tingkat paling bawah
(birokrasi/pengurus cabang dan/atau rantingnya) baik instansi pemerintah
maupuan swasta, dalam posisinya sebagai penyelenggara dan bahkan
sekaligus juga sebagai pemilik dari satuan-satuan dan program-program
pendidikan yang bersangkutan, sudah barang tentu seyogianya memiliki
tugas, peranan, dan tanggung jawab yang sangat besar dan luas atas upaya
pengembangan profesi dan prilaku tenaga kependidikan. Sebagaimana
dinyatakan dalam PP No. 38 tahun 1992 pasal 29:
Pengelola sistem pendidikan nasional bertanggung jawab atas
kebijaksanaan nasional berkenaan dengan sistem pengembangan profesional
tenaga kependidikan pada setiap cabang ilmu pengetahuan.
Demikian juga UNESCO (Goble, 1977:207) merekomendasikan:
Pemantapan pendidikan guru lanjutan (continuing and inservice education
and training) yang diperlukan di semua (jenjang/tingkatan) sistem, sejak
pendidikan primer (di jenjang dasar) hingga pendidikan tersier (di
jenjang perguruan tinggi) termasuk juga pendidikan bagi orang dewasa,
harus didukung oleh banyak usaha pejabat yang berwenang di bidang
pendidikan usaha semacam itu mencakup analisis kuantitatif mengenai
pengadaan (penyiapan) dan kebutuhan guru (tenaga kependidikan) di suatu
negara, dan juga pelaksanaan perencanaan nasional atau regional
(wilayah/daerah) pendidikan lanjutan bagi para guru-guru (tenaga
kependidikan).
Sama halnya dengan pengelola satuan dan program pendidikan. Merekapun
mempunyai tugas, peranan, dan tanggungjawab tertentu atas upaya
pengembangan profesi tenaga kependidikan yang berada dalam lingkup
kewenangannya. Sebagaimana dinyatakan, antara lain, dalam PP No. 38 tahun
1992 pasal 30 sebagai berikut;
Pengelola satuan pendidikan (sekolah, perguruan, SKB, PUSDIKLAT, dsb.)
bertanggungjawab atas pemberian kesempatan kepada tenaga kependidikan
yang bekerja di satuan pendidikan yang bersangkutan untuk mengembangkan
kemampuan profesional masing-masing.
Pihak para penerima (beneficiaries) jasa pelayanan pendidikan langsung
dan/atau tidak langsung pertama, antara lain, para peserta didik dan atau
orang tua mereka. Sedangkan yang tidak langsung, antara lain, para
pemakai (yang mempekerjakan para lulusan dari sesuatu satuan atau program
pendidikan ke dalamnya masyarakat pengusaha dan juga instansi
pemerintah). Sepanjang ketentuan yang berlaku ternyata telah diatur pula
tugas, peranan, dan tanggungjawabbya untuk berperan serta dalam
penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, yang diantaranya juga
mencakup aspek pengadaan dan pengembangan sumber daya pendidikan termasuk
SDM atau tenaga kependidikan.
Adapun wujud dan bentuk tugas, peranan, dan tanggungjawab para pengguna
jasa tenaga kependidikan termaksud, sesungguhnya bukan hanya sebatas:
menggariskan arah kebijaksanaan tentang pengembangan profesi tenaga
kependidikan; dan/atau
pemberian izin kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk mengembangkan
kemampuan profesionalnya; melainkan juga
memberikan dukungan fasilitasnya yang diperlukan, baik sarana dan
prasarana maupun dana atau finansialnya yang diperlukan bagi kepentingan
pengembangan profesi tenaga kependidikan.
Sebagaimana telah direkomendasikan oleh UNESCO (Goble, 1999: 206-207),
antara lain:
Agar proses pendidikan lanjutan dapat berfungsi efektif dan dapat
dinikmati oleh guru-guru yang bertugas di daerah daerah terpencil,
penggunaan radio, televisi, dan kursus tertulis hendaknya diperluas.
Perpaduan antara kursus-kursus penuh dalam jangka pendek dengan
penggunaan program-program yang menggunakan banyak media, yang cukup
lama, termasuk radio, televisi dan kursus-kursus tertulis dapat
memechakan secara langsung problem pendidikan jabatan yang diikuti banyak
guru.
Masyarakat pengguna jasa tenaga kependidikan termaksud dapat
mengorganisasikan berbagai bentuk partisipasinya seperti disebutkan di
atas itu sesuai posisi dan statusnya masing-masing. Pihak pengguna jasa
tenaga kependidikan yang terkategorikan ke dalam atau instansi dinas
pemerintahan tentu dapat menggunakan saluran-saluran kedinasannnya dengan
jalan antara lain:
membentuk atau mendirikan pusat-puast pengembangan tenaga kependidikan
(LPMP, P4TK)
membentuk dan mendorong atau menggerakkan unit-unit kerja sama dan
asosiasi profesi guru sejenis (MGBS, MGP, KKG, KKS, dsb) untuk memacu
para guru dalam saling membantu dalam pengembangan kemampuan
profesionalnya;
menyediakan beasiswa untuk melanjutkan studi (di negara yang telah maju
bahkan termasuk untuk ”sabatical live”)
menyelenggarakan berbagai proyek kegiatan penelitian, penulisan, seminar
serta penataran dan sebagainya yang tertuju kepada peningkatan kemampuan
profesional tenaga kependidikan.
Hal serupa dapat dilakukan juga oleh pihak masyarakat (LSM) baik badan
ataupun yayasan atau perorangan, baik yang bersifat sosial maupun yang
bersifat bisnis. Banyak peluang beasiswa (grant atau credit) ditawarkan
oleh dunia usaha atau organisasi sosial kemasyarakatan kepada para tenaga
kependidikan untuk keperluan studi lanjut, penelitian, pengabdian dan
sebagainya. Sayangnya, aksesnya kepada para guru mengenai informasi
tentang hal-hal tersebut di Indonesia hingga dewasa ini masih amat
terbatas.
Tugas, Peranan, dan Tanggung Jawab Organisasi Asosiasi Profesi Guru
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa terbentuknya suatu
organisasi asosiasi profesi itu merupakan salah satu syarat bagi
pengakuan keberadaan suatu profesi selain lebih jauh lagi menunjukkan
keberadaan suatu organisasi asosiasi profesi itu merupakan salah satu
syarat kelengkapan penting bagi tegaknya dan kelangsungan hidupnya suatu
profesi. Dalam konteks profesi kependidikan di Indonesia, PP No. 38 tahun
1992 pasal 61 menunjukkan:
Tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk
meningkatkan dan/atau mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan
profesional, martabat, dan kesejahteraan tenaga kependidikan.
Adapun wujud wadah ikatan profesi tenaga kependidikan termaksud secara
umum dan formal model dan bentuknya telah didiskusikan pada bab
terdahulu. Ada yang bersifat generik (mencakup semua jenis kategori
tenaga kependidikan) dan ada yang bersifat spesifik (berkenaan dengan
salah satu jenis dan strata kependidikan tertentu), secara internasional,
telah dikenal sejumlah organisasi asosiasi (ikatan, himpunan, persatuan,
dsb.) tenaga guru yang bersifat spesifik.
Di Indonesia, perkembangan dan realitasnya agak berbeda dari
kecenderungan yang berlaku umum secara internasional. Sudah barang tentu
sesuai dengan kondisi obyektif dan budaya politik keorganisasian yang
berlaku di negeri ini. Di masa yang lampau (saat-saat kelahiran
organisasi guru yang telah menempatkan posisinya sebagai organisasi
perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia), telah disepakati hanya ada satu
organisasi guru secara manunggal yang diidentifikasikan sebagai PGRI.
Sayangnya, organisasi asosiasi profesi guru ini nampaknya seperti kurang
mengindahkan segi-segi kekhususan yang ditekuni para anggotanya.
Kiprahnya nampak cenderung bersifat global kejuangan politik secara
nasional, sehingga identitas khas sebagai organisasi asosiasi
keprofesiannya di bidang pendidikan nyaris tidak menonjol.
Sesungguhnya, terdapat berbagai organisasi asosiasi di luar PGRI yang
bertalian dengan kegiatan atau permasalahan garapan yang bertalian erat
dengan bidang pendidikan, namun tidak ada kaitan organisatoris secara
melembaga dengan PGRI. Di antaranya ialah ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan
Indonesia) dengan bidang-bidang keahliannya (ISKIN, HISAPIN, ISMAPI,
HISPELBI, Himpunan Sarjana PLS, IPS, MIPA, Teknik, Olahraga, Bahasa dan
Seni, dsb.)
Selain itu, terdapat pula format asosiasi lain yang merupakan wadah
sebagai forum kebersamaan dan bekerjasama dalam berbagai kegiatan
pengembangan keprofesian guru, antara lain: MGBS (Musyawarah Guru Bidang
Studi: IPA, IPS, Bahasa, Matematika, OR, dsb.); MGP (Musyawarah Guru
Pembimbing) yang kehadirannya disponsori dan didukung oleh pihak pengguna
jasa tenaga kependidikan. Walaupun selama ini identitas organisasi
asosiasi profesi tersebut belum terdapat pembinaan secara menyeluruh dan
cenderung berjalan sendiri-sendiri.
Secara ideal, tugas dan peranan serta tanggung jawab utama dari
organisasi asosiasi profesi kependidikan itu sebagaimana terkandung dalam
muatan meningkatkan dan/atau mengembangkan:
karier;
kemampuan;
kewenangan profesional;
martabat, dan
kesejahteraan
Kesemuanya itu tentu harus dijabarkan atau dielaborasikan ke dalam
berbagai bentuk kegiatan upaya atau kiprah yang nyata oleh organisasi
asosiasi profesi kependidikan yang bersangkutan, sehingga benar-benar
dapat dirasakan oleh setiap anggotanya.
Secara umum UNESCO (Goble, 1977:206) menunjukkan kemungkinan kiprah yang
seyogianya dilakukan mewujudkan tugas, peranan dan tanggungjawab
organisasi asosiasi profesi guru:
Organisasi –organisasi guru hendaknya diberi kesempatan untuk memberikan
sumbangan kepada pendidikan guru lanjutan (pengemban profesi) dengan
memprakarsai kesempatan bagi guru untuk bertemu dan bekerjasama mengatasi
berbagai problema yang sama. Konferensi, seminar dan kursus-kursus yang
diselenggarakan oleh organisasi guru dapat menjadi suatu ukuran yang
penting dalam mendorong pengembangan guru yang dilakukan oleh
(organisasi) profesi itu sendiri.
Adapun problema-problema yang harus diatasi oleh para guru sebagaimana
yang tersirat dalam pernyataan UNESCO tersebut, sudah jelas kiranya erat
berkaitan dengan keempat gugus atau bidang garapan seperti berikut;
Apa program kegiatan organisasi asosiasi profesi untuk membantu
peningkatan dan pengembangan karier para anggotanya? Ke dalamnya dapat
termasuk juga jika anggotanya itu ingin alih fungsi dari guru kepada nonguru
(pengelola, peneliti dan pengembang, dsb.) dan sebaliknya. Juga
termasuk kelancaran proses penanganan dan penyelesaiannya yang justru
sering terjadi permasalahan perlukah terjalin komunikasi dengan berbagai
pihak yang berkepentingan, khususnya pihak pengguna tenaga kependidikan.
Apa program kegiatan organisasi asosiasi profesi guru untuk membantu para
anggotanya dalam meningkatkan dan mengembangkan kemampuan-kemampuan
profesionalnya?
Apa program kegiatan organisasi asosiasi profesi guru untuk membantu para
anggotanya meningkatkan kewenangan, dalam arti peningkatan jenjang
pendidikan formal keprofesiannya? Mengembangkan LPTK? Menghimpun dana,
mencari sponsor untuk menunjang kelanjutan studi para anggotanya.
Apa upaya organisasi profesi guru untuk membina martabat profesinya?
Merumuskan kode etika dan membentuk dewan/majelis pertimbangan kode
etikanya? Membina disiplin kerja keprofesian serta mengupayakan
penampilan yang dapat meningkatkan pengakuan dan penghargaan dari
berbagai pihak berkepentingan?
Apa program kegiatan organisasi asosiasi profesi guru untuk meningkatkan
dan mengembangkan kesejahteraan material, sosial, mental dan spiritual
para anggotanya? Membangun koperasi? Mengembangkan badan usaha?
Menyelenggarakan kegiatan olah raga, seni, rekreasi, perhimpunan
keagamaan dan kerohanian, dsb.?
Jika pertanyaan-pertanyaan di atas itu dihubungkan dengan bentuk-bentuk
organisasi asosiasi profesi guru yang telah ada di negeri ini, pada
dasarnya hampir telah banyak yang dilakukan. Akan tetapi, seperti
dikemukakan terdahulu, dalam prakteknya berjalan sendiri-sendiri. Setiap
jenis organisasi guru yang ada cenderung mempunyai fokusnya masingmasing. Yang
menonjol pada PGRI, antara lain: segi kooperasinya. Forum
MGBS, dsb. menonjol pembinaan kemampuan profesionalnya. PGRI juga membina
beberapa LPTK. Namun majelis pertimbangan kode etika masih belum ada yang
menanganinya secara jelas, meskipun kode etikanya sudah ada.
Tugas, Peranan, dan Tanggung Jawab Guru
Tingkat kualitas kompetensi profesi seseorang itu tergantung kepada
tingkat penguasaan kompetensi kinerja (performance competence) sebagai
ujung tombak serta tingkat kemantapan penguasaan kompetensi kepribadian
(values and attitudes competencies) sebagai landasan dasarnya, maka
implikasinya ialah bahwa dalam upaya pengembangan profesi dan prilaku
guru itu keduanya (aspek kinerja dan kepribadian) seyogianya diindahkan
keterpaduannya secara proporsional. Lieberman (1956) menunjukkan salah
satu esensi dari suatu profesi itu adalah pengabdian (the service to be
rendered) kepada umat manusia sesuai dengan keahliannya. Karena itu
betapa pentingnya upaya pembinaan aspek kepribadian (inklusif pembinaan
sikap dan nilai) sebagai sumber dan landasan tumbuh-kembangnya jiwa dan
semangat pengabdian termaksud. Dengan demikian, maka identitas dan
jatidiri seorang tenaga kependidikan yang profesional pada dasarnya akan
ditandai oleh tercapainya tingkat kematangan kepribadian yang mantap
dalam menampilkan kinerja profesinya yang prima dengan penuh semangat
pengabdian bagi kemaslahatan umat manusia sesuai dengan bidang
keahliannya.
Dalam realitasnya, pada awal kehadiran dan keterlibatan orang-orang dalam
suatu profesi, termasuk bidang keguruan, pada umumnya datang dengan
membawa pola dasar motivasi dan kepribadian yang bervariasi, sangat
mungkin di antara mereka itu datang dengan bermotifkan ekonomis, sosial,
estetis, teoritis, politis atau religius. Kiranya sulit disangkal bahwa
sesungguhnya semua motif dasar tersebut, disadari atau tidak, akan
terdapat pada setiap insan. Akan tetapi, bagi pengemban profesi
kependidikan yang seyogianya dipupuk dan ditumbuhkan selaras dengan
tuntutan tugas bidang pekerjaannya, ialah motif sosial yang berakar pada
jiwa dan semangat filantropis (mencintai dan menyanyangi sesama manusia).
Itulah sebabnya, mengapa UNESCO amat merekomendasikan agar masalah
pembinaan kepribadian guru itu harus mendapat perhatian yang sungguhsungguh
dalam penyelenggaraan pendidikan keguruan, baik pada fase
prajabatan maupun dalam jabatannya. Di dalam fase prajabatan, program
pendidikan harus dikembangkan yang memungkinkan dapat terjadinya proses
sosialisasi yang sehat, baik melalui kegiatan kurikuler maupun kokurikuler dan
ekstra-kurikulernya seperti ”student self-gouvernment
activities” dan ”community services”. Sudah barang tentu harus ditunjang
kelengkapannya yang memadai, termasuk sistem asrama. Sedangkan dalam fase
pasca pendidikan prajabatan, upaya pengembangan kepribadian dan
keprofesian itu pada dasarnya akan sangat tergantung kepada sejauh mana
jiwa dan semangat “self-propelling and professional growth and
development” dari guru yang bersangkutan.
Dalam realitasnya, semangat dan kesadaran untuk menumbuh-kembangkan diri
(kepribadian) dan keprofesian itu tidak selalu terjadi dengan sendirinya
(secara intrinsik), melainkan harus diciptakan iklim yang mendorong dan
”memaksa” pengemban suatu profesi itu dari lingkungannya (secara
ekstrinsik). Itulah sebabnya baik UUSPN No. 20 tahun 2003 telah
menjadikannya sebagai suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap
guru.
Sebagai operasionalisasinya untuk mendorong dan ”memaksa” guru agar
melaksanakan kewajibannya itu ialah dengan memperhitungkannya sebagai
salah satu komponen yang menjadi dasar kenaikan jenjang jabatan
fungsionalnya dengan diberikan angka kredit yang signifikan, baik ke
dalam unsur pendidikannya, pengembangan profesi, maupun unsur
penunjangnya (SK. Menpan No.28 tahun 1989). Meskipun berbagai ketentuan
tersebut pada dasarnya diperuntukkan bagi PNS, namun dalam prakteknya
juga dijadikan pedoman bagi penentuan angka kredit dalam rangka
menetapkan jenjang jabatan fungsional tenga kependidikan dalam kerangka
sistem pendidikan nasional.
Bagi guru yang datang dengan motif dasar intrinsik, sudah barang tentu
upaya pengembangan dirinya dan keprofesiannya itu bukan merupakan
permasalahan. Ia tinggal memilih saja alternatif mana yang diminatinya
sebagaimana disarankan, secara umum, melalui: (1) pendidikan formal
sesuai dengan jalur, jenjang dan jenis bidang keahliannya (jika hal itu
belum ditempuh sebelumnya); (2) pendidikan non formal (sepanjang
tersedia); (3) keikut-sertaan dalam berbagai kegiatan penelitian,
seminar, lokakarya, penulisan/publikasi, dsb. yang relevan dengan bidang
keprofesiannya; (4) belajar mandiri dengan memanfaatkan berbagai sumber
dan media (cetak dan/atau elektronik) yang tersedia relevan dengan bidang
keprofesiannya. Berbagai kegiatan termaksud sangat boleh jadi
dilakukannya juga di lingkungan kerjanya sebagai laboratorium
eksperimentasinya yang aktual, nyata, dan pragmatis untuk menunjang
kualitas kinerjanya secara langsung.
DAFTAR PUSTKA
Brandt, R. (1993). ”What Do You Mean ’Profesional”? Educational
Leadership, No. 6, Vol. 50, March
Catler, A.B. & Ruopp, F.N. (1993). Buying Time for Teacher Professional
Development. Educational Leadership, Vol 6, 50, March
Castetter, W.B. (1981). The Personnel Function in Educational
Administration. Pennsylvania: Macmillan
Goble, N.M. (1977). The Changing Role of the Teacher. Paris: UNESCO
Firestone, W.A. (1993). “Why ‘Professionalizing’ Teaching Is Not Enough?”
Educational Leadership No. 6, Vol. 50, March
Hallack, J. (1990). Investing in the Future: Setting Educational
Priorities in the Developing World. Paris: UNESCO
Hoover, K.H. (1976). The Professional Teacher’s Handbook: A Guide for
Improving Instruction in Today’s Middle and Secondary Schools, Sydney:
Allyn and Bacon
Joni, T. Raka (Penyunting), (1992). Pokok-pokok Pikiran Mengenai
Pendidikan Guru. Konsorsium Ilmu Pendidikan. Ditjen Dikti.
Makmun, A.S. (1996). Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga
Kependidikan. Pedoman dan Intisari Perkuliahan. PPS IKIP Bandung
Power, C.N. (1996). Enchancing the Role of Teachers in a Changing World.
Paris: UNESCO
Sanusi, A., dkk (1990). Studi Pengembangan Model Pendidikan Profesional
Tenaga Kependidikan: Laporan Kemajuan, Bandung: PPS IKIP Bandung
Supriadi, Dedi. (1999). Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta:
Adicita Karya Nusa
Suryadi, Ace & Mulyana, Wiana, (1992). Kerangka Konseptual Mutu
Pendidikan dan Pembinaan Kemampuan Profesional Guru. Jakarta: PT.
Candimas Metropole
UNESCO. 1996. What Makes a Good Teacher? Children Speak Their Minds.
Paris
World Bank, 1989. Indonesia: Streangthening the Quality of Teacher
Education. Draft Technical Paper, Asia Region
BAGIAN II
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH DAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh:
DADANG SUNDAWA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2009
BAGIAN II
BAB I
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
A. PENDAHULUAN
Guru sebagai tenaga profesional dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
tidak hanya terpaku pada tugas mengajar. Sebagai tenaga profesional guru
dituntut untuk dapat melaksanakan tugas-tugas sebagaimana diatur dalam
Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Administrasi Kepegawaian Negara nomor 0433/P/1993 dan nomor 25 tanggal 24
Desember 1993, bahwa seorang guru selain melaksanakan tugas pokoknya
mengajar, juga dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan lainnya,
seperti .melaksanakan penelitian lapangan, penulisan bahan-bahan
pelajaran/diktat, modul, makalah dsb.
Berdasarkan kerangka tugas tersebut, jelas bahwa penulisan karya ilmiah
merupakan hal yang penting dan strategis untuk guru dalam upaya
meningkatkan kemampuan profesinya. Jadi bukan hanya untuk kepentingan
angka kredit dan kumulatif point guna kenaikan pangkat, jabatan dan
golongan, tetapi peningkatan wawasan dan pengalaman ilmiah. Peningkatan
wawasan dan pengalaman ilmiah amat berharga bagi guru untuk kepentingan
pembelajaran, agar siswa dibelajarkan untuk menemukan masalah, menguji
kebenarannya, melalui observasi atau pengamatan, pengumpulan data di
masyarakat. Dengan demikian proses pembelajaran yang didominasi oleh
pendekatan verbalistik akan terkurangi menjadi proses pembelajaran yang
bersifat kontekstual
Karya tulis ilmiah adalah berbagai macam tulisan yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok dengan menggunakan tata cara ilmiah atau dengan
kata lain sebagaimana dikemukakan oleh Suhardjono n( 2007 : 2 ) Karya
Tulis Ilmiah adalah laporan tertulis tentang (hasil) kegiatan ilmiah, itu
banyak macamnya, maka laporan kegiatan ilmiah juga beragam bentuknya, ada
yang berbentuk laporan penelitian, tulisan ilmiah populer, buku, diktat
dan lain-lain.
Tata cara ilmiah adalah suatu sistem penulisan yang didasarkan pada
sistem, masalah, tujuan, teori dan data untuk memberikan alternatif
pemecahan masalah tertentu. Dewasa ini penulisan karya ilmiah amat
banyak dan bervariasi, mulai dari jenis yang dianggap sederhana
(simplex), sampai pada jenis yang sulit (complex). Keseluruhan penulisan
itu memiliki tata cara yang sama walaupun amat bervariasi dalam
implementasinya. Variasi penulisan berkaitan dengan kompleksitas
masalah, nilai sosial budaya yang berkembang sehingga memberikan warna
terhadap alternatif pemecahan masalah yang diajukan para penulis. Kaidah
penulisan karya tulis dan penelitian berkaitan dengan beberapa hal di
antaranya :
1.
Hakekat Keingintahuan Manusia (knowing)
Asas yang pertama adalah rasa keingintahuan seseorang terhadap
sesuatu hal, baik yang menyangkut dirinya, maupun lingkungan yang ada
disekitarnya. Fuad Hasan dan Koentjaraningrat (1977:8) mengatakan bahwa
‘manusia selamanya ingin mengetahui sesuatu yang ada di sekitar hidupnya,
dan setelah ia memperoleh pengetahuan tentang sesuatu, maka segera
kepuasannya disusul lagi untuk ingin lebih tahu lagi‘. Wajarlah demikian
kata seorang filosof, karena manusia diberi keunggulan oleh Allah yang
maha kuasa berupa pikiran. Dengan pemikiran itu manusia tidak pernah akan
merasa puas terhadap kenyataan yang ada, bahkan mendorong untuk ingin
lebih tahu. Jadi tidak pernah berhenti dan puas dengan prestasi dan
posisi tertentu. Melalui pemikiranya dia dapat memahami realita yang ada,
dengan pengetahuannya dia bisa menjelaskan, mengelompokkan, membedakan,
menguraikan, menggunakan sesuatu yang ada di sekitarnya. Semakin tinggi
pengetahuan manusia tentang sesuatu yang ada maka kecenderungannya
semakin tinggi dia untuk menguasai lingkungannya.
2. Metode Penulisan
Metode adalah cara untuk mengetahui sesuatu. Kata metode berasal dari
metodos – method = cara. Cara menulis karya ilmiah menurut filosof
Amerika Charles Peirce dalam Kerlinger (1973:5) ada empat cara manusia
mengetahui realita secara inkuiri ( Inquiry) yaitu : (a) the first is
the method of tenacity, (b) the method of authority, (c) the a priori
method, dan (d) the metod of science.
Pertama dengan cara keuletan dan kesungguhan, kedua keyakinan, ketiga
rasionalitas, dan keempat dengan cara ilmiah ‘objektif’ terbuka. Jadi
menurut asal yang kedua ini tulisan ilmiah menuntut cara yang bisa
dilakukan secara menyeluruh dengan keuletan, keyakinan, keraguan dan
objektif. Cara ilmiah dan objektif inilah yang meliputi banyak kemampuan
dan banyak dikembangkan oleh para ilmuwan dibandingkan dengan cara yang
lainnya.
B. Macam-Macam Karya Tulis Ilmiah
Bentuk dan jenis karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan sesuai
dengan apa yang tercantum dalam Surat Keputusan Bersama Menteri
Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara
nomor 0433/P/1993 dan nomor 25 tanggal 24 Desember 1993 tidak hanya
meliputi hasil-hasil penelitian lapangan, akan tetapi sangat bervariasi,
termasuk penulisan bahan-bahan pelajaran/.diktat, modul, makalah dsb.
Bentuk-bentuk karya tulis / karya ilmiah di bidang pendidikan tersebut
selengkapnya meliputi :
Karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau evaluasi di
bidang pendidikan yang dipublikasikan, baik dalam bentuk buku yang
diedarkan secara nasional, berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat
pada majalah ilmiah yang diakui oleh Depdiknas, berupa buku yang tidak
diedarkan secara nasional ataupun berupa makalah.
Mengembangkan karya tulis atau karya tulis ilmiah di bidang pendidikan
melalui kegiatan penelitian dapat dilakukan oleh setiap guru, terutama
yang telah berpengalaman ketika menempuh ujian sidang sarjana di bangku
perkuliahan. Untuk melakukan kegiatan penelitian di bidang pendidikan
sudah barang tentu bukan merupakan masalah serius bagi guru, karena
selain tuntutan keharusan pengembangan profesi juga merupakan tuntutan
kompetensi yang telah digariskan pemerintah.
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai teknik, apakah itu dalam bentuk pengakajian, survei atau
evaluasi terhadap berbagai persoalan yang dijumpai sehari-hari, baik di
kelas, sekolah atau di masyarakat yang berkaitan langsung dengan dunia
pendidikan.
Karya Tulis/Karya Ilmiah dalam bentuk penelitian ini sangat banyak
jenisnya, tergantung darimana kita melihatnya. Sutirsno Hadi (1983 : 3)
merinci sebagai berikut :
Penggolongan menurut bidangnya : reserach pendidikan, reserach sejarah,
research bahasa, research ilmu teknik, research biologi, research ekonomi
dsb.
Penggolongan menurut tempatnya : research laboratorium, research
perpustkaan dan research kancah.
Penggolongan menurut pemakainya : researvh murni ( pure research ) dan
research terpakai ( applied research ).
Penggolongan menurut tujuan umumnya : research eksploratif, research
developmental dan research verifikatif.
Penggolongan menurut tempatnya : reseacrh deskriptif dan research
inferensial.
Berdasarkan penggolongan tersebut jelaslah bagi kita, bahwa pelaksaan
penelitian tidak selamanya mesti dilakukan di lapangan dengan cara
menyebarkan angket atau mewawancari responden, namun dapat juga dilakukan
di ruangan, yaitu di perpustakaan atau di laboratorium, juga dapat
dilakukan dengan cara mengkaji berbagai studi kepustakaan.
Untuk kepentingan pengembangan profesi di persekolahan dapat digunakan
research terpakai melalui pendekatan Penelitian Kelas berbasis tindakan
atau dikenal dengan nama Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action
Research
Karya Tulis Ilmiah yang merupakan tinjauan atau gagasan sendiri dalam
bidang pendidikan, baik dalam bentuk buku yang diedarkan secara nasional,
berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat pada majalah ilmiah yang
diakui oleh Depdiknas, berupa buku yang tidak diedarkan secara nasional
ataupun berupa makalah.
Karya Tulis Ilmiah yang berupa tulisan Ilmiah populer di bidang
pendidikan yang disebarluaskan melalui media massa
Tulisan Ilmiah Populer adalah bentuk karya tulis yang dikembangkan dan
disebarluaskan melalui media massa, khususnya yang berkaitan dengan
bidang pendidikan dan kebudayaan. Dikatakan tulisan ilmiah populer,
karena bahasa yang digunakan tidak terlalu ilmiah, tetapi juga tidak
terlalu ngepop, sehingga Nurudin ( 2001 : 88 ) menyatakan, bahwa tulisan
ilmiah populer adalah bentuk gabungan antara bentuk kalimat atau katakata ilmiah
dan populer yang digabung menjadi satu dalam tulisan.
Selanjutnya dalam halaman 3 dinyatakan pula, bahwa sebelum menulis
hendaknya diperhatikan siasatnya terlebih dahulu dalam bentuk
pertanyaanpertanyaan sebagai berikut :
Apa yang akan ditulis?
Kepada siapa tulisan itu dibuat?
Bagaimana mengumpulkan bahan-bahan yang akan ditulis?
Bagaimana menyeleksi dan mengatur bahan-bahan itu ?
Bagaimana bahan yang sudah dipilih itu diungkapkan dalam tulisan itu ?
Sudahkah bahan-bahan itu diungkapkan dengan baik, sehingga pembaca paham?
Dikarenakan tulisan ilmiah populer ini umumnya ditulis dalam media massa,
maka sebelum menulis kita juga harus mengetahui berbagai kriteria yang
berkaitan dengan surat kabar yang hendak kita kirim tulisan tersebut.
Nurudin
( 2001 : 89-91) menyarankan sebagai berikut :
Koran itu bergerak di bidang apa?
Bagaimana misi dan visi Surat Kabar tersebut ?
Berapa panjang tulisan yang dikehendaki?
Bagaimana gaya penyajian yang dikehendaki redaksi ?
Apakah koran itu obyektif atau tidak ?
Pelajari syarat-syarat artikel surat kabar yang bersangkutan ?
Selanjutnya dikatakan pula mengenai syarat-syarat artikel (91-93) adalah
sebagai berikut :
Asli, bukan jipalakan/saduran atau terjemahan
Topik aktual/ hangat
Mengandung unsur baru
Menyangkut kepentingan umum sebagian besar pembaca
Cara penyajiannya tidak berkepanjangan, tapi padat, singkat dan mudah
ditangkap dan gaya enak dibaca
Panjang halaman antar 4-7 halaman kuarto
Tulisan / karangan berbentuk eksposisi atau argumentasi
Oleh karena itu menurut Nurudin (94-95) sebelum menulis harus
memperhatikan pula ciri-ciri umum artikel, yaitu sebagai berikut :
Lugas, yaitu to the point pada persoalan yang akan dibahas
Obyektif, data yang disajikan benar-benar ada
Cermat, menghindari kekeliruan
Logis
Tidak melibatkan emosi berlebihan
Jelas dan padat
Memperhatikan bahasa baku
Terbuka dan tidak egois
Tidak menyudutkan dan atau membela satu individu atau kelompok dalam
masyarakat secara berlebihan
Karya Tulis Ilmiah yang berupa tinjauan atau usulan ilmiah hasil gagasan
sendiri dalam bidang pendidikan yang disampaikan sebagai prasaran dalam
pertemuan ilmiah yang duipublikasikan dalam bentuk makalah dari prasaran
yang disampaikan pada pertemuan ilmiah.
Makalah atau ‘paper’(bhs. Inggris) adalah karya tulis ilmiah mengenai
topik tertentu yang mencakup masalah, pemikiran, gagasan dan usaha
pemecahan masalah. Bentuk tulisan ini bisa berbentuk kertas kerja, bahan
untuk diskusi, seminar, atau syarat untuk menyelesaikan suatu tugas
perkuliahan. Karakteristik atau ciri-ciri makalah adalah sebagai berikut
:
Hasil kajian literatur, atau laporan pelaksanaan suatu kegiatan lapangan
sesuai dengan bahasan masalahnya
Mendemontrasikan suatu pemahaman seseorang tentang permasalahan
teoritik, dengan penerapan prosedur, prinsip, dan aplikasinya
Menunjukkan kemampuan pemahaman terhadap isi dari berbagai sumber yang
digunakan secara konprehensif
Memperlihatkan kemampuan meramu berbagai sumber informasi dalam suatu
sisntesa yang utuh. ( UPI, 2001 dan dimodifikasi penulis)
Makalah disebut tulisan ilmiah jika menggunakan kaidah-kaidah tulisan
ilmiah seperti seperti yang telah disebut terdahulu. Adapun sistematika
penulisan makalah adalah sebagai berikut :
Bahasan pertama pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah, masalah,
tujuan, prosedur pemecahan masalah dan sistematika bahasan.
Bahasan kedua adalah ‘isi’ ialah uraian pemecahan masalah baik ditilik
dari teoritik, maupun empirik (dilengkapi fakta, dan data yang relevan).
Hal inilah yang
merupakan inti dan badan pembahasan para penulis
makalah
Bahasan ketiga berisi kesimpulan yaitu menarik makna tulisan itu, yakni
menjawab permasalahan yang dirumuskan, serta mencoba memberikan
solusinya/tindak lanjut secara rasional, logis.
Karya Tulis Ilmiah yang berupa buku pelajaran yang dipublikasikan dalam
bentuk buku yang bertaraf nasional, atau propinsi
Pengembangan profesi dalam bentuk karya nyata, yaitu tulisan yang
berkaitan dengan buku pelajaran adalah sangat strategis untuk
dikembangkan guru-guru di lapangan sesuai dengan mata pelajaran yang
menjadi tugas profesionalnya. Buku pelajaran yang ditulis oleh orangorang
lapangan, dalam arti oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan
memiliki berbagai kelebihan, di antaranya bahasa yang digunakan akan
ssuai dengan bahasa siswa; kedalaman atau tingkat kesukaran materi akan
sesuai dengan tingkat berpikir siswa; Contoh-contoh yang dikembangkan
juga akan relevan dengan kebutuhan siswa. Hal ini terjadi karena guru
mata pelajaran yang bersangkutan memahami betul kebutuhan dan kemampuan
siswa.
Dalam menulis buku pelajaran harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Melakukan analisis terhadap kurikulum, termasuk GBPP mata pelajaran yang
bersangkutan. Ini dilakukan untuk mengembangkan topik-topik bahasan yang
akan ditulis. Dengan demikian materi yang ditulis tidak menyimpang dari
tuntutan kurikulum dan atau GBPP mata pelajaran yang bersangkutan.
Menganalisis berbagai sumber bahan pengayaan termasuk dari buku-buku
ilmiah dan teks lainnya. Ini dilakukan untuk memperkaya sajian materi
yang telah ditentukan topik-topiknya tersebut dari Kurikulum dan atau
GBPP mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian apa yang ditulis
tersebut akan mencakup materi wajib, yaitu pengembangan kurikulum dan
atau GBPP mata pelajaran yang bersangkutan, dan psekaligus pengayaan dari
materi wajib tersebut.
Karya Tulis Ilmiah yang berupa diktat pelajaran yang dipublikasikan dalam
bentuk diktat yang digunakan di lingkungan sekolahnya.
Diktat pelajaran adalah karya tulis yang dibuat secara langsung oleh
guru. Bentuk karya tulis ini lebih sederhana dibandingkan Buku Pelajaran.
Biasanya diktat ini dibuat secara swakelola oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan, dalam arti dari mulai penyusunan konsep, editing sampai
pada pengetikan dan pendistribusiannya dilakukan langsung oleh guru.
Bentuk fisiknya juga cukup sederhana, bahkan cukup diketik memalui mesin
tik, atau komputer. Ciri lainnya dari segi pemasaranpun terbatas pada
kelas yang diajar oleh guru yang bersangkutan. Sedangkan sistematikanya
cukup bervariasi, namun secara umum sistematika diktat adalah sebagai
berikut :
Identitas mata pelajaran
Kata Pengantar
Daftar Isi
Tujuan
Pengembangan materi pembelajaran
Soal-soal latihan
Daftar Pustaka
Modul adalah salah bentuk tulisan ilmiah yang bisa dikembangkan guru
sebagai pedoman atau pegangan belajar siswanya. Modul ini biasanya
digunakan dalam proses pembelajaran individu. Menurut Joyce dan Weil 1986
) sebagaimana dikutip oleh Udin Syarifudin ( 1997 : 79 ) ada 4 kelompok
model pembelajaran, yaitu : kelompok model pengolahan informasi atau the
information processing family ; kelompok model personal atau the personal
family; kelompok model social atau the social family dan kelompok model
system perilaku atau the behavior system family.
Model personal beranjak dari pandangan kemandirian atau selfhood dari
indvidu. Kelompok model personal ini memusatkan perhatian pada pandangan
perseorangan dan berusaha menggalakan kemandirian yang produktif,
sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas
tujuannya. Dengan demikian ada empat orientasi dalam model pembelajaran
individual ini, yaitu : kesadaran individu, uniquines, kemandirian dan
pembinaan kepribadian.
Untuk mengimplementasikan model pembelajaran individual salah satu
sarananya adalah dengan menggunakan modul. Sistem pembelajaran “Modul”.
Di persekolahan pembelajaran dengan menggunakan modul pernah digunakan
melalui Sekolah Proyek Perintis Sekolah Pembangunan ( PPSP ). Sekarang
ini yang masih menggunakan modul adalah di Universitas Terbuka
Sistematika yang digunakan dalam penulisan modul, khususnya modul-modul
Universitas Terbuka adalah sebagai berikut :
Identitas mata pelajaran
Kata Pengantar
Tinjauan mata pelajaran
Daftar Isi
Uraian Kegiatan setiap Modul dengan sistematika :
Judul Pokok Bahasan
Kegiatan Belajar 1,2,3 dst ( sesuai dengan jumlah SK dan KD)
Soal-soal latihan
Rangkuman materi
Soal-soal Formatif
Kriteria keberhasilan
Daftar Pustaka
Glosarium
Karya Tulis Ilmiah yang berupa terjemahan atau Mengalihbahasakan buku
pelajaran /karya ilmiah yang dipublikasikan dalam bentuk kartya
terjemahan buku pelajaran/karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan.
Menurut Suhardjono (2007 : 4 ) sekalipun Karya Tulis Ilmiah tersebut
berbeda macam dan besaran angka kriditnya, namun pada dasarnya mempunyai
kiesamaan, yaitu :
Hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan
Kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah
Kerangka sajiannya mencerminkan penerapan metode ilmiah
Tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya ilmiah
Salah satu bentuk Karya Tulis Ilmiah yang cenderung banyak dilakukan
adalah Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk hasil penelitian baiok perorangan
maupun kelompok yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan di
perpustakaan sekolah dalam bentuk makalah.
Menurut Suhardjono ( 2007 : 14-16 ) bahwa dalam penulisan Karya Tulis
Ilmniah sebagai bagian dari pengembangan profesi harus memenuhi kriteria
“APIK”, yaitu :
Asli, penelitian harus merupakan karya asli penyeusunanya, bukan
merupakan plagiat, jiplakan atau disusun dengan niat dan prosedur yang
tidak jujur, Syarat utama karya ilmiah adalah kejujuran.
Perlu, permasalahan yang dikaji pada kegiatan pengembangan profesi harus
memang diperlukan, mempunyai manfaat. Bukan hal yang mengada-ngada atau
memasalahkan sesuatu yang tidak perlu untuk dipermasalahkan
Ilmiah, penelitian harus berbentuk, berisi dan dilakukan sesuai dengan
kaidah-kaidah kebenaran ilmiah. Penelitian harus benar, baik teorinya,
faktanya maupun analisis yang digunakannya.
Konsisten, penelitian harus disusun sesuai dengan kemampuan penyusunanya.
Bila penulisnya seorang guru, maka penelitian haruslah berada pada bidang
keilmuan yang sesuai dengan kemampuan guru tersebut. Penelitian di bidang
pembelajaran yang semestinya dilakukan guru adalah yang bertujuan dengan
upaya peningkatan mutu hasil pembelajaran dari siswanya, di kelas atau di
sekolahnya.
BAB II
PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian dan Hakekat PTK
Sebagai tenaga profesional guru tidak hanya dituntut mampu menguasai
berbagai teori sekaligus menerapkan dalam pembelajaran di kelas, akan
tetapi dia juga harus mampu melakukan berbagai tindakan inovasi dalam
upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajarannya. Salah satu
kompetensi keguruan yang dikehendaki oleh pemerintah dari guru adalah
kemampuan melaksanakan sekaligus memanfaatkan hasil-hasil penelitian
pendidikan.
Pada umumnya guru beranggapan, bahwa kegiatan atau melakukan suatu
penelitian merupakan kegiatan yang sulit, rumit, mahal dan melakukan
perhitungan statistiska yang sangat rumit. Memang ada jenis penelitian
yang mengembangkan teori mungkin akan melakukan serentetan prosedur
penelitian yang cukup rumit, namun tidak demikian dengan penelitian
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah jenis penelitian yang
ditujukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan guru di dalam
kelas, sehingga identifikasi masalah, subjek penelitian, dan lokasi
penelitiannya cukup dilakukan di dalam kelas tempat guru tersebut
mengajar. Dengan demikian penelitian tindakan kelas tidak membutuhkan
biaya yang besar dan dapat dilakukan setiap saat dimana guru merasakan
adanya suatu situasi pembelajaran yang tidak kondusif.
Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research ) adalah jenis
pendekatan penelitian yang dirasakan cocok dan startegis dilakukan guru.
Hal ini dikarenakan melalui pendekatan penelitian ini permasalahanpermasalahan
yang dirasakan dan ditemukan guru dan siswa langsung
dicarikan terapi atau solusinya. Jadi tidak seperti penelitian-penelitian
konvensional yang selama ini dilakukan di mana hasil-hasil penelitian
sangat langka sekali diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di kelas,
bahkan tidak jarang hasil penelitian tersebut tidak dikomunikasikan
kepada pihak sekolah, tetapi setelah selesai kemudian dipajang di
perpustakaan Lembaga Penelitian.
Penelitian Tindakan Kelas sangat strategis dilakukan oleh guru sebagai
karya tulis yang fungsinya amat berguna dan aplikatif. Masalahnya
berkaitan dengan tugas keseharian guru di sekolah, bahkan dianggap
‘terapi’ untuk mengatasi masalah dan diuji ketepatan pemecahan masalah
itu secara berkali kali. Dengan kegiatan ini guru dapat memperoleh
‘teori’ yang dibangunnya sendiri, bukan yang diberikan oleh pihak lain
guru menjadi ‘the theorizing practitioner’ ( Tim Pelatih Proyek PGSM,
1999).
Sebelum sampai pada pengertian Penelitian Tindakan Kelas, marilah kita
cermati, bahwa sesungguhnya ada 3 (tiga ) kata yang harus kita cermati
terlebih dahulu. Pertama kata penelitian, kata penelitian berarti suatu
kegiatan untuk mengadakan atau mencermati suatu obyek atau subyek
tertentu dengan menggunakan aturan-aturan atau metodology tertentu.
Kegiatan tersebut dilakukan untuk memperoleh suatu data atau informasi
yang diperlukan sesuai degan masalah yang menjadi fokus bagi peneliti.
Kedua, adalah kata tindakan, kata ini mengandung arti adanya aktivitas
atau kegiatan untuk melalukan atau memperbaiki sesuatu dengan sengaja.
Khusus dalam penelitian tindakan kelas, maka tindakan-tindakan tersebut
dilakukan dalam bentuk siklus-siklus kegiatan.
Ketiga adalah kata kelas, ini mengandung makna sekumpulan peserta didik
yang dalam waktu dan tempo yang sama menerima pelajaran dari seorang
pendidik. Oleh karena itu pengertian kelas ini bisa berbentu sekumpulan
siswa yang sedang belajar di dalam ruangan (kelas), atau di laboratorium
atau bahkan di lapangan/halaman sekolah.
Mengacu ketiga pengertian kata-kata yang merangkai Penelitian Tindakan
Kelas tersebut, maka kita bisa mengambil suatu kesimpulan, bahwa yang
dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mencermati yang dilakukan secara sengaja di dalam kelas
dengan tujuan untuk memperbaiki pelaksanaan proses pembelajaran.
Berdasarkan pengertian per kata tersebut, maka ada baiknya diturunkan
beberapa pengertian PTK menurut para ahli, yaitu sebagai berikut :
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah ‘action research’ yang dilakukan
di kelas (classroom action research). Menurut Stephen Kemmis (1983)
seperti yang dikutip oleh David Hopkins ( 1993:44) action research
adalah A form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a
social ( including educational) situation in order to improve the
rationaly and justice of (a) their own social or educational practices,
(b) their understanding of these practices, and (c) the situations which
practices are carried out.
Artinya sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan sosial termasuk pendidikan, yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan rational dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan
tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan itu, serta
memperbaiki kondisi praktek pembelajaran.
Penelitian Tindakan ( educational action research ) menurut Hopkins
(1993:32) adalah menggabungkan suatu tindakan yang sesungguhnya
(substantif) dengan prosedur penelitian. Terdapat tiga definisi tentang
penjabaran penelitian tindakan, yaitu pertama : penelitian tindakan
adalah penelitian yang ditujukan untuk memberikan konsttibusi terhadap
perhatian praktis tentang manusia dalam situasi problematik yang akan
segera muncul dan tujuan ilmu pengetahuan social dengan cara bekerja sama
dalam kerangka etis yang dapat diterima dan saling menguntungkan (
Rapport, 1970 ).
Pengertian kedua dikemukakan oleh Stephen Kemmis ( 1983 ) yang
menyatakan, penelitian tindakan adalah suatu penelitian dengan renungan
pemikiran (self-reflective ) tentang para peserta dalam situasi sosial
(termasuk situasi pendidikan) dengan tujuan untuk meningkatkan
rasionalitas dan kebenaran tentang (a) tindakan sosial dan pendidikan
mereka sendiri; ( b ) pemahaman mereka tentang tindakan tersebut, dan ( c
) situasi dimana tindakan-tindakan itu dilaksanakan. Hal ini merupakan
tindakan yang ditertibkan oleh suatu penyelidikan, suatu usaha pribadi
dalam memahami proses peningkatan profesional.
Pengertian ketiga, dikemukakan oleh Dave Ebbutt ( 1983), yang menyatakan
“ … Studi sistematik tentang usaha meningkatkan tindakan pendidikan oleh
kelompok peserta dengan memanfaatkan tindakan praktis mereka sendiri dan
pemikiran mereka sendiri tentang dampak/pengaruh tindakan-tindakan mereka
“.
Berdasarkan ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa
penelitian tindakan merupakan paduan antara prosedur penelitian dan
tindakan substantif. Sebagai prosedur penelitian, penelitian tindakan
mempunyai ciri adanya suatu kajian reflektif diri secara inquiry,
partisipasi dan kolaboratif, terhadap latar alamiah dan atau implikasi
dari suatu tindakan.
Penelitian tindakan sebagai suatu tindakan substantif mempunyai ciri
adanya intervensi dalam skala kecil berupa pengembangan program
pembelajaran dengan memfungsikan kealamiahan latar. Sekalipun ada
intervensi dalam skala kecil,namun tidak mengganggu program pokok dari
guru dan dilakukan dengan hati-hati tetapi pasti, sehingga orang yang
diintervensi tidak merasakan, bahwa sesungguhnya dia sedang menerima
program-program inovasi, sehingga lama kelamaan tanpa disadari, dia
sendiri akan melaksanakan program,program inovasi.
Secara aksiologis, penelitian tindakan merupakan pendekatan yang bersifat
instrumental yang dikembangkan berdasarkan pada prinsip “an action
gounded philosophy of practioner-centered research ( Mc. Niff,
1992:xvvii), di mana pengaplikasian suatu tindakan langsung ditujukan
pada kepentingan praktisi di lapangan, jadi bukan untuk kepentingan
teoritis. Dilakukannya pengaplikasian secara langsung di kelas, bertujuan
agar guru di lapangan sebagai praktisi dapat memperoleh berbagai masukan
yang berkaitan dengan pengembangan program pembelajaran yang
dikembangkannya, sehingga setelah dilakukan berbagai tindakan yang
inovatif akan semakin meningkat kualitasnya.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas agar dapat berhasil atau sesuai
dengan yang diharapkan maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh
guru dan rekan sejawat peneliti yaitu:
guru dan kolaborator serta murid-murid harus punya tekad dan komitmen
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan komitmen itu terwujud dalam
keterlibatan mereka dalam seluruh kegiatan PTK secara proporsional.
guru dan kolaborator adalah pusat dari penelitian sehingga dituntut untuk
bertanggung jawab atas peningkatan yang akan dicapai.
tindakan yang guru lakukan hendaknya didasarkan pada pengetahun, baik
pengetahuan konseptual dari tinjauan pustaka teoretis, maupun pengetahuan
teknis prosedural, yang diperoleh lewat refleksi kritis dan dipadukan
dengan pengalaman orang lain dari tinjauan pustaka hasil penelitian
tindakan), berdasarkan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Refleksi
kritis dapat dilakukan dengan baik jika didukung oleh keterbukaan dan
kejujuran terhadap diri sendiri, khususnya kejujuran mengakui
kelemahan/kekurangan diri.
tindakan tersebut dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa
situasi dapat diubah ke arah perbaikan.
penelitian tindakan melibatkan pengajuan pertanyaan agar dapat melakukan
perubahan melalui tindakan yang disadari dalam konteks yang ada dengan
seluruh kerumitannya.
guru mesti mamantau secara sistematik agar dapat mengetahui dengan mudah
arah dan jenis perbaikan, yang semuanya berkenaan dengan pemahaman yang
lebih baik terkadap praktik dan pemahaman tentang bagaimana perbaikan ini
telah terjadi.
guru perlu membuat deskripsi otentik objektif (bukan penjelasan) tentang
tindakan yang dilaksanakan dalam riwayat faktual, perekaman video and
audio, riwayat subjektif yang diambil dari buku harian dan refleksi dan
observasi pribadi, dan riwayat fiksional.
guru perlu memberi penjelasan tentang tindakan berdasarkan deskripsi
autentik tersebut di atas, yang mencakup
identifikasi makna-makna yang mungkin diperoleh (dibantu) wawasan
teoretik yang relevan, pengaitan dengan penelitian lain (misalnya lewat
tinjauan pustaka di mana kesetujuan dan ketidaksetujuan dengan pakar lain
perlu dijelaskan), dan konstruksi model (dalam konteks praktik terkait)
bersama penjelasannya;
mempermasalahkan deskripsi terkait, yaitu secara kritis mempertanyakan
motif tindakan dan evaluasi terhadap hasilnya; dan
teorisasi, yang dilahirkan dengan memberikan penjelasan tentang apa yang
dilakukan dengan cara tertentu. Kesembilan, guru perlu menyajikan laporan
hasil PTK dalam berbagai bentuk termasuk:
tulisan tentang hasil refleksi-diri, dalam bentuk catatan harian dan
dialog, yaitu percakapan dengan dirinya sendiri;
percakapan tertulis, yang dialogis, dengan gambaran jelas tentang proses
percakapan tersebut;
narasi dan cerita; dan
bentuk visual seperti diagram, gambar, dan grafik. Kesepuluh, guru perlu
memvalidasi pernyataan tentang keberhasilan tindakan lewat pemeriksaan
kritis dengan mencocokkan pernyataan dengan bukti (data mentah), baik
dilakukan sendiri maupun bersama teman (validasi-diri), meminta teman
sejawat untuk memeriksanya dengan masukan dipakai untuk memperbaikinya
(validasi sejawat), dan terakhir menyajikan hasil seminar dalam suatu
seminar (validasi public). Perlu dipastikan bahwa temuan validasi selaras
satu sama lain karena semuanya berdasarkan pemeriksaan terhadap penyataan
dan data mentah. Jika ada perbedaan, pasti ada sesuatu yang masih harus
dicermati kembali.
(McNiff, Lomax, & Whitehead, 2003 dalam Suwarsih)
Penelitian tindakan yang dilakukan guru peneliti merupakan bentuk valid
dari suatu penelitian, karena rumusan hipotesis yang dihasilkannya
mengikuti proses inquiry yang ketat dan berdasarkan data yang aplikatif
(Hopkins, 1993 ), oleh karena itu :
Argumen dan buktinya dapat diuji
Tidak tergantung semata-mata pada kefasihan pengungkapan dan paparan
logis
Menghindari kesalahan sumber yang berakibat timbulnya kemungkinan
kesalahan dalam konklusi
Bisa berspekulasi, bebas berkreasi dan berdaya cipta.
Stenhouse ( 1984) menyatakan, penelitian tindakan kelas sangat berguna
sebagai perangkat pengujian gagasan-gagasan kurikulum, karena itu guru
peneliti berperan sebagai pembuat keputusan dan penelitian kelas sebagai
wahana reformasi kurikulum dan pengembangannya.
Berdasarkan uraian di atas tidaklah berlebihan apabila kita renungkan
kembali pernyataan yang dikemukakn oleh Tim Pelatih PGSM ( 1999 : 2 )
yang menyatakan “ Pengetahuan yang paling berpengaruh langsung dalam
memicu perubahan perilaku termasuk tindakan guru atau dosen dalam
mengelola pembelajaran adalah pengetahuan yang dibangun sendiri oleh
pelaku tindakan (self constructed knowledge) theorizing by practioners
yang menghasilkan personal theory atau theory-in-use.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
a. Tujuan PTK
Mengacu pada pentingnya Penelitian Tindakan Kelas kita dapat menyimpulkan
pada hakekatnya tujuan dilaksanakannya kegiatan PTK adalah untuk
memperbaiki atau meningkatkan kinerja profesional guru. Hal ini
dikarenakan sebelum merencanakan dan melaksanakan kegiatan PTK terlebih
dahulu guru melakukan self evaluation terhadap proses pembelajaran yang
dilaksanakan selama ini.
Dengan adanya kegiatan self evaluation ini guru dapat mengetahui
ketepatgunaan prosedur pembelajaran yang telah dilaksanakannya, kemudian
manakala ditemukan adanya kekurangan-kekurangan yang menyebabkan
menurunnya motivasi atau gairah belajar siswa, maka guru tersebut akan
berupaya memperbaiki di mana kekurangan tersebut. Oleh karena itulah,
maka pelaksanaan penelitian ini benar-benar bersifat alamiah, tanpa
adanya rekayasa dari pihak manapun juga.
Dikatakan bersifat alamiah, karena dalam proses penelitian ini guru
merasakan dan menemukan permasalahannya sendiri, guru juga berupaya
mencari penyebab masalah itu muncul, kemudian guru juga berupaya mencari
berbagai solusi melalui rencana-rencana tindakan yang akhirnya guru
jualah yang mnelaksanakan tindakan tersebut. Kesemuanya ini dilakukan
untuk memecahkan permasalahan tersebut. Setelah itu guru juga merefelksi
tindakan-tindakannya tersebut, apakah sudah sesuai dengan target
harapannya atau belum, kalau sudah sesuai dia akan terus meningkatkannya,
namun kalau belum dia juga akan terus mencobakan dan mencobakannya terus
sampai akhirnya dapat memecahkan persoalan yang muncul.
Berdasarkan uraian tentang tujuan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas di
atas, maka tujuan tersebut dapat dirinci menjadi sebagai berikut :
Perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses
pembelajaran .
Mengembangkan keterampilan guru yang bertolak dari kebutuhan
menanggulangi masalah pembelajaran di kelas.
Mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran
Membina tumbuhnya budaya meneliti oleh guru
Membina pemberdayaan profesional guru ( empowered ).
b. Manfaat PTK
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas dilihat dari komponen pendidikan dan
pembelajaran adalah sebagai berikut :
Memberikan berbagai inovasi dalam proses pembelajaran yang dapat
meningkatkan kualitas belajar siswa dan kualitas mengajar guru
Sebagai upaya pengembangan kurikulum, baik dalam aspek pengembangan
materi, metode, media dan alat evaluasi pembelajaran di tingkat kelas dan
sekolah
Meningkatkan profesionalisme guru, karena selain bertugas sebagai
pendidik, guru juga dituntut untuk dapat melakukan dan memanfaatkan
hasil-hasil penelitian pendidikan
3. Prinsip-Prinsip pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas:
Menurut Hopkins (1993: 57-61) sebagaimana dikutip oleh Tim Pelatih PGSM (
1999 : 12-15) mengemukakan, bahwa dalam penelitian tindakan ada 6
prinsip, yaitu:
Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode yang digunakan
dalam penelitian tindakan seyogyanyalah tidak mengganggu komitmennya
sebagai pengajar, dalam arti :
dalam mencobakan suatu tindakan pembelajaran yang baru, selalu ada
kemungkinan hasilnya dari yang diharapkan
interaksi-siklus tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan
keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan
penerapan tindakan pada penelitian hendaknya mengacu pada penguasaan yang
ditargetkan pada tahap perencangan dan sama sekali tidak mengacu pada
kejenuhan informasi.
Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang
berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran
Metodologi yang digunakan harus cukup reliabel sehingga memungkinkan guru
mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan
Masalah penelitian yang dirumuskan oleh guru sedapat mungkin masalah yang
cukup merisaukannya dan bertitik tolak dari tanggung jawab profesionalnya
Dalam melaksanakan penelitian tindakan, guru harus selalu bersikap
konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang
berkaitan dengan pekerjaannya
Pelaksanaan penelitian tindakan sedapat mungkin menggunakan classroomexceeding
perspective dalam arti permasalahan tidak hanya dilihat dalam
konteks kelas dan/atau pelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif
misi sekolah secara keseluruhan.
4. Karakteristik Penelitian Kelas
Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas mempunyai 3 karakter yang
harus diperhatikan oleh guru sebelum melakukan kegiatan tersebut. Ketiga
karakter tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Tim Pelatih PGSM ( 1999 :
8-12 ) adalah sebagai berikut :
An Inquiry on from within
Penelitian Tindakan Kelas dipicu oleh adanya permasalahan praktis yang
dihayati dalam pelaksanaan tugas sehari-hari oleh guru sebagai pengelola
program pembelajaran di kelas. PTK bersifat practice driven dan action
driven, dalam arti bertujuan memperbaiki praksis secara langsung di sini,
sekarang, sehingga dinamakan juga penelitian praktis (practical
inquiry). Ini berarti PTK memusatkan perhatian pada permasalahan yang
spesifik-kontekstual, sehingga tidak terlalu menghiraukan
kerepresentatifan sampel.
A Collaborative effort between school teachers and teacher educators
PTK dilaksanakan secara kolaborasi atau bersama-sama antara guru yang
kelasnya dijadikan kancah penelitian dengan dosen dan bahkan dengan guru
lainnya yang bertindak sebagai peneliti mitra.
A reflective practice made public
Keterlibatan dosen dalam penelitian ini bukanlah sebagai ahli pendidikan
yang tengah mengembangkan fungsi sebagai pembina guru atau sebagai
pengembang pendidikan, melainkan sebagai sejawat yang mempunyai tugas,
peran dan fungsi yang sama dengan guru, di samping sebagai pendidik calon
guru yang seyogyanya memiliki kebutuhan untuk belajar dalam rangka
mengakrabi lapangan demi peningkatan mutu kenierjanya sendiri. Paradigma
yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian jenis
lainnya.
Zaenal Aqib ( 2006 : 16 ) menyebutkan ada 5 karakteristik penelitian
tindakan kelas, yaitu :
Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional
Adanya kolaborasi dalam pelaksanannya
Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi
Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik
instruksional
Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
Selain karakteristik di atas, menurut Zaenal Aqib, (2006 :16) PTK
mempunyai sifat-sifat khusus sebagaimana disajikan dalam tabel di bawah
ini!
MASALAH PENELITIAN
DARI GURU (AKTUAL
BUKAN DARI GURU Peneliti Utama Guru Guru hanya sebagai
pendamping/pembantu Disain Penelitian Lentur/fleksibel Formal dan
kaku Analisa data Segera/seketika Ditunda (mungkin) Format
laporan Sesuai kebutuan Formal dan kaku Manfaat penelitian Jelas dan
langsung Tidak langsung/tidak jelas
5. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam 3 siklus atau
lebih.Masing-masing siklus terdiri dari 3 atau beberapa kali tindakan.
Hal ini sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, sebagaimana telah
didisain dalam penelitian ini.
Proses penelitian tindakan kelas menggunakan observasi dan wawancara
yang bersifat reflektif, partisipatif dan kolaboratif sebagaimana
dikemukakan oleh Hopkins ( 1993 : 88-89 ) langkah-langkahnya sebagai
berikut:
Pertama, diadakan perencanaan bersama (planning conference) antara guru
kelas dengan peneliti untuk membicarakan tentang Sandar Kompetensi,
Kompetensi Dasar dan pengembangan indikator, materi pembelajaran, proses
pembelajaran, dan rencana penilaian yang akan dilaksanakan dalam proses
pembelajaran di kelas. Kesemuanya itu dikemas dalam bentuk Rencana
Pembelajaran ( format terlampir ). Selain itu dalam perecanaan ini
dibahas mengenai fokus yang akan diobservasi berdasarkan kriteriakriteria yang
disepakati bersama serta waktu dan tempat kegiatan
observasi akan dilaksanakan. Ada baiknya juga pada proses perencanaan ini
dipersiapkan alat perekam, baik perekam suara atau peregam gambar.
Kedua, Observasi Kelas ( Classroom Observation ), pada kegiatan ini
peneliti mengobservasi guru yang sedang mengajar dan mengumpulkan data
yang obyektif tentang aspek-aspek yang telah direncanakan. Data tersebut
sebagai fakta untuk bahan diskusi.
Ketiga, Pertemuan Balikan ( Feedback Conference ), peneliti dan guru
mengadakan diskusi untuk saling memberi informasi tentang pengalaman yang
dilaksanakan sebelum, selama dan sesudah proses pembelajaran. Pada
kegiatan ini peneliti juga memberikan berbagai masukan (intervensi)
sekaligus merencanakan tindakan untuk kegiatan pembelajaran yang akan
datang.
Ketiga langkah pelaksanaan supervisi dapat digambarkan dalam bentuk
siklus sebagai berikut :
PLANNING
CONFERENCE
FEEDBACK
CONFERENCE
OBSERVATION
CLASROOM
PTK lebih menekankan pada proses pengkajian praktis bukan penelitian
sesungguhnya (formal), lebih pada tehnis perbaikan yang dilakukan guru
ketika dalam proses pembelajaran dia menemukan permasalahan.
Sedangakn prosedur Penelitian Tindakan Kelas dapat digambarkan sebagai
berikut :
PLANNING
REFELCTIVE
SIKLUS
I
ACTION/OBSERVATION
RESIVED PLAN
PLANNING
REFELCTIVE
SIKLUS II
ACTION/OBSERVATION
RESIVED PLAN
PLANNING
REFELCTIVE
SIKLUS III
ACTION/OBSERVATION
( disadur dari Hopkins; 1993 )
Keempat fase siklus meliputi perencanaan ( planning), lakukan tindakan
( action ), amati (observation) dan tindak lanjut refleksi (
reflection). ( Tim Pelatih PGSM, 1999:7).
6. Langkah-Langkah Pelaksanaan PTK.
PTK merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur dari berbagai
kegiatan. Menurut Raka Joni ( 1998)) ada lima tahapan pelaksanaan
penelitian tindakan namun dalam kenyataannya tahapan itu merupakan
siklus kegiatan. Adapun tahap-tahap tersebut neliputi :
Pengembangan fokus masalah penelitian
Pengembangan fokus masalah penelitian ; guru merasakan adanya
ketidakpuasan atau hambatan dalam PBM, secara profesional guru harus
menyatakan secara jujur sisi kelemahan. Guru dituntut untuk merenung,
merefleksi, mengevaluasi diri, dalam praktek PBM di kelasnya. Sumber
kelemahan itu bisa timbul dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum
interaksi dan hasil pembelajaran. Jika telah dirasakan adanya hambatan
maka selanjutnya masalah itu diidentifikasi dengan mencoba bertanya pada
diri sendiri ( Hopkins,1993).
Misalnya :
Apa yang sedang terjadi sekarang ?
Apakah yang terjadi mengandung permasalahan ?
Apa yang bisa saya lakukan terhadapnya ?
Bila pertanyaan itu ada dalam pikiran guru maka dapat dilanjutkan dengan
mengembangkan pertanyaan , misalnya :
Saya akan memperbaiki ......................
Berapa orang yang merasa tidak senang tentang.......................
Saya dibingungkan oleh .............................
Saya memilih gagasan untuk mengujicobakan dalam kelas saya tentang
..........................................
Dengan pemilihan alternatif ini guru harus mencoba memilih topik yang
dianggap peting dan mudah dipecahkan. Bila mendapat kesulitan sebaiknya
minta bantuan pada Dosen LPTK, atau guru lain yang konsen dan komitmen
tinggi terhadap perbaikan. Jika guru telah memilih satu topik masalah
maka selanjutnya menganalisisnya. Apakah masalah itu penting, mendasar
untuk dipecahkan? Misalnya Guru merasa bingung mengapa sebagian besar
siswa kurang memberikan respon terhadap pertanyaan gurunya?
Coba renungkan
Apakah pertanyaan guru terlalu panjang ?
Pertanyaan terlalu luas ?
Pertanyaan terlalu sulit dan guru tidak memberikan tuntunan ?
Guru tidak memberikan waktu yang cukup untuk berfikir siswa memberikan
jawaban ?
Proses analisis masalah perlu dilakukan dengan hati yang jernih, hatihati dan
cermat sebab keberhasilan pada masalah analisis ini akan
menentukan keberhasilan keseluruhan proses pelaksanaan PTK. Kebingungan
guru menjadi fokus masalah dan terus dianalisa, selanjutnya adalah
dirumuskan. Rumusan itu dapat dijawab.
Apakah penyebab siswa kurang merespon : Siswa belum siap/tidak
memperhatikan, kelas ribut, pertanyaan guru tidak jelas, sulit.waktu
sedikit, tidak memberikan kesempatan lebih luas kepada beberapa siswa.
Guru kurang memiliki persiapan tentang pertanyaan itu, jam pelajaran
terakhir, media pelajaran tidak ada/kurang, dsb.
Untuk itu perlu pemecahan masalah : mencari beberapa alternatif pemecahan
masalah yang kiranya mudah dan aplikatif, dengan merumuskan bersama
siswa, guru bidang studi dan dosen LPTK.
b. Perencanaan tindakan
Maksudnya adalah memformulasikan tindakan yang tepat untuk mengatasi
masalah itu. Dalam PTK disebut hipotesis tindakan yaitu suatu perubahan
yang diduga bakal terjadi jika suatu tindakan dilakukan (Tim PGSM,
1999:31). Misalnya
Hipotesis :
Jika guru memberikan pertanyaan yang jelas maka makin banyak respon siswa
Jika guru memberikan waktu banyak maka respon siswa makin banyak
Jika Respon siswa banyak maka siswa lebih aktif
Harus diingat bawa hipotesis tindakan ini harus dapat diukur dampaknya
secara kuantitif maupun kualitatif
Setelah merumuskan hipotesis tindakan kemudian merencanakan pelaksanaan
tindakan yaitu membuat langkah-langkah sebagai berikut ;
membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah tindakan
yang akan dilakukan guru dan siswa
mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas,
seperti alat peraga
mempersiapkan cara mengobservasi hasil beserta alatnya
melakukan simulasi bersama untuk melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rencana.
Pelaksanaan tindakan dan observasi
Analisis dan refleksi
Perencanaan tindakan lanjutan
c. Subyek yang diteliti
Dalam hal menjelaskan subyek penelitian atau sumber informasi/data dalam
penelitian ini, perlu diketengahkan beberapa pendapat yang mendasari
cara-cara dalam menentukan subyek penelitian atau sumber data. Judith P.
Goetz dan Margaret D. Le Compte ( 1981:54-55) menyatakan “ The content of
theories determines which elements-elements, obyects, or people in the
empirical world constitute the researcher’s population or data sources”
Di sini jelas, bahwa elemen-elemen mana, obyek mana atau siapa-siapa yang
merupakan sumber data, tergantung pada isi teori atau konsep yang
digunakan. Selanjutnya Goetz dan LeCompte ( 1954:55) dalam bukunya “
Ethnography and Qualitative Design in Educational Research” menyatakan,
bahwa Whatever the population or populations are determinated to be,
their catagories must be discovered and refined into specific units of
analysis that facilitate data reduction and processing”.
Tentang siapa-siapa yang akan dijadikan subyek penelitian ditarik dan
dikembangkan berdasarkan “ purposive sampling” Bogdan dan Biklen,
1982:67); Goetz dan LeCompte, 1984:73; Lincoln dan Guba; 1985:40), yaitu
yang dipilih berdasarkan karakteristik-karakteristik tertentu yang
dimiliki sampel sesuai dengan tujuan penelitian. Lincon dan Guba (
1985:202) mengemukakan, bahwa “ Naturalistic sampling is, then, very
different from conventional sampling. It is based on informational, not
statistical considerations. Its purpose is to maximize information, not
facilitate generalization”. Oleh karena itu, menurut Lincoln dan Guba (
1985 ), dalam penelitian naturalistik spesipikasi sampel tidak dapat
ditentukan sebelumnya, sesuai dengan ciri-ciri sampel purposive, yaitu
(1) emergent sampling design, (2) Serial selection of sample units, (3)
Continuous adjusment or focusing of the sample (4) Selection to the point
of redundancy ( Lincoln dan Guba, 1985 : 201 - 202 )
Sejalan dengan pendapat di atas, penentuan sampel dalam penelitian ini
dilakukan sementara penelitian berlangsung. Caranya yaitu peneliti
memilih unit sampel tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data
yang diperlukan; selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang
diperlukan ; selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh
dari unit sampel sebelumnya itu, peneliti dapat menetapkan unit sampel
lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap.
Praktek semacam ini disebut “serial selection of sample units”( Lincoln
dan Guba , 1985 : 201 ) atau dinamakan “snowball sampling technique (
Biklen, 1982 : 67 ). Unit sampel yang dipilih semakin terarah pada fokus
penelitian dan proses seperti ini disebut sebagai “continuous adjusment
or focusing of the sample ( Bogdan dan Biklen, 1982 : 202 ). Selanjutnya
bahwa dalam sampel purposif besar jumlah sampel ditentukan oleh
pertimbangan informasi. Dalam hubungan ini S. Nasution ( 1988:32-33)
menjelaskan bahwa penentuan unit sampel (responden) dianggap telah
memadai apabila telah sampai pada taraf “redudancy” (ketuntasan atau
kejenuhan) ( Lincoln dan Guba, 1985 : 202 : Nasution,1988: 32 ), artinya
bahwa dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi
diperoleh tambahan informasi baru yang berarti.
d. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Jika semua telah dipersiapkan maka selanjutnya adalah melaksanakan
pada siklus, yang diikuti dengan kegiatan observasi dan
refleksi.Observasi adalah upaya mengamati dan mendokumentasikan hal-hal
yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dalam observasi hal-hal yang
harus diperhatikan adalah perencanaan bersama, fokus, penentuan kreteria,
keterampilan observasi, dan umpan balik. Sedangkan dalam melakukan
observasi ada tiga fase kegiatan, yaitu pertemuan perencanaan, observasi
kelas dan pembahasan umpan balik.
Pertemuan perencanaan menentukan observer (pengamat) dan observee
(yang diamati). Keduanya guru, harus menyamakan persepsi apa yan akan
diamati dan masalah/fokus yang akan diamati. Kriteria yang perlu
diperhatikan adalah rentang kategori terhadap munculnya indikator yang
diamati. Misalnya waktu dan respon siswa dalam menjawab pertanyaan guru.
Secara rinci sasaran observasi adalah :
apakah pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana
adakah tanda-tanda akan tercapai tujuan tindakan
Jika sudah ada maka pelaksanaan tindakan dapat diteruskan sesuai dengan
rencana
Apakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan yang telah direncanakan
Salah satu contoh Observasi Sistematik
Kelas
Aspek yang diobservasi
Ya
Tidak 1. Apakah ada kesempatan guru memberikan pertanyaan pada siswa
2. Apakah guru memperhatikan siswa pada waktu memberikan
pertanyaan ?
3. Apakah guru memberikan waktu sejenak untuk memberikan
jawaban siswa
Selain menggunakan daftar observasi, pengamatan dapat juga dilakukan
dengan menggunakan video, tape recorder, atau catatan siswa yang
kesemuanya bisa memberikan masukan tentang tindakan yang dilakukan di
kelas.
Sedangkan Umpan balik akan memberikan masukan yang baik apabila sesuai
dan bermanfaat. Jika umpan balik terburu-buru dan salah penafsiran maka
tidak baik.
e. Analisis dan Refleksi
Tindakan Ini adalah mengembangkan kemampuan berpikir, reflektif yaitu
kemampuan untuk mencermati kembali secara rinci semua yang telah
dilakukan, hasilnya reconnaissance. Reconnaissance merupakan upaya
mengenal kembali secara rinci, menjelajahi kembali agar mengenal lebih
rinci. Titik-titik rawan, yang dianggap belum terpecahkan, tergarap,
terlewat, terlupakan sehingga ada hambatan yang tidak tuntas. Dengan
demikian diperlukan tindakan lanjutan dengan membuat perencanaan baru,
membuat formulasi baru atau menjelaskan kegagalan implementasi. Dengan
cara reflektif diharapkan menghasilkan tindakan pengembangan dan
perubahan perbaikan ( Natawidjaja, 1977)
f. Perencanaan Tindakan Lanjutan
Hasil analisis dan refleksi akan memutuskan apakah tindakan yang telah
dilaksanakan telah dapat mengatasi masalah atau belum. Jika hasilnya
belum memuaskan atau belum terselesaikan, maka dilakukan tindakan
lanjutan memperbaiki tindakan ke 1 atau menyusun tindakan yang betulbetul baru
untuk mengatasi masalah yang ada ( revised action) dikarenakan
adanya gagasan baru yang berlangsung yang tidak sesuai lagi dengan
gagasan dasar yang dijadikan acuan pada saat menentukan fokus masalah.
Dengan demikin mungkin pula dilakukan perbaikan atau perubahan tentang
fokus masalah dan komponen lain dalam daur penelitian tindakan. Jika
masalah yang diteliti belum tuntas atau belum memuaskan, maka penelitian
tindakan harus dilanjutkan pada siklus ke 2 dengan prosedur yang sama
seperti pada siklus ke 1 yaitu ( perumusan masalah, perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, analisis-refleksi.). Jika
pada siklus ke 2 ini permasalahan belum memuaskan maka tidak perlu
dilanjutkan pada siklus ke- 3. Namun jika pada siklus ke masalahnya belum
terselesaikan maka perlu dilanjutkan dengan siklus ke 3 dan seterusnya.
g. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan dan analisis data akan dilakukan secara kualitatif,
mengkatagorikan dan mengklarifikasi berdasarkan analisis kaitan logisnya
kemudian ditafsirkan dalam konteks keseluruhan permasalahan penelitian.
Peneliti dalam kegiatan ini berusaha untuk memunculkan makna dari setiap
data yang diperoleh, sehingga data tidak bersifat deskriptif akan tetapi
dapat menyentuh dimensi transenden untuk mencapai derajat tertentu,
berfikir divergen yang kreatif walaupun mengandung spekulasi dan resiko
tertentu.
Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut :
Katagorisasi dan Kodifikasi. Pada tahap ini data yang telah terkumpul
ditulis dalam kartu data, kemudian diseleksi-dihimpun, dipilah-pilah
sesuai dengan karakteristiknya.
Reduksi Data. Pada tahap ini data yang terkumpul dari lapangan, setelah
dikatagorisasikan kemudian dikodifikasi lanjut dan dituangkan dalam
bentuk laporan.
Display dan Klasifikasi Data, bahwa untuk melihat gambaran data
keseluruhan atau bagian-bagian tertentu, maka dilakukan klasifikasi
Membuat kesimpulan dan verifikasi. Sebenarnya pada penelitian ini
pengambilan kesimpulan sudah dilakukan sejak awal tapi terus menerus
dikembangkan dan diverifikasikan selama penelitian berlangsung.
h. Tahap Validasi
Tahap validasi dilakukan melalui melalui teknik :
Saturasi ( Hopkins, 1993:111) atau penjenuhan. Becker dan Glesser serta
Straus menunjukkan proses yang sama. Becker mengacu pada pemeriksaan
frekuensi dan distribusi phenomena ( 1958:663) dan Glasser dan Straus
mengacu pada saturasi, yakni situasi dimana tidak ada data tambahan yang
ditemukan (untuk) membuat ranah dan katagori (1967:67). Ketika teknik
saturasi digunakan dalam situasi penelitian kelas menunjukkan, bahwa
hipotesis atau katagorisasi yang dihasilkan dari observasi diuji secara
berulang-ulang sehingga diperoleh tingkat kebenaran atau keyakinan yang
tinggi terhadap hasil suatu tindakan.
Member Check ( Nasution, 1988), yakni mencek kebenaran dan kesahihan data
temuan penelitian dengan mengkonfirmasikan kepada nara sumber/sumber
data. Dalam proses ini data atau informasi tentang seluruh pelaksanaan
tindakan yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan kebenarannya kepada guru
kelas melalui mendiskusikan kembali yang juga disaksikan oleh Kepala
Sekolah pada setiap akhir pelaksanaan tindakan dan pada akhir pelaksanaan
keseluruhan tindakan.
Audit Trail ( Nasution, 1988), yaitu mencek kebenaran hasil penelitian
beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan
hasil-hasil temuan bersama teman-teman sekelompok (peer group).
Expert opinion (Nasution, 1988), yaitu pengecekan terhadap temuan-temuan
penelitian kepada pakar yang professional di bidang ini, yakni Dosen
Pembimbing.
D. Kriteria Keberhasilan
Salah satu kriteria pengukuran keberhasilan kompetensi penulisan karya
ilmiah dan Penelitian Tindakan Kelas adalah para peserta pelatihan dapat
membuat perencanaan karya tulis, berupa proposal penelitian atau proposal
penelitian tindakan kelas, yang diharapkan nanti dapat diaplikasikan di
sekolah. Kriteria penulisan seperti telah dibahas dimuka mengandung
kaidah ilmiah seperti bobot kajian, masalah, fokus, analisis, tujuan,
metode yang dipilih, kerangka teori yang relevan dan langkah.langkah
penulisan yang sistematik.
E. Bentuk keberhasilan
Setiap peserta pelatihan diharuskan membuat karya tulis berupa proposal
penelitian atau penelitian tindakan kelas sesuai mata pelajaran yang
diminatinya atau diuampunya yang meliputi :
Merumuskan permasalahan
Alasan permasalahan tersebut dimunculkan
Memformulasikan permasalahan dalam judul penelitian
Tujuan dan manfaat Penelitian
Langkah-langkah pelaksanaan penelitian
Judul :
bebas ( berkisar pada kegiatan keseharian pengajaran di
sekolah )
Masalah
:
tergantung keinginan/motivasi peserta (terfokus,
teranalisis dan empirik
Semua karya tulis peserta dikumpulkan dan dinilai oleh para penilai (
intruktur masing-masing).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim ( 1993 ), Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kriditnya, Jakarta; Depdiknas.
Branson, J dan Miller D, (1999), Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research), Tim Kemitraan IKIP Bandung.
FX. Soedarsono, (1996/1997), Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), Dirjen Dikti, Depdikbud, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik
BP3GSD, UP3SD, UKMP-SD, Bagian Kedua, IKIP Yogyakarta.
Hopkins David, (1993). A Teacher’s Guide to Classroom Research,
Philadelphia,
Buckingham, Open University Press.
Noeng Muhajir, (1996/1997), Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), Dirjen Dikti, Depdikbud, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik BP3GSD,
UP3SD, UKMP-SD, Bagian Keempat, IKIP Yogyakarta.
Nurudin ( 2001 ). Menulis Artikel itu Gampang. Jogyakarta; Effhar &
Dahara Prize.
Kerlinger N Fred, (1973), Foundation of Behavioral Research,
Rinehart and
Winston Inc.
New York,
Koentjaraningrat, (1977), Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta
Gramedia.
Raka Joni, T, (1998), Penelitian Tindakan Kelas. Makalah dalam Penataran
Calon Pelatih Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.
Suyanto, (1996/1997), Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), Dirjen Dikti, Depdikbud, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik BP3GSD,
UP3SD, UKM-SD, Bagian Kesatu, IKIP Yogyakarta.
Tim Pelatih Proyek PGSM, (1999), Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom
Action
Research), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah
Menengah.
Zaenal Aqib ( 2006 ), Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Bandung,
Yrama Widya,
B.
Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Untuk memberikan gambaran, bahwa penyusunan proposal Penelitian Tindakan
kelas tersebut tidaklah sesulit yang dibayangkan, berikut ini dikutipkan
contoh proposal PTK yang pernah dikembangkan dan dilakukan oleh salah
seorang guru di Kota Bandung.
PENELITIAN PROSES PEMBIMBINGAN PPL
OLEH GURU PKN SD X BANDUNG
USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMBELAJARAN DAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
“GAYA MENGAJAR” OLEH GURU PKN
DI KELAS V SD X BANDUNG
Peneliti :
--------------------------------------------DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
SEKOLAH DASAR X
B A N D U N G
2 0 0 9
LEMBARAN INFORMASI
1. Judul Penelitian
:
Peningkatan Kemampuan Pembelajaran dan
keterampilan Mengadakan Variasi “ Gaya Mengajar” oleh Guru PKN di Kelas
V SD X Bandung
2. Bidang Ilmu
:
Pendidikan IPS ( PKN )
3. Katagori Penelitian :
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research)
4. Ketua Peneliti :
a. Nama Lengkap
:
b. Jenis Kelamin
:
Wanita/ Laki-laki
c. Golongan/Pangkat
:
III-D / Penata
d. Jabatan
:
Guru Dewasa Tingkat I
e. Institusi :
SD X Bandung
5. Lokasi Penelitian
:
SD X Bandung
6. Lama Penelitian
:
3 (tiga ) bulan
7. Biaya Penelitian
:
Rp. 1.000.000 ( Satu juta rupiah)
8. Sumber Dana
:
DIP Sekolah
Mengetahui
Kepala SD X Bandung
Bandung,
------------------------------------------------NIP.
NIP.
A.
Desember 2009
Ketua Peneliti,
---------------Masalah yang dihadapi
Pemerintah bertekad untuk meningkatkan kualitas pendidikan mulai
dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Salah satu komponen
penting yang menentukan kualitas pendidikan dasar dan menengah adalah
guru, karena peran guru dalam proses belajar mengajar adalah sangat
sentral.
Salah satu masalah utama yang dihadapi dunia pendidikan di
Indonesia pada saat ini adalah peningkatan kualitas guru. Kualitas guru
salah satunya ditentukan oleh kemampuan mereka di dalam mengajar.
Kemampuan mengajar merupakan pekerjaan profesional yang membutuhkan
pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu, seorang guru perlu menguasai
berbagai kemampuan mengajar. Semua kemampuan tersebut perlu
diintegrasikan menjadi suatu wawasan yang utuh ketika seorang guru
mengajar di kelas.
Pada umumnya guru pamong sudah cukup mempunyai bekal penguasaan
terhadap bidang ilmunya, tetapi masih kurang terampil dalam menyampaikan
materi bidang tersebut kepada siswa. Masalah tersebut bukan hanya dialami
oleh guru pamong, tetapi juga oleh mahasiswa praktikan dan bahkan guru
lainnya.
Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skills), yaitu
keterampilan yang bersifat generic yang harus dikuasai oleh seorang guru,
terlepas dari tingkat kelas dan bidang studi yang diajarkan.
Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang komplek
pula, yang pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai
keterampilan yang jumlahnya sangat banyak. Diantara keterampilan yang
sangat banyak tersebut, menurut Dr. I.G.A.K. Wardani, M.Sc.Ed. dalam
bukunya PEKERTI terntang Teori Belajar, Motivasi dan Keterampilan
Mengajar (PAU untuk Peningkatan dan Pengembangan Instruksional DIKTI, 79)
terdapat 8 (delapan) Keterampilan Dasar Mengajar yang dianggap sangat
berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan menurut hasil penelitian Turney (1973), dalam bukunya
Sydney Micro Skills, series 1, 2, 3, 4, dan 5 mengelompokkan 9
(sembilan) keterampilan Dasar Mengajar, yaitu :Questioning;Classroom
Management and Dicipline; Variabilition / Vorying the Stimulus;
Reinforcement ; Explaning / Exposition; Set Induction / Introductory
Procedures; Small Group Teaching; Development thingking dan
Individualizing teaching
Penulis lebih cenderung kepada penyederhanaan “Keterampilan Dasar
Mengajar” pendapat I.G.A.K. Wardani, sebab disesuaikan dengan
permasalahan yang sering muncul dalam proses belajar mengajar disekolahsekolah.
Kedelapan Keterampilan Dasar Mengajar itu ialah : Keterampilam
Membuka dan Menutup Pelajaran;Keterampilan Bertanya;Keterampilan
Memberikan Penguatan; Keterampilan Mengadakan Variasi;Keterampilan
Menjelaskan; Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil;Keterampilan
Mengelola Kelas dan Keterampilam Menutup Pelajaran
Berdasarkan pengelompokkan delapan Keterampilan Dasar Mengajar
tersebut, yang dirasakan masih dipermasalahkan karena belum dipahami
betul yaitu tentang : “Keterampilan Mengadakan Variasi “.Keterampilan
tersebut menjadi masalah /kendala bagi kami baik selaku guru biasa maupun
selaku “guru pamong” pada waktu membimbing para praktikan dari UPI Bandung saat
melaksanakan PPL.
Berdasarkan keluhan dari siswa saat mengikuti mata pelajaran PKn di
kelas ke dalam utama yang dirasakan dalam mengikuti proses pembelajaran
PKn di kelas adalah terlalu monotonnya pelaksanaan proses pembelajaran di
kelas, yaitu terutama dalam penggunaan metode dan media serta evaluasi
pembelajaran, di mana menurut siswa metode yang dominan digunakan hanya
ceramah dan Tanya jawab, sedangkan medianya hanya meliputi papan tulis
dan kapur. Sementara pelaksanaan penilaian hanya konvensional saja, yaitu
mengandalkan pada ulangan tertulis.
Oleh karena itu demi memdorong siswa yang kurang termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran PKn di kelas, kami bersama-sama dengan dosen dari
UPI dan melibatkan siswa melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas akan
berupaya untuk merencang rencana pembelajaran dan sekaligus menerapkannya
di kelas melalui berbagai variasi dengan teknik gaya mengajar : Gerak
Guru ( Teacher movement); Isyarat Guru ( Teacher gesture); Suara Guru (
Teacher voice); Kebisuan Guru ( Teacher silence); Gaya Interaksi (
Interaction styles); Kontak pandang dan gerak ( Eye contact and movement
); Pemusatan perhatian murid (Focusing); Pengalihan Penggunaan Indera
(Switching sensory channels ) ; Mengubah Proses dan Membuat kesenyapan.
Seperti yang kami rasakan
sendiri bahkan oleh teman guru PKn
lainnya, bahwa Kurikulum PKn tahun 1994 persekolahan materinya terlalu
padat dan banyak pokok bahasannya yang duplikasi. Dengan demikian hal ini
dapat membosankan siswa
Masalah-masalah lain yang dihadapi yang kami hadapi dalam rangka
pelaksanaan proses pembelajaran PKn, diantaranya :
PKn dalam Strategi Pembelajaran (PBM) terbatas pada penggunaan metoda
ceramah dan tanya jawab
Kelemahan umum dalam peningkatan mutu pendidikan terbatas pada proses
pembelajaran mata pelajaran PKn yang selama ini masih terpengaruh oleh
proses indoktrinasi
Pembelajaran PKn memerlukan keterlibatan siswa secara aktif dalam
pengembangan berfikir kritis
Keterampilan Menggunakan Variasi merupakan model pembelajaran yang
direkomendasikan dalam PKN (Civics Education) diberbagai negara dan
terbukti efektif untuk peningkatan mutu/motivasi belajar
Dilapangan menunjukkan bahwa model ini belum banyak dilaksanakan sehingga
baik guru atau siswa masih dihadapkan pada berbagai kesulitan untuk itu
diperlukan : Penelitian Tindakan Kelas.
B. Cara Pemecahan Masalah
Masalah yang berkaitan dengan rendahnya motivasi dan mutu
pembelajaran siswa dalam mengikuti pembelajaran mata pelajaran PKn di
kelas V B SD X Bandung menurut gagasan guru yang bersangkutan akan
dipecahkan melalui :
Mengadakan kolaborasi dengan dosen dan rekan sejawat (guru mitra) dalam
mengembangkan persiapan mengajar
Mengadakan kolaborasi dengan dosen dan rekan sejawat untuk menyeleksi dan
menganalisis materi dalam Standar Isi PKn 2006, sehingga akan didapat
klasifikasi:
a. Materi yang harus mendapatkan tekanan/bobot untuk dijelaskan secara
rinci dikelas
b. Materi yang dibahas/dijelaskan secara sepintas saja
c. Materi yang bias ditugaskan kepada siswa untuk mempelajarinya
Mengadakan kolaborasi dengan dosen dan teman sejawat untuk menentukan dan
memilih keterampilan mana yang paling cocok untuk pembelajaran dikelas
Mengadakan kolaborasi dengan dosen dan teman sejawat untuk menciptakan
kelas agar siswa termotivasi/tertarik untuk belajar, melalui penentuan
dan penyeleksian materi, metode/keterampilan, media dan pola evaluasi
sesuai dengan kebutuhan siswa
C. Hasil yang diharapkan
Meningkatkan mutu/motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn,
sehingga dapat menghilangkan kesan bahwa mata pelajaran PKn adalah mata
pelajaran yang membosankan/monoton. Kegunaan manfaat PTK ini
Bagi guru : sedikit demi sedikit dapat meningkatkan kualitas keterampilan
mengajar khususnya Keterampilan Menggunakan varisi gaya mengajar yang
tidak membosankan siswa
Bagi siswa, lama-kelamaan tertarik, mengerti dan melaksanakan misi
pelajaran PKn
Bagi Dosen atau guru mitra : setelah melakukan PTK dan bekerja sama
dengan guru dilapangan, maka akan mengetahui permasalahan-permasalahan
yang ada dilapangan terutama dalam pembelajaran PKn, serta respon siswa
terhadap mata pelajaran tersebut, maka dengan demikian Dosen/guru mitra
akan lebih siap dan hati-hati dalam memberikan perkuliahan/proses
pembelajaran di kelas.
D.
Prosedur Kerja dalam PTK
Langkah-langkah pelaksanaan PTK, dilakukan 3 atau lebih siklus, hal ini
sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, yaitu :
Pertama : Diadakan perencanaan bersama (PLANNING CONFERENCE).
antara guru kelas dan peneliti (Dosen/guru mitra )
Kedua
: Obsservasi kelas (CLASSROOM OBSERVATION)
Ketiga
: Pertemuan Balikan (Feedbacj Conference) Peneliti/Dosen
dan Guru, diskusi saling memberikan informasi dan merencanakan tindakan
yang akan datang.
Ketiga siklus pelaksanaan supervisi dapat digambarkan dalam bentuk siklus
sbb:
PLANNING
CONFERENCE
FEEDBACK
CONFERENCE
OBSERVATION
CLASROOM
Jadi siklus-siklus dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini secara
lengkap dapat digambarkan sebagai berikut : (ADAPTASI MODEL RAKA DJONI ).
SIKLUS SELANJUTNYA
2.
Prosedur Pengolahan dan Analisis data
Analisis data dalam pelaksanaan penelitian kualitatif telah dilakukan
sepanjang penelitian berlangsung, dalam arti sejak pengumpulan informasi
dilakukan, maka sejak itulah analisis terhadap data yang ditemukan
dilakukan pula. Data atau informasi dari lapangan yang diperoleh melalui
wawancara ataupun observasi atau studi dokumentasi dideskripsikan
kemudian diseleksi pada ha-hal yang bersifat urgen untuk ditayangkan ke
dalam bentuk bagan atau tabel catatan lapangan (terlampir)
Tahapan Kegiatan Penelitian
Tahap diagnostik di mana permasalahan diidentifikasikan, data
dikumpulkan, masalah dirumuskan dan dianalisis lebih lanjut, serta
hipotesis tindakan diformulasikan.
Tahap terapeutik, di mana upaya perbaikan dirancang, dilaksanakan, dan
dimonitor dengan seksama.
Tahap diagnostik ulang, di mana hasil perbaikan dievaluasi, hipotesis
tindakan diverikasi, dan masalah yang masih belum terselesaikan
dispesifikasi dan diteliti lagi sebab/latar belakangnya, serta hipotesis
tindakan dirumuskan kembali berdasarkan hasil diagnostik ulang itu.
Terapi ulang, di mana perbaikan ulang dirancang, dilaksanakan, dan
dimonitor lagi dengan seksama.
Tahap Validasi,melalui :
Saturasi
Member-Check
Audit trail
4) Expert Opinion
f. Tahap Interpretasi
E. Lokasi (Sekolah) Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas V yang siswanya berjumlah 45 orang, yaitu
21 orang laki-laki dan 24 orang siswa perempuan SD X Bandung dengan
melibatkan guru mitra dan mahasiswa praktikan.
Adapun faktor-faktor yang diteliti adalah sebagai berikut :
Faktor Guru itu sendiri, yaitu melihat dan mencermati bagaimana cara guru
PKn dalam membuat perencanaan dan melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan keterampilan variasi gaya mengajar , yaitu melalui kolaborasi
dengan dosen / guru mitra sebagai mitra ( self evaluation ).
Mahasiswa Praktikan, yaitu dengan melihat bagaimana apakah hasil
bimbingan dapat menerap atau tidak.
Faktor Siswa, yaitu melihat motivasi siswa kelas V yang berjumlah 45
orang, yaitu 21 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan dalam belajar PKn.
Personalia Tim Peneliti
Ketua Peneliti
Nama
:
Golongan / NIP
Pangkat / Jabatan
Bidang Studi
Lembaga
: III-D /
: Penata / Guru Dewasa Tingkat I
: PKn
: SD X Bandung
Waktu Penelitian
: 15 jam / minggu
Anggota Peneliti II
a. Nama
b. Golongan / NIP
c. Jabatan / Pangkat
d. Unit Kerja
e. Waktu Penelitian
:
: IV-E /
: Lektor / Pembina Utama Muda
: UPI
: 15 jam/minggu
Adapun rincian tugas dari tim peneliti adalah sebagai berikut :
NO
NAMA TIM PENELITI
TUGAS
JAM KERJA
1.
2.
-------------------------Ketua Peneliti / Guru PKn
--------------------------- Dosen UPI
1.Bersama-sama dosen dan guru mitra serta mahasiswa praktikan mendisain
dan membuat proposal
2.Bersama-sama dengan dosen, guru mitra dan mahasiswa praktikan membuat
scenario pembelajaran
3.Bersama-sama dengan dosen dan guru mitra serta mahasiswa praktikan
melaksanakan kegiatan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
4.Bersama-sama dengan dosen dan guru mitra serta mahasiswa praktikan
melaksanakan diskusi balikan dan refleksi tindakan.
5. Bersama-sama dengan dosen dan guru mitra serta mahasiswa praktikan
untuk mengadakan se minar hasil penelitian tindakan
6. Bersama-sama dengan dosen dan guru mitra dan mahasiswa praktikan
menyusun laporan hasil penelitian
1.Bersama-sama guru peneliti dan guru mitra dan mahasiswa praktik an
mendisain dan membuat proposal
2.Bersama-sama dengan guru peneli ti, guru mitra dan mahasiswa prak tikan
membuat scenario pembelaja ran
3.Bersama-sama dengan guru pene liti, guru mitra dan mahasiswa praktikan
melaksanakan kegiatan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
4.Bersama-sama dengan guru pene liti, guru mitra dan mahasiswa praktikan
melaksanakan diskusi balikan dan refleksi tindakan.
Bersama-sama dengan guru pene liti, guru mitra dan mahasiswa praktikan
mengadakan seminar hasil penelitian
Bersama-sama dengan guru peneliti, guru mitra dan praktikan menyusun
laporan hasil penelitian
15/jam per minggu
15/jam per minggu
G. JADWAL KEGIATAN
NO
KEGIATAN
BULAN KE :
1
2
1.
Pelaksanaan Siklus I
a. Pelaksanaan Tindakan Session 1
b. Pelaksanaan Tindakan Session 2
c. Pelaksanaan Tindakan Session 3
2.
Penggandaan dan Pengiriman Laporan Akhir
DAFTAR PUSTAKA
3
Anonim ( 1993 ), Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kriditnya, Jakarta; Depdiknas.
Branson, J dan Miller D, (1999), Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research), Tim Kemitraan IKIP Bandung.
Nurudin ( 2001 ). Menulis Artikel itu Gampang. Jogyakarta; Effhar &
Dahara Prize.
Kerlinger N Fred, (1973), Foundation of Behavioral Research, New York,
Rinehart and
Winston Inc.
Koentjaraningrat, (1977), Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta
Gramedia
Raka Joni, T, (1998), Penelitian Tindakan Kelas. Makalah dalam Penataran
Calon Pelatih Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.
Tim UPI Bandung, (2001), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung, IKIP
Bandung
PERMASALAHAN
PELAKSANAAN TINDAKAN,1,2,3 DST.
OBSERVASI 1,2,3 DST.
ALTERNATIF
PEMECAHAN (RENCANA TINDAKAN )
TERSELESAIKAN
REFLEKSI
ANALISIS DATA
PELAKSANAAN TINDAKAN 1,2,3 DST.
OBSERVASI 1,2,3 DST.
ALTERNATIF PEMECAHAN
BELUM TERSELESAIKAN
TERSELESAIKAN
(RENCANA TINDAKAN)
ANALISIS DATA
REFLEKSI
BELUM TERSELESAIKAN
Older Professions
Newer Professions
Emergent Professions
Semiprofessions
Occupations that lay unrecognized claim to professional status
Professions Boundary based upon Characteristics
Gambar 1
Levels of Professions
WORKERS OF THE WORLD
CLERICAL
AND SALES
WORKERS
MANAGERIAL WORKERS
MANUAL
WORKERS
MECHANICAL WORKERS
OUT-OF-DOOR WORKERS
PROFESSIONAL AND SEMI-PROFESSIONAL WORKERS
SERVICES
WORKERS
TECHNICAL WORKERS
PERSUASIVE
PERSUASIVE
FOREMAN
PERSONNEL WORKERS
OBSERVATIONAL
MANIPULATING
FISHERY
FORESTRY
LITERACY
MUSICAL
SOCIAL SERVICE
TEACHING
CHILD GAME
PERSONAL SERVICE
SCIENTIFIC
COMMUNICATION AND TRANSPORTATION
CRAFTSMEN
COMPUTATIONAL
GENERAL CLARICAL
BUSINESS AND INDUSTRIAL SUPERVISORS
ELEMENTAL
AGRICULTURAL
ARTISTIC
ENTERTAINMENT
HEALTH
LEGAL
FOOD PREPARATION
ENGINEERING
DESIGNING
MACHINE TRADES WORKERS
Gambar 2
A Functional Occupational, Structure of Workers of The World
A
B
C
D
E
F
Gambar 3
Model Struktural Perangkat Komponen Suatu Kompetensi
KODE ETIK GURU INDONESIA
Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa, dan Negara serta kemanusiaan pada
umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada UUD 1945,
turut bertanggungjawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu, Guru Indonesia,
terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar
sebagai berikut:
Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar mengajar.
Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk mebina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan.
Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan meningkatkan mutu
dan martabat profesinya.
Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial.
Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
Guru melaksanakan segala kebijaksanaan Pemerintah dalam bidang
pendidikan.
Sumber: AD/ART PGRI (1994)
IKRAR GURU INDONESIA
Kami Guru Indonesia, adalah insan pendidik Bangsa yang beriman dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kami Guru Indonesia, adalah pengemban dan pelaksana cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Pembela dan pengamal Pancasila yang setia pada UUD
1945.
Kami guru Indonesia, bertekad bulat mewujudkan tujuan nasional dalam
mencerdaskan kehidupan Bangsa.
Kami Guru Indonesia, bersatu dalam wadah organisasi perjuangan Persatuan
Guru Republik Indonesia, membina persatuan dan kesatuan Bangsa yang
berwatak kekeluargaan.
Kami Guru Indonesia, menjungjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia sebagai
pedoman tingkah laku profesi dalam pengabdian terhadap Bangsa, Negara,
serta kemanusiaan.
Sumber: AD/ART PGRI (1994)
>
¬
?
H
Û
ä
þ
òâòâÕâȳȦȦȦ™‰|n|^N>
hR s 5 •CJ aJ mH
I
#
h;%
Y
^
_
8
O
hR s 5 •CJ
d
„
‡
«
aJ mH sH h;%
sH
h;% hR s 5 •CJ aJ mH sH
j
hR s U mH nH u
hR s 5 •CJ
aJ mH sH
h;% hR s 5 •CJ( aJ( mH sH
hR s 5 •CJ( aJ( mH sH
håcœ 5 •CJ( aJ( mH
sH ) j
h8 b 5 •CJ( U aJ( mH nH sH
u
h8 b 5 •CJ( aJ( mH sH
håcœ 5 •CJ$ aJ$ mH sH h8 b h8 b 5 •CJ$ aJ$ mH sH
h8 b 5 •CJ$ aJ$ mH sH
#
?
Y
Z
[
\
]
^
`
a
b
c
d
j
u
„
…
†
‡
ˆ
¬
µ
Ö
Û
ä
÷
÷
÷
÷
÷
÷
÷
÷
÷
÷
ì
ì
ì
ì
ì
ä
ä
ì
ì
ì
ì
ä
ä
ä
ä
ì
$ a$ gdåcœ
$ dh
a$ gdR s
$ a$ gd8 b
B
èýý
O
•
ô
P
Q
R
ô
ô
ô
Q
j
V
ô
ô
T
ô
ô
V
ô
ô
}
ÿ
8
ƒ
ô
ô
ô
þ
ô
ì
ô
R
|
ô
ì
O
w
ô
ì
ô
$ a$ gdR s
dh
a$ gdR s
U
ô
ô
ô
$
T
ô
ô
ô
S
ä
#
}
•
ž
±
…
‘
å
ê
G
V
W
]
#
×
ö
b
c
¡
¢
x
sH
¼
µ
ïâïÕÉÕÀµ©µ©µ©µ’‰’’’’’vkcX
hÖ6²
hR s mH
hR s mH
sH
sH
hÖ6²
hR s mH
sH
hÖ6²
hR s mH
hR s mH
sH
hR s 6 •mH
sH
h A- hR s mH
sH
hSW© hR s 6 •mH
sH
hp7± hR s 6 •mH
sH
hp7± hR s mH
sH
hR s 5 •mH
sH
h¡À hR s 5 •mH sH
hR s 5 •CJ aJ mH
mH sH
h;% hR s 5 •CJ aJ mH sH
!•
sH
ž
hR s 5 •CJ
±
¢
aJ
x
‹!
ç
¼#
à$
•
Í%
Ë
Ë
ª
„
z&
Ë
W
’(
qô
‚
¨
Þ
Ë
Ë
À
ª
•
Ë
Þ
ª
Ë
Ë
Ë
Ë
ª
ª
&
F5
Æ Ð
„ì dh
^„ì a$ gdåcœ
$ dh
a$ gdR s
$ „v „Ð dh
^„v `„Ð a$ gdR s
$
&
FQ
Æ Ð
„v dh
^„v a$ gdåcœ
$ dh
a$ gdR s
"
,
€
•
Ð
Õ
;
D
i
|
¬
¶
Ç
Ï
•- ‹- ×_ e m u | ~ ´ Ò ê ‚
¨
¸
¿
>! @! ‹! øíøâ×í×í×Ë×í×Ë×í×À¸¯£¸£¸˜˜…yqíqf[
h7D% hR s mH
sH
h A- hR s mH
sH
$
hR s mH
sH
hôk< hR s 5 •mH
sH
hp7± hR s mH sH
hR s mH
sH
sH
h4dq
hR s mH
sH
h4dq
hR s 6 •mH
sH
hR s 6 •mH
hR s mH
mH sH
sH
hÖ6²
hôk< hR s mH
hR s mH sH
sH
hp7± hR s 6 •mH
h- œ hR s mH sH
sH
hp7±
hR s
hR s mH sH "‹! ’! “! Ï! Ø! ># Q# T# »# ¼# Ç# È# Ð# ‰$ à$
ï$ Í% Ü% z& Š& Œ' ¤' .( 7( <( H( ¤( ¨( €) ‰) Š) £) â)
ì) !, ., óçÜóÜóÜÔɽ²§²Ô›Ô›Ô›Ô›Ô›Ô›ÔÔ…}…}r}f
hÊy‡ hR s 5 •mH
sH
h- œ hR s mH sH
hR s mH
sH
h•U7
hR s mH
sH
h•%Ü hR s mH sH
sH
h A- hR s mH
h4dq
hR s 6 •mH
sH
h•%Ü
hR s mH
sH
h4dq
hR s 6 •mH
sH
hgAæ
hR s mH
sH
hR s mH sH
hp7±
sH
hp7± hR s 5 •mH
sH
hp7± hR s 6 •mH
sH
#’( “( €) Ø* ,
•/ ‘/ Ó/ F1 ó
Õ
Š
~
$ „V ^„V a$ gdR s
hR s mH
,
!,
¿
7,
à
û,
ü,
&à
à
™
à
¯
Š
Õ
™
$
&
F7
Æ Ð
&
FQ
Æ Ð
$
$
„ì
„ì
dh
dh
^„ì a$ gdR s
^„ì a$ gdåcœ
„v dh
^„v a$ gdåcœ
dh
a$ gdR s
$ „v
„„ ^„„ a$ gdR s
$
$
„Ð
„òÿ „Ð ^„òÿ`„Ð a$ gdR s
dh
^„v `„Ð a$ gdR s
$
.,
7, ü, &‘/ ¢/ ®/ Ó/ á/ å/ F1 G1 X1 c1 m1 s1 }1 é1 ï1 ä3 ì3
J4 R4 [4
5 35 75 ¢6 ª6
7 $7 (7 ¼7 ”9 a: ’< Ð< ? Œ? šE ¤E »E ÝE ’J “J 'K óëßë×Ë×Ǽǵ-Ë-ǼǥǕ˕–¼–Ç–
ǝǝǎǎdžǝǝǝǵ
ñ3
h%m
hR s
h±A&
hR s 6 
h lŸ
hR s 6 •
h
Nø
hR s
h® S
hR s 6 •
hÚ>3
hR s 6 •
h
Nø
hR s 6 •
hŒ4
hR s
h•%Ü hR s mH
s 6 • h%m
hR s 6 •mH
sH
sH
hR s
h•%Ü
hR s 6 •mH
sH
h%m
hR
hR s mH sH
hŒ]¡ hR s 5 •mH sH
¼7 “9 ”9 a: ‘< ’< Ð< -? ? Œ? øA ùA ©B ó
Ý
Î
ó
Ý
Ý
Î
ó
Ý
Î
Ã
$ „v „Ð dh
^„v `„Ð a$ gdR s
$ dh
a$ gdR s
.F1
G1
m1
ã3
Î
ä3
J4
'7
(7
ó
Î
Ý
Î
°
Ý
ó
ó
$ „ì dh
^„ì a$ gdR s
&
F7
Æ Ð
„ì dh
^„ì a$ gdåcœ
$ „V ^„V a$ gdR s
©B C
K éK ZL ‘L \M ÁM ðN VO
é
é
Ê
´
´
´
´
&
F6
Æ V
$
&
F8
Æ Ð
$T
V é
›
„ì dh
^„ì a$ gdåcœ
„îÿ^„îÿa$ gdR s
$
$
,E
¹O
žF
øO
é
„ì
dh
^„ì a$ gdåcœ
&
FQ
Æ Ð
„v
dh
^„v a$ gdåcœ
ÆH
é
ÑI
´
$
$
„v
„v
’J
“J
é
'K
Ý
´
„Ð
8Q
–
é
é
´
$
„ì dh
^„ì a$ gdåcœ
cP âP
žT ãT BU CU lU
é
é
›
›
›
›
›
$
&
F9
Æ V
ÑG
cP
´
dh
^„v `„Ð a$ gdR s
‘Q
’Q
¨Q
Ú
R
´
uR
"S
žS
Ä
›
Ú
dh
ðS
±
›
Ä
„Ð
´
´
±
^„v `„Ð a$ gdR s
$
$
&
F6
Æ V
§R
V
W
+W
„îÿ dh
^„îÿa$ gdR s
$
„ì dh
^„ì a$ gdåcœ
'K 8Q •Q ’Q ¨Q
ÆR žS ¦S üS
T +T 5T žT ©T ³T ãT
U
U BU CU MU PU lU ×U
=W
pW
ÉY
ºQ
ÀQ
øíøáíÚíøíøíøíÏÇÏÇÏǼϼ±¥±Ç™™±‚wldlÇ
šR
ŸR
¢R
£R
hR s mH
sH
h® S hR s mH
sH
hA C hR s mH sH
Mþ hR s 5 •mH sH
hR s mH
sH
h Mþ hR s mH
hÊ4D hR s 6 •mH
sH
sH
hÊy‡ hR s 5 •mH
h A- hR s mH sH
sH
h
h4ZÂ
hR s mH
sH
h®/®
hR s mH
sH
h- œ
hR s
h Mþ
hR s 5 •mH
sH
h AhR s mH
sH
hR s mH sH $
iV ÇV pW •W ÚW UX ›X àX
Y TY ŸY
Y ÉY öY ®[ é
é
Ö
À
À
À
À
À
À
À
À
´
Ö
ž
‹
$ „ì „ô
dh
^„ì `„ô a$ gdR s
$
&
F<
Æ Ð
„ì dh
^„ì a$ gdåcœ
$ „îÿ^„îÿa$ gdR s
$
&
F;
Æ Ð
„ì dh
^„ì a$ gdåcœ
$ „v „Ð dh
^„v `„Ð a$ gdR s
$
V
&
F:
Æ Ð
`
„ì
dh
^„ì a$ gdåcœ
ÉY
öY
¯[
ì[
±]
º]
Ë]
Ó]
È_
T` x` ™a ¬a
b
b ©i $j šo ào ^q sq £q at ‘t ¾}
o• ò„ ó„ ô„ ÿ„
… -… ž‡ Ÿ‡
‡ ¯‡ Ÿˆ °ˆ ň Öˆ
‰
9‰ —‰ Õ‰ óëóëóëóëóëóëóëßëóëóëóëÖóëóëóëóë˹¹¢šŒ¢š€š€š€š€š€
“ hR s 6 •mH
sH
j
hR s U mH nH u
Ï_
`
~ $•
‰ *‰
hµ
hR s mH
sH
h•3r
sH
hT ^
sH
hR s 5
sH
hR s 5
•mH sH
hR s mH
hR s 5 •mH
•mH
•mH
sH
hA C
hR s mH
sH
hR s 6 •mH
sH
hÊ4D
hR s 6
hR s mH sH
h® S hR s 6 •mH sH
2®[ ¯[ ì[
^ ¥c Ye -g +h
¨i ©i $j -l ™o šo ào ]q ^q £q `t at ‘t Ñu ï
Ù
Æ
Æ
Æ
Æ
Æ
Æ
¶
Ù
Æ
Æ
¶
Ù
Æ
¶
Ù
Æ
¶
Ù
Æ
$ „z „Ð ^„z `„Ð a$ gdR s
$ „ì „ô dh
^„ì `„ô a$ gdR s
$
&
F<
Æ Ð
„ì dh
^„ì a$ gdåcœ
$ „V „ô ^„V `„ô a$ gdR s
Ñu •w Üx
W{ ½} ¾}
~ Ö~ #• $• o• ó„ ô„ õ„ ö„ ÷„ ø„ ÿ„
… -… ì
ì
ì
ì
Ü
Æ
ì
ì
Ü
Æ
ì
»
»
»
»
»
°
°
»
$ dà
a$ gdR s
$ dh
a$ gdR s
$
&
F<
Æ Ð
„ì dh
^„ì a$ gdåcœ
$ „z „Ð ^„z `„Ð a$ gdR s
$ „ì
„ô dh
^„ì `„ô a$ gdR s
-… Ÿ‡ ¡‡ ¢‡ £‡ ¤‡ ¥‡ ¦‡ §‡ ¨‡ ©‡ ª
‡ «‡ ¬‡ ‡ ®‡ ¯‡ °‡ ±‡ ²‡ ؉ :• b• c• d• e• f• g• h• ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
$
„Ð
dh
`„Ð a$ gdR s
Õ‰
Œ
üŒ
j•
k•
֥
ü•
‘
‘
‘
‘ !‘ )‘ /‘ 7‘ =‘ D‘ J‘ X‘ b‘ j‘ •‘ ‰‘ Ï
,¡ 4¡ A¡ þ¡ \¢ f¢ »¢ Ñ¢
£
£ 4£ ;£ ‹£ øíå×åËåËåËåËåËåËåËå½åË屨œø¨‘†‘{†{sososo
hR s
h
E… hR s 6  h€  hR s mH
sH
h- œ hR s mH sH
h W~ hR s mH
sH
h
Ñ
ê
¡
¡
M
hR s
sH
hR s
sH
hmFs
“ hR s
“ hR s
5 •mH
5 •mH
hR s 5 •mH sH
5 •6 •mH sH
6 •mH sH
j
hµ
hµ
hR s U
mH
nH
u
hR s mH
sH
h–6`
hR s mH
sH
hR s mH
sH
(h• i• j• l• m• n• o• p• q• r•
{• |• }• ~• •• €• •• ‚• ƒ• ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
$
dh
a$ gdR s
s•
t•
u•
å
v•
ð
w•
x•
å
y•
ð
ð
ð
ð
ð
ð
z•
ð
ð
ð
$
„Ð dh
`„Ð a$ gdR s
ƒ• „• …• †• ‡• ˆ• J“ 2”
— ä™
• OŸ Ð
Ñ
Ò
Ó
Ô
Õ
Ö
×
Ø
Ù
Ú
Û
Ü
Ý
Þ
ð
ð
ð
ð
ð
å
ð
ð
ð
ð
ð
å
å
å
å
å
å
å
å
å
å
å
å
å
å
å
$ dh
a$ gdR s
$ „Ð
Ñ¢ u£
ª
&
F8
Æ $
dh
`„Ð a$ gdR s
¤ N¤ ô
é
é
›
…
$
„b
dh
^„b a$ gdåcœ
Þ
ô
ß
à
á
ô
Ó
â
ê
¡
,¡
ô
À
…
¡
À
þ¡
Ȣ
é
$
&
F8
Æ
&
F;
Æ
„ì
„ì
dh
dh
^„ì a$ gdR s
^„ì a$ gdåcœ
$
$
„v
„Ð
dh
^„v `„Ð a$ gdR s
$
„v
$
$
dh
dh
dh
^„v a$ gdåcœ
a$ gdR s
a$ gdR s
‹£
£ O¤ •¤ ˜§ ï§ ‘© xª Ϊ X« ñ- ÷- e° ç°
± "± ´¶ µ¶ º
¶ ¾¶ $·
¸ G¹ H¹ a¹ b¹ p¹ w¹ ð¹ ¸» ¹» L½ Q½ ÷óëóëóäóÙÑÊÑ¿Ñ
³Ñ¿§Ÿ§”Ñ‹‹tit^i^S
hÆg÷ hR s mH
sH
h
sH
W~
hR s mH
h- œ
hR s mH
sH
h
M
hR s mH
sH
hÑd hR s 5 •mH
sH
hR s 5 •mH
sH
hu5× hR s mH
sH
E…
h®/® hR s 6 •
hR s 6 •mH
h
sH
h"nG
hR s 6 •mH
sH
h› È
hR s mH
sH
h`6=
hR s
hR s mH
sH
hÁ)>
hR s mH
sH
hÁ)> hR s
h
E… hR s 6 • hR s
h•|î hR s 6 •
N¤ O¤ •¤ à¤
¥ I¥ ö¥ ˆ¦ æ¦ § a§
§ ˜§ ï§ ‘© Ϊ X« ’¬ ó
Ý
¸
¸
Î
¢
“
Ý
¸
¸
—
Î
¢
¸
¢
Î
¢
Î
$
&
F>
Æ $
&
F8
Æ $
„}
dh
^„} a$ gdR s
„b
dh
^„b a$ gdåcœ
„b
dh
^„b a$ gdåcœ
$
$
$
&
F8
Æ
´
„ì
dh
^„ì a$ gdR s
„ì dh
^„ì a$ gdåcœ
$ „D ^„D a$ gdR s
’¬ û¬
•µ òµ ´¶ µ¶ é
Ä
Ú
®
®
®
$
Ûé
ѯ
°
2°
Ú
®
d°
s±
"²
®
®
/³
œ³
´
Ä
®
®
Ÿ
Ú
Ä
$
&
F=
Æ ¬
&
FT
Æ @
„b
„D
„b
dh
dh
dh
^„D a$ gdR s
^„b a$ gdåcœ
^„b a$ gdåcœ
$
$
$
&
F8
Æ $
½
å½
„ì
dh
^„ì a$ gdR s
„b dh
^„b a$ gdåcœ
¾ H¾ •¿ êÀ úÁ é
¦
¦
•
•
¦
&
FR
Æ
&
F;
Æ
$
µ¶
$·
G¹
Ú
¦
H¹
b¹
¡»
Ï
•
•
ï¼
L½
l½
Ž½
•
¦
¹
¹
•
¦
$
„ì
dh
^„ì a$ gdåcœ
$
„v
„Ð
dh
^„v `„Ð a$ gdR s
$
„v
$
dh
dh
^„v a$ gdåcœ
a$ gdR s
$
&
F8
Æ
„ì
dh
^„ì a$ gdR s
$
„ì dh
^„ì a$ gdåcœ
Q½ S½ ¡¾ ©¾ ›¿
-Ð
Ñ (Ñ ÉÔ
Õ
Ö ÝÖ JØ YØ
Ù $Ù 'Ù /Ù ‚Ù íÙ úÙ AÚ KÚ
.Û /Û õíâíâíÙÎÇÃÇÃâø°¸°¤°˜°‚ívíkívívíví_
H
h`6= hR s mH sH
h /4 hR s 6 •mH sH
h`6= hR s mH
sH
h /4 hR s 6 •mH
sH
hÙ-# hR s 6 •mH
sH
ž¿
¿Ú
UÏ
iÏ
ðÏ
+Ð
,Ð
ÉÚ ×Ú âÚ !Û ,Û
hX_® hR s 5 •mH s
h°3´ hR s mH sH
hR s mH
sH
h• a
sH
hR s
hR s mH
h†AÀ hR s
hŒ `
sH
hR s 5 •mH
sH
h- œ hR s mH
sH
hR s mH
hR s mH
sH
h $L
hR s mH
sH
$úÁ
/Å
•É
•Í
UÏ
VÏ
iÏ
ðÏ
.Ð
¥Ð
Ñ
Ö
¥Ó
×
ÉÔ
#Ø
Ä
'Ù
á
8Ú
/Û
ì
®
dh
1Û
ì
ì
^„ì a$ gdåcœ
ì
ì
ì
®
$
&
FS
Æ .
„ì
0Û
Ò
®
®
ì
Ä
Ä
®
á
®
á
$
&
F?
dh
a$ gdR s
$
„
dh
^„
a$ gdR s
$ dh
a$ gdR s
$ „v „Ð dh
^„v `„Ð a$ gdR s
Û lÛ äÜ SÝ hÝ nÝ •Ý …Ý ›Ý ¡Ý ²Ý ¸Ý ÌÝ ÖÝ éÝ
Þ vÞ ›Þ žÞ ¯Þ +ß @ß gß }ß
à 1à
á 4á ºá Íá gã {ã }ã •ã —ã -ã ÷ä
/Û 1Û NÛ
ìÝ íÝ ùÝ
j
Þ
å <å Så £å ºå Óæ ææ ›ç ¦ç Šè ˜è ¹è Ãè -ê ?ê ¢ê
áíÖ˿˿˿˿˿˿˱˩¿©¿©¿©¿©¿©¿©¿©¿©¿©¿©¿©¿©¿©¿©¿©•©¿©¿©¿©¿©
# hR s 6 •mH sH

ïê
hÙöí
hR s mH sH
j
hR s U mH nH u
h /4 hR s 6 •mH sH
h£)
hR s mH sH
hŒ ` hR s mH
sH
hÑd hR s 5 •mH
sH
hR s 5 •mH
sH
hR s 5 •mH sH
=1Û 2Û 3Û 4Û 5Û 6Û 7Û 8Û 9Û :Û ;Û <Û =Û
>Û ?Û @Û AÛ BÛ CÛ DÛ EÛ FÛ GÛ HÛ OÛ jÛ kÛ lÛ ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
ô
é
é
$ dh
a$ gdR s
$ dh
a$ gdR s
lÛ ëÝ ìÝ îÝ ïÝ ðÝ ñÝ òÝ óÝ ôÝ õÝ öÝ ÷Ý
øÝ ùÝ
Þ žÞ gß
à
á ºá œâ gã ì
á
á
á
á
á
á
á
á
á
á
á
á
á
á
Ë
Ë
Ë
Ë
Ë
Ë
ì
$
&
F:
Æ $
„V dh
^„V a$ gdåcœ
$ dh
a$ gdR s
$ „òÿ „Ð dh
^„òÿ`„Ð a$ gdR s
gã —
ã -ã éæ
è ðê ñê òê #ë që
ì Aì Ní ëî „ñ Úõ ìø é
é
Ö
Ö
Ö
Ë
Ë
µ
¢
Œ
Œ
¢
¢
¢
¢
¢
$
&
FA
Æ î
„ì dh
^„ì a$ gdåcœ
$ „v „Ð dh
^„v `„Ð a$ gdR s
$
&
F8
Æ
„v
$
dh
dh
^„v a$ gdåcœ
a$ gdR s
$ „òÿ „Ð dh
^„òÿ`„Ð a$ gdR s
&
F@
Æ Ð
„V dh
^„V a$ gdåcœ
ïê ðê òê #ë Fë Pë _ë
ì iì ƒì Aó Ÿó ëø ôø õø ù
ù
ù
ù áù †ú •ú •û €û ‚û •û žû âû ãû ìû <ý
½¶Ó¨¶¨¶Ó¡™™êÞêulaY
$
oë
që
ì
ì
óêÞ×Ó×Ó×ÌÓÌÓÄÓ
hR s mH
sH
h- œ hR s mH sH
sH
hÑ</ hR s 5 •mH
sH
h¾f• hR s 5 •mH sH
hR s 5 •mH
h\ —
hR s 6 •mH
sH
hR s mH
sH
hª Ÿ
hR s
j
hR s U
mH
nH
u
h¾f•
hR s
h\ —
hR s
h\ —
hR s 6 •
hwPy
hR s
hR s
h- ) hR s
hX Ë hR s 5 •mH
sH
hR s 5 •mH sH
hX_® hR s 5 •mH sH
"ìø íø îø ïø ðø ñø
óø ôø öø ÷ø øø ùø úø ûø üø ýø þø ÿø
ù
ù
ù
ù
ù
ù
ù ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
å
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
$ dh
a$ gdR s
òø
ù
ð
ð
$
ù
„Ð
dh
`„Ð a$ gdR s
ù
ù
ù
ù
ù
ù
ù
ù
ù
ð
ù
ù
ù
ù
ù
ð
ð
ð
ð
Ò
&
F8
Æ
ù
ð
ð
¼
áù
€û
•û
ð
ð
Ý
‚û
ð
žû
ð
ð
ð
ð
Ý
ð
Ò
$
„v
$
dh
dh
^„v a$ gdåcœ
a$ gdR s
$
„v
„Ð
dh
^„v `„Ð a$ gdR s
$
“
„Ð
dh
`„Ð a$ gdR s
žû
ãû
Þü
è
"
Y
”
È
Â
Ž
I
“
Î
N
¢
Ö
Ö
µ
Ÿ
&
FD
Æ Ð
&
F9
Æ õ
$
&
F>
Æ
e
„b
„b
dh
ß
Ö
é
µ
Ÿ
dh
Ö
Ö
Ö
dh
^„b a$ gdåcœ
a$ gdR s
$ „ì
„ì dh
^„ì a$ gdåcœ
¼
ß
”
é
µ
µ
Ö
Ÿ
^„b a$ gdåcœ
Ö
Ë
$
$
„Ð
<ý
dh
Eý
^„ì `„Ð a$ gdR s
+
0
x
$
‰
¶
Ï
D
š
£
«
È
"
k
Â
Í
Î
Ò
â
1
3
A
˜
™
¢
R
S
Z
“
•
ž
õíáíáíáíáíáíáíÕɽɲ§²œ•ˆ•„•„•„ˆ„ˆ„yp
hR s 6 •mH sH
h IQ hR s mH sH
hR s
hR s 6 • hR s 6 •
h˜
h2@É hR s
h'z` hR s mH sH
ha
hR s mH
sH
h2@É hR s mH sH
ha
° hR s 5 •mH
sH
hÏc5 hR s 5 •mH sH
h¾f• hR s 5 mH
sH
°
sH
h˜
hR s 6 •mH
hR s mH
sH
hœ hR s mH
(
M
sH
'ž
l
¨
m
Î
”
ß
¢
hÀ@
q
z
)
©
[
ð
û
hR s 5 •mH
1
ð
÷
óèàÕÍÂÍÂͶªžªÍÂ͒͆zodoY
sH
hPf• hR s mH
sH
ha
° hR s mH sH
hr}© hR s mH sH
s 5 •mH sH
ha~/ hR s 6 •mH sH
° hR s 5 mH sH
hÁ9” hR s 5 •mH
sH
ha
° hR s mH sH
hr}© hR s 5 •mH sH
ha
sH
he é hR s 5 •mH
h¾f•
hR
hR s mH
sH
h IQ
hR s mH
sH
hR s mH sH
h IQ hR s mH sH
hR s 6 •mH sH
3
d
Î
ã
€
é
é
Ö
À
Ö
±
…
…
…
$
&
F6
Æ 5
„b dh
^„b a$ gdåcœ
$
&
F>
Æ
„ì dh
^„ì a$ gdåcœ
h˜
î
"
ï
ð
À
›
ì
J
À
Ö
…
5
$
&
FE
Æ Ð
&
FD
Æ Ð
„Ð
dh
`„Ð a$ gdR s
„b
dh
^„b a$ gdåcœ
„b
dh
^„b a$ gdåcœ
$
$
„ì
„Ð
dh
^„ì `„Ð a$ gdR s
$
€
,
À
@
ª
!, é
º
m
”
ð
Ö
Ö
&
F8
Æ
Ž
ó
é
ô
Æ$
Æ'
é
Ö
—
‡
‡
Ö
Ö
—
$
&
FE
Æ
é
„ì
dh
^„ì a$ gdåcœ
„å
„V ^„å `„V a$ gdR s
$
„v
„Ð
dh
$
^„v `„Ð a$ gdR s
$
„v
&
FU
Æ ª
!
dh
^„v a$ gdåcœ
$
„ì
„Ð
dh
^„ì `„Ð a$ gdR s
„Ø dh
^„Ø a$ gdåcœ
û
- U
j" ƒ" ã$ ï$ 9' ·' Ã' ß' ë' Ê( Õ(
,
,
, !, @, I, K, V, ï- ÷É/ Ñ/ ×0 â0 õ1 ù1 k6 y6 Ÿ6
7
7
7
£Å˜„ÅºÅ£ÅºÅ£Å£ÅºÅ£Å}Å}Å
ô
¤+
"7
$
ú
òæÛÐÉÅÉźŲźū²ÅºÅ
h9 Ú hR s
hR s 5 •mH
°
ha
sH
hZmR
hR s 5 •
h×7ù
hR s mH
sH
h×7ù
hR s 6 •
°
hǕ
hR s
hR s mH
ha~/
hR s 6 •
ha
sH
hR s
o
h§
hR s
hPf•
hR s mH
sH
hÀ@
hR s mH
sH
hÀ@
hR s 5 •mH
sH
ha~/
hR s 5 •6 •mH
sH
,!, Ý- â1 ¦3 Ÿ6 "7 Y7
: ÿ: >; ?; «; ì
à
É
É
É
É
º
²7
þ7
R8
‡8
ì
É
É
È9
:
É
É
ì
÷8
ì
M:
ì
–
ì
É
É
É
$ „Ð dh
`„Ð a$ gdR s
$
&
FF
Æ •
„t „\þ^„t `„\þa$ gdåcœ
$ „Ð `„Ð a$ gdR s
$ „ì „Ð dh
^„ì `„Ð a$ gdR s
‡8 ÿ: =; )< ,< 1< _< Ú< c? ‚? !@ @@ A@ B@ rA
ßB àB 'C FC GC HC ÚC ùC RD qD rD tD uD vD ëD
E
E
"7 Y7 R8
ªA ÁB ÞB
E
E
#E
)E
*E
+E
`E
bE
¤E
¥E
íE
F
F
I
'F 0I 6I ;I ŒI –
õíâÚõíÑȼ±¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦šÚ¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦í•í•
mH
sH
hooµ hR s 6 •mH
sH
hj8b hR s mH
sH
hä ® hR s mH sH
hä ® hR s 5 •mH sH
hR s 5 •mH
5 •mH
sH
h<m9
sH
hR s
hR s
hR s mH
sH
hÄ'#
sH
hR s mH
hR s mH sH
2< ^< _< ? ãA åB 8D
Ï
Ä
ª
hÄ'#
ÛE
¡F
Ï
hR s mH
4G
8«;
å
·;
Ù;
ò;
å
Ä
ª
ª
sH
ª
<
*<
+<
å
Ä
ª
<
Ï
¹
ª
,<
¹
ª
$
$
$
&
FH
Æ e
&
FG
Æ ø
.M
é
&
F;
Æ
„Ð
dh
dh
„Ø
dh
`„Ð a$ gdR s
a$ gdR s
a$ gdR s
$
dh
^„Ø a$ gdåcœ
$
„b „§þ dh
^„b `„§þa$ gdåcœ
ÍM 1N •N aO èO éO
P é
é
é
µ
µ
µ
”
4G
H
0I
é
Ú
ŒI
TJ
Ë
µ
L
L
ÄL
µ
ª
$
WK
é
ª
„v
$
&
FI
Æ Ð
dh
dh
„V
^„v a$ gdåcœ
a$ gdR s
dh
$
^„V a$ gdåcœ
$
„Ð
dh
`„Ð a$ gdR s
$
&
F;
Æ ”
„îÿ dh
„v
dh
^„îÿa$ gdR s
^„v a$ gdåcœ
$
–I
YJ
cJ
^K
hK
éO
P
P
ôP
Q
Q
S
W
Q
•Q ˆQ ¡Q ÆQ êQ óR
T ;T uU }U ~U 6V =V >V KV LV
W
W
"X øíøíøáØÍÁÍÁÍص©›››o_o__ØTø
h×
hR s mH sH
h´5ë hR s 5 •CJ aJ mH sH " h´5ë hR s 5 •6 •CJ aJ mH sH
h´5ë
hR s CJ aJ mH sH
h´5ë hR s CJ aJ
h´5ë hR s 5 •6 •CJ aJ
h´5ë hR s 5 •CJ aJ
hj8b hR s 5 •mH sH
hPf• hR s 6 •mH sH
hPf• hR s mH sH
hR s 5 •mH sH
hPf• hR s 5 •mH sH
h<m9 h
R s mH
sH
hR s mH sH
P •Q ‰Q ¡Q ¹Q
Õ
Õ
ÅQ
ÆQ
êQ
Z
R
ì
ä
N
ä
N
l
$
Ö
$ If
a$ gdR s
z
kd
Ö0
$ $ If
”ÿ›
–
‘" ë
}
t à Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
Ö
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ Ö
l aö
$ dh
$ If
a$ gdR s
^„v `„Ð a$ gdR s
R òR óR
S &S
T ó
x
ó
z
kd_
$
$ If
–l
Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ö
ÿ4Ö
4Ö
$ a$ gdR s
$
ó
6
ö
„v
„Ð
ó
Ö0
”ÿ›
ö
dh
‘" ë
t à Ö0
Ö
ÿ
l aö
}
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
ö
4Ö
6
ö
ö
$
$ If
T ;T
a$ gdR s
vT tU „
T
x
x
x
l
$
Ö
$ If
a$ gdR s
z
kd¾
Ö0
$ $ If
”ÿ›
–
‘" ë
t à Ö0
Ö
ÿ
l aö
}
ÿ
ÿ Ö
tU uU
ÿ
ÿ
ŠU
ÿ
ÿ Ö
5V „
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
x
ÿ
ö
ÿ4Ö
4Ö
x
6
ö
ö
l
$
Ö
$ If
a$ gdR s
z
kd
Ö0
$ $ If
”ÿ›
–
‘" ë
t à Ö0
Ö
ÿ
l aö
}
ÿ
ÿ Ö
5V 6V
ÿ
ÿ
LV
ÿ
ÿ Ö
W „
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
x
ÿ
ö
ÿ4Ö
4Ö
x
6
ö
ö
l
$
Ö
$ If
a$ gdR s
z
kd|
Ö0
$ $ If
”ÿ›
–
‘" ë
t à Ö0
Ö
ÿ
l aö
}
ÿ
ÿ Ö
W
W
i
ÿ
ÿ
W
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ Ö
W GY ¨\ Z]
i
i
$
ÿ
ÿ
‘]
ÿ
ÿ4Ö
„
ö
6
ö
4Ö
|
ö
|
S
&
FJ
Æ $
„ì
$ a$ gdR s
dh
^„ì a$ gdåcœ
z kdÛ
$ $ If
$
–l
„v
Ö
„Ð
dh
^„v `„Ð a$ gdR s
Ö0
”ÿ›
‘" ë
}
t à Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö
6 ö
ö
Ö
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ4Ö
4Ö
l aö
"X 5X UX _X •X ‰X ŒX ÜX ïX GY Z] ‘]
_
_
_ ª` ´` êa
b "b Ab Bb Cb œb »b ¼b ½b ¾b ¿b
c
c
c 9c ff •f –
f 4h 5h 6h Yh Zh òh ÷i óëóëóëäÜäÕÉëÂë·«·£·£·£·£·£·£·£·Éë—Žë†{—
Žëp
hj8b hR s mH sH
h•tÙ h8 b mH sH
h8 b mH
sH
hR s 6 •mH
sH
h•tÙ
hR s 6 •mH
sH
hR s mH
sH
hÉex
hR s 6 •mH
sH
hj8b
hR s mH
sH
°
ha
hR s
h*^
hR s 6 •mH
sH
hPf•
hR s
hÉex
hR s 6 •
hÉex
hR s
hR s mH
_
c
c
f
9c
3h
ì
±e
4h
sH
hÉex
²e
5h
ff
6h
³
hR s 6 •mH
–
Zh
ì
$
`„s a$ gdR s
*‘]
ì
¤
ƒ
sH
s
„V
Ü
Æ
–
s
„s ^„V `„s a$ gdR s
s
$
„V
„s
–
dh
^„V
$
&
FK
dh
a$ gdR s
$
&
FJ
Æ $
„Ð
dh
`„Ð a$ gdR s
$
„V
„
dh
^„V `„
a$ gdR s
„ì dh
^„ì a$ gdåcœ
$ „V „ ^„V `„ a$ gdR s
„
dh
^„ì `„ a$ gdR s
Zh 3j 4j gj Çl ~n àn Io “o ño *p +p ,p p Jp Fr ›s œs •s Øs @u ì
Ü
Î
ì
¸
¸
¸
¸
¸
¬
¬
¬
Î
ì
Ü
Ü
Î
ì
$ „D ^„D a$ gdR s
$
&
F;
Æ $
„¬ dh
^„¬ a$ gdåcœ
$
$
„ì
ì
ì
$
&
FK dh
a$ gdR s
$ „V „s ^„V `„s a$ gdR s
V `„s a$ gdR s
÷i 3j 4j fj gj Io “o ño +p
p Ip Jp œs •s ×s Øs ¶v ·v Åv Æv
$ „V
,p „s
dh
^„
x
x ûx üx !y "y °{ Ý{ û{
|
| "| ’| “| ±| ¸| Ö| ö| ]} }}
áØÐœáØÐœáØНЅáØÐyкккккккккÐ
R s mH sH
hÉex hR s 6 •mH sH
H
sH
-|
’}
²} o~ •~ ¨~ ¯~ øíáØÐźø²§
hj8b hR s 6 •mH sH
h³Xt h
hm]î hR s mH sH
hm]î h8 b m
h8 b mH
sH
hj8b
sH
hR s mH
sH
hm]î
hR s mH
hR s mH
sH
sH
hR s 6 •mH
sH
h•tÙ
hR s 6 •mH
sH
h•tÙ
hR s mH
hR s mH
sH
/@u ¶v ·v Æv ûx üx "y ¯{ °{ Ý{ m~ ß• à•
† .† 5†
ˆ
ˆ Bˆ ŒŠ •Š ì
Ü
Ü
Î
ì
Ü
ì
ì
Ü
Î
Î
ì
Ü
Î
Î
ì
Ü
€
Е
•ƒ
Ѓ
Î
ì
Î
ì
ì
ì
Ü
$
&
FK dh
a$ gdR s
$ „V „s ^„V `„s a$ gdR s
$ „V „s dh
^„
V `„s a$ gdR s
¯~ z• š• °• ±• Þ• ß• à• ï• ô•
€ ”ƒ •ƒ Ÿƒ
©ƒ σ Ѓ † .† 4† 5† r† ~† ‚† •†
ˆ
ˆ
ˆ
ˆ õíõíõíõäØäÍŹ¹¤œ‘…¤zncnz[
zO
hÎC· hR s 6 •mH sH
hR s mH
mH sH
sH
hÎC·
hS4• hR s mH
hR s 6 •mH
sH
hS4•
hR s 6 •mH
sH
hj8b
hR s
sH
hIm
sH
hR s mH
hR s mH
sH
hR s 6 •mH
sH
hPf• hR s 6 •mH
sH
h•tÙ hR s 6 •mH
sH
hR s mH
sH
hj8b
hR s mH
sH
hÎC·
hR s 6 •mH
sH
hR s 6 •mH
sH
hR s mH sH
hj8b hR s mH
•Š ¤Š ¿Š ÆŒ ÇŒ ÒŒ ÝŒ ñŒ
ȶ૟–
Ÿ‹ƒxmaXLA
hä ® hR s mH
sH
hPf• hR s 5 •mH sH
sH
ÿ•
sH
hPf•
ˆ Bˆ À‰ Á‰ ‹Š ŒŠ •Š ›Š œŠ
Ž „• ‡‘ ˆ‘ ’‘ È‘ .“ óèàèàèÔÈ¿
hä ® hR s 5 •mH sH
hR s 5 •mH
hR s mH sH
hü0Y hR s mH sH
hR s mH sH
hPf•
sH
h a2 hR s mH
sH
hIm
hR s 6 •mH
sH
hÎC· hR s 6 •mH
hR s mH sH
hR s 6 •mH sH
hÎC·
sH
hR s 6 •mH sH
hR s 6 •mH
hR s 6 •mH
sH
hR s mH
ÇŒ ñŒ
ñ
Ã
sH
Ž
ˆ‘
Þ
¸
hj8b hR s mH sH
‰‘ Š‘ ‹‘ Œ‘ •‘
Î
Ã
Ã
Ã
•
$
„Ð `„Ð a$ gdR s
hj8b hR s 6 •mH sH
”‘ Ç‘ È‘
” A–
—
ñ
Þ
Ã
Ã
©
©
•Š
—
¿Š
ƌ
Þ
¸
©
$ „Ð dh
`„Ð a$ gdR s
$ dh
a$ gdR s
$ dh
a$ gdR s
$ „V
^„V `„s a$ gdR s
„s ^„V `„s a$ gdR s
$
„V
„s
dh
$
&
FK
dh
a$ gdR s
.“ è” ó”
— L—
zœ ‡œ ªž µž Éž Óž úª 6« Ì« Ö« ʲ ϲ ú²
³ ó· )¸ 1¸ 2¸
¸¸ ¹¸ 3¹ 4¹ ˹ ̹ º
º Hº Iº Jº Pº Rº ¯º 7¿ õéõÝÕÉÕ½Õ½ÕÝÕ½Õ½Õ½Õ¡’¡’¡’¡’¡’‚u‚i`iÕ
hR s 5 •mH sH
h¯
hR s 5 •mH sH
hR s 6 •CJ aJ mH sH
hEO hR s 6 •CJ aJ mH sH
h´>± hR s CJ aJ mH sH
hR s CJ aJ
mH sH
h´>± hR s 5 •CJ aJ mH sH
hEO hR s 6 •mH sH
hÞ4t hR s 6 •mH sH
hR s mH sH
h 0
sH
hÚEµ hR s mH
sH
% — L— Ýš ž ÝŸ
hR s 5 •mH
r¡
s¡
Û¢
sH
hÚEµ
hR s 6 •mH
¤
¤
¨ ùª
Ö
úª
Ö
6«
rÆ
#±
Ö
•²
ǵ
¶
@·
é
Ö
Ö
Ö
Ö
Æ
é
¶
Ö
Ö
Ö
$
&
FL
Æ
„å dh
^„å a$ gdåcœ
$ „V „Ð ^„V `„Ð a$ gdR s
$ „;
„V ^„; `„V a$ gdR s
$ „V „Ð dh
^„V `„Ð a$ gdR s
$
&
FM
Æ Ð
„V dh
^„V a$ gdåcœ
@· ò· ó·
¸
¸
¸
¸ !¸ (¸ ì
ì
à
à
d
à
à
à
| kd:
$ $ If
–
l 4 Ö
Ö0 h 1
8"à É
t à Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö
6 ö
ö
Ö
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ4Ö
4Ö
l aö Ô
$
e¸
$ If
¸¸ p
$ If
l 4
Î 8"
a$ gdR s
$
g
gdR s •
Ö
É
kd¬
„V
„Ð
g
dh
^„V `„Ð a$ gdR s
g
$ $ If
ÖF h 1
(¸
)¸
2¸
–
•
j
t
à
Ö
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö
6
ö
ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
l aö Ô
ÿ4Ö
¸¸ ¹¸
$ If
l Ö
Î 8"
¸
4Ö
å¸
gdR s
•
3¹
q
kd.
ÖF
É
h
$ $ If
h 1
h
h
–
•
j
t
à
Ö
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö
6
ö
ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
l aö Ô
ÿ4Ö
3¹ 4¹
$ If
l Ö
Î 8"
B¹
4Ö
…¹
gdR s
•
˹
q
kd¨
ÖF
É
h
$ $ If
h 1
h
h
–
•
j
t
à
Ö
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö
6
ö
ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
l aö Ô
º q
ÿ4Ö
˹ ̹
4Ö
û¹
h
$ If
l Ö
Î 8"
ع
h
gdR s
•
kd"
ÖF
É
h
$ $ If
h 1
–
•
j
t
à
Ö
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö
6
ö
ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
4Ö
l aö Ô
º
º Iº Jº Sº ¯º °º q
O
<
gdR s
$ a$ gdR s
$ dh
a$ gdR s
b
$
W
„V
O
„Ð
dh
^„V `„Ð a$
$
l Ö
Î 8"
„h
dh
`„h a$ gd8 b
É
• kdœ
ÖF h 1
$
$ If
–
ÿ
ÿ
•
j
t
à
Ö
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö
6
ö
ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
4Ö
l aö Ô
°º Å»
¾ ؾ
«È ŠÊ ‹Ê ùË MÌ ì
ì
Ü
ì
ì
Ü
Ü
Ù¾
¿
ŠÁ
ì
ì
‹Á
½Â
·Ã
Ü
¸Ã
ì
¾
ÕÆ 0Ç
Ü
Ü
¾
ì
GÆ
WÈ
Ì
¾
°
¢Ç
ì
$
&
FO
dh
a$ gdR s
$
&
FN dh
a$ gdR s
$ „V „Ð ^„V `„Ð a$ gdR s
$ „; „ ^„; `„
a$ gdR s
$ „V „Ð dh
^„V `„Ð a$ gdR s
7¿ f¿ ÔÁ øÁ
Â
Â
 c Íà Úà þÎ
Ï
Ï
Ï <Ð >Ð •Ð ‚Ð §Ð ié jé ”é ÿé
ê o
ê ‰ê Žê •ê
ë )ë ¶ë Ðë Óì Ôì ¼ð %ñ &ñ -ô Eø Tø Zø ãû óëàëàëàëóëóÕóëàÉÀµ
ëµÉªžªžªëªëªžªëª“듈}r}
ha
° hR s mH sH
h=|å hR s mH
sH
hÚEµ hR s mH sH
h‰3Y hR s mH
|å hR s mH sH
hIa¨ hR s mH sH
•mH sH
hFWl hR s mH sH
h
sH
h‰3Y hR s 6 •mH
hR s 5 •mH sH
h 0
sH
h=
hR s 5
vS
hR s mH
sH
hR s mH sH
Ó
Ó ÓÔ û×
Þ
Þ
š
&
FO
Æ
„ì
&
FM
Æ Ð
„V
a$ gdR s
hFWl hR s 6 •mH sH
²Ù ÁÛ wÜ •Ü ŠÜ ¢Ü
Ö
À
Þ
Þ
š
š
„;
)MÌ
ñ
#Í
“Í
FÎ
ñ
Þ
=Ð
>Ð
‚Ð
ñ
°
=Ò
°
Þ
Þ
$
dh
^„ì a$ gdåcœ
$
„ ^„; `„ a$ gdR s
dh
^„V a$ gdåcœ
$ a$ gdR s
$
„V
„Ð
$
dh
^„V `„Ð
$
&
FO dh
a$ gdR s
é ké é
Ç
™
Ç
$
dh
a$ gdR s
¢Ü
é
°Ü
¿Ü
™
¶Ý
Ú
bÞ
(à
üà
éâ
Ç
™
Ž
'à
™
‡ã
•ä
·
Çå
™
øæ
j
§
$
&
FP dh
a$ gdR s
a$ gdR s
$ „V
$
„Ð
„V
dh
„Ð ^„V `„Ð a$ gdR s
^„V `„Ð a$ gdR s
$
„;
„ ^„; `„
$
&
FO
Æ
„V
„ì
dh
dh
^„V a$ gdR s
^„ì a$ gdåcœ
$
ké ”é ÿí ¼ð -ô Æõ Eø äû åû æû çû èû éû êû øû
ü Ûü Aý é
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ë
À
°
°
°
°
ý^„å `„ ýa$ gdR s
$ dh
a$ gdR s
$ dh
a$ gdR s
$ „v „Ð dh
^„v `„Ð a$ gdR s
&
FM
Æ Ð
„V dh
^„V a$ gdåcœ
ãû êû øû ùû
ü
ü
ü
ü
ùû
[ü
Ö
\ü
Ú
Ö
°
$
$
„å
„
ü
ý
+ü ,ü •ü –ü ¯ü
!ý "ý 'ý Vý vý
cÿ £ÿ ×ÿ ûÿ
!
T
e
}
À
ÓÃàØฬ¸¥àØàžÃàž“‡•
óü
Ÿý
-ý
¶ý
î
ï
Ðý
þ
)
bþ
ˆþ
¼þ
½þ
Çþ
Èþ
öþ
5ÿ
aÿ
r
øóëäàäàäØäàÓØàËÓËÓËàËàÓØàØàÃÓÃ
hR s mH
sH
hõhR s 6 mH
sH
hÀ(”
hR s mH
sH
h[\'
hR s
h
Ì
Ì
Ì
hR s
h
hR s 6 •mH sH
h
hR s mH sH
h[\' hR s 6  hÔO€
hR s 6 • hõhR s 6 • hR s
hR s 6 •
hTVì hR s
Ì hR s 5 •
h
hR s 5 •
hR s mH
sH
1Aý
Bý
†ý
‡ý
þý
ÿý
rþ
sþ
ÿ
ÿ
•ÿ
Žÿ
d
ž
e
Ÿ
ï
î
ï
ï
J
K
ï
a$ gdR s
ì
ï
á
ï
ï
ï
ï
?
$
I
„å
i
ï
ï
ï
ï
ï
gdR s
$
,
ï
ï
ï
ï
à
ï
ï
ï
ï
ï
ê
â
„ ý^„å `„ ýa$ gdR s
y
•
ž
Ÿ
«
ï
ï
ï
$
r
æ
‹
é
Œ
ê
¾
ñ
À
÷
1
2
D
óêóâÛ×ÏÊÏ×ÏÊÏ×Ã׸ª••••rbr•UJ
hR s 5 •CJ \ •aJ
h8
b 5 •CJ aJ mH sH
h;% hR s 5 •CJ aJ mH sH
hR s 5 •CJ aJ
mH sH
h;% hR s 5 •CJ aJ mH sH
j
hR s U mH nH u
hR s 5 •CJ aJ
mH sH
hR s hR s 5 •CJ0 \ •aJ0
hR s 5 •CJ0 \ •aJ0
h#1T
hR s
hR s 6 •
hõhR s 6 •
hR s
hÀ(”
hR s
hR s mH
æ
ç
,
ì
1
sH
è
é
2
<
ì
hR s 6 •mH
ë
ì
í
=
÷
dh
hR s 6 •mH
ñ
÷
÷
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ä
=
Ì
÷
ì
ì
«
ì
ì
$ a$ gdR s
ª
÷
ì
ì
$ a$ gdò(ô
a$ gdR s
sH
ì
ì
ì
$
h[\'
ï
ð
ì
ì
ì
sH
î
ä
C
D
b
c
d
s
Ì
ž
\
E
[
\
ç
q
÷
÷
Ô
®
÷
Ô
›
÷
Á
›
ï
Á
Œ
Á
$ „h dh
`„h a$ gdò(ô
$
„Ð „˜þ dh
^„Ð `„˜þa$ gdò(ô
$ „Â „* dh
^„Â `„* a$ gdò(ô
a$ gdò(ô
D
c
d
s
±
÷
j
x
„Ð „Â dh
^„Ð `„Â a$ gdò(ô
$ „h „* dh
^„h `„* a$ gdò(ô
$ a$ gdò(ô
dh
gdò(ô
$
$
Û
I
P
Ö
X
[
\
§
Ë
Ü
'
8+
5
i+
Ô
K/
Õ
L/
:! ;! b! p!
$2 %2 •8 €8
N%
9
m%
9
o%
p%
”'
•'
B)
C)
+
+
<
<
C 1C oF …F êF ëF «G ¬G °J »J ÁJ ÂJ ãJ õçàÜÕÜËÜÇÜÕÜÕÜËÜËÜÇÜàÜ
ÕÜÕÜÇÜÇÜÕÜÇÜÇÜÇÜÇÜÇÜÕÜÇÜÇÜÇÜÇÜÇÜÕÜÇÜ¿Ü¿Ü»³«³
hR s hò(ô 5 • hR
s hR s 5 • hR s
h } hò(ô 5 • h8 b
hò(ô 5 •6 •\ •] •
hò(ô 6 •] •
hò(ô
hò(ô 5 •\ •
¨
Ë
É
°
G
©
ì
¦
–
¦
hZ_j hò(ô 5 •CJ \ •aJ
ç
…
Ô
Õ
&
Ù
Î
¦
¦
–
¦
¦
&
F
Æ
p
„8 ^„8 gdò(ô
hò(ô 5 •CJ
Î
\ •aJ
»
–
Bq
ø
§
³
–
–
„Ð
„X ^„Ð `„X gdò(ô
&
F
gdò(ô
$ „h „* dh
^„h `„* a$ gdò(ô
$ dh
a$ gdò(ô
$ „Ð „â dh
^„Ð `„â a$ gdò(ô
dh
^„Ð `„Ð a$ gdò(ô
:! ;! ®! <$ S$ t$ ª$ Þ$ %% o% p% €& ¢& Ñ& ú&
ò
ò
ê
×
½
½
½
½
½
×
£
£
£
£
£
$
&
F
Æ
&
F
Æ
ô
&
F
®
„À
„ ÿ dh
^„À `„ ÿa$ gdò(ô
$
®
„À
„ ÿ dh
^„À `„ ÿa$ gdò(ô
$
gdò(ô
„Ð
„Ð
dh
$
„Ð
„Ð
.'
U'
½
”'
×
£
^„Ð `„Ð a$ gdò(
„Ð
B)
L*
)
*
ì
„X ^„Ð `„X gdò(ô
”' •' ð' -( 3( I( |(
C) Ä) ÿ) R* t* „* ž* ¶*
+ ì
ì
Ö
Ö
Ö
Ö
ì
À
À
À
À
À
À
$
á(
Ö
Ö
Ö
À
À
À
&
F
Æ
&
F
Æ
®
„8
dh
^„8 a$ gdò(ô
®
„8 dh
^„8 a$ gdò(ô
|- çf. Ë. K/ L/
0 Ž0 j1 $2
Ñ
»
»
Ñ
¥
ä
’
’
^„Ð `„X a$ gdò(ô
$
&
F
+
Æ
&
F
$
$
„Ð
„Ð
dh
^„Ð `„Ð a$ gdò(ô
+
,
p
„8
dh
^„8 a$ gdò(ô
%2
¥
$
2
X5
»
¡5
ð
ä
»
¥
Ñ
ð
$
„Ð
„X
dh
Æ
p
&
F
Æ
Ð
„8
dh
gdò(ô
^„8 a$ gdò(ô
$
„Ð
„Ð
dh
^„Ð `„Ð a$ gdò(ô
$ „Ð
é; û;
<
<
1>
ï?
»
dh
^„Ð a$ gd8 b
¼A
&
F
Æ
Ð
•8
¡
€8
9
9
Ú
¡
„ þ dh
^„° `„
$ „Ð „X dh
gdò(ô
¾6
é
¡
¡
»
&
F
Æ p
„°
þa$ gdò(ô
é
¡5
•;
¦;
µ;
Î
¡
»
^„Ð `„X a$ gdò(ô
È;
»
¡
»
$
À;
¡
»
$
&
F
„Ð
dh
^„Ð a$ gd8 b
$
Æ
p
B
„8 dh
^„8 a$ gdò(ô
¼A ÖA åA þA
;B OB ŒB žB ¯B ÂB ØB çB ñB ¿C
ÀC
aD
£D
ÔD
E
ME
é
KF
é
é
é
Ä
&
F
Æ
&
F
Æ
&
F
Æ
Ð
p
µJ
gdò(ô
Ý
é
Ô
Ä
é
Ô
Ô
„h ^„h gdò(ô
$
„8 dh
^„8 a$ gdò(ô
¶J ·J ¸J ¹J ºJ »J
ê
ê
å
å
å
å
Ý
Ý
&
F1 gdò(ô
é
é
Ä
„0ý`„0ýgdò(ô
é
é
é
Ä
8
é
é
KF êF «G xH 2I ¯J °J ±J
ÂJ äJ åJ æJ
K %K ò
ê
å
å
å
å
å
å
Ý
å
å
$ a$ gdR s
gdò(ô
²J
³J
ê
´J
å
å
Ý
„h „À ^„h `„À gdò(ô
ãJ åJ æJ çJ
K $K %K òL
P /U 9U ;U
?U @U ·U €V ‰V …W ŠW œZ •Z í^ ô^ A` F` œb ¢b •j ƒj Rk
Wk hk nk Ók Ôk âk æk Öm ×m Gn Hn In ïn ôn
o
o Ùo Úo Þo Ûp Üp úòúêåêáÙáÑåÊåÊáÂáÂáÊá»á»á»á³¨³¨³¨³¨³¨³¨š¨³¨³¨³ƒ¨š
h$8† hò(ô ] •mH sH
hò(ô 6 •] •mH sH
hN õ hò(ô 6 •] •
mH sH
hN õ hò(ô mH sH
hò(ô mH
sH
hò(ô 6 •] •
h5Tp
hò(ô 5 •
h{ ç
hò(ô
h{ ç
hò(ô 5 •
hò(ô mH
sH
hò(ô
hò(ô 5 • hâ
hR s 5 • 2%K ÓL
P ™R ƒT mV rW
¹c "e 2g Èi •j Sk Ôk ×m In ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
à
Í
Í
Í
¿
¿
hò(ô 5 • hR s hR s 5 •
Z •Z ¥\ ì] 6` ‘b
ì
ì
ì
ì
Í
Í
Í
¿
¿
¹X
$
&
F2
dh
a$ gdò(ô
$ „
„ì dh
^„ `„ì a$ gdò(ô
$ „ì `„ì a$ gdò(ô
$ „h „* dh
^„h `„* a$ gdò(ô
In ðn Úo
Ýp Lq €r ûr ¹s 0t •t §t Aw tw uw lx ñ
ñ
ñ
ñ
×
×
×
»
»
»
»
¨
˜
…
$ „
„ì dh
^„ `„ì a$ gdò(ô
„
„ì dh
^„ `„ì gdò(ô
$ „À „à dh
^„À `„à a$ gdò(ô
$
&
F3
Æ 0
„
„
ÿ dh
¤
ÿa$ gdåcœ
&
F2
Æ •
„°
^„
`„
$
„ ÿ dh
^„° `„ ÿa$ gdåcœ
$
&
F2
dh
a$ gdò(ô
Üp Ýp áp Kq Lq •r €r úr ûr ns os ps ts —
s ˜s ¸s ¹s /t 0t Žt •t ¦t §t ãt ät åt ét
w Cw Pw Qw Rw Tw ]w ^w cw rw sw tw iy F|
ÇŒ êŒ ùñæùæñæñæØÍÁæØæùæñæñæñæØæñæñ溶æñæñæñæñ毶¤¶
q hò(ô 5 •CJ \ •
hx
q hò(ô 5 •\ •
h1ly hò(ô 5 •\ •
hR s
hò(ô 5 •\
ìt
u
G| H|
–¶Œ¶€
•mH! sH!
÷v
u| Š†
hx
Ɔ
h–hE
hò(ô
hò(ô
hN õ hò(ô
•] •mH sH
h$8† hò(ô ] •mH sH
hN õ hò(ô mH sH
hò(ô 6 •] •mH
sH
hN õ
hò(ô 6
hò(ô mH
sH
hÊId
å
hò(ô 2lx
å
•x
Ç
Øx
Ç
•
$
„v
„Ð
3y
å
iy
pz
F|
G|
±
•
dh
H|
å
^„v `„Ð a$ gdò(ô
¢
u|
ƒ|
Ò
ø}
•
½•
m‚
Ò
ø‚
•
$
&
F
„X
dh
`„X a$ gdò(ô
$
Æ
&
F
Æ
$
$
Ÿ
„X dh
^„X a$ gdò(ô
dh
a$ gdò(ô
$ „v
„ì
„Šþ dh
„ì
dh
^„ì `„Šþa$ gdò(ô
^„v `„ì a$ gdò(ô
$
ø‚
é
Tƒ
¾ƒ
êƒ
é
´
„
N„
O„ ^„
é
ž
Ë„
K…
á…
‰†
Š†
Ɔ
Ú
é
ž
ž
$ „h
€
c‡
Ç
“
„Ð
dh
é
“
^„h `„Ð a$ gdò(
ô
$
&
F
Æ
p
„v
dh
a$ gdò(ô
„À dh
„âÿ dh
$
^„À a$ gdò(ô
^„v `„âÿa$ gdò(ô
$
„v
„v
dh
^„v `„v a$ gdò(ô
$
$
&
F
Æ
p
„v
„À
dh
dh
^„v a$ gdò(ô
^„À a$ gdò(ô
$
c‡
ˆ
{ˆ
ãˆ
Û
‰‰
Š
ñ
ª
.‹
Ћ
ƌ
nj
êŒ
ã•
Û
ñ
—
ª
šŠ
Û
ý•
ñ
Ð
ù•
Ë
ª
$
—
„Ð
„Ð
dh
>•
ü•
ñ
-‘
ñ
ñ
¸
^„Ð `„Ð a$ gdò(ô
$
&
F
&
F
Æ
dh
a$ gdò(ô
$ dh
a$ gdò(ô
p
„8
dh
$
„h
$
^„8 a$ gdò(ô
„Ð
dh
^„h `„Ð a$ gdò(ô
gdò(ô
$
&
F
•
dh
a$ gdò(ô
R• b• ì
Ò
Ò
·
-‘
“
q“
°“
ì
Ö“
Ò
ì
Æ
dh
]”
š”
$ If
)•
*•
Ò
ì
·
$
”
Æ
·
a$ gdR s
+•
>•
Ò
?•
Æ
Q
$ $ If
a$ gdR s
$
&
F4
Æ p
„
„ ÿ dh
^„ `„ ÿa$ gdåcœ
$ „Ð „Ð dh
^„Ð `„Ð a$ gdò(
ô
êŒ )• *• w– •– f˜ m˜
› ›
œ
œ Õ• Ö• ו Ø• Ú• Mž Ož `Ÿ bŸ cŸ dŸ eŸ fŸ gŸ ˆ
‰
™
š
›
œ
•
¿
À
á
î
ï
¡
¡
¡
¡
¡
¡ '¡ (¡ I¡ V¡ W¡ s¡ t¡ u¡ v¡ w¡ x¡ —
¡ ˜¡ ²¡ üøüìáÕáÕáÕáÍ¿ü¿ü¿ü¿ü¿¸üøü¦ü–¿ü¿ü¿üŽ¿ü¿ü¿ü¿ü¿üŽ–
ü¿ü¿ü¿ü¿ü hw Ô hò(ô 5 •- j
hò(ô CJ U mH nH u
" j
hò(ô CJ
U mH nH sH
u
hò(ô 5 •6 •
j
hò(ô U
mH
nH
u
hò(ô mH! sH!
hò(ô 5 •CJ
b
q
hò(ô 5 •6 •\ •mH! sH!
hò(ô 5 •\ •mH! sH!
\ •
hR s
hò(ô 8b• c• r• w• ž• q
V
hx
b
$ $ If
–l Ö
Œ ‰
p
a$ gdR s
$
dh
$ If
ÖF Ð @
a$ gdR s
•
kd
$
$ If
L
ý
t
à
Ö
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö
6
ö
ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
l aö <
ÿ4Ö
ž• Ÿ•
±•
4Ö
•
•
kd•
Ò•
q
b
b
b
$
$ If
l Ö
Œ ‰
a$ gdR s
p
$
$ If
ÖF Ð @
dh
–
L
ý
t
à
Ö
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö
6
ö
ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
l aö <
q
ÿ4Ö
Ò• Ó•
b
4Ö
ð•
à•
–
b
b
$
$
Œ ‰
$ If
p
–l
dh
$ If
ÖF
Ö
a$ gdR s
Ð @
•
kd
L
ý
t
à
Ö
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö
6
ö
ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
l aö <
q
ÿ4Ö
–
–
b
–
4Ö
"–
2–
b
b
$
$ $ If
Œ ‰
p
–l
Ö
dh
$ If
ÖF Ð @
a$ gdR s
•
kd„
L
ý
t
à
Ö
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö
6
ö
ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
l aö <
q
ÿ4Ö
2– 3–
b
F–
4Ö
Y–
t–
b
b
$
$ $ If
Œ ‰
p
–l
Ö
dh
$ If
ÖF Ð @
a$ gdR s
•
kdþ
L
ý
t
à
Ö
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö
6
ö
ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
l aö <
f˜ q
„Ð
dh
ÿ4Ö
t– u–
v–
b
4Ö
w–
•–
$ „v
^„Ð `„Ð a$ gdò(ô
•—
O
„ì dh
J
^„v `„ì a$ gdò(ô
7
gdò(ô
$
7
„Ð
$
l Ö
Œ ‰
„Ð
dh
^„Ð a$ gdò(ô
p
• kdx
ÖF Ð @
$
$ If
–
ÿ
ÿ
L
ý
t
à
Ö
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö
6
ö
ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
l aö <
2
ì
ÿ4Ö
f˜
›
œ
ì
4Ö
w•
Ô•
Õ•
ì
Ö•
Ø•
ž
Mž
Pž
`Ÿ
ì
Ù
É
¹
©
¹
¹
Š
Š
Š
„h „Ð dh
^„h `„Ð a$ gdò(ô
$ „J ^„J a$ gdò(ô
$ „v „Ð ^„v `„Ð a$ gdò(ô
`„Ð a$ gdò(ô
$ „7 „S ^„7 `„S a$ gdò(ô
$ „7
a$ gdò(ô
$ „v „ì dh
^„v `„ì a$ gdò(ô
2
ƒ
ˆ
™
œ
«
¾
¿
Á
Ú
á
î
¡
¡
¡ %¡
ì
ì
ì
ì
ì
Ä
Ä
Ä
Ä
Ä
®
Ä
Ä
Ä
Ä
$
&
cŸ
eŸ
fŸ
ì
gŸ
ì
•
$
$ „z
„S dh
„
…
&¡ ì
„Ð ^„z
^„7 `„S
†
‡
Ú
Ä
Ä
Ä
F
„
„Ð
dh
^„
`„Ð a$ gdò(ô
&
$
F
&
„Ð
„0ý dh
^„Ð `„0ýa$ gdò(ô
$
F
„Ð dh
^„Ð a$ gdò(ô
$ „h „Ð dh
^„h `„Ð a$ gdò(ô
)¡ B¡ I¡ V¡ s¡ u¡ w¡ •¡ –¡ —
¡ ™¡ ²¡ ³¡ Ò¡ ‡¢ ˆ¢ é
é
é
Ó
é
é
é
é
é
é
é
À
À
ž
&¡
'¡
é
é
$
&
„h
dh
^„h a$ gdò(ô
$
„h
„„
dh
^„h `„„ a$ gdò(ô
$
F
&
„
„`ú^„
`„`úa$ gdò(ô
$
F
„Ð
„ˆ
dh
^„Ð `„ˆ
a$ gdò(ô
&
$
F
¤
„Ð „0ý dh
^„Ð `„0ýa$ gdò(ô
²¡ Ò¡ ˆ¢ ®¢ è£ õ£
¤
¤ ,¤ 4
¨ )¨
© %© f© Ï© Ϋ Ù«
® 0® ȯ ñ¯ O° p° f² Û¾ ØÇ dÈ
gÍ iÍ •Í ›Ñ œÑ bÒ cÒ dÒ 4Ø 5Ø NØ [Ú \Ú sÚ èÜ ýÜ
Ý OÝ
†Ý ºÝ ÷Ý )Þ ¶Þ ÝÞ Dß qß xß ùõëõäõäõäõÚõÚõÚõÚõäõÚõäõÕõÚõÊ¿ÕõÕõºõ
º²õ¬¢õ™õÚõ’õ’õäõŠ’
h
PC hò(ô 6 •
hò(ô 5 •6 •
hò(ô 5 •CJ \ •
h‘/¶
hò(ô CJ
h‘/¶ hò(ô 5 •
hò(ô 5 • hò(ô 5 •CJ mH! sH!
hò(ô \ • hò(ô 5 •6 •\ •] •
hò(ô 5 •\ •
hò(ô CJ
\ •mH! sH!
hò(ô 6 •] •
hx
hò(ô 5 •\ •
hò(ô
q
hò(ô 5 •\ •6ˆ¢
®¢
µ£
Û£
Ü¥
è¥
¦
<¦
e¦
´
Ô¦
§
F§
{§
«
”
&
F
Æ Ð H
„ ÿ dh
à `„à a$ gdò(ô
&
F
Æ Ð
„à „ ÿ dh
”
$
„à
é§
”
„X
Ï©
ô
á
”
”
dh
”
^„à `„X a$ gdò(ô
`„ ÿa$ gdò(ô
$
^„à `„ ÿa$ gdò(ô
Ç
”
„à `„à gdò(ô
$
„
”
•
$
$
„à
„à
dh
^„
„²
dh
^„
`„² a$ gdò(ô
$ dh
a$ gdò(ô
Ï©
â
ç©
ª
*ª
â
Ï
hª
ºª
À
‹
õ« 7â
î®
ë®
ú®
â
š
D¯
…¯
Ï
µ¯
ö
Ï
‹
‹
$ „X dh
„X „ü dh
^„X a$ gdò(ô
^„X `„ü a$ gdò(ô
$
„
„Bú dh
^„
`„Búa$ gdò(ô
$
$
&
F
Æ
p
„h
„Ð
dh
^„h a$ gdò(ô
„ ÿ^„Ð `„ ÿgdò(ô
$
„à
„Ð
dh
„Ð `„Ð gdò(ô
^„à `„Ð a$ gdò(ô
µ¯
°
¢°
±
g±
ž±
Ö
¼
‹
X a$ gdò(ô
ö±
²
/²
M²
N²
f²
Ö
¼
‹
´
õµ
Ö
¾¹
¢»
Ö
Û¾
ì
¼
ž
‹
ì
‹
$
‹
„X
„X
dh
^„X `„
$
„h
dh
^„h a$ gdò(ô
$ „8 dh
^„8 a$ gdò(ô
&
F
Æ Ð
„° „ ÿ dh
^„° `„ ÿa$
&
F
Æ p
„À dh
^„À a$ gdò(ô
ܾ
¿
Á •Â  ó Cà ‰Ã ŠÃ ¸Ã
Ð
Ð
º
Ý
«
œ
œ
$ dh
$ If
a$
$
gdò(ô
$
¹Ã
$
„X
ÐÃ
„à
ÑÃ
º
œ
œ
gdR s
dh
ÔÃ
ÕÃ
º
^„X `„à a$ gdò(ô
ÛÃ
ì
Ý
º
œ
Û¾
œ
$
&
F
Æ
p
„Ð
„À
dh
dh
`„Ð a$ gdò(ô
^„À a$ gdò(ô
$
„X
„à ^„X `„à gdò(ô
Ã
h
l
$ „h dh
Ä UÄ eÄ
Y
$ If
^„ü `„ ÿa$ gdR s
Ö
ÿ
`„h a$ gdò(ô
ŸÄ ²Ä ³Ä ´Ä
Y
*
ö ð- Ö
$
•
$
•
ÖF
Ö0
„ì
„´
dh
h
^„ì `„´ a$ gdò(ô
ÛÃ Ü
Y
Y
Y
Y
dh
$ If
a$ gdR s
$ „ü „ ÿ d
kdò
$ $ If
–
Ð þ –-À! .
˜
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
l aö <
a
ÿ4Ö
´Ä µÄ
¶Ä
N
ŠÅ
&Æ
*Æ
?
DÆ
•
t
a
$ „h dh
`„h a$ gdò(ô
$ „Ð „* dh
„X „* dh
^„X `„* a$ gdò(ô
$ dh
a$ gdò(ô • kdŸ
$ $ If
–
l Ö
ÖF Ð þ –-À! .
*
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ö ð- Ö
^„Ð `„* a$ gdò(ô
$
˜
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
l aö <
ì
ÿ4Ö
DÆ ØÈ
ÙÈ
Ý
¡
€
$
&
F
Æ
p
dh
„À
gÍ
iÍ •Í
Ð
‹
a$ gdò(ô
dh
üÈ
•Ï
ÏÏ
{Ð
Ñ
À
‹
‹
τ
cÒ
´
dÒ
ì
¡
‹
$
^„À a$ gdò(ô
$
„v
„Ð
dh
^„v `„Ð a$ gdò(ô
&
F
&
F
„h ^„h gdò(ô
„h
„˜þ^„h `„˜þgdò(ô
„v
„v ^„v `„v gdò(ô
$
„
dh
`„
a$ gdò(ô
$ „X „
dh
^„X `„ a$ gdò(ô
dÒ vÒ ©Ò
Õ ËÖ ™× 4Ø 5Ø NØ [Ú \Ú sÚ Û EÛ nÛ ò
ß
É
É
É
Á
Á
®
•
•
•
É
£
£
$
$
&
F
Æ
p
„h
dh
$
„À
dh
^„h a$ gdò(ô
a$ gdò(ô
$ „h
dh
^„À a$ gdò(ô
$
„X
$
„h
dh
„1
„Ð dh
^„h `„Ð a$ gdò(ô
^„h `„X a$ gdò(ô
dh
„1
dh
^„1 `„1 a$ gdò(ô
gdò(ô
„7
„1ÿ^„7 `„1ÿgdò(ô
nÛ ¢Û ÀÛ
Þ ŸÞ ð
çÛ
2Ü
Î
Î
Æ
Æ
†Ü
ð
èÜ
éÜ
Î
Î
êÜ
ð
ëÜ
ìÜ
íÜ
îÜ
ýÜ
þÜ
Ù
Î
Î
Î
§
§
„
„„ „|ü^„„ `„|üa$ gdò(ô
$
$ dh
a$ gdò(ô
$
(
„
„`ú dh
^„ `„`úa$ gdò(ô
»
„„
$
„|ü dh
eÝ
Ù
ÙÝ
ÚÝ
Î
§
^„„ `„|üa$ gdò(ô
§
ž
ð
$ „h dh
^„h a$ gdò(ô
ŸÞ õÞ 'ß (ß íß îß @à Aà ¦à §à øà
á ¡á ^â _â ®â
ã Qã R㠤㠥ã ÷
ï
ï
Û
Û
Û
Û
Ë
Ë
À
Û
Û
Û
Û
÷
÷
÷
÷
°
À
$ „H „¸ü^„H `„¸üa$ gdò(ô
$ dh
a$ gdò(ô
$ „À „Èû^„À `„Èûa$ gdò(ô
$
Æ
„
„„ „|ü^„„ `„|üa$ gdò(ô
dð
gdò(ô
$ a$ gdò(ô
xß
à
à Xà |à Áà äà
á
'á ·á éá êá €â ™â eã
ëä ìä ñä
å 7å Xå Yå
üêüÛâÛü×üÒÊÅÀÒÀ²ü¬üžü…}…rr
h㠌㠕㠧㠩㠪㠮ã Øã Îä æä çä
å ºå ½å ¾å Èå Éå Ëå Öå üñüêüêüâüâÛ
hò(ô 5 •CJ \ •aJ
hò(ô CJ aJ
h‘/¶ hò(ô CJ aJ
h‘/¶ hò(ô 5 •CJ
h } hò(ô CJ \ •mH! sH!
hò(ô CJ
j
hò(ô U mH nH u
hò(ô 5 •
hò(ô \  h‘/¶ hò(ô 5 •
hR s 5 • hR s
\ •aJ
h
PC
hò(ô
h
PC
hò(ô 6 •
hò(ô 6 •] •
h
PC hò(ô 6 •\ •] • hò(ô (¥ã ¦ã §ã ¨ã ©ã ªã Øã Ùã Ðä Ñä Ò
ä Óä Ôä Õä Öä ×ä Øä Ùä Úä Ûä Üä Ýä Þä ßä àä áä âä ô
ô
ô
ô
ô
ô
á
á
á
á
á
á
á
á
á
á
á
á
á
á
á
á
á
á
á
á
$ „h „Ð dh
^„h `„Ð
a$ gdò(ô
$ dh
a$ gdò(ô
âä ãä ää åä æä çä èä éä êä ëä íä îä ïä
ðä ñä
å 1å 2å 3å 4å 5å 6å 7å ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ç
ç
ç
ç
ç
Þ
Õ
Í
Í
Í
Í
Í
Í
$
a$ gdò(ô
¤
¤ gdò(ô
¤
¤ gdò(ô
gdò(ô
$ „h „Ð d
h
^„h `„Ð a$ gdò(ô
7å Xå Yå
å ¾å Öå Øå Ùå Úå Ûå Üå Ýå Þå
ßå àå ëå ìå
æ
æ
æ
æ -æ æ
æ !æ ô
ì
ì
à
ì
Õ
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
Æ
$
$
&
F
à À! ä gdò(ô
¤
¤ a$ gdò(ô
$ a$ gdò(ô
a$ gdò(ô
Öå Øå àå -æ !æ #æ $æ Kæ Qæ Tæ bæ iæ jæ }æ °é
´é µé Ðé ¡ê ¥ê úê
ë Ië bë •ë ™ë Ñë çë Øì ìì 3í Hí «í
öí øí
î ãî
ï Zð Šð ®ð Öð ¦ó »ó ßó þó $õ Gõ eõ uõ €õ „
õ …õ •õ õñêñæñÕÇÕ¹®¹¡ñæñœñ—ñ—ñ—ñ—ñ—ñ—ñ—ñ—ñ—ñ—ñ—ñ—ñ’ñˆñœñ—ñ—ñ—
hò(ô 5 •6 •\ •] •
hò(ô ] •
hò(ô 6 •
hò(ô 5 • h } hò(ô CJ mH sH
hò(ô 5 •CJ$ \ •aJ$
h?Ó hò(ô 5 •CJ$ \ •aJ$
hò(ô CJ$ OJ QJ ^J aJ$
h?Ó hò(ô CJ$ OJ QJ ^J aJ$
hR s
hò(ô 5 •\ •
}æ ~æ •æ
÷
ì
º
º
Æ
0
hò(ô
ç
ç
ç
º
È
h } hò(ô mH! sH! 5!æ
Aç •ç ‘ç ¥ç ½ç çç
÷
÷
ç
Ò
Ò
Ò
º
"æ #æ $æ Cæ
è :è [è ÷
÷
Ò
º
º
$
Tæ
bæ
÷
º
jæ
÷
À€ „0
„Ðó dh
^„0
`„Ðóa$ gdò(ô
Æ
È
0
$
À€ „0
„Ðó^„0
`„Ðóa$ gdò(ô
$
&
F a$ gdò(ô
Qé Ré ™é ¨é
ç
ç
×
Ç
¾
`„†
gdò(ô
$ „¡
„_ô^„¡
`„_ôa$ gdò(ô
„_ô^„¡
`„_ôa$ gdò(ô
Æ
È
0
gdò(ô
$ a$ gdò(ô
©é ªé «é
×
Ç
¾
$
$
„¡
[è €è ¦è ßè ýè þè
¬é -é ®é ¯é °é ç
×
×
×
×
¾
¾
¾
„†
ÿè
'é
Né
ç
×
Oé
Pé
×
×
×
¾
À€ „0
„Ðó dh
^„0
`„Ðóa$ gdò(ô
°é ±é ²é ³é
ö
ø éú Òû Gü ¥ü Fý ö
ö
î
î
Û
Û
Û
Û
$
&
F
Æ
„
dh
a$ gdò(ô
$
&
FÆ
„
dh
a$ gdò(ô
$
Æ
„
„h dh
^„h a$ gdò(ô
`„†
gdò(ô
•õ ‘õ —
õ •õ žõ §õ ³õ Ïõ Øõ
ö
û
û !ÿ <ÿ Ýÿ éÿ n
ˆ
´é
µé
Ïé
Ðé
îê
ö
Òì
Û
•ù
c
Û
·
„†
éú
Ï
‰ô
Û
Û
É
$ a$ gdò(ô
wò
ö
Û
~ù
\
×ð
Û
Û
jù
Þ
¼î
ö
Û
#ö
Á
֒
pû
Ô
uû
zû
‘û
—
î
ð
ó
ô
õ
ö
ø
k
m
€
‚
ƒ
„
$
'
)
*
/
1
2
5
6
9
:
<
=
>
@
B
C
ü÷ü÷ü÷ü÷ü÷üðüéü÷ü÷ü÷üäü÷üäüäüäüäüäüÙÑɾ°ü°ü°ü°ü°ü¬°ü°ü°ü°ü°ü°ü°ü°ü°ü
R s
j
hò(ô U mH nH u
h‘uÉ hR s CJ aJ
h
hR s CJ
aJ
hò(ô CJ
aJ
h‘uÉ
hò(ô CJ
aJ
hò(ô 5 •
hò(ô 6 •] •
hò(ô 5 •\ •
hò(ô 6 • hò(ô DFý
n
í
í
±
Ÿ
r
r
&
F"
Æ
&
F!
Æ
&
F
Æ
Æ
Æ
&
F
Æ
n
á
fþ
í
!ÿ
•
ˆ
„
dh
„
„
„
dh
„h
„h
a$ gdò(ô
$
dh
^„h a$ gdò(ô
$
„˜þ dh
^„h `„˜þa$ gdò(ô
„
o
dh
ˆ
q
Ö
ˆ
é
{
Ã
ˆ
$
$
Ð
Ð
„h
„
Ð
*
dh
„h
a$ gdò(ô
$
„˜þ dh
^„h `„˜þa$ gdò(ô
*
dh
$
Î
½
ô
ô
¦
¦
$
$
$
$
*
dh
a$ gdò(ô
$
*
„h dh
^„h a$ gdò(ô
$ dh
a$ gdò(ô
ï
ð
ñ
ò
ó
ô
ö
1
k
n
€
ƒ
…
†
è
ß
ß
ß
ß
ß
Ô
Ä
Ä
•
•
•
$ „z „Ð dh
^„z `„Ð a$ gdò(ô
$ „J ^„J a$ gdò(ô
$ „v „Ð ^„v `„Ð a$ gdò(ô
`„Ð a$ gdò(ô
$ dh
a$ gdò(ô
„z ^„z gdò(ô
$
Æ
Ð
„® „ºú dh
^„® `„ºúa$ gdò(ô
†
%
&
'
*
¨
$
a$ gdò(ô
Q
ú
M
Á
Â
ß
[
Ï
½
}
j
dh
^„h a$ gdò(ô
$
„`ú dh
^„ `„`úa$ gdò(ô
a$ gdò(ô
=ÿ
$
„˜þ dh
^„* `„˜þa$ gdò(ô
„Þ „òþ dh
^„Þ `„òþa$ gdò(ô
a$ gdò(ô
"ÿ
Ö
„*
Þ
”
Æ
Æ
&
F%
Æ
Æ
&
F$
Æ
&
F#
Æ
Æ
¥ý
ß
´
$
¨
„z
„Ð ^„z
.
/
2
6
:
=
?
@
C
G
I
K
L
N
i
j
k
l
m
ì
ì
á
á
á
á
á
Ü
dh
°
Þ
á
á
á
á
á
á
á
á
á
a$ gdò(ô
®
Ý
á
á
á
á
á
á
á
$
F
G
H
I
J
L
M
N
O
i
k
m
¢
„
¡
•
á
á
È
ß
ˆ
$
Š
A
„ª
i
„&
ð
dh
ñ
^„ª `„& a$ gdò(ô
r
ˆ
C
‰
±
²
´
>
?
B
C
Z
l
¬
ã
- H- c- Ÿ- Ã7 `
òîòîòîòæòæßØßîÓîÓîÓîÌîÄîÄîӻįæò¯æ¯ò¯æ¯òæ»ò»ß¦îœîÌîœî•î•îÌ
yhò(ô 6 •] •
hò(ô 5 •6 •\ •] •
hò(ô 5 •OJ QJ
ÿ
hò(ô 5 •CJ
\ •
hò(ô B* OJ
QJ
ph
hò(ô mH! sH!
hò(ô 5 •6 •
hò(ô 5 •
hR s 5 •\ •
hò(ô 5 •\ •
hò(ô OJ
¢
ƒ
„
¡
F
QJ
hò(ô
j
hò(ô U
mH
nH
u
:m
¨
¼
8
½
A
‡
O
\
½
w
ì
Ù
½
‡
Ù
½
y
Ë
«
™
$
&
F/
&
F)
&
F(
&
F'
dh
a$ gdò(ô
$
„Œ
dh
`„Œ a$ gdò(ô
$
„Œ
dh
`„Œ a$ gdò(ô
$
„•
dh
`„• a$ gdò(ô
$
&
F'
dh
a$ gdò(ô
$
&
F&
h
w
dh
a$ gdò(ô
^„h `„˜þa$ gdò(ô
Ž
•
®
j
¦
¯
°
È
×
â
¹
Ž
†
&
F+ gdò(ô
&
F* gdò(ô
$
º
þ
«
„
„Ï
4
dh
^„
ì
á
«
~
`„Ï a$ gdò(ô
á
«
~
$
„˜þ d
Ë
œ
~
„h
$
&
F0
dh
a$ gdò(ô
$
„h
dh
^„h a$ gdò(ô
$
&
F
&
dh
a$ gdò(ô
$
F
&
„
dh
`„
a$ gdò(ô
$
F
„
„7 dh
^„
$ dh
a$ gdò(ô
`„7 a$ gdò(ô
$ „t „Q
dh
^„t `„Q a$ gdò(ô
4
J
œ
d
•
Í
‰
Š
§
ž
¬
$
<
ç
¶
$ If
dh
gdò(ô
=
~
•
‚
Í
¶
¶
a$ gdR s
ƒ
–
Ö
Í
¶
dh
•
Þ
Í
¶
¶
¶
gdò(ô
Å
¶
„Ð ^„Ð gdò(ô
„ß ^„ß gdò(ô
gdò(ô
gdò(ô
gdò(ô
§
¨
W
W
ÿ
Í
Å
&
F.
&
F&
F+
&
F,
Ê
ï
÷
©
¬
W
W
®
¯
W
W
°
±
²
W
³
l
c
W
l
$
Ö
$ If
a$ gdR s
$ If
Ö\ h ›
gdR s
’
kdL
$
$ If
–
ò ¦#
3
u
â
´
ÿ
ÿ
ÿ
ö
Ö
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
l aö Ô
³
´
µ
¶
·
¸
¹
Æ
Ç
È
É
Ê
Ë
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ÿ
ÿ
º
Ì
Ö0
ÿ Ö
ÿ
»
Í
¼
Î
ó
ÿ
½
Ï
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
¾
¿
À
ó
Á
ó
Ã
ÿ
Ä
Å
ó
ó
ó
ó
ÿ
ó
ó
ó
ÿ
ÿ
Â
ó
ó
ó
ÿ
ÿ Ö
ó
ó
ó
ó
ó
$
Ý
Þ
ó
$ If
ß
ó
ó
a$ gdR s
Ï
Ð
Ó
Ô
á
â
ã
ä
å
æ
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ê
$ If
gdR s
à
Õ
ç
Ö
è
×
é
Ø
ê
ó
Ù
ë
ó
Ú
ì
ó
ó
ó
Ü
ó
ó
ó
Û
ó
ó
ó
ó
$
!
.
$ If
"
#
/
0
ö
a$ gdR s
ì
$
%
&
'
(
)
*
+
,
1
2
3
4
5
6
7
8
9
:
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
$ If
gdR s
:
;
<
=
>
?
@
A
g
h
i
j
Ç
&
ª
#
•
h
Ñ
ö
ö
ö
ö
ö
ö
ö
è
è
è
Ù
È
±
±
±
±
±
±
È
±
$ „ü „
$ If
^„ü `„
„ù „ ÿ
If
^„ù `„
$ dh
$ If
a$ gdR
Æ
à À!
¹
º
$ If
$ If
»
¼
Í
Á
gdR s
gdR s
ÿ dh
ÿa$ gdR s
$
ÿgdR s
s
½
¾
Ñ
¿
Á
Á
Á
Ö
Á
Á
Á
Á
Y
À
Ã
¡
è
³
´
µ
è
¶
¸
Á
Á
Á
·
Í
Á
Á
Á
Á
B
Â
Á
Á
Á
Á
dh
&
F.
„
$ If
gdR s
$
„zþ dh
$ If
^„
`„zþa$ gdR s
Æ
Ç
È
É
é
ê
ë
ì
ó
ó
ó
ó
ó
ó
$
Û
í
ó
ó
„ü „ ÿ dh
$ If
^„ü `„ ÿa$ gdR s
Ã
Ä
Å
Ü
Ý
Þ
ß
à
á
â
ã
ä
å
æ
ç
è
î
ï
ð
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
ó
dh
$ If
S
$
Æ
h
„h
$ $ If
gdR s
S
ð
ñ
„˜þ^„h `„˜þa$ gdò(ô
–l Ö
ò
ó
ô
N
î
[
:
gdò(ô
dh
gdò(ô
Ö\ h ›
’
kd
ò ¦#
3
u
â
´
ÿ
ÿ Ö
l aö Ô
Æ à À!
ÿ
ÿ
dh
ö
ÿ
Ö
ÿ
$ If
ÿ
ÿ4Ö
gdR s
ÿ
ÿ
Ö0
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
"
ï
ï
$
l 4
#
m
n
ï
‡
$ If
Ö
o
ï
â
ï
â
â
kdÒ
–
ÖF
ü Z ú
#
^
ï
Z
ÿ
ÿ
¦
ö ¤" ö
Ö0
ö
Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
l aö h f4
Æ
Æ
o
Æ
Æ
Æ
h
h
r
$ If
$ If
s
ˆ
Ù
gdR s
$
a$ gdR s
‰
Š
‹
Œ
Ù
$ If
$ If
gdR s
a$ gdR s
h
$ If
$ $ If
# ^
gdR s À
–l 4 Ö
h
h
ï
æ
æ
Ù
$ If
gdR s
$
Œ
•
Ž
•
>
„
„àþ $ If
^„ `„àþgdR s
1
kd…
Öˆ
ü Z ú Œ - ®Ù
’
` ò
Ö0
ö ¤" ö
ö
Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
l aö h f4
•
±
³
´
á
á
Æ
h
$ If
`„àþgdR s
·
Æ
h
$ If
gdR s
¸
¹
gdR s
„
º
„
À
ÿ
ÿ
ÿ
µ
ÿ
ÿ
¶
á
’
ÿ
ÿ
ÿ
·
„àþ $ If
>
„àþ $ If
kdq
•
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
î
^„
1
^„ `„àþgdR s
ÿ
á
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
á
#
$ $ If
^
–l
4
Ö
Öˆ
ü Z ú Œ - ®’
’
ò
Ö0
¤" ö
ö
Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
l aö h f4
º
Ü
Ý
á
á
ÿ
ÿ
ÿ
ß
ÿ
ÿ
à
Æ
„
å
„
„àþ $ If
>
„àþ $ If
h
$ If
`„àþgdR s
â
Æ
h
$ If
$ $ If
# ^
gdR s
ã
ä
gdR s À
–l 4 Ö
ÿ
ÿ
ÿ
á
á
•
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
â
î
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
á
^„
1
^„ `„àþgdR s
kd]
Öˆ
ü Z ú Œ - ®ÿ
ÿ Ö
á
ö
ÿ
’
ò
¤" ö
ö
Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
l aö h f4
å
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ Ö
’
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
•
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ö
ÿ
î
Æ
á
h
$ If
gdR s
á
„
„àþ $ If
á
^„
á
`„àþgdR s
á
>
Æ
h
$ If
.
$
a$ gdR s À
.
kdI
#
$ $ If
^
–l
4
Ö
Öˆ
ü Z ú Œ - ®’
ò
¤" ö
ö
Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
l aö h f4
â
’
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ Ö
<
â
ÿ
ÿ
ÿ
=
ÿ
ÿ
ÿ
@
â
ÿ
ÿ
>
•
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
A
ò
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ò
â
$
Æ
Æ
h
$ If
h
$ If
.
l
$
4
dh
Ö
a$ gdR s
gdR s
.
a$ gdò(ô
A
B
.
gdò(ô
C
À
D
E
F
>
kd5
$ $ If
Öˆ ü Z ú Œ - ® #
9
–
^
ÿ
ÿ Ö
ö
ÿ
’
’
•
ò
Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö
¤" ö
ö
Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ4Ö
l aö h f4
F
G
H
I
J
K
Z
[
Â
6- ˆ- Þ- ú- J ò A
B
C
P
Q
ô
ô
ô
ô
ô
ô
á
á
Ê
Ê
¿
º
¿
Ê
¿
¸
°
°
«
$ a$
$ a$ gdò(ô
gdò(ô
$ dh
a$ gdò(ô
$
Æ
„
„„ „|ü dh
^„„ `„|üa$ gdò(ô
$ „„ „|ü dh
^„„ `„|üa$ gdò
(ô
$ dh
a$ gdò(ô
y
)
A
B
P
r
u
¸
Ç
È
Ò
Ó
â
ã
! -! <! =! G! ]! l! m! |! }! ‡! ˆ! œ! •! ¯! °! Á! Â!
Ã! ×! Ø! Ù! è! é! ê! (" )" *" Y" Z" [" z" {" •" ‘" ™"
-" ®" ¯" Á" Â" Ã" Ò" Ó" Ô" æ" ç" è" û" üõüñçãçãÛãçãçãçãçãçãç
ãçãçãçãÐãÈÐãÈÐãÈÐãÈÐãÈÐãÀã´ã©¡©ã¡©ã¡©ã¡©ã¡
hR s CJ
5 •
aJ
h¸ ¾
hR s CJ
aJ
hñ}Q
hR s 5 •CJ
aJ
hñ}Q
hR s
hR s CJ
aJ
h MV
hR s CJ
aJ
hR s OJ
QJ
hR s
hR s CJ
OJ
QJ
hÛ•½
hò(ô 6 •] •
Ç
È
É
!
!
!
ú
î
î
hò(ô ?Q
Ò
Ó
Ô
! ú
R
â
r
ã
s
ä
t
u
ú
v
‹
æ
¸
¹
õ
ú
î
ú
Þ
Þ
î
Þ
Þ
Þ
$
a$ gdò(ô
$ a$ gdò(ô
$ a$
gdò(ô
gdò(ô
!
!
!
-! G! H! \! ]! ^! l! m! n! |! }! ~! ‡! ˆ! œ! •! ¯! °! Â
! Ã! Ø! Ù! é! ê! )" ÷
ò
ð
÷
ð
ò
ð
÷
÷
ð
÷
÷
ð
÷
÷
ð
÷
ð
è
ð
è
ð
è
ð
è
ð
è
$ a$ gdR s
gdò(ô
$ a$ gdò(ô
)" *" Z"
[" d" z" {" •" ‘" ›" ¦" ®" ¯" Â" Ã" Ê" Ó" Ô" ç" è" ü"
ý" (# )# 2# ;# <# N# O# ý
ø
ý
ð
ð
ý
ð
ý
ð
ð
ð
ý
ð
ý
ð
ð
ý
ð
ý
ð
ý
ð
ý
ð
ð
ý
ð
ý
$ a$ gdR s
gdR s
û" ü" ý"
'# (# )# :# ;# <# M# N# O# Z# [# f# g# n# o# p# •# ‚#
ƒ# •# ‘# ’# ž# Ÿ#
# §# ¨# ©# ±# ²# ³# »# ¼# ½# Ä# Å#
Æ# Ô# Õ# Ö# ß# à# ê# ë# ì# ü# ý# þ#
$
$
$ *$ +$ ,$ 5$ 6$ 7$ D$ E$ F$ V$ W$ X$ {$ |$ }$ †$ ‡$ ˆ$
”$ •$ –
$ ž$ õñéõñéõñéõñÞñÓñËÞñËÓñËÞñËÓñËÞñËÓñËÞñËÓñËÞñ¿ñËÞñËÓñËÞñËÓñËÓñËÞñËÓñË
ÞñËÓñËÓñË
hR+- hR s 5 •CJ
Þ
Þ
·
õ
ð
Þ
•
õ
ú
æ
Œ
Þ
aJ
hR s CJ
aJ
h¸ ¾
hR s CJ
aJ
hÂ@
hR s CJ
aJ
hR s CJ aJ
hR s
h¸ ¾ hR s CJ aJ KO# Z# [# f# g# o# p#
‚# ƒ# ‘# ’# Ÿ#
# ¨# ©# ²# ³# ¼# ½# Å# Æ# Õ# Ö# ß# à# ë
# ì# ý# þ# ÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
$ a$ gdR s
þ#
$
$ +$ ,$ 6$ 7$ E$ F$ W$ X$ |$ }$ ‡$ ˆ$ •$ –
$ Ÿ$
$ ®$ ¯$ ¶$ ·$ ½$ ¾$ Ï$ Ð$ Ü$ Ý$ ÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
$ a$
gdR s
ž$ Ÿ$
$ -$ ®$ ¯$ µ$ ¶$ ·$ ¼$ ½$ ¾$ Î$ Ï$ Ð$ Û$
Ü$ Ý$ æ$ ç$ è$ þ$ ÿ$
%
% 9% F% G% I% J% L% M% O% P% R
% S% U% V% X% Y% –% —% ˜% ™% ±% ²% ³% Ò'
( î*
+ õñéÞñéõñéÓñéõñéõñéÞñéÞñËÆËñ¾ñ¾ñ¾ñ¾ñ¾ñ¾ñ²«ñ¦žÆžñ“‹• h YV hR s 6
•mH
sH
hR s mH
sH
h 4Ô
sH
hÜ ‚
hR s mH
hR s 5 •
h8 b 5 •
h T©
hR s
h T©
hR s 5 •mH
sH
h T©
hR s 5 •
hR s 5 •
h¾
Š
hR s 5 •
h¾
Š
hR s CJ
aJ
h¸ ¾
hR s CJ
aJ
hR s CJ
aJ
hR s
hÂ@
hR s CJ
aJ
2Ý$
ç$ è$ ÿ$
%
% F% G% I% J% L% M% O% P% R% S%
% ˜% ™% ²% ³% g' ÷
õ
÷
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
÷
õ
õ
÷
÷
÷
$ a$ gdR s
( t( Ø( u) Ø) -* ¢* í* î*
+
+ +
+ …+ -, ‚, &- É- Ê- å- æ- çì
ì
ì
ì
ì
ì
ì
à
Ö
Ö
Ë
Ë
Ë
à
à
$
&
FC a$ gdR s
$ a$ gdR s
$ „îÿ^„îÿa$ gdR s
$
&
FB
Æ Ð
„V ^„V a$ gdåcœ
+
+
+ -+ +
+ …+ Ê- å- æü÷ï÷ïäÜÐäüÌ
èU%
÷
V%
X%
Y%
õ
b%
õ
—
÷
õ
÷
÷
÷
í
$ a$ gdR s
g'
ì
Ò'
ì
à
Ë
Þ
Ë
à
Þ
éh
Û•½
sH
h YV
hR s 6 •mH
hR s mH
sH
h YV
hR s mH
sH
çhÜ ‚ hR s 5 • hR s 5 •
è- éý
ý
hR s
9
1•h :pR s °…. °ÂA!°À "°
#•À $•
%°
°Ð
°Ð
0 &P
•Ð
n-ðü
µ½n1•Ä‡84§
×bÿ‰PNG
IHDR
Å
ÿ ÿÿ
À
FÛºp
gAMA ±ˆ•˜ô¦
ÿÿ ÿ ÿÿÿÿÿO &I
pHYs
Z
0PLTE
% OðÆ
€
€ €€
€€ € €€ÀÀÀ€€€ÿ
QIDATxœíš»ò«8
Æ·Ü7&]ÊàÙ"-Ì¿Èkl&E^i»ÀPdÁÆ7é“dræl³Ñ̹ dÿüI¾aøãýÛíŸ?¾Œ/ãËø2¾Œ/ãËP¬¯~•G}ûúëŒi
ËŸÍžÅ…y¬Ûð Ýã E<*)ã8üvÆ} Œp Œqµ `<ó¥y´ :c$Œ 1†ÕG…¨
G
Q k-†ÕOK¼Æ
“1n
M‰Â˜ ¢(]0žD‡ ‘ »
AGÁØÝäÄ‹Œ)"L £
Ñ¢ÃkvÒX” YƘ«Óuˆã]`
ÌÈ®óè
fL®` × c
—Qö
ŒAî[˜Q"J
ç{æ 9í•ÑÇ24
!Z1VVÞ± 0Zˆ1ËŒ…#6ÆàRÀÚ Ó(3 äI ›¹€º51 aè« m €p + Û ßÛáÆ8Úy´8£ç
eq(E; [Ìà Bãº
-cÌydhå¢30G)cÊ ±2ˆ ©kaÀ–IB g:Ø) i@弝‚÷Me`õ‚ Ð wS b)ĝ4Sçš!Ë Y Î
:׌™•Ê ¹…‘Jé
2:òO ,9TĹb€–eƝ2¸sA
³P=d€
í*1 ñyŠÛ¨™y”Á»}ÄØ‹-1
:c
ZÏMŒ). <å®üŸÀ`©mØ›? ÑCúk·«Âm¨cEîö AŸŒJ† *²ÑŠ
ê= Æ 3«žÄʇ6 ³7e˜¥n% 9T5\ ÃBì¥FÈ
=W)X ·ŸzÓÍ÷p ¹lHD
c Œ¥•1
¶7d<*
¹aÏ I¹ c « s·[6§•t+öÄt
6W•á
%Ÿþ®Óuü<Y}qW “ûKcç ‘!*
•÷AM£ ‘!HÙ È Pñ€uÉç
(õW¯Ãçü B9“ ñº½Ó8o“Î CÅ3‚
-+ ¡ž‘±pmŒp ;bƒ¢‘Á ?o> 5„qf¹ ÆøfÃCEXg¯wQëø‘zT #ä¤/ s % â©×až·—á
Œ aXˆ†÷
e z.Ú EN6ÆD –Š&ÆR1»ˆ¹ºÖÊ ÄcÍ
ú¾wÛß®eìM®¿ÕŒx/ 'È›
•e¬‹qo2V EA¨ ¢ªGc
1 îõ•ŒÕ†[ $oÅ. j#Œi¿Ú³“ o÷ ™ bv=dœú i ‚E¿§ÁbàxÍ
Æ H ŽW@:0ð`ˆþ¢1 Ò·žV lFÏÚY
;ε_°:, WR
ˆ‘WÑ[
>RÔH
† ³& !úsÉø y°™8e£QFÍ@:xÞgQ ,Þ + .i„
ˆ ¬s-þ€™Êccï•
:u-°Sñ•qH …ÜQ6p¾ 0êh2 çXÈÌ-eäHéóni¤oÝ©
¹ä
‰ Aˆ}ê CÚ Ù2 £³]±É gŒ—檼óÒ"%ìá
CT ax´2¤h)ýö0C ÒTª•…èÙ8Ê€B, eh Db Ù`
«M(X âr „˜EÎG \ˆU‚1ôÞƒ-°Ùªã
&ä8ÃìX4#6" 8¸-d\>`ÔBlwÎh×Þê~e
;éU°lï˜òÿ˜q,!‹í|ù„ÑuçäüR7 Þ’êVÆåÒV&}ý©·
1^Jõוg;¿4P ]ž‘AOÚ|f+ 3’GÉà-º”)ðv[ÿÌtæ:#5—
t»dÐÞ[ ®û sÅð«ÔPJ.«0Ê M}8éóe#m½R(z•
3² 2k•
Å'`Uù ªú\4·ä’4¸ž Ÿªòig 0‰‘
wñ7ØjžÑtèbnºì† ¯š€
@Ž`û+㘠‘áïïóŒ4yKwâÉí^É[`øÒ!Ùòò Ýó ?&Ï"ã “Ö¢3v)ÆxŸ:ƒ`0’”·Ìx©aò ûUÝ bè;Ë_cðƒnÎ0
¶
¶Ùc
xXvŒA!Œa¸k× WŒh ƒ¡4Ò/·_•: s6  h«¿.*ƒˆ
•s^Ž×Ÿ —sê
úî‰ pý"†Ê€ß:
ñºÿí\ڿ嵩–Κ õr K UD‡´ ÖË,« 1ørX®UÕ#s|€+ ,Tð d
"è܇еTæÕAF±”ÍlEGs
)ÔÂðá
•â3$x.p ‚ö˜±º{ÄÄT”ýª0ßÅ^X†ôÞùå{ ¯Ë3àóÍVJ˜
DLõÈ'ÁÜ Ú\†× ßsîñ
¤wÛg
•uô!ó ¡½? NŽ$ ~Ñ«3¤Ã)qú !2CZ¬ä%æ8ƒîõM ìS: †=®ƒ€ŸfÏ#
¾Zuûb…–@ ¡•—QµöB•É]¹ •Q.>¼’ꮬÂü¾¤ÓÚ™!úrl}òGd_IÖ‰ÉÏ%ÛLY4AGØßÉt¹_†
2ö]?
žÌ@µ0 äœçàsš Þ¡ *š¾÷Ù&úêÁ¿< 8i ªá-•ír l+ÛÊÈ3KÁ g• iÌE†¸Aý˜ñÞ·ë§Ë–
è® pŒ±™¯úeœhý"ã#û2¾Œ/ã•Àø ^¯&5¯ñ•
IEND®B`‚ F ðãO …
\ ËAu5 —
¼±®Ò+ÿÿØÿà
JFIF
, ,
ÿÛ C
$.' ",#
(7),01444'9=82<.342ÿÛ C
2! !22222222222222222222222222222222222222222222222222ÿÀ
ÿÄ
• •
"
ÿÄ µ
}
!1A Qa "q 2‘¡ #B±Á RÑð$3br‚
%&'()*456789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyzƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–—
˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚáâãäåæçèéêñòóôõö÷øùúÿÄ ÿÄ µ
w
!1 AQ aq "2 B‘¡±Á
#3Rð brÑ
$4á%ñ
&'()*56789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyz‚ƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–—
˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚâãäåæçèéêòóôõö÷øùúÿÚ
? ÷ú(¢€
(¢€
(¢€
(¢€
(¢€
(¢€
(¢€
(¢€
(¢€
(¢€
(¢€
(¬é±|£ûÝÏøWŸ˜æx|¾Ÿ=g¾ÉnË„ Ý‘} ™W=2qH&ˆ ˆIí¸V31c–
$ŸSI_%>2©ÏîRVóz›ý]w7h¬h§’ ò7-••jA:Λ—ƒÜzWÐe9õ
Áò[–}Ÿ_GÔÊ¥'
Ih¢Š÷L‚Š( Š( Š(
²Ç /4Ò,qF¥•ÜáT
Š(
Š(
Š(
Š(
Š(
Š(
Š(
Š(
Š(
Š(
Š(
Š(
Š(
Šd
I$ô ç¾(ø¯§éÈöú-ËëÀØ2²Ÿ!pNyÈ,xã sœœ`ÅJ¦¯&uàð Œdù(Fÿ ’õg•uuoen÷ w A ct’¸E\
œ
“ÇR yÖ»ñƒNµ- j×Ï´âys `ã‚
›ž£åéÁï^W«xX×XKQžáK òÙ±
` ƒ
= sëYuæUÌ$ô‚±öù•
ѧïbß3ì´_æÿ CÝ~ x³TñGö·ö›ÄÞD‘¼[ nÀû¾_p6Œg'“’k¾¯3ø1g hZ•ðfóf¹ °'å
••ÞÒ½2»ðÎN’rÜù<ò ©æ !EZ*Ú/EÄ(¢ŠÜòBŠ(
wò”A œ ëÏjΫ7Û¾ÒwtÀÛôÿ õæ«WäüA‰|§6ÑvKɝžÿ 3º’´ QE âš…>)Z ¯n£ÔS(«§Rt¦§
fµBjú3t @ ä-ôT6ŒZÖ2}1SWí jÞÞ„+/´“ûÕÏ:JÎÁE Vâ
òïŒ:…íƒhmgyqlÛ§lÃ+!È àõÃ0üOz•y·ÆkX_Ö l™ž+¿'…dbà 9(¿•sâ¯ìecØÈ VcK];¯½4dhŸ
'‰c‡[°ó€á®-ˆV
/R‡‚Ië‚£ž èú Št• A¿M»W•.^ ùdN r§°È
èM|ËSZÝ\Y\%ťİN™Û$NQ—
# sБ^u lᤵGÙã¸[
]9Q÷%å·ÝþGÕ´WˆxsâÖ©§l·Ö#þз 4 ³ àuèø žpI<µzæ‰â
3Ä6Ku¦Ý$£h/-Fø‰Ï
½AàýqÆEzt«Ó«ð¿ó>'0ɱx
jÆñî¶ÿ •ó4袊Øò‚Š( Š(
Ý#
Š(
Š(
Š(
Š(
Š(
Š(
Š(
Š(
°|Gã
Âê£PŒî»ÒÞ%
ã>€uêFpqœW 㯉Х»éž ¹ß3åf¼L Î Œ÷'ûÀ: NG‘Ë,“ÌóM#I,ŒYÝÎY‰ä’OS\ ñÊ –
¿Àú짆'ˆŠŠ¼cÛ«ÿ /ÏÐè|Mã}cÄÓJ³Ü4 ,ß%œM„ Œ Æ7Ÿ” žùÀ +›¢Šò¥9MÞNçÞÐÃÒÃÁS¥
º ¢Š*M•yøK
qx!] uindw2
+- )ê¸P?Þ
]Õs? me³ð “ ˵š6”
ƒò»³¯Of ÓWÑҝ,"¼‘øîkSÚc«I3üŠ(«8 Š(
Ý@=N8Û×ñª•w š,.7 ‘þ “_—
q. t1Ò¨þ êŸç÷ ´dœl QE|ñ°QEXµ¦6>E<“ßÚº0¸j˜šÑ£I]²dÔUÙ¡l¡m£ û¹üù©h¢¿e¡IQ¥
Kh¤¾ãÏnîáE V¢
â¾*ÙÇuàK™˜5¬Ñ̝O –Ù϶ þ8®Ö¹ß Øÿ hxW‡ÌòöÀfÎÜçË"L~;qíšÊ²½9/#»,©ìñ´§{ZKÍÔQE|ñû
U½7T¾Ò/ ïOº–ÚuÇÍ c# àŽ„d
RŠ iÝ (ÆiÆJéžÕá/Š¶7¶ðÙëÒ}šø|†çn"—• 8û„çž6ðNFp= )cž š
øïV𼋠oö›
H¤PÈèr¬
‚:Šù>ºŸ
•k+ ª3’Sû§“íÏ ñ^– î£Sïÿ 3ã³N „ïW £þ^Ÿ.Þ›zEQYšˆ4ß X%ޝp²)P^2Fø‰Ï
½• Øã##šÓ¯M4ÕÑð•)ÎœÜ&¬×F QE2 Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š+;[Öì|=¥É¨j ì…8
9i ²¨îOø“€ ¤ÚJìºtåRJ WodY¿¿µÓ,f½½`¶…w<Ð ê{ 9'ŠðÏ üH¾ñú%ˆ–ÃO ƒ*ÉóÎ
GÎGm§îò99'Œeø³Æº—‹&Ar
8˜´VÑ ´-p̝‰°qž \ “žn¼ŒN1Ï݆Çè™'
Ã
•lJ½N‹¢ÿ 7ùtî QEpŸT QE QE };á`G„tPF °ƒûfµMŽ8á‰"‰ #E
¨£ @è ì)ÕôÉ%¢? «>z’ŸvØQE … Q@ UžÍ%Ë'ÊýO¡«TW6/ C OÙו×õ·b£' td=¤éÕ
ÇËÍ4A1 yOϵlÑ_3>
¹^5$—Ëü•¾±.Æt6
Ç2ü«è 5 ª¨¡T`
‚–Š÷rì§
—Ū+W»{ÿ ^†S©)î QEzD Q@ QÖ¬äÔt-BÆ U–
æÚHP¹Â‚Ê@Î;sW¨¤ÕÕŠ„Ü$¤·GÉ”QE|ÑûxQE QE £¢kwÞ-Õ#Ô4ùvLœ <¬‹ÝXw ü Á ×½øCÆÖ·DŸf½‹™]÷ ½™O ‡cÇ ¯POÎubÂþëL¾†öÊv‚æ Ü’/P¨ìAàŽ+§ ‰• n‡‹›ä´s _j‹gú?/Ë¡õ] Åx+â
¯Š[
ìWQ-¦¤«‘ l¬À ˜¦z-§o' äà㵯j #R<Ñz˜b°•°•]*ѳAE UœáE P E P E P E P E ^úúÛM±šöòe†Þ
ÜîÝ þ§Ørh bäÔb®Ù[[Öì|=¥É¨j
ì…8
9i ²¨îOø“€
¯ž|Sâ›ï j†îìì…2°[©ÊÄ¿Ôž2{û ¹ã/ _x®ók7•§Bìmà nFN ù9|qè9ÇSž^¼\^'Ú>X¿
wó?LÈ2E‚‡¶¬¿xÿ Û×¿Ü QEqŸH QE QE QE wz?Å• i±E ЃP‰ e¦ JT 6î ¯ H''œ×¥øOâ
—╶ÿ ñ騕Çì®Û· Ý[ 7 ãƒÁã 5óÍ ×K V 7uýu<
w
`±Q|±ä—uþ[~^§ÖtW’x#âƒùi~!•v`G óu ·šsô ½²z’=n½zUcR<Ñgçy†]_ WÙÖ^•£ô
(¢´8BŠ( Š( Š( Š( Š+ƾ"|Dû›¢h“¢r—7H×z¢ŸîzŸâéÓïeZ´iGšG¡–
åµ±õ½•º¾‰[.§CâO‹:f›æ[èéý¡t2¾oHTò:õ~@éÁ †¯/Õüiâ jiZçS•"‘J x Ç ÃŸ—
hê9Ç9$u&°(¯ ®&¥G«?JÀä˜< ÷#ywz¿ø ¢Š+ ×
(¢€
(¢€
(¢€ ²A2M
• ±°dt8e#•A
{ßÃÏ ·Šldµ½
º•ª‚ä ÊxÞ ±ìØ É-¸- V,/î´Ëèol§h.amÉ"õ úŽÄ- â·Ã×te~‡“›åTó
õ] Íø+Å‘ø³EûIE†ò òî"VÈ
•I-Ÿoø þ
r óŒ÷ sŒž’½ØIN*QØü« B¦-¬©UV’Ü(¢Š£ ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¯
ø‹ã©uÛÉt› 6ép>×d`~ÒÀý쎨 àwê{c°ø¡ã(ôÍ9ô;
ÔßÜ.ÛŒ.ï*"
F{3dc¯ <eMx•y¸ÜJ·²•ÏúüϺá|•[ëµ×øSüÿ Ëïì QEygÛ… Q@ Q@ Q@ Q@ Q@ zÿ Âo Í
u¿Ã÷óï1GºÉœŒíz<““‚ 8 ¹À y Mku5•ä vï²x$Y#l µ”ä -:ŠÖ•WJjHóó< 1ØiQ–ýgýoä}[EdøcYÿ
„ƒÃV:¡M•<•¼\` RU±Éãp8ç¦+Z¾‚I&ÈªÓ•)Êœ÷M§ê‚Š(¦f QE QE QYúî¯ ƒ¢]êw 1Û¦í¼üÌxUà
d•3Û46–
¬ºp•I¨A]½ ÀüUñ•ØíßÖ
_ëçŒ ™Uÿ Õ¡?sƒœ° çøOC» « ÷÷Zô×·³´÷36瑺“ý ` qUëçëÖugÌÏ×r¼¾
2£ ÷o»þ¶
(¢±= ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( SÃúåׇu«}FÕØ Ø #VÀ–<•Èx<§ ¨ ôŽ«ZëºM¾¥dXÛι]ë†
#Ô G§ f¾Z®ûáwŠ_GÖ×IœæËP($ŸÝËÑH ûÇ
• • =¸*ü’ä–Ïó>c‰2•Š£õŠk߇â»|·_wSÝh¢ŠöOÍBŠ( Š( ¨ë µ®…¤ÜjW¥…¼
–عbI =I zsÎ*õxÇÅß µÖ¤ž-‰ "´a,ìqûÇe qß XýIéÀ'*õU(9?éž–S—
¼~*4zný ÿ åó8 gV¹×u{Nð©žvÉ
0
° ^9ª4Q_?)96Ùúì! EB*Éh‚Š(¤PQE QE QE QE QE QE è•
¼Gý›®>‘q&oÿ Õîn aÓ©ÀÜ8èI! {…|©§ÞI§jV·Ðª´¶Ó$È eIR Î;q_RÚÝC{g Ý»ï‚xÖHÛ nV
ž†½| KÁÁ
ô?;âÜ §ˆŽ"+ãZú¯ø‘5 Q]çÉ -(ñ~›á8mßPYÝ® „qÀ˜ŒžH
óÏ× Þø‘¢x‹VM¶Šò ‰ Œ~|j ˆ #*Çœ y㝥rß ?æ ÿ oûN¹¿…6R]xêÞde
i
“8=H+³ ß.?#\ ÄTXf¶Ðúì.M„žNñ“¿=¤÷Òé´¿${í Q]çÈ…x÷ÆGqum ÛÊù¶o6évaw
z’ ±ã˜u#a¯—|Au ÷ˆõK¸Ì†{¹dðFå.H8<Ž1\XêŽ ùW_Èúž ÂF¶Ö—ØZz½?ÏúFu Q^1ú@QE QE QE QE
QE QE QE ôï /ˆ¼:‘M#5ý’¬W ù‡;$œ’ =ò b»
ù¯ÁÞ$o
xŠ @£InTÅq csF}3Ü lã ¯¤b–9áI¡‘dŠE
Ž‡*Àò #¨¯o [ÚBÏt~[ÄYgÔ±NP^äõ^Oªþº1ôQEuž QE “â}gþ ÿ
_j7¼ þíq]ˆUÏ#Ägž™¯™e–Iæy¦‘¤–
F,îç,ÄòI'©¯TøÏ«1›Nѝ°P¦êPTmbr©ƒ×# ÇNG^ÞQ^6:§5N^Çé\+‚Tp~Ùï=~KEú¿˜QE Ä}8QE
QE QE QE QE QE QE W¼ü)ÖƧá5²‘˜Üiíå1f,J ”<Ž P2p ÜWƒW¢|-Ôů‰®t÷—
j^A•L}ù äsŽ>RçÓô®Ì
’gÔðx“
«åóvÖ>òùoø\öú(¢½£òÃɾ6•Ì þÞ?ö•r_
‰ ´¼-¾n•ïÓ×[ñ³þ`•öñÿ ´ë”øa •ñ NdFe•eg d(òØdú
•? ^=Wl_Í~‡èٝü“¯ü3üä} E W°~rs¾9Ö?±<¨]#ì•ãòaÄ» {ü ©ë• ·Ý=:×ÍÕì_ o$M7I±
¾TÓI3 >`P 1íûÃúWŽ×•••êòö?KáL2§•ö½fÛù?Ì(¢Šâ>˜(¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š +Þþ
x‡ûgÂëe+fëNÛ
qÖ<~ìô +Üü¹=kÈ-¼ â[«„‚=
ý]º `h×ñfÀ‰¯Aøsà• è~!mCPT²•bhÚ=É#N a´•
zð BqÛƒU#SE§SæxŽX:ø9FU#Í Vªþ–ß]¿-‡«QE 쟚 Q@ ïtû-F
õ¤ Q+n
<aÔ-™Á y?•d^ø#à ñ,sh–jªÛ‚?$çê˜${Vý § |JæÔñ5©
mz6•<Ôþ èW^kØ\ÝXÈØØ»„±§Lð~cž‹©ôâ¹MCàî·nÒµåÜJ2‰ŽG㦠*9ãï~UíÔV 0t§Òޟ՝
[ Äy• 9ù—ž¿Žÿ ‰ó §á}wFóMþ•u
qc|¾YhÆqœe{×¯ k&¾³®kSð †5H¶É¤Á eY-G’Tžø\ GmÀ×L½ý‡÷žþ Œ"ôÄÓ·œ•Éÿ ™ó
êzßÁ¹âY&Ñ/üà9[{ ˆ
Ð8à’zd(ç“ÅyÞ§¢jz4¾^¥a=±,ULˆB± v·Fú‚kŠt*Ct}6 4Âc îf›í³û™BŠ(¬@(¢Š (¢Š (¢Š
(¢Š +Á ²XxÛGš5Vf¹XHn˜“ä'ë†5O†i-çŽxdh坃£©ÁV
ƒëUN\³Rìcˆ¤«R•7ö“_z>°¢ªiw£SÒl¯Ä~X¹&ÙœíÜ ã=úÕºúCñiEÆN2Ý-Mñ³þ`•öñÿ ´ë á ”ñ
œŠ&‰7Ú:•q“'̧jò0xÏ~ ñÜn|lÿ ˜ý¼•í:äþ
üAÓ
@À”óß÷O^Lÿ ß>ïÈý
-n kû³ü ™ô- Q^±ùÙàÿ ï#ºñ±… ƒZÛG
– rü{aÇãšá+Æ÷’_øÛXšUPËrЀ£ŒGò Ç
3ïX óÕ¥ÍROÌý,¥ì°T¡Ú+òÔ(¢ŠÈî
(¢€
(¢€
(¢€
(¢€
+³Ñ> ø‹WhÞ{•ìûfäÉsÃcv
#ûÙê@8 ךô]#á?‡´é¢žäÏ•*(ÊÎÀD\`îÚ N>é$`óšé§„«=mdx˜Î
Àá}×.gÚ:þ;-%¦éwÚ½âÚiö²ÜÎØùc\àd
“Ð
‘Éàf»3àþ»uå=ýÍŒmë¸Ë"uÇ å9ãøº^+ÚmmìÒÞÒÞ( LíŽ$ «““€8êI©«ºž
ãw>[ ÅØšŽØx¨/½ÿ —àÎ MøGáÛMx×WÏå…e’M‰»Œ°
‚;ðXõïÖºÝ7AÒ4§OÓmmc ù‘Ä •ã‚ÝOAÔóŠÑ¢ºáFœ> |ö#1Å❝Q¿+é÷l QEhq… Q@
ÅÄ6–ÒÜÜÊ•Á
$’F
¨ d’O@ xµ§í'¡½ÝÊÞè:Œ6ÊßèòBé#È2yu%B c€ÍõîN¶ ¡í´Wži? ¼ ª%¸}Yìg¶y7:”9ÀÜà
¾w` Î9®ÏL×t}oÍþÉÕloüœyŸd¸Ivg8ÎÒqœ-¾†‹u BŠ( Š( Š(
/Ä¿
ôm~Yná-a}+ y¢ •Øã%œv= É$œ×˜kÿ
¼A¢Íû‹gÔm‹a%µBÍß |Àà{Ž@Í} EsUÂÓ¨¶³ò=Ü
]EÔà 7/F =
ãp‰G›š+£ý-ÿ §‘òe ôW‰ü £x¤¸• ÛPe
ä^"øu®ø|¼¢ ¶Ù.OÚÁ;G'.½W’yQžµæUÁÔ§¶«Èû|»ˆ0˜ËE¾Iö£ëùù • Q\§º QE QE QE }5á)#—
ÁÚ+Fêê,¡RTäd }A ~ ³\—
Ã?ù'º_ýµÿ ѯ]m} 'x'ä~3‡³ÅÕ‡iI~,òoŸó ÿ ·•ý§\§Ã £â ž¥eÇ×Ëjêþ6Ì þÞ?ös
-e¸ñí¤±®VÚ9e•äp¥
7 æɵÓúÐû¬ K‡]ÿ –œ (¢ªj·ßÙšEíÿ —æ}–
&Ù» ¶©8Ïlâ½Fì®ÏÏ# 9(Çv|¿¨^I¨êWWÓ*¬·3<Î aAbIÆ{sU袾i»ê~Ý ¨¥ ²
(¢… Q@ SâŠIæHa¤–F
ˆƒ,Äð © MÛV2Ÿ RO2C
m$²0TD f'€ Mz7…¾ ^j(.µ×– ‚• -k‚¹É'!9#‚
à‚ ½[Iðæ•¡( n• » +æ*æB
É ÎXŒúžÃÒ»)`§=e¢>o0â|. ¸R÷åå·ßþW<›AøE«^LZ‘lÕ¹ d•Ç 0J€A<’H#îšõ Â
‡Ò?°ØEçÇȹ‘CÊNݤî<ŒŽÃ “Ç5¹Ezt°Ôéìµ>' c1ºT•£Ùh¿àü
î QEny!E P E óÃko-Åıà H^I$`ªŠ I$ð æ€$¢¸MWã'€ô—¸‰õØîg…7 ìãy„‡
®£a'§Þ -¤s\6¥ûKi±\*é~ »¹ƒ`,÷W+ Éà*‡ c ç¹ãŽF¬ ºQ_0·íââÇn™¢ Ï Ã) }|Êú
Áþ%‡Æ- °× ·’Ý.щ…È% X£
Ž£rœ-21Àé@3?âv¥
•ðËÄW ¬Œdöà î”yJy#Î öÏ^•ñe}wñÊâ ~ êñË*#ÎðG ³ ]¼äl SµXý ô¯‘(¸
ñ Åú4–ïcâMI ÝvE “´±*íÚ –ù\ ÐcŽ1ÐW¤x{ö•Ö-®
‹Ä e¥å EI%µ )ÉÈ̇$£ n;@PI ¨¯ ¢†ï« ë½ ão‚5çX›P“LœªÇ¨ ˆ ;·‚P
Q@ &—
eÈÆ9 ôJø ·4 øÂ΢ë vˆ ¿’¯º&b»IhÛ(Ç äƒÐz
ûŽŠùóŸ´kCn-üW¦I;¢anì †r š6 düÄ° t GZöŸ
x»Añu¬· ¥ âDÁd
]
Î7+ À
9ÁÇJ ÆÕ Q@ Q@ ‡‰þ hÞ"Wš8ÖÆý›q¹…8nI;“ 19<ðzsŽ+ÅüGá_Â÷-]ü „ãeÌ@´NH' ˆ ðx8<g¦
}/L–(ç…áš5’) «£Œ« Á -¢¹ká!SU£>ƒ,â,N
ÜŸ¿
ϧ£ý6>O¢½sÅ •Ùî¼9"Æ6ô)˜à
v¹'“Ç
ÆIù€â¼¦êÖâÊáíîíå‚tÆèåBŒ¹
ž„ ò*ѝ'i#ô g†ÇCš„µêº¯Uý" (¢²= ¢Š( Ü>
ÿ È¡wÿ _ïÿ ¢ã¯C¯ øgã= @Ю¬uK¦·”Ü™”˜™Õ•U m ‘·¾:Ž¼ãµÿ …™á ú
ÿ ä´¿üE{xzÔÕ(§%÷Ÿ—ç9~.xú²…)4Þê-¯Èäþ6•Ì þÞ?ö•r¿
æ’/éé Œ«*Ê’ p |¶lQ à+O❉ô (iWhû?æ-Ó ¶cï ŸºkœðN¯i¡øºÃP¾Üã,®Ê2Sr•Î;ž{ã¦zW
ç ŠæOKO«À᪬‰Ñ”7,ôk[·+h}'Y>)ÿ ‘CZÿ ¯
ÿ ô[VGü,Ï •Ð_ÿ %¥ÿ â+3ĝ ¼/uáNÚ×Piî'¶’ ãX$ –R£– `g'žƒ¿Jô§ZŸ+÷—
Þ|F ,ƪðnŒ·_e÷ô<2Š(¯ ýp(¢Š («
Zô6VP4÷36ԝz“ý rO s^»àï…PÙÿ ¦øŽ8®'ùZ+UbR
>‡çìÇ<c•ë÷³ÆÔhN«´O;0Í0Ø sVzôKwýw8_
ü?Ö<L©pˆ¶¶ ‘ö™¿‹ gjõn§ÐpFs^Óá¿ hþ V:|,×
»^âfÝ#
ç € : œ
ç ¿E{ p´éj–½ÏÎs<÷ ¼[å‡eú÷ü¼‚Š(®ƒÅ
(¢€
+œñWŽü;àËc&³¨Ç û7Çi ß<Ÿ{ Ps‚T•Ç
ž¤W‡ø·ö‡Õï.%ƒÂÖÑØY”P—7Q ¸Ýœ± % þ Üdä €X ¡õ-[MÑ-ÖãTÔ,`g ²]L±)l €Xœ
qìkÊüIûCxkLòÓCµŸZ‘°Y¾khÔs‘—
]ņ qƒ×# óf¥«jZÍÂÜjš…Ýôê K©šV
’p
q’N=ÍS D×þ6øß^F‰u ôÈ ´zr ‰!³»y%Áè
c“Ÿ?žy®®%¸¸–I§•ËÉ$ŒY‰É$žI'œÔtP E P _RþÎ÷SÜ|7¸ŠYYÒßR–
(Tž JFø-Û••âkåªú+öiÔg—Hñ ˜Û~Ïo<7 •ón‘Y['Ó /ë@]£WöŽÿ ’y§ÿ ØV?ý |Á_MþÒ
¯´Ëf‘DòjK"GžYV) ì
/æ+æJvhWAE R QE QE U‹ ûÍ.ö;Í>î{K¨ó²h$(둃‚9 ¡ªôPµ@{W…ÿ h-fÄGoâK µ8·
×Pb €,I%@ØÄ € Nœžs^óá• h¾1ÒÒÿ G½Ž`QZX
, äm‘3•9Vö8È$s_
U‹ ûÍ.ö;Í>î{K¨ó²h$(둃‚9 •¡¦¼Åcïz+Á<
ûB¤¯ Œ¡Hp¤
JÝ ‚BŒy‘¨'$†ù—Œ•6•“^ïoq Ý´W6ÓG4 ¨x坃+©ä G ZC$¢Š( ¬? øKIñE·—
} Ù†6\Ä • $à69 ž ç®
nQS8)®YliFµJ3U)»5Õ5ø£Â:—
…¯ž+¨šK]ÀEv¨|¹ Î {7 +׎ã àWÕ·V¶÷¶ïowo ð>7G* VÁÈÈ<u ׋xßá¥ÆŒ.uM#÷Újüí
I’ ßýä-½@<ç «ÊÄ`œ/(jÐ²~%†&Ôq>ìú>üŸáù-wE W õaE P E P E P E P [ž ðÿ Šµ1k
h»!L îYr±/õ'°ïì #¤ðOÃk-jH5 ^6·Òʉ s‡¸ ±ÝW¾z‘ŒuÈö»
]2Æ +(
hWjF½ þ§¹'’y®ì>
ÏÞžˆù\ç‰)áoG
ïO¿EþoËïìexoÂ:O…íöXÁºr {™@2¸'8Î8
-¼Öí W F 劲?=Z¥iº•]ÛêŠ(ª2
*9ç†ÖÞ[‹‰c† ¼’HÁU
’Ià 9Íx?ŽhU‰ä°ðl1Ì
ý§pŒ %NvFÀ ‚Wæn2 ÚF
ö x»Eðv–÷úÅìp€ŒÑ@ g# liœ±Ë/°ÎI šùçÆ•5íjY¼< G°*è_åiå #ql~ìã /
çæ<cʯ¯ï5;É//î绺“ æžC#¶ ,y8 «Р“Ï5ÕÄ· É4ò¹y$‘‹3±9$“É$󚎊( ¢Š( ¢Š( ¢
Š( ¯týšu bÕüA¦0>â n €6…™[<ç9•qǯãáu쳝ü”=CþÁRèØ©«u ¼ý¤ ‰¼
¦ÎbC2jj‹!Q¹U¢•• P UÈï•é_1×Ô•´\ ËðæÑã‰Ý"Ôây T‹åȹ>ƒ,£>¤
õòå+Ü Š( Š( Š( Š( Š( º• |@ñ •ï<Ý&ëu»n2YNY •• ‌7
ó
Î2 /E }àO‰:•m1c!ƒQŠ!%ÅŒ§ç•±*z:ç¸õ
H Ø×À•O5-ÄW òÉ
ñ8x䝊²09 È óšúáŸÇXo é~5¼Ž ½ãÈÔLaR]͝² B3÷° œ –
-éE P E P šxÛá|z“ÿ hx~8-î6Ÿ6×î$˜ Ç
Ý 8 9È9ϝK LðÍ G,lUÑÆ Hà‚ C_XW 㯇°øŸ Ö- ¶¨¸VwÈI—§Í€N@èqÛ ±-~+
ÍyÃsì2>#•&°ø·xô}½|¿/M¼ Š±•au¦_Me{ As
mxÛ¨?Ôw pG5^¼–£?@Œ”’”]Ó
(¢… Q@ zׂ~ Ç¶«â ÿ m4öO¦Ó'êvcÓ=Ö-ü;øwö +[Öáÿ Káí\•©ôvßôÃׯÝôêôð¸?·Q|…ϸ‰¶ðØ9iÖKò_ç÷y”QEzgÄ Q@ qþ:ø‘¡x
Ìýºo;R’#%µ„yß/8 8! ?Ä•ºØ
F+‹øŸñ¶
Ü]h> XîuDB“^
;I2
à‡p3‘ÑN3»
£æ‰çšêâ[‹‰dšy\¼’Hř؜’Iä’yÍ u-9øƒxëT’{éä†À86úzHLP••
:3áŽ\Œœœ``
NŠ( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¯hý›¬n$ñ–
~±æÖ ?É‘÷ •ÞD*1ב þ^â¼^½ÿ öeÿ ™§þÝ?öµ z Æßù$:ïý»ÿ éDuò }Ñâ«
•WÁúޝh¡®n¬'‚%' »FÊ ONH¯…è
Q@ Q@ Q@ Q@ Q@ Q@ Q@-¹ðÃã=÷†®-t Ï%Ö‚ C …wIf 8 —Aœ 9
·¦Óôݝýž§g å…Ü v²gdÐH$FÁ á‡
øWÁ Þ|3ø™}à
P£‰.t[‡ êÐ-AéæGž Û£ ƒÐ û
ŠÏѵÍ/Ä:r_é ð^Ú¶ ø_;I íaÕ[ eN Ï"´( ¢Š( ñOƒt¿ [ŸµGåÞ$e!ºO½9
g±õ8Á9¯•¯ì.´Ë鬯`h.am¯ u úŽàŽ 澫®Wƾ
µñeŽå+ ¥
â
‚8#®Çõ_Ô-Gpx±X_h¹£¿æ}>Až¼ ½•wzoÿ %ÿ •Ý|ןÎÔU‹û
-2úk+Ø
˜[kÆÝAþ£¸#‚9ªõã5m úLd¤”¢î˜ø¢’y’ ci%‘‚¢ Ë1< êkÜü
ðòßA·KýV(§Õ_
€e¶î ö/êݺ
2M?†ž ›GÆ·ª&ËÉc+ »(Ì*z³g•äq•Ð $•é5ë`ðܶ©=úÄYó«'…ÃKÝ[µ×Éy~~›”QEz Ç
U=WU±Ðô»OS¹ŽÚÎÝ7Ë+ôQüÉ' É$ ’h ÄóÃkoÅıà H^I$`ªŠ I$ð æ¾pø™ñÎme •á
®ì “5ø&)fÃp#ÁÊ!À9áŽpB€C`|Nø¿{ã• fŸ
¶ "¶æ‰›÷—$ ©“ 8! Fy$ávù• Õ‚Š( Š(
©Ü,Q‰ßSdy Ì« eA=H ˜Ûqõ¯™+쟄ZKhÿ
t(d ù“Ân™¢þ!+ <
Š(
Š(
Š(
Š(
Š(
¾›ý›à…|
•¬ ý1È €;jøWÄút G‹52ÛwÙì立‹yËmI FO® }Õ_&|yÓf±ø©yq+FRþÞ ˆ‚“¡ Xn: à
ç™ÑE QE QE QE QE QE QE QE Þ|3ø™}à
P£‰.t[‡ êÐ-AéæGž Û£ ƒÐ úÓDÖôï i jºUÇÚ,§Ýå˱—v ©á€#•G"¾ ®óá—Ä»ï ê»}΋ràÝZç•=<Èý
Ý
-€«Zè ØtUM3S²Ö´Ë}GN¹ŽæÎá7Å*- •B: y y«t4Ó³ ¢Š) Çøÿ ÁÑøŸIi¡S«[¯ú;îÛ¼g% ÷
qž‡¸ çŠøqà+‰µ3ªkvwVÑÙºµ¼3!ŒÉ çq œ/ °IëÁ Ùh®yái΢›=|>wŠ¡ƒ– /G³ê—T½•
BŠ(®ƒÈ
(¢€#žxmm常–8`‰
É$Œ Q@É$ž œ×ÊŸ ~)Ÿ Ý®•¥š ¤»ÑÙp÷2 G˜sÊ®
Ú½yËs€¶~0|U¹ñF£q i2ùZ ´¥ ãpßmu?|H1äe@<ðÇœ òj{l E R ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š(
¢Š( ¢Š( ¢Š( ¯¼4M1t] NÒ–S*ÙZÅl$# Â(\ã¶q_ ü1ÓfÕ~&øvÞ •]/Rà—$
±5‡ óµ -øéÖ¾Ó . â¿´~‹%ß…ôb1+}‚墑Q2ª’ó±ì F‹õ¥{UaøÇ@_ ø;UÑYc/unË ˜Ìª²š6
%yÀp§¿N‡¥ |9E P E P E P E P E P E P E P E P E P ®ü ø'†õ8ü=¬Þ*èW
|©&<ZJyÎ{#- ð
ÝÇÌOÔUð }?ðÇ¿ÛÚ ðÝü¥µ-6<Àv`Il6¨ÉÏ,¤íè8+Ôî4ít
žÁE R ¢Š( ¢Š( ¯ øóñ û:Î_ é¼Ý]Ä-{:Kƒ
dçË Nw0 †ãct;²=#â Œmü á+Z_šá³
œe
'*J Á ^
<Ž Ç8 ã
ûëOQ¹¿¼“̺º•æ™ö¹Ø’Ç ’OJ ¯E P E P E
óy‹ 6âÍ3 Û#; l7L¨•r9û㧕¢ëÎþ h
ü2±iVEŸQv¾ufV 8
ã 1ª œ“Ó ôJ (¢Š øßâ߇n<9ñ'VŽcº+éZþ À
`4r•CŽ[p Ýx¯˜)+l€(¢Š` QE QE QE
Ï|×e¦ü ñåõÃEqci§ BÂ[«´e'#å-^óžsÓ -zd
ò5ª<ìO¡
P E P E P E P E P E P E P º~Íš$Ϭë:
’V' ãkn^q¹À W _OþÐþ þÓð]¶¸’bM"o™K
QE QE V՝ƒüM©ÛÅscáíVæÞoõsEg##sŒ†
Mny• íºoìÙ®K3•S^Ó-b
ß'é]6›û6hQ@ÃT×u ™‹e^Õ
•ÁV
IÎyÈúR¸Xù²´ü;-\xsÄZ~³l[ͳ•eÚ®Sx æBGf SìM}= À? Çqm+ZÞʝűâ{¦Û3cï¾0CwùJjÒƒ
àÇÃëkˆ§O
Æ^7
¢K™•I <«9
=ˆ ÷¢-½m`’[\ët=fÏÄ: ž¯§É¾Öî!* ‚W=U°H
A à‚*ýG
ÚÛÅoo pÁ
Ž8Ô*¢€
©)±
Q@
Q@&üoñ¤~*ñ˜³²™eÓt¥0Dèr²Hpdpp
2 z‘òdš¼Ê¾ÜÔü á anE÷‡4É-å‹Ë2Û¬r³ ’Þb€Ù'©ÎMaÂ’øyÿ B÷þNܝñÊ íÐù Šú³RýŸ¼ }2ÉnºŽž¡
pcµ¹Ü¬}O˜ çèk›¿ýš,ä¹vÓ¼M< øùc¸´ °>쬣ÿ ©¿[ÌùÞŠõÉÿ g_ Co,©w£Nè…–(î$
ä º7F ONH-¤W7}ðÇÚ}œ—Sxrw1‘ ±Ìç$
±ëØq×¥PŽ-ŠÐÔô-cDò¿µ´«ë ;>_ÚíÞ-øÆq¸
ã#§¨¬ú (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š +sÁÚ x§Æ:VŠ«!K«…Y|¶Ueˆ|Ò0-ÆB =út=+
½÷ötðŒn×ÞºEf˜a’§ Èü¯ T {È ,{ô Cko ½¼Qà H 8ãPªŠ
p b¤¢Š (¢Š ¯co©é×6 ‘ù–
·Q<3&â7# dr2
é_ ø§Ã÷- ñF£¡Ý6é-&(yˆyGÀ' ”«c<g ÷Ex_í áuŸKÓüQ r íœYÜíFaå6Y Žp¡[#§&QÏ P ΔQE QE
U‹ >÷T»KM>
Ò{»—ÎÈmã2;`dá@$ð ¯Qð‡À? ø‚×íš½ÀÐà`|¸æ„É;-0Ly] 府ä}Ü Ó³Ü &« V7z•Üv–
6³Ý\É••Á wl
œ(äð ü+ë ü ðV•uö–´›T”}Á©:Ê‹Á ä
ºÿ 88# ÝéºN›£[µ¾—§ÚXÀÎ]£µ…bRØ $( 8 gØTê3å
à—•õäY[OL²É¨¹ˆ’ v \-¤e@ÀÎy ïô Ù²
‹'ˆõ×g*Á Ó• ž ‘ÁÈÇQ°rzñϺÞ^Úéö’]ÞÜÃmm ËÍ4 GNXð+‘Õ~.x H—ÊŸÄVÓHcó ´
p çÑ‚ ñБ۱¡‰è®PÒ¾ ø KKrúT—ÓÂûÄ×—
ÅÈ9 ‘HB;cn ëžkµÓ4M'EY JÒì¬ R
‚ÖÝ"
GLí 5áÚÏí*qq-‡áÐ -EÅìÿ Lî‰ Ôpþ‡Ú¸ÍKãϝ/® [{ëM= 1ZÚ#)9?1ó7œóŽ¸àq×.Ö ôÐúΫ
ß_Ùé–r^_ÝÁik-7Í<‚4\• Xð2H•|W©øûÅÚÃ\›ï êr%Ê”–
¸hâe# |µ!pGQŒ ç( æ}¡©üSð6’"7>&°“ÌÎß²±¹Æ1×Ê
·¯|gð¬©þ8ü>†ÞYSZ’wD,±Gg0g }ѹ ÉéÉ ÔŠù Š úrÚC« †
+Yy‚“ I H¬Øà
{àãÐÖ ü4×ýJ?ùRÿ íUà P ºj?´¶£°]3Ãv¶Óî ½ÍËN¥yÈÚª‡=9ÏáY•ðÑÞ0ÿ n‡ÿ ~&ÿ
ãµãôQp>³øAñ'Røƒo«.©gi ö/ WµÜªêá¸*
ĝACÎyÈàcžó]Ôÿ ±<=©êÞOö In|ÛwìBÛsƒŒã Á¯ ý™•æiÿ ·Oý^Áã¿ù'ž%ÿ °U×þŠj ð ø
hï •Ð7Cÿ ¿ ñÚš?ÚGÄâÚe“HÒ àãÊuY ¯<î]ä¶GL zñš)§a5sßÿ ᦿêQÿ Ê—
ÿ j©m¿iˆ â5ºð¬‘ÀX x¯ƒ²®y!Lj Çl¨¯žè¡;1ŸOÿ ÃGx?þºçýø‡ÿ ŽÖ¶ŸñãÀW4“ê 6
hŠæÑË ó~ì0Ç8ëž:WÉTPšµ¬ ÚzoÄï j¶í=¿‰ôÔEr„]L-Û8 …“i#ž¸Ç_C]Z²º†V
¬2 9 WÀ4ø¥’ ’hdh坃#¡Ã) ‚ èi ß¡÷åaëþ
ðçŠ †µ£Z]»*§œÉ¶P î H¸u ì ê}M|‰cñ#ƺuÚ]Aâ•UäLà\\´éÈÇ(ùS׸®ÃEý üa§ìME,uXüÝî
ÒÃåI³Œ¢˜ð£¡Á*NO~”Y;
õ]Kö~ð=ôÈöé¨éÊ«ƒ Îåcê|Àç?B pÚ—ìÓ©En¥ø’Òæ}à2][4
•Ê\“œqŽçž9ÞÑ•i
-îìE¬è—ZtLÊ«43
…\œ ãj• _”1ö¯M°ñß„õO³
? iRIs´C ÚÑdbßuv 1È HÎxÅ-A{Ÿ'j¿
üm£Î"¸ðÝü¹ ƒÚEö…ÆqÉ•pCƒ\•}ÿ XÚÏ„¼=âçWÑlo$x¼“4°)”'<+ýåêq‚1ž*}îƒvoCáš+éötðíü†]
Q»Ò™œ ´D«Œ •Ù'œ–
=øé ñ Âï øcÌ’ûEž[Tó
º´-t{ «’¹(¸çç
Æxàá§q } QL Š(
7 ž£mag™uu*C
n s± FO $Žµöç„<?…¼#¥è‘…ͤ d(Ä«H~i gœ ,}³Ú¼/övðÛ5‹¿ ܯîlsmiÏY™~vá¿…
ƒædrµô} QE QE ^þÆßSÓ®l/#ó-n¢xfMÄnF 0Èäd Ò¬Q@
x»Â÷Þ
ñ-ޝ €ÄäÃ+&Ñ<Y;d^HÁ ¦N
Aä ï°þ&|3±ñþ–
vÚÕº kvG uòäÇ%
ïÕIÈêCqÞ ýô» ÏŠ/ Pœrm˜Ç àŒ áÛ±ão# G]Gm.x…< â? Ü Ñ´é$€>Ù.äù •Î\ðH
Ñ–Ç ö¯
þÎzu¼ ÏâB[«á½“ì‡h?t±]í‘Œ‘°Œ‘ï^Ócag¦YÇgai ¥¬yÙ
ˆÑrI8QÀÉ$þ5Äø›ã'ƒ|/u=”÷³^_[ÉåËme öCß,pœt#vAã
jëT êô_
èÞ ·0hú]¥Š U•" Q½º±äòI<ŸZ~§®èú'•ýªØØyÙòþ×p‘oÆ3Äg
=E|É❝^+× âÒš= Í‘“d ’V
ÊÃ ƒ’
#=È ¼ÎúþóS¼’òþî{»©1¾iä2;` 2Ç“€ ü(m·v#é_ þÑ> Ó˜G¢Y\ë ¸fBM¼[H9Á`[
à`¨ žxç˼QñÏÅþ!G·´š=-л ¶%–R»PÒ“œŒc)·99 8-gE .jZ¶¥¬ÜÆ©¨]ßN¨ dº™¥`¹' ±' $ãÜÕ:(
Š( Š( Š( Š( Š( •ý™•æiÿ ·Oý^Áã¿ù'ž%ÿ °U×þ
Šjñÿ Ù—þfŸûtÿ ÚÕì-;ÿ ’yâ_û ]•è¦ ˆ(¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š ÜÐ<câ?
:¶‹¬]Ú
rþJ¾è™Ší%£l£ c’ Aè+Ô|7ûFêÖŠx‡K‡P@QMͳy2“¹Šà« c l {ñâTRh ¯ôO> Öü„þ×û ÄÛ
¿s ‹f3÷¤æ12>nàuâ»È'†êÞ+‹ycš
P<rFÁ•ÔŒ‚ à‚9Í| [--ñV»áKÃu¡êsÙHß|! $À
nC•ln8È8ÎG4ÀúïÅ
¼)â÷yõ]*?¶22ý² b—%B†%xr Œo
:c"¼ Æ? |E¢ÜÍ>€‡WÓ@y +(ž5 íe8ÞqÀÙ’Hû£ WIáŸÚ@ª´^)Ò
K4rz`4nßï Á½ Þõížñ.•â•4j %üW–ÛŠ–L«) ™H
§¿ d`ô"š ûŸ
•A Œ Ú´4- óÄZí–•§¦ë«¹Di•H\õfÀ$( $ã€
¯±üYð÷Ã^5Û&³aæ]G E ÔR4rF ¸8l-@`@$ñÉ΀¾ h¾ Õ.µ4žMBñÝ–ÖYÐ m þ Ž
‘Á~28 A94¸Î³Â¾-·ð§…ôí
Õ·Çi Bø#Ìrrï‚N71cŒñœ
+bŠ) QE QE QE W/ãÿ ÿ Â
áwÖ¿³'Ô6Ê‘yq6Õ]Çï;`í^1œ ±Qß#¨¨ç‚ «ymî"Žh%B’G"†WR0A ‚ ã
ŒYZJÊ®Œ•å©Ïï
ñÿ •¾,x“Æs²=ÃiÚv×
09Àã… 9á+Ñ>,ü9›Àþ
{‹+i ‡îßý Måü¶ÆLLq•AÉ\ç+ܝØóº ÝBŠ( Š( Š( Š( Š+¬Ó~ øßU¸hü1©#ª &ê n¸È 4›A<ôÎzú
äè¯^Ò¿go ^
y5
Í7O•ÏïPÈÒË Ï¢¬{à?ã]n›û4é±\3jž$»¹ƒa
–¶Ë Èä³ c<c¸çŽAµcçJ+êÝ7ö~ð=ŒÎ÷
¨ê*˝ ÕÎÕSê<°‡?REkAðcáõ¼ñÌž Bñ°u ]LêH9åYÈ#Ø‚
'~€|yE}¿ÿ 'ƒÿ èTÐÿ ð] ÿ [•A
-¼VöñG
Hã•Bª(
À qŠb<öf‚e·ñ-ÃE
•ÞÙ B§k2‰K z )#¶áë^ÁãH&ºð/ˆmíâ’iåÓ.R8ãRÌìb`
ÜÏ$óøgF–iX¼’Ia 3±9$’¹$žôµ ·CáÊ+í=Kᝂ5X 
’Iã ¹E | ÊÈÅYJ²œ F 4•÷ýaÏà¿
iÈŠÛÁµ‹ìíœ ËG´‘ÏBqY•ð¤¾-•Ð½ÿ “·ür˜(¯§u?ÙËÂ÷+rúv¥©ÙM# ˆ3$±E“œm* €8
|ú“\¦¥û5j‘F§Kñ Ëœî P4 tÆ
—Ï~Ã õà W<6Šõ
Oà Žl<¯³[Øê[ó»ì—
A|¼c óBuÏlô9Ç à5? ëZ*ÆÚ®‘`²’#7VÏ r:ãp I\΢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ©-n®,n£º´¸–
Þâ&Ý ±9GCê ä †»?†ž ›Çþ%û I$ u²‰o. !s€Šq€íÎ3Ø1ÁÛ‚^Ú‚ÓcÜþ øÇľ+ÑîãÖ’9í, C
ûn Êü’¬z9
·'ƒÓ;‹ =f©éZUŽ‡¥Ûéše´vÖvé²(“¢æI9$žI$œ“W(ÕêÆíÐ(¢Š QE QE QE QE SÕt« sK
¸Ó5;hîlî d±?FÌ pA ‚ "¾Gø™ðÖ÷À °(d¹Ñ® ý–
ìŽAëåÉŽ ø0äc¿bV_ˆü?a⟠Ý躚;ZÝ(V1¶ÖR *Ê}A ó‘Ç
ŒŠNý øRŠê<uà]SÀzá°¿-m¼™k[´\%Â
ãцFW¶{‚
åé€QEI ]\Eoo “O+„Ž8Ô³; € ’O
êH
šêâ+{x¤šy\$qÆ¥™Øœ ä’xÅ{ ¾ jºÁKß ´º]‹.VÞ2>ÒùPA9 F9ä0ÝòTu¯~Ð< áÏ
"®‹£ÚZ8Bžr¦éYKn!¤l»
ã‚OAè(
4øWàg‹|D©q{ èÖe†ZõH˜Œ•JÅ×#
iϝ«ßÁej¹ æ|n µGVl … '
ò/ ~ÑzUŒÒ[xoNmLì;nçc
nr0H¯\Ð?gÿ
i¶…uaq¬\° ¤’V… Œýŝ ÈÎænœb½ Y×4¿
AÈ ! ÜÀ È;:pyÍ },z¶‹ám ê£GÑ쬘D"2C
‰ F0 þót ’I<š¹¨êºv•l.u;û[
Ü̱)c’ Xž -Õò~¿ñ·Æúò4K¨G¦@È £Ó•ÄI
•ÛÉ. @pÀ`c œðw×÷š•ä——÷sÝÝIóO!‘Û –<œ
®£a'§ÞÀ< 0kŽÔ¿i=
áB°]Ÿ]ê¿ | ¤½ÄO®Çs<)»Ë´‰æ
¹
(Péz
£u)o•n• P=ARù>ØZù¶Š žÙ©~Òz쳩Òô:Ú ¸dºw‹dò J 1Ž0~µËÜ|røƒ5̲ÇG ; Xc³„ª
ü#r“•îI÷¯;¢Àî/¾0xûP³’Öo Α¾2`Š8\
`ƒÃ¢† ;-zt¬•øNüaÿ C^¹ÿ ƒ ¿øªçè¤ Ò³×‰5rßÄ jÚ¥Ýú[=»Ân¥22
Ã6N>Eã8 ã©Ï«x¢
êîËÂZÍ݃콂Æy l ¶EŠœ-:×Šñ_Ù—þfŸûtÿ ÚÕì>9fO‡þ$eb¬º]Ñ
|¦¡ù
6ºæØøÿ þ ¿ •Ð×®•àÆoþ*¬XüHñ®•v—Px£Uy 8 -:r1Ê>Tõî+—
¢„ì#Ð?ávüCÿ ¡‡ÿ $-ÿ øÝnAûExÊ x¢{M wD
ÒÉo g }ã¶@2zð ô ¼ŽŠ ÷m#ö•¾E -xzÞv2ó-”í Xøþ
¹‡'ï x u®ÆÇö†ðUÝäpM «e g3Ïn¥ žB;7=8 ¯§5òÅ ö¾•ñÁÚó¢iþ"±y^A E+ù2;-•QðÍœ•ÀëÅu ð nh1ñ…[EÖ.í 9%_tLÅv’ѶQŽ1É ô ݯ •úŸXj•
¼
«J²\xnÒ6UÚ>ÊZÜcÜFT îEy¶¿û6DQ¤ðæ¸êÁ@ j* fÏ'Ì@01Ðl<Ž¼ñƒ ~Ñ~"°ŒEiÖšªª
%CöyY³X€W q€£·=sì~ øáo ÚAåê0Xê2lG°º#‰ 
À“$q·'‘•
Å' ºc½÷>Uñ‚üGá9JëZMÍ´aÂ
öî…Ø‚@Y Tœ qœð}+ ¾ÿ ¯/ñwÀ¿
xuÆšŸØ—Ç=¤`Âßts @ ÷JòÄœÐ7fô>P¢ºO ø Ä~
¸)¬éÒG }±ÝÇóÁ'-Œ8à •§
ŽH ÍÐ ¢ŠØðdž5O k•é D-mÄœ³7
®ç²Œ•Ì
ðç|Qk¢Ù¿•æå朡u†5 f ~ g ±Q‘œ×Øþ ðÆ—á
#HƒÊ·•–
fååsÕÜ÷c•ù
Ÿà_ é~ ÐÅ…€ón$Ã]]ºáî w>Š2p½³Ü’OQ@
Q@ šÿ ‡t im¦ëV1ÞZ ±É Xt*À‚§¨È#‚GBkäÿ ‰•
Q@
Q@
Q@
Q@
Q@
Q@
¯ü ªoO2ëE¸cök²9S×Ë“
-½
Žá~âú0><ð7Âo øá#¼#²ÒYʛۃÃa€mˆ9r2} *FàE}7àï‡þð=Ÿ•¤Úî¸mÂKÙ´ò AÚ\ …á~P
ã8ÎIê+çO ~зÓ\Ocá c¶·G*ºŒÉ¾I +ó"0 †0bA
i ìþ+ñç‡< n_YÔcŽr›£´•çžN AÈ © Ž < +Ä<QûEj÷Èöþ ÓãÓ { u9 JT0ÚB‘±
‚
ÿ ½Á Íx¼óÍuq-ÅIJM<®^I$bÌìNI$òI<æ£
×÷š•ä——÷sÝÝIóO!‘Û –<œ áU袀
(¢€
(¢€
(¢€
(¢€=ÿ öeÿ ™§þÝ?öµ{¦¬mWF¾kåG³ ò ÖDÞ¦=§p+ÎF3Çzð¿Ù—þfŸûtÿ ÚÕìþ.¼ŸNð^»}k'—
sm§\M à ®±± ƒÈ j*ÅÊ Šê‡ “Mì|3E Uˆ(¢Š (¢Š (¢Š (¢Š í</ñWÅþ t[MRK«DEAg|Zh‚ª
•¡A9@3Ñ
ô È ¯kðoÇí
Zò¬üC öEóa|ì–¶‘¾Q•ÝcÉ,pÙU —¯˜( ½ÿ ÐõM;þX^XÝEí$sFÃñ
¤¡ ¼Sâ À(/ž}SÂ
–÷.Í$štŒ &ã8„ãä$ƒò“·æà ¯ð_Äo x G MÊ=œ¯¾[;…ß ¶Ò3Ø©éÊ‘«œŠú¯À-1ÿ „ëÂéfO§î•âòåmÊÛOÞFÀܼã8 `öK æ
|'ñgˆµÈl&Ò/´»sóMw{jñ¤h:‘¸
ÍÏ
:û Hú¿Ã- Òü#¡Ã¤i yVñòÌܼ®z»žìp?
6(¤ E P E P E P E P E P E P E P E P E P ^Eñà…—Šn.5•
Xì5‰˜4±Éżç?3 UÎs‘Häe‹W®ÑI«« ðŽ· ê¾ Ô›OÖ,f³ºQ’¼2Få= r
‘Á¬êû¯Ä- Ò<S¦ ;Z±ŽòÔ°p¬J•aЫ) Ol‚8$t&¼ Åß³¶£gºç—ŸÚ ñþ‡vÊ“ º8~ ¹,yÙ€ ù•
ýFíÐðú*[›[‹+™-® –
ˆ˜¬‘J…Y ê <ƒQS VÑ… Q@ W_á †^(ñ®%Ól|«#œß] ?ÅÐà—
åHùAÁÆqEÀä*曤êZÍÃ[éz}Ýôê…Ú;XZV
•2B‚q’ }Å}?ᝀ¾ ÐÑ%ÕVMjñ]_|ùŽ%*ÄŒD§ €C–
"½'NÒôý"ÛìÚe•¾âÞU´+ äõ8P x ôß„¾<ÕmÚ{
]¢+”"é’ݳ€xY I õÆ:ú élÿ g• \ÚG4³é6’0É‚k‡.žÄ¢2þD×ÔÕÎ\|@ðu¬ Í'Štr±)vXïcvÀ
*’Xû IíEžàrß > j_ õfÕ/-'žùâ
–»™QP7%˜ I.xÇ œñÞkºgö߇µ='Îò~Ýi-·›·vÍèWv23Œç Í Ä:O‰ôµÔ´kØîí ŠoPA
:‚¤ §¡Á ‚ B+N›M;0>`ÿ †qñ‡ý ´?ûÿ 7ÿ
"úâê |O¦«Û>É
¬{ï^>´¼’ t¸/c\bx.ã ù 𠕸éÈ =9¯¢ìþ'x
Ó ”œ‘ò3à8àò¤Žž£==µÕ½í´w6³Å=¼ª 9bpÊàô
Ž ¤ è|+©èZƉå•kiWÖ-v|¿µÛ¼[ñŒãp ÆGOQYõ÷ýq ÿ ÂO x‚ÐBú%½ŒŠ Iôä[w\ã'
6·Oâ 8Æh |oE{ Œ¾ ëº/›yá镵ìW-äà-Ìkó mé& Q•Ã1<%y ðMkq-½ÄRC<NRHäR¬Œ
ò <b€#¢Š( ¢Š’ &º¸ŠÞÞ)&žW
q©fv' 9$ž1@ Õ‹
ÍNò;;
Iîî¤ÎÈ`ŒÈí€IÂŽN 'ð¯XðoÀ wZò¯<C/öE‹a¼œ ¹‘~S½#È,2Ùe#”¯ðŸ‚´/ iíi¢ÙùFM¦yÝ·Ë
1 f?‰À‚N É¡å ¾ Cbðêž01Ü\#¬‘iÑ0h‡ËœLqó•Çî©ÛòòX6 ¸A VÐG $PÄ¡#Ž5
¨ `
Ú¤¢‹ô ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( Ä> мUh-µÍ.
Ä_¸Î0éÈ'kŒ2çhÎ Î0x¯ ñ_ìå$ •
jOpȹkKò¡Ü€OË"€¹?( €:’Õô- .:i
øƒÂúç…o ¦·¦Ïe+}Âã)& 'kŒ«c#8' Á¬Šûü€A d-ÕËÇðãÁÐ붺Ì- ±†ú× …<´R3†ò× Xg!ˆÈ
ð0.n yÂÏ‚ éi ·ã ?2âM¯m¦Ë" ‚ QÝ•÷ d0$á}ÂúþÏL³’òþî
KXñ¾iä ¢ä€2ǝ’@üjÅ|ÍñDø•¬xžà\é×÷º1™¾Á
ž4! î³"d‡Ãœ³ I, Ê
`¿C©ñwí §Yî¶ð¥Ÿö„ܝ¦]«$#îž ‡n
v`€~a^IüXñ¾¹qæÍâ
»TWvŽ+ 6ê••Ýù0X
7 #דž_RÒu- ámõM>îÆv@ë Ô- É €8È#>Æ©Ð ÍKVÔµ›…¸Õ5
»éÕ ,—
S4¬ $à $ã$œ{š§E ô ìÌÀÅâuî Ôÿ èßð¯]ñßü“Ï ÿ Ø*ëÿ E5y¿ìÛj©àýZð$aå¿ò‹ó ‘© Ÿ
A¼ãêkÒ<wÿ $óÄ¿ö
ºÿ ÑMW99;¾ËðV&
ëkoùŸ QE
zGŒ|K ¬
¥ëº…¬0¿˜GpÞP9Ï1çi õ `÷¯Oð¿í ¬ØˆíüIa § à ê
C0 ‰$¨ €p
Ó“ÎkÅjŝ…æ§y …¤÷wRgd0FdvÀ$áG'
sŒä (üCøe¤üA´ˆÎæÏR€m†ú4
øS» ‘öwƒþ!xwÆö‚M.ð%ÎX5•ÁT¸@½Ê r¼ƒ¸d
Á{£®Fåä•2 = É ç
áwÄ;’š†› _[K £d“H¶²+Œ Ê$enã
g¿ ¾·Ñ"ÔàÑ,¢Öna¹Ô’
3B›QäÇ$ þ°Ï\
€v°Õ֧Ğ$ðî¡á]~ëFÕ VêÝ€% r¸#*Ê{‚ =•b Ȩ4½ T×.
¾•§]ßL£s%´-!Qœdàp2zšûgZð¦â)æÖ4‹;ÙmØ4o4@°ÆN
”ð{ŠÐ±°³Ó,ã³°´‚ÒÖ<ì† Äh¹$œ(àd’• •K÷4>tð¿ìë«ß"\x“P•LMêM¬ M)PÇp,
Ä$ A þ÷
c î--ð …|*þf¢[[͸°³$«‘‚ ¹, ; Ž¾µÑÑCI’›[
E P E P E P E P E P E P E P E P E P X—QLAE P E P E P E P E P E P E P
ðµÝÌ·7> ÑæžV/$²XÄÌìy$’¹$úÖÝ _ -w?Àï‡Ó[Ë h²@î…VXï&,„¼79
¹ÿ •áÿ ãUì P 1௠èþ Ó§³ÒZæAq'™,·2 v `
y zƒXðÎ> ÿ
–
a[÷ö6úž•say™ku Ã2n#r0!†G# ž•bŠm·¸ÛoVxÿ ü3ƒÿ è%®•ßø•øÕtð¤¾-•Ð½ÿ “·ür½
ŠB9{‡Óì㵇ÂúSÆ™ÁžÙfs’O.à±ëÜñÓ¥tV¶–Ö6ÑÛZ[Åoo ÂE
U-Àp*j)ÝÚÀ QE
(¢€
(¢€
(¢€
(¢€
(¢€
(¢€
(¢€
(¢€
(¢€?ÿÙ
t
t
t
t
t
t
Ô
t
Ô
5Ö
#v
#v
:V
t
5Ö
aö
5Ö
#v
#v
:V
t
5Ö
aö
5Ö
#v
#v
:V
t
!v
à
!v
à
!v
à
!v
à
!v
à
!v
à
!v
à
!v
h 5Ö
ö
6 ö
h 5Ö
ö
6 ö
h 5Ö
ö
6 ö
h 5Ö
ö
6 ö
h 5Ö
ö
6 ö
h 5Ö
ö
6 ö
h 5Ö
É
ö
6 ö
h 5Ö
É
j
É #v •
j
–l 4
à ö
6 ö
j
Ô x $ $ If
j
É #v •
j
–l
à ö
6 ö
j
Ô x $ $ If
j
É #v •
j
–l
à ö
6 ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
5Ö
+Ö
5Ö
+Ö
ö #v
#v
ë 5Ö
}
ö #v
#v
ë 5Ö
}
ö #v
#v
ë 5Ö
}
ö #v
#v
ë 5Ö
}
ö #v
#v
ë 5Ö
}
ö #v
#v
ë 5Ö
}
#v É #v
,Ö
5Ö
•
5Ö
–Ô !v
5Ö
h 5Ö
É 5Ö
–Ô !v
5Ö
É 5Ö
]
:V
$
:V
$
:V
$
:V
$
:V
$
:V
$
:V
É 5Ö
$ $ If
–l
$ If
–
–l
$ If
–
–l
$ If
–
–l
$ If
–
–l
$ If
–
–l
$ If
–
–l 4
aö Ô €
•
É 5Ö
•
É 5Ö
•
•
h 5Ö
É 5Ö
ö
]
ö
]
ö
]
ö
]
ö
]
ö
p
•
–
$
$ If
–
5Ö
aö
5Ö
#v
#v
:V
t
5Ö
aö
5Ö
#v
#v
:V
t
5Ö
aö
5Ö
#v
#v
:V
t
5Ö
aö
5Ö
#v
#v
:V
t
5Ö
aö
5Ö
#v
#v
:V
t
5Ö
aö
5Ö
#v
#v
:V
t
5Ö
aö
5Ö
#v
#v
:V
t
5Ö
aö
5Ö
#v
#v
j
Ô x
$ $
j
É #v •
j
–l
à ö
6
j
Ô x $ $
j
É #v •
j
–l
à ö
6
j
Ô x $ $
ý
p #v L
ý
–l
à ö
6
ý
< x $ $
ý
p #v L
ý
–l
à ö
6
ý
< x $ $
ý
p #v L
ý
–l
à ö
6
ý
< x $ $
ý
p #v L
ý
–l
à ö
6
ý
< x $ $
ý
p #v L
ý
–l
à ö
6
ý
< x $ $
ý
p #v L
ý
If
ö
–Ô !v
5Ö
If
ö
If
ö
5Ö
–< !v
5Ö
If
ö
–< !v
5Ö
If
ö
–< !v
5Ö
If
ö
If
–< !v
5Ö
–< !v
h 5Ö
L
p 5Ö
L
p 5Ö
L
p 5Ö
L
p 5Ö
L
p 5Ö
L
L
h 5Ö
p 5Ö
p 5Ö
L
h 5Ö
p 5Ö
•
L
h 5Ö
p 5Ö
É 5Ö
L
h 5Ö
p 5Ö
•
•
h 5Ö
p 5Ö
É 5Ö
•
h 5Ö
É 5Ö
–< !v
If
ö
É 5Ö
–Ô !v
5Ö
h 5Ö
L
:V
–l
t à ö
6 ö
5Ö
p 5Ö
L
5Ö
ý
aö < « $ $ If
–< !v h 5Ö
. 5Ö
˜ 5Ö
* #v . #v ˜ #v
–
l Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö ð- ö
5Ö
˜ 5Ö
* 4Ö
aö < « $ $ If
–
< !v h 5Ö
. 5Ö
˜ 5Ö
* #v . #v ˜ #v * :V
–
l Ö0
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö ð- ö
5Ö
˜ 5Ö
* 4Ö
aö < Á $ $ If
–Ô !v h 5Ö
3 5Ö
u
5Ö
â
* :V
. 5Ö
. 5Ö
5Ö
#v
´ #v
â
3 #v
u
#v
´ :V
–
l Ö0
ÿ
u
5Ö
â
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö
ö
5Ö
3 5Ö
5Ö
5Ö
´ 4Ö
â
aö Ô Á
$
$ If
–Ô !v
h 5Ö
3 5Ö
u
5Ö
#v
´ #v
â
3 #v
u
#v
´ :V
–
l Ö0
ÿ
u
5Ö
â
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö
ö
5Ö
3 5Ö
5Ö
´ 4Ö
aö Ô ±
$
$ If
–h !v
h 5Ö
^ 5Ö
5Ö
¦ #v
^ #v
#v
¦ :V
–
l 4 Ö0
5Ö
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö ¤" ö
5Ö
^
5Ö
¦ 4Ö
aö h f4 ê
$
$ If
–h !v
h 5Ö
^ 5Ö
5Ö
’ 5Ö
’ 5Ö
• 5Ö
ò #v
^ #v
#v
’ #v
–
l 4 Ö0
^ 5Ö
• #v
ÿ
ò :V
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö ¤" ö
+Ö
5Ö
5Ö
h !v
’ 5Ö
h 5Ö
• 5Ö
^ 5Ö
ò 4Ö
aö h f4 ê
$
$ If
–
5Ö
’ 5Ö
’ 5Ö
• 5Ö
ò #v
^ #v
#v
’ #v
–
l 4 Ö0
^ 5Ö
• #v
ÿ
ò :V
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö ¤" ö
+Ö
5Ö
5Ö
h !v
’ 5Ö
h 5Ö
• 5Ö
^ 5Ö
ò 4Ö
aö h f4 ê
$
$ If
–
5Ö
’ 5Ö
’ 5Ö
• 5Ö
ò #v
^ #v
#v
’ #v
–
l 4 Ö0
^ 5Ö
• #v
ÿ
ò :V
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö ¤" ö
+Ö
5Ö
5Ö
h !v
’ 5Ö
h 5Ö
• 5Ö
^ 5Ö
ò 4Ö
aö h f4 ê
$
$ If
–
5Ö
’ 5Ö
’ 5Ö
• 5Ö
ò #v
^ #v
#v
’ #v
–
l 4 Ö0
^ 5Ö
• #v
ÿ
ò :V
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö ¤" ö
+Ö
5Ö
5Ö
h !v
’ 5Ö
h 5Ö
• 5Ö
^ 5Ö
ò 4Ö
aö h f4 ê
$
$ If
–
5Ö
’ 5Ö
’ 5Ö
• 5Ö
ò #v
^ #v
#v
’ #v
–
l 4 Ö0
^ 5Ö
• #v
ÿ
ò :V
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ö ¤" ö
+Ö
5Ö
5Ö
@
’ 5Ö
• 5Ö
†
œ
`ñÿ
@
ò 4Ö
aö h f4
ò(ô
N o r m a l
CJ
_H
aJ
mH! sH! tH
R
`
R
ò(ô
D
`
H e a d i n g
D
1
$
$
dh
@& a$
5 •CJ
\ •mH sH
ò(ô
H e a d i n g
2
$
$
dh
@& a$
CJ
N
`
N
ò(ô
&
F
@&
H e a d i n g
5 •CJ
\ •mH
sH
3
$
Z
`
Z
ò(ô
&
F
dh
H e a d i n g
@& a$
5 •CJ
4
\ •mH
$
sH
$
N
`
N
ò(ô
¤ð
H e a d i n g
5
¤< @&
5 •6 •CJ \ •] •aJ
T
`
T
Æ
ò(ô
h
„h
H e a d i n g
„˜þ@& ^„h `„˜þ
6
5 •aJ
$
:
`
:
ò(ô
¤ð
H e a d i n g
¤< @&
@ `
@
7
ò(ô
¤ð
H e a d i n g
¤< @&
6 •] •N
8
`
N
ò(ô
¤ð
H e a d i
¤< @&
CJ OJ
9
QJ
^J
aJ
D A@òÿ¡ D
D e f a u
P a r a g
F o n t
R i@óÿ³ R
T a b l e
N o r m a
l 4Ö
aö
( k@ôÿÁ (
N o
ö
4Ö
L i s t
: >`
ò :
ò(ô
T i t l e
$ a$
5 •\ •mH
sH
: B`
:
ò(ô
B o d y
T e x t
$
dh
a$
@
`
@
ò(ô
Æ
à À!
F o o t e
aJ
mH
sH
. )`¢ ! .
ò(ô
P a g e
N u m b e
H C`
2 H
ò(ô
B o d y
T e x t
I n d e n
„
¤x ^„
< P`
n g
l t
r a p h
l
r
r
t
B <
ò(ô
B o d y
T e x t
2
dà
¤x
> Q`
R >
ò(ô
B o d y
T e x t
3
¤x
CJ
aJ
R R`
b R
ò(ô
2
B o d y
„
dà
T e x t
I n d e n t
¤x ^„
T S` r T
ò(ô
B o d y
T e x t
I n d e n t
3
„
¤x ^„
CJ
aJ
j š`³ ƒ j
ò(ô
T a b l e
G r i d
7 :V
J
v
¨
è
9
%
.
A
;
F
T
Ö0
†
O
P
^
ÿ
‘
ÿ
¡
m
^
m
•
g
u
ÿ
Ü
’
q
|
¦
{
Ž
»
„
›
+
ç
”
¦
ÿ
;
ú
ž
¾
F
ª
ÿ
[
¼
ÿ
n
•
È
—
ê
õ
V
¥
é%
È
ÿÿÿÿ!
ÿÿÿÿ#
ÿÿÿÿ/
ÿÿÿÿ4
ÿÿÿÿ$
ÿÿÿÿ3
ÿÿÿÿ2
ÿÿÿÿ5
ÿÿÿÿN
ÿÿÿÿP
ÿÿÿÿT
ÿÿÿÿW
ÿÿÿÿ[
ÿÿÿÿ]
ÿÿÿÿ`
ÿÿÿÿd
ÿÿÿÿl
ÿÿw
ÿÿÿÿp
ÿÿÿÿv
ÿÿÿÿx
ÿÿ
ÿÿÿÿ{
ÿÿÿÿ€
ÿÿÿÿ|
ÿÿÿÿ•
ÿÿÿÿŠ
ÿÿÿÿˆ
ÿÿÿÿ‹
ÿÿÿ•
ÿÿÿÿ•
ÿÿÿÿ‘
ÿÿÿÿ–
ÿÿÿÿ™
ÿÿÿÿ±
ÿÿÿÿ³
ÿÿÿÿ´
ÿÿÿÿ·
J
¨
P
^
è
9
^
m
g
u
ÿ
ÿÿÿÿ“
ÿÿÿÿ•
ÿÿÿÿ˜
ÿÿÿÿ©
—
A
T
ÿÿÿÿi
ÿÿÿÿm
ÿÿÿÿu
•
.
F
ÿÿÿ
ÿÿÿÿh
ÿÿÿÿq
¶
ÿÿÿÿZ
ÿÿÿÿ\
ÿÿÿÿ_
ÿc
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿY
ÿÿÿÿ^
n
%
;
ÿÿÿÿA
ÿÿÿÿO
ÿÿÿÿR
U
ÿÿÿÿ@
ÿÿÿÿ6
ÿÿÿÿQ
[
ÿÿÿÿ"
ÿÿÿÿ%
v
O
q
|
{
Ž
ÿÿÿÿµ
ÿÿÿÿ¸
†
‘
¡
Ü
m
•
’
¦
„
”
ž
ª
›
¦
¾
ÿÿÿÿ”
ÿÿÿÿ—
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ²
ÿÿÿÿ
»
¼
ç
È
ÿÿÿÿ¹
+
;
ú
ê
õ
F
V
¥
¨
È
!
.
:
#
/
;
0
<
é%
d
j
c
ž
"
±
¢
x
u
#
x
8
ç
$
%
1
2
=
ÿÿÿÿ
„
…
O
>
P
(
)
3
4
@
5
A
[
Ö
6
B
?
‡
Q
'
?
#
†
&
Y
ˆ
R
Z
µ
¬
S
T
U
\
Û
V
*
7
C
]
ä
w
,
8
9
ÿÿ
b
D
`
^
þ
|
+
a
ÿ
}
ƒ
•
•
„
W
q
•
‚
¨
‹
¼
à
Í
z- ’
“
€! Ø" $
$ !$ 7$ û$ ü$ &% •' ‘' Ó' F) G) m) ã+ ä+ J, '/ (/ ¼/ “1
”1 a2 ‘4 ’4 Ð4 -7 7 Œ7 ø9 ù9 ©: ; ,= ž> Ñ? Æ@ ÑA ’B “B 'C –
C éC ZD ‘D \E ÁE ðF VG ¹G øG cH âH 8I ‘I ’I ¨I
J uJ "K
žK ðK $L žL ãL BM CM lM
N iN ÇN pO •O ÚO UP ›P àP
Q TQ ŸQ
Q ÉQ öQ ®S ¯S ìS
V
¥[ Y] -_ +` ¨a ©a $b -d ™g šg àg ]i ^i £i `l al ‘l Ñm
•o Üp Ws ½u ¾u
v Öv #y $y oy ó| ô| õ| ö| ÷| ø| ÿ|
}
-} Ÿ• ¡• ¢• £• ¤• ¥• ¦• §• ¨• ©• ª• «• ¬• -• ®• ¯• °• ±
• ²• Ø• :‡ bˆ cˆ dˆ eˆ fˆ gˆ hˆ iˆ jˆ lˆ mˆ nˆ oˆ pˆ qˆ
rˆ sˆ tˆ uˆ vˆ wˆ xˆ yˆ zˆ {ˆ |ˆ }ˆ ~ˆ ˆ €ˆ •ˆ ‚ˆ ƒˆ
„ˆ …ˆ †ˆ ‡ˆ ˆˆ J‹ 2Œ
• ä‘
• O—
И ј Ò˜ Ó˜ Ô˜ Õ˜ Ö˜ ט ؘ Ù˜ Ú˜ Û˜ ܘ ݘ Þ˜ ߘ à˜ á˜
☠ê˜
™
™ ,™ þ™ »š Ñš u›
œ Nœ Oœ œ àœ
• I• ö• ˆž
æž Ÿ aŸ —
Ÿ ˜Ÿ ïŸ ‘¡ ΢ X£ ’¤ û¤ Û¥ ѧ
¨ 2¨ d¨ s© "ª /« œ«
¬ Ú¬
• ò- ´® µ® $¯ G± H± b± ¡³ ï´ Lµ lµ Žµ ¹µ åµ
¶ H¶ •·
ê¸ ú¹ /½ •Á •Å UÇ VÇ iÇ ðÇ .È ¥È
É
Î
¥Ë ÉÌ
Ï #Ð 'Ñ 8Ò /Ó 0Ó 1Ó 2Ó 3Ó 4Ó 5Ó 6Ó 7Ó 8Ó 9Ó :Ó ;Ó <Ó
=Ó >Ó ?Ó @Ó AÓ BÓ CÓ DÓ EÓ FÓ GÓ HÓ OÓ jÓ kÓ lÓ ëÕ ìÕ
îÕ ïÕ ðÕ ñÕ òÕ óÕ ôÕ õÕ öÕ ÷Õ øÕ ùÕ
Ö žÖ g×
Ø
Ù ºÙ œÚ gÛ —
Û -Û éÞ
à ðâ ñâ òâ #ã qã
ä Aä Nå ëæ „é Úí ìð íð îð ïð
ðð ñð òð óð ôð öð ÷ð øð ùð úð ûð üð ýð þð ÿð
ñ
ñ
ñ
ñ
ñ
ñ
ñ
ñ
ñ
ñ
ñ
ñ
ñ
ñ
ñ
ñ
Yþ
î
"
ï
ð
ñ
“
ñ
”
ñ
È
ñ
Â
ñ
Ž
ñ
I
ñ
“
áñ
Î
€ó •ó ‚ó
N
¢
ß
žó
ãó
3
Þô èø "û
d
Î
ì
J
5
ã
€
@
ª
º
m
”
ð
Ž
ó
ô
Æ
Æ
$ !$ Ý% â) ¦+ Ÿ. "/ Y/ ²/ þ/ R0 ‡0 ÷0 È1
2 M2 –
2 ÿ2 >3 ?3 «3 ·3 Ù3 ò3
4
4 *4 +4 ,4 24 ^4 _4 7 ã9 å: 8< Û= ¡> 4?
@ 0A ŒA TB WC
D
D ÄD .E ÍE 1F •F
aG èG éG
H •I ‰I ¡I ¹I ÅI ÆI êI
J òJ óJ
K &K
L
L ;L vL tM uM ŠM 5N 6N LN
O
O
O
O GQ ¨T ZU ‘U
W
[
[ 9[ ±] ²] f^ –
^ 3` 4` 5` 6` Z` 3b 4b gb Çd ~f àf Ig “g ñg *h +h ,h h Jh Fj ›k œk •k Øk @m ¶n
·n Æn ûp üp "q ¯s °s Ýs mv ßw
àw
x Ðy •{ Ð{ ~ .~ 5~
€
€ B€ Œ‚ •‚ ¿‚ Æ„ Ç„ ñ„
† ˆ‰ ‰‰ Š‰ ‹‰ Œ‰ •‰
”‰ lj ȉ
Œ AŽ
•
• L• Ý’ •– Ý— r™ s™ Ûš
œ
œ
ù¢ ú¢ 6£ r¥ #© •ª Ç- @¯ ò¯ ó¯
°
°
°
° !° (° )°
2° e° ¸° ¹° ° å° 3± 4± B± …± ˱
² I² J² S² ¯² °² ų
¶ ض Ù¶
· Š¹ ‹¹ ½º ·» ¸» G¾ Õ¾ 0¿
¢¿ WÀ «À ŠÂ ‹Â ùà MÄ #Å “Å FÆ =È
Ë
Ë ÓÌ ûÏ
²Ñ ÁÓ wÔ •Ô ŠÔ ¢Ô °Ô ¿Ô ¶Õ bÖ 'Ø
já ká ”á ÿå ¼è -ì Æí Eð äó åó æó
ô Úô Ûô Aõ Bõ †õ ‡õ þõ ÿõ rö sö
÷
÷ •÷ Ž÷
ø
ø
ú
û
û
dø
žú
û
eø
Ÿú
û
îø
ú
û
,û
1û
\
2û
§
ïø
ªú
Jù
«ú
Kù
Ìú
àù
æú
áù
çú
,ú
èú
éú
ëú
ìú
íú
îú
=û
ø
Cû
Dû
̱ ر û± ²
>È ‚È =Ê
(Ø üØ éÚ ‡Û •Ü ÇÝ øÞ
çó èó éó êó øó ùó [ô \
bû
cû
dû
sû
Ìý
ž
\
ïú
ðú
ñú
÷ú
E
[
û
<û
q
¨
Ë
É
ç
°
G
©
…
Ô
Õ
&
:
;
®
<
S
t
ª
Þ
o
p
€- ¢- Ñ- ú- . U ” • ð 3
I
|
á
! B! C! Ä! ÿ! " L" R" t" „" ž" ¶"
#
#
$ |% ç% f& Ë& K' L'
( Ž(
$* %*
* X- ¡- ¾. •0 €0
1
1 •3 ¦3 µ3 À3 È3 é3 û3
4
4 16 ï7 ¼9 Ö9 å9 þ9
: ;: O: Œ: ž: ¯: Â: Ø: ç: ñ: ¿; À; a< £< Ô<
%
j)
=
M= K> ê> «? x@ 2A ¯B °B ±B ²B ³B ´B µB ¶B ·B ¸B ¹B ºB
»B ÂB äB åB æB
C %C ÓD
H ™J ƒL mN rO ¹P
R •R ¥T ìU
6X ‘Z ¹[ "] 2_ Èa •b Sc Ôc ×e If ðf Úg Ýh Li €j ûj ¹k
0l •l §l Ao to uo lp •p Øp 3q iq pr Ft Gt Ht ut ƒt øu ½
w mz øz T{ ¾{ ê{
| N| O| ^| Ë| K} á} ‰~ Š~ Æ~ c•
€
{€ 〠‰•
‚ š‚ .ƒ Ѓ Æ„ Ç„ ê„ ã… ý… ù‡ >ˆ üˆ -‰
‹ q‹
°‹ Ö‹
Œ ]Œ šŒ )• *• +• >• ?• Q• R• b• c• r• w• ž• Ÿ•
±• • Ò• Ó• à• ð•
Ž
Ž
Ž "Ž 2Ž 3Ž FŽ YŽ tŽ uŽ vŽ wŽ
•Ž •• f•
“
” w• Ô• Õ• Ö• Ø•
– M– P– `— c— e— f— g—
2˜ ƒ˜ „˜ …˜ †˜ ‡˜ ˆ˜ ™˜ œ˜ «˜ ¾˜ ¿˜ Á˜ Ú˜ ᘠî˜
™
™
™ %™ &™ '™ )™ B™ I™ V™ s™ u™ w™ •™ –™ —
™ ™™ ²™ ³™ Ò™ ‡š ˆš ®š µ› Û› Ü• è•
ž
<ž ež Ôž
Ÿ FŸ {Ÿ
ú¦ D§ …§ µ§ ¨ ¢¨
éŸ
Ï¡
ç¡
¢
*¢
h¢
º¢
õ£
7¥
î¥
¦
ë¦
©
¹
g© ž© ö©
ª /ª Mª Nª fª
¬ õ- ¾± ¢³ Û¶ ܶ
·
•º º óº C» ‰» Š» ¸» ¹» л Ñ» Ô» Õ» Û» Ü»
¼ U¼ e¼ Ÿ¼
²¼ ³¼ ´¼ µ¼ ¶¼ Š½ &¾ *¾ D¾ ØÀ ÙÀ üÀ gÅ iÅ •Å •Ç ÏÇ {È
É œÉ cÊ dÊ vÊ ©Ê
Í ËÎ ™Ï 4Ð 5Ð NÐ [Ò \Ò sÒ Ó EÓ nÓ ¢Ó ÀÓ çÓ 2Ô †Ô èÔ éÔ êÔ ëÔ ìÔ íÔ îÔ ýÔ þÔ eÕ
ÙÕ
ÚÕ žÖ ŸÖ õÖ '× (× í× î× @Ø AØ ¦Ø §Ø øØ
Ù ¡Ù ^Ú _Ú ®Ú
Û QÛ RÛ ¤Û ¥Û ¦Û §Û ¨Û ©Û ªÛ ØÛ ÙÛ ÐÜ ÑÜ ÒÜ ÓÜ ÔÜ ÕÜ
ÖÜ ×Ü ØÜ ÙÜ ÚÜ ÛÜ ÜÜ ÝÜ ÞÜ ßÜ àÜ áÜ âÜ ãÜ äÜ åÜ æÜ çÜ è
Ü éÜ êÜ ëÜ íÜ îÜ ïÜ ðÜ ñÜ
Ý 1Ý 2Ý 3Ý 4Ý 5Ý 6Ý 7Ý XÝ YÝ
Ý ¾Ý ÖÝ ØÝ ÙÝ ÚÝ ÛÝ ÜÝ ÝÝ ÞÝ ßÝ àÝ ëÝ ìÝ
Þ
Þ
Þ
Þ
-Þ Þ
Þ !Þ "Þ #Þ $Þ CÞ TÞ bÞ jÞ }Þ ~Þ •Þ
ß
ß Aß •ß ‘ß ¥ß ½ß
çß
à :à [à €à ¦à ßà ýà þà ÿà 'á Ná Oá Pá Qá Rá ™á ¨á
©á ªá «á ¬á -á ®á ¯á °á ±á ²á ³á ´á µá Ïá Ðá îâ Òä ÷å
¼æ ×è wê ‰ì
î
ð éò Òó Gô ¥ô Fõ ¥õ fö !÷ "÷ =÷
ø •ø
ù qù ¨ù éù {ú nû
oû ˆû Qü úü Mý Áþ Âþ ßþ [ÿ Îÿ
ï
ð
ñ
ò
ó
ô
ö
1
k
n
€
ƒ
…
†
%
&
'
*
.
/
2
6
:
=
?
@
C
G
I
K
L
N
i
j
k
l
m
¢
ƒ
„
¡
F
¨
¼
8
A
O
\
w
Ž
•
®
j ¦
º
¯
°
È
×
â
þ
4
J
d
‰
Š
ž
¬
Ê
ÿ
<
=
~
•
‚
ƒ
•
–
œ
•
§
¨
©
¬
®
¯
°
±
²
³
´
µ
¶
·
¸
¹
º
»
¼
½
¾
¿
À
Á
Â
Ã
Ä
Å
Æ
Ç
È
É
Ê
Ë
Ì
Í
Î
Ï
Ð
Ó
Ô
Õ
Ö
×
Ø
Ù
Ú
Û
Ü
Ý
Þ
ß
à
á
â
ã
ä
å
æ
ç
è
é
ê
ë
ì
!
"
#
$
%
&
'
(
)
*
+
,
.
/
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
:
;
<
=
>
?
@
A
g
h
i
j
Ç
&
¸
ª
¹
Ü
Û
î
#
º
Ý
ï
•
»
Þ
ð
¼
ß
ñ
h
¾
½
à
ò
á
ó
Ñ
¿
â
ô
Y
À
ã
Ö
Á
ä
B
Â
å
¡
Ã
æ
Ä
ç
³
Å
è
´
Æ
é
µ
Ç
ê
¶
È
ë
·
É
ì
í
³
´
"
µ
#
¶
m
·
n
¸
o
¹
r
º
s
Ü
ˆ
Ý
‰
ß
Š
à
‹
á
Œ
â
•
ã
Ž
ä
•
å
±
Z
u
[
v
<
6
Â
‹
Œ
=
ˆ
>
Þ
·
•
œ
‘
<
•
›
N
¼
³
+
Ÿ
O
½
Z
Å
6
®
-$
˜
€
0
‚$
€
0
˜
€
0
€
€
˜
€
0
€
€
€
€
˜
€
0
˜
0
˜
0
˜
0
˜
0
]
é
Ó
p
D
B
É
^
ê
Ô
‚
E
C
Ò
l
)
ç
ƒ
ì
F
P
Ó
m
*
è
‘
ý
G
Q
Ô
n
Z
ü
’
þ
H
R
â
|
[
ý
I
€
J
r
ã
}
d
(
K
s
ä
~
z
)
¨
Ÿ
t
‡
{
ˆ
•
2
©
;
²
b
—
#
˜
€
˜
€
0
0
€
˜ 7
˜ 7
˜
€
0
˜
0
˜
€
0
€
˜
0
€
˜
€
€
˜
€
0
0
0
0
€
€
€
€
˜
€
˜
€
€
€
0
˜
€
€
˜
€
€
0
0
€
˜ S
˜
€
0
˜
€
˜
€
0
€
˜
€
0
€
˜
€
˜
€
€
€
˜ 7
˜ 7
˜
€
€
0
˜
€
0
0
˜
€
0
€
˜
€
€
€
€
€
0
€
€
˜
€
0
€
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
€
0
0
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
€
€
˜
€
˜
€
0
€
˜
€
˜
€
0
€
€
˜ S
˜
€
€
˜
0
€
€
0
˜
€
˜
€
0
˜
€
€
€
€
€
˜
€
0
€
0
0
€
€
0
˜
€
€
0
˜
€
€
˜
€
€
€
€
0
˜
€
˜
€
0
€
˜
€
0
˜
€
0
0
˜
€
0
€
˜
€
9
€
9
€
9
€
9
€
˜
€
ê%
€
˜
€
0
€
0
ç%
€
˜
€
0
˜
€
0
æ%
0
0
˜
€
€
0
€
˜ S
€
€
€
0
å%
€
€
€
€
€
˜
€
0
0
0
˜
€
0
0
0
Ê
o
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
€
Ê%
€
€
˜
€
É%
0
˜
€
0
€
0
&%
€
0
€
˜
€
0
€
Ã
g
\
Ù
C
A
È
Õ
0
0
˜
€
Â
f
H
Ø
B
ò
Ç
E
¶
€
˜
€
€
€
[
Æ
˜
€
€
˜
€
Â
¯
7
¯
˜
€
0
€
˜
€
°
®
G
Ã
A
J
¹
Ö
ß
à
ë
F
W
X
|
}
‡
ˆ
•
–
·
½
¾
Ï
Ð
Ü
Ý
ç
è
ÿ
F
G
I
J
L
M
O
P
R
S
U
V
X
Y
™
²
³
g Ò
t
Ø
u! Ø! -" ¢" í" î"
,
˜
#
…#
0
#
#
¯
¦
@
ú
¸
0
€
0
0
€
˜ 7
0
€
˜
€
0
0
€
€
˜
0
€
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
˜ 9
€
€
˜ 9
€
€
˜ 9
€
€
˜ 9
€
€
˜
0
€
€
€
€
€
€
€
€
˜ 8 0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
€
˜
˜
˜
˜
€
€
˜
˜
˜
˜
˜
˜
0
€
˜
€
€
€
0
€
€
˜
€
˜
˜
0
€
˜
€
€
˜
€
€
€
€
0
€
€
€
€
˜
€
˜
˜
˜
0
€
˜
€
€
:
:
:
0
0
0
8
8
8
8
0
0
0
0
0
0
8
8
:
:
:
:
8
8
8
8
8
€
€
€
˜
0
€
€
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
˜
€
˜
€
˜
€
0
0
€
˜
0
€
0
€
€
˜
€
˜
€
˜
€
€
8
>
>
>
>
>
˜
€
˜
€
0
0
€
0
0
€
˜
€
0
€
˜
€
€
0
˜
€
˜
€
€
˜
€
˜
€
€
˜
˜
˜
˜
˜
0
0
€
€
€
€
˜ S
˜ <
0
0
0
0
€
€
€
€
€
€
€
€
˜
˜
˜
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
€
0
0
€
€
0
˜
€
0
˜
€
˜
0
0
=
=
=
=
;
;
;
;
€
˜
=
=
=
=
€
0
˜
€
€
€
0
€
˜
0
€
€
0
€
˜ >
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
€
0
˜
€
˜
€
0
0
€
€
0
˜
€
0
˜
0
˜
€
0
€
˜
€
€
€
˜ >
€
˜
€
0
0
˜
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
€
€
˜
€
0
€
0
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
0
€
€
˜
€
0
0
0
0
€
˜
€
€
˜
€
€
€
˜
€
0
€
˜
€
0
˜
€
0
€
0
0
€
˜
˜
€
€
0
0
˜
€
€
€
˜
€
€
€
€
˜
€
0
€
€
˜
€
€
˜
€
0
€
0
€
˜
€
0
€
€
˜
€
€
˜
0
0
€
0
0
˜
€
0
€
€
€
˜
€
€
€
˜
€
€
0
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜ >
€
0
0
0
€
˜
€
€
€
˜
€
˜ S
<
˜
€
0
€
˜
€
0
;
;
;
;
€
€
€
€
€
€
€
0
˜
€
0
0
€
€
€
€
€
˜
€
˜
€
0
€
€
€
€
˜
€
0
0
0
0
0
0
0
0
€
˜
€
0
˜
€
€
0
€
€
€
€
0
€
0
0
€
€
€
€
˜
€
€
˜
€
0
€
€
0
˜
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
˜ 8
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
€
0
˜
€
€
˜
0
€
€
0
˜
€
0
˜
€
€
€
€
˜
€
0
˜
€
€
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
€
˜
€
0
0
0
TQ
˜ :
»š
»š
ÑA
Oœ
Oœ
€
€
€
ÑA
˜ :
˜Ÿ
˜Ÿ
€
€
€
€
€
€
€
ÑA
˜ =
TQ
˜
€
€
€
˜
€
0
€
˜ U
€
€
˜
€
˜
€
0
0
0
˜
€
€
€
˜ =
€
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
˜
€
0
0
0
˜
€
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
€
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
ÑA
˜Ÿ
€
€
˜
€
0
€
€
˜
˜
€
˜
€
˜
€
0
€
˜
€
0
€
˜
€
0
€
˜
€
€
0
0
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
0
€
˜
€
€
0
€
€
0
€
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
0
0
0
€
0
€
˜ :
€
0
€
˜ :
€
0
€
€
0
€
˜ T
€
:
:
@
@
0
0
0
0
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
˜ :
€
€
0
0
0
0
0
0
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
˜
˜
˜
˜
˜
˜
0
0
€
€
€
€
˜ :
˜
0
€
˜ T
€
€
€
˜
€
€
0
€
€
€
0
Oœ
0
0
˜
˜
˜
˜
˜
:
:
:
@
@
˜ :
˜
€
˜Ÿ
:
V
?
?
?
?
˜
€
˜ T
˜ T
˜
€
0
€
€
€
€
€
˜
€
€
0
0
€
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
€
€
€
0
€
˜ A
€
0
€
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
€
€
€
€
0
0
0
˜
€
€
€
˜
€
€
€
˜
€
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
€
0
0
0
€
€
˜
€
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
€
€
€
˜
€
0
0
0
0
0
0
˜
€
˜
€
€
˜
€
˜
€
€
˜
€
˜
˜
0
0
0
€
˜
€
0
0
0
€
˜
€
€
˜
€
0
€
˜
€
˜
˜
˜
€
€
€
˜
€
V
V
?
?
?
?
0
U
U
U
A
T
T
0
0
€
€
˜
€
€
€
˜
€
˜ U
˜
€
0
0
€
˜ U
€
0
€
˜ A
€
0
€
€
0
˜
€
0
€
˜
€
0
˜
€
€
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
0
0
0
0
0
0
˜
€
µ®
€
˜
€
0
€
˜
€
0
˜
€
€
€
˜
€
˜
€
0
0
0
˜
€
˜ @
0
0
0
aŸ
˜
€
0
ãL
ãL
ãL
0
€
˜
€
€
0
0
€
˜
0
0
0
ãL
€
˜
€
˜
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
0
€
˜ ;
€
˜ ;
€
˜ F
€
€
0
0
0
€
€
€
˜
€
0
µ®
€
˜
€
€
€
€
€
˜
€
0
€
0
˜
€
0
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
€
0
0
€
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
0
€
€
˜ :
€
€
˜
0
€
€
0
€
˜
€
0
€
˜
€
€
0
€
˜
€
0
˜
€
˜
€
0
€
˜
0
€
0
€
˜
€
0
˜
€
0
€
0
˜
€
0
€
0
˜
€
€
0
˜
€
˜
€
0
€
˜ C
˜
€
˜
€
0
˜
€
€
€
€
˜
€
˜ ;
˜ ;
˜
€
€
€
˜
€
0
€
0
0
€
€
0
˜ <
˜ <
˜ B
€
0
˜
€
€
˜
€
˜
€
0
€
0
aŸ
€
€
€
0
€
€
€
€
0
0
˜
€
€
€
˜
€
˜
€
˜
€
0
€
0
˜
€
˜
€
0
€
€
˜
€
€
€
˜
€
€
˜ <
€
0
0
0
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
iN
iN
0
€
€
˜
€
0
0
0
0
˜
€
€
€
0
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
€
€
€
€
€
0
0
0
€
˜
€
0
€
˜
˜ C
˜
€
0
€
€
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
€
0
0
˜
€
€
˜
€
˜
€
€
˜
€
0
˜
€
0
0
€
˜
€
0
€
€
˜
€
0
0
0
€
˜
€
0
iN
˜ <
˜ <
˜
˜ B
˜
€
€
˜ :
€
˜
€
0
€
€
€
0
€
€
˜
€
˜
€
0
€
€
€
€
€
€
€
€
0
€
€
€
˜
€
€
˜ <
iN
iN
iN
0
0
0
0
˜
€
€
˜
€
€
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
€
0
0
0
€
€
€
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
0
€
€
€
€
€
0
0
0
€
˜
€
€
˜
€
˜
€
0
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
€
˜ @
€
€
˜
0
€
0
0
0
0
0
€
€
€
€
€
˜ @
8I
8I
€
€
€
µ®
0
0
0
0
0
0
€
€
€
€
€
0
€
€
€
€
€
€
€
0
aŸ
€
˜
€
0
˜
€
˜
€
0
0
0
0
0
0
0
©
©
©
©
©
©
©
©
™
©
˜
€
˜
€
0
€
˜
€
0
H±
H±
H±
H±
˜ K
€
€
˜ =
TQ
˜
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
˜
€
€
€
€
€
0
˜
€
€
˜
€
€
€
€
0
€
€
0
8
8
W
W
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
0
H
H
H
H
˜
0
€
0
0
˜
€
€
˜ H 0
€
€
€
€
€
€
€
€
0
€
0
€
˜
€
€
˜ 8
€
8
W
W
0
€
˜
€
0
˜
€
€
0
€
˜
˜
˜
˜
€
€
˜
€
H
H
H
H
€
0
€
˜
€
˜
€
˜
€
0
0
0
˜
€
0
˜
€
€
€
˜
€
€
€
0
€
€
€
€
0
0
0
0
0
0
0
0
H
I
J
K
0
0
0
0
0
˜
€
˜
€
˜ K
˜
€
˜
€
€
0
€
˜
€
€
€
˜ =
˜ =
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
0
0
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
˜
˜
€
€
€
H±
H±
0
€
0
©
€
0
€
€
™
©
™
©
™
©
™
©
©
™
˜
€
0
˜
˜
˜
€
˜
€
0
Ð
Ð
Ð
Ð
Ð
Ð
Ð
Ð
Ô
Ð
F
F
G
G
0
€
˜
˜
€
0
0
€
€
€
˜
0
0
0
0
0
H
€
€
˜
˜
:
G
I
G
˜
˜
˜
€
˜
˜
˜
€
€
0
˜
€
€
€
€
€
€
€
0
€
€
€
˜
8I
8I
0
0
0
˜
€
˜
€
€
€
€
€
€
€
0
0
€
€
˜ =
˜ =
˜ =
˜
€
˜ K
˜
€
€
0
˜
G
˜ J
˜ J
˜
€
0
€
0
0
0
0
0
€
€
˜
˜
˜
˜
€
0
€
€
€
F
F
€
€
€
€
€
€
0
0
0
0
0
€
€
€
€
€
˜ I
˜
€
0
€
0
0
0
0
˜
˜
˜
˜
˜
€
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
€
€
0
0
€
˜
0
€
˜
€
0
€
€
0
Ð
€
€
Ô
Ð
Ô
Ð
Ô
Ð
Ô
Ð
Ð
Ô
€
˜
€
0
€
˜
0
€
€
0
€
0
€
0
€
˜
0
€
˜
0
€
˜
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
€
˜
=
K
L
M
€
˜ =
TQ
TQ
˜
€
˜
€
˜
€
˜ M
€
˜ M
€
˜
€
˜ M
€
˜ M
€
˜ M
€
0
€
€
0
€
0
€
0
€
€
€
€
TQ
€
€
€
€
€
0
€
0
€
€
˜ M 0
€
€
˜
€
˜
€
˜
€
˜
0
˜
€
˜ =
˜
€
˜
€
˜
€
˜
0
€
˜
€
˜
€
˜
€
0
0
0
€
˜
0
€
€
€
˜
0
€
€
˜
€
˜
0
€
˜
€
€
˜
€
˜
˜
0
€
˜
€
0
€
€
˜
€
˜
0
€
0
€
˜
€
€
0
€
L
M
M
=
=
M
€
0
€
0
€
€
0
€
˜ =
TQ
€
˜ M
€
˜
€
˜ M
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
€
˜
0
€
˜ M
€
€
˜
0
€
€
€
˜
0
€
€
0
0
0
0
0
˜
0
TQ
€
0
€
€
€
€
˜
0
€
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
0
0
€
€
€
˜ M
€
˜
€
€
€
€
0
0
€
˜
€
€
0
€
€
0
˜
€
€
0
0
0
€
0
˜
0
˜
€
0
0
€
€
€
€
0
€
€
€
˜ O
€
˜
€
0
“Å
“Å
“Å
˜
€
€
€
€
€
€
0
€
€
€
€
€
0
€
€
€
€
€
0
€
€
€
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
˜
€
0
0
˜
€
€
˜ R
€
˜
€
0
€
€
˜ P
˜
€
˜ Q
˜ Q
˜
˜
€
0
˜
˜
˜
€
0
˜
˜
˜
˜
€
0
€
0
€
0
€
€
€
€
0
0
Q
Q
€
˜ Q
0
˜
€
0
“Å
0
“Å
€
€
€
R
R
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
˜
€
€
0
€
˜
€
€
˜
€
˜
€
0
€
0
0
0
€
€
˜ N
€
0
Ð
€
€
Ð
Ð
Ð
Ð
Ð
Ð
Ð
Ð
Ð
Ð
€
0
€
˜
€
0
€
€
0
€
˜
0
˜
˜
€
€
˜
0
€
0
€
˜ P
˜
€
€
€
˜
€
€
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
€
˜ O
€
˜ O
€
0
€
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
˜ N
€
©
©
©
©
©
©
©
©
©
©
©
0
˜
€
0
€
0
0
0
˜
€
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
Ð
€
€
€
€
˜
€
0
Ô
Ð
Ô
Ð
Ô
Ð
Ô
Ð
Ô
Ð
Ô
€
€
€
€
˜
0
0
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
0
˜
0
€
0
˜
€
˜
€
€
0
0
0
0
0
€
€
€
€
˜
€
€
0
0
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
˜
€
€
€
˜
€
0
€
€
˜
€
0
€
0
©
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
€
€
€
™
©
™
©
™
©
™
©
™
©
™
˜
€
˜
€
0
€
0
˜
0
0
˜
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
˜
€
0
€
€
˜
0
˜
€
0
€
˜
€
0
€
˜
€
0
€
€
€
€
˜
€
0
˜
€
˜
€
0
€
˜
˜
€
˜
0
€
˜
€
˜
0
€
€
˜
€
0
0
€
˜
€
˜
€
€
0
˜
€
˜
˜
€
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
˜
0
€
0
€
€
˜
€
˜
€
0
0
€
˜
€
0
€
P
Q
Q
Q
Q
R
R
O
0
€
˜
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
0
0
0
€
˜
€
0
€
˜
€
0
€
€
˜
€
˜
€
0
€
˜
€
0
€
˜
˜
˜
0
˜
0
˜
€dû
0
€dû
0
˜
€
0
€
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
0
€dû
˜
0
˜
€
0
0
€dû
0
˜
€
0
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
€
˜
0
€dû
˜
0
˜
0
€
€dû
€dû
€dû
˜
0
0
€
˜
€
€
˜
€
0
€
˜
˜
˜
€
˜
€
0
˜
0
€dû
€dû
˜
0
0
0
0
0
˜
0
€dû
€dû
€dû
€dû
€dû
˜
0
˜
0
€dû
0
0
0
0
0
€dû
˜
0
˜
0
€dû
˜
˜
˜
˜
˜
€dû
˜
0
€dû
0
€dû
€dû
˜
0
€dû
˜
€dû
0
˜
€dû
€dû
€dû
€dû
€dû
€ ˜
0
€dû
˜
˜
˜
˜
€ ˜
€dû
˜
0
0
0
€dû
€dû
€dû
0
0
˜
˜
˜
€dû
˜
0
€dû
€ ˜
€dû
˜
˜
€
€
€
€
€
˜
€
0
˜
€
0
0
0
0
€
€dû
˜
0
˜
€
˜
€
0
€
€
˜
€
€
˜
€
0
€
0
0
˜
0
0
0
€dû
€dû
˜
€
0
€
€
€
€dû
˜
€
0
€
˜
€
˜
€
0
€
€
˜
€
€
€
˜
€
0
˜
€
0
€
0
0
0
€
€
˜
€
€
˜
€
0
˜
€
0
€
0
0
0
0
€
€
˜
€
0
€
˜
€
0
€
˜
€
€
€
˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
€
0
0
˜
€
€
˜
€
˜
€
€
˜
€
0
˜
€
0
0
€
˜
€
0
€
€
˜
€
0
0
0
€
˜
€
0
0
€
˜
€
˜
€
˜
€
0
€
€
€
˜
€
0
€
€
˜
€
˜
€
€
˜
€
€
€
˜
€
0
˜
€
0
˜
€
0
€
0
0
0
€
€
€
˜
€
0
˜
€
€
˜
€
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
0
0
€
€
€
€
€
0
0
0
€
˜
€
€
€
˜
€
˜
€
0
€
0
€dû
˜
0
0
€dû
€dû
€ ˜
0
0
0
0
€dû
€dû
€dû
˜
˜
€dû
˜
˜
˜
0
0
0
0
€dû
˜
0
€dû
€dû
€dû
€ ˜
€dû
0
€dû
€dû
€dû
€dû
€dû
€dû
€dû
€dû
€dû
€dû
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
0
0
€dû
€dû
€dû
˜
0
€dû
˜
˜
˜
˜
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
˜
˜
0
€dû
˜
0
€dû
˜
0
€dû
˜
0
€dû
˜
0
€dû
0
0
€dû
€dû
€ ˜
0
€dû
0
€dû
€ ˜
0
0
0
€dû
€dû
€dû
€dû
0
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
0
€dû
˜
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
€dû
€dû
€ ˜
0
€dû
€dû
€dû
€ ˜
0
€dû
€dû
€dû
€dû
€dû
€dû
€dû
˜
˜
0
0
€dû
˜
˜
˜
0
0
0
€dû
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
0
0
0
0
0
0
0
€dû
€dû
˜
0
€dû
€dû
€dû
˜
0
€dû
€dû
€dû
€dû
€dû
˜
€ ˜
€dû
˜
˜
€ ˜
€dû
˜
˜
˜
˜
0
€dû
˜
0
€dû
˜
˜
0
€dû
€dû
˜
0
€dû
€dû
˜ 2 0
€dû
€dû
˜
0
0
0
0
0
0
˜
˜
0
˜
˜ 2
˜
€dû
˜
0
˜
˜
€dû
˜
0
0
0
0
0
0
0
0
Ýh
Ýh
˜
0
0
˜
€dû
˜ 3 0
€dû
€dû
€dû
dû
dû
€dû
€dû
0
€dû
€dû
0
€dû
˜
0
˜
0
˜
€dû
˜ 3
˜ 3
˜ 3
˜ 3
˜ 5
˜ 5
˜
€dû
0
0
0
0
0
0
0
0
€dû
˜
˜
€dû
0
0
0
˜
0
€dû
˜ 2
˜
€dû
˜ 3 0
€dû
€dû
€dû
Ýh dû
€dû
€dû
€dû
˜
0
€dû
€dû
˜
0
€dû
€dû
˜
0
€dû
˜
0
˜
0
0
€dû
€dû
€dû
0
€dû
0
€dû
0
€dû
˜
0
˜
˜
˜
0
€dû
˜
˜
0
€dû
€dû
0
€dû
˜
0
€dû
˜
0
0
€dû
0
€dû
€dû
˜
€dû
˜
€dû
0
€dû
˜ 2 0
€dû
€dû
˜
0
€dû
˜
0
˜
€dû
˜
0
˜
0
0
€dû
€dû
˜
0
€dû
0
0
€dû
˜
0
€dû
˜
˜
˜
€dû
˜
0
€dû
0
€dû
˜
0
€dû
˜
0
˜
˜
˜
€dû
˜ 3
˜ 3
˜ 3
˜ 3
˜ 5
˜ 5
˜
€dû
˜
˜
€dû
€dû
0
€dû
0
€dû
0
˜
€dû
˜ 3
0
€dû
˜
0
€dû
˜
0
Ë&
˜
dû
˜
0
€dû
˜
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
€Ç„
€
€
€
€Ç„
€
€
€Ç„
Ð
Ð
Ô
Ð
Ô
Ð
Ô
Ð
Ô
Ð
Ô
Ð
Ô
€dû
0
˜
€dû
0
˜
0
€dû
0
€dû
€dû
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
0
€dû
€dû
€dû
€dû
€dû
€dû
˜
0
0
0
0
0
€dû
€dû
˜
˜
˜
˜
0
€dû
0
€dû
€dû
€dû
˜
€dû
˜
0
˜
˜
˜
€dû
€dû
€dû
˜
0
€dû
0
0
0
€dû
€dû
€dû
0
€dû
0
€dû
˜
˜
0
€dû
˜
˜
˜
˜
0
€
€
€ ˜
€Ç„
˜
0
€Ç„
€ ˜
€Ç„
˜
0
€Ç„
€ ˜
€Ç„
˜
0
€Ç„
€ ˜
0
€Ç„
€ ˜
€ ˜
€Ç„
€ ˜
0
€Ç„
˜ 6
€Ç„
€ ˜
0
€Ç„
˜
6 0
6 0
6
0
6
0
€Ç„
€ ˜
0
€Ç„
€ ©
0
Ð
©
0
€Ç„
Ð
©
0
€Ç„
©
0
€Ç„
Ð
©
0
€Ç„
©
0
€Ç„
Ð
™
0
€Ç„
©
0
€Ç„
Ð
©
0
€Ç„
©
0
€Ç„
Ð
™
0
€Ç„
©
0
€Ç„
Ð
©
0
€Ç„
©
0
€Ç„
Ð
™
0
€Ç„
©
0
€Ç„
Ð
©
0
€Ç„
©
0
€Ç„
Ð
™
0
€Ç„
©
0
€Ç„
Ð
©
0
€Ç„
©
0
€Ç„
Ð
™
0
€Ç„
©
0
€Ç„
Ð
©
0
€Ç„
©
0
€Ç„
Ð
™
0
€Ç„
˜
0
€Ç„
€ ˜
0
€Ç„
€
0
€
€
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
€wŽ
€wŽ
€wŽ
˜
0
€wŽ
€wŽ
˜
0
0
0
0
0
0
0
0
˜
€wŽ
˜
0
0
0
0
0
€wŽ
˜
0
˜
©
©
™
©
0
0
0
0
0
˜
€wŽ
˜
0
0
0
€wŽ
0
Ð
Ô
€wŽ
˜
0
€iÅ
˜
0
˜
€iÅ
˜
˜
0
0
€wŽ
€wŽ
˜
€wŽ
8
0
€iÅ
0
€iÅ
˜
˜
˜
0
€iÅ
˜
0
˜
˜
€iÅ
€iÅ
˜
˜
0
€iÅ
˜
0
€iÅ
€iÅ
˜
0
0
€iÅ
˜
0
€iÅ
0
€iÅ
0
€iÅ
˜
€iÅ
˜
€iÅ
0
˜
0
Ð
˜
0
0
©
0
€iÅ
€iÅ
€wŽ
0
˜
€iÅ
€wŽ
˜
€wŽ
€iÅ
˜
0
˜
€wŽ
0
€wŽ
€iÅ
€iÅ
€iÅ
˜
0
0
€wŽ
0
0
€iÅ
0
€wŽ
0
Ð
€iÅ
˜
0
€wŽ
€iÅ
0
0
€iÅ
˜
0
Ð
˜
0
€wŽ
˜
˜
0
€wŽ
0
€wŽ
˜
˜
0
€wŽ
Ð
Ð
Ð
€wŽ
0
€wŽ
0
€wŽ
0
˜
˜
€wŽ
˜
€iÅ
˜
©
˜
0
€iÅ
˜
0
€iÅ
0
0
€iÅ
˜
˜
˜
€wŽ
€wŽ
€iÅ
˜
˜
€iÅ
0
©
0
Ð
0
€iÅ
0
0
©
˜
€iÅ
€iÅ
˜
0
0
0
8
˜
˜
0
˜
©
©
€wŽ
˜
0
€iÅ
0
0
©
€wŽ
€iÅ
€iÅ
˜
€wŽ
€wŽ
Ð
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
0
0
€wŽ
Ð
Ð
Ô
Ð
€wŽ
€wŽ
€wŽ
€wŽ
©
0
€wŽ
€wŽ
€wŽ
˜
0
Ð
©
™
˜
˜
˜
€wŽ
˜
˜
0
€wŽ
0
€wŽ
˜
˜
€wŽ
€wŽ
0
˜
˜
€wŽ
€wŽ
0
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
0
0
€wŽ
˜
€wŽ
˜
˜
0
€wŽ
0
0
€wŽ
€wŽ
˜
0
€wŽ
€wŽ
©
0
0
0
0
0
˜
0
˜
€wŽ
˜
0
˜
€wŽ
˜
€wŽ
˜
˜
€wŽ
˜
€wŽ
˜
0
0
0
€wŽ
0
0
0
0
˜
˜
˜
˜
€wŽ
˜
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
0
€wŽ
€wŽ
0
˜
€wŽ
€wŽ
€wŽ
€wŽ
˜
0
€wŽ
˜
€wŽ
˜
˜
˜
˜
€wŽ
˜
˜
€wŽ
˜
0
0
˜
€iÅ
€iÅ
0
˜
0
€iÅ
€iÅ
˜
0
€iÅ
˜
0
€iÅ
˜
0
€iÅ
0
˜
€iÅ
0
˜
0
˜
€iÅ
0
€iÅ
˜
0
€iÅ
˜
0
˜
€iÅ
€iÅ
˜
0
˜
0
˜
€iÅ
˜
0
€iÅ
0
˜
0
€iÅ
˜
0
˜
0
€iÅ
˜
0
0
€iÅ
˜
0
€iÅ
˜
0
˜
€i
˜
˜
€iÅ
0
€iÅ
€iÅ
0
€
€iÅ
€iÅ
˜
€iÅ
0
€iÅ
˜
0
€iÅ
˜
0
€iÅ
0
€iÅ
0
€iÅ
˜
€iÅ
h
0
€iÅ
€ñÜ
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€
˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ (
0
€wŽ
˜
0
€7Ý
˜
0
€7Ý
H
0
€7Ý
˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ ˜
0
€ Ý
€ 8
0
€7Ý
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€
jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€j
Þ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
x
€iÅ
0
0
€iÅ
˜
0
˜
˜
€iÅ
˜
0
€iÅ
0
˜
0
€iÅ
0
€iÅ
˜
0
€iÅ
˜
0
€iÅ
˜
0
˜
€iÅ
Å
0
€iÅ
˜
0
˜
0
€iÅ
˜
0
0
€iÅ
˜
0
€iÅ
˜
˜
€iÅ
˜
0
€iÅ
€iÅ
˜
0
0
€iÅ
˜
0
0
˜
€iÅ
˜
0
˜
0
€iÅ
€iÅ
˜
0
iÅ
€iÅ
˜
0
€iÅ
˜
€iÅ
0
€iÅ
˜
0
0
˜
˜
0
€iÅ
˜
0
€iÅ
˜
0
€iÅ
˜
€iÅ
˜
˜
0
˜
0
€jÞ
€jÞ
˜
˜
0
˜
0
0
˜
0
˜
0
˜
0
0
˜
0
˜
€jÞ
˜
0
€jÞ
€jÞ
0
€jÞ
0
€jÞ
0
€jÞ
€jÞ
%
€jÞ
0
0
˜
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
0
€jÞ
˜
€jÞ
˜
0
˜
˜
€jÞ
€jÞ
€jÞ
€jÞ
€jÞ
€jÞ
˜
˜
˜
˜
˜
˜
0
€jÞ
'
'
'
)
0
0
˜
0
˜
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
€jÞ
˜
0
0
˜
˜
˜
€jÞ
0
˜
€jÞ
˜
0
€jÞ
€jÞ
˜ &
˜
€jÞ
€jÞ
€jÞ
€jÞ
˜
˜
˜
˜
€jÞ
˜
0
'
'
(
)
0
€jÞ
0
€jÞ
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
0
0
0
0
€jÞ
0
€jÞ
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
˜
0
˜
€jÞ
˜
€jÞ
€jÞ
˜
0
0
0
€jÞ
0
€jÞ
0
€jÞ
0
˜
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
0
€jÞ
€jÞ
˜
˜
€jÞ
˜ !
€jÞ
˜ "
€jÞ
˜ $
€jÞ
˜
0
0
˜
0
€jÞ
˜
˜
˜
€jÞ
€jÞ
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
˜
˜
€jÞ
0
€jÞ
0
˜
€jÞ
€jÞ
˜
˜
€jÞ
€jÞ
˜
0
˜
0
˜
€jÞ
€jÞ
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
€jÞ
€jÞ
€jÞ
˜ " 0
€jÞ
˜ # 0
0
€jÞ
0
0
˜
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜ - 0
€jÞ
˜
€jÞ
˜
0
˜
˜
0
€jÞ
0
€jÞ
0
€jÞ
0
˜
˜
€jÞ
˜
0
€jÞ
0
˜
€jÞ
˜
0
˜
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
˜
€jÞ
˜
€jÞ
˜
€jÞ
˜ $
˜
€jÞ
˜
0
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
€jÞ
0
˜
0
€jÞ
0
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
˜
€jÞ
€ ˜
€jÞ
€ ˜
0
€jÞ
€ ˜
€jÞ
€ ˜
€jÞ
€ ˜
€jÞ
€ ˜
€jÞ
€ ˜
€jÞ
€ ˜
€jÞ
€ ˜
€jÞ
€ ˜
€ ˜
0
€jÞ
€ ˜
€jÞ
€ ˜
0
€jÞ
€ ˜
0
€jÞ
€ ˜
0
€jÞ
€ ˜
0
1
* 0
+
+ 0
+
, 0
+
€jÞ
.
€jÞ
€ ˜
0
€jÞ
€ ˜
0
€jÞ
€ ˜
0
€jÞ
€
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
™
0
€jÞ
Ô
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€
jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€j
Þ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
0
0
0
0
0
0
0
0
©
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
© .
0
€jÞ
Ð
© . 0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
©
0
€jÞ
Ð
™
0
€jÞ
Ô
˜
0
€jÞ
˜
0
€jÞ
X
0
€jÞ
˜
0
€ô
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
™
0
€ô
Ô
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
™
0
€ô
Ô
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
™
0
€ô
Ô
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
™
0
€ô
Ô
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
™
0
€ô
Ô
©
0
€ô
Ð
©
0
€ô
Ð
€jÞ
©
0
Ð
©
©
©
™
0
0
0
0
0
€ô
€ô
€ô
€ô
€
˜
0
Ð
Ð
Ð
Ô
€
0
˜
0
˜
0
€
˜
€
€
0
0
˜
€
€
˜
€
0
0
˜
€
0
0
€
€
˜
€
0
0
€B
€B
˜
€
€
˜
€
0
€B
˜
0
€B
€
€B
˜
€B
˜
0
0
0
0
0
€
˜
€
0
€
˜
€
€
˜
€
0
˜
€
0
0
€
€
0
€ ˜
€
0
˜
€
0
€
˜
€
˜
€ ˜
0
€
€
˜
€
€
˜
€
€
€ ˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
€ ˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
€
0
€
€
˜
0
€
€
€
0
€
€
˜
0
€
€
€
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
€
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
€
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
€
0
€
€
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
0
€
€
€ ˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
€ ˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€ ˜
€
0
0
€B
˜
€B
˜
€B
€
˜
0
0
€B
€B
˜
˜
€
˜
0
€B
˜
€
0
Ð
Ð
Ð
€B
˜
0
0
€ô
€ô
€ô
˜
0
€B
˜
€
0
0
0
€B
˜
€
˜
€B
€B
˜
0
0
0
€B
€B
˜
©
©
©
€
˜
€
€
0
0
€
0
€
€
€
˜
€
0
˜
€
0
€
0
€
€
˜
€
0
˜
€
0
0
€
˜
€
€
˜
€
€
˜
€
0
€
0
€
˜
€
€
€
0
˜
€
€
0
€
€
€
€
€
0
€
€
˜
0
€
€
0
€
€
˜
0
€
€
€
0
€
€
˜
0
€
€
€
0
€
€
˜
0
€
€
€
0
€
€
˜
0
€
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
€
€
0
€
€
˜
0
€
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
€
0
€
€
˜
0
€
€
€
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
€
0
€
€
˜
0
€
€
€
0
€
€
˜
0
€
€
€
0
€
€
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
0
€
€
€ ˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
D 0
€
€
˜
€
€
˜
0
€
€
˜
€
€
˜
0
€
€
˜
€
€
˜
0
€
€
˜
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
€
€
˜
0
€
€
˜
€
€
˜
D 0
D
D 0
D
D 0
D
D 0
D
E 0
E
E 0
E
0
€
€
˜ E
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
û$ 7 ã9 å: 8< Û= ¡> 4?
@ 0A ŒA TB WC
D
D ÄD .E ÍE 1F •F
aG •I ‰I ¡I ¹I ÅI ÆI êI
J òJ óJ
K &K
L
L ;L vL tM uM ŠM 5N 6N LN
O
O
O
O GQ ¨T ZU ‘U
W
[
[ 9[ ±] ²] f^ –
^ 3` 6` Z` 3b 4b gb Çd ~f àf Ig “g ñg *h h Jh Fj ›k •k Øk @m ¶n ·n Æn ûp üp "q
°s Ýs mv ßw àw
x
Ðy •{ Ð{ ~ .~ 5~
€
€ B€ Œ‚ •‚ ¿‚ Æ„ Ç„ ñ„
Œ AŽ
•
• L• Ý’ •–
Ý— r™ s™ Ûš
€ ˜
€
€
˜
0
€
€
˜
€
0
˜
€
0
œ
œ
ù¢ ú¢ 6£ r¥ #© •ª Ç- @¯ ò¯
°
°
°
° !° (° )°
2° e° ¸° ¹° ° å° 3± 4± B±
² I² J² S² ¯² °² ų
¶ ض Ù¶
· Š¹ ‹¹ ½º ·» ¸» G¾ Õ¾ 0¿
¢¿ WÀ «À ŠÂ ‹Â ùà MÄ #Å “Å
Ë
Ë ÓÌ ûÏ
²Ñ ÁÓ wÔ •Ô ŠÔ ¢Ô °Ô ¿Ô ¶Õ
já ká ”á ÿå ¼è -ì Æí Eð žú
£ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ šA
0
€
€
€ šA
0
€
€
ó¯
…± ˱ ̱ ر û± ²
FÆ =È >È ‚È =Ê
bÖ 'Ø (Ø üØ éÚ ‡Û •Ü ÇÝ øÞ
ê% KÈ 0 0
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
šA
šA
šA
šA
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
«@
€
«@
0
€
€
›@
0
€
€
«@
0
€
€
€
«@
0
€
€
«@
0
€
€
›@
0
€
€
«@
0
€
€
€ «@
0
€
€
«@
0
€
€
›@
0
€
€
«@
0
€
€
€ «@
0
€
€
«@
0
€
€
›@
0
€
€
«@
0
€
€
«@
0
€
€
›@
0
€
€
«@
0
€
€
«@
0
€
€
›@
0
€
€
š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ šB
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
«
€
€
0
«
šB
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
šB
šB
€
€
0
«
€
€
0
«
€
€
0
«
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
šB
šB
šB
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
0
€
€
€ š@
0
€
€ š@
€
0
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€
€ š@
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
0
€
€
0
€
€
€ š@
€ š@
0
€
€
€
€
€ š@
0
š@
0
€
€
€
€
€ š@
0
€
0
€
€
€ š@
€ š@
0
€
€
€ š@
€
€
€ š@
0
€
€
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€
š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ šA
0
Â
€
€ šA
0
Â
€
0
@
€
«`
€
€
«@
€
€
0
€
«@
€
0
0
€ š@
€
0
€
«@
€
0
€
«@
€
0
0
€
«@
€
€
›@
€
0
0
€
€
«@
€
0
€
›@
€
0
€
«@
€
€
0
€
«@
€
0
€ š@
€
0
€
«@
€
0
€
«@
€
0
€
›@
€
0
€
«@
€
0
€
«@
€
€
«@
€
0
€
0
€
›@
€
0
€
€
«@
€
0
€ «
€
0
«@
€
€
›@
€
0
€
›@
0
€
š@
0
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
0
€
€
€
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€ š@
0
€
€ š@
€
€
š@
0
0
°r
0
°r
0
°r
0
°r
0
0
°r
€ š@
€
€
0
0
0
0
€
€
0
€
€
€
€
0
€
€
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
0
€
€
0
0
€
€
€
0
€
€
€
€
€
€
0
€
€
0
0
€
€
0
€
0
€
€
€
€
€
€
€
0
€
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
š@
€ šA
€
€
€
€
€
0
€
€
šA
šA
šA
šA
€ š@
€
0
€
€ š@
€
0
€
€
€ š@
€
0
€ š@
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
0
š@
š@
š@
š@
€ š@
0
€ š@
€
0
0
€
€
€
€
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€ š@
€
€¡ \M
R
0
O
‹! ., 'K ÉY Õ‰ ‹£ Q½ /Û ïê <ý ž
û
"7 –
I "X ÷i ¯~
ˆ .“ 7¿ ãû r
D
ãJ Üp êŒ ²¡ xß Öå •õ C
y û" ž$
+ é- —
›
•
ž
¤
¦
ª
®
²
´
¸
¼
½
À
Â
Å
Ì
Ï
Ñ
Ò
Ô
Ý
á
ã
æ
î
ñ
ö
€
V
®[ Ñu -…
!, «; 4G
@· (¸ ¸¸
”'
+ ¡5
f˜ 2
&¡
°é Fý n
m
w
4
§
A
š
˜
µ
¶
Ð
Î
é
þ
F
œ
·
Ó
ê
ÿ
0
4
7
:
ä
•
’( F1 ©B cP
h• ƒ• Þ
N¤ ’¬ µ¶ úÁ 1Û lÛ gã ìø
ù žû
P
R
T tU 5V
W ‘] Zh @u •Š
—
3¹ ˹ º °º MÌ ¢Ü ké Aý
=
q
¼A KF %K In lx ø‚ c‡ -‘ b• ž• Ò•
– 2– t–
ˆ¢ Ï© µ¯ Û¾ Ûà ´Ä DÆ dÒ nÛ ŸÞ ¥ã âä 7å !æ
†
³
Ï
Q
Ÿ
¡
¹
Õ
ë
!
º
Ö
ì
ì
)"
¢
»
×
í
:
Ñ
O#
£
¾
Ø
ï
Ã
þ#
¥
¿
Ù
ð
ð
Ý$
§
Á
Ú
ò
g'
¨
Ã
Û
ó
o
Œ
•
·
º
â
€
[è
å
ç- é©
«
¬
¯
°
±
³
Ä
Æ
Ç
È
É
Ê
Ë
Í
Ü
Þ
ß
à
â
ä
å
ç
è
ô
õ
÷
ø
ù
ú
û
ü
ý
!
.
™
"
/
#
1
ð˜
$
2
%
3
&
5
'
6
ð
(
8
)
9
»
;x
R
ð$
+
¼
§
×bÿ
*
;
…
,
è/ ðX
b
ð$
µ½n1•Ä‡84
\ ËAu5 —
¼±®Ò+ÿ ëO
?€
ð`B
ð(
ð
ð
ðP
ð
3
ð
¿
Ë œ1 ?
@ -ñ
"ñ
ÿÿ
¿
ÿ €€€ ÷
€
ð
ðÂB
ð
»
»
ð
ðP
ð
3
ð
¿
Ë œ1
?
"ñ
ð
¿
€
ð
ðB
ð
3
ð
ð
¿
Ë œ1
?
Ò
Ó
ð
ð
ðb
B
€
c
ð$
Ñ
ð
ðb
Ô
B
Õ
?
"ñ
¿
€
ð
Ô
ðT
Õ
B
?
"ñ
¿
€
ð
ð
c
ð$
Ñ
ð
c
ð$
Ë g
Ò
ð
Ó
Ò
Ó
Ô
Õ
?
ð
ð
ðT
B
ð
c
ð$
Ð
Ò
Ó
ð
ðT
Ô
B
Õ
?
ð
Ô
Õ
?
ð
ð
c
ð$
â
ð
Ë œ1
Ò
Ó
ð
"ñ
¿
€
ð
ð
ð6
"
"ñ
¿
€
ð
ð
ð6
2
ð
ð
ð6
"ñ
¿
€
ð
ð
ð6
â
"ñ
¿
€
ð
ð
ð6
²
ð
ð
"ñ
¿
€
ð
ð
ð6
"
"ñ
¿
€
ð
ð
ð6
2
"ñ
¿
€
ð
ð
ð6
r
"ñ
¿
€
ð
ð
ð6
â
"ñ
¿
€
ð
ð
ð6
²
"ñ
¿
€
ð
ð
ð6
"
"ñ
¿
€
ð
ð
ð6
2
"ñ
¿
€
ð
ð
ð(
²
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð
ð(
r
ð
ð
ð(
r
ð
ð
ðP
ð
ð
ð
3
ð
ð
¿
Ë œ1
?
"ñ
¿
€
ð
#
ð
ðP
¿
Ë œ1
?
"ñ
¿
€
ð
$
ð
ðB
Ë œ1
?
ð
3
ð
ð
3
ð
ð
¿
ð
ðb
B
€
c
ð$
Ñ
Ò
ðb
B
Ò
ðT
B
Ó
Ô
Õ
?
"ñ
¿
€
ð
"
ð
Ó
Ô
Õ
?
"ñ
¿
€
ð
!
ð
Ó
Ô
Õ
?
ð
%
Ó
Ô
Õ
?
"ñ
¿
Ó
Ô
Õ
?
ð
'
ð
c
ð$
Ñ
ð
c
ð$
B
ð
Ë œ1
Ò
ð
ðb
c
ð$
Ð
Ò
ðT
€
ð
&
ð
B
ð
c
ð$
Ë œ1
ð
!
#
ð
Ò
ð
ðV
€
ð
ð
"ñ
ðV
"
#
ð
Š !
¿
€
ð
*
ð
€
ð
ð
"ñ
ðV
#
#
ð
Š "
¿
€
ð
ð
€
ð
ð
Š #
"ñ
¿
€
ð
,
ð
ðP
$
ð
ð
ð
€
ð
ð
ð
€
"ñ
ðP
¿
€
ð
2
ð
¿
€
ð
1
ð
%
"ñ
ð6
&
"ñ
'
"ñ
(
"ñ
)
"ñ
*
"ñ
+
ð
ð
ð
ð
ð
"
¿
€
ð
5
ð
ð6
"
¿
€
ð
4
ð
ð6
"
¿
€
ð
3
ð
ð6
Ò
¿
€
ð
0
ð
ð6
Ò
¿
€
ð
/
ð
ð\
B
S
ðD
ð\
ð
,
S
ðD
ð\
ð
S
ðD
ð\
ð
.
S
ðD
ðP
ð
/
ð
ð
ð
•
¿
Î
ÿ
"ñ
¿
€
ð
)
ð
•
¿
Î
ÿ
"ñ
¿
€
ð
(
ð
•
¿
Î
ÿ
"ñ
¿
€
ð
7
ð
•
¿
Î
ÿ
"ñ
¿
€
ð
+
ð
ð\
B
¿
€
ð
:
ð
B
B
B
€
0
"ñ
1
ð
"ñ
ð6
¿
¿
€
ð
6
ð
.
ð
2
€
ð
S
ðð
D
ðP
2
ð
ð
ð
€
ð
ð
€
•
¿
Î
"ñ
ðP
¿
ÿ
€
"ñ
ð
=
ð
3
"ñ
ðP
¿
€
ð
<
ð
ð
4
ð
ð
ð
€
5
#
ð
"ñ
ðV
¿
€
ð
;
ð
€
Š 5
"ñ
ð
ðV
6
ð
#
ð
¿
€
ð
A
ð
€
Š 6
ð
"ñ
¿
€
ð
B
ð
ð\
7
ð
B
S
ðD
ð\
ð
8
S
ðD
ð\
ð
9
S
ðD
ð6
ð
:
"ñ
ð
;
"ñ
ð
<
"ñ
ð
=
"ñ
ð
>
"ñ
ð
?
"ñ
ð
@
ð
€
"ñ
•
¿
Î
ÿ
"ñ
¿
€
ð
8
ð
•
¿
Î
ÿ
"ñ
¿
€
ð
9
ð
•
¿
Î
ÿ
"ñ
¿
€
ð
G
ð
B
B
Ò
¿
€
ð
?
ð
ð6
Ò
¿
€
ð
>
ð
ð6
"
¿
€
ð
D
ð
ð6
"
¿
€
ð
C
ð
ð6
"
¿
€
ð
E
ð
ð6
2
¿
€
ð
F
ð
ðP
¿
€
ð
@
ð
¿
€
ð
H
ð
ð
ðP
A
ð
ð
€
"ñ
ð
ð6
B
"ñ
C
ð
ð
Ò
¿
€
ð
I
ð
ðH
C
ð
ð
• ––– ¿
D
À ––– ÿ
ð
J
ð
ðH
• –––
E
À –––
ð
K
ð
ðH
• –––
F
À –––
ð
M
ð
ðH
• –––
G
À –––
ð
L
ð
ð6
C
ð
ð
C
ð
ð
C
ð
ð
ð
A
ð
ð
ðn
²
²
ð
H
S
ð0
A
U P I
ð
3" ž)
ð
I
ð
ˆ
Á
"ñ
È
ë<
# "ñ
ÿ
¿
`
¿
ÿ
¿
ÿ
¿
ÿ
¿
ð
L o g o
ð
ðJ
ðb
•
ð
‘
ð
ð
ð4
ð
J
ð
K
ð
ð
¿
L
"ñ
¿
`
ð
ç
ð
¿
"ñ
¿
`
ð
!
;)
í
_2
ð
ðP
'
'
{4
r
2
ð
ðP
2
%
ð
a!
—6
ð
ðP
2
M
ð
¿
3"
$ g9
"ñ
ð
¿
`
ðn
ð
¢
È
ð
N
C
ð
€
Š N
ð
¿
ÿ
"ñ
¿
`
ð
Í
¿,
A
Û.
ð
ðn
¢
ð
O
C
ð
€
Š O
W+
ð
¿
ð
ðn
¢
ÿ
"ñ
¿
`
ð
w
ï)
ð
P
C
ð
€
Š P
¿
ÿ
"ñ
¿
`
ð
!
¦'
&
)
ð
ð
ðn
¢
ð
Q
C
ð
ð
€
Š Q
¿
ðn
¢
ÿ
"ñ
¿
`
ð
é
l%
%
Ô&
ð
ð
R
C
ð
€
ð
ð
S
Š R
¿
ðZ
B
ÿ
"ñ
¿
`
ð
=
#
B
S
ðD
ð
•
¿
ðn
Ñ
¢
ÿ
ð
z
‡(
›#
sÑ
!%
ð
ð
T
C
ð
€
Š T
¿
ÿ
"ñ
¿
`
ð
~"
Š%
ž)
)
ð
ð
ðn
¢
ð
U
C
ð
€
ð
ð
ð
V
ˆ
Š U
ðº
# "ñ
¿
ÿ
ðb
"ñ
ð
¿
•
`
7
ð
•&
Ë
ƒ;
:
Ñ
ë<
ð
•
‘
ð
ð
ðT
¢
ð
W
#
ð
€
ð
ð
Š W
ð
ðT
•
7
ƒ&
S
ð
B
X
C
ð
¢
D
•
¿
ÿ
ð
S
Ç3
ð
ðT
ð
Y
#
ð
€
ð
Š Y
ð
ðT
¢
o
ú
?
ð
ð
Z
#
ð
€
ð
Š Z
ð
ðT
¢
#
Ô
ý
ð
ð
ð
[
#
ð
€
ð
Š [
ð
ðT
¢
#
ß
ý
û
ð
ð
\
#
ð
€
ð
Š \
ð
ðT
¢
c
ú
•!
ð
ð
]
#
ð
€
ð
Š ]
ð
ðT
¢
ç"
ú
%
ð
ð
^
#
ð
€
ð
Š ^
ð
ðT
¢
¥(
ú
u+
ð
ð
_
#
ð
€
ð
Š _
ð
ðT
¢
Û.
ú
÷0
ð
ð
`
#
ð
€
ð
ð
ð
ð
ð
Š `
ð
ðf
a
ˆ
ð
b
ˆ
ú
3 ú
/5
ð
÷
B
ðZ
ð
•&
Ó6
ð
B
÷
€&
B
{
•&
Ó6
ð
ðÒ
ð
ú
B
€&
{
ð
ðT
ðZ
¢
ð
c
#
ð
€
ð
- Š c
ðT
ð
¢
¦B
€&
ª
ð
ð
d
#
ð
€
ð
ð
e
Š d
ðT
‚
ð
B
¦•
¿
ÿ
•
ð
¿
ú
€&
{
ð
C
ð
B
ð
D
f
ð
ú
#
¦×
ð
ðT
ð
ú
æ
¦š
ð
ðæ
Â
C
ð
ð
ð
D
ðn
g
ˆ
# "ñ
ÿ
B
€&
{
•
‘
ð
ú
>
€&
w
ð
ðT
¢
ð
h
#
ð
€
ð
Š h
ð
ðT
¢
¦B
€&
ª
ð
ð
i
#
ð
€
ð
ð
! Š i
!
ðT
j
‚
B
ð
¦€&
D
•
•
{
ð
¿
ÿ
ð
ú
#
¦×
ð
ðT
¿
ÿ
ð
ú
æ
¦š
ð
ðT
C
ð
B
ð
k
Â
C
ð
¢
D
ð
l
#
ð
€
ð
" Š l
"
ðT
ð
¢
¦v
€&
Þ
ð
ð
m
#
ð
€
ð
ð
# Š m
#
ðT
n
‚
B
ð
D
¿
¦G
€&
¯ð
C
ð
•
ð
ð
o
ðT
ÿ
B
ð
ú
ÿ
ð
ú
W
¦Â
C
ð
¢
D
•
¿
¦Î
ð
ðT
ð
p
#
ð
€
ð
$ Š p
$
ðT
ð
¢
¦~"
€&
æ#
ð
ð
q
#
ð
€
ð
ð
ð
ð
% Š q
%
ð
r
ˆ
s
ð
¦ðZ
ð
ú
_#
O$ €& ·%
ð
ú
_#
¦Ö$
ð
¦Ö$
ð
ðT
B
‚
C
ð
B
ð
D
t
•
¿
ÿ
ð
ú
_#
¦$
ð
ðT
•
¿
ÿ
ð
ú
"$
¦Ö$
ð
ðT
Â
C
ð
¢
D
ð
u
#
ð
€
ð
& Š
&
ðT
ð
¢
¦¶&
€&
-(
ð
ð
v
#
ð
€
ð
' Š
'
ðT
ð
¢
¦‡(
€&
ï)
ð
ð
w
#
ð
€
ð
( Š
(
ðT
ð
¢
¦X*
€&
À+
ð
ð
x
#
ð
€
ð
ð
) Š
)
ðT
y
Â
ð
u
v
w
x
¦),
€&
‘ð
B
C
ð
ð
ð
D
ðn
z
ˆ
•
ð
# "ñ
¿
ú
ÿ
B
ð
€&
{
ý
*
©ì,
ð
ðæ
•
‘
ð
ú
r.
€&
«1
ð
ðT
¢
ð
{
#
ð
€
ð
* Š {
*
ðT
ð
¢
¦B
€&
ª
ð
ð
|
#
ð
€
ð
ð
+ Š |
+
ðT
}
‚
B
ð
D
•
¿
•
ð
¿
¦€&
{
ð
ÿ
ð
ú
#
¦×
ð
ðT
ð
ú
æ
¦š
ð
ðæ
C
ð
B
ð
~
Â
C
ð
ð
ð
D
ðn
•
ˆ
# "ñ
ÿ
3
•&
K7
•
‘
ð
›2
•&
Ó6
ð
ðT
¢
ð
€
#
ð
€
ð
, Š €
,
ðT
ð
¢
µ3
•&
{4
ð
ð
•
#
ð
€
ð
ð
- Š •
ðT
‚
‚
ð
µä4
•&
K7
ð
B
C
ð
D
ð
•
ô3
Â
ƒ
¿
¨4
ÿ
ð
ð
µ¿
k5
ÿ
ð
ð
µ-
¿
ÿ
ðT
B
ðT
B
C
ð
D
ð
•
·4
B
„
C
ð
*
ð
ð
D
•
ð
…
ˆ
ð.
# "ñ
ð
ðn
÷
ð
='
ú
£_# ¦Ö$
•
ð
†
‘
‚
ð
ú
J)
¦Á*
ð
ðT
B
C
ð
B
ð
D
‡
•
¿
ÿ
ð
ú
_#
¦$
ð
ðT
•
¿
ÿ
ð
ú
"$
¦Ö$
ð
ðT
Â
C
ð
¢
D
ð
ˆ
#
ð
€
ð
ð
. Š ˆ
.
ðT
ð
µÌ
•&
4!
ð
B
‰
C
ð
D
ð
•
¿
ðT
ÿ
¢
ð
q
µq
ð
Š
#
ð
€
ð
/ Š Š
/
ðT
ð
¢
‹
B
e
ª
ð
ð
‹
#
ð
€
ð
ð
ð
0 Š ‹
0
ð.
Œ
C
ˆ
# "ñ
ð
•
ðn
Y
ð
‹
{
#
ð
7
š
•
ð
‘
‚
•
ð
e
#
š
ð
ðT
C
ð
D
•
×
ð
Ž
¿
ÿ
ð
ð
B
‹
#
7
ðT
ð
¢
‹
æ
7
ðT
Â
C
ð
D
•
š
¿
ð
ÿ
B
ð
•
#
ð
€
ð
1 Š •
1
ðT
ð
¢
‚
k
\
;
ð
ð
•
#
ð
€
ð
2 Š •
2
ðT
ð
¢
•
H
Y
°
ð
ð
‘
#
ð
€
ð
ð
ð
3 Š ‘
3
ðæ
’
ˆ
# "ñ
ð
Ž
ðn
A#
ð
h
7
©$
ð
¶&
‘•
‘
ð
©
¶&
ƒ
‘ð
ðT
¢
ð
“
#
ð
€
ð
4 Š “
4
ðT
ð
¢
7
¶&
-(
ð
ð
”
#
ð
€
ð
5 Š ”
5
ðT
ð
¢
7
‡(
ï)
ð
ð
•
#
ð
€
ð
6 Š
6
ðT
ð
¢
7
X*
À+
ð
ð
–
#
ð
€
ð
7 Š
7
ðT
ð
¢
7
),
‘ð
ð
—
#
ð
€
ð
8 Š
8
ðT
ð
¢
Ž
b/
h
Ê0
ð
ð
˜
#
ð
€
ð
9 Š
9
ðT
ð
¢
•
›2
Y
4
ð
ð
•
–
—
˜
™
#
ð
€
ð
ð
ð
: Š ™
:
ðj
š
Ã
ˆ
# "ñ
ð
•
ðn
l4
ð
Y
ˆ
ã5
=' :
ð
ì,
•
ð
‘
Â
›
ð
w
='
)
ì,
ð
ðT
C
ð
D
ð
•
¿
ì,
B
œ
ÿ
ð
ðT
ð
B
Ž
*
:
C
ð
*
ð
ð
D
•
¿
ð
•
ÿ
ð4
#
ð
ðt
ˆ
ð
='
ú
4
_# ¦Ö$
B
ˆ
# "ñ
•
ð
ž
‘
‚
ð
‹
J)
7
Á*
ð
ðT
B
C
ð
B
ð
D
Ÿ
•
¿
ÿ
ð
ú
_#
¦$
ð
ðT
•
¿
ÿ
ð
ú
"$
¦Ö$
ð
ðT
Â
C
ð
¢
D
ð
#
ð
€
ð
ð
; Š
;
ð
ðT
‹
e
•!
ð
B
¡
C
ð
ð
ð
D
ð
¢
ˆ
•
C
# "ñ
¿
ð.
ÿ
ð
ðn
t
ð
q
Ö
q
‚
–
•
ð
‘
‚
£
ð
h
^3
Õ4
ð
ðT
B
C
ð
D
•
Ó
ð
¤
¿
ÿ
ð
ðT
ð
B
Ö
‚
ð
Ö
â
ð
t
Ó
ð
k
ü
ð
t
õ#
ð
h
0
Â
C
ð
D
•
¿
ð
ð
ðT
ÿ
B
‚
–
¥
C
ð
D
Ó
ð
•
ð
¿
ÿ
ðT
•
¿
ÿ
•
ð
¿
ÿ
ðT
•
¿
B
¦
C
ð
B
ð
D
ü
ð
ðT
ð
ðn
§
C
ð
D
õ#
ð
¨
C
ð
D
¢
ÿ
B
0
ð
©
C
ð
€
ƒ;
ð
O$
ð
ð
ð
ª
ˆ
«
ð
< Š ©
ð
<
ðn
ñ$ ™4
¿
"ñ
ðN
ð
ÿ
ð
ð
¿
`
ð
«
ð4
R
‘
K7
D
O$
ð
(!
÷0
ð
ðT
B
•
¿
ÿ
ð
Ú
¥(
•
¿
ÿ
ð
¡
Ý,
•
¿
ÿ
ð
Î
¥(
•
¿
ÿ
ð
³
•
¿
ÿ
ð
]
¬
C
ð
B
ð
D
¥(
ð
ðT
Ý,
ð
ðT
Î
Ý,
ð
ðT
¥(
B
Ý,
ð
ðT
¥(
ì
Ý,
ð
ðh
C
ð
B
ð
D
®
C
ð
B
ð
D
¯
B
C
ð
B
ð
D
°
C
ð
¢
D
ð
±
3
ð
ð
€
= ¿
=
ÿ
ðh
¢
"ñ
¿
`
ð
Ø
\&
Ù
Ä'
ð
ð
²
3
ð
*
ð
€
"
> ¿
u+
ð
>
ðh
ÿ
¢
"ñ
¿
`
ð
!
ð
³
3
ð
*
ð
€
Î
? ¿
u+
ð
?
ðh
ÿ
¢
"ñ
¿
`
ð
Í
ð
´
3
ð
*
ð
€
@ ¿
u+
ð
@
ðh
ÿ
¢
"ñ
¿
`
ð
ð
µ
3
ð
*
ð
€
{
A ¿
u+
ð
A
ðh
ÿ
¢
"ñ
¿
`
ð
z
ð
¶
3
ð
ð
€
B ¿
B
ÿ
ðh
¢
"ñ
¿
`
ð
ê
E.
ë
-/
ð
ð
·
3
ð
€
É1
ð
ñ$
C
C ¿
™4
ðH
ÿ
ð
¢
"ñ
¿
`
ð
«
ð
¸
#
ð
€
ð
D Š ¸
D
ðH
ð
¢
ð
ð
¹
#
ð
€
ð
ð
E Š ¹
E
ðn
ð
ð
²
º
S
ð0
A
U P I
ð
»
S
ð0
A
U P I
ð
Á
"ñ
¿
`
ÿ
Á
"ñ
¿
`
¿
ð
ÿ
¿
ð
L o g o
ð
ðn
L o g o
ð
ðB
²
S
ð¿
Ë
ÿ
ð
?
N– `—
ˆ˜ ™˜
™ ëÜ ô
!
"
=
@
a—
š˜
ö
#
A
c—
œ˜
÷
'
C
¿˜
k
(
D
^
î˜
l
*
E
Ÿ•
™
€
+
G
™
•
,
I
™
ƒ
/
L
jˆ
ìÕ
ôð
'™
V™
s™
0
2
±
3
Ý
N
ñ
éú
Ö•
u™
4
w™
—
6
>
7
é%
Ø•
Ù•
M–
:
;
8
»
•
|
(
t@
º
ø
¹
‹
t@
t (
ª
È
•
I
å
•
»
H
t
V
Ï
ü
ß
H×
t
¸
´
°"
ðt
¹
ü
8"
ø
t
H
ø
p
c
c
¹
a
t
t
‹
Á
t
+
‘
t
{
N
N
- •
ÿÿÿ„
Ä
t@
¢
¥
\
’
&
ÌN
•
`
’
t
t
ò
€
”
t
b
Ý
2
a
Ñ
•
t
ô
½
t
&
ó
¢
t
Ô
¶
t
D
Ä
t
ˆ
.
ô
”
ˆ
n
t
t
„
z
t
š
¤
Ä
„
t
d
t
Ô
¶
t
D
t
t
Ä
¤
„
.
t
ˆ
”
d
ô
n
t
ˆ
t
ø
Ä
è
Ô
¶
t
t
D
Ä
.
ˆ
”
ô
n
ˆ
t
G
œ
-ýÿÿU
p
a
‡
t
ò
Æ
Ž
Á
t
¢
ã
Ü
ü
Ç
ù
t
O
©
t
ý
Ê
,
ì
¶
/
t
È
¸#
t
‡
à
t
J
t
a
\
á
û
+
Ñ
¢
¶
t
ô
t
È
È
r
t
r
!
t
X
.
¢
¸#
8
¸#
r
t
t
#
"
(
X
¢
(#
Â
¢
8
$
t
X
/
¸ÿÿÿD
8
¤
t
*
$
(
Ô
t
)
Ô
J
(
t
t
%
$
t
˜
&
z
z
8
è
X
J
t
(
È
l
t
'
è
l
l
ð
t
t
t
˜
t
t
8
1
3
¸#
È
è
0
È
¢
¢
¸#
¸#
¸
¸#
’
¢
ˆ
t
t
4
7
È
¢
È
(
´
˜"
Ô
’
´
¤
6
x
t
è
¤
t
;
x
2
6
è
(
D
æ
8
t
:
8
æ
t
@
¸ÿÿÿh
8
X
t
5
è
ü
È
Ì
t
ïÿÿÿè
Ì
t
=
X
6
ïÿÿÿ(
ü
/
8
t
<
8
/
t
t
>
9
X
È
ïÿÿÿ
£
¸#
ù
£
t
t
?
A
¸
è
!
W
ø
X
'
t
B
è
I
t
Ø
(
ù
”ÿÿÿ?
nL
rL
t
C
Üÿÿÿ
t
F
Š
Ôc
jL
ô
oL
¤
sL
ÌD¦
ä
D
î
iL
(
Ôd
ŒL
&
H
ö
kL
pL
t
d
Ì<
E
¶
lL
qL
M
´
Ø
ï
mL
t
ÿÿ,
¼ X
, X
X
tL
X
uL
xL
Y
l÷°
vL
yL
”L¥
wL
”aì÷°
zL
,÷°
{L
¼ï
|L
|ï
}L
<ï
~L
üî
•L
,:
€L
ì9
•L
¬9
‚L
l9
ƒL
\þ
„L
þ
…L
Üý
†L
äÒ
‡L
¤Ò
ˆL
dÒ
‰L
ä¥
ŠL
¤¥
‹L
„
ŒL
D
•L
dñ!
ŽL
<K
•L
ìþ!
•L
¬þ!
‘L
Ü#
’L
ÄÛ#
“L
äê
”L
¤ê —* —
* ^¢ c¢ c¢ R
R
J …J )õ )õ Bõ
ø
ø Vø Vø Ôø æø
¸
L- L¦ ¦#
# ê%
"
#
$
›* a¢ l¢ l¢ Z
Z
J ‰J 5õ 5õ Gõ
ø
ø [ø [ø Ûø íø
¯ ¯ -# -# ê%
!
%
&
'
(
}õ
}õ
iö
iö
yö
yö
Çù
+ú
+ú
Hú
Hú
–ú
)
Á
*
Á
U+
Bõ Iõ xõ xõ dö dö sö sö
æø Àù Àù &ú &ú ?ú ?ú ’ú ¸
Mõ Mõ
íø Çù
U›*
!
"
#
$
%
&
'
(
)
*
+
9
# % *€urn:schemasmicrosoft-com:office:smarttags €State €8
, . *€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags €City €B
* , *€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags
€country-region €9
+ - *€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags €place €
˜WR
,
+
,
*
+
+
>
?
,
*
#
,
I
O
#
*
+
,
+
*
J
V
%
,
+
X
|
c
d
}
d
+
,
+
*
t
•
¡
u
ž
¢
,
+
,
+
ƒ
¬
+
+
,
+
*
ˆ
+
+
*
,
+
#
+
+
+
«
j
¬
m
Ú
‘
Û
“
þ
ê
+
,
,
+
*
"
+
#
ì
]
_
€
•
Õ
Ö
D
Ò
Ð
E
Ó
Ñ
|
•
Õ
}
‚
Ö
¶
¿
Ù
·
À
Ú
Ï
>
Ý
Ñ
@
ß
‹
’
æ
Œ
“
è
e
¬
í
f
î
m
Ø
ò
n
Ú
ó
|
Q
ý
~
T
´
»
µ
È
þ
"
1
6
8
B
C
L
M
R
S
\
]
i
j
n
o
u
v
|
}
‡
‰
ï
ð
Ü
Ý
Š- ‹- ¤ ¦ 7
8
H
J
’
“
¨
©
€! Œ! ”! •! ™! š! •! ž! ¡! £! ª! ¬! ¶! ·! À! Á! Å! Æ!
Ì! Í! Ó! Ô! Ü! Ý! á! â! ì! î! ñ! ò! ö! ÷! û! ü!
"
"
"
"
"
" $" %" " ." 2" 3" 9" :" D" E" N" O" V" c" j" k" u" v" y" z" •"
†" Š" ‹" •" ‘" ˜" š"
" ¡" «" °" ·" ¸" »" ¼" Ä" Î" Ö"
Ø" ç" è" ð" ñ" õ" ö" ý" þ"
#
#
#
#
# '# +# ,# 6# 7# <# =# F# G# N# O# V# X#
[# \# `# a# s# t# z# |# ‚# ˆ# Ž# •# Ÿ#
# ¤# ¥# ¬# -# ³
# ´# ¹# ¾# Æ# Ç# Î# Ï# Ö# ×# Ü# Ý# ä# å# ð# ñ# ø# ù# ý#
þ#
$
$
$
$
$
$
$ !$ .$ /$ û$ ü$ •' ‘' ®' ¯' å' æ' F) G) c) d)
}) ~) ï) ñ) -+ ®+ ã+ ä+ ñ+ ò+ [, \, 7- 8ª. ¬. $/ (/ “1 ”1 ‘4 ’4 -5 ®5 -6 ®6 -7 7
ø9 ù9 ¤= ¦= Ý= ß= ’B “B •I ’I ÀI ÂI ¦K §K
L
L 5L 6L
³L ´L
M
M BM CM PM QM ŸQ
Q -S ¯S ºU ¼U ÓU ÖU -V ®V
ÏW ÒW
X #X xX yX ¬Y -Y
Z
Z -Z ®Z -] ®] -^ ®^ -_ ®_ ¨a ©a -e
®e -f ®f ™g šg -h ®h ]i ^i `l al -m ®m ½u ¾u #y $y -z
®z -{ ¯{ ò| ø|
} -} ž• ²• Û• Ü• °€ ´€ Ö€ Ú€ Û€ Ý€
•
• 9• <• Õ• Ø• Ûƒ ܃ bˆ ˆˆ üˆ ÿˆ
‰
‰
‰ -‰ )‰ ,‰ 7‰ :‰ D‰ G‰ X‰ Z‰ j‰ l‰ ‰‰ Š‰ Ÿ‹
‹ Ÿ•
•
Ÿ–
– Ϙ â˜ é˜ ê˜
™
™ A™ B™ ý™ þ™ fš gš
›
› ;› >›
› ¢› Nœ Oœ —
Ÿ ˜Ÿ ΢ Ö¢ ×¢ â¢ ç¢ ñ¢ ò¢ ù¢ ú¢
£
£
£
£
£
£ -£ £ #£ (£ 0£ 2£ :£ @£ G£ H£ N£ O£ V£ X£ `£ a£ l£ q£ {£ |£
ƒ£ „£ ˆ£ •£ —
£ ™£ ž£ ¦£ ¬£ -£ ±£ ²£ ¾£ ¿£ Å£ Σ ×£ Ü£ æ£ ç£ î£ ð£ ó£
ô£ ÷£ ø£ þ£ ÿ£
¤
¤
¤
¤
¤
¤
¤ -¤ ¤ $¤ %¤ .¤ 6¤ 7¤ <¤ =¤ D¤ E¤ I¤ J¤ S¤ T¤ ]¤ b¤ k¤ l¤ q¤ r¤ |¤
…¤ ‡¤ ˆ¤ •¤ ’¤ ›¤ œ¤ ¦¤ §¤ ²¤ ·¤ À¤ Á¤ Ȥ ɤ ̤ Τ Ô¤
Õ¤ ݤ Þ¤ â¤ ã¤ è¤ ê¤ î¤ ï¤ ñ¤ ò¤ ù¤ û¤
¥
¥
¥
¥
¥
¥ )¥ *¥ 1¥ 2¥ 6¥ 7¥ ?¥ A¥ D¥ E¥ H¥
f¥ g¥ r¥ s¥ z¥ •¥ ‡¥ ˆ¥ •¥ ‘¥ —
¥ ˜¥ Ÿ¥ ¡¥ ¥¥ ¦¥ ¬¥ -¥ ³¥ µ¥ ½¥ ¾¥
â¥ é¥ ê¥ ð¥ ñ¥ ÷¥ ø¥ ü¥ ý¥
¦
¦
¦
I¥
N¥
O¥
T¥
U¥
^¥
_¥
Å¥
Æ¥
Î¥
Ï¥
Ù¥
Û¥
á¥
¦
¦
¦
¦
¦ "¦ #¦ *¦ +¦ /¦ 0¦ 6¦ 7¦ ;¦ <¦ @¦ A¦ G¦ H¦
M¦ N¦ V¦ W¦ a¦ f¦ p¦ r¦ v¦ w¦ ƒ¦ „¦ ˆ¦ ‰¦ ’¦ “¦ ›¦ œ¦
¢¦ £¦ ¨¦ ª¦ ´¦ »¦ Á¦ ¦ Ȧ ɦ ͦ Φ Ò¦ Ó¦ Ù¦ Ú¦ ঠá¦
ë¦ ð¦ ÷¦ ø¦ ü¦ ý¦
§
§
§
§
§
§ !§ "§ (§ )§ .§ /§ 3§ 4§ 9§ :§ =§ >§ C§ E§ O§ Y§
]§ ^§ d§ e§ h§ o§ t§ u§ {§ |§ ‚§ ƒ§ ‡§ ˆ§ •§ ’§ ™§ š§
¡§ ¢§ «§ ¬§ ±§ ²§ ¼§ ½§ Á§ § ʧ ˧ ϧ ѧ Û§ é§ î§ ï§
÷§ ø§ þ§
¨
¨
¨
¨
¨ -¨ ¨ '¨ (¨ .¨ 2¨ <¨ =¨ I¨ K¨ P¨ Q¨ Y¨ Z¨ `¨ d¨ k¨ l¨ q¨ r¨
x¨ y¨ |¨ }¨ …¨ †¨ Š¨ ‹¨ ’¨ “¨ ™¨ š¨ Ÿ¨
¨ ©¨ ª¨ ®¨ ¯¨
¹¨ ½¨ Ǩ Ϩ Ú¨ Û¨ æ¨ ç¨ ì¨ ô¨ ù¨ ú¨
©
©
©
©
©
©
f©
© •©
î©
ª "ª
oª
ª ˜ª
Þª
«
©
j©
ž©
ï©
/ª
yª
ϻ
åª
©
©
© "© $© (© )© <© =© E© F©
l© q© s© €© •© ƒ© „© ˆ© ‰© –© —
¤© ¥© «© ¬© ¸© ½© È© É© Ñ© Ò© ש
ÿ©
ª
ª
ª
ª
ª
ª
ª
0ª 2ª 3ª 7ª 8ª Cª Dª Iª Jª Oª Uª
zª †ª ‡ª ’ª “ª —
•ª £ª ¤ª ªª «ª ²ª ³ª ·ª ¸ª ½ª ¿ª
æª ðª ñª ÷ª øª þª ÿª
«
«
S©
T©
]©
^©
e©
Ø©
Ü©
Ý©
â©
é©
_ª
`ª
dª
eª
nª
Ū
ƪ
Òª
Óª
ݪ
«
«
¬
«
« "« #« /« <« =« ?« @« D« E« T« U« [« h« r« s« {« |« „« Œ« •«
•« š« œ« ©« ª« ¬« -« ±« ²« ¼« ½« Æ« Ç« Ñ« Ò« Ø« Ý« ç«
í« ø« ý«
¬ ¬
¬
¬
¬ '¬ (¬ *¬ +¬ /¬ 0¬ ;¬ <¬ B¬ C¬ L¬ M¬ Q¬ R¬ W¬ X¬
b¬ c¬ h¬ i¬ m¬ n¬ u¬ v¬ z¬ {¬ •¬ €¬ „¬ …¬ •¬ ‘¬ ˜¬ ™¬
•¬ £¬ -¬ ®¬ ¶¬ ·¬ ¿¬ ̬ Ь Ѭ ج Ú¬ ç¬ è¬ ê¬ ë¬ ï¬ ð¬
ù¬ ú¬ ÿ¬
- !- "- (- )- .- /- 2
- 7- <- =- A- E- J- K- U- V- [- \- h- i- u- y- ~- •- ˆ
‰ “ • ¢- £- ¥- ¦- ª- «- ¶- ·- Â- Ã- Ê- Ë- Ò- ×- ßà- æ- ç- ð- ò- ÿ®
®
®
®
®
®
®
®
®
®
® %® &® +® ,® 4® 5® @® A® F® G® R® S® Y® Z®
^® _® c® d® i® j® s® t® |® „® ˆ® ‰® •® Ž® ’® “® ˜® ™®
œ® •® ¥® ¦® «® ¬® ²® µ® ¹® º® ¾® ¿® Ì® Í® Õ® Ö® Ý® Þ®
æ® ó® ù® ú®
¯
¯
¯
¯
¯
¯
¯
¯ "¯ $¯ 2¯ 3¯ >¯ ?¯ I¯
„¯ ˆ¯ ‰¯ •¯ ‘¯ –¯ —
¯ ›¯ œ¯ §¯ ¨¯ ±¯ ³¯ ·¯ ¸¯ ¾¯ ¿¯
ç¯ è¯ ì¯ í¯ ó¯ ô¯ ø¯ ù¯ ý¯ þ¯
°
J¯
V¯
[¯
d¯
e¯
m¯
r¯
}¯
ï
°
į
°
ɯ
ʯ
ί
Ö¯
Û¯
ܯ
°
°
°
°
!° )° *° 0° 1° 6° 7° >° ?° F° G° Q° R°
k° p° q° w° x° }° ‚° Š° ‹° •° ‘° •° –
° ›° •° ¢° £° ®° ¯° ¹° º° ¿° Ä° Ì° Í° Ô°
í° î° ó° ô° ø° ù°
±
±
V°
W°
]°
^°
j°
Õ°
Ù°
Û°
ã°
é°
±
±
± -± '± <± E± H± U± b± w± x± Lµ Pµ Sµ ©¶ ª¶ ž· Ÿ·
§· ¨· §¼ ¨¼ UÇ VÇ ðÇ ñÇ +È /È ¥È ¦È (É )É §Í ¨Í ÝÎ ÞÎ
YÐ [Ð
Ñ
Ñ $Ñ 'Ñ /Ñ 0Ñ úÑ þÑ KÒ MÒ ÉÒ ËÒ âÒ åÒ ,Ó HÓ
NÓ OÓ jÓ lÓ ÛÓ ÜÓ hÕ kÕ •Õ ‚Õ ›Õ žÕ ²Õ µÕ ÌÕ ÎÕ éÕ ùÕ
Ö
Ö ›Ö žÖ ¯Ö ±Ö @× B× }× •× 1Ø 3Ø 4Ù 6Ù ÍÙ ÏÙ {Û }Û •Û
—Û
Ý
Ý
SÝ UÝ ºÝ ½Ý æÞ éÞ ¦ß ¨ß ˜à šà Ãà Åà ?â A⠬⠮â ïâ òâ
_ã `ã oã rã
ä
ä ƒä …ä ¾å ¿å ëð
ñ •ò —
ò Ùò Úò •ó ‚ó •ó žó âó ãó ìó íó Eõ Fõ
ú
ú 0ú 2ú ‰ú ‹ú
Ïû Ñû eü hü Ùþ Úþ ßÿ áÿ “
”
š
œ
«
Ù
Ú
"
#
Ò
Õ
1
2
A
C
¢
¥
Z
]
¨
ª
z
{
1
2
ï
ð
÷
ø
(
)
×
+
2
x
j
3
z
Ø
6
}
l
7
~
m
;
•
»
¼
Â
Ç
Ï
1
ô
§#
ú
¨#
#
ó
¤#
«#
¬#
©
<
‚
Ð
2
ƒ
µ#
ª
D
‰
Ô
6
†
¶#
ð
E
Š
Ú
7
ã
¼#
ù
N
•
ã
A
ï
½#
û
O
•
ä
B
ð
Á#
T
š
î
U
›
ï
]
ò
F
G
S
Ã Æ ß ë
Â# Î# Ï#
^
¡
ó
$
d
¨
ù
%
e
¬
û
U
í Õ
×
Ô# Õ# Þ#
*
i
µ
¶
Õ
Ö
ß#
é#
$
$
$ @$ I$ K$ V$ X$ ï% ÷% ø% Ñ' Ó' â( ä( õ) ù)
ú) y. {. Ô. Õ.
/
/
/
/
/
/ Ô0 Õ0 =3 ?3 )4 ,4 14 2
4 ^4 _4 !8 "8 ¿8 À8 ¿9 Á9 ë< ì< #= $= b= c= ¿@ À@ ;A <A
–A —A cB dB hC iC
D
D èG éG
H
H ¿H ÀH
I
I I !I ˆI ‰I ÅI ÆI êI ëI òJ óJ
K
K
O
L
L ;L <L tM uM }M •M 5N 6N =N ?N KN LN
O
O
!O 5P 7P _P aP ‰P ŒP ¿P ÀP ïP ñP ¿Q ÀQ
W
W
W ¨W ©W
®W ³W ºW ¼W ÂW ÃW ÉW ÎW ÖW ×W àW áW åW çW óW øW þW ÿW
X
X
X X +X ,X 2X 3X 8X 9X =X >X DX EX JX KX UX VX `X bX hX iX
mX nX yX zX •X €X ˆX ‰X •X ‘X ˜X ™X žX ŸX ¨X -X ´X »X
ÆX ÇX ËX ÌX ÕX ÖX ÛX ÜX àX âX çX èX îX óX ûX ýX
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y -Y #Y $Y 3Y 8Y 9Y @Y AY KY LY PY QY VY XY ^Y _Y fY gY qY rY xY
yY •Y ‚Y ŒY ‘Y •Y žY ¨Y ´Y ¼Y ½Y ÁY ÂY ÇY ÈY ÒY ÞY áY
âY çY íY øY ùY þY ÿY
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
!Z ,Z .Z 7Z =Z HZ IZ OZ PZ TZ UZ aZ cZ nZ oZ uZ vZ •Z
‚Z ‰Z ŠZ •Z šZ ¤Z ¥Z ®Z ´Z ¸Z ¹Z ÂZ ÃZ ÉZ ÊZ ÑZ ÒZ ×Z
ØZ ÝZ ãZ êZ ëZ ðZ ñZ ÷Z øZ
[
[
[
[ ±] ²] •^ –
^ ¿_ À_ 3` 6` Y` Z` Á` Â` 3b 4b fb gb Ác Âc *h h Ih Jh ›k •k ×k Øk ¶n ·n Ån Æn
p
p Ãp Äp ûp üp !q "q
¯s °s Ãs Äs "t #t ¸t ¹t Ãu Äu ¯v °v Þw àw îw ïw ôw õw
þw ÿw
x
x
x
x
x
x
x
x "x #x 'x (x .x /x 5x 6x :x Bx Ix Kx Ox
Px Zx [x ax bx kx lx vx wx ~x •x †x ‡x Œx •x ›x œx ¡x
¢x ªx «x ´x µx »x ½x Çx Èx Ìx Íx Öx ×x Ýx Þx èx éx îx
ïx öx ÷x üx ýx
y
y
y
y
y
y
y
y -y y (y )y /y 0y 7y 8y <y >y Dy Ey Jy Ky Uy Vy `y ay ey fy
oy py vy wy }y ~y ˆy ‰y ‘y ’y ›y
y §y ¨y ¯y ³y ¸y ¹y
¾y ¿y Åy Æy Îy Ðy Ûy Üy ày áy èy éy íy îy öy ÷y
z
z
z
z
z
z
z
z -z z $z %z )z *z 4z 5z ?z @z Dz Ez Mz Nz Sz Tz ]z ^z mz nz
rz sz xz yz …z †z Žz •z —
z ™z ¤z ¥z ¬z -z ²z ´z ¼z ½z Äz Åz Íz Îz Óz Õz Üz Ýz ãz
åz îz øz ýz þz
{
{
{
{
{
{
{
{
{
{
{
&{ 0{ 1{ 7{ 8{ D{ E{ J{ K{ U{ V{ `{
q{ w{ x{ •{ €{ ‡{ •{ ©{ «{ Ï{ Ð{ ~ .~ 4~ 5~ ‚~ ƒ~ •~ Ž~
€
€
€
€ ‹‚
Ç„ Ã… Ä… ÿ…
† ‡‰ •‰ lj ȉ óŒ ôŒ
•
À’ µ– ·– Ó– Õ– r™ s™
a{
e{
f{
j{
k{
p{
•‚ ›‚ œ‚  Ă Æ„
• ¿• À• ¿‘ À‘ ¿’
œ
œ
¿•
À• ¿¡ À¡ ù¢ ú¢ Ö£ Ø£ ¿§ Á§ Ϫ Ѫ
«
ò¯ ó¯
°
° (° )° 1° 2° ¸° ¹° 3± 4± ˱ ̱ ²
² H² J² P² Q² R² S² ¯² °² ض Ù¶ f· h· µ· ¶· Š¹ ‹¹ µ» ¸»
Ú» Ü» µ¿ ¶¿ ŠÂ ‹Â
Ç
Ç
Ç
Ç <È >È •È ‚È §È ©È
Ë
Ë µÌ ¶Ì µÍ ·Í µÒ ¶Ò
µÕ ¶Õ 'Ø (Ø µÞ ¶Þ µß ¶ß iá ká
â
⠉⠋⠵㠶ã Ðã Òã E
ð Ið Jð Nð Oð Sð Tð Zð [ð að bð gð hð mð nð wð yð ~ð •ð
…ð †ð ‹ð Œð ‘ð ’ð žð Ÿð ¦ð «ð ¹ð ºð ½ð ¾ð Ãð Äð Íð Îð
Úð Üð Þð ßð æð çð îð ôð þð
ñ
ñ
ñ
ñ
ñ
ñ !ñ +ñ 4ñ 8ñ :ñ Añ Gñ Qñ Yñ _ñ `ñ fñ gñ lñ nñ uñ zñ •ñ
€ñ †ñ ‡ñ ’ñ ”ñ ˜ñ ™ñ œñ •ñ
ñ ¡ñ ¦ñ §ñ ¯ñ °ñ ºñ Áñ Ëñ
Øñ áñ âñ êñ ññ ÷ñ øñ ÿñ
ò
ò
ò
«
ò
ò
ò
ò
ò "ò $ò +ò 6ò 8ò Aò Bò Kò Mò Pò Rò Vò _ò eò fò lò mò {ò •ò ˆò ‰ò
•ò ‘ò —
ò ˜ò ¤ò ¥ò -ò ®ò ´ò Àò Åò Êò Îò Ïò Ùò Ûò ßò àò èò ñò ÷ò
øò þò ÿò
ó
ó
ó
ó
ó !ó *ó +ó 1ó 2ó 7ó 8ó <ó =ó Ió Jó Nó Ró \ó ]ó eó fó mó
nó zó {ó Œó •ó ‘ó ’ó ˜ó šó Ÿó ¥ó ®ó ¯ó ´ó µó ¾ó ¿ó Çó
Èó Òó Úó âó êó øó ùó
ô
ô
ô
ô +ô -ô [ô \ô –ô —
ô ¯ô ±ô Úô Ûô 'õ )õ Aõ Bõ võ xõ †õ ‡õ Ÿõ
õ Ðõ Ñõ þõ ÿõ
bö dö rö sö öö øö
÷
÷ a÷ c÷ •÷ Ž÷ ×÷ Ù÷
ø
ø
Tø Vø dø eø Àø Âø îø
,ú -ú Iú Jú yú {ú •ú
û +û ,û 0û 2û <û =û Cû
÷
ø
'
(
]
`
)
*
C
ïø )ù +ù Jù Kù ¾ù Àù
ú ªú «ú æú ñú öú ÷ú
Dû bû dû E
L
A
B
P
R
àù
û
áù
$ú
&ú
n
o
X
\
D
§
¨
Ê
Ë
5
m
B!
~0
4
4
¶4
7
p
C!
€0
M
N
” • ¯ °
#
# i#
´0 µ0
1
¯
j#
1
)
°
K'
*
Ô
Õ
9
;
p
q
L'
²)
³)
#*
%*
³´®
°
®
¯
·4 ¶8 ·8
;
; 1; 2; ¿; À; ¯B »B ÁB ÂB ãB æB çB éB
C
C $C %C
©C «C òD ÷D øD
E
E
E
E
E
E
E
E !E "E +E ,E 4E :
E ?E AE FE HE ME OE RE SE \E ]E hE iE tE zE €E •E †E ˆE
ŽE •E ’E “E ˜E ™E £E ©E ¶E ·E ¼E ½E ÄE ÅE ÉE ÊE ÓE ÔE
ÞE ßE çE èE òE øE ýE þE
F
F
F
F
F
F
F
F
F !F +F ,F 4F 5F :F <F FF GF OF PF UF VF \F ]F bF cF mF
sF |F }F ‚F ƒF ŒF •F œF ¢F «F ±F ³F ´F ¹F ºF ¿F ÁF ÉF
ÊF ÖF ×F ÞF àF æF çF ñF óF öF ÷F ýF þF
G
G
G
G
G
G
G -G $G %G *G +G 1G 7G ?G @G HG JG PG QG YG ZG dG eG mG nG
sG tG yG zG …G †G ‹G ’G —
G ˜G ›G œG ¡G ¢G «G ¬G ²G ³G ·G ¸G ¾G ÄG ÍG ÎG ÔG ÕG ÚG
ÛG âG ãG ïG õG úG ûG
H
H <H =H UH VH ’H ”H ‚L ƒL
M
M 9M ;M ?M @M ÝM ßM ]N ^N ‰N ŠN ŠO ŒO
O ¡O ¸P ¹P 9Q
;Q
R
R œR •R
S ¡S ôV ÷V FX GX ¢Z ¤Z Ça Èa ía îa )b *
b ~b •b ƒb „b Rc Sc Wc Xc nc oc Óc Ôc æc çc Öe ×e Gf If
qf rf ïf ðf ôf õf
g !g jg kg Ùg Úg Þg ßg Ûh Ýh áh âh Ki Li •j €j új ûj nk
pk tk uk —
k ˜k ¸k ¹k /l 0l Žl •l ¦l §l ãl ål él êl ?o Co Po To ]o
_o co do ro uo kp lp Ft Ht Nt Ot vt xt ÷u øu Ov Pv Ow
Pw O{ T{ ½{ ¾{ é{ ê{ N| O| P| R| {} |} ‰~ Š~ ‹~ Ž~ Æ„
Ç„ È„ Ë„
‹
‹ &‹ )‹ ‹ .‹ ¯‹ °‹ Õ‹ Ö‹
Œ
Œ \Œ ]Œ ™Œ šŒ ®Œ ¯Œ ׌ ØŒ (• +• =•
?• P• R• a• c• q• r• v• w• •• Ÿ• °• ±• Á• • Ñ• Ó• ß•
à• ï• ð• ø• ù•
Ž
Ž
Ž
Ž !Ž "Ž 1Ž 3Ž EŽ FŽ XŽ YŽ sŽ
wŽ xŽ zŽ m• o•
‘
‘ :‘ ;‘ ™‘ š‘
’
’ ©’ ª’
“
“ “ !“
”
” Ô•
–
– B– M– P– @— F— `— g—
ƒ˜ •˜ ™˜
˜ «˜ ´˜ ¾˜ Ƙ Ú˜ á˜ î˜ û˜
™
™
%™ .™ @™ I™ U™ j™ s™ {™ •™ ž™ ²™ µ™ ‡š ˆš ‰š ‹š
õ› ö›
œ
œ 4œ 5œ dž ež AŸ FŸ )
*
%¡ &¡ A¡ B¡ Ù£ Ú£
ô£ õ£ 6¥ 7¥ 0¦ 1¦ ñ§ ò§ -¨ ¨ p¨ q¨ Mª Nª Oª Qª
¬
¬ ô- õ- ¡³ ¢³ à³ â³ Û¶ ܶ
·
·
@¸ A¸
¹
¹
@º Aº ‰» Š» ¸» ¹» л Ñ» Ô» Õ» Û» Ü» U¼ X¼ Ÿ¼ £¼
‰½ Š½ &¾ *¾ +¾ .¾ @¿ A¿ dÀ fÀ ØÀ ÙÀ ÚÀ ÝÀ gÅ iÅ
@É AÉ ›É œÉ bÊ dÊ eÊ gÊ @Í AÍ 4Ð 5Ð @Ð AÐ [Ò \Ò
èÔ îÔ ýÔ þÔ OÕ QÕ ºÕ ½Õ ÙÕ ÚÕ )Ö ,Ö •Ö ŸÖ ÝÖ ßÖ
× &
× (× q× s× x× y× ì× î×
Ø
Ø ?Ø AØ XØ [Ø |Ø •Ø ¥Ø §Ø äØ
æØ öØ øØ 'Ù )Ù
Ù ¡Ù éÙ ìÙ ]Ú _Ú ™Ú ›Ú -Ú ¾Ú
Û
Û PÛ
RÛ eÛ hÛ ŒÛ ŽÛ £Û ªÛ -Û ®Û ØÛ ÙÛ ½Ü ¿Ü ÎÜ ñÜ !Ý
&Ý 1Ý 7Ý =Ý >Ý XÝ YÝ
Ý ¡Ý ½Ý ¾Ý ÈÝ ÉÝ ËÝ ÌÝ ÖÝ àÝ ëÝ ì
Ý
Þ $Þ iÞ jÞ }Þ •Þ ûÞ üÞ
ß
ß
ß
ß
ß
ß &ß *ß >ß Aß •ß ‘ß ¥ß ©ß ½ß Áß çß ëß
à
à :à >à
Pà Qà uà và ýà ÿà &á 'á 0á 1á Ná Rá ˜á ™á ¨á µá
Ïá Öá ¥â §â îâ ïâ
ã
ã bã d㠙㠚ã Òä Óä Hå Iå öå øå
æ
®š ²š
²¼ ¶¼
jÅ lÅ
]Ò _Ò
ôÖ
"Ý $Ý
¶á ¹á
æ ¼æ ½æ
ç
ç Šè ‹è ®è ¯è Öè Øè wê xê »ë ¼ë þë ÿë
ì Šì $í %í uí ví „í …í •í ‘í •í Ÿí ³í
î
î #î
$î Eî Fî ”î •î -ð !ð ~ð •ð ~ñ •ñ
ò -ò éò êò (ó )ó Eó
Fó uó vó ‘ó ’ó
ó ¢ó Òó Óó 7ô 9ô Jô Kô
õ
õ Võ Wõ !÷ "÷ <÷ >÷ º÷ »÷ Å÷ Æ÷ Ê÷ Ë÷
ø
ø êø ëø
îø ïø òø óø ÷ø ùø nû oû ˆû ‰û Êû Ìû
ü
ü Ký Mý Wý Xý
gý jý
þ
þ \þ ]þ gþ hþ ¢þ £þ Àþ Âþ Ãþ Æþ Þþ ßþ
Ëÿ Ïÿ Ôÿ Ùÿ
e
Œ
–
—
Q
S
d
e
°
á
â
ý
þ
H
î
(
1
w
x
Ž
ó
ô
`
•
Š
k
Í
n
Î
€
†
V
(
i
)
m
n
*
‰
´í Øí Ùí
é÷ ê÷
[ÿ \ÿ cÿ gÿ Àÿ Áÿ
q
+
ƒ
„
h
\
j
J
Y
Z
[
\
ˆ
Š
¡
«
¬
É
Ê
ó
ô
þ
ÿ
<
>
~
•
‚
ƒ
•
–
œ
•
§
©
¬
Ð
Ó
ì
A
f
j
ë
ì
¡
³
É
Û
ô
<
y
{
Ò
É
‡
•
2
)
Ô
ˆ
‘
3
©
§
"
Z
K
,
[
+
â
œ
™
:
±
m
¬
A
ä
•
›
<
³
¯
M
»
o
®
B
r
C
°
¯
O
s
P
Ã
Á
Á
Z
ˆ
c
R
Ã
[
•
e
r
<
×
Ê
f
±
Ÿ
v
=
Ù
Ë
g
º
¢
‹
G
è
Ò
n
ß
Ü
Ã
•
H
ê
Ô
p
à
å
Æ
«
\
(
æ
•
ê
Þ
¬
^
*
è
ƒ
ì
l
Y
û
•
ü
í
·
7
¹
n
[
ý
’
9
Ç
|
z
'
ž
~
{
)
½
Ä
Æ
Ô
Ö
þ
5
7
D
F
V
X
{
}
†
ˆ
”
–
¯
µ
·
¼
¾
Î
Ð
Û
Ý
æ
è
þ
F
G
J
L
M
O
P
R
S
U
V
X
Y
–
±
³
í" î"
#
#
#
# -#
# $# %# )# 5# ;# <# A# B# J# K# Q# R# V# W# ^# c# h# i#
o# p# u# v# z# {# •# …# ‰# Š# Ž# š#
# ¡# ª# ¯# ¸# Ã#
Í# Î# Ù# å# ì# ñ# ù# ú#
$
$
$
$
*
ž
I
™
,
$
$
$ -$ "$ #$ '$ 3$ ;$ <$ A$ B$
c$ o$ p$ y$ z$ €$ ‚$ †$ ‡$ ‹$ —
$ ž$ Ÿ$ ¤$ ¥$ ª$ «$ µ$ ¶$ À$ Á$ Ê$
õ$ ú$
%
%
%
%
L$
M$
S$
T$
\$
]$
b$
Ë$
Ï$
Ð$
Ø$
ä$
ë$
ì$
%
%
%
% $% &% *% +% /% ;% F% G% M% N% R% S% W% X% \%
g% n% o% v% w% ~% •% ƒ% „% ‹% Œ% ‘% ’% œ% •% ¥% ¦% ¬%
¶% »% ¼% Ç% Ê% å% ê%
ƒ
ˆ
«
¬
´
µ
Õ
Ö
"
Ú
#
Û
>
ã
?
ä
X
ý
d
i
j
t
u
¢
ç
"
w
#
x
7
æ
8
N
V
v
w
{
}
‚
ƒ
œ
ž
°
±
¡
€
•
ƒ
„
V
W
p
q
€
‚
§
¨
Š
‹
»
‰
y- z- ‘
“
•! !$ 6$ 7$ ú$ ü$ %% &% •' ‘' Ò' Ó' E) G)
I, J, &/ (/ »/ ¼/ ’1 ”1 `2 a2 •4 ’4 Ï4 Ð4
7 ‹7 Œ7 ÷9 ù9 ¨: ©: -; ; += ,= •> ž> Ð? Ñ? Å@ Æ@ ÐA ÑA ‘B “B &C 'C
C èC éC YD ZD •D ‘D [E \E ÀE ÁE ïF ðF UG VG
bH cH áH âH 7I 8I •I ’I §I ¨I
J
J tJ uJ
ïK ðK #L $L •L žL âL ãL AM CM kM lM
ß
à
l) m)
7 Ì
Í
â+
ä+
•C –
¸G ¹G ÷G øG
!K "K •K žK
N
N
hN iN ÆN ÇN oO pO œO •O ÙO ÚO TP UP šP ›P ßP àP
Q
Q
SQ TQ žQ
Q ÈQ ÉQ õQ öQ -S ¯S ëS ìS
V
V ¤[ ¥[ X] Y]
_ -_ *` +` §a ©a #b $b ¬d -d ˜g šg ßg àg \i ^i ¢i £i
_l al •l ‘l Ðm Ñm Žo •o Ûp Üp Vs Ws ¼u ¾u
v
v Õv Öv "
y $y ny oy ò| ø| þ| ÿ|
} -} ž• ²• ו Ø• 9‡ :‡ aˆ ˆˆ I‹
J‹ 1Œ 2Œ
•
• ã‘ ä‘
• • N— O—
Ϙ â˜ é˜ ê˜
™
™ +™ ,™ ý™ þ™ ºš »š К Ñš t› u›
œ
œ
Mœ Oœ ~œ œ ßœ àœ
•
• H• I• õ• ö• ‡ž ˆž åž æž -Ÿ Ÿ `Ÿ aŸ –
Ÿ ˜Ÿ îŸ ïŸ •¡ ‘¡ Í¢ b±
³ ¡³ î´ ï´ Kµ lµ •µ Žµ ¸µ ¹µ äµ
åµ
¶
¶ G¶ H¶ ”· •· é¸ ê¸ ù¹ ú¹ .½ /½ •Á •Á •Å •Å TÇ
VÇ hÇ iÇ ïÇ ðÇ -È .È ¤È ¥È
É
É
Î
¤Ë ¥Ë ÈÌ ÉÌ Î
Ï
Ï "Ð #Ð &Ñ 'Ñ 7Ò
•Ö žÖ f× g× Ø
Ø Ù
Ù
Û ¬Û -Û èÞ éÞ
à
à ïâ
êæ ëæ ƒé „é Ùí Úí ëð
çø èø !û "û Xþ Yþ
’
“
Í
Î
M
N
¡
¢
Í
Î
í
î
!
"
î
ð
8Ò .Ó HÓ NÓ OÓ iÓ lÓ êÕ ùÕ
Ö
Ö
¹Ù ºÙ ›Ú œÚ fÛ gÛ –Û —
òâ "ã #ã pã qã
ä
ä @ä Aä Må Nå
ñ àñ áñ •ó ‚ó •ó žó âó ãó Ýô Þô
’
”
Ç
È
Á
Â
•
Ž
H
I
Þ
ß
2
3
c
d
ÿ
ë
ì
I
J
4
5
â
ã
•
€
ÿ
?
@
©
ª
¹
º
l
m
”
ï
U
•
Ž
ò
ô
Å
Æ
Å Æ ¤# $
$ !$ Ü% Ý% á) â) ¥+ ¦+ ž. Ÿ. !/ "/ X/ Y/ ±/ ²/ ý/ þ/ Q0
R0 †0 ‡0 ö0 ÷0 Ç1 È1
“
2
2
2 L2 M2 •2 –
þ2 ÿ2 =3 ?3 ª3 «3 ¶3 ·3 Ø3 Ù3 ñ3 ò3
4
4
4
4 )4 ,4
14 24 ]4 _4 -7 7 â9 ã9 ä: å: 7< 8< Ú= Û=
> ¡> 3? 4?
@
@ /A 0A ‹A ŒA
SB TB VC WC
D
D ÃD ÄD E .E ÌE ÍE 0F 1F œF •F `G aG çG éG
H
H €I •I ˆI ‰I
I
¡I ¸I ¹I ÄI ÆI éI êI
J
J ñJ óJ
K
K %K &K
L
L :L ;L uL vL sM uM ‰M ŠM 4N 6N KN LN
O
O FQ GQ
§T ¨T YU ZU •U ‘U
W
W
W
[ 8[ 9[ °] ²] e^ f^ •^ –
^ 2` 6` Y` Z` 2b 4b fb gb Æd Çd }f ~f ßf àf Hg Ig ’g “g
ðg ñg )h h Ih Jh Ej Fj šk •k ×k Øk ?m @m µn ·n Ån Æn úp üp !q "q
®s °s Üs Ýs lv mv Þw •{ Ï{ Ð{ ,~ 5~
€
€ A€ B€ ‹‚ ¿‚
Å„ Ç„ ð„ ñ„ ÿ…
† ‡‰ •‰ “‰ ”‰ Ɖ ȉ
Œ
Œ @Ž AŽ
•
•
K• L• Ü’ Ý’ ~– •– Ü— Ý— q™ s™ Úš Ûš
œ
œ
ø¢ ú¢ 5£ 6£ q¥ r¥ "© #© œª •ª Æ- Ç- ?¯ @¯ ñ¯ ó¯
°
°
°
°
° !° '° )° 1° 2° d° e° ·° ¹° Á° ° ä° å° 2± 4± A± B± „±
…± ʱ ̱ ×± ر ú± û± -²
² H² J² R² S² ®² °² ij ų
¶
¶ ׶ Ù¶
·
· ‰¹ ‹¹ ¼º ½º
¶» ¸» F¾ G¾ Ô¾ Õ¾ /¿ 0¿ ¡¿ ¢¿ VÀ WÀ ªÀ «À ‰Â ‹Â øà ùÃ
LÄ MÄ "Å #Å ’Å “Å EÆ FÆ <È >È •È ‚È <Ê =Ê
Ë
Ë ÒÌ ÓÌ
úÏ ûÏ ±Ñ ²Ñ ÀÓ ÁÓ vÔ wÔ ~Ô •Ô ‰Ô ŠÔ ¡Ô ¢Ô ¯Ô °Ô ¾Ô ¿Ô µ
Õ ¶Õ aÖ bÖ &Ø (Ø ûØ üØ èÚ éÚ †Û ‡Û œÜ •Ü ÆÝ ÇÝ ÷Þ øÞ iá
ká “á ”á þå ÿå »è ¼è
ì -ì Åí Æí Dð Rò Vò êó ÷ó ùó Zô
\ô Ùô Ûô @õ Bõ …õ ‡õ ýõ ÿõ qö sö
÷
÷ Œ÷ Ž÷
ø
ø cø eø íø ïø Iù Kù ßù áù +ú ú •ú
ú ©ú «ú Ëú Ìú åú ñú öú ÷ú
û
û +û ,û 0û 2û ;û =û Bû Dû aû dû rû sû Ëý Ìý •
ž
[
\
D
L
Z
\
p
q
÷
ø
¦
¨
Ê
Ë
È
É
æ
ç
¯
°
F
G
¨
©
„
…
Ó
Õ
%
&
9
;
®
;
<
R
S
s
t
©
ª
Ý
Þ
$
%
n
p
•- €¡- ¢- Ð- Ñ- ù- ú- - . T U “ • ï ð
2
3
H
I
{
|
à
á
!
! A! C! Ã! Ä! þ! ÿ! ," " K" L" Q" R" s" t" ƒ" „" •" ž" µ" ¶"
#
#
$
$ {% |%
æ% ç% e& f& Ê& Ë& J' L'
(
( •( Ž( i) j) #* %* Ÿ*
*
W- X- ¡½. ¾. ~0 €0
1
1 Œ3 •3 ¥3 ¦3 ´3 µ3 ¿3 À3 Ç3 È3 è3 é3
ú3 û3
4
4 06 16 î7 ï7 »9 ¼9 Õ9 Ö9 ä9 å9 ý9 þ9
:
: :: ;: N: O: ‹: Œ: •: ž: ®: ¯: Á: Â: ×: Ø: æ: ç:
ð: ñ: ¾; À; `< a< ¢< £< Ó< Ô<
=
=
L= M= J> K> é> ê> ª? «? w@ x@ 1A 2A ®B »B ÁB ÂB ãB æB
C
C $C %C ÒD ÓD ˆE ÅE ÉE <F IG †G ‘G
H ˜J ™J ‚L ƒL
lN mN qO rO ¸P ¹P
R
R œR •R ¤T ¥T ëU ìU 5X 6X •Z ‘Z
¸[ ¹[ !] "] 1_ 2_ Ça Èa ~b •b Rc Sc Óc Ôc Öe ×e Hf If ï
f ðf Ùg Úg Üh Ýh Ki Li •j €j új ûj ¸k ¹k /l 0l Žl •l ¦l
§l @o Bo so uo kp lp Œp •p ×p Øp 2q 3q hq iq or pr Et
Ht tt ut ‚t ƒt ÷u øu ¼w ½w lz mz ÷z øz S{ T{ ½{ ¾{ é{
ê{
|
| M| O| ]| ^| Ê| Ë| J} K} à} á} ˆ~ Š~ Å~ Æ~ b• c
•
€
€
ƒ
z€ {€ †〠ˆ• ‰•
‚
‚ ™‚ š‚ .ƒ σ Ѓ Å„ Ç„ é„ ê„ â… ã… ü… ý… ø‡ ù‡ =ˆ >ˆ ûˆ üˆ
‰
-‰
‹
‹ p‹ q‹ ¯‹ °‹ Õ‹ Ö‹
Œ
Œ \Œ ]Œ ™Œ šŒ (• +• =•
?• P• R• a• c• q• r• v• w• •• Ÿ• °• ±• Á• • Ñ• Ó• ß•
à• ï• ð•
Ž
Ž
Ž
Ž !Ž "Ž 1Ž 3Ž EŽ FŽ XŽ YŽ sŽ wŽ œŽ •
Ž Ž• •• e• f•
“
“
”
” v• w• Ó•
–
– B– L– P– _— g—
1˜ 2˜ ‚˜ •˜ ˜˜
˜ ª˜ ´˜ ½˜ Ƙ Ù˜ á˜ í˜ û˜
™
™
ž
$™ .™ A™ I™ U™ j™ r™ {™
´› µ› Ú› Û› Û• Ü• ç• è•
”™
ž™
±™
³™
Ñ™
Ò™
†š
ˆš
š
²š
ž
©
;ž <ž dž ež Óž Ôž
Ÿ
Ÿ EŸ FŸ zŸ {Ÿ èŸ éŸ
¢
¢ )¢ *¢ g¢ h¢ ¹¢ º¢ ô£ õ£ 6¥ 7¥ í¥ î¥
ù¦ ú¦ C§ D§ „§ …§ ´§ µ§ -¨ ¨ ¡¨ ¢¨
Ρ
¦
Ï¡ æ¡ ç¡
¦ ê¦ ë¦
©
¹
f© g© •© ž© õ© ö©
½± ¾± ¡³ ¢³ Ú¶ ܶ
ª
·
ª
·
.ª
/ª
Lª
Nª
eª
fª
¬
¬
ôõ-
¹
Žº •º Áº º òº óº B» C» ˆ» Š» ·» ¹» Ï» Ñ» Ó» Õ» Ú» Ü»
¼
¼ T¼ X¼ d¼ e¼ ž¼ £¼ ±¼ ¶¼ ‰½ Š½ %¾ *¾ C¾ D¾ ×À ÙÀ
ûÀ üÀ fÅ iÅ •Å •Å ŽÇ •Ç ÎÇ ÏÇ zÈ {È
É
É ›É œÉ bÊ dÊ
uÊ vÊ ¨Ê ©Ê
Í
Í ÊÎ ËÎ ˜Ï ™Ï 3Ð 5Ð MÐ NÐ ZÒ \Ò rÒ sÒ ,
Ó Ó DÓ EÓ mÓ nÓ ¡Ó ¢Ó ¿Ó ÀÓ æÓ çÓ 1Ô 2Ô …Ô †Ô çÔ îÔ üÔ þÔ
dÕ eÕ ØÕ ÚÕ •Ö ŸÖ ôÖ
× &× (× ì× î× ?Ø AØ ¥Ø §Ø ÷Ø øØ
ŸÙ ¡Ù ]Ú _Ú -Ú ¾Ú
Û
Û PÛ RÛ £Û ªÛ ×Û ÙÛ ÏÜ ñÜ
Ý
Ý
0Ý 7Ý WÝ YÝ ŸÝ
Ý ½Ý ¾Ý ÕÝ àÝ êÝ ìÝ
Þ $Þ BÞ CÞ SÞ TÞ a
Þ bÞ iÞ jÞ |Þ •Þ
ß
ß @ß Aß •ß ‘ß ¤ß ©ß ¼ß Áß æß ëß
à
à 9à >à Zà [à •à €à ¥à ¦à Þà ßà üà ÿà &á 'á Má Rá ˜á
™á žá ¢á §á µá Îá Öá íâ ïâ Ñä Óä öå øå »æ ½æ Öè Øè vê
xê ˆì Šì
î
î ð !ð èò êò Ñó Óó Fô Gô ¤ô ¥ô Eõ Fõ ¤õ ¥õ eö fö
÷ "÷ <÷ >÷
ø
ø ~ø •ø
ù
ù pù qù §ù ¨ù èù éù zú {ú mû
oû ‡û ‰û Pü Qü ùü úü Lý Mý Àþ Âþ Åþ Æþ Þþ ßþ Zÿ \ÿ Íÿ
Ïÿ
Ÿ
î
(
0
`
j
n
•
†
V
h
m
p
q
¡
¢
‚
„
¡
E
F
§
¨
»
¼
7
8
@
A
N
O
[
e
v
x
•
•
®
i
j
¥
¦
¹
º
®
°
Ç
È
Ö
×
á
â
ý
þ
3
4
I
J
c
d
ˆ
Š
•
ž
«
¬
É
Ê
þ
ÿ
;
>
}
•
•
ƒ
”
–
›
•
¦
©
«
Ð
Ò
ì
A
f
j
Æ
Ç
%
A
&
B
;
@
×
C
Ù
¯
O
½
»
ª
¡
!
Y
K
B
M
©
Ÿ
,
[
O
F
è
Á
Y
Ä
"
#
É
²
l
Á
R
H
ê
Ã
[
Æ
o
Â
q
[
(
É
e
Ô
œ
Ú
•
ô
q
5
v
^
*
Ë
g
s
6
Š
k
Y
Ò
n
‡
‡
•
n
[
Ô
p
{
c
æ
•
Ð
Ñ
°
Ý
º
í
Û
ù
å
ú
¹
~
d
è
ƒ
h
Æ
†
y
û
•
ü
É
ˆ
{
ý
’
þ
Ñ
›
•
'
ž
X
Y
Õ
Ö
I
J
á
ñ
ä
ò
Ô
•
‘
)
®
š
1
§
°
›
3
©
Þ
à
ê
ì
F
V
X
{
}
†
ˆ
”
–
·
¼
¾
Î
Ð
Û
Ý
æ
è
þ
E
G
I
J
L
M
O
P
R
S
U
V
X
Y
–
™
±
³
f g Ñ Ò
s
t
×
Ø
t! u! ×! Ø! ," -" ¡" ¢" ì" î"
#
# -# Ê% ä% ê%
*
ž
,
5
7
¯
Ö
•
ˆ
¶
g
Á
¥
Ã
¦
:
±
<
³
a
b
D
µ
3
3
3
3
H
I
j
ƒ
†
‡
ˆ
Ú
A
B
˜
™
ê%
B
ê%
O UP
¹
Þ0ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ªW! .Ž,Øÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
86" NEFˆÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÿ ÿ ÿ
/W
™0Œÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
¨} <Ȳ¿ÿ
¨ × ÚKðÖ
ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
k^; ÈO
ßÿ
L% •ÿ
T—òUÿ
èå ÿ
æ=šºÿ
ž–f†ÿ
ò ľÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ß2‰ ÈU •ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Lv>
j4Â
t Î
?œ
W'¹
B?
+.ý
ò ľÿ
°v#
¶Qú ÿ
G¾
p¸d=ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
•es Vö ©ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Â
›¢ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
B" êc®hÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
K ä
ÿ ÿ ÿ
Ÿ'+ Ì9
”àFÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
„ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Æ ´ BNîCÿ
íz° ªë [ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÿ
û()
”ˆÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
n"Ú H²2Èÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
÷KØ ôÿ&
ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÿDh-’¥öøÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ã0$
n“^nÿ
ØC_".… ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
‡ ý%ÐÜžhÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÿ ÿ
U ‚&ª˜$?ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Eh•&ìùhËÿ
ð}¢(4
>\ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
bFg2˜xʯÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
É]™2-jÜ?ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÿ
> Ú2Ʊv_
U7ÂP¤zÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Ì'•8vÇ0ßÿ ÿ
ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
%4'=
ÊÒµÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
eäBò ÂYÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
´|ïBÖ Rðÿ
ÚRõC
ÿ
ˆP D ?.vÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
»S²FÀk¤þÿ
^ÇGlð
~ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ìO*K¾W •ÿ
‹~/Kx=ì¼ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÿ
6 }LÄþø¼ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
†{2S =X©ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Fh²UÌwzôÿ ÿ ÿ
ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
v\tVÆ® Õÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Ï ™Y ?ªûÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
û
WZxŽŽ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
g ¢[hê®Òÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Œ 6].ò¬Åÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÿ ÿ ÿ
Ý"e]ÌÜXfÿ
¢`Z™Î=ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
-ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ß
¸|ì`†(ª•ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
`,ïb ¥
§hX *aÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Ò??jŽ†¢1ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÿ ÿ ÿ
¶VÙjhë Ëÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
9l¸
€_ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
N
Âlš
Š Íj€0¨.ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
^åÿ
ãÊPÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÊZ'pônÜÆÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
VÄt“˜óÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
7+œq–
B v
•D ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Tžv6C-\ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
*xRÝ Fÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÍI#wÐ¨Þ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
?
$Tx u ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
“é{ðžJtÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÿ
ØrX}2nö:ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
½ ó~àÖØ
º.|JÌBžÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
„® „˜þ Æ
®
„~
„N
„˜þ Æ
óc5•èÛhBÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
^„® `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
~
^„~
`„˜þOJ
QJ
o(
h
ˆH
o
o
•
•
h
h
„˜þ Æ
N
^„N
`„˜þOJ
„„î
„¾
„Ž
„^
„.
„ú
„˜þ Æ
„š
„˜þ Æ
^„š
`„˜þOJ
„j
QJ
„˜þ
„˜þ
„˜þ
„˜þ
„˜þ
„˜þ
„˜þ
p
o(
§ð
•
h
Æ
- ^„- `„˜þOJ QJ o(
Æ
î ^„î `„˜þOJ QJ o(
Æ
¾ ^„¾ `„˜þOJ QJ o(
Æ
Ž ^„Ž `„˜þOJ QJ o(
Æ
^ ^„^ `„˜þOJ QJ o(
Æ
. ^„. `„˜þOJ QJ o(
Æ
ú ^„ú `„˜þOJ QJ o(
^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
š
QJ
o(
§ð
•
h
·ð
o
§ð
·ð
o
§ð
vð
•
•
•
•
•
ˆH
h
h
h
h
h
h
h
o
•
„p
h
„˜þ Æ
j
^„j
`„˜þOJ QJ o(
·ð
•
h
„: „˜þ Æ
: ^„: `„˜þOJ
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ o(
§ð
•
h
„Ú „˜þ Æ
Ú ^„Ú `„˜þOJ
„ª „˜þ Æ
ª ^„ª `„˜þOJ
„z „˜þ Æ
z ^„z `„˜þOJ
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ QJ
„p „˜þ Æ
p ^„p `„˜þOJ
h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þOJ QJ o(
ˆH
§ð
•
QJ o(
QJ o(
QJ o(
QJ o(
^J o( ‡h
QJ ^J
‡h
o
•
h
·ð
o
§ð
•
•
h
h
h
ˆH
o( ‡h
h
„
o
h
ˆH
o
•
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ
^„à `„˜þOJ
Æ
° ^„°
„˜þ Æ
€
„P „˜þ Æ
„
`„˜þOJ QJ
„ø „@ü
„
„˜þ Æ
„Œ
„˜þ Æ
Œ
^„Œ
`„˜þo( ‡h
„¨
o( ‡h
ˆH
·ð
•
h
QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
•
^„€ `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
P ^„P `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
„˜þ Æ
^„
o( ‡h
ˆH
§ð
Ð
Æ
ø ^„ø `„@üo( ‡h
ˆH
.
^„ `„˜þo(
.
ˆH
.
•
Ð
„à
h
„˜þ Æ
„°
h
•
o
Ð
à
„˜þ
„€
h
•
h
„˜þ Æ
¨
^„¨
`„˜þ‡h
ˆH
„x „˜þ Æ
„H „Lÿ Æ
„
„˜þ Æ
„è „˜þ Æ
„¸ „Lÿ Æ
Ð „˜þ^„Ð `„˜þ5
„&
„ö
„Æ
„–
.
^„x
^„H
^„
è ^„è
¸ ^„¸
6 >*
x
H
•
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
CJ OJ
Ð
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
.
QJ o(
„V „˜þ Æ
’
•
•
’
@
„˜þ Æ
& ^„& `„˜þ‡h
ˆH
„Lÿ Æ
ö ^„ö `„Lÿ‡h
ˆH
„˜þ Æ
Æ ^„Æ `„˜þ‡h
.
V
h
^„V `„˜þo(
.
.
ˆH
Ð
Ð
Ð
Ð
‚
€
.
€
.
„
€
„˜þ Æ
–
^„–
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„f „Lÿ Æ
f ^„f `„Lÿ‡h
ˆH
„6 „˜þ Æ
6 ^„6 `„˜þ‡h
ˆH
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
ˆH
„Ö „Lÿ Æ
Ö ^„Ö `„Lÿ‡h
ˆH
Ÿ „˜þ Æ
Ÿ ^„Ÿ `„˜þo(
.
^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þOJ QJ o(
o
•
h
„
.
.
.
.
€
€
‚
h
•
„p
h
„˜þ Æ
„
p
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ
„à
„°
„€
„P
„
„ð„˜þ Æ
„&
„ö
„Æ
„–
QJ
„˜þ
„˜þ
„˜þ
„˜þ
„˜þ
„˜þ
V
„˜þ
„Lÿ
o(
§ð
•
h
Æ
à ^„à `„˜þOJ QJ o(
·ð
Æ
° ^„° `„˜þOJ QJ o(
o
Æ
€ ^„€ `„˜þOJ QJ o(
§ð
Æ
P ^„P `„˜þOJ QJ o(
·ð
Æ
^„ `„˜þOJ QJ o(
o
Æ
ð- ^„ð-`„˜þOJ QJ o(
§ð
^„V `„˜þo(
)
€
Æ
& ^„& `„˜þ‡h
ˆH
.
Æ
ö ^„ö `„Lÿ‡h
ˆH
.
„˜þ Æ
Æ ^„Æ `„˜þ‡h
ˆH
•
•
•
•
•
h
h
h
h
h
„V
‚
€
.
€
„˜þ Æ
–
^„–
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„f „Lÿ Æ
f ^„f `„Lÿ‡h
„6 „˜þ Æ
6 ^„6 `„˜þ‡h
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„Ö „Lÿ Æ
Ö ^„Ö `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
.
.
‚
€
„
€
ˆH
ˆH
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
ˆH
.
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
ˆH
.
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
ˆH
.
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
ˆH
.
„Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o(
vð
„˜þ Æ
p ^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ
.
€
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ
.
€
„
€
€
‚
h
h
o
„p
‚
„@
„˜þ Æ
^„
`„˜þ
€
.
‚
„° „˜þ Æ
^„€ `„˜þ
„€ „˜þ Æ
€
P ^„P `„Lÿ
.
„Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þ‡h
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
•
„
°
.
ÿ Æ
ˆH
ˆH
ˆH
h
„à „Lÿ Æ
^„° `„˜þ
‚
h
.
•
.
’
.
•
à
.
^„à `„Lÿ
€
.
„P
h
h
h
„L
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
’
h
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
ˆH
.
•
h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
ˆH
.
•
h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
ˆH
.
’
h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
ˆH
.
„
e „˜þ Æ
e ^„e `„˜þOJ PJ
€
„5 „˜þ Æ
5 ^„5 `„˜þOJ QJ
ˆH
o
€
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ QJ o(
h
ˆH
§ð
€
„Õ
„˜þ Æ
Õ ^„Õ
`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
€
„¥
„˜þ Æ
¥
^„¥
`„˜þOJ QJ ^J o(
ˆH
o
€
„u „˜þ
u ^„u `„˜þOJ QJ
ˆH
§ð
€
„E
Æ
E ^„E `„˜þOJ QJ
ˆH
·ð
€
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ QJ ^J
ˆH
o
€
„å „˜þ Æ
å ^„å `„˜þOJ QJ
ˆH
§ð
@
h
„Ð „˜þ^„Ð `„˜þ
.
@
h
„Ð „˜þ^„Ð
þ
QJ ^J o(
^J o( ‡h
‡
‡h
o( ‡h
o( ‡h
o( ‡h
o( ‡h
.
„h „˜þ Æ
h ^„h `„˜þo(
„î „zþ Æ
î ^„î `„zþo(
(
)
€
„
„p
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þ‡h
„
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
p
^„ `„˜þ‡h
^„p `„Lÿ‡h
@
ˆH
.
€
ˆH
ˆH
.
.
‚
€
Æ
„˜þ
„
`„˜
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þo( ‡h
„$
„˜þ Æ
$ ^„$ `„˜þo(
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þo( ‡h
ˆH
(
)
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
„
8
ˆH
)
)
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þo(
.
†
„” „˜þ Æ
” ^„” `„˜þ5 6 o(
‡h
ˆH
.
€
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
ˆH
.
€
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
ˆH
.
h
„Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo( ‡h
ˆH
.
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ PJ QJ ^J o(
·ð
‚
„æ
„Lÿ Æ
æ
^„æ
`„Lÿ
.
€
„¶
„˜þ Æ
¶
^„¶
`„˜þ
.
€
„† „˜þ Æ
† ^„† `„˜þ
.
‚
„V „Lÿ Æ
V ^„V `„Lÿ
.
€
„& „˜þ Æ
& ^„& `„˜þ
.
€
„ö „˜
þ Æ
ö ^„ö `„˜þ
.
‚
„Æ „Lÿ Æ
Æ ^„Æ `„
Lÿ
.
„Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
€
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
ˆH
.
€
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
„à
„°
„€
„P
„Ð
„
„p
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þ‡h
„
ˆH
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
.
^„à
^„°
^„€
^„P
^„Ð
^„
p ^„p
à
°
€
P
Ð
‚
`„Lÿ‡h
ˆH
`„˜þ‡h
ˆH
`„˜þ‡h
ˆH
`„Lÿ‡h
ˆH
`„˜þo( ‡h
ˆH
`„˜þ‡h
ˆH
`„Lÿ‡h
ˆH
@
ˆH
.
•
h
.
.
.
.
€
€
‚
h
.
.
.
•
’
•
h
h
h
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
„à
„°
„€
„P
„
ˆH
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
„x
„H
„
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
à
°
€
P
x
H
.
^„à
^„°
^„€
^„P
^„
’
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
`„˜þo( ‡h
h
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
ˆH
^„x `„˜þ‡h
ˆH
^„H `„Lÿ‡h
ˆH
^„ `„˜þo( ‡h
ˆH
„è „˜þ Æ
è ^„è `„˜þ‡h
„¸ „Lÿ Æ
¸ ^„¸ `„Lÿ‡h
„ˆ „˜þ Æ
ˆ ^„ˆ `„˜þ‡h
„X „˜þ Æ
X ^„X `„˜þ‡h
„(# „Lÿ Æ
(# ^„(#`„Lÿ‡h
Ð „˜þ^„Ð `„˜þ
.
J QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þOJ QJ o(
o
•
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
•
•
’
(
)
.
.
(
)
h
Ø
Ø
Ø
•
’
•
•
’
@
„®
h
h
•
’
.
.
.
.
.
•
h
h
h
Ø
Ø
Ø
Ø
Ø
Ø
„˜þ Æ
®
h
„
^„® `„˜þO
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ o(
§ð
•
„à „˜þ Æ
à ^„à `„˜þOJ
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þOJ
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þOJ
„P „˜þ Æ
P ^„P `„˜þOJ
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ
„ð- „˜þ Æ
ð- ^„ð-`„˜þOJ
„˜þ Æ
$ ^„$
`„˜þo(
(
)
o(
.
’
¼
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
•
„
h
o(
o(
o(
o(
o(
o(
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
·ð
o
§ð
·ð
o
§ð
•
•
•
•
•
h
h
h
h
h
¼
„
ˆH
.
¼
•
„$
„˜þ Æ
^„
¼
`„˜þ
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
„à
„°
„€
„P
„
„p
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þ‡h
„
ˆH
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
.
’
à ^„à `„Lÿ‡h
° ^„° `„˜þ‡h
€ ^„€ `„˜þ‡h
P ^„P `„Lÿ‡h
„Ð „˜þ Æ
Ð
p
^„ `„˜þ‡h
^„p `„Lÿ‡h
@
ˆH
.
€
¼
ˆH
.
ˆH
.
ˆH
.
ˆH
.
^„Ð `„˜þ5 6
ˆH
ˆH
.
.
•
•
’
o( ‡h
‚
€
¼
¼
¼
Æ
ˆH
(
)
€
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
ˆH
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
ˆH
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
ˆH
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
ˆH
V „˜þ Æ
V ^„V `„˜þo(
.
^„5 `„‰þo(
(
)
OJ PJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
„Æ
„˜þ Æ
Æ ^„Æ `„˜þ‡h
„–
.
.
.
.
h
€
ˆH
€
€
‚
„ª
.
„
„5 „‰þ Æ
5
„˜þ Æ
ª ^„ª `„˜þ
€
„˜þ Æ
–
^„–
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„f „Lÿ Æ
f ^„f `„Lÿ‡h
„6 „˜þ Æ
6 ^„6 `„˜þ‡h
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„Ö „Lÿ Æ
Ö ^„Ö `„Lÿ‡h
p „˜þ Æ
p ^„p `„˜þOJ QJ ^J
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þo(
„˜þ Æ
$ ^„$ `„˜þo(
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ
.
€
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
o( ‡h
.
.
.
.
.
.
€
€
‚
h
ˆH
„
o
„$
€
„
„@
„˜þ Æ
^„
`„˜þ
€
.
‚
„€ „˜þ Æ
ÿ Æ
P ^„P `„Lÿ
>* CJ OJ QJ o(
„õ
„Æ
„–
€
.
.
„° „˜þ Æ
^„€ `„˜þ
@
°
.
„à „Lÿ Æ
^„° `„˜þ
‚
„V „˜þ Æ
V
„& „˜þ Æ
& ^„& `„˜þo(
„Mþ Æ
õ ^„õ `„Mþo(
(
)
„˜þ Æ
Æ ^„Æ `„˜þ‡h
ˆH
à
.
^„à `„Lÿ
€
„8
^„V `„˜þo(
)
.
€
.
„P „L
„åþ^„8 `„åþ5 6
.
„˜þ Æ
–
^„–
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„f „Lÿ Æ
f ^„f `„Lÿ‡h
„6 „˜þ Æ
6 ^„6 `„˜þ‡h
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„Ö „Lÿ Æ
Ö ^„Ö `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
.
.
‚
€
„
€
ˆH
ˆH
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
„À „˜þ Æ
À ^„À `„˜þ‡h
• „˜þ Æ
 ^„ `„˜þOJ PJ QJ
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
^J
.
.
.
.
.
€
€
‚
.
h
h
h
„™
„
„/þ Æ
™
^„™
`„/þo(
(
)
„
„˜þ Æ
„Ð „Lÿ Æ
Ð
„
„˜þ Æ
„p „˜þ Æ
p
„@ „Lÿ Æ
@
U „åþ^„U `„åþ5 6
„
„p
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þ‡h
„
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
p
•
^„
^„Ð
^„
^„p
^„@
>*
h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
CJ OJ
^„ `„˜þ‡h
^„p `„Lÿ‡h
@
ˆH
.
€
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
.
QJ o(
„Ð „˜þ Æ
’
•
•
’
@
ˆH
ˆH
)
Ð
.
.
^„Ð `„˜þo(
‚
€
h
h
h
h
„
(
)
€
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
„à
„°
„€
„P
„
„
„Ø
„¨
ˆH
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
„@ü Æ
„˜þ Æ
„Lÿ
.
^„à
^„°
^„€
^„P
^„
^„
Æ
Ø
à
°
€
P

‚
`„Lÿ‡h
ˆH
.
`„˜þ‡h
ˆH
.
`„˜þ‡h
ˆH
.
`„Lÿ‡h
ˆH
.
`„@üo( ‡h
ˆH
`„˜þ‡h
ˆH
.
^„Ø `„Lÿ‡h
ˆH
€
€
‚
.
€
‚
.
€
„˜þ Æ
¨
^„¨
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„x „˜þ Æ
x ^„x `„˜þ‡h
„H „Lÿ Æ
H ^„H `„Lÿ‡h
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„è „˜þ Æ
è ^„è `„˜þ‡h
„¸ „Lÿ Æ
¸ ^„¸ `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
.
‚
€
€
‚
.
.
‚
€
„
€
ˆH
ˆH
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
„à „Lÿ Æ
„° „˜þ Æ
„€ „˜þ Æ
„P „Lÿ Æ
h „˜þ^„h `„˜þ5
.
à ^„à
° ^„°
€ ^„€
P ^„P
6 >*
„.
‚
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
CJ OJ
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
QJ
.
.
.
.
o(
„˜þ Æ
.
^„.
`„˜þ5 6 o( ‡h
ˆH
(
)
•
„Ž „˜þ Æ
Ž ^„Ž `„˜þ‡h
ˆH
„^ „Lÿ Æ
^ ^„^ `„Lÿ‡h
ˆH
„.
„˜þ Æ
.
^„.
`„˜þ‡h
ˆH
.
•
Ø
„þ
„˜þ Æ
þ
^„þ
`„˜þ‡h
ˆH
.
’
Ø
„Î „Lÿ Æ
Î ^„Î `„Lÿ‡h
ˆH
„ž „˜þ Æ
ž ^„ž `„˜þ‡h
ˆH
„n „˜þ Æ
n ^„n `„˜þ‡h
ˆH
„> „Lÿ Æ
> ^„> `„Lÿ‡h
ˆH
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ
.
€
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ
.
€
„
€
€
‚
@
h
.
„
Ø
Ø
.
.
’
•
Ø
Ø
.
.
.
.
•
•
’
Ø
Ø
Ø
h
„p
‚
„@
„˜þ Æ
„p
„
p
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þ
€
ÿ Æ
˜þo(
.
‚
„° „˜þ Æ
^„€ `„˜þ
P
„
„p
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þ‡h
„
„€ „˜þ Æ
€
^„P `„Lÿ
.
.
€
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
@
ˆH
.
€
°
.
„à „Lÿ Æ
^„° `„˜þ
‚
à
.
„Ð
ˆH
ˆH
.
.
‚
€
^„à `„Lÿ
€
„˜þ Æ
.
Ð
„P „L
^„Ð `„
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
^„ `„˜þo(
)
`„˜þo(
.
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þo(
(
)
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
„
„$
„@
„˜þ Æ
„
$
„˜þ Æ
^„$
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
ˆH
.
€
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
ˆH
.
€
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
ˆH
.
„åþ Æ
h ^„ `„åþ5 6 >* CJ OJ QJ o(
.
„h „˜þ Æ
h ^„h `„˜þo(
„Ž „^ü Æ
Ž ^„Ž `„^üo(
)
„p „˜þ Æ
p ^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
„ô
„Lÿ Æ
ô
^„ô
`„Lÿ
.
€
„Ä
„
.
h
‚
„˜þ Æ
Ä
^„Ä
`„˜þ
‚
þ Æ
Lÿ
.
„˜þ Æ
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þOJ
„
.
€
„4
^„
®
„” „˜þ Æ
„d „Lÿ Æ
d ^„d `„Lÿ
„˜þ Æ
4 ^„4 `„˜þ
.
€
`„˜þ
.
‚
@
h
.
^„® `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
@
QJ
o(
o
•
h
”
.
„Ô
^„” `„˜þ
€
„Lÿ Æ
h
•
.
Ô
„
„˜
^„Ô `„
„®
h
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ o(
§ð
•
h
„à „˜þ Æ
à ^„à `„˜þOJ QJ o(
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þOJ QJ o(
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þOJ QJ o(
„P „˜þ Æ
P ^„P `„˜þOJ QJ o(
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ QJ o(
„ð- „˜þ Æ
ð- ^„ð-`„˜þOJ QJ o(
„˜þ^„Ð `„˜þ
.
h
„Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o(
„˜þ Æ
p ^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
„p
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þOJ
„
„˜þ Æ
p
^„p `„˜þOJ
QJ
o(
@
QJ
o(
·ð
h
·ð
o
§ð
·ð
o
§ð
•
•
•
•
•
@
h
h
h
h
h
h
vð
h
ˆH
§ð
„Ð
o
•
•
„p
h
h
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ
„à
„°
„€
„P
„Ð
„
„p
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þ‡h
„
QJ
„˜þ
„˜þ
„˜þ
„˜þ
„˜þ
„˜þ
„Lÿ
o(
Æ
Æ
Æ
Æ
Æ
Æ
Æ
o
à
°
€
P
Ð
p
^„à
^„°
^„€
^„P
^„Ð
^„
^„p
•
`„˜þOJ
`„˜þOJ
`„˜þOJ
`„˜þOJ
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
@
ˆH
.
€
h
o(
o(
o(
o(
QJ
QJ
QJ
QJ
ˆH
ˆH
ˆH
§ð
·ð
o
§ð
.
.
.
•
h
h
h
•
€
€
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
„à
„°
„€
„P
ˆH
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
à
°
€
P
.
^„à
^„°
^„€
^„P
‚
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
„
„\þ Æ
^„
`„\þo(
(
)
€
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
.
.
‚
€
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
(
^„ `„˜þo(
.
`„˜þo(
.
€
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
)
„$
„
„˜þ Æ
„
„˜þ Æ
$ ^„$
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
„à
„°
„€
„P
„Ð
„
„p
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þ‡h
„
ˆH
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
.
^„à
^„°
^„€
^„P
^„Ð
^„
p ^„p
‚
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
.
•
à
°
€
P
Ð
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
.
.
.
@
ˆH
h
€
€
‚
•
’
•
h
h
h
h
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
’
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
(
)
^„ `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
„˜þ Æ
$ ^„$ `„˜þo(
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
h
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
•
•
’
„
h
·ð
)
€
h
h
h
„
„˜þ Æ
„$
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
ˆH
.
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
ˆH
.
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
ˆH
.
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
ˆH
.
„Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o(
vð
„˜þ Æ
p ^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
„ô
„Lÿ Æ
ô
^„ô
`„Lÿ
.
€
„Ä
€
€
‚
h
h
o
‚
„p
„˜þ Æ
Ä
^„Ä
`„˜þ
‚
þ Æ
Lÿ
€
„
„p
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þ‡h
„
.
€
„4
^„
„˜þ Æ
`„˜þ
4
.
„d „Lÿ Æ
^„4 `„˜þ
‚
d
.
.
„Ð
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
p
^„ `„˜þ‡h
^„p `„Lÿ‡h
@
ˆH
.
€
ˆH
ˆH
„” „˜þ Æ
^„d `„Lÿ
€
„˜þ Æ
.
.
”
.
Ð
‚
€
^„” `„˜þ
€
„Ô „Lÿ Æ
^„Ð `„˜þo(
.
Ô
„
„˜
^„Ô `„
.
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
)
^„ `„˜þo(
.
`„˜þo(
.
€
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
„
„$
„˜þ Æ
„
$
„˜þ Æ
^„$
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
„à „Lÿ Æ
„° „˜þ Æ
„€ „˜þ Æ
„P „Lÿ Æ
8 „˜þ^„8 `„˜þ5
„ª
„Æ
„–
à
°
€
P
6
.
^„à
^„°
^„€
^„P
>*
‚
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
CJ OJ
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
@
h
QJ o(
.
„V „˜þ Æ
V ^„V `„˜þo(
„5 „‰þ Æ
5 ^„5 `„‰þo(
(
)
„˜þ Æ
ª ^„ª `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
„˜þ Æ
Æ
^„Æ
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
.
h
€
„˜þ Æ
–
^„–
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„f „Lÿ Æ
f ^„f `„Lÿ‡h
„6 „˜þ Æ
6 ^„6 `„˜þ‡h
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„Ö „Lÿ Æ
Ö ^„Ö `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
^„ `„˜þo(
(
)
`„˜þo(
(
)
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
Øð
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
h
€
€
‚
„$
„@
„
„
„˜þ Æ
„˜þ Æ
$ ^„$
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þo(
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
^„ `„˜þo(
(
)
`„˜þo(
(
)
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þOJ PJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
h
€
€
‚
„$
„@
„
„
„˜þ Æ
„˜þ Æ
$ ^„$
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þo(
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à
„° „˜þ Æ
° ^„°
„€ „˜þ Æ
€ ^„€
„P „Lÿ Æ
P ^„P
„~
„˜þ Æ
~
`„˜þOJ QJ o(
`„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
„- „˜þ Æ
- ^„„î „˜þ Æ
î ^„î
„¾ „˜þ Æ
¾ ^„¾
„Ž „˜þ Æ
Ž ^„Ž
„^ „˜þ Æ
^ ^„^
„. „˜þ Æ
. ^„.
„þ „˜þ Æ
þ ^„þ`„˜þOJ QJ o(
§ð
(
)
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
^„~
vð
ˆH
`„˜þOJ
`„˜þOJ
`„˜þOJ
`„˜þOJ
`„˜þOJ
`„˜þOJ
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
€
€
‚
h
h
o
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
„p
•
o(
o(
o(
o(
o(
o(
§ð
·ð
o
§ð
·ð
o
„
$
•
•
•
•
•
•
p
^„p
h
h
h
h
h
h
„˜þ Æ
^„$
„@
€
„˜þ Æ
h
„Ð
„$ „˜þ Æ
`„˜þo(
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þo(
.
„
.
.
.
.
„˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
^„ `„˜þo(
.
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
„à
„°
„€
„P
„Ð
„˜þ Æ
„Ø
„¨
ˆH
.
‚
„Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
ˆH
„˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
ˆH
„˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
ˆH
„Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
ˆH
„˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o(
p ^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
„˜þ Æ
Ø
^„Ø
`„˜þOJ
QJ
.
.
.
.
vð
€
€
‚
h
h
ˆH
o(
o
§ð
„p
•
•
h
h
„˜þ Æ
¨
^„¨
`„˜þOJ QJ o(
·ð
•
„x „˜þ Æ
x ^„x `„˜þOJ
„H „˜þ Æ
H ^„H `„˜þOJ
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ
„è „˜þ Æ
è ^„è `„˜þOJ
„¸ „˜þ Æ
¸ ^„¸ `„˜þOJ
„˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
^„ `„˜þo(
(
)
‚
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
h
o(
o(
o(
o(
o(
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
o
§ð
·ð
o
§ð
•
•
•
•
h
h
h
h
„Ð
„
ˆH
.
€
„˜þ Æ
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o(
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ
.
p ^„p `„Lÿ
.
€
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ
.
€
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
‡h
.
.
.
.
ˆH
€
€
‚
h
§ð
‚
„
€
„p
„@
„
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
^„
`„˜þ
€
.
‚
„€ „˜þ Æ
ÿ Æ
P ^„P `„Lÿ
>* CJ OJ QJ o(
€
.
.
„° „˜þ Æ
^„€ `„˜þ
@
„Ð
„p „Lÿ Æ
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ
.
p
„
„˜þ Æ
^„p `„Lÿ
°
.
„à „Lÿ Æ
^„° `„˜þ
‚
h
„˜þ Æ
Ð
^„ `„˜þ
.
à
.
^„à `„Lÿ
€
„Ð
^„Ð `„˜þo(
.
„P „L
„˜þ^„Ð `„˜þ5 6
.
„@
„
.
„˜þ Æ
^„
`„˜þ
.
„° „˜þ Æ
^„€ `„˜þ
°
.
„€ „˜þ Æ
€
P ^„P `„Lÿ
.
„Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o(
„˜þ Æ
p ^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
„à „Lÿ Æ
^„° `„˜þ
à
.
^„à `„Lÿ
.
„P
„L
ÿ Æ
„p
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þOJ
„
„˜þ Æ
p
^„p `„˜þOJ
@
QJ
o(
·ð
€
QJ
o(
vð
h
ˆH
§ð
o
€
€
„p
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ
„à
„°
„€
„P
„˜þ Æ
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þOJ
„
QJ
„˜þ
„˜þ
„˜þ
„˜þ
®
o(
o
€
Æ
à ^„à `„˜þOJ QJ o(
Æ
° ^„° `„˜þOJ QJ o(
Æ
€ ^„€ `„˜þOJ QJ o(
Æ
P ^„P `„˜þOJ QJ o(
^„® `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
@
QJ
o(
o
•
h
§ð
·ð
o
§ð
€
€
€
h
ˆH
o
•
„®
h
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ o(
§ð
•
„à „˜þ Æ
à ^„à `„˜þOJ QJ
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þOJ QJ
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þOJ QJ
„P „˜þ Æ
P ^„P `„˜þOJ QJ
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ QJ
„ð- „˜þ Æ
ð- ^„ð-`„˜þOJ QJ
„Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo( ‡h
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þo(
.
p ^„p `„Lÿ
.
€
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ
.
€
h
o(
o(
o(
o(
o(
o(
ˆH
·ð
o
§ð
·ð
o
§ð
•
•
•
•
•
h
h
h
h
h
h
.
‚
„p
„@
„
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
^„
`„˜þ
€
.
‚
„€ „˜þ Æ
€
ÿ Æ
P ^„P `„Lÿ
.
˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
`„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
„˜þ Æ
Ø ^„Ø
`„˜þOJ QJ o( ‡h
„° „˜þ Æ
^„€ `„˜þ
·ð
°
.
•
ˆH
o
ˆH
§ð
„à „Lÿ Æ
^„° `„˜þ
‚
h
h
•
•
à
.
^„à `„Lÿ
€
.
h
„P „L
„˜þ Æ
8 ^„8 `„
„
„˜þ Æ
^„
„Ø
h
„¨
„8
„˜þ Æ
¨
^„¨
`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
•
h
^„x `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
Æ
H ^„H `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
•
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
„è „˜þ Æ
è ^„è `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
„¸ „˜þ Æ
¸ ^„¸ `„˜þOJ QJ o( ‡h
h
„À „˜þ Æ
À ^„À `„˜þ‡h
ˆH
.
• „˜þ Æ
 ^„ `„˜þOJ PJ QJ ^J
.
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
h
„x
h
„˜þ Æ
„H
h
•
o
ˆH
x
„˜þ
„
h
•
h
§ð
h
h
„0
„
„˜þ Æ
0
^„0
`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
•
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
ˆH
„Ð „Lÿ Æ
Ð ^„Ð `„Lÿ‡h
ˆH
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
ˆH
„p „˜þ Æ
p ^„p `„˜þ‡h
ˆH
„@ „Lÿ Æ
@ ^„@ `„Lÿ‡h
ˆH
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
(
)
^„ `„˜þOJ PJ QJ ^J o(
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
ˆH
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
h
.
.
.
.
.
’
•
•
’
h
h
h
h
„
„
‚
.
€
„˜þ Æ
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
^„ `„˜þ
.
‚
€
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ
.
€
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
„
€
„p
„
„Lÿ Æ
p
„
„˜þ Æ
^„p `„Lÿ
.
„˜þ Æ
^„
`„˜þ
€
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ
^„° `„˜þ
.
€
„€ „˜þ Æ
€
‚
ÿ Æ
P ^„P `„Lÿ
.
h
„Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo( ‡h
ˆH
.
h
„p „˜þ Æ
p ^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
„$
„˜þ Æ
$ ^„$
`„˜þo(
.
€
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ
.
€
„
„° „˜þ Æ
^„€ `„˜þ
°
.
.
„P
„L
„˜þ Æ
^„
`„˜þ
€
.
‚
„€ „˜þ Æ
€
ÿ Æ
P ^„P `„Lÿ
.
˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
„° „˜þ Æ
^„€ `„˜þ
·ð
ˆH
•
o
°
.
„à „Lÿ Æ
^„° `„˜þ
‚
h
h
•
à
.
„p
h
^„à `„Lÿ
€
„˜þ Æ
„@
.
p
„
„P „L
^„p `„
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
•
h
^„à `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
•
h
° ^„° `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
„˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
•
„P „˜þ Æ
P ^„P `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
h
ð- ^„ð-`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
„$
„˜þ Æ
$ ^„$
`„˜þOJ QJ o(
vð
h
`„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
•
h
„Ä
„à
h
•
„˜þ Æ
à
„° „˜þ Æ
„€
h
h
„ð- „˜þ Æ
h
„p
„˜þ Æ
p
^„p
„˜þ Æ
Ä
^„Ä
`„˜þOJ QJ o(
§ð
•
h
„” „˜þ Æ
” ^„” `„˜þOJ QJ o(
·ð
•
h
„d „˜þ Æ
d ^„d `„˜þOJ QJ o(
o
•
h
„4 „˜þ Æ
4 ^„4 `„˜þOJ QJ o(
§ð
•
h
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ QJ o(
·ð
•
h
„Ô „˜þ Æ
Ô ^„Ô `„˜þOJ QJ o(
o
•
h
„¤ „˜þ Æ
¤ ^„¤`„˜þOJ QJ o(
§ð
„¬ „˜þ Æ
¬ ^„¬ `„˜þOJ
PJ QJ ^J o(
€
„| „˜þ Æ
| ^„| `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
€
„L „˜þ Æ
L ^„L `„˜þOJ QJ o( ‡
h
ˆH
§ð
€
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
€
„ì
„˜þ Æ
ì
^„ì
`„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
€
„¼ „˜þ Æ
¼ ^„¼ `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
€
„Œ „˜þ
Æ
Œ ^„Œ `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
·ð
€
„\
„˜þ Æ
\ ^„\ `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h
ˆH
o
€
„, „˜þ Æ
, ^„, `„˜þOJ QJ o( ‡h
ˆH
§ð
„9 „/þ Æ
9 ^„9 `„/þo(
(
)
€
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
ˆH
.
€
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
„à
„°
„€
„P
ˆH
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
à
°
€
P
.
^„à
^„°
^„€
^„P
‚
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
. U
€
€
‚
> Ú2
?
Tx
Â
k^;
UP¹
VÄt
Tžv
^ÇG
86"
B v
íz°
ªW!
ß2‰
ØrX}
ÿDhß
§h
Ì'•8
v\tV
j4Â
Š Íj
WZ
9l
Æ ´
F
€Xc
ˆP D
6 }L
Æ ´
W'¹
W'¹
B?
7+œq
ÐWc
“•é{
t Î
û
‹~/K
ìO*K
ìO*K
ÊZ'p
(Xc
»S²
´|ïB
Eh•&
Ý"e]
Âl
°v#
ã0$
Eh•&
Ý"e]
ØXc
LYc
N
Ý"e]
ÀYc
¨}
ÚRõC
º.•|
É]™2
%4'=
U ‚&
ÍI#w
¢`
B"
•es
ó~
¸|ì`
K ä
û()
ØC_"
½
n"Ú
eäB
ð}¢(
G¾
‡ ý%
bFg2
¨ ×
/W
Ò??j
Fh²U
?œ
Œ 6]
Ï ™Y
+.ý
¶VÙj
g ¢[
†{2S
$*x
óc5•
Lv>
Ÿ'+
U7
`,ïb
÷KØ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÜWc
@
h
„Ð „˜þ^„Ð `„˜þ
. ÿÿÿÿÿÿÿÿ4Xc
@
h
„Ð „˜þ^„Ð `„˜þ
. ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿŒXc
@
h
„Ð „˜þ^„Ð `„˜þ
. ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
äXc
@
„d „åþ^„d `„åþ5 6 >* CJ OJ QJ o(
)
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿXYc
@
h
„8 „˜þ^„8 `„˜þ5 6 >* CJ OJ QJ o(
.
ÿÿÿÿÌYc
@
h
„G „˜þ^„G `„˜þ5 6 >* CJ OJ QJ o(
.
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿO
ÿÿO
X+²áª|–
x E$
ò³4–
<ú¢ê
DO`¡
j jÞ
Šß˜Õ
:gNÕd_î|ëN|†`ðZü
XXÂhF—
˜Þ ß
ü™d^
XXÂh
î•|ë
î•|ë
ÔÝ\6^Ç®
lîˆn
/ˆl´)Ä‚F
z
P
ÈîÀ
Q
0$<. ΞëÔe\«
ü•®ý
ü™d^
Ô<ø9
v••
X+²á
lîˆn
XXÂh
XXÂh¶>dÈp
V*à$
ĪŽ~
h›Ò#
y~⸠x>
^
„
ªµâ
¸ÜIN
N
F
ҝB˜fü
Úªy
/ˆl´)Ä‚
ü™d^„ -ÜÔÝ\6„ħŽéš%
ü™d^„ -ÜÔÝ\6F
zŽéš%
VŠ"òá^è(ŒÔâøÛ z
œ(‡´•â•
œXìû
ü•®ý
Z]¬šbq„5
VDù
~›<ø
jãL³
Ç¢’
å
8 b R s ®'ƒ åcœ Û•½ ŽlÒ ò(ô
¡I ¹I ÅI
òJ óJ &K
L
L vL tM uM ŠM 5N 6N LN
O
O ó¯
°
°
°
° !° (°
)° 2° e° ¸° ¹° ° å° 3± 4± B± …± ˱ ̱ ر û± ²
² *• >• Q• b• c• r• w• ž• Ÿ• ±• • Ò• Ó• à• ð•
Ž
Ž
Ž
"Ž 2Ž 3Ž FŽ YŽ tŽ uŽ ¸» л Ô» Û» Ü» ²¼ ³¼ ´¼ µ¼ ~
‚
•
œ
§
¨
ë
i
ÆI
J
ñ
ò
ô
Ü
m
Ý
n
à
r
á
ˆ
â
‰
ã
Š
ä
‹
Œ
•
Ž
±
´
µ
¶
·
¸
¹
<
=
>
ž
ž
ž
@
A
B
ê%
ž
ž
ž
ž
ž
ž
–
ž
ž
ž
ž
–
–
–
ž
¾
@
ÿÿ
G •
R o m a n
"
"
¶
ÿ@
U n k n o w n ÿÿ
‡z
€
5 •
‡z
€
‡z a
€
‡
‡z
; •
B o l
¢
”
"
0 ˆ
•
ÿ
ÿ
Ÿ
€
ÿ
ðÐ
h
Y ð
ž
ž
ž
N e w
ž
–
ž
"
¾
é%
ÿÿ
ÿ
"
¾
ÿÿ
ÿÿ
ÿÿ
ÿÿ
T i m
N e w
€
S y m
3&•
A r i
T a h
A r i
C o
l
5&•
m a
A&•
l
N a r
?5•
u r i
€
W i n
Q&•
A r i
d
e s
b o l
a
o
a
r o w
e r
g d i n g s
a l
C o n d e n s e d
ÎÙ؆ñÙ؆
?v
¢
”
•
?v
À À x ´ ‚‚24
®
®
2ƒQ ð
•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ò(ô
2
G A N
P R O F E S I O N A L I S M E
G U R U
X P
X P
HP
U ÿÿ
)ðÿ
H
? ä
ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ
! P E N G E M B A N
O
!
"
#
$
%
&
'
(
)
*
+
,
.
/
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
:
;
<
=
>
?
@
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
þÿ
Ü
<
à…ŸòùOh «‘
è
ô
+'³Ù0
€
•
˜
Ä
Ð
H
T
`
h
PROFESIONALISME
GURU
XP Word
@
È
'Ê @
Ö ƒ%'Ê
p
2
@
x
XP
ä
$
Microsoft Office
DcŸ
?v
¢
PENGEMBANGAN
Normal
þÿ
ÕÍÕœ.
“—
+,ù®0
h
œ
¼
p
¤
|
¬
„
´
Œ
”
ê
ä
"
UPI
•
”
®
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU
æ
Title
!
.
@
R
"
/
A
S
e
d
w
‰
˜
ª
¼
T
f
x
Š
™
«
½
Ï
Î
á
ó
#
0
B
U
g
y
‹
š
¬
¾
Ð
â
ô
$
1
C
V
h
z
Œ
›
¿
Ñ
ã
õ
%
2
D
E
W
i
{
•
œ
®
À
Ò
ä
ö
&
3
F
X
j
|
Ž
*
7
I
[
m
•
‘
±
Ã
\
n
’
²
Ä
³
Å
×
é
û
ü
]
o
Æ
Ø
ê
,
9
K
•
“
¢
´
¡
Ö
è
ú
+
8
J
€
Ÿ
Õ
ç
ù
H
Z
•
°
Â
)
6
l
~
ž
Ô
æ
ø
G
Y
•
¯
Á
(
5
k
}
•
Ó
å
÷
'
4
^
p
‚
”
£
µ
Ç
Ù
ë
ý
:
L
_
q
ƒ
•
¤
¶
È
Ú
ì
þ
;
M
`
r
„
–
¥
·
É
Û
í
ÿ
<
N
s
…
>
P
b
t
†
?
Q
c
u
‡
v
ˆ
—
¦
¸
Ê
Ü
î
=
O
a
§
¹
Ë
Ý
ï
¨
º
Ì
Þ
ð
©
»
Í
ß
ñ
à
ò
!
.
@
R
"
/
A
S
e
d
w
‰
˜
ª
¼
T
f
x
Š
™
«
½
Ï
Î
á
ó
#
0
B
U
g
y
‹
š
¬
¾
Ð
â
ô
$
1
C
V
h
z
Œ
›
¿
Ñ
ã
õ
%
2
D
E
W
i
{
•
œ
®
À
Ò
ä
ö
&
3
F
X
j
|
Ž
*
7
I
[
m
•
‘
±
Ã
\
n
’
²
Ä
³
Å
×
é
û
ü
]
o
Æ
Ø
ê
,
9
K
•
“
¢
´
¡
Ö
è
ú
+
8
J
€
Ÿ
Õ
ç
ù
H
Z
•
°
Â
)
6
l
~
ž
Ô
æ
ø
G
Y
•
¯
Á
(
5
k
}
•
Ó
å
÷
'
4
^
p
‚
”
£
µ
Ç
Ù
ë
ý
:
L
_
q
ƒ
•
¤
¶
È
Ú
ì
þ
;
M
`
r
„
–
¥
·
É
Û
í
ÿ
<
N
s
…
>
P
b
t
†
?
Q
c
u
‡
v
ˆ
—
¦
¸
Ê
Ü
î
=
O
a
§
¹
Ë
Ý
ï
¨
º
Ì
Þ
ð
©
»
Í
ß
ñ
à
ò
!
.
@
"
/
A
#
0
B
$
1
C
%
2
D
&
3
'
4
(
5
)
6
*
7
+
8
J
,
9
K
:
L
;
<
=
>
?
E
F
G
H
I
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
[
\
]
^
_
`
a
b
c
d
e
f
g
h
þÿÿÿj
k
l
m
n
o
p
q
þÿÿÿs
t
u
v
w
x
y
z
{
|
}
~
•
€
•
‚
ƒ
„
…
†
‡
ˆ
‰
Š
‹
Œ
•
Ž
•
•
‘
’
“
”
•
–
—
˜
™
š
›
œ
•
ž
Ÿ
¡
¢
£
¤
¥
¦
§
¨
©
ª
«
¬
®
¯
°
±
²
³
´
µ
¶
·
¸
¹
º
»
¼
½
¾
¿
À
Á
Â
Ã
Ä
Å
Æ
Ç
È
É
Ê
Ë
Ì
Í
Î
Ï
Ð
Ñ
Ò
Ó
Ô
Õ
Ö
×
Ø
Ù
Ú
Û
Ü
Ý
Þ
ß
à
á
â
ã
ä
å
æ
ç
è
é
ê
ë
ì
í
î
ï
ð
ñ
ò
ó
ô
õ
ö
÷
ø
ù
ú
û
ü
ý
þ
ÿ
!
.
@
R
"
/
A
S
e
d
w
‰
˜
ª
¼
#
0
B
T
f
x
Š
™
«
U
g
y
‹
š
¬
¾
Ð
%
2
D
V
h
z
Œ
›
¿
Ñ
&
3
E
W
i
{
•
œ
®
'
4
F
X
j
|
Ž
G
Y
k
}
•
•
¯
Á
(
5
H
Z
l
~
•
ž
°
Â
)
6
*
7
I
[
m
•
‘
±
Ã
\
n
€
’
Ÿ
¡
²
Ä
³
Å
+
8
J
,
9
K
]
o
•
“
¢
´
:
L
^
p
‚
”
£
µ
;
M
_
q
ƒ
•
¤
¶
<
N
`
r
„
–
¥
·
=
O
a
s
…
>
P
b
t
†
?
Q
c
u
‡
v
ˆ
—
¦
¸
§
¹
Ë
¨
º
Ì
©
»
Í
À
Æ
Ç
È
É
Ê
Ò
Ó
Ô
Õ
Ö
×
Ø
Ù
Ú
Û
þÿÿÿÝ
Þ
ß
à
á
â
ã
þÿÿÿå
æ
ç
è
é
ê
ë
þÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿ
ÿÿýÿÿÿýÿÿÿõ
þÿÿÿþÿÿÿþÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿR o o t
E n t r y
ÿÿÿÿÿÿÿÿ
À
F
• Ò£%'Ê ÷
€
D a t a
Î
½
Ï
$
1
C
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
e
i
!
1 T a b l
ÿÿÿÿ
o c u m e n t
a t i o n
Ü
t i o n
8
C o m p O b j
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
r
•Ó
W o r d D
ÿÿÿÿ
*Ð
S u m m a r y I n f o r m
(
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
D o c u m e n t S u m m a r y I n f o r m a
ÿÿÿÿÿÿÿÿ
ä
q
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
þÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ þÿ
ÿÿÿÿ
À
F
Microsoft Office Word Document
MSWordDoc
Word.Document.8 ô9²q
Download
1. Business
2. Management
PROF_ _PTK_09.doc
INTRODUCTION TO MEDICAL PROFESSIONAL
CUBED - Etika & Hukum Kesehatan
Presentasi
kuliah iii prospek & keprofesian2011
kode etik
File
ppt pgsd 5a pembelajaran berbasis komputer
An introduction to data assimilation Episode 2 Eric Blayo
CTL_2012.pptx
Chapter 1 * The Demand for Audit and Other
studylib © 2017
Report
Download