Penataan Perguruan Tinggi – Kopertis Wilayah IV Tahun 2015

advertisement
PENATAAN PERGURUAN TINGGI
Abdul Hakim Halim
Rapat Kerja Daerah Kopertis Wilayah IV
Hotel Harris, 1 Agustus 2015
Pendahuluan(1)
“It costs a lot to produce a bad product."
Norman Augustine
“Build a world-class university and wait 200 years."
Sen. Daniel Moynihan, 1970
"Becoming a member of the exclusive group of world-class
universities is not achieved by self-declaration; rather, elite
status is conferred by the outside world on the basis of
international recognition.“
The Challenge of Establishing World-Class Universities.( World
Bank Report)
Pendahuluan(2)
Kompetensi
Kinerja
Persepsi
pihak
lain
Reputasi
Observasi
stakeholders
Waktu
panjang
Integritas Akademik
Pendahuluan(3)
Academic integrity is the moral code or ethical policy of academia. This
includes values such as avoidance of cheating or plagiarism; maintenance
of academic standards; honesty and rigor in research and academic
publishing.
[Alison Kirk, 1996]
Bahan dari Presentasi Dirjen Dikti pada
Rakor Kopertis di Palembang, 2013
 Mutu pendidikan tinggi adalah tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan
pendidikan tinggi dengan Standar Pendidikan Tinggi yang terdiri atas Standar
Nasional Pendidikan Tinggi dan Standar Pendidikan Tinggi yang Ditetapkan oleh
Perguruan Tinggi.
Pendahuluan(4)
Mutu
Pendidikan
Tinggi
Standar Internasional
Mutu
Sasaran Kinerja PT
Standar PT
Kinerja PT rata-rata
nasional
Standar PT
Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
Manajemen Mutu(1)
• Kenapa mutu pendidikan tinggi sangat penting?
• Daya saing bangsa tergantung kepada mutu pendidikan tinggi
• Keterbatasan sumber: dana, SDM
• Manajemen Mutu
• Seluruh aktivitas dan fungsi yang dijalankan untuk memperoleh
output dengan mutu yang sesuai dengan yang telah ditetapkan
• Pendekatan/paradigma manajemen mutu: orientasi output dan
orientasi proses
Manajemen Mutu(2)
Paradigma Manajemen Mutu
Input
Output tidak
bisa
diperbaiki.
Proses bisa
diperbaiki
Berbasis standar
Output konsisten
Quality
improvement
Proses
Pengendalian
pada proses dan
input
Penanggungjawab
adalah semua pihak
Output
Pemeriksaan pada
output
Penanggungjawab
berada pada
pemeriksa
7
Manajemen Mutu(3)
Orientasi
output
Orientasi
proses
Manajemen Mutu Pendidikan Tinggi(1)
Proses
Pembelajaran
Manajemen
berorientasi output
Ujian Lokal
Ujian
Negara
(Seolah-olah) Negara
sebagai satu-satunya
penanggungjawab mutu
lulusan perguruan tinggi
Manajemen Mutu Pendidikan Tinggi(2)
Ujian Negara
Terdaftar
Diakui
Disamakan
PT berwenang untuk
menerima
mahasiswa,
menyelenggarakan
proses belajar dan
menerbitkan ijazah
Wajib lapor, selambatlambatnya 1 bulan
sejak semester
berakhir
2001
Kepmendiknas nomor
184/U/2001 tentang
Pedoman Wasdalbin
23 Nov 2001
Kepdirjen nomor
08/Dikti/Kep/2002 tentang
Petunjuk Teknis KMDN no.
184/U/2001
Manajemen Mutu Pendidikan Tinggi(3)
Otonomi
2001
Mutu rendah
Pelanggaran
Kelas jauh
Dosen tidak memenuhi kualifikasi
Ijazah bodong
Data tidak reliable
EPSBED
PD Dikti
Manajemen Mutu Pendidikan Tinggi(4)
Otonomi
Law enforcement
Quality improvement
2001
2009
Manajemen Mutu Pendidikan Tinggi(5)
• Kebijakan Ditjen Dikti:
• UU nomor 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi
• Permendikbud nomor 49/2014 (SN Dikti), 50/2014 (SPM Dikti), 87/2014
(Akreditasi)
• Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
• Lembaga layanan Pendidikan Tinggi
• Pembersihan data dosen PNS KL non Kemendikbud, Guru
• Dosen tetap vs. dosen tidak tetap
• NIDN, NUPN, NIDK(?)
• Linearity
Manajemen Mutu Pendidikan Tinggi(6)
•
•
•
•
•
Jabatan akademik
Rasio dosen-mahasiswa
Penonaktifan program studi/perguruan tinggi
Pencabutan izin penyelenggaraan prodi/PT
Satgas Ijazah Palsu
Manajemen Mutu Pendidikan Tinggi(7)
9
8
7
6
5
4
3
2
1
STANDAR
DIKTENDIK
ACUAN
ACUAN
STANDAR
ISI
MENCAPAI
dirumuskan oleh forum prodi
sejenis atau pengelola prodi (dlm
hal tdk memiliki forum Prodi) dan
ditetapkan dalam SK Dirjen
STANDAR
SARPRAS
MENCAPAI
STANDAR
PROSES
STANDAR
PENGELOLAAN
STANDAR
PENILAIAN
STANDAR
PEMBIAYAAN
dirumuskan sesuai jenis dan jenjang program studi,
dicantumkan pada Lampiran SN DIKTI, dan dapat
ditambahkan oleh Perguruan Tinggi
15
Tim Belmawa Dikti
Manajemen Mutu Pendidikan Tinggi(8)
Standar Mutu
Standar Mutu Nasional
Internasional
Standar Mutu
Perguruan
Tinggi
Organisasi Profesi
Industri
Manajemen Mutu Pendidikan Tinggi(9)
Sistem Penjaminan
Mutu Internal (SPMI)
Sistem
Pengembangan
SDM
Sistem
Perencanaan
Sistem
Keuangan
Sasaran
Kinerja PT
Sistem
Akademik
Sistem
Sarpras
Permasalahan Prodi/PT(1)
• Laporan akademik
• Program studi (Prodi), selama 4 semester berturut-turut tidak melakukan
pelaporan, maka prodi diberi surat peringatan dari Kopertis sebangak 3 kali,
dengan sela waktu 3 bulan
• Prodi, selama 6 semester berturut-turut tidak melakukan pelaporan, maka
prodi dinon-aktifkan
• Jika perguruan tinggi (PT) secara agregat selama 6 semester berturut tidak
melakukan pelaporan, maka PT dinon-aktifkan
Permasalahan Prodi/PT(2)
• Rasio dosen-mahasiswa
• Prodi memiliki rasio dosen-mahasiswa 1:>30 (Prodi IPA) atau 1:>45 (Prodi IPS)
tetapi 1:≤300 maka prodi akan diberi peringatan sebanyak 3 kali dengan sela
waktu 3 bulan. Bila dalam 2 semester tidak melakukan perubahan, maka
prodi dinon-aktifkan
• Bila prodi memiliki rasio-dosen 1: >300, maka prodi langsung dinon-aktifkan
• Bila PT secara agregat memiliki rasio dosen mahasiswa 1: >300, maka PT
langsung dinonaktifkan
Permasalahan Prodi/PT(3)
• Pelanggaran. Pelanggaran mencakup dan tidak terbatas pada PDD/PJJ
tanpa izin, kelas jauh, Prodi/PT tanpa izin, pemadatan kelas (2 hari),
jumlah mahasiswa melebihi kuota (prodi kesehatan/kedokteran),
ijazah/gelar palsu, pemindahan mahasiswa. Sanksi meliputi:
• Ringan: peringatan dan wasdalbin
• Sedang: dinon-aktifkan
• Berat: pencabutan izin prodi/PT
• Sengketa antar organ yayasan/BP, yayasan dan PT, dosen dan PT,
dualisme kepemimpinan
Permasalahan Prodi/PT(4)
• Konsekuensi status prodi non-aktif:
• Tidak boleh menerima mahasiswa baru untuk tahun akademik baru
• Tidak memperoleh layanan dari Kementerian, dalam bentuk beasiswa,
akreditasi, pengurusan NIDN, sertifikasi dosen, hibah, kegiatan lain di
Kementerian
• Tidak memperoleh akses PD Dikti
• Konsekuensi status PT non-aktif:
• Tidak boleh menerima mahasiswa baru untuk tahun akademik baru
• Tidak memperoleh layanan Kementerian, dalam bentuk beasiswa, akreditasi,
pengurusan NIDN, sertifikasi dosen, hibah, kegiatan lain di Kementerian
• Tidak memperoleh akses PD Dikti
• Tidak boleh melakukan wisuda bila terjadi dualisme kepemimpinan dan atau
kasus kualifikasi pemimpin yang tidak dapat dipercaya
Prosedur pengaktifan kembali(1)
• Laporan Akademik
• Verifikasi dan validasi data oleh Kopertis dan PT membuat Pakta Integritas
• Masalah rasio dosen-mahasiswa
• Rencana penyelesaian oleh PT
• Verifikasi dan validasi data oleh Kopertis dan PT membuat Pakta Integritas
• Masalah pelanggaran peraturan perundang-undangan:
• Surat pernyataan penutupan PDD/PJJ tanpa izin, kelas jauh dan sebagainya
yang ditandatangani pimpinan PT dan Yayasan (di atas meterei) dan
diketahui/disaksikan oleh Kopertis
• Pengumuman di media cetak 10 hari berturut-turut dengan ukuran minimum
B5 terkait penutupan dan pemindahan mahasiswa
• Penyampaian data mahasiswa peserta PDD/PJJ tanpa izin, kelas jauh
• PT bersama Yayasan membuat Pakta Integritas
Prosedur pengaktifan kembali(2)
• Masalah sengketa:
• PT, Yayasan dan Kopertis berkoordinasi dalam penyelesaian sengketa
Jadwal Pengaktifan kembali
• Januari – Maret: pengajuan pengaktifan PT kepada Kopertis
• April – Juli: verifikasi oleh Kopertis
• Agustus – November: verifikasi oleh Kementerian
• Desember: pengaktifan kembali
Status Perguruan Tinggi(1)
Perguruan Tinggi
Negeri Swasta
Total
PT
121
2986
3107
PTA
72
919
991
PTK
173
173
Total
366
3905
4271
PT aktif, PD Dikti, 13 Juli 2015
Status Perguruan Tinggi(2)
No.
Bentuk PT
Aktif
Status PT
Non
Alih
Alih
Merger Hapus
Aktif Bentuk Kelola
2
2
0
0
1
1
Universitas
56
2
Institut
6
0
2
0
0
0
3
Sekolah Tinggi
230
25
6
8
6
1
4
Akademi
126
15
12
3
4
3
5
Politeknik
29
3
2
2
0
0
TOTAL
447
45
24
13
10
5
Status Perguruan Tinggi(3)
No.
1
2
3
4
5
Bentuk PT
Universitas
Institut
Sekolah Tinggi
Akademi
Politeknik
Total
Program Studi
PT Aktif
Prodi
Prodi
Non
Aktif
Aktif
890
51
41
7
720
59
157
28
117
11
1925
156
Jumlah
941
48
779
185
128
2081
Program Studi
PT Non Aktif
Prodi Jumlah
Prodi
Non
Aktif
Aktif
23
13
36
0
0
0
3
33
36
1
30
31
0
11
11
27
87
114
Status Perguruan Tinggi(4)
PT
PTA
PTK
Total
Negeri
Dosen
Swasta
Mahasiswa
Negeri
Swasta
Total
70.387
139.558
209.945
2.161.874
4.244.467
6.406.341
1:30,5
10.187
5.035
15.222
288.790
50.906
339.696
1:22,3
9.160
-
9.160
106.621
-
106.621
1:11,6
89.734
144.593
234.327
2.557.285
4.295.373
6.852.658
1:29,2
Total
Rasio
Total dosen/mahasiswa, PD Dikti, 13 Juli 2015
Kasus(1)
• Data jumlah suatu angkatan tertentu meningkat dari tahun ke tahun
• Nama mahasiswa fiktif, dan historis pembelajaran tidak ada (FRS,
DHMD
• Perpindahan mahasiswa tanpa izin; konversi tanpa aturan
• Konversi dari pendidikan non-formal ke program studi (pendidikan
formal), pendidikan S1 diselesaikan dalam waktu satu tahun
• Pembelajaran D3 (memiliki izin pendirian prodi) di sebuah PT tetapi
memperoleh gelar S1 (memiliki izin pendirian) dari PT lain yang
berada di kota lain (PDD tanpa izin)
• Peserta kursus tetapi memperoleh gelar D3 dari sebuah PT (PDD
tanpa izin)
Kasus(2)
• PDD tanpa izin, kelas jauh, sekali seminggu (sehari seminggu) untuk
program S1, di tempat belajar yang tidak memenuhi syarat
• Perkuliahan dipadatkan 2 hari
• Ijazah tanpa proses pembelajaran yang memadai
• Ijazah palsu yang diterbitkan oleh lembaga bukan PT dengan
mengatasnamakan PT tertentu
Penutup(1)
• Perguruan tinggi perlu melakukan penataan institusional, di samping
dalam rangka peningkatan mutu penyelenggaraan Tridharma
Perguruan Tinggi, juga dalam rangka tertib administrasi, tatakelola
(governance), manajemen (management), dan leadership
• Untuk mendukung upaya penataan tersebut, perguruan tinggi perlu
membangun basis data, sistem informasi/sistem pendukung
keputusan yang memadai
• Sistem basis data yang dibangun paling tidak memenuhi sistem
pendataan untuk menjalankan standar nasional pendidikan tinggi
• Integritas akademik harus menjadi platform penataan institusional
Penutup (2)
• Dalam waktu sangat dekat ke depan ini, bagi yang masih bermasalah,
standar minimum dosen (rasio dosen-mahasiswa) perlu segera
diselesaikan
Download