“Mengintegrasikan Kemampuan Masyarakat Dalam Adaptasi

advertisement
PDF Compressor Pro
Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana
Lembaga Penanggulangan Bencana dan
Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU)
Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI)
Wild World Fund (WWF) Indonesia
Agustus 2012
“Mengintegrasikan Kemampuan
Masyarakat Dalam Adaptasi
Perubahan Iklim dan Pengurangan
Risiko Bencana”
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
PANDUAN PELATIHAN
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam
Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
DEWAN NASIONAL PERUBAHAN IKLIM
LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA
DAN PERUBAHAN IKLIM NAHDLATUL ULAMA (LPBI NU)
WWF INDONESIA
JANUARI 2013
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
PANDUAN PELATIHAN
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam
Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Tm Penyusun:
SultonulHuda
Herdys Herdiansyah
Chrisandini
Kontrbutor Ahl:
Imam Santoso Ernawi
Erna Witoelar
Kontrbutor:
Ari Muhammad
Victor Rembeth
Avianto Muhtadi
Edtor Utama:
Brigitta Isworo
Edtor:
M. Ali Yusuf Syamsul
Hadi Zuliati
A. Rachmi Yuliantri
Desan Buku dan Tata Letak:
Ardiyanto Aryoseno
Hak cipta dilindungi undang-undang
All right reserved
Diterbitkan ulang oleh:
ISBN : 978-602-98306-3-7
Dewan Nasional Perubahan Iklim
Gedung Kementerian BUMN Lt. 18
Jl. Merdeka Selatan No. 13, Jakarta 10110
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
KATA PENGANTAR
Dampak perubahan iklim telah dirasakan berbagai belahan dunia di mana banyak di antaranya mengakibatkan bencana. Data
secara global menunjukkan bahwa tiga perempat atau 75-80
persen bencana alam di bumi merupakan bencana yang terkait
dengan iklim, seperti banjir, badai, penyakit, kekeringan, hingga
longsor. Laporan Global Assessment Report (GAR) 2011 yang
diterbitkan oleh United Nations International Strategy for Disaster Reduction juga menunjukkan, pada 20 tahun terakhir ini
terdapat kecenderungan peningkatan yang kerap berhubungan dengan iklim.
Dalam konteks Indonesia, bencana bukan saja diakibatkan oleh
posisi geograis yang rentan terhadap ancaman tektonik. Namun, sebagai negara kepulauan di daerah tropis, negeri ini juga
memiliki kerawanan terdampak bencana akibat perubahan
iklim. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana,
pada tahun 2011, dari 1598 kejadian bencana yang terjadi, 75
persen di antaranya adalah bencana hidrometeorologi seperti
banjir, kebakaran, dan puting beliung. Berdasarkan jumlah kejadian terbanyak, paling banyak adalah banjir (403 kejadian),
kebakaran (355), dan puting beliung (284).
Menyikapi ancaman bencana yang berisiko ekstensif, yang
mengakibatkan kerugian serta kerusakan besar, maka ketahanan bangsa Indonesia perlu diperkuat agar dapat mengantisipasi
bencana, khususnya yang berkaitan dengan perubahan iklim.
Pendekatan integral yang mengaitkan upaya-upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dengan inisiatif Adaptasi Perubahan
Iklim (API) perlu digagas segera.
Untuk melakukan pendekatan integral PRB-API itu dapat digunakan berbagai strategi agar dapat menjangkau semua lapisan
masyarakat. Selain pendekatan pelembagaan yang berdampak
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
pada pengambil kebijakan, strategi lainnya adalah dengan penguatan komunitas masyarakat. Dengan pelibatan komunitas, diharapkan upaya penguatan masyarakat dapat efektif dilakukan
pada mereka yang rentan terdampak bencana akibat dampak
perubahan iklim.
Insiatif kerja sama antara Lembaga Penanggulangan Bencana
dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), WWF, dan
DNPI dalam pembuatan panduan ini merupakan upaya penguatan masyarakat. Sebagai organisasi massa terbesar di Indonesia,
Nahdlatul Ulama memiliki kapasitas sumber daya manusia yang
kuat untuk melakukan sosialisasi panduan ini. Di sisi lain WWF
berperan sebagai lembaga yang memiliki kapasitas keilmuan
dan implementasi perubahan iklim. Sementara Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) sebagai intansi pemerintah yang
menangani perubahan iklim agar inisiatif ini dapat menjadi bagian dari strategi pembangunan negara yang menyeluruh dan
berkelanjutan.
Harapan para inisiator panduan ini adalah agar pendekatan
pengintegrasian Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan
Risiko Bencana dapat terus dikembangkan dan diimplementasikan secara efektif semua lini. Ketika secara faktual Negara Indonesia berisiko tinggi terhadap ancaman hidrometeorologi,
maka urgensi pengembangan dan penggunaan panduan ini
menjadi sangat tinggi. Sudah tentu pembangunan bangsa akan
menjadi semakin meningkat ketika ketahanan masyarakat diperkuat secara benar. Kiranya panduan ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak dan dapat mengurangi kerugian serta kerusakan dalam bencana akibat dampak perubahan iklim.
Jakarta, Januari 2013
DNPI, LPBI NU, dan WWF
v
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
KATA SAMBUTAN
DEWAN NASIONAL PERUBAHAN IKLIM
Kian diakui bahwa adaptasi perubahan iklim (API) dan pengurangan risiko bencana (PRB) harus menjadi komponen
utuh dari perencanaan dan pelaksanaan, khususnya untuk
meningkatkan dan mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Kedua isu ini butuh diarus-utamakan ke dalam rencana
pembangunan nasional dan daerah, strategi pengurangan
kemiskinan, kebijakan sektor dan panduan atau petunjuk
teknis lainnya. Salah satu pengikat utama dari kedua isu ini
adalah bahwa faktor variabilitas iklim dan risiko perubahan
iklim harus menjadi pertimbangan dalam penilaian dan perencanaan proyek.
Dimasukkannya aspek dan pertimbangan perubahan iklim ke
dalam perencanaan pengurangan risiko bencana merupakan
langkah strategis dalam merespon bencana iklim (climate hazard). Dipandang strategis karena pendekatan ini dapat mendorong penggunaan sumber daya alam, manusia dan keuangan
secara lebih efesien. Pendekatan ini pula akan berpotensi untuk
meningkatkan efektiitas dan keberlanjutan sinergisitas antara
API dan PRB.
Terdapat keuntungan dari pendekatan ini terhadap para
pelaku dan pegiat kebencanaan, yaitu; pertama, mendorong
peran PRB dalam kebijakan, strategi dan program API. Kedua,
membuat informasi dan panduan PRB lebih dapat diakses
oleh para pelaku dan pegiat API, khususnya dalam perundingan
perubahan iklim di tingkat internasional. Ketiga, menjamin seluruh kebijakan dan upaya serta panduan untuk menilai potensi
risiko dan ancaman dari perubahan iklim saat ini. Keempat, bagi
pelaku dan pegiat PRB akan membantu secara aktif terlibat dan
mempengaruhi kebijakan perubahan iklim pada tingkat lokal,
nasional dan internasional.
v
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Tentu bagi kedua komunitas ini, adanya ‘persekutuan’ antara
API dan PRB akan meningkatkan kesadaran dan pemahaman
mencari sinergi dan perbedaan antara keduanya. Disamping itu
pula, akan mendorong dialog, pertukaran informasi dan bekerja
sama dengan para ahli dan praktisi, institusi penanggung jawab,
pembuat kebijakan, lembaga lainnya yang peduli terhadap kebencanaan, khususnya yang diakibatkan oleh perubahan iklim.
Apa yang menjadi perhatian dari isi buku panduan ini merupakan releksi dari apa yang juga menjadi perhatian kedua isu ini
dalam tingkat internasional. Pada per temuan dunia mengenai
pengurangan bencana (World Conference on Disaster Reduction), negara-negara bersepakat bahwa pengurangan risiko
yang terkait dengan perubahan iklim harus dimasukkan ke
dalam strategi PRB dan API. Demikian pula pada pertemuan
mengenai perubahan iklim ke-13 di Bali (Conference of Parties/
CoP 13) pada tahun 2007 di mana para pihak secara resmi
mengakui pentingnya elemen-elemen PRB dalam adaptasi untuk dimasukkkan ke dalam Rencana Aksi Bali (Bali Action Plan).
Dalam perkembangan terakhir, pada perundingan isu perubahan iklim kembali ditegaskan bahwa PRB harus menjadi komponen kunci dari kerangka kerja Post 2012.
Semoga penerbitan panduan ini dapat memperkaya dan mengisi kebutuhan mendorong aksi nyata di lapangan bagi para
pelaku kedua isu ini. Diucapkan terima kasih kepada LPBI-NU
dan WWF Indonesia serta rekan-rekan di kelompok Kerja Adaptasi DNPI atas upaya menerbitkan buku panduan API dan PRB
ini. Tentu dibalik proses terbitnya dan isi dari panduan ini,
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami atas
DNPI menyampaikan permohonan maaf.
Demikian disampaikan, terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.
Jakarta, Januari 2013
Imam S. Ernaw
Ketua Pokja Adaptasi - DNPI
v
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
KATA SAMBUTAN
LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA
DAN PERUBAHAN IKLIM NAHDLATUL ULAMA (LPBI NU)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Perubahan iklim tidak lagi isu semata tetapi sudah menjadi
suatu kenyataan yang dampaknya telah dirasakan. Suhu global
yang meningkat menyebabkan pemanasan secara global dan
memengaruhi pola iklim sehingga pola iklim berubah secara
ekstrim. Hal ini meningkatkan hazard (ancaman) atau bahaya.
Di sisi lain karena tingginya faktor kerentanan baik sosial dan
ekonomi seperti kemiskinan, penataan wilayah dan ruang yang
kurang baik, daya dukung lingkungan yang tidak memadai lagi,
lemahnya infrastruktur, dan minimnya pemahaman dalam
pengurangan risiko, maka dapat diprediksi bahwa dampak nyata akibat perubahan iklim adalah bencana yang mengancam
jiwa manusia dan sumber penghidupannya.
Dampak perubahan iklim tersebut dapat memperparah dampak suatu bencana, apabila upaya pengurangan risiko bencana
dan adaptasi perubahan iklim tidak segera dilakukan. Indonesia
merupakan negara yang rawan bencana karena Indonesia berada pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik dunia yang mengakibatkan rentan terhadap gempa (juga berpotensi tsunami),
letusan gunung api, dan sebagainya.
Pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim dan
pelestarian lingkungan merupakan masalah yang cukup rumit.
Ketiganya membutuhkan kerja sama berbagai pihak dan harus
ditangani secara komprehensif. Untuk pelaksanaannya diperlukan komitmen politik dan hukum, serta harus dilakukan secara
terintegrasi dengan kebijakan dan perencanaan pembangunan
keseluruhan. Di samping itu, perlu ada sinergi antara pemerintah
dan para pemimpin komunitas untuk secara sungguh-sungguh
dan terus menerus mengampanyekan aksi-aksi pengurangan
v
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
risiko bencana dan perubahan iklim.
Oleh karena itu, diperlukan penguatan pemahaman dan pengetahuan praktis dalam pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim. Selain itu, di saat yang bersamaan harus
dilakukan upaya pelestarian lingkungan.
Dalam merespon bencana, perubahan iklim, dan kerusakan
lingkungan, Nahdlatul Ulama membentuk Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama atau
disingkat menjadi LPBI NU. Program LPBI NU selama ini berupa
program pengurangan ancaman dan kerentanan, peningkatan kapasitas, pengembangan komunitas (community development), adaptasi terhadap perubahan iklim melalui kegiatan
pelatihan, lokakarya, sosialisasi, simulasi, advokasi, aksi-aksi terkait PRB, adaptasi perubahan iklim, pelestarian lingkungan dan
lain-lain.
Dalam pandangan LPBI NU, akan sangat efektif apabila isu keagamaan dapat menjadi pintu masuk (entry point) bagi pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, serta isu
penyelamatan dan konservasi lingkungan, mengingat agama
merupakan salah satu alat kontrol bagi hasrat manusia yang
ingin melakukan hal-hal yang bersifat merusak. Paling tidak
apabila jalur sains dan kesepakatan bersama menghadapi
hambatan, maka “pendekatan agama” dapat menjadi alat untuk memengaruhi jiwa setiap individu agar tidak merusak lingkungan tetapi melestarikannya.
Pernyataan tersebut mengacu pada salah satu prinsip dalam
hukum Islam yang dikenal dengan “Saddu adz-Dzari’ah”, yaitu:
1) Segala upaya dan sarana yang dapat menimbulkan bencana
harus dicegah. 2) Segala upaya dan sarana yang dapat menghindarkan bencana harus dilakukan. 3) Sesuatu yang tidak
dapat dilakukan keseluruhannya, jangan ditinggalkan kesemuanya. 4) Harus diambil alternatif yang paling sedikit/kecil
risikonya.
Selain itu terdapat beberapa acuan dalam upaya pengurangan
risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, dan pelestarian ling-
v
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
kungan, yaitu; 1) Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sebab-sebab, gejala-gejala, dan cara penanggulangannya,
agar tidak mengalami risiko yang sama (la yuldaghu al- Mu’min
marrotaini i juhrin wahid. Al-Hadits)., 2) Mengapresiasi tradisi,
budaya, dan kearifan lokal dalam menghadapi bencana apapun, agar tidak terjadi benturan psikologis dengan masyarakat,
karena sikap dan perilaku masyarakat selalu dipengaruhi oleh
: keyakinan, pengalaman, dan pengetahuannya. ( al-’Aadah
muhakkamah ). 3) Sabda Rasululah: Manusia itu sama-sama berhak (tidak boleh monopoli) atas tiga hal, yaitu padang rumput,
air dan api (HR. Ahmad dan Abu Daud). Larangan untuk tidak
mengeksploitasi SDA secara berlebihan. 4) Membangun kesabaran dan harapan (untuk bangkit kembali) tanpa mengurangi
kesiapan melakukan koreksi-diri, karena orang-orang yang beriman tidak boleh putus asa (Yusuf : 87).
Panduan ini diprakarsai oleh LPBI NU, WWF-Indonesia, dan Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI). Panduan ini ditulis dan
disusun tidak dengan sekedar membentuk tim penulis dan penyusun namun juga melalui beberapa tahapan proses. Pertama,
membentuk tim penulis untuk menyusun garis besar (outline)
panduan. Kedua, melaksanakan FGD sebanyak dua kali yang dihadiri oleh para aktivis dari NGO yang concern dalam isu pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim, tokoh
aga- ma dan tokoh masyarakat. Ketiga, Penyusunan buku dimulai dari diskusi hasil forum group discussion (FGD), pembuatan
garis besar akhir buku dan pembagian tugas penulisan. Keempat, Uji coba panduan di Yogyakarta dan Surabaya yang dihadiri
oleh para aktivis dari NGO yang perduli dalam isu pengurangan
risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim, tokoh agama, dan
tokoh masyarakat. Kelima, proses kaji ulang (review) oleh para
ahli. Keenam, pembuatan dummy buku sebelum cetak dan selanjutnya dilakukan proses pencetakan.
Terima kasih kepada semua pihak atas segala partisipasinya,
terutama WWF- Indonesia dan Dewan Nasional Perubahan Iklim
(DNPI) sehingga panduan ini dapat diterbitkan. Harapannya,
panduan ini dapat menjadi sandaran dalam upaya peningkatan pengetahuan, kesadaran, dan ketrampilan masyarakat
x
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
dalam melakukan pengurangan risiko bencana dan adaptasi
perubahan iklim, sehingga memiliki ketahanan dalam menghadapi ancaman bencana dan dampak perubahan iklim. Amin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Jakarta, Januari 2013
Avanto Muhtad
Ketua
x
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
KATA SAMBUTAN
WWF-INDONESIA
Salam Lestari!
Kepedulian masyarakat akan pemanasan global dan perubahan iklim mulai meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini didorong oleh bertambah nya pemahaman akan potensi
dampak yang disebabkan oleh fenomena tersebut ke dalam
kualitas kehidupan. Cuaca ekstrim dan pergeseran musim misalnya telah memberikan peringatan dini secara nyata tentang
gangguan kualitas kehidupan sosial ekonomi sebagai risiko
dampak perubahan iklim.
Dampak perubahan iklim akan banyak mempengaruhi sektor
strategis sektor ekonomi masyarakat di Indonesia. Selain ancaman dari perubahan iklim, kita semua juga menghadapi risiko
ancaman bencana alam maupun bencana yang diakibatkan
oleh kerusakan lingkungan. Perubahan iklim meningkatkan
kerentanan masyarakat dan menambah risiko tingkat kerusakan
yang mungkin dialami. Dalam menghadapinya diperlukan sinergi dan kesiapan semua pihak–pemerintah, pemimpin komunitas dan masyarakat sendiri.
Perlu pendekatan yang strategis dan inovatif dalam mengenalkan lebih dalam lagi peran dan kemampuan kita untuk memperkuat ketahanan terhadap ancaman dampak perubahan iklim
maupun bencana. Lebih jauh lagi, perlu sejak dini kita menanamkan akan pentingnya kesadaran agar kita memiliki kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan iklim serta mempersiapkan diri dan lingkungan kita.
Tahun 2010, bersama Lembaga Penanggulangan Bencana dan
Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), WWF-Indonesia
menerbitkan buku “Jalan Terbaik Masyarakat dalam Menghadapi Perubahan Iklim (Perspektif Islam dalam Adaptasi Perubahx
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
an Iklim)”. Sebagai tindak lanjutnya, diprakarsailah penyusunan
modul ini yang diharapkan mampu memberikan panduan dan
materi yang memadai bagi penggiat organisasi dan komunitas
dalam menjangkau masyarakat untuk menyebarkan pengetahuan praktis tentang adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana. Modul ini memberikan ruang bagi penggunanya untuk sesuai kebutuhan audiens yang akan dijangkau.
Atas nama WWF-Indonesia, perkenankan kami memberikan
apresiasi atas kolaborasi dan dukungan LPBI NU dan DNPI sehingga modul ini dapat diterbitkan. Disertai harapan, modul ini
dapat dimanfaatkan sebagai panduan bagi banyak pihak dalam
meningkatkan ketahanan seluruh elemen masyarakat dalam
menghadapi risiko bencana maupun dampak perubahan iklim.
Jakarta, Januari 2013
Nyoman Iswarayoga
Direktur Iklim dan Energi
x
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
DAFTAR ISTILAH
Adaptas, Pengaturan dalam sistem alam dan manusia menuju
lingkungan baru atau mengubah lingkungan. Adaptasi terhadap perubahan iklim mengarah pada pengaturan sistem alam
dan manusia dalam merespons rangsangan alam yang aktual
atau yang diperkirakan atau pengaruh-pengaruhnya, yang
mungkin bersifat setengah merusak atau memanfaatkan kesempatan yang menguntungkan. Berbagai jenis adaptasi dapat
dibedakan menjadi Adaptasi antisipatif dan reaktif, Adaptasi
pemerintah dan pihak swasta, serta Adaptasi otonomi dan terencana. Adaptasi antisipatif—Adaptasi yang terjadi sebelum
dampak dari perubahan iklim teramati. Disebut juga sebagai
Adaptasi proaktif. Adaptasi otonomi—Adaptasi yang tidak
menuntut respons yang disengaja terhadap rangsangan iklim,
tetapi dipicu oleh perubahan-perubahan ekologi dalam sistem
alam dan oleh pasar atau perubahan-perubahan keselamatan
dalam sistem manusia. Adaptasi otonomi disebut juga sebagai
Adaptasi spontan. Adaptasi terencana—Adaptasi yang merupakan hasil keputusan kebijakan yang disengaja, berdasarkan
kepedulian terhadap kondisi yang telah berubah atau tentang
perubahan dan tindakan yang diperlukan untuk mengembalikan, mengelola, atau mencapai negara yang diinginkan.
Akumulas, Terkumpulnya suatu zat tertentu menjadi satu kesatuan dalam kurun waktu tertentu.
Angn Topan (Typhoon). Lihat tropical cyclone (badai siklon tropis).
Atmosfer, Lapisan udara yang menyelimuti planet bumi. Atmosfer terdiri dari nitrogen (79,1%), oksigen (20,9%), karbondioksida (60.03%) dan beberapa gas mulia (argon, helium, xenon, dan lain-lain), ditambah dengan uap air, ammonia, zat-zat
organik, ozon, berbagai garam-garaman, dan partikel padat
tersuspensi. Atmosir bumi terdiri dari berbagai lapisan, yaitu
berturut-turut dari bawah ke atas adalah troposfer, stratosfer,
mesosfer, dan termosfer.
x
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Bada Sklon Trops (Tropical cyclone). Badai berputar yang
hebat dengan disertai hujan dan angin kencang. Bentuk yang
paling berat disebut angin ribut (di Atlantik Utara, Pasiik Timur
Laut, atau Pasiik Selatan) atau angin topan (di Pasii k Barat
Laut). Badai siklon tropis hanya membentuk dan secara intensif menghangatkan air permukaan dan kemungkinan menjadi
lebih hebat dikarenakan pemanasan permukaan lautan oleh
pemanasan global.
Bahan Bakar Fosl, (BBF), Bahan bakar yang terbentuk dari
fosil-fosil tumbuhan dan hewan di masa lampau. Contohnya
adalah minyak bumi, gas alam, dan batu bara. BBF tergolong
bahan bakar yang tidak terbarukan.
Bahaya (Hazard). Suatu kejadian yang potensial menimbulkan kerusakan isik yang mengakibatkan kehilangan nyawa
atau terluka, kerusakan harta benda, kekacauan sosial dan ekonomi, atau degradasi lingkungan.
Bahaya Alam (Natural hazards). Kejadian alam yang dapat melukai penduduk, harta benda mereka. Bahaya alam dapat dikelompokkan menurut asalnya: geologi (gempa bumi dan letusan
gunung berapi), hidro-meteorologi (banjir, gelombang panas,
badai), atau biologi (hama dan sekawanan belalang). Beberapa
bahaya alam kemungkinan besar terjadi karena aktivitas manusia yang mengakibatkan perubahan iklim.
Bencana (Disaster). Keadaan di mana dampak dari bahaya (seperti badai atau kejadian cuaca ekstrem) yang berakibat negatif
terhadap individu atau komunitas, menjadi suatu tingkatan di
mana kehidupan manusia secara langsung terancam atau kerusakan serius pada struktur ekonomi dan sosial yang merusak kemampuan untuk bertahan hidup atau pulih.
Bomassa, Total berat kering (dry weigth) satu spesies atau
semua spesies mahluk hidup dalam suatu daerah yang diukur
pada waktu tertentu. Ada dua jenis biomassa, yaitu biomasa
tanaman dan biomassa binatang.
CBDRM (Community-based disaster risk managemment). Suatu
konsep pendekatan pengurangan risiko bencana yang berbaxv
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
sis masyarakat/komunitas. Pendekatan ini merupakan proses
yang mencari berbagai strategi dan aktivitas pembangunan
dan penerapan untuk kesiapsiagaan bencana (dan sering kali
merupakan pengurangan risiko) yang secara lokal sesuai dan
“dimiliki” lokal.
CH4, Gas Metana, salah satu dari 6 Gas Rumah Kaca (GRK) yang
memiliki GWP seki tar 21 kali CO2. Gas ini banyak dihasilkan dari
dekomposisi bahan organik secara anaerobik, misalnya sawah,
penimbunan sampah organik dan kotoran mahluk hidup. Gas
CO2, Karbon- dioksida, salah satu dari GRK yang utama dan dijadikan referensi GRK yang lain dalam menentukan Indek GWPnya =1. GRK ini banyak dihasilkan dari pembakaran BBF, biomassa dan alih guna lahan.
Deforestas, Penebangan hutan atau konvensi lahan hutan
menjadi lahan tidak berhutan secara permanen
Ems, Zat yang dilepaskan ke atmosfer yang bersifat sebagai
pencemar udara
Eros Panta (Coastal Erosion). Pergerakan tanah menuju daratan dari garis pantai dikarenakan tekanan gelombang dan
arus. Erosi pantai dapat menjadi lebih buruk karena naiknya permukaan air laut dan badai yang lebih kuat sehubungan dengan
perubahan iklim.
GRK, Gas Rumah Kaca (Greenhouse Gas), Adalah gas-gas di atmosfer yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia. Gas ini
berkemampuan untuk menyerap radiasi matahari di atmosfer
sehingga menyebabkan suhu di permukaan bumi menjadi lebih
hangat. Gas-gas tersebut adalah: CO2, CH4, N2O, SF6, NOx,
SO2, O3, CFC, HFCS, PFCS, ClO.
Hydro-meteorologcal (Hidro-meteorologi). Proses alami atau
fenomena dari alam atmosfer, hidrologi, atau oseanograi yang
dapat menyebabkan kehilangan nyawa atau terluka, kerusakan
harta benda, kekacauan sosial dan ekonomi, atau degra- dasi
lingkungan. Bahaya hidro-meteorologi meliputi: banjir, reruntuhan, dan banjir lumpur; badai siklon tropis, gelombang badai,
guntur/badai hujan es, hujan dan badai angin, badai salju, dan
xv
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
badai hebat lainnya; kekeringan, tandus, kebakaran liar, suhu
ekstrem, badai pasir atau debu; pembekuan dan salju atau es
longsor. Bahaya hidro-meteorologi dapat tunggal, berurutan,
atau kombinasi dalam asal dan pengaruhnya.
Iklm (Climate). Iklim dalam pengertian terbatas biasanya dideinisikan sebagai “rata-rata cuaca”, atau lebih tepatnya sebagai
gambaran statistik dalam hal rata-ata dan variabilitas dari kuantitas terkait lebih dari satu periode waktu berkisar dari bulanan
sampai ribuan atau jutaan tahun. Kuantitas tersebut paling
sering merupakan variabel-variabel permukaan seperti suhu,
curah hujan, dan angin. Iklim dalam pengertian luas adalah
negara, termasuk gambaran statistik, dari sistem iklim. Periode
waktu klasik adalah 30 tahun, seperti dideinisikan oleh Organisasi Meteorologi Dunia. Satu frasa populer dapat membantu
membedakan cuaca dari iklim: “Iklim adalah apa yang Anda
perkirakan. Cuaca adalah apa yang Anda dapatkan.
Intrus Ar Laut (Saltwater intrusion). Peningkatan salinitas pada
air tawar bawah tanah yang terletak dekat dengan pantai. Intrusi air laut dapat disebabkan oleh terlalu banyak air dari sumber
air tawar (aquifer) atau oleh peningkatan permukaan air laut.
IPCC, Inter-governmental Panel on Climate Change adalah suatu
panel ilmiah yang terdiri dari para ilmuwan dari seluruh dunia.
Panel ini bertugas untuk mengkaji atau meneliti senua aspek
dari masalah perubahan iklim.
Keanekaragaman Hayat (Biological Diversity atau Biodiversity),
Keanekaragaman mahluk hidup dan hal-hal yang berhubungan
dengan ekologinya, dimana mahluk hidup tersebut terdapat.
Keanekaragaman Hayati mencakup keanekaragaman genetik,
spesies dan ekosistem.
Kejadan Cuaca Ekstrem (Extreme weather event). Cuaca yang
ekstrem dan jarang di tempat tertentu, seperti curah hujan yang
terus-menerus ekstrem, panas yang ekstrem, badai angin yang
kencang. Secara deinisi, suatu karakteristik dari apa yang disebut “cuaca ekstrem” bervariasi dari tempat ke tempat. Sering
kali hal ini didein- isikan sebagai sesuatu yang rata-rata terjadi kurang dari sekali tiap 30, 50, atau 100 tahun. Akan tetapi,
xv
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
kejadian tersebut dapat lebih banyak interval frekuensinya di
masa mendatang karena pengaruh perubahan iklim.
Kepadatan (Density). Jumlah penduduk, penghuni, atau sejenisnya, per unit area. Kepadatan populasi sering kali ditetapkan
sebagai jumlah penduduk per hektar area lahan atau per kilometer persegi area lahan.
Kerentanan (Vulnerability). Tingkat risiko di mana seseorang
atau sesuatu dapat dipengaruhi oleh bahaya khusus dari kejadian mendadak seperti badai hingga perubahan iklim jangka
panjang . Kerentanan bergantung pada faktor-faktor dan proses
isik, sosial, ekonomi, dan lingkungan. Kerentanan sosial berkaitan dengan faktor sosio-demograis seperti tingginya jumlah
penduduk dalam suatu wilayah yang melebihi kapasitas areanya, tingkat ekonomi keluarga serta jaringan sosial melek huruf,
tingkat pendidikan, prasarana kesehatan, kedamaian, dan keamanan negara. Kerentanan ekonomi berkaitan dengan tingkat
pendapatan masyarakat yang rendah (miskin). Kerentanan
lingkungan mengacu pada perluasan degradasi sumber daya
alam, seperti deforestasi (konversi hutan menjadi bukan hutan
secara permanen), penipisan persediaan ikan, degradasi tanah,
dan kekurangan air, semuanya itu mengancam keamanan pangan dan kesehatan.
Kerentanan dalam Kajian Perubahan Iklim adalah merupakan
fungsi (eksposur-E) , sensitivitas (S) dan kapasitas b eradaptasi
(AC). Keterpaparan berupa derajat besar, Lama dan frekuensi
tekanan (dalam hal ini perubahan iklim), terhadap sistem termasuk ekosistem dan kehidupan manusia. Sedangkan sensitivitas
atau kepekaan adalah derajat reaksi sebuah sistem terhadap
tekanan yang dikenakan pada sistem tersebut. Sedangkan k apasitas beradaptasi adalah kapasitas sistem untuk melakukan penyesuaian atau tindakan adaptasi terhadap tekanan tersebut.
Kesapsagaan Bencana (Disaster preparedness). Aktivitas-aktivitas yang berkontribusi terhadap pra-rencana, waktu, dan respons yang efektif dari individu atau masyarakat untuk mengurangi dampak dan menghadapi akibat-akibat dari bencana (di
masa mendatang).
xv
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Manajemen Rsko Dampak Perubahan Iklm (Climate Risk
Management). Pendekatan terhadap pengelolaan sistematis
yang terkait dengan iklim yang memengaruhi berbagai aktivitas, strategi, atau investasi dengan memperhitungkan risiko
variabilitas dan ekstremitas cuaca saat ini seperti halnya perubahan iklim jangka panjang.
Manajemen Rsko Bencana (Disaster Risk Management). Suatu
proses sistematis dari implementasi kebijakan, strategi, dan tindakan untuk mengurangi dampak-dampak bahaya alam serta
bencana yang terkait dengan lingkungan dan teknologi. di antaranya, pengurangan risiko bencana, kesiapsiagaan, respons,
pemulihan, dan rehabilitasi.
Mtgas—Manajemen Perubahan Iklm (Mitigation—Climate
Change Management). Tindakan-tindakan untuk mengurangi
konsentrasi GRK di atmosfer, dan pada akhirnya besarnya perubahan iklim. Tindakan-tindakan tersebut mencakup konservasi energi, penggunaan energi terbarukan (seperti angin atau
energi matahari ketimbang batu bara, minyak, atau gas) ; atau
melakukan penanaman pohon yang menyerap karbon dioksida
dari atmosfer.
Mtgas—Manajemen Rsko Bencana (Mitigation—Disaster
Risk Management). Tindakan -tindakan yang ditujukan pada
pengurangan besarnya dampak bencana. Tindakan (langkah)
mitigasi dapat dikelompokkan menjadi struktural dan nonstruktural. Tindakan mitigasi struktural dimaksudkan untuk mengurangi kerusakan secara langsung, menyelamatkan kehidupan,
dan melindungi harta benda. Tindakan ini meliputi hal-hal seperti bangunan dengan dinding, penampungan air, dan penghutanan kembali untuk menghindari tanah longsor. Tindakan
mitigasi nonstruktural dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan dalam menanggulangi ben- cana. Tindakan-tindakan tersebut meliputi latihan tiruan dan peningkatan kesiapsiagaan . Dari perspektif komunitas perubahan iklim, tindakan
mitigasi (manajemen risiko bencana) tersebut merupakan langkah adaptasi karena tindakan ini membantu mengurangi dampak negatif perubahan iklim.
xv
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
NU (Nahdlatul Ulama), dalam bahasa berarti ”Kebangkitan
Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam”. NU sebuah organisasi Islam yang terbesar di Indonesia . Organisasi ini berdiri
pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang pendidikan, sosial,
dan ekonomi. Karena jumlahnya yang besar, NU sangat potensial sebagai agen perubahan sosial, budaya, dan kebijakan di
Indonesia.
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable development).
Pembangunan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan budaya,
sosial, politik, dan ekonomi dari generasi sekarang tanpa menggangu kemampuan dari generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka.
Pemulhan Bencana (Disaster Recovery). Keputusan dan tindakan setelah bencana dengan suatu tinjauan untuk memperbaiki
atau meningkatkan kondisi kehidupan sebelum bencana dari
komunitas yang terkena dampak.
Pemanasan Global (Global Warming). Peningkatan suhu ratarata permukaan Bumi dikarenakan meningkatnya jumlah gasgas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Media yang sering menggunakan istilah ini mengacu pada “perubahan iklim.”
Pengurangan Rsko Bencana (Disaster risk reduction). Tindakan-tindakan pada semua tingkat untuk mengurangi kerugian
karena bencana, melalui pengurangan paparan terhadap bahaya yang berbeda dan mengurangi kerentanan populasi.
Praktik-praktik pengurangan risiko bencana yang efektif perlu menggunakan pendekatan sistematis untuk mengurangi
kerentanan manusia, sosial, ekonomi, dan lingkungan terhadap
bahaya alam.
Penngkatan Permukaan Ar Laut (Sea-level rise). Peningkatan
rata-rata batas permukaan air laut atau samudera. Permukaan
air laut global meningkat sebagai akibat peningkatan suhu
global yang akan menyebabkan: (1) mencairnya es di kutub
dan gletser yang mengakibatkan lebih banyak air di samudera,
dan (2) meluasnya air hangat di samudera, karena volume lebih
banyak. Tingkat lokal permukaan laut ditentukan oleh gabunxx
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
gan dari peningkatan global permukaan air laut dan peningkatan lokal atau penurunan permukaan tanah (sebagai contoh,
dikarenakan proses geologi).
Perngatan Dn (Early warning). Penyediaan informasi yang
efektif dan tepat waktu mengenai bahaya yang sudah dekat
yang memungkinkan penduduk mengambil tindakan untuk
menghindari bencana atau mempersiapkan respons yang efektif. Sistem peringatan dini bergantung pada rantai yang mengaitkan : pemahaman dan pemetaan bahaya; pemantauan dan
peramalan; pemrosesan, dan penyebaran peringatan yang
mudah dipahami kepada otoritas politik dan populasi masyarakat ; serta melaksanakan tindakan yang sesuai dan tepat waktu
dalam menang- gapi peringatan tersebut.
Perubahan Iklm (Climate Change). Perubahan iklim mengacu
pada semua perubahan dalam iklim sepanjang waktu, apakah
disebabkan oleh variabilitas alam atau sebagai akibat dari aktivitas manusia. Penggunaan ini berbeda dari yang dideinisikan
oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim
(UNFCCC), yaitu “perubahan iklim” adalah suatu perubahan
iklim yang merupakan akibat langsung ataupun tidak langsung
untuk aktivitas manusia yang mengubah komposisi dari atmosfer global dan yang merupakan variabilitas iklim alami yang
teramati sepanjang periode waktu yang dapat dibandingkan.”
Lihat juga climate variability (variabilitas iklim).
Pesantren, Sekolah Islam berasrama yang terdapat di Indonesia.
pendidikan di dalam pesantren bertujuan untuk memperdalam
pengetahuan tentang al-Qur’an dan Sunnah Rasul, dengan
mempelajari bahasa Arab dan kaidah-kaidah tata bahasa -bahasa Arab. Para pelajar pesantren disebut sebagai santri, belajar di
sekolah ini sekaligus tinggal pada asrama yang disediakan oleh
pesantren.
Ramalan Iklm (Seasonal forecasting). Ramalan cuaca atau kemungkinan kondisi cuaca dalam wilayah tertentu selama waktu
tertentu (satu bulan atau satu musim) berdasarkan pengamatan
dan proyeksi kondisi samudera dan atmosfer. Proyeksi tersebut
terkadang selama berbulan-bulan, dapat membantu persiapan
xx
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
untuk berbagai keadaan darurat, dari angin topan sampai malaria.
Recovery (Pemulihan atau perbaikan kembali). Lihat pemulihan
bencana (perbaikan /pemulihan bencana).
Reforestas, Umumnya berarti penanaman kembali pada lahan
hutan yang rusak. Menurut Marrakech Accord (2001), kegiatan
penanaman kembali ini dilakukan pada hutan yang telah rusak
sebelum 31 Desember 1989.
Rekonstruks (Reconstruction). Lihat disaster recovery (perbaikan/pemulihan bencana ).
Rehabltas Bencana (Disaster rehabilitation). Serangkaian tindakan yang dilakukan setelah bencana untuk memungkinkan
layanan berfungsi kembali, untuk memperbaiki kerusakan isik
dan fasilitas masyarakat, untuk membangkitkan kembali aktivitas ekonomi serta untuk mendukung secara psikologi dan sosial para penduduk yang selamat dari bencana.
Rsko (Risk). Kemungkinan dari akibat-akibat berbahaya dikarenakan hubungan antara bahaya dan kondisi yang rentan.
Salntas, Kemasinan atau kadar garam yang terdapat dalam
sebuah larutan.
Santr, Sebutan bagi murid yang mengikuti pendidikan di pondok pesantren. Untuk perempuan disebut santriwati
Tanggap Darurat Bencana (Disaster respons). Tindakan mengkoordinasi aktivitas yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat yang terkena dampak bencana.
UNFCCC, United Nation Framework Convention on Climate
Change adalah Konvensi PBB tentang perubahan iklim yang
bertujuan untuk menstabilkan konsentrasi GRK sehingga tidak
membahayakan sistem iklim bumi. Konvensi ini sudah diratiikasi oleh Indonesia melalui UU No.6/2004
Varabltas Iklm (Climate variability). Variabilitas iklim mengacu pada variasi dalam keadaan negara dan statistik lainnya
(seperti standar deviasi/penyimpangan, statistik ekstrem, dan
xx
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
sebagainya) dari iklim pada semua skala temporal dan skala
spasial melebihi kejadian cuaca masing-masing. Variabilitas
mungkin disebabkan oleh proses internal alami dalam sistem
iklim (variabilitas internal), atau variasi di alam atau antropogenik sebagai tekanan eksternal (variabilitas eksternal). Lihat juga
climate change (perubahan iklim).
Vegetas, Tumbuh-tumbuhan pada suatu area yang terkait
sebagai suatu komunitas tetapi tidak secara taksonomi. Atau
jumlah tumbuhan yang meliputi wilayah tertentu atau di atas
bumi secara menyeluruh.
xx
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................
KATA SAMBUTAN LPBI NU ..................................................
KATA SAMBUTAN WWF-INDONESIA ..................................
KATA SAMBUTAN DNPI ........................................................
DAFTAR ISTILAH ..................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................
BAB I
: PENDAHULUAN ...................................................
Latar Belakang.......................................................................
Bagaimana Menggunakan Panduan Ini .....................
Mempersiapkan Pelatihan ...............................................
BAB II : PROSES BELAJAR PARTISIPATORIS
Panduan 1 : Pengantar Pelatihan
dan Orientasi Belajar ..........................................................
BAB III : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA .............
Panduan 1 : Perubahan Iklim dan Bencana ................
Panduan 2 : Belajar Dari Pengalaman...........................
Panduan 3 : Menilai Kerentanan
dan Tindakan Adaptasi Perubahan Iklim ....................
BAB IV : PENYUSUNAN RENCANA TINDAK LANJUT .........
BAB V : MENUTUP PROSES BELAJAR AKTIF .....................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................
PROFIL LPBI NU .....................................................................
PROFIL WWF-INDONESIA ....................................................
PROFIL DNPI ..........................................................................
xx
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
KONTRIBUTOR
xxv
•
Abdul Qudus Salam (Lakpesdam NU Surabaya)
•
Aris Sustiyono (Lestari Indonesia)
•
Bimo (BPBD Jawa Timur)
•
Bevita Dwi (PMI)
•
Dede Mariana Pardede (Komite Yogyakarta untuk Pemulihan Aceh-KYPA)
•
Dewi Candra Nur Imamah (KKP IPPNU Surabaya)
•
Ely Rosyidah (Fatayat NU Surabaya)
•
Fathurrahman (Akademisi Lamongan)
•
Hasan Bachtiar (Forum PRB - DIY)
•
Heru Santoso (LIPI)
•
Hetty Herawati(Center for International Forestry Research)
•
Ina Nisrina Has (Civil Society Forum)
•
Imam Fadli (IPNU Jawa Timur)
•
Imamur Rosyidin (Komite Lingkungan Hidup Lamongan)
•
Imelda (Institute for Essential Services Reform/IESR Indonesia)
•
Ivan V. Ageung (Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia)
•
Juli Eko Nugroho (Forum PRB – DIY)
•
KH. Rohimin (PWNU DKI Jakarta)
•
Kustiwa Adinata (Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia)
•
M. Ariin Purwakananta (Humanitarian Forum Indonesia)
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
M. Ghozi (NU Yogyakarta)
•
Mujtahidin (PMI)
•
Nurul Sa’adah Andriani (SAPDA )
•
Rr. Sri Nawangwulan (Tim AKB Mojokerto)
•
Sumolaksono (Indonesian Center for Environmental Law(ICEL)
•
Sofyan (Eyank) (Indonesia Hijau)
•
Syaiful Anam (Tim AKB Pasuruan)
•
Tita (BPBD Jawa Timur)
•
Teguh Rahmanto (NU Surabaya)
•
Ulil Abror (Lakpesdam NU Surabaya)
•
Unsiyah Zulfa (Fatayat NU Surabaya dan SER NU)
•
Untung (Lingkar Yogyakarta)
•
Victor Nahusona (Yayasan Tanggul Bencana Indonesia)
•
Wasingatu Zakiya (IDEA Yogyakarta)
•
Wazir Wicaksono (SER NU Jawa Timur)
•
Yeni Luthiana (Lakpesdam NU Jawa Timur)
xxv
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
xxv
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
1
PENDAHULUAN
•
•
•
Latar Belakang
Bagamana Menggunakan Modul ln
Mempersapkan Pelathan
1
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
LATAR BELAKANG
PENGANTAR
Perubahan iklim adalah tantangan terbesar yang dihadapi
pada masa kini . Naiknya suhu udara dan perubahan pola cuaca
memperburuk risiko-risiko bencana alam yang ada atau dapat
memicu timbulnya bencana baru. Penduduk yang paling miskin
di planet kita merupakan mereka yang paling rentan. Sebagian besar disebabkan karena mereka lemah secara ekonomi.
Selain itu juga diakibatkan kemampuan sosial dan lingkungan
yang juga lemah dalam menghadapi dampak dari perubahan
iklim dan bencana alam dalam menghadapi konsekwensi perubahan iklim dan bencana alam. Dalam rangka keberlangsungan mata pencaharian secara turun temurun, proyek-proyek
pengembangan harus memperhitungkan risiko-risiko ini.
Keberhasilan upaya adaptasi perubahan iklim dan pengurangan
risiko bencana sangat ditentukan oleh sumber daya manusia
yang berpengetahuan, berketrampilan, dan yang mempunyai
semangat mengubah keadaan. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk menghasilkan dan meningkatkan sumber daya
manusia tersebut adalah melalui pelatihan.
Untuk memfasilitasi pembelajaran mengenai perubahan iklim
yang berdampak pada bencana, masyarakat harus mampu
melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim sehingga dampak bencana dapat diminimalisir ataupun kalau mampu dihilangkan. Oleh karena itu LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA
DAN PERUBAHAN IKLIM NAHDLATUL ULAMA (LPBI NU) bekerjasama dengan WWF-INDONESIA dan DEWAN NASIONAL PERUBAHAN IKLIM (DNPI) telah mengelaborasi suatu modul pelatihan partisipatif yang sederhana dan mudah digunakan sebagai
media fasilitasi dengan harapan agar masyarakat mempunyai
kemampuan mengintegrasikan kemampuan beradaptasi masyarakat dalam mengurangi risiko perubahan iklim dengan pengurangan risiko bencana.
2
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
TUJUAN
Tujuan Umum:
Sebagai pedoman panduan praktis bagi para pemimpin organisasi dan komunitas terutama yang berbasis pesisir, pertanian,
dan urban untuk mengintegrasikan pertimbangan-pertimbangan dari tindakan adaptif di tingkatan komunitas dengan strategi strategi yang tepat.
Tujuan Khusus :
Membantu para aktivis organisasi dan komunitas agar mempunyai kemampuan menganalisisa dan merumuskan perencanaan
untuk mengintegrasikan kemampuan beradaptasi dalam mengurangi risiko dan dampak perubahan iklim yang berakibat terjadinya bencana, dengan upaya pengurangan risiko bencana.
Lebih khusus lagi, media ini menuntun dan mengarahkan para
pengguna untuk:
•
Mempelajarai dasar-dasar pengertian mengenai perubahan
iklim dan pengurangan risiko bencana
•
Mengingtegrasikan analisis kerentanan dan dampak perubahan iklim dengan membangun tindakan adaptif dengan
mempertimbangkan cara-cara untuk mem- perbaiki dampak
suatu aktiitas terhadap perubahan iklim secara global.
•
Memahami bagaimana risiko perubahan iklim dan bencana
alam mempengaruhi kehidupan lingkungan, sosial dan
manusia
•
Mempelajari bagaimana organisasi yang telah bergerak
melakukan kerja-kerja pengintegrasian penanggulangan
dampak perubahan iklim yang berupa bencana pada bidang pertanian, pesisir dan urban
•
Merancang rencana tindakan pengintegrasian dalam bentuk adaptasi dan mitigasi terhadap risiko dan dampak perubahan iklim.
3
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
SASARAN
Buku Modul ini dirancang untuk tingkat para pimpinan komunitas, namun juga bisa diaplikasikan untuk komunitas. Hal itu tergantung pada homogenitas dari suatu area geograi, dan bisa
ditingkatkan sesuai dengan sasaran yang dipilih . Terserah pada
pemakai untuk memutuskan seberapa detail dan seberapa banyak waktu yang digunakan untuk melakukan suatu pelatihan.
MANFAAT
1. Bagi penyelenggara pelatihan:
•
Adanya acuan dalam memfasilitasi proses pembelajaran sehingga materi pembelajaran dapat disampaikan
sesuai dengan tujuan pelatihan .
•
Dapat mengembangkan kurikulum dan modul pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan tujuan dan sasaran
organisasi pelaksana pelatihan.
2. Bagi peserta latih: Secara tidak langsung mendapat jaminan
mengikuti pelatihan yang terencana dengan baik.
PRINSIP PEMBELAJARAN
Ada prinsip-prinsip khusus yang menjadi ciri pembelajaran
orang dewasa sebagai pendekatan agar pembelajaran tersebut
membuahkan hasil yang diharapkan:
1. Penilaian akan Kebutuhan. Biasanya peserta didik datang
dari latar belakang yang berbedabeda. Tiga aspek yang harus ada adalah:
a.
Who: Pembelajar sebagai orang yang memiliki kepentingan;
b. What: Hal-hal yang dapat memenuhi kebutuhan dan
kepentingan mereka;
c.
4
Whom: Orang yang dapat memberikan pelayanan
dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. Keamanan dalam kenyamanan dan proses.. Tingkat keamanan dan kenyamanan merupakan prinsip yang dihubungkan dengan respek kepada pemberi pembelajaran
sebagai pembuat keputusan dalam menentukan pembelajaran mereka. Ada beberapa hal yang harus disiapkan:
a.
Kepercayaan terhadap kompetensi pelaksana/ fasilitator/ narasumber;
b. Kepercayaan terhadap kemungkinan pencapaian dan
relevansi tujuan pembelajaran;
c.
Kelompok belajar dibiarkan menemukan hasratnya
dalam menciptakan keamanan belajar;
d. Kepercayaan terhadap tahapan aktivitas pembelajaran
yang dibangun secara nyaman;
e. Realisasi bahwa lingkungan merupakan penjamin keamanan yang bersifat tidak menghakimi.
3.
Hubungan Komunikasi. Prinsip ini meliputi respek, keamanan, komunikasi yang terbuka, kemampuan mendengarkan
dan kerendahan hati. Dialog merupakan alat sentral dalam
berpikir aplikatif
4. Tahapan dan Penguatan (Sequence and Reinforcement)
. Diperlukan proses bertahap dari hal yang paling mudah
menuju kepada tingkat yang paling sulit, bukan sebaliknya,
sebab akan berakibat fatal bagi para pembelajar. Urutan
(Sequence) berarti pemrograman pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam urutan yang berlangsung dari hal yang
sederhana hingga ke tingkat yang kompleks . Penguatan
(Reinforcement ) berarti pengulangan fakta, kemampuan,
dan sikap dalam beragam bentuk dan cara yang menarik.
5. Praktek (Praxis). Praksis dilakukan dengan cara membangun releksi dengan pendekatan induktif dari yang
khusus kepada yang umum, sedangkan deduktif dari
yang umum kepada yang lebih khusus. Praksis dapat
digunakan dalam mengajar pengetahuan, keterampi-
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
lan, dan sikap para pembelajar yang kemudian mereka
releksikan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Menghargai Pembelajar sebagai Pengambil Keputusan.
(Respect for Learners Decision Makers). Orang dewasa menginginkan diri menjadi subjek atau pengambil
keputusan dan menolak untuk diperlakukan sebagai
objek sebagai orang yang dapat dimanfaatkan oleh
orang lain.
7. Gagasan, Perasaan , Tindakan (Ideas, Feeling, Actions).
Ada tiga aspek penting dalam pembelajaran: ide (sebagai basis pembelajaran kognitif), perasaan (sebagai
dasar pembelajaran afektif) dan tindakan (sebagai dasar
psikomotorik ) merupakan cara untuk mencegah ketakutan tersebut dalam pembelajaran orang dewasa.
8. Kesegeraan (Immediacy ). pembelajar dewasa membutuhkan pelajaran baru yang dapat dimanfaatkan
langsung secepatnya, terkait dengan kemampuan,
pengetahuan, dan sikap mereka. Mereka tidak mau
membuang-buang waktu yang lama dalam belajar.
9. Peran Jelas Pembelajaran orang dewasa adalah penguatan peran yang jelas dalam komunikasi antara pembelajar dan fasilitator atau narasumber. Orang dewasa
membutuhkan penguatan tentang keadilan sebagai
manusia yang diberlakukan setara antara pelajar dan
fasilitator dan antar pembelajar.
10. Kerja Tim. Merupakan prinsip sekaligus sebagai proses
dalam pembelajaran orang dewasa. Tim menjamin
kualitas keamanan yang efektif dan berguna. Jaminan
safety (keamanan) dalam kelompok belajar terbukti
akan selalu diterima.
11. Perjanjian (Engagement). Prinsip ini merupakan hal
vital dalam pembelajaran dengan sistem belajar bersama. Dengan prinsip ini, tugas-tugas belajar memberikan dorongan kepada peserta didik untuk terlibat
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
secara aktif dengan isu- isu strategis organisasi mereka sendiri di tengah-tengah masyarakat.
12. Pertanggungjawaban (Accountability ). Akuntabilitas
merupakan satu prinsip terpenting dalam pembelajaran orang dewasa. Siapa yang harus akuntabel untuk
orang lain? Pertama, desain pembelajaran harus akuntabel untuk pembelajar. Kedua, pembelajar adalah tim
yang akuntabel bagi koleganya.
PELATIH
PELATIH
Sumber : PMI
Pelatih adalah orang yang memadukan fungsi sebagai fasilitator dan narasumber. Peran utama sebagai Fasilitator adalah
memperlancar atau memberikan kemudahan agar setiap
peserta pelatihan merupakan sumber yang efektif bagi yang
lain. Fasilitator sangat menentukan berhasil tidaknya pelatihan.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Sedangkan peran sebagai pelatih adalah mentransfer pengetahuan dan ketrampilan terkait materi-materi yang menjadi pembahasan dalam pelatihan.
Seorang Pelatih diharapkan memiliki kemampuan, antara lain:
1. Konsep diri terhadap arah dan tujuan pelatihan;
2. Empati;
3. Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko pribadi;
4. Mengatasi tekanan emosional.
5. Memotivasi peserta melalui praktik lapangan dan sarana
belajar.
6. Memaksimalkan partisipasi peserta pelatihan;
7. Membantu peserta pelatihan melihat seluruh masalahnya
dalam proses pengambilan suatu keputusan;
8. Memberikan keahlian teknis yang dibutuhkan peserta pelatihan
9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta (apabila kita tidak tahu jawabannya , katakan saja tidak tahu).
BATASAN ISI MODUL
1. Kurikulum
Istilah kurikulum mulai dikenal di Amerika Serikat sejak tahun 1920, ditinjau dari asal katanya kurikulum berasal dari
bahasa latin dari kata curere yang artinya lari. Secara tradisional kurikulum mempunyai pengertian yaitu mata pelajaran atau arena pelatihan untuk suatu produksi pendidikan. Dalam konteks pelatihan berorientasi pembelajaran,
kurikulum adalah pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran yang ditata dalam bentuk rencana proses
pembelajaran dengan penekanan pada penggunaan berbagai metode pembelajaran sesuai dengan tujuan pelatihan
sehingga setelah pelatihan peserta memperoleh peningkatan kompetensi yang dibutuhkan.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. Paradigma Pelatihan.
a.
Paradigma pelatihan yaitu pelatihan yang berorientasi
pada peserta yang ditandai dengan:
•
Keterlibatan penuh dari peserta (peserta merupakan subyek);
•
Memberikan kebebasan kepada peserta;
•
Kerja sama a murni;
•
Variasi dan keragaman dalam metode belajar;
•
Motivasi internal (bukan semata-mata eksternal)
•
Adanya kegembiraan dan kesenangan dalam
belajar
•
Integrasi belajar yang lebih menyeluruh ke dalam
segenap kehidupan organisasi
b. Paradigma lain yang kadang dipakai namun kurang tepat adalah paradigma pelatihan yang berorientasi pada
fasilitator/ pelatih yang ditandai dengan ciri-ciri antara
lain:
c.
•
Keberadaan pelatih lebih penting daripada peserta, Fasilitator/pelatih mem- punyai kekuasaan atas
berlangsungnya proses.
•
Peserta pasif (mendengarkan, mencatat, dan bertanya untuk klariikasi)
•
Metode yang digunakan lebih banyak ceramah.
Paradigma training ini adalah model yang kurang tepat
bagi pembelajaran orang dewasa.
3. Kompetensi.
Pelatihan adalah salah satu cara mengubah peserta yang
terlibat dalam aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
dengan pendekatan dan strategi yang tepat baik dalam
pendekatan metodologi, materi proses maupun manaje-
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
mennya . Oleh karena itu, potensi seseorang yang ditampilkan setelah dilatih yaitu perubahan dalam aspek pengetahuan, ketrampilan , dan sikap yang dapat dilihat dan
diukur.
4. Struktur dan Kerangka Modul.
Struktur adalah proporsi waktu antara teori, penugasan, dan
praktik lapangan serta jumlah keseluruhan jam pelajaran.
Kerangka modul adalah uraian dari setiap materi pembelajaran meliputi judul materi pembelajaran, alokasi waktu
yang dibutuhkan, tujuan pembelajaran, pokok bahasan dan
atau sub pokok bahasan, metode, media, alat bantu, dan
referensi yang digunakan.
Sumber : PMI
10
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
5. Langkah-Langkah (Proses).
Langkah-langkah (proses) merupakan uraian terkecil bahan
belajar yang akan memandu fasilitator/pelatih menyampaikan bahan belajar dalam proses pembelajaran yang sesuai
secara terperinci. Agar praktis dan mudah bagi pengguna,
langkah-langkah (proses) dalam modul ini berisi uraian
dari pokok-pokok bahasan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang masing-masing dilengkapi dengan metode dan
media pembelajaran, petunjuk metode, alokasi waktu, media, sumber belajar dan tahap penyampaian.
Dalam merencanakan dan melaksanakan suatu pelatihan, harus selalu diingat akan adanya perbedaan-perbedaan Individu
peserta pelatihan baik dalam latar belakang pendidikan, pengalaman, maupun motivasi. Pelatihan harus mendapatkan perhatian baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
pelatihan, sehingga pelatihan tersebut benar-benar dapat
memberikan manfaat yang optimal.
Ada tiga aspek penting yang harus didalami untuk menggunakan modul ini, yaitu;
kurikulum pelatihan, proses pelatihan, dan metode yang digunakan:
KURIKULUM
Kurikulum merupakan masukan untuk proses selanjutnya yaitu
penyelenggaraan pelatihan dan evaluasi pelatihan . Sedangkan modul adalah bahan utama dalam proses penyelenggaraan
pelatihan yang intinya adalah pelaksanaan proses pembelajaran. Detail kurikulum dalam pelatihan ini lihat di matrik 1.
METODE
Metode adalah setiap kegiatan yang ditetapkan oleh narasumber pelatihan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Dengan demikian metode pelatihan harus cocok dengan jenis pelatihan yang diberikan. Meskipun tidak ada suatu metode yang
11
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
paling tepat dalam usaha pelatihan, tetapi dapat dicarikan beberapa alternatif metode pengajaran yang dapat dipih. Di dalam
memilih metode pelatihan yang tepat, perlu mempertimbangkan beberapa metode yang dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti: tujuan belajar, peserta didik, situasi, fasilitas.
Berkaitan dengan metode pembelajaran, alat bantu/peraga
pembelajaran juga penting dalam pelatihan,karena dapat
mengakibatkan salah tafsir; pembelajaran yang diberikan
akan lebih mudah, cepat, dan jelas ditangkap; menegaskan
dan memberikan dorongan kuat untuk menerapkan apa yang
dianjurkan. Alat atau fasilitas dan sarana berhubungan dengan
tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan, sedangkan alat bantu
berhubungan dengan penyampaian pelajaran.
Penyelenggaraan pelatihan ini lebih mengedepankan pendekatan partisipatif. Dengan menggunakan pendekatan partisipatif peserta pelatihan tidak akan merasa dipaksa bila diperintah
dan akan dengan senang hati untuk menerima. Pendekatan ini
akan lebih efektif karena seperti diungkapkan sebelumnya bahwa yang menjadi sasaran utamanya adalah masyarakat orang
dewasa yang pada umumnya sudah banyak memiliki pengalaman.
Melalui pendekatan partisipatif masyarakat sebagai peserta
pelatihan akan ikut berperan lebih banyak dan luas, baik dari
sejak dilakukan identiikasi kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, dan sampai pada menilai hasil kegiatan pelatihan. Secara
khusus pendekatan ini digunakan untuk melibatkan peserta
pelatihan agar dapat berpartisipasi aktif dalam proses pelatihan.
Setiap metode pembelajaran di atas, memiliki satu “ranah pembelajaran” yang paling menonjol meskipun juga mengandung
ranah pembelajaran lainnya. Ranah pembelajaran tersebut ada
tiga yaitu:
1. Ranah kognitif atau ranah perubahan pengetahuan;
2. Ranah afektif atau ranah perubahan sikap-perilaku;
12
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
3. Ranah psikomotorik atau ranah perubahan/peningkatan
keterampilan.
Dalam modul ini beberapa metode yang digunakan adalah:
1. Ceramah
Metode yang dimaksud disini adalah ceramah dengan kombinasi metode yang bervariasi . Mengapa disebut demikian,
sebab ceramah dilakukan dengan ditujukan sebagai pemicu terjadinya kegiatan yang partisipatif (curah pendapat,
diskusi , pleno, penugasan, studi kasus , dll). Selain itu, ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah yang cenderung
interaktif, yaitu melibatkan peserta
Sumber : Pokja Adaptasi DNPI
2. Diskusi Kelas
Metode ini digunakan untuk sharing gagasan, pemikiran,
informasi/pengalaman di antara peserta, sehingga dicapai
kesepakatan pokok-pokok pikiran (gagasan, kesimpulan).
Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta dapat
beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil
13
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
diskusi. Diskusi biasanya digunakan sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari penerapan berbagai metode lainnya, seperti: penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi kelompok, permainan, dan lain-lain.
3. Curah Pendapat
Metode ini digunakan dalam bentuk diskusi dalam rangka
menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan,
pengalaman, dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, di
m ana gagasan dari seseorang dapat ditanggapi (didukung,
dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta
lain, pada penggunaan metode curah pendapat pendapat
orang lain tidak untuk ditanggapi. Tujuan curah pendapat
adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan untuk menjadi pembelajaran
bersama.
4. Diskusi Kelompok
Sama seperti diskusi, diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topik dengan cara tukar pikiran antara dua
orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil, yang
direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini
dapat membangun suasana saling menghargai perbedaan
pendapat dan juga meningkatkan partisipasi peserta yang
masih belum banyak berbicara dalam diskusi kelas. Tujuan
penggunaan metode ini adalah mengembangkan kesamaan pendapat atau kesepakatan atau mencari suatu rumusan terbaik mengenai suatu persoalan. S etelah diskusi
kelompok, proses dilanjutkan dengan diskusi pleno. Pleno
adalah istilah yang digunakan untuk diskusi kelas atau diskusi umum yang merupakan lanjutan dari diskusi kelompok
yang dimulai dengan pemaparan hasil diskusi kelompok.
5. Studi Kasus
Metode ini bertujuan untuk melatih dan meningkatkan
kemampuan peserta dalam menganalisis suatu masalah
14
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
dengan suatu pendekatan yang benar. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberikan sebuah contoh kasus terhadap isu tertentu. Biasanya fasilitator memberikan instruksi
khusus kasus tersebut harus diapakan. Macam instruksi bisa
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan tujuan materi,
Biasanya dalam bentuk penilaian, mengambil pelajaran,
memberikan jawaban, atau lainnya. Tugas peserta adalah
melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi fasilitator.
Studi kasus bisa dalam bentuk penugasan individu ataupun
kelompok.
6. Permainan
Metode ini populer dengan berbagai sebutan antara lain
pemanasan (ice- breaking) atau penyegaran. Arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan
ikiran atau isik peserta. Permainan juga dimaksudkan untuk
membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta serius
tapi santai (sersan). Permainan digunakan untuk penciptaan
suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak
(akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar). Metode ini
diarahkan agar tujuan belajar dapat di capai secara eisien
dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas
hal-hal yang sulit atau berat. Sebaiknya permainan digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk
mengisi waktu kosong atau sekedar permainan . Permainan
sebaiknya dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang
dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses
releksi untuk menjadi hikmah yang mendalam (prinsip,
nilai, atau pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah ranah sikap-nilai.
7. Penugasan
Metode ini bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan
dan keterampilan yang dimilikinya. Kegiatan ini biasanya
dilakukan di luar kelas dalam bentuk kerja lapangan atau
1
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
pekerjaan tambahan yang dibebankan di luar forum pelatihan. Penugasan biasanya dalam bentuk tugas individu,
tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok. Sifat metode
penugasan adalah pengembangan ketrampilan. Keunggulan dari metode ini adalah pengalaman yang diperoleh bisa
langsung dirasakan oleh peserta, sehingga dapat memicu
kemampuan peserta dalam mengembang- kan kemampuannya. Sifat metode praktek adalah pengembangan keterampilan .
Perpaduan antara ranah pembelajaran dan metode adalah sebagai berikut:
Ranah Pembelajaran
Nama Metode
Pembelajaran
•
•
•
•
•
•
•
Pengetuahn
(Kogntf)
Ceramah
Diskusi kelas
Curah pendapat
Diskusi kelompok
S tudi kasus
Permainan
Penugasan
Skap Nla
(Afektf)
Keteramplan
(Pskomotork)
X
X
X
X
X
MATERI MODUL
Buku ini terdiri dari Enam materi yang dibagi menjadi dua kelompok materi, yakni:
1. Materi penunjang meliputi:
•
Pengantar Pelatihan dan Orientasi Belajar
•
Rencana Tindak Lanjut
•
Evaluasi Pelatihan.
2. Materi pokok meliputi:
•
1
Perubahan Iklim dan Risiko Bencana
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
Menilai Kerentanan dan Dampak Perubahan iklim
•
Belajar dari Pengalaman
•
Tindakan Pengintegrasian Adaptasi Perubahan Iklim
dan Dampak Bencana
Secara garis besar maksud dan tujuan dari materi Modul ini
adalah sebagai berikut:
1. Pengantar Pelatihan dan Orientasi Belajar
Mendeskripsikan mengenai pengenalan satu dengan yang
lain seluruh elemen pelatihan, alur pelatihan, materi yang
menjadi pembahasan, mengungkap harapan, dan menentukan kesepakatan-kesepakatan terkait dengan seluruh
proses pelatihan. Pengantar pelatihan sangat penting dilakukan agar peserta memahami benar untuk apa pelatihan
dilakukan, alur pelatihan, manajemen forum, pendekatan
yang digunakan, etika dalam proses pelatihan, manajemen
forum, materi yang menjadi pembahasan dan waktu yang
digunakan.
2. Perubahan Iklim dan Risiko Bencana.
Deskripsi berbasis literatur dan bersifat teoritik dari konteks
perubahan iklim dan risiko bencana dari aspek geograis,
topograis, sejarah, dan lainnya dari fakta- fakta dampak
terhadap lingkungan, sosial dan manusia. Materi ini membantu untuk informasi ilmiah dari dampak-dampak perubahan iklim dan risiko bencana , dan juga sumber-sumber
yang paling penting dan kadar gas rumah kaca dalam area
geograik. Tiga aspek penting dalam pembahasan ini adalah
perubahan iklim dan risiko bencana, integrasi pengurangan
risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim, serta aspekaspek politis berkaitan dengan kebijakan dan regulasinya.
3. Belajar Dari Pengalaman
`
Deskripsi pengalaman organisasi dalam melakukan upaya
gerakan adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko
bencana, dari aspek pertanian, pesisir, dan urban, sekaligus
menganalisis dampak proyek pembangunan yang relevan
1
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
pada konteks kerentanan perubahan iklim dan risiko bencana. Aspek penting materi ini adalah penyampaian praktik-praktik bagus dan atau lesson learn pengala- man organisasi dalam kerja-kerja pengurangan risiko bencana dan
adaptasi perubahan iklim.
4. Menilai Kerentanan dan Dampak Perubahan iklim
Penilaian dan identiikasi terhadap kerentanan dan dampak
perubahan iklim. Penilaian dilakukan dalam bentuk praktek
melakukan analisis terhadap kerentanan dan dampak perubahan iklim.
5. Tindakan Pengintegrasian Adaptasi Perubahan Iklim dan
Dampak Bencana Strategi menyusun tindakan masyarakat
dalam mengintegrasikan API-PRB dalam bentuk mitigasi
dan adaptasi berdasarkan hasil penilaian terhadap kerentanan perubahan iklim dan dampak bencana yang ditimbulkannya
6. Rencana Tindak Lanjut
Melakukan rencana tindak lanjut untuk untuk implementasi
strategi tindakan. Pelatihan akan mempunyai manfaat jika
ada kegiatan paska-pelatihan . Perencanaan ini disesuaikan
dengan wilayah di mana peserta pelatihan bertempat tinggal atau bekerja.
7. Evaluasi Pelatihan
Menganalisis tingkat pemahaman peserta terhadap materi,
komponen dan manajemen pelatihan. Evaluasi sangat penting untuk melihat hasil yang dicapai selama proses pelatihan yang berlangsung.
1
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
MEMPERSIAPKAN PELATIHAN
KONSEP DASAR PELATIHAN
Secara umum pelatihan merupakan bagian dari pendidikan
yang menggambarkan suatu proses dalam pengembangan
organisasi maupun masyarakat. Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang tak dapat dipisahkan
dalam sistem pengembangan sumberdaya manusia. Dalam
proses pengembangannya diupayakan agar sumberdaya manusia dapat diberdayakan secara maksimal, sehingga apa yang
menjadi tujuan dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia
tersebut dapat terpenuhi. Pelatihan adalah suatu bagian pendidikan yang men- yangkut proses belajar untuk memperoleh
dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang
berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan me- tode
yang lebih mengutamakan praktek dari pada teori.
Antara pendidikan dengan pelatihan sulit untuk menarik batasan yang tegas, karena baik pendidikan umum maupun pelatihan merupakan suatu proses kegiatan pembelajaran yang
mentransfer pengetahuan dan keterampilan dari sumber kepada penerima. Walaupun demikian perbedaan keduanya akan
terlihat dari tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan tersebut.
Bila pelatihan lebih menitikberatkan pada kegiatan yang dirancang dengan kekhususan mengajar, fakta pan- dangan yang
terbatas kepada keterampilan yang bersifat motorik dan mekanistik.
Melalui kegiatan pelatihan diharapkan peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga dapat
memberikan konstribusi yang tinggi terhadap produktivitas
peserta pelatihan dan organisasi. Dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil pelatihan maka peser-
1
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
ta akan semakin matang dalam menghadapi semua perubahan
dan perkembangan yang dihadapi organisasi.
Dalam pengembangan masyarakat, pelatihan diberikan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dari warga
masyarakat dalam menghadapi tuntutan maupun perubahan
lingkungan sekitarnya. Pemberian pelatihan bagi masyarakat
bertujuan untuk memberdayakan, sehingga warga masyarakat menjadi berdaya dan dapat berpartisipasi aktif pada proses
perubahan. Pelatihan dapat membantu orang atau masyarakat
untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang
telah dimiliki. Dengan pelatihan juga dapat menimbulkan perubahan dalam kebiasaan-kebiasaan bekerja masyarakat, perubahan sikap terhadap pekerjaan, serta dalam informasi dan
pengetahuan yang mereka terapkan dalam pekerjaannya sehari-hari.
MEMPERSIAPKAN SEBUAH PELATIHAN
Manajemen pelatihan terdiri dari proses perencanaan, penyelenggaraan dan penggerakan, pemantauan, pengendalian dan
penilaian. Proses tersebut merupakan suatu siklus integral yang
digambarkan dalam suatu “konsep model pelatihan sebagai
suatu proses yang integral” Konsep Model Pelatihan Sebagai
Suatu Proses Yang Integral, meliputi lima hal.
1. Proses Pengkajian Kebutuhan Pelatihan.
Mengkaji adanya kesenjangan antara standar kinerja dengan tingkat kinerja yang dicapai atau dimiliki. Pengkajian
yang benar akan mengarahkan pelatihan yang berorientasi
kepada kebutuhan. Yang harus dikaji antara lain; harapan
yang ingin dilakukan untuk program, program yang ingin
dikembangkan untuk wilayah dan jenis risikonya, pemberdayaan yang akan dilakukan untuk masyarakat, kapasitas
sasaran yang akan dilatih.
20
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. Proses Perumusan Tujuan Pelatihan.
Merumuskan secara tepat dan benar kesenjangan kinerja
yang terjadi, dan menetapkan dengan jelas kemampuan
yang harus ditingkatkan. Tujuan pelatihan dirumuskan
dalam bentuk kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta
latih seusai pelatihan. Untuk itu, rumusan tujuan harus jelas,
terukur, dan dapat dicapai .
3. Proses Merancang Program Pelatihan.
Kompetensi yang telah dijabarkan sebelumnya dalam rumusan tujuan selanjutnya diuraikan dalam kegiatan operasional yang dapat diukur. Proses perancangan ini harus
menghasilkan:
•
Kurikulum yang dirancang yang harus dicapai dan diuraikan dalam: Materi pelatihan, Metode penyampaian
(pembelajaran), Proses pembelajaran se tiap materi
•
Proporsi dan alokasi waktu
•
Metode penyelenggaraan pelatihan (dalam kelas, luar
kelas, pembelajaran jarak jauh, ataupun magang).
•
Rancangan alur proses pelatihan
4. Proses Pelaksanaan Program Pelatihan.
Terdiri dari rangkaian kegiatan pelaksanaan program pelatihan yang berpedoman pada kurikulum, metode penyelenggaraan, dan rancangan alur proses pelatihan. Dengan benarbenar mengacu pada langkah ketiga, dapat dipastikan bahwa
kompetensi yang diharapkan akan dapat tercapai. Proses ini
didahului dengan persiapan yang menghasilkan komponen
kerangka acuan, jadwal pelatihan, pelatih yang sesuai dengan
kriteria, kelengkapan sarana dan prasarana diklat maupun
penunjangnya, pelatih , format-format yang dibutuhkan. Selama proses pelaksanaan program pelatihan ini berlangsung,
kegiatan pemantauan dan pengendalian perlu dilakukan untuk meminimalisasi kejadian penyimpangan baik dari tujuan
m aupun dari langkahlangkah sebelumnya .
21
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
5. Proses Evaluasi Program Pelatihan.
Merupakan kegiatan penilaian terhadap pelaksanaan program pelatihan meliputi penilaian terhadap peserta, pelatih,
penyelenggara, dan pencapaian tujuan pelatihan. Terdapat
tiga tahap evaluasi pelatihan berdasarkan tahapannya , yaitu:
•
Penilaian tahap pra pelatihan yang meliputi empat
komponen, meliputi; peserta, kurikulum, pelatih, institusi penyelenggara
•
Penilaian tahap selama pelatihan mencakup input,
proses, output
•
Penilaian tahap paska pelatihan dilakukan terhadap hasil pelatihan dan
dampak pelatihan
Kelima proses tersebut dilakukan secara sistematis, terencana
dan terarah. Satu sama lain saling mempengaruhi , sehingga jika
satu proses tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, maka
proses lainnya akan terganggu
Dengan memperhatikan proses pada siklus manajemen pelatihan, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam manajemen pelatihan, kedudukan kurikulum (training design) adalah sentral.
Kurikulum merupakan masukan untuk proses selanjutnya yaitu
penyelenggaraan pelatihan (training implementation) dan evalluasi pelatihan (training evaluation). Sedangkan modul adalah
bahan utama dalam proses penyelenggaraan pelatihan yang
intinya adalah pelaksanaan proses pembelajaran.
22
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
23
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2
PROSES BELAJAR PARTISIPATORIS
•
•
•
Latar Belakang
Bagamana Menggunakan Modul In
Mempersapkan Pelathan
2
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
PANDUAN 1
PENGANTAR PELATIHAN DAN
ORIENTASI BELAJAR
PENGANTAR
Dalam proses pelatihan sesi awal merupakan sesi penting untuk keberhasilan sesi berikutnya. Oleh karena itu, perlu dibangun empat hal penting untuk menun- jang tercapainya tujuan
pelatihan. Pertama, suasana yang menyenangkan, penuh keakraban, bersahabat dan rileks tanpa ada beban psikologis antara
satu dengan lainnya. Perkenalan antara peserta, fasilitator dan
panitia sebagai pintu masuk yang paling efektif di dalam mencairkan suasana. Pelatihan partisipatoaris akan berhasil dengan
baik manakala setiap peserta dapat berinteraksi secara aktif
dalam proses pembelajaran.
Kedua, diketahuinya tujuan peserta dan harapan mengikuti
pelatihan. Keberadaan peserta merupakan komponen penting
dalam pelatihan, oleh karea itu, keterlibatan di dalam pelatihan
harus diketahui, baik terkait dengan latarbelakang keterlibatannya di dalam pelatihan, tujuan mengikuti pelatihan, dan harapan yang diinginkan. Ketiga, menyepakati hal-hal teknis untuk
mendukung suksesnya pelatihan, seperti menyangkut tugas
dan tanggungjawab masing-masing komponen yang terlibat di
dalam pelatihan, kemudian kesepakatan-kesepakatan lain untuk menunjang tingkat partisipasi yang lebih luas, terutama dari
peserta. Keempat , pemahaman yang tuntas mengenai maksud
dan tujuan pelatihan. Hal ini dimaksudkan agar pelatihan tidak
menyimpang dari maksud dan tujuan yang direncanakan oleh
penyelenggara pelatihan oleh karena itu maksud dan tujuan
pelatihan pada tahap awal harus benar-benar dipahami oleh
seluruh elemen pelatihan terutama oleh peserta, fasilitator dan
narasumber.
2
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
TUJUAN
Setelah proses pembelajaran, peserta diharapkan mampu:
1. Mengetahui seluruh elemen yang terlibat di dalam pelatihan.
2. Mengekspresikan tujuan mengikuti pelatihan harapan yang
diinginkan
3. Mengetahui tujuan dan alur, materi, metodologi pelatihan
yang menjadi standar pelathan
4. Mengetahui tingkat pengetahuan peserta mengenai perubahan iklim dan bencana
POKOK BAHASAN
1. Berkenalan satu dengan yang lainnya
2. Kontrak belajar untuk mengetahui harapan pembelajar dan
bina suasana (KAP , norma, harapan)
3. Orientasi pelatihan
4. Pra Tes
METODE
1. Permainan
2. Curah pendapat
3. Penugasan
WAKTU
120 Menit (2 Jam)
MEDIA DAN PERALATAN
1. Lembar harapan dan Kekhawatiran
2
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. Jadwal pelatihan & Alur pelatihan
3. Papan lembar kertas / In Focus
4. Lembar Pra Tes
SUMBER BELAJAR
1. TOR
2. Pendekatan proses untuk melibatkan peserta didik dalam
pelatihan
3. Modul Pelatihan
LANGKAH-LANGKAH
Langkah 1 : Perkenalan (25 menit)
1. Menjelaskan secara singkat maksud dan tujuan sesi ini. Kemudian membagi kertas kepada seluruh pihak yang terlibat
dalam pelatihan
2. Bagikan kertas meta plan kepada peserta, kemudian minta
peserta menuliskan jati dirinya (nama, umur, jabatan, pekerjaan, pengalaman terkait dengan masalah perubahan iklim
dan bencana)
3. Setelah selesai, minta peserta memberikan kertas meta plan
yang sudah diisi kepada peserta di samping nya (bisa kanan
atau kiri), kemudian persilahkan peserta yang memegang
meta plan membacakan tulisan di dalamnya. Lakukan sampai selesai semua.
4. Berikan lagi kertas meta plan kepada peserta, minta peserta
menuliskan namanya sendiri (bisa nama panggilan atau
nama lengkap), kemudian diminta untuk memasang di depan semua peserta lain, agar peserta lain mudah mengingat
namanya untuk memasangkan di depan peserta masingmasing, agar peserta yang lain mudah menghafalnya.
2
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Langkah 2: Orientasi Belajar (20 Menit)
1. Penjelasan secara singkat maksud dan tujuan dari sesi ini.
2. Bukalah slide mengenai TOR dan alur pelatihan. Berikan
penjelasan mengenai beberapa aspek penting:
•
Dasar pemikiran, Maksud dan tujuan pelatihan, hasil
yang diharapkan
•
Pendekatan pelatihan yang dilakukan
•
Materi dan pokok bahasan yang akan disampaikan
sekaligus metode yang akan digunakan
•
Organisasi pelaksana, fasilitator, narasumber, panitia
dan peserta yang akan terlibat dalam pelatihan.
•
Bagan alur pelatihan dari awal sampai akhir.
3. Minta peserta memberikan komentar dan masukan-masukan mengenai proses belajar yang akan dilakukan agar lebih
tepat sesuai dengan harapan.
Langkah 3 : Harapan dan Kekhawatiran (25 menit)
1. Penjelasan secara singkat maksud dan tujuan dari sesi ini.
2. Kemudian membagikan dua meta plan dengan warna yang
berbeda. Warna A untuk kekhawatiran dan warna B untuk
harapan
3. Meminta peserta menuliskan harapan an dan tujuan mengikuti pelatihan.
•
Peserta menuliskan harapan tujuan mengikuti pelatihan dan kekhawatiran terhadap pelatihan di masingmasing kertas meta plan dan tujuan mengikuti pelatihan di potongan kertas.
•
Panjang tulisan tidak lebih dari lima kata.
•
Pernyataan ditulis dalah huruf balok yang besar dan
mudah dibaca.
2
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
4. Setelah selesai, minta peserta menempelkan potongan kertas di kertas plano atau papan tulis yang telah disediakan
sesuai dengan pengelompokannya.
5. Fasilitator dibantu peserta membagi kategori harapan dan
kekhawatiran. Setelah selesai kemudian dibacakan sesuai
dengan kategorinya.
6. Berikan penjelasan maksud dan tujuan kenapa harapan dan
kekhawatiran penting untuk dilakukan dalam proses pembelajaran. Berikan kepastian bagaimana harapan peserta
dapat terwujud dalam pelatihan ini dan sesuatu yang dikhawatirkan tidak terjadi.
Langkah 4 : Kontrak Belajar (15 Menit)
1. Penjelasan secara singkat maksud dan tujuan dari sesi ini.
2. Bagikan rancangan jadual yang sudah disediakan oleh panitia.
3. Beri waktu 5 menit untuk membaca rancangan jadual tersebut.
4. Diskusikan rancangan materi tersebut dengan mengacu
pada orientasi belajar dan harapan dan tujuan yang sudah
dibahas sebelumnya. Ajak peserta menyepakati jadwal pelatihan
Langkah 5 : Tata Tertib (15 menit)
1. Penjelasan secara singkat maksud dan tujuan dari sesi ini.
2. Tayangkan draft tata tertib, minta peserta memberikan
tanggapan dan memberikan persetujuannya.
3. Ajak peserta menyusun tugas kelompok. Tugas ini disesuaikan dengan kebutuhan . Biasanya meliputi jadwal/waktu,
review materi, membangun suasana pelatihan.
4. Tempel seluruh hasil diskusi, dan ditempelkan di tempat
yang dianggap strategis.
30
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Sumber : LPBI-NU
Langkah 6 : Pre Test (20 Menit)
1. Penjelasan secara singkat maksud dan tujuan dari sesi ini.
2. Bagikan lembar Pra Tes kepada seluruh peserta, setelah selesai minta peserta menjawab seluruh pertanyaan yang ada
dalam lembaran Pre Test.
3. Setelah selesai ambil kertas Pra Tes . Berikan penjelasan
bahwa pre test ini akan menjadi acuan belajar bagi fasilitator dan narasumber agar proses pembelajaran berhasil.
31
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
3
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN
PENGURANGAN RISIKO BENCANA
•
•
•
Perubahan Iklm dan Bencana
Belajar Dar Pengalaman
Menla Kerentanan dan Tndakan
Adaptas Perubahan Iklm
33
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
PANDUAN 1
PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA
PENGANTAR
Risiko perubahan iklim dan risiko bencana seringkali tumpang
tindih. Perbedaan utamanya adalah bahwa risiko perubahan
iklim berkaitan dengan konsekwensi dari perubahan iklim, yang
mencakup bahaya yang mendadak dan yang berkembang secara perlahan. Sedangkan risiko bencana termasuk semua bahaya yang berkaitan dengan alam sekitar, yang bisa mencakup
risiko-risiko yang tidak berkai- tan dengan perubahan iklim, seperti gempa bumi.
Bagian ini diharapkan dapat mengumpulkan informasi ilmiah
dari pengetahuan mengenai perubahan iklim dan risiko bencana dari pengertian dasar, keterkaitan perubahan iklim dan
bencana, sebab dan dampak-dampaknya serta upaya peredaman risiko. Suatu risiko bencana berkaitan pada perubahan
iklim atau tidak, namun penting untuk analisis.
Pertama, karena perubahan iklim di masa yang akan datang selalu tanpa eksepsi memperburuk risiko berkaitan dengan iklim.
Kedua, asal mula risiko juga penting untuk advokasi. Perubahan
iklim, misalnya, sebagian besar disebabkan oleh negara -negara
kaya, yang berarti bahwa adaptasi pada dampaknya harus didukung oleh dunia internasional . Pengurangan risiko perubahan
iklim dan bencana harus dilakukan oleh semua negara di dunia
termasuk Indonesia.
TUJUAN
Setelah proses pembelajaran, peserta diharapkan mampu:
•
34
Memahami dan menjelaskan terminologi perubahan iklim
dan bencana
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
Memahami dan menjelaskan keterkaitan perubahan iklim
dan bencana
•
Memahami Bencana Ekologis sebagai Dampak Perubahan
Iklim Global
•
Memahami dan menjelaskan Dampak Perubahan Iklim dan
bencana
•
Mengetahui upaya Peredaman Risiko
POKOK BAHASAN
•
Terminologi Perubahan Iklim dan bencana
•
Keterkaitan perubahan iklim dan bencana
•
Bencana Ekologis Sebagai Dampak
•
Perubahan Iklim Global
•
Dampak Perubahan Iklim dan bencana
•
Upaya Peredaman Risiko
METODE
•
Curah pendapat
•
Presentasi dan Tanya jawab
•
Diskusi pendalaman
WAKTU
240 menit (4 jam)
MEDIA DAN PERALATAN
•
Slide, hand out, lembar diskusi
•
papan tulis/lip chart, kertas plano, spidol, LCD Projector
3
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
SUMBER BELAJAR
•
UU No. 24 Tahun 2007
•
RAN PRB - RAN API
•
Lembar panduan diskusi pendalaman
•
Manual relevan lainnya
Sumber : Pokja Adaptasi DNPI
LANGKAH-LANGKAH
Langkah 1 (10 menit)
3
•
Jelaskan maksud dan tujuan sesi ini, dengan pokok bahasan
dan metode yangdigunakan.
•
Persilahkan narasumber untuk menempati posisi yang disediakan.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
Ajak peserta untuk membuka cakrawala pengetahuan mengenai perubahan iklim dan bencana sebagai pemanasan
sesi ini. Minta secara acak peserta untuk berpendapat mengenai fakta terjadinya bahaya iklim dan bencana, risiko dan
dampaknya.
•
Kumpulkan pendapat yang disampaikan peserta untuk pendalaman lebih lanjut
Langkah 2: Presentasi Perubahan Iklim dan Bencana (140
menit)
•
Perkenalkan data diri dan latarbelakang narasumber secara singkat. Kemudian, konirmasikan kepada narasumber pendapat-pendapat dari peserta sebelumnya untuk
mendapatkan masukan dan penjelasan, sekaligus minta
narasumber memberikan penjelasan materi berdasarkan
pokok bahasan dalam sesi ini.
•
Presentasi narasumber mengenai materi ini. Harapannya
presentasi narasumber dilakukan dengan cara yang dapat
membuat suasana kondusif dan tidak monoton , sehingga
peserta dapat berkonsentrasi dan tidak ngantuk. Narasumber diharapkan menggunakan peralatan dan alat peraga
yang ada.
•
Berikan waktu kepada peserta untuk memberikan tanggapan dan pertanyaan kepada narasumber. Tanggapan
bisa berupa informasi, konirmasi, masukan. Forum diskusi
tanggapan bisa saja dilakukan setelah narasumber selesai
memberikan presentasinya, atau bisa saja pada saat presentasi, hal-hal yang kurang jelas peserta bisa menyela dengan
tanggapan dan pertanyaan. Sepakati saja sesuai dengan kebutuhan dan situasinya.
•
Jika sudah selesai, rangkum dan sampaikan hasil akhir dari
diskusi kepada peserta. Berikan penekanan kepada hal-hal
yang merupakan aspek penting dari materi ini.
3
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Langkah 3: Diskusi Pendalaman (60 menit)
•
Bagi peserta menjadi beberapa kelompok sesuai kebutuhan
(sebisa mungkin kelompok Jumlahnya tidak terlalu besar: 45 orang tiap kelompok).
•
Berikan penjelasan maksud dan tujuan dari sesi ini serta
waktu yang diperlukanuntuk proses pembahasan.
•
Kemudian berikan instruksi mengenai langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh tiap kelompok. Tiap kelompok
akan membahas isu yang sama. Isu yang akan dibahas lihat
tabel pada lampiran ini
•
Minta hasil diskusi di tulis pada kertas plano (atau jika ada
tulis pada laptop) untuk dipresentasikan.
Langkah 4 (30 menit)
•
Minta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
Setelah selesai ajak seluruh peserta mendalami hasil diskusi apakah ada yang salah, kurang ataupun memerlukan
penjelasan lebih rinci.
•
Setelah selesai semua, minta peserta membaca handout
yang diberikan untuk mendalami lebih lanjut tentang materi ini sehingga benar-benar mengerti dan paham. Simpulkan hasil dari seluruh proses dalam sesi ini.
•
Berikan penekanan terhadap aspek-aspek yang dianggap
penting dan men- jadi kebutuhan peserta. Kemudian tutup
sesi ini dengan gerakan-gerakan yang membuat suasana
lebih segar.
LEMBAR PANDUAN DISKUSI PENDALAMAN
Cara Pengisian Kolom Tabel:
Jawablah pertanyaan pada kolom tersebut sesuai dengan pengetahuan dan pen- galaman anda? Bahan (data) dapat diambil
dari keadaan (kondisi) yang terjadi di lingkungan rumah anda
ataupun tempat anda bekerja.
3
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
BAHAN BACAAN
PERUBAHAN IKLIM DAN DAMPAK BENCANA
YANG MENYERTA
Apa Itu Iklim, Apa Itu Cuaca?
Cuaca merupakan gambaran atas kesemua terjadi di alam pada
rentang waktu tertentu di suatu tempat terbatas. Cuaca adalah
sesuatu gejala alam yang terjadi dari menit ke menit serta dapat
berubah drastis dalam waktu yang singkat. Contohnya, langit
yang cerah mendadak menjadi hujan lebat dalam kisaran waktu
yang pendek. Perubahan cuaca adalah perubahan harian dalam
kelembaban, tekanan barometrik, temperatur dan kondisi angin
di suatu lokasi tertentu.
3
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Iklim merupakan kondisi rata-rata dari cuaca suatu tempat yang
luas dengan rent- ang waktu yang relatif lama. Berdasarkan kedua pengertian tersebut secara jelas dapat kita bedakan antara
cuaca dan iklim. Iklim adalah rata-rata peristiwa cuaca di suatu
daerah tertentu dalam jangka waktu yang panjang.
Iklim secara gampang dideinisikan sebagai keragaman keadaan
isik atmosfer dan perubahan iklim diartikan sebagai perubahan
pada cuaca yang dipengaruhi langsung ataupun oleh aktivitas
manusia yang merubah komposisi atmosfer, yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang relatif
panjang (Tremberth, Houghton and Filho, 1995). Secara statistik
perubahan iklim adalah perubahan unsur-unsurnya yang mempunyai kecenderungan naik atau turun secara nyata yang menyertai keragaman harian, musiman maupun siklus.
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh keseimbangan dalam
bentuk radiasi gelombang pendek. Sebagian radiasi ini diserap
oleh gas-gas di dalam atmosfer yang kita kenal dengan GRK
(gas rumah kaca), selanjutnya GRK meradiasikan kembali panas
tersebut ke bumi, mekanisme ini kita kenal dengan Efek Rumah
Kaca (ERK) .
Di dalam atmosfer GRK berperan seperti layaknya suatu kubah
kaca yang menyelubungi bumi, dalam artian gas ini meloloskan
gelombang-gelombang pendek dari matahari menuju bumi,
akan tetapi di saat gelombang tersebut diradiasikan kembali
oleh bumi gas ini menahannya. Dengan kata lain radiasi yang
datang ke bumi dari matahari tidak dapat dipantulkan kembali
karena terjebak oleh adanya gas- gas rumah kaca tersebut. Secara otomatis radiasi yang terkumpul di bumi akan semakin besar dan meningkatkan suhu bumi. Ini merupakan analog sederhana mengenai GRK dan peningkatan suhu di bumi.
Atmosfer bisa dikatakan menjadi tempat terakumulasinya bermacam GRK , semakin hari jumlahnya terus meningkat Sebelum revolusi industri tahun 1780 baru berkisar 280 ppm, namun
40
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
saat ini konsentrasinya telah meningkat menjadi 382 ppm (Stern
Review,2006) Proses berkumpulnya GRK menyebabkan atmosfer menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari
matahari yang dipancarkan ke bumi tetapi kembali dipantulkan
kembali oleh atmosfer. Pemahaman ini mengakibatkan para
ilmuwan memfokuskan diri pada bagaimana mengurangi efek
rumah kaca sebagai proses meminimalisasi dampak perubahan iklim dunia (Thayib,2009 ). Penelitian Unesco/Rostea (1992)
mengatakan bahwa terdapat korelasi positif antara konsentrasi
karbondioksida dan suhu yang berarti semakin tinggi konsentrasi karbondioksida semakin tinggi pula suhu udara rata-rata.
GRK terdiri dari karbondioksida (CO2), dinitroksida (N20), metana (CH4), sulfurheksaliorida (SF6), perluorokarbon (PFC), dan
hidroluorokarbon (HFC).
Gas-gas tersebut mayoritas terbentuk dari aktivitas manusia
yang terkait dengan kemajuan teknologi dan industri. Sebagai
contoh karbon dioksida merupakan produk sampingan yang setiap harinya terlahir dari kegiatan manusia seperti proses pem-
41
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
bakaran, hasil samping asap kendaraan bermotor, cerobong
pabrik, serta yang paling parah adalah karbon dioksida yang
dilepaskan oleh pembangkit listrik dengan bahan bakar batu
bara, hal inilah yang menjadikan negara maju menjadi penyumbang gas rumah kaca terbesar dikarenkan mereka mengkonsumsi listrik 25 kali lipat dibandingkan dengan negara berkembang.
Perubahan iklim sebenarnya bukan lagi merupakan hal yang
aneh bagi kehidupan planet yang kita tempati ini, berjuta tahun lalu suhu bumi jauh lebih dingin bila dibandingkan dengan
sekarang. Perubahan iklim kala itu mencairkan es tersebut dan
memunculkan daratan serta laut yang memisahkan daratan
yang terbentuk.
Perubahan iklim mempunyai dampak yang besar bagi lingkungan kita, seperti perubahan pola dan distribusi curah
hujan, meningkatnya kejadian kekeringan, banjir, dan tanah
longsor, menurunnya produksi pertanian/ gagal panen, meningkatnya kejadian kebakaran hutan, meningkatnya suhu di
daerah perkotaan, da n naiknya permukaan air laut.
Dalam sebuah laporannya PBB menyatakan bahwa sebagian besar bencana yang terjadi dalam beberapa tahun ini
adalah akibat dari adanya perubahan iklim. Diantara bencana-bencana tersebut, bencana banjir merupakan bencana
yang paling banyak terjadi dan paling banyak menelan korban. bencana lain akibat perubahan iklim adalah gelombang
panas yang menyebabkan kekeringan, kenaikan permukaan
laut, kelangkaan pangan, kelangkaan air bersih, angin topan, penyebaran penyakit dan sebagainya. Kejadian-kejadin
ekstrim seperti turunnya hujan dengan intensitas yang cukup tinggi tapi dalam waktu yang singkat mengakibatkan
terjadinya banjir dan tanah longsor. Di sisi lain terjadi kemarau berkepanjangan yang mengakibatkan kekeringan dan
terjadinya krisis air.
42
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Dampak Pemanasan global
1. Mencarnya Es d Kutub Utara
Penelitian Centre national de la recherche scientiique (CNRS)
menemukan hasil bahwa rata-rata penyusutan lapisan es setahun mencapai 1,17 juta km. Penemuan ini setara kehilangan
dua kali wilayah Prancis atau sepuluh kali luas pulau Jawa yang
memiliki 130.000 km2. Pegunungan gletser dan tutupan salju
rata-rata berkurang pada kedua belahan bumi dan memiliki
kontribusi terhadap kenaikan muka laut sebesar 0,77 milimeter
per tahun sejak 1993-2003.
Berkurangnya lapisan es di Greenland dan Antartika berkontribusi sebesar 0,4 mm pertahun untuk kenaikan muka laut (antara 1993-2003). Berdasarkan pengamatan para ilmuwan, selama terjadi pemanasan global, daerah bagian utara dari belahan
bumi utara (Northern Hemisphere) mengalami peningkatan
suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah
lain di permukaan bumi. Untu k daerah-daerah pegunungan
subtropis, bagian-bagian yang tertutup salju akan semakin sedikit dan lebih mudah mencair.
Pengurangan Tutupan Salju, tutupan salju semakin sedikit di beberapa daerah, terutama pada saat musim semi. Sejak 1900, luasan maksimum daerah yang tertutup salju pada musim dingin/
semi telah berkurang sekitar 7% pada belahan bumi utara dan
Sumber : PMI
43
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
sungai-sungai akan lebih lambat membeku (5,8 hari lebih lambat dari pada satu abad yang lalu) dan mencair lebih cepat 6,5
hari. Hal ini berdampak pada naiknya suhu cuaca yang dapat
menyebabkan pemanasan global. Selain itu, berkurangnya tutupan salju juga memiliki kontribusi terhadap kenaikan muka
laut sebesar 0,77 milimeter per tahun sejak 1993 – 2003.
2. Penngkatan Curah Hujan
Jika dibandingkan dengan tahun 1950-1999, maka curah hujan
di dunia cenderung meningkat. Bahkan para ilmuan telah memperkirakan bahwa untuk daerah Asia Tenggara penguapan akan
meningkat 3,6 % di tahun 2020-an dan 7,1% di tahun 2050, serta 11,3% di tahun 2080-an. Dengan meningkatnya penguapan,
maka akan meningkatkan curah hujan pada daerah tersebut.
Peningkatan curah hujan yang melebihi kapasitas ternyata juga
membawa banyak bencana seperti banjir, tanah longsor, erosi
tanah. Curah hujan yang terlalu tinggi juga menyebabkan nutrien tanah tersapu dan terbawa aliran air sehingga membawa
dampak negatif pada ketahanan pangan karena produktivitas
menurun seiring turunnya tingkat kesuburan tanah. Dampak
negatif yang tidak kalah p enting adalah penyebaran penyakit
yang dibawa oleh air seperti leptospirosis, diare, dan kolera.
Wabah tersebut sangat banyak ditemukan pada daerah yang
rawan banjir dan mempunyai curah hujan yang tinggi.
3. Penngkatan Suhu Bum
Bukti terbaru menunjukkan bahwa rata-rata suhu Bumi akan
naik lebih dari lima derajat celcius atau enam derajat celcius
bila emisi GRK terus bertambah dan menimbulkan bahaya besar
pelepasan karbon dioksida dari permukaan tanah dan pelepasan metana dari lapisan es di Kutub Utara maupun dari dasar laut.
Kenaikan suhu udara global ini akan setara dengan pemanasan
global yang pernah terjadi pada Zaman Es terakhir dan bila suhu
Bumi sampai memanas enam derajat celcius , dampaknya akan
luar biasa, di luar perkiraan manusia .
44
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Dampak Perubahan Iklim di Indonesia
1. Kenakan Permukaan Ar Laut
•
Studi yang dilakukan IPCC (2007) menyatakan bahwa sejak
tahun 1961 sampai dengan tahun 1993, laut mengalami
kenaikan rata-rata 1,8 mm/tahun dan kemudian meningkat pada tahun 1993 sampai 2003 menjadi 3,1 mm/tahun.
Terkait dengan perubahan iklim, peningkatan temperatur
udara secara global meningkatkan 0,1 cm/tahun sampai
0,25 cm/tahun dalam beberapa abad terakhir.
•
Permukaan air laut di Indonesia sendiri mengalami kenaikan
yang berluktuasi. Survei yang dilakukan oleh Bakosurtanal
(2002) berdasarkan catatan stasiun pasang surut di Jakarta,
Semarang, Jepara, Kupang, Biak, dan Sorong.
Genangan permanen di Tanjung Mas Semarang. Sumber: Helmi UNDIP
4
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Survei menemukan bahwa ketinggian kenaikan air laut meningkat bervariasi sejak 1990 hingga 2001 sekitar 8 mm/
tahun. Riset ITB (1990) dalam Diposaptono, Budiman, dan
Agung (2009) menemukan hasil bahwa kenaikan air laut di
Belawan 7,83 mm, Jakarta 4,38 mm, Semarang 9,17 mm, dan
Surabaya 5,47 mm.
•
Jumlah massa air laut di perairan Pasiik Utara terangkat naik
dan mengalir di tepi benua mengarah ke garis khatulistiwa.
Sedangkan massa air di Atlantik Utara bergerak melalui
Samudera Hindia ke Pasiik Utara. Kejadian ini berlangsung
secara terus menerus sehingga akan mempengaruhi massa
dan ketinggian permukaan air laut di perairan Indonesia
karena Indonesia berada di antara Samudera Hindia dan
Samudera Pasiik (Numberi,2009). Luas perairan laut Indonesia diperkirakan sebesar 5,8 juta km² dengan garis pantai
terpanjang di dunia sebesar 81.000 km dan menjadikan Indonesia dianggap sebagai salah satu negara utama dalam
pergerakan massa air global (www.statistik.dkp.go.id diakses pada 10 Desember 2009).
2. Status Krss Sosal Ekologs
4
•
Kerusakan ekologis akumulatif dalam satu generasi terakhir
telah memberikan sinyal lampu merah. Pengelolaan ekonomi tanpa penyelarasan implikasi sosial ekologisnya, ikut
berperan penting dalam hilangnya jaminan keselamatan
manusia dan keamanan sosial .
•
Perubahan ekologis yang sangat mendasar telah mengubah
pula pola-pola dasar interaksi sosial. Konversi lahan pertanian ke lahan yang bersifat nonpertanian menyebabkan
berkembangnya kegiatan-kegiatan publik yang tidak memiliki basis sejarah ekonomi masyarakat. Hal ini mempercepat
terjadi kerusakan ekologis di berbagai wilayah Indonesia.
Lahan produksi pangan, sebagai contoh, terus mengalami
penciutan karena konversi dari lahan-lahan beririgasi ke
fungsi-fungsi industri atau perkotaan.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
Lahan hutan dengan keragaman atas hak serta status kegunaan menurut ketentuan pemerintah telah menjadi suatu
medan perebutan kepentingan yang pelik. Hal ini juga tercermin dari semakin buruknya ketersediaan syarat-syarat
sosial ekonomi dari produsen pertanian pangan, antara lain
karena proses konsentrasi kuasa atas lahan, tertekannya
nilai tukar produk pedesaan serta dampak tidak langsung
dari implementasi kebijakan-kebijakan sektoral yang tidak
selaras.
•
Besarnya krisis agraria ini, yang belum pernah mengalami
pemulihan sistematis lewat kebijakan pembaruan agraria,
menjadi salah satu faktor penting dalam peningkatan masalah kerusakan lingkungan secara umum.
•
Perluasan wilayah perkotaan selama ini telah merambah
wilayah-wilayah yang secara ekologis bersifat vital dan kritis bagi keberlanjutan daur- hidroorologis setempat. Kasus
klasik yang paling mencolok dalam hal ini adalah kegagalan pengendalian pembangunan di kawasan hijau wilaya h.
Tangkapan air Puncak, Bogor di Jawa Barat. Kasus ini tidak
berdiri sendiri, dan dalam berbagai bentuknya, terjadi di
wilayah lain di Jawa serta di pulau- pulau utama lainnya.
•
Kekayaan sumber-sumber daya alam juga telah menimbulkan masalah pelik, karena seperti yang terjadi di pulau-pulau luar Jawa, eksploitasinya seringkali menimbulkan dampak sosial dan ekologis yang mahal sekali bagi masyarakat
setempat maupun bagi integritas ekosistem setempat.
•
Model eksploitasi hasil hutan secara industrial dan besarbesaran yang berlangsung di pulau-pulau besar seperti
Kalimantan dan Sumatera telah mengakibatkan krisis yang
sulit sekali proses pemulihannya. Meskipun selama ini diatur dengan berbagai ketentuan dan kelengkapan aparatur
pemantauan dan pengendalian, eksploitasi industrial tersebut berperan penting dalam proses deforestasi serta munculnya rejim produksi hasil hutan ilegal yang lebih sulit lagi
dikendalikan.
4
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
Tidak tercapainya sebuah model kendali terhadap penggunaan dan penguasaan lahan kota dan susur kota telah
menyulitkan usaha untuk mengalokasikan lahan/ruang
cadangan untuk mengakomodasi kebutuhan perluasan infrastruktur perkotaan dan industri.
•
Variasi cuaca seperti El-Nino Southern Oscillation (ENSO)
, telah memberikan kontribusi terhadap penyebaran penyakit seperti malaria, demam berdarah, diare, kolera, dan
penyakit akibat vektor lainnya. World Health Organization
(WHO) juga menyatakan bahwa penyebaran penyakit malaria dipicu oleh terjadinya curah hujan di atas normal dan
dipengaruhi juga oleh pergantian cuaca yang kurang stabil,
seperti setelah hujan lebat cuaca berganti menjadi panas
terik matahari yang menyengat. Hal tersebut mendorong
perkembangbiakan nyamuk .
3. Tata Kelola Ruang dan Sumber Daya Alam
4
•
Selama ini pengelolaan proses pembangunan belum menggunakan secara ketat sebuah model akuntansi yang ketat
untuk menjamin keamanan ketersediaan cadangan ruang,
lahan, air, dan segala sumber-sumber daya publik yang dikandungnya. Di lain pihak, praktek kelembagaan dan praktek sosial dari alokasi ruang, lahan dan sumber-sumber daya
alam masih sangat diwarnai oleh ketentuan-ketentuan sektoral yang bersifat parsial serta rendahnya kapasitas kelembagaan pada tingkat pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi program-program pembangunan baik pada tingkat lokal
maupun pusat.
•
Kedua kelemahan tersebut di atas, telah memperdalam
dan memperluas krisis, yang bukan saja mencakup tata
guna lahan, perubahan tata guna lahan serta kehutanan
(LULUCF) seperti rumusan yang digunakan oleh Protokol
Kyoto tetapi juga meliputi kelangkaan dan konlik kepentingan atas hak dan akses pada lahan, air, sumber-sumber daya
alam lokal termasuk bahan-bahan tambang, biomassa dari
hutan, laut, serta infrastruktur wilayah.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Sumber: PMI
4. Krss Sumber Daya Ar
•
Berdasarkan perhitungan kebutuhan air yang dilakukan
oleh Ditjen Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum,
Pulau Jawa (yang memiliki populasi dan jumlah industri
tinggi), Bali, dan Nusa Tenggara Timur telah mengalami deisit air terutama pada musim kemarau. Deisit air ini akan
bertambah parah pada tahun-tahun berikutnya akibat pertambahan penduduk dan meningkatnya kegiatan ekonomi.
Pada tahun 1990 kebutuhan air dalam negeri adalah sekitar 3,169x106 m3, sedangkan angka proyeksi pada tahun
2000 dan 2015 berturut-turut sebesar 6,114x106m3 dan
8,903x106m3. Berarti persentase kenaikannya berkisar antara 10%/th (1990-2000) dan 6,67%/ th (2000-2015) [Status
Lingkungan Hidup Indonesia 2002 ].
•
Ketersediaan air baku untuk berbagai keperluan untuk sektor permukiman/ domestik, pertanian, perikanan, peternakan, industri dan lingkungan sangat bergantung kepada
iklim, sehingga sangat rentan terhadap perubahan iklim.
Sarana penampung air (waduk, embung, dsb) yang secara
total berkapasitas tampung 5% dari aliran limpasan hanya
mampu menjamin sekitar 10% (700.000 ha) dari luas total jaringan irigasi yang ada. Penyediaan air bersih dengan
sistem pemipaan baru mencakup sekitar 37% dari penduduk perkotaan dan sekitar 8% untuk penduduk pedesaan.
Sisanya dipenuhi dengan penggunaan air tanah terutama
4
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
air tanah dangkal sehingga rawan dari aspek kuantitas dan
kualitas terutama di musim kemarau.
•
Kebutuhan air untuk industri banyak dipenuhi dari penyedotan air tanah dalam karena pasokan air dari permukaan tidak
mencukupi. Penyedotan air tanah yang berlebihan (melebihi kapasitas pasokan) menyebabkan penurunan muka tanah
(land subsidence) yang menyebabkan meluasnya daerah
rawan banjir dan intrusi air laut. Pemberian prioritas alokasi
anggaran yang memadai untuk pembangunan sarana dan
prasarana Sumber Daya Air dan kebijakan pengendalian
penggunaan air tanah yang konsisten menjadi kunci solusi.
•
Perubahan mendasar terkait sumber daya air juga akan
mengakibatkan perubahan pada sistem sosial. Wilayahwilayah yang tadinya dikenal sebagai sumber-sumber air
yang melimpah saat ini mengalami perubahan drastis. Hal
ini meningkatkan perubahan pola kegiatan yang bersifat
pertanian ke non-pertanian serta meningkatkan laju migrasi
penduduk pedesaan ke kawasan semiurban dan urban.
•
Kondisi sumber daya air mengalami ancaman akibat meningkatnya degradasi Daerah Aliran Sungai/DAS (tahun 1984
terdapat sejumlah 22 DAS kritis dan sekarang meningkat
menjadi 62 DAS yang menyebabkan menurunnya kuantitas
dan kualitas aliran sungai. Kondisi tersebut menyebabkan
peningkatan banjir di musim hujan dan terjadinya kekeringan di musim kemarau. Penyebabnya antara lain :
1. Penggundulan hutan dan praktek pengolahan tanah
di bagian hulu DAS yang menyebabkan erosi dan sedimentasi di bagian hilir
2. pencemaran dari limbah industri, domestik, pertanian
dan sampah padat
3. pencemaran dari praktek pertambangan baik di darat
maupun di badan air/sungai.
4. Berdasarkan kelas kriteria mutu air pada tahun
2001/2002 tidak ada sungai yang memenuhi kriteria
0
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
mutu air kelas I dan II terutama di bagian hilir. Di bagian
hilir, kriteria mutu air pada umumnya dipenuhi untuk
kelas III. Debit sungai menurun di musim kemarau, itu
pun sangat buruk kualitas air nya akibat pencemaran.
5. Perubahan iklim yang berkecederungan meningkatkan intensitas curah hujan pada musim hujan dan
penurunan curah hujan yang sangat tajam pada musim
kemarau serta bertambah panjangnya periodemusim
kemarau akan memperparah kondisi yang terjadi saat
ini.
•
Secara umum perubahan iklim akan membawa perubahan
kepada parameter-parameter cuaca yaitu temperatur, curah
hujan, tekanan dan kelembaban udara. laju arah angin dan
kondisi awan serta radiasi matahari. Perubahan pada curah
hujan akan berdampak pada sektor-sektor yang terkait dengan air, yaitu sumber daya air, pertanian, infrastruktur (termasuk pemukiman, transportasi, Pembangkit Listrik Tenaga
Air dan penataan ruang), perikanan, rawa dan lahan gambut, serta pantai.
•
Meningkatnya kejadian cuaca dan iklim ekstrim yang berpotensi menimbulkan banjir, tanah longsor dan kekeringan.
Hal ini akan meningkatkan kerusakan prasarana dan sarana,
menurunnya produksi pangan serta kerugian harta benda
perorangan dan korban jiwa manusia, termasuk ancaman
badai dan gelombang yang tinggi sehingga mengancam
keselamatan pelayaran. Ancaman badai ini juga dapat menyebabkan terjadinya pengungsian penduduk yang tinggal
pada dataran rendah pantai dan pulau-pulau kecil.
•
Bertambahnya panjang pantai yang terkena erosi sekaligus
meningkatnya ancaman intrusi air laut yang dapat mengakibatkan:
1. Penurunan kuantitas dan kualitas pasokan air baku selama musim kemarau yang akan berdampak pada bertambahnya biaya untuk pengolahan air baku untuk air
minum.
1
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. Ancaman pada sumber air minum (tempat pengambilan air di sungai)
3. karena kenaikan muka air laut.
4. Dapat merusak fungsi sawah sebagai lahan pertanian
dan merusak fungsi sungai sebagai sumber air tawar.
5. Kerusakan pada struktur bangunan.
6. Penurunan produksi perikanan akibat kekurangan pasokan air tawar teru- tama di musim kemarau.
7. Masalah-masalah sosial, ekonomi dan lingkungan pada
daerah yang terkena dampak.
•
Terganggunya transportasi air di darat pada pedalaman Kalimantan akibat menyusutnya muka air sungai di musim kemarau sehingga sungai tidak dapat dilalui oleh kapal besar.
•
Meningkatnya kerentanan kebakaran pada lahan gambut
akibat peningka tan temperatur dan berkurangnya curah
hujan di musim kemarau.
•
Ancaman kerusakan habitat mangrove dan terumbu karang
dan populasi ikan di perairan Indonesia Meningkatnya ancaman atas keanekaragaman hayati akibat perubahan tata
guna dan tutupan lahan dan tekanan akibat meningkatnya
jumlah penduduk.
•
Meningkatnya ancaman terjadinya peledakan penyakit seperti malaria, demam berdarah, kholera dan lain-lain.
. Krss Sstem Pendukung Kehdupan d Pemukman
•
2
Model pengembangan sistem-sistem pendukung (infrastruktur) wilayah yang selama ini cenderung bias pada kawasan perkotaan telah membebani wilayah-wilayah pemukiman dan produksi pedesaan lewat berbagai mekanisme
penekanan atau penggusuran tidak langsung. Upaya mitigasi lewat pengendalian deforestasi akan berhadapan dengan sebuah kondisi dimana sumber-sumber penghidupan
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
lokal telah mengalami berbagai tingkat kerusakan.
•
Kemiskinan pedesaan menjadi sumber penekan baru bagi
kawasan hutan, di samping perluasan lebih lanjut dari
eksploitasi hasil hutan industrial. Gelombang migrasi dari
sektor pertanian dan/atau wilayah pedalaman/pedesaan ke
pusat-pusat perkotaan. Kawasan perkotaan sendiri dengan
segala keterbatasan kapasitas kelembagaan, tanpa dukungan dari kerangka kebijakan serta kecukupan keuangan
yang sungguh-sungguh berorientasi pada jaminan keselamatan dan kesejahteraan penduduk kota, tidak per- nah
disiapkan untuk mengakomodasi proses urbanisasi yang
khas tersebut. Air bersih, persampahan, tata-bangunan dan
perumahan, serta penyediaan prasarana dan sarana transportasi masal, telah mendorong krisis sistemik di pusat pusat perkotaan.
•
Dalam hal sampah, rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sampah kurang lebih sebanyak 2,75 liter per orang
per hari . Sebagai contoh, DKI dengan jumlah penduduk
12 juta jiwa bisa menghasilkan sampah hingga 33 ribu m3
per orang per hari . Akibat sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang tersedia belum mencukupi maka banyak
sampah yang dibuang langsung ke lingkungan yang menyebabkan pencemaran, antara lain ke sungai dan tanahtanah kosong serta ke laut. Selain itu terjadi konlik sosial
yang berkai- tan dengan pengelolaan tempat pembuangan
akhir (TPA) sampah; bahkan hingga merenggut ko rban jiwa
akibat pengelolaan TPA yang tidak tepat (meledaknya TPA
Leuwi Gajah yang berlokasi di Kota Cimahi, Jawa Barat). Pengelolaan sampah perkotaan di TPA masih menggunakan
metoda sistem pembuangan terbuak (open dumping) sehingga gas metana yang dihasilkan dari proses dekomposisi anaerobik dapat terlepas ke atmosfer dan menyebabkan
pemanasan global (potensi gaya radiasi pemanasan molekul
CH adalah 21 kali lebih besar bandingkan molekul CO ). Berdasarkan kajian pengukuran emisi gas CH4 yang dilakukan
di TPA Jelekong, Bandung (Driejana, 2007), setiap kilogram
3
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
sampah bisa mengemisikan 0.0003335 kg CH4ke atmosfer.
Bila diambil asumsi bahwa densitas sampah adalah sebesar
196,4 kg/m3 (Saptini, 2007), maka jumlah gas metana yang
terlepas ke atmosfer pada tahun 2006 diperkirakan bisa
mencapai 40 ton CH4 atau setara dengan 841 ton CO2 .
4
•
Pencemaran udara yang meningkat pesat seiring dengan
peningkatan aktiitas penduduk di sektor transportasi, industri, jasa, dan rumah tangga, telah mengakibatkan terjadinya
peningkatan penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas)
serta penyakit lainnya seperti kanker, menurunnya tingkat
kecerdasan anak, dengan kadar logam berat yang melampaui rata-rata yang diperbolehkan. Selain itu, pembakaran
bahan bakar di kendaraan bermotor bisa menghasilkan
hidrokarbon aroma- tik polisiklik (poly cyclic aromatic hydrocarbon) yang merupakan senyawa karsinogenik (dapat
mengakibatkan penyakit kanker). Juga telah terjadi hujan
asam di Indonesia dengan pH air hujan berkisar antara 4,5
sampai 5. Standar yang umum dipergunakan untuk menentukan telah terjadinya hujan asam adalah bilamana pH air
hujan di bawah 5,6.
•
Mengenai kondisi hutan (sekto r LULUCF), penurunan penutupan lahan paling tinggi terjadi pada periode waktu 1997
– 2000, yakni se luas 2,83 juta ha (kawasan hutan dan non
kawasan hutan) per tahun dengan laju penurunan tertinggi
terjadi di Pul au Sumatera yakni 1,15 juta ha per tahun , Kalimantan 1,12 juta ha per-tahun, Sulawesi 692 ribu ha pertahun, Maluku 294 ribu ha per-tahun, dan Papua 156 ribu ha
per-tahun Laju penurunan penutupan.
•
hutan tersebut di atas menurun pada periode 2000 – 2005
menjadi sebesar
•
1,08 juta ha per-tahun.
•
Sekitar 60% dari emisi gas rumah kaca Indonesia berasal
dari sektor LULUCF (Indonesia: The First National Communication, 1999). Terdapat publikasi ilmiah internasional yang
menyatakan bahwa kebakaran hutan dan ladang gambut di
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Indonesia pada tahun 1997 menyumbang 13 – 40% emisi
karbon tahunan dunia [Page et al., 2002]. Walaupun hal
tersebut masih menjadi perdebatan para pakar dalam teknik
perhitungannya, namun Indonesia perlu melakukan upaya
penurunan kebakaran hutan dan lahan. Emisi CO2 akibat
kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia bisa dilihat
pada hutan dalam konteks perubahan iklim dapat berperan
sebagai carbon sink (penyerap karbon), carbon storage (penyimpan karbon), maupun carbon source (pengemisi carbon). Deforestasi dan degradasi bisa meningkatkan source,
sedangkan aforestasi, reforestasi dan kegiatan penanaman
lainnya meningkatkan sink dan storage. Emisi Gas Rumah
Kaca yang terjadi di sektor LULUCF Indonesia bersumber
dari deforestasi (konversi hutan untuk penggunaan lain
seperti pertanian, perkebunan, pemukiman, pertambangan,
pras- arana wilayah) dan degradasi (penurunan kualitas hutan akibat illegal logging , kebakaran, over cutting, pembukaan lahan dengan membakar dan perambahan).
•
Pada Sektor Kelautan, Laut berperan penting dalam siklus
karbon dunia. Hampir setengah dari jumlah oksigen yang
kita hirup berasal dari hasil fotosintesa yang terjadi di laut.
Seperti yang terjadi pada hutan, di laut terjadi proses penyimpanan dan pelepasan karbon. Total karbon yang disimpan di laut sekitar 50 kali lebih besar daripada yang ada di
atmosfer. Seperti gam- bar di bawah ini, mekanisme pertukaran di laut sangat dinamis sehingga laut mampu menyimpan dan melepaskan karbon dengan nilai yang signiikan.
Nilai pertukaran karbon di laut, yaitu sekitar 90 miliar ton/tahun dilepaskan ke atmosfer dan 92 miliar ton/tahun disera
p oleh laut. Selisih nilai ini, yaitu kurang lebih 2-3 miliar ton,
adalah jumlah karbon yang terdapat di biomassa laut yang
hidup di permukaan. Sedangkan karbon yang tersimpan di
dasar laut dan laut dalam mencapai 38.000-40.000 miliar
ton.
•
Sebagai perbandingan, vegetasi darat melakukan siklus K
arbon sebesar 60 miliar ton karbon yang dilepaskan dan 61
miliar ton karbon yang diserap Siklus karbon di laut dilaku
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
kan melalui 2 mekanisme, yaitu secara isika dan biologi (biological pump). Gas CO2di atmosfer masuk ke laut karena
adanya perbedaan antara tekanan parsial CO2 laut untuk
melarutkan zat tersebut. Gas CO2 pada siang dan malam
hari untuk kepentingan hidup mereka. Gas CO yang dihasilkan oleh itoplankton sebagian dilepaskan kembali ke
atmosfer dan sebagian disimpan atau kemudian ditransfer
ke laut dalam atau sedimen dasar laut. Selain itoplankton,
biota laut lainnya turut melakukan. Di laut dan di atmosfer
proses pertukaran karbon, seperti pada terumbu karang,
padang lamun, dan mangrove.
•
Sama halnya dengan vegetasi di darat, itoplankton memiliki kloroil yang mampu menyerap spektrum sinar matahari
yang cukup tinggi. Selain itu, energi matahari diserap oleh
air laut yang kemudian menyebabkan suhu permukaan laut
bervariasi. Mekanisme inilah yang terkam oleh satelit. Melalui
teknologi penginderaan jauh tersebut, jumlah produktiitas
primer dan suhu permukaan laut dapat dihitung sehingga
dapat diperkirakan berapa jumlah pertukaran CO2(Carbon
lux) di laut. Perkiraan luks karbon harus didukung oleh
observasi yang kontinu mengenai kemampuan biota laut
dalam melakukan biological pump dan faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kesehatan lingkungan laut.
•
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki luas laut
5,8 juta km2, dengan luas potensi terumbu karang sekitar
61.000 km2, padang lamun. 30.000 km2 dan hutan mangrove seluas 93.000 km2. Oleh sebab itu, laut Indonesia beserta sumber dayanya sangat berpotensi untuk menyerap
dan melepaskan karbon (carbon sink and carbon release).
Perubahan Iklim dapat mempengaruhi karakteristik laut
seperti sirkulasi laut, siklus biogeokimia laut dan dinamika
ekosistem. Faktor-faktor tersebut merupakan elemen penting dalam siklus karbon di laut. Saat ini, 48% karbon yang
dilepaskan dari fosil fuel burning dilimpahkan ke laut dan
jumlah tersebut mulai memberikan damak pada laut. Gas
CO terus meningkat menyebabkan peningkatan konsentrasi ion hidrogen di dalam laut. Akibatnya, tingkat keasaman
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
laut menjadi meningkat dan memberikan dampak pada
ekosistem laut, seperti kematian masal terumbu karang,
yang pada akhirnya berdampak pada degradasi lingkungan
laut.
•
Di sektor energi, konsumsi energi di Indonesia tumbuh sangat pesat sejak tahun 1970.
Dalam periode 1970-2003 pertumbuhan konsumsi energi
inal Indonesia mencapai 7% pertahun, sedangkan pertumbuhan konsumsi energi dunia hanya mencapai 2,6% pertahun. Pada saat itu, Indonesia masih belum optimal dalam
melakukan konservasi energi serta masih terbatas dalam
pengembangan energi terbarukan . Kebijakan energi Indonesia sampai dengan tahun 2003 masih menempatkan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama sebesar 95%,
sedangkan energi terbarukan hanya 5%.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
Dari data The First National Communication diketahui bahwa
pada tahun 1994, konsumsi energi di Indonesia, yang terdiri
dari pemakaian di rumah tangga dan bangunan komersial,
industri, transportasi, dan pembangkit listrik, menimbulkan
emisi CO2 sekitar 170,02 juta Ton. Emisi dari konsumsi energi
tersebut merupakan 25% dari emisi keseluruhan Indonesia
pada tahun 1994 yang sebesar 748,61 juta Ton CO2. Jumlah emisi dari sektor energi yang dihasilkan Indonesia masih
sangat kecil bila dibandingkan dengan negara maju. Data
International Energy Administration menunjukkan bahwa
untuk tahun 1994, emisi CO2 dunia dari penggunaan energi
(pembakaran bahan bakar fos il) adalah sekitar 21 miliar Ton.
Dengan demikian, emisi CO2 dari sektor energi di Indonesia
pada tahun 1994 hanya menyumbang sekitar 0,81% te rhadap emisi dunia dari konsumsi energi.
•
Pertumbuhan penduduk, ekonomi, dan perkembangan
teknologi akan meningkatkan emisi CO2. Tanpa adanya upaya intervensi untuk menurunkan emisi tersebut, pada tahun
2025 sektor energi Indonesia diperkirakan akan mengemisikan CO2 sekitar 1.200 Juta ton (PE-UI, 2006).
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
REFERENSI
Fakta, Perubahan Iklim Dan Efek Rumah Kaca : Global Warming
http://www. anekanews.com, Mei, 2011
Keterkaitan Perubahan Iklim Dengan Bencana Ekologis. Sumber
: www.akarfoundation.org dikutip dari New Scientist,
edisi 23 September 2009.
Pemanasan Global, www.wikipedia.org , 27 Maret 2012.
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim, http://www.ofm-jpic.
org/global warming/ pdf/Indonesian .pdf, Dipersiapkan
oleh Kelompok Kerja Pemanasan Global dari Para Promotor KPKC, Roma, Maret 2002.
Perubahan Iklim: Pemanasan Global dan Efek Rumah Kaca,
http:// perubahan-iklim-global.blogspot.com, November, 2011.
UNDP-Indonesia. 2007. Sisi Lain Perubahan Iklim-Mengapa Indonesia harus
Beradaptasi untuk Melindungi Rakyat Miskinnya.
Wacana, P. 2009. Bencana Ekologis sebagai Dampak Perubahan Iklim Global dan Upaya Peredaman Risiko Bencana.
Available at: www.psmbupn.org/arti cle/. Diakses tanggal 9 Januari 2009.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
0
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Sumber : Pokja Adaptasi DNPI
PANDUAN 2
BELAJAR DARI PENGALAMAN
TUJUAN
Setelah proses pembelajaran, peserta diharapkan mampu mengambil pembelajaran yang baik (best practices) pengalaman
orang lain dalam melakukan adaptasi dan mitigasi perubahan
iklim
POKOK BAHASAN
Upaya melakukan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim:
•
Pertanian
•
Pesisir
•
Urban
1
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
WAKTU
180 menit (3 jam)
MEDIA DAN PERALATAN
•
Slide, hand out diskusi
•
papan tulis/lip chart, kertas plano, spidol, LCD Projector
SUMBER BELAJAR
•
Makalah Narasumber
•
Contoh-contoh Pengalaman Narasumber
LANGKAH-LANGKAH
Langkah 1: Presentasi Pengalaman melakukan API (120
menit)
1. Jelaskan maksud dan tujuan sessi ini, dengan pokok bahasan dan metode yang digunakan.
2. Perkenalkan data diri dan latarbelakang narasumber secara
singkat. Kemudian, konirmasikan kepada narasumber tentang pokok bahasan dalam sessi ini.
3. Presentasi narasumber mengenai materi ini. Karena materi
ini bersifat berbagi pengalaman, maka model pendekatan
dalam presentasi lebih bersifat dialog dan banyak contohcontoh kasus. Narasumber diharapkan menggunakan peralatan dan alat peraga yang ada. Peserta bisa menggunakan
waktu selama presentasi untuk langsung memberika tanggapan dan pertanyaan kepada narasumber. Tanggapan bisa
berupa informasi, konirmasi, masukan.
4. Jika sudah selesai, rangkum dan sampaikan hasil akhir dari
diskusi kepada peserta. Berikan penekanan kepada hal-hal
yang merupakan aspek penting dari materi ini.
2
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Langkah 2: Diskusi Pendalaman (30 menit)
1. Bagi peserta menjadi beberapa kelompok sesuai kebutuhan
(sebisa mungkin kelompok jumlahnya tidak terlalu besar: 45 orang tiap kelompok).
2. Berikan penjelasan maksud dan tujuan dari sessi ini serta
waktu yang diperlukan untuk proses pembahasan. (diskusi
ini adalah diskusi berdasarkan pengalaman yang dimiliki
oleh organisasi dari narasumber yang baru saja melakukan
presentasi. Diskusi ini mengulas mengenai dua aspek:
•
Kelebihan dan kekurangan dari capaian hasil program
API & PRB
•
Upaya untuk perbaikan strategi yang digunakan agar
manfaat bagi manusia (masyaraat) dan lingkungan lebih baik.
3. Minta hasil diskusi di tulis pada kertas plano (atau jika ada
tulis pada laptop) untuk dipresentasikan.
No.
Kelebhan
Kekurangan
Upaya Perbakan Strateg
1
2
Langkah 3: Presentasi hasil Diskusi dan Kesimpulan (30
menit)
1. Minta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
Setelah selesai ajak seluruh peserta mendalami hasil diskusi apakah ada yang salah, kurang ataupun memerlukan
penjelasan lebih rinci.
2. Setelah selesai semua, simpulkan hasil dari seluruh proses
dalam sessi ini. Berikan penekanan terhadap aspek-aspek
yang dianggap penting dan menjadi kebutuhan peserta.
Kemudian tutup sessi ini dengan gerakan-gerakan yang
membuat suasana lebih segar.
3
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
4
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Sumber : Pokja Adaptasi DNPI
PANDUAN 3
MENILAI KERENTANAN DAN TINDAKAN
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
PENGANTAR
Apabila modul sebelumnya berkaitan dengan informasi ilmiah
mengenai perubahan iklim dan bencana, maka modul ini lebih
menitikberatkan pada bagaimana mengenali kerentanan dan
dampak perubahan iklim yang secara integratif akan diarahkan
kpada pengurangan risiko iklim dan bencana. Ancaman terjadinya bencana karena perubahan iklim merupakan hal yang
nyata yang harus dipikirkan bagaimana mengatasinya.
Faktor tidak adanya kemampuan masyarakat untuk menghadapi terjadinya perubahan iklim dan dampak yang ditimbulkannya
menjadi bagian penting untuk melakukan identiikasi terhadap
fakta-fakta kerentanan, dampak dan risiko bencana. Dengan ad
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
anya data analisis dan pemetaan terhadap ancaman iklim, maka
masyarakat mempunyai dasar untuk melakukan mitigasi dan
adaptasi perubahan iklim dengan mengintegrasikan kepada
risiko-risiko bencana.
Penilaian terhadap fakta-fakta kerentanan dan ancaman akan
menjadi bahan untuk melakukan tindakan API dan PRB. Memungkinkan masyarakat beserta lingkungannya mempunyai
persiapan untuk melakukan adaptasi dan mitigasi risiko ancaman iklim sehingga dapat meminimalisir dampak terjadinya
bencana.
TUJUAN
Setelah proses pembelajaran, peserta diharapkan mampu:
1. Melakukan penilaian terhadap kerentanan dan dampak perubahan.
2. Melakukan tindakan adaptasi perubahan iklim.
3. Melakukan strategi prioritas tindakan
POKOK BAHASAN
1. Penilaian Kerentanan dan dampak Perubahan Iklim
2. Penilaian Tindakan terhadap mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
3. Prioritas Strategi Tindakan mitigasi dan adaptasi perubahan
iklim
METODE
•
Curah pendapat pendalaman
•
Diskusi Kelompok
•
Praktek
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
WAKTU
300 Menit (5 Jam)
MEDIA DAN PERALATAN
•
Slide, hand out, panduan diskusi
•
papan tulis/lip chart, kertas plano, spidol, LCD Projector
alat peraga
SUMBER BELAJAR
1. Hasil Diskusi materi sebelumnya
2. Materi – Materi sebelumnya
LANGKAH-LANGKAH
Langkah 1: Presentasi Fasilitator/Penghantar Praktek secara
umum(30 menit)
1. Jelaskan maksud dan tujuan sessi ini, dengan pokok bahasan
dan metode yang digunakan.
2. Ajak peserta untuk mendalami (curah pendapat) kembali
hasil-hasil materi sebelumnya.
3. Presentasi pengantar diskusi untuk menjelaskan bagaimana
cara melakukan praktek matrik yang akan dibahas dalam
diskusi kelompok, dengan contoh-contoh.
4. Minta relawan dari peserta untuk mencoba mengisi table
tersebut untuk mengecek apakah peserta benar-benar sudah paham.
Langkah 2: Praktik Mengenali Kerentanan (70 menit)
1. Jika peserta sudah cukup paham, ajak peserta untuk membentuk kelompok diskusi (masing-masing kelompok maksimal 5 orang).
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. Tugaskan tiap kelompok untuk membuat identiikasi kerentanan, dampak dan risiko perubahan iklim. Bahan dan data
untuk praktik ini adalah keadaan yang terjadi di lingkungan
sekitarnya, baik di tempat kerja maupun di rumah. Panduan
praktik Lampiran.
Langkah 3: Pleno dan Perbaikan hasil diskusi (30 menit)
1. Minta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
Yang dilakukan secara bergiliran.
2. Setelah selesai ajak seluruh peserta mendalami hasil diskusi apakah ada yang salah, kurang ataupun memerlukan
penjelasan lebih rinci.
3. Setelah selesai semua, berikan penjelasan-penjelasan mengenai beberapa hal yang penting dalam melakukan identiikasi terhadap kerentanan dan dampak perubahan iklim.
4. Berikan penekanan terhadap aspek-aspek yang dianggap
penting dan menjadi kebutuhan peserta. Kemudian tutup
sessi ini dengan gerakan-gerakan yang membuat suasana
lebih segar.
Langkah 4: Presentasi Fasilitator/Penghantar Praktek Tindakan
(20 menit)
1. Jelaskan maksud dan tujuan sessi ini, dengan pokok bahasan dan metode yang digunakan.
2. Ajak peserta untuk melihat kembali hasil penilaian terhadap
kerentanan dan dampak perubahan iklim.
3. Presentasi pengantar diskusi untuk menjelaskan bagaimana
cara melakukan praktek matrik yang akan dibahas dalam
diskusi kelompok, dengan contoh-contoh.
4. Minta relawan dari peserta untuk mencoba mengisi matrik
tersebut untuk mengecek apakah peserta benar-benar sudah paham.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Langkah 5: Praktek Melakukan Tindakan (70 menit)
1. Jika peserta sudah cukup paham, ajak peserta melakukan
diskusi kelompok berdasarkan kelompok yang sebelumnya.
2. Tugaskan tiap kelompok untuk membuat tindakan mitigasi
dan adaptasi terhadap kerentanan yang sudah dilakukan.
(Bahan dan data untuk praktik ini adalah hasil mengenai
kerentanan dan dampak bencana).
Langkah 6: Pleno dan Perbaikan hasil diskusi (30 menit)
1. Minta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
Yang dilakukan secara bergiliran.
2. Setelah selesai ajak seluruh peserta mendalami hasil diskusi apakah ada yang salah, kurang ataupun memerlukan
penjelasan lebih rinci.
3. Setelah selesai semua, berikan penjelasan-penjelasan mengenai beberapa hal yang penting dalam melakukan tindakan mitigasi dan adaptasi atas kerentanan dan dampak perubahan iklim.
4. Berikan penekanan terhadap aspek-aspek yang dianggap
penting dan menjadi kebutuhan peserta. Kemudian tutup
sessi ini dengan gerakan-gerakan yang membuat suasana
lebih segar.
Langkah 7: Memilih Prioritas Tindakan (10 menit)
1. Ajak peserta untuk melihat kembali hasil tindakan yang sudah dilakukan
2. Presentasi pengantar diskusi untuk menjelaskan bagaimana
cara melakukan praktek memilih prioritas dari beberapa
strategi tindakan yang sudah dilakukan, dengan contohcontoh.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Langkah 8: Praktek Melakukan Tindakan (20 menit)
1. Jika peserta dirasa sudah cukup paham, ajak peserta melakukan diskusi kelompok berdasarkan kelompok yang sebelumnya.
2. Tugaskan tiap kelompok untuk membuat pilihan prioritas
atas strategi tindakan yang sudah dilakukan (Bahan dan
data untuk praktik ini adalah hasil strategi tindakan yang sebelumnya sudah dibahas).
Langkah 9: Pleno dan Perbaikan hasil diskusi (20 menit)
1. Minta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
Yang dilakukan secara bergiliran.
2. Setelah selesai ajak seluruh peserta mendalami hasil diskusi apakah ada yang salah, kurang ataupun memerlukan
penjelasan lebih rinci.
3. Setelah selesai semua, berikan penjelasan-penjelasan mengenai beberapa hal yang penting dalam melakukan pilihan
prioritas terhadap strategi tindakan mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim.
4. Berikan penekanan terhadap aspek-aspek yang dianggap
penting dan menjadi kebutuhan peserta. Kemudian tutup
sessi ini dengan gerakan-gerakan yang membuat suasana
lebih segar.
PANDUAN DISKUSI
1. PENILAIAN KERENTANAN DAN DAMPAK PERUBAHAN
IKLIM
PENGERTIAN KERENTANAN:
Faktor atau kendala yang menggambarkan aspek ekonomi, sosial, isik, atau geograi yang menurunkan kemampuan masyarakat/komunitas dan berpengaruh buruk untuk mempersiapkan
0
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
diri maupun menanggulangi dampak yang ditimbulkan oleh
bahaya. Kegiatan penilaian merupakan upaya menilai seberapa
besar kerentanan yang ada memberikan pengaruh buruk atau
melemahkan manusia (masyarakat) untuk meminimalisir/menghilangkan risikonya.
CARA PENGISIAN MATRIK
Isilah aspek-aspek yang terkait dengan kerentanan, dampak dan
risiko sesuai dengan matrik di bawah ini. Tiap aspek mempunyai keterkaitan satu dengan lainnya. Jenis kerentanan akan berdampak pada sesuatu dan berisiko sesuatu.
No.
ELEMEN KERENTANAN
KERENTANAN
1
DAMPAK
2
RISIKO
3
1
2
3
4
2. PENILAIAN STRATEGI TINDAKAN API-PRB
PENGERTIAN TINDAKAN:
Tindakan adaptasi dan mitigasi didasarkan pada penilaian kerentanan dan dampak perubahan iklimyang sudah dilakukan sebelumnya. Tindakan dilakukan untuk mengurangi ancaman, kerentanan dan dampak serta meingkatkan kapasitas masyarakat.
TEKNIK PENGISIAN MATRIK
Isilah aspek-aspek yang terkait dengan Tindakan mengurangi
kerentanan dan tindakan mengurangi dampak sesuai dengan
matrik di bawah ini.
1
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
Tindakan mengurangi kerentanan. Pada kolom penilaian
kerentanan dapat disalin (copy) hasil penilaian kerentanan yang sudah dibahas sebelumnya. Kemudian rumuskan
strategi tindakan yang harus dilakukan di kolom strategi tindakannya
•
Tindakan mengurangi dampak bencana. Pada kolom penilaian dampak dapat disalin (copy) hasil penilaian dampak yang sudah dibahas sebelumnya. Kemudian rumuskan
strategi tindakan yang harus dilakukan di kolom strategi tindakannya.
Berikut table yang dapat membantu melakukan penilaian tindakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang berdampak
kepada bencana:
TINDAKAN MENGURANGI KERENTANAN
No.
Penlaan Kerentanan
Strateg Tndakan API
TINDAKAN MENGURANGI DAMPAK BENCANA
Penlaan Dampak
Strateg Tndakan PRB
1
2
3
4
3. MEMBUAT PRIORITAS
PENGERTIAN.
Memilih hasil identiikasi dari tindakan didasarkan pada hasil
kajian identiikasi tindakan PRB (ancaman, kerentanan, kapasitas. Beberapa hasil yang telah diidentiikasi untuk memilih
mana yang mungkin dilakukan. Untuk menyepakati Pemilihan
prioritas tindakan diperlukan kriteria yang disepakati bersama.
Penentuan kriteria ini didasarkan pada kemampuan sumberdaya yang ada (SDM, fasilitas, anggaran, waktu, situasi, dll)
2
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
TEKNIK PENGISIAN MATRIK
1. Strategi Tindakan. Isi Kolom ini di salin dari dari strategi tindakan yang sudah dibahas sebelumnya.
2. Kriteria Penilaian adalah suatu alat untuk memberikan penilaian yang dapat diukur dan obyektif sesuai dengan kekuatan yang dimiliki. Penjelasan mengenai criteria:
•
Tingkat dampak . Tindakan pengurangan dinilai berdasarkan dampaknya terhadap pengurangan risiko
iklim dan bencana, apakah cukup mampu mengurangi
risikonya atau hanya sedikit saja.
•
Kemendesakan. Tindakan pengurangan risiko mendesak untuk segera diatasi, karena kalau tidak diatasi keadaan akan semakin buruk.
•
Ketersediaan sumberdaya. Tindakan pengurangan
risiko dapat dilakukan karena masyarakat memiliki
sumberdaya yang cukup untuk melaksanakannya.
3. Keterangan: Nilai yang diberikan untuk setiap keriteria dapat
dimulai dari angka 1 (satu) hingga (5). Nilai 1 (satu) penilaian
terendah, sedangkan nilai 5 (lima) penilaian tertinggi
STRATEGI
TINDAKAN
KRITERIA PENILAIAN
Tngkat Dampak Kemendesakan
Ketersedaan
Sumberdaya
JUMLAH NILAI
PERINGKAT
3
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
BAHAN BACAAN
KERENTANAN RISIKO PERUBAHAN IKLIM
Pengertan Kerentanan
Istilah kerentanan (vulnerability) sering ditemukan dalam pembahasan adaptasi perubahan iklim.Secara sederhana, kerentanan adalah potensi untuk mengalami kerugian atau kerusakan.
Manifestasi dari kerentanan adalah terjadinya dampak (impact).
Atau dengan kata lain dampak adalah kerugian atau kerusakan
yang ditimbulkan akibat dari suatu bahaya (hazard). Merokok
termasuk tindakan berbahaya.Ketika anda merokok maka anda
rentan terhadap penyakit pernafasan. Dampak yang anda alami
adalah ketika anda terkena penyakit paru-paru.
Secara teknis, kerentanan adalah paparan (exposure) ditambah
sensitivitas (sensitivity) dan dikurangi kapasitas adaptif (adaptive capacity).Yang dimaksud dengan paparan di sini adalah
seberapa besar (magnitude) dan seberapa sering (frequency)
suatu sistem (masyarakat maupun sistem alam) terpapar oleh
bahaya yang disebabkan oleh perubahan iklim. Rumah yang berada di tepi sungai lebih tinggi tingkat kerentanannya terhadap
bahaya banjir dibanding rumah yang terletak di atas bukit.
Sensitivitas suatu sistem adalah tingkat pengaruh dari bahaya
yang disebabkan oleh perubahan iklim terhadap suatu sistem.
Mata pencaharian seorang petani lebih sensitif terhadap perubahan pola curah hujan dibanding seorang pekerja tambang.
Rumah yang dibangun di atas tanah lebih sensitif terhadap bahaya banjir dibanding rumah panggun
Sedangkan kapasitas adaptif adalah kemampuan dari suatu
sistem untuk merespon bahaya yang disebabkan oleh perubahan iklim.Masyarakat yang berpendidikan dan berpenghasilan
tinggi serta memiliki akses yang bagus terhadap informasi me4
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
miliki kapasitas adaptif yang lebih tinggi dibanding masyarakat
yang berpendidikan dan berpenghasilan rendah serta tidak memiliki akses yang baik terhadap informasi.
Kajian kerentanan (vulnerability assessment) adalah suatu analisa mengenai bagaimana perubahan iklim saat ini telah mempengaruhi dan kemungkinan akan mempengaruhi suatu sistem
(sosial atau alam). Hasil dari kajian kerentanan digunakan untuk
membantu merancang tindakan adaptasi. Kajian kerentanan
dan tindakan adaptasi adalah dua kegiatan yang terus menerus
dilakukan secara bergantian untuk meningkatkan daya lenting
terhadap perubahan iklim.
Adaptasi itu sendiri adalah proses penyesuaian terhadap iklim
yang sudah dan diperkirakan akan berubah dengan tujuan
untuk mengurangi kerentanan.Tindakan yang dilakukan bisa
mengurangi paparan atau mengurangi sensitivitas atau meningkatkan kapasitas adaptif. Dari contoh perokok di atas, tindakan
adaptasi untuk mengurangi kerentanannya terhadap penyakit
pernafasan misalnya mengurangi atau berhenti merokok (mengurangi paparan), mengganti rokok dengan yang memiliki kadar tar atau nikotin yang lebih rendah (mengurangi sensitivitas),
atau rajin berolahraga (meningkatkan kapasitas adaptif).
Mtgas Perubahan Iklm
Perbedaan makna mitigasi dalam komunitas perubahan iklim
dengan maknanya dalam komunitas bencana sering menimbulkan salah komunikasi di antara kedua komunitas tersebut. Istilah
mitigasi perubahan iklim maknanya adalah upaya-upaya untuk
mengurangi sumber-sumber emisi gas rumah kaca atau memperbanyak rosot (penyerap) gas rumah kaca. Misalnya adalah
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil atau reboisasi.
Upaya mitigasi harus berjalan beriringan dengan adaptasi, salah
satunya tidak boleh ditinggalkan, seperti pada matrik di bawah
ini.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
KEGIATAN
MITIGASI
Menggunakan lampu hemat energi
√
Naik angkutan umum
√
Rehabilitasi hutan bakau
√
Membangun pembangkit listrik tenaga air
√
ADAPTASI
√
Mengembangkan tanaman tahan cuaca kering
√
Membeli asuransi terhadap bencana banjir
√
Mengntegraskan Pembangunan Masyarakat
dalam Adaptas
Tantangan yang diberikan oleh perubahan iklim sangat berat
dan kompleks sehingga tidak mungkin bisa dijawab hanya oleh
satu sektor, satu bidang keahlian atau bahkan satu institusi. Kerja sama dan koordinasi antar sektor, antar para pakar dan antar
lembaga menjadi syarat pokok yang tidak bisa dielakkan apabila ingin berhasil melakukan adaptasi.
Upaya pemberdayaan masyarakat kadang tidak memperhatikan
aspek konservasi alam, begitu pula sebaliknya, karena kurang
koordinasi dan kerja sama di antara para pelakunya. Peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak jarang tanpa disadari,secara
langsung atau tidak, mengakibatkan kerusakan lingkungan.
Misalnya pembukaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit
akan menyejahterakan masyarakat namun menganggu ekosistem. Sebaliknya, penetapan kawasan lindung pada ekosistem
unik yang melarang masyarakat untuk memasukinya akan mengurangi kesejahteraan masyarakat yang biasa mengambil hasil
hutan.
Pendekatan terpisah seperti ini tidak bisa digunakan untuk
adaptasi perubahan iklim karena perubahan iklim mempunyai
skala waktu jangka panjang. Kedua contoh yang disebutkan di
atas, dalam jangka pendek akan membawa keuntungan bagi
salah satu pihak, masyarakat atau alam. Saling keterkaitan yang
erat antara manusia dan ekosistem menyebabkan pendekatan
terpisah dalam jangka panjang justru akan membuat kedua belah pihak merugi.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Perubahan ekosistem dari hutan menjadi monokultur kelapa
sawit membuat beberapa species hewan kehilangan habitatnya
dan lama-kelamaan masuk dan merusak kebun dan permukiman penduduk. Ekosistem unik pada awalnya terlindungi dengan baik, namun karena masyarakat tidak mempunyai penghasilan alternatif akan secara illegal merambah hutan dan merusak
hutan.
Pendekatan holistic diperlukan menganalisa kerentanan dan
merancang strategi adaptasi agar baik masyarakat maupun ekosistem memperoleh keuntungan yang berkelanjutan, tidak sesaat.Pendekatan jangka pendek dan tidak komprehensif seringkali menghasilkan maladaptasi.Maladaptasi adalah tindakan
adaptasi yang malah meningkatkan kerentanan.
Upaya Adaptas Perubahan Iklm
Berbagai pilihan adaptasi tersedia untuk menjawab permasalahan yang ditemukan pada kajian kerentanan perubahan iklim.
Beberapa melibatkan aplikasi penemuan baru dan teknologi
yang mahal, namum sebagian pilihan adaptasi tidak jauh berbeda apa yang sudah dilakukan dan merupakan teknologi sederhana. Ada banyak pilihan adaptasi untuk suatu masalah, yang
menjadi tantangan adalah memilih yang tepat. Pilihan yang
tepat sangat tergantung pada konteks permasalahan, lokasi,
kelompok target , dll. Satu permasalah yang sama belum tentu
tindakan adaptasi yang tepat berbeda.
Beberapa kategori adaptasi (adapted from WRI Weathering the
Storm)
1. Mengubah praktik pengelolaan sumber daya alam
2. Membangun institusi
3. Melakukan proses perencanaan
4. Meningkatkan kesadaran
5. Mempromosikan perubahan teknologi
6. Membentuk sistem pemantauan dan sistem peringatan dini
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
7. Mengubah praktek pertanian
8. Merehabiltasi dan mempertahankan fungsi ekosistem
9. Mempromosikan perubahan kebijakan dan Memperbaiki
infrastruktur
10. Menyediakan mekanisme asuransi
11. Memberdayakan masyarakat
Perencanaan Adaptas
Langkah-langkah untuk merencanakan adaptasi perubahan
dapat dilihat pada skema bawah ini. Langkah-langkah tersebut
tidak terlalu berbeda jauh dengan dengan siklus proyek
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
1. Persapan
a. Penetapan tujuan dan ruang lngkup (scopng)
Tujuan ditetapkan dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada yang spesiik dan dinyatakan dengan
jelas akan ruang lingkup yang dimaksud di sini dapat
berupa batas geograis atau batasan sektor-sektor yang
akan dikaji. Luasan wilayah yang dikaji akan tergantung
pada target penerima manfaat, bisa masyarakat atau
spesies tertentu. Apabila targetnya adalah petani maka
batas geograisnya harus mencakup lahan pertanian
yang dikerjakan masyarakat petani tersebut. Apbia targetnya adalah suatu hewan langka, maka daerah kajian
akan meliputi habitat spesies tersebut
b. Pembentukan Tm Perencana dan pembagan tanggung jawab
Tugas dari Tim adalah mengarahkan, mengawasi, mengkoordinir dan mengadvokasi adaptasi perubahan iklim
dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi
hingga perbaikan.Anggota Tim seharusnya multi disiplin dan memiliki berbagai keahlian atau ketrampilan
teknis atau otoritas dari lembaga yang memiliki kepentingan di wilayah kajian.
c. Edukas dan pelbatan stakeholder
Stakeholder yang harus dilibatkan adalah masyarakat di wilayah kajian yang rentan terhadap fenomena
perubahan iklim dan pengelola sumber daya alam di
wilayah kajian. Perwakilan dari kedua pihak ini malah
sebaiknya diikutsertakan pada Tim Perencana. Untuk
dapat berpartisipasi aktif perlu ada upaya khusus untuk
mengedukasi mereka tentang perubahan iklim, khususnya adaptasi.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. Kajan Kerentanan
a. Menganalsa kerentanan terhadap varabltas klm
saat n
Karena tidak bisa secara langsung menganalisa kerentanan target adaptasi (masyarakat target) terhadap
perubahan iklim yang belum terjadi, maka sebagai
pendekatannya dilakukan kajian kerentanan terhadap
berbagai variabilitas iklim yang pernah dan saat ini
mengancam.
I.
Mengkaj paparan
Efek atau bahaya perubahan iklim yang mengancam
sangat bervariasi tergantung pada daerahnya, Tim
Perencana harus menentukan fenomena apa saja
yang dikaji dengan mempertimbangkan sumber
daya yang ada. Contoh-contoh efek/bahaya dapat
dilihat di bagian sebelumnya. Pertimbangkan kondisi lingkungan geograis dan ekosistem dimana
masyarakat target tinggal atau di sekitarnya. Jika
tersedia, kajian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di lokasi kajian mengenai kejadian cuaca
ekstrem di masa lalu bisa menjadi bahan referensi.
Kumpulkan dan dokumentasikan perubahan (tren)
dari paremeter-parameter yang pernah terjadi terkait bahaya tersebut.
Kemudian lakukan Inventori asset apa saja yang
berpotensi terpapar dan mengalami kerugian akibat bahaya perubahan iklim yang sudah diidentiikasi pada langkah sebelumnya. Yang dimaksud
asset di sini bisa berupa manusia, infrastruktur,
sumber daya alam, asset historis/budaya, sumber
perekonomian, dll.Kerentanan dari asset tersebut
tergantung pada karakter, besarnya dan kecepatan
perubahan dari paparan.
Dari setiap efek/bahaya yang diidentiikasi dan asset
yang terpapar, dilakukan identifkasi dampak-dam-
0
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
paknya terhadap lingkungan hidup, masyarakat
maupun infrastruktur. Tim Perencana menentukan
akan focus menangani dampak yang mana saja,
dengan juga mempertimbangkan ketersediaan
sumber daya.
Berdasarkan data dan informasi historis, dapat dilakukan pemetaan sederhana mengenai bahaya
yang terkait iklim dan tekanan lain non iklim yang
mengancam target (masyarakat atau sistem alam)
II. Mengkaj senstvtas
Semakin sensitif suatu sistem maka semakin parah
akibat yang dirasakan sistem tersebut ketika terpapar perubahan iklim. Sensitivitas tergantung pada
karakteristik dan kondisi sistem. Sensitivitas sistem
sosial tergantung antara lain oleh usia, kesehatan,
ketergantungan pada satu sumber penghasilan.
Sistem alam tergantung pada kondisi dan kesehatan ekosistem, karakter isik bumi dan proses yang
terdapat didalamnya, seperti topograi, hidrologi,
tutupan lahan, geologi, keanekaragaman hayati,
tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan.
III. Mengkaj kapastas adaptf
Kerentanan suatu sistem dipengaruhi oleh kemampuan sistem tersebut untuk beradaptasi terhadap
perubahan yang terjadi akibat tekanan dari luar
sistem.Kapasitas adaptif tergantung pada kemampuan dari sistem untuk mempersiapkan diri, merespon dan pulih dari dampak perubahan iklim.Factor-faktor yang menentukan kapasitas adaptasi dari
sistem sosial diantaranya kemampuan pemerintah
dalam perencanaan, pengaturan (regulatory) dan
pendanaan serta kemampuan masyarakat meng1
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
organisir diri dan berpartisipasi dalam penentuan
kebijakan.Sementara kapasitas adaptif dari sistem
alam dapat dipengaruhi sifat intrinsic dari sistem
atau factor eksternal di luar sistem.
b. Memproyekskan perubahan klm d masa yang
akan datang dan dampaknya
Untuk dapat beradaptasi terhadap perubahan kondisi
di masa yang akan datang, perlu diperkirakan perubahan iklim yang akan terjadi di masa yang akan datang
tersebut. Studi tentang proyeksi perubahan iklim yang
mencakup daerah kajian mungkin sudah pernah dilakukan dan bisa dijadikan sumber referensi. Perhatikan
rata-rata jangka panjang, perubahan mulai dan berakhirnya musim, serta perubahan pola cuaca ekstrim. Skala
waktu dari perubahan iklim mencapai 30 hingga 100
tahun.
Apabila tersedia sumber daya yang mencukupi, ada
baiknya dilakukan studi proyeksi perubahan iklim yang
lebih spesiik di wilayah kajian. Simulasi proyeksi perubahan iklim beserta dampaknya dilakukan untuk
berbagai kerangka waktu dan skenario emisi global gas
rumah kaca dari yang rendah hingga tinggi yang akan
mempengaruhi seberapa signiikan iklim berubah. Untuk setiap skenario lakukan deskripsi potensi dampak
langsung maupun turunan perubahan iklim terhadap
target kajian baik secara kualitatif atau kuantitatif.
Digunakan pemodelan iklim untuk proyeksi fenomena
iklim di masa mendatang, dan metode downscaling untuk proyeksi pada lokasi yang lebih kecil (resolusi lebih
tinggi). Harus dipertimbangkan ketidakpastian yang
pasti melekat dari penggunakan model dan metode
downscaling.
Selain dampak negative dari perubahan iklim, perlu
ditelaah juga dampak positif yang bisa dimanfaatkan
2
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
kemudian.Selain dampak langsung, juga perlu diperhatikan dampak-dampak turunan (tidak langsung). Eratnya hubungan alam dan manusia membuat pengaruh
perubahan iklim yang dialami salah satu akan mempengaruhi lainnya.
c. Perumusan kerentanan dan penetapan prortas
Tim perencana merumuskan kerentanan dari target
kajian dan dengan melibatkan stakeholder menentukan prioritas. Langkah ini sangat penting dan subyektif
karena keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak
mungkin untuk menangani semua dampak perubahan
iklim.Hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan prioritas adalah tingkat kepastian dan tingkat bahaya.
3. Penyusunan Strateg Adaptas
Proses penyusunan strategi adaptasi sebaiknya melibatkan
seluruh stakeholder karena selain untuk dmendapatkan masukan mereka juga untuk mendapatkan komitmen dari mereka untuk melakukan implementasi dan pengawasan.
a. Menetapkan tujuan akhr
Penetapan tujuan tergantung pada tingkat kerentanan
dan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya.
Tujuan harus dinyatakan dengan jelas, realistis dan terukur (secara kuantitatif atau kualitatif).
b. Identikas tndakan adaptas
Dampak perubahan iklim bukanlah merupakan bencana baru tetapi lebih parah, lebih sering atau lebih
cepat terjadi sehingga tindakan untuk mengatasinya
merupakan gabungan dari hal-hal yang sudah pernah
diimplementasikan namun telah dimodiikasi sesuai
3
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
dengan ancaman baru dengan tindakan atau teknologi
baru. Berbagai bentuk tindakan adaptasi dapat dilihat
pada bagian sebelumnya.
c. Memlh dan menetapkan tndakan adaptas
Tindakan adaptasi yang dipilih harus memenuhi syaratsyarat, diantaranya:
•
Dapat diterima oleh masyarakat
•
Secara teknis dapat dilakukan
•
Ada perangkat dan sumber daya untuk melakukannya
•
Cost efective; manfaatnya melebihi kerugiannya
•
Tidak merusak lingkungan
Dalam membuat prioritas, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
4
•
Seberapa tepat tindakan tersebut memenuhi tujuan akhir adaptasi
•
Seberapa urgent implementasi dari tindakan tersebut
•
Seberapa mudah tindakan tersebut diimplementasi
•
Apakah tindaka tersebut memenuhi beberapa tujuan adaptasi sekaligus
•
Apakah juga membantu mitigasi perubahan iklim
•
Seberapa leksibel tindakan tersebut dengan berbagai skenario perubahan iklim (kisaran proyeksi
perubahan iklim)
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
4. Implementas adaptas
a. Mengadops dan melaksanakan rencana adaptas
Rencana tindakan adaptasi yang sudah disusun perlu
diadopsi dan diluncurkan secara formal. Hal ini akan
menambah komitmen dari para stakeholder terutama
yang memiliki peran khusus dalam rencana adaptasi.
Acara peluncuran juga merupakan media sosialisasi
yang baik sehingga akan mendapatkan dukungan dari
masyarakat umum dan pihak-pihak terkait. Komunikasi
dan koordinasi antar stakeholder mengenai kemajuan
pelaksanaan adaptasi sebaiknya secara teratur.
b. Integras rencana adaptas dalam program lan
Tim Perencana harus mempertimbangkan program
kerja dari berbagai sektor/pihak terkait yang sudah ada
dan berusaha agar rencana adaptasi dapat terintegrasi
ke dalam program kerja tersebut.Dengan demikian
pelaksanaan rencana adaptasi bukan hanya menjadi
tugas dari Tim Perencana, namun juga sektor dan pihak-pihak terkait.
c. Montorng dan evaluas
Data dan informasi yang sudah terkumpul untuk kajian
kerentanan agar terus diperbarui dan dikelola dalam
basis data yang baik.Data dan informasi yang teridentiikasi masih kurang atau belum ada mulai dikumpulkan
Monitoring kerentanan sistem sosial dan alam merupakan komponen yang sangat penting untuk mengevaluasi apakah tindakan adaptasi yang dilakukan
benar-benar dapat mengurangi kerentanan atau ada
factor-faktor baru yang menambah kerentanan. Pengumpulan data dan informasi serta pemantauan yang
melibatkan stakeholder akan meningkatkan kesadaran
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
mereka terhadap perubahan iklim.
Beberapa pertanyaan kunci untuk evaluasi diantaranya:
•
Apa saja yang sudah dilakukan?
•
Apa saja tantangannya?
•
Apa yang berhasil dikerjakan? Faktor-faktor apa
yang berkontribusi pada keberhasilan tersebut?
•
Apa yang tidak berhasil dikerjakan dan mengapa?
•
Jika ada kesempatan untuk mengulangi, apa yang
akan Anda lakukan berbeda?
d. Memperbaru tndakan adaptas
Dengan monitoring yang teratur maka bisa dilakukan
tindakan pencegahan dan perbaikan tindakan adaptasi. Tim Perencana secara teratur harus mengadakan
pertemuan dengan mengundang pihak-pihak terkait
untuk mengevaluasi pencapaian rencana adaptasi dan
melakukan perubahan rencana apabila diperlukan
Hubungan Pengurangan Rsko Bencana dengan
Adaptas Perubahan Iklm
Keduanya merupakan pendekatan untuk mengurangi risiko
bencana alam namun kedua komunitas tersebut didukung oleh
kelembagaan yang berbeda, pelaku yang berbeda, metodologi
yang berbeda dan kerangka kebijakan tersebut. Hal ini menyebabkan kebijakan yang tidak konsisten, investasi yang tumpang
tindih dan kompetisi untuk melakukan pendekatan yang berbeda dalam menangani masalah yang sama.
Meskipun adaptasi perubahan iklim (API) tidak sama pengurangan risiko bencana (PRB) namun keduanya berupaya untuk
mengurangi kerentanan terhadap risiko bencana yang terkait
iklim, khususnya kejadian ekstrem (variabilitas iklim). Di luar ling
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
kup PRB, API juga menangani dampak negative dari perubahan
kondisi iklim yang terjadi perlahan dalam jangka panjang (seperti meningkatnya muka air laut), termasuk ancaman terhadap
keanekaragaman hayati, dan juga API meliputi eksplorasi dan
pemanfaatan dampak positif dari perubahan iklim.Sedangkan
isu yang ditangani PRB diluar API adalah bahaya yang bersifat
geoisika (gunung berapi, gempa bumi dan tsunami).
Sementara skema di bawah membandingkan antara konsep
PRB dan API (Presentasi Heru Santoso).API mempertimbangkan
unsur ekosistem/lingkungan yang mendapatkan tekanan dari
perubahan iklim sehingga menganggu ketersediaan jasa lingkungan bagi masyarakat.Pengelolaan ekosistem pun menjagi
salah satu respon yang dapat dilakukan masyarakat.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Sumber: Heru Santoso
Salah pengertian antara pelaku API dan PRB sering terjadi akibat perbedaan makna/konteks dari berbagai istilah yang sama,
seperti kerentanan, risiko, dampak, respon. Istilah yang paling
sering menimbulkan salah pengertian adalah mitigasi.Mitigasi
dalam API adalah usaha untuk mengurangi emisi gas rumah
kaca, berbeda maknanya dengan mitigasi PRB.Istilah mitigasi
dalam PRB justru serupa maknanya dengan adaptasi dalam
API.
Bila dibayangkan sebuah garis dengan salah satu ujungnya
adalah tanggap darurat bencana (short term humanitarian relief) dan di ujung satunya lagi adalah pembangunan berkelanjutan, maka baik berbagai perspektif pengurangan risilko bencana maupun adaptasi berada di antara kedua ujung tersebut.
Keduanya berusaha untuk lebih dekat kepada ujung pembangunan berkelanjutan.
Gambar-gambar berikut diambil dari tulisan oleh World Resource Institute yang menunjukkan perbedaan antara coping,
daya lenting, adaptasi dan pembangunan secara konseptual.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Coping dan daya lenting atau resiliensi merupakan istilah yang
banyak digunakan oleh komunitas PRB. Dalam coping tidak dilakukan usaha untuk mengurangi kerentanan. Coping adalah
tindakan yang dilakukan ketika bahaya/bencana terjadi.Kondisi
kesejahteraan (well being) dari sistem tidak dapat kembali ke
kondisi awal.
Ketika bencana terjadi, kondisi kesejahteraan suatu sistem yang
memiliki daya lenting mengalami penurunan, namun akan kembali ke kondisi semula setelah beberapa saat. Daya lenting atau
resiliensi (resilience) adalah kemampuan dari suatu sistem masyarakat atau ekologis dalam menyerap gangguan dan pulih
kembali ke kondisi awal.Membangun daya lenting merupakan
kegiatan pembangunan atau konservasi business as usual.
Masyarakat memiliki berbagai jenis modal yang mempengaruhi
daya lenting mereka terhadap perubahan iklim:
-
Manusia: pengetahuan, ketrampilan
-
Sosial: gotong royong, jaringan sosial, saling mempercayai
-
Finansial: uang, pinjaman bank, tabungan
-
Alam: sumber daya alam, jasa ekosistem
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
-
Politik: posisi tawar dengan pemerintah, akses dalam pengambilan keputusan
-
Fisik: peralatan, bahan baku
Adaptasi selain merespon kejadian bencana saat ini juga
melakukan antisipasi terhadap kemungkinan bencana yang
akan terjadi. Dengan melakukan adaptasi, sistem relatif tidak
mengalami guncangan berartiketika terjadi bencana.
Pengarusutamaan adaptasi dalam pembangunan adalah memasukkan langkah-langkah untuk mengurangi kerentanan
perubahan iklim ke dalam kebijakan dan program kerja pembangunan sektoral. Indikasi bahwa pengarusutamaan sudah
berhasil adalah bila adaptasi perubahan iklim sudahmenjadi
bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab sektor-sektor, bukan hanya dari suatu institusi tertentu (biasanya institusi yang
menangani isu lingkungan).
0
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Saat ini baik pembuat kebijakan maupun praktisi masih lebih
memfokuskan pada dampak dari bencana, dibanding pada akar
penyebab kerentanan dari bencana tersebut. Melakukan pencegahan bencana dengan berupaya untuk menguraikan serta
menangani akar penyebab kerentanan berarti memperluas
lingkup kerja sehingga membutuhkan lebih banyak sumber
daya, baik tenaga, waktu maupun pendanaan. Oleh karena itu
kerjasama dan koordinasi dari lebih banyak pihak untuk adalah
syarat utama untuk mencapai tujuan pengurangan risiko bencana.
1
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
REFERENSI
McGray, Heather. 2007. Weathering the Storm: Options for
Framing Adaptation and Development. World Resources
Institute.
National Wildlife Federation.2011.Scanning the Conservation
Horizon: A Guide to Climate Change Vulnerability Assessment.
NOAA Oice of Ocean and Coastal Resource Management. 2010.
Adapting to Climate Change: A Planning Guide for State
Coastal Managers.
Schipper, Lisa. 2009. Meeting at the crossroads: Exploring the
linkages be- tween climate change adaptation and disaster risk reduction. Climate and Development 1 (2009)
16-30. Earthscan.
Cook, Jonathan. 2011. Adaptation options. Presentation prepared for WWF-US Adaptation Workshop Training in Indonesia. WWF.
Levine, Elliot and Matthews, John. 2011. Assessing Vulnerability
& Identifying Opportunities. Presentation prepared for
WWF-US Adaptation Workshop Training in Indonesia.
WWF.
Price, Jef and Martin, Shaun. 2011. Five things you need to know
about climate change. Presentation prepared for WWFUS Adaptation Workshop Training in Indonesia. WWF.
Fish, Marianne. 2011. Incorporating climate adaption in marine
conservation planning. Presentation prepared for WWFUS Adaptation Workshop Training in Indonesia. WWF.
Martin, Shaun. 2011. Integrated approaches for adaptation. Presentation prepared for WWF-US Adaptation Workshop
Training in Indonesia. WWF.
2
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Martin, Shaun. 2011. Key concepts in climate change adaptation. Presenta tion prepared for WWF-US Adaptation
Workshop Training in Indonesia. WWF.
AusAid. 2009. Investing in a Safer Future: A Disaster Risk Reduction policy for the Australian aid program.
3
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
PENGURANGAN RISIKO BENCANA
(DISASTER RISK REDUCTION)
Pendahuluan
Sebagai negeri yang sarat dengan ancaman bencana dengan
bentangan alam yang jauh lebih luas serta jumlah penduduk
yang jauh lebih banyak, semestinya kita tak bertaruh lagi untuk masalah bencana. Program-program dan kegiatan-kegiatan
mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap bencana harus segera dirintis dan dikembangkan. Pendidikan sadar bencana dan latihan
menghadapi bencana mesti segera dibiasakan. Kebijakan dan
manajemen penanggulangan bencana mesti segera ditata dan
dilahirkan. Pusat-pusat studi dan pelatihan menghadapi bencana wajib untuk dimunculkan dan didukung sepenuhnya.
Indonesia berisiko tinggi terjadi bencana karena :
•
Ancaman tinggi (terkait posisi geograi dan geologi)
•
Kerentanan masyarakat tinggi (demograi, keragaman sosial budaya, pendidikan dan pengetahuan yang masih rendah, kesadaran akan budaya aman yang rendah)
Pengurangan Risiko Bencana atau DRR merupakan konsep baru
penanganan bencana yang perlu untuk disebarluaskan ke seluruh pelaku penanganan bencana di Indonesia. Telah terjadi
perubahan paradigma dalam penanganan bencana di dunia:
4
•
Dari responsif menjadi preventif
•
Dari sektoral menjadi multi-sektor
•
Dari tanggung jawab pemerintah semata menjadi tanggung jawab bersama
•
Dari sentralisasi menjadi desentralisasi
•
Dari tanggap darurat menjadi pengurangan risiko
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Penyusunan Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana merupakan upaya untuk menginventarisasi, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan upaya-upaya pengurangan
risiko bencana.. Penyusunan Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana merupakan upaya untuk menginventarisasi,
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan upaya-upaya PRB.
Melakukan Penanggulangan Bencana
Kegiatan Pra Bencana
•
Kegiatan pada tahap pra bencana ini selama ini banyak dilupakan, padahal justru kegiatan pada tahap pra bencana
ini sangatlah penting karena apa yang sudah dipersiapkan
pada tahap ini merupakan modal dalam menghadapi
bencana dan pasca bencana.
•
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sebelum bencana
dapat berupa pendidikan peningkatan kesadaran bencana
(disaster awareness), latihan penanggulangan bencana (disaster drill), penyiapan teknologi tahan bencana (disasterproof), membangun sistem sosial yang tanggap bencana,
dan perumusan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana (disaster management policies).
•
Sedikit sekali pemerintah bersama masyarakat maupun
swasta memikirkan tentang langkah-langkah atau kegiatan
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
kegiatan apa yang perlu dilakukan saat menghadapi bencana bagaimana memperkecil dampak bencana.
Kegiatan Saat Bencana
•
Kegiatan yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan
terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda,
evakuasi, dan pengungsian, akan mendapatkan perhatian
penuh baik dari pemerintah bersama swasta maupun, masyarakat.
•
Pada saat bencana terjadi biasanya begitu banyak pihak
yang menaruh perhatian dan mengulurkan tangan memberikan bantuan tenaga moril, maupun material. Banyaknya
bantuan yang datang sebenarnya merupakan sebuah keuntungan yang harus dikelola dengan baik, agar setiap bantuan yang masuk dapat tepat guna, tepat sasaran, tepat
manfaat, dan terjadi eisiensi.
Kegiatan Pasca Bencana
•
Kegiatan pada tahap pasca bencana , dalam bentuk proses
perbaikan kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana ke keadaan semula.
•
Pada tahap ini yang perlu diperhaikan adalah rehabilitasi
dan rekonstruksi yang dilaksanakan harus memenuhi kaidah-kaidah kebencanaan bukan hanya melakukan rehabilitasi isik saja, tetapi juga perlu memprhatikan rehabilitasi
psikis yang terjadi seperti ketakutan, trauma atau depresi.
Mengapa Pengurangan Risiko Bencana ini Penting?
•
Bencana merupakan masalah yang kompleks, dari faktor
lingkungan hingga pembangunan.
•
Kesiapan secara konvensional perlu, tapi belum lengkap
dan menyeluruh.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
keterpaduan dan pengarusutamaan PRB dalam pengambilan keputusan dan kegiatan sehari-hari memberikan kontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan.
Sejarah Kebijakan Penanggulangan Bencana
•
Keppres No. 111 tahun 2001 tentang Perubahan atas Keppres RI No. 3 tahun2001, dan Pedoman Umum Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi yang ditetapkan melalui Keputusan Sekretais Bakornas PBP No.2 tahun
2001.
•
Di masa silam, pemerintah Indonesia pernah membentuk
Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Alam
(BAKORNAS PBA) dengan Keputusan Presiden No. 28 tahun
1979.
•
Pada tahun 1990, melalui Keppres No. 43 tahun 1990, Badan
tersebut disempurnakan menjadi Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana (BAKORNAS PB) yang tidak hanya
berfokus pada bencana alam belaka, namun juga berfokus
pada bencana oleh ulah manusia (man-made disaster).
•
Selanjutnya, keppres ini disempurnakan lagi dengan Keppres Nomor 106 tahun 1999 yang memberikan tugas tambahan kepada Bakornas PBP untuk juga menangani dampak kerusuhan sosial dan pengungsi.
•
Namun usia Keppres No. 106 tahun 1999 pun tidak bertahan lama. Disebabkan antara lain pembubaran Departemen
Sosial pada era tersebut yang menyebabkan Bakornas PBP
kehilangan salah satu organnya.
•
Menyadari kejadian tersebut, Pemerintah kemudian menerbitkan Keppres No.3 tahun 2001 tentang Bakornas Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi yang diketuai oleh Wakil Presiden secara ex oicio menjadi Sekretaris
Bakornas PBP.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
Strategi penanggulangan bencana berdasarkan Pedoman
Umum Penanggulangan Bencana dan Penanganan pengungsi yang ditetapkan melalui Keputusan Sekretaris Bakornas PBP No. 2 tahun 2001 meliputi empat tahapan yaitu :
(1) tahap penyelamatan; (2) tahap pemberdayaan; (3) tahap
rekonsiliasi; dan (4) tahap penempatan.
•
Sedangkan kegiatan penanganan pengungsi meliputi kegiatan-kegiatan: (1) penyelamatan (2) pendataan (3) bantuan
tanggap darurat; (4) pelibatan masyarakat/ LSM.
Kebijakan Nasional Penanggulangan Bencana
•
UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana sebagai
kerangka sistem nasional PB di Indonesia.
•
Pelaku utama Penanggulangan Bencana adalah pemerintah
(pusat dan daerah), masyarakat, dunia usaha. Masyarakat
menjadi subyek dalam Penanggulangan Bencana.
•
Prioritas kegiatan/program ditujukan untuk menuju bangsa
yang tangguh: Mampu mengantisipasi, Mampu melawan,
Mampu bangkit dan pulih kembali.
•
Syarat paham akan management bencana, meliputi: Ancaman, Kerentanan, Kapasitas, Risiko.
•
Pembangunan Sistem Nasional Penanggulangan Bencana sebagai salah satu prioritas program untuk mencapai masyarakat
yang tangguh melalui : (1) Individu tangguh, (2) Keluarga tangguh, (3) desa tangguh, (4) kecamatan tangguh, (5) Kab/kota
tangguh, (6) provinsi tangguh dan (7) Nasional tangguh.
Kerangka Kerja Pengurangan Risiko Bencana (PRB)
Merupakan kerangka konseptual dari berbagai elemen yang dianggap dapat mengurangi kerentanan dan risiko bencana dalam
suatu komunitas, untuk mencegah (preventif) dan mengurangi
(mitigasi) dampak yang tidak diinginkan dari ancaman, dalam konteks yang luas dari pembangunan berkelanjutan (UN- ISDR, 2004).
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Bdang Kegatan PRB
•
Pengkajian risiko dan peningkatan kewaspadaan, meliputi:
Analisis Ancaman, Kerentanan dan Kapasitas, Risiko.
•
Pengembangan pengetahuan, meliputi: Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Informasi.
•
Komitmen publik dan kerangka kelembagaan, meliputi: Organisasi, Kebijakan, Legislasi dan Aksi Masyarakat.
•
Upaya penerapan, meliputi: Pengelolaan Lingkungan, Penataan Ruang dan Perencanaan Kota, Perlindungan Fasilitas Penting, Penerapan IPTEK, Kemitraan dan Jejaring, serta
Lembaga Keuangan.
•
Sistem peringatan dini, meliputi: Peramalan Penyebaran
Peringatan, Upaya Kesiapan, dan Kemampuan Tanggap
Darurat.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Isu Pokok Penanganan Bencana D Indonesa
1. Pengaturan Legslas
•
Bagaimana PRB menjadi prioritas nasional, departemen
dan kementerian?
•
Bagaimana memperkuat kerjasama dan koordinasi antar kementrian dalam membagi tanggung jawab untuk
pengurangan risiko bencana?
•
Bagaimana dapat memastikan bahwa pembangunan
tidak akan meningkatkan risiko penduduk yang terancam bencana?
•
Bagaimana para pelaku untuk bertanggung jawab terhadap pengurangan risiko?
2. Perumusan Kebjakan
•
Bagaimana mendorong dan mengarahkan integrasi
PRB dalam perumusan kebijakan pembangunan?
•
Bagaimana membuat pengaturan kelembagaan yang
dapat menjamin bahwa kegiatan pembangunan tidak
meningkatkan ancaman dan risiko bencana?
3. Perencanaan, Pembangunan, dan Pelaksanaan
•
Apakah PRB sudah merupakan bagian dari rencana
strategi kementerian dan departemen?
•
Bagaimana mekanisme untuk menjamin bahwa bencana tidak akan merusak proyek dan proyek tidak akan
meningkatkan risiko bencana kepada masyarakat?
•
Bagaimana mekanisme untuk mengkoordinasikan
kementerian dan departemen yang terkait dengan
pelaksanaan pengurangan risiko bencana?
4. Dukungan Pelaksanaan
100
•
Apakah PRB sudah menjadi bagian strategi dari lembaga/organisasi pembangunan?
•
Apakah kelompok sasaran mengenal ancaman risiko
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
yang dihadapi dan mengerti cara mengatasinya?
•
Apakah telah dibuat pengaturan kerjasama, kemitraan
dan koalisi untuk melaksanakan pengurangan risiko
bencana?
KELEMBAGAAN PENANGANAN BENCANA
(lma) Prortas Pengurangan Rsko Bencana :
Pertama
: Meletakkan pengurangan risiko bencana sebagai
prioritas nasional maupun daerah yang pelaksanaannya harus didukung oleh kelembagaan
yang kuat.
Kedua
: Mengidentiikasi, mengkaji dan memantau risiko
bencana serta menerapkan sistem peringatan
dini.
Ketiga
: Memanfaatkan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun kesadaran keselamatan diri dan ketahanan terhadap bencana
pada semua tingkatan masyarakat.
Keempat
: Mengurangi faktor-faktor penyebab risiko bencana.
Kelima
: Memperkuat kesiapan menghadapi bencana
101
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
pada semua tingkatan masyarakat agar respons
yang dilakukan lebih efektif.
Prioritas I
: “Memastikan pengurangan risiko bencana merupakan prioritas Nasional dan Daerah berdasar
pada kelembagaan yang kuat”. Negara- negara
yang mampu mengembangkan kebijakan, hukum/peraturan dan kerangka kerja kelembagaan
pengurangan risiko bencana serta mampu
mengembangkan dan menilai kemajuan melalui
suatu indiktor yang jelas dan terukur, akan memiliki kemampuan yang lebih besar dalam mengelola risiko.
Prioritas II : “Identiikasi, pengkajian dan pemantauan risiko
bencana dan pengem- bangan peringatan dini”.
Titik awal untuk pengurangan risiko bencana dan
pengenalan budaya ketahanan bencana terletak
pada pengetahuan tentang bahaya dan kerentanan isik, sosial, ekonomi dan ling- kungan terhadap bencana yang paling banyak dihadapi oleh
masyarakat, serta dinamika perubahan bahaya
dan kerentanan tersebut dalam jangka pendek
dan jangka panjang, diikuti dengan aksi yang diambil berdasarkan pada pengetahuan tersebut.
Aspek yang diprioritaskan adalah:
(1) Pengkajian risiko nasional dan daerah: peringatan dini.
(2) Kemampuan penanganan bencana.
(3) Regional dan risiko baru.
Prioritas III : “Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun budaya keselamatan
dan Ketahanan di semua tingkatan”. Bencana secara subsatansial dapat dikurangi jika penduduk
terinformasikan dengan baik dan termotivasi ke
arah suatu budaya pencega- han dan ketahanan
terhadap bencana. Aspek yang menjadi prioritas
102
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
adalah:
(1) Manajemen dan pertukaran informasi:
•
Pengembangan informasi risiko dan cara
penyelamatan.
•
Penguatan jejaring ahli bencana serta institusi.
•
Kerjasama dan komunikasi ilmuwan dan
praktisi.
•
Pemanfaatan informasi, komunikasi dan
teknologi dirgantara.
•
Pengembangan direktori, inventarisasi
dan sistem pertukaran informasi.
•
Informasi PRB kepada masyarakat.
•
Penyebarluasan terminologi terkait PRB.
(2) Pendidikan dan pelatihan:
•
PRB dalam kurikulum untuk kaum muda
dan anak-anak.
•
Implementasi PRB di jenjang pendidikan
menengah dan tinggi.
•
Implementasi program pendidikan dan
kegiatan di sekolah.
•
Program PRB di sektor tertentu.
•
Pelatihan berbasis masyarakat.
•
Akses yang sama dalam pendidikan PRB
bagi kelompok rentan.
(3) Penelitian:
•
Pengembangan kajian metode prediksi
risiko, analisis cost-beneit aksi PRB.
•
Penguatan kemampuan teknis dan sci-
103
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
entiic dalam penera- pan metode, kajian,
pemodelan bencana geologi dan hidrometeorologi.
(4) Kewaspadaan Masyarakat, meliputi: peran
media untuk peningkatan kewaspadaan dan
kesiapan masyarakat.
Prioritas IV : “Mengurangi faktor-faktor penyebab risiko”.
Risiko-risiko bencana terkait dengan perubahan
kondisi sosial, ekonomi, lingkungan, dan pemanfaatan lahan serta ancaman yang terkait dengan
kejadian geologi, hidrometeorologi, harus dipertimbangkan dalam perencanaan pembangunan.
Aspek yang menjadi prioritas adalah:
(1) Pengelolaan Lingkungan dan Sumber daya
alam:
104
•
Manajemen ekosistem, tataguna lahan,
pembangunan.
•
Penerapan Pola Manajemen SDA dan lingkungan.
•
Pengurangan risiko terkait perubahan
iklim. (2) Pembangunan sosial dan ekonomi:
•
Ketahanan pangan di daerah rawan.
•
Integrasi PRB dalam sektor kesehatan.
•
Perlindungan dan penguatan fasilitas
umum/prasarana isik.
•
Penguatan mekanisme jaring pengaman
sosial untuk melindungi masyarakat
miskin.
•
Langkah PRB dalam fase pemulihan.
•
Program penanganan pengungsi tidak
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
meningkatkan risiko dan kerentanan.
•
Diversiikasi mata pencaharian.
•
Mekanisme asuransi (penggantian kerugian).
•
Kemitraan masyarakat dan dunia usaha.
•
Kelembagaan inansial untuk menghadapi
risiko.
(3) Perencanaan tata guna lahan dan upaya teknis lainnya:
•
LangkahPRB dalam perencanaan kota dan
pemukiman.
•
LangkahPRB dalam infrastruktur utama/
penting.
•
Pedoman dan sarana monitoring dalam
tata guna lahan.
•
Langkah PRB dalam perencanaan wilayah
(DAS, pesisir dan lain-lain).
•
Revisi Building code.
Prioritas V : “Penguatan kesiapsiagaan bencana untuk respon
yang efektif pada semua tingkatan”. Pada saat
terjadi bencana, dampak dan kerugian dapat dikurangi secara nyata jika pemerintah, perseorangan dan masyarakat di daerah risiko tinggi telah
dipersiapkan dan siap untuk bertindak serta
dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan
penanggulangan bencana secara efektif. Aspek
yang menjadi prioritas adalah:
(1) Penguatan kebijakan, kemampuan teknik
dan kapasitas kelembagaan penanganan
bencana pada tingkat regional, nasional dan
daerah (termasuk yang berhubungan dengan
10
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
teknologi, pelatihan sumberdaya manusia
dan material).
(2) Mengembangkan dialog, pertukaran informasi dan koordinasi antara lembaga peringatan
dini, pengurangan risiko bencana, response
bencana, pembangunan dan instansi/lembaga terkait lainnya di semua tingkatan, dengan tujuan untuk membantu pengembangan
pendekatan yang holistic menuju pengurangan dampak bencana.
(3) Mengembangkan pendekatan regional yang
terkoordinasi dan merumuskan kebijakan,
mekanisme operasi, rencana dan sistem komunikasi dalam tanggap darurat bencana.
(4) Pengkajian ulang/review secara teratur kesiapsiagaan bencana dan rencana kontingensi
serta kebijakan pada semua tingkatan, dengan focus utama pada daerah dan kelompokkelompok paling rentan.
(5) Mendorong penyediaan dana tanggap darurat penanganan bencana.
(6) Pengembangan mekanisme khusus untuk
meningkatkan partisipasi semua pihak terkait,
termasuk masyarakat dalam PRB.
Indkator Tngkat Eisens dan Keberhaslan
Pelaksanaan PRB
1. Aspek Umum:
a.
Peningkatan jumlah jiwa yang selamat.
b. Penurunan jumlah korban yang terluka/cedera.
c.
Persentase masyarakat yang terkena dampak kejadian.
d. Persentase jumlah penduduk korban bencana yang
10
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
dapat dihitung pada waktu tertentu setelah bencana.
e. Tersedianya standar ketahanan bangunan dan lahan.
f.
Kapasitas penanganan tanggap darurat.
2. Indikator Aspek Ketahanan Terhadap Bencana:
a.
Distribusi tingkat pendapatan masyarakat.
b. Tingkat pencapaian pendidikan.
c.
Tingkat penggunaan pelayanan medis.
d. Tingkat pengangguran.
e. Ketersediaan dan ketahanan bangunan perumahan.
f.
Angka kelahiran dan kematian pada kelompok-kelompok sosial
g. Kualitas hidup.
h. Ketahanan hidup.
i.
Ketahanan lingkungan.
j.
Ketahanan ekonomi lokal.
3. Indikator Aspek Kebijakan dan Pelaksanaan Pengurangan
Risiko Bencana:
a.
Tingkat kesiapan dan waktu yang diperlukan untuk
tanggap darurat.
b. Periode pemulihan dan tingkat eisiensi pemulihan.
c.
Kerugian dibandingkan dengan biaya pemulihan.
d. Besaran biaya sistem pengurangan risiko bencana.
e. Lingkup perencanaan dan pengelolaan kebencanaan.
f.
Penyediaan pendukung sosial/program jaring pengaman sosial.
10
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
g. Kontinuitas sumber dan alokasi pendanaan.
h. Lingkup, relevansi, dan kemampuan riset dalam mengidentiikasi bencana,
10
i.
risiko, dan ketahanan.
j.
Proses untuk mengkaji ulang, memperbaharui, dan
memelihara Rencana
k.
Aksi Pengurangan Risiko Bencana secara reguler.
l.
Kapasitas jaringan kerjasama yang memadukan kepentingan pemerintah, swasta, LSM, perkumpulan profesi, dan individu.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
MANAJEMEN BENCANA
Konsep Bencana
Bencana adalah kejadian akibat alam maupun ulah manusia
yang secara mendadak atau perlahan terjadi dengan hebatnya
mengakibatkan kerugian material, kerusakan lingkungan, dan
manusia sehingga masyarakat yang tertimpa harus menanggapinya dengan tindakan yang luar biasa melebihi kemampuannya.
Bencana terjadi ketika BAHAYA DAN KERENTANAN bergabung.
Bahaya akan menjadi bencana apabila masyarakat memiliki kemampuan lebih rendah dibanding bahaya yang datang, atau
kerentanan warga lebih tinggi dari bahaya. Semakin tinggi
kerentanan seseorang/komunitas, semakin besar risiko yang
diterima.
Bahaya bencana adalah fenomena alam atau buatan manusia
yang DAPAT menimbulkan kerugian isik dan ekonomi serta
mengancam jiwa manusia. Berbagai jenis bahaya bencana, meliputi:
•
Alam: gempa bumi, gunung api, banjir, tanah longsor (longsoran), kekeringan, angin kencang, dan lain-lain.
•
Biologis : epidemi/letusan wabah penyakit, HIV/AIDS, lu burung, dan lain-lain
• Sosial: kerusuhan sosial, perang, konlik masyarakat sipil, terorisme, aktivitas gang/maia, dan lain-lain.
•
Ekonomi: hiperinlasi, runtuhnya ekonomi, hutang/inancial
crisis, masa transisi ekono- mi, pengangguran, gagal panen,
dan lain-lain.
•
Politik: kegagalan politik, kudeta, dan lain-lain.
•
Kesalahan manusia: kegagalan teknologi/ industri/ nuklir,
kecelakaan transpor- tasi, kebakaran kota, dan lain-lain.
•
Lingkungan: polusi udara dan air.
10
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Risiko bencana adalah besarnya kerugian yang MUNGKIN terjadi (kehilangan nyawa, cedera, kerusakan harta, dan gangguan terhadap kegiatan ekonomi) yang disebabkan oleh suatu
fenomena bahaya tertentu saat ancaman bahaya bertemu
dengan kerentanan. Risiko bencana terjadi karena bertemunya
ancaman bahaya dengan kerentanan yang dipicu oleh potensi
bencana tanpa ada kemampuan .
Kerentanan adalah faktor atau kendala yang mengarah dan menimbulkan konsekuensi baik isik, sosial, ekonomi, perilaku, serta
motivasi yang BERPENGARUH BURUK (MENURUNKAN KEMAMPUAN) masyarakat/komunitas terhadap upaya- upaya penanggulangan bencana. Ada lima kategori Kerentanan, yakni:
1. Kerentanan Alam. Kerentanan yang terkait dengan geografis alam atau struktur dan topograis alam. Misalnya tanah
dataran rendah, tanah labil, tebing curam.
2. Kerentanan Fisik / Materi: Kerentanan yang terkait dengan
bentuk-bentuk isik, seperti bangunan, rumah, fasilitas
umum, dan lainnya).
3. Kerentanan Sosial /Organisasi: Pengalaman menunjukkan
bahwa orang yang terkucilkan dari kehidupan sosial, ekonomi
dan politik lebih rentan terhadap bencana dibandingkan mereka yang aktif secara organisasi. Pengetahuan dan ketrampilan
masyarakat yang minim akan memicu terjadinya kerentanan
dan ketidakmampun menghadapi dampak bencana.
4. Kerentanan Motivasi: Pengalaman juga menunjukkan bahwa mereka yang tidak memiliki kepercayaan diri terhadap
kemampuannya, terutama dalam menghadapi bencana,
mereka tidak dapat mengendalikan emosinya. Mereka akan
menjadi lebih parah jika terkena bencana, dibandingkan
dengan orang - orang yang memiliki kepercayaan diri yang
cukup tinggi untuk mengubah nasibnya.
110
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
5. Kerentanan Ekonomi: orang miskin yang hanya memiliki
sumber daya materi yang kurang biasanya lebih menderita
ketika terjadi bencana dibandingkan orang kaya. Faktorfaktor tersebut yang membuat mereka lebih rentan dalam
menghadapi bencana dan juga mereka memerlukan waktu
yang lebih lama untuk bertahan dan pulih ke keadaan normal, dibandingkan mereka yang lebih mampu secara ekonomi.
Kapasitas adalah kemampuan kelompok atau individu untuk
menghadapi bencana pada semua tahapannya melalui berbagai sistem yang dikembangkan. Termasuk dalam hal ini adalah
kemampuan masyarakat dalam menanggulangi dan bertahan
hidup akibat bencana yang terjadi. Kapasitas adalah lawa n
dari kerentanan. Jika dalam suatu kelompok atau masyarakat
mempunyai kapasitas atau ada fasilitas yang dapat dijadikan
kapasitas , maka berarti tingkat kerentanan rendah. Kategori
kapasitas sama dengan kategori dalam kerentanan, kapasitas
aspek alam, isik materi, sosial/organisasi, motivasi, ekonomi.
Dua bentuk kapasitas, yakni:
1. Kapasitas untuk mengurangi KERENTANAN: Kapasitas untuk
mengurangi kerentanan dapat berupa membangun bangunan yang tahan gempa, melakukan normalisasi sungai,
membersihkan saluran air, atau pindah lokasi ke tempat
yang lebih aman.
2. Kapasitas untuk melakukan kegiatan TANGGAP DARURAT
(RESPON) dan PEMULIHAN dari kondisi tanggap darurat
tersebut ke kondisi normal: Kapasitas untuk merespon kondisi tanggap darurat dan pemulihan meliputi persiapan baik
secara material maupun secara pengetahuan mengenai
bagaimana menghadapi bahaya tersebut. Misalnya saja,
bagaimana menyelamatkan diri ketika terjadi bencana, apa
yang pertama kali harus dilakukan, siapa yang pertama kali
harus ditolong, atau persiapan barang-barang yang diperlukan pada kondisi darurat tersebut.
111
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Pengelolaan Rsko Be ncana
Tujuan pengelolaan risiko bencana adalah menguran g i dan
mencegah risiko bencana dengan tindakan mengurangi ancaman dan mengurangi kerentanan:
1. Mengurangi Ancaman. Bahaya tetap akan terjadi. Sebagian
bahaya alam tidak dapat dicegah agar tidak terjadi, namun
kita dapat mengurangi ancamannya. Contoh; penanaman
hutan bakau untuk menahan hempasan ombak yang besar.
2. Mengurangi Kerentanan. Hal terpenting dalam pengurangan risiko bencana adalah menurunkan kerentanan sehingga masyarakat menjadi ‘tahan’ (resilience) terhadap
bencana. Berbagai perubahan dikarenakan faktor isik,
sosial, ekonomi, maupun kondisi geograi menurunkan
kemampuan masyarakat untuk mempersiapkan diri maupun menanggulangi dampak akibat bahaya alam. Contoh:
membangun rumah dengan struktur yang kuat agar tahan
terhadap getaran yang diakibatkan gempa bumi.
3. Memperkuat Kapasitas/Kemampuan. Agar ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana semakin kuat, maka
kapasitas yang sudah dimiliki perlu ditingkatkan. Contoh:
dalam menghadapi banjir yang bersifat musiman, kelompok masyarakat memiliki posko banjir yang siap dijalankan
setiap banjir terjadi. Peningkatan kapasitas dilakukan dengan meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana penanggulangan banjir, pelatihan tanggap darurat bagi relawan dan lain sebagainya.
4. Pengurangan Risiko Bencana adalah tindakan Pencegahan, Mitigasi, dan Kesiapsiagaan yang dilakukan sebelum
terjadinya bencana untuk mencegah dan meminimalkan
korban jiwa maupun kerugian material. Bisa dilihat dalam
Bagan siklus pengelolaan bencana secara komprehensif di
bawah ini:
5. Pencegahan adalah upaya untuk menghilangkan maupun
mengurangi ancaman bahaya. Contoh: penghijauan, relokasi
perumahan warga ke wilayah yang tidak rawan bencana.
112
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
6. Mitigasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalkan risiko bencana. Berbeda dengan kesiapsiagaan, upaya mitigasi ini biasanya ditujukan untuk jangka yang panjang. Upaya ini dapat berupa tindakan untuk mengurangi
risiko bencana, baik berupa pembangunan isik maupun
penyadaran dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam
menghadapi ancaman bencana. Contoh: pelatihan untuk
membangun gerakan jamaah masjid terhadap ancaman bahaya bencana. Ada dua jenis dan bentuk Mitigasi:
•
Mitigasi Struktural: upaya-upaya pengurangan risiko
bencana yang lebih bersifat isik. Mitigasi struktural bisa
bersifat isik maupun kebijakan. Contoh mitigasi isik:
membuat bangunan yang tahan gempa, sehingga ketika bencana gempa terjadi, maka rumah tersebut tidak
akan terlalu hancur akibat goncangan gempa. Contoh
mitigasi kebijakan: penyusunan Peraturan Daerah tentang Penang- gulangan Bencana.
•
Mitigasi Non-Struktural: segala upaya pengurangan
risiko bencana yang dilakukan namun tidak bersifat
isik. Biasanya korban jiwa dan kerugian banyak muncul
113
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
akibat masyarakat yang tidak siap dalam menghadapi
bencana. Misalnya: penyadaran, peningkatan pengetahuan, peningkatan keterampilan.
Bentuk Mitigasi: pemberian pelatihan-pelatihan, sehingga kita
lebih siap dalam menghadapi bencana. Dengan meningkatnya pengetahuan kita akan kebencanaan, semakin kita tahu
bagaimana menghadapi bencana, semakin kita siap menghadapi bencana tersebut, semakin dapat diminimalkan risiko bencananya.
Kesiapsiagaan adalah tindakan membangun respon dan mengefektifkan reaksi terhadap bencana secara cepat dan sistematis.
Contoh: membangun sistem peringatan dini, penyiapan jalur
evakuasi, mengenali tanda-tanda akan terjadinya. Sebagian
upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi
bencana:
114
•
Pelatihan mengenai bagaimana menyelamatkan diri sendiri
dan orang di sekitar kita ketika terjadi bencana.
•
Membangun kemampuan untuk memberikan pertolongan pertama pada orang yang terluka ketika terjadi bencana.
•
Upaya-upaya yang dilakukan untuk melakukan pemulihan,
terutama mental dengan cepat. Seperti memberikan permainan-permainan yang menyenangkan, menulis cerita,
menggambar, dan lain sebagainya.
•
Menyiapkan barang-barang yang perlu dipersiapkan untuk
dibawa ketika harus melakukan evakuasi. biasanya disebut
sebagai DISASTER KIT atau TAS SIAGA BENCANA.
•
Koordinasi antara pihak-pihak terkait, siapa melakukan apa
pada saat keadaan darurat, serta bagaimana menyelamatkan diri menuju tempat yang aman (menentukan jalur
evakuasi dan tempat evakuasi).
•
EVAKUASI adalah berpindah tempat dari tempat semula
yang dianggap tidak aman ke tempat yang dianggap lebih
aman. Penyiapan peta untuk jalur evakuasi juga merupakan
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
salah satu upaya dalam peningkatan kesiapsiagaan dalam
menghadapi bencana, sehingga memudahkan masyarakat
untuk melakukan evakuasi ketika terjadi bencana.
Ada beberapa langkah dalam melakukan pengurangan risiko
bencana secara efektif dan eisien. Langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya-upaya pencegahan, mitigasi ataupun
kesiapsiagaan.
1. Mengkaj dan menla ancaman bahaya
Sebagian bahaya adalah bahaya ikutan. Contoh: gempa
bumi dan hujan dapat menyebabkan longsor, banjir dapat
menyebabkan epidemi penyakit. Umumnya kajian bahaya
didasarkan pada pengalaman di masa lampau. Akan tetapi
kita tidak boleh melupakan kemungkinan ancaman bahaya
lain yang belum pernah terjadi. Semakin jarang bahaya terjadi di suatu daerah, semakin sedikit informasi yang dimiliki. Oleh karena itu, pencarian informasi dari sumber yang
handal perlu dilakukan. Misalnya Badan Meteorologi Klimatalogi dan Geoisika BMKG, Pusat geologi, pusat vulkanologi
(PVMBG) dan lainnya.
Pemahaman mengenai sifat bahaya mencakup pemahaman
tentang:
•
Bagaimana bahaya tersebut muncul.
•
Kemungkinan terjadinya dan besarannya.
•
Mekanisme kerusakan isik yang diakibatkannya.
•
Elemen-elemen dan aktivitas yang paling rentan.
•
Konsekuensi kerusakan.
Untuk memudahkan dalam melakukan pengenalan dapat
digunakan tabel berikut ini:
Jenis
Ancaman
Penyebab
Tanda
peringatan
Kecepatan
datangnya
bencana
Perkiran besaran,
frekuensi, lamanya
dan luasnya
Dampak
11
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. Mengkaj dan Menla Kerentanan dan Kapastas
Masyarakat dapat menyadari kerentanan yang ada dalam
menghadapi bencana serta mempunyai kapasitas sumber daya yang dimiliki untuk menghadapinya. Pemahaman
yang dimiliki dapat digunakan untuk menentukan tindakan
yang harus dilakukan secara tepat dan efektif untuk mengurangi risikonya. Identiikasi tindakan pengurangan risiko
bencana didasarkan pada kajian dan penilaian ancaman bahaya, kerentanan dan kapasitas yang sudah dilakukan pada
tahap sebelumnya.
Masyarakat dapat menyadari kelemahan/kerentanan yang
dimilikinya dalam menghadapi bencana serta kapasitas dan
sumberdaya yang dimiliki untuk menghadapi bencana.
Mengkaji dan menilai kerentanan dan kapasitas.
Kondisi Alam
Kondisi Fisik
Bangunan
Kondisi Sosial
Kondisi Sikap/
Mental
Kondisi
Ekonomi
3. Mengkaj dan Menla Rsko Bencana
Kegiatan pengkajian merupakan upaya menilai seberap besar risiko kemungkinan terjadinya bencana yang dihadapi
oleh masyarakat. Pengkajian ini dilakukan dengan menggunakan data dan informasi dari:
• Hasil kajian dan penilaian ancaman.
• Kajian dan penilaian kerentanan dan kapasitas.
Bahaya/
Ancaman
Persepsi akan Risiko
(didasarkan pada
kerentanan dan
kapasitas yang ada)
Bobot
Risiko
Risiko yang
Tindakan
Dapat Diterima (Bisa pencegahan,
mitigasi maupun
kesiapsiagaan)
4. Tndakan Pengurangan Rsko Bencana.
Tindakan pengurangan risiko bencana dilakukan untuk:
•
11
Mengurangi atau melemahkan ancaman bahaya.
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Identiikasi
Ancaman
Bahaya
•
Mengurangi kerentanan.
•
Mempertahankan dan atau meningkatkan kapasitas.
Tindakan
Identiikasi
Pengurangan Kerentanan
Ancaman
Tindakan
Pengurangan
Kerentanan
Identiikasi
Kapasitas
Tindakan
Peningkatan
Kapasitas
Pengurangan Rsko Bencana Berbass Masyarakat (PRBBM)
Yang dimaksud PRBBM adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sebagai pelaku utama untuk mengurangi risiko terjadinya bencana, baik dipicu oleh gejala alam,
ulah manusia, mau pun penggabungan keduanya. Tujuannya
yaitu,
menanggulangi (mengurangi atau menghilangkan)
risiko dan dampak bencana, mempunyai ke- siapan (siap siaga),
meredam bencana, dan menangani bahaya dengan masyarakat
sebagai pelaku utamanya. Pemerintah maupun pihak luar (aktor lain) diposisikan sebagai pendukungnya. Alasan pentingnya
PRBBM adalah:
1. Prioritas. Masyarakat setempat adalah yang paling awal
menghadapi ancaman dan terkena langsung dampak bencana.
3. Kekuatan sumber daya . Masyarakat memiliki sumber daya
yang bisa didayagunakan, sekalipun keadaan darurat.
4. Efektif dan langsung . Masyarakat sebagai aktor utama,
menjadikan kerja-kerja penanganan bencana lebih efektif
dan eisien (memperlancar pihak lain mendukung upaya
penanganan, bila dibutuhkan)
5. Memahami situasi dan kondisi . Masyarakat setempat memahami dengan baik karakteristik wilayahnya, dan mempunyai cara adaptasi yang telah teruji dari waktu ke waktu.
6. Dibentuk sebagai proses yang berkelanjutan. Pratik PRBBM
diyakini mendapatkan jaminan atas keberlanjutannya karena dilakukan oleh masyarakat.
11
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
4
PENYUSUNAN
RENCANA TINDAK LANJUT
11
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
PENYUSUNAN
RENCANA TINDAK LANJUT
PENGANTAR
Membuat RTL adalah suatu upaya future pacing, yakni suatu kegiatan untuk membuat sistem neurologis mengenali apa yang harus dilakukan di masa yang akan datang. Artinya, suatu perencanaan harus mampu membuat “calon pelaku”nya membayangkan
secara jelas apa yang harus dilakukan. Suatu perencanaan yang
tergambar jelas (gamblang) dalam pikiran, akan menciptakan
suatu “sirkuit neurologis baru” yang membuat otak mengenali
dengan jelas apa yang harus dilakukannya kemudian.
Pelatihan sebaiknya ada rencana tindak lanjut sebagai bagian
dari optimalisasi hasil capaian dalam pelatihan yang sudah selesai. Hal ini untuk memotivasi peserta pelatihan mempuyai tugas
tanggung jawab untuk melanjutkan apa yang diperoleh dalam
pelatihan. Dalam konteks pelatihan ini, rencana tindak lanjut
dilakukan sebagai alat untuk melatih dan memotivasi peserta
malakukan kegiatan pengurangan risiko iklim dan bencana.
TUJUAN
Setelah proses pembelajaran, peserta diharapkan mampu:
1. Melakukan penilaian terhadap sumberdaya
2. Strategi Implementasi rencana tindak lanjut
POKOK BAHASAN
1. Menilai sumber daya yang dimiliki
2. Menyusun rencana kerja operasional
120
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
METODE
1. Curah pendapat pendalaman
2. Penugasan kelompok
WAKTU
240 (4 Jam)
MEDIA DAN PERALATAN
1. Slide, hand out panduan diskusi, lembar tugas
2. Papan tulis/lip chart, kertas plano, spidol, LCD Projector,
alat peraga
SUMBER BELAJAR
1. Hasil-Hasil Diskusi Menilai Kerentanan dan Menilai Tindakan
2. Buku Modul Pelatihan Desain Perencanaan LPBI NU
LANGKAH-LANGKAH
Langkah 1: Pengantar Fasilitator (30 menit)
1. Jelaskan maksud dan tujuan sessi ini, dengan pokok bahasan
dan metode yang digunakan.
2. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai dasar-dasar
perencanaan, meliputi:
•
Pengertian dasar tentang perencanaan organisasi
•
Apa manfaat (kegunaan) perencanaan bagi suatu
organisasi
•
Prinsip SMART sebagai standar perencanaan yang baik,
terstruktur, sesuai kondisi dan logis.
121
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
3. Setelah peserta paham mengenai dasar-dasar perencanaan,
lanjutkan dengan penjelasan mengenai cara membuat perencanaan dan langkah-langkahnya, meliputi:
•
Penjelasan mengenai hasil dari materi-materi sebelumnya mulai dari menilai kerentanan dan ancaman, strategi tindakan, dan memilih prioritas. Tekankan bahwa tidak semua strategi akan dibuat perencanaan. Strategi
yang paling prioritas yang akan dibuat perencanaan.
•
Jelaskan langkah mengenai penyusunan perencanaan,
meliputi; menilai sumberdaya dan menyusun rencana
tindak lanjut, dan bagaimana cara mengisinya.
4. Setelah penjelasan selesai, buka diskusi untuk memperdalam
materi ini. Pastikan bahwa peserta benar-benar paham dan
kemungkinan dapat melakukannya.
Langkah 2: Penyusunan Perencanaan (90 menit)
1. Bagi peserta menjadi beberapa kelompok sesuai kebutuhan.
Sebisa mungkin kelompok tetap seperti elompok sebelumnya. Ini terkait dengan pemahaman masalah yang dibahas
pada materi-materi sebelumnya.
2. Kemudian berikan instruksi mengenai langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh tiap kelompok.
3. Minta hasil diskusi di tulis pada kertas plano (atau jika ada,
tulis pada laptop) untuk dipresentasikan.
Langkah 3: Pleno dan Perbaikan hasil diskusi 30 menit)
1. Minta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
Yang dilakukan secara bergiliran. Setelah selesai ajak seluruh peserta mendalami hasil diskusi yang memerlukan
penjelasan lebih rinci dan perbaikan-perbaikan.
2. Minta peserta untuk mengerjakan tugas mengecek kembali
hasil perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya apakah
benar-benar sudah tepat, sesuai kondisi, logis, dan terstruk122
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
tur. DIskusikan bersama peserta perbaikan dari hasil diskusi
yang sudah dilakukan.
3. Berikan penekanan terhadap aspek-aspek yang dianggap
penting dan menjadi kebutuhan peserta. Kemudian tutup
sessi ini dengan gerakan-gerakan yang membuat suasana
lebih segar.
PANDUAN DISKUSI
1. DASAR-DASAR PERENCANAAN
PENGERTIAN:
Perencanaan adalah usaha sistematis untuk memecahkan masalah yang dihadapi atau mewujudkan impian agar mencapai
kondisi sesuai yang diinginkan sesuai dengan fakta lapangan.
PRINSIP:
Perencanaan yang dibuat harus mengikuti prinsip-prinsip perencanaan yang benar dan dilakukan secara partisipatoris.
STANDAR:
Perencanaan harus mengikuti standar SMART:
•
Spesiic (khusus), rumusan masalah yang direncanakan harus kongkrit, khusus, dan jelas
•
Measurable (terukur), rumusan yang direncanakan harus terukur, ada indikator (ukuran) hasil yang jelas dan bisa diketahui
•
Achievable (terwujud). Perencanaan harus dapat diwujudkan, bukan angan-angan, mimpi atau mustahil
•
Realistic, perencanaan harus dapat dilakukan baik menyangkut pertimbangaan sumber daya, akses, dan kondisi sosial.
•
Time Bound, perencanaan harus jelas batas waktunya sebagai sebuah rujukan.
123
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. TINDAKAN MEMPERTIMBANGKAN SUMBER DAYA
PENGERTIAN:
Sumberdaya adalah sesuatu yang dibutuhkan dalam mengimplementasikan kegiatan. Sumberdaya ini meliputi: manusia,
fasilitas dan dana.
CARA PENGISIAN MATRIK
•
Starategi Tindakan yang Direncanakan adalah pilihan tindakan prioritas.
•
Sumberdaya yang dibutuhkan adalah sumberdaya yang
akan digunakan untuk mendukung realisasi dari tindakan
yang direncanakan.
•
Sumberdaya yang tersedia. Biasanya tidak semua sumberdaya kita miliki (tersedia). Oleh karena itu sumberdaya yang
tidak dimiliki (tersedia) untuk menutup ketidaktersediaan
sumberdaya yang harus dipenuhi.
•
Sumberdaya manusia, meliputi: keahlian, ketrampilan, tenaga kerja
•
Sumbedaya material/isik, meliputi: alat transportasi, peralatan pelatihan, tempat kegiatan, dan lainnya)
•
Sumberdaya dana, dana yang dimiliki dan dana dari pihak
luar.
STRATEGI
TINDAKAN YANG
DIRENCANAKAN
124
SUMBERDAYA
Sumberdaya yang Dbutuhkan
SDM
Fsk
Dana
Sumberdaya yang Terseda
SDM
Fsk
Dana
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
3. MENYUSUN MATRIK PROGRAM
PENGERTIAN:
Penjelasan dan penjabaran singkat program yang disusun berdasar
cara berpikir logis yang menjelaskan mengapa ingin membuat kegiatan, apa maksud yang hendak dicapai, apa yang ingin dihasilkan,
bagaimana cara bekerja untuk mencapai hasil, apa saja indicator
keberhasilan, Faktor-faktor apa yang yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan di luar kemampuan pengelola kegiatan.
LOGIKA BERPIKIR LOGIS
•
Jika kegiatan-kegiatan dilakukan maka hasil-hasil kegiatan tercapai
•
Jika Hasil-hasil kegiatan tercapai, maka tujuan-tujuan program tercapai
•
Jika tujuan-tujuan program tercapai, maka cita-cita tercapai
CARA PENGISIAN MATRIK
•
Strategi. Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan. Tujuan
terbagi menjadi tiga; yakni:
-
Cita-cita. Cita-cita atau tujuan ideal adalah tujuan puncak suatu kegiatan yang diangan-angankan. Dalam sebuah kegiatan atau program cita-cita ini akan dicapai
jika memenuhi criteria tujuan-tujuan di bawahnya (Tujuan dan hasil) juga tercapai.
-
Tujuan (Maksud). Tujuan antara (manfaat) yang berdasar pada perubahan pada proses (tahap tertentu.
Contoh: peserta pelatihan pasca pelatihan menggunakan pengetahuaan dan ketrampilannya kepada orang
lain. Orang lain yang mendapatkan pengetahuaan dan
ketrampilan adalah bagian dari tujuan (maksud).
-
Hasil. Tujuan langsung dari proses kegiatan yang dilakukan. Misalnya adalah peserta pelatihan mendapatkan
pengetahuan dan ketrampilan. Peserta yang berubah
ini adalah hasil (tujuan langsung)
12
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
STRATEGI
•
Indikator Keberhasilan. Adalah perhitungan keberhasilan
dalam sebuah rencana dari tujuan atau kegiatan yang dilakukan. Indikator keberhasilan menyangkut tiga aspek
penting yang disebut dengan QQT (quantity, quality, time).
Jadi indicator hasil harus menempatkan QQT sebagai sandarannya. Contoh: lima orang mengikuti pelatihan mendapatkan ketrampilan dalam jangka waktu tga hari.
•
Sumber Bukti. Indicator sukses harus dibuktikan dengan beberapa dokumen yang merepresentasikan bahwa ada upaya
(kegiatan) yang dilakukan dengan capaian hasil tertentu. Misalnya: foto, daftar hadir, dokumen rekomendasi, dokumen
materi, dokumen rapat, dokumen perda yang diadvokasi, dll
•
Faktor yang berpengaruh. Sebuah factor yang mempengaruhi sukses atau gagalnya indicator keberhasilan yang
direncanakan. Misalnya: jika pemerintah mendukung, maka
advokasi perda lingkungan akan berhasil.
INDIKATOR
KEBERHASILAN
SUMBER BUKTI
FACTOR YANG
BERPENGARUH DARI
LUAR
CITA-CITA
TUJUAN
HASIL
4. PERENCANAAN KEGIATAN
CARA PENGISIAN MATRIK
Gabungkan dua analisis yang sudah anda buat sebelumnya: penilaian sumberdaya dan matrik program untuk disalin (dicopy)
dalam matrik di bawah ini.
TINDAKAN CITA-CITA TUJUAN
12
HASIL
TUJUAN
WAKTU
PENJAB
SUMBERDAYA
LEMBAGA
YANG DIBUTUHKAN PENDUKUNG
YANG YANG HARUS
TERSEDIA DIPENUHI
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
BAHAN BACAAN
DASAR-DASAR PERENCANAAN
Menyusun Design Perencanaan
Pengertian: Perencanaan adalah usaha sistematis untuk memecahkan masalah yang dihadapi atau mewujudkan impian agar
mencapai kondisi sesuai yang diinginkan sesuai dengan fakta
lapangan.
Prinsip: Perencanaan yang dibuat harus mengikuti prinsip-prinsip
perencanaan yang benar dan dilakukan secara partisipatoris.
Standar: Perencanaan harus mengikuti standar SMART:
1. Spesiic (khusus), rumusan masalah yang direncanakan harus kongkrit, khusus, dan jelas
2. Measurable (terukur), rumusan yang direncanakan harus
terukur, ada indikator (ukuran) hasil yang jelas dan bisa diketahui
3. Achiavable (terwujud). Perencanaan harus dapat diwujudkan, bukan angan-angan, mimpi atau mustahil
4. Realistic, perencanaan harus dapat dilakukan baik menyangkut pertimbangaan sumberdaya, akses, dan kondisi sosial.
5. Time Bound, perencanaan harus jelas batas waktunya sebagai sebuah rujukan.
12
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Melakukan Monitoring
1. Pengertian Monitoring: Proses pengumpulan informasi
bagaimana penggunaan input (masukan) dan proses kegiatan dilaksanakan.
2. Tujuan: untuk menjamin agar pelaksanaan rencana dapat
dilaksanakan sesuai dengan yang sudah disepakati.
3. Waktu: Kegiatan monitoring dilaksanakan pada saat perencanaan, pelaksanaan kegiatan.
4. Manfaat: pemahaman terhadap perubahan, proses pembelajaran, identiikasi masalah , proses program, serta mendorong adanya transparansi dan auntabilitas.
5. Cara Melakukan Monitoring: (1) Menentukan tujuan; (2) Menentukan agenda yang harus dipantau; (3) Mengkompilasi
dokumen primer yang dimiliki dan atau dokumen skunder;
(4) Menentukan baseline pemantauan (aspek apa saja yang
harus dipantau); (5) Menentukan metode; (6) Pelaksanaan; (7)
Pelaporan
Melakukan Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi: Evaluasi tindakan yang dilakukan untuk
mengkaji dan menilai hasil dan dampak suatu kegiatan/program.
2. Tujuan: untuk melihat apakah tujuan dan sasaran program
sudah tercapai.
3. Waktu: Evaluasi dilakukan setelah program.
4. Manfaat: Mendapatkan masukan terhadap hasil yang diperoleh sebagai bahan untuk perbaikan.
5. Cara Melakukan Evaluasi: (1) Menentukan tujuan; (2) Menentukan agenda yang harus di evaluasi: (3) Menentukan metode
(metode evaluasi, metode menganalisa hasil evaluasi, membuat ukuran capaian keberhasilan, menentukan tindakan
perbaikan); (4) Pelaksanaan: (5) Penyusunan Laporan
12
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
5
MENUTUP PROSES BELAJAR AKTIF
•
EVALUASI PEMBELAJARAN
12
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Sumber: PMI
EVALUASI PEMBELAJARAN
PENGANTAR
Evaluasi dilakukan untuk meninjau kembali apa yang telah dilakukan. Apakah kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan
atau apakah tujuan yang telah ditetapkan tercapai atau tidak.
Selain itu, evaluasi juga untuk melihat kekurangan dan apa
yang seharusnya dilakukan, serta untuk mengetahui seberapa
jauh tingkat pencapaian suatu program.
Evaluasi ini mencakup semua aspek yang terkait dengan kegiatan baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Evaluasi yang
bersifat teknis biasanya meliputi manajemen kegiatan, manajemen forum, peralatan dan perlengkapan. Sedangkan non teknis
biasanya meliputi aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
Keduanya merupakan sesuatu yang saling melengkapi. Proses
membangun pengetahuan, sikap dan ketrampilan jika tidak
ditopang dengan aspek-aspek teknis kemungkinan akan sulit
dilakukan.
130
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Jadi, dengan evaluasi setiap orang yang terlibat dalam kegiatan
dapat mengukur diri dan mengetahui apa yang seharusnya dilakukan. Evaluasi dilakukan secara keseluruhan yaitu meliputi
proses kegiatan, materi, narasumber, fasilitator, keaktifan peserta, sarana pelatihan, dan pelayanan penyelenggaraan kegiatan.
TUJUAN
Setelah proses pembelajaran, peserta diharapkan mampu:
1. Melakukan penilaian terhadap pengetahuan peserta terhadap seluruh materi pelatihan
2. Melakukan penilaian manajemen dan proses pelatihan
3. Melakukan penilaian fasilitas pendukung pelatihan
4. Melakukan penilaian daya serap terhadap materi pelatihan
5. Melakukan penilaian fasilitas/pendukung pelatihan
POKOK BAHASAN
1. Test akhir
2. Menilai manajemen dan proses pelatihan
3. Menilai fasilitas pendukung pelatihan
4. Menilai daya serap terhadap materi pelatihan
5. Menilai fasilitas/pendukung pelatihan
METODE
1. Penjelasan Evaluasi
2. Penugasan
WAKTU
90 Menit (1,5 Jam)
131
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
METODE
1. Penjelasan Evaluasi
2. Penugasan
MEDIA DAN PERALATAN
1. Slide, lembar post test, lembar evaluasi.
2. Papan tulis/lip chart, kertas plano, spidol, LCD Projector,
alat peraga
SUMBER BELAJAR
Handout Evaluasi
LANGKAH-LANGKAH
Langkah 1: Post Test (20 menit)
1. Berikan penjelasan tentang maksud dan tujuan dilakukan
tes akhir. Kemudian sebarkan lembar tes akhir kepada seluruh peserta. (tes akhir adalah upaya untuk mengukur hasil
capaian hasil peserta dari aspek pengetahuan. Materi test
akhir sama dengan tes awal. Tes akhir dilakukan di akhir
pelatihan. Hasil dari post test ini akan diperbandingkan
dengan hasil tes awal. Dari perbandingan ini akan diketahui apakah pengetahuan peserta meningkat selama proses
pelatihan berlangsung)
2. Minta peserta mengisi tes dengan serius. Tekankan jika tes
akhir ini akan dinilai sebagai bentuk capaian hasil pelatihan
dari aspek pengetahuan, sehingga diharapkan peserta menjawabnya dengan serius dan penuh tanggungjawab.
3. Sesudah selesai, minta relawan untuk mengumpulkan untuk dilihat hasilnya oleh fasilitator.
4. Hasil tes awal dan tes akhir akan dikabarkan kepada setiap
peserta setelah evaluasi akhir.
132
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Langkah 2: Evaluasi Akhir Pelatihan (60 menit)
1. Fasilitator menjelaskan tujuan, pokok bahasan, metode dan
hasil yang ingin dicapai dalam sesi materi ini.
2. Memberikan penjelasan mengenai pentingnya evaluasi bagi
sebuah pelatihan agar diketahui kelemahan dan kelebihannya untuk perbaikan pelatihan masa yang akan datang.
3. Fasilitator membagikan kertas form evaluasi kepada semua
peserta. Minta peserta mengisi form tersebut. Setelah selesai minta hasil penilaian tersebut diberikan kepada peserta
yang ada disampingnya.
4. Berdasarkan hasil pengisian form, kemudian ajak seluruh
peserta untuk melakukan curah pendapat untuk lebih
menggali secara mendalam evaluasi hasil capaian pelatihan.
Hasil dari evaluasi ini menjadi rekomendasi kepada penyelenggara pelatihan untuk bahan perbaikan.
5. Sampaikan harapan-harapan tentang kegunaan pelatihan
dan pentingnya melakukan aktiitas tindak lanjut agar pelatihan ini bermanfaat (capaian outcomes).
6. Tekankan lebih lanjut bahwa menjadi bagian sebagai
pejuang kemanusiaan adalah tugas mulia dan bermanfaat
bagi dirinya dan orang-orang yang ada disekitarnya.
PANDUAN EVALUASI
1. LEMBAR EVALUASI PELATIHAN AKHIR
NILAI
KETERANGAN
1
Buruk
2
Kurang
3
Cukup
4
Bagus
5
Memuaskan
133
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Kuisioner ini dipergunakan untuk perbaikan berkelanjutan, mohon diisi dengan sungguh-sungguh. Jika anda lupa atau ragu,
sebaiknya dikosongkan saja
134
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. TAMBAHAN PANDUAN EVALUASI UNTUK HARIAN
13
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
DAFTAR PUSTAKA
Boden, T.A., G. Marland, and R.J. Andres. “Global, Regional, and National Fossil Fuel CO2Emissions”. Carbon Dioxide information Analysis Center (CDIAC). Oak Ridge National Laboratory, U.S. Department of Energy, Oak Ridge, Tenn., U.S.A.
Cook, Jonathan, Adaptation options. Presentation prepared for
WWF-US Adaptation Workshop Training in Indonesia.
WWF, 2011.
Darwin, R.F. and R.S.J Tol, ‘Estimates of the Economic Efect of
Sea Level Rise’, Environmental and Resource Economics,
19 (2), 113-129, 2001.
Fakhruddin M. Mangunjaya, dkk. Menanam Sebelum Kiamat,
Conservation International Indonesia, Jakarta, 2007.
Fakta, Perubahan Iklim Dan Efek Rumah Kaca : Global Warming
http://www. anekanews.com, Mei, 2011
Fish, Marianne, Incorporating Climate Adaption in Marine Conservation Planning, Presentation prepared for WWF-US
Adaptation Workshop Training in Indonesia, WWF, 2011.
Handout Pelatihan Pengelolaan Risiko bencana Bberbasis Komunitas-Nahdlatul
Ulama, CBDRMNU-ITB, AIP Kemitraan Australia Indonesia, 2008,
Jakarta
Hasil Masukan Uji Materi Panduan Integrasi Adaptasi Perubahan
Iklim dan Pen- gurangan Risiko Bencana, 8 Desember di
Yogyakarta dan 28 Pebruari di Surabaya.
Houghton, R.A. “Carbon Fluxto the Atmosphere from Land-Use
Changes: 18502005.” In TRENDS: A Compendium of Data on Global Change.
Carbon Dioxide Information Analysis Center, Oak Ridge
National Laboratory, U.S. Department of Energy, Oak
Ridge, Tenn., U.S.A. 2008.
13
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
International Energy Agency (IEA), 2008. CO2 Emission From
Fuel Combustion (2008
Edition). Paris, France: OECD/IEA.
Investing in a Safer Future: A Disaster Risk Reduction policy for
the Australian Aid
Program, AusAID, 2009.
IPCC, SRES (Special Reports on Emission Scenarios), 2001.
IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), Climate
Change 2007: The Physical Science Basis. Summary for
Policy Makers, Contribution of Working Group I to the
Fourth Assessment Report of the Intergovrnmental Panel on Climate Change. Paris, February 2007. http://www.
ipcc.ch/, 2007.
Kerangka Aksi Hyogo Frame Work: Pengurangan Risiko Bencana
2005-2015 Mem- bangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas Terhadap Bencana, Penerbit Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), Cetakan Keempat,
Tahun 2008
Keterkaitan Perubahan Iklim Dengan Bencana Ekologis Sumber
: www.akarfoun- dation.org dikutip dari New Scientist,
edisi 23 September 2009.
Levine, Elliot and Matthews, John, Assessing Vulnerability &
Identifying Opportunities, Presentation Prepared for
WWF-US Adaptation Workshop Training in Indonesia,
WWF, 2011.
Manual Pelaksanaan Pengelolaan Risiko Bencana, CBDRMNU,
CBDRMNU-ITB, AIP Kemitraan Australia Indonesia ,2007,
Jakarta
Manual Pelaksanaan Pengelolaan Risiko Bencana, CBDRMNU,
2007, Jakarta. Martin, Shaun, Integrated Approaches for
Adaptation, Presentation Prepared forWWF-US Adaptation Workshop Training in Indonesia, WWF, 2011.
Martin, Shaun, Key Concepts in Climate Change Adaptation, Pre13
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
sentation pre- pared for WWF-US Adaptation Workshop
Training in Indonesia, WWF, 2011.
McGray, Heather, Weathering the Storm: Options for Framing
Adaptation and De- velopment. World Resources Institute, 2007.
Modul Pelatihan Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas-Nahdlatul Ula- ma, Tim CBDRMNU, CBDRMNU ITB,
AIP Kemitraan Australia Indonesia, 2008, Jakarta
Modul Pelatihan Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas-Nahdlatul Ulama, CBDRMNU, 2008, Jakarta.
Modul Training of Trainer PBDRMNU, Tim CBDRMNU, CBDRMNU-ITB, AIP Kemitraan
Australia Indonesia 2007, Jakarta.
Modul Training of Trainer PBDRMNU, Tim CBDRMNU, 2007, Jakarta.
National Wildlife Federation, Scanning the Conservation Horizon: A Guide to Cli- mate Change Vulnerability Assessment, 2011.
NOAA Oice of Ocean and Coastal Resource Management,
Adapting to Climate
Change: A Planning Guide for State Coastal Managers, 2010.
Pelatihan Manajemen Bencana, UNDP-UPN VETERAN-2006, Yogyakarta. Pemanasan Global, www.wikipedia.org , 27
Maret 2012.
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim, http:// www.ofm-jpic.
org / globalwarming /pdf / indonesian.pdf, Dipersiapkan
oleh Kelompok Kerja Pemanasan Global dari Para Promotor KPKC, Roma, Maret 2002.
Pengkajian Energi Universitas Indonesia (PEUI), 2006.
Perubahan Iklim: Pemanasan Global dan Efek Rumah Kaca, http://
perubahan- iklim-global.blogspot.com, November, 2011
13
PDF Compressor Pro
PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
“Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Pirade, Hendry dan Sultonul Huda, Materi Pelatihan dalam Design Program Train- ing yang dilaksanakan oleh LPBINU,
Tahun 2008 dan Tahun 2009.
Posavac, Emil J. and Raymond G. Carey, Program Evaluation,
Methods and Case
Studies, Fourth Edition, Prentice Hall Englewood Clifs, New Jersey, 1992.
Price, Jef and Martin, Shaun, Five things you need to know about
climate change, Presentation Prepared for WWF-US Adaptation Workshop Training in Indonesia, WWF, 2011.
RAN PRBN PRB 2010-2012, oleh Bappenas RI.
Schipper, Lisa, Meeting at the crossroads?: Exploring the linkages between climate change adaptation and disaster risk
reduction. Climate and Development , Earthscan, 2009.
Stern, Nicholas, Stern review on the economics of climate
change. UK Treasury, Australia, 2006.
Study Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC): 2007.
Syadzili, Fawaid, dkk, Membangun Ketahanan Masyarakat Menghadapi Bencana: Perspektif Islam Tentang Pengurangan
Risiko Bencana. Jakarta CBDRM-NU,2008.
The 1995 IPCC Report: Broad Consensus or “Scientiic Cleansing”?.
UNDP-Indonesia. 2007. Sisi Lain Perubahan Iklim-Mengapa Indonesia harus Beradaptasi untuk Melindungi Rakyat
Miskinnya
Wacana, P. 2009. Bencana Ekologis sebagai Dampak Perubahan Iklim Global dan Upaya Peredaman Risiko Bencana.
Available at: www.psmbupn.org/arti cle/. Diakses tanggal 9 Januari 2009.
http://www.bakosurtanal.go.id/2002/survei-bakosurtanal
http://www.statistik.dkp.go.id
13
Download