Determinan tidak dilakukannya deteksi dini kanker payudara

advertisement
Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat di internet hanya di
http://kti-skripsi.com/
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kanker payudara merupakan tumor ganas ginekologi menurut Hidayati (2001)
yang disadur oleh Ariyanti (2004). Berdasarkan data World Health Organization
(WHO), jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar 7 juta. Survey terakhir
di dunia menunjukkan tiap 3 menit ditemukan penderita kanker payudara dan setiap
11 menit ditemukan seorang wanita meninggal akibat kanker payudara. Sementara di
Indonesia, rata-rata penderita kanker payudara adalah 10 dari 100 ribu wanita
(www.suaramerdeka.com,2005).
Sejak 1988 sampai 1992 keganasan tersering di Indonesia tidak banyak
berubah, kanker leher rahim dan kanker payudara tetap menduduki tempat teratas.
Selain jumlah kasus yang banyak, lebih dari 70% penderita kanker payudara
ditemukan pada stadium lanjut. Data dari Direktorat Jendral Pelayanan Medik
Departeman Kesehatan menunjukkan bahwa Case Fatality Rate (CFR) akibat kanker
payudara menurut golongan penyebab sakit menunjukkan peningkatan dari tahun
1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8 (www.nusaindah tripod.com,2003).
Etiologi kanker payudara belum dapat dijelaskan. Terdapat faktor genetik
karena kanker payudara cenderung terjadi pada keluarga (Llewellyn & Jones, 2002).
Beberapa hal yang bisa menjadi faktor resiko terjadinya kanker payudara yaitu umur,
status negara, status sosial ekonomi, status perkawinan, tempat tinggal, ras, berat
1
2
badan, umur menarche, umur menopause, umur pertama melahirkan, riwayat
keluarga dan oophorectomy ( Bustan, 1997).
Gejala permulaan kanker payudara sering tidak disadari atau dirasakan dengan
jelas oleh penderita sehingga banyak penderita yang berobat dalam keadaan stadium
lanjut. Hal inilah yang menyebabkan tingginya angka kematian kanker tersebut.
Padahal, kematian pada stadium dini akibat kanker masih dapat dicegah. Tjindarbumi
(1982) mengatakan bila penyakit kanker payudara ditemukan dalam stadium dini,
angka harapan hidupnya (life expectancy) tinggi, berkisar antara 85 - 98%, sedangkan
70-90% penderita datang ke rumah sakit setelah penyakit parah, yaitu setelah masuk
dalam stadium lanjut (www.nusaindah tripod.com,2003).
Payudara merupakan estetika kaum wanita dan daya tarik seksual yang utama.
Terdapatnya seluruh aktivitas di dalam payudara sehubungan dengan perkembangan
dalam kehidupan seorang wanita serta perubahan siklus yang biasa disebabkan oleh
periode menstruasi teratur membuat semua wanita sebaiknya bermawas diri terhadap
masalah yang mungkin timbul pada payudara mereka. Pemeriksaan dini yang rutin
dan teratur untuk mendeteksi secara dini tumor payudara merupakan kebiasaan yang
sangat baik. Seorang remaja putri dapat memeriksa payudara sendiri (SADARI) pada
saat mandi dengan meggunakan jari-jari tangan sehingga dapat menemukan benjolan
pada lekukan halus payudara (Gilbert,1996).
Terdapatnya sebuah benjolan yang sudah nampak dengan jelas pada payudara
akan sangat mengejutkan bagi banyak wanita, pada saat ini seorang wanita mungkin
telah kehilangan waktu yang berharga untuk memulai pengobatan sedini mungkin.
3
Jadi jalan yang paling bijaksana adalah dengan melakukan SADARI secara teratur
pada waktu tertentu. Kelainan yang terkecil sekalipun dapat ditemukan dan langkahlangkah aktif untuk pengobatan dapat dimulai sedini mungkin (Gilbert, 1996).
Program - program untuk mengajak wanita mempelajari dan mempraktekkan
pemeriksaan payudara sendiri telah dikembangkan di banyak negara. Di samping itu,
yang berwenang di bidang kesehatan telah menganjurkan wanita berusia di atas 35
tahun untuk memeriksakan payudara tahunan kepada dokter. Pemeriksaan ini harus
ditambah dengan pemeriksaan mamografi pada usia antara 40-45 tahun, kemudian
pemeriksaan setiap tahun mulai usia 50 tahun (Llewellyn & Jones, 2002).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara yang dilakukan oleh
peneliti terhadap 10 orang remaja putri kelas II pada bulan Maret 2006, terdapat 9
orang remaja putri tidak pernah melakukan SADARI dengan alasan tidak tahu dan
belum pernah mendapat informasi tentang SADARI, 1 orang remaja putri pernah
melakukan SADARI karena remaja putri tersebut pernah menjalani operasi tumor
payudara sehingga telah mengetahui cara dan tujuan melakukan SADARI. Meskipun
kurikulum pendidikan mengenai organ reproduksi sudah diberikan, tetapi untuk
masalah payudara tidak diberikan secara mendalam. Berdasarkan uraian latar
belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian
determinan tidak dilakukannya deteksi dini kanker payudara melalui SADARI oleh
remaja putri kelas II MAN 2 Metro.
4
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti membuat
rumusan masalah : “Apa yang menjadi determinan tidak dilakukannya deteksi dini
kanker payudara melalui SADARI oleh remaja putrid kelas II di MAN 2 Metro tahun
2006?”.
C.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran determinan
tidak dilakukannya deteksi dini kanker payudara melalui SADARI oleh remaja putri
kelas II di MAN 2 Metro.
2. Tujuan Khusus
Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk :
a. Memperoleh gambaran pengetahuan sebagai determinan tidak dilakukannya
deteksi dini kanker payudara melalui SADARI oleh remaja putri di MAN 2
Metro.
b. Memperoleh gambaran sikap sebagai determinan tidak dilakukannya deteksi dini
kanker payudara melalui SADARI oleh Remaja Putri di MAN 2 Metro.
c. Memperoleh gambaran fasilitas pelayanan kesehatan sebagai determinan tidak
dilakukannya deteksi dini kanker payudara melalui SADARI oleh remaja putri di
MAN 2 Metro
5
d. Memperoleh gambaran kepercayaan kesehatan sebagai determinan tidak
dilakukannya deteksi dini kanker payudara melalui SADARI oleh remaja putri di
MAN 2 Metro.
e. Memperoleh gambaran sosial budaya sebagai determinan tidak dilakukannya
deteksi dini kanker payudara melalui SADARI oleh remaja putri di MAN 2 Metro
D.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian sebagai berikut :
1.
Jenis Penelitian
:
deskriptif
2.
Objek Penelitian
:
determinan tidak dilakukannya deteksi dini kanker
payudara melalui SADARI dengan sub variabel
pengetahuan, sikap, fasilitas pelayanan kesehatan,
kepercayaan dan sosial budaya tentang SADARI.
3.
Subjek penelitian
:
remaja putri kelas II yang tidak melakukan SADARI
di MAN 2 Metro
4.
Lokasi penelitian
:
MAN 2 Metro
5.
Waktu Penelitian
:
tanggal 22 Mei 2006
E.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi petugas kesehatan dapat memberikan masukan guna memberikan
pendidikan kesehatan tentang SADARI dan meningkatkan minat masyarakat
6
khususnya remaja putri dalam melakukan deteksi dini kanker payudara melalui
SADARI.
2. Bagi remaja putri di MAN 2 Metro khususnya dan remaja putri pada umumnya
dapat menjadi bahan masukan dan tambahan pengetahuan tentang pentingnya
melakukan SADARI untuk mendeteksi secara dini tumor payudara dan untuk
mendapatkan informasi yang berhubungan dengan SADARI.
3. Bagi MAN 2 Metro dapat menjadi bahan masukan khususnya bagi kegiatan PMR
(Palang Merah Remaja) agar dapat membuat program kesehatan mengenai deteksi
dini kanker payudara melalui SADARI.
4. Bagi peneliti lain dapat menjadi masukan untuk melakukan penelitian lanjutan
mengenai determinan lain penyebab tidak dilakukannya deteksi dini kanker
payudara melalui SADARI.
Download