Kisah 3 Negara

advertisement
Kisah 3 Negara
2011
source : http://id.wikipedia.org/wiki/Kisah_Tiga_Negara
1|Page
Kisah 3 Negara
2011
Kisah Tiga Negara
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Seluruh kekuatan di dunia, bersatu untuk bercerai dan bercerai untuk bersatu kembali
Kisah Tiga Negara (Hanzi: 三國演義, hanyu pinyin: sānguó yǎnyì, Bahasa Inggris: Romance of the Three
Kingdoms) adalah sebuah roman berlatar-belakang sejarah dari zamanDinasti Han dan Tiga Negara. Di
kalangan Tionghoa di Indonesia, kisah ini dikenal dengan nama Samkok yang merupakan dialek Hokkian
dari sanguo atau tiga negara.
Sering orang salah kaprah akan perbedaan Kisah Tiga Negara atau Kisah Tiga Kerajaan mengingat
terjemahan bahasa Inggris dari roman ini adalah Romance of the Three Kingdoms, namun pada sebenarnya,
yang tepat adalah Kisah Tiga Negara mengingat pada klimaks roman ini, ketiga pemimpin yang bertikai; Cao
Cao (negeri Wei), Liu Bei (negeri Shu) dan Sun Quan (negeri Wu) masing-masing telah memaklumatkan diri
sebagai kaisar dan mengklaim legitimasi sebagai kekaisaran yang mewarisi Dinasti Han yang telah runtuh.
Roman ini ditulis oleh Luo Guanzhong (羅貫中), seorang sastrawan dinasti Ming yang mengambil referensi dari
literatur sejarah resmi mengenai Zaman Tiga Negara di Tiongkok dimulai dari penghujung Dinasti Han,
pecahnya Tiongkok ke dalam tiga negara dan kemudian dipersatukan kembali di bawah Dinasti Jin. Selain dari
sejarah resmi, Luo juga mengambil referensi dari cerita rakyat turun temurun yang dituturkan secara lisan di
masyarakat pada masa hidupnya.
Kisah Tiga Negara adalah salah satu karya sastra klasik yang paling populer di dalam sejarah Tiongkok. Luo
menuliskan roman ini dalam 120 bab yang mempunyai alur cerita bersambung dengan referensi Catatan
Sejarah Tiga Negara oleh Chen Shou dan sedikit imajinasinya sendiri. Ada sekitar lebih 400 tokoh sejarah
yang diceritakan di dalam Kisah Tiga Negara yang dilukiskan dengan karakter berbeda. Cao Cao, Liu
Bei dan Sun Quan sama sebagai karakter pemimpin namun berbeda dalam sifat dan pemikiran. Demikian pula
2|Page
Kisah 3 Negara
2011
penasehat Zhuge Liang, Xun You, Guo Jia dan Zhou Yu masing-masing berbeda pandangan dan wataknya.
Setiap karakter mempunyai watak dan sifatnya sendiri yang berbeda satu sama lain. Penggambaran
perbedaan watak karakter ini menjadikan roman ini diakui sebagai salah satu wakil dari puncak perkembangan
sastra Tiongkok dalam sejarah. Kisah Tiga Negara ditulis dalam bahasa klasik (文言文).
Tokoh-tokoh utama berdasarkan negara
Penghujung Dinasti Han

Dong Zhuo, perdana menteri tiran, kemudian dibunuh oleh Lu Bu

Yuan Shao, bangsawan dari utara, kemudian dikalahkan Cao Cao

Liu Biao, bangsawan dari Jingzhou, musuh bebuyutan keluarga Sun

Gongsun Zan, jenderal Han di perbatasan timur laut, kemudian dikalahkan Yuan
Shao

Lu Bu, jenderal bengis penuh sifat khianat, membunuh 2 ayah angkatnya

Ma Teng, penguasa Liangzhou, terbunuh karena dijebak oleh Cao Cao

Kaisar Xiandi, kaisar terakhir Dinasti Han, menjadi kaisar pada masa anak-anak

Diaochan, disuruh Wang Yun untuk membuat hubungan Dong Zhuo dan Lu Bu retak
Cao Wei

Cao Cao, raja perang, mempersatukan utara Tiongkok

Cao Pi , anak Cao Cao, kaisar pertama Wei

Sima Yi, penasehat militer, kakek Sima Yan kaisar pertama Jin

Guo Jia, penasehat militer, mati muda karena sakit

Xun Yu, penasehat militer, handal dalam masalah pemerintahan

Xiahou Dun, jenderal perang, kehilangan satu matanya karena dipanah

Xiahou Yuan,jenderal perang, dikenal karena kemampuan memanahnya

Zhang Liao, jenderal perang, mantan bawahan Lu Bu

Zhang He, jenderal perang, mantan bawahan Yuan Xhao

Dian Wei, pengawal pribadi Cao Cao, tewas demi melindungi kaburnya Cao Cao

Pang De, jenderal perang, mantan bawahan Ma Teng

Cao Ren, jenderal perang, sepupu Cao Cao

Cao Yi, cucu perempuan Cao Cao, anak dari Cao Pi, pemimpin terakhir dari
keturunan/marga Cao
3|Page
Kisah 3 Negara
2011
Dong Wu

Sun Jian, panglima perang, penguasa Changsha, dikenal dengan sebutan "Macan
dari Jiang Dong"

Sun Ce, anak sulung Sun Jian, peletak dasar negara Wu, suami Da Qiao

Sun Quan, adik Sun Ce, kaisar pertama negara Wu

Sun Shan Xiang, adik Sun Ce, menjalin hubungan cinta dengan Liu Bei

Lu Meng, penasehat militer, kemudian dibunuh Guan Yu

Zhou Yu, penasehat militer, suami Xiao Qiao, mati muda karena sakit

Zhuge Jin, penasehat militer, kakak Zhuge Liang

Lu Xun, jenderal perang, memenangi pertempuran Xiaoting/Yiling

Huang Gai, jenderal perang, pura-pura membelot ke Wei saat pertempuran tebing
merah

Gan Ning, jenderal perang, mantan bajak laut yang membunuh Ling Cao

Taishi Ci, jenderal perang, pernah memerangi Sun Ce

Da Qiao dan Xiao Qiao, istri Sun Ce dan Zhou Yu

Ling Tong, anak Ling Cao, menaruh dendam pada Gan Ning, tetapi akhirnya
mereka berdua bersatu berperang mendampingi Sun Quan

Ling Cao, jenderal perang,ayah dari Ling Tong,dan pernah dibunuh oleh Gan Ning
Shu Han

Liu Bei, bangsawan masih keturunan trah Han, ingin meneruskan Dinasti Han

Zhuge Liang, penasehat militer, dijuluki 'Naga Tidur'

Pang Tong, penasehat militer, dijuluki 'Phoenix Muda'

Jiang Wei, jenderal perang, membelot dari Wei

Guan Yu, dikenal juga sebagai Guan Gong, adik angkat Liu Bei, salah satu dari
Jenderal 5 Harimau

Zhang Fei, adik angkat Liu Bei, seorang pemabuk berat, salah satu dari Jenderal 5
Harimau

Zhao Yun, jenderal perang, pernah mengabdi pada Gongsun Zan,menyelamatkan
Liu Chan di Chang Ban yang menjadi kaisar terakhir negeri Shu, salah satu dari
Jenderal 5 Harimau yang hidup paling lama

Huang Zhong, jenderal perang, dikenal karena kemampuan memanahnya, salah
satu dari Jenderal 5 Harimau
4|Page
Kisah 3 Negara
2011

Ma Chao, jenderal perang, anak Ma Teng, salah satu dari Jenderal 5 Harimau

Wei Yan, jenderal perang, berkhianat di Wu Zhang

Xing Cai, anak dari Zhang Fei, istri dari Liu Chan

Liu Chan, anak dari LiuBei , ia menjadi kaisar 2 di SHU ketika liu bei meninggal

Guan Xing, anak dari Guan Yu, mati mudah karena sakit

Zhang Bao, anak dari ZhangFei, mati diperang Wu Zhang
Peta Kekuasaan Dinasti Shu , Wei dan Wu
5|Page
Kisah 3 Negara
2011
Tokoh tokoh Penghujung
dinasti Han
Dong Zhuo
Dong Zhuo (Hanzi: 董卓) (139 – 192), nama lengkap Dong Zhongyin (董仲穎), adalah seorang
negarawan pada penghujung zaman Dinasti Han. Ia menguasai Luoyang pada tahun 189 setelah ibukota
jatuh kedalam kekacauan karena tewasnya Kaisar Ling dan perselisihan berdarah antara faksi kasim
dengan pejabat negeri. Setelah itu, Dong Zhuo mengambil alih tahta dan memasangKaisar Xian sebagai
boneka.
Namun, kekejamannya menimbulkan kemarahan. Pemimpin
perang diseluruh negeri segera membentuk koalisi melawannya,
sehingga Dong Zhuo untuk memindahkan ibukota ke Chang'an.
Ia akhirnya dibunuh oleh anak adopsinya, Lü Bu, sebagai
bagian dari rencana yang dibuat oleh Wang Yun pada tahun
192.
6|Page
Kisah 3 Negara
2011
Lu Bu
Lü Bu (Hanzi: 呂布; baca: Luî Pù) (153 – 198), nama lengkap Lü Fengxian, lahir
di Wuyuan (sekarang Mongolia Dalam) adalah seorang jenderal terkenal dari penghujung zaman Dinasti
Han danTiga Negara.Lu Bu dengan ciri khas memakai penutup kepala dengan ekor, ia memiliki kuda
bernama Terwelu Merah (赤兔马; Chìtù mǎ) yang dikenal karena daya tahannya dalam pertempuran.
Kuda ini berasal dari Fergana dan menurut legenda dapat berlari sejauh 1000 li (500 km) dalam satu hari.
Ia walaupun sangat lihai bertarung, namun juga adalah seorang yang menghalalkan segala cara untuk
mewujudkan ambisinya. Lü Bu pertama kali mengabdi kepada Ding Yuan, yang kemudian berkomplot
bersama He Jin untuk membunuh para menteri istana sepeninggal Kaisar Lingdi dan naik pangkat
menjadi letnan jenderal. Lu Bu merupakan seseorang yang penuh dengan sifat khianat, tidak ragu
membunuh kedua ayah angkatnya yaitu Ding Yuan dan Dong Zhuo.
Lü Bu kemudian termakan hasutan Dong Zhuo untuk membunuh Ding Yuan. Setelah Dong Zhuo
mengangkat diri sebagai perdana menteri, ia kemudian menjadikan Lü Bu sebagai anak angkatnya dan
panglima perang kekaisaran. Karena sifat Dong Zhuo yang tidak sabar dan bertemperamen kasar, Lü Bu
akhirnya membunuh Dong Zhuo setelah dihasut oleh salah satu menteri istana, Wang Yun. Setelah
kematian Dong Zhuo, Lü Bu lalu diangkat sebagai panglima besar kekaisaran. Di dalam catatan sejarah,
Lü Bu diceritakan menjalin hubungan gelap dengan seorang dayang-dayang Dong Zhuo yang tidak
disebutkan namanya. Di dalam Kisah Tiga Negara, karakter ini menjadi Diao Chan, yang juga diangkat
sebagai anak oleh Dong Zhuo.
Hanya sebulan setelah kematian Dong Zhuo, bawahannya, Li
Jue memimpin pasukan menyerang dan mengusir Lü Bu dari ibukota.
Lü Bu kemudian melarikan diri dalam pengasingan, mencari
perlindungan kepada Yuan Shu, yang menolak untuk menerimanya,
lalu Yuan Shao, Zhang Miao dan Liu Bei.
Ia akhirnya menyusun kekuatan di Xiapi, di mana ia sering terlibat
pertempuran dengan Cao Cao. Tahun 198, Cao Cao menyerang Xiapi
dan memukul mundur pasukan Lü Bu terus menerus serta akhirnya
mengepung pasukan Lü Bu selama 3 bulan. Lü Bu dengan moral pasukan yang rendah diperparah
dengan pengkhianatan bawahannya, Hou Cheng, Song Xian dan Wei Xu. Lü Bu tertangkap oleh Cao
7|Page
Kisah 3 Negara
2011
Cao dan memohon kepadanya agar melepaskannya. Namun Liu Bei mengingatkan Cao Cao bahwa Lü
Bu tidak dapat dipercaya dan membiarkannya hidup sangat berbahaya. Lü Bu kemudian dicekik sampai
mati oleh Cao Cao. Hukuman ini dilakukan untuk membuat malu Lu Bu, karena biasanya hukuman cekik
mati pada Zaman tiga negara diperuntukkan pada perempuan, sedangkan laki-laki dihukum mati dengan
cara dipenggal. Bawahan Lu Bu, Gao Shun dengan sukarela menyerahkan kepalanya untuk dipenggal
sedangkan bawahan lain Zhang Liao memutuskan untuk mengabdi pada Cao Cao. Dalam novel Kisah
Tiga Negara, Kuda Terwelu merah sendiri setelah beberapa waktu dihadiahkan kepada Guan Yu
Diao Chan
Diaochan (Hanzi: 貂蟬), kadang ditulis sebagai Diao Chan Dikatakan kecantikan Diao Chan dapat
membuat awan-awan menutupi bulan purnama. Maksudnya kecantikan Di¨¡o Ch¨¢n menutupi kecantikan
bulan purnama.
Diao Chan adalah pelayan Wang Yun yang telah dianggap seperti anak kandung sendiri. Wang Yun lalu
memakai siasat wanita cantik dengan persetujuan Diao Chan sendiri untuk memecah belah Dong Zhuo
yang saat itu berkuasa sewenang-wenang dengan Lu Bu, panglima andalan sekaligus anak angkat Dong
Zhuo snediri. Secara lengkap, kisah Diao Chan diceritakan dalam San Guo Yan Yi.
Nama Diao Chan sendiri tidak tercatat di dalam sejarah tertulis dan sangat mungkin merupakan cerita
rakyat yang dibakukan dalam novel San Guo Yan Yi hasil karya Luo Guanzhong. Dalam sejarah tertulis
memang tercatat bahwa Lu Bu memiliki hubungan perselingkuhan dengan pelayan Dong Zhuo, namun
tidak ada bukti bahwa nama pelayan itu Diao Chan. Bahkan sangat mungkin tidak, karena nama Diao
tidak umum dipakai sebagai nama keluarga. Lagipula "Diao Chan" mungkin merujuk ke bulu ekor "Diao" /
sable (sejenis musang yang bulunya sering dijadikan perlengkapan pakaian) dan dekorasi giok berbentuk
"Chan" / cicada (jengkerik / tenggerek) yang merupakan hiasan topi pejabat era Han.
8|Page
Kisah 3 Negara
2011
Yuan Shao
Yuan Shao, (Hanzi:袁绍) bernama lengkap Yuan Benchu (袁本初),(154 – 202) adalah salah seorang
penguasa daerah utama yang menguasai daerah utara Tiongkok pada Zaman Tiga Negara. Ia juga
kakak sepupu (sumber lain:saudara tiri) dari Yuan Shu, penguasa daerah sekitar sungai Huai.
Sebagai salah satu penguasa terkuat di zamannya, Yuan Shao merintis
koalisi penguasa daerah melawan Dong Zhuo yang menguasai istana
dan berkuasa atas kaisar Xian. Pada tahun 200, ia memimpin ekspedisi
melawan Cao Cao tetapi kalah telak pada Pertempuran Guandu. Ia
meninggal 2 tahun kemudian di kota Ye.
9|Page
Kisah 3 Negara
2011
Tokoh tokoh dinasti wu
Zhao Yu
Zhou Yu (Hanzi: 周瑜, 175-210 M) adalah penasehat militer Tiongkok yang pertama dan terpenting
dari Wu di Zaman Tiga Negara. Ia bernama lengkap Zhou Gong Jin, ia adalah anak seorang bangsawan
dari daerah Lujiang. Di dalam Kisah Tiga Negara, ia dideskripsikan sebagai seorang tampan yang cakap
dalam hal kemiliteran dan kenegaraan. 206 M, Zhou Yu berhasil menumpas bandit lokal, menangkap
ribuan bandit. Setelah itu Zhou Yu berhasil menangkis serangan Liu Biao, yang pada prosesnya Zhou Yu
juga berhasil menangkap jendral Liu Biao, Deng Long.
Antara tahun 207-208 M, Zhou Yu mendapat tugas dari Sun Quan untuk menghancurkan Huang Zu
(penyebab wafatnya Sun Jian). Dengan bantuan Gan Ning (yang sebelumnya adalah anak buah Huang
Zu), Lu Meng, Ling Tong, Dong Xi, dan Xu Sheng, Zhou Yu berhasil merebut daerah Xia Kou, dan
membunuh Huang Zu.
pada tahun 208 M, Sun Quan beraliansi dengan Liu Bei untuk bekerja sama
mengalahkan Cao Cao yang ingin menyerang daerah selatan. Zhou Yu diangkat
oleh Sun Quan menjadi Panglima Besar membawahi 30.000 pasukan dan menjadi
wakil Sun Quan untuk berdiskusi dengan ahli strategi Liu Bei Zhuge Liang, total
pasukan aliansi berjumlah 50.000. Mereka setuju untuk melakukan serangan api
terhadap kapal-kapal milik Cao Cao. Alhasil, setelah Zhou Yu menggunakan
berbagai macam strategi dan bantuan ahli strategi lain yaitu Pang Tong serta
pengorbanan diri oleh Huang Gai, aliansi Liu Bei-Sun Quan berhasil membakar kapal-kapal perang milik
Cao Cao yang mengangkut 200.000 pasukan dan memenangkan perang Chibi atau yang lebih dikenal
dengan Perang Tebing Merah. Setelah itu Zhou Yu maju ke daerah Jing, dan berhasil merebut daerah
10 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Nan Jun(Jiang Ling) dari tangan Cao Ren dan Niu Jin. Karena keberhasilan ini Zhou Yu diangkat menjadi
Gubernur Nan.
Sun Quan
Sun Quan (Hanzi:孫權)(182-252), putera kedua dari Sun Jian adalah pendiri negara Dong Wu (Wu
Timur) pada Zaman Tiga Negara di Tiongkok. Dia memerintah sebagai raja Wu dari
tahun 220 sampai222, kemudian naik tahta sebagai kaisar Wu dari tahun 222 sampai 252.
Sun Quan menghabiskan masa kecilnya di kota
kelahirannya, Fuchun. Sejak ayahnya (Sun Jian)
meninggal pada tahun 191, dia berpindah dari kota ke
kota di daerah bawah sungai Yangtze. Kakaknya, Sun
Ce mendirikan negara bagian yang terbentuk dari
beberapa daerah kecil di sekitarnya. Pada tahun 200,
sejak Sun Ce terbunuh, Sun Quan yang baru berumur
18 tahun mewarisi wilayah di daerah tenggara sungai
Yangtze. Dalam pemerintahannya yang cukup aman
dan stabil, Sun Quan dibantu oleh beberapa bekas
pejabat Sun Ce, seperti Zhou Yu,Zhang Zhao,Zhang
Hong dan Cheng Pu. Selama beberapa tahun, Sun
Quan mampu membangun angkatan perang yang kuat dengan bantuan para perwiranya sehingga pada
tahun 207, pasukannya mampu mengalahkan Huang Zu, perwira dari Liu Biao yang menguasai sungai
Yangtze bagian tengah.
Pada musim dingin tahun 207, Cao Cao memimpin sekitar 200.000 tentara untuk menguasai wilayah
Selatan sebagai bagian dari rencana penyatuan seluruh Tiongkok. Di satu pihak, Zhang Zhao sebagai
penasehat urusan dalam negeri Wu menyarankan untuk menyerah, sedangkan di lain pihak, Zhou Yu
dan Lu Su menyarankan untuk melawan. Akhirnya Sun Quan memilih untuk mengusung bendera perang.
Bersama Liu Bei yang saat itu berstatus pengungsi di negerinya, Sun Quan menggabungkan 2 ahli
strategi terbesar, Zhuge Liang dan Zhou Yu, dibantu oleh siasat jebakan Huang Gai,Kan Ze dan Pang
Tong untuk menghancurkan seluruh bala tentara Cao Cao pada Pertempuran Chibi
11 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Tai Shi Chi
Taishi Ci (166 - 206 M) adalah perwira militer negara Dong Wu pada Zaman Tiga
Negara di Tiongkok dulu. Pada awalnya Taishi Ci bekerja dibawah Liu Yao tetapi kemudian melanggar
kesetiaannya setelah Liu Yao menolak untuk memperhatikan nasihat strategi yang diajukan oleh Taishi
Ci, kemudian dia melarikan diri ke daerah tetangga. Taishi Ci melarikan diri ke daerah Dangyang, suatu
posisi daerah militer yang strategis dan penting sejak zaman Sun Tzu, disana dia mengangkat dirinya
sebagai gubenur.
Pada suatu perang, pasukan sisa Taishi Ci dengan cepat
dapat dikepung oleh pasukan Sun Ce tanpa tandingan, yang
kemudian Taishi Ci tertangkap. Taishi Ci memohon untuk
dibunuh bersama dengan pasukan dan orang-orangnya,
tetapi Sun Ce tidak bersedia dan membujuk dia untuk
bergabung. setelah bujukan yang lama dan dijanjikan diberi
pangkat dan posisi tinggi di negara Wu, akhirnya Taishi Ci
bergabun g. Taishi Ci setia sampai akhir hayatnya kepada
negara Wu.
Lu Meng
Lü Meng atau Lu Meng (178 - 219 Masehi) adalah jendral perang yang bekerja untuk kerajaan Wu
timur (Dong Wu) pada masa Zaman Tiga Negara di Tiongkok kuno. Lu Meng lahir di Fupo, Runan
(sekarang Fuyang, Anhui) pada tahun 178. Pada awalnya dia adalah seorang jendral yang tangguh
seperti Taishi Ci,tetapi sebelum Zhou Yu mati, dia sempat dipesan untuk meneruskan menjaga Sun
Quan untuk menjadi penasihatnya,karena itu adalah pesan terakhir sahabatnya dia berkata "aku akan
membaca buku perang keluarga Sun(THE BOOK WAR MANUAL OF SUN TZU) dan tidak akan
memedulikan keadaan perang hingga menguasai buku ini demi memenuhi pesan sahabatku untuk
melindungi Sun Quan dan membantunya, yang pada dasarnya dia adalah seorang jendral berubah
menjadi penasihat adalah sesuatu yang luar biasa karena kemampuanya mampu membantu Sun
Quan dalam perang invasi Cao Cao dan menjadi perdana menteri kerajaan Wu. Memajukan sektor
militer, perdagangan, bendungan,dsb bersama Lü Xun yang akhirnya merekomendasikan Lü Xun(THE
LAST OF GREAT STRATEGIC OF WU) kepada Sun Quan sebagai penerusnya.
12 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Salah satu peranannya yang terkenal adalah sebagai jendral dalam invasi di Jingzhou yang dimana
menyebabkan kematian Guan Yu, salah satu jendral negara Shu terkuat di zaman itu. Tidak lama setelah
Guan Yu meninggal, Lu Meng jatuh sakit yang membuat Sun Quan (raja Wu) khawatir. Sun Quan
menyatakan akan memberi hadiah besar bagi orang yang mampu menyembuhkan Lu Meng, tetapi pada
akhirnya Lu Meng tidak dapat disembuhkan dan meninggal pada umur 41 tahun. Sebelum kematiannya,
Lu Meng merekomendasikan Zhu Ran dan Lü Xun kepada Sun Quan.
Da Qiao dan Xia Qiao
Da Qiao dan Xiao Qiao (Hanzi: 大喬小喬) adalah dua bersaudari di Zaman Tiga
Negara di Tiongkok kuno yang merupakan anak perempuan dari Qiao Xuan dan terkenal akan
kecantikannya pada Zaman Tiongkok dulu. Nama mereka tidak berhasil diketahui kecuali marga mereka
yaitu Qiao, sehingga mereka hanya disebut Da Qiao dan Xiao Qiao yang dimana da adalah besar dalam
bahasa Mandarin dan xiao berarti kecil, sehingga Da Qiao adalah lebih tua dan kakak daripada Xiao
Qiao.
Da Qiao menikah dengan Sun Ce, panglima perang dan pemimpin negara Wu. Mereka menikah dan
mempunyai 2 orang anak kandung dan 1 anak angkat yang bernama Sun Shao. 2 anak kandungnya
adalah perempuan yang kemudian dinikahkan dengan Zhu Ji dan Lu Xun. Adik Da Qiao yaitu Xiao
Qiao menikah dengan Zhou Yu dan mempunyai 3 orang anak yaitu Zhou Xun, Zhou Yin, dan Zhou Ying.
Kedua Qiao disebut saat pertempuran tebing merah. Zhuge Liang memanipulasi cerita kepada Zhou
Yu bahwa salah satu tujuan Cao Cao menyerang adalah merebut kedua Qiao bersaudara untuk dirinya,
karena kecantikan kedua Qiao telah melegenda.
13 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Sun Jian
Sun Jian (Hanzi: 孫堅) (155-191) adalah seorang jendral dan panglima kecil yang terkenal,
semasa Dinasti Han Timur akhir. Ia bernama lengkap Sun Wentai, lahir di Fuchun, Kabupaten Wu.
Karier politiknya diawali dengan membasmi bandit-bandit yang saat itu merajalela di wilayah Huiji dan
Qiantang. Berjasa dalam pemadaman Pemberontakan Serban Kuning di daerah tersebut, ia kemudian
diberikan jabatan yang memperluas kesempatannya untuk memperkuat diri sendiri di daerah Changsha.
Sewaktu para jenderal perang membentuk aliansi bersama menggulingkan sang perdana menteri
zalim, Dong Zhuo, Sun Jian juga turut serta menyumbangkan prajurit dan menyumbangkan ide strategi,
saat itu (190 M) Sun Jian beraliansi dengan Yuan Shu. Tentaranya berhasil membunuh Jenderal Hua
Xiong, seorang jendral andalan Dong Zhuo (dalam novel Kisah Tiga Negara, dikatakan bahwa Hua
Xiong dibunuh oleh Guan Yu, bukan oleh bawahan Sun Jian).
Setelah aliansi bersama dibubarkan, China jatuh ke dalam
peperangan masal antara para panglima perang. Tahun
191 M, Sun Jian gugur dalam pertempuran sewaktu
menyerang Liu Biao. Sun Jian terkena panah beracun
sewaktu mengejar Jenderal Huang Zu. Ia kemudian
digantikan oleh anaknya, Sun Ce yang juga seorang
pemimpin yang cakap dan garang, namun seperti
ayahnya juga mati di usia muda.
Peran dalam perang melawan Dong Zhuo
Ditunjuk sebagai kepala pasukan depan dari tentara aliansi yang melawan Dong Zhuo. Sun Jian sudah
hampir berhasil menguasai Terusan Fanshui namun disebabkan hantaran bahan makanan yang tidak
sampai oleh Yuan Shu, Sun Jian tidak dapat menduduki Terusan Sishui.
Tentara yang kelaparan dengan moral yang rendah, membuat kekuatan tentara Sun Jian dapat
dikalahkan oleh Hua Xiong. Kembali ke markas tentara gabungan, Sun Jian berdebat dengan Yuan Shu
mengenai pengiriman bahan makanan yang tidak sampai. Yuan Shu membantah semua tuduhan yang
dilontarkan Sun Jian, dan mengkambing hitamkan salah seorang anak buahnya untuk menghindari
kemarahan Sun Jian dan Yuan Shao.
Pada saat kejatuhan Terusan Hulao dan kebakaran di Luoyang, Sun Jian memimpin tentaranya
ke Luoyang untuk membantu memadamkan api. Pada saat memadamkan api, salah seorang tentara Sun
Jian menemukan sebuah stempel kerajaan. Penemuan stempel kekaisaran ini membuat Jenderal Huang
14 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Gai menyarankan Sun Jian untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Yuan Shao dan kembali ke
Jiangdong untuk membuat rencana berikutnya.
Sun Jian menginginkan penemuan stempel kerajaan ini
menjadi sesuatu yang bersifat rahasia. Namun salah
seorang prajuritnya melaporkan penemuan tersebut ke
Yuan Shao untuk mendapatkan hadiah. Ketika Sun Jian
datang untuk mengucapkan selamat tinggal, Yuan Shao
memaksa Sun Jian menyerahkan stempel tersebut untuk
disimpan dengan aman. Sun Jian berkata dia tidak
memiliki stempel tersebut dan berhasil mengelabui Yuan
Shao. Namun Yuan Shao mengirimkan utusan kepada Liu
Biao untuk menyerang Sun Jian dalam perjalanan pulang untuk mendapatkan stempel tersebut.
Pertarungan antara Sun Jian dengan Liu Biao demi stempel kerajaan terjadi di Jingzhou. Dan Sun Jian
berhasil melarikan diri untuk pulang ke Jiangdong.
Tahun 191 M, Sun Jian gugur dalam pertempuran sewaktu menyerang Liu Biao. Sun Jian terkena panah
beracun sewaktu mengejar Jenderal Huang Zu. Ia kemudian digantikan oleh anaknya, Sun Ce
15 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Tokoh tokoh dinasti wei
Cao Cao
Cao Cao (Hanzi: 曹操)(155-220) merupakan seorang tokoh Zaman Tiga Negara yang terkenal. Ia dikenal
sebagai pemikir ulung, ahli strategi dan juga ahli perang. Ia bernama lengkap Cao Mengde, juga
dipanggil sebagai Cao A Man yang merupakan nama kecilnya. Cao Cao dikenal di kalangan Tionghoa
Indonesia sebagai Tsao-tsao, Tso-tso atau Cho Cho.
Biografi
Ia lahir di kota Qiao (sekarang di Haozhou, Anhui). Kitab sejarah Catatan Sejarah Tiga Negara mencatat
bahwa salah satu leluhurnya, Cao Can adalah seorang pejabat kekaisaran di awal Dinasti Han.
Karier politik
Karier politiknya dimulai dengan ikut memadamkan Pemberontakan Serban Kuning yang mengancam
legitimasi Dinasti Han di masa-masa akhir dinasti tersebut. Setelah berhasil memadamkan
pemberontakan tersebut, ia diberikan jabatan dan kemudian mengambil kesempatan tersebut untuk
16 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
menguasai Prefektur Qingzhou. Ia kemudian memperkuat diri sendiri dengan membujuk bekas anggota
pemberontak Serban Kuning untuk bergabung di dalam tentara pribadinya.
Tahun 196, ia menerima dan memberikan perlindungan kepada Kaisar Han Xiandi yang pada saat itu
mendapat ancaman. Namun kemudian malah menyandera kaisar dan meminjam kesempatan ini untuk
menaklukkan beberapa jenderal perang di sekitar wilayah Xuchang yang merupakan pusat kekuatannya.
Kemenangan terbesarnya adalah Pertempuran Guandu menaklukkan Yuan Shao yang pada saat itu
merupakan jenderal perang terbesar di wilayah utara Tiongkok. Setelah penaklukan itu, ia resmi menjadi
perdana menteri dan berhasil mempersatukan Tiongkok utara.
Setelah menggapai kedudukan sebagai perdana menteri, Cao Cao kemudian menyusun kekuatan untuk
invasi ke Tiongkok selatan yang waktu itu dikuasai oleh Liu Bei dan Sun Quan.Pertempuran Chibi adalah
pertempuran di antara Cao Cao melawan aliansi Liu Bei dan Sun Quan. Cao Cao kalah telak dalam
peperangan terkenal sepanjang sejarah Tiongkok ini.
Ia memaklumatkan diri sebagai Raja Wei. Sepeninggalnya, anaknya Cao Pi kemudian memaklumatkan
diri sebagai Kaisar Wei dan sekaligus berdirinya negara Cao Wei. Selanjutnya, Cao Cao diangkat
statusnya menjadi Kaisar Wei Wudi.
Cao Pi
Cáo Pī (曹丕, 187 - 226), yang secara formal dikenal sebagai Kaisar Wen dari (Cao) Wei (曹魏文帝),
atau juga dikenal dengan nama Zihuan (子桓), lahir di Distrik Qiao, Wilayah Pei (sekarang dikenal
dengan daerah Bozhou, Anhui). Dia adalah anak kedua dari politisi dan pengarang Tiongkok pada
zaman Tiga Kerajaan yang terkenal, Cao Cao, dan juga pencetus pertama kekaisaran Tiongkok bersatu
dan juga pendiri asli "Kerajaan Wei") (lihat Kisah Tiga Negara).
17 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Sima Yi
Sima Yi (179 – 7 September, 251) merupakan seorang strategis, jenderal dan politisi Cao Wei di era Tiga
Kerajaan, Cina. Ia mungkin paling dikenal sebagai pembela Cao Wei dari Zhuge Liang,Ekspedisi Utara.
Kesuksesannya dan prestasinya yang menonjol membuka jalan bagi fondasi cucunya Sima Yan Dinasti
Jin, yang akhirnya akan mengakhiri era Tiga Kerajaan. Setelah pendirian Dinasti Jin, Sima Yi diberikan
gelar anumerta sebagai Kaisar Xuan dari Jin dengan nama kuil Gaozu.
Kehidupan awal
Sima Yi merupakan satu dari delapan bersaudara, yang semuanya terkenal karena garis keturunan
mereka. Masing-masing dari mereka memiliki nama gaya Cina yang diakhiri dengan karakter Da (達).
Karena hal tersebut, kedelapan bersaudara itu secara bersama dikenal sebagai "Delapan Da Sima"
(司馬八達). Ini merupakan istilah kehormatan karena kelompok lain delapan administrator yang berbakat
di dalam era sebelumnya telah diberikan sedemikian rupa. Keluarganya bertempat tinggal
di Luoyang ketika Dong Zhuo menguasai kota, menghancurkannya, dan memindahkan ibukota
ke Chang'an. Abang Sima Yi, Sima Lang memimpin keluarga ke kediaman leluhur mereka di distrik Wen
(温縣), dan kemudian, dengan tepat meramalkan bahwa tempat itu akan menjadi medan perang,
memindahkan mereka sekali lagi ke Liyang (黎陽). Di tahun 194, karena Cao Cao berperang dengan Lü
Bu, Sima Yi menemani keluarganya kembali ke distrik Wen.
Awal karier
Sima Yi memulai karier nya pada saat ia berusia 20 tahun. Saat itu terjadi peperangan antara pasukan
Cao Cao dengan Lü Bu di Xiapi. Sima Yi membantu Cao Cao untuk mengalahkan dan membunuh Lü Bu.
Setelah Lü Bu mati, Sima Yi diangkat menjadi jenderal perang Wei. Lama setelah peperangan itu Sima Yi
pun berperang lagi dengan ahli strategis dan perdana menteri negara Shu yang sekaligus musuhnya,
Zhuge Liang di Wuzhang Plains . Pada saat peperangan, Zhuge Liang jatuh sakit, dan kabar itu
terdengar oleh Sima Yi. Sima Yi membuat pasukannya bersemangat melawan Shu. Setelah beberapa
lama berperang, akhirnya Sima Yi bertemu dengan Zhuge Liang. Dengan penuh keyakinan akhirnya
Zhuge Liang yang menjadi pahlawan Shu saat itu tewas dibunuh Sima Yi. Setelah itu Wei menyerbu
pertahanan Shu. Akhirnya Wei menang telak atas Shu.
18 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Xiahou Duan
Xiahou Dun (Hanzi: 夏侯惇) (? - 220) adalah jendral perang negara Wei. Ia masih berkerabat
dengan Cao Cao karena ayahnya diadopsi oleh keluarga Cao.
Xiahou Dun adalah
seorang jenderal militer yang melayani di
bawah panglima
perang Cao Cao selama periode akhir
Dinasti Han dari
sejarah Cina. Nama keluarga asli Cao
Cao adalah Xiahou,
tetapi ayahnya Cao Song adalah anak
angkat dari kasim Cao
Teng, sehingga Xiahou Dun dan
hubungan darah Cao
Cao berbagi. Sebagai salah satu jendral
Cao Cao yang paling
terpercaya, Xiahou membantu para
panglima perang
dalam kampanye melawan Liu Bei, Sun
Quan, dan Lu Bu.
Xiahou kehilangan
mata kirinya selama Pertempuran Xiapi
pada tahun 198, dan kemudian menjadi dikenal di kalangan pangkat dan file sebagai "Buta Xiahou", yang
sangat kesal kepadanya. Gambar-Nya sebagai seorang prajurit bermata satu kemudian dipopulerkan
oleh Romance novel sejarah Luo Guanzhong tentang Tiga Kerajaan, di mana ia dikatakan telah
merenggut panah yang ditembakkan oleh musuh Cao umum Xing keluar dari matanya dan melahap
sendiri bola mata untuk menanamkan rasa takut di musuh-musuhnya.
19 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Zang He
Zhang He (張郃) (dilahirkan tahun 167 – 231) adalah seorang jendral militer terkenal yang bekerja
dibawah panglima perang Cao Cao selama akhir dinasti Han Timur dan Zaman Tiga
Kerajaan di Tiongkok kuno dulu. Dia memulai karier militernya sewaktu pemberontakan kelompok pita
kuning terjadi pada tahun 184 masehi dan sesudah itu bekerja pada Han Fu dan Yuan Shao sebelum
beralih ke Cao Cao saat pertempuran Guandu. Zhang He berpartisipasi di
banyak pertempuran besar, termasuk diantaranya pertempuran
melawan Yuan Tan, Ma Chao, Zhang Lu, dan Liu Bei. Sesudah kematian
Cao Cao pada tahun 220, Zhang He secara khusus diminta untuk
mempertahankan kerajaan Wei melawan ekspedisi utara yang dipimpin oleh
Zhuge Liang dari kerajaan Shu. Zhang He mati karena luka yang disebabkan
oleh panah selama pertempuran dengan pasukan Zhuge Liang pada tahun
231
20 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Tokoh tokoh dinasti shu
Liu Bei
Liu Bei (Hanzi: 劉備) (161-223) adalah seorang tokoh terkenal di Zaman Tiga Negara. Ia lahir di
Kabupaten Zhuo (sekarang di wilayah provinsi Hebei), merupakan keturunan dari Liu Sheng, Raja Jing di
Zhongshan yang merupakan anak dari Kaisar Jing dari Han. Dihitung-hitung, ia masih paman dari Kaisar
Xian dari Han yang memerintah waktu itu. Ia bernama lengkap Liu Xuande. Ia juga dikenal di
kalangan Tionghoa Indonesia dengan nama Lau Pi yang merupakan lafal dialek Hokkian.
Karier politiknya dimulai
dengan pemberantasan pemberontak
Serban Kuning di akhir
zaman Dinasti Han yang mengancam
legitimasi dinasti tersebut
bersama dengan 2 saudara
angkatnya, Guan
Yu dan Zhang Fei. Setelah berjasa atas
pemadaman
pemberontakan tadi, ia diberikan jabatan
kecil sebagai penjabat
bupati di sebuah kabupaten kecil di
daerah Anxi.
Pada awalnya, karier
politiknya sangat tidak mulus. Tidak
punya wilayah sendiri
untuk menyusun kekuatan, ia bahkan
sempat mencari perlindungan dan menjadi bawahan daripada kekuatan-kekuatan lainnya di masa
tersebut misalnya Tao Qian, Yuan Shao, Lu Bu, Cao Cao, Liu Biao dan terakhir Liu Zhang yang
kemudian menyerahkan Prefektur Yizhoukepadanya sebagai tempat menyusun kekuatan.
21 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Keberhasilannya di kemudian hari adalah karena muncul orang-orang di sekelilingnya yang membantu
dalam banyak hal, seperti Zhuge Liang dan Pang Tong di bidang sipil, strategi dan politik; Guan
Yu, Zhang Fei, Ma Chao, Huang Zhong dan Zhao Yun di bidang militer.
Setelah menguasai Prefektur Yizhou dan Hanzhong, ia kemudian memaklumatkan diri sebagai Raja
Hanzhong. Tahun 221, setahun setelah Cao Pi memaklumatkan diri sebagai kaisar, Liu Bei juga
memaklumatkan diri sebagai Kaisar Han Liedi, mendirikan Negara Shu Han yang mengklaim legitimasi
sebagai penerus Dinasti Han yang resmi telah tidak ada setelah proklamasi Negara Cao Wei.
Sepeninggalnya, ia digantikan oleh anaknya Liu Chan yang tidak cakap memerintah. Seluruh urusan
pemerintahan pada saat itu dibebankan kepada Zhuge Liang sebagai perdana menteri.
Biografi sejarah
Liu Bei adalah keturunan dari pangeran Sheng dari Zhongshan, cucu buyut dari kaisar keempat Han,
Jing. Liu Bei hidup dalam kemiskinan semasa mudanya.
Ayahnya telah
meninggal dan ibunya bekerja sebagai penenun dan
penjual sandal
jerami. Pada umur 15 tahun, Liu Bei
bersama
rekannya, Gongsun Zan berguru
pada Lu Zhi.
Pada masa Pemberontakan Serban Kuning, dia terpilih menjadi Pegawai
Pengadilan di kabupaten Anxi.
Liu Bei memulai karier militernya di bawah komandan utama,He Jin dalam perwalian Gongsun Zan
sebagai Komandan Pasukan Cadangan dan bupati Ping Yuan.
Ketika Cao Cao menyerang kota Xu Zhou milik Tao Qian, Liu Bei membawa pasukannya untuk
melindungi sang Pelindung Kekaisaran. Pada tahun 196, Liu Bei direkomendasikan untuk menjabat
sebagai Jendral Penjaga Wilayah Timur dan diberi gelar Penguasa Yicheng.
Selanjutnya Liu Bei membantu Cao Cao dalam penangkapan Lu Bu dan dipromosikan menjadi Jendral
Pasukan Kiri. Saat ini, kaisar Xian mengetahui adanya hubungan keluarga antara Liu Bei dan pangeran
Zhongshan sehingga ia menganugerahi Liu Bei gelar "Paman Kaisar".
Antara tahun 198 - 199, Liu Bei tidak disenangi Cao Cao karena mendukung rencana pembunuhannya.
Liu Bei pindah ke Xia Pi,dan pada tahun 200, meminta perlindungan Yuan Shao.
Setelah bertemu kembali dengan saudara angkatnya, Zhang Fei dan Guan Yu, Liu Bei meninggalkan
Yuan Shao untuk menjumpai Liu Biao di Jingzhou. Cao Cao mengejar Liu Bei yang akhirnya melepas
pos pertahanannya di Fancheng dan mengungsi ke Xia Kou. Selanjutnya Liu Bei bersekutu dengan Sun
22 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Quan untuk mengalahkan Cao Cao. Setelah kemenangan mutlak di Pertempuran Chibi, Liu Bei sukses
menempati daerah selatan Jing saat Zhou Yu menghancurkan angkatan perang Cao Cao.
Setelah wafatnya Liu Biao dan putranya Liu Qi, Liu Bei menempati beberapa kabupaten di provinsi Jing.
Ia kemudian menikahi adik Sun Quan dan resmi menjadi Pelindung Jingzhou.
Pada tahun 211, ia berangkat ke Yizhou sambil berpura-pura membantu Liu Zhang mengalahkan Zhang
Lu. Saat ini, Liu Bei menerima dua rekomendasi untuk menempati posisi Menhankam dan Panglima
Distrik Ibukota. 3 tahun kemudian, Liu Bei berbalik melawan Liu Zhang dan menguasai Cheng Du dan
seluruh wilayah barat. Ia menjabat sebagai Pelindung Yizhou dan pada tahun 219, ia mengangkat dirinya
sebagai Raja Hanzhong.
Setelah melewati beberapa peperangan dengan Dong Wu dan Cao Wei, atas desakan Zhuge Liang, Liu
Bei mengumumkan dirinya sebagai Kaisar pada bulan April tahun 221. Perang terakhirnya adalah
melawan negeri Dong Wu sebagai aksi balas dendam setelah ekspedisi Wu yang mengakibatkan
terbunuhnya Guan Yu. Liu Bei dikalahkan oleh Lu Xun, jendral dari Sun Quan di Yiling. Liu Bei menetap
di Bai Di Cheng pasca kekalahan tersebut. Pada bulan April tahun 223, Liu Bei meninggal karena sakit
dan dimakamkan di Hui Ling. Ia diberi gelar anumerta "Raja Zhao Di" (Shu Han Zhao Lie Di).
Zhao Yun
Zhao Yun (168-229), bernama lengkap Zhao Zilong, yang berarti anak naga, lahir di Zhending,
propinsi Chang shan (sekarang Hebei, China bagian utara). Zhao Yun dikenal sebagai satu di antara
Lima Jendral Harimau yang mengabdi kepada Liu Bei.
Zhao Yun awalnya menjadi jendral dari Gongsun Zan yang berkuasa di daerah tersebut sekitar akhir
tahun 191 M. Ia mengawali kariernya sebagai komandan grup kecil relawan desa. Pada tahun 192 M, ia
ditempatkan dibawah komando Liu Bei sebagai komandan pasukan kavaleri, yang waktu itu masih
menjadi mayor di bawah pemerintahan Gongsun Zan.
Zhao Yun pergi meninggalkan Gongsun Zan dan Liu Bei sementara waktu, untuk menghadiri
pemakaman kakak laki-lakinya. Ia kembali bergabung dengan Liu Bei pada tahun 200 M. Hubungan
Zhao Yun dan Liu Bei begitu baik, sehingga menurut cerita rakyat, mereka pernah tidur di tempat tidur
yang sama, pada saat darurat di kota Ye. Zhao Yun juga dipercaya untuk merekrut orang secara diamdiam untuk memperkuat pasukan Liu Bei. Sejak itulah, Zhao Yun menjadi pengikut setia Liu Bei.
23 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Setelah Gongsun Zan wafat, Zhao Yun tetap mengabdi pada Liu Bei karena ia melihat kebaikan Liu Bei
yang begitu mendalam.
Sewaktu pertempuran di Chang Ban (sekarang, dekat kota Yichang, Propinsi Hebei), pada tahun 208 M,
Zhao Yun diutus untuk menyelamatkan istri dan anak Liu Bei, Liu Chan yang masih bayi. Ketika Zhao
Yun sampai di sana, istri Liu Bei tidak mau membebani Zhao Yun, karena jalan kembalinya sangat
berbahaya. Maka Zhao Yun membawa sendiri anak Liu Bei dengan mengendarai kudanya, dan
menerobos kepungan pasukan Cao Cao yang jumlahnya sangat
banyak, dengan berani Zhao Yun mempertaruhkan nyawanya selama
perjalanan kembali dengan menembus dan mengalahkan banyak
pasukan Cao Cao dengan seorang diri.Zhao Yun dikenal sebagai
jendral Yijun, setelah Liu Bei menguasai Cheng Du. Pada saat Liu Chan
dinobatkan menjadi kaisar Shu pada tahun 223 M, Zhao Yun menerima
gelar "Jendral yang menahlukkan Daerah Selatan", dan dinobatkan
sebagai Marquis Yongchangting. Kemudian dia dipromosikan menjadi
"Jendral yang memelihara Perdamaian di Timur".
Tahun 227 M, Zhao Yun, dikenal sebagai jendral tanpa tanding di Shu,
ditemani Zhuge Liang melakukan ekspedisi utara pertama menuju
Hanzhong. Pada musim semi berikutnya, Zhao diperintahkan untuk
memimpin barisan melalui Yegu, untuk mengalihkan perhatian musuh terhadap pasukan inti Liu Bei,
yang berbaris melalui Qishan. Zhao Yun bertemu pasukan Wei yang dipimpin oleh jendral Cao
Zhen yang terkenal. Setelah berhasil menahan gempuran serangan pasukan Wei, Zhao Yun menarik
pasukannya secara teratur. Ia dikaruniai gelar "jendral yang memelihara Perdamaian Dalam Armada".
Sekitar tahun 229 M, Zhao Yun wafat di Hanzhong. Kematiannya ditangisi oleh banyak pasukan dan
perwira Shu. Ia menerima anugrah anumerta Marquis Shunping dari Liu Chan pada tahun 261 M.
Zhao Yun mempunyai dua orang anak laki-laki, Zhao Tong dan Zhao Guang. Zhao Guang menjadi
bawahan jendral Jiang Wei, dan gugur di medan pertempuran di Ta Zhong.
Ma Chao
Ma Chao (Mengqi) adalah orang asli Fufeng dari Maoling. Ayahnya (Ma Teng) rekan dari Bian Zhang
dan Han Sui di daerah Xizhou pada akhir masa pemerintahan Han Ling Di.
Pada tahun ketiga ChuPing (192 M), Han Sui dan Ma Teng membawa pengikutnya dalam kunjungan
resmi ke Chang An. Kekaisaran Han mengangkat Han Sui sebagai Zhen Xi Jiangjun (Jendral yang
24 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Mempertahankan Wilayah Barat), ditempatkan di Jing Cheng. Ma Teng diangkat sebagai Zheng Xi
Jiangjun (Jendral yang Menguasai Wilayah Barat) dan ditempatkan di Tun Mei.
Selanjutnya, Ma Teng menyerang Chang An, tetapi ia gagal dan mundur ke propinsi Liang. Zhong Yao
yang menjaga Guanzhong mengirim surat kepada Han Sui dan Ma Teng
menawarkan bantuan. Ma Chao dikirim Ma Teng untuk membantu Zhong Yao
melawan Guo Yan dan Gao Gan di Ping Yang. Dalam pertempuran tersebut,
Pang De, anak buah Ma Chao berhasil membunuh Guo Yuan. Ma Teng, yang
kemudian berselisih dengan Han Sui, mengirim petisi untuk ditempatkan di
ibukota. Ma Teng dianugerahi gelar Weiwei (Komandan Penjaga Istana),
sedangkan Ma Chao digelari Bian Jiangjun (Letnan Jendral) serta Marquis Duting.
Ma Chao mengumpulkan pasukan bersama Han Sui, Yang Qiu, Li Kan dan Cheng Yi untuk menyerang
gerbang Tong. Di tengah medan tempur, Cao Cao bertemu Han Sui dan Ma Chao untuk berunding
daripada berperang. Ma Chao ingin menunjukkan keperkasaannya dengan merencanakan menangkap
Cao Cao secara mendadak. Hanya tatapan tajam Xu Chu sebagai pengawal pribadi Cao Cao yang
mengurungkan niat Ma Chao. Selanjutnya Cao Cao menggunakan strategiJia Xu untuk menciptakan
perselisihan antara Ma Chao dan Han Sui yang mengakibatkan persekutuan mereka terpecah.
Ma Chao melarikan diri dari pengejaran Cao Cao sampai ke An Ding. Yang Fu menyatakan bahwa Cao
Cao pernah berkomentar "Ma Chao memiliki keberanian seperti Lu Bu dan Han Xin, dan juga
kesungguhan hati bangsa Qiang dan Hun. Jika dia kembali dengan pasukan pada saat pertahanan kita
lemah, semua pangkalan tentara di Long Shang akan jatuh ke tangan Ma Chao." Komentar tersebut
menjadi kenyataan. Walaupun Long Shang telah memperkuat pertahanan, Ma Chao mampu membunuh
gubernur provinsi Liang, Wei Kang dan menjadikan kota Yi sebagai pangkalannya.
Ma Chao menggelari dirinya Zheng Xi Jiangjun (Jendral yang Menguasai Wilayah Barat) dan menjadi
gubernur provinsi Bing dan mengatur urusan militer di provinsi Liang. Mantan anak buah Wei Kang
seperti Yang Fu, Jiang Yi, Liang Kuan dan Zhao Qu bersekutu untuk mengalahkan Ma Chao. Yang Fu
dan Jiang Yi mendekati pasukan Ma Chao dari kota Lu saat Ma Chao berusaha menyerang mereka
tetapi menemui kegagalan. Di saat yang bersamaan, Liang Kuan dan Zhao Qu menutup pintu kota Yi,
menghalangi Ma Chao untuk kembali. Ma Chao terpaksa mengungsi ke Hanzhong, tempat Zhang
Lu berkuasa. Zhang Lu tidak memiliki kemampuan untuk membantu rencana Ma Chao untuk merebut
kembali kota Yi. Ketika mendengar Liu Bei telah mengurungLiu Zhang di kota Chengdu, ia menulis surat
yang menunjukkan keinginan untuk bergabung dengan tentara Liu Bei.
Liu Bei mengirim beberapa pengikut untuk meminta Ma Chao agar segera bergabung dalam
pengepungan Chengdu. Setibanya Ma Chao di luar kota Cheng Du, seluruh kota menjadi panik dan tak
25 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
lama kemudian Liu Zhang menyerah. Ma Chao diangkat menjadi Ping Xi Jiangjun (Jendral yang
Menentramkan Wilayah Barat) dan ditempatkan di daerah sekitar Ju. Ketika Liu Bei menjadi pangeran
Hanzhong, dia memberi Ma Chao gelar semu Zuo Jiangjun (Jendral Pasukan Kiri). Pada tahun pertama
Zhangwu (221 M), Ma Chao diangkat menjadi Biao Qi Jiangjun (Jendral Kavaleri yang Tangkas),
gubernur provinsi Liang, serta Marquis Xi Liang.
Pidato Liu Bei mengatakan "Saya bukan seorang yang bijak dan baik,
hanya mewarisi kehormatan dari nenek moyang saya. Cao Cao dan
putra-putranya akan diingat dan disegani atas dosa dan kejahatan
mereka sampai ke seluruh Tiongkok bahkan oleh bangsa Di dan Qiang.
Anda (Ma Chao) adalah junjungan bangsa Utara dan keberanian Anda
kekal dikenang di sana, bahkan mereka bersedia bertempur bersama
Anda melalui jarak ribuan mil untuk melawan kejahatan. Anda
diharapkan untuk mempersatukan mereka ke dalam budaya bangsa
Han dan berlaku adil dalam memberikan balas jasa dan hukuman yang
sepantasnya."
Pada tahun kedua, Ma Chao meninggal pada usia 47 tahun. Sebelum wafatnya, dia mengajukan
permohonan, isinya: "Hamba pernah memiliki dua ratus orang di seluruh keluarga hamba, tetapi hampir
semuanya dibunuh oleh Meng De (Cao Cao), kecuali adik sepupu saya, Ma Dai. Dia satu-satunya yang
tersisa untuk melanjutkan garis keturunan keluarga, maka dari hati yang terdalam, hamba menitipkannya
kepada Yang Mulia (Liu Bei) dan tak ada penyesalan dalam diri hamba." Ma Chao mendapat gelar
anumerta Marquis Yue Wei dan putranya, Ma Cheng menggantikannya. Ma Dai diangkat menjadi Ping
Bei Jiangjun {Jendral yang Menentramkan Wilayah Utara} dan digelari Marquis Chen Cang. Putri Ma
Chao dinikahkan dengan Pangeran Anping, Liu Li.
Wei Yan
Wèi Yán (175–234), (nama lain Wéncháng (文長)), adalah perwira perang negara Shu yang terkenal
pada Zaman Tiga Negara di Tiongkok dulu. Menurut novel Romance of the Three Kingdoms bahwa Wei
Yan awalnya bekerja sebagai perwira militer menengah dari Liu Biao, tetapi buku sejarah tidak
membahasnya. Wei Yan bergabung dengan pasukan Liu Bei sesudah Liu menguasai Changsha sekitar
tahun 209. Bakatnya membawa dia sebagai jendral utama dari pasukan Liu Bei selama bertahun-
26 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
tahun. Liu Bei menawarkan dia sebagai kepala eksekutif di Hanzhong tahun 219, dan Wei Yan menjadi
salah satu dari 6 orang militer terpenting di kerajaan Shu sesudah 5 Jendral Macan Shu.
Dia tidak pernah dipercaya oleh Zhuge Liang karena
perangainya yang tergesa-gesa itu dapat membuat
kehancuran Shu, tetapi hanya Liu Bei yang selalu
memperhatikan Wei Yan,sehingga hanya Liu Bei teman
perjuanganya, setelah Liu Bei wafat, Wei Yan semakin
diintimidasi oleh Zhuge Liang. Pada peristiwa "Wu
Zhang Plains" di perbatasan Chang An dan HanZhong,yang dimana Zhuge Liang mati karena sakit dan
digantikan oleh Jiang Wei. Jiang Wei menyuruh seluruh pasukan Shu untuk mundur,tetapi tentara Wei
Yan tetap di garis depan,karena merasa kemenangan ada di depan mata dan Zhuge Liang tiada, dia
meneruskan pertempuran yang mengakibatkan kekalahan besar pada tentara garis depan Shu karena
terkena jebakan "Catapult" Deng Ai dan "Ambush" Sima Zhao.Jiang wei sangat marah dan mengutus Ma
Dai untuk membunuh Wei Yan, yang pada akhirnya disesalkan oleh kaisar Shu,Liu Chan, karena Shu
kehilangan salah satu jendral terbaik pada saat itu setelah era Guan Yu, dan menjadi salah satu faktor
Kehancuran Shu dalam peperangan.
Pertarungan pertarungan
bersejarah dari 3 negara
Pertempuran Red Cliff di Chi Bhi
Pertempuran Chibi (Hanzi: 赤壁之戰) adalah sebuah pertempuran besar yang terjadi sebelum Zaman Tiga
Negara antara pihak Cao Cao dengan koalisi Liu Bei dan Sun Quan.
27 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Pertempuran ini adalah salah satu pertempuran di mana pihak yang lemah menang lewat strategi atas pihak yang
kuat. Berlokasi di Sungai Panjang, menjadikannya sebagai pertempuran pertama yang menjadikan Sungai Panjang
sebagai wilayah militer strategis bersama dengan Sungai Kuning di utara.
Pertempuran ini lebih jauh juga merupakan pertempuran yang menjadikan Tiongkok terbagi atas 3 kekuatan yang
relatif berimbang yang menjadi bibit terpecahnya Dinasti Han menjadi 3 negara.
Dalam pertempuran ini, jenderal-jenderal yang berperan penting adalah:

Cao Cao

Cheng Pu

Zhuge Liang

Sima Yi

Zhou Yun
Kemenangan koalisi Sun Quan dan Liu Bei pada dasarnya dikarenakan pertempuran Chibi berlangsung di atas air
dan pasukan Cao Cao tidak ahli bertempur di atas air.
Peperangan Guandu dan penyatuan utara
Peta wilayah pengaruh Yuan Shao (merah) dan Cao Cao (biru) pada tahun 195
28 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Di antara mereka, kekuatan Cao Cao dan Yuan Shao berkembang paling pesat dan menyebabkan peperangan di
antara mereka tidak dapat dihindari. Cao Cao pada tahun 197 menaklukkan Yuan Shu, lalu Lu Bu pada tahun 198
serta Liu Bei setahun selanjutnya. Tahun 200, Yuan Shao memulai ekspansi wilayah ke selatan, namun berhasil
dipukul mundur oleh Cao Cao. Yuan Shao kemudian memutuskan untuk memimpin sendiri kampanye militer ke
selatan dan berpangkalan di Yangwu. Cao Cao juga mundur ke Guandu untuk melakukan kampanye defensif. Di
sini, kekuatan di antara mereka berimbang selama setengah tahun sampai akhirnya Cao Cao melakukan serangan
mendadak dan memusnahkan seluruh persediaan logistik Yuan Shao. Yuan Shao kemudian mundur karena moral
prajurit yang rendah setelah kekalahan yang menentukan itu. Ini adalah peperangan Guandu yang terkenal itu.
Setelah kekalahannya di Guandu, Yuan Shao beberapa kali mencoba melakukan serangan kepada Cao Cao namun
gagal. Tahun 202, Yuan Shao meninggal, menyebabkan perebutan kekuasaan antara putranya, Yuan Tan dan Yuan
Shang. Cao Cao mengambil kesempatan ini untuk menaklukkan Yuan Shang dan membunuh Yuan Tan. Yuan
Shang kemudian mencari perlindungan kepada sukuWuhuan di utara yang mendukung Yuan Shao. Atas nasihat
Guo Jia, Cao Cao menyerang Wuhuan dan membunuh pemimpinnya. Yuan Shang dalam pelariannya mencari
perlindungan kemudian
Peperangan Wu Zhang Plains
Pertempuran Wuzhang (五丈原之戰) adalah pertempuran terkenal antara kerajaan Wei dan Shu pada
tahun 234 selama periode Tiga Kerajaan di Cina. Pada Pertempuran ini merupakan pertempuran kelima dan terakhir
pada Ekspedisi Utara Zhuge Liang yang dipimpin oleh Zhuge Liang,yang jatuh sakit dan meninggal selama
pertempuran ini.
Latar belakang
Pada tahun 234, Zhuge Liang memimpin 100.000 pasukan untuk melanjutkan ekspedisinya setelah melakukan tiga
tahun persiapan sejak ekspedisi terakhirnya. Pada saat yang sama Zhuge Liang mengirimkan utusan ke Dong
Wu agar Wu dapat menyerang Wei pada saat bersamaan. Pada bulan April, pasukan Shu sampai ke daerah
Wuzhang dekat sungai Wei dan mendirikan kemah disana. Sementara komandan Cao Wei Sima Yi telah
menyiapkan 200.000 pasukan dan bersiap di tepi selatan sungai Wei.
Pertempuran
Awal bentrokan
Guo Huai menyarankan Sima Yi untuk membangun posisi di bagian utara. Sima Yi setuju, dan mengirim Guo Huai
untuk berkemah disana. Pasukan Shu menyerang kemah Wei saat sedang dibangun, namun Guo Huai berhasil
menahan serangan pasukan Shu.
29 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Jalan buntu
Sima Yi tidak mau menantang pasukan Shu, namun lebih memilih untuk membuat pasukan Shu mundur karena
kehabisan perbekalan. Zhuge Liang mengerti akan kondisi ini dan memerintahkan pasukannya untuk bercocok
tanam agar tidak kehabisan bahan pangan (kebijakan ini dipopulerkan oleh Cao Cao).
Pasukan Shu sendiri tidak menyerang, melainkan menunggu penyerangan yang dilakukan oleh Wu ke Wei sebelum
menyerang pasukan Wei. Tetapi pasukan Sun Quan berhasil dikalahkan pasukan Cao Rui (kaisar Wei) di Hefei
sehingga kedua pasukan Shu dan Wei masih menghadapi kebuntuan selama beratus-ratus hari. Pasukan Shu
menantang pasukan Wei untuk bertempur beberapa kali, tapi Sima Yi tetap tidak mau melawan musuh.
Sesudah itu Zhuge Liang mengirimkan pakaian wanita ke Sima Yi, berkata bahwa Sima Yi adalah wanita karena
tidak berani menyerang. Para perwira pasukan Wei sangat marah terhadap hal ini, namun Sima Yi tetap tidak
terpancing untuk menyerang. Untuk menengakan perwiranya Sima Yi meminta izin Kaisar Wei Cao Rui untuk
menyerang musuh. Cao Rui mengerti akan situasi disana dan mengirimkan penasihatnya Xin Pi ke Sima Yi untuk
memberi tahu para pasukan Wei agar tetap bersabar.
Kematian Zhuge Liang
Dalam usahanya untuk menantang Wei agar bertempur, Zhuge Liang mengirim utusan ke Sima Yi untuk
menantangnya bertempur. Namun Sima Yi tidaklah berbicara tentang militer dengan utusan Zhuge Liang, melainkan
bertanya tentang tugas-tugas Zhuge Liang. Si utusan lalu menjawab bahwa Zhuge Liang mengurus semua masalah
militer seorang diri, mulai dari hal kecil sampai hal besar, dari taktik militer sampai makanan untuk malam hari. Sima
Yi lalu berkata bahwa umur Zhuge Liang tidak akan lama lagi.
Peta Wu Zhang
Pada bulan Agustus, Zhuge Liang jatuh sakit karena kelelahan, dan kondisinya semakin hari semakin buruk. Saat
mendengar tentang hal ini Kaisar Shu, Liu Chan mengirim Li Fu untuk bertanya kepada Zhuge Liang tentang rencana
Shu kedepannya. Zhuge Liang menjawab bahwa Jiang Wan dapat mengambil posisinya sebagai Perdana Menteri,
dan setelah Jiang Wan meninggal Fei Yi dapat mengambil posisinya.
30 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Zhuge Liang juga memberikan instruksi bagaimana cara pasukan Shu untuk mundur dari HanZhong: Yang Yi dan Fei
Yi memimpin pasukan mundur, sementara Jiang Wei dan Wei Yan menjaga barisan belakang, jika Wei Yan tidak
patuh, maka pasukan Shu harus pergi tanpa dia. Pada awal musim gugur tahun 234, Zhuge Liang meninggal dunia
pada umur 54 tahun.
Pasukan Shu mundur
Setelah Zhuge Liang meninggal, pasukan Shu secara sembunyi-sembunyi pergi dari kemah-kemah mereka sambil
merahasiakan kematian Zhuge Liang. Sementara itu Sima Yi yang telah diyakinkan oleh penduduk lokal bahwa
Zhuge Liang telah meninggal berusaha mengejar pasukan Shu. Jiang Wei segera menyuruh Yang Yi berputar dan
berpura-pura menyerang sehingga membuat Sima Yi takut bahwa Zhuge Liang hanya berpura-pura mati untuk
memancingnya keluar bertempur sehingga ia langsung melarikan diri. Ada cerita yang mengatakan bahwa Sima Yi
mundur karena ia melihat patung kayu yang dipakaikan baju Zhuge Liang, sehingga seolah-olah Zhuge Liang masih
hidup. Berita tentang Sima Yi melarikan diri dari Zhuge Liang yang telah mati menyebar, dan muncul kalimat "Zhuge
yang telah mati menakuti Zhong Da yang masih hidup". Zhongda adalah nama nama kehormatan milik Sima Yi
Berita tentang kematian Zhuge Liang dirahasiakan oleh tentara Shu sampai mereka tiba dengan selamat di lembah
Baoye untuk kembali ke Hanzhong. Sima Yi sendiri takut jika berita bahwa Zhuge Liang sudah mati adalah berita
bohong dan merupakan kesempatan bagi Zhuge Liang untuk menyergapnya. Setelah melakukan pemeriksaan
terhadap kemah Shu yang kosong ia menyimpulkan bahwa ia seharusnya mengejar pasukan Shu, namun setelah
sampai di Baoye dan memutuskan bahwa mereka kekurangan persediaan makanan, pasukan Wei kembali ke sungai
Wei.
Pasca pertempuran
Konflik antara Wei Yan dan Yang Yi
Wei Yan yang kecewa karena pasukan Shu mundur hanya
karena "kematian satu orang" mengumpulkan pasukannya dan
menghancurkan jalan di belakang mereka untuk mencegah
pasukan utama mundur. Yang Yi yang mempunyai kekesalan
pribadi terhadap Wei Yan, mengirim surat kepada kaisar,
menuduh bahwa Wei Yan telah berkhianat; Wei Yan sendiri juga
melakukan hal yang sama terhadap Yang Yi, ia juga mengirim surat kepada kaisar. Kaisar Liu Shan bertanya
kepada Jiang Wan dan Dong Yun tentang pandangan mereka, dan keduanya curiga terhadap Wei Yan. Liu Shan
kemudian mengirim Jiang Wan beserta pengawal kekaisaran menuju utara untuk mengatasi gangguan.
Kemudian Yang Yi memimpin pasukan utama melewati pegunungan karena jalan utama sudah tidak bisa digunakan,
lalu ia menantang pasukan detasemen Wei Yan di Celah Nangu (南谷口). Disana Wei Yan mengirim pasukan untuk
menyerang Yang Yi, sementara Yang Yi mengirim Wang Ping untuk melawan Wei Yan. Saat mereka bertemu Wang
31 | P a g e
Kisah 3 Negara
2011
Ping berkata marah pada Wei Yan, "Yang Mulia baru saja meninggal bahkan tubuhnya belum dingin; beraninya kau
bertingkah seperti ini!" Mendengar hal tersebut pasukan Wei Yan tercerai berai karena tahu komandan mereka telah
berbuat salah. Wei Yan, bersama anak-anaknya dan beberapa pengikutnya melarikan diri ke Hanzhong. Yang Yi lalu
mengirim Ma Dai untuk mengejar dan tidak lama kemudian Ma Dai berhasil memenggal kepala Wei Yan dan
membawanya ke Yang Yi. Yang Yi kemudian memerintahkan seluruh keluarga Wei Yan untuk dieksekusi.
Saat mendengar hal ini Jiang Wan sendiri baru pergi sejauh sepuluh li dari ibukota Shu yaitu Chengdu , jadi ia
kembali ke ibukota.
Pengaruh jangka panjang
Setelah Zhuge Liang mati, Jiang Wan mengambil alih posisinya sebagai perdana menteri. Meskipun Jiang Wan
adalah perdana menteri yang cakap dan pandai mengurus urusan kerajaan, namun Jiang Wan lebih tertarik
mengurusi masalah domestik daripada perang. Kematian Zhuge Liang juga menyebabkan berakhirnya ancaman
terhadap Wei sehingga Sima Yi bisa memupuk kekuasaan pada dirinya yang menjadi cikal bakal berdirinya Dinasti
Jin.
Setelah Jiang Wan meninggal, sesuai dengan amanat Zhuge Liang, Fei Yi meneruskan jabatan sebagai perdana
menteri. Pada masanya sebagai perdana menteri ia memposisikan Jiang Wei sebagai kepala sekretaris untuknya.
Sebagai perdana menteri Fei Yi lebih aktif dalam urusan militer daripada Jiang Wan, namun ia tidak pernah
memerintahkan pasukan untuk menyerang Kerajaan Wei secara besar-besaran. Namun karena mereka Fei Yi dan
Jiang Wan sama-sama disibukan pada masalah militer, urusan domestik jadi jatuh ke tangan Huang Hao seorang
kasim istana yang korup, yang merupakan tokoh penyebab jatuhnya Shu Han.
Pertempuran Chang Ban
Pertempuran Changban (Hanzi tradisional: 長坂之戰; bahasa Tionghoa: 长坂之战; Pinyin: Chángbǎn zhī zhàn)
terjadi di Changban (dekat kota Jingmen di Hubei[1]), Cina pada tahun208. Pertempuran ini terjadi antara Liu Bei,
yang nantinya mendirikan negara Shu Han, dan Cao Cao, penguasa de facto Cina utara pada periode akhir Dinasti
Han dan Tiga Kerajaan.Tokoh tokoh yang terlibat yaitu liu Bei, Cao cao , Zhang Fei , Zhang He , Zhuge Liang dan
Guan Yu
32 | P a g e
Download