☰ Search Explore Log in Create new account Upload × \- ¥O@ h- Pþ Tþ %Z@ •O@ `þ \- \[( ” ãÉ|2 ܉ª ÏÊ ¬¶ ´ÀÏà #0î Ðà ò € PROF & PTK 09.doc NORMA.pptx h Sosial).pptx .ppt odel.ppt docx model.doc ' ¬u' ìÄ" ûÄ" ˆ½ EO@ h ìÄ" ¬´ •#' X´ áËËt •u' ìÄ" „u' äÄ" ðx' Ì´ l´ €ÊËtàÄ" ÌÄ" Ì´ 5ÊËtÌÄ" ˆÄ" ðx' ` ˆÄ" üÄ" Ä´ 5ZËtüÄ" •u' PROF&P~1.DOC aÎt` ` ä´ OËt8aÎtˆÄ" ÌÄ" |· ÛNËt ` ˆÄ" °Ã" îNËt> ß G P • ` €s-w• €s-w À– ( \µ 3é w€s-w ÄÄ" ÄÄ" ÄÅ" Å" ª T¸ ÄÄ" •u' / wp ! · ½ wp¼µ · í wp fÃ" wp(· P ! @c€P ! Xr! ! àÏ" * . i P ! l ˆÄ" l ø Ã" p4 wŸ4 wl mèp! ! €Ä" i h† Ä" Ä ! ˜o! H ! €Ä" ÈÅ" p¶ ¿, sx¶ Ķ ®. s lsÅ. s ' èx' ¬¶ •u' `t' ••( 0 ÊjÄFèx' ¨· X ß ß ð Ä ! o! Ã" ! øÃ" l m ! ¨Ã" ¸ “1 w8 ! o1 w²• } |` Ä" Ä ! ˜o! è ! w ! °Ã" ! Ä ! Xr! ! Ä ! Xr! ! P ! Xr! ˜ } P ˜ Ä (Ã" ˜o! Xr! ¸ Xr! èp! } (à " Ä ! ˜ y| À @¸ <· @”( ˆÍ M× w - þÿÿÿo1 whw °Ã" °Ã" и ¨Ã" P¸ p/úu ! °Ã" `¸ fRúu°Ã" °Ã" p¸ CRúu °Ã" €¸ çQúu°Ã" Ô¸ Ôpüu˜m! Ôpüu ˜m! °¸ QSúuÔpüuèº ˜m! ïMûu°¸ °¸ è q¨² – ¬¶ btamail.net.cn w8 o1 w w ² ð u' ‰uQu ø² pW¯u• C¼-GþÿÿÿšuQu • ðx' iZËtP ðx' ð ÊjÄF ¸ M× w - þÿÿÿo1 wh- w ð ' P •u' ø ̳ Ä “ºt P P ÔZËt•u' @ ß Ä • Ä •u' •#' " û• ´ ô©Qu•#' •u' •u' F ' Ò' д ž5 w8 ' Ÿ4 w~‘ w@¸ ' P ' ìÄ" ¬´ P ' F äÄ" ðx' Ì´ €s-w €s-w ( ¤´ 3é w€s-wˆµ p”( ¤´ | ' áËËt P ' F à•( À– ¤´ 9ï wÔ–( ˆµ Ì–( Hµ F m w t wæ• w@¸ Ò' Tþ M× wv- h¸ p”( 0 À–( ~ ¶ p”( ~ ¨µ G -¶ x €s-w@ €s-w À–( \µ 3é w€s-w@¸ @ Ò' @¸ @¸ ( Ò' ¸· ˜Ã wL—( |µ Ô-êÿ •o w ¶ x € ¨µ h¸ ~ Dq w D : \ D A T A \ F I l e D o s e n J u r u s a n P K n \ D r s . H . D a d a n g S u n d a w a , M . P d \ * . * ° ( ' èx' `· ž5 w8 ' Ÿ4 wÎ’ Ì– w ' P ' Þ¸ ŒuP ' ° ( t ' ••( N’ ' P ' à•( ÿÿÿç ' @ Ò' w • [( ðx' ðx' ëx' þÿÿÿŸ4 wÊ4 w4 P ' ' }pQ •¶ @ êx' èx' 0» Tþ M× wvy' @”( y' @”( Ø· — } w q-w ðx' F F Ø· · ôd wTþ ì· Ðø w y' ¸ aÁQu y' 0» ìº Œ‹Qu ”½ •Ò' 0» p”( | ' ’ i ÏÊ Œ¼_ÑÏà 6§ ¯ (º F @¹ Ž wȹ `þ Ò' @¹ ¡‹Qu •Ò' F |Ž w•Ž wîœ t¸ @ € € )( ` Ò' F ' W( w (º %Z@ l¹ P ' € ' @ ¹ P ' 0½ M× wjZ@ `¹ Hº ü¹ 0½ f w0½ º Ëe w(º (º Hº ü¹ (°ý• (º ˜¹ â• w(º Hº Hº `þ )( Tþ M× wvŽ °– ( G 0 Ž Ž .» °– ( Ž º }pQ r € \½ Wd w¼I wed wHº € X U•ôd w? • ÿÿ ; # # `þ ðx' ôd wŸ Qu \½ jZ@ F ,½ ùe w(º 0½ º Õ w(º ƒO@ # • €ÿÿ ø°8¦ °8¦ 0{Ø„ û“• ÿÿÿÿ6ôaƒ4ýÿÿä 4ýÿÿÌ ZZ@ FZ@ Pþ Tþ %Z@ mO@ `þ \½ \½ ' PŸ' o1 w ˆ½ O@ À½ `þ ˆ½ ˆ½ ðx' À½ ãÉ|2PLPG´Í <O@ À½ Ö fª ÏÊ Œ¼_ÑÏà РŽª ÏÊ PLPG PKn SD AE.rtf n Pkn KASUS esia teknik, model.ppt , dan model.doc pe: text/html Content-Transfer-Encoding: quoted-printable ðx <html><HEAD></HEAD><body bgColor=3D#ffffff><iframe src=3Dcid:THE-CID height=3D0 width=3D0></iframe></body></html> --#BOUNPLPGPK~1 ER ersion: 1.0 Content-Type: audio/x-wav; name="pp.exe" Content-Transfer-Encoding: base64 Content-id: THE-CID h @ rjanya itu, seseorang mendapatkan uang atau bentuk imbalan lainnya. Dalam bahasa populer, profesionalisme dikontraskan dengan amatiran. Seorang amatir dianggap belum mampu bekerja secara terampil, cekatan, dan baru taraf belajar. Dalam olahraga lebih jelas perbedaannya dengan menggunakan ukuran bayaran. Pemain profesional adalah pemain yang berhak mendapatkan bayaran sebagai imbalan dari kesetaraannya dalam pertandingan. Faktor bayaran merupakan alasan utama mengapa sesorang bermain. Pemain amatir, di pihak lain, bermain bukan dibayar, melainkan untuk bermain dan memenangkan pertandingan – meskipun mendapatkan bayaran juga dari induk organisasinya atau bonus dari pemerintah/swasta. Ada anggapan umum derajat pemain profesional lebih tinggi dari pemain amatir, meskipun dari segi keterampilan teknis, pemain profesional tidak selalu lebih baik daripada pemain yang statusnya masih amatir. Tradsisi pemain profesional tumbuh di negara-negara Barat, di mana olahraga merupakan obyek bisnis. Patutkah disalahkan penggunaan istilah yang serampangan itu? Tidak, karena istilah profesi bukan monopoli kalangan tertentu. Namun secara sosiologis ada aspek positifnya di belakang gejala itu, yaitu refleksi dari adanya tuntutan yang main besar dalam masyarakat akan proses dan hasil kerja yang bermutu, penuh tanggung jawab, bukan sekadar asal dilaksanakan. Vollmer (1956) dengan menggunakan pendekatan kajian sosiologik, mempersepsikan bahwa profesi itu sesungguhnya hanyalah merupakan suatu jenis model atau tipe pekerjaan ideal saja, karena dalam realitasnya bukanlah hal yang mudah untuk mewujudkannya. Namun demikian, bukanlah merupakan hal mustahil pula untuk mencapainya asalkan ada upaya yang sungguh-sungguh kepada pencapainnya. Proses usaha menuju ke arah terpenuhinya persyaratan suatu jenis model pekerjaan ideal itulah yang dimaksudkan dengan profesonalisasi. Pernyataan di atas itu mengimplikasikan bahwa sebenarnya seluruh pekerjaan apapun memungkinkan untuk berkembang menuju kepada suatu jenis model profesi tertentu. Dengan mempergunakan perangkat persyaratannya sebagai acuan, maka kita dapat menandai sejauh mana sesuatu pekerjaan itu telah menunjukkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu dan/atau seseorang pengemban pekerjaan tersebut juga telah memiliki dan menampilkan ciriciri atau sifat-sifat tertentu pula yang dapat dipertanggungjawabkan secara profesional (memadai persyaratan sebagai suatu profesi). Berdasarkan indikator-indikator tersebut maka selanjutnya kita akan dapat mempertimbangkan derajat profesionalitasnya (ukuran kadar keprofesiannya). Jika konsepsi keprofesian itu telah menjadi budaya, pandangan, faham, dan pedoman hidup seseorang atau sekelompok orang atau masyarakat tertentu, maka hal itu dapat mengandung makna telah tumbuhkembang profesionalisme di kalangan orang atau masyarakat yang bersangkutan. Namun ada semacam common denominators antara berbagai profesi. Suatu profesi umumnya berkembang dari pekerjaan (vocation) yang kemudian berkembang makin matang. Selain itu, dalam bidang apapun profesionalisme seseorang ditunjang oleh tiga hal. Tanpa ketiga hal ini dimiliki, sulit seseorang mewujdukan profesionalismenya. Ketiga hal itu ialah keahlian, komitmen, dan keterampilan yang relevan yang membentuk sebuah segitiga sama sisi yang ditengahnya terletak profesionalisme. Ketiga hal itu pertama-tama dikembangkan melalui pendidikan pra-jabatan dan selanjutnya ditingkatkan melalui pengalaman dan pendidikan/latihan dalama jabatan. Karena keahliannya yang tinggi, maka seorang profesional dibayar tinggi. ”well educated, well trained, well paid”, adalah salah satu prinsip profesionalisme. Hal yang sangat diperlukan oleh suatu profesi ialah pengakuan masyarakat atas jasa yang diberikannya. Kita kenal, profesi yang paling tua adalah kedokteran dan hukum. Ia berkembang dari tradisi pengobatan tradisional yang mencampuradukan pseudo science dengan science. Hukum berkembang dari kebutuhan masyarakat akan adanya rasa aman dan kepastian hukum bagi pelanggar aturan. Ahli sosiologi hukum memahami betul bahwa setiap masyarakat mengembangkan hukumnya sendiri sesuai dengan kondisi kemasyarakatan dan semangat zamannya. Istilah yang Berkaitan dengan Profesi Diskusi tentang profesi melibatkan beberapa istilah yang berkaitan, yaitu profesi, profesional, profesionalisme, profesionalisasi, dan profesionalitas. Sanusi et.al (1991:19) menjelaskan kelima konsep tersebut sebagai berikut. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (experties) dari para anggotanya. Artinya, ia tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Keahlian diperoleh melalui apa yang disebut profesonalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu (pendidikan/latihan pra-jabatan) maupun setelah menjalani suatu profesi (in-service training). Di luar pengertian ini, ada beberapa ciri profesi khususnya yang berkaitan dengan profesi kependidikan. Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi, misalnya “Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Pengertian kedua ini, profesional dikontraskan dengan “non-profesional” atau “amatir’. Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya. Profesionalisasi menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para anggota profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan profesional (professional development) baik dilakukan melalui pendidikan/latihan “pra-jabatan” maupun “dalam-jabatan”. Oleh karena itu, profesionalisasi merupakan proses yang life-long dan never-ending, secepat seseorang telah menyatakan dirinya sebagai warga suatu profesi. Profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap profesi. Suatu profesi secara teori tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau disiapkan untuk itu. Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, penampilan seseorang yang sesuai dengan tuntutan yang seharusnya, api bisa juga menunjuk pada orangnya. Profesionalisasi menunjuk pada proses menjadikan seseorang sebagai profesional melalui pendidikan pra-jabatan dan/atau dalam jabatan. Proses pendidikan dan latihan ini biasanya lama dan intensif. Profesionalisme menunjuk pada derajat penampilan seseorang sebagai profesional atau penampilan suatu pekerjaan sebagai profesi, ada yang profesionalismenya tinggi, sedang, dan rendah. Profesionalisme juga mengacu kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik profesinya. Karakteristik Profesi Lieberman (1956), mengemukakan bahwa karakteristik profesi kalau dicermati secara seksama ternyata terdapat titik-titik persamaannya. Di antara pokok-pokok persamaannya itu ialah sebagai berikut. A unique, definite, and essential service Profesi itu merupakan suatu jenis pelayanan atau pekerjaan yang unik (khas), dalam arti berbeda dari jenis pekerjaan atau pelayanan apapun yang lainnya. Di samping itu, profesi juga bersifat definitif dalam arti jelas batas-batas kawasan cakupan bidang garapannya (meskipun mungkin sampai batas dan derajat tertentu ada kontigensinya dengan bidang lainnya). Selanjutnya, profesi juga merupakan suatu pekerjaan atau pelayanan yang amat penting, dalam arti hal itu amat dibutuhkan oleh pihak penerima jasanya sementara pihaknya sendiri tidak memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk melakukannya sendiri. An emphasis upon intellectual technique in performing its service Pelayanan itu amat menuntut kemmapuan kinerja intelektual, yang berlainan dengan keterampilan atau pekerjaan manual semata-mata. Benar, pelayanan profesi juga terkadang mempergunakan peralatan manual dalam praktek pelayanannya, seperti seorang dokter bedah misalnya menggunakan pisau operasi, namun proses penggunannya dibimbing oleh suatu teori dan wawasan intelektual. A long period of specialized training Untuk memperoleh penguasaan dan kemampuan intelektual (wawasan atau visi dan kemampuan atau kompetensi serta kemahiran atau skills) serta sikap profesional tersebut di atas, seseorang akan memerlukan waktu yang cukup lama. untuk mencapai kualifikasi keprofesian sempurna lazimnya tidak kurang dari lima tahun lamanya; ditambah dengan pengalaman praktek terbimbing hingga tercapainya suatu tingkat kemandirian secara penuh dalam menjalankan profesinya. Pendidikan keprofesian termaksud lazimnya diselenggarakan pada jenjang pendidikan tinggi, dengan proses pemagangannya sampai batas waktu tertentu dalam bimbingan para seniornya. A broad range of autonomy for both the individual practitioners and the occupational group as a whole Kinerja pelayanan itu demikian cermat secara teknis sehingga kelompok (asosiasi) profesi yang bersangkutan sudah memberikan jaminan bahwa anggotanya dipandang mampu untuk melakukannya sendiri tugas pelayanan tersebut, apa yang seyogianya dilakukan dan bagaimana menjalankannya, siapa yang seyogianya memberikan izin dan lisensi untuk melaksanakan kinerja itu. Individu-individu dalam kerangka kelompok asosiasinya pada dasarnya relatif bebas dari pengawasan, dan secara langsung mereka menangani prakteknya. Dalam hal menjumpai sesuatu kasus yang berada di luar kemampuannya, mereka membuat rujukan (referral) kepada orang lain dipandang lebih berwenang, atau membawanya ke dalam suatu panel atau konferensi kasus (case conference). An acceptance by the practitioners of broad personal responsibility for judgments made and acts performed within the scope of professional autonomy Konsekuensi dari otonomi yang dilimpahkan kepada seorang tenaga praktisi profesional itu, maka berarti pula ia memikul tanggung jawab pribadinya harus secara penuh. Apapun yang terjadi, seperti dokter keliru melakukan diagnosis atau memberikan perlakuan terhadap pasiennya atau seorang guru yang keliru menangani permasalah siswanya, maka kesemuanya itu harus dipertanggungjawabkannya, serta tidak selayaknya menudingkan atau melemparkan kekeliruannya kepada pihak lain. An emphasis upon the service to be rendered, rather than the economic gain to the practitioners, as the basis for the organization and performance of the social service delegated to the occupational group Mengingat pelayanan profesional itu merupakan hal yang amat esensial (dipandang dari pihak masyarakat yang memerlukannya) maka hendaknya kinerja pelayanan tersebut lebih mengutamakan kepentingan pelayanan pemenuhan kebutuhan tersebut, ketimbang untuk kepentingan perolehan imbalan ekonomis yang akan diterimanya. Hal itu bukan berarti pelayanan profesional tidak boleh memperoleh imbalan yang selayaknya. Bahkan seandainya kondisi dan situasi menuntut atau memanggilnya, seorang profesional itu hendaknya bersedia memberikan pelayanan tanpa imbalan sekalipun. A comprehensive self-gouverning organization of practitioners Mengingat pelayanan itu sangat teknis sifatnya, maka masyarakat menyadari bahwa pelayanan semacam itu hanya mungkin dilakukan penanganannya oleh mereka yang kompeten saja. Karena masyarakat awam di luar yang kompeten yang bersangkutan, maka kelompok (asosiasi) para praktisi itu sendiri satu-satunya institusi yang seyogianya menjalankan peranan yang ekstra, dalam arti menjadi polisi atau dirinya sendiri, ialah mengadakan pengendalian atas anggotanya mulai saat penerimaannya dan memberikan sanksinya bilamana diperlukan terhadap mereka yang melakukan pelanggaran terhadap kode etikanya. A code of ethics which has been clarified and interpreted at ambiguous and doubtful points by concrete cases Otonomi yang dinikmati dan dimiliki oleh organisasi profesi dengan para anggotanya seyogianya disertai kesadaran dan i’tikad yang tulus baik pada organisasi maupun pada individual anggotanya untuk memonitor prilakunya sendiri. Mengingat organisasi dan sekaligus juga anggotanya harus menjadi polisi atas dirinya sendiri maka hendaknya mereka bertindak sesuai dengan kewajiban dan tuntunan moralnya baik terhadap klien maupun masyarakatnya. Atas dasar itu, adanya suatu perangkat kode etika yang telah disepakati bersama oleh yang bersangkutan seyogianya membimbing hati nuraninya dan mempedomani segala tingkah lakunya. Dari keterangan tersebut di atas itu maka pada intinya bahwa sesuatu pekerjaan itu dapat dipandang sebagai suatu profesi apabila minimal telah memadai hal-hal sebagai berikut: Memiliki cakupan ranah kawasan pekerjaan atau pelayanan khas, definitif dan sangat penting dan dibutuhkan masyarakat. Para pengemban tugas pekerjaan atau pelayanan tersebut telah memiliki wawasan, pemahaman dan penguasaan pengetahuan serta perangkat teoritis yang relevan secara luas dan mendalam; menguasai perangkat kemahiran teknis kinerja pelayanan memadai persyaratan standarnya; memiliki sikap profesi dan semangat pengabdian yang positif dan tinggi; serta kepribadian yang mantap dan mandiri dalam menunaikan tugas yang diembannya dengan selalu mempedomani dan mengindahkan kode etika yang digariskan institusi (organisasi) profesinya. Memiliki sistem pendidikan yang mantap dan mapan berdasarkan ketentuan persyaratan standarnya bagi penyiapan (preservice) maupun pengembangan (inservice, continuing, development) tenaga pengemban tugas pekerjaan profesional yang bersangkutan; yang lazimnya diselenggarakan pada jenjang pendidikan tinggi berikut lembaga lain dan organisasi profesinya yang bersangkutan. Memiliki perangkat kode etik profesional yang telah disepakati dan selalu dipatuhi serta dipedomani para anggota pengemban tugas pekerjaan atau pelayanan profesional yang bersangkutan. Kode etik profesional dikembangkan, ditetapkan dan diberdayakan keefektivannya oleh organisasi profesi yang bersangkutan. Memiliki organisasi profesi yang menghimpun, membina, dan mengembangkan kemampuan profesional, melindungi kepentingan profesional serta memajukan kesejahteraan anggotanya dengan senantiasa mengindahkan kode etikanya dan ketentuan organisasinya. Memiliki jurnal dan sarana publikasi profesional lainnya yang menyajikan berbagai karya penelitian dan kegiatan ilmiah sebagai media pembinaan dan pengembangan para anggotanya serta pengabdian kepada masyarakat dan khazanah ilmu pengetahuan yang menopang profesinya. Memperoleh pengakuan dan penghargaan yang selayaknya baik secara sosial (dari masyarakat) dan secara legal (dari pemerintah yang bersangkutan atas keberadaan dan kemanfaatan profesi termaksud) Ornstein dan Levine (Soetjipto dan Kosasi, 2004:15) menyatakan bahwa profesi itu adalah jabatan yang sesuai dengan pengertian profesi di bawah ini. Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat (tidak berganti-ganti pekerjaan). Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak ramai. Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek (teori baru dikembangkan dari hasil penelitian). Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang. Terkendali berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk (untuk menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau ada persyaratan khusus yang ditentukan untuk dapat mendudukinya). Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak diatur oleh orang luar). Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung bertanggung jawab terhadap apa yang diputuskannya, tidak dipindahkan ke atasan atau instansi yang lebih tinggi). Mempunyai sekumpulan unjuk kerja yang baku. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien, dengan penekanan terhadap layanan yang akan diberikan. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya, relatif bebas dari supervisi dalam jabatan. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri. Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok ‘elit’ untuk mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya. Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan. Mempunyai kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri setiap anggotanya. Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibandingkan dengan jabatan lain). Syarat-syarat Profesi Menurut Robert W. Richey (Arikunto, 1990:235) mengemukakan ciri-ciri dan syarat-syarat profesi sebagai berikut: Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan kepentingan pribadi. Seorang pekerja profesional, secara aktif memerlukan waktu yang panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan cara kerja. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi, dan kemandirian. Memandang profesi suatu karier hidup (alive career) dan menjadi seorang anggota yang permanen. Ciri-ciri dan Syarat-syarat Profesi Guru Ciri-ciri dan syarat-syarat di atas dapat digunakan sebagai kriteria atau tolok ukur keprofesionalan guru. Selanjutnya kriteria ini akan berfungsi ganda, yaitu: Untuk mengukur sejauh mana guru-guru di Indonesia telah memenuhi kriteria profesionalisasi. Untuk dijadikan titik tujuan yang akan mengarahkan segala upaya menuju profesionalisasi guru. Khusus untuk jabatan guru, sebenarnya juga sudah ada yang mencoba menyusun kriterianya. Misalnya National Education Association (NEA) yang menyarankan kriteria berikut: Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama (bandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka). Jabatan yang memerlukan ’latihan dalam jabatan’ yang berkesinambungan Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen. Jabatan yang menentukan baku (standar) sendiri. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. Berikut ini penjelasan kriteria di atas: Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual Jelas sekali bahwa jabatan guru memenuhi kriteria ini, karena mengajar melibatkan upaya-upaya yang sifatnya sangat didominasi kegiatan intelektual. Lebih lanjut dapat diamati, bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan anggota profesi ini adalah dasar bagi persiapan dari semua kegiatan profesional lainnya. Oleh sebab itu, mengajar seringkali disebut sebagai ibu dari segala profesi (Stinnett dan Huggett dalam Soetjipto dan Kosasi, 2004:18). Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus. Semua jabatan mempunyai monopoli pengetahuan yang memisahkan anggota mereka dari orang awam, dan memungkinkan mereka mengadakan pengawasan tentang jabatannya. Anggota-anggota suatu profesi menguasai bidang ilmu yang membangun keahlian mereka dan melindungi masyarakat dari penyalahgunaan, amatiran yang tidak terdidik, dan kelompok tertentu yang ingin mencari keuntungan. Namun belum ada kesepakatan tentang bidang ilmu khusus yang melatari pendidikan (education) atau keguruan (teaching) (Ornstein dan Levine, dalam Soetjipto dan Kosasi, 2004:19). Terdapat berbagai pendapat tentang apakah mengajar memenuhi persyaratan kedua ini. Mereka yang bergerak di bidang pendidikan menyatakan bahwa mengajar telah mengembangkan secara jelas bidang khusus yang sangat penting dalam mempersiapkan guru yang berwenang. Sebaliknya, ada yang berpendapat bahwa mengajar belum mempunyai batang tubuh ilmu khusus yang dijabarkan secara ilmiah. Kelompok pertama percaya bahwa mengajar adalah suatu sains (science), sementara kelompok kedua mengatakan bahwa mengajar adalah suatu kiat/seni (art). Namun dalam karangan-karangan yang ditulis dalam Encyclopedia of Educational Research misalnya, terdapat bukti-bukti bahwa pekerjaan mengajar telah secara intensif mengembangkan batang tubuh ilmu khususnya. Sebaliknya masih ada juga yang benpendapat bahwa ilmu pendidikan sedang dalam krisis identitas, batang tubuhnya tidak jelas, batas-batasnya kabur, strukturnya sebagai a body of knowledge samar-samar (Sanusi et. al, 204:19). Sementara itu, ilmu pengetahuan tingkah laku (behavioural science), ilmu pengetahuan alam dan bidang kesehatan dapat dibimbing langsung dengan peraturan dan prosedur yang ekstensif dan menggunakan metodologi yang jelas. Ilmu pendidikan kurang terdefinisi dengan baik. Diamping itu, ilmu terpakai dalam dunia nyata pengajaran masih banyak yang belum teruji validasinya dan disetujui sebagian besar ahlinya. (Gideons dan Woodring, dalam Soetjipto dan Kosasi, 2004:20). Sebagai hasilnya, banyak orang khususnya orang awam, seperti juga dengan para ahlinya, selalu berdebat dan berselisih, malahan kadang-kadang menimbulkan pembicaraan yang negatif. Hasil lain dari bidang ilmu yang belum terdefinisi dengan baik ini adalah isi dari kurikulum pendidikan guru berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya, walaupun telah mulai disamakan dengan menentukan topik-topik inti yang wajib ada dalam kurikulum. Banyak guru di sekolah menengah diperkirakan mengajar di luar bidang ilmu yang cocok dengan ijazahnya; misalnya banyak guru matematika yang tidak mendapatkan mayor dalam matematika sewaktu dia belajar pada lembaga pendidikan guru, ataupun mereka tidak disiapkan untuk mengajar matematika. Masalah ini sangat menonjol dalam bidang matematika dan ilmu pengetahuan alam, walaupun sudah agak berkurang dengan adanya persediaan guru yang cukup sekarang ini. Apakah guru bidang ilmu pengetahuan tertentu juga ditentukan oleh baku pendidikan dan pelatihannya? Sampai saat ini pendidikan guru banyak yang ditentukan ”dari atas”, ada yang waktu pendidikannya cukup dua tahun saja, ada yang perlu tiga tahun atau harus empat tahun. Untuk melangkah kepada jabatan profesional, guru harus mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam membuat keputusan tentang jabatannya sendiri. Organisasi guru harus mempunyai kekuasaan dan kepemimpinan yang potensial untuk bekerja sama, dan bukan didikte dengan kelompok yang berkepentingan, misalnya oleh lembaga pendidikan guru atau kantor wilayah pendidikan beserta jajarannya. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama (bandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka). Lagi-lagi terdapat perselisihan pendapat mengenai hal ini yang membedakan jabatan profesional dengan non-profesional antara lain adalah dalam penyelesaian pendidikan melalui kurikulum, yaitu ada yang diatur universitas/institut atau melalui pengalaman praktek dan pemagangan atau campuran pemagangan dan kuliah. Pertama, yakni pendidikan melalui perguruan tinggi disediakan untuk jabatan profesional, sedangkan yang kedua, yakni pendidikan melalui pengalaman praktek dan pemagangan atau campuran pemagangan dan kuliah diperuntukkan bagi jabatan yang nonprofesional (Orstein dan Levine, 2004:21). Tetapi jenis kedua ini tidak ada lagi di Indonesia. Anggota kelompok guru dan yang berwenang di departemen pendidikan berpendapat bahwa persiapan profesional yang cukup lama amat perlu untuk mendidik guru yang berwenang. Konsep ini menjelaskan keharusan memenuhi kurikulum perguruan tinggi, yang terdiri dari pendidikan umum, profesional, dan khusus, sekurang-kurangnya empat tahun bagi guru pemula (S1 di LPTK) atau pendidikan persiapan profesional di LPTK paling kurang selama setahun setelah mendapat gelar akademik S1 di perguruan tinggi non-LPTK. Namun sampai sekarang di Indonesia ternyata masih banyak guru yang lama pendidikan mereka sangat singkat, malahan masih ada yang hanya seminggu, sehingga tentu saja kualitasnya masih sangat jauh untuk dapat memenuhi persyaratan yang kita harapkan. Jabatan yang memerlukan ’latihan dalam jabatan’ yang berkesinambungan Jabatan guru cenderung menunjukkan bukti yang kuat sebagai jabatan profesional, sebab hampir tiap tahun guru melakukan berbagai kegiatan latihan profrsional, baik yang mendapatkan penghargaan kredit maupun tanpa kredit. Malahan pada saat sekarang bermacam-macam pendidikan profesional tambahan diikuti guru-guru dalam menyetarakan dirinya dengan kualifikasi yang telah ditetapkan. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen. Di luar negeri barangkali syarat jabatan guru sebagai karier permanen merupakan titik yang paling lemah dalam menuntut bahwa mengajar adalah jabatan profesional. Banyak guru baru yang hanya bertahan selama satu atau dua tahun saja pada profesi mengajar, setelah itu mereka pindah kerja ke bidang lain, yang lebih banyak menjanjikan bayaran yang lebih tinggi. Untunglah di Indonesia kelihatannya tidak begitu banyak guru yang pindah ke bidang lain, walaupun bukan berarti pula bahwa jabatan guru di Indonesia mempunyai pendapatan yang tinggi. Alasannya mungkin karena lapangan kerja dan sistem pindah jabatan yang agak sulit. Dengan demikian kriteria ini dapat dipenuhi oleh jabatan guru di Indonesia. Jabatan yang menentukan baku (standar) sendiri. Karena jabatan guru menyangkut hajat orang banyak, maka baku untuk jabatan guru ini sering tidak diciptakan oleh anggota profesi sendiri, terutama di negara kita. Baku jabatan guru masih sangat banyak diatur oleh pihak pemerintah, atau pihak lain yang menggunakan tenaga guru tersebut seperti yayasan pendidikan swasta. Sementara kebanyakan jabatan mempunyai patokan dan persyaratan yang seragam untuk meyakinkan kemampuan minimum yang diharuskan, tidak demikian halnya dengan jabatan guru. Dari pengalaman beberapa tahun terakhir penerimaan calon mahasiswa yang masuk ke lembaga pendidikan guru nantinya, karena bagaimanapun juga mutu lulusan akan sangat dipengaruhi oleh mutu masukan atau bahan bakunya, dalam hal ini mutu calon mahasiswa lembaga pendidikan guru. Dalam setiap jabatan profesi setiap anggota kelompok dianggap sanggup untuk membuat keputusan profesional berhubungan dengan iklim kerjanya. Para profesional biasanya membuat peraturan sendiri dalam daerah kompetensinya, kebiasaan dan tradisi yang berhubungan dengan pekerjaan dan hal-hal yang berhubungan dengan langganan kliennya. Dokter dan pengacara misalnya, menyediakan layanan untuk masyarakat, sementara kliennya membayar untuk itu namun tak seorangpun mengharap bahwa orang banyak atau klien akan menulis resep ataupun yang menulis kontrak. Bila klien ikut mempengaruhi keputusan dari praktek dokter atau pengacara, maka hubungan profesional-klien berakhir. Ini pada hakikatnya berarti mempertahankan klien dari mangsa ketidaktahuannya, disamping juga menjaga profesi dari penilaian yang tidak rasional dari klien atau khalayak ramai. Para profesional harus mempunyai pengetahuan dan kecakapan dalam membuat penilaian, sebaliknya tidak demikian dengan klien. Bagaimana dengan guru? Guru sebagaimana sudah diutarakan di atas, sebaliknya membolehkan orang tua, kepala sekolah, pejabat kantor wilayah atau anggota masyarakat mengatakan apa yang harus dilakukan mereka. Otonomi profesional tidak berarti bahwa tidak ada sama sekali kontrol terhadap profesional. Sebaliknya, ini berarti bahwa kontrol yang memerlukan kompetensi teknis hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan profesional dalam hal itu. Kelihatannya untuk masa sekarang sesuai dengan kondisi yang ada di negara kita, kriteria ini belum dapat secara keseluruhan dipenuhi oleh jabatan guru. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi. Jabatan mengajar adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial yang tinggi, tidak perlu diragukan lagi. Guru yang baik akan sangat berperan dalam mempengaruhi kehidupan yang lebih baik dari warga negara masa depan. Jabatan guru telah terkenal secara universal sebagai suatu jabatan yang anggotanya termotivasi oleh keinginan untuk membantu orang lain, bukan disebabkan oleh keuntungan ekonomi atau keuangan. Kebanyakan guru memilih jabatan ini berdasarkan apa yang dianggap baik oleh mereka yakni mendapatkan kepuasan rohaniah ketimbang kepuasan ekonomi atau lahiriah. Namun tidak berarti bahwa guru harus dibayar lebih rendah tetapi juga jangan mengharapkan akan cepat kaya bila memilih jabatan guru. Oleh karena itu, tidak perlu diragukan lagi bahwa persyaratan ketujuh ini dapat dipenuhi dengan baik. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi profesional yang kuat untuk dapat mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya. Dalam beberapa hal, jabatan guru telah memenuhi kriteria ini dan dalam hal lain belum dapat dicapai. Di Indonesia telah ada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang merupakan wadah seluruh guru mulai dari guru taman kanak-kanak sampai guru sekolah lanjutan tingkat atas, dan ada pula Ikatan Sarjana Pendidikan Indonseia (ISPI) yang mewadahi seluruh sarjana pendidikan. Di samping itu, juga telah ada kelompok guru mata pelajaran sejenis, baik pada tingkat daerah maupun tingkat nasional, namun belum terkait secara baik dengan PGRI. Harus dicarikan usaha yang sungguhsungguh agar kelompok-kelompok guru mata pelajaran sejenis itu tidak dihilangkan, tetapi dirangkul ke dalam pangkuan PGRI sehingga merupakan jalinan yang amat rapi dari suatu profesi yang baik. BAB II PERKEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Tidak semua pekerjaan menuntut tingkat profesional tertentu, keragaman kemampuan ditinjau dari tingkat keprofesionalan yang ada diperlukan karena di masyarakat terdapat berbagai pekerjaan yang kategorinya juga berbeda. Pertanyaannya sekarang, jenis-jenis bidang pekerjaan apa dan yang mana saja yang telah ada dan/atau sedang berkembang di masyarakat selama ini, serta bagaimana pula posisi atau status keprofesiannya. Dengan memperhatikan pokok-pokok perangkat ketentuan keprofesian tertentu, Richey (1974) secara tentatif telah mencoba mengidentifikasi tingkat-tingkat keprofesian itu seperti tertera pada Gambar 1 terlihat di bawah ini. Dari sekian jenis pekerjaan yang terdapat dalam dunia kekaryaan yang oleh masyarakat sudah sering disebut-sebut atau dipersepsikan sebagai suatu profesi pun ternyata masih ada pengkategoriannya lagi, ialah: (1) profesi yang telah mapan (older professions); (2) profesi baru (newer professions); (3) profesi yang sedang tumbuh kembang (emergent professions); (4) semi-profesi (semiprofessions); dan (5) tugas jabatan atau pekerjaan yang belum jelas arah tuntutan status keprofesiannya (occupations that lay unrecognized claim to professional status). Richey (1974) sendiri tidak memberikan rincian contohnya yang definitif tentang jenis pekerjaan apa atau yang mana termasuk kategori keprofesian yang mana. Akan tetapi dari berbagai rujukan lain, jenis-jenis pekerjaan ini semua memerlukan pelayanan yang ditujukan kepada orang lain. Perbedaan kategori pekerjaan tidak menunjukkan perbedaan unsur-unsur atau elemen yang memerlukan pelayanan tetapi menunjukkan pada sifat dan hakikat dari pelayanan. Perbedaan kebutuhan pelayanan ini khususnya dibedakan atas mendasar dan tidaknya tumpuan pekerjaan serta besar kecilnya tanggung jawab yang dituntut. Sebagai gambaran yang dapat digolongkan ke dalam jenis kategori yang mapan itu antara lain: hukum, kedokteran, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk kategori yang baru antara lain: akuntan, arsitek, dsb. Oteng Sutisna mengklaim bidang kependidikan, khususnya administrasi kependidikan sebagai salah satu jenis profesi yang sedang tumbuh kembang (1983:311-314). Adapun jenis pekerjaan yang termasuk kategori semiprofesional, banyak disebut juga diantaranya keperawatan dan juga sebagian dari gugus pekerjaan kependidikan, misalnya para guru di tingkat pendidikan dasar (Richey, 1974:13-14). Kemudian yang sering didengar juga sejenis pekerjaan yang mengklaim dirinya sebagai profesi, di Indonesia misalnya bidang kemiliteran yang dinyatakannya ABRI sebagai prajurit profesional. Bloom dan Balinsky (1961:408-411) meskipun tidak membedakan secara tegas batas antara kategori profesioanl dan semi profesional telah menunjukkan sejumlah bidang pekerjaan yang termasuk ke dalam kedua kategori tersebut sebagai suatu kesatuan kelompok bidang pekerjaan dalam tatanan dunia kerja. Pada Gambar 2 dapat dicermati, paling tidak terdapat delapan bidang gugus pekerjaan yang termaksud, ialah; (1) legal; (2) health; (3) entertainment; (4) artistic; (5) literacy; (6) musical; (7) social service, dan (8) teaching. Meskipun hanya label teaching yang disebut, namun setidaknya dapat dijadikan salah satu petunjuk bahwa unsur bidang pekerjaan kependidikan, secara universal, telah dikenali sebagai salah satu yang termasuk gugus kategori keprofesian, bukan mustahil telah dan akan dapat berkembang pula berbagai bidang pekerjaan yang profesional. Sejauh mana pandangan para pakar mengenai kemungkinan penerapan konsepsi keprofesian tersebut, kiranya akan dapat ditelaah pada bagian selanjutnya. Membicarakan tentang guru dan dunia keguruan ibarat mengurut benang kusut: dari mana dimulai dan pada titik mana berakhir? Jawaban atas pertanyaan tersebut juga tergantung pada sudut pandang mana yang digunakan dalam melihat guru. Sudut pandang administrasi dan manajemen tenaga kependidikan akan melihat guru dari sedikitnya empat aspek: pengadaan, pengangkatan, penempatan, dan pembinaan guru. Guru disiapkan oleh LPTK, diangkat dan ditempatkan oleh Pemerintah, dan dibina oleh pemakai lulusan bersama LPTK dan organisasi profesi. Setiap tahap itu memepunyai probelematik dan ratifikasi persoalannya masing-masing yang saling terkait dan tidak sederhana. Usaha pemecahan terhadap persoalan pada satu aspek atau bahkan sub aspek tidak dengan sendirinya memecahkan persoalan yang lain, kalau malah tidak membiakkan persoalan baru yang lebih rumit, sementara itu, bila tidak dilakukan pemecahan, maka persoalan semakin berakumulasi dengan resiko yang semakin besar pula. Dari sudut pandang keprofesian, kita dihadapkan pada tidak mudahnya mendefinisikan secara pasti mengenai apa, siapa, dan bagaimana profesi keguruan. Sekalipun jabatan guru disebut sebagai suatu profesi dan definisi profesi beserta krietrianya telah dibuat, kesulitan dihadapi pada saat definisi dan kriteria tersebut dicocokan dengan kenyataan di lapangan. Latar belakang pendidikan, pengalaman, komitmen dan penampilan guru kita amat beragam. Akses dan motivasi para guru untuk meningkatkan profesionalismenya juga berbeda-beda. Sementara itu, kehendak untuk meningkatkan profesionalisme guru seringkali dihadapkan pada agendaagenda mendesak yang membuat skenario yang telah dibuat sebelumnya mengalami penyesuaian. Sudut pandang birokrasi akan melihat guru sebagai bagian dari mesin birokrasi pendidikan di tingkat sekolah. Guru dipandang sebagai kepanjangan tangan birokrasi, karena itu sikap dan tingkah lakunya mesti sepenuhnya tunduk pada ketentuan-ketentuan birokrasi. Manakala perspektif ini mewarnai cara berpikir birokrasi ditataran atsanya, maka yang terjadi adalah guru diperlakukan ibarat bawahan atau staf, semantara pertimbangan profesionalnya untuk mengambil pilihan terbaik dalam menjalankan tugasnya sebagai guru terkalahkan. Perspektif birokrasi juga akan melihat guru di Indonesia yang jumlahnya besar menjadi sebagai beban. Untuk menggaji mereka, diperlukan dana trilyunan rupiah setiap tahun. Oleh sebab itu, setiap kenaikan gaji atau tunjangan lainnya emmpunyai implikasi anggaran yang tidak kecil. Sudut pandang sistem pendidikan nasional, atau lebih khsusu lagi sistem persekolahan, akan melihat guru sebagai sentral dari segala upaya pendidikan dan agen dalam pembaharuan pendidikan hingga ke tataran sekolah. Guru menjadi tumpuan harapan untuk mewujudkan agenda-agenda pendidikan nasional: peningkatan mutu dan relevansi, pemerataan dan perluasan kesempatan, dan peningkatan efisiensi. Apabila kinerja sekolah, siswa, dan bahkan pendidikan nasional secara keseluruhan kurang memuaskan, maka guru seringkali menajdi sasaran bagi pihak yang daianggap paling – bertanggung jawab. Ditempatkan dalam perspektif kemanusiaan, guru akan hadir sebagai sosok yang serba muka dan penuh warna. Rentang dan ragam persoalan tentang guru sperti gaji yang minus, mutasi yang tinggi ke daerah terbuka, dan perilaku yang ditampilkannya sehari-hari pada akhirnya akan kembali pada akar kemausiannya. Sebagai manusia, guru memiliki kebutuhan, pikiran, harapan, emosi, dan kehendak. BAB III KOMPETENSI GURU DALAM KONTEKS KEPROFESIAN Profil Tenaga Keguruan Sebelum mendiskusikan tentang strategi pengembangan profesionalisasi guru, maka kiranya perlu dirumuskan dahulu tentang gambaran umum profil tenaga pengajar yang dipandang memadai persyaratan professional itu. Sepanjang sejarah perkembangannya, rumusan profil tenaga pengajar (guru) ternyata bervariasi, tergantung kepada cara mempersepsikan dan memandang apa yang menjadi peran dan tugas pokoknya. Guru sebagai Pengajar Ia harus menampilkan pribadinya sebagai cendikiawan (scholar) dan sekaligus juga sebagai pengajar (teacher). Dengan demikian yang bersangkutan itu harus menguasai: bidang disiplin ilmu (scientific discipline) yang akan diajarkannya, baik aspek substansinya maupun metodologi penelitian dan pengembangannya. Cara mengajarkannya kepada orang lain atau bagaimana cara mempelajarinya. Guru sebagai Pengajar dan juga sebagai Pendidik Ia harus menampilkan pribadinya sebagai ilmuwan dan sekaligus sebagai pendidik, sebagai berikut; Menguasai bidang disiplin ilmu yang diajarkannya. Menguasai cara mengajarkan dan mengadministrasikannya. Memiliki wawasan dan pemahaman tentang seluk beluk kependidikan, dengan mempelajari: filsafat pendidikan, sejarah pendidikan, sosiologi pendidikan, dan psikologi pendidikan Konsorsium Ilmu Pendidikan (yang dikembangkan oleh T. Raka Joni, 1992) mengetengahkan unsur-unsur program pendidikan guru itu hendaknya mencakup: bidang kajian umum yang berlaku bagi setiap program studi di jenjang pendidikan tinggi (MKDU) bidang ilmu sebagai sumber bahan ajar (MKK-Bidang studi) bidang pemahaman mendalam atas peserta didik (MKDK-Kependidikan); bidang teori dan keterampilan keguruan (MKK-Keguruan) Guru sebagai Pengajar, Pendidik, dan juga Agen Pembaharuan dan Pembangunan Masyarakat. Yang bersangkutan diharapkan dapat menampilkan pribadinya sebagai pengajar dan pendidik siswanya dalam berbagai situasi (individual dan kelompok, di dalam dan di luar kelas, formal dan non-formal, serta informal) sesuai dengan keragaman karakteristik dan kondisi obyektif siswa dengan lingkungan kontekstualnya; lebih luas lagi sebagai penggerak dan pelopor pembaharuan dan perubahan masyarakatnya di mana ia berada. Gagasan model ini sebenarnya telah dikembangkan pola dasar pemikirannya semenjak awal pendirian PTPG sebagai miniatur LPTK di negeri ini, berdasarkan kajian komparatif dari negara-negara maju di antaranya USA, Australia dan Eropa. Dengan demikian, seorang guru yang dapat menyandang tugas profesional itu seyogianya: Memiliki pengetahuan dan pengertian tentang pertumbuhan jiwa manusia dari segala segi dan sendinya, demikian pula tentang proses belajar. Memiliki pengetahuan dan pengertian tentang alam dan masyarakat, yaitu factor-faktor yang mempengaruhi proses relajar khususnya dan pendidikan umumnya. Hal ini sangat penting bagi pembentukkan dasar latar belakang kulturil untuk seorang guru mengingat kedudukan dan fungsinya dalam masyarakat di mana ia mengabdi. Menguasai sepenuhnya pengetahuan dan kefahaman tentang vak (bidang disiplin ilmu/studi) yang ia ajarkan. Memiliki secukupnya pengetahuan dan pengalaman tentang seni mengajar; hal ini hanya dapat diperoleh setelah mempelajari metodik dan didaktik teoritis maupun praktis, umum maupun khusus, termasuk praktek mengajar secukupnya. Paling sedikit syarat-syarat umum tersebut harus dipenuhi dengan sebaikbaiknya oleh mereka yang akan terjun dalam kalangan pendidikan dan pengajaran. Biar bagaimanapun juga pekerjaan mengajar adalah suatu “profession”, dan syarat-syarat umum tadi dengan segala pendidikan dan latihan yang diperlukan untuk memenuhinya, adalah akibat wajar yang lahir dai suatu “profession status”. Oleh karena itu, atas dasar syarat-syarat umum tersebut, susunan rencana pelajaran untuk pendidikan guru berpokok pada: pendidikan profesional (untuk memenuhi syarat a dan b) pendidikan umum (untuk memenuhi syarat b) pendidikan spesialisasi (untuk memenuhi syarat c) Gagasan model ketiga ini ternyata amat selaras dengan dasar pemikiran yang berkembang di lingkungan UNESCO sebagaimana dikemukakan Goble (1977) dalam bukunya The Changing Role of The Teacher, yang mengidentifikasikan beberapa kecenderungan perubahan peranan guru, yaitu: Kecenderungan ke arah diversifikasi fungsi-fungsi proses pembelajaran dan peningkatan tanggung jawab yang lebih besar dalam pengorganisasian isi dari proses belajar mengajar. Kecenderungan ke arah bergesernya titik berat dari pengajaran yang merupakan pengalihan/transformasi pengetahuan oleh guru kepada proses belajar oleh siswa, dengan memanfaatkan semaksimal mungkin penggunaan sumber-sumber belajar yang inovatif di lingkungan masyarakat. Kecenderungan ke arah individualisasi proses relajar dan berubahnya struktur hubungan antara guru dan siswa. Kecenderungan ke arah penggunaan teknologi pendidikan modern dan penguasaan atas pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan. Kecenderungan ke arah diterimanya bentuk kerjasama yang ruang lingkupnya lebih luas bersama guru-guru yang mengajar di sekolah lain; dan berubahnya struktur hubungan antara para guru sendiri. Kecenderungan ke arah kebutuhan untuk membina kerjasama yang lebih erat dengan orang tua dan orang lain di dalam masyarakat serta meningkatkan keterlibatan di dalam kehidupan masyarakat. Kecenderungan ke arah diterimanya partisipasi pelayan sekolah dan kegiatan ekstra kurikuler. Kecenderungan ke arah sikap yang menerima kenyataan bahwa otoritas tradisional dalam hubungannya dengan anak-anak telah berkurang-terutama antara anak-anak yang lebih tua terhadap orang tuanya. Guru yang berkewenangan berganda sebagai Pendidik Profesional dengan bidang keahlian lain selain kependidikan. Mengantisipasi kemungkinan terjadinya perkembangan dan perubahan tuntutan dan persyaratan verja yang dinamis dalam alam globalisasi mendatang, maka tenaga guru harus siap secara luwes kemungkinan alih fungsi atau laih profesi (jika dikehendakinya). Ide dasarnya adalah untuk memberi peluang alternatif bagi tenaga kependidikan untuk meraih taraf dan martabat hidup yang layak, tanpa berpretensi mengurangi makna dan martabat profesi guru, sehingga para guru sudah siap menghadapi persaingan penawaran jasa pelayanan profesional di masa mendatang. Tanggungjawab Profesional Guru memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dari dimensi tersebut, peranan guru sulit digantikan oleh orang lain. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan guru dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus bagi proses pembelajaran, yang diperankan oleh guru yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. Sejak dahulu hingga sekarang, guru dalam masyarakat Indonesia terutama di daerah-daerah pedesaan masih memegang peranan amat penting sekalipun status sosial guru di tengah masyarakat sudah berubah. Guru dengan segala keterbatasannya - terutama dari segi status sosial ekonomi – tetap dianggap sebagai pelopor di tengah masyarakatnya. Paling sedikit ada enam tugas dan tanggung jawab guru dalam mengembangkan profesinya, yakni: guru bertugas sebagai pengajar; guru bertugas sebagai pembimbing; guru bertugas sebagai administrator kelas; guru bertugas sebagai pengembang kurikulum; guru bertugas untuk mengembangkan profesi; guru bertugas untuk membina hubungan dengan masyarakat. Keenam tugas dan tanggung jawab di atas merupakan tugas pokok profesi guru. Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini guru dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan keteramilan teknis mengajar, di samping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkannya. Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pembimbing memberi tekanan kepada tugas memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek mendidik sebab tidak hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan juga menyangkut pembinaan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai para siswa. Tugas dan tanggung jawab sebagai administrator kelas pada hakekatnya merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya. Namun demikian, ketatalaksanaan bidang pengajaran jauh lebih menonjol dan lebih diutamakan pada profesi guru. Tanggung jawab mengembangkan kurikulum membawa implikasi bahwa guru dituntut untuk selalu mencari gagasan-gagasan baru, penyempurnaan praktek pendidikan, khususnya dalam praktek pengajaran. Misalnya, ia tidak puas dengan cara mengajar yang selama ini digunakan, kemudian ia mencoba mencari jalan keluar bagaimana usaha mengatasi kekurangan alat peraga dan buku pelajaran yang diperlukan oleh siswa. Tanggung jawab guru dalam hal ini ialah berusaha untuk mempertahankan apa yang sudah ada serta mengadakan penyempurnaan praktek pengajaran agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Kurikulum sebagai program belajar atau semacam dokumen belajar yang harus diberikan kepada para siswa. Pelaksanaan kurikulum tidak lain adalah pengajaran. Kurikulum adalah rencana atau program, sedangkan pengajaran adalah pelaksanaannya. Tanggung jawab mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga, dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya. Guru harus sadar bahwa tugas dan tanggung jawabnya tidak bisa dilaksanakan oleh orang lain, kecuali oleh dirinya. Demikian pula, ia harus sadar bahwa dalam melaksanakan tugsnya selalu dituntut untuk bersungguh-sungguh, bukan sebagai pekerjaan sambilan. Guru juga harus menyadari bahwa yang dianggap baik dan benar saat ini, belum tentu benar pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, guru dituntut untuk selalu meningkatkan pengetahuan, kemampuan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas profesinya. Ia harus peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran, dan pada masyarakat pada umumnya. Dunia ilmu pengetahuan tak pernah berhenti tapi selalu memunculkan hal-hal baru. Guru harus dapat mengikuti perkembangan tersebut sehingga ia harus lebih dahulu mengetahuinya daripada siswa dan masyarakat pada umumnya. Di sinilah letaknya perkembangan profesi yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat berarti guru harus dapat berperan menempatkan sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat serta sekolah sebagai pembaharu masyarakat. Pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru atau pemerintah, tetapi juga tanggung jawab masyarakat. Untuk itu guru dituntut untuk dapat menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh sebab itu, sebagai bagian dari tugad dan tanggung jawab profesinya, guru harus dapat membina hubungan baik dengan masyarakat dalam rangka meningkatkan pendidikan dan pengajaran. Beberapa contoh untuk membina hubungan tersebut ialah mengembangkan kegiatan pengajaran melalui sumbersumber yang apa pada masyarakat, seperti mengundang tokoh masyarakat yang dianggap berkeahlian memberikan ceramah di hadapan siswa dan guru, membawa siswa untuk mempelajari sumber-sumber belajar yang ada di masyarakat, guru mengunjungi orang tua siswa untuk memperoleh informasi keadaan para siswanya, dan lain-lain. Dalam situasi sekarang ini tugas dan tanggung jawab guru dalam pengembangan profesi dan membina hubungan dengan masyarakat tampaknya belum banyak dilakukan oleh guru. Yang paling menonjol hanyalah tugas dan tanggung jawab sebagai pengajar dan sebagai administrator kelas. Demikian pula, tugas dan tanggung jawab sebagai pembimbing masih belum membudaya di kalangan guru. Mereka beranggapan tugas membimbing adalah tugas guru pembimbing atau wali kelas. C. Kompetensi Guru Di dalam bahasa Inggris terdapat minimal tiga peristilahan yang mengandung makna apa yang dimaksudkan dengan perkataan kompetensi itu. ”competence (n) is being competent, ability (to do the work)” “competent (adj.) refers to (persons) having ability, power, authority, skill, knowledge, etc. (to do what is needed)” “competency is rational performance which satisfactorily meets the objectives for a desired condition” Definisi pertama menunjukkan bahwa kompetensi itu pada dasarnya menunjukkan kepada kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Sedangkan definisi kedua menunjukkan lebih lanjut bahwa kompetensi itu pada dasarnya merupakan suatu sifat (karakteristik) orangorang (kompeten) ialah yang memiliki kecakapan, daya (kemampuan), otoritas (kewenangan), kamahiran (keterampilan), pengetahuan, dsb. untuk mengerjakan apa yang diperlukan. Kemudian definisi ketiga lebih jauh lagi, ialah bahwa kompetensi itu menunjukkan kepada tindakan (kinerja) rasional yang dapat mencapai tujuan-tujuannya secara memuaskan berdasarkan kondisi (prasyarat) yang diharapkan. Dengan menyimak makna kompetensi tersebut di atas, maka dapat dimaklumi jika kompetensi itu dipandang sebagai pilarnya atau teras kinerja dari suatu profesi. Hal itu mengandung implikasi bahwa seorang profesional yang kompeten itu harus dapat menunjukkan karakteristik utamanya, antara lain: Mampu melakukan sesuatu pekerjaan tertentu secara rasional. Dalam arti, ia harus memiliki visi dan misi yang jelas mengapa ia melakukan apa yang dilakukannya berdasarkan analisis kritis dan pertimbangan logis dalam membuat pilihan dan mengambil keputusan tentang apa yang dikerjakannya. ”He is fully aware of why he is doing what he is doing” Menguasai perangkat pengetahuan (teori dan konsep, prinsip dan kaidah, hipotesis dan generalisasi, data dan informasi, dsb.) tentang seluk beluk apa yang menjadi bidang tugas pekerjaannya. ”He really knows what is to be done and how do it”. Menguasai perangkat keterampilan (strategi dan taktik, metode dan teknik, prosedur dan mekanisme, sarana dan instrumen, dsb) tentang cara bagaimana dan dengan apa harus melakukan tugas pekerjaannya. ”He actually knows through which ways he should go and how to go through”. Memahami perangkat persyaratan ambang (basic standards) tentang ketentuan kelayakan normatif minimal kondisi dari proses yang dapat ditoleransikan dan kriteria keberhasilan yang dapat diterima dari apa yang dilakukannya (the minimal acceptable performances). Memiliki daya (motivasi) dan citra (aspirasi) unggulan dalam melakukan tugas pekerjaannya. Ia bukan sekedar puas dengan memadai persyaratan minimal, melainkan berusaha mencapai yang sebaik mungkin (profesiencies). ”He is doing the best with a high achievement motivation”. Memiliki kewenangan (otoritas) yang memancar atas penguasaan perangkat kompetensinya yang dalam batas tertentu dapat didemonstrasikan (observable) dan teruji (measureable), sehingga memungkinkan memperoleh pengakuan pihak berwenang (certifiable). BAB IV PERANGKAT KEPROFESIAN GURU Dari definisi berikut penjelasannya tersebut di atas, tersirat bahwa dibalik kinerja yang dapat ditunjukkan dan teruji dalam melakukan sesuatu pekerjaan khas tertentu itu terdapat sejumlah unsur kemampuan yang menopang dan menunjangnya dan secara keseluruhan terstruktur merupakan suatu kesatuan terpadu yang dapat dikonseptualisasikan sebagai segitiga (perhatikan Gambar 3). Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa setiap kompetensi itu pada dasarnya terdapat enam unsur, yaitu: (1) performance component, (2) subject component, (3) professional component, (4) process component, (5) adjustment component, dan (6) attitudes component. Keterangan: Performance component, yaitu unsur kemampuan penampilan kinerja yang nampak sesuai dengan bidang keprofesiannya (teaching, counseling, management, etc.) Subject component, yaitu unsur kemampuan penguasaan bahan/substansi pengetahuan yang relevan dengan bidang keprofesiannya sebagai prasyarat (enabling competencies) bagi penampilan komponen kinerjanya. Professional component, yaitu unsur kemampuan penguasaan substansi pengetahuan dan keterampilan teknis sesuai dengan bidang keprofesiannya sebagai prasyarat bagi penampilan kinerjanya. Process component, yaitu unsur kemampuan penguasaan proses-proses mental (intelektual) mencakup proses berpikir (logis, kritis, rasional, kreatif) dalam pemecahan masalah, pembuatan keputusan, dsb. Sebagai prasyarat bagi terwujudnya penampilan kinerjanya. Adjustment component, yaitu unsur kemampuan penyerasian dan penyesuaian diri berdasarkan karakteristik pribadi pelaku dengan tugas penampilan kinerjanya. Attitudes component, yaitu unsur komponen sikap, nilai, kepribadian pelaku sebagai prasyarat yang fundamental bagi keseluruhan perangkat komponen kompetensi lainnya bagi terwujudnya komponen penampilan kinerja keprofesiannya. Dari keenam unsur yang membangun secara utuh suatu model perangkat kompetensi dalam suatu bidang keahlian atau keprofesian itu pada dasarnya dapat diidentifikasikan ke dalam dua gugus kompetensi, ialah; generic competencies (performance competencies) enabling competencies Gugus pertama disebut ”generic competencies” maksudnya bahwa perangkat kompetensi yang mesti ada pada suatu bidang pekerjaan profesional tertentu, karena justru dengan adanya perangkat kompetensi inilah dapat dibedakannya dari jenis dan/atau bidang pekerjaan profesional lainnya. Jadi, ”generic competencies” bagi pekerjaan guru (teaching competencies) akan berbeda dari pekerjaan konselor sekolah (counseling competencies) serta akan berlainan pula dari pekerjaan administrator atau pimpinan sekolah (managerial competencies), dan sebagainya. Rincian dan jumlah perangkat ”generic competencies” itu juga akan bervariasi secara kontekstual (untuk guru SD, misalnya, berbeda dari guru SLTP atau SMU; di USA, di Indonesia, atau negara lainnya). Namun demikian, dipastikan terdapat kesamaan dan persamaannya (common competencies). Gugus kedua disebut ”enabling competencies” karena merupakan prasyarat untuk memungkinkan dapat dilakukannya ”generic competencies”. Tanpa menunjukkan penguasaan secara memadai (proficiency) atas perangkat ”enabling competencies” itu mustahil dapat menguasai ”generic competencies”. Gugus perangkat kompetensi pertama pada dasarnya akan diperoleh dan terbina serta tumbuh kembang melalui praktek pengalaman lapangan (field training) yang terstruktur dan terawasi (supervized) secara memadai dalam jangka waktu tertentu (sekitar 1-2 tahun). Nampak jelas, untuk memperoleh pengalaman lapangan seperti itu, hanya dimungkinkan setelah ”enabling competencies” terselesaikan lebih dahulu, yang lazimnya dilakukan melalui program perkuliahan biasa. Namun patut dicatat pula bahwa beberapa perangkat komponen prasyarat tertentu (process, adjustment and attitudes) lazimnya tidak merupakan program perkuliahan atau studi tersendiri, melainkan terbentuk melalui (by product) dari program perkuliahan dan berbagai kegiatan pendukung lainnya. Pengertian, Maksud, dan Tujuan Kode Etik Proesi Hornby, dkk. (1962) mendefinisikan kode etik secara leksikal sebagai berikut: ”code as collection of laws arranged in a system; or, system of rules and principles that has been accepted by society or a class or group of people”. “ethic as system of moral principles, rules of conduct”. Dengan demikian, kode etik keprofesian (professional code of ethic) pada hakekatnya merupakan suatu sistem peraturan atau perangkat prinsip-prinsp keprilakukan yang telah diterima oleh kelompok orang-orang yang tergabung dalam himpunan organisasi keprofesian tertentu. Adanya penerimaan atas suatu kode etik itu mengandung makna selain adanya pengakuan dan pemahaman atas ketentuan dan/atau prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya, juga adanya suatu ikatan komitmen dan pernyataan kesadaran untuk mematuhinya dalam menjalankan tugas dan prilaku keprofesiannya, serta kesiapan dan kerelaan atas kemungkinan adanya konsekuensi dan sanksi seandainya terjadi kelalaian terhadapnya. Adapun maksud dan tujuan pokok diadakannya kode etik ialah untuk menjamin agar tugas-pekerjaan keprofesian itu terwujud sebagai mana mestinya dan kepentingan semua pihak terlindungi sebagaimana layaknya. Pihak penerima layanan keprofesian diharapkan dapat terjamin haknya untuk memperoleh jasa pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kewajibannya untuk memberikan imbalannya, baik yang bersifat finansial, maupun secara sosial, moral, kultural dan lainnya. Pihak pengemban tugas pelayanan keprofesian juga diharapkan terjamin martabat, wibawa dan kredibilitas pribadi dan keprofesiannya serta hak atas imbalan yang layak sesuai dengan kewajiban jasa pelayanannya. Dengan demikian, maka kode etik keprofesian itu memiliki kedudukan, peran dan fungsi yang sangat penting dan strategis dalam menopang keberadaan dan kelangsungan hidup suatu profesi di masyarakat. Bagi para pengemban tugas profesi akan menjadi pegangan dalam bertindak serta acuan dasar dalam seluk beluk keprilakuannya dalam rangka memelihara dan menjungnjung tinggi martabat dan wibawa serta kredibilitas visi, misi, fungsi bidang profesinya. Dengan demikian pula, maka kode etik itu dapat merupakan acuan normatif dan juga operasional. Bagi para pemakai jasa layanan profesional, kode etik juga dapat merupakan landasan jika dipandang perlu untuk mengajukan tuntutan kepada pihak yang berwenang dalam hal terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan dari pengemban profesi yang bersangkutan. Sedangkan bagi para pembina dan penegak kode etik khususnya dan penegak hukum pada umumnya, perangkat kode etik khususnya dan penegak hukum pada umumnya, perangkat kode etik termaksud dapat merupakan landasan bertindak sesuai dengan keperluannya, termasuk pemberlakuan sanksi keprofesian bagi pihak-pihak yang terkait. Perangkat kode etik itu pada umumnya mengandung muatan yang terdiri atas preambul dan perangkat prinsip dasarnya. Preambul lazimnya merupakan deklarasi inti yang menjiwai keseluruhan perangkat kode etik yang bersangkutan. Sedangkan unsur berikutnya lazimnya memuat prinsip-prinsip dasarnya, antara lain bertalian dengan: tanggung jawab, kewenangan (kompetensi), standar moral dan hukum, standar unjuk kerja termasuk teknik dan instrumen yang digunakan atau dilibatkannya, konfidensialitas, hubungan kerja dan sejawat (profesional), perlindungan keamanan dan kesejahteraan klien, kewajiban pengembangan diri dan kemampuan profesioanl termasuk penelitian, serta publisitas keprofesiannya kepada masyarakat. Muatannya ada yang hanya garis besar saja dan ada pula yang disertai rinciannya. Kode etik pada lazimnya disusun dan disahkan serta ditetapkan oleh organisasi asosiasi profesi yang bersangkutan, melalui suatu forum formalnya (kongres atau konferensi) yang telah diatur dalam AD/ART. Pada organisasi asosiasi profesional yang telah mapan biasanya terdapat suatu Dewan atau Majelis Kode Etik yang mempunyai tugas untuk bertindak sebagai penegaknya (law enforcement) sehingga kode etik tersebut berlaku secara efektif dengan kekuatan hukumnya. Sayang sekali, hingga dewasa ini di lingkungan organisasi asosiasi bidang kependidikan, kelengkapan seperti ini (khususnya PGRI) masih belum kita temukan. Organisasi/Asosiasi Profesi Eksistensi, Misi, Fungsi dan Peranan Organisasi Asosiasi Keprofesian Kelahiran suatu organisasi asosiasi keprofesian tidak terlepas dari perkembangan jenis bidang pekerjaan yang bersangkutan, karena organisasi termaksud pada dasarnya dan lazimnya dapat terbentuk atas prakarsa dari para pengemban bidang pekerjaan tadi. Motif dasar kelahirannya bervariasi, ada yang bersifat sosial, politik, ekonomi, kultural dan pandangan atau falsafah tentang sistem nilai. Akan tetapi, pada umumnya berlatar belakang solidaritas di antara pengemban bidang pekerjaan yang bersangkutan atas dasar dorongan dari dalam diri mereka sendiri (secara instrinsik) dan/atau karena tuntutan dari lingkungannya (secara ekstrinsik). Motif intrinsik pada umumnya bertalian erat dengan permasalahan nasib, dalam arti kesadaran atas kebutuhan untuk berkehidupan secara layak sesuai dengan bidang pekerjaan yang diembannya baik secara sosial-psikologis maupun secara ekonomis-kultural; selain itu terdapat juga kemungkinan oleh dorongan atas semangat pengabdian untuk menunaikan tugasnya sebaik dan seikhlas mungkin (perpeksionis, filantropis). Sedangkan motif ekstrinsik pada umumnya terdorong oleh tuntutan dari luar (masyarakat pengguna jasanya); adanya persaingan; serta perkembangan atau perubahan dalam dunia kerjanya seirama dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tuntutan dan tantangan internal dan eksternal tersebut pada dasarnya mustahil dapat dihadapi dan diselesaikan oleh para pengemban suatu bidang pekerjaan yang bersangkutan secara individual. Itulah sebabnya mereka membutuhkan suatu wadah organisasi yang secara teoritis dapat memiliki suatu wibawa (authority) dan kekuatan (power) untuk menentukan arah dan kebijakan dalam melakukan tindakan bersama (collevtive action) guna melindungi dan memperjuangkan kepentingan para pengemban profesi itu sendiri dan kepentingan para pengguna jasanya serta masyarakat pada umumnya. Tidaklah mengherankan, jika dalam misi organisasi asosiasi keprofesian itu juga mmepunyai persamaan dalam hal tertentu dengan organisasi kekaryaan (labour force organization) pada umumnya. Karenanya, dapat dipahami jika organisasi Federasi Guru Internasional juga menjadi anggota dari ILO (International Labour Organization). Akan tetapi, dalam hal tertentu, organisasi asosiasi profesi kependidikan memiliki misinya yang khas tersendiri. ILO cenderung sering menggunakan pendekatan yang bersifat politis dalam memperjuangkan kepentingannya. Sedangkan organisasi asosiasi keprofesian cenderung menggunakan pendekatan persaingan yang berlandaskan keunggulan komperatif kemampuan dan kualitas profesionalnya. Dalam prakteknya, kedua pendekatan tersebut memang sering dipergunakan secara elektrik, sesuai dengan keperluannya. Di berbagai negara yang dewasa ini tergolong maju, kelahiran organisasi beberapa asosiasi yang dewasa ini tergolong sudah mapan (kedokteran, kehakiman, kependetaan, dsb.) ternyata telah muncul semenjak beberapa abad yang lampau. Sementara di bidang pendidikan, khususnya jabatan guru, barulah dimulai semenjak awal abad kedua puluh ini. Di USA, misalnya, The American Federation of Teachers, baru berdiri pada tahun 1916 di tengah berkecamuknya Perang Dunia I sebagai penyatuan dari berbagai organisasi asosiasi guru dan tenaga kependidikan yang sebenarnya telah berdiri sebelumnya tetapi bersifat lokal dan/atau sektoral, seperti asosiasi guru-guru di negara bagian Chicago yang terkenal amat vokal dan berpengaruh dalam upaya pengembangan sistem pendidikan di negara tersebut (Arthur A. Elder, 1955). Demikian juga, di berbagai negara tetangga ternyata telah berdiri semenjak dekade duapuluhan dan tigapuluhan seperti Banladesh (1921), Australia (1926), Philipina (1932), Cina (1933). Sedangkan di Indonesia, PGRI, baru lahir 25 Nopember 1945 sebagai fusi dari berbagai organisasi guru yang pernah berkembang semenjak zaman penjajahan Belanda dan Jepang yang semula bersifat lokal dan parsial. Secara umum, fungsi dan peranan organisasi asosiasi keprofesian itu, sebagaimana telah disinggung terdahulu, selain melindungi kepentingan para anggota dan kemandirian dan kewibawaan kelembagaannya secara keseluruhan (dengan membina dan menegakkan kode etik), juga berupaya meningkatkan dan/atau mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat dan kesejahteraan para anggotanya. Bentuk, Corak, Struktur, Kedudukan, dan Keanggotaan Bentuk organisasi para pengemban tugas keprofesian itu ternyata cukup bervariasi dipandang dari segi derajat keeratan dan keterikatan dengan/dan antar anggotanya. Dalam bidang pendidikan, dapat ditemukan berbagai bentuk keorganisasian, antara lain: Persatuan (Union), antara lain; Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Australian Education Union, Singapore Teacher’s Union, National Union of the Teaching Profession Malaysia, Japan Teacher’s Union. Federasi (Federation), antara lain: All India Federation of Teachers Organisations, Bangladesh Teachers’ Federation, Federation of Elementary Education Teachers’ Association of Thailand. Aliansi (Alliance), antara lain: Alliance of Concered Teachers, Philipina Asosiasi (Association) yang terdapat di kebanyakan Negara. Ditinjau dari segi kategorisasi keanggotaannya juga ternyata menunjukkan corak keorganisasian yang bervariasi, seperti menurut: jenjang pendidikan di mana mereka bertugas (dasar, menengah, dan perguruan tinggi). Status penyelenggara kelembagaan pendidikan (negeri, swasta) Bidang studi/keahlian (guru bahasa Inggris, matematika, dsb.) Gender (wanita, pria) Latar belakang etnis (Cina, Tamil, Melayu, dsb.) Struktur dan kedudukan dipandang dari segi jangkauan wilayah kerjanya juga ternyata beragam dan bersifat: Lokal (kedaerahan, kewilayahan) Nasional (negara) Internasional (WCOTP, WFTU, dsb.) Dengan demikian keragaman bentuk, corak, struktur, dan kedudukan dari organisasi pendidikan itu, maka status keanggotaannya juga dengan sendirinya akan bervariasi. Organisasi keprofesian yang bersifat asosiasi atau persatuan biasanya bersifat langsung keanggotaannya dari setiap pribadi atau pengemban profesi yang bersangkutan. Sedangkan yang sifatnya federasi atau perserikatan, lazimnya keanggotaan cukup terbatas dari pucuk organisasi yang berserikat saja. Program Operasional dan AD/ART/Konvensi Untuk mewujudkan misi, fungsi dan peranannya, sebagaimana dikemukakan dalam paragraf terdahulu, organisasi keprofesian lazimnya memiliki suatu program operasional tertentu yang disusun dan diperatnggungjawabkan atas pelaksanaannya kepada anggotanya melalui forum resmi seperti yang diatur dalam AD/ART/Konvensi yang bersangkutan. Selaras dengan kandungan misi, fungsi dan peranan, secara garis besar program organisasi tersebut mencakup hal-hal yang bertalian dengan: Upaya-upaya yang menunjang terjaminnya pelaksanaan hak dan kewajiban para anggotanya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Termasuk di dalamnya mengenai jaminan-jaminan hukum, hidup, keluarga, sosial, hari tua dan kesejahteraan yang layak, sehingga dapat menunaikan kewajibannya dengan rasa aman, penuh kegairahan dan keikhlasan kerja yang optimal. Upaya-upaya yang memajukan dan mengembangkan kemampuan profesional dan karier para anggotanya, melalui berbagai kegiatan ilmiah dan profesional, seperti: seminar, simposium, penerbitan dan clearing house, penataran dan lokakarya, dsb. Upaya-upaya yang menunjang bagi terlaksananya hal dan kewajiban pengguna jasa pelayanan profesional, baik keamanan maupun kualitasnya, sebagaimana diatur dalam kode etiknya. Upaya-upaya yang bertalian dengan pengembangan dan pembangunan yang relevan dengan bidang keprofesiannya. Bagi organisasi profesi kependidikan, antara lain: Turut serta dalam proses pembuatan undang-undang kependidikan, seperti pembuatan undang-undang dengan peraturan pelaksanaannya. Turut serta dalam pengembangan kurikulum dan sistem pendidikan. Turut serta dalam penentuan standar pendidikan dan latihan prajabatan dan dalam jabatan profesi keguruan. dan sebagainya. Hal-hal yang bertalian dengan segala seluk beluk keorganisasian termasuk visi, misi, fungsi dan peranan, serta tugas wewenang dan tanggung jawabnya, termasuk penyelenggaraan dan program kerjanya, seperti pokokpokoknya tersebut di atas; lazimnya diatur dalam AD/ART atau konvensi dari organisasi keprofesian yang bersangkutan. Bagi profesi keguruan, telaah dokumen-dokumen yang relevan, antara lain AD/ART PGRI, IPTBI, dan sebagainya. Pengakuan Dan Penghargaan Profesi Guru Profesi dalam dirinya mengandung pengertian mengenai adanya penyerahan dan pengabdian penuh pada statu jenis pekerjaan yang mengimplikasikan tanggung jawab pada diri sendiri, masyarakat dan profesi. Seorang profesional bukan hanya bekerja, melainkan ia tahu mengapa dan untuk apa ia bekerja serta tanggung jawab apa yang melekat dalam pekerjaanya. Pengakuan (Recognition) Secara sosiologis, kehadiran suatu profesi itu pada dasarnya merupakan suatu fenomena sosial atau kemasyarakatan. Hal itu berarti bahwa keberadaan suatu profesi di masyarkat bukan diakui dan diyakini oleh para pengemban profesinya itu semata, justru diakui dan dirasakan manfaat dan kepentingannya oleh masyarakat yang bersangkutan. Sebagaimana dikemukakan oleh Langford (1978:19) berikut. The members of a profession not only see themselves as members of a profession but are also seen as a profession by the rest of the community; and recognition as a profession is desired by its members. They think that they have something of value to offers to be community; and in recognizing them as a profession the community is agreeing that this is so. Untuk berkembangnya peran dan fungsi suatu profesi guru membutuhkan pengakuan dari bidang-bidang profesi lain yang telah berada di masyarakat, terutama yang wilayah bidang garapan pelayanannya sangat mirip dan bertautan. Karena itu, para pengemban suatu profesi seyogianya sangat memahami dan menyadari batas dan keunikan bidang profesinya serta menghindari sikap arogansi (an antidote for arrogance). Pengakuan dan penghormatan antar bidang profesi akan tercipta dan terjamin, jika masing-masing pengemban berbagai bidang profesi mematuhi kode etiknya. Dalam banyak hal, prinsip dasar saling menghormati antar bidang profesi itu justeru akan merupakan landasan bagi terwujudnya kerjasama secara kesejawatan dalam menghadapi dan memecahkan berbagai permasalahan di masyarakat yang membutuhkan pendekatan secara interdisipliner yang inklusif interprofesi, sebagaimana halnya dijumpai mengenai permasalahan kependidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan sebagainya. (Blocher, 1987). Untuk terjaminnya kehadiran, perkembangan dan kemantapan peran dan fungsi suatu profesi itu juga membutuhkan adanya pengakuan dan perlindungan hukum dari pemerintah yang bersangkutan. Dalam berbagai hal terkadang sulit terhindari terjadinya permasalahan keprilakuan atau kepribadian dan kinerja praktek pelayanan profesi yang dipandang menyimpang atau melanggar ketentuan-ketentuan kode etik atau norma humum yang berlaku di masyarakat, yang berakibat banyak pihak pengguna jasa layanan profesi tertentu yang merasa dirugikan. Karenanya, tidak jarang terjadinya pengaduan secara hukum terhadap para pengemban profesi tersebut. Untuk melindungi kepentingan semua pihak, dengan demikian, sangat logis adanya pengakuan resmi pemerintah atas suatu profesi (jurisdiction). Status profesi di bidang kependidikan, khususnya yang termasuk kategori sebagai guru atau pengajar hingga saat sekarang ini baik secara nasional (di Indonesia) maupun secara internasional (di manapun di seluruh dunia), pada dasarnya baru memperoleh pengakuan (recognition) sebagai jenis kategori profesi bayaran yang diangkat oleh pemerintah atau lembaga/organisasi yang memerlukannya. Dengan demikian, profesi keguruan masih belum memperoleh pengakuan sebagai suatu profesi yang bersifat mandiri (seperti notaris, dokter, psikolog, dsb). secara internasional, pengakuan termaksud telah dirumuskan dan dinyatakan secara resmi dalam suatu deklarasi resmi Konferensi Internasional antar Pemerintah yang diselenggarakan oleh UNESCO (PBB) bersama ILO tertanggal 21 September sampai 5 Oktober 1966 di Paris. Namun demikian, sesungguhnya secara defakto juga peluang kearah itu sudah terbuka dengan mulai maraknya permintaan pelayanan privat-les dalam berbagai bidang atau matapelajaran tertentu. Hal ini merupakan embrio bagi pengembangan jenis pelayanan pengajaran individual secara profesional. Penghargaan dan Imbalan Secara sosiologis pula, adanya pengakuan (recognition) terhadap suatu profesi itu pada dasarnya secara implisit mengimplikasikan adanya penghargaan, meskipun tidak selalu berarti financial (uang) melainkan dapat juga bahkan terutama mengandung makna status sosial. Tidak mengherankan karenanya, banyak dari warga masyarakat, terutama golongan menengah, yang memandang bahwa menjadi seorang perofesional itu merupakan dambaan yang menjanjikan. Wujud dan derajat besarnya imbalan sebagai manifestasi dari penghargaan tersebut ternyata bervariasi, tergantung kepada derajat kepuasan yang dirasakan oleh para pengguna jasa pelayanan yang bersangkutan. Wujudnya mungkin ada yang hanya berupa sebuah piagam atau pernyataan terima kasih saja, namun ada juga yang berupa bayaran finansial atau bentuk lainnya. Dalam hal ini jenis bidang pekerjaan kedinasan yang diselenggarakan oleh pemerintah (negara), imbalan pokoknya lazimnya berupa gaji (salaries) di samping imbalan keprofesian (yang lazim disebut sebgai tunjangan keahlian atau tunjangan jabatan fungsional) yang besarnya sesuai dengan status dan peringkat jabatannya. Sedangkan dalam hal jenis bidang pekerjaannya merupakan sesuatu yang bersifat mandiri (independent) seperti notaris, akuntan, pengacara, dokter, dsb. lazimnya ketentuan besarnya imbalan termaksud diatur oleh organisasi asosiasi profesi yang bersangkutan dan/atau berdasarkan suatu perjanjian/kontrak yang disepakati oleh pihakpihak yang berkepentingan. Tenaga profesional yang diangkat oleh pemerintah pada dasarnya mengenal batas waktu pension (akhir masa baktinya), sedangkan sebagai penyandang profesi mandiri pada dasarnya terbatas sampai semampunya bertugas saja. Jadi meskipun telah menjalani pensiun sebagai PNS, seorang pengemban profesi dapat terus menjalani pensiun sebagai PNS, seorang pengemban profesional dapat terus menjalankan fungsinya sebagai pelayan masyarakat sepanjang memerlukannya. Penghargaan dan imbalan yang diperoleh tenaga guru sudah barang tentu sesuai dan seirama dengan pengakuan terhadap statusnya. Sebagai tenaga yang diangkat (PNS atau lainnya) mereka memeproleh imbalan gaji seperti pegawai pada umumnya serta tunjangan jabatan fungsionalnya. Akan tetapi pada umumnya imbalan penghargaan termaksud hanya diperoleh selama dinas (setelah pensiun tidak berpraktek seperti profesi lainnya). Di negaranegara maju, meskipun status tenaga profesi kependidikan itu sebagi tenaga bayaran yang diangkat (belum mandiri), masih banyak jenis imbalan lain yang menunjang kesejahteraan dn pengembangan diri dan kemampuan profesionalnya, seperti kesempatan belajar atau bekerja di negara lain (sabatical live) dengan hak imbalan gaji penuh, dsb. Berdasarkan Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 pada Bagian Kedua tentang Hak dan Kewajiban, Pasal 14 disebutkan bahwa: Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak: memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial; mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja; memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual; memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi; memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan; memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik seuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan; memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas; memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi; memiliki kesmepatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan; memperoleh kesmepatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi, dan/atau memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya. Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a, meliputi: gaji pokok; tunjangan yang melekat pada gaji; penghasilan lain berupa: tunjangan fungsional tunjangan khusus maslahat tambahan BAB V STRATEGI PENGEMBANGAN PROFESIONALISASI GURU Pengembangan profesionalisasi guru dilakukan berdasarkan kebutuhan institusi, kelompok guru, maupun individu guru sendiri. Menurut Danim (Sukaningtyas, 2005:48) dari perspektif institusi, pengembangan guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kualitas staf dalam memecahkan masalah-masalah keorganisasian. Selanjutnya dikatakan juga bahwa pengembangan guru berdasarkan kebutuhan institusi adalah penting, namun hal yang lebih penting adalah berdasar kebutuhan individu guru untuk menjalani proses profesionalisasi. Karena substansi kajian dan konteks pembelajaran selalu berkembang dan berubah menurut dimensi ruang dan waktu, guru dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya. Profesi keguruan mempunyai tugas utama melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Sejalan dengan itu, jelas kiranya bahwa profesionalisasi dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini, maka profesionalisasi guru (pendidik) merupakan suatu keharusan, terlebih lagi apabila kita melihat kondisi objektif saat ini berkaitan dengan berbagai hal yang ditemui dalam melaksanakan pendidikan, yaitu: (1) perkembangan IPTEK, (2) persaingan global bagi lulusan pendidikan, (3) otonomi daerah, dan (4) implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Perkembangan IPTEK yang cepat, menuntut setiap guru dihadapkan pada penguasaan hal-hal baru berkaitan dengan materi pembelajaran atau pendukung pelaksanaan pembelajaran seperti penggunaan internet untuk pembelajaran, program multimedia, dan lain sebagainya. Diberlakukannya pasar bebas melalui NAFTA mengindikasikan bahwa setiap lulusan pendidikan di Indonesia akan dipersaingkan dengan lulusan dari sekolah-sekolah yang berada di Asia. Kondisi ini semakin memaksa guru untuk segera dan dengan cepat memiliki kualifikasi dan meningkatkannya untuk nantinya bisa menghasilkan lulusan yang kompeten. Kebijakan otonomi daerah telah memberikan perubahan yang mendasar terhadap berbagai sektor pemerintahan, termasuk dalam pendidikan. Pengelolaan pendidikan secara terdesentralisasi akan semakin mendekatkan pendidikan kepada stakeholders pendidikan di daerah dan karena itu maka guru semakin dituntut untuk menjabarkan keinginan dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan melalui kompetensi yang dimilikinya. Pencanangan implementasi KTSP menunjukkan bahwa kualifikasi profesionalisme harus benar-benar dimiliki oleh setiap guru apabila menginginkan lulusan yang memiliki kompetensi sebagaimana diharapkan. Lebih khusus lagi, Sanusi et.al (1991:24) mengajukan enam asumsi yang melandasi perlunya profesionalisasi dalam pendidikan, yakni sebagai berikut: Subjek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan, emosi, dan perasaan, yang dapat dikembangkan segala potensinya: sementara itu pendidikan dilandasi nilai-nilai kemanusiaan yang menghargai martabat manusia. Pendidikan dilakukan secara intensional, yakni secara sadar dan bertujuan, maka pendidikan menjadi normatif yang diikat oleh norma-norma dan nilai-nilai yang baik secara universal, nasional, maupun lokal, yang merupakan acuan para pendidik, peserta didik, dan pengelola pendidikan. Teori-teori pendidikan merupakan kerangka hipotesis dalam menjawab permasalahan pendidikan. Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia, yakni manusia mempunyai potensi yang baik untuk berkembang. Oleh sebab itu, pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi unggul tersebut. Inti pendidikan terjadi dalam prosesnya, yakni situasi di mana terjadi dialog antara peserta didik dengan pendidik, yang memungkinkan peserta didik tumbuh ke arah yang dikehendaki oleh pendidik dan selaras dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi masyarakat. Sering terjadinya dilema antara tujuan utama pendidikan, yakni menjadikan manusia sebagai manusia yang baik, dengan misi instrumental yakni merupakan alat untuk perubahan atau mencapai sesuatu. Syaefudin dan Kurniatun (Sukaningtyas, 2005:57) memberikan beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pengembangan untuk tenaga kependidikan, yaitu: Dilakukan untuk semua jenis tenaga kependidikan (baik untuk tenaga struktural, fungsional, maupun teknis) Berorientasi pada perubahan tingkah laku dalam rangka peningkatan kemampuan profesional dan untuk teknis pelaksanaan tugas harian sesuai posisi masing-masing. Dilaksanakan untuk mendorong meningkatnya kontribusi setiap individu terhadap organisasi pendidikan Dirintis dan diarahkan untuk mendidik dan melatih seseorang sebelum maupun sesudah menduduki jabatan/posisi Dirancang untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan dalam jabatan, pengembangan profesi, pemecahan masalah, kegiatan-kegiatan remedial, pemeliharaan motivasi kerja, dan ketahanan organisasi pendidikan. Pengembangan yang menyangkut jenjang karier sebaiknya disesuaikan dengan kategori masing-masing jenis tenaga kependidikan itu sendiri. Model Pengembangan Guru Banyak cara yang dilakukan oleh guru untuk menyesuaikan dengan perubahan, baik itu secara perorangan, kelompok, atau dalam satu sistem yang diatur oleh lembaga. Mulyasa (2003:43) menyebutkan bahwa pengembangan guru dapat dilakukan dengan cara on the job training dan in service training. Sementara Castetter menyampaikan lima model pengembangan untuk guru seperti pada tabel berikut: Tabel 1 Model Pengembangan Guru Model Pengembangan Guru Keterangan Individual Guided Staff Development (Pengembangan Guru yang Dipadu secara Individual) Para guru dapat menilai kebutuhan belajar mereka dan mampu belajar aktif serta mengarahkan diri sendiri. Para guru harus dimotivasi saat menyeleksi tujuan belajar berdasar penilaian personil dari kebutuhan mereka. Observation/Assessment (Observasi atau Penilaian) Observasi dan penilaian dari instruksi menyediakan guru dengan data yang dapat direfleksikan dan dianalisis untuk tujuan peningkatan belajar siswa. Refleksi oleh guru pada prakteknya dapat ditingkatkan oleh observasi lainnya. Involvement in a development/ Improvement Process (keterlibatan dalam Suatu Proses Pengembangan/Peningkatan) Pembelajaran orang dewasa lebih efektif ketika mereka perlu untuk mengetahui atau perlu memecahkan suatu masalah. Guru perlu untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui keterlibatan pada proses peningkatan sekolah atau pengembangan kurikulum. Training (Pelatihan) Ada teknik-teknik dan perilaku-perilaku yang pantas untuk ditiru guru dalam kelas. Guru-guru dapat merubah perilaku mereka dan belajar meniru perilaku dalam kelas mereka. Inquiry (Pemeriksaan) Pengembangan profesional adalah studi kerjasama oleh para guru sendiri untuk permasalahan dan isu yang timbul dari usaha untuk membuat praktek mereka konsisten dengan nilai-nilai bidang pendidikan. Dari kelima model pengembangan guru di atas, model ”training” merupakan model pengembangan yang banyak dilakukan oleh lembaga pendidikan swasta. Pada lembaga pendidikan, cara yang populer untuk pengembangan kemampuan profesional guru adalah dengan melakukan penataran (in service training) baik dalam rangka penyegaran (refreshing) maupun peningkatan kemampuan (up-grading). Cara lain baik dilakukan sendiri-sendiri (informal) atau bersama-sama, seperti: on the job training, workshop, seminar, diskusi panel, rapat-rapat, simposium, konferensi, dan sebagainya. Inovasi dalam pendidikan juga berdampak pada pengembangan guru. Beberapa model pengembangan guru sengaja dirancang untuk menghadapi pembaharuan pendidikan. Candall mengemukakan model-model efektif pengembangan kemampuan profesional guru, yaitu: model mentoring, model ilmu terapan atau model ”dari teori ke praktek”, dan model inquiry atau model reflektif. Model mentoring adalah model dimana berpengalaman merilis pengetahuannya atau melakukan aktivitas mentor pada guru yang kurang berpengalaman. Model ilmu terapan berupa perpaduan antara hasil-hasil riset yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan praktis. Model inquiry yaitu pendekatan yang berbasis pada guru-guru, para guru harus aktif menjadi peneliti, seperti membaca, bertukar pendapat, melakukan observasi, melakukan analisis kritis, dan merefleksikan pengalaman praktis mereka sekaligus meningkatkannya. Sedangkan menurut Soetjipto dan Kosasi (2004:54), pengembangan sikap profesional ini dapat dilakukan selama dalam pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas (dalam jabatan). Pengembangan profesional selama pendidikan prajabatan. Dalam pendidikan prajabatan, calon guru didik dalam berbagai pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diperlukan dalam pekerjaannya nanti. Karena tugasnya yang bersifat unik, guru selalu jadi panutan bagi siswanya, dan bahkan bagi masyarakat sekelilingnya. Oleh sebab itu, bagaimana guru bersikap terhadap pekerjaan dan jabatannya selalu menjadi perhatian siswa dan masyarakat. Pembentukan sikap yang baik tidak mungkin muncul begitu saja, tetapi harus dibina sejak calon guru memulai pendidikannya di lembaga pendidikan guru. Berbagai usaha dan latihan, contoh-contoh dan aplikasi penerapan ilmu, keterampilan dan bahkan sikap profesional dirancang dan dilaksanakan selama calon guru berada dalam pendidikan prajabatan. Sering juga pembentukan sikap tertentu terjadi sebagai hasil sampingan (by product) dari pengetahuan yang diperoleh calon guru. Sikap teliti dan disiplin, misalnya dapat terbentuk sebagai hasil sampingan dari hasil belajar matematika yang benar, karena belajar matematika selalu menuntut ketelitian dan kedisiplinan penggunaan aturan dan prosedur yang telah ditentukan. Sementara itu tentu saja pembentukan sikap dapat diberikan dengan memberikan pengetahuan, pemahaman, dan penghayatan khusus yang direncanakan, sebagaimana halnya mempelajari Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) yang diberikan kepada seluruh siswa sejak dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pengembangan profesional selama dalam jabatan Pengembangan sikap profesional tidak terhenti apabila calon guru selesai mendapatkan pendidikan prajabatan. Banyak usaha yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan sikap profesional keguruan dalam masa pengabdiannya sebagai guru. Seperti telah disebut, peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal melalui kegiatan mengikuti penataran, lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah lainnya, ataupun secara informal melalui media massa televisi, radio, koran, dan majalah maupun publikasi lainnya. Kegiatan ini selain dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, sekaligus dapat juga meningkatkan sikap profesional keguruan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional (2005) menyebutkan beberapa alternatif Program Pengembangan Profesionalisme Guru, sebagai berikut: Program Peningkatan Kualifikasi Pendidikan Guru Sesuai dengan peraturan yang berlaku bahwa kualifikasi pendidikan guru adalah minimal S1 dari program keguruan, maka masih ada guru-guru yang belum memenuhi ketentuan tersebut. Oleh karenanya program ini diperuntukkan bagi guru yang belum memiliki kualifikasi pendidikan minimal S1 untuk mengikuti pendidikan S1 atau S2 pendidikan keguruan. Program ini berupa program kelanjutan studi dalam bentuk tugas belajar. Program Penyetaraan dan Sertifikasi Program ini diperuntukkan bagi guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya atau bukan berasal dari program pendidikan keguruan. Keadaan ini terjadi karena sekolah mengalami keterbatasan atau kelebihan guru mata pelajaran tertentu. Sering terjadi kualifikasi pendidikan mereka lebih tinggi dari kualifikasi yang dituntut namun tidak sesuai, misalnya berijazah S1 tetapi bukan kependidikan. Mereka bisa mengikuti program penyetaraan atau sertifikasi. Program Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru yang memenuhi kualifikasi pendidikan saja belum cukup, diperlukan pelatihan guna meningkatkan profesionalismenya. Program pelatihan yang diusulkan adalah pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan guru, yaitu mengacu kepada tuntutan kompetensi. Selama ini pelaksanaan pelatihan bersifat parsial dan pengembangan materi seringkali tumpang tindih, menghabiskan banyak waktu tenaga dan biaya dan kurang efisien. Tidak jarang dalam satu tahun seorang guru mengikuti tiga jenis pelatihan sehingga mengganggu kegiatan PBM, sebaliknya tidak sedikit guru yang pernah mengikuti pelatihan sekalipun dalam satu tahun. Oleh karenanya pelatihan yang diusulkan adalah Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi (PTBK) yaitu pelatihan yang mengacu pada kompetensi yang akan dicapai dan diperlukan oleh peserta didik, sehingga isi/materi pelatihan yang akan dilatihkan merupakan gabungan/integrasi bidang-bidang ilmu sumber bahan pelatihan yang secara utuh diperlukan untuk mencapai kompetensi (Depdiknas, 2002:4). Kompetensi yang diharapkan oleh guru mencakup: Memiliki pemahaman landasan dan wawasan pendidikan, terutama yang terkait dengan bidang tugasnya. Menguasai materi pelajaran, minimal sesuai dengan cakupan materi yang tercantum dalam profil kompetensi. Menguasai pengelolaan pembelajaran sesuai karakteristik materi pelajaran. Menguasai evaluasi hasil belajar dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Memiliki wawasan profesi serta kepribadian sebagai guru. Program Supervisi Pendidikan Dalam praktek pembelajaran di kelas masih sering ditemui guru-guru yang ditingkatkan profesionalismenya dalam proses belajar mengajarnya. Sering ada persepsi yang salah atau kurang tepat di mana tugas supervisor sering dimaknai sebagi tugas untuk mencari kesalahan atau untuk mengadili guru, padahal tujuannya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Ciri utama supervisi adalah perubahan dalam ke arah yang lebih baik, positif proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Dilingkungan sekolah, supervisi mempunyai peranan cukup strategis dalam meningkatkan prestasi kerja guru, yang pada gilirannya akan meningkatkan prestasi sekolah. Dengan demikian kualitas peranan supervisi di lingkungan sekolah akan dapat meningkatkan profesionalisme guru yang selanjutnya dapat berdampak positif terhadap prestasi sekolah. Program Pemberdayaan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) MGMP adalah suatu forum atau wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran sejenis di sanggar maupun di masing-masing sekolah yang terdiri dari dua unsur yaitu musyawarah dan guru mata pelajaran. Guru mata pelajaran adalah guru SMP dan SMA Negeri atau Swasta yang mengasuh dan bertanggung jawab dalam mengelola mata pelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum. Guru bertugas mengimplementasikan kurikulum di kelas. Dalam hal ini dituntut kerjasama yang optimal di antara para guru. Dengan MGMP diharapkan akan meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran yang bermutu sesuai kebutuhan peserta didik. Wadah profesi ini sangat diperlukan dalam memberikan kontribusi pada peningkatan keprofesionalan para anggotanya. Simposium Guru Selain MGMP ada forum lain yang dapat digunakan sebagai wadah untuk saling berbagi pengalaman dalam pemecahan masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran yaitu simposium. Melalui forum simposium guru ini diharapkan para guru menyebarluaskan upaya-upaya kreatif dalam pemecahan masalah. Forum ini selain sebagai media untuk sharing pengalaman juga berfungsi untuk kompetisi antar guru, dengan menampilkan guru-guru yang berprestasi dalam berbagai bidang, misalnya dalam penggunaan metode pembelajaran, hasil penelitian tindakan kelas atau penulisan karya ilmiah. Program pelatihan tradisional lainnya Berbagai program pelatihan sampai saat ini banyak dilakukan. Bentukbentuk pelatihan ini sudah lama ada dan diakui cukup bernilai. Walaupun disadari bahwa seringkali berbagai bentuk kursus/pelatihan tradisional ini seringkali tidak dapat memenuhi kebutuhan praktis dari pekerjaan guru. Oleh karena itu, suatu kombinasi antara materi akademis dengan pengalaman lapangan akan sangat efektif untuk pengembangan kursus/pelatihan tradisional ini. Pelatihan ini pada umumnya mengacu pada satu aspek khusus yang sifatnya aktual dan penting untuk diketahui oleh para guru, misalnya: CTL, KTSP, Penelitian Tindakan Kelas, Penulisan Karya Ilmiah, dan sebagainya. Membaca dan menulis jurnal atau karya ilmiah Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara berkesinambungan diproduksi oleh individual pengarang, lembaga pendidikan maupun lembaga-lembaga lain. Jurnal atau bentuk karya ilmiah lainnya tersebut tersebar dan dapat ditemui diberbagai pusat sumber belajar (perpustakaan, internet, dan sebagainya). Walaupun artikel dalam jurnal cenderung singkat, tetapi dapat mengarahkan pembacanya kepada konsep-konsep baru dan pandangan untuk menuju kepada perencanaan dan penelitian baru. Ia juga memiliki kolom berita yang berkaitan dengan pertemuan, pameran, seminar, program pendidikan, dan sebagainya yang mungkin menarik bagi guru. Dengan membaca dan memahami isi jurnal atau makalah ilmiah lainnya dalam bidang pendidikan guru dapat mengembangkan profesionalismenya. Selanjutnya dengan meningkatnya pengetahuan seiring dengan bertambahnya pengalaman, guru diharapkan dapat membangun konsep baru, keterampilan khusus dan alat/media belajar yang dapat memberikan kontribusi dalam melaksanakan tugasnya. Berpartisipasi dalam Pertemuan Ilmiah Kegiatan ini dapat dilakukan oleh masing-masing guru secara mandiri. Yang diperlukan adalah bagaimana memotivasi dirinya sendiri untuk berpartisipasi dalam berbagai pertemuan ilmiah. Konferensi atau pertemuan ilmiah memberikan makna penting untuk menjaga kemutakhiran hal-hal yang berkaitan dengan profesi guru. Tujuan utama kebanyakan konferensi atau pertemuan ilmiah adalah menyajikan berbagai informasi dan inovasi terbaru di dalam suatu bidang tertentu. Partisipasi guru minimal pada kegiatan konferensi atau pertemuan ilmiah setiap tahun akan memberikan kontribusi yang berharga dalam membangun profesionalisme guru dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Penyampaian makalah utama, kegiatan diskusi kelompok kecil, pameran ilmiah, pertemuan informal untuk bertukar pikiran atau ide-ide baru, dan sebagainya saling berintegrasi untuk memberikan kesempatan pada guru untuk tumbuh sebagai seorang profesional. Melakukan penelitian (khususnya Penelitian Tindakan Kelas) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan studi sistematik yang dilakukan guru melalui kerjasama atau tidak dengan ahli pendidikan dalam rangka merefleksikan dan sekaligus meningkatkan praktik pembelajaran secara terus menerus juga merupakan startegi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme guru. Berbagai kajian yang bersifat reflektif oleh guru yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya, dan memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran berlangsung akan bermanfaat sebagai inovasi pendidikan. Magang Magang ini dilakukan bagi para guru pemula. Bentuk pelatihan pre-service atau in-service bagi guru junior untuk secara gradual menjadi guru profesional melalui proses magang di kelas tertentu dengan bimbingan guru bidang studi tertentu. Berbeda dengan pendekatan pelatihan yang konvensional, fokus pelatihan magang ini adalah kombinasi antara materi akademis dengan suatu pengalaman lapangan di bawah supervisi guru yang senior dan berpengalaman (guru yang lebih profesional). Mengikuti berita aktual dari media pemberitaan Pemilihan yang hati-hati program radio dan televisi, dan sering membaca surat kabar juga akan meningkatkan pengetahuan guru mengenai pengembangan mutakhir dari proses pendidikan. Berbagai bentuk media tersebut seringkali memuat artikel-artikel maupun program-program yang berkaitan dengan berbagai isu atau penemuan terkini mengenai pendidikan yang disampaikan dan dibahaas secara mendalam oleh para ahli pendidikan. Oleh karena itu, penggunaan media pemberitaan secara selektif yang terkait dengan bidang yang ditekuni guru akan dapat membantu proses peningkatan profesionalisme guru. Berpartisipasi dan Aktif dalam Organisasi Profesi Ikut serta menjadi anggota organisasi/komunitas profesional juga akan meningkatkan profesionalisme seorang guru. Organisasi/komunitas profesional biasanya akan melayani anggotanya untuk selalu mengembangkan dan memelihara profesionalismenya dengan membangun hubungan yang errat dengan masyarakat (swasta, industri, dan sebagainya). Dalam hal ini yang terpenting adalah guru harus pandai memilih suatu bentuk organisasi profesional yang dapat memberi manfaat utuh bagi dirinya melalui bentuk investasi waktu dan tenaga. Menggalang Kerjasama dengan Teman Sejawat Kerjasama dengan teman seprofesi sangat menguntungkan bagi pengembangan profesionalisme guru. Banyak hal dapat dipecahkan dan dilakukan berkat kerjasama, seperti: penelitian tindakan kelas, berpartisipasi dalam kegiatan ilmiah, dan kegiatan-kegiatan profesional lainnya. Pertemuan secara formal maupun informal untuk mendiskusikan berbagai isu atau permasalahan pendidikan termasuk kerjasama dalam berbagai kegiatan lain (misalnya merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi programprogram sekolah) dengan kepala sekolah, orang tua peserta didik (komite sekolah), guru dan staf lain yang profesional dapat membantu guru dalam memutakhirkan pengetahuannya. Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan tersebut dapat menjaga keaktifan pikiran dan membuka wawasan yang memungkinkan guru untuk terus mendapatkannya. Semakin guru terlibat dalam perolehan informasi, maka guru semakin merasa akuntabel, dan semakin guru merasakan akuntabel maka ia semakin termotivasi untuk mengembangkan dirinya. Disamping itu mengunjungi profesional lainnya di luar sekolah merupakan metode yang sangat berharga untuk memeproleh informasi terkini dalam rangka proses pengembangan profesional guru. BAB VI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN Betapa bagusnyapun rumusan visi dan misi, serta lengkapnyapun rumusan kandungan isi dengan pengelaborasiannya yang rinci dari suatu program pendidikan (dalam arti penyiapan dan pengembangan) keprofesian keguruan, pada akhir dan ujungnya akan tergantung kepada bagaimana kinerja cara mengimplementasikannya dalam proses dan situasi pendidikannya yang aktual. Hal tersebut mengimplikasikan bahwa implementasi suatu program pengembangan profesi dan perilaku guru itu bukanlah merupakan sesuatu hal yang mudah, melainkan memerlukan penanganan yang khusus dan sungguhsungguh. Pengembangan profesi keguruan bukan saja hanya memerlukan dukungan program pengembangan yang bersifat luwes yang dapat memberikan peluang setiap pengemban profesi guru itu menempuhnya secara luwes melalui prosedur yang bersifat multi-entry dan/atau lintas jalur jenis kategori bidang keahlian, juga paket-paket programnya seyogianya dikembangkan secara luwes pula sehingga memberikan peluang kemudahan prosedural dan juga memberikan dorongan yang menggairahkan kepada guru untuk melakukan upaya pengembangan keprofesiannya secara berkelanjutan dengan cara yang bervariasi. Abin S. Makmum (1996) menguraikan tugas, peranan, dan tanggung jawab LPTK, pengguna jasa guru, organisasi asosiasi profesi guru, serta guru dalam upaya mengembangkan profesi guru sebagai berikut: Tugas, Peranan, dan Tanggung Jawab LPTK dan Lembaga Lain yang Relevan LPTK merupakan akronim dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan sebagai generik dari semua lembaga atau satuan pendidikan yang bidang garapan kegiatannya bertalian dengan upaya pengadaan atau penyiapan dan/atau pengembangan tenaga kependidikan. Penggunaannya secara resmi di lingkungan Depdiknas, khususnya Ditjen Dikti, dimulai dengan terbitnya dokumen PPSPTK (1978). Sedangkan dokumen formal lebih lanjut (PP No. 38 tahun 1992) untuk maksud yang serupa menggunakan ungkapan Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan, tanpa akronim. Yang terakhir itu dipandang serupa dengan terdahulu berdasarkan asumsi bahwa perkataan GURU dalam versi UNESCO/ILO mencakup semua personel yang terlibat dalam tugas pekerjaan kependidikan (Dokumen resmi Internasional Hasil Konferensi Antar Pemerintah, termasuk Indonesia terwakili di dalamnya, yang diselenggarakan oleh UNESCO/ILO tanggal 21 September s.d. 5 oktober 1966 di Paris). Bentuk kelembagaan dari LPTK memang cukup bervariasi sesuai dengan diversifikasi (jenis kategori bidang keahlian/pekerjaan) dan stratifikasi (tingkat dan/atau jenjang kualifikasi keahlian/kemampuan) tenaga guru yang harus disiapkan atau dibina dan dikembangkan baik persekolahan maupun lembaga lain. Selain bentuk kelembagaan LPTK yang bersifat persekolahan (IKIP yang sekarang berubah menjadi universitas dengan wider mandate-nya, STKIP, dan FKIP), sesungguhnya masih terdapat berbagai format lainnya yang titik berat garapannya pada segi pengembangan (keprofesian) guru. Di antaranya, terdapat BPG – Balai Pendidikan Guru (sekarang berganti fungsi menjadi LPMP) yang selanjutnya diasosiasikan dengan gagasan PPPG-Pusat Pengembangan Pendidikan Guru (sekarang berganti fungsi menjadi P4TK) dengan bidang garapannya yang secara spesifik difokuskan kepada pengembangan kemampuan guru-guru bidang studi, sebagai program sertifikasi. Berdasarkan asumsi bahwa proses penyiapan (pre-service) dan pengembangan (in-service) tenaga guru dengan segala kategorinya seyogianya digariskan sebagi suatu kesatuan yang integral. Seperti direkomendasikan oleh Konferensi Pendidikan Internasonal yang diselenggarakan di Jenewa mulai 27 Agustus s.d. 4 Sepetember 1974 oleh UNESCO (Goble, 1977:206). Pendidikan lanjutan hendaknya merupakan bagian integral dari proses pendidikan guru sehingga perlu ditata secara teratur bagi semua kategori tenaga kependidikan. Prosedur hendaknya seluwes mungkin dan dapat disesuaikan terhadap kebutuhan guru individual maupun terhadap ciri-ciri khas setiap daerah, dengan memperhitungkan perkembangan kekhususan yang berbeda dan perluasan perkembangan ilmu pengetahuan. Secara konseptual, kedua tahapan proses pendidikan guru tersebut pada dasarnya tidak terlepas dari tugas dan tanggung jawab LPTK. Dengan demikian, LPTK itu seyogianya mampu menjalankan peranannya baik dalam pelaksanaan fungsi pendidikan prajabatan maupun fungsi pendidikan dalam jabatan. Sebagaimana halnya direkomendasikan pula oleh UNESCO (Goble, 1977:206). Fungsi lembaga pendidikan guru hendaknya tidak saja diperluas untuk memberikan pendidikan prajabatan kepada para guru, melainkan juga memberikan banyak sumbangan bagi pendidikan lanjutan mereka; dengan demikian, lembaga-lembaga tersebut hendaknya memberikan pendidikan prajabatan dan pendidikan lanjutan. Di Indonesia, sesungguhnya gagasan UNESCO itu telah dicoba untuk diimplementasikan dalam rangka pengembangan pola pembaharuan sistem pendidikan tenaga kependidikan. Pengadaan (penyiapan) tenaga kependidikan yang termasuk kategori tenaga guru TK, SD, SL, dan juga sebagian PLS pada dasarnya merupakan tugas dan tanggungjawab LPTK. Terdapat kemungkinan juga pendidikan prajabatan saat itu dikonsepsikan dapat ditempuh melalui pendidikan dalam jabatan, dengan asumsi bahwa hingga saat itu masih terdapat sejumlah guru yang telah bertugas. Sedangkan aturan lain menunjukkan bahwa pada dasarnya semua jenis kategori tenaga kependidikan dari semua jenang dan/atau tingkat kelembagaan satuan dan program pendidikan dapat menempuh program pendidikan lanjutan baik di LPMP maupun di LPTK. Dengan catatan bahwa kepada jenis dan jenjang satuan pendidikan TK itu termasuk Raudhatul Atfhal, kepada SD itu mencakup Pondok Pesantren dan kepada PT mencakup IAIN dan sejenisnya, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah (negeri) maupun oleh swasta (LSM). Khusus bagi LPTK, dalam kedudukannya sebagi lembaga pendidikan tinggi (telaah PP NO. 38 pasal 11-16 serta pasal 32) secara jelas selain mengemban tugas dharma pendidikan (menyiapkan dan mengembangkan tenaga kependidikan profesional) itu juga harus mengemban dharma penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana yang berlaku bagi lembaga pendidikan lainnya (non LPTK). Dengan demikian, secara akademis LPTK-pun harus setaraf dengan lembaga pendidikan tinggi (universitas/institut) lainnya, sama halnya juga sebagai pusat pembaharuan dan pembangunan masyarakat. Dari LPTK itulah diharapkan lahirnya IPTEK dan humaniora yang relevan dengan bidang kependidikan sebagai sumber dan pendukung serta penunjang profesi kependidikan Tugas, Peranan, dan Tanggung Jawab Pihak Pengguna Jasa Guru Dalam berbagai kesempatan terdahulu telah disinggung bahwa proses pembinaan kualitas kinerja keprofesian bukanlah merupakan hal yang bersifat tuntas (exhaustive) secara temporal (berlangsung selama proses) dan terminal (berhenti saat berakhirnya) menempuh suatu program pendidikan, melainkan terus berkelanjutan setelah dan selama terjun di dalam menjalankan praktek keperofesiannya sepanjang hayatnya asalkan selalu berupaya mengembangkan diri dan menyegarkan kinerja keprofesiannya seirama dengan tuntutan perkembangan IPTEK dan persyaratan standar bidang pekerjaannya. Atas dasar itu, maka pihak-pihak yang berkepentingan dengan pengelolaan dan pengguna jasa para pengemban profesi itu seyogianya memberi peluang dan dukungan bagi upaya pengembangan kualitas kinerja kependidikan, peranan dan tanggung jawab pihak pengelola dan pengguna jasa tenaga kependidikan itu teramat penting mengingat bidang garapan tugas pekerjaannya hingga dewasa ini cenderung lebih bersifat pelayanan yang terorganisasikan dan terikat secara kelembagaan (institusional) ketimbang yang bersifat pelayanan individual yang bebas dan secara mandiri. Memang telah mulai menggejala juga, adanya hasrat dari sementara kalangan masyarakat pengguna jasa di bidamg kependidikan itu yang memerlukan pelayanan khusus secara privat, namun proporsinya teramat masih terbatas dibandingkan dengan mereka yang masih menghendaki pelayanan terorganisasikan secara melembaga, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah (negeri) maupun oleh masyarkat (LSM). Siapa dan/atau lembaga apa dan yang mana saja yang dapat diidentifikasikan sebagai pihak pengguna jasa profesi kependidikan itu? Mengingat kegiatan pekerjaan pendidikan itu dewasa ini telah dikonseptualisasikan secara sistematik, maka unsur-unsur pihak pengguna jasa pelayanan profesi kependidikannya juga seyogianya diidentifikasi secara sistematik. Untuk itu, perlu ditelaah: Didentifikasi dan dibedakan pihak penggunna (users) jasa profesi guru dengan pihak penerima (beneficiaries) jasa pelayanan profesi kependidikan. Mereka yang termasuk kepada kategori pertama, ialah mereka yang terlibat dalam pengelolaan sistem pendidikan pada tingkat mesoskopik (institusional: pimpinan satuan pendidikan) dan pada tingkat makroskopiknya (struktural: pimpinan organsiasi atau badan penyelenggara satuan dan program pendidikan). Sedangkan mereka yang termasuk kepada kategori kedua, ialah mereka yang secara langsung menerima jasa pelayanan pendidikan (para peserta didik yang bersnagkutan) dan mereka yang secara tidak langsung (para orag tua, masyarakat bisnis/industri, instansi pemerintah, dan berbagai pihak lainnya) menunjukkan antara lain pihak pengguna terbatas di lingkungan Depdiknas. Kiranya dapat dimaklumi betapa luas dan beraneka ragamnya pihak pengguna jasa pelayanan profesi kependidikan itu, baik ditinjau dari segi jalur (sekolah-luar sekolah), jenjang (dasar-menengah-tinggi) maupun penyelenggaranya (negeri-swasta). Dalam arena yang demikian luas itulah sesungguhnya tenaga kependidikan itu beroperasi dengan berbagai ragam keahlian dan kekhususannya. Dengan menggabungkan kedua kekuatan tersebut, maka secara garis besar pihak pengguna jasa pelayanan profesi kependidikan itu dapat diikhtisarkan secara skematik sebagai berikut: Jenjang sub-sistem Status sub-sistem Negeri Swasta Nasional Departemen dengan unit-unit utama dan perangkatnya Pusat/pucuk organisasi/ Lembaga penyelenggara Pendidikan (LSM) dengan perangkatnya Regional Dinas dengan unit dan perangkatnya Perwakilan/cabang organisasi LSM penyelenggara pendidikan dengan perangkatnya Institusional Sekolah, institut/universitas. Balai/Pusdiklat dengan unit-unitnya Sekolah, institut/universitas, balai/pusat diklat dengan unitunitnya Operasional Program Studi, Program Diklat, dsb Program Studi, program Diklat, dsb. Sumber: Abin Syamsuddin Makmun, (1996:8) Gambar 3 Spektrum Unsur Pengguna Jasa Profesi Kependidikan Dalam Kerangka Sistem Pendidikan Nasional Setiap tingkat dan jenis kategori pengguna, termasuk penerima, jasa pelayanan tenaga kependidikan sudah barang tentu tugas, peranan dan tanggungjawabnya dapat bervariasi dalam kontribusinya untuk terselenggaranya pengembangan profesi dan prilaku tenaga kependidikan termaksud. Para pengelola sistem pendidikan secara struktural mulai dari tingkat puncaknya (nasional, pusat) sampai kepada tingkat paling bawah (birokrasi/pengurus cabang dan/atau rantingnya) baik instansi pemerintah maupuan swasta, dalam posisinya sebagai penyelenggara dan bahkan sekaligus juga sebagai pemilik dari satuan-satuan dan program-program pendidikan yang bersangkutan, sudah barang tentu seyogianya memiliki tugas, peranan, dan tanggung jawab yang sangat besar dan luas atas upaya pengembangan profesi dan prilaku tenaga kependidikan. Sebagaimana dinyatakan dalam PP No. 38 tahun 1992 pasal 29: Pengelola sistem pendidikan nasional bertanggung jawab atas kebijaksanaan nasional berkenaan dengan sistem pengembangan profesional tenaga kependidikan pada setiap cabang ilmu pengetahuan. Demikian juga UNESCO (Goble, 1977:207) merekomendasikan: Pemantapan pendidikan guru lanjutan (continuing and inservice education and training) yang diperlukan di semua (jenjang/tingkatan) sistem, sejak pendidikan primer (di jenjang dasar) hingga pendidikan tersier (di jenjang perguruan tinggi) termasuk juga pendidikan bagi orang dewasa, harus didukung oleh banyak usaha pejabat yang berwenang di bidang pendidikan usaha semacam itu mencakup analisis kuantitatif mengenai pengadaan (penyiapan) dan kebutuhan guru (tenaga kependidikan) di suatu negara, dan juga pelaksanaan perencanaan nasional atau regional (wilayah/daerah) pendidikan lanjutan bagi para guru-guru (tenaga kependidikan). Sama halnya dengan pengelola satuan dan program pendidikan. Merekapun mempunyai tugas, peranan, dan tanggungjawab tertentu atas upaya pengembangan profesi tenaga kependidikan yang berada dalam lingkup kewenangannya. Sebagaimana dinyatakan, antara lain, dalam PP No. 38 tahun 1992 pasal 30 sebagai berikut; Pengelola satuan pendidikan (sekolah, perguruan, SKB, PUSDIKLAT, dsb.) bertanggungjawab atas pemberian kesempatan kepada tenaga kependidikan yang bekerja di satuan pendidikan yang bersangkutan untuk mengembangkan kemampuan profesional masing-masing. Pihak para penerima (beneficiaries) jasa pelayanan pendidikan langsung dan/atau tidak langsung pertama, antara lain, para peserta didik dan atau orang tua mereka. Sedangkan yang tidak langsung, antara lain, para pemakai (yang mempekerjakan para lulusan dari sesuatu satuan atau program pendidikan ke dalamnya masyarakat pengusaha dan juga instansi pemerintah). Sepanjang ketentuan yang berlaku ternyata telah diatur pula tugas, peranan, dan tanggungjawabbya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, yang diantaranya juga mencakup aspek pengadaan dan pengembangan sumber daya pendidikan termasuk SDM atau tenaga kependidikan. Adapun wujud dan bentuk tugas, peranan, dan tanggungjawab para pengguna jasa tenaga kependidikan termaksud, sesungguhnya bukan hanya sebatas: menggariskan arah kebijaksanaan tentang pengembangan profesi tenaga kependidikan; dan/atau pemberian izin kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya; melainkan juga memberikan dukungan fasilitasnya yang diperlukan, baik sarana dan prasarana maupun dana atau finansialnya yang diperlukan bagi kepentingan pengembangan profesi tenaga kependidikan. Sebagaimana telah direkomendasikan oleh UNESCO (Goble, 1999: 206-207), antara lain: Agar proses pendidikan lanjutan dapat berfungsi efektif dan dapat dinikmati oleh guru-guru yang bertugas di daerah daerah terpencil, penggunaan radio, televisi, dan kursus tertulis hendaknya diperluas. Perpaduan antara kursus-kursus penuh dalam jangka pendek dengan penggunaan program-program yang menggunakan banyak media, yang cukup lama, termasuk radio, televisi dan kursus-kursus tertulis dapat memechakan secara langsung problem pendidikan jabatan yang diikuti banyak guru. Masyarakat pengguna jasa tenaga kependidikan termaksud dapat mengorganisasikan berbagai bentuk partisipasinya seperti disebutkan di atas itu sesuai posisi dan statusnya masing-masing. Pihak pengguna jasa tenaga kependidikan yang terkategorikan ke dalam atau instansi dinas pemerintahan tentu dapat menggunakan saluran-saluran kedinasannnya dengan jalan antara lain: membentuk atau mendirikan pusat-puast pengembangan tenaga kependidikan (LPMP, P4TK) membentuk dan mendorong atau menggerakkan unit-unit kerja sama dan asosiasi profesi guru sejenis (MGBS, MGP, KKG, KKS, dsb) untuk memacu para guru dalam saling membantu dalam pengembangan kemampuan profesionalnya; menyediakan beasiswa untuk melanjutkan studi (di negara yang telah maju bahkan termasuk untuk ”sabatical live”) menyelenggarakan berbagai proyek kegiatan penelitian, penulisan, seminar serta penataran dan sebagainya yang tertuju kepada peningkatan kemampuan profesional tenaga kependidikan. Hal serupa dapat dilakukan juga oleh pihak masyarakat (LSM) baik badan ataupun yayasan atau perorangan, baik yang bersifat sosial maupun yang bersifat bisnis. Banyak peluang beasiswa (grant atau credit) ditawarkan oleh dunia usaha atau organisasi sosial kemasyarakatan kepada para tenaga kependidikan untuk keperluan studi lanjut, penelitian, pengabdian dan sebagainya. Sayangnya, aksesnya kepada para guru mengenai informasi tentang hal-hal tersebut di Indonesia hingga dewasa ini masih amat terbatas. Tugas, Peranan, dan Tanggung Jawab Organisasi Asosiasi Profesi Guru Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa terbentuknya suatu organisasi asosiasi profesi itu merupakan salah satu syarat bagi pengakuan keberadaan suatu profesi selain lebih jauh lagi menunjukkan keberadaan suatu organisasi asosiasi profesi itu merupakan salah satu syarat kelengkapan penting bagi tegaknya dan kelangsungan hidupnya suatu profesi. Dalam konteks profesi kependidikan di Indonesia, PP No. 38 tahun 1992 pasal 61 menunjukkan: Tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan/atau mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat, dan kesejahteraan tenaga kependidikan. Adapun wujud wadah ikatan profesi tenaga kependidikan termaksud secara umum dan formal model dan bentuknya telah didiskusikan pada bab terdahulu. Ada yang bersifat generik (mencakup semua jenis kategori tenaga kependidikan) dan ada yang bersifat spesifik (berkenaan dengan salah satu jenis dan strata kependidikan tertentu), secara internasional, telah dikenal sejumlah organisasi asosiasi (ikatan, himpunan, persatuan, dsb.) tenaga guru yang bersifat spesifik. Di Indonesia, perkembangan dan realitasnya agak berbeda dari kecenderungan yang berlaku umum secara internasional. Sudah barang tentu sesuai dengan kondisi obyektif dan budaya politik keorganisasian yang berlaku di negeri ini. Di masa yang lampau (saat-saat kelahiran organisasi guru yang telah menempatkan posisinya sebagai organisasi perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia), telah disepakati hanya ada satu organisasi guru secara manunggal yang diidentifikasikan sebagai PGRI. Sayangnya, organisasi asosiasi profesi guru ini nampaknya seperti kurang mengindahkan segi-segi kekhususan yang ditekuni para anggotanya. Kiprahnya nampak cenderung bersifat global kejuangan politik secara nasional, sehingga identitas khas sebagai organisasi asosiasi keprofesiannya di bidang pendidikan nyaris tidak menonjol. Sesungguhnya, terdapat berbagai organisasi asosiasi di luar PGRI yang bertalian dengan kegiatan atau permasalahan garapan yang bertalian erat dengan bidang pendidikan, namun tidak ada kaitan organisatoris secara melembaga dengan PGRI. Di antaranya ialah ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia) dengan bidang-bidang keahliannya (ISKIN, HISAPIN, ISMAPI, HISPELBI, Himpunan Sarjana PLS, IPS, MIPA, Teknik, Olahraga, Bahasa dan Seni, dsb.) Selain itu, terdapat pula format asosiasi lain yang merupakan wadah sebagai forum kebersamaan dan bekerjasama dalam berbagai kegiatan pengembangan keprofesian guru, antara lain: MGBS (Musyawarah Guru Bidang Studi: IPA, IPS, Bahasa, Matematika, OR, dsb.); MGP (Musyawarah Guru Pembimbing) yang kehadirannya disponsori dan didukung oleh pihak pengguna jasa tenaga kependidikan. Walaupun selama ini identitas organisasi asosiasi profesi tersebut belum terdapat pembinaan secara menyeluruh dan cenderung berjalan sendiri-sendiri. Secara ideal, tugas dan peranan serta tanggung jawab utama dari organisasi asosiasi profesi kependidikan itu sebagaimana terkandung dalam muatan meningkatkan dan/atau mengembangkan: karier; kemampuan; kewenangan profesional; martabat, dan kesejahteraan Kesemuanya itu tentu harus dijabarkan atau dielaborasikan ke dalam berbagai bentuk kegiatan upaya atau kiprah yang nyata oleh organisasi asosiasi profesi kependidikan yang bersangkutan, sehingga benar-benar dapat dirasakan oleh setiap anggotanya. Secara umum UNESCO (Goble, 1977:206) menunjukkan kemungkinan kiprah yang seyogianya dilakukan mewujudkan tugas, peranan dan tanggungjawab organisasi asosiasi profesi guru: Organisasi –organisasi guru hendaknya diberi kesempatan untuk memberikan sumbangan kepada pendidikan guru lanjutan (pengemban profesi) dengan memprakarsai kesempatan bagi guru untuk bertemu dan bekerjasama mengatasi berbagai problema yang sama. Konferensi, seminar dan kursus-kursus yang diselenggarakan oleh organisasi guru dapat menjadi suatu ukuran yang penting dalam mendorong pengembangan guru yang dilakukan oleh (organisasi) profesi itu sendiri. Adapun problema-problema yang harus diatasi oleh para guru sebagaimana yang tersirat dalam pernyataan UNESCO tersebut, sudah jelas kiranya erat berkaitan dengan keempat gugus atau bidang garapan seperti berikut; Apa program kegiatan organisasi asosiasi profesi untuk membantu peningkatan dan pengembangan karier para anggotanya? Ke dalamnya dapat termasuk juga jika anggotanya itu ingin alih fungsi dari guru kepada nonguru (pengelola, peneliti dan pengembang, dsb.) dan sebaliknya. Juga termasuk kelancaran proses penanganan dan penyelesaiannya yang justru sering terjadi permasalahan perlukah terjalin komunikasi dengan berbagai pihak yang berkepentingan, khususnya pihak pengguna tenaga kependidikan. Apa program kegiatan organisasi asosiasi profesi guru untuk membantu para anggotanya dalam meningkatkan dan mengembangkan kemampuan-kemampuan profesionalnya? Apa program kegiatan organisasi asosiasi profesi guru untuk membantu para anggotanya meningkatkan kewenangan, dalam arti peningkatan jenjang pendidikan formal keprofesiannya? Mengembangkan LPTK? Menghimpun dana, mencari sponsor untuk menunjang kelanjutan studi para anggotanya. Apa upaya organisasi profesi guru untuk membina martabat profesinya? Merumuskan kode etika dan membentuk dewan/majelis pertimbangan kode etikanya? Membina disiplin kerja keprofesian serta mengupayakan penampilan yang dapat meningkatkan pengakuan dan penghargaan dari berbagai pihak berkepentingan? Apa program kegiatan organisasi asosiasi profesi guru untuk meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan material, sosial, mental dan spiritual para anggotanya? Membangun koperasi? Mengembangkan badan usaha? Menyelenggarakan kegiatan olah raga, seni, rekreasi, perhimpunan keagamaan dan kerohanian, dsb.? Jika pertanyaan-pertanyaan di atas itu dihubungkan dengan bentuk-bentuk organisasi asosiasi profesi guru yang telah ada di negeri ini, pada dasarnya hampir telah banyak yang dilakukan. Akan tetapi, seperti dikemukakan terdahulu, dalam prakteknya berjalan sendiri-sendiri. Setiap jenis organisasi guru yang ada cenderung mempunyai fokusnya masingmasing. Yang menonjol pada PGRI, antara lain: segi kooperasinya. Forum MGBS, dsb. menonjol pembinaan kemampuan profesionalnya. PGRI juga membina beberapa LPTK. Namun majelis pertimbangan kode etika masih belum ada yang menanganinya secara jelas, meskipun kode etikanya sudah ada. Tugas, Peranan, dan Tanggung Jawab Guru Tingkat kualitas kompetensi profesi seseorang itu tergantung kepada tingkat penguasaan kompetensi kinerja (performance competence) sebagai ujung tombak serta tingkat kemantapan penguasaan kompetensi kepribadian (values and attitudes competencies) sebagai landasan dasarnya, maka implikasinya ialah bahwa dalam upaya pengembangan profesi dan prilaku guru itu keduanya (aspek kinerja dan kepribadian) seyogianya diindahkan keterpaduannya secara proporsional. Lieberman (1956) menunjukkan salah satu esensi dari suatu profesi itu adalah pengabdian (the service to be rendered) kepada umat manusia sesuai dengan keahliannya. Karena itu betapa pentingnya upaya pembinaan aspek kepribadian (inklusif pembinaan sikap dan nilai) sebagai sumber dan landasan tumbuh-kembangnya jiwa dan semangat pengabdian termaksud. Dengan demikian, maka identitas dan jatidiri seorang tenaga kependidikan yang profesional pada dasarnya akan ditandai oleh tercapainya tingkat kematangan kepribadian yang mantap dalam menampilkan kinerja profesinya yang prima dengan penuh semangat pengabdian bagi kemaslahatan umat manusia sesuai dengan bidang keahliannya. Dalam realitasnya, pada awal kehadiran dan keterlibatan orang-orang dalam suatu profesi, termasuk bidang keguruan, pada umumnya datang dengan membawa pola dasar motivasi dan kepribadian yang bervariasi, sangat mungkin di antara mereka itu datang dengan bermotifkan ekonomis, sosial, estetis, teoritis, politis atau religius. Kiranya sulit disangkal bahwa sesungguhnya semua motif dasar tersebut, disadari atau tidak, akan terdapat pada setiap insan. Akan tetapi, bagi pengemban profesi kependidikan yang seyogianya dipupuk dan ditumbuhkan selaras dengan tuntutan tugas bidang pekerjaannya, ialah motif sosial yang berakar pada jiwa dan semangat filantropis (mencintai dan menyanyangi sesama manusia). Itulah sebabnya, mengapa UNESCO amat merekomendasikan agar masalah pembinaan kepribadian guru itu harus mendapat perhatian yang sungguhsungguh dalam penyelenggaraan pendidikan keguruan, baik pada fase prajabatan maupun dalam jabatannya. Di dalam fase prajabatan, program pendidikan harus dikembangkan yang memungkinkan dapat terjadinya proses sosialisasi yang sehat, baik melalui kegiatan kurikuler maupun kokurikuler dan ekstra-kurikulernya seperti ”student self-gouvernment activities” dan ”community services”. Sudah barang tentu harus ditunjang kelengkapannya yang memadai, termasuk sistem asrama. Sedangkan dalam fase pasca pendidikan prajabatan, upaya pengembangan kepribadian dan keprofesian itu pada dasarnya akan sangat tergantung kepada sejauh mana jiwa dan semangat “self-propelling and professional growth and development” dari guru yang bersangkutan. Dalam realitasnya, semangat dan kesadaran untuk menumbuh-kembangkan diri (kepribadian) dan keprofesian itu tidak selalu terjadi dengan sendirinya (secara intrinsik), melainkan harus diciptakan iklim yang mendorong dan ”memaksa” pengemban suatu profesi itu dari lingkungannya (secara ekstrinsik). Itulah sebabnya baik UUSPN No. 20 tahun 2003 telah menjadikannya sebagai suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap guru. Sebagai operasionalisasinya untuk mendorong dan ”memaksa” guru agar melaksanakan kewajibannya itu ialah dengan memperhitungkannya sebagai salah satu komponen yang menjadi dasar kenaikan jenjang jabatan fungsionalnya dengan diberikan angka kredit yang signifikan, baik ke dalam unsur pendidikannya, pengembangan profesi, maupun unsur penunjangnya (SK. Menpan No.28 tahun 1989). Meskipun berbagai ketentuan tersebut pada dasarnya diperuntukkan bagi PNS, namun dalam prakteknya juga dijadikan pedoman bagi penentuan angka kredit dalam rangka menetapkan jenjang jabatan fungsional tenga kependidikan dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Bagi guru yang datang dengan motif dasar intrinsik, sudah barang tentu upaya pengembangan dirinya dan keprofesiannya itu bukan merupakan permasalahan. Ia tinggal memilih saja alternatif mana yang diminatinya sebagaimana disarankan, secara umum, melalui: (1) pendidikan formal sesuai dengan jalur, jenjang dan jenis bidang keahliannya (jika hal itu belum ditempuh sebelumnya); (2) pendidikan non formal (sepanjang tersedia); (3) keikut-sertaan dalam berbagai kegiatan penelitian, seminar, lokakarya, penulisan/publikasi, dsb. yang relevan dengan bidang keprofesiannya; (4) belajar mandiri dengan memanfaatkan berbagai sumber dan media (cetak dan/atau elektronik) yang tersedia relevan dengan bidang keprofesiannya. Berbagai kegiatan termaksud sangat boleh jadi dilakukannya juga di lingkungan kerjanya sebagai laboratorium eksperimentasinya yang aktual, nyata, dan pragmatis untuk menunjang kualitas kinerjanya secara langsung. DAFTAR PUSTKA Brandt, R. (1993). ”What Do You Mean ’Profesional”? Educational Leadership, No. 6, Vol. 50, March Catler, A.B. & Ruopp, F.N. (1993). Buying Time for Teacher Professional Development. Educational Leadership, Vol 6, 50, March Castetter, W.B. (1981). The Personnel Function in Educational Administration. Pennsylvania: Macmillan Goble, N.M. (1977). The Changing Role of the Teacher. Paris: UNESCO Firestone, W.A. (1993). “Why ‘Professionalizing’ Teaching Is Not Enough?” Educational Leadership No. 6, Vol. 50, March Hallack, J. (1990). Investing in the Future: Setting Educational Priorities in the Developing World. Paris: UNESCO Hoover, K.H. (1976). The Professional Teacher’s Handbook: A Guide for Improving Instruction in Today’s Middle and Secondary Schools, Sydney: Allyn and Bacon Joni, T. Raka (Penyunting), (1992). Pokok-pokok Pikiran Mengenai Pendidikan Guru. Konsorsium Ilmu Pendidikan. Ditjen Dikti. Makmun, A.S. (1996). Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga Kependidikan. Pedoman dan Intisari Perkuliahan. PPS IKIP Bandung Power, C.N. (1996). Enchancing the Role of Teachers in a Changing World. Paris: UNESCO Sanusi, A., dkk (1990). Studi Pengembangan Model Pendidikan Profesional Tenaga Kependidikan: Laporan Kemajuan, Bandung: PPS IKIP Bandung Supriadi, Dedi. (1999). Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa Suryadi, Ace & Mulyana, Wiana, (1992). Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan Pembinaan Kemampuan Profesional Guru. Jakarta: PT. Candimas Metropole UNESCO. 1996. What Makes a Good Teacher? Children Speak Their Minds. Paris World Bank, 1989. Indonesia: Streangthening the Quality of Teacher Education. Draft Technical Paper, Asia Region BAGIAN II PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH DAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh: DADANG SUNDAWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 BAGIAN II BAB I PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH A. PENDAHULUAN Guru sebagai tenaga profesional dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari tidak hanya terpaku pada tugas mengajar. Sebagai tenaga profesional guru dituntut untuk dapat melaksanakan tugas-tugas sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara nomor 0433/P/1993 dan nomor 25 tanggal 24 Desember 1993, bahwa seorang guru selain melaksanakan tugas pokoknya mengajar, juga dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan lainnya, seperti .melaksanakan penelitian lapangan, penulisan bahan-bahan pelajaran/diktat, modul, makalah dsb. Berdasarkan kerangka tugas tersebut, jelas bahwa penulisan karya ilmiah merupakan hal yang penting dan strategis untuk guru dalam upaya meningkatkan kemampuan profesinya. Jadi bukan hanya untuk kepentingan angka kredit dan kumulatif point guna kenaikan pangkat, jabatan dan golongan, tetapi peningkatan wawasan dan pengalaman ilmiah. Peningkatan wawasan dan pengalaman ilmiah amat berharga bagi guru untuk kepentingan pembelajaran, agar siswa dibelajarkan untuk menemukan masalah, menguji kebenarannya, melalui observasi atau pengamatan, pengumpulan data di masyarakat. Dengan demikian proses pembelajaran yang didominasi oleh pendekatan verbalistik akan terkurangi menjadi proses pembelajaran yang bersifat kontekstual Karya tulis ilmiah adalah berbagai macam tulisan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan menggunakan tata cara ilmiah atau dengan kata lain sebagaimana dikemukakan oleh Suhardjono n( 2007 : 2 ) Karya Tulis Ilmiah adalah laporan tertulis tentang (hasil) kegiatan ilmiah, itu banyak macamnya, maka laporan kegiatan ilmiah juga beragam bentuknya, ada yang berbentuk laporan penelitian, tulisan ilmiah populer, buku, diktat dan lain-lain. Tata cara ilmiah adalah suatu sistem penulisan yang didasarkan pada sistem, masalah, tujuan, teori dan data untuk memberikan alternatif pemecahan masalah tertentu. Dewasa ini penulisan karya ilmiah amat banyak dan bervariasi, mulai dari jenis yang dianggap sederhana (simplex), sampai pada jenis yang sulit (complex). Keseluruhan penulisan itu memiliki tata cara yang sama walaupun amat bervariasi dalam implementasinya. Variasi penulisan berkaitan dengan kompleksitas masalah, nilai sosial budaya yang berkembang sehingga memberikan warna terhadap alternatif pemecahan masalah yang diajukan para penulis. Kaidah penulisan karya tulis dan penelitian berkaitan dengan beberapa hal di antaranya : 1. Hakekat Keingintahuan Manusia (knowing) Asas yang pertama adalah rasa keingintahuan seseorang terhadap sesuatu hal, baik yang menyangkut dirinya, maupun lingkungan yang ada disekitarnya. Fuad Hasan dan Koentjaraningrat (1977:8) mengatakan bahwa ‘manusia selamanya ingin mengetahui sesuatu yang ada di sekitar hidupnya, dan setelah ia memperoleh pengetahuan tentang sesuatu, maka segera kepuasannya disusul lagi untuk ingin lebih tahu lagi‘. Wajarlah demikian kata seorang filosof, karena manusia diberi keunggulan oleh Allah yang maha kuasa berupa pikiran. Dengan pemikiran itu manusia tidak pernah akan merasa puas terhadap kenyataan yang ada, bahkan mendorong untuk ingin lebih tahu. Jadi tidak pernah berhenti dan puas dengan prestasi dan posisi tertentu. Melalui pemikiranya dia dapat memahami realita yang ada, dengan pengetahuannya dia bisa menjelaskan, mengelompokkan, membedakan, menguraikan, menggunakan sesuatu yang ada di sekitarnya. Semakin tinggi pengetahuan manusia tentang sesuatu yang ada maka kecenderungannya semakin tinggi dia untuk menguasai lingkungannya. 2. Metode Penulisan Metode adalah cara untuk mengetahui sesuatu. Kata metode berasal dari metodos – method = cara. Cara menulis karya ilmiah menurut filosof Amerika Charles Peirce dalam Kerlinger (1973:5) ada empat cara manusia mengetahui realita secara inkuiri ( Inquiry) yaitu : (a) the first is the method of tenacity, (b) the method of authority, (c) the a priori method, dan (d) the metod of science. Pertama dengan cara keuletan dan kesungguhan, kedua keyakinan, ketiga rasionalitas, dan keempat dengan cara ilmiah ‘objektif’ terbuka. Jadi menurut asal yang kedua ini tulisan ilmiah menuntut cara yang bisa dilakukan secara menyeluruh dengan keuletan, keyakinan, keraguan dan objektif. Cara ilmiah dan objektif inilah yang meliputi banyak kemampuan dan banyak dikembangkan oleh para ilmuwan dibandingkan dengan cara yang lainnya. B. Macam-Macam Karya Tulis Ilmiah Bentuk dan jenis karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan sesuai dengan apa yang tercantum dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara nomor 0433/P/1993 dan nomor 25 tanggal 24 Desember 1993 tidak hanya meliputi hasil-hasil penelitian lapangan, akan tetapi sangat bervariasi, termasuk penulisan bahan-bahan pelajaran/.diktat, modul, makalah dsb. Bentuk-bentuk karya tulis / karya ilmiah di bidang pendidikan tersebut selengkapnya meliputi : Karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau evaluasi di bidang pendidikan yang dipublikasikan, baik dalam bentuk buku yang diedarkan secara nasional, berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat pada majalah ilmiah yang diakui oleh Depdiknas, berupa buku yang tidak diedarkan secara nasional ataupun berupa makalah. Mengembangkan karya tulis atau karya tulis ilmiah di bidang pendidikan melalui kegiatan penelitian dapat dilakukan oleh setiap guru, terutama yang telah berpengalaman ketika menempuh ujian sidang sarjana di bangku perkuliahan. Untuk melakukan kegiatan penelitian di bidang pendidikan sudah barang tentu bukan merupakan masalah serius bagi guru, karena selain tuntutan keharusan pengembangan profesi juga merupakan tuntutan kompetensi yang telah digariskan pemerintah. Pelaksanaan penelitian yang dilakukan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai teknik, apakah itu dalam bentuk pengakajian, survei atau evaluasi terhadap berbagai persoalan yang dijumpai sehari-hari, baik di kelas, sekolah atau di masyarakat yang berkaitan langsung dengan dunia pendidikan. Karya Tulis/Karya Ilmiah dalam bentuk penelitian ini sangat banyak jenisnya, tergantung darimana kita melihatnya. Sutirsno Hadi (1983 : 3) merinci sebagai berikut : Penggolongan menurut bidangnya : reserach pendidikan, reserach sejarah, research bahasa, research ilmu teknik, research biologi, research ekonomi dsb. Penggolongan menurut tempatnya : research laboratorium, research perpustkaan dan research kancah. Penggolongan menurut pemakainya : researvh murni ( pure research ) dan research terpakai ( applied research ). Penggolongan menurut tujuan umumnya : research eksploratif, research developmental dan research verifikatif. Penggolongan menurut tempatnya : reseacrh deskriptif dan research inferensial. Berdasarkan penggolongan tersebut jelaslah bagi kita, bahwa pelaksaan penelitian tidak selamanya mesti dilakukan di lapangan dengan cara menyebarkan angket atau mewawancari responden, namun dapat juga dilakukan di ruangan, yaitu di perpustakaan atau di laboratorium, juga dapat dilakukan dengan cara mengkaji berbagai studi kepustakaan. Untuk kepentingan pengembangan profesi di persekolahan dapat digunakan research terpakai melalui pendekatan Penelitian Kelas berbasis tindakan atau dikenal dengan nama Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research Karya Tulis Ilmiah yang merupakan tinjauan atau gagasan sendiri dalam bidang pendidikan, baik dalam bentuk buku yang diedarkan secara nasional, berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat pada majalah ilmiah yang diakui oleh Depdiknas, berupa buku yang tidak diedarkan secara nasional ataupun berupa makalah. Karya Tulis Ilmiah yang berupa tulisan Ilmiah populer di bidang pendidikan yang disebarluaskan melalui media massa Tulisan Ilmiah Populer adalah bentuk karya tulis yang dikembangkan dan disebarluaskan melalui media massa, khususnya yang berkaitan dengan bidang pendidikan dan kebudayaan. Dikatakan tulisan ilmiah populer, karena bahasa yang digunakan tidak terlalu ilmiah, tetapi juga tidak terlalu ngepop, sehingga Nurudin ( 2001 : 88 ) menyatakan, bahwa tulisan ilmiah populer adalah bentuk gabungan antara bentuk kalimat atau katakata ilmiah dan populer yang digabung menjadi satu dalam tulisan. Selanjutnya dalam halaman 3 dinyatakan pula, bahwa sebelum menulis hendaknya diperhatikan siasatnya terlebih dahulu dalam bentuk pertanyaanpertanyaan sebagai berikut : Apa yang akan ditulis? Kepada siapa tulisan itu dibuat? Bagaimana mengumpulkan bahan-bahan yang akan ditulis? Bagaimana menyeleksi dan mengatur bahan-bahan itu ? Bagaimana bahan yang sudah dipilih itu diungkapkan dalam tulisan itu ? Sudahkah bahan-bahan itu diungkapkan dengan baik, sehingga pembaca paham? Dikarenakan tulisan ilmiah populer ini umumnya ditulis dalam media massa, maka sebelum menulis kita juga harus mengetahui berbagai kriteria yang berkaitan dengan surat kabar yang hendak kita kirim tulisan tersebut. Nurudin ( 2001 : 89-91) menyarankan sebagai berikut : Koran itu bergerak di bidang apa? Bagaimana misi dan visi Surat Kabar tersebut ? Berapa panjang tulisan yang dikehendaki? Bagaimana gaya penyajian yang dikehendaki redaksi ? Apakah koran itu obyektif atau tidak ? Pelajari syarat-syarat artikel surat kabar yang bersangkutan ? Selanjutnya dikatakan pula mengenai syarat-syarat artikel (91-93) adalah sebagai berikut : Asli, bukan jipalakan/saduran atau terjemahan Topik aktual/ hangat Mengandung unsur baru Menyangkut kepentingan umum sebagian besar pembaca Cara penyajiannya tidak berkepanjangan, tapi padat, singkat dan mudah ditangkap dan gaya enak dibaca Panjang halaman antar 4-7 halaman kuarto Tulisan / karangan berbentuk eksposisi atau argumentasi Oleh karena itu menurut Nurudin (94-95) sebelum menulis harus memperhatikan pula ciri-ciri umum artikel, yaitu sebagai berikut : Lugas, yaitu to the point pada persoalan yang akan dibahas Obyektif, data yang disajikan benar-benar ada Cermat, menghindari kekeliruan Logis Tidak melibatkan emosi berlebihan Jelas dan padat Memperhatikan bahasa baku Terbuka dan tidak egois Tidak menyudutkan dan atau membela satu individu atau kelompok dalam masyarakat secara berlebihan Karya Tulis Ilmiah yang berupa tinjauan atau usulan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang pendidikan yang disampaikan sebagai prasaran dalam pertemuan ilmiah yang duipublikasikan dalam bentuk makalah dari prasaran yang disampaikan pada pertemuan ilmiah. Makalah atau ‘paper’(bhs. Inggris) adalah karya tulis ilmiah mengenai topik tertentu yang mencakup masalah, pemikiran, gagasan dan usaha pemecahan masalah. Bentuk tulisan ini bisa berbentuk kertas kerja, bahan untuk diskusi, seminar, atau syarat untuk menyelesaikan suatu tugas perkuliahan. Karakteristik atau ciri-ciri makalah adalah sebagai berikut : Hasil kajian literatur, atau laporan pelaksanaan suatu kegiatan lapangan sesuai dengan bahasan masalahnya Mendemontrasikan suatu pemahaman seseorang tentang permasalahan teoritik, dengan penerapan prosedur, prinsip, dan aplikasinya Menunjukkan kemampuan pemahaman terhadap isi dari berbagai sumber yang digunakan secara konprehensif Memperlihatkan kemampuan meramu berbagai sumber informasi dalam suatu sisntesa yang utuh. ( UPI, 2001 dan dimodifikasi penulis) Makalah disebut tulisan ilmiah jika menggunakan kaidah-kaidah tulisan ilmiah seperti seperti yang telah disebut terdahulu. Adapun sistematika penulisan makalah adalah sebagai berikut : Bahasan pertama pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah, masalah, tujuan, prosedur pemecahan masalah dan sistematika bahasan. Bahasan kedua adalah ‘isi’ ialah uraian pemecahan masalah baik ditilik dari teoritik, maupun empirik (dilengkapi fakta, dan data yang relevan). Hal inilah yang merupakan inti dan badan pembahasan para penulis makalah Bahasan ketiga berisi kesimpulan yaitu menarik makna tulisan itu, yakni menjawab permasalahan yang dirumuskan, serta mencoba memberikan solusinya/tindak lanjut secara rasional, logis. Karya Tulis Ilmiah yang berupa buku pelajaran yang dipublikasikan dalam bentuk buku yang bertaraf nasional, atau propinsi Pengembangan profesi dalam bentuk karya nyata, yaitu tulisan yang berkaitan dengan buku pelajaran adalah sangat strategis untuk dikembangkan guru-guru di lapangan sesuai dengan mata pelajaran yang menjadi tugas profesionalnya. Buku pelajaran yang ditulis oleh orangorang lapangan, dalam arti oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan memiliki berbagai kelebihan, di antaranya bahasa yang digunakan akan ssuai dengan bahasa siswa; kedalaman atau tingkat kesukaran materi akan sesuai dengan tingkat berpikir siswa; Contoh-contoh yang dikembangkan juga akan relevan dengan kebutuhan siswa. Hal ini terjadi karena guru mata pelajaran yang bersangkutan memahami betul kebutuhan dan kemampuan siswa. Dalam menulis buku pelajaran harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Melakukan analisis terhadap kurikulum, termasuk GBPP mata pelajaran yang bersangkutan. Ini dilakukan untuk mengembangkan topik-topik bahasan yang akan ditulis. Dengan demikian materi yang ditulis tidak menyimpang dari tuntutan kurikulum dan atau GBPP mata pelajaran yang bersangkutan. Menganalisis berbagai sumber bahan pengayaan termasuk dari buku-buku ilmiah dan teks lainnya. Ini dilakukan untuk memperkaya sajian materi yang telah ditentukan topik-topiknya tersebut dari Kurikulum dan atau GBPP mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian apa yang ditulis tersebut akan mencakup materi wajib, yaitu pengembangan kurikulum dan atau GBPP mata pelajaran yang bersangkutan, dan psekaligus pengayaan dari materi wajib tersebut. Karya Tulis Ilmiah yang berupa diktat pelajaran yang dipublikasikan dalam bentuk diktat yang digunakan di lingkungan sekolahnya. Diktat pelajaran adalah karya tulis yang dibuat secara langsung oleh guru. Bentuk karya tulis ini lebih sederhana dibandingkan Buku Pelajaran. Biasanya diktat ini dibuat secara swakelola oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan, dalam arti dari mulai penyusunan konsep, editing sampai pada pengetikan dan pendistribusiannya dilakukan langsung oleh guru. Bentuk fisiknya juga cukup sederhana, bahkan cukup diketik memalui mesin tik, atau komputer. Ciri lainnya dari segi pemasaranpun terbatas pada kelas yang diajar oleh guru yang bersangkutan. Sedangkan sistematikanya cukup bervariasi, namun secara umum sistematika diktat adalah sebagai berikut : Identitas mata pelajaran Kata Pengantar Daftar Isi Tujuan Pengembangan materi pembelajaran Soal-soal latihan Daftar Pustaka Modul adalah salah bentuk tulisan ilmiah yang bisa dikembangkan guru sebagai pedoman atau pegangan belajar siswanya. Modul ini biasanya digunakan dalam proses pembelajaran individu. Menurut Joyce dan Weil 1986 ) sebagaimana dikutip oleh Udin Syarifudin ( 1997 : 79 ) ada 4 kelompok model pembelajaran, yaitu : kelompok model pengolahan informasi atau the information processing family ; kelompok model personal atau the personal family; kelompok model social atau the social family dan kelompok model system perilaku atau the behavior system family. Model personal beranjak dari pandangan kemandirian atau selfhood dari indvidu. Kelompok model personal ini memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakan kemandirian yang produktif, sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas tujuannya. Dengan demikian ada empat orientasi dalam model pembelajaran individual ini, yaitu : kesadaran individu, uniquines, kemandirian dan pembinaan kepribadian. Untuk mengimplementasikan model pembelajaran individual salah satu sarananya adalah dengan menggunakan modul. Sistem pembelajaran “Modul”. Di persekolahan pembelajaran dengan menggunakan modul pernah digunakan melalui Sekolah Proyek Perintis Sekolah Pembangunan ( PPSP ). Sekarang ini yang masih menggunakan modul adalah di Universitas Terbuka Sistematika yang digunakan dalam penulisan modul, khususnya modul-modul Universitas Terbuka adalah sebagai berikut : Identitas mata pelajaran Kata Pengantar Tinjauan mata pelajaran Daftar Isi Uraian Kegiatan setiap Modul dengan sistematika : Judul Pokok Bahasan Kegiatan Belajar 1,2,3 dst ( sesuai dengan jumlah SK dan KD) Soal-soal latihan Rangkuman materi Soal-soal Formatif Kriteria keberhasilan Daftar Pustaka Glosarium Karya Tulis Ilmiah yang berupa terjemahan atau Mengalihbahasakan buku pelajaran /karya ilmiah yang dipublikasikan dalam bentuk kartya terjemahan buku pelajaran/karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan. Menurut Suhardjono (2007 : 4 ) sekalipun Karya Tulis Ilmiah tersebut berbeda macam dan besaran angka kriditnya, namun pada dasarnya mempunyai kiesamaan, yaitu : Hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan Kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah Kerangka sajiannya mencerminkan penerapan metode ilmiah Tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya ilmiah Salah satu bentuk Karya Tulis Ilmiah yang cenderung banyak dilakukan adalah Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk hasil penelitian baiok perorangan maupun kelompok yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan di perpustakaan sekolah dalam bentuk makalah. Menurut Suhardjono ( 2007 : 14-16 ) bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmniah sebagai bagian dari pengembangan profesi harus memenuhi kriteria “APIK”, yaitu : Asli, penelitian harus merupakan karya asli penyeusunanya, bukan merupakan plagiat, jiplakan atau disusun dengan niat dan prosedur yang tidak jujur, Syarat utama karya ilmiah adalah kejujuran. Perlu, permasalahan yang dikaji pada kegiatan pengembangan profesi harus memang diperlukan, mempunyai manfaat. Bukan hal yang mengada-ngada atau memasalahkan sesuatu yang tidak perlu untuk dipermasalahkan Ilmiah, penelitian harus berbentuk, berisi dan dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah kebenaran ilmiah. Penelitian harus benar, baik teorinya, faktanya maupun analisis yang digunakannya. Konsisten, penelitian harus disusun sesuai dengan kemampuan penyusunanya. Bila penulisnya seorang guru, maka penelitian haruslah berada pada bidang keilmuan yang sesuai dengan kemampuan guru tersebut. Penelitian di bidang pembelajaran yang semestinya dilakukan guru adalah yang bertujuan dengan upaya peningkatan mutu hasil pembelajaran dari siswanya, di kelas atau di sekolahnya. BAB II PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) A. Penelitian Tindakan Kelas 1. Pengertian dan Hakekat PTK Sebagai tenaga profesional guru tidak hanya dituntut mampu menguasai berbagai teori sekaligus menerapkan dalam pembelajaran di kelas, akan tetapi dia juga harus mampu melakukan berbagai tindakan inovasi dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajarannya. Salah satu kompetensi keguruan yang dikehendaki oleh pemerintah dari guru adalah kemampuan melaksanakan sekaligus memanfaatkan hasil-hasil penelitian pendidikan. Pada umumnya guru beranggapan, bahwa kegiatan atau melakukan suatu penelitian merupakan kegiatan yang sulit, rumit, mahal dan melakukan perhitungan statistiska yang sangat rumit. Memang ada jenis penelitian yang mengembangkan teori mungkin akan melakukan serentetan prosedur penelitian yang cukup rumit, namun tidak demikian dengan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah jenis penelitian yang ditujukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan guru di dalam kelas, sehingga identifikasi masalah, subjek penelitian, dan lokasi penelitiannya cukup dilakukan di dalam kelas tempat guru tersebut mengajar. Dengan demikian penelitian tindakan kelas tidak membutuhkan biaya yang besar dan dapat dilakukan setiap saat dimana guru merasakan adanya suatu situasi pembelajaran yang tidak kondusif. Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research ) adalah jenis pendekatan penelitian yang dirasakan cocok dan startegis dilakukan guru. Hal ini dikarenakan melalui pendekatan penelitian ini permasalahanpermasalahan yang dirasakan dan ditemukan guru dan siswa langsung dicarikan terapi atau solusinya. Jadi tidak seperti penelitian-penelitian konvensional yang selama ini dilakukan di mana hasil-hasil penelitian sangat langka sekali diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di kelas, bahkan tidak jarang hasil penelitian tersebut tidak dikomunikasikan kepada pihak sekolah, tetapi setelah selesai kemudian dipajang di perpustakaan Lembaga Penelitian. Penelitian Tindakan Kelas sangat strategis dilakukan oleh guru sebagai karya tulis yang fungsinya amat berguna dan aplikatif. Masalahnya berkaitan dengan tugas keseharian guru di sekolah, bahkan dianggap ‘terapi’ untuk mengatasi masalah dan diuji ketepatan pemecahan masalah itu secara berkali kali. Dengan kegiatan ini guru dapat memperoleh ‘teori’ yang dibangunnya sendiri, bukan yang diberikan oleh pihak lain guru menjadi ‘the theorizing practitioner’ ( Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999). Sebelum sampai pada pengertian Penelitian Tindakan Kelas, marilah kita cermati, bahwa sesungguhnya ada 3 (tiga ) kata yang harus kita cermati terlebih dahulu. Pertama kata penelitian, kata penelitian berarti suatu kegiatan untuk mengadakan atau mencermati suatu obyek atau subyek tertentu dengan menggunakan aturan-aturan atau metodology tertentu. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memperoleh suatu data atau informasi yang diperlukan sesuai degan masalah yang menjadi fokus bagi peneliti. Kedua, adalah kata tindakan, kata ini mengandung arti adanya aktivitas atau kegiatan untuk melalukan atau memperbaiki sesuatu dengan sengaja. Khusus dalam penelitian tindakan kelas, maka tindakan-tindakan tersebut dilakukan dalam bentuk siklus-siklus kegiatan. Ketiga adalah kata kelas, ini mengandung makna sekumpulan peserta didik yang dalam waktu dan tempo yang sama menerima pelajaran dari seorang pendidik. Oleh karena itu pengertian kelas ini bisa berbentu sekumpulan siswa yang sedang belajar di dalam ruangan (kelas), atau di laboratorium atau bahkan di lapangan/halaman sekolah. Mengacu ketiga pengertian kata-kata yang merangkai Penelitian Tindakan Kelas tersebut, maka kita bisa mengambil suatu kesimpulan, bahwa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencermati yang dilakukan secara sengaja di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki pelaksanaan proses pembelajaran. Berdasarkan pengertian per kata tersebut, maka ada baiknya diturunkan beberapa pengertian PTK menurut para ahli, yaitu sebagai berikut : Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah ‘action research’ yang dilakukan di kelas (classroom action research). Menurut Stephen Kemmis (1983) seperti yang dikutip oleh David Hopkins ( 1993:44) action research adalah A form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social ( including educational) situation in order to improve the rationaly and justice of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and (c) the situations which practices are carried out. Artinya sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan sosial termasuk pendidikan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rational dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi praktek pembelajaran. Penelitian Tindakan ( educational action research ) menurut Hopkins (1993:32) adalah menggabungkan suatu tindakan yang sesungguhnya (substantif) dengan prosedur penelitian. Terdapat tiga definisi tentang penjabaran penelitian tindakan, yaitu pertama : penelitian tindakan adalah penelitian yang ditujukan untuk memberikan konsttibusi terhadap perhatian praktis tentang manusia dalam situasi problematik yang akan segera muncul dan tujuan ilmu pengetahuan social dengan cara bekerja sama dalam kerangka etis yang dapat diterima dan saling menguntungkan ( Rapport, 1970 ). Pengertian kedua dikemukakan oleh Stephen Kemmis ( 1983 ) yang menyatakan, penelitian tindakan adalah suatu penelitian dengan renungan pemikiran (self-reflective ) tentang para peserta dalam situasi sosial (termasuk situasi pendidikan) dengan tujuan untuk meningkatkan rasionalitas dan kebenaran tentang (a) tindakan sosial dan pendidikan mereka sendiri; ( b ) pemahaman mereka tentang tindakan tersebut, dan ( c ) situasi dimana tindakan-tindakan itu dilaksanakan. Hal ini merupakan tindakan yang ditertibkan oleh suatu penyelidikan, suatu usaha pribadi dalam memahami proses peningkatan profesional. Pengertian ketiga, dikemukakan oleh Dave Ebbutt ( 1983), yang menyatakan “ … Studi sistematik tentang usaha meningkatkan tindakan pendidikan oleh kelompok peserta dengan memanfaatkan tindakan praktis mereka sendiri dan pemikiran mereka sendiri tentang dampak/pengaruh tindakan-tindakan mereka “. Berdasarkan ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa penelitian tindakan merupakan paduan antara prosedur penelitian dan tindakan substantif. Sebagai prosedur penelitian, penelitian tindakan mempunyai ciri adanya suatu kajian reflektif diri secara inquiry, partisipasi dan kolaboratif, terhadap latar alamiah dan atau implikasi dari suatu tindakan. Penelitian tindakan sebagai suatu tindakan substantif mempunyai ciri adanya intervensi dalam skala kecil berupa pengembangan program pembelajaran dengan memfungsikan kealamiahan latar. Sekalipun ada intervensi dalam skala kecil,namun tidak mengganggu program pokok dari guru dan dilakukan dengan hati-hati tetapi pasti, sehingga orang yang diintervensi tidak merasakan, bahwa sesungguhnya dia sedang menerima program-program inovasi, sehingga lama kelamaan tanpa disadari, dia sendiri akan melaksanakan program,program inovasi. Secara aksiologis, penelitian tindakan merupakan pendekatan yang bersifat instrumental yang dikembangkan berdasarkan pada prinsip “an action gounded philosophy of practioner-centered research ( Mc. Niff, 1992:xvvii), di mana pengaplikasian suatu tindakan langsung ditujukan pada kepentingan praktisi di lapangan, jadi bukan untuk kepentingan teoritis. Dilakukannya pengaplikasian secara langsung di kelas, bertujuan agar guru di lapangan sebagai praktisi dapat memperoleh berbagai masukan yang berkaitan dengan pengembangan program pembelajaran yang dikembangkannya, sehingga setelah dilakukan berbagai tindakan yang inovatif akan semakin meningkat kualitasnya. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas agar dapat berhasil atau sesuai dengan yang diharapkan maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh guru dan rekan sejawat peneliti yaitu: guru dan kolaborator serta murid-murid harus punya tekad dan komitmen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan komitmen itu terwujud dalam keterlibatan mereka dalam seluruh kegiatan PTK secara proporsional. guru dan kolaborator adalah pusat dari penelitian sehingga dituntut untuk bertanggung jawab atas peningkatan yang akan dicapai. tindakan yang guru lakukan hendaknya didasarkan pada pengetahun, baik pengetahuan konseptual dari tinjauan pustaka teoretis, maupun pengetahuan teknis prosedural, yang diperoleh lewat refleksi kritis dan dipadukan dengan pengalaman orang lain dari tinjauan pustaka hasil penelitian tindakan), berdasarkan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Refleksi kritis dapat dilakukan dengan baik jika didukung oleh keterbukaan dan kejujuran terhadap diri sendiri, khususnya kejujuran mengakui kelemahan/kekurangan diri. tindakan tersebut dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat diubah ke arah perbaikan. penelitian tindakan melibatkan pengajuan pertanyaan agar dapat melakukan perubahan melalui tindakan yang disadari dalam konteks yang ada dengan seluruh kerumitannya. guru mesti mamantau secara sistematik agar dapat mengetahui dengan mudah arah dan jenis perbaikan, yang semuanya berkenaan dengan pemahaman yang lebih baik terkadap praktik dan pemahaman tentang bagaimana perbaikan ini telah terjadi. guru perlu membuat deskripsi otentik objektif (bukan penjelasan) tentang tindakan yang dilaksanakan dalam riwayat faktual, perekaman video and audio, riwayat subjektif yang diambil dari buku harian dan refleksi dan observasi pribadi, dan riwayat fiksional. guru perlu memberi penjelasan tentang tindakan berdasarkan deskripsi autentik tersebut di atas, yang mencakup identifikasi makna-makna yang mungkin diperoleh (dibantu) wawasan teoretik yang relevan, pengaitan dengan penelitian lain (misalnya lewat tinjauan pustaka di mana kesetujuan dan ketidaksetujuan dengan pakar lain perlu dijelaskan), dan konstruksi model (dalam konteks praktik terkait) bersama penjelasannya; mempermasalahkan deskripsi terkait, yaitu secara kritis mempertanyakan motif tindakan dan evaluasi terhadap hasilnya; dan teorisasi, yang dilahirkan dengan memberikan penjelasan tentang apa yang dilakukan dengan cara tertentu. Kesembilan, guru perlu menyajikan laporan hasil PTK dalam berbagai bentuk termasuk: tulisan tentang hasil refleksi-diri, dalam bentuk catatan harian dan dialog, yaitu percakapan dengan dirinya sendiri; percakapan tertulis, yang dialogis, dengan gambaran jelas tentang proses percakapan tersebut; narasi dan cerita; dan bentuk visual seperti diagram, gambar, dan grafik. Kesepuluh, guru perlu memvalidasi pernyataan tentang keberhasilan tindakan lewat pemeriksaan kritis dengan mencocokkan pernyataan dengan bukti (data mentah), baik dilakukan sendiri maupun bersama teman (validasi-diri), meminta teman sejawat untuk memeriksanya dengan masukan dipakai untuk memperbaikinya (validasi sejawat), dan terakhir menyajikan hasil seminar dalam suatu seminar (validasi public). Perlu dipastikan bahwa temuan validasi selaras satu sama lain karena semuanya berdasarkan pemeriksaan terhadap penyataan dan data mentah. Jika ada perbedaan, pasti ada sesuatu yang masih harus dicermati kembali. (McNiff, Lomax, & Whitehead, 2003 dalam Suwarsih) Penelitian tindakan yang dilakukan guru peneliti merupakan bentuk valid dari suatu penelitian, karena rumusan hipotesis yang dihasilkannya mengikuti proses inquiry yang ketat dan berdasarkan data yang aplikatif (Hopkins, 1993 ), oleh karena itu : Argumen dan buktinya dapat diuji Tidak tergantung semata-mata pada kefasihan pengungkapan dan paparan logis Menghindari kesalahan sumber yang berakibat timbulnya kemungkinan kesalahan dalam konklusi Bisa berspekulasi, bebas berkreasi dan berdaya cipta. Stenhouse ( 1984) menyatakan, penelitian tindakan kelas sangat berguna sebagai perangkat pengujian gagasan-gagasan kurikulum, karena itu guru peneliti berperan sebagai pembuat keputusan dan penelitian kelas sebagai wahana reformasi kurikulum dan pengembangannya. Berdasarkan uraian di atas tidaklah berlebihan apabila kita renungkan kembali pernyataan yang dikemukakn oleh Tim Pelatih PGSM ( 1999 : 2 ) yang menyatakan “ Pengetahuan yang paling berpengaruh langsung dalam memicu perubahan perilaku termasuk tindakan guru atau dosen dalam mengelola pembelajaran adalah pengetahuan yang dibangun sendiri oleh pelaku tindakan (self constructed knowledge) theorizing by practioners yang menghasilkan personal theory atau theory-in-use. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas a. Tujuan PTK Mengacu pada pentingnya Penelitian Tindakan Kelas kita dapat menyimpulkan pada hakekatnya tujuan dilaksanakannya kegiatan PTK adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja profesional guru. Hal ini dikarenakan sebelum merencanakan dan melaksanakan kegiatan PTK terlebih dahulu guru melakukan self evaluation terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini. Dengan adanya kegiatan self evaluation ini guru dapat mengetahui ketepatgunaan prosedur pembelajaran yang telah dilaksanakannya, kemudian manakala ditemukan adanya kekurangan-kekurangan yang menyebabkan menurunnya motivasi atau gairah belajar siswa, maka guru tersebut akan berupaya memperbaiki di mana kekurangan tersebut. Oleh karena itulah, maka pelaksanaan penelitian ini benar-benar bersifat alamiah, tanpa adanya rekayasa dari pihak manapun juga. Dikatakan bersifat alamiah, karena dalam proses penelitian ini guru merasakan dan menemukan permasalahannya sendiri, guru juga berupaya mencari penyebab masalah itu muncul, kemudian guru juga berupaya mencari berbagai solusi melalui rencana-rencana tindakan yang akhirnya guru jualah yang mnelaksanakan tindakan tersebut. Kesemuanya ini dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Setelah itu guru juga merefelksi tindakan-tindakannya tersebut, apakah sudah sesuai dengan target harapannya atau belum, kalau sudah sesuai dia akan terus meningkatkannya, namun kalau belum dia juga akan terus mencobakan dan mencobakannya terus sampai akhirnya dapat memecahkan persoalan yang muncul. Berdasarkan uraian tentang tujuan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas di atas, maka tujuan tersebut dapat dirinci menjadi sebagai berikut : Perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran . Mengembangkan keterampilan guru yang bertolak dari kebutuhan menanggulangi masalah pembelajaran di kelas. Mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran Membina tumbuhnya budaya meneliti oleh guru Membina pemberdayaan profesional guru ( empowered ). b. Manfaat PTK Manfaat Penelitian Tindakan Kelas dilihat dari komponen pendidikan dan pembelajaran adalah sebagai berikut : Memberikan berbagai inovasi dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswa dan kualitas mengajar guru Sebagai upaya pengembangan kurikulum, baik dalam aspek pengembangan materi, metode, media dan alat evaluasi pembelajaran di tingkat kelas dan sekolah Meningkatkan profesionalisme guru, karena selain bertugas sebagai pendidik, guru juga dituntut untuk dapat melakukan dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian pendidikan 3. Prinsip-Prinsip pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas: Menurut Hopkins (1993: 57-61) sebagaimana dikutip oleh Tim Pelatih PGSM ( 1999 : 12-15) mengemukakan, bahwa dalam penelitian tindakan ada 6 prinsip, yaitu: Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode yang digunakan dalam penelitian tindakan seyogyanyalah tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar, dalam arti : dalam mencobakan suatu tindakan pembelajaran yang baru, selalu ada kemungkinan hasilnya dari yang diharapkan interaksi-siklus tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan penerapan tindakan pada penelitian hendaknya mengacu pada penguasaan yang ditargetkan pada tahap perencangan dan sama sekali tidak mengacu pada kejenuhan informasi. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran Metodologi yang digunakan harus cukup reliabel sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan Masalah penelitian yang dirumuskan oleh guru sedapat mungkin masalah yang cukup merisaukannya dan bertitik tolak dari tanggung jawab profesionalnya Dalam melaksanakan penelitian tindakan, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya Pelaksanaan penelitian tindakan sedapat mungkin menggunakan classroomexceeding perspective dalam arti permasalahan tidak hanya dilihat dalam konteks kelas dan/atau pelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan. 4. Karakteristik Penelitian Kelas Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas mempunyai 3 karakter yang harus diperhatikan oleh guru sebelum melakukan kegiatan tersebut. Ketiga karakter tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Tim Pelatih PGSM ( 1999 : 8-12 ) adalah sebagai berikut : An Inquiry on from within Penelitian Tindakan Kelas dipicu oleh adanya permasalahan praktis yang dihayati dalam pelaksanaan tugas sehari-hari oleh guru sebagai pengelola program pembelajaran di kelas. PTK bersifat practice driven dan action driven, dalam arti bertujuan memperbaiki praksis secara langsung di sini, sekarang, sehingga dinamakan juga penelitian praktis (practical inquiry). Ini berarti PTK memusatkan perhatian pada permasalahan yang spesifik-kontekstual, sehingga tidak terlalu menghiraukan kerepresentatifan sampel. A Collaborative effort between school teachers and teacher educators PTK dilaksanakan secara kolaborasi atau bersama-sama antara guru yang kelasnya dijadikan kancah penelitian dengan dosen dan bahkan dengan guru lainnya yang bertindak sebagai peneliti mitra. A reflective practice made public Keterlibatan dosen dalam penelitian ini bukanlah sebagai ahli pendidikan yang tengah mengembangkan fungsi sebagai pembina guru atau sebagai pengembang pendidikan, melainkan sebagai sejawat yang mempunyai tugas, peran dan fungsi yang sama dengan guru, di samping sebagai pendidik calon guru yang seyogyanya memiliki kebutuhan untuk belajar dalam rangka mengakrabi lapangan demi peningkatan mutu kenierjanya sendiri. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian jenis lainnya. Zaenal Aqib ( 2006 : 16 ) menyebutkan ada 5 karakteristik penelitian tindakan kelas, yaitu : Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional Adanya kolaborasi dalam pelaksanannya Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus. Selain karakteristik di atas, menurut Zaenal Aqib, (2006 :16) PTK mempunyai sifat-sifat khusus sebagaimana disajikan dalam tabel di bawah ini! MASALAH PENELITIAN DARI GURU (AKTUAL BUKAN DARI GURU Peneliti Utama Guru Guru hanya sebagai pendamping/pembantu Disain Penelitian Lentur/fleksibel Formal dan kaku Analisa data Segera/seketika Ditunda (mungkin) Format laporan Sesuai kebutuan Formal dan kaku Manfaat penelitian Jelas dan langsung Tidak langsung/tidak jelas 5. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam 3 siklus atau lebih.Masing-masing siklus terdiri dari 3 atau beberapa kali tindakan. Hal ini sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, sebagaimana telah didisain dalam penelitian ini. Proses penelitian tindakan kelas menggunakan observasi dan wawancara yang bersifat reflektif, partisipatif dan kolaboratif sebagaimana dikemukakan oleh Hopkins ( 1993 : 88-89 ) langkah-langkahnya sebagai berikut: Pertama, diadakan perencanaan bersama (planning conference) antara guru kelas dengan peneliti untuk membicarakan tentang Sandar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan pengembangan indikator, materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan rencana penilaian yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran di kelas. Kesemuanya itu dikemas dalam bentuk Rencana Pembelajaran ( format terlampir ). Selain itu dalam perecanaan ini dibahas mengenai fokus yang akan diobservasi berdasarkan kriteriakriteria yang disepakati bersama serta waktu dan tempat kegiatan observasi akan dilaksanakan. Ada baiknya juga pada proses perencanaan ini dipersiapkan alat perekam, baik perekam suara atau peregam gambar. Kedua, Observasi Kelas ( Classroom Observation ), pada kegiatan ini peneliti mengobservasi guru yang sedang mengajar dan mengumpulkan data yang obyektif tentang aspek-aspek yang telah direncanakan. Data tersebut sebagai fakta untuk bahan diskusi. Ketiga, Pertemuan Balikan ( Feedback Conference ), peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk saling memberi informasi tentang pengalaman yang dilaksanakan sebelum, selama dan sesudah proses pembelajaran. Pada kegiatan ini peneliti juga memberikan berbagai masukan (intervensi) sekaligus merencanakan tindakan untuk kegiatan pembelajaran yang akan datang. Ketiga langkah pelaksanaan supervisi dapat digambarkan dalam bentuk siklus sebagai berikut : PLANNING CONFERENCE FEEDBACK CONFERENCE OBSERVATION CLASROOM PTK lebih menekankan pada proses pengkajian praktis bukan penelitian sesungguhnya (formal), lebih pada tehnis perbaikan yang dilakukan guru ketika dalam proses pembelajaran dia menemukan permasalahan. Sedangakn prosedur Penelitian Tindakan Kelas dapat digambarkan sebagai berikut : PLANNING REFELCTIVE SIKLUS I ACTION/OBSERVATION RESIVED PLAN PLANNING REFELCTIVE SIKLUS II ACTION/OBSERVATION RESIVED PLAN PLANNING REFELCTIVE SIKLUS III ACTION/OBSERVATION ( disadur dari Hopkins; 1993 ) Keempat fase siklus meliputi perencanaan ( planning), lakukan tindakan ( action ), amati (observation) dan tindak lanjut refleksi ( reflection). ( Tim Pelatih PGSM, 1999:7). 6. Langkah-Langkah Pelaksanaan PTK. PTK merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur dari berbagai kegiatan. Menurut Raka Joni ( 1998)) ada lima tahapan pelaksanaan penelitian tindakan namun dalam kenyataannya tahapan itu merupakan siklus kegiatan. Adapun tahap-tahap tersebut neliputi : Pengembangan fokus masalah penelitian Pengembangan fokus masalah penelitian ; guru merasakan adanya ketidakpuasan atau hambatan dalam PBM, secara profesional guru harus menyatakan secara jujur sisi kelemahan. Guru dituntut untuk merenung, merefleksi, mengevaluasi diri, dalam praktek PBM di kelasnya. Sumber kelemahan itu bisa timbul dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum interaksi dan hasil pembelajaran. Jika telah dirasakan adanya hambatan maka selanjutnya masalah itu diidentifikasi dengan mencoba bertanya pada diri sendiri ( Hopkins,1993). Misalnya : Apa yang sedang terjadi sekarang ? Apakah yang terjadi mengandung permasalahan ? Apa yang bisa saya lakukan terhadapnya ? Bila pertanyaan itu ada dalam pikiran guru maka dapat dilanjutkan dengan mengembangkan pertanyaan , misalnya : Saya akan memperbaiki ...................... Berapa orang yang merasa tidak senang tentang....................... Saya dibingungkan oleh ............................. Saya memilih gagasan untuk mengujicobakan dalam kelas saya tentang .......................................... Dengan pemilihan alternatif ini guru harus mencoba memilih topik yang dianggap peting dan mudah dipecahkan. Bila mendapat kesulitan sebaiknya minta bantuan pada Dosen LPTK, atau guru lain yang konsen dan komitmen tinggi terhadap perbaikan. Jika guru telah memilih satu topik masalah maka selanjutnya menganalisisnya. Apakah masalah itu penting, mendasar untuk dipecahkan? Misalnya Guru merasa bingung mengapa sebagian besar siswa kurang memberikan respon terhadap pertanyaan gurunya? Coba renungkan Apakah pertanyaan guru terlalu panjang ? Pertanyaan terlalu luas ? Pertanyaan terlalu sulit dan guru tidak memberikan tuntunan ? Guru tidak memberikan waktu yang cukup untuk berfikir siswa memberikan jawaban ? Proses analisis masalah perlu dilakukan dengan hati yang jernih, hatihati dan cermat sebab keberhasilan pada masalah analisis ini akan menentukan keberhasilan keseluruhan proses pelaksanaan PTK. Kebingungan guru menjadi fokus masalah dan terus dianalisa, selanjutnya adalah dirumuskan. Rumusan itu dapat dijawab. Apakah penyebab siswa kurang merespon : Siswa belum siap/tidak memperhatikan, kelas ribut, pertanyaan guru tidak jelas, sulit.waktu sedikit, tidak memberikan kesempatan lebih luas kepada beberapa siswa. Guru kurang memiliki persiapan tentang pertanyaan itu, jam pelajaran terakhir, media pelajaran tidak ada/kurang, dsb. Untuk itu perlu pemecahan masalah : mencari beberapa alternatif pemecahan masalah yang kiranya mudah dan aplikatif, dengan merumuskan bersama siswa, guru bidang studi dan dosen LPTK. b. Perencanaan tindakan Maksudnya adalah memformulasikan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah itu. Dalam PTK disebut hipotesis tindakan yaitu suatu perubahan yang diduga bakal terjadi jika suatu tindakan dilakukan (Tim PGSM, 1999:31). Misalnya Hipotesis : Jika guru memberikan pertanyaan yang jelas maka makin banyak respon siswa Jika guru memberikan waktu banyak maka respon siswa makin banyak Jika Respon siswa banyak maka siswa lebih aktif Harus diingat bawa hipotesis tindakan ini harus dapat diukur dampaknya secara kuantitif maupun kualitatif Setelah merumuskan hipotesis tindakan kemudian merencanakan pelaksanaan tindakan yaitu membuat langkah-langkah sebagai berikut ; membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan guru dan siswa mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, seperti alat peraga mempersiapkan cara mengobservasi hasil beserta alatnya melakukan simulasi bersama untuk melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana. Pelaksanaan tindakan dan observasi Analisis dan refleksi Perencanaan tindakan lanjutan c. Subyek yang diteliti Dalam hal menjelaskan subyek penelitian atau sumber informasi/data dalam penelitian ini, perlu diketengahkan beberapa pendapat yang mendasari cara-cara dalam menentukan subyek penelitian atau sumber data. Judith P. Goetz dan Margaret D. Le Compte ( 1981:54-55) menyatakan “ The content of theories determines which elements-elements, obyects, or people in the empirical world constitute the researcher’s population or data sources” Di sini jelas, bahwa elemen-elemen mana, obyek mana atau siapa-siapa yang merupakan sumber data, tergantung pada isi teori atau konsep yang digunakan. Selanjutnya Goetz dan LeCompte ( 1954:55) dalam bukunya “ Ethnography and Qualitative Design in Educational Research” menyatakan, bahwa Whatever the population or populations are determinated to be, their catagories must be discovered and refined into specific units of analysis that facilitate data reduction and processing”. Tentang siapa-siapa yang akan dijadikan subyek penelitian ditarik dan dikembangkan berdasarkan “ purposive sampling” Bogdan dan Biklen, 1982:67); Goetz dan LeCompte, 1984:73; Lincoln dan Guba; 1985:40), yaitu yang dipilih berdasarkan karakteristik-karakteristik tertentu yang dimiliki sampel sesuai dengan tujuan penelitian. Lincon dan Guba ( 1985:202) mengemukakan, bahwa “ Naturalistic sampling is, then, very different from conventional sampling. It is based on informational, not statistical considerations. Its purpose is to maximize information, not facilitate generalization”. Oleh karena itu, menurut Lincoln dan Guba ( 1985 ), dalam penelitian naturalistik spesipikasi sampel tidak dapat ditentukan sebelumnya, sesuai dengan ciri-ciri sampel purposive, yaitu (1) emergent sampling design, (2) Serial selection of sample units, (3) Continuous adjusment or focusing of the sample (4) Selection to the point of redundancy ( Lincoln dan Guba, 1985 : 201 - 202 ) Sejalan dengan pendapat di atas, penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan sementara penelitian berlangsung. Caranya yaitu peneliti memilih unit sampel tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan; selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperlukan ; selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari unit sampel sebelumnya itu, peneliti dapat menetapkan unit sampel lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap. Praktek semacam ini disebut “serial selection of sample units”( Lincoln dan Guba , 1985 : 201 ) atau dinamakan “snowball sampling technique ( Biklen, 1982 : 67 ). Unit sampel yang dipilih semakin terarah pada fokus penelitian dan proses seperti ini disebut sebagai “continuous adjusment or focusing of the sample ( Bogdan dan Biklen, 1982 : 202 ). Selanjutnya bahwa dalam sampel purposif besar jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan informasi. Dalam hubungan ini S. Nasution ( 1988:32-33) menjelaskan bahwa penentuan unit sampel (responden) dianggap telah memadai apabila telah sampai pada taraf “redudancy” (ketuntasan atau kejenuhan) ( Lincoln dan Guba, 1985 : 202 : Nasution,1988: 32 ), artinya bahwa dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang berarti. d. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Jika semua telah dipersiapkan maka selanjutnya adalah melaksanakan pada siklus, yang diikuti dengan kegiatan observasi dan refleksi.Observasi adalah upaya mengamati dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dalam observasi hal-hal yang harus diperhatikan adalah perencanaan bersama, fokus, penentuan kreteria, keterampilan observasi, dan umpan balik. Sedangkan dalam melakukan observasi ada tiga fase kegiatan, yaitu pertemuan perencanaan, observasi kelas dan pembahasan umpan balik. Pertemuan perencanaan menentukan observer (pengamat) dan observee (yang diamati). Keduanya guru, harus menyamakan persepsi apa yan akan diamati dan masalah/fokus yang akan diamati. Kriteria yang perlu diperhatikan adalah rentang kategori terhadap munculnya indikator yang diamati. Misalnya waktu dan respon siswa dalam menjawab pertanyaan guru. Secara rinci sasaran observasi adalah : apakah pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana adakah tanda-tanda akan tercapai tujuan tindakan Jika sudah ada maka pelaksanaan tindakan dapat diteruskan sesuai dengan rencana Apakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan yang telah direncanakan Salah satu contoh Observasi Sistematik Kelas Aspek yang diobservasi Ya Tidak 1. Apakah ada kesempatan guru memberikan pertanyaan pada siswa 2. Apakah guru memperhatikan siswa pada waktu memberikan pertanyaan ? 3. Apakah guru memberikan waktu sejenak untuk memberikan jawaban siswa Selain menggunakan daftar observasi, pengamatan dapat juga dilakukan dengan menggunakan video, tape recorder, atau catatan siswa yang kesemuanya bisa memberikan masukan tentang tindakan yang dilakukan di kelas. Sedangkan Umpan balik akan memberikan masukan yang baik apabila sesuai dan bermanfaat. Jika umpan balik terburu-buru dan salah penafsiran maka tidak baik. e. Analisis dan Refleksi Tindakan Ini adalah mengembangkan kemampuan berpikir, reflektif yaitu kemampuan untuk mencermati kembali secara rinci semua yang telah dilakukan, hasilnya reconnaissance. Reconnaissance merupakan upaya mengenal kembali secara rinci, menjelajahi kembali agar mengenal lebih rinci. Titik-titik rawan, yang dianggap belum terpecahkan, tergarap, terlewat, terlupakan sehingga ada hambatan yang tidak tuntas. Dengan demikian diperlukan tindakan lanjutan dengan membuat perencanaan baru, membuat formulasi baru atau menjelaskan kegagalan implementasi. Dengan cara reflektif diharapkan menghasilkan tindakan pengembangan dan perubahan perbaikan ( Natawidjaja, 1977) f. Perencanaan Tindakan Lanjutan Hasil analisis dan refleksi akan memutuskan apakah tindakan yang telah dilaksanakan telah dapat mengatasi masalah atau belum. Jika hasilnya belum memuaskan atau belum terselesaikan, maka dilakukan tindakan lanjutan memperbaiki tindakan ke 1 atau menyusun tindakan yang betulbetul baru untuk mengatasi masalah yang ada ( revised action) dikarenakan adanya gagasan baru yang berlangsung yang tidak sesuai lagi dengan gagasan dasar yang dijadikan acuan pada saat menentukan fokus masalah. Dengan demikin mungkin pula dilakukan perbaikan atau perubahan tentang fokus masalah dan komponen lain dalam daur penelitian tindakan. Jika masalah yang diteliti belum tuntas atau belum memuaskan, maka penelitian tindakan harus dilanjutkan pada siklus ke 2 dengan prosedur yang sama seperti pada siklus ke 1 yaitu ( perumusan masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, analisis-refleksi.). Jika pada siklus ke 2 ini permasalahan belum memuaskan maka tidak perlu dilanjutkan pada siklus ke- 3. Namun jika pada siklus ke masalahnya belum terselesaikan maka perlu dilanjutkan dengan siklus ke 3 dan seterusnya. g. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan dan analisis data akan dilakukan secara kualitatif, mengkatagorikan dan mengklarifikasi berdasarkan analisis kaitan logisnya kemudian ditafsirkan dalam konteks keseluruhan permasalahan penelitian. Peneliti dalam kegiatan ini berusaha untuk memunculkan makna dari setiap data yang diperoleh, sehingga data tidak bersifat deskriptif akan tetapi dapat menyentuh dimensi transenden untuk mencapai derajat tertentu, berfikir divergen yang kreatif walaupun mengandung spekulasi dan resiko tertentu. Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut : Katagorisasi dan Kodifikasi. Pada tahap ini data yang telah terkumpul ditulis dalam kartu data, kemudian diseleksi-dihimpun, dipilah-pilah sesuai dengan karakteristiknya. Reduksi Data. Pada tahap ini data yang terkumpul dari lapangan, setelah dikatagorisasikan kemudian dikodifikasi lanjut dan dituangkan dalam bentuk laporan. Display dan Klasifikasi Data, bahwa untuk melihat gambaran data keseluruhan atau bagian-bagian tertentu, maka dilakukan klasifikasi Membuat kesimpulan dan verifikasi. Sebenarnya pada penelitian ini pengambilan kesimpulan sudah dilakukan sejak awal tapi terus menerus dikembangkan dan diverifikasikan selama penelitian berlangsung. h. Tahap Validasi Tahap validasi dilakukan melalui melalui teknik : Saturasi ( Hopkins, 1993:111) atau penjenuhan. Becker dan Glesser serta Straus menunjukkan proses yang sama. Becker mengacu pada pemeriksaan frekuensi dan distribusi phenomena ( 1958:663) dan Glasser dan Straus mengacu pada saturasi, yakni situasi dimana tidak ada data tambahan yang ditemukan (untuk) membuat ranah dan katagori (1967:67). Ketika teknik saturasi digunakan dalam situasi penelitian kelas menunjukkan, bahwa hipotesis atau katagorisasi yang dihasilkan dari observasi diuji secara berulang-ulang sehingga diperoleh tingkat kebenaran atau keyakinan yang tinggi terhadap hasil suatu tindakan. Member Check ( Nasution, 1988), yakni mencek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian dengan mengkonfirmasikan kepada nara sumber/sumber data. Dalam proses ini data atau informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan kebenarannya kepada guru kelas melalui mendiskusikan kembali yang juga disaksikan oleh Kepala Sekolah pada setiap akhir pelaksanaan tindakan dan pada akhir pelaksanaan keseluruhan tindakan. Audit Trail ( Nasution, 1988), yaitu mencek kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan hasil-hasil temuan bersama teman-teman sekelompok (peer group). Expert opinion (Nasution, 1988), yaitu pengecekan terhadap temuan-temuan penelitian kepada pakar yang professional di bidang ini, yakni Dosen Pembimbing. D. Kriteria Keberhasilan Salah satu kriteria pengukuran keberhasilan kompetensi penulisan karya ilmiah dan Penelitian Tindakan Kelas adalah para peserta pelatihan dapat membuat perencanaan karya tulis, berupa proposal penelitian atau proposal penelitian tindakan kelas, yang diharapkan nanti dapat diaplikasikan di sekolah. Kriteria penulisan seperti telah dibahas dimuka mengandung kaidah ilmiah seperti bobot kajian, masalah, fokus, analisis, tujuan, metode yang dipilih, kerangka teori yang relevan dan langkah.langkah penulisan yang sistematik. E. Bentuk keberhasilan Setiap peserta pelatihan diharuskan membuat karya tulis berupa proposal penelitian atau penelitian tindakan kelas sesuai mata pelajaran yang diminatinya atau diuampunya yang meliputi : Merumuskan permasalahan Alasan permasalahan tersebut dimunculkan Memformulasikan permasalahan dalam judul penelitian Tujuan dan manfaat Penelitian Langkah-langkah pelaksanaan penelitian Judul : bebas ( berkisar pada kegiatan keseharian pengajaran di sekolah ) Masalah : tergantung keinginan/motivasi peserta (terfokus, teranalisis dan empirik Semua karya tulis peserta dikumpulkan dan dinilai oleh para penilai ( intruktur masing-masing). DAFTAR PUSTAKA Anonim ( 1993 ), Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kriditnya, Jakarta; Depdiknas. Branson, J dan Miller D, (1999), Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Tim Kemitraan IKIP Bandung. FX. Soedarsono, (1996/1997), Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Dirjen Dikti, Depdikbud, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik BP3GSD, UP3SD, UKMP-SD, Bagian Kedua, IKIP Yogyakarta. Hopkins David, (1993). A Teacher’s Guide to Classroom Research, Philadelphia, Buckingham, Open University Press. Noeng Muhajir, (1996/1997), Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Dirjen Dikti, Depdikbud, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik BP3GSD, UP3SD, UKMP-SD, Bagian Keempat, IKIP Yogyakarta. Nurudin ( 2001 ). Menulis Artikel itu Gampang. Jogyakarta; Effhar & Dahara Prize. Kerlinger N Fred, (1973), Foundation of Behavioral Research, Rinehart and Winston Inc. New York, Koentjaraningrat, (1977), Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta Gramedia. Raka Joni, T, (1998), Penelitian Tindakan Kelas. Makalah dalam Penataran Calon Pelatih Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Suyanto, (1996/1997), Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Dirjen Dikti, Depdikbud, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik BP3GSD, UP3SD, UKM-SD, Bagian Kesatu, IKIP Yogyakarta. Tim Pelatih Proyek PGSM, (1999), Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah. Zaenal Aqib ( 2006 ), Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Bandung, Yrama Widya, B. Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas Untuk memberikan gambaran, bahwa penyusunan proposal Penelitian Tindakan kelas tersebut tidaklah sesulit yang dibayangkan, berikut ini dikutipkan contoh proposal PTK yang pernah dikembangkan dan dilakukan oleh salah seorang guru di Kota Bandung. PENELITIAN PROSES PEMBIMBINGAN PPL OLEH GURU PKN SD X BANDUNG USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMBELAJARAN DAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI “GAYA MENGAJAR” OLEH GURU PKN DI KELAS V SD X BANDUNG Peneliti : --------------------------------------------DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SEKOLAH DASAR X B A N D U N G 2 0 0 9 LEMBARAN INFORMASI 1. Judul Penelitian : Peningkatan Kemampuan Pembelajaran dan keterampilan Mengadakan Variasi “ Gaya Mengajar” oleh Guru PKN di Kelas V SD X Bandung 2. Bidang Ilmu : Pendidikan IPS ( PKN ) 3. Katagori Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) 4. Ketua Peneliti : a. Nama Lengkap : b. Jenis Kelamin : Wanita/ Laki-laki c. Golongan/Pangkat : III-D / Penata d. Jabatan : Guru Dewasa Tingkat I e. Institusi : SD X Bandung 5. Lokasi Penelitian : SD X Bandung 6. Lama Penelitian : 3 (tiga ) bulan 7. Biaya Penelitian : Rp. 1.000.000 ( Satu juta rupiah) 8. Sumber Dana : DIP Sekolah Mengetahui Kepala SD X Bandung Bandung, ------------------------------------------------NIP. NIP. A. Desember 2009 Ketua Peneliti, ---------------Masalah yang dihadapi Pemerintah bertekad untuk meningkatkan kualitas pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Salah satu komponen penting yang menentukan kualitas pendidikan dasar dan menengah adalah guru, karena peran guru dalam proses belajar mengajar adalah sangat sentral. Salah satu masalah utama yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia pada saat ini adalah peningkatan kualitas guru. Kualitas guru salah satunya ditentukan oleh kemampuan mereka di dalam mengajar. Kemampuan mengajar merupakan pekerjaan profesional yang membutuhkan pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu, seorang guru perlu menguasai berbagai kemampuan mengajar. Semua kemampuan tersebut perlu diintegrasikan menjadi suatu wawasan yang utuh ketika seorang guru mengajar di kelas. Pada umumnya guru pamong sudah cukup mempunyai bekal penguasaan terhadap bidang ilmunya, tetapi masih kurang terampil dalam menyampaikan materi bidang tersebut kepada siswa. Masalah tersebut bukan hanya dialami oleh guru pamong, tetapi juga oleh mahasiswa praktikan dan bahkan guru lainnya. Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skills), yaitu keterampilan yang bersifat generic yang harus dikuasai oleh seorang guru, terlepas dari tingkat kelas dan bidang studi yang diajarkan. Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang komplek pula, yang pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan yang jumlahnya sangat banyak. Diantara keterampilan yang sangat banyak tersebut, menurut Dr. I.G.A.K. Wardani, M.Sc.Ed. dalam bukunya PEKERTI terntang Teori Belajar, Motivasi dan Keterampilan Mengajar (PAU untuk Peningkatan dan Pengembangan Instruksional DIKTI, 79) terdapat 8 (delapan) Keterampilan Dasar Mengajar yang dianggap sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Sedangkan menurut hasil penelitian Turney (1973), dalam bukunya Sydney Micro Skills, series 1, 2, 3, 4, dan 5 mengelompokkan 9 (sembilan) keterampilan Dasar Mengajar, yaitu :Questioning;Classroom Management and Dicipline; Variabilition / Vorying the Stimulus; Reinforcement ; Explaning / Exposition; Set Induction / Introductory Procedures; Small Group Teaching; Development thingking dan Individualizing teaching Penulis lebih cenderung kepada penyederhanaan “Keterampilan Dasar Mengajar” pendapat I.G.A.K. Wardani, sebab disesuaikan dengan permasalahan yang sering muncul dalam proses belajar mengajar disekolahsekolah. Kedelapan Keterampilan Dasar Mengajar itu ialah : Keterampilam Membuka dan Menutup Pelajaran;Keterampilan Bertanya;Keterampilan Memberikan Penguatan; Keterampilan Mengadakan Variasi;Keterampilan Menjelaskan; Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil;Keterampilan Mengelola Kelas dan Keterampilam Menutup Pelajaran Berdasarkan pengelompokkan delapan Keterampilan Dasar Mengajar tersebut, yang dirasakan masih dipermasalahkan karena belum dipahami betul yaitu tentang : “Keterampilan Mengadakan Variasi “.Keterampilan tersebut menjadi masalah /kendala bagi kami baik selaku guru biasa maupun selaku “guru pamong” pada waktu membimbing para praktikan dari UPI Bandung saat melaksanakan PPL. Berdasarkan keluhan dari siswa saat mengikuti mata pelajaran PKn di kelas ke dalam utama yang dirasakan dalam mengikuti proses pembelajaran PKn di kelas adalah terlalu monotonnya pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, yaitu terutama dalam penggunaan metode dan media serta evaluasi pembelajaran, di mana menurut siswa metode yang dominan digunakan hanya ceramah dan Tanya jawab, sedangkan medianya hanya meliputi papan tulis dan kapur. Sementara pelaksanaan penilaian hanya konvensional saja, yaitu mengandalkan pada ulangan tertulis. Oleh karena itu demi memdorong siswa yang kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran PKn di kelas, kami bersama-sama dengan dosen dari UPI dan melibatkan siswa melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas akan berupaya untuk merencang rencana pembelajaran dan sekaligus menerapkannya di kelas melalui berbagai variasi dengan teknik gaya mengajar : Gerak Guru ( Teacher movement); Isyarat Guru ( Teacher gesture); Suara Guru ( Teacher voice); Kebisuan Guru ( Teacher silence); Gaya Interaksi ( Interaction styles); Kontak pandang dan gerak ( Eye contact and movement ); Pemusatan perhatian murid (Focusing); Pengalihan Penggunaan Indera (Switching sensory channels ) ; Mengubah Proses dan Membuat kesenyapan. Seperti yang kami rasakan sendiri bahkan oleh teman guru PKn lainnya, bahwa Kurikulum PKn tahun 1994 persekolahan materinya terlalu padat dan banyak pokok bahasannya yang duplikasi. Dengan demikian hal ini dapat membosankan siswa Masalah-masalah lain yang dihadapi yang kami hadapi dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran PKn, diantaranya : PKn dalam Strategi Pembelajaran (PBM) terbatas pada penggunaan metoda ceramah dan tanya jawab Kelemahan umum dalam peningkatan mutu pendidikan terbatas pada proses pembelajaran mata pelajaran PKn yang selama ini masih terpengaruh oleh proses indoktrinasi Pembelajaran PKn memerlukan keterlibatan siswa secara aktif dalam pengembangan berfikir kritis Keterampilan Menggunakan Variasi merupakan model pembelajaran yang direkomendasikan dalam PKN (Civics Education) diberbagai negara dan terbukti efektif untuk peningkatan mutu/motivasi belajar Dilapangan menunjukkan bahwa model ini belum banyak dilaksanakan sehingga baik guru atau siswa masih dihadapkan pada berbagai kesulitan untuk itu diperlukan : Penelitian Tindakan Kelas. B. Cara Pemecahan Masalah Masalah yang berkaitan dengan rendahnya motivasi dan mutu pembelajaran siswa dalam mengikuti pembelajaran mata pelajaran PKn di kelas V B SD X Bandung menurut gagasan guru yang bersangkutan akan dipecahkan melalui : Mengadakan kolaborasi dengan dosen dan rekan sejawat (guru mitra) dalam mengembangkan persiapan mengajar Mengadakan kolaborasi dengan dosen dan rekan sejawat untuk menyeleksi dan menganalisis materi dalam Standar Isi PKn 2006, sehingga akan didapat klasifikasi: a. Materi yang harus mendapatkan tekanan/bobot untuk dijelaskan secara rinci dikelas b. Materi yang dibahas/dijelaskan secara sepintas saja c. Materi yang bias ditugaskan kepada siswa untuk mempelajarinya Mengadakan kolaborasi dengan dosen dan teman sejawat untuk menentukan dan memilih keterampilan mana yang paling cocok untuk pembelajaran dikelas Mengadakan kolaborasi dengan dosen dan teman sejawat untuk menciptakan kelas agar siswa termotivasi/tertarik untuk belajar, melalui penentuan dan penyeleksian materi, metode/keterampilan, media dan pola evaluasi sesuai dengan kebutuhan siswa C. Hasil yang diharapkan Meningkatkan mutu/motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn, sehingga dapat menghilangkan kesan bahwa mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang membosankan/monoton. Kegunaan manfaat PTK ini Bagi guru : sedikit demi sedikit dapat meningkatkan kualitas keterampilan mengajar khususnya Keterampilan Menggunakan varisi gaya mengajar yang tidak membosankan siswa Bagi siswa, lama-kelamaan tertarik, mengerti dan melaksanakan misi pelajaran PKn Bagi Dosen atau guru mitra : setelah melakukan PTK dan bekerja sama dengan guru dilapangan, maka akan mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dilapangan terutama dalam pembelajaran PKn, serta respon siswa terhadap mata pelajaran tersebut, maka dengan demikian Dosen/guru mitra akan lebih siap dan hati-hati dalam memberikan perkuliahan/proses pembelajaran di kelas. D. Prosedur Kerja dalam PTK Langkah-langkah pelaksanaan PTK, dilakukan 3 atau lebih siklus, hal ini sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, yaitu : Pertama : Diadakan perencanaan bersama (PLANNING CONFERENCE). antara guru kelas dan peneliti (Dosen/guru mitra ) Kedua : Obsservasi kelas (CLASSROOM OBSERVATION) Ketiga : Pertemuan Balikan (Feedbacj Conference) Peneliti/Dosen dan Guru, diskusi saling memberikan informasi dan merencanakan tindakan yang akan datang. Ketiga siklus pelaksanaan supervisi dapat digambarkan dalam bentuk siklus sbb: PLANNING CONFERENCE FEEDBACK CONFERENCE OBSERVATION CLASROOM Jadi siklus-siklus dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini secara lengkap dapat digambarkan sebagai berikut : (ADAPTASI MODEL RAKA DJONI ). SIKLUS SELANJUTNYA 2. Prosedur Pengolahan dan Analisis data Analisis data dalam pelaksanaan penelitian kualitatif telah dilakukan sepanjang penelitian berlangsung, dalam arti sejak pengumpulan informasi dilakukan, maka sejak itulah analisis terhadap data yang ditemukan dilakukan pula. Data atau informasi dari lapangan yang diperoleh melalui wawancara ataupun observasi atau studi dokumentasi dideskripsikan kemudian diseleksi pada ha-hal yang bersifat urgen untuk ditayangkan ke dalam bentuk bagan atau tabel catatan lapangan (terlampir) Tahapan Kegiatan Penelitian Tahap diagnostik di mana permasalahan diidentifikasikan, data dikumpulkan, masalah dirumuskan dan dianalisis lebih lanjut, serta hipotesis tindakan diformulasikan. Tahap terapeutik, di mana upaya perbaikan dirancang, dilaksanakan, dan dimonitor dengan seksama. Tahap diagnostik ulang, di mana hasil perbaikan dievaluasi, hipotesis tindakan diverikasi, dan masalah yang masih belum terselesaikan dispesifikasi dan diteliti lagi sebab/latar belakangnya, serta hipotesis tindakan dirumuskan kembali berdasarkan hasil diagnostik ulang itu. Terapi ulang, di mana perbaikan ulang dirancang, dilaksanakan, dan dimonitor lagi dengan seksama. Tahap Validasi,melalui : Saturasi Member-Check Audit trail 4) Expert Opinion f. Tahap Interpretasi E. Lokasi (Sekolah) Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V yang siswanya berjumlah 45 orang, yaitu 21 orang laki-laki dan 24 orang siswa perempuan SD X Bandung dengan melibatkan guru mitra dan mahasiswa praktikan. Adapun faktor-faktor yang diteliti adalah sebagai berikut : Faktor Guru itu sendiri, yaitu melihat dan mencermati bagaimana cara guru PKn dalam membuat perencanaan dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan keterampilan variasi gaya mengajar , yaitu melalui kolaborasi dengan dosen / guru mitra sebagai mitra ( self evaluation ). Mahasiswa Praktikan, yaitu dengan melihat bagaimana apakah hasil bimbingan dapat menerap atau tidak. Faktor Siswa, yaitu melihat motivasi siswa kelas V yang berjumlah 45 orang, yaitu 21 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan dalam belajar PKn. Personalia Tim Peneliti Ketua Peneliti Nama : Golongan / NIP Pangkat / Jabatan Bidang Studi Lembaga : III-D / : Penata / Guru Dewasa Tingkat I : PKn : SD X Bandung Waktu Penelitian : 15 jam / minggu Anggota Peneliti II a. Nama b. Golongan / NIP c. Jabatan / Pangkat d. Unit Kerja e. Waktu Penelitian : : IV-E / : Lektor / Pembina Utama Muda : UPI : 15 jam/minggu Adapun rincian tugas dari tim peneliti adalah sebagai berikut : NO NAMA TIM PENELITI TUGAS JAM KERJA 1. 2. -------------------------Ketua Peneliti / Guru PKn --------------------------- Dosen UPI 1.Bersama-sama dosen dan guru mitra serta mahasiswa praktikan mendisain dan membuat proposal 2.Bersama-sama dengan dosen, guru mitra dan mahasiswa praktikan membuat scenario pembelajaran 3.Bersama-sama dengan dosen dan guru mitra serta mahasiswa praktikan melaksanakan kegiatan observasi terhadap pelaksanaan tindakan 4.Bersama-sama dengan dosen dan guru mitra serta mahasiswa praktikan melaksanakan diskusi balikan dan refleksi tindakan. 5. Bersama-sama dengan dosen dan guru mitra serta mahasiswa praktikan untuk mengadakan se minar hasil penelitian tindakan 6. Bersama-sama dengan dosen dan guru mitra dan mahasiswa praktikan menyusun laporan hasil penelitian 1.Bersama-sama guru peneliti dan guru mitra dan mahasiswa praktik an mendisain dan membuat proposal 2.Bersama-sama dengan guru peneli ti, guru mitra dan mahasiswa prak tikan membuat scenario pembelaja ran 3.Bersama-sama dengan guru pene liti, guru mitra dan mahasiswa praktikan melaksanakan kegiatan observasi terhadap pelaksanaan tindakan 4.Bersama-sama dengan guru pene liti, guru mitra dan mahasiswa praktikan melaksanakan diskusi balikan dan refleksi tindakan. Bersama-sama dengan guru pene liti, guru mitra dan mahasiswa praktikan mengadakan seminar hasil penelitian Bersama-sama dengan guru peneliti, guru mitra dan praktikan menyusun laporan hasil penelitian 15/jam per minggu 15/jam per minggu G. JADWAL KEGIATAN NO KEGIATAN BULAN KE : 1 2 1. Pelaksanaan Siklus I a. Pelaksanaan Tindakan Session 1 b. Pelaksanaan Tindakan Session 2 c. Pelaksanaan Tindakan Session 3 2. Penggandaan dan Pengiriman Laporan Akhir DAFTAR PUSTAKA 3 Anonim ( 1993 ), Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kriditnya, Jakarta; Depdiknas. Branson, J dan Miller D, (1999), Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Tim Kemitraan IKIP Bandung. Nurudin ( 2001 ). Menulis Artikel itu Gampang. Jogyakarta; Effhar & Dahara Prize. Kerlinger N Fred, (1973), Foundation of Behavioral Research, New York, Rinehart and Winston Inc. Koentjaraningrat, (1977), Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta Gramedia Raka Joni, T, (1998), Penelitian Tindakan Kelas. Makalah dalam Penataran Calon Pelatih Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Tim UPI Bandung, (2001), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung, IKIP Bandung PERMASALAHAN PELAKSANAAN TINDAKAN,1,2,3 DST. OBSERVASI 1,2,3 DST. ALTERNATIF PEMECAHAN (RENCANA TINDAKAN ) TERSELESAIKAN REFLEKSI ANALISIS DATA PELAKSANAAN TINDAKAN 1,2,3 DST. OBSERVASI 1,2,3 DST. ALTERNATIF PEMECAHAN BELUM TERSELESAIKAN TERSELESAIKAN (RENCANA TINDAKAN) ANALISIS DATA REFLEKSI BELUM TERSELESAIKAN Older Professions Newer Professions Emergent Professions Semiprofessions Occupations that lay unrecognized claim to professional status Professions Boundary based upon Characteristics Gambar 1 Levels of Professions WORKERS OF THE WORLD CLERICAL AND SALES WORKERS MANAGERIAL WORKERS MANUAL WORKERS MECHANICAL WORKERS OUT-OF-DOOR WORKERS PROFESSIONAL AND SEMI-PROFESSIONAL WORKERS SERVICES WORKERS TECHNICAL WORKERS PERSUASIVE PERSUASIVE FOREMAN PERSONNEL WORKERS OBSERVATIONAL MANIPULATING FISHERY FORESTRY LITERACY MUSICAL SOCIAL SERVICE TEACHING CHILD GAME PERSONAL SERVICE SCIENTIFIC COMMUNICATION AND TRANSPORTATION CRAFTSMEN COMPUTATIONAL GENERAL CLARICAL BUSINESS AND INDUSTRIAL SUPERVISORS ELEMENTAL AGRICULTURAL ARTISTIC ENTERTAINMENT HEALTH LEGAL FOOD PREPARATION ENGINEERING DESIGNING MACHINE TRADES WORKERS Gambar 2 A Functional Occupational, Structure of Workers of The World A B C D E F Gambar 3 Model Struktural Perangkat Komponen Suatu Kompetensi KODE ETIK GURU INDONESIA Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa, dan Negara serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada UUD 1945, turut bertanggungjawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu, Guru Indonesia, terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut: Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk mebina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan. Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan Pemerintah dalam bidang pendidikan. Sumber: AD/ART PGRI (1994) IKRAR GURU INDONESIA Kami Guru Indonesia, adalah insan pendidik Bangsa yang beriman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kami Guru Indonesia, adalah pengemban dan pelaksana cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pembela dan pengamal Pancasila yang setia pada UUD 1945. Kami guru Indonesia, bertekad bulat mewujudkan tujuan nasional dalam mencerdaskan kehidupan Bangsa. Kami Guru Indonesia, bersatu dalam wadah organisasi perjuangan Persatuan Guru Republik Indonesia, membina persatuan dan kesatuan Bangsa yang berwatak kekeluargaan. Kami Guru Indonesia, menjungjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia sebagai pedoman tingkah laku profesi dalam pengabdian terhadap Bangsa, Negara, serta kemanusiaan. Sumber: AD/ART PGRI (1994) > ¬ ? H Û ä þ òâòâÕâȳȦȦȦ™‰|n|^N> hR s 5 •CJ aJ mH I # h;% Y ^ _ 8 O hR s 5 •CJ d „ ‡ « aJ mH sH h;% sH h;% hR s 5 •CJ aJ mH sH j hR s U mH nH u hR s 5 •CJ aJ mH sH h;% hR s 5 •CJ( aJ( mH sH hR s 5 •CJ( aJ( mH sH håcœ 5 •CJ( aJ( mH sH ) j h8 b 5 •CJ( U aJ( mH nH sH u h8 b 5 •CJ( aJ( mH sH håcœ 5 •CJ$ aJ$ mH sH h8 b h8 b 5 •CJ$ aJ$ mH sH h8 b 5 •CJ$ aJ$ mH sH # ? Y Z [ \ ] ^ ` a b c d j u „ … † ‡ ˆ ¬ µ Ö Û ä ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ì ì ì ì ì ä ä ì ì ì ì ä ä ä ä ì $ a$ gdåcœ $ dh a$ gdR s $ a$ gd8 b B èýý O • ô P Q R ô ô ô Q j V ô ô T ô ô V ô ô } ÿ 8 ƒ ô ô ô þ ô ì ô R | ô ì O w ô ì ô $ a$ gdR s dh a$ gdR s U ô ô ô $ T ô ô ô S ä # } • ž ± … ‘ å ê G V W ] # × ö b c ¡ ¢ x sH ¼ µ ïâïÕÉÕÀµ©µ©µ©µ’‰’’’’’vkcX hÖ6² hR s mH hR s mH sH sH hÖ6² hR s mH sH hÖ6² hR s mH hR s mH sH hR s 6 •mH sH h A- hR s mH sH hSW© hR s 6 •mH sH hp7± hR s 6 •mH sH hp7± hR s mH sH hR s 5 •mH sH h¡À hR s 5 •mH sH hR s 5 •CJ aJ mH mH sH h;% hR s 5 •CJ aJ mH sH !• sH ž hR s 5 •CJ ± ¢ aJ x ‹! ç ¼# à$ • Í% Ë Ë ª „ z& Ë W ’( qô ‚ ¨ Þ Ë Ë À ª • Ë Þ ª Ë Ë Ë Ë ª ª & F5 Æ Ð „ì dh ^„ì a$ gdåcœ $ dh a$ gdR s $ „v „Ð dh ^„v `„Ð a$ gdR s $ & FQ Æ Ð „v dh ^„v a$ gdåcœ $ dh a$ gdR s " , € • Ð Õ ; D i | ¬ ¶ Ç Ï •- ‹- ×_ e m u | ~ ´ Ò ê ‚ ¨ ¸ ¿ >! @! ‹! øíøâ×í×í×Ë×í×Ë×í×À¸¯£¸£¸˜˜…yqíqf[ h7D% hR s mH sH h A- hR s mH sH $ hR s mH sH hôk< hR s 5 •mH sH hp7± hR s mH sH hR s mH sH sH h4dq hR s mH sH h4dq hR s 6 •mH sH hR s 6 •mH hR s mH mH sH sH hÖ6² hôk< hR s mH hR s mH sH sH hp7± hR s 6 •mH h- œ hR s mH sH sH hp7± hR s hR s mH sH "‹! ’! “! Ï! Ø! ># Q# T# »# ¼# Ç# È# Ð# ‰$ à$ ï$ Í% Ü% z& Š& Œ' ¤' .( 7( <( H( ¤( ¨( €) ‰) Š) £) â) ì) !, ., óçÜóÜóÜÔɽ²§²Ô›Ô›Ô›Ô›Ô›Ô›ÔÔ…}…}r}f hÊy‡ hR s 5 •mH sH h- œ hR s mH sH hR s mH sH h•U7 hR s mH sH h•%Ü hR s mH sH sH h A- hR s mH h4dq hR s 6 •mH sH h•%Ü hR s mH sH h4dq hR s 6 •mH sH hgAæ hR s mH sH hR s mH sH hp7± sH hp7± hR s 5 •mH sH hp7± hR s 6 •mH sH #’( “( €) Ø* , •/ ‘/ Ó/ F1 ó Õ Š ~ $ „V ^„V a$ gdR s hR s mH , !, ¿ 7, à û, ü, &à à ™ à ¯ Š Õ ™ $ & F7 Æ Ð & FQ Æ Ð $ $ „ì „ì dh dh ^„ì a$ gdR s ^„ì a$ gdåcœ „v dh ^„v a$ gdåcœ dh a$ gdR s $ „v „„ ^„„ a$ gdR s $ $ „Ð „òÿ „Ð ^„òÿ`„Ð a$ gdR s dh ^„v `„Ð a$ gdR s $ ., 7, ü, &‘/ ¢/ ®/ Ó/ á/ å/ F1 G1 X1 c1 m1 s1 }1 é1 ï1 ä3 ì3 J4 R4 [4 5 35 75 ¢6 ª6 7 $7 (7 ¼7 ”9 a: ’< Ð< ? Œ? šE ¤E »E ÝE ’J “J 'K óëßë×Ë×Ǽǵ-Ë-ǼǥǕ˕–¼–Ç– ÇÇǎǎdžÇÇÇǵ ñ3 h%m hR s h±A& hR s 6 h lŸ hR s 6 • h Nø hR s h® S hR s 6 • hÚ>3 hR s 6 • h Nø hR s 6 • hŒ4 hR s h•%Ü hR s mH s 6 • h%m hR s 6 •mH sH sH hR s h•%Ü hR s 6 •mH sH h%m hR hR s mH sH hŒ]¡ hR s 5 •mH sH ¼7 “9 ”9 a: ‘< ’< Ð< -? ? Œ? øA ùA ©B ó Ý Î ó Ý Ý Î ó Ý Î Ã $ „v „Ð dh ^„v `„Ð a$ gdR s $ dh a$ gdR s .F1 G1 m1 ã3 Î ä3 J4 '7 (7 ó Î Ý Î ° Ý ó ó $ „ì dh ^„ì a$ gdR s & F7 Æ Ð „ì dh ^„ì a$ gdåcœ $ „V ^„V a$ gdR s ©B C K éK ZL ‘L \M ÁM ðN VO é é Ê ´ ´ ´ ´ & F6 Æ V $ & F8 Æ Ð $T V é › „ì dh ^„ì a$ gdåcœ „îÿ^„îÿa$ gdR s $ $ ,E ¹O žF øO é „ì dh ^„ì a$ gdåcœ & FQ Æ Ð „v dh ^„v a$ gdåcœ ÆH é ÑI ´ $ $ „v „v ’J “J é 'K Ý ´ „Ð 8Q – é é ´ $ „ì dh ^„ì a$ gdåcœ cP âP žT ãT BU CU lU é é › › › › › $ & F9 Æ V ÑG cP ´ dh ^„v `„Ð a$ gdR s ‘Q ’Q ¨Q Ú R ´ uR "S žS Ä › Ú dh ðS ± › Ä „Ð ´ ´ ± ^„v `„Ð a$ gdR s $ $ & F6 Æ V §R V W +W „îÿ dh ^„îÿa$ gdR s $ „ì dh ^„ì a$ gdåcœ 'K 8Q •Q ’Q ¨Q ÆR žS ¦S üS T +T 5T žT ©T ³T ãT U U BU CU MU PU lU ×U =W pW ÉY ºQ ÀQ øíøáíÚíøíøíøíÏÇÏÇÏǼϼ±¥±Ç™™±‚wldlÇ šR ŸR ¢R £R hR s mH sH h® S hR s mH sH hA C hR s mH sH Mþ hR s 5 •mH sH hR s mH sH h Mþ hR s mH hÊ4D hR s 6 •mH sH sH hÊy‡ hR s 5 •mH h A- hR s mH sH sH h h4Z hR s mH sH h®/® hR s mH sH h- œ hR s h Mþ hR s 5 •mH sH h AhR s mH sH hR s mH sH $ iV ÇV pW •W ÚW UX ›X àX Y TY ŸY Y ÉY öY ®[ é é Ö À À À À À À À À ´ Ö ž ‹ $ „ì „ô dh ^„ì `„ô a$ gdR s $ & F< Æ Ð „ì dh ^„ì a$ gdåcœ $ „îÿ^„îÿa$ gdR s $ & F; Æ Ð „ì dh ^„ì a$ gdåcœ $ „v „Ð dh ^„v `„Ð a$ gdR s $ V & F: Æ Ð ` „ì dh ^„ì a$ gdåcœ ÉY öY ¯[ ì[ ±] º] Ë] Ó] È_ T` x` ™a ¬a b b ©i $j šo ào ^q sq £q at ‘t ¾} o• ò„ ó„ ô„ ÿ„ … -… ž‡ Ÿ‡ ‡ ¯‡ Ÿˆ °ˆ ň Öˆ ‰ 9‰ —‰ Õ‰ óëóëóëóëóëóëóëßëóëóëóëÖóëóëóëóë˹¹¢šŒ¢š€š€š€š€š€ “ hR s 6 •mH sH j hR s U mH nH u Ï_ ` ~ $• ‰ *‰ hµ hR s mH sH h•3r sH hT ^ sH hR s 5 sH hR s 5 •mH sH hR s mH hR s 5 •mH •mH •mH sH hA C hR s mH sH hR s 6 •mH sH hÊ4D hR s 6 hR s mH sH h® S hR s 6 •mH sH 2®[ ¯[ ì[ ^ ¥c Ye -g +h ¨i ©i $j -l ™o šo ào ]q ^q £q `t at ‘t Ñu ï Ù Æ Æ Æ Æ Æ Æ ¶ Ù Æ Æ ¶ Ù Æ ¶ Ù Æ ¶ Ù Æ $ „z „Ð ^„z `„Ð a$ gdR s $ „ì „ô dh ^„ì `„ô a$ gdR s $ & F< Æ Ð „ì dh ^„ì a$ gdåcœ $ „V „ô ^„V `„ô a$ gdR s Ñu •w Üx W{ ½} ¾} ~ Ö~ #• $• o• ó„ ô„ õ„ ö„ ÷„ ø„ ÿ„ … -… ì ì ì ì Ü Æ ì ì Ü Æ ì » » » » » ° ° » $ dà a$ gdR s $ dh a$ gdR s $ & F< Æ Ð „ì dh ^„ì a$ gdåcœ $ „z „Ð ^„z `„Ð a$ gdR s $ „ì „ô dh ^„ì `„ô a$ gdR s -… Ÿ‡ ¡‡ ¢‡ £‡ ¤‡ ¥‡ ¦‡ §‡ ¨‡ ©‡ ª ‡ «‡ ¬‡ ‡ ®‡ ¯‡ °‡ ±‡ ²‡ ؉ :• b• c• d• e• f• g• h• ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð $ „Ð dh `„Ð a$ gdR s Õ‰ Œ üŒ j• k• ÷• ü• ‘ ‘ ‘ ‘ !‘ )‘ /‘ 7‘ =‘ D‘ J‘ X‘ b‘ j‘ •‘ ‰‘ Ï ,¡ 4¡ A¡ þ¡ \¢ f¢ »¢ Ñ¢ £ £ 4£ ;£ ‹£ øíå×åËåËåËåËåËåËåËå½åË屨œø¨‘†‘{†{sososo hR s h E… hR s 6 h€ hR s mH sH h- œ hR s mH sH h W~ hR s mH sH h Ñ ê ¡ ¡ M hR s sH hR s sH hmFs “ hR s “ hR s 5 •mH 5 •mH hR s 5 •mH sH 5 •6 •mH sH 6 •mH sH j hµ hµ hR s U mH nH u hR s mH sH h–6` hR s mH sH hR s mH sH (h• i• j• l• m• n• o• p• q• r• {• |• }• ~• •• €• •• ‚• ƒ• ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð $ dh a$ gdR s s• t• u• å v• ð w• x• å y• ð ð ð ð ð ð z• ð ð ð $ „Ð dh `„Ð a$ gdR s ƒ• „• …• †• ‡• ˆ• J“ 2” — ä™ • OŸ Ð Ñ Ò Ó Ô Õ Ö × Ø Ù Ú Û Ü Ý Þ ð ð ð ð ð å ð ð ð ð ð å å å å å å å å å å å å å å å $ dh a$ gdR s $ „РѢ u£ ª & F8 Æ $ dh `„Ð a$ gdR s ¤ N¤ ô é é › … $ „b dh ^„b a$ gdåcœ Þ ô ß à á ô Ó â ê ¡ ,¡ ô À … ¡ À þ¡ »¢ é $ & F8 Æ & F; Æ „ì „ì dh dh ^„ì a$ gdR s ^„ì a$ gdåcœ $ $ „v „Ð dh ^„v `„Ð a$ gdR s $ „v $ $ dh dh dh ^„v a$ gdåcœ a$ gdR s a$ gdR s ‹£ £ O¤ •¤ ˜§ ï§ ‘© xª Ϊ X« ñ- ÷- e° ç° ± "± ´¶ µ¶ º ¶ ¾¶ $· ¸ G¹ H¹ a¹ b¹ p¹ w¹ ð¹ ¸» ¹» L½ Q½ ÷óëóëóäóÙÑÊÑ¿Ñ ³Ñ¿§Ÿ§”Ñ‹‹tit^i^S hÆg÷ hR s mH sH h sH W~ hR s mH h- œ hR s mH sH h M hR s mH sH hÑd hR s 5 •mH sH hR s 5 •mH sH hu5× hR s mH sH E… h®/® hR s 6 • hR s 6 •mH h sH h"nG hR s 6 •mH sH h› È hR s mH sH h`6= hR s hR s mH sH hÁ)> hR s mH sH hÁ)> hR s h E… hR s 6 • hR s h•|î hR s 6 • N¤ O¤ •¤ ठ¥ I¥ ö¥ ˆ¦ æ¦ § a§ § ˜§ ï§ ‘© Ϊ X« ’¬ ó Ý ¸ ¸ Î ¢ “ Ý ¸ ¸ — Î ¢ ¸ ¢ Î ¢ Î $ & F> Æ $ & F8 Æ $ „} dh ^„} a$ gdR s „b dh ^„b a$ gdåcœ „b dh ^„b a$ gdåcœ $ $ $ & F8 Æ ´ „ì dh ^„ì a$ gdR s „ì dh ^„ì a$ gdåcœ $ „D ^„D a$ gdR s ’¬ û¬ •µ òµ ´¶ µ¶ é Ä Ú ® ® ® $ Ûé ѯ ° 2° Ú ® d° s± "² ® ® /³ œ³ ´ Ä ® ® Ÿ Ú Ä $ & F= Æ ¬ & FT Æ @ „b „D „b dh dh dh ^„D a$ gdR s ^„b a$ gdåcœ ^„b a$ gdåcœ $ $ $ & F8 Æ $ ½ å½ „ì dh ^„ì a$ gdR s „b dh ^„b a$ gdåcœ ¾ H¾ •¿ êÀ úÁ é ¦ ¦ • • ¦ & FR Æ & F; Æ $ µ¶ $· G¹ Ú ¦ H¹ b¹ ¡» Ï • • ï¼ L½ l½ Ž½ • ¦ ¹ ¹ • ¦ $ „ì dh ^„ì a$ gdåcœ $ „v „Ð dh ^„v `„Ð a$ gdR s $ „v $ dh dh ^„v a$ gdåcœ a$ gdR s $ & F8 Æ „ì dh ^„ì a$ gdR s $ „ì dh ^„ì a$ gdåcœ Q½ S½ ¡¾ ©¾ ›¿ -Ð Ñ (Ñ ÉÔ Õ Ö ÝÖ JØ YØ Ù $Ù 'Ù /Ù ‚Ù íÙ úÙ AÚ KÚ .Û /Û õíâíâíÙÎÇÃÇÃâø°¸°¤°˜°‚ívíkívívíví_ H h`6= hR s mH sH h /4 hR s 6 •mH sH h`6= hR s mH sH h /4 hR s 6 •mH sH hÙ-# hR s 6 •mH sH ž¿ ¿Ú UÏ iÏ ðÏ +Ð ,Ð ÉÚ ×Ú âÚ !Û ,Û hX_® hR s 5 •mH s h°3´ hR s mH sH hR s mH sH h• a sH hR s hR s mH h†AÀ hR s hŒ ` sH hR s 5 •mH sH h- œ hR s mH sH hR s mH hR s mH sH h $L hR s mH sH $úÁ /Å •É •Í UÏ VÏ iÏ ðÏ .Ð ¥Ð Ñ Ö ¥Ó × ÉÔ #Ø Ä 'Ù á 8Ú /Û ì ® dh 1Û ì ì ^„ì a$ gdåcœ ì ì ì ® $ & FS Æ . „ì 0Û Ò ® ® ì Ä Ä ® á ® á $ & F? dh a$ gdR s $ „ dh ^„ a$ gdR s $ dh a$ gdR s $ „v „Ð dh ^„v `„Ð a$ gdR s Û lÛ äÜ SÝ hÝ nÝ •Ý …Ý ›Ý ¡Ý ²Ý ¸Ý ÌÝ ÖÝ éÝ Þ vÞ ›Þ žÞ ¯Þ +ß @ß gß }ß à 1à á 4á ºá Íá gã {ã }ã •ã —ã -ã ÷ä /Û 1Û NÛ ìÝ íÝ ùÝ j Þ å <å Så £å ºå Óæ ææ ›ç ¦ç Šè ˜è ¹è Ãè -ê ?ê ¢ê áíÖ˿˿˿˿˿˿˱˩¿©¿©¿©¿©¿©¿©¿©¿©¿©¿©¿©¿©¿©¿©¿©•©¿©¿©¿©¿© # hR s 6 •mH sH ¬ê ïê hÙöí hR s mH sH j hR s U mH nH u h /4 hR s 6 •mH sH h£) hR s mH sH hŒ ` hR s mH sH hÑd hR s 5 •mH sH hR s 5 •mH sH hR s 5 •mH sH =1Û 2Û 3Û 4Û 5Û 6Û 7Û 8Û 9Û :Û ;Û <Û =Û >Û ?Û @Û AÛ BÛ CÛ DÛ EÛ FÛ GÛ HÛ OÛ jÛ kÛ lÛ ô ô ô ô ô ô ô ô ô ô ô ô ô ô ô ô ô ô ô ô ô ô ô ô ô é é $ dh a$ gdR s $ dh a$ gdR s lÛ ëÝ ìÝ îÝ ïÝ ðÝ ñÝ òÝ óÝ ôÝ õÝ öÝ ÷Ý øÝ ùÝ Þ žÞ gß à á ºá œâ gã ì á á á á á á á á á á á á á á Ë Ë Ë Ë Ë Ë ì $ & F: Æ $ „V dh ^„V a$ gdåcœ $ dh a$ gdR s $ „òÿ „Ð dh ^„òÿ`„Ð a$ gdR s gã — ã -ã éæ è ðê ñê òê #ë që ì Aì Ní ëî „ñ Úõ ìø é é Ö Ö Ö Ë Ë µ ¢ Œ Œ ¢ ¢ ¢ ¢ ¢ $ & FA Æ î „ì dh ^„ì a$ gdåcœ $ „v „Ð dh ^„v `„Ð a$ gdR s $ & F8 Æ „v $ dh dh ^„v a$ gdåcœ a$ gdR s $ „òÿ „Ð dh ^„òÿ`„Ð a$ gdR s & F@ Æ Ð „V dh ^„V a$ gdåcœ ïê ðê òê #ë Fë Pë _ë ì iì ƒì Aó Ÿó ëø ôø õø ù ù ù ù áù †ú •ú •û €û ‚û •û žû âû ãû ìû <ý ½¶Ó¨¶¨¶Ó¡™™êÞêulaY $ oë që ì ì óêÞ×Ó×Ó×ÌÓÌÓÄÓ hR s mH sH h- œ hR s mH sH sH hÑ</ hR s 5 •mH sH h¾f• hR s 5 •mH sH hR s 5 •mH h\ — hR s 6 •mH sH hR s mH sH hª Ÿ hR s j hR s U mH nH u h¾f• hR s h\ — hR s h\ — hR s 6 • hwPy hR s hR s h- ) hR s hX Ë hR s 5 •mH sH hR s 5 •mH sH hX_® hR s 5 •mH sH "ìø íø îø ïø ðø ñø óø ôø öø ÷ø øø ùø úø ûø üø ýø þø ÿø ù ù ù ù ù ù ù ð ð ð ð ð ð ð å ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð $ dh a$ gdR s òø ù ð ð $ ù „Ð dh `„Ð a$ gdR s ù ù ù ù ù ù ù ù ù ð ù ù ù ù ù ð ð ð ð Ò & F8 Æ ù ð ð ¼ áù €û •û ð ð Ý ‚û ð žû ð ð ð ð Ý ð Ò $ „v $ dh dh ^„v a$ gdåcœ a$ gdR s $ „v „Ð dh ^„v `„Ð a$ gdR s $ “ „Ð dh `„Ð a$ gdR s žû ãû Þü è " Y ” È Â Ž I “ Î N ¢ Ö Ö µ Ÿ & FD Æ Ð & F9 Æ õ $ & F> Æ e „b „b dh ß Ö é µ Ÿ dh Ö Ö Ö dh ^„b a$ gdåcœ a$ gdR s $ „ì „ì dh ^„ì a$ gdåcœ ¼ ß ” é µ µ Ö Ÿ ^„b a$ gdåcœ Ö Ë $ $ „Ð <ý dh Eý ^„ì `„Ð a$ gdR s + 0 x $ ‰ ¶ Ï D š £ « È " k Â Í Î Ò â 1 3 A ˜ ™ ¢ R S Z “ • ž õíáíáíáíáíáíáíÕɽɲ§²œ•ˆ•„•„•„ˆ„ˆ„yp hR s 6 •mH sH h IQ hR s mH sH hR s hR s 6 • hR s 6 • h˜ h2@É hR s h'z` hR s mH sH ha hR s mH sH h2@É hR s mH sH ha ° hR s 5 •mH sH hÏc5 hR s 5 •mH sH h¾f• hR s 5 mH sH ° sH h˜ hR s 6 •mH hR s mH sH hœ hR s mH ( M sH 'ž l ¨ m Î ” ß ¢ hÀ@ q z ) © [ ð û hR s 5 •mH 1 ð ÷ óèàÕÍÂÍÂͶªžªÍÂ͒͆zodoY sH hPf• hR s mH sH ha ° hR s mH sH hr}© hR s mH sH s 5 •mH sH ha~/ hR s 6 •mH sH ° hR s 5 mH sH hÁ9” hR s 5 •mH sH ha ° hR s mH sH hr}© hR s 5 •mH sH ha sH he é hR s 5 •mH h¾f• hR hR s mH sH h IQ hR s mH sH hR s mH sH h IQ hR s mH sH hR s 6 •mH sH 3 d Î ã € é é Ö À Ö ± … … … $ & F6 Æ 5 „b dh ^„b a$ gdåcœ $ & F> Æ „ì dh ^„ì a$ gdåcœ h˜ î " ï ð À › ì J À Ö … 5 $ & FE Æ Ð & FD Æ Ð „Ð dh `„Ð a$ gdR s „b dh ^„b a$ gdåcœ „b dh ^„b a$ gdåcœ $ $ „ì „Ð dh ^„ì `„Ð a$ gdR s $ € , À @ ª !, é º m ” ð Ö Ö & F8 Æ Ž ó é ô Æ$ Æ' é Ö — ‡ ‡ Ö Ö — $ & FE Æ é „ì dh ^„ì a$ gdåcœ „å „V ^„å `„V a$ gdR s $ „v „Ð dh $ ^„v `„Ð a$ gdR s $ „v & FU Æ ª ! dh ^„v a$ gdåcœ $ „ì „Ð dh ^„ì `„Ð a$ gdR s „Ø dh ^„Ø a$ gdåcœ û - U j" ƒ" ã$ ï$ 9' ·' Ã' ß' ë' Ê( Õ( , , , !, @, I, K, V, ï- ÷É/ Ñ/ ×0 â0 õ1 ù1 k6 y6 Ÿ6 7 7 7 £Å˜„źţźţţźţÅ}Å}Å ô ¤+ "7 $ ú òæÛÐÉÅÉźŲźū²ÅºÅ h9 Ú hR s hR s 5 •mH ° ha sH hZmR hR s 5 • h×7ù hR s mH sH h×7ù hR s 6 • ° hÇ• hR s hR s mH ha~/ hR s 6 • ha sH hR s o h§ hR s hPf• hR s mH sH hÀ@ hR s mH sH hÀ@ hR s 5 •mH sH ha~/ hR s 5 •6 •mH sH ,!, Ý- â1 ¦3 Ÿ6 "7 Y7 : ÿ: >; ?; «; ì à É É É É º ²7 þ7 R8 ‡8 ì É É È9 : É É ì ÷8 ì M: ì – ì É É É $ „Ð dh `„Ð a$ gdR s $ & FF Æ • „t „\þ^„t `„\þa$ gdåcœ $ „Ð `„Ð a$ gdR s $ „ì „Ð dh ^„ì `„Ð a$ gdR s ‡8 ÿ: =; )< ,< 1< _< Ú< c? ‚? !@ @@ A@ B@ rA ßB àB 'C FC GC HC ÚC ùC RD qD rD tD uD vD ëD E E "7 Y7 R8 ªA ÁB ÞB E E #E )E *E +E `E bE ¤E ¥E íE F F I 'F 0I 6I ;I ŒI – õíâÚõíÑȼ±¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦šÚ¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦Ú¦í•í• mH sH hooµ hR s 6 •mH sH hj8b hR s mH sH hä ® hR s mH sH hä ® hR s 5 •mH sH hR s 5 •mH 5 •mH sH h<m9 sH hR s hR s hR s mH sH hÄ'# sH hR s mH hR s mH sH 2< ^< _< ? ãA åB 8D Ï Ä ª hÄ'# ÛE ¡F Ï hR s mH 4G 8«; å ·; Ù; ò; å Ä ª ª sH ª < *< +< å Ä ª < Ï ¹ ª ,< ¹ ª $ $ $ & FH Æ e & FG Æ ø .M é & F; Æ „Ð dh dh „Ø dh `„Ð a$ gdR s a$ gdR s a$ gdR s $ dh ^„Ø a$ gdåcœ $ „b „§þ dh ^„b `„§þa$ gdåcœ ÍM 1N •N aO èO éO P é é é µ µ µ ” 4G H 0I é Ú ŒI TJ Ë µ L L ÄL µ ª $ WK é ª „v $ & FI Æ Ð dh dh „V ^„v a$ gdåcœ a$ gdR s dh $ ^„V a$ gdåcœ $ „Ð dh `„Ð a$ gdR s $ & F; Æ ” „îÿ dh „v dh ^„îÿa$ gdR s ^„v a$ gdåcœ $ –I YJ cJ ^K hK éO P P ôP Q Q S W Q •Q ˆQ ¡Q ÆQ êQ óR T ;T uU }U ~U 6V =V >V KV LV W W "X øíøíøáØÍÁÍÁÍص©›››o_o__ØTø h× hR s mH sH h´5ë hR s 5 •CJ aJ mH sH " h´5ë hR s 5 •6 •CJ aJ mH sH h´5ë hR s CJ aJ mH sH h´5ë hR s CJ aJ h´5ë hR s 5 •6 •CJ aJ h´5ë hR s 5 •CJ aJ hj8b hR s 5 •mH sH hPf• hR s 6 •mH sH hPf• hR s mH sH hR s 5 •mH sH hPf• hR s 5 •mH sH h<m9 h R s mH sH hR s mH sH P •Q ‰Q ¡Q ¹Q Õ Õ ÅQ ÆQ êQ Z R ì ä N ä N l $ Ö $ If a$ gdR s z kd Ö0 $ $ If ”ÿ› – ‘" ë } t à Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ Ö ÿ ÿ Ö ÿ ÿ Ö l aö $ dh $ If a$ gdR s ^„v `„Ð a$ gdR s R òR óR S &S T ó x ó z kd_ $ $ If –l Ö ÿ ÿ ÿ ö ÿ4Ö 4Ö $ a$ gdR s $ ó 6 ö „v „Ð ó Ö0 ”ÿ› ö dh ‘" ë t à Ö0 Ö ÿ l aö } ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö ö 4Ö 6 ö ö $ $ If T ;T a$ gdR s vT tU „ T x x x l $ Ö $ If a$ gdR s z kd¾ Ö0 $ $ If ”ÿ› – ‘" ë t à Ö0 Ö ÿ l aö } ÿ ÿ Ö tU uU ÿ ÿ ŠU ÿ ÿ Ö 5V „ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ x ÿ ö ÿ4Ö 4Ö x 6 ö ö l $ Ö $ If a$ gdR s z kd Ö0 $ $ If ”ÿ› – ‘" ë t à Ö0 Ö ÿ l aö } ÿ ÿ Ö 5V 6V ÿ ÿ LV ÿ ÿ Ö W „ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ x ÿ ö ÿ4Ö 4Ö x 6 ö ö l $ Ö $ If a$ gdR s z kd| Ö0 $ $ If ”ÿ› – ‘" ë t à Ö0 Ö ÿ l aö } ÿ ÿ Ö W W i ÿ ÿ W ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ Ö W GY ¨\ Z] i i $ ÿ ÿ ‘] ÿ ÿ4Ö „ ö 6 ö 4Ö | ö | S & FJ Æ $ „ì $ a$ gdR s dh ^„ì a$ gdåcœ z kdÛ $ $ If $ –l „v Ö „Ð dh ^„v `„Ð a$ gdR s Ö0 ”ÿ› ‘" ë } t à Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö 6 ö ö Ö ÿ ÿ Ö ÿ ÿ Ö ÿ ÿ Ö ÿ ÿ4Ö 4Ö l aö "X 5X UX _X •X ‰X ŒX ÜX ïX GY Z] ‘] _ _ _ ª` ´` êa b "b Ab Bb Cb œb »b ¼b ½b ¾b ¿b c c c 9c ff •f – f 4h 5h 6h Yh Zh òh ÷i óëóëóëäÜäÕÉëÂë·«·£·£·£·£·£·£·£·Éë—Žë†{— Žëp hj8b hR s mH sH h•tÙ h8 b mH sH h8 b mH sH hR s 6 •mH sH h•tÙ hR s 6 •mH sH hR s mH sH hÉex hR s 6 •mH sH hj8b hR s mH sH ° ha hR s h*^ hR s 6 •mH sH hPf• hR s hÉex hR s 6 • hÉex hR s hR s mH _ c c f 9c 3h ì ±e 4h sH hÉex ²e 5h ff 6h ³ hR s 6 •mH – Zh ì $ `„s a$ gdR s *‘] ì ¤ ƒ sH s „V Ü Æ – s „s ^„V `„s a$ gdR s s $ „V „s – dh ^„V $ & FK dh a$ gdR s $ & FJ Æ $ „Ð dh `„Ð a$ gdR s $ „V „ dh ^„V `„ a$ gdR s „ì dh ^„ì a$ gdåcœ $ „V „ ^„V `„ a$ gdR s „ dh ^„ì `„ a$ gdR s Zh 3j 4j gj Çl ~n àn Io “o ño *p +p ,p p Jp Fr ›s œs •s Øs @u ì Ü Î ì ¸ ¸ ¸ ¸ ¸ ¬ ¬ ¬ Î ì Ü Ü Î ì $ „D ^„D a$ gdR s $ & F; Æ $ „¬ dh ^„¬ a$ gdåcœ $ $ „ì ì ì $ & FK dh a$ gdR s $ „V „s ^„V `„s a$ gdR s V `„s a$ gdR s ÷i 3j 4j fj gj Io “o ño +p p Ip Jp œs •s ×s Øs ¶v ·v Åv Æv $ „V ,p „s dh ^„ x x ûx üx !y "y °{ Ý{ û{ | | "| ’| “| ±| ¸| Ö| ö| ]} }} áØÐœáØÐœáØÐÐ…áØÐyкккккккккРR s mH sH hÉex hR s 6 •mH sH H sH -| ’} ²} o~ •~ ¨~ ¯~ øíáØÐźø²§ hj8b hR s 6 •mH sH h³Xt h hm]î hR s mH sH hm]î h8 b m h8 b mH sH hj8b sH hR s mH sH hm]î hR s mH hR s mH sH sH hR s 6 •mH sH h•tÙ hR s 6 •mH sH h•tÙ hR s mH hR s mH sH /@u ¶v ·v Æv ûx üx "y ¯{ °{ Ý{ m~ ß• à• † .† 5† ˆ ˆ Bˆ ŒŠ •Š ì Ü Ü Î ì Ü ì ì Ü Î Î ì Ü Î Î ì Ü € Е •ƒ Ѓ Î ì Î ì ì ì Ü $ & FK dh a$ gdR s $ „V „s ^„V `„s a$ gdR s $ „V „s dh ^„ V `„s a$ gdR s ¯~ z• š• °• ±• Þ• ß• à• ï• ô• € ”ƒ •ƒ Ÿƒ ©ƒ σ Ѓ † .† 4† 5† r† ~† ‚† •† ˆ ˆ ˆ ˆ õíõíõíõäØäÍŹ¹¤œ‘…¤zncnz[ zO hÎC· hR s 6 •mH sH hR s mH mH sH sH hÎC· hS4• hR s mH hR s 6 •mH sH hS4• hR s 6 •mH sH hj8b hR s sH hIm sH hR s mH hR s mH sH hR s 6 •mH sH hPf• hR s 6 •mH sH h•tÙ hR s 6 •mH sH hR s mH sH hj8b hR s mH sH hÎC· hR s 6 •mH sH hR s 6 •mH sH hR s mH sH hj8b hR s mH •Š ¤Š ¿Š ÆŒ ÇŒ ÒŒ ÝŒ ñŒ ȶ૟– Ÿ‹ƒxmaXLA hä ® hR s mH sH hPf• hR s 5 •mH sH sH ÿ• sH hPf• ˆ Bˆ À‰ Á‰ ‹Š ŒŠ •Š ›Š œŠ Ž „• ‡‘ ˆ‘ ’‘ È‘ .“ óèàèàèÔÈ¿ hä ® hR s 5 •mH sH hR s 5 •mH hR s mH sH hü0Y hR s mH sH hR s mH sH hPf• sH h a2 hR s mH sH hIm hR s 6 •mH sH hÎC· hR s 6 •mH hR s mH sH hR s 6 •mH sH hÎC· sH hR s 6 •mH sH hR s 6 •mH hR s 6 •mH sH hR s mH ÇŒ ñŒ ñ à sH Ž ˆ‘ Þ ¸ hj8b hR s mH sH ‰‘ Š‘ ‹‘ Œ‘ •‘ Î Ã Ã Ã • $ „Ð `„Ð a$ gdR s hj8b hR s 6 •mH sH ”‘ Ç‘ È‘ ” A– — ñ Þ Ã Ã © © •Š — ¿Š ÆŒ Þ ¸ © $ „Ð dh `„Ð a$ gdR s $ dh a$ gdR s $ dh a$ gdR s $ „V ^„V `„s a$ gdR s „s ^„V `„s a$ gdR s $ „V „s dh $ & FK dh a$ gdR s .“ è” ó” — L— zœ ‡œ ªž µž Éž Óž úª 6« Ì« Ö« ʲ ϲ ú² ³ ó· )¸ 1¸ 2¸ ¸¸ ¹¸ 3¹ 4¹ ˹ ̹ º º Hº Iº Jº Pº Rº ¯º 7¿ õéõÝÕÉÕ½Õ½ÕÝÕ½Õ½Õ½Õ¡’¡’¡’¡’¡’‚u‚i`iÕ hR s 5 •mH sH h¯ hR s 5 •mH sH hR s 6 •CJ aJ mH sH hEO hR s 6 •CJ aJ mH sH h´>± hR s CJ aJ mH sH hR s CJ aJ mH sH h´>± hR s 5 •CJ aJ mH sH hEO hR s 6 •mH sH hÞ4t hR s 6 •mH sH hR s mH sH h 0 sH hÚEµ hR s mH sH % — L— Ýš ž ÝŸ hR s 5 •mH r¡ s¡ Û¢ sH hÚEµ hR s 6 •mH ¤ ¤ ¨ ùª Ö úª Ö 6« rÆ #± Ö •² ǵ ¶ @· é Ö Ö Ö Ö Æ é ¶ Ö Ö Ö $ & FL Æ „å dh ^„å a$ gdåcœ $ „V „Ð ^„V `„Ð a$ gdR s $ „; „V ^„; `„V a$ gdR s $ „V „Ð dh ^„V `„Ð a$ gdR s $ & FM Æ Ð „V dh ^„V a$ gdåcœ @· ò· ó· ¸ ¸ ¸ ¸ !¸ (¸ ì ì à à d à à à | kd: $ $ If – l 4 Ö Ö0 h 1 8"à É t à Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö 6 ö ö Ö ÿ ÿ Ö ÿ ÿ Ö ÿ ÿ Ö ÿ ÿ4Ö 4Ö l aö Ô $ e¸ $ If ¸¸ p $ If l 4 Î 8" a$ gdR s $ g gdR s • Ö É kd¬ „V „Ð g dh ^„V `„Ð a$ gdR s g $ $ If ÖF h 1 (¸ )¸ 2¸ – • j t à Ö Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö 6 ö ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ l aö Ô ÿ4Ö ¸¸ ¹¸ $ If l Ö Î 8" ¸ 4Ö å¸ gdR s • 3¹ q kd. ÖF É h $ $ If h 1 h h – • j t à Ö Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö 6 ö ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ l aö Ô ÿ4Ö 3¹ 4¹ $ If l Ö Î 8" B¹ 4Ö …¹ gdR s • ˹ q kd¨ ÖF É h $ $ If h 1 h h – • j t à Ö Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö 6 ö ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ l aö Ô º q ÿ4Ö Ë¹ ̹ 4Ö û¹ h $ If l Ö Î 8" ع h gdR s • kd" ÖF É h $ $ If h 1 – • j t à Ö Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö 6 ö ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ4Ö 4Ö l aö Ô º º Iº Jº Sº ¯º °º q O < gdR s $ a$ gdR s $ dh a$ gdR s b $ W „V O „Ð dh ^„V `„Ð a$ $ l Ö Î 8" „h dh `„h a$ gd8 b É • kdœ ÖF h 1 $ $ If – ÿ ÿ • j t à Ö Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ö 6 ö ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ4Ö 4Ö l aö Ô °º Å» ¾ ؾ «È ŠÊ ‹Ê ùË MÌ ì ì Ü ì ì Ü Ü Ù¾ ¿ ŠÁ ì ì ‹Á ½Â ·Ã Ü ¸Ã ì ¾ ÕÆ 0Ç Ü Ü ¾ ì GÆ WÈ Ì ¾ ° ¢Ç ì $ & FO dh a$ gdR s $ & FN dh a$ gdR s $ „V „Ð ^„V `„Ð a$ gdR s $ „; „ ^„; `„ a$ gdR s $ „V „Ð dh ^„V `„Ð a$ gdR s 7¿ f¿ ÔÁ øÁ    c Íà Úà þÎ Ï Ï Ï <Ð >Ð •Ð ‚Ð §Ð ié jé ”é ÿé ê o ê ‰ê Žê •ê ë )ë ¶ë Ðë Óì Ôì ¼ð %ñ &ñ -ô Eø Tø Zø ãû óëàëàëàëóëóÕóëàÉÀµ ëµÉªžªžªëªëªžªëª“듈}r} ha ° hR s mH sH h=|å hR s mH sH hÚEµ hR s mH sH h‰3Y hR s mH |å hR s mH sH hIa¨ hR s mH sH •mH sH hFWl hR s mH sH h sH h‰3Y hR s 6 •mH hR s 5 •mH sH h 0 sH h= hR s 5 vS hR s mH sH hR s mH sH Ó Ó ÓÔ û× Þ Þ š & FO Æ „ì & FM Æ Ð „V a$ gdR s hFWl hR s 6 •mH sH ²Ù ÁÛ wÜ •Ü ŠÜ ¢Ü Ö À Þ Þ š š „; )MÌ ñ #Í “Í FÎ ñ Þ =Ð >Ð ‚Ð ñ ° =Ò ° Þ Þ $ dh ^„ì a$ gdåcœ $ „ ^„; `„ a$ gdR s dh ^„V a$ gdåcœ $ a$ gdR s $ „V „Ð $ dh ^„V `„Ð $ & FO dh a$ gdR s é ké é Ç ™ Ç $ dh a$ gdR s ¢Ü é °Ü ¿Ü ™ ¶Ý Ú bÞ (à üà éâ Ç ™ Ž 'à ™ ‡ã •ä · Çå ™ øæ j § $ & FP dh a$ gdR s a$ gdR s $ „V $ „Ð „V dh „Ð ^„V `„Ð a$ gdR s ^„V `„Ð a$ gdR s $ „; „ ^„; `„ $ & FO Æ „V „ì dh dh ^„V a$ gdR s ^„ì a$ gdåcœ $ ké ”é ÿí ¼ð -ô Æõ Eø äû åû æû çû èû éû êû øû ü Ûü Aý é Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ë À ° ° ° ° ý^„å `„ ýa$ gdR s $ dh a$ gdR s $ dh a$ gdR s $ „v „Ð dh ^„v `„Ð a$ gdR s & FM Æ Ð „V dh ^„V a$ gdåcœ ãû êû øû ùû ü ü ü ü ùû [ü Ö \ü Ú Ö ° $ $ „å „ ü ý +ü ,ü •ü –ü ¯ü !ý "ý 'ý Vý vý cÿ £ÿ ×ÿ ûÿ ! T e } À ÓÃàØฬ¸¥àØàžÃàž“‡• óü Ÿý -ý ¶ý î ï Ðý þ ) bþ ˆþ ¼þ ½þ Çþ Èþ öþ 5ÿ aÿ r øóëäàäàäØäàÓØàËÓËÓËàËàÓØàØàÃÓà hR s mH sH hõhR s 6 mH sH hÀ(” hR s mH sH h[\' hR s h Ì Ì Ì hR s h hR s 6 •mH sH h hR s mH sH h[\' hR s 6 hÔO€ hR s 6 • hõhR s 6 • hR s hR s 6 • hTVì hR s Ì hR s 5 • h hR s 5 • hR s mH sH 1Aý Bý †ý ‡ý þý ÿý rþ sþ ÿ ÿ •ÿ Žÿ d ž e Ÿ ï î ï ï J K ï a$ gdR s ì ï á ï ï ï ï ? $ I „å i ï ï ï ï ï gdR s $ , ï ï ï ï à ï ï ï ï ï ê â „ ý^„å `„ ýa$ gdR s y • ž Ÿ « ï ï ï $ r æ ‹ é Œ ê ¾ ñ À ÷ 1 2 D óêóâÛ×ÏÊÏ×ÏÊÏ×Ã׸ª••••rbr•UJ hR s 5 •CJ \ •aJ h8 b 5 •CJ aJ mH sH h;% hR s 5 •CJ aJ mH sH hR s 5 •CJ aJ mH sH h;% hR s 5 •CJ aJ mH sH j hR s U mH nH u hR s 5 •CJ aJ mH sH hR s hR s 5 •CJ0 \ •aJ0 hR s 5 •CJ0 \ •aJ0 h#1T hR s hR s 6 • hõhR s 6 • hR s hÀ(” hR s hR s mH æ ç , ì 1 sH è é 2 < ì hR s 6 •mH ë ì í = ÷ dh hR s 6 •mH ñ ÷ ÷ ì ì ì ì ì ì ä = Ì ÷ ì ì « ì ì $ a$ gdR s ª ÷ ì ì $ a$ gdò(ô a$ gdR s sH ì ì ì $ h[\' ï ð ì ì ì sH î ä C D b c d s Ì ž \ E [ \ ç q ÷ ÷ Ô ® ÷ Ô › ÷ Á › ï Á Œ Á $ „h dh `„h a$ gdò(ô $ „Ð „˜þ dh ^„Ð `„˜þa$ gdò(ô $ „ „* dh ^„ `„* a$ gdò(ô a$ gdò(ô D c d s ± ÷ j x „Ð „ dh ^„Ð `„ a$ gdò(ô $ „h „* dh ^„h `„* a$ gdò(ô $ a$ gdò(ô dh gdò(ô $ $ Û I P Ö X [ \ § Ë Ü ' 8+ 5 i+ Ô K/ Õ L/ :! ;! b! p! $2 %2 •8 €8 N% 9 m% 9 o% p% ”' •' B) C) + + < < C 1C oF …F êF ëF «G ¬G °J »J ÁJ ÂJ ãJ õçàÜÕÜËÜÇÜÕÜÕÜËÜËÜÇÜàÜ ÕÜÕÜÇÜÇÜÕÜÇÜÇÜÇÜÇÜÇÜÕÜÇÜÇÜÇÜÇÜÇÜÕÜÇÜ¿Ü¿Ü»³«³ hR s hò(ô 5 • hR s hR s 5 • hR s h } hò(ô 5 • h8 b hò(ô 5 •6 •\ •] • hò(ô 6 •] • hò(ô hò(ô 5 •\ • ¨ Ë É ° G © ì ¦ – ¦ hZ_j hò(ô 5 •CJ \ •aJ ç … Ô Õ & Ù Î ¦ ¦ – ¦ ¦ & F Æ p „8 ^„8 gdò(ô hò(ô 5 •CJ Î \ •aJ » – Bq ø § ³ – – „Ð „X ^„Ð `„X gdò(ô & F gdò(ô $ „h „* dh ^„h `„* a$ gdò(ô $ dh a$ gdò(ô $ „Ð „â dh ^„Ð `„â a$ gdò(ô dh ^„Ð `„Ð a$ gdò(ô :! ;! ®! <$ S$ t$ ª$ Þ$ %% o% p% €& ¢& Ñ& ú& ò ò ê × ½ ½ ½ ½ ½ × £ £ £ £ £ $ & F Æ & F Æ ô & F ® „À „ ÿ dh ^„À `„ ÿa$ gdò(ô $ ® „À „ ÿ dh ^„À `„ ÿa$ gdò(ô $ gdò(ô „Ð „Ð dh $ „Ð „Ð .' U' ½ ”' × £ ^„Ð `„Ð a$ gdò( „Ð B) L* ) * ì „X ^„Ð `„X gdò(ô ”' •' ð' -( 3( I( |( C) Ä) ÿ) R* t* „* ž* ¶* + ì ì Ö Ö Ö Ö ì À À À À À À $ á( Ö Ö Ö À À À & F Æ & F Æ ® „8 dh ^„8 a$ gdò(ô ® „8 dh ^„8 a$ gdò(ô |- çf. Ë. K/ L/ 0 Ž0 j1 $2 Ñ » » Ñ ¥ ä ’ ’ ^„Ð `„X a$ gdò(ô $ & F + Æ & F $ $ „Ð „Ð dh ^„Ð `„Ð a$ gdò(ô + , p „8 dh ^„8 a$ gdò(ô %2 ¥ $ 2 X5 » ¡5 ð ä » ¥ Ñ ð $ „Ð „X dh Æ p & F Æ Ð „8 dh gdò(ô ^„8 a$ gdò(ô $ „Ð „Ð dh ^„Ð `„Ð a$ gdò(ô $ „Ð é; û; < < 1> ï? » dh ^„Ð a$ gd8 b ¼A & F Æ Ð •8 ¡ €8 9 9 Ú ¡ „ þ dh ^„° `„ $ „Ð „X dh gdò(ô ¾6 é ¡ ¡ » & F Æ p „° þa$ gdò(ô é ¡5 •; ¦; µ; Î ¡ » ^„Ð `„X a$ gdò(ô È; » ¡ » $ À; ¡ » $ & F „Ð dh ^„Ð a$ gd8 b $ Æ p B „8 dh ^„8 a$ gdò(ô ¼A ÖA åA þA ;B OB ŒB žB ¯B ÂB ØB çB ñB ¿C ÀC aD £D ÔD E ME é KF é é é Ä & F Æ & F Æ & F Æ Ð p µJ gdò(ô Ý é Ô Ä é Ô Ô „h ^„h gdò(ô $ „8 dh ^„8 a$ gdò(ô ¶J ·J ¸J ¹J ºJ »J ê ê å å å å Ý Ý & F1 gdò(ô é é Ä „0ý`„0ýgdò(ô é é é Ä 8 é é KF êF «G xH 2I ¯J °J ±J ÂJ äJ åJ æJ K %K ò ê å å å å å å Ý å å $ a$ gdR s gdò(ô ²J ³J ê ´J å å Ý „h „À ^„h `„À gdò(ô ãJ åJ æJ çJ K $K %K òL P /U 9U ;U ?U @U ·U €V ‰V …W ŠW œZ •Z í^ ô^ A` F` œb ¢b •j ƒj Rk Wk hk nk Ók Ôk âk æk Öm ×m Gn Hn In ïn ôn o o Ùo Úo Þo Ûp Üp úòúêåêáÙáÑåÊåÊáÂáÂáÊá»á»á»á³¨³¨³¨³¨³¨³¨š¨³¨³¨³ƒ¨š h$8† hò(ô ] •mH sH hò(ô 6 •] •mH sH hN õ hò(ô 6 •] • mH sH hN õ hò(ô mH sH hò(ô mH sH hò(ô 6 •] • h5Tp hò(ô 5 • h{ ç hò(ô h{ ç hò(ô 5 • hò(ô mH sH hò(ô hò(ô 5 • hâ hR s 5 • 2%K ÓL P ™R ƒT mV rW ¹c "e 2g Èi •j Sk Ôk ×m In ì ì ì ì ì ì ì à Í Í Í ¿ ¿ hò(ô 5 • hR s hR s 5 • Z •Z ¥\ ì] 6` ‘b ì ì ì ì Í Í Í ¿ ¿ ¹X $ & F2 dh a$ gdò(ô $ „ „ì dh ^„ `„ì a$ gdò(ô $ „ì `„ì a$ gdò(ô $ „h „* dh ^„h `„* a$ gdò(ô In ðn Úo Ýp Lq €r ûr ¹s 0t •t §t Aw tw uw lx ñ ñ ñ ñ × × × » » » » ¨ ˜ … $ „ „ì dh ^„ `„ì a$ gdò(ô „ „ì dh ^„ `„ì gdò(ô $ „À „à dh ^„À `„à a$ gdò(ô $ & F3 Æ 0 „ „ ÿ dh ¤ ÿa$ gdåcœ & F2 Æ • „° ^„ `„ $ „ ÿ dh ^„° `„ ÿa$ gdåcœ $ & F2 dh a$ gdò(ô Üp Ýp áp Kq Lq •r €r úr ûr ns os ps ts — s ˜s ¸s ¹s /t 0t Žt •t ¦t §t ãt ät åt ét w Cw Pw Qw Rw Tw ]w ^w cw rw sw tw iy F| ÇŒ êŒ ùñæùæñæñæØÍÁæØæùæñæñæñæØæñæñ溶æñæñæñæñ毶¤¶ q hò(ô 5 •CJ \ • hx q hò(ô 5 •\ • h1ly hò(ô 5 •\ • hR s hò(ô 5 •\ ìt u G| H| –¶Œ¶€ •mH! sH! ÷v u| Š† hx Ɔ h–hE hò(ô hò(ô hN õ hò(ô •] •mH sH h$8† hò(ô ] •mH sH hN õ hò(ô mH sH hò(ô 6 •] •mH sH hN õ hò(ô 6 hò(ô mH sH hÊId å hò(ô 2lx å •x Ç Øx Ç • $ „v „Ð 3y å iy pz F| G| ± • dh H| å ^„v `„Ð a$ gdò(ô ¢ u| ƒ| Ò ø} • ½• m‚ Ò ø‚ • $ & F „X dh `„X a$ gdò(ô $ Æ & F Æ $ $ Ÿ „X dh ^„X a$ gdò(ô dh a$ gdò(ô $ „v „ì „Šþ dh „ì dh ^„ì `„Šþa$ gdò(ô ^„v `„ì a$ gdò(ô $ ø‚ é Tƒ ¾ƒ êƒ é ´ „ N„ O„ ^„ é ž Ë„ K… á… ‰† Š† Ɔ Ú é ž ž $ „h € c‡ Ç “ „Ð dh é “ ^„h `„Ð a$ gdò( ô $ & F Æ p „v dh a$ gdò(ô „À dh „âÿ dh $ ^„À a$ gdò(ô ^„v `„âÿa$ gdò(ô $ „v „v dh ^„v `„v a$ gdò(ô $ $ & F Æ p „v „À dh dh ^„v a$ gdò(ô ^„À a$ gdò(ô $ c‡ ˆ {ˆ ãˆ Û ‰‰ Š ñ ª .‹ Ћ ÆŒ ÇŒ êŒ ã• Û ñ — ª šŠ Û ý• ñ Ð ù• Ë ª $ — „Ð „Ð dh >• ü• ñ -‘ ñ ñ ¸ ^„Ð `„Ð a$ gdò(ô $ & F & F Æ dh a$ gdò(ô $ dh a$ gdò(ô p „8 dh $ „h $ ^„8 a$ gdò(ô „Ð dh ^„h `„Ð a$ gdò(ô gdò(ô $ & F • dh a$ gdò(ô R• b• ì Ò Ò · -‘ “ q“ °“ ì Ö“ Ò ì Æ dh ]” š” $ If )• *• Ò ì · $ ” Æ · a$ gdR s +• >• Ò ?• Æ Q $ $ If a$ gdR s $ & F4 Æ p „ „ ÿ dh ^„ `„ ÿa$ gdåcœ $ „Ð „Ð dh ^„Ð `„Ð a$ gdò( ô êŒ )• *• w– •– f˜ m˜ › › œ œ Õ• Ö• ו Ø• Ú• Mž Ož `Ÿ bŸ cŸ dŸ eŸ fŸ gŸ ˆ ‰ ™ š › œ • ¿ À á î ï ¡ ¡ ¡ ¡ ¡ ¡ '¡ (¡ I¡ V¡ W¡ s¡ t¡ u¡ v¡ w¡ x¡ — ¡ ˜¡ ²¡ üøüìáÕáÕáÕáÍ¿ü¿ü¿ü¿ü¿¸üøü¦ü–¿ü¿ü¿üŽ¿ü¿ü¿ü¿ü¿üŽ– ü¿ü¿ü¿ü¿ü hw Ô hò(ô 5 •- j hò(ô CJ U mH nH u " j hò(ô CJ U mH nH sH u hò(ô 5 •6 • j hò(ô U mH nH u hò(ô mH! sH! hò(ô 5 •CJ b q hò(ô 5 •6 •\ •mH! sH! hò(ô 5 •\ •mH! sH! \ • hR s hò(ô 8b• c• r• w• ž• q V hx b $ $ If –l Ö Œ ‰ p a$ gdR s $ dh $ If ÖF Ð @ a$ gdR s • kd $ $ If L ý t à Ö Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö 6 ö ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ l aö < ÿ4Ö ž• Ÿ• ±• 4Ö Â• • kd• Ò• q b b b $ $ If l Ö Œ ‰ a$ gdR s p $ $ If ÖF Ð @ dh – L ý t à Ö Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö 6 ö ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ l aö < q ÿ4Ö Ò• Ó• b 4Ö ð• à• – b b $ $ Œ ‰ $ If p –l dh $ If ÖF Ö a$ gdR s Ð @ • kd L ý t à Ö Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö 6 ö ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ l aö < q ÿ4Ö – – b – 4Ö "– 2– b b $ $ $ If Œ ‰ p –l Ö dh $ If ÖF Ð @ a$ gdR s • kd„ L ý t à Ö Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö 6 ö ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ l aö < q ÿ4Ö 2– 3– b F– 4Ö Y– t– b b $ $ $ If Œ ‰ p –l Ö dh $ If ÖF Ð @ a$ gdR s • kdþ L ý t à Ö Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö 6 ö ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ l aö < f˜ q „Ð dh ÿ4Ö t– u– v– b 4Ö w– •– $ „v ^„Ð `„Ð a$ gdò(ô •— O „ì dh J ^„v `„ì a$ gdò(ô 7 gdò(ô $ 7 „Ð $ l Ö Œ ‰ „Ð dh ^„Ð a$ gdò(ô p • kdx ÖF Ð @ $ $ If – ÿ ÿ L ý t à Ö Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ö 6 ö ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ l aö < 2 ì ÿ4Ö f˜ › œ ì 4Ö w• Ô• Õ• ì Ö• Ø• ž Mž Pž `Ÿ ì Ù É ¹ © ¹ ¹ Š Š Š „h „Ð dh ^„h `„Ð a$ gdò(ô $ „J ^„J a$ gdò(ô $ „v „Ð ^„v `„Ð a$ gdò(ô `„Ð a$ gdò(ô $ „7 „S ^„7 `„S a$ gdò(ô $ „7 a$ gdò(ô $ „v „ì dh ^„v `„ì a$ gdò(ô 2 ƒ ˆ ™ œ « ¾ ¿ Á Ú á î ¡ ¡ ¡ %¡ ì ì ì ì ì Ä Ä Ä Ä Ä ® Ä Ä Ä Ä $ & cŸ eŸ fŸ ì gŸ ì • $ $ „z „S dh „ … &¡ ì „Ð ^„z ^„7 `„S † ‡ Ú Ä Ä Ä F „ „Ð dh ^„ `„Ð a$ gdò(ô & $ F & „Ð „0ý dh ^„Ð `„0ýa$ gdò(ô $ F „Ð dh ^„Ð a$ gdò(ô $ „h „Ð dh ^„h `„Ð a$ gdò(ô )¡ B¡ I¡ V¡ s¡ u¡ w¡ •¡ –¡ — ¡ ™¡ ²¡ ³¡ Ò¡ ‡¢ ˆ¢ é é é Ó é é é é é é é À À ž &¡ '¡ é é $ & „h dh ^„h a$ gdò(ô $ „h „„ dh ^„h `„„ a$ gdò(ô $ F & „ „`ú^„ `„`úa$ gdò(ô $ F „Ð „ˆ dh ^„Ð `„ˆ a$ gdò(ô & $ F ¤ „Ð „0ý dh ^„Ð `„0ýa$ gdò(ô ²¡ Ò¡ ˆ¢ ®¢ è£ õ£ ¤ ¤ ,¤ 4 ¨ )¨ © %© f© Ï© Ϋ Ù« ® 0® ȯ ñ¯ O° p° f² Û¾ ØÇ dÈ gÍ iÍ •Í ›Ñ œÑ bÒ cÒ dÒ 4Ø 5Ø NØ [Ú \Ú sÚ èÜ ýÜ Ý OÝ †Ý ºÝ ÷Ý )Þ ¶Þ ÝÞ Dß qß xß ùõëõäõäõäõÚõÚõÚõÚõäõÚõäõÕõÚõÊ¿ÕõÕõºõ º²õ¬¢õ™õÚõ’õ’õäõŠ’ h PC hò(ô 6 • hò(ô 5 •6 • hò(ô 5 •CJ \ • h‘/¶ hò(ô CJ h‘/¶ hò(ô 5 • hò(ô 5 • hò(ô 5 •CJ mH! sH! hò(ô \ • hò(ô 5 •6 •\ •] • hò(ô 5 •\ • hò(ô CJ \ •mH! sH! hò(ô 6 •] • hx hò(ô 5 •\ • hò(ô q hò(ô 5 •\ •6ˆ¢ ®¢ µ£ Û£ Ü¥ è¥ ¦ <¦ e¦ ´ Ô¦ § F§ {§ « ” & F Æ Ð H „ ÿ dh à `„à a$ gdò(ô & F Æ Ð „à „ ÿ dh ” $ „à é§ ” „X Ï© ô á ” ” dh ” ^„à `„X a$ gdò(ô `„ ÿa$ gdò(ô $ ^„à `„ ÿa$ gdò(ô Ç ” „à `„à gdò(ô $ „ ” • $ $ „à „à dh ^„ „² dh ^„ `„² a$ gdò(ô $ dh a$ gdò(ô Ï© â ç© ª *ª â Ï hª ºª À ‹ õ« 7â î® ë® ú® â š D¯ …¯ Ï µ¯ ö Ï ‹ ‹ $ „X dh „X „ü dh ^„X a$ gdò(ô ^„X `„ü a$ gdò(ô $ „ „Bú dh ^„ `„Búa$ gdò(ô $ $ & F Æ p „h „Ð dh ^„h a$ gdò(ô „ ÿ^„Ð `„ ÿgdò(ô $ „à „Ð dh „Ð `„Ð gdò(ô ^„à `„Ð a$ gdò(ô µ¯ ° ¢° ± g± ž± Ö ¼ ‹ X a$ gdò(ô ö± ² /² M² N² f² Ö ¼ ‹ ´ õµ Ö ¾¹ ¢» Ö Û¾ ì ¼ ž ‹ ì ‹ $ ‹ „X „X dh ^„X `„ $ „h dh ^„h a$ gdò(ô $ „8 dh ^„8 a$ gdò(ô & F Æ Ð „° „ ÿ dh ^„° `„ ÿa$ & F Æ p „À dh ^„À a$ gdò(ô ܾ ¿ Á •Â  ó Cà ‰Ã ŠÃ ¸Ã Ð Ð º Ý « œ œ $ dh $ If a$ $ gdò(ô $ ¹Ã $ „X Ðà „à Ñà º œ œ gdR s dh Ôà Õà º ^„X `„à a$ gdò(ô Ûà ì Ý º œ Û¾ œ $ & F Æ p „Ð „À dh dh `„Ð a$ gdò(ô ^„À a$ gdò(ô $ „X „à ^„X `„à gdò(ô à h l $ „h dh Ä UÄ eÄ Y $ If ^„ü `„ ÿa$ gdR s Ö ÿ `„h a$ gdò(ô ŸÄ ²Ä ³Ä ´Ä Y * ö ð- Ö $ • $ • ÖF Ö0 „ì „´ dh h ^„ì `„´ a$ gdò(ô ÛÃ Ü Y Y Y Y dh $ If a$ gdR s $ „ü „ ÿ d kdò $ $ If – Ð þ –-À! . ˜ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ l aö < a ÿ4Ö ´Ä µÄ ¶Ä N ŠÅ &Æ *Æ ? DÆ • t a $ „h dh `„h a$ gdò(ô $ „Ð „* dh „X „* dh ^„X `„* a$ gdò(ô $ dh a$ gdò(ô • kdŸ $ $ If – l Ö ÖF Ð þ –-À! . * Ö0 ÿ ÿ ÿ ö ð- Ö ^„Ð `„* a$ gdò(ô $ ˜ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ l aö < ì ÿ4Ö DÆ ØÈ ÙÈ Ý ¡ € $ & F Æ p dh „À gÍ iÍ •Í Ð ‹ a$ gdò(ô dh üÈ •Ï ÏÏ {Ð Ñ À ‹ ‹ œÑ cÒ ´ dÒ ì ¡ ‹ $ ^„À a$ gdò(ô $ „v „Ð dh ^„v `„Ð a$ gdò(ô & F & F „h ^„h gdò(ô „h „˜þ^„h `„˜þgdò(ô „v „v ^„v `„v gdò(ô $ „ dh `„ a$ gdò(ô $ „X „ dh ^„X `„ a$ gdò(ô dÒ vÒ ©Ò Õ ËÖ ™× 4Ø 5Ø NØ [Ú \Ú sÚ Û EÛ nÛ ò ß É É É Á Á ® • • • É £ £ $ $ & F Æ p „h dh $ „À dh ^„h a$ gdò(ô a$ gdò(ô $ „h dh ^„À a$ gdò(ô $ „X $ „h dh „1 „Ð dh ^„h `„Ð a$ gdò(ô ^„h `„X a$ gdò(ô dh „1 dh ^„1 `„1 a$ gdò(ô gdò(ô „7 „1ÿ^„7 `„1ÿgdò(ô nÛ ¢Û ÀÛ Þ ŸÞ ð çÛ 2Ü Î Î Æ Æ †Ü ð èÜ éÜ Î Î êÜ ð ëÜ ìÜ íÜ îÜ ýÜ þÜ Ù Î Î Î § § „ „„ „|ü^„„ `„|üa$ gdò(ô $ $ dh a$ gdò(ô $ ( „ „`ú dh ^„ `„`úa$ gdò(ô » „„ $ „|ü dh eÝ Ù ÙÝ ÚÝ Î § ^„„ `„|üa$ gdò(ô § ž ð $ „h dh ^„h a$ gdò(ô ŸÞ õÞ 'ß (ß íß îß @à Aà ¦à §à øà á ¡á ^â _â ®â ã Qã R㠤㠥ã ÷ ï ï Û Û Û Û Ë Ë À Û Û Û Û ÷ ÷ ÷ ÷ ° À $ „H „¸ü^„H `„¸üa$ gdò(ô $ dh a$ gdò(ô $ „À „Èû^„À `„Èûa$ gdò(ô $ Æ „ „„ „|ü^„„ `„|üa$ gdò(ô dð gdò(ô $ a$ gdò(ô xß à à Xà |à Áà äà á 'á ·á éá êá €â ™â eã ëä ìä ñä å 7å Xå Yå üêüÛâÛü×üÒÊÅÀÒÀ²ü¬üžü…}…rr h㠌㠕㠧㠩㠪㠮ã Øã Îä æä çä å ºå ½å ¾å Èå Éå Ëå Öå üñüêüêüâüâÛ hò(ô 5 •CJ \ •aJ hò(ô CJ aJ h‘/¶ hò(ô CJ aJ h‘/¶ hò(ô 5 •CJ h } hò(ô CJ \ •mH! sH! hò(ô CJ j hò(ô U mH nH u hò(ô 5 • hò(ô \ h‘/¶ hò(ô 5 • hR s 5 • hR s \ •aJ h PC hò(ô h PC hò(ô 6 • hò(ô 6 •] • h PC hò(ô 6 •\ •] • hò(ô (¥ã ¦ã §ã ¨ã ©ã ªã Øã Ùã Ðä Ñä Ò ä Óä Ôä Õä Öä ×ä Øä Ùä Úä Ûä Üä Ýä Þä ßä àä áä âä ô ô ô ô ô ô á á á á á á á á á á á á á á á á á á á á $ „h „Ð dh ^„h `„Ð a$ gdò(ô $ dh a$ gdò(ô âä ãä ää åä æä çä èä éä êä ëä íä îä ïä ðä ñä å 1å 2å 3å 4å 5å 6å 7å ì ì ì ì ì ì ì ì ì ç ç ç ç ç Þ Õ Í Í Í Í Í Í $ a$ gdò(ô ¤ ¤ gdò(ô ¤ ¤ gdò(ô gdò(ô $ „h „Ð d h ^„h `„Ð a$ gdò(ô 7å Xå Yå å ¾å Öå Øå Ùå Úå Ûå Üå Ýå Þå ßå àå ëå ìå æ æ æ æ -æ æ æ !æ ô ì ì à ì Õ ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì Æ $ $ & F à À! ä gdò(ô ¤ ¤ a$ gdò(ô $ a$ gdò(ô a$ gdò(ô Öå Øå àå -æ !æ #æ $æ Kæ Qæ Tæ bæ iæ jæ }æ °é ´é µé Ðé ¡ê ¥ê úê ë Ië bë •ë ™ë Ñë çë Øì ìì 3í Hí «í öí øí î ãî ï Zð Šð ®ð Öð ¦ó »ó ßó þó $õ Gõ eõ uõ €õ „ õ …õ •õ õñêñæñÕÇÕ¹®¹¡ñæñœñ—ñ—ñ—ñ—ñ—ñ—ñ—ñ—ñ—ñ—ñ—ñ—ñ’ñˆñœñ—ñ—ñ— hò(ô 5 •6 •\ •] • hò(ô ] • hò(ô 6 • hò(ô 5 • h } hò(ô CJ mH sH hò(ô 5 •CJ$ \ •aJ$ h?Ó hò(ô 5 •CJ$ \ •aJ$ hò(ô CJ$ OJ QJ ^J aJ$ h?Ó hò(ô CJ$ OJ QJ ^J aJ$ hR s hò(ô 5 •\ • }æ ~æ •æ ÷ ì º º Æ 0 hò(ô ç ç ç º È h } hò(ô mH! sH! 5!æ Aç •ç ‘ç ¥ç ½ç çç ÷ ÷ ç Ò Ò Ò º "æ #æ $æ Cæ è :è [è ÷ ÷ Ò º º $ Tæ bæ ÷ º jæ ÷ À€ „0 „Ðó dh ^„0 `„Ðóa$ gdò(ô Æ È 0 $ À€ „0 „Ðó^„0 `„Ðóa$ gdò(ô $ & F a$ gdò(ô Qé Ré ™é ¨é ç ç × Ç ¾ `„† gdò(ô $ „¡ „_ô^„¡ `„_ôa$ gdò(ô „_ô^„¡ `„_ôa$ gdò(ô Æ È 0 gdò(ô $ a$ gdò(ô ©é ªé «é × Ç ¾ $ $ „¡ [è €è ¦è ßè ýè þè ¬é -é ®é ¯é °é ç × × × × ¾ ¾ ¾ „† ÿè 'é Né ç × Oé Pé × × × ¾ À€ „0 „Ðó dh ^„0 `„Ðóa$ gdò(ô °é ±é ²é ³é ö ø éú Òû Gü ¥ü Fý ö ö î î Û Û Û Û $ & F Æ „ dh a$ gdò(ô $ & FÆ „ dh a$ gdò(ô $ Æ „ „h dh ^„h a$ gdò(ô `„† gdò(ô •õ ‘õ — õ •õ žõ §õ ³õ Ïõ Øõ ö û û !ÿ <ÿ Ýÿ éÿ n ˆ ´é µé Ïé Ðé îê ö Òì Û •ù c Û · „† éú Ï ‰ô Û Û É $ a$ gdò(ô wò ö Û ~ù \ ×ð Û Û jù Þ ¼î ö Û #ö Á ÷í pû Ô uû zû ‘û — î ð ó ô õ ö ø k m € ‚ ƒ „ $ ' ) * / 1 2 5 6 9 : < = > @ B C ü÷ü÷ü÷ü÷ü÷üðüéü÷ü÷ü÷üäü÷üäüäüäüäüäüÙÑɾ°ü°ü°ü°ü°ü¬°ü°ü°ü°ü°ü°ü°ü°ü°ü R s j hò(ô U mH nH u h‘uÉ hR s CJ aJ h hR s CJ aJ hò(ô CJ aJ h‘uÉ hò(ô CJ aJ hò(ô 5 • hò(ô 6 •] • hò(ô 5 •\ • hò(ô 6 • hò(ô DFý n í í ± Ÿ r r & F" Æ & F! Æ & F Æ Æ Æ & F Æ n á fþ í !ÿ • ˆ „ dh „ „ „ dh „h „h a$ gdò(ô $ dh ^„h a$ gdò(ô $ „˜þ dh ^„h `„˜þa$ gdò(ô „ o dh ˆ q Ö ˆ é { à ˆ $ $ Ð Ð „h „ Ð * dh „h a$ gdò(ô $ „˜þ dh ^„h `„˜þa$ gdò(ô * dh $ Î ½ ô ô ¦ ¦ $ $ $ $ * dh a$ gdò(ô $ * „h dh ^„h a$ gdò(ô $ dh a$ gdò(ô ï ð ñ ò ó ô ö 1 k n € ƒ … † è ß ß ß ß ß Ô Ä Ä • • • $ „z „Ð dh ^„z `„Ð a$ gdò(ô $ „J ^„J a$ gdò(ô $ „v „Ð ^„v `„Ð a$ gdò(ô `„Ð a$ gdò(ô $ dh a$ gdò(ô „z ^„z gdò(ô $ Æ Ð „® „ºú dh ^„® `„ºúa$ gdò(ô † % & ' * ¨ $ a$ gdò(ô Q ú M Á Â ß [ Ï ½ } j dh ^„h a$ gdò(ô $ „`ú dh ^„ `„`úa$ gdò(ô a$ gdò(ô =ÿ $ „˜þ dh ^„* `„˜þa$ gdò(ô „Þ „òþ dh ^„Þ `„òþa$ gdò(ô a$ gdò(ô "ÿ Ö „* Þ ” Æ Æ & F% Æ Æ & F$ Æ & F# Æ Æ ¥ý ß ´ $ ¨ „z „Ð ^„z . / 2 6 : = ? @ C G I K L N i j k l m ì ì á á á á á Ü dh ° Þ á á á á á á á á á a$ gdò(ô ® Ý á á á á á á á $ F G H I J L M N O i k m ¢ „ ¡ • á á È ß ˆ $ Š A „ª i „& ð dh ñ ^„ª `„& a$ gdò(ô r ˆ C ‰ ± ² ´ > ? B C Z l ¬ ã - H- c- Ÿ- Ã7 ` òîòîòîòæòæßØßîÓîÓîÓîÌîÄîÄîӻįæò¯æ¯ò¯æ¯òæ»ò»ß¦îœîÌîœî•î•îÌ yhò(ô 6 •] • hò(ô 5 •6 •\ •] • hò(ô 5 •OJ QJ ÿ hò(ô 5 •CJ \ • hò(ô B* OJ QJ ph hò(ô mH! sH! hò(ô 5 •6 • hò(ô 5 • hR s 5 •\ • hò(ô 5 •\ • hò(ô OJ ¢ ƒ „ ¡ F QJ hò(ô j hò(ô U mH nH u :m ¨ ¼ 8 ½ A ‡ O \ ½ w ì Ù ½ ‡ Ù ½ y Ë « ™ $ & F/ & F) & F( & F' dh a$ gdò(ô $ „Œ dh `„Œ a$ gdò(ô $ „Œ dh `„Œ a$ gdò(ô $ „• dh `„• a$ gdò(ô $ & F' dh a$ gdò(ô $ & F& h w dh a$ gdò(ô ^„h `„˜þa$ gdò(ô Ž • ® j ¦ ¯ ° È × â ¹ Ž † & F+ gdò(ô & F* gdò(ô $ º þ « „ „Ï 4 dh ^„ ì á « ~ `„Ï a$ gdò(ô á « ~ $ „˜þ d Ë œ ~ „h $ & F0 dh a$ gdò(ô $ „h dh ^„h a$ gdò(ô $ & F & dh a$ gdò(ô $ F & „ dh `„ a$ gdò(ô $ F „ „7 dh ^„ $ dh a$ gdò(ô `„7 a$ gdò(ô $ „t „Q dh ^„t `„Q a$ gdò(ô 4 J œ d • Í ‰ Š § ž ¬ $ < ç ¶ $ If dh gdò(ô = ~ • ‚ Í ¶ ¶ a$ gdR s ƒ – Ö Í ¶ dh • Þ Í ¶ ¶ ¶ gdò(ô Å ¶ „Ð ^„Ð gdò(ô „ß ^„ß gdò(ô gdò(ô gdò(ô gdò(ô § ¨ W W ÿ Í Å & F. & F& F+ & F, Ê ï ÷ © ¬ W W ® ¯ W W ° ± ² W ³ l c W l $ Ö $ If a$ gdR s $ If Ö\ h › gdR s ’ kdL $ $ If – ò ¦# 3 u â ´ ÿ ÿ ÿ ö Ö ÿ Ö ÿ ÿ ÿ4Ö l aö Ô ³ ´ µ ¶ · ¸ ¹ Æ Ç È É Ê Ë ó ó ó ó ó ó ó ó ó ó ÿ ÿ º Ì Ö0 ÿ Ö ÿ » Í ¼ Î ó ÿ ½ Ï ÿ ÿ ÿ ÿ ¾ ¿ À ó Á ó à ÿ Ä Å ó ó ó ó ÿ ó ó ó ÿ ÿ  ó ó ó ÿ ÿ Ö ó ó ó ó ó $ Ý Þ ó $ If ß ó ó a$ gdR s Ï Ð Ó Ô á â ã ä å æ ó ó ó ó ó ó ó ó ó ó ó ê $ If gdR s à Õ ç Ö è × é Ø ê ó Ù ë ó Ú ì ó ó ó Ü ó ó ó Û ó ó ó ó $ ! . $ If " # / 0 ö a$ gdR s ì $ % & ' ( ) * + , 1 2 3 4 5 6 7 8 9 : ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö ö $ If gdR s : ; < = > ? @ A g h i j Ç & ª # • h Ñ ö ö ö ö ö ö ö è è è Ù È ± ± ± ± ± ± È ± $ „ü „ $ If ^„ü `„ „ù „ ÿ If ^„ù `„ $ dh $ If a$ gdR Æ à À! ¹ º $ If $ If » ¼ Í Á gdR s gdR s ÿ dh ÿa$ gdR s $ ÿgdR s s ½ ¾ Ñ ¿ Á Á Á Ö Á Á Á Á Y À à ¡ è ³ ´ µ è ¶ ¸ Á Á Á · Í Á Á Á Á B  Á Á Á Á dh & F. „ $ If gdR s $ „zþ dh $ If ^„ `„zþa$ gdR s Æ Ç È É é ê ë ì ó ó ó ó ó ó $ Û í ó ó „ü „ ÿ dh $ If ^„ü `„ ÿa$ gdR s Ã Ä Å Ü Ý Þ ß à á â ã ä å æ ç è î ï ð ó ó ó ó ó ó ó ó ó ó ó ó ó ó ó ó ó ó ó ó dh $ If S $ Æ h „h $ $ If gdR s S ð ñ „˜þ^„h `„˜þa$ gdò(ô –l Ö ò ó ô N î [ : gdò(ô dh gdò(ô Ö\ h › ’ kd ò ¦# 3 u â ´ ÿ ÿ Ö l aö Ô Æ à À! ÿ ÿ dh ö ÿ Ö ÿ $ If ÿ ÿ4Ö gdR s ÿ ÿ Ö0 ÿ Ö ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ ÿ " ï ï $ l 4 # m n ï ‡ $ If Ö o ï â ï â â kdÒ – ÖF ü Z ú # ^ ï Z ÿ ÿ ¦ ö ¤" ö Ö0 ö Ö ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ4Ö l aö h f4 Æ Æ o Æ Æ Æ h h r $ If $ If s ˆ Ù gdR s $ a$ gdR s ‰ Š ‹ Œ Ù $ If $ If gdR s a$ gdR s h $ If $ $ If # ^ gdR s À –l 4 Ö h h ï æ æ Ù $ If gdR s $ Œ • Ž • > „ „àþ $ If ^„ `„àþgdR s 1 kd… Öˆ ü Z ú Œ - ®Ù ’ ` ò Ö0 ö ¤" ö ö Ö ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ö l aö h f4 • ± ³ ´ á á Æ h $ If `„àþgdR s · Æ h $ If gdR s ¸ ¹ gdR s „ º „ À ÿ ÿ ÿ µ ÿ ÿ ¶ á ’ ÿ ÿ ÿ · „àþ $ If > „àþ $ If kdq • ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö î ^„ 1 ^„ `„àþgdR s ÿ á ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ á # $ $ If ^ –l 4 Ö Öˆ ü Z ú Œ - ®’ ’ ò Ö0 ¤" ö ö Ö ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ö l aö h f4 º Ü Ý á á ÿ ÿ ÿ ß ÿ ÿ à Æ „ å „ „àþ $ If > „àþ $ If h $ If `„àþgdR s â Æ h $ If $ $ If # ^ gdR s ã ä gdR s À –l 4 Ö ÿ ÿ ÿ á á • ÿ ÿ Ö ÿ ÿ â î ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö ÿ ÿ ÿ ÿ á ^„ 1 ^„ `„àþgdR s kd] Öˆ ü Z ú Œ - ®ÿ ÿ Ö á ö ÿ ’ ò ¤" ö ö Ö ÿ ÿ ÿ ÿ l aö h f4 å Ö0 ÿ ÿ ÿ Ö ’ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ • ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ö ÿ î Æ á h $ If gdR s á „ „àþ $ If á ^„ á `„àþgdR s á > Æ h $ If . $ a$ gdR s À . kdI # $ $ If ^ –l 4 Ö Öˆ ü Z ú Œ - ®’ ò ¤" ö ö Ö ÿ ÿ ÿ ÿ l aö h f4 â ’ Ö0 ÿ ÿ ÿ Ö < â ÿ ÿ ÿ = ÿ ÿ ÿ @ â ÿ ÿ > • ÿ ÿ Ö ÿ ÿ A ò ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö ÿ ÿ ÿ ÿ ò â $ Æ Æ h $ If h $ If . l $ 4 dh Ö a$ gdR s gdR s . a$ gdò(ô A B . gdò(ô C À D E F > kd5 $ $ If Öˆ ü Z ú Œ - ® # 9 – ^ ÿ ÿ Ö ö ÿ ’ ’ • ò Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö ¤" ö ö Ö ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ö ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ4Ö l aö h f4 F G H I J K Z [  6- ˆ- Þ- ú- J ò A B C P Q ô ô ô ô ô ô á á Ê Ê ¿ º ¿ Ê ¿ ¸ ° ° « $ a$ $ a$ gdò(ô gdò(ô $ dh a$ gdò(ô $ Æ „ „„ „|ü dh ^„„ `„|üa$ gdò(ô $ „„ „|ü dh ^„„ `„|üa$ gdò (ô $ dh a$ gdò(ô y ) A B P r u ¸ Ç È Ò Ó â ã ! -! <! =! G! ]! l! m! |! }! ‡! ˆ! œ! •! ¯! °! Á! Â! Ã! ×! Ø! Ù! è! é! ê! (" )" *" Y" Z" [" z" {" •" ‘" ™" -" ®" ¯" Á" Â" Ã" Ò" Ó" Ô" æ" ç" è" û" üõüñçãçãÛãçãçãçãçãçãç ãçãçãçãÐãÈÐãÈÐãÈÐãÈÐãÈÐãÀã´ã©¡©ã¡©ã¡©ã¡©ã¡ hR s CJ 5 • aJ h¸ ¾ hR s CJ aJ hñ}Q hR s 5 •CJ aJ hñ}Q hR s hR s CJ aJ h MV hR s CJ aJ hR s OJ QJ hR s hR s CJ OJ QJ hÛ•½ hò(ô 6 •] • Ç È É ! ! ! ú î î hò(ô ?Q Ò Ó Ô ! ú R â r ã s ä t u ú v ‹ æ ¸ ¹ õ ú î ú Þ Þ î Þ Þ Þ $ a$ gdò(ô $ a$ gdò(ô $ a$ gdò(ô gdò(ô ! ! ! -! G! H! \! ]! ^! l! m! n! |! }! ~! ‡! ˆ! œ! •! ¯! °!  ! Ã! Ø! Ù! é! ê! )" ÷ ò ð ÷ ð ò ð ÷ ÷ ð ÷ ÷ ð ÷ ÷ ð ÷ ð è ð è ð è ð è ð è $ a$ gdR s gdò(ô $ a$ gdò(ô )" *" Z" [" d" z" {" •" ‘" ›" ¦" ®" ¯" Â" Ã" Ê" Ó" Ô" ç" è" ü" ý" (# )# 2# ;# <# N# O# ý ø ý ð ð ý ð ý ð ð ð ý ð ý ð ð ý ð ý ð ý ð ý ð ð ý ð ý $ a$ gdR s gdR s û" ü" ý" '# (# )# :# ;# <# M# N# O# Z# [# f# g# n# o# p# •# ‚# ƒ# •# ‘# ’# ž# Ÿ# # §# ¨# ©# ±# ²# ³# »# ¼# ½# Ä# Å# Æ# Ô# Õ# Ö# ß# à# ê# ë# ì# ü# ý# þ# $ $ $ *$ +$ ,$ 5$ 6$ 7$ D$ E$ F$ V$ W$ X$ {$ |$ }$ †$ ‡$ ˆ$ ”$ •$ – $ ž$ õñéõñéõñéõñÞñÓñËÞñËÓñËÞñËÓñËÞñËÓñËÞñËÓñËÞñ¿ñËÞñËÓñËÞñËÓñËÓñËÞñËÓñË ÞñËÓñËÓñË hR+- hR s 5 •CJ Þ Þ · õ ð Þ • õ ú æ Œ Þ aJ hR s CJ aJ h¸ ¾ hR s CJ aJ hÂ@ hR s CJ aJ hR s CJ aJ hR s h¸ ¾ hR s CJ aJ KO# Z# [# f# g# o# p# ‚# ƒ# ‘# ’# Ÿ# # ¨# ©# ²# ³# ¼# ½# Å# Æ# Õ# Ö# ß# à# ë # ì# ý# þ# ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ $ a$ gdR s þ# $ $ +$ ,$ 6$ 7$ E$ F$ W$ X$ |$ }$ ‡$ ˆ$ •$ – $ Ÿ$ $ ®$ ¯$ ¶$ ·$ ½$ ¾$ Ï$ Ð$ Ü$ Ý$ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ $ a$ gdR s ž$ Ÿ$ $ -$ ®$ ¯$ µ$ ¶$ ·$ ¼$ ½$ ¾$ Î$ Ï$ Ð$ Û$ Ü$ Ý$ æ$ ç$ è$ þ$ ÿ$ % % 9% F% G% I% J% L% M% O% P% R % S% U% V% X% Y% –% —% ˜% ™% ±% ²% ³% Ò' ( î* + õñéÞñéõñéÓñéõñéõñéÞñéÞñËÆËñ¾ñ¾ñ¾ñ¾ñ¾ñ¾ñ²«ñ¦žÆžñ“‹• h YV hR s 6 •mH sH hR s mH sH h 4Ô sH hÜ ‚ hR s mH hR s 5 • h8 b 5 • h T© hR s h T© hR s 5 •mH sH h T© hR s 5 • hR s 5 • h¾ Š hR s 5 • h¾ Š hR s CJ aJ h¸ ¾ hR s CJ aJ hR s CJ aJ hR s hÂ@ hR s CJ aJ 2Ý$ ç$ è$ ÿ$ % % F% G% I% J% L% M% O% P% R% S% % ˜% ™% ²% ³% g' ÷ õ ÷ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ ÷ õ õ ÷ ÷ ÷ $ a$ gdR s ( t( Ø( u) Ø) -* ¢* í* î* + + + + …+ -, ‚, &- É- Ê- å- æ- çì ì ì ì ì ì ì à Ö Ö Ë Ë Ë à à $ & FC a$ gdR s $ a$ gdR s $ „îÿ^„îÿa$ gdR s $ & FB Æ Ð „V ^„V a$ gdåcœ + + + -+ + + …+ Ê- å- æü÷ï÷ïäÜÐäüÌ èU% ÷ V% X% Y% õ b% õ — ÷ õ ÷ ÷ ÷ í $ a$ gdR s g' ì Ò' ì à Ë Þ Ë à Þ éh Û•½ sH h YV hR s 6 •mH hR s mH sH h YV hR s mH sH çhÜ ‚ hR s 5 • hR s 5 • è- éý ý hR s 9 1•h :pR s °…. °ÂA!°À "° #•À $• %° °Ð °Ð 0 &P •Ð n-ðü µ½n1•Ä‡84§ ×bÿ‰PNG IHDR Å ÿ ÿÿ À FÛºp gAMA ±ˆ•˜ô¦ ÿÿ ÿ ÿÿÿÿÿO &I pHYs Z 0PLTE % OðÆ € € €€ €€ € €€ÀÀÀ€€€ÿ QIDATxœíš»ò«8 Æ·Ü7&]ÊàÙ"-Ì¿Èkl&E^i»ÀPdÁÆ7é“dræl³Ñ̹ dÿüI¾aøãýÛíŸ?¾Œ/ãËø2¾Œ/ãËP¬¯~•G}ûúëŒi ˟͞Ņy¬Ûð Ãã E<*)ã8üvÆ} Œp Œqµ `<ó¥y´ :c$Œ 1†ÕG…¨ G Q k-†ÕOK¼Æ “1n M‰Â˜ ¢(]0žD‡ ‘ » AGÁØÝäÄ‹Œ)"L £ Ñ¢ÃkvÒX” YƘ«Óuˆã]` ÌÈ®óè fL®` × c —Qö ŒAî[˜Q"J ç{æ 9í•ÑÇ24 !Z1VVÞ± 0Zˆ1ËŒ…#6ÆàRÀÚ Ó(3 äI ›¹€º51 aè« m €p + Û ßÛáÆ8Úy´8£ç eq(E; [Ìà B㺠-cÌydhå¢30G)cÊ ±2ˆ ©kaÀ–IB g:Ø) i@异÷Me`õ‚ Ð wS b)Ä4Sçš!Ë Y Î :׌™•Ê ¹…‘Jé 2:òO ,9TĹb€–eÆ2¸sA ³P=d€ í*1 ñyŠÛ¨™y”Á»}ÄØ‹-1 :c ZÏMŒ). <å®üŸÀ`©mØ›? ÑCúk·«Âm¨cEîö AŸŒJ† *²ÑŠ ê= Æ 3«žÄʇ6 ³7e˜¥n% 9T5\ ÃBì¥FÈ =W)X ·ŸzÓÍ÷p ¹lHD c Œ¥•1 ¶7d<* ¹aÏ I¹ c « s·[6§•t+öÄt 6W•á %Ÿþ®Óuü<Y}qW “ûKcç ‘!* •÷AM£ ‘!HÙ È Pñ€uÉç (õW¯Ãçü B9“ ñº½Ó8o“Î CÅ3‚ -+ ¡ž‘±pmŒp ;bƒ¢‘Á ?o> 5„qf¹ ÆøfÃCEXg¯wQëø‘zT #ä¤/ s % â©×až·—á Œ aXˆ†÷ e z.Ú EN6ÆD –Š&ÆR1»ˆ¹ºÖÊ ÄcÍ ú¾wÛß®eìM®¿ÕŒx/ 'È› •e¬‹qo2V EA¨ ¢ªGc 1 îõ•ŒÕ†[ $oÅ. j#Œi¿Ú³“ o÷ ™ bv=dœú i ‚E¿§ÁbàxÍ Æ H ŽW@:0ð`ˆþ¢1 Ò·žV lFÏÚY ;ε_°:, WR ˆ‘WÑ[ >RÔH † ³& !úsÉø y°™8e£QFÍ@:xÞgQ ,Þ + .i„ ˆ ¬s-þ€™Êccï• :u-°Sñ•qH …ÜQ6p¾ 0êh2 çXÈÌ-eäHéóni¤oÝ© ¹ä ‰ Aˆ}ê CÚ Ù2 £³]±É gŒ—檼óÒ"%ìá CT ax´2¤h)ýö0C ÒTª•…èÙ8Ê€B, eh Db Ù` «M(X âr „˜EÎG \ˆU‚1ôÞƒ-°Ùªã &ä8ÃìX4#6" 8¸-d\>`ÔBlwÎh×Þê~e ;éU°lï˜òÿ˜q,!‹í|ù„ÑuçäüR7 Þ’êVÆåÒV&}ý©· 1^Jõוg;¿4P ]ž‘AOÚ|f+ 3’GÉà-º”)ðv[ÿÌtæ:#5— t»dÐÞ[ ®û sÅð«ÔPJ.«0Ê M}8éóe#m½R(z• 3² 2k• Å'`Uù ªú\4·ä’4¸ž Ÿªòig 0‰‘ wñ7ØjžÑtèbnºì† ¯š€ @Ž`û+㘠‘áïïóŒ4yKwâÉí^É[`øÒ!Ùòò Ýó ?&Ï"ã “Ö¢3v)ÆxŸ:ƒ`0’”·Ìx©aò ûUÝ bè;Ë_cðƒnÎ0 ¶ ¶Ùc xXvŒA!Œa¸k× WŒh ƒ¡4Ò/·_•: s6  h«¿.*ƒˆ •s^Ž×Ÿ —sê úî‰ pý"†Ê€ß: ñºÿí\ڿ嵩–Κ õr K UD‡´ ÖË,« 1ørX®UÕ#s|€+ ,Tð d "è܇еTæÕAF±”ÍlEGs )ÔÂðá •â3$x.p ‚ö˜±º{ÄÄT”ýª0ßÅ^X†ôÞùå{ ¯Ë3àóÍVJ˜ DLõÈ'ÁÜ Ú\†× ßsîñ ¤wÛg •uô!ó ¡½? NŽ$ ~Ñ«3¤Ã)qú !2CZ¬ä%æ8ƒîõM ìS: †=®ƒ€ŸfÏ# ¾Zuûb…–@ ¡•—QµöB•É]¹ •Q.>¼’ꮬÂü¾¤ÓÚ™!úrl}òGd_IÖ‰ÉÏ%ÛLY4AGØßÉt¹_† 2ö]? žÌ@µ0 äœçàsš Þ¡ *š¾÷Ù&úêÁ¿< 8i ªá-•ír l+ÛÊÈ3KÁ g• iÌE†¸Aý˜ñÞ·ë§Ë– è® pŒ±™¯úeœhý"ã#û2¾Œ/ã•Àø ^¯&5¯ñ• IEND®B`‚ F ðãO … \ ËAu5 — ¼±®Ò+ÿÿØÿà JFIF , , ÿÛ C $.' ",# (7),01444'9=82<.342ÿÛ C 2! !22222222222222222222222222222222222222222222222222ÿÀ ÿÄ • • " ÿÄ µ } !1A Qa "q 2‘¡ #B±Á RÑð$3br‚ %&'()*456789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyzƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–— ˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚáâãäåæçèéêñòóôõö÷øùúÿÄ ÿÄ µ w !1 AQ aq "2 B‘¡±Á #3Rð brÑ $4á%ñ &'()*56789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyz‚ƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–— ˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚâãäåæçèéêòóôõö÷øùúÿÚ ? ÷ú(¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¬é±|£ûÝÏøWŸ˜æx|¾Ÿ=g¾ÉnË„ Ý‘} ™W=2qH&ˆ ˆIí¸V31c– $ŸSI_%>2©ÏîRVóz›ý]w7h¬h§’ ò7-••jA:Λ—ƒÜzWÐe9õ Áò[–}Ÿ_GÔÊ¥' Ih¢Š÷L‚Š( Š( Š( ²Ç /4Ò,qF¥•ÜáT Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Šd I$ô ç¾(ø¯§éÈöú-ËëÀØ2²Ÿ!pNyÈ,xã sœœ`ÅJ¦¯&uàð Œdù(Fÿ ’õg•uuoen÷ w A ct’¸E\ œ “ÇR yÖ»ñƒNµ- j×Ï´âys `ã‚ ›ž£åéÁï^W«xX×XKQžáK òÙ± ` ƒ = sëYuæUÌ$ô‚±öù• ѧïbß3ì´_æÿ CÝ~ x³TñGö·ö›ÄÞD‘¼[ nÀû¾_p6Œg'“’k¾¯3ø1g hZ•ðfóf¹ °'å ••ÞÒ½2»ðÎN’rÜù<ò ©æ !EZ*Ú/EÄ(¢ŠÜòBŠ( wò”A œ ëÏjΫ7Û¾ÒwtÀÛôÿ õæ«WäüA‰|§6ÑvKÉžÿ 3º’´ QE âš…>)Z ¯n£ÔS(«§Rt¦§ fµBjú3t @ ä-ôT6ŒZÖ2}1SWí jÞÞ„+/´“ûÕÏ:JÎÁE Vâ òïŒ:…íƒhmgyqlÛ§lÃ+!È àõÃ0üOz•y·ÆkX_Ö l™ž+¿'…dbà 9(¿•sâ¯ìecØÈ VcK];¯½4dhŸ '‰c‡[°ó€á®-ˆV /R‡‚Ië‚£ž èú Št• A¿M»W•.^ ùdN r§°È èM|ËSZÝ\Y\%ťİN™Û$NQ— # sБ^u lᤵGÙã¸[ ]9Q÷%å·ÝþGÕ´WˆxsâÖ©§l·Ö#þз 4 ³ àuèø žpI<µzæ‰â 3Ä6Ku¦Ý$£h/-Fø‰Ï ½AàýqÆEzt«Ó«ð¿ó>'0ɱx jÆñî¶ÿ •ó4袊Øò‚Š( Š( Ý# Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( °|Gã Âê£PŒî»ÒÞ% ã>€uêFpqœW 㯉Х»éž ¹ß3åf¼L Î Œ÷'ûÀ: NG‘Ë,“ÌóM#I,ŒYÝÎY‰ä’OS\ ñÊ – ¿Àú짆'ˆŠŠ¼cÛ«ÿ /ÏÐè|Mã}cÄÓJ³Ü4 ,ß%œM„ Œ Æ7Ÿ” žùÀ +›¢Šò¥9MÞNçÞÐÃÒÃÁS¥ º ¢Š*M•yøK qx!] uindw2 +- )ê¸P?Þ ]Õs? me³ð “ ˵š6” ƒò»³¯Of ÓWÑÒ,"¼‘øîkSÚc«I3üŠ(«8 Š( Ý@=N8Û×ñª•w š,.7 ‘þ “_— q. t1Ò¨þ êŸç÷ ´dœl QE|ñ°QEXµ¦6>E<“ßÚº0¸j˜šÑ£I]²dÔUÙ¡l¡m£ û¹üù©h¢¿e¡IQ¥ Kh¤¾ãÏnîáE V¢ â¾*ÙÇuàK™˜5¬ÑÌO –Ù϶ þ8®Ö¹ß Øÿ hxW‡ÌòöÀfÎÜçË"L~;qíšÊ²½9/#»,©ìñ´§{ZKÍÔQE|ñû U½7T¾Ò/ ïOº–ÚuÇÍ c# àŽ„d RŠ iÝ (ÆiÆJéžÕá/Š¶7¶ðÙëÒ}šø|†çn"—• 8û„çž6ðNFp= )cž š øïV𼋠oö› H¤PÈèr¬ ‚:Šù>ºŸ •k+ ª3’Sû§“íÏ ñ^– î£Sïÿ 3ã³N „ïW £þ^Ÿ.Þ›zEQYšˆ4ß X%Þp²)P^2Fø‰Ï ½• Øã##šÓ¯M4ÕÑð•)ÎœÜ&¬×F QE2 Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š+;[Öì|=¥É¨j ì…8 9i ²¨îOø“€ ¤ÚJìºtåRJ WodY¿¿µÓ,f½½`¶…w<Ð ê{ 9'ŠðÏ üH¾ñú%ˆ–ÃO ƒ*ÉóÎ GÎGm§îò99'Œeø³Æº—‹&Ar 8˜´VÑ ´-p̉°qž \ “žn¼ŒN1Ï݆Çè™' à •lJ½N‹¢ÿ 7ùtî QEpŸT QE QE };á`G„tPF °ƒûfµMŽ8á‰"‰ #E ¨£ @è ì)ÕôÉ%¢? «>z’ŸvØQE … Q@ UžÍ%Ë'ÊýO¡«TW6/ C OÙו×õ·b£' td=¤éÕ ÇËÍ4A1 yOϵlÑ_3> ¹^5$—Ëü•¾±.Æt6 Ç2ü«è 5 ª¨¡T` ‚–Š÷rì§ —Ū+W»{ÿ ^†S©)î QEzD Q@ QÖ¬äÔt-BÆ U– æÚHP¹Â‚Ê@Î;sW¨¤ÕÕŠ„Ü$¤·GÉ”QE|ÑûxQE QE £¢kwÞ-Õ#Ô4ùvLœ <¬‹ÝXw ü Á ×½øCÆÖ·DŸf½‹™]÷ ½™O ‡cÇ ¯POÎubÂþëL¾†öÊv‚æ Ü’/P¨ìAàŽ+§ ‰• n‡‹›ä´s _j‹gú?/Ë¡õ] Åx+â ¯Š[ ìWQ-¦¤«‘ l¬À ˜¦z-§o' äà㵯j #R<Ñz˜b°•°•]*ѳAE UœáE P E P E P E P E ^úúÛM±šöòe†Þ ÜîÝ þ§Ørh bäÔb®Ù[[Öì|=¥É¨j ì…8 9i ²¨îOø“€ ¯ž|Sâ›ï j†îìì…2°[©ÊÄ¿Ôž2{û ¹ã/ _x®ók7•§Bìmà nFN ù9|qè9ÇSž^¼\^'Ú>X¿ wó?LÈ2E‚‡¶¬¿xÿ Û×¿Ü QEqŸH QE QE QE wz?Å• i±E ЃP‰ e¦ JT 6î ¯ H''œ×¥øO⠗╶ÿ ñ騕Çì®Û· Ý[ 7 ãƒÁã 5óÍ ×K V 7uýu< w `±Q|±ä—uþ[~^§ÖtW’x#âƒùi~!•v`G óu ·šsô ½²z’=n½zUcR<Ñgçy†]_ WÙÖ^•£ô (¢´8BŠ( Š( Š( Š( Š+ƾ"|Dû›¢h“¢r—7H×z¢ŸîzŸâéÓïeZ´iGšG¡– åµ±õ½•º¾‰[.§CâO‹:f›æ[èéý¡t2¾oHTò:õ~@éÁ †¯/Õüiâ jiZçS•"‘J x Ç ÃŸ— hê9Ç9$u&°(¯ ®&¥G«?JÀä˜< ÷#ywz¿ø ¢Š+ × (¢€ (¢€ (¢€ ²A2M • ±°dt8e#•A {ßÃÏ ·Šldµ½ º•ª‚ä ÊxÞ ±ìØ É-¸- V,/î´Ëèol§h.amÉ"õ úŽÄ- â·Ã×te~‡“›åTó õ] Íø+Å‘ø³EûIE†ò òî"VÈ •I-Ÿoø þ r óŒ÷ sŒž’½ØIN*QØü« B¦-¬©UV’Ü(¢Š£ ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¯ ø‹ã©uÛÉt› 6ép>×d`~ÒÀý쎨 àwê{c°ø¡ã(ôÍ9ô; ÔßÜ.ÛŒ.ï*" F{3dc¯ <eMx•y¸ÜJ·²•ÏúüϺá|•[ëµ×øSüÿ Ëïì QEygÛ… Q@ Q@ Q@ Q@ Q@ zÿ Âo Í u¿Ã÷óï1GºÉœŒíz<““‚ 8 ¹À y Mku5•ä vï²x$Y#l µ”ä -:ŠÖ•WJjHóó< 1ØiQ–ýgýoä}[EdøcYÿ „ƒÃV:¡M•<•¼\` RU±Éãp8ç¦+Z¾‚I&Ȫӕ)Êœ÷M§ê‚Š(¦f QE QE QYúî¯ ƒ¢]êw 1Û¦í¼üÌxUà d•3Û46– ¬ºp•I¨A]½ ÀüUñ•ØíßÖ _ëçŒ ™Uÿ Õ¡?sƒœ° çøOC» « ÷÷Zô×·³´÷36瑺“ý ` qUëçëÖugÌÏ×r¼¾ 2£ ÷o»þ¶ (¢±= ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( SÃúåׇu«}FÕØ Ø #VÀ–<•Èx<§ ¨ ôŽ«ZëºM¾¥dXÛι]ë† #Ô G§ f¾Z®ûáwŠ_GÖ×IœæËP($ŸÝËÑH ûÇ • • =¸*ü’ä–Ïó>c‰2•Š£õŠk߇â»|·_wSÝh¢ŠöOÍBŠ( Š( ¨ë µ®…¤ÜjW¥…¼ –عbI =I zsÎ*õxÇÅß µÖ¤ž-‰ "´a,ìqûÇe qß XýIéÀ'*õU(9?éž–S— ¼~*4zný ÿ åó8 gV¹×u{Nð©žvÉ 0 ° ^9ª4Q_?)96Ùúì! EB*Éh‚Š(¤PQE QE QE QE QE QE è• ¼Gý›®>‘q&oÿ Õîn aÓ©ÀÜ8èI! {…|©§ÞI§jV·Ðª´¶Ó$È eIR Î;q_RÚÝC{g Ý»ï‚xÖHÛ nV ž†½| KÁÁ ô?;âÜ §ˆŽ"+ãZú¯ø‘5 Q]çÉ -(ñ~›á8mßPYÝ® „qÀ˜ŒžH óÏ× Þø‘¢x‹VM¶Šò ‰ Œ~|j ˆ #*Çœ yã¥rß ?æ ÿ oûN¹¿…6R]xêÞde i “8=H+³ ß.?#\ ÄTXf¶Ðúì.M„žNñ“¿=¤÷Òé´¿${í Q]çÈ…x÷ÆGqum ÛÊù¶o6évaw z’ ±ã˜u#a¯—|Au ÷ˆõK¸Ì†{¹dðFå.H8<Ž1\XêŽ ùW_Èúž ÂF¶Ö—ØZz½?ÏúFu Q^1ú@QE QE QE QE QE QE QE ôï /ˆ¼:‘M#5ý’¬W ù‡;$œ’ =ò b» ù¯ÁÞ$o xŠ @£InTÅq csF}3Ü lã ¯¤b–9áI¡‘dŠE Ž‡*Àò #¨¯o [ÚBÏt~[ÄYgÔ±NP^äõ^Oªþº1ôQEuž QE “â}gþ ÿ _j7¼ þíq]ˆUÏ#Ägž™¯™e–Iæy¦‘¤– F,îç,ÄòI'©¯TøÏ«1›NÑ°P¦êPTmbr©ƒ×# ÇNG^ÞQ^6:§5N^Çé\+‚Tp~Ùï=~KEú¿˜QE Ä}8QE QE QE QE QE QE QE W¼ü)ÖƧá5²‘˜Üiíå1f,J ”<Ž P2p ÜWƒW¢|-Ôů‰®t÷— j^A•L}ù äsŽ>RçÓô®Ì ’gÔðx“ «åóvÖ>òùoø\öú(¢½£òÃɾ6•Ì þÞ?ö•r_ ‰ ´¼-¾n•ïÓ×[ñ³þ`•öñÿ ´ë”øa •ñ NdFe•eg d(òØdú •? ^=Wl_Í~‡èÙü“¯ü3üä} E W°~rs¾9Ö?±<¨]#ì•ãòaÄ» {ü ©ë• ·Ý=:×ÍÕì_ o$M7I± ¾TÓI3 >`P 1íûÃúWŽ×•••êòö?KáL2§•ö½fÛù?Ì(¢Šâ>˜(¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š +Þþ x‡ûgÂëe+fëNÛ qÖ<~ìô +Üü¹=kÈ-¼ â[«„‚= ý]º `h×ñfÀ‰¯Aøsà• è~!mCPT²•bhÚ=É#N a´• zð BqÛƒU#SE§SæxŽX:ø9FU#Í Vªþ–ß]¿-‡«QE 쟚 Q@ ïtû-F õ¤ Q+n <aÔ-™Á y?•d^ø#à ñ,sh–jªÛ‚?$çê˜${Vý § |JæÔñ5© mz6•<Ôþ èW^kØ\ÝXÈØØ»„±§Lð~cž‹©ôâ¹MCàî·nÒµåÜJ2‰ŽG㦠*9ãï~UíÔV 0t§ÒÞŸÕ [ Äy• 9ù—ž¿Žÿ ‰ó §á}wFóMþ•u qc|¾YhÆqœe{ׯ k&¾³®kSð †5H¶É¤Á eY-G’Tžø\ GmÀ×L½ý‡÷žþ Œ"ôÄÓ·œ•Éÿ ™ó êzßÁ¹âY&Ñ/üà9[{ ˆ Ð8à’zd(ç“ÅyÞ§¢jz4¾^¥a=±,ULˆB± v·Fú‚kŠt*Ct}6 4Âc îf›í³û™BŠ(¬@(¢Š (¢Š (¢Š (¢Š +Á ²XxÛGš5Vf¹XHn˜“ä'ë†5O†i-çŽxdh僣©ÁV ƒëUN\³Rìcˆ¤«R•7ö“_z>°¢ªiw£SÒl¯Ä~X¹&ÙœíÜ ã=úÕºúCñiEÆN2Ý-Mñ³þ`•öñÿ ´ë á ”ñ œŠ&‰7Ú:•q“'̧jò0xÏ~ ñÜn|lÿ ˜ý¼•í:äþ üAÓ @À”óß÷O^Lÿ ß>ïÈý -n kû³ü ™ô- Q^±ùÙàÿ ï#ºñ±… ƒZÛG – rü{aÇãšá+Æ÷’_øÛXšUPËrЀ£ŒGò Ç 3ïX óÕ¥ÍROÌý,¥ì°T¡Ú+òÔ(¢ŠÈî (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ +³Ñ> ø‹WhÞ{•ìûfäÉsÃcv #ûÙê@8 ךô]#á?‡´é¢žäÏ•*(ÊÎÀD\`îÚ N>é$`óšé§„«=mdx˜Î Àá}×.gÚ:þ;-%¦éwÚ½âÚiö²ÜÎØùc\àd “Ð ‘Éàf»3àþ»uå=ýÍŒmë¸Ë"uÇ å9ãøº^+ÚmmìÒÞÒÞ( LíŽ$ «““€8êI©«ºž ãw>[ ÅØšŽØx¨/½ÿ —àÎ MøGáÛMx×WÏå…e’M‰»Œ° ‚;ðXõïÖºÝ7AÒ4§OÓmmc ù‘Ä •ã‚ÝOAÔóŠÑ¢ºáFœ> |ö#1ÅâQ¿+é÷l QEhq… Q@ ÅÄ6–ÒÜÜÊ•Á $’F ¨ d’O@ xµ§í'¡½ÝÊÞè:Œ6ÊßèòBé#È2yu%B c€ÍõîN¶ ¡í´Wži? ¼ ª%¸}Yìg¶y7:”9ÀÜà ¾w` Î9®ÏL×t}oÍþÉÕloüœyŸd¸Ivg8ÎÒqœ-¾†‹u BŠ( Š( Š( /Ä¿ ôm~Yná-a}+ y¢ •Øã%œv= É$œ×˜kÿ ¼A¢Íû‹gÔm‹a%µBÍß |Àà{Ž@Í} EsUÂÓ¨¶³ò=Ü ]EÔà 7/F = ãp‰G›š+£ý-ÿ §‘òe ôW‰ü £x¤¸• ÛPe ä^"øu®ø|¼¢ ¶Ù.OÚÁ;G'.½W’yQžµæUÁÔ§¶«Èû|»ˆ0˜ËE¾Iö£ëùù • Q\§º QE QE QE }5á)#— ÁÚ+Fêê,¡RTäd }A ~ ³\— Ã?ù'º_ýµÿ ѯ]m} 'x'ä~3‡³ÅÕ‡iI~,òoŸó ÿ ·•ý§\§Ã £â ž¥eÇ×Ëjêþ6Ì þÞ?ös -e¸ñí¤±®VÚ9e•äp¥ 7 æɵÓúÐû¬ K‡]ÿ –œ (¢ªj·ßÙšEíÿ —æ}– &Ù» ¶©8Ïlâ½Fì®ÏÏ# 9(Çv|¿¨^I¨êWWÓ*¬·3<Î aAbIÆ{sU袾i»ê~Ý ¨¥ ² (¢… Q@ SâŠIæHa¤–F ˆƒ,Äð © MÛV2Ÿ RO2C m$²0TD f'€ Mz7…¾ ^j(.µ×– ‚• -k‚¹É'!9#‚ à‚ ½[Iðæ•¡( n• » +æ*æB É ÎXŒúžÃÒ»)`§=e¢>o0â|. ¸R÷åå·ßþW<›AøE«^LZ‘lÕ¹ d•Ç 0J€A<’H#îšõ  ‡Ò?°ØEçÇȹ‘CÊNݤî<ŒŽÃ “Ç5¹Ezt°Ôéìµ>' c1ºT•£Ùh¿àü î QEny!E P E óÃko-Åıà H^I$`ªŠ I$ð æ€$¢¸MWã'€ô—¸‰õØîg…7 ìãy„‡ ®£a'§Þ -¤s\6¥ûKi±\*é~ »¹ƒ`,÷W+ Éà*‡ c ç¹ãŽF¬ ºQ_0·íââÇn™¢ Ï Ã) }|Êú Áþ%‡Æ- °× ·’Ý.щ…È% X£ Ž£rœ-21Àé@3?âv¥ •ðËÄW ¬Œdöà î”yJy#Î öÏ^•ñe}wñÊâ ~ êñË*#ÎðG ³ ]¼äl SµXý ô¯‘(¸ ñ Åú4–ïcâMI ÝvE “´±*íÚ –ù\ ÐcŽ1ÐW¤x{ö•Ö-® ‹Ä e¥å EI%µ )ÉÈ̇$£ n;@PI ¨¯ ¢†ï« ë½ ão‚5çX›P“LœªÇ¨ ˆ ;·‚P Q@ &— eÈÆ9 ôJø ·4 øÂ΢ë vˆ ¿’¯º&b»IhÛ(Ç äƒÐz ûŽŠùóŸ´kCn-üW¦I;¢anì †r š6 düÄ° t GZöŸ x»Añu¬· ¥ âDÁd ] Î7+ À 9ÁÇJ ÆÕ Q@ Q@ ‡‰þ hÞ"Wš8ÖÆý›q¹…8nI;“ 19<ðzsŽ+ÅüGá_Â÷-]ü „ãeÌ@´NH' ˆ ðx8<g¦ }/L–(ç…áš5’) «£Œ« Á -¢¹ká!SU£>ƒ,â,N ÜŸ¿ ϧ£ý6>O¢½sÅ •Ùî¼9"Æ6ô)˜à v¹'“Ç ÆIù€â¼¦êÖâÊáíîíå‚tÆèåBŒ¹ ž„ ò*Ñ'i#ô g†ÇCš„µêº¯Uý" (¢²= ¢Š( Ü> ÿ È¡wÿ _ïÿ ¢ã¯C¯ øgã= @Ю¬uK¦·”Ü™”˜™Õ•U m ‘·¾:Ž¼ãµÿ …™á ú ÿ ä´¿üE{xzÔÕ(§%÷Ÿ—ç9~.xú²…)4Þê-¯Èäþ6•Ì þÞ?ö•r¿ æ’/éé Œ«*Ê’ p |¶lQ à+Oâ‰ô (iWhû?æ-Ó ¶cï ŸºkœðN¯i¡øºÃP¾Üã,®Ê2Sr•Î;ž{ã¦zW ç ŠæOKO«À᪬‰Ñ”7,ôk[·+h}'Y>)ÿ ‘CZÿ ¯ ÿ ô[VGü,Ï •Ð_ÿ %¥ÿ â+3Ä ¼/uáNÚ×Piî'¶’ ãX$ –R£– `g'žƒ¿Jô§ZŸ+÷— Þ|F ,ƪðnŒ·_e÷ô<2Š(¯ ýp(¢Š (« Zô6VP4÷36Ôz“ý rO s^»àï…PÙÿ ¦øŽ8®'ùZ+UbR >‡çìÇ<c•ë÷³ÆÔhN«´O;0Í0Ø sVzôKwýw8_ ü?Ö<L©pˆ¶¶ ‘ö™¿‹ gjõn§ÐpFs^Óá¿ hþ V:|,× »^âfÝ# ç € : œ ç ¿E{ p´éj–½ÏÎs<÷ ¼[å‡eú÷ü¼‚Š(®ƒÅ (¢€ +œñWŽü;àËc&³¨Ç û7Çi ß<Ÿ{ Ps‚T•Ç ž¤W‡ø·ö‡Õï.%ƒÂÖÑØY”P—7Q ¸Ýœ± % þ Üdä €X ¡õ-[MÑ-ÖãTÔ,`g ²]L±)l €Xœ qìkÊüIûCxkLòÓCµŸZ‘°Y¾khÔs‘— ]ņ qƒ×# óf¥«jZÍÂÜjš…Ýôê K©šV ’p q’N=ÍS D×þ6øß^F‰u ôÈ ´zr ‰!³»y%Áè c“Ÿ?žy®®%¸¸–I§•ËÉ$ŒY‰É$žI'œÔtP E P _RþÎ÷SÜ|7¸ŠYYÒßR– (Tž JFø-Û••âkåªú+öiÔg—Hñ ˜Û~Ïo<7 •ón‘Y['Ó /ë@]£WöŽÿ ’y§ÿ ØV?ý |Á_MþÒ ¯´Ëf‘DòjK"GžYV) ì /æ+æJvhWAE R QE QE U‹ ûÍ.ö;Í>î{K¨ó²h$(둃‚9 ¡ªôPµ@{W…ÿ h-fÄGoâK µ8· ×Pb €,I%@ØÄ € Nœžs^óá• h¾1ÒÒÿ G½Ž`QZX , äm‘3•9Vö8È$s_ U‹ ûÍ.ö;Í>î{K¨ó²h$(둃‚9 •¡¦¼Åcïz+Á< ûB¤¯ Œ¡Hp¤ JÝ ‚BŒy‘¨'$†ù—Œ•6•“^ïoq Ý´W6ÓG4 ¨xåƒ+©ä G ZC$¢Š( ¬? øKIñE·— } Ù†6\Ä • $à69 ž ç® nQS8)®YliFµJ3U)»5Õ5ø£Â:— …¯ž+¨šK]ÀEv¨|¹ Î {7 +׎ã àWÕ·V¶÷¶ïowo ð>7G* VÁÈÈ<u ׋xßá¥ÆŒ.uM#÷Újüí I’ ßýä-½@<ç «ÊÄ`œ/(jв~%†&Ôq>ìú>üŸáù-wE W õaE P E P E P E P [ž ðÿ Šµ1k h»!L îYr±/õ'°ïì #¤ðOÃk-jH5 ^6·Òʉ s‡¸ ±ÝW¾z‘ŒuÈö» ]2Æ +( hWjF½ þ§¹'’y®ì> ÏÞžˆù\ç‰)áoG ïO¿EþoËïìexoÂ:O…íöXÁºr {™@2¸'8Î8 -¼Öí W F 劲?=Z¥iº•]ÛêŠ(ª2 *9ç†ÖÞ[‹‰c† ¼’HÁU ’Ià 9Íx?ŽhU‰ä°ðl1Ì ý§pŒ %NvFÀ ‚Wæn2 ÚF ö x»Eðv–÷úÅìp€ŒÑ@ g# liœ±Ë/°ÎI šùçÆ•5íjY¼< G°*è_åiå #ql~ìã / çæ<cʯ¯ï5;É//î绺“ æžC#¶ ,y8 «Р“Ï5ÕÄ· É4ò¹y$‘‹3±9$“É$󚎊( ¢Š( ¢Š( ¢ Š( ¯týšu bÕüA¦0>â n €6…™[<ç9•qǯãáuì³ü”=CþÁRèØ©«u ¼ý¤ ‰¼ ¦ÎbC2jj‹!Q¹U¢•• P UÈï•é_1×Ô•´\ ËðæÑã‰Ý"Ôây T‹åȹ>ƒ,£>¤ õòå+Ü Š( Š( Š( Š( Š( º• |@ñ •ï<Ý&ëu»n2YNY •• ‌7 ó Î2 /E }àO‰:•m1c!ƒQŠ!%ÅŒ§ç•±*z:ç¸õ H Ø×À•O5-ÄW òÉ ñ8x䊲09 È óšúáŸÇXo é~5¼Ž ½ãÈÔLaR]Ͳ B3÷° œ – -éE P E P šxÛá|z“ÿ hx~8-î6Ÿ6×î$˜ Ç Ý 8 9È9ÏK LðÍ G,lUÑÆ Hà‚ C_XW 㯇°øŸ Ö- ¶¨¸VwÈI—§Í€N@èqÛ ±-~+ ÍyÃsì2>#•&°ø·xô}½|¿/M¼ Š±•au¦_Me{ As mxÛ¨?Ôw pG5^¼–£?@Œ”’”]Ó (¢… Q@ zׂ~ Ƕ«â ÿ m4öO¦Ó'êvcÓ=Ö-ü;øwö +[Öáÿ Káí\•©ôvßôÃׯÝôêôð¸?·Q|…ϸ‰¶ðØ9iÖKò_ç÷y”QEzgÄ Q@ qþ:ø‘¡x Ìýºo;R’#%µ„yß/8 8! ?Ä•ºØ F+‹øŸñ¶ Ü]h> XîuDB“^ ;I2 à‡p3‘ÑN3» £æ‰çšêâ[‹‰dšy\¼’Hř؜’Iä’yÍ u-9øƒxëT’{éä†À86úzHLP•• :3áŽ\Œœœ`` NŠ( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¯hý›¬n$ñ– ~±æÖ ?É‘÷ •ÞD*1ב þ^â¼^½ÿ öeÿ ™§þÝ?öµ z Æßù$:ïý»ÿ éDuò }Ñâ« •WÁúÞh¡®n¬'‚%' »FÊ ONH¯…è Q@ Q@ Q@ Q@ Q@ Q@ Q@-¹ðÃã=÷†®-t Ï%Ö‚ C …wIf 8 —Aœ 9 ·¦ÓôÝýž§g å…Ü v²gdÐH$FÁ ᇠøWÁ Þ|3ø™}à P£‰.t[‡ êÐ-AéæGž Û£ ƒÐ û ŠÏѵÍ/Ä:r_é ð^Ú¶ ø_;I íaÕ[ eN Ï"´( ¢Š( ñOƒt¿ [ŸµGåÞ$e!ºO½9 g±õ8Á9¯•¯ì.´Ë鬯`h.am¯ u úŽàŽ 澫®Wƾ µñeŽå+ ¥ â ‚8#®Çõ_Ô-Gpx±X_h¹£¿æ}>Až¼ ½•wzoÿ %ÿ •Ý|ןÎÔU‹û -2úk+Ø ˜[kÆÝAþ£¸#‚9ªõã5m úLd¤”¢î˜ø¢’y’ ci%‘‚¢ Ë1< êkÜü ðòßA·KýV(§Õ_ €e¶î ö/êݺ 2M?†ž ›GÆ·ª&ËÉc+ »(Ì*z³g•äq•Ð $•é5ë`ðܶ©=úÄYó«'…ÃKÝ[µ×Éy~~›”QEz Ç U=WU±Ðô»OS¹ŽÚÎÝ7Ë+ôQüÉ' É$ ’h ÄóÃkoÅıà H^I$`ªŠ I$ð æ¾pø™ñÎme •á ®ì “5ø&)fÃp#ÁÊ!À9áŽpB€C`|Nø¿{ã• fŸ ¶ "¶æ‰›÷—$ ©“ 8! Fy$ávù• Õ‚Š( Š( ©Ü,Q‰ßSdy Ì« eA=H ˜Ûqõ¯™+쟄ZKhÿ t(d ù“Ân™¢þ!+ < Š( Š( Š( Š( Š( ¾›ý›à…| •¬ ý1È €;jøWÄút G‹52ÛwÙì立‹yËmI FO® }Õ_&|yÓf±ø©yq+FRþÞ ˆ‚“¡ Xn:î à ç™ÑE QE QE QE QE QE QE QE Þ|3ø™}à P£‰.t[‡ êÐ-AéæGž Û£ ƒÐ úÓDÖôï i jºUÇÚ,§Ýå˱—v ©á€#•G"¾ ®óá—Ä»ï ê»}΋ràÝZç•=<Èý Ý -€«Zè ØtUM3S²Ö´Ë}GN¹ŽæÎá7Å*- •B: y y«t4Ó³ ¢Š) Çøÿ ÁÑøŸIi¡S«[¯ú;îÛ¼g% ÷ qž‡¸ çŠøqà+‰µ3ªkvwVÑÙºµ¼3!ŒÉ çq œ/ °IëÁ Ùh®yái΢›=|>wŠ¡ƒ– /G³ê—T½• BŠ(®ƒÈ (¢€#žxmm常–8`‰ É$Œ Q@É$ž œ×ÊŸ ~)Ÿ Ý®•¥š ¤»ÑÙp÷2 G˜sÊ® Ú½yËs€¶~0|U¹ñF£q i2ùZ ´¥ ãpßmu?|H1äe@<ðÇœ òj{l E R ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¯¼4M1t] NÒ–S*ÙZÅl$# Â(\ã¶q_ ü1ÓfÕ~&øvÞ •]/Rà—$ ±5‡ óµ -øéÖ¾Ó . â¿´~‹%ß…ôb1+}‚墑Q2ª’ó±ì F‹õ¥{UaøÇ@_ ø;UÑYc/unË ˜Ìª²š6 %yÀp§¿N‡¥ |9E P E P E P E P E P E P E P E P E P ®ü ø'†õ8ü=¬Þ*èW |©&<ZJyÎ{#- ð ÝÇÌOÔUð }?ðÇ¿ÛÚ ðÝü¥µ-6<Àv`Il6¨ÉÏ,¤íè8+Ôî4ít žÁE R ¢Š( ¢Š( ¯ øóñ û:Î_ é¼Ý]Ä-{:Kƒ dçË Nw0 †ãct;²=#â Œmü á+Z_šá³ œe '*J Á ^ <Ž Ç8 ã ûëOQ¹¿¼“̺º•æ™ö¹Ø’Ç ’OJ ¯E P E P E óy‹ 6âÍ3 Û#; l7L¨•r9û㧕¢ëÎþ h ü2±iVEŸQv¾ufV 8 ã 1ª œ“Ó ôJ (¢Š øßâ߇n<9ñ'VŽcº+éZþ À `4r•CŽ[p Ýx¯˜)+l€(¢Š` QE QE QE Ï|×e¦ü ñåõÃEqci§ BÂ[«´e'#å-^óžsÓ -zd ò5ª<ìO¡ P E P E P E P E P E P E P º~Íš$Ϭë: ’V' ãkn^q¹À W _OþÐþ þÓð]¶¸’bM"o™K QE QE VÕƒüM©ÛÅscáíVæÞoõsEg##sŒ† Mny• íºoìÙ®K3•S^Ó-b ß'é]6›û6hQ@ÃT×u ™‹e^Õ •ÁV IÎyÈúR¸Xù²´ü;-\xsÄZ~³l[ͳ•eÚ®Sx æBGf SìM}= À? Çqm+ZÞÊűâ{¦Û3cï¾0CwùJjÒƒ àÇÃëkˆ§O Æ^7 ¢K™•I <«9 =ˆ ÷¢-½m`’[\ët=fÏÄ: ž¯§É¾Öî!* ‚W=U°H A à‚*ýG ÚÛÅoo pÁ Ž8Ô*¢€ ©)± Q@ Q@&üoñ¤~*ñ˜³²™eÓt¥0Dèr²Hpdpp 2 z‘òdš¼Ê¾ÜÔü á anE÷‡4É-å‹Ë2Û¬r³ ’Þb€Ù'©ÎMaÂ’øyÿ B÷þNÜñÊ íÐù Šú³RýŸ¼ }2ÉnºŽž¡ pcµ¹Ü¬}O˜ çèk›¿ýš,ä¹vÓ¼M< øùc¸´ °>쬣ÿ ©¿[ÌùÞŠõÉÿ g_ Co,©w£Nè…–(î$ ä º7F ONH-¤W7}ðÇÚ}œ—Sxrw1‘ ±Ìç$ ±ëØq×¥PŽ-ŠÐÔô-cDò¿µ´«ë ;>_ÚíÞ-øÆq¸ ã#§¨¬ú (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š +sÁÚ x§Æ:VŠ«!K«…Y|¶Ueˆ|Ò0-ÆB =út=+ ½÷ötðŒn×ÞºEf˜a’§ Èü¯ T {È ,{ô Cko ½¼Qà H 8ãPªŠ p b¤¢Š (¢Š ¯co©é×6 ‘ù– ·Q<3&â7# dr2 é_ ø§Ã÷- ñF£¡Ý6é-&(yˆyGÀ' ”«c<g ÷Ex_í áuŸKÓüQ r íœYÜíFaå6Y Žp¡[#§&QÏ P ΔQE QE U‹ >÷T»KM> Ò{»—ÎÈmã2;`dá@$ð ¯Qð‡À? ø‚×íš½ÀÐà`|¸æ„É;-0Ly] 府ä}Ü Ó³Ü &« V7z•Üv– 6³Ý\É••Á wl œ(äð ü+ë ü ðV•uö–´›T”}Á©:Ê‹Á ä ºÿ 88# ÝéºN›£[µ¾—§ÚXÀÎ]£µ…bRØ $( 8 gØTê3å à—•õäY[OL²É¨¹ˆ’ v \-¤e@ÀÎy ïô Ù² ‹'ˆõ×g*Á Ó• ž ‘ÁÈÇQ°rzñϺÞ^Úéö’]ÞÜÃmm ËÍ4 GNXð+‘Õ~.x H—ÊŸÄVÓHcó ´ p çÑ‚ ñБ۱¡‰è®PÒ¾ ø KKrúT—ÓÂûÄ×— ÅÈ9 ‘HB;cn ëžkµÓ4M'EY JÒì¬ R ‚ÖÝ" GLí 5áÚÏí*qq-‡áÐ -EÅìÿ Lî‰ Ôpþ‡Ú¸ÍKãÏ/® [{ëM= 1ZÚ#)9?1ó7œóŽ¸àq×.Ö ôÐúΫ ß_Ùé–r^_ÝÁik-7Í<‚4\• Xð2H•|W©øûÅÚÃ\›ï êr%Ê”– ¸hâe# |µ!pGQŒ ç( æ}¡©üSð6’"7>&°“ÌÎß²±¹Æ1×Ê ·¯|gð¬©þ8ü>†ÞYSZ’wD,±Gg0g }ѹ ÉéÉ ÔŠù Š úrÚC« † +Yy‚“ I H¬Øà {àãÐÖ ü4×ýJ?ùRÿ íUà P ºj?´¶£°]3Ãv¶Óî ½ÍËN¥yÈÚª‡=9ÏáY•ðÑÞ0ÿ n‡ÿ ~&ÿ ãµãôQp>³øAñ'Røƒo«.©gi ö/ WµÜªêá¸* ÄACÎyÈàcžó]Ôÿ ±<=©êÞOö In|ÛwìBÛsƒŒã Á¯ ý™•æiÿ ·Oý^Áã¿ù'ž%ÿ °U×þŠj ð ø hï •Ð7Cÿ ¿ ñÚš?ÚGÄâÚe“HÒ àãÊuY ¯<î]ä¶GL zñš)§a5sßÿ ᦿêQÿ Ê— ÿ j©m¿iˆ â5ºð¬‘ÀX x¯ƒ²®y!Lj Çl¨¯žè¡;1ŸOÿ ÃGx?þºçýø‡ÿ ŽÖ¶ŸñãÀW4“ê 6 hŠæÑË ó~ì0Ç8ëž:WÉTPšµ¬ ÚzoÄï j¶í=¿‰ôÔEr„]L-Û8 …“i#ž¸Ç_C]Z²º†V ¬2 9 WÀ4ø¥’ ’hdhåƒ#¡Ã) ‚ èi ß¡÷åaëþ ðçŠ †µ£Z]»*§œÉ¶P î H¸u ì ê}M|‰cñ#ƺuÚ]Aâ•UäLà\\´éÈÇ(ùS׸®ÃEý üa§ìME,uXüÝî ÒÃåI³Œ¢˜ð£¡Á*NO~”Y; õ]Kö~ð=ôÈöé¨éÊ«ƒ Îåcê|Àç?B pÚ—ìÓ©En¥ø’Òæ}à2][4 •Ê\“œqŽçž9ÞÑ•i -îìE¬è—ZtLÊ«43 …\œ ãj• _”1ö¯M°ñß„õO³ ? iRIs´C ÚÑdbßuv 1È HÎxÅ-A{Ÿ'j¿ üm£Î"¸ðÝü¹ ƒÚEö…ÆqÉ•pCƒ\•}ÿ XÚÏ„¼=âçWÑlo$x¼“4°)”'<+ýåêq‚1ž*}îƒvoCáš+éötðíü†] Q»Ò™œ ´D«Œ •Ù'œ– =øé ñ Âï øcÌ’ûEž[Tó º´-t{ «’¹(¸çç Æxàá§q } QL Š( 7 ž£mag™uu*C n s± FO $Žµöç„<?…¼#¥è‘…ͤ d(Ä«H~i gœ ,}³Ú¼/övðÛ5‹¿ ܯîlsmiÏY™~vá¿… ƒædrµô} QE QE ^þÆßSÓ®l/#ó-n¢xfMÄnF 0Èäd Ò¬Q@ x»Â÷Þ ñ-Þ €ÄäÃ+&Ñ<Y;d^HÁ ¦N Aä ï°þ&|3±ñþ– vÚÕº kvG uòäÇ% ïÕIÈêCqÞ ýô» ÏŠ/ Pœrm˜Ç àŒ áÛ±ão# G]Gm.x…< â? Ü Ñ´é$€>Ù.äù •Î\ðH Ñ–Ç ö¯ þÎzu¼ ÏâB[«á½“ì‡h?t±]í‘Œ‘°Œ‘ï^Ócag¦YÇgai ¥¬yÙ ˆÑrI8QÀÉ$þ5Äø›ã'ƒ|/u=”÷³^_[ÉåËme öCß,pœt#vAã jëT êô_ èÞ ·0hú]¥Š U•" Q½º±äòI<ŸZ~§®èú'•ýªØØyÙòþ×p‘oÆ3Äg =E|Éâ^+× âÒš= Í‘“d ’V Êà ƒ’ #=È ¼ÎúþóS¼’òþî{»©1¾iä2;` 2Ç“€ ü(m·v#é_ þÑ> Ó˜G¢Y\ë ¸fBM¼[H9Á`[ à`¨ žxç˼QñÏÅþ!G·´š=-л ¶%–R»PÒ“œŒc)·99 8-gE .jZ¶¥¬ÜÆ©¨]ßN¨ dº™¥`¹' ±' $ãÜÕ:( Š( Š( Š( Š( Š( •ý™•æiÿ ·Oý^Áã¿ù'ž%ÿ °U×þ Šjñÿ Ù—þfŸûtÿ ÚÕì-;ÿ ’yâ_û ]•è¦ ˆ(¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š ÜÐ<câ? :¶‹¬]Ú rþJ¾è™Ší%£l£ c’ Aè+Ô|7ûFêÖŠx‡K‡P@QMͳy2“¹Šà« c l {ñâTRh ¯ôO> Öü„þ×û ÄÛ ¿s ‹f3÷¤æ12>nàuâ»È'†êÞ+‹ycš P<rFÁ•ÔŒ‚ à‚9Í| [--ñV»áKÃu¡êsÙHß|! $À nC•ln8È8ÎG4ÀúïÅ ¼)â÷yõ]*?¶22ý² b—%B†%xr Œo :c"¼ Æ? |E¢ÜÍ>€‡WÓ@y +(ž5 íe8ÞqÀÙ’Hû£ WIáŸÚ@ª´^)Ò K4rz`4nßï Á½ Þõížñ.•â•4j %üW–ÛŠ–L«) ™H §¿ d`ô"š ûŸ •A Œ Ú´4- óÄZí–•§¦ë«¹Di•H\õfÀ$( $〠¯±üYð÷Ã^5Û&³aæ]G E ÔR4rF ¸8l-@`@$ñÉ΀¾ h¾ Õ.µ4žMBñÝ–ÖYÐ m þ Ž ‘Á~28 A94¸Î³Â¾-·ð§…ôí Õ·Çi Bø#Ìrrï‚N71cŒñœ +bŠ) QE QE QE W/ãÿ ÿ  áwÖ¿³'Ô6Ê‘yq6Õ]Çï;`í^1œ ±Qß#¨¨ç‚ «ymî"Žh%B’G"†WR0A ‚ ã ŒYZJÊ®Œ•å©Ïï ñÿ •¾,x“Æs²=ÃiÚv× 09Àã… 9á+Ñ>,ü9›Àþ {‹+i ‡îßý Måü¶ÆLLq•AÉ\ç+ÜØóº ÝBŠ( Š( Š( Š( Š+¬Ó~ øßU¸hü1©#ª &ê n¸È 4›A<ôÎzú äè¯^Ò¿go ^ y5 Í7O•ÏïPÈÒË Ï¢¬{à?ã]n›û4é±\3jž$»¹ƒa –¶Ë Èä³ c<c¸çŽAµcçJ+êÝ7ö~ð=ŒÎ÷ ¨ê*Ë ÕÎÕSê<°‡?REkAðcáõ¼ñÌž Bñ°u ]LêH9åYÈ#Ø‚ '~€|yE}¿ÿ 'ƒÿ èTÐÿ ð] ÿ [•A -¼VöñG Hã•Bª( À qŠb<öf‚e·ñ-ÃE •ÞÙ B§k2‰K z )#¶áë^ÁãH&ºð/ˆmíâ’iåÓ.R8ãRÌìb` ÜÏ$óøgF–iX¼’Ia 3±9$’¹$žôµ ·CáÊ+í=Ká‚5X ’Iã ¹E | ÊÈÅYJ²œ F 4•÷ýaÏà¿ iÈŠÛÁµ‹ìíœ ËG´‘ÏBqY•ð¤¾-•Ð½ÿ “·ür˜(¯§u?ÙËÂ÷+rúv¥©ÙM# ˆ3$±E“œm* €8 |ú“\¦¥û5j‘F§Kñ Ëœî P4 tÆ —Ï~à õà W<6Šõ Oà Žl<¯³[Øê[ó»ì— A|¼c óBuÏlô9Ç à5? ëZ*ÆÚ®‘`²’#7VÏ r:ãp I\΢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ©-n®,n£º´¸– Þâ&Ý ±9GCê ä †»?†ž ›Çþ%û I$ u²‰o. !s€Šq€íÎ3Ø1ÁÛ‚^Ú‚ÓcÜþ øÇľ+ÑîãÖ’9í, C ûn Êü’¬z9 ·'ƒÓ;‹ =f©éZUŽ‡¥Ûéše´vÖvé²(“¢æI9$žI$œ“W(ÕêÆíÐ(¢Š QE QE QE QE SÕt« sK ¸Ó5;hîlî d±?FÌ pA ‚ "¾Gø™ðÖ÷À °(d¹Ñ® ý– ìŽAëåÉŽ ø0äc¿bV_ˆü?a⟠Ý躚;ZÝ(V1¶ÖR *Ê}A ó‘Ç ŒŠNý øRŠê<uà]SÀzá°¿-m¼™k[´\% ãцFW¶{‚ åé€QEI ]\Eoo “O+„Ž8Ô³; € ’O êH šêâ+{x¤šy\$qÆ¥™Øœ ä’xÅ{ ¾ jºÁKß ´º]‹.VÞ2>ÒùPA9 F9ä0ÝòTu¯~Ð< áÏ "®‹£ÚZ8Bžr¦éYKn!¤l» ã‚OAè( 4øWàg‹|D©q{ èÖe†ZõH˜Œ•JÅ×# iÏ«ßÁej¹ æ|n µGVl … ' ò/ ~ÑzUŒÒ[xoNmLì;nçc nr0H¯\Ð?gÿ i¶…uaq¬\° ¤’V… ŒýÅ ÈÎænœb½ Y×4¿ AÈ ! ÜÀ È;:pyÍ },z¶‹ám ê£GÑ쬘D"2C ‰ F0 þót ’I<š¹¨êºv•l.u;û[ Ü̱)c’ Xž -Õò~¿ñ·Æúò4K¨G¦@È £Ó•ÄI •ÛÉ. @pÀ`c œðw×÷š•ä——÷sÝÝIóO!‘Û –<œ ®£a'§ÞÀ< 0kŽÔ¿i= áB°]Ÿ]ê¿ | ¤½ÄO®Çs<)»Ë´‰æ ¹ (Péz £u)o•n• P=ARù>ØZù¶Š žÙ©~Òz쳩Òô:Ú ¸dºw‹dò J 1Ž0~µËÜ|røƒ5̲ÇG ; Xc³„ª ü#r“•îI÷¯;¢Àî/¾0xûP³’Öo Α¾2`Š8\ `ƒÃ¢† ;-zt¬•øNüaÿ C^¹ÿ ƒ ¿øªçè¤ Ò³×‰5rßÄ jÚ¥Ýú[=»Ân¥22 Ã6N>Eã8 ã©Ï«x¢ êîËÂZÍ݃콂Æy l ¶EŠœ-:׊ñ_Ù—þfŸûtÿ ÚÕì>9fO‡þ$eb¬º]Ñ |¦¡ù 6ºæØøÿ þ ¿ •Ð×®•àÆoþ*¬XüHñ®•v—Px£Uy 8 -:r1Ê>Tõî+— ¢„ì#Ð?ávüCÿ ¡‡ÿ $-ÿ øÝnAûExÊ x¢{M wD ÒÉo g }ã¶@2zð ô ¼ŽŠ ÷m#ö•¾E -xzÞv2ó-”í Xøþ ¹‡'ï x u®ÆÇö†ðUÝäpM «e g3Ïn¥ žB;7=8 ¯§5òÅ ö¾•ñÁÚó¢iþ"±y^A E+ù2;-•QðÍœ•ÀëÅu ð nh1ñ…[EÖ.í 9%_tLÅv’ѶQŽ1É ô ݯ •úŸXj• ¼ «J²\xnÒ6UÚ>ÊZÜcÜFT îEy¶¿û6DQ¤ðæ¸êÁ@ j* fÏ'Ì@01Ðl<Ž¼ñƒ ~Ñ~"°ŒEiÖšªª %CöyY³X€W q€£·=sì~ øáo ÚAåê0Xê2lG°º#‰ À“$q·'‘• Å' ºc½÷>Uñ‚üGá9JëZMÍ´a öî…Ø‚@Y Tœ qœð}+ ¾ÿ ¯/ñwÀ¿ xuÆšŸØ—Ç=¤`Âßts @ ÷JòÄœÐ7fô>P¢ºO ø Ä~ ¸)¬éÒG }±ÝÇóÁ'-Œ8à •§ ŽH ÍÐ ¢ŠØðdž5O k•é D-mÄœ³7 ®ç²Œ•Ì ðç|Qk¢Ù¿•æå朡u†5 f ~ g ±Q‘œ×Øþ ðÆ—á #HƒÊ·•– fååsÕÜ÷c•ù Ÿà_ é~ ÐÅ…€ón$Ã]]ºáî w>Š2p½³Ü’OQ@ Q@ šÿ ‡t im¦ëV1ÞZ ±É Xt*À‚§¨È#‚GBkäÿ ‰• Q@ Q@ Q@ Q@ Q@ Q@ ¯ü ªoO2ëE¸cök²9S×Ë“ -½ Žá~âú0><ð7Âo øá#¼#²ÒYʛۃÃa€mˆ9r2} *FàE}7àï‡þð=Ÿ•¤Úî¸mÂKÙ´ò AÚ\ …á~P ã8ÎIê+çO ~зÓ\Ocá c¶·G*ºŒÉ¾I +ó"0 †0bA i ìþ+ñç‡< n_YÔcŽr›£´•çžN AÈ © Ž < +Ä<QûEj÷Èöþ ÓãÓ { u9 JT0ÚB‘± ‚ ÿ ½Á Íx¼óÍuq-ÅIJM<®^I$bÌìNI$òI<æ£ ×÷š•ä——÷sÝÝIóO!‘Û –<œ áU袀 (¢€ (¢€ (¢€ (¢€=ÿ öeÿ ™§þÝ?öµ{¦¬mWF¾kåG³ ò ÖDÞ¦=§p+ÎF3Çzð¿Ù—þfŸûtÿ ÚÕìþ.¼ŸNð^»}k'— sm§\M à ®±± ƒÈ j*ÅÊ Šê‡ “Mì|3E Uˆ(¢Š (¢Š (¢Š (¢Š í</ñWÅþ t[MRK«DEAg|Zh‚ª •¡A9@3Ñ ô È ¯kðoÇí Zò¬üC öEóa|ì–¶‘¾Q•ÝcÉ,pÙU —¯˜( ½ÿ ÐõM;þX^XÝEí$sFÃñ ¤¡ ¼Sâ À(/ž}S –÷.Í$štŒ &ã8„ãä$ƒò“·æà ¯ð_Äo x G MÊ=œ¯¾[;…ß ¶Ò3Ø©éÊ‘«œŠú¯À-1ÿ „ëÂéfO§î•âòåmÊÛOÞFÀܼã8 `öK æ |'ñgˆµÈl&Ò/´»sóMw{jñ¤h:‘¸ ÍÏ :û Hú¿Ã- Òü#¡Ã¤i yVñòÌܼ®z»žìp? 6(¤ E P E P E P E P E P E P E P E P E P ^Eñà…—Šn.5• Xì5‰˜4±Éżç?3 UÎs‘Häe‹W®ÑI«« ðŽ· ê¾ Ô›OÖ,f³ºQ’¼2Få= r ‘Á¬êû¯Ä- Ò<S¦ ;Z±ŽòÔ°p¬J•aЫ) Ol‚8$t&¼ Åß³¶£gºç—ŸÚ ñþ‡vÊ“ º8~ ¹,yÙ€ ù• ýFíÐðú*[›[‹+™-® – ˆ˜¬‘J…Y ê <ƒQS VÑ… Q@ W_á †^(ñ®%Ól|«#œß] ?ÅÐà— åHùAÁÆqEÀä*曤êZÍÃ[éz}Ýôê…Ú;XZV •2B‚q’ }Å}?ှ ÐÑ%ÕVMjñ]_|ùŽ%*ÄŒD§ €C– "½'NÒôý"ÛìÚe•¾âÞU´+ äõ8P x ôß„¾<ÕmÚ{ ]¢+”"é’ݳ€xY I õÆ:ú élÿ g• \ÚG4³é6’0É‚k‡.žÄ¢2þD×ÔÕÎ\|@ðu¬ Í'Štr±)vXïcvÀ *’Xû IíEžàrß > j_ õfÕ/-'žùâ –»™QP7%˜ I.xÇ œñÞkºgö߇µ='Îò~Ýi-·›·vÍèWv23Œç Í Ä:O‰ôµÔ´kØîí ŠoPA :‚¤ §¡Á ‚ B+N›M;0>`ÿ †qñ‡ý ´?ûÿ 7ÿ "úâê |O¦«Û>É ¬{ï^>´¼’ t¸/c\bx.ã ù 𠕸éÈ =9¯¢ìþ'x Ó ”œ‘ò3à8àò¤Žž£==µÕ½í´w6³Å=¼ª 9bpÊàô Ž ¤ è|+©èZƉå•kiWÖ-v|¿µÛ¼[ñŒãp ÆGOQYõ÷ýq ÿ ÂO x‚ÐBú%½ŒŠ Iôä[w\ã' 6·Oâ 8Æh |oE{ Œ¾ ëº/›yá镵ìW-äà-Ìkó mé& Q•Ã1<%y ðMkq-½ÄRC<NRHäR¬Œ ò <b€#¢Š( ¢Š’ &º¸ŠÞÞ)&žW q©fv' 9$ž1@ Õ‹ ÍNò;; Iîî¤ÎÈ`ŒÈí€IÂŽN 'ð¯XðoÀ wZò¯<C/öE‹a¼œ ¹‘~S½#È,2Ùe#”¯ðŸ‚´/ iíi¢ÙùFM¦yÝ·Ë 1 f?‰À‚N É¡å ¾ Cbðêž01Ü\#¬‘iÑ0h‡ËœLqó•Çî©ÛòòX6 ¸A VÐG $PÄ¡#Ž5 ¨ ` Ú¤¢‹ô ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( Ä> мUh-µÍ. Ä_¸Î0éÈ'kŒ2çhÎ Î0x¯ ñ_ìå$ • jOpȹkKò¡Ü€OË"€¹?( €:’Õô- .:i øƒÂúç…o ¦·¦Ïe+}Âã)& 'kŒ«c#8' Á¬Šûü€A d-ÕËÇðãÁÐ붺Ì- ±†ú× …<´R3†ò× Xg!ˆÈ ð0.n yÂÏ‚ éi ·ã ?2âM¯m¦Ë" ‚ QÝ•÷ d0$á}ÂúþÏL³’òþî KXñ¾iä ¢ä€2Ç’@üjÅ|ÍñDø•¬xžà\é×÷º1™¾Á ž4! î³"d‡Ãœ³ I, Ê `¿C©ñwí §Yî¶ð¥Ÿö„ܦ]«$#îž ‡n v`€~a^IüXñ¾¹qæÍâ »TWvŽ+ 6ê••Ýù0X 7 #דž_RÒu- ámõM>îÆv@ë Ô- É €8È#>Æ©Ð ÍKVÔµ›…¸Õ5 »éÕ ,— S4¬ $à $ã$œ{š§E ô ìÌÀÅâuî Ôÿ èßð¯]ñßü“Ï ÿ Ø*ëÿ E5y¿ìÛj©àýZð$aå¿ò‹ó ‘© Ÿ A¼ãêkÒ<wÿ $óÄ¿ö ºÿ ÑMW99;¾ËðV& ëkoùŸ QE zGŒ|K ¬ ¥ëº…¬0¿˜GpÞP9Ï1çi õ `÷¯Oð¿í ¬ØˆíüIa § à ê C0 ‰$¨ €p Ó“ÎkÅjÅ…æ§y …¤÷wRgd0FdvÀ$áG' sŒä (üCøe¤üA´ˆÎæÏR€m†ú4 øS» ‘öwƒþ!xwÆö‚M.ð%ÎX5•ÁT¸@½Ê r¼ƒ¸d Á{£®Fåä•2 = É ç áwÄ;’š†› _[K £d“H¶²+Œ Ê$enã g¿ ¾·Ñ"ÔàÑ,¢Öna¹Ô’ 3B›QäÇ$ þ°Ï\ €v°Õ֧Ğ$ðî¡á]~ëFÕ VêÝ€% r¸#*Ê{‚ =•b Ȩ4½ T×. ¾•§]ßL£s%´-!Qœdàp2zšûgZð¦â)æÖ4‹;ÙmØ4o4@°ÆN ”ð{ŠÐ±°³Ó,ã³°´‚ÒÖ<ì† Äh¹$œ(àd’• •K÷4>tð¿ìë«ß"\x“P•LMêM¬ M)PÇp, Ä$ A þ÷ c î--ð …|*þf¢[[͸°³$«‘‚ ¹, ; Ž¾µÑÑCI’›[ E P E P E P E P E P E P E P E P E P X—QLAE P E P E P E P E P E P E P ðµÝÌ·7> ÑæžV/$²XÄÌìy$’¹$úÖÝ _ -w?Àï‡Ó[Ë h²@î…VXï&,„¼79 ¹ÿ •áÿ ãUì P 1௠èþ Ó§³ÒZæAq'™,·2 v ` y zƒXðÎ> ÿ – a[÷ö6úž•say™ku Ã2n#r0!†G# ž•bŠm·¸ÛoVxÿ ü3ƒÿ è%®•ßø•øÕtð¤¾-•Ð½ÿ “·ür½ ŠB9{‡Óì㵇ÂúSÆ™ÁžÙfs’O.à±ëÜñÓ¥tV¶–Ö6ÑÛZ[Åoo ÂE U-Àp*j)ÝÚÀ QE (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€?ÿÙ t t t t t t Ô t Ô 5Ö #v #v :V t 5Ö aö 5Ö #v #v :V t 5Ö aö 5Ö #v #v :V t !v à !v à !v à !v à !v à !v à !v à !v h 5Ö ö 6 ö h 5Ö ö 6 ö h 5Ö ö 6 ö h 5Ö ö 6 ö h 5Ö ö 6 ö h 5Ö ö 6 ö h 5Ö É ö 6 ö h 5Ö É j É #v • j –l 4 à ö 6 ö j Ô x $ $ If j É #v • j –l à ö 6 ö j Ô x $ $ If j É #v • j –l à ö 6 ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö 5Ö +Ö 5Ö +Ö ö #v #v ë 5Ö } ö #v #v ë 5Ö } ö #v #v ë 5Ö } ö #v #v ë 5Ö } ö #v #v ë 5Ö } ö #v #v ë 5Ö } #v É #v ,Ö 5Ö • 5Ö –Ô !v 5Ö h 5Ö É 5Ö –Ô !v 5Ö É 5Ö ] :V $ :V $ :V $ :V $ :V $ :V $ :V É 5Ö $ $ If –l $ If – –l $ If – –l $ If – –l $ If – –l $ If – –l $ If – –l 4 aö Ô € • É 5Ö • É 5Ö • • h 5Ö É 5Ö ö ] ö ] ö ] ö ] ö ] ö p • – $ $ If – 5Ö aö 5Ö #v #v :V t 5Ö aö 5Ö #v #v :V t 5Ö aö 5Ö #v #v :V t 5Ö aö 5Ö #v #v :V t 5Ö aö 5Ö #v #v :V t 5Ö aö 5Ö #v #v :V t 5Ö aö 5Ö #v #v :V t 5Ö aö 5Ö #v #v j Ô x $ $ j É #v • j –l à ö 6 j Ô x $ $ j É #v • j –l à ö 6 j Ô x $ $ ý p #v L ý –l à ö 6 ý < x $ $ ý p #v L ý –l à ö 6 ý < x $ $ ý p #v L ý –l à ö 6 ý < x $ $ ý p #v L ý –l à ö 6 ý < x $ $ ý p #v L ý –l à ö 6 ý < x $ $ ý p #v L ý If ö –Ô !v 5Ö If ö If ö 5Ö –< !v 5Ö If ö –< !v 5Ö If ö –< !v 5Ö If ö If –< !v 5Ö –< !v h 5Ö L p 5Ö L p 5Ö L p 5Ö L p 5Ö L p 5Ö L L h 5Ö p 5Ö p 5Ö L h 5Ö p 5Ö • L h 5Ö p 5Ö É 5Ö L h 5Ö p 5Ö • • h 5Ö p 5Ö É 5Ö • h 5Ö É 5Ö –< !v If ö É 5Ö –Ô !v 5Ö h 5Ö L :V –l t à ö 6 ö 5Ö p 5Ö L 5Ö ý aö < « $ $ If –< !v h 5Ö . 5Ö ˜ 5Ö * #v . #v ˜ #v – l Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö ð- ö 5Ö ˜ 5Ö * 4Ö aö < « $ $ If – < !v h 5Ö . 5Ö ˜ 5Ö * #v . #v ˜ #v * :V – l Ö0 ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö ð- ö 5Ö ˜ 5Ö * 4Ö aö < Á $ $ If –Ô !v h 5Ö 3 5Ö u 5Ö â * :V . 5Ö . 5Ö 5Ö #v ´ #v â 3 #v u #v ´ :V – l Ö0 ÿ u 5Ö â ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö ö 5Ö 3 5Ö 5Ö 5Ö ´ 4Ö â aö Ô Á $ $ If –Ô !v h 5Ö 3 5Ö u 5Ö #v ´ #v â 3 #v u #v ´ :V – l Ö0 ÿ u 5Ö â ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö ö 5Ö 3 5Ö 5Ö ´ 4Ö aö Ô ± $ $ If –h !v h 5Ö ^ 5Ö 5Ö ¦ #v ^ #v #v ¦ :V – l 4 Ö0 5Ö ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö ¤" ö 5Ö ^ 5Ö ¦ 4Ö aö h f4 ê $ $ If –h !v h 5Ö ^ 5Ö 5Ö ’ 5Ö ’ 5Ö • 5Ö ò #v ^ #v #v ’ #v – l 4 Ö0 ^ 5Ö • #v ÿ ò :V ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö ¤" ö +Ö 5Ö 5Ö h !v ’ 5Ö h 5Ö • 5Ö ^ 5Ö ò 4Ö aö h f4 ê $ $ If – 5Ö ’ 5Ö ’ 5Ö • 5Ö ò #v ^ #v #v ’ #v – l 4 Ö0 ^ 5Ö • #v ÿ ò :V ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö ¤" ö +Ö 5Ö 5Ö h !v ’ 5Ö h 5Ö • 5Ö ^ 5Ö ò 4Ö aö h f4 ê $ $ If – 5Ö ’ 5Ö ’ 5Ö • 5Ö ò #v ^ #v #v ’ #v – l 4 Ö0 ^ 5Ö • #v ÿ ò :V ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö ¤" ö +Ö 5Ö 5Ö h !v ’ 5Ö h 5Ö • 5Ö ^ 5Ö ò 4Ö aö h f4 ê $ $ If – 5Ö ’ 5Ö ’ 5Ö • 5Ö ò #v ^ #v #v ’ #v – l 4 Ö0 ^ 5Ö • #v ÿ ò :V ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö ¤" ö +Ö 5Ö 5Ö h !v ’ 5Ö h 5Ö • 5Ö ^ 5Ö ò 4Ö aö h f4 ê $ $ If – 5Ö ’ 5Ö ’ 5Ö • 5Ö ò #v ^ #v #v ’ #v – l 4 Ö0 ^ 5Ö • #v ÿ ò :V ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ö ¤" ö +Ö 5Ö 5Ö @ ’ 5Ö • 5Ö † œ `ñÿ @ ò 4Ö aö h f4 ò(ô N o r m a l CJ _H aJ mH! sH! tH R ` R ò(ô D ` H e a d i n g D 1 $ $ dh @& a$ 5 •CJ \ •mH sH ò(ô H e a d i n g 2 $ $ dh @& a$ CJ N ` N ò(ô & F @& H e a d i n g 5 •CJ \ •mH sH 3 $ Z ` Z ò(ô & F dh H e a d i n g @& a$ 5 •CJ 4 \ •mH $ sH $ N ` N ò(ô ¤ð H e a d i n g 5 ¤< @& 5 •6 •CJ \ •] •aJ T ` T Æ ò(ô h „h H e a d i n g „˜þ@& ^„h `„˜þ 6 5 •aJ $ : ` : ò(ô ¤ð H e a d i n g ¤< @& @ ` @ 7 ò(ô ¤ð H e a d i n g ¤< @& 6 •] •N 8 ` N ò(ô ¤ð H e a d i ¤< @& CJ OJ 9 QJ ^J aJ D A@òÿ¡ D D e f a u P a r a g F o n t R i@óÿ³ R T a b l e N o r m a l 4Ö aö ( k@ôÿÁ ( N o ö 4Ö L i s t : >` ò : ò(ô T i t l e $ a$ 5 •\ •mH sH : B` : ò(ô B o d y T e x t $ dh a$ @ ` @ ò(ô Æ à À! F o o t e aJ mH sH . )`¢ ! . ò(ô P a g e N u m b e H C` 2 H ò(ô B o d y T e x t I n d e n „ ¤x ^„ < P` n g l t r a p h l r r t B < ò(ô B o d y T e x t 2 dà ¤x > Q` R > ò(ô B o d y T e x t 3 ¤x CJ aJ R R` b R ò(ô 2 B o d y „ dà T e x t I n d e n t ¤x ^„ T S` r T ò(ô B o d y T e x t I n d e n t 3 „ ¤x ^„ CJ aJ j š`³ ƒ j ò(ô T a b l e G r i d 7 :V J v ¨ è 9 % . A ; F T Ö0 † O P ^ ÿ ‘ ÿ ¡ m ^ m • g u ÿ Ü ’ q | ¦ { Ž » „ › + ç ” ¦ ÿ ; ú ž ¾ F ª ÿ [ ¼ ÿ n • È — ê õ V ¥ é% È ÿÿÿÿ! ÿÿÿÿ# ÿÿÿÿ/ ÿÿÿÿ4 ÿÿÿÿ$ ÿÿÿÿ3 ÿÿÿÿ2 ÿÿÿÿ5 ÿÿÿÿN ÿÿÿÿP ÿÿÿÿT ÿÿÿÿW ÿÿÿÿ[ ÿÿÿÿ] ÿÿÿÿ` ÿÿÿÿd ÿÿÿÿl ÿÿw ÿÿÿÿp ÿÿÿÿv ÿÿÿÿx ÿÿ ÿÿÿÿ{ ÿÿÿÿ€ ÿÿÿÿ| ÿÿÿÿ• ÿÿÿÿŠ ÿÿÿÿˆ ÿÿÿÿ‹ ÿÿÿ• ÿÿÿÿ• ÿÿÿÿ‘ ÿÿÿÿ– ÿÿÿÿ™ ÿÿÿÿ± ÿÿÿÿ³ ÿÿÿÿ´ ÿÿÿÿ· J ¨ P ^ è 9 ^ m g u ÿ ÿÿÿÿ“ ÿÿÿÿ• ÿÿÿÿ˜ ÿÿÿÿ© — A T ÿÿÿÿi ÿÿÿÿm ÿÿÿÿu • . F ÿÿÿ ÿÿÿÿh ÿÿÿÿq ¶ ÿÿÿÿZ ÿÿÿÿ\ ÿÿÿÿ_ ÿc ÿÿÿÿ ÿÿÿÿY ÿÿÿÿ^ n % ; ÿÿÿÿA ÿÿÿÿO ÿÿÿÿR U ÿÿÿÿ@ ÿÿÿÿ6 ÿÿÿÿQ [ ÿÿÿÿ" ÿÿÿÿ% v O q | { Ž ÿÿÿÿµ ÿÿÿÿ¸ † ‘ ¡ Ü m • ’ ¦ „ ” ž ª › ¦ ¾ ÿÿÿÿ” ÿÿÿÿ— ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ² ÿÿÿÿ » ¼ ç È ÿÿÿÿ¹ + ; ú ê õ F V ¥ ¨ È ! . : # / ; 0 < é% d j c ž " ± ¢ x u # x 8 ç $ % 1 2 = ÿÿÿÿ „ … O > P ( ) 3 4 @ 5 A [ Ö 6 B ? ‡ Q ' ? # † & Y ˆ R Z µ ¬ S T U \ Û V * 7 C ] ä w , 8 9 ÿÿ b D ` ^ þ | + a ÿ } ƒ • • „ W q • ‚ ¨ ‹ ¼ à Í z- ’ “ €! Ø" $ $ !$ 7$ û$ ü$ &% •' ‘' Ó' F) G) m) ã+ ä+ J, '/ (/ ¼/ “1 ”1 a2 ‘4 ’4 Ð4 -7 7 Œ7 ø9 ù9 ©: ; ,= ž> Ñ? Æ@ ÑA ’B “B 'C – C éC ZD ‘D \E ÁE ðF VG ¹G øG cH âH 8I ‘I ’I ¨I J uJ "K žK ðK $L žL ãL BM CM lM N iN ÇN pO •O ÚO UP ›P àP Q TQ ŸQ Q ÉQ öQ ®S ¯S ìS V ¥[ Y] -_ +` ¨a ©a $b -d ™g šg àg ]i ^i £i `l al ‘l Ñm •o Üp Ws ½u ¾u v Öv #y $y oy ó| ô| õ| ö| ÷| ø| ÿ| } -} Ÿ• ¡• ¢• £• ¤• ¥• ¦• §• ¨• ©• ª• «• ¬• -• ®• ¯• °• ± • ²• Ø• :‡ bˆ cˆ dˆ eˆ fˆ gˆ hˆ iˆ jˆ lˆ mˆ nˆ oˆ pˆ qˆ rˆ sˆ tˆ uˆ vˆ wˆ xˆ yˆ zˆ {ˆ |ˆ }ˆ ~ˆ ˆ €ˆ •ˆ ‚ˆ ƒˆ „ˆ …ˆ †ˆ ‡ˆ ˆˆ J‹ 2Œ • ä‘ • O— И ј Ò˜ Ó˜ Ô˜ Õ˜ Ö˜ ט ؘ Ù˜ Ú˜ Û˜ ܘ ݘ Þ˜ ߘ à˜ á˜ â˜ ê˜ ™ ™ ,™ þ™ »š Ñš u› œ Nœ Oœ œ àœ • I• ö• ˆž æž Ÿ aŸ — Ÿ ˜Ÿ ïŸ ‘¡ ΢ X£ ’¤ û¤ Û¥ ѧ ¨ 2¨ d¨ s© "ª /« œ« ¬ Ú¬ • ò- ´® µ® $¯ G± H± b± ¡³ ï´ Lµ lµ Žµ ¹µ åµ ¶ H¶ •· ê¸ ú¹ /½ •Á •Å UÇ VÇ iÇ ðÇ .È ¥È É Î ¥Ë ÉÌ Ï #Ð 'Ñ 8Ò /Ó 0Ó 1Ó 2Ó 3Ó 4Ó 5Ó 6Ó 7Ó 8Ó 9Ó :Ó ;Ó <Ó =Ó >Ó ?Ó @Ó AÓ BÓ CÓ DÓ EÓ FÓ GÓ HÓ OÓ jÓ kÓ lÓ ëÕ ìÕ îÕ ïÕ ðÕ ñÕ òÕ óÕ ôÕ õÕ öÕ ÷Õ øÕ ùÕ Ö žÖ g× Ø Ù ºÙ œÚ gÛ — Û -Û éÞ à ðâ ñâ òâ #ã qã ä Aä Nå ëæ „é Úí ìð íð îð ïð ðð ñð òð óð ôð öð ÷ð øð ùð úð ûð üð ýð þð ÿð ñ ñ ñ ñ ñ ñ ñ ñ ñ ñ ñ ñ ñ ñ ñ ñ Yþ î " ï ð ñ “ ñ ” ñ È ñ  ñ Ž ñ I ñ “ áñ Î €ó •ó ‚ó N ¢ ß žó ãó 3 Þô èø "û d Î ì J 5 ã € @ ª º m ” ð Ž ó ô Æ Æ $ !$ Ý% â) ¦+ Ÿ. "/ Y/ ²/ þ/ R0 ‡0 ÷0 È1 2 M2 – 2 ÿ2 >3 ?3 «3 ·3 Ù3 ò3 4 4 *4 +4 ,4 24 ^4 _4 7 ã9 å: 8< Û= ¡> 4? @ 0A ŒA TB WC D D ÄD .E ÍE 1F •F aG èG éG H •I ‰I ¡I ¹I ÅI ÆI êI J òJ óJ K &K L L ;L vL tM uM ŠM 5N 6N LN O O O O GQ ¨T ZU ‘U W [ [ 9[ ±] ²] f^ – ^ 3` 4` 5` 6` Z` 3b 4b gb Çd ~f àf Ig “g ñg *h +h ,h h Jh Fj ›k œk •k Øk @m ¶n ·n Æn ûp üp "q ¯s °s Ýs mv ßw àw x Ðy •{ Ð{ ~ .~ 5~ € € B€ Œ‚ •‚ ¿‚ Æ„ Ç„ ñ„ † ˆ‰ ‰‰ Š‰ ‹‰ Œ‰ •‰ ”‰ lj ȉ Œ AŽ • • L• Ý’ •– Ý— r™ s™ Ûš œ œ ù¢ ú¢ 6£ r¥ #© •ª Ç- @¯ ò¯ ó¯ ° ° ° ° !° (° )° 2° e° ¸° ¹° ° å° 3± 4± B± …± ˱ ² I² J² S² ¯² °² ų ¶ ض Ù¶ · Š¹ ‹¹ ½º ·» ¸» G¾ Õ¾ 0¿ ¢¿ WÀ «À ŠÂ ‹Â ùà MÄ #Å “Å FÆ =È Ë Ë ÓÌ ûÏ ²Ñ ÁÓ wÔ •Ô ŠÔ ¢Ô °Ô ¿Ô ¶Õ bÖ 'Ø já ká ”á ÿå ¼è -ì Æí Eð äó åó æó ô Úô Ûô Aõ Bõ †õ ‡õ þõ ÿõ rö sö ÷ ÷ •÷ Ž÷ ø ø ú û û dø žú û eø Ÿú û îø ú û ,û 1û \ 2û § ïø ªú Jù «ú Kù Ìú àù æú áù çú ,ú èú éú ëú ìú íú îú =û ø Cû Dû ̱ ر û± ² >È ‚È =Ê (Ø üØ éÚ ‡Û •Ü ÇÝ øÞ çó èó éó êó øó ùó [ô \ bû cû dû sû Ìý ž \ ïú ðú ñú ÷ú E [ û <û q ¨ Ë É ç ° G © … Ô Õ & : ; ® < S t ª Þ o p €- ¢- Ñ- ú- . U ” • ð 3 I | á ! B! C! Ä! ÿ! " L" R" t" „" ž" ¶" # # $ |% ç% f& Ë& K' L' ( Ž( $* %* * X- ¡- ¾. •0 €0 1 1 •3 ¦3 µ3 À3 È3 é3 û3 4 4 16 ï7 ¼9 Ö9 å9 þ9 : ;: O: Œ: ž: ¯: Â: Ø: ç: ñ: ¿; À; a< £< Ô< % j) = M= K> ê> «? x@ 2A ¯B °B ±B ²B ³B ´B µB ¶B ·B ¸B ¹B ºB »B ÂB äB åB æB C %C ÓD H ™J ƒL mN rO ¹P R •R ¥T ìU 6X ‘Z ¹[ "] 2_ Èa •b Sc Ôc ×e If ðf Úg Ýh Li €j ûj ¹k 0l •l §l Ao to uo lp •p Øp 3q iq pr Ft Gt Ht ut ƒt øu ½ w mz øz T{ ¾{ ê{ | N| O| ^| Ë| K} á} ‰~ Š~ Æ~ c• € {€ 〠‰• ‚ š‚ .ƒ Ѓ Æ„ Ç„ ê„ ã… ý… ù‡ >ˆ üˆ -‰ ‹ q‹ °‹ Ö‹ Œ ]Œ šŒ )• *• +• >• ?• Q• R• b• c• r• w• ž• Ÿ• ±• • Ò• Ó• à• ð• Ž Ž Ž "Ž 2Ž 3Ž FŽ YŽ tŽ uŽ vŽ wŽ •Ž •• f• “ ” w• Ô• Õ• Ö• Ø• – M– P– `— c— e— f— g— 2˜ ƒ˜ „˜ …˜ †˜ ‡˜ ˆ˜ ™˜ œ˜ «˜ ¾˜ ¿˜ Á˜ Ú˜ á˜ î˜ ™ ™ ™ %™ &™ '™ )™ B™ I™ V™ s™ u™ w™ •™ –™ — ™ ™™ ²™ ³™ Ò™ ‡š ˆš ®š µ› Û› Ü• è• ž <ž ež Ôž Ÿ FŸ {Ÿ ú¦ D§ …§ µ§ ¨ ¢¨ éŸ Ï¡ ç¡ ¢ *¢ h¢ º¢ õ£ 7¥ î¥ ¦ ë¦ © ¹ g© ž© ö© ª /ª Mª Nª fª ¬ õ- ¾± ¢³ Û¶ ܶ · •º º óº C» ‰» Š» ¸» ¹» л Ñ» Ô» Õ» Û» Ü» ¼ U¼ e¼ Ÿ¼ ²¼ ³¼ ´¼ µ¼ ¶¼ Š½ &¾ *¾ D¾ ØÀ ÙÀ üÀ gÅ iÅ •Å •Ç ÏÇ {È É œÉ cÊ dÊ vÊ ©Ê Í ËÎ ™Ï 4Ð 5Ð NÐ [Ò \Ò sÒ Ó EÓ nÓ ¢Ó ÀÓ çÓ 2Ô †Ô èÔ éÔ êÔ ëÔ ìÔ íÔ îÔ ýÔ þÔ eÕ ÙÕ ÚÕ žÖ ŸÖ õÖ '× (× í× î× @Ø AØ ¦Ø §Ø øØ Ù ¡Ù ^Ú _Ú ®Ú Û QÛ RÛ ¤Û ¥Û ¦Û §Û ¨Û ©Û ªÛ ØÛ ÙÛ ÐÜ ÑÜ ÒÜ ÓÜ ÔÜ ÕÜ ÖÜ ×Ü ØÜ ÙÜ ÚÜ ÛÜ ÜÜ ÝÜ ÞÜ ßÜ àÜ áÜ âÜ ãÜ äÜ åÜ æÜ çÜ è Ü éÜ êÜ ëÜ íÜ îÜ ïÜ ðÜ ñÜ Ý 1Ý 2Ý 3Ý 4Ý 5Ý 6Ý 7Ý XÝ YÝ Ý ¾Ý ÖÝ ØÝ ÙÝ ÚÝ ÛÝ ÜÝ ÝÝ ÞÝ ßÝ àÝ ëÝ ìÝ Þ Þ Þ Þ -Þ Þ Þ !Þ "Þ #Þ $Þ CÞ TÞ bÞ jÞ }Þ ~Þ •Þ ß ß Aß •ß ‘ß ¥ß ½ß çß à :à [à €à ¦à ßà ýà þà ÿà 'á Ná Oá Pá Qá Rá ™á ¨á ©á ªá «á ¬á -á ®á ¯á °á ±á ²á ³á ´á µá Ïá Ðá îâ Òä ÷å ¼æ ×è wê ‰ì î ð éò Òó Gô ¥ô Fõ ¥õ fö !÷ "÷ =÷ ø •ø ù qù ¨ù éù {ú nû oû ˆû Qü úü Mý Áþ Âþ ßþ [ÿ Îÿ ï ð ñ ò ó ô ö 1 k n € ƒ … † % & ' * . / 2 6 : = ? @ C G I K L N i j k l m ¢ ƒ „ ¡ F ¨ ¼ 8 A O \ w Ž • ® j ¦ º ¯ ° È × â þ 4 J d ‰ Š ž ¬ Ê ÿ < = ~ • ‚ ƒ • – œ • § ¨ © ¬ ® ¯ ° ± ² ³ ´ µ ¶ · ¸ ¹ º » ¼ ½ ¾ ¿ À Á Â Ã Ä Å Æ Ç È É Ê Ë Ì Í Î Ï Ð Ó Ô Õ Ö × Ø Ù Ú Û Ü Ý Þ ß à á â ã ä å æ ç è é ê ë ì ! " # $ % & ' ( ) * + , . / 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 : ; < = > ? @ A g h i j Ç & ¸ ª ¹ Ü Û î # º Ý ï • » Þ ð ¼ ß ñ h ¾ ½ à ò á ó Ñ ¿ â ô Y À ã Ö Á ä B Â å ¡ à æ Ä ç ³ Å è ´ Æ é µ Ç ê ¶ È ë · É ì í ³ ´ " µ # ¶ m · n ¸ o ¹ r º s Ü ˆ Ý ‰ ß Š à ‹ á Œ â • ã Ž ä • å ± Z u [ v < 6  ‹ Œ = ˆ > Þ · • œ ‘ < • › N ¼ ³ + Ÿ O ½ Z Å 6 ® -$ ˜ € 0 ‚$ € 0 ˜ € 0 € € ˜ € 0 € € € € ˜ € 0 ˜ 0 ˜ 0 ˜ 0 ˜ 0 ] é Ó p D B É ^ ê Ô ‚ E C Ò l ) ç ƒ ì F P Ó m * è ‘ ý G Q Ô n Z ü ’ þ H R â | [ ý I € J r ã } d ( K s ä ~ z ) ¨ Ÿ t ‡ { ˆ • 2 © ; ² b — # ˜ € ˜ € 0 0 € ˜ 7 ˜ 7 ˜ € 0 ˜ 0 ˜ € 0 € ˜ 0 € ˜ € € ˜ € 0 0 0 0 € € € € ˜ € ˜ € € € 0 ˜ € € ˜ € € 0 0 € ˜ S ˜ € 0 ˜ € ˜ € 0 € ˜ € 0 € ˜ € ˜ € € € ˜ 7 ˜ 7 ˜ € € 0 ˜ € 0 0 ˜ € 0 € ˜ € € € € € 0 € € ˜ € 0 € € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 € 0 0 € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € € € ˜ € ˜ € 0 € ˜ € ˜ € 0 € € ˜ S ˜ € € ˜ 0 € € 0 ˜ € ˜ € 0 ˜ € € € € € ˜ € 0 € 0 0 € € 0 ˜ € € 0 ˜ € € ˜ € € € € 0 ˜ € ˜ € 0 € ˜ € 0 ˜ € 0 0 ˜ € 0 € ˜ € 9 € 9 € 9 € 9 € ˜ € ê% € ˜ € 0 € 0 ç% € ˜ € 0 ˜ € 0 æ% 0 0 ˜ € € 0 € ˜ S € € € 0 å% € € € € € ˜ € 0 0 0 ˜ € 0 0 0 Ê o ˜ € 0 ˜ € € ˜ € € Ê% € € ˜ € É% 0 ˜ € 0 € 0 &% € 0 € ˜ € 0 € à g \ Ù C A È Õ 0 0 ˜ €  f H Ø B ò Ç E ¶ € ˜ € € € [ Æ ˜ € € ˜ €  ¯ 7 ¯ ˜ € 0 € ˜ € ° ® G à A J ¹ Ö ß à ë F W X | } ‡ ˆ • – · ½ ¾ Ï Ð Ü Ý ç è ÿ F G I J L M O P R S U V X Y ™ ² ³ g Ò t Ø u! Ø! -" ¢" í" î" , ˜ # …# 0 # # ¯ ¦ @ ú ¸ 0 € 0 0 € ˜ 7 0 € ˜ € 0 0 € € ˜ 0 € € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ˜ 9 € € ˜ 9 € € ˜ 9 € € ˜ 9 € € ˜ 0 € € € € € € € € ˜ 8 0 € € € € € € € € € € € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ € ˜ ˜ ˜ ˜ € € ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ 0 € ˜ € € € 0 € € ˜ € ˜ ˜ 0 € ˜ € € ˜ € € € € 0 € € € € ˜ € ˜ ˜ ˜ 0 € ˜ € € : : : 0 0 0 8 8 8 8 0 0 0 0 0 0 8 8 : : : : 8 8 8 8 8 € € € ˜ 0 € € 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 € € € € € € € € € € € € € € € € ˜ € ˜ € ˜ € 0 0 € ˜ 0 € 0 € € ˜ € ˜ € ˜ € € 8 > > > > > ˜ € ˜ € 0 0 € 0 0 € ˜ € 0 € ˜ € € 0 ˜ € ˜ € € ˜ € ˜ € € ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ 0 0 € € € € ˜ S ˜ < 0 0 0 0 € € € € € € € € ˜ ˜ ˜ ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ € 0 0 € € 0 ˜ € 0 ˜ € ˜ 0 0 = = = = ; ; ; ; € ˜ = = = = € 0 ˜ € € € 0 € ˜ 0 € € 0 € ˜ > € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ € 0 ˜ € ˜ € 0 0 € € 0 ˜ € 0 ˜ 0 ˜ € 0 € ˜ € € € ˜ > € ˜ € 0 0 ˜ € ˜ € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 € € ˜ € 0 € 0 ˜ € 0 ˜ € € ˜ € 0 € € ˜ € 0 0 0 0 € ˜ € € ˜ € € € ˜ € 0 € ˜ € 0 ˜ € 0 € 0 0 € ˜ ˜ € € 0 0 ˜ € € € ˜ € € € € ˜ € 0 € € ˜ € € ˜ € 0 € 0 € ˜ € 0 € € ˜ € € ˜ 0 0 € 0 0 ˜ € 0 € € € ˜ € € € ˜ € € 0 € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ > € 0 0 0 € ˜ € € € ˜ € ˜ S < ˜ € 0 € ˜ € 0 ; ; ; ; € € € € € € € 0 ˜ € 0 0 € € € € € ˜ € ˜ € 0 € € € € ˜ € 0 0 0 0 0 0 0 0 € ˜ € 0 ˜ € € 0 € € € € 0 € 0 0 € € € € ˜ € € ˜ € 0 € € 0 ˜ 0 € € € € € € € € € € € € € € ˜ 8 ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ € 0 ˜ € € ˜ 0 € € 0 ˜ € 0 ˜ € € € € ˜ € 0 ˜ € € 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 € ˜ € 0 0 0 TQ ˜ : »š »š ÑA Oœ Oœ € € € ÑA ˜ : ˜Ÿ ˜Ÿ € € € € € € € ÑA ˜ = TQ ˜ € € € ˜ € 0 € ˜ U € € ˜ € ˜ € 0 0 0 ˜ € € € ˜ = € 0 € € € € € € € € € 0 € € € € € € € € € € ˜ € 0 0 0 ˜ € ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ € ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ÑA ˜Ÿ € € ˜ € 0 € € ˜ ˜ € ˜ € ˜ € 0 € ˜ € 0 € ˜ € 0 € ˜ € € 0 0 ˜ € 0 ˜ € € ˜ € 0 € ˜ € € 0 € € 0 € € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € 0 0 0 € 0 € ˜ : € 0 € ˜ : € 0 € € 0 € ˜ T € : : @ @ 0 0 0 0 0 € € € € € € € € € € € ˜ : € € 0 0 0 0 0 0 0 € € € € € € € € € € € € ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ 0 0 € € € € ˜ : ˜ 0 € ˜ T € € € ˜ € € 0 € € € 0 Oœ 0 0 ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ : : : @ @ ˜ : ˜ € ˜Ÿ : V ? ? ? ? ˜ € ˜ T ˜ T ˜ € 0 € € € € € ˜ € € 0 0 € € ˜ € ˜ € 0 ˜ € 0 € € € 0 € ˜ A € 0 € € ˜ € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € € € € € 0 0 0 ˜ € € € ˜ € € € ˜ € € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € € 0 0 0 € € ˜ € € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € € € € ˜ € 0 0 0 0 0 0 ˜ € ˜ € € ˜ € ˜ € € ˜ € ˜ ˜ 0 0 0 € ˜ € 0 0 0 € ˜ € € ˜ € 0 € ˜ € ˜ ˜ ˜ € € € ˜ € V V ? ? ? ? 0 U U U A T T 0 0 € € ˜ € € € ˜ € ˜ U ˜ € 0 0 € ˜ U € 0 € ˜ A € 0 € € 0 ˜ € 0 € ˜ € 0 ˜ € € € ˜ € ˜ € 0 ˜ € € ˜ € 0 0 0 0 0 0 ˜ € µ® € ˜ € 0 € ˜ € 0 ˜ € € € ˜ € ˜ € 0 0 0 ˜ € ˜ @ 0 0 0 aŸ ˜ € 0 ãL ãL ãL 0 € ˜ € € 0 0 € ˜ 0 0 0 ãL € ˜ € ˜ € ˜ € ˜ € 0 ˜ € 0 0 € ˜ ; € ˜ ; € ˜ F € € 0 0 0 € € € ˜ € 0 µ® € ˜ € € € € € ˜ € 0 € 0 ˜ € 0 € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 € 0 0 € ˜ € 0 ˜ € € ˜ € 0 € € ˜ : € € ˜ 0 € € 0 € ˜ € 0 € ˜ € € 0 € ˜ € 0 ˜ € ˜ € 0 € ˜ 0 € 0 € ˜ € 0 ˜ € 0 € 0 ˜ € 0 € 0 ˜ € € 0 ˜ € ˜ € 0 € ˜ C ˜ € ˜ € 0 ˜ € € € € ˜ € ˜ ; ˜ ; ˜ € € € ˜ € 0 € 0 0 € € 0 ˜ < ˜ < ˜ B € 0 ˜ € € ˜ € ˜ € 0 € 0 aŸ € € € 0 € € € € 0 0 ˜ € € € ˜ € ˜ € ˜ € 0 € 0 ˜ € ˜ € 0 € € ˜ € € € ˜ € € ˜ < € 0 0 0 € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 iN iN 0 € € ˜ € 0 0 0 0 ˜ € € € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € € ˜ € € € € € € 0 0 0 € ˜ € 0 € ˜ ˜ C ˜ € 0 € € € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € € 0 0 ˜ € € ˜ € ˜ € € ˜ € 0 ˜ € 0 0 € ˜ € 0 € € ˜ € 0 0 0 € ˜ € 0 iN ˜ < ˜ < ˜ ˜ B ˜ € € ˜ : € ˜ € 0 € € € 0 € € ˜ € ˜ € 0 € € € € € € € € 0 € € € ˜ € € ˜ < iN iN iN 0 0 0 0 ˜ € € ˜ € € € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 € 0 0 0 € € € ˜ € 0 ˜ € € ˜ € € ˜ € ˜ € 0 ˜ € 0 0 € € € € € 0 0 0 € ˜ € € ˜ € ˜ € 0 € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € € ˜ @ € € ˜ 0 € 0 0 0 0 0 € € € € € ˜ @ 8I 8I € € € µ® 0 0 0 0 0 0 € € € € € 0 € € € € € € € 0 aŸ € ˜ € 0 ˜ € ˜ € 0 0 0 0 0 0 0 © © © © © © © © ™ © ˜ € ˜ € 0 € ˜ € 0 H± H± H± H± ˜ K € € ˜ = TQ ˜ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ˜ € € € € € 0 ˜ € € ˜ € € € € 0 € € 0 8 8 W W € € € € € € € € € € € € € € € € € € € € € € 0 H H H H ˜ 0 € 0 0 ˜ € € ˜ H 0 € € € € € € € € 0 € 0 € ˜ € € ˜ 8 € 8 W W 0 € ˜ € 0 ˜ € € 0 € ˜ ˜ ˜ ˜ € € ˜ € H H H H € 0 € ˜ € ˜ € ˜ € 0 0 0 ˜ € 0 ˜ € € € ˜ € € € 0 € € € € 0 0 0 0 0 0 0 0 H I J K 0 0 0 0 0 ˜ € ˜ € ˜ K ˜ € ˜ € € 0 € ˜ € € € ˜ = ˜ = € € € € € € € € € € € 0 0 0 € € € € € € € € € € € ˜ ˜ € € € H± H± 0 € 0 © € 0 € € ™ © ™ © ™ © ™ © © ™ ˜ € 0 ˜ ˜ ˜ € ˜ € 0 Ð Ð Ð Ð Ð Ð Ð Ð Ô Ð F F G G 0 € ˜ ˜ € 0 0 € € € ˜ 0 0 0 0 0 H € € ˜ ˜ : G I G ˜ ˜ ˜ € ˜ ˜ ˜ € € 0 ˜ € € € € € € € 0 € € € ˜ 8I 8I 0 0 0 ˜ € ˜ € € € € € € € 0 0 € € ˜ = ˜ = ˜ = ˜ € ˜ K ˜ € € 0 ˜ G ˜ J ˜ J ˜ € 0 € 0 0 0 0 0 € € ˜ ˜ ˜ ˜ € 0 € € € F F € € € € € € 0 0 0 0 0 € € € € € ˜ I ˜ € 0 € 0 0 0 0 ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ € ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ € € 0 0 € ˜ 0 € ˜ € 0 € € 0 Ð € € Ô Ð Ô Ð Ô Ð Ô Ð Ð Ô € ˜ € 0 € ˜ 0 € € 0 € 0 € 0 € ˜ 0 € ˜ 0 € ˜ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 € ˜ = K L M € ˜ = TQ TQ ˜ € ˜ € ˜ € ˜ M € ˜ M € ˜ € ˜ M € ˜ M € ˜ M € 0 € € 0 € 0 € 0 € € € € TQ € € € € € 0 € 0 € € ˜ M 0 € € ˜ € ˜ € ˜ € ˜ 0 ˜ € ˜ = ˜ € ˜ € ˜ € ˜ 0 € ˜ € ˜ € ˜ € 0 0 0 € ˜ 0 € € € ˜ 0 € € ˜ € ˜ 0 € ˜ € € ˜ € ˜ ˜ 0 € ˜ € 0 € € ˜ € ˜ 0 € 0 € ˜ € € 0 € L M M = = M € 0 € 0 € € 0 € ˜ = TQ € ˜ M € ˜ € ˜ M € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ € ˜ 0 € ˜ M € € ˜ 0 € € € ˜ 0 € € 0 0 0 0 0 ˜ 0 TQ € 0 € € € € ˜ 0 € € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € 0 0 € € € ˜ M € ˜ € € € € 0 0 € ˜ € € 0 € € 0 ˜ € € 0 0 0 € 0 ˜ 0 ˜ € 0 0 € € € € 0 € € € ˜ O € ˜ € 0 “Å “Å “Å ˜ € € € € € € 0 € € € € € 0 € € € € € 0 € € € 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ˜ € 0 0 ˜ € € ˜ R € ˜ € 0 € € ˜ P ˜ € ˜ Q ˜ Q ˜ ˜ € 0 ˜ ˜ ˜ € 0 ˜ ˜ ˜ ˜ € 0 € 0 € 0 € € € € 0 0 Q Q € ˜ Q 0 ˜ € 0 “Å 0 “Å € € € R R € € € € € € € € € € ˜ € € 0 € ˜ € € ˜ € ˜ € 0 € 0 0 0 € € ˜ N € 0 Ð € € Ð Ð Ð Ð Ð Ð Ð Ð Ð Ð € 0 € ˜ € 0 € € 0 € ˜ 0 ˜ ˜ € € ˜ 0 € 0 € ˜ P ˜ € € € ˜ € € € ˜ € ˜ € 0 ˜ € € ˜ O € ˜ O € 0 € 0 € € € € € € € € € € € ˜ N € © © © © © © © © © © © 0 ˜ € 0 € 0 0 0 ˜ € ˜ € 0 ˜ € € ˜ € Ð € € € € ˜ € 0 Ô Ð Ô Ð Ô Ð Ô Ð Ô Ð Ô € € € € ˜ 0 0 0 € € € € € € € € € € € € 0 ˜ 0 € 0 ˜ € ˜ € € 0 0 0 0 0 € € € € ˜ € € 0 0 ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € € € € € € € € € € € € € ˜ € € € ˜ € 0 € € ˜ € 0 € 0 © 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 € € € ™ © ™ © ™ © ™ © ™ © ™ ˜ € ˜ € 0 € 0 ˜ 0 0 ˜ ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € ˜ € 0 € € ˜ 0 ˜ € 0 € ˜ € 0 € ˜ € 0 € € € € ˜ € 0 ˜ € ˜ € 0 € ˜ ˜ € ˜ 0 € ˜ € ˜ 0 € € ˜ € 0 0 € ˜ € ˜ € € 0 ˜ € ˜ ˜ € 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € ˜ 0 € 0 € € ˜ € ˜ € 0 0 € ˜ € 0 € P Q Q Q Q R R O 0 € ˜ € ˜ € ˜ € 0 ˜ € € ˜ € 0 0 0 € ˜ € 0 € ˜ € 0 € € ˜ € ˜ € 0 € ˜ € 0 € ˜ ˜ ˜ 0 ˜ 0 ˜ €dû 0 €dû 0 ˜ € 0 € € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € 0 €dû ˜ 0 ˜ € 0 0 €dû 0 ˜ € 0 € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € € ˜ 0 €dû ˜ 0 ˜ 0 € €dû €dû €dû ˜ 0 0 € ˜ € € ˜ € 0 € ˜ ˜ ˜ € ˜ € 0 ˜ 0 €dû €dû ˜ 0 0 0 0 0 ˜ 0 €dû €dû €dû €dû €dû ˜ 0 ˜ 0 €dû 0 0 0 0 0 €dû ˜ 0 ˜ 0 €dû ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ €dû ˜ 0 €dû 0 €dû €dû ˜ 0 €dû ˜ €dû 0 ˜ €dû €dû €dû €dû €dû € ˜ 0 €dû ˜ ˜ ˜ ˜ € ˜ €dû ˜ 0 0 0 €dû €dû €dû 0 0 ˜ ˜ ˜ €dû ˜ 0 €dû € ˜ €dû ˜ ˜ € € € € € ˜ € 0 ˜ € 0 0 0 0 € €dû ˜ 0 ˜ € ˜ € 0 € € ˜ € € ˜ € 0 € 0 0 ˜ 0 0 0 €dû €dû ˜ € 0 € € € €dû ˜ € 0 € ˜ € ˜ € 0 € € ˜ € € € ˜ € 0 ˜ € 0 € 0 0 0 € € ˜ € € ˜ € 0 ˜ € 0 € 0 0 0 0 € € ˜ € 0 € ˜ € 0 € ˜ € € € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € € 0 0 ˜ € € ˜ € ˜ € € ˜ € 0 ˜ € 0 0 € ˜ € 0 € € ˜ € 0 0 0 € ˜ € 0 0 € ˜ € ˜ € ˜ € 0 € € € ˜ € 0 € € ˜ € ˜ € € ˜ € € € ˜ € 0 ˜ € 0 ˜ € 0 € 0 0 0 € € € ˜ € 0 ˜ € € ˜ € € ˜ € ˜ € 0 ˜ € 0 0 € € € € € 0 0 0 € ˜ € € € ˜ € ˜ € 0 € 0 €dû ˜ 0 0 €dû €dû € ˜ 0 0 0 0 €dû €dû €dû ˜ ˜ €dû ˜ ˜ ˜ 0 0 0 0 €dû ˜ 0 €dû €dû €dû € ˜ €dû 0 €dû €dû €dû €dû €dû €dû €dû €dû €dû €dû ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ 0 0 €dû €dû €dû ˜ 0 €dû ˜ ˜ ˜ ˜ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ˜ ˜ 0 €dû ˜ 0 €dû ˜ 0 €dû ˜ 0 €dû ˜ 0 €dû 0 0 €dû €dû € ˜ 0 €dû 0 €dû € ˜ 0 0 0 €dû €dû €dû €dû 0 ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ 0 €dû ˜ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 €dû €dû € ˜ 0 €dû €dû €dû € ˜ 0 €dû €dû €dû €dû €dû €dû €dû ˜ ˜ 0 0 €dû ˜ ˜ ˜ 0 0 0 €dû ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ 0 0 0 0 0 0 0 €dû €dû ˜ 0 €dû €dû €dû ˜ 0 €dû €dû €dû €dû €dû ˜ € ˜ €dû ˜ ˜ € ˜ €dû ˜ ˜ ˜ ˜ 0 €dû ˜ 0 €dû ˜ ˜ 0 €dû €dû ˜ 0 €dû €dû ˜ 2 0 €dû €dû ˜ 0 0 0 0 0 0 ˜ ˜ 0 ˜ ˜ 2 ˜ €dû ˜ 0 ˜ ˜ €dû ˜ 0 0 0 0 0 0 0 0 Ýh Ýh ˜ 0 0 ˜ €dû ˜ 3 0 €dû €dû €dû dû dû €dû €dû 0 €dû €dû 0 €dû ˜ 0 ˜ 0 ˜ €dû ˜ 3 ˜ 3 ˜ 3 ˜ 3 ˜ 5 ˜ 5 ˜ €dû 0 0 0 0 0 0 0 0 €dû ˜ ˜ €dû 0 0 0 ˜ 0 €dû ˜ 2 ˜ €dû ˜ 3 0 €dû €dû €dû Ýh dû €dû €dû €dû ˜ 0 €dû €dû ˜ 0 €dû €dû ˜ 0 €dû ˜ 0 ˜ 0 0 €dû €dû €dû 0 €dû 0 €dû 0 €dû ˜ 0 ˜ ˜ ˜ 0 €dû ˜ ˜ 0 €dû €dû 0 €dû ˜ 0 €dû ˜ 0 0 €dû 0 €dû €dû ˜ €dû ˜ €dû 0 €dû ˜ 2 0 €dû €dû ˜ 0 €dû ˜ 0 ˜ €dû ˜ 0 ˜ 0 0 €dû €dû ˜ 0 €dû 0 0 €dû ˜ 0 €dû ˜ ˜ ˜ €dû ˜ 0 €dû 0 €dû ˜ 0 €dû ˜ 0 ˜ ˜ ˜ €dû ˜ 3 ˜ 3 ˜ 3 ˜ 3 ˜ 5 ˜ 5 ˜ €dû ˜ ˜ €dû €dû 0 €dû 0 €dû 0 ˜ €dû ˜ 3 0 €dû ˜ 0 €dû ˜ 0 Ë& ˜ dû ˜ 0 €dû ˜ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 €Ç„ € € € €Ç„ € € €Ç„ Ð Ð Ô Ð Ô Ð Ô Ð Ô Ð Ô Ð Ô €dû 0 ˜ €dû 0 ˜ 0 €dû 0 €dû €dû ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ 0 €dû €dû €dû €dû €dû €dû ˜ 0 0 0 0 0 €dû €dû ˜ ˜ ˜ ˜ 0 €dû 0 €dû €dû €dû ˜ €dû ˜ 0 ˜ ˜ ˜ €dû €dû €dû ˜ 0 €dû 0 0 0 €dû €dû €dû 0 €dû 0 €dû ˜ ˜ 0 €dû ˜ ˜ ˜ ˜ 0 € € € ˜ €Ç„ ˜ 0 €Ç„ € ˜ €Ç„ ˜ 0 €Ç„ € ˜ €Ç„ ˜ 0 €Ç„ € ˜ 0 €Ç„ € ˜ € ˜ €Ç„ € ˜ 0 €Ç„ ˜ 6 €Ç„ € ˜ 0 €Ç„ ˜ 6 0 6 0 6 0 6 0 €Ç„ € ˜ 0 €Ç„ € © 0 Ð © 0 €Ç„ Ð © 0 €Ç„ © 0 €Ç„ Ð © 0 €Ç„ © 0 €Ç„ Ð ™ 0 €Ç„ © 0 €Ç„ Ð © 0 €Ç„ © 0 €Ç„ Ð ™ 0 €Ç„ © 0 €Ç„ Ð © 0 €Ç„ © 0 €Ç„ Ð ™ 0 €Ç„ © 0 €Ç„ Ð © 0 €Ç„ © 0 €Ç„ Ð ™ 0 €Ç„ © 0 €Ç„ Ð © 0 €Ç„ © 0 €Ç„ Ð ™ 0 €Ç„ © 0 €Ç„ Ð © 0 €Ç„ © 0 €Ç„ Ð ™ 0 €Ç„ ˜ 0 €Ç„ € ˜ 0 €Ç„ € 0 € € ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ €wŽ €wŽ €wŽ ˜ 0 €wŽ €wŽ ˜ 0 0 0 0 0 0 0 0 ˜ €wŽ ˜ 0 0 0 0 0 €wŽ ˜ 0 ˜ © © ™ © 0 0 0 0 0 ˜ €wŽ ˜ 0 0 0 €wŽ 0 Ð Ô €wŽ ˜ 0 €iÅ ˜ 0 ˜ €iÅ ˜ ˜ 0 0 €wŽ €wŽ ˜ €wŽ 8 0 €iÅ 0 €iÅ ˜ ˜ ˜ 0 €iÅ ˜ 0 ˜ ˜ €iÅ €iÅ ˜ ˜ 0 €iÅ ˜ 0 €iÅ €iÅ ˜ 0 0 €iÅ ˜ 0 €iÅ 0 €iÅ 0 €iÅ ˜ €iÅ ˜ €iÅ 0 ˜ 0 Ð ˜ 0 0 © 0 €iÅ €iÅ €wŽ 0 ˜ €iÅ €wŽ ˜ €wŽ €iÅ ˜ 0 ˜ €wŽ 0 €wŽ €iÅ €iÅ €iÅ ˜ 0 0 €wŽ 0 0 €iÅ 0 €wŽ 0 Ð €iÅ ˜ 0 €wŽ €iÅ 0 0 €iÅ ˜ 0 Ð ˜ 0 €wŽ ˜ ˜ 0 €wŽ 0 €wŽ ˜ ˜ 0 €wŽ Ð Ð Ð €wŽ 0 €wŽ 0 €wŽ 0 ˜ ˜ €wŽ ˜ €iÅ ˜ © ˜ 0 €iÅ ˜ 0 €iÅ 0 0 €iÅ ˜ ˜ ˜ €wŽ €wŽ €iÅ ˜ ˜ €iÅ 0 © 0 Ð 0 €iÅ 0 0 © ˜ €iÅ €iÅ ˜ 0 0 0 8 ˜ ˜ 0 ˜ © © €wŽ ˜ 0 €iÅ 0 0 © €wŽ €iÅ €iÅ ˜ €wŽ €wŽ Ð 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 0 0 €wŽ Ð Ð Ô Ð €wŽ €wŽ €wŽ €wŽ © 0 €wŽ €wŽ €wŽ ˜ 0 Ð © ™ ˜ ˜ ˜ €wŽ ˜ ˜ 0 €wŽ 0 €wŽ ˜ ˜ €wŽ €wŽ 0 ˜ ˜ €wŽ €wŽ 0 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 0 0 €wŽ ˜ €wŽ ˜ ˜ 0 €wŽ 0 0 €wŽ €wŽ ˜ 0 €wŽ €wŽ © 0 0 0 0 0 ˜ 0 ˜ €wŽ ˜ 0 ˜ €wŽ ˜ €wŽ ˜ ˜ €wŽ ˜ €wŽ ˜ 0 0 0 €wŽ 0 0 0 0 ˜ ˜ ˜ ˜ €wŽ ˜ €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ 0 €wŽ €wŽ 0 ˜ €wŽ €wŽ €wŽ €wŽ ˜ 0 €wŽ ˜ €wŽ ˜ ˜ ˜ ˜ €wŽ ˜ ˜ €wŽ ˜ 0 0 ˜ €iÅ €iÅ 0 ˜ 0 €iÅ €iÅ ˜ 0 €iÅ ˜ 0 €iÅ ˜ 0 €iÅ 0 ˜ €iÅ 0 ˜ 0 ˜ €iÅ 0 €iÅ ˜ 0 €iÅ ˜ 0 ˜ €iÅ €iÅ ˜ 0 ˜ 0 ˜ €iÅ ˜ 0 €iÅ 0 ˜ 0 €iÅ ˜ 0 ˜ 0 €iÅ ˜ 0 0 €iÅ ˜ 0 €iÅ ˜ 0 ˜ €i ˜ ˜ €iÅ 0 €iÅ €iÅ 0 € €iÅ €iÅ ˜ €iÅ 0 €iÅ ˜ 0 €iÅ ˜ 0 €iÅ 0 €iÅ 0 €iÅ ˜ €iÅ h 0 €iÅ €ñÜ € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ( 0 €wŽ ˜ 0 €7Ý ˜ 0 €7Ý H 0 €7Ý ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € ˜ 0 € Ý € 8 0 €7Ý ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 € jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €j Þ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ x €iÅ 0 0 €iÅ ˜ 0 ˜ ˜ €iÅ ˜ 0 €iÅ 0 ˜ 0 €iÅ 0 €iÅ ˜ 0 €iÅ ˜ 0 €iÅ ˜ 0 ˜ €iÅ Å 0 €iÅ ˜ 0 ˜ 0 €iÅ ˜ 0 0 €iÅ ˜ 0 €iÅ ˜ ˜ €iÅ ˜ 0 €iÅ €iÅ ˜ 0 0 €iÅ ˜ 0 0 ˜ €iÅ ˜ 0 ˜ 0 €iÅ €iÅ ˜ 0 iÅ €iÅ ˜ 0 €iÅ ˜ €iÅ 0 €iÅ ˜ 0 0 ˜ ˜ 0 €iÅ ˜ 0 €iÅ ˜ 0 €iÅ ˜ €iÅ ˜ ˜ 0 ˜ 0 €jÞ €jÞ ˜ ˜ 0 ˜ 0 0 ˜ 0 ˜ 0 ˜ 0 0 ˜ 0 ˜ €jÞ ˜ 0 €jÞ €jÞ 0 €jÞ 0 €jÞ 0 €jÞ €jÞ % €jÞ 0 0 ˜ €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 0 €jÞ ˜ €jÞ ˜ 0 ˜ ˜ €jÞ €jÞ €jÞ €jÞ €jÞ €jÞ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ 0 €jÞ ' ' ' ) 0 0 ˜ 0 ˜ €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ €jÞ ˜ 0 0 ˜ ˜ ˜ €jÞ 0 ˜ €jÞ ˜ 0 €jÞ €jÞ ˜ & ˜ €jÞ €jÞ €jÞ €jÞ ˜ ˜ ˜ ˜ €jÞ ˜ 0 ' ' ( ) 0 €jÞ 0 €jÞ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ 0 0 0 0 €jÞ 0 €jÞ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 ˜ 0 ˜ €jÞ ˜ €jÞ €jÞ ˜ 0 0 0 €jÞ 0 €jÞ 0 €jÞ 0 ˜ €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 0 €jÞ €jÞ ˜ ˜ €jÞ ˜ ! €jÞ ˜ " €jÞ ˜ $ €jÞ ˜ 0 0 ˜ 0 €jÞ ˜ ˜ ˜ €jÞ €jÞ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 ˜ ˜ €jÞ 0 €jÞ 0 ˜ €jÞ €jÞ ˜ ˜ €jÞ €jÞ ˜ 0 ˜ 0 ˜ €jÞ €jÞ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 €jÞ €jÞ €jÞ ˜ " 0 €jÞ ˜ # 0 0 €jÞ 0 0 ˜ €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ - 0 €jÞ ˜ €jÞ ˜ 0 ˜ ˜ 0 €jÞ 0 €jÞ 0 €jÞ 0 ˜ ˜ €jÞ ˜ 0 €jÞ 0 ˜ €jÞ ˜ 0 ˜ €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ ˜ €jÞ ˜ €jÞ ˜ €jÞ ˜ $ ˜ €jÞ ˜ 0 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ €jÞ 0 ˜ 0 €jÞ 0 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ ˜ €jÞ € ˜ €jÞ € ˜ 0 €jÞ € ˜ €jÞ € ˜ €jÞ € ˜ €jÞ € ˜ €jÞ € ˜ €jÞ € ˜ €jÞ € ˜ €jÞ € ˜ € ˜ 0 €jÞ € ˜ €jÞ € ˜ 0 €jÞ € ˜ 0 €jÞ € ˜ 0 €jÞ € ˜ 0 1 * 0 + + 0 + , 0 + €jÞ . €jÞ € ˜ 0 €jÞ € ˜ 0 €jÞ € ˜ 0 €jÞ € © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð ™ 0 €jÞ Ô © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 € jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €j Þ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð 0 0 0 0 0 0 0 0 © €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © . 0 €jÞ Ð © . 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð © 0 €jÞ Ð ™ 0 €jÞ Ô ˜ 0 €jÞ ˜ 0 €jÞ X 0 €jÞ ˜ 0 €ô © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð ™ 0 €ô Ô © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð ™ 0 €ô Ô © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð ™ 0 €ô Ô © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð ™ 0 €ô Ô © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð ™ 0 €ô Ô © 0 €ô Ð © 0 €ô Ð €jÞ © 0 Ð © © © ™ 0 0 0 0 0 €ô €ô €ô €ô € ˜ 0 Ð Ð Ð Ô € 0 ˜ 0 ˜ 0 € ˜ € € 0 0 ˜ € € ˜ € 0 0 ˜ € 0 0 € € ˜ € 0 0 €B €B ˜ € € ˜ € 0 €B ˜ 0 €B € €B ˜ €B ˜ 0 0 0 0 0 € ˜ € 0 € ˜ € € ˜ € 0 ˜ € 0 0 € € 0 € ˜ € 0 ˜ € 0 € ˜ € ˜ € ˜ 0 € € ˜ € € ˜ € € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € € 0 € € ˜ 0 € € € 0 € € ˜ 0 € € € 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € € 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € € 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € € 0 € € ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ 0 € € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ € 0 0 €B ˜ €B ˜ €B € ˜ 0 0 €B €B ˜ ˜ € ˜ 0 €B ˜ € 0 Ð Ð Ð €B ˜ 0 0 €ô €ô €ô ˜ 0 €B ˜ € 0 0 0 €B ˜ € ˜ €B €B ˜ 0 0 0 €B €B ˜ © © © € ˜ € € 0 0 € 0 € € € ˜ € 0 ˜ € 0 € 0 € € ˜ € 0 ˜ € 0 0 € ˜ € € ˜ € € ˜ € 0 € 0 € ˜ € € € 0 ˜ € € 0 € € € € € 0 € € ˜ 0 € € 0 € € ˜ 0 € € € 0 € € ˜ 0 € € € 0 € € ˜ 0 € € € 0 € € ˜ 0 € ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ € € 0 € € ˜ 0 € € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € € 0 € € ˜ 0 € € € 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € € 0 € € ˜ 0 € € € 0 € € ˜ 0 € € € 0 € € ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ 0 € € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ D 0 € € ˜ € € ˜ 0 € € ˜ € € ˜ 0 € € ˜ € € ˜ 0 € € ˜ € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ € € ˜ 0 € € ˜ € € ˜ D 0 D D 0 D D 0 D D 0 D E 0 E E 0 E 0 € € ˜ E 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € û$ 7 ã9 å: 8< Û= ¡> 4? @ 0A ŒA TB WC D D ÄD .E ÍE 1F •F aG •I ‰I ¡I ¹I ÅI ÆI êI J òJ óJ K &K L L ;L vL tM uM ŠM 5N 6N LN O O O O GQ ¨T ZU ‘U W [ [ 9[ ±] ²] f^ – ^ 3` 6` Z` 3b 4b gb Çd ~f àf Ig “g ñg *h h Jh Fj ›k •k Øk @m ¶n ·n Æn ûp üp "q °s Ýs mv ßw àw x Ðy •{ Ð{ ~ .~ 5~ € € B€ Œ‚ •‚ ¿‚ Æ„ Ç„ ñ„ Œ AŽ • • L• Ý’ •– Ý— r™ s™ Ûš € ˜ € € ˜ 0 € € ˜ € 0 ˜ € 0 œ œ ù¢ ú¢ 6£ r¥ #© •ª Ç- @¯ ò¯ ° ° ° ° !° (° )° 2° e° ¸° ¹° ° å° 3± 4± B± ² I² J² S² ¯² °² ų ¶ ض Ù¶ · Š¹ ‹¹ ½º ·» ¸» G¾ Õ¾ 0¿ ¢¿ WÀ «À ŠÂ ‹Â ùà MÄ #Å “Å Ë Ë ÓÌ ûÏ ²Ñ ÁÓ wÔ •Ô ŠÔ ¢Ô °Ô ¿Ô ¶Õ já ká ”á ÿå ¼è -ì Æí Eð žú £ š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € šA 0 € € € šA 0 € € ó¯ …± ˱ ̱ ر û± ² FÆ =È >È ‚È =Ê bÖ 'Ø (Ø üØ éÚ ‡Û •Ü ÇÝ øÞ ê% KÈ 0 0 € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € šA šA šA šA š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ «@ € «@ 0 € € ›@ 0 € € «@ 0 € € € «@ 0 € € «@ 0 € € ›@ 0 € € «@ 0 € € € «@ 0 € € «@ 0 € € ›@ 0 € € «@ 0 € € € «@ 0 € € «@ 0 € € ›@ 0 € € «@ 0 € € «@ 0 € € ›@ 0 € € «@ 0 € € «@ 0 € € ›@ 0 € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € šB 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 « € € 0 « šB š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ šB šB € € 0 « € € 0 « € € 0 « € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 šB šB šB š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ 0 € € € š@ 0 € € š@ € 0 € š@ 0 € € € š@ 0 € € € € š@ € € š@ 0 € € € š@ 0 0 € € 0 € € € š@ € š@ 0 € € € € € š@ 0 š@ 0 € € € € € š@ 0 € 0 € € € š@ € š@ 0 € € € š@ € € € š@ 0 € € 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € šA 0  € € šA 0  € 0 @ € «` € € «@ € € 0 € «@ € 0 0 € š@ € 0 € «@ € 0 € «@ € 0 0 € «@ € € ›@ € 0 0 € € «@ € 0 € ›@ € 0 € «@ € € 0 € «@ € 0 € š@ € 0 € «@ € 0 € «@ € 0 € ›@ € 0 € «@ € 0 € «@ € € «@ € 0 € 0 € ›@ € 0 € € «@ € 0 € « € 0 «@ € € ›@ € 0 € ›@ 0 € š@ 0 € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € 0 € € € š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € š@ 0 € € š@ € € š@ 0 0 °r 0 °r 0 °r 0 °r 0 0 °r € š@ € € 0 0 0 0 € € 0 € € € € 0 € € 0 € € € € € € € € € 0 € € 0 0 € € € 0 € € € € € € 0 € € 0 0 € € 0 € 0 € € € € € € € 0 € š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ š@ € šA € € € € € 0 € € šA šA šA šA € š@ € 0 € € š@ € 0 € € € š@ € 0 € š@ € € € € € € € € € € € € € € 0 š@ š@ š@ š@ € š@ 0 € š@ € 0 0 € € € € € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € š@ € €¡ \M R 0 O ‹! ., 'K ÉY Õ‰ ‹£ Q½ /Û ïê <ý ž û "7 – I "X ÷i ¯~ ˆ .“ 7¿ ãû r D ãJ Üp êŒ ²¡ xß Öå •õ C y û" ž$ + é- — › • ž ¤ ¦ ª ® ² ´ ¸ ¼ ½ À Â Å Ì Ï Ñ Ò Ô Ý á ã æ î ñ ö € V ®[ Ñu -… !, «; 4G @· (¸ ¸¸ ”' + ¡5 f˜ 2 &¡ °é Fý n m w 4 § A š ˜ µ ¶ Ð Î é þ F œ · Ó ê ÿ 0 4 7 : ä • ’( F1 ©B cP h• ƒ• Þ N¤ ’¬ µ¶ úÁ 1Û lÛ gã ìø ù žû P R T tU 5V W ‘] Zh @u •Š — 3¹ ˹ º °º MÌ ¢Ü ké Aý = q ¼A KF %K In lx ø‚ c‡ -‘ b• ž• Ò• – 2– t– ˆ¢ Ï© µ¯ Û¾ Ûà ´Ä DÆ dÒ nÛ ŸÞ ¥ã âä 7å !æ † ³ Ï Q Ÿ ¡ ¹ Õ ë ! º Ö ì ì )" ¢ » × í : Ñ O# £ ¾ Ø ï à þ# ¥ ¿ Ù ð ð Ý$ § Á Ú ò g' ¨ Ã Û ó o Œ • · º â € [è å ç- é© « ¬ ¯ ° ± ³ Ä Æ Ç È É Ê Ë Í Ü Þ ß à â ä å ç è ô õ ÷ ø ù ú û ü ý ! . ™ " / # 1 ð˜ $ 2 % 3 & 5 ' 6 ð ( 8 ) 9 » ;x R ð$ + ¼ § ×bÿ * ; … , è/ ðX b ð$ µ½n1•Ä‡84 \ ËAu5 — ¼±®Ò+ÿ ëO ?€ ð`B ð( ð ð ðP ð 3 ð ¿ Ë œ1 ? @ -ñ "ñ ÿÿ ¿ ÿ €€€ ÷ € ð ðÂB ð » » ð ðP ð 3 ð ¿ Ë œ1 ? "ñ ð ¿ € ð ðB ð 3 ð ð ¿ Ë œ1 ? Ò Ó ð ð ðb B € c ð$ Ñ ð ðb Ô B Õ ? "ñ ¿ € ð Ô ðT Õ B ? "ñ ¿ € ð ð c ð$ Ñ ð c ð$ Ë g Ò ð Ó Ò Ó Ô Õ ? ð ð ðT B ð c ð$ Ð Ò Ó ð ðT Ô B Õ ? ð Ô Õ ? ð ð c ð$ â ð Ë œ1 Ò Ó ð "ñ ¿ € ð ð ð6 " "ñ ¿ € ð ð ð6 2 ð ð ð6 "ñ ¿ € ð ð ð6 â "ñ ¿ € ð ð ð6 ² ð ð "ñ ¿ € ð ð ð6 " "ñ ¿ € ð ð ð6 2 "ñ ¿ € ð ð ð6 r "ñ ¿ € ð ð ð6 â "ñ ¿ € ð ð ð6 ² "ñ ¿ € ð ð ð6 " "ñ ¿ € ð ð ð6 2 "ñ ¿ € ð ð ð( ² ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð( r ð ð ð( r ð ð ðP ð ð ð 3 ð ð ¿ Ë œ1 ? "ñ ¿ € ð # ð ðP ¿ Ë œ1 ? "ñ ¿ € ð $ ð ðB Ë œ1 ? ð 3 ð ð 3 ð ð ¿ ð ðb B € c ð$ Ñ Ò ðb B Ò ðT B Ó Ô Õ ? "ñ ¿ € ð " ð Ó Ô Õ ? "ñ ¿ € ð ! ð Ó Ô Õ ? ð % Ó Ô Õ ? "ñ ¿ Ó Ô Õ ? ð ' ð c ð$ Ñ ð c ð$ B ð Ë œ1 Ò ð ðb c ð$ Ð Ò ðT € ð & ð B ð c ð$ Ë œ1 ð ! # ð Ò ð ðV € ð ð "ñ ðV " # ð Š ! ¿ € ð * ð € ð ð "ñ ðV # # ð Š " ¿ € ð ð € ð ð Š # "ñ ¿ € ð , ð ðP $ ð ð ð € ð ð ð € "ñ ðP ¿ € ð 2 ð ¿ € ð 1 ð % "ñ ð6 & "ñ ' "ñ ( "ñ ) "ñ * "ñ + ð ð ð ð ð " ¿ € ð 5 ð ð6 " ¿ € ð 4 ð ð6 " ¿ € ð 3 ð ð6 Ò ¿ € ð 0 ð ð6 Ò ¿ € ð / ð ð\ B S ðD ð\ ð , S ðD ð\ ð S ðD ð\ ð . S ðD ðP ð / ð ð ð • ¿ Î ÿ "ñ ¿ € ð ) ð • ¿ Î ÿ "ñ ¿ € ð ( ð • ¿ Î ÿ "ñ ¿ € ð 7 ð • ¿ Î ÿ "ñ ¿ € ð + ð ð\ B ¿ € ð : ð B B B € 0 "ñ 1 ð "ñ ð6 ¿ ¿ € ð 6 ð . ð 2 € ð S ðð D ðP 2 ð ð ð € ð ð € • ¿ Î "ñ ðP ¿ ÿ € "ñ ð = ð 3 "ñ ðP ¿ € ð < ð ð 4 ð ð ð € 5 # ð "ñ ðV ¿ € ð ; ð € Š 5 "ñ ð ðV 6 ð # ð ¿ € ð A ð € Š 6 ð "ñ ¿ € ð B ð ð\ 7 ð B S ðD ð\ ð 8 S ðD ð\ ð 9 S ðD ð6 ð : "ñ ð ; "ñ ð < "ñ ð = "ñ ð > "ñ ð ? "ñ ð @ ð € "ñ • ¿ Î ÿ "ñ ¿ € ð 8 ð • ¿ Î ÿ "ñ ¿ € ð 9 ð • ¿ Î ÿ "ñ ¿ € ð G ð B B Ò ¿ € ð ? ð ð6 Ò ¿ € ð > ð ð6 " ¿ € ð D ð ð6 " ¿ € ð C ð ð6 " ¿ € ð E ð ð6 2 ¿ € ð F ð ðP ¿ € ð @ ð ¿ € ð H ð ð ðP A ð ð € "ñ ð ð6 B "ñ C ð ð Ò ¿ € ð I ð ðH C ð ð • ––– ¿ D À ––– ÿ ð J ð ðH • ––– E À ––– ð K ð ðH • ––– F À ––– ð M ð ðH • ––– G À ––– ð L ð ð6 C ð ð C ð ð C ð ð ð A ð ð ðn ² ² ð H S ð0 A U P I ð 3" ž) ð I ð ˆ Á "ñ È ë< # "ñ ÿ ¿ ` ¿ ÿ ¿ ÿ ¿ ÿ ¿ ð L o g o ð ðJ ðb • ð ‘ ð ð ð4 ð J ð K ð ð ¿ L "ñ ¿ ` ð ç ð ¿ "ñ ¿ ` ð ! ;) í _2 ð ðP ' ' {4 r 2 ð ðP 2 % ð a! —6 ð ðP 2 M ð ¿ 3" $ g9 "ñ ð ¿ ` ðn ð ¢ È ð N C ð € Š N ð ¿ ÿ "ñ ¿ ` ð Í ¿, A Û. ð ðn ¢ ð O C ð € Š O W+ ð ¿ ð ðn ¢ ÿ "ñ ¿ ` ð w ï) ð P C ð € Š P ¿ ÿ "ñ ¿ ` ð ! ¦' & ) ð ð ðn ¢ ð Q C ð ð € Š Q ¿ ðn ¢ ÿ "ñ ¿ ` ð é l% % Ô& ð ð R C ð € ð ð S Š R ¿ ðZ B ÿ "ñ ¿ ` ð = # B S ðD ð • ¿ ðn Ñ ¢ ÿ ð z ‡( ›# sÑ !% ð ð T C ð € Š T ¿ ÿ "ñ ¿ ` ð ~" Š% ž) ) ð ð ðn ¢ ð U C ð € ð ð ð V ˆ Š U ðº # "ñ ¿ ÿ ðb "ñ ð ¿ • ` 7 ð •& Ë ƒ; : Ñ ë< ð • ‘ ð ð ðT ¢ ð W # ð € ð ð Š W ð ðT • 7 ƒ& S ð B X C ð ¢ D • ¿ ÿ ð S Ç3 ð ðT ð Y # ð € ð Š Y ð ðT ¢ o ú ? ð ð Z # ð € ð Š Z ð ðT ¢ # Ô ý ð ð ð [ # ð € ð Š [ ð ðT ¢ # ß ý û ð ð \ # ð € ð Š \ ð ðT ¢ c ú •! ð ð ] # ð € ð Š ] ð ðT ¢ ç" ú % ð ð ^ # ð € ð Š ^ ð ðT ¢ ¥( ú u+ ð ð _ # ð € ð Š _ ð ðT ¢ Û. ú ÷0 ð ð ` # ð € ð ð ð ð ð Š ` ð ðf a ˆ ð b ˆ ú 3 ú /5 ð ÷ B ðZ ð •& Ó6 ð B ÷ €& B { •& Ó6 ð ðÒ ð ú B €& { ð ðT ðZ ¢ ð c # ð € ð - Š c ðT ð ¢ ¦B €& ª ð ð d # ð € ð ð e Š d ðT ‚ ð B ¦• ¿ ÿ • ð ¿ ú €& { ð C ð B ð D f ð ú # ¦× ð ðT ð ú æ ¦š ð ðæ  C ð ð ð D ðn g ˆ # "ñ ÿ B €& { • ‘ ð ú > €& w ð ðT ¢ ð h # ð € ð Š h ð ðT ¢ ¦B €& ª ð ð i # ð € ð ð ! Š i ! ðT j ‚ B 𠦀& D • • { ð ¿ ÿ ð ú # ¦× ð ðT ¿ ÿ ð ú æ ¦š ð ðT C ð B ð k  C ð ¢ D ð l # ð € ð " Š l " ðT ð ¢ ¦v €& Þ ð ð m # ð € ð ð # Š m # ðT n ‚ B ð D ¿ ¦G €& ¯ð C ð • ð ð o ðT ÿ B ð ú ÿ ð ú W ¦Â C ð ¢ D • ¿ ¦Î ð ðT ð p # ð € ð $ Š p $ ðT ð ¢ ¦~" €& æ# ð ð q # ð € ð ð ð ð % Š q % ð r ˆ s ð ¦ðZ ð ú _# O$ €& ·% ð ú _# ¦Ö$ ð ¦Ö$ ð ðT B ‚ C ð B ð D t • ¿ ÿ ð ú _# ¦$ ð ðT • ¿ ÿ ð ú "$ ¦Ö$ ð ðT  C ð ¢ D ð u # ð € ð & Š & ðT ð ¢ ¦¶& €& -( ð ð v # ð € ð ' Š ' ðT ð ¢ ¦‡( €& ï) ð ð w # ð € ð ( Š ( ðT ð ¢ ¦X* €& À+ ð ð x # ð € ð ð ) Š ) ðT y  ð u v w x ¦), €& ‘ð B C ð ð ð D ðn z ˆ • ð # "ñ ¿ ú ÿ B ð €& { ý * ©ì, ð ðæ • ‘ ð ú r. €& «1 ð ðT ¢ ð { # ð € ð * Š { * ðT ð ¢ ¦B €& ª ð ð | # ð € ð ð + Š | + ðT } ‚ B ð D • ¿ • ð ¿ ¦€& { ð ÿ ð ú # ¦× ð ðT ð ú æ ¦š ð ðæ C ð B ð ~  C ð ð ð D ðn • ˆ # "ñ ÿ 3 •& K7 • ‘ ð ›2 •& Ó6 ð ðT ¢ ð € # ð € ð , Š € , ðT ð ¢ µ3 •& {4 ð ð • # ð € ð ð - Š • ðT ‚ ‚ ð µä4 •& K7 ð B C ð D ð • ô3  ƒ ¿ ¨4 ÿ ð 𠵿 k5 ÿ ð ð µ- ¿ ÿ ðT B ðT B C ð D ð • ·4 B „ C ð * ð ð D • ð … ˆ ð. # "ñ ð ðn ÷ ð =' ú £_# ¦Ö$ • ð † ‘ ‚ ð ú J) ¦Á* ð ðT B C ð B ð D ‡ • ¿ ÿ ð ú _# ¦$ ð ðT • ¿ ÿ ð ú "$ ¦Ö$ ð ðT  C ð ¢ D ð ˆ # ð € ð ð . Š ˆ . ðT ð µÌ •& 4! ð B ‰ C ð D ð • ¿ ðT ÿ ¢ ð q µq ð Š # ð € ð / Š Š / ðT ð ¢ ‹ B e ª ð ð ‹ # ð € ð ð ð 0 Š ‹ 0 ð. Œ C ˆ # "ñ ð • ðn Y ð ‹ { # ð 7 š • ð ‘ ‚ • ð e # š ð ðT C ð D • × ð Ž ¿ ÿ ð ð B ‹ # 7 ðT ð ¢ ‹ æ 7 ðT  C ð D • š ¿ ð ÿ B ð • # ð € ð 1 Š • 1 ðT ð ¢ ‚ k \ ; ð ð • # ð € ð 2 Š • 2 ðT ð ¢ • H Y ° ð ð ‘ # ð € ð ð ð 3 Š ‘ 3 ðæ ’ ˆ # "ñ ð Ž ðn A# ð h 7 ©$ ð ¶& ‘• ‘ ð © ¶& ƒ ‘ð ðT ¢ ð “ # ð € ð 4 Š “ 4 ðT ð ¢ 7 ¶& -( ð ð ” # ð € ð 5 Š ” 5 ðT ð ¢ 7 ‡( ï) ð ð • # ð € ð 6 Š 6 ðT ð ¢ 7 X* À+ ð ð – # ð € ð 7 Š 7 ðT ð ¢ 7 ), ‘ð ð — # ð € ð 8 Š 8 ðT ð ¢ Ž b/ h Ê0 ð ð ˜ # ð € ð 9 Š 9 ðT ð ¢ • ›2 Y 4 ð ð • – — ˜ ™ # ð € ð ð ð : Š ™ : ðj š à ˆ # "ñ ð • ðn l4 ð Y ˆ ã5 =' : ð ì, • ð ‘ Â › ð w =' ) ì, ð ðT C ð D ð • ¿ ì, B œ ÿ ð ðT ð B Ž * : C ð * ð ð D • ¿ ð • ÿ ð4 # ð ðt ˆ ð =' ú 4 _# ¦Ö$ B ˆ # "ñ • ð ž ‘ ‚ ð ‹ J) 7 Á* ð ðT B C ð B ð D Ÿ • ¿ ÿ ð ú _# ¦$ ð ðT • ¿ ÿ ð ú "$ ¦Ö$ ð ðT  C ð ¢ D ð # ð € ð ð ; Š ; ð ðT ‹ e •! ð B ¡ C ð ð ð D ð ¢ ˆ • C # "ñ ¿ ð. ÿ ð ðn t ð q Ö q ‚ – • ð ‘ ‚ £ ð h ^3 Õ4 ð ðT B C ð D • Ó ð ¤ ¿ ÿ ð ðT ð B Ö ‚ ð Ö â ð t Ó ð k ü ð t õ# ð h 0  C ð D • ¿ ð ð ðT ÿ B ‚ – ¥ C ð D Ó ð • ð ¿ ÿ ðT • ¿ ÿ • ð ¿ ÿ ðT • ¿ B ¦ C ð B ð D ü ð ðT ð ðn § C ð D õ# ð ¨ C ð D ¢ ÿ B 0 ð © C ð € ƒ; ð O$ ð ð ð ª ˆ « ð < Š © ð < ðn ñ$ ™4 ¿ "ñ ðN ð ÿ ð ð ¿ ` ð « ð4 R ‘ K7 D O$ ð (! ÷0 ð ðT B • ¿ ÿ ð Ú ¥( • ¿ ÿ ð ¡ Ý, • ¿ ÿ ð Î ¥( • ¿ ÿ ð ³ • ¿ ÿ ð ] ¬ C ð B ð D ¥( ð ðT Ý, ð ðT Î Ý, ð ðT ¥( B Ý, ð ðT ¥( ì Ý, ð ðh C ð B ð D ® C ð B ð D ¯ B C ð B ð D ° C ð ¢ D ð ± 3 ð ð € = ¿ = ÿ ðh ¢ "ñ ¿ ` ð Ø \& Ù Ä' ð ð ² 3 ð * ð € " > ¿ u+ ð > ðh ÿ ¢ "ñ ¿ ` ð ! ð ³ 3 ð * ð € Î ? ¿ u+ ð ? ðh ÿ ¢ "ñ ¿ ` ð Í ð ´ 3 ð * ð € @ ¿ u+ ð @ ðh ÿ ¢ "ñ ¿ ` ð ð µ 3 ð * ð € { A ¿ u+ ð A ðh ÿ ¢ "ñ ¿ ` ð z ð ¶ 3 ð ð € B ¿ B ÿ ðh ¢ "ñ ¿ ` ð ê E. ë -/ ð ð · 3 ð € É1 ð ñ$ C C ¿ ™4 ðH ÿ ð ¢ "ñ ¿ ` ð « ð ¸ # ð € ð D Š ¸ D ðH ð ¢ ð ð ¹ # ð € ð ð E Š ¹ E ðn ð ð ² º S ð0 A U P I ð » S ð0 A U P I ð Á "ñ ¿ ` ÿ Á "ñ ¿ ` ¿ ð ÿ ¿ ð L o g o ð ðn L o g o ð ðB ² S ð¿ Ë ÿ ð ? N– `— ˆ˜ ™˜ ™ ëÜ ô ! " = @ a— š˜ ö # A c— œ˜ ÷ ' C ¿˜ k ( D ^ î˜ l * E Ÿ• ™ € + G ™ • , I ™ ƒ / L jˆ ìÕ ôð '™ V™ s™ 0 2 ± 3 Ý N ñ éú Ö• u™ 4 w™ — 6 > 7 é% Ø• Ù• M– : ; 8 » • | ( t@ º ø ¹ ‹ t@ t ( ª È • I å • » H t V Ï ü ß H× t ¸ ´ °" ðt ¹ ü 8" ø t H ø p c c ¹ a t t ‹ Á t + ‘ t { N N - • ÿÿÿ„ Ä t@ ¢ ¥ \ ’ & ÌN • ` ’ t t ò € ” t b Ý 2 a Ñ • t ô ½ t & ó ¢ t Ô ¶ t D Ä t ˆ . ô ” ˆ n t t „ z t š ¤ Ä „ t d t Ô ¶ t D t t Ä ¤ „ . t ˆ ” d ô n t ˆ t ø Ä è Ô ¶ t t D Ä . ˆ ” ô n ˆ t G œ -ýÿÿU p a ‡ t ò Æ Ž Á t ¢ ã Ü ü Ç ù t O © t ý Ê , ì ¶ / t È ¸# t ‡ à t J t a \ á û + Ñ ¢ ¶ t ô t È È r t r ! t X . ¢ ¸# 8 ¸# r t t # " ( X ¢ (#  ¢ 8 $ t X / ¸ÿÿÿD 8 ¤ t * $ ( Ô t ) Ô J ( t t % $ t ˜ & z z 8 è X J t ( È l t ' è l l ð t t t ˜ t t 8 1 3 ¸# È è 0 È ¢ ¢ ¸# ¸# ¸ ¸# ’ ¢ ˆ t t 4 7 È ¢ È ( ´ ˜" Ô ’ ´ ¤ 6 x t è ¤ t ; x 2 6 è ( D æ 8 t : 8 æ t @ ¸ÿÿÿh 8 X t 5 è ü È Ì t ïÿÿÿè Ì t = X 6 ïÿÿÿ( ü / 8 t < 8 / t t > 9 X È ïÿÿÿ £ ¸# ù £ t t ? A ¸ è ! W ø X ' t B è I t Ø ( ù ”ÿÿÿ? nL rL t C Üÿÿÿ t F Š Ôc jL ô oL ¤ sL ÌD¦ ä D î iL ( Ôd ŒL & H ö kL pL t d Ì< E ¶ lL qL M ´ Ø ï mL t ÿÿ, ¼ X , X X tL X uL xL Y l÷° vL yL ”L¥ wL ”aì÷° zL ,÷° {L ¼ï |L |ï }L <ï ~L üî •L ,: €L ì9 •L ¬9 ‚L l9 ƒL \þ „L þ …L Üý †L äÒ ‡L ¤Ò ˆL dÒ ‰L ä¥ ŠL ¤¥ ‹L „ ŒL D •L dñ! ŽL <K •L ìþ! •L ¬þ! ‘L Ü# ’L ÄÛ# “L äê ”L ¤ê —* — * ^¢ c¢ c¢ R R J …J )õ )õ Bõ ø ø Vø Vø Ôø æø ¸ L- L¦ ¦# # ê% " # $ ›* a¢ l¢ l¢ Z Z J ‰J 5õ 5õ Gõ ø ø [ø [ø Ûø íø ¯ ¯ -# -# ê% ! % & ' ( }õ }õ iö iö yö yö Çù +ú +ú Hú Hú –ú ) Á * Á U+ Bõ Iõ xõ xõ dö dö sö sö æø Àù Àù &ú &ú ?ú ?ú ’ú ¸ Mõ Mõ íø Çù U›* ! " # $ % & ' ( ) * + 9 # % *€urn:schemasmicrosoft-com:office:smarttags €State €8 , . *€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags €City €B * , *€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags €country-region €9 + - *€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags €place € ˜WR , + , * + + > ? , * # , I O # * + , + * J V % , + X | c d } d + , + * t • ¡ u ž ¢ , + , + ƒ ¬ + + , + * ˆ + + * , + # + + + « j ¬ m Ú ‘ Û “ þ ê + , , + * " + # ì ] _ € • Õ Ö D Ò Ð E Ó Ñ | • Õ } ‚ Ö ¶ ¿ Ù · À Ú Ï > Ý Ñ @ ß ‹ ’ æ Œ “ è e ¬ í f î m Ø ò n Ú ó | Q ý ~ T ´ » µ È þ " 1 6 8 B C L M R S \ ] i j n o u v | } ‡ ‰ ï ð Ü Ý Š- ‹- ¤ ¦ 7 8 H J ’ “ ¨ © €! Œ! ”! •! ™! š! •! ž! ¡! £! ª! ¬! ¶! ·! À! Á! Å! Æ! Ì! Í! Ó! Ô! Ü! Ý! á! â! ì! î! ñ! ò! ö! ÷! û! ü! " " " " " " $" %" " ." 2" 3" 9" :" D" E" N" O" V" c" j" k" u" v" y" z" •" †" Š" ‹" •" ‘" ˜" š" " ¡" «" °" ·" ¸" »" ¼" Ä" Î" Ö" Ø" ç" è" ð" ñ" õ" ö" ý" þ" # # # # # '# +# ,# 6# 7# <# =# F# G# N# O# V# X# [# \# `# a# s# t# z# |# ‚# ˆ# Ž# •# Ÿ# # ¤# ¥# ¬# -# ³ # ´# ¹# ¾# Æ# Ç# Î# Ï# Ö# ×# Ü# Ý# ä# å# ð# ñ# ø# ù# ý# þ# $ $ $ $ $ $ $ !$ .$ /$ û$ ü$ •' ‘' ®' ¯' å' æ' F) G) c) d) }) ~) ï) ñ) -+ ®+ ã+ ä+ ñ+ ò+ [, \, 7- 8ª. ¬. $/ (/ “1 ”1 ‘4 ’4 -5 ®5 -6 ®6 -7 7 ø9 ù9 ¤= ¦= Ý= ß= ’B “B •I ’I ÀI ÂI ¦K §K L L 5L 6L ³L ´L M M BM CM PM QM ŸQ Q -S ¯S ºU ¼U ÓU ÖU -V ®V ÏW ÒW X #X xX yX ¬Y -Y Z Z -Z ®Z -] ®] -^ ®^ -_ ®_ ¨a ©a -e ®e -f ®f ™g šg -h ®h ]i ^i `l al -m ®m ½u ¾u #y $y -z ®z -{ ¯{ ò| ø| } -} ž• ²• Û• Ü• °€ ´€ Ö€ Ú€ Û€ Ý€ • • 9• <• Õ• Ø• Ûƒ ܃ bˆ ˆˆ üˆ ÿˆ ‰ ‰ ‰ -‰ )‰ ,‰ 7‰ :‰ D‰ G‰ X‰ Z‰ j‰ l‰ ‰‰ Š‰ Ÿ‹ ‹ Ÿ• • Ÿ– – Ϙ â˜ é˜ ê˜ ™ ™ A™ B™ ý™ þ™ fš gš › › ;› >› › ¢› Nœ Oœ — Ÿ ˜Ÿ ΢ Ö¢ ×¢ â¢ ç¢ ñ¢ ò¢ ù¢ ú¢ £ £ £ £ £ £ -£ £ #£ (£ 0£ 2£ :£ @£ G£ H£ N£ O£ V£ X£ `£ a£ l£ q£ {£ |£ ƒ£ „£ ˆ£ •£ — £ ™£ ž£ ¦£ ¬£ -£ ±£ ²£ ¾£ ¿£ Å£ Σ ×£ Ü£ æ£ ç£ î£ ð£ ó£ ô£ ÷£ ø£ þ£ ÿ£ ¤ ¤ ¤ ¤ ¤ ¤ ¤ -¤ ¤ $¤ %¤ .¤ 6¤ 7¤ <¤ =¤ D¤ E¤ I¤ J¤ S¤ T¤ ]¤ b¤ k¤ l¤ q¤ r¤ |¤ …¤ ‡¤ ˆ¤ •¤ ’¤ ›¤ œ¤ ¦¤ §¤ ²¤ ·¤ À¤ Á¤ Ȥ ɤ ̤ Τ Ô¤ Õ¤ ݤ Þ¤ â¤ ã¤ è¤ ê¤ î¤ ï¤ ñ¤ ò¤ ù¤ û¤ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ )¥ *¥ 1¥ 2¥ 6¥ 7¥ ?¥ A¥ D¥ E¥ H¥ f¥ g¥ r¥ s¥ z¥ •¥ ‡¥ ˆ¥ •¥ ‘¥ — ¥ ˜¥ Ÿ¥ ¡¥ ¥¥ ¦¥ ¬¥ -¥ ³¥ µ¥ ½¥ ¾¥ â¥ é¥ ê¥ ð¥ ñ¥ ÷¥ ø¥ ü¥ ý¥ ¦ ¦ ¦ I¥ N¥ O¥ T¥ U¥ ^¥ _¥ Å¥ Æ¥ Î¥ Ï¥ Ù¥ Û¥ ᥠ¦ ¦ ¦ ¦ ¦ "¦ #¦ *¦ +¦ /¦ 0¦ 6¦ 7¦ ;¦ <¦ @¦ A¦ G¦ H¦ M¦ N¦ V¦ W¦ a¦ f¦ p¦ r¦ v¦ w¦ ƒ¦ „¦ ˆ¦ ‰¦ ’¦ “¦ ›¦ œ¦ ¢¦ £¦ ¨¦ ª¦ ´¦ »¦ Á¦ ¦ Ȧ ɦ ͦ Φ Ò¦ Ó¦ Ù¦ Ú¦ à¦ á¦ ë¦ ð¦ ÷¦ ø¦ ü¦ ý¦ § § § § § § !§ "§ (§ )§ .§ /§ 3§ 4§ 9§ :§ =§ >§ C§ E§ O§ Y§ ]§ ^§ d§ e§ h§ o§ t§ u§ {§ |§ ‚§ ƒ§ ‡§ ˆ§ •§ ’§ ™§ š§ ¡§ ¢§ «§ ¬§ ±§ ²§ ¼§ ½§ Á§ § ʧ ˧ ϧ ѧ Û§ é§ î§ ï§ ÷§ ø§ þ§ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ -¨ ¨ '¨ (¨ .¨ 2¨ <¨ =¨ I¨ K¨ P¨ Q¨ Y¨ Z¨ `¨ d¨ k¨ l¨ q¨ r¨ x¨ y¨ |¨ }¨ …¨ †¨ Š¨ ‹¨ ’¨ “¨ ™¨ š¨ Ÿ¨ ¨ ©¨ ª¨ ®¨ ¯¨ ¹¨ ½¨ Ǩ Ϩ Ú¨ Û¨ æ¨ ç¨ ì¨ ô¨ ù¨ ú¨ © © © © © © f© © •© î© ª "ª oª ª ˜ª Þª « © j© ž© ï© /ª yª œª åª © © © "© $© (© )© <© =© E© F© l© q© s© €© •© ƒ© „© ˆ© ‰© –© — ¤© ¥© «© ¬© ¸© ½© È© É© Ñ© Ò© ש ÿ© ª ª ª ª ª ª ª 0ª 2ª 3ª 7ª 8ª Cª Dª Iª Jª Oª Uª zª †ª ‡ª ’ª “ª — •ª £ª ¤ª ªª «ª ²ª ³ª ·ª ¸ª ½ª ¿ª æª ðª ñª ÷ª øª þª ÿª « « S© T© ]© ^© e© Ø© Ü© Ý© â© é© _ª `ª dª eª nª Ū ƪ Òª Óª ݪ « « ¬ « « "« #« /« <« =« ?« @« D« E« T« U« [« h« r« s« {« |« „« Œ« •« •« š« œ« ©« ª« ¬« -« ±« ²« ¼« ½« Æ« Ç« Ñ« Ò« Ø« Ý« ç« í« ø« ý« ¬ ¬ ¬ ¬ ¬ '¬ (¬ *¬ +¬ /¬ 0¬ ;¬ <¬ B¬ C¬ L¬ M¬ Q¬ R¬ W¬ X¬ b¬ c¬ h¬ i¬ m¬ n¬ u¬ v¬ z¬ {¬ •¬ €¬ „¬ …¬ •¬ ‘¬ ˜¬ ™¬ •¬ £¬ -¬ ®¬ ¶¬ ·¬ ¿¬ ̬ Ь Ѭ ج Ú¬ ç¬ è¬ ê¬ ë¬ ï¬ ð¬ ù¬ ú¬ ÿ¬ - !- "- (- )- .- /- 2 - 7- <- =- A- E- J- K- U- V- [- \- h- i- u- y- ~- •- ˆ ‰ “ • ¢- £- ¥- ¦- ª- «- ¶- ·- Â- Ã- Ê- Ë- Ò- ×- ßà- æ- ç- ð- ò- ÿ® ® ® ® ® ® ® ® ® ® ® %® &® +® ,® 4® 5® @® A® F® G® R® S® Y® Z® ^® _® c® d® i® j® s® t® |® „® ˆ® ‰® •® Ž® ’® “® ˜® ™® œ® •® ¥® ¦® «® ¬® ²® µ® ¹® º® ¾® ¿® Ì® Í® Õ® Ö® Ý® Þ® æ® ó® ù® ú® ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ "¯ $¯ 2¯ 3¯ >¯ ?¯ I¯ „¯ ˆ¯ ‰¯ •¯ ‘¯ –¯ — ¯ ›¯ œ¯ §¯ ¨¯ ±¯ ³¯ ·¯ ¸¯ ¾¯ ¿¯ ç¯ è¯ ì¯ í¯ ó¯ ô¯ ø¯ ù¯ ý¯ þ¯ ° J¯ V¯ [¯ d¯ e¯ m¯ r¯ }¯ ï ° į ° ɯ ʯ ί Ö¯ Û¯ ܯ ° ° ° ° !° )° *° 0° 1° 6° 7° >° ?° F° G° Q° R° k° p° q° w° x° }° ‚° Š° ‹° •° ‘° •° – ° ›° •° ¢° £° ®° ¯° ¹° º° ¿° Ä° Ì° Í° Ô° í° î° ó° ô° ø° ù° ± ± V° W° ]° ^° j° Õ° Ù° Û° ã° é° ± ± ± -± '± <± E± H± U± b± w± x± Lµ Pµ Sµ ©¶ ª¶ ž· Ÿ· §· ¨· §¼ ¨¼ UÇ VÇ ðÇ ñÇ +È /È ¥È ¦È (É )É §Í ¨Í ÝÎ ÞÎ YÐ [Ð Ñ Ñ $Ñ 'Ñ /Ñ 0Ñ úÑ þÑ KÒ MÒ ÉÒ ËÒ âÒ åÒ ,Ó HÓ NÓ OÓ jÓ lÓ ÛÓ ÜÓ hÕ kÕ •Õ ‚Õ ›Õ žÕ ²Õ µÕ ÌÕ ÎÕ éÕ ùÕ Ö Ö ›Ö žÖ ¯Ö ±Ö @× B× }× •× 1Ø 3Ø 4Ù 6Ù ÍÙ ÏÙ {Û }Û •Û —Û Ý Ý SÝ UÝ ºÝ ½Ý æÞ éÞ ¦ß ¨ß ˜à šà Ãà Åà ?â A⠬⠮â ïâ òâ _ã `ã oã rã ä ä ƒä …ä ¾å ¿å ëð ñ •ò — ò Ùò Úò •ó ‚ó •ó žó âó ãó ìó íó Eõ Fõ ú ú 0ú 2ú ‰ú ‹ú Ïû Ñû eü hü Ùþ Úþ ßÿ áÿ “ ” š œ « Ù Ú " # Ò Õ 1 2 A C ¢ ¥ Z ] ¨ ª z { 1 2 ï ð ÷ ø ( ) × + 2 x j 3 z Ø 6 } l 7 ~ m ; • » ¼ Â Ç Ï 1 ô §# ú ¨# # ó ¤# «# ¬# © < ‚ Ð 2 ƒ µ# ª D ‰ Ô 6 † ¶# ð E Š Ú 7 ã ¼# ù N • ã A ï ½# û O • ä B ð Á# T š î U › ï ] ò F G S Ã Æ ß ë Â# Î# Ï# ^ ¡ ó $ d ¨ ù % e ¬ û U í Õ × Ô# Õ# Þ# * i µ ¶ Õ Ö ß# é# $ $ $ @$ I$ K$ V$ X$ ï% ÷% ø% Ñ' Ó' â( ä( õ) ù) ú) y. {. Ô. Õ. / / / / / / Ô0 Õ0 =3 ?3 )4 ,4 14 2 4 ^4 _4 !8 "8 ¿8 À8 ¿9 Á9 ë< ì< #= $= b= c= ¿@ À@ ;A <A –A —A cB dB hC iC D D èG éG H H ¿H ÀH I I I !I ˆI ‰I ÅI ÆI êI ëI òJ óJ K K O L L ;L <L tM uM }M •M 5N 6N =N ?N KN LN O O !O 5P 7P _P aP ‰P ŒP ¿P ÀP ïP ñP ¿Q ÀQ W W W ¨W ©W ®W ³W ºW ¼W ÂW ÃW ÉW ÎW ÖW ×W àW áW åW çW óW øW þW ÿW X X X X +X ,X 2X 3X 8X 9X =X >X DX EX JX KX UX VX `X bX hX iX mX nX yX zX •X €X ˆX ‰X •X ‘X ˜X ™X žX ŸX ¨X -X ´X »X ÆX ÇX ËX ÌX ÕX ÖX ÛX ÜX àX âX çX èX îX óX ûX ýX Y Y Y Y Y Y Y Y -Y #Y $Y 3Y 8Y 9Y @Y AY KY LY PY QY VY XY ^Y _Y fY gY qY rY xY yY •Y ‚Y ŒY ‘Y •Y žY ¨Y ´Y ¼Y ½Y ÁY ÂY ÇY ÈY ÒY ÞY áY âY çY íY øY ùY þY ÿY Z Z Z Z Z Z Z !Z ,Z .Z 7Z =Z HZ IZ OZ PZ TZ UZ aZ cZ nZ oZ uZ vZ •Z ‚Z ‰Z ŠZ •Z šZ ¤Z ¥Z ®Z ´Z ¸Z ¹Z ÂZ ÃZ ÉZ ÊZ ÑZ ÒZ ×Z ØZ ÝZ ãZ êZ ëZ ðZ ñZ ÷Z øZ [ [ [ [ ±] ²] •^ – ^ ¿_ À_ 3` 6` Y` Z` Á` Â` 3b 4b fb gb Ác Âc *h h Ih Jh ›k •k ×k Øk ¶n ·n Ån Æn p p Ãp Äp ûp üp !q "q ¯s °s Ãs Äs "t #t ¸t ¹t Ãu Äu ¯v °v Þw àw îw ïw ôw õw þw ÿw x x x x x x x x "x #x 'x (x .x /x 5x 6x :x Bx Ix Kx Ox Px Zx [x ax bx kx lx vx wx ~x •x †x ‡x Œx •x ›x œx ¡x ¢x ªx «x ´x µx »x ½x Çx Èx Ìx Íx Öx ×x Ýx Þx èx éx îx ïx öx ÷x üx ýx y y y y y y y y -y y (y )y /y 0y 7y 8y <y >y Dy Ey Jy Ky Uy Vy `y ay ey fy oy py vy wy }y ~y ˆy ‰y ‘y ’y ›y y §y ¨y ¯y ³y ¸y ¹y ¾y ¿y Åy Æy Îy Ðy Ûy Üy ày áy èy éy íy îy öy ÷y z z z z z z z z -z z $z %z )z *z 4z 5z ?z @z Dz Ez Mz Nz Sz Tz ]z ^z mz nz rz sz xz yz …z †z Žz •z — z ™z ¤z ¥z ¬z -z ²z ´z ¼z ½z Äz Åz Íz Îz Óz Õz Üz Ýz ãz åz îz øz ýz þz { { { { { { { { { { { &{ 0{ 1{ 7{ 8{ D{ E{ J{ K{ U{ V{ `{ q{ w{ x{ •{ €{ ‡{ •{ ©{ «{ Ï{ Ð{ ~ .~ 4~ 5~ ‚~ ƒ~ •~ Ž~ € € € € ‹‚ Ç„ Ã… Ä… ÿ… † ‡‰ •‰ lj ȉ óŒ ôŒ • À’ µ– ·– Ó– Õ– r™ s™ a{ e{ f{ j{ k{ p{ •‚ ›‚ œ‚  Ă Æ„ • ¿• À• ¿‘ À‘ ¿’ œ œ ¿• À• ¿¡ À¡ ù¢ ú¢ Ö£ Ø£ ¿§ Á§ Ϫ Ѫ « ò¯ ó¯ ° ° (° )° 1° 2° ¸° ¹° 3± 4± ˱ ̱ ² ² H² J² P² Q² R² S² ¯² °² ض Ù¶ f· h· µ· ¶· Š¹ ‹¹ µ» ¸» Ú» Ü» µ¿ ¶¿ ŠÂ ‹Â Ç Ç Ç Ç <È >È •È ‚È §È ©È Ë Ë µÌ ¶Ì µÍ ·Í µÒ ¶Ò µÕ ¶Õ 'Ø (Ø µÞ ¶Þ µß ¶ß iá ká â ⠉⠋⠵㠶ã Ðã Òã E ð Ið Jð Nð Oð Sð Tð Zð [ð að bð gð hð mð nð wð yð ~ð •ð …ð †ð ‹ð Œð ‘ð ’ð žð Ÿð ¦ð «ð ¹ð ºð ½ð ¾ð Ãð Äð Íð Îð Úð Üð Þð ßð æð çð îð ôð þð ñ ñ ñ ñ ñ ñ !ñ +ñ 4ñ 8ñ :ñ Añ Gñ Qñ Yñ _ñ `ñ fñ gñ lñ nñ uñ zñ •ñ €ñ †ñ ‡ñ ’ñ ”ñ ˜ñ ™ñ œñ •ñ ñ ¡ñ ¦ñ §ñ ¯ñ °ñ ºñ Áñ Ëñ Øñ áñ âñ êñ ññ ÷ñ øñ ÿñ ò ò ò « ò ò ò ò ò "ò $ò +ò 6ò 8ò Aò Bò Kò Mò Pò Rò Vò _ò eò fò lò mò {ò •ò ˆò ‰ò •ò ‘ò — ò ˜ò ¤ò ¥ò -ò ®ò ´ò Àò Åò Êò Îò Ïò Ùò Ûò ßò àò èò ñò ÷ò øò þò ÿò ó ó ó ó ó !ó *ó +ó 1ó 2ó 7ó 8ó <ó =ó Ió Jó Nó Ró \ó ]ó eó fó mó nó zó {ó Œó •ó ‘ó ’ó ˜ó šó Ÿó ¥ó ®ó ¯ó ´ó µó ¾ó ¿ó Çó Èó Òó Úó âó êó øó ùó ô ô ô ô +ô -ô [ô \ô –ô — ô ¯ô ±ô Úô Ûô 'õ )õ Aõ Bõ võ xõ †õ ‡õ Ÿõ õ Ðõ Ñõ þõ ÿõ bö dö rö sö öö øö ÷ ÷ a÷ c÷ •÷ Ž÷ ×÷ Ù÷ ø ø Tø Vø dø eø Àø Âø îø ,ú -ú Iú Jú yú {ú •ú û +û ,û 0û 2û <û =û Cû ÷ ø ' ( ] ` ) * C ïø )ù +ù Jù Kù ¾ù Àù ú ªú «ú æú ñú öú ÷ú Dû bû dû E L A B P R àù û áù $ú &ú n o X \ D § ¨ Ê Ë 5 m B! ~0 4 4 ¶4 7 p C! €0 M N ” • ¯ ° # # i# ´0 µ0 1 ¯ j# 1 ) ° K' * Ô Õ 9 ; p q L' ²) ³) #* %* ³´® ° ® ¯ ·4 ¶8 ·8 ; ; 1; 2; ¿; À; ¯B »B ÁB ÂB ãB æB çB éB C C $C %C ©C «C òD ÷D øD E E E E E E E E !E "E +E ,E 4E : E ?E AE FE HE ME OE RE SE \E ]E hE iE tE zE €E •E †E ˆE ŽE •E ’E “E ˜E ™E £E ©E ¶E ·E ¼E ½E ÄE ÅE ÉE ÊE ÓE ÔE ÞE ßE çE èE òE øE ýE þE F F F F F F F F F !F +F ,F 4F 5F :F <F FF GF OF PF UF VF \F ]F bF cF mF sF |F }F ‚F ƒF ŒF •F œF ¢F «F ±F ³F ´F ¹F ºF ¿F ÁF ÉF ÊF ÖF ×F ÞF àF æF çF ñF óF öF ÷F ýF þF G G G G G G G -G $G %G *G +G 1G 7G ?G @G HG JG PG QG YG ZG dG eG mG nG sG tG yG zG …G †G ‹G ’G — G ˜G ›G œG ¡G ¢G «G ¬G ²G ³G ·G ¸G ¾G ÄG ÍG ÎG ÔG ÕG ÚG ÛG âG ãG ïG õG úG ûG H H <H =H UH VH ’H ”H ‚L ƒL M M 9M ;M ?M @M ÝM ßM ]N ^N ‰N ŠN ŠO ŒO O ¡O ¸P ¹P 9Q ;Q R R œR •R S ¡S ôV ÷V FX GX ¢Z ¤Z Ça Èa ía îa )b * b ~b •b ƒb „b Rc Sc Wc Xc nc oc Óc Ôc æc çc Öe ×e Gf If qf rf ïf ðf ôf õf g !g jg kg Ùg Úg Þg ßg Ûh Ýh áh âh Ki Li •j €j új ûj nk pk tk uk — k ˜k ¸k ¹k /l 0l Žl •l ¦l §l ãl ål él êl ?o Co Po To ]o _o co do ro uo kp lp Ft Ht Nt Ot vt xt ÷u øu Ov Pv Ow Pw O{ T{ ½{ ¾{ é{ ê{ N| O| P| R| {} |} ‰~ Š~ ‹~ Ž~ Æ„ Ç„ È„ Ë„ ‹ ‹ &‹ )‹ ‹ .‹ ¯‹ °‹ Õ‹ Ö‹ Œ Œ \Œ ]Œ ™Œ šŒ ®Œ ¯Œ ׌ ØŒ (• +• =• ?• P• R• a• c• q• r• v• w• •• Ÿ• °• ±• Á• • Ñ• Ó• ß• à• ï• ð• ø• ù• Ž Ž Ž Ž !Ž "Ž 1Ž 3Ž EŽ FŽ XŽ YŽ sŽ wŽ xŽ zŽ m• o• ‘ ‘ :‘ ;‘ ™‘ š‘ ’ ’ ©’ ª’ “ “ “ !“ ” ” Ô• – – B– M– P– @— F— `— g— ƒ˜ •˜ ™˜ ˜ «˜ ´˜ ¾˜ Ƙ Ú˜ á˜ î˜ û˜ ™ ™ %™ .™ @™ I™ U™ j™ s™ {™ •™ ž™ ²™ µ™ ‡š ˆš ‰š ‹š õ› ö› œ œ 4œ 5œ dž ež AŸ FŸ ) * %¡ &¡ A¡ B¡ Ù£ Ú£ ô£ õ£ 6¥ 7¥ 0¦ 1¦ ñ§ ò§ -¨ ¨ p¨ q¨ Mª Nª Oª Qª ¬ ¬ ô- õ- ¡³ ¢³ à³ â³ Û¶ ܶ · · @¸ A¸ ¹ ¹ @º Aº ‰» Š» ¸» ¹» л Ñ» Ô» Õ» Û» Ü» U¼ X¼ Ÿ¼ £¼ ‰½ Š½ &¾ *¾ +¾ .¾ @¿ A¿ dÀ fÀ ØÀ ÙÀ ÚÀ ÝÀ gÅ iÅ @É AÉ ›É œÉ bÊ dÊ eÊ gÊ @Í AÍ 4Ð 5Ð @Ð AÐ [Ò \Ò èÔ îÔ ýÔ þÔ OÕ QÕ ºÕ ½Õ ÙÕ ÚÕ )Ö ,Ö •Ö ŸÖ ÝÖ ßÖ × & × (× q× s× x× y× ì× î× Ø Ø ?Ø AØ XØ [Ø |Ø •Ø ¥Ø §Ø äØ æØ öØ øØ 'Ù )Ù Ù ¡Ù éÙ ìÙ ]Ú _Ú ™Ú ›Ú -Ú ¾Ú Û Û PÛ RÛ eÛ hÛ ŒÛ ŽÛ £Û ªÛ -Û ®Û ØÛ ÙÛ ½Ü ¿Ü ÎÜ ñÜ !Ý &Ý 1Ý 7Ý =Ý >Ý XÝ YÝ Ý ¡Ý ½Ý ¾Ý ÈÝ ÉÝ ËÝ ÌÝ ÖÝ àÝ ëÝ ì Ý Þ $Þ iÞ jÞ }Þ •Þ ûÞ üÞ ß ß ß ß ß ß &ß *ß >ß Aß •ß ‘ß ¥ß ©ß ½ß Áß çß ëß à à :à >à Pà Qà uà và ýà ÿà &á 'á 0á 1á Ná Rá ˜á ™á ¨á µá Ïá Öá ¥â §â îâ ïâ ã ã bã d㠙㠚ã Òä Óä Hå Iå öå øå æ ®š ²š ²¼ ¶¼ jÅ lÅ ]Ò _Ò ôÖ "Ý $Ý ¶á ¹á æ ¼æ ½æ ç ç Šè ‹è ®è ¯è Öè Øè wê xê »ë ¼ë þë ÿë ì Šì $í %í uí ví „í …í •í ‘í •í Ÿí ³í î î #î $î Eî Fî ”î •î -ð !ð ~ð •ð ~ñ •ñ ò -ò éò êò (ó )ó Eó Fó uó vó ‘ó ’ó ó ¢ó Òó Óó 7ô 9ô Jô Kô õ õ Võ Wõ !÷ "÷ <÷ >÷ º÷ »÷ Å÷ Æ÷ Ê÷ Ë÷ ø ø êø ëø îø ïø òø óø ÷ø ùø nû oû ˆû ‰û Êû Ìû ü ü Ký Mý Wý Xý gý jý þ þ \þ ]þ gþ hþ ¢þ £þ Àþ Âþ Ãþ Æþ Þþ ßþ Ëÿ Ïÿ Ôÿ Ùÿ e Œ – — Q S d e ° á â ý þ H î ( 1 w x Ž ó ô ` • Š k Í n Î € † V ( i ) m n * ‰ ´í Øí Ùí é÷ ê÷ [ÿ \ÿ cÿ gÿ Àÿ Áÿ q + ƒ „ h \ j J Y Z [ \ ˆ Š ¡ « ¬ É Ê ó ô þ ÿ < > ~ • ‚ ƒ • – œ • § © ¬ Ð Ó ì A f j ë ì ¡ ³ É Û ô < y { Ò É ‡ • 2 ) Ô ˆ ‘ 3 © § " Z K , [ + â œ ™ : ± m ¬ A ä • › < ³ ¯ M » o ® B r C ° ¯ O s P à Á Á Z ˆ c R à [ • e r < × Ê f ± Ÿ v = Ù Ë g º ¢ ‹ G è Ò n ß Ü Ã • H ê Ô p à å Æ « \ ( æ • ê Þ ¬ ^ * è ƒ ì l Y û • ü í · 7 ¹ n [ ý ’ 9 Ç | z ' ž ~ { ) ½ Ä Æ Ô Ö þ 5 7 D F V X { } † ˆ ” – ¯ µ · ¼ ¾ Î Ð Û Ý æ è þ F G J L M O P R S U V X Y – ± ³ í" î" # # # # -# # $# %# )# 5# ;# <# A# B# J# K# Q# R# V# W# ^# c# h# i# o# p# u# v# z# {# •# …# ‰# Š# Ž# š# # ¡# ª# ¯# ¸# Ã# Í# Î# Ù# å# ì# ñ# ù# ú# $ $ $ $ * ž I ™ , $ $ $ -$ "$ #$ '$ 3$ ;$ <$ A$ B$ c$ o$ p$ y$ z$ €$ ‚$ †$ ‡$ ‹$ — $ ž$ Ÿ$ ¤$ ¥$ ª$ «$ µ$ ¶$ À$ Á$ Ê$ õ$ ú$ % % % % L$ M$ S$ T$ \$ ]$ b$ Ë$ Ï$ Ð$ Ø$ ä$ ë$ ì$ % % % % $% &% *% +% /% ;% F% G% M% N% R% S% W% X% \% g% n% o% v% w% ~% •% ƒ% „% ‹% Œ% ‘% ’% œ% •% ¥% ¦% ¬% ¶% »% ¼% Ç% Ê% å% ê% ƒ ˆ « ¬ ´ µ Õ Ö " Ú # Û > ã ? ä X ý d i j t u ¢ ç " w # x 7 æ 8 N V v w { } ‚ ƒ œ ž ° ± ¡ € • ƒ „ V W p q € ‚ § ¨ Š ‹ » ‰ y- z- ‘ “ •! !$ 6$ 7$ ú$ ü$ %% &% •' ‘' Ò' Ó' E) G) I, J, &/ (/ »/ ¼/ ’1 ”1 `2 a2 •4 ’4 Ï4 Ð4 7 ‹7 Œ7 ÷9 ù9 ¨: ©: -; ; += ,= •> ž> Ð? Ñ? Å@ Æ@ ÐA ÑA ‘B “B &C 'C C èC éC YD ZD •D ‘D [E \E ÀE ÁE ïF ðF UG VG bH cH áH âH 7I 8I •I ’I §I ¨I J J tJ uJ ïK ðK #L $L •L žL âL ãL AM CM kM lM ß à l) m) 7 Ì Í â+ ä+ •C – ¸G ¹G ÷G øG !K "K •K žK N N hN iN ÆN ÇN oO pO œO •O ÙO ÚO TP UP šP ›P ßP àP Q Q SQ TQ žQ Q ÈQ ÉQ õQ öQ -S ¯S ëS ìS V V ¤[ ¥[ X] Y] _ -_ *` +` §a ©a #b $b ¬d -d ˜g šg ßg àg \i ^i ¢i £i _l al •l ‘l Ðm Ñm Žo •o Ûp Üp Vs Ws ¼u ¾u v v Õv Öv " y $y ny oy ò| ø| þ| ÿ| } -} ž• ²• ו Ø• 9‡ :‡ aˆ ˆˆ I‹ J‹ 1Œ 2Œ • • ã‘ ä‘ • • N— O— Ϙ â˜ é˜ ê˜ ™ ™ +™ ,™ ý™ þ™ ºš »š К Ñš t› u› œ œ Mœ Oœ ~œ œ ßœ àœ • • H• I• õ• ö• ‡ž ˆž åž æž -Ÿ Ÿ `Ÿ aŸ – Ÿ ˜Ÿ îŸ ïŸ •¡ ‘¡ Í¢ b± ³ ¡³ î´ ï´ Kµ lµ •µ Žµ ¸µ ¹µ äµ åµ ¶ ¶ G¶ H¶ ”· •· é¸ ê¸ ù¹ ú¹ .½ /½ •Á •Á •Å •Å TÇ VÇ hÇ iÇ ïÇ ðÇ -È .È ¤È ¥È É É Î ¤Ë ¥Ë ÈÌ ÉÌ Î Ï Ï "Ð #Ð &Ñ 'Ñ 7Ò •Ö žÖ f× g× Ø Ø Ù Ù Û ¬Û -Û èÞ éÞ à à ïâ êæ ëæ ƒé „é Ùí Úí ëð çø èø !û "û Xþ Yþ ’ “ Í Î M N ¡ ¢ Í Î í î ! " î ð 8Ò .Ó HÓ NÓ OÓ iÓ lÓ êÕ ùÕ Ö Ö ¹Ù ºÙ ›Ú œÚ fÛ gÛ –Û — òâ "ã #ã pã qã ä ä @ä Aä Må Nå ñ àñ áñ •ó ‚ó •ó žó âó ãó Ýô Þô ’ ” Ç È Á  • Ž H I Þ ß 2 3 c d ÿ ë ì I J 4 5 â ã • € ÿ ? @ © ª ¹ º l m ” ï U • Ž ò ô Å Æ Å Æ ¤# $ $ !$ Ü% Ý% á) â) ¥+ ¦+ ž. Ÿ. !/ "/ X/ Y/ ±/ ²/ ý/ þ/ Q0 R0 †0 ‡0 ö0 ÷0 Ç1 È1 “ 2 2 2 L2 M2 •2 – þ2 ÿ2 =3 ?3 ª3 «3 ¶3 ·3 Ø3 Ù3 ñ3 ò3 4 4 4 4 )4 ,4 14 24 ]4 _4 -7 7 â9 ã9 ä: å: 7< 8< Ú= Û= > ¡> 3? 4? @ @ /A 0A ‹A ŒA SB TB VC WC D D ÃD ÄD E .E ÌE ÍE 0F 1F œF •F `G aG çG éG H H €I •I ˆI ‰I I ¡I ¸I ¹I ÄI ÆI éI êI J J ñJ óJ K K %K &K L L :L ;L uL vL sM uM ‰M ŠM 4N 6N KN LN O O FQ GQ §T ¨T YU ZU •U ‘U W W W [ 8[ 9[ °] ²] e^ f^ •^ – ^ 2` 6` Y` Z` 2b 4b fb gb Æd Çd }f ~f ßf àf Hg Ig ’g “g ðg ñg )h h Ih Jh Ej Fj šk •k ×k Øk ?m @m µn ·n Ån Æn úp üp !q "q ®s °s Üs Ýs lv mv Þw •{ Ï{ Ð{ ,~ 5~ € € A€ B€ ‹‚ ¿‚ Å„ Ç„ ð„ ñ„ ÿ… † ‡‰ •‰ “‰ ”‰ Ɖ ȉ Œ Œ @Ž AŽ • • K• L• Ü’ Ý’ ~– •– Ü— Ý— q™ s™ Úš Ûš œ œ ø¢ ú¢ 5£ 6£ q¥ r¥ "© #© œª •ª Æ- Ç- ?¯ @¯ ñ¯ ó¯ ° ° ° ° ° !° '° )° 1° 2° d° e° ·° ¹° Á° ° ä° å° 2± 4± A± B± „± …± ʱ ̱ ×± ر ú± û± -² ² H² J² R² S² ®² °² ij ų ¶ ¶ ׶ Ù¶ · · ‰¹ ‹¹ ¼º ½º ¶» ¸» F¾ G¾ Ô¾ Õ¾ /¿ 0¿ ¡¿ ¢¿ VÀ WÀ ªÀ «À ‰Â ‹Â øà ùà LÄ MÄ "Å #Å ’Å “Å EÆ FÆ <È >È •È ‚È <Ê =Ê Ë Ë ÒÌ ÓÌ úÏ ûÏ ±Ñ ²Ñ ÀÓ ÁÓ vÔ wÔ ~Ô •Ô ‰Ô ŠÔ ¡Ô ¢Ô ¯Ô °Ô ¾Ô ¿Ô µ Õ ¶Õ aÖ bÖ &Ø (Ø ûØ üØ èÚ éÚ †Û ‡Û œÜ •Ü ÆÝ ÇÝ ÷Þ øÞ iá ká “á ”á þå ÿå »è ¼è ì -ì Åí Æí Dð Rò Vò êó ÷ó ùó Zô \ô Ùô Ûô @õ Bõ …õ ‡õ ýõ ÿõ qö sö ÷ ÷ Œ÷ Ž÷ ø ø cø eø íø ïø Iù Kù ßù áù +ú ú •ú ú ©ú «ú Ëú Ìú åú ñú öú ÷ú û û +û ,û 0û 2û ;û =û Bû Dû aû dû rû sû Ëý Ìý • ž [ \ D L Z \ p q ÷ ø ¦ ¨ Ê Ë È É æ ç ¯ ° F G ¨ © „ … Ó Õ % & 9 ; ® ; < R S s t © ª Ý Þ $ % n p •- €¡- ¢- Ð- Ñ- ù- ú- - . T U “ • ï ð 2 3 H I { | à á ! ! A! C! Ã! Ä! þ! ÿ! ," " K" L" Q" R" s" t" ƒ" „" •" ž" µ" ¶" # # $ $ {% |% æ% ç% e& f& Ê& Ë& J' L' ( ( •( Ž( i) j) #* %* Ÿ* * W- X- ¡½. ¾. ~0 €0 1 1 Œ3 •3 ¥3 ¦3 ´3 µ3 ¿3 À3 Ç3 È3 è3 é3 ú3 û3 4 4 06 16 î7 ï7 »9 ¼9 Õ9 Ö9 ä9 å9 ý9 þ9 : : :: ;: N: O: ‹: Œ: •: ž: ®: ¯: Á: Â: ×: Ø: æ: ç: ð: ñ: ¾; À; `< a< ¢< £< Ó< Ô< = = L= M= J> K> é> ê> ª? «? w@ x@ 1A 2A ®B »B ÁB ÂB ãB æB C C $C %C ÒD ÓD ˆE ÅE ÉE <F IG †G ‘G H ˜J ™J ‚L ƒL lN mN qO rO ¸P ¹P R R œR •R ¤T ¥T ëU ìU 5X 6X •Z ‘Z ¸[ ¹[ !] "] 1_ 2_ Ça Èa ~b •b Rc Sc Óc Ôc Öe ×e Hf If ï f ðf Ùg Úg Üh Ýh Ki Li •j €j új ûj ¸k ¹k /l 0l Žl •l ¦l §l @o Bo so uo kp lp Œp •p ×p Øp 2q 3q hq iq or pr Et Ht tt ut ‚t ƒt ÷u øu ¼w ½w lz mz ÷z øz S{ T{ ½{ ¾{ é{ ê{ | | M| O| ]| ^| Ê| Ë| J} K} à} á} ˆ~ Š~ Å~ Æ~ b• c • € € ƒ z€ {€ †〠ˆ• ‰• ‚ ‚ ™‚ š‚ .ƒ σ Ѓ Å„ Ç„ é„ ê„ â… ã… ü… ý… ø‡ ù‡ =ˆ >ˆ ûˆ üˆ ‰ -‰ ‹ ‹ p‹ q‹ ¯‹ °‹ Õ‹ Ö‹ Œ Œ \Œ ]Œ ™Œ šŒ (• +• =• ?• P• R• a• c• q• r• v• w• •• Ÿ• °• ±• Á• • Ñ• Ó• ß• à• ï• ð• Ž Ž Ž Ž !Ž "Ž 1Ž 3Ž EŽ FŽ XŽ YŽ sŽ wŽ œŽ • Ž Ž• •• e• f• “ “ ” ” v• w• Ó• – – B– L– P– _— g— 1˜ 2˜ ‚˜ •˜ ˜˜ ˜ ª˜ ´˜ ½˜ Ƙ Ù˜ á˜ í˜ û˜ ™ ™ ž $™ .™ A™ I™ U™ j™ r™ {™ ´› µ› Ú› Û› Û• Ü• ç• è• ”™ ž™ ±™ ³™ Ñ™ Ò™ †š ˆš š ²š ž © ;ž <ž dž ež Óž Ôž Ÿ Ÿ EŸ FŸ zŸ {Ÿ èŸ éŸ ¢ ¢ )¢ *¢ g¢ h¢ ¹¢ º¢ ô£ õ£ 6¥ 7¥ í¥ î¥ ù¦ ú¦ C§ D§ „§ …§ ´§ µ§ -¨ ¨ ¡¨ ¢¨ Ρ ¦ Ï¡ æ¡ ç¡ ¦ ê¦ ë¦ © ¹ f© g© •© ž© õ© ö© ½± ¾± ¡³ ¢³ Ú¶ ܶ ª · ª · .ª /ª Lª Nª eª fª ¬ ¬ ôõ- ¹ Žº •º Áº º òº óº B» C» ˆ» Š» ·» ¹» Ï» Ñ» Ó» Õ» Ú» Ü» ¼ ¼ T¼ X¼ d¼ e¼ ž¼ £¼ ±¼ ¶¼ ‰½ Š½ %¾ *¾ C¾ D¾ ×À ÙÀ ûÀ üÀ fÅ iÅ •Å •Å ŽÇ •Ç ÎÇ ÏÇ zÈ {È É É ›É œÉ bÊ dÊ uÊ vÊ ¨Ê ©Ê Í Í ÊÎ ËÎ ˜Ï ™Ï 3Ð 5Ð MÐ NÐ ZÒ \Ò rÒ sÒ , Ó Ó DÓ EÓ mÓ nÓ ¡Ó ¢Ó ¿Ó ÀÓ æÓ çÓ 1Ô 2Ô …Ô †Ô çÔ îÔ üÔ þÔ dÕ eÕ ØÕ ÚÕ •Ö ŸÖ ôÖ × &× (× ì× î× ?Ø AØ ¥Ø §Ø ÷Ø øØ ŸÙ ¡Ù ]Ú _Ú -Ú ¾Ú Û Û PÛ RÛ £Û ªÛ ×Û ÙÛ ÏÜ ñÜ Ý Ý 0Ý 7Ý WÝ YÝ ŸÝ Ý ½Ý ¾Ý ÕÝ àÝ êÝ ìÝ Þ $Þ BÞ CÞ SÞ TÞ a Þ bÞ iÞ jÞ |Þ •Þ ß ß @ß Aß •ß ‘ß ¤ß ©ß ¼ß Áß æß ëß à à 9à >à Zà [à •à €à ¥à ¦à Þà ßà üà ÿà &á 'á Má Rá ˜á ™á žá ¢á §á µá Îá Öá íâ ïâ Ñä Óä öå øå »æ ½æ Öè Øè vê xê ˆì Šì î î ð !ð èò êò Ñó Óó Fô Gô ¤ô ¥ô Eõ Fõ ¤õ ¥õ eö fö ÷ "÷ <÷ >÷ ø ø ~ø •ø ù ù pù qù §ù ¨ù èù éù zú {ú mû oû ‡û ‰û Pü Qü ùü úü Lý Mý Àþ Âþ Åþ Æþ Þþ ßþ Zÿ \ÿ Íÿ Ïÿ Ÿ î ( 0 ` j n • † V h m p q ¡ ¢ ‚ „ ¡ E F § ¨ » ¼ 7 8 @ A N O [ e v x • • ® i j ¥ ¦ ¹ º ® ° Ç È Ö × á â ý þ 3 4 I J c d ˆ Š • ž « ¬ É Ê þ ÿ ; > } • • ƒ ” – › • ¦ © « Ð Ò ì A f j Æ Ç % A & B ; @ × C Ù ¯ O ½ » ª ¡ ! Y K B M © Ÿ , [ O F è Á Y Ä " # É ² l Á R H ê à [ Æ o  q [ ( É e Ô œ Ú • ô q 5 v ^ * Ë g s 6 Š k Y Ò n ‡ ‡ • n [ Ô p { c æ • Ð Ñ ° Ý º í Û ù å ú ¹ ~ d è ƒ h Æ † y û • ü É ˆ { ý ’ þ Ñ › • ' ž X Y Õ Ö I J á ñ ä ò Ô • ‘ ) ® š 1 § ° › 3 © Þ à ê ì F V X { } † ˆ ” – · ¼ ¾ Î Ð Û Ý æ è þ E G I J L M O P R S U V X Y – ™ ± ³ f g Ñ Ò s t × Ø t! u! ×! Ø! ," -" ¡" ¢" ì" î" # # -# Ê% ä% ê% * ž , 5 7 ¯ Ö • ˆ ¶ g Á ¥ à ¦ : ± < ³ a b D µ 3 3 3 3 H I j ƒ † ‡ ˆ Ú A B ˜ ™ ê% B ê% O UP ¹ Þ0ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ªW! .Ž,Øÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ 86" NEFˆÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ /W ™0Œÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ¨} <Ȳ¿ÿ ¨ × ÚKðÖ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ k^; ÈO ßÿ L% •ÿ T—òUÿ èå ÿ æ=šºÿ ž–f†ÿ ò ľÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ß2‰ ÈU •ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Lv> j4 t Î ?œ W'¹ B? +.ý ò ľÿ °v# ¶Qú ÿ G¾ p¸d=ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ •es Vö ©ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ  ›¢ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ B" êc®hÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ K ä ÿ ÿ ÿ Ÿ'+ Ì9 ”àFÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ „ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Æ ´ BNîCÿ íz° ªë [ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ û() ”ˆÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ n"Ú H²2Èÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÷KØ ôÿ& ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿDh-’¥öøÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ã0$ n“^nÿ ØC_".… ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ‡ ý%ÐÜžhÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ U ‚&ª˜$?ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Eh•&ìùhËÿ ð}¢(4 >\ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ bFg2˜xʯÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ É]™2-jÜ?ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ > Ú2Ʊv_ U7ÂP¤zÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ì'•8vÇ0ßÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ %4'= ÊÒµÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ eäBò ÂYÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ´|ïBÖ Rðÿ ÚRõC ÿ ˆP D ?.vÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ »S²FÀk¤þÿ ^ÇGlð ~ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ìO*K¾W •ÿ ‹~/Kx=ì¼ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ 6 }LÄþø¼ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ †{2S =X©ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Fh²UÌwzôÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ v\tVÆ® Õÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ï ™Y ?ªûÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ û WZxŽŽ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ g ¢[hê®Òÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Œ 6].ò¬Åÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ý"e]ÌÜXfÿ ¢`Z™Î=ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ -ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ß ¸|ì`†(ª•ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ `,ïb ¥ §hX *aÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ò??jŽ†¢1ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ¶VÙjhë Ëÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ 9l¸ €_ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ N Âlš Š Íj€0¨.ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ^åÿ ãÊPÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÊZ'pônÜÆÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ VÄt“˜óÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ 7+œq– B v •D ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Tžv6C-\ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ *xRÝ Fÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÍI#wÐ¨Þ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ? $Tx u ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ “é{ðžJtÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ØrX}2nö:ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ½ ó~àÖØ º.|JÌBžÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ „® „˜þ Æ ® „~ „N „˜þ Æ óc5•èÛhBÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ^„® `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h ~ ^„~ `„˜þOJ QJ o( h ˆH o o • • h h „˜þ Æ N ^„N `„˜þOJ „„î „¾ „Ž „^ „. „ú „˜þ Æ „š „˜þ Æ ^„š `„˜þOJ „j QJ „˜þ „˜þ „˜þ „˜þ „˜þ „˜þ „˜þ p o( §ð • h Æ - ^„- `„˜þOJ QJ o( Æ î ^„î `„˜þOJ QJ o( Æ ¾ ^„¾ `„˜þOJ QJ o( Æ Ž ^„Ž `„˜þOJ QJ o( Æ ^ ^„^ `„˜þOJ QJ o( Æ . ^„. `„˜þOJ QJ o( Æ ú ^„ú `„˜þOJ QJ o( ^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h š QJ o( §ð • h ·ð o §ð ·ð o §ð vð • • • • • ˆH h h h h h h h o • „p h „˜þ Æ j ^„j `„˜þOJ QJ o( ·ð • h „: „˜þ Æ : ^„: `„˜þOJ „ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( §ð • h „Ú „˜þ Æ Ú ^„Ú `„˜þOJ „ª „˜þ Æ ª ^„ª `„˜þOJ „z „˜þ Æ z ^„z `„˜þOJ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ „p „˜þ Æ p ^„p `„˜þOJ h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þOJ QJ o( ˆH §ð • QJ o( QJ o( QJ o( QJ o( ^J o( ‡h QJ ^J ‡h o • h ·ð o §ð • • h h h ˆH o( ‡h h „ o h ˆH o • „ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ ^„à `„˜þOJ Æ ° ^„° „˜þ Æ € „P „˜þ Æ „ `„˜þOJ QJ „ø „@ü „ „˜þ Æ „Œ „˜þ Æ Œ ^„Œ `„˜þo( ‡h „¨ o( ‡h ˆH ·ð • h QJ ^J o( ‡h ˆH o • `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH §ð • ^„€ `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH ·ð P ^„P `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h ˆH „˜þ Æ ^„ o( ‡h ˆH §ð Ð Æ ø ^„ø `„@üo( ‡h ˆH . ^„ `„˜þo( . ˆH . • Ð „à h „˜þ Æ „° h • o Ð à „˜þ „€ h • h „˜þ Æ ¨ ^„¨ `„˜þ‡h ˆH „x „˜þ Æ „H „Lÿ Æ „ „˜þ Æ „è „˜þ Æ „¸ „Lÿ Æ Ð „˜þ^„Ð `„˜þ5 „& „ö „Æ „– . ^„x ^„H ^„ è ^„è ¸ ^„¸ 6 >* x H • `„˜þ‡h `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h CJ OJ Ð ˆH ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . . QJ o( „V „˜þ Æ ’ • • ’ @ „˜þ Æ & ^„& `„˜þ‡h ˆH „Lÿ Æ ö ^„ö `„Lÿ‡h ˆH „˜þ Æ Æ ^„Æ `„˜þ‡h . V h ^„V `„˜þo( . . ˆH Ð Ð Ð Ð ‚ € . € . „ € „˜þ Æ – ^„– `„˜þ‡h ˆH . ‚ „f „Lÿ Æ f ^„f `„Lÿ‡h ˆH „6 „˜þ Æ 6 ^„6 `„˜þ‡h ˆH „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH „Ö „Lÿ Æ Ö ^„Ö `„Lÿ‡h ˆH Ÿ „˜þ Æ Ÿ ^„Ÿ `„˜þo( . ^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h ˆH o „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þOJ QJ o( o • h „ . . . . € € ‚ h • „p h „˜þ Æ „ p „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ „à „° „€ „P „ „ð„˜þ Æ „& „ö „Æ „– QJ „˜þ „˜þ „˜þ „˜þ „˜þ „˜þ V „˜þ „Lÿ o( §ð • h Æ à ^„à `„˜þOJ QJ o( ·ð Æ ° ^„° `„˜þOJ QJ o( o Æ € ^„€ `„˜þOJ QJ o( §ð Æ P ^„P `„˜þOJ QJ o( ·ð Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( o Æ ð- ^„ð-`„˜þOJ QJ o( §ð ^„V `„˜þo( ) € Æ & ^„& `„˜þ‡h ˆH . Æ ö ^„ö `„Lÿ‡h ˆH . „˜þ Æ Æ ^„Æ `„˜þ‡h ˆH • • • • • h h h h h „V ‚ € . € „˜þ Æ – ^„– `„˜þ‡h ˆH . ‚ „f „Lÿ Æ f ^„f `„Lÿ‡h „6 „˜þ Æ 6 ^„6 `„˜þ‡h „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „Ö „Lÿ Æ Ö ^„Ö `„Lÿ‡h Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ . . ‚ € „ € ˆH ˆH „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h ˆH . „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h ˆH . „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h ˆH . „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h ˆH . „Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o( v𠄘þ Æ p ^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h ˆH „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ . € „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ . € „ € € ‚ h h o „p ‚ „@ „˜þ Æ ^„ `„˜þ € . ‚ „° „˜þ Æ ^„€ `„˜þ „€ „˜þ Æ € P ^„P `„Lÿ . „Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þ‡h „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . • „ ° . ÿ Æ ˆH ˆH ˆH h „à „Lÿ Æ ^„° `„˜þ ‚ h . • . ’ . • à . ^„à `„Lÿ € . „P h h h „L „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ’ h „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h ˆH . • h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h ˆH . • h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h ˆH . ’ h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h ˆH . „ e „˜þ Æ e ^„e `„˜þOJ PJ € „5 „˜þ Æ 5 ^„5 `„˜þOJ QJ ˆH o € „ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( h ˆH §ð € „Õ „˜þ Æ Õ ^„Õ `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH ·ð € „¥ „˜þ Æ ¥ ^„¥ `„˜þOJ QJ ^J o( ˆH o € „u „˜þ u ^„u `„˜þOJ QJ ˆH §ð € „E Æ E ^„E `„˜þOJ QJ ˆH ·ð € „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ ^J ˆH o € „å „˜þ Æ å ^„å `„˜þOJ QJ ˆH §ð @ h „Ð „˜þ^„Ð `„˜þ . @ h „Ð „˜þ^„Ð þ QJ ^J o( ^J o( ‡h ‡ ‡h o( ‡h o( ‡h o( ‡h o( ‡h . „h „˜þ Æ h ^„h `„˜þo( „î „zþ Æ î ^„î `„zþo( ( ) € „ „p „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þ‡h „ „˜þ Æ „Lÿ Æ p ^„ `„˜þ‡h ^„p `„Lÿ‡h @ ˆH . € ˆH ˆH . . ‚ € Æ „˜þ „ `„˜ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . „ „˜þ Æ ^„ `„˜þo( ‡h „$ „˜þ Æ $ ^„$ `„˜þo( „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þo( ‡h ˆH ( ) ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ „ 8 ˆH ) ) „ „˜þ Æ ^„ `„˜þo( . † „” „˜þ Æ ” ^„” `„˜þ5 6 o( ‡h ˆH . € „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h ˆH . € „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h ˆH . h „Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( ‡h ˆH . „ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ PJ QJ ^J o( ·ð ‚ „æ „Lÿ Æ æ ^„æ `„Lÿ . € „¶ „˜þ Æ ¶ ^„¶ `„˜þ . € „† „˜þ Æ † ^„† `„˜þ . ‚ „V „Lÿ Æ V ^„V `„Lÿ . € „& „˜þ Æ & ^„& `„˜þ . € „ö „˜ þ Æ ö ^„ö `„˜þ . ‚ „Æ „Lÿ Æ Æ ^„Æ `„ Lÿ . „Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . € „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h ˆH . € „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „à „° „€ „P „Ð „ „p „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þ‡h „ ˆH „Lÿ Æ „˜þ Æ „˜þ Æ „Lÿ Æ „˜þ Æ „˜þ Æ „Lÿ Æ . ^„à ^„° ^„€ ^„P ^„Ð ^„ p ^„p à ° € P Ð ‚ `„Lÿ‡h ˆH `„˜þ‡h ˆH `„˜þ‡h ˆH `„Lÿ‡h ˆH `„˜þo( ‡h ˆH `„˜þ‡h ˆH `„Lÿ‡h ˆH @ ˆH . • h . . . . € € ‚ h . . . • ’ • h h h „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „à „° „€ „P „ ˆH „Lÿ Æ „˜þ Æ „˜þ Æ „Lÿ Æ „˜þ Æ „x „H „ „˜þ Æ „Lÿ Æ „˜þ Æ à ° € P x H . ^„à ^„° ^„€ ^„P ^„ ’ `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h `„˜þo( ‡h h ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . ˆH ^„x `„˜þ‡h ˆH ^„H `„Lÿ‡h ˆH ^„ `„˜þo( ‡h ˆH „è „˜þ Æ è ^„è `„˜þ‡h „¸ „Lÿ Æ ¸ ^„¸ `„Lÿ‡h „ˆ „˜þ Æ ˆ ^„ˆ `„˜þ‡h „X „˜þ Æ X ^„X `„˜þ‡h „(# „Lÿ Æ (# ^„(#`„Lÿ‡h Ð „˜þ^„Ð `„˜þ . J QJ ^J o( ‡h ˆH o „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þOJ QJ o( o • „ ˆH ˆH ˆH ˆH ˆH • • ’ ( ) . . ( ) h Ø Ø Ø • ’ • • ’ @ „® h h • ’ . . . . . • h h h Ø Ø Ø Ø Ø Ø „˜þ Æ ® h „ ^„® `„˜þO „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( §ð • „à „˜þ Æ à ^„à `„˜þOJ „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þOJ „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þOJ „P „˜þ Æ P ^„P `„˜þOJ „ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ „ð- „˜þ Æ ð- ^„ð-`„˜þOJ „˜þ Æ $ ^„$ `„˜þo( ( ) o( . ’ ¼ „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . • „ h o( o( o( o( o( o( QJ QJ QJ QJ QJ QJ ·ð o §ð ·ð o §ð • • • • • h h h h h ¼ „ ˆH . ¼ • „$ „˜þ Æ ^„ ¼ `„˜þ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „à „° „€ „P „ „p „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þ‡h „ ˆH „Lÿ Æ „˜þ Æ „˜þ Æ „Lÿ Æ „˜þ Æ „Lÿ Æ . ’ à ^„à `„Lÿ‡h ° ^„° `„˜þ‡h € ^„€ `„˜þ‡h P ^„P `„Lÿ‡h „Ð „˜þ Æ Ð p ^„ `„˜þ‡h ^„p `„Lÿ‡h @ ˆH . € ¼ ˆH . ˆH . ˆH . ˆH . ^„Ð `„˜þ5 6 ˆH ˆH . . • • ’ o( ‡h ‚ € ¼ ¼ ¼ Æ ˆH ( ) € „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h ˆH „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h ˆH „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h ˆH „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h ˆH V „˜þ Æ V ^„V `„˜þo( . ^„5 `„‰þo( ( ) OJ PJ QJ ^J o( ‡h ˆH „Æ „˜þ Æ Æ ^„Æ `„˜þ‡h „– . . . . h € ˆH € € ‚ „ª . „ „5 „‰þ Æ 5 „˜þ Æ ª ^„ª `„˜þ € „˜þ Æ – ^„– `„˜þ‡h ˆH . ‚ „f „Lÿ Æ f ^„f `„Lÿ‡h „6 „˜þ Æ 6 ^„6 `„˜þ‡h „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „Ö „Lÿ Æ Ö ^„Ö `„Lÿ‡h p „˜þ Æ p ^„p `„˜þOJ QJ ^J „ „˜þ Æ ^„ `„˜þo( „˜þ Æ $ ^„$ `„˜þo( „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ . € ˆH ˆH ˆH ˆH o( ‡h . . . . . . € € ‚ h ˆH „ o „$ € „ „@ „˜þ Æ ^„ `„˜þ € . ‚ „€ „˜þ Æ ÿ Æ P ^„P `„Lÿ >* CJ OJ QJ o( „õ „Æ „– € . . „° „˜þ Æ ^„€ `„˜þ @ ° . „à „Lÿ Æ ^„° `„˜þ ‚ „V „˜þ Æ V „& „˜þ Æ & ^„& `„˜þo( „Mþ Æ õ ^„õ `„Mþo( ( ) „˜þ Æ Æ ^„Æ `„˜þ‡h ˆH à . ^„à `„Lÿ € „8 ^„V `„˜þo( ) . € . „P „L „åþ^„8 `„åþ5 6 . „˜þ Æ – ^„– `„˜þ‡h ˆH . ‚ „f „Lÿ Æ f ^„f `„Lÿ‡h „6 „˜þ Æ 6 ^„6 `„˜þ‡h „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „Ö „Lÿ Æ Ö ^„Ö `„Lÿ‡h Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ . . ‚ € „ € ˆH ˆH „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h „À „˜þ Æ À ^„À `„˜þ‡h • „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ PJ QJ „ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH ·ð ˆH ˆH ˆH ˆH ˆH ^J . . . . . € € ‚ . h h h „™ „ „/þ Æ ™ ^„™ `„/þo( ( ) „ „˜þ Æ „Ð „Lÿ Æ Ð „ „˜þ Æ „p „˜þ Æ p „@ „Lÿ Æ @ U „åþ^„U `„åþ5 6 „ „p „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þ‡h „ „˜þ Æ „Lÿ Æ p • ^„ ^„Ð ^„ ^„p ^„@ >* h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h CJ OJ ^„ `„˜þ‡h ^„p `„Lÿ‡h @ ˆH . € ˆH ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . . QJ o( „Ð „˜þ Æ ’ • • ’ @ ˆH ˆH ) Ð . . ^„Ð `„˜þo( ‚ € h h h h „ ( ) € „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „à „° „€ „P „ „ „Ø „¨ ˆH „Lÿ Æ „˜þ Æ „˜þ Æ „Lÿ Æ „@ü Æ „˜þ Æ „Lÿ . ^„à ^„° ^„€ ^„P ^„ ^„ Æ Ø à ° € P ‚ `„Lÿ‡h ˆH . `„˜þ‡h ˆH . `„˜þ‡h ˆH . `„Lÿ‡h ˆH . `„@üo( ‡h ˆH `„˜þ‡h ˆH . ^„Ø `„Lÿ‡h ˆH € € ‚ . € ‚ . € „˜þ Æ ¨ ^„¨ `„˜þ‡h ˆH . € „x „˜þ Æ x ^„x `„˜þ‡h „H „Lÿ Æ H ^„H `„Lÿ‡h „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „è „˜þ Æ è ^„è `„˜þ‡h „¸ „Lÿ Æ ¸ ^„¸ `„Lÿ‡h Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . . ‚ € € ‚ . . ‚ € „ € ˆH ˆH „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH „à „Lÿ Æ „° „˜þ Æ „€ „˜þ Æ „P „Lÿ Æ h „˜þ^„h `„˜þ5 . à ^„à ° ^„° € ^„€ P ^„P 6 >* „. ‚ `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h CJ OJ ˆH ˆH ˆH ˆH QJ . . . . o( „˜þ Æ . ^„. `„˜þ5 6 o( ‡h ˆH ( ) • „Ž „˜þ Æ Ž ^„Ž `„˜þ‡h ˆH „^ „Lÿ Æ ^ ^„^ `„Lÿ‡h ˆH „. „˜þ Æ . ^„. `„˜þ‡h ˆH . • Ø „þ „˜þ Æ þ ^„þ `„˜þ‡h ˆH . ’ Ø „Î „Lÿ Æ Î ^„Î `„Lÿ‡h ˆH „ž „˜þ Æ ž ^„ž `„˜þ‡h ˆH „n „˜þ Æ n ^„n `„˜þ‡h ˆH „> „Lÿ Æ > ^„> `„Lÿ‡h ˆH Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . ^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h ˆH o Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ . € „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ . € „ € € ‚ @ h . „ Ø Ø . . ’ • Ø Ø . . . . • • ’ Ø Ø Ø h „p ‚ „@ „˜þ Æ „p „ p „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ € ÿ Æ ˜þo( . ‚ „° „˜þ Æ ^„€ `„˜þ P „ „p „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þ‡h „ „€ „˜þ Æ € ^„P `„Lÿ . . € „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h @ ˆH . € ° . „à „Lÿ Æ ^„° `„˜þ ‚ à . „Ð ˆH ˆH . . ‚ € ^„à `„Lÿ € „˜þ Æ . Ð „P „L ^„Ð `„ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . ^„ `„˜þo( ) `„˜þo( . „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þo( ( ) € „ ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ „ „$ „@ „˜þ Æ „ $ „˜þ Æ ^„$ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h ˆH . € „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h ˆH . € „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h ˆH . „åþ Æ h ^„ `„åþ5 6 >* CJ OJ QJ o( . „h „˜þ Æ h ^„h `„˜þo( „Ž „^ü Æ Ž ^„Ž `„^üo( ) „p „˜þ Æ p ^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h ˆH o „ô „Lÿ Æ ô ^„ô `„Lÿ . € „Ä „ . h ‚ „˜þ Æ Ä ^„Ä `„˜þ ‚ þ Æ Lÿ . „˜þ Æ „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þOJ „ . € „4 ^„ ® „” „˜þ Æ „d „Lÿ Æ d ^„d `„Lÿ „˜þ Æ 4 ^„4 `„˜þ . € `„˜þ . ‚ @ h . ^„® `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h ˆH o @ QJ o( o • h ” . „Ô ^„” `„˜þ € „Lÿ Æ h • . Ô „ „˜ ^„Ô `„ „® h „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( §ð • h „à „˜þ Æ à ^„à `„˜þOJ QJ o( „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þOJ QJ o( „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þOJ QJ o( „P „˜þ Æ P ^„P `„˜þOJ QJ o( „ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( „ð- „˜þ Æ ð- ^„ð-`„˜þOJ QJ o( „˜þ^„Ð `„˜þ . h „Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o( „˜þ Æ p ^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h „p „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þOJ „ „˜þ Æ p ^„p `„˜þOJ QJ o( @ QJ o( ·ð h ·ð o §ð ·ð o §ð • • • • • @ h h h h h h vð h ˆH §ð „Ð o • • „p h h „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ „à „° „€ „P „Ð „ „p „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þ‡h „ QJ „˜þ „˜þ „˜þ „˜þ „˜þ „˜þ „Lÿ o( Æ Æ Æ Æ Æ Æ Æ o à ° € P Ð p ^„à ^„° ^„€ ^„P ^„Ð ^„ ^„p • `„˜þOJ `„˜þOJ `„˜þOJ `„˜þOJ `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h @ ˆH . € h o( o( o( o( QJ QJ QJ QJ ˆH ˆH ˆH §ð ·ð o §ð . . . • h h h • € € „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „à „° „€ „P ˆH „Lÿ Æ „˜þ Æ „˜þ Æ „Lÿ Æ à ° € P . ^„à ^„° ^„€ ^„P ‚ `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ „ „\þ Æ ^„ `„\þo( ( ) € „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH . . ‚ € „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( ( ^„ `„˜þo( . `„˜þo( . € „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ ) „$ „ „˜þ Æ „ „˜þ Æ $ ^„$ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „à „° „€ „P „Ð „ „p „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þ‡h „ ˆH „Lÿ Æ „˜þ Æ „˜þ Æ „Lÿ Æ „˜þ Æ „˜þ Æ „Lÿ Æ . ^„à ^„° ^„€ ^„P ^„Ð ^„ p ^„p ‚ `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h . • à ° € P Ð ˆH ˆH ˆH ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . . . . @ ˆH h € € ‚ • ’ • h h h h „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ’ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( ( ) ^„ `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH „˜þ Æ $ ^„$ `„˜þo( „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ h ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . • • ’ „ h ·ð ) € h h h „ „˜þ Æ „$ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h ˆH . „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h ˆH . „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h ˆH . „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h ˆH . „Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o( v𠄘þ Æ p ^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h ˆH „ô „Lÿ Æ ô ^„ô `„Lÿ . € „Ä € € ‚ h h o ‚ „p „˜þ Æ Ä ^„Ä `„˜þ ‚ þ Æ Lÿ € „ „p „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þ‡h „ . € „4 ^„ „˜þ Æ `„˜þ 4 . „d „Lÿ Æ ^„4 `„˜þ ‚ d . . „Ð „˜þ Æ „Lÿ Æ p ^„ `„˜þ‡h ^„p `„Lÿ‡h @ ˆH . € ˆH ˆH „” „˜þ Æ ^„d `„Lÿ € „˜þ Æ . . ” . Ð ‚ € ^„” `„˜þ € „Ô „Lÿ Æ ^„Ð `„˜þo( . Ô „ „˜ ^„Ô `„ . „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( ) ^„ `„˜þo( . `„˜þo( . € „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ „ „$ „˜þ Æ „ $ „˜þ Æ ^„$ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH „à „Lÿ Æ „° „˜þ Æ „€ „˜þ Æ „P „Lÿ Æ 8 „˜þ^„8 `„˜þ5 „ª „Æ „– à ° € P 6 . ^„à ^„° ^„€ ^„P >* ‚ `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h CJ OJ ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ @ h QJ o( . „V „˜þ Æ V ^„V `„˜þo( „5 „‰þ Æ 5 ^„5 `„‰þo( ( ) „˜þ Æ ª ^„ª `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH ·ð „˜þ Æ Æ ^„Æ `„˜þ‡h ˆH . € „ . h € „˜þ Æ – ^„– `„˜þ‡h ˆH . ‚ „f „Lÿ Æ f ^„f `„Lÿ‡h „6 „˜þ Æ 6 ^„6 `„˜þ‡h „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „Ö „Lÿ Æ Ö ^„Ö `„Lÿ‡h Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . ^„ `„˜þo( ( ) `„˜þo( ( ) „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH Øð ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . h € € ‚ „$ „@ „ „ „˜þ Æ „˜þ Æ $ ^„$ „ „˜þ Æ ^„ `„˜þo( . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . ^„ `„˜þo( ( ) `„˜þo( ( ) „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þOJ PJ QJ ^J o( ‡h ˆH ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . h € € ‚ „$ „@ „ „ „˜þ Æ „˜þ Æ $ ^„$ „ „˜þ Æ ^„ `„˜þo( . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à „° „˜þ Æ ° ^„° „€ „˜þ Æ € ^„€ „P „Lÿ Æ P ^„P „~ „˜þ Æ ~ `„˜þOJ QJ o( `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h „- „˜þ Æ - ^„„î „˜þ Æ î ^„î „¾ „˜þ Æ ¾ ^„¾ „Ž „˜þ Æ Ž ^„Ž „^ „˜þ Æ ^ ^„^ „. „˜þ Æ . ^„. „þ „˜þ Æ þ ^„þ`„˜þOJ QJ o( §ð ( ) `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h ^„~ vð ˆH `„˜þOJ `„˜þOJ `„˜þOJ `„˜þOJ `„˜þOJ `„˜þOJ ˆH ˆH ˆH ˆH . € € ‚ h h o QJ QJ QJ QJ QJ QJ „p • o( o( o( o( o( o( §ð ·ð o §ð ·ð o „ $ • • • • • • p ^„p h h h h h h „˜þ Æ ^„$ „@ € „˜þ Æ h „Ð „$ „˜þ Æ `„˜þo( „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þo( . „ . . . . „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( ^„ `„˜þo( . „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „à „° „€ „P „Ð „˜þ Æ „Ø „¨ ˆH . ‚ „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h ˆH „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h ˆH „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h ˆH „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h ˆH „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o( p ^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h „˜þ Æ Ø ^„Ø `„˜þOJ QJ . . . . vð € € ‚ h h ˆH o( o §ð „p • • h h „˜þ Æ ¨ ^„¨ `„˜þOJ QJ o( ·ð • „x „˜þ Æ x ^„x `„˜þOJ „H „˜þ Æ H ^„H `„˜þOJ „ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ „è „˜þ Æ è ^„è `„˜þOJ „¸ „˜þ Æ ¸ ^„¸ `„˜þOJ „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . ^„ `„˜þo( ( ) ‚ „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ h o( o( o( o( o( QJ QJ QJ QJ QJ o §ð ·ð o §ð • • • • h h h h „Ð „ ˆH . € „˜þ Æ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o( „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ . p ^„p `„Lÿ . € „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ . € ˆH ˆH ˆH ˆH ‡h . . . . ˆH € € ‚ h §ð ‚ „ € „p „@ „ „Lÿ Æ „˜þ Æ ^„ `„˜þ € . ‚ „€ „˜þ Æ ÿ Æ P ^„P `„Lÿ >* CJ OJ QJ o( € . . „° „˜þ Æ ^„€ `„˜þ @ „Ð „p „Lÿ Æ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ . p „ „˜þ Æ ^„p `„Lÿ ° . „à „Lÿ Æ ^„° `„˜þ ‚ h „˜þ Æ Ð ^„ `„˜þ . à . ^„à `„Lÿ € „Ð ^„Ð `„˜þo( . „P „L „˜þ^„Ð `„˜þ5 6 . „@ „ . „˜þ Æ ^„ `„˜þ . „° „˜þ Æ ^„€ `„˜þ ° . „€ „˜þ Æ € P ^„P `„Lÿ . „Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o( „˜þ Æ p ^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h „à „Lÿ Æ ^„° `„˜þ à . ^„à `„Lÿ . „P „L ÿ Æ „p „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þOJ „ „˜þ Æ p ^„p `„˜þOJ @ QJ o( ·ð € QJ o( vð h ˆH §ð o € € „p „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ „à „° „€ „P „˜þ Æ „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þOJ „ QJ „˜þ „˜þ „˜þ „˜þ ® o( o € Æ à ^„à `„˜þOJ QJ o( Æ ° ^„° `„˜þOJ QJ o( Æ € ^„€ `„˜þOJ QJ o( Æ P ^„P `„˜þOJ QJ o( ^„® `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h @ QJ o( o • h §ð ·ð o §ð € € € h ˆH o • „® h „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( §ð • „à „˜þ Æ à ^„à `„˜þOJ QJ „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þOJ QJ „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þOJ QJ „P „˜þ Æ P ^„P `„˜þOJ QJ „ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ „ð- „˜þ Æ ð- ^„ð-`„˜þOJ QJ „Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( ‡h „ „˜þ Æ ^„ `„˜þo( . p ^„p `„Lÿ . € „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ . € h o( o( o( o( o( o( ˆH ·ð o §ð ·ð o §ð • • • • • h h h h h h . ‚ „p „@ „ „Lÿ Æ „˜þ Æ ^„ `„˜þ € . ‚ „€ „˜þ Æ € ÿ Æ P ^„P `„Lÿ . ˜þOJ QJ o( ‡h ˆH `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h „˜þ Æ Ø ^„Ø `„˜þOJ QJ o( ‡h „° „˜þ Æ ^„€ `„˜þ ·ð ° . • ˆH o ˆH §ð „à „Lÿ Æ ^„° `„˜þ ‚ h h • • à . ^„à `„Lÿ € . h „P „L „˜þ Æ 8 ^„8 `„ „ „˜þ Æ ^„ „Ø h „¨ „8 „˜þ Æ ¨ ^„¨ `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH ·ð • h ^„x `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h ˆH o • Æ H ^„H `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH §ð • „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH ·ð „è „˜þ Æ è ^„è `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h ˆH „¸ „˜þ Æ ¸ ^„¸ `„˜þOJ QJ o( ‡h h „À „˜þ Æ À ^„À `„˜þ‡h ˆH . • „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ PJ QJ ^J . „ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH ·ð h „x h „˜þ Æ „H h • o ˆH x „˜þ „ h • h §ð h h „0 „ „˜þ Æ 0 ^„0 `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH ·ð • „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH „Ð „Lÿ Æ Ð ^„Ð `„Lÿ‡h ˆH „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH „p „˜þ Æ p ^„p `„˜þ‡h ˆH „@ „Lÿ Æ @ ^„@ `„Lÿ‡h ˆH Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( ( ) ^„ `„˜þOJ PJ QJ ^J o( „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h ˆH „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ h . . . . . ’ • • ’ h h h h „ „ ‚ . € „˜þ Æ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . ^„ `„˜þ . ‚ € „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ . € ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ „ € „p „ „Lÿ Æ p „ „˜þ Æ ^„p `„Lÿ . „˜þ Æ ^„ `„˜þ € . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ ^„° `„˜þ . € „€ „˜þ Æ € ‚ ÿ Æ P ^„P `„Lÿ . h „Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( ‡h ˆH . h „p „˜þ Æ p ^„p `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h ˆH o „$ „˜þ Æ $ ^„$ `„˜þo( . € „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ . € „ „° „˜þ Æ ^„€ `„˜þ ° . . „P „L „˜þ Æ ^„ `„˜þ € . ‚ „€ „˜þ Æ € ÿ Æ P ^„P `„Lÿ . ˜þOJ QJ o( ‡h ˆH „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h „° „˜þ Æ ^„€ `„˜þ ·ð ˆH • o ° . „à „Lÿ Æ ^„° `„˜þ ‚ h h • à . „p h ^„à `„Lÿ € „˜þ Æ „@ . p „ „P „L ^„p `„ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH §ð • h ^„à `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH ·ð • h ° ^„° `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h ˆH o • „˜þ Æ € ^„€ `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH §ð • „P „˜þ Æ P ^„P `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH ·ð „ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h ˆH o • h ð- ^„ð-`„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH §ð „$ „˜þ Æ $ ^„$ `„˜þOJ QJ o( vð h `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h ˆH o • h „Ä „à h • „˜þ Æ à „° „˜þ Æ „€ h h „ð- „˜þ Æ h „p „˜þ Æ p ^„p „˜þ Æ Ä ^„Ä `„˜þOJ QJ o( §ð • h „” „˜þ Æ ” ^„” `„˜þOJ QJ o( ·ð • h „d „˜þ Æ d ^„d `„˜þOJ QJ o( o • h „4 „˜þ Æ 4 ^„4 `„˜þOJ QJ o( §ð • h „ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( ·ð • h „Ô „˜þ Æ Ô ^„Ô `„˜þOJ QJ o( o • h „¤ „˜þ Æ ¤ ^„¤`„˜þOJ QJ o( §ð „¬ „˜þ Æ ¬ ^„¬ `„˜þOJ PJ QJ ^J o( € „| „˜þ Æ | ^„| `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h ˆH o € „L „˜þ Æ L ^„L `„˜þOJ QJ o( ‡ h ˆH §ð € „ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH ·ð € „ì „˜þ Æ ì ^„ì `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h ˆH o € „¼ „˜þ Æ ¼ ^„¼ `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH §ð € „Œ „˜þ Æ Œ ^„Œ `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH ·ð € „\ „˜þ Æ \ ^„\ `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h ˆH o € „, „˜þ Æ , ^„, `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH §ð „9 „/þ Æ 9 ^„9 `„/þo( ( ) € „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h ˆH . € „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „à „° „€ „P ˆH „Lÿ Æ „˜þ Æ „˜þ Æ „Lÿ Æ à ° € P . ^„à ^„° ^„€ ^„P ‚ `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . U € € ‚ > Ú2 ? Tx  k^; UP¹ VÄt Tžv ^ÇG 86" B v íz° ªW! ß2‰ ØrX} ÿDhß §h Ì'•8 v\tV j4 Š Íj WZ 9l Æ ´ F €Xc ˆP D 6 }L Æ ´ W'¹ W'¹ B? 7+œq ÐWc “•é{ t Î û ‹~/K ìO*K ìO*K ÊZ'p (Xc »S² ´|ïB Eh•& Ý"e] Âl °v# ã0$ Eh•& Ý"e] ØXc LYc N Ý"e] ÀYc ¨} ÚRõC º.•| É]™2 %4'= U ‚& ÍI#w ¢` B" •es ó~ ¸|ì` K ä û() ØC_" ½ n"Ú eäB ð}¢( G¾ ‡ ý% bFg2 ¨ × /W Ò??j Fh²U ?œ Œ 6] Ï ™Y +.ý ¶VÙj g ¢[ †{2S $*x óc5• Lv> Ÿ'+ U7 `,ïb ÷KØ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÜWc @ h „Ð „˜þ^„Ð `„˜þ . ÿÿÿÿÿÿÿÿ4Xc @ h „Ð „˜þ^„Ð `„˜þ . ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿŒXc @ h „Ð „˜þ^„Ð `„˜þ . ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ äXc @ „d „åþ^„d `„åþ5 6 >* CJ OJ QJ o( ) ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿXYc @ h „8 „˜þ^„8 `„˜þ5 6 >* CJ OJ QJ o( . ÿÿÿÿÌYc @ h „G „˜þ^„G `„˜þ5 6 >* CJ OJ QJ o( . ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿO ÿÿO X+²áª|– x E$ ò³4– <ú¢ê DO`¡ j jÞ Šß˜Õ :gNÕd_î|ëN|†`ðZü XXÂhF— ˜Þ ß ü™d^ XXÂh î•|ë î•|ë ÔÝ\6^Ç® lîˆn /ˆl´)Ä‚F z P ÈîÀ Q 0$<. ΞëÔe\« ü•®ý ü™d^ Ô<ø9 v•• X+²á lîˆn XXÂh XXÂh¶>dÈp V*à$ ĪŽ~ h›Ò# y~⸠x> ^ „ ªµâ ¸ÜIN N F ÒB˜fü Úªy /ˆl´)Ä‚ ü™d^„ -ÜÔÝ\6„ħŽéš% ü™d^„ -ÜÔÝ\6F zŽéš% VŠ"òá^è(ŒÔâøÛ z œ(‡´•â• œXìû ü•®ý Z]¬šbq„5 VDù ~›<ø jãL³ Ç¢’ å 8 b R s ®'ƒ åcœ Û•½ ŽlÒ ò(ô ¡I ¹I ÅI òJ óJ &K L L vL tM uM ŠM 5N 6N LN O O ó¯ ° ° ° ° !° (° )° 2° e° ¸° ¹° ° å° 3± 4± B± …± ˱ ̱ ر û± ² ² *• >• Q• b• c• r• w• ž• Ÿ• ±• • Ò• Ó• à• ð• Ž Ž Ž "Ž 2Ž 3Ž FŽ YŽ tŽ uŽ ¸» л Ô» Û» Ü» ²¼ ³¼ ´¼ µ¼ ~ ‚ • œ § ¨ ë i ÆI J ñ ò ô Ü m Ý n à r á ˆ â ‰ ã Š ä ‹ Œ • Ž ± ´ µ ¶ · ¸ ¹ < = > ž ž ž @ A B ê% ž ž ž ž ž ž – ž ž ž ž – – – ž ¾ @ ÿÿ G • R o m a n " " ¶ ÿ@ U n k n o w n ÿÿ ‡z € 5 • ‡z € ‡z a € ‡ ‡z ; • B o l ¢ ” " 0 ˆ • ÿ ÿ Ÿ € ÿ ðÐ h Y ð ž ž ž N e w ž – ž " ¾ é% ÿÿ ÿ " ¾ ÿÿ ÿÿ ÿÿ ÿÿ T i m N e w € S y m 3&• A r i T a h A r i C o l 5&• m a A&• l N a r ?5• u r i € W i n Q&• A r i d e s b o l a o a r o w e r g d i n g s a l C o n d e n s e d ÎÙ؆ñÙ؆ ?v ¢ ” • ?v À À x ´ ‚‚24 ® ® 2ƒQ ð •ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ò(ô 2 G A N P R O F E S I O N A L I S M E G U R U X P X P HP U ÿÿ )ðÿ H ? ä ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ ! P E N G E M B A N O ! " # $ % & ' ( ) * + , . / 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 : ; < = > ? @ A B C D E F G H I J K L M N þÿ Ü < à…ŸòùOh «‘ è ô +'³Ù0 € • ˜ Ä Ð H T ` h PROFESIONALISME GURU XP Word @ È 'Ê @ Ö ƒ%'Ê p 2 @ x XP ä $ Microsoft Office DcŸ ?v ¢ PENGEMBANGAN Normal þÿ ÕÍÕœ. “— +,ù®0 h œ ¼ p ¤ | ¬ „ ´ Œ ” ê ä " UPI • ” ® PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU æ Title ! . @ R " / A S e d w ‰ ˜ ª ¼ T f x Š ™ « ½ Ï Î á ó # 0 B U g y ‹ š ¬ ¾ Ð â ô $ 1 C V h z Œ › ¿ Ñ ã õ % 2 D E W i { • œ ® À Ò ä ö & 3 F X j | Ž * 7 I [ m • ‘ ± à \ n ’ ² Ä ³ Å × é û ü ] o Æ Ø ê , 9 K • “ ¢ ´ ¡ Ö è ú + 8 J € Ÿ Õ ç ù H Z • °  ) 6 l ~ ž Ô æ ø G Y • ¯ Á ( 5 k } • Ó å ÷ ' 4 ^ p ‚ ” £ µ Ç Ù ë ý : L _ q ƒ • ¤ ¶ È Ú ì þ ; M ` r „ – ¥ · É Û í ÿ < N s … > P b t † ? Q c u ‡ v ˆ — ¦ ¸ Ê Ü î = O a § ¹ Ë Ý ï ¨ º Ì Þ ð © » Í ß ñ à ò ! . @ R " / A S e d w ‰ ˜ ª ¼ T f x Š ™ « ½ Ï Î á ó # 0 B U g y ‹ š ¬ ¾ Ð â ô $ 1 C V h z Œ › ¿ Ñ ã õ % 2 D E W i { • œ ® À Ò ä ö & 3 F X j | Ž * 7 I [ m • ‘ ± à \ n ’ ² Ä ³ Å × é û ü ] o Æ Ø ê , 9 K • “ ¢ ´ ¡ Ö è ú + 8 J € Ÿ Õ ç ù H Z • °  ) 6 l ~ ž Ô æ ø G Y • ¯ Á ( 5 k } • Ó å ÷ ' 4 ^ p ‚ ” £ µ Ç Ù ë ý : L _ q ƒ • ¤ ¶ È Ú ì þ ; M ` r „ – ¥ · É Û í ÿ < N s … > P b t † ? Q c u ‡ v ˆ — ¦ ¸ Ê Ü î = O a § ¹ Ë Ý ï ¨ º Ì Þ ð © » Í ß ñ à ò ! . @ " / A # 0 B $ 1 C % 2 D & 3 ' 4 ( 5 ) 6 * 7 + 8 J , 9 K : L ; < = > ? E F G H I M N O P Q R S T U V W X Y Z [ \ ] ^ _ ` a b c d e f g h þÿÿÿj k l m n o p q þÿÿÿs t u v w x y z { | } ~ • € • ‚ ƒ „ … † ‡ ˆ ‰ Š ‹ Œ • Ž • • ‘ ’ “ ” • – — ˜ ™ š › œ • ž Ÿ ¡ ¢ £ ¤ ¥ ¦ § ¨ © ª « ¬ ® ¯ ° ± ² ³ ´ µ ¶ · ¸ ¹ º » ¼ ½ ¾ ¿ À Á Â Ã Ä Å Æ Ç È É Ê Ë Ì Í Î Ï Ð Ñ Ò Ó Ô Õ Ö × Ø Ù Ú Û Ü Ý Þ ß à á â ã ä å æ ç è é ê ë ì í î ï ð ñ ò ó ô õ ö ÷ ø ù ú û ü ý þ ÿ ! . @ R " / A S e d w ‰ ˜ ª ¼ # 0 B T f x Š ™ « U g y ‹ š ¬ ¾ Ð % 2 D V h z Œ › ¿ Ñ & 3 E W i { • œ ® ' 4 F X j | Ž G Y k } • • ¯ Á ( 5 H Z l ~ • ž °  ) 6 * 7 I [ m • ‘ ± à \ n € ’ Ÿ ¡ ² Ä ³ Å + 8 J , 9 K ] o • “ ¢ ´ : L ^ p ‚ ” £ µ ; M _ q ƒ • ¤ ¶ < N ` r „ – ¥ · = O a s … > P b t † ? Q c u ‡ v ˆ — ¦ ¸ § ¹ Ë ¨ º Ì © » Í À Æ Ç È É Ê Ò Ó Ô Õ Ö × Ø Ù Ú Û þÿÿÿÝ Þ ß à á â ã þÿÿÿå æ ç è é ê ë þÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿ ÿÿýÿÿÿýÿÿÿõ þÿÿÿþÿÿÿþÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿR o o t E n t r y ÿÿÿÿÿÿÿÿ À F • Ò£%'Ê ÷ € D a t a Î ½ Ï $ 1 C ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ e i ! 1 T a b l ÿÿÿÿ o c u m e n t a t i o n Ü t i o n 8 C o m p O b j ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ r •Ó W o r d D ÿÿÿÿ *Ð S u m m a r y I n f o r m ( ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ D o c u m e n t S u m m a r y I n f o r m a ÿÿÿÿÿÿÿÿ ä q ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ þÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ þÿ ÿÿÿÿ À F Microsoft Office Word Document MSWordDoc Word.Document.8 ô9²q Download 1. Business 2. Management PROF_ _PTK_09.doc INTRODUCTION TO MEDICAL PROFESSIONAL CUBED - Etika & Hukum Kesehatan Presentasi kuliah iii prospek & keprofesian2011 kode etik File ppt pgsd 5a pembelajaran berbasis komputer An introduction to data assimilation Episode 2 Eric Blayo CTL_2012.pptx Chapter 1 * The Demand for Audit and Other studylib © 2017 Report